resensi novel

54
Kumpulan Resensi Novel Dan Puisi PBSI FKIP UNSUR CIANJUR http://bahasa- unsur.blogspot.com 1. Novel Belenggu Pengarang : Armijn Pane Penerbit : PT Pustaka Rakyat – Jakarta Cetakan : Keempat – Maret 1957 Tebal : 132 halaman Pelaku Utama : Dokter Sukartono, Sumartini (Pop) dan Nyonya Eni (Rohayah/Yah, Siti Hayati) 1.1. Ringkasan Cerita Kisah roman Belenggu dimulai dari retaknya rumah tangga Dokter Sukartono (Tono) dengan istrinya Sumartini (Tini). Kehidupan rumah tangga Tono dengan Tini kian hari kian merenggang. Antara keduanya sudah tidak ada lagi komunikasi yang baik. Masing-masing menutup diri, saling berprasangka buruk, hingga kemudian masing-masing mencari kesibukan sendiri-sendiri. Padahal awalnya, Tono memilih Tini menjadi istrinya hanya atas dasar kecantikan, kepintaran, dan keenergikan Tini saja. Tono beranggapan bahwa wanita yang pantas mendampinginya adalah wanita yang berkarakter seperti Tini. Sayangnya, Tono memilih Tini bukan atas dasar cinta. Sebaliknya, Tini memilih dokter Sukartono sebagai suaminya karena ia ingin melupakan masa lalunya yang kurang baik. Sama dengan Tono, Tinipun menikah bukan atas dasar cinta. 1

description

novel sastra lama

Transcript of resensi novel

Page 1: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

1. Novel Belenggu

Pengarang : Armijn Pane

Penerbit : PT Pustaka Rakyat – Jakarta

Cetakan : Keempat – Maret 1957

Tebal : 132 halaman

Pelaku Utama : Dokter Sukartono,

Sumartini (Pop) dan

Nyonya Eni (Rohayah/Yah, Siti Hayati)

1.1. Ringkasan Cerita

Kisah roman Belenggu dimulai dari retaknya rumah tangga Dokter Sukartono

(Tono) dengan istrinya Sumartini (Tini). Kehidupan rumah tangga Tono dengan Tini

kian hari kian merenggang. Antara keduanya sudah tidak ada lagi komunikasi yang

baik. Masing-masing menutup diri, saling berprasangka buruk, hingga kemudian

masing-masing mencari kesibukan sendiri-sendiri.

Padahal awalnya, Tono memilih Tini menjadi istrinya hanya atas dasar

kecantikan, kepintaran, dan keenergikan Tini saja. Tono beranggapan bahwa wanita

yang pantas mendampinginya adalah wanita yang berkarakter seperti Tini. Sayangnya,

Tono memilih Tini bukan atas dasar cinta. Sebaliknya, Tini memilih dokter Sukartono

sebagai suaminya karena ia ingin melupakan masa lalunya yang kurang baik. Sama

dengan Tono, Tinipun menikah bukan atas dasar cinta.

Rumah tangga yang dibangun bukan atas dasar cinta itu akhirnya tidak

bahagia. Tono dan Tini kurang harmonis dan sering terjadi pertengkaran di antara

mereka.

Masing-masing dari mereka berusaha menyibukkan diri dengan aktivitas

masing-masing. Tini sibuk dengan organisasi kewanitaan dan segala macam kongres,

sedang Tono sibuk dengan tugasnya sebagai dokter, Tono sangat bangga dan

mencintai profesinya. Dia bekerja tanpa mengenal waktu. Jam berapa pun pasien

membutuhkannya, dia selalu datang. Itulah sebabnya, ia sangat disenangi para

pasiennya. Selain mudah dimintai pertolongan, Tono juga dikenal sebagai dokter yang

dermawan karena ia tidak pernah minta bayaran pada pasiennya yang kurang mampu.

1

Page 2: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

Kesibukan Tono seringkali memicu percekcokan rumah tangga mereka. Tini, istrinya

semakin sering keluar rumah. Tini sangat tidak betah dengan kesendiriannya. Tini

merasa harga dirinya dilecehkan

Akhimya, lewat telepon, muncul Ny. Eni, pasien Tono. Ketika Tono datang ke

hotel tempat Ny. Eni, ia pun mengetahui bahwa Ny. Eni adalah Rohayah, kawan

lamanya di Bandung dulu. Dengan caranya Yah menggoda Tono. Tono masih

menjaga sumpah jabatannya sebagai dokter. Hari-hari berikutnya ketika Tono merawat

Yah yang sebenarnya tidak sakit itu, akhimya ia tak kuasa lagi jatuh cinta. Hubungan

mereka kian hari kian mesra. Tono sering mengajak Yah ke Tanjung Priok pesiar.

Sikap Yah yang penuh pengertian membuat Tono mabuk. Hubungan Tono dengan

Tini semakin meruncing. Apalagi berita itu menyebar di kalangan ibu-ibu teman Tini.

Ketika Tini pergi ke Solo mengadakan Kongres Perempuan Seumumnya, Tono makin

gila. Ia memutuskan untuk tinggal selama seminggu di rumah sewaan Yah. Dari

pertemuan sebagai suami isteri itu kemudian terungkap kembali kisah lama mereka.

Setelah Tono lulus dari sekolah rendah di Bandung, Tono meneruskan sekolah

HBS di Surabaya. Sementara Yah yang berbeda tiga tahun dalam sekolah itu harus

kembali ke Palembang karena akan dikawinkan oleh orang tuanya. Ternyata lelaki

yang dipilihkan orang tuanya itu jauh lebih tua darinya. Karena tidak tahan, Yah

akhirnya lari ke Jakarta. Kisah berianjut, Yah menjadi wanita panggilan dari hotel ke

hotel. Kemudian ia menjadi nyai seorang lelaki Belanda di Sukarasa. Hanya selama

tiga tahun, kemudian Yah meninggalkan suaminya lagi. Ia mendengar berita bahwa

Tono menjadi dokter di Jakarta, ia pun berusaha menemui Tono. Bagi Tono, Yah

adalah tempat pelarian, tempat berkeluh, tempat di mana pikiran-pikiran kusut dan

kenangan lama yang mati dapat dihidupkan kembali. Yah, amat berbeda dengan Tini,

isterinya. Tono mengatakan bahwa ia tak mungkin lepas lagi dari Yah.

Bagi Yah, Tono adalah harapan, di mana cita-citanya untuk kembali menjadi

wanita yang baik mungkin dapat terlaksana. Namun Yah sendiri amat sering ragu-ragu

dan menaruh rasa belas pada Tono yang mau menerimanya begitu saja. Yah sendiri

punya problem kejiwaan karena masa lalunya yang gelap.

Ketika itu Tono akan menjadi juri pada perlombaan keroncong di Pasar

Gambir. Hartono dan Mardani kawannya semasa sekolah di kota Malang datang

berkunjung. Hartono menanyakan isteri Tono, Tono hanya mengatakan bahwa ia

2

Page 3: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

sedang ke Solo. Hartono kemudian mengetahui bahwa isteri Tono adalah Tini, seorang

gadis yang pemah bersahabat dengannya di Bandung sewaktu ia menjadi mahasiswa

Technische Hoogereschool. Secara tidak sengaja, Tini bertemu dengan Hartono ketika

Hartono menunggu Tono pulang dari kantor. Pertemuan itu mengungkapkan peristiwa

beberapa tahun silam di Bandung. Tini ternyata bekas kekasih Hartono, bahkan Tini

sendiri telah ternoda oleh Hartono. Itulah sebabnya kemudian Tini mau menerima

Tono menjadi suaminya, di samping sikap Hartono sendiri yang pengecut membuat

surat perpisahan dan mengatakan bahwa setibanya surat itu pada Tini, Hartono telah

tiada. Hartono ternyata hanya mengganti namanya menjadi Abdul Humid dan masih

duduk dalam organisasi Partindo tempat mereka berdua berkenalan pertama kali.

Pada pertemuan itu Hartono masih mengharapkan agar Pop (nama Tini

sewaktu di Bandung) dapat kembali padanya. Namun Tini amat tersinggung pada

sikap Hartono. Ia marah dan meminta supaya mereka hidup sendiri-sendiri.

Tono amat kecewa pada Yah karena sekali lagi Yah menipunya. Siti Hajati

penyanyi pujaannya ternyata adalah Yah sendiri. Ia amat tidak senang dengan sikap

Yah yang selalu berpura-pura. Tono menduga keras bahwa Yah akan selalu bersikap

manis dan merayu laki-laki lain seperti kalau ia bertemu dengan Tono. Yah yang

terpojok dan merasa tidak dipercaya mengatakan pada Tono bahwa ia sebenarnya

amat mencintai Tono namun ia sangsi apakah hubungan cintanya dapat langgeng. Ia

merasa tidak seimbang mendapatkan Tono, itulah problem kejiwaannya.

Tono sebenarnya telah tahu bahwa Tini telah ternoda sebelum mereka

menikah. Ia pun tahu bahwa ketika Tini menerimanya sebagai suami tidak berdasarkan

cinta. Tono mau menerima Tini karena kekagumannya pada kecantikan Tini. Namun

ia tidak pemah mengetahui siapa laki-laki yang menodai Tini. Pikiran-pikiran yang

menyebar itu menyebabkan ia dapat memaklumi keadaan Yah. Ia pun menerima

alasan Yah.

Suatu ketika paman Tini datang hendak mendamaikan pertengkaran Tini

dengan Tono. Namun usaha itu sia-sia. Baik Tono maupun Tini tidak dapat rukun

kembali.

Tini yang mulai tahu hubungan gelap Tono dengan Yah berkeinginan untuk

menemui dan mendamprat Yah. Bertemulah Tini dengan Yah di sebuah hotel.

Keinginan Tini untuk memaki-maki Yah yang telah menggoda suaminya akhirnya

3

Page 4: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

luluh begitu Tini bertemu dengan Yah. Betapa Yah adalah seorang wnaita lemah

lembut dan sangat perhatian. Tini merasa malu dengan Yah, lebih-lebih ternyata Yah

banyak tahu masa lalu Tini yang gelap. Tini menyesal bahwa selama ini ia kurang

memberi perhatian pada Tono. Ia bukan istri yang baik. Ia tidak pernah memberikan

kasih sayang yang tulus kepada Tono suaminya.

Peristiwa di hotel itu membuat Tini berintrospeksi. Ia merasa gagal menjadi

seorang istri. Akhimya, Tini memutuskan untuk bercerai dengan suaminya. Bahkan ia

berharap agar Yah bersedia menjadi isteri Tono. Niat ini disampaikan kepada Tono.

Kenyataan ini juga membuat Tono tersadar. Ia berharap Tini masih mau menjadi

istrinya. Tetapi tekad Tini sudah bulat. Perceraian tidak dapat dihindari lagi.

Akibat perceraian ini hati Tono amat sedih. Lebih sedih lagi ketika Tono

menghadapi kenyataan bahwa Yah telah pula meninggalkan dirinya. Yang dijumpai

Tono hanyalah sepucuk surat dan sebuah piringan hitam lagu-lagu Siti Hayati yang tak

lain adalah Yah sendiri. Yah yang menyatakan betapa Yah sangat mencintai Tono,

tetapi ia tidak ingin merusak rumah tangganya. Untuk itu, Yah telah meninggalkan

tanah air pergi ke New Caledonia. Sedangkan Tini saat ini sudah berada di Surabaya,

mengabdikan dirinya di sebuah panti asuhan yatim piatu.

1.2. Makna Yang Terkandung

a. Suatu rumah tangga akan menjadi rusak jika antara suami dan isteri tidak

saling menghargai dan saling mengerti akan kepentingannya masing-

masing.

b. Jika serba ragu-ragu kita mengerjakan suatu pekerjaan, pasti kita tidak akan

mencapai hasil pekerjaan itu dengan sempurna dan memuaskan.

4

Page 5: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

2. Novel Bekisar Merah

Pengarang : Ahmad Tohari

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tebal : 309 Halaman

Tokoh : Lasi, Kanjat, Wiryaji, Eyang Atus, Pak Tir,

Bunet (Tukang Pijat)

2.1. Ringksan Cerita

Bekisar merupakan sejenis ayam, hasil persilangan antara ayam hutan dengan

ayam piaraan. Keberadaannya cukup langka dan memiliki banyak keistimewaan.

Sejumlah hobiis ayam dan unggas menghargainya demikian tinggi. Jauh lebih tinggi

dari harga masing-masing induknya.

Tetapi novel ini tidak berbicara tentang bekisar dalam artian sesungguhnya.

Novel ini justru berkisah tentang kehidupan Karangsoga, kampung pembuat gula

kelapa; dimana para lelaki memanjat kelapa untuk memperoleh nira yang

dikumpulkan dalam pongkor bambu; sementara para perempuan menunggu dirumah

sembari bersiap memasak nira dalam tungku panas hingga menjadi gula.

Meskipun mereka memiliki sendiri pohon kelapa dan memproduksinya hingga

menjadi gula, kehidupan mereka tidak pernah sejahtera. Ini karena mereka tidak

mampu mengakses pasar secara langsung. Gula kelapa dibeli oleh tengkulak, dengan

harga dan timbangan yang menyedihkan. bahan baku maupun tenaga kerja pembuat

gula kelapa tidak dihargai sebagaimana mestinya. Sementara tengkulak, cukong dan

jaringan distribusi lain mengeruk kemakmuran diatas jerih payah orang lain.

Dengan latar belakang itu, Ahmad Tohari menampilkan tokoh Lasi sebagai

sosok sentral. Keturunan blasteran Jawa – Jepang ini dikisahkan sebagai perempuan

paling cantik diantara sebayanya. Semasa muda, Lasi selalu menjadi olok-olok teman

sekolahnya. Karena matanya yang sipit, berbeda dengan kebanyakan anak

Karangsoga. Tetapi ada satu anak yang tidak ikut menggoda Lasi, bernama Kanjat.

Dua tahun lebih muda, namun pintar dan baik hati, di mata Lasi.

5

Page 6: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

Menginjak usia dewasa, Lasi kemudian menikah. Ia menjadi istri Darsa,

pemanjat yang memiliki dua belas pohon kelapa. Sekaligus juga keponakan Wiryaji,

suami sambung ibunya. Kehidupan pasangan muda ini berbahagia, meskipun dalam

jerat kemiskinan dan bayangan masa depan tidak menentu. Sampai tiga tahun

pernikahan, mereka belum juga memiliki keturunan.

Suatu ketika Darsa jatuh dari pohon kelapa, tidak mati tetapi mengalami luka

parah, terus menerus buang air kecil tanpa henti. Dengan sabar Lasi merawatnya.

Bahkan sampai menggadaikan tanah pada tengkulak untuk menutup biaya pengobatan

Darsa di Rumah Sakit. Meskipun Ia tahu konsekuensinya, harga gula produksinya

akan dipermainkan dengan seenak hati oleh tengkulak. Tapi Darsa belum sembuh

benar, terpaksa dibawa pulang karena ketiadaan biaya.

Sampai di rumah, Darsa kemudian berobat pada dukun pijat, Bunek. Perlahan

tapi pasti, Ia kemudian sembuh. Hingga suatu pagi, Ia mendatangi istrinya bercerita

bahwa Ia sudah tidak ngompol lagi. Sejenak kebahagian dirasakan pasangan muda ini.

Gairah yang sekian lama terpendam dapat disalurkan. Darsa kembali utuh sebagai

lelaki.

Tetapi disinilah justru permasalahan dan konflik mulai terbangun. Tidak berapa

lama semenjak kesembuhan Darsa. Sipah, anak Bunek meminta pertanggungjawaban.

Ia mengaku hamil oleh perbuatan Darsa. Lasi kemudian kalut, bercampur sedih dan

jengkel karena suami yang dirawat dengan penuh kasih dan pengorbanan semasa sakit

ternyata berbuat tidak semestinya dengan perempuan lain. Lasi kemudian lari ke

Jakarta, menumpang truk Pardi, tetangganya mengantarkan gula kelapa.

Sebagaimana sopir kebanyakan, Pardi memiliki sejumlah rumah makan

langganan sepanjang perjalanan menuju Jakarta. Ia juga punya ’pacar’ di tiap rumah

makan yang disinggahi. Lasi kemudian dititipkan di salah satu rumah makan

langganan Pardi untuk diambil kembali sepulang dari Jakarta. Lasi diperlakukan

dengan sangat baik oleh pemilik rumah makan, Bu Koneng. Seolah menemukan

kedamaian, Ia tidak mau kembali ke Karangsoga. Tetapi tidak ada kebaikan tanpa

pamrih, apalagi di kota besar seperti Jakarta.

Petualangan Lasi berlanjut. Karena keluguannya, Ia tidak sadar kalau masuk

dalam perangkap perdagangan perempuan. Lepas dari Bu Koneng, Ia kemudian

dibawa oleh Bu Lanting, yang terkagum akan kecantikan Lasi. Sekali lagi, Bu Lanting

6

Page 7: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

adalah orang baik di mata Lasi, sementara Lasi berprinsip bahwa ketika menerima

kebaikan seseorang, Ia seperti berhutang sehingga harus dibayar dengan kebaikan

pula. Karena itu ia menurut saja ketika diajak ikut Bu Lanting ke rumahnya.

Perempuan bermata sipit pada masa itu memang sedang tren, mengikuti Pemimpin

Besar Revolusi yang memiliki istri bermata sipit.

Oleh Bu Lanting, Lasi dipoles sedemikian rupa sehingga menjadi kian cantik.

Ia juga dibiasakan dengan budaya kota, termasuk dalam hal berpakaian dan gaya

hidup. Sampai dianggap siap, Ia kemudian dikenalkan dengan Handarbeni, lelaki tua

yang sedang mencari perempuan bermata sipit untuk dijadikan istri, entah keberapa.

Singkat cerita, Lasi kemudian menikah dengan Handarbeni. Sebuah pernikahan

pura-pura, tanpa makna. Sekedar prestise bagi Handarbeni. Dalam rangka mengurus

surat cerai dari Darsa, Lasi kembali ke Karangsoga sebagai ’sosok berbeda’. Lasi yang

sangat kaya dan kian cantik. Ia bercengkrama kembali dengan sebagian masa lalunya.

Bertemu kembali dengan Kanjat yang sudah menjadi sarjana. Dua insan ini ternyata

saling menyukai. Namun masing-masing harus menjalani takdirnya, Lasi kembali ke

Jakarta dan menjalani pernikahan semu dengan Handarbeni. Sementara hatinya tetap

untuk Kanjat.

Novel ini berakhir dengan tragis, dimana Karangsoga dan penduduknya

semakin merana. Namun tampaknya akhir cerita sengaja digantung oleh penulis, entah

demi kepentingan interpretasi dan imajinasi pembaca atau apa.

2.2. Makna Yang Terkandung

a. Hidup dan kehidupan adalah sebuah perjuangan yang harus dilakukan oleh

semua manusia untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan demi tercapai

dan terpenuhinya kenyamanan dan kesejahteraan hidup walaupun dalam

prosesnya terdapat banyak hambatan tetapi kita jangan berputus asa dan

harus tetap semangat dalam menjalankan kehidupan ini, walaupun seorang

wanita sekalipun.

b. Kisah perdagangan wanita Orang lugu yang menerima kebaikan orang lain

dan merasa berkewajiban membalasnya. Dia, tanpa sadar, dan tanpa merasa

tertipu atau terintimidasi, masuk dalam alur perdagangan perempuan yang

mengekploitasi kecantikan ragawi semata. Bahkan Lasi turut menikmati

sesuatu yang justru menjadikannya sebagai obyek.

7

Page 8: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

3. Katak Hendak Jadi Lembu

Pengarang : Noor Sutan Iskandar

Penerbit : Dinas Penerbitan Balai Pustaka Jakarta –

1958

Tebal : 178 halaman

Pelaku utama : Suria

3.1. Ringkasan Cerita

Zakaria adalah seorang haji kaya raya. Ia mempunyai anak tunggal bernama

Suria. Sejak kecil Suria hidup berkecukupan dan selalu dimanjakan ayahnya. Dengan

didikan yang sepeti itu, ia justu menjais eoang anak yang ponah dan sombon. Bahkan

sifat dan tabiatnya yang buruk itu tebawa sampai masa akhir hayatnya.

Haji Hasbullah, teman kaib Haji Zakaiya, termasuk seoang haji yang kaya raya

pula. Ia pun mempunyai seorang anak gadis satu satunya bernama Zubaedah

(edah).Zubaedadh beparas cantik dan berbudi baik. Ayah Zubaedah telah memilihkan

calon suaminya, Raden Prawira, yan bepangkat manteri polisi.Akan tetapi,suatu ketika

haji Zakaria datang kepada Haji Hasbullah, memohon agar Zubaeadh dinikahkan

dengan Suria.Haji Hasbullah tak dapat menolak pemintaan teman kaibnya itu.Maka,

penikahan Suri dan Zubaedah dilaksanakan.

Perkawinan yang tanpa didasari rasa cinta sama cinta itu justru membawa

petaka bagi Zubaedah.Kesempatan bagi Suria adalah setelah ayahnya meninggal

dunia. Ia befoya foya dengan harta peninggalan ayahnya itu. Selama tiga tahun, ia pun

meninggalkan zubaedah yang baru melahirkan anaknya yang pertama Abdulhalim.

Ketika hata ayahnya telah ludes, Suia kembali paa Zubaedah.Ia mengaku

bahwa pebuatannya selama ini telah salah. Pada waktu itu Suria telah bekeja sebagai

juu tulis di kantor asisten di kabupaten.Penghasilannya yang kecil selalu tak

mencukupi kebutuhan keluarganya. Maka Abulhali tepaksa dibawa kakeknya dan

disekolahkan di sekolah Belanda, lalu dilanjutkan ke sekolah bergengsi di

Bandung.Sementara itu, anak Suria terus bertambah.Kedua adik Abdulhalim benama

Saleh dan Aminah. Oleh Suria, keduanya disekolahkan di HIS. Itu semua dilakukan

Suria hanya kaena ia ingin dipandang dan dihormati masyarakat. Layaknya orang

mengatakan ”besar pasak daripada tiang.” Utang Suria semakin betumpuk.Untuk

8

Page 9: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

menutupi utang utang suami dan biaya sekolah anak anaknya, Zubaedah seing bekirim

surat pada ayahnya, meminta agar dikirimi uang.

Seringkali terjadi petengkaran mulut antara zubaedah dan Suria. Zubaedah tak

kuat lagi menahan malu kepada para penagih yang selalu datang ke rumahnya. Namun

Suria sendiri bersikap acuh tak acuh menghadapi kenyataan itu.Bahkan, ia kini ingin

naik pangkat ketika didengarnya ada lowongan klerek. Hal itu ia ceritakan kepada

istrinya bahwa beberapa hari yang lalu ia mengirim pemohonan untuk mengisi

lowongan itu. Ia begitu yakin atasannya akan beusaha menolongnya.”Tak usah

mengeluh juga,Edah,”ujarnya, ”Kalau sudah keluar surat angkatan akang jadi klerk,

tentu klerk kelas 1, tak pelu kita disokong ayah ari Rasik lagi. Dengan sekejap saja

kita sudah lebih daripada manteri polisi yang tertua dinasnya”

Utang Suria terus menggunung. Apalagi karena Suria berani mengambil

barang barang lelangan atasannya. Maka, untuk melunasi utang utang itu, Suria

menjadi gelap mata. Ia ”telan” uang kas di kantornya. Perbuatannya itu diketahui

atasannya. Kemudian, ketika Suria dipanggil atasannya, ia bahkan mengajukan

permohonan behenti bekerja.

Rupanya, Suria telah merencanakan sebelumnya. Dalam pikirannya, setelah

behasil menggelapkan uang kas, ia akan membawa istri dan anak anaknya pindah ke

rumah Abulhalim yang kini telah bekerja dan telah pula berkeluarga. Suria mengirim

surat kepada anaknya dan mengutarakan maksudnya itu. Sebagai seorang anak yang

ingin membalas budi orang tua, Abdulhalim sama sekali tak merasa berkeberatan

denan keinginan ayahnya. Mulai saat itu, Suria tinggal di umah anaknya.

Orang tua itu rupanya benar benar tak tahu diri. Ia tetap bersikap sepeti tuan rumah

layaknya. Adapun Abulhalim dan menantunya ianggap sebagai anak yang harus patuh

pada orangtua, sekalipun Abdulhalim sebagai kepala rumahtangga.”..Patutkah seorang

menantu menghinakan mertuanya, patutkah seorang perempuan bekata sekasar itu

terhadapku, bekas manteri kabupaten? Sudah salah ayahmu mengawinkan Abdulhalim

dengan anak jaksa kepala itu. Mengharapkan gelar dan paras saja. Coba diturutkan

nasihatku dahulu:dikawinkan Abdulhalim dengan anak wedana, yang telah jadi guru

di Tasik itu, tentu takkan begini jadinya”

Tak kuasa Zubaedah melihat tingkah laku suaminya yang sering mencampuri

urusan rumahtangga anaknya. Hal itu pula yang membuat kehidupan rumah tangga

9

Page 10: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

anaknya mulai sering diwarnai percekcokan. Bagi Zubaedah, keadaan demikian

sungguh membuatnya tidak enak hati. Bagaimanapun sebagai seorang ibu, ia ingin

melihat anaknya hidup bahagia. Kebahagiaan anaknya, justru terganggu oleh sikap

Suria yang merasa bebas bebuat sekehendak hati tehadap anaknya. Ia menyesalkan

sikap suaminya. ”Sesal Zubaedah terhadap Suria semata mata, dan sesal tak putus

itulah yang mendatangkan penyakit kepadanya” Tekanan batin yang mendatangkan itu

pula yang mengantarkan Zubaedah menghembuskan napasnya yang penghabisan. Ia

meninggal di hadapan semua kaum keluarganya.

Kematian istrinya telah membuat Suria merasa sangat malu terhadap

kelakuannya sendiri. Ia telah mengganggu ketentraman kehidupan rumah tangga

anaknya. Ia pula yang menyebabkan istrinya menderita hingga maut menjemputnya.

Perasaan malu yang tak tertanggungkan itu, memaksa Suria mengambil keputusan; ia

pergi entah ke mana. Pergi bersama kesombongan dan keangkuhannya.

Menggelandang membawa sifatnya yang tak juga berubah.

3.2. Makna Yang Terkandung

a. Jangan hendaknya kita karena terpaksa mau mengerjakan sesuatu yang tidak

berkenan dalam hati kita, karena hal itu akan merugikan diri kita sendiri.

b. Kita harus berhati-hati menerima nasihat orang lain, karena kadang-kadang

dengan menerima pendapat orang lain yang sengaja hendak mencari

keuntungan untuk diri sendiri, akan mengakibatkan retaknya hubungan kita

dengan kaum keluarga.

c. Janganlah memanjakan anak karena pendidikan yang salah akan diderita

oleh keturunannya.

d. Jika hendak mengerjakan sesuatu hendaknya dipikirkannya masak-masak

lebih dahulu baik-buruknya agar kelak tidak menyesal.

e. Janganlah memanjakan anak karena pendidikan yang salah akan diderita

oleh keturunannya.

10

Page 11: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

4. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

Pengarang : HAMKA

Penerbit : Dinas Penerbitan Balai Pustaka Jakarta

– 1957

Cetakan : Keenam

Tebal : 200 halaman

Pelaku Utama : Zainuddin dan Hayati

4.1. Ringkasan Cerita

Buku ini mengisahkan kisah percintaan antara Zainuddin dan Hayati.

Zainuddin merupakan anak kacukan orang Minangkabau dan Mengkasar. Di kalangan

orang Mengkasar dia dianggap orang Minangkabau manakala di kalangan orang

Minangkabau dia dianggap sebagai orang Mengkasar. Dirinya sentiasa dianggap

sebagai orang asing di samping tidak mempunyai keluarga.

Hayati pula dari keturunan Minangkabau. Mereka berdua bercinta tetapi hajat

untuk berkahwin tak kesampapaian memandangkan orang Minangkabau amat

berpegang kepada adat mereka.

Hayati akhirnya berkahwin dengan Aziz, abang bagi kawan karibnya Khadijah.

Aziz bukanlah orang yang begitu baik pada hakikatnya. Zainuddin pula jatuh sakit

akibat kecewa dalam percintaan.

Namun, Zainuddin berjaya menjadi penulis terkenal dengan memaparkan

karya yang berpandukan kisah hidupnya sendiri. Aziz dan Hayati pada suatu hari

terpaksa menumpang di rumah Zainuddin setelah kehabisan harta.

Aziz akhirnya meniggalkan Hayati dengan harapan Hayati dapat bersama

Zainuddin semula. Tetapi Zainuddin menolak untuk menerima Hayati demi membalas

dendamnya terhadap Hayati.

Hayati bertolak pulang dengan perasaan sedih menaiki kapal bernama Van Der

Wijck. Kapal tersebut tenggelam dalam perjalanan tetapi Hayati berjaya diselamatkan.

Dia meninggal setelah Zainuddin mengajarkannya mengucap kalimah syahadah.

Zainuddin juga meniggal tidak lama kemudian.

11

Page 12: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

4.2. Makna Yang Terkandung

a. Kita janganlah hendaknya terlalu dikuasa oleh perasaan dengan tidak

mempergunakan pikiran yang sehat, karena akan berakibat hilangnya

kepribadian yang ada pada diri kita.

b. Jika hendak memutuskan sesuatu hendaklah ipikirkan masak-masak lebih

dahulu agar kelas tidak menyesal.

c. Siapa berbuat jahat tentu akan mendapat balasan kelak sebagai akibat dari

perbuatannya itu.

d. Mengajarkan bagaimana persaan cinta dan rindu terhadap seseorang sangat

menyeksakan apabila hajat untuk bersama orang yang amat disayangi tak

kesampaian. Itulah, masalah yang berlaku apabila kita tidak meletakkan

keutamaan cinta kepada ilahi, serta terlalu cintakan dunia.

12

Page 13: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

5. Di Bawah Lindungan Ka’bah

Pengarang : HAMKA

Penerbit : Perpustakaan Perguruan Kementerian PPK Jakarta

1955

Tebal : 68 Halaman

Pelaku Utama : Hamid dan Zainab

5.1. Ringkasan Cerita

Seorang pemuda bernama Hamid, sejak berumur empat tahun telah ditinggal

mati ayahnya. Ayah Hamid mula-mula ialah seorang yang kaya. Karena itu banyak

sanak saudara dan sahabatnya. Tetapi setelah perniagaannya jatuh dan menjadi

melarat, tak ada lagi sanak saudara dan sahabatnya yang datang. Karena sudah tak

terpandang lagi oleh orang-orang sekitarnya itu, maka pindahlah ayah Hamid beserta

ibunya ke kota Padang, yang akhirnya dibuatnya sebuah rumah kecil. Di tempat itulah

ayah Hamid meninggal.

Tatkala Hamid berumur enam tahun, untuk membantu ibunya ia minta kepada

ibunya agar dibuatkan jualan kue-kue untuk dijajakan setiap pagi.

Di dekat rumah hamid terdapat sebuah gedung besar yang berpekarangan luas.

Rumah itu telah kosong karena pemiliknya, seorang Belanda, telah kembali ke

negerinya. Hanya penjaganya yang masih tinggal, yakni seorang laki-laki tua yang

bernama Pak Paiman. Tetapi tak lama kemudian, rumah itu dibeli oleh seorang-orang

kaya yang bernama Haji Jakfar. Isterinya bernama Mak Asiah dan anaknya hanya

seorang perempuan saja yang bernama Zainab.

Setiap hari Hamid dipanggil oleh Mak Asiah karena hendak membeli makanan

yang dijualnya itu. Pad awaktu itu juga ia ditanya oleh Mak Asiah tentang orang

tuany6a dan tempat tinggalnya. Setelah Hamid menjawab pertanyaan itu, Mak Asiah

pun meminta kepada Hamid agar ibunya datang ke rumahnya. Sejak kedatangan ibu

Hamid ke rumah Mak Asiah itulah, maka persahabatan mereka itu menjadi karib dan

Hamid beserta ibunya sudah dianggap sebagai keluarganya sendiri.

Ketika Hamid berumur tujuh tahun, ia pun atas biaya Haji Jakfar yang baik hati

itu disekolahkan bersama-sama anaknya, Zainab, yang umurnya lebih muda daripada

Hamid. Pergaulan Hamid dengan Zainab, seperti pergaulan antara kakak dengan adik

13

Page 14: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

saja. Setelah tamat dari SD, Hamid dan Zainab pun sama-sama dilanjutkan sekolahnya

ke Mulo.

Setelah keduanya tamat dari Mulo, barulah Hamid berpisah dengan Zainab,

karena menurut adat Zainab harus masuk pingitan, sedang Hamid yang masih dibiayai

oleh Haji Jakfar, meneruskan pelajaran ke sekolah agama di Padangpanjang. Di

sekolah itulah Hamid mempunyai seorang teman laki-laki yang bernama Saleh.

Pada suatu petang, tatkala Hamid pergi berjalan-jalan di pesisir, bertemulah ia

dengan Mak Asiah yang baru datang dari berziarah ke kubur suaminya. Ia naik perahu

sewaan bersama-sama dua orang perempuan tua lainnya. Pada pertemuan itulah Mak

Asiah mengharapkan kedatangan Hamid ke rumahnya pada keesokan harinya, karena

ada suatu hal penting yang hendak dibicarakannya. Setelah Hamid datang pada

keesokan harinya ke rumah Mak Asiah, maka Hamid pun dimintai tolong oleh Mak

Asiah agar ia mau membujuk Zainab untuk bersedia dinikahkan dengan kemenakan

Haji Jakfar yang pada waktu itu masih bersekolah di Jawa. Tetapi permintaan itu

ditolak oleh Zainab dengan alasan ia belum lagi hendak menikah. Penolakan itu

sebenarnya disebabkan Zainab sendiri telah jatuh cinta kepada Hamid. Bagi Hamid

sendiri, sebenarnya ia cinta kepada Zainab, hanya cintanya itu tidak dinyatakan

berterus terang kepada Zainab. Karena itulah, sebenarnya suruhan Mak Asiah itu

bertentangan dengan isi hatinya. Tetapi karena ia telah berhutang budi kepada Mak

Asiah, maka dilaksanakan permintaan tersebut. Setelah kejadian itu Hamid pun pulang

ke rumahnya, tetapi sejak itu, ia tidak pernah lagi datang ke rumah Mak Asiah, karena

sejak itu ia meninggalkan kota Padang menuju Medan dan selanjutnya pergi ke tanah

Suci Mekah. Dari Medan Hamid berkirim surat kepada Zainab untuk minta diri pergi

menurutkan kemana arah kakinya berjalan. Surat Hamid itulah yang selalu

mendampingi Zainab yang dalam kesepian itu.

Tentang Saleh, setelah ia tamat dari pelajarannya di sekolah agama di

Padangpanjang, ia pun menikah dengan seorang gadis teman Zainab yang bernama

Rosna. Setelah menikah Saleh meneruskan pelajarannya ke Mesir. Tetapi sebelum ke

Mesir, ia naik haji ke Mekah lebih dahulu. Tentang Rosna, walaupun ia sudah

menikah, sering pula ia datang ke rumah Zainab, sehingga dari gerak-gerik dan

pernyataan Zainab kepadanya nyata sekali bahwa Zainab sebenarnya mencintai

Hamid. Hal itu oleh Rosna diberitahukan kepada suaminya yang ada di Mekah.

14

Page 15: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

Kebetulan di Mekah Saleh dapat bertemu dengan Hamid dan pengaduan isterinya itu

dikabarkan pula kepada Hamid, sehingga hal Zainab yang sengaja dilupakannya itu,

sekarang timbul dalam ingatannya kembali. Hanya saja sekarang ia lebih senang,

karena ternyata cintanya mendapat balasan dari pihak Zainab.

Sepuluh hari kemudian sekembali Saleh berziarah dari Madinah, ia mendapat

surat dari Rosna yang mengabarkan keadaan diri Zainab yang makin bertambah kurus

karena sakit-sakit saja. Bersamaan dengan surat itu, Hamid pun menerima surat dari

Zainab yang mengabarkan tentang dirinya yang sakit-sakit saja, sehingga ia

berpengharapan sangat tipis untuk dapat bertemu. Kedatangan surat Zainab itulah

yang menyebabkan kesehatan Hamid bertambah terganggu an sakitnya makin payah.

Tidak lama kemudian Saleh mendapat kawat dari isterinya yang mengabarkan

bahwa Zainab telah meninggal. Kabar kematian Zainab itu dapat diketahui oleh Hamid

sehingga menyebabkan ia makin bertambah sedih. Kesedihan yang dideritanya itulah

yang menyebabkan Hamid meninggal dunia di bawah lindungan kaabah di tanah suci

Mekah, dan dikuburkan di kuburan tanah suci itu.

Akhirnya ceritera ini diakhiri dengan kunjungan pengarang (karena ceritera ini

berbentuk aku) dan Salek ke kubur Hamid sebelum mereka itu meninggalkan tanah

suci karena telah menunaikan ibadah haji itu. Setelah itu pengarang dan Saleh menuju

ke Jedah. Di Jedah itulah mereka itu berpisah. Saleh meneruskan pelajarannya ke

Mesir, sedang pengarang terus pulang ke tanah airnya.

5.2. Makna Yang Terkandun

a. Di balik kisah tersebut ada ajaran budi pekerti yang perlu dicermati antara

lain rasa kesadaran diri karena status social dalam masyarakat ternyata

sangat berpengaruh terhadap pemilihan jodoh.

b. Kisah roman ini saya nilai telah mengajarkan kepada kita bagaimana

ketulusan cinta itu dilahirkan.

c. Bagaimana seharusnya manusia menghadapi segala beban hidupnya, dan

tentunya mengajarkan kepada kita apa makna kecintaan pada dua insan

manusia itu. Nilai luhurnya mungkin bisa menjadi pelajaran bagi kita semua

dalam menyikapi hidup ini, ditambah lagi kedalaman makna dan kata-

katanya, yang membuat kita hanyut untuk merasakan pula apa yang mereka

rasakan.

15

Page 16: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

d. Mengupas masalah kawin paksa yang berlaku di Minangkabau.

e. Pernikahan yang dilaksanakan karena paksaan orang tua ataupun adat akan

berakibat tidak baik. Karena itu orang tua perlu mempertimbangkan

pendapat anak yang hendak dinikahkan.

f. Kebahagiaan hidup akan runtuh jika jiwa atau batin manusia telah

rusak, walaupun betapa banyak harta benda kekayaan orang itu.

16

Page 17: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

6. Azab Dan Sengsara

Pengarang : Merari Siregar

Penerbit : Dinas Penerbitan Balai Pustaka Jakarta – 1958

Tebal : 189 halaman

Pelaku Utama : Aminudin dan Mariamin

6.1. Ringkasan Cerita

Suatu keluarga mempunyai dua orang anak, seorang bernama Tohir (setelah

dewasa bergelar Sutan Baringin), dan seorang lagi perempuan, adik Sutan Baringin

yang menikah dengan Sutan di atas, seorang Kepala Kampung A dari Lubak Sipirok,

dan mempunyai seorang anak tunggal laki-laki bernama Aminudin.

Ayah Sutan Baringin bersikap keras dalam mendidik sutan Baringin, tetapi

sikap itu ditentang oleh isterinya yang bermaksud memanjakan Sutan Baringin. Cara

mendidik Ibu Sutan Baringin yang salah itulah yang menyebabkan azab dan sengsara

yang diderita oleh cucunya yang bernama Mariamin, yaitu anak Sutan Barimin yang

sulung dengan isterinnya seorang wanita yang saleh bernama Nuria. Mariam

mempunyai adik laki-laki.

Hubungan antara Aminudin dengan Mariamin seperti kakak dengan adik saja

(menurut adat Batak, Aminudin memanggil anggi (adik) kepada Mariamin). Mereka

itu semasa bersekolah selalu bersama pergi ke sekolah. Setelah dewasa, timbullah

perasaan cinta di antara mereka. Mereka akhirnya mengikat janji akan sehidup semati.

Suatu Baringin termasuk orang yang kaya, karena memperoleh harta peninggalan dari

neneknya. Sebenarnya harta warisan itu harus dibagi dua dengan baginda Mulia, adik

sepupu Sutan Baringin yang menjadi guru di Medan.

Pada suatu hari Baginda Mulia memberitahu Sutan Baringin bahwa ia akan

pulang dan tinggal bersama-sama dengan Sutan Baringin jarena permintaan pindahnya

dikabulkan. Hal itu tidak menyenangkan hati Sutan Baringin, karena menurut

pendapatnya, kedatangan Baginda Mulia akan mengurangi harta kekayaannya saja

dengan jalan meminta separuh dari harta peninggalan neneknya tersebut. Karena itu

sebelum adik sepupunya itu datang, ia sudah siap sedia, yakni ia mendatangkan

sahabatnya yang menjadi pokrol bambu bernama Marah Sait. Atas hasutan Marah Sait

yang bermaksud mencari keuntungan itulah maka jadilah perkara mengenai harta

17

Page 18: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

warisan dengan Baginda Mulia. Nasihat-nasihat dan sekalian familinya, demikian pula

dari isterinya, sama sekali tidak dihiraukannya. Kedatangan Baginda Mulia secara

baik-baik dan harapannya kepada kakaknya agar masalah harta peninggalan itu

hendaknya diselesaikan secara damai saja, tidak diterima oleh sutan Baringin, bahkan

sejak itu Baginda Mulia dianggap bukan saudaranya lagi dan perkara tetap

dilangsungkan.

Perkara dihadapkan ke Pengadilan Padangsidempuan. Putusan pengadilan ialah

bahwa harta warisan itu dibagi dua. Terhadap putusan itu Sutan baringin tidak puas.

Atas hasutan Marah Sait, perkara itu dilanjutkan ke pengadilan Padang. Putusan

pengadilan Padang sama dengan putusan pengadilan padangsidempua. Terhadap

putusan pengadilan Padang itu masih juga belum memuaskan hati Sutan Baringin.

Karena itu atas hasutan Marah Sait, ia minta putusan pengadilan Jakarta. Pengadilan

Jakarta pun memberikan putusan yang sama. Maka pulanglah Sutan Baringin ke

rumahnya. Rumah dan segala kekayaannya habis terjual untuk biaya perkara itu. Maka

pindahlah Sutan Baritan ke suatu pondok kecil di tepi sungai sipirok. Karena sedihnya,

maka tak berapa lama kemudian, meninggalkan Sutan Baringin di pondok kecil itu.

Setelah Aminudin dewasa, orang tuanya bermaksud hendak menikahkannya

dengan seorang anak gadis pilihan orang tuanya, padahal Aminudin sendiri telah

mengikat janji akan sehidup semati dengan Mariamin Karena itu setelah ia minta diri

kepada Mariamin, ia pergi ke Medan untuk mencari pekerjaan sebagai seorang kerani,

sehingga dengan demikia orang tuanya terpaksa mengurungkan niatnya.

Sepeninggal Aminudin banyak orang yang melamar Mariamin, tetapi ia sendiri

tidak mau, karena ia telah mengikat janji pula dengan Aminudin.

Beberapa bulan kemudian Aminudin minta menikah kepada orang tua nya

dengan memberitahukan bahwa isteri yang diinginkannya ialah Mariamin. Bersamaan

dengan itu kepada Mariamin pun ia memberi kabar tentang itu dan memintanya agar

bersiap-siap.

Permintaan Aminudin disetujui ibunya, mengingat bahwa Mariamin masih

kaumnya sendiri, lagu pula baik budi bahasanya. Tetapi ayahnya tidak menyetujui

karena keluarga Marimin sekarang telah miskin. Akhirnya mereka itu pergi ke rumah

seorang datu (dukun). Dukun mengatakan bahwa pernikahan antara Aminudin dengan

Mariamin kelak akan berakibat tidak baik. Maka mereka pun mencari anak gadis lain

18

Page 19: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

untuk jodoh Aminudin. Setelah mereka tiu memperoleh jodoh Aminudin, yakni anak

seorang kepala kampung, maka Aminudin pun diberitahu agar mereka dijemput di

stasiun tetapi tidak diberitahu bahwa yang dibawa itu bukan Mariamin. Setelah mereka

itu datang alangkah terkejut Aminudin ketika dilihatnya bahwa yang dibawa oleh

orang tuanya itu bukan Mariamin. Setelah diceritakan oleh seorang tuanya mengapa ia

tidak membawa Mariamin, maka dengan berat diterimanya juga isteri pemberian

orang tuanya itu. Setelah itu juga Aminudin memberitahukan peristiwa itu kepada

Mariamin. Membaca surat Aminudin itu, Mariamin pun pinsanlah. Untunglah pada

waktu itu ibunya ada di dekatnya sehingga dapat membelanya.

Setelah orang tua Aminudin pulang dari Medan, atas permintaan Aminudin

mereka itu datang minta maaf kepada keluarga Mariamin.

Pada suatu hari Mariamin dilamar oleh seorang laki-laki bernama Kasibun.

Atas nasihat ibunya Mariamin menerima lamaran itu walaupun orang itu belum

dikenalnya betul. Setelah pernikahan dan berziarah ke kubur Sutan Baringin, maka

pergilah Mariamin mengikuti suaminya ke Medan, karena Karena kasibun menjadi

kerani di Medan. Kasibun sendiri sebenarnya sudah beristeri. Hal itu tidak diketahui

oleh Mariamin. Setelah ia menikah dengan Mariamin maka isterinyapun

diceraikannya.

Kedatangan Mariamin mengikuti suaminya di Medan itu didengar oleh

Aminudin. Karena itu iapun pada suatu hari pergi mengunjungi rumah Mariamin. Pada

waktu ia datang, suaminya masih bekerja di kantornya, sehingga Aminudin hanya

ditemui oleh Mariamin. Pertemuan itu mengakibatkan hujan air mata, lebih-lebih bagi

Mariamin, hal itu menyebabkan luka hatinya karena ia ingat akan hal-hal yang telah

lampau yang menyedihkannya itu.

Setelah di Medan dan bergaul dengan suaminya, barulah diketahui oleh

Mariamin bahwa suaminya mempunyai penyakit raja singa. Itulah sebabnya maka

Mariamin pun selalu menolak bergaul dengan suaminya. Sikapnya itu menyebabkan

Kasibun cemburu kepada Mariamin, lebih-lebih setelah kedatangan Aminudin ke

rumahnya, walaupun sudah diterangkan oleh Mariamin bahwa Aminudin ialah saudara

sepupunya.

Pada suatu hari Kasibun menjadi sangat marah karena sikap Mariamin yang

selalu menolak berkumpul sebagaimana layaknya suami isteri. Akibatnya Mariamin

19

Page 20: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

pun disakitinya sehingga menyebabkan luka-luka pada mukanya. Setelah perlakukan

suaminya atas dirinya itu, Mariamin pun pergi ke kantor polisi. Setelah perkara

diselesaikan, Kasibun didenda duapuluh lima rupiah dan ia harus bercerai dengan

Mariamin. Setelah perceraian itu Mariamin pun pulang ke rumahnya.

Beberapa waktu kemudian orang menjumpai pondok Mariamin telah roboh.

Kemana pergi ibu dan adinya, tak ada orang yang mengetahui. Orang hanya

mengetahui bahwa suatu kuburan terdapat sebuah kubur yang masih merah tanahnya.

Kuburan itu tidak lain ialah kuburan Mariamin. Ia bari saja meninggal karena sedihnya

menanggung azab dan sengsara. Baru sekarang lah ia terlepas dari azab serta

kesengsaraan itu dan beristirahat untuk selamanya.

6.2. Makna Yang Terkandung

a. Jangan hendaknya kita karena terpaksa mau mengerjakan sesuatu yang tidak

berkenan dalam hati kita, karena hal itu akan merugikan diri kita sendiri.

b. Janganlah memanjakan anak karena pendidikan yang salah akan diderita

oleh keturunannya.

c. Kita harus berhati-hati menerima nasihat orang lain, karena kadang-kadang

dengan menerima pendapat orang lain yang sengaja hendak mencari

keuntungan untuk diri sendiri, akan mengakibatkan retaknya hubungan kita

dengan kaum keluarga.

d. Jika hendak mengerjakan sesuatu hendaknya dipikirkannya masak-masak

lebih dahulu baik-buruknya agar kelak tidak menyesal.

20

Page 21: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

7. Siti Nurbaya

Pengarang : Marah Rusli

Penerbit : Perpustakaan Perguruan Kementrian PPK

Jakarta – 1954

Tebal : 291 halaman

Pelaku utama : Samsul Bahri dan Siti Nurbaya

7.1. Ringkasan Cerita

Seorang penghulu di Padang bernama Sutan Mahmud Syah dengan isterinya,

Siti Maryam, yang berasal dari orang kebanyakan, mempunyai seorang anak tunggal

laki-laki yang bernama Samsulbahri. Rumah sultan Mahmud Syah dekat dengan

rumah seorang saudara kaya bernama Baginda Sulaiman yang mempunyai seorang

anak perempuan tunggal bernama Siti Nurbaya. Tiap pagi Samsulbahri selalu pergi

bersama ke sekolah dengan Siti Nurbaya. Mereka itu sangat karib sehingga seperti

kakak dengan adik saja.

Pada suatu hari setelah pulang dari sekolah, Samsulbahri mengajak Siti

Nurbaya bertamasya ke gunung Padang bersama-sama dua orang temannya, yakni

Zainularifin, anak seorang jaksa kepala di Padang yang bernama Sutan Pamuncak, dan

Bakhtiar, anak seorang guru kepala SD. Tiga bulan lagi zainularifin akan melanjutkan

sekolahnya ke Sekolah Dokter Jawa di Jakarta; sedang Bakhtiar melanjutkan ke

Sekolah Opzichter (KWS) di Jakarta pula. Samsulbahri pun akan melanjutkan ke

Sekolah Dokter tersebut. Pada hari yang ditentukan, berangkatlah mereka bertamasyra

ke gunung padang. Di gunung Padang itulah Samsulbahri menyatakan cintanya

kepada Siti Nurbaya dan mendapat balasan. Sejak itulah mereka itu mengadakan

perjanjian akan sehidup semati.

Pada suatu hari yang telah ditentukan, berangkatlah Samsulbahri melanjutkan

sekolahnya ke Jakarta. Sekolahnya menjadi satu dengan Zainularifin.

Di padang ada seorang-orang kaya bernama Datuk Maringgih. Ia selalu

berbuat kejahatan secara halus sehingga tidak diketahui orang lain. Kekayaannya itu

didapatnya dengan cara tidak halal. Untuk itu ia mempunyai banyak kaki tangan,

antara lain ialah pendekat Tiga. Pendekat Empat, dan Pendekar dirinya sambil

menyeret Siti Nurbaya, maka pukulan Datuk Maringgih tidak mengenai sasarannya.

21

Page 22: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

Akibatnya tersungkurlah Datuk Maringgih. Dengan segera Samsulbahri

menendangnya, dan karena kesakitan, berteriaklah Datuk Maringgih minta tolong.

Mendengar teriakan Datuk Maringgih itulah maka pada suatu saat itu juga keluarlah

Pendekar Lima dari persembunyiannya dengan bersenjata sebilah keris.

Melihat Pendekar Lima membawa keris itu, berteriaklah Situ Nurbaya

sehingga teriakannya itu terdengar oleh para tetangga dan Baginda Sulaiman yang

sedang sakit itu. Karena disangkanya Siti Nurbaya mendapatkan kecelakaan, maka

bangkitlah Baginda Sulaiman dan pergi ke tempat anaknya itu. Tetapi karena kurang

hati-hati, terperosoklah ia jatuh, sehingga seketika itu juga Baginda Sulaiman

meninggal. Ia dikebumikan di gunung Padang.

Pada waktu pendekar lima hendak menikam Samsulbahri, menghindarlah

Samsulbahri ke samping. Dan pada saat itu juga ia berhasil menyepak tangan pendekar

lima, sehingga keris yang ada di tangannya terlepas. Sementara itu datanglah para

tetangga yang mendengar teriakan Siti Nurbaya tadi. Melihat mereka datang, larilah

pendekar lima menyelinap ke tempat yang gelap.

Di antara para tentagga yang datang itu, kelihatan pula Sutan Mahmud Syah

yang hendak menyelesaikan peristiwa itu. Setelah itu mendegar penjelasan Datuk

Maringgih tentang hal anaknya itu, maka Samsulbahri pun diajaknya pulang, dan

karena malunya maka diusirlah Samsulbahri pun Mahmud Syah tanpa dipikirkannya

masak-masak lebih dahulu lagi. Pada malam itu juga secara diam-diam pergilah

Samsulbahri ke Teluk Bayur untuk naik kapal pergi ke Jakarta. Pada pagi harinya

ributlah Siti Maryam mencari anaknya. Setelah gagal mencarinya di sana-sini, maka

dengan sedihnya, pergilah Siti Maryam ke rumah saudaranya di Padangpanjang. Di

sana karena kesedihannya itu, ia menjadi sakit-saki saja.

Sejak kematian ayahnya, Siti Nurbaya menunjukkan kekerasan hatinya kepada

Datuk Maringgih. Ia berani mengusir Datuk Maringgih dan tak sudi mengaku

suaminya lagi. Ia berusaha hendak membunuh Siti Nurbaya.

Setelah perisitwa pertengkaran dengan Datuk Maringgih itu. Siti Nurbaya

tinggal di rumah saudara sepupunya yang bernama Alimah. Di rumah itulah Siti

Nurbaya mendapat petunjuk-petunjuk dan nasihat, antara lain ialah untuk menjaga

keselamatan atas dirinya, Siti Nurbaya dinasihati oleh Alimah agar pergi saja ke

Jakarta, berkumpul dengan Samsulbahri. Petunjuk dan nasihat Alimah itu sepenuhnya

22

Page 23: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

diterima oleh Siti Nurbaya dan diputuskannya akan pergi ke Jakarta bersama Pak Ali

yang telah berhenti ikut Sutan Mahmud Syah sejak pengusiran diri atas Samsulbahri

tersebut. Kepada Samsul bahri pun ia memberitahukan kedatangannya itu. Tapi

malang bagi Siti Nurbaya, karena percakapannya dengan Alimah tersebut dapat

didengar oleh kaki tangan Datuk Maringgih yang memang sengaja memata-matainya.

Pada pagi hari yang telah ditetapkan, berangkatlah Siti Nurbaya dengan Pak ali

ke Teluk Bayur untuk segera naik kapal menuju Jakarta. Mereka tidak mengetahui

bahwa perjalanan mereka itu diikuti oleh Pendekar Tiga dan pendekar Lima. Setelah

Siti Nurbaya dan Pak Ali naik ke kapal dan mencari tempat yang tersembunyi dekat

kapten kapal, maka berkatalah Pendekar Lima kepada Pendekar Tiga, bahwa ia akan

mengikuti perjananan Siti Nurbaya ke Jakarta, sedang Pendekar Tiga disuruhnya

pulang untuk memberitahukan kepada peristiwa itu kepada Datuk Maringgih. Setelah

itu pendekar Lima pun naik ke kapal dan mencari tempat yang tersembunyi pula.

Pada suatu saat tatkala orang menjadi ribut akibat ombak yang sangat besar,

pergilah Pendekar Lima mencari tempat Siti Nurbaya. Setelah ia mendapati Siti

Nurbaya, ia pun segera menyeret Siti Nurbaya hendak membuangnya ke dalam laut.

Melihat kejadian itu Pak ali membelanya, tetapi ia pun mendapat pukulan Pendekar

Lima dan tak mampu melawannya karena pendekar lima jauh lebih kuat dari padanya.

Siti Nurbaya pun berteriak sekuat-kuatnya itu, Pendekar Lima lari menyembunyikan

dirinya. Siti Nurbaya akhirnya diangkut orang ke suatu kamar untuk dirawatnya.

Akhirnya kapalpun tiba di Jakarta. Di pelabuhan Tanjung Priok Samsulbahri

sudah gelisah menantikan kedatangan kapal yang ditumpangi oleh kekasihnya itu.

Setelah kapal itu merapat ke darat, maka naiklah Samsulbahri ke kapal dan mencari

Siti Nurbaya. Alangkah terkejutnya tatkala ia mendengar dari kapten kapal dan Pak

Ali tentang peristiwa yang terjadi atas diri Siti Nurbaya itu. Dengan diantar kapten

kapal dan Pak Ali, pergilah Samsulbahri ke kamar tempat tidur Siti Nurbaya dirawat.

Di situ dijumpainya Siti Nurbaya yang masih dalam keadaan payah.

Pada saat itu tiba-tiba datanglah polisi mencari Siti Nurbaya. Setelah berjumpa

dengan kapten kapal dan Samsulbahri, diberitahukan kepada mereka itu bahwa

kedatangannya mencari Siti Nurbaya itu ialah atas perintah atasannya yang telah

mendapat telegram dari Padang, bahwa ada seorang wanita bernama Siti Nurbaya

telah melarikan diri dengan membawa barang-barang berharga milik suaminya dan

23

Page 24: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

diharapkan agar orang itu ditahan dan dikirimkan kembali ke padang. Mendengar itu

mengertilah Samsulbahri bahwa hal itu tidak lain ialah akal busuk Datuk Maringgih

belaka. Ia pun minta kepada polisi itu agar hal tersebut jangan diberitahukan dahulu

kepada Siti Nurbaya, mengingat akan kesehatannya yang mengkhawatirkan itu. Ia

meminta kepada yang berwajib agar kekasihnya itu dirawat dahulu di Jakarta sampai

sembuh sebelum kembali ke Padang. Permintaan Samsulbahri itu dikabulkan setelah

dokter yang memeriksanya menganggap akan perlunya perawatan atas diri Siti

Nurbaya. Setelah Siti Nurbaya sembuh, barulah diberitahukan hal telegram itu kepada

kekasihnya. Kabar itu diterima oleh Siti Nurbaya dengan tenang hati. Ia bermaksud

kembali ke Padang untuk menyelesaikan masalah yang didakwakan atas dirinya.

Setelah permintaan Samsulbahri kepada yang berwajib agar perkara

kekasihnya itu diperiksa di Jakarta saja tidak dikabulkan, maka pada hari yang

ditentukan, berangkatlah Siti Nurbaya ke Pdang dengan diantar oleh yang berwajib.

Dalam pemeriksaan di Padang ternyata bahwa Siti Nurbaya tidak terbukti melakukan

kejahatan seperti yang telah didakwakan atas dirinya itu. Karena itulah Siti Nurbaya

dibebaskan dan disana ia tinggal di rumah Alimah.

Pada suatu hari walaupun tidak disetujui oleh Alamin, Siti Nurbaya membeli

kue yang dijajakna olen Pendekar Empat, kaki tangan Datuk Maringgih. Kue yang

sengaja disediakan khusus untuk Siti Nurbaya itu telah diisi racun. Setelah penjaja kue

itu pergi, Siti Nurbaya makan kue yang baru saja dibelinya. Setelah makan kue itu

terasa oleh Siti Nurbaya kepalanya pening. Tak lama kemudian Siti Nurbaya

meninggal akibat makan kue beracun itu. Mendengar Siti Nurbaya meninggal secara

mendadak itu, terkejutlah Ibu Samsulbahri, yang pada waktu itu sedang menderita

sakit keras, sehingga menyebabkan kematinnya. Kedua jenazah itu dikebumikan di

gunung Padang di samping makam Baginda Sulaiman.

Kabar kematian Siti Nurbaya dan Siti Mariam hari itu juga dikawatkan kepada

Samsulbahri di Jakarta. Membaca telegram yang sangat menyedihkan itu, Samsulbahri

memutuskan akan bunuh diri. Sebelum hal itu dilakukannya ia menulis surat kepada

para guru dan kawan-kawannya, demikian pula kepada ayahnya di Padang, untuk

minta dari berpisah selama-lamanya. Kemudian dengan menyaku sebuah pistol,

pergilah ia ke kantor pos bersama Zainularifin untuk memasukan surat. Kabar yang

sangat menyedihkan itu dirahasiakannya oleh Samsulbahri sehingga Zainularifin pun

24

Page 25: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

tidak mengetahuinya. Sesampainya di kantor pos, Samsulbahri minta berpisah dengan

Zainularifin dengan alasan bahwa ia hendak pergi ke rumah seorang tuan yang telah

dijanjikannya. Zainularifin memperkenankannya, tetapi dengan tak setahu

Samsulbahri, ia mengikuti gerak-gerik sahabatnya itu, karena mulai curiga akan

maksud sahabatnya itu.

Pada suatu tempat di kegelapan, Samsulbahri berhenti dan mengeluarkan

pistolnya dan kemudian menghadapkannya ke kepalanya. Melihat itu Zainularifin

segera mengejarnya sambil berteriak. Karena teriakan Zainularifin itu, peluru yang

telah meletus itu tidak mengenai sasarannya, akhirnya kabar tentang seorang murid

Sekolah Kedokteran Jawa di Jakarta yang berasal dari Padang telah bunuh diri itu

tersiar kemana-mana melalui surat kabar. Kabar itu pun sampai di Padang dan

didengar oleh Sutan Mahmud Syah dan Datuk Maringgih.

Karena perawatan yang baik, sembuhlah Samsulbahri. Ia minta kepada yang

berwajib agar berita mengenani dirinya yang masih hidup di rahasiakan setelah itu

Samsulbahri berhenti bersekolah.karena ia menginginkan mati, ia pun menjadi serdadu

(tentara). Ia dikirim ke mana-mana, antara lain ke Aceh untuk memadamkan

kerusakan-kerusakan yang terjadi di sana. Karena keberaniannya, maka dalam waktu

sepuluh tahun saja pangkat Samsulbahri dinaikkan menjadi letnan dengan nama

Letnan Mas.

Pada suatu hari Letnan Mas beserta kawanannya bernama Letnan Van Sta

ditugasi memimpin anak buahnya untuk memadamkan pemberontakan mengenai

masalah belasting (pajak). Sesampainya di Padang dan sebelum terjadi pertempuran,

pergilah Letnan Mas ke makam ibu dan kekasihnya di gunung Padang.

Dalam pertempuran dengan pemberontakan itu, bertemulah Letnan Mas

dengan Datuk Maringgih yang termasuk sebagai salah satu seorang pemimpin

pemberontak itu. Setelah bercekcok sebentar, maka ditembaklah Datuk Maringgih

oleh Letnan Mas, sehingga menemui ajalnya. Tetapi sebelum meninggal, Datuk

Maringgih masih sempat membalasnya. Dengan ayunan pedangnya, kenalah kepala

Letnan Mas yang menyebabkan ia rebah. Ia rebah di atas timbunan mayat, yang antara

lain terdapat mayat Pendekar Empat dan Pendekar Lima. Kemudian Letnan Mas pun

diangkut ke rumah sakit. Karena dirasanya bahwa ia tak lama lagi hidup di dunia ini,

maka Letnan MAS minta tolong kepada dokter yang merawatnya agar dipanggilkan

25

Page 26: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

Penghulu di Padang yang bernama Sutan Mahmud Syah, karena dikatakannya ada

masalah yang sangat penting. Setelah Sutan Mahmud Syah datang, maka Letnan Mas

pun berkata kepadanya bahwa Samsulbahri masih hidup dan kini berada di Padang

untuk memadamkan pemberontakan, tetapi kini ia sedang dirawat di rumah sakit

karena luka-luka yang dideritanya. Dikatakannya pula kepadanya, bahwa Samsulbahri

sekarang bernama Mas, yaki kebalikan dari kata Sam, dan berpangkat letnan.

Akhirnya disampaikan pula kepada Sutan Mahmud Syah, bahwa pesan anaknya kalau

ia meninggal, ia minta dikebumikan di gunung Padang diantara makam Siti Nurbaya

dan Siti Maryam. Setelah berkata itu, maka Letnan Mas meninggal dunia.

Setelah itu hal itu ditanyakan oleh Sutan Mahmud Syah kepada dokter yang

merawatnya, barulah Sutan Mahmud Syah mengakui bahwa yang baru saja meninggal

itu adalah anaknya sendiri, yakni Letnan Mas alias Samsulbahri.

Kemudian dengan upacara kebesaran, baik dari pihak pemerintah maupun dari

penduduk Padang, ditanamkanlah jenazah Letnan Mas atau Samsulbahri itu diantara

makam Siti Maryam dan Siti Nurbaya seperti yang pernah dimintanya.

Sepeninggal Samsulbahri, karena sesal dan sedihnya, maka meninggal pula

Sultan Mahmud Syah beberapa hari kemudian. Jenazahnya dikebumikan dekat makam

isterinya, yaki Siti Maryam. Dengan demikian di kuburan Padang terdapat lima

makam yang berjajar dan berderet, yakni makam Baginda Sulaiman, Siti Nurbaya,

Samsulbahri, Siti Maryam dan Sutan Mahmud Syah.

Beberapa bulan kemudian berziarahlah Zainularifin dan Bakhtiar ke makam

sahabatnya itu. Zainularifin dan Bakhtiar telah lulus dalam ujiannya sehingga masing-

masing telah menjadi dokter dan opzichter.

7.2. Makna Yang Terkandung

a. Mengupas masalah kawin paksa yang berlaku di Minangkabau. Pengarang

menghendaki agar pernikahan antara kaum pria dan wanita janganlah

dilaksanakan karena paksan orang tua atau pundat, karena akan berakibat

tidak baik, lebih-lebih kalau antara mereka yang akan dinikahkan itu tidak

bersesuaian paham. Jadi dalam hal itu perlulah orang tua

mempertimbangkan pendapat orang yang hendak dinikahkan.

26

Page 27: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

b. Kalau hendak memulai suatu pekerjaan atau mengambil suatu keputusan,

hendaklah dipikirkannya masak-masak lebih dahulu, agar tidak terjadi

penyesalan dikemudian hari.

c. Menjalankan rumah tangga janganlah dianggap sebagai suatu permainan.

Baik suami maupun isteri harus mau saling mengerti dan saling menghargai

kepentingan masing-masing. Karena jika tidak, akan rusaklah rumah

tangganya itu.

27

Page 28: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

8. Pada-Mu Jua

Oleh : Amir Hamzah

Habis kikis

segala cintaku hilang terbangpulang kembali aku padamu

seperti dahulu

Kaulah kandil kemerlappelita jendela di malam gelap

melambai pulang perlahansabar, setia selalu

Satu kekasihkuaku manusia

rindu rasarindu rupa

Dimana engkaurupa tiada

suara sayuphanya kata merangkai hati

Engkau cemburuengkau ganas

mangsa aku dalam cakarmubertukar tangkap dengan lepas

Nanar aku, gila sasarsayang berulang padamu juaengkau pelik menarik ingin

serupa dara di balik tirai

Kasihmu sunyimenunggu seorang diri

lalu waktu-waktu gilirankumati hari bukan-kawanku…..

Makna Yang Terkandung

Suatu kisah percintaan yang yang pernah kandas tetapi akhirnya karena

perasaan cinta diantara mereka yang sangat kuat akhirnya Amir Hamzah di sini

kembali lagi kepada kekasihnya.

28

Page 29: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

9. Puisi Doa

Oleh : Chairil Anwar

TuhankuDalam termangu

Aku masih menyebut namaMu

Biar susah sungguhMengingat Kau penuh seluruh

CahayaMu panas suciTinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

Aku hilang bentukRemuk

Tuhanku

Aku mengembara di negeri asing

Tuhanku

Di pintuMu aku mengetukAku tak bisa berpaling

Makna Yang Terkandung

Saat dimana chairil Anwar sedang dilanda kesengsaraan dan penderitaan

mengenai kemelut kehidupan yang dihadapinya, namun akhirnya Chairil Anwar tetap

selalu mengingat dan terus mengingat Tuhannya dan bertawakal kepadaNya.

29

Page 30: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

10. Seonggok Jagung di Kamar

Oleh : W.S. Rendra

30

Page 31: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

Seonggok jagung di kamardan seorang pemuda yang

kurang sekolahan

Memandang jagung itu,sang pemuda melihat ladang;

ia melihat petani;ia melihat panen;

dan suatu hari subuh,para wanita dengan gendongan

pergi ke pasar ………….dan ia juga melihat

suatu pagi haridi dekat sumur

gadis-gadis bercandasambil menunjuk jagung

menjadi maisena.sedang di dalam dapur

tungku-tungku menyala.di dalam udara murnitercium kuwe jagung

Seonggok jagung di kamardan seorang pemuda

ia siap menggarap jagungia melihat kemungkinan

otak dan tangansiap bekerja

Tetapi ini :

Seonggok jagung di kamardan seorang pemuda tamat SLAtak ada uang, tak bisa menjadi

mahasiswahanya ada seonggok jagung di

kamarnya.

Ia memandang jagung itudan ia melihat dirinya terlunta-lunta

ia melihat dirinya ditendang dari diskotik

ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalase

ia melihat saingannya naik sepeda motor

ia melihat nomor-nomor lotreia melihat dirinya sendiri miskin dan

gagalseonggok jagung di kamar

tidak menyangkut pada akaltidak akan menolongnya

Seonggok jagung di kamartak akan menolong seorang pemudayang pandangan hidupnya berasal

dari bukudan tidak dari kehidupan

yang tidak terlatih dalam metodedan hanya penuh hafalan kesimpulanyang hanya terlatih sebagai pemakaitetapi kurang latihan bebas berkarya

pendidikan telah memisahkannya dari kehidupan.

Aku bertanya :apakah gunanya pendidikan

bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing

di tengah kenyataan persoalannya?apakah gunanya pendidikan

bila hanya mendorong seseorangmenjadi layang-layang di ibukota

kikuk pulang ke daerahnya?apakah gunanya seseorang

belajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,

atau apa saja,bila pada akhirnya,

ketika ia pulang daerahnya, lalu berkata:

* Di sini aku merasa asing dan sepi! *

31

Page 32: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

Makna Yang Terkandung

Menceritakan kisah kehidupan seorang anak petani yang merupakan anak

bangsa negeri ini yang ingin menjutkan pendidikan tetapi terbentur oleh suatu aspek

ekonomi sehingga itu semua merupakan penggambaran fenomena kehidupan Bangsa

Indonesia.

32

Page 33: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

Daftar Karya Sastra

1. Belenggu – Armijn Pane ……………………………………………………

2. Bekisar Merah – Ahmad Tohari ……………………………………………

3. Katak Hendak Jadi Lembu – Noor Sutan Iskandar ………………………..

4. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck – Hamka …………………………...

5. Di Bawah Lindungan Ka’bah – Hamka ……………………………………

6. Azab Dan Sengsara – Merari Siregar ………………………………………

7. Siti Nurbaya – Marah Rusli ………………………………………………...

8. Pada-Mu Jua – Amir Hamzah ……………………………………………...

9. Doa – Chairil Anwar ………………………………………………………..

10. Seonggok Jagung di Kamar – W.S. Rendra ………………………………..

1

5

8

11

13

17

21

28

29

30

33

Page 34: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan

hidayah-Nya jualah Laporan Resensi Karya Sastra ini bisa terselesaikan. Shalawat

serta semoga tercurahkan kepada Baginda Alam Nabi Muhammad saw.

Kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Teori Sastra atas

bimbingan dan perhatiannya terhadap saya serta teman-teman mahasiswa dan semua

pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materilnya sehingga laporan

ini bisa terselesaikan.

Kami menyadari betul bahwa dalam penyusunan Laporan ini tidak akan luput

dari kesalahan, kekurangan berasal dari dalam diri penulis sendiri selaku manusia

biasa dan kebenarannya pasti datang dari Allah SWT.

Atas segala perhatian yang telah diberikan kami ucapkan terima kasih. Semoga

laporan ini bermanfaat.

Cianjur, Januari 2009

Penyusun

34

Page 35: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

KUMPULAN RESENSI NOVEL DAN PUISI SERTA MAKNA YANG TERKANDUNG DI DALAMYA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dari Mata Kuliah Teori Sastra

Dosen Drs. __________________

Di susun oleh :

PBSI Tk. II b

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

35

Page 36: resensi novel

Kumpulan Resensi Novel Dan PuisiPBSI FKIP UNSUR CIANJURhttp://bahasa-unsur.blogspot.com

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SURYAKANCANA CIANJUR

2009

36