RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA...

129
RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA RUNGU INDONESIA (GERKATIN) TERHADAP KREDIBILITAS PROGRAM BERITA VERSI BAHASA ISYARAT DI TVRI DAN ANTV Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Rusmaliah Hasanah NIM. 1110051100021 KONSENTRASI JURNALISTIK JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438H/2017M

Transcript of RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA...

Page 1: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA

RUNGU INDONESIA (GERKATIN) TERHADAP KREDIBILITAS

PROGRAM BERITA VERSI BAHASA ISYARAT

DI TVRI DAN ANTV

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Rusmaliah Hasanah

NIM. 1110051100021

KONSENTRASI JURNALISTIK

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438H/2017M

Page 2: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu
Page 3: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu
Page 4: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu
Page 5: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

ABSTRAK

Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

Indonesia (Gerkatin) Terhadap Kredibilitas Program Berita Versi Bahasa Isyarat di

TVRI dan ANTV, dibawah bimbingan Noor Bekti Negoro, SE, STP, M.SI.

Media massa sebagai penyalur informasi terus mengalami perkembangan dan

menuntut manusia untuk mencari informasi yang memiliki kredibilitas tinggi untuk

memenuhi kebutuhan informasi. Namun, kemudahan dalam memenuhi kebutuhan

informasi belum sepenuhnya dirasakan bagi penyandang tuna rungu yang memiliki

keterbatasan dalam pendengaran. Televisi Republik Indonesia (TVRI) dan Andalas

Televisi (ANTV) menanggapi hal ini dengan memberi fasilitas penggunaan bahasa

isyarat di salah satu program berita mereka, yaitu Indonesia Malam dan Topik Pagi.

Dalam memenuhi kebutuhan informasi yang kredibel untuk khalayak tuna rungu, peneliti

melakukan penelitian tingkat respon kredibilitas pada masing-masing stasiun televisi

melalui program berita Indonesia Malam di TVRI dan Topik Pagi di ANTV.

Berdasarkan konteks di atas, timbul beberapa pertanyaan, yaitu: Bagaimana respon

kredibilitas penyandang tuna rungu Perkumpulan Gerkatin terhadap program berita

bahasa isyarat di TVRI dan ANTV? Apakah ada perbedaan respon kredibilitas yang

signifikan terhadap menonton program berita bahasa isyarat di TVRI dan ANTV?

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Stimulus-Organism-Repons (S-

O-R) yang mengasumsikan bahwa media massa menjadi stimulus khalayak dari pesan

yang disajikan, kemudian stimulus tersebut menghasilkan rangsangan berupa efek

langsung dari pesan yang sudah diterima, akhirnya efek tersebut mempengaruhi khalayak.

Efek langsung yang diterima disebut dengan respon kognitif, afektif dan konatif.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif eksploratif yang bertujuan

untuk memberikan sedikit definisi atau penjelasan mengenai konsep kredibilitas terhadap

program berita versi bahasa isyarat di TVRI dan ANTV. Sampel penelitian ini adalah

pengurus organisasi Gerkatin dengan jumlah 20 orang dan dilakukan dengan purposive.

Data hasil kuesioner kemudian diolah dengan statistik yaitu mencari mean, standar

deviasi, dan compare means. Untuk mengidentifikasi respon khalayak tuna rungu penulis

menggunakan konsep kredibilitas Flanangin dan Metzger (2000) yaitu sumber yang dapat

dipercaya, keakuratan berita, kepercayaan terhadap media, pemberitaan yang seimbang

dan kelengkapan fitur berita.

Hasil penelitian disimpulkan bahwa pada uji means diketahui kredibilitas yang

meraih rangking pertama sampai rangking kelima ialah dimensi kredibilitas yang sama.

Dengan urutan: believability, accuracy, trustworthiness, completeness, un-bias.

Sedangkan untuk menjawab hipotesis ternyata tidak terdapat perbedaan respon

kredibilitas yang signifikan antara Indonesia Malam dan Topik Pagi.

Kata Kunci: Berita, Respon, Tuna rungu, Bahasa Isyarat, Kredibilitas

Page 6: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

nikmat serta hidayah-Nya dan shalawat serta salam tak lupa peneliti panjatkan kepada

junjungan Nabi Muhammad SAW. Penulis bersyukur atas terselesaikannya skripsi ini

setelah peneliti mengenyam pendidikan di Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama penulisan skripsi ini peneliti mengalami berbagai kendala dan

kejenuhan. Oleh karena itu, peneliti ingin menyampaikan terima kasih sebesarnya

kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Dr. H. Arief Subhan, M.A.,

Wakil Dekan I Bidang Akademik, Suparto, M.Ed Ph.D., Wakil Dekan II

Bidang Administrasi Umum, Hj. Roudhonah, M.Ag., serta Wakil Dekan III

Bidang Kemahasiswaan, Suhaimi, M.Si.

2. Kholis Ridho, M.Si dan Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A selaku Ketua dan

Sekretaris Jurusan Konsentrasi Jurnalistik yang telah banyak membantu peneliti

dalam memberikan kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Noor Bekti Negoro, SE, STP, M.Si. selaku pembimbing yang telah membantu

peneliti dalam menjalankan skripsi.

Page 7: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

iii

4. Segenap dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang namanya

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas ilmu dan dedikasi

yang diberikan kepada peneliti.

5. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi serta Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memudahkan peneliti untuk mendapatkan

berbagai referensi dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Orang tua, almarhum Ayahanda Rusli bin H. Muhammad Yaqub dan Ibunda

Muani yang tak pernah lelah memberi dukungan, nasihat dan doa yang

berlimpah. Serta Kakak Rusdarian Febriansyah dan Kakak Ipar Nurul Fitriana

yang selalu menyemangati dan membiayai segala kebutuhan penulis.

7. Bambang Prasetyo selaku Ketua Umum Gerkatin Indonesia dan Wilma Redjeki

selaku Sekretaris Gerkatin Indonesia yang banyak sekali membantu dan

memberikan kemudahan kepada peneliti dalam mengumpulkan data-data yang

peneliti butuhkan. Serta kepada Pengurus Gerkatin lainnya selaku responden.

8. Teman-teman Jurnalistik A tercinta, Diah Kardini, Mella Meidawati, Wardhatul

Toyyibah, Denisa P. Rosandria, Zahrika Prastamia yang selalu mendengarkan

keluh kesah peneliti, memberi masukan, dukungan, saling berbagi pengalaman

yang membuat peneliti semakin bersemangat.

9. Sahabat tercinta Chivita Wulandari Fibrina, Marselina Hani Wahyuni, Sri

Miyanti, Vemmy Suryo Qushayyi dan Arramisha Hilmy yang selalu

memberikan dukungan, pengalaman dan doa.

Page 8: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

iv

10. Keluarga Besar H. Mustari dan H. Muhammad Yaqub yang selalu memberikan

dukungan. Serta sepupu-sepupu rempong Zakia, Rika, Anis, Eza, Icha, Izal,

Mutia, Nurul, Ecky, Fahmi, Syifa Saum dan yang lainnya yang selalu

memberikan semangat dan memotivasi peneliti untuk menyelesaikan skripsi.

11. Kepada TVXQ&JYJ, SEVENTEEN, Cassiopeia, Carat, Sarang Kucing, dan

Luka Luki Luko yang menghibur peneliti ketika jenuh mengerjaan skripsi.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, mendukung,

mendoakan dan meluangkan waktu untuk berbagi informasi dalam menyusun skripsi

ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Semoga Allah SWT

membalas semua kebaikan dan budi baik mereka dengan balasan yang setimpal.

Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan. Karena

itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat peneliti harapkan. Sehingga

skripsi ini menjadi jalan penerang bagi peneliti dan bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ciputat, Juni 2017

Peneliti

Page 9: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ........................................ 6

C. Tujuan dan ManfaatPenelitian ................................................. 7

D. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 8

E. Hipotesis Penelitian ................................................................. 11

F. Sistematika Penulisan .............................................................. 13

BAB II KAJIAN TEORI

A. Teori Respon ........................................................................... 14

B. Teori S-O-R ............................................................................. 17

C. Kredibilitas .............................................................................. 20

D. Program Berita Televisi .......................................................... 29

Page 10: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

vi

E. Tuna Rungu ............................................................................. 32

F. Kerangka Penelitian ................................................................ 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Penelitian .................................................................... 38

B. Pendekatan dan Paradigma Penelitian ..................................... 38

C. Metode Penelitian .................................................................... 41

D. Desain Penelitian ..................................................................... 41

E. Jenis Penelitian ........................................................................ 42

F. Subjek dan Objek Penelitian ................................................... 43

G. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. 44

H. Teknik Pengumpulan Sampel .................................................. 46

I. Variabel Penelitian .................................................................. 47

J. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................ 48

K. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 49

L. Instrumen Penelitian ................................................................ 50

M. Teknik Analisi Data ................................................................ 53

N. Teknik Penulisan ..................................................................... 58

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Profil Gerkatin ......................................................................... 59

B. ANTV ...................................................................................... 62

C. Program Berita Topik di ANTV .............................................. 65

D. Topik Pagi ............................................................................... 66

Page 11: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

vii

E. TVRI ....................................................................................... 66

F. Program Berita Indonesia Malam di TVRI ............................. 71

G. Indonesia Malam .................................................................... 72

BAB V HASIL TEMUAN DAN ANALISI DATA

A. Deskripsi Data Responden ...................................................... 73

B. Analisis Skor Rata-rata Respon Kognitif dan

Respon Afektif ........................................................................ 79

C. Analisis Skor Rata-rata Kredibilitas Kedua

Program Berita ........................................................................ 83

D. Analisis Uji Paired Sampel ..................................................... 92

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 95

B. Saran ........................................................................................ 95

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 97

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 100

Page 12: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data responden menurut Jenis Kelamin ................................................. 45

Tabel 2. Hasil Reabilitas TVRI ............................................................................. 52

Tabel 3. Hasil Reabilitas ANTV............................................................................ 52

Tabel 4. Skala Likert ............................................................................................. 54

Tabel 5. Jumlah Data TVRI .................................................................................. 55

Tabel 6. Jumlah Data ANTV ................................................................................ 56

Tabel 7. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................................................. 73

Tabel 8. Responden Berdasarkan Klasifikasi Tingkat Pendengaran...................... 74

Tabel 9. Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ................................................ 75

Tabel 10. Responden Berdasarkan Frekuensi Menonton

Program Berita Indonesia Malam ........................................................... 77

Tabel 11. Responden Berdasarkan Frekuensi Menonton

Program Berita Topik Pagi ..................................................................... 77

Tabel 12. Perbandingan Frekuensi Menonton

Indonesia Malam dan Topik Pagi ........................................................... 78

Tabel 13. Respon Kognitif dan Afektif Program Berita Indonesia Malam .......... 79

Tabel 14. Respon Kognitif dan Afektif Program Berita Topik Pagi .................... 80

Tabel 15. Perbandingan Skor Rata-rata Respon Kognitif, Respon Afektif

Page 13: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

ix

Program Berita Indonesia Malam dan Topik Pagi ................................. 81

Tabel 16. Skor Rata-rata Kredibilitas Program Berita di TVRI ........................... 83

Tabel 17. Skor Rata-rata Kredibilitas Program Berita di ANTV .......................... 86

Tabel 18. Perbandingan Skor Rata-rata Program Berita di TVRI dan ANTV ...... 89

Tabel 19. Uji Paired Sample Statistics SPSS 20 .................................................. 93

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Teori Stimulus-Organism-Response (S-O-R) ................................... 18

Gambar 2. Kerangka Penelitian ............................................................................ 37

Gambar 3. Variabel Penelitian .............................................................................. 48

Page 14: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan cara mutlak bagi seseorang untuk berinteraksi,

dan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan sosial. Sebagai makhluk

sosial manusia menyadari bahwa kebutuhan hidupnya hanya dapat dipenuhi

dengan berkomunikasi. Dengan berkomunikasi manusia mencoba

mengekspresikan keinginannya dan dengan komunikasi itu pula manusia

melaksanakan kewajibannya.1

Tindakan komunikasi juga bisa dilakukan secara langsung dan tidak

langsung. Bicara secara tatap muka dapat dikategorikan sebagai tindakan

komunikasi secara langsung. Sedangkan komunikasi tidak langsung merupakan

komunikasi yang dilakukan secara perorangan tetapi melalui medium atau alat

perantara tertentu. Misalnya penyampaian informasi melalui surat kabar,

majalah, radio, tv, dan media lainnya.

Saat ini informasi menjadi suatu hal yang utama bagi sebagian

masyarakat. Dengan teknologi yang semakin maju, informasi tersebut akan

dapat diperoleh dengan mudah dan cepat dimana saja dan kapan saja. Sebagai

komunikan, khalayak mempunyai pilihan dalam menentukan media untuk

mendapatkan sebuah informasi.

1 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), cet ke-2, h. 6

Page 15: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

2

Televisi merupakan salah satu media massa yang memiliki acara yang

sangat beragam, mulai dari acara hiburan, news, show, hingga kuis. Media

komunikasi massa memiliki lima fungsi yang meliputi fungsi informasi,

edukasi, koreksi, rekreasi, dan mediasi. Fungsi informasi media massa

berkaitan dengan kredibilitas sebuah media, yaitu informasi yang disampaikan

harus memenuhi kriteria dasar seperti: akurat, aktual, daktual, menarik, penting,

benar, lengkap-utuh, jujur-adil, berimbang, relevan, bermanfaat dan etis.2 Maka

kredibilitas program berita di televisi sangat penting untuk diperhatikan, karena

jika memiliki kredibilitas yang baik maka sebuah media tersebut telah

menjalankan fungsi sebagai media massa.

Kredibilitas suatu media ditentukan oleh kualitas berita yang ditampilkan.

Baik atau tidaknya suatu pemberitaan ditentukan oleh kredibilitasnya di mata

publik. Selain itu, program berita di televisi saat ini bertarung dengan kecepatan

dalam menyampaikan informasi yang dapat dipercaya dan aktual kepada

khalayak. Seperti yang disampaikan Askurifai Baksin, dalam buku Jurnalistik

Teori dan Praktik bahwa produksi televisi dengan pendekatan jurnalistik

mengutamakan kecepatan penyampaian yang mengusung informasi dari sumber

realita dan peristiwa.3

2 Haris Sumaridia, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis Jurnalis

Profesional, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), Cet. Ke-4, h.32 3 Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik, (Bandung: Simbiosa Rekatama

Media, 2009), Cet. Ke-2, hal. 81

Page 16: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

3

Saat ini Indonesia memiliki banyak stasiun televisi. Hal ini tentunya

memberikan banyak pilihan kepada khalayak untuk menggunakan media yang

mana. Begitu banyaknya siaran berita di televisi memudahkan masyarakat

mendapatkan informasi yang banyak dan beragam. Namun, dengan banyaknya

program berita yang bermunculan saat ini tidak menjamin adanya distribusi

informasi yang merata dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Kebutuhan akan berita ada dalam masyarakat, termasuk bagi mereka

penyandang disabilitas khususnya tunarungu. Dalam kenyataan yang ada saat

ini, penyandang tunarungu masih kesulitan untuk mendapatkan informasi

melalui televisi. Hal ini dikarenakan jarang sekali siaran televisi terutama berita

menggunakan penerjemah (interpreter) bahasa isyarat.

Hak memperoleh informasi harusnya juga dirasakan oleh penyandang

disabilitas tunarungu yang memiliki keterbatasan pada pendengarannya untuk

menangkap sebuah informasi melalui media televisi. Karena hak memperoleh

informasi pun terdapat pada Undang-Undang Dasar (UUD) Nomor 39 tahun

1999 tentang Hak Asasi Manusia yaitu:

“Setiap orang berhak berkomunikasi dan memperoleh informasi yang

diperlukan untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya.

Setiap orang juga berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,

menyimpan mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggun

akan segala jenis sarana yang tersedia.”4

4 http://www.komisiyudisial.go.id/undang-undang.html situs ini diambil pada 20 Mei 2014

pukul 23.30.

Page 17: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

4

Tunarungu adalah kerusakan yang menghambat seseorang untuk

menerima rangsangan semua jenis bunyi dan sebagai suatu kondisi dimana

suara-suara yang tidak dapat dipahami, termasuk suara pembicaraan tidak

mempunyai arti dan maksud-maksud kehidupan sehari-hari.5

Penyandang tunarungu hanya bisa berkomunikasi dengan bahasa isyarat

yang mereka pelajari. Sehingga bila mereka ingin mengetahui pemberitaan di

luar lingkungannya melalui media televisi mereka kesulitan memahami isi

pemberitaan. Mereka hanya bisa melihat gambar tanpa mendengar suara. Oleh

sebab itu, perlu adanya program pemberitaan sebagai penyalur informasi yang

memfasilitasi atau memberi ruang khusus agar dapat memahami isi

pemberitaan dan hak mendapatkan informasi pun mereka rasakan.

Televisi Republik Indonesia (TVRI) sebagai media publik diberi

kebijakan oleh Kementrian Sosial untuk merealisasikan hak publik penyandang

disabilitas tunarungu untuk memperoleh informasi melalui fasilitas bahasa

isyarat di salah satu program berita yaitu Indonesia Malam dengan dua teknik

bahasa isyarat yaitu Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) dan Bahasa Isyarat

Indonesia (BISINDO).

Andalas Televisi (ANTV) pun ikut berlomba dalam memenuhi kebutuhan

setiap masyarakat, hal ini dibuktikan dengan siaran program yang disesuaikan

dengan kebutuhan penyandang tunarungu. ANTV menyiarkan bahasa isyarat

5 http://tunarungu.com/ situs ini diambil pada 20 Mei 2014 pukul 23.50

Page 18: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

5

dengan teknik Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) pada program berita Topik

Pagi.

TVRI dan ANTV menyajikan muatan program berita dengan fasilitas

bahasa isyarat. Namun, belum tentu kedua program berita ini sudah memiliki

kredibilitas yang baik di mata khalayak tunarungu walaupun sudah mengangkat

isu-isu aktual yang berkaitan langsung dengan kehidupan publik.

Kredibilitas adalah seperangkat hasil persepsi komunikan tentang sifat-

sifat komunikator. Pada definisi ini terkandung dua hal yakni, pertama hasil

persepsi komunikan. Yang kedua kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat

komunikator. Yang disebut komunikan adalah khalayak, dan komunikator

adalah sebuah media. Dengan ini kita dapat mengetahui media mana yang

paling kredibel di kalangan publik.

Sesuai dengan penjelasan diatas penelitian kredibilitas sebuah program

menjadi sangat menarik untuk diteliti. Respon khalayak tunarungu sangat

diperlukan bagi khalayak tunarungu dan bagi media yang menggunakan

penerjemah (interpreter) bahasa isyarat. Dengan mengetahui respon dari

khalayak tunarungu dan sejauh mana khalayak tunarungu terpuaskan oleh

program berita diharapkan akan membuat kualitas berita yang disajikan oleh

stasiun televisi yang terkait semakin baik dan perhatian khalayak tunarungu

akan fenomena yang terjadi juga semakin meningkat.

Sebelumnya, penelitian tentang kredibilitas telah dilakukan pada tahun

1961, dimana penelitian ini untuk melihat media mana yang memiliki

Page 19: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

6

kredibilitas paling tinggi dan menempatkan televisi sebagai media terbaik dan

sumber berita yang paling kredibel.6 Maka dari itu penelitian ini dilakukan pada

dua program di media televisi untuk dibandingkan.

Responden dalam penelitian ini adalah pengurus Gerakan untuk

Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (GERKATIN) untuk diukur tingkat

respon kredibilitas kedua program berita tersebut. Pemilihan pengurus Gerkatin

sebagai responden karena dianggap paham dengan kebutuhan informasi yang

kredibel dari sebuah program berita televisi.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk membahas

dan mendalami skripsi yang berjudul “Respon Pengurus Gerakan Untuk

Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin) Terhadap Kredbilitas

Program Berita Versi Bahasa Isyarat Di TVRI dan ANTV”

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Agar pembatasannya lebih terarah dan terfokus, maka penulis perlu

membatasi masalah dalam penelitian ini. Oleh karena itu peneliti hanya

membatasi perbandingan respon kredibilitas di program berita versi bahasa

isyarat Indonesia Malam dan Topik Pagi. Penelitian ini dilakukan pada

pemberitaan edisi November 2016 sampai Mei 2017.

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti membuat

perumusan masalah yang tersusun dalam kerangka pertanyaan sebagai berikut:

6 Tesis oleh Ardha Renzuli, Hubungan Faktor Kredibilitas Media Terhadap Aktivitas Akses

Berita Online Berdasarkan Segmentasi Psikografis, (Universitas Indonesia, 2012), hal. 19

Page 20: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

7

1. Bagaimana respon pengurus Gerkatin Pusat terhadap kredibilitas program

berita versi bahasa isyarat Indonesia Malam TVRI dan Topik Pagi ANTV?

2. Apakah terdapat perbedaan respon kredibilitas yang signifikan antara

menonton program berita Indonesia Malam TVRI dan Topik Pagi ANTV

pada penyandang tunarungu Gerkatin?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemikiran dan perumusan masalah di atas, maka tujuan

dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui respon kredibilitas terhadap program berita versi

bahasa isyarat di TVRI dan ANTV pada pengurus Gerkatin Pusat.

b. Untuk mengetahui terdapat perbedaan kredibilitas yang signifikan antara

program berita Indonesia Malam di TVRI dan Topik Pagi di ANTV pada

penyandang tunarungu pengurus Gerkatin pusat

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

1) Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian ilmu komunikasi

dan jurnalistik serta dapat digunakan sebagai masukan dan

perkembangan keilmuan komunikasi bagi akademisi. Khususnya bagi

mahasiswa Jurnalisitik terhadap program berita versi bahasa isyarat.

Page 21: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

8

2) Penelitian ini diharapkan memperkaya penelitian mengenai konsep

respon khalayak terhadap kredibilias program berita televisi di

Indonesia, sehingga dapat menjadi acuan untuk penelitian lain yang

lebih mendalam.

b. Manfaat Praktis

1) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan perbandingan dan

pengembangan bagi para praktisi komunikasi dan juga media massa

dalam membuat sebuah program berita televisi sehingga dapat

memenuhi fungsi media massa.

2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada media

massa dalam pengemasan program berita versi bahasa isyarat agar

dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi khalayak tunarungu.

D. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan pengamatan literatur yang penulis lakukan sebelum

memulai penelitian ini di berbagai sumber seperti buku, internet dan skripsi

yang peneliti baca tidak menutup kemungkinan memiliki kesamaan dari teori

dan metodologi. Hal tersebut sama sekali bukan kesengajaan, disebabkan oleh

keterbatasan referensi penulis. Tujuan dari tinjauan pustaka ini ialah untuk

melihat dan membandingkan pembahasan yang penulis lakukan dengan

penelitian lainnya. adapun penelitian yang lain tersebut di antaranya :

1. Skripsi Realisasi Hak Publik Dalam Produksi Berita Bahasa Isyarat Di

Televisi (Studi Kasus Program Berita Indonesia Malam Versi Bahasa Isyarat

Page 22: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

9

di TVRI) yang ditulis oleh Wuri Aryani, konsentrasi Jurnalistik, Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, tahun 2014. Literatur ini membahas mengenai

bagaimana pra produksi, produksi dan pasca produksi Program Berita

Indonesia Malam versi bahasa isyarat di TVRI dan bagaimana hak

tunarungu dalam memperoleh informasi di realisasikan sebagai ruang publik

dalam Program Berita Indonesia Malam versi bahasa Isyarat di TVRI. Teori

yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori Ruang Publik (public Sphere)

Jurgan Hebermes dan menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan

kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa realisasi

publik dalam memperoleh informasi berdasarkan proses pra produksi,

produksi dan pasca produksi bukan sepenuhnya kebijakan dari TVRI

melainkan adanya pengaruh besar dari pihak Kementrian Sosial. TVRI

hanya sebagai alat untuk merealisasikan konsep bahasa isyarat tersebut.

Program berita bersi bahasa isyarat ini juga telah menerapkan konsep ruang

publik menurut Jurgan Hebermes, dimana TVRI mencoba netral memilih

khalayaknya. Dengan begitu setiap khalayak mendapatkan porsi yang sama

dalam memperoleh informasi di TVRI.7

7 Wuri Aryani, Realisasi Hak Publik dalam Produksi Berita Bahasa Isyarat di Televisi (Studi

Kasus Program Berita Indonesia Malam Versi Bahasa Isyarat di TVRI), (Skripsi, Konsentrasi

Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2014), h. abstrak.

Page 23: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

10

2. Skripsi Perbandingan Kepuasan Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Terhadap Program Berita di TV ONE dan Metro TV, yang

ditulis oleh Krisyanidayati, konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

tahun 2015. Skripsi ini membahas mengenai kepuasan yang dicari dan

kepuasan yang diperoleh khalayak setelah menonton dua program berita

tersebut serta melihat apakah terdapat perbedaan kepuasan yang signifikan

atau tidak dari dua program berita tersebut. Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif deskriptif dengan metode survey dan kuesioner

sebagai alat pengumpulan data. Teori yang digunakan adalah teori uses and

gratification yang mengasumsikan bahwa setiap individu memiliki tujuan

tertentu untuk menggunakan media massa, khalayak dipandang sebagai

individu yang aktif dan bebas memilih media mana yang akan mereka

gunakan. Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa pada uji mean

diketahui bahwa program beruta Apa Kabar Indonesia Pagi dan Metro Hari

Ini belum dapat memenuhi kepuasan khalayak pada empat dimensi yaitu

informasi, identitas pribadi, interaksi dan integrasi sosial, dan hiburan.8

3. Skripsi Perbandingan Respon Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Terhadap Tayangan Berita Seputar Indonesia dan Tayangan

8 Krisyanidayati, Perbandingan Kepuasan Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Terhadap Program Berita Di TV One dan Metro TV, (Skripsi, Konsentrasi Jurnalistik,

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

2015), h. abstrak

Page 24: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

11

Berita Liputan 6, yang ditulis oleh Eva Pratiwi Rusiana, Konsentrasi

Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2012. Skripsi ini mengenai

Skripsi ini membahas mengenai respon khalayak setelah menonton dua

program berita tersebut serta melihat apakah terdapat perbedaan respon yang

signifikan atau tidak dari dua program berita tersebut. Metodologi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif. Yang bertujuan untuk mengetahui dengan hasil penelitian

berbentuk angka. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori

respon yang dikemukakan oleh Steven M Chaffe membagi yang membagi

respon menjadi tiga bagian yaitu: aspek kognitif, aspek afektif dan aspek

konatif. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa merespon tinggi terhadap

tayangan Seputar Indonesia dan tayangan Liputan 6 dengan jumlah 24 orang

tau 55%. Responden yang merespon rendah berjumlah 19 orang atau 49%.

Sedangkan yang merespon berjumlah 1 orang atau 2%. Dan berdasarkan chi

kuadrat jurusan tidak ada perbedaaan yang berarti.9

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa

ditinggalkan karena merupkan instrument kerja dari teori. Hipotesis penelitian

9 Eva Pratiwi Rusiana, Perbandingan Respon Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi terhadap Tayangan Berita Seputar Indonesia dan Tayangan Berita Liputan 6, (Skripsi,

Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2012), h. abstrak

Page 25: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

12

merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana

rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada

teori yang relevan, belum berdasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang

diperoleh dari pengumpulan data.10

Dalam penelitian ini ingin melihat apakan program berita versi bahasa

isyarat Indonesia Malam dan Topik Pagi mendapat respon kredibilitas yang

baik di kalangan khalayak tunarungu. Sehingga dapat ditarik suatu hipotesis

(dugaan sementara) secara teoritis pada penelitian ini adalah:

H0 : Terdapat perbedaan respon kredibilitas yang signifikan terhadap

program berita versi bahasa isyarat Indonesia Malam di TVRI dan

Topik Pagi ANTV pada penyandang tunarungu Gerkatin.

Hi : Tidak terdapat perbedaan respon kredibilitas yang signifikan terhadap

program berita versi bahasa isyarat Indonesia Malam di TVRI dan

Topik Pagi ANTV pada penyandang tunarungu Gerkatin.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, adapun

pembahasannya secara rinci adalah sebagai berikut:

10

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), cet

ke-18, hal 64

Page 26: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

13

BAB I : Pendahuluan, berupa latar belakang masalah, batasan dan rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan

sistematika penulisan.

BAB II : Kerangka Teori, merupakan bab yang melandasi pemikiran dalam

menganalisa dari data-data yang telah dikumpulkan. Kerangka

pemikiran yang digunakan adalah teori-teori yang berkaitan dengan

pengertian respon, teori S-O-R, program berita dan hipotesis penelitian.

BAB III : Metode Penelitan, dalam bab ini peneliti ingin membahas mengenai

metode penelitian yang terdiri dari tempat dan waktu penelitian,

paradigma dan pendekatan penelitian, jenis penelitian, metode

penelitian, populasi, sampel, teknik penarikan sampel, macam dan

sumber data, teknik pengumpulan data berupa angket, operasional

konsep dan pengukuran, teknik pengumpulan data, validitas,

reliabilitas, dan analisis data.

BAB IV : Gambaran Umum, pada bagian ini akan menguraikan mengenai

sejarah singkat Gerkatin, profil TVRI, profil ANTV, Program Berita

Indonesia Malam dan Topik Pagi, temuan dan Analisa Data.

BAB V : Penutup, bab ini merupakan penutup dari skripsi, yang di dalamnya

menguraikan tentang kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah

dilakukan, serta lempiran-lampiran sebagai bahan pelengkap.

Page 27: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Respon

1. Pengertian Respon

Respon adalah suatu reaksi atau jawaban suatu reaksi atau proses

fisiologis yang tergantung dari stimuli atau merupakan hasil dari stimuli

tersebut.1 Dalam kamus Filsafat dan Psikologi, respon merupakan jawaban

atas balas yang terdiri dari aksi atau jawaban terhadap suatu reaksi atau

rangsangan dan aktivitas dari suatu otot atau kelenjar sebagai pengaruh dari

kegiatan organisme atau keinginan untuk mengutarakan sesuatu.2 Sedangkan

dalam kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tanggapan, reaksi, jawaban,

terhadap suatu gejala atau peristiwa yang terjadi.3

Menurut Jalaludin Rakhmat, respon adalah suatu kegiatan dari

organisme itu bukanlah semata-mata suatu gerakan yang positif, setiap jenis

kegiatan yang ditimbulkan oleh suatu perangsang dapat disebut juga disebut

respon. Secara umum respon atau tanggapan dapat diartikan sebagai atau

kesan yang didapan dari pengamatan tentang objek, peristiwa, atau

hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

menafsirkan pesan-pesan.4

1 Dai Gulo, Kamus Psychologi, (Bandung: Tonis, 1982), h.249

2 Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), h.225

3 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), h.838

4 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), h.51

Page 28: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

16

Berdasarkan definisi di atas, maka definisi respon dalam penelitian ini

adalah tanggapan atau reaksi seseorang terhadap suatu masalah atau

peristiwa yang terjadi. Selanjutnya respon itu sendiri dalam prosesnya

dimulai dengan adanya sikap seseorang. Karena sikap cenderung membuat

seseorang bertingkah laku ketika ia sedang menghadapi rangsangan tertentu.

Berbicara mengenai respon tidak lepas dari pembahasan mengenai sikap.

Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang

atau sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu seperti perubahan

lingkungan atau situasi lain. Sikap yang muncul dapat berupa positif yakni

cenderung menyenangi, mendekati dan mengharapkan suatu objek,

seseorang disebut mempunyai respon positif dilihat dari tahap kognisi, afeksi,

dan psikomotorik. Sebaliknya seseorang mempunyai respon negatif apabila

informasi yang didengarkan atau perubahan suatu objek tidak memengaruhi

tindakan atau malah menghindar dan membenci objek tertentu.

2. Jenis Respon

Steven M. Chaffe mengemukakan pembagian respon menjadi tiga

jenis, yaitu: 5

a. Kognitif : berkaitan dengan keterampilan dan informasi seseorang

mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap

yang dipahami atau dipersepsi oleh khalayak

5 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), hal. 214

Page 29: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

17

b. Afektif : berkaitan dengan perasaan. Respon ini timbul apabila adaanya

perubahan terhadap apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci oleh

khalayak. Hal ini berkaitan dengan emosi, sikap, atau nilai

c. Behavioral : berkaitan dengan perilaku nyata yang dapat diamati, pola-

pola tindakan, atau kebiasaan perilaku.

Jadi antara respon, tanggapan ataupun jawaban muncul disebabkan

adanya suatu gejala atau peristiwa yang mendahuluinya. Sehubungan dengan

adanya stimulus, khususnya terhvadap khalayak tentu akan muncul sebagai

respon atau tanggapan terhadap apa yang dilihat, didengar atau rasakan.

B. Teori S-O-R

Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini

semula berasal dari psikologi yang muncul pada awal dekade tahun 1940-an

dan 1950-an. Objek material psikologi dan komunikasi adalah sama, yaitu

manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen: sikap, opini, perilaku,

kognisi, afeksi, dan konasi, maka tidak heran jika teori S-O-R ini juga termasuk

ke dalam teori komunikasi.6

Teori Stimulus Respon menjelaskan respon merupakan reaksi terhadap

stimulus tertentu. Stimulus Respon menunjukan keterkaitan antara pesan-pesan

media dan reaksi dari audience. Burhan Bungin mengutip McQuail dalam

Sosiologi Komunikasi Massa menjelaskan elemen-elemen dalam teori ini

6 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti, 2003), cet ke-3 h.254

Page 30: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

18

terdiri dari : (a) pesan (Stimulus); (b) seorang penerima atau receiver

Organisme); (c) efek (Respons).7

Berdasarkan elemen tersebut dapat dipahami secara sederhana bahwa

teori S-O-R memiliki hubungan antara apa yang disajikan oleh media dengan

reaksi yang disampaikan audience terhadap media tersebut. Media memiliki

efek langsung yang dapat memengaruhi individu sebagai audience (penonton).8

Prof. Dr. Ma‟rifat dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan serta

Pengukurannya”, mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang

menyatakan bahwa dalam menelah sikap yang baru ada tiga variabel penting

yaitu:9

1. Perhatian

2. Pengertian

3. Penerimaan

Gambar 1. Teori S-O-R

7 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi di

Masyarakat, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), Cet. Ke-5, h.281 8 S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, (Jakarta: UT, 2005), cet ke-9 h. 20

9 Onong Uchana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti, 2003). Cet ke-3 h.255

Organism:

Perhatian

Pengertian

penerimaan

Respon

(Perubahan

Sikap)

Stimulus

Page 31: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

19

Gambar di atas menunjukan bahwa perubahan sikap bergantung pada

proses yang terjadi pada individu. Jelasnya, pesan atau stimulus yang diberikan

komunikator bisa saja diterima atau ditolak komunikan. Komunikasi akan

terjadi jika terdapat perhatian dari komunikan. Selanjutnya komunikan akan

mengerti dan melakukan proses selanjutnya. Setelah diolah dan diterima, maka

akan terjadi kesediaan komunikan untuk mengubah sikap atau sebaliknya

komunikan menolak.10

Dalam teori S-O-R, pengaruh eksternal ini yang dapat menjadi stimulus

dan memberikan rangsangan sehingga berubahnya sikap dan tingkah laku

seseorang. Untuk keberhasilan dalam mengubah sikap maka komunikator perlu

memberikan tambahan stimulus (penguatan) agar penerima berita mau

mengubah sikap. Hal ini dapat dilakukan dalam berbagai cara seperti dengan

pemberian imbalan atau hukuman. Dengan cara demikian, penerima informasi

akan mempersepsikannya sebagai suatu arti yang bermanfaat bagi dirinya dan

adanya sanksi jika hak ini dilakukan atau tidak. Dengan sendirinya penguatan

ini harus dapat dimengerti, dan diterima sebagai hal yang mempunyai efek

langsung terhadap sikap. Untuk tercapainya hal tersebut oerlu adanya cara

penyampaian yang efektif dan efisien.

10

S. Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, (Jakarta: UT, 2005) cet. Ke-9 h.256

Page 32: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

20

C. Kredibilitas

1. Pengertian Kredibilitas

Secara istilah, kredibilitas berasal dari bahasa latin “credere”atau

“credit” yang artinya “kepercayaan”. Dalam Kamus Umum Bahasa

Indonesia, kredibilitas diartikan sebagai perihal yang dapat dipercaya.11

Dengan demikian, secara bahasa kemampuan yang dapat menimbulkan rasa

kepercayaan. Menurut Jalaludin Rakhmat kredibilitas adalah seperangkat

perpsepsi komunikan terhadap sifat-sifat yang dimiliki oleh komunikator.

Dalam pengertian ini mengandung dua hal yang harus dipahami, yang

pertama kredibilitas tidak lahir atau berasal dari diri komunikator, melainkan

dari diri komunikan. Kedua kredibilitas merupakan hal-hak yang berkaitan

dengan sifat-sifat yang dimiliki komunikator. Sifat-sifat tersebut bisa disebut

dengan komponen- komponen yang terkandung dakam kredibilitas.12

Dalam kredibilitas disebutkan kata komunikator yang dapat kita sebut

sebagai penyampai pesan atau media massa seperti televisi, radio, koran,

majalah dan sebagainya. Sedangkan komunikan merupakan khalayak yang

menerima pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator. Sekali lagi

ditegaskan bahwa penilaian kredibilitas terdapat pada komunikan yang

menerima pesan bukan pada komunikatornya,

11

Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Balai Pustaka, 2014), cet ke-

XII, h. 619 12

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 254

Page 33: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

21

Kredibilitas media secara esensial menurut Bagir Manan, Ketua

Dewan Pers Indonesia, adalah media yang senantiasa mengedepankan

responsibility dan accountability. Menurutnya, media yang “kredibel”

dibangun atas dasar ketaatan terhadap prinsip-prinsip jurnalisme, baik dalam

arti mekanisme maupun etik, dan ketaatan pada hukum sdisertai misi publik

baik dalam makna menjadi penyambung lidah publik, melindungi publik,

dan menjadi event besar publik.13

Sedangkan Johnsen dan kaye,

mendefinisikan kredibilitas media secara umum sebagai kelayakan suatu

media untuk dapat dipercaya terkait dengan kualitas isi pemberitaan sebagai

produk jurnalistik.14

Berdasarkan definisi diatas secara istilah maupun para ahli, maka yang

dimaksud kredibilitas media dalam penelitian ini merupakan persepsi

khalayak terkait dengan kualitas isi pemberitaan media sebagai produk

jurnalistik, sehingga menimbulkan rasa kepercayaan khalayak terhadap

media tersebut.

2. Konsep Pengukuran Kredibilitas Media

Pengukuran kredibilitas media telah diperdebatkan selama lima dekade

terakhir. Kredibilitas media dapat diukur dengan cara dan kombinasi

pertanyaan yang digunakan. Beberapa peneliti telah melakukan berbagai

13

Bagir Banan, “Kredibilitas Media dan Reputasi Bangsa Di Era Kepemimpinan Baru,”

Newsletter Etika Dewan Pers, Oktober 2014, h. 8 14

Thomas J.Johnson and Barbara Kaye, “Wag the Blog : How Reliance On The Internet

Influence Perception Credibility Of Weblogs Among Blog Uses.” Journalism Mass Communication

Quarterly, (2004), p. 627

Page 34: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

22

macam pengukuran dan prosedur statistik dalam mengukur kredibilitas

media.

Gaziano dan McGrath menggunakan 12 dimensi dalam

membancingkan kredibilitas Koran dengan televisi. Dimensi-dimensi

tersebut meliputi apakah berita tersebut adil/fair, terbebas dari bias/un-biased,

melaporkan kisah nyata/ tell the whole story, akurat/ are accurate,

menghormati privasi orang/ respect people’s privacy, mementingkan

kepentingan rakyat/ watch out after people’s interests, memperhatikan

kesejahteraan masyarakat/ are concerned about the community’s well-being,

memisahkan fakta dan opini/are separatefact and opinion, dapat dipercaya/

can be trusted, priharin terhadap publik/ are concerned about the public

interest, faktual/ are factual, dan memiliki wartawan yang terlatih/ have

well-trained reporters.15

Pengukuran menurut Gaziano dan McGrath juga

digunakan oleh Abdulla, dkk, Sabigan, Duerden dan Spencer.16

Namun, pengukuran kredibilitas menurut Gaziano dan McGrath ini

mendapat kritikan. Menurut Mayer (1988) ukuran tersebut tidak valid dan

tanpa dasar teori yang jelas. Mayer pun memodifikasi dengan menggunakan

lima ukuran kredibilitas meliputi fair, unbiased, tell whole story, accurate,

15

Cecilio Gazianc and Kristin McGrath, “Measuring Consept of Credibility,” Journalism

Quarterly, (Autumn 1986), p. 455 16

Skripsi Intan Widiastuti, Hubungan Antara Kredibilitas Berita Politik TV One Dan Minat

Menonton Program Berita TV One, 2015, Konsentrasi Jurnalistik UIN Jakarta, h. 24

Page 35: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

23

trusted.17

Sedangkan Sabigan (2007) memodifikasi ukuran kredibilitas

media yang digunakan Gaziano dan Mc Grath menjadi 10 dimensi

diantaranya objektif yang meliputi (un)bias, report whole story, accuracy,

invades people story/respect privacy, separate fact from opinion, well

presented/ non presented dan trustworthiness yang meliputi trusted, fair,

public interest/ making profit, factual.18

Menurut Flanangin dan Metzger, hasil penelitiannya menunjukkan

konsep yang dioperasionalkan dari kredibilitas dapat membentuk perbedaan

dalam mngukur tingkat kredibilitas. Flanangin dan Metzger menggunakan

ukuran Believability, accuracy, trustworthiness, unbias dan completeness

dalam mengukur dan membandingkan kredibilitas untuk tiap saluran media

yang berbeda (televisi, koran, radio, majalah, dan internet).19

Dengan demikian, penulis akan menggunakan pengukuran kredibilitas

media berdasarkan lima dimensi menurut Flanangin dan Metzger (2000).

Peneliti beralasan dimensi ini cocok untuk diaplikasikan dalam penelitian ini.

Dimensi tersebut juga pernah diadaptasikan oleh Renzuli (2012) dalam

menguji ukuran kredibilitas media online. Lima dimensi tersebut yaitu:20

a. Sumber Yang Dapat Dipercaya (Believability)

17

Abulla, et all, “The Credibility Of Newspapers, Television News, And Online News,” p.11 18

Sabigan, Credibility Perceptions of Television and Online News,” p.21 19

Andrew J. Flanangin and Miriam J. Metzger, “Perceptions of Internet Information

Credibility,” JbMC Quarterly, Vol.77, (Autumn, 200), p. 521 20

Ardha Renzulli, “Hubungan Faktor Kredibilitas Media Berdasarkan Segmentasi Psikografis,”

h.8

Page 36: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

24

Sumber informasi dapat diperoleh melalui berbagai cara, seperti

peristiwa faktual atau kejadian langsung, press release, kantor berita,

kajian pustaka, juru bicara, dan narasumber. Dalam penelitian ini penulis

membatasi sumber berupa narasumber, yaitu orang tertentu yang dimintai

informasi melalui kegiatan wawancara secara khusus. Salah satu

kelebihan berita televisi ialah khalayak dapat secara langsung

menyaksikan narasumber yang menuturkan kesaksian tentang suatu

kejadian.21

Narasumber semestinya adalah orang yang ahli, memiliki

kapabilitas dan terpercaya dalam menyampaikan informasi yang

berkaitan dengan topik yang sedang dibahas. Dalam penelitian ini,

dimensi believability diartikan sebagai kepercayaan khalayak tunarungu

terhadap keahlian dan kemampuan narasumber dan interpreter bahasa

isyarat yang dipilih TVRI dan ANTV dalam menggali informasi

mengenai suatu topik atau permasalahan.

b. Keakuratan Berita Yang Disajikan (Accuracy)

Secara istilah accuracy atau akurasi adalah kecermatan, ketepatan,

ketelitian.22

Prinsip akurasi terangkum dalam sembilan ayat pada BAB II/

tentang Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran Komisi

Penyiaran Indonesia (P3SPS) tahun 2004. Sumadirian menjelaskan tujuh

21

Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik, h. 65 22

Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 25

Page 37: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

25

dari sembilan ayat dalam P3SPS tersebut yang relevan dengan

pemahaman “akurasi” dalam pemberitaan televisi.

Tiga ayat pertama dalam pasal tersebut menekankan, bahwa media

televisi harus dikelola oleh tenaga-tenaga profesional yang tunduk pada

kaedah yuridis dan kode etik. Mereka tidak boleh didikte oleh kekuatan

pemilik modal tetapi kemudian melupakan tanggung jawab moral

sosialnya. Setiap pesan yang disiarkan harus benar dan dapat

dipertanggungjawabkan. Sedangkan pada ayat ke empat sampai keenam

ditekankan tentang sumber materi siaran, tentang verifikasi dan tentang

kewajiban koreksi. Ketentuan ini mengingatkan media televisi harus

bersikap sportif dan rendah hati. Kesalahan dan kekeliruan mungkin

terjadi suatu saat. Kesalahan dan kekeliruan yang tidak disengaja harus

diakui, dikoreksi, dan pada akhirnya redaksi juga harus meminta maaf.23

Dengan demikian dapat disimpulkan, dimensi accuracy yang

dimaksud dalam penelitian ini terkait dengan prinsip ketetapan materi

siaran berita versi bahasa isyarat, klarifikasi peristiwa dan kewajiban

koreksi yang dilakukan oleh TVRI dan ANTV dalam menyiarkan berita

versi bahasa isyarat.

23

Haris Sumardiria, Bahasa Jurnalistik : Panduan Praktis Penulis Jurnalis, (Bandung:

Simbiosa Rekatama Media, 2010), h. 47-55

Page 38: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

26

c. Kepercayaan Terhadap Media (Trustworthiness)

Kepercayaan terhadap komunikator dalam hal ini adalah media,

ditentukan oleh keahlian untuk dapat atau tidaknya dipercaya. Penelitian

menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap komunikator akan

berpengaruh pada perubahan sikap komunikan. Kepercayaan terhadap

media juga mencerminkan bahwa pesan yang dikomunikasikan dianggap

benar dan . susuai dengan kenyataaan.24

Dalam penelitian ini kepercayaan atau trustworthiness terhadap

media ditentukan melalui bagaimana kepercayaan khalayak tunarungu

terhadap kebenaran berita bahasa isyarat di TVRI dan ANTV. Bagaimana

pula khalayak tunarungu melihat reputasi TVRI dan ANTV dalam

menyampaikan berita melaui bahasa isyarat.

d. Keseimbangan Dalam Pemberitaan (Un-bias)

Un-bias dapat dilihat dari bagaimana wartawan melaporkan

beritanya. Berita dikatakan bebas dari bias jika bersifat objektif, seimbang

dan tidak terdapat kecenderungan terhadap salah satu pihak. (Franklin, et.

Al, 2005:25). Sikap objektif berita tersebut selaras dengan kenyataan,

tidak berat sebelah, dan bebas dari prasangka. Sedangkan berita yang adil

dan seimbang adalah bahwa seorang wartawan harus melaporkan apa

yang sesungguhnya terjadi. Seorang wartawan yang harus berusaha

menempatkan setiap fakta menurut proposisinya yang wajar, untuk

24

Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung: Alumni 1981), h.39

Page 39: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

27

mengaitkan secara berarti dengan usur-unsur lain, dan untuk membangun

segi pentingnya dengan berita secara keseluruhan.25

Dalam penelitian ini indikator un-bias (keseimbangan dalam

pemberitaan) dilihat dari prinsip pemberitaan yang bersifat

provokatif/menghasut, pemberitaan yang memihak kepentingan golongan

tertentu, pemberitaan yang berdasarkan fakta/kebenaran dan pemberitaan

yang adil.

e. Kelengkapan Dari Fitur Berita (Completeness)

Dalam pemenuhan unsur-unsur beruta, berita yang lengkap

mengandung unsur what (apa), who (siapa), where (dimana), why

(mengapa), dan how (bagaimana) terhadap suatu peristiwa atau biasa

disingkat dengan istilah 5W+1H. lima unsur tersebut idealnya sebuah

berita lengkap. Namun dalam berita televisi setiap berita juga harus

disiarkan secepat-cepatnya. Oleh karena itu unsur when dan why

ditinggalkan. Jawaban dari mengapa suatu peristiwa terjadi sering kali

tidak diketahui segera.26

Selain itu, meskipun berita televisi terkadang lebih lamban dalam

melaporkan sebuah peristiwa daripada media lainnya seperti radio dan

berita online, namun berita televisi tetap berupaya menampilkan berita

25

Hikman Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, :Jurnalistik Teori & Praktik,”

(Bandung: Rosdakarya, 2005), h. 47-55 26

Usman KS, “Televisi News, Reporting dan Writing”, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), h.32

Page 40: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

28

secara up to date. Televisi pun mengandalkan kelebihan yang

menampilkan gambar secara langsung dalam menayangkan berita.

Maka dalam penelitian ini indikator completeness membatasi

dengan media menampilkan gambar yang sesuai dengan peristiwa, serta

media membuat liputan khusus terhadap informasi-informasi yang terjadi.

3. Sejarah Kredibilitas

Carl Hovland dan koleganya adalah peneliti awal yang memasukan

komponen kredibilitas sebagai variabel untuk perubahan sikap dan teori

persepsi di Universitas Yale. Penelitian Hovland tersebut dilakukan dengan

sebuah eksperimen untuk mencari tahu bagaimana modifikasi pada

karakteristik-karakteristik sumber atau komunikator mempengaruhi

keinginan orang mengubah sikapnya terhadap isu-isu tertentu.27

Pada tahun 1961, dilakukan survey untuk melihat media massa mana

yang memiliki kredibilitas paling tinggi berdasarkan tipe salurannya. Hasil

survey tersebut menempatkan televisi menjadi media yang berkredibilitas

tinggi dibandingkan media lainnya.28

kemudian pada tahun 1964, Westly dan

severin menemukan penelit an yang melihat variabel demografis tertentu

seperti usia, pendidikan, dan jenis kelamin yang memiliki pengaruh terhadap

kredibilitas saluran media. Westly dan Severin juga membedakan antara

27

Severin, dkk, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan dalam Media Massa,

(Jakarta: Kencana, 2011), Cet ke-5, h.42 28

Ardha Renzulli, :Hubungan Faktor Kredibilitas Media Berdasarkan Segmentasi Psikografis,”

(Tesis S2 FISIP, Universitas Indonesia, 2012),h.20

Page 41: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

29

media kredibilitas dan prefensi terhadap media. Dengan kata lain, tidak

selalu media yang mereka sukai sebgai media yang kredibel.29

D. Program Berita Televisi

Informasi atau berita merupakan faktor yang sangat penting di sebuah

media komunikasi. Informasi atau berita menjadi tujuan utama dari media

komunikasi karena berada di posisi teratas dalam skala prioritas media

dibandingkan dengan pendidikan atau hiburan sebagai tujuan-tujuan lain.

Saat ini, berita menjadi salah satu kebutuhan yang paling mendesak untuk

segera dipenuhi.30

Untuk memenuhi kebutuhan manusia akan informasi terhadap

berbeagai hal yang terjadi di sekelilingnya, televisi bersaing menyajikan

program-programnya. Dari berbagai jenis program yang disajikan itu,

pengelola stasiun televisi mengeksplorasi rasa keingintahuan masyarakat

untuk menarik sebanyak mungkin audien. Salah satu program yang menjadi

andalan televisi dalam memenuhi kebutuhan informasi masyarakat luas

adalah program berita (news).

Program berita (news) adalah segala jenis siaran yang bertujuan untuk

memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien.

Daya tarik program ini adalah informasi, dan informasi itulah yang dijual

29

Rumakon, Kredibilitas Dalam Komunikasi,

http://rumakom.wordpress.com/2008/05/08/kredibilitas-dalam-komunikasi/amp/ diakses pada 12 Juni

2017 30

Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru (Ciputat: Kalam Indonesia, 2005), h. 56

Page 42: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

30

kepada audien.31

Dalam menyampaikan isi berita di media massa cetak dan

elektronik memiliki perbedaan. Pada media massa elektronik khususnya

televisi penyampaian informasi dilakukan menggunakan dua panca indera

yaitu penglihatan (secara visual) dan pendengaran (secara audio). Sehingga

dalam waktu bersamaan audien dapat terangsang melalui kedua inderanya

saat menonton tayangan berita televisi.

Informasi yang disampaikan melalui media televisi dapat mengendap

dalam daya ingat manusia lebih lama, hal ini dikarenakan gambar atau

visualisasi bergerak yang berfungsi sebagai tambahan dan dukungan

informasi penulisan narasi penyiar atau reporter memiliki kemampuan untuk

memperkuat daya ingat manusia dan memanggilnya kembali.32

Dalam berita yang disampaikan melalui televisi audien tidak dituntut

untuk membaca, asalkan dapat mendengar dan melihat serta mengerti bahasa

yang dibawakan, maka informasi yang disampaikan akan dapat dimengerti.

Kepada mereka yang memiliki kelainan fisik misalnya bisu dan tuli, maka

sebagian medium televisi melengkapinya dengan bahasa isyarat yang

biasanya disebut dengan “Total Communications System”. Sehingga mereka

bisa memahami isi berita yang tengah disampaikan medium televisi

tersebut.33

31

Morriesan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, h. 25 32

Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional, h. 27 33

Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional, h.26

Page 43: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

31

Dengan segala kelebihnannya, berita televisi juga memiliki

kekurangan. Berita televisi yang memiliki sifat selintas atau sekilas membuat

berita televisi tidak bisa diulang setiap waktu, yang artinya informasi

tersebut hanya dapat didengar atau dilihat secara sekilas sesuai dengan

durasi yang telah ditentukan program berita tersebut. Pada era kecanggihan

teknologi saat ini, masalah tersebut dapat diatas karena sebagian besar

program berita televisi memiliki layanan menyebarkan berita tersebut ke

youtube yang bisa disaksikan lagi.

Secara umum, stasiun televisi di Indonesia terdiri dari televisi generalis

dan televisi spesialis. Televisi generalis menyajikan program atau acara yang

beragam, mulai dari sinetron, musik, film, acara anak-anak, hingga berita.

Televisi Indonesia yang termasuk ke dalam televisi generalis adalah RCTI,

SCTV, MNC, Indosiar, Antv, Trans TV, Trans 7, termasuk TVRI. Televisi

spesialis menitikberatkan pada program tertentu. MetroTV dan TVOne

adalah TV khusus yang cenderung menspesialisasikan diri pada program

berita.

Namun, seperti yang kita lihat selama ini, baik televisi generalis

maupun televisi berita, semuanya menyajikan program berita. Program

berita merupakan kumpulan dari liputan-liputan dari berbagai peristiwa yang

mengandung unsur berita dan fungsi berita. Salah satu unsur berita yang

terpenting adalah kredibilitas. Berita dapat disebut sebagai pesan yang

diinformasikan oleh komunikator kepada komunikan atau khalayak luas

Page 44: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

32

melalui media massa. Komunikator yang berkredibilitas tinggi akan mudah

diterima dan disenangi oleh komunikannya, begitu juga dengan program

berita yang memiliki kredibilitas baik maka akan dengan mudah disenangi

dan dipercaya oleh khalayak luas.

E. Tuna Rungu

1. Pengertian Tuna Rungu

Istilah tuna rungu diambil dari kata “tuna” yang artinya kurang dan

“rungu” yang berarti pendengaran. Istilah tuna rungu digunakan untuk

orang yang memiliki cacat atau kelainan pada pendengaran yaitu organ

pendengaran tidak berfungsi dengan normal. Terkadang kita menyebut

dengan istilah „tuli‟ atau pekak. Namun sebutan yang lazim digunakan

adalah tuna rungu.

Namun Andreas Dwidjosumanto mengemukakan bahwa seseorang

yang tidak atau kurang mampu mendengar suara dikatakan tuna rungu.

Ketunarunguan dibedakan menjadi dua kategori, yaitu tuli (deaf) atau kurang

mendengar (hard of hearing). Tuli adalah seseorang yang indera

pendengarannya mengalami kerusakan dalam taraf berat sehingga

pendengarannya tidak berfungsi lagi. Sedangkan kurang dengar adalah orang

yang mengalami kerusakan dalam hal pendengaran, tetapi masih dapat

berfungsi untuk mendengar. Baik dengan maupun tanpa menggunakan alat

bantu dengar (hearing aids) seperti alat bantu pendengaran.

Page 45: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

33

Bila dilihat secara fisik penyandang tuna rungu tidak berbeda dengan

manusia normal pada umumnya. Namun, setelah berkomunikasi barulah

diketahui bahwa seseorang tersebut mengalami gangguan pada

pendengarannya.34

Murni Munarsih mengemukakan bahwa tuna rungu adalah suatu istilah

umum yang menunjukan kesulitan mendengar dari yang ringan sampai yang

berat, digolongkan ke dalam tuli dan kurang dengar. Orang yang

menyandang status tuli akan kehilangan kemampuan mendengar sehingga

menghambat proses informasi bahasa melalui pendengaran. Sedangkan

menurut Tin Suharmini mengemukakan tuna rungu dapat diartikan sebagai

keadaan dari seorang individu yang mengalami kerusakan pada indera

pendengaran sehingga menyebabkan tidak bisa menangkap berbagai

rangsang suara, atau rangsang lain melalui suara sejenis komunikasi.35

Beberapa definisi di atas telah jelas bahwa tuna rungu adalah

seseorang yang memiliki gangguan dalam pedengaran baik secara

keseluruhan maupun memiliki sedikit pendengaran yang masih sedikit

berfungsi.36

34

Sutjihati Somantri, Tuna Rungu Dalam Pandangan Sosial, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 1996),

h.74 35

Ibid 36

Murni Winarsih, Pembinaan Tuna Rungu Dalam Lingkungan Sosial, (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2007), h. 23

Page 46: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

34

2. Karakteristik Tuna Rungu

Karakteristik penyandang tuna rungu dari segi fisik tidak memiliki

karakteristik yang berbeda. Karena secara fisik tunarungu tidak mengalami

gangguan yang terlihat. Sebagai dampak dari kekurangan pendengaran

penyandang tuna rungu memiliki karakteristik yang berbeda bila dilihat dari

aspek menurut Permanarian Somad dan Tati Hernawati diantaranya yaitu

dari segi intelegensi, bahasa berbicara, emosi dan sosial.37

a. Segi Intelegensi

Penyandang tuna rungu tidak berbeda dari orang lain kebanyakan

namun penyandang tuna rungu memiliki intelegensi yang sangat rendah

dari pada anak normal kebanyakan karena dipengaruhi oleh kemampuan

penyandang tuna rungu dalam interaksi yang kurang dipahami melalui

bahasa verbal. Aspek intelegensi yang bersumber pada verbal seringkali

sulit dipahami. Sedangkan bahasa yang bersumber pada penglihatan dan

gerakan akan mudah ditanggapi.

b. Segi Bahasa dan Bicara

Kemampuan penyandang tunarungu dalam berbahasa dan berbicara

berbeda dengan anak normal pada umumnya. Sehingga penyandang

tunarungu mengalami hambatan dalam berkomunikasi. Bahasa

merupakan alat dan sarana utama dalam berkomunikasi. Kemampuan

37

Murni Winarsi, Pembinaan Tuna Rungu Dalam Lingkungan Sosial, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2007), h. 24.

Page 47: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

35

berbicara pada penyandang tunarungu juga dipengaruhi oleh kemampuan

berbahasa yang dimiliki oleh penyandang tunarungu tersebut. Sehingga

mereka dapat dengan mudah berbicara sama dengan orang lain pada

umumnya.

c. Segi Emosi dan Sosial

Mempunyai kekuarangan dalam hal pendengaran aan menyebabkan

keterasingan lingkungan bagi penyandang cacar fisik seperti tuna rungu,

keterasingan tersebut akan mempunyai efek tersendiri seperti:

egosentrisme yang melebihi anak normal, mempunyai perasaan takut

akan lingkungan yang lebih luas, dan ketergantungan terhadap orang lain,

dan lebih mudah tersinggung.

d. Klasifikasi Penyandang Tuna Rungu

Klasifikasi bagi penyandang tuna rungu diperlukan karena hal ini

sangat menentukan dalam pemilihan alat bantu mendengar yang sesuai

dengan sisa pendengarannya dan menunjang komunikasi yang efektif.

Menurut Boothroyd seperti yang dikutip dalam buku Murni

Winarsih Pembinaan Tuna Rungu dalam Lingkungan Sosial klasifikasi

tunarungu adalah sebagai berikut:38

Kelompok I : kehilangan 15-30 dB,

mild hearing losses atau ketunarunguan ringan; daya tangkap terhadap

suara cakapan manusia normal.

38

Murni Winarsih, Pembinaan Tuna Rungu dalam Lingkungan Sosial, (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2007), h.23

Page 48: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

36

1) Kelompok II : kehilangan 31-60 dB, moderate hearing losses atau

ketunarunguan sedang; daya tangkap terhadap suara cakapan manusia

hanya sebagian.

2) Kelompok III : kehilangan 61-90 dB, severe hearing losses atau

ketunarunguuan berat; daya tangkap terhadap suara cakapan manusia

tidak ada.

3) Kelompok IV : kehilangan 91-120 dB, profound hearing losses atau

ketunarunguan sangat berat; daya tangkap terhadap suara cakapan

manusia tidak ada sama sekali.

4) Kelompok V : kehilangan lebih dari 120 dB, total hearing losses atau

ketunarunguan total; daya tangkap terhadap suara cakapan manusia

tidak ada sama sekali.

Penyandang tunarungu dalam proses pemahaman akan terlambat karena

informasi yang diterima tidak sebanyak informasi yang diterima oleh orang

yang mendengar pada umumnya. Informasi yang didapatkan penyandang

tunarungu akan menjadi tidak bermakna apa-apa jika mereka tidak memahami

apa maksud dari informasi tersebut. Informasi yang disampaikan harus

dikongkritkan sesuai dengan bahasa yang sudah mereka mengerti.39

39

Artikel ini diakses melalui www.unas-dokumen-komunikasitunarungu.com, pada tanggal 7

maret 2015, pukul. 13.45 (ganti)

Page 49: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

37

F. Kerangka Penelitian

Penelitian ini memiliki kerangka penelitian yang berfungsi untuk

memudahkan proses penelitian yang dilakukan peneliti. Untuk lebih jelasnya

disajikan gambar dibawah ini:

Gambar 2. Kerangka Penelitian

Ketika responden menonton pemberitaan yang terdapat pada program

Indonesia Malam di TVRI dan Topik Pagi di ANTV akan menimbulkan

stimulus atau rangsangan (pesan media massa) yang menghasilkan perhatian,

pengertian, dan penerimaan. Setelah menyaksikan kedua program pemberitaan

tersebut maka responden akan memberikan respon yang terdiri dari respon

kognitif dan afektif.

Dari respon yang telah diteliti maka dapat mengambil kesimpulan bahwa

dari kedua media TVRI dan ANTVR, media mana yang memiliki kredibilitas

tinggi.

Stimulus

(Rangsangan

pesan media)

Organism

(Perhatian, pengertian,

penerimaan pesan)

Respon

(kognitif dan

afektif)

Perbedaan Tingkat Kredibilitas Antara TVRI dan ANTV

Page 50: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di organisasi GERKATIN, yang berlokasi di JL.

Rancho Indah Dalam No. 47 BC, Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Jakarta

12530.

Adapun alasan dalam pemilihan lokasi ini berdasarkan atas pertimbangan

sebagai berikut:

1. Lokasi penelitian mudah dijangkau oleh peneliti

2. Adanya keterbatasan biaya, waktu, dan tenaga yang dimiliki oleh peneliti

3. Lokasi penelitian merupakan yayasan tunarungu terdekat baik dari kampus

maupun rumah peneliti.

B. Pendekatan dan Paradigma Penelitian

Dalam penelitian, dikenal adanya dua metodologi, yaitu proses, prinsip,

dan prosedur yang ditempuh oleh seorang peneliti kala mendekati permasalahan

dan mencari jawabannya yang dikenal dengan istilah penelitian kualitatif dan

kuantitatif.1 Kegunaan dari penelitian-penelitian tersebut, menurut Nazir adalah

untuk menyelidiki keadaan dari suatu keadaan, alasan atau suatu keadaan dan

konsekuensi dari keadaan tersebut.2

1 Monnase Mallo, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Karunia, 1986), h.31

2 Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia,1983), h.27

Page 51: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

39

Pendekatan adalah falsafah yang mendasari suatu metodologi riset.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.

Alasan dari penggunaan pendekatan kuantitatif adalah untuk memungkinkan

hasil penelitian dalam bentuk angka. Dimana pendekatan kuantitatif bertujuan

untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol fenomena sosial melalui

pengukuran objektif dan analisis numerik terhadap veriasi angka-angka.3 Dalam

penelitian kuantitatif penulis harus menjaga sifat objektif maka dalam analisis

datanya pun penulis tidak boleh mengikutsertakan analisis interpretasi yang

bersifat subjektif, oleh karena itu digunakan uji statistik untuk menganalisis

data. Secara umum penelitian kuantitatif mempunyai ciri:

1. Hubungan peneliti dengan subjek jauh. Peneliti menganggap bahwa realitas

terpisah dan ada di luar dirinya, karena itu harus ada jarak agar tetap objektif.

Alat ukurnya harus dijaga keobjektifannya.

2. Penelitian bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung atau

menolak teori. Data hanya sebagai sarana konfirmasi teori atau teori

dibuktikan dengan data. Bila dalam analisis ditemukan penolakan terhadap

hipotesis atau teori, biasanya peneliti tidak langsung menolak hipotesis dan

teori tersebut melainkan meneliti dulu apakah terdapat kesalahan dalam

teknik samplingnya atau definisi konsepnya kurang operasional, sehingga

menghasilkan instrumen yang kurang valid.

3 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002),

cet k3-23 h.31

Page 52: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

40

3. Penelitian harus dapat digeneralisasikan, karena itu menurut sampel yang

representatif dari seluruh populasi, operasionalisasi konsep serta alat ukur

yang tidak valid dan reliabel.

4. Prosedur riset rasional-empiris, artinya penelitian berangkat dari konsep-

konsep atau teori-teori yang melandasinya. Konsep atau teori inilah yang

akan dibuktikan dengan data yang dikumpulkan di lapangan.

Pada penelitian kuantitatif, paradigma digunakan untuk menuntun peneliti

menemukan masalah penelitian, menemukan hipotesis, menemukan konsep-

konsep, menemukan metodologi, dan menemukan alat-alat analisis data.

Paradigma ialah pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang

akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah

yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan

hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis dan teknik analisis statistik yang

digunakan. 4

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini ialah post positivisme

yaitu suatu pandangan bahwa ilmu hanya dapat diperoleh melalui fenomena

yang empiris, dapat diamati dan dapat diukur serta diujikan dengan metode

ilmiah.5 Menurut pandangan post-postivis melakukan observasi dan meneliti

4 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), Cet.

Ke-20, h. 42 5 Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa,(Jakarta: Raja Grafindo, 2012), Cet. Ke-1,

h. 27

Page 53: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

41

perilaku individu dengan berlandaskan pada ukuran angka-angka yang

dianggap sebagai aktivitas yang penting.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.

Metode survei ialah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.6 Penulis

memilih menggunakan metode ini karena penelitian ini menggambarkan

fenomena sosial dalam penggunaan media massa. Sebagaimana yang dijelaskan

Morissan dalam buku Metode Penelitian Sosial, metode survei memiliki

kelebihan untuk meneliti suatu masalah yang terjadi dalam situasi yang

sebenarnya.

Dalam penelitian survei, proses pengumpulan dan analisis data sosial

bersifat sangat terstruktur dan mendetail melalui kuesioner sebagai instrument

utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang

diasumsikan mewakili populasi secara spesifik. Karena itu penggunaan teknik

sampling yang benar sangat menentukan kualitas penelitian.7

D. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan desain cross sectional yaitu

penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu. Penelitian ini hanya

6 Masri singarambun, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES, 2011), h. 3

7 Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2009), Cet. Ke-4, h.59

Page 54: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

42

dilakukan dalam satu waktu dan tidak akan dilakukan lagi penelitian di waktu

yang berbeda untuk diperbandingkan.8

Pada desain cross sectional penulis harus benar-benar

mempertimbangkan waktu survei akan dilaksanakan. Penelitian cross sectional

dibatasi oleh waktu tertentu, sehingga hasil dalam penelitian ini dapat berubah

jika dilakukan dalam waktu yang berbeda meskipun menggunakan sampel yang

sama.

E. Jenis Penelitian

Dari berbagai jenis penelitian yang ada, peneliti menggunakan jenis

penelitian eksploratif. Penelitian eksploratif adalah salah satu jenis penelitian

sosial yang bertujuan untuk memberikan sedikit definisi atau penjelasan

mengenai konsep atau pola yang digunakan dalam penelitian.9

Dalam penelitian ini, peneliti akan mengajukan what untuk menggali

informasi lebih jauh. Sifat dari penelitian ini adalah kreatif, fleksibel, terbuka,

dan semua sumber dianggap penting sebagai sumber informasi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjadikan topik baru lebih

dikenal oleh masyarakat luas, memberikan gambaran dasar mengenai topik

bahasan, menggeneralisasi gagasan dan mengembangkan teori yang bersifat

tentatif, membuka kemungkinan akan diadakannya penelitian lanjutan terhadap

8 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan

Aplikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h 45 9 Asep Hermawan, Penelitian Bisnis-Paradigma Kuantitatif, (Jakarta: PT. Grasindo, Tanpa Tahun), h.

17

Page 55: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

43

topik yang dibahas, serta menentukan teknik dan arah yang akan digunakan

dalam penelitian selanjutnya.

Penulis menggunakan jenis penelitian eksploratif karena penulis ingin

memberikan sedikit definisi atau penjelasan mengenai konsep kredibilitas pada

program berita versi bahasa isyarat di TVRI dan ANTV berdasarkan data

respon yang didapat setelah khalayak tunarungu menyaksikan dua tayangan

program berita tersebut. Setelah itu penulis ingin menggambarkan apakah

terdapat perbedaan tingkat kredibilitas yang diperoleh khalayak dari dua jenis

stasiun televisi tersebut.

F. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek adalah responden yang memahami objek penelitian sebagai pelaku

maupun orang lain yang memahami objek penelitian, sedangkan objek

merupakan sasaran dalam penelitian.10

Subjek dalam penelitian ini ialah

pengurus organisasi Gerkatin Pusat.

Adapun karakteristik subjek penelitian ini adalah:

1. Pengurus Gerkatin Pusat baik yang menonton program berita Indonesia

Malam dan Topik Pagi atau pun tidak.

2. Pengurus Gerkatin Pusat merupakan penyandang tuna rungu yang dianggap

telah memahami konsep kredibilitas media karena rutinitas interaksi mereka

dengan media massa. Dimana pengurus Gerkatin Pusat baik secara langsung

10

Burhan Bungin, Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. Ke-4, h.76

Page 56: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

44

atau pun tidak langsung berinteraksi dengan teknisi media massa pada

program berita versi bahasa isyarat.

3. Perngurus Gerkatin Pusat yang sudah melalui masa adaptasi di Organisasi.

Sehingga bisa diasumsikan dalam merespon atau memberi tanggapan,

mereka bisa lebih rasional. Hal tersebut bisa terjadi karena sudah tidak

adanya pengaruh yang disebabkan oleh hal-hal seperti latar belakang

pendidikan dan lain sebagainya.

Sedangkan objek dalam penelitian ini ialah respon pengurus Organisasi

Gerkatin Pusat terhadap kredibilitas program berita Indonesia Malam di TVRI

dan Topik Pagi di ANTV.

G. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek atau individu yang akan diteliti,

yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap. Populasi

berhubungan dengan data, bukan manusianya. Populasi memiliki parameter

yaitu besaran terukur yang menunjukan ciri dari populasi itu. Sehingga

populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek yang

merupakan perhatian peneliti.11

11

Ronny Kountur, Metode Penelitian, (Jakarta: CVTaruna Gravica, 2003), cet ke-1 h.137

Page 57: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

45

Dari segi kompleksitas objek dari sekelompok populasi, maka populasi

dibedakan menjadi dua macam yaitu:12

a. Populasi Homogen yaitu keseluruhan sifat individu yang mempunyai sifat

relatif sama satu sama lain.

b. Populasi Heterogen yaitu keseluruhan individu anggota populasi relatif

berbeda sifatnya satu sama lain.

Dalam penelitian ini populasi dapat digolongkan dalam populasi

homogen, karena populasi memiliki karakteristik yang sama antara satu dan

yang lainnya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penyandang tunarungu Organisasi Gerkatin (Gerakan Untuk Kesejahteraan

Tuna Rungu Indonesia) yang berjumlah 20 orang yang terdiri dari

perempuan dan laki-laki.

Tabel 1. Data Alokasi Proposional Menurut Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Presentase

1 Perempuan 11 45%

2 Laki-laki 9 55%

Jumlah 20 100%

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.13

Dalam

pengukuran sampel, Subiakto (1955:173) menjelaskan bahwa mengenai

12

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2011), Cet. Ke-1, h.147

Page 58: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

46

besaran sampel tidak ada ketentuan pasti, yang penting dalam hal ini

representatif (mewakili populasi).14

Sampel digunakan untuk mewakili

anggota dari populasi. Pada umumnya kita tidak bisa mengadakan penelitian

kepada seluruh anggota dari suatu populasi karena terlalu banyak, adapun

yang bisa kita lakukan adalah mengambil beberapa representatif dari suatu

populasi kemudian diteliti, representatif dari populasi ini yang dimaksud

dengan sampel.15

Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dengan berpaduan

pada pendapat Suharsimi Arikunto yang mengatakan apabila subjek kurang

dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara

10%-15% atau 20%-25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari

kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga, dan dana.16

Karena subjek dalam penelitian ini kurang dari 100 yaitu 20 orang,

maka peneliti mengambil sampel keseluruhan dari subjek.

H. Teknik Pengumpulan Sampel

Teknik pengumpulan sampel merupakan cara untuk pengambilan sampel.

Teknik pengambilan sampel terbagi dalam dua jenis yaitu probability dan non

13

Ronny Kountur, Metode Penelitian, (Jakarta: CVTaruna Gravica, 2003), cet ke-1, h.131 14

Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2009), cet. Ke-4, h.161 15

Ronny Kountur, Metode Penelitian, (Jakarta: CVTaruna Gravica, 2003), cet ke-1, h.138 16

Ronny Kountur, Metode Penelitian, (Jakarta: CV Taruna Gravica, 2003) cet ke-1 h. 137

Page 59: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

47

probability sampling.17

Dalam penelitian ini penulis menggunakan non

probability sampling. Non probability sampling adalah teknik pengambilan

sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap

unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel.18

Jenis non probability

yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah purposive sampling.

Purposive sampling dikenal dengan sampling pertimbangan, ialah teknik

sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-

pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel

untuk tujuan tertentu.19

pada penelitian ini peneliti memilih teknik sampel

purposive pada pengurus Organisasi Gerkatin, karena peneliti memiliki tujuan

bahwa pengurus Organisasi Gerkatin ini dianggap lebih menguasai variabel

kredibilitas yang ingin diteliti.

I. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis akan melihat hubungan antara variabel yang

akan diteliti. Variabell merupakan fenomena atau peristiwa yang akan diukur

atau manipulasi dalam penelitian.20

Penulis telah menentukan variabel dalam

penelitian ini yang terdiri atas variabel bebas (variabel independen) dan variabel

terikat (variabel dependen). Variabel yang akan dibahas dalam penelitian ini

17

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012),

h.81 18

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h.84 19

Riduan, Pengantar Statistika Sosial, (Bandung: Alfabeta, 2012),h. 16 20

Sofyan Siregar, Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan

Manual dan SPSS, h.16

Page 60: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

48

mencakup respon penyandang tunarungu Gerkatin terhadap kredibilitas

program berita versi bahasa isyarat di TVRI dan ANTV.

Respon

Penyandang

Tunarungu

Variabel (x)

Kognitif

Afektif

Variabel Independent Variabel Dependent

Gambar 3. Variabel Penelitian

J. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Devinisi operasional menjelaskan bagaimana suatu konsep akan diukur

dan bagaimana pekerjaan peneliti harus dilakukan. Definisi operasional juga

merupakan batasan mengenai objek penelitian yang ditentukan peneliti

berdasarkan teori yang sudah ada. Peneliti dapat menentukan definisi kerjanya

sendiri di tengah perbedaan pendapat mengenai suatu definisi dan istilah.21

1. Variabel Independen

a. Efek Kognitif : responden memperoleh informasi dari pemberitaan

Indonesia Malam di TVRI atau

b. Efek Afektif : responden menyukai dan puas terhadap pemberitaan yang

disampaikan Indonesia Malam di TVRI atau Topik Pagi di ANTV

21

Morissan, Metode Penelitian Survey, h. 76

Kredibilitas TVRI dan ANTV (variabel y)

Believability

Trustworthiness

Accurate

Unbias

Completeness

Page 61: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

49

2. Variabel Dependen,

a. Sumber yang dapat di percaya (Believability) : tokoh atau seseorang

yang dipilih Indonesia Malam di TVRI atau Topik Pagi di ANTV untuk

diwawancarai, dalam hal untuk melengkapi data dari topik yang sedang

dibahas.

b. Kepercayaan terhadap media (Trustworthiness) : pesan, isi, dan saluran

media dalam pemberitaan Indonesia Malam di TVRI atau Topik Pagi di

ANTV dapat dipercaya dan mengandung nilai kebenaran.

c. Keakuratan dalam pemberitaan (Accuracy) : ketepatan berita yang

disampaikan Indonesia Malam di TVRI atau Topik Pagi di ANTV dengan

fakta yang terjadi.

d. Keseimbangan dalam pemberitaan (Un-bias) : isi berita dan narasumber

(tokoh yang diwawancarai) yang disajikan Indonesia Malam di TVRI

atau Topik Pagi di ANTV bersifat netral atau tidak memihak seseorang

atau organisasi tertentu.

e. Kelengkapan fitur berita (Completeness) : isi pemberitaan Indonesia

Malam di TVRI atau Topik Pagi di ANTV mengandung unsur 5W+1H

(what, when, where, who, why, how) dan menampilkkan gambar sesuai

dengan tema berita.

K. Teknik Pengumpulan Data

Dalam sebuah penelitian kuantitatif pengumpulan data merupakan unsur

yang penting karena berkaitan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan

Page 62: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

50

untuk mengumpulkan data.22

Penelitian ini menggunakan dua teknik

pengumpulan data yaitu primer dan sekunder.

1. Data Primer

Sumber data primer dalam penelitian ini menggunakan kuesioner atau

angket. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden.23

Penelitian akan menyebar kuesioner yaitu daftar pertanyaan kepada 20

responden yaitu khalayak tunarungu Organisasi Gerkatin.

2. Data Sekunder

Dalam menyusun penelitian ini, penulis juga mengumpulkan data dari

berbagai literatur yang dijadikan sebagai data sekunder. Data sekunder

dalam penelitin ini diperoleh melalui studi kepustakaan dan lembaga-

lembaga penyiaran.

L. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa angket atau

kuesioner yang diberikan kepada penyandang tunarungu Organisasi Gerkatin.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrument yang dikatakan valid apabila

22

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: alfabeta, 2014), cet

ke-20, h. 137 23

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h. 142

Page 63: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

51

mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid

berarti memiliki validitas rendah.24

Uji kualitas terhadap instrument yang dipakai untuk mengukur variabel

penelitian dilakukan sebelum menganalisis pokok masalah. Validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kahandalan dari alat ukur.

Beberapa langkah pengujian validitas menurut Arikunto adalah:

a. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur

b. Melakukan uji coba alat tersebut pada sejumlah responden. Responden

diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada

c. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pertanyaan

dan skor total dengan memakai rumus product moment.25

Jika uji instrument itu valid, maka kriteria yang digunakan batas

minimum suatu instrument atau angket dinyatakan valid atau dianggap

memenuhi koefisien r = hitung ≥ 0, 222.26

Pada uji validitas ini peneliti

menggunakan bantuan Microsoft Excel 2010. Data hasil uji validitas pada

penelitian ini dapat dilihat pada lampiran.

2. Uji Reliabilitas

Reabilitas mengandung arti bahwa alat ukur tersebut stabil (tidak

berubah-ubah), dapat diandalkan (dependable), dan tetap atau ajeg

24

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group,

2008), h. 133 25

Rahmat Krisyatono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta :Kencana Prenada Media

Group, 2009), h. 149 26

Rony Kountur, Metode Penelitian Untuk Penelitian Skripsi dan Tesis, seri umum no.5,

(Jakarta : Penerbit PPM, 2004), h. 152

Page 64: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

52

(consistent). Alat ukur disebut realibel bila alat ukur tersebut secara

konsisten memberikan hasil atau jawaban yang sama terhadap gejala yang

sama walau digunakan berulang kali. Reliabilitas memiliki sifat dapat

dipercaya.27

Instrument dapat dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data

dalam waktu yang berbeda, suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal

jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten meskipun diuji

berkali-kali. Jika hasil cronbanch alpha > 0,60 maka data tersebut

mempunyai kehandalan yang tinggi.28

Tabel 2. Hasil Reabilitas TVRI

Tabel 3. Hasil Reabilitas ANTV

Tabel reabilitas yang ditunjukkan di atas merupakan hasil uji yang

telah dilakukan oleh peneliti. Hasil coba untuk TVRI adalah 0,930 > 0,60.

27

Rahmat Krisyatono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 149 28

R. Gunawan Sudarmanto, Analisis Multivariante Dengan Program SPSS (Yogyakarta :

Graha Ilmu, 2005), h. 89

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,930 32

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,943 32

Page 65: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

53

Sedangkan untuk ANTV adalah 0,943 > 0,60. Dapat disimpulkan bahwa dari

uji coba ini, data yang terdapat di kuesioner dikatakan reliabel.

M. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisa hasil penelitian metode yang digunakan adalah

metode deskriptif yang menggambarkan objek penelitian berupa tingkat respon

penyandang tunarungu Organisasi Gerkatin terhadap kredibilitas tayangan

program berita versi bahasa isyarat di TVRI dan ANTV. Untuk

menggambarkan tinggat kredibilitas dilakukan dengan tipe skala likert.

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang tentang sesuatu

objek sikap.29

Keuntungan dari penggunaan skala Likert adalah bisa dilihat dari

tingkat kepentingan dan pelaksanaannya yaitu keragaman skor (Variabilty of

Scor). Hal tersebut terjadi akibat penggunaan dari skala 1-5 dan penggunaan

mutu terjamin dalam setiap pertanyaan yang memunginkan responden yaitu

penyandang tunarungu Organisasi Gerkatin dapat mengeluarkan pendapat

mereka dalam memberikan respon terhadap program berita bahasa isyarat

Indonesia Malam TVRI dan Topik Pagi ANTV. Dari segi pandang statistik,

skala dengan lima tingkatan (1-5) lebih tinggi kendalanya dibandingkan dengan

dua tingkatan “Ya” atau “Tidak”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

skala berkategori lima penilaian yang masing-masing kategori tersebut diberi

bobot nilai atau skor.

29

Rachmat Krisyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group), Cet ke-3. h.1136

Page 66: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

54

Tabel 4. Skala Likert

Sangat

Setuju Setuju

Cukup

Setuju Tidak Setuju

Sangat

Tidak

Setuju

SS S CS TS STS

5 4 3 2 1

Penilaian deskriptif ini menggunakan pernyataan yang terstruktur atau

sistematis kepada banyak orang untuk kemudian seluruh jawaban yang

diperoleh peneliti dengan menggunakan analisis statistik deskriptif yaitu

metode analisis yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengolah,

menyajikan dan menganalisis data yang berwujud angka. Analisis ini

menggunakan skala ordinal karena skala ini didasarkan pada rangking,

perhitungannya meliputi scoring, perbandingan mean, standar deviasi, dan

compare means. Dalam melakukan perhitungan hasil data angket digunakan

pengujian mean, standar deviasi, dan paired sampel test.

1. Menghitung rata-rata atau Mean

Mean adalah nilai rata-rata dari beberapa data. Mean ini dapat

diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh nilai dari data yang ada

kemudian dibagi dengan banyaknya data. Uji atas kedua mean tersebut

dilakukan untuk mengetahui skor rata-rata respon kridibilitas dari kedua

Page 67: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

55

program berita tersebut. Adapun rumus mean untuk data berkelompok

adalah :30

Rumus 31

: χ=

Keterangan:

χ = Rata-rata

Xi = Jumlah tiap data

fi = Jumlah data

Tabel 5. Jumlah Data TVRI

Variabel Jumlah Tiap Data

X1 (Afektif) 276

X2 (Kognitif) 289

Y1 (Believability) 422

Y2 (Trustworthiness) 249

Y3 (Un-Bias) 210

Y4 (Completeness) 211

Y5 (Accuracy) 362

X1=

= 13,8 X2=

= 14,45 Y1=

= 21,1

Y2=

= 12,45 Y3=

= 10,5 Y4=

= 10,55

Y5=

= 18,1

30

W. Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistika Untuk Penelitian, (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2012), h.25 31

Amuji Pasaribu, Pengantar Statistik, (Jakarta: Ghalia Indonesia), h. 71

Page 68: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

56

Tabel 5. Jumlah Data ANTV

X1=

= 12 X2=

=12,2 Y1=

=20,05

Y2=

= 12,25 Y3=

=9,9 Y4=

=10,7

Y5=

=17,1

Tabel di atas menunjukkan keseluruhan jumlah data yang dihasilkan

dari tiap-tiap variabel. Data diatas diambil setelah responden menonton

pemberitaan di program berita Indonesia Malam. Selain tabel yang disajikan

untuk mempermudah, peneliti juga melakukan perhitungan secara manual

tanpa dibantu program SPSS atau Microsoft Excel. Hal ini dilakukan agar

rumus yang dicantumkan dalam penelitian ini dapat digunakan dengan baik.

Tabel di atas menunjukan keseluruhan jumlah data yang dihasilkan

dari tiap-tiap variabel. Data di atas diambil setelah responden menonton

pemberitaan di program berita Topik Pagi. Selain tabel yang disajikan untuk

mempermudah, peneliti juga melakukan perhitungan secara manual tanpa

dibantu program SPSS atau Microsoft Excel. Hal ini dilakukan agar rumus

yang dicantumkan dalam penelitian ini dapat digunakan dengan baik.

Variabel Jumlah Tiap Data

X1 (Afektif) 240

X2 (Kognitif) 244

Y1 (Believability) 401

Y2 (Trustworthiness) 245

Y3 (Un-Bias) 198

Y4 (Completeness) 214

Y5 (Accuracy) 342

Page 69: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

57

2. Standar Deviasi

Standar Deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa jauh

penyimpangan data terhadap nilai pusatnya. Standar deviasi di dalam

penelitian ini digunakan untuk mengukur uji compare means berikutnya.

Rumus standar deviasi ialah:

SD= √

Keterangan:

SD = Standar Deviasi

X = nilai data

X = nilai rata-rata hitung

F = frekuensi kelas data berkelompok

N= jumlah sampel

3. Paired Sampel t-test

Paired Sampel t-test digunakan untuk menguji hipotesis perbedaan

diantara dua rata-rata sampel untuk data yang berbentuk interval dan rasio.32

Dalam penelitian ini uji dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah

terdapat perbedaan tingkat respon kredibilitas yang signifikan atau tidak dari

program berita versi bahasa isyarat Indonesia Malam di TVRI dan Topik

Pagi di ANTV. Dalam penelitian ini penelitian ini peneliti menghitung

32

Wiranata Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistika Deskriptif itu Mudah, (Tangerang:

Jelajah Nusa, 2012), h. 197

Page 70: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

58

paired sampel t-test menggunakan bantuan SPSS 20. Menurut Sugiyono

dalam buku statistik untuk penelitian rumus menghitung uji statistik adalah:

t=

Keterangan:

X1= rata-rata sampel 1 X2= rata-rata sampel 2

S1= standar deviasi sampel 1 S2= standar deviasi sampel 2

= varian sampel 1 = varian sampel 2

r= korelasi antara dua sampel n2= jumlah n sampel ke 2

n1= jumlah n sampel ke 1

N. Teknik Penulisan

Penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah Skripsi, Tesis dan Disertasi karya Hamid Nasuhi yang diterbitkan

oleh CeQDA (Center for Quality Development And Assurance) Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 71: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

59

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Profil Gerkatin

1. Sejarah Singkat

Pada 1960 muncul beberapa organisasi tuna rungu Indonesia berbeasis

kedaerahan. SEKATUBI (Serikat Kaum Tuli Bisu Indonesia di Bandung,

PTRS (Persatuan Tuna Rungu Semarang), PERTRI (Perhimpunan Tuna

Rungu Indonesia) di Yogyakarta dan PEKATUR (Perkumpulan Kaum Tuli

Surabaya). Dengan banyaknya komunitas organisasi tuna rungu berbasis

daerah, maka beberapa pimpinan organisasi tersebut sepakat mengadakan

Kongres Nasional I pada tanggal 23 Februari 1981 di Jakarta.1

Hasil kongres telah menghasilkan beberapa keputusan diantaranya

menyempurnakan nama organisasi menjadi satu, yaitu GERKATIN yang

merupakan kepanjangan dari Gerakan untuk Kesejahteraaan Tuna Rungu

Indonesia. Di luar negeri Gerkatin dikenal dengan nama IAWD (Indonesian

Association for the Welfare of the Deaf).

Gerkatin atau IAWD terus berkembang dan pada tahun 1983 terdaftar

sebagai anggota WFD (World Federation of the Deaf) yang bermarkas di

Helsinki, Finlandia.

1 Brosur Gerkatin

Page 72: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

60

2. Struktur Organisasi

a. Tingkat Nasional, terdiri dari Dewan Pembina Organisasi, Dewan

Pertimbangan Organisasi dan Dewan Pengurus Pusat.

b. Tingkat Daerah/Provinsi, terdiri dari Dewan Pembina Daerah, Dewan

Pertimbangan Organisasi dan Dewan Pengurus Daerah dengan jumlah 30

dari 34 provinsi.

c. Tingkat Cabang, terdiri dari Dewan Pembina Cabang, Dewan

Pertimbangan Organisasi Cabang dan Dewan Pengurus Cabang dengan

jumlah 69 dari 276 kota/kabupaten.

3. Visi dan Misi

a. Visi

1) Mencapai kesetaraan dalam semua aspek kehidupan dan penghidupan.

2) Menciptakan organisasi tuna rungu yang madani.

3) Menjadi organisasi nasional yang bermitra dengan pemerintah dan non

pemerintah untuk mewujudkan tercapainya kesetaraan dalam

kesempatan, meningkatkan kesejahteraan dan kompetensi tuna rungu

dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan.

b. Misi

1) Memberdayakan tuna rungu agar dapat turut berperan aktif selaku

insan oembangunan yang berintegrasi, mandiri dan produktif di era

globalisasi.

Page 73: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

61

2) Meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat umum melalui

media sosial dan informasi tentang kemampuan tuna rungu

menggunakan bahasa isyarat dalam berkomunikasi.

3) Meningkatkan peran tuna rungu dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

4) Meningkatkan fungsi Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) sebagai

bahasa utama diantara para tuna rungu maupun diantara tuna rungu

dengan non tuna rungu dalam berkomunikasi.

4. Tujuan

a. Menggali dan meningkatkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) tuna

rungu Indonesia.

b. Berperan aktif membantu melaksanakan usaha-usaha pemerintah dalam

program pengembangan kesejahteraan sosial bagi tuna rungu di Indonesia.

c. Mengupayakan pemenuhan hak-hak tuna rungu Indonesia.

d. Untuk mencapai tujuannya GERKATIN dapat membentuk lembaga atau

badan usaha demi menunjang kesejahteraan tuna rungu Indonesia.

5. Landasan Hukum

a. Hasil Kongres Nasional I GERKATIN, Tahun 1981;

b. Akta Notaris Anasrul Jambi Nomor 12 tertanggal 05 Maret 1985;

c. Pengesahan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor

192/D, III.2/VII/2009 tertanggal 30 Juli 2009;

Page 74: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

62

d. Pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM RI Nomor Register

AHU-166.AH.01.06 Tahun 2010 tertanggal 20 Desember 2010;

e. Undang-undang No. 19 Tahun 2011 Tentang Konvensi Hak Disabilitas.

6. Program Kerja

a. Aksesibilitas

b. Kesejahteraan, Kesehatan, Tenaga Kerja

c. Kewanitaan

d. Seni Budaya

e. Pendidikan

f. Advokasi

g. Hubungan Masyarakat

h. Kepemudaan dan Olah Raga

i. Organisasi

j. Hubungan Internasional

k. Ekonomi Kreatif

l. Bahasa Isyarat Alamiah Indonesia (BISINDO)

B. ANTV

PT. Cakrawala Andalas Televisi atau yang lebih dikenal dengan sebutan

ANTV merupakan salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia. Awalnya

ANTV adalah stasiun televisi lokal yang siaran di wilayah Lampung dan

sekitarnya. Namun sejak berpindah stasiun penyiarannya ke Jakarta maka siaran

Page 75: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

63

ANTV menjadi berpusat di Jakarta. kini lebih dari 22 tahun ANTV menemani

masyarakat pemirsanya dengan program-program terbaik.2

1. Sejarah Singkat ANTV

Dengan izin siaran lokal ANTV mengudara selama lima jam sehari,

kemudian ANTV mendapat Izin Siaran Nasional dari Menteri Penerangan RI

dengan No. 207/RTF/K/I/1993 tanggal 30 Januari 1993. Sepuluh hari setelah

izin tersebut keluar ANTV dapat melakukan siaran secara nasional.

Tepat 1 Maret 1993 untuk pertama kalinya ANTV memproduksi

program sendiri berupa liputan berita aktual jalannya Sidang Umum

DPR/MPR. Saat itu ANTV berhasil melakukan siaran langsung meliput

jalannya kegiatan penting kenegaraan. Momen istimewa itu yang dijadikan

sebagai hari lahirnya ANTV.

Stasiun televisi ini pada mulanya dikhususkan pada pemirsa remaja

(13-25 tahun) dan pernah menyiarkan acara-acara MTV Indonesia hingga

awal tahun 2000-an, tetapi di tahun 2002 stasiun ANTV berkembang menjadi

stasiun tv yang menyiarkan program bervariasi format program siarannya.

ANTV berhasil mencatatkan prestasi gemilang di Museum Rekor

Indonesia (MURI) sebagai penyelenggara konser selama 72 jam yang

diselenggarakan akhir tahun 2003. Pada 30 April 2006 ANTV berhasil

menjalin kerjasama strategis dengan jaringan televisi dunia STAR TV.

2 http://an.tv/about diakses pada 17 November 2016 pukul 14.30

Page 76: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

64

Kerjasama ini ditandai dengan masuknya 20% saham STAR TV ke ANTV.

Hal ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Saat ini, ANTV dimiliki oleh konglomerat muda Anindya Bakrie dan

sekarang dikelola oleh Erick Thohir, yang menjadi Presiden Direktur dari

stasiun televisi ini sekaligus Wakil Komisaris Utama VIVA dan Direktur

Utama Intermedia Capital (induk usaha ANTV). 3

2. Visi dan Misi ANTV

VISI :

Menjadi Stasiun televisi keluarga terbaik untuk seluruh keluarga

Indonesia

MISI :

Misi yang dilakukan oleh ANTV untuk dapat mencapai visi tersebut

adalah sebagai berikut: memberikan program-program berkualitas terbaik

setiap anggota keluarga untuk mendukung pengembangan karakter Bangsa

Indonesia dengan spirit kreatifitas dan inovasi kekuatan kerjasama tim dan

tata kelola perusahaan.

3. Kebijakan Mutu

PT. Cakrawala Andalas Televisi berkomitmen terhadpa kebijakan

mutu dengan melakukan peningkatan yang berkelanjutan dalam:4

a. Mengupayakan yang terbaik untuk memuaskan pelanggan

3 http://id.wikipedia.org/wiki/antv diakses pada 17 November 2016 pukul 14.45

4 http://an.tv/about diakses pada 17 November 2016 pukul 14.50

Page 77: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

65

b. Memberdayakan kemampuan karyawan ke arah profesionalisme

c. Menerapkan ISO 9001:2008

d. Mengintegrasikan semua proses dalam unit agar tercapai efisiensi dan

efektifitas yang optimal

e. Melakukan peninjauan dan perbaikan Standard Operating Procedure

secara berkesinambungan agar ANTV dapat beroperasi lebih efisien.

C. Program Berita Topik di ANTV

Berita Topik merupakan salah satu program paket berita yang satu-

satunya terdapat di ANTV. Dan merupakan salah satu program berita yang

dimiliki oleh stasiun lain dengan beda nama. Karena berita merupakan salah

satu informasi yang diterima atau diberikan kepada masyarakat.

Topik hadir pertama kali tayang pada tanggal 30 April 2006

menggantikan Laporan ANteve, Cakrawala, Halo Indonesia dan Jurnal ANTV.

Topik berisikan materi berita dari dalam dan luar negeri yang aktual dan terkini.

Khusus untuk berita internasional, materi yang ditampilkan adalah informasi

yang memiliki kedekatan dengan masyarakat Indonesia. Sementara, kejadian-

kejadian yang berlangsung di kawasan Timur Tengah, Asia, dan Asia Tenggara

serta beberapa kawasan yang berdekatan dengan Indonseia akan menjadi

pilihan utama berita-berita dari luar negeri.

Program yang diramu selama 30 menit ini disajikan ke hadapan pemirsa

dengan lima kemasan berita yang berbeda. Materi berita yang ditampilkan

Page 78: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

66

diantaranya berupa perkembangan berita politik, ekonomi, sosial terkini serta

berbagai peristiwa menarik lainnya.5

Berita Topik di ANTV dibagi menjadi empat, yaitu: Topik Pagi, Topik

Terkini Pagi, Topik Terkini Siang dan Topik Malam.

D. Topik Pagi

Topik Pagi program televisi dalam generasi berita yang menyajikan

informasi aktual tentang berbagai peristiwa tindak kejahatan, kriminal dan

tragedi kemanusiaan yang menarik dan patut diketahui masyarakat. Saksikan

terus Topik Pagi, karena Topik Pagi membuat masyarakat waspada dan

terhindar dari kejahatan.

Ketika masyarakat tertidur lelap, tim redaksi Topik Pagi bekerja keras

untuk menghadirkan berita aktual yang dikemas lebih lengkap dan lebih dalam

kepada masyarakat saat membuka mata di pagi hari. Topik Pagi disiarkan setiap

hari pukul 03.30 wib.

Pada Februari 2016, ANTV mengambil inisiatif dan telah menjadi LPS

televisi pertama, dan saat ini merupakan satu-satunya stasiun televisi yang

menayangkan bahasa isyarat dalam program berita “Topik Pagi”.

E. TVRI

Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah stasiun televisi pertama di

Indonesia. TVRI merupakan lembaga penyiaran yang menyandang nama negara

mengandung arti bahwa dengan nama tersebut siarannya ditujukan untuk

5 http://id.wikipedia.org/topik_(acara_televisi) diakses pada 17 November 2016 pukul 15.20

Page 79: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

67

kepentingan negara. Sejak berdirinya pada tanggal 24 Agustus 1962, TVRI

mengemban tugas sebagai televisi yang mengangkat citra bangsa melalui

penyelenggaraan penyiaran peristiwa yang berskala internasional, mendorong

kemajuan kehidupan masyarakat serta sebagai perekat sosial.6

Dahulu TVRI pernah menayangkan iklan dalam satu tayangan khusus

yang dengan judul acara Mana Suka Siaran Niaga (sehari dua kali). Sejak april

tahun 1981 hingga akhir 90-an TVRI tidak diperbolehkan menayangkan iklan,

dan akhirnya TVRI kembali menayangkan iklan. Status TVRI saat ini adalah

Lembaga Penyiaran Publik. Sebagian biaya operasional TVRI masih ditanggung

oleh negara. 7

1. Sejarah Singkat TVRI

Dinamika kehidupan TVRI adalah dinamika perjuangan bangsa dalam

proses belajar berdemokrasi. Pada tanggal 24 Agustus 1962 dalam era

Demokrasi Terpimpin, TVRI berbentuk yayasan yang didirikan untuk

menyiarkan pembukaan Asian Games yang ke IV di Stadion Glora Bung

Karno Jakarta. Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memasukan proyek

media massa televisi ke dalam proyek pembangunan Asian Games IV di

bawah koordinasi urusan proyek Asian Games IV. Tanggal 25 Juli 1961,

6 www.tvri.ac.id diakses pada 30 November 201 pukul 14.10

7 http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi_Republik_Indonesia diakses pada 30 November 2016

pukul 13.47

Page 80: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

68

menteri penerangan mengeluarkan SK menpen No. 20/SK/M/1961 tentang

pembentukan panitia persiapan televisi (P2T).8

Pada tanggal 17 Agustus 1962, TVRI melakukan siaran percobaan

dengan mengadakan acara HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke-17

dari halaman Istana Merdeka Jakarta, dengan pemancar cadangan

berkekuatan 100 watt.

Pada 20 Oktober 1963, dikeluarkannya Keppres No. 215/1963, bahwa

tujuan TVRI adalah menjadi alat penghubung masyarakat (mass

communication media) dalam pembangunan mental/spiritual dan fisik

bangsa dan Negara Indonesia serta pembentukan manusia sosialis Indonesia

pada khususnya.9

Untuk melaksanakan misi TVRI, Presiden Seokarno mengeluarkan

Keppres No. 218 Tahun 1963 tentang pemungutan sumbangan iuran untuk

membantu pembayaran yayasan TVRI sebagai pelengkap Keppres No. 215

tahun 1963. Dengan ketentuan ini, setiap pemilik pesawat televisi diseluruh

wilayah wajib mendaftarkan pesawatnya di kantor TVRI Komplek Glora

Bung Karno, sebesar Rp. 300,- tiap pesawat.

Tahun 1963, mulai merintis pembanguan stasiun daerah, yang dimulai

dengan stasiun Yogyakarta. Stasiun baru ini mulai siaran pada akhir 1964.

8 Abdul Aziz, Analisis Produksi Program Dialog TVRI pada Tema “Penanganan Terorisme”,

(Skripsi, Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. 59 9 Adi Badjuri, Jurnalistik Televisi (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h.8

Page 81: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

69

Segera setelah itu, TVRI berturut-turut mendirikan Stasiun Medan, Surabaya,

Makasar, dan Denpasar.

Memasuki era Demokrasi Pancasila pada tahun 1974, TVRI berubah

menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tata kerja Departemen

Penerangan dengan status sebagai Direktorat yang bertanggungjwab

Direktur Jenderal Radio, Televisi dan Film.

Sebagai alat komunikasi pemerintah, tugas TVRI adalah untuk

menyampaikan policy pemerintah kepada rakyat.

Memasuki tahun 1975, TVRI memiliki dua peran, yaitu sebagai

yayasan dan juga sebagai unit pelaksana Teknis Departemen Penerangan.

Kemudia status TVRI berubah kembali saat dikeluarkannya peraturan

pemerintah No. 9 Tahun 2002, yang menyatakan bahwa TVRI berubah

statusnya menjadi PT. TVRI (persero) dibawah pembinaan Kantor Menteri

Negara BUMN.10

Setelah itu, ketika undang-undang Republik Indonesia No 32 Tahun

2002 tentang penyiaran keluar, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran

Publik yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara.

TVRI sebagai LPP, tidak bisa sepenuhnya mengikuti keinginan pasar.

TVRI sesuai dengan topoksinya (tugas pokok dan fungsinya) salah satu

tugasnya adalh mengawal peradaban bangsan dan merajut kesetaraan di

10

http://www.tvri.co.id/page/sejarah diakses pada 1 Desember 2016 pukul 13.59

Page 82: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

70

tengah kemajemukan yang juga dituntut memberikan program mencerdaskan

bangsa dengan program-program sosialisasi pemerintah.11

Pada peraturan pemerintah RI nomor 13 Tahun 2005 ditetapkan bahwa

tugas TVRI adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan

yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa

untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan

penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

2. Visi dan Misi TVRI

Visi:

a. Terwujudnya TVRI sebagai media utama penggerak pemersatu bangsa.

b. Adapun maksud dari Visi adalah bahwa TVRI di masa depan menjadi

aktor utama penyiaran dalam menyediakan dan mengisi ruang publik,

serta berperan dalam merekatkan dan mempersatukan semua elemen

bangsa.

Misi:

a. Menyelenggarakan siaran yang menghibur, mendidik, informatif secara

netral, berimbang, sehat, dan beretika untuk membangun budaya bangsa

dan mengembangkan persamaan dalam keberagaman.

11

Abdul Aziz, Analisis Produksi Program Dialog TVRI pada Tema “Penanganan Terorisme”,

(Skripsi, Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. 64

Page 83: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

71

b. Menyelenggarakan layanan siaran multiplatfrom yang berkualitas dan

berdaya saing.

c. Menyelenggarakan tata kelola lembaga yang modern, transparan dan

akuntabel.

d. Menyelenggarakan pengembangan dan usaha yang sejalan dengan tugas

pelayanan publik.

e. Menyelenggarakan pengelelolaan sumber daya proaktif dan andal guna

meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan pegawai.

F. Program Berita Indonesia di TVRI

Di stasiun TVRI terdapat program berita Indonesia yang terdiri dari tiga

bagian, diantaranya: Indonesia Pagi, Indonesia Siang, dan Indonesia Malam.

Indonesia Siang ditayangkan setiap hari Senin sampai Minggu, pada pukul

12.00 - 13.00 WIB. Sedangkan khusus hari Jumat, Indonesia Siang tayang pada

pukul 13.00-14.00 WIB. Indonesia Siang berdurasi 60, yang akan dibawakan

oleh dua pembawa berita. Indonesia Siang memiliki unsur Indonesia, karena

memberikan suatu berita dengan nuansa Indonesia.

Indonesia Malam adalah program berita dan cuaca harian disiarkan di

TVRI di Indonesia dari pukul 19:00 sampai 20:00 WIB. Selama era Orde Baru

dari 13 November 1988 sampai 23 Agustus 2000, itu dikenal sebagai 'Berita

Nasional'. Pada saat itu, semua pribadi komersial free-to-air stasiun televisi

terestrial (RCTI, SCTV, TPI, Anteve dan Indosiar) diminta untuk

menyampaikan program berita, serta program berita kembarnya, Dunia Dalam

Page 84: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

72

Berita dan Berita Akhir. Sebelumnya, itu berlangsung sekitar 10 menit dengan

berita itu penuh dengan berita olahraga nasional dan ramalan cuaca nasional.

Juga selama era Orde Baru, kadang-kadang berita dilanjutkan dengan Pidato

Presiden Republik Indonesia pada pukul 19:30 sampai pukul 20:00 WIB yang

juga harus disampaikan. Karena dibubarkan Departemen Penerangan Indonesia

aturan itu dihapuskan karena kebebasan pers akan berakhir pada 24 Agustus

2000.

Berita sekarang berlangsung selama satu jam, dengan semua berita

nasional dan internasional sedang dibahas di program ini, dengan buletin hidup

daerah berita di seluruh negeri, olahraga dan cuaca nasional.

G. Indonesia Malam

Indonesia Malam adalah berita harian dan program cuaca yang disiarkan

TVRI dari pukul 19.00 sampai 20.00 WIB. Pada masa orde baru (1988-2000),

dikenal sebagai Berita Nasional. Pada saat itu, semua stasiun televisi komersil

(RCTI, SCTV, TPI, ANteve, dan Indosiar) diminta untuk menyampaikan

program berita tersebut, serta program berita lainnya, Dunia Dalam Berita dan

Berita Terlambat, Berita Akhir.

Sebelumnya, program berita yang berlangsung sekitar 10 menit ini

dipenuhi oleh berita olahraga nasional dan ramalan cuaca nasional. Pada masa

Orde Baru, berita juga menampilkan Pidato Presiden Republik Indonesia pada

pukul 19.30 sampai 20.00 WIB yang juga harus disampaikan. Sejak

Page 85: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

73

dibubarkannya Kementrian Informasi Indonesia, peraturan tersebut dihapuskan

karena kebebasan pers.

Berita Nasional sempat berganti nama beberapa kali hingga kini bertajuk

Indonesia Malam. Program berita tersebut sekarang berlangsung selama satu

jam dengan semua berita nasional dan internasional tercakup dalam program ini.

Dan buletin berita regional langsung di seluruh negeri, olahraga dan cuaca

nasional.

Page 86: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

73

BAB V

HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Berdasarkan data penelitian yang telah dilakukan maka peneliti menemukan

beberapa hal sebagai berikut:

A. Deskripsi Data Responden

Responden dalam penelitian ini adalah penyandang tunarungu pengurus

Organisasi Gerkatin yang berjumlah 20 orang dari 27 nama yang tertera.

1. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Setelah dilakukan penelitian kepada responden, maka dalam penelitian

ini menjabarkan responden berdasarkan jenis kelamin. Untuk lebih jelasnya

maka disajikan tabel data sebagai berikut:

Tabel 7. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

1 Laki-laki 13 65%

2 Perempuan 7 35%

Jumlah 20 100%

Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa identitas responden penyandang

tunarungu Perkumpulan Gerkatin berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki

13 orang atau 65% dan perempuan berjumlah 7 orang atau 35%.

2. Data Responden Berdasarkan Klasifikasi Tingkat Pendengaran

Setelah dilakukan penelitian kepada responden, maka dalam penelitian

ini menjabarkan responden berdasarkan klasifikasi tingkat pendengaran.

Page 87: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

74

Klasifikasi tingkat pendengaran biasanya mempengaruhi menonton atau

tidaknya pemberitaan versi bahasa isyarat di televisi. Untuk lebih jelasnya

maka disajikan data sebagai berikut:

Tabel 8. Responden Berdasarkan Klasifikasi Tingkat Pendengaran

No Klasifikasi Tunarungu Laki-laki Perempuan Jumlah

1 15-30 dB 0 0 0

2 31-60 dB 0 0 0

3 61-90 dB 3 3 6

4 91-120 dB 4 4 8

5 > 120 dB 1 3 4

6 Tidak Tahu 1 1 2

Jumlah 20

Tabel 8 merupakan tabel klasifikasi tunarungu berdasarkan teori

Boothroyd yang peneliti gunakan. Dimana penyandang tunarungu dibagi

menjadi 5 klasifikasi, yaitu 15-30 dB, 31-60 dB, 61-90 dB, 91-120 dB dan

>120 dB.

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa penyandang tunarungu

perkumpulan Gerkatin yang menempati klasifikasi 15-30 dB tidak ada, baik

yang berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Begitu pula di

klasifikasi 31-60 dB. Klasifikasi 61-90 dB yang berjenis kelamin laki-laki

berjumlah 3 orang dan perempuan berjumlah 3 orang, jumlahnya menjadi 6

orang. Klasifikasi 91-120 dB yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 4

Page 88: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

75

orang dan perempuan berjumlah 4 orang, jumlahnya menjadi 8 orang. Untuk

klasifikasi > 120 dB yang berjenis kelamin laki-laki 1 orang dan perempuan

3 orang, jumlahnya 4 orang. Dari seluruh responden terdapat 2 responden

yang tidak mengetahui klasifikasi ketunarunguannya, yang berjenis kelamin

laki-laki 1 orang dan berjenis kelamin perempuan 1 orang.

Berdasarkan data di atas dapat diketahui jumlah responden terbanyak

berada dalam klasifikasi tunarungu 91-120 dB dengan jumlah total sebanyak

8 orang dan jumlah paling sedikit berada pada klasifikasi >120 dB dengan

jumlah 4 orang. Dan 2 orang yang tidak mengetahui klasifikasi

ketunarunguannya.

3. Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Dalam penelitan ini peneliti menjabarkan responden berdasarkan jenis

pekerjaan. Kategori jenis pekerjaan ini tentu mempengaruhi menonton atau

tidaknya pemberitaan versi bahasa isyarat di televisi. Untuk lebih jelasnya

maka disajikan tabel data sebagai berikut:

Tabel 9. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No. Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

1 Pegawai Swasta 3 15%

2 Wirausaha 11 55%

3 Mahasiswa 1 5%

4 Tidak bekerja 1 5%

5 Lainnya 4 20%

Jumlah 20 100%

Page 89: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

76

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa penyandang tunarungu

perkumpulan Gerkatin yang berprofesi sebagai pegawai swasta sebanyak 3

orang. Responden yang beprofesi sebagai wirausaha sebanyak 11 orang.

responden yang berstatus mahasiswa ada 1 orang dan tidak bekerja sebanyak

1 orang. Empat responden berprofesi lain selain jenis pekerjaan yang tertera

dalam kuesioner.

Berdasarkan data di atas dapat diketahui jumlah responden terbanyak

berprofesi sebagai wirausaha dengan total sebanyak 11 orang. Jumlah paling

sedikit responden dengan profesi mahasiswa dan tidak bekerja dengan

masing-masing berjumlah 1 orang.

4. Data Responden Berdasarkan Frekuensi Menonton Program Berita

Frekuensi merupakan tingkat keseringan responden dalam menonton

kedua acara tersebut. Indikator pengukuran frekuensi dalam peneltian ini

adalah berapa kali responden menonton program berita versi bahasa isyarat

Indonesia Malam di TVRI dan Topik Pagi di ANTV.

Banyaknya frekuensi menonton yang dilakukan oleh responden dapat

mempengaruhi tingkat menguasai atau tidaknya pemberitaan yang disajikan

kedua program berita tersebut.

Untuk lebih jelasnya peneliti menyajikan tabel data yang menyatakan

tingkat keseringan menonton kedua program berita versi bahasa isyarat di

TVRI dan ANTV, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 90: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

77

Tabel 10. Responden berdasarkan Frekuensi Menonton Program

Indonesia Malam

No. Hari Frekuensi Persentase (%)

1 1 Hari/Minggu 10 50%

2 2 Hari/Minggu 3 15%

3 3 Hari/Minggu 4 20%

4 5 Hari/Minggu 2 10%

5 7 Hari/Minggu 1 5%

Jumlah 20 100%

Pada tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak

menonton program Indonesia Malam dalam satu minggu adalah sebanyak

satu hari yaitu 50%, hal ini menunjukkan bahwa tingkat minat responden

tunarungu untuk menonton program Indonesia Malam masih sedikit.

Tabel 11. Responden Berdasarkan Frekuensi Menonton Program

Topik Pagi

No. Hari Frekuensi Persentase (%)

1 1 Hari/Minggu 16 80%

2 2 Hari/Minggu 3 15%

3 3 Hari/Minggu 1 5%

Jumlah 20 100%

Pada tabel 11 di atas diketahui bahwa frekuensi terbanyak dalam

menonton Topik Pagi dalam seminggu adalah satu hari yaitu sebanyak 80%,

hal ini menunjukkan bahwa tingkat minat responden tunarungu untuk

menonton program berita Topik Pagi masih sangat sedikit.

Page 91: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

78

Tabel 12. Perbandingan Frekuensi Menonton Indonesia Malam Dan

Topik Pagi

Kategori Indonesia Malam Topik Pagi

Frekuensi Persentase(%) Frekuensi Persentase)%)

1 Hari/Minggu 10 50% 16 80%

2 Hari/Minggu 3 15% 3 15%

3 Hari/Minggu 4 20% 1 5%

5 Hari/Minggu 2 10% 0 0

7 Hari/Minggu 1 5% 0 0

Jumlah 20 100% 20 100%

Berdasarkan tabel 12 di atas menunjukkan bahwa TVRI sebagai

televisi pertama yang merealisasikan hak memperoleh informasi bagi

penyandang tunarungu di Indonesia khususnya melalui program Indonesia

Malam dari data yang ada ternyata mendapat perhatian khalayak tunarungu

lebih tinggi dibandingkkan ANTV. Hal ini dilihat dari penggunaan media

yang ditunjukkan pada tabel frekuensi selama satu minggu. Kategori

frekuensi tertinggi dalam menonton Indonesia Malam Mencapai 5% dan

pada kategori rendah mencapai 50%. Sedangkan Topik Pagi pada kategori

tertinggi mencapai 5% dan pada kategori rendah mencapai 80%. Namun jika

disimpulkan antara program Indonesia Malam dengan Topik Pagi dari

tingkat frekuensi menonton dalam hitungan hari hanya memiliki sedikir

perbedaan jumlah frekuensi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa peminatan

menonton program berita versi bahasa isyarat pada responden tunarungu

memiliki minat yang sama atau dikategorikan rendah.

Page 92: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

79

B. Analisis Skor Rata-rata Respon Kognitif dan Respon Afektif

Analisis skor rata-rata merupakan pengukuran secara statistik untuk

mendapat nilai rata-rata (mean) dalam sebuah data penelitian kuantitatif.

Indikator pengukurannya dengan menjumlahkan data respon kognitif dan

afektif sehingga mendapatkan nilai rata-rata. Kemudian nilai rata-rata kedua

program berita ini dibandingkan.

1. Skor Rata-rata Respon Kognitif dan Afektif TVRI

Setelah dilakukan nilai uji rata-rata, maka dalam penelitian ini peneliti

menjabarkan skor rata-rata respon kognitf dan afektif pada program berita

Indonesia Malam di TVRI. Untuk lebih jelasnya maka disajikan tabel data

sebagai berikut:

Tabel 13. Respon Kognitif dan Afektif Program Berita Indonesia

Malam

No. Dimensi Skor Rata-Rata

1. Respon Afektif 13,8

2. Respon Kognitif 14,45

Berdasarkan Tabel 13 yang merupakan tavel respon kognitif dan

respon afektif setelah menonton program berita Indonesia Malam. Tabel di

atas menunjukkan bahwa respon utama yang ingin dicari ialah respon

kognitif atau respon perolehan informasi setelah menonton Indonesia Malam

dengan skor rata-rata 14,45. Sedangkan respon afektif dengan skor rata-rata

13,8. Hal ini menunjukkan bahwa respon positif yang diterima oleh

Page 93: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

80

responden yaitu responden sudah mendapatkan informasi dan sudah

merasakan kepuasan dari program berita versi bahasa isyarat yang disajikan

oleh TVRI.

2. Skor Rata-rata Respon Kognitif dan Respon Afektif ANTV

Setelah dilakukan uji nilai rata-rata, maka dalam penelitian ini peneliti

menjabarkan skor rata-rata respon kognitif dan afektif pada program berita

Topik Pagi di ANTV. Untuk lebih jelasnya maka disajikan tabel data sebagai

berikut:

Tabel 14. Respon Kognitif dan Afektif Program Berita Topik Pagi

No. Dimensi Skor Rata-Rata

1. Respon Afektif 12

2. Respon Kognitif 12,2

Berdasarkan Tabel 14 yang merupakan tabel respon kognitif dan

respon afektif responden setelah menonton program berita Topik Pagi. Tabel

di atas menunjukkan bahwa respon utama yang ingin dicari ialah respon

kognitif atau informasi yang diperoleh responden setelah menonton program

berita versi bahasa isyarat tersebut dengan skor rata-rata 12,2. Sedangkan

respon afektifnya memperoleh skor rata-ratanya 12. Hal ini menunjukkan

bahwa respon dari responden positif yaitu responden memperoleh informasi

yang dibutuhkan dan sudah merasakan kepuasan dari menonton program

berita versi bahasa isyarat di ANTV.

Page 94: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

81

3. Perbandingan Skor Rata-rata Respon Kognitif, Respon Afektif TVRI dan

ANTV

Setelah dilakukan uji nilai rata-rata, maka dalam penelitian ini peneliti

menjabarkan perbandingan skor rata-rata respon kognitif dan respon afektif

pada program berita versi bahasa isyarat Indonesia Malam di TVRI atau

Topik Pagi di ANTV. Perbandingan skor rata-rata ini untuk menjelaskan

bahwa dari kedua program berita versi bahasa isyarat Indonesia Malam dan

Topik Pagi mana yang paling memiliki tingkat respon yang paling banyak.

Tingkat respon khalayak tunarungu yang memiliki nilai tinggi

menentukan respon yang posisitif dari program berita di stasiun televisi

TVRI atau ANTV. Untuk lebih jelasnya maka disajikan tabel data sebagai

berikut:

Tabel 15. Perbandingan Skor Rata-rata Respon Kognitif, Respon

Afektif Program Berita Indonesia Malam dan Topik Pagi

No. Dimensi Skor Rata-Rata

TVRI ANTV

1. Respon Afektif 13,8 12

2. Respon Kognitif 14,45 12,2

Berdasarkan tabel 15, diketahui bahwa program berita versi bahasa

isyarat Indonesia Malam di TVRI dengan skor rata-rata 14,45 telah

memenuhi kebutuhan informasi khalayak tunarungu, begitu juga dengan

Topik Pagi di ANTV dengan skor rata-rata 12,2 sedangkan dari dimensi

perasaan menyukai dan memuaskan program berita versi bahasa isyarat

Page 95: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

82

Indonesia Malam dengan skor rata-rata 13,8 sudah dapat dihandalkan begitu

juga dengan program Topik Pagi dengan skor rata-rata 12.

Dikarenakan peneliti membatasi penelitian ini dengan memfokuskan

respon kognitif dan respon afektif, sehingga peneliti tidak melihat respon

konatif kedua program berita tersebut, dengan tujuan mempermudah peneliti

dalam meneliti respon yang diberikan responden. Melihat data yang sudah

ada, sangat jelas bahwa harapan khalayak dari kedua program berita

Indonesia Malam dan Topik Pagi adalah sama, yaitu sama-sama lebih

memperhatikan program berita agar khalayak tunarungu lebih menyukai dan

lebih puas dengan berita-berita yang disajikan. Dalam dimensi informasi

kedua program ini telah memenuhi kebutuhan informasi, memenuhi

wawasan informsi, dan kepuasan keingintahuan khalayak tunarungu.

Dapat disimpulkan bahwa kedua respon kognitif tidak ada perbedaan

yang didapatkan dari responden tunarungu. Dengan kata lain prorgram berita

versi bahasa isyarat ini sudah memberikan kebutuhan informasi yang

diinginkan responden tunarungu. Tetapi dari respon afektifnya Indonesia

Malam lebih sedikit dapat diandalkan dalam memenuhi perasaan puas dan

suka daripada Topik Pagi.

C. Analisis Skor Rata-rata Kredibilitas Kedua Program Berita

Analisis ini untuk melihat hasil respon responden tunarungu terhadap

tingkat kredibilitas program berita di TVRI dan ANTV. Kemudian hasil nilai

Page 96: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

83

skor rata-rata dari kedua program tersebut dijelaskan dengan mengaplikasikan

pada kehidupan sehari-hari khalayak tunarungu.

1. Skor Rata-rata Kredibilitas Program Berita Indonesia Malam di TVRI

Setelah dilakukan uji nilai rata-rata, maka dalam penelitian ini peneliti

menjabarkan skor rata-rata respon kredibilitas pada program berita Indonesia

Malam. Skor rata-rata yang telah diujikan menentukan dimensi-dimensi

kredibilitas mana yang memiliki skor tertinggi. Untuk lebih jelasnya maka

disajikan tabel data sebagai berikut:

Tabel 16. Skor Rata-rata Kredibilitas Program Berita Versi

Bahasa Isyarat di TVRI

No Dimensi Skor Rata-rata Rangking

1. Sumber yang dapat dipercaya (Believability 21,1 1

2. Kepercayaan pada media (Trustworthiness) 12,45 3

3. Keseimbangan pemberitaan (Un-bias) 10,5 5

4. Kelengkapan fitur berita (Copleteness) 10,55 4

5. Keakuratan berita yang disajikan (Accuracy) 18,1 2

Berdasarkan tabel 16, tingkat dimensi kredibilitas utama yang

diperoleh responden tunarungu saat menonton program berita ialah dimensi

sumber yang dapat dipercaya (Believablity) dengan rata-rata 21,1. Pada

dimensi ini menunjukkan bahwa ketika responden tunarungu menonton

Indonesia Malam di TVRI sudah mendapatkan sumber yang dapat dipercaya.

Sumber berita yang dimaksud adalah narasumber, tokoh, orang yang

diwawancarai atau interpreter yang dipilih oleh tim program berita Indonesia

Malam. Sumber berita menjadi perhatian utama program berita di televisi

Page 97: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

84

agar sumber berita yang diharapkan khalayak tunarungu dapat dipenuhi.

Pada dasarnya media komunikasi menjadi sumber utama bagi khalayak

untuk mendapatkan informasi-informasi yang terdapat pada kehidupan

sehari-hari.

Tingkat kredibilitas kedua berdapa pada dimensi keakuratan berita

yang disajikan (accuracy) dengan skor rata-rata 18,1. Hal ini menunjukkan

bahwa khalayak tunarungu telah mendapatkan pemberitaan yang akurat dari

Indonesia Malam. Pemberitaan yang akurat yaitu berita yang mengutamakan

ketepatan peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi di lingkungan khalayak

tunarungu. Dari peristiwa-peristiwa tersebut program Indonesia Malam di

TVRI telah melakukan klarifikasi permasalahan yang menjadi topik berita.

Pada tingkat ketiga ialah dimensi kepercayaan terhadap media

(trustworthiness) dengan skor rata-rata 12,45. Tingkat ketiga ini

menunjukkan dimensi yang berada pada nilai pertengahan yaitu bukan nilai

tertinggi ataupun nilai yang terendah. Hal ini menunjukkan bahwa responden

tunarungu ragu-ragu untuk menyatakan bahwa berita tersebut dapat

dipercaya setelah menonton program berita versi bahasa isyarat Indonesia

Malam. Kepercayaan terhadap media ditentukan oleh keahlian untuk dapat

dipercaya atau tidaknya media tersebut. Kepercayaan terhadap media juga

mencerminkan bahwa pedan yang dikomunikasikan dianggap benar dan

sesuai dengan kenyataan.

Page 98: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

85

Pada peringkat keempat yaitu dimensi kelengkapan fitur berita

(completeness) dengan skor rata-rata 10,55. Dapat dikatakan bahwa ketika

responden tunarungu menonton program berita versi bahasa isyarat

Indonesia Malam belum mendapatkan pemberitaan yang memiliki

kelengkapan fitur berita. Kelengkapan fitur berita yang diutamakan pada

penelitian ini adalah dimensi gambar dan kotak interpreter. Hal ini

menunjukkan bahwa gambar yang terdapat pada berita-berita di Indonesia

Malam dan kotak interpreter yang terdapat pada program berita tersebut

belum melengkapi harapan yang dimiliki khalayak tunarungu.

Pada peringkat terakhir yaitu dimensi keseimbangan dalam

pemberitaan (un-bias) dengan skor rata-rata 10,5. Hal ini menunjukkan

bahwa ketika responden menonton Indonesia Malam di TVRI belum

mendapatkan berita yang seimbang. Padahal berita harusnya bersifat objektif

dan selaras dengan kenyataan, tidak berat sebelah, dan bebas dari prasangka

agar pemberitaan yang diharapkan khalayak tunarungu dapat terpenuhi.

Kesimpulan dari skor rata-rata tiap-tiap dimensi kredibilitas program

berita Indonesia Malam yaitu rangking pertama sumber yang dapat

dipercaya (beliavability), rangking kedua keakuratan berita yang disajikan

(accuracy), rangking tiga atau rangking pertengahan ialah kepercayaan

terhadap media (trustworthiness), rangking keempat yaitu kelengkapan fitur

berita (completeness), sedangkan rangking terakhir adalah keseimbangan

dalam pemberitaan (un-bias).

Page 99: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

86

2. Skor Rata-rata Kredibilitas Program Berita Topik Pagi di ANTV

Setelah dilakukan uji rata-rata, maka dalam penelitian ini peneliti

menjabarkan skor rata-rata respon kredibilitas pada program berita versi

bahasa isyarat Topik Pagi di ANTV. Uji nilai rata-rata ini digunakan untuk

melihat dari kelima dimensi kredibilitas mana yang memiliki skor yang

tertinggi. Untuk lebih jelasnya maka disajikan tabel data sebagai berikut:

Tabel 17. Skor Rata-rata Kredibilitas Program Berita Versi

Bahasa Isyarat di ANTV

No Dimensi Skor Rata-rata Rangking

1. Sumber yang dapat dipercaya (Believability 20,05 1

2. Kepercayaan pada media (Trustworthiness) 12,25 3

3. Keseimbangan pemberitaan (Un-bias) 9,9 5

4. Kelengkapan fitur berita (Copleteness) 10,7 4

5. Keakuratan berita yang disajikan (Accuracy) 17,1 2

Berdasarkan tabel 17, tingkat dimensi kredibilitas utama yang

diperoleh responden pada saat menonton program berita Topik Pagi di

ANTV ialah dimensi sumber yang dapat dipercaya (believability) dengan

rata-rata 20,05. Pada dimensi ini menenjukkan bahwa ketika responden

menonton Topik Pagi di ANTV sudah mendapatkan sumber berita yang

dapat dipercaya. Sumber berita yang dimaksud adalah narasumber, tokoh,

orang yang diwawancarai atau interpreter yang dipilih oleh tim program

berita Topik Pagi. Sumber berita menjadi perhatian utama program berita di

televisi agar sumber berita yang diharapkan khalayak tunarungu dapat

dipenuhi. Pada dasarnya media komunikasi menjadi sumber utama bagi

Page 100: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

87

khalayak untuk mendapatkan informasi-informasi yang terdapat pada

kehidupan sehari-hari.

Tingkat kredibilitas kedua berdapa pada dimensi keakuratan berita

yang disajikan (accuracy) dengan skor rata-rata 17,1. Hal ini menunjukkan

bahwa khalayak tunarungu telah mendapatkan pemberitaan yang akurat dari

Topik Pagi. Pemberitaan yang akurat yaitu berita yang mengutamakan

ketepatan peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi di lingkungan khalayak

tunarungu. Dari peristiwa-peristiwa tersebut program Topik Pagi di ANTV

telah melakukan klarifikasi permasalahan yang menjadi topik berita.

Pada tingkat ketiga ialah dimensi kepercayaan terhadap media

(trustworthiness) dengan skor rata-rata 12,25. Tingkat ketiga ini

menunjukkan dimensi yang berada pada nilai pertengahan yaitu bukan nilai

tertinggi ataupun nilai yang terendah. Hal ini menunjukkan bahwa responden

tunarungu ragu-ragu untuk menyatakan bahwa berita tersebut dapat

dipercaya setelah menonton program berita versi bahasa isyarat Topik Pagi.

Kepercayaan terhadap media ditentukan oleh keahlian untuk dapat dipercaya

atau tidaknya media tersebut. Kepercayaan terhadap media juga

mencerminkan bahwa pesan yang dikomunikasikan dianggap benar dan

sesuai dengan kenyataan.

Pada peringkat keempat yaitu dimensi kelengkapan fitur berita

(completeness) dengan skor rata-rata 10,7. Dapat dikatakan bahwa ketika

responden tunarungu menonton program berita versi bahasa isyarat Topik

Page 101: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

88

Pagi belum mendapatkan pemberitaan yang memiliki kelengkapan fitur

berita. Kelengkapan fitur berita yang diutamakan pada penelitian ini adalah

dimensi gambar dan kotak interpreter. Hal ini menunjukkan bahwa gambar

yang terdapat pada berita-berita di Topik Pagi dan kotak interpreter yang

terdapat pada program berita tersebut belum melengkapi harapan yang

dimiliki khalayak tunarungu.

Pada peringkat terakhir yaitu dimensi keseimbangan dalam

pemberitaan (un-bias) dengan skor rata-rata 9,9. Hal ini menunjukkan bahwa

ketika responden menonton Topik Pagi di ANTV belum mendapatkan berita

yang seimbang. Padahal berita harusnya bersifat objektif dan selaras dengan

kenyataan, tidak berat sebelah, dan bebas dari prasangka agar pemberitaan

yang diharapkan khalayak tunarungu dapat terpenuhi.

Kesimpulan dari skor rata-rata tiap-tiap dimensi kredibilitas program

berita Topik Pagi yaitu rangking pertama sumber yang dapat dipercaya

(beliavability), rangking kedua keakuratan berita yang disajikan (accuracy),

rangking tiga atau rangking pertengahan ialah kepercayaan terhadap media

(trustworthiness), rangking keempat yaitu kelengkapan fitur berita

(completeness), sedangkan rangking terakhir adalah keseimbangan dalam

pemberitaan (un-bias).

Page 102: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

89

3. Perbandingan Skor Rata-rata Kredibilitas Program Berita Versi Bahasa

Isyarat TVRI dan ANTV

Setelah dilakukan uji nilai rata-rata, maka peneliti menjabarkan

perbandingan skor rata-rata respon kredibilitas dari kedua program verita

versi bahasa isyarat tersebut. Untuk lebih jelasnya dalam penelitian ini maka

disajikan tabel data sebagai berikut:

Tabel 18. Perbandingan Skor Rata-rata Program Berita di TVRI

dan ANTV

Indonesia Malam di TVRI

No Dimensi Skor Rata-

rata

Rangkin

g

1. Sumber yang dapat dipercaya (Believability 21,1 1

2. Keakuratan berita yang disajikan (Accuracy) 18,1 2

3. Kepercayaan pada media (Trustworthiness) 12,45 3

4. Kelengkapan fitur berita (Copleteness) 10,55 4

5. Keseimbangan pemberitaan (Un-bias) 10,5 5

Berdasarkan tabel 18, dapat diketahui bahwa dimensi sumber yang

dapat dipercaya (believability) pada program berita versi bahasa isyarat

Indonesia Malam di TVRI meraih peringkat pertama dengan rata-rata 21,1,

begitu juga dengan program berita versi bahasa isyarat Topik Pagi di ANTV

yang mendapatkan peringkat pertama yaitu dimensi sumber yang dapat

Topik Pagi di ANTV

No Dimensi Skor Rata-

rata

Rangkin

g

1. Sumber yang dapat dipercaya (Believability 20,05 1

2. Keakuratan berita yang disajikan (Accuracy) 17,1 2

3. Kepercayaan pada media (Trustworthiness) 12,25 3

4. Kelengkapan fitur berita (Copleteness) 10,7 4

5. Keseimbangan pemberitaan (Un-bias) 9,9 5

Page 103: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

90

dipercaya (believability) dengan nilai rata-rata 20,05. Hal ini menunjukkan

bahwa kedua program berita antara Indonesia Malam dan Topik Pagi dapat

dijadikan sumber informasi yang dapat dipercaya dalam menyampaikan

berita.

Dimensi yang mendapat rangking kedua pada program berita

Indonesia malam di TVRI yaitu keakuratan berita yang disajikan (accuracy)

dengan nilai rata-rata 18,1. Sama hal nya dengan program berita Topik Pagi

di ANTV yang menduduki rangking kedua yaitu dimensi keakuratan berita

(accuracy) dengan nilai rata-rata 17,1. Hal ini menunjukkan bahwa dari

kedua program berita versi bahasa isyarat antara Indonesia Malam dan Topik

Pagi telah memperhatikan kecermatan, keakuratan, dan sifat koreksi media

kepada responden.

Selanjutnya dimensi yang mendapat rangking ketiga pada program

berita Indonesia Malam di TVRI yaitu kepercayaan terhadap media

(trustworthieness) dengan nilai rata-rata 12,45. Sama halnya dengan

program berita Topik Pagi di ANTV yang menduduki rangking ketiga yaitu

dimensi kepercayaan terhadap media (trustworthiness) dengan nilai rata-rata

12,25. Hal ini menunjukkan bahwa data yang diperoleh dari responden

menyimpulkan kedua program berita tersebut dapat menimbulkan

kepercayaan terhadap topik berita yang disajikan. Artinya topik berita yang

dipilih mengandung nilai kebenaran.

Page 104: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

91

Pada program berita Indonesia Malam di TVRI dimensi kelengkapan

fitur berita (completeness) mendapatkan rangking keempat dengan nilai rata-

rata 10,55. Sama halnya dengan program berita Topik Pagi di ANTV yang

menduduki peringkat keempat yaitu dimensi kelengkapan fitur berita

(completeness) dengan nilai rata-rata 10,7. Hal ini menunjukkan bahwa

kedua program berita versi bahasa isyarat ini belum memiliki kelengkapan

fitur berita yang diharapkan responden.

Pada program berita Indonesia Malam di TVRI dimensi keseimbangan

pemberitaan (un-bias) mendapatkan rangking terendah dengan nilai rata-rata

10,5. Begitu juga dengan program berita Topik Pagi di ANTV yang

menduduki peringkat kelima yaitu dimensi keseimbangan pemberitaan (un-

bias) dengan nilai rata-rata 9,9. Hal ini menunjukkan bahwa kedua program

berita tersebut belum menyampaikan isi berita secara netral.

Kesimpulan dari perbandingan skor rata-rata program Indonesia

Malam di TVRI dan Topik Pagi di ANTV yaitu dimensi kredibilitas yang

meraih peringkat pertama sampai peringkat kelima ialah dimensi yang sama.

Rangking pertama sumber yang dapat dipercaya (believability), rangking

kedua keakuratan berita yang disajikan (accuracy),rangking ketiga

kepercayaan terhadap media (trustworthiness), rangking keempat

kelengkapan fitur berita (completeness), dan rangking kelima keseimbangan

pemberitaan (un-bias).

Page 105: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

92

D. Analisis Uji Paired Sampel

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan respon kredibilitas yang

signifikan dari skor rata-rata antara dua program berita tersebut berbeda secara

statistik, maka perlu dilakukan pengujian sebagai berikut:

H0 : μ1 = μ2, tidak terdapat perbedaan respon kredibilitas yang signifikan

setelah menonton Indonesia Malam dan Topik Pagi pada penyandang

tunarungu Gerkatin.

H0 : μ1 ≠ μ2, terdapat perbedaan respon kredibilitas yang signifikan setelah

menonton Indonesia Malam dan Topik Pagi pada penyandang tunarungu

Gerkatin.

Kriteria Uji:

Jika -2,09302 < T Hitung < 2,09302 maka H0 diterima

Jika -2,09302 > T Hitung > 2,09302 maka H0 ditolak

Aα = 5%, jadi 0,5 α = 2,5% (dua sisi)

=n-1, dk=20-1=19 sehingga (tα,dk)=(t0,025)= 2,09302

Wilayah kritik : z < -2,09302 atau z > 2,09302

Untuk lebih jelasnya hitungan Paired Sampel Statistics maka disajika

tabel berikutnya setelah halaman ini:

Page 106: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

93

Tabel 19. Uji Paired Sampel Statistics SPSS 20

Paired Samples Statistics

Mean N

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Pair 1 TVRI 72,70 20 8,992 2,011

ANTV 70,00 20 9,330 2,086

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair

1

TVRI

&

ANTV

20 ,598 ,005

Paired Samples Test

Paired Differences

T Df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

TVRI

ANTV

2,700 8,215 1,837 -1,145 6,545 1,470 19 ,158

Berdasarkan hasil uji paired samples statistik dapat dilihat rata-rata

selisih respon kredibilitas dari setiap program berita di dua stasiun televisi

berbeda. Program Indonesia Malam di TVRI memiliki rata-rata 72,70 dengan

standar deviasi 8,992. Sedangkan program berita Topik Pagi di ANTV dengan

rata-rata 70,00 dengan standar deviasi 9,330. Standard error of mean Indonesia

Malam adalah 2,011 dan Topik Pagi 2,086. Skor mean Topik Pagi lebih kecil

Page 107: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

94

dibandingkan dengan Indonesia Malam yang menunjukkan bahwa Topik Pagi

lebih kredibel dibandingkan Indonesia Malam.

Pada tabel paired samples correlation menunjukkan bahwa hubungan

antara Indonesia Malam dan Topik Pagi memiliki sifat yang lemah dengan nilai

0,598 dengan signifikan 0,005. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada

perbedaan respon kredibilitas yang nyata antara Indonesia Malam dan Topik

Pagi namun signifikan.

Berdasarkan perhitungan t tabel diketahui bahwa t tabel -2,09302 dan t

hitung -1,145 dengan signifikan 0,158. Hal ini menunjukkan bahwa H0 berada

pada wilayah diterima karena nilai t tabel < dari nilai hitung (-2,09302 < -1,145)

dengan signifikan 0,158 > 0,05. Oleh karena t hitung terletak pada H0 diterima

maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan kredibilitas yang signifikan

antara program berita versi bahasa isyarat Indonesia Malam dan Topik Pagi.

Dapat disimpulkan dengan perbandingan nilai probabilitas (signifikan)

diketahui nilai hasil two failed dengan angka 0,158 lebih besar dari 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa tida terdapat respon kredibilitas yang signifikan antara

Indonesia Malam dan Topik Pagi.

Page 108: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

93

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan serangkaian uji statistik pada perbandingan respon

kredibilitas program berita versi bahasa isyarat di TVRI dan ANTV pada

pengurus Gerkatin Pusat, di dapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Uji kredibilitas yang telah dilakukan pada penelitian ini yaitu dimensi

kredibilitas yang meraih rangking pertama sampai rangking kelima ialah

dimensi kredibilitas yang sama. Rangking pertama sumber yang dapat

dipercaya (believability), rangking kedua keakuratan berita yang disajikan

(accuracy),rangking ketiga kepercayaan terhadap media (trustworthiness),

rangking keempat kelengkapan fitur berita (completeness), dan rangking

kelima keseimbangan pemberitaan (un-bias).

2. Berdasarkan hasil perhitungan paired samples diketahui nilai t hitung -1,145

dengan signifikan 0,158. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat

perbedaan kepuasan yang signifikan antara program berita versi bahasa

isyarat Indonesia Malam dan Topik Pagi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dengan uji statistik, dan juga kesimpulan

yang telah dipaparkan sebelumnya, maka saran yang dapat diberikan pada

penelitian ini diantaranya:

Page 109: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

96

1. Bagi akademisi, peneliti menyarankan untuk meanjutkan penelitian

mengenai kredibilitas media dengan jenis lainnya seperti media cetak, radio,

maupun online. Dimensi kredibilitas media yang digunakan juga dapat lebih

bervariasi dengan menggunakan teori dimensi para ahli lainnya seperti

Gaziano dan McGarth (1989).

2. Bagi praktisi media televisi sebaiknya memperhatikan unsur kelengkapan

fitur berita (completeness) dan unsur keseimbangan pemberitaan (un-bias)

demi menjaga kredibilitas media agar sesuai dengan fungsi media yang

sebenarnya. Melalui penelitian ini kita dapat mengetahui bahwa media

sebenarnya mengatakan bahwa dirinya memiliki kredibilitas, belum tentu

juga dinilai kredibel oleh khalayak.

Page 110: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

97

DAFTAR PUSTAKA

ANTV. “Tentang Kami.” Artikel diakses pada 17 November 2016 dari

http://an.tv/ol/about

Aryani, Wuri. “Realisasi Hak Publik dalam Produksi Berita Bahasa Isyarat di

Televisi (Studi Kasus Program Berita Indonesia Malam Versi Bahasa Isyarat di

TVRI).” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Aziz, Abdul. “Analisis Produksi Program Dialog TVRI pada Tema Penanganan

Terorisme.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Badjuri, Adi. Jurnalistik Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.

Budyatma, Muhammad. dkk. Teori Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Kencana

Prenada Group, 2011.

Bungin, Burhan. Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media, 2010.

, Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi di

Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006.

, Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta; Kencana Prenada Media,

2005.

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1996.

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra

Aditya Bakti, 2003.

Ekmen, P. dkk. Semiotika. Jakarta: Kencana Prenada Group, 1969.

Gulo, Dai. Kamus Psychologi. Bandung: Tonis, 1982.

Hardjana, M. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius,

2009.

Kountur, Ronny. Metode Penelitian. Jakarta: CVTaruna Gravica, 2003.

Krisyanidayati. “Perbandingan Kepuasan Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Terhadap Program Berita Di TV One dan Metro TV.” Skripsi

S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.

Page 111: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

98

Krisyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2009.

Mallo, Monnase. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Karunia, 1986.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2002.

Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana, 2008.

Muda, Deddy Iskandar. Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Profesional. Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2005.

Muhtadi , Asep S. dan Handayani, Sri. Dakwah Kontemporer: Pola Alternatif

Dakwah Melalui Televisi. Bandung: Pusada Press, 2000.

Nazir, Muhammad. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia,1983.

Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.

Pasaribu, Amudi. Pengantar Statistik. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983.

Prasetyo, Bambang dan Jannah, Lina Miftahul. Metode Penelitian Kuantitatif Teori

dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005.

Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999.

Rusiana, Eva Pratiwi. “Perbandingan Respon Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi terhadap Tayangan Berita Seputar Indonesia dan Tayangan

Berita Liputan 6.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012.

Saraswati, Amelia. “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan.”

Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Jakarta,

2006.

Setiarto, Bambang. “Tuna Rungu.” artikel diakses pada 20 Juli 2016 dari

http://tunarungu.com/

Sendjaja, S. Djuarsa. Teori Komunikasi. Jakarta: UT, 2005.

Somantri, Sutjihati. Tuna Rungu Dalam Pandangan Sosial. Yogyakarta: Graha Ilmu,

1996.

Sudarsono. Kamus Filsafat dan Psikologi. Jakarta: Rineka Cipta, 1993.

Page 112: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

99

Suhaemi dan Nasrullah, Ruli. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta, 2009.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,

2014.

Singarambun, Masri. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES, 2011.

Suryawati, Indah. Jurnalistik Suatu Pengantar Teori & praktik. Bogor: Ghalia

Indonesia, 2011.

Tamburaka, Apriadi. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: Raja Grafindo, 2012.

Tasmara, Toto. Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997.

Tebba, Sudirman. Jurnalistik Baru. Ciputat: Kalam Indonesia, 2005.

TVRI. “Sejarah.” Artikel diakses pada 30 November 2016 dari

http://www.tvri.co.id/page/sejarah

Wikipedia. “ANTV.” Artikel diakses pada 17 November 2016 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/antv

Wikipedia. “Berita.” Artikel diakses pada 9 Agustus 2016 dari

https://id.wikipedia.org/wiki/Berita

Wikipedia. “Televisi Republik Indonesia.” Artikel diakses pada 30 November 2016

dari http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi_Republik_Indonesia

Wikipedia. “Topik (Acara Televisi).” Artikel diakses pada 17 November 2016 dari

http://id.wikipedia.org/topik_(acara_televisi)

Winarsih, Murni. Pembinaan Tuna Rungu Dalam Lingkungan Sosial. Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2007.

Yudisial RI, Komisi. “Undang-Undang.” artikel diakses pada 20 Juli 2016 dari

http://www.komisiyudisial.go.id/undang-undang.html

Page 113: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu
Page 114: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

SUSUNAN PENGURUS GERKATIN PUSAT

MASA BAKTI : 2015-2020

DEWAN PEMBINA PUSAT : Direktur ODK Kemensos R.I

Ketua Umum DNIKS

Ketua Umum PPDI Pusat

DEWAN PERTIMBANGAN ORGANISASI PUSAT

KETUA : Ir. H. Aprizal Zakaria

SEKRETARIS : Rama Syahti

DEWAN PENGURUS PUSAT

KETUA UMUM : Bambang Prasetyo

WAKIL KETUA UMUM : Juniati Effendi

SEKRETARIS UMUM : Tori Hermawan

WAKIL SEKRETARIS UMUM : Wilma Redjeki

BENDAHARA UMUM : Dita Indriyanti

WAKIL BENDAHARA UMUM : Achmad Iwan

KOORDINATOR BIDANG-BIDANG

1. AKSESIBILITAS : Irdanelly

2. KESEJAHTERAAN

2.1.TENAGA KERJA : Andrew Sihombing

2.2.KESENIAN & KEBUDAYAAN : Nasruddin

2.3.KESEHATAN : Myrna Mustika Sari

3. KEPEMUDAAN : Dimas Hendrayanto

4. OLAH RAGA : Kumala Manurung

5. PENDIDIKAN : Panji Surya Sahetapy

6. ORGANISASI : Budi Heryawan

7. HUMAS DAN PUBLIKASI : Fedayen Alquasi

8. ADVOKASI DAN HAM : Lidya Miranita

9. PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

: Wilma Redjeki

10. HUBUNGAN INTERNASIONAL : Iwan Sartyawan

11. TEKNOLOGI INFOKOM : Abdul Abbas

12. PENDATAAN : Phieter Angdika

13. EKONOMI KREATIF/WIRASWASTA : Tori Hermawan

14. PEDULI LANJUT USIA : Hendra Pangestu

Page 115: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

KOORDINATOR PENGHUBUNG ANTAR WILAYAH

1. WILAYAH SUMATERA DAN KEPULAUAN RIAU

: Ferinaldi

2. WILAYAH BANTEN, DKI JAKARTA DAN JAWA BARAT

: Billy Permana

3. WILAYAH JAWA TENGAH, DI JOGYAKARTA, JAWA TIMUR

: Yuyun Maskurun

4. WILAYAH BALI, NTB DAN NTT : Andri Donasi

5. WILAYAH KALIMANTAN : Yusna

6. WILAYAH SULAWESI : Ygassin

7. WILAYAH PAPUA : Ibo Hemi

Page 116: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

UJI VALIDITAS ANTV

No. Res X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 TOTAL X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 TOTAL Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 TOTAL

1 3 3 2 2 2 12 3 4 2 3 12 4 3 3 3 2 2 17 2 2 3 3 2 2 12 3 4 3 2 12 3 3 3 2 1 2 14 3 3 4 3 3 3 16 3 4 4 3 14 3 3 3 3 3 3 18 4 3 2 2 3 3 13 3 3 3 2 11 3 2 3 3 3 3 17 5 5 5 5 5 3 23 5 5 4 3 17 4 4 4 4 4 3 23 6 3 3 3 4 2 15 3 4 3 3 13 4 4 3 4 2 4 21 7 3 2 2 3 3 13 3 4 3 3 13 3 3 3 3 3 3 18 8 5 4 4 2 4 19 5 5 3 2 15 3 3 3 4 5 3 21 9 1 2 3 1 1 8 2 1 1 1 5 3 2 3 1 1 1 11

10 5 4 3 4 5 21 4 5 4 3 16 3 3 4 3 3 4 20 11 4 5 5 2 4 20 5 5 5 5 20 3 3 3 3 2 2 16 12 2 4 2 2 1 11 4 5 4 3 16 4 4 4 5 4 3 24 13 3 4 3 2 1 13 3 5 3 2 13 3 3 3 5 3 5 22 14 3 3 2

5 13 4 3 3 3 13 4 4 4 4 4 4 24

15 4 3 3 3 3 16 4 3 3 3 13 3 3 3 4 3 4 20 16 5 5 5 3 4 22 5 3 3 3 14 4 3 4 4 3 5 23 17 4 4 4 4 5 21 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 5 25 18 4 4 2 4 4 18 4 5 4 4 17 4 4 4 4 4 4 24 19 3 3 3 3 4 16 3 3 3 3 12 3 3 2 3 3 2 16 20 3 2 2 2 4 13 3 4 3 2 12 3 3 3 3 4 2 18 21 4 4 4 2 1 15 3 5 2 2 12 4 4 4 4 3 3 22 22 4 4 4 4 4 20 4 5 4 4 17 4 4 4 4 4 4 24 23 4 4 4 4 2 18 3 3 4 3 13 4 4 4 4 4 4 24 24 2 2 2 5 5 16 5 5 5 3 18 5 5 5 5 5 5 30 25 4 4 3 4 4 19 4 4 4 3 15 4 4 4 4 4 4 24 26 5 4 4 5 1 19 4 5 5 3 17 5 5 5 5 5 5 30 27 5 5 5 4 4 23 4 5 5 3 17 5 3 4 5 5 4 26 28 2 2 1 3 3 11 3 1 2 1 7 3 3 3 3 3 3 18 29 2 2 2 1 2 9 4 4 3 2 13 4 4 4 4 2 3 21 30 2 2 2 2 1 9 2 4 3 3 12 3 3 4 3 1 2 16

Jumlah 102 102 92 88 90 474 109 120 102 84 415 109 103 107 110 97 101 627

R.Hitung ,661 ,701 ,533 ,636 ,240 ,702 ,658 ,813 ,586 ,613 ,613 ,615 ,775 ,634 ,716

Page 117: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

Y2.1

Y2.2

Y2.3

Y2.4

TOTAL

Y3.1

Y3.2

Y3.3

Y3.4

TOTAL

Y4.1

Y4.2

Y4.3

TOTAL

Y5.1

Y5.2

Y5.3

Y5.4

Y5.5

Y5.6

TOTAL

2 4 3 3 12 2 3 3 2 10 2 3 3 8 3 3 2 3 2 4 17 2 3 3 3 11 2 3 2 2 9 4 3 4 11 2 4 4 4 4 4 22 4 4 3 3 14 3 2 2 3 10 4 4 4 12 3 3 3 3 3 3 18 3 3 3 3 12 2 2 2 2 8 3 3 3 9 2 4 2 3 2 3 16 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 3 3 3 9 3 3 3 4 3 3 19 3 4 4 3 14 4 4 3 3 14 3 3 3 9 3 3 3 3 3 3 18 3 5 3 3 14 3 3 2 2 10 3 4 4 11 3 3 3 3 3 2 17 1 2 2 2 7 2 2 3 2 9 3 5 3 11 1 2 2 1 1 5 12 3 4 4 4 15 4 4 4 4 16 4 4 4 12 3 4 2 2 3 4 18 5 5 5 5 20 5 5 2 2 14 3 4 4 11 5 4 3 3 5 2 22 5 5 5 5 20 4 4 4 4 16 4 4 4 12 3 4 3 3 5 2 20 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 3 4 11 5 5 5 5 4 4 28 3 5 5 5 18 5 5 5 5 20 4 3 5 12 2 3 2 2 3 4 16 3 4 4 4 15 4 4 2 2 12 3 4 4 11 2 4 2 3 3 4 18 4 3 3 4 14 4 4 3 3 14 5 5 5 15 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 16 4 4 2 2 12 4 4 4 12 3 4 2 4 4 2 19 4 4 4 4 16 3 3 3 3 12 4 5 4 13 3 3 3 3 4 3 19 3 3 3 3 12 3 3 2 2 10 3 3 3 9 3 4 2 3 3 2 17 3 4 4 3 14 3 3 3 3 12 3 3 3 9 2 3 2 3 3 4 17 3 3 3 3 12 4 3 3 3 13 4 3 3 10 2 4 3 3 3 3 18 4 4 4 4 16 3 4 3 3 13 4 4 4 12 4 4 3 3 4 4 22 4 4 4 3 15 3 3 3 2 11 4 4 4 12 2 4 2 3 4 5 20 5 5 5 4 19 3 3 2 2 10 4 5 4 13 3 4 3 4 5 1 20 5 3 3 3 14 2 2 2 2 8 3 3 3 9 3 3 4 4 4 3 21 5 5 5 3 18 4 4 3 3 14 5 5 5 15 5 5 5 5 5 4 29 5 5 5 5 20 4 4 3 3 14 4 4 5 13 5 4 2 3 5 2 21 3 3 3 2 11 4 3 3 3 13 3 3 4 10 3 3 3 3 2 3 17 2 3 3 3 11 3 3 3 2 11 4 4 4 12 3 4 3 3 2 4 19 3 4 4 3 14 3 3 3 3 12 4 3 4 11 3 3 2 3 3 4 18

106 117 113 106 442 102 102 87 84 375 109 112 115 336 92 109 86 97 103 99 586 ,821 ,660 ,731 ,710

,557 ,629 ,172 ,341

,591 ,412 ,655

,719 ,607 ,401 ,541 ,847 -

,324

Page 118: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

UJI VALIDITAS

TVRI

No. Res X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 TOTAL X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 TOTAL Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 TOTAL

1 3 3 2 4 2 14 3 4 2 3 12 4 3 3 3 2 2 17

2 2 3 3 2 1 11 3 4 3 2 12 3 3 3 2 2 2 15

3 3 4 3 3 5 18 4 4 4 3 15 3 3 3 3 3 3 18

4 2 2 2 2 5 13 2 4 3 2 11 3 3 3 2 2 2 15

5 5 5 5 5 3 23 5 5 4 3 17 4 4 4 4 4 3 23

6 3 3 3 4 2 15 4 4 3 3 14 4 4 3 4 3 4 22

7 4 2 2 4 4 16 4 4 3 3 14 3 3 3 3 3 3 18

8 5 4 4 2 4 19 5 5 4 2 16 3 3 3 3 5 3 20

9 5 5 3 1 1 15 2 1 1 1 5 3 2 3 1 1 1 11

10 5 4 3 4 5 21 4 5 4 3 16 3 3 4 5 2 4 21

11 4 5 5 4 4 22 5 5 5 5 20 3 3 3 3 3 3 18

12 4 4 4 4 2 18 4 5 4 3 16 4 4 4 5 4 3 24

13 4 4 3 4 1 16 3 5 3 2 13 4 4 4 5 3 5 25

14 4 4 3 4 5 20 4 3 4 4 15 5 3 3 4 4 4 23

15 3 3 3 3 3 15 3 3 4 3 13 4 4 3 4 3 4 22

16 5 5 5 2 2 19 1 3 3 1 8 4 4 3 4 4 5 24

17 4 4 4 4 5 21 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 5 25

18 4 4 2 4 4 18 4 5 4 4 17 4 4 4 4 4 4 24

19 3 3 3 3 4 16 3 3 3 3 12 3 3 4 3 3 4 20

20 3 2 2 4 4 15 3 4 3 3 13 3 3 3 4 4 2 19

21 4 4 4 2 1 15 3 5 2 2 12 4 4 4 4 3 3 22

22 4 4 4 4 4 20 4 5 4 4 17 4 4 4 4 4 4 24

23 4 4 4 4 2 18 4 3 4 3 14 4 4 4 4 4 4 24

24 2 3 2 5 5 17 5 5 5 3 18 5 5 5 5 5 5 30

25 4 3 3 4 4 18 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 4 24

26 5 5 5 5 1 21 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 30

27 5 5 5 4 4 23 5 5 4 4 18 5 5 5 5 5 4 29

28 2 2 1 5 3 13 5 1 2 1 9 4 4 4 3 5 3 23

29 2 2 2 4 2 12 4 4 4 2 14 4 4 4 4 2 3 21

30 2 2 2 3 1 10 2 4 4 4 14 3 3 4 3 1 2 16

Jumlah 109 107 96 107 93 512 111 121 106 89 427 113 109 110 111 101 103 647

R.Hitung ,379 ,421 ,486 ,662 ,169 ,610 ,480 ,695 ,559 ,648 ,689 ,552 ,805 ,698 ,738

Page 119: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

Y2.1 Y2.2 Y2.3 Y2.4 TOTAL Y3.1 Y3.2 Y3.3 Y3.4 TOTAL Y4.1 Y4.2 Y4.3 TOTAL Y5.1 Y5.2 Y5.3 Y5.4 Y5.5 Y5.6 TOTAL

2 4 3 4 13 3 3 2 2 10 2 3 3 8 3 3 2 3 2 4 17 2 3 3 3 11 2 3 2 2 9 4 3 3 10 2 4 4 3 3 4 20 4 4 3 3 14 3 3 3 3 12 4 3 4 11 3 3 3 3 3 3 18 4 3 3 3 13 2 2 2 2 8 2 1 1 4 3 4 2 4 2 3 18 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 4 4 12 4 4 4 4 3 4 23 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 3 3 3 9 4 4 3 4 3 3 21 4 4 3 3 14 4 4 3 3 14 4 4 4 12 4 4 3 3 4 2 20 4 5 4 4 17 3 3 2 2 10 3 3 4 10 3 3 3 3 3 2 17 1 2 2 2 7 2 2 3 2 9 3 1 3 7 1 2 2 1 1 5 12 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 4 4 12 4 4 2 4 2 4 20 5 5 5 5 20 5 5 2 2 14 3 4 4 11 4 4 3 3 5 2 21 4 5 5 5 19 4 4 4 4 16 4 4 4 12 5 5 1 2 4 2 19 3 4 4 4 15 4 4 4 4 16 3 3 4 10 5 5 5 5 2 4 26 3 5 5 5 18 5 5 5 5 20 5 3 5 13 4 4 4 4 3 4 23 3 4 4 4 15 4 4 2 2 12 4 4 4 12 4 4 2 2 3 4 19 3 3 3 4 13 4 4 2 3 13 4 4 4 12 5 5 4 4 5 4 27 4 4 4 4 16 4 4 1 2 11 4 4 4 12 4 4 3 4 4 2 21 4 4 4 4 16 3 3 3 3 12 4 4 3 11 3 3 3 3 4 2 18 4 3 3 4 14 3 3 1 1 8 3 3 3 9 4 4 2 4 4 2 20 3 4 4 4 15 3 3 3 3 12 3 3 3 9 3 3 3 3 3 4 19 4 3 3 3 13 4 3 3 3 13 4 4 3 11 3 4 3 3 4 3 20 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 4 4 12 4 4 3 4 4 4 23 3 4 4 5 16 4 4 2 3 13 4 4 4 12 4 4 3 4 3 4 22 5 5 5 5 20 5 5 1 1 12 5 5 5 15 5 4 3 4 5 1 22 5 3 3 3 14 3 3 2 2 10 3 3 3 9 5 5 1 5 5 3 24 5 5 5 5 20 5 5 1 1 12 5 5 5 15 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 20 4 4 3 3 14 4 4 5 13 4 4 2 3 5 2 20 5 3 3 3 14 4 3 2 2 11 5 5 5 15 3 3 3 3 5 5 22 2 3 3 3 11 3 3 1 1 8 4 4 4 12 3 4 3 3 2 4 19 3 4 4 4 15 3 3 3 3 12 4 3 4 11 4 3 2 3 3 4 19

110 117 113 117 457 109 108 78 80 375 112 106 113 331 112 116 86 103 104 99 620 ,622 ,722 ,799 ,751

,842 ,851 ,096 ,229

,523 ,692 ,663

,736 ,543 ,299 ,488 ,563 -

,285

Page 120: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

Uji Reliabilitas Topik Pagi ANTV

Pernyataan 19

104,76 293,761 ,710 ,940

Pernyataan 20

104,90 297,167 ,557 ,941

Pernyataan 21

104,90 296,239 ,629 ,941

Pernyataan 22

105,41 308,680 ,172 ,944

Pernyataan 23

105,52 303,973 ,341 ,943

Pernyataan 24

104,62 299,172 ,591 ,941

Pernyataan 25

104,48 302,330 ,412 ,942

Pernyataan 26

104,45 299,042 ,655 ,941

Pernyataan 27

105,14 287,766 ,719 ,940

Pernyataan 28

104,59 298,966 ,607 ,941

Pernyataan 29

105,34 300,163 ,401 ,943

Pernyataan 30

104,97 297,963 ,541 ,941

Pernyataan 31

104,79 282,313 ,847 ,938

Pernyataan 32

104,97 324,106 -,324 ,950

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of

Items

,943 32

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

Pernyataan 1

104,83 286,433 ,661 ,940

Pernyataan 2

104,83 287,362 ,701 ,940

Pernyataan 3

105,14 291,980 ,533 ,942

Pernyataan 4

105,21 287,384 ,636 ,940

Pernyataan 5

105,31 300,579 ,240 ,946

Pernyataan 6

104,62 292,030 ,702 ,940

Pernyataan 7

104,21 287,313 ,658 ,940

Pernyataan 8

104,83 285,505 ,813 ,939

Pernyataan 9

105,45 295,399 ,586 ,941

Pernyataan 10

104,62 298,672 ,613 ,941

Pernyataan 11

104,83 297,433 ,613 ,941

Pernyataan 12

104,69 298,436 ,615 ,941

Pernyataan 13

104,59 287,966 ,775 ,939

Pernyataan 14

105,03 286,820 ,634 ,940

Pernyataan 15

104,90 285,382 ,716 ,939

Pernyataan 16

104,69 283,222 ,821 ,938

Pernyataan 17

104,38 294,958 ,660 ,940

Pernyataan 18

104,52 292,901 ,731 ,940

Page 121: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

Uji Reliabilitas Indonesia Malam TVRI

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of

Items

,930 32

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

Pernyataan 1

108,67 294,782 ,379 ,930

Pernyataan 2

108,73 293,720 ,421 ,930

Pernyataan 3

109,10 289,886 ,486 ,929

Pernyataan 4

108,73 285,444 ,662 ,927

Pernyataan 5

109,20 299,062 ,169 ,935

Pernyataan 6

108,60 286,869 ,610 ,927

Pernyataan 7

108,27 290,616 ,480 ,929

Pernyataan 8

108,77 286,875 ,695 ,926

Pernyataan 9

109,33 288,437 ,559 ,928

Pernyataan 10

108,53 294,257 ,648 ,928

Pernyataan 11

108,67 292,368 ,689 ,927

Pernyataan 12

108,63 296,792 ,552 ,928

Pernyataan 13

108,60 282,110 ,805 ,925

Pernyataan 14

108,93 281,306 ,698 ,926

Pernyataan 15

108,87 282,051 ,738 ,926

Pernyataan 16

108,63 287,068 ,622 ,927

Pernyataan 17

108,40 289,421 ,722 ,926

Pernyataan 18

108,53 287,016 ,799 ,926

Pernyataan 19

108,40 288,662 ,751 ,926

Pernyataan 20

108,67 284,920 ,842 ,925

Pernyataan 21

108,70 285,734 ,851 ,925

Pernyataan 22

109,70 304,907 ,096 ,934

Pernyataan 23

109,63 300,240 ,229 ,932

Pernyataan 24

108,57 295,082 ,523 ,928

Pernyataan 25

108,77 286,944 ,692 ,926

Pernyataan 26

108,53 289,706 ,663 ,927

Pernyataan 27

108,57 285,426 ,736 ,926

Pernyataan 28

108,43 295,633 ,543 ,928

Pernyataan 29

109,43 298,806 ,299 ,931

Pernyataan 30

108,87 293,982 ,488 ,929

Pernyataan 31

108,83 286,833 ,563 ,928

Pernyataan 32

109,00 319,724 -,285 ,938

Page 122: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

RESPON KREDIBILITAS INDONESIA MALAM

No. Res X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 Total X1 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 Total X2 Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 Total Y1

1 4 4 3 4 15 4 4 4 3 15 4 4 4 4 4 4 24

2 4 4 4 4 16 4 4 2 2 12 4 4 3 4 4 4 23

3 5 5 5 5 20 5 5 5 5 20 4 4 4 4 4 4 24

4 4 4 3 4 15 4 4 4 3 15 4 4 4 4 4 4 24

5 4 4 4 4 16 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 5 30

6 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 4 4 4 2 2 2 18

7 2 2 2 1 7 4 4 3 3 14 2 3 3 2 2 1 13

8 3 3 2 4 12 4 5 5 5 19 3 3 3 3 4 4 20

9 1 1 1 1 4 4 4 4 3 15 4 4 4 4 2 1 19

10 2 2 2 3 9 2 4 2 2 10 2 2 4 4 4 4 20

11 4 3 2 4 13 4 4 3 2 13 4 3 4 4 4 4 23

12 4 4 4 2 14 2 4 2 2 10 3 3 3 4 2 2 17

13 5 4 4 5 18 4 5 4 3 16 4 3 5 4 4 2 22

14 3 3 3 2 11 3 3 3 3 12 4 4 4 4 4 4 24

15 4 4 4 4 16 4 4 4 2 14 4 4 4 4 4 4 24

16 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 3 3 3 4 2 4 19

17 4 4 4 4 16 5 4 4 3 16 3 3 5 4 2 2 19

18 4 4 4 3 15 3 3 3 3 12 4 4 4 4 4 4 24

19 3 2 2 4 11 2 4 3 3 12 3 3 4 4 2 2 18

20 4 4 4 4 16 3 4 3 2 12 3 3 3 4 2 2 17

Page 123: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

Y2.1 Y2.2 Y2.3 Y2.4 Total Y2 Y3.1 Y3.2 Y3.4 Total Y3 Y4.1 Y4.2 Y4.3 Total Y4 Y5.1 Y5.2 Y5.3 Y5.4 Y5.5 Total Y5

4 4 3 4 15 4 4 3 11 4 4 4 12 4 4 4 4 4 20

4 3 2 2 11 4 4 4 12 2 1 2 5 4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 16 4 4 4 12 1 1 3 5 5 5 2 5 5 22

4 4 2 4 14 4 4 2 10 4 4 4 12 4 4 4 4 4 20

4 4 4 4 16 4 4 3 11 5 5 5 15 4 4 3 4 4 19

2 2 2 4 10 4 4 2 10 2 2 2 6 4 4 2 4 2 16

2 2 1 2 7 4 2 2 8 4 4 4 12 4 4 4 3 2 17

3 3 3 3 12 5 5 5 15 4 4 4 12 4 4 3 4 4 19

2 3 4 4 13 4 4 2 10 1 1 4 6 4 4 4 4 4 20

2 2 3 4 11 4 4 2 10 4 2 3 9 4 4 4 4 4 20

4 2 3 3 12 4 4 2 10 4 4 4 12 4 4 4 4 4 20

4 3 3 4 14 4 4 4 12 3 2 3 8 4 4 4 4 4 20

5 4 4 5 18 4 4 4 12 4 4 4 12 4 4 3 4 4 19

3 3 3 3 12 4 4 3 11 4 4 4 12 4 4 3 3 3 17

4 4 4 4 16 4 4 3 11 4 4 5 13 4 4 3 4 4 19

2 3 3 3 11 2 2 2 6 4 4 4 12 3 3 3 3 2 14

2 2 2 2 8 4 2 2 8 4 4 4 12 5 5 1 2 2 15

2 2 3 3 10 4 3 3 10 4 4 5 13 2 4 2 4 2 14

2 3 3 3 11 3 3 2 8 3 4 4 11 4 4 4 4 2 18

2 2 4 4 12 5 5 3 13 4 4 4 12 2 4 2 3 2 13

Page 124: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

RESPON KREDIBILITAS TOPIK PAGI

No. Res X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 Total X1 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 Total X2 Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 Total Y1

1 3 4 2 1 10 3 4 3 3 13 3 3 3 3 4 2 18

2 4 4 4 4 16 3 4 2 2 11 4 4 4 4 4 4 24

3 2 2 1 1 6 2 2 2 2 8 4 4 4 2 2 4 20

4 3 3 3 3 12 3 3 2 2 10 4 4 4 4 3 4 23

5 4 4 2 4 14 5 3 3 3 14 5 5 5 5 5 5 30

6 1 2 1 1 5 3 3 2 2 10 3 3 3 1 2 1 13

7 2 2 2 1 7 4 4 4 4 16 3 3 3 2 2 1 14

8 3 3 2 1 9 3 3 3 3 12 3 3 3 3 3 3 18

9 4 2 2 1 9 2 2 2 2 8 3 3 4 2 2 2 16

10 4 3 2 4 13 4 4 3 2 13 4 3 4 4 4 4 23

11 2 2 2 2 8 2 4 2 2 10 2 2 2 2 2 4 14

12 4 4 3 4 15 2 5 2 2 11 3 3 3 4 2 2 17

13 5 4 3 5 17 4 4 3 3 14 4 4 4 4 4 2 22

14 3 3 3 2 11 3 3 3 3 12 3 3 3 4 4 4 21

15 4 4 4 4 16 4 4 4 2 14 4 4 4 4 4 4 24

16 4 3 3 4 14 4 4 4 4 16 3 3 3 4 2 4 19

17 4 4 4 4 16 5 4 4 3 16 4 4 4 4 2 2 20

18 4 4 4 3 15 4 4 3 3 14 4 4 4 4 4 4 24

19 4 2 2 4 12 2 4 3 2 11 4 4 4 4 3 3 22

20 4 4 3 4 15 3 4 2 2 11 3 3 4 4 3 2 19

Page 125: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

Y2.1 Y2.2 Y2.3 Y2.4 Total Y2 Y3.1 Y3.2 Y3.4 Total Y3 Y4.1 Y4.2 Y4.3 Total Y4 Y5.1 Y5.2 Y5.3 Y5.4 Y5.5 Total Y5

3 4 3 3 13 3 3 3 9 3 3 4 10 3 3 3 3 3 15

4 3 2 2 11 4 4 4 12 2 1 2 5 4 4 4 4 2 18

2 2 3 3 10 4 4 4 12 1 1 3 5 2 4 3 3 2 14

3 4 2 3 12 4 4 2 10 4 4 4 12 3 3 3 3 4 16

4 4 4 4 16 4 4 3 11 5 5 5 15 4 4 2 3 4 17

1 1 2 4 8 3 3 3 9 1 1 1 3 3 4 2 3 1 13

2 2 2 2 8 4 2 2 8 4 4 4 12 4 3 3 4 2 16

3 3 3 3 12 4 4 4 12 4 3 4 11 4 4 3 3 3 17

2 3 4 3 12 3 4 3 10 4 4 4 12 4 4 4 4 2 18

4 2 3 3 12 4 4 2 10 4 4 4 12 4 4 4 4 4 20

2 2 3 3 10 2 3 3 8 5 5 5 15 4 4 4 4 2 18

4 3 3 3 13 4 4 4 12 3 2 3 8 4 4 4 4 4 20

4 4 4 5 17 4 4 4 12 4 4 4 12 4 4 3 4 4 19

3 3 3 3 12 3 3 2 8 3 3 4 10 3 3 3 3 3 15

4 4 4 4 16 4 4 4 12 4 4 4 12 4 4 3 3 4 18

4 3 3 3 13 2 2 2 6 4 4 4 12 3 3 2 3 4 15

4 2 3 3 12 3 3 3 9 4 4 4 12 5 5 1 3 4 18

3 3 3 3 12 4 4 3 11 4 4 5 13 3 4 2 3 3 15

4 3 3 3 13 2 3 2 7 3 4 4 11 4 4 4 4 4 20

4 2 3 4 13 4 4 2 10 4 4 4 12 4 5 2 5 4 20

Page 126: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu

KUESIONER PENELITIAN

Np. Responden :

Nama Responden :

Jabatan di Organisasi :

Tanggal Pengisian :

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

KONSENTRASI JURNALISTIK

Assalamualaikum, wr.wb

Dalam rangka perolehan data untuk skripsi dengan judul “Perbandingan Kepuasan

Penyandangan Tunarungu terhadap Program Berita Bahasa Isyarat di TVRI dan ANTV”.

Saya memohon kesediaan saudara/i untuk menjadi responden dalam penelitian saya dengan

mengisi daftar pertanyaan di bawah ini dengan sejujur-jujurnya. Peneliti menjamin kerahasiaan

identitas responden. Atas kesediaan saudara/i saya ucapkan terimakasih.

Wassalamualaikum. Wr. wb.

Rusmaliah Hasanah/1110051100021

Jurnalistik, FIDIKOM UIN Jakarta

A. DATA RESPONDEN (Pilihlah Jawaban yang Sesuai Dengan Identitas Anda)

Petunjuk: Berilah (X) pada jawaban yang paling sesuai dengan anda.

Umur : a. 17-20 b. 21-25

c. 26-30 d. > 30

Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan

Tingkat Pendidikan Terakhir : a. SMA/SMK/MA b. Diploma

c. S1 d. S2

Pekerjaan : a. PNS b. Pegawai Swasta

c. Wiraswasta d. Wirausaha

e. Mahasiswa f. Tidak Bekerja

Page 127: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu
Page 128: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu
Page 129: RESPON PENGURUS GERAKAN UNTUK KESEJAHTERAAN TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Rusmaliah Hasanah, Respon Pengurus Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu