respon beberapa kultivar kedelai terhadap KCL

39
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kedelai (Glycine max L Merril) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan strategis setelah padi dan jagung sangat penting bagi kehidupan manusia ebagai sumber protein nabati yang amat baik dengan % sebesar 37,9 jauh lebih besar dibandingkan padi yang hanya 7,9%. Menurut Smith dan Circle, 1972 kedelai merupakan sumber protein yang amat penting bagi keehatan tubuh kita yang mengandung protein antara 30-35%. Kedelai (Glycine max) sudah dibudidayakan dejak 1500 tahun M dan baru masuk Indonesia, terutama Jawa sekitar tahun 1750. Kedelai paling baik ditanam di lading dan pesawahan antara musim kemarau dan musim hujan. Sedang rata-rata curah hujan tiap tahun yang cocok bagi kedelai adalah kurang dari 200 mm dengan jumlah bulan kering 3-6 bulan dan hari hujan berkisar antara 95-122 hari selama setahun. 1

description

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di kemukakan, dapat di tarik keimpulan sebagai berikut :1. Nisbah pupus akar tertinggi terdapat pada kultivar Willis dengan pemberian pupuk KCl 400 kg ha-.2. Semakin meningkat pemberian pupuk KCl menyebabkan makin meningkat persentase kandungan klorida pada jaringan akar, batang dan daun. Sedangkan pemberian pupuk KCl yang berbeda pada masing-masing kultivar tidak mempengaruhi kandungan klrida pada tanah.3. Komponen hasil (jumlah buku subur, jumalh polong isi, jumlah biji dan bobot 25 butir per tanaman) pada berbagai kultivar kedelai tidak tergantung pada pemberian pupuk KCl, walaupun terdapat perbedaan dengan meningkatnya dosis. Sedangkan masing-masing kultivar memberikan hasil yang berbeda, dinaman pada semua komponen hasil didapatkan angka tertinggi terdapat pada kultivar Galunggung.4. Kultivar Galunggung menghasilkan 1,72 ton/ha4 dengan dosis optimum 364 kg/ha4 KCl, kultivar Malabar menghasilkan 2,66 ton/ha4 dengan dosis optimum 244 kg/ha4 KCl, kultivar Willis menghasilkan 3,52 ton/ha4, dengan dosis optimum 264 kg/ha4 KCl, dan kultivar Kerinci menghasilkan 1,51 ton/ha4 dengan dosis optimum 221 kg/ha4 KCl.5. Jumlah biji per tanaman memberikan kontribusi terbesar kepada hasil.

Transcript of respon beberapa kultivar kedelai terhadap KCL

I

7

I.PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Tanaman kedelai (Glycine max L Merril) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan strategis setelah padi dan jagung sangat penting bagi kehidupan manusia ebagai sumber protein nabati yang amat baik dengan % sebesar 37,9 jauh lebih besar dibandingkan padi yang hanya 7,9%. Menurut Smith dan Circle, 1972 kedelai merupakan sumber protein yang amat penting bagi keehatan tubuh kita yang mengandung protein antara 30-35%.Kedelai (Glycine max) sudah dibudidayakan dejak 1500 tahun M dan baru masuk Indonesia, terutama Jawa sekitar tahun 1750. Kedelai paling baik ditanam di lading dan pesawahan antara musim kemarau dan musim hujan. Sedang rata-rata curah hujan tiap tahun yang cocok bagi kedelai adalah kurang dari 200 mm dengan jumlah bulan kering 3-6 bulan dan hari hujan berkisar antara 95-122 hari selama setahun.

Pemanfaatan utama kedelai adalah dari biji. Biji kedelai kaya protein dan lemak serta beberapa bahan giji penting lainnya, mialnya vitamin (asam fitat) dan lesitin. Olahan biji dapat dibuat menjadi tahu, bermacam-macam saus penyedap (salah satunya kecap, yang aslinya dibuat dari kedelai hitam), tempe (baik bagi orang yang sensitive laktosa), tepung kedelai, minyak (dari sini dapat dibuat sabun, plastik, kosmetik, resin, tinta, krayon, pelarut, dan biodisel). Elain itu dapat bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit diabetes mellitus, sakt ginjal dan rematik (http://id.wikipedia.org/wiki/kedelai).Manfaat yang begitu besar belum bias dirasakan oleh masyarakat luas dikarenakan kebutuhan nasional akan kedelai sekitar 1.198.000 ton/thn. Ehingga pada saat ini, Indonesia masih mengimpor kedelai. Alterantif untuk meningkatkan kedelai nasional dapat dilakukan dengan memanfaatkan lahan tanah yang kurang subur (marginal). Factor pembatas pada tanah ini adalah kandungan bahan organik dan unssur hara, diantaranya ketersediaan N, P dan K serta pH rendah Soepardi 1983). Penggunaan pupuk sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, elain pupuk dasar dibutuhkan pula pupuk tambahanberupa = NPK, TP, KCl dan lain-lain. Tanaman kedelai memiliki karakteristik peka sensitive sampai agak resisten terhadap garam.KCl adalah pupukyang memiliki kadar garam termasuk unsur hara esensial, jika : tumbuhan tidak dapat melengkapi daur hidupnya (menghasilkan biji) apabila unsur hara tersebut tidak tersedia dan unsur tersebut merupakan penyusunsuatu molekul olah bagian tumbuhan yang esensial bagi kelangsungan hiduptumbuhan tersebut. Klorida adalah ion yang berbentuk senyawa unsure klor mendapatkan satu electron untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl-. Garam dan Asam Hidroklorida HCl mengandung ion klorida; contohnya adalah garam meja, yang adalah Natrium Klorida dengan formula kimia NaCl. Dalam air, senyawa ini terpecah menjadi ion Na1 dan Cl-. Cl- merupakan unsur hara mikro yang memiliki karakteristik; diperlukan dalam jumlah yang sedikit sampai dengan yang sedikit, kekurangan salah satu unsur hara mikro biasanya dapat menimbulkan gejala defisiensi pada tanaman yang bias disembuhkan dengan pemberian unsur hara mikro lain serta apabila kelebihan unsur hara mikro biasanya dapat menimbulkan keracunan pada tanaman. Selain itu Cl- dapat ditransformasikan lagi dalam bagian tumbuhan yang temasuk golongan mobilitas tnggi. Usaha untuk meningkatkan produktivitas tanaman dapat dilakukan dengan pemberian pupuk berimbang dan harus memperhatikan karakteristik pupuk tersebut dan karakteristik tanaman terhadap penyerapan pupuk itu. Unsure hara diserap oleh tanaman melalui perakaran yang dikendalikan oleh sifat genetic, kondisi tanah dan media tumbuh tanaman.Informasi mengenai respon beberapa kultivar kedelai terhadap pemberian KCl- belum diketahui. Oleh karena itu dilakukan penelitian.1.2 Identifikasi Masalah

Apakah terjadi interaksi antara respon beberapa kultivar kedelai terhadap pemberian klorida (asal KCl-).1.3Tujuan dan Kegunaan PenelitianTujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian klorida yang berasal dari pupuk KCl dengan berbagai dosis terhadap pertumbuahan dan hasil tanaman kedelai berbagai kultivar dan menetapkan dosis optimum klorida yang berasal dari pupuk KCl serta hasil tertinggi yang dicapai oleh setiap kultivar. Kegunaan penelitian ini bermanfaat dalam memberikan bahan informasi tentang penggunaanklorida yang bersal dari pupuk KCl dengan dosis optimum dan kultivar kedelai yang memberikan hasil tertinggi dengan dosis itu. Hasil penelitia ini diharapkan dapat berguna dalam pengembangan teknologi budidaya tanaman keelai bagi petani, peneliti dan masyarakat pada umumnya.1.4 Kerangka Pemikiran

Kebutuhan nasional kedelai dari tahun ke tahun semakin bertambah edangkan produksinasional akan tanaman kedelai tidak memenuhi permintaan tersebut. Data Departemen menunjukan bahwa produksi kedelai nasional tahun 2000 sebesar 1.017.634 ton dan impor kedelai tahun 1999 sebesar 839.969 ton, total konsumsi kedelai nasional adalah 1.962.470 ton. Usaha pemerintah untuk meningkatkan produsi kedelai guna memenuhi permintaan dalam negri telah lama dilakukan, seperti pemberian pupuk. Penggunaan pupuk KCl- pada tanaman kedelaisetelah padi sawah pada tanah vertisol dapat menurunkan gejala klorosis. Pemberian pupuk KCl- 50 kg ha- cenderung meningkatkan hasil tetapi kemudian memperlihatkan penurunan hasil dengan pemberian 100 dan 200 kg ha- dibandingkan dengan tanpa pemberian pupuk. Hal ini mngkin disebabkan oleh kelebihan unsur klorida (Sumarnodan Suyatno, 1992). Penelitian di Lowo UA membuktikan bahwa penggunaan klorida dapat menurunkan hasil tanaman kedelai (Fixen, 1987). Maas dan Hoffmann (1987) menjelaskan bahwa tanaman kacang-kacangan pada umumnyamemiliki kepekaan sensitive sampai agak sensitive terhadap kadar garam. Tiap-tiap kultivar kedelai memperlihatkan perbedaan yang nyata dalam toleransinya terhadap cekaman garam.Kultivar Kerinci dan Wilis lebih tahan terhadap kadar garam seperti terlihat dari rata-rata hasil/ha yaitu berkisar antara 1,6 2,9 ton membuktikan bahwa pada pemupukan KCl yang sama pada penelitian ini kedua kultivar tersebut memberikan hasil tertinggi dibandingkan dengan kultivar galunggung dan Malabar. Ditinjau dari deskripsi varietas unggul tahun 1974 1998, kultivar Malabar hanya mampu menghasilkan 1,27 ton/ha, hal ini menunjukan kultivar Malabar kurang tahan terhadap kadar garam jika pemberian Cl tinggi maka pertumbuhan tanaman akan terhambat ehingga hasil tanaman nenurun bahkan dapat menimbulkan keracunanpada tanaman tersebut. Apabila Cl sedikit, maka tanaman akan mengalami defisiensi sehingga pertumbuhan kurang optimal walaupun unsur klorida tersebut dapat digantikan oleh pemberian unsur hara mikro lainya. 1.5 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat ditarik hipotesis yaitu Terjadi interaksi antara respon beberapa kultivar kedelai tehadap pemberian klorida (asal KCl-).II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tanaman Kedelai Kedelai (Glycine max L Merril) memiliki tipe tumbuh semi determinate yang berumur 85 90 hari. Morfologi tanaman kedelai berupa : biji yang terdiri dari embrio yang memiliki bakal akar, bakal batang dan bakal biji, selain itu dalam biji terdapat jaringan penyimpanan cadangan makanan di keeping biji dan kulit biji. Dalam iji kedelai terdapat karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin.Akar tanaman kedelai memiliki akar tunggang, akar lateral dan akar serabut dengan sistem perakarannya luas dan pada akar-akar cadangannya terdapat bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri heterotrop Rhizobium japanicum. Batang tanaman kedelai dapat membentuk3-6 cabang dengan tinggi batang 30-100 cm.

Bunga kedelai termasuk bunga sempurna, perkembangan dipengaruhi oleh lama penyinaran dan suhu. Usia kedelai sampai berbunga bervariasi, tergantung varietasnya. 2.2 Fisiologi Tumbuhan Tanaman Kedelai

Metabolisme yang terjadi di dalam tanaman kedelai terdiri dari metabolisme benih dan jaringan tanamannya. Metabolise yang terjadi di benih meliputi proses imbibisi, reatuasi enzim, penguraian bahan simpanan dan pertumbuhan radikal. Bobot biji akan menurun apabila oksigen berkurang dan karbonioksida meningkat.Air masuk ke dalam benih melalui proses hidrasi dan koloida-koloida hidrofil yang berakibat bertambah besar volume dan timbulnya tekanan imbibisi. Karbohidrat hasil fotosintesis disalurkan dari daun ke seluruh bagain tanaman atau pengangkutan bahan makanan dari akar ke seluruh bagain tanaman.2.3 Syarat Tumbuh Tanaman kedelaiTanaman kedelai dapat tumbuh baik pada ketinggian 500 900 m di atas permukaan laut. Kedelai akan tumbuh baik pada tanah-tanah alluvial, regosol, grumusol, latosol dan andosol. Pertumbuhan optimum dapat diperoleh dengan menanam pada bulan-bulan kering asal ketersediaan tanah cukup. Pemberian inokulan Rhizobium pada benih sebelum tanam, baik sekali dilakukan pada tanah yang belum ditanami kedelai sama sekali dapat diberikan mokulan buatan, menggunakan tanah bebas tanaman kedelai d lahan yang lain, inokulasi bertahap secara alami atau menggunakan Rhizo-plus pada benih kedelai.Penanaman kedelai dapat dilakukan pada lahan sawah, lahan kering/tegalan dan lahan pasang surut. Pada lahan sawah dapat dilakukan penanaman pada musim kemarau, dan memperhatikan pola tanam serta varietas yang sesuai pada waktu penanaman, jenis sawahnya.Penanaman di lahan kering/tegalan umumnya ditanam pada musim hujan dan akhir musim hujan dengan pola tanam berbeda, untuk lahan kering beriklim basah pola tanamnya adalah padi/jagung/ubi kayu kedelai kacang-kacangan. Ementara itu, pola tanam di lahan kering beriklim kering adalah jagung/kedelai/ubi kayu, elain memperhatikan waktu pola tanam maka diperhatikan pula varietas yang sesuai dengan pemberian dolomite dan kalsit pada lahan kering yang bersifat masam dan miskin unsure hara.Penanaman di lahan pasang surut sulfat masam merupakan lahan potensial untuk perkembangan kedelai sebagai daerah baru.2.4 Karakteristik Kultivar KedelaiCukup banyak varietas kedelai yang telah dihasilkan olaeh Badan Penelitian Lingkup Puslitbangtan, Universitas dan BPTP. Sampai tahun 1998 telah dilepas 32 varietas unggul nasional, selainitu banyakjuga varietas local yang berpotensi bagus.

Semua varietas unggul sesuai untuk ditanam di lahan kering, namun untuk lahan sawah hanya tepat ditanam kedelai berumur genjah dan beberapa varietas lain yang berumur sedang.Beberapa sifat benih kedelai antara lain sebagai berikut :

1. Tidak memiliki masa dormansi (waktu istirahat) setelah panen. Akibatnya benih yang diperoleh seusai panen daya tumbuhnya lebih tinggi disbanding benih yang berusia lebih dari 6 bulan.

2. Dalam kondisi suhu dan kelembaban tinggi terjadi proses respirasi dalam benih sehingga daya tumbuh benih cepat menurun.

3. Mempunyai sifat higroskopis sehingga kadar air mudah terpengaruh oleh kelembaban udara di sekitar lahan.

4. Kulit bijinya tipis sehingga cendawan, bakteri dan virus mudah menginfeksinya.

5. Sering diserang hama gudang, misalnya Bruchus.

6. Di areal tanam biji sering terserang hama penggerek dan penghisap biji.

Kultivar galunggung mampu menghasilkan kedelai 1,5 2,4 ton/ha, umur tanaman berbunga 35 hari dan sampai masak buah 85 hari dengan bobot biji adalah 12,5 gram. Kelebihan kultivar galunggung yaitu agak tahan penyakit karat daun. Pada kultivar Malabar kedelai yang dihasilkan per hektarnya rata-rata sampai dengan hasil tertinggi adalah 1,27 ton. Umur tanaman berbunga 31 hari dan sampai siap panen 70 hari bobot 100 biji kultivar Malabar mencapai 12 g dan memiliki karakteristik yang sama dengan kultivar Galunggung yaitu agak tahan karat daun. Kultivar Wilis memiliki kelebihan tahan rebah dan agak tahan penyakit karat dan virus. Hasil rata-rata sampai dengantertinggikedelai 1,6 2,7 ton/ha dengan umur berbunga 39 hari dan umur tanaman 25 90 hari. Sementara untuk kultivar Kerinci waktu berbunga 38 hari dan umur tanaman 87 hari yang bias menghasilkan 1,6 2,9 ton/ha dengan bobot 100 biji 9 g. kultivar Kerinci tanamannya agak tahan penyakit karat dan lalat belalang. Kelebihan lain pada tanaman kedelai kultivar Kerinci dan Wilis adalah agak toleran terhadap tanah masam. 2.5 Klorida

Klorida (Cl-) merupakan unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit, jika kekurangan salah satu unsur hara mikro dapat menimbulkan gejala difisiensi yang dapat disembuhkan dengan pemberian unsur hara mikro yang lain. Sedangkan apabila berlebihan dapat menimbulkan gejala keracunan pada tanaman. Oleh karenanya dibutuhkan pengetahuan pemberian dosis optimum klorida.Kelebihan dari klorida yaitu dapat ditrasnformasikan dengan mudah ke dalam bagian tumbuhan. KCl adalah pupuk yang memilikikadar garam, sementara tanaman kacang-kacangan umumnya memilki kepekaan sensitif sampai agak resisten terhadap kadar garam. Oleh karena itu sering kita dapati pemberian pupuk KCl pada tanaman kedelai di lahan sawah berkisar 50 100 kg/ha yang disesuaikan dengan jenis tanahnya. Pada lahan kering, KCl cukup diberikan 50 75 kg/ha, sedangkan di lahan pasang surut 75 100 kg/ha.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan dilakukan di lapangan, yaitu di lokasi Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Universitas Padjadjaran Unit Arjasari, Kabupaten Bandung yang terletak pada ketinggian 950 m di atas permukaan laut dengan jenis tanah inseptisol. Percobaan ini dimulai pada bulan Februari 2001 sampai dengan Juli 2001. 3.2 Bahan dan Alat Percobaan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tanaman kedelai keltivar Galunggung, Malabar, Wilis dan Kerinci serta pupuk KCl dengan berbagai dosis, pupuk TSP dan Urea. Alat yang digunakan adalah cangkul dan tugal.3.3 Rancangan Percobaan

3.3.1 Rancangan Lingkungan

Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) bifaktorial yaitu rancangan petak terpisah yang di ulang 3 kali.3.3.2 Rancangan Perlakuan

Rancangan Acak Kelompok (RAK) bifaktorial memiliki 2 petak yaitu petak utama yang terdiri dari 5 taraf dan anak petak terdiri dari 4 taraf sehingga diperoleh 20 kombinasi perlakuan yang di ulang 3 kali. Perlakuan berupa dosis pupuk (p) dan macam kultivar (k) taraf masing-masing perlakuan adalah sebagai berikut : Faktor 1 = petak utama, dosis pupuk (p)

P0 = Tanpa pupuk KCl-

P1 = 100 kg ha-P2 = 200 kg ha-P3 = 300 kg ha-P4 = 400 kg ha-Faktor 2 = anak petak, macam kultivar (k)

K1 = Galunggung

K2 = Malabar

K3 = Willis

K4 = Kerinci Kombinasi perlakuan elengkapnya eperti pada table ebagai berikut :k1k2k3k4

p0p0 k1p0 k2p0 k3p0 k4

p1p1 k1p1 k2p1 k3p1 k4

p2p2 k1p2 k2p2 k3p2 k4

p3p3 k1p3 k2p3 k3p3 k4

p4p4 k1p4 k2p4 k3p4 k4

Masing-masing kombinasi perlakuan terdiri dari 20 petak yang di ulang 3 kali sehingga petak unit ini seluruh percobaan adalah 60 petak. 3.3.3 Rancangan Respon

Rancangan yang di dapat dari data hasil pengamatan yang timbul akibat perlakuan yang di berikan dalam percobaan diperoleh dari pengamatan pertama yang di analisis secara statistic, meliputi konsentrasi Cl- pada jaringan akar, batang, daun dan tanah; jumlah buku subur; jumlah polong isi; jumlah biji; an bobot 25 butir, biji kering pertanaman; dan bobot biji kering per hektar. Pengamatan penunjang tidak di analisis secara statistic, meliputi pengamatan factor iklim, pengamatan hama dan penyakit tanaman, serta analisis tanah sebelum percobaan. Pengamatan yang di lakukan dalam penelitian ini meliputi :

a. Konsentrasi Cl- pada jaringan akar, batang, daun dan tanah dilakukan saat panen yaitu tanaman destruktifi ambil dari masing-masing percobaan dan ditimbang total berat per satuan berat kering timbuhan (ppm/%) dengan cara dipanaskan pada suhu 800 C selama 2 hari.b. Jumlah buku subur dihitung pada saat panen yaitu tanaman sample yang diambil dari masing-masing percobaan dengan melihat dan menghitung buku subur.

c. Jumlah polong isi dihitung saat panen merupakan rata-rata jumlah polong pada tanaman sampel dari setiap plot percobaan. Pengamatan dilakukan pada saat panen.

d. Jumlah biji dihitung saat panen yaitu rata-rata jumlah polong pada tanaman sampel dari setiap plot percobaan.e. Bobot 25 butir biji kering per tanaman dihitung saat panen yaitu tanaman destruktif diambil dari masing-masing percobaan dengan menimbang 25 butir biji dari satu tanaman pada tiap perlakuan.

f. Bobot biji kering per hektar bobot kedelai yang dihasilkan dari seluruh tanaman pada setiap petak di kali banyaknya petak percobaan dengan luasan yang tersedia kemudian di konversikan ke 1 hektar. Pengamatan dilakukan saat panen

3.3.4 Rancangan Analisis

Rancangan analisis pada penelitian ini terdiri dari : model linier, analisis ragam, analisis regresi berganda.

3.3.4.1 Model Linier

Analisis hasil pengamatan dilakukan berdasarkan rancangan Acak Kelompok dengan model linier sebagai berikut :

Xijh = + ri + Pj + Kh + (PK)jh + eijhKeterangan :

Xijh: hasil pengamatan faktor P pada ulangan ke-I dan faktor K ke-h : hasil rata-rata umum ulanganri : pengaruh ulangan ke-i

Pj : pengaruh perlakuan faktor P pada taraf ke-j

eijh : pengaruh faktor random terhadap perlakuan ulangan factor P dan factor K ke-h pada ulangan ke-IKh: pengaruh perlakuan factor K pada taraf ke-h

(PK)jh: interaksi dari faktor P dan K pada taraf e-j dan e-h

3.3.4.2 Analisis Ragam

Berdasarkan model linier maka dapat disusun daftar analisis ragam seperti terlihat pada table 1.Table 1. Daftar Analisis Ragam

Sumber ragamBJKKTFhitF0,05

UlanganPupuk KCl (p)

Galat24

4xi.2/t-x..2/rtbl.+..2/rk-rtb1r12+./r-rt-JK UI-JKpJKu/(r-t)JKp/(p-1)

JKt/(-1) Tu/KTGKTp/ KTG

KTt/KTG6,946,39

-

Kultivar (k)3k1.2+..2/rb-rtJKp/(k-1)KTp/KTG2,93

Interaksi PKGalat (b)1236b1k1.2+..2/-rtJK tot-JK ul-JK9p)-JK Gal(a)-JK(k)-JK9PK)JKp/(p.1)JKb/(b-1)KTp/KTG-2,10-

Total59ijY2ij-Y2../rt---

Sumber : Toto Warsa dan cucu S. A. (1992)

3.3.4.3 Analisis Regresi Berganda

Berdasarkan model linier di atas maka dapat disusun daftar analisis regresi berganda. Rumus : Y = f (BO + B1 x 1 + B2 x 2, + Bx + i) prfKeterangan :

X, x2, x3, x = Variabel bebasY

= Variabel kontinyu terikat

b0

= Konstan regresi

b1

= Koefisien regresiIV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

4.1.1 Nisbah Pupus Akar

Nisbah pupus akar terendah dicapai oleh kultivar Galunggung dengan tanpa pemberian KCl. Hal ini disebabkan karena klorida untuk pertumbuhannya hanya tersedia di dalam tanah, sedangkanklorida merupakan unsure hara yang mudah larut dan mudah tercuci, sehingga tidak mencukupi untuk kebutuhan tanaman. Nisbah pupus akar tertinggi dicapai pada kultivar Willis yaitu pupuk KCl 400 kg ha-, hal ini disebabkan pemberian klorida dapat mempengaruhi biokimia dari tanaman melalui proses fotosintesis, pengaktifan enzim dan pembelahan sel sehingga laju pertumbuhan tanaman meningkat dan luas daun semakin besar.

Bertambahnya luas daun mengakibatkan daun saling menaungi, sehingga beberapa daun tidak dapat cahaya yang cukup untuk proses fotosintesis. Dengan menurunnya proses fotosintesis menyebabkan karbohidrat yang akan diangkut ke bagian akar berkurang, akibatnya akan menghambat pertumbuhan akar yang lebih besar daripada bagian atas tanaman, hal ini menyebabkan nisbah antara pupus dan akar meningkat. Nisbah pupus akar telah di analisis tersaji pada Tabel 2 sebagai berikut :Tabel 2. Nisabah Pupus Akar Empat Kultivar Kedelai pada Berbagai Taraf Pemberian Klorida Asal KCl.

KultivarDosis Pupuk KCl (kg ha-)

0100200300400

Galunggung3.001a

A3.717a

B4.002a

B4.173a

CB4.370a

C

Malabar4.200bA4.370bA4.458bAB4.470bB.745bB

Willis5.070cA5.387dAB5.424cB5.504cBC6.047dC

kerinci4.814cA4.939cAB5.158cB5.504cC5.717cC

Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada setiap kolom dan angka-angka yang diikuti oleh huruf besar yang sama pada setiap baris tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf uji 0,05 4.1.2 Konsentrasi Klorida dalam Jaringan Akar, Batang dan Daun

Konsentrasi klorida dalam jaringan tanaman tergantung pada jumlah klorida dalam tanah dan jumlah klorida yang berasal dari pupuk. Hail percobaan menunjukan bahwa kultivar kedelai mempunyai kandungan klorida pada jaringan tanaman yang tidak berbeda nyata. Hal ini memberikan indikasi bahwa akumulasi klorida pada jaringantanaman kedelai diatur secara genetic. Konsentrasi klorida yang telah dianalisis tersaji pada Tabel 3 menunjukan hasil yang tidk berbeda nyata pada setiap kultivar.Tabel 3. Konsentrasi Klorida dalam Jaringan Akar, Batang dan Daun Empat Kultivar Kedelai pada Berbagai Taraf Pemberian Klorida Asal KCl.

KultivarDosis Pupuk KCl (kg ha-)

0100200300400

Malabar0.0860.1690.1380.1710.176

Willis0.1100.1390.3720.1320.206

Kerinci0.0960.1390.1330.1630.211

Rata-rata0.096 a0.146 b 0.194 b0.157 bc0.197 c

Konsentrasi Klorida pada Jaringan Batang

Galunggung0.1420.1650.4110.4470.567

Malabar0.1490.3450.3240.4630.538

Willis0.1300.3840.5040.5710.749

Kerinci0.1280.2740.3370.4830.757

Rata-rata0.137 a0.317 b0.394 bc0.491 c0.653 d

Konsentrasi Klorida Pada Jaringan Daun

Galunggung0.1140.1970.2330.3760.544

Malabar0.0830.2730.2700.3830.442

Willis0.1150.2850.4070.4290.500

Kerinci0.3760.2020.2650.4040.617

Rata-rata0.172 a0.239 ab0.294 b0.398 c0.526 d

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada setiap kolom dan angka-angka yang diikuti oleh huruf besar yang sama pada setiap baris tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT taraf uji 0.05 4.1.3Konsentrasi Klorida Dalam Tanah

Konsentraasi klorida dalam tanah pada lahan percobaan ini sangat rendah sekali. Hal ini kemungkinan disebabkan elama pertumbuhan tnaman tara-rata intenitas curah hujan cukup tinggi (241.43 mm per bulan sehingga terjadi pencucian dari unsur klorida pada lapiasan tanah yang lebih dalam sangat tinggi), terlihat pada Tabel 4. Tabel 4. Konsentrasi Klorida dalam Jaringan Tanah pada Empat Kultivar Kedelai dan Berbagai Taraf Pemberian Klorida Asal KCl.

KultivarDosis Pupuk KCl (kg ha-)

0100200300400

.%..............................................

Galunggung0.0950.1390.1340.1610.194

Malabar0.0860.1690.1380.1710.176

Willis0.1100.1390.3710.1320.206

Kerinci0.0940.1390.1330.1630.211

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada setiap kolom dan angka-angka yang diikuti oleh huruf besar yang sama pada setiap baris tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT taraf uji 0.05

4.1.4Jumlah Buku Subur per Tanaman

Jumalh buku subur per tanaman paling banyak dimiliki oleh kedelai kultivar Willis yaitu 36.213 berbeda nyata dengan kultivar Malabar tetapi tidak berbeda nyata dengan kultivar Kerinci. Hal ini disebabkan oleh karakteristik yang berbeda dari masing-masing kultivar yang dikendalikan oleh factor genetik.Tabel 5. Jumlah Buku Subur per Tanaman Empat Kultivar Kedelai pada Berbagai Taraf Pemberian Klorida Asal KCl.

KultivarDosis Pupuk KCl (kg ha-)

0100200300400Rata-rata

.%..............................................

Galunggung26.88921.99420.88927.72225.133 a25.133

Malabar34.50030.77835.55539.95133.812 b33.812

Willis37.27834.11138.83337.05636.213 c36.213

Kerinci34.05636.38939.66636.44436.122 c36.122

Keterangan : Angka-angka yang tidak diikuti oleh huruf kecil yang sama pada setiap baris tidak berbeda nyata berdasarkan uji SKS pada taraf uji 0,05

4.1.5Jumlah Polong Isi per Tanaman

Jumlah polng isi per tanaman tertinggi yaitu 62.171 dimiliki kultivar Willis tetapi tidak berbeda dengan kultivar Kerinci. Perbedaan ini disebabkan karakteristik kemungkinan masing-masing kultivar dalam mengembangkan organ refroduksi dalam menentukan varieta jumlah polong isi, terlihat pada Tabel 6.Tabel 6. Jumlah Polong Isi per Tanaman Empat Kultivar Kedelai pada Berbagai Taraf Pemberian Klorida Asal KCl.

KultivarDosis Pupuk KCl (kg ha-)

0100200300400Rata-rata

.%..............................................

Galunggung41.80053.25639.97741.07852.97845.818 a

Malabar61.15557.23360.84458.75659.65559.529 b

Willis56.55558.70066.28969.08960.22262.171 c

Kerinci56.50056.06659.74456.84552.28956.289 b

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada setiap baris berbeda nyata berdasarkan uji SKS pada taraf uji 0,05 4.1.6Jumlah Biji per Tanaman

Kultivar Willis memilki jumlah biji per tanaman tertinggi berbeda dengan kultivar Malabar dan Kerinci, sedangkan kultivar Malabar tidak berbeda dengan kultivar Kerinci. Hal ini diebabkan oleh karakteristik yang berbeda dari masing-masing kultivar. Dapat dilihat pada Tabel 7 erikut ini :Tabel 7. Jumlah Biji per tanaman Empat Kultivar Kedelai pada Berbagai Taraf Pemberian Klorida Asal KCl.

KultivarDosis Pupuk KCl (kg ha-)

0100200300400Rata-rata

.%..............................................

Galunggung90.217130.01172.18990.02295.61195.610 a

Malabar120.911108.900118.510127.267112.244117.566 b

Willis121.267156.178152.289149.694145.644145.034 c

Kerinci103.076129.956113.74419.567129.544119.177 b

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada setiap baris berbeda nyata berdasarkan uji SKS pada taraf uji 0,05 4.1.7 Bobot 25 Butir per Tanaman

Terlihat pada Tabel 8 bahwa kedelai kultivar Galunggung mempunyai bobot 25 butir paling tinggi. Semua kultivar menunjukan respon yang berbeda satu sama lain karena karakter dari masing-masing kultivarnya berbeda-beda.Tabel 8. Bobot 25 Butir per tanaman Empat Kultivar Kedelai pada Berbagai Taraf Pemberian Klorida Asal KCl.

KultivarDosis Pupuk KCl (kg ha-)

0100200300400Rata-rata

.%..............................................

Galunggung3.8113.8994.0894.2364.1424035 d

Malabar3.4173.4733.7213.8193.6373.613 c

Willis2.5972.8872.9252.9512.9372.859 b

Kerinci2.4252.6772.7392.8502.7572.689 a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada setiap kolom dn angka-angka yang diikuti oleh huruf besar yang sama pada setiap baris tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf uji 0,05 4.1.8 Bobot Biji Kering per Hektar

Bobot biji kering per hektar diperoleh dari kultivar Willis, disebabkan karena kultivar Willis lebih toleran terhadap pemberian klorida yang tertinggi dibandingkan kultivar lainnya. Dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini :Tabel 9. Bobot Biji Kering Empat Kultivar Kedelai pada Berbagai Taraf Pemberian Klorida Asal KCl.

KultivarDosis Pupuk KCl (kg ha-)

0100200300400

Galunggung1.790 aA2.218 aB2.667 aC2.638 aC2.789 aC

Malabar2.374 A3.003 cBC3.179 bC3.517 cD2.873 aD

Willis2.439 bA3.258 cB3.933 cC3.648 cBC3.376 cBC

kerinci2.691 bA3.152 bcB3.287 bcB3.071 bB2.960 bAB

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil yang sama pada setiap kolom dan angka-angka yang diikuti oleh huruf besar yang sama pada setiap baris tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf uji 0,05

4.2 Pembahasan

Metabolisme yang terjadi di dalam tanaman kedelai terdiri dari metabolisme benih dan jaringan tanamannya. Metabolise yang terjadi di benih meliputi proses imbibisi, reatuasi enzim, penguraian bahan simpanan dan pertumbuhan radikal. Bobot biji akan menurun apabila oksigen berkurang dan karbonioksida meningkat.

Air masuk ke dalam benih melalui proses hidrasi dan koloida-koloida hidrofil yang berakibat bertambah besar volume dan timbulnya tekanan imbibisi. Karbohidrat hasil fotosintesis disalurkan dari daun ke seluruh bagain tanaman atau pengangkutan bahan makanan dari akar ke seluruh bagain tanaman.Hasil analisis statisstik terhadap nisbah pupus akar dengan metode sidak ragam univariat dan di lanjutkan dengan uji NT pada taraf 5 % menunjukan bahwa interaksi faktor beberapa kultivar kedelai terhadap pemberian klorida hasilnya sama karena nisbah pupus akar lebih dipengaruhi oleh ketersediaan klorida di dalam tanah dan pemberian pupuk klorida dalam tanah. Pemupukan KCl meningkatkan konentrasi klorida dalam tanah. Pemupukan KCl meningkatkan konsentrasi klorida pada jaringan tanaman (Goos et, 1987) dan nmobilitas klorida pada tanah yang sangat tinggi sehingga mudah tercuci, karena itu persistensi klorida pada tanah yang berasal dari pupuk sudah diduga (Schumacher da Fexen, 1989).Hasil analisis metode idik ragam multivariate pada taraf 5 % yang di uji dengan uji statistic U pada jumlah buku subur, jumlah polong isi,jumlah biji per tanaman bahwa kutivar Willis menunjukan hasil tertinggi artinya berbeda nyata dengan kutivar lainnya, hal ini disebabkan karakteristik yang berbeda dari masing-masing kultivar. Bobot 25 butir biji kering per tanaman tertinggi pda kultivar Galunggung. Perbedaan respon dilanjutkan dengan uji Selang Kepercayaan Serempak (SKS) pada taraf 5 %. Hasil analisi bobot biji per hektar tertinggi pada kultivar Willis digunakan analisis regresi berganda (langkah mundur) menunjukan kultivar Willis lebih toleran terhadap pemberian klorida yang tinggi.Hasil analisis untuk takaran optimal pupuk KCl pada berbagai kultivar yaitu kultivar Galunggung menghasilkan 1,72 ton/ha4 dengan dosis optimum 364 kg/ha4 KCl, kultivar Malabar menghasilkan 2,66 ton/ha4 dengan dosis optimum 244 kg/ha4 KCl, kultivar Willis menghasilkan 3,52 ton/ha4, dengan dosis optimum 264 kg/ha4 KCl, dan kultivar Kerinci menghasilkan 1,51 ton/ha4 dengan dosis optimum 221 kg/ha4 KCl.V.KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di kemukakan, dapat di tarik keimpulan sebagai berikut :

1. Nisbah pupus akar tertinggi terdapat pada kultivar Willis dengan pemberian pupuk KCl 400 kg ha-.

2. Semakin meningkat pemberian pupuk KCl menyebabkan makin meningkat persentase kandungan klorida pada jaringan akar, batang dan daun. Sedangkan pemberian pupuk KCl yang berbeda pada masing-masing kultivar tidak mempengaruhi kandungan klrida pada tanah.

3. Komponen hasil (jumlah buku subur, jumalh polong isi, jumlah biji dan bobot 25 butir per tanaman) pada berbagai kultivar kedelai tidak tergantung pada pemberian pupuk KCl, walaupun terdapat perbedaan dengan meningkatnya dosis. Sedangkan masing-masing kultivar memberikan hasil yang berbeda, dinaman pada semua komponen hasil didapatkan angka tertinggi terdapat pada kultivar Galunggung.4. Kultivar Galunggung menghasilkan 1,72 ton/ha4 dengan dosis optimum 364 kg/ha4 KCl, kultivar Malabar menghasilkan 2,66 ton/ha4 dengan dosis optimum 244 kg/ha4 KCl, kultivar Willis menghasilkan 3,52 ton/ha4, dengan dosis optimum 264 kg/ha4 KCl, dan kultivar Kerinci menghasilkan 1,51 ton/ha4 dengan dosis optimum 221 kg/ha4 KCl.5. Jumlah biji per tanaman memberikan kontribusi terbesar kepada hasil.

5.2 Saran

1. Selanjutnya penelitian ini di lanjutkan sehingga mengetahui sebab kultivar Willis yang memberikan respon nisbah pupus akarnya tertinggi.2. Mencari dan meneliti kultivar kedelai lain dapat mempengaruhi kandungan klorida pada tanah.

3. Penelitian selanjutnya dapat ditelusuri karakteristik kultivar Willis yang mampu memberikan sebagian besar komponen hasil tertingi, sedangkan bobot 25 butir per tanamannya tidak menunjukan hal yang sama.4. Dapat dilakukan penelitian selanjutnya sampai memperoleh dosis optimum terendah yang dapat menhasilkan tertinggi.5. Dapat dilakukan inovasi lain pada perlakuan klorida sampai diperoleh hasil yang terbaik.

1