Respon Seluler Thd Kerusakan (1)

61
ADAPTASI, KERUSAKAN REVERSIBEL, KERUSAKAN IRREVERSIBEL (1)

description

patologi veteriner

Transcript of Respon Seluler Thd Kerusakan (1)

  • ADAPTASI, KERUSAKAN REVERSIBEL,

    KERUSAKAN IRREVERSIBEL (1)

  • 1. Atrofi

    2. Hipertrofi

    3. Hiperplasia

    4. Metaplasia

  • Definisi :

    penurunan ukuran sel yg sblmnya telah berkembang

    secara normal;

    Patologis/fisiologis

    Etiologi :

    - pembatasan/tdk ada aktivitas (disuse)

    - hilangnya inervasi (neurologic)

    - stimuli hormon kurang (endokrin)

    - kurang/tdk adanya suplai darah (vascular)

  • Patogenesis :

    stimuli/nutrisi kurangpertahankan keseimbangan sintesis & degradasi penurunan metabolisme spy bertahan hidupadaptasi : pengurangan komponen struktural sel & degradasi protein penurunan ukuran selorgan tampak mengecil

  • Makroskopik

    organ lebih kecil dari normal

    N A

    co : atrofi testis

  • Mikroskopik

    ukuran sel lebih kecil dari normal, hilangnya beberapa

    bagian jaringan (ruang kosong)

    co : atrofi asinar pancreas

    N A

  • Definisi :

    peningkatan ukuran sel, jaringan atau organ tanpa

    disertai adanya penambahan jumlah sel

    Patologis/fisiologis

    Etiologi :

    - peningkatan aktivitas

    - stimulasi endokrin

  • Patogenesis :

    peningkatan aktivitas sel/stimulipeningkatan metabolisme seluler adaptasi : peningkatan sintesis organela & protein struktural peningkatan ukuran selorgan tampak membesar

  • Makroskopik

    organ tampak lebih besar dari normal

    co :

    hipertrofi miokardium

    N H

  • Mikroskopik

    ukuran sel lebih besar dari normal

    co : hipertrofi miokardium

    N H

  • Definisi :

    peningkatan jumlah sel dalam suatu jaringan/organ

    Patologis/fisiologis

    Etiologi :

    - fisiologi (hormonal, kompensatorik)

    - patologi (stimulasi berlebihan thd faktor

    pertumbuhan/hormonal)

  • Patogenesis :

    stimulasi faktor pertumbuhan/hormonal sel peningkatan jumlah sel stimulasi berlebihan adaptasi : peningkatan jumlah sel lebih dari

    normalorgan tampak membesar

    Catatan : faktor stimulir dihilangkan peningkatan jumlah sel terhenti

  • Makroskopik

    peningkatan ukuran organ lebih dari normal

    Catatan : gambaran makroskopik seperti hipertrofi &

    keduanya sulit dibedakan

  • Mikroskopik

    peningkatan jumlah sel pada jaringan atau organ

    Co : hiperplasia sel Sertoli

    N H

  • Definisi :

    perubahan satu jenis sel dewasa pada suatu

    jaringan/organ menjadi sel dewasa jenis lainnya

    Etiologi :

    - pemrograman kembali genetik sel

  • Patogenesis :

    stimulasi/stress thd selterjadi secara terus menerus sel yang lebih rentan adaptasi : berubah menjadi sel lain yang lebih bisa bertahan

  • Makroskopik

    kurang tersifat

  • Mikroskopik

    perubahan bentuk suatu sel menjadi sel lain, hilangnya

    sel asli

    Co : perubahan lap. epitel kolumner mjd squamous pd

    usus

    M N

  • Definisi :

    kerusakan sel/jaringan/organ yang bersifat

    sementara, baik segi morfologi maupun fungsional

    Patogenesis :

    agen perusak adaptasi batas max degenerasi agen perusak dihilangkan pulih

  • 1. Kebengkakan sel akut

    2. Degenerasi hidropik

    3. Degenerasi melemak

  • Sinonim : cloudy swelling/degenerasi parenchymatosa, degenerasi albuminosa, degenerasi

    granuler

    Definisi :

    suatu kondisi dimana sel mengalami kebengkakan

    pada awal dari lesi yang dialaminya

  • Etiologi :

    - faktor mekanik - hipoksia/anoksia

    - toksin - viral & bakterial

    - kondisi immunologik ttt

    Patogenesis :

    kerusakan sel gangguan ATPase gangguan produksi energi oleh membran sel pertukaran Na dg K terganggu (gangguan mekanisme pengaturan

    gradien tekanan osmotik) Na tetap dlm sel tekanan osmotik intraseluler meningkat air masuk dlm sel pembengkakan sel

  • Makroskopik

    - organ membengkak

    - warna lebih pucat

    - konsistensi lebih lunak

    B N

  • Mikroskopik

    sel membesar, lebih pucat, berdesak desakan

    Co : kebengkanan sel akut hepar

    N B

  • Sinonim : Sinonim : degenerasi vacuolar, ballooning degeneration

    Definisi :

    merupakan stadium lanjut dari kebengkakan sel akut

    Etiologi & patogenesis = kebengkakan sel akut

  • Makroskopik

    - organ membengkak

    - warna lebih pucat

    - konsistensi lebih rapuh

    - bidang sayatan : berair

  • Mikroskopik

    sel membengkak, terbentuk vacuola pd sitoplasma di

    sekitar nukleus, vacuola dapat bersatu membentuk

    vacuola yg lebih besar

    Co : degenerasi hidropik kulit

  • Sinonim : fatty change, lipidosis

    Definisi :

    akumulasi lemak netral pada sitoplasma sel

    Etiologi :

    1. keracunan (CCl4, aflatoksin, fosfor)

    2. malnutrisi (kelaparan, DM)

    3. hipoksia/anoksia

    4. lemak berlebihan (metabolisme,

    kandungan pakan)

    5. defisiensi lipotrofic faktor

  • Patogenesis (berdasarkan etiologi) :

    1. Toxin : akumulasi lemak dalam sel

    a. Menghambat suplai/penggunaan asam lemak

    (mencegah aktivasi asam lemak oleh Co-A /

    menghalangi perjalanan asam lemak ke mitokondria

    tdk bisa mencapai siklus asam sitrat asam lemak terakumulasi)

  • Patogenesis (berdasarkan etiologi) :

    1. Toxin : akumulasi lemak dalam sel

    b. Menghambat sintesa trigliserida

    (gangguan pd proses enzimatik penggabungan asam

    lemak dg gliserol pd membran retikulum endoplasma

    trigliserida tdk terbentuk asam lemak terakumulasi)

  • Patogenesis (berdasarkan etiologi) :

    1. Toxin : akumulasi lemak dalam sel

    c. Menghambat sintesa protein/transport trigliserida

    (hambat tahap transkripsi oleh aflatoksin/ hambat

    tahap translasi oleh CCl4 protein tdk terbentuk apoprotein (enzim) tdk terbentuklipoprotein (trigliserida+protein) tdk terbentuk akumulasi trigliserida

  • Patogenesis (berdasarkan etiologi) :

    2. Malnutrisi

    a. Kelaparan

    kelaparanbongkar deposit lemak dr hepar&luar heparasam lemak masuk heparsintesa trigliserida terlalu banyakakumulasi trigliserida

  • Patogenesis (berdasarkan etiologi) :

    2. Malnutrisi

    b. DM

    DM glukoneogenesis bongkar deposit

    lemak & protein sisa asam lemak dibawa ke

    hepar deposit sbg trigliserida

  • Patogenesis (berdasarkan etiologi) :

    3. Hipoksia / anoksia

    Hipoksia/anoksia seluler respirasi seluler menurun reaksi seluler a.l retikulum endoplasma halus terhambat utk katalis oksidasi asam lemak peningkatan sintesis trigliserida akumulasi trigliserida

  • Patogenesis (berdasarkan etiologi) :

    4. Lemak berlebihan

    a. Pakan

    lemak pakan > kebutuhan tubuh deposit lokasi : hepar,ginjal, bawah kulit

    b. Metabolisme

    DM/konsumsi glukosa > kebutuhan utk energi kelebihan glukosa diubah menjadi trigliserida deposit lokasi : hepar,ginjal, bawah kulit

  • Patogenesis (berdasarkan etiologi) :

    5. Defisiensi lipotrofic faktor

    cholin (lipotrofic faktor : metabolisme lipoprotein)

    defisiensi gangguan sintesa fosfolipid gangguan pembentukan lipoprotein trigliserida tidak dapat diangkut akumulasi

  • Makroskopik

    - organ membengkak

    - warna kekuningan

    - konsistensi lebih rapuh

    - bidang sayatan berminyak

  • Mikroskopik

    terbentuk vacuola pd sitoplasma, kondisi parah inti sel

    terdesak ke tepi

    Co : degenerasi melemak hepar

  • Definisi :

    kerusakan/perubahan sel/jaringan/organ yang

    bersifat permanan, baik segi morfologi maupun

    fungsional

  • 1. Nekrosis

    2. Apoptosis

    3. Autolisis

  • Definisi :

    kematian sel pd jaringan hidup

    Etiologi :

    toksin, bhn kimia, tanaman, mikroba, gangguan sirkulasi,

    gangguan inervasi, tekanan mekanik, tekanan termis

  • Patogenesis :

    1. Nukleus

    Hipoksia aktivitas FO produksi ATP stimulir

    fosfofruktokinase (glikolisis anaerob) asam laktat

    pH penggumpalan kromatin nukleus

    mengkerut, lebih basofilik (piknotik) lanjut nukleus

    pecah (karioreksis)

  • Patogenesis :

    2. Sitoplasma

    Penggumpalan kromatin sintesis RNA RNA

    sitoplasma kurang sitoplasma lbh basa lbh

    menyerap warna (hipereosinoflik /merah)

  • Patogenesis :

    3. Organela

    Produksi ATP aktivitas sodium pump air lbh byk

    msk sitoplasma (deg. hidropik) jml air organela (co:

    lisosom) max lisosom pecah enzim hidrolitik

    msk sitoplasma kerusakan organela nekrosis

  • Indikator :

    1. disfungsi mitokondria tdk dpt diperbaiki gangguan

    FOATP

    2. gangguan fungsi membran kerusakan membran

    bahaya bg sitoskeleton

    Kolaborasi 2 proses :

    1. Digesti enzimatik (enzim hidrolitik; dr sel nekrosis :

    autolisis; dr sel radang penginvasi : heterolisis)

    2. Denaturasi protein

  • PERUBAHAN MAKROSKOPIK

    1. perubahan warna jaringan (lbh pucat)

    2. perubahan konsistensi (lbh lunak)

    3. zona demarkasi (batas) jelas antara jaringan

    nekrosis dg jaringan normal

    PERUBAHAN MIKROSKOPIK

    1. perubahan nukleus

    2. perubahan sitoplasma

    3. perubahan sel

  • Piknotik

    DNA/kromatin kondensasinukleus mengkerut peningkatan basofilnukleus lebih gelap,mengecil

    Karioreksis

    inti sel piknotikfragmentasinukleus terpecah mjd bgn lbh kcl

    Kariolisis

    disolusi kromatinnukleus samar-samar, berongga, membran nukleus adaghost

    Hilangnya nukleus (kariolisis sempurna)

  • Sitoplasma asidofilik,

    Bagian dlm tdk jelas,

    Hilang

    Perubahan sel

    Kehilangan bentuk normal

    Penurunan afinitas thd pewarnaan

  • Krh : karioreksis Kly : kariolisis Pi : piknosis

  • Definisi :

    adalah kematian sel dengan struktur sel belum hilang

    Patogenesis :

    enzim hidrolitik sedikitpelarutan jaringan ringan/lambatjaringan nekrotik tetap kering & padatstruktur jaringan msh utuh & dpt dikenali

    Co : infark

  • Makroskopik :

    daerah nekrosis berwarna putih/abu-abu, lebih rendah

    dr permukaan sekitarnya

    Mikroskopik :

    sel berbatas jelas

    nukleus piknotik/karioreksis/kariolisis

    sitoplasma eosinofilik terang, bergumpal

    struktur jaringan utuh msh dpt dikenali

  • Definisi :

    kematian sel yang disertai akumulasi sel darah putih dan

    pelarutan jaringan nekrotik

    Pathogenesis :

    enzim hidrolitik banyakpelarutan enzimatik jaringan nekrotik berjalan cptjaringan nekrotik mjd cair/encerjaringan nekrotik tdk dpt dikenali lg

    Co : abses

  • Makroskopik :

    jendolan berisi cairan, dikelilingi kapsula tipis&irreguler,

    terbentuk pus

    Mikroskopik :

    daerah nekrosis terlihat sbg ruang kosong dengan

    kapsula irreguler,

    fokus nekrosis terisi debris sel, fibrin, neutrofil

  • Definisi :

    kematian sel disertai dengan pembentukan massa

    perkejuan

    Pathogenesis :

    enzim hidrolitik sedangpelarutan jaringan nekrosis mjd massa dg konsistensi menyerupai keju

    Co : tuberkulosis

  • Makroskopik :

    jaringan nekrosis : warna putih keabu-abuan/kekuning-

    kuningan, sedikit berlemak, padat, tidak melekat pd

    jaringan di bawahnya

    Mikroskopik :

    struktur sel&jaringan tdk dikenali lg, pusat nekrosis berisi

    gabungan hancuran inti warna gelap&hancuran

    sitoplasma warna eosinofilik