RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI...

312
J.06 RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAM TIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI RESPONSES TO INVITATIONS BY INDONESIAN-SUNDANESE SPEAKERS IN THREE FACEBOOK GROUPS OF STUDENTS FROM THREE DIFFERENT ACADEMIC LEVELS: A PRAGMATIC STUDY ON NETNOGRAPHIC DATA Oleh Yuliani Kusuma Putri 1801 3012 0016 DISERTASI Untuk memperoleh gelar Doktor dalam Ilmu -Ilmu Sastra pada Universitas Padjadjaran dengan wibawa Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr. Dipertahankan pada tanggal 8 Agustus 2016 di Universitas Padjadjaran UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2016

Transcript of RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI...

Page 1: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

J.06

RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASAINDONESIA-SUNDA DALAM TIGA GRUP FACEBOOK

MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA:KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

RESPONSES TO INVITATIONS BY INDONESIAN-SUNDANESESPEAKERS IN THREE FACEBOOK GROUPS OF STUDENTS

FROM THREE DIFFERENT ACADEMIC LEVELS:A PRAGMATIC STUDY ON NETNOGRAPHIC DATA

OlehYuliani Kusuma Putri

1801 3012 0016

DISERTASI

Untuk memperoleh gelar Doktor dalam Ilmu -Ilmu Sastrapada Universitas Padjadjaran

dengan wibawa Rektor Universitas PadjadjaranProf. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr.

Dipertahankan pada tanggal 8 Agustus 2016di Universitas Padjadjaran

UNIVERSITAS PADJADJARANBANDUNG

2016

Page 2: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASAINDONESIA-SUNDA DALAM TIGA GRUP FACEBOOK

MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA:KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

RESPONSES TO INVITATIONS BY INDONESIAN-SUNDANESESPEAKERS IN THREE FACEBOOK GROUPS OF STUDENTS

FROM THREE DIFFERENT ACADEMIC LEVELS:A PRAGMATIC STUDY ON NETNOGRAPHIC DATA

OlehYuliani Kusuma Putri

1801 3012 0016

DISERTASI

Untuk memperoleh gelar Doktor dalam Ilmu -Ilmu Sastrapada Universitas Padjadjaran

dengan wibawa Rektor Universitas PadjadjaranProf. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr.

Dipertahankan pada tanggal 8 Agustus 2016di Universitas Padjadjaran

UNIVERSITAS PADJADJARANBANDUNG

2016

Page 3: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASAINDONESIA-SUNDA DALAM TIGA GRUP FACEBOOK

MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA:KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

RESPONSES TO INVITATIONS BY INDONESIAN-SUNDANESESPEAKERS IN THREE FACEBOOK GROUPS OF STUDENTS

FROM THREE DIFFERENT ACADEMIC LEVELS:A PRAGMATIC STUDY ON NETNOGRAPHIC DATA

OlehYuliani Kusuma Putri

1801 3012 0016

DISERTASI

Untuk memenuhi salah satu syarat ujianguna memperoleh gelar Doktor dalam Ilmu Sastra.

Telah disetujui oleh Tim Promotor pada tanggal seperti tertera di bawah ini

Page 4: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:1. Karya tulis saya, disertasi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor), baik diUniversitas Padjadjaran maupun di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Promotor dan masukan TimPenelaah/Tim Penguji.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis ataudipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkansebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dandicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hariterdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka sayabersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telahdiperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yangberlaku di perguruan tinggi ini.

Bandung, 30 Juni 2016Yang membuat pernyataan,

(Yuliani Kusuma Putri)1801 3012 0016

Page 5: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

vi

DALIL-DALIL

1. Tindak tutur ajakan nyata pada konteks dalam jaringan tidak melibatkan

negosiasi yang panjang dan kompleks.

2. Tindak tutur ajakan ambigu pada konteks dalam jaringan melibatkan proses

negosiasi yang lebih panjang dan kompleks dibandingkan ajakan nyata.

3. Data dalam kajian pragmatis yang menggunakan metode netnografi lebih

bersifat alami.

4. Penggunaan bahasa pada komunikasi dalam jaringan memiliki kesamaran

antara bentuk formal dan nonformal.

5. Teknologi merupakan alat untuk manusia mengembangkan dirinya yang tidak

dapat dipisahkan dari ilmu pengetahuan dan bahasa.

6. Pendidikan berbasis teknologi yang tepat guna dapat mewujudkan bangsa yang

berkemajuan, berdaya guna, dan bermartabat.

7. Teknologi telah menjadi bagian dari budaya dalam kehidupan manusia yang

penetrasinya tidak dapat dihindari.

Page 6: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

vii

ABSTRAK

Disertasi ini berjudul “Respons terhadap Ajakan oleh Penutur Bahasa Indonesia-

Sunda dalam Tiga Grup Facebook Mahasiswa dari Tiga Jenjang Akademik

Berbeda: Kajian Pragmatis pada Data Netnografi”. Penelitian ini mengkaji ajakan

dan responsnya pada komunikasi daring ditinjau dari pragmatik yang difokuskan

pada (1) proses ajakan; (2) bentuk tuturan dan strategi ajakan; (3) respons

terhadap ajakan; dan (4) bentuk tuturan dan jenis strategi negosiasi pada proses

ajakan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode etnografi

melalui Internet atau netnografi, yang mengadaptasi teknik-teknik penelitian

etnografi menjadi penelitian terhadap budaya dan komunitas daring. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa (1) ajakan dibagi menjadi dua jenis, yaitu

ajakan nyata dan ajakan ambigu. Kemudian proses ajakan diawali dengan aksi

inisiasi yang berupa ajakan maupun felicity conditions; diikuti respons terhadap

ajakan yang melibatkan negosiasi; dan berakhir dengan dua jenis hasil akhir,

yaitu adanya kesepakatan dan tidak adanya kesepakatan; (2) ditemukan enam

strategi ajakan yang diberikan oleh inisiator, yaitu (a) imperatif, (b) formula

menyarankan, (c) kesediaan, (d) kemampuan, (e) isyarat kuat, dan (f) isyarat

halus. Strategi ajakan yang paling banyak digunakan oleh inisiator dalam ajakan

nyata adalah formula menyarankan, kesediaan, dan kemampuan; sementara

strategi ajakan yang paling banyak digunakan pada ajakan ambigu adalah

imperatif. Kemudian, bentuk tuturan ajakan yang paling banyak ditemukan pada

ajakan nyata adalah interogatif; dan pada ajakan ambigu terdapat keseimbangan

antara bentuk tuturan yang digunakan, yaitu deklaratif dan interogatif; (3) respons

terhadap ajakan terbagi menjadi tiga, yaitu (a) penerimaan, (b) penolakan parsial,

dan (c) penolakan penuh; serta (4) negosiasi digunakan baik sebagai respons

terhadap ajakan maupun respons terhadap penolakan ajakan, dan ditemukan

sembilan jenis negosiasi, yaitu (a) rekomendasi, (b) perintah, (c) komitmen, (d)

pengakuan diri, (e) peringatan, (f) seruan normatif positif, (g) janji, (h) alternatif,

dan (i) pemberitahuan. Bentuk tuturan dari negosiasi yang paling banyak

ditemukan pada data adalah deklaratif. Penelitian ini menunjukkan bahwa data

yang diambil dari percakapan daring lebih alami dibandingkan dengan discourse

completion task, kuesioner, dan simulasi.

Page 7: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

viii

ABSTRACT

This dissertation is entitled “Responses to Invitations by Indonesian-Sundanese

Speakers in Three Facebook Groups of Students from Three Different Academic

Levels: A Pragmatic Study on Netnographic Data”. This research investigates

the act of inviting in online communication pragmatically which focuses on (1)

invitation process; (2) utterance structures and strategies of invitations; (3)

responses to invitations; and (4) utterance structures and strategies of

negotiations in the invitation process. The method used in this research is Internet

ethnography or netnography, which adapts ethnographic research techniques into

a study on online cultures and communities. This research shows that (1)

invitations are divided into two types, unambiguous invitations and ambiguous

invitations. Then, the invitation process begins with an initiating act consisting of

an invitation or felicity conditions; followed by responses to the invitation

involving negotiation; and ends with two kinds of final outcomes; they are one

with an agreement and one without an agreement; (2) six invitation strategies are

found in this research; they are (a) imperatives, (b) suggestory formulae, (c)

willingness, (d) ability, (e) strong hints, and (f) mild hints. The mostly used

invitation strategies in unambiguous invitations are suggestory formulae,

willingness, and ability; whereas the mostly used invitation strategy in ambiguous

invitations is imperatives. Then, the utterance structure from invitations mostly

found in unambiguous invitations is interrogative; whilst there is a draw between

declarative and interrogative in ambiguous invitations; (3) there are three kinds

of responses to invitations; they are (a) acceptances, (b) partial refusals, and (c)

full refusals; and finally (4) negotiations are used in response to both invitations

and refusals to invitations, and nine types of negotiations are found; they are (a)

recommendations, (b) commands, (c) commitments, (d) self-disclosures, (e)

warnings, (f) positive normative appeals, (g) promises, (h) alternatives, and (i)

notifications. The utterance structure of negotiation mostly found on the data is

declarative. This research ascertains that data taken from online interactions is

more natural than discourse completion task, questionnaires, and role-plays.

Page 8: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah

subhanallahu wata ala karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan penulisan disertasi yang berjudul “Respons terhadap Ajakan oleh

Penutur Bahasa Indonesia-Sunda dalam Tiga Grup Facebook Mahasiswa dari

Tiga Jenjang Akademik Berbeda: Kajian Pragmatis pada Data Netnografi”.

Penyusunan disertasi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Doktor dalam program studi Ilmu Sastra konsentrasi Linguistik pada Fakultas

Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran.

Dalam penyusunan disertasi ini, penulis mengalami banyak kesulitan dan

hambatan, yang datang baik dari diri penulis sendiri maupun dari pihak luar. Akan

tetapi, berkat dorongan, dukungan, dan bantuan dari beberapa pihak, penulis dapat

menyelesaikan disertasi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr;

2. Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, Yuyu Yohana

Risagarniwa, PhD.;

3. Ketua Program Studi Ilmu Sastra S3, Prof. Dr. Cece Sobarna, M.Hum.;

4. Tim Promotor yang diketuai Prof. Dr. H. Dudih A. Zuhud, MA. serta anggota

tim, Dr. Wahya, M. Hum dan Dr. Eva Tuckyta Sari Sujatna, M.Hum. yang

telah memberikan bantuan serta ilmunya kepada penulis;

Page 9: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

x

5. Tim Oponen Ahli, Dr. Nia Kurniasih, M. Hum., Dr. Nani Sunarni, MA., dan

Nani Darmayanti, Ph.D., atas saran dan bantuannya yang diberikan kepada

penulis sehingga penulis dapat memperdalam kajian penelitian penulis;

6. seluruh dosen Pascasarjana program Linguistik Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Padjadjaran atas ilmunya yang diberikan kepada penulis dan

rekan-rekan penulis. Semoga ilmu yang diberikan oleh Bapak/Ibu dosen dapat

berguna bagi penulis;

7. staf administrasi program Pascasarjana Fakultas Ilmu Budaya, khususnya Ibu

Harti dan Bapak Agus atas segala bantuannya yang diberikan kepada penulis;

8. kedua almarhum orang tua penulis, Ir. H. Istiyadi dan Dra. Hj. Trining Lestari

yang telah mengajarkan pentingnya pendidikan kepada penulis. Terima kasih

penulis ucapkan kepada anggota keluarga penulis lainnya: paman, kakak, adik,

dan keponakan penulis;

9. rekan-rekan program Doktor konsentrasi Linguistik angkatan 2012 atas

kebersamaannya di dalam maupun luar kelas. Terima kasih karena telah

berbagi ilmu saat masih menjalani kuliah di Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Padjadjaran;

10. anak-anak asuh penulis: Isabella Natasha, S.S., Lusiana Sinurat, S.S., dan

Yusep Ardiansyah, S.S., yang telah meringankan beban kerja penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan disertasi ini tepat pada waktunya; serta

11. teman, kolega penulis di STBA Yapari-ABA Bandung, dan kerabat penulis

yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas dukungan serta doa yang

diberikan kepada penulis selama proses penyelesaian disertasi ini.

Page 10: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

xi

Penulis menyadari bahwa penulisan disertasi ini masih banyak

kekurangan, oleh karenanya kritik dan saran sangat penulis harapkan guna

menyempurnakan penulisan ini. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima

kasih dan semoga disertasi ini dapat berguna bagi kita semua.

Bandung, Juni 2016

Yuliani Kusuma Putri

Page 11: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iv

PERNYATAAN ........................................................................................ v

DALIL-DALIL .......................................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................. vii

ABSTRACT ................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ............................................................................... ix

DAFTAR ISI .............................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv

DAFTAR BAGAN ..................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvi

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian .............................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 9

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 10

1.4 Bobot dan Relevansi ...................................................................... 10

1.5 Kerangka Teori .............................................................................. 11

1.6 Metode Penelitian .......................................................................... 13

1.6.1 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 15

1.6.2 Teknik Analisis Data .................................................................. 17

1.6.3 Teknik Penyajian Hasil Analisis Data ........................................ 18

Page 12: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

xiii

1.7 Sumber Data ............................................................................... 24

BAB II KAJIAN TEORI ....................................................................... 28

2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................... 28

2.2 Komunikasi ................................................................................. 36

2.2.1 Elemen Komunikasi .................................................................... 36

2.2.2 Sifat Komunikasi ......................................................................... 37

2.2.2.1 Komunikasi Verbal ..................................................................... 37

2.2.2.2 Komunikasi Nonverbal ............................................................... 38

2.2.2.3 Komunikasi Tatap Muka ............................................................ 38

2.2.2.4 Komunikasi Bermedia ................................................................ 38

2.2.3 Proses Komunikasi ..................................................................... 39

2.2.3.1 Model Linier ............................................................................... 39

2.2.3.2 Model Sirkuler ............................................................................ 40

2.2.4 Faktor Pemengaruh Komunikasi ................................................ 41

2.3 Pragmatik .................................................................................... 43

2.3.1 Konteks ....................................................................................... 44

2.3.2 Praanggapan ................................................................................ 46

2.3.3 Tindak Tutur ............................................................................... 48

2.3.3.1 Tingkatan Tindak Tutur .............................................................. 49

2.3.3.2 Klasifikasi Tindak Tutur ............................................................. 50

2.4 Kesantunan Imperatif ................................................................. 51

2.4.1 Kesantunan Linguistik ................................................................ 52

2.4.2 Kesantunan Pragmatik ................................................................ 55

Page 13: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

xiv

2.4.3 Komunikasi Fatis sebagai Kesantunan ....................................... 56

2.5 Ajakan ........................................................................................ 57

2.5.1 Jenis Ajakan ............................................................................... 59

2.5.2 Strategi Ajakan ........................................................................... 60

2.5.3 Kesantunan Imperatif Ajakan ..................................................... 62

2.6 Respons terhadap Ajakan ........................................................... 63

2.6.1 Penerimaan ................................................................................. 63

2.6.2 Penolakan .................................................................................... 64

2.6.2.1 Strategi Penolakan ...................................................................... 64

2.6.2.2 Urutan Penolakan ....................................................................... 68

2.6.3 Negosiasi .................................................................................... 69

2.6.3.1 Negosiasi terhadap Penolakan .................................................... 70

2.6.3.2 Negosiasi dalam Ajakan ............................................................. 73

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ............................. 77

3.1 Ajakan Nyata .............................................................................. 77

3.1.1 Proses Ajakan pada Ajakan Nyata .............................................. 78

3.1.2 Bentuk dan Strategi Tindak Tutur Ajakan

pada Ajakan Nyata ...................................................................... 110

3.1.3 Respons terhadap Ajakan Nyata ................................................. 116

3.1.3.1 Penerimaan terhadap Ajakan Nyata ............................................ 116

3.1.3.2 Penolakan Parsial terhadap Ajakan Nyata .................................. 119

3.1.3.3 Penolakan Penuh terhadap Ajakan Nyata ................................... 125

3.1.4 Negosiasi pada Ajakan Nyata ..................................................... 132

Page 14: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

xv

3.2 Ajakan Ambigu ........................................................................... 139

3.2.1 Proses Ajakan pada Ajakan Ambigu .......................................... 139

3.2.2 Bentuk dan Strategi Tindak Tutur Ajakan

pada Ajakan Ambigu ................................................................... 188

3.2.3 Respons terhadap Ajakan Ambigu .............................................. 196

3.2.3.1 Penerimaan terhadap Ajakan Ambigu ......................................... 196

3.2.3.2 Penolakan Parsial terhadap Ajakan Ambigu ............................... 201

3.2.3.3 Penolakan Penuh terhadap Ajakan Ambigu ................................ 205

3.2.3.4 Negosiasi terhadap Ajakan Ambigu ........................................... 212

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 246

4.1 Simpulan ..................................................................................... 246

4.2 Saran ........................................................................................... 248

DAFTAR ISTILAH .................................................................................. 250

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 253

RIWAYAT HIDUP PENULIS ................................................................ 258

LAMPIRAN .............................................................................................. 259

Page 15: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya ....................................................... 31

Tabel 2.2 Felicity conditions dalam komisif-direktif ......................... 58

Tabel 2.3 Kategori strategi ajakan ..................................................... 61

Tabel 2.4 Urutan penolakan ............................................................... 69

Tabel 3.1 Kaidah karakteristik pada ajakan nyata.............................. 109

Tabel 3.2 Kaidah strategi ajakan dalam ajakan nyata ........................ 116

Tabel 3.3 Kaidah penolakan parsial terhadap ajakan nyata ................ 124

Tabel 3.4 Kaidah urutan penolakan .................................................... 132

Tabel 3.5 Kaidah karakteristik pada ajakan ambigu ........................... 186

Tabel 3.6 Kaidah strategi ajakan dalam ajakan ambigu ...................... 195

Tabel 3.7 Kaidah penolakan parsial terhadap ajakan ambigu ............ 204

Tabel 3.8 Kaidah urutan penolakan .................................................... 212

Tabel 3.9 Rekapitulasi ajakan nyata dan ajakan ambigu ..................... 232

Tabel 3.10 Rekapitulasi respons terhadap ajakan nyata dan

ajakan ambigu ..................................................................... 235

Page 16: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Posisi dan Kebaruan Penelitian Sekarang .......................... 34

Bagan 2.2 Langkah penolakan yang melibatkan negosiasi ................. 71

Bagan 3.1 Proses ajakan nyata yang terjadi pada tiga grup Facebook .. 110

Bagan 3.2 Strategi penolakan parsial pada ajakan nyata dan

indikatornya ......................................................................... 125

Bagan 3.3 Proses ajakan ambigu yang terjadi pada tiga grup

Facebook ............................................................................. 187

Bagan 3.4 Strategi penolakan parsial pada ajakan ambigu dan

indikatornya ........................................................................ 205

Page 17: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Formula model linier Laswell ............................................. 40

Gambar 2.2 Formula model sirkuler Schramm ...................................... 41

Page 18: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

xvii

DAFTAR SINGKATAN

Blog Web log

CMC Computer-mediated communication

Daring Dalam jaringan

FtF Face to face

Page 19: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan teknologi memiliki dampak pada perkembangan

komunikasi. Dengan berkembangnya teknologi, komunikasi tradisional,

yaitu tatap muka langsung (Face to Face Communication atau FtF) telah

dapat digantikan oleh komunikasi modern, yaitu komunikasi jarak jauh. Media

yang dapat digunakan untuk komunikasi jarak jauh antara lain telepon, pesan

singkat, surat elektronik, pesan instan, dan jejaring sosial. Ketiga media

terakhir tidak dapat berfungsi tanpa adanya jaringan internet. Komunikasi melalui

media yang didukung oleh jaringan internet disebut komunikasi bermedia

komputer (Computer-Mediated Communication atau CMC), dan media tersebut

tidak dapat berfungsi tanpa perangkat komputer dan/atau jaringan internet.

Komunikasi bermedia komputer dapat dilakukan baik melalui jaringan internet

maupun jaringan lain seperti jaringan penyelenggara layanan seluler (mobile

service provider) yang menyediakan fitur pesan singkat serta jaringan area lokal

(local area network). Komunikasi bermedia komputer yang dilakukan dengan

menggunakan jaringan internet dinamakan komunikasi dalam jaringan (daring).

Hine (2000: 157) mendefinisikan komunikasi bermedia komputer sebagai:

"A general term referring to a range of different ways in which

people can communicate with one another via a computer network.

Includes both synchronous and asynchronous communication, one-

to-one and many-to-many interactions, and text-based or video

and audio communication".

Page 20: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

2

Komunikasi bermedia komputer merupakan istilah mengenai cara-cara

berkomunikasi antara satu dengan yang lain melalui jaringan komputer yang

dapat berupa komunikasi sinkronis dan asinkronis, interaksi satu lawan satu

dan banyak orang, serta komunikasi berbasis teks atau video dan audio. Seiring

dengan perkembangan teknologi, komunikasi bermedia komputer dapat

dilakukan tidak hanya melalui komputer, tetapi juga melalui telepon

genggam berbasis internet. Komunikasi bermedia komputer juga dapat

dilakukan oleh dua orang atau lebih, seperti komunikasi yang dilakukan melalui

jaringan komunikasi (jarkom).

Komunikasi bermedia komputer dikatakan dapat menggantikan

komunikasi langsung karena dewasa ini komunikator dan komunikan sering

terpisah jarak dan waktu untuk bertatap muka langsung. Dengan adanya

komunikasi bermedia komputer, komunikasi yang seharusnya dilakukan secara

lisan dan tatap muka kini dapat dilakukan secara tulisan dan tanpa tatap muka

langsung. Perry (2010: 22) dalam tesisnya mengatakan bahwa komunikasi

bermedia komputer biasanya digunakan untuk mempertahankan hubungan,

tetapi komunikasi tatap muka langsung (FtF) lebih dipilih dan beberapa

pengguna komunikasi bermedia komputer dapat menggunakan komunikasi

bermedia komputer dengan cara yang sama seperti komunikasi tatap muka

langsung dalam hal interpretasi pesan dan penyampaian perasaan. Satu

kelebihan komunikasi bermedia komputer dibandingkan dengan komunikasi

tatap muka langsung adalah komunikasi bermedia komputer dapat dilakukan

tanpa memerdulikan jarak; selama komunikator berada pada lokasi yang

Page 21: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

3

memiliki jaringan seluler maupun internet.

Selain dapat menggantikan komunikasi tatap muka langsung,

komunikasi bermedia komputer juga berperan sebagai media prakomunikasi

dari komunikasi tatap muka langsung. Seperti contoh, dua orang pembicara

membuat janji melalui layanan pesan instan (instant messaging) dari telepon

genggamnya untuk bertatap muka. Kedua pembicara tersebut menggunakan

media komunikasi bermedia komputer untuk mengatur jadwal komunikasi tatap

muka langsung mereka yang dilakukan di masa akan datang. Hal ini sejalan

dengan apa yang Perry (2010: 2) katakan, "CMC was being used to just say

hello or chat, to coordinate schedules and routines, to plan future events or to

discuss important matters". Perry menyatakan bahwa komunikasi bermedia

komputer digunakan untuk bertegur sapa atau bercakap-cakap, untuk mengatur

jadwal dan rutinitas, untuk merencanakan kegiatan di masa akan datang atau

untuk mendiskusikan hal penting.

Gaya bahasa dalam komunikasi bermedia komputer sedikit berbeda

dengan komunikasi tatap muka langsung karena pembicara tidak secara spontan

mengungkapkan apa yang dia pikirkan. Pembicara pada komunikasi bermedia

komputer dapat terlebih dulu membuat konsep kalimat yang akan dikatakan.

Dalam komunikasi bermedia komputer, intonasi pembicara tidak dapat diketahui

apabila komunikasi yang dilakukan hanya berupa teks. Akan tetapi, apabila

komunikasi dilakukan melalui pesan suara (voice messages), intonasi pembicara

dapat diketahui. Terlebih lagi apabila komunikasi dilakukan melalui video dan

suara, tidak hanya intonasi pembicara yang dapat diketahui, tetapi juga gerakan

Page 22: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

4

non-verbal pembicara.

Karena fungsi komunikasi bermedia komputer dapat dikatakan hampir

sama dengan komunikasi tatap muka langsung dalam beberapa aspek seperti

menyampaikan dan menerima pesan, untuk mendapatkan komunikasi yang baik

antara pembicara dan pendengar, dan agar pembicara dan pendengar merasa

senang terlibat di dalamnya, diperlukan keahlian berkomunikasi yang baik pula.

Salah satu keahlian berkomunikasi adalah kemampuan memahami makna tersirat

pembicara. Dalam komunikasi bermedia komputer, sama seperti komunikasi tatap

muka langsung, terdapat beberapa ungkapan yang dituturkan pembicara yang

memiliki makna berbeda dari apa yang dituturkannya, sesuai dengan konteks dan

latar belakang percakapan itu sendiri, yang dapat berupa aksi yang dilakukan

melalui tuturan. Aksi tersebut dalam ilmu kebahasaan disebut tindak tutur,

seperti yang dikatakan Finnegan (1992) bahwa tindak tutur merupakan aksi

yang dilakukan melalui bahasa. Yule (1996) menambahkan bahwa dalam upaya

mengekspresikan dirinya, orang-orang tidak hanya memproduksi ujaran yang

mengandung struktur gramatikal dan kata-kata, melainkan juga melakukan aksi

melalui ujaran tersebut. Berhubungan dengan hal ini, menurut Austin (1962),

tindak tutur adalah suatu unit fungsional dalam berkomunikasi. Tindak tutur

adalah tindakan yang dilakukan pembicara ketika memproduksi ujaran. Secara

fonetis, suatu ujaran merupakan satu unit tuturan yang dibatasi oleh

keheningan.

Beberapa jenis tindak tutur adalah pujian, perintah, permintaan, tawaran,

ajakan, penolakan, dan lain-lain. Tindak tutur pujian (compliment), perintah

Page 23: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

5

(order/command), permintaan (request), tawaran (offer), ajakan (invitation), dan

penolakan (refusal) dapat dilakukan melalui media komunikasi baik

komunikasi bermedia komputer maupun tatap muka langsung. Salah satu

jenis tindak tutur, yaitu ajakan yang dilakukan melalui komunikasi

bermedia komputer, merupakan salah satu contoh bahwa komunikasi

bermedia komputer merupakan media prakomunikasi dari komunikasi tatap

muka langsung karena kedua pembicara merencanakan aksi akan datang.

Menurut Searle (1979: 14), mengajak (inviting) merupakan direktif,

yang menunjukkan maksud pembicara untuk membuat pendengar melakukan

sesuatu. Ketika pembicara mengajak pendengarnya untuk berpartisipasi

dalam sebuah pesta, direktifnya difokuskan pada tindakan merespons yang

diberikan oleh pendengar. Namun, mengajak (inviting) juga

membutuhkan tindakan yang akan datang. Oleh karena itu, mengajak juga

dikategorikan ke dalam komisif, yang membawa pembicara kepada satu

rangkaian tindakan yang akan datang. Untuk memayungi kedua karakteristik

tersebut, Hancher (1979) mengategorikan mengajak (inviting) sebagai komisif-

direktif.

Karena tindak tutur ajakan merupakan aksi akan datang, tindak tutur ini

dapat memancing tindak tutur lain, seperti penolakan (refusal). Penolakan

terhadap ajakan dapat terjadi apabila ajakan yang disampaikan pengajak tidak atau

kurang sesuai dengan situasi terajak. Ishihara dan Cohen (2010: 60) menyatakan

dalam membuat penolakan, pembicara/peneliti secara khusus

mengomunikasikan suatu pesan yang secara potensial tidak diinginkan sejauh

Page 24: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

6

yang pendengar/pembaca tahu.

Dalam komunikasi sehari-hari tindak tutur ajakan terjadi sama seringnya

dengan tindak tutur pujian, perintah, permintaan, dan tawaran; maka tidak

dapat disangkal bahwa tindak tutur penolakan juga biasa terjadi. Dalam

tindak tutur ajakan, pengajak tentu saja mengharapkan respons positif terhadap

ajakan mereka, tetapi ada saat ketika responsnya tidak sesuai dengan yang

mereka harapkan. Dalam menolak ajakan, pemilihan strategi penolakan

oleh terajak dipengaruhi oleh tingkat mitigasi yang berhubungan dengan tiga

faktor: (1) jarak sosial (social distance), termasuk gabungan dari faktor

psikologis, seperti usia, jenis kelamin, dan kedekatan; (2) kekuatan relatif

(relative power), yang biasanya dihasilkan dari status sosial dan ekonomi;

dan (3) tingkat mutlak dari imposisi (absolute ranking of imposition) (Brown

and Levinson, 1987).

Ada saatnya, pengajak melakukan negosiasi kepada terajak untuk

mendapatkan penerimaan sebagai hasil akhir (final outcome) ajakannya.

Kemudian ada pula saat negosiasi justru dilakukan oleh terajak kepada

pengajak. Ajakan yang diberikan kepada satu kelompok terajak pun dapat

melibatkan aksi negosiasi. Negosiasi yang dilakukan pengajak, terajak, dan/atau

kelompok terajak dapat berujung pada empat respons berbeda (1) penerimaan, (2)

penolakan, (3) penundaan, dan (4) alternatif (Gass & Houck, 1999: 8). Oleh

karena itu, ada saatnya ketika akhir dari proses penolakan ajakan yang melibatkan

negosiasi tidak berupa penolakan lagi. Ilustrasi berikut adalah tindak tutur ajakan

yang melibatkan penolakan dan negosiasi yang dilakukan sekelompok

Page 25: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

7

mahasiswa dalam percakapan dalam media sosial Facebook pada tanggal 15

Januari 2014.

Inisiator : Kalau minggu depan kita foto kelas, pada bisa

ga?

Mahasiswa 1 : Hari apa dulu? Kalo hari Senin saya ga bisa,

belum pulang ke Bandung.

Mahasiswa 2 : Saya bisanya hanya hari Rabu kayaknya.

Banyak yang harus diurusin.

Mahasiswa 1 : Rabu oke tuh.

Mahasiswa 3 : Saya sih minggu depan hari apa aja juga siap.

Inisiator : Oke kalo gitu udah ada empat orang yang oke

untuk hari Rabu, saya juga hayu.

Mahasiswa 4 : Duh minggu depan teh tanggal tua kan? Kudu

minggu depan ya? Ga bisa awal bulan aja?

Mahasiswa 2 : Ah kamu udah aja ga usah bayar dulu untuk

foto kan biasanya foto mah bisa di-DP-in dulu.

Inisiator : lya, kan bisa nanti bayar mah. Santai weh.

Mahasiswa 4 : Oh enya nya. Ya udah atuh kita kemon.

Mahasiswa 5 : Rabu ya. Siap!

Inisiator : Sip! Rabu fix ya. Kalau gitu saya mau telepon

studio fotonya booking tempat.

Ilustrasi di atas menunjukkan beberapa respons terhadap ajakan foto

kelas oleh inisiator. Terdapat lima responden dari ajakan tersebut. Dari

kelima responden, hanya dua responden yang langsung menerima ajakan yang

diberikan inisiator dengan menuturkan kalimat persetujuan. Mereka adalah

mahasiswa 3 (Saya sih minggu depan hari apa aja juga siap) dan mahasiswa 5

(Rabu ya. Siap!). Ketiga responden lainnya memberikan penolakan dengan cara

melakukan negosiasi. Mahasiswa 1 sebagai responden pertama yang merespons

tidak memberikan penolakan maupun penerimaan penuh; dia memberikan

Page 26: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

8

alasan mengapa dia tidak bisa memenuhi ajakan tersebut pada hari Senin, dan

menerima apabila ajakan tersebut dilakukan di hari lain (Hari apa dulu? Kalo

hari Senin saya ga bisa, belum pulang ke Bandung). Mahasiswa 2 juga tidak

memberikan penolakan penuh. Dia memberikan alternatif waktu yang sesuai

dengan jadwalnya, dan menjelaskan mengapa hanya pada waktu tersebut dia

dapat melaksanakan ajakan tersebut (Saya bisanya hanya hari Rabu kayaknya.

Banyak yang harus diurusin). Mahasiswa 4 menolak ajakan tersebut dengan

menjelaskan bahwa waktu tersebut merupakan akhir bulan, yang dalam

kepercayaan kebanyakan masyarakat Indonesia merupakan saat ketika

kondisi ekonomi mereka mulai melemah (Duh minggu depan teh tanggal tua

kan? Kudu minggu depan ya?). Mahasiswa 4 juga memberikan alternatif

waktu untuk melaksanakan ajakan tersebut (Ga bisa awal bulan aja?).

Menanggapi penolakan yang diberikan oleh mahasiswa 4, mahasiswa 2 dan

inisiator melakukan negosiasi dengan cara membujuk mahasiswa 4 (Ah kamu

udah aja ga usah bayar dulu untuk foto kan biasanya foto mah bisa di-DP-in

dulu). Pada akhirnya, semua responden dalam proses ajakan tersebut sepakat dan

memberikan respons penerimaan terhadap ajakan dari inisiator.

Sebagai respons terhadap ajakan, terkadang responden memberikan

respons yang bukan merupakan penerimaan penuh, tetapi bukan juga

merupakan penolakan penuh. Hal ini akan membawa inisiator dan

responden kepada negosiasi yang panjang. Terlebih lagi apabila ajakan

tersebut diberikan kepada sekelompok orang, negosiasi akan menjadi lebih

panjang dan kompleks.

Page 27: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

9

Berdasarkan beberapa hal di atas, peneliti tertarik untuk meneliti dan

menganalisis ajakan dan respons terhadap ajakan yang dilakukan melalui

komunikasi bermedia komputer oleh anggota grup pada media sosial Facebook.

Peneliti dalam hal ini mencoba untuk meneliti dan menganalisis proses

ajakan, bentuk tuturan dan strategi ajakan, respons terhadap ajakan, dan

negosiasi dalam ajakan. Grup Facebook yang diteliti pada penelitian ini

dibatasi menjadi tiga grup, yaitu grup mahasiswa tingkat sarjana, tingkat

magister, dan tingkat doktoral yang merupakan penutur bahasa Indonesia,

bahasa Sunda, dan bahasa Indonesia-Sunda.

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian ini fokus pada tindak tutur ajakan yang melibatkan penolakan

dan negosiasi, dengan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Proses ajakan seperti apa yang terjadi pada komunikasi daring dari tiga grup

Facebook?

2. Bentuk dan strategi tindak tutur ajakan seperti apa yang terdapat dalam

komunikasi daring dari tiga grup Facebook?

3. Respons terhadap ajakan seperti apa yang diberikan oleh anggota grup

Facebook?

4. Bentuk dan strategi negosiasi seperti apa yang digunakan oleh anggota grup

Facebook dalam komunikasi daring yang berisi ajakan?

Page 28: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

10

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan, tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis dan mendeskripsikan proses ajakan yang terjadi pada

komunikasi daring dari tiga grup Facebook;

2. menganalisis dan mendeskripsikan bentuk dan strategi tindak tutur ajakan

yang terdapat dalam komunikasi daring dari tiga grup Facebook;

3. menganalisis dan mendeskripsikan respons terhadap ajakan yang diberikan

oleh anggota grup Facebook; dan

4. menganalisis dan mendeskripsikan bentuk dan strategi negosiasi yang

digunakan oleh anggota grup Facebook dalam komunikasi daring yang berisi

ajakan.

1.4 Bobot dan Relevansi

Penelitian mengenai ajakan dan respons terhadap ajakan yang dilakukan

oleh anggota grup Facebook ini melibatkan kajian pragmatis. Pada penelitian ini,

peneliti mengajukan pendekatan baru pada analisis penggunaan bahasa yang

terjadi dalam konteks komunikasi daring, yaitu kajian pragmatis pada data

netnografi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kebaruan pada kajian

pragmatis, karena objek penelitian ini merupakan anggota komunitas daring yang

memiliki penggunaan bahasa yang sedikit berbeda dari komunitas nyata. Salah

satu perbedaan penggunaan bahasa dalam komunitas daring adalah adanya

kesamaran antara bahasa formal dan non-formal.

Page 29: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

11

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi pada

bidang linguistik, terutama pragmatik, dalam memperkaya variasi analisis

melalui pendekatan baru dalam meneliti penggunaan bahasa dalam konteks

komunikasi daring. Peneliti juga berharap agar penelitian ini dapat merangsang

para peneliti bahasa di bidang pragmatik yang tertarik pada fenomena

komunikasi bermedia komputer untuk melakukan penelitian dengan

menggunakan pendekatan baru ini dan terus mengembangkan pendekatan

tersebut.

Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai referensi bagi pemelajar

bahasa Indonesia, terutama untuk kepentingan berkomunikasi, agar dapat

meningkatkan kesadaran berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, terutama

pada komunikasi daring. Peneliti berharap disertasi ini dapat memberikan

tambahan ilmu pengetahuan bagi peneliti khususnya dan pembaca umumnya.

1.5 Kerangka Teori

Pada penelitian ini, teori yang digunakan adalah teori Kozinets (2010)

mengenai metode netnografi, metode yang digunakan untuk menentukan objek

penelitian, mengumpulkan, dan menganalisis data. Penelitian ini menggunakan

teori Kozinets (2010) sebagai rujukan karena data yang diambil dalam penelitian

ini adalah data dari tiga komunitas daring yang terdapat dalam media sosial

Facebook. Teori analisis penandaan milik Saldaña (2009) juga digunakan sebagai

pendukung teori Kozinets dalam menganalisis data. Teori penandaan Saldaña

(2009) sejalan dengan teori Kozinets (2010) yang mengungkapkan bahwa

Page 30: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

12

penandaan merupakan salah satu langkah dalam menganalisis data netnografi.

Kemudian, teori inti yang digunakan untuk penelitian ini adalah teori Yule

(1996) dan Grundy (2000) mengenai pragmatik, konteks, dan tindak tutur.

Sebagai teori pendukung mengenai konteks, penelitian ini juga menggunakan

teori dari McManis et al. (1987). Teori milik Austin (1962) dan Searle (1969)

mengenai tindak tutur juga digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini.

Penelitian ini juga mengkaji kesantunan, khususnya kesantunan

imperatif dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, terdapat beberapa teori

kesantunan yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini. Teori tersebut

adalah milik Brown dan Levinson (1987), Leech (1983), dan Lakoff (1973).

Kemudian, teori kesantunan imperatif bahasa Indonesia milik Rahardi

(2005) juga digunakan sebagai rujukan.

Karena penelitian ini menganalisis ajakan dan responsnya, teori jenis

ajakan, teori strategi ajakan, teori strategi penolakan dan urutan penolakan,

teori proses penolakan yang melibatkan negosiasi dan hasil akhirnya juga

digunakan. Teori jenis ajakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teori milik Wolfson, D’Amicu-Reisner, dan Huber (1983). Teori strategi

ajakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari Blum-Kulka,

House dan Kasper (1989). Teori strategi penolakan dan urutan penolakan yang

digunakan adalah teori yang diajukan Beebe et al. (1990) dan Félix-Brasdefer's

(2008).

Peneliti juga menggunakan teori dari Gass dan Houck (1992) tentang

proses penolakan yang melibatkan negosiasi dan hasil akhirnya. Sebagai pelengkap

Page 31: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

13

negosiasi dalam penolakan, penelitian ini juga merujuk pada teori strategi ajakan

yang diajukan oleh Anglemar dan Stern (1978).

1.6 Metode Penelitian

Dilihat dari aspek ontologis, penelitian ini mengkaji fenomena yang

sedang terjadi, yaitu komunikasi tatap muka langsung yang dapat

digantikan atau didahului oleh komunikasi bermedia komputer. Sejak

datangnya era digital, sebagian besar komunikasi dilakukan melalui media digital,

seperti surat elektronik (surel) dan media sosial (seperti Facebook dan Twitter).

Komunikasi melalui media digital juga lebih dipilih karena jenis komunikasi

seperti ini lebih menghemat jarak dan waktu.

Secara umum, metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini

adalah netnografi (etnografi internet atau etnografi melalui internet). Metode

netnografi merupakan pengembangan dari metode kualitatif etnografi, yang

mengadaptasi teknik-teknik penelitian etnografi menjadi penelitian terhadap

budaya dan komunitas melalui komunikasi bermedia komputer (Kozinets, 2002:

2).

Kozinets (2002: 3) mengatakan netnografi memiliki beberapa kelebihan

dibandingkan dengan etnografi: (1) netnografi tidak memakan waktu

terlalu lama dan terperinci; (2) netnografi dapat dilakukan dengan cara yang

tidak terlalu eksplisit karena kehadiran peneliti tidak menganggu aktivitas

anggota komunitas daring lainnya; (3) netnografi memberikan peneliti situasi dan

tingkah laku yang alami; dan (4) netnografi menyediakan keberlanjutan akses

Page 32: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

14

dengan informan dalam situasi sosial daring. Berbeda dari etnografi yang

mengharuskan peneliti datang dan mengobservasi satu komunitas di suatu

tempat, netnografi memanfaatkan perkembangan teknologi internet dalam

observasi dan pengumpulan datanya. Kozinets (2002: 4) mengajukan langkah

dan prosedur dalam penelitian netnografi sebagai berikut.

1. Perencanaan (Entreé)

Pada tahap ini, peneliti menentukan kajian penelitian, merumuskan masalah,

mencari dan menentukan komunitas daring yang sesuai dengan kajian dan

rumusan masalah.

2. Pengumpulan Data

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data yang akan dianalisis dari

komunikasi dalam komunitas daring. Peneliti merekam data yang merupakan

komunikasi daring berisi ajakan dengan cara mentransfer isi percakapan

menjadi dokumen gambar.

3. Analisis Data (Analysis and Interpretation)

Pada tahap ini data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis.

Karena penelitian ini mengambil data dengan cara merekam data menjadi

dokumen gambar, analisis dilakukan dengan cara manual.

4. Etika Penelitian (Research Ethics)

Dalam penelitiannya, peneliti harus memperhatikan etika penelitian.

Penelitian netnografi menekankan masalah privat dan publik dari satu

komunitas daring. Penelitian netnografi juga harus memperhatikan

kerahasiaan identitas responden apabila penelitian tersebut mengambil

Page 33: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

15

manusia sebagai subjek penelitian (human subject research). Dalam

penelitian ini, peneliti merupakan anggota dari tiga komunitas daring yang

menjadi objek penelitian. Oleh karena itu, peneliti tidak mengalami kesulitan

dalam meminta izin untuk mengambil data penelitian. Peneliti tetap menjaga

kerahasiaan identitas anggota komunitas daring tersebut dengan cara

menyembunyikan nama lengkap mereka dan menggantinya dengan inisial

awal nama mereka karena ketiga komunitas daring yang menjadi objek

penelitian merupakan komunitas privat. Kemudian, karena yang diteliti dalam

penelitian ini adalah komunikasi yang dilakukan oleh anggota tiga komunitas

tersebut, penelitian ini bukan merupakan penelitian dengan subjek manusia

apabila peneliti dapat mengakses arsip komunikasi dengan mudah dan sah

(Kozinets, 2010: 142).

5. Representasi dan Evaluasi

Pada tahap ini peneliti memperlihatkan hasil akhir penelitiannya kepada

komunitas daring atau beberapa anggota dari komunitas daring tersebut untuk

mendapat umpan balik.

1.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan apa yang disebutkan Kozinets (2002: 4) bahwa

pengumpulan data disalin langsung dari hasil komunikasi bermedia komputer,

metode pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah

metode simak, yaitu teknik yang dilakukan dengan menyimak penggunaan

bahasa (Sudaryanto, 1993: 133). Teknik yang digunakan dalam metode ini adalah

Page 34: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

16

teknik sadap, yaitu menyadap penggunaan bahasa. Teknik tersebut

dilaksanakan dengan cara melakukan penyadapan terhadap pemakaian

bahasa. Artinya, dalam upaya mengumpulkan data dilakukan penyadapan

peristiwa tuturan yang dilakukan oleh partisipan. Dalam hal ini peneliti

menyadap percakapan yang dilakukan oleh sesama anggota komunitas daring

mengenai ajakan yang melibatkan penerimaan, penolakan parsial, penolakan

penuh, dan negosiasi.

Teknik sadap ini memiliki teknik lanjutan, yaitu teknik simak libat cakap

yang artinya peneliti terlibat langsung dalam percakapan. Dalam hal ini,

keikutsertaan peneliti dapat aktif dan dapat pula reseptif. Keikutsertaan peneliti

dikatakan aktif ketika peneliti juga ikut angkat bicara dalam proses dialog, dan

dikatakan reseptif apabila peneliti hanya mendengarkan apa yang dikatakan oleh

mitra wicaranya karena faktor subjektif atau pun objektif (Sudaryanto, 1993:

133). Hal ini juga sejalan dengan apa yang dikatakan Kozinets (2010: 96):

"Not every netnographic researcher needs to be involved in every

type of community activity. But every netnographic researcher needs

to be involved in some types of community activity. A

netnographer probably does not want to be leading the

community, but she should not be invisible, either".

Kozinets mengatakan bahwa tidak semua peneliti netnografi terlibat pada

aktivitas grup, akan tetapi peneliti harus terlibat pada beberapa aktivitas grup.

Peneliti netnografi juga tidak perlu memimpin aktivitas grup, tetapi keberadaan

peneliti juga jangan sampai tidak terlihat dalam grup.

Teknik lanjutan yang dilakukan peneliti dalam mengumpulkan data adalah

teknik rekam, sebagaimana yang dijelaskan Sudaryanto (1993) bahwa

Page 35: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

17

pelaksanaan merekam itu sudah barang tentu harus dilakukan sedemikian rupa

sehingga tidak mengganggu kewajaran proses kegiatan pertuturan yang sedang

terjadi. Setelah data diperoleh, peneliti merekam data tersebut menjadi dokumen

gambar dengan cara menekan tombol PrintScreen pada papan ketik komputer,

kemudian menyalin data tersebut ke kanvas di program Paint yang telah

tersedia pada setiap Microsoft Windows. Apabila peneliti membuka laman

komunitas daring menggunakan telepon pintar (smartphone) milik peneliti,

data yang diperoleh direkam menggunakan fasilitas screen capture yang ada

di telepon pintar peneliti. Peneliti juga dapat mencari data dari arsip percakapan

komunitas daring tersebut karena hampir semua media sosial menyimpan

arsip semua percakapan dan/atau setiap aktivitas yang dilakukan oleh anggota

komunitas daring pada ruang komunikasi komunitas tersebut.

Sebanyak sebelas data berhasil dikumpulkan untuk penelitian ini.

Kesebelas data tersebut terdiri dari empat komunikasi daring berisi ajakan dan

respons terhadap ajakan dalam grup mahasiswa strata S-1, dua komunikasi

daring berisi ajakan dan responsnya dalam grup mahasiswa strata S-2, dan lima

komunikasi daring berisi ajakan dan responsnya dalam grup mahasiswa strata S-

3. Karena data diambil dari komunikasi daring yang terjadi secara alami, jumlah

data tidak sama untuk tiap-tiap grup Facebook yang menjadi objek penelitian.

1.6.2 Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data, peneliti menyesuaikan prosedur analisis data

kualitatif yang diajukan oleh Miles dan Huberman (1994) sebagai berikut.

Page 36: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

18

1. Coding, yaitu analisis penandaan dari data yang didapatkan dengan

menglasifikasikan data serta memberikan label dan/atau nama. Pada

tahap ini, peneliti menyingkirkan tuturan yang tidak relevan dengan

ajakan yang diberikan inisiator. Data dianalisis dengan mengunakan

teknik penandaan yang diajukan Saldaña (2009);

2. noting, yaitu memberikan catatan tertentu mengenai data yang telah

diklasifikasikan dan diberi label;

3. abstracting dan comparing, yaitu menyortir data untuk mencari

persamaan dan perbedaan frasa, pola, proses, dan lain-lain;

4. checking dan refinement, yaitu memeriksa kembali data yang telah

diberi label dan catatan dan memperhalus pola, proses, persamaan, dan

perbedaan;

5. generalising, yaitu mengelaborasi gagasan umum yang

menjelaskan konsistensi data; dan

6. theorising, yaitu mengubah gagasan-gagasan umum yang diperoleh dari

data menjadi teori yang sudah ada atau teori baru.

1.6.3 Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua

tahap penyajian, yaitu penyajian formal dan penyajian informal. Metode penyajian

formal berupa perumusan kaidah-kaidah melalui tanda-tanda dan lambang-

lambang, sedangkan metode penyajian informal berupa eksplanasi biasa, yaitu

perumusan dengan menggunakan kata-kata biasa Sudaryanto (1993: 145).

Page 37: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

19

Berikut adalah contoh analisis data menggunakan teknik-teknik yang

disebutkan sebelumnya.

Konteks:

Komunikasi daring yang berisi ajakan pada data ini dilakukan oleh anggota

grup mahasiswa strata S-1. Grup ini merupakan komunitas daring yang anggotanya

adalah pemelajar jenjang sarjana dari program studi bahasa asing berbeda yang

tergabung dalam satu ekstrakurikuler Debat Bahasa Inggris. Komunikasi pada data

ini melibatkan 6 anggota grup dari jumlah keseluruhan anggota sebanyak 124

orang. 6 anggota tersebut terdiri dari 4 anggota laki-laki dan 2 anggota perempuan.

Pada strata S-1, usia tiap-tiap pemelajar seringkali tidak jauh berbeda. Oleh karena

itu, anggota komunitas ini datang dari latar belakang usia yang lebih homogen.

Data:

Penutur Tuturan Kode Deskriptif

Inisiator 1 Kalau minggu depan kita

foto kelas, pada bisa ga?

1 AJAKAN

(Kemampuan)

Mahasiswa 1 2 Hari apa dulu? 3 Kalo hari

Senin saya ga bisa, 4 belum

pulang ke Bandung.

2 Konfirmasi 3 PENOLAKAN

LANGSUNG 4 PENOLAKAN

(Alasan)

Mahasiswa 2 5 Saya bisanya hanya hari

Rabu kayaknya. 6 Banyak

yang harus diurusin.

5 NEGOSIASI

(Komitmen) 6 PENOLAKAN

(Alasan)

Mahasiswa 1 7 Rabu oke tuh. 7 PENERIMAAN

Mahasiswa 3 8 Saya sih minggu depan hari

apa aja juga siap.

8 PENERIMAAN

Page 38: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

20

Inisiator Oke kalo gitu udah ada empat

orang yang oke untuk hari

Rabu, 9 saya juga hayu.

9 PENERIMAAN

Mahasiswa 4 10 Duh minggu depan teh

tanggal tua kan? 11 Kudu

minggu depan ya? 12 Ga bisa

awal bulan aja?

10 KONFIRMASI 11 KONFIRMASI 12 NEGOSIASI

(Alternatif)

Mahasiswa 2 13 Ah kamu udah aja ga usah

bayar dulu untuk foto kan

biasanya foto mah bisa di-

DP-in dulu.

13 NEGOSIASI

(seruan normatif

positif)

Inisiator 14 lya, kan bisa nanti bayar

mah. Santai weh.

14 NEGOSIASI

(seruan normatif

positif)

Mahasiswa 4 15 Oh enya nya. Ya udah atuh

kita kemon.

15 PENERIMAAN

Mahasiswa 5 Rabu ya. 16 Siap! 16 PENERIMAAN

Inisiator Sip! Rabu fix ya. Kalau gitu

saya mau telepon studio

fotonya booking tempat.

Analisis:

Percakapan pada data di atas melibatkan 6 anggota komunitas daring

yang terdiri dari 4 anggota laki-laki dan 2 anggota perempuan. Ajakan

yang diberikan oleh inisiator merupakan ajakan nyata karena inisiator

telah menentukan waktu dari pelaksanaan aktivitas.

Inisiator yang merupakan mahasiswa laki-laki menuturkan kalimat

ajakan dengan menggunakan strategi kemampuan (Kalau minggu

depan kita foto kelas, pada bisa ga?) karena dalam ajakan tersebut

terdapat kata ‘bisa’ yang bermakna ‘mampu’. Dalam ajakannya, inisiator

menggunakan bentuk tuturan interogatif yang berisi kalimat

pengandaian karena pada tuturannya inisiator menggunakan kata ‘kalau’.

Page 39: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

21

Bentuk tuturan interogatif yang diberikan oleh inisiator memiliki tingkat

kesantunan yang tinggi karena tuturan tersebut mengandung kadar

ketidaklangsungan yang tinggi. Akan tetapi, ajakan yang diberikan

inisiator tersebut tidak memiliki tuturan yang panjang. Hal ini dapat

dipengaruhi oleh jenis kelamin inisiator, yaitu laki-laki yang kurang

menyukai basa-basi.

Ajakan tersebut pertama kali direspons oleh Mahasiswa 1, yang juga

berjenis kelamin laki-laki, dengan meminta konfirmasi (Hari apa dulu?),

diikuti penolakan langsung apabila acara tersebut diadakan pada hari

Senin (Kalo hari Senin saya ga bisa) dan alasan mengapa Mahasiswa 1

tidak dapat memenuhinya (belum pulang ke Bandung). Mahasiswa 1

menggunakan tuturan interogatif sebagai konfirmasi hari merupakan

langkah Mahasiswa 1 menunjukkan kesantunannya, diikuti dengan

tuturan deklaratif yang merupakan tindak tutur penolakan terhadap ajakan

yang diberikan inisiator. Pada penolakan yang diberikan oleh Mahasiswa

1, dapat dilihat upaya Mahasiswa 1 menunjukkan kesantunannya dari

urutan tutur yang digunakannya. Mahasiswa 1 memberikan pertanyaan

terlebih dahulu sebelum akhirnya memberikan penolakan.

Respons berikutnya diberikan oleh Mahasiswa 2, yang memberikan

negosiasi berupa komitmen (Saya bisanya hanya hari Rabu kayaknya),

diikuti dengan alasan (Banyak yang harus diurusin). Negosiasi yang

diberikan Mahasiswa 2 membuat status Mahasiswa 2 sebagai pengajak

2. Mahasiswa 2 yang berjenis kelamin perempuan memberikan

Page 40: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

22

responsnya dengan urutan tuturan komitmen sebagai negosiasi diikuti

alasan sebagai penolakan. Mahasiswa 2 memberikan penolakan setelah

komitmen sebagai ekspresi kesantunannya.

Menanggapi negosiasi Mahasiswa 2, Mahasiswa 1 menuturkan

respons positif dengan memberikan penerimaan (Rabu oke tuh). Pada

konteks ini, kata ‘tuh’ yang diberikan oleh Mahasiswa 1 merupakan

partikel fatis yang menunjukkan persetujuan bahwa hari Rabu merupakan

hari yang tepat untuk melaksanakan foto kelas.

Respons berikutnya diberikan oleh Mahasiswa 3 yang memiliki jenis

kelamin laki-laki, yaitu penerimaan bahwa hari apa pun Mahasiswa 3

dapat memenuhi ajakan tersebut (Saya sih minggu depan hari apa aja

juga siap). Dalam penerimaannya, mahasiswa 3 menggunakan kata ‘sih’

yang merupakan partikel fatis dengan tujuan menekankan kepastian, dan

memiliki makna ‘sebenarnya’. Inisiator, yang sekarang menjadi terajak,

juga memberikan penerimaan atas negosiasi Mahasiswa 2 (Saya juga

hayu).

Mahasiswa 4 bergabung dalam percakapan dan merespons ajakan

dengan konfirmasi yang menandakan keberatan apabila acara diadakan

pada minggu depan (Duh minggu depan teh tanggal tua kan? Kudu

minggu depan ya?), diikuti dengan kalimat alternatif sebagai negosiasi

(Ga bisa awal bulan aja?). Mahasiswa 4 menolak ajakan tanpa

menuturkan kalimat penolakan; sebaliknya, Mahasiswa 4 memberikan

bentuk tuturan interogatif sebagai konfirmasi yang di dalamnya terdapat

Page 41: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

23

partikel fatis ‘duh’, ‘teh’, dan ‘kan’. Fatis ‘duh’ digunakan Mahasiswa 4

untuk mengindikasikan keberatannya. Kemudian, fatis ‘teh’ dan ‘kan’

digunakan sebagai konfirmasi. Tuturan interogatif berikutnya yang juga

merupakan konfirmasi, ‘Kudu minggu depan ya?’, mengandung partikel

fatis ‘ya’ sebagai kesantunan dari pertanyaan konfirmasi tersebut. Seluruh

bentuk tuturan yang diberikan Mahasiswa 4 sebagai respons terhadap

ajakan adalah interogatif. Hal ini menunjukkan bahwa Mahasiswa 4,

yang merupakan seorang perempuan, tidak memberikan penolakan

langsung dengan alasan kesantunan. Negosiasi yang berupa alternatif

tersebut menjadikan Mahasiswa 4 sebagai pengajak 3.

Akan tetapi, mendengar alternatif yang diberikan Mahasiswa 4,

Mahasiswa 2 bernegosiasi dengan menuturkan seruan normatif positif

agar acara tetap diadakan pada hari Rabu dengan alasan bahwa

Mahasiswa 4 tidak perlu mengeluarkan uang untuk foto kelas tersebut

karena mereka dapat membayar uang muka terlebih dahulu (Ah kamu

udah aja ga usah bayar dulu untuk foto kan biasanya foto mah bisa di-

DP-in dulu). Dalam negosiasinya, Mahasiswa 2 menggunakan partikel

fatis ‘ah’, ‘kan’, dan ‘mah’ sebagai mitigasi dari negosiasinya. Negosiasi

Mahasiswa 2 tersebut didukung oleh Inisiator yang juga menuturkan

seruan normatif positif (Iya, kan bisa nanti bayar mah. Santai weh).

Inisiator menyisipkan partikel fatis ‘kan’, ‘mah’, dan ‘weh’ dalam

negosiasinya sebagai kesantunan atas upayanya untuk meyakinkan

Mahasiswa 2 bahwa Mahasiswa 2 tidak perlu mengeluarkan uang terlebih

Page 42: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

24

dahulu.

Mendengar hal tersebut, Mahasiswa 4 merespons dengan

penerimaan dan bersedia memenuhi ajakan tersebut (Oh enya nya. Ya

udah atuh kita kemon). Partikel fatis ‘oh’ dan ‘nya’ yang digunakan

Mahasiswa 4 menandakan bahwa Mahasiswa 4 membenarkan apa yang

dikatakan Mahasiswa 2 dan inisiator. Kemudian partikel fatis ‘atuh’

digunakan sebagai indikasi bahwa Mahasiswa 4 setuju dengan negosiasi

Mahasiswa 2 dan inisiator. Penerimaan berikutnya diberikan oleh

Mahasiswa 5 yang baru bergabung dalam percakapan tersebut (Siap!).

Proses ajakan ini berakhir dengan kesepakatan hari pelaksanaan ajakan.

1.7 Sumber Data

Peneliti mengumpulkan data dari komunikasi daring penutur bahasa

Indonesia-Sunda yang berisi tindak tutur ajakan dan responsnya. Peneliti mengambil

data dari media sosial Facebook, dan fokus pada tiga grup yang ada di dalam

media sosial tersebut. Tiga grup yang dipilih oleh peneliti adalah: (1)

komunitas daring pemelajar bahasa jenjang sarjana; (2) komunitas daring

pemelajar bahasa jenjang magister; dan (3) komunitas daring pemelajar jenjang

doktor. Ketiga komunitas dipilih oleh peneliti karena peneliti juga tergabung ke

dalam tiga komunitas tersebut, sehingga peneliti tidak perlu mengajukan

keanggotaan dan akan lebih mudah bagi peneliti meminta izin untuk

menjadikan percakapan yang ada dalam tiga komunitas tersebut sebagai data

penelitian.

Page 43: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

25

Selain alasan di atas, peneliti juga memilih tiga grup Facebook tersebut

karena ketiga komunitas daring tersebut juga aktif berkomunikasi di dunia

nyata. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian ini yang menekankan pada ajakan

dalam komunikasi daring sebagai prakomunikasi dari komunikasi tatap muka

langsung. Alasan tersebut juga sesuai dengan jenis penelitian netnografi yang

dilakukan peneliti, yaitu penelitian daring pada satu komunitas (research on

communities online). Dalam penelitian netnografi, Kozinets (2010) membagi

jenis penelitian menjadi dua, yaitu: (1) penelitian pada komunitas daring

(research on online communities), yang merupakan penelitian mengenai

fenomena yang terjadi pada komunitas dan kultur daring; dan (2) penelitian

daring pada satu komunitas (research on communities online), yang merupakan

penelitian mengenai fenomena sosial dari satu komunitas yang eksistensi dan

interaksinya tidak hanya melalui internet melainkan melalui dunia nyata atau

tatap muka, meskipun komunikasi daring memiliki peran penting terhadap

keberlangsungan komunitas tersebut.

Kozinets (2010: 79) menyatakan salah satu hal yang harus diperhatikan

dalam penelitian netnografi adalah peneliti harus menyesuaikan dirinya dengan

komunitas yang diteliti, seperti membiasakan diri terhadap anggota, bahasa,

ketertarikan, dan kultur komunitas tersebut. Berhubungan dengan apa yang

dikatakan Kozinets, alasan lain peneliti memilih tiga grup Facebook tersebut

adalah peneliti telah beradaptasi dengan tiga grup tersebut, sehingga peneliti

tidak perlu mengambil waktu yang lama hanya untuk menyesuaikan diri dengan

ketiga komunitas itu. Dipilihnya tiga grup Facebook tersebut sesuai dengan

Page 44: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

26

syarat-syarat penentuan komunitas daring yang diberikan Kozinets (2010)

bahwa komunitas yang dipilih harus mengandung beberapa hal seperti: (1)

relevan; (2) aktif; (3) interaktif; (4) substansial; (5) heterogen; dan (6) kaya akan

data.

Anggota dari grup pertama adalah mahasiswa-mahasiswa jenjang

sarjana dari program studi bahasa asing yang berbeda yang tergabung dalam

satu ekstrakurikuler, yaitu klub Debat Bahasa Inggris. Total anggota grup

Facebook strata S-1 adalah 124 anggota, dengan 58 anggota berjenis kelamin

laki-laki dan 66 anggota berjenis kelamin perempuan. Akan tetapi, terdapat

banyak anggota grup Facebook strata S-1 yang tidak pernah berpartisipasi

dalam aktivitas grup. Anggota grup strata S-1 yang aktif dalam aktivitas grup

berjumlah kurang dari 15 anggota. Kemudian, anggota dari grup kedua yang

merupakan pemelajar jenjang magister dari program studi Linguistik Bahasa

Inggris adalah sebanyak 15 anggota yang terdiri dari 5 anggota laki-laki dan

10 anggota perempuan. Grup ketiga berisi pemelajar jenjang doktoral dari

program studi Linguistik yang beranggotakan 3 orang laki-laki dan 8 orang

perempuan.

Peneliti memilih sumber data seperti ini karena terdapat rekaman tanggal

dan waktu pada percakapan dalam Facebook. Peneliti menyimpan komunikasi

tersebut sebagai dokumen (gambar dan dokumen word) sehingga data tersebut

sah. Peneliti berpendapat bahwa teknik pengumpulan data seperti ini lebih

dapat dipercaya dibandingkan dengan angket (discourse completion tesk) dan

simulasi (role play) karena data yang diperoleh berasal dari interaksi nyata serta

Page 45: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

27

dalam konteks dan situasi nyata. Data yang diperoleh juga lebih alami dan tidak

dibuat-buat.

Data yang diambil oleh peneliti dalam penelitian ini merupakan data

dalam bahasa Indonesia, bahasa Sunda, dan campuran bahasa Indonesia-Sunda.

Populasi penelitian ini adalah komunikasi daring yang berisi ajakan. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tuturan-tuturan yang berisi bentuk

tuturan dan strategi ajakan, respons terhadap ajakan, serta bentuk tuturan

dan jenis strategi negosiasi dalam ajakan. Tuturan lain yang tidak relevan

tidak dianalisis.

Page 46: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

28

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian mengenai ajakan, penolakan, penolakan

ajakan, dan negosiasi. Penelitian mengenai ajakan beberapa di antaranya adalah

penelitian yang dilakukan oleh Wolfson, D’Amico-Reisner, dan Huber

(1983) yang menginvestigasi kebiasaan mengajak dalam masyarakat kulit

putih Amerika kelas menengah; dan Dastpak dan Mollaei (2011) yang fokus

pada ajakan basa-basi. Studi yang dilakukan Wolfson et al. menunjukkan

bahwa ajakan terbagi menjadi dua jenis, yaitu ajakan nyata dan ajakan ambigu.

Kemudian, penelitian berjudul ”A Comparative Study of Ostensible Invitations

in English and Persian” yang dilakukan Dastpak dan Mollaei merupakan studi

komparatif antara bahasa Inggris dan bahasa Persia. Studi yang dilakukan

Dastpak dan Mollaei ini tidak fokus pada penolakan ajakan karena ajakan basa-

basi sering terjadi di akhir percakapan yang mengindikasikan percakapan akan

diakhiri. Dastpak dan Mollaei mengumpulkan data dari observasi. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ajakan basa-basi dalam bahasa Persia lebih

kompleks dibandingkan dengan ajakan basa-basi dalam bahasa Inggris.

Ada pun penelitian mengenai penolakan di antaranya dilakukan oleh

Beebe dan Cummings (1995), Yang (2008), dan Bhatti dan Žegarac (2012).

Penelitian yang dilakukan Beebe dan Cummings (1995), Natural Speech Act

Data Versus Written Questionnaire Data: How Data Collection Method

Page 47: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

29

Affects Speech Act Performance, fokus pada perbandingan penolakan dalam

percakapan melalui telepon dan kuesioner tertulis yang dilakukan oleh 22

orang guru bahasa Inggris (English as a Second Language) yang merupakan

penutur asli bahasa Inggris. Penolakan pada penelitian ini diinisiasikan

oleh penawaran (offers), ajakan (invitations), saran (suggestions), dan

permintaan (requests). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa frekuensi

pembicaraan pada telepon lebih banyak dibandingkan frekuensi pembicaraan

pada kuesioner. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa meskipun pembicara

tidak saling kenal, tidak ada penolakan langsung.

Kemudian, studi yang dilakukan oleh Yang (2008) fokus pada

penolakan dalam bahasa Cina. Data diambil dari lima serial televisi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orang-orang Cina dalam serial

tersebut memberi penolakan tidak langsung; dan strategi penolakan yang sering

digunakan adalah alasan dan penjelasan.

Dalam studinya, Compliments and Refusals in Poland and England: A

Case Study, Bhatti dan Žegarac (2012) fokus pada ajakan pesta ulang tahun

dan barbekyu dalam bahasa Polandia dan bahasa Inggris. Penelitian ini

mengambil data menggunakan metode Discourse Completion Tasks (DCT).

Bhatti dan Žegarac mengategorikan penolakan ajakan yang dilakukan oleh

masyarakat di Polandia dan Inggris ke dalam jenis penolakan (langsung dan tidak

langsung), dan jenis respons penolak terhadap penolakan mereka menjadi

kategori positif (mereka tidak merasa tidak enak karena telah menolak),

negatif (mereka merasa tidak enak karena telah menolak), dan netral

Page 48: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

30

(penolakan yang mereka lakukan merupakan hal yang wajar).

Selain penelitian mengenai ajakan, penolakan, dan penolakan ajakan,

terdapat beberapa studi mengenai negosiasi. Salah satunya adalah studi yang

dilakukan Graham (1995) yang fokus pada negosiasi dalam bisnis dari 13

negara. Graham mengumpulkan data dari video simulasi yang dilakukan oleh

beberapa pelaku bisnis dan kuesioner. Penelitian ini menunjukkan bahwa

pelaku-pelaku bisnis jarang menuturkan "No", "You"; dan lebih sering

memberikan perilaku nonverbal seperti memberikan interupsi dan tatapan

muka.

Kemudian, penelitian yang dilakukan Xia (2008) fokus pada negosiasi

melalui aksi penolakan pada Problem-Solving-Service Call (PSSC) antara

penutur asli dan bukan penutur asli bahasa Inggris. Sama seperti Beebe dan

Cummings (1995), data penelitian ini diambil dari percakapan telepon.

Penelitian ini menunjukkan bahwa negosiasi dilakukan apabila terdapat

ketidaksetujuan, keraguan, pertentangan, atau interpretasi yang tidak

diharapkan pada interaksi PSSC. Tabel berikut merupakan ringkasan objek

penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, dan hasil penelitian

dari penelitian yang disebutkan sebelumnya.

Page 49: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

31

Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya

No. Peneliti Objek

Penelitian Subjek Penelitian

Teknik

Pengumpulan

Data

Hasil Penelitian

1 Graham (1995) Negosiasi Pelaku bisnis dari 13 negara

Video simulasi Pelaku bisnis dari 13 negara jarang menuturkan “No” dan “You”; dan lebih sering memberikan perilaku nonverbal seperti memberikan interupsi dan tatapan muka.

2 Beebe dan Cummings (1995)

Penolakan Guru bahasa Inggris (penutur

asli bahasa Inggris)

Percakapan telepon dan kuesioner

Tidak ada penolakan langsung meskipun pembicara tidak saling kenal.

3 Yang (2008) Penolakan Penutur bahasa Cina

Lima serial televisi Cina

Penutur bahasa Cina dalam serial televisi tidak memberikan penolakan langsung. Strategi penolakan yang sering digunakan adalah ‘alasan’.

4 Xia (2008) Negosiasi melalui

penolakan

Penutur asli dan bukan penutur asli

bahasa Inggris

Percakapan telepon

Negosiasi dilakukan apabila terdapat ketidaksetujuan, keraguan, pertentangan, atau interpretasi yang tidak

diharapkan pada interaksi PSSC.

Page 50: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

32

5 Dastpak dan Mollaei (2011)

Ajakan basa-basi

Penutur bahasa Persia dan bahasa

Inggris

Observasi Ajakan basa-basi dalam bahasa Persia lebih kompleks dibandingkan dengan ajakan basa-basi dalam bahasa Inggris

6 Bhatti dan Žegarac (2012)

Penolakan terhadap

ajakan pesta ulang tahun

dan barbekyu

Penutur bahasa Polandia dan

bahasa Inggris

Discourse

completion tesk

Jenis penolakan terbagi menjadi dua jenis: langsung dan tidak

langsung. Ada pun jenis respons

penolak mengenai sikap emosionalnya terhadap penolakan yang mereka berikan terbagi menjadi 3 kategori: 1) kategori

positif, yaitu penolak tidak merasa tidak enak karena telah menolak; 2) kategori negatif, yaitu penolak merasa tidak enak karena telah menolak; dan 3) kategori netral, yaitu penolak merasa bahwa penolakan merupakan hal yang wajar.

Page 51: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

33

Berbeda dari penelitian yang dilakukan oleh Yang (2008), Bhatti dan

Žegarac (2012), dan Graham (1995) yang mengumpulkan data melalui serial

televisi, DCT, dan video simulasi yang kurang dapat dipertanggungjawabkan

kebenaran dan kealamian datanya, penelitian ini mengumpulkan data

alamiah berupa komunikasi yang dilakukan oleh penutur asli bahasa

Indonesia, bahasa Sunda, dan campuran bahasa Indonesia-Sunda. Penelitian

ini juga fokus pada ajakan dan responsnya yang dapat berupa penerimaan,

penolakan parsial, penolakan penuh dan negosiasi.

Berbeda dari penelitian Graham (1995) yang menggunakan sampel

para pelaku bisnis pada situasi bisnis yang seringkali merupakan situasi

formal, penelitian ini mengambil sampel para pemelajar bahasa jenjang

sarjana, magister, dan doktoral yang masing-masing tergabung dalam

komunitas daring pada media sosial Facebook. Tidak seperti Beebe dan

Cummings (1995) dan Xia (2008) yang mengambil data alamiah dari

percakapan melalui telepon, yang dapat memakan waktu lama dan biaya yang

tidak sedikit; penelitian ini mengambil data alamiah dari percakapan

melalui komunikasi bermedia komputer pada media sosial Facebook,

yang dapat menghemat waktu dan biaya. Bagan berikut merupakan posisi

dan kebaruan penelitian sekarang.

Page 52: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

34

Bagan 2.1 Posisi dan Kebaruan Penelitian Sekarang

Penelitian Terdahulu

Penelitian Sekarang (2015)

Objek Penelitian

Subjek Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Metode

Negosiasi melalui penolakan (Xia, 2008)

Penolakan terhadap ajakan (Bhatti dan Zegarac, 2012)

Penutur asli dan bukan penutur asli bahasa Inggris (Xia, 2008)

Penutur bahasa Polandia dan penutur bahasa Inggris (Bhatti dan Zegarac, 2012)

Percakapan telepon (Xia, 2008)

Discourse completion

tasks

(Bhatti dan Zegarac, 2012)

Kualitatif (Xia, 2008)

Kualitatif (Bhatti dan Zegarac, 2012)

Ajakan nyata dan ajakan ambigu beserta respons

Netnografi

Penutur bahasa Indonesia dan bahasa Sunda dari strata S1, S2, dan S3

Percakapan daring pada 3 komunitas daring Facebook

Page 53: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

35

Pada bagan 2.1 digambarkan kebaruan teknik pengumpulan data dalam

kajian pragmatis, yaitu percakapan daring yang dilakukan oleh komunitas daring.

Hal ini sejalan dengan Herring (2004) yang menyatakan bahwa digitalisasi

menawarkan para peneliti bahasa dan komunikasi serta etnograf kesempatan

untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menyortir rekaman dari interaksi

seperti kata-kata, tuturan, pesan, arsip, dan sebagainya.

Metode yang digunakan dalam meneliti percakapan daring oleh

komunitas daring ini adalah etnografi digital. Istilah etnografi digital

terbagi menjadi beberapa terminologi berbeda, yaitu Etnografi Internet

atau Netnografi (Netnography) oleh Kozinets (1997); Etnografi Virtual

(Virtual Ethnography) oleh Hine (2000); dan Etnografi Digital (Digital

Ethnography) oleh Murthy (2008). Dalam hal ini, terminologi netnografi

dipilih karena kedua terminologi lain dapat menimbulkan ambiguitas. Kata

‘virtual’ bermakna ‘sesuatu yang dilakukan atau dilihat dalam komputer’, yang

belum tentu menggunakan jaringan internet dalam pengimplementasiannya.

Kemudian, kata ‘digital’ memiliki arti ‘yang berhubungan dengan angka-

angka untuk sistem perhitungan tertentu’. Sama seperti ‘virtual’, kata

‘digital’ juga belum tentu berhubungan dengan internet.

Data kemudian dibahas menggunakan kajian pragmatik. Hal ini sejalan

dengan Kozinets (2010: 132) yang menawarkan pendekatan interaksionis-

pragmatis dalam penelitian netnografi. Pada pendekatan interaksionis ini, unit

yang dianalisis bukan orang, melainkan gerak dan/atau aksi, termasuk tindak

tutur atau tuturan (Mead, 1938 dalam Kozinets, 2010).

Page 54: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

36

2.2 Komunikasi

Komunikasi adalah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

manusia. Agar dapat mengembangkan dirinya, manusia harus mampu

berkomunikasi dengan sekitar. Komunikasi itu sendiri memiliki beberapa

pengertian; salah satunya adalah pengertian komunikasi menurut Hardjana (2003

dalam Lestari dan Maliki, 2006: 6) yang mengatakan bahwa komunikasi adalah

aktivitas memberitahu, berbicara, bercakap-cakap, bertukar pikiran, atau

berhubungan. Komunikasi juga berarti penyampaian pesan dari komunikator

kepada komunikan melalui media tertentu. Hal ini sejalan dengan Muhammad

(2002: 4 dalam Sikumbang, 2014: 64) yang mengatakan bahwa komunikasi

adalah “pertukaran pesan verbal maupun nonverbal antara si pengirim dengan si

penerima pesan untuk mengubah tingkah laku”. Agar tujuan komunikasi dapat

tercapai, dibutuhkan beberapa elemen komunikasi.

2.2.1 Elemen Komunikasi

Elemen-elemen komunikasi dibutuhkan agar komunikasi berlangsung

dengan baik. Laswell (1948 dalam Hybels dan Weaver, 1979 dikutip dari

Mulyana, 2005: 62-65) mengajukan lima elemen komunikasi sebagai berikut.

1. Pengirim atau komunikator, yaitu pihak yang mengirimkan pesan

kepada pihak lain.

2. Pesan, yaitu isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak

kepada pihak lain.

Page 55: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

37

3. Saluran atau media, yaitu alat yang digunakan pengirim untuk

menyampaikan pesannya kepada penerima.

4. Penerima atau komunikan, yaitu pihak yang menerima pesan dari

pihak lain.

5. Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah pesan tersebut

diterimanya.

Selain kelima elemen di atas, terdapat beberapa elemen tambahan seperti

umpan balik, kendala komunikasi, dan konteks komunikasi. Seluruh elemen

tersebut saling memengaruhi dan bergantung pada satu sama lain saat berjalannya

proses komunikasi.

2.2.2 Sifat Komunikasi

Dilihat dari sifatnya, komunikasi dibagi menjadi empat jenis: (1)

komunikasi verbal; (2) komunikasi nonverbal; (3) komunikasi tatap muka; dan (4)

komunikasi bermedia. Dua komunikasi pertama dapat dilakukan bersamaan

dengan komunikasi tatap muka dan/atau komunikasi bermedia.

2.2.2.1 Komunikasi Verbal

Sesuai dengan namanya, komunikasi verbal adalah komunikasi yang

melibatkan bentuk-bentuk verbal dalam prosesnya. Bentuk-bentuk verbal dapat

berupa kata-kata lisan maupun tertulis. Beberapa contoh komunikasi verbal antara

lain konversasi dan surat.

Page 56: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

38

2.2.2.2 Komunikasi Nonverbal

Berbeda dengan komunikasi verbal, komunikasi nonverbal tidak

menggunakan simbol-simbol verbal dalam prosesnya, melainkan ikon, simbol,

gambar, gerak tubuh, ekspresi wajah, kontak mata dan lain-lain. Dalam kajian

linguistik, cabang ilmu yang mengkaji komunikasi nonverbal adalah semiotika.

2.2.2.3 Komunikasi Tatap Muka

Sifat komunikasi lainnya adalah komunikasi tatap muka. Komunikasi tatap

muka merupakan proses komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih

secara langsung tanpa menggunakan media apapun. Komunikasi ini terjadi saat

komunikator dan komunikan bertemu langsung. Komunikasi tatap muka disebut

juga komunikasi langsung (direct communication). Contoh dari komunikasi tatap

muka adalah pertemuan guru dan orangtua murid yang diadakan setiap awal

semester.

2.2.2.4 Komunikasi Bermedia

Komunikasi bermedia merupakan sifat komunikasi yang melibatkan media

dalam proses pelaksanaannya. Menurut Sikumbang (2014: 64), dalam komunikasi

bermedia, saluran atau sarana digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan

pesannya kepada komunikan yang banyak jumlahnya dan jauh jaraknya.

Komunikasi ini disebut juga komunikasi tidak langsung (indirect communication).

Beberapa media yang dapat digunakan untuk komunikasi di antaranya

adalah surat kabar, telepon, televisi, radio, dan komputer. Seiring berkembangnya

Page 57: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

39

teknologi, komunikasi yang menggunakan media komputer atau disebut juga

komunikasi bermedia komputer (computer-mediated communication atau CMC)

telah tersebar ke seluruh penjuru negeri dan digunakan oleh banyak lapisan

masyarakat. Komunikasi bermedia komputer adalah komunikasi yang dilakukan

dengan menggunakan media berkomponen komputer dalam pengiriman dan

penerimaan pesannya. Bentuk-bentuk komunikasi bermedia komputer di

antaranya adalah pesan singkat, surat elektronik, pesan instan, dan media sosial.

Seiring perkembangan teknologi, masyarakat kini dapat melakukan

komunikasi bermedia komputer dalam genggaman tangannya. Teknologi telepon

pintar (smartphone) telah memberi kemudahan kepada pemiliknya untuk

melakukan komunikasi jarak jauh dengan biaya yang terjangkau. Dengan satu

telepon pintar, masyarakat dapat mengakses pesan singkat, surat elektronik, pesan

instan, media sosial, dan lainnya.

2.2.3 Proses Komunikasi

Proses komunikasi memiliki dua model, yaitu model linier dan model

sirkuler. Tiap-tiap model komunikasi memiliki cirinya sendiri.

2.2.3.1 Model Linier

Pada proses komunikasi model linier, terdapat dua garis lurus yang

menghubungkan awal terjadinya proses komunikasi dari komunikator atau

pengirim dan berakhir pada komunikan atau penerima. Model linier ini

membutuhkan elemen-elemen kunci. Elemen-elemen tersebut adalah pengirim,

Page 58: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

40

pesan, dan penerima. Contoh dari model linier adalah komunikasi melalui radio,

televisi, dan telepon. Laswell (1948 dalam Lestari dan Maliki, 2006: 14-15)

mengemukakan bahwa formula model linier terdiri dari: (1) siapa; (2) mengatakan

apa; (3) dengan saluran yang mana; (4) kepada siapa; dan (5) dengan efek seperti

apa. Formula model linier yang digagas Laswell (1948) dapat dilihat pada gambar

berikut.

Gambar 2.1 Formula model linier Laswell

Dalam komunikasi bermedia komputer atau komunikasi daring, contoh

dari proses komunikasi dengan model linier ini adalah ketika seseorang

mengeposkan tulisannya dalam akun Blogspot atau Wordpress-nya. Komunikator

dari komunikasi tersebut adalah pemilik akun yang menyampaikan pesannya

melalui media blog kepada pembaca sebagai komunikan.

2.2.3.2 Model Sirkuler

Model berikutnya dalam proses komunikasi adalah model sirkuler. Model

sirkuler adalah satu model yang ditandai dengan adanya umpan balik. Dalam

komunikasi model sirkuler tidak terdapat dua garis lurus, melainkan lingkaran

yang bergerak memutar dari komunikator, pesan, media, dan komunikan. Formula

Page 59: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

41

model sirkuler yang diajukan oleh Schramm (1954) dapat dilihat pada gambar

berikut.

Gambar 2.2 Formula model sirkuler Schramm

Contoh model sirkuler dalam komunikasi bermedia komputer atau

komunikasi daring adalah komentar yang diberikan pada status Facebook

seseorang, balasan surel dari penerima kepada pengirim, dan balasan pesan instan

dalam WhatsApp, BlackBerry Messenger, atau Line Messenger.

2.2.4 Faktor Pemengaruh Komunikasi

Dalam berkomunikasi, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

efektivitas komunikasi itu sendiri. Menurut Lunandi (1994: 85), terdapat enam

faktor yang mempengaruhi komunikasi.

Page 60: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

42

1. Citra diri, yaitu gambaran seseorang tentang dirinya sendiri yang

meliputi kelemahan, kelebihan, dan status dalam masyarakat. Citra diri

menentukan persepsi orang lain mengenai tiap-tiap individu.

2. Citra pihak lain, yaitu pandangan seseorang terhadap pihak lain yang

diajak berkomunikasi.

3. Lingkungan fisik, yaitu lingkungan tempat tinggal manusia.

Seseorang dapat mengubah cara berbicaranya ketika berada dalam

lingkungan fisik yang berbeda. Hal ini dikarenakan norma-norma yang

berada pada tiap-tiap lingkungan.

4. Lingkungan sosial, yaitu status seseorang di masyarakat. Cara

berkomunikasi seseorang dapat berubah ketika teman bicaranya

memiliki status sosial yang lebih rendah atau tinggi dibandingkan

dengan dirinya.

5. Kondisi, seperti kondisi fisik yang memiliki pengaruh terhadap

komunikasi. Seperti contoh, seseorang yang sedang sakit akan menjadi

kurang cermat dalam memilih kata-kata. Kondisi emosional juga

memengaruhi efektivitas komunikasi. Kondisi tersebut tidak hanya

memengaruhi pengiriman komunikasi, tetapi juga penerimaan

komunikasi.

6. Bahasa badan, yaitu gerakan dan simbol-simbol yang diberikan oleh

bagian tubuh seperti kontak mata, gerakan tangan, gerakan kaki,

gerakan kepala.

Page 61: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

43

Secara keseluruhan, efektivitas komunikasi ditentukan oleh konteks yang

mengikuti proses komunikasi itu sendiri. Salah satu kebermaknaan sebuah

komunikasi dilatari oleh konteks yang dapat dikaji secara pragmatis.

2.3 Pragmatik

Pragmatik adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari makna dalam

interaksi. Istilah pragmatik dalam pemakaian modern dipengaruhi oleh filsuf

Charles Morris (1938) yang membagi tiga cabang ilmu: sintaksis, ilmu yang

mempelajari 'hubungan formal antara tanda yang satu dengan tanda yang lain';

semantik, ilmu yang mempelajari 'hubungan antara tanda dengan makna'; dan

pragmatik, ilmu yang mempelajari 'hubungan antara tanda dengan pengguna dan

penginterpretasiannya' (Morris, 1938 dalam Levinson, 1983: 1). Selain Morris,

Carnap (1956) mengadaptasi teori trikotomi Morris dan menyatakan bahwa

terdapat tempat untuk pragmatik murni yang berhubungan dengan konsep-

konsep seperti kepercayaan, tuturan, dan maksud. Kemudian, definisi

pragmatik milik Carnap berkembang menjadi 'investigasi linguistik yang

membuat referensi penting untuk aspek-aspek dalam konteks', yang

menganggap konteks memiliki cakupan identitas partisipan, parameter tempat

dan waktu dari speech event, serta kepercayaan, pengetahuan, dan tujuan dari

partisipan dalam speech event tersebut, dan lainnya (Levinson, 1983: 5).

Beberapa ahli mengemukakan definisi pragmatik, salah satunya

adalah Levinson (1983: 7) yang menyatakan bahwa pragmatik adalah

ilmu yang mempelajari bahasa dari sudut pandang fungsional, yaitu

Page 62: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

44

usaha untuk menjelaskan segi-segi struktur linguistik melalui referensi

penekanan dan sebab non-linguistik. Yule (1996: 3) menambahkan bahwa

pragmatik adalah ilmu yang mempelajari maksud penutur dan makna

kontekstual. Yule juga menambahkan bahwa pragmatik adalah ilmu yang

mempelajari bagaimana sesuatu yang dikatakan bermakna lebih daripada

yang dikomunikasikan. Definisi lain dari pragmatik menurut Yule adalah

ilmu yang mempelajari cara mengekspresikan hubungan kedekatan. Grundy

(2000: 3) juga menyatakan bahwa "pragmatics is about explaining how we

produce and understand such everyday but apparently rather peculiar uses of

language". Menurut Grundy, pragmatik bertujuan menjelaskan bagaimana kita

memproduksi dan memahami penggunaan bahasa yang digunakan sehari-hari,

namun tampak lebih unik.

Berdasarkan definisi-definisi pragmatik di atas, dapat disimpulkan bahwa

pragmatik adalah ilmu yang mempelajari penggunaan bahasa dalam konteks yang

melibatkan interaksi antar partisipan. Pragmatik selalu melibatkan konteks dalam

penggunaannya.

2.3.1 Konteks

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, apabila kita

membicarakan pragmatik, maka kita juga membicarakan konteks. Definisi

konteks menurut Yule (1996: 128) adalah lingkungan fisik suatu kata

digunakan.

Grundy (2000: 13) mengatakan "the relationship between context and

Page 63: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

45

language is central in pragmatics. One of the things you'll have to make up your

mind about as you study pragmatics is whether the context determines the way

we use language or whether the way we use language deter~ines the context".

Grundy berpendapat bahwa hubungan antara konteks dan penggunaan

bahasa sangat penting dalam pragmatik. Yang harus dipikirkan ketika

mempelajari pragmatik adalah apakah konteks menentukan cara kita

menggunakan bahasa atau cara kita menggunakan bahasa menentukan

konteksnya.

Grundy (2000: 272) mendefinisikan konteks sebagai elemen relevan

apa pun dari struktur sosial. Konteks mungkin berhubungan dengan atau dibuat

oleh penggunaan bahasa. Menurut McManis et al. (1987: 197), konteks dibagi

menjadi empat bagian, yaitu:

1. Physical context (konteks fisik), yaitu konteks yang meliputi

tempat percakapan itu terjadi, objek apa yang dimunculkan dan aksi

apa yang terjadi.

2. Epistemic context (konteks epistemik), yaitu konteks yang

meliputi latar belakang pengetahuan pembicara dan pendengar

(partisipan) dalam percakapan.

3. Linguistic context (konteks linguistik), yaitu konteks yang

menyangkut ujaran sebelumnya dengan ujaran apa yang akan

diujarkan berikutnya (interpretasi/inferensi/implikatur).

4. Social context (konteks sosial), yaitu konteks yang meliputi

hubungan sosial berikut latar pembicara dan pendengar (partisipan).

Page 64: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

46

Oleh karena itu, dalam pragmatik, konteks dan pengunaan bahasa

sangat erat hubungannya. Konteks memengaruhi penggunaan bahasa. Begitu

juga sebaliknya, pengunaan bahasa memengaruhi konteks.

Dari keempat konteks yang diajukan McManis et al., penelitian ini

menggunakan tiga jenis konteks, yaitu konteks epistemik, konteks linguistik,

dan konteks sosial. Konteks fisik tidak digunakan karena seluruh komunikasi

terjadi dalam dunia maya.

2.3.2 Praanggapan

Praanggapan berasal dari kata pre-suppose, yang berarti ‘menganggap

sebelumnya’. Praanggapan merupakan dugaan mengenai respons dari lawan

bicara atau hal yang akan dibicarakan, yang digagas oleh penutur sebelum

menuturkan sesuatu.

Definisi praanggapan menurut Levinson (1985) adalah suatu anggapan

atau pengetahuan latar belakang yang menciptakan suatu tindakan, teori, atau

ungkapan yang memiliki makna. Berdasarkan pengertian Levinson tersebut,

pengetahuan yang dimiliki oleh penutur maupun petutur memiliki peran dalam

menentukan praanggapan yang akan digagas oleh penutur. Ada pun definisi

praanggapan menurut Yule (1996) yaitu asumsi penutur akan kejadian sebelum

penutur memproduksi tuturan. Yule menambahkan bahwa yang memiliki

praanggapan adalah penutur, bukan kalimat. Cummings (2005) menambahkan

Page 65: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

47

bahwa praanggapan merupakan asumsi yang tersirat dalam ungkapan linguistik

tertentu.

Oleh karena itu, praanggapan dapat dikatakan sebagai asumsi akan

konteks dan situasi berbahasa yang memiliki makna bagi penutur dan petutur,

yang digagas oleh penutur sebelum memproduksi tuturan. Praanggapan dapat

membantu penutur menentukan bentuk-bentuk bahasa yang memiliki makna

untuk menyampaikan pesan.

Penggunaan bentuk-bentuk linguistik seperti penggunaan kata, frasa, dan

struktur dapat memberikan indikator mengenai praanggapan yang mungkin terjadi

(Yule, 1996: 27). Yule juga menambahkan bahwa indikator tersebut dapat

menjadi praanggapan yang sebenarnya apabila berada dalam satu konteks dengan

penutur. Yule (1996) menyatakan bahwa jenis praanggapan dibagi menjadi enam:

1. Praanggapan eksistensial, yaitu praanggapan yang diindikasikan,

baik oleh konstruksi posesif maupun frasa nomina definit lainnya.

2. Praanggapan faktif, yaitu praanggapan yang berisi kata-kata yang

menunjukkan suatu fakta, seperti know, realise, regret, dan

sebagainya.

3. Praanggapan non-faktif, yaitu praanggapan yang dianggap tidak

sesuai dengan kenyataan. Praanggapan non-faktif dapat diketahui dari

penggunaan kata-kata, seperti dream, imagine, dan pretend.

4. Praanggapan leksikal, yaitu praanggapan yang dapat

diinterpretasikan berdasarkan kata-kata yang memiliki makna tersurat,

Page 66: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

48

seperti manage, stop, dan start, yang diikuti oleh bentuk tuturan yang

memiliki makna tersirat.

5. Praanggapan struktural, yaitu praanggapan yang dapat

diinterpretasikan melalui penggunaan struktur kalimat tertentu, seperti

kalimat tanya WH.

6. Praanggapan kontra-faktual, yaitu praanggapan yang tidak hanya

benar, melainkan berlawanan dari kebenaran tersebut, seperti pada

kalimat pengandaian atau conditional.

Praanggapan memegang peran penting dalam memproduksi dan

memahami tindak tutur. Praanggapan ditentukan dari sudut pandang yang

berbeda, yang masing-masing memiliki kesamaan dalam beberapa cara atau

lainnya.

2.3.3 Tindak Tutur

Tindak tutur merujuk pada aksi yang dilakukan pada saat memproduksi

tuturan; seperti membuat perintah atau janji (Austin, 1962). Searle mengatakan,

"Speech acts are the basic unit of linguistic communication," (1969: 16). Tindak

tutur merupakan satuan dasar komunikasi linguistik. Satuan minimal komunikasi

linguistik bukanlah ekspresi linguistik, melainkan perlakuan dari aksi tertentu.

Ketika orang menuturkan satu kalimat, dia tidak hanya mengatakan sesuatu,

tetapi juga melakukan sesuatu. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan

Page 67: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

49

melalui kata-kata, seperti meminta, bertanya, memberikan perintah, dan

berjanji.

Menurut Felix-Brasdefer (2008: 37), bahasa memiliki sumber

linguistik yang berbeda untuk mengomunikasikan tindak tutur. Tindak tutur

dapat dilakukan secara eksplisit dengan menggunakan verba performatif

seperti I apologize, I refuse, I promise, dan sebagainya. Tindak tutur dapat

dilakukan baik melalui tuturan maupun instrumen linguistik lainnya. Tindak

tutur yang dilakukan melalui tuturan terbagi menjadi beberapa tingkatan tindak

tutur.

2.3.3.1 Tingkatan Tindak Tutur

Tindak tutur terbagi menjadi tiga tingkatan. Austin (1962)

mengemukakan tiga tingkatan aksi berbeda di balik aksi tuturan itu sendiri

sebagai berikut.

1. Aksi lokusi, berhubungan dengan tuturan yang diucapkan dalam satu

kalimat dengan struktur gramatika dan makna.

2. Aksi ilokusi, berhubungan dengan maksud tuturan tersebut, seperti

menyatakan, bertanya, memberi perintah, atau berjanji.

3. Aksi perlokusi, efek maksud tuturan bagi pendengar yang

diharapkan oleh penutur.

Dari ketiga tingkat tindak tutur tersebut, menurut Yule (1996: 49),

aksi yang paling sering dibicarakan adalah aksi ilokusi. Istilah 'tindak tutur'

umumnya diartikan lebih sempit sebagai aksi ilokusi dari satu tuturan. Ketiga

Page 68: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

50

tindak tutur tersebut diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori.

2.3.3.2 Klasifikasi Tindak Tutur

Dalam tindak tutur, terdapat beberapa klasifikasi yang diajukan Austin

(1962) dan Searle (1969). Austin (1962 dalam Wardaugh, 1992: 284)

mengajukan lima kategori tindak tutur. Verdiktif, ditandai dengan

memberikan bukti, alasan, atau evaluasi kebenaran, seperti menghitung,

membebaskan, dan menjelaskan. Eksertif, berhubungan dengan memutuskan atau

menyokong aksi tertentu, seperti memerintah, mengarahkan, menominasi, dan

menunjuk. Komisif, ditandai dengan melakukan aksi akan datang seperti

berjanji dan bersumpah. Ekspositif, istilah yang merujuk pada bagaimana

seseorang membuat tuturan yang pantas masuk dalam argumen atau

eksposisi, seperti menegaskan, menyangkal, menekankan, dan

mengilustrasikan. Behavities, berhubungan dengan hal-hal seperti bertepuk-

tangan, menyesalkan, dan memberikan selamat yang mengundang reaksi

terhadap tingkah laku orang lain.

Sementara, Searle (1969: 240) mengajukan taksonomi yang hanya

terdiri dari lima jenis dasar dari aksi yang dilakukan seseorang dalam berbicara:

1. Representatif, membawa penutur kepada kebenaran proposisi,

seperti menegaskan, menyimpulkan, dan menyarankan.

2. Direktif merupakan tindak tutur yang bertujuan mendapatkan aksi

dari pendengar, seperti meminta, bertanya, dan memberikan

perintah.

Page 69: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

51

3. Komisif merupakan tindak tutur yang membawa penutur kepada

aksi akan datang, seperti berjanji, mengancam, dan menawarkan.

4. Ekspresif yang digunakan untuk menjelaskan sikap psikologis

penutur terhadap suatu peristiwa, seperti berterima kasih,

menyambut, dan memberi selamat.

5. Deklarasi yang bertujuan membawa perubahan dalam

kehidupan, seperti menikahkan, merestui, dan memecat.

2.4 Kesantunan Imperatif

Berdasarkan nilai komunikatifnya, kalimat dalam bahasa Indonesia dibagi

menjadi lima jenis. Kelima jenis kalimat tersebut adalah (1) kalimat deklaratif; (2)

kalimat imperatif; (3) kalimat interogatif; (4) kalimat eksklamatif; dan (5) kalimat

emfatik (Moeliono, 1992 dalam Rahardi, 2005: 2). Kalimat deklaratif berfungsi

untuk memberitahukan sesuatu kepada orang lain. Sebaliknya, kalimat interogatif

berfungsi untuk menanyakan sesuatu. Kalimat imperatif memiliki makna

menyuruh atau meminta seseorang melakukan sesuatu. Kalimat imperatif juga

digunakan penutur saat penutur mengharapkan tanggapan yang berupa aksi dari

petutur. Kalimat imperatif dapat berupa kalimat perintah, kalimat himbauan, dan

kalimat larangan.

Dalam realisasinya, kalimat imperatif sering diekspresikan tidak hanya

dengan konstruksi imperatif, melainkan dengan konstruksi deklaratif maupun

interogatif. Hal ini dipengaruhi oleh konteks situasi tutur, dan memiliki tujuan

untuk mempertahankan kesantunan antara penutur dan petutur. Pada kajian

Page 70: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

52

pragmatis, konteks situasi tuturan yang mempengaruhi konstruksi kalimat

imperatif direalisasikan melalui tindak tutur.

Rahardi (2005: 7) mengatakan bahwa hubungan antara tuturan imperatif

dengan tindak tutur dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) pada aksi lokusi, tuturan

imperatif merupakan pernyataan makna dasar dari konstruksi imperatif; (2) pada

aksi ilokusi, makna imperatif pada dasarnya merupakan maksud yang

disampaikan penutur saat menyampaikan tuturan imperatif tersebut; dan (3) pada

aksi perlokusi, makna imperatif merupakan efek yang muncul sebagai akibat dari

tindak tutur.

Dalam menyampaikan tindak tuturnya yang bermakna imperatif, penutur

menunjukkan kesantunan terhadap lawan bicaranya atau petutur. Kesantunan

imperatif yang diberikan penutur dapat dilihat dari wujud kesantunan linguistik

dan kesantunan pragmatiknya.

2.4.1 Kesantunan Linguistik

Kesantunan imperatif dapat diimplementasikan melalui wujud kesantunan

linguistik. Dalam bahasa Indonesia, kesantunan linguistik tuturan imperatif terdiri

dari empat hal (Rahardi, 2005: 118).

1. Panjang-Pendek Tuturan

Masyarakat Indonesia sangat mengutamakan basa-basi dalam

komunikasinya, dengan tujuan untuk menunjukkan kesantunan. Basa-basi dalam

komunikasi ini dapat dilihat dari panjang atau pendeknya tuturan yang digunakan.

Pada umumnya masyarakat Indonesia menganggap bahwa semakin panjang

Page 71: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

53

tuturan, semakin santun tuturan tersebut (Rahardi, 2005: 119). Panjang-pendek

tuturan sebagai kesantunan linguistik dapat dilihat pada contoh berikut.

(a) “Setelah ini antar saya mencari makan ya!”

(b) “Kalau semua sudah beres, apakah kamu mau mengantarkan saya

mencari makan?”

Pada tuturan (a), dapat dilihat bahwa tingkat kesantunan tuturan imperatif

yang ditunjukkan kurang. Hal ini dikarenakan tuturan yang diberikan pendek dan

tanpa basa-basi. Sedangkan pada tuturan (b), tingkat kesantunan yang diberikan

lebih tinggi dibandingkan tuturan (a) karena panjangnya tuturan yang diberikan.

Kemudian bentuk tuturan yang diberikan pada (b) adalah konstruksi interogatif,

yang semakin melemahkan makna imperatifnya.

2. Urutan Tutur

Kesantunan linguistik tuturan imperatif dalam bahasa Indonesia

berikutnya ditunjukkan oleh urutan tutur yang diberikan penutur. Sebelum

mengekspresikan tuturannya, penutur mempertimbangkan urutan tuturnya untuk

mempertegas, memperhalus, bahkan memperkasar tuturannya. Untuk

menyantunkan tuturannya, penutur akan mengubah urutan tuturnya dengan cara

mengutarakan tuturan imperatifnya di akhir tuturan. Berikut adalah contoh

kesantunan linguistik yang ditandai dengan urutan tutur.

(c) “Pindahkan barang-barang ini ke kamar sekarang! Rekan kerja Ibu

akan datang siang ini.”

Page 72: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

54

(d) “Rekan kerja Ibu akan datang siang ini. Pindahkan barang-barang

ini ke kamar sekarang!”

Pada tuturan (c), maksud imperatif diberikan di awal tuturan diikuti

dengan informasi tambahan. Hal ini mengurangi tingkat kesantunan dari tuturan

imperatif karena tidak menunjukkan basa-basi. Sebaliknya, tuturan (d)

menunjukkan tingkat kesantunan imperatif lebih tinggi dari tuturan (c) karena

maksud imperatif diutarakan setelah informasi lain diberikan. Mengingat

kepercayaan masyarakat Indonesia bahwa basa-basi sangat diutamakan untuk

menjaga kesantunan, urutan tutur pada contoh (d) dinilai lebih santun karena

maksud imperatif pada tuturan tersebut diberikan setelah alasan mengapa tuturan

imperatif tersebut diberikan.

3. Intonasi Tuturan dan Isyarat-Isyarat Kinesik

Intonasi dan isyarat-isyarat kinesik yang diberikan oleh penutur saat

mengutarakan maksud imperatifnya juga dapat dikategorikan sebagai kesantunan

linguistik. Sunaryati (1998: 43 dalam Rahardi, 2005) mengatakan bahwa intonasi

adalah “tinggi-rendah suara, panjang-pendek suara, keras-lemah suara, jeda,

irama, dan timbre yang menyertai tuturan”. Terkadang penutur merendahkan,

memperpanjang, dan melemahkan suaranya saat memberikan tuturan imperatif

sebagai wujud kesantunan.

Selain intonasi, isyarat-isyarat kinesik juga digunakan sebagai wujud

kesantunan. Isyarat-isyarat kinesik tersebut di antaranya adalah gerak tubuh, sikap

tubuh, dan ekspresi wajah.

Page 73: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

55

Dalam komunikasi bermedia komputer, intonasi dan isyarat-isyarat kinesik

hanya bisa diketahui apabila komunikasi dilakukan melalui media video. Pada

komunikasi berbasis teks, intonasi seringkali ditandai dengan tanda baca seperti

tanda tanya dan tanda seru; sedangkan isyarat-isyarat kinesik digantikan dengan

bentuk paralinguistik lain seperti emosikon. Hal ini didukung oleh Kozinets

(2010: 133) yang mengatakan bahwa beberapa aspek dari data visual dalam

interaksi berbasis teks seperti penggunaan gambar-gambar grafis yang bergerak

dan emosikon, pemilihan warna, jenis dan ukuran huruf, desain grafis, foto, dan

pengaturan tampilan dapat dianalisis.

4. Pemakaian Ungkapan Penanda Kesantunan

Selain ketiga hal yang telah disebutkan sebelumnya, kesantunan linguistik

pada tuturan imperatif juga dapat dilihat dari ungkapan penanda kesantunan.

Bahasa Indonesia memiliki banyak ungkapan penanda kesantunan seperti ‘halo’,

‘mohon’, ‘silakan’, ‘ayo’, ‘biar’, ‘coba’, ‘tolong’, ‘mari’, dan ‘-lah’.

2.4.2 Kesantunan Pragmatik

Wujud kesantunan imperatif dalam bahasa Indonesia juga dapat dilihat

dari segi pragmatiknya. Makna pragmatik imperatif dapat direalisasikan dengan

bentuk tuturan yang bermacam-macam. Dalam bahasa Indonesia, makna

pragmatik imperatif lebih banyak diwujudkan dengan tuturan nonimperatif seperti

tuturan deklaratif dan tuturan interogatif. Bentuk tuturan nonimperatif yang

Page 74: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

56

digunakan untuk menyampaikan makna imperatif biasanya mengandung unsur

ketidaklangsungan, yang dapat menunjukkan kesantunan penutur.

2.4.3 Komunikasi Fatis sebagai Kesantunan

Dalam penyampaian maksud imperatif, sering ditemukan ungkapan-

ungkapan yang maknanya tidak sesuai dengan makna kata yang membentuknya.

Tujuan penggunaan ungkapan-ungkapan tersebut adalah untuk membuka

percakapan, mengawali tuturan, mempertegas tuturan, memperhalus tuturan,

menyapa dan sebagainya. Ungkapan-ungkapan tersebut oleh Malinowski (1923)

disebut fungsi fatis. Interaksi yang di dalamnya terdapat bentuk-bentuk fatis

disebut komunikasi fatis.

Komunikasi fatis adalah aktivitas atau perilaku berbicara yang berkaitan

dengan kesopansantunan untuk menjaga stabilitas interaksi (Malinowsky, 1923).

Komunikasi fatis membentuk kontak sosial dan sekaligus menjaganya, sehingga

dapat dikatakan bahwa fungsi fatis juga merupakan wujud kesantunan penutur

saat memberikan tuturan imperatifnya.

Dalam bahasa Indonesia, ungkapan-ungkapan fatis merupakan penemuan

baru dalam kajian linguistik yang eksistensinya tidak dapat diabaikan dalam

deskriptif bahasa standar dan nonstandar (Kridalaksana, 1990: 120). Beberapa

ungkapan fatis dalam bahasa Indonesia banyak dipengaruhi oleh bahasa ibu; oleh

karena itu, kategori fatis merupakan ciri ragam lisan nonstandar.

Kridalaksana (2008: 116) membagi bentuk kategori fatis atas partikel,

kata, dan frasa fatis. Ungkapan fatis di antaranya adalah ‘ah’, ‘deh’, ‘ding’, ‘halo’,

Page 75: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

57

‘kan’, ‘lah’, ‘lho’, ‘pun’, ‘selamat’, ‘sih’, ‘ya’, ‘terima kasih’, dan sebagainya.

Berikut adalah beberapa contoh penggunaan fatis dalam tuturan yang bertujuan

untuk menunjukkan kesantunan.

(e) “Saya sih mau saja pergi, tapi apa harus hari ini?”

(f) “Boleh deh.”

(g) “Eh, salah ding. Seharusnya ketemu nanti malam.”

Pada tuturan (e), fatis ‘sih’ menunjukkan bahwa penutur merasa sedikit

keberatan untuk pergi. Kemudian, fatis ‘deh’ pada tuturan (f) mengindikasikan

persetujuan dari penutur. Fatis ‘ding’ pada (g) merupakan wujud kesantunan

penutur yang mengakui kesalahannya.

Ungkapan fatis tidak dapat berdiri sendiri, ia harus diucapkan bersamaan

dengan tuturan lain. Fatis banyak ditemukan pada bahasa lisan maupun bahasa

lisan yang dituliskan seperti pada komunikasi yang berbasis teks dalam

komunikasi bermedia komputer. Fatis juga banyak ditemukan pada tuturan

imperatif bahasa Indonesia sebagai wujud kesantunan penutur untuk

mempertahankan hubungan sosialnya dengan petutur. Salah satu jenis tuturan

imperatif yang diwujudkan dalam tindak tutur dan dapat mengandung ungkapan-

ungkapan fatis adalah ajakan.

2.5 Ajakan

Ajakan muncul ketika penutur (speaker) menunjukkan maksudnya

untuk meminta partisipasi atau kehadiran pendengar (hearer) pada kesempatan

Page 76: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

58

tertentu, terutama yang diadakan oleh penutur (Kerbat-Orecchioni, 1997: 14).

Menurut Searle (1979: 14), mengajak merupakan direktif, yang

menunjukkan maksud penutur agar pendengar melakukan sesuatu. Dalam

membuat ajakan, penutur melaksanakan rangkaian aksi akan datang yang

menguntungkan pendengar. Hal ini juga mengategorikan mengajak ke dalam

komisif, yang membuat penutur memenuhi aksi akan datang. Karena mengajak

dibuat penutur agar pendengar melakukan aksi, dan aksi tersebut dilakukan di

masa yang akan datang, mengajak masuk ke dalam kategori

komisif-direktif. Searle (1975) mengemukakan bahwa ada empat felicity

conditions dari direktif dan komisif, seperti pada tabel berikut.

Tabel 2.2 Felicity Conditions dalam komisif-direktif

Direktif Komisif

Preparatory Condition H dapat melakukan A S dapat melakukan A. H ingin S melakukan A

Sincerity Condition S ingin H melakukan A S bermaksud melakukan A

Propositional Condition S memprediksi aksi akan datang A oleh H

S memprediksi aksi akan datang A oleh S

Essential Condition Usaha S agar H melakukan A

Pengerjaan oleh S sebagai kewajiban melakukan A

Dalam ajakan, speaker atau penutur disebut juga inviter atau pengajak;

sedangkan hearer atau pendengar disebut invitee atau terajak, yaitu orang yang

menerima ajakan. Ketika pengajak mengajak terajak untuk datang ke satu

acara, baik pengajak dan terajak memprediksi akan terjadinya ajakan

tersebut. Kemudian, pengajak dan terajak harus sanggup datang ke acara

Page 77: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

59

tersebut untuk dapat memenuhi preparatory condition. Pengajak harus mengajak

dengan sungguh-sungguh agar sincerity dan essential condition dapat terpenuhi.

2.5.1 Jenis Ajakan

Ajakan terbagi menjadi dua jenis, yaitu ajakan nyata dan ajakan

ambigu. Dalan penelitiannya, Wolfson et al. (1983) mengajukan dua jenis ajakan.

Kedua jenis ajakan tersebut adalah ajakan nyata dan ajakan ambigu. Pada ajakan

nyata, pengajak menyebutkan waktu dan/atau tempat atau aktivitas ajakan, serta

meminta respons terajak. Sebaliknya, pada ajakan ambigu, pengajak tidak

menyebutkan waktu dan/atau tempat atau aktivitas ajakan. Ajakan ambigu

melibatkan negosiasi yang panjang antara pengajak dan terajak untuk mencapai

kesepakatan (dalam Murphy dan Neu, 1995).

Menurut Dastpak dan Mollaei (2011: 35), terdapat dua studi

signifikan mengenai ajakan basa-basi; studi pertama fokus pada ajakan

ambigu, dan studi kedua fokus pada ajakan pura-pura (ostensible). Yang

(2008: 1047) menambahkan bahwa ajakan terbagi menjadi dua: ajakan ritual

(ritual invitation) dan ajakan nyata (real invitation). Ajakan ritual adalah

ajakan yang terjadi di akhir interaksi, yang berfungsi sebagai aksi berpisah.

Pengajak memproduksi ajakan ritual dengan tujuan untuk memelihara

hubungan baiknya dengan terajak di masa akan datang, seperti contoh.

(h) “Come to my house sometime.”

datang ke saya rumah kapan-kapan.

‘Kapan-kapan datang ke rumah saya.’

Page 78: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

60

Kata keterangan sometime atau kapan-kapan menunjukkan waktu yang tidak

tentu. Pengajak menggunakan kata keterangan tersebut dengan maksud

memelihara hubungan baik dengan terajak. Ada pun ajakan nyata

menunjukkan maksud tulus pengajak agar terajak melakukan aksi akan

datang (Yang, 2008: 1047).

Dalam percakapan daring, kedua jenis ajakan yang diajukan oleh

Wolfson et al. sering terjadi. Ajakan nyata yang terjadi dalam percakapan

daring umumnya diberikan oleh pengajak kepada terajak untuk melakukan

aksi di masa yang akan datang, yang telah ditetapkan waktu dan/atau tempat

pelaksanaannya. Sebaliknya, ajakan ambigu diberikan oleh pengajak kepada

terajak untuk melakukan aksi yang akan datang; akan tetapi pengajak belum

menentukan waktu dan/atau tempat pelaksanaannya. Ajakan ambigu dalam

percakapan daring seringkali melibatkan negosiasi yang panjang.

Pada penelitian ini, gagasan Wolfson et al. (1983) akan digunakan

sebagai klasifikasi data berisi ajakan. Ajakan pada data diklasifikasi menjadi

dua, yaitu ajakan nyata dan ajakan ambigu. Teori Wolfson et al. dipilih

karena definisi ajakan nyata dan ajakan ambigu yang diberikan oleh Wolfson

et al. lebih relevan dengan ajakan dalam komunikasi daring yang merupakan

sumber data penelitian ini.

2.5.2 Strategi Ajakan

Ajakan dibagi menjadi ajakan langsung (direct invitation) dan ajakan

tidak langsung (indirect invitation). Blum-Kulka, House dan Kasper (1989)

Page 79: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

61

menyatakan bahwa strategi ajakan memiliki empat kategori, seperti pada

tabel berikut.

Tabel 2.3 Kategori Strategi Ajakan

Strategi Contoh

I

II

III

IV

Ajakan Langsung

1. Frasa Elipsis (elliptical phrases) 2. Imperatif 3. Unhedged performatives 4. Hedged performatives

5. Kewajiban (obligation) Tidak Langsung Konvensional (berbasis penutur)

6. Keinginan/kebutuhan

7. Harapan Tidak Langsung Konvensional (berbasis

pendengar)

8. Formula Menyarankan (suggestory formulae) 9. Izin (permission)

10. Kesediaan (willingness) 11. Kemampuan (ability) Ajakan Tidak Langsung

12. Isyarat kuat (Strong hint) 13. Isyarat halus (Mild hint)

Party?

Come to my party.

I invite you to come to my party.

I would like to invite you to

come to my party.

You must/have to come to my

party.

I want/need you to come to my

party.

I would like you to come to my

party.

How about coming to my party?

May I invite you to come to my

party?

Would you come to my party?

Could you come to my party?

I am having a party.

Do you know I am having a

party?

Berdasarkan tabel 2.3, strategi ajakan tidak langsung konvensional

berbasis penutur berbeda dengan strategi tidak langsung konvensional berbasis

pendengar dalam hal pusat pembicaraan. Pada strategi ajakan tidak langsung

konvensional berbasis penutur, pusat pembicaraan ada pada penutur; penutur

memfokuskan dirinya sebagai orang yang ‘berkepentingan’. Pada strategi ajakan

tidak langsung konvensional berbasis pendengar, penutur menjadikan pendengar

sebagai pusat pembicaraan dengan menjadikan pendengar ‘orang yang dianggap

Page 80: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

62

penting’ dalam ajakan yang dibuatnya. Pada strategi ajakan tidak langsung isyarat,

terdapat kemungkinan bahwa pendengar tidak dapat menginterpretasikan strategi

tersebut sebagai ajakan. Dalam hal ini, pragmatic failure atau kegagalan

pragmatis mungkin terjadi.

Penelitian ini menggunakan teori yang diajukan Blum-Kulka, House dan

Kasper (1989) mengenai strategi ajakan untuk menganalisis ajakan yang

ditemukan pada data. Selain bentuk-bentuk ajakan, penelitian ini juga

menganalisis dan mendeskripsikan strategi ajakan yang ditemukan dari

komunikasi daring dalam tiga grup Facebook.

2.5.3 Kesantunan Imperatif Ajakan

Dalam bahasa Indonesia, tindak tutur ajakan yang memiliki makna

imperatif dapat memiliki bentuk linguistik dan pragmatik yang berbeda, meskipun

seluruh ajakan bermakna imperatif. Makna imperatif ajakan sering ditandai

dengan penanda kesantunan ‘mari’ dan ‘ayo’. Secara pragmatik, maksud imperatif

ajakan dapat direalisasikan dengan bentuk tuturan deklaratif dan interogatif

sehingga tindak tutur ajakan menjadi lebih santun. Tindak tutur ajakan yang

diberikan dalam bentuk tuturan deklaratif dan interogatif dapat dilihat pada contoh

kalimat berikut.

(i) “Ayah, ayo kita makan.”

(j) “Mari kita pergi.”

(k) “Apakah besok kamu bisa datang ke acara kami?”

Page 81: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

63

Dengan menggunakan tuturan-tuturan seperti contoh, pengajak akan

dianggap santun dalam menyatakan maksud imperatif ajakannya. Tuturan

nonimperatif dalam ajakan memiliki tingkat ketidaklangsungan yang tinggi,

sehingga menghasilkan kadar kesantunan yang tinggi pula.

2.6 Respons terhadap Ajakan

Tuturan imperatif ajakan dipengaruhi oleh hubungan antara pengajak dan

terajak. Secara umum, respons yang diharapkan oleh pengajak adalah respons

positif yang berupa penerimaan. Akan tetapi, seringkali ajakan yang diberikan

pengajak kurang sesuai dengan kondisi terajak yang membuat terajak memberikan

respons negatif. Terkadang, untuk tetap mempertahankan kesantunan, terajak

berkompromi dengan pengajak agar ajakan tersebut dapat menguntungkan kedua

belah pihak. Respons terhadap ajakan yang diberikan oleh terajak dapat berupa

penerimaan, penolakan, maupun negosiasi.

2.6.1 Penerimaan

Penerimaan merupakan respons positif yang diberikan terajak untuk

ajakan yang diberikan. Respons penerimaan ini adalah respons yang paling

disukai baik oleh pengajak maupun terajak. Penerimaan terhadap ajakan ditandai

dengan ungkapan-ungkapan positif mengenai ajakan yang diberikan. Berikut

adalah contoh penerimaan sebagai respons positif terhadap ajakan.

(l) “Saya akan datang ke pesta kamu besok.”

(m) “Karaokean? Ayok.”

Page 82: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

64

2.6.2 Penolakan

Penolakan merupakan salah satu respons yang tidak diinginkan baik oleh

penutur maupun pendengar karena akan mengancam muka pendengar. Penolakan

dapat dikategorikan sebagai aksi yang dipicu oleh aksi lainnya, seperti yang

dikatakan oleh Gass dan Houck (1999: 2):

“Refusals are one of relatively small number of speech acts which

can be characterized as a response to another’s act, rather than as

an act initiated by the speaker.”

Searle (1977) berpendapat bahwa penolakan termasuk ke dalam kategori

komisif karena penolakan membuat penolak melakukan aksi (dalam Félix-

Brasdefer, 2008: 42). Sebagai respons dari ajakan, penerimaan lebih dipilih

karena cenderung bersifat langsung tanpa penundaan dan tidak memerlukan

alasan. Sedangkan penolakan merupakan respons yang kurang disukai, dan

cenderung bersifat tidak langsung dan membutuhkan penundaan.

2.6.2.1 Strategi Penolakan

Penolakan sering melibatkan alasan/penjelasan tentang mengapa

penolakan itu dibuat. Strategi penolakan memiliki fungsi untuk meyakinkan

penerima penolakan tersebut bahwa dia masih dihargai tetapi ada alasan dibalik

penolakan itu, dan penolak menyesal telah memberi penolakan itu. Hal ini sejalan

dengan apa yang dikatakan Beebe et al (1990):

“Refusal strategies function to reassure the recipient of the refusal

that he or she is still approved of but that there are necessary

reasons for the refusal, and that the refuser regrets the necessity

for the refusal.”

Page 83: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

65

Beebe et al. (1990) mengusulkan klasifikasi penolakan berdasarkan tiga

jenis: penolakan langsung (direct refusals), penolakan tidak langsung (indirect

refusals), dan ajun terhadap penolakan (adjunct) (dalam Scarcella, hal. 55-73).

Pada penolakan langsung, penutur dapat menggunakan verba performatif (I

refuse) atau pernyataan nonperformatif dengan direct “No” dan kemauan negatif

(I can't/I won't/I don't think so).

Jika respons penolakan disampaikan secara tidak langsung, tingkat

inferensi naik karena penutur harus memilih bentuk penolakan yang pantas untuk

mengurangi efek negatif dari penolakan langsung (Félix-Brasdefer, 2008: 43).

Penolakan tidak langsung dapat mengandung strategi berikut:

1. Pernyataan penyesalan/statement of regret (I'm sorry.../I feel terrible...)

2. Kehendak/wish (I wish I could help you...)

3. Alasan atau penjelasan/excuse, reason, explanation (My children will be

home that night./I have a headache)

4. Pernyataan alternatif/statement of alternative

a. I can do X instead of Y (I'd rather.../I'd prefer...)

b. Why don't you do X instead of Y (Why don't you ask someone else?)

5. Kondisi penerimaan akan datang atau lampau/set condition for future or past

acceptance (If you had asked me earlier, I would have...)

6. Janji akan penerimaan akan datang/promise of future acceptance (I'll do it

next time./I promise I'll.../Next time I'll...)

7. Pernyataan akan prinsip/statement of principle (I never do business with

friends.)

Page 84: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

66

8. Kalimat filosofis/statement of philosophy (One can't be too careful.)

9. Usaha untuk melepaskan teman bicara/attempt to dissuade interlocutor

a. Ancaman atau pernyataan konsekuensi negatif kepada peminta/threat or

statement of negative consequences to the requester (I won't be any fun

tonight to refuse an invitation).

b. Perasaan menyalahkan/guilt trip (waitress to customers who want to sit a

while: I can't make a living off people who just order coffee.)

c. Mengritik peminta/criticize the request/requester (statement of negative

feeling or opinion; insult/attack (Who do you think you are?/That's a

terrible idea!)

d. Permintaan tolong, empati, dan bantuan dengan cara menunda

permintaan/request for help, empathy, and assistance by dropping or

holding the request.

e. Membiarkan teman bicara pergi/let interlocutor off the hook (Don't

worry about it./That's okay./You don't have to.)

f. Pembelaan diri/self-defence (I'm trying my best./I'm doing all I can do.)

10. Penerimaan yang berfungsi sebagai penolakan/acceptance that functions as a

refusal

a. Jawaban tidak pasti/unspecific or indefinite reply

b. Kurang semangat/lack of enthusiasm

11. Penghindaran/avoidance

a. Nonverbal

1) Diam/silence

Page 85: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

67

2) Ragu-ragu/hesitation

3) Tidak melakukan apa-apa/doing nothing

4) Pergi/physical departure

b. Verbal

1) Ganti topik/topic switch

2) Lelucon/joke

3) Pengulangan satu bagian dari permintaan/repetition of part of

request (Monday?)

4) Penundaan/postponement (I'll think about it.)

5) Hedge (Gee, I don't know./I'm not sure.)

Akhirnya, respons penolakan sering ditemani ajun penolakan yang

mendahului atau mengikuti respons penolakan utama. Ajun penolakan termasuk:

1. Pernyataan opini, perasaan atau persetujuan positif/statement of positive

opinion/feeling or agreement (That's a good idea.../I'd love to...)

2. Kalimat empati/statement of empathy (I realize you are in a difficult

situation.)

3. Jeda/pause fillers (uhh/well/oh/uhm)

4. Ucapan terima kasih/gratitude/appreciation (Thanks for the invitation, but…)

Dalam menganalisis penolakan penuh yang menjadi salah satu respons

dari ajakan, peneliti merujuk pada strategi-strategi penolakan berdasarkan

pandangan Beebe et al. (1990) ini. Penelitian ini menganalisis dan

Page 86: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

68

mendeskripsikan strategi-strategi yang digunakan anggota komunitas daring

sebagai respons terhadap ajakan yang diberikan.

2.6.2.2 Urutan Penolakan

Ekspresi linguistik yang terjadi dalam urutan penolakan dapat

mengandung strategi langsung maupun tidak langsung (Félix-Brasdefer,

2008: 42). Berdasarkan apa yang dikatakan Beebe et al. (1990), penolakan dapat

diurutkan sebagai berikut:

1. Pra-penolakan: urutan ini mempersiapkan pendengar akan penolakan yang

akan dibuat.

2. Penolakan inti: urutan ini mengekspresikan penolakan utama.

3. Pasca-penolakan: urutan ini mengikuti aksi utama (penolakan

inti) dan cenderung menegaskan, membenarkan, meredakan, atau

menyimpulkan respons penolakan.

Sebagai contoh, penolakan berikut memperlihatkan urutan penolakan

terhadap permintaan bos kepada seorang karyawan untuk lembur selama dua jam.

(n) Bos : I was wondering if you might be able to stay a bit

late this evening, say, until about 9:00 pm or so.

Karyawan : Uh, I'd really like to, but I can't. I'm sorry. I have

plans. I really can’t stay.

Page 87: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

69

Tabel 2.4 Urutan Penolakan

Respons Urutan penolakan Strategi

Uh, I'd really like to Pra-penolakan Kesediaan

but I can't Penolakan Inti Penolakan

I'm sorry Pasca-penolakan Penyesalan

Ihaveplans Pasca-penolakan Alasan/penjelasan

I really can't stay Pasca-penolakan Penolakan

Selain strategi-strategi penolakan milik Beebe et al. (1990),

penelitian ini merujuk pada urutan penolakan yang juga diajukan oleh

Beebe et al. Pada analisis data, urutan penolakan dideskripsikan setelah

strategi penolakan.

2.6.3 Negosiasi

Dalam proses ajakan, negosiasi diberikan baik sebagai respons terhadap

penolakan ajakan maupun sebagai respons terhadap ajakan. Seperti yang telah

dibicarakan sebelumnya, negosiasi merupakan salah satu respons dari ajakan

nyata dan ajakan ambigu. Ajakan nyata tidak melibatkan negosiasi yang panjang

karena waktu, tempat, dan/atau aktivitasnya telah ditentukan. Sebaliknya, ajakan

ambigu melibatkan negosiasi yang lebih panjang karena waktu, tempat, dan/atau

aktivitas ajakan belum ditentukan.

Page 88: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

70

2.6.3.1 Negosiasi terhadap Penolakan

Pada aksi penolakan, negosiasi biasa dilakukan untuk mendapatkan

hasil akhir yang memuaskan bagi kedua belah pihak. Menurut Félix-Brasdefer

(2008: 106-107), negosiasi penolakan dengan menggunakan strategi tidak

langsung dilakukan untuk: (1) mengurangi efek negatif dari penolakan

langsung; (2) menunda respons penolakan untuk memperhalus penolakan akan

datang; dan (3) meningkatkan interaksi saat menegosiasikan respons yang

kurang disukai seperti memberikan jawaban tidak pasti dan penundaan.

Selain itu juga, negosiasi penolakan dilakukan dengan memberikan

beberapa pilihan alternatif untuk mencapai kompromi. Strategi-strategi ini

digunakan baik dalam interaksi formal maupun informal.

Menurut Gass & Houck (1999: 2), penolakan sering dilakukan dalam

urutan panjang yang melibatkan negosiasi akan hasil akhir yang memuaskan.

Mereka mengajukan proses penolakan yang melibatkan negosiasi, seperti dalam

bagan berikut.

Page 89: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

71

Bagan 2.2 Langkah Penolakan yang Melibatkan Negosiasi (Gass & Houck, 1999: 8)

Menurut Gass & Houck (1999: 3), terdapat beberapa Initial Response atau

Respons Awal setelah Initiating Act atau Aksi Inisiasi seperti permintaan; seperti

juga terdapat beberapa Final Outcome atau Hasil Akhir. Respons Awal dari Aksi

Inisiasi dapat berupa penerimaan atau penolakan, yang dapat berupa penolakan

langsung, penundaan, atau alternatif. Respons Awal dan Hasil Akhir mungkin

tidak sejalan.

Gass & Houck (1999: 3) menambahkan bahwa Aksi Inisiasi mengatur

proses dalam pelaksanaannya. Terdapat dua tipe umum dari Respons Awal

yang mungkin diberikan Responden. Responden dapat Menerima atau Menolak

Page 90: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

72

Aksi Inisiasi tersebut. Penerimaan, dalam hal ini, merupakan penerimaan tulus,

yaitu penerimaan yang ditujukan sebagai persetujuan. Dengan memberikan

respons Penolakan, situasi menjadi lebih kompleks, terutama karena terdapat

banyak pilihan yang harus dipilih penolak.

Apabila respons yang diberikan merupakan Penolakan, Inisiator dapat

menerima Penolakan Responden, dan interaksi yang sedang berjalan dapat

selesai, Respons Awal berfungsi juga sebagai Hasil Akhir. Sebaliknya,

apabila Inisiator tidak menerima Penolakan Responden, maka Inisiator

dapat berusaha untuk mendapatkan solusi yang lebih dapat diterima. Hal ini

membawa Inisiator dan Responden pada Negosiasi, yang merupakan

bagian dari interaksi ketika pelaksana interaksi melakukan sebuah urutan

aksi linguistik dengan tujuan menghasilkan Hasil Akhir yang memuaskan.

Hasil Akhir mengacu pada resolusi dari interaksi tersebut, status dari

aksi (atau non-aksi) yang dilakukan oleh Responden yang terjadi di akhir

interaksi. Hasil Akhir dari Negosiasi dapat berupa Penerimaan, Penolakan,

Penundaan, atau Alternatif. Jadi, dalam satu proses penolakan, belum tentu

memiliki Hasil Akhir sebuah Penolakan. Kesimpulannya, penolakan

merupakan tindak tutur kompleks yang tidak hanya membutuhkan urutan

Negosiasi dan Hasil Akhir panjang yang memuaskan, tetapi juga 'face saving

manoeuvres to accommodate the noncompliant nature of the act" (Gass &

Houck, 1999: 2).

Page 91: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

73

2.6.3.2 Negosiasi dalam Ajakan

Negosiasi dalam ajakan tidak hanya dilakukan oleh pengajak

setelah mendapat respons penolakan terhadap ajakannya; melainkan oleh

terajak apabila ajakan tersebut tidak sesuai dengan kehendak terajak.

Indikator negosiasi yang dilakukan oleh terajak dapat dilihat ketika terajak

memberikan respons penolakan menggunakan strategi alternatif. Ada

kalanya saat negosiasi dilakukan oleh terajak sebagai respons dengan

menggunakan strategi penolakan penundaan dan jawaban tidak pasti.

Negosiasi dalam ajakan juga dapat dilakukan oleh pengajak untuk

mendapatkan hasil akhir yang memuaskan dari ajakannya. Pengajak

melakukan aksi negosiasi setelah menerima penolakan dari terajak.

Anglemar dan Stern (1978) mengategorikan strategi negosiasi ke dalam

dua belas jenis. Strategi-strategi negosiasi menurut Anglemar dan Stern (1978)

dalam Gass dan Neu (1996: 324) adalah sebagai berikut.

1. Janji/promise. Pernyataan yang menunjukkan maksud penutur untuk

memberikan petutur hasil yang meyakinkan; yaitu ketika penutur

mengantisipasi bahwa petutur akan melihat hasil tersebut menyenangkan,

positif, atau bermanfaat.

Contoh: Jika Anda memenuhi undangan kami, Anda akan kami kenalkan

dengan pebisnis dari beberapa negara yang juga akan menghadiri undangan

kami.

2. Ancaman/threat. Sama seperti janji, hanya saja hasilnya dianggap

berbahaya, tidak menyenangkan, atau menghukum.

Page 92: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

74

Contoh: Jika Anda tidak memenuhi undangan kami, Anda tidak akan dapat

kami kenalkan dengan pebisnis dari beberapa negara yang juga akan

menghadiri undangan kami.

3. Rekomendasi/recommendation. Pernyataan penutur yang memprediksi

bahwa hasil yang menyenangkan akan diperoleh petutur. Pemrolehannya

lepas dari kehendak penutur.

Contoh: Bagaimana jika Anda memenuhi undangan kami agar dapat kami

kenalkan dengan pebisnis dari beberapa negara yang juga akan menghadiri

undangan kami?

4. Peringatan/warning. Sama seperti rekomendasi, hanya saja hasilnya

dianggap tidak menyenangkan.

Contoh: Kami menunggu konfirmasi Anda hari ini karena pesanan Anda

berlaku hingga pukul 20.00 hari ini.

5. Penghargaan/reward. Pernyataan dari penutur yang dianggap akan

memberikan hasil yang menyenangkan bagi petutur.

Contoh: Apabila Anda datang, mungkin kita dapat membicarakan bisnis

pada saat acara berlangsung.

6. Hukuman/punishment. Sama seperti penghargaan, hanya saja hasilnya

tidak menyenangkan.

Contoh: Kami tidak bisa melakukan bisnis dengan Anda apabila Anda tidak

memenuhi undangan kami.

Page 93: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

75

7. Seruan normatif positif/positive normative appeal. Pernyataan penutur

yang menyatakan bahwa aksi petutur di masa lalu, masa sekarang, dan masa

akan datang sesuai dengan norma sosial.

Contoh: Harga ini termasuk murah dibandingkan apabila Anda membeli di

tempat lain.

8. Seruan normatif negatif/negative normative appeal. Sama seperti seruan

normatif positif, hanya saja aksi petutur bertentangan dengan norma sosial.

Contoh: Anda tidak bisa membatalkan apa yang telah disepakati sebelumnya.

9. Komitmen/commitment. Pernyataan penutur yang mengakibatkan tawaran

berikutnya tidak akan kurang atau melebihi tingkat tertentu.

Contoh: Kami hanya bisa memberikan Anda harga tersebut.

10. Pengakuan diri/self-disclosure. Pernyataan penutur yang mengungkapkan

informasi mengenai dirinya.

Contoh: Saya hanya bisa bertemu selama dua jam karena setelah itu saya

harus menghadiri rapat.

11. Pertanyaan/question. Pernyataan penutur yang meminta petutur untuk

mengungkapkan informasi mengenai diri petutur.

Contoh: Jadi kapan Anda bisa bertemu dengan kami?

12. Perintah/command. Pernyataan penutur yang meminta petutur melakukan

aksi tertentu.

Contoh: Anda harus memutuskan secepatnya.

Page 94: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

76

Selain strategi-strategi negosiasi yang diajukan oleh Anglemar dan Stern

(1978), beberapa strategi penolakan yang diajukan Beebe et al. (1990) juga

sering digunakan untuk negosiasi dalam ajakan. Strategi-strategi tersebut

antara lain alternatif dan penundaan. Dalam ajakan, terutama ajakan ambigu,

strategi penolakan milik Beebe et al. yang merupakan kalimat alternatif sering

digunakan sebagai negosiasi terhadap ajakan yang diberikan.

Pada penelitian ini, negosiasi yang terjadi dalam ajakan, baik yang

diberikan sebagai respons terhadap ajakan maupun sebagai respons terhadap

penolakan ajakan dianalisis dan dideskripsikan menggunakan strategi negosiasi

yang diajukan Anglemar dan Stern (1978). Penelitian ini juga merujuk pada

strategi alternatif dan penundaan milik Beebe et al. (1990) sebagai dua strategi

negosiasi tambahan.

Page 95: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

77

BAB III

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dibahas hasil analisis dari sebelas data berisi ajakan yang

dikumpulkan dari tiga grup Facebook. Kesebelas data tersebut dibagi menjadi dua

jenis ajakan, yaitu ajakan nyata dan ajakan ambigu. Pelabelan data ditentukan

berdasarkan tanggal dan waktu berlangsungnya ajakan.

Data dianalisis menggunakan teknik penandaan milik Saldaña (2009),

kemudian hasil penandaan tersebut dijelaskan dalam bentuk paragraf eksplanasi.

Proses penandaan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu: (1) penandaan terbuka (open

coding); (2) penandaan berporos (axial coding); dan (3) penandaan selektif

(selective coding). Penandaan terbuka fokus kepada penghubungan data dengan

masalah-masalah yang akan dikaji (Miles dan Huberman, 1994). Pada penelitian

ini, data berisi ajakan dihubungkan dengan rumusan masalah. Tujuan dari

penandaan terbuka adalah mencari pola dalam teks.

3.1 Ajakan Nyata

Dari sebelas data berisi ajakan, ditemukan lima data yang merupakan

ajakan nyata. Kelima data yang merupakan ajakan nyata ditemukan pada data 5,

data 7, data 9, data 10, dan data 11. Menurut Wolfson et al.(1983), ajakan nyata

merupakan ajakan yang telah ditentukan waktu dan/atau tempat pelaksanaannya.

Page 96: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

78

3.1.1 Proses Ajakan pada Ajakan Nyata

Pada sub bagian ini, data yang berisi ajakan nyata dianalisis dan dibahas

secara menyeluruh, dengan tujuan agar konteks percakapan terlihat. Proses ajakan

terdiri dari inisiasi yang berupa ajakan, respons terhadap ajakan, negosiasi, serta

hasil akhir proses ajakan.

Pada setiap data dituliskan tanggal dan waktu dari setiap tuturan yang

diberikan oleh anggota komunitas daring. Hal ini bertujuan agar konteks

komunikasi daring terlihat dengan jelas, serta waktu berlangsungnya proses ajakan

mulai dari inisiasi ajakan sampai dengan hasil akhir proses ajakan terbaca dengan

jelas. Analisis data dilakukan secara berurutan sesuai dengan tanggal dan waktu

terjadinya proses ajakan. Pada paragraf eksplanasi, sandi deskriptif dari penandaan

akan dicetak tebal untuk mempermudah pemaparan proses ajakan.

Data 5

Konteks:

Komunikasi daring pada data 5 dilakukan oleh anggota grup mahasiswa

sekolah bahasa asing strata S-1 yang bergabung ke dalam satu grup debat bahasa

Inggris. Jumlah keseluruhan anggota grup S-1 adalah 124 anggota, dengan anggota

laki-laki sebanyak 58 orang dan anggota perempuan sebanyak 66 orang. Akan

tetapi, jumlah anggota yang aktif dalam aktivitas grup kurang dari 20 orang.

Anggota grup S-1 datang dari program studi bahasa asing yang berbeda, namun

karena mereka tergabung dalam satu grup debat bahasa Inggris, mereka terbiasa

untuk berbicara dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu, terdapat beberapa tuturan

Page 97: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

79

dalam bahasa Inggris dalam komunikasi pada data 5 ini. Usia anggota grup tersebut

adalah antara 18 sampai 23 tahun dan mereka datang dari kultur yang lebih

homogen. Berikut adalah data dan analisis komunikasi daring yang berlangsung

dalam grup strata S-1.

Data:

Inisial

Nama

Tanggal dan

Waktu Tuturan Kode Deskriptif

LJ 20-5-2013/

08:32

1 Oh iya, kita mau

merencanakan foto ENDLESS

yang lengkap. Dari dulu ga

jadi-jadi wae. 2 Kalau hari

Minggu depan pada bisa ga?

Pulangnya ke rumah EPH,

ngaliwet. Hehe ☺

1 SINCERITY

CONDITION

2 AJAKAN

AST 20-5-2013/

08:42

3 Tanggal 26 Mei atau 2 Juni? 3 KONFIRMASI

NVP 20-5-2013/

08:47

5 2 Juni please! 5 Keluarga saya

mau pindahan ke rumah baru

jadi pasti bakal super sibuk.

4 NEGOSIASI 5 Alasan

LJ 20-5-2013/

08:50

Terserah yang lain sih. 6

Pokoknya mah hari Minggu,

soalnya kakak2 pada gak kerja.

6 NEGOSIASI

AST 20-5-2013/

08:52

7 Tanggal 2 mah ga bisa �

Sama si YM juga

7 PENOLAKAN

NVP 20-5-2013/

08:52

Kan aku juga termasuk “yang

lain”, mate hahaha

LJ 20-5-2013/

08:53

Iyaaaa, yg lain2 kan belum

bilang mate. Haha ooh ya

sudah 2 Juni mungkin.

MA 20-5-2013/

12:26

8 Well, I can’t � 8 PENOLAKAN

ASR 20-5-2013/

18:24

9 6 atau 9 Juni, lah. 10 Mau ke

luar kota nih minggu ini.

9 Alternatif

(NEGOSIASI) 10 Alasan

(PENOLAKAN)

EPH 20-5-2013/

18:37

Teteeeh maaf baru kasih kabar. 11 EPH minggu ini ga bisa, teh, 12 kedatangan tamu dari Tasik

11 PENOLAKAN 12 Alasan

(PENOLAKAN)

Page 98: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

80

mau pada nginep di rumah. 13

Maaf ya, teh. �

13 Pernyataan

penyelasan

(PENOLAKAN)

LJ 20-5-2013/

19:47

14 Ya udah kapan-kapan deh.

Haha

14 PENUNDAAN

YS 21-5-2013/

09:47

15 Tanggal 5 ada libur tuh. 15 NEGOSIASI

ASR 21-5-2013/

13:19

Tanggal 6, cuy. Lain tanggal 5,

poe Kamis. 16 Sok lah diatur-

atur tanggal sakitu.

16 PENERIMAAN

Analisis:

Percakapan pada data 5 melibatkan 7 anggota komunitas yang terdiri dari 3

anggota perempuan dan 4 anggota laki-laki. Ajakan dimulai pada tanggal 20 Mei

2013 pukul 08:32 dengan sincerity condition yang dituturkan oleh LJ (Oh iya, kita

mau merencanakan foto Endless yang lengkap) yang kemudian diikuti dengan

tuturan ajakan (Kalau hari Minggu depan pada bisa tidak? Pulangnya ke rumah

EPH, ngeliwet). LJ yang merupakan anggota perempuan memberikan ajakannya

dengan menggunakan fatis ‘oh’ dan ‘iya’ sebagai wujud kesantunannya, diikuti

dengan strategi ajakan kemampuan yang ditandai dengan kata ‘bisa’ yang berarti

‘mampu’. Dalam ajakannya, LJ menggunakan bentuk tuturan interogatif yang

berisi kalimat pengandaian karena dalam tuturannya LJ menggunakan kata ‘kalau’.

Ajakan yang diberikan LJ merupakan ajakan nyata, karena dalam ajakannya LJ

memberikan waktu pelaksanaan ajakan.

Inisiasi LJ pertama kali ditanggapi oleh AST, seorang anggota perempuan,

yang memberikan pertanyaan konfirmasi tanggal pelaksanaan foto grup (Tanggal

26 Mei atau 2 Juni?) pada pukul 08:42 di hari yang sama. Menanggapi pertanyaan

konfirmasi AST, pada pukul 08:47 di hari yang sama, NVP yang merupakan

Page 99: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

81

seorang anggota laki-laki memberikan tuturan permintaan yang merupakan

negosiasi agar pertemuan untuk foto grup dilakukan pada tanggal 2 Juni (2 Juni

please) diikuti dengan alasan yang merupakan penolakan (Keluarga saya mau

pindahan ke rumah baru jadi pasti bakal super sibuk). Strategi negosiasi yang

diberikan NVP adalah perintah; namun untuk melemahkan perintahnya, NVP

memberikan ungkapan ‘please’ yang berarti ‘tolong’ sebagai wujud

kesantunannya. Kemudian alasan yang diberikan NVP mengindikasikan bahwa

NVP tidak akan dapat menghadiri pertemuan untuk foto grup apabila dilaksanakan

sebelum tanggal 2 Juni. Tuturan yang diberikan NVP yang meminta agar pertemuan

dilaksanakan pada tanggal 2 Juni menjadikan NVP sebagai pengajak 2.

Dengan status NVP yang telah menjadi pengajak 2, LJ yang merupakan

pengajak 1 juga berubah status menjadi terajak. LJ memberikan negosiasi kepada

NVP pada pukul 08:50 agar foto grup dilaksanakan pada hari Minggu, dengan

alasan bahwa anggota senior harus bekerja pada hari biasa (Yang penting hari

Minggu, karena kakak senior tidak bekerja).

AST kemudian memberikan respons penolakan terhadap ajakan NVP pada

pukul 08:52, dan mewakili satu anggota lain yang juga tidak dapat memenuhi

ajakan pada tanggal 2 Juni (Tanggal 2 mah ga bisa. Sama si YM juga). Kadar

penolakan langsung yang diberikan AST diperlemah dengan fatis ‘mah’. Respons

negatif juga diberikan oleh MA dengan memberikan penolakan langsung (Well, I

can’t) pada pukul 12:26. MA yang merupakan anggota perempuan memberikan

kesantunan dalam penolakannya dengan cara menambahkan fatis ‘well’ sebelum

penolakan langsung ‘I can’t’.

Page 100: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

82

Respons berikutnya diberikan oleh ASR yang merupakan anggota laki-laki

pada pukul 18:24 yang meminta agar foto grup dilaksanakan pada tanggal lain,

sebagai bagian dari negosiasi (6 atau 9 Juni lah). Strategi negosiasi yang diberikan

ASR adalah perintah yang telah dihaluskan dengan fatis ‘lah’ sehingga menjadikan

perintahnya sebagai permohonan. Dengan demikian, ASR menjadi pengajak 3.

ASR juga memberikan alasan sebagai bagian dari penolakan mengapa ASR tidak

dapat memenuhi ajakan apabila dilakukan pada tanggal 2 Juni (Mau ke luar kota

nih minggu ini) dengan menyisipkan fatis ‘nih’ sebagai wujud kesantunannya.

Respons yang berikutnya diberikan oleh EPH sebagai tuan rumah acara

pertemuan komunitas tersebut pada pukul 18:37. EPH yang memiliki jenis kelamin

perempuan mengawali penolakannya dengan permintaan maaf (Teteeeh maaf

baru kasih kabar) sebagai wujud kesantunannya. Dalam permintaan maafnya, EPH

memanggil LJ dengan sebutan ‘teteeeh’ yang menunjukkan bahwa EPH

memanjangkan suaranya untuk menunjukkan kesantunannya. EPH memberikan

penolakan langsung yang menyatakan bahwa EPH tidak dapat menjadi tuan

rumah acara pertemuan apabila pertemuan tersebut dilaksanakan pada tanggal 2

Juni (EPH minggu ini tidak bisa), diikuti alasan (ada tamu dari Tasikmalaya dan

akan menginap di rumah) dan pernyataan pernyesalan (Maaf ya, teh).

Mendengar pernyataan dari EPH, LJ merespons dengan penundaan yang

mengindikasikan penerimaan dari penolakan EPH (Ya udah kapan-kapan deh.

Haha) pada pukul 19:47. Dalam tuturannya, kesantunan LJ ditunjukkan dengan

fatis ‘ya’, ‘deh’, dan ‘haha’.

Page 101: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

83

Kemudian, pada tanggal 21 Mei 2013 pukul 09:47, YS bergabung dalam

percakapan dan memberikan negosiasi (Tanggal 5 ada libur tuh). YS yang berjenis

kelamin laki-laki menggunakan fatis ‘tuh’ untuk menegaskan bahwa masih ada

kesempatan bagi grup tersebut untuk merealisasikan ajakan yang diinisiaikan LJ.

Negosiasi YS diikuti oleh ASR yang memberikan konfirmasi bahwa hari libur

adalah tanggal 6, bukan tanggal 5 (Tanggal 6, cuy. Lain tanggal 5) pada pukul

13:19. ASR yang juga merupakan anggota laki-laki memberikan fatis ‘cuy’ kepada

YS sebagai wujud keakraban dengan sesame anggota laki-laki. ASR kemudian

melanjutkan responsnya dengan memberikan respons penerimaan (Sok lah diatur-

atur tanggal sakitu). Fatis ‘sok’ yang bermakna ‘silakan’ dan ‘lah’ digunakan ASR

sebagai wujud kesantunannya.

Proses ajakan pada percakapan ini berlangsung selama satu hari, mulai dari

tanggal 20 Mei 2013 pukul 08:32 sampai dengan tanggal 21 Mei 2013 pukul 13:19.

Proses ajakan ini berakhir tanpa kesepakatan, karena 4 anggota komunitas

merespons ajakan pada tanggal 2 Juni dengan penolakan dan seorang anggota

menawarkan alternatif untuk tanggal pertemuan. Alternatif yang diberikan YS

tersebut belum mendapatkan respons dari seluruh anggota komunitas.

Secara keseluruhan, proses ajakan nyata pada data 5 yang dilakukan oleh

grup strata S-1 dapat dilihat pada tabel berikut.

Jenis Tindak

Tutur

Inisial

Nama

Tanggal

dan Waktu Tuturan

Sincerity Condition LJ 20-5-2013/

08:32

Oh iya, kita mau merencanakan

foto ENDLESS yang lengkap.

Dari dulu ga jadi-jadi wae.

Ajakan LJ 20-5-2013/

08:32

Kalau hari Minggu depan pada

bisa ga? Pulangnya ke rumah

EPH, ngaliwet. Hehe ☺

Page 102: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

84

Konfirmasi AST 20-5-2013/

08:42

Tanggal 26 Mei atau 2 Juni?

Negosiasi NVP 20-5-2013/

08:47

2 Juni please!

Penolakan Penuh NVP 20-5-2013/

08:47

Keluarga saya mau pindahan ke

rumah baru jadi pasti bakal super

sibuk.

Negosiasi LJ 20-5-2013/

08:50

Pokoknya mah hari Minggu,

soalnya kakak2 pada gak kerja.

Penolakan Penuh AST 20-5-2013/

08:52

Tanggal 2 mah ga bisa �

Sama si YM juga.

Penolakan Penuh MA 20-5-2013/

12:26

Well, I can’t �

Negosiasi ASR 20-5-2013/

18:24

6 atau 9 Juni, lah.

Penolakan Penuh ASR 20-5-2013/

18:24

Mau ke luar kota nih minggu ini.

Penolakan Penuh EPH 20-5-2013/

18:37

EPH minggu ini ga bisa, teh,

kedatangan tamu dari Tasik mau

pada nginep di rumah. Maaf ya,

teh. �

Penundaan

(Penerimaan dari

Penolakan Penuh

EPH)

LJ 20-5-2013/

19:47

Ya udah kapan-kapan deh. haha

Negosiasi YS 21-5-2013/

09:47

Tanggal 5 ada libur tuh.

Penerimaan ASR 21-5-2013/

13:19

Sok lah diatur-atur tanggal sakitu.

Data 7

Konteks:

Komunikasi daring pada data 7 dilakukan oleh anggota grup strata S-3.

Grup ini adalah komunitas daring mahasiswa program doktor linguistik yang

datang dari kultur, latar belakang usia, dan minat yang lebih heterogen. Anggota

grup ini berjumlah 11 orang, yang terdiri dari 3 anggota laki-laki dan 8 anggota

Page 103: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

85

perempuan. Berikut adalah data dan analisis komunikasi daring yang berlangsung

dalam grup strata S-3.

Data:

Inisial

Nama

Tanggal dan

Waktu Tuturan Kode Deskriptif

EIS 25-12-2013/

09:41

Man teman„ terutama pak ketu

dan pak dekan, prelim memang

tiga hari, 6 - 8 Januari. 1 Silakan

dirembug hari kita ngumpul.

Saya pikir2 ditengah waktu

prelim juga gak apa koq (buat

saya ya).....

1 Preparatory

Condition

EWK 27-12-2013/

10:27

2 Tanggal 8 saja bagaimana?

Setelah beres di Jatinangor. 3

Kita kumpul di rumah pak HH.

2 AJAKAN 3 AJAKAN

EIS 27-12-2013/

10:45

4 No problem. Colek EC, DN,

IR, SI, YK, EK, RH, NQ.

4 PENERIMAAN

SI 27-12-2013/

10:47

Hari apa itu teh ya?

EIS 27-12-2013/

10:47

Rabu

SI 27-12-2013/

10:50

Wah sekolah udh pd masuk lg

ya.... 5 Acara jam brp nih? 6 Soalnya

sy nyambil jd supir jemputan

anak-anak juga...

5 Konfirmasi 6 Alasan 5, 6 PENOLAKAN

PARSIAL

EIS 27-12-2013/

10:53

Kita selesai ujian jam berapa ya?

Anyone?

YK 27-12-2013/

11:38

Jadi ngumpulnya di

Jatinangor?? 7 Saya ngawas uas

nih pagi dan lanjut malem. 8 Kalo ketemu langsung di

rumah pak HH gimana? Pak

HH minta alamatnya dong hehe

7 Alasan

(PENOLAKAN) 8 Alternatif

(NEGOSIASI dan

PENERIMAAN)

DN 27-12-2013/

11:46

9 Setuju tanggal 8 saja. Udah

selesai ujian.

9 PENERIMAAN

SI 27-12-2013/

12:05

10 Kalau dari jam 2 ke atas mah

sepertinya saya tidak bisa nih

hiks. 11 Anak-anak ga ada yang

jemput.

10 PENOLAKAN 11 Alasan

(PENOLAKAN)

Page 104: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

86

NQ 27-12-2013/

17:15

12 Ikut. Ikut… 12 PENERIMAAN

IR 27-12-2013/

19:35

Iya, 13 kalau mulainya sore mah,

saya juga kayaknya g bisa ikut. 14 Anak yang gede ga ada yang

anter-jemput ke TPA-nya, 15 kan

udah mulai masuk lagi tanggal

segitu.

13 PENOLAKAN 14 Alasan

(PENOLAKAN) 15 Alasan

(PENOLAKAN)

HH 29-12-2013/

14:20

16 Kalau begitu makan siang saja

sebelum jam 12-an ketika yang

ujian sudah selesai bagaimana? 17 Kalau tidak tanggal 8 Januari

juga tidak apa-apa kok.

16 NEGOSIASI 17 Alternatif

(NEGOSIASI)

EWK 29-12-2013/

14:41

Betul. Idenya teman2 beres di

jtngr langsung meluncur ke

rumah pak Dekan kita makan

siang di situ. Dan jangan nanya

jam berapa ya, karena makan

siang = jam makan siang

EIS 30-12-2013/

05:24

18 Sip setuju. Semoga semua bisa

hadir ya.

18 PENERIMAAN

Analisis:

Proses ajakan pada data 7 melibatkan 8 anggota komunitas daring yang

terdiri dari 5 anggota perempuan dan 3 anggota laki-laki. EIS, seorang anggota

perempuan, adalah anggota yang menginisiasikan proses ajakan; akan tetapi, EIS

bukanlah pengajak 1. EIS memberikan preparatory condition pada tanggal 25

Desember 2013 pukul 09:41 dengan memberikan wewenang kepada EWK untuk

mengatur jadwal pertemuan dan menjadi pengajak 1 (Silakan dirembug hari kita

kumpul). EIS mengawali preparatory condition-nya dengan sapaan dan konfirmasi

(Man teman„ terutama pak ketu dan pak dekan, prelim memang tiga hari, 6 - 8

Januari) dan mengakhirinya dengan pendapat (Saya pikir2 ditengah waktu

Page 105: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

87

prelim juga gak apa koq). Panjang tuturan dan urutan tutur yang diberikan

EIS merupakan wujud kesantunan dari EIS.

EWK menanggapi EIS pada tanggal 27 Desember 2013 pukul 10:27 dengan

menetapkan tanggal dan tempat pertemuan akan dilaksanakan (Tanggal 8 saja

bagaimana? Setelah beres di Jatinangor. Kita kumpul di rumah pak HH). EWK

adalah anggota laki-laki yang pertama memberikan respons. EWK memberikan

ajakan dengan strategi formula menyarankan dalam bentuk tuturan interogatif

yang diikuti dengan informasi berikutnya. Sama seperti EIS, EWK juga

menunjukkan kesantunannya melalui panjang tuturan dan urutan tutur. Ajakan

yang diberikan EWK merupakan ajakan nyata, karena EWK telah menentukan

tanggal pelaksanaan ajakan.

Ajakan yang diberikan EWK mendapat respons positif dari EIS yang

memberikan penerimaan (No problem) pada pukul 10:45 di hari yang sama. EIS

kemudian memanggil anggota lain untuk ikut berpartisipasi dalam percakapan

tersebut (Colek EC, DN, IR, SI, YK, EK, RH, NQ). Dalam hal ini, kedudukan EIS

berubah menjadi pengajak 2.

Menanggapi ajakan EIS, SI yang merupakan anggota grup berjenis kelamin

perempuan memberikan pertanyaan konfirmasi (Acara jam berapa nih?) yang

diikuti dengan alasan (Soalnya saya nyambil jadi supir jemputan anak-anak) pada

pukul 10:50. Alasan yang diberikan SI merupakan penolakan parsial, karena

tuturan diawali dengan pertanyaan konfirmasi yang menyiratkan bahwa apabila

acara diadakan pada waktu tertentu, SI kemungkinan tidak akan dapat menghadiri

acara tersebut karena harus menjemput anak-anaknya. Penolakan parsial yang

Page 106: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

88

diberikan SI dapat dilihat dari fatis ‘nih’ dan ‘soalnya’ yang menunjukkan keragu-

raguan.

Respons selanjutnya diberikan oleh YK, seorang anggota perempuan, pada

pukul 11:38 yang merupakan kalimat konfirmasi (Jadi ngumpulnya di

Jatinangor?), dan diikuti oleh penolakan (Saya mengawas UAS nih dari pagi dan

lanjut malam). Akan tetapi, YK menawarkan negosiasi yang merupakan alternatif,

yaitu YK akan datang langsung ke rumah HH karena keterbatasan waktu yang YK

miliki (Kalau ketemunya langsung di rumah pak HH gimana?). YK juga meminta

alamat rumah HH (Pak HH minta alamatnya dong hehe), yang menyiratkan bahwa

YK akan menghadiri acara tersebut tanpa terlebih dulu berkumpul dengan anggota

lain di Jatinangor. Dalam responsnya, YK memberikan beberapa ungkapan fatis

yang menunjukkan kesantunannya. Ungkapan-ungkapan tersebut adalah ‘nih’,

‘dong’, dan ‘hehe’. Negosiasi yang diberikan oleh YK dapat disimpulkan sebagai

penerimaan, meskipun pada awal respons YK memberikan penolakan.

Penerimaan juga diberikan oleh DN pada pukul 11:46 yang memberikan respons

positif atas ajakan EWK (Setuju tanggal 8 aja. Udah selesai ujian). Dalam respons

penerimaan DN dapat dilihat bahwa meskipun DN merupakan anggota perempuan,

DN tidak memberikan tuturan yang panjang karena penerimaan merupakan respons

positif yang tidak memerlukan basa-basi.

SI meneruskan responsnya dengan memberikan penolakan pada pukul

12:05. SI mengawali penolakannya dengan memberikan penolakan langsung

(Kalau dari jam 2 ke atas mah sepertinya saya tidak bisa nih hiks), diikuti dengan

alasan mengapa SI tidak dapat menghadiri acara tersebut (Anak-anak ga ada yang

Page 107: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

89

jemput). Pada penolakan langsungnya, SI menggunakan ungkapan-ungkapan fatis

‘mah’, ‘nih’, dan ‘hiks’ untuk mengurangi kadar ketidaksantunan penolakan

langsung tersebut.

Berbeda dengan SI, NQ yang merupakan anggota laki-laki memberikan

penerimaan yang menyatakan bahwa NQ akan menghadiri acara tersebut (Ikut..

Ikut) pada pukul 17:15. Sama seperti respons penerimaan lainnya, penerimaan yang

diberikan NQ tidak memerlukan basa-basi panjang dan ungkapan-ungkapan

kesantunan karena respons positif adalah respons yang diharapkan.

Pada pukul 19:35, IR menyatakan persetujuannya atas penolakan SI, dan

memberikan penolakan (Iya, kalau mulainya sore mah, saya juga kayaknya ga bisa

ikut) dengan alasan yang sama (Anak yang gede ga ada yang antar-jemput ke TPA-

nya. Kan sudah mulai masuk lagi tanggal segitu). IR yang merupakan anggota

perempuan memberikan penolakan langsungnya bersamaan dengan ungkapan-

ungkapan fatis ‘mah’, ‘kayaknya’, dan ’kan’ sebagai tanda kesantunan. Selain fatis,

IR juga memberikan urutan tutur yang diawali dengan penolakan langsung dan

diikuti dengan informasi tambahan serta panjang tuturan yang menunjukkan

kesantunannya.

Dua hari berikutnya, yaitu pada tanggal 29 Desember 2013 pukul 14:20, HH

yang merupakan anggota laki-laki dan bertindak sebagai tuan rumah melakukan

negosiasi setelah membaca alasan penolakan beberapa anggota komunitas (kalau

begitu makan siang saja sebelum jam 12-an ketika yang ujian sudah selesai

bagaimana?) dan memberikan alternatif (kalau tidak tanggal 8 Januari juga tidak

apa-apa kok), yang memberikan waktu lain apabila tidak semua anggota dapat

Page 108: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

90

hadir pada tanggal 8 Januari 2014. Negosiasi yang diberikan HH merupakan

rekomendasi waktu pelaksanaan pertemuan yang diwujudkan dalam tuturan

interogatif pengandaian. Strategi negosiasi berikutnya yang diberikan HH juga

merupakan tuturan pengandaian dan memiliki ungkapan fatis ‘kok’ yang

mengindikasikan bahwa kapan pun pertemuan dilaksanakan tidak akan menjadi

masalah bagi HH. Urutan tutur yang diberikan HH dalam negosiasinya, yaitu

rekomendasi diikuti alternatif, menunjukkan maksud kesantunan HH.

Pukul 14:41, EIS memberikan respons penerimaan terhadap negosiasi HH

(Sip setuju) pada tanggal 30 Desember 2013 pukul 05:24, dan mengharapkan agar

semua anggota dapat hadir pada pertemuan makan siang tersebut (Semoga semua

bisa hadir ya). EIS menggunakan fatis ‘ya’ dalam tuturan berisi harapan untuk

meningkatkan kadar kesantunan agar tuturannya tidak dianggap sebagai sebuah

perintah.

Proses ajakan pada data 7 berlangsung selama lima hari, terhitung dari

tanggal 25 Desember 2013 pukul 09:41 sampai dengan tanggal 30 Desember 2013

pukul 05:24. Proses ajakan pada data 7 telah mencapai kesepakatan waktu

pelaksanaan, yaitu pada tanggal 8 Januari. Proses ajakan yang melibatkan 8 anggota

komunitas daring berakhir dengan 5 anggota yang memberikan respons

penerimaan dan 2 anggota yang memberikan respons penolakan.

Secara keseluruhan, proses ajakan nyata pada data 7 yang dilakukan oleh

grup strata S-3 dapat dilihat pada tabel berikut.

Jenis Tindak

Tutur

Inisial

Nama

Tanggal

dan Waktu Tuturan

Preparatory

Condition

EIS 25-12-2013/

09:41

Silakan dirembug hari kita

ngumpul. Saya pikir2 ditengah

Page 109: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

91

waktu prelim juga gak apa koq

(buat saya ya).....

Ajakan EWK 27-12-2013/

10:27

Tanggal 8 saja bagaimana?

Setelah beres di Jatinangor. Kita

kumpul di rumah pak HH.

Penerimaan EIS 27-12-2013/

10:45

No problem.

Penolakan Parsial SI 27-12-2013/

10:50

Acara jam brp nih? Soalnya sy

nyambil jd supir jemputan anak-

anak juga...

Penolakan YK 27-12-2013/

11:38

Saya ngawas uas nih pagi dan

lanjut malem.

Negosiasi dan

Penerimaan

YK 27-12-2013/

11:38

Kalo ketemu langsung di rumah

pak HH gimana? Pak HH minta

alamatnya dong hehe

Penerimaan DN 27-12-2013/

11:46

Setuju tanggal 8 saja. Udah selesai

ujian.

Penolakan SI 27-12-2013/

12:05

Kalau dari jam 2 ke atas mah

sepertinya saya tidak bisa nih hiks.

Anak-anak ga ada yang jemput.

Penerimaan NQ 27-12-2013/

17:15

Ikut. Ikut…

Penolakan IR 27-12-2013/

19:35

Iya, kalau mulainya sore mah, saya

juga kayaknya g bisa ikut. Anak

yang gede ga ada yang anter-

jemput ke TPA-nya, kan udah

mulai masuk lagi tanggal segitu.

Negosiasi HH 29-12-2013/

14:20

Kalau begitu makan siang saja

sebelum jam 12-an ketika yang

ujian sudah selesai bagaimana?

Kalau tidak tanggal 8 Januari juga

tidak apa-apa kok.

Penerimaan EIS 30-12-2013/

05:24

Sip setuju. Semoga semua bisa

hadir ya.

Data 9

Konteks:

Komunikasi daring pada data 9 dilakukan oleh anggota grup strata S-3.

Grup ini adalah komunitas daring mahasiswa program doktor linguistik yang

datang dari kultur, latar belakang usia, dan minat yang lebih heterogen. Anggota

Page 110: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

92

grup ini berjumlah 11 orang, yang terdiri dari 3 anggota laki-laki dan 8 anggota

perempuan. Berikut adalah data dan analisis komunikasi daring yang berlangsung

dalam grup strata S-3.

Data:

Inisial

Nama

Tanggal dan

Waktu Tuturan Kode Deskriptif

YK 11-5-

2014/

10:39

1 Selasa tgl 13 ketemuan

yuk, bu EIS dan mbak SI?

Kalo bisa jgn di

Jatinangor ya hehehe, 2

sekalian maksi saja.3 Ada yg

mau join?

1 AJAKAN 2 AJAKAN 3 AJAKAN

EIS 11-5-

2014/

10:41

4 Sedikit berubah niy. 5 Baru

bisa meluncur dari Jakarta

pagi2 6 tapi masih pengen

tetep ketemuan.... Gimana SI?

4 Hedge

(PENOLAKAN) 5 Alasan

(PENOLAKAN) 6 PENOLAKAN

PARSIAL

SI 11-5-

2014/

10:44

Jadi gak akan liat SUP nih?

Sampai Bandung kalau masih

siangan 7 hayu maksi barengan.

7 PENERIMAAN

YK 11-5-

2014/

11:04

8 Kalo gitu ketemuannya di

Bandung aja ya? 9 Ada

rekomendasi tempat makan

baru nih hehehe

8 NEGOSIASI 9 NEGOSIASI

EIS 11-5-

2014/

11:32

10 Oke kalau begitu

ketemuannya di Bandung aja

ya? Kalau keburu ke

Jatinangor pengen lihat SUP

dulu.

11 IR, NQ, RH, EC, EK, EWK,

HH ada yang bisa dan

berminat?

10 PENERIMAAN 11 AJAKAN

RH 11-5-

2014/

14:15

12 Saya ke Bandung ikut bu N

pulang-pergi, bu EIS, SI, dan

YK. Baru UTS dikasih waktu

4 minggu ngoreksi.

12 Alasan

(PENOLAKAN)

Page 111: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

93

IR 11-5-

2014/

15:51

13 Saya mah mau ketemu pak

CS dulu kayaknya YK, bu EIS,

bu SI setelah beliau menguji.

13 Alasan

(PENOLAKAN)

EWK 11-5-

2014/

16:41

14 Selasa ---- 15 asal jangan di

Jatinangor ---- 16 sepertinya

saya bisa.

14 Pengulangan

(PENOLAKAN

PARSIAL) 15 NEGOSIASI 16 PENERIMAAN

EK 12-5-2014/

08:31

17 Saya mau lihat SUP. 18 Sori 19 ga bisa gabung kalau ke

Bandung mah. 20 Mesti jemput.

17 Alasan

(PENOLAKAN) 18 Pernyataan

penyesalan

(PENOLAKAN) 19 PENOLAKAN 20 Alasan

(PENOLAKAN)

SI 12-5-2014/

16:17

Saya juga mau lihat SUP dulu

deh

YK 12-5-2014/

17:35

Aaang beda-beda begini… Ya

sudah yang mau nonton SUP

semangat ya. 21 Kalau mau makan-makan di

Jatinangor, 22 saya ga bisa ikut; 23 kalau di Bandung, 24 saya

usahakan.

21 Pilihan 1 22 PENOLAKAN 23 Pilihan 2 24 PENERIMAAN

EIS 12-5-2014/

17:37

Oke, keep in touch. 25

Kayaknya masih bisa kok

maksi di Bandung.

25 NEGOSIASI

EC 12-5-2014/

18:45

Mau lihat SUP takut ditagih

proposalnya yang lagi nge-

hang nih.

26 Pergi ga ya…

26 Ragu-ragu

(PENOLAKAN

PARSIAL)

SI 12-5-2014/

19:06

YK aku kebetulan ada perlu ke

bu H juga nih, cari waktu lain

susah.

NQ 12-5-2014/

19:18

27 Saya absen dulu temans. 28

Saya lagi di Semarang nyari

homebase sekalian jalan-jalan

hehe

27 PENOLAKAN 28 Alasan

(PENOLAKAN)

Page 112: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

94

Analisis:

Percakapan pada data 9 melibatkan 9 anggota komunitas daring yang terdiri

dari 7 anggota perempuan dan 2 anggota laki-laki. Ajakan diinisiasikan oleh YK

yang memiliki jenis kelamin perempuan pada tanggal 11 Mei 2014 pukul 10:29.

Pada tuturan awal, YK memfokuskan ajakannya kepada 2 anggota komunitas, EIS

dan SI (Selasa tanggal 13 ketemuan yuk, bu EIS dan mbak SI? Sekalian makan

siang saja). Bentuk tuturan ajakan yang diberikan YK adalah interogatif dengan

strategi ajakan imperatif dan bentuk tuturan deklaratif dengan strategi formula

menyarankan. Pada strategi ajakan imperatifnya, YK memberikan ungkapan fatis

‘yuk’ sebagai penanda ajakan sekaligus wujud kesantunannya. Ungkapan fatis

berikutnya yang diberikan YK adalah ‘saja’ pada strategi ajakan formula

menyarankan yang mengikuti ajakan sebelumnya. Kemudian, YK juga mengajak

anggota komunitas lain untuk berpartisipasi dalam pertemuan tersebut (Ada yang

mau ikut?).

Anggota pertama yang pertama memberikan respons adalah EIS pada pukul

10:41. EIS yang juga merupakan perempuan memberikan respons penolakan

parsial yang diawali dengan tuturan penolakan (Sedikit berubah nih. Baru bisa

berangkat dari Jakarta pagi-pagi) dan diikuti tuturan penolakan parsial (Tapi

masih ingin tetap bertemu). Respons EIS dapat dikatakan sebagai penolakan parsial

karena EIS menggunakan urutan tutur yang diawali dengan tuturan negatif yang

kemudian diikuti dengan tuturan positif. EIS menggunakan urutan tutur seperti

demikian sebagai wujud kesantunannya dan agar tidak menyinggung YK sebagai

pengajak.

Page 113: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

95

Anggota berikutnya yang memberikan respons adalah SI yang merupakan

seorang perempuan pada pukul 10:44. Respons yang diberikan merupakan

penerimaan dengan kondisi tertentu (Sampai Bandung kalau masih siangan hayu

maksi barengan). SI memberikan respons seperti ini karena SI akan menyaksikan

sidang di tempat lain pada pagi hari, dan mengondisikan akan memenuhi ajakan

YK apabila SI dapat tiba di Bandung pada siang hari.

Menanggapi respons dari SI, pada pukul 11:04, YK memberikan pertanyaan

yang merupakan negosiasi agar pertemuan diadakan di Bandung (Kalau begitu

ketemunya di Bandung saja ya?) yang merupakan strategi perintah, dilanjutkan

dengan strategi rekomendasi yang masih merupakan negosiasi (Ada rekomendasi

tempat makan baru nih hehe). Dalam negosiasinya, YK menggunakan fatis ‘ya’

dan bentuk tuturan interogatif pada strategi negosiasinya yang merupakan perintah

untuk melemahkan kadar imperatifnya dan menunjukkan kesantunannya.

Kemudian pada strategi negosiasinya yang berupa rekomendasi, YK menggunakan

fatis ‘nih’ dan ‘hehe’ sebagai wujud kesantunannya.

Negosiasi YK ditanggapi secara positif oleh EIS pada pukul 11:32 yang

memberikan respons penerimaan (Oke kalau begitu ketemunya di Bandung saja

ya?). Setelah memberikan respons penerimaan, EIS kemudian mengajak anggota

lain untuk ikut bergabung dalam percakapan dan berpartisipasi dalam pertemuan

tersebut (IR, NQ, RH, EC, EK, EWK, HH, ada yang bisa dan berminat?). Ajakan

EIS ini menjadikan EIS sebagai pengajak 2.

Anggota pertama yang memberikan respons dari ajakan EIS adalah RH,

yang merupakan seorang anggota perempuan. RH memberikan respons penolakan

Page 114: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

96

dengan memberikan penjelasan mengapa RH tidak dapat memenuhi ajakan EIS

(Saya ke Bandung ikut bu N pulang-pergi, bu EIS, SI, dan YK. Baru selesai UTS

diberi waktu 4 minggu untuk mengoreksi) pada pukul 14:15. Tingkat

ketidaklangsungan dari penolakan RH sangat tinggi karena RH tidak memberikan

penanda penolakan sama sekali. Tingkat ketidaklangsungan RH yang tinggi juga

menunjukkan tingkat kesantunan yang tinggi.

Anggota perempuan berikutnya yang memberikan respons adalah IR, yang

merupakan respons penolakan yang merupakan penjelasan (Saya mah mau

bertemu pak CS dulu sepertinya YK, bu EIS, bu SI setelah beliau menguji) pada

pukul 15:51. Penolakan IR juga tidak menggunakan penanda penolakan, sehingga

menunjukkan kadar ketidaklangsungan dan kesantunan yang tinggi. Kesantunan IR

dalam penolakannya juga ditunjukkan dengan fatis ‘mah’ dan ‘sepertinya’.

Kemudian, EWK merupakan anggota laki-laki pertama yang bergabung

dalam percakapan pada pukul 16:41 dan memberikan respons penolakan parsial

(Selasa,), negosiasi (asal jangan di Jatinangor,), dan penerimaan (sepertinya saya

bisa). Penolakan parsial yang diberikan EWK merupakan pengulangan satu bagian

dari ajakan yang kemudian diikuti dengan kondisi tertentu, yaitu agar pelaksanaan

ajakan tidak dilaksanakan di Jatinangor, dan penerimaan. Urutan tutur EWK

tersebut merupakan wujud kesantunan EWK.

Respons berikutnya yang berupa penolakan diberikan oleh EK yang

merupakan anggota perempuan pada tanggal 12 Mei 2014 pukul 08:31. EK

mengawali penolakannya dengan alasan (Saya mau lihat SUP), diikuti pernyataan

penyesalan (Sori), penolakan langsung (ga bisa gabung kalau ke Bandung mah),

Page 115: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

97

dan alasan lain (Harus jemput). Wujud kesantunan dari penolakan EK ditunjukkan

melalui urutan tutur dan panjang tuturan. Urutan tutur yang diawali dengan

alasan dan diikuti dengan pertanyaan penyesalan, penolakan langsung dan diakhiri

dengan alasan lainnya menunjukkan kadar kesantunan yang tinggi. Panjang tuturan

EK menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak menggunakan basa-basi dalam

tuturannya. EK juga memberikan ungkapan fatis ‘mah’ dalam penolakan

langsungnya untuk mengurangi kadar ketidaksantunan dari penolakan langsung

tersebut.

Pada pukul 17:35 di hari yang sama, YK sebagai inisiator kemudian

memberikan semangat kepada anggota lain yang akan menghadiri sidang (Ya sudah

yang mau nonton sidang semangat ya) sebagai basa-basi sebelum memberikan

respons berikutnya. YK kemudian memberikan penolakan untuk alternatif

pertama (Kalau mau makan-makan di Jatinangor, saya ga bisa ikut) dan

penerimaan untuk alternatif kedua (Kalau di Bandung, saya usahakan). Kedua

alternatif respons yang diberikan YK merupakan penolakan parsial karena

terdapat satu kondisi yang membuat YK menolak untuk menghadiri pertemuan,

namun terdapat kondisi lain yang memungkinkan YK untuk menghadiri pertemuan

tersebut. Beberapa penanda kesantunan yang digunakan YK dalam penolakan

parsialnya adalah fatis ‘ya’, urutan tuturan, dan panjang tuturan.

Pada pukul 17:37, EIS menanggapi penolakan parsial YK dengan negosiasi

bahwa ada kemungkinan EIS dapat pergi ke Bandung untuk bertemu dengan YK,

sesuai ajakan awal (Kayaknya masih bisa kok makan siang di Bandung). EIS

Page 116: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

98

menggunakan ungkapan fatis ‘kok’ untuk meyakinkan YK bahwa pelaksanaan

ajakan tetap dapat dilakukan.

Respons berikutnya diberikan oleh EC, seorang anggota perempuan, pada

pukul 18:45 yang merupakan penolakan parsial, karena EC menyampaikan

keragu-raguannya untuk memenuhi ajakan (Pergi gak ya?) setelah sebelumnya

mengawali respons dengan informasi mengenai situasi EC (Mau lihat SUP takut

ditagih proposalnya yang lagi nge-hang nih). EC menunjukkan kesantunannya

melalui urutan tutur, yaitu basa-basi yang diikuti penolakan parsial; dan fatis ‘nih’

dan ‘ya’.

Penolakan juga diberikan oleh NQ pada pukul 19:18, dengan cara

memberikan penolakan langsung (Saya absen dulu teman-teman) dan alasan

(Saya lagi di Semarang nyari homebase sekalian jalan-jalan). NQ yang merupakan

anggota laki-laki kedua yang bergabung dalam percakapan memberikan penolakan

langsungnya dengan penanda penolakan ‘absen’, yang berarti ‘tidak hadir’. Verba

‘absen’ yang diberikan NQ digunakan untuk mengurangi kadar ketidaksantunan

penolakan.

Setelah terlibat dalam negosiasi panjang, percakapan berakhir dengan 3

anggota yang memberikan penerimaan, 2 anggota yang memberikan penolakan

parsial, dan 4 anggota yang memberikan penolakan terhadap ajakan yang waktu

pelaksanaannya telah disepakati. Proses ajakan pada data 9 ini berlangsung selama

satu hari, dimulai pada tanggal 11 Mei 2014 pukul 10:39 dan berakhir pada tanggal

12 Mei 2014 pukul 19:18.

Page 117: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

99

Secara keseluruhan, proses ajakan nyata pada data 9 yang dilakukan oleh

grup strata S-3 dapat dilihat pada tabel berikut.

Jenis Tindak

Tutur

Inisial

Nama

Tanggal dan

Waktu Tuturan

Ajakan YK 11-5-2014/

10:39

Selasa tgl 13 ketemuan yuk,

bu EIS dan mbak SI? Kalo

bisa jgn di Jatinangor ya

hehehe, sekalian maksi saja.

Ada yg mau join?

Penolakan Penuh EIS 11-5-2014/

10:41

Sedikit berubah niy. Baru bisa

meluncur dari Jakarta pagi2

Penolakan Parsial EIS 11-5-2014/

10:41

tapi masih pengen tetep

ketemuan.... Gimana SI?

Penerimaan SI 11-5-2014/

10:44

Sampai Bandung kalau masih

siangan hayu maksi barengan.

Negosiasi YK 11-5-2014/

11:04

Kalo gitu ketemuannya di

Bandung aja ya? Ada

rekomendasi tempat makan

baru nih hehehe

Penerimaan EIS 11-5-2014/

11:32

Oke kalau begitu ketemuannya

di Bandung aja ya? Kalau keburu

ke Jatinangor pengen lihat SUP

dulu.

Ajakan EIS 11-5-2014/

11:32

IR, NQ, RH, EC, EK, EWK, HH

ada yang bisa dan berminat?

Penolakan Penuh RH 11-5-2014/

14:15

Saya ke Bandung ikut bu N

pulang-pergi, bu EIS, SI, dan

YK. Baru UTS dikasih waktu 4

minggu ngoreksi.

Penolakan Penuh IR 11-5-2014/

15:51

Saya mah mau ketemu pak CS

dulu kayaknya YK, bu EIS, bu

SI setelah beliau menguji.

Penolakan Parsial EWK 11-5-2014/

16:41

Selasa ---- asal jangan di

Jatinangor ---- sepertinya saya

bisa.

Penolakan Penuh EK 12-5-2014/

08:31

Saya mau lihat SUP. Sori ga bisa

gabung kalau ke Bandung mah.

Mesti jemput.

Penolakan Parsial YK 12-5-2014/

17:35

Kalau mau makan-makan di

Jatinangor, saya ga bisa ikut;

kalau di Bandung, saya

usahakan.

Page 118: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

100

Negosiasi EIS 12-5-2014/

17:37

Kayaknya masih bisa kok maksi

di Bandung.

Penolakan Parsial EC 12-5-2014/

18:45

Pergi ga ya…

Penolakan Penuh NQ 12-5-2014/

19:18

Saya absen dulu temans. Saya

lagi di Semarang nyari homebase

sekalian jalan-jalan hehe

Data 10

Konteks:

Komunikasi daring pada data 10 dilakukan oleh anggota grup strata S-3.

Grup ini adalah komunitas daring mahasiswa program doktor linguistik yang

datang dari kultur, latar belakang usia, dan minat yang lebih heterogen. Anggota

grup ini berjumlah 11 orang, yang terdiri dari 3 anggota laki-laki dan 8 anggota

perempuan. Berikut adalah data dan analisis komunikasi daring yang berlangsung

dalam grup strata S-3.

Data:

Inisial

Nama

Tanggal dan

Waktu Tuturan Kode Deskriptif

IR 21-8-2014/

05:33

1 Halo bu SI, EC, DN, EIS, EK,

RH, YK, pak EWK, HH, NQ…

Katanya kan kita disuruh isi

KRS online untuk perwalian

Jumat besok, tapi KRS online

nya juga ga bisa dibuka karena

masa pengisian KRS udah

habis. Jadi gimana? Manual aja

kali ya? 2 Pada mau ke kampus

ga? Saya Kamis ini ke kampus

sekalian lihat NQ sidang.

1 Essential

Condition 2 AJAKAN

SI 21-8-2014/

05:34

3 Saya ada kelas jeng IR, 4 bisa

tolong ambilin formulirnya?

Nuhun..

3 Alasan

(PENOLAKAN)

Page 119: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

101

4 Permintaan

tolong

(PENOLAKAN)

IR 21-8-2014/

05:36

Kalo manual, berarti langsung

diisi aja mereun nya?

Ambiliin, isiin dan

tandatanganin kah? :) kan

ketemunya entar susah lagi bu

SI

EC 21-8-2014/

05:38

5 Aku gak bisa ke Bandung hari

ini IR 6 boleh tolong isikan? Trims

5 PENOLAKAN 6 Permintaan

tolong

(PENOLAKAN)

SI 21-8-2014/

05:40

Jeng IR, iyah gitu ajah hehehe.

Nuhun lagi ☺

IR 21-8-2014/

05:42

Hihi. Nanti saya tanya dulu ke

pak A apa bisa diisikan dan

dipangtandatanganin semua ga.

Kalau bisa, ya ntar diisiin deh.

Tidakadamakasihyanggratis ☺

EIS 21-8-2014/

05:44

7 IR saya juga gak bisa. 8 Ikut

tolong diisiin ya neng?

Makasiiiih.

7 PENOLAKAN 8 Permintaan

tolong

(PENOLAKAN)

21-8-2014/

05:46

BTW mas NQ jadi ujian hari

ini?

IR 21-8-2014/

05:47

Oke bu EIS mudah-mudahan

bisa ya. Ayo siapa lagi yang

mauuu ☺

Ini NQ ga ada yang dukung

nih?

Iya bu EIS, NQ hari ini jam 11.

Analisis:

Ajakan yang diinisiasikan IR pada data 10 melibatkan 4 anggota yang

seluruhnya perempuan. IR yang juga merupakan seorang perempuan mengawali

ajakannya pada tanggal 21 Agustus 2014 pukul 05:33 dengan sapaan (Halo bu SI,

EC, DN, EIS, EK, RH, YK, pak EWK, HH, NQ) dan essential condition (Katanya

kan kita disuruh isi KRS online untuk perwalian Jumat besok, tapi KRS online nya

Page 120: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

102

juga ga bisa dibuka karena masa pengisian KRS udah habis. Jadi gimana? Manual

aja kali ya?). Setelah memberikan essential condition, IR kemudian bertanya

kepada anggota komunitas tersebut apakah ada diantara anggota yang akan datang

(Pada mau ke kampus tidak? Saya Kamis ini saja sekalian lihat NQ sidang). Ajakan

IR menyiratkan bahwa IR ingin mengajak anggota lain untuk datang mengisi KRS

dan menyaksikan salah satu anggota komunitas tersebut sidang proposal. Wujud

kesantunan yang diberikan IR dapat dilihat pada panjangnya tuturan, urutan

tutur, dan beberapa ungkapan fatis. Tindak tutur ajakan yang menggunakan

strategi kesediaan dalam bentuk interogatif hanya berupa kalimat pendek yang

didahului dengan sapaan, informasi lain, interogatif lain, serta diakhiri dengan

informasi tambahan yang menjadikan tuturannya panjang. Kadar

ketidaklangsungan dari ajakan IR juga sangat tinggi, sehingga menjadikan

kesantunan yang tinggi pula. Kemudian ungkapan-ungkapan fatis ‘halo’, ‘kan’,

‘juga’, dan ‘ya’ menambahkan kesantunan yang diberikan IR.

Respons yang diberikan pertama kali oleh SI pada pukul 05:34 adalah

respons penolakan. SI menyatakan alasan mengapa SI tidak dapat datang untuk

mengisi KRS dan menyaksikan sidang proposal NQ (Saya ada kelas, jeng IR), dan

mengakhirinya dengan permintaan tolong kepada IR untuk mengambilkan

formulir KRS (Bisa tolong ambilin formulirnya? Nuhun). Meskipun tuturan SI

pendek, SI tetap menunjukkan kesantunannya melalui urutan tutur yang diawali

dengan alasan dan diakhiri dengan permintaan tolong. Penolakan SI juga tidak

menunjukkan penanda penolakan, sehingga kadar ketidaklangsungan penolakan

tersebut tinggi yang juga memiliki tingkat kesantunan yang tinggi.

Page 121: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

103

Respons berikutnya yang merupakan penolakan diberikan oleh EC pada

pukul 05:38. EC memberikan penolakan langsung (Aku gak bisa ke Bandung hari

ini, IR), diikuti permintaan tolong (Boleh tolong isikan? Trims). Penolakan juga

diberikan oleh EIS pada pukul 05:44 dengan pola urutan yang sama seperti

penolakan yang diberikan EC. EIS memberikan penolakan langsung (IR saya juga

gak bisa) diikuti permintaan tolong (Ikut tolong diisikan ya neng? Makasiiiih).

Baik EC dan EIS memberikan ungkapan fatis ‘trims’, ‘ya’, dan ‘makasih’ sebagai

wujud kesantunan. Wujud kesantunan lain dari penolakan EC dan EIS adalah

bentuk tuturan interogatif dari permintaan tolong mereka. EIS juga menunjukkan

kesantunannya dengan fatis ‘makasiiiih’ yang menandakan nada panjang.

Proses ajakan berlangsung selama kurang dari 24 jam, mulai pukul 05:33

hingga pukul 05:47, dan berakhir dengan penolakan dari 3 anggota komunitas yang

terlibat percakapan. Proses ajakan ini tidak melibatkan negosiasi karena acara dari

ajakan yang diinisiasikan oleh IR merupakan acara yang sudah dijadwalkan oleh

pihak lain. Oleh karena itu, penolakan yang diberikan lebih terbuka dan tidak ada

anggota yang melakukan negosiasi.

Secara keseluruhan, proses ajakan nyata pada data 10 yang dilakukan oleh

grup strata S-3 dapat dilihat pada tabel berikut.

Jenis Tindak

Tutur

Inisial

Nama

Tanggal dan

Waktu Tuturan

Essential

Condition

IR 21-8-2014/

05:33

Halo bu SI, EC, DN, EIS, EK,

RH, YK, pak EWK, HH, NQ…

Katanya kan kita disuruh isi KRS

online untuk perwalian Jumat

besok, tapi KRS online nya juga

ga bisa dibuka karena masa

pengisian KRS udah habis. Jadi

gimana? Manual aja kali ya?

Page 122: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

104

Ajakan IR 21-8-2014/

05:33

Pada mau ke kampus ga? Saya

Kamis ini ke kampus sekalian

lihat NQ sidang.

Penolakan Penuh SI 21-8-2014/

05:34

Saya ada kelas jeng IR, bisa

tolong ambilin formulirnya?

Nuhun..

Penolakan Penuh EC 21-8-2014/

05:38

5Aku gak bisa ke Bandung hari

ini IR. Boleh tolong isikan?

Trims

Penolakan Penuh EIS 21-8-2014/

05:44

IR saya juga gak bisa. Ikut

tolong diisiin ya neng?

Makasiiiih.

Data 11

Konteks:

Pada data 11, komunikasi daring terjadi dalam grup strata S-3. Grup ini

adalah komunitas daring mahasiswa program doktor linguistik yang datang dari

kultur, latar belakang usia, dan minat yang lebih heterogen. Anggota grup ini

berjumlah 11 orang, yang terdiri dari 3 anggota laki-laki dan 8 anggota perempuan.

Berikut adalah data dan analisis komunikasi daring yang berlangsung dalam grup

strata S-3.

Data:

Inisial

Nama

Tanggal dan

Waktu Tuturan Kode Deskriptif

IR 8-2-2015/

09:04

1 Selasa besok tanggal 10

pukul 9:00 bu SI SUP. 2 Ada

yang bisa datang kah?

1 Essential

Condition

2 AJAKAN

EIS 8-2-2015/

09:19

3 Inshallah 3 PENERIMAAN

YK 8-2-2015/

10:05

4 Aaaaaang ga bisa kemana-

mana �

4 PENOLAKAN

EK 8-2-2015/

10:09

5 Mudah-mudahan bisa ya. 5 PENOLAKAN

PARSIAL

NQ 8-2-2015/ 6 Inshallah. Sekalian KRS-an 6 PENERIMAAN

Page 123: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

105

14:08

SI 8-2-2015/

14:31

Mohon doanya, teman-teman.

Deg-degan nih.

EC 9-2-2015/

03:20

Semoga SUP-nya lancar dan

sukses ya. 7 Pengen hadir 8 tapi disuruh

rapat akreditasi kampus. 9

Maaf ya, say.

7 Pernyataan positif

(PENOLAKAN) 8 Alasan

(PENOLAKAN) 9 Pernyataan

penyesalan

(PENOLAKAN)

HH 9-2-2015/

13:14

10 Inshallah palay euy. Sok bu

SI didoakeun sing lancar. Ngke

gentosan abdi doakeun nya?

10 PENERIMAAN

SI 9-2-2015/

13:26

Amin amin ya rabbal alamin.

Nuhun.

Analisis:

Percakapan pada data 11 melibatkan 8 anggota yang terdiri dari 2 anggota

laki-laki dan 6 anggota perempuan. Ajakan yang diinisiasikan oleh IR pada tanggal

8 Februari 2015 pukul 09:04 merupakan ajakan untuk datang melihat salah satu

rekan mereka mengikuti sidang proposal. Ajakan diawali dengan essential

condition, yaitu pemberitahuan tanggal dan waktu sidang rekan mereka

dilaksanakan (Selasa besok tanggal 10 pukul 9:00 bu SI sidang proposal), diikuti

ajakan dengan strategi kemampuan kepada rekan lainnya untuk menyaksikan

sidang tersebut (Ada yang bisa datang kah?). Kesantunan pada tindak tutur ajakan

IR direalisasikan dengan bentuk tuturan interogatif, urutan tutur, dan fatis ‘kah’.

Dalam ajakannya, IR memberikan informasi pendahulu sebelum tuturan ajakan

sebagai wujud kesantunannya.

Respons pertama diberikan oleh EIS pada pukul 09:19 yang merupakan

penerimaan (Inshallah), diikuti oleh YK yang memberikan penolakan langsung

(Aaaaaang tidak bisa kemana-mana) pada pukul 10:05, EK yang memberikan

Page 124: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

106

penolakan parsial (Mudah-mudahan bisa ya) pada pukul 10:09, dan NQ yang

memberikan penerimaan (Inshallah, sekalian isi KRS) pada pukul 14:08. Dalam

respons penerimaan yang diberikan EIS dan NQ, terdapat fatis ‘inshallah’ yang

berarti ‘jika Allah mengizinkan’ dan diambil dari bahasa Arab. Ungkapan

‘inshallah’ menunjukkan bahwa EIS dan NQ memiliki niat untuk memenuhi

ajakan.

Respons penolakan yang diberikan YK, seorang anggota perempuan,

memiliki fatis ‘aaaaaang’ yang mengurangi kadar ketidaksantunan dari penolakan

langsungnya. Fatis tersebut digunakan sebagai rasa penyesalan YK atas situasi YK

yang tidak dapat memenuhi ajakan. Kemudian, respons yang diberikan EK

(Mudah-mudahan bisa ya) merupakan pernolakan parsial karena dilihat dari

tuturannya, EK bermaksud untuk datang, akan tetapi EK juga memberikan ekspresi

kesangsian yang ditandai dengan ‘mudah-mudahan’. Dalam penolakan parsialnya,

EK memberikan fatis ‘ya’ sebagai ungkapan kesantunan. Dalam hal ini, makna

tersirat dari tuturan EK adalah EK akan datang apabila tidak ada suatu hal yang

membatalkan maksud EK untuk datang.

Respons berikutnya yang berupa penolakan diberikan oleh EC pada tanggal

9 Februari 2015 pukul 03:20. EC yang merupakan anggota perempuan mengawali

respons penolakannya dengan dukungan kepada anggota yang akan melaksanakan

ujian (Semoga SUP-nya lancar dan sukses ya), diikuti pernyataan positif (Pengen

hadir), diikuti alasan (tapi disuruh rapat akreditasi kampus), dan diakhiri dengan

pernyataan penyesalan (Maaf ya say). Dalam penolakannya, EC menunjukkan

Page 125: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

107

kesantunannya melalui urutan tutur dan panjang tuturan. Beberapa ungkapan

fatis seperti ‘ya’ dan ‘say’ juga digunakan EC sebagai kesantunan.

Kemudian, pada pukul 13:14 di hari yang sama, HH yang merupakan

anggota laki-laki bergabung dalam percakapan dan memberikan respons

penerimaan (Inshallah palay euy) yang mengindikasikan bahwa HH akan

menghadiri siding rekannya tersebut, diikuti dukungan untuk rekannya (Sok bu SI

didoakeun sing lancar, ngke gentosan abdi doakeun nya?). Beberapa ungkapan

fatis digunakan oleh HH sebagai wujud kesantunannya. Ungkapan-ungkapan fatis

tersebut adalah ‘euy’, ‘sok’, dan ‘nya’.

Proses ajakan pada data 11 berlangsung selama satu hari, mulai dari tanggal

8 Februari 2015 pada pukul 09:04 sampai dengan tanggal 9 Februari 2015 pukul

13:26. Proses ajakan berakhir dengan 3 anggota yang memberikan penerimaan, 2

anggota memberikan penolakan, dan 1 anggota memberikan respons penolakan

parsial. Ajakan yang diinisiasikan oleh IR tersebut tidak melibatkan negosiasi

panjang. Hampir setiap anggota memberikan respons langsung, baik penerimaan

maupun penolakan. Hal ini dikarenakan jadwal sidang rekannya telah ditentukan

dan tidak dapat diubah. Oleh karena itu, setiap anggota tidak memperpanjang

proses ajakan dengan negosiasi.

Secara keseluruhan, proses ajakan nyata pada data 10 yang dilakukan oleh

grup strata S-3 dapat dilihat pada tabel berikut.

Jenis Tindak

Tutur

Inisial

Nama

Tanggal dan

Waktu Tuturan

Essential

Condition

IR 8-2-2015/

09:04

Selasa besok tanggal 10 pukul

9:00 bu SI SUP.

Ajakan IR 8-2-2015/

09:04

Ada yang bisa datang kah?

Page 126: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

108

Penerimaan EIS 8-2-2015/

09:19

Inshallah

Penolakan Penuh YK 8-2-2015/

10:05

Aaaaaang ga bisa kemana-mana

Penolakan Parsial EK 8-2-2015/

10:09

Mudah-mudahan bisa ya.

Penerimaan NQ 8-2-2015/

14:08

Inshallah. Sekalian KRS-an

Penolakan Penuh EC 9-2-2015/

03:20

Semoga SUP-nya lancar dan

sukses ya.

Pengen hadir tapi disuruh rapat

akreditasi kampus. Maaf ya, say.

Penerimaan HH 9-2-2015/

13:14

Inshallah palay euy. Sok bu SI

didoakeun sing lancar. Ngke

gentosan abdi doakeun nya?

Berdasarkan analisis pada data yang ditemukan dari percakapan daring yang

dilakukan oleh anggota-anggota dari tiga grup Facebook, proses ajakan nyata

terjadi saat inisiasi ajakan maupun felicity conditions diberikan. Felicity

conditions diberikan oleh pengajak untuk menetapkan konteks epistemik sehingga

anggota lain yang menjadi terajak memberikan respons relevan dengan apa yang

diinisiasikan pengajak. Respons terhadap ajakan nyata yang dapat berupa

penerimaan, penolakan parsial, dan penolakan penuh diberikan oleh anggota-

anggota lain yang bergabung dalam percakapan tersebut. Apabila salah satu

anggota yang berstatus sebagai terajak memberikan negosiasi, seringkali anggota

tersebut berubah kedudukan menjadi pengajak dan tidak menutup kemungkinan

bahwa pengajak 1 berubah kedudukannya menjadi terajak.

Berdasarkan penemuan data, ajakan nyata lebih banyak diberikan oleh

anggota dari grup Strata S-3. Terdapat empat data berisi ajakan nyata yang

diberikan oleh anggota grup strata S-3 dan satu data lainnya yang diberikan oleh

Page 127: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

109

grup strata S-1. Dari kelima data berisi ajakan nyata, negosiasi yang diberikan oleh

anggota komunitas daring jarang diberikan. Penemuan pada data juga menunjukkan

bahwa strategi penolakan milik Beebe et al. (1990) yang merupakan kalimat

alternatif tidak berfungsi sebagai penolakan, melainkan negosiasi. Strategi

penolakan lainnya, yaitu penundaan, juga tidak seluruhnya berfungsi sebagai

penolakan. Karakteristik pada ajakan nyata pada penelitian ini dapat dikaidahkan

sebagai berikut.

Tabel 3.1 Kaidah karakteristik pada ajakan nyata

Hasil temuan pada data dalam penelitian ini menawarkan satu kebaruan,

yaitu karakteristik pada ajakan nyata. Dalam ajakan nyata, penanda ajakan dapat

diberikan sebelum maupun setelah penentuan tanggal, waktu, dan/atau aktivitas

ajakan. Penentuan tanggal, waktu, dan/atau aktivitas tidak harus diberikan

seluruhnya saat ajakan nyata diberikan.

Bagan 3.1 menggambarkan proses ajakan yang terjadi pada tiga grup

Facebook yang sebagian besar terjadi pada ajakan nyata.

AJAKAN NYATA

1. Ajakan � penanda ajakan + penentuan tanggal dan/atau waktu

2. Ajakan � penanda ajakan + penentuan tanggal dan/atau aktivitas

3. Ajakan � penanda ajakan + penentuan waktu dan/atau aktivitas

4. Ajakan � penanda ajakan + penentuan tanggal, waktu, dan/atau aktivitas

5. Ajakan � penentuan tanggal dan/atau waktu + penanda ajakan

6. Ajakan � penentuan tanggal dan/atau aktivitas + penanda ajakan

7. Ajakan � penentuan waktu dan/atau aktivitas + penanda ajakan

8. Ajakan � penentuan tanggal, waktu, dan/atau aktivitas + penanda ajakan

Page 128: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

110

Bagan 3.1 Proses ajakan nyata yang terjadi pada tiga grup Facebook

*) K : dengan kesepakatan

TK : tanpa kesepakatan

3.1.2 Bentuk dan Strategi Tindak Tutur Ajakan pada Ajakan Nyata

Seluruh proses ajakan nyata yang telah diberikan penandaan kemudian

diseleksi lagi untuk memperoleh tuturan ajakan nyata. Kemudian, proses penandaan

lain dilakukan untuk menentukan bentuk dan strategi tindak tutur ajakan yang

digunakan oleh pengajak dalam memberikan ajakan nyatanya. Proses penandaan

strategi ajakan mengacu pada teori mengenai strategi ajakan milik Blum-Kulka,

Page 129: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

111

House dan Kasper (1989). Berikut adalah data berisi ajakan nyata beserta jenis

strategi ajakannya.

DATA STRATA

GRUP

INISIAL

DAN JENIS

KELAMIN

PENGAJAK

AJAKAN NYATA

BENTUK

DAN

STRATEGI

AJAKAN

UNGKAPAN

FATIS

5 S-1 LJ

(Perempuan)

Kalau hari Minggu

depan pada bisa ga?

Pulangnya ke rumah

EPH, ngeliwet. Hehe

Interogatif Kemampuan

‘hehe’

7 S-3 EWK

(Laki-laki)

Tanggal 8 saja

bagaimana? Setelah

beres di Jatinangor.

Interogatif Formula

menyarankan

‘saja’

Kita kumpul di

rumah pak HH.

Deklaratif Formula

menyarankan

-

9 S-3 YK

(Perempuan)

Selasa tanggal 13

ketemuan yuk, bu

EIS dan mbak SI?

Interogatif Imperatif

‘yuk’

Sekalian maksi saja Deklaratif Formula

menyarankan

‘saja’

Ada yang mau ikut? Interogatif Kesediaan

-

EIS

(Perempuan)

IR, NQ, RH, EC, EK,

EWK, HH, ada yang

bisa dan berminat?

Interogatif Kemampuan

dan Kesediaan

-

10 S-3 IR

(Perempuan)

Pada mau ke kampus

ga?

Interogatif Kesediaan

-

11 S-3 IR

(Perempuan)

Ada yang bisa datang

kah?

Interogatif Kemampuan

‘kah’

Dari kelima data berisi ajakan nyata, ditemukan empat jenis strategi ajakan.

Keempat strategi ajakan tersebut adalah strategi tidak langsung konvensional

berbasis pendengar, yang terdiri dari kemampuan, kesediaan, dan formula

menyarankan; serta strategi ajakan langsung, yaitu kalimat imperatif.

Page 130: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

112

1. Kemampuan

DATA STRATA

GRUP PENGAJAK AJAKAN

BENTUK

TUTURAN

AJAKAN

5 S-1 LJ Kalau hari Minggu

depan pada bisa tidak?

Pulangnya ke rumah

EPH, ngeliwet

Interogatif

9 S-3 EIS IR, NQ, RH, EC, EK,

EWK, HH, ada yang

bisa dan berminat?

Interogatif

11 S-3 IR Ada yang bisa datang

kah?

Interogatif

Strategi ajakan kemampuan ditemukan pada data 5, 9, dan 11. Kata yang

ditemukan pada tiga tuturan berisi strategi ajakan kemampuan adalah ‘bisa’, yang

bermakna ‘mampu melakukan sesuatu’. Seluruh data yang berisi strategi ajakan

kemampuan memiliki bentuk tuturan interogatif.

Pada data 5, strategi ajakan kemampuan diberikan oleh LJ (Kalau hari

Minggu depan pada bisa tidak?). Kemudian pada data 9, strategi ajakan

kemampuan diberikan oleh EIS (Ada yang bisa dan berminat?). Strategi ajakan

kemampuan terakhir yang ada pada data 11 diberikan oleh IR (Ada yang bisa

datang kah?). Dalam ajakannya, IR juga menggunakan ungkapan fatis ‘kah’, yang

berfungsi sebagai pengukuhan pertanyaan.

2. Kesediaan

DATA STRATA

GRUP PENGAJAK AJAKAN

BENTUK

TUTURAN

AJAKAN

9 S-3 YK Ada yang mau ikut? Interogatif

Page 131: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

113

EIS IR, NQ, RH, EC, EK,

EWK, HH, ada yang

bisa dan berminat?

Interogatif

10 S-3 IR Pada mau ke kampus

ga?

Interogatif

Sama seperti strategi ajakan kemampuan, seluruh data yang berisi strategi

ajakan kesediaan memiliki bentuk tuturan interogatif. Pada tiga strategi ajakan

kesediaan, yang terdapat pada data 9 dan 10, terdapat kata-kata yang memiliki

makna ‘sudi’. Kata-kata tersebut adalah ‘mau’ dan ‘berminat’. Pada data 9, strategi

ajakan berupa kesediaan diberikan oleh YK (Ada yang mau ikut?), dan pada data

10 diberikan oleh IR (Pada mau ke kampus ga?). Kata ‘mau’ digunakan sebagai

penawaran aksi akan datang yang juga berfungsi sebagai konfirmasi kesediaan

terajak untuk memenuhi aksi akan datang tersebut.

Kemudian, pada data 9, EIS menggunakan kata ‘berminat’ pada ajakannya

(Ada yang bisa dan berminat?). ‘Berminat’ memiliki makna ‘mempunyai minat’.

Sama seperti kata ‘mau’ yang ditemukan pada data sebelumnya, ‘berminat’

digunakan sebagai penawaran dan konfirmasi kesediaan terajak untuk memenuhi

aksi akan datang yang diinisiasikan.

3. Formula Menyarankan

DATA STRATA

GRUP PENGAJAK AJAKAN

BENTUK

TUTURAN

AJAKAN

7 S-3 EWK Tanggal 8 saja

bagaimana? Setelah

beres di Jatinangor.

Interogatif

Kita kumpul di rumah

pak HH

Deklaratif

Page 132: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

114

9 S-3 YK Sekalian makan siang

saja.

Deklaratif

Kemudian, ajakan nyata yang berisi formula menyarankan ditemukan

pada data 7 dan 9. Pada data 7, ajakan nyata berisi formula menyarankan dengan

bentuk tuturan interogatif dan deklaratif diberikan oleh EWK (Tanggal 8 saja

bagaimana? Setelah beres dari Jatinangor dan Kita kumpul di rumah pak HH).

Asumsi yang dapat disimpulkan dari ajakan pertama EWK (Tanggal 8 saja

bagaimana? Setelah beres dari Jatinangor) adalah seluruh atau sebagian besar

anggota komunitas daring akan berada di Jatinangor untuk melakukan satu aktivitas

pada tanggal 8. Kemudian anggota komunitas daring tersebut akan berkumpul di

salah satu rumah anggota komunitas daring tersebut.

Kemudian, formula menyarankan yang memiliki bentuk tuturan deklaratif

diberikan oleh YK (Sekalian makan siang saja) pada data 9. Praanggapan yang

digagas YK dari ajakannya adalah anggota komunitas daring yang merupakan

terajak belum makan siang pada saat aktivitas dari ajakannya tersebut dilaksanakan.

Asumsi lain yang dapat disimpulkan adalah aktivitas dari ajakan tersebut akan

dilaksanakan menjelang waktu makan siang.

Pada data 7 dan 9, terdapat ungkapan fatis ‘saja’, yang menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia memiliki makna ‘lebih baik’. Anjuran yang diberikan

penutur dapat menjadi ajakan apabila diikuti dengan konteks yang sesuai.

Page 133: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

115

4. Kalimat Imperatif

DATA STRATA

GRUP PENGAJAK AJAKAN

BENTUK

TUTURAN

AJAKAN

9 S-3 YK Selasa tanggal 13

ketemuan yuk, bu EIS

dan mbak SI?

Interogatif

Strategi ajakan yang merupakan kalimat imperatif ditemukan pada data 9

dengan bentuk tuturan interogatif. Tuturan imperatif yang diberikan oleh YK pada

data 9 merupakan ajakan untuk bertemu dan bertatap muka (Selasa tanggal 13

ketemuan yuk, bu EIS dan mbak SI?). Pada tuturan imperatif tersebut, terdapat satu

ungkapan fatis yang merupakan kata seru untuk mengajak. Fatis tersebut adalah

‘yuk’. Kata ‘yuk’ atau ‘ayo’ bermakna ‘kata seru untuk mengajak atau memberikan

dorongan’. Strategi ajakan imperatif ini merupakan salah satu dari strategi ajakan

langsung.

Meskipun YK menggunakan kalimat imperatif dalam ajakannya, bentuk

tuturan ajakan tersebut adalah interogatif karena YK bermaksud untuk mengurangi

kadar ketidaksantunannya. Ajakan dengan kalimat imperatif pada data 9 hanya

ditegaskan dengan kata seru ‘yuk’, tanpa menggunakan bentuk tuturan imperatif.

Sebagai simpulan, pada ajakan nyata, sebagian besar ajakan dimulai dengan

felicity conditions. Bentuk tuturan ajakan pada ajakan nyata sebagian besar adalah

interogatif. Bahkan dalam strategi ajakan kalimat imperatif, pengajak

menggunakan bentuk tuturan interogatif sebagai wujud kesantunan.

Secara keseluruhan, masing-masing strategi ajakan nyata yang ditemukan

pada data memiliki beberapa kata yang menjadi indikator penguat strategi-strategi

Page 134: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

116

tersebut. Oleh karena itu, dalam hal ini strategi ajakan nyata dapat dikaidahkan

sebagai berikut.

Tabel 3.2 Kaidah strategi ajakan dalam ajakan nyata

Kemampuan

‘Bisa’

Kesediaan ‘Mau’

‘Berminat’

Imperatif Memiliki kata seru untuk mengajak

(‘Ayo’ dan ‘Yuk’)

Formula menyarankan ‘saja’ = ‘lebih baik’

‘bagaimana’

3.1.3 Respons terhadap Ajakan Nyata

Berdasarkan hasil analisis dari lima data berisi ajakan nyata yang terkumpul,

terdapat tiga jenis respons yang diberikan oleh terajak sebagai tanggapan atas

ajakan yang diberikan. Ketiga jenis respons tersebut adalah penerimaan,

penolakan parsial, dan penolakan penuh.

3.1.3.1 Penerimaan terhadap Ajakan Nyata

Pada umumnya, jenis respons penerimaan terhadap ajakan nyata berisi

tuturan positif yang menunjukkan persetujuan terhadap ajakan yang diberikan.

Berikut adalah tuturan positif yang merupakan respons penerimaan dari ajakan

nyata yang diberikan.

Data Strata

Grup

Inisial dan

Jenis Kelamin

Penutur

Tuturan Ungkapan

Fatis

5 S-1 ASR

(Laki-laki)

Sok lah diatur-atur tanggal

sakitu.

‘sok’, ‘lah’

Page 135: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

117

7 S-3 EIS

(Perempuan)

No problem. -

YK

(Perempuan)

Kalo ketemu langsung di

rumah pak HH gimana?

Pak HH minta alamatnya

dong hehe

‘dong’,

‘hehe’

DN

(Perempuan)

Setuju tanggal 8 saja. ‘saja’

NQ

(Laki-laki)

Ikut. Ikut…

EIS

(Perempuan)

Sip setuju. ‘sip’

9 S-3 SI

(Perempuan)

hayu maksi barengan. ‘hayu’

EIS

(Perempuan)

Oke kalau begitu

ketemuannya di Bandung

aja ya?

‘oke’, ‘aja’,

‘ya’

EWK

(Laki-laki)

Asal jangan di Jatinangor -

--- sepertinya saya bisa.

-

YK

(Perempuan)

Kalau di Bandung, saya

usahakan.

-

11 S-3 EIS

(Perempuan) Inshallah ‘inshallah’

NQ

(Laki-laki)

Inshallah. Sekalian KRS-

an

‘inshallah’

HH

(Laki-laki)

Inshallah palay euy. ‘inshallah’,

‘euy’

Pada respons penerimaan terhadap ajakan nyata, terdapat beberapa

ungkapan fatis dan kata yang menunjukkan sikap positif terajak terhadap ajakan

yang diberikan. Fatis dan kata tersebut adalah ‘bisa/boleh’, ‘ayo’/’hayu’, ‘ikut’,

‘oke’, ‘setuju’, ‘sok’ (silakan), dan ‘inshallah’.

Respons penerimaan yang diperkuat dengan kata ‘bisa/boleh’ ditemukan

pada data 9. Pada data 9, penerimaan diberikan oleh EWK (Asal jangan di

Jatinangor, sepertinya saya bisa). EWK menyatakan bahwa EWK dapat memenuhi

ajakan yang diberikan apabila pelaksanaan ajakan tersebut tidak dilakukan di

Jatinangor.

Page 136: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

118

Kemudian, respons penerimaan terhadap ajakan nyata yang diperkuat

dengan fatis ‘ayo’/’hayu’ juga ditemukan pada data 9. Respons tersebut diberikan

oleh SI pada data 9 (Hayu maksi barengan). Fatis ‘ayo’/’hayu’ yang digunakan

dalam respons penerimaan mengindikasikan bahwa ajakan yang diberikan pengajak

disetujui dan akan dipenuhi oleh terajak yang memberikan respons tersebut.

Respons penerimaan berikutnya ditunjukkan dengan kata ‘ikut’. Tuturan

penerimaan berisi kata ‘ikut’ ditemukan pada data 7. Pada data 7, respons diberikan

oleh NQ (Ikut. Ikut…).

Fatis lain yang ditemukan pada respons penerimaan adalah ‘oke’. Fatis

‘oke’ merupakan ragam cakapan tidak baku yang berarti ‘setuju’. Fatis ‘oke’

ditemukan pada data 9. Pada data 9, EIS merupakan anggota yang memberikan

respons yang berisi fatis ‘oke’. EIS menuturkan fatis ‘oke’ diikuti dengan

pertanyaan konfirmasi (Oke kalau begitu ketemuannya di Bandung aja ya?) yang

juga mengandung ungkapan fatis ‘aja’dan ‘ya’.

Kata berikutnya yang memperkuat penerimaan ajakan adalah ‘setuju’. Kata

‘setuju’ ditemukan pada data 7. Pada data 7, persetujuan diberikan oleh DN (Setuju

tanggal 8 saja) dan EIS (Sip setuju).

Respons penerimaan berikutnya ditunjukkan dengan fatis ‘sok’ yang

merupakan bahasa Sunda. Fatis ‘sok’ memiliki makna ‘silakan’ apabila diartikan

sesuai dengan konteks percakapan yang ada. Fatis ‘sok’ ditemukan pada data 5.

Pada data 5, tuturan berisi fatis ‘sok’ diberikan oleh ASR (Sok lah diatur-atur

tanggal sakitu), yang juga mengindikasikan bahwa ASR mempersilakan pengajak

Page 137: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

119

dan anggota komunitas daring lainnya untuk mengatur waktu pelaksanaan

pertemuan.

Fatis berikutnya yang memperkuat respons penerimaan adalah ‘inshallah’.

‘Inshallah’ berasal dari bahasa Arab yang memiliki makna ‘jika Allah

mengizinkan’. Istilah ini digunakan untuk menyertai pernyataan akan berbuat

sesuatu pada masa yang akan datang. Fatis ‘inshallah’ ditemukan pada data 11.

Pada data 11, fatis ‘inshallah’diberikan oleh EIS, NQ, dan HH sebagai respons

positif atas ajakan yang diberikan kepada mereka.

Selain ketujuh fatis dan kata yang memperkuat respons penerimaan

terhadap ajakan nyata, ditemukan beberapa kata lain pada data yang

mengindikasikan penerimaan seperti ‘no problem’ (tidak masalah) dan ‘saya

usahakan’. Pada umumnya, kalimat positif digunakan terajak sebagai respons

penerimaan terhadap ajakan yang diberikan.

3.1.3.2 Penolakan Parsial terhadap Ajakan Nyata

Selain penerimaan dan penolakan penuh, pada 5 data yang berisi ajakan

nyata terdapat enam penolakan parsial, yang bukan merupakan penolakan penuh

maupun penerimaan. Berikut adalah tuturan yang merupakan penolakan parsial

pada ajakan nyata.

Data Strata

Grup

Inisial dan

Jenis

Kelamin

Penutur

Penolakan Parsial

Jenis

Penolakan

Parsial

Ungkapan

Fatis

7 S-3 SI

(Perempuan)

Acara jam berapa

nih? Soalnya saya

nyambil jadi supir

Ragu-ragu ‘nih’

Page 138: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

120

jemputan anak-

anak.

9 S-3 EIS

(Perempuan) Tapi masih ingin tetap bertemu.

Harapan

memenuhi

ajakan

-

EWK

(Laki-laki)

Selasa, asal jangan

di Jatinangor,

sepertinya saya

bisa.

Pengulangan

satu bagian

pada ajakan

-

YK

(Perempuan) Kalau mau

makan siangnya

di Jatinangor,

saya tidak bisa

ikut. Kalau di

Bandung, saya

usahakan.

Pilihan -

EC

(Perempuan)

Pergi gak ya? Ragu-ragu ‘ya’

11 S-3 EK

(Perempuan)

Mudah-mudahan

bisa ya.

Harapan

memenuhi

ajakan

‘ya’

Berdasarkan data yang diperoleh, penolakan parsial dapat berupa

pengulangan bagian pada ajakan, harapan untuk memenuhi ajakan, pilihan

dari beberapa alternatif, dan keragu-raguan. Seluruh respons terhadap ajakan

nyata yang merupakan penolakan parsial diberikan oleh anggota grup strata S-3.

1. Pengulangan Bagian pada Ajakan

Data Strata Grup Penutur Penolakan Parsial

Jenis

Penolakan

Parsial

9 S-3 EWK Selasa, asal jangan di

Jatinangor, sepertinya saya

bisa.

Pengulangan

satu bagian

pada ajakan

Page 139: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

121

Dari 5 data berisi ajakan nyata yang ditemukan, strategi penolakan yang

diajukan Beebe et al. (1990), yaitu pengulangan satu bagian dari ajakan, seperti

pada data 9 yang dituturkan oleh EWK (Selasa, asal jangan di Jatinangor,

sepertinya saya bisa) bukan merupakan penolakan, melainkan penolakan parsial.

Pada data 9, pengulangan bagian yang diberikan EWK dilanjutkan dengan

permintaan EWK agar tempat ajakan dilaksanakan tidak diadakan di Jatinangor

serta penerimaan yang diberikan EWK setelahnya menunjukkan bahwa EWK

akan menerima apabila permintaannya diikuti, dan akan menolak apabila

permintaannya tidak diikuti. Jadi, strategi penolakan pengulangan satu bagian

dari ajakan milik Beebe et al. (1990) dapat menjadi strategi penolakan parsial

apabila diikuti oleh tuturan lain yang mendukung.

2. Harapan untuk Memenuhi Ajakan

Data Strata Grup Penutur Penolakan Parsial

Jenis

Penolakan

Parsial

9 S-3 EIS Tapi masih ingin tetap

bertemu.

Harapan

memenuhi

ajakan

11 S-3 EK Mudah-mudahan bisa ya. Harapan

memenuhi

ajakan

Jenis penolakan parsial lainnya yang ditemukan pada data adalah harapan

untuk memenuhi ajakan. Strategi penolakan parsial ini menunjukkan bahwa

terajak akan memenuhi ajakan apabila di kemudian hari terajak tidak memiliki

halangan untuk memenuhinya, atau terajak tetap ingin memenuhi ajakan

meskipun ada suatu hal yang mungkin menghalangi terajak.

Page 140: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

122

Penolakan parsial berisi harapan untuk memenuhi ajakan ditemukan pada

data 9 dan 11. Pada data 9, penolakan parsial diberikan oleh EIS (Tapi masih ingin

tetap bertemu). Penolakan parsial EIS tersebut mengindikasikan bahwa EIS

memiliki halangan di masa datang saat ajakan dilaksanakan, akan tetapi EIS

berharap untuk tetap dapat memenuhi ajakan tersebut.

Penolakan parsial lainnya ditemukan pada data 11, yang diberikan oleh EK

(Mudah-mudahan bisa ya). Sama seperti penolakan parsial yang juga diberikan EK

pada data 8, penolakan parsial pada data 11 juga mengindikasikan bahwa EK

berharap tidak ada halangan di masa datang sehingga EK dapat memenuhi ajakan

yang diberikan.

3. Pilihan dari Beberapa Alternatif

Data Strata Grup Penutur Penolakan Parsial

Jenis

Penolakan

Parsial

9 S-3 YK Kalau mau makan

siangnya di Jatinangor,

saya tidak bisa ikut. Kalau

di Bandung, saya

usahakan.

Pilihan

Penolakan parsial lainnya yang ditemukan pada data adalah pilihan dari

beberapa alternatif. Penolakan parsial seperti ini ditemukan pada data 9.

Pada data 9, penolakan parsial diberikan oleh YK (Kalau mau makan

siangnya di Jatinangor, saya tidak bisa ikut. Kalau di Bandung, saya usahakan).

Pada penolakan parsialnya, YK tidak dapat memenuhi ajakan apabila aktivitas

Page 141: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

123

dilaksanakan di Jatinangor; akan tetapi YK dapat memenuhi ajakan tersebut apabila

aktivitas dari ajakan tersebut tidak dilaksanakan di Jatinangor.

Sebagai simpulan, penolakan parsial jenis pilihan dari beberapa alternatif

dapat dilihat dari dua respons berbeda yang diberikan oleh seorang terajak. Terajak

memberikan respons positif terhadap satu pilihan ajakan dan respons negatif

terhadap pilihan ajakan lainnya.

4. Keragu-raguan

Data Strata Grup Penutur Penolakan Parsial

Jenis

Penolakan

Parsial

7 S-3 SI Acara jam berapa nih?

Soalnya saya nyambil jadi

supir jemputan anak-anak.

Ragu-ragu

9 S-3 EC Pergi gak ya? Ragu-ragu

Dari 5 data berisi ajakan nyata yang dianalisis, terdapat dua penolakan

parsial yang ditunjukkan oleh keragu-raguan. Penolakan parsial tersebut

ditemukan pada data 7 dan 9. Pada data 7, penolakan persial berisi keragu-raguan

diberikan oleh SI (Acara jam berapa nih? Soalnya saya nyambil jadi supir

jemputan anak-anak). Tuturan yang diberikan oleh SI mengindikasikan bahwa SI

tidak yakin apabila SI dapat memenuhi ajakan yang diberikan karena waktu

pelaksanaan ajakan yang belum diketahui serta aksi akan datang SI yang akan

menjemput anak-anaknya. Tuturan ini juga mengindikasikan bahwa apabila waktu

pelaksanaan ajakan dilakukan bersamaan dengan waktu SI menjemput anak-

anaknya, SI tidak akan dapat memenuhi ajakan tersebut.

Page 142: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

124

Penolakan parsial berisi keragu-raguan juga diberikan oleh EC pada data 9

(Pergi gak ya?). Pada tuturannya, EC menyatakan ketidakpastiannya terhadap

ajakan yang diberikan. Berbeda dengan teori Beebe at al. (1990) yang menyatakan

bahwa ragu-ragu merupakan respons penolakan yang termasuk dalam strategi

penghindaran nonverbal, berdasarkan data yang ditemukan pada penelitian ini,

ragu-ragu merupakan bagian dari penolakan parsial yang mengindikasikan

ketidakpastian terajak terhadap partisipasinya dalam ajakan yang diberikan. Secara

keseluruhan, beberapa jenis penolakan parsial dapat dikaidahkan sebagai berikut.

Tabel 3.3 Kaidah penolakan parsial terhadap ajakan nyata

Pengulangan bagian pada

ajakan

Satu bagian pada ajakan + penerimaan

Harapan memenuhi

ajakan

1. X X akan datang

Penerimaan Halangan

2. X X akan datang

Halangan Penerimaan

Pilihan

(Pilihan 1 + respons), (Pilihan 2 + respons)

Ragu-ragu

Ketidakpastian

Beberapa indikator yang menunjukkan jenis penolakan parsial yang

diberikan sebagai respons terhadap ajakan nyata dapat dilihat pada bagan 3.2.

Page 143: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

125

Bagan 3.2 Strategi penolakan parsial pada ajakan nyata dan indikatornya

3.1.3.3 Penolakan Penuh terhadap Ajakan Nyata

Respons terhadap ajakan nyata berikutnya yang ditemukan pada data selain

penerimaan dan penolakan parsial adalah penolakan penuh. Respons penolakan

penuh yang ditemukan terdiri dari beberapa strategi penolakan dan urutan

penolakan yang diajukan oleh Beebe et al. (1990). Berikut adalah respons

penolakan penuh yang berisi strategi dan urutannya.

Data

dan

Strata

Grup

Inisial dan

Jenis

Kelamin

Penutur

Tindak Tutur Penolakan Ungkapan

Fatis Respons Strategi

Penolakan Urutan

5

(S-1)

NVP

(Laki-laki)

Keluarga saya mau

pindahan ke rumah baru jadi

pasti akan sibuk sekali.

Alasan /

penjelasan Penolakan

inti

-

AST

(Perempuan)

Tanggal 2 mah tidak bisa Penolakan

langsung Penolakan

inti

‘mah’

PENOLAKAN

PARSIAL

Pengulangan

satu bagian

pada ajakan

Harapan

memenuhi

ajakan

Pilihan

Keragu-raguan

Diikuti

penerimaan

Penerimaan apabila masa datang

tidak ada halangan

Memiliki halangan tetapi tetap

ingin memenuhi ajakan

Pilihan 1 - Penolakan

Pilihan 2 - Penerimaan

Tidak memiliki jawaban pasti

Page 144: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

126

MA

(Perempuan)

Well, I can’t Penolakan

langsung Penolakan

inti

‘well’

ASR

(Laki-laki)

Mau ke luar kota nih

minggu ini.

Alasan /

penjelasan Penolakan

inti

‘nih’

EPH

(Perempuan)

EPH minggu ini tidak bisa, Penolakan

langsung Penolakan

inti

-

ada tamu dari Tasikmalaya

dan akan menginap di

rumah.

Alasan /

penjelasan Pasca-

penolakan

-

Maaf ya, kak Pernyataan

penyesalan Pasca-

penolakan

‘ya’

7

(S-3)

YK

(Perempuan)

Saya mengawas UAS nih

dari pagi dan lanjut malam.

Alasan /

penjelasan Penolakan

inti

‘nih’

SI

(Perempuan)

Kalau dari jam 2 ke atas

mah sepertinya saya tidak

bisa nih.

Penolakan

langsung Penolakan

inti

‘mah’,

‘nih’

Anak-anak ga ada yang

jemput.

Alasan /

penjelasan Pasca-

penolakan

-

IR

(Perempuan)

Kalau mulainya sore mah,

saya juga kayaknya ga bisa

ikut.

Penolakan

langsung Penolakan

inti

‘mah’,

‘kayaknya’

Anak yang besar ga ada

yang antar-jemput ke TPA-

nya.

Alasan /

penjelasan Pasca-

penolakan

-

Kan sudah mulai masuk lagi

tanggal segitu

Alasan /

penjelasan Pasca-

penolakan

‘kan’

9

(S-3)

EIS

(Perempuan)

Sedikit berubah nih. Hedge Pra-

penolakan

‘nih’

Baru bisa berangkat dari

Jakarta pagi-pagi.

Alasan /

penjelasan Penolakan

inti

-

RH

(Perempuan)

Saya ke Bandung ikut bu N

pulang-pergi, bu EIS, SI,

dan YK.

Alasan /

penjelasan Penolakan

inti

Baru selesai UTS diberi

waktu 4 minggu untuk

mengoreksi.

Alasan /

penjelasan Pasca-

penolakan

IR

(Perempuan)

Saya mah mau bertemu pak

CS dulu sepertinya YK, bu

EIS, bu SI setelah beliau

menguji

Alasan /

penjelasan Penolakan

inti

‘mah’

EK

(Perempuan)

Saya mau lihat sidang. Alasan /

penjelasan Pra-

penolakan

-

Sori, Pernyataan

penyesalan Pra-

penolakan

-

Page 145: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

127

Ga bisa gabung kalau ke

Bandung mah.

Penolakan

langsung Penolakan

inti

‘mah’

Harus jemput. Alasan /

penjelasan Pasca-

penolakan

-

YK

(Perempuan)

Saya tidak bisa ikut Penolakan

langsung Penolakan

inti

-

NQ

(Laki-laki)

Saya absen dulu, teman-

teman.

Penolakan

langsung Penolakan

inti

-

Saya lagi di Semarang

mencari instansi induk

sekalian jalan-jalan

Alasan /

penjelasan Pasca-

penolakan

-

10

(S-3)

SI

(Perempuan)

Saya ada kelas, jeng IR. Alasan /

penjelasan Penolakan

inti

-

Bisa tolong ambilin

formulirnya?

Permintaan

tolong Pasca-

penolakan

-

EC

(Perempuan)

Aku gak bisa ke Bandung

hari ini, IR.

Penolakan

langsung Penolakan

inti

-

Boleh tolong isikan? Permintaan

tolong Pasca-

penolakan

-

EIS

(Perempuan)

IR, saya juga gak bisa. Penolakan

langsung Penolakan

inti

-

Ikut tolong diisikan ya,

neng?

Permintaan

tolong Pasca-

penolakan

‘ya’,

‘neng’

11

(S-3)

YK

(Perempuan)

Aaaaaang Pernyataan

penyesalan Pra-

penolakan

‘Aaaaang’

tidak bisa kemana-mana Penolakan langsung

Penolakan

inti

EC

(Perempuan)

Ingin hadir, Pernyataan positif

Pra-

penolakan

Tapi disuruh rapat akreditasi

kampus

Alasan / penjelasan

Penolakan

inti

Maaf ya say Pernyataan

penyesalan Pasca-

penolakan

‘ya’, ‘say’

1. Strategi Penolakan

Pada respons penolakan terhadap ajakan nyata yang diberikan oleh anggota

komunitas dalam 5 data percakapan, ditemukan enam strategi penolakan yang

diajukan oleh Beebe et al. (1990). Strategi-strategi tersebut adalah penolakan

langsung, alasan/penjelasan, pernyataan penyesalan, pernyataan positif,

hedge, dan permintaan tolong. Strategi penolakan yang ditemukan dalam data

Page 146: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

128

pada penelitian ini tidak diklasifikasikan dan dipisahkan ke dalam masing-masing

strategi, karena dalam beberapa data, satu respons penolakan berisi lebih dari satu

strategi penolakan.

Pada data 5, respons penolakan diberikan oleh NVP, AST, MA, AP, dan

EPH. Strategi penolakan yang digunakan oleh NVP pada data ini adalah alasan

(Keluarga saya mau pindah ke rumah baru jadi pasti akan sibuk sekali). Strategi

penolakan langsung diberikan oleh AST (Tanggal 2 mah tidak bisa) dan MA

(Well, I can’t). AP memberikan strategi alasan sebagai respons penolakannya (Mau

ke luar kota nih minggu ini); sedangkan EPH memberikan penolakan langsung

(EPH minggu ini tidak bisa), alasan (ada tamu dari Tasikmalaya dan akan

menginap di rumah) dan pernyataan penyesalan (Maaf ya, kak).

Kemudian pada data 7, penolakan diberikan oleh YK, SI, dan IR. YK

memberikan penolakannya dengan menggunakan strategi alasan (Saya mengawas

UAS nih dari pagi dan lanjut malam). Berbeda dengan YK, penolakan yang

diberikan SI terdiri dari penolakan langsung (Kalau dari jam 2 ke atas mah

sepertinya saya tidak bisa nih), diikuti dengan alasan (Anak-anak ga ada yang

jemput). Sama seperti SI, IR juga memberikan respons penolakan dengan

penolakan langsung (Kalau mulainya sore mah, saya juga kayaknya ga bisa ikut)

yang diikuti dengan alasan (Anak yang besar ga ada yang antar-jemput ke TPA-

nya. Kan sudah mulai masuk lagi tanggal segitu).

Respons penolakan berikutnya diberikan oleh EIS, RH, IR, EK, YK, dan

NQ pada data 9. EIS memberikan penolakannya dengan menggunakan hedge

(Sedikit berubah nih) dan alasan (Baru bisa berangkat dari Jakarta pagi-pagi).

Page 147: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

129

Penolakan berikutnya yang diberikan RH berisi strategi alasan (Saya ke Bandung

ikut bu N pulang-pergi, bu EIS, SI, dan YK dan Baru selesai UTS diberi waktu 4

minggu untuk mengoreksi). IR memberikan penolakan dengan menggunakan

strategi alasan (Saya mah mau bertemu pak CS dulu sepertinya YK, bu EIS, bu SI

setelah beliau menguji). Respons penolakan berikutnya diberikan oleh EK dengan

menggunakan strategi alasan (Saya mau lihat sidang), pernyataan penyesalan

(Sori), penolakan langsung (Ga bisa gabung kalau ke Bandung mah), dan diakhiri

dengan alasan (Harus jemput). Strategi penolakan langsung berikutnya diberikan

oleh YK (Saya tidak bisa ikut), kemudian NQ (Saya absen dulu teman-teman) yang

diikuti dengan alasan (Saya lagi di Semarang mencari instansi induk sekalian

jalan-jalan).

Pada data 10, respons penolakan diberikan oleh SI, EC, dan EIS. SI

mengawali penolakannya dengan memberikan alasan (Saya ada kelas, jeng IR),

diikuti dengan permintaan tolong (Bisa tolong ambilin formulirnya?). Berbeda

dengan SI, EC mengawali penolakannya dengan memberikan penolakan langsung

(Aku gak bisa ke Bandung hari ini, IR), diikuti dengan permintaan tolong (Boleh

tolong isikan?). Sama seperti penolakan yang diberikan EC, EIS juga mengawali

penolakannya dengan penolakan langsung (IR, saya juga gak bisa) dan diikuti

dengan permintaan tolong (Ikut tolong diisikan ya, neng?).

Pada data 11, respons penolakan diberikan oleh YK dengan menggunakan

pernyataan penyesalan (Aaaaaang) dan penolakan langsung (tidak bisa kemana-

mana); serta EC yang memberikan pernyataan positif (Ingin hadir), diikuti alasan

Page 148: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

130

(Tapi disuruh rapat akreditasi) dan diakhiri dengan pernyataan penyesalan (Maaf

ya say).

2. Urutan Penolakan

Dalam data yang berisi ajakan nyata, ditemukan empat jenis urutan

penolakan yang diberikan oleh penutur pada satu respons penolakan. Keempat jenis

urutan penolakan tersebut adalah penolakan inti; pra-penolakan diikuti

penolakan inti; pra-penolakan, penolakan inti, dan pasca-penolakan; serta

penolakan inti yang diikuti pasca-penolakan.

Urutan penolakan yang hanya berisi penolakan inti ditemukan pada data 5.

Penolakan inti diberikan oleh NVP (Keluarga saya mau pindahan ke rumah baru

jadi pasti akan sibuk sekali), AST (Tanggal 2 mah tidak bisa), MA (Well, I can’t),

dan AP (Mau ke luar kota nih minggu ini). Sementara pada data 7, penolakan inti

diberikan oleh YK (Saya mengawas UAS nih dari pagi dan lanjut malam). Pada

data 9, penolakan inti diberikan oleh IR (Saya mah mau bertemu pak CS dulu

sepertinya, YK, bu EIS, bu SI setelah beliau menguji) dan YK (Saya tidak bisa ikut).

Urutan penolakan berikutnya yang ditemukan pada data adalah pra-

penolakan yang diikuti dengan penolakan inti. Penolakan yang berisi urutan

penolakan seperti ini ditemukan pada data 9 dan 11. Pada data 9, penolakan seperti

ini diberikan oleh EIS (Sedikit berubah nih. Baru bisa berangkat dari Jakarta pagi-

pagi). Pada data 11, penolakan dengan urutan yang sama diberikan oleh YK

(Aaaaaang, tidak bisa kemana-mana).

Page 149: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

131

Urutan penolakan berikutnya berisi pra-penolakan, diikuti penolakan inti,

dan diakhiri dengan pasca-penolakan. Penolakan berisi urutan ini ditemukan pada

data 9, yang diberikan oleh EK (Saya mau lihat sidang. Sori, ga bisa gabung kalau

ke Bandung mah. Harus jemput). Pada data 11, urutan penolakan serupa juga

diberikan oleh EC (Ingin hadir, tapi disuruh rapat akreditasi kampus. Maaf ya say).

Berdasarkan temuan pada data, dapat disimpulkan bahwa strategi

penolakan langsung merupakan strategi yang paling kuat di antara strategi lainnya,

karena pada penolakan langsung tuturan yang diberikan memiliki kata negasi yang

memperkuat tuturan penolakannya. Oleh karena itu, apabila dalam satu respons

penolakan terdapat strategi penolakan langsung dan strategi penolakan tidak

langsung, maka strategi penolakan langsung dianggap sebagai penolakan inti

dalam urutan penolakan. Jadi, apabila pada satu tindak tutur penolakan terdapat

penolakan tidak langsung diikuti penolakan langsung, maka urutan penolakan

tersebut adalah pra-penolakan dan penolakan inti; dan apabila pada satu tindak

tutur penolakan terdapat penolakan langsung diikuti penolakan tidak langsung,

maka urutan penolakan tersebut adalah penolakan inti dan pasca-penolakan.

Kemudian, apabila dalam satu tindak tutur penolakan tidak terdapat strategi

penolakan langsung, maka strategi penolakan tidak langsung yang lebih

menegaskan penolakan dianggap sebagai penolakan inti. Strategi penolakan

tidak langsung seperti pernyataan penyesalan, pernyataan positif, dan hedge

yang dituturkan terlebih dahulu dianggap sebagai pra-penolakan, karena belum

menunjukkan kekuatan penolakannya. Begitu juga sebaliknya, apabila strategi-

strategi tersebut dituturkan pada akhir tuturan penolakan, maka strategi-strategi

Page 150: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

132

tersebut dianggap sebagai pasca-penolakan. Oleh karena itu, kaidah yang dapat

dibentuk untuk urutan penolakan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.4 Kaidah urutan penolakan

Tidak langsung (tidak kuat) < tidak langsung (kuat) < penolakan langsung

Penolakan inti Satu jenis strategi penolakan (langsung/tidak

langsung)

Pra-penolakan +

penolakan inti

1. Tidak langsung + penolakan langsung

2. Tidak langsung (tidak kuat) + tidak langsung

(kuat)

Pra-penolakan +

penolakan inti + pasca-

penolakan

1. Tidak langsung + penolakan langsung + tidak

langsung

2. Tidak langsung (tidak kuat) + tidak langsung

(kuat) + tidak langsung (tidak kuat)

3. Tidak langsung (tidak kuat) + tidak langsung

(kuat) + tidak langsung (kuat)

Penolakan inti + pasca-

penolakan

1. Penolakan langsung + tidak langsung

2. Tidak langsung (kuat) + tidak langsung (tidak

kuat)

3.1.4 Negosiasi pada Ajakan Nyata

Dari 5 data yang berisi ajakan nyata, terdapat sebelas negosiasi yang

diberikan oleh anggota komunitas daring. Negosiasi tersebut diberikan dengan

tujuan mencapai kesepakatan atas ajakan nyata yang tanggal, waktu, serta

aktivitasnya telah ditetapkan. Berikut adalah hasil penandaan selektif yang fokus

pada strategi negosiasi dan bentuk tuturannya.

Data Strata

Grup

Inisial dan

Jenis Kelamin

Penutur

Negosiasi

Jenis Strategi

Negosiasi dan

Bentuk

Tuturan

Ungkapan

Fatis

5 S-1 NVP

(Laki-laki)

2 Juni please. Perintah

Deklaratif

‘please’

Page 151: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

133

LJ

(Perempuan)

Yang penting hari

Minggu, karena kakak

senior tidak bekerja

Komitmen

Deklaratif

-

ASR

(Laki-laki)

6 atau 9 Juni lah. Perintah

Deklaratif

‘lah’

YS

(Laki-laki)

Tanggal 5 ada libur

tuh.

Rekomendasi

Deklaratif

‘tuh’

7 S-3 YK

(Perempuan)

Kalau ketemunya

langsung di rumah pak

HH gimana?

Alternatif

Interogatif

-

HH

(Laki-laki)

Kalau begitu makan

siang aja sebelum jam

12-an ketika yang

ujian sudah selesai

bagaimana?

Rekomendasi

Interogatif

‘aja’

Kalau tidak tanggal 8

Januari juga tidak apa-

apa kok

Alternatif

Deklaratif

‘kok’

9 S-3 YK

(Perempuan)

Kalau begitu

ketemunya di

Bandung saja ya?

Perintah

Interogatif

‘saja’, ‘ya’

Ada rekomendasi

tempat makan baru

nih hehe

Rekomendasi

Deklaratif

‘nih’, ‘hehe’

EWK

(Laki-laki)

Selasa, asal jangan di

Jatinangor,

sepertinya saya bisa

Perintah

Deklaratif

-

EIS

(Perempuan)

Kayaknya masih bisa

kok makan siang di

Bandung.

Janji

Deklaratif

‘kok’

Dari dua belas strategi negosiasi yang diajukan Anglemar dan Stern (1978),

ditemukan empat strategi negosiasi pada ajakan nyata. Keempat strategi tersebut

adalah rekomendasi, perintah, komitmen, dan janji. Strategi negosiasi lainnya

yang ditemukan adalah alternatif, yang menurut Beebe et al. (1990) merupakan

salah satu dari strategi penolakan penuh.

Page 152: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

134

1. Rekomendasi

Negosiasi yang berisi rekomendasi ditemukan pada data 5, 7, dan 9.

Negosiasi yang merupakan rekomendasi, menurut Anglemar dan Stern (1978),

merupakan pernyataan penutur yang memprediksi bahwa hasil yang menyenangkan

akan diperoleh petutur.

Data Strata

Grup

Inisial dan

Jenis Kelamin

Penutur

Negosiasi Bentuk

Tuturan

5 S-1 YS

(Laki-laki)

Tanggal 5 ada libur tuh. Deklaratif

7 S-3 HH

(Laki-laki)

Kalau begitu makan siang

aja sebelum jam 12-an

ketika yang ujian sudah

selesai bagaimana?

Interogatif

9 S-3 YK

(Perempuan)

Ada rekomendasi tempat

makan baru nih hehe.

Deklaratif

Negosiasi yang merupakan rekomendasi pada data 5 diberikan oleh YS

(Tanggal 5 ada libur tuh). Bentuk tuturan dari negosiasi YS adalah deklaratif. YS

memberikan rekomendasi tersebut berdasarkan praanggapan bahwa pada hari libur,

seluruh anggota komunitas daring yang terlibat proses ajakan memiliki waktu untuk

memenuhi ajakan yang diberikan.

Pada data 7, rekomendasi sebagai negosiasi diberikan oleh HH (Kalau

begitu makan siang aja sebelum jam 12-an ketika yang ujian sudah selesai

bagaimana?) dengan bentuk tuturan interogatif. Pada saat rekomendasi tersebut

diberikan, HH memiliki praanggapan bahwa ujian akan selesai sebelum pukul 12

siang dan anggota lain akan memenuhi ajakan apabila ujian telah selesai.

Kemudian pada data 9, rekomendasi yang memiliki bentuk tuturan

deklaratif diberikan oleh YK (Ada rekomendasi tempat makan baru nih hehe)

Page 153: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

135

sebagai negosiasi. Negosiasi yang diberikan oleh YK mengindikasikan agar

pertemuan dilaksanakan di Bandung. Apabila pertemuan dilaksanakan di Bandung,

YK akan membawa anggota lain yang terlibat proses ajakan ke rumah makan yang

YK rekomendasikan.

2. Perintah

Dari sebelas negosiasi yang diberikan oleh anggota komunitas daring dalam

ajakan nyata, terdapat empat tuturan berisi perintah. Menurut Anglemar dan Stern

(1978), jenis strategi negosiasi perintah merupakan pernyataan penutur yang

meminta petutur melakukan aksi tertentu. Negosiasi berisi perintah ditemukan pada

data 5 dan 9. Berikut adalah tuturan negosiasi yang berisi perintah.

Data Strata

Grup

Inisial dan

Jenis Kelamin

Penutur

Negosiasi Bentuk

Tuturan

5 S-1 NVP

(Laki-laki)

2 Juni please. Deklaratif

ASR

(Laki-laki)

6 atau 9 Juni lah. Deklaratif

9 S-3 YK

(Perempuan)

Kalau begitu ketemunya di

Bandung saja ya?

Interogatif

EWK

(Laki-laki)

Selasa, asal jangan di

Jatinangor, sepertinya saya

bisa.

Deklaratif

Pada data 5, negosiasi yang berisi perintah diberikan oleh NVP (2 Juni,

please) dan AP (6 atau 9 Juni lah). Tuturan yang diberikan oleh NVP dan AP

merupakan negosiasi yang serupa, yaitu permintaan agar tanggal pertemuan

dilaksanakan sesuai dengan kondisi NVP dan AP. NVP dan AP menggunakan

bentuk tuturan yang sama dalam negosiasi mereka, yaitu deklaratif.

Page 154: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

136

Negosiasi yang berisi perintah pada data 9 diberikan oleh YK dan EWK.

Perintah yang diberikan YK (Kalau begitu ketemuannya di Bandung saja ya?) dan

EWK (asal jangan di Jatinangor) mengindikasikan hal yang sama, yaitu

permintaan agar pertemuan dilaksanakan di Bandung, bukan di Jatinangor. YK

menggunakan bentuk tuturan interogatif dalam negosiasinya, sedangkan EWK

menggunakan bentuk tuturan deklaratif.

Berdasarkan penemuan data, dapat disimpulkan bahwa meskipun strategi

negosiasi adalah kalimat perintah yang seharusnya memiliki bentuk tuturan

imperatif, tidak ada anggota komunitas daring yang menggunakan bentuk tuturan

imperatif. Bentuk tuturan yang paling sering digunakan dalam strategi negosiasi

perintah adalah deklaratif, diikuti interogatif. Hal ini dilakukan sebagai wujud

kesantunan penutur.

3. Komitmen

Tuturan berisi komitmen yang diberikan penutur sebagai negosiasi pada

ajakan nyata hanya ditemukan pada data 5. Komitmen merupakan pernyataan

penutur yang mengakibatkan tawaran berikutnya tidak akan kurang atau melebihi

tingkat tertentu (Anglemar dan Stern, 1978).

Data Strata

Grup

Inisial dan

Jenis Kelamin

Penutur

Negosiasi Bentuk

Tuturan

5 S-1 LJ

(Perempuan)

Yang penting hari Minggu,

karena kakak senior tidak

bekerja

Deklaratif

Page 155: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

137

Pada data 5, komitmen diberikan oleh LJ (Yang penting hari Minggu,

karena kakak senior tidak bekerja) sebagai negosiasi waktu pelaksanaan ajakan. LJ

menggunakan bentuk tuturan deklaratif dalam strategi negosiasi komitmennya.

Tuturan LJ menunjukkan bahwa implementasi dari ajakan dapat dilaksanakan pada

tanggal berapa pun, selama ajakan tersebut dilaksanakan pada hari Minggu, dengan

maksud agar anggota lain yang bekerja dapat memenuhinya karena pada hari

Minggu merupakan hari libur.

4. Janji

Negosiasi yang berisi janji hanya ditemukan pada data 9. Anglemar dan

Stern (1978) menyatakan bahwa jenis strategi negosiasi berisi janji merupakan

pernyataan yang menunjukkan maksud penutur untuk memberikan petutur hasil

yang meyakinkan.

Data Strata

Grup

Inisial dan

Jenis Kelamin

Penutur

Negosiasi Bentuk

Tuturan

9 S-3 EIS

(Perempuan)

Kayaknya masih bisa kok

makan siang di Bandung.

Deklaratif

Negosiasi berisi janji diberikan oleh EIS (Kayaknya masih bisa kok makan

siang di Bandung) dengan menggunakan bentuk tuturan deklaratif. Tuturan EIS

mengindikasikan bahwa EIS masih dapat memenuhi ajakan makan siang yang

dilaksanakan di Bandung. Tuturan EIS juga menunjukkan bahwa EIS akan tiba di

Bandung pada waktu makan siang.

Page 156: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

138

5. Alternatif

Selain jenis strategi yang diajukan oleh Anglemar dan Stern (1978), salah

satu strategi penolakan yang diajukan Beebe at al. (1990), yaitu alternatif, juga

merupakan jenis strategi. Strategi penolakan alternatif yang ditemukan dalam

penelitian ini mengindikasikan bahwa maksud dari penutur memberikan respons

alternatif tersebut bukanlah merupakan penolakan, melainkan negosiasi untuk

mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua anggota komunitas daring.

Negosiasi yang berisi alternatif ditemukan pada data 7.

Data Strata

Grup

Inisial dan

Jenis Kelamin

Penutur

Negosiasi Bentuk

Tuturan

7 S-3 YK

(Perempuan)

Kalau ketemunya langsung

di rumah pak HH gimana?

Interogatif

HH

(Laki-laki)

Kalau tidak tanggal 8

Januari juga tidak apa-apa

kok

Deklaratif

Pada data 7, negosiasi yang berisi kalimat alternatif diberikan oleh YK dan

HH. Dalam tuturannya, YK mengindikasikan bahwa YK sanggup memenuhi

ajakan, namun YK akan datang langsung ke lokasi pertemuan (Kalau ketemunya

langsung di rumah pak HH gimana?). Negosiasi YK menunjukkan bahwa anggota

lain akan berkumpul di lokasi lain sebelum pergi menuju lokasi tempat pertemuan

dilaksanakan. Tuturan berikutnya yang diberikan HH menunjukkan bahwa HH

memberikan alternatif waktu pertemuan kepada anggota komunitas daring yang

bergabung dalam percakapan (Kalau tidak tanggal 8 Januari juga tidak apa-apa

kok). Tuturan HH mengindikasikan praanggapan HH bahwa beberapa anggota

Page 157: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

139

komunitas daring tersebut tidak dapat memenuhi ajakan pada waktu yang telah

diajukan sebelumnya.

Pada negosiasinya yang berisi kalimat alternatif, YK dan HH menggunakan

bentuk tuturan interogatif dan deklaratif, bukan imperatif. Hal ini menunjukkan

kesantunan dalam memberikan alternatif sebagai strategi negosiasi.

Berdasarkan temuan data, dapat disimpulkan bahwa negosiasi jarang

diberikan dalam ajakan nyata. Hal ini dikarenakan pada ajakan nyata, terdapat

tanggal, waktu, dan/atau aktivitas yang telah ditentukan oleh pengajak. Temuan

pada data juga menunjukkan bahwa bentuk tuturan dari strategi negosiasi adalah

deklaratif dan interogatif. Bentuk tuturan imperatif tidak ditemukan pada strategi

negosiasi dalam ajakan nyata.

3.2 Ajakan Ambigu

Dari sebelas data berisi ajakan, ditemukan enam data yang merupakan

ajakan ambigu. Keenam data yang merupakan ajakan ambigu ditemukan pada data

1, 2, 3, 4, 6, dan 8. Menurut Wolfson et al. (1983), pada ajakan ambigu pengajak

tidak menyebutkan waktu dan/atau tempat atau aktivitas ajakan, yang berakibat pada

negosiasi yang panjang antara pengajak dan terajak untuk mencapai kesepakatan.

3.2.1 Proses Ajakan pada Ajakan Ambigu

Pada sub bagian ini, sama seperti ajakan nyata, data yang berisi ajakan

ambigu dianalisis dan dibahas secara menyeluruh, dengan tujuan agar konteks

Page 158: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

140

percakapan terlihat. Pada setiap data dituliskan tanggal dan waktu dari setiap

tuturan yang diberikan oleh anggota komunitas daring, dengan tujuan agar konteks

komunikasi daring terlihat dengan jelas, serta waktu berlangsungnya proses ajakan,

mulai dari inisiasi ajakan sampai dengan hasil akhir proses ajakan, terbaca dengan

jelas. Analisis data dilakukan secara berurutan sesuai dengan tanggal dan waktu

terjadinya proses ajakan. Pada paragraf eksplanasi, sandi deskriptif dari penandaan

akan dicetak tebal untuk mempermudah pemaparan proses ajakan.

Data 1

Konteks:

Komunikasi daring pada data 1 dilakukan oleh anggota grup strata S-2.

Grup ini adalah komunitas daring mahasiswa program magister linguistik bahasa

Inggris yang datang dari kultur, latar belakang usia, dan minat yang lebih heterogen.

Anggota grup ini berjumlah 15 orang, yang terdiri dari 5 anggota laki-laki dan 10

anggota perempuan. Berikut adalah data dan analisis komunikasi daring yang

berlangsung dalam grup strata S-2.

Data:

Inisial

Nama

Tanggal dan

Waktu Tuturan Kode Deskriptif

TS 22-12-2011/

16:05

Hai… miss u all. Wah, 1 kapan

kita ketemu lagi? Waduh. Ntar

ibu dapat kalender gratis dong.

Pasti bulan Januari, fotonya

neng AS.

1 AJAKAN

AAQ 22-12-2011/

19:12

I miss all of you juga atuh

Page 159: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

141

HTJ 22-12-2011/

19:15

Hello. Jadi nanti ada acara bagi-

bagi kalender apa material?

Hehehe. 2 Early Januari masih

pada nyantai ga?

2 AJAKAN

(NEGOSIASI)

CW 22-12-2011/

19:57

3 Iya awal Januari tuh cocok

buat ngumpul-ngumpul.

Sekalian syukuran AS udah

selamat dari amukan tsunami di

Jepang dan bisa pulang ke

Bandung seger buger sehat

walafiat.

3 PENERIMAAN

IR 23-12-2011/

23:19

4 U all hayu atuh kita-kita pada

janjian ketemuan, lama ga

bersua kayaknya banyak kisah

nih, hihihi…

4 AJAKAN

YK 24-12-2011/

21:35

5 Mbak HTJ, early Januari saya

nyantai da, 6 apalagi tanggal 9 udah mulai

tenang. Mudah-mudahan

gajiannya cukup untuk kumpul-

kumpul ☺

5 PENERIMAAN 6 NEGOSIASI

AS 24-12-2011/

22:26

7 Tanggal 9 ogut udah back in

Tokyo dijeee

7 Alasan

(PENOLAKAN)

HTJ 25-12-2011/

08:56

8 Tanggal 5 atau 6 gimana? 8 NEGOSIASI

YK 25-12-2011/

09:57

9 Tanggal 6 asik tuh, udah

Jumatan, soalnya saya ngajar

pagi. 10 Kalo ga mau ketemuan

di kafe mah mending di Dago

lagi deh hehehe.

9 PENERIMAAN 10 Alternatif

(NEGOSIASI)

HTJ 25-12-2011/

10:05

11 Saya oke. 12 Yang lain

gimana?

11 PENERIMAAN 12 Konfirmasi

CW 25-12-2011/

10:15

13 Tanggal 6 aja gimana? 13 NEGOSIASI

IR 26-12-2011/

12:02

14 Diriku tanggal 6 oke. 14 PENERIMAAN

DM 26-12-2011/

18:56

15 Saya tanggal 6. YK biasa nya

saya nginep di rumah mu lagi

hehehe

15 PENERIMAAN

TS 27-12-2011/

14:35

16 Tgl. 6 jam brp? 16 Konfirmasi

HTJ 27-12-2011/

20:30

17 Siang aja gimana? Lunch

bareng?

17 NEGOSIASI

YK 27-12-2011/

20:37

18 Ya. Siang sesudah laki2 salat

Jumat...

18 PENERIMAAN

DD 28-12-2011/ Tempatna dimana iyeu teh?

Page 160: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

142

11:25

YK 31-12-2011/

09:51

19 Gimana kalo ketemu nya

daerah deket-deket DU aja?

Kantin Nyonya Rumah gmn?

Yang sebelah ngopi Doeloe

Teuku Umar?

19 NEGOSIASI

HTJ 31-12-2011/

17:28

Di sebelah Ngopi Doeloe

bukannya Tree House café ya? 20 Jd mau jam brp? Jam 1 di DU?

20 Konfirmasi

(PENERIMAAN)

TS 31-12-2011/

19:22

21 Deal ya. Kalo udh ok. Mau

mindahin jam ngajar nih

21 PENERIMAAN

MM 31-12-2011/

19:44

22 Aku absen ah.... 23 Abis

ngajar sih...

22 PENOLAKAN 23 Alasan

(PENOLAKAN)

YK 1-1-2012/

09:59

24 Bu MM, ibuuuuuuu....

Datanglah... tiap ngumpul2 ibu

selalu ga bisa �

24 NEGOSIASI

MM 1-1-2012/

10:08

Non YK, 25 hari Jumat aku ganti

tgl 2 dan 3 jan euy. 26 Sok hari

Sabtu

aku bisa deh....

25 Alasan

(PENOLAKAN) 26 Alternatif

(NEGOSIASI)

DM 1-1-2012/

10:11

Mana yang bener ini teh?

YK 1-1-2012/

10:12

Ah alamat moal jadiiiiii �

AS 1-1-2012/

12:47

27 Tgl 6 ajeeee!! 28 Sabtu mah

bintang tamu udah riweuh atuh. 29 Geslah Jumat jadikeun nu

bisa weeeh... bu MM: huh!

27 NEGOSIASI 28 Alasan

(PENOLAKAN) 29 NEGOSIASI

MM 1-1-2012/

12:59

30 Sok aja dijadiin hr Jumat klo

gitu. 31 Aku monitor aja deh dari

politeknik. Klo gak salah bu TS

ngajar tp mungkin dia bisa

diganti. 32 Klo aku Jumat tgl 6

jan udah final test sich...blm

semua diterangkan euy. 33

Punten pisan non cantik AS...

30 Membiarkan

teman bicara pergi

(PENOLAKAN) 31 Membiarkan

teman bicara pergi

(PENOLAKAN) 32 Alasan

(PENOLAKAN) 33 Pernyataan

penyesalan

(PENOLAKAN)

CW 1-1-2012/

13:12

34 Iya nih masih ngantor euy hari

Jumat. 35 Dikirain tanggal 6 teh

hari Sabtu…

34 Alasan

(PENOLAKAN) 35 Pembelaan diri

(PENOLAKAN)

HTJ 1-1-2012/

13:22

36 Setuju sama AS, yang bisa ya

ikutan, yang ga bisa nanti

36 PENERIMAAN

Page 161: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

143

ketemuannya di lain

kesempatan.

YK 1-1-2012/

14:49

37 Saya bisaaaaaaaaaaa!!!! AS,

siap-siap aya picaritaeun deui!

Hahahahaha

37 PENERIMAAN

Analisis:

Pada data 1, ajakan dimulai pada tanggal 22 Desember 2011 pada pukul

16:05 dan melibatkan 9 anggota grup yang terdiri dari 8 anggota perempuan dan 1

anggota laki-laki. Ajakan pertama kali diinisiasikan oleh TS yang merupakan

anggota perempuan (Wah, kapan kita ketemu lagi?). Sebelum memberikan tuturan

ajakannya, TS memberikan felicity condition (Hai… miss u all). TS juga

memberikan felicity condition lain (Waduh. Ntar ibu dapet kalender gratis dong.

Pasti bulan Januari, fotonya neng AS). Hal ini menjadikan TS sebagai pengajak 1.

Wujud kesantunan yang diberikan TS adalah urutan tutur dan panjang tuturan.

Panjang tuturan yang diberikan TS menunjukkan bahwa ungkapan basa-basi

digemari oleh perempuan dalam berinteraksi. Tindak tutur ajakan yang memiliki

bentuk tuturan interogatif dan strategi ajakan isyarat halus diberikan di antara dua

felicity conditions. TS juga menggunakan beberapa ungkapan fatis seperti ‘hai’,

‘wah’, ‘waduh’, ‘dong’, dan ‘neng’ yang menunjukkan kesantunannya.

Ajakan TS tersebut diteruskan oleh HTJ yang juga merupakan anggota

perempuan pada tanggal yang sama, pukul 19:12, dengan memberikan basa-basi

(Hello. Jadi nanti ada acara bagi-bagi kalender apa material? Hehehe) dan diikuti

pertanyaan kepada anggota lain apakah pada awal bulan Januari mereka memiliki

waktu luang (Early Januari masih pada santai ga?), yang kemudian menjadikan

HTJ sebagai pengajak 2. Ajakan yang diberikan HTJ memiliki bentuk tuturan

Page 162: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

144

interogatif dan strategi formula menyarankan. Sama seperti tuturan TS, HTJ juga

menunjukkan kesantunannya melalui urutan tutur, panjang tuturan, dan fatis

‘hello’ dan ‘hehehe’. Dalam hal ini, pertanyaan HTJ juga merupakan negosiasi

waktu atas ajakan ambigu yang diberikan TS.

Respons pertama atas ajakan TS dan HTJ diberikan oleh CW, seorang

anggota laki-laki, pada pukul 19:57, yang merupakan penerimaan (Iya awal

Januari tuh cocok buat ngumpul-ngumpul). CW menggunakan fatis ‘tuh’ dalam

penerimaannya sebagai wujud kesantunannya.

Kemudian, pada tanggal dan waktu yang berbeda, yaitu 23 Desember 2011

pukul 23:19, IR yang merupakan anggota perempuan merespons ajakan yang

diinisiasikan TS dengan memberikan ajakan lain (U all hayu atuh kita-kita pada

janjian ketemuan, lama ga bersua kayaknya banyak kisah nih, hihihi). Strategi

ajakan yang digunakan IR adalah imperatif yang direalisasikan dengan bentuk

tuturan deklaratif sebagai wujud kesantunannya. Selain bentuk tuturan deklaratif,

IR juga menunjukkan kesantunannya melalui fatis ‘hayu’, ‘atuh’, ‘nih’, dan

‘hihihi’. Akan tetapi, IR tidak memberikan jawaban dari pertanyaan HTJ yang

menanyakan apakah awal bulan Januari mereka memiliki waktu luang. Respons IR

yang berupa ajakan tidak dapat dikategorikan sebagai penerimaan, karena tuturan

yang diberikan IR bukan merupakan kalimat positif yang mengindikasikan

penerimaan.

Respons lainnya diberikan oleh YK, seorang anggota perempuan lainnya,

pada tanggal 24 Desember 2011 pukul 21:35 kepada pertanyaan HTJ yang

merupakan penerimaan (Mbak HTJ, early Januari saya santai da, apalagi tanggal

Page 163: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

145

9 sudah mulai tenang). Pernyataan yang diberikan YK lebih mengerucutkan waktu

untuk mengadakan pertemuan anggota komunitas tersebut. YK memfokuskan

tanggal 9 Januari 2012 sebagai waktu yang tepat untuk bertemu. Penerimaan yang

diberikan YK mengandung ungkapan fatis ‘da’ dan ‘apalagi’ sebagai wujud

kesantunan.

Pernyataan YK mengenai tanggal 9 Januari sebagai waktu yang tepat

ditolak oleh AS yang merupakan seorang anggota perempuan dengan memberikan

alasan mengapa AS tidak dapat melakukan pertemuan pada tanggal 9 Januari

(tanggal 9 ogut sudah back in Tokyo dijeee). AS memberikan respons tersebut pada

tanggal yang sama dan pada pukul 22:26. AS memberikan fatis ‘dijeee’ sebagai

wujud kesantunannya kepada YK.

Menanggapi penolakan yang diberikan AS, pada tanggal 25 Desember

pukul 08:56, HTJ memberikan negosiasi yang berupa alternatif tanggal (Tanggal

5 atau 6 gimana?). Kemudian, YK adalah orang pertama yang memberikan respons

kepada negosiasi HTJ. YK memberikan penerimaan (Tanggal 6 asik tuh, udah

Jumatan, soalnya saya ngajar pagi) terhadap pertanyaan HTJ pada pukul 09:57.

Setelah memberikan penerimaan, YK memberikan alternatif tempat pertemuan

(Kalo ga mau ketemuan di kafe mah mending di Dago lagi deh hehehe) yang juga

merupakan negosiasi. Akan tetapi, negosiasi yang YK berikan bukan merupakan

negosiasi untuk ajakan HTJ yang menanyakan apakah para anggota dapat

berkumpul pada tanggal 5 atau 6, melainkan antisipasi kemungkinan akan

kesulitan menentukan tempat pertemuan. Dalam penerimaan dan negosiasinya, YK

menggunakan ungkapan fatis ‘tuh’, ‘mah’, ‘deh’, dan ‘hehehe’ sebagai wujud

Page 164: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

146

kesantunannya. Karena YK menginisiasikan tanggal pertemuan menjadi tanggal 6

Januari sebagai respons dari negosiasi yang diberikan HTJ, YK menjadi pengajak

3 dalam percakapan ini.

HTJ, yang sekarang menjadi terajak, memberikan penerimaan atas ajakan

YK (Saya oke) pada pukul 10:05 di hari yang sama dan memberikan pertanyaan

konfirmasi kepada anggota yang lain (Yang lain gimana?). Pada pukul 10:15, CW

memberikan negosiasi terhadap pertanyaan HTJ, bukan ajakan YK (Tanggal 6 aja

gimana?). Negosiasi yang diberikan CW memiliki strategi alternatif dalam bentuk

tuturan interogatif. Ungkapan fatis yang digunakan CW sebagai wujud

kesantunannya adalah ‘aja’.

Ajakan yang diberikan YK mendapat respons positif dari IR (Diriku tanggal

6 oke) pada tanggal 26 Desember 2011 pukul 12:02 dan DM (Saya tanggal 6) pada

pukul 18:56 di hari yang sama. Kemudian, TS memberikan pertanyaan konfirmasi

(Tanggal 6 jam berapa?) pada tanggal 27 Desember 2011 pukul 14:35, yang juga

merupakan penerimaan, karena TS adalah orang pertama yang memberikan

inisiasi ajakan. Pertanyaan TS ditanggapi oleh HTJ pada pukul 20:30 dengan

negosiasi (Siang aja gimana? Lunch bareng?), yang kemudian pada pukul 20:37

disetujui oleh YK dengan penerimaan (Ya. Siang sesudah laki-laki salat Jumat).

Anggota lain dalam komunitas tersebut seperti telah setuju apabila

pertemuan dilaksanakan pada hari Jumat siang, yang kemudian menimbulkan

pertanyaan lain yang diajukan oleh DD pada tanggal 28 Desember 2011 pukul

11:25, yaitu mengenai lokasi tempat pertemuan dilaksanakan (Tempatna di mana

iyeu teh?). DD merupakan anggota perempuan dari grup strata S-2 yang baru

Page 165: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

147

bergabung dalam percakapan. DD menunjukkan kesantunannya melalui fatis ‘teh’.

Pertanyaan DD mengenai tempat pertemuan dinegosiasikan oleh YK pada tanggal

31 Desember 2011 pukul 09:51 (Gimana kalo ketemunya daerah deket-deket DU

aja?) dengan memberikan strategi negosiasi rekomendasi dalam bentuk tuturan

interogasi yang mengandung fatis ‘aja’ sebagai wujud kesantunannya. Pada pukul

17:28 di hari yang sama, HTJ memberikan konfirmasi sekaligus penerimaan dari

negosiasi tempat yang diajukan YK (Jadi mau jam berapa? Jam 1 di DU?).

Menanggapi pertanyaan konfirmasi HTJ, TS memberikan respons

penerimaan (Deal ya. Kalau udah ok. Mau mindahin jam ngajar nih) pada pukul

19:22 di hari yang sama. Dalam penerimaannya, TS menggunakan ungkapan fatis

‘ya’ dan ‘nih’ sebagai wujud kesantunannya.

Akan tetapi, respons berikutnya yang diberikan MM bukan merupakan

respons positif. MM yang merupakan anggota perempuan bergabung dengan

diskusi forum mengenai ajakan tersebut pada pukul 10:08 di hari yang sama dan

langsung memberikan penolakan (Aku absen ah, habis ngajar sih). MM

menggunakan strategi penolakan langsung yang diikuti dengan alasan dengan

fatis ‘ah’.

Mendengar penolakan MM, pada tanggal 1 Januari 2012 pukul 09:59, YK

melakukan negosiasi kepada MM (Ibuuuu, datanglah. Tiap ngumpul-ngumpul ibu

selalu ga bisa �). YK memberikan negosiasinya dengan strategi perintah dan

bentuk tuturan deklaratif. Untuk mengurangi kadar ketidaksantunannya, YK

memperpanjang sapaan dengan ‘ibuuuu’ yang menunjukkan bahwa YK memohon

Page 166: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

148

pada MM. YK juga menggunakan fatis ‘lah’ serta emosikon sebagai wujud

kesantunannya.

Menanggapi negosiasi YK, MM tetap menolak dengan memberikan

penjelasan mengapa MM tidak dapat memenuhi ajakan grup (Non YK, hari Jumat

aku ganti tgl 2 dan 3 Januari euy). MM kemudian memberikan tuturan alternatif

sebagai negosiasi (Sok hari Sabtu aku bisa deh). Dalam penolakannya, MM

menggunakan ungkapan-ungkapan fatis ‘non’ dan ‘euy’ sebagai wujud

kesantunannya. Kemudian dalam negosiasinya, MM memberikan tuturan deklaratif

dengan fatis ‘sok’ dan ‘deh’ sebagai wujud kesantunannya. MM memberikan

penolakan dan negosiasi tersebut pada pukul 10:08 di hari yang sama. Dalam hal

ini, MM menjadi pengajak 4.

Mendengar negosiasi MM, AS memberikan respons pada pukul 12:47 yang

merupakan negosiasi agar pertemuan tetap diadakan pada tanggal 6 Januari

(Tanggal 6 ajeeee!!), diikuti penolakan terhadap negosiasi yang diberikan oleh

MM (Sabtu mah bintang tamu udah riweuh atuh). AS pun memperkuat

negosiasinya dengan menuturkan kalimat yang merupakan penengah dari negosiasi

proses ajakan ini (Geslah Jumat jadikeun nu bisa weeeh). Negosiasi AS yang

pertama kali diberikan termasuk ke dalam negosiasi perintah dengan bentuk

tuturan imperatif; akan tetapi AS memberikan fatis ‘ajeeee’ yang sedikit

melemahkan ketidaksantunannya. Kemudian pada negosiasi keduanya, AS

memberikan strategi komitmen dengan bentuk tuturan deklaratif yang disertai

fatis ‘weeeh’ sebagai bentuk kesantunannya. Penolakan AS terhadap negosiasi MM

Page 167: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

149

termasuk ke dalam strategi alasan yang menyertakan fatis ‘atuh’ sebagai

kesantunan.

Menanggapi negosiasi AS, pada pukul 12:59, MM akhirnya memberikan

penolakan dengan strategi membiarkan teman bicara pergi yang juga

merupakan penengah dari negosiasi proses ajakan (Sok aja dijadiin hari Jumat kalo

gitu. Aku monitor aja deh dari politeknik) diikuti penjelasan (Kalo aku Jumat

tanggal 6 Januari udah final test sich. Belum semua diterangkan euy) dan

permintaan maaf kepada AS (punten pisan non cantik AS). Wujud kesantunan

MM dalam penolakannya dapat dilihat dari panjang tuturan dan kadar

ketidaklangsungan penolakan yang tinggi. Wujud kesantunan lain yang diberikan

MM dalam penolakannya adalah ungkapan-ungkapan fatis ‘sok’, ‘aja’, ‘deh’,

‘sich’, ‘euy’, ‘pisan’, dan ‘non’.

Penolakan MM diikuti CW pada pukul 13:12 yang menolak untuk datang

ke pertemuan pada tanggal 6 Januari dengan menggunakan strategi alasan (Iya nih

masih ngantor euy hari Jumat) dan memberikan pembelaan diri mengapa akhirnya

CW menolak untuk datang di pertemuan tanggal 6 Januari (Dikirain tanggal 6 teh

hari Sabtu). Kadar ketidaklangsungan dari penolakan CW yang tinggi

menunjukkan bahwa kesantunan yang diberikan CW juga tinggi. Kemudian sebagai

penunjuk kesantunan lain, CW menggunakan fatis ‘nih’, ‘euy’, dan ‘teh’.

Kemudian, pada pukul 13:22 HTJ memberikan respons penerimaan atas

negosiasi AS yang mengatakan bahwa pertemuan tetap diadakan tanggal 6 Januari

bagi yang dapat hadir (Setuju sama AS), dan mengulangi tuturan negosiasi AS (yang

Page 168: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

150

bisa ya ikutan, yang ga bisa nanti ketemuannya di lain kesempatan). YK

menanggapi HTJ dengan memberikan penerimaan (Saya bisa) pada pukul 14:49.

Proses ajakan pada data 1 mencapai hasil akhir yang merupakan

kesepakatan waktu pelaksanaan ajakan, yaitu pada hari Jumat tanggal 6 Januari.

Dari 10 anggota komunitas yang terlibat percakapan, proses ajakan ini berakhir

dengan 6 anggota memberikan penerimaan, 2 anggota memberikan penolakan,

dan 2 anggota tidak memberikan respons apapun. Proses ajakan pada data 1

berlangsung selama sepuluh hari, yang dimulai pada tanggal 22 Desember 2011

pukul 16:05 oleh TS dan berakhir pada tanggal 1 Januari 2012 pukul 14:49 oleh YK

yang memberikan respons terakhir. Secara keseluruhan, proses ajakan ambigu pada

data 1 yang dilakukan oleh grup strata S-2 dapat dilihat pada tabel berikut.

Jenis Tindak

Tutur

Inisial

Nama

Tanggal dan

Waktu Tuturan

Ajakan TS 22-12-2011/

16:05

Hai… miss u all. Wah, kapan

kita ketemu lagi? Waduh. Ntar

ibu dapat kalender gratis dong.

Pasti bulan Januari, fotonya neng

AS.

Ajakan

(Negosiasi)

HTJ 22-12-2011/

19:15

Hello. Jadi nanti ada acara bagi-

bagi kalender apa material?

Hehehe. Early Januari masih

pada nyantai ga?

Penerimaan CW 22-12-2011/

19:57

Iya awal Januari tuh cocok buat

ngumpul-ngumpul. Sekalian

syukuran AS udah selamat dari

amukan tsunami di Jepang dan

bisa pulang ke Bandung seger

buger sehat walafiat.

Ajakan IR 23-12-2011/

23:19

U all hayu atuh kita-kita pada

janjian ketemuan, lama ga bersua

kayaknya banyak kisah nih,

hihihi…

Penerimaan YK 24-12-2011/

21:35

Mbak HTJ, early Januari saya

nyantai da,

Page 169: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

151

Negosiasi YK 24-12-2011/

21:35

apalagi tanggal 9 udah mulai

tenang. Mudah-mudahan

gajiannya cukup untuk kumpul-

kumpul ☺

Penolakan AS 24-12-2011/

22:26

Tanggal 9 ogut udah back in

Tokyo dijeee

Negosiasi HTJ 25-12-2011/

08:56

Tanggal 5 atau 6 gimana?

Penerimaan YK 25-12-2011/

09:57

Tanggal 6 asik tuh, udah

Jumatan, soalnya saya ngajar

pagi.

Negosiasi YK 25-12-2011/

09:57

Kalo ga mau ketemuan di kafe

mah mending di Dago lagi deh

hehehe.

Penerimaan HTJ 25-12-2011/

10:05

Saya oke.

Konfirmasi HTJ 25-12-2011/

10:05

Yang lain gimana?

Negosiasi CW 25-12-2011/

10:15

Tanggal 6 aja gimana?

Penerimaan IR 26-12-2011/

12:02

Diriku tanggal 6 oke.

Penerimaan DM 26-12-2011/

18:56

Saya tanggal 6. YK biasa nya

saya nginep di rumah mu lagi

hehehe

Konfirmasi TS 27-12-2011/

14:35

Tgl. 6 jam brp?

Negosiasi HTJ 27-12-2011/

20:30

Siang aja gimana? Lunch bareng?

Penerimaan YK 27-12-2011/

20:37

Ya. Siang sesudah laki2 salat

Jumat...

Negosiasi YK 31-12-2011/

09:51

Gimana kalo ketemu nya daerah

deket-deket DU aja? Kantin

Nyonya Rumah gmn? Yang

sebelah ngopi Doeloe Teuku

Umar?

Konfirmasi

(Penerimaan)

HTJ 31-12-2011/

17:28

Di sebelah Ngopi Doeloe

bukannya Tree House café ya?

Jd mau jam brp? Jam 1 di DU?

Penerimaan TS 31-12-2011/

19:22

Deal ya. Kalo udh ok. Mau

mindahin jam ngajar nih

Penolakan MM 31-12-2011/

19:44

Aku absen ah.... Abis ngajar

sih...

Page 170: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

152

Negosiasi YK 1-1-2012/

09:59

Bu MM, ibuuuuuuu....

Datanglah... tiap ngumpul2 ibu

selalu ga bisa �

Penolakan MM 1-1-2012/

10:08

Non YK, hari Jumat aku ganti tgl

2 dan 3 jan euy.

Negosiasi MM 1-1-2012/

10:08

Sok hari Sabtu aku bisa deh....

Negosiasi AS 1-1-2012/

12:47

Tgl 6 ajeeee!!

Penolakan AS 1-1-2012/

12:47

Sabtu mah bintang tamu udah

riweuh atuh.

Negosiasi AS 1-1-2012/

12:47

Geslah Jumat jadikeun nu bisa

weeeh... bu MM: huh!

Penolakan MM 1-1-2012/

12:59

Sok aja dijadiin hr Jumat klo

gitu. Aku monitor aja deh dari

politeknik. Klo gak salah bu TS

ngajar tp mungkin dia bisa

diganti. Klo aku Jumat tgl 6 jan

udah final test sich...blm semua

diterangkan euy. Punten pisan

non cantik AS...

Penolakan CW 1-1-2012/

13:12

Iya nih masih ngantor euy hari

Jumat. Dikirain tanggal 6 teh

hari Sabtu…

Penerimaan HTJ 1-1-2012/

13:22

Setuju sama AS, yang bisa ya

ikutan, yang ga bisa nanti

ketemuannya di lain kesempatan.

Penerimaan YK 1-1-2012/

14:49

Saya bisaaaaaaaaaaa!!!! AS,

siap-siap aya picaritaeun deui!

Hahahahaha

Data 2

Konteks:

Komunikasi daring pada data 2 dilakukan oleh anggota grup strata S-2.

Grup ini adalah komunitas daring mahasiswa program magister linguistik bahasa

Inggris yang datang dari kultur, latar belakang usia, dan minat yang lebih heterogen.

Anggota grup ini berjumlah 15 orang, yang terdiri dari 5 anggota laki-laki dan 10

Page 171: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

153

anggota perempuan. Berikut adalah data dan analisis komunikasi daring yang

berlangsung dalam grup strata S-2.

Data:

Inisial

Nama

Tanggal dan

Waktu Tuturan Kode Deskriptif

AS 8-10-2012/

07:22

Hellloooooooowww..1 Jadi

kapan neh pada bisa

ketemuan??

1 AJAKAN

HTJ 8-10-2012/

07:26

AS sampe kapan di Bandung?

AS 8-10-2012/

07:26

Sampe 2 Desember

HTJ 8-10-2012/

07:29

Ow.. Ok..ok.. 2 Minggu ini

tampaknya jadwalku padat. 3

Di minggu dpn, Senin tgl 15

masih free (semoga ngga tau2

kudu rapat ya)

2 Alasan

(PENOLAKAN) 3 Alternatif

(NEGOSIASI)

AS 8-10-2012/

07:30

Oke oke

HTJ 8-10-2012/

07:31

Siiiiiiiip

YK 8-10-2012/

08:29

4 Senin depan bisanya jam stgh

3, 5 klo bisa daerah Dago lah

biar deket hehe

4 NEGOSIASI 5 NEGOSIASI

AS 8-10-2012/

09:13

6 Riau Junction yuuuuu 6 AJAKAN

YK 8-10-2012/

12:29

7 Aaaaawww berangkaaaat 7 PENERIMAAN

IR 8-10-2012/

14:50

8 Senin aku baru pulang kantor

jam 16.30 euy temans....

8 Alasan

(PENOLAKAN)

15-10-2012/

09:47

9 Temans, jadi kapan bisa pada

ngumpul nih? Miss u all

9 AJAKAN

AS 16-10-2012/

12:45

10 Kamis yuuuuu makan-makan

siang gituuuu

10 AJAKAN

HTJ 16-10-2012/

15:44

11 Kalo Kamis aku ngajar SMA

juga euy, 12 jadi ga bisa kalo

siang-siang.

11 Alasan

(PENOLAKAN) 12 PENOLAKAN

Page 172: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

154

Analisis:

Ajakan pada data 2 dimulai pada tanggal 8 Oktober 2012 pukul 07:22 dan

melibatkan 4 anggota komunitas yang seluruhnya berjenis kelamin perempuan.

Pada data 2, ajakan diinisiasikan oleh AS (Hellloooooooowww. Jadi kapan nih

pada bisa ketemuan?). Dalam ajakannya, AS menggunakan strategi ajakan

kemampuan dan bentuk tuturan interogatif. Ajakan tersebut merupakan isyarat

kuat karena terdapat fatis ‘nih’ yang menegaskan ajakan ‘jadi kapan pada bisa

ketemuan’. Fatis lain yang digunakan AS sebagai wujud kesantunan ajakannya

adalah ‘hellloooooooowww’ dan ‘jadi’.

Anggota pertama yang merespons ajakan AS adalah HTJ. HTJ memberikan

pertanyaan konfirmasi pada pukul 07:26 (AS sampai kapan di Bandung?). Setelah

AS memberikan jawaban pada waktu yang sama bahwa AS akan berada di Bandung

sampai dengan tanggal 2 Desember, pada pukul 07:29, HTJ merespons dengan

memberikan alasan sebagai penolakan dari waktu ajakan yang belum diinisiasikan

(Ow.. Ok.. Ok.. Minggu ini tampaknya jadwalku padat), yang mengindikasikan

bahwa apabila pertemuan diadakan pada minggu yang sama percakapan tersebut

dilakukan, HTJ tidak akan dapat menghadiri pertemuan tersebut. Kadar

ketidaklangsungan dari penolakan HTJ tinggi, yang juga mengindikasikan

kesantunan yang tinggi. Fatis yang digunakan HTJ adalah ‘ow’ dan ‘ok’.

Kemudian, HTJ memberikan waktu alternatif dalam bentuk tuturan deklaratif

sebagai negosiasi ajakan AS (Di minggu depan, Senin tanggal 15 masih free).

Respons berikutnya diberikan oleh YK, yaitu penerimaan sekaligus

negosiasi waktu yang merujuk pada negosiasi yang diberikan HTJ (Senin depan

Page 173: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

155

bisanya jam setengah 3) pada pukul 08:29 di hari yang sama. YK menerima

negosiasi HTJ untuk melakukan pertemuan pada hari Senin, akan tetapi YK

melakukan negosiasi agar waktu pertemuan pada hari Senin tersebut dilakukan

sesuai dengan yang YK inginkan. Strategi negosiasi yang diberikan oleh YK adalah

pengakuan diri dalam bentuk tuturan deklaratif. YK kemudian memberikan

negosiasi lagi mengenai lokasi pertemuan seharusnya dilaksanakan (Kalau bisa

daerah Dago lah supaya dekat). Dalam negosiasinya ini, strategi perintah dalam

bentuk tuturan deklaratif yang mengandung fatis ‘lah’ digunakan oleh YK.

Sebagai respons dari negosiasi YK, AS memberikan ajakan dengan strategi

imperatif dan bentuk tuturan deklaratif untuk bertemu pada lokasi yang AS

tentukan (Riau Junction yuuuuu) pada pukul 09:13. Fatis ‘yuuuuu’ yang digunakan

AS dalam strategi ajakan imperatifnya melemahkan kadar ketidaksantunan AS. YK

menerima ajakan AS untuk bertemu di Riau Junction (Aaaawww berangkat) pada

pukul 12:29 di hari yang sama. Ungkapan fatis ‘aaaawww’ yang digunakan YK

dalam penerimaannya menunjukkan bahwa YK menyetujui ajakan AS.

Respons berikutnya diberikan oleh IR pada pukul 14:50 di hari yang sama

yang berupa penolakan. IR memberikan alasan bahwa pada hari Senin, IR selesai

bekerja pada pukul 16.30 (Senin aku baru pulang kantor jam 16.30 euy temans).

Penolakan IR yang juga mengandung ungkapan fatis ‘euy’ memiliki kadar

ketidaklangsungan yang tinggi.

Proses ajakan pada data 2 ini tidak dilanjutkan selama tujuh hari, dan pada

tanggal 15 Oktober 2012 pukul 09:47, IR menindaklanjuti proses ajakan yang

diinisiasikan oleh AS tersebut dengan memberikan ajakan (Temans, jadi kapan

Page 174: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

156

bisa pada ngumpul nih? Miss you all). Ajakan IR yang merupakan kemampuan

dalam bentuk tuturan interogatif mengandung fatis ‘temans’, ‘jadi’ dan ‘nih’.

Tindak lanjut dari IR tersebut mengubah posisi IR menjadi pengajak 2.

Menanggapi ajakan IR, AS memberikan respons yang juga merupakan

ajakan mengenai hari dan waktu untuk melakukan pertemuan tersebut

menggunakan strategi ajakan imperatif dan bentuk tuturan deklaratif (Kamis

yuuuuu makan-makan siang gitu) pada tanggal 16 Oktober 2012 pukul 12:45. Fatis

yang digunakan AS sebagai wujud kesantunan ajakan imperatifnya adalah ‘yuuuuu’

dan ‘gitu’. Berdasarkan respons yang diberikan, posisi AS tetap menjadi pengajak

1.

Ajakan yang dilakukan AS tidak ditanggapi secara positif oleh HTJ. Alasan

sebagai penolakan diberikan oleh HTJ sebagai respons dari negosiasi (Kalau hari

Kamis aku ngajar SMA juga euy) diikuti penolakan langsung (jadi ga bisa kalau

siang hari) di hari yang sama pada pukul 15:44. Dalam penolakannya, HTJ

menunjukkan kesantunannya melalui urutan tutur, yaitu penolakan yang diawali

dengan alasan dan diakhiri dengan penolakan langsung. Fatis ‘euy’ yang digunakan

HTJ mengindikasikan keberatan HTJ untuk memenuhi ajakan.

Respons yang diberikan HTJ merupakan akhir dari percakapan, karena tidak

ada anggota lain yang memberikan respons maupun negosiasi terhadap ajakan AS

dan IR. Proses ajakan berlangsung selama delapan hari, yang dimulai pada tanggal

8 Oktober 2012 pukul 07:22 dan berakhir pada tanggal 16 Oktober 2012 pukul

15:44 tanpa kesepakatan kapan pertemuan akan dilaksanakan. Secara

Page 175: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

157

keseluruhan, proses ajakan ambigu pada data 1 yang dilakukan oleh grup strata S-

2 Stress dapat dilihat pada tabel berikut.

Jenis Tindak

Tutur

Inisial

Nama

Tanggal dan

Waktu Tuturan

Ajakan AS 8-10-2012/

07:22

Hellloooooooowww.. Jadi kapan

neh pada bisa ketemuan??

Penolakan HTJ 8-10-2012/

07:29

Minggu ini tampaknya jadwalku

padat. Di minggu dpn, Senin tgl

15 masih free (semoga ngga tau2

kudu rapat ya)

Negosiasi HTJ 8-10-2012/

07:29

Di minggu dpn, Senin tgl 15

masih free (semoga ngga tau2

kudu rapat ya)

Negosiasi YK 8-10-2012/

08:29

Senin depan bisanya jam stgh 3,

klo bisa daerah Dago lah biar

deket hehe

Ajakan AS 8-10-2012/

09:13

Riau Junction yuuuuu

Penerimaan YK 8-10-2012/

12:29

Aaaaawww berangkaaaat

Penolakan IR 8-10-2012/

14:50

Senin aku baru pulang kantor

jam 16.30 euy temans....

Ajakan IR 15-10-2012/

09:47

Temans, jadi kapan bisa pada

ngumpul nih? Miss u all

Ajakan AS 16-10-2012/

12:45

Kamis yuuuuu makan-makan

siang gituuuu

Penolakan HTJ 16-10-2012/

15:44

Kalo Kamis aku ngajar SMA

juga euy, jadi ga bisa kalo siang-

siang.

Data 3

Konteks:

Komunikasi daring pada data 3 dilakukan oleh anggota grup mahasiswa

sekolah bahasa asing strata S-1 yang bergabung ke dalam satu grup debat bahasa

Inggris. Jumlah keseluruhan anggota grup S-1 adalah 124 anggota, dengan anggota

laki-laki sebanyak 58 orang dan anggota perempuan sebanyak 66 orang. Akan

Page 176: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

158

tetapi, jumlah anggota yang aktif dalam aktivitas grup kurang dari 20 orang.

Anggota grup S-1 datang dari program studi bahasa asing yang berbeda, namun

karena mereka tergabung dalam satu grup debat bahasa Inggris, mereka terbiasa

untuk berbicara dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu, terdapat beberapa tuturan

dalam bahasa Inggris dalam komunikasi pada data 5 ini. Usia anggota grup tersebut

adalah antara 18 sampai 23 tahun dan mereka datang dari kultur yang lebih

homogen. Berikut adalah data dan analisis komunikasi daring yang berlangsung

dalam grup strata S-1.

Data:

Inisial

Nama

Tanggal dan

Waktu Tuturan Kode Deskriptif

ASP 2-4-2013/

22:15

1 Ada yang mau arung jeram

sama paint-balling? Hanya

IDR 250K. 2 Hayu lah urang

ulin :D

1 AJAKAN 2 AJAKAN

NVP 2-4-2013/

22:33

250K/orang atau grup?

ASP 2-4-2013/

22:34

Ewww.. You think that way?

NVP 2-4-2013/

22:36

Iya. 3 Kalau per orang, ga

punya duit. 4 Semua uang saya udah

dibayarin PLP. 5 Kecuali kalau

kita nunggu uang operasional

ASES ☺

3 Alasan

(PENOLAKAN) 4 Alasan

(PENOLAKAN) 5 Penundaan

(PENOLAKAN)

ASR 2-4-2013/

22:59

6 Iraha ASP? 7 Mun bulan

ayeuna mah 8ncan aya budget-

na, 9 geus kapake keur nu sejen. 10 Mun bulan hareup mah 11

inshallah aya.

6 KONFIRMASI 7 Pilihan 1 8 Alasan

(PENOLAKAN) 9 Alasan

(PENOLAKAN) 10 Pilihan 2 11 PENERIMAAN 7, 8, 9, 10, 11

NEGOSIASI

Page 177: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

159

(PENOLAKAN

PARSIAL)

ASP 2-4-2013/

23:00

12 Hayu iraha bae minimal 20

jalma euy. Keur ngarekrut

massa ieu teh. Ngabibita

hahaha. 13 Murah euy, di

tempat lain mah 250rb teh

paintball hungkul.

12 NEGOSIASI 13 NEGOSIASI

FW 3-4-2013/

08:19

14 Hayuuuuuu, kapan iih

kapaaann

14 PENERIMAAN

LJ 3-4-2013/

21:37

15 Aku pengen arung jeram tapi,

ga mau paintball.

15 PENOLAKAN

PARSIAL

Analisis:

Pada data 3, terdapat 5 anggota komunitas daring yang terlibat dalam proses

percakapan. Kelima anggota tersebut terdiri dari 3 anggota laki-laki dan 2 anggota

perempuan. Ajakan diinisiasikan pertama kali oleh ASP yang merupakan anggota

laki-laki pada tanggal 2 April 2013 pukul 22:15 yang mengajak anggota lain untuk

ikut serta berpetualang bersama. ASP mengawali ajakannya dengan menanyakan

kesediaan anggota komunitas daring tersebut diikuti jumlah uang yang harus

dikeluarkan (Ada yang mau arung jeram sama paint-balling? Hanya IDR 250K).

ASP kemudian memperkuat ajakannya dengan strategi imperatif dalam bentuk

tuturan deklaratif (Hayu lah urang ulin ☺). Dalam ajakan imperatifnya, ASP

menggunakan fatis ‘hayu’, ‘lah’, dan emosikon sebagai wujud kesantunannya.

Ajakan yang diberikan ASP tidak mengandung tuturan yang panjang. Hal ini

dikarenakan ASP sebagai anggota yang berjenis kelamin laki-laki kurang menyukai

basa-basi.

Respons pertama diberikan oleh NVP, seorang anggota laki-laki, yang

menanyakan apakah biaya yang harus dikeluarkan tersebut adalah biaya per orang

Page 178: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

160

atau per kelompok pada pukul 22:33 di hari yang sama (250K per orang atau

grup?). Kemudian pada pukul 22:36, NVP memberikan alasan sebagai penolakan

bahwa NVP tidak dapat memenuhi ajakan tersebut apabila masing-masing anggota

harus mengeluarkan sebesar Rp. 250.000 (Kalau per orang, ga punya duit). NVP

menambahkan alasan mengapa NVP tidak memiliki biaya untuk acara tersebut

sebagai bagian dari penolakannya (Semua uang saya udah saya dibayarin PLP),

diikuti kalimat penundaan (Kecuali kalau kita nunggu uang operasional ASES ☺).

NVP menunjukkan kesantunan dalam penolakannya melalui pangjang tuturan

dan emosikon.

Anggota berikutnya yang memberikan respons adalah ASR yang

merupakan seorang anggota laki-laki pada pukul 22:59. ASR mengawali

responsnya dengan memberikan pertanyaan konfirmasi kapan acara tersebut

diadakan (Iraha ASP?), diikuti dengan alternatif pertama yang apabila acara

diadakan pada bulan yang sama ajakan tersebut dibuat, maka ASR menolak untuk

mengikuti acara tersebut (Mun bulan ayeuna mah ncan aya budget-na, geus kapake

keur nu sejen). Kemudian ASR memberikan alternatif kedua yang apabila acara

diadakan pada bulan berikutnya, maka ASR menerima ajakan tersebut (Mun bulan

hareup mah inshallah aya). ASR memberikan penolakannya dengan kadar

ketidaklangsungan yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesantunan

yang diberikan ASR juga tinggi. Kemudian, ASR menggunakan beberapa

ungkapan fatis seperti ‘mah’ dan ‘inshallah’ sebagai wujud kesantunan yang lain.

Karena ASR memberikan dua alternatif respons, yaitu penolakan dan

penerimaan, maka respons ASR dianggap sebagai penolakan parsial.

Page 179: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

161

Menanggapi kedua alternatif pilihan ASR, pada pukul 23:00, ASP

memberikan negosiasi agar acara tersebut tetap diadakan dengan menggunakan

strategi negosiasi komitmen dalam bentuk tuturan deklaratif dan mengandung

fatis ‘euy’ (Hayu iraha bae minimal 20 jalma euy), dilanjutkan dengan strategi

pengakuan diri dalam bentuk tuturan deklaratif dan mengandung fatis ‘iyeu’,

‘teh’, dan ‘hahaha’ (Keur ngarekrut massa iyeu teh. Ngabibita hahaha), serta

strategi seruan normatif positif dalam bentuk tuturan deklaratif yang

mengandung fatis ‘euy’, ‘mah’, dan ‘teh’ (Murah euy, di tempat lain mah 250 ribu

teh paintball hungkul).

Respons ketiga diberikan oleh FW yang merupakan anggota perempuan

pada tanggal 3 April 2-13 pukul 08:19 yang merupakan penerimaan (Hayuuuuuu,

kapan iih kapaaan?). Penerimaan FW yang singkat memiliki kesantunan yang

diwujudkan dengan fatis ‘hayuuuuuu’ dan ‘iih’ yang masing-masing menandakan

panjangnya nada tuturan.

Respons selanjutnya diberikan oleh LJ, seorang anggota perempuan, yang

merupakan penolakan parsial (Aku pengen arung jeram tapi, ga mau paintball)

pada pukul 21:37 di hari yang sama. Respons LJ menunjukkan bahwa LJ hanya

bersedia melakukan satu aktivitas yang ditawarkan ASP. Urutan tutur LJ yang

memulai penolakan parsialnya dengan keinginannya dan diikuti dengan penolakan

penuh merupakan wujud kesantunan LJ.

Proses ajakan pada data ini berlangsung selama satu hari, sejak tanggal 2

April 2013 pukul 22:15 sampai dengan 3 April 2013 pukul 21:37. Percakapan ini

berakhir dengan 1 anggota yang memberikan penolakan, 2 anggota yang

Page 180: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

162

memberikan respons penolakan parsial, dan 1 anggota memberikan penerimaan.

Akan tetapi, dilihat dari utas percakapan, proses ajakan pada data 3 belum

mencapai kesepakatan waktu acara tersebut dilaksanakan. Secara keseluruhan,

proses ajakan ambigu pada data 3 dapat dilihat dalam tabel berikut.

Jenis Tindak

Tutur

Inisial

Nama

Tanggal dan

Waktu Tuturan

Ajakan ASP 2-4-2013/

22:15

Ada yang mau arung jeram sama

paint-balling? Hanya IDR 250K.

Hayu lah urang ulin :D

Penolakan NVP 2-4-2013/

22:36

Kalau per orang, ga punya duit.

Semua uang saya udah dibayarin

PLP. Kecuali kalau kita nunggu

uang operasional ASES ☺

Penolakan Parsial ASR 2-4-2013/

22:59

Iraha ASP? Mun bulan ayeuna

mah ncan aya budget-na, geus

kapake keur nu sejen. Mun bulan

hareup mah inshallah aya.

Negosiasi ASP 2-4-2013/

23:00

Hayu iraha bae minimal 20

jalma euy. Keur ngarekrut massa

ieu teh. Ngabibita hahaha.

Murah euy, di tempat lain mah

250rb teh paintball hungkul.

Penerimaan FW 3-4-2013/

08:19

Hayuuuuuu, kapan iih kapaaann

Penolakan Parsial LJ 3-4-2013/

21:37

Aku pengen arung jeram tapi, ga

mau paintball.

Data 4

Konteks:

Komunikasi daring pada data 5 dilakukan oleh anggota grup mahasiswa

sekolah bahasa asing strata S-1 yang bergabung ke dalam satu grup debat bahasa

Inggris. Jumlah keseluruhan anggota grup S-1 adalah 124 anggota, dengan anggota

laki-laki sebanyak 58 orang dan anggota perempuan sebanyak 66 orang. Akan

tetapi, jumlah anggota yang aktif dalam aktivitas grup kurang dari 20 orang.

Page 181: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

163

Anggota grup S-1 datang dari program studi bahasa asing yang berbeda, namun

karena mereka tergabung dalam satu grup debat bahasa Inggris, mereka terbiasa

untuk berbicara dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu, terdapat beberapa tuturan

dalam bahasa Inggris dalam komunikasi pada data 5 ini. Usia anggota grup tersebut

adalah antara 18 sampai 23 tahun dan mereka datang dari kultur yang lebih

homogen. Berikut adalah data dan analisis komunikasi daring yang berlangsung

dalam grup strata S-1.

Data:

Inisial

Nama

Tanggal dan

Waktu Tuturan Kode Deskriptif

LJ 18-4-2013/

08:47

Hi dear friends. 1 Wanna

sing along with us? Hahaha 2

ayoo. Katanya kak ASP

ngajakin kita karaoke, ada

kupon di Inul Vista. Maybe

on Friday or Saturday. Info

selebihnya mangga YMP. 3

Ikutan yuuk, refreshing dan

supaya lebih akrab #aseeek

1 Penawaran

(AJAKAN) 2 AJAKAN 3 AJAKAN

YMP 18-4-2013/

09:03

4 Iya guys ayuk kita nyanyi-

nyanyi bareng, biar lebih dekat

*ciyeee*

Monggo ditentukan tanggal

pastinya, 5 kalau weekdays di

atas jam 6, weekend ayuks.

FA, GR, 6 Ayo merapat.

4 AJAKAN 5 NEGOSIASI 6 AJAKAN

ASR 18-4-2013/

09:13

7 I'm in. 8 Weekdays after 6,

Sunday afternoon. Hehe

7 PENERIMAAN 8 NEGOSIASI

YMP 18-4-2013/

09:14

Noted. We’ll see what the

others say.

AST 18-4-2013/

09:17

9 Mon - Fri after 4:30 Sat and

Sun afternoon ... hoho

9 NEGOSIASI

LJ 18-4-2013/

09:17

Sekalian yang belum kenal

sama kakak-kakak yang lain

kenalan juga ntar. Hehee

Page 182: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

164

ASP 18-4-2013/

09:24

10 Sok lah. Iyeu free pass dua

jam.

10 PENERIMAAN

YMP 18-4-2013/

09:26

Iya ih hayu kita kenalan =))

LJ 18-4-2013/

09:50

Wah dua jam seubeuh. Hayuuu

hayuu

EP 18-4-2013/

15:10

11 Ayok! Ayok! 11 PENERIMAAN

GR 19-4-2013/

05:51

12 Aku di Solo sayang YMP. 13

Ntar-ntar aja kangen-

kangenannya yah! Miss you all.

12 Alasan

(PENOLAKAN) 13 Penundaan

(PENOLAKAN)

EP 19-4-2013/

08:33

Iya teh LJ bakal seubeuh 2 jam

mah apalagi kalau sambil

makan, seubeuh pisan!

FA 20-4-2013/

15:53

14 Aku di Jakarta sekarang kerja

beb YMP kangen juga karaoke

gila bareng kalian lagi

hahahaha

14 Alasan

(PENOLAKAN)

LJ 21-4-2013/

20:18

15 Hahah pulang dulu lah kaa,

ayo kangen nih aku.

15 NEGOSIASI

ASP 21-4-2013/

21:22

Ngaromong wae bari teu jadi

Analisis:

Percakapan pada data 4 melibatkan 8 anggota komunitas daring yang terdiri

dari 5 anggota laki-laki dan 3 anggota perempuan. Ajakan untuk berkaraoke

diinisiasikan oleh LJ yang berjenis kelamin perempuan. Ajakan LJ pada tanggal

18 April 2013 pukul 08:47 diawali dengan menanyakan kesediaan anggota untuk

berpartisipasi pada acara karaoke (Hi dear friends. Wanna sing along with us?),

diikuti strategi ajakan imperatif dengan bentuk tuturan deklaratif (Hahaha ayoo),

alternatif waktu (Maybe on Friday or Saturday), dan kalimat imperatif lain

dengan bentuk tuturan deklaratif (Ikutan yuuk, refreshing dan supaya lebih

akrab #aseeek). LJ mewujudkan kesantunan dalam ajakannya melalui urutan

tutur, panjang tuturan, dan fatis. Dalam urutan tuturnya, LJ memberikan sapaan

Page 183: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

165

kepada anggota dalam grup tersebut dengan fatis ‘hi’ dan ‘dear’ yang diikuti oleh

ajakan. Kemudian pada strategi ajakan imperatifnya, LJ menggunakan fatis

‘hahaha’, ‘ayoo’, ‘yuuk’, dan tanda pagar (tagar) #aseeek. Tagar merupakan tanda

yang diletakkan di awal kata atau frasa yang diketikkan pada jejaring sosial. Dalam

komunikasi bermedia komputer, tagar dapat dianggap sebagai ungkapan fatis.

Ajakan LJ kemudian diteruskan oleh YMP, seorang anggota perempuan

(Iya guys ayuk kita nyanyi-nyanyi bareng, biar lebih dekat) pada pukul 09:03 di

hari yang sama, yang menjadikan status YMP sebagai pengajak 2. Ajakan yang

diteruskan oleh YMP ini juga merupakan penerimaan dari ajakan yang

diinisiasikan oleh LJ. YMP menunjukkan kesantunannya melalui ungkapan-

ungkapan fatis ‘iya’, ‘guys’, dan ‘ayuk’. YMP juga memberikan alternatif waktu

sebagai negosiasi (Kalau weekdays di atas jam 6, weekends ayuks). Maksud dari

tuturan YMP adalah apabila acara diadakan pada hari kerja, maka YMP dapat

memenuhinya apabila acara diadakan lewat pada pukul 18:00; apabila acara

diadakan pada akhir minggu, maka YMP dapat memenuhi ajakan tersebut pada

pukul berapa pun. YMP juga mengajak dua anggota lain untuk ikut bergabung

dengan strategi ajakan imperatif dan bentuk tuturan deklaratif serta fatis ‘ayo’

(FA, GR, ayo merapat).

Respons berikutnya yang diberikan oleh ASR, seorang anggota laki-laki,

pada pukul 09:13 merupakan penerimaan (I’m in), yang berarti ASR akan

bergabung dalam acara karaoke tersebut. ASR kemudian memberikan negosiasi

mengenai waktu dengan strategi negosiasi komitmen dalam bentuk tuturan

deklaratif (Weekdays after 6, Sunday afternoon). ASR memiliki kesediaan waktu

Page 184: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

166

yang sama dengan YMP apabila acara diadakan pada hari kerja, yaitu setelah pukul

18:00. Kemudian ASR juga memberikan kesediannya apabila acara diadakan pada

hari Minggu, maka ASR dapat menghadiri acara tersebut pada siang hari.

Respons penerimaan berikutnya diberikan oleh AST yang merupakan

anggota perempuan pada pukul 09:17 yang memberikan penerimaannya dengan

cara menegosiasikan waktu (Monday to Friday after 4:30, Saturday and Sunday

afternoon). AST meminta apabila acara diadakan pada hari kerja, maka waktu

terbaik untuk AST adalah setelah pukul 16:30. sama seperti ASR, apabila acara

diadakan pada akhir pekan, AST bersedia menghadirinya apabila dilakukan pada

siang hari. Negosiasi yang diberikan AST memiliki strategi dan bentuk tuturan yang

sama dengan negosiasi ASR, yaitu strategi komitmen dalam bentuk tuturan

deklaratif.

Kemudian pada pukul 09:24, ASP memberikan respons berikutnya (Sok

lah). Respons ASP mengandung fatis ‘sok’ dan ‘lah’ yang menunjukkan

persetujuannya akan ajakan yang diberikan. Sekitar lima jam berikutnya, yaitu pada

pukul 15:10, EP (Ayok! Ayok!). Sama seperti ASP, EP juga menggunakan fatis

‘ayok’ dalam responsnya. Kedua anggota tersebut memberikan respons positif yang

merupakan penerimaan.

Menanggapi ajakan yang diberikan YMP, GR merespons dengan

memberikan alasan sebagai penolakan (Aku di Solo sayang YMP) pada tanggal 19

April 2013 pukul 08:33, diikuti dengan penundaan (Ntar-ntar aja kengen-

kangenannya yah! Miss you all). GR yang merupakan anggota laki-laki tidak

memberikan penolakan langsung dalam responsnya, yang menunjukkan

Page 185: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

167

kesantunan GR. GR juga mewujudkan kesantunannya melalui fatis ‘sayang’ dan

‘yah’.

Sama seperti GR, pada tanggal 20 April 2013 pukul 15:53, FA yang juga

anggota laki-laki menanggapi ajakan YMP dengan penolakan dan memberikan

alasan mengapa FA tidak dapat memenuhi ajakan YMP (Aku di Jakarta sekarang

kerja beb YMP kangen juga karaoke gila bareng kalian lagi hahahaha). Penolakan

FA memiliki kadar ketidaklangsungan yang tinggi, sehingga menunjukkan kadar

kesantunan yang tinggi. Fatis ‘beb’ dan ‘hahahaha’ juga GR gunakan sebagai wujud

kesantunannya.

LJ kemudian memberikan negosiasi kepada GR dan FA agar dapat

menghadiri acara karaoke tersebut dengan cara membujuk kedua anggota tersebut

(Hahaha pulang dulu lah kaa, ayo kangen nih aku) satu hari setelah penolakan dari

FA diberikan, yaitu pada tanggal 21 April 2013 pukul 20:18. LJ memberikan

negosiasinya dengan menggabungkan strategi imperatif dan pengakuan diri

dalam bentuk tuturan deklaratif. LJ melemahkan strategi imperatifnya dengan

memberikan fatis ‘hahaha’ dan ‘lah’. LJ juga menggunakan fatis ‘ayo’ dan ‘nih’

sebagai wujud kesantunan lainnya.

Meskipun kesepakatan waktu acara belum disepakati, hasil dari proses

ajakan tersebut menunjukkan bahwa dari 8 anggota yang terlibat percakapan, 5

diantaranya memberikan respons penerimaan dan 2 anggota lain memberikan

respons penolakan. Proses ajakan berjalan selama tiga hari, dimulai pada tanggal

18 April 2013 pada pukul 08:47 dan berakhir pada tanggal 21 April 2013 pukul

Page 186: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

168

21:22. Rekapitulasi proses ajakan ambigu yang dilakukan oleh anggota grup strata

S-1 dalam data 4 dapat dilihat pada tabel berikut.

Jenis Tindak

Tutur

Inisial

Nama

Tanggal dan

Waktu Tuturan

Ajakan LJ 18-4-2013/

08:47

Hi dear friends. Wanna sing

along with us? Hahaha ayoo.

Katanya kak ASP ngajakin kita

karaoke, ada kupon di Inul

Vista. Maybe on Friday or

Saturday. Info selebihnya

mangga YMP. Ikutan yuuk,

refreshing dan supaya lebih

akrab #aseeek

Ajakan YMP 18-4-2013/

09:03

Iya guys ayuk kita nyanyi-nyanyi

bareng, biar lebih dekat *ciyeee*

Negosiasi YMP 18-4-2013/

09:03

Monggo ditentukan tanggal

pastinya, kalau weekdays di atas

jam 6, weekend ayuks.

Ajakan YMP 18-4-2013/

09:03

FA, GR, Ayo merapat.

Penerimaan ASR 18-4-2013/

09:13

I'm in.

Negosiasi ASR 18-4-2013/

09:13

Weekdays after 6, Sunday

afternoon. Hehe

Negosiasi AST 18-4-2013/

09:17

Mon - Fri after 4:30 Sat and

Sun afternoon ... hoho

Penerimaan ASP 18-4-2013/

09:24

Sok lah. Iyeu free pass dua jam.

Penerimaan EP 18-4-2013/

15:10

Ayok! Ayok!

Penolakan GR 19-4-2013/

05:51

Aku di Solo sayang YMP. Ntar-

ntar aja kangen-kangenannya

yah! Miss you all.

Penolakan FA 20-4-2013/

15:53

Aku di Jakarta sekarang kerja

beb YMP kangen juga karaoke

gila bareng kalian lagi hahahaha

Negosiasi LJ 21-4-2013/

20:18

Hahah pulang dulu lah kaa, ayo

kangen nih aku.

Page 187: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

169

Data 6

Konteks:

Komunikasi daring pada data 5 dilakukan oleh anggota grup mahasiswa

sekolah bahasa asing strata S-1 yang bergabung ke dalam satu grup debat bahasa

Inggris. Jumlah keseluruhan anggota grup S-1 adalah 124 anggota, dengan anggota

laki-laki sebanyak 58 orang dan anggota perempuan sebanyak 66 orang. Akan

tetapi, jumlah anggota yang aktif dalam aktivitas grup kurang dari 20 orang.

Anggota grup S-1 datang dari program studi bahasa asing yang berbeda, namun

karena mereka tergabung dalam satu grup debat bahasa Inggris, mereka terbiasa

untuk berbicara dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu, terdapat beberapa tuturan

dalam bahasa Inggris dalam komunikasi pada data 5 ini. Usia anggota grup tersebut

adalah antara 18 sampai 23 tahun dan mereka datang dari kultur yang lebih

homogen. Berikut adalah data dan analisis komunikasi daring yang berlangsung

dalam grup strata S-1.

Data:

Inisial

Nama

Tanggal dan

Waktu Tuturan Kode Deskriptif

IN 1-6-2013/

19:04

1 Jadi gak nih kita foto studio? 1 AJAKAN

NVP 1-6-2013/

19:23

2 Ayo kapan? Sekalian belanja

buat dekor. The earlier the

better.

2 PENERIMAAN

IN 1-6-2013/

19:25

3 Kupon Papyrus cuma sampai

20 Juni, dan maksimal buat

30 orang.

3 NEGOSIASI

NVP 1-6-2013/

19:29

Cukup lah. Anggota ASES

yang aktif ga sampai 30

orang. 4 Sampe 20 Juni ya,

masih cukup lama.

4 PENUNDAAN

Page 188: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

170

IN 1-6-2013/

19:30

Iya kak, kabari aja kalo jadi.

LJ 1-6-2013/

19:58

Harus jadi. 5 Minggu depan

aja atuh mumpung minggu

tenang nih.

5 NEGOSIASI

IN 1-6-2013/

20:00

6 Hayu aja. 7 Kalo udah UAS

gimana, kak?

6 PENERIMAAN 7 Alternatif

(NEGOSIASI)

LJ 1-6-2013/

20:00

8 Itu juga boleh, yang penting

sebelum kuponnya hangus

hehehe.

8 PENERIMAAN

AK 1-6-2013/

20:01

9 Tentukan dari sekarang

geura. 10 Kalo mendadak mah

pasti banyak yang

membatalkan.

9 NEGOSIASI 10 Peringatan

(NEGOSIASI)

IN 1-6-2013/

20:01

11 Hehe sip sip ☺ 11 PENERIMAAN

EPY 2-6-2013/

07:15

12 Kalo hari Rabu tanggal 12

gimana? Udah Magrib.

Sekalian makan-makan gitu

12 Alternatif

(NEGOSIASI)

IN 2-6-2013/

11:34

13 Gimana kalo hari terakhir

UAS kak?

13 Alternatif

(NEGOSIASI)

MA 2-6-2013/

11:37

14 Hari terakhir UAS aku

Senin tanggal 17.

14 NEGOSIASI

IN 2-6-2013/

11:38

15 Iya gak apa-apa aku di

kosan sampe tanggal 20.

15 PENERIMAAN

EPH 2-6-2013/

13:13

16 Hayu hari Senin tanggal 17

kita foto sekalian belanja buat

dekor ruangan.

16 PENERIMAAN

EPY 2-6-2013/

13:36

17 Aku sih oke2 aja… Yg lain

gimana?

17 PENERIMAAN

AS 2-6-2013/

19:19

18 Senin malam? 19 Boleh lah. 18 Pengulangan 19 PENERIMAAN

Analisis:

Ajakan ambigu pada data 6 melibatkan 8 anggota komunitas daring yang

terdiri dari 4 anggota perempuan dan 4 anggota laki-laki. Ajakan diinisiasikan oleh

IN yang merupakan anggota perempuan pada tanggal 1 Juni 2013 pukul 19:04

dengan memberikan pertanyaan konfirmasi mengenai foto grup (Jadi gak nih kita

Page 189: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

171

foto studio?). IN menggunakan strategi ajakan isyarat kuat dalam bentuk tuturan

interogatif yang mengandung fatis ‘nih’ sebagai wujud kesantunan.

Respons pertama diberikan oleh NVP yang merupakan anggota laki-laki

dengan memberikan penerimaan (Ayo kapan? Sekalian belanja untuk dekor. The

earlier the better) pada pukul 19:23. Penerimaan NVP mengandung fatis ‘ayo’ yang

menunjukkan persetujuannya akan ajakan IN. IN menanggapi pertanyaan NVP

pada pukul 19:25 mengenai waktu melakukan foto grup dengan negosiasi (Kupon

Papyrus berlaku sampai 20 Juni), yang mengindikasikan bahwa sebaiknya foto

grup dilakukan sebelum masa berlaku kupon tersebut berakhir. Strategi negosiasi

yang digunakan IN adalah pemberitahuan dengan bentuk tutur deklaratif.

Mendengar masa berlaku kupon foto berakhir tanggal 20 Juni, pada pukul

19:29 di hari yang sama, NVP menanggapinya dengan memberikan penundaan

yang dalam konteks respons NVP bukan merupakan penolakan (Sampai 20 Juni ya,

masih cukup lama). Dalam responsnya, NVP memberikan fatis ‘ya’.

Respons atas ajakan IN berikutnya diberikan oleh LJ, seorang anggota

perempuan, pada pukul 19:58 yang memberikan penerimaan sekaligus negosiasi

agar foto grup dilakukan satu minggu setelah percakapan ini, dengan alasan minggu

tersebut merupakan minggu tanpa perkuliahan (Harus jadi. Minggu depan aja atuh

mumpung minggu tenang nih). LJ mengungkapkan negosiasinya dengan strategi

negosiasi rekomendasi dengan bentuk tuturan deklaratif. LJ juga memberikan

fatis ‘atuh’ dan ‘nih’ sebagai wujud kesantunannya. Negosiasi yang diberikan LJ

menjadikan status LJ sebagai pengajak 2.

Page 190: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

172

Menanggapi negosiasi LJ, pada pukul 20:00, IN memberikan respons

penerimaan (Hayu aja) yang berisi ungkapan fatis ‘hayu’ dan ‘aja’ tanda

persetujuan, diikuti alternatif waktu sebagai negosiasi dalam bentuk tuturan

interogatif (Kalo udah UAS gimana kak?) yang mengandung fatis ‘kak’. Negosiasi

yang diberikan IN menjadikan IN kembali sebagai pengajak.

LJ menyatakan persetujuannya atas negosiasi IN pada pukul 20:00 (Itu

juga boleh, yang penting sebelum kuponnya hangus hehehe), yang menunjukkan

bahwa LJ dapat memenuhi ajakan baik pada waktu yang LJ sarankan maupun

waktu yang IN negosiasikan. Dalam penerimaannya, LJ menggunakan fatis

‘hehehe’ sebagai kesantunan.

Respons berikutnya diberikan oleh AK yang merupakan seorang anggota

laki-laki pada pukul 20:01 dengan memberikan negosiasi berupa perintah (Tentuin

dari sekarang geura) yang memiliki fatis ‘geura’ sebagai wujud kesantunan

dilanjutkan dengan peringatan sebagai bagian dari negosiasi (Kalau mendadak

mah, pasti banyak yang nge-cancel) yang mengandung fatis ‘mah’ sebagai wujud

kesantunan. Negosiasi AK memiliki bentuk tuturan deklaratif yang mengurangi

kadar ketidaksantunan dari strategi negosiasi perintah. Maksud dari AK

memberikan negosiasi ini adalah agar waktu foto grup ditentukan segera untuk

menghindari penolakan dari anggota lainnya apabila ditentukan mendadak. IN

memberikan pernyataan penerimaan atas saran AK tersebut (Hehe sip sip ☺) pada

waktu yang sama, dengan ungkapan fatis ‘hehe’, ‘sip’, dan emosikon sebagai wujud

kesantunan IN.

Page 191: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

173

Kemudian, EPY yang merupakan seorang anggota laki-laki bergabung

dalam percakapan pada tanggal 2 Juni 2013 pukul 07:15 dan memberikan alternatif

waktu yang juga merupakan negosiasi (Kalo hari Rabu tanggal 12 gimana? Udah

Magrib) diikuti dengan rekomendasi untuk makan-makan bersama (Sekalian

makan-makan gitu ☺). Negosiasi yang diberikan EPY memiliki bentuk tuturan

interogatif dan deklaratif, serta mengandung fatis ‘gitu’ dan emosikon sebagai

wujud kesantunan EPY. Tuturan EPY membuat status EPY menjadi pengajak 3.

IN kemudian menanggapi negosiasi EPY pada pukul 11:34 di hari yang

sama dengan memberikan alternatif waktu lain sebagai negosiasi (Gimana kalo

hari terakhir UAS, kak?). IN menggunakan strategi negosiasi alternatif dalam

bentuk tutuan interogatif yang mengandung ungkapan fatis ‘kak’. Pada tuturannya,

IN mempertahankan statusnya sebagai pengajak.

Setelah negosiasi IN, MA yang merupakan anggota perempuan bergabung

dalam percakapan pada pukul 11:37 dan memberitahukan bahwa hari terakhir

ujiannya adalah hari Senin pada tanggal 17 (Hari terakhir UAS aku Senin tanggal

17). Tuturan MA ini menjadi negosiasi, karena MA secara tersirat menyatakan

bahwa apabila kegiatan foto grup dilaksanakan pada hari terakhir UAS, maka MA

meminta agar kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari terakhir MA menjalankan

ujian. Negosiasi yang diberikan MA mengandung kadar ketidaklangsungan yang

tinggi, karena tidak memiliki kata penunjuk negosiasi. Tuturan tersirat oleh MA

tersebut menjadikan status MA menjadi pengajak 4.

IN memberikan tanggapan atas negosiasi MA pada pukul 11:38 dengan

penerimaan (Iya gak apa-apa aku di kosan sampe tanggal 20) yang mengandung

Page 192: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

174

fatis ‘iya’. Penerimaan juga diberikan EPH, seorang anggota perempuan, pada

pukul 13:13 sebagai respons terhadap negosiasi MA (Hayu hari Senin tanggal 17

kita foto sekalian belanja untuk dekor ruangan). Penerimaan EPH mengandung

ungkapan fatis ‘hayu’ sebagai wujud kesantunan EPH.

Kemudian, pada pukul 13:36, EPY juga memberikan respons penerimaan

terhadap negosiasi MA (Aku sih oke-oke aja) dengan fatis ‘sih’ dan ‘aja’. Respons

positif juga diberikan oleh AS, seorang anggota laki-laki, pada pukul 19:19 dengan

menuturkan kalimat pengulangan bagian (Senin malam?), diikuti oleh

penerimaan (Boleh lah). Fatis yang digunakan AS sebagai penerimaannya adalah

‘lah’.

Proses ajakan yang melibatkan 8 anggota grup strata S-1 pada data 6

berlangsung selama satu hari, terhitung sejak tanggal 1 Juni 2013 pukul 19:04

sampai dengan tanggal 2 Juni 2013 pukul 19:19. Proses ajakan pada data 6

mencapai kesepakatan waktu pelaksanaan ajakan dan berakhir dengan 6 anggota

yang memberikan respons penerimaan dan 2 anggota lain yang tidak memberikan

respons apapun. Rekapitulasi proses ajakan ambigu yang dilakukan oleh anggota

grup strata S-1 dalam data 6 dapat dilihat pada tabel berikut.

Jenis Tindak

Tutur

Inisial

Nama

Tanggal dan

Waktu Tuturan

Ajakan IN 1-6-2013/

19:04

Jadi gak nih kita foto studio?

Penerimaan NVP 1-6-2013/

19:23

Ayo kapan? Sekalian belanja

buat dekor. The earlier the

better.

Negosiasi IN 1-6-2013/

19:25

Kupon Papyrus cuma sampai 20

Juni, dan maksimal buat 30

orang.

Page 193: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

175

Penundaan NVP 1-6-2013/

19:29

Cukup lah. Anggota ASES yang

aktif ga sampai 30 orang. Sampe

20 Juni ya, masih cukup lama.

Negosiasi LJ 1-6-2013/

19:58

Minggu depan aja atuh

mumpung minggu tenang nih.

Penerimaan IN 1-6-2013/

20:00

Hayu aja.

Negosiasi IN 1-6-2013/

20:00

Kalo udah UAS gimana, kak?

Penerimaan LJ 1-6-2013/

20:00

Itu juga boleh, yang penting

sebelum kuponnya hangus

hehehe.

Negosiasi AK 1-6-2013/

20:01

Tentukan dari sekarang geura.

Kalo mendadak mah pasti

banyak yang membatalkan.

Penerimaan IN 1-6-2013/

20:01

Hehe sip sip ☺

Negosiasi EPY 2-6-2013/

07:15

Kalo hari Rabu tanggal 12

gimana? Udah Magrib. Sekalian

makan-makan gitu ☺

Negosiasi IN 2-6-2013/

11:34

Gimana kalo hari terakhir UAS

kak?

Negosiasi MA 2-6-2013/

11:37

Hari terakhir UAS aku Senin

tanggal 17.

Penerimaan IN 2-6-2013/

11:38

Iya gak apa-apa aku di kosan

sampe tanggal 20.

Penerimaan EPH 2-6-2013/

13:13

Hayu hari Senin tanggal 17 kita

foto sekalian belanja buat dekor

ruangan.

Penerimaan EPY 2-6-2013/

13:36

Aku sih oke2 aja… Yg lain

gimana?

Penerimaan AS 2-6-2013/

19:19

Senin malam? Boleh lah.

Data 8

Konteks:

Komunikasi daring pada data 8 dilakukan oleh anggota grup strata S-3.

Grup ini adalah komunitas daring mahasiswa program doktor linguistik yang

datang dari kultur, latar belakang usia, dan minat yang lebih heterogen. Anggota

Page 194: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

176

grup ini berjumlah 11 orang, yang terdiri dari 3 anggota laki-laki dan 8 anggota

perempuan. Berikut adalah data dan analisis komunikasi daring yang berlangsung

dalam grup strata S-3.

Data:

Inisial

Nama

Tanggal dan

Waktu Tuturan Kode Deskriptif

EWK 23-1-2014/

12:15

1 Teman-teman, kapan

ngumpul nih? Bagi yang sudah

prelim bisa sharing dengan

yang belum. Dan tentunya

memberi semangat. Dan foto-

foto pastinya.

1 AJAKAN

NQ 23-1-2014/

12:19

2 Saya ikut teman-teman saja. 3

tapi kalau akhir bulan ini

belum bisa ☺

2 PENERIMAAN 3 PENOLAKAN

DN 23-1-2014/

12:20

4 Awal Februari tanggal 3 atau

4, hari Senin atau Selasa,

bagaimana teman-teman?

4 NEGOSIASI

EWK 23-1-2014/

12:21

Pak dekan nih yang belum ada

update-nya. Jangan-jangan

kebandang unta Arab yang

seksi dan multifungsi di sana.

EIS 23-1-2014/

12:24

5 Sekalian registrasi ya? 5 PENERIMAAN

DN 23-1-2014/

12:25

Semoga semua bisa tanggal 3

atau 4, segera ku pesan tiket

kereta kalo teman-teman bisa

EWK 23-1-2014/

13:01

Betul, registrasi, lalu kumpul di

mana gitu. Entah napak tilas ke

Punclut atau jadi syukuran di

rumah pak Dekan.

Pak Dekan HH,

haloooooooo….

EC 23-1-2014/

15:04

6 Ayooo udah kangen nih sama

guyonanne teman-teman

terutama pak Ketua hehe.

Mas NQ lagi mudik ya?

6 PENERIMAAN

Page 195: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

177

YK 24-1-2014/

01:00

7 tanggal 3 ajaaaaaa, 8 Saya

udah bilang ga ngajar hari

Senin dan Rabu. Isi KRS ya

sekalian?

7 NEGOSIASI 8 Pemberitahuan

(NEGOSIASI)

HH 24-1-2014/

09:19

Halo temans saya baru datang

tadi malam nih dan lagi

munyung terserang flu berat.

Jadi kapan kita ketemuan? 9

Setelah registrasi ya? 10 Sok

atuh ditentukan oleh Raden

Mas Bendoro EWK alias pak

Ketua hehe.

9 Pengulangan

(Konfirmasi) 10 PENERIMAAN

EWK 24-1-2014/

14:11

Selamat datang kembali, pak

Dekan. Semoga lekas sembuh.

Abdi ge kitu wangsul ti Arab.

11 Bagaimana kalau kita

ngumpul sekalian KRS tanggal

3?

11 NEGOSIASI

DN 24-1-2014/

14:50

12 Seribu maaf, teman-teman 13

kalau tanggal 3 ternyata saya

tidak bisa. 14 Benar-benar tidak

ada tiket buat ke Bandung,

semua tiket jenis kereta apa

pun, kelas ekonomi-eksekutif

sudah habis, karena itu setelah

liburan panjang.

12 Pernyataan

penyesalan

(PENOLAKAN) 13 PENOLAKAN 14 Alasan

(PENOLAKAN)

24-1-2014/

14:52

15 Kalau setelah tanggal 3 itu

baru ada tiket.

15 Alasan

(PENOLAKAN)

EIS 24-1-2014/

22:28

Wah sayang kalau gak

lengkap.

EK 27-1-2014/

10:39

Hehe telat liatnya. 16 Mudah-

mudahan bisa.

16 PENOLAKAN

PARSIAL

HH 29-1-2014/

10:59

Gimana hari Senin besok

tanggal 3 Februari ya?

NQ 29-1-2014/

19:31

17 Maaf, 18 ijin kalau tidak bisa

hadir, 19 saya jadi promotor jodoh

teman saya pas S-2 di

Lampung.

17 Pernyataan

penyesalan

(PENOLAKAN) 18 PENOLAKAN 19 Alasan

(PENOLAKAN)

IR 29-1-2014/

22:12

20 Saya ikutan aja kapan mau

ngumpul. 21 Susah kalau

mengandalkan jadwal kosong,

karena sepertinya tidak ada

20 PENERIMAAN 21 Pernyataan

Konsekuensi

Page 196: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

178

yang kosong. Paling juga bolos

ngajar ☺

YK 29-1-2014/

23:17

22 Bolos ngajar!!!!! Bolos

ngajar!!!!! Bolos ngajar!!!!!

22 NEGOSIASI

IR 29-1-2014/

23:19

23 Baru juga masuk semester

baru nih YK… ☺

23 Alasan

(PENOLAKAN) 20, 21, 23

PENOLAKAN

PARSIAL

YK 29-1-2014/

23:23

Haaaahahahahaha.. 24 Puguh

karena baru masuk, belum ribet

pembahasannya.

24 NEGOSIASI

EC 30-1-2014/

07:59

Hehehe… 25 Ayo, kita rame-

rame bolos yang penting

ngumpul….

25 NEGOSIASI

Analisis:

Proses ajakan ambigu pada data 8 melibatkan 9 anggota komunitas daring

yang terdiri dari 3 anggota laki-laki dan 6 anggota perempuan. Ajakan diinisiasikan

oleh EWK, seorang anggota laki-laki, pada tanggal 23 Januari 2014 pukul 12:15

kepada semua anggota komunitas untuk bertatap muka (Teman-teman, kapan

kumpul nih?). EWK memberikan isyarat kuat dalam bentuk tuturan interogatif

sebagai ajakannya. Isyarat kuat yang diberikan EWK ditandai dengan fatis ‘nih’

yang dapat diasumsikan sebagai penegasan ajakan.

NQ adalah anggota laki-laki yang pertama merespons ajakan EWK. NQ

mengawali responsnya pukul 12:19 dengan penerimaan (Saya ikut teman-teman

saja), akan tetapi NQ juga memberikan penolakan apabila pertemuan diadakan

pada akhir bulan (Tapi kalau akhir bulan ini belum bisa ☺). Maksud dari NQ

memberikan penolakan tersebut adalah meminta agar pertemuan tersebut tidak

diadakan pada akhir bulan, sehingga NQ tetap dapat menghadiri pertemuan

tersebut. NQ mewujudkan kesantunannya melalui urutan tutur yang dimulai

Page 197: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

179

dengan penerimaan dan diikuti dengan penolakan. Selain urutan tutur, NQ juga

memberikan fatis ‘saja’ dan emosikon sebagai kesantunannya.

Menanggapi penolakan NQ untuk tidak mengadakan pertemuan di akhir

bulan, pada pukul 12:20 DN yang merupakan anggota perempuan memberikan

saran yang merupakan negosiasi agar pertemuan diadakan pada awal bulan

Februari (Awal Februari tanggal 3 atau 4, hari Senin atau Selasa, bagaimana

teman-teman?). DN menggunakan strategi negosiasi rekomendasi dalam bentuk

tuturan interogatif sebagai kesantunannya.

Pada pukul 12:24, EIS yang merupakan seorang anggota perempuan

bergabung dan memberikan respons pertanyaan konfirmasi (Sekalian registrasi

ya?). Pertanyaan EIS dianggap penerimaan karena tanggal pertemuan yang

diajukan merupakan jadwal registrasi bagi anggota grup tersebut sehingga EIS

menganggap bahwa akan ada banyak anggota yang datang untuk registrasi. Dalam

penerimaan tidak langsungnya, EIS menggunakan fatis ‘ya’ yang berfungsi sebagai

penegas pertanyaannya.

Kemudian, pada pukul 15:04, EC yang juga merupakan anggota perempuan

bergabung dalam percakapan dan memberikan respons penerimaan (Ayooo udah

kangen nih sama guyonanne teman-teman terutama pak Ketua hehe). EC

menggunakan ungkapan fatis ‘ayooo’, ‘nih’, dan ‘hehe’ dalam penerimaannya

sebagai wujud kesantunan.

Anggota perempuan lain yang ikut bergabung dalam percakapan adalah

YK. YK memberikan negosiasi pada tanggal 24 Januari 2014 pukul 01:00 agar

pertemuan diadakan pada tanggal 3, salah satu dari tanggal yang diajukan oleh DN

Page 198: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

180

(Tanggal 3 ajaaaaaa) dengan menggunakan strategi negosiasi imperatif, diikuti

oleh pemberitahuan mengapa YK bersedia memenuhi ajakan apabila dilakukan

pada tanggal 3 (Saya udah bilang ga ngajar hari Senin dan Rabu). Bentuk tuturan

dari strategi imperatif dan pemberitahuan dari negosiasi YK adalah deklaratif. Hal

ini menunjukkan bahwa YK menunjukkan kesantunannya dalam tuturan imperatif.

YK juga menggunakan fatis ‘ajaaaaaa’ yang merupakan ilustrasi panjangnya nada

permohonan YK.

Anggota lain yang bergabung dalam percakapan ini adalah HH pada pukul

09:19 di hari yang sama. HH merupakan anggota laki-laki ketiga yang bergabung

dalam percakapan. Seperti yang tidak memperhatikan utas percakapan, HH tidak

memberikan respons atas negosiasi YK, melainkan memberikan penerimaan atas

ajakan awal yang diinisiasikan EWK (Sok atuh ditentukan oleh Raden Mas Bendoro

EWK alias pak Ketua hehe). Dalam penerimaannya, HH menggunakan ungkapan

fatis ‘sok’, ‘atuh’, dan ‘hehe’ sebagai wujud kesantunannya. HH juga memberikan

nama panggilan kepada EWK ‘Raden Mas Bendoro’ sebagai indikator

keakrabannya.

Berbeda dengan HH, EWK yang memperhatikan utas percakapan kemudian

memberikan saran sekaligus negosiasi pada pukul 14:11 agar pertemuan diadakan

pada tanggal 3 Februari (Bagaimana kalau kita ngumpul sekalian KRS tanggal 3?),

dengan harapan banyak anggota yang hadir karena pada tanggal tersebut seluruh

anggota dihimbau untuk mengisi KRS. Strategi negosiasi yang digunakan EWK

adalah rekomendasi dalam bentuk tuturan interogatif.

Page 199: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

181

Respons berikutnya yang diberikan oleh DN pada pukul 14:50 merupakan

penolakan. DN yang pada awal percakapan merupakan anggota yang menyarankan

untuk mengadakan pertemuan pada tanggal 3 atau 4 Februari justru memberikan

respons penolakan. Hal ini dikarenakan DN tidak mendapatkan tiket kereta untuk

pergi ke Bandung pada tanggal yang ditentukan. DN mengawali penolakannya

dengan pernyataan penyesalan (Seribu maaf, teman-teman), diikuti penolakan

langsung (kalau tanggal 3 ternyata saya tidak bisa), kemudian alasan mengapa

DN tidak dapat berpartisipasi (Benar-benar tidak ada tiket buat ke Bandung, semua

tiket jenis kereta apa pun, kelas ekonomi-eksekutif sudah habis, karena itu setelah

liburan panjang. Kalau setelah tanggal 3 itu baru ada tiket). Dalam penolakannya,

terlihat upaya DN untuk menjaga kesantunannya yang diwujudkan melalui urutan

tutur dan panjang tuturan dalam bentuk tuturan deklaratif.

Respons berikutnya yang merupakan penolakan parsial diberikan oleh EK,

seorang anggota perempuan yang baru saja bergabung dalam percakapan pada

tanggal 27 Januari 2014 pukul 10:39 (Hehe telat liatnya. Mudah-mudahan bisa).

Tuturan seperti ini merupakan respons yang tidak menerima maupun menolak,

karena terdapat eskpresi positif dan ekspresi ragu-ragu yang diberikan dalam

tuturan ‘mudah-mudahan bisa’. EK juga mewujudkan kesantunanya dengan

memberikan fatis ‘hehe’.

Kemudian, sama seperti DN yang pada awalnya memberikan respons

positif, pada tanggal 29 Januari 2014 pukul 19:31, NQ merespons ajakan yang

waktunya telah disepakati pada tanggal 3 Februari dengan penolakan. NQ juga

mengawali penolakannya dengan pernyataan penyesalan (Maaf), diikuti

Page 200: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

182

penolakan langsung (ijin kalau tidak bisa hadir), dan diakhiri dengan alasan (saya

jadi promotor jodoh teman kuliah saya pas S-2 di Lampung). Sama seperti DN, NQ

mewujudkan kesantunannya melalui urutan tutur dan panjang tuturan dalam

bentuk deklaratif.

Anggota berikutnya yang bergabung dalam percakapan pada pukul 22:12 di

hari yang sama adalah IR, seorang anggota perempuan yang memberikan respons

penerimaan (Saya ikutan aja kapan mau ngumpul), diikuti pernyataan

konsekuensi mengapa IR bersedia untuk hadir kapan pun waktunya (Susah kalau

mengandalkan jadwal kosong, karena sepertinya tidak ada yang kosong. Paling

juga bolos ngajar ☺). Penerimaan IR mengandung fatis ‘aja’ dan emosikon.

Pernyataan konsekuensi yang diberikan IR merupakan salah satu strategi penolakan

yang diajukan Beebe et al. (1990); akan tetapi dalam konteks penerimaan yang

diberikan IR, pernyataan konsekuensi bukan merupakan penolakan.

Menanggapi pernyataan IR, YK melakukan negosiasi pada pukul 23:17

dengan cara membujuk IR untuk meninggalkan tugas mengajarnya (Bolos ngajar!

Bolos ngajar! Bolos ngajar!). YK memberikan negosiasinya menggunakan strategi

imperatif yang juga memiliki bentuk tuturan imperatif. Dalam hal ini, YK menjadi

pengajak 2 yang melakukan negosiasi hanya kepada IR. Menanggapi negosiasi

YK, IR memberikan alasan yang merupakan penolakan untuk tidak meninggalkan

tugas mengajarnya (Baru juga masuk semester baru nih YK ☺) pada pukul 23:19.

Dalam penolakannya, IR memberikan fatis ‘nih’ dan emosikon sebagai wujud

kesantunannya. Respons awal IR yang merupakan penerimaan dan respons

berikutnya terhadap negosiasi YK yang merupakan penolakan mengindikasikan

Page 201: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

183

bahwa IR ragu-ragu untuk meninggalkan tugasnya, akan tetapi IR juga ingin

memenuhi ajakan. Dalam hal ini, kedua respons IR dianggap sebagai penolakan

parsial.

Alasan IR yang menyatakan bahwa IR baru saja memulai tugasnya di

semester baru ditanggapi oleh YK pada pukul 23:23 dengan memberikan negosiasi

(Haaaahahahahaha. Puguh karena baru masuk, belum ribet pembahasannya). YK

memberikan negosiasinya menggunakan strategi seruan normatif postitif dalam

bentuk tuturan deklaratif. YK memberikan kesantunannya melalui fatis

‘haaaahahahahaha’.

Pada tanggal 30 Januari 2014 pukul 07:59, EC menyatakan dukungannya

terhadap negosiasi YK dengan memberikan negosiasi yang serupa (Hehehe. Ayo

kita rame-rame bolos, yang penting ngumpul). EC memulai negosiasinya yang

merupakan perintah (Ayo kita rame-rame bolos) dengan fatis ‘hehehe’ dan diakhiri

dengan strategi negosiasi komitmen. Negosiasi EC memiliki bentuk tuturan

deklaratif.

Proses ajakan ambigu pada data 8 ini berlangsung selama tujuh hari, dimulai

pada tanggal 23 Januari 2014 pada pukul 12:15 dan berakhir pada tanggal 30

Januari 2014 pukul 07:59 dengan kesepakatan waktu pelaksanaan ajakan, yaitu

pada tanggal 3 Februari. Akhirnya, dari 9 anggota komunitas yang terlibat

percakapan, 3 anggota memberikan respons penerimaan, 2 anggota memberikan

respons penolakan parsial, 2 anggota memberikan respons penolakan, dan 2

anggota lainnya tidak memberikan respons apapun. Secara keseluruhan, proses

ajakan ambigu pada data 8 dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 202: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

184

Jenis Tindak

Tutur

Inisial

Nama

Tanggal dan

Waktu Tuturan

Ajakan EWK 23-1-2014/

12:15

Teman-teman, kapan ngumpul

nih? Bagi yang sudah prelim bisa

sharing dengan yang belum. Dan

tentunya memberi semangat.

Dan foto-foto pastinya.

Penerimaan NQ 23-1-2014/

12:19

Saya ikut teman-teman saja.

Penolakan NQ 23-1-2014/

12:19

Tapi kalau akhir bulan ini belum

bisa ☺

Negosiasi DN 23-1-2014/

12:20

Awal Februari tanggal 3 atau 4,

hari Senin atau Selasa,

bagaimana teman-teman?

Penerimaan EIS 23-1-2014/

12:24

Sekalian registrasi ya?

Penerimaan EC 23-1-2014/

15:04

Ayooo udah kangen nih sama

guyonanne teman-teman

terutama pak Ketua hehe.

Negosiasi YK 24-1-2014/

01:00

Tanggal 3 ajaaaaaa, Saya udah

bilang ga ngajar hari Senin dan

Rabu. Isi KRS ya sekalian?

Penerimaan HH 24-1-2014/

09:19

Setelah registrasi ya? Sok atuh

ditentukan oleh Raden Mas

Bendoro EWK alias pak Ketua

hehe.

Negosiasi EWK 24-1-2014/

14:11

Bagaimana kalau kita ngumpul

sekalian KRS tanggal 3?

Penolakan DN 24-1-2014/

14:50

Seribu maaf, teman-teman kalau

tanggal 3 ternyata saya tidak

bisa. Benar-benar tidak ada tiket

buat ke Bandung, semua tiket

jenis kereta apa pun, kelas

ekonomi-eksekutif sudah habis,

karena itu setelah liburan

panjang.

24-1-2014/

14:52

Kalau setelah tanggal 3 itu baru

ada tiket.

Penolakan Parsial EK 27-1-2014/

10:39

Mudah-mudahan bisa.

Penolakan NQ 29-1-2014/

19:31

Maaf, ijin kalau tidak bisa hadir,

saya jadi promotor jodoh teman

saya pas S-2 di Lampung.

Page 203: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

185

Penerimaan IR 29-1-2014/

22:12

Saya ikutan aja kapan mau

ngumpul. Susah kalau

mengandalkan jadwal kosong,

karena sepertinya tidak ada yang

kosong. Paling juga bolos ngajar

Negosiasi YK 29-1-2014/

23:17

Bolos ngajar!!!!! Bolos

ngajar!!!!! Bolos ngajar!!!!!

Penolakan Parsial IR 29-1-2014/

23:19

Baru juga masuk semester baru

nih YK… ☺

Negosiasi YK 29-1-2014/

23:23

Haaaahahahahaha.. Puguh

karena baru masuk, belum ribet

pembahasannya.

Negosiasi EC 30-1-2014/

07:59

Hehehe… Ayo, kita rame-rame

bolos yang penting ngumpul….

Ajakan ambigu pada data paling banyak diberikan oleh grup strata S-1 yang

merupakan komunitas daring pemelajar jenjang sarjana. Berdasarkan analisis pada

data yang ditemukan dari percakapan daring yang dilakukan oleh anggota-anggota

dari tiga grup Facebook, proses ajakan ambigu terjadi saat inisiasi ajakan yang

merupakan pertanyaan basa-basi diberikan. Respons terhadap ajakan ambigu yang

dapat berupa penerimaan, penolakan parsial, penolakan penuh, dan negosiasi

diberikan oleh anggota-anggota lain yang bergabung dalam percakapan tersebut.

Apabila salah satu anggota yang berstatus sebagai terajak memberikan negosiasi,

seringkali anggota tersebut berubah kedudukan menjadi pengajak dan tidak

menutup kemungkinan bahwa pengajak 1 berubah kedudukannya menjadi

terajak.

Penemuan pada data juga menunjukkan bahwa strategi penolakan milik

Beebe et al. (1990) yang merupakan kalimat alternatif tidak berfungsi sebagai

penolakan, melainkan negosiasi. Strategi penolakan lainnya, yaitu penundaan,

Page 204: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

186

juga tidak seluruhnya berfungsi sebagai penolakan. Karakteristik dari ajakan

ambigu pada penelitian ini dapat dikaidahkan sebagai berikut.

Tabel 3.5 Kaidah karakteristik pada ajakan ambigu

Berdasarkan temuan data, ajakan ambigu dapat diartikan sebagai ajakan

basa-basi yang tanggal dan/atau waktu pelaksanaannya belum ditentukan. Berbeda

dengan definisi ajakan ambigu milik Wolfson et al. (1983) yang mengatakan bahwa

ajakan ambigu tidak menyebutkan aktivitas ajakan, penemuan data menunjukkan

bahwa dalam ajakan ambigu pengajak menyebutkan aktivitas dari ajakan yang

diberikan. Pada beberapa data, pengajak juga menyebutkan waktu, akan tetapi belum

memberikan konfirmasi kepastian waktu pelaksanaan ajakannya. Secara

keseluruhan, proses ajakan yang terjadi pada tiga grup Facebook yang sebagian

besar terjadi pada ajakan ambigu dapat dilihat pada bagan 3.3 berikut.

AJAKAN AMBIGU

1. Ajakan � Tuturan inisiasi untuk melakukan aksi akan datang

2. Ajakan � Aktivitas – penentuan waktu dan/atau tanggal

Page 205: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

187

Bagan 3.3 Proses ajakan ambigu yang terjadi pada tiga grup Facebook

*) K : dengan kesepakatan

TK : tanpa kesepakatan

Page 206: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

188

3.2.2 Bentuk dan Strategi Tindak Tutur Ajakan pada Ajakan Ambigu

Seluruh proses ajakan ambigu yang telah diberikan penandaan kemudian

diseleksi lagi untuk mencari tuturan ajakan ambigu. Kemudian, proses penandaan

lain dilakukan untuk menentukan bentuk dan strategi ajakan yang digunakan oleh

pengajak dalam memberikan ajakan ambigunya. Proses penandaan strategi ajakan

mengacu pada teori mengenai strategi ajakan milik Blum-Kulka, House dan Kasper

(1989). Berikut adalah data berisi ajakan ambigu beserta jenis strategi ajakannya.

DATA STRATA

GRUP

INISIAL

DAN JENIS

KELAMIN

PENGAJAK

AJAKAN NYATA

BENTUK

DAN

STRATEGI

AJAKAN

UNGKAPAN

FATIS

1 S-2 TS

(Perempuan)

Kapan kita ketemu

lagi?

Interogatif Isyarat halus

-

HTJ

(Perempuan)

Early Januari masih

pada santai ga?

Interogatif Formula

menyarankan

-

IR

(Perempuan)

U all hayu atuh kita-

kita pada janjian

ketemuan, lama ga

bersua kayaknya

banyak kisah nih

Deklaratif Imperatif

‘hayu’, ‘atuh’,

‘nih’

2 S-2 AS

(Perempuan)

Jadi kapan nih pada

bisa bertemu?

Interogatif Kemampuan

‘jadi’, ‘nih’

Riau Junction yuk. Deklaratif Imperatif

‘yuk’

IR

(Perempuan)

Jadi kapan bisa pada

kumpul nih?

Interogatif Kemampuan

‘jadi’, ‘nih’

AS

(Perempuan)

Kamis yuuuuuk

makan-makan siang

gituuuu

Deklaratif Imperatif

‘yuuuuuuk’,

‘gituuuu’

3 S-1 AS

(Laki-laki)

Ada yang mau arung

jeram sama paint-

balling?

Interogatif Kesediaan

-

Ayo kita main Deklaratif Imperatif

‘ayo’

4 S-1 LJ

(Perempuan)

Wanna sing along with

us?

Interogatif Kesediaan

Ayooo Deklaratif Imperatif

‘ayooo’

Page 207: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

189

Ikutan yuuk,

refreshing dan supaya

lebih akrab #aseeek

Deklaratif Imperatif

‘yuuk’,

‘#aseeek’

YMP

(Perempuan)

Iya guys ayo kita

nyanyi-nyanyi

Deklaratif Imperatif

‘guys’, ‘ayo’

FA, GR, ayo merapat Deklaratif Imperatif

‘ayo’

6 S-1 IN

(Perempuan)

Jadi gak nih kita foto

studio?

Interogatif Isyarat kuat

‘nih’

8 S-3 EWK

(Laki-laki)

Teman-teman, kapan

ngumpul nih?

Interogatif Isyarat kuat

‘nih’

Dari tiga belas strategi ajakan yang diajukan oleh Blum-Kulka, House dan

Kasper (1989), ditemukan enam strategi ajakan yang digunakan oleh anggota-

anggota komunitas daring untuk memberikan ajakan ambigunya. Kelima strategi

ajakan tersebut adalah ajakan langsung, yaitu kalimat imperatif; ajakan tidak

langsung konvensional berbasis pendengar, yaitu formula menyarankan,

kesediaan dan kemampuan; serta ajakan tidak langsung yang terdiri dari isyarat

kuat dan isyarat halus.

1. Kalimat Imperatif

Dari enam data berisi ajakan ambigu yang terkumpul, terdapat empat data

yang berisi strategi ajakan imperatif. Strategi ini ditemukan pada data 1, 2, 3, dan

4.

DATA PENGAJAK AJAKAN

BENTUK

TUTURAN

AJAKAN

1 IR U all hayu atuh kita-kita pada

janjian ketemuan, lama ga bersua

kayaknya banyak kisah nih

Deklaratif

2 AS Riau Junction yuk. Deklaratif

Kamis yuuuuuk makan-makan

siang gituuuu

Deklaratif

Page 208: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

190

3 AS Ayo kita main Deklaratif

4 LJ Ayooo Deklaratif

Ikutan yuuk, refreshing dan

supaya lebih akrab

Deklaratif

YMP Iya guys ayo kita nyanyi-nyanyi Deklaratif

FA, GR, ayo merapat Deklaratif

Dari delapan tuturan ajakan yang menggunakan strategi langsung kalimat

imperatif, seluruh data memiliki bentuk tuturan deklaratif. Strategi ajakan

imperatif ini merupakan salah satu dari strategi ajakan langsung.

Ajakan imperatif pada data 1 dituturkan oleh IR (U all hayu atuh kita-kita

pada janjian ketemuan, lama ga bersua kayaknya banyak kisah nih). Ajakan yang

diberikan IR merupakan ajakan kepada anggota lain untuk bertemu dan bertatap

muka. Berbeda dengan IR, ajakan yang diberikan oleh AS pada data 2 merupakan

ajakan untuk datang dan bertemu dengan satu sama lain di tempat yang digagas

oleh AS. Tuturan AS (Riau Junction yuk) menunjukkan suatu praanggapan yang

dibuat oleh AS bahwa seluruh anggota komunitas daring telah memiliki latar

belakang yang sama mengenai apa dan dimana Riau Junction tersebut. AS juga

memberikan ajakan imperatif yang sama pada data 2 (Kamis yuuuuuk makan-

makan siang gituuuu), yang mengindikasikan bahwa AS mengajak anggota

komunitas daring lain bertemu pada hari Kamis untuk makan siang bersama.

Tuturan imperatif pada data 3 diberikan oleh AS (Ayo kita main), yang

merupakan ajakan kepada anggota komunitas daring untuk melakukan suatu

aktivitas bersenang-senang. Pada data 4, terdapat empat tindak tutur ajakan yang

menggunakan strategi imperatif. Dua ajakan pertama diberikan oleh LJ, yang hanya

merupakan fatis (Ayooo) dan ajakan untuk berpartisipasi dalam satu aktivitas

Page 209: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

191

(Ikutan yuuk, refreshing dan supaya lebih akrab). Kemudian, dua ajakan

berikutnya diberikan oleh YMP, yang memfokuskan ajakannya kepada seluruh

anggota komunitas daring (Iya guys ayo kita nyanyi-nyanyi) dan kepada dua

anggota tertentu (FA, GR, ayo merapat).

Pada delapan tuturan tersebut, terdapat ungkapan-ungkapan fatis yang

merupakan kata seru untuk mengajak. Ungkapan-ungkapan tersebut adalah ‘hayu’

(ayo), ‘yuk’, dan ‘ayo’. Karena fatis ‘ayo’ bermakna ‘kata seru untuk mengajak

atau memberikan dorongan’, pengajak tidak menggunakan bentuk tuturan imperatif

dalam ajakannya, melainkan bentuk tuturan deklaratif untuk mewujudkan

kesantunannya.

2. Formula Menyarankan

Berdasarkan temuan data pada ajakan ambigu, terdapat satu strategi ajakan

yang merupakan formula menyarankan. Formula menyarankan merupkaan

bagian dari strategi tidak langsung konvensional berbasis pendengar. Data yang

berisi strategi formula menyarankan adalah data 1.

DATA PENGAJAK AJAKAN

BENTUK

TUTURAN

AJAKAN

1 TS Kapan kita ketemu lagi?

HTJ Early Januari masih pada santai

ga?

Interogatif

Pada data 1, strategi ajakan yang merupakan formula menyarankan

diberikan oleh HTJ (Early Januari masih pada santai ga?) sebagai respons dari

ajakan yang diberikan TS (Kapan kita ketemu lagi?). HTJ menggunakan bentuk

Page 210: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

192

tuturan interogatif dalam ajakannya untuk bertanya pada anggota lain apakah pada

awal bulan Januari mereka memiliki waktu luang untuk bertemu dan bertatap muka.

Dalam strategi ajakannya, HTJ memberikan kadar ketidaklangsungan yang tinggi.

Hal ini menunjukkan bahwa HTJ memberikan kesantunan yang tinggi pula.

3. Kesediaan

Dari enam data yang terkumpul, ditemukan dua strategi ajakan yang berisi

kesediaan. Strategi ajakan kesediaan merupakan bagian dari strategi tidak

langsung konvensional berbasis pendengar. Kedua tuturan tersebut ditemukan

pada data 3 dan 4.

DATA PENGAJAK AJAKAN

BENTUK

TUTURAN

AJAKAN

3 AS Ada yang mau arung jeram sama

paint-balling?

Interogatif

4 LJ Wanna sing along with us? Interogatif

Kedua tuturan strategi ajakan kesediaan menggunakan bentuk tuturan

interogatif. Pada strategi ajakan kesediaan terdapat kata-kata yang memiliki makna

‘sudi’. Kata-kata tersebut adalah ‘mau’ dan ‘want’ (mau). Kata ‘mau’ dan ‘want’

terdapat pada data 3 yang diberikan oleh AS (Ada yang mau arung jeram sama

paint-balling?) dan data 4 yang diberikan oleh LJ (Wanna sing along with us?).

Kata ‘mau’ digunakan sebagai penawaran aksi akan datang yang juga berfungsi

sebagai konfirmasi kesediaan terajak untuk memenuhi aksi akan datang tersebut.

Page 211: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

193

4. Kemampuan

Strategi ajakan yang termasuk ke dalam kategori tidak langsung

konvensional berbasis pendengar yang ditemukan pada ajakan ambigu adalah

kemampuan. Ajakan yang mengandung strategi kemampuan ditemukan pada data

2.

DATA PENGAJAK AJAKAN BENTUK

TUTURAN

AJAKAN

2 AS Jadi kapan nih pada bisa

bertemu?

Interogatif

IR Jadi kapan bisa pada kumpul nih? Interogatif

Bentuk tuturan dari strategi ajakan kemampuan yang ditemukan pada data

adalah interogatif. Baik AS dan IR memberikan ajakannya dengan menggunakan

fatis ‘jadi’ dan ‘nih’ serta penanda kemampuan ‘bisa’. Fatis ‘jadi’ yang diberikan

AS dan IR tidak bermakna ‘tidak batal’, melainkan memiliki maksud untuk

menyimpulkan.

5. Isyarat Kuat

Strategi ajakan berikutnya yang ditemukan pada data adalah isyarat kuat.

Isyarat kuat merupakan bagian dari strategi ajakan tidak langsung. Terdapat dua

tuturan yang berisi strategi ajakan isyarat kuat. Tuturan tersebut ditemukan pada

data 6 dan 8.

DATA PENGAJAK AJAKAN

BENTUK

TUTURAN

AJAKAN

6 IN Jadi gak nih kita foto studio? Interogatif

8 EWK Teman-teman, kapan kumpul

nih?

Interogatif

Page 212: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

194

Bentuk tuturan yang ditemukan dari empat tuturan yang berisi strategi

ajakan isyarat kuat adalah interogatif. Pada empat tuturan tersebut, kata yang

mengindikasikan bahwa ajakan tersebut berupa isyarat kuat adalah ‘nih’, yang

memiliki makna ‘ini’ dengan penegasan. Pada data 6, isyarat kuat diberikan oleh

IN (Jadi gak nih kita foto studio?). Pada tiga tuturan tersebut, terdapat kata ‘jadi’

yang bermakna ‘tidak batal’. Hal ini menunjukkan bahwa ajakan yang diberikan

oleh AS, IR, dan IN merupakan tindak lanjut dari percakapan yang dilakukan

sebelumnya.

Kemudian, isyarat kuat pada data 8 diberikan oleh EWK (Teman-teman,

kapan ngumpul nih?). Berbeda dengan ketiga ajakan sebelumnya, pada ajakan

EWK tersebut tidak terdapat kata ‘jadi’; hal ini dapat mengindikasikan bahwa

ajakan yang dibuat EWK merupakan ajakan baru yang bukan merupakan tindak

lanjut.

6. Isyarat Halus

Dari enam data berisi ajakan ambigu yang terkumpul, hanya terdapat satu

data yang berisi strategi ajakan isyarat halus. Isyarat halus merupakan bagian dari

strategi ajakan tidak langsung. Berbeda dengan strategi ajakan isyarat kuat, pada

strategi isyarat halus tidak ditemukan indikator penguat ajakan.

DATA PENGAJAK AJAKAN

BENTUK

TUTURAN

AJAKAN

1 TS Kapan kita ketemu lagi? Interogatif

Page 213: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

195

Ajakan isyarat halus ditemukan pada data 1, yang diberikan oleh TS (Kapan

kita ketemu lagi?). Bentuk tuturan ajakan yang diberikan TS adalah interogatif.

Pertanyaan yang diberikan TS mengindikasikan bahwa TS menginginkan anggota

komunitas daring yang tergabung dalam komunitas yang sama dengan TS

mengadakan pertemuan tatap muka.

Dari enam strategi ajakan yang ditemukan pada ajakan ambigu, bentuk

tuturan ajakan yang merupakan kalimat imperatif tidak ditemukan. Meskipun

terdapat strategi ajakan langsung kalimat imperatif, pengajak tidak menggunakan

bentuk tuturan imperatif, melainkan deklaratif. Bentuk tuturan lainnya dari ajakan

ambigu yang ditemukan adalah interogatif.

Secara keseluruhan, masing-masing strategi ajakan yang ditemukan pada

data memiliki beberapa kata yang menjadi indikator penguat strategi-strategi

tersebut. Oleh karena itu, dalam hal ini tindak tutur ajakan dapat dikaidahkan

sebagai berikut.

Tabel 3.6 Kaidah strategi ajakan dalam ajakan nyata

Imperatif Memiliki kata seru untuk mengajak

(‘Ayo’ dan ‘Yuk’)

Formula menyarankan ‘saja’ = ‘lebih baik’

‘bagaimana’

Kesediaan ‘Mau’

‘Berminat’

Kemampuan ‘Bisa’

Isyarat kuat Memiliki kata penegasan seperti ‘nih’

Isyarat halus Tidak memiliki indikator penguat ajakan

Page 214: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

196

3.2.3 Respons terhadap Ajakan Ambigu

Sama seperti pada ajakan nyata, respons yang diberikan oleh anggota grup

Facebook terdiri dari penerimaan, penolakan parsial, dan penolakan penuh.

Akan tetapi, pada ajakan ambigu, negosiasi diberikan sebagai salah satu jenis

respons. Hal ini sejalan dengan Wolfson et al. (1983) yang mengatakan bahwa

dalam ajakan ambigu, pengajak dan terajak terlibat dalam negosiasi yang panjang

(dalam Murphy dan Neu, 1995).

3.2.3.1 Penerimaan terhadap Ajakan Ambigu

Pada umumnya, penerimaan yang diberikan sebagai respons terhadap

ajakan ambigu berisi tuturan positif yang menunjukkan persetujuan terhadap ajakan

ambigu dan/atau negosiasi yang diberikan. Penerimaan terhadap ajakan ambigu

juga dapat dilihat dari tidak adanya negosiasi lanjutan yang diberikan oleh anggota

komunitas daring. Berikut adalah tuturan positif yang merupakan respons

penerimaan dari ajakan yang diberikan.

Data Strata

Grup

Inisial dan

Jenis Kelamin

Penutur

Tuturan Ungkapan

Fatis

1 S-2 YK

(Perempuan)

Mbak HTJ, early Januari

saya nyantai da

‘da’

YK

(Perempuan)

Tanggal 6 asik tuh, udah

Jumatan, soalnya saya ngajar

pagi.

‘tuh’

HTJ

(Perempuan)

Saya oke. ‘oke’

IR

(Perempuan)

Diriku tanggal 6 oke. ‘oke’

DM

(Perempuan)

Saya tanggal 6. -

YK

(Perempuan)

Ya. Siang sesudah laki2

salat Jumat...

‘Ya’

Page 215: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

197

HTJ

(Perempuan)

Jd mau jam brp? Jam 1 di

DU?

‘jadi’

TS

(Perempuan)

Deal ya. ‘ya’

HTJ

(Perempuan)

Setuju sama AS, yang bisa

ya ikutan, yang ga bisa nanti

ketemuannya di lain

kesempatan.

‘ya’

YK

(Perempuan)

Saya bisaaaaaaaaaaa!!!!

2 S-2 YK

(Perempuan)

Aaaaawww berangkaaaat ‘aaaawww’

3 S-1 ASR

(Laki-laki)

Iraha ASP? Mun bulan

ayeuna mah ncan aya

budget-na, geus kapake keur

nu sejen. Mun bulan hareup

mah inshallah aya.

‘mah’,

‘inshallah’

FW

(Perempuan)

Hayuuuuuu, kapan iih

kapaaann

‘hayuuuuuu’,

‘iih’

4 S-1 ASR

(Laki-laki)

I'm in.

ASP

(Laki-laki) Sok lah. ‘sok’, ‘lah’

EP

(Laki-laki) Ayok! Ayok! ‘ayok’

6 S-1 NVP

(Laki-laki)

Ayo kapan? ‘ayo’

IN

(Perempuan)

Hayu aja. ‘hayu’

LJ

(Perempuan)

Itu juga boleh -

IN

(Perempuan)

Hehe sip sip ☺ ‘sip’,

emosikon

IN

(Perempuan)

Iya gak apa-apa aku di

kosan sampe tanggal 20. -

EPH

(Perempuan)

Hayu hari Senin tanggal 17

kita foto

‘hayu’

EPY

(Laki-laki)

Aku sih oke2 aja… Yg lain

gimana?

‘sih’, ‘oke’,

‘aja’

AS

(Laki-laki)

Boleh lah. ‘lah’

8 S-3 NQ

(Laki-laki)

Saya ikut teman-teman saja. ‘saja’

EC

(Perempuan)

Ayooo udah kangen nih

sama guyonanne teman-

‘ayooo’,

‘nih’, ‘hehe’

Page 216: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

198

Pada respons penerimaan terhadap ajakan ambigu, terdapat beberapa kata

dan fatis yang menunjukkan sikap positif terajak terhadap ajakan yang diberikan.

Kata dan fatis tersebut adalah ‘bisa/boleh’, ‘ayo’/’hayu’, ‘ikut’, ‘oke’, ‘setuju/deal’,

‘sok’ (silakan), dan ‘inshallah’.

Respons penerimaan yang diperkuat dengan kata ‘bisa/boleh’ ditemukan

pada data 1 dan 6. Pada data 1, penerimaan tersebut diberikan oleh YK (Saya

bisaaaaaaaaaaa!) yang mengindikasikan bahwa YK bersedia memenuhi ajakan

yang diberikan kepada anggota dalam komunitas daring tersebut. Pada data 6,

penerimaan yang memiliki kata ‘bisa/boleh’ diberikan oleh LJ (Itu juga boleh) dan

AS (Boleh lah), yang mengindikasikan bahwa mereka setuju dengan keputusan

yang diberikan.

Kemudian, respons penerimaan terhadap ajakan yang diperkuat dengan fatis

‘ayo’/’hayu’ ditemukan pada data 3, 4, 6, dan 8. Pada data 3, penerimaan yang

berisi fatis ‘ayo’ diberikan oleh FW (Hayuuuuuu, kapan iih kapaaann). Respons

yang diberikan oleh FW mengindikasikan bahwa FW telah menyetujui ajakan yang

diberikan dan memberikan pertanyaan konfirmasi mengenai waktu pelaksanaan

ajakan tersebut. Respons penerimaan yang serupa juga diberikan oleh EP pada data

4 (Ayok! Ayok!). Pada data 6, respons penerimaan berisi ‘ayo’/’hayu’ diberikan oleh

NVP (Ayo kapan?), IN (Hayu aja), dan EPH (Hayu hari Senin tanggal 17 kita foto).

teman terutama pak Ketua

hehe.

HH

(Laki-laki)

Sok atuh ditentukan oleh

Raden Mas Bendoro EWK

alias pak Ketua hehe.

‘sok’, ‘atuh’,

‘hehe’

IR

(Perempuan)

Saya ikutan aja kapan mau

ngumpul.

‘aja’

Page 217: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

199

Kemudian, respons serupa pada data 8 diberikan oleh EC (Ayooo udah kangen nih

sama guyonanne teman-teman terutama pak Ketua hehe). Fatis ‘ayo’/’hayu’ yang

digunakan dalam respons penerimaan mengindikasikan bahwa ajakan yang

diberikan pengajak disetujui dan akan dipenuhi oleh terajak yang memberikan

respons tersebut.

Respons penerimaan berikutnya ditunjukkan dengan kata ‘ikut’. Tuturan

penerimaan berisi kata ‘ikut’ ditemukan pada data 4 dan 8. Pada data 4, respons

penerimaan berisi kata ‘ikut’ diberikan oleh ASR (I’m in) yang berarti ‘Saya ikut’.

Kemudian respons penerimaan pada data 8 diberikan oleh NQ (Saya ikut teman-

teman saja) dan IR (Saya ikutan aja kapan mau kumpul). Respons yang diberikan

NQ dan IR pada data 8 menunjukkan bahwa NQ dan IR telah menyerahkan

keputusan pada anggota komunitas daring lainnya.

Fatis lain yang ditemukan pada respons penerimaan adalah ‘oke’. Fatis

‘oke’ merupakan ragam cakapan tidak baku yang berarti ‘setuju’. Fatis ‘oke’

ditemukan pada data 1 dan 6. Pada data 1, respons penerimaan yang berisi fatis

‘oke’ diberikan oleh HTJ (Saya oke) dan IR (Diriku tanggal 6 oke). Respons yang

diberikan oleh HTJ dan IR memiliki makna yang sama, yaitu setuju dengan ajakan

yang diberikan. Kemudian pada data 6, respons berisi fatis ‘oke’ diberikan oleh

EPY (Aku sih oke-oke aja, yang lain gimana?), yang mengindikasikan bahwa EPY

setuju dengan ajakan yang diinisiasikan pengajak dan menunggu konfirmasi dari

anggota komunitas daring yang lain.

Kata berikutnya yang memperkuat penerimaan ajakan adalah ‘setuju’. Kata

‘setuju’ ditemukan pada data 1. Pada data 1, respons persetujuan diberikan oleh

Page 218: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

200

HTJ (Setuju sama AS, yang bisa ya ikutan, yang ga bisa nanti ketemuannya di lain

kesempatan) yang mengindikasikan bahwa HTJ menyatakan persetujuannya atas

apa yang dituturkan AS dan oleh TS (Deal ya) yang menunjukkan bahwa TS setuju

dengan keputusan yang ada.

Respons penerimaan berikutnya ditunjukkan dengan fatis ‘sok’ yang

merupakan bahasa Sunda. Fatis ‘sok’ memiliki makna ‘silakan’ apabila diartikan

sesuai dengan konteks percakapan yang ada. Fatis ‘sok’ ditemukan pada data 4 dan

8. Pada data 4, respons penerimaan yang berisi fatis ‘sok’ diberikan oleh ASP (Sok

lah), yang mengindikasikan bahwa ASP mempersilakan pengajak untuk

mengadakan kegiatan atas ajakan yang diberikannya. Pada data 8, respons

penerimaan berisi fatis ‘sok’ diberikan oleh HH (Sok atuh ditentukan oleh Raden

Mas Bendoro EWK alias pak Ketua hehe), yang juga mempersilakan pengajak

mengatur waktu pertemuan.

Fatis berikutnya yang memperkuat respons penerimaan adalah ‘inshallah’.

‘Inshallah’ berasal dari bahasa Arab yang memiliki makna ‘jika Allah

mengizinkan’. Istilah ini digunakan untuk menyertai pernyataan akan melakukan

sesuatu pada masa yang akan datang. Fatis ‘inshallah’ ditemukan pada data 3. Pada

data 3, respons yang berisi fatis ‘inshallah’ diberikan oleh ASR (Iraha ASP? Mun

bulan ayeuna mah ncan aya budget-na, geus kapake keur nu sejen. Mun bulan

hareup mah inshallah aya). Respons yang diberikan ASR menunjukkan bahwa

ASR akan dapat memenuhi ajakan yang diberikan apabila aktivitas dari ajakan

tersebut dilaksanakan pada bulan berikutnya.

Page 219: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

201

Selain ketujuh kata dan fatis yang memperkuat respons penerimaan

terhadap ajakan, ditemukan beberapa kata dan fatis lain pada data yang

mengindikasikan penerimaan seperti ‘saya nyantai’, ‘asik tuh’, ‘ya’, ‘berangkat’,

‘sip’, ‘iya, tidak apa-apa’, ‘no problem’ (tidak masalah), dan ‘saya usahakan’. Pada

umumnya, kalimat positif digunakan terajak sebagai respons penerimaan terhadap

ajakan ambigu yang diberikan.

3.2.3.2 Penolakan Parsial terhadap Ajakan Ambigu

Selain penerimaan dan penolakan penuh, pada enam data yang berisi proses

ajakan ambigu, terdapat lima penolakan parsial, yang bukan merupakan

penolakan maupun penerimaan. Berdasarkan data yang didapatkan, penolakan

parsial dapat berupa pilihan dari beberapa alternatif, pengulangan satu bagian

pada ajakan, dan harapan untuk memenuhi ajakan. Berikut adalah tuturan yang

merupakan penolakan parsial.

Data Strata

Grup

Inisial dan

Jenis

Kelamin

Penutur

Penolakan Parsial

Jenis

Penolakan

Parsial

Ungkapan

Fatis

3 S-1 ASR

(Laki-laki) Mun bulan

ayeuna mah ncan

aya budget-na,

geus kapake keur

nu sejen. Mun

bulan hareup mah

inshallah aya.

Pilihan ‘mah’,

‘inshallah’

LJ

(Perempuan)

Aku pengen arung

jeram tapi, ga mau

paintball.

Pilihan -

6 S-1 AS

(Laki-laki)

Senin malam?

Boleh lah.

Pengulangan

satu bagian

pada ajakan

‘lah’

Page 220: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

202

8 S-3 EK

(Perempuan)

Mudah-mudahan

bisa.

Harapan

memenuhi

ajakan

-

IR

(Perempuan)

Susah kalau

mengandalkan

jadwal kosong,

karena sepertinya

tidak ada yang

kosong. Paling

juga bolos ngajar

Harapan

memenuhi

ajakan

Emosikon

1. Pilihan dari Beberapa Alternatif

Salah satu bentuk penolakan parsial yang ditemukan pada data adalah

pilihan dari beberapa alternatif. Penolakan parsial seperti ini ditemukan pada

data 3. Pada data 3, penolakan parsial berisi pilihan dari beberapa alternatif

diberikan oleh ASR (Mun bulan ayeuna mah ncan aya budget-na, geus kapake keur

nu sejen. Mun bulan hareup mah inshallah aya) dan LJ (Aku pengen arung jeram

tapi, ga mau paintball).

Penolakan parsial yang diberikan ASR (Mun bulan ayeuna mah ncan aya

budget-na, geus kapake keur nu sejen. Mun bulan hareup mah inshallah aya)

menunjukkan bahwa ASR tidak dapat memenuhi ajakan apabila aktivitas

dilaksanakan pada bulan yang sama dengan ajakan tersebut diinisiasikan; akan

tetapi ASR dapat memenuhi ajakan tersebut apabila dilaksanakan di bulan

berikutnya. Kemudian, penolakan parsial yang diberikan oleh LJ (Aku pengen

arung jeram tapi, ga mau paintball) mengindikasikan bahwa LJ hanya bersedia

memenuhi satu aktivitas dari ajakan tersebut dan tidak bersedia memenuhi aktivitas

lainnya.

Page 221: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

203

Penolakan parsial jenis pilihan dari beberapa alternatif dapat dilihat dari

dua respons berbeda yang diberikan oleh seorang terajak. Pada satu alternatif

pilihan, terajak memberikan respons positif; dan pada alternatif pilihan lain terajak

memberikan respons negatif.

2. Pengulangan Satu Bagian pada Ajakan

Salah satu strategi penolakan yang diajukan Beebe et al. (1990), yaitu

pengulangan satu bagian dari ajakan, seperti pada data 6 yang dituturkan oleh

AS (Senin malam? Boleh lah) bukan merupakan penolakan, melainkan penolakan

parsial. Pada data 6, pengulangan bagian yang diberikan oleh AS merupakan

penolakan parsial karena tuturan berikutnya yang diberikan AS merupakan

penerimaan. Jadi, strategi penolakan pengulangan satu bagian dari ajakan milik

Beebe et al. (1990) dapat menjadi strategi penolakan parsial apabila diikuti oleh

tuturan lain yang mendukung.

3. Harapan untuk Memenuhi Ajakan

Bentuk penolakan parsial lainnya yang ditemukan pada ajakan ambigu

adalah harapan untuk memenuhi ajakan. Strategi penolakan parsial tersebut

menunjukkan bahwa terajak akan memenuhi ajakan apabila di kemudian hari

terajak tidak memiliki halangan untuk memenuhinya, atau terajak tetap ingin

memenuhi ajakan meskipun ada suatu hal yang mungkin menghalangi terajak.

Penolakan parsial berisi harapan untuk memenuhi ajakan ditemukan pada

data 8. Pada data 8, penolakan parsial diberikan oleh EK (Mudah-mudahan bisa)

Page 222: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

204

dan IR (Susah kalau mengandalkan jadwal kosong, karena sepertinya tidak ada

yang kosong. Paling juga bolos ngajar ☺). Penolakan parsial yang diberikan EK

(Mudah-mudahan bisa) mengindikasikan bahwa EK berharap agar dapat

memenuhi ajakan di masa datang apabila tidak ada sesuatu yang menghalangi EK

dalam memenuhi ajakan tersebut.

Penolakan parsial yang diberikan IR (Susah kalau mengandalkan jadwal

kosong, karena sepertinya tidak ada yang kosong. Paling juga bolos ngajar)

mengindikasikan bahwa IR berharap agar dapat memenuhi ajakan yang diberikan

meskipun IR tidak memiliki waktu kosong. Berbeda dengan penolakan parsial yang

diberikan EK, penolakan parsial yang diberikan IR menunjukkan bahwa IR

memiliki halangan di masa datang tetapi tetap ingin memenuhi ajakan yang

diberikan. Secara keseluruhan, beberapa jenis penolakan parsial dapat dikaidahkan

sebagai berikut.

Tabel 3.7 Kaidah penolakan parsial terhadap ajakan ambigu

Pilihan (Pilihan 1 + respons), (Pilihan 2 + respons)

Pengulangan bagian pada

ajakan

Satu bagian pada ajakan + penerimaan

Harapan memenuhi

ajakan

1. X X akan datang

Penerimaan Halangan

2. X X akan datang

Halangan Penerimaan

Beberapa indikator yang menunjukkan jenis penolakan parsial yang

diberikan sebagai respons terhadap ajakan ambigu dapat dilihat pada bagan 3.4.

Page 223: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

205

Bagan 3.4 Strategi penolakan parsial pada ajakan ambigu dan indikatornya

3.2.3.3 Penolakan Penuh terhadap Ajakan Ambigu

Selain penerimaan dan penolakan parsial yang diberikan sebagai respons

terhadap ajakan ambigu, anggota komunitas daring juga memberikan penolakan

penuh sebagai respons negatif terhadap ajakan ambigu yang diberikan. Respons

penolakan penuh yang ditemukan terdiri dari beberapa strategi penolakan dan

urutan penolakan yang diajukan oleh Beebe et al. (1990). Berikut adalah respons

penolakan yang berisi strategi dan urutannya.

Data

dan

Strata

Grup

Inisial dan

Jenis

Kelamin

Penutur

Tindak Tutur Penolakan Ungkapan

Fatis Respons Strategi

Penolakan Urutan

1

(S-2)

AS

(Perempuan)

Tanggal 9 ogut udah back

in Tokyo dijeee

Alasan/penjelasan Penolakan

inti

‘dijeee’

MM

(Perempuan)

Aku absen ah, Penolakan

langsung Penolakan

inti

‘ah’

PENOLAKAN

PARSIAL

Pengulangan

satu bagian

pada ajakan

Harapan

memenuhi

ajakan

Pilihan

Diikuti

penerimaan

Penerimaan apabila masa datang

tidak ada halangan

Memiliki halangan tetapi tetap

ingin memenuhi ajakan

Pilihan 1 - Penolakan

Pilihan 2 - Penerimaan

Page 224: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

206

habis ngajar sih Alasan Pasca-

penolakan

‘sih’

MM

(Perempuan)

Hari Jumat aku ganti

tanggal 2 dan 3 Januari

euy.

Alasan Penolakan

inti

‘euy’

AS

(Perempuan)

Sabtu mah bintang tamu

udah riweuh atuh.

Alasan Penolakan

inti

‘mah’,

‘atuh’

MM

(Perempuan)

Sok aja dijadiin hari Jumat

kalo gitu.

Membiarkan

teman bicara

pergi

Penolakan

inti

‘sok’, ‘aja’

Aku monitor aja deh dari

politeknik.

Membiarkan

teman bicara

pergi

Pasca-

penolakan

‘deh’

Kalau aku Jumat tanggal 6

Januari final test sich,

belum semua diterangkan

euy.

Alasan/penjelasan Pasca-

penolakan

‘sich’,

‘euy’

Punten pisan non cantik

AS…

Pernyataan

penyesalan Pasca-

penolakan

‘pisan’,

‘non’

CW

(Laki-laki)

Iya nih masih ngantor euy

hari Jumat.

Alasan Penolakan

inti

‘nih’,

‘euy’

Dikirain tanggal 6 teh hari

Sabtu…

Pembelaan diri Pasca-

penolakan

‘teh’

2

(S-2)

HTJ

(Perempuan)

Minggu ini tampaknya

jadwalku padat.

Alasan/penjelasan Penolakan

inti

-

IR

(Perempuan)

Senin aku baru pulang

kantor jam 16.30 euy

temans….

Alasan/penjelasan Penolakan

inti

‘euy’

HTJ

(Perempuan)

Kalau Kamis aku ngajar

SMA juga euy,

Alasan/penjelasan Pra-

penolakan

‘euy’

jadi ga bisa kalo siang-

siang.

Penolakan

langsung Penolakan

inti

-

3

(S-1)

NVP

(Laki-laki)

Kalau per orang, ga punya

duit.

Alasan/penjelasan Penolakan

inti

-

Semua uang saya udah

dibayarin PLP.

Alasan/penjelasan Pasca-

penolakan

-

Kecuali kalau kita nunggu

uang operasional ASES ☺

Penundaan Pasca-

penolakan

Emosikon

ASR

(Laki-laki)

Mun bulan ayeuna mah,

ncan aya budget-na

Alasan/penjelasan Penolakan

inti

‘mah’

geus kapake keur nu sejen Alasan/penjelasan Pasca-

penolakan

-

4

(S-1)

GR

(Laki-laki)

Aku di Solo, sayang YMP. Alasan/penjelasan Penolakan

inti

-

Ntar-ntar aja kangen-

kangenannya yah!

Penundaan Pasca-

penolakan

‘yah’

Page 225: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

207

FA

(Laki-laki)

Aku di Jakarta sekarang

kerja beb YMP kangen

juga karaoke gila bareng

kalian lagi hahahaha

Alasan/penjelasan Penolakan

inti

‘beb’,

‘hahahaha’

8

(S-3)

NQ

(Laki-laki)

Kalau akhir bulan ini

belum bisa ☺

Penolakan

langsung Penolakan

inti

Emosikon

DN

(Perempuan)

Seribu maaf, teman-teman. Pernyataan

penyesalan Pra-

penolakan

‘teman-

teman’

Kalau tanggal 3 ternyata

saya tidak bisa.

Penolakan

langsung Penolakan

inti

-

Benar-benar tidak ada tiket

buat ke Bandung, semua

tiket jenis kereta apa pun,

kelas ekonomi-eksekutif

sudah habis, karena itu

setelah liburan panjang.

Alasan/penjelasan Pasca-

penolakan

-

NQ

(Laki-laki)

Maaf, Pernyataan penyesalan

Pra-

penolakan

-

ijin kalau tidak bisa hadir. Penolakan langsung

Penolakan

inti

-

Saya jadi promotor jodoh

teman saya pas S-2 di

Lampung.

Alasan/penjelasan Pasca-

penolakan

-

IR

(Perempuan)

Baru juga masuk semester

baru nih YK ☺

Alasan/penjelasan Penolakan

inti

‘nih’,

emosikon

1. Strategi Penolakan

Pada penolakan terhadap ajakan ambigu yang diberikan oleh anggota

komunitas dalam enam data percakapan, ditemukan enam strategi penolakan yang

diajukan oleh Beebe et al. (1990). Strategi-strategi tersebut adalah penolakan

langsung, alasan/penjelasan, membiarkan teman bicara pergi, pernyataan

penyesalan, pembelaan diri, dan penundaan. Strategi penolakan yang ditemukan

dalam data pada penelitian ini tidak diklasifikasikan dan dipisahkan ke dalam

masing-masing strategi, karena dalam beberapa data, satu tuturan penolakan berisi

lebih dari satu strategi penolakan.

Page 226: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

208

Pada data 1, respons penolakan diberikan oleh AS, MM, dan CW. AS

memberikan penolakan sebanyak dua kali dengan strategi yang sama, yaitu alasan

(“Tanggal 9 ogut udah back in Tokyo dijeee” dan “Sabtu mah bintang tamu udah

riweuh atuh”). MM memberikan respons penolakan dengan penolakan langsung

(Aku absen ah), alasan (“Abis ngajar sih”; “Hari Jumat aku ganti tanggal 2 dan 3

Januari euy”; dan “Kalau aku Jumat tanggal 6 Januari final test sich, belum semua

diterangkan euy”), membiarkan teman bicara pergi (“Sok aja dijadiin hari

Jumat kalo gitu” dan “Aku monitor aja deh dari politeknik”), dan pernyataan

penyesalan (Punten pisan non cantik AS). Kemudian, strategi penolakan yang

diberikan CW adalah alasan (Iya nih masih ngantor euy hari Jumat) dan

pembelaan diri (Dikirain tanggal 6 teh hari Sabtu).

Pada data 2, respons penolakan diberikan oleh HTJ dan IR. HTJ

memberikan strategi alasan (“Minggu ini tampaknya jadwalku padat” dan “Kalo

Kamis aku ngajar SMA juga euy”) dan penolakan langsung (“jadi ga bisa kalo

siang-siang). Dalam penolakannya, IR juga menggunakan strategi alasan (Senin

aku baru pulang kantor jam 16:30 euy temans).

Penolakan pada data 3 diberikan oleh NVP dan ASR. NVP memberikan

penolakannya dengan strategi alasan (“Kalau per orang, ga punya duit” dan

“Semua uang saya udah dibayarin PLP”) dan penundaan (Kecuali kalau kita

nunggu uang operasional ASES ☺). Dalam penolakannya, ASR juga menggunakan

strategi alasan (Mun bulan ayeuna mah ncan aya budget-na, geus kapake keur nu

sejen).

Page 227: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

209

Respons penolakan pada data 4 diberikan oleh GR dengan memberikan

strategi alasan (Aku di Solo sayang YMP) dan penundaan (Ntar-ntar aja kangen-

kangenannya yah!). Penolakan juga diberikan oleh FA dengan menggunakan

strategi alasan (Aku di Jakarta sekarang kerja beb YMP).

Berbeda dengan data sebelumnya, pada data 6 tidak ditemukan penolakan.

Kemudian pada data 8, penolakan diberikan oleh NQ, DN, dan IR. Dalam

penolakannya, NQ menggunakan strategi penolakan langsung (“Kalau akhir

bulan ini belum bisa ☺” dan “ijin kalau tidak bisa hadir”), pernyataan penyesalan

(Maaf), dan alasan (Saya jadi promotor jodoh teman saya pas S-2 di Lampung).

DN memberikan penolakannya dengan menggunakan strategi pernyataan

penyesalan (Seribu maaf, teman-teman), penolakan langsung (Kalau tanggal 3

ternyata saya tidak bisa), dan diakhiri dengan alasan (Benar-benar tidak ada tiket

buat ke Bandung, semua tiket jenis kereta apa pun, kelas ekonomi-eksekutif sudah

habis, karena itu setelah liburan panjang). Penolakan berikutnya yang merupakan

alasan diberikan oleh IR (Baru juga masuk semester baru nih YK ☺).

2. Urutan Penolakan

Dalam data, ditemukan empat jenis urutan penolakan yang diberikan oleh

penutur pada satu tindak tutur penolakan. Keempat jenis urutan penolakan tersebut

adalah penolakan inti; pra-penolakan diikuti penolakan inti; pra-penolakan,

penolakan inti, dan pasca-penolakan; serta penolakan inti yang diikuti pasca-

penolakan.

Page 228: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

210

Urutan penolakan yang hanya berisi penolakan inti ditemukan pada data 1

yang diberikan oleh AS (Tanggal 9 ogut udah back in Tokyo dijeee) dan MM (Hari

Jumat aku ganti tanggal 2 dan 3 Januari euy). Urutan yang berisi penolakan inti

saja juga ditemukan pada data 2 yang diberikan oleh HTJ (Minggu ini tampaknya

jadwalku padat) dan IR (Senin aku baru pulang kantor jam 16:30 euy temans).

Penolakan yang hanya berisi penolakan inti juga ditemukan pada data 4, yang

diberikan oleh FA (Aku di Jakarta sekarang kerja beb YMP). Penolakan inti pada

data 8 diberikan oleh NQ (Kalau akhir bulan ini belum bisa ☺) dan IR (Baru juga

masuk semester baru nih YK ☺).

Urutan penolakan berikutnya yang ditemukan pada data adalah pra-

penolakan yang diikuti dengan penolakan inti. Penolakan yang berisi urutan

penolakan seperti ini ditemukan pada data 2. Pada data 2, penolakan diberikan oleh

HTJ (Kalau Kamis aku ngajar SMA juga euy, jadi ga bisa kalo siang-siang).

Urutan penolakan berikutnya berisi pra-penolakan, diikuti penolakan inti,

dan diakhiri dengan pasca-penolakan. Penolakan berisi urutan ini ditemukan pada

data 8, yang diberikan oleh DN (Seribu maaf, teman-teman. Kalau tanggal 3

ternyata saya tidak bisa. Benar-benar tidak ada tiket buat ke Bandung, semua tiket

jenis kereta apa pun, kelas ekonomi-eksekutif sudah habis, karena itu setelah

liburan panjang) dan NQ (Maaf, ijin kalau tidak bisa hadir. Saya jadi promotor

jodoh teman saya pas S-2 di Lampung).

Urutan penolakan terakhir yang ditemukan dalam data adalah penolakan

inti yang diikuti dengan pasca-penolakan. Urutan ini ditemukan pada data 1, 3,

dan 4. Pada data 1, urutan penolakan berisi penolakan inti dan pasca-penolakan

Page 229: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

211

diberikan oleh MM (“Aku absen ah, habis ngajar sih” dan “Sok aja dijadiin hari

Jumat kalo gitu. Aku monitor aja deh dari politeknik. Kalau aku Jumat tanggal 6

Januari final test sich, belum semua diterangkan euy. Punten pisan non cantik AS”)

dan CW (Iya nih masih ngantor euy hari Jumat. Dikirain tanggal 6 teh hari Sabtu).

Pada data 3, urutan penolakan yang sama diberikan oleh NVP (Kalau per orang,

ga punya duit. Semua uang saya udah dibayarin PLP. Kecuali kalau kita nunggu

uang operasional ASES ☺) dan ASR (Mun bulan ayeuna mah, ncan aya budget-

na, geus kapake keur nu sejen). Kemudian, urutan penolakan yang serupa pada data

4 diberikan oleh GR (Aku di Solo, sayang YMP. Ntar-ntar aja kangen-kangenannya

yah!).

Sebagai simpulan, strategi penolakan langsung yang ditemukan pada data

merupakan strategi yang paling kuat di antara strategi lainnya karena pada

penolakan langsung tuturan yang diberikan memiliki kata negasi yang memperkuat

respons penolakan penuh. Oleh karena itu, apabila dalam satu respons penolakan

terdapat strategi penolakan langsung dan strategi penolakan tidak langsung, strategi

penolakan langsung dianggap sebagai penolakan inti dalam urutan penolakan.

Oleh karena itu, apabila pada satu respons penolakan terdapat penolakan

tidak langsung diikuti penolakan langsung, urutan penolakan tersebut adalah pra-

penolakan dan penolakan inti. Apabila pada satu tindak tutur penolakan terdapat

penolakan langsung diikuti penolakan tidak langsung, urutan penolakan tersebut

adalah penolakan inti dan pasca-penolakan.

Kemudian, apabila dalam satu respons penolakan penuh tidak terdapat

penolakan langsung, strategi penolakan tidak langsung yang lebih menunjukkan

Page 230: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

212

penegasan pada penolakan penuh dianggap sebagai penolakan inti. Apabila

strategi penolakan tidak langsung tersebut didahului atau diikuti oleh strategi-

strategi penolakan tidak langsung yang tidak menekankan penolakan penuh

seperti pernyataan penyesalan, pernyataan positif, dan hedge, strategi-strategi

tersebut dianggap sebagai pra-penolakan dan pasca-penolakan dalam urutan

penolakan penuh. Oleh karena itu, kaidah urutan penolakan penuh dapat

dirumuskan sebagai berikut.

Tabel 3.8 Kaidah urutan penolakan

Tidak langsung (tidak kuat) < tidak langsung (kuat) < penolakan langsung

Penolakan inti Satu jenis strategi penolakan (langsung/tidak

langsung)

Pra-penolakan +

penolakan inti

1. Tidak langsung + penolakan langsung

2. Tidak langsung (tidak kuat) + tidak langsung

(kuat)

Pra-penolakan +

penolakan inti + pasca-

penolakan

1. Tidak langsung + penolakan langsung + tidak

langsung

2. Tidak langsung (tidak kuat) + tidak langsung

(kuat) + tidak langsung (tidak kuat)

3. Tidak langsung (tidak kuat) + tidak langsung

(kuat) + tidak langsung (kuat)

Penolakan inti + pasca-

penolakan

1. Penolakan langsung + tidak langsung

2. Tidak langsung (kuat) + tidak langsung (tidak

kuat)

3.2.3.4 Negosiasi terhadap Ajakan Ambigu

Dari enam data yang berisi ajakan ambigu, terdapat tiga puluh sembilan

negosiasi yang diberikan oleh anggota grup Facebook sebagai respons terhadap

Page 231: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

213

ajakan ambigu untuk mendapatkan kesepakatan yang disetujui bersama. Pada

tuturan negosiasi tersebut, terdapat delapan jenis strategi negosiasi: enam strategi

negosiasi yang diajukan oleh Anglemar dan Stern (1978), dan dua strategi lainnya.

Berikut adalah hasil penandaan selektif yang fokus pada tuturan negosiasi.

Data Strata

Grup

Inisial dan

Jenis

Kelamin

Penutur

Negosiasi

Jenis Strategi

Negosiasi dan

Bentuk

Tuturan

Ungkapan Fatis

1 S-2 YK

(Perempuan)

apalagi tanggal 9

udah mulai tenang.

Mudah-mudahan

gajiannya cukup

untuk kumpul-

kumpul ☺

Rekomendasi

Deklaratif

Emosikon

HTJ

(Perempuan)

Tanggal 5 atau 6

gimana?

Rekomendasi

Interogatif

-

YK

(Perempuan)

Kalau ga mau

ketemuan di kafe

mah mending di

Dago lagi deh

hehehe.

Alternatif

Deklaratif

‘mah’, ‘deh’,

‘hehehe’

CW

(Laki-laki)

Tanggal 6 aja

gimana?

Alternatif

Interogatif

‘aja’

HTJ

(Perempuan)

Siang aja gimana?

Lunch bareng?

Rekomendasi

Interogatif

‘aja’

YK

(Perempuan)

Gimana kalo

ketemu nya daerah

deket-deket DU aja?

Rekomendasi

Interogatif

Ibuuuu, datanglah...

Tiap ngumpul-

ngumpul ibu selalu

ga bisa �

Perintah

Deklaratif

‘Ibuuuu’, ‘lah’,

emosikon

MM

(Perempuan)

Sok hari Sabtu, aku

bisa deh….

Alternatif

Deklaratif

‘sok’, ‘deh’

AS

(Perempuan)

Tanggal 6 ajeeee!! Perintah

Imperatif

Ajeeee

Ges lah Jumat

jadikeun nu bisa

weeeh..

Komitmen

Deklaratif

‘lah’, ‘weeeh’

2 S-2 HTJ

(Perempuan)

Minggu ini

tampaknya

jadwalku padat. Di

Alternatif

Deklaratif

-

Page 232: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

214

minggu depan,

Senin tanggal 15

masih free

YK

(Perempuan)

Senin depan bisanya

jam setengah 3,

Pengakuan

diri

Deklaratif

-

kalo bisa daerah

Dago lah biar deket

hehe

Perintah

Deklaratif

‘lah’, ‘hehe’

AS

(Perempuan)

Kamis yuuuuu

makan-makan siang

gituuuu

Rekomendasi

Deklaratif

‘yuuuuu’, ‘gituuuu’

3 S-1 ASR

(Laki-laki) Mun bulan ayeuna mah ncan aya

budget-na, geus

kapake keur nu

sejen. Mun bulan

hareup mah

inshallah aya.

Alternatif

Deklaratif

‘mah’, ‘inshallah’

ASP

(Laki-laki)

Hayu iraha bae

minimal 20 jalma

euy.

Komitmen

Deklaratif

‘hayu’, ‘bae’, ‘euy’

Keur ngarekrut

massa ieu teh.

Ngabibita hahaha.

Pengakuan

diri

Deklaratif

‘teh’, ‘hahaha’

Murah euy, di

tempat lain mah

250rb teh paintball

hungkul.

Seruan

normatif

positif

Deklaratif

‘euy’, ‘mah’, ‘teh’

4 S-1 YMP

(Perempuan)

Kalau weekdays di

atas jam 6,

weekends ayuks.

Komitmen

Deklaratif

‘ayuks’

ASR

(Laki-laki)

Weekdays after 6,

Sunday afternoon.

Hehe

Komitmen

Deklaratif

‘hehe’

AST

(Perempuan)

Monday to Friday

after 4.30, Saturday

and Sunday

afternoon hoho

Komitmen

Deklaratif

‘hoho’

LJ

(Perempuan)

Hahah pulang dulu

lah kaa,

Perintah

Deklaratif

‘hahah’, ‘lah’,

‘kaa’

ayo kangen nih aku Pengakuan

diri

Deklaratif

‘ayo’, ‘nih’

Page 233: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

215

6 S-1 IN

(Perempuan)

Kupon Papyrus

cuma sampai 20

Juni.

Pemberitahuan

Deklaratif

-

LJ

(Perempuan)

Minggu depan aja

atuh mumpung

minggu tenang nih.

Rekomendasi

Deklaratif

‘aja’, ‘atuh’, ‘nih’

IN

(Perempuan)

Kalau udah UAS

gimana kak?

Alternatif

Interogatif

‘kak’

AK

(Laki-laki)

Tentuin dari

sekarang geura.

Perintah

Deklaratif

‘geura’

Kalo mendadak

mah, pasti banyak

yang nge-cancel.

Peringatan

Deklaratif

‘mah’

EPY

(Laki-laki)

Kalo hari Rabu

tanggal 12 gimana?

Udah Magrib.

Sekalian makan-

makan gitu ☺

Alternatif

Interogatif

Emosikon

IN

(Perempuan)

Gimana kalo hari

terakhir UAS, kak?

Alternatif

Interogatif

‘kak’

MA

(Perempuan)

Hari terakhir UAS

aku Senin tanggal

17.

Pemberitahuan

Deklaratif

-

8 S-3 DN

(Perempuan)

Awal Februari

tanggal 3 atau 4,

hari Senin atau

Selasa, bagaimana

teman-teman?

Rekomendasi

Interogatif

‘teman-teman’

YK

(Perempuan)

Tanggal 3 ajaaaaaa, Perintah

Deklaratif

‘ajaaaaaa’

saya sudah bilang

ga ngajar hari Senin

dan Rabu.

Pemberitahuan

Deklaratif

-

EWK

(Laki-laki)

Bagaimana kalau

kita ngumpul

sekalian KRS

tanggal 3?

Rekomendasi

Interogatif

-

YK

(Perempuan)

Bolos ngajar! Bolos

ngajar! Bolos

ngajar!

Perintah

Imperatif

-

Haaaahahahahaha.

Puguh karena baru

masuk, belum ribet

pembahasannya.

Seruan

normatif

positif

Deklaratif

‘haaaahahahahaha’,

‘puguh’

EC

(Perempuan)

Hehehe. Ayo, kita

rame-rame bolos,

Perintah

Deklaratif

‘hehehe’, ‘ayo’

Page 234: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

216

yang penting

ngumpul

Komitmen

Deklaratif

Ketujuh strategi negosiasi milik Anglemar dan Stern yang ditemukan pada

data adalah rekomendasi, perintah, komitmen, pengakuan diri, peringatan, dan

seruan normatif positif. Kemudian, salah satu dari dua strategi negosiasi lainnya

merupakan strategi penolakan milik Beebe at al, yaitu alternatif. Strategi

penolakan alternatif yang ditemukan dalam penelitian ini mengindikasikan bahwa

maksud dari penutur memberikan respons alternatif tersebut bukanlah merupakan

penolakan, melainkan negosiasi untuk mencapai kesepakatan yang

menguntungkan semua anggota komunitas daring. Strategi negosiasi lainnya, yaitu

pemberitahuan, merupakan strategi negosiasi yang diajukan dalam penelitian ini

berdasarkan penemuan data.

1. Rekomendasi

Negosiasi yang berisi rekomendasi ditemukan pada data 1, 2, 6, dan 8.

Negosiasi yang merupakan rekomendasi, menurut Anglemar dan Stern (1978),

merupakan pernyataan penutur yang memprediksi bahwa hasil yang menyenangkan

akan diperoleh petutur.

Data Strata

Grup

Inisial dan

Jenis Kelamin

Penutur

Negosiasi Bentuk Tuturan

1 S-2 YK

(Perempuan)

apalagi tanggal 9 udah

mulai tenang. Mudah-

mudahan gajiannya cukup

untuk kumpul-kumpul ☺

Deklaratif

HTJ

(Perempuan)

Tanggal 5 atau 6 gimana? Interogatif

Page 235: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

217

HTJ

(Perempuan)

Siang aja gimana? Lunch

bareng?

Interogatif

YK

(Perempuan)

Gimana kalo ketemu nya

daerah deket-deket DU

aja?

Interogatif

2 S-2 AS

(Perempuan)

Kamis yuuuuu makan-

makan siang gituuuu

Deklaratif

6 S-1 LJ

(Perempuan)

Minggu depan aja atuh

mumpung minggu tenang

nih.

Deklaratif

8 S-3 DN

(Perempuan)

Awal Februari tanggal 3

atau 4, hari Senin atau

Selasa, bagaimana

teman-teman?

Interogatif

EWK

(Laki-laki)

Bagaimana kalau kita

ngumpul sekalian KRS

tanggal 3?

Interogatif

Pada data 1, negosiasi berisi rekomendasi diberikan oleh YK dan HTJ dalam

bentuk tuturan deklaratif. Rekomendasi pertama yang diberikan YK sebagai

negosiasi (apalagi tanggal 9 udah mulai tenang. Mudah-mudahan gajiannya cukup

untuk kumpul-kumpul ☺) mengindikasikan bahwa YK menginginkan agar

pertemuan dilaksanakan pada tanggal 9, karena YK memiliki praanggapan bahwa

anggota yang lain akan memiliki waktu untuk memenuhi ajakan pada tanggal itu.

Rekomendasi kedua diberikan oleh HTJ dalam bentuk interogatif untuk

memberikan negosiasi tanggal pertemuan (Tanggal 5 atau 6 gimana?). Dalam

rekomendasinya, HTJ memberikan negosiasi agar pertemuan tidak dilaksanakan

pada tanggal 9 seperti yang diajukan YK, melainkan pada tanggal 5 atau 6.

Rekomendasi yang diberikan HTJ berikutnya merupakan negosiasi waktu

pelaksanaan pertemuan yang memiliki bentuk tuturan interogatif. HTJ

merekomendasikan agar pertemuan diadakan pada siang hari, pada saat waktu

makan siang (Siang saja gimana? Lunch bareng?). HTJ memiliki praanggapan

Page 236: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

218

bahwa anggota lain memiliki waktu luang pada waktu makan siang sehingga dapat

memenuhi ajakan yang diberikan. Rekomendasi lainnya yang memiliki bentuk

tuturan interogatif diberikan YK sebagai negosiasi tempat pertemuan. YK

memberikan negosiasi agar tempat pertemuan dilaksanakan di DU (Gimana kalo

ketemunya daerah deket-deket DU aja?).

Pada data 2, rekomendasi yang merupakan negosiasi waktu pertemuan

diajukan oleh AS (Kamis yuuuuu makan-makan siang gituuuu) dalam bentuk

tuturan deklaratif. Negosiasi AS mengindikasikan bahwa AS mengharapkan

bahwa pertemuan dilaksanakan pada hari Kamis dan pada siang hari, tepatnya pada

waktu makan siang. Sama seperti rekomendasi HTJ pada data 1, praanggapan yang

mendasari AS dalam memberikan rekomendasi tersebut adalah anggota lain

memiliki waktu luang pada waktu makan siang sehingga dapat memenuhi ajakan

yang diberikan.

Pada data 6, rekomendasi yang memiliki bentuk tuturan deklaratif

diberikan oleh LJ (Minggu depan aja atuh mumpung minggu tenang nih) sebagai

negosiasinya. Rekomendasi yang diberikan LJ memiliki praanggapan bahwa pada

hari libur, seluruh anggota komunitas daring yang terlibat proses ajakan memiliki

waktu untuk memenuhi ajakan yang diberikan.

Negosiasi berisi rekomendasi pada data 8 diberikan oleh DN (Awal

Februari tanggal 3 atau 4, hari Senin atau Selasa, bagaimana teman-teman?)

dengan bentuk tuturan interogatif dan EWK (Bagaimana kalau kita kumpul

sekalian KRS tanggal 3?) yang juga memiliki bentuk tuturan interogatif.

Rekomendasi yang berupa saran diberikan oleh DN sebagai negosiasi waktu

Page 237: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

219

pelaksanaan pertemuan. EWK kemudian meneruskan rekomendasi DN dengan

memberikan rekomendasi lain agar pertemuan dilaksanakan pada tanggal 3, yang

juga merupakan jadwal pengisian KRS. Saat memberikan rekomendasinya, EWK

memiliki praanggapan bahwa semua anggota komunitas daring akan berkumpul

pada saat jadwal pengisian KRS, sehingga akan lebih mudah apabila pertemuan

dilaksanakan di hari yang sama.

Secara keseluruhan, ditemukan tiga bentuk tuturan deklaratif dan lima

bentuk tuturan interogatif pada negosiasi yang merupakan rekomendasi. Pada

sebagian besar rekomendasi terdapat kata ‘bagaimana/gimana’, yang merupakan

penanda bahwa penutur memberikan masukan atau saran. Pada negosiasi yang

merupakan rekomendasi tidak ditemukan bentuk tuturan imperatif.

2. Perintah

Dari tiga puluh sembilan negosiasi yang diberikan oleh anggota komunitas

daring dalam proses ajakan, terdapat delapan negosiasi berisi perintah. Menurut

Anglemar dan Stern (1978), jenis strategi perintah merupakan pernyataan penutur

yang meminta petutur melakukan aksi tertentu. Negosiasi berisi perintah ditemukan

pada data 1, 2, 4, 6, dan 8. Berikut adalah kedelapan tuturan negosiasi yang berisi

perintah.

Data Strata

Grup

Inisial dan

Jenis Kelamin

Penutur

Negosiasi Bentuk Tuturan

1 S-2 YK

(Perempuan)

Ibuuuu, datanglah... Tiap

ngumpul-ngumpul ibu

selalu ga bisa �

Deklaratif

AS

(Perempuan)

Tanggal 6 ajeeee!! Deklaratif

Page 238: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

220

2 S-2 YK

(Perempuan)

kalo bisa daerah Dago

lah biar deket hehe

Deklaratif

4 S-1 LJ

(Perempuan)

Hahah pulang dulu lah

kaa

Deklaratif

6 S-1 AK

(Laki-laki)

Tentuin dari sekarang

geura.

Deklaratif

8 S-3 YK

(Perempuan)

Tanggal 3 ajaaaaaa Deklaratif

Bolos ngajar! Bolos

ngajar! Bolos ngajar!

Imperatif

EC

(Perempuan)

Hehehe. Ayo, kita rame-

rame bolos

Deklaratif

Pada data 1, negosiasi yang merupakan perintah diberikan oleh YK dan AS.

Pada tuturannya, YK memberikan perintahnya yang memiliki bentuk tuturan

deklaratif sebagai negosiasi khusus kepada satu anggota komunitas daring yang

terlibat pada proses ajakan (Ibuuuu, datanglah... Tiap ngumpul-ngumpul ibu selalu

ga bisa �). Tuturan YK menunjukkan bahwa YK meminta agar anggota tersebut

memenuhi ajakan yang diberikan, karena pada aksi-aksi sebelumnya anggota

tersebut tidak dapat memenuhinya. Perintah berikutnya pada data 1 diberikan oleh

AS (Tanggal 6 ajeeee!!) yang memiliki bentuk tuturan imperatif. Pada tuturannya,

AS meminta kepada seluruh anggota komunitas daring tersebut agar pertemuan

dilaksanakan pada tanggal 6.

Negosiasi yang berisi perintah pada data 2 diberikan oleh YK (kalo bisa

daerah Dago lah biar deket hehe). Dengan negosiasinya yang merupakan

deklaratif, YK meminta agar pertemuan dilaksanakan di daerah Dago karena jarak

daerah tersebut lebih strategis.

Pada data 4, perintah diberikan oleh LJ (Hahah pulang dulu lah kaa) sebagai

negosiasi. LJ memberikan negosiasinya yang memiliki bentuk tuturan deklaratif

kepada satu anggota komunitas daring yang terlibat pada proses ajakan. LJ meminta

Page 239: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

221

anggota tersebut untuk pulang agar dapat memenuhi ajakan yang diinisiasikan pada

komunitas daring tersebut. Kemudian pada data 6, tuturan negosiasi yang berisi

perintah dengan bentuk tuturan deklaratif diberikan oleh AK (Tentukan dari

sekarang geura), yang meminta agar anggota komunitas lain mendiskusikan waktu

pelaksanaan aksi dari ajakan tersebut secepatnya.

Pada data 8, perintah diberikan oleh YK dan EC. Pada tuturan pertamanya,

YK meminta agar pelaksanaan pertemuan diadakan pada tanggal 3 (Tanggal 3

ajaaaaaa) dengan menggunakan bentuk tuturan deklaratif. Kemudian pada tuturan

keduanya, YK memberikan perintahnya agar anggota komunitas daring tersebut

tidak memberikan kuliah agar dapat memenuhi ajakan yang diberikan (Bolos

ngajar! Bolos ngajar! Bolos ngajar!) dengan bentuk tuturan imperatif.

Menanggapi perintah yang diberikan YK, EC memberikan perintah yang sama

(Hehehe. Ayo, kita rame-rame bolos). Bentuk tuturan yang digunakan EC dalam

negosiasinya adalah kalimat deklaratif.

Berdasarkan temuan data, dari delapan tuturan perintah yang diberikan

sebagai negosiasi, hanya ada dua bentuk tuturan imperatif. Tujuh tuturan lainnya

memiliki bentuk tuturan deklaratif. Pada sebagian besar tuturan negosiasi perintah,

ditemukan fatis ‘lah’ yang mengindikasikan permohonan. Hal ini menjadikan

strategi negosiasi perintah lebih sebagai permintaan karena penutur masih

memperhatikan kesantunan dalam negosiasinya.

Page 240: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

222

3. Komitmen

Negosiasi berisi komitmen yang diberikan penutur sebagai negosiasi

ditemukan pada data 1, 3, 4, dan 8. Seluruh bentuk tuturan dari komitmen yang

ditemukan pada data adalah deklaratif. Komitmen merupakan pernyataan penutur

yang mengakibatkan tawaran berikutnya tidak akan kurang atau melebihi tingkat

tertentu (Anglemar dan Stern, 1978).

Data Strata

Grup

Inisial dan

Jenis Kelamin

Penutur

Negosiasi Bentuk Tuturan

1 S-2 AS

(Perempuan)

Ges lah Jumat jadikeun

nu bisa weeeh

Deklaratif

3 S-1 ASP

(Laki-laki)

Hayu iraha bae minimal

20 jalma euy.

Deklaratif

4 S-1 YMP

(Perempuan)

Kalau weekdays di atas

jam 6, weekends ayuks.

Deklaratif

ASR

(Laki-laki)

Weekdays after 6,

Sunday afternoon. Hehe

Deklaratif

AST

(Perempuan)

Monday to Friday after

4.30, Saturday and

Sunday afternoon hoho

Deklaratif

8 S-3 EC

(Perempuan)

yang penting ngumpul Deklaratif

Pada data 1, negosiasi yang merupakan komitmen diberikan oleh AS (Ges

lah Jumat jadikeun nu bisa weeeh) sebagai negosiasi. Tuturan yang diberikan oleh

AS menunjukkan komitmen AS bahwa pertemuan tetap dilaksanakan pada hari

Jumat bagi anggota yang dapat memenuhinya.

Pada data 3, komitmen diberikan oleh ASP (Hayu iraha bae minimal 20

jalma euy) sebagai bagian dari negosiasinya kepada anggota lain dari komunitas

daring agar ajakan tetap diimplementasikan. Berbeda dengan tuturan komitmen AS

yang menginginkan agar pertemuan tetap dilaksanakan pada hari Jumat meskipun

Page 241: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

223

tidak seluruh anggota komunitas daring dapat memenuhinya, tuturan ASP

menyatakan bahwa ajakan dapat dilaksanakan kapan pun setelah kuota minimal

anggota yang berpartisipasi tercapai.

Pada data 4, komitmen diberikan oleh YMP (Kalau weekdays di atas jam 6,

weekends ayuks), ASR (Weekdays after 6, Sunday afternoon. Hehe), dan AST

(Monday to Friday after 4.30, Saturday and Sunday afternoon hoho). Tuturan

komitmen yang diberikan YMP, ASR, dan AST menunjukkan maksud yang sama.

Ketiga anggota tersebut menyatakan kesanggupannya memenuhi ajakan pada

waktu-waktu tertentu. YMP menyatakan bahwa dirinya sanggup memenuhi ajakan

apabila dilaksanakan pada hari Senin sampai dengan hari Jumat setelah pukul

18:00. Apabila ajakan dilaksanakan pada hari Sabtu atau Minggu, YMP akan

memenuhinya kapan pun waktu pelaksanaannya. Sama seperti YMP, ASR juga

menyatakan kesediaannya memenuhi ajakan apabila dilaksanakan pada hari Senin

sampai dengan hari Jumat setelah pukul 18:00. Akan tetapi, apabila ajakan

dilaksanakan pada hari Minggu, ASR akan memenuhinya apabila ajakan

dilaksanakan pada sore hari. Kemudian, komitmen yang diberikan AST

menunjukkan bahwa AST bersedia memenuhi ajakan apabila dilaksanakan pada

hari Senin sampai dengan hari Jumat setelah pukul 16:30. Apabila ajakan

dilaksanakan pada hari Sabtu atau Minggu, AST sanggup memenuhinya apabila

dilaksanakan pada sore hari.

Tuturan berisi komitmen berikutnya yang ditemukan pada data 8 diberikan

oleh EC (yang penting ngumpul). Tuturan EC menunjukkan bahwa EC

menginginkan agar anggota komunitas daring yang terlibat dalam proses ajakan

Page 242: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

224

dapat memenuhi ajakan, apa pun resikonya. Dalam tuturan negosiasi komitmen

yang ditemukan pada data, terdapat fatis ‘geus lah’, ‘weh’, ‘bae’, dan ‘yang

penting’ yang menandakan komitmen penutur akan responsnya.

4. Pengakuan Diri

Negosiasi yang berisi pengakuan diri dalam penelitian ini ditemukan pada

data 2, 3, dan 4. Sama seperti jenis strategi komitmen, seluruh bentuk tuturan dari

pengakuan diri yang ditemukan pada data adalah deklaratif. Pengakuan diri

merupakan jenis strategi yang berisi pernyataan penutur yang mengungkapkan

informasi mengenai dirinya.

Data Strata

Grup

Inisial dan

Jenis Kelamin

Penutur

Negosiasi Bentuk

Tuturan

2 S-2 YK

(Perempuan)

Senin depan bisanya

jam setengah 3

Deklaratif

3 S-1 ASP

(Laki-laki)

Keur ngarekrut massa

ieu teh. Ngabibita

hahaha.

Deklaratif

4 S-1 LJ

(Perempuan)

ayo kangen nih aku Deklaratif

Pada data 2, pengakuan diri diberikan oleh YK (Senin depan bisanya jam

setengah 3) sebagai negosiasi terhadap ajakan yang diberikan. Tuturan YK

menunjukkan bahwa YK memberikan informasi mengenai kesediaan waktu YK

untuk memenuhi ajakan yang diberikan.

Pada data 3, negosiasi berisi pengakuan diri diberikan oleh ASP (Keur

ngarekrut massa ieu teh. Ngabibita hahaha). ASP memberikan tuturan tersebut

sebagai informasi bahwa ASP mencari beberapa orang untuk bergabung dalam

Page 243: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

225

kegiatan yang ASP inisiasikan. Dengan memberikan informasi tersebut, ASP

mengharapkan anggota lain dari komunitas daring tersebut akan memenuhi ajakan

ASP.

Pada data 4, pengakuan diri diberikan oleh LJ (Ayo kangen nih aku) sebagai

negosiasi. LJ memberikan tuturan tersebut kepada salah satu anggota komunitas

daring yang terlibat dalam proses ajakan. LJ mengungkapkan kepada anggota

tersebut bahwa LJ rindu bertemu dengan anggota tersebut dan mengharapkan

anggota tersebut dapat memenuhi ajakan yang diberikan kepada seluruh anggota

komunitas daring tersebut.

5. Peringatan

Data Strata

Grup

Inisial dan

Jenis Kelamin

Penutur

Negosiasi Bentuk

Tuturan

6 S-1 AK

(Laki-laki)

Kalo mendadak mah,

pasti banyak yang nge-

cancel.

Deklaratif

Dari tiga puluh sembilan negosiasi, hanya ditemukan satu negosiasi yang

berisi peringatan, dan peringatan ini memiliki bentuk tuturan deklaratif.

Negosiasi yang berisi peringatan merupakan pernyataan penutur yang memprediksi

bahwa hasil tidak menyenangkan akan diperoleh (Angemar dan Stern, 1978).

Negosiasi tersebut ditemukan pada data 6 yang diberikan oleh AK (Kalo mendadak

mah, pasti banyak yang nge-cancel.). Peringatan yang diberikan oleh AK sebagai

negosiasi tersebut menunjukkan bahwa apabila aksi dari ajakan dilaksanakan secara

Page 244: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

226

tiba-tiba, hasil yang kurang menyenangkan akan diperoleh, yaitu anggota yang

membatalkan kesediaannya untuk memenuhi ajakan.

6. Seruan Normatif Positif

Jenis strategi lain yang ditemukan pada data adalah seruan normatif

positif. Anglemar dan Stern (1978) menyatakan bahwa seruan normatif positif

sebagai negosiasi merupakan pernyataan penutur yang menyatakan bahwa aksi

petutur di masa lalu, masa sekarang, dan masa akan datang sesuai dengan norma

sosial. Seruan normatif positif sebagai negosiasi ditemukan pada data 3 dan 8 dan

memiliki bentuk tuturan yang sama, yaitu deklaratif.

Data Strata

Grup

Inisial dan

Jenis Kelamin

Penutur

Negosiasi Bentuk

Tuturan

3 S-1 ASP

(Laki-laki)

Murah euy, di tempat lain

mah 250rb teh paintball

hungkul.

Deklaratif

8 S-3 YK

(Perempuan)

Haaaahahahahaha. Puguh

karena baru masuk,

belum ribet

pembahasannya.

Deklaratif

Pada data 3, seruan normatif positif diberikan oleh ASP (Murah euy, di

tempat lain mah 250rb teh paintball hungkul) sebagai negosiasi. Kemudian pada

data 8, seruan normatif positif diberikan oleh YK (Haaaahahahahaha. Puguh

karena baru masuk, belum ribet pembahasannya).

Page 245: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

227

7. Alternatif

Selain jenis strategi yang diajukan oleh Anglemar dan Stern (1978), salah

satu strategi penolakan yang diajukan Beebe at al. (1990), yaitu alternatif, juga

merupakan jenis strategi negosiasi. Strategi penolakan alternatif yang ditemukan

dalam penelitian ini mengindikasikan bahwa maksud dari penutur memberikan

respons alternatif tersebut bukan merupakan penolakan, melainkan negosiasi

untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua anggota komunitas

daring. Negosiasi yang berisi alternatif sebanyak delapan tuturan ditemukan pada

data 1, 2, 3, dan 6.

Data Strata

Grup

Inisial dan

Jenis Kelamin

Penutur

Negosiasi Bentuk

Tuturan

1 S-2 YK

(Perempuan)

Kalau ga mau ketemuan

di kafe mah mending di

Dago lagi deh hehehe.

Deklaratif

CW

(Laki-laki)

Tanggal 6 aja gimana? Interogatif

MM

(Perempuan)

Sok hari Sabtu, aku bisa

deh….

Deklaratif

2 S-2 HTJ

(Perempuan)

Minggu ini tampaknya

jadwalku padat. Di

minggu depan, Senin

tanggal 15 masih free

Deklaratif

3 S-1 ASR

(Laki-laki)

Mun bulan ayeuna mah

ncan aya budget-na,

geus kapake keur nu

sejen. Mun bulan

hareup mah inshallah

aya.

Deklaratif

6 S-1 IN

(Perempuan)

Kalau udah UAS gimana

kak?

Interogatif

EPY

(Laki-laki)

Kalo hari Rabu tanggal

12 gimana? Udah

Magrib. Sekalian makan-

makan gitu ☺

Interogatif

IN

(Perempuan)

Gimana kalo hari

terakhir UAS, kak?

Interogatif

Page 246: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

228

Pada data 1, tuturan alternatif diberikan oleh YK, CW, dan MM sebagai

negosiasi terhadap ajakan yang diberikan. YK memberikan alternatif tempat

pertemuan yang akan dilaksanakan (Kalau ga mau ketemuan di kafe mah mending

di Dago lagi deh hehehe) dengan bentuk tuturan deklaratif. Praanggapan YK

dalam menuturkan alternatif tempat tersebut adalah bahwa seluruh anggota

komunitas daring yang terlibat dalam proses ajakan tersebut telah mengadakan

pertemuan di tempat yang sama sebelumnya, yaitu Dago. YK mengantisipasi

bahwa akan ada beberapa anggota komunitas daring yang tidak dapat memenuhi

ajakan apabila pertemuannya dilaksanakan di kafe.

Alternatif pada data 1 berikutnya yang merupakan bentuk tuturan

interogatif diberikan oleh CW sebagai negosiasi tanggal pertemuan (Tanggal 6 aja

gimana?). CW memberikan negosiasi tersebut sebagai respons dari negosiasi berisi

rekomendasi yang diberikan oleh HTJ pada utas percakapan sebelumnya (Tanggal

5 atau 6 gimana?). Alternatif berikutnya yang memiliki bentuk deklaratif

diberikan oleh MM (Sok hari Sabtu, aku bisa deh). MM memberikan negosiasi

tersebut karena MM tidak dapat memenuhi ajakan apabila pertemuannya

dilaksanakan bukan pada hari Sabtu. Tuturan negosiasi MM menunjukkan bahwa

MM hanya dapat memenuhi ajakan apabila pertemuannya dilaksanakan pada hari

Sabtu.

Pada data 2, kalimat alternatif dengan bentuk tuturan deklaratif diberikan

oleh HTJ sebagai negosiasi waktu pelaksanaan ajakan (Minggu ini tampaknya

jadwalku padat. Di minggu depan, Senin tanggal 15 masih free). Tuturan yang

diberikan HTJ tersebut mengindikasikan bahwa HTJ menginginkan agar pertemuan

Page 247: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

229

dilaksanakan bukan pada minggu yang sama ketika proses ajakan tersebut

berlangsung, melainkan pada minggu berikutnya, pada hari Senin tanggal 15.

Pada data 3, negosiasi yang berisi kalimat alternatif dengan bentuk tuturan

deklaratif diberikan oleh ASR (Mun bulan ayeuna mah ncan aya budget-na, geus

kapake keur nu sejen. Mun bulan hareup mah inshallah aya). Negosiasi yang

diberikan ASR mengindikasikan bahwa ASR menginginkan agar implementasi dari

ajakan dilaksanakan pada bulan berikutnya. Negosiasi yang diberikan ASR juga

termasuk ke dalam penolakan parsial, karena ASR memberikan dua respons yang

berbeda untuk masing-masing alternatif. Pada alternatif pertama, ASR memberikan

penolakan apabila implementasi ajakan dilaksanakan pada bulan yang sama ketika

proses ajakan tersebut berlangsung. Kemudian pada alternatif kedua, ASR

memberikan penerimaan apabila ajakan tersebut dilaksanakan pada bulan

berikutnya.

Pada data 6, negosiasi berisi tuturan alternatif diberikan oleh IN dan EPY.

IN memberikan alternatif waktu pelaksanaan ajakan yang memiliki bentuk tuturan

interogatif (Kalau udah UAS gimana kak?) sebagai negosiasi atas negosiasi

sebelumnya berupa rekomendasi yang diberikan oleh LJ (Minggu depan aja atuh

mumpung minggu tenang nih). Sama seperti IN, EPY juga memberikan alternatif

waktu pelaksanaan ajakan (Kalo hari Rabu tanggal 12 gimana? Udah Magrib.

Sekalian makan-makan gitu ☺) dengan bentuk tuturan deklaratif. Menanggapi

negosiasi EPY, IN kembali memberikan alternatif waktu pelaksanaan ajakan

(Gimana kalo hari terakhir UAS, kak?) dengan bentuk tuturan yang sama, yaitu

interogatif. Negosiasi yang diberikan IN merupakan negosiasi lanjutan dari

Page 248: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

230

alternatif yang IN berikan sebelum EPY memberikan negosiasinya. Pada negosiasi

pertamanya, IN memberikan alternatif agar pelaksanaan ajakan dilakukan setelah

UAS, namun belum memberikan kepastian waktu pelaksanaannya. Pada negosiasi

keduanya, IN memberikan kepastian waktu pelaksanaan ajakan, yaitu pada hari

terakhir UAS.

Secara keseluruhan, terdapat empat tuturan negosiasi yang berisi alternatif

dengan bentuk tuturan deklaratif dan empat tuturan negosiasi dengan bentuk

tuturan interogatif. Pada data yang berisi alternatif sebagai negosiasi tidak

ditemukan bentuk tuturan imperatif.

8. Pemberitahuan

Berdasarkan temuan data pada penelitian ini, terdapat satu jenis strategi

negosiasi yang diajukan sebagai penemuan baru, yaitu pemberitahuan. Jenis

strategi negosiasi berisi pemberitahuan digunakan agar implementasi ajakan

disesuaikan dengan keadaan yang disebutkan penutur. Pada tiga tuturan jenis

strategi negosiasi pemberitahuan yang ditemukan pada data, terdapat bentuk tuturan

yang sama yaitu deklaratif.

Data Strata

Grup

Inisial dan

Jenis Kelamin

Penutur

Negosiasi Bentuk Tuturan

6 S-1 IN

(Perempuan)

Kupon Papyrus cuma

sampai 20 Juni.

Deklaratif

MA

(Perempuan)

Hari terakhir UAS aku

Senin tanggal 17.

Deklaratif

8 S-3 YK

(Perempuan)

Saya sudah bilang ga

ngajar hari Senin dan

Rabu.

Deklaratif

Page 249: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

231

Pada data 6, pemberitahuan yang diberikan oleh IN (Kupon Papyrus cuma

sampai 20 Juni) dimaksudkan agar ajakan dilaksanakan sebelum masa berlaku

kupon berakhir. Sama halnya dengan pemberitahuan yang diberikan oleh MA pada

data 6 (Hari terakhir UAS aku Senin tanggal 17) dimaksudkan agar ajakan

dilaksanakan pada tanggal 17, ketika MA telah menyelesaikan ujian akhirnya.

Pemberitahuan berikutnya ditemukan pada data 8. Pengakuan diri sebagai

negosiasi diberikan oleh YK (Saya sudah bilang ga ngajar hari Senin dan Rabu).

Informasi yang diberikan YK mengindikasikan bahwa YK memiliki waktu luang

pada hari Senin dan Rabu. YK mengharapkan agar implementasi dari ajakan

dilaksanakan pada hari Senin atau Rabu, sesuai dengan waktu luang yang dimiliki

YK.

Jenis strategi negosiasi berisi pemberitahuan ini diajukan sebagai jenis

strategi negosiasi tambahan selain dari jenis strategi negosiasi yang diajukan

Anglemar dan Stern (1978) karena berdasarkan data yang ditemukan, tuturan yang

diberikan baik IN dan MA tidak sesuai dengan kategori negosiasi apa pun. Jenis

strategi negosiasi berisi pengakuan diri tidak dapat mewakili jenis tuturan yang

diberikan oleh IN, MA, dan YK karena pada jenis pengakuan diri, penutur

mengungkapkan informasi mengenai dirinya; sedangkan tuturan yang diberikan

oleh IN, MA, dan YK merupakan informasi umum yang disampaikan agar seluruh

anggota komunitas mengetahuinya sehingga implementasi dari ajakan dapat

disesuaikan dengan keadaan yang disebutkan penutur tersebut.

Berdasarkan temuan data, negosiasi pada ajakan ambigu sebagian besar

diberikan pada saat ajakan ambigu diinisiasikan oleh pengajak. Temuan pada data

Page 250: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

232

juga menunjukkan bahwa sebagian besar bentuk tuturan dari strategi negosiasi

adalah deklaratif dan interogatif. Bentuk tuturan imperatif hanya ditemukan pada

satu tuturan negosiasi.

Sebagai simpulan, data pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat

delapan jenis strategi negosiasi terhadap ajakan ambigu; enam di antaranya

merupakan strategi negosiasi milik Anglemar dan Stern (1978), satu di antaranya

merupakan strategi penolakan alternatif milik Beebe et al. (1990), dan satu strategi

lain merupakan strategi negosiasi yang diajukan dalam penelitian ini.

Secara keseluruhan, data berisi ajakan yang ditemukan pada 11 percakapan

dalam tiga grup Facebook terdiri atas ajakan nyata dan ajakan ambigu. Penelitian

ini mengajukan karakteristik dari ajakan nyata maupun ajakan ambigu yang

dilakukan dalam komunikasi daring. Kemudian, penelitian ini juga menawarkan

empat respons yang berbeda baik dari ajakan nyata maupun ajakan ambigu.

Keempat respons tersebut adalah (1) penerimaan; (2) penolakan parsial; (3)

penolakan penuh; dan (4) negosiasi. Tabel berikut merupakan rekapitulasi ajakan

dan responsnya, baik pada ajakan nyata maupun ajakan ambigu.

Tabel 3.9 Rekapitulasi ajakan nyata dan ajakan ambigu

Data dan

Strata Grup

AJAKAN

Tuturan Strategi

Ajakan

Bentuk

tuturan

1

S-2

Kapan kita ketemu lagi? Isyarat halus Interogatif

Early Januari masih pada santai

ga?

Formula

menyarankan

Interogatif

Page 251: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

233

U all hayu atuh kita-kita pada

janjian ketemuan, lama ga bersua

kayaknya banyak kisah nih

Imperatif Deklaratif

2

S-2

Jadi kapan nih pada bisa

bertemu?

Kemampuan Interogatif

Riau Junction yuk. Imperatif Deklaratif

Jadi kapan bisa pada kumpul

nih?

Kemampuan Interogatif

Kamis yuuuuuk makan-makan

siang gituuuu

Imperatif Deklaratif

3

S-1

Ada yang mau arung jeram sama

paint-balling?

Kesediaan Interogatif

Ayo kita main. Imperatif Deklaratif

4

S-1

Wanna sing along with us? Kesediaan Interogatif

Ayooo Imperatif Deklaratif

Ikutan yuuk, refreshing dan

supaya lebih akrab.

Imperatif Deklaratif

Iya guys ayo kita nyanyi-nyanyi. Imperatif Deklaratif

FA, GR, ayo merapat. Imperatif Deklaratif

5

S-1

Kalau hari Minggu depan pada

bisa tidak? Pulangnya ke rumah

EPH, ngeliwet

Kemampuan Interogatif

6

S-1

Jadi gak nih kita foto studio? Isyarat kuat Interogatif

7

S-3

Tanggal 8 saja bagaimana?

Setelah beres di Jatinangor.

Formula

menyarankan

Interogatif

Kita kumpul di rumah pak HH. Formula

menyarankan

Deklaratif

8

S-3

Teman-teman, kapan kumpul

nih?

Isyarat kuat Interogatif

9

S-3

Selasa tanggal 13 ketemuan yuk,

bu EIS dan mbak SI?

Imperatif Interogatif

Sekalian makan siang saja Formula

menyarankan

Deklaratif

Ada yang mau ikut? Kesediaan Interogatif

Page 252: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

234

IR, NQ, RH, EC, EK, EWK,

HH, ada yang bisa dan

berminat?

Kemampuan

dan kesediaan

Interogatif

10

S-3

Pada mau ke kampus tidak? Kesediaan Interogatif

11

S-3

Ada yang bisa datang kah? Kemampuan Interogatif

Page 253: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

235

Tabel 3.10 Rekapitulasi respons terhadap ajakan nyata dan ajakan ambigu

Data

dan

Strata

Grup

RESPONS TERHADAP AJAKAN

Penerimaan

Penolakan Parsial Penolakan Penuh Negosiasi

Tuturan

Strategi

Penolakan

Parsial

Tuturan Strategi

Penolakan

Urutan

Penolakan Tuturan Jenis Strategi

Bentuk

tuturan

1

S-2

Mbak HTJ, early

Januari saya

nyantai da

Tanggal 9

saya sudah

kembali ke

Tokyo.

Alasan/penjelasan Penolakan

inti

apalagi tanggal

9 udah mulai

tenang. Mudah-

mudahan

gajiannya cukup

untuk kumpul-

kumpul ☺

Rekomendasi Deklaratif

Tanggal 6 asik tuh,

udah Jumatan,

soalnya saya ngajar

pagi.

Aku absen

ah,

Penolakan

langsung

Penolakan

inti

Tanggal 5 atau

6 bagaimana?

Rekomendasi Interogatif

Saya oke. habis ngajar

sih

Alasan Pasca-

penolakan Kalau tidak mau bertemu di

kafe mah lebih

baik di Dago

lagi.

Alternatif Deklaratif

Diriku tanggal 6

oke.

Hari Jumat

aku ganti

kuliah yang

tanggal 2

dan 3

Januari

Alasan Penolakan

inti

Tanggal 6 saja

bagaimana?

Alternatif Interogatif

Page 254: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

236

Saya tanggal 6. Sabtu

bintang tamu

sudah repot

Alasan Penolakan

inti

Siang saja

gimana? Makan

siang bersama?

Rekomendasi Interogatif

Ya. Siang sesudah

laki2 salat Jumat...

Silakan saja

dijadikan

hari Jumat.

Membiarkan

teman bicara

pergi

Penolakan

inti

Bagaimana

kalau

bertemunya di

daerah dekat

DU saja?

Rekomendasi Interogatif

Jd mau jam brp?

Jam 1 di DU?

Aku monitor

saja dari

politeknik.

Membiarkan

teman bicara

pergi

Pasca-

penolakan

Ibuuuu,

datanglah. Tiap

kumpul-kumpul

ibu selalu tidak

bisa.

Perintah Deklaratif

Deal ya. Kalau aku

hari Jumat

tanggal 6

Januari

sudah UAS,

belum

semua

materi

diterangkan.

Alasan/penjelasan Pasca-

penolakan

Kalau hari

Sabtu, aku bisa.

Alternatif Deklaratif

Setuju sama AS,

yang bisa ya ikutan,

yang ga bisa nanti

ketemuannya di

lain kesempatan.

Maaf sekali

nona cantik

AS

Pernyataan

penyesalan

Pasca-

penolakan

Tanggal 6

ajeee!!

Perintah Imperatif

Saya

bisaaaaaaaaaaa!!!!

Iya nih

masih kerja

hari Jumat.

Alasan Penolakan

inti

Sudah Jumat

dijadikan saja

bagi yang bisa

datang.

Komitmen

Deklaratif

Saya kira

tanggal 6 itu

hari Sabtu

Pembelaan diri Pasca-

penolakan

Page 255: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

237

2

S-2

Aaaaawww

berangkaaaat

Minggu ini

tampaknya

jadwalku

padat.

Alasan/penjelasan Penolakan

inti

Minggu ini

tampaknya

jadwalku padat.

Di minggu

depan, Senin

tanggal 15

masih kosong

Alternatif Deklaratif

Senin aku

baru pulang

kantor jam

16.30 euy

teman-teman

Alasan/penjelasan Penolakan

inti Senin depan

bisanya jam

setengah 3.

Pengakuan

diri

Deklaratif

Kalau hari

Kamis aku

mengajar

SMA juga,

Alasan/penjelasan Pra-

penolakan Kalau bisa

daerah Dago lah

supaya dekat.

Perintah Deklaratif

jadi tidak

bisa kalau

siang hari

Penolakan

langsung

Penolakan

inti

Kamis yuk

makan siang

gitu.

Rekomendasi Deklaratif

3

S-1

Iraha ASP? Mun

bulan ayeuna mah

ncan aya budget-

na, geus kapake

keur nu sejen. Mun

bulan hareup mah

inshallah aya.

Mun bulan

ayeuna mah

ncan aya

budget-na,

geus kapake

keur nu sejen.

Mun bulan

hareup mah

inshallah aya.

Pilihan Kalau per

orang tidak

ada uangnya.

Alasan/penjelasan Penolakan

inti Mun bulan

ayeuna mah

ncan aya

budget-na, geus

kapake keur nu

sejen. Mun

bulan hareup mah inshallah

aya.

Alternatif Deklaratif

Hayuuuuuu, kapan

iih kapaaann

Aku pengen

arung jeram

tapi, ga mau

paintball.

Pilihan Semua uang

saya sudah

saya

bayarkan

untuk PLP

Alasan/penjelasan Pasca-

penolakan

Ayo kapan pun

tidak apa-apa,

minimal 20

orang.

Komitmen Deklaratif

Page 256: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

238

Kecuali

kalau kita

menunggu

uang

operasional

ASES.

Penundaan Pasca-

penolakan

Lagi mencari

orang-orang

nih.

Pengakuan

diri

Deklaratif

Kalau bulan

sekarang

belum ada

biayanya,

Alasan/penjelasan Penolakan

inti

Murah nih, di

tempat lain mah

250 ribu itu

hanya paintball.

Seruan

normatif

positif

Deklaratif

sudah

terpakai

untuk hal

yang lain

Alasan/penjelasan Pasca-

penolakan

4 S-1

I'm in.

Aku di Solo,

sayang

YMP.

Alasan/penjelasan Penolakan

inti

Kalau weekdays

di atas jam 6,

weekends ayo

Komitmen Deklaratif

Sok lah. Ntar-ntar aja

kangen-

kangenannya

ya!

Penundaan Pasca-

penolakan

Weekdays after

6, Sunday

afternoon.

Komitmen Deklaratif

Ayok! Ayok!

Aku di

Jakarta

sekarang

kerja, YMP

Alasan/penjelasan Penolakan

inti

Monday to

Friday after

4.30, Saturday

and Sunday

afternoon

Komitmen Deklaratif

Pulang dulu lah

kak,

Perintah Deklaratif

ayo kangen nih

aku

Pengakuan

diri

Deklaratif

Page 257: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

239

5

S-1

Sok lah diatur-atur

tanggal sakitu.

Keluarga

saya mau

pindahan ke

rumah baru

jadi pasti

akan sibuk

sekali.

Alasan/penjelasan Penolakan

inti

2 Juni please. Perintah Deklaratif

Tanggal 2

mah tidak

bisa

Penolakan

langsung

Penolakan

inti

Yang penting

hari Minggu,

karena kakak

senior tidak

bekerja

Komitmen Deklaratif

Well, I can’t Penolakan

langsung

Penolakan

inti

6 atau 9 Juni

lah.

Perintah Deklaratif

Mau ke luar

kota nih

minggu ini.

Alasan/penjelasan Penolakan

inti

Tanggal 5 ada

libur tuh.

Rekomendasi Deklaratif

EPH minggu

ini tidak

bisa,

Penolakan

langsung

Penolakan

inti

ada tamu

dari

Tasikmalaya

dan akan

menginap di

rumah.

Alasan/penjelasan Pasca-

penolakan

Maaf ya, kak Pernyataan

penyesalan

Pasca-

penolakan

6

S-1

Ayo kapan? Senin malam?

Boleh lah.

Pengulangan

satu bagian

pada ajakan

Kupon Papyrus

berlaku sampai

20 Juni.

Pemberitahuan Deklaratif

Page 258: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

240

Hayu aja. Minggu depan

saja mumpung

minggu tenang.

Rekomendasi Deklaratif

Itu juga boleh

Kalau setelah

UAS bagaimana

kak?

Alternatif Interogatif

Hehe sip sip J Tentukan dari

sekarang geura

Perintah Deklaratif

Iya gak apa-apa aku di kosan sampe

tanggal 20.

Kalau

mendadak, pasti

banyak yang

membatalkan

Peringatan Deklaratif

Hayu hari Senin

tanggal 17 kita foto

Kalau hari Rabu

tanggal 12

bagaimana?

Alternatif Interogatif

Aku sih oke2 aja…

Yg lain gimana?

Bagaimana

kalau hari

terakhir UAS,

kak?

Alternatif Interogatif

Boleh lah. Hari terakhir

UAS aku Senin

tanggal 17

Pemberitahuan Deklaratif

7

S-3

No problem. Acara jam

berapa nih?

Soalnya saya

nyambil jadi

supir jemputan

anak-anak.

Ragu-ragu

Saya

mengawas

UAS nih

dari pagi dan

lanjut

malam.

Alasan/penjelasan Penolakan

inti

Kalau

ketemunya

langsung di

rumah pak HH

gimana?

Alternatif Interogatif

Page 259: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

241

Kalo ketemu

langsung di rumah

pak HH gimana?

Pak HH minta

alamatnya dong

hehe

Kalau dari

jam 2 ke atas

mah

sepertinya

saya tidak

bisa nih.

Penolakan

langsung

Penolakan

inti

Kalau begitu

makan siang aja

sebelum jam

12-an ketika

yang ujian

sudah selesai

bagaimana?

Rekomendasi Interogatif

Setuju tanggal 8

saja.

Anak-anak

ga ada yang

jemput.

Alasan/penjelasan Pasca-

penolakan

Kalau tidak,

tanggal 8

Januari juga

tidak apa-apa

kok

Alternatif Deklaratif

Ikut. Ikut… Kalau

mulainya

sore mah,

saya juga

kayaknya ga

bisa ikut.

Penolakan

langsung

Penolakan

inti

Sip setuju.

Anak yang

besar ga ada

yang antar-

jemput ke

TPA-nya.

Alasan/penjelasan Pasca-

penolakan

Kan sudah

mulai masuk

lagi tanggal

segitu

Alasan/penjelasan Pasca-

penolakan

8

S-3

Saya ikut teman-

teman saja.

Mudah-

mudahan bisa.

Harapan

memenuhi

ajakan

Kalau akhir

bulan ini

belum bisa

Penolakan

langsung

Penolakan

inti

Awal Februari

tanggal 3 atau 4,

hari Senin atau

Selasa,

bagaimana

teman-teman?

Rekomendasi Interogatif

Page 260: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

242

Ayooo udah kangen

nih sama

guyonanne teman-

teman terutama pak

Ketua hehe.

Susah kalau

mengandalkan

jadwal kosong,

karena

sepertinya

tidak ada yang

kosong.

Kemungkinan bolos

mengajar

Harapan

memenuhi

ajakan

Seribu maaf,

teman-

teman.

Pernyataan

penyesalan

Pra-

penolakan

Tanggal 3 saja Perintah Deklaratif

Sok atuh ditentukan oleh

Raden Mas

Bendoro EWK alias

pak Ketua hehe.

Kalau

tanggal 3

ternyata saya

tidak bisa.

Penolakan

langsung

Penolakan

inti

Saya sudah

bilang untuk

tidak mengajar

pada hari Senin

dan Rabu

Pengakuan

diri

Deklaratif

Saya ikutan aja

kapan mau

ngumpul.

Benar-benar

tidak ada

tiket buat ke

Bandung,

semua tiket

jenis kereta

apa pun,

kelas

ekonomi-

eksekutif

sudah habis,

karena itu

setelah

liburan

panjang.

Alasan/penjelasan Pasca-

penolakan

Bagaimana

kalau kita

kumpul sekalian

isi KRS tanggal

3?

Rekomendasi Interogatif

Maaf, Pernyataan

penyesalan

Pra-

penolakan

Bolos mengajar!

Bolos mengajar!

Bolos mengajar!

Perintah Imperatif

ijin kalau

tidak bisa

hadir.

Penolakan

langsung

Penolakan

inti

Justru karena

baru masuk

kuliah, belum

banyak materi

pembahasannya.

Seruan

normatif

positif

Deklaratif

Page 261: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

243

Saya jadi

promotor

jodoh teman

kuliah S-2

saya dulu di

Lampung

Alasan/penjelasan Pasca-

penolakan

Ayo kita bolos

bersama-sama,

Perintah Deklaratif

Baru juga

masuk

semester

baru, YK

Alasan/penjelasan Penolakan

inti

yang penting

kumpul.

Komitmen Deklaratif

9 S-3

hayu maksi

barengan. Tapi masih ingin tetap

bertemu.

Harapan

memenuhi

ajakan

Sedikit

berubah nih.

Hedge Pra-

penolakan

Kalau begitu

ketemunya di

Bandung saja

ya?

Perintah Interogatif

Oke kalau begitu

ketemuannya di

Bandung aja ya?

Selasa, asal

jangan di

Jatinangor,

sepertinya

saya bisa.

Pengulangan

satu bagian

pada ajakan

Baru bisa

berangkat

dari Jakarta

pagi-pagi.

Alasan/penjelasan Penolakan

inti

Ada

rekomendasi

tempat makan

baru nih hehe

Rekomendasi Deklaratif

Asal jangan di

Jatinangor ----

sepertinya saya

bisa.

Kalau mau

makan

siangnya di

Jatinangor,

saya tidak bisa

ikut. Kalau di

Bandung,

saya usahakan.

Pilihan Saya ke

Bandung

ikut bu N

pulang-

pergi, bu

EIS, SI, dan

YK.

Alasan/penjelasan Penolakan

inti

Selasa, asal

jangan di

Jatinangor,

sepertinya saya

bisa

Perintah Deklaratif

Kalau di Bandung,

saya usahakan.

Pergi gak ya? Ragu-ragu Baru selesai

UTS diberi

waktu 4

minggu

untuk

mengoreksi.

Alasan/penjelasan Pasca-

penolakan

Kayaknya

masih bisa kok

makan siang di

Bandung.

Janji Deklaratif

Page 262: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

244

Saya mah

mau bertemu

pak CS dulu

sepertinya

YK, bu EIS,

bu SI setelah

beliau

menguji

Alasan/penjelasan Penolakan

inti

Saya mau

lihat sidang.

Alasan/penjelasan Pra-

penolakan

Sori, Pernyataan

penyesalan

Pra-

penolakan

Ga bisa

gabung

kalau ke

Bandung

mah.

Penolakan

langsung

Penolakan

inti

Harus

jemput.

Alasan/penjelasan Pasca-

penolakan

Saya tidak

bisa ikut

Penolakan

langsung

Penolakan

inti

Saya absen

dulu, teman-

teman.

Penolakan

langsung

Penolakan

inti

Saya lagi di

Semarang

mencari

instansi

induk

sekalian

jalan-jalan

Alasan/penjelasan Pasca-

penolakan

Page 263: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

245

10

S-3

Saya ada

kelas, jeng

IR.

Alasan/penjelasan Penolakan

inti

Bisa tolong

ambilin

formulirnya?

Permintaan

tolong

Pasca-

penolakan

Aku gak bisa

ke Bandung

hari ini, IR.

Penolakan

langsung

Penolakan

inti

Boleh tolong

isikan?

Permintaan

tolong

Pasca-

penolakan

IR, saya juga

gak bisa.

Penolakan

langsung

Penolakan

inti

Ikut tolong

diisikan ya,

neng?

Permintaan

tolong

Pasca-

penolakan

11

S-3

Inshallah Mudah-

mudahan bisa

ya.

Harapan

memenuhi

ajakan

Aaaaaang Pernyataan

penyesalan

Pra-

penolakan

Inshallah. Sekalian

KRS-an

tidak bisa

kemana-

mana

Penolakan

langsung

Penolakan

inti

Inshallah palay

euy.

Ingin hadir, Pernyataan positif Pra-

penolakan

Tapi disuruh

rapat

akreditasi

kampus

Alasan/penjelasan Penolakan

inti

Maaf ya say Pernyataan

pernyesalan

Pasca-

penolakan

Page 264: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

246

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Penelitian ini menawarkan metode yang berbeda dengan metode-metode

yang telah digunakan sebelumnya dalam menganalisis penggunaan bahasa. Metode

yang diajukan oleh Kozinets (1997), yaitu netnografi, digunakan untuk

menganalisis interaksi antar anggota komunitas dalam jaringan. Penelitian ini fokus

pada ajakan dalam media sosial Facebook sebagai pra-komunikasi dari komunikasi

tatap muka langsung.

Hasil analisis data pada penelitian ini menunjukkan bahwa ajakan dibagi

menjadi dua jenis, yaitu ajakan nyata dan ajakan ambigu. Ajakan nyata labih

banyak diberikan oleh grup Strata S-3, yang anggotanya merupakan pemelajar

jenjang doktoral. Sebaliknya, ajakan ambigu lebih banyak diberikan oleh grup

Strata S-1, yang anggotanya merupakan pemelajar jenjang sarjana. Berikut adalah

beberapa simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini.

1. Proses ajakan diawali dengan aksi inisiasi yang dapat merupakan felicity

conditions, pertanyaan basa-basi maupun strategi ajakan, diikuti dengan

respons terhadap ajakan, dan diakhiri dengan atau tanpa kesepakatan dari

pelaksanaan ajakan. Dalam ajakan nyata, meskipun aktivitas, tempat dan/atau

waktu pelaksanaan ajakan telah diberikan oleh pengajak, kesepakatan tidak

selalu tercapai. Hal ini dikarenakan beberapa penolakan dan negosiasi yang

menjadikan pelaksanaan dari ajakan tersebut ditunda. Dalam ajakan ambigu,

Page 265: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

247

kesepakatan lebih sulit untuk dicapai karena tiap-tiap anggota memberikan

penawaran yang sesuai dengan dirinya; akan tetapi penawaran tersebut belum

tentu sesuai dengan anggota lain.

2. Strategi tindak tutur ajakan yang paling banyak digunakan dalam ajakan nyata

adalah formula menyarankan dan kesediaan; sedangkan dalam ajakan ambigu

strategi yang paling banyak digunakan adalah imperatif. Kemudian bentuk

tuturan ajakan yang paling banyak digunakan baik dalam ajakan nyata maupun

ajakan ambigu adalah interogatif. Bentuk tuturan lain yang ditemukan adalah

deklaratif. Bentuk tuturan imperatif tidak ditemukan meskipun pengajak

menggunakan strategi ajakan imperatif. Hal ini dilakukan oleh pengajak untuk

menunjukkan kesantunannya.

3. Respons terhadap ajakan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah

penerimaan, penolakan parsial, penolakan penuh, serta negosiasi. Penelitian ini

mengajukan satu jenis respons terhadap ajakan, yaitu penolakan parsial.

Penolakan parsial diberikan ketika terajak tidak menerima maupun menolak

ajakan. Negosiasi diberikan baik sebagai respons terhadap penolakan maupun

sebagai respons terhadap ajakan. Ajakan ambigu melibatkan negosiasi yang

lebih panjang dibandingkan pada ajakan nyata karena waktu dan/atau tempat

yang belum ditetapkan.

4. Strategi negosiasi yang paling banyak digunakan dalam ajakan nyata dan ajakan

ambigu adalah perintah, diikuti dengan rekomendasi dan kalimat alternatif.

Penelitian ini menunjukkan bahwa strategi penolakan alternatif yang diajukan

Beebe et al. (1990) tidak berfungsi sebagai penolakan, melainkan sebagai

Page 266: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

248

negosiasi yang ditujukan untuk mencari kesepakatan bersama. Penelitian ini

juga mengajukan satu strategi negosiasi baru, yaitu pemberitahuan. Meskipun

strategi yang paling banyak digunakan adalah imperatif, bentuk tuturan

negosiasi yang paling banyak ditemukan pada data adalah deklaratif. Hal ini

dikarenakan tiap-tiap anggota yang melakukan negosiasi masih ingin

menunjukkan kesantunannya.

Interaksi dalam konteks komunikasi bermedia komputer berbeda dengan

interaksi tatap muka langsung. Dalam penelitian ini, tindak lanjut dari proses ajakan

yang terjadi tidak dapat dilihat karena proses ajakan tersebut berlangsung dalam

konteks percakapan daring. Pada situasi daring, seringkali interaksi yang

berlangsung berhenti sebelum interaksi tersebut benar-benar berakhir dan tidak

diberikan tindak lanjut oleh partisipan yang terlibat dalam interaksi tersebut.

Penelitian ini menambahkan teknik pengumpulan data dalam kajian

pragmatis, yaitu data alami dari komunikasi daring. Percakapan komunikasi

bermedia komputer sebagai sumber data terbukti bersifat lebih alami dibandingkan

dengan sumber data yang diambil dari kuesioner, discourse completion task, dan

simulasi.

4.2 Saran

Penelitian ini menawarkan pendekatan baru pada kajian pragmatis, yaitu

analisis pragmatis pada data netnografi. Data netnografi merupakan data yang

diambil dari komunitas daring yang terdapat pada media sosial, pesan instan, blog,

Page 267: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

249

dan sebagainya. Akan tetapi, penelitian ini terbatas pada kajian tindak tutur ajakan

dan responsnya, yaitu penerimaan, penolakan parsial, penolakan penuh, serta

negosiasi. Oleh karena itu, peneliti memiliki beberapa saran yang dapat

diimplementasikan oleh peneliti bahasa lainnya yang memiliki ketertarikan pada

kajian pragmatis.

1. Terdapat beberapa jenis tindak tutur yang dilakukan oleh anggota komunitas

daring. Oleh karena itu, peneliti bahasa diharapkan dapat melakukan penelitian

mengenai jenis tindak tutur lain yang dilakukan oleh anggota komunitas dari

beberapa komunitas daring yang berbeda dengan menggunakan metode

netnografi.

2. Peneliti bahasa diharapkan dapat meneliti interaksi pragmatis lainnya selain

tindak tutur, seperti kesantunan dan implikatur, pada komunitas daring yang

berbeda dari bahasa dan budaya yang berbeda menggunakan metode netnografi.

3. Peneliti yang tertarik melakukan penelitian mengenai interaksi dalam

komunitas daring menggunakan metode netnografi diharapkan dapat

memperluas ruang lingkup penelitiannya ke dalam beberapa jenis media sosial,

seperti media pesan instan (grup BlackBerry Messenger dan/atau grup

WhatsApp) karena gaya bahasa yang digunakan pada pesan instan berbeda

dengan gaya bahasa pada jejaring sosial.

Page 268: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

250

DAFTAR ISTILAH

Blog: singkatan dari web log, yang merupakan bentuk aplikasi web yang

menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman

web umum.

Komunikasi bermedia komputer atau computer-mediatied communication

(CMC): komunikasi yang dilakukan menggunakan media komputer dan/atau

jaringan Internet; CMC termasuk forum, pesan instan, surat elektronik, dan kamar

obrol. CMC juga dapat dilakukan dengan cara lain seperti melalui layanan pesan

singkat dan Jaringan Area Lokal (Local Area Network atau LAN).

Daring: kependekan dari ‘dalam jaringan’, yang merupakan kondisi

terhubungnya perangkat komputer dengan jaringan Internet.

Digital: yang berhubungan dengan angka.

Emosikon: sebuah simbol atau kombinasi dari simbol-simbol yang biasanya

digunakan untuk menggambarkan ekspresi wajah manusia yang mengandung

emosi atau perasaan dalam bentuk pesan atau tulisan.

Face to face communication atau FtF: komunikasi tatap muka yang dilakukan

antara dua orang atau lebih dalam dunia nyata.

Internet: kependekan dari ‘interconnection-networking’, yang merupakan seluruh

jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar sistem global

transmission protocol sebagai protokol pertukaran paket untuk melayani

pengguna di seluruh dunia.

Page 269: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

251

Jaringan Area Lokal: dalam bahasa Inggris disebut Local Area Network atau

LAN, yaitu jaringan komputer yang jaringannya hanya mencakup wilayah kecil;

seperti jaringan komputer kampus, gedung, kantor, dalam rumah, sekolah atau

yang lebih kecil.

Jaringan nirkabel: bidang disiplin yang berkaitan dengan komunikasi antar

sistem komputer tanpa menggunakan kabel. Jaringan nirkabel ini sering dipakai

untuk jaringan komputer baik pada jarak yang dekat (beberapa meter, memakai

alat/pemancar bluetooth) maupun pada jarak jauh (lewat satelit).

Jejaring sosial: suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang

umumnya adalah individu atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe

relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan lain-lain.

Komunitas daring: sekelompok orang dengan minat, kebutuhan, dan kegemaran

yang sama yang berkumpul dalam satu wadah dan melakukan aktivitasnya

melalui CMC.

Layanan pesan singkat: dalam bahasa Inggris disebut short message services

atau SMS, yaitu sebuah layanan yang dilaksanakan dengan sebuah telepon

genggam untuk mengirim atau menerima pesan-pesan pendek.

Mailing list atau milist: forum diskusi surat elektronik.

Media sosial: sebuah media daring, yang para penggunanya dengan mudah dapat

berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi yang meliputi blog, jejaring sosial,

wiki, forum dan dunia virtual.

Netnografi: sebuah istilah metode penelitian etnografi yang dilakukan melalui

Internet. Netnografi yang mengadaptasi teknik penelitian etnografi focus pada

komunitas dan budaya daring.

Page 270: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

252

Nirkabel: dalam bahasa Inggris disebut wireless, yaitu tanpa kabel.

Penyelenggara layanan seluler: dalam bahasa Inggris disebut mobile service

provider, yaitu sebuah perusahaan yang menyediakan layanan transmisi kepada

pengguna alat nirkabel seperti telepon pintar melalui sinyal frekuensi radio.

Pesan instan: sebuah teknologi Internet yang memungkinkan para pengguna

dalam jaringan Internet mengirimkan pesan-pesan singkat secara langsung pada

saat yang bersamaan (real time) dengan menggunakan teks kepada pengguna

lainnya yang sedang terhubung ke jaringan yang sama.

Posting: kegiatan untuk membuat artikel agar muncul di dalam media, yakni

media internet. Kata-kata posting tidak hanya digunakan untuk artikel dalam blog,

tetapi juga untuk status dalam jejaring sosial seperti Facebook dan tweet dalam

Twitter.

Surat elektronik atau surel: sarana mengirim surat melalui jalur jaringan

komputer dan Internet.

Tag dan pagar atau tagar: berasal dari kata hashtag, yaitu tanda yang diletakkan

di awal kata atau frasa yang diketikkan pada jejaring sosial. Tagar menyediakan

cara untuk mengelompokkan pesan, karena orang dapat mencari seperangkat

pesan berisi hal-hal yang ditulis dalam tagar.

Utas: alur diskusi mengenai topik tertentu dalam suati posting dalam media

sosial.

Virtual: dalam istilah teknologi informasi dan komunikasi, virtual berarti sesuatu

yang dilakukan atau dilihat dalam komputer.

Page 271: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

253

DAFTAR PUSTAKA

Al-Kahtani, S. A. W. 2005. Refusals Realizations in Three Different Cultures. Riyadh: King Saud University.

Anglemar, R. & L. W. Stern. 1978. Development of a Content Analytic

System for Analysis of Bargaining Communication in Marketing. Dalam Graham, J. L. 1995. Culture, Negotiations, and 1nternational Cooperative Ventures. Dalam Gass, S. M. & J. Neu. 1995. Speech Act Across Cultures (hal. 323-324). Berlin: Mouton de Gruyter.

Austin, J. L. 1962. How to Do Things with Words. Oxford: Oxford University

Press. Bardovi-Harlig, K. & B. Hartford. 1991. Saying "No" in English: Native and

Nonnative Rejections. Dalam Bouton, L. & Y. Kachru (Eds.), Pragmatics and Language Learning, Vol. 2 (hal. 41-57). Urbana, 1L: University of 1llionois.

Beebe, L. M., T. Takahashi, & R. Uliss-Weltz. 1990. Pragmatic Transfer in

ESL Refusals. Dalam Scarcella, R., E. Andersen, S. D. Krashen (Eds.), On the Development of Communicative Competence in a

Second Language (hal. 55-73). New York: Newbury House. Beebe, L. M. & M. C. Cummings. 1995. Natural Speech Act Data Versus

Written Questionnaire Data: How Data Collection Method Affects Speech Act Performance. Dalam Gass, S. M. & J. Neu. 1995. Speech Acts

Across Cultures. Berlin: Mouton de Gruyter. Bhatti, J. & V. Žegarac. 2012. Compliments and Refusals in Poland and

England: A Case Study. UK: University of Bedfordshire. Blum-Kulka, S. & E. Olshtain. 1984. Requests and Apologies: A Cross

Cultural Study of Speech Act Realization Patterns. Dalam Applied

Linguistics, 5 (hal. 196-213). Blum-Kulka, S. 1987. 1ndirectness and Politeness in Requests: Same or

Different? Dalam Journal of Pragmatics 11 (1987) (hal. 131-146). North Holland.

Blum-Kulka, S., J. House, & G. Kasper. 1989. Cross Cultural Pragmatics:

Requests and Apologies. Norwood, NJ: Ablex.

Page 272: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

254

Boellstorff, T., B. Nardi, C. Pearce & T. L. Taylor. 2012. Ethnography and

Virtual Worlds: A Handbook of Method. USA: Princeton University Press. Bowler, G. M., Jr. 2010. Netnography: A Method Specifically Designed to Study

Cultures and Communities Online. Dalam The Qualitative Report Volume

15 Nomor 5 September 2010 (hal. 1270-1275). Brown, P. & S. C. Levinson. 1987. Politeness Some Universals in Language

Usage. Cambridge: Cambridge University Press. Cummings, L. 2005. Pragmatics: A multidisciplinary Perspective. New Jersey:

Edinburgh University Press. Da Silva, A. J. B. 2003. The Effects of Instruction on Pragmatic Development:

Teaching Polite Refusal in English. University of Hawaii. Dastpak, M. & F. Mollaei. 2011. A Comparative Study of Ostensible Invitations

in English and Persian. Dalam Higher Education of Social Science Vol. 1

No. 1 2011 (hal. 33-42). Djajasudarma, F. 1993. Metode Linguistik Ancangan Metode Penelitian.

Bandung: Uvula Félix-Brasdefer, J. César. 2008. Politeness in Mexico and the United States.

Philadelphia: John Benjamins Publishing Company. Garcia, A. C., A. I. Standlee, J. Bechkoff & Y. Cui. 2009. Ethnographic

Approaches to the Internet and Computer-Mediated Communication. Dalam Journal of Contemporary Ethnography Volume 38 No. 1 Februari

2009 (hal. 52-84). Gass, S. M. & N. Houck. 1999. Interlanguage Refusals: A Cross Cultural Study of

Japanese-English. Berlin: Mouton de Gruyter. Gass, S. M. & J. Neu. 1995. Speech Acts Across Cultures. Berlin: Mouton de

Gruyter. Graham, J. L. 1995. Culture, Negotiations, and International Cooperative

Ventures. Dalam Gass, S. M. & Neu, J. 1995. Speech Act Across Cultures (hal. 323-324). Berlin: Mouton de Gruyter.

Grundy, P. 2000. Doing Pragmatics. Second Edition. London: Arnold Publishers. Herring, S. C. 2004. Computer-mediated discourse analysis: An approach to

researching online behaviour. Dalam Barab, S., R. Kling & J. H. Gray

Page 273: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

255

(eds). Designing for Virtual Communities in the Service of Learning. New York: Cambridge University Press (hal. 338-376).

Hine, C. 2000. Virtual Ethnography. London: Sage Publications Ltd. Honglin, L. 2007. A Comparative Study of Refusal Speech Acts in Chinese and

American English. Dalam Canadian Social Science Vol. 3 No. 4 August

2007 (hal. 64-67). Huang, Y. 2007. Pragmatics. New York: Oxford University Press. Isaac, S. & W. B. Michael. 1982. Handbook in Research and Evaluation. Second

Edition. California: Edits Publishers. Ishihara, N. & A. D. Cohen. 2010. Teaching and Learning Pragmatics: Where

Language and Culture Meet. Great Britain: Pearson Education Limited. Kozinets, R. V. 2002. The Field Behind the Screen: Using Netnography for

Marketing Research in Online Communities. Dalam Journal of Marketing

Research No. 39 Februari 2010 (hal. 61-72). _________. 2010. Netnography: Doing Ethnographic Research Online. Thousand

Oaks, CA: Sage Publications. Kridalaksana, H. 1990. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. _________. 2008. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Lakoff, R. 1973. The logic of politeness: Or, minding your p’s and q’s. Dalam

Corum, C., T. Cedric Smith-Stark, & A. Weiser (Eds.), Papers from the

9th Regional Meeting of the Chicago Linguistic Society. Chicago

Linguistic Society (hal.292-305). Leech, G. 1983. Principles of Pragmatics. New York: Longman Inc. Lestari, E. & MA. Maliki. 2006. Komunikasi yang Efektif Modul Pendidikan dan

Prajabatan Golongan I dan II. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara – Republik Indonesia.

Levinson, S.C. 1985. Pragmatics. Cambridge: Cambridge University Press. Loudon, M. 2009. Mobile Phones for Data Collection. Dalam

www.mobileactive.org (diakses: 5 Juni 2012 pukul 23.35). Lunandi, A. G. 1994. Komunikasi Mengenai: Meningkatkan Efektivitas

Komunikasi antar Pribadi. Yogyakarta: Kanisius.

Page 274: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

256

Mahsun. 2005. Metode Penetian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan

Tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Malinowski, B. 1923. The Problem of Meaning in primitive language. Dalam The

Meaning of Meaning (ed. Ogden dan Richard). Merriam, S. B. 1988. Case Study Research in Education: A Qualitative Approach.

London & San Fransisco: Jossey-Bass Publishers. Miles, M. B. & M. A. Huberman. 1994. Qualitative Data Analysis: An Expanded

Sourcebook, 2nd Edition. Thousand Oaks, CA: Sage. Mulyana, D. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. Murphy, B. & J. Neu. 1995. My Grade’s Too Low: The Speech Act Set of

Complaining. Dalam Gass, S. M. & J. Neu. Speech Acts Across Cultures.

Berlin: Mouton de Gruyter. Nunan, D. 1992. Research Methods in Language Learning. USA: Cambridge

University Press. Onwuegbuzie, A.J. et al. 2010. Innovative Data Collection Strategies in

Qualitative Research. Dalam The Qualitative Report Volume 15 Number 3 May 2010 696-726.

Pala, R. 2015. Bentuk Komunikasi Fatis dalam Bahasa Bugis Soppeng. Dalam

Sawerigading Volume 21 No. 3 Desember 2015 (hal. 485-494). Diambil dari sawerigading.web.id/index.php/sawerigading/article/download/98/95 (diakses pada tanggal 13 Juni 2016: 23.08).

Perry, F. L. 2005. Research in Applied Linguistics Becoming a Discerning

Consumer. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. Perry, M. 2010. Face to Face Versus Computer Mediated Communication

Couples Satisfaction and Experience Across Conditions. Unpublished Thesis. USA: University of Kentucky.

Rahardi, K. R. 2005. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta:

Penerbit Erlangga. Riyanto, Y. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Penerbit SIC.

Page 275: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

257

Sadeghi, K. & S. Savojbolaghchilar. 2011. A Comparative Study of Refusal Strategies Used by Iranians and Americans. Dalam International Journal

of Academic Research Vol. 3 No. 2, March 2011, Part II.

Saldaña, J. 2009. The Coding Manual for Qualitative Researchers. Thousand Oaks, CA: Sage.

Searle, J. R. 1969. Speech Acts: An Essay in the Philosophy of Language.

Cambridge: Cambridge University Press. _________. 1975. Indirect Speech Acts. Dalam P. Cole and J. Morgan (Eds.),

Syntax and Semantics, vol. 3: Speech Acts (hal. 59–82). New York. _________. 1981. Expression and Meaning: Studies in the Theory of Speech Acts.

USA: Cambridge University Press. Sikumbang, A. T. 2014. Komunikasi Bermedia. Dalam Jurnal Iqra’ Volume 08

No.01 Mei 2014 (hal. 63-67). Smith, B. 1985. Ten Conditions on a Theory of Speech Acts. Dalam Schnelle, H.

Theoretical Linguistics (hal. 311-330). Germany: Walter de Gruyter. Sudaryanto. 1990. Aneka Konsep Kedataan Lingual dalam Linguistik.

Yogyakarta: Duta Wacana University Press. _________. 1992. Metode Linguistik, ke Arah Memahami Metode Linguistik.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press. _________. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa – Pengantar

Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Trosborg, A. 1994. Interlanguage Pragmatics; Requests, Complaints and

Apologies. Berlin: Walter de Gruyer. Xia, S. 2008. Negotiating Frames Through Refusal Acts: A Pragmatic Analysis of

Native/Non-native Speakers’ Interactions in Problem-Solving Telephone Conversations. Dalam The Open Applied Linguistics Journal, 2008, 1 (hal. 18-29).

Yang, J. 2008. How to Say ‘No’ in Chinese: A Pragmatic Study of Refusal

Strategies in Five TV Series. Dalam The 20th North American Conference

on Chinese Linguistics 2008 Vol. 2 (hal. 1041-1056). Ohio: The Ohio State University.

Yule, G. 1996. Pragmatics. Oxford: Oxford University Press.

Page 276: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

258

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis lahir di Bandung, pada tanggal 17 Juli 1986 dari pasangan Ir. H.

Istiyadi (almarhum) dan Dra. Hj. Trining Lestari (almarhumah). Penulis adalah

anak ke empat dari lima bersaudara.

Pada tahun 1991-1997, penulis sekolah di SD Angkasa II Lanud Sulaiman

Bandung. Pada tahun 1997-2000, penulis mengambil pendidikan sekolah

menengah di SLTP Negeri 3 Bandung. Pada tahun 2000-2001, penulis sekolah di

SMU Negeri 17 Bandung, dan melanjutkan pendidikannya di SMU Negeri 4

Bandung pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2003.

Pada tahun 2003-2007, penulis mengambil pendidikan sarjana di Sekolah

Tinggi Bahasa Asing Yapari-ABA Bandung dengan konsentrasi Bahasa Inggris.

Pada tahun 2008-2010, penulis meneruskan pendidikannya di Universitas

Padjadjaran dan mendapatkan gelar magister pada konsentrasi Linguistik Bahasa

Inggris. Tahun 2012, penulis melanjutkan pendidikannya dengan mengambil

program Doktor di Universitas Padjadjaran dengan konsentrasi Linguistik.

Penulis merupakan dosen tetap yayasan di STBA Yapari-ABA Bandung

sejak tahun 2011. Beberapa penelitian dan karya ilmiah penulis yang telah

dipublikasi fokus pada pendidikan berbasis teknologi, pragmatik, dan

sosiolinguistik.

Page 277: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

259

LAMPIRAN

Page 278: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

LAMPIRAN 1

DATA 1

Page 279: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI
Page 280: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI
Page 281: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

DATA 2

Page 282: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI
Page 283: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

DATA 3

Page 284: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

DATA 4

Page 285: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI
Page 286: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI
Page 287: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

DATA 5

Page 288: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

DATA 6

Page 289: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI
Page 290: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

DATA 7

Page 291: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI
Page 292: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

DATA 8

Page 293: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI
Page 294: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI
Page 295: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

DATA 9

Page 296: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI
Page 297: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

DATA 10

Page 298: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

DATA 11

Page 299: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

LAMPIRAN 2

Data 1

TS : Hai… miss u all. Wah, kapan kita ketemu lagi? Waduh.

Ntar ibu dapat kalender gratis dong. Pasti bulan Januari,

fotonya neng AS.

AAQ : I miss all of you juga atuh

Saya rindu dengan kalian semua juga atuh.

HTJ : Hello. Jadi nanti ada acara bagi-bagi kalender apa

material? Hehehe. Early Januari masih pada nyantai ga?

Awal Januari masih pada santai tidak?

CW : Iya awal Januari tuh cocok buat ngumpul-ngumpul.

Sekalian syukuran AS udah selamat dari amukan tsunami

di Jepang dan bisa pulang ke Bandung seger buger sehat

walafiat.

IR : U all hayu atuh kita-kita pada janjian ketemuan,

Semuanya ayo atuh kita janji bertemu,

lama ga bersua kayaknya banyak kisah nih, hihihi…

lama tidak bertemu sepertinya banyak kisah nih.

YKP : Mbak HTJ, early Januari saya nyantai da, apalagi tanggal

9 udah mulai tenang. Mudah-mudahan gajiannya cukup

untuk kumpul-kumpul ☺

AS : Tanggal 9 ogut udah back in Tokyo dijeee

Tanggal 9 saya sudah kembali ke Tokyo.

HTJ : Tanggal 5 atau 6 gimana?

YKP : Tanggal 6 asik tuh, udah Jumatan, soalnya saya ngajar

pagi. Kalo ga mau ketemuan di kafe mah mending di

Dago lagi deh hehehe.

HTJ : Saya oke. Yang lain gimana?

CW : Tanggal 6 aja gimana?

IR : Diriku tanggal 6 oke.

Page 300: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

DM : Saya tanggal 6. YKP biasa nya saya nginep di rumah mu

lagi hehehe.

TS : Tgl. 6 jam brp?

HTJ : Siang aja gimana?

Lunch bareng?

Makan siang bersama?

YKP : Ya. Siang sesudah laki2 salat Jumat...

DD : Tempatna dimana iyeu teh?

Tempatnya di mana ini teh?

YKP : Gimana kalo ketemu nya daerah deket-deket DU aja?

Kantin Nyonya Rumah gmn? Yang sebelah ngopi

Doeloe Teuku Umar?

HTJ : Di sebelah Ngopi Doeloe bukannya Tree House café

ya? Jd mau jam brp? Jam 1 di DU?

TS : Deal ya.

Sepakat ya.

Kalo udh ok. Mau mindahin jam ngajar nih.

MM : Aku absen ah.... Abis ngajar sih...

YKP : Bu MM, ibuuuuuuu.... Datanglah... tiap ngumpul2 ibu

selalu ga bisa �

MM : Non YKP, hari Jumat aku ganti tgl 2 dan 3 jan euy. Sok

hari Sabtu aku bisa deh....

DM : Mana yang bener ini teh?

YKP : Ah alamat moal jadiiiiii �

Ah bakal tidak jadi ����

AS : Tgl 6 ajeeee!!

Tanggal 6 saja!

Sabtu mah bintang tamu udah riweuh atuh.

Sabtu bintang tamu sudah repot.

Geslah Jumat jadikeun nu bisa weeeh...

Sudah Jumat dijadikan saja bagi yang bisa

Page 301: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

datang.

bu MM: huh!

MM : Sok aja dijadiin hr Jumat klo gitu.

Silakan saja dijadikan hari Jumat.

Aku monitor aja deh dari politeknik. Klo gak salah bu

TS ngajar tp mungkin dia bisa diganti. Klo aku Jumat

tgl 6 jan udah final test sich...blm semua diterangkan

euy.

Punten pisan non cantik AS...

Maaf sekali nona cantik AS…

CW : Iya nih masih ngantor euy hari Jumat. Dikirain tanggal 6

teh hari Sabtu…

HTJ : Setuju sama AS, yang bisa ya ikutan, yang ga bisa nanti

ketemuannya di lain kesempatan.

YKP : Saya bisaaaaaaaaaaa!!!!

AS, siap-siap aya picaritaeun deui!

Siap-siap ada bahan cerita lagi!

Hahahahaha

Data 2

AS : Hellloooooooowww.. Jadi kapan neh pada bisa ketemuan??

HTJ : AS sampe kapan di Bandung?

AS : Sampe 2 Desember

HTJ : Ow.. Ok..ok.. Minggu ini tampaknya jadwalku padat. Di minggu

dpn, Senin tgl 15 masih free (semoga ngga tau2 kudu rapat ya)

AS : Oke oke

HTJ : Siiiiiiiip

YKP : Senin depan bisanya jam stgh 3, klo bisa daerah Dago lah biar deket

hehe

AS : Riau Junction yuuuuu

Page 302: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

YKP : Aaaaawww berangkaaaat

IR : Senin aku baru pulang kantor jam 16.30 euy temans.... Jadi kapan

bisa pada ngumpul nih?

Miss u all

Saya kangen kalian semua.

AS : Kamis yuuuuu makan-makan siang gituuuu

HTJ : Kalo Kamis aku ngajar SMA juga euy, jadi ga bisa kalo siang-siang.

Data 3

ASP : Ada yang mau arung jeram sama paint-balling? Hanya IDR 250K.

Hayu lah urang ulin :D

Ayo kita main.

NVP : 250K/orang atau grup?

ASP : Ewww.. You think that way?

Kamu berpikiran seperti itu?

NVP : Iya. Kalau per orang, ga punya duit.

Semua uang saya udah dibayarin PLP. Kecuali kalau kita nunggu

uang operasional ASES ☺

ASR : Iraha ASP?

Kapan ASP?

Mun bulan ayeuna mah ncan aya budget-na,

Kalau bulan sekarang belum ada biayanya,

geus kapake keur nu sejen.

sudah terpakai untuk hal lain.

Mun bulan hareup mah inshallah aya.

Kalau bulan depan inshallah ada biayanya.

ASP : Hayu iraha bae minimal 20 jalma euy.

Ayo kapan pun tidak apa-apa, minimal 20 orang.

Keur ngarekrut massa ieu teh.

Lagi mencari orang-orang nih.

Page 303: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

Ngabibita hahaha.

Memancing orang agar tergiur hahaha.

Murah euy, di tempat lain mah 250rb teh paintball hungkul.

Murah nih, di tempat lain mah 250 ribu itu hanya paintball.

FW : Hayuuuuuu, kapan iih kapaaann

Ayoooo, kapan ih kapan?

LJ : Aku pengen arung jeram tapi, ga mau paintball.

Data 4

LJ : Hi dear friends.

Hai teman-teman tersayang.

Wanna sing along with us?

Mau bernyanyi bareng?

Hahaha ayoo. Katanya kak ASP ngajakin kita karaoke, ada

kupon di Inul Vista.

Maybe on Friday or Saturday.

Mungkin pada hari Jumat atau Sabtu.

Info selebihnya mangga, YMP.

Info selebihnya silakan, YMP

Ikutan yuuk, refreshing dan supaya lebih akrab #aseeek

Ikutan yuk, penyegaran dan supaya lebih akrab.

YMP : Iya guys ayuk kita nyanyi-nyanyi bareng,

Iya teman-teman ayo kita bernyanyi bersama,

biar lebih dekat *ciyeee*

Monggo ditentukan tanggal pastinya,

Silakan ditentukan tanggal pastinya.

kalau weekdays di atas jam 6, weekend ayuks.

Kalau hari biasa di atas pukul 6, akhir minggu ayo.

FA, GR, ayo merapat.

ASR : I'm in.

Page 304: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

Saya ikut.

Weekdays after 6, Sunday afternoon. Hehe

Hari biasa setelah pukul 6, hari Minggu siang.

YMP : Noted.

Dicatat.

We’ll see what the others say.

Kita lihat yang lain bagaimana.

AST : Mon - Fri after 4:30 Sat and Sun afternoon... hoho

Hari Senin-Jumat setelah pukul 4.30, Sabtu dan Minggu siang.

LJ : Sekalian yang belum kenal sama kakak-kakak yang lain kenalan juga

ntar. Hehee

ASP : Sok lah. Iyeu free pass dua jam.

Ayo silakan. Ini masuk gratis selama dua jam.

YMP : Iya ih hayu kita kenalan =))

Iya ih ayo kita kenalan.

LJ : Wah dua jam seubeuh. Hayuuu hayuu

Wah dua jam kenyang. Ayo ayo

EP : Ayok! Ayok!

GR : Aku di Solo sayang YMP. Ntar-ntar aja kangen-kangenannya yah!

Miss you all.

Kangen kalian semua.

EP : Iya teh LJ bakal seubeuh 2 jam mah

Iya kak LJ akan kenyang kalau 2 jam mah

apalagi kalau sambil makan, seubeuh pisan!

apalagi kalau sambil makan, kenyang sekali!

FA : Aku di Jakarta sekarang kerja beb YMP kangen juga karaoke gila bareng

kalian lagi hahahaha

LJ : Hahah pulang dulu lah kaa, ayo kangen nih aku.

ASP : Ngaromong wae bari teu jadi

Bicara terus sembari tidak jadi.

Page 305: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

Data 5

LJ : Oh iya, kita mau merencanakan foto ENDLESS yang lengkap. Dari

dulu ga jadi-jadi wae. Kalau hari Minggu depan pada bisa ga?

Pulangnya ke rumah EPH, ngaliwet. Hehe ☺

AST : Tanggal 26 Mei atau 2 Juni?

NVP : 2 Juni please! Keluarga saya mau pindahan ke rumah baru jadi pasti

bakal super sibuk.

LJ : Terserah yang lain sih.

Pokoknya mah hari Minggu, soalnya kakak2 pada gak kerja.

Yang penting hari Minggu, karena kakak senior tidak bekerja.

AST : Tanggal 2 mah ga bisa �

Sama si YM juga

YM juga sama tidak bisa.

NVP : Kan aku juga termasuk “yang lain”, mate hahaha

LJ : Iyaaaa, yg lain2 kan belum bilang mate. Haha ooh ya sudah 2 Juni

mungkin.

MA : Well, I can’t �

Yah, saya tidak bisa ����

AP : 6 atau 9 Juni, lah. Mau ke luar kota nih minggu ini.

EPH : Teteeeh maaf baru kasih kabar. EPH minggu ini ga bisa, teh,

kedatangan tamu dari Tasik mau pada nginep di rumah. Maaf ya, teh.

LJ : Ya udah kapan-kapan deh. haha

YS : Tanggal 5 ada libur tuh.

AS : Tanggal 6, cuy. Lain tanggal 5, poe Kamis.

Tanggal 6, cuy, bukan tanggal 5, hari Kamis.

Sok lah diatur-atur tanggal sakitu.

Silakan diatur pada tanggal itu.

Page 306: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

Data 6

IN : Jadi gak nih kita foto studio?

NVP : Ayo kapan? Sekalian belanja buat dekor.

The earlier the better.

Lebih cepat lebih baik.

IN : Kupon Papyrus cuma sampai 20 Juni, dan maksimal buat 30 orang.

NVP : Cukup lah. Anggota ASES yang aktif ga sampai 30 orang. Sampe 20

Juni ya, masih cukup lama.

IN : Iya kak, kabari aja kalo jadi.

LJ : Harus jadi. Minggu depan aja atuh mumpung minggu tenang nih.

IN : Hayu aja.

Boleh saja.

Kalo udah UAS gimana, kak?

LJ : Itu juga boleh, yang penting sebelum kuponnya hangus hehehe.

AK : Tentuin dari sekarang geura.

Tentukan dari sekarang geura.

Kalo mendadak mah pasti banyak yang nge-cancel.

Kalau mendadak, pasti banyak yang membatalkan.

IN : Hehe sip sip ☺

EPY : Kalo hari Rabu tanggal 12 gimana? Udah Magrib. Sekalian makan-

makan gitu ☺

IN : Gimana kalo hari terakhir UAS kak?

MA : Hari terakhir UAS aku Senin tanggal 17.

IN : Iya gak apa-apa aku di kosan sampe tanggal 20.

EPH : Hayu hari Senin tanggal 17 kita foto sekalian belanja buat dekor

ruangan.

Ayo hari Senin tanggal 17 kita foto sekalian belanja untuk

dekorasi ruangan

EPY : Aku sih oke2 aja… Yg lain gimana?

AS : Senin malam? Boleh lah.

Page 307: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

Data 7

EIS : Man teman„ terutama pak ketu dan pak dekan, prelim memang tiga

hari, 6 - 8 Januari. Silakan dirembug hari kita ngumpul. Saya pikir2

ditengah waktu prelim juga gak apa koq (buat saya ya).....

EWK : Tanggal 8 saja bagaimana? Setelah beres di Jatinangor. Kita kumpul di

rumah pak HH.

EIS : No problem.

Tidak masalah.

Colek EC, DN, IR, SI, YKP, EK, RH, NQ.

SI : Hari apa itu teh ya?

EIS : Rabu

SI : Wah sekolah udh pd masuk lg ya.... Acara jam brp nih? Soalnya sy

nyambil jd supir jemputan anak-anak juga...

EIS : Kita selesai ujian jam berapa ya?

Anyone?

Teman-teman?

YKP : Jadi ngumpulnya di Jatinangor?? Saya ngawas uas nih pagi dan lanjut

malem. Kalo ketemu langsung di rumah pak HH gimana? Pak HH

minta alamatnya dong hehe

DN : Setuju tanggal 8 saja. Udah selesai ujian.

SI : Kalau dari jam 2 ke atas mah sepertinya saya tidak bisa nih hiks. Anak-

anak ga ada yang jemput.

NQ : Ikut. Ikut…

IR : Iya, kalau mulainya sore mah, saya juga kayaknya g bisa ikut. Anak yang

gede ga ada yang anter-jemput ke TPA-nya, kan udah mulai masuk lagi

tanggal segitu.

HH : Kalau begitu makan sian saja sebelum jam 12-an ketika yang ujian sudah

selesai bagaimana? Kalau tidak, tanggal 8 Januari juga tidak apa-apa

kok.

EWK : Betul. Idenya teman2 beres di jtngr langsung meluncur ke rumah pak

Dekan kita makan siang di situ. Dan jangan nanya jam berapa ya,

Page 308: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

karena makan siang = jam makan siang

EIS : Sip setuju. Semoga semua bisa hadir ya.

Data 8

EWK : Teman-teman, kapan ngumpul nih? Bagi yang sudah prelim bisa

sharing dengan yang belum. Dan tentunya memberi semangat. Dan

foto-foto pastinya.

NQ : Saya ikut teman-teman saja. Tapi kalau akhir bulan ini belum bisa ☺

DN : Awal Februari tanggal 3 atau 4, hari Senin atau Selasa, bagaimana

teman-teman?

EWK : Pak dekan nih yang belum ada update-nya. Jangan-jangan kebandang

unta Arab yang seksi dan multifungsi di sana.

EIS : Sekalian registrasi ya?

DN : Semoga semua bisa tanggal 3 atau 4, segera ku pesan tiket kereta kalo

teman-teman bisa

EWK : Betul, registrasi, lalu kumpul di mana gitu. Entah napak tilas ke

Punclut atau jadi syukuran di rumah pak Dekan.

Pak Dekan HH, haloooooooo….

EC : Ayooo udah kangen nih sama guyonanne teman-teman terutama pak

Ketua hehe.

Ayooo sudah kangen nih dengan candaan teman-teman terutama

pak Ketua

Mas NQ lagi mudik ya?

YKP : Tanggal 3 ajaaaaaa, Saya udah bilang ga ngajar hari Senin dan Rabu.

Isi KRS ya sekalian?

HH : Halo temans saya baru datang tadi malam nih dan lagi munyung

terserang flu berat.

Halo teman-teman saya baru datang tadi malam nih dan lagi

sakit terserang flu berat.

Page 309: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

Jadi kapan kita ketemuan? Setelah registrasi ya?

Sok atuh ditentukan oleh Raden Mas Bendoro EWK alias pak Ketua

hehe.

Silakan atuh ditentukan oleh Raden Mas Bendoro EWK alias

pak Ketua.

EWK : Selamat datang kembali, pak Dekan. Semoga lekas sembuh.

Abdi ge kitu wangsul ti Arab.

Saya juga seperti itu pulang dari Arab.

Bagaimana kalau kita ngumpul sekalian KRS tanggal 3?

DN : Seribu maaf, teman-teman. Kalau tanggal 3 ternyata saya tidak bisa.

Benar-benar tidak ada tiket buat ke Bandung, semua tiket jenis kereta

apa pun, kelas ekonomi-eksekutif sudah habis, karena itu setelah

liburan panjang. Kalau setelah tanggal 3 itu baru ada tiket.

EIS : Wah sayang kalau gak lengkap.

EK : Hehe telat liatnya. Mudah-mudahan bisa.

HH : Gimana hari Senin besok tanggal 3 Februari ya?

NQ : Maaf, ijin kalau tidak bisa hadir, saya jadi promotor jodoh teman saya

pas S2 di Lampung.

IR : Saya ikutan aja kapan mau ngumpul. Susah kalau mengandalkan

jadwal kosong, karena sepertinya tidak ada yang kosong. Paling juga

bolos ngajar ☺

YKP : Bolos ngajar!!!!! Bolos ngajar!!!!! Bolos ngajar!!!!!

IR Baru juga masuk semester baru nih YKP… ☺

YKP Haaaahahahahaha..

Puguh karena baru masuk, belum ribet pembahasannya.

Justru karena baru masuk kuliah, belum banyak materi

pembahasannya

EC Hehehe… Ayo, kita rame-rame bolos yang penting ngumpul….

Page 310: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

Data 9

YKP : Selasa tgl 13 ketemuan yuk, bu EIS dan mbak SI? Kalo bisa jgn di

Jatinangor ya hehehe, sekalian maksi saja.

Ada yg mau join?

Ada yang mau ikut?

EIS : Sedikit berubah niy. Baru bisa meluncur dari Jakarta pagi2

tapi masih pengen tetep ketemuan....

Tapi masih ingin tetap bertemu.

Gimana SI?

SI : Jadi gak akan liat SUP nih?

Sampai Bandung kalau masih siangan hayu maksi barengan.

Kalau masih agak siang sampai Bandung, ayo makan siang bareng.

YKP : Kalo gitu ketemuanya di Bandung aja ya? Ada rekomendasi tempat

makan baru nih hehehe

EIS : Oke kalau begitu ketemuannya di Bandung aja ya? Kalau keburu ke

Jatinangor pengen lihat SUP dulu. IR, NQ, RH, EC, EK, EWK, HH ada

yang bisa dan berminat?

RH : Saya ke Bandung ikut bu N pulang-pergi, bu EIS, SI, dan YKP. Baru

UTS dikasih waktu 4 minggu ngoreksi.

IR : Saya mah mau ketemu pak CS dulu kayaknya YKP, bu EIS, bu SI

setelah beliau menguji.

EWK : Selasa ---- asal jangan di Jatinangor ---- sepertinya saya bisa.

EK : Saya mau lihat SUP. Sori ga bisa gabung kalau ke Bandung mah. Mesti

jemput.

SI : Saya juga mau lihat SUP dulu deh.

YKP : Aaang beda-beda begini… Ya sudah yang mau nonton SUP semangat ya.

Kalau mau makan-makan di Jatinangor, saya ga bisa ikut; kalau di

Bandung, saya usahakan.

EIS : Oke, keep in touch.

Oke, tetap berhubungan.

Page 311: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

Kayaknya masih bisa kok maksi di Bandung.

EC : Mau lihat SUP takut ditagih proposalnya yang lagi nge-hang nih. Pergi

ga ya…

SI : YKP aku kebetulan ada perlu ke bu H juga nih, cari waktu lain susah.

NQ : Saya absen dulu temans.

Saya absen dulu teman-teman.

Saya lagi di Semarang nyari homebase sekalian jalan-jalan hehe.

Saya lagi di Semarang mencari instansi induk sekalian jalan-jalan

hehe.

Data 10

IR : Halo bu SI, EC, DN, EIS, EK, RH, YKP, pak EWK, HH, NQ… Katanya

kan kita disuruh isi KRS online untuk perwalian Jumat besok, tapi KRS

online nya juga ga bisa dibuka karena masa pengisian KRS udah habis.

Jadi gimana? Manual aja kali ya? Pada mau ke kampus ga? Saya Kamis

ini ke kampus sekalian lihat NQ sidang.

SI : Saya ada kelas jeng IR, bisa tolong ambilin formulirnya? Nuhun..

IR : Kalo manual, berarti langsung diisi aja mereun nya?

Kalau manual, berarti langsung diisi saja mungkin ya?

Ambiliin, isiin dan tandatanganin kah? :) kan ketemunya entar susah

lagi bu SI

EC : Aku gak bisa ke Bandung hari ini IR boleh tolong isikan? Trims

SI : Jeng IR, iyah gitu ajah hehehe. Nuhun lagi ☺

IR : Hihi. Nanti saya tanya dulu ke pak A apa bisa diisikan dan

dipangtandatanganin semua ga. Kalau bisa, ya ntar diisiin deh.

Tidakadamakasihyanggratis ☺

EIS : IR saya juga gak bisa. Ikut tolong diisiin ya neng? Makasiiiih. BTW mas

NQ jadi ujian hari ini?

IR : Oke bu EIS mudah-mudahan bisa ya. Ayo siapa lagi yang mauuu ☺

Ini NQ ga ada yang dukung nih? Iya bu EIS, NQ hari ini jam 11.

Page 312: RESPONS TERHADAP AJAKAN OLEH PENUTUR BAHASA INDONESIA-SUNDA DALAMTIGA GRUP FACEBOOK MAHASISWA DARI TIGA JENJANG AKADEMIK BERBEDA: KAJIAN PRAGMATIS PADA DATA NETNOGRAFI

Data 11

IR : Selasa besok tanggal 10 pukul 9 bu SI SUP. Ada yang bisa datang

kah?

EIS : Inshallah

YKP : Aaaaaang ga bisa kemana-mana �

EK : Mudah-mudahan bisa ya.

NQ : Inshallah. Sekalian KRS-an

SI : Mohon doanya, teman-teman. Deg-degan nih.

EC : Semoga SUP-nya lancar dan sukses ya.

Pengen hadir tapi disuruh rapat akreditasi kampus. Maaf ya, say.

HH : Inshallah palay euy.

Inshallah mau datang.

Sok bu SI didoakeun sing lancar.

Silakan bu SI didoakan semoga lancar.

Ngke gentosan abdi doakeun nya?

Nanti ganti saya yang didoakan ya?

SI : Amin amin ya rabbal alamin. Nuhun.

Amin amin ya rabbal alamin. Terima kasih.