RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002)....

28
RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR TIPIS DENGAN WAKTU PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA GAYUH SYAIKHULLAH DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002)....

Page 1: RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba ... pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis

RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR

TIPIS DENGAN WAKTU PEMBERIAN

PAKAN YANG BERBEDA

GAYUH SYAIKHULLAH

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba ... pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis
Page 3: RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba ... pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Respon Fisiologis dan

Tingkah Laku Domba Ekor Tipis dengan Waktu Pemberian Pakan Berbeda adalah

benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan

dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2014

Gayuh Syaikhullah

NIM D14090049

Page 4: RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba ... pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis

ABSTRAK

GAYUH SYAIKHULLAH. Respon Fisiologis dan Tingkah Laku Domba Ekor

Tipis dengan Waktu Pemberian Pakan yang Berbeda. Dibimbing oleh SRI

RAHAYU dan BRAMADA WINIAR PUTRA.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan waktu pemberian pakan

terhadap respon fisologis dan tingkah laku pada domba ekor tipis (DET). Jumlah

domba yang diteliti sebanyak 12 ekor. Komposisi pakan yang diberikan adalah

70% konsentrat + 30% rumput. Perlakuan dalam penelitian ini adalah waktu

pemberian pakan pagi dan sore hari. Parameter respon fisiologis yang diamati

yaitu denyut jantung, laju respirasi, dan suhu rektal. Sedangkan tingkah laku yang

diamati adalah locomotive, ingestive dan resting. Rancangan percobaan yang

digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan perlakuan 2 waktu pemberian

pakan dan terdiri dari 6 ulangan. Data dianalisis menggunakan ANOVA. Data

tingkah laku dianalisis menggunakan student’s test. Hasil penelitian menunjukkan

respon fisiologis domba ekor tipis dalam kondisi normal. Tingkah laku locomotive

siang hari pada domba dengan pemberian pakan pagi hari lebih tinggi dibanding

domba dengan pemberian pakan sore hari. Tingkah laku ingestive domba dengan

pemberian pakan pagi hari dan domba dengan pemberian pakan sore hari berbeda

nyata pada waktu pengukuran pagi dan sore hari. Tingkah laku resting lebih

banyak terjadi di malam hari baik pada perlakuan pemberian pakan pagi dan sore

hari.

Kata kunci: domba ekor tipis, respon fisiologis, tingkah laku

ABSTRACT

GAYUH SYAIKHULLAH. Comparison of Physiological and Behavioral

Responses in Thin Tailed Sheep with Feeding In a Different Time. Supervised by

SRI RAHAYU and BRAMADA WINIAR PUTRA.

This study aimed to examine the relationship of feeding time on

physiological response and the effect of feeding time on behavior of Javanesse

thin tailed sheep. The composition of feed was 70% of concentrate + 30% of

grass. The treatment in this study is the feeding time in the morning and evening.

Parameters of physiological response that had been observed were heart rate,

respiration rate, rectal temperature. Whilethe observed behavior were locomotive,

ingestive and resting. This research was designed by completely randomized

design with 2 treatments of feeding time with 6 replications for each of it. Data

processed by ANOVA. The behavior data was analyzed by student’s test. The

result showed that physiological responses of Javanese Thin Tailed Sheep were

normal. Locomotive behavior of sheeps by feeding treatment in the morning was

higher in the daytime. Ingestive behavior of sheeps by feeding treatment in the

morning and afternoon completely reversed. Resting behavior was more

frequently in the night in both paramaters.

Key words: Javanese thin tailed sheep, physiological responses, behavior

Page 5: RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba ... pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR

TIPIS DENGAN WAKTU PEMBERIAN

PAKAN YANG BERBEDA

GAYUH SYAIKHULLAH

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba ... pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis
Page 7: RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba ... pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis

Judul Skripsi : Respon Fisiologis dan Tingkah Laku Domba Ekor Tipis dengan

Waktu Pemberian Pakan yang Berbeda

Nama : Gayuh Syaikhullah

NIM : D14090049

Disetujui oleh

Ir Sri Rahayu, MSi

Pembimbing I

Bramada Winiar Putra, SPt Msi

Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Muladno, MSA

Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

Page 8: RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba ... pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis

Judul Skripsi: Respon Fisiologis dan Tingkah Laku Domba Ekor Tipis dengan Waktu Pemberian Pakan yang Berbeda

Nama : Gayuh Syaikhullah NIM : D14090049

Disetujui oleh

Ir Sri Rahayu, MSi Bramada Winiar Putra, SPt Msi Pembimbing I Pembimbing II

Tanggal Lulus :

Page 9: RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba ... pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-

Nya sehingga karya tulis ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam

penelitian ini adalah melihat hubungan respon fisiologis dan tingkah laku dengan

waktu pemberian pakan domba lokal Indonesia dengan judul Perbandingan

Respon Fisiologis dan Tingkah Laku Domba Ekor Tipis dengan Waktu Pemberian

Pakan yang Berbeda.

Terimakasih penulis sampaikan kepada Ibu Ir Sri Rahayu, MSi dan Bapak

Bramada Winiar Putra, SPt MSi selaku pembimbing skripsi. Penulis juga

mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ahmad Baihaqi yang banyak membantu

dalam penelitian saya, juga Bapak M Sriduresta, SPt MSi atas semua masukkan

yang telah diberikan untuk skripsi ini. Di samping itu penulis juga menyampaikan

terimakasih kepada Ibu Tuti Suryati, SPt MSi selaku dosen pembimbing

akademik. Ungkapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua,

Eyang Supahak, Eyang Jaenah, Eyang Putri, Bapak Eko Puji Waluyo dan Ibu

Sumining serta Izza Gemilang, beserta keluarga besar atas doa dan kasih

sayangnya. Tak lupa terimakasih kepada teman-teman Pakuwojo (Pasukan

Khusus Wong Jowo) yang telah memberikan support selama ini. Penulis juga

mengucapkan terimakasih kepada sahabat-sahabat penulis serta seluruh keluarga

besar IPTP 46 atas semua dukungannya. Terima kasih banyak penulis ucapkan

untuk kawan Tim Penelitian (Listy, Monica, Ike, Syeh).Tak lupa penulis ucapkan

terima kasih kepada seluruh Personil Katchafire dan Kolohe Kai atas lagu-lagunya

yang memberikan semangat kepada penulis. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2014

Gayuh Syaikhullah

Page 10: RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba ... pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 1 Ruang Lingkup Penelitian 1

METODE 2 Lokasi dan Waktu Penelitian 2 Bahan 2 Alat 2 Prosedur 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 4 Keadaan Umum 4 Respon Fisiologis Domba Ekor Tipis 5 Tingkah Laku Domba 8

SIMPULAN DAN SARAN 10 DAFTAR PUSTAKA 10 LAMPIRAN 11

Page 11: RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba ... pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis

DAFTAR TABEL

1 Kandungan nutrien bahan pakan 2 2 Rataan suhu dan kelembaban udara didalam dan diluar kandang 5 3 Rataan pertambahan bobot badan harian domba 5 4 Rataan denyut jantung domba 6 5 Rataan laju respirasi domba 7 6 Rataan laju suhu rektal domba 7 7 Tingkah laku locomotive domba 8 8 Tingkah laku ingestive domba 9 9 Tingkah laku resting domba 9

DAFTAR LAMPIRAN

1 Analisis ragam denyut jantung domba terhadap waktu pemberian

pakan pada waktu pagi hari 11 2 Analisis ragam denyut jantung domba terhadap waktu pemberian pakan

pada siang hari 12 3 Analisis ragam denyut jantung domba terhadap waktu pemberian pakan

pada sore hari 12 4 Analisis ragam denyut jantung domba terhadap waktu pemberian pakan

pada malam hari 12 5 Analisis ragam laju respirasi domba terhadap waktu pemberian pakan

pada pagi hari 12 6 Analisis ragam laju respirasi domba terhadap waktu pemberian pakan

pada siang hari 13

7 Analisis ragam laju respirasi domba terhadap waktu pemberian pakan

pada sore hari 13 8 Analisis ragam laju respirasi domba terhadap waktu pemberian pakan

pada malam hari 13 9 Analisis ragam suhu rektal domba terhadap waktu pemberian pakan

pada pagi hari 13 10 Analisis ragam suhu rektal domba terhadap waktu pemberian pakan

pada siang hari 14 11 Analisis ragam suhu rektal domba terhadap waktu pemberian pakan

pada sore hari 14 12 Analisis ragam suhu rektal domba terhadap waktu pemberian pakan

pada malam hari 14

13 Grafik tingkah laku locomotive pada awal pemeliharaan 14

14 Grafik tingkah laku locomotive pada tengah pemeliharaan 15

15 Grafik tingkah laku locomotive pada akhir pemeliharaan 15 16 Grafik tingkah laku ingestive pada awal pemeliharaan 15

17 Grafik tingkah laku ingestive pada tengah pemeliharaan 15 18 Grafik tingkah laku ingestive pada akhir pemeliharaan 15 19 Grafik tingkah laku resting pada awal pemeliharaan 15

20 Grafik tingkah laku resting pada tengah pemeliharaan 15 21 Grafik tingkah laku resting pada akhir pemeliharaan 15

Page 12: RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba ... pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Domba merupakan salah satu jenis ternak yang banyak dibudidayakan di

Indonesia untuk mencukupi kebutuhan protein hewani bagi masyarakat. Populasi

domba di Indonesia ini mengalami peningkatan setiap tahunnya. Domba

merupakan ternak yang mudah dipelihara dan mempunyai siklus produksi yang

relatif pendek (Blakely dan Bade 1992). Ternak domba memiliki memiliki daya

adaptasi tinggi terhadap lingkungan, memiliki kemampuan mengkonversi bahan

pakan berkualitas rendah, menyukai hidup berkoloni, memiliki kemampuan

reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba

semakin marak di Indonesia seiring dengan jumlah permintaan ternak domba

sebagai hewan kurban yang semakin meningkat dari waktu ke waktu.

Kondisi dalam tubuh ternak pada dasarnya merupakan hasil dari

serangkaian proses fisiologis. Rangkaian proses fisiologis akan mempengaruhi

kondisi dalam tubuh ternak yang berkaitan dengan faktor cuaca, nutrisi dan

manajemen (Awabien 2007). Respon fisiologis dapat berupa perubahan suhu

tubuh, laju respirasi dan laju denyut jantung.Domba dapat melakukan berbagai

tingkah laku untuk merespon rangsangan yang diberikan, baik rangsangan dari

dalam maupun dari luar tubuh domba (Ma’ani 2011). Berbagai metode diterapkan

untuk meningkatkan produktivitas ternak domba. Pakan, lingkungan serta

manajemen pemberian pakan yang tidak tepat dapat mempengaruhi respon

fisiologis dan tingkah laku ternak sehingga dapat menurunkan produktivitas

domba. Oleh karena itu, manajemen pakan dan lingkungan sangat penting dalam

upaya peningkatan produktivitas ternak.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan waktu pemberian pakan

terhadap respon fisologis. Penelitian ini juga menguji pengaruh waktu pemberian

pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis (DET).

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mencakup pemeliharaan domba ekor tipis

berumur I0 (kurang dari satu tahun) dengan pemberian pakan dalam waktu yang

berbeda untuk meningkatkan produktivitas domba. Penelitian ini ditekankan pada

kajian respon fisiologis dan tingkah laku karena diperkirakan waktu pemberian

pakan berpengaruh terhadap respon fisiologis dan tingkah laku.

Page 13: RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba ... pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis

2

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak

Ruminansia Kecil Blok B, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu pada bulan Februari-Maret 2013.

Bahan

Ternak

Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah domba ekor tipis (DET)

yang berjumlah 12 ekor dan berumur kurang dari satu tahun (I0). Rataan bobot

awal 14.51±2.19 kg (KK=15.07%).

Pakan dan Minum

Pakan yang digunakan adalah konsentrat komersial dan rumput lapang yang

diperoleh dari padang rumput Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak

Ruminansia Kecil Blok B, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Rasio

konsentrat dan rumput adalah 70:30. Pakan diberikan sekali dalam sehari (pagi

hari atau sore hari). Adapun kandungan nutrisi bahan pakan selama pemeliharaan

dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Kandungan nutrien bahan pakan

Bahan Makanan BK Abu PK SK LK Beta-N Kandungan nutrien bahan pakan (%)

Rumput As fed 19.81 1.12 1.73 5.78 0.38 10.80

Lapang1) Kering 100.00 5.65 8.73 29.18 1.92 54.52

Konsentrat2) As fed 80.52 11.36 10.58 13.62 4.81 40.15

Kering 100.00 14.11 13.14 16.92 1.24 49.86

Sumber: 1) Hasil Analisis Laboratorium Pusat Antar Universitas (2013); 2) Ifafah (2012)

Pemberian air minum pada domba adalah dengan air bersih yang berasal

dari sumur yang terdapat di kandang B Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Bogor. Pemberian air minum dilakukan dengan cara dimasukkan ke dalam ember

kecil yang diletakkan di dalam kandang. Minum diberikan ad libitum.

Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang individu

berbentuk panggung, berdinding besi dengan lantai kayu berukuran 1.5 x 0.75 m

yang dilengkapi dengan tempat pakan dan minum. Peralatan lain yang digunakan

adalah timbangan duduk dengan kapasitas 5 kg untuk menimbang pakan dan sisa

pakan, timbangan gantung dengan kapasitas 40 kg untuk menimbang bobot badan

domba dan karung sebagai penggantung domba pada saat domba ditimbang.

Page 14: RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba ... pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis

3

Pengamatan respon fisiologis menggunakan alat berupa stetoskop untuk

mengukur denyut jantung,laju respirasi diukur dengan melihat hembusan nafas ,

dan termometer sebagai alat pengukur suhu rektal. Pengamatan tingkah laku

digunakan 6 set kamera webcam, laptop dan hardisk external. Selama

pemeliharaan dibutuhkan obat cacing, obat tetes mata dan alat sanitasi kandang.

Prosedur

Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian yang dilakukan meliputi sanitasi kandang, persiapan

peralatan, obat-obatan dan pakan. Domba yang baru datang dicukur bulu,

dipotong kuku, dan dimandikan. Domba diberi perlakuan prelim selama 2 minggu

untuk adaptasi.

Pelaksanaan Penelitian

Penelitian yang meliputi pemeliharaan domba ini dilakukan selama 1 bulan.

Domba Ekor Tipis yang berjumlah 12 ekor ini dibagi menjadi 2 kelompok

berdasarkan kelompok bobot badan dari yang terkecil sampai dengan yang

terbesar. Kelompok pertama dengan jumlah 6 ekor diberi pakan berupa konsentrat

70% dan rumput 30% dengan pemberian pakan pada jam 07.00 (W1). Kelompok

kedua dengan jumlah 6 ekor diberi pakan konsentrat 70% dan rumput lapang 30%

dengan pemberian pakan pada pukul 18.00 (W2). Pengukuran fisiologis berupa

pengukuran denyut jantung, laju respirasi, dan suhu rektal dilakukan pada pagi,

siang, sore dan malam hari yaitu sebanyak 6 kali pada awal, tengah, dan akhir

pemeliharaan. Suhu dan kelembaban kandang diukur setiap hari, yaitu pada pagi

hari pukul 07.00 WIB, siang hari pada pukul 13.00 WIB, serta sore hari pukul

18.00 WIB.

Pengamatan tingkah laku yang berupa tingkah locomotive, ingestive, dan

resting dilakukan dengan menggunakan bantuan kamera webcam, dan diamati

pada awal, tengah, dan akhir pemeliharaan. Pengamatan tingkah laku domba ekor

tipis dilakukan dengan mengihitung frekuensi tingkah laku selama 5 menit dan

dilakukan setiap 6 jam sekali selama 24 jam penuh.

Rancangan Percobaan dan Analisis Data

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan

perlakuan waktu pemberian pakan yang berbeda yaitu pagi dan sore hari.

Perlakuan yang diberikan yaitu W1 dan W2 masing-masing perlakuan terdiri atas

6 ulangan. Model rancangan menurut Mattjik dan Sumertajaya (2002) adalah

sebagai berikut :

Yij = μ + Kj +Pi + εij

Keterangan Yij = Nilai pengamatan dari perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

μ = Nilai tengah umum pengamatan waktu pemberian pakan

Kj = Pengaruh waktu pemberian pakan pada kelompok ke-j (j = 1,2)

Pi = Pengaruh perlakuan pada taraf ke-i

εij = Pengaruh galat percobaan perlakuan ke-i pada kelompok ke-j

Page 15: RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba ... pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis

4

Data yang diperoleh dilakukan uji asumsi. Setelah memenuhi uji asumsi

data dianalisis secara statistik dangan Analysis of variance atau ANOVA. Data

diolah dengan software minitab 16.

Data tingkah laku yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan pengujian

hipotesis student’s test berekor dua (sampel ganda) untuk membandingkan antara

perlakuan pemberian pakan pagi hari dengan perlakuan pemberian pakan sore hari

terhadap tingkah laku yang diamati. Formulasi matematika menurut Steel and

Torrie (1991) adalah :

t =(Xa − Xb) − (μa − μb)

Sxa − xb

Keterangan :

t : Nilai t hitung yang akan dibandingkan dengan t tabel untuk menentukan

penerimaan hipotesis

(𝑋𝑎 − 𝑋𝑏) : Selisih rata-rata sampel a dan b

(𝜇𝑎 − 𝜇𝑏) : Selisih rata-rata populasi a dan b

𝑆𝑥𝑎 − 𝑥𝑏 : Nilai standar eror

Peubah yang Diamati

Peubah yang diukur dalam penelitian ini adalah denyut jantung, laju

respirasi, suhu rektal dan tingkah laku locomotive, ingestive dan resting.

Pengukuran denyut jantung dengan menghitung banyaknya detak jantung domba

melalui stetoskop selama 1 menit pada bagian dada kiri yang dilakukan di pagi,

siang, sore dan malam hari. Laju respirasi pada domba diukur dengan cara

mendengar hembusan nafas domba melalui stetoskop pada bagian rongga dada

selama 1 menit yang dilakukan di pagi, siang, sore dan malam hari. Pengukuran

suhu rektal menggunakan thermometer digital dengan cara memasukkan

termometer ada anus domba selama 1-2 menit yang dilakukan pada pagi, siang,

sore dan malam hari.

Pengamatan tingkah laku menggunakan bantuan alat berupa kamera

webcam sebanyak 6 buah. Setiap kamera mengamati 2 ekor domba yang

dilakukan selama 10 menit pada pagi, siang, sore dan malam hari. Pengamatan

tingkah laku ini dilakukan secara duplo dalam satu minggu dan dilakukan pada

awal, tengah dan akhir pemeliharaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum

Kondisi Lapang

Selama penelitian berlangsung data suhu lingkungan dan kelembaban baik

didalam dan diluar kandang diukur. Suhu lingkungan dan kelmbaban merupakan

faktor penting yang memperngaruhi produktivitas ternak. Rataan suhu dan

kelembaban udara didalam dan diluar kandang tersaji pada Tabel 2.

Page 16: RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba ... pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis

5

Tabel 2 Rataan suhu dan kelembaban udara didalam dan diluar kandang

Tempat Waktu Suhu(°C) Kelembaban (%)

Dalam Kandang Pagi 24.6±1.20 91.2±1.53

Siang 28.2±2.75 87.0±4.36

Sore 26.7±1.90 88.6±4.59

Luar Kandang Pagi 22.3±1.75 88.2±2.61

Siang 30.2±0.85 63.0±2.86

Sore 23.3±2.16 77.2±4.55

Suhu adalah ukuran untuk mengetahui intensitas panas, sedangkan jumlah

uap air diudara disebut kelembaban. Suhu optimal domba didaerah tropis adalah

24 °C. Menurut Silanikove (2000) suhu lingkungan 24 °C sesuai untuk tejadinya

tingkah laku yang nyaman pada domba. Menurut Yousef (1985) daerah

termoneutralzone untuk domba berkisar 23-31 °C dan kelembaban 75%. Suhu di

dalam kandang pada pagi, siang maupun sore hari masih dalam kondisi normal.

Kondisi Domba

Secara umum domba ekor tipis yang digunakan pada peneilitian ini dalam

kondisi yang sehat. Hasil pertambahan bobot badan harian domba dapat dilihat

pada Tabel 3.

Tabel 3 Rataan pertambahan bobot badan harian domba

Perlakuan Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 PBBH Total

W1 47.14±13.49 -1.25±19.62 26.00±13.57 49.14±15.67 26.01±15.28

W2 48.57±11.46 -3.57±21.57 20.24±13.05 49.71±21.77 26.73±14.63 Keterangan : W1 = 70% konsentrat + 30% rumput pada pagi hari, W2 = 70% konsentrat + 30%

rumput pada sore hari.

Pertambahan bobot badan harian domba selama penelitian terjadi penurunan

pada minggu ke-2. Hal ini terjadi karena pada minggu tersebut hampir semua

domba terserang beberapa penyakit. Selama pemeliharaan penyakit yang sering

diderita ternak adalah sakit mata dan diare. Diare ditandai dengan berubahnya

tekstur feses yang lebih cair dan berbau menyengat. Domba yang sering menderita

diare terjadi pada perlakuan W1 (pemberian pakan pagi hari) karena kondisi

rumput yang diberikan masih basah akibat curah hujan di bulan tersebut tinggi.

Sakit mata ditandai dengan mata merah, berlendir dan kelopak mata susah dibuka.

Komposisi pakan konsentrat dalam jumlah yang banyak dimana tekstur konsentrat

yang kering dan berdebu masuk kemata domba.

Respon Fisiologis Domba Ekor Tipis

Respon fisiologis adalah respon tubuh terhadap beberapa faktor, baik secara

fisik, kimia maupun lingkungan. Rangkaian proses fisiologis akan mempengaruhi

kondisi dalam tubuh ternak yang berkaitan dengan faktor cuaca, nutrisi dan

Page 17: RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba ... pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis

6

menejemen (Awabien 2007). Respon fisiologis yang diamati pada penelitian ini

adalah denyut jantung, laju respirasi dan suhu rektal.

Denyut Jantung

Jantung merupakan organ berongga dengan otot yang mampu mendorong

darah ke berbagai bagian tubuh. Jantung berkontraksi secara periodik untuk

menjamin kelangsungan sirkulasi darah. Jantung memiliki suatu mekanisme

khusus yang menjaga denyut jantung dan menjalankan potensi aksi keseluruhan

otot jantung untuk menimbulkan denyut jantung yang berirama (Isnaeni 2006).

Hasil rataan denyut jantung selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Rataan denyut jantung domba

Perlakuan Waktu Pengukuran (kali/menit)

Pagi Siang Sore Malam

W1 77.21±2.79a 80.65±3.49a 75.26±4.20b 82.60±3.05a

W2 76.50±3.78a 74.63±3.32b 82.60±4.13a 79.41±3.95a Keterangan : W1 = 70% konsentrat + 30% rumput pada pagi hari, W2 = 70% konsentrat + 30%

rumput pada sore hari. Angka-angka pada kolom yang sama diikuti dengan huruf

yang berbeda adalah berbeda nyata pada taraf uji 5% (a,b)

Kisaran denyut jantung domba normal yang dikemukakan Smith dan

Mangkoewidjojo (1988) adalah antara 70-80 kali tiap menit. Hal ini menunjukkan

bahwa selama penelitian denyut jantung domba dalam kondisi normal.

Peningkatan laju denyut jantung yang tajam terjadi pada saat peningkatan suhu

lingkungan, gerakan dan aktivitas otot (Edey 1983). Kelly (1974) menyatakan

faktor-faktor fisiologis yang berpengaruh pada kecepatan denyut jantung adalah

spesies, ukuran tubuh, umur, kondisi fisik, jenis kelamin, kehamilan, proses

kalahiran, laktasi, rangsangan, postur tubuh (perawakan), proses pencernaan,

ruminasi dan suhu lingkungan.

Hasil pengkuruan pagi hari, denyut jantung W1 dan W2 tidak berbeda nyata.

Namun pada siang hari tampak perbedaan denyut jantung W1 lebih tinggi

dibanding W2 disebabkan proses metabolisme tubuh W1 sedang berlangsung.

Sebaliknya pada waktu pengukuran sore hari W2 memiliki denyut jantung yang

lebih besar, hal ini disebabkan W2 sedang dalam proses pencernaan ditandai

dengan frekuensi tingkah laku ingestive yang tinggi. Isnaeni (2006) mengatakan

bahwa denyut jantung dapat meningkat hingga lebih dari dua kalinya pada saat

aktif melakukan kegiatan. Denyut jantung pada malam hari antara W1 dan W2

tidak berbeda nyata, hal ini disebabkan karena aktivitasnya relatif sama.

Laju Respirasi

Respirasi merupakan proses pertukaran gas yang bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan O2 pada ternak. Laju respirasi ini terkait dengan termoregulasi dalam

tubuh domba. Sebagian panas dari dalam tubuh domba akan dikeluarkan melalui

respirasi. Panas dari tubuh domba sebesar 20% dikeluarkan melalui pernapasan

pada domba yang hidup pada suhu 12 oC (Marai et al. 2007).

Laju respirasi merupakan ukuran yang menunjukkan konsentrasi oksigen

dan karbondioksida dalam tubuh (Subronto 1985). Sistem respirasi memliki

fungsi utama untuk memasok oksigen kedalam tubuh serta membuang

Page 18: RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba ... pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis

7

karbondioksida dari dalam tubuh. Hasil rataan laju respirasi selama penelitian

dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Rataan laju respirasi domba

Perlakuan Waktu Pengukuran (kali/menit)

Pagi Siang Sore Malam

W1 32.06±2.69b 41.54±1.13a 50.56±5.13a 51.88±3.43a

W2 39.23±1.94a 45.17±3.99a 52.17±3.28a 47.38±2.63b Keterangan : W1 = 70% konsentrat + 30% rumput pada pagi hari, W2 = 70% konsentrat + 30%

rumput pada sore hari. Angka-angka pada kolom yang sama diikuti dengan huruf

yang berbeda adalah berbeda nyata pada taraf uji 5% (a,b)

Frekuensi pernapasan bervariasai tergantung dari besar badan, umur,

aktivitas tubuh, kelelahan dan penuh tidaknya rumen. Bersamaan dengan

peningkatan suhu lingkungan, reaksi pertama ternak dalam menghadapi keadaan

adalah dengan panting (terengah-engah) dan sweting (berkeringat berlebihan)

(Smith dan Mangkoewidjojo 1987). Ali (1999) menjelaskan bahwa peningkatan

konsumsi energi nyata meningkatkan laju pernapasan. Peningkatan konsumsi

energi dan protein akan mengakibatkan peningkatan kebutuhan oksigen, karena

terjadinya peningkatan metabolisme pada tubuh hewan. Peningkatan kebutuhan

oksigen harus di imbangi dengan peningkatan pernapasan sehingga proses-proses

tubuh berjalan normal.

Tabel 5 memaparkan bahwa pada waktu pengukuran pagi hari W1 memiliki

laju respirasi yang lebih rendahdari W2 karena domba W2 memiliki aktifitas atau

tingkah lakunya lebih banyak. Makin tinggi aktifitas maka makin banyak jumlah

oksigen yang diperlukan dengan konsekuensi terjadi peningkatan frekuensi

pernafasan (Soeharso 2010). Laju respirasi di setiap waktu pengukuran

mengalami peningkatan karena suhu lingkungan pagi hari semakin meningkat

pada siang dan sore hari.

Suhu Rektal

Suhu rektal merupakan suatu indikator yang baik untuk menggambarkan

suhu internal dalam tubuh ternak. Suhu permukaan kulit, suhu rektal dan suhu

tubuh meningkat dengan meningkatnya suhu lingkungan. Suhu rektal juga

menunjukkan efek dari cekaman lingkungan terhadap domba (Purwanto et al.

1994). Rataan suhu rektal domba selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Rataan laju suhu rektal domba

Perlakuan Waktu Pengukuran (kali/menit)

Pagi Siang Sore Malam

W1 37.76±0.05b 38.32±0.11a 38.88±0.16a 38.90±0.16a

W2 38.45±0.22a 38.63±0.12a 38.71±0.11a 38.55±0.14b Keterangan : W1 = 70% konsentrat + 30% rumput pada pagi hari, W2 = 70% konsentrat + 30%

rumput pada sore hari. Angka-angka pada kolom yang sama diikuti dengan huruf

yang berbeda adalah berbeda nyata pada taraf uji 5% (a,b)

Suhu rektal domba di daerah tropis berada pada kisaran 38.2 – 40 oC (Smith

dan Mangkoewidjojo 1988). Hal ini menunjukkan bahwa suhu rektal domba

selama penelitian adalah normal. Suhu rektal W1 pada pagi hari lebih rendah dari

Page 19: RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba ... pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis

8

W2. Hal ini disebabkan karena aktifitas atau tingkah laku lokomosi W2 lebih

tinggi daripada W1. Baillie (1988), menjalaskan bahwa variasi suhu tubuh

dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, konsumsi pakan, konsumsi minum,

lingkungan, dan aktifitas. Hasil pengukuran suhu rektal di setiap kelompok domba

tersebut masih dalam kisaran suhu rektal yag normal. Marai et al. (2007)

menyatakan bahwa domba merupakan ternak yang memiliki kemampuan baik

dalam proses homoiotermis. Suhu rektal domba yang normal antara 38.8-39.9 oC.

Tingkah Laku Domba

Tingkah laku hewan adalah cara dimana ternak bereaksi terhadap

lingkungan disekitarnya atau terhadap suatu rangsangan tertentu. Tingkah laku

yang diamati dalam penelitian ini adalah tingkah laku locomotive, ingestive dan

resting.

Tingkah Laku Locomotive

Locomotive merupakan tingkah laku ternak melakukan pergerakan, baik

berjalan-jalan maupun mondar-mandir. Berikut merupakan Tabel 7 tingkah laku

locomotive domba.

Tabel 7 Tingkah laku locomotive domba

Waktu Awal Pemeliharaan Tengah Pemeliharaan Akhir Pemeliharaan

W1 W2 W1 W2 W1 W2

Pagi 2.83±0.75a 4.17±1.17b 3.50±0.55 4.17±1.17 3.00±1.55 3.83±1.94

Siang 4.50±0.55A 2.00±0.89B 4.00±0.89A 1.67±0.82B 4.33±2.25a 1.83±1.77b

Sore 1.83±0.98A 4.33±1.03B 1.83±0.75A 4.17±0.98B 1.50±1.05a 3.67±2.07b

Malam 1.17±0.98 1.50±0.55 1.50±0.55 1.67±0.52 1.00±0.89 1.50±0.84

Keterangan : W1 = 70% konsentrat + 30% rumput pada pagi hari, W2 = 70% konsentrat + 30%

rumput pada sore hari. Angka-angka pada kolom yang sama diikuti dengan huruf

yang berbeda adalah berbeda nyata pada taraf uji 5% (a,b)

Tingkah laku lokomosi dapat meliputi berjalan, berlari dan mengelilingi

kandang. Tingginya suatu aktivitas lokomosi berkaitan erat dengan sifat alami

hewan, seperti dalam kegiatan mencari makan atau pun melakukan aktivitas lain

(Wirdadeti dan Dahrudin 2011). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tingkah

laku locomotive domba W1 pada siang lebih tinggi dibanding dombaW2. Hal ini

dikarenakan domba W1 masih mempunyai banyak cukup energi untuk melakukan

tingkah laku locomotive. Tingkah laku lokomotive pada domba W2 menunjukkan

peningkatan pada sore hari seiring dengan frekuensi tingkah laku ingestive.

Tingkah Laku Ingestive

Tingkah laku makan (ingestive) merupakan tingkah laku mengkonsumsi

pakan baik padatan maupun cairan serta tingkah laku ruminasi yaitu proses

memamah kembali makanan yang dari lambung dan masih kasar kemudian

dikeluarkan lagi serta dikunyah dimulut dan ditelan kembali. Tingkah laku

ingestive dipengaruhi dengan ketersediaan pakan dalam kandang. Berikut ini

merupakan Tabel 8 tingkah laku ingestive domba.

Page 20: RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba ... pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis

9

Tabel 8 Tingkah laku Ingestive domba

Waktu Awal Pemeliharaan Tengah Pemeliharaan Akhir Pemeliharaan

W1 W2 W1 W2 W1 W2

Pagi 5.00±0.89A 2.00±0.63B 5.33±0.52A 2.00±0.89B 4.17±2.23a 1.83±1.17b

Siang 3.33±0.82A 4.33±1.21B 3.33±0.82 4.00±0.89 2.83±1.72A 3.67±1.86B

Sore 1.17±0.75A 5.83±0.75B 2.00±0.63 4.83±0.98 1.33±1.21A 4.17±2.23B

Malam 0.33±0.52A 2.33±0.82B 1.00±0.63a 1.83±0.75b 1.00±0.89a 1.83±1.17b

Keterangan : W1 = 70% konsentrat + 30% rumput pada pagi hari, W2 = 70% konsentrat + 30%

rumput pada sore hari. Angka-angka pada kolom yang sama diikuti dengan huruf

yang berbeda adalah berbeda nyata pada taraf uji 5% (a,b)

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa frekuensi tingkah laku ingestive

pada pagi hari W1 lebih tinggi dibanding W2 karena kondisi pakan W1 penuh

sehingga konsumsi meningkat serta rumen domba W1dalam kondisi kosong

(lapar). Hal ini berbanding terbalik dengan hasil pengamatan pada sore hari,

dimana frekuensi tingkah laku ingestiveW2 lebih tinggi. Frekuensi tingkah laku

ingestive pada malam hari menunjukkan bahwa domba W2 melakukan tingkah

laku tersebut lebih sering dibanding W1, hal ini dikarenakan persediaan makanan

untuk domba W2 masih tersedia dan untuk domba W1 sudah habis. Pengamatan

pada siang hari menunjukkan tingkah laku ingestive yang dilakukan kedua

kelompok domba berbeda, yaitu domba W1 melakukan ingestive makan dan

domba W2 lebih banyak minum. Domba W1 lebih banyak makan karena

persediaan pakan masih tersedia. Berbeda dengan domba W2 yang persediaan

pakan sudah habis, sehingga domba W2 lebih banyak minum seiring dengan

peningkatan suhu lingkungan.

Tingkah Laku Resting

Tingkah laku istirahat (resting) merupakan tingkah laku saat ternak tidak

melakukan apa-apa, bisa dilakukan dalam posisi berdiri atau berbaring. Berikut

merupakan Tabel tingkah laku resting domba.

Tabel 9 Tingkah laku Resting domba

Waktu Awal Pemeliharaan Tengah Pemeliharaan Akhir Pemeliharaan

W1 W2 W1 W2 W1 W2

Pagi 0.33±0.52A 2.33±0.82B 1.17±0.75 2.00±0.89 1.00±0.89 2.17±1.17

Siang 3.00±0.63A 3.50±1.22B 3.50±0.84 3.83±1.17 2.33±1.37 2.83±2.04

Sore 4.33±1.03A 0.67±0.52B 4.67±0.82A 1.50±0.55B 3.17±1.94A 0.67±0.52B

Malam 5.67±0.52A 4.83±0.75B 5.50±0.55 4.83±0.98 4.17±2.04 3.83±2.04

Keterangan : W1 = 70% konsentrat + 30% rumput pada pagi hari, W2 = 70% konsentrat + 30%

rumput pada sore hari. Angka-angka pada kolom yang sama diikuti dengan huruf

yang berbeda adalah berbeda nyata pada taraf uji 5% (a,b)

Hasil pengamatan tingkah laku resting menunjukkan bahwa tingkat

frekuensi tertinggi terjadi pada malam hari. Fraser dan Broom (1990) bahwa

tingkah laku istirahat berfungsi untuk menghemat energi yang digunakan oleh

tubuh. Setianah et al. (2004) menyatakan bahwa tingkah laku istirahat biasanya

Page 21: RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba ... pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis

10

dilakukan dengan posisi bersimpuh, berdiri dan berbaring dengan meletakkan

kepala keatas tanah dengan mata terpejam atau terbuka. Tingkah laku resting ini

dapat menjadi indikator bahwa ternak tidak dalam kondisi stress, dimana saat

resting ternak tidak melakukan apa-apa baik dilakukan dengan cara berbaring

maupun berdiri.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Respon fisiologis domba ekor tipis yang diberi pakan dengan waktu

pemberian pakan yang berbeda menunjukkan bahwa denyut jantung, laju respirasi

dan suhu rektal masih dalam kondisi normal. Tingkah laku locomotivesetiap

kelompok domba berbeda pada tiap waktu pengukuran.Tingkah laku ingestive

pada domba dengan pemberian pakan pagi hari dan pemberian pakan sore

hariberbeda nyata pada pagi dan sore hari. Tingkah laku resting lebih banyak

terjadi pada malam hari dimana domba melakukan istirahat yang berfungsi untuk

menghemat energi yang digunakan oleh tubuh, baik pada perlakuan pemberian

pakan pagi hari dan sore hari.

Saran

Penelitian lanjutan perlu menggunakan alat atau teknologi yang lebih

canggih, supaya bisa menangkap tingkah laku yang lebih bervariasi. Penelitian

lanjutan juga perlu menambah durasi pengamatan tingkah laku.

DAFTAR PUSTAKA

Ali AIM. 1999. Respon fisiologis kambing jantan peranakan etawah pada tingkat

konsumsi energi dan protein yang berbeda.[skripsi].Bogor (ID): Fakultas

Peternakan. Institut Pertanian Bogor.

Awabien RL. 2007. Respon fisiologis domba yang diberi minyak ikan dalam

bentuk sabun kalsium. [skripsi].Bogor (ID): Fakultas Peternakan.Institut

Pertanian Bogor.

Baillie ND. 1988. A course manual in animal handling and management. IPB-

Australia Project. Bogor.

Blakely J, Bade DH. 1992. Ilmu Peternakan. Edisi Keempat. Yogyakarta (ID):

Gadjah Mada University Press

Edey TN. 1983. The Genetic pool of sheep and goats. In: Goat and Sheep

Production in The Tropics. ELBS. Longman Group Ltd, Essex.

Fraser AF, BroomDM. 1990. Farm Animal Behaviour and Welfare. London

(UK): Bailliiere Tindal publisher.

Ifafah, W. W. 2012. Hubungan kondisi fisiologis domba ekor gemuk jantan dan

palatabilitas limbah tauge sebagai ransum selama penggemukan [skripsi].

Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.

Page 22: RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba ... pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis

11

Isnaeni W. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisius. Jakarta.

Kelly WR. 1974. Veterinary Clinical Diagnose. Baltimore (US). The Williams

and Wilkins Co. 21 – 38.

Ma’ani A. 2011. Tingkah laku domba garut akibat pencukuran serta produksi wol

pada status fisiologis yang berbeda [skripsi]. Bogor (ID): Fakultas

Peternakan. Institut Pertanian Bogor.

Marai IFM, El-Darawany AA, Fadiel A, Abdel-Hafez MAM. 2007. Physiological

traits as affected by heat stress in sheep. Small Ruminant Research. 71: 1-12.

Martin PR, Bateson PPG. 1993. Measuring Behaviour: An Introductory Guide.

New York (US): Cambridge University Pr.

Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2002. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi

SAS dan Minitab. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Press.

Purwanto BP, Harada M, Yamamoto S. 1994. Effect of environmental

temperature on heat production and It’s energy cost for thermoregulation in

dairy heifers. Asian- Aus. J. Anim. Sci.(7) (2) 179 – 182.

Setianah R, Jayadi S, Herman R. 2004. Tingkah laku makan kambing local

persilangan yang digembalakan di lahan gambut; studi kasus di

kalampangan, palangkaraya, kalimantan tengah. Media Peternakan. (27) (3)

111 – 122.

Silanikove N. 2000. Effects of heat stress on the welfare of extensively managed

domestic ruminants. Livest Prod Sci.(67) 1 – 18.

Smith JB, Mangkoewidjojo S. 1988. Pemeliharaan, pembiakan dan Penggunaan

Hewan Percobaan Di Daerah Tropis. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Pr.

Sodiq A, Abidin Z. 2002. Penggemukan Domba. Cetakan Pertama. Jakarta (ID):

Agro Media Pustaka.

Soeharsono, H. 2010. Fisiologi Ternak. Bandung (ID): WidyaPadjadjaran.

Steel RGD, Torrie JH. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika. Terjemahan

Bambang S. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.

Subronto. 1985. Ilmu Penyakit Ternak. Jilid II. Yogyakarta (ID): Gajah Mada

Univ Pr.

Wirdadeti, Dahrudin H. 2011. Perilaku harian simpai (Presbytis melalophos)

dalam kandang penangkaran. J. Vet. 12(1):136-141.

Yousef MK. 1985. Stress Physiology in LivestockBasic Principles. Boca Raton,

Florida (US): CRC Pr.

LAMPIRAN

Lampiran 1 Analisis ragam denyut jantung domba terhadap waktu pemberian

pakan pada waktu pagi hari

Sumber Keragaman Db JK KT F P

Perlakuan 1 1.51 1.51 0.14 0.719

Galat 10 110.15 11.01

Total 11 111.65

Page 23: RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba ... pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis

12

Perlakuan Jumlah Rataan Pengelompokan

W1 6 77.2 A

W2 6 76.5 A

Lampiran 2 Analisis ragam denyut jantung domba terhadap waktu pemberian

pakan pada siang hari

Sumber Keragaman Db JK KT F P

Perlakuan 1 108.50 108.50 9.35 0.012

Galat 10 116.02 11.60

Total 11 224.53

Perlakuan Jumlah Rataan Pengelompokan

W1 6 80.6 A

W2 6 74.6 B

Lampiran 3 Analisis ragam denyut jantung domba terhadap waktu pemberian

pakan pada sore hari

Sumber Keragaman Db JK KT F P

Perlakuan 1 161.95 161.95 9.33 0.012

Galat 10 173.58 17.36

Total 11 335.52

Perlakuan Jumlah Rataan Pengelompokan

W1 6 75.3 B

W2 6 82.6 A

Lampiran 4 Analisis ragam denyut jantung domba terhadap waktu pemberian

pakan pada malam hari

Sumber Keragaman Db JK KT F P

Perlakuan 1 30.61 30.61 2.46 0.148

Galat 10 124.52 12.45

Total 11 155.13

Perlakuan Jumlah Rataan Pengelompokan

W1 6 82.6 A

W2 6 79.4 A

Lampiran 5 Analisis ragam laju respirasi domba terhadap waktu pemberian pakan

pada pagi hari

Sumber Keragaman Db JK KT F P

Perlakuan 1 154.08 154.08 28.06 0.000

Galat 10 54.91 5.49

Total 11 208.99

Perlakuan Jumlah Rataan Pengelompokan

W1 6 32.1 B

W2 6 39.2 A

Page 24: RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba ... pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis

13

Lampiran 6 Analisis ragam laju respirasi domba terhadap waktu pemberian pakan

pada siang hari

Sumber Keragaman Db JK KT F P

Perlakuan 1 39.422 39.422 4.58 0.058

Galat 10 86.135 8.614

Total 11 125.557

Perlakuan Jumlah Rataan Pengelompokan

W1 6 41.5 A

W2 6 45.2 A

Lampiran 7 Analisis ragam laju respirasi domba terhadap waktu pemberian pakan

pada sore hari

Sumber Keragaman Db JK KT F P

Perlakuan 1 7.72 7.72 0.42 0.533

Galat 10 185.54 18.55

Total 11 193.26

Perlakuan Jumlah Rataan Pengelompokan

W1 6 52.2 A

W2 6 50.6 A

Lampiran 8 Analisis ragam laju respirasi domba terhadap waktu pemberian pakan

pada malam hari

Sumber Keragaman Db JK KT F P

Perlakuan 1 60.750 60.750 6.50 0.029

Galat 10 93.438 9.344

Total 11 154.188

Perlakuan Jumlah Rataan Pengelompokan

W1 6 51.9 A

W2 6 47.4 B

Lampiran 9 Analisis ragam suhu rektal domba terhadap waktu pemberian pakan

pada pagi hari

Sumber Keragaman Db JK KT F P

Perlakuan 1 1.4180 1.4180 56.38 0.000

Galat 10 0.2515 0.0252

Total 11 1.6695

Perlakuan Jumlah Rataan Pengelompokan

W1 6 37.8 B

W2 6 38.4 A

Page 25: RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba ... pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis

14

Lampiran 10 Analisis ragam suhu rektal domba terhadap waktu pemberian pakan

pada siang hari

Sumber Keragaman Db JK KT F P

Perlakuan 1 0.28393 0.28393 22.76 0.001

Galat 10 0.12477 0.01248

Total 11 0.40870

Perlakuan Jumlah Rataan Pengelompokan

W1 6 38.3 B

W2 6 38.6 A

Lampiran 11 Analisis ragam suhu rektal domba terhadap waktu pemberian pakan

pada sore hari

Sumber Keragaman Db JK KT F P

Perlakuan 1 0.07990 0.7990 4.44 0.061

Galat 10 0.18008 0.01801

Total 11 0.25998

Perlakuan Jumlah Rataan Pengelompokan

W1 6 38.9 A

W2 6 38.7 A

Lampiran 12 Analisis ragam suhu rektal domba terhadap waktu pemberian pakan

pada malam hari

Sumber Keragaman Db JK KT F P

Perlakuan 1 0.37926 0.37926 17.15 0.002

Galat 10 0.22110 0.02211

Total 11 0.60036

Perlakuan Jumlah Rataan Pengelompokan

W1 6 38.9 A

W2 6 38.5 B

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

JAM 06.00 JAM 12.00 JAM 18.00 JAM 00.00

W1

W2

Lampiran 13 Grafik tingkah laku locomotive pada awal pemeliharaan

Page 26: RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba ... pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis

15

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

JAM 06.00 JAM 12.00 JAM 18.00 JAM 00.00

W1

W2

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

JAM 06.00 JAM 12.00 JAM 18.00 JAM 00.00

W1

W2

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

JAM 06.00 JAM 12.00 JAM 18.00 JAM 00.00

W1

W2

Lampiran 14 Grafik tingkah laku locomotive pada tengah pemeliharaan

Lampiran 15 Grafik tingkah laku locomotive pada akhir pemeliharaan

Lampiran 16 Grafik tingkah laku ingestive pada awal pemeliharaan

Page 27: RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba ... pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis

16

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

JAM 06.00 JAM 12.00 JAM 18.00 JAM 00.00

W1

W2

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

JAM 06.00 JAM 12.00 JAM 18.00 JAM 00.00

W1

W1

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

JAM 06.00 JAM 12.00 JAM 18.00 JAM 00.00

W1

W2

Lampiran 17 Grafik tingkah laku ingestive pada tengah pemeliharaan

Lampiran 18 Grafik tingkah laku ingestive pada akhir pemeliharaan

Lampiran 19 Grafik tingkah laku resting pada awal pemeliharaan

Page 28: RESPON FISIOLOGIS DAN TINGKAH LAKU DOMBA EKOR … · reproduksi tinggi (Sodiq dan Abidin 2002). Saat ini usaha penggemukan domba ... pakan terhadap tingkah laku pada domba ekor tipis

17

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jember pada tanggal 4 Juli 1991 dari pasangan Bapak

Eko Puji Waluyo dan Ibu Sumining. Penulis merupakan anak pertama dari 3

bersaudara. Tahun 2009 penulis lulus dari SMAN 2 Lumajang dan pada tahun

yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur

Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Ilmu Produksi

dan Teknologi Peternakan.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis diberi kepercayaan untuk menjadi

penanggung jawab mata kuliah Dasar Teknologi Hasil Ternak. Selain itu penulis

juga pernah lolos dalam PKM Penelitian sebanyak 2 kali yang didanai dikti pada

tahun 2012. Penulis pernah lolos dalam program Career Development and Alumni

Affairs (CDA) Institut Pertanian Bogor sebagai ajang pembinaan mahasiswa di

bidang entrepreneurship pada tahun 2012. Penulis juga aktif sebagai Ketua di

himpunan mahasiswa Pakuwojo ( Pasukan Khusus Wong Jowo) yakni himpunan

yang menaungi anak-anak dari daerah jawa yang menempuh ilmu di Institut

Pertanian Bogor.

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

JAM 06.00 JAM 12.00 JAM 18.00 JAM 00.00

W1

W2

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

JAM 06.00 JAM 12.00 JAM 18.00 JAM 00.00

W1

W2

Lampiran 20 Grafik tingkah laku resting pada tengah pemeliharaan

Lampiran 21 Grafik tingkah laku resting pada akhir pemeliharaan