reservoir engineering

19
LAPORAN PRAKTIKUM PETROFISIKA TM-2108 PERCOBAAN MODUL I PENENTUAN GAS SPECIFIC GRAVIT Y DAN OIL SPECIFIC GRAVITY Nama : Rina Yuliana NIM : 10111072 Shift : Senin 1 Tanggal Praktikum : 30 September 2013 Tanggal Laporan : 7 September 2013 Dosen : Dr. Ir. Taufan Marhaendrajana Asisten : Dimas Panji Reksaputra 12210023 Bella Astari 12210003 LABORATORIUM PETROFISIKA PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2013

Transcript of reservoir engineering

Page 1: reservoir engineering

LAPORAN PRAKTIKUM PETROFISIKA TM-2108

PERCOBAAN MODUL I

PENENTUAN GAS SPECIFIC GRAVIT Y DAN

OIL SPECIFIC GRAVITY

Nama : Rina Yuliana

NIM : 10111072

Shift : Senin 1

Tanggal Praktikum : 30 September 2013

Tanggal Laporan : 7 September 2013

Dosen : Dr. Ir. Taufan Marhaendrajana

Asisten : Dimas Panji Reksaputra 12210023

Bella Astari 12210003

LABORATORIUM PETROFISIKA

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2013

Page 2: reservoir engineering

PENENTUAN GAS SPECIFIC GRAVITY DAN OIL SPECIFIC GRAVITY

I. Tujuan

1. Memahami penentuan sifat-sifat fisik gas: specific gravity, densitas, viskositas, dan faktor

kompresibilitas gas.

2. Menentukan specific gravity gas dengan menggunakan metode efusi.

3. Menentukan sifat-sifat fisik fluida gas.

4. Mengetahui kegunaan parameter SG gas dalam industri perminyakan.

5. Menentukan specific gravity dari crude oil.

6. Mengetahui pengaruh temperature terhadap specific gravity dari crude oil.

II. Teori Dasar

Specific gravity gas dapat didefinisikan sebagai perbandingan atau rasio antara densitas gas

terhadap densitas udara yang diukur pada tekanan dan temperature yang sama. Sedangkan

specific gravity minyak merupakan rasio antara densitas minyak dan densitas air pada kondisi

yang sama (14,7 psia, 60 F / 60 F). Terdapat dua hukum yang mendasari percobaan dalam

penentuan specific gravity gas, yaitu hukum efusi/difusi dari Graham dan hukum Avogadro.

Kedua hukum ini menghasilkan perbandingan waktu alir yang dapat digunakan untuk

menentukan specific gravity suatu sample gas. Prinsip dari hukum difusi/efusi Graham ini adalah

laju efusi dan difusi dua gas pada temperature dan tekanan yang sama akan berbanding terbalik

dengan akar kuadrat massa jenisnya. Secara matematis, dapat dituliskan sebagai berikut:

dengan V sebagai kecepatan difusi/efusi gas, dan d sebagai densitas gas.

Prinsip hukum Avogadro adalah pada kondisi tekanan, temperature dan volume tertentu,

massa jenis gas akan berbanding lurus dengan berat molekulnya. Secara matematis dapat

dituliskan sebagai berikut:

dengan M sebagai berat dari molekul gas.

Difusi merupakan proses penyamaan keadaan fisik secara spontan dari konsentrasi tinggi ke

konsentrasi rendah. Sedangkan efusi merupakan gerakan partikel-partikel gas melalui celah atau

pori-pori sempit. Gabungan hukum Graham dan Avogadro untuk proses difusi dengan jarak yang

sama diperoleh :

Page 3: reservoir engineering

Pada percobaan kali ini akan ditentukan specific gravity gas dengan menggunakan

effusiometer, yaitu dengan membandingkan waktu alir sample gas dengan udara kering (asumsi:

tekanan dan temperature selama percobaan berlangsung tetap). Harga SG harus dikoeksi terhadap

parameter tekanan uap kering (W, mmHg), tekanan ruang (P, mmHg), serta tekanan rata-rata (p,

mmHg). Hasil SG setelah dikoreksi (SG*) dapat dinyatakan sebagai berikut:

dimana merupakan harga SG hasil

perhitungan sebelum dikoreksi. Selanjutnya akan ditentukan specific gravity minyak dengan menggunakan hydrometer dan

picnometer. Terdapat 2 jenis hydrometer, yaitu plain type dan thermo-hydrometer. Pengukuran

SG dengan menggunakan hydrometer ini menggunakan prinsip hukum Archimedes yang

menggunakan besaran dari crude oil itu sendiri. Dalam hal ini, densitas crude oil tidak perlu

diukur dalam suhu tertentu, yang terpenting adalah posisi hydrometer yang vertical dan sudah

stabil. Sedangkan penukuran SG dengan picnometer membutuhkan keadaan suhu yang sama

untuk membandingkan densitas suatu crude oil dengan densitas air. SG oil juga dapat ditentukan

dengan SG balance. SG Balance ini lebih cepat dari picnometer, tetapi hasilnya perlu dikoreksi

terhadap temperature. Meskipun hydrometer tidak seteliti SG balance dan piknometer, tetapi

hydrometer ini praktis dan ketelitiannya masih dapat diterima.

III. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penentuan specific gravity gas adalah sebagai berikut:

1. Effusiometer

2. Stopwatch

3. Tabung gas CO2 dan N2

4. Kompressor

Bahan yang digunakan dalam penentuan specific gravity gas adalah sebagai berikut:

1. Air

2. Udara

3. Gas CO2 dan N2

Alat yang digunakan dalam penentuan specific gravity minyak adalah sebagai berikut:

1. Hidrometer 6. Pemanas

2. Piknometer 7. Penjepit kayu

Page 4: reservoir engineering

3. Gelas kimia 1 L dan 100 mL 8. Termometer 2 buah

4. Gelas ukur 500 mL 9. Batang pengaduk

5. Corong gelas 10. Timbangan

Bahan yang digunakan dalam penentuan specific gravity minyak adalah sebagai berikut:

1. Sample crude oil

2. Air

IV. Tabulasi Data

Data waktu alir udara kering dengan menggunakan Effusiometer

Keterangan:

Prata-rata = 12 mmHg

Pruang = 760 mmHg

Puap kering = 0.0298 mmHg

Truang = 25 C

Data crude oil SG dengan menggunakan hydrometer (dari asisten)

sample minyak ◦API Rata ◦API

ke-1 ke-2 ke-3 Jatibarang 22.2 22.1 22 22.1

Data hasil pengukuran picnometer

Berikut data percobaan pengukuran picnometer I :

Yang diukur Massa

pengukuran I (gram)

Massa pengukuran

II (gram)

Massa pengukuran

III (gram)

Rata pengukuran

massa (gram)

Volume picnometer

(cc) Picnometer kosong 11.89 11.88 11.86 11.8766 5 Picnometer + air 17.77 17.77 17.77 17.7700 5 Picnometer + crude oil (1) 16.93 16.93 16.92 16.9266 5 Picnometer + crude oil (2) 16.85 16.85 16.85 16.8500 5 Picnometer + crude oil (3) 16.85 16.86 16.86 16.8566 5

Keterangan:

Crude oil = Jatibarang heavy

Jenis Gas Waktu

pengukuran I (detik)

Waktu pengukuran II

(detik)

Waktu pengukuran III

(detik)

Rata pengukuran waktu (detik)

Udara kering 58.24 59.22 59.21 58.89 Gas CO2 48.72 46.65 48.54 47.97 Gas N2 54.59 56.32 56.95 55.953

Page 5: reservoir engineering

Crude oil (1) diukur pada kondisi temperature ruangan yaitu 27 C.

Crude oil (2) diukur pada kondisi temperature 50 C.

Crude oil (3) diukur pada kondisi temperature 34 C.

Berikut data percobaan pengukuran picnometer II:

Yang diukur Massa

pengukuran I (gr)

Massa pengukuran

II (gr)

Massa pengukuran

III (gr)

Rata pengukuran massa (gr)

Volume picnometer

(cc) Picnometer kosong 25.75 25.78 25.78 25.7700 50 Picnometer + air 76.35 76.35 76.35 76.3500 50 Picnometer + crude oil (1) 68.16 68.17 68.17 68.1666 50 Picnometer + crude oil (2) 68.00 68.00 68.00 68.0000 50 Picnometer +crude oil (3) 68.12 68.12 68.12 68.1200 50

Keterangan:

Crude oil = Jatibarang light

Crude oil (1) diukur pada kondisi temperature ruangan yaitu 27 C.

Crude oil (2) diukur pada kondisi temperature 43 C.

Crude oil (3) diukur pada kondisi temperature 39 C.

Berikut data specific gravity gas yang seharusnya diperoleh pada saat praktikum

Jenis Gas Berat molekul (gr/mol) Specific gravity Gas N2 28.013 0.967 Gas kering 28.970 1.000 Gas CO2 44.010 1.5195

V. Pengolahan Data

1. Penentuan specific gravity gas dengan effusiometer

-Untuk sample gas CO2:

Subscript 1 menyatakan gas kering, dan subscript 2 menyatakan gas CO2

γg = = = ..

= 0.663523

γg* = + 0.627 [ − 1]

-Untuk sample gas CO2:

Subscript 1 menyatakan gas kering, dan subscript 2 menyatakan gas CO2

Page 6: reservoir engineering

γg = = = ..

= 0.663523

γg* = + 0.627 [ − 1]

= ..

+ 0.627 .

. [ .

.− 1]

= 0.6635153

-Untuk sample gas N2:

Subscript 1 menyatakan gas kering dan subscript 2 menyatakan gas N2

γg = = = ..

= 0.902741

γg* = + 0.627 [ − 1]

= ..

+ 0.627 .

. [ .

.− 1]

= 0.9027396

Berikut tabel hasil γg* (specific gravity setelah dikoreksi terhadap tekanan uap kering,

tekanan ruang, dan tekanan rata):

Jenis Gas Γg γg* Gas N2 0.902741 0.9027396 Gas CO2 0.663523 0.6635153

2. Penentuan specific gravity dengan hydrometer

API Jatibarang = 22.1 API

22.1 API = .

-- 131.5

γo = .

. . = 0.8037

3. Penentuan specific gravity crude oil dengan picnometer bagian I

- volume picnometer = 5 ml

- Massa air = Massapicno+air – Massapicnometer kosong

= 17.7700 g – 11.8766 g

= 5.8934 g

Page 7: reservoir engineering

Densitas air :

= .

= 1.17868 g/ml

- Massa crude oil Jatibarang pada temperature ruangan (27 C)

Massa crude oil Jatibarang = Massapicno+crude oil– Massapicnometer kosong

= 16.9266 g – 11.8766 g

= 5.05 g

Densitas crude oil (27 C) :

=

.

= 1.01 g/ml

- Massa crude oil Jatibarang pada temperature 50 C

Massa crude oil Jatibarang = Massapicno+crude oil– Massapicnometer kosong

= 16.8500 g – 11.8766 g

= 4.9734 g

Densitas crude oil (50 C) :

=

.

= 0.99468 g/ml

- Massa crude oil Jatibarang pada temperature 34 C

Massa crude oil Jatibarang = Massapicno+crude oil– Massapicnometer kosong

= 16.8566 g – 11.8766 g

= 4.98 g

Densitas crude oil (34 C) :

=

.

= 0.996 g/ml

- Penentuan specific gravity crude oil dengan volume picnometer 5 ml

a. Untuk temperature ruangan (27 C)

γo = = = . /

. / = 0.85689

b. Untuk temperature 50 C

Page 8: reservoir engineering

γo = = = . /. /

= 0.84389

c. Untuk temperature 34 C

γo = = = . /

. / = 0.84501

Hasil pengolahan data penggunaan picnometer bagian I ditabulasikan dalam tabel berikut:

Sample Densitas sample (g/ml) Densitas air (g/ml) Specific gravity oil Crude oil (1) 1.01000 1.17868 0.85689 Crude oil (2) 0.99468 1.17868 0.84389 Crude oil (3) 0.99600 1.17868 0.84501

Keterangan:

Crude oil (1) diukur pada kondisi temperature ruangan yaitu 27 C.

Crude oil (2) diukur pada kondisi temperature 50 C.

Crude oil (3) diukur pada kondisi temperature 34 C.

Plot dari specific gravity oil vs densitas pada penggunaan picnometer bagian I adalah sebagai

berikut:

4. Penentuan specific gravity crude oil dengan picnometer bagian II

- volume picnometer = 50 ml

- Massa air = Massapicno+air – Massapicnometer kosong

= 76.35 g – 25.77 g

= 50.58 g

Densitas air :

0.9920.9940.9960.998

11.0021.0041.0061.008

1.011.012

0.84 0.845 0.85 0.855 0.86

Dens

itas s

ampl

e

Specific gravity oil

Specific gravity vs Densitas

Specific gravity vs Densitas

Page 9: reservoir engineering

= .

= 1.0116 g/ml

- Massa crude oil Jatibarang pada temperature ruangan (27 C)

Massa crude oil Jatibarang = Massapicno+crude oil– Massapicnometer kosong

= 68.1666 g – 25.77 g

=42.3966 g

Densitas crude oil (27 C) :

=

.

= 0.8479 g/ml

- Massa crude oil Jatibarang pada temperature 43 C

Massa crude oil Jatibarang = Massapicno+crude oil– Massapicnometer kosong

= 68 g – 25.77 g

= 42.23 g

Densitas crude oil (43 C) :

=

.

= 0.8446 g/ml

- Massa crude oil Jatibarang pada temperature 39 C

Massa crude oil Jatibarang = Massapicno+crude oil– Massapicnometer kosong

= 68.12 g – 25.77 g

= 42.35 g

Densitas crude oil (39 C) :

=

.

= 0.847 g/ml

- Penentuan specific gravity crude oil dengan volume picnometer 50 ml

a. Untuk temperature ruangan (27 C)

γo = = . /. /

= 0.83817

b. Untuk temperature 43 C

γo = = . /. /

= 0.83491

Page 10: reservoir engineering

c. Untuk temperature 39 C

γo = = . /

. / = 0.83728

Hasil pengolahan data penggunaan picnometer bagian I ditabulasikan dalam tabel berikut:

Sample Densitas sample (g/ml) Densitas air (g/ml) Specific gravity oil Crude oil (1) 0.8479 1.0116 0.83817 Crude oil (2) 0.8446 1.0116 0.83491 Crude oil (3) 0.8470 1.0116 0.83728

Keterangan:

Crude oil (1) diukur pada kondisi temperature ruangan yaitu 27 C.

Crude oil (2) diukur pada kondisi temperature 43 C.

Crude oil (3) diukur pada kondisi temperature 39 C.

Plot dari specific gravity oil vs densitas pada penggunaan picnometer bagian II adalah

sebagai berikut:

VI. Analisis dan Pembahasan

Di dalam percobaan ini akan ditentukan harga specific gravity gas dan specific gravity

minyak. Percobaan yang pertama adalah penentuan specific gravity gas dengan menggunakan

effusiometer. Specific gravity gas didefinisikan sebagai rasio antara densitas gas terhadap

densitas udara yang diukur pada tekanan dan temperature yang sama (14.7 psia, 60 F/60 F).

Prinsip kerja effusiometer ini adalah menghitung waktu alir udara kering, gas CO2 dan N2

melalui celah sempit diantara 2 garis acuan. Dan prinsip dari percobaan kali ini adalah

membandingkan waktu alir dari gas CO2 dan N2 dengan udara kering (diukur pada tekanan dan

0.8440.8445

0.8450.8455

0.8460.8465

0.8470.8475

0.8480.8485

0.834 0.835 0.836 0.837 0.838 0.839

Dens

itas s

ampl

e

Specific gravity oil

Specific gravity oil vs Densitas

Specific gravity oil vs Densitas

Page 11: reservoir engineering

temperature yang sama). Percobaan ini didasari oleh hukum efusi/difusi Graham dan hukum

Avogadro. Kedua hukum ini menghasilkan perbandingan waktu alir yang dapat digunakan untuk

menentukan specific gravity suatu sample gas. Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan

persiapan, yaitu mengisi tabung A dengan air hingga kurang lebih 1 cm di bawah batas. Bahan

yang digunakan untuk mengisi tabung A adalah air karena sifat dari air yang transparan. Hal itu

akan memnuat kita lebih mudah untuk melihat pergerakan gelembung (aliran gas) pada gap

(tabung B). Setelah itu buka sekrup D, dimaksudkan supaya air dalam tabung A dapat

bersentuhan dengan udara. Lalu, buka sekrup E. Dengan demikian, persiapan pun telah selesai

dilakukan.

Untuk percobaan dengan udara kering. Langkah awal yang harus dilakukan adalah

memastikan katup utama tertutup. Kemudian menghubungkan compressor dengan effusiometer,

compressor dibuka dan memastikan katup yang lainnya tertutup. Hal ini dilakukan supaya gas

dari compressor mengalirnya menuju tabung A, bukan ke arah yang lain. Langkah selanjutnya

adalah memutar katup C pada posisi 3. Ketika itu, buka regulator pada sumber gas dan atur

kecepatannya supaya penurunan air pada tabung B tidak terlalu besar, biarkan gas memasuki air

dalam tabung A untuk beberapa saat. Selanjutnya, tutup katup pada sumber gas dan kondisikan

katup C pada posisi 1 (pada saat menutup katup usahakan gelembung berada pada bagian paling

bawah di tabung B), diamkan kurang lebih 2 menit. Ini dimaksudkan supaya tekanan sistem

dalam tabung A dan B stabil. Selanjutnya putar katup C pada posisi 2 dan catat waktu alir gas

(gelembung) diantara 2 garis acuan pada tabung B. Waktu ini yang nantinya akan digunakan

untuk menentukan specific gravity gas dengan membandingkannya terhadap waktu alir sample

gas CO2 dan N2. Jangan lupa untuk mengulangi percobaan beberapa kali sampai diperoleh waktu

yang stabil. Setelah percobaan selesai dilakukan, maka lakukan bleed off yang bertujuan untuk

membersihkan peralatan praktikum serta membersihkan saluran gas dari sisa-sisa gas yang telah

digunakan sebelumnya. Pada saat melakukan bleed off, biarkan katup A, B, dan C pada kondisi

terbuka. Katup C dikondisikan pada posisi 3, sehingga udara dari selang akan masuk ke dalam

tabung A. Proses bleed off ini dilakukan sampai tidak ada udara yang tersisa / tertinggal di

saluran selang.

Untuk percobaan dengan sample gas CO2 dan N2 hampir sama dengan udara kering.

Perbedaannya adalah dalam membuka sumber gas dilakukan dengan memutar regulator sumber

gas berlawanan arah dengan jarum jam. Setelah percobaan selesai dilakukan, maka lakukan bleed

off dengan prosedur yang sama dengan sebelumnya. Setelah didapat data waktu alir dari gas

kering, gas CO2 dan gas N2. Kita dapat mengaplikasikan hukum Graham untuk menentukan

Page 12: reservoir engineering

specific gravity gas dengan membandingkan waktu alir gas kering dengan sample gas. Kita tahu

bahwa specific gravity merupakan rasio antara densitas sample gas dengan densitas udara kering

pada kondisi temperature dan tekanan yang sama (14.7 psia, 60 F/60 F). Kuadrat dari waktu alir

gas kering dengan sample gas ini sebanding terhadap densitas gas kering dengan sample gas.

Pada percobaan kali ini diperoleh specific gravity untuk gas CO2 sebesar 0.6635153 dan specific

gravity untuk gas N2 sebesar 0.9027396. Hasil ini cukup jauh dari hasil yang seharusnya didapat,

yaitu 1.5195 untuk gas CO2 dan 0.967 untuk gas N2 (dari literature). Percobaan ini memberikan

hasil yang berkebalikan dengan literature, dapat diperhatikan bahwa specific gravity dari CO2

lebih kecil dibandingkan dengan specific gravity N2. Hal ini disebabkan oleh hasil pengukuran

waktu alir dari gas CO2 yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan gas N2, yaitu 47.97detik

untuk gas CO2 dan 55.953 detik untuk N2. Sedangkan waktu alir untuk gss kering adalah 58.89

detik. Kita tahu bahwa kuadrat perbandingan waktu alir gas CO2 atau N2 dengan udara kering

sebanding dengan berat molekul gas CO2 atau N2 dengan gas kering. Karena berat molekul dari

CO2 lebih besar dari gas kering, maka waktu alir dari gas kering harus lebih cepat dari waktu alir

CO2. Namun pada kenyataannya, percobaan memberikan hasil yang berkebalikan, yaitu waktu

alir dari CO2 yang lebih cepat dibandingkan waktu alir gas kering. Dengan demikian, karena

percobaan memberikan hasil yang cukup jauh dari hasil yang seharusnya didapat, makadapat

dikatakan bahwa percobaan dalam penentuan specific gravity gas belum berhasil.

Untuk percobaan penentuan specific gravity oil dengan hydrometer, prinsipnya adalah

penerapan hukum Archimedes yang menggunakan besaran densitas dari crude oil itu sendiri.

Langkah awal yang dilakukan adalah memasukkan sample crude oil Jatibarang ke dalam gelas

ukur 500 ml. Selanjutnya, hydrometer dibenamkan ke dalam sample dan usahakan agar seluruh

badan dari hydrometer terbenam dalam sample. Lalu, biarkan hydrometer mengapung di dalam

sample sampai hydrometer benar-benar konstan dan vertical (badan hydrometer tidak lagi

menyentuh dinding gelas ukur). Setelah itu, baca skala derajat API dan temperature. Pembacaan

skala diulangi sebanyak 3 kali dalam jeda waktu 3 menit. Dan ulangi percobaan untuk sample

yang lain. Penentuan specific gravity oil dengan hydrometer ini tidak memerlukan pengkoreksian

terhadap temperature, sehingga penentuan specific gravitynya menjadi lebih mudah.Selain itu,

meskipun hydrometer tidak memberikan hasil pengukuran seakurat picnometer, namun

ketelitiannya masih bisa diterima. Pada saat melakukan percobaan, alat tidak bisa digunakan

sehingga data diambil langsung dari literature, yang memberikan nilai specific gravity sebesar

0.8037.

Page 13: reservoir engineering

Untuk percobaan dalam penentuan specific gravity dengan menggunakan picnometer,

prinsipnya adalah menentukan densitas air maupun crude oil dengan menghitung selisih berat

picnometer plus air atau crude oil dengan picnometer kosong kemudian dibagi dengan volume

picnometer tersebut. Dengan demikian, kita dapat menentukan specific gravity sample denan

membagi densitas sample dengan densitas air. Langkah awal yang dilakukan adalah memasukkan

300 ml air ke dalam gelas kimia 1 L. Lalu letakkan gelas kimia tersebut diatas pemanas, dan

masukkan 50 ml sampel ke dalam gelas kimia 100 ml. Temperatur crude oil dan air diukur

dengan menggunakan thermometer, dan pastikan selisih temperature keduanya kurang dari 1 C,

gunakan batang pengaduk untuk mempercepat proses perataan temperature jika selisih

temperaturenya masih di atas 1 C. Sementara itu, timbang berat picnometer kosong, masukkan

sample ke dalam picnometer hingga penuh. Lalu timbang berat picnometer yang berisi sample.

Catat volume picnometer yang digunakan dan ulangi percobaan untuk temperature yang lain

dengan mengatur panas. Perlu diperhatikan bahwa untuk setiap pergantian sample, pastikan

kondisi picnometer kosong dalam keadaan bersih. Jika masih ada sisa sample sebelumnya, maka

cuci picnometer dengan air, lalu picnometer dikeringkan dengan menggunakan compressor dan

pastikan tidak ada cairan yang tertinggal didalamnya. Hasil penentuan specific gravity oil dengan

picnometer ini perlu dikoreksi terhadap temperature. Dalam percobaan, pengukuran

menggunakan picnometer membutuhkan keadaan suhu yang sama untuk membandingkan

densitas crude oil dengan air. Sangat sulit untuk menyamakan temperature keduanya ketika

dipanaskan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kalor jenis zat. Percobaan ini memberikan hasil

penentuan specific gravity Jatibarang heavy sebesar 0.85689 pada 27 C, 0.84389 pada 50 C dan

0.84501 pada 34 C. Sedangkan untuk specific gravity Jatibarang light memberikan hasil 0.83817

pada 27 C, 0.83491 pada 43 C dan 0.83728 pada 39 C. Terlihat bahwa untuk temperature

Page 14: reservoir engineering

berbeda, specific gravitynya pun juga berbeda. Peningkatan temperature mengakibatkan specific

gravity Jatibarang heavy menjadi menurun. Namun pada percobaan ini, penurunan temperature

dari 50 C ke 34 C juga mengakibatkan penurunan specific gravity, begitu juga untuk Jatibarang

light. Seharusnya, dengan penurunan temperature, maka specific gravitynya akan naik karena

perbandingan antara temperature dengan specific gravity selalu konsisten. Hasil yang diberikan

pada percobaan ini tidak jauh berbeda dengan hasil specific gravity oil yang diukur dengan

hydrometer, yaitu sebesar 0.8037.

(picnometer kosong) (picnometer berisi sample)

Adapun beberapa asumsi yang digunakan dalam percobaan kali ini. Yang pertama

effusiometer beroperasi dengan baik. Sehingga jika dilakukan percobaan berulang-ulang kali dari

sample yang sama dan kondisi temperature dan tekanan yang sama tidak akan memberikan

penyimpangan waktu yang cukup jauh denga percobaan sebelumnya. Asumsi kedua adalah tidak

ada kesalahan dalam penghitungan waktu alir gas pada effusiometer. Selanjutnya, gas yang

digunakan bersih dari kotoran dan saluran selang yang digunakan bersih (tidak terkontaminasi

dengan sample gas lainnya). Picnometer yang digunakan dalam penentuan berat sample

diasumsikan bersih sebelum diisi dengan sample. Dengan demikian, penentuan berat dari sample

oil benar-benar akurat. Pada saat pembacaan skala derajat API pada hidometer, hydrometer

diasumsikan benar-benar sudah stabil dan vertical. Selain itu, temperature dan tekanan selama

percobaan diasumsikan berada pada kondisi yang sama dalam setiap penentuan specific gravity

sample baik untuk gas maupun untuk minyak.

Page 15: reservoir engineering

Specific gravity di bidang perminyakan digunakan untuk menentukan nilai komersial suatu

minyak. Minyak mentah dengan specific gravity oil yang rendah lebih diinginkan karena semakin

rendah specific gravity minyak, artinya minyak tersebut banyak mengandung fraksi ringan,

sehingga bila minyak mentah tersebut diolah akan menghasilkan banyak bahan bakar minyak.

Specific gravity dapat digunakan untuk menentukan kualitas minyak. Selain itu, specific gravity

dapat digunakan untuk menentukan parameter sifat fluida lainnya seperti penentuan bubble point,

solution GOR, densitas, serta formation volume factor dengan menggunakan korelasi.

VII. Kesimpulan

1. Specific gravity gas yang diperoleh dari percobaan dengan menggunakan effusiometer adalah

sebagai berikut:

Jenis Gas γg γg* Gas N2 0.902741 0.9027396 Gas CO2 0.663523 0.6635153

2. Specific gravity yang diperoleh dengan menggunakan hydrometer adalah 0.8037

3. Specific gravity oil yang diperoleh dari percobaan dengan menggunakan picnometer adalah

sebagai berikut:

Sample Densitas sample (g/ml) Densitas air (g/ml) Specific gravity oil Crude oil (1) 1.01000 1.17868 0.85689 Crude oil (2) 0.99468 1.17868 0.84389 Crude oil (3) 0.99600 1.17868 0.84501

Keterangan:

Crude oil (1) diukur pada kondisi temperature ruangan yaitu 27 C.

Crude oil (2) diukur pada kondisi temperature 50 C.

Crude oil (3) diukur pada kondisi temperature 34 C.

Sample Densitas sample (g/ml) Densitas air (g/ml) Specific gravity oil Crude oil (1) 0.8479 1.0116 0.83817 Crude oil (2) 0.8446 1.0116 0.83491 Crude oil (3) 0.8470 1.0116 0.83728

Keterangan:

Crude oil (1) diukur pada kondisi temperature ruangan yaitu 27 C.

Crude oil (2) diukur pada kondisi temperature 43 C.

Crude oil (3) diukur pada kondisi temperature 39 C.

4. Penentuan specific gravity sangat penting dalam industry perminyakan, salah satunya dalam

menentukan nilai komersial suatu minyak bumi.

Page 16: reservoir engineering

5. Peningkatan temperature crude oil akan mengakibatkan penurunan specific gravity crude oil

tersebut.

VIII. Daftar Pustaka

Mc Cain, William D.Jr.,” The Properties of Petroleum Fluid”,2nd edition PennWell Publishing

Co.,1990.,Tulsa, Oklahoma.

Siagian, Ucok WR. Diktat Kuliah Fluida Reservoir. Penerbit ITB. Bandung:2002.

IX. Pesan dan Kesan

Tes awalnya sangat cepat, dan praktikumnya cukup lama. Pertanyaan tes alatnya sangat detail ya

kak. Tes awalnya posisinya sangat tidak nyaman, karena harus duduk di lantai. Kak Dimas sama

kak Bella cocok banget jadi pasangan asprak. Pesannya, lebih murah senyum untuk kak Bella dan

untuk kak Dimas pertanyaan untuk tes awalnya jangan aneh-aneh.

X. Jawaban Pertanyaan

1. Gambarkan dan jelaskan hubungan antara

a. Specific gravity terhadap densitas

b. Specific gravity terhadap derajat API

c. Specific gravity terhadap Rs oil

d. Specific gravity terhadap temperature

e. Specific gravity terhadap viskositas

2. Sebutkan minimal 2 dan jelaskan metode lain dalam penentuan specific gravity selain yang

dipraktikkan di laboratorium.

3. Dari mana asal usul dari rumus SG*

Jawab:

1a. Grafik specific gravity vs densitas

Page 17: reservoir engineering

Hubungan antara specific gravity ini berbanding terbalik dengan densitas. Semakin besar densitas suatu

sample, maka specific gravitynya akan semakin kecil. Dan sebaliknya, semakin kecil suatu sample,

maka specific gravity nya akan semakin besar.

1b. Grafik specific gravity vs derajat API

Terlihat dari grafik bahwa hubungan antara specific gravity dengan derajat API saling berbanding

terbalik. Semakin besar derajat API suatu sample, maka specific gravity nya akan menurun, begitu pula

sebaliknya.

1c. Grafik specific gravity vs Rs oil

Page 18: reservoir engineering

1d. Grafik specific gravity vs temperature

hubunga

Terlihat dengan jelas, bahwa hubungan specific gravity dengan temperature dapat dituliskan secara

matematis specific gravity = −(푇) + 퐶, dengan T sebagai temperature dan C suatu konstanta. Jadi,

specific gravity sample berbanding terbalik dengan kuadrat temperature. Semakin tinggi temperature

yang dikenakan pada suatu sample, maka specific gravity nya akan semakin kecil, dan begitu pula

sebaliknya.

1e. Grafik specific gravity vs viskositas

Dapat dilihat dari grafik, bahwa hubungan antara specific gravity dengan viskositas saling berbanding

lurus. Artinya, semakin besar viskositas suatu sample, maka specific gravitynya akan semakin besar.

Dan begitu pula sebaliknya.

Page 19: reservoir engineering

2). Alat yang digunakan untuk menentukan specific gravity:

a. Dengan menggunakan logging tool yang namanya PLT. Di dalam PLT ini ada spinner yang dapat

membaca densitas. Karena data yang bisa diambil masih berupa densitas fluida, maka untuk

mendapatkan specific gravity harus dikonversi terlebih dahulu ke densitas minyak menggunakan data

water cut. Biasanya ini dipakai di sumur dua fasa o w.

b. Dengan menggunakan flowmeter yang ada di pipa.

3). Asal usul rumus SG*.

Faktor koreksi terhadap tekanan uap kering (W), tekanan ruang (P) dan tekanan rata (p) diperlukan

karena percobaan dengan effusiometer ini tekanannya tidaklah konstan. Dan konstanta dari faktor

koreksi ini sebesar 0.627 (SGawal - 1).