Reservoir

download Reservoir

of 10

description

TUGAS INDIVIDU PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR DAN NON MENULAR

Transcript of Reservoir

TUGAS INDIVIDUPENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR

RESERVOIR

Disusun oleh

RISA KARTIKA PUTRI25010113130321

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG2014

A. PENGERTIAN RESERVOIRReservoir adalah manusia, hewan, tumbuhan, tanah atau zat organik (seperti tinja dan makanan) yang menjadi tempat tumbuh dan berkembang biak agen. Sewaktu agen berkembang biak dalam reservoir, mereka melakukannya sedemikian rupa sehingga penyakit dapat ditularkan pada pejamu yang rentan. (Timmreck, 2004).Sedangkan konsep reservoir menurut Soeharsono (2005), bahwa reservoir host adalah hewan vertebrata yang merupakan sumber pembawa agen, sehingga penyakit tersebut dapat terjadi secara lestari atau berkesinambungan tanpa hewan tersebut menunjukkan gejala klinik atau gejala penyakit bersifat ringan. Contohnya seperti babi, sapi, domba merupakan reservoir dari virus Japanesse encephalitis.Reservoir bisa berupa hewan, tumbuhan dan manusia serta sumber sumber lingkungan lainnya, dimana agen biasanya hidup secara normal dan berkembang biak. Reservoir merupakan pusat penyakit menular, karena reservoir merupakan komponen utama dari lingkungan penularan dimana agen meneruskan dan mempertahankan hidupnya dan juga sekaligus sebagai pusat/sumber penularan dalam suatu lingkungan penularan. Adapun reservoir khusus, dilihat dari agen adalah mereka yang sesuai dengan lingkungan hidup agen tersebut secara alamiah (Nasry, 2005)Mikroorganisme pathogen membutuhkan tempat bersarang dan berkembang biak untuk dapat menularkan penyakit. Pada pejamu, tempat tersebut dinamakan reservoir. Jadi reservoir adalah tempat hidup dan berkembang biak agen penyebab penyakit. Yang bertindak sebagai reservoir adalah manusia, hewan, artropoda, dll (Dudiarto & Anggraeni, 2001)Walaupun ada berbagai definisi reservoir menurut para ahli, tetapi ada definisi yang dapat digunakan sebagai rujukan yakni International Health Regulation (IHR) 2005 sebagai. Menyebutkan bahwa reservoir adalah hewan, tumbuhan atau benda dimana bibit penyakit biasanya hidup. Sumber penularan atau reservoir ini dapat merupakan risiko bagi kesehatan masyarakat.Istilah reservoir dan sumber (source) sering disalahartikan. Suatu reservoir adalah tempat suatu organisme hidup dan bereproduksi secara normal, sedangkan sumber adalah tempat datangnya suatu organisme yang ditransmisikan pada pejamu melalui beberapa jalan transmisi. (Arias, 2009)Adanya hospes reservoir akan lebih menyulitkan program pemberantasan karena keterbatasan kemampuan untuk mengatasi keberadaan hospes reservoir sebagai sumber penyakit. Untuk itu perlu perhatian lebih dari pengelola program di daerah yang mempunyai masalah penyakit yang mempunyai vector dan reservoir.

B. MACAM - MACAM RESERVOIR1. Reservoir ManusiaLingkaran penularan penyakit yang sangat sederhana, reservoir manusia serta penularan dari manusia ke manusia. Misalnya infeksi saluran pernafasan oleh virus atau bakteri, difteri, pertussis, TBC, influenza, GO, sifilis, lepra. Penularan penyakit ke pejamu potensial; proses kolonisasi, proses infeksi terselubung (covert), proses menderita penyakit (overt). Manusia bisa sebagai reservoir dapat sebagai penderita juga sebagai carrier. (Yahya, 2010)Mekanisme penularan penyakit memiliki suatu siklus yang dikenal sebagai siklus penularan. Siklus penularan penyakit dengan manusia sebagai reservoir dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung

i. Siklus penularan langsungPenularan dari seseorang sebagai reservoir pada orang lain yang rentan. Misalnya, penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri streptococcus dan straphylococcus antara lain; difteri, penyakit kelamin, parotis, tifus abdominalis dan amoebiasis.ii. Siklus penularan tidak langsung Dikatakan siklus penularan tidak langsung bila manusia yang bertindak sebagai reservoir tidak menularkan pada manusia lain secara langsung, tetapi penularan dilakukan melalui artropoda sepereti nyamuk kemudian nyamuk yang menularkan pada manusia yang rentan. Misalnya, demam berdarah dan malaria. (Dudiarto & Anggraeni, 2001)2. Reservoir HewanPenyakit yang secara alamiah dijumpai di hewan vertabrata, juga menularkan ke manusia. Reservoir utama adalah binatang.Contoh : PenyakitReservoir

Rabies Bovine TBC Typhus, Scrub, Murine Leptospirosis Trichinosis Hidatosis Pes AnjingSapiTikusTikusBabiAnjingTikus

(Yahya, 2010)Binatang dapat bertindak sebagai reservoir untuk beberapa agen yang menginfeksi manusia. Seekor binatang mungkin dapat bertindak sebagai carrier (seperti seekor ayam yang membawa Salmonella) atau bisa juga binatang tersebut terinfeksi secara klinis (seperti seekor kucing yang terinfeksi penyakit kurap). Beberapa wabah penyakit yang ditularkan melalui makanan (food bourne outbreak) dalam tatanan pelayanan kesehatan dihubungkan dengan reservoir binatang terutama wabah yang disebabkan oleh spesies Salmonella pada telur, unggas, dan daging hewan lainnya. Agen infeksius dapat ditularkan secara langsung dari seekor hewan ke manusia, seperti Pasteurella multocida yang ditransfer dari mulut seekor kucing ke manusia melalui gigitan kucing. Atau juga dibawa oleh seekor vector serangga, seperti Borrelia burgdorfer, agen penyebab penyakit Lyme yang ditularkan melalui gigitan kutu. (Arias, 2001)3. Reservoir LingkunganPeran lingkungan sebagai reservoir dapat dijelaskan dengan adanya manusia, hewan dan benda sebagai tempat berkembang biaknya bibit penyakit. Contoh : air kotor, sampah dan sebagainya.

C. TIPE RESERVOIR1. Reservoir manusiaAda 3 tipe reservoir manusia (Arias, 2001) antara lain;a) CarrierCarrier adalah orang orang yang terkena infeksi tetapi belum memiliki tanda atau gejala yang jelas, dan dapat menularkan infeksi yang mereka derita kepada orang lain. Mereka adalah sumber potensial bagi orang lain, terutama karena para carrier tersebut biasanya tidak mengetahui bahwa mereka menularkan infeksnya dan mereka tidak mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari penyebaran infeksi yang mereka derita kepada orang lain. Ada beberapa tipe kondisi carrier.1) Healthy carrierPara carrier yang terjangkit infeksinya tidak terlihat selama infeksi itu berkembang. Dikenal dengan infeksi subklinis. Contohnya adalah infeksi Hepatitis A Hepatitis A menyebar dengan mudah pada anak anak, jikapun ada gejala sering diremehkan sehingga hanya mendapatkan sedikit perhatian. wabah dalam tatanan ini biasanya dapat dikenali sesudah para orang tua terinfeksi dan timbul penyakit klinis. Contoh lain penyakitnya antara lain poliomyelitis, hepatitis B, dll2) Incubatory carrierPara carrier yang berada dalam tahap inkubasi. Para pembawa ini adalah orang orang yang terinfeksi dan menularkan infeksi, tetapi belum memiliki tanda dan gejala. Sebagai contoh, seorang yang terpejan penyakit cacar air akan terinfeksi dan dalam 48 jam dapat menularkan penyakit tersebut sebelum erupsi penyakit cacar air. Saat orang tersebut tidak mengetahui bahwa dia dapat menularkan infeksinya maka dia tidak membatasi kontak dengan orang lain dan dengan tidak sadar menularkan infeksinya kepada orang lain. 3) Convalsent carrierPara carrier yang berada dalam tahap pemulihan (konvalesen). Para carrier ini adalah orang yang terus menularkan infeksinya selama sakit dan setelah kembali sehat. Contoh penyakitnya antara ain difteri dan kelompok salmonella. Keadaan ini terdapat pada penderita dalam stadium pemulihan, tetapi berpotensi untuk menularkan penyakit, misalnya difteritis, hepatitis B, variola, morbilli, dan salmonellosis (Dudiat & Anggraeni, 2001)4) Chronic carrierOrang yang terus menyembunyikan agen untuk periode waktu yang lama disebut dengan pembawa kronis (chronic ). Penderita menahun yang berfungsi sebagai reservoir dan mempunyai potensi untuk menularkan penyakit. Sebagai contoh, kira kira 10% orang yang tidak diobati saat terinfeksi Salmonella typhi akan terus mengekskkresikan basil selama tiga bulan sesudah terjadi gejala dan 2-5% penderita akan menjadi carrier yang permanen.b) Orang yang terkoloninsasiOrang yang terkoloninsasi adalah orang yang menyimpan suatu agen infeksius namun orang tersebut tidak terinfeksi. Orang yang terkoloninsasi dengan suatu agen infeksius merupakan reservoir dan juga bertindak sebagai sumber infeksi bagi organisme tersebut dengan menularkan infeksi kepada orang lain, baik dengan kontak langsung maupun tidak langsung dengan objek atau permukaan benda mati atau bisa juga dengan mentransferkan organisme tersebut ke bagian tubuh mereka yang lain.Sebagai contoh, kira kira sekitar 20-30% orang sehat membawa Staphylococus aureus dalam nares anterior (hidung bagian depan). Organisme ini dapat disebarkan kepada orang lain atau dapat masuk ke dalam kulit orang yang terkolonisasi yang terluka.c) Orang yang sakitOrang yang sakit maksudnya adalah orang yang terinfeksi dan mempunyai tanda atau gejala penyakit. Karena penyakit mereka terlihat dan tindakan pencegahan dapat dilakukan untuk menghindari penularan penyakit pada orang lain, kemungkinan kasus klinis akut untuk dapat menyebarkan infeksi ke orang lain menjadi lebih kecil daripada penyebaran oleh orang orang yang berperan sebagai carrier atau yang terkolonisasi. Sebagai contoh, jika seorang penderita penyakit diare karena Clostridium difficile tindakan pencegahan seperti cuci tangan dan disinfeksi lingkungan dapat dilakukan untuk menghindari penularan organisme ke penghuni lain. (Arias, 2001)Manusia sebagai reservoir dibagi :1) Reservoir yang selalu sebagai penderita; cacar, TBC, campak, lepra, dll2) Reservoir sebagai penderita dan carrier; difteri, koler, tifus abdominalis, dll3) Reservoir sebagai penderita, tidak dapat menularkan tanpa vector atau pejamu lain; malaria, filaria, dll (Yahya, 2010)2. Reservoir binatang atau benda lainBerikut adalah penyakit penyakit yang ditularkan dari reservoir binatang ke manusia (Zoonoses)Penyakit Agen penyebabReservoir binatangCara penularan

AntraksBacillus anthracisHerbivora (kambing, domba)Inhalasi spora dari tanah, wol, kulit yang terkontaminasi

Pes Yersinia pestisBinatang pengerat liat (tikus tanah)Gigitan lalat terinfeksi, kontak dengan jaringan tubuh hewan terinfeksi

Rabies Virus rabiesAnjing, serigala, singing, rakun, dllKontak langsung / tak langsung dengan binatang

ToksoplasmosisToxoplasma gondiiKucing dan sebangsanya (pejamu tetap), domba, kambing sapi (pejamu sementaraKontak langsung dengan feses, makanan daging mentah

(Arias, 2009)Elmer R. nooble (1982) berdasarkan reservoir, ada tiga jenis zoonosis berdasarkan reservoirnya1. Antropozoonosis: penyakit yang dapat secara bebas berkembang dialamdi antarahewan liarmaupun domestik. Manusia hanya kadang terinfeksi dan akan menjadi titik akhir dari infeksi. Pada jenis ini, manusia tidak dapat menularkan kepada hewan atau manusia lain. Berbagai penyakit yang masuk dalam golongan ini yaituRabies,Leptospirosis,tularemia, danhidatidosis.2. Zooantroponosis: zoonosis yang berlangsung secara bebas pada manusia atau merupakan penyakit manusia dan hanya kadang-kadang saja menyerang hewan sebagai titik terakhir. Termasuk dalam golongan ini yaitu tuberkulosis tipe humanus disebabkan olehMycobacterium tubercullosis, amebiasis dan difteri.3. Amphixenosis: zoonosis dimana manusia dan hewan sama-sama merupakan reservoir yang cocok untuk agen penyebab penyakit dan infeksi teteap berjalan secara bebas walaupun tanpa keterlibatan grup lain (manusia atau hewan). Contoh: Staphylococcosis, Streptococcosis3. Reservoir lingkunganAir dan tanah merupakan reservoir lingkungan utama untuk bebapa agen yang patogenik bagi manusia. Pseudomonas, Legionelle, Cryptosporidium, dan Mycobacterium hidup dan berkembang biak di air. Oleh karena itu, sumber atau reservoir berupa cairan seharusnya perlu diperhatikan. Aspergillus, Histoplasma, Blastomyces, Cryptococcus, dan Coccidioides adalah jamur yang hidup di tanah atau pada zat organic yang busuk. Infeksi jamur ini ditularkan melalui pernafasan. (Arias, 2009)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Peranan Dokter Hewan dalam Pengendalian Penyakit zoonis yang menjadi focus Utama. http://www.suara-alam.com/id/ragam/2012/09/07/peranan-dokter-hewan-dalam-pengendalian-penyakit-zoonosis-yang-menjadi-fokus-utama#.VCF6GdyVOSo (diakses pada tanggal 22 September)Arias, Kathleen Meehan. 2009. Investigasi Dan Pengendalian Wabah Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGCDudiarto, Eko dan Dewi Anggraeni. 2001. Epidemiologi Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.Noor, Nur Nasry. 2000. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta : Penerbit Rineka CiptaSoeharsono. 2005. Zoonosis Penyakit Menular dari Hewan ke Manusia volume 2. Yogyakarta : KanisiusSridarnoto. 2010. Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan. http://sridarnoto.web.ugm.ac.id/?p=5 (diakses pada tanggal 22 September 2014)Timmreck, Thomas C. 2004. Epidemiologi Suatu Pengantar edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGCWijayanti, Tri. 2008. Vektor dan Reservoir. http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/blb/article/view/2614/2566 (diakses pada tanggal 22 September 2014)Yahya, Rachmanuddin Chair. Epidemiologi Penyakit Menular. 2010. http://www.jevuska.com/2010/06/20/epidemiologi-penyakit-menular-definisi-faktor-mekanisme/ (diakses pada tanggal 21 September 2014)