RESPONS KEDELAI (Glycine max L. Merril) TERHADAP SISTEM...
Transcript of RESPONS KEDELAI (Glycine max L. Merril) TERHADAP SISTEM...
RESPONS KEDELAI (Glycine max L. Merril) TERHADAP
SISTEM OLAH TANAH DAN PEMBERIAN PUPUK NPK MAJEMUK
BERBAGAI TINGKAT DOSIS
(Skripsi)
Oleh
Deni Saputra
12110019
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada Jurusan Agroteknologi
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN DHARMA WACANA
METRO
2016
RESPONS TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merril) TERHADAP
SISTEM OLAH TANAH DAN PEMBERIAN NPK MAJEMUK
BERBAGAI TINGKAT DOSIS
Oleh
DENI SAPUTRA
ABSTRAK
Kedelai merupakan komoditas pertanian yang sangat dibutuhkan di Indonesia, baik
sebagai bahan makanan manusia, pakan ternak, bahan baku industri maupun bahan
penyegar. Permasalahan dalam budidaya kedelai diantaranya pengolahan tanah dan
pemberian pupuk belum berimbang sesuai anjuran. Pengolahan tanah adalah salah
satu kegiatan persiapan lahan yang bertujuan untuk menciptakan kondisi
lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Pengolahan tanah terbagi
menjadi olah tanah sempurna (OTS), olah tanah minimum (OTM) dan tanpa olah
tanah (TOT). Pemupukan merupakan salah satu teknik budidaya yang mutlak
dilakukan untuk mendapatkan hasil yang berlipat ganda atau hasil yang seoptimal
mungkin dan turut memperbaiki mutu hasil.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari: (1) Respons tanaman kedelai terhadap
Sistem olah tanah, (2) Respons tanaman kedelai terhadap pemberian pupuk NPK
majemuk berbagai tingkat dosis, (3) Interaksi antara Sistem olah tanah dan pupuk
NPK majemuk berbagai tingkat dosis terhadap tanaman kedelai.
Penelitian dilakukan di kebun percobaan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma
Wacana Metro, Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan Kota Metro
dengan jenis tanah Podzolik Merah Kuning. Penelitian dilaksanakan pada bulan
Mei sampai Agustus 2016. Percobaan menggunakan rancangan kelompok teracak
lengkap (RKTL), yang kombinasi perlakuannya disusun secara split plot 3 x 4
dengan 3 ulangan. Petak utama yaitu Sistem olah tanah (O) terdiri atas 3 jenis yaitu
Sistem tanpa olah tanah (o1), Sistem olah tanah minimum (o2) dan Sistem olah tanah
sempurna (o3). Anak petak yaitu dosis NPK majemuk terdiri atas 4 taraf yaitu tanpa
NPK (p0), NPK 100 kg/ha (p1), NPK 200 kg/ha (p2) dan NPK 300 kg/ha (p3),
sehingga kombinasi perlakuan 36 satuan percobaan. Data yang diperoleh diuji
dengan analisis ragam yang sebelumnya dilakukan uji homogenitas ragam dengan
uji Bartlet dan ketidakaditifan data diuji dengan uji Tuckey, dilanjutkan dengan uji
Ortogonal kontras.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Sistem olah tanah yang berbeda tidak
mempengaruhi semua peubah yang diamati kecuali, bobot kering gulma 14 HST,
bobot kering gulma 28 HST dan laju tumbuh tanaman, (2) Pemberian pupuk NPK
majemuk yang berbeda mempengaruhi semua peubah yang diamati kecuali, tinggi
tanaman, bobot kering gulma, indeks luas daun, laju asimilasi bersih, laju tumbuh
tanaman dan nisbah pupus akar (3) Tidak terdapat interaksi antara perlakuan antara
Sistem olah tanah dan pemberian pupuk NPK majemuk berbagai tingkat dosis pada
semua peubah yang diamati.
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Proposal : RESPONS KEDELAI (Glycine max L. Merril)
TERHADAP BERBAGAI SISTEM OLAH TANAH
DAN PEMBERIAN PUPUK NPK BERBAGAI
TINGKAT DOSIS
Nama Mahasiwa : Deni Saputra
No. Pokok Mahasiswa : 12110019
Jurusan : Agroteknologi
Program studi : Agroteknologi
Menyetujui:
Komisi Pembimbing,
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof. Dr. Ir. Soni Isnaini, M.P. Ir. Sutomo, M.P.
NIP. 196506201989031002 NIP. 195403281982021001
Ketua Jurusan,
Ir. Syafiuddin, M.P.
NIP. 196303391989031003
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Prof. Dr. Ir. Soni Isnaini, M.P. (................................)
Penguji utama : Ir. Syafiuddin, M.P. (.................................)
Anggota : Ir. Sutomo, M.P. (.................................)
2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro
Ir. Rakhmiati, M.T.A
NIP.196304081989032001
Tanggal lulus ujian Skripsi: 24 Desember 2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Metro pada tanggal 17 Agustus 1994,
sebagai anak pertama dari satu bersaudara dari pasangan
Bapak Cahyono dan Ibu Tri Kartini.
Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-kanak Aba Aisyah Makarti pada
tahun 1999. Selanjutnya penulis menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Negeri
02 Makarti pada tahun 2000. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 02 Tumijajar pada tahun 2006 dan melanjutkan
pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 01 Tumijajar pada
tahun 2009. Pada tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Sekolah
Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro dengan program studi
Agroteknologi dan sempat menjabat sebagai koordinator Humas (Hubungan
Masyarakat) di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) selama satu periode.
MOTTO
Tiada Kesuksesan Tanpa Ada Usaha,
maka Berusahalah dan Terus Berusaha
“Penulis”
Persembahan
“Aku Persembahkan Karyaku Ini Untuk Kedua Orang Tuaku
Tercinta, Kakakku Tersayang, Keluarga Besar Casmono dan
Marmowiyono Serta Calon Istriku Terkasih yang Telah
Memberikan Motivasi dan Inspirasi Serta Do’a dan
Dukungannya yang Tiada Henti”
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Respons Kedelai (Glycine max L. Merril) Terhadap Sistem
Olah Tanah dan Pemberian NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis.
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Rakhmiati, M.T.A sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian
(STIPER) Dharma Wacana Metro yang telah memberikan kemudahan,
arahan dan motivasi.
2. Prof. Dr. Ir. Soni Isnaini, M.P. selaku dosen pembimbing I atas bimbingan,
nasehat dan dukungannya selama ini.
3. Ir. Sutomo, M.P. selaku dosen pembimbing II atas bimbingan, nasehat dan
dukungannya selama ini.
4. Ir. Syafiuddin, M.P. sebagai Ketua Jurusan Agroteknologi STIPER Dharma
Wacana Metro yang memberikan dukungan dan ilmu yang telah diberikan.
5. Bapak dan Ibu dosen STIPER Dharma Wacana Metro yang selalu
memberikan dukungan dan ilmu yang telah diberikan.
6. Kedua orang tuaku tercinta, semua keluarga besar Casmono dan
Marmowiyono yang selalu memberikan motivasi dan dukungan yang telah
diberikan.
7. Erna Lidiawati, S.P yang selalu mendampingi, memberikan memotivasi dan
dukungan yang telah diberikan.
8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 jurusan Agroteknologi atas
saran, bantuan dan kebersamaannya selama kuliah.
9. Semua pihak yang telah berperan dalam pembuatan proposal skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat diterima.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan dan penyusunan
proposal skripsi ini. Kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk
menyempurnakan skripsi.
Metro, Desember 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL.................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................... xiii
I. PENDAHULUAN....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang dan Masalah............................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian................................................................ 4
1.3 Kerangka PemikiranSebagai dasar Pengujian Hipotesis..... 4
1.4 Hipotesis.............................................................................. 6
II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 8
2.1 Kedelai................................................................................ 8
2.2 Syarat Tumbuh.................................................................... 12
2.3 Sistem Olah Tanah.............................................................. 14
2.4 Pupuk................................................................................... 16
2.4.1 Nitrogen................................................................ 17
2.4.2 Fosfor.................................................................... 18
2.4.3 Kalium................................................................... 20
III. BAHAN DAN METODE........................................................... 23
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian............................................. 23
3.2 Alat dan Bahan Penelitian................................................... 23
3.3 Metode Penelitian................................................................ 24
3.4 Pelaksanaan Penelitian........................................................ 24
3.4.1 Pengolahan Tanah................................................. 24
3.4.2 Penanaman............................................................ 25
3.4.3 Pemupukan............................................................ 25
3.4.4 Pemeliharaan......................................................... 26
3.5 Pengamatan......................................................................... 27
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................... 30
4.1 Hasil Penelitian................................................................... 30
4.1.1 Tinggi Tanaman Kedelai 42 HST......................... 30
4.1.2 Bobot Kering Gulma............................................. 32
4.1.4 Indek Luas Daun................................................... 36
4.1.5 Laju Asimlasi Bersih............................................. 38
4.1.6 Laju Tumbuh Tanaman......................................... 40
4.1.7 Nisbah Pupus Akar............................................... 41
4.1.9 Buku Subur Tanaman Kedelai.............................. 43
4.1.10 Jumlah Polong Total............................................. 45
4.1.11 Jumlah Polong Bernas........................................... 47
4.1.12 Bobot 100 Biji Kedelai......................................... 48
4.1.13 Bobot Kedelai Per Petak Panen............................ 50
4.2 Pembahasan......................................................................... 52
V. KESIMPULAN........................................................................... 57
5.1 Kesimpulan......................................................................... 57
5.2 Saran.................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA 58-60
LAMPIRAN 61-
126
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Uji Ortogonal Kontras Tinggi Tanaman Kedelai 42 HST Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pemupukan NPK Majemuk
Berbagai Tingkat Dosis....................................................................
30
2. Uji Ortogonal Kontras Bobot Kering Gulma 14 HST Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pemupukan NPK Majemuk
Berbagai Tingkat Dosis (Transformasi √X + 0,5).............................
33
3. Uji Ortogonal Kontras Bobot Kering Gulma 28 HST Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pemupukan NPK Majemuk
Berbagai Tingkat Dosis (Transformasi √X ).....................................
35
4. Uji Ortogonal Kontras Indeks Luas Daun Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pemupukan NPK Majemuk
Berbagai Tingkat Dosis (Transformasi √X).....................................
37
5. Uji Ortogonal Kontras Laju Asimilasi Bersih Tanaman Kedelai
Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pemupukan NPK
Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Transformasi √X + 0,5).............
39
6. Uji Ortogonal Kontras Laju Tumbuh Tanaman Tanaman Kedelai
Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pemupukan NPK
Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Transformasi √X + 0,5).............
40
7. Uji Ortogonal Kontras Nisbah Pupus Akar Tanaman Kedelai
Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pemupukan NPK
Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi √X).......................
41
8. Uji Ortogonal Kontras Nisbah Pupus Akar 28 HST Tanaman
Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pemupukan NPK
Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi √X + 0,5)..............
43
9. Uji Ortogonal Kontras Buku Subur Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pemupukan NPK Majemuk
Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi √X).......................................
44
10. Uji Ortogonal Kontras Buku Subur Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pemupukan NPK Majemuk
Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi (√X))....................................
46
11. Uji Ortogonal Kontras Jumlah Polong Bernas Tanaman Kedelai
Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pemupukan NPK
Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi (√X))....................
47
12. Uji Ortogonal Kontras Bobot 100 Biji Kedelai Akibat Pengaruh
Sistem Olah Tanah dan Pemupukan NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis...................................................................................
49
13. Uji Ortogonal Kontras Bobot Kedelai Perpetak Panen Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pemupukan NPK Majemuk
Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi Log (X))...............................
51
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel Halaman
1. Deskripsi Kedelai Varietas Anjasmoro............................................
61
2. Menghitung Luas Daun dengan Metode Irfanview..........................
62
3. Jurnal Kegiatan.................................................................................
66
4. Analisis Tanah..................................................................................
67
5. Data Curah Hujan.............................................................................
68
6. Tinggi Tanaman Kedelai 14 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah
Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis...............
69
7. Tinggi Tanaman Kedelai 21 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah
Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis...............
69
8. Tinggi Tanaman Kedelai 28 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah
Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis...............
70
9. Tinggi Tanaman Kedelai 35 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah
Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis...............
70
10. Tinggi Tanaman Kedelai 42 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah
Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis...............
71
11. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Kedelai 42 HST Akibat Pengaruh
Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat
Dosis................................................................................................
71
12. Ortogonal Kontras Tinggi Tanaman Kedelai 42 HST Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis...................................................................................
72
13. Bobot Kering Gulma 14 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah
dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis..........................
73
14. Analisis Ragam Bobot Kering Gulma 14 HST Akibat Pengaruh
Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat
Dosis................................................................................................
73
15. Ortogonal Kontras Tinggi Tanaman Kedelai 42 HST Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis...................................................................................
74
16. Bobot Kering Gulma 14 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah
dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi
(√x + 0,5)).........................................................................................
75
17. Analisis Ragam Bobot Kering Gulma 14 HST Akibat Pengaruh
Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat
Dosis (Tranformasi(√x+0,5))...........................................................
75
18. Ortogonal Kontras Bobot Kering Gulma 14 HST Akibat Pengaruh
Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat
Dosis (Tranformasi (√x + 0,5)).........................................................
76
19. Bobot Kering Gulma 28 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah
dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis..........................
77
20. Analisis Ragam Bobot Kering Gulma 28 HST Akibat Pengaruh
Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat
Dosis................................................................................................
77
21. Ortogonal Kontras Bobot Kering Gulma 28 HST Akibat Pengaruh
Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat
Dosis................................................................................................
78
22. Bobot Kering Gulma 28 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah
dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi
(√X))................................................................................................
79
23. Analisis Ragam Bobot Kering Gulma 28 HST Akibat Pengaruh
Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat
Dosis (Tranformasi (√X)).................................................................
79
24. Ortogonal Kontras Bobot Kering Gulma 28 HST Akibat Pengaruh
Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat
Dosis (Tranformasi (√X)).................................................................
80
25. Indeks Luas Daun Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah
Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis...............
81
26. Analisis Ragam Indeks Luas Daun Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis...................................................................................
81
27. Ortogonal Kontras Indeks Luas Daun Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis...................................................................................
82
28. Indeks Luas Daun Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah
Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
(Transformasi (√x + 0,5)).................................................................
83
29. Analisis Ragam Indeks Luas Daun Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk Npk Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis (Transformasi (√x + 0,5))..........................................
83
30. Ortogonal Kontras Indeks Luas Daun Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis (Transformasi (√x + 0,5))..........................................
84
31. Laju Asimilasi Bersih Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem
Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis......
85
32. Analisis Ragam Laju Asimilasi Bersih Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis...................................................................................
85
33. Uji Ortogonal Kontras Laju Asimilasi Bersih Tanaman Kedelai
Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk
Berbagai Tingkat Dosis....................................................................
86
34. Laju Asimilasi Bersih Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem
Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
(Tranformasi (√x + 0,5))...................................................................
87
35. Analisis Ragam Laju Asimilasi Bersih Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis (Tranformasi (√x + 0,5))............................................
87
36. Uji ortogonal kontras Laju Asimilasi Bersih Tanaman Kedelai
Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk
Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi (√x + 0,5))............................
88
37. Laju Tumbuh Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah
Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis...............
89
38. Analisis Ragam Laju Tumbuh Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh
Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat
Dosis................................................................................................
89
39. Uji Ortogonal Kontras Laju Tumbuh Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis...................................................................................
90
40. Laju Tumbuh Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah
Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
(Tranformasi (√x + 0,5))...................................................................
91
41. Analisis Ragam Laju Tumbuh Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh
Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat
Dosis (Tranformasi (√x + 0,5)).........................................................
91
42. Uji Ortogonal Kontras Laju Tumbuh Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis (Tranformasi (√x + 0,5))............................................
92
43. Nisbah Pupus Akar Tanaman Kedelai umur 21 HST Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis...................................................................................
93
44. Analisis Ragam Nisbah Pupus Akar Tanaman Kedelai umur 21
HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK
Majemuk Berbagai Tingkat Dosis....................................................
93
45. Uji ortogonal kontras Nisbah Pupus Akar Tanaman Kedelai umur
21 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK
Majemuk Berbagai Tingkat Dosis....................................................
94
46. Nisbah Pupus Akar Tanaman Kedelai umur 21 HST Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis (Tranformasi (√x))....................................................
95
47. Analisis Ragam Nisbah Pupus Akar Tanaman Kedelai umur 21
HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK
Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi (√x)).....................
95
48. Uji ortogonal kontras Nisbah Pupus Akar Tanaman Kedelai umur
21 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK
Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi (√x)).....................
96
49. Nisbah Pupus Akar Tanaman Kedelai umur 28 HST Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis...................................................................................
97
50. Analisis Ragam Nisbah Pupus Akar Tanaman Kedelai umur 28
HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK
Majemuk Berbagai Tingkat Dosis....................................................
97
51. Uji ortogonal kontras Nisbah Pupus Akar Tanaman Kedelai umur
28 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK
Majemuk Berbagai Tingkat Dosis....................................................
98
52. Nisbah Pupus Akar Tanaman Kedelai umur 28 HST Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis (Tranformasi (√x + 0,5))............................................
99
53. Analisis Ragam Nisbah Pupus Akar Tanaman Kedelai umur 28
HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK
Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi (√x + 0,5))............
99
54. Uji ortogonal kontras Nisbah Pupus Akar Tanaman Kedelai umur
28 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK
Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi (√x + 0,5))............
100
55. Jumlah Buku subur Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem
Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis......
101
56. Analisis Ragam Jumlah Buku Subur Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis...................................................................................
101
57. Ortogonal Kontras Jumlah Buku subur Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis...................................................................................
102
58. Jumlah Buku subur Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem
Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
(Tranformasi (√X))...........................................................................
103
59. Analisis Ragam Jumlah Buku Subur Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis (Tranformasi (√X))....................................................
103
60. Ortogonal Kontras Jumlah Buku Subur Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis (Tranformasi (√X))....................................................
104
61. Jumlah polong total tanaman kedelai akibat pengaruh Sistem olah
tanah dan pupuk NPK majemuk berbagai tingkat dosis....................
105
62. Analisis Ragam Jumlah Polong Total Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis...................................................................................
105
63. Ortogonal Kontras Jumlah Polong Total Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis...................................................................................
106
64. Jumlah Polong Total Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem
Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
(Transfromasi (√X)).........................................................................
107
65. Analisis Ragam Jumlah Polong Total Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis (Transformasi (√X))..................................................
107
66. Ortogonal Kontras Jumlah Polong Total Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis (Transformasi (√X))..................................................
108
67. Jumlah Polong Bernas Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem
Olah Tanah dan Dosis NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis........
109
68. Analisis Ragam Jumlah Polong Bernas Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Dosis NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis...................................................................................
109
69. Ortogonal Kontras Jumlah Polong Bernas Tanaman Kedelai
Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Dosis NPK Majemuk
Berbagai Tingkat Dosis....................................................................
110
70. Jumlah Polong Bernas Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem
Olah Tanah dan Dosis NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
(Tranformasi (√X))...........................................................................
111
71. Analisis Ragam Jumlah Polong Bernas Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Dosis NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis (Tranformasi (√X))....................................................
111
72. Ortonal Kontras Jumlah Polong Bernas Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Dosis NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis (Tranformasi (√X))....................................................
112
73. Bobot 100 Biji Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah
Tanah dan Dosis NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis................
113
74, Analisis Ragam Bobot 100 Biji Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh
Sistem Olah Tanah dan Dosis NPK Majemuk Berbagai Tingkat
Dosis................................................................................................
113
75. Ortogonal Kontras Bobot 100 Biji Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Dosis NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis......
114
76. Bobot Kedelai Perpetak Panen Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh
Sistem Olah Tanah dan Dosis NPK Majemuk Berbagai Tingkat
Dosis................................................................................................
115
77. Analisis Ragam Bobot Kedelai Perpetak Panen Tanaman Kedelai
Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Dosis NPK Majemuk
Berbagai Tingkat Dosis....................................................................
115
78. Ortogonal Kontras Bobot Kedelai Perpetak Panen Tanaman
Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Dosis NPK
Majemuk Berbagai Tingkat
Dosis....................................................................
116
79. Bobot Kedelai Perpetak Panen Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh
Sistem Olah Tanah Dan Dosis NPK Majemuk Berbagai Tingkat
Dosis (Tranformasi (Log X))............................................................
117
80. Analisis Ragam Bobot Kedelai Perpetak Panen Tanaman Kedelai
Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Dosis NPK Majemuk
(Tranformasi (Log X))...................................................................
117
81. Ortogonal Kontras Bobot Kedelai Perpetak Panen Tanaman
Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Dosis NPK
Majemuk (Tranformasi (Log
X))......................................................................
118
Gambar
1. Tata Letak Percobaan.......................................................................
119
2. Tata Letak Sempel Percobaan..........................................................
120
3. Penyemprotan Gulma.......................................................................
121
4. Pembuatan Petakan..........................................................................
121
5. Pemberian Pupuk Organik dan Dolomit...........................................
121
6. Penanaman....................................................................................... 121
7. Penyulaman......................................................................................
122
8. Penimbangan Pupuk NPK Phonska..................................................
122
9. Pemupukan.......................................................................................
122
10. Pengamatan Tinggi Tanaman...........................................................
122
11. Pengamatan Gulma..........................................................................
123
12. Penghitung Bobot Kering Gulma.....................................................
123
13. Menyecan Daun...............................................................................
123
14. Hasil Scan.........................................................................................
123
15. Sebelum Pengovenan.......................................................................
124
16. Penimbangan Akar dan Batang........................................................
124
17. Waktu Pemanenan............................................................................
124
18. Menghitung Buku Subur, Polong Total dan Bernas..........................
124
19. Pengumpulan Sampel Petak Panen...................................................
125
20. Penjemuran Petak Panen..................................................................
125
21. Perontokan.......................................................................................
125
22. Pengayakan......................................................................................
125
23. Pengambilan 100 Biji.......................................................................
126
24. 100 Biji Kedelai................................................................................
126
25. Penimbangan 100 Biji......................................................................
126
26. Menimbang Petak Panen.................................................................. 126
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang dan Masalah
Kedelai merupakan komoditas pertanian yang sangat dibutuhkan di Indonesia, baik
sebagai bahan makanan manusia, pakan ternak, bahan baku industri maupun bahan
penyegar. Biji kedelai mengandung gizi yang tinggi terutama protein, selain itu biji
kedelai mengandung fosfor, kalsium, lemak, karbohidrat, besi, vitamin B dengan
komposisi asam amino lengkap, sehingga penting untuk pertumbuhan tubuh
manusia (Rukmana dan Yuniarsih, 1996).
Menurut Badan Pusat Statistik (2015), produksi kedelai nasional ternyata
mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir dari tahun 2013 sampai 2015.
Jumlah produksi kedelai nasional tahun 2013 mencapai 779.992 ton, pada tahun
2014 meningkat sebesar 22,43% (954.997 ton) dan mengalami peningkatan lagi
ditahun 2015 sebesar 2,92% (982.967 ton). Meskipun sekarang produksi kedelai
nasional meningkat tetapi dilihat dari rata-rata produktivitas per hektar dari tahun
2013 sampai 2015 hanya mencapai 1,51 ton/ha.
Adisarwanto (2008) menyebutkan bahwa produktivitas kedelai Indonesia masih
rendah jika dibandingkan dengan produktivitas kedelai Amerika Serikat dan Brazil
yang melebihi 2,00 ton/ha. Rendahnya produktivitas kedelai di Indonesia
disebabkan karena penerapan teknologi oleh petani yang belum tepat, peningkatan
luas panen tidak begitu saja mencukupi konsumsi kedelai dalam negeri karena
kedelai membutuhkan teknik budidaya yang tepat dan perhatian yang lebih intensif
dibandingkan dengan tanaman pangan yang lain (Rukmana dan Yuniarsih, 1996).
Selain itu permasalahan dalam budidaya kedelai diantaranya pengolahan tanah dan
pemberian pupuk belum berimbang sesuai anjuran.
Pengolahan tanah adalah salah satu kegiatan persiapan lahan yang bertujuan untuk
menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman.
Pengolahan tanah dapat memperbaiki struktur tanah, memperbaiki sirkulasi udara
dalam tanah, serta mendorong aktifitas mikroba tanah dan menghilangkan sisa-sisa
tanaman yang terhampar pada permukaan tanah (Hakim dkk., 1986). Pengolahan
tanah terbagi menjadi olah tanah sempurna (OTS), olah tanah minimum (OTM) dan
tanpa olah tanah (TOT).
Hasil penelitian Widyasari dkk. (2011) membuktikan bahwa Sistem olah tanah
sempurna memberikan pengaruh sangat nyata terhadap bobot biji/tanaman
dibanding Sistem olah tanah minimum dan Sistem tanpa olah tanah. Lebih lanjut
Pardiyo (2005) menunjukkan bahwa olah tanah sempurna masing-masing
meningkatkan cabang produktif sebesar 3,12% dan 7,20% jumlah polong isi
sebesar 5,33% dan 13,20% dan bobot 100 biji sebesar 2,64% dan 6,09%
dibandingkan dengan olah tanah minimun dan tanpa olah tanah.
Pengolahan tanah masih dianggap sebagai suatu kegiatan rutin yang harus
dilakukan setiap akan bertanam (Kartasapoetra dkk.,1985). Namun, pengolahan
tanah yang terus menerus dapat menyebabkan hilangnya unsur hara dari dalam
tanah. Menurut Sutedjo (2002), unsur-unsur hara yang telah diserap/diambil
tanaman harus dikembalikan dengan cara pemupukan, supaya produktivitas tanah
tidak merosot dan tanah tetap kaya unsur hara. Nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium
(K) merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman dengan jumlah besar
dan sebagai faktor pembatas pertumbuhan tanaman.
Pemupukan merupakan salah satu teknik budidaya yang mutlak dilakukan untuk
mendapatkan hasil yang berlipat ganda atau hasil yang seoptimal mungkin dan turut
memperbaiki mutu hasil. Namun, semakin banyak unsur N, P, dan K yang
diberikan pada tanaman melalui tanah maka ketersediaan unsur hara bagi tanaman
akan semakin meningkat. Pemberian pupuk dengan dosis yang berlebihan dapat
menyebabkan keracunan bagi tanaman. Peningkatan dosis pupuk NPK mula-mula
meningkatkan tanggapan pertumbuhan dan hasil kedelai yang lebih baik. Setelah
tanggapan tersebut mencapai maksimum, maka pertumbuhan dan hasil kedelai akan
menurun seiring dengan peningkatan dosis pupuk yang diberikan (Suryana, 2012).
Hasil penelitian Indrayati dan Umar (2009) memperlihatkan bahwa penambahan
bahan organik pada perlakuan pemupukan NPK terjadi peningkatan baik pada
pertumbuan vegetatif dan pertumbuhan generatif dilihat dari jumlah buku subur,
jumlah polong/tanaman, jumlah biji/tanaman, berat biji/tanaman dan bobot 100
serta hasil kedelai.
Atas dasar itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang Sistem olah tanah dan
dosis pupuk NPK yang tepat menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai
tertinggi.
1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari:
1. Respons tanaman kedelai terhadap berbagai Sistem olah tanah.
2. Respons tanaman kedelai terhadap pemberian pupuk NPK majemuk berbagai
tingkat dosis.
3. Interaksi antara Sistem olah tanah dan pupuk NPK majemuk berbagai tingkat
dosis terhadap tanaman kedelai.
1.3. Kerangka Pemikiran Sebagai Dasar Pengajuan Hipotesis
Tanaman kedelai sering ditanam pada musim kemarau. Kendala budidaya tanaman
kedelai adalah ketersediaan air yang rendah dan kompetisi dengan gulma.
Ketersedian air tanah dan kompetisi dengan gulma dipengaruhi oleh tindakan
pengolahan tanah secara intensif (Widyasari, 2011). Hakim dkk. (1986)
menyebutkan bahwa sejak beribu tahun yang lalu metode pengolahan tanah hampir
tidak berubah, sebagian karena kebiasaan tetapi lebih sering karena keterbatasan
peralatan, teknologi, biaya dan lingkungan.
Pengolahan tanah merupakan tindakan mekanik terhadap tanah yang ditujukan
untuk menyiapkan tempat persemaian, memberantas gulma, memperbaiki kondisi
tanah untuk penetrasi akar, infiltrasi air dan peredaran udara (aerasi), dan
menyiapkan untuk irigasi permukaan (Hakim dkk., 1986). Pengolahan tanah
sempurna memberikan lingkungan yang baik bagi aktivitas mikroorganisme
pendekomposer, sehingga dekomposisi bahan organik yang merupakan pengikat
agregat tanah makin cepat terurai. Akan tetapi dampak positif tersebut bersifat
sementara, karena tanah dibajak beberapa kali kemudian digaru dan diratakan justru
membuat permukaan tanah yang tidak dilindungi oleh sisa tanaman, akan
menyebabkan erosi, mempercepat penurunan kadar bahan organik dan kesuburan
tanah (Efendi dan Suwardi 2009 dalam Andika, 2014).
Hasil penelitian Andika (2014) membuktikan bahwa Sistem olah tanah berpengaruh
terhadap bobot kering gulma. Sistem tanpa olah tanah meningkatkan bobot kering
gulma 115,17% dibanding Sistem olah tanah minimum dan 262,23% dibandingkan
Sistem olah tanah sempurna. Lebih lanjut Fuady dkk. (2012) membuktikan bahwa
pengolahan tanah berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman kedelai
umur 40 dan 60, berat biji per plot dan berat 100 butir biji kering dengan tingkat
pengolahan tanah yang terbaik dengan olah tanah sempurna.
Selain pengolahan tanah, faktor pemupukan menjadi penting pada budidaya
kedelai. Ditegaskan oleh Hakim dkk. (1986) bahwa pertumbuhan tanaman yang
baik dapat tercapai bila faktor lingkungan mempengaruhi pertumbuhan berimbang
dan menguntungkan, jika salah satu faktor tidak seimbang dapat menekan,
menghentikan pertumbuhan tanaman dan mengakibatkan produksi tanaman tidak
optimal. Hasil penelitian Gunesti (2014) membuktikan bahwa pemberian pupuk
NPK dan kompos berpengaruh nyata dan dapat meningkatkan berat segar tanaman,
berat brangkasan tanaman, berat polong total, berat polong bernas dan berat biji
kering kedelai.
Lebih lanjut Tuherkih dan Sipahutar (2008) menunjukkan bahwa pemupukan NPK
efektif meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung dan pemberian pupuk NPK
majemuk antara 300-600 kg/ha memberikan respons yang setara dengan pupuk
NPK tunggal. Selain itu, Suryana (2012) melaporkan bahwa pertumbuhan dan hasil
tanaman kedelai varietas Grobogan meningkat seiring dengan peningkatan dosis
pupuk NPK majemuk yang diberikan hingga 300 kg/ha berdasarkan semua variabel
pengamatan, kecuali bobot 100 butir kedelai.
Sumiya (2011) melaporkan bahwa aplikasi pupuk NPK majemuk dosis 225 kg/ha
dan pupuk organik 0,5 ton/ha menghasilkan peningkatan yang signifikan terhadap
komponen pertumbuhan tanaman kedelai seperti tinggi tanaman, jumlah daun, luas
daun, indeks luas daun, bobot kering total tanaman dan laju pertumbuhan tanaman,
serta berpengaruh nyata pada komponen hasil tanaman kedelai. Produksi kedelai
dengan aplikasi pupuk NPK majemuk dosis 225 kg/ha dan pupuk organik 0,5 ton
ha-1 adalah 3,49 ton/ha.
Anjuran pupuk NPK majemuk untuk tanaman kedelai adalah 250 kg/ha
(Petrokimia, 2011). Pada penelitian ini diharapkan dapat ditemukan Sistem olah
tanah terbaik dan tingkat dosis yang tepat dalam meningkatkan pertumbuhan dan
hasil kedelai.
1.4. Hipotesis
Dari dasar hipotesis yang telah dikemukakan maka dapat diambil hipotesis sebagai
berikut:
1. Terdapat Sistem olah tanah tertentu yang menghasilkan pertumbuhan dan
hasil kedelai terbaik.
2. Terdapat dosis pupuk NPK majemuk tertentu yang menghasilkan
pertumbuhan dan hasil kedelai terbaik.
3. Terdapat interaksi antara Sistem olah tanah dengan dosis pupuk NPK
majemuk yang menghasilkan pertumbuhan dan hasil kedelai terbaik.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kedelai
Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh manusia
sejak 2.500 SM. Sejalan dengan semakin berkembangnya perdagangan antar negara
yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedelai juga ikut tersebar ke
berbagai negara tujuan perdagangan. Awal mula penyebaran dan pembudidayaan
kedelai di Indonesia berada di pulau Jawa kemudian berkembang ke Bali, Nusa
Tenggara, dan pulau-pulau lainnya (Adisarwanto, 2006). Menurut Adisarwanto (2008),
klasifikasi tanaman kedelai adalah Kingdom Plantae, Divisi Spermatophyta, Sub
Divisi Angiospermae, Kelas Dicotyledonae, Ordo Rosales, Sub Ordo
Leguminoseae, Famili Leguminose, Sub Famili Papilionoideae, Genus Glycine,
dan Species Glycine max (L.) Merill.
Tanaman kedelai umumnya tumbuh tegak, berbentuk semak, dan merupakan
tanaman semusim. Morfologi tanaman kedelai didukung oleh komponen utamanya
yaitu akar, batang, daun, bunga, polong, dan biji sehingga pertumbuhannya dapat
optimal (Adisarwanto, 2006). Tanaman kedelai memiliki akar tunggang pada tanah
yang gembur, serta dapat mencapai kedalaman 150 cm. Pada akar kedelai terdapat
bintil-bintil akar berupa koloni dari bakteri Rhizobium japonicum. Bintil akar mulai
terbentuk sekitar 15-20 hari setelah tanam. Pada tanah yang belum pernah ditanami
kedelai, bintil akar tidak akan terbentuk karena bakteri tidak ada di dalamnya
(Septiatin, 2012).
Pada akar-akar cabang yang terdapat bintil-bintil akar berisi bakteri Rhizobium
japonicum, mempunyai kemampuan mengikat zat lemas bebas (N2) dari atmosfer
yang kemudian dipergunakan untuk penyuburan tanah (AAK, 1989). Bakteri
Rhizobium bersimbiosis dengan akar tanaman kedelai untuk menambat N2 dari
atmosfer. Unsur N tersebut dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman kedelai,
sedangkan bakteri Rhizobium memerlukan makanan yang berasal dari tanaman
kedelai, sehingga proses ini merupakan hubungan hidup yang saling
menguntungkan (Rukmana, 1996). Perkembangan akar kedelai sangat dipengaruhi
oleh kondisi fisik dan kimia tanah, jenis tanah, cara pengolahan lahan, kecukupan
unsur hara, serta ketersediaan air di dalam tanah (Adisarwanto, 2006).
Pada tanaman kedelai dikenal dua tipe pertumbuhan batang yaitu determinate dan
indeterminate. Perbedaan Sistem pertumbuhan batang ini didasarkan atas
keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang tipe determinate
ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh pada saat tanaman mulai berbunga,
sedangkan pertumbuhan batang tipe indeterminate dicirikan bila pucuk batang
tanaman masih dapat tumbuh daun walaupun tanaman sudah mulai berbunga
(Adisarwanto, 2006).
Jumlah buku pada batang akan bertambah sesuai pertambahan umur tanaman, tetapi
pada kondisi normal jumlah buku berkisar antara 15-20 buku dengan jarak antar
buku berkisar antara 2-9 cm. Batang tanaman kedelai ada yang bercabang dan tidak
bercabang tergantung pada varietas kedelai, dengan jumlah antara 1-5 cabang
(Adisarwanto, 2008).
Daun kedelai merupakan daun majemuk yang terdiri atas tiga helai anak daun dan
umumnya berwarna hijau atau hijau kekuning-kuningan. Bentuk daun ada yang
oval (berdaun lebar) dan segitiga (berdaun sempit) (AAK, 1989). Bentuk daun
tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik dan mempunyai korelasi yang sangat erat
dengan potensi produksi hasil. Umumnya, daun kedelai mempunyai stomata
berjumlah antara 190-320 buah/m2 (Adisarwanto, 2006).
Kedelai berdaun sempit lebih banyak ditanam oleh petani dibandingkan dengan
tanaman kedelai berdaun lebar. Jika dilihat dari aspek penyerapan sinar matahari,
tanaman kedelai berdaun lebar menyerap sinar matahari lebih banyak daripada yang
berdaun sempit. Namun, keunggulan tanaman kedelai berdaun sempit, yaitu
penyerapan sinar matahari akan lebih mudah menerobos diantara kanopi daun
sehingga memacu pembentukan bunga (Adisarwanto, 2008).
Pada daun kedelai terdapat bulu dengan warna cerah dan jumlahnya bevariasi.
Panjang bulu biasanya mencapai 1 mm dan lebar 0,0025 mm. Kepadatan bulu
bervariasi tergantung varietas dan lebat–tipisnya bulu pada daun kedelai berkaitan
dengan tingkat toleransi varietas kedelai terhadap serangan jenis hama tertentu.
Hama penggerek polong sangat jarang menyerang varietas kedelai yang berbulu
lebat (Adisarwanto, 2006).
Bunga kedelai termasuk bunga sempurna, artinya dalam setiap bunga terdapat
bunga jantan dan bunga betina. Kedelai termasuk tanaman yang melakukan
penyerbukan sendiri. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga masih menutup
sehingga kemungkinan terjadi kawin silang sangat kecil. Bunga terletak pada ruas-
ruas batang (Septiatin, 2012).
Pembentukan bunga dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban. Suhu tinggi dan
kelembaban rendah, jumlah sinar matahari yang jatuh pada ketiak tangkai daun
lebih banyak sehingga akan merangsang pembentukan bunga (Adisarwanto, 2006).
Setiap ketiak tangkai daun yang mempunyai kuncup, dan dapat berkembang
menjadi polong disebut sebagai buku subur. Tidak setiap kuncup dapat tumbuh
menjadi polong hanya berkisar 20-80%. Jumlah bunga yang rontok tidak dapat
membentuk polong yang cukup besar. Rontoknya bunga ini dapat terjadi pada
setiap posisi buku pada 1-10 hari setelah pembentukan bunga (Adisarwanto, 2006).
Polong kedelai pertama kali terbentuk sekitar 7-10 hari setelah munculnya bunga
pertama. Panjang polong muda sekitar 1 cm. Jumah polong yang terbentuk pada
setiap ketiak tangkai daun sangat beragam antara 1-10 buah dalam setiap kelompok.
Jumlah polong dapat mencapai 50 bahkan ratusan. Kecepatan pembentukan polong
dan pembesaran biji akan semakin tepat setelah proses pembentukan bunga
berhenti. Ukuran dan bentuk polong menjadi maksimal pada saat awal periode
pemasakan biji yang diikuti oleh perubahan warna polong dari hijau menjadi kuning
kecokelatan pada saat masak (Adisarwanto, 2006).
Biji yang baru terbentuk mengandung kadar air 90%, kemudian kadar air akan
menurun sejalan dengan proses masaknya biji. Penurunan kadar air akan cepat
ketika biji mulai matang dan polong mulai penuh. Setelah proses akumulasi
makanan di dalam biji telah selesai kadar air di dalam biji menjadi 50% (Septiatin,
2012).
Biji kedelai umumnya berbentuk bulat atau bulat-pipih sampai bulat-lonjong.
Warna kulit biji bervariasi antara lain kuning, hijau, coklat dan hitam. Ukuran biji
berkisar antara 6 – 30 g/100 biji. Di Indonesia ukuran biji kedelai diklasifikasikan
dalam 3 kelas, yaitu biji kecil (7 – 9 g/100 biji), sedang (10 – 13 g/100 biji) dan
besar (>13 g/100 biji). Biji-biji kedelai dapat digunakan sebagai bahan
perbanyakan tanaman secara generatif (Adisarwanto, 2006).
2.2. Syarat Tumbuh
Tanah dan iklim merupakan dua komponen lingkungan tumbuh yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman kedelai. Pertumbuhan kedelai tidak dapat optimal
jika salah satu komponen lingkungan tumbuh tidak terpenuhi, karena kedua
komponen harus saling mendukung sehingga pertumbuhan tanaman kedelai
optimal (Adisarwanto, 2006).
Kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Iklim
yang cocok bagi tanaman kedelai dapat dilihat jika tanaman jagung dapat tumbuh
baik, karena kedelai mempunyai daya tahan yang lebih baik dibanding tanaman
jagung (AAK, 1989). Tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki
curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil yang
optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200 mm/bulan.
Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34 0C, akan tetapi suhu optimal
bagi pertumbuhan tanaman kedelai adalah 23-27 0C (Septiatin, 2012).
Tanaman kedelai sangat peka terhadap panjang hari atau lama penyinaran sinar
matahari karena kedelai termasuk tanaman hari pendek, yang tidak akan berbunga
bila panjang hari melebihi batas kritis yaitu 15 jam/hari. Varietas produksi tinggi di
daerah subtropika akan mengalami penurunan produksi di daerah tropika, karena
masa berbunga menjadi pendek yaitu dari umur 50 - 60 hari menjadi 35 - 40 hari
setelah tanam (Adisarwanto, 2006).
Sewaktu masih muda, kedelai memerlukan iklim basah, menjelang tua memerlukan
iklim kering. Untuk memperoleh produksi yang baik, tanaman kedelai memerlukan
hawa panas, supaya mendorong pemasakan biji lebih cepat dan bentuk biji yang
seragam. Namun iklim terlalu basah, kedelai tumbuh subur tetapi produksi bijinya
kurang baik (Adisarwanto, 2006).
Kedelai mempunyai daya adaptasi yang luas terhadap berbagai jenis tanah.
Berdasarkan kesesuaian jenis tanah untuk pertanian, kedelai cocok ditanam pada
jenis tanah Aluvial, Regosol, Grumosol, Latosol dan Andosol (Rukmana dan
Yuniarsih, 1996). Pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak masam dapat
tumbuh dengan baik yang penting tidak tergenang air yang dapat menyebabkan akar
menjadi busuk. Tanaman kedelai membutuhkan syarat drainase dan aerasi tanah
cukup baik, dan kurang toleran terhadap kemasaman tanah (Septiatin, 2012).
Nilai pH kurang dari 5,5 pertumbuhan kedelai sangat lambat, karena tanah
mengandung kelebihan Al. Tanaman kedelai biasanya akan tumbuh baik pada
ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl, tergantung varietas. Varietas berbiji kecil
sangat cocok ditanam pada lahan dengan ketinggian 0,5-300 m dpl, sedangkan
varietas kedelai berbiji besar cocok ditanam pada lahan dengan ketinggian 300-500
m dpl (Septiatin, 2012).
2.3. Sistem Olah Tanah
Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah, menciptakan
keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman (Kartasapoetra dkk., 2000).
Pengolahan tanah dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman melalui perbaikan
aerasi, pergerakan air dan penetrasi akar dalam profil tanah.
Pengolahan tanah dibedakan menjadi tiga tipe yaitu: pengolahan tanah sempurna,
pengolahan tanah minimum, dan tanpa pengolahan tanah. Menurut Rukmana dan
Yuniarsih (1996), pengolahan tanah intensif atau yang sering dikenal dengan
pengolahan tanah sempurna dilakukan pada kondisi lahan-lahan kering (tegalan)
dengan tujuan mengendalikan rumput-rumput liar, memperoleh struktur tanah yang
gembur, memperbaiki aerasi dan drainase tanah serta menciptakan medium
pertumbuhan yang optimal bagi tanaman kedelai.
Pengolahan tanah intensif dilakukan dengan cara dicangkul atau dibajak sedalam 15
- 20 cm sambil membenamkan rumput-rumput liar yang sudah lapuk. Membuat parit
keliling selebar 40 cm dan kedalamannya 30 cm, dan membuat petakan-petakan
untuk tempat penanaman kedelai, menggemburkan tanah sambil membuang rumput
- rumput liar dan kerikil kemudian tanah diratakan (Rukmana dan Yuniarsih, 1996).
Pengolahan tanah intensif dapat memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan
akar dan tanaman, namun pengolahan tanah yang terlalu sering mempunyai
pengaruh negatif terhadap struktur tanah, menurunkan bahan organik tanah,
meningkatkan kepadatan akibat pengolahan tanah dengan alat-alat berat sehingga
dapat menghambat perkembangan akar, terjadi erosi dan pengkerakan di permukaan
tanah (Hakim dkk., 1986).
Dilihat dari akibat pengolahan tanah intensif berbagai metoda pengolahan tanah
perlu dilakukan yaitu olah tanah minimum ataupun tanpa olah tanah. Olah tanah
minimum merupakan cara mengelola tanah dengan melaksanakan pengolahan tanah
seminimal mungkin, namun memberikan kondisi yang menguntungkan bagi
pertumbuhan biji, pertumbuhan tanaman dan pengendalian gulma. Pengolahan tanah
minimum dikembangkan untuk mengantisipasi terjadinya erosi, terutama pada lahan
pertanian yang miring, untuk menghemat energi dan biaya tenaga kerja (Sutanto,
2002).
Persiapan lahan menggunakan metoda pengolahan minimum cukup menggunakan
alat yang sama sekali tidak menyebabkan lapisan tanah menjadi rusak (Sutanto,
2002). Tanah yang diolah hanya pada barisan yang akan ditanam kedelai dan sisa-
sisa tanaman sebelumnya dibiarkan di permukaan tanah. Sedangkan tanpa olah
tanah cukup ditugal dan pengendalian gulma menggunakan herbisida.
Menurut Sutanto (2002), beberapa penelitian menunjukkan terdapat kecenderungan
terjadinya penurunan hasil pada Sistem pertanian tanpa olah tanah, walaupun terjadi
peningkatan hasil dari Sistem pengolahan tanah minimum.
Keunggulan olah tanah minimum dan tanpa olah tanah memerlukan sedikit atau tidak
sama sekali bahan bakar fosil, sehingga energi dapat ditekan 30% - 70% (Sutanto,
2002). Hal ini ditegaskan oleh Hakim dkk. (1986) bahwa keuntungan menggunakan
metoda pengolahan tanah minimum dan tanpa olah tanah ini dapat menghemat
waktu, biaya, tenaga, dapat memanfaatkan sisa-sisa tanaman sebagai pelindung dari
pukulan butiran hujan, infiltrasi meningkat dan penguapan menurun.
2.4. Pupuk
Berdasarkan jumlah unsur hara yang diperlukan tanaman, unsur hara dibagi
menjadi dua golongan, yakni: unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara
makro diperlukan tanaman dan terdapat dalam jumlah lebih besar dibandingkan
dengan unsur hara mikro. Walaupun kadar unsur hara berbeda, namun setiap jenis
tanaman umumnya memiliki urutan berdasarkan kadar-kadarnya, yakni: C, H, O,
N, P, K, S, Ca, Mg, Si, Na, Fe, Mn, Cu, Zn, Mo, dan B.
Pupuk NPK majemuk merupakan salah satu pupuk anorganik yang dapat digunakan
sangat efisien dalam meningkatkan ketersediaan unsur hara makro (N, P, dan K),
menggantikan pupuk tunggal seperti Urea, SP-36, dan KCl yang kadang-kadang
susah diperoleh di pasaran dan sangat mahal. Keuntungan menggunakan pupuk
NPK majemuk adalah dapat dipergunakan dengan memperhitungkan kandungan
zat hara sama dengan pupuk tunggal, apabila tidak ada pupuk tunggal dapat diatasi
dengan pupuk majemuk, penggunaan pupuk majemuk sangat sederhana,
pengangkutan dan penyimpanan pupuk ini menghemat waktu, ruangan, serta biaya
(Pirngadi dan Abdulrachman, 2005 dalam Kaya, 2013).
Pupuk NPK Phonska (15:15:15) merupakan salah satu produk pupuk NPK yang
telah beredar di pasaran dengan kandungan nitrogen (N) 15%, fosfor (P2O5) 15%,
kalium (K2O) 15%, dan kadar air maksimal 2%. Pupuk majemuk ini hampir
seluruhnya larut dalam air, sehingga unsur hara yang dikandungnya dapat segera
diserap dan digunakan oleh tanaman dengan efektif. Unsur hara N bersama-sama
P dan K merupakan unsur hara essensial primer, dan merupakan unsur yang paling
sering mejadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman (Hakim dkk., 1986).
2.4.1. Nitrogen
Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman, yang sangat
diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman,
seperti daun, batang dan akar namun terlalu banyak dapat menghambat pembungan
dan pembuahan (Sutedjo, 2002). Sumber utama N berasal dari gas N2 dari atmosfer.
Kadar gas N di atmosfer bumi sekitar 79%, namun N belum dapat dimanfaatkan
tanaman tingkat tinggi kecuali sudah menjadi bentuk tersedia (Rosmarkam dan
Yuwono, 2002). Sumber N dari fiksasi oleh peristiwa elektris di udara menjadi nitrit
yang selanjutnya diubah menjadi nitrat dan kemudian terbawa oleh hujan meresap ke
dalam tanah (Sutedjo, 2002).
Nitrogen mempunyai fungsi bagi tanaman yaitu: untuk meningkatkan pertumbuhan
tanaman, menyehatkan pertumbuhan daun sehingga daun tanaman menjadi lebar dan
warna lebih hijau, meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman, meningkatkan
kualitas tanaman penghasil daun-daunan dan meningkatkan berkembangbiaknya
mikroorganisme dalam tanah (Sutedjo, 2002).
Nitrogen diserap tanaman dalam bentuk NH4+ (ammonium) atau NO3
- (nitrat)
tergantung keadaan tanah dan stadia pertumbuhan tanaman (Hakim dkk., 1986).
Akan tetapi nitrat segera tereduksi menjadi amonium melalui enzim yang
mengandung molibdenum. Apabila unsur N tersedia lebih banyak daripada unsur
lainnya, dapat dihasilkan protein yang lebih banyak. Semakin tinggi pemberian N
semakin cepat sintesis karbohidrat yang diubah menjadi protein dan protoplasma
(Sutedjo, 2002).
Tanaman pada lahan kering umumnya menyerap ion NO3- relatif lebih besar jika
dibandingkan dengan ion NH4+, ada dugaan bahwa senyawa organik, seperti asam
nukleat dan asam amino larut dan dapat diserap oleh tanaman namun keberadaan
kedua senyawa di dalam tanah kecil jika dibandingkan keperluan tanaman
(Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
Pemupukan N akan menaikkan produksi tanaman, kadar protein, dan kadar selulosa
namun N dapat menurunkan kadar sukrosa, polifruktosa dan pati. Hasil asimilasi CO2
diubah menjadi karbohidrat dan akan disimpan dalam jaringan apabila tanaman
kekurangan unsur N (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Gejala kekurangan N akan
terlihat pada seluruh tanaman yang dicirikan oleh perubahan warna dari hijau pucat
kekuning-kuningan, terutama pada daun tampak pada sebelah bawah dari daun tua
yang berubah warna menjadi kuning terutama pada ujungnya (Hakim dkk, 1986).
2.4.2. Fosfor
Fosfor merupakan unsur yang diperlukan dalam jumlah besar (hara makro). Jumlah
P dalam tanaman lebih kecil dibandingkan dengan N dan K. Namun, P dianggap
sebagai kunci kehidupan (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Fosfor di dalam tanah
tidak sepenuhnya ada dan tergantung pada sifat dan ciri tanah serta pengelolaan tanah.
Pertambahan P di dalam tanah tidak terjadi dengan pengikatan biokimia seperti N,
tetapi hanya bersumber dari deposit atau batuan dan mineral yang mengandung fosfat
di dalam tanah (Hakim dkk., 1986).
Fosfat diserap tanaman dengan bentuk ion ortofosfat primer (H2PO4-) dan ion
ortofosfat sekunder (H PO4=). Kemungkinan P diserap dalam bentuk senyawa fosfat
organik yang larut air, misalnya asam nukleat dan fitin. Fosfat diserap tanaman
dalam bentuk ion anorganik cepat berubah menjadi senyawa organik. Fosfor mudah
bergerak antar jaringan tanaman. Kadar optimal P dalam tanaman pada saat
pertumbuhan vegetatif adalah 0,3 - 0,5 % (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
Unsur P dijumpai dalam jumlah yang banyak pada biji, walaupun P juga terdapat
pada semua bagian yang muda dari tanaman. Seperti juga N, P merupakan penyusun
setiap sel hidup. Fosfor adalah penyusun fosfolid, nukleoprotein, dan nitin yang
selanjutnya akan banyak menjadi tersimpan di dalam biji. Fosfor sangat berperan
aktif dalam mentransfer energi di dalam sel, baik sel tanaman maupun hewan.
Fosfor juga berfungsi untuk mengubah karbohidrat, misalnya dalam perubahan
tepung menjadi gula. Selain itu P juga dapat meningkatkan efisiensi kloroplas
(Hakim dkk, 1986).
Fosfor merupakan salah satu unsur hara esensial yang memiliki reaktivitas tinggi
terhadap partikel tanah. Oleh karena itu, jika P larut dari pupuk diberikan ke dalam
tanah, P akan cepat mengalami reaksi dengan partikel liat dan senyawa-senyawa Fe
dan Al di dalam tanah kemudian akan berubah menjadi bentuk-bentuk tidak atau
kurang tersedia bagi tanaman. Proses ini lazim disebut fiksasi P. Ada beberapa cara
untuk mengurangi fiksasi P di dalam tanah, yaitu (1) mengatur pH tanah dengan
pengapuran (ditambah atau dikurangi), (2) pemberian bahan organik, pemberian ini
akan menghasilkan anion dan kation yang akan mengurangi fiksasi, (3) mengurangi
kontak langsung antara pupuk dengan tanah, dan (4) pengeringan tanah, ini akan
mengurangi daya absorpsi P oleh tanah sehingga akhirnya akan mempercepat
penguraian P organik menjadi P yang tersedia (Sutedjo, 2002).
Menurut Sutedjo (2002), pupuk P dikelompokkan dalam tiga kelompok
berdasarkan kelarutannya, yaitu: (a) pupuk P yang melarut ke dalam asam keras
(mengandung P2O5, merupakan pupuk P yang lambat tersedia bagi keperluan
tanaman), (b) pupuk P yang melarut dengan amonium nitrat netral atau asam sitrat
(mengandung P2O5, merupakan pupuk yang mudah tersedia bagi keperluan
tanaman), (c) pupuk P yang melarut dalam air (mengandung P2O5, juga merupakan
pupuk P yang mudah tersedia bagi tanaman).
Tanah yang kekurangan P mempunyai gejala pada tanaman seperti warna daun
seluruhnya berubah kelewat tua dan tampak mengkilap kemerahan. Namun bukan
hanya daun tetapi cabang, batang terdapat warna merah ungu dan lama-kelamaan
menjadi kuning dan pada buah kecil, cepat matang. Tanah dengan ciri-ciri seperti
ini perlu pemupukan yang mengandung unsur hara P (Lingga dan Marsono, 2000).
2.4.3. Kalium
Kalium merupakan unsur hara ketiga setelah N dan P. Kalium mempunyai valensi
satu dan diserap dalam bentuk ion K+. Kalium tergolong unsur yang mobil dalam
tanaman baik dalam sel, jaringan tanaman maupun dalam silem dan floem
(Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Sumber utama K tanah adalah batuan dan mineral
yang mengandung K yang terdapat di dalam kerak bumi/tanah. Kalium hanya dapat
masuk ke peredaran biosfer melalui absorpsi tanaman dan kegiatan jasad renik
(Hakim dkk., 1986).
Kandungan K dalam tanah berbeda-beda tergantung bahan induk derajat pelapukan
tanah. Namun jika dibandingkan dengan N dan P, kandungan K lebih banyak.
Meskipun kandungan total K di dalam tanah biasanya beberapa kali lebih tinggi
daripada yang diserap oleh tanaman selama musim tanam, seringkali hanya
sebagian kecil K tanah yang tersedia bagi tanaman. Kandungan K di dalam tanah
beragam, mulai dari 0,1 – 3 %, dengan rata-rata 1% K. Tetapi, sebagian besar
sampai 90 – 98 % K tanah terikat dalam bentuk mineral, sehingga tidak tersedia
bagi tanaman. Bahkan, banyak tanah yang mengandung sejumlah K total besar
masih tanggap terhadap pemberian pupuk. Di dalam tanah, interaksi antara K dan
mineral tanah sangat menentukan ketersediaan K bagi tanaman (Sutedjo, 2002).
Ketersedian K tanah berlawanan dengan P, sebagian besar tanah mineral mempunyai
K tinggi. Jumlah mencapai 40 - 60 ribu kg K2O/ha. Namun, K yang dapat ditukarkan
hanya sedikit dan sebagian K berada pada mineral primer yang sukar larut, akibatnya
K tidak tersedia bagi tanaman (Hakim dkk., 1986).
Ketersedian K tergantung kepada penambahan dari luar, fiksasi oleh tanah dan
adanya kehilangan dari tanah. Penambahan K ke dalam tanah dapat berasal dari
irigasi dan pupuk-pupuk kalium. Selanjutnya fiksasi terjadi pada setiap jenis tanah
yang dipengaruhi oleh sifat koloid dan K yang berlebihan. Kehilangan K dari tanah
akibat pencucian, terutama tanah yang banyak mengandung pasir (Hakim dkk.,
1986).
Kebutuhan K cukup tinggi apabila kebutuhan K tidak tercukupi akan terjadi
translokasi K dari bagian-bagian tanaman yang tua ke bagian yang muda. Berbeda
dengan unsur N, S dan P (terdapat pada protein) tetapi K tidak terdapat dalam protein,
protoplasma, dan selulosa sehingga diduga bahwa K bersifat katalisator (Sutedjo,
2002).
Menurut Sutedjo (2002), K memiliki peranan penting bagi tanaman, yaitu: (1) K
berfungsi dalam metabolisme karbohidrat, berarti berperan dalam pembentukan
pati, pemecahan dan translokasi pati tersebut, (2) K berfungsi dalam metabolisme
nitrogen dan sintesis protein, (3) dapat menetralisasi asam-asam organik yang
penting bagi proses fisiologi, (4) mengawasi dan mengatur berbagai aktivitas unsur
mineral, (5) mengaktifkan berbagai enzim (invertase, peptase, diatase, dan
katalase), (6) mempercepat pertumbuhan jaringan meristematik, (7) mengatur
pergerakan stomata dan hal yang berhubungan dengan air atau mempertahankan
turgor tanaman yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis dan proses-proses
lainnya agar dapat berlangsung dengan baik, (8) menambah resistensi tanaman, dan
(9) K berpengaruh pada aktivitas pyrovic kinase pada beberapa tanaman.
Pupuk K termasuk pupuk tunggal yang banyak digunakan untuk memberikan zat
hara K pada tanah. Pupuk K yang masih digunakan sampai saat ini adalah kalium
sulfat dan kalium klorida. Kalium klorida di pasaran lebih dikenal dengan sebutan
KCl. Pemakaian pupuk KCl lebih terbatas, hal ini disebabkan KCl mengandung
klorida yang dapat berpengaruh negatif pada tanaman (Marsono dan Lingga, 2000).
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di kebun percobaan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma
Wacana Metro, Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan Kota Metro
dengan jenis tanah Podzolik Merah Kuning. Penelitian dilaksanakan pada bulan
Mei sampai Agustus 2016.
3.2. Bahan dan Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: cangkul, sabit, tugal, pisau,
golok, gunting, bambu, ember, gayung, gembor, meteran, karton, timbangan
elektrik tipe Nagata LSC-3000, timbangan duduk, katong plastik ukuran ¼ kg,
kantong plastik ukuran ½ kg, kantong plastik kresek, tali rafia, tali karet, tangki
spayer, kamera digital, pena, penggaris, buku dan spidol.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: benih kedelai varietas
Anjasmoro (Deskripsi tertera pada Tabel 1, Lampiran), pupuk NPK (15;15;15)
phonska, dolomit, pupuk organik, air, insektisida Klorantraniliprol 50 g/l,
Tiametoksam 350 g/l, herbisida Ipa glifosat dan fungisida Propineb 70%.
3.3. Metode Penelitian
Metode penelitian ini adalah percobaan dengan menggunakan rancangan kelompok
teracak lengkap (RKTL), yang kombinasi perlakuannya disususun secara split plot
3 x 4 dengan 3 ulangan. Petak utama yaitu Sistem olah tanah (o) terdiri atas 3 jenis
yaitu: sistem tanpa olah tanah (o1), sistem olah tanah minimum (o2) dan sistem olah
tanah sempurna (o3); dan anak petak yaitu dosis NPK (P) yang terdiri atas 4 taraf
yaitu 0 kg phonska/ha atau tanpa phonska (p0), 100 kg phonska/ha atau 80
gram/petak (p1), 200 kg phonska/ha atau 160 gram/petak (p2) dan 300 kg
phonska/ha atau 240 gram/petak (p3). Sehingga diperoleh kombinasi perlakuan
yaitu o1p0, o1p1, o1p2, o1p3, o2p0, o2p1, o2p2, o2p3, o3p0, o3p1, o3p2 dan o3p3 masing -
masing diulang 3 kali sehingga diperoleh 36 plot penelitian.
Data diuji dengan analisis ragam, yang sebelumnya kesamaan ragam data diuji
dengan uji Bartlet dan ketidakaditifan data diuji dengan uji Tuckey. Pengujian nilai
tengah perlakuan digunakan uji Ortogonal Kontras pada taraf nyata 5%.
3.4. Pelaksanaan Penelitian
3.4.1. Pengolahan Tanah
Lahan yang dijadikan percobaan terdapat gulma berdaun sempit sehingga
penyemprotan menggunakan herbisida sistemik dan penyemprotan dilakukan 2
minggu sebelum pengolahan tanah. Pada tahap ini terdapat tiga Sistem pengolahan
tanah, yaitu: tanpa olah tanah (TOT), olah tanah minimum (OTM) dan olah tanah
sempurna (OTS). Pada perlakuan TOT dilakukan dengan hanya menyemprot
gulma yang tumbuh pada lahan yang akan dijadikan plot percobaan dengan
menggunakan herbisida Ipa glifosat 486 g/l dengan dosis 6 L/ha setara dengan 48
ml/plot yang dilakukan 1 minggu sebelum tanam.
Pengolahan tanah minimum dilakukan dengan cara menyemprot gulma dengan
herbisida dan mengolah tanah pada barisan yang akan ditanam kedelai dengan
menggunakan cangkul dan dengan kedalaman 15 – 20 cm.
Pengolahan tanah sempurna dilakukan dengan cara menyemprot gulma dengan
herbisida dan mencangkul dengan kedalaman 15 – 20 cm, pencangkulan tanah
dilakukan sebanyak 2 kali, dan dilanjutkan dengan pembuatan petak - petak
percobaan. Ukuran petak percobaan yaitu 2 m x 4 m, sebanyak 36 petakan dengan
jarak antar-petak 30 cm dan jarak antar-ulangan 60 cm.
3.4.2. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara penugalan sedalam 4 cm dengan jarak tanam 20
cm x 40 cm. Proses penjarangan dilakukan umur 7 hari setelah tanam dengan cara
dipotong menggunakan gunting sehingga mendapatkan 1 tanaman per lubang
tanam. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan keseragaman tumbuh tanaman kedelai
sehingga didapatkan populasi 100 tanaman setiap petak dengan jumlah total 3.600
tanaman.
3.4.3. Pemupukan
Pemupukan menggunakan pupuk organik dosis 5 ton/ha setara 4 kg/ha dan dolomit
dengan dosis 2 ton/ha setara 1,6 kg/ha diberikan 1 minggu sebelum tanam dengan
cara menimbang pupuk organik dan dolomit, setelah itu disebar merata di plot
percobaan. Sedangkan aplikasi pupuk NPK majemuk dilakukan bertahap yaitu ½
bagian pada saat tanaman berumur 7 hari setelah tanam yaitu 0 g/petak (p0), 40
g/petak (p1), 80 g/petak (p2) dan 120 g/petak (p3). Pemupukan susulan pada saat
umur 21 hari setelah tanam dengan dosis ½ bagian yaitu 0 g/petak (p0), 40 g/petak
(p1), 80 g/petak (p2) dan 120 g/petak (p3) dengan cara ditimbang sesuai perlakuan
dan diberikan pada barisan tanaman kedelai.
3.4.4. Pemeliharaan
Pemeliharaan ini meliputi:
1. Penyulaman
Penyulaman adalah mengganti benih yang tidak tumbuh dengan benih yang
baru sebanyak 2 biji. Penyulaman ini dilakukan pada lubang tanam yang mati
pada umur 4 hari setelah tanam.
2. Penyiraman
Penyiraman dilakukan sore hari dimulai saat penanaman. Penyiraman
dilakukan setiap 3 hari sekali.
3. Penyiangan
Penyiangan adalah membersihkan tanaman dari tumbuhan
pengganggu/gulma yang tumbuh pada areal penanaman, dilakukan pada saat
tanaman berumur 4 minggu setelah tanam dengan cara manual yaitu
mengkoret gulma.
3.5. Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan mengambil 10 tanaman sampel tiap petak yaitu
dengan cara mengambil secara acak, adapun variabel yang diamati sebagai berikut:
1. Tinggi tanaman
Pengukuran dimulai dari permukaan tanah sampai ujung batang primer,
dilakukan dengan interval 2 minggu sekali sampai umur 6 minggu. Rata-rata
tinggi tanaman dinyatakan dalam satuan cm.
2. Bobot kering gulma
Membersihkan tanaman dari tumbuhan pengganggu/gulma yang tumbuh
pada areal penanaman, dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu
setelah tanam dengan cara manual yaitu mencabut/mengkoret. Penyiangan
selanjutnya dilakukan pada waktu tanaman selesai berbunga atau 4 minggu
setelah tanam pada luasan 1 m2. Setelah itu gulma dibersihkan dari sisa-sisa
tanah dan dikeringkan secara manual (sinar matahari) lalu ditimbang.
3. Indek luas daun (ILD)
Indek luas daun merupakan nisbah permukaan daun terhadap luas tanah yang
ditempati tanaman dalam satuan waktu rata-rata mulai dari periode 21 hari
setelah tanam sampai dengan 28 hari setelah tanam.
(𝐼𝐿𝐷) =(L2 + L1)
2 𝑥 (
1
𝑃𝑎)
Keterangan:
(ILD) = Indek Luas Daun
L1 = Luas daun sempel pada tanaman kedelai 21 hst
L2 = Luas daun sempel pada tanaman kedelai 28 hst
Pa = Jarak tanam
4. Laju tumbuh tanaman (LTT)
Menunjukkan akumulasi bobot tanaman per satuan luas tanah dalam satuan waktu
rata-rata mulai dari periode 21 hari setelah tanam sampai 28 hari setelah tanam.
(𝐿𝑇𝑇) = 1
𝑃𝑎 𝑥
(𝑤2−𝑤1)
(𝑡2−𝑡1)g/m2. Hari
Keterangan:
(LTT) = Laju Tumbuh Tanaman (g/m2. hari)
Pa = Jarak tanam (m2)
W1 = Bobot kering tanaman sampel pada umur 21 hst
W2 = Bobot kering tanaman sampel pada umur 28 hst
t2-t1 = selisih waktu atau umur tanaman
5. Laju asimilasi bersih (LAB)
Menunjukkan laju peningkatan asimilasi untuk setiap satuan luas daun dalam
waktu tertentu. dimulai dari periode 21 hari setelah tanam sampai 28 hari
setelah tanam.
𝐿𝐴𝐵 =𝑤2 − 𝑤1
𝑡2 − 𝑡1 𝑥
(ln 𝑙𝑎2) − (ln 𝑙𝑎1)
𝑙𝑎2 − 𝑙𝑎1
Keterangan:
w1 = bobot kering tanaman
w2 = bobot kering tanaman
t1 = waktu/periode
t2 = waktu/periode
la = luas daun
6. Nisbah pupus akar
Nisbah pupus akar ditentukan dengan membandingkan berat kering pucuk
dengan berat kering akar dalam bentuk persen (%). rata-rata mulai dari
periode 21 hari setelah tanam sampai 28 hari setelah tanam.
𝑁𝑃𝐴 =𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑢𝑝𝑢𝑠
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑘𝑎𝑟𝑥 100%
7. Jumlah buku subur
Dilakukan dengan menghitung buku yang menghasilkan bunga pada tanaman
sampel, dinyatakan dalam satuan buah.
8. Jumlah polong total
Dilakukan dengan menghitung jumlah polong total (jumlah polong isi dan tak
isi) pada tanaman sampel, dilakukan pada saat panen dan rata-rata jumlah
polong ini dinyatakan dalam satuan buah.
9. Jumlah polong bernas
Dilakukan dengan menghitng jumlah polong isi pada tanaman sampel saat
panen, rata-rata jumlah polong isi dinyatakan dalam satuan buah.
10. Bobot 100 biji
Dilakukan dengan menimbang 100 biji kedelai. Rata-rata bobot dinyatakan
dalam satuan gram.
11. Hasil panen per petak
Pengamatan dilakukan dengan mengambil seluruh tanaman dalam satu petak
percobaan setelah dikurangi tanaman pinggir, kemudian hasilnya ditimbang.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Tinggi tanaman kedelai 42 HST
Data pengamatan dan hasil analisis ragam tinggi tanaman kedelai umur 14, 21, 28,
35 dan 42 HST disajikan pada (Tabel 6, 7, 8, 9 dan 10, Lampiran). Hasil analisis
ragam menunjukkan bahwa Sistem olah tanah dan pemberian berbagai dosis NPK
majemuk tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman kedelai 42 HST, begitu
pula interaksi diantara kedua faktor perlakuan tersebut (Tabel 11, Lampiran).
Tabel 1. Uji Ortogonal Kontras Tinggi Tanaman Kedelai 42 HST Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pemupukan NPK Majemuk
Berbagai Tingkat Dosis
Kontras Qj F-
Hitung
Persentase
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 77,50 1< tn
b. o2 vs o3 58,30 1< tn
pengaruh anak petak 1<
c. p0 vs p1, p2, p3 39,90 1< tn
d. p1 vs p2, p3 -5,70 1< tn
e. p2 vs p3 5,50 1< tn
interaksi 1<
a x c 42,30 1< tn
a x d -16,80 1< tn
a x e 40,00 1,04 tn
b x c -60,10 1,18 tn
b x d 9,20 1< tn
b x e 24,40 1,16 tn
Tabel 1 (lanjutan) pengaruh sederhana
o1,vs o2,o3 pada p0 8,80 1< tn
o1,vs o2,o3 pada p1 28,50 1,06 tn
o1,vs o2,o3 pada p2 0,10 1< tn
o1,vs o2,o3 pada p3 40,10 2,10 tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 -0,80 1< tn
p1 vs p2, p3 pada o1 3,70 1< tn
p2 vs p3 pada o1 -11,50 1< tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 50,40 1,66 tn
p1 vs p2, p3 pada o2 -9,30 1< tn
p2 vs p3 pada o2 -3,70 1< tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 -9,70 1< tn
p1 vs p2, p3 pada o3 -0,10 1< tn
p2 vs p3 pada o3 20,70 1,68 tn
Keterangan:
o1 = Tanpa Olah Tanah; o2 = Olah Tanah Minimum; o3 = Olah Tanah Sempurna; p0
= Tanpa NPK; p1 = NPK 100 kg/ha; p2 = NPK 200 kg/ha; p3 = NPK 300 kg/ha; tn
= tidak berbeda nyata; * = berbeda nyata; F-tabel (1;18;5%) = 4,41; F-tabel
(1;4;5%) = 7,71.
Berdasarkan uji lanjut ortogonal kontras (Tabel 1) menunjukkan bahwa pengaruh
Sistem olah tanah dan pemberian NPK majemuk berbagai dosis tehadap tinggi
tanaman kedelai 42 HST tidak berbeda nyata.
Gambar 1. Tinggi tanaman kedelai akibat pengaruh Sistem olah tanah dan
pemupukan NPK majemuk berbagai tingkat dosis
Gambar 1 memperlihatkan bahwa tinggi tanaman kedelai selalu meningkat dari
minggu ke minggu, dimulai dari 14 HST sampai 42 HST yang dipengaruhi oleh
Sistem olah tanah dan pemberian NPK majemuk berbagai tingkat dosis.
4.1.2 Bobot kering gulma 14 HST
Data pengamatan dan hasil analisis ragam bobot kering gulma umur 14 HST
disajikan pada (Tabel 13 dan 16 , Lampiran). Hasil analisis ragam menunjukkan
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
0 14 21 28 35 42
Tin
gg
i ta
na
ma
n
o1p0
o1p1
o1p2
o1p3
o2p0
o2p1
o2p2
o2p3
o3p0
o3p1
o3p2
o3p3
bahwa Sistem olah tanah mempengaruhi bobot kering gulma 14 HST tetapi
pemberian NPK majemuk berbagai dosis tidak berpengaruh nyata begitu pula
interaksi antara kedua faktor perlakuan (Tabel 14 dan 17, Lampiran).
Tabel 2. Uji Ortogonal Kontras Bobot Kering Gulma 14 HST Akibat Pengaruh
Sistem Olah Tanah dan Pemupukan NPK Majemuk Berbagai Tingkat
Dosis (Transformasi √X + 0,5)
Kontras Qj F-
Hitung
Persentase
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 -23,10 4,44 tn
b. o2 vs o3 -11,19 3,13 tn
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 4,92 1 < tn
d. p1 vs p2, p3 -2,90 1 < tn
e. p2 vs p3 -0,28 1 < tn
interaksi
a x c -24,53 6,72 *
a x d 0,04 1 < tn
a x e -4,48 1,34 tn
b x c -1,73 1 < tn
b x d 1,82 1 < tn
b x e 1,57 1 < tn
pengaruh sederhana
o1,vs o2,o3 pada p0 0,36 1 < tn
o1,vs o2,o3 pada p1 -7,83 8,22 * - 77,06 %
o1,vs o2,o3 pada p2 -5,57 4,16 tn
o1,vs o2,o3 pada p3 -10,05 13,54 * - 90,86 %
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 9,82 6,46 * 79,45 %
p1 vs p2, p3 pada o1 -0,98 1 < tn
p2 vs p3 pada o1 1,40 1 < tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 -1,58 1 < tn
p1 vs p2, p3 pada o2 -1,87 1 < tn
p2 vs p3 pada o2 -1,62 1,06 tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 -3,31 1 < tn
p1 vs p2, p3 pada o3 -0,05 1 < tn
p2 vs p3 pada o3 -0,05 1 < tn
Keterangan:
o1 = Tanpa Olah Tanah; o2 = Olah Tanah Minimum; o3 = Olah Tanah Sempurna; p0
= Tanpa NPK; p1 = NPK 100 kg/ha; p2 = NPK 200 kg/ha; p3 = NPK 300 kg/ha; tn
= tidak berbeda nyata; * = berbeda nyata; F-tabel (1;18;5%) = 4,41; F-tabel
(1;4;5%) = 7,71.
Hasil uji ortogonal kontras memperlihatkan bahwa pengaruh berbagai Sistem olah
tanah dan dosis NPK majemuk tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap
bobot kering gulma 14 HST.
Perbandingan pengaruh sederhana akibat Sistem tanpa olah tanah meningkatkan
bobot gulma 14 HST sebesar 77,06 % dibandingkan Sistem olah tanah minimum
dan Sistem olah tanah sempurna pada pemupukan dosis NPK 100 kg/ha namun,
pada pemberian pupuk NPK 300 kg/ha dengan Sistem tanpa olah tanah mampu
meningkatkan bobot gulma 14 HST lebih besar yaitu 90,86 % dibandingkan Sistem
olah tanah minimum dan Sistem olah tanah sempurna. Sedangkan Sistem tanpa
olah tanah yang dikombinasikan pemupukan dosis NPK 100 kg/ha, 200 kg/ha dan
300 kg/ha mampu meningkat bobot gulma 14 HST sebesar 79,45 % dibandingkan
tanpa NPK.
4.1.3 Bobot kering gulma 28 HST
Data pengamatan dan hasil analisis ragam bobot kering gulma umur 28 HST
disajikan pada (Tabel 19 dan 22 , Lampiran). Hasil analisis ragam menunjukkan
bahwa Sistem olah tanah mempengaruhi bobot kering gulma 28 HST, tetapi
pemberian NPK majemuk berbagai tingkat dosis dan interaksi antara kedua faktor
perlakuan tidak berbeda nyata (Tabel 20 dan 23, Lampiran).
Hasil uji ortogonal kontras (Tabel 3) memperlihatkan bahwa Sistem olah tanah
berpengaruh nyata namun pemberian dosis NPK majemuk tidak memberikan
pengaruh yang nyata terhadap bobot gulma 28 HST. Sistem olah tanah minimum
mampu meningkatkan bobot gulma 28 HST sebesar 77,50 % dibandingkan Sistem
olah tanah sempurna.
Tabel 3. Uji Ortogonal Kontras Bobot Kering Gulma 28 HST Akibat Pengaruh
Sistem Olah Tanah dan Pemupukan NPK Majemuk Berbagai Tingkat
Dosis (Transformasi √X )
Kontras Qj F-
Hitung
Persentase
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 -26,01 4,19 tn
b. o2 vs o3 -20,40 7,74 * - 77,50 %
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 1,41 1 < tn
d. p1 vs p2, p3 3,90 1 < tn
e. p2 vs p3 -1,61 1 < tn
interaksi
a x c 4,47 1 < tn
a x d -10,65 3,66 tn
a x e -1,53 1 < tn
b x c 5,13 1,27 tn
b x d -3,95 1,51 tn
b x e -1,16 1 < tn
pengaruh sederhana
o1,vs o2,o3 pada p0 -7,62 11,26 * - 64,80 %
o1,vs o2,o3 pada p1 -2,58 1,29 tn
o1,vs o2,o3 pada p2 -7,14 9,88 * - 64,77 %
o1,vs o2,o3 pada p3 -8,67 14,56 * - 65,72 %
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 -1,02 1 < tn
p1 vs p2, p3 pada o1 4,85 4,56 * 39,48 %
p2 vs p3 pada o1 -0,03 1 < tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 -1,35 1 < tn
p1 vs p2, p3 pada o2 1,50 1 < tn
p2 vs p3 pada o2 -0,21 1 < tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 3,78 1,38 tn
p1 vs p2, p3 pada o3 -2,45 1,16 tn
p2 vs p3 pada o3 -1,37 1,09 tn
Keterangan:
o1 = Tanpa Olah Tanah; o2 = Olah Tanah Minimum; o3 = Olah Tanah Sempurna; p0
= Tanpa NPK; p1 = NPK 100 kg/ha; p2 = NPK 200 kg/ha; p3 = NPK 300 kg/ha; tn
= tidak berbeda nyata; * = berbeda nyata; F-tabel (1;18;5%) = 4,41; F-tabel
(1;4;5%) = 7,71.
Perbandingan pengaruh sederhana akibat Sistem tanpa olah tanah dapat
meningkatkan bobot gulma 28 HST sebesar 64,80% dibandingkan Sistem olah
tanah minimum dan Sistem olah tanah sempurna pada pemupukan tanpa NPK. Di
pihak lain, perbandingan Sistem olah tanah yang sama dengan pemberian pupuk
NPK majemuk 200 kg/ha dan 300 kg/ha mampu meningkatkan bobot gulma 28
HST masing-masing sebesar 64,77% dan 65,72%. Sedangkan Sistem tanpa olah
tanah yang dikombinasikan dengan pemberian pupuk NPK dengan dosis 200 kg/ha
dan 300 kg/ha mampu meningkatkan bobot kering gulma sebesar 39,48% jika
dibandingkan dengan pemberian NPK majemuk dosis 100 kg/ha.
4.1.4 Indeks luas daun
Data pengamatan dan hasil analisis ragam indeks luas daun disajikan pada (Tabel
25 dan 28, Lampiran). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa Sistem olah tanah
dan pemberian NPK majemuk berbagai tingkat dosis tidak berpengaruh nyata
terhadap indeks luas daun tanaman kedelai begitu pula interaksi kedua faktor
perlakuan (Tabel 26 dan 29, Lampiran).
Berdasarkan uji lanjut ortogonal kontras (Tabel 4) menunjukkan bahwa Sistem olah
tanah tidak berbeda nyata namun pemberian NPK majemuk berbagai tingkat dosis
memberikan pengaruh nyata tehadap indeks luas daun tanaman kedelai. Pada uji
ortogonal di atas bahwa pemberian pupuk NPK majemuk 300 kg/ha, 200 kg/ha dan
100 kg/ha mampu meningkatkan indeks luas daun sebesar 54,32% dibandingkan
pemberian tanpa NPK. Namun pemberian pupuk NPK majemuk 300 kg/ha dan 200
kg/ha mampu meningkatkan indeks luas daun kedelai sebesar 54,00%
dibandingkan pemberian NPK majemuk 100 kg/ha. Sedangkan pemberian NPK
majemuk 300 kg/ha mampu meningkatkan indeks luas daun kedelai sebesar 55,63%
dibandingkan pemberian NPK 200 kg/ha. Sehingga semakin meningkatnya
pemberian dosis NPK majemuk pada tanaman kedelai mampu meningkatkan
indeks luas daun.
Tabel 4. Uji Ortogonal Kontras Indeks Luas Daun Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pemupukan NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis (Transformasi √X)
Kontras Qj F-
Hitung
Persentase
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 -6,84 4,62 tn
b. o2 vs o3 1,42 1 < tn
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 5,13 14,48 * 54,32 %
d. p1 vs p2, p3 4,44 21,72 * 54,00 %
e. p2 vs p3 4,62 70,43 * 55,63 %
interaksi
a x c -9,65 57,76 *
a x d -8,78 95,64 *
a x e -8,73 283,27 *
b x c 0,74 1,03 tn
b x d 1,63 9,91 tn
b x e -0,06 1 < tn
pengaruh sederhana
o1,vs o2,o3 pada p0 0,70 3,68 tn
o1,vs o2,o3 pada p1 0,41 1,27 tn
o1,vs o2,o3 pada p2 0,39 1,10 tn
o1,vs o2,o3 pada p3 -8,34 517,65 * - 18,37 %
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 4,93 90,27 * 62,70 %
p1 vs p2, p3 pada o1 4,41 144,51 * 47,15 %
p2 vs p3 pada o1 4,45 441,42 * 39,46 %
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 -0,27 1 < tn
p1 vs p2, p3 pada o2 -0,80 4,76 * - 60,75 %
p2 vs p3 pada o2 0,11 1 < tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 0,47 1 < tn
p1 vs p2, p3 pada o3 0,83 5,15 * 64,14 %
p2 vs p3 pada o3 0,05 1 < tn
Keterangan:
o1 = Tanpa Olah Tanah; o2 = Olah Tanah Minimum; o3 = Olah Tanah Sempurna; p0
= Tanpa NPK; p1 = NPK 100 kg/ha; p2 = NPK 200 kg/ha; p3 = NPK 300 kg/ha; tn
= tidak berbeda nyata; * = berbeda nyata; F-tabel (1;18;5%) = 4,41; F-tabel
(1;4;5%) = 7,71.
Perbandingan sederhana akibat Sistem tanpa olah tanah menurunkan indeks luas
daun kedelai sebesar 18,37% dibandingkan Sistem olah tanah minimum dan Sistem
olah tanah sempurna pada pemberian pupuk NPK 300 kg/ha.
Sedangkan Sistem tanpa olah tanah yang dikombinasi dengan pemberian dosis
NPK majemuk 300 kg/ha, 200 kg/ha dan 100 kg/ha mampu meningkatkan indeks
luas daun sebesar 62,70% dibandingkan tanpa NPK. Selanjutnya Sistem tanpa olah
tanah dikombinasi dengan pemberian NPK majemuk 300 kg/ha dan 200 kg/ha
mampu meningkatkan indeks luas daun kedelai sebesar 47,15% dibandingkan
pemberian NPK majemuk 100 kg/ha. Begitu pula Pemberian NPK majemuk 300
kg/ha dengan Sistem tanpa olah tanah mampu meningkatkan indeks luas daun
kedelai sebesar 39,46% jika dibandingkan NPK majemuk 200 kg/ha.
Sistem olah tanah minimum dikombinasi dengan pemberian NPK majemuk 300
kg/ha dan 200 kg/ha dapat menurunkan indeks luas daun sebesar 60,75%
dibandingkan Sistem olah tanah minimum dan pemberian NPK 100 kg/ha. Namun
Sistem olah tanah sempurna dikombinasi dengan pemberian NPK majemuk 300
kg/ha dan 200 kg/ha dapat meningkatkan indeks luas daun sebesar 64,14%
dibandingkan Sistem olah tanah minimum dan NPK 100 kg/ha.
4.1.5 Laju asimilasi bersih
Data pengamatan dan hasil analisis ragam laju asimilasi bersih disajikan pada
(Tabel 31 dan 34, Lampiran). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa Sistem
olah tanah dan pemberian NPK majemuk berbagai tingkat dosis tidak berpengaruh
nyata terhadap indeks luas daun tanaman kedelai begitu pula interaksi kedua faktor
perlakuan (Tabel 32 dan 35, lampiran).
Tabel 5. Uji Ortogonal Kontras Laju Asimilasi Bersih Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pemupukan NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis (Transformasi √X + 0,5)
Kontras Qj F-
Hitung
Persentase
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 21,71 1 < tn
b. o2 vs o3 -18,58 1 < tn
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 -18,50 1 < tn
d. p1 vs p2, p3 -8,16 1 < tn
e. p2 vs p3 3,36 1 < tn
interaksi
a x c 9,78 1 < tn
a x d -22,57 1,44 tn
a x e -1,44 1 < tn
b x c -27,97 3,31 tn
b x d 8,61 1 < tn
b x e 1,05 1 < tn
pengaruh sederhana
o1,vs o2,o3 pada p0 2,98 1 < tn
o1,vs o2,o3 pada p1 13,77 3,21 tn
o1,vs o2,o3 pada p2 3,20 1 < tn
o1,vs o2,o3 pada p3 1,76 1 < tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 -9,43 1 < tn
p1 vs p2, p3 pada o1 4,80 1 < tn
p2 vs p3 pada o1 1,60 1 < tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 9,45 1 < tn
p1 vs p2, p3 pada o2 -10,79 1,97 tn
p2 vs p3 pada o2 0,35 1 < tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 -18,52 2,90 tn
p1 vs p2, p3 pada o3 -2,18 1 < tn
p2 vs p3 pada o3 1,41 1 < tn
Keterangan:
o1 = Tanpa Olah Tanah; o2 = Olah Tanah Minimum; o3 = Olah Tanah Sempurna; p0
= Tanpa NPK; p1 = NPK 100 kg/ha; p2 = NPK 200 kg/ha; p3 = NPK 300 kg/ha; tn
= tidak berbeda nyata; * = berbeda nyata; F-tabel (1;18;5%) = 4,41; F-tabel
(1;4;5%) = 7,71.
Berdasarkan uji lanjut ortogonal kontras (Tabel 5) menunjukkan bahwa Sistem olah
tanah dan pemberian NPK majemuk berbagai tingkat dosis tidak berbeda nyata
tehadap indeks luas daun tanaman kedelai.
4.1.6 Laju tumbuh tanaman
Data pengamatan dan hasil analisis ragam laju tumbuh tanaman disajikan pada
(Tabel 37 dan 40, Lampiran). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa Sistem
olah tanah berbeda nyata tetapi pemberian NPK majemuk berbagai tingkat dosis
tidak berpengaruh nyata terhadap laju tumbuh tanaman kedelai begitu pula interaksi
kedua faktor perlakuan (Tabel 38 dan 41, lampiran).
Berdasarkan uji lanjut ortogonal kontras (Tabel 6) menunjukkan bahwa Sistem olah
tanah dan pemberian NPK majemuk berbagai tingkat dosis tidak berbeda nyata
tehadap laju tumbuh tanaman kedelai.
Tabel 6. Uji Ortogonal Kontras Laju Tumbuh Tanaman Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pemupukan NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis (Transformasi √X + 0,5)
Kontras Qj F-
Hitung
Persentase
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 2,78 1 < tn
b. o2 vs o3 -8,01 4,23 tn
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 -4,12 1 < tn
d. p1 vs p2, p3 1,33 1 < tn
e. p2 vs p3 1,35 1 < tn
interaksi
a x c -2,31 1 < tn
a x d -5,28 1 < tn
a x e -6,20 3,76 tn
b x c -6,98 2,38 tn
b x d -0,69 1 < tn
b x e 1,48 1 < tn
pengaruh sederhana
o1,vs o2,o3 pada p0 1,27 1 < tn
o1,vs o2,o3 pada p1 2,26 1 < tn
o1,vs o2,o3 pada p2 2,72 1,45 tn
o1,vs o2,o3 pada p3 -3,48 2,36 tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 -0,60 1 < tn
p1 vs p2, p3 pada o1 2,20 1 < tn
p2 vs p3 pada o1 2,52 3,71 tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 1,73 1 < tn
p1 vs p2, p3 pada o2 -0,09 1 < tn
Tabel 6 (lanjutan) p2 vs p3 pada o2 -1,32 1,03 tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 -5,25 2,69 tn
p1 vs p2, p3 pada o3 -0,78 1 < tn
p2 vs p3 pada o3 0,15 1 < tn
Keterangan:
o1 = Tanpa Olah Tanah; o2 = Olah Tanah Minimum; o3 = Olah Tanah Sempurna; p0
= Tanpa NPK; p1 = NPK 100 kg/ha; p2 = NPK 200 kg/ha; p3 = NPK 300 kg/ha; tn
= tidak berbeda nyata; * = berbeda nyata; F-tabel (1;18;5%) = 4,41; F-tabel
(1;4;5%) = 7,71.
4.1.7 Nisbah pupus akar umur 21 HST
Data pengamatan dan hasil analisis ragam nisbah pupus akar umur 21 HST
disajikan pada (Tabel 43 dan 46, Lampiran). Hasil analisis ragam menunjukkan
bahwa Sistem olah tanah dan pemberian NPK majemuk berbagai tingkat dosis tidak
berpengaruh nyata terhadap nisbah pupus akar tanaman kedelai 21 HST begitu pula
interaksi kedua faktor perlakuan (tabel 44 dan 47, Lampiran).
Tabel 7. Uji Ortogonal Kontras Nisbah Pupus Akar Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pemupukan NPK Majemuk Berbagai
Tingkat Dosis (Tranformasi √X)
Kontras Qj F-
Hitung
Persentase
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 -1,25 1 < tn
b. o2 vs o3 2,42 1 < tn
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 -0,96 1 < tn
d. p1 vs p2, p3 0,33 1 < tn
e. p2 vs p3 -0,36 1 < tn
interaksi
a x c -4,75 1 < tn
a x d -0,31 1 < tn
a x e 2,74 1,84 tn
b x c -1,49 1 < tn
b x d 0,35 1 < tn
b x e 1,28 1,20 tn
pengaruh sederhana
o1,vs o2,o3 pada p0 0,88 1 < tn
o1,vs o2,o3 pada p1 -0,60 1 < tn
o1,vs o2,o3 pada p2 -2,13 2,22 tn
o1,vs o2,o3 pada p3 0,61 1 < tn
Tabel 7 (lanjutan) p0 vs p1, p2, p3 pada o1 1,26 1 < tn
p1 vs p2, p3 pada o1 0,21 1 < tn
p2 vs p3 pada o1 -1,03 1,57 tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 -0,37 1 < tn
p1 vs p2, p3 pada o2 -0,12 1 < tn
p2 vs p3 pada o2 -0,30 1 < tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 -1,86 1 < tn
p1 vs p2, p3 pada o3 0,23 1 < tn
p2 vs p3 pada o3 0,97 1,40 tn
Keterangan:
o1 = Tanpa Olah Tanah; o2 = Olah Tanah Minimum; o3 = Olah Tanah Sempurna; p0
= Tanpa NPK; p1 = NPK 100 kg/ha; p2 = NPK 200 kg/ha; p3 = NPK 300 kg/ha; tn
= tidak berbeda nyata; * = berbeda nyata; F-tabel (1;18;5%) = 4,41; F-tabel
(1;4;5%) = 7,71.
Berdasarkan uji lanjut ortogonal kontras (Tabel 7) menunjukkan bahwa Sistem olah
tanah dan pemberian NPK majemuk berbagai tingkat dosis tidak berbeda nyata
terhadap nisbah pupus akar tanaman kedelai 21 HST.
4.1.8 Nisbah pupus akar 28 HST
Data pengamatan dan hasil analisis ragam nisbah pupus akar umur 28 HST
disajikan pada (Tabel 49 dan 52, Lampiran). Hasil analisis ragam menunjukkan
bahwa Sistem olah tanah dan pemberian NPK majemuk berbagai tingkat dosis tidak
berpengaruh nyata terhadap nisbah pupus akar tanaman kedelai 28 HST begitu pula
interaksi kedua faktor perlakuan (Tabel 50 dan 52, Lampiran).
Berdasarkan uji lanjut ortogonal kontras (Tabel 8) memperlihatkan bahwa Sistem
olah tanah dan dosis NPK majemuk berbagai tingkat dosis tidak berbeda nyata
terhadap nisbah pupus akar tanaman kedelai 28 HST.
Tabel 8. Uji Ortogonal Kontras Nisbah Pupus Akar 28 HST Tanaman Kedelai
Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pemupukan NPK Majemuk
Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi √X + 0,5)
Kontras Qj F-
Hitung
Persentase
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 -10,57 1 < tn
b. o2 vs o3 0,78 1 < tn
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 3,00 1 < tn
d. p1 vs p2, p3 -3,14 1 < tn
e. p2 vs p3 0,04 1 < tn
interaksi
a x c -3,29 1 < tn
a x d 10,16 1,58 tn
a x e 3,82 1 < tn
b x c 2,23 1 < tn
b x d -0,35 1 < tn
b x e -0,68 1 < tn
pengaruh sederhana
o1,vs o2,o3 pada p0 -1,82 1 < tn
o1,vs o2,o3 pada p1 -6,30 3,66 tn
o1,vs o2,o3 pada p2 -3,13 1 < tn
o1,vs o2,o3 pada p3 0,68 1 < tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 2,10 1 < tn
p1 vs p2, p3 pada o1 -4,43 1,81 tn
p2 vs p3 pada o1 -1,26 1 < tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 -0,66 1 < tn
p1 vs p2, p3 pada o2 0,82 1 < tn
p2 vs p3 pada o2 0,99 1 < tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 1,57 1 < tn
p1 vs p2, p3 pada o3 0,47 1 < tn
p2 vs p3 pada o3 0,31 1 < tn
Keterangan:
o1 = Tanpa Olah Tanah; o2 = Olah Tanah Minimum; o3 = Olah Tanah Sempurna; p0
= Tanpa NPK; p1 = NPK 100 kg/ha; p2 = NPK 200 kg/ha; p3 = NPK 300 kg/ha; tn
= tidak berbeda nyata; * = berbeda nyata; F-tabel (1;18;5%) = 4,41; F-tabel
(1;4;5%) = 7,71.
4.1.9 Buku subur tanaman kedelai
Data pengamatan dan hasil analisis ragam jumlah buku subur tanaman kedelai
disajikan pada (tabel 55 dan 58, Lalmpiran). Hasil analisis ragam menunjukkan
bahwa Sistem olah tanah tidak berpengaruh nyata di pihak lain pemberian NPK
majemuk berbagai tingkat dosis berpengaruh nyata terhadap buku subur namun,
interaksi kedua faktor perlakuan tidak berpengaruh nyata (Tabel 56 dan 59,
Lampiran).
Tabel 9. Uji Ortogonal Kontras Buku Subur Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh
Sistem Olah Tanah dan Pemupukan NPK Majemuk Berbagai Tingkat
Dosis (Tranformasi √X)
Kontras Qj F-
Hitung
Persentase
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 6,33 1 < tn
b. o2 vs o3 4,05 1 < tn
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 14,50 5,23 * 56,16 %
d. p1 vs p2, p3 5,18 1,34 tn
e. p2 vs p3 2,19 1 < tn
interaksi
a x c 3,06 1 < tn
a x d 0,86 1 < tn
a x e 2,57 1,11 tn
b x c 9,94 8,31 *
b x d -0,30 1 < tn
b x e 2,90 4,25 tn
pengaruh sederhana
o1,vs o2,o3 pada p0 0,82 1 < tn
o1,vs o2,o3 pada p1 1,55 1 < tn
o1,vs o2,o3 pada p2 0,70 1 < tn
o1,vs o2,o3 pada p3 3,27 3,59 tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 3,81 2,44 tn
p1 vs p2, p3 pada o1 1,44 1 < tn
p2 vs p3 pada o1 -0,13 1 < tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 0,37 1 < tn
p1 vs p2, p3 pada o2 2,02 1,37 tn
p2 vs p3 pada o2 -0,29 1 < tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 10,31 17,87 * 62,58 %
p1 vs p2, p3 pada o3 1,72 1 < tn
p2 vs p3 pada o3 2,61 6,87 * 58,51 %
Keterangan:
o1 = Tanpa Olah Tanah; o2 = Olah Tanah Minimum; o3 = Olah Tanah Sempurna; p0
= Tanpa NPK; p1 = NPK 100 kg/ha; p2 = NPK 200 kg/ha; p3 = NPK 300 kg/ha; tn
= tidak berbeda nyata; * = berbeda nyata; F-tabel (1;18;5%) = 4,41; F-tabel
(1;4;5%) = 7,71.
Berdasarkan uji lanjut ortogonal kontras (Tabel 9) memperlihatkan bahwa Sistem
olah tanah tidak berpengaruh namun pemberian dosis NPK majemuk memberikan
pengaruh yang nyata terhadap buku subur tanman kedelai. Pemberian pupuk NPK
majemuk dengan dosis 100 kg/ha, 200 kg/ha dan 300 kg/ha mampu meningkatkan
buku subur tanaman kedelai sebesar 56,16 % dibandingkan tanpa pemupukan NPK.
Perbandingan pengaruh sederhana akibat Sistem olah tanah sempurna dengan
kombinasi pemberian NPK majemuk 100 kg/ha, 200 kg/ha, 300 kg/ha mampu
meningkatkan buku subur tanaman kedelai sebesar 62,58 % dibandingkan tanpa
pemupukan NPK. Di pihak lain, Sistem olah tanah sempurna yang dikombinasikan
dengan NPK majemuk 300 kg/ha mampu meningkatkan buku subur tanaman
kedelai 58,51 % dibandingkan dengan pemberian NPK majemuk 200 kg/ha.
4.1.10 Jumlah polong total
Data pengamatan dan hasil analisis ragam jumlah polong total disajikan pada (Tabel
61 dan 64, Lampiran). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa Sistem olah tanah
tidak berpengaruh nyata di pihak lain pemberian NPK majemuk berbagai tingkat
dosis berpengaruh nyata terhadap jumlah polong total tanaman kedelai namun
interaksi kedua faktor perlakuan tidak berpengaruh nyata (Tabel 62 dan 65,
lampiran).
Berdasarkan uji lanjut ortogonal kontras (Tabel 10) memperlihatkan bahwa
pengaruh berbagai Sistem olah tanah dan dosis NPK majemuk tidak memberikan
berpengaruh nyata terhadap buku subur tanaman kedelai.
Pemberian pupuk NPK majemuk 300 kg/ha dikombinasi Sistem olah tanah
minimum dan Sistem olah tanah sempurna mampu meningkatkan jumlah polong
total sebesar 58,84% jika dibanding dengan Sistem tanpa olah tanah.
Tabel 10. Uji Ortogonal Kontras Jumlah Polong Total Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah Dan Pemupukan NPK Majemuk
Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi √X)
Kontras Qj F-
Hitung
Persentase
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 15,12 1 < tn
b. o2 vs o3 6,96 1 < tn
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 15,48 2,00 tn
d. p1 vs p2, p3 13,21 2,92 tn
e. p2 vs p3 5,36 1,44 tn
interaksi
a x c -2,28 1 < tn
a x d 1,08 1 < tn
a x e 6,89 2,68 tn
b x c -5,42 1 < tn
b x d 4,08 1 < tn
b x e 3,22 1,76 tn
pengaruh sederhana
o1,vs o2,o3 pada p0 4,35 2,14 tn
o1,vs o2,o3 pada p1 3,23 1,18 tn
o1,vs o2,o3 pada p2 0,33 1 < tn
o1,vs o2,o3 pada p3 7,21 5,88 * 58,84 %
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 5,92 1,98 tn
p1 vs p2, p3 pada o1 4,05 1,85 tn
p2 vs p3 pada o1 -0,51 1 < tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 7,49 3,17 tn
p1 vs p2, p3 pada o2 2,54 1 < tn
p2 vs p3 pada o2 1,32 1 < tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 2,07 1 < tn
p1 vs p2, p3 pada o3 6,62 4,95 * 58,42 %
p2 vs p3 pada o3 4,55 7,00 * 59,93 %
Keterangan:
o1 = Tanpa Olah Tanah; o2 = Olah Tanah Minimum; o3 = Olah Tanah Sempurna; p0
= Tanpa NPK; p1 = NPK 100 kg/ha; p2 = NPK 200 kg/ha; p3 = NPK 300 kg/ha; tn
= tidak berbeda nyata; * = berbeda nyata; F-tabel (1;18;5%) = 4,41; F-tabel
(1;4;5%) = 7,71.
Sistem olah tanah sempurna dikombinasikan dengan pemberian NPK majemuk 200
kg/ha dan 300 kg/ha mampu meningkatkan jumlah polong sebesar 58,42%
dibandingkan pemberian NPK majemuk 100 kg/ha. Sedangkan Sistem olah tanah
dikombinasi dengan 300 kg/ha mampu meningkatkan jumlah polong total sebesar
59,93% dibandingkan pemberian NPK majemuk 200 kg/ha.
4.1.11 Jumlah polong bernas
Data pengamatan dan hasil analisis ragam jumlah polong bernas disajikan pada
(Tabel 67 dan 70, Lampiran). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa Sistem
olah tanah tidak berbeda nyata di pihak lain, pemberian NPK majemuk berbagai
tingkat dosis berbeda nyata terhadap jumlah polong bernas tanaman kedelai namun,
interaksi kedua faktor perlakuan tidak berbeda nyata (Tabel 68 dan 71, Lampiran).
Tabel 11. Uji Ortogonal Kontras Jumlah Polong Bernas Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pemupukan NPK Majemuk
Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi √X)
Kontras Qj F-
Hitung
Persentase
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 15,02 1 < tn
b. o2 vs o3 6,92 1 < tn
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 15,56 2,06 tn
d. p1 vs p2, p3 13,18 2,95 tn
e. p2 vs p3 5,41 1,49 tn
interaksi
a x c -2,59 1 < tn
a x d 1,06 1 < tn
a x e 6,82 2,67 tn
b x c -5,56 1 < tn
b x d 4,02 1 < tn
b x e 3,21 1,78 tn
pengaruh sederhana
o1,vs o2,o3 pada p0 4,40 2,22 tn
o1,vs o2,o3 pada p1 3,19 1,17 tn
o1,vs o2,o3 pada p2 0,30 1 < tn
o1,vs o2,o3 pada p3 7,13 5,83 * 58,74 %
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 6,05 2,10 tn
p1 vs p2, p3 pada o1 4,04 1,87 tn
p2 vs p3 pada o1 -0,47 1 < tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 7,53 3,26 tn
Tabel 11 (lanjutan) p1 vs p2, p3 pada o2 2,56 1 < tn
p2 vs p3 pada o2 1,33 1 < tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 1,98 1 < tn
p1 vs p2, p3 pada o3 6,58 4,96 * 58,41 %
p2 vs p3 pada o3 4,55 7,12 * 59,90 %
Keterangan:
o1 = Tanpa Olah Tanah; o2 = Olah Tanah Minimum; o3 = Olah Tanah Sempurna; p0
= Tanpa NPK; p1 = NPK 100 kg/ha; p2 = NPK 200 kg/ha; p3 = NPK 300 kg/ha; tn
= tidak berbeda nyata; * = berbeda nyata; F-tabel (1;18;5%) = 4,41; F-tabel
(1;4;5%) = 7,71.
Berdasarkan uji lanjut ortogonal kontras (Tabel 11) memperlihatkan bahwa
pengaruh berbagai Sistem olah tanah dan dosis NPK majemuk berbagai tingkat
dosis tidak berpengaruh nyata terhadap buku subur tanaman kedelai.
Pemberian pupuk NPK majemuk 300 kg/ha dikombinasi Sistem olah tanah
minimum dan Sistem olah tanah sempurna mampu meningkatkan jumlah polong
total sebesar 58,74% jika dibanding dengan Sistem tanpa olah tanah.
Perbandingan pengaruh sederhana akibat Sistem olah tanah sempurna
dikombinasikan dengan pemberian NPK majemuk 200 kg/ha dan 300 kg/ha mampu
meningkatkan jumlah polong sebesar 58,41% dibandingkan pemberian NPK
majemuk 100 kg/ha. Sedangkan Sistem olah tanah dikombinasi 300 kg/ha mampu
meningkatkan jumlah polong total sebesar 59,90% dibandingkan pemberian NPK
majemuk 200 kg/ha.
4.1.12 Bobot 100 biji kedelai
Data pengamatan dan hasil analisis ragam bobot 100 biji kedelai disajikan pada
(Tabel 73, Lampiran). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa Sistem olah tanah
tidak berpengaruh nyata di pihak lainpemberian NPK majemuk berbagai tingkat
dosis berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji kedelai namun interaksi kedua
faktor perlakuan tidak berpengaruh nyata (Tabel 74, lampiran).
Tabel 12. Uji Ortogonal Kontras Bobot 100 Biji Kedelai Akibat Pengaruh Sistem
Olah Tanah dan Pemupukan NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Kontras Qj F-
Hitung
Persentase
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 11,70 1 < tn
b. o2 vs o3 6,82 1 < tn
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 37,24 6,99 * 52,84 %
d. p1 vs p2, p3 18,40 3,41 tn
e. p2 vs p3 -1,28 1 < tn
interaksi
a x c -24,62 3,44 tn
a x d 3,16 1 < tn
a x e 1,18 1 < tn
b x c 11,38 2,20 tn
b x d 7,12 1,73 tn
b x e 1,34 1 < tn
pengaruh sederhana
o1,vs o2,o3 pada p0 9,08 5,61 * 53,38 %
o1,vs o2,o3 pada p1 -0,18 1 < tn
o1,vs o2,o3 pada p2 0,81 1 < tn
o1,vs o2,o3 pada p3 1,99 1 < tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 20,62 14,47 * 54,95 %
p1 vs p2, p3 pada o1 5,08 1,76 tn
p2 vs p3 pada o1 -0,82 1 < tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 2,62 1 < tn
p1 vs p2, p3 pada o2 3,10 1 < tn
p2 vs p3 pada o2 -0,90 1 < tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 14,00 6,67 * 53,10 %
p1 vs p2, p3 pada o3 10,22 7,11 * 53,27 %
p2 vs p3 pada o3 0,44 1 < tn
Keterangan:
o1 = Tanpa Olah Tanah; o2 = Olah Tanah Minimum; o3 = Olah Tanah Sempurna; p0
= Tanpa NPK; p1 = NPK 100 kg/ha; p2 = NPK 200 kg/ha; p3 = NPK 300 kg/ha; tn
= tidak berbeda nyata; * = berbeda nyata; F-tabel (1;18;5%) = 4,41; F-tabel
(1;4;5%) = 7,71.
Berdasarkan uji lanjut ortogonal kontras (Tabel 12) memperlihatkan bahwa Sistem
olah tanah tidak berpengaruh di pihak lain, pemberian NPK majemuk berbagai
tingkat dosis memberikan pengaruh nyata terhadap bobot 100 biji kedelai.
Pemberian pupuk NPK majemuk dengan dosis 100 kg/ha, 200 kg/ha dan 300 kg/ha
mampu meningkatkan bobot 100 biji kedelai sebesar 52,84% jika dibandingkan
tanpa NPK.
Perbandingan pengaruh sederhana akibat Sistem tanpa olah tanah minimum dan
Sistem olah tanah sempurna dikombinasi pemberian tanpa NPK mampu
meningkatkan bobot 100 biji kedelai sebesar 53,84% dibandingkan Sistem tanpa
olah tanah. Sedangkan Sistem tanpa olah tanah dikombinasi dengan pemberian
NPK majemuk 100 kg/ha, 200 kg/ha dan 300 kg/ha mampu meningkatkan bobot
100 biji kedelai sebesar 54,95% dibandingkan pemberian tanpa NPK.
Sistem olah tanah sempurna dikombinasi dengan pemberian NPK majemuk 100
kg/ha, 200 kg/ha dan 300 kg/ha mampu meningkatkan bobot 100 biji kedelai
sebesar 53,10% dibanding pemberian tanpa NPK. Sedangkan Sistem olah tanah
sempurna dikombinasi pemberian NPK majemuk 200 kg/ha dan 300 kg/ha mampu
meningkatkan bobot 100 biji kedelai sebesar 53,27% dibanding kombinasi Sistem
olah tanah sempurna dengan pemberian NPK majemuk 100 kg/ha.
4.1.13 Bobot kedelai perpetak panen
Data pengamatan dan hasil analisis ragam bobot kedelai per petak panen disajikan
pada (Tabel 76 dan 79, Lampiran). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
Sistem olah tanah dan pemberian NPK majemuk berbagai tingkat dosis
berpengaruh nyata terhadap bobot petak panen kedelai namun interaksi kedua
faktor perlakuan tidak berpengaruh nyata (Tabel 77 dan 80, lampiran).
Tabel 13. Uji Ortogonal Kontras Bobot Kedelai Perpetak Panen Akibat Pengaruh
Sistem Olah Tanah dan Pemupukan NPK Majemuk Berbagai Tingkat
Dosis (Tranformasi Log (X))
Kontras Qj f-
hitung
persentase
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 1,26 1 < tn
b. o2 vs o3 -0,40 1 < tn
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 0,12 1 < tn
d. p1 vs p2, p3 3,51 3,05 tn
e. p2 vs p3 0,22 1 < tn
interaksi
a x c 0,18 1 < tn
a x d 0,87 1 < tn
a x e 0,26 1 < tn
b x c -0,58 1 < tn
b x d 2,29 4,35 tn
b x e 0,06 1 < tn
pengaruh sederhana
o1,vs o2,o3 pada p0 0,27 1 < tn
o1,vs o2,o3 pada p1 0,04 1 < tn
o1,vs o2,o3 pada p2 0,35 1 < tn
o1,vs o2,o3 pada p3 0,61 1 < tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 -0,02 1 < tn
p1 vs p2, p3 pada o1 0,88 1,29 tn
p2 vs p3 pada o1 -0,01 1 < tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 0,36 1 < tn
p1 vs p2, p3 pada o2 0,17 1 < tn
p2 vs p3 pada o2 0,09 1 < tn
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 -0,22 1 < tn
p1 vs p2, p3 pada o3 2,46 10,07 * 55,03 %
p2 vs p3 pada o3 0,15 1 < tn
Keterangan:
o1 = Tanpa Olah Tanah; o2 = Olah Tanah Minimum; o3 = Olah Tanah Sempurna; p0
= Tanpa NPK; p1 = NPK 100 kg/ha; p2 = NPK 200 kg/ha; p3 = NPK 300 kg/ha; tn
= tidak berbeda nyata; * = berbeda nyata; F-tabel (1;18;5%) = 4,41; F-tabel
(1;4;5%) = 7,71.
Berdasarkan uji lanjut ortogonal kontras (Tabel 13) memperlihatkan bahwa
pengaruh berbagai Sistem olah tanah dan dosis NPK majemuk tidak memberikan
berpengaruh nyata terhadap buku subur tanaman kedelai.
Perbandingan pengaruh sederhana akibat Sistem olah tanah sempurna yang
dikombinasikan pemberian NPK majemuk 200 kg/ha dan 300 kg/ha mampu
meningkatkan hasil petak panen sebesar 55,03 % dibandingkan kombinasi Sistem
olah tanah sempurna dengan pemberian NPK majemuk 100 kg/ha.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot kering gulma 14 HST lebih
tinggi akibat pemupukan NPK berbagai tingkat dosis dari pada tanpa NPK (Tabel
2). Semakin tinggi dosis pemupukan NPK mampu menghasilkan bobot kering
gulma yang lebih tinggi saat 28 HST (Tabel 3).
Kedua fakta di atas ditemukan pada Sistem tanpa olah tanah sedangkan Sistem olah
tanah minimum dan Sistem olah tanah sempurna bobot kering gulma tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata. Hal ini dapat dipahami karena pada Sistem
tanpa olah tanah gulma dikendalikan dengan herbisida Sistemik. Herbisida
Sistemik adalah herbisida yang cara kerjanya ditranslokasikan ke seluruh tubuh
atau bagian jaringan gulma, mulai dari daun sampai keperakaran. Beberapa faktor
yang mempengaruhi efektivitas herbisida Sistemik yaitu gulma masa pertumbuhan
aktif, tidak terkena hujan, dan menggunakan air bersih sebagai bahan pelarut
(Nufarm, 2016). Terlihat di lapangan efektifitas penyemprotan tidak maksimal
disebabkan setelah penyemprotan terjadi hujan apalagi biji-biji gulma yang masih
berada di atas permukaan tanah mengakibatkan gulma akan tumbuh lebih cepat
dibandingkan dengan Sistem olat tanah yang lain.
Pada Sistem olah tanah minimum dilakukan pencangkulan tanah pada larikan yang
akan ditanami benih kedelai. Hal ini tentu menyebabkan biji-biji gulma yang
berada di atas permukaan akan tertimbun sehingga dapat menekan pertumbuhan
gulma pada larikan. Sedangkan pada Sistem olah tanah sempurna, dilakukan
pembajakan pada seluruh petakan sehingga biji-biji gulma akan tertimbun lebih
banyak di dalam tanah. Hal ini menyebabkan pertumbuhan gulma lebih sedikit pada
lahan yang menggunakan Sistem olah tanah sempurna dibandingkan Sistem olah
tanah minimun dan Sistem tanpa olah tanah.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin meningkatnya dosis
NPK yang diberikan maka indeks luas daun semakin meningkat (Tabel 4). Fakta
serupa ditemukan pada Sistem tanpa olah tanah dan Sistem olah tanah sempurna
yang dipupuk NPK berbagai tingkat dosis dibandingkan tanpa NPK. Hal ini
berhubungan dengan fungsi pupuk NPK yang diberikan terutama N yang dapat
meningkatkan pertumbuhan khususnya daun. Daun tanaman akan bertambah maka
luas daun juga akan bertambah. Di pihak lain, Hasil penelitian memperlihatkan
bahwa laju asimilasi bersih belum secara nyata dipengaruhi oleh kedua faktor
perlakuan yang diberikan (Tabel 5). Hal ini mungkin berkaitan dengan laju
penimbunan asimilat pada bagian tanaman seperti batang, cabang dan daun relatif
sama.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa nisbah pupus akar pada 21 HST dan 28
HST belum menunjukkan perbedaan yang nyata (Tabel 7 dan 8). Nisbah pupus
akar merupakan perbandingan pertumbuhan pupus dibandingkan pertumbuhaan
akar. Hal ini berarti bahwa laju pertumbuha pupus maupun pertumbuhaan akar
belum dipengaruhi pemberian NPK berbagai tingkat dosis maupun akibat
perbedaan Sistem olah tanah. Normahani (2015) menyebutkan bahwa fungsi P
yang terdapat pada pupuk NPK berfungsi untuk merangsang dan meningkatkan
perkembangan akar tanaman. Hasil penelitian ini tidak berbeda mungkin berkaitan
dengan kandungan dalam tanah sebelum penelitian (Tabel 3, lampiran). Di pihak
lain, menurut beberapa literatur pengolahan tanah terutama olah tanah sempurna
dapat meningkatkan pertumbuhan akar tanaman. Fakta ini tidak ditemukan pada
penelitian ini.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa konsistensi antara jumlah polong total dan
polong bernas kedelai yang ditanam pada Sistem olah tanah minimum dan Sistem
olah tanah sempurna menghasilkan polong lebih tinggi dibanding Sistem tanpa olah
tanah pada pemupukan NPK majemuk 300 kg/ha (Tabel 10 dan 11). Di pihak lain,
pemberian pupuk NPK majemuk 300 kg/ha menghasilkan jumlah polong total dan
jumlah polong bernas lebih tinggi dari pada pemupukan NPK majemuk 200 kg/ha
yang ditanam dengan Sistem olah tanah sempurna. Hal ini berarti kedelai
menghendaki struktur tanah yang gembur, yang diimbangi pemupukan NPK.
Sejalan dengan jumlah polong ternyata bobot 100 biji kedelai memperlihatkan fakta
yang serupa, bahwa pemupukan NPK majemuk berbagai tingkat dosis
meningkatkan bobot 100 biji kedelai dibandingkan tanpa pemupukan NPK pada
Sistem tanpa olah tanah dan Sistem olah tanah sempurna. Hal ini karena pemberian
pupuk NPK majemuk yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan unsur hara yang
diperlukan oleh tanaman kedelai dan sesuai dengan peranan NPK pada tanaman.
Lingga dan Marsono (2007) menjelaskan bahwa peranan nitrogen bagi tanaman
adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya cabang,
batang dan daun. Nitrogen berfungsi sebagai pembentuk klorofil, protein dan
lemak. Nitrogen juga sebagai penyusun enzim yang terdapat dalam sel, sehingga
mempengaruhi pertumbuhan karbohidrat yang sangat berperan dalam pertumbuhan
tanaman. Sosrosoedirjo (2004) menambahkan bahwa karbohidrat merupakan
bahan yang sangat diperlukan dalam pembelahan sel, perpanjanga sel, pembesaran
sel dan pembentukan jaringan untuk perkembangan batang, daun, dan akar. Fosfor
berfungsi mengatasi pengaruh negatif dari nitrogen, memperbaiki perkembangan
akar dan memperbaiki kualitas hasil. Kemudian kalium berfungsi dalam mengatur
keseimbangan nitrogen dan fosfor.
Pada (Tabel 13) memperlihatkan bahwa bobot kedelai perpetak panen tidak nyata
dipengaruhi oleh perbedaan Sistem olah tanah dan pemberian pupuk NPK berbagai
tingkat dosis. Variabel penelitian ini belum secara konsisten didukung oleh
variabel pertumbuhan dan komponen hasil kedelai. Bila dikaitkan dengan jumlah
polong total, polong bernas dan bobot 100 biji ternyata bobot kedelai perpetak
panen sangat ditentukan ketiga variabel itu pada pemupukan NPK majemuk 200
kg/ha dan 300 kg/ha pada Sistem olah tanah sempurna. Hal ini disebabkan karena
setiap unsur hara yang terkandung di dalam pupuk NPK majemuk mendukung
berbagai proses metabolisme sel, fotosintesis, dan resprasi sel sehingga dapat
meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai.
Pada saat pertumbuhan dan perkembangan tanaman sampai menghasilkan,
dibutuhkan unsur hara dalam jumlah yang cukup, khususnya unsur P dan K.
Kandungan unsur hara P dan K pada pupuk NPK Phonska cukup tinggi sebesar
15%, diduga pemberian NPK Phonska dapat memenuhi kebutuhan hara P dan K
untuk tanaman kedelai sehingga pada saat panen dapat menghasilkan jumlah
polong dan bobot biji yang lebih baik. Lingga (2000), mengemukakan bahwa
pengaruh P dapat meningkatkan hasil tanaman, perbaikan kualitas hasil dan
mempercepat pematangan, sedangkan Kberperan sebagi katalisator berbagai reaksi
enzimatik dan proses fisologi lainya sehingga secara keseluruhan berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan kualitas hasil.
Pengaruh interaksi Sistem olah tanah dan pupuk NPK majemuk berbagai tingkat
dosis terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai tidak berbeda nyata terhadap
semua peubah pengamatan yang ada.
Pengaruh yang tidak nyata diduga disebabkan oleh perbedaan Sistem olah tanah
dengan pemanfaatan pupuk NPK majemuk berbagai tingkat dosis saling menutupi.
Karena menurut (Dwidjoseputro 1985 dalam Jayasumarta, 2012) menyatakan
pertumbuhan yang baik dapat dicapai bila faktor keliling yang mempengaruhi
pertumbuhan berimbang dan menguntungkan. Bila salah satu faktor tidak seimbang
dengan faktor yang lain maka faktor ini dapat menekan atau terkadang
menghentikan pertumbuhan tanaman.
V. KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
1. Sistem olah tanah yang berbeda tidak mempengaruhi semua peubah yang
diamati kecuali bobot kering gulma 14 hst, bobot kering gulma 28 hst dan
laju tumbuh tanaman.
2. Pemberian pupuk NPK majemuk berpengaruh nyata pada semua peubah yang
diamati, kecuali tinggi tanaman, bobot kering gulma, indeks luas daun, laju
asimilasi bersih, laju tumbuh tanaman dan nisbah pupus akar.
3. Tidak terdapat interaksi antara perlakuan sistem olah tanah dan pemberian
pupuk NPK majemuk pada semua peubah yang diamati.
5.2. Saran
Dalam budidaya tanaman kedelai terutama pada lahan yang kritis atau miskin unsur
hara disarankan menggunakan sistem olah tanah sempurna dan pemberian pupuk
NPK majemuk dengan dosis 200 kg/ha.
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1985. Dasar-Dasar bercocok tanam. Kanisius. Yogyakarta. 218 hlm.
AAK. 1989. Kedelai. Kanisius. Yogyakarta. 83 hlm.
Adisarwanto. 2006. Kedelai, Budidaya dengan pemupukan yang Efektif dan
Mengoptimalkan Peran Bintil akar. Penebar Swadaya. Jakarta. 108 hlm.
Adisarwanto. 2008. Budidaya Kedelai Tropika. Penebar Swadaya. Jakarta.76 hlm.
Andika I Made Rai. 2014. Respons Tanaman Jagung Semi (Baby Corn) Terhadap
Sistem Olah Tanah Dan Pupuk NPK Berbagai Tingkat Dosis. Skripsi.
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro.
Annonymous. 2008. Deskripsi Kedelai Varietas Grobogan.
http://repository.usu.ac.id/bitstream.123456789416051.Appendix.pdf
(diakses tanggal 05 Februari 2016).
Badan Pusat Statistika. 2015. Produksi Kedelai Nasional. Badan Pusat Statistika
Fuady, Zahrul., Mawardi, dan Melizawati. 2012. Teknik Pengendalian Gulma dan
Pengelolaan Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Kedelai (Glycine Max L. Merril). Jurnal Ilmiah Sains Dan Teknologi. 12(3)
Nopember 2012. ISSN 1829-9598.
Gunesti, Y. 2014. Pengaruh Pemberian Pupuk N, P, K dan Kompos Terhadap P-
Tersedia, Serapan P Tanaman, Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai
Glycine Max L) Pada Ultisol. Universitas Sriwijaya. Sumatra Selatan.
www.akademik.unsri.ac.id/paper (diakses tanggal 08 desember 2015)
Hakim, Nurhajati., M. Yusuf Nyakpa, A.M. Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M.
Amin Diha, Go Ban Hong, dan Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Universitas Lampung. Bandar Lampung. 488 hlm.
Indrayati Linda dan Umar Sudirman. 2009. Pengaruh Pemupukan NPK dan
Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai Di Lahan
Sulfat Masam Bergambut. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa. Banjar
Baru.
Jayasumarta, D. 2012. Pengaruh Sistem Olah Tanah Dan Pupuk P Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merril).
Agrium. Universitas Muhammadiyah. Sumatra Utara
Kartasapoetra, G. A.G. Kartasapoetra, Mul Mulyani Sutedjo. 1985. Teknologi
Konservasi Tanah dan Air. PT. Rineka Cipta. Jakarta. 194 hlm.
Kaya. 2013. Pengaruh Kompos Jerami dan Pupuk NPK terhadap N-tersedia
Tanah, Serapan-N, Pertumbuhan, dan Hasil Padi Sawah (Oryza Sativa L).
Ambon. Agrologia, 2(1): 43-50.
Lingga, P. dan Marsono. 2000. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar
Swadaya. Jakarta. 150 hlm.
Normahani. 2015. Mengenal Pupuk Fosfat Dan Fungsinya Bagi Tanaman. Balai
Penelitian Pertanian Lahan Rawa. Kalimantan Selatan
Pardiyo. 2005. Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Tingkat Dosis Pupuk Fosfat
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine max L. Merril).
Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana. Metro.
Petrokimia. 2011. Anjuran Umum Pemupukan Berimbang Menggunakan Pupuk
Majemuk. Gresik. Jawa Timur. http://www.petrokimia-gresik.com
/Resources/Docs/dosis_pupuk_majemuk.pdf. (diakses tanggal 08
Desember 2015).
Rosmarkam, A. dan Yuwono, N.W. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah.
Kanisius.Yogyakarta. 225 hlm.
Rukmana, Rahmat dan Yuniarsih Yuyun. 1996. Kedelai, Budidaya dan
Pascapanen. Kanisius.Yogyakarta. 94 hlm.
Septiatin. 2012. Meningkatkan Produksi Kedelai Di Lahan Kering, Sawah dan
Pasang Surut. Yrama Widya. Bandung. 74 hlm.
Setyo Wahyuningtyas Reni. 2010. Melestarikan Lahan Dengan Olah Tanah
Konservasi. Galam IV(2).
Sumiya Dwi Yamika Wiwin. 2011. Peningkatan Produksi Kedelai Pada Musim
Hujan Dengan Aplikasi Pupuk Majemuk NPK dan Pupuk Organik.
Universitas Brawijaya. Malang http://Karyailmiah.fp.ub.ac.id//uploads
peningkatan_produksi.pdf
Suryana Asep. 2012. Pengaruh Waktu Aplikasi dan Dosis Pupuk Majemuk NPK
Pada Pertumbuhan dan Hasil Kedelai Varietas Grobogan. Universitas
Lampung. http://digilib.unila.ac.id/12746 (diakses pada tanggal 30 Januari
2016).
Sutanto, Rachman. 2002. Penerapan Pertanian Organik, Pemasyarakatan dan
Pengembangan. Kanisius. Yogyakarta. 210 hlm.
Sutedjo Mul Mulyani. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta.
Jakarta. 177 hlm.
Sosrosoedirjo, 2004. Ilmu Memupuk Jilid I. CV. Yasaguna. Jakarta. 364 hlm.
Tuherkih dan Sipahutar. 2008. Pengaruh Pupuk NPK Majemuk (16:16:15)
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea mays L.) di Tanah
Inceptisols. Balai Penelitian Tanah. Bogor http://balittanah.litbang.
deptan.go.id/dokumentasi/prosidingsemnas2010/enggis.pdf
Widhi, N. K. Dan Yuliasmara, F. 2012. Penggunaan Metode Scanning Untuk
Mengukur Luas Daun Kakao. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.
Jember
Widyasari L., Sumarni T., dan Ariffin. 2011. Pengaruh Sistem Olah Tanah dan
Mulsa Jerami Padi Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai
(Glycine max L. Merril). Universitas Brawijaya. Malang.
LAMPIRAN
Tabel 1. Deskripsi Kedelai Varietas Anjasmoro
Nama varietas : Anjasmoro
Kategori : Varietas unggul nasional (released variety)
SK : 537/Kpts/TP.240/10/2001 tanggal 22 Oktober
tahun 2001
Tahun : 2001
Tetua : Seleksi masa dari populasi galur murni
MANSURIA
Potensi hasil : 2,25 – 2,03 ton/ha
Pemulia : Takashi Sanbuichi, Nagaaki Sekiya, Jamaludin M,
Susanto, Darman M. Arsyad, Muchlis Adie
Nomor galur : MANSURIA 359-49-4
Warna hipokotil : ungu
Warna epikotil : ungu
Warna daun : hijau
Warna bulu : putih
Warna bunga : ungu
Warna polong masak : cokelat muda
Warna kulit bji : kuning
Warna hilum : kuning kecokelatan
Tipe tumbuh : determnate
Bentuk daun : oval
Ukuran daun : lebar
Perkecambahan : 76-78%
Tinggi tanaman : 64-68 cm
Jumlah cabang : 2,9 – 5,6
Jumlah buku pada batang
utama : 12,9 – 14,8
Umur berbunga : 35,7 – 39,4 hari
Umur masak : 82,5 – 92,5
Bobot 100 biji : 14,8 – 15,3 gram
Kandungan protein biji : 41,78 – 42,05%
Kandungan lemak : 17,12 – 18,60%
Ketahanan terhadap
kerebahan : tahan rebah
Ketahanan terhadap
kerak daun : sedang
Ketahanan terhadap
pecah polong : tahan
Sumber : Marizka, 2010
http://repository.usu.ac.id/.Appendix.pdf
Tabel 2. Menghitung Luas Daun dengan Metode Irfanview
Metode berikut ini merupakan salah satu pendekatan untuk mengukur luas
penampang daun dengan menggunakan alat bantu image scanner dan software
IrfanView
1. Scan daun dengan menggunakan alat image scanner. Pastikan anda mencatat
angka DPI yang dipakai pada waktu melakukan scanning. DPI singkatan dari
Dot Per Inch atau jumlah titik per inci. Untuk contoh daun di bawah ini, angka
DPI yang digunakan adalah 72 DPI, kemudian disimpan dengan nama "leaf.jpg".
2. Jalankan program IrfanView dan buka file "leaf.jpg".
3. Pilih menu Image - Decrease Color Depth...
4. Akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini. Pilih "2 Colors (black/white)".
Gambar bunga akan berubah menjadi berwarna hitam-putih.
5. Pilih menu Image - Increase Color Depth... agar kita bisa menggunakan fasilitas
Histogram.
6. Akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini. Pilih "16 Colors (4BPP)".
7. Pilih menu Image - Histogram...
8. Akan muncul kotak dialog seperti di bawah ini.
9. Arahkan kursor ke sisi kiri Histogram sehingga Index menunjukkan angka 0 dan
Pixels akan menunjukkan jumlah pixel warna hitam di gambar yang tengah
ditampilkan. Catat angka ini (dalam contoh kali ini jumlah pixel warna hitam
adalah 111701)
10. Untuk menghitung luas daun dalam satuan cm2, gunakan rumus berikut:
Dalam contoh daun ini, luas penampangnya adalah:
Catatan: nilai lebih akurat, gunakan angka DPI yang lebih tinggi.
Sumber: Widhi dan Yuliasmara, 2012
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jember
Tabel 3. Jurnal Kegiatan
Tabel 4. Analisis Tanah
Tabel 5. Data Curah Hujan
Tabel 6. Tinggi Tanaman Kedelai 14 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah
dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
.................cm............................................
o1p0 6,00 7,05 5,40 18,45 6,15
o1p1 7,00 7,05 4,70 18,75 6,25
o1p2 3,80 7,00 6,00 16,80 5,60
o1p3 4,70 8,45 4,80 17,95 5,98
o2p0 5,55 5,05 5,50 16,10 5,37
o2p1 7,20 6,10 5,50 18,80 6,27
o2p2 4,50 8,70 6,85 20,05 6,68
o2p3 6,95 7,20 7,15 21,30 7,10
o3p0 6,45 6,75 8,35 21,55 7,18
o3p1 4,40 9,55 7,50 21,45 7,15
o3p2 3,20 6,50 8,45 18,15 6,05
o3p3 7,55 6,95 8,55 23,05 7,68
Total 67,30 86,35 78,75 232,40
Rataan 5,61 7,20 6,56 6,46
Tabel 7. Tinggi Tanaman Kedelai 21 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah
dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
...............cm...........................................
o1p0 10,20 11,20 8,50 29,90 9,97
o1p1 12,00 11,25 10,20 33,45 11,15
o1p2 8,40 11,50 10,10 30,00 10,00
o1p3 8,10 13,70 9,90 31,70 10,57
o2p0 10,20 9,70 9,70 29,60 9,87
o2p1 12,50 9,65 12,90 35,05 11,68
o2p2 9,20 11,70 10,50 31,40 10,47
o2p3 11,20 11,85 10,40 33,45 11,15
o3p0 10,35 10,30 11,60 32,25 10,75
o3p1 10,30 12,60 11,30 34,20 11,40
o3p2 8,20 10,80 12,30 31,30 10,43
o3p3 11,20 10,20 12,35 33,75 11,25
Total 121,85 134,45 129,75 386,05
Rataan 10,15 11,20 10,81 10,72
Keterangan : o1p0 = Tanpa Olah Tanah & Tanpa NPK, o1p1 = Tanpa Olah Tanah & NPK 100 Kg/ha,
o1p2 = Tanpa Olah Tanah & NPK 200 Kg/ha, o1p3 = Tanpa Olah Tanah & NPK 300 Kg/ha, o2p0 = Olah
Tanah Minimum & Tanpa NPK, o2p1 = Olah Tanah Minimum & NPK 100 Kg/ha, o2p2 = Olah Tanah
Minimum & NPK 200 Kg/ha, o2p3 = Olah Tanah Minimum & NPK 300 Kg/ha, o3p0 = Olah Tanah
Sempurna & Tanpa NPK, o3p1 = Olah Tanah Sempurna & NPK 100 Kg/ha, o3p2 = Olah Tanah
Sempurna & NPK 200 Kg/ha dan o3p3 = Olah Tanah Sempurna & NPK 300 Kg/ha.
Tabel 8. Tinggi Tanaman Kedelai 28 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah
dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
...............cm...................
o1p0 18,20 18,50 12,25 48,95 16,32
o1p1 20,50 18,30 13,80 52,60 17,53
o1p2 15,80 19,70 14,40 49,90 16,63
o1p3 15,10 20,25 15,00 50,35 16,78
o2p0 17,20 15,00 14,00 46,20 15,40
o2p1 20,80 11,60 19,60 52,00 17,33
o2p2 18,20 18,25 16,00 52,45 17,48
o2p3 20,30 17,50 15,90 53,70 17,90
o3p0 15,30 16,80 20,40 52,50 17,50
o3p1 16,10 18,60 20,10 54,80 18,27
o3p2 15,00 16,65 22,00 53,65 17,88
o3p3 20,70 18,50 17,80 57,00 19,00
Total 213,20 209,65 201,25 624,10
Rataan 17,77 17,47 16,77 17,34
Tabel 9. Tinggi Tanaman Kedelai 35 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah
dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
..............cm...................
o1p0 34,70 21,00 44,30 100,00 33,33
o1p1 30,70 23,20 48,20 102,10 34,03
o1p2 36,40 24,00 39,10 99,50 33,17
o1p3 33,10 26,10 32,70 91,90 30,63
o2p0 26,10 24,00 45,40 95,50 31,83
o2p1 20,40 34,80 56,90 112,10 37,37
o2p2 29,00 28,40 50,00 107,40 35,80
o2p3 28,40 23,10 53,60 105,10 35,03
o3p0 30,20 35,10 44,90 110,20 36,73
o3p1 29,90 38,90 40,20 109,00 36,33
o3p2 27,90 38,70 34,50 101,10 33,70
o3p3 31,50 32,60 51,20 115,30 38,43
Total 358,30 349,90 541,00 1.249,20
Rataan 29,86 29,16 45,08 34,70
Keterangan : o1p0 = Tanpa Olah Tanah & Tanpa NPK, o1p1 = Tanpa Olah Tanah & NPK 100 Kg/ha,
o1p2 = Tanpa Olah Tanah & NPK 200 Kg/ha, o1p3 = Tanpa Olah Tanah & NPK 300 Kg/ha, o2p0 = Olah
Tanah Minimum & Tanpa NPK, o2p1 = Olah Tanah Minimum & NPK 100 Kg/ha, o2p2 = Olah Tanah
Minimum & NPK 200 Kg/ha, o2p3 = Olah Tanah Minimum & NPK 300 Kg/ha, o3p0 = Olah Tanah
Sempurna & Tanpa NPK, o3p1 = Olah Tanah Sempurna & NPK 100 Kg/ha, o3p2 = Olah Tanah
Sempurna & NPK 200 Kg/ha dan o3p3 = Olah Tanah Sempurna & NPK 300 Kg/ha.
Tabel 10. Tinggi Tanaman Kedelai 42 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah
dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
perlakuan ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
....................cm......................
o1p0 44,30 51,60 35,20 131,10 43,70
o1p1 48,20 44,40 37,00 129,60 43,20
o1p2 39,10 56,40 41,70 137,20 45,73
o1p3 32,70 49,10 43,90 125,70 41,90
o2p0 45,40 40,90 34,40 120,70 40,23
o2p1 56,90 33,70 50,00 140,60 46,87
o2p2 50,00 46,20 41,60 137,80 45,93
o2p3 53,60 42,20 38,30 134,10 44,70
o3p0 44,90 48,00 57,40 150,30 50,10
o3p1 40,20 47,00 59,90 147,10 49,03
o3p2 34,50 45,80 56,40 136,70 45,57
o3p3 51,20 53,00 53,20 157,40 52,47
Total 541,00 558,30 549,00 1648,30
Rataan 45,08 46,53 45,75 137,36 45,79
Uji Homogenitas : χ2 – hitung = 2,50 < χ 2 – tabel = 19,67 (Data Homogen)
Keterangan : o1p0 = Tanpa Olah Tanah & Tanpa NPK, o1p1 = Tanpa Olah Tanah & NPK 100 Kg/ha,
o1p2 = Tanpa Olah Tanah & NPK 200 Kg/ha, o1p3 = Tanpa Olah Tanah & NPK 300 Kg/ha, o2p0 = Olah
Tanah Minimum & Tanpa NPK, o2p1 = Olah Tanah Minimum & NPK 100 Kg/ha, o2p2 = Olah Tanah
Minimum & NPK 200 Kg/ha, o2p3 = Olah Tanah Minimum & NPK 300 Kg/ha, o3p0 = Olah Tanah
Sempurna & Tanpa NPK, o3p1 = Olah Tanah Sempurna & NPK 100 Kg/ha, o3p2 = Olah Tanah
Sempurna & NPK 200 Kg/ha dan o3p3 = Olah Tanah Sempurna & NPK 300 Kg/ha.
Tabel 11. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Kedelai 42 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah
Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Sumber Keragaman Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Total
F -
hitung F - Tabel
Kelompok 2 12,49 6,25 0,03 tn 6,94
Sistem Olah Tanah (O) 2 225,04 112,52 0,47 tn 6,94
Galat (O) 4 960,86 240,22
Dosis NPK (P) 3 17,023 5,67 0,18 tn 3,16
Interaksi 6 157,47 26,25 0,82 tn 2,66
Galat (P) 18 575,19 31,96
Non-Adiktif 1 2,09 2,10 0,06 tn 4,45
Sisa 17 573,10 33,71
Total 35 1948,083
KK (O) = 33,85% KK (P) = 12,35%
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %, KK = Koefisien keragaman
Tabel 12. Ortogonal Kotras Tinggi Tanaman Kedelai 42 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Kontras o1 o2 o3
Qj rΣci^2 JK=KT= F- F-
p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 Qj^2/rΣci^2 hitung tabel
total
13
1,1
0
12
9,6
0
13
7,2
0
12
5,7
0
12
0,7
0
14
0,6
0
13
7,8
0
13
4,1
0
15
0,3
0
14
7,1
0
13
6,7
0
15
7,4
0
78
,50
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 -2 -2 -2 -2 1 1 1 1 1 1 1 1 77,50 288 20,86 0,09 tn 7,71
b. o2 vs o3 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 58,30 96 35,41 0,15 tn 7,71
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -3 1 1 1 39,90 324 4,91 0,15 tn 4,41
d. p1 vs p2, p3 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0 -2 1 1 -5,70 162 0,20 0,01 tn 4,41
e. p2 vs p3 0 0 -1 1 0 0 -1 1 0 0 -1 1 5,50 54 0,56 0,02 tn 4,41
interaksi
a x c 6 -2 -2 -2 -3 1 1 1 -3 1 1 1 42,30 288 6,21 0,19 tn 4,41
a x d 0 4 -2 -2 0 -2 1 1 0 -2 1 1 -16,80 144 1,96 0,06 tn 4,41
a x e 0 0 2 -2 0 0 -1 1 0 0 -1 1 40,00 48 33,33 1,04 tn 4,41
b x c 0 0 0 0 3 -1 -1 -1 -3 1 1 1 -60,10 96 37,63 1,18 tn 4,41
b x d 0 0 0 0 0 2 -1 -1 0 -2 1 1 9,20 48 1,76 0,06 tn 4,41
b x e 0 0 0 0 0 0 1 -1 0 0 -1 1 24,40 16 37,21 1,16 tn 4,41
pengaruh sederhana
o1 vs o2,o3 pada p0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 8,80 24 3,23 0,10 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p1 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 28,50 24 33,84 1,06 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p2 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0,10 24 0,00 0,00 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p3 0 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 40,10 24 67,00 2,10 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 -3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,80 48 0,01 0,00 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o1 0 -2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3,70 24 0,57 0,02 tn 4,41
p2 vs p3 pada o1 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -11,50 8 16,53 0,52 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 0 0 0 0 -3 1 1 1 0 0 0 0 50,40 48 52,92 1,66 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o2 0 0 0 0 0 -2 1 1 0 0 0 0 -9,30 24 3,60 0,11 tn 4,41
p2 vs p3 pada o2 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 -3,70 8 1,71 0,05 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 -3 1 1 1 -9,70 48 1,96 0,06 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -2 1 1 -0,10 24 0,00 0,00 tn 4,41
p2 vs p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 20,70 8 53,56 1,68 tn 4,41
72
Tabel 13. Bobot Kering Gulma 14 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK
Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
....................gram......................
o1p0 1,60 1,80 1,60 5,00 1,67
o1p1 7,20 5,40 7,40 20,00 6,67
o1p2 3,00 3,00 9,00 15,00 5,00
o1p3 2,80 6,40 13,80 23,00 7,67
o2p0 2,84 3,60 3,20 9,64 3,21
o2p1 2,80 0,80 8,00 11,60 3,87
o2p2 2,20 0,10 10,60 12,90 4,30
o2p3 0,80 2,60 1,00 4,40 1,47
o3p0 0,01 3,20 0,10 3,31 1,10
o3p1 0,20 0,01 0,10 0,31 0,10
o3p2 0,01 0,20 0,10 0,31 0,10
o3p3 0,01 0,02 0,20 0,23 0,08
Total 23,47 27,13 55,10 105,70
Rataan 1,96 2,26 4,59 8,81 2,94
Uji Homogenitas : χ 2 – hitung = 48,30 > χ 2 – tabel = 19,67 (Data Heterogen)
Keterangan : o1p0 = Tanpa Olah Tanah & Tanpa NPK, o1p1 = Tanpa Olah Tanah & NPK 100 Kg/ha,
o1p2 = Tanpa Olah Tanah & NPK 200 Kg/ha, o1p3 = Tanpa Olah Tanah & NPK 300 Kg/ha, o2p0 = Olah
Tanah Minimum & Tanpa NPK, o2p1 = Olah Tanah Minimum & NPK 100 Kg/ha, o2p2 = Olah Tanah
Minimum & NPK 200 Kg/ha, o2p3 = Olah Tanah Minimum & NPK 300 Kg/ha, o3p0 = Olah Tanah
Sempurna & Tanpa NPK, o3p1 = Olah Tanah Sempurna & NPK 100 Kg/ha, o3p2 = Olah Tanah
Sempurna & NPK 200 Kg/ha dan o3p3 = Olah Tanah Sempurna & NPK 300 Kg/ha.
Tabel 14. Analisis Ragam Bobot Kering Gulma 14 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah
Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Sumber Keragaman Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Total
F –
Hitung
F -
Tabel
Kelompok 2 49,89 24,95 2,99 tn 6,94
Sistem Olah Tanah (O) 2 145,62 72,81 8,73 * 6,94
Galat (O) 4 33,37 8,34
Dosis NPK (P) 3 11,84 3,95 0,68 tn 3,16
Interaksi 6 66,68 11,11 1,92 tn 2,66
Galat (P) 18 104,36 5,80
Non-Adiktif 1 59,04 59,04 22,15 * 4,45
Sisa 17 45,32 2,67
Total 35 411,76
KK (O) = 98,37% KK (P) = 82,01%
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %, * = berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien keragaman
Tabel 15. Ortogonal Kotras Tinggi Tanaman Kedelai 42 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Kontras o1 o2 o3
Qj rΣci^2 JK=KT= F- F-
p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 Qj^2/rΣci^2 hitung tabel
total
5,0
0
20
,00
15
,00
23
,00
9,6
4
11
,60
12
,90
4,4
0
3,3
1
0,3
1
0,3
1
0,2
3
-62
,78
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 -2 -2 -2 -2 1 1 1 1 1 1 1 1 -83,30 288 24,09 2,89 tn 7,71
b. o2 vs o3 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 -34,38 96 12,31 1,48 tn 7,71
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -3 1 1 1 33,90 324 3,55 0,59 tn 4,41
d. p1 vs p2, p3 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0 -2 1 1 -7,98 162 0,39 0,07 tn 4,41
e. p2 vs p3 0 0 -1 1 0 0 -1 1 0 0 -1 1 -0,58 54 0,01 0,00 tn 4,41
interaksi
a x c 6 -2 -2 -2 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -95,10 288 31,40 5,25 * 4,41
a x d 0 4 -2 -2 0 -2 1 1 0 -2 1 1 -1,98 144 0,03 0,00 tn 4,41
a x e 0 0 2 -2 0 0 -1 1 0 0 -1 1 -24,58 48 12,59 2,11 tn 4,41
b x c 0 0 0 0 3 -1 -1 -1 -3 1 1 1 -9,06 96 0,86 0,14 tn 4,41
b x d 0 0 0 0 0 2 -1 -1 0 -2 1 1 5,82 48 0,71 0,12 tn 4,41
b x e 0 0 0 0 0 0 1 -1 0 0 -1 1 8,42 16 4,43 0,74 tn 4,41
pengaruh sederhana
o1 vs o2,o3 pada p0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 2,95 24 0,36 0,06 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p1 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 -28,09 24 32,88 5,50 * 4,41
o1 vs o2,o3 pada p2 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 -16,79 24 11,75 1,96 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p3 0 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 -41,37 24 71,31 11,93 * 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 -3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 43,00 48 38,52 6,44 * 4,41
p1 vs p2, p3 pada o1 0 -2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -2,00 24 0,17 0,03 tn 4,41
p2 vs p3 pada o1 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 8,00 8 8,00 1,34 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 0 0 0 0 -3 1 1 1 0 0 0 0 -0,02 48 0,00 0,00 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o2 0 0 0 0 0 -2 1 1 0 0 0 0 -5,90 24 1,45 0,24 tn 4,41
p2 vs p3 pada o2 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 -8,50 8 9,03 1,51 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 -3 1 1 1 -9,08 48 1,72 0,29 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -2 1 1 -0,08 24 0,00 0,00 tn 4,41
p2 vs p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 -0,08 8 0,00 0,00 tn 4,41
74
Tabel 16. Bobot Kering Gulma 14 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK
Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi (√x + 0,5))
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
....................gram......................
o1p0 1,45 1,52 1,45 4,41 1,47
o1p1 2,77 2,43 2,81 8,01 2,67
o1p2 1,87 1,87 3,08 6,82 2,27
o1p3 1,82 2,63 3,78 8,22 2,74
o2p0 1,83 2,02 1,92 5,78 1,93
o2p1 1,82 1,14 2,92 5,87 1,96
o2p2 1,64 0,77 3,33 5,75 1,92
o2p3 1,14 1,76 1,22 4,13 1,38
o3p0 0,71 1,92 0,77 3,41 1,14
o3p1 0,84 0,71 0,77 2,33 0,78
o3p2 0,71 0,84 0,77 2,33 0,78
o3p3 0,71 0,72 0,84 2,27 0,76
Total 17,32 18,34 23,68 59,34
Rataan 1,44 1,53 1,97 4,94 1,65
Uji Homogenitas : χ 2 – hitung = 48,30 > χ 2 – tabel = 19,67 (Data Heterogen)
Keterangan : o1p0 = Tanpa Olah Tanah & Tanpa NPK, o1p1 = Tanpa Olah Tanah & NPK 100 Kg/ha,
o1p2 = Tanpa Olah Tanah & NPK 200 Kg/ha, o1p3 = Tanpa Olah Tanah & NPK 300 Kg/ha, o2p0 = Olah
Tanah Minimum & Tanpa NPK, o2p1 = Olah Tanah Minimum & NPK 100 Kg/ha, o2p2 = Olah Tanah
Minimum & NPK 200 Kg/ha, o2p3 = Olah Tanah Minimum & NPK 300 Kg/ha, o3p0 = Olah Tanah
Sempurna & Tanpa NPK, o3p1 = Olah Tanah Sempurna & NPK 100 Kg/ha, o3p2 = Olah Tanah
Sempurna & NPK 200 Kg/ha dan o3p3 = Olah Tanah Sempurna & NPK 300 Kg/ha.
Tabel 17. Analisis Ragam Bobot Kering Gulma 14 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah
Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi(√x+0,5))
Sumber Keragaman Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Total
F –
Hitung F - Tabel
Kelompok 2 1,95 0,97 2,33 tn 6,94
Sistem Olah Tanah (O) 2 12,63 6,31 15,14 * 6,94
Galat (O) 4 1,67 0,42
Dosis NPK (P) 3 0,39 0,13 0,41 tn 3,16
Interaksi 6 3,68 0,61 1,98 tn 2,66
Galat (P) 18 5,59 0,31
Non-Adiktif 1 1,73 1,73 7,63 4,45
Sisa 17 3,86 0,23
Total 35
KK (O) = 98,37% KK (P) = 82,01%
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %, * = berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien keragaman
Tabel 18. Ortogonal Kotras Bobot Kering Gulma 14 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi (√x + 0,5))
Kontras o1 o2 o3
Qj rΣci^2 JK=KT= F- F-
p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 Qj^2/rΣci^2 hitung tabel
total
4,4
2
8,0
2
6,8
2
8,2
3
5,7
8
5,8
7
5,7
5
4,1
3
3,4
1
2,3
3
2,3
3
2,2
7
-18
,92
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 -2 -2 -2 -2 1 1 1 1 1 1 1 1 -23,10 288 1,85 4,44 tn 7,71
b. o2 vs o3 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 -11,19 96 1,30 3,13 tn 7,71
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -3 1 1 1 4,92 324 0,07 0,24 tn 4,41
d. p1 vs p2, p3 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0 -2 1 1 -2,90 162 0,05 0,17 tn 4,41
e. p2 vs p3 0 0 -1 1 0 0 -1 1 0 0 -1 1 -0,28 54 0,00 0,00 tn 4,41
interaksi
a x c 6 -2 -2 -2 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -24,53 288 2,09 6,72 * 4,41
a x d 0 4 -2 -2 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0,04 144 0,00 0,00 tn 4,41
a x e 0 0 2 -2 0 0 -1 1 0 0 -1 1 -4,48 48 0,42 1,34 tn 4,41
b x c 0 0 0 0 3 -1 -1 -1 -3 1 1 1 -1,73 96 0,03 0,10 tn 4,41
b x d 0 0 0 0 0 2 -1 -1 0 -2 1 1 1,82 48 0,07 0,22 tn 4,41
b x e 0 0 0 0 0 0 1 -1 0 0 -1 1 1,57 16 0,15 0,50 tn 4,41
pengaruh sederhana
o1 vs o2,o3 pada p0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0,36 24 0,01 0,02 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p1 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 -7,83 24 2,56 8,22 * 4,41
o1 vs o2,o3 pada p2 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 -5,57 24 1,29 4,16 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p3 0 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 -10,05 24 4,21 13,54 * 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 -3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 9,82 48 2,01 6,46 * 4,41
p1 vs p2, p3 pada o1 0 -2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,98 24 0,04 0,13 tn 4,41
p2 vs p3 pada o1 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1,40 8 0,25 0,79 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 0 0 0 0 -3 1 1 1 0 0 0 0 -1,58 48 0,05 0,17 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o2 0 0 0 0 0 -2 1 1 0 0 0 0 -1,87 24 0,15 0,47 tn 4,41
p2 vs p3 pada o2 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 -1,62 8 0,33 1,06 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 -3 1 1 1 -3,31 48 0,23 0,74 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -2 1 1 -0,05 24 0,00 0,00 tn 4,41
p2 vs p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 -0,05 8 0,00 0,00 tn 4,41
76
Tabel 19. Bobot Kering Gulma 28 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK
Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
perlakuan ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
....................gram......................
o1p0 14,63 13,63 21,00 49,26 16,42
o1p1 10,47 16,45 8,12 35,04 11,68
o1p2 11,03 18,90 24,12 54,05 18,02
o1p3 12,53 17,48 23,35 53,36 17,79
o2p0 10,33 14,11 20,33 44,77 14,92
o2p1 9,63 12,63 14,99 37,25 12,42
o2p2 10,22 13,44 20,45 44,11 14,70
o2p3 6,73 9,61 30,02 46,36 15,45
o3p0 2,84 3,67 2,24 8,75 2,92
o3p1 4,55 5,42 7,36 17,33 5,78
o3p2 5,02 4,42 5,25 14,69 4,90
o3p3 2,35 3,58 3,38 9,31 3,10
Total 100,33 133,34 180,61 414,28
Rataan 8,36 11,11 15,05 34,52 11,51
Uji Homogenitas : χ 2 – hitung = 20,60 > χ 2 – tabel = 19,67 (Data Heterogen)
Keterangan : o1p0 = Tanpa Olah Tanah & Tanpa NPK, o1p1 = Tanpa Olah Tanah & NPK 100 Kg/ha,
o1p2 = Tanpa Olah Tanah & NPK 200 Kg/ha, o1p3 = Tanpa Olah Tanah & NPK 300 Kg/ha, o2p0 = Olah
Tanah Minimum & Tanpa NPK, o2p1 = Olah Tanah Minimum & NPK 100 Kg/ha, o2p2 = Olah Tanah
Minimum & NPK 200 Kg/ha, o2p3 = Olah Tanah Minimum & NPK 300 Kg/ha, o3p0 = Olah Tanah
Sempurna & Tanpa NPK, o3p1 = Olah Tanah Sempurna & NPK 100 Kg/ha, o3p2 = Olah Tanah
Sempurna & NPK 200 Kg/ha dan o3p3 = Olah Tanah Sempurna & NPK 300 Kg/ha.
Tabel 20. Analisis Ragam Bobot Kering Gulma 28 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah
dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Sumber Keragaman Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Total
F –
Hitung
F -
Tabel
Kelompok 2 271,36 135,68 3,59 tn 6,94
Sistem Olah Tanah (O) 2 983,69 491,84 13,02 * 6,94
Galat (O) 4 151,09 37,77
Dosis NPK (P) 3 34,57 11,52 0,86 tn 3,16
Interaksi 6 77,39 12,90 0,96 tn 2,66
Galat (P) 18 240,90 13,38
Non-Adiktif 1 151,43 151,43 28,77 * 4,45
Sisa 17 89,47 5,26
Total 35 1759,01
KK (O) = 53,41% KK (P) = 31,79%
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %, * = berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien keragaman
Tabel 21. Ortogonal Kotras Bobot Kering Gulma 28 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Kontras o1 o2 o3
Qj rΣci^2 JK=KT= F- F-
p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 Qj^2/rΣci^2 Hitung Tabel
Total
49
,26
35
,04
54
,05
53
,36
44
,77
37
,25
44
,11
46
,36
8,7
5
17
,33
14
,69
9,3
1
-13
3,1
8
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 -2 -2 -2 -2 1 1 1 1 1 1 1 1 -160,85 288 89,84 2,38 tn 7,71
b. o2 vs o3 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 -122,41 96 156,09 4,13 tn 7,71
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -3 1 1 1 3,16 324 0,03 0,00 tn 4,41
d. p1 vs p2, p3 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0 -2 1 1 42,64 162 11,22 0,84 tn 4,41
e. p2 vs p3 0 0 -1 1 0 0 -1 1 0 0 -1 1 -3,82 54 0,27 0,02 tn 4,41
interaksi
a x c 6 -2 -2 -2 -3 1 1 1 -3 1 1 1 19,15 288 1,27 0,10 tn 4,41
a x d 0 4 -2 -2 0 -2 1 1 0 -2 1 1 -69,35 144 33,40 2,50 tn 4,41
a x e 0 0 2 -2 0 0 -1 1 0 0 -1 1 -1,75 48 0,06 0,00 tn 4,41
b x c 0 0 0 0 3 -1 -1 -1 -3 1 1 1 21,67 96 4,89 0,37 tn 4,41
b x d 0 0 0 0 0 2 -1 -1 0 -2 1 1 -26,63 48 14,77 1,10 tn 4,41
b x e 0 0 0 0 0 0 1 -1 0 0 -1 1 -7,63 16 3,64 0,27 tn 4,41
pengaruh sederhana
o1 vs o2,o3 pada p0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 -45,00 24 84,38 6,30 * 4,41
o1 vs o2,o3 pada p1 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 -15,50 24 10,01 0,75 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p2 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 -49,30 24 101,27 7,57 * 4,41
o1 vs o2,o3 pada p3 0 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 -51,05 24 108,59 8,11 * 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 -3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -5,33 48 0,59 0,04 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o1 0 -2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 37,33 24 58,06 4,34 tn 4,41
p2 vs p3 pada o1 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,69 8 0,06 0,00 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 0 0 0 0 -3 1 1 1 0 0 0 0 -6,59 48 0,90 0,07 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o2 0 0 0 0 0 -2 1 1 0 0 0 0 15,97 24 10,63 0,79 tn 4,41
p2 vs p3 pada o2 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 2,25 8 0,63 0,05 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 -3 1 1 1 15,08 48 4,74 0,35 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -2 1 1 -10,66 24 4,73 0,35 tn 4,41
p2 vs p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 -5,38 8 3,62 0,27 tn 4,41
78
Tabel 22. Bobot Kering Gulma 28 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk
NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi (√X))
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
....................gram......................
o1p0 3,82 3,69 4,58 12,10 4,03
o1p1 3,24 4,06 2,85 10,14 3,38
o1p2 3,32 4,35 4,91 12,58 4,19
o1p3 3,54 4,18 4,83 12,55 4,18
o2p0 3,21 3,76 4,51 11,48 3,83
o2p1 3,10 3,55 3,87 10,53 3,51
o2p2 3,20 3,67 4,52 11,39 3,80
o2p3 2,59 3,10 5,48 11,17 3,72
o3p0 1,69 1,92 1,50 5,10 1,70
o3p1 2,13 2,33 2,71 7,17 2,39
o3p2 2,24 2,10 2,29 6,63 2,21
o3p3 1,53 1,89 1,84 5,26 1,75
Total 33,62 38,59 43,90 116,11
Rataan 2,80 3,22 3,66 9,68 3,23
Keterangan : o1p0 = Tanpa Olah Tanah & Tanpa NPK, o1p1 = Tanpa Olah Tanah & NPK 100 Kg/ha,
o1p2 = Tanpa Olah Tanah & NPK 200 Kg/ha, o1p3 = Tanpa Olah Tanah & NPK 300 Kg/ha, o2p0 = Olah
Tanah Minimum & Tanpa NPK, o2p1 = Olah Tanah Minimum & NPK 100 Kg/ha, o2p2 = Olah Tanah
Minimum & NPK 200 Kg/ha, o2p3 = Olah Tanah Minimum & NPK 300 Kg/ha, o3p0 = Olah Tanah
Sempurna & Tanpa NPK, o3p1 = Olah Tanah Sempurna & NPK 100 Kg/ha, o3p2 = Olah Tanah
Sempurna & NPK 200 Kg/ha dan o3p3 = Olah Tanah Sempurna & NPK 300 Kg/ha.
Tabel 23. Analisis Ragam Bobot Kering Gulma 28 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah
Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi (√X))
Sumber Keragaman Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Total
F -
Hitung
F -
Tabel
Kelompok 2 4,40 2,20 3,93 tn 6,94
Sistem Olah Tanah (O) 2 26,73 13,37 23,86 * 6,94
Galat (O) 4 2,24 0,56
Dosis NPK (P) 3 0,44 0,15 0,69 tn 3,16
Interaksi 6 2,12 0,35 1,65 tn 2,66
Galat (P) 18 3,86 0,22
Total 35 39,80
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %, * = berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien keragaman
Tabel 24. Ortogonal Kotras Bobot Kering Gulma 28 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
(Tranformasi (√X))
Kontras o1 o2 o3
Qj rΣci^2 JK=KT= F- F-
p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 Qj^2/rΣci^2 hitung tabel
Total
12
,10
10
,14
12
,58
12
,55
11
,48
10
,53
11
,39
11
,17
5,1
0
7,1
7
6,6
3
5,2
6
-22
,65
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 -2 -2 -2 -2 1 1 1 1 1 1 1 1 -26,01 288 2,35 4,19 tn 7,71
b. o2 vs o3 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 -20,40 96 4,33 7,74 * 7,71
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -3 1 1 1 1,41 324 0,01 0,03 tn 4,41
d. p1 vs p2, p3 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0 -2 1 1 3,90 162 0,09 0,44 tn 4,41
e. p2 vs p3 0 0 -1 1 0 0 -1 1 0 0 -1 1 -1,61 54 0,05 0,22 tn 4,41
interaksi
a x c 6 -2 -2 -2 -3 1 1 1 -3 1 1 1 4,47 288 0,07 0,32 tn 4,41
a x d 0 4 -2 -2 0 -2 1 1 0 -2 1 1 -10,65 144 0,79 3,66 tn 4,41
a x e 0 0 2 -2 0 0 -1 1 0 0 -1 1 -1,53 48 0,05 0,23 tn 4,41
b x c 0 0 0 0 3 -1 -1 -1 -3 1 1 1 5,13 96 0,27 1,27 tn 4,41
b x d 0 0 0 0 0 2 -1 -1 0 -2 1 1 -3,95 48 0,33 1,51 tn 4,41
b x e 0 0 0 0 0 0 1 -1 0 0 -1 1 -1,16 16 0,08 0,39 tn 4,41
pengaruh sederhana
o1 vs o2,o3 pada p0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 -7,62 24 2,42 11,26 * 4,41
o1 vs o2,o3 pada p1 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 -2,58 24 0,28 1,29 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p2 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 -7,14 24 2,12 9,88 * 4,41
o1 vs o2,o3 pada p3 0 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 -8,67 24 3,13 14,56 * 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 -3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -1,02 48 0,02 0,10 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o1 0 -2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4,85 24 0,98 4,56 * 4,41
p2 vs p3 pada o1 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,03 8 0,00 0,00 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 0 0 0 0 -3 1 1 1 0 0 0 0 -1,35 48 0,04 0,18 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o2 0 0 0 0 0 -2 1 1 0 0 0 0 1,50 24 0,09 0,44 tn 4,41
p2 vs p3 pada o2 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 -0,21 8 0,01 0,03 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 -3 1 1 1 3,78 48 0,30 1,38 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -2 1 1 -2,45 24 0,25 1,16 tn 4,41
p2 vs p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 -1,37 8 0,23 1,09 tn 4,41
80
Tabel 25. Indeks Luas Daun Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan
Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Perlakuan Ulangan Jumlah Rataan
1 2 3
....................g/cm2.hari......................
o1p0 0,01 0,03 0,04 0,07 0,02
o1p1 0,03 0,06 0,03 0,12 0,04
o1p2 0,01 0,08 0,05 0,14 0,05
o1p3 0,03 0,04 0,02 0,09 0,03
o2p0 0,04 0,00 0,19 0,24 0,08
o2p1 0,12 0,06 0,08 0,26 0,09
o2p2 0,01 0,03 0,03 0,06 0,02
o2p3 0,06 0,04 0,18 0,27 0,09
o3p0 0,02 0,05 0,25 0,32 0,11
o3p1 0,02 0,01 0,25 0,28 0,09
o3p2 0,06 0,10 0,34 0,50 0,17
o3p3 0,07 0,16 0,29 0,51 0,17
Total 0,48 0,64 1,74 2,85
Rataan 0,04 0,05 0,14 0,24 0,08
Uji Homogenitas : χ 2 – hitung = 22,90 > χ 2 – tabel = 19,67 (Data Heterogen)
Keterangan : o1p0 = Tanpa Olah Tanah & Tanpa NPK, o1p1 = Tanpa Olah Tanah & NPK 100 Kg/ha,
o1p2 = Tanpa Olah Tanah & NPK 200 Kg/ha, o1p3 = Tanpa Olah Tanah & NPK 300 Kg/ha, o2p0 = Olah
Tanah Minimum & Tanpa NPK, o2p1 = Olah Tanah Minimum & NPK 100 Kg/ha, o2p2 = Olah Tanah
Minimum & NPK 200 Kg/ha, o2p3 = Olah Tanah Minimum & NPK 300 Kg/ha, o3p0 = Olah Tanah
Sempurna & Tanpa NPK, o3p1 = Olah Tanah Sempurna & NPK 100 Kg/ha, o3p2 = Olah Tanah
Sempurna & NPK 200 Kg/ha dan o3p3 = Olah Tanah Sempurna & NPK 300 Kg/ha.
Tabel 26. Analisis Ragam Indeks Luas Daun Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah
Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Sumber Keragaman Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat Kuadrat Total F - Hitung
F –
Tabel
Kelompok 2 0,078 0,039 2,15 tn 6,94
Sistem Olah Tanah (O) 2 0,060 0,030 1,66 tn 6,94
Galat (O) 4 0,073 0,018
Dosis NPK (P) 3 0,004 0,001 0,90 tn 3,16
Interaksi 6 0,021 0,003 2,37 tn 2,66
Galat (P) 18 0,026 0,001
Non-Adiktif 1 0,055 0,055 -32,25 tn 4,45
Sisa 17 -0,029 -0,002
Total 35 0,262
KK (O) = 170,13% KK (P) = 48,02%
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %, * = berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien keragaman
Tabel 27. Ortogonal Kotras Indeks Luas Daun Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Kontras o1 o2 o3
Qj rΣci^2 JK=KT= F- F-
p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 Qj^2/rΣci^2 hitung Tabel
total
0,0
7
0,1
3
0,1
4
0,0
9
0,2
4
0,2
6
0,0
6
0,2
7
0,3
2
0,2
8
0,5
0
0,5
1
1,0
3
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 -2 -2 -2 -2 1 1 1 1 1 1 1 1 1,60 288 0,01 0,50 tn 7,71
b. o2 vs o3 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 0,77 96 0,01 0,34 tn 7,71
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -3 1 1 1 0,36 324 0,00 0,39 tn 4,41
d. p1 vs p2, p3 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0,23 162 0,00 0,33 tn 4,41
e. p2 vs p3 0 0 -1 1 0 0 -1 1 0 0 -1 1 0,18 54 0,00 0,57 tn 4,41
interaksi
a x c 6 -2 -2 -2 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -0,07 288 0,00 0,02 tn 4,41
a x d 0 4 -2 -2 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0,31 144 0,00 0,68 tn 4,41
a x e 0 0 2 -2 0 0 -1 1 0 0 -1 1 0,32 48 0,00 2,09 tn 4,41
b x c 0 0 0 0 3 -1 -1 -1 -3 1 1 1 0,45 96 0,00 2,11 tn 4,41
b x d 0 0 0 0 0 2 -1 -1 0 -2 1 1 0,63 48 0,01 8,19 * 4,41
b x e 0 0 0 0 0 0 1 -1 0 0 -1 1 -0,19 16 0,00 2,33 tn 4,41
pengaruh sederhana
o1 vs o2,o3 pada p0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0,42 24 0,01 7,28 * 4,41
o1 vs o2,o3 pada p1 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0,29 24 0,00 3,53 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p2 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0,29 24 0,00 3,48 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p3 0 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0,61 24 0,02 15,30 * 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 -3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0,14 48 0,00 0,41 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o1 0 -2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,03 24 0,00 0,03 tn 4,41
p2 vs p3 pada o1 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,05 8 0,00 0,28 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 0 0 0 0 -3 1 1 1 0 0 0 0 -0,12 48 0,00 0,29 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o2 0 0 0 0 0 -2 1 1 0 0 0 0 -0,18 24 0,00 1,41 tn 4,41
p2 vs p3 pada o2 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0,21 8 0,01 5,41 * 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 -3 1 1 1 0,33 48 0,00 2,30 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -2 1 1 0,44 24 0,01 8,18 * 4,41
p2 vs p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0,02 8 0,00 0,03 tn 4,41
82
Tabel 28. Indeks Luas Daun Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk
NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis Transformasi
(√x + 0,5))
perlakuan ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
....................g/cm2.Hari......................
o1p0 0,08 0,16 0,19 0,43 0,14
o1p1 0,19 0,25 0,17 0,60 0,20
o1p2 0,08 0,27 0,23 0,58 0,19
o1p3 0,18 0,20 0,12 0,50 0,17
o2p0 0,20 0,05 0,44 0,70 0,23
o2p1 0,35 0,25 0,28 0,87 0,29
o2p2 0,07 0,17 0,17 0,42 0,14
o2p3 0,24 0,19 0,42 0,85 0,28
o3p0 0,15 0,22 0,50 0,87 0,29
o3p1 0,15 0,10 0,50 0,75 0,25
o3p2 0,24 0,31 0,58 1,14 0,38
o3p3 0,26 0,40 0,54 1,19 0,40
Total 2,18 2,56 4,15 8,89
Rataan 0,18 0,21 0,35 0,74 0,25
Keterangan : o1p0 = Tanpa Olah Tanah & Tanpa NPK, o1p1 = Tanpa Olah Tanah & NPK 100 Kg/ha,
o1p2 = Tanpa Olah Tanah & NPK 200 Kg/ha, o1p3 = Tanpa Olah Tanah & NPK 300 Kg/ha, o2p0 = Olah
Tanah Minimum & Tanpa NPK, o2p1 = Olah Tanah Minimum & NPK 100 Kg/ha, o2p2 = Olah Tanah
Minimum & NPK 200 Kg/ha, o2p3 = Olah Tanah Minimum & NPK 300 Kg/ha, o3p0 = Olah Tanah
Sempurna & Tanpa NPK, o3p1 = Olah Tanah Sempurna & NPK 100 Kg/ha, o3p2 = Olah Tanah
Sempurna & NPK 200 Kg/ha dan o3p3 = Olah Tanah Sempurna & NPK 300 Kg/ha.
Tabel 29. Analisis Ragam Indeks Luas Daun Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem
Olah Tanah dan Pupuk Npk Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Transformasi
(√X + 0,5))
Sumber Keragaman Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Total F – Hitung F - Tabel
Kelompok 2 0,18 0,09 2,56 tn 6,94
Sistem Olah Tanah (O) 2 0,14 0,07 1,98 tn 6,94
Galat (O) 4 0,14 0,04
Dosis Npk (P) 3 0,02 0,01 1,09 tn 3,16
Interaksi 6 0,08 0,01 2,31 tn 2,66
Galat (P) 18 0,10 0,06
Total 35 0,66
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %, * = berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien keragaman
Tabel 30. Ortogonal Kotras Indeks Luas Daun Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
(Transformasi (√x + 0,5))
Kontras o1 o2 o3
Qj rΣci^2 JK=KT= F- F-
p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 Qj^2/rΣci^2 hitung tabel
total
0,4
3
0,6
0
0,5
8
5,0
3
0,7
0
0,8
7
0,4
2
0,5
3
0,8
7
0,7
5
1,1
4
1,1
9
-3,3
3
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 -2 -2 -2 -2 1 1 1 1 1 1 1 1 -6,84 288 0,16 4,62 tn 7,71
b. o2 vs o3 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 1,42 96 0,02 0,60 tn 7,71
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -3 1 1 1 5,13 324 0,08 14,48 * 4,41
d. p1 vs p2, p3 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0 -2 1 1 4,44 162 0,12 21,72 * 4,41
e. p2 vs p3 0 0 -1 1 0 0 -1 1 0 0 -1 1 4,62 54 0,39 70,43 * 4,41
interaksi
a x c 6 -2 -2 -2 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -9,65 288 0,32 57,76 * 4,41
a x d 0 4 -2 -2 0 -2 1 1 0 -2 1 1 -8,78 144 0,54 95,64 * 4,41
a x e 0 0 2 -2 0 0 -1 1 0 0 -1 1 -8,73 48 1,59 283,27 * 4,41
b x c 0 0 0 0 3 -1 -1 -1 -3 1 1 1 0,74 96 0,01 1,03 tn 4,41
b x d 0 0 0 0 0 2 -1 -1 0 -2 1 1 1,63 48 0,06 9,91 tn 4,41
b x e 0 0 0 0 0 0 1 -1 0 0 -1 1 -0,06 16 0,00 0,04 tn 4,41
pengaruh sederhana
o1 vs o2,o3 pada p0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0,70 24 0,02 3,68 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p1 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0,41 24 0,01 1,27 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p2 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0,39 24 0,01 1,10 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p3 0 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 -8,34 24 2,90 517,65 * 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 -3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4,93 48 0,51 90,27 * 4,41
p1 vs p2, p3 pada o1 0 -2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4,41 24 0,81 144,51 * 4,41
p2 vs p3 pada o1 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4,45 8 2,47 441,42 * 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 0 0 0 0 -3 1 1 1 0 0 0 0 -0,27 48 0,00 0,28 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o2 0 0 0 0 0 -2 1 1 0 0 0 0 -0,80 24 0,03 4,76 * 4,41
p2 vs p3 pada o2 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0,11 8 0,00 0,29 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 -3 1 1 1 0,47 48 0,00 0,83 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -2 1 1 0,83 24 0,03 5,15 * 4,41
p2 vs p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0,05 8 0,00 0,07 tn 4,41
84
Tabel 31. Laju Asimilasi Bersih Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk
NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
perlakuan ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
....................g/cm2.Hari......................
o1p0 2,19 26,05 13,12 41,36 13,79
o1p1 0,12 1,88 14,03 16,03 5,34
o1p2 1,41 8,03 9,26 18,70 6,23
o1p3 3,74 13,96 8,96 26,66 8,89
o2p0 12,93 3,00 27,00 42,93 14,31
o2p1 19,99 5,44 109,53 134,96 44,99
o2p2 5,54 16,86 27,45 49,85 16,62
o2p3 5,87 7,74 46,87 60,48 20,16
o3p0 2,11 7,86 74,22 84,19 28,06
o3p1 0,92 0,98 29,97 31,87 10,62
o3p2 0,12 6,60 7,38 14,10 4,70
o3p3 13,74 0,45 7,08 21,27 7,09
Total 68,68 98,85 374,87 542,40
Rataan 5,72 8,24 31,24 45,20 15,07
Uji Homogenitas : χ 2 – hitung = 25,50 > χ 2 – tabel = 19,67 (Data Heterogen)
Keterangan : o1p0 = Tanpa Olah Tanah & Tanpa NPK, o1p1 = Tanpa Olah Tanah & NPK 100 Kg/ha,
o1p2 = Tanpa Olah Tanah & NPK 200 Kg/ha, o1p3 = Tanpa Olah Tanah & NPK 300 Kg/ha, o2p0 = Olah
Tanah Minimum & Tanpa NPK, o2p1 = Olah Tanah Minimum & NPK 100 Kg/ha, o2p2 = Olah Tanah
Minimum & NPK 200 Kg/ha, o2p3 = Olah Tanah Minimum & NPK 300 Kg/ha, o3p0 = Olah Tanah
Sempurna & Tanpa NPK, o3p1 = Olah Tanah Sempurna & NPK 100 Kg/ha, o3p2 = Olah Tanah
Sempurna & NPK 200 Kg/ha dan o3p3 = Olah Tanah Sempurna & NPK 300 Kg/ha.
Tabel 32. Analisis Ragam Laju Asimilasi Bersih Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh
Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Sumber Keragaman Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Total F - Hitung
F –
Tabel
Kelompok 2 4745,82 2372,91 4,27 tn 6,94
Sistem Olah Tanah (O) 2 1541,12 770,56 1,39 tn 6,94
Galat (O) 4 2224,95 556,24
Dosis NPK (P) 3 761,96 253,99 0,85 tn 3,16
Interaksi 6 2185,75 364,29 1,22 tn 2,66
Galat (P) 18 5368,35 298,24
Non-Adiktif 1 5853,54 5853,54 -205,10 tn 4,45
Sisa 17 -485,19 -28,54
Total 35 16827,95
KK (O) = 156,54% KK (P) = 114,62%
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %, * = berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien keragaman
Tabel 33. Uji Ortogonal Kontras Laju Asimilasi Bersih Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Kontras o1 o2 o3
Qj rΣci^2 JK=KT= F- F-
p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 Qj^2/rΣci^2 hitung tabel
Total
41
,36
16
,03
18
,70
26
,66
42
,93
13
4,9
6
49
,85
60
,48
84
,19
31
,87
14
,10
21
,27
-18
,88
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 -2 -2 -2 -2 1 1 1 1 1 1 1 1 234,15 288 190,37 0,34 tn 7,71
b. o2 vs o3 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 -136,79 96 194,91 0,35 tn 7,71
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -131,52 324 53,39 0,18 tn 4,41
d. p1 vs p2, p3 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0 -2 1 1 -174,66 162 188,31 0,63 tn 4,41
e. p2 vs p3 0 0 -1 1 0 0 -1 1 0 0 -1 1 25,76 54 12,29 0,04 tn 4,41
interaksi
a x c 6 -2 -2 -2 -3 1 1 1 -3 1 1 1 56,55 288 11,10 0,04 tn 4,41
a x d 0 4 -2 -2 0 -2 1 1 0 -2 1 1 -214,56 144 319,69 1,07 tn 4,41
a x e 0 0 2 -2 0 0 -1 1 0 0 -1 1 1,88 48 0,07 0,00 tn 4,41
b x c 0 0 0 0 3 -1 -1 -1 -3 1 1 1 -301,83 96 948,97 3,18 tn 4,41
b x d 0 0 0 0 0 2 -1 -1 0 -2 1 1 131,22 48 358,72 1,20 tn 4,41
b x e 0 0 0 0 0 0 1 -1 0 0 -1 1 -3,46 16 0,75 0,00 tn 4,41
pengaruh sederhana
o1 vs o2,o3 pada p0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 44,40 24 82,14 0,28 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p1 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 134,77 24 756,79 2,54 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p2 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 26,55 24 29,37 0,10 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p3 0 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 28,43 24 33,68 0,11 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 -3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -62,69 48 81,88 0,27 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o1 0 -2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 13,30 24 7,37 0,02 tn 4,41
p2 vs p3 pada o1 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 7,96 8 7,92 0,03 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 0 0 0 0 -3 1 1 1 0 0 0 0 116,50 48 282,76 0,95 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o2 0 0 0 0 0 -2 1 1 0 0 0 0 -159,59 24 1061,21 3,56 tn 4,41
p2 vs p3 pada o2 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 10,63 8 14,12 0,05 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 -3 1 1 1 -185,33 48 715,57 2,40 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -2 1 1 -28,37 24 33,54 0,11 tn 4,41
p2 vs p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 7,17 8 6,43 0,02 tn 4,41
86
Tabel 34. Laju Asimilasi Bersih Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk
NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi √x + 0,5)
perlakuan Ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
....................g/cm2.Hari......................
o1p0 0,94 1,73 1,70 4,37 1,46
o1p1 0,72 0,92 1,80 3,44 1,15
o1p2 1,02 1,06 1,20 3,28 1,09
o1p3 1,15 1,36 3,28 5,80 1,93
o2p0 1,64 1,62 1,88 5,14 1,71
o2p1 1,38 1,25 3,12 5,75 1,92
o2p2 1,20 2,22 2,94 6,36 2,12
o2p3 1,20 1,39 2,45 5,04 1,68
o3p0 1,07 1,34 2,47 4,88 1,63
o3p1 1,04 0,77 1,58 3,39 1,13
o3p2 0,72 1,13 1,07 2,92 0,97
o3p3 1,34 0,73 1,01 3,08 1,03
Total 13,42 15,53 24,50 53,45
Rataan 1,12 1,29 2,04 4,45 1,48
Keterangan : o1p0 = Tanpa Olah Tanah & Tanpa NPK, o1p1 = Tanpa Olah Tanah & NPK 100 Kg/ha,
o1p2 = Tanpa Olah Tanah & NPK 200 Kg/ha, o1p3 = Tanpa Olah Tanah & NPK 300 Kg/ha, o2p0 = Olah
Tanah Minimum & Tanpa NPK, o2p1 = Olah Tanah Minimum & NPK 100 Kg/ha, o2p2 = Olah Tanah
Minimum & NPK 200 Kg/ha, o2p3 = Olah Tanah Minimum & NPK 300 Kg/ha, o3p0 = Olah Tanah
Sempurna & Tanpa NPK, o3p1 = Olah Tanah Sempurna & NPK 100 Kg/ha, o3p2 = Olah Tanah
Sempurna & NPK 200 Kg/ha dan o3p3 = Olah Tanah Sempurna & NPK 300 Kg/ha.
Tabel 35. Analisis Ragam Laju Asimilasi Bersih Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh
Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
(Tranformasi √x + 0,5)
Sumber Keragaman Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Total
F -
Hitung
F –
Tabel
Kelompok 2 57,98 28,99 6,52 6,94
Sistem Olah Tanah (O) 2 19,17 9,59 2,16 6,94
Galat (O) 4 17,79 4,45
Dosis NPK (P) 3 4,76 1,59 0,68 3,16
Interaksi 6 16,85 2,81 1,20 2,66
Galat (P) 18 42,19 2,34
Total 35 158,73
KK (O) = 63,14 % KK (P) = 45,84 %
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %, * = berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien keragaman
Tabel 36. Uji ortogonal kontras Laju Asimilasi Bersih Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi
√x + 0,5)
Kontras o1 o2 o3
Qj rΣci^2 JK=KT= F- F-
p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 Qj^2/rΣci^2 hitung tabel
total
10
,21
5,4
6
7,0
6
8,6
6
10
,52
17
,27
11
,70
12
,05
12
,87
7,4
2
5,6
3
7,0
4
-2,4
8
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 -2 -2 -2 -2 1 1 1 1 1 1 1 1 21,71 288 1,64 0,36 tn 7,71
b. o2 vs o3 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 -18,58 96 3,60 0,78 tn 7,71
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -18,50 324 1,06 0,43 tn 4,41
d. p1 vs p2, p3 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0 -2 1 1 -8,16 162 0,41 0,17 tn 4,41
e. p2 vs p3 0 0 -1 1 0 0 -1 1 0 0 -1 1 3,36 54 0,21 0,08 tn 4,41
interaksi
a x c 6 -2 -2 -2 -3 1 1 1 -3 1 1 1 9,78 288 0,33 0,14 tn 4,41
a x d 0 4 -2 -2 0 -2 1 1 0 -2 1 1 -22,57 144 3,54 1,44 tn 4,41
a x e 0 0 2 -2 0 0 -1 1 0 0 -1 1 -1,44 48 0,04 0,02 tn 4,41
b x c 0 0 0 0 3 -1 -1 -1 -3 1 1 1 -27,97 96 8,15 3,31 tn 4,41
b x d 0 0 0 0 0 2 -1 -1 0 -2 1 1 8,61 48 1,54 0,63 tn 4,41
b x e 0 0 0 0 0 0 1 -1 0 0 -1 1 1,05 16 0,07 0,03 tn 4,41
pengaruh sederhana
o1 vs o2,o3 pada p0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 2,98 24 0,37 0,15 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p1 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 13,77 24 7,90 3,21 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p2 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 3,20 24 0,43 0,17 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p3 0 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 1,76 24 0,13 0,05 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 -3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -9,43 48 1,85 0,75 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o1 0 -2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4,80 24 0,96 0,39 tn 4,41
p2 vs p3 pada o1 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1,60 8 0,32 0,13 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 0 0 0 0 -3 1 1 1 0 0 0 0 9,45 48 1,86 0,76 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o2 0 0 0 0 0 -2 1 1 0 0 0 0 -10,79 24 4,85 1,97 tn 4,41
p2 vs p3 pada o2 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0,35 8 0,02 0,01 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 -3 1 1 1 -18,52 48 7,14 2,90 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -2 1 1 -2,18 24 0,20 0,08 tn 4,41
p2 vs p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 1,41 8 0,25 0,10 tn 4,41
88
Tabel 37. Laju Tumbuh Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan
Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
....................g/cm2.Hari......................
o1p0 0,39 2,50 2,38 5,27 1,76
o1p1 0,02 0,34 2,75 3,11 1,04
o1p2 0,54 0,63 0,95 2,11 0,70
o1p3 0,82 1,36 10,29 12,46 4,15
o2p0 2,20 2,13 3,02 7,34 2,45
o2p1 1,41 1,05 9,21 11,68 3,89
o2p2 0,93 4,45 8,16 13,54 4,51
o2p3 0,93 1,45 5,50 7,88 2,63
o3p0 0,64 1,29 5,63 7,55 2,52
o3p1 0,59 0,09 2,00 2,68 0,89
o3p2 0,02 0,79 0,64 1,45 0,48
o3p3 1,29 0,04 0,52 1,84 0,61
Total 9,77 16,09 51,04 76,89
Rataan 0,81 1,34 4,25 6,41 2,14
Uji Homogenitas : χ 2 – hitung = 13,3 > χ 2 – tabel = 19,67 (Data Homogen)
Keterangan : o1p0 = Tanpa Olah Tanah & Tanpa NPK, o1p1 = Tanpa Olah Tanah & NPK 100 Kg/ha,
o1p2 = Tanpa Olah Tanah & NPK 200 Kg/ha, o1p3 = Tanpa Olah Tanah & NPK 300 Kg/ha, o2p0 = Olah
Tanah Minimum & Tanpa NPK, o2p1 = Olah Tanah Minimum & NPK 100 Kg/ha, o2p2 = Olah Tanah
Minimum & NPK 200 Kg/ha, o2p3 = Olah Tanah Minimum & NPK 300 Kg/ha, o3p0 = Olah Tanah
Sempurna & Tanpa NPK, o3p1 = Olah Tanah Sempurna & NPK 100 Kg/ha, o3p2 = Olah Tanah
Sempurna & NPK 200 Kg/ha dan o3p3 = Olah Tanah Sempurna & NPK 300 Kg/ha.
Tabel 38. Analisis Ragam Laju Tumbuh Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah
Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Sumber Keragaman Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Total F - Hitung
F –
Tabel
Kelompok 2 82,34 41,17 12,12 * 6,94
Sistem Olah Tanah (O) 2 31,07 15,54 4,57 tn 6,94
Galat (O) 4 13,59 3,40
Dosis NPK (P) 3 1,92 0,64 0,17 tn 3,16
Interaksi 6 36,90 6,15 1,64 tn 2,66
Galat (P) 18 67,45 3,75
Non-Adiktif 1 56,65 56,65 89,17 * 4,45
Sisa 17 10,80 0,64
Total 35 233,27
KK (O) = 86,29 % KK (P) = 90,63 %
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %, * = berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien keragaman
Tabel 39. Uji Ortogonal Kontras Laju Tumbuh Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Kontras o1 o2 o3 Qj rΣci^2 JK=KT= F- F-
p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 Qj^2/rΣci^2 hitung tabel
total
5,2
7
3,1
1
2,1
1
12
,46
7,3
4
11
,68
13
,54
7,8
8
7,5
5
2,6
8
1,4
5
1,8
4
-7,0
3
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 -2 -2 -2 -2 1 1 1 1 1 1 1 1 8,06 288 0,23 0,07 tn 7,71
b. o2 vs o3 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 -26,91 96 7,54 2,22 tn 7,71
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -3,75 324 0,04 0,01 tn 4,41
d. p1 vs p2, p3 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0 -2 1 1 4,34 162 0,12 0,03 tn 4,41
e. p2 vs p3 0 0 -1 1 0 0 -1 1 0 0 -1 1 5,09 54 0,48 0,13 tn 4,41
interaksi
a x c 6 -2 -2 -2 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -9,37 288 0,30 0,08 tn 4,41
a x d 0 4 -2 -2 0 -2 1 1 0 -2 1 1 -20,73 144 2,98 0,80 tn 4,41
a x e 0 0 2 -2 0 0 -1 1 0 0 -1 1 -25,98 48 14,06 3,77 tn 4,41
b x c 0 0 0 0 3 -1 -1 -1 -3 1 1 1 -27,77 96 8,03 2,15 tn 4,41
b x d 0 0 0 0 0 2 -1 -1 0 -2 1 1 -0,12 48 0,00 0,00 tn 4,41
b x e 0 0 0 0 0 0 1 -1 0 0 -1 1 6,05 16 2,29 0,61 tn 4,41
pengaruh sederhana
o1 vs o2,o3 pada p0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 4,36 24 0,79 0,21 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p1 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 8,14 24 2,76 0,74 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p2 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 10,77 24 4,83 1,29 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p3 0 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 -15,21 24 9,64 2,58 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 -3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1,87 48 0,07 0,02 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o1 0 -2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 8,36 24 2,91 0,78 tn 4,41
p2 vs p3 pada o1 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 10,36 8 13,41 3,59 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 0 0 0 0 -3 1 1 1 0 0 0 0 11,07 48 2,55 0,68 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o2 0 0 0 0 0 -2 1 1 0 0 0 0 -1,95 24 0,16 0,04 tn 4,41
p2 vs p3 pada o2 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 -5,66 8 4,01 1,07 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 -3 1 1 1 -16,70 48 5,81 1,56 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -2 1 1 -2,07 24 0,18 0,05 tn 4,41
p2 vs p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0,39 8 0,02 0,01 tn 4,41
90
Tabel 40. Laju Tumbuh Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk
NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi √x + 0,5)
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
....................g/cm2.Hari......................
o1p0 0,94 1,73 1,70 4,37 1,46
o1p1 0,72 0,92 1,80 3,44 1,15
o1p2 1,02 1,06 1,20 3,28 1,09
o1p3 1,15 1,36 3,28 5,80 1,93
o2p0 1,64 1,62 1,88 5,14 1,71
o2p1 1,38 1,25 3,12 5,75 1,92
o2p2 1,20 2,22 2,94 6,36 2,12
o2p3 1,20 1,39 2,45 5,04 1,68
o3p0 1,07 1,34 2,47 4,88 1,63
o3p1 1,04 0,77 1,58 3,39 1,13
o3p2 0,72 1,13 1,07 2,92 0,97
o3p3 1,34 0,73 1,01 3,08 1,03
Total 13,42 15,53 24,50 53,45
Rataan 1,12 1,29 2,04 4,45 1,48
Keterangan : o1p0 = Tanpa Olah Tanah & Tanpa NPK, o1p1 = Tanpa Olah Tanah & NPK 100 Kg/ha,
o1p2 = Tanpa Olah Tanah & NPK 200 Kg/ha, o1p3 = Tanpa Olah Tanah & NPK 300 Kg/ha, o2p0 = Olah
Tanah Minimum & Tanpa NPK, o2p1 = Olah Tanah Minimum & NPK 100 Kg/ha, o2p2 = Olah Tanah
Minimum & NPK 200 Kg/ha, o2p3 = Olah Tanah Minimum & NPK 300 Kg/ha, o3p0 = Olah Tanah
Sempurna & Tanpa NPK, o3p1 = Olah Tanah Sempurna & NPK 100 Kg/ha, o3p2 = Olah Tanah
Sempurna & NPK 200 Kg/ha dan o3p3 = Olah Tanah Sempurna & NPK 300 Kg/ha.
Tabel 41. Analisis Ragam Laju Tumbuh Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah
Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi √x + 0,5)
Sumber Keragaman Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Total
F -
Hitung
F –
Tabel
Kelompok 2 5,78 2,89 18,30 * 6,94
Sistem Olah Tanah (O) 2 2,78 1,39 8,81 * 6,94
Galat (O) 4 0,63 0,16
Dosis NPK (P) 3 0,29 0,10 0,45 tn 3,16
Interaksi 6 2,22 0,37 1,74 tn 2,66
Galat (P) 18 3,84 0,21
Total 35 15,54
KK (O) = 26,76% KK (P) = 31,11%
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %, * = berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien keragaman
Tabel 42. Uji Ortogonal Kontras Laju Tumbuh Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi
√x + 0,5)
Kontras o1 o2 o3
Qj rΣci^2 JK=KT= F- F-
p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 Qj^2/rΣci^2 hitung tabel
total
4,3
7
3,4
4
3,2
8
5,8
0
5,1
4
5,7
5
6,3
6
5,0
4
4,8
8
3,3
9
2,9
2
3,0
8
-2,1
0
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 -2 -2 -2 -2 1 1 1 1 1 1 1 1 2,78 288 0,03 0,17 tn 7,71
b. o2 vs o3 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 -8,01 96 0,67 4,23 tn 7,71
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -4,12 324 0,05 0,25 tn 4,41
d. p1 vs p2, p3 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0 -2 1 1 1,33 162 0,01 0,05 tn 4,41
e. p2 vs p3 0 0 -1 1 0 0 -1 1 0 0 -1 1 1,35 54 0,03 0,16 tn 4,41
interaksi
a x c 6 -2 -2 -2 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -2,31 288 0,02 0,09 tn 4,41
a x d 0 4 -2 -2 0 -2 1 1 0 -2 1 1 -5,28 144 0,19 0,91 tn 4,41
a x e 0 0 2 -2 0 0 -1 1 0 0 -1 1 -6,20 48 0,80 3,76 tn 4,41
b x c 0 0 0 0 3 -1 -1 -1 -3 1 1 1 -6,98 96 0,51 2,38 tn 4,41
b x d 0 0 0 0 0 2 -1 -1 0 -2 1 1 -0,69 48 0,01 0,05 tn 4,41
b x e 0 0 0 0 0 0 1 -1 0 0 -1 1 1,48 16 0,14 0,64 tn 4,41
pengaruh sederhana
o1 vs o2,o3 pada p0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1,27 24 0,07 0,32 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p1 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 2,26 24 0,21 1,00 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p2 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 2,72 24 0,31 1,45 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p3 0 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 -3,48 24 0,50 2,36 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 -3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,60 48 0,01 0,04 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o1 0 -2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2,20 24 0,20 0,95 tn 4,41
p2 vs p3 pada o1 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2,52 8 0,79 3,71 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 0 0 0 0 -3 1 1 1 0 0 0 0 1,73 48 0,06 0,29 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o2 0 0 0 0 0 -2 1 1 0 0 0 0 -0,09 24 0,00 0,00 tn 4,41
p2 vs p3 pada o2 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 -1,32 8 0,22 1,03 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 -3 1 1 1 -5,25 48 0,57 2,69 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -2 1 1 -0,78 24 0,03 0,12 tn 4,41
p2 vs p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0,15 8 0,00 0,01 tn 4,41
92
Tabel 43. Nisbah Pupus Akar Tanaman Kedelai umur 21 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah
Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
perlakuan ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
....................gram......................
o1p0 2,36 2,47 2,19 7,02 2,34
o1p1 3,23 3,29 1,76 8,28 2,76
o1p2 5,10 2,05 3,50 10,65 3,55
o1p3 4,53 1,96 1,00 7,49 2,50
o2p0 1,52 1,90 3,71 7,13 2,38
o2p1 2,63 2,04 1,97 6,64 2,21
o2p2 3,47 2,90 0,96 7,33 2,44
o2p3 2,11 1,95 1,95 6,01 2,00
o3p0 2,64 4,59 3,05 10,28 3,43
o3p1 1,43 3,26 3,30 7,99 2,66
o3p2 1,82 3,19 1,72 6,73 2,24
o3p3 2,19 3,48 4,31 9,98 3,33
Total 33,03 33,08 29,42 95,53
Rataan 2,75 2,76 2,45 7,96 2,65
Uji Homogenitas : χ 2 – hitung = 10,8 > χ 2 – tabel = 19,67 (Data Homogen)
Keterangan : o1p0 = Tanpa Olah Tanah & Tanpa NPK, o1p1 = Tanpa Olah Tanah & NPK 100 Kg/ha,
o1p2 = Tanpa Olah Tanah & NPK 200 Kg/ha, o1p3 = Tanpa Olah Tanah & NPK 300 Kg/ha, o2p0 = Olah
Tanah Minimum & Tanpa NPK, o2p1 = Olah Tanah Minimum & NPK 100 Kg/ha, o2p2 = Olah Tanah
Minimum & NPK 200 Kg/ha, o2p3 = Olah Tanah Minimum & NPK 300 Kg/ha, o3p0 = Olah Tanah
Sempurna & Tanpa NPK, o3p1 = Olah Tanah Sempurna & NPK 100 Kg/ha, o3p2 = Olah Tanah
Sempurna & NPK 200 Kg/ha dan o3p3 = Olah Tanah Sempurna & NPK 300 Kg/ha.
Tabel 44. Analisis Ragam Nisbah Pupus Akar Tanaman Kedelai umur 21 HST Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Sumber Keragaman Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Total
F –
Hitung
F –
Tabel
Kelompok 2 0,73 0,37 0,13 tn 6,94
Sistem Olah Tanah (O) 2 2,90 1,45 0,52 tn 6,94
Galat (O) 4 11,27 2,82
Dosis NPK (P) 3 0,23 0,08 0,09 tn 3,16
Interaksi 6 5,55 0,92 1,08 tn 2,66
Galat (P) 18 15,36 0,85
Non-Adiktif 1 0,39 0,34 0,38 tn 4,45
Sisa 17 15,03 0,88
Total 35 36,05
KK (O) = 63,25 % KK (P) = 34,82 %
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %, * = berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien keragaman
Tabel 45. Uji ortogonal kontras Nisbah Pupus Akar Tanaman Kedelai umur 21 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat
Dosis
Kontras o1 o2 o3
Qj rΣci^2 JK=KT= F- F-
p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 Qj^2/rΣci^2 hitung tabel
total
7,0
2
8,2
8
10
,65
7,4
9
7,1
3
6,6
4
7,3
3
6,0
1
10
,28
7,9
9
6,7
3
9,9
8
1,1
1
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 -2 -2 -2 -2 1 1 1 1 1 1 1 1 -4,79 288 0,08 0,03 tn 7,71
b. o2 vs o3 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 7,87 96 0,65 0,23 tn 7,71
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -2,19 324 0,01 0,02 tn 4,41
d. p1 vs p2, p3 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0 -2 1 1 2,37 162 0,03 0,04 tn 4,41
e. p2 vs p3 0 0 -1 1 0 0 -1 1 0 0 -1 1 -1,23 54 0,03 0,03 tn 4,41
interaksi
a x c 6 -2 -2 -2 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -18,27 288 1,16 1,36 tn 4,41
a x d 0 4 -2 -2 0 -2 1 1 0 -2 1 1 -2,37 144 0,04 0,05 tn 4,41
a x e 0 0 2 -2 0 0 -1 1 0 0 -1 1 8,25 48 1,42 1,66 tn 4,41
b x c 0 0 0 0 3 -1 -1 -1 -3 1 1 1 -4,73 96 0,23 0,27 tn 4,41
b x d 0 0 0 0 0 2 -1 -1 0 -2 1 1 0,67 48 0,01 0,01 tn 4,41
b x e 0 0 0 0 0 0 1 -1 0 0 -1 1 4,57 16 1,31 1,53 tn 4,41
pengaruh sederhana
o1 vs o2,o3 pada p0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 3,37 24 0,47 0,55 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p1 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 -1,93 24 0,16 0,18 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p2 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 -7,24 24 2,18 2,56 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p3 0 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 1,01 24 0,04 0,05 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 -3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5,36 48 0,60 0,70 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o1 0 -2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1,58 24 0,10 0,12 tn 4,41
p2 vs p3 pada o1 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -3,16 8 1,25 1,46 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 0 0 0 0 -3 1 1 1 0 0 0 0 -1,41 48 0,04 0,05 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o2 0 0 0 0 0 -2 1 1 0 0 0 0 0,06 24 0,00 0,00 tn 4,41
p2 vs p3 pada o2 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 -1,32 8 0,22 0,26 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 -3 1 1 1 -6,14 48 0,79 0,92 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -2 1 1 0,73 24 0,02 0,03 tn 4,41
p2 vs p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 3,25 8 1,32 1,55 tn 4,41
94
Tabel 46. Nisbah Pupus Akar Tanaman Kedelai umur 21 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah
Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi √x)
perlakuan ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
....................gram......................
o1p0 1,54 1,57 1,48 4,59 1,53
o1p1 1,80 1,81 1,33 4,94 1,65
o1p2 2,26 1,43 1,87 5,56 1,85
o1p3 2,13 1,40 1,00 4,53 1,51
o2p0 1,23 1,38 1,93 4,54 1,51
o2p1 1,62 1,43 1,40 4,45 1,48
o2p2 1,86 1,70 0,98 4,55 1,52
o2p3 1,45 1,40 1,40 4,25 1,42
o3p0 1,62 2,14 1,75 5,51 1,84
o3p1 1,20 1,81 1,82 4,82 1,61
o3p2 1,35 1,79 1,31 4,45 1,48
o3p3 1,48 1,87 2,08 5,42 1,81
Total 19,54 19,72 18,33 57,60
Rataan 1,63 1,64 1,53 4,80 1,60
Keterangan : o1p0 = Tanpa Olah Tanah & Tanpa NPK, o1p1 = Tanpa Olah Tanah & NPK 100 Kg/ha,
o1p2 = Tanpa Olah Tanah & NPK 200 Kg/ha, o1p3 = Tanpa Olah Tanah & NPK 300 Kg/ha, o2p0 = Olah
Tanah Minimum & Tanpa NPK, o2p1 = Olah Tanah Minimum & NPK 100 Kg/ha, o2p2 = Olah Tanah
Minimum & NPK 200 Kg/ha, o2p3 = Olah Tanah Minimum & NPK 300 Kg/ha, o3p0 = Olah Tanah
Sempurna & Tanpa NPK, o3p1 = Olah Tanah Sempurna & NPK 100 Kg/ha, o3p2 = Olah Tanah
Sempurna & NPK 200 Kg/ha dan o3p3 = Olah Tanah Sempurna & NPK 300 Kg/ha.
Tabel 47. Analisis Ragam Nisbah Pupus Akar Tanaman Kedelai umur 21 HST Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
(Tranformasi √x)
Sumber Keragaman Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Total F - Hitung
F –
Tabel
Kelompok 2 0,10 0,05 0,19 tn 6,94
Sistem Olah Tanah (O) 2 0,27 0,13 0,54 tn 6,94
Galat (O) 4 0,99 0,25
Dosis NPK (P) 3 0,02 0,01 0,07 tn 3,16
Interaksi 6 0,48 0,08 0,95 tn 2,66
Galat (P) 18 1,54 0,09
Total 35 3,38
KK (O) = 31,02 % KK (P) = 18,25 %
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %, * = berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien keragaman
Tabel 48. Uji ortogonal kontras Nisbah Pupus Akar Tanaman Kedelai umur 21 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat
Dosis (Tranformasi √x)
Kontras o1 o2 o3
Qj rΣci^2 JK=KT= F- F-
p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 Qj^2/rΣci^2 hitung tabel
total
4,5
9
4,9
4
5,5
6
4,5
3
4,5
4
4,4
5
4,5
5
4,2
5
5,5
1
4,8
2
4,4
5
5,4
2
0,3
9
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 -2 -2 -2 -2 1 1 1 1 1 1 1 1 -1,25 288 0,01 0,02 tn 7,71
b. o2 vs o3 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 2,42 96 0,06 0,25 tn 7,71
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -0,96 324 0,00 0,03 tn 4,41
d. p1 vs p2, p3 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0,33 162 0,00 0,01 tn 4,41
e. p2 vs p3 0 0 -1 1 0 0 -1 1 0 0 -1 1 -0,36 54 0,00 0,03 tn 4,41
interaksi
a x c 6 -2 -2 -2 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -4,75 288 0,08 0,92 tn 4,41
a x d 0 4 -2 -2 0 -2 1 1 0 -2 1 1 -0,31 144 0,00 0,01 tn 4,41
a x e 0 0 2 -2 0 0 -1 1 0 0 -1 1 2,74 48 0,16 1,84 tn 4,41
b x c 0 0 0 0 3 -1 -1 -1 -3 1 1 1 -1,49 96 0,02 0,27 tn 4,41
b x d 0 0 0 0 0 2 -1 -1 0 -2 1 1 0,35 48 0,00 0,03 tn 4,41
b x e 0 0 0 0 0 0 1 -1 0 0 -1 1 1,28 16 0,10 1,20 tn 4,41
pengaruh sederhana
o1 vs o2,o3 pada p0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0,88 24 0,03 0,38 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p1 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 -0,60 24 0,02 0,18 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p2 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 -2,13 24 0,19 2,22 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p3 0 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0,61 24 0,02 0,18 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 -3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1,26 48 0,03 0,39 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o1 0 -2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0,21 24 0,00 0,02 tn 4,41
p2 vs p3 pada o1 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -1,03 8 0,13 1,57 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 0 0 0 0 -3 1 1 1 0 0 0 0 -0,37 48 0,00 0,03 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o2 0 0 0 0 0 -2 1 1 0 0 0 0 -0,12 24 0,00 0,01 tn 4,41
p2 vs p3 pada o2 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 -0,30 8 0,01 0,13 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 -3 1 1 1 -1,86 48 0,07 0,84 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -2 1 1 0,23 24 0,00 0,03 tn 4,41
p2 vs p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0,97 8 0,12 1,40 tn 4,41
96
Tabel 49. Nisbah Pupus Akar Tanaman Kedelai umur 28 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah
Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
perlakuan Ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
....................gram......................
o1p0 2,46 3,44 6,83 12,73 4,24
o1p1 1,02 26,00 4,38 31,40 10,47
o1p2 5,17 4,57 5,12 14,86 4,95
o1p3 2,57 4,00 3,00 9,57 3,19
o2p0 1,51 3,71 4,41 9,63 3,21
o2p1 3,50 0,57 4,15 8,22 2,74
o2p2 3,45 1,11 2,92 7,48 2,49
o2p3 1,86 4,79 4,60 11,25 3,75
o3p0 1,58 3,62 2,92 8,12 2,71
o3p1 3,17 2,49 3,67 9,33 3,11
o3p2 2,18 3,92 3,61 9,71 3,24
o3p3 1,64 5,81 3,92 11,37 3,79
Total 30,11 64,03 49,53 143,67
Rataan 2,51 5,34 4,13 11,97 3,99
Uji Homogenitas : χ 2 – hitung = 5,7 < χ 2 – tabel = 19,67 (Data Homogen)
Keterangan : o1p0 = Tanpa Olah Tanah & Tanpa NPK, o1p1 = Tanpa Olah Tanah & NPK 100 Kg/ha,
o1p2 = Tanpa Olah Tanah & NPK 200 Kg/ha, o1p3 = Tanpa Olah Tanah & NPK 300 Kg/ha, o2p0 = Olah
Tanah Minimum & Tanpa NPK, o2p1 = Olah Tanah Minimum & NPK 100 Kg/ha, o2p2 = Olah Tanah
Minimum & NPK 200 Kg/ha, o2p3 = Olah Tanah Minimum & NPK 300 Kg/ha, o3p0 = Olah Tanah
Sempurna & Tanpa NPK, o3p1 = Olah Tanah Sempurna & NPK 100 Kg/ha, o3p2 = Olah Tanah
Sempurna & NPK 200 Kg/ha dan o3p3 = Olah Tanah Sempurna & NPK 300 Kg/ha.
Tabel 50. Analisis Ragam Nisbah Pupus Akar Tanaman Kedelai umur 28 HST Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Sumber Keragaman Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Total
F –
Hitung
F –
Tabel
Kelompok 2 48,28 24,14 1,64 tn 6,94
Sistem Olah Tanah (O) 2 53,57 26,78 1,82 tn 6,94
Galat (O) 4 58,98 14,74
Dosis NPK (P) 3 25,36 8,45 0,50 tn 3,16
Interaksi 6 74,30 12,38 0,73 tn 2,66
Galat (P) 18 305,69 16,98
Non-Adiktif 1 232,40 232,40 53,92 * 4,45
Sisa 17 73,27 4,31
Total 35 566,15
KK (O) = 96,22 % KK (P) = 103,26 %
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %, * = berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien keragaman
Tabel 51. Uji ortogonal kontras Nisbah Pupus Akar Tanaman Kedelai umur 28 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat
Dosis
Kontras o1 o2 o3
Qj rΣci^2 JK=KT= F- F-
p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 Qj^2/rΣci^2 hitung tabel
total
12
,73
31
,40
14
,86
9,5
7
9,6
3
8,2
2
7,4
8
11
,25
8,1
2
9,3
3
9,7
1
11
,37
-29
,15
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 -2 -2 -2 -2 1 1 1 1 1 1 1 1 -62,01 288 13,35 0,91 tn 7,71
b. o2 vs o3 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 1,95 96 0,04 0,00 tn 7,71
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -3 1 1 1 21,75 324 1,46 0,09 tn 4,41
d. p1 vs p2, p3 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0 -2 1 1 -33,66 162 6,99 0,41 tn 4,41
e. p2 vs p3 0 0 -1 1 0 0 -1 1 0 0 -1 1 0,14 54 0,00 0,00 tn 4,41
interaksi
a x c 6 -2 -2 -2 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -31,17 288 3,37 0,20 tn 4,41
a x d 0 4 -2 -2 0 -2 1 1 0 -2 1 1 81,45 144 46,07 2,71 tn 4,41
a x e 0 0 2 -2 0 0 -1 1 0 0 -1 1 16,01 48 5,34 0,31 tn 4,41
b x c 0 0 0 0 3 -1 -1 -1 -3 1 1 1 7,99 96 0,67 0,04 tn 4,41
b x d 0 0 0 0 0 2 -1 -1 0 -2 1 1 0,13 48 0,00 0,00 tn 4,41
b x e 0 0 0 0 0 0 1 -1 0 0 -1 1 -2,11 16 0,28 0,02 tn 4,41
pengaruh sederhana
o1 vs o2,o3 pada p0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 -7,71 24 2,48 0,15 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p1 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 -45,25 24 85,32 5,02 * 4,41
o1 vs o2,o3 pada p2 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 -12,53 24 6,54 0,39 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p3 0 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 3,48 24 0,50 0,03 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 -3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 17,64 48 6,48 0,38 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o1 0 -2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -38,37 24 61,34 3,61 tn 4,41
p2 vs p3 pada o1 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -5,29 8 3,50 0,21 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 0 0 0 0 -3 1 1 1 0 0 0 0 -1,94 48 0,08 0,00 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o2 0 0 0 0 0 -2 1 1 0 0 0 0 2,29 24 0,22 0,01 tn 4,41
p2 vs p3 pada o2 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 3,77 8 1,78 0,10 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 -3 1 1 1 6,05 48 0,76 0,04 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -2 1 1 2,42 24 0,24 0,01 tn 4,41
p2 vs p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 1,66 8 0,34 0,02 tn 4,41
98
Tabel 52. Nisbah Pupus Akar Tanaman Kedelai umur 28 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah
Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi √x + 0,5)
Perlakuan ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
....................gram......................
o1p0 1,72 1,98 2,71 6,41 2,14
o1p1 1,23 5,15 2,21 8,59 2,86
o1p2 2,38 2,25 2,37 7,00 2,33
o1p3 1,75 2,12 1,87 5,74 1,91
o2p0 1,42 2,05 2,22 5,69 1,90
o2p1 2,00 1,03 2,16 5,19 1,73
o2p2 1,99 1,27 1,85 5,11 1,70
o2p3 1,54 2,30 2,26 6,09 2,03
o3p0 1,44 2,03 1,85 5,32 1,77
o3p1 1,92 1,73 2,04 5,69 1,90
o3p2 1,64 2,10 2,03 5,77 1,92
o3p3 1,46 2,51 2,10 6,08 2,03
Total 20,49 26,53 25,66 72,68
Rataan 1,71 2,21 2,14 6,06 2,02
Keterangan : o1p0 = Tanpa Olah Tanah & Tanpa NPK, o1p1 = Tanpa Olah Tanah & NPK 100 Kg/ha,
o1p2 = Tanpa Olah Tanah & NPK 200 Kg/ha, o1p3 = Tanpa Olah Tanah & NPK 300 Kg/ha, o2p0 = Olah
Tanah Minimum & Tanpa NPK, o2p1 = Olah Tanah Minimum & NPK 100 Kg/ha, o2p2 = Olah Tanah
Minimum & NPK 200 Kg/ha, o2p3 = Olah Tanah Minimum & NPK 300 Kg/ha, o3p0 = Olah Tanah
Sempurna & Tanpa NPK, o3p1 = Olah Tanah Sempurna & NPK 100 Kg/ha, o3p2 = Olah Tanah
Sempurna & NPK 200 Kg/ha dan o3p3 = Olah Tanah Sempurna & NPK 300 Kg/ha.
Tabel 53. Analisis Ragam Nisbah Pupus Akar Tanaman Kedelai umur 28 HST Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
(Tranformasi √x + 0,5)
Sumber Keragaman Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Total
F –
Hitung
F –
Tabel
Kelompok 2 1,78 0,89 2,14 tn 6,94
Sistem Olah Tanah (O) 2 1,58 0,79 1,90 tn 6,94
Galat (O) 4 1,67 0,42
Dosis NPK (P) 3 0,27 0,09 0,20 tn 3,16
Interaksi 6 1,52 0,25 0,56 tn 2,66
Galat (P) 18 8,13 0,45
Total 35 14,94
KK (O) = 31,96 % KK (P) = 33,29 %
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %, * = berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien keragaman
Tabel 54. Uji Ortogonal Kontras Nisbah Pupus Akar Tanaman Kedelai umur 28 HST Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk
Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi √x + 0,5)
Kontras o1 o2 o3
Qj rΣci^2 JK=KT= F- F-
p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 Qj^2/rΣci^2 hitung tabel
total
6,4
1
8,5
9
7,0
0
5,7
4
5,6
9
5,1
9
5,1
1
6,1
0
5,3
2
5,6
9
5,7
7
6,0
8
-4,5
7
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 -2 -2 -2 -2 1 1 1 1 1 1 1 1 -10,57 288 0,39 0,93 tn 7,71
b. o2 vs o3 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 0,78 96 0,01 0,02 tn 7,71
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -3 1 1 1 3,00 324 0,03 0,06 tn 4,41
d. p1 vs p2, p3 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0 -2 1 1 -3,14 162 0,06 0,13 tn 4,41
e. p2 vs p3 0 0 -1 1 0 0 -1 1 0 0 -1 1 0,04 54 0,00 0,00 tn 4,41
interaksi
a x c 6 -2 -2 -2 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -3,29 288 0,04 0,08 tn 4,41
a x d 0 4 -2 -2 0 -2 1 1 0 -2 1 1 10,16 144 0,72 1,58 tn 4,41
a x e 0 0 2 -2 0 0 -1 1 0 0 -1 1 3,82 48 0,30 0,67 tn 4,41
b x c 0 0 0 0 3 -1 -1 -1 -3 1 1 1 2,23 96 0,05 0,11 tn 4,41
b x d 0 0 0 0 0 2 -1 -1 0 -2 1 1 -0,35 48 0,00 0,01 tn 4,41
b x e 0 0 0 0 0 0 1 -1 0 0 -1 1 -0,68 16 0,03 0,06 tn 4,41
pengaruh sederhana
o1 vs o2,o3 pada p0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 -1,82 24 0,14 0,31 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p1 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 -6,30 24 1,65 3,66 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p2 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 -3,13 24 0,41 0,90 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p3 0 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0,68 24 0,02 0,04 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 -3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2,10 48 0,09 0,20 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o1 0 -2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -4,43 24 0,82 1,81 tn 4,41
p2 vs p3 pada o1 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -1,26 8 0,20 0,44 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 0 0 0 0 -3 1 1 1 0 0 0 0 -0,66 48 0,01 0,02 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o2 0 0 0 0 0 -2 1 1 0 0 0 0 0,82 24 0,03 0,06 tn 4,41
p2 vs p3 pada o2 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 0,99 8 0,12 0,27 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 -3 1 1 1 1,57 48 0,05 0,11 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -2 1 1 0,47 24 0,01 0,02 tn 4,41
p2 vs p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0,31 8 0,01 0,03 tn 4,41
100
Tabel 55. Jumlah Buku subur Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan
Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Perlakuan ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
....................gram......................
o1p0 18,50 18,00 14,10 50,60 16,87
o1p1 23,50 21,50 13,00 58,00 19,33
o1p2 22,50 23,20 18,60 64,30 21,43
o1p3 23,10 22,40 17,70 63,20 21,07
o2p0 20,80 22,90 16,80 60,50 20,17
o2p1 22,20 18,80 14,80 55,80 18,60
o2p2 22,60 18,90 24,50 66,00 22,00
o2p3 25,60 20,50 17,40 63,50 21,17
o3p0 17,70 16,50 13,70 47,90 15,97
o3p1 21,90 24,40 27,20 73,50 24,50
o3p2 19,50 19,60 30,10 69,20 23,07
o3p3 26,00 28,40 43,20 97,60 32,53
Total 263,90 255,10 251,10 770,10
Rataan 21,99 21,26 20,93 64,18 21,39
Uji Homogenitas : χ 2 – hitung = 4,60 < χ 2 – tabel = 19,67 (Data Homogen)
Keterangan : o1p0 = Tanpa Olah Tanah & Tanpa NPK, o1p1 = Tanpa Olah Tanah & NPK 100 Kg/ha,
o1p2 = Tanpa Olah Tanah & NPK 200 Kg/ha, o1p3 = Tanpa Olah Tanah & NPK 300 Kg/ha, o2p0 = Olah
Tanah Minimum & Tanpa NPK, o2p1 = Olah Tanah Minimum & NPK 100 Kg/ha, o2p2 = Olah Tanah
Minimum & NPK 200 Kg/ha, o2p3 = Olah Tanah Minimum & NPK 300 Kg/ha, o3p0 = Olah Tanah
Sempurna & Tanpa NPK, o3p1 = Olah Tanah Sempurna & NPK 100 Kg/ha, o3p2 = Olah Tanah
Sempurna & NPK 200 Kg/ha dan o3p3 = Olah Tanah Sempurna & NPK 300 Kg/ha.
Tabel 56. Analisis Ragam Jumlah Buku Subur Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah
Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Sumber Keragaman Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Total F – Hitung
F –
Tabel
Kelompok 2 7,15 3,57 0,06 tn 6,94
Sistem Olah Tanah (O) 2 127,95 63,98 1,04 tn 6,94
Galat (O) 4 245,95 61,49
Dosis NPK (P) 3 245,50 81,83 6,77 * 3,16
Interaksi 6 228,25 38,04 3,15 tn 2,66
Galat (P) 18 217,60 12,09
Non-Adiktif 1 204,08 204,08 256,48 * 4,45
Sisa 17 13,53 0,80
Total 35 1072,41
KK (O) = 36,66% KK (P) = 16,25%
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %, * = berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien keragaman
Tabel 57. Ortogonal Kontras Jumlah Buku subur Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Kontras o1 o2 o3
Qj rΣci^2 JK=KT= F- F-
p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 Qj^2/rΣci^2 hitung tabel
total
50
,60
58
,00
64
,30
63
,20
60
,50
55
,80
66
,00
63
,50
47
,90
73
,50
69
,20
97
,60
65
,30
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 -2 -2 -2 -2 1 1 1 1 1 1 1 1 61,80 288 13,26 0,22 tn 7,71
b. o2 vs o3 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 42,40 96 18,73 0,30 tn 7,71
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -3 1 1 1 134,10 324 55,50 4,59 * 4,41
d. p1 vs p2, p3 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0 -2 1 1 49,20 162 14,94 1,24 tn 4,41
e. p2 vs p3 0 0 -1 1 0 0 -1 1 0 0 -1 1 24,80 54 11,39 0,94 tn 4,41
interaksi
a x c 6 -2 -2 -2 -3 1 1 1 -3 1 1 1 33,00 288 3,78 0,31 tn 4,41
a x d 0 4 -2 -2 0 -2 1 1 0 -2 1 1 14,70 144 1,50 0,12 tn 4,41
a x e 0 0 2 -2 0 0 -1 1 0 0 -1 1 28,10 48 16,45 1,36 tn 4,41
b x c 0 0 0 0 3 -1 -1 -1 -3 1 1 1 92,80 96 89,71 7,42 * 4,41
b x d 0 0 0 0 0 2 -1 -1 0 -2 1 1 1,90 48 0,08 0,01 tn 4,41
b x e 0 0 0 0 0 0 1 -1 0 0 -1 1 30,90 16 59,68 4,94 * 4,41
pengaruh sederhana
o1 vs o2,o3 pada p0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 7,20 24 2,16 0,18 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p1 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 13,30 24 7,37 0,61 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p2 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 6,60 24 1,82 0,15 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p3 0 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 34,70 24 50,17 4,15 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 -3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 33,70 48 23,66 1,96 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o1 0 -2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 11,50 24 5,51 0,46 tn 4,41
p2 vs p3 pada o1 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -1,10 8 0,15 0,01 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 0 0 0 0 -3 1 1 1 0 0 0 0 3,80 48 0,30 0,02 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o2 0 0 0 0 0 -2 1 1 0 0 0 0 17,90 24 13,35 1,10 tn 4,41
p2 vs p3 pada o2 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 -2,50 8 0,78 0,06 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 -3 1 1 1 96,60 48 194,41 16,08 * 4,41
p1 vs p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -2 1 1 19,80 24 16,34 1,35 tn 4,41
p2 vs p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 28,40 8 100,82 8,34 tn 4,41
102
Tabel 58. Jumlah Buku subur Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan
Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi (√X))
perlakuan ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
....................gram......................
o1p0 4,30 4,24 3,75 12,30 4,10
o1p1 4,85 4,64 3,61 13,09 4,36
o1p2 4,74 4,82 4,31 13,87 4,62
o1p3 4,81 4,73 4,21 13,75 4,58
o2p0 4,56 4,79 4,10 13,44 4,48
o2p1 4,71 4,34 3,85 12,89 4,30
o2p2 4,75 4,35 4,95 14,05 4,68
o2p3 5,06 4,53 4,17 13,76 4,59
o3p0 4,21 4,06 3,70 11,97 3,99
o3p1 4,68 4,94 5,22 14,83 4,94
o3p2 4,42 4,43 5,49 14,33 4,78
o3p3 5,10 5,33 6,57 17,00 5,67
Total 56,19 55,18 53,92 165,29
Rataan 4,68 4,60 4,49 13,77 4,59
Keterangan : o1p0 = Tanpa Olah Tanah & Tanpa NPK, o1p1 = Tanpa Olah Tanah & NPK 100 Kg/ha,
o1p2 = Tanpa Olah Tanah & NPK 200 Kg/ha, o1p3 = Tanpa Olah Tanah & NPK 300 Kg/ha, o2p0 = Olah
Tanah Minimum & Tanpa NPK, o2p1 = Olah Tanah Minimum & NPK 100 Kg/ha, o2p2 = Olah Tanah
Minimum & NPK 200 Kg/ha, o2p3 = Olah Tanah Minimum & NPK 300 Kg/ha, o3p0 = Olah Tanah
Sempurna & Tanpa NPK, o3p1 = Olah Tanah Sempurna & NPK 100 Kg/ha, o3p2 = Olah Tanah
Sempurna & NPK 200 Kg/ha dan o3p3 = Olah Tanah Sempurna & NPK 300 Kg/ha.
Tabel 59. Analisis Ragam Jumlah Buku Subur Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem
Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi (√X))
Sumber Keragaman Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Total F - Hitung F - Tabel
Kelompok 2 0,21 0,11 0,17 tn 6,94
Sistem Olah Tanah (O) 2 1,21 0,60 0,98 tn 6,94
Galat (O) 4 2,48 0,62
Dosis Npk (P) 3 2,69 0,89 7,24 * 3,16
Interaksi 6 2,33 0,39 3,13 * 2,66
Galat (P) 18 2,23 0,12
Total 35 11,16
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %, * = berbeda nyata pada taraf 5%
Tabel 60. Ortogonal Kontras Jumlah Buku Subur Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
(Tranformasi (√X))
Kontras o1 o2 o3
Qj rΣci^2 JK=KT= F- F-
p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 Qj^2/rΣci^2 hitung tabel
total
12
,30
13
,09
13
,87
13
,75
13
,45
12
,90
14
,05
13
,76
11
,97
14
,84
14
,39
17
,00
6,6
6
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 -2 -2 -2 -2 1 1 1 1 1 1 1 1 6,33 288 0,14 0,22 tn 7,71
b. o2 vs o3 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 4,05 96 0,17 0,28 tn 7,71
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -3 1 1 1 14,50 324 0,65 5,23 * 4,41
d. p1 vs p2, p3 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0 -2 1 1 5,18 162 0,17 1,34 tn 4,41
e. p2 vs p3 0 0 -1 1 0 0 -1 1 0 0 -1 1 2,19 54 0,09 0,72 tn 4,41
interaksi
a x c 6 -2 -2 -2 -3 1 1 1 -3 1 1 1 3,06 288 0,03 0,26 tn 4,41
a x d 0 4 -2 -2 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0,86 144 0,01 0,04 tn 4,41
a x e 0 0 2 -2 0 0 -1 1 0 0 -1 1 2,57 48 0,14 1,11 tn 4,41
b x c 0 0 0 0 3 -1 -1 -1 -3 1 1 1 9,94 96 1,03 8,31 tn 4,41
b x d 0 0 0 0 0 2 -1 -1 0 -2 1 1 -0,30 48 0,00 0,02 tn 4,41
b x e 0 0 0 0 0 0 1 -1 0 0 -1 1 2,90 16 0,53 4,25 tn 4,41
pengaruh sederhana
o1 vs o2,o3 pada p0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0,82 24 0,03 0,22 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p1 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1,55 24 0,10 0,81 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p2 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0,70 24 0,02 0,16 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p3 0 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 3,27 24 0,44 3,59 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 -3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3,81 48 0,30 2,44 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o1 0 -2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1,44 24 0,09 0,70 tn 4,41
p2 vs p3 pada o1 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,13 8 0,00 0,02 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 0 0 0 0 -3 1 1 1 0 0 0 0 0,37 48 0,00 0,02 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o2 0 0 0 0 0 -2 1 1 0 0 0 0 2,02 24 0,17 1,37 tn 4,41
p2 vs p3 pada o2 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 -0,29 8 0,01 0,09 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 -3 1 1 1 10,31 48 2,22 17,87 * 4,41
p1 vs p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -2 1 1 1,72 24 0,12 1,00 tn 4,41
p2 vs p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 2,61 8 0,85 6,87 * 4,41
104
Tabel 61. Jumlah polong total tanaman kedelai akibat pengaruh sistem olah tanah
dan pupuk NPK majemuk berbagai tingkat dosis
perlakuan ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
....................gram......................
o1p0 30,40 47,30 24,20 101,90 33,97
o1p1 44,70 42,60 22,30 109,60 36,53
o1p2 45,50 63,10 30,50 139,10 46,37
o1p3 46,80 49,20 34,20 130,20 43,40
o2p0 43,20 40,00 25,40 108,60 36,20
o2p1 47,80 39,50 40,80 128,10 42,70
o2p2 53,50 39,90 43,10 136,50 45,50
o2p3 69,30 57,50 31,50 158,30 52,77
o3p0 41,30 52,00 54,70 148,00 49,33
o3p1 42,70 44,30 40,00 127,00 42,33
o3p2 42,00 36,50 64,50 143,00 47,67
o3p3 55,10 59,40 99,40 213,90 71,30
Total 562,30 571,30 510,60 1644,20
Rataan 46,86 47,61 42,55 137,02 45,67
Uji Homogenitas : χ 2 – hitung = 5,50 < χ 2 – tabel = 19,67 (Data Homogen)
Keterangan : o1p0 = Tanpa Olah Tanah & Tanpa NPK, o1p1 = Tanpa Olah Tanah & NPK 100 Kg/ha,
o1p2 = Tanpa Olah Tanah & NPK 200 Kg/ha, o1p3 = Tanpa Olah Tanah & NPK 300 Kg/ha, o2p0 = Olah
Tanah Minimum & Tanpa NPK, o2p1 = Olah Tanah Minimum & NPK 100 Kg/ha, o2p2 = Olah Tanah
Minimum & NPK 200 Kg/ha, o2p3 = Olah Tanah Minimum & NPK 300 Kg/ha, o3p0 = Olah Tanah
Sempurna & Tanpa NPK, o3p1 = Olah Tanah Sempurna & NPK 100 Kg/ha, o3p2 = Olah Tanah
Sempurna & NPK 200 Kg/ha dan o3p3 = Olah Tanah Sempurna & NPK 300 Kg/ha.
Tabel 62. Analisis Ragam Jumlah Polong Total Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem
Olah Tanah dan Pupuk NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Sumber Keragaman Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Total F – Hitung F – Tabel
Kelompok 2 178,84 89,42 0,15 tn 6,94
Sistem Olah Tanah (O) 2 985,61 492,80 0,82 tn 6,94
Galat (O) 4 2419,72 604,93
Dosis Npk (P) 3 1479,07 493,02 6,04 * 3,16
Interaksi 6 716,57 119,43 1,46 tn 2,66
Galat (P) 18 1468,57 81,59
Non-Adiktif 1 1382,70 1382,70 273,76 * 4,45
Sisa 17 85,87 5,05
Total 35 7248,37
KK (O) = 53,85% KK (P) = 19,78%
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %, * = berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien keragaman
Tabel 63. Ortogonal Kontras jumlah polong total tanaman kedelai akibat pengaruh sistem olah tanah dan pupuk NPK majemuk berbagai tingkat dosis
Kontras o1 o2 o3
Qj rΣci^2 JK=KT= F- F-
p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 Qj^2/rΣci^2 hitung tabel
total
10
1,9
0
10
9,6
0
13
9,1
0
13
0,2
0
10
8,6
0
12
8,1
0
13
6,5
0
15
8,3
0
14
8,0
0
12
7,0
0
14
3,0
0
21
3,9
0
20
9,2
0
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 -2 -2 -2 -2 1 1 1 1 1 1 1 1 201,80 288 141,40 0,23 tn 7,71
b. o2 vs o3 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 100,40 96 105,00 0,17 tn 7,71
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -3 1 1 1 210,20 324 136,37 1,67 tn 4,41
d. p1 vs p2, p3 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0 -2 1 1 191,60 162 226,61 2,78 tn 4,41
e. p2 vs p3 0 0 -1 1 0 0 -1 1 0 0 -1 1 83,80 54 130,05 1,59 tn 4,41
interaksi
a x c 6 -2 -2 -2 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -9,40 288 0,31 0,00 tn 4,41
a x d 0 4 -2 -2 0 -2 1 1 0 -2 1 1 41,30 144 11,85 0,15 tn 4,41
a x e 0 0 2 -2 0 0 -1 1 0 0 -1 1 110,50 48 254,38 3,12 tn 4,41
b x c 0 0 0 0 3 -1 -1 -1 -3 1 1 1 -57,20 96 34,08 0,42 tn 4,41
b x d 0 0 0 0 0 2 -1 -1 0 -2 1 1 64,30 48 86,14 1,06 tn 4,41
b x e 0 0 0 0 0 0 1 -1 0 0 -1 1 49,10 16 150,68 1,85 tn 4,41
pengaruh sederhana
o1 vs o2,o3 pada p0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 52,80 24 116,16 1,42 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p1 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 35,90 24 53,70 0,66 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p2 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1,30 24 0,07 0,00 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p3 0 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 111,80 24 520,80 6,38 * 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 -3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 73,20 48 111,63 1,37 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o1 0 -2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 50,10 24 104,58 1,28 tn 4,41
p2 vs p3 pada o1 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -8,90 8 9,90 0,12 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 0 0 0 0 -3 1 1 1 0 0 0 0 97,10 48 196,43 2,41 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o2 0 0 0 0 0 -2 1 1 0 0 0 0 38,60 24 62,08 0,76 tn 4,41
p2 vs p3 pada o2 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 21,80 8 59,41 0,73 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 -3 1 1 1 39,90 48 33,17 0,41 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -2 1 1 102,90 24 441,18 5,41 * 4,41
p2 vs p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 70,90 8 628,35 7,70 * 4,41
106
Tabel 64. Jumlah polong total tanaman kedelai akibat pengaruh sistem olah tanah
dan pupuk NPK majemuk berbagai tingkat dosis (Transfromasi (√x))
perlakuan Ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
....................gram......................
o1p0 5,51 6,88 4,92 17,31 5,77
o1p1 6,69 6,53 4,72 17,93 5,98
o1p2 6,75 7,94 5,52 20,21 6,74
o1p3 6,84 7,01 5,85 19,70 6,57
o2p0 6,57 6,32 5,04 17,94 5,98
o2p1 6,91 6,28 6,39 19,59 6,53
o2p2 7,31 6,32 6,57 20,20 6,73
o2p3 8,32 7,58 5,61 21,52 7,17
o3p0 6,43 7,21 7,40 21,03 7,01
o3p1 6,53 6,66 6,32 19,51 6,50
o3p2 6,48 6,04 8,03 20,55 6,85
o3p3 7,42 7,71 9,97 25,10 8,37
Total 81,78 82,49 76,34 240,60
Rataan 6,81 6,87 6,36 20,05 6,68
Keterangan : o1p0 = Tanpa Olah Tanah & Tanpa NPK, o1p1 = Tanpa Olah Tanah & NPK 100 Kg/ha,
o1p2 = Tanpa Olah Tanah & NPK 200 Kg/ha, o1p3 = Tanpa Olah Tanah & NPK 300 Kg/ha, o2p0 = Olah
Tanah Minimum & Tanpa NPK, o2p1 = Olah Tanah Minimum & NPK 100 Kg/ha, o2p2 = Olah Tanah
Minimum & NPK 200 Kg/ha, o2p3 = Olah Tanah Minimum & NPK 300 Kg/ha, o3p0 = Olah Tanah
Sempurna & Tanpa NPK, o3p1 = Olah Tanah Sempurna & NPK 100 Kg/ha, o3p2 = Olah Tanah
Sempurna & NPK 200 Kg/ha dan o3p3 = Olah Tanah Sempurna & NPK 300 Kg/ha.
Tabel 65. Analisis ragam jumlah polong total tanaman kedelai akibat pengaruh sistem olah
tanah dan pupuk NPK majemuk berbagai tingkat dosis (Transformasi (√x))
Sumber Keragaman Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Total
F -
Hitung F - Tabel
Kelompok 2 1,89 0,94 0,31 tn 6,94
Sistem Olah Tanah (O) 2 5,19 2,60 0,85 tn 6,94
Galat (O) 4 12,30 3,06
Dosis Npk (P) 3 7,05 2,35 6,36 * 3,16
Interaksi 6 3,09 0,52 1,39 tn 2,66
Galat (P) 18 6,65 0,37
Total 35 36,17
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %, * = berbeda nyata pada taraf 5%
Tabel 66. Ortogonal kontras jumlah polong total tanaman kedelai akibat pengaruh sistem olah tanah dan pupuk NPK majemuk berbagai tingkat dosis
(Transformasi (√x))
Kontras o1 o2 o3
Qj rΣci^2 JK=KT= F- F-
p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 Qj^2/rΣci^2 hitung tabel
total
17
,31
17
,94
20
,21
19
,70
17
,94
19
,59
20
,20
21
,52
21
,03
19
,52
20
,55
25
,10
15
,24
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 -2 -2 -2 -2 1 1 1 1 1 1 1 1 15,12 288 0,79 0,26 tn 7,71
b. o2 vs o3 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 6,96 96 0,51 0,16 tn 7,71
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -3 1 1 1 15,48 324 0,74 2,00 tn 4,41
d. p1 vs p2, p3 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0 -2 1 1 13,21 162 1,08 2,92 tn 4,41
e. p2 vs p3 0 0 -1 1 0 0 -1 1 0 0 -1 1 5,36 54 0,53 1,44 tn 4,41
interaksi
a x c 6 -2 -2 -2 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -2,28 288 0,02 0,05 tn 4,41
a x d 0 4 -2 -2 0 -2 1 1 0 -2 1 1 1,08 144 0,01 0,02 tn 4,41
a x e 0 0 2 -2 0 0 -1 1 0 0 -1 1 6,89 48 0,99 2,68 tn 4,41
b x c 0 0 0 0 3 -1 -1 -1 -3 1 1 1 -5,42 96 0,31 0,83 tn 4,41
b x d 0 0 0 0 0 2 -1 -1 0 -2 1 1 4,08 48 0,35 0,94 tn 4,41
b x e 0 0 0 0 0 0 1 -1 0 0 -1 1 3,22 16 0,65 1,76 tn 4,41
pengaruh sederhana
o1 vs o2,o3 pada p0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 4,35 24 0,79 2,14 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p1 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 3,23 24 0,43 1,18 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p2 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0,33 24 0,00 0,01 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p3 0 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 7,21 24 2,17 5,88 * 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 -3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5,92 48 0,73 1,98 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o1 0 -2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4,05 24 0,68 1,85 tn 4,41
p2 vs p3 pada o1 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,51 8 0,03 0,09 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 0 0 0 0 -3 1 1 1 0 0 0 0 7,49 48 1,17 3,17 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o2 0 0 0 0 0 -2 1 1 0 0 0 0 2,54 24 0,27 0,73 tn 4,41
p2 vs p3 pada o2 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 1,32 8 0,22 0,59 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 -3 1 1 1 2,07 48 0,09 0,24 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -2 1 1 6,62 24 1,83 4,95 * 4,41
p2 vs p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 4,55 8 2,58 7,00 * 4,41
108
Tabel 67. Jumlah polong bernas tanaman kedelai akibat pengaruh sistem olah
tanah dan dosis NPK majemuk berbagai tingkat dosis
perlakuan ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
....................gram......................
o1p0 30,00 47,00 24,10 101,10 33,70
o1p1 44,60 42,40 22,30 109,30 36,43
o1p2 45,50 62,40 30,50 138,40 46,13
o1p3 46,80 49,10 34,20 130,10 43,37
o2p0 42,80 39,70 25,40 107,90 35,97
o2p1 47,50 39,20 40,80 127,50 42,50
o2p2 53,00 39,90 43,00 135,90 45,30
o2p3 69,10 57,20 31,50 157,80 52,60
o3p0 40,90 52,00 54,70 147,60 49,20
o3p1 42,10 44,30 40,00 126,40 42,13
o3p2 41,50 36,50 64,00 142,00 47,33
o3p3 54,90 59,00 98,80 212,70 70,90
Total 558,70 568,70 509,30 1636,70
Rataan 46,56 47,39 42,44 136,39 45,46
Uji Homogenitas : χ 2 – hitung = 5,50 < χ 2 – tabel = 19,67 (Data Homogen)
Keterangan : o1p0 = Tanpa Olah Tanah & Tanpa NPK, o1p1 = Tanpa Olah Tanah & NPK 100 Kg/ha,
o1p2 = Tanpa Olah Tanah & NPK 200 Kg/ha, o1p3 = Tanpa Olah Tanah & NPK 300 Kg/ha, o2p0 = Olah
Tanah Minimum & Tanpa NPK, o2p1 = Olah Tanah Minimum & NPK 100 Kg/ha, o2p2 = Olah Tanah
Minimum & NPK 200 Kg/ha, o2p3 = Olah Tanah Minimum & NPK 300 Kg/ha, o3p0 = Olah Tanah
Sempurna & Tanpa NPK, o3p1 = Olah Tanah Sempurna & NPK 100 Kg/ha, o3p2 = Olah Tanah
Sempurna & NPK 200 Kg/ha dan o3p3 = Olah Tanah Sempurna & NPK 300 Kg/ha.
Tabel 68. Analisis Ragam Jumlah Polong Bernas Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh
Sistem Olah Tanah dan Dosis NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Sumber Keragaman Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Total F - Hitung F – Tabel
Kelompok 2 168,58 84,29 0,14 tn 6,94
Sistem Olah Tanah (O) 2 968,89 484,45 0,81 tn 6,94
Galat (O) 4 2382,71 595,68
Dosis NPK (P) 3 1476,35 492,12 6,17 * 3,16
Interaksi 6 705,54 117,59 1,47 tn 2,66
Galat (P) 18 1436,43 79,80
Non-Adiktif 1 1337,03 1337,03 228,68 * 4,45
Sisa 17 99,39 5,85
Total 35 7138,50
KK (O) = 53,68% KK (P) = 19,65%
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %, * = berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien keragaman
Tabel 69. Ortogonal Kontras Jumlah Polong Bernas Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Dosis NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Kontras o1 o2 o3
Qj rΣci^2 JK=KT= F- F-
p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 Qj^2/rΣci^2 hitung tabel
total
10
1,1
0
10
9,3
0
13
8,4
0
13
0,1
0
10
7,9
0
12
7,5
0
13
5,9
0
15
7,8
0
14
7,6
0
12
6,4
0
14
2,4
0
21
2,7
0
20
8,5
0
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 -2 -2 -2 -2 1 1 1 1 1 1 1 1 200,40 288 139,45 0,23 tn 7,71
b. o2 vs o3 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 100,00 96 104,17 0,17 tn 7,71
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -3 1 1 1 210,70 324 137,02 1,72 tn 4,41
d. p1 vs p2, p3 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0 -2 1 1 190,90 162 224,96 2,82 tn 4,41
e. p2 vs p3 0 0 -1 1 0 0 -1 1 0 0 -1 1 83,90 54 130,36 1,63 tn 4,41
interaksi
a x c 6 -2 -2 -2 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -12,80 288 0,57 0,01 tn 4,41
a x d 0 4 -2 -2 0 -2 1 1 0 -2 1 1 41,20 144 11,79 0,15 tn 4,41
a x e 0 0 2 -2 0 0 -1 1 0 0 -1 1 108,80 48 246,61 3,09 tn 4,41
b x c 0 0 0 0 3 -1 -1 -1 -3 1 1 1 -58,80 96 36,02 0,45 tn 4,41
b x d 0 0 0 0 0 2 -1 -1 0 -2 1 1 63,60 48 84,27 1,06 tn 4,41
b x e 0 0 0 0 0 0 1 -1 0 0 -1 1 48,40 16 146,41 1,83 tn 4,41
pengaruh sederhana
o1 vs o2,o3 pada p0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 53,30 24 118,37 1,48 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p1 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 35,30 24 51,92 0,65 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p2 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1,50 24 0,09 0,00 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p3 0 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 110,30 24 506,92 6,35 * 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 -3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 74,50 48 115,63 1,45 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o1 0 -2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 49,90 24 103,75 1,30 tn 4,41
p2 vs p3 pada o1 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -8,30 8 8,61 0,11 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 0 0 0 0 -3 1 1 1 0 0 0 0 97,50 48 198,05 2,48 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o2 0 0 0 0 0 -2 1 1 0 0 0 0 38,70 24 62,40 0,78 tn 4,41
p2 vs p3 pada o2 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 21,90 8 59,95 0,75 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 -3 1 1 1 38,70 48 31,20 0,39 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -2 1 1 102,30 24 436,05 5,46 * 4,41
p2 vs p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 70,30 8 617,76 7,74 * 4,41
110
Tabel 70. Jumlah Polong Bernas Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan
Dosis NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi (√X))
perlakuan ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
....................gram......................
o1p0 5,48 6,86 4,91 17,24 5,75
o1p1 6,68 6,51 4,72 17,91 5,97
o1p2 6,75 7,90 5,52 20,17 6,72
o1p3 6,84 7,01 5,85 19,70 6,57
o2p0 6,54 6,30 5,04 17,88 5,96
o2p1 6,89 6,26 6,39 19,54 6,51
o2p2 7,28 6,32 6,56 20,15 6,72
o2p3 8,31 7,56 5,61 21,49 7,16
o3p0 6,40 7,21 7,40 21,00 7,00
o3p1 6,49 6,66 6,32 19,47 6,49
o3p2 6,44 6,04 8,00 20,48 6,83
o3p3 7,41 7,68 9,94 25,03 8,34
Total 81,50 82,30 76,26 240,07
Rataan 6,79 6,86 6,35 20,01 6,67
Keterangan : o1p0 = Tanpa Olah Tanah & Tanpa NPK, o1p1 = Tanpa Olah Tanah & NPK 100 Kg/ha,
o1p2 = Tanpa Olah Tanah & NPK 200 Kg/ha, o1p3 = Tanpa Olah Tanah & NPK 300 Kg/ha, o2p0 = Olah
Tanah Minimum & Tanpa NPK, o2p1 = Olah Tanah Minimum & NPK 100 Kg/ha, o2p2 = Olah Tanah
Minimum & NPK 200 Kg/ha, o2p3 = Olah Tanah Minimum & NPK 300 Kg/ha, o3p0 = Olah Tanah
Sempurna & Tanpa NPK, o3p1 = Olah Tanah Sempurna & NPK 100 Kg/ha, o3p2 = Olah Tanah
Sempurna & NPK 200 Kg/ha dan o3p3 = Olah Tanah Sempurna & NPK 300 Kg/ha.
Tabel 71. Analisis Ragam Jumlah Polong Bernas Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem
Olah Tanah Dan Dosis NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi (√X))
Sumber Keragaman Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Total
F -
Hitung F - Tabel
Kelompok 2 1,80 0,90 0,30 tn 6,94
Sistem Olah Tanah (O) 2 5,13 2,56 0,80 tn 6,94
Galat (O) 4 12,17 3,04
Dosis Npk (P) 3 7,08 2,36 6,50 * 3,16
Interaksi 6 3,07 0,51 1,41 tn 2,66
Galat (P) 18 6,54 0,36
Total 35 35,78
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %, * = berbeda nyata pada taraf 5%
Tabel 72. Ortogonal Kontras Jumlah Polong Bernas Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Dosis NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
(Tranformasi (√X))
Kontras o1 o2 o3
Qj rΣci^2 JK=KT= F- F-
p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 Qj^2/rΣci^2 hitung tabel
total
17
,24
17
,91
20
,17
19
,70
17
,88
19
,54
20
,15
21
,49
21
,00
19
,47
20
,48
25
,03
15
,19
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 -2 -2 -2 -2 1 1 1 1 1 1 1 1 15,02 288 0,78 0,26 tn 7,71
b. o2 vs o3 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 6,92 96 0,50 0,16 tn 7,71
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -3 1 1 1 15,56 324 0,75 2,06 tn 4,41
d. p1 vs p2, p3 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0 -2 1 1 13,18 162 1,07 2,95 tn 4,41
e. p2 vs p3 0 0 -1 1 0 0 -1 1 0 0 -1 1 5,41 54 0,54 1,49 tn 4,41
interaksi
a x c 6 -2 -2 -2 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -2,59 288 0,02 0,06 tn 4,41
a x d 0 4 -2 -2 0 -2 1 1 0 -2 1 1 1,06 144 0,01 0,02 tn 4,41
a x e 0 0 2 -2 0 0 -1 1 0 0 -1 1 6,82 48 0,97 2,67 tn 4,41
b x c 0 0 0 0 3 -1 -1 -1 -3 1 1 1 -5,56 96 0,32 0,89 tn 4,41
b x d 0 0 0 0 0 2 -1 -1 0 -2 1 1 4,02 48 0,34 0,93 tn 4,41
b x e 0 0 0 0 0 0 1 -1 0 0 -1 1 3,21 16 0,64 1,78 tn 4,41
pengaruh sederhana
o1 vs o2,o3 pada p0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 4,40 24 0,81 2,22 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p1 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 3,19 24 0,42 1,17 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p2 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0,30 24 0,00 0,01 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p3 0 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 7,13 24 2,12 5,83 * 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 -3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 6,05 48 0,76 2,10 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o1 0 -2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4,04 24 0,68 1,87 tn 4,41
p2 vs p3 pada o1 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,47 8 0,03 0,08 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 0 0 0 0 -3 1 1 1 0 0 0 0 7,53 48 1,18 3,26 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o2 0 0 0 0 0 -2 1 1 0 0 0 0 2,56 24 0,27 0,75 tn 4,41
p2 vs p3 pada o2 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 1,33 8 0,22 0,61 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 -3 1 1 1 1,98 48 0,08 0,22 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -2 1 1 6,58 24 1,80 4,96 * 4,41
p2 vs p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 4,55 8 2,58 7,12 * 4,41
112
Tabel 73. Bobot 100 Biji Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah Dan
Dosis NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
perlakuan ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
....................gram......................
o1p0 9,40 10,42 11,46 31,28 10,43
o1p1 12,64 11,34 12,48 36,46 12,15
o1p2 13,42 12,78 13,21 39,41 13,14
o1p3 13,21 14,01 11,37 38,59 12,86
o2p0 12,83 12,24 11,32 36,39 12,13
o2p1 12,93 11,32 11,98 36,23 12,08
o2p2 13,43 12,49 12,31 38,23 12,74
o2p3 13,24 12,84 11,25 37,33 12,44
o3p0 12,15 11,24 11,86 35,25 11,75
o3p1 11,13 12,67 12,71 36,51 12,17
o3p2 14,32 13,12 13,96 41,40 13,80
o3p3 14,24 13,45 14,15 41,84 13,95
Total 152,94 147,92 148,06 448,92
Rataan 12,75 12,33 12,34 37,41 12,47
Uji Homogenitas : χ 2 – hitung = 0,80 < χ 2 – tabel = 19,67 (Data Homogen)
Keterangan : o1p0 = Tanpa Olah Tanah & Tanpa NPK, o1p1 = Tanpa Olah Tanah & NPK 100 Kg/ha,
o1p2 = Tanpa Olah Tanah & NPK 200 Kg/ha, o1p3 = Tanpa Olah Tanah & NPK 300 Kg/ha, o2p0 =
Olah Tanah Minimum & Tanpa NPK, o2p1 = Olah Tanah Minimum & NPK 100 Kg/ha, o2p2 = Olah
Tanah Minimum & NPK 200 Kg/ha, o2p3 = Olah Tanah Minimum & NPK 300 Kg/ha, o3p0 = Olah
Tanah Sempurna & Tanpa NPK, o3p1 = Olah Tanah Sempurna & NPK 100 Kg/ha, o3p2 = Olah
Tanah Sempurna & NPK 200 Kg/ha dan o3p3 = Olah Tanah Sempurna & NPK 300 Kg/ha.
Tabel 74. Analisis Ragam Bobot 100 Biji Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah
Tanah dan Dosis NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Sumber Keragaman Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Total
F -
Hitung
F -
Tabel
Kelompok 2 1,36 0,68 0,84 tn 6,94
Sistem Olah Tanah (O) 2 3,84 1,92 2,38 tn 6,94
Galat (O) 4 3,23 0,80
Dosis Npk (P) 3 19,20 6,40 10,47 * 3,16
Interaksi 6 6,29 1,05 1,72 tn 2,66
Galat (P) 18 11,01 0,61
Non-Adiktif 1 1,37 1,37 2,42 tn 4,45
Sisa 17 9,64 0,57
Total 35 44,94
KK (O) = 7,21% KK (P) = 6,27%
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %, * = berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien keragaman
Tabel 75. Ortogonal Kontras Bobot 100 Biji Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Dosis NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Kontras o1 o2 o3
Qj rΣci^2 JK=KT= F- F-
p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 Qj^2/rΣci^2 hitung tabel
total
31
,28
36
,46
39
,41
38
,59
36
,39
36
,23
38
,23
37
,33
35
,25
36
,51
41
,40
41
,84
12
,20
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 -2 -2 -2 -2 1 1 1 1 1 1 1 1 11,70 288 0,48 0,59 tn 7,71
b. o2 vs o3 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 6,82 96 0,48 0,60 tn 7,71
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -3 1 1 1 37,24 324 4,28 6,99 * 4,41
d. p1 vs p2, p3 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0 -2 1 1 18,40 162 2,09 3,41 tn 4,41
e. p2 vs p3 0 0 -1 1 0 0 -1 1 0 0 -1 1 -1,28 54 0,03 0,05 tn 4,41
interaksi
a x c 6 -2 -2 -2 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -24,62 288 2,10 3,44 tn 4,41
a x d 0 4 -2 -2 0 -2 1 1 0 -2 1 1 3,16 144 0,07 0,11 tn 4,41
a x e 0 0 2 -2 0 0 -1 1 0 0 -1 1 1,18 48 0,03 0,05 tn 4,41
b x c 0 0 0 0 3 -1 -1 -1 -3 1 1 1 11,38 96 1,35 2,20 tn 4,41
b x d 0 0 0 0 0 2 -1 -1 0 -2 1 1 7,12 48 1,06 1,73 tn 4,41
b x e 0 0 0 0 0 0 1 -1 0 0 -1 1 1,34 16 0,11 0,18 tn 4,41
pengaruh sederhana
o1 vs o2,o3 pada p0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 9,08 24 3,44 5,61 * 4,41
o1 vs o2,o3 pada p1 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 -0,18 24 0,00 0,00 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p2 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0,81 24 0,03 0,04 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p3 0 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 1,99 24 0,17 0,27 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 -3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 20,62 48 8,86 14,47 * 4,41
p1 vs p2, p3 pada o1 0 -2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 5,08 24 1,08 1,76 tn 4,41
p2 vs p3 pada o1 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -0,82 8 0,08 0,14 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 0 0 0 0 -3 1 1 1 0 0 0 0 2,62 48 0,14 0,23 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o2 0 0 0 0 0 -2 1 1 0 0 0 0 3,10 24 0,40 0,65 tn 4,41
p2 vs p3 pada o2 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 -0,90 8 0,10 0,17 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 -3 1 1 1 14,00 48 4,08 6,67 * 4,41
p1 vs p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -2 1 1 10,22 24 4,35 7,11 * 4,41
p2 vs p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 0,44 8 0,02 0,04 tn 4,41
114
Tabel 76. Bobot Kedelai Perpetak Panen Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem
Olah Tanah dan Dosis NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
perlakuan ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
....................gram......................
o1p0 356,28 346,80 396,80 1099,88 366,63
o1p1 398,30 326,60 421,20 1146,10 382,03
o1p2 376,20 398,20 458,20 1232,60 410,87
o1p3 389,20 368,20 465,50 1222,90 407,63
o2p0 387,25 408,26 401,80 1197,31 399,10
o2p1 413,45 421,70 421,00 1256,15 418,72
o2p2 436,20 428,20 436,40 1300,80 433,60
o2p3 427,30 487,20 475,20 1389,70 463,23
o3p0 398,80 413,76 427,24 1239,80 413,27
o3p1 458,60 436,78 424,35 1319,73 439,91
o3p2 546,00 497,60 474,60 1518,20 506,07
o3p3 521,80 510,40 679,60 1711,80 570,60
Total 5109,38 5043,70 5481,89 15634,97
Rataan 425,78 420,31 456,82 1302,91 434,30
Uji Homogenitas : χ 2 – hitung = 37,30 < χ 2 – tabel = 19,67 (Data Heterogen)
Keterangan : o1p0 = Tanpa Olah Tanah & Tanpa NPK, o1p1 = Tanpa Olah Tanah & NPK 100 Kg/ha,
o1p2 = Tanpa Olah Tanah & NPK 200 Kg/ha, o1p3 = Tanpa Olah Tanah & NPK 300 Kg/ha, o2p0 = Olah
Tanah Minimum & Tanpa NPK, o2p1 = Olah Tanah Minimum & NPK 100 Kg/ha, o2p2 = Olah Tanah
Minimum & NPK 200 Kg/ha, o2p3 = Olah Tanah Minimum & NPK 300 Kg/ha, o3p0 = Olah Tanah
Sempurna & Tanpa NPK, o3p1 = Olah Tanah Sempurna & NPK 100 Kg/ha, o3p2 = Olah Tanah
Sempurna & NPK 200 Kg/ha dan o3p3 = Olah Tanah Sempurna & NPK 300 Kg/ha.
Tabel 77. Analisis Ragam Bobot Kedelai Perpetak Panen Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Dosis NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Sumber Keragaman Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Total
F -
Hitung
F –
Tabel
Kelompok 2 25635,79 12817,89 2,66 tn 6,94
Sistem Olah Tanah (O) 2 19750,93 9875,46 2,05 tn 6,94
Galat (O) 4 19248,43 4812,10
Dosis NPK (P) 3 71719,98 23906,66 4,73 * 3,16
Interaksi 6 60575,67 10095,94 2,00 tn 2,66
Galat (P) 18 90859,72 5047,76
Non-Adiktif 1 8370,80 8370,80 1,72 tn 4,45
Sisa 17 82488,94 4852,29
Total 35 287790,54
KK (O) = 16,40% KK (P) = 16,80%
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %, * = berbeda nyata pada taraf 5%
KK = Koefisien keragaman
Tabel 78. Ortogonal Kontras Bobot Kedelai Perpetak Panen Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Dosis NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis
Kontras o1 o2 o3
Qj rΣci^2 JK=KT= F- F-
p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 Qj^2/rΣci^2 hitung tabel
total
1.0
99,8
8
1.1
46,1
0
1.2
32,6
0
1.2
22,9
0
1.1
97,3
1
1.2
56,1
5
1.3
00,8
0
1.3
89,7
0
1.2
39,8
0
1.3
19,7
3
1.5
18,2
0
1.7
11,8
0
13
25
,09
pengaruh utama
a. O1 vs o2, o3 -2 -2 -2 -2 1 1 1 1 1 1 1 1 1530,53 288 8133,76 1,69 tn 7,71
b. O2 vs o3 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 645,57 96 4341,26 0,90 tn 7,71
pengaruh anak petak
c. P0 vs p1, p2, p3 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -3 1 1 1 1487,01 324 6824,69 1,35 tn 4,41
d. P1 vs p2, p3 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0 -2 1 1 932,04 162 5362,34 1,06 tn 4,41
e. P2 vs p3 0 0 -1 1 0 0 -1 1 0 0 -1 1 272,80 54 1378,15 0,27 tn 4,41
interaksi
a x c 6 -2 -2 -2 -3 1 1 1 -3 1 1 1 581,13 288 1172,61 0,23 tn 4,41
a x d 0 4 -2 -2 0 -2 1 1 0 -2 1 1 442,14 144 1357,55 0,27 tn 4,41
a x e 0 0 2 -2 0 0 -1 1 0 0 -1 1 301,90 48 1898,83 0,38 tn 4,41
b x c 0 0 0 0 3 -1 -1 -1 -3 1 1 1 475,61 96 2356,30 0,47 tn 4,41
b x d 0 0 0 0 0 2 -1 -1 0 -2 1 1 412,34 48 3542,17 0,70 tn 4,41
b x e 0 0 0 0 0 0 1 -1 0 0 -1 1 104,70 16 685,13 0,14 tn 4,41
pengaruh sederhana
O1 vs o2,o3 pada p0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 237,35 24 2347,29 0,47 tn 4,41
O1 vs o2,o3 pada p1 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 283,68 24 3353,10 0,66 tn 4,41
O1 vs o2,o3 pada p2 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 353,80 24 5215,60 1,03 tn 4,41
O1 vs o2,o3 pada p3 0 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 655,70 24 17914,27 3,55 tn 4,41
P0 vs p1, p2, p3 pada o1 -3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 301,96 48 1899,58 0,38 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o1 0 -2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 163,30 24 1111,12 0,22 tn 4,41
p2 vs p3 pada o1 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -9,70 8 11,76 0,00 tn 4,41
P0 vs p1, p2, p3 pada o2 0 0 0 0 -3 1 1 1 0 0 0 0 354,72 48 2621,38 0,52 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o2 0 0 0 0 0 -2 1 1 0 0 0 0 178,20 24 1323,14 0,26 tn 4,41
p2 vs p3 pada o2 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 88,90 8 987,90 0,20 tn 4,41
P0 vs p1, p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 -3 1 1 1 830,33 48 14363,50 2,85 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -2 1 1 590,54 24 14530,73 2,88 tn 4,41
p2 vs p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 193,60 8 4685,12 0,93 tn 4,41
116
Tabel 79. Bobot Kedelai Perpetak Panen Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah
Tanah Dan Dosis NPK Majemuk Berbagai Tingkat Dosis (Tranformasi (Log X))
perlakuan ulangan
Jumlah Rataan 1 2 3
....................gram......................
o1p0 2,55 2,54 2,60 7,69 2,56
o1p1 2,60 2,51 2,62 7,74 2,58
o1p2 2,58 2,60 2,66 7,84 2,61
o1p3 2,59 2,57 2,67 7,82 2,61
o2p0 2,59 2,61 2,60 7,80 2,60
o2p1 2,62 2,63 2,62 7,87 2,62
o2p2 2,64 2,63 2,64 7,91 2,64
o2p3 2,63 2,69 2,68 8,00 2,67
o3p0 2,60 2,62 2,63 7,85 2,62
o3p1 2,66 2,64 2,63 7,93 2,64
o3p2 2,74 2,70 2,68 8,11 2,70
o3p3 2,72 2,71 2,83 8,26 2,75
Total 31,51 31,44 31,86 94,81
Rataan 2,63 2,62 2,66 7,90 2,63
Keterangan : o1p0 = Tanpa Olah Tanah & Tanpa NPK, o1p1 = Tanpa Olah Tanah & NPK 100 Kg/ha,
o1p2 = Tanpa Olah Tanah & NPK 200 Kg/ha, o1p3 = Tanpa Olah Tanah & NPK 300 Kg/ha, o2p0 = Olah
Tanah Minimum & Tanpa NPK, o2p1 = Olah Tanah Minimum & NPK 100 Kg/ha, o2p2 = Olah Tanah
Minimum & NPK 200 Kg/ha, o2p3 = Olah Tanah Minimum & NPK 300 Kg/ha, o3p0 = Olah Tanah
Sempurna & Tanpa NPK, o3p1 = Olah Tanah Sempurna & NPK 100 Kg/ha, o3p2 = Olah Tanah
Sempurna & NPK 200 Kg/ha dan o3p3 = Olah Tanah Sempurna & NPK 300 Kg/ha.
Tabel 80. Analisis Ragam Bobot Kedelai Perpetak Panen Tanaman Kedelai Akibat
Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Dosis NPK Majemuk (Tranformasi (Log X))
Sumber Keragaman Derajat
Bebas
Jumlah
Kuadrat
Kuadrat
Total
F –
Hitung
F -
Tabel
Kelompok 2 0,07 0,03 1,57 tn 6,94
Sistem Olah Tanah (O) 2 0,01 0,00 0,23 tn 6,94
Galat (O) 4 0,09 0,02
Dosis NPK (P) 3 0,15 0,05 1,99 tn 3,16
Interaksi 6 0,20 0,03 1,31 tn 2,66
Galat (P) 18 0,45 0,02
Total 35 0,99
Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf 5 %, * = berbeda nyata pada taraf 5%
Tabel 81. Ortogonal Kontras Bobot Kedelai Perpetak Panen Tanaman Kedelai Akibat Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Dosis NPK Majemuk (Tranformasi (Log X))
Kontras o1 o2 o3
Qj rΣci^2 JK=KT= F- F-
p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 p0 p1 p2 p3 Qj^2/rΣci^2 hitung tabel
total
1.0
99,8
8
1.1
46,1
0
1.2
32,6
0
1.2
22,9
0
1.1
97,3
1
1.2
56,1
5
1.3
00,8
0
1.3
89,7
0
1.2
39,8
0
1.3
19,7
3
1.5
18,2
0
1.7
11,8
0
13
25
,09
pengaruh utama
a. o1 vs o2, o3 -2 -2 -2 -2 1 1 1 1 1 1 1 1 1530,53 288 8133,76 1,69 tn 7,71
b. o2 vs o3 0 0 0 0 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 645,57 96 4341,26 0,90 tn 7,71
pengaruh anak petak
c. p0 vs p1, p2, p3 -3 1 1 1 -3 1 1 1 -3 1 1 1 1487,01 324 6824,69 1,35 tn 4,41
d. p1 vs p2, p3 0 -2 1 1 0 -2 1 1 0 -2 1 1 932,04 162 5362,34 1,06 tn 4,41
e. p2 vs p3 0 0 -1 1 0 0 -1 1 0 0 -1 1 272,80 54 1378,15 0,27 tn 4,41
interaksi
a x c 6 -2 -2 -2 -3 1 1 1 -3 1 1 1 581,13 288 1172,61 0,23 tn 4,41
a x d 0 4 -2 -2 0 -2 1 1 0 -2 1 1 442,14 144 1357,55 0,27 tn 4,41
a x e 0 0 2 -2 0 0 -1 1 0 0 -1 1 301,90 48 1898,83 0,38 tn 4,41
b x c 0 0 0 0 3 -1 -1 -1 -3 1 1 1 475,61 96 2356,30 0,47 tn 4,41
b x d 0 0 0 0 0 2 -1 -1 0 -2 1 1 412,34 48 3542,17 0,70 tn 4,41
b x e 0 0 0 0 0 0 1 -1 0 0 -1 1 104,70 16 685,13 0,14 tn 4,41
pengaruh sederhana
o1 vs o2,o3 pada p0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 237,35 24 2347,29 0,47 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p1 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 283,68 24 3353,10 0,66 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p2 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 353,80 24 5215,60 1,03 tn 4,41
o1 vs o2,o3 pada p3 0 0 0 -2 0 0 0 1 0 0 0 1 655,70 24 17914,27 3,55 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o1 -3 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 301,96 48 1899,58 0,38 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o1 0 -2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 163,30 24 1111,12 0,22 tn 4,41
p2 vs p3 pada o1 0 0 -1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 -9,70 8 11,76 0,00 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o2 0 0 0 0 -3 1 1 1 0 0 0 0 354,72 48 2621,38 0,52 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o2 0 0 0 0 0 -2 1 1 0 0 0 0 178,20 24 1323,14 0,26 tn 4,41
p2 vs p3 pada o2 0 0 0 0 0 0 -1 1 0 0 0 0 88,90 8 987,90 0,20 tn 4,41
p0 vs p1, p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 -3 1 1 1 830,33 48 14363,50 2,85 tn 4,41
p1 vs p2, p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -2 1 1 590,54 24 14530,73 2,88 tn 4,41
p2 vs p3 pada o3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -1 1 193,60 8 4685,12 0,93 tn 4,41
118
119
Gambar 1. Denah penelitian
Gambar 1. Tata Letak Percobaan
Keterangan:
o1 = Tanpa Olah Tanah
o2 = Olah Tanah Minimum = Plot penelitian
o3 = Olah Tanah Intensif
p0 = 0 kg Phonska/ha
p1 = 100 kg Phonska/ha
p2 = 200 kg Phonska/ha
p3 = 300 kg Phonska/ha
o3p0
o3p2
o3p3
o3p1
o2p3
o1p2 o2p1
o1p0
o2p0
o2p3
o1p1
o1p3 o2p2
o2p1
o2p2
o2p0
o1p0
o1p3
o3p0 o1p1
o3p3 o1p0
o1p2
o3p1
o1p1
o1p3
o2p0
o3p3 o2p2
o3p0
o3p1
o2p3
o3p2
o1p2
o2p1
o3p2
3
0 c
m
60 cm
2
m
4 m
120
10 cm 40 cm
2
M
4
0
c
m
X X X X X X X X X X
X S O O X X O O S X
X X X X X X X X X X
X S X X X X X X S X
X X X X X X X X X X
X S X X X X X X S X
X X X X X X X X X X
X S X X X X X X S X
X X X S X X S X X X
X X X X X X X X X X
Gambar 2. Tata Letak Sempel Percobaan
Keterangan:
Satu petak percobaan berukuran 4 m x 2 m = 8 m2
Luas petak panen 2 m x 1m = 2 m2
Jarak tanam 20 cm x 40 cm
Jumlah tanaman perpetak percobaan 50 tanaman
Dalam satu petak percobaan diambil 10 tanaman sempel dan 4 tanaman sampel ILD, LAB,
LTT, NPA.
S : Tanaman sempel
O : Tanaman sampel ILD, LAB, LTT, NPA
2
0
c
m
4 M
2
0
c
m U
1
0
c
m
Gambar 3. Penyemprotan Gulma Gambar 4. Pembuatan Petakan
Gambar 5. Pemberian Pupuk Organik dan Dolomit Gambar 6. Penanaman
12
1
Gambar 7. Penyulaman Gambar 8. Penimbangan Pupuk NPK Phonska
Gambar 9. Pemupukan Gambar 10. Pengamatan Tinggi Tanaman
12
2
Gambar 11. Pengamatan Gulma
Gambar 12. Penghitung Bobot Kering Gulma
Gambar 13. Menyecan Daun Gambar 14. Hasil Scan
123
Gambar 15. Sebelum Pengovenan Gambar 16. Penimbangan Akar dan Batang
Gambar 17. Waktu Pemanenan Gambar 18. Menghitung Buku Subur, Polong Total dan Bernas
124
Gambar 19. Pengumpulan Sampel Petak Panen Gambar 20. Penjemuran Petak Panen
Gambar 21. Perontokan Gambar 22. Pengayakan
125
Gambar 23. Pengambilan 100 Biji Gambar 24. 100 Biji Kedelai
Gambar 25. Penimbangan 100 Biji Gambar 26. Menimbang Petak Panen
126