Resesi Ekonomi AS, Dampaknya pada Rate Bank … · Web viewSeperti yang kita tahu bahwa indikator...

22
Resesi Ekonomi AS, Dampaknya pada pasar Finansial, Stabilitas Sosial Internasional, dan Inflasi Indonesia. Tugas Menulis Karya Ilmiah Bahasa Indonesia Oleh, John William NIM : 2007210418

Transcript of Resesi Ekonomi AS, Dampaknya pada Rate Bank … · Web viewSeperti yang kita tahu bahwa indikator...

Page 1: Resesi Ekonomi AS, Dampaknya pada Rate Bank … · Web viewSeperti yang kita tahu bahwa indikator inflasi adalah lonjakan harga. Harga barang kebutuhan masyarakat melonjak, dan lonjakan

Resesi Ekonomi AS, Dampaknya pada pasar Finansial,

Stabilitas Sosial Internasional, dan Inflasi Indonesia.

Tugas Menulis Karya Ilmiah

Bahasa Indonesia

Oleh,

John William

NIM : 2007210418

Kelas :C

Jurusan Manajemen.

STIE Perbanas, Surabaya.

Tahun Ajaran 2007/2008.

Page 2: Resesi Ekonomi AS, Dampaknya pada Rate Bank … · Web viewSeperti yang kita tahu bahwa indikator inflasi adalah lonjakan harga. Harga barang kebutuhan masyarakat melonjak, dan lonjakan

Resesi Ekonomi AS, Dampaknya pada pasar Finansial, Stabilitas

Sosial Internasional, dan Inflasi Nasional.

I Pendahuluan

Resesi Ekonomi adalah suatu keadaan dimana ekonomi suatu Negara

menjadi lumpuh. Amerika Serikat (AS) adalah Negara besar yang sekarang

sedang mengalaminya. Dampaknya bisa dirasakan secara lokal ataupun lebih

luas lagi oleh Negara lain, tak terkecuali, dan telah membuat Abnormalitas

sistem ekonomi mereka. Penyebaran dampak itu terjadi karena AS adalah

Negara yang sangat berpengaruh besar atas Negara lain. Amerika Serikat

bagaimanapun menjadi barometer dunia. Ketika perekonomian di sana beres,

dunia pun aman. Sedangkan Abnormalitas sistem ekonomi diakibatkan oleh

kepanikan pasar menanggapi goncangan yang terjadi di AS tersebut. Sistem

Ekonomi yang dulunya sebagian besar dipengaruhi dengan Supply dan

Demand, kini berbalik dengan pengaruh spekulasi diantara para spekulan.

Dalam teori seharusnya harga komoditi akan turun jika supply meningkat,

namun kenyataannya harganya justru bertambah naik. Teori ekonomi dasar

sudah tidak berguna lagi.

Melihat hal ini, dunia investasi menjadi kacau, dan sangat

membingungkan. Para investor bingung untuk mengambil keputusan

berinvestasi. Disatu sisi mereka masih percaya pada teori ekonomi yang

betentangan dengan apa yang sebenarnya terjadi di dunia nyata. Namun jika

tidak mengikutinya dan lebih memilih pada keadaan pasar yang berlawanan

arus, bisa jadi keadaan berbalik 180 derajat, kembali pada teori awal. Tapi

kalau tidak diikuti keadaan pasarnya, maka investor bias jadi kehilangan

moment penting.

Harga komoditas dunia merangkak naik secara tidak normal, efek

dominonya pun terasa hingga pada asumsi inflasi Negara ini. Seperti yang kita

tahu bahwa indikator inflasi adalah lonjakan harga. Harga barang kebutuhan

masyarakat melonjak, dan lonjakan ini telah membuat ancaman inflasi yang

1

Page 3: Resesi Ekonomi AS, Dampaknya pada Rate Bank … · Web viewSeperti yang kita tahu bahwa indikator inflasi adalah lonjakan harga. Harga barang kebutuhan masyarakat melonjak, dan lonjakan

tinggi bagi negeri ini yang dikhwatirkan dalam 2 (dua) digit angka. Padahal

asumsi BI awal adalah sebesar 1 (digit) diposisi sekitar 5 persen. Tapi

kenyataanya dalam empat bulan ini, inflasi tahunan sebesar 8,71 persen, belum

lagi jika pemeritah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bulan ini

ditambah moment hari raya. Inflasi diyakini akan berada di tingkat 11,7 persen

akhir tahun ini, jauh dari perkiraan awal.

Kejadian ini memang adalah kejadian ekonomi yang tidak pernah

terjadi sebesar ini sebelumnya, kejadiaan yang unik dan tak terduga. Kejadian

ini merupakan rangkaian siklus ekonomi yang akan terus berjalan naik dan

turun. Para ekonom dapat menarik manfaat dari fenomena ini, karena pastinya

ia kemungkinan besar akan berulang lagi dimasa depan yang kita tidak tahu

kapan terjadinya. Membuatnya menjadi pengalaman pahit, sekaligus obat

kekebaln tubuh.

I.A Tujuan Penulisan

Karya tulis ini bertujuan untuk memberikan informasi pada masyarakat

akan apa sebenarnya Resesi Ekonomi itu khususnya yang terjadi di AS dan

dampak yang ditimbulkannya atas sistem ekonomi, khususnya tingkat suku

bunga “rate” beberapa bank sentral didunia dan tekanan inflasi nasional. Dua

hal inilah yang menjadi pokok pembicaraan, karena keduanya memiliki andil

yang cukup besar bagi Ekonomi makro bangsa.

I.B Ruang Lingkup Penulisan

Pokok utama permasalahan yang disajikan yaitu dalam karya tulis ini

adalah membahas Resesi Ekonomi yang terjadi di AS. Disini akan dibahas

juga beberapa cakupan berkaitan dengan pokok utama tersebut. Mulai dari

seperti apakah konsep resesi itu, ketrkaitannya dengan pasar financial dunia,

dampak lanjutannya pada Negara lain, potensi goncangan/gejolak sosial yang

dapat ditimbulkannya, hingga diadakannya penyesuian target inflasi Indonesia.

2

Page 4: Resesi Ekonomi AS, Dampaknya pada Rate Bank … · Web viewSeperti yang kita tahu bahwa indikator inflasi adalah lonjakan harga. Harga barang kebutuhan masyarakat melonjak, dan lonjakan

II Isi

II.A Konsep Resesi Ekonomi AS

Resesi Ekonomi adalah suatu keadaan dimana ekonomi suatu Negara

menjadi lumpuh oleh karena daya beli masyarakat menurun drastis. Resesi

ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang menurun selama dua kuartal

berturut-turut. Atau bisa juga dilihat dari pertumbuhan yang terlalu rendah

sehingga tidak cukup untuk menyerap para pencari kerja. Resesi diwarnai oleh

produksi domestik bruto yang juga tidak tumbuh, bahkan mungkin juga terjadi

kontraksi, yakni ekonomi yang anjlok lantaran sulit untuk tumbuh.

Penyebabnya bisa karena bencana alam ataupun terjebak dalam system

ekonomi dan perilaku masyarakat yang salah atau keteledoran.

Dalam kasus yang terjadi di AS, faktor kedua itulah yang paling

dominan. Mereka bersikap teledor. Sistem ekonomi dan keuangan yang kurang

mempertimbangkan hal-hal dasar, membuat “kecolongan” dan merugi triliunan

dolar AS. Keteledoran ini kemudian membuahkan krisis yang dikenal sebagai

krisis kredit perumahan subrime mortage, yang disadari pertengahan 2007 lalu.

Kredit perumahan Mortgage sendiri adalah utang untuk membeli

properti, di mana properti tersebut kemudian dipakai sebagai jaminan.

Contohnya adalah KPR. Kalau di AS dikenal dengan hipotek. Dalam kasus

kredit KPR subprime, setelah memberikan kredit ke konsumen melalui

mortgage broker, bank-bank pemberi kredit KPR di AS lantas menerbitkan

instrumen keuangan dengan menggunakan KPR-nya sebagai underlying asset

(yang dinamakan collateralized debt obligation/CDO) yang dijual ke investor.

Melalui cara ini, bank tidak menghadapi risiko gagal bayar, karena telah

"menjual" utangnya ke investor. Mereka membedakan jenis kredit ini

berdasarkan pengutang (debitur ) dan Kredit (loan) ke dalam beberapa

golongan, yakni Prime Mortgage dan Subprime Mortgage.

Prime Mortgage dan Subprime Mortgage memiliki beberapa

perbedaaan. Prime mortgage biasanya diberikan kepada peminjam yang

3

Page 5: Resesi Ekonomi AS, Dampaknya pada Rate Bank … · Web viewSeperti yang kita tahu bahwa indikator inflasi adalah lonjakan harga. Harga barang kebutuhan masyarakat melonjak, dan lonjakan

memiliki sejarah kredit yang bagus (Misalnya tidak pernah bangkrut , tidak

terlambat membayar tagihan) dan dapat menunjukkan kapasitas untuk

membayar kembali utangnya (misalnya pendapatan besar, rasio dari loan

terhadap nilai property rendah). Subprime mortgage adalah mortgage dengan

risiko yang lebih tinggi. Diberikan kepada peminjam yang tidak memenuhi

kedua persyaratan di atas. Jenis pinjaman ini memungkinkan orang yang

tadinya tidak bisa membeli rumah menjadi bisa membeli rumah.

Karena risiko subprime mortgage yang lebih tinggi, maka bunga yang

dikenakan kepada peminjam juga lebih tinggi. Karena itu tingkat gagal bayar

subprime mortgage (sekitar 7%) sementara prime mortgage sekitar 1%. Tipe

kredit berisiko tinggi ini menarik di mata penyalur kredit karena menghasilkan

bunga tinggi dibandingkan bunga prime mortgage. Jenis kredit subprime

sebenarnya bermacam macam. Ada kredit subprime untuk pembelian rumah

(KPR), Kredit pemilikan mobil, Kredit renovasi rumah dan Kartu kredit.

Fenomena KPR subprime menawarkan bunga tetap murah dalam dua tahun

pertama tapi, setelah dua tahun sampai akhir periode KPR yakni 28 tahun,

bunganya kemudian berubah, mengambang mengikuti bunga pasar .

Dalam kondisi suku bunga yang rendah dan harga rumah yang terus

naik, pemberi mortgage seolah melupakan risiko gagal bayar. Persaingan ketat,

berbagai strategi marketing pun dilancarkan termasuk subrime Mortage.

Dengan harga rumah yang terus naik, ada harapan sebelum tahun kedua rumah

bisa dijual untuk membayar sisa mortgage, tapi kenyataannya tidak. Harga

rumah menjadi lebih murah karena terlalu banyak warga AS yang tidak bisa

membayar kreditnya/gagal bayar, sehingga memilih menggadaikan rumahnya

tersebut dengan harga yang rendah untuk membayar tagihan kredit dan

menyambung hidup. Masyarakat tidak lagi mampu berbelanja secara bebas,

dan melumpuhkan sector perdagangan ritel di sana. Saham lembaga keuangan

pun tergerus juga, dan terjadilah Resesi Ekonomi.

4

Page 6: Resesi Ekonomi AS, Dampaknya pada Rate Bank … · Web viewSeperti yang kita tahu bahwa indikator inflasi adalah lonjakan harga. Harga barang kebutuhan masyarakat melonjak, dan lonjakan

II.B Keterkaitan Resesi AS dengan Pasar Finansial.

Pada bulan juli 2007, investor baru menyadari bahwa keadaan yang

selama ini diharapkan, malah berbalik arah dan Investasi mereka gagal

berkembang, tak membuahkan hasil bahkan merugi milyaran dolar akibat

utang dalam instrument CDO tadi yang tak terbayar. Oleh karena itu, terjadilah

penarikan instrumen investasi finansial untuk dialihkan keluar. Kepanikan

inilah yang memperparah keadaaan Negara itu. Nilai mata uang Dolar AS

jatuh, dan saham-saham mereka pun rontok. Sejak krisis sub-prime merebak

Juli 2007, indeks harga saham global sudah jatuh lebih dari 10 persen.

Kerugian akumulatif 5 triliun dollar lebih. Bank dan lembaga keuangan kian

pelit menyalurkan kredit. Terjadi pula krisis likuiditas yang luar biasa di

seluruh sistem finansial.

Berbagai langkah telah dilakukan oleh pemerintah AS. Mulai dari

penurunan suku bunga hingga menginjeksikan likuiditas 200 miliar dollar AS

melalui fasilitas Term Auction Facility (TAF) ke pasar uang dan

menyelamatkan bank investasi raksasa Bear Stearns (lewat akuisisi oleh JP

Morgan Chase yang didukung pendanaan dari Fed) Maret lalu. Langkah

pemerintah AS dan The Fed ini sesaat memang menenangkan pasar finansial

dan indeks saham sempat rebound, tapi tak bertahan lama.

Institusi finansial AS saat ini beroperasi bagaikan zombie, secara teknis

sudah mati, tetapi masih beroperasi. Bear Streans (BS) adalah lembaga

keuangan yang mengalami kebangkrutan dan masih sempat diselamatkan oleh

pemerintah AS Lewat Akuisisi The Fed. The Fed harus menyelamatkan Bear,

karena ambruknya Bear bisa memicu krisis kepercayaan yang lebih besar,

karena memiliki keterkaitan dengan sejumlah lembaga keuangan lain. Ini

semakin membuktikan sistem perbankan AS memang sudah bangkrut, dan

pemerintah AS seolah olah hanya sebagai lembaga penggadaian lembaga

keuangan yang kolaps tersebut.

5

Page 7: Resesi Ekonomi AS, Dampaknya pada Rate Bank … · Web viewSeperti yang kita tahu bahwa indikator inflasi adalah lonjakan harga. Harga barang kebutuhan masyarakat melonjak, dan lonjakan

Pasar finansial di Negara lain juga terpengaruh sama seperti yang

dialami di AS. Persoalannya banyak instusi finansial luar AS yang turut

membiayai kredit property disana. Maklum, banyak perusahaan menjadikan

subprime mortgage sebagai jaminan atau aset utama (underlying asset) surat

utang mereka. Selain itu, mereka juga membiayai banyak kegiatan perusahaan

yang pendapatannya berasal dari kegiatan ekspor ke Amerika Serikat. Saat

daya beli warga AS lumpuh, otomatis pendapatan perusahaan itu turut lumpuh

juga yang akhirnya secara tidak langsung mempengaruhi lembaga

pembiayaannya.

II.C Dampaknya Atas Negara Lain.

Telah dikatakan sebelumnya bahwa AS adalah barometer

perekonomian dunia, karena pengaruhnya yang besar. AS menjadi Negara

importir utama sekalugus tujuan utama ekspor sebagian besar Negara. Ketika

AS lumpuh, Perkonomian Negara lain juga terpengaruh ikut-ikutan melumpuh.

Hal ini juga diakui IMF, lembaga pendanaan moneter internasional. Dana

Moneter Internasional (IMF) menilai pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia

Pasifik akan kembali terkoreksi di 2008. Sebelumnya, IMF memprediksi

pertumbuhan akan turun dari 7,4% di 2007 menjadi 6,2% tahun ini. "Dari

perhitungan kami, terhubungnya perdagangan dan keuangan dengan kawasan

lain akan membuat pertumbuhan akan turun jadi 6,2% tahun ini. Hal itu

merupakan efek lanjutan krisis keuangan dan resesi di AS yang juga

berdampak ke Eropa dan kawasan Asia," ungkap Deputi Direktur Departemen

Riset IMF Charles Collyns. Maka jelas bahwa perkonomian Negara-negara

sedang melambat.

Perlambatan ekonomi AS mempengaruhi negara lain lewat dua jalan.

Pertama, melalui perdagangan dan manufaktur, atau dengan kata lain melalui

sector rill. Negara yang mengandalkan ekspor ke AS pasti terpengaruh. Kedua,

melalui pasar financial, yang di dalamnya juga terdapat sistem pendanaan

kegiatan import dan ekspor dari AS (sector Financial). Melemahnya ekonomi

6

Page 8: Resesi Ekonomi AS, Dampaknya pada Rate Bank … · Web viewSeperti yang kita tahu bahwa indikator inflasi adalah lonjakan harga. Harga barang kebutuhan masyarakat melonjak, dan lonjakan

AS bisa melemahkan minat investor berinvestasi di aset-aset berisiko. Bahkan,

dalam setahun ini, jika indeks di Wall Street anjlok, hampir selalu indeks di

negara lain. Pertumbuhan ekonomi suatu Negara didasarkan pada kedua sector

penting ini. Jika keduanya lumpuh, maka terjadilah perlambatan ekonomi.

Apa dampaknya bagi Indonesia? Angka-angka ekspor nonmigas

Indonesia ke AS selama ini yang tercatat di Badan Pusat Statistik, menunjukan

ekspor Indonesia ke negara itu menduduki peringkat kedua terbesar setelah

Jepang. Kalau begitu, otomatis ekspor Indonesia akan terpengaruh, industri

dalam negeri akan meradang, yang pada ujungnya akan meningkatkan angka

pengangguran. Jika permintaan luar negeri (AS) berkurang, industri akan

melakukan penyesuaian, antara lain mengurangi produksi. Jika produksi

dikurangi, bisa jadi tenaga kerja pun akan dikurangi. Penganggur akan lebih

banyak lagi, kemiskinan bisa melonjak. Artinya, jika AS sakit, Indonesia bisa

langsung terkena getahnya.

Untuk mensiasatinya, kalangan ekonom (eksportir/importir) mencari

pasar baru di luar AS. Arahkan ke pasar Asia, terutama negara-negara

berkembangnya, yang diperkirakan perekonomiannya masih bisa tumbuh.

Selain itu memanfaatkan moment penurunan harga saham untuk melakukan

pembelian, selain memberikan keuntungan dengan harganya yang murah juga

membantu membangkitkan kinerja perusahaan kembali setelah terpukul resesi.

II.D Potensi Gejolak Sosial

Krisis keuangan yang dipicu kasus subprime mortgage di Amerika

Serikat menyebabkan investor portofolio mengalihkan investasinya dari

instrumen keuangan ke instrumen investasi berbasis komoditas, seperti

minyak, perkebunan, dan pertambangan. Karena itu, tidak hanya minyak,

komoditas seperti emas, CPO, kedelai, timah, dan batu bara juga mengalami

kenaikan harga. Terbukti bahwa hanya dalam sepekan ini, harga minyak dunia

(crude oil) naik 5 US $. Nilai yang dulunya hanya dapat dicapai dalam kurun

waktu satu tahun. Begitu juga dengan komoditas pangan.

7

Page 9: Resesi Ekonomi AS, Dampaknya pada Rate Bank … · Web viewSeperti yang kita tahu bahwa indikator inflasi adalah lonjakan harga. Harga barang kebutuhan masyarakat melonjak, dan lonjakan

Kenaikan ini dapat membawa dampak yang baik sekaligus buruk bagi

suatu Negara. Masalahnya adalah apakah Negara tersebut bias menfaatkan

moment tersebut untuk menarik keuntungan yang sebesar-besarnya dengan

memproduksi dan menjual komoditas tersebut, atau sebaliknya mengalami

kebocoran anggaran untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya akan komoditas

yang harganya sudah melangit. Jika ia tidak mampu mengelola kondisi ini,

dikhawatirkan akan terjadi perlambatan ekonomi di Negara tersebut

Walaupun sebenarnya sisi supply-nya melimpah, namun kenyataannya

harganya masih tinggi dan terus naik. Sistemnya tidak sesuai lagi dengan teori

supply and demand lagi tapi didominasi Spekulasi dan keserakahan diantara

para spekulan.. Sepertinya para spekulan itu tidak mengerti penderitaan

masyarakat dunia ini. Mereka hanya memikirkan keuntungan saja, dan

melupakan tanggung jawab sosial yang paling dasar. Padahal sebenarnya ia

tidak bias lepas dari orang lain yang ia susahkan itu.

Ancaman kekurangan pangan pun tidak bisa diabaikan lagi. Harganya

tidak lagi dapat dijangkau oleh kalangan bawah. Inilah yang dikhawatirkan

menimbulkan gejolak sosial berupa kerusuhan massal dan kelaparan. Nilai

uang menjadi rendah, dan makanan menjadi sesuatu yang sangat sulit didapat.

Sehingga muncul inisiatif jahat yang ingin dilakukan untuk mendapatkannya,

apapun caranya. Salah satunya adalah dengan membuat kerusuhan dan

kegiatan anarkis lainnya dengan merampas paksa harta milik orang lain, seperti

yang terjadi pada kerusuhan tahun 1998 lalu.

Pemerintah akan sulit mengendalikannya, menggingat pelakunya

adalah massa yang jumlahnya sangat banyak termasuk rakyat kecil yang

semakin bertambah miskin. Di satu sisi pemerintah ingin menjaga ketertiban

umum, tapi disisi lain rakyat punyak hak asasi yang harus dipenuhi juga yaitu

untuk hidup layak. Bagaimana mau hidup layak jika kebutuhan pokok tidak

bisa dipenuhi lantaran untuk mendapatkannya sangat sulit karena mahalnya

harga. Jika kesenjangan sosial antara si miskin dan si kaya bertambah luas, hal

8

Page 10: Resesi Ekonomi AS, Dampaknya pada Rate Bank … · Web viewSeperti yang kita tahu bahwa indikator inflasi adalah lonjakan harga. Harga barang kebutuhan masyarakat melonjak, dan lonjakan

ini akan semakin menambah kecemburuan sosial. Si miskin akan semakin

menjadi iri dan benci pada si kaya. Akhirnya konfilk pun tak terhindarkan, dan

akan berlangsung begitu lama.

Efek kekacauan yang lebih besar dari sekedar kerusuhan biasa pun

dapat terjadi. Salah satunya adalah potensi konflik antar Negara seperti pada

waktu perang dunia silam. Berbagai Negara satu sama lain akan saling

berperang untuk menguasai dan mencari sesuatu yang bias memenuhi

kebutuhan hidup rakyat di negaranya. Betapa banyak korban yang akan

berjatuhan jika hal seperti ini terjadi. Selain itu, para teroris juga dikhwatirkan

akan memanfaatkan keadaan ini. Mereka akan mencoba memprovokasi dan

mensabotase asset-aset vital rakyat banyak. Kalau semuanya sudah dikuasai,

maka apa jadinya hidup umat manusia di masa depan. Kita akan tunduk pada

kekuasaan orang-orang jahat, hanya karena kekurangan makanan dan

kebutuhan pokok lainnya.

Hal demikian dapat dicegah jika pihak yang berkelebihan juga turut

menanggung masalah kenaikan komoditas ini. Mereka yang memperoleh

keuntungan lebih akibat barang dagangannya yang dihargai lebih tinggi

tersebut, hendaknya membantu pihak yang mengalami masalah. Contohnya

adalah para saudagar minyak di negeri arab yang berkelimpahan dolar dengan

harga minyak yang tinggi. Memberikan hibah dana sebagai bentuk kompensasi

dari kenaikan harga minyak yang telah membuat resah kepada Negara-negara

yang sangat membutuhkan, setidaknya harus dilakukan mereka, bukanya

berfoya-foya menghabiskanya untuk hal-hal yang tidak berguna. Bukankah itu

adalah prinsip ekonomi yang berbasis islam, yang notabene adalah agama yang

dianut mereka. Sungguh riskan jika selama ini daerah yang diagung-agungkan

sebagai sumber kedamaian lewat pencitraan agama yang kuat, malah menjadi

sumber masalah dan mereka sendiri melanggar ajaran agama mereka. Sangat

ironis sekali bukan, jika hidup berfoya-foya diatas penderitaan orang lain.

9

Page 11: Resesi Ekonomi AS, Dampaknya pada Rate Bank … · Web viewSeperti yang kita tahu bahwa indikator inflasi adalah lonjakan harga. Harga barang kebutuhan masyarakat melonjak, dan lonjakan

II.E Penyesuian Terget Inflasi Indonesia; Efek Lain Resesi Ekonomi.

Inflasi didefinisikan sebagai kecendrungan harga barang/jasa untuk

naik, dan menjadi momok bagi para pelaku ekonomi dan masyarakat. Jadi

Inflasi harus menjadi perhatian utama. Semakin tinggi laju inflasi, maka

semakin rendah kesejahteraan masyarakat karena nilai setiap sen uang yang

dipegang orang terus menurun. Daya beli melorot jika inflasi tinggi. Otomatis

pertumbuhan ekonomi melambat, pengangguran bertambah, dan satabilitas

sosial goyah. Inflasi menjadi potret apa yang terjadi di tengah masyarakat.

Di lihat dari sisi harga barang, Indonesia pun belum aman dari potensi

tekanan inflasi, karena kondisi pasar Indonesia termasuk dalam kategori panic

market. Pasar Indonesia akan menjadi panik jika salah satu barang mengalami

kenaikan harga. Kepanikan ini ditunjukan dengan ikut-ikutan menaikan harga

barang lainya, sehingga memperparah kondisi ekonomi dan menambah inflasi.

Inflasi yang tinggi bagi negeri ini yang dikhwatirkan dalam 2 digit

angka. Padahal asumsi BI awal adalah sebesar 1 digit diposisi sekitar 5 %

tepatnya di 6,5%. Tapi kenyataanya dalam empat bulan ini, inflasi tahunan

(year-on-year) sebesar 8,71 persen, belum lagi jika pemeritah menaikan harga

Bahan Bakar Minyak (BBM) bulan ini ditambah momentum hari raya. Inflasi

diyakini akan berada di tingkat 11,7 persen akhir tahun ini. Bahkan dalam

Triwulan I 2008 saja inflasi mencapai 3,41%. Angka itu sudah lebih dari

separo target pemerintah yang mematok inflasi 2008 sebesar 6,5%.

Sulit mencapai dan mempertahankan asumsi itu. Perlu dilakukan

penyesuaian yang lebih rasional terhadapnya. Pemerintah pun melakukannya.

Hanya 40 hari setelah mensahkan ABPN perubahan, pada tanggal 10 April lalu

pemerintah merombak ulang. Target inflasi yang sebelumnya dipatok 6,5%,

kini direvisi menjadi 9,5%. Dan tidak menutup kemungkinan melonjak lebih

tinggi lagi di kisaran 11,7%. Mengingat momen kenaikan harga BBM yang

baru dinaikan dan hari raya yang pastinya menaikan harga bahan-bahan pokok.

10

Page 12: Resesi Ekonomi AS, Dampaknya pada Rate Bank … · Web viewSeperti yang kita tahu bahwa indikator inflasi adalah lonjakan harga. Harga barang kebutuhan masyarakat melonjak, dan lonjakan

Ada beberapa risiko yang mungkin menyebabkan tekanan terhadap laju

inflasi tahun 2008. Risiko itu, pertama, proses konsolidasi pasar finansial

global terkait dampak krisis subprime mortgage masih belum dapat dipastikan

mereda. Kedua, risiko terkait kenaikan harga minyak dunia. Ketiga, potensi

peningkatan permintaan konsumsi minyak domestik di atas asumsi, terutama

yang dipicu tingginya disparitas harga BBM bersubsidi dengan BBM

nonsubsidi maupun harga BBM di negara tetangga. Keempat, kemampuan

produksi minyak domestik yang tidak sesuai target. Kelima, persepsi pelaku

ekonomi terhadap prospek kesinambungan fiskal dan prospek perekonomian

secara keseluruhan terkait dampak kenaikan harga minyak dunia. Kelima

risiko itu merupakan ancaman yang bisa membebani pencapaian target inflasi

pada 2008 yang ditetapkan 5 % deviasi ± 1 persen.

Namun, itu ada obat pencegahnya yang pada dasarnya ada lima.

Pertama, kemampuan dalam menjaga keseimbangan permintaan dan pasokan

(output gap). Kedua, menjaga kestabilan nilai tukar rupiah. Ketiga, menjaga

agar ekspektasi inflasi berada pada level yang rendah. Keempat,

meminimalisasikan dampak administered price. Kelima, menjaga kecukupan

pasokan dan kelancaran distribusi food.

Obat ini hanya bisa diterapkan jika pemerintah dan Bank Indonesia

(BI) serius bekerja sama menekan laju inflasi. BI tidak mampu bekerja

sendiri, dikarenakan kondisi saat ini memperlihatkan bahwa penyumbang

inflasi tidak lagi dalam ruang lingkup moneter, misalnya kenaikan pangan dan

minyak, sehingga kemampuan BI menjadi sangat berkurang untuk

mengendalikannya. Perlu juga dipikirkan untuk menurunkan BI rate yang

nantinya akan ditransmisikan ke dalam penurunan suku bunga kredit.

Harapannya, penurunan ini akan mendorong investasi sehingga meningkat dan.

akan membuka lapangan kerja dan penambahan output. Pemerintah tinggal

memberikan insentif agar investasi itu lari ke sektor padat karya (pertanian dan

industri menengah/kecil), sehingga lapangan kerja menjadi lebih besar.

11

Page 13: Resesi Ekonomi AS, Dampaknya pada Rate Bank … · Web viewSeperti yang kita tahu bahwa indikator inflasi adalah lonjakan harga. Harga barang kebutuhan masyarakat melonjak, dan lonjakan

III Penutup

III.A Kesimpulan

Dari yang telah dijabarkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa,

Resesi Ekonomi dapat terjadi karena perilaku manusia sendiri seperti yang

terjadi di Amerika Serikat dan efeknya bias dirasakan di semua sector baik itu

sektor rill, finansial, moneter dan stabilitas sosial. Efeknya sangat buruk dan

menyulitkan banyak kalangan, mulai dari kalangan atas hingga bawah.

III.B Kritik dan Saran

Tulisan ini setidaknya bisa menjadi pengingat kita bersama bahwa

kondisi ekonomi memang tengah terpuruk. Kita secara bersama mesti

mendesak ke pemerintah, terutama tim ekonomi, agar mengantisipasi atas

kemungkinan terburuk. Para pakar ekonomi kita hendaknya berpikir keras agar

Resesi ini tidak terulang lagi, dan tentu kita berharap para pakar ekonomi tidak

sekadar “asal bunyi” tatkala menjelaskan prediksi ekonomi mereka. Rakyat

butuh edukasi agar paham terhadap perkembangan ekonomi kita.

Melalui tulisan ini dengan penjabaran luas tentang efek buruk Resesi,

juga ingin disampaikan kritik khususnya pada kita semua atas perilaku

konsumtif kita yang kurang mempertimbangkan aspek keuangan pribadi

masing-masing, yang oleh karenanya menjerumuskan kita pada Jebakan Resesi

Ekonomi, dan kepada Pihak-pihak baik itu Negara maupun secara individual

yang justru menikmati dan berlimpah oleh kenaikan harga komoditas untuk

jangan egois dan mementingkan diri sendiri, harus turut membantu yang

kesusahan.

12