REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN …amdal.menlhk.go.id/amdal/uploads/izin/PT. ANGKASA...

29
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR SK 557/Menlhk/Setjen/PLA 4/10/2017 TENTANG KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN BANDAR UDARA NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT DI DESA PALI HAN, DESA GLAGAH, DESA JANGKARAN, DESA SINDUTAN, DESA KEBONREJO, KECAMATAN TEMON, KABUPATEN KULON PROGO, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA OLEH PT ANGKASA PURA I (PERSERO) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang a bahwa rencana Kegiatan Pembangunan Bandar Udara New Yogyakarta International Airport di Desa Palihan, Desa Glagah, Desa Jangkaran, Desa Smdutan, Desa Kebonrejo, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Provmsi Daerah Istimewa Yogyakarta oleh PT Angkasa Pura I (Persero) adalah kegiatan yang wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lmgkungan Hidup (AMDAL), b bahwa Direktur Teknik PT Angkasa Pura I (Persero) melalui surat Nomor API 2629/ LB 02 06/2017/DT tanggal 18 Mei 2017 mengajukan permohonan penerbitan Izm Lmgkungan Pembangunan Bandara NYIA-Kulon Progo sehubungan dengan Penyusunan Dokumen ANDAL, RKL-RPL Rencana Pembangunan Bandar Udara New Yogyakarta International Airport di Desa Palihan, Desa Glagah, Desa Jangkaran, Desa Smdutan, Desa Kebonrejo, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Provmsi Daerah Istimewa Yogyakarta, c bahwa terhadap permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf b 1) berdasarkan hasil venfikasi admimstrasi Nomor R201705160010 tanggal 30 Mei 2017 dmyatakan lengkap secara admimstrasi, 2) diperlukan Analisis Dampak Lmgkungan Hidup (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lmgkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lmgkungan Hidup (RPL) yang telah dilakukan pembahasan dalam rapat Tim Tekms dan Komisi Pemlai AMDAL Pusat, yaitu

Transcript of REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN …amdal.menlhk.go.id/amdal/uploads/izin/PT. ANGKASA...

  • MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

    KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANANREPUBLIK INDONESIA

    NOMOR SK 557 /M en lhk /S etjen /P L A 4 /1 0 /2 0 1 7

    TENTANG

    KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN BANDAR UDARA NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT DI DESA

    PALI HAN, DESA GLAGAH, DESA JANGKARAN, DESA SINDUTAN, DESA KEBONREJO, KECAMATAN TEMON, KABUPATEN KULON PROGO,

    PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA OLEH PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

    M enim bang a bahw a ren can a Kegiatan P em bangunan B andar U daraNew Yogyakarta In ternational A irport di Desa Palihan, D esa Glagah, D esa Ja n g k ara n , D esa S m du tan , Desa Kebonrejo, K ecam atan Temon, K abupaten Kulon Progo, Provmsi D aerah Istim ew a Y ogyakarta oleh PT A ngkasa P ura I (Persero) adalah kegiatan yang wajib memiliki Analisis M engenai D am pak Lm gkungan H idup (AMDAL),

    b bahw a D irektur Teknik PT A ngkasa P ura I (Persero) m elalui su ra t Nomor A PI 2 6 2 9 / LB 02 0 6 /2 0 1 7 /DT tanggal 18 Mei 2017 m engajukan perm ohonan penerb itan Izm Lm gkungan Pem bangunan B andara NYIA-Kulon Progo seh u b u n g an dengan P enyusunan D okum en ANDAL, RKL-RPL R encana P em bangunan B andar U dara New Yogyakarta In terna tiona l Airport di D esa Palihan, D esa Glagah, D esa Ja n g k a ra n , D esa S m du tan , D esa Kebonrejo, K ecam atan Temon, K abupaten Kulon Progo, Provm si D aerah Istim ewa Yogyakarta,

    c bahw a te rh ad ap perm ohonan sebagaim ana d im aksud dalam h u ru f b1) b e rd asa rk an hasil venfikasi adm im strasi Nomor

    R 201705160010 tanggal 30 Mei 2017 dm yatakan lengkap secara adm im strasi,

    2) d iperlukan Analisis D am pak Lm gkungan Hidup (ANDAL), R encana Pengelolaan Lm gkungan H idup (RKL) dan R encana P em an tau an L m gkungan Hidup (RPL) yang telah d ilakukan p em b ah asan dalam ra p a t Tim Tekm s dan Komisi Pem lai AMDAL Pusat, ya itu

  • - 2 -

    Mengmgat

    Memperhatikan >

    a) Rapat Tim Tekms Komisi Pemlai AMDAL Pusat dengan Benta Acara Nomor 80/BA/DIT PDLUK/LHK/2017 tanggal 15 Juni 2017, dan

    b) Rapat Komisi Pemlai AMDAL Pusat dengan Benta Acara Nomor 83/BA/DIT PDLUK/ LHK/2017 tanggal 19 Juni 2017,

    d bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, perlu menetapkan Keputusan Menten Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Kelayakan Lingkungan Hidup Rencana Kegiatan Pembangunan Bandar Udara New Yogyakarta International Airport di Desa Palihan, Desa Glagah, Desa Jangkaran, Desa Smdutan, Desa Kebonrejo, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Provmsi Daerah Istimewa Yogyakarta oleh PT Angkasa Pura I (Persero),

    1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlmdungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,

    2 Peraturan Pemermtah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izm Lingkungan,

    3 Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Orgamsasi Kementenan Negara,

    4 Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementenan Lingkungan Hidup dan Kehutanan,

    5 Peraturan Menten Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jems Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup,

    6 Peraturan Menten Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup,

    7 Peraturan Menten Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Pemlaian dan Pemenksaan Dokumen Lingkungan Hidup serta Penerbitan Izm Lingkungan,

    8 Peraturan Menten Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P 18/MenLHK-II/2015 tentang Orgamsasi dan Tata Kerja Kementenan Lingkungan Hidup dan Kehutanan,

    Risalah Pengolahan Data (RPD) Penerbitan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup dan Izm Lingkungan Kegiatan Pembangunan Bandar Udara New Yogyakarta International Airport di Desa Palihan, Desa Glagah, Desa Jangkaran, Desa Smdutan, Desa Kebonrejo, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Provmsi Daerah Istimewa Yogyakarta kepada PT Angkasa Pura I (Persero) Nomor RPD 54/PDLUK-2/9/2017 tanggal 11 September 2017,

  • - 3 -

    Menetapkan

    KESATU

    KEDUA

    MEMUTUSKAN

    KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TENTANG KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN BANDAR UDARA NEW YOGYAKARTA INTERNATIONAL AIRPORT DI DESA PALI HAN, DESA GLAGAH, DESA JANGKARAN, DESA SINDUTAN, DESA KEBONREJO, KECAMATAN TEMON, KABUPATEN KULON PROGO, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA OLEH PT ANGKASA PURA I (PERSERO)

    Rencana Kegiatan Pembangunan Bandar Udara New Yogyakarta International Airport di Desa Palihan, Desa Glagah, Desa Jangkaran, Desa Smdutan, Desa Kebonrejo, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Provmsi Daerah Istimewa Yogyakarta oleh PT Angkasa Pura I (Persero), dmyatakan layak ditmjau dan aspek lingkungan hidup

    Ruang lmgkup rencana kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Amar KESATU, meliputi1 Pembangunan dan Pengoperasian Fasilitas Sisi Udara,

    yang terdin daria landas pacu dengan orientasi 11-29, memiliki

    panjang 3 250 m (tiga nbu dua ratus lima puluh meter) dan lebar 45 m (empat puluh lima meter),

    b runtuay strip seluas 1 011 000 m2 (satu juta sebelas nbu meter persegi) dengan dimensi 3370 x 300 m2 (tiga nbu tiga ratus tujuh puluh kali tiga ratus meter persegi),

    c landas hubung (taxiway), yang terdin dan1) Rapid Exit Taxiway (RET) seluas 65 703 m2

    (enam puluh lima ribu tujuh ratus tiga meter persegi),

    2) Exit Taxiway (ET) seluas 13 087 m2 (tiga belas nbu delapan puluh tujuh meter persegi),

    3) 2 (dua) buah landas hubung sejajar (parallel taxiway) seluas 102 879 m2 (seratus dua nbu delapan ratus tujuh puluh sembilan meter persegi),

    d apron seluas 436 686 m2 (empat ratus tiga puluh enam nbu enam ratus delapan puluh enam meter persegi) untuk kapasitas 35 (tiga puluh lima) parking stand, dan

    e holding bay area seluas 45 914 m2 (empat puluh lima nbu sembilan ratus empat belas meter persegi)

    2 Pembangunan dan Pengoperasian Fasilitas Sisi Darat (fasilitas tata bandara), yang terdin dana bangunan terminal penumpang seluas 130 000 m2

    (seratus tiga puluh nbu meter persegi), b bangunan terminal kargo seluas 4 200 m2 (empat

    nbu dua ratus meter persegi),

  • - 4 -

    c bangunan gedung operasi seluas 2 000 m2 (dua nbu meter persegi),

    d bangunan gedung admimstrasi seluas 2 500 m2 (dua nbu lima ratus meter persegi), dan

    e bangunan gedung pemermtahan seluas 2 500 m2 (dua ribu lima ratus meter persegi)

    3 Pembangunan dan Pengoperasian Fasilitas Penunjang, yang terdiri dana bangunan menara pengatur lalu lmtas udara (Air

    Traffic Controller (ATC Tower)) seluas 600 m2 (enam ratus meter persegi),

    b bangunan terminal Very Important Person (VIP) seluas 600 m2 (enam ratus meter persegi),

    c gedung katenng seluas 500 m2 (lima ratus meter persegi),

    d pembangunan gedung parkir kendaraan seluas 82 700 m2 (delapan puluh dua nbu tujuh ratus meter persegi),

    e fasilitas pengelolaan air limbah (sewage treatment plant) seluas 6 000 m2 (enam nbu meter persegi),

    f gedung Power Station seluas 1 500 m2 (senbu lima ratus meter persegi),

    g gedung Power Sub Station seluas 27 m2 (dua puluh tujuh meter persegi),

    h incinerator dan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) terpadu seluas 1 000 m2 (senbu meter persegi),

    i fasilitas pengelolaan air atau water treatment plant seluas 600 m2 (enam ratus meter persegi),

    j pembangunan Fuel Farm/ DPPU (Depot Pengisian Pesawat Udara) seluas 29 000 m2 (dua puluh sembilan nbu meter persegi), dengan sarana pendukung berupa kantor lapangan, area filling shed/ pengisian BBM untuk kendaraan jems truk tangki pengangkut BBM, rumah pompa mduk, rumah pompa loading dan back loading, pos security, Pos LK3, Genset, Trafo, Sumur pantau,

    k bangunan perbengkelan atau workshop seluas 1 400 m2 (senbu empat ratus meter persegi),

    1 bangunan gedung knsis seluas 400 m2 (empat ratus meter persegi),

    m airport maintenance building seluas 5 000 m2 (lima nbu meter persegi),

    n bangunan kantor polisi seluas 250 m2 (dua ratus lima puluh meter persegi),

    o bangunan kantor keamanan bandara seluas 250 m2 (dua ratus lima puluh meter persegi),

    p bangunan hangar seluas 16 000 m2 (enam belas nbu meter persegi),

    q bangunan pemeliharaan Ground Support Equipment/ GSE seluas 2 000 m2 (dua nbu meter persegi),

  • - 5 -

    KETIGA

    r stasiun kereta api seluas 2 400 m2 (dua nbu empat ratus meter persegi),

    s jalan lingkar seluas 40 586 m2 (empat puluh nbu lima ratus delapan puluh enam meter persegi),

    t bangunan gedung Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) Category-9 dengan luas 9 500 m2, dan

    u bangunan penunjang lamnya seperti pembangunan area komersial dan penghubung, taman di area land side dan air side (Ruang Terbuka Hijau), Pagar, jalan dan jembatan, kansteen, drainase, saluran tertutup, gorong- gorong, stasiun pengawasan dan taman meteorology, genset, gardu PLN, rumah genset, gardu telekomumkasi, bangunan pompa air, masjid, substation, jalan akses penunjang menuju terminal dan gedung-gedung lamnya dan pembangunan retention pond

    4 Pembangunan dan Pengoperasian Fasilitas Navigasi Penerbangan, Fasilitas Alat Bantu Pendaratan Visual dan Fasilitas Komunikasi Penerbangan, yang terdiri daria fasilitas navigasi penerbangan berupa Non

    Directional Beacon/ NDB, Distance Measuring Equipment/ DME, Automatic Terminal Information System/ ATIS, Runway Visual Range/ RVR, Primary Surveillance Radar System/ PSR, Monopulse Secondary Surveillance System/ MSSR, Radar Data Processing System/ RDPS, Display Radar,

    b alat bantu pendaratan instrument berupa Instrument Landing System/ILS, localizer, glide path, Very High Frequency Omni Directional Range (DVOR)/ Distance Measuring Equipment (DME), middle marker, outer marker,

    c alat bantu pendaratan visual berupa flood light, Runway light, approach light (PALS), Precission Approach Path Indicator/ PAPI, Sequence Flashing Light (SQFL), Taxiway light, dan

    d fasilitas komunikasi penerbangan berupa High Frequency (HF)/ Very High Frequency (VHF), Single Side Band/ SSB, Very Small ApartureTerminal/V SAT, Aerodrome Control/ ADC, Approach Control/ APP, Aeronautical Message Switching Center/AMSC, recording system

    5 Kegiatan pemeliharaan fasilitas utama dan pendukung

    Berdasarkan hasil prakiraan dampak dan aspek fisik- kimia, sosial, kesehatan, dan ekonomi pada tahap pra konstruksi, konstruksi, dan operasi akibat rencana kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Amar KEDUA, diperoleh dampak pentmg yang ditimbulkan meliputi 1 hilangnya pemukiman dari kegiatan pengadaan

    lahan,

  • 2

    34

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    17

    18

    19

    20

    21

    22

    23

    24

    25

    26

    27

    28

    29

    - 6 -

    sikap penolakan masyarakat dari kegiatan pengadaan lahan,konflik an tar warga dan kegiatan pengadaan lahan, penmgkatan kesempatan kerja dan kegiatanrekruitmen tenaga kerja tahap konstruksi, penmgkatan peluang berusaha dan kegiatanrekrutmen tenaga kerja tahap konstruksi, penurunan kualitas udara dan kegiatan mobilisasi alat dan bahan,penmgkatan mtensitas kebismgan dari kegiatanmobilisasi alat dan bahan,gangguan lalu lmtas dan kegiatan mobilisasi alat dan bahan,kerusakan jalan dari kegiatan mobilisasi alat dan bahan,gangguan keselamatan lalu lmtas dan kegiatanmobilisasi alat dan bahan,gangguan kesehatan masyarakat dari kegiatan mobilisasi alat dan bahan,penmgkatan kesempatan kerja dari kegiatan mobilisasi alat dan bahan,penmgkatan peluang berusaha dan kegiatan mobilisasi alat dan bahan,penmgkatan pendapatan dan kegiatan mobilisasi alat dan bahan,penurunan kualitas udara dari kegiatan pematangan lahan,penmgkatan mtensitas kebismgan dari kegiatan pematangan lahan,penmgkatan surface run off dan kegiatan pematangan lahan,gangguan pada fauna akibat kegiatan pematangan lahan,gangguan kesehatan masyarakat akibat kegiatan pematangan lahan,penmgkatan kesempatan kerja akibat kegiatan pematangan lahan,penmgkatan peluang berusaha akibat kegiatan pematangan lahan,penmgkatan pendapatan akibat kegiatan pematangan lahan,penurunan kualitas udara akibat kegiatan konstruksi sisi darat,penmgkatan mtensitas kebismgan akibat kegiatan konstruksi sisi darat,penurunan kualitas udara akibat kegiatan konstruksi sisi darat,penmgkatan mtensitas kebismgan akibat kegiatan konstruksi sisi darat,penurunan kualitas udara akibat kegiatan konstruksi sisi udara,penmgkatan mtensitas kebismgan akibat kegiatan konstruksi sisi udara,penmgkatan surface run off akibat kegiatan konstruksi sisi udara,

  • 30

    31

    32

    33

    34

    35

    36

    37

    38

    39

    40

    41

    42

    43

    44

    45

    46

    47

    48

    49

    50

    51

    52

    53

    54

    55

    56

    - 7 -

    penurunan kuantitas air tanah akibat kegiatan konstruksi sisi udara,gangguan kesehatan masyarakat akibat kegiatan konstruksi sisi udara,penmgkatan surface run off akibat kegiatan konstruksi sarana penunjang,penmgkatan kesempatan kerja akibat kegiatan konstruksi sarana penunjang,penmgkatan peluang berusaha akibat kegiatan penenmaan tenaga kerja tahap operasi, penmgkatan pendapatan akibat kegiatan penerimaan tenaga kerja tahap operasi,penmgkatan limbah padat/sampah akibat kegiatanoperasional terminal penumpang,penmgkatan kesempatan kerja akibat kegiatanoperasional terminal penumpang,penmgkatan peluang berusaha akibat kegiatanoperasional terminal penumpang,penmgkatan pendapatan akibat kegiatan operasionalterminal penumpang,penmgkatan kesempatan kerja akibat kegiatan operasional terminal kargo,penmgkatan peluang berusaha akibat kegiatan operasional terminal kargo,penmgkatan pendapatan akibat operasional terminal kargo,penurunan kualitas udara akibat kegiatan operasional jalan masuk-keluar bandara, penmgkatan mtensitas kebismgan dari kegiatan operasional jalan masuk-keluar bandara, gangguan lalu lmtas akibat kegiatan operasional jalan masuk-keluar bandara,gangguan keselamatan lalu lmtas akibat kegiatan operasional jalan masuk-keluar bandara, gangguan kesehatan masyarakat akibat operasional jalan masuk-keluar bandara,penmgkatan keanekaragaman flora akibat kegiatan operasional parkir dan ruang terbuka hijau, penmgkatan kesempatan kerja akibat kegiatan operasional parkir dan ruang terbuka hijau, penmgkatan peluang berusaha akibat kegiatan operasional parkir dan ruang terbuka hijau, penmgkatan pendapatan akibat kegiatana operasional parkir dan ruang terbuka hijau,timbulan limbah B3 akibat kegiatan operasional DPPU (Depot Pengisian Bahan Bakar), penmgkatan kesempatan kerja akibat kegiatan operasional admmistrasi perkantoran, penurunan kualitas air sungai akibat kegiatan operasional fasilitas pengelolaan air limbah/STP, gangguan biota air akibat kegiatan operasional fasilitas pengelolaan air limbah/STP, penurunan kualitas udara akibat kegiatan operasional kendaraan GSE dan pesawat pada apron,

  • - 8 -

    KEEMPAT

    57 penmgkatan mtensitas kebismgan akibat kegiatan operasional kendaraan GSE dan pesawat pada apron,

    58 penmgkatan kesempatan kerja akibat kegiatan operasional kendaraan GSE dan pesawat pada apron,

    59 penurunan kualitas udara akibat kegiatanoperasional runway,

    60 penmgkatan mtensitas kebismgan akibat kegiatan operasional runway,

    61 gangguan kesehatan masyarakat akibat kegiatan operasional runway,

    62 penmgkatan mtensitas kebismgan akibat kegiatan operasional perbengkelan (workshop) GSE,

    63 penmgkatan kesempatan kerja akibat kegiatan operasional perbengkelan (workshop) GSE,

    64 penurunan kuantitas air tanah akibat kegiatan operasional penyediaan air bersih,

    65 penurunan kualitas udara akibat kegiatanoperasional msmerator, dan

    66 gangguan kesehatan masyarakat akibat kegiatan operasional msmerator

    Untuk menanggulangi dampak pentmg sebagaimanadimaksud dalam Amar KETIGA, Penanggung Jawab Usahadan/atau Kegiatan wajib melakukan pengelolaan, berupa1 Hilangnya pemukiman dan kegiatan pengadaan lahan

    dengan caraa adanya MoU antara PT Angkasa Pura I (Persero),

    Pemermtah Provmsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pemermtah Kabupaten Kulon Progo tentang pembangunan pemukiman kembali bagi warga yang tanah dan/atau rumahnya terkena pengadaan tanah untuk pembangunan bandara baru Yogyakarta di Kulon Progo,

    b memfasilitasi tumbuh dan berkembangnya usaha ekonomi produktif baik perorangan maupun kelompok (koperasi) dari warga masyarakat terdampak dengan bimbmgan teknis, menejemen dan pendampmgan khususnya bagi warga yang kehilangan mata pencahanan dan kehilangan hasil dan pemanfaatan halaman dan pekarangan,

    c menumbuhkan usaha ekonomi produktif yang dikelola secara kelompok bagi warga di lokasi relokasi untuk keberlangsungan kehidupan di tempat tinggal yang baru tersebut (misalnya perikanan darat, peternakan, agnbisms, dan lam- lam), dan

    d mengalokasikan dana CSR untuk program pendidikan, kesehatan dan ekonomi sebagai program lanjutan dari program yang dilaksanakan saat relokasi dilaksanakan

    2 Sikap penolakan masyarakat dari kegiatan pengadaan lahan dengan caraa pendekatan secara mtensif oleh PT Angkasa Pura

    I (Persero) beserta Pemermtah Kabupaten Kulon Progo di Desa Glagah dan Palihan dengan

  • - 9 -

    menginformasikan tahapan pembangunan bandara dengan baik dan benar melalui tokoh masyarakat,

    b membangun kondisi sosial yang kondusif dengan pendekatan partisipatif kepada warga secara langsung dalam bentuk pertemuan warga dan merancang kegiatan yang dapat melibatkan peran seluruh lapisan masyarakat, dan

    c memanfaatkan pertemuan rutm warga sebagai wadah untuk bennteraksi antara petugas lapangan dan masyarakat dengan menjarmg aspirasi warga serta mencan solusi terbaik

    3 Konflik antar warga dari kegiatan pengadaan lahan dengan caraa pendekatan secara persuasif terhadap kedua

    belah pihak yang konflik dan mencan resolusi konflik yang dapat ditenma kedua belah pihak melalui kegiatan sosial yang melibatkan kedua belah pihak (misalnya gotong royong, merti dusun, sedekah bumi, sedekah laut, selamatan, dan lam-lam),

    b memimmalisir konflik yang telah terjadi dengan mengintensifkan komumkasi dan peran tokoh masyarakat formal/informal desa/ dusun dalam pertemuan warga dengan mengundang para pemangku kepentmgan wilayah (Kesbanglmmas Kabupaten Kulonprogo) dan kegiatan (PT Angkasa Pura I (Persero)), dan

    c mengoptimalkan peran lembaga agama dan adat untuk mempertemukan kedua belah pihak dan melakukan pendekatan untuk resolusi konflik dan kembali menjadi satu masyarakat yang utuh seperti sebelum adanya rencana pembangunan bandara

    4 Pemngkatan kesempatan kerja dan kegiatan rekrutmen tenaga kerja tahap konstruksi dengan caraa adanya komitmen dan PT Angkasa Pura I

    (Persero) dan mitra kerjanya untuk memprioritaskan (minimal menenma 40% (empat puluh perseratus)) penduduk usia kerja di desa- desa sekitar lokasi proyek, khususnya 5 (lima) desa terdampak langsung pembangunan bandara untuk dapat bekerja pada tahap konstruksi sesuai kualifikasi kerja yang dipersyaratkan,

    b melakukan pelatihan di bidang ketrampilan tekmk untuk menyiapkan tenaga kerja yang dibutuhkan pada tahap konstruksi dan pelatihan kewirausahaan untuk memngkatkanperekonomian masyarakat sekitarnya, dan

    c membenkan mformasi secara terbuka dan transparan warga tentang jumlah dan spesifikasi tenaga kerja yang diperlukan selama tahap konstruksi melalui papan pengumuman (di desa,

  • - 10 -

    kecamatan, Kan tor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan BLK), dan atau disampaikan pada saat ada pertemuan warga

    5 Penmgkatan peluang berusaha dan kegiatan rekrutmen tenaga kerja tahap konstruksi dengan caraa fasilitasi kepada warga secara perorangan maupun

    kelompok dalam usaha ekonomi produktif agar dapat berkontnbusi dalam tahap konstruksi pembangunan bandara secara langsung, misalnya sebaga suplier material, jasa transport, catering, dan lam-lam,

    b pembmaan terhadap kegiatan-kegiatan usaha perdagangan dan jasa dengan pnontas bagi penduduk lokal dan 5 (lima) desa terdampak langsung pembangunan bandara serta desadesa sekitarnya melalui program CSR PT Angkasa Pura I (Persero) yang dikembangkan secara partisipatif,

    c pembmaan dan dukungan modal terhadap kegiatan-kegiatan usaha perdagangan dan jasa dengan pnontas bagi penduduk lokal dan 5 (lima) desa terdampak langsung pembangunan bandara serta desa-desa sekitarnya,

    d mengalokasikan dana CSR untuk program pendidikan, kesehatan dan ekonomi sebagai program lanjutan dan program yang dilaksanakan untuk warga terdampak langsung pembangunan bandara, dan

    e mengutamakan kemitraan dengan lembaga ekonomi lokal (koperasi) dan pengusaha lokal dalam usaha penyediaan jasa penyediaan rumah kontrakan/pondokan dan catering bagi pekerja pada tahap konstruksi

    6 Penurunan kualitas udara dan kegiatan mobilisasi alat dan bahan dengan caraa pembatasan jumlah kendaraan yang lewat

    maksimal 41 (empat puluh satu) truk/jam, b penyiraman secara rutin setiap han di jalan akses

    masuk-keluar tapak proyek pada musim kemarau dan/atau han tidak hujan,

    c membersihkan roda alat berat pada saat keluar dan tapak proyek,

    d segera membersihkan ceceran material yang jatuh dan kendaraan pengangkut, dan

    e bak kendaraan pengangkut yang membawa material yang dimungkmkan akan jatuh dibenkan penutup yang rapat pada saat pengangkutan material untuk mencegah terjadmya ceceran dijalan

    7 Penmgkatan mtensitas kebismgan dan kegiatan mobilisasi alat dan bahan dengan caraa pembatasan jumlah kendaraan yang lewat

    maksimal 41 truk/jam (empat puluh satu truk per jam),

  • -1 1 -

    b pembatasan kecepatan kendaraan 40 km /jam (empat puluh kilometer per jam) apabila melewati pemukiman,

    c tidak melakukan pengangkutan material konstruksi pada jam istirahat masyarakat (22 00 - 05 00), dan

    d tidak melakukan aktivitas mobilisasi pada jam sibuk pagi (06 30-07 30) dan jam sibuk sore han (16 00-17 00)

    8 Gangguan lalu lmtas dan kegiatan mobilisasi alat dan bahan dengan caraa pembatasan jumlah kendaraan pengangkut

    peralatan dan material yang lewat maksimal 41 truk/jam (empat puluh satu truk per jam),

    b kendaraan pengangkut peralatan dan material dilarang berhenti sepanjang jalan,

    c pembatasan kecepatan kendaraan pengangkut peralatan dan material yang lewat maksimal 40 km/jam (empat puluh kilometer per jam),

    d tidak melakukan aktivitas mobilisasi pada jam sibuk pagi (06 30-07 30) dan jam sibuk sore han (16 00-17 00),

    e penempatan petugas pengatur lalu lmtas di akses masuk dan keluar bandara, dan

    f pemasangan rambu penngatan hati-hati “Hati-Hati Kurangi Kecepatan”, “Hati-Hati Kendaraan Keluar Masuk Proyek” Ukuran papan minimal 80 cm x 120 cm (delapan puluh centimeter kali seratus dua puluh centimeter) dengan tinggi huruf 15 cm (lima belas centimeter), lebar 10 cm (sepuluh centimeter) tebal 2 cm (dua centimeter), warna cat hitam dasar putih

    9 Kerusakan jalan dan kegiatan mobilisasi alat dan bahan dengan caraa membatasi beban sumbu kendaraan pengangkut

    peralatan dan material tidak melampaui batas maksimum sesuai dengan jalan kelas I dengan muatan sumbu terberat 10 (sepuluh) ton, dan

    b melakukan koordmasi dengan mstansi terkait dalam kegiatan pemeliharaan infrastruktur jalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

    10 Gangguan keselamatan lalu lmtas dan kegiatan mobilisasi alat dan bahan dengan caraa pembatasan kecepatan maksimum kendaraan

    pengangkut peralatan dan material sebesar 40 km/jam (empat puluh kilometer per jam),

    b menggunakan kendaraan pengangkut peralatan dan material yang lulus uji berkala kendaraan bermotor dan masa uji berkala masih berlaku,

    c penempatan petugas pengatur lalu lmtas di akses masuk dan keluar bandara,

    d sebelum pelaksanaan kegiatan mobilisasi alat dan bahan, pengemudi kendaraan pengangkut peralatan dan material diberikan pengarahan Defensive Safety Dnving untuk tetap

  • - 12 -

    memperhatikan keselamatan lalu lintas saat melakukan kegiatan pengangkutan,

    e pemasangan lampu warning light di akses masuk dan keluar bandara, dan

    f pemasangan papan mformasi “Hati-Hati Kurangi Kecepatan”, “Hati-Hati Kendaraan Keluar Masuk Proyek” Ukuran papan minimal 80 cm x 120 cm (delapan puluh centimeter kali seratus dua puluh centimeter) dengan tmggi huruf 15 cm (lima belas centimeter), lebar 10 cm (sepuluh centimeter) tebal 2 cm (dua centimeter), warna cat hitam dasar putih

    11 Gangguan kesehatan masyarakat dari kegiatan mobilisasi alat dan bahan dengan caraa segera membersihkan ceceran material yang

    jatuh dan kendaraan pengangkut, b penutupan bak truk pengangkut material

    menggunakan terpal untuk mengurangi penyebaran debu ketika mobilisasi material,

    c pembatasan kecepatan kendaraan 40 km/jam (empat puluh kilometer per jam),

    d memberikan sosialisasi penggunaan alat pelmdung din seperti masker kepada karyawan yang bekerja di lokasi konstruksi, dan

    e bekerja sama dengan Puskesmas untuk melakukan penyuluhan tentang ventilasi rumah yang sesuai, pola hidup sehat dan rumah sehat, penanaman vegetasi yang sesuai untuk mencegah debu

    12 Penmgkatan kesempatan kerja dan kegiatan mobilisasi alat dan bahan dengan caraa adanya komitmen dari PT Angkasa Pura I

    (Persero) dan mitra kerjanya untuk memprioritaskan (minimal menenma 40% (empat puluh perseratus)) penduduk usia kerja di desa- desa sekitar lokasi proyek, khususnya 5 (lima) desa terdampak langsung pembangunan bandara untuk dapat bekerja pada kegiatan mobilisasi alat dan bahan sesuai kualifikasi kerja yang dipersyaratkan,

    b melakukan pelatihan di bidang keterampilan/ tekmk untuk menyiapkan tenaga kerja yang dibutuhkan pada mobilisasi alat dan bahan, dan

    c memberikan mformasi secara terbuka dan transparan kepada warga tentang jumiah dan spesifikasi tenaga kerja yang diperlukan melalui papan pengumuman (di desa, kecamatan, kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan BLK), dan atau disampaikan pada saat ada pertemuan warga

    13 Penmgkatan peluang berusaha dari kegiatan mobilisasi alat dan bahan dengan caraa fasilitasi dan PT Angkasa Pura I (Persero) kepada

    warga secara perorangan maupun kelompok dalam usaha ekonomi produktif agar dapat berkontribusi

  • - 13 -

    dalam tahap mobilisasi alat dan bahan bandara, misalnya sebagai supher material, jasa transport, catering, dan lam-lam,

    b pembmaan terhadap kegiatan-kegiatan usaha perdagangan dan jasa dengan prioritas bagi penduduk lokal dan 5 (lima) desa terdampak langsung pembangunan bandara serta desa-desa sekitarnya melalui program CSR PT Angkasa Pura I (Persero) yang dikembangkan secara partisipatif (misalnya pembmaan usaha kecil dengan dana bergulir, pendampmgan usaha, dan lam-lam), dan

    c mengutamakan kemitraan dengan lembaga ekonomi lokal (koperasi) dan pengusaha lokal dalam usaha penyediaan jasa penyediaan rumah kontrakan/pondokan dan catering bagi pekerja pada kegiatan mobilisasi alat dan bahan

    14 Pemngkatan pendapatan dan kegiatan mobilisasi alat dan bahan dengan caraa mengutamakan penenmaan tenaga kerja

    konstruksi dan masyarakat yang terkena dampak disekitar tapak proyek khususnya di 5 (lima) desa terdampak langsung pembangunan bandara,

    b menciptakan jalman kemitraan antaraPT Angkasa Pura I (Persero) dengan pemermtah desa sekitar untuk mempermudah penyampaian mformasi adanya peluang usaha yang dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar,

    c keikutsertaan PT Angkasa Pura I (Persero) dalam bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar dengan pendampmgan ekonomi dan bimbmgan tekms dengan melibatkan LSM/Akademisi dalam pelaksanaannya, dan

    d mengalokasikan dana CSR untuk programpendidikan, kesehatan dan ekonomi sebagaiprogram lanjutan dari program yang dilaksanakan untuk warga terdampak langsung pembangunan bandara

    15 Penurunan kualitas udara dan kegiatan pematangan lahan dengan caraa melakukan penyiraman lahan secara berkala

    (satu kali sehan) di area terdekat dengan pemukiman, dan

    b membersihkan roda alat berat pada saat keluar dan tapak proyek

    16 Pemngkatan mtensitas kebismgan dari kegiatan pematangan lahan dengan cara Penggunaan kendaraan berat pada jam istirahat (22 00 - 05 00) hanya pada lahan yang berjarak minimal 500 meter dan permukiman terdekat

    17 Pemngkatan surface run off dan kegiatan pematangan lahan dengan caraa pemanfaatan saluran air eksistmg yang

    menghubungkan sungai Bogowonto - Sungai Serang yang difungsikan untuk lngasi dan membagi debit aliran ketika terjadi banjir,

  • - 14 -

    b pembuatan beberapa saluran drainase baru di sisi udara untuk mengurangi limpasan permukaan dengan dimensi yang cukup untuk menampung debit aliran setidaknya sebesar 42 m3/detik (empat puluh dua meter kubik per detik), dan

    c pembuatan pmtu air pada saluran drainase setidaknya dengan ketinggian pasang tertmggi elevasi ± 7 m (lebih kurang tujuh meter) dengan dilengkapi pompa air untuk mencegah banjir

    18 Gangguan pada fauna akibat kegiatan pematangan lahan dengan caraa pematangan lahan pada sisi darat Pembersihan

    lahan tidak dilakukan dengan cara pembakaran dan tidak dilakukan secara serentak, tetapi bertahap untuk memben kesempatan satwa burung migrasi, dan

    b pematangan lahan pada sisi udara Setelah pematangan lahan tidak dilakukan penanaman jems tanaman yang tidak tinggi, tidak berbunga dan berbuah (yang tidak mengundang burung), namun dapat berperan sebagai buffer zone/ green belt untuk peredam kebismgan

    19 Gangguan kesehatan masyarakat akibat kegiatan pematangan lahan dengan caraa pembatasan penyebaran debu dengan penyiraman

    air di area pematangan lahan secara berkala (sehan sekali) khususnya saat musim kemarau,

    b membenkan sosialisasi penggunaan alat pelmdung din seperti masker kepada karyawan yang bekerja di lokasi konstruksi, dan

    c bekerja sama dengan Puskesmas untuk melakukan penyuluhan tentang ventilasi rumah yang sesuai, pola hidup sehat dan rumah sehat, penanaman vegetasi yang sesuai untuk mencegah debu

    20 Pemngkatan kesempatan kerja akibat kegiatan pematangan lahan dengan caraa adanya komitmen dan PT Angkasa Pura I (Persero)

    dan mitra kerjanya untuk mempnontaskan (minimal menenma 40% (empat puluh perseratus)) penduduk usia kerja di desa-desa sekitar lokasi proyek, khususnya 5 (lima) desa terdampak langsung pembangunan bandara untuk dapat bekerja pada kegiatan pematangan lahan sesuai kualifikasi kerja yang dipersyaratkan,

    b melakukan pelatihan di bidang ketrampilan tekmk untuk menyiapkan tenaga kerja yang dibutuhkan pada kegiatan pematangan lahan serta pelatihan kewirausahaan untuk memngkatkan ekonomi masyarakat sekitar, dan

    c membenkan mformasi secara terbuka dan transparan kepada warga tentang jumlah dan spesifikasi tenaga kerja yang diperlukan melalui papan pengumuman (di desa, kecamatan, Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan BLK),

  • - 15 -

    21

    22

    | 23

    i

    I 24i

    j

    25

    dan atau disampaikan pada saat ada pertemuan warga

    Penmgkatan peluang berusaha akibat kegiatan pematangan lahan dengan caraa Fasilitasi dan PT Angkasa Pura I (Persero) kepada

    warga secara perorangan maupun kelompok dalam usaha ekonomi produktif agar dapat berkontribusi dalam. tahap pematangan lahan bandara, misalnya sebagai suplier material, jasa transport, catering, dan lam-lam,

    b Pembmaan terhadap kegiatan-kegiatan usaha perdagangan dan jasa dengan prioritas bagi penduduk lokal dan 5 (lima) desa terdampak langsung pembangunan bandara serta desadesa sekitarnya (misalnya pembmaan usaha kecil dengan dana bergulir, pendampmgan usaha, dan lam-lam),

    c mengutamakan kemitraan dengan lembaga ekonomi lokal (koperasi) dan pengusaha lokal dalam usaha penyediaan jasa penyediaan rumah kontrakan/pondokan dan catering bagi pekerja pada kegiatan pematangan lahan, dan

    d mengalokasikan dana CSR untuk program pendidikan, kesehatan dan ekonomi sebagai program lanjutan dari program yang dilaksanakan untuk warga terdampak langsung pembangunan bandara

    Penmgkatan pendapatan akibat kegiatan pematangan lahan dengan caraa mengutamakan penenmaan tenaga kerja

    konstruksi dan masyarakat yang terkena dampak disekitar tapak proyek khususnya di 5 (lima) desa terdampak langsung pembangunan bandara dalam kegiatan pematangan lahan,

    b menciptakan jalman kemitraan antara PT Angkasa Pura I (Persero) dengan pemermtah desa sekitar untuk mempermudah penyampaian mformasi adanya peluang usaha yang dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar, dan

    c keikutsertaan PT Angkasa Pura I (Persero) dalam bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar dengan pendampmgan ekonomi dan bimbingan tekms dengan melibatkan LSM/Akademisi dalam pelaksanaannya

    Penurunan kualitas udara akibat kegiatan konstruksi sisi darat dengan cara memasang pagar disekelilmg area pembangunan gedung atau fasilitas bandara dengan seng setmggi sekitar 3 (tiga) meter Penmgkatan mtensitas kebisingan akibat kegiatan konstruksi sisi darat dengan cara Memasang pagar di sekelilmg area pembangunan fasilitas sisi darat dengan seng setmggi sekitar 3 (tiga) meter Penurunan kualitas udara akibat kegiatan konstruksi sisi darat dengan cara penyiraman tapak proyek

  • - 16 -

    (jalan lingkar) secara berkala satu han sekali pada musim kemarau

    26 Penmgkatan intensitas kebismgan akibat kegiatan konstruksi sisi darat dengan caraa pembatasan kecepatan kendaraan yang digunakan

    untuk konstruksi sisi darat (jalan lingkar) 40 km/jam (empat puluh kilometer per jam) apabila melewati pemukiman, dan

    b pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan lingkar yang memmbulkan kebismgan tidak dilakukan pada jam istirahat masyarakat yaitu jam 18 00- 06 00

    27 Penurunan kualitas udara akibat kegiatan konstruksi sisi udara dengan cara memasang pagar di sekelilmg area pembangunan fasilitas sisi udara dengan seng setmggi sekitar 3 (tiga) meter

    28 Penmgkatan intensitas kebismgan akibat kegiatan konstruksi sisi udara dengan cara memasang pagar di sekelilmg area pembangunan fasilitas sisi udara dengan seng setmggi sekitar 3 (tiga) meter

    29 Penmgkatan surface run off akibat kegiatan konstruksi sisi udara dengan caraa pembuatan saluran dramase terpadu dengan

    kapasitas minimal 31,39 m3/detik (tiga puluh satu koma tiga puluh sembilan meter kubik per detik) di areal kontruksi sisi udara dan menghubungkan kedalam SPAH, di setiap jarak 3 (tiga) - 5 (lima) meter sepanjang saluran dramase agar air hujan dapat seluruhnya tertampung dan meresap ke dalam SPAH,

    b membuat SPAH untuk setiap perkerasan lahan seluas 60 m2 (enam puluh meter persegi) sehmgga diperlukan sebanyak 27 718 (dua puluh tujuh nbu tujuh ratus delapan belas) unit SPAH dengan desain tertentu hmgga kedalaman 13 bmt (tiga belas batas muka air tanah) di sisi barat dan timur lokasi rencana kegiatan dan kedalaman SPAH 6 bmt (enam batas muka air tanah) pada tengah lokasi kegiatan, dan

    c untuk menjaga batas interface air payau maka peletakan SPAH pada selatan lokasi kegiatan sejajar gans pantai

    30 Penurunan kuantitas air tanah akibat kegiatan konstruksi sisi udara dengan caraa sebelum dilakukan pembuatan sumur bor, terlebih

    dahulu dilakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat,

    b mengajukan permohonan surat eksplorasi air tanah ke Gerai P2D DPUP ESDM Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sekaligus penyusunan UKL- UPL khusus untuk kegiatan Pembuatan Sumur Bor Dalam (Deep well),

    c pengambilan air tanah dalam harus memiliki lzin SIPA yang disertai uji pumping test dan pemasangan screen dengan kedalaman >40 m

  • - 17 -

    (lebih besar dan empat puluh meter) dan ketmggian muka tanah di bawah lapis kedap air,

    d pumping test (uji pemompaan) dilaksanakan selama 2 x 24 (dua kali dua puluh empat) jam dengan debit tertentu, untuk mengetahui sampai berapa jauh pengaruh pengambilan air terhadap sumur dangkal disekitar,

    e pemasangan screen di bawah lapis kedap air disesuaikan hasil analisa disaksikan masyarakat dan Instansi berwenang yang dilengkapi dengan Benta Acara,

    f pemanfaatan air tanah dalam tidak lebih dan 50% (lima puluh perseratus) kapasitas debit air tanah dalam yang telah diketahui,

    g pemanfaatan airtanah dalam semi tertekan diambil pada area tapak kegiatan di satuan dataran fluviomann,

    h pemenuhan kebutuhan air diambilkan dari sumur bor airtanah dalam semi tertekan pada kedalaman 40-70 bmt (empat puluh sampai dengan tujuh puluh batas muka air tanah),

    l debit pemompaan pada satu sumur bor dilakukan dengan debit 1,9 1/detik (satu koma sembilan liter per detik) selama 8 (delapan) jam /sehan untuk mengembalikan kondisi TMA,

    j penempatan sumur bor airtanah dalam berada pada lokasi tapak kegiatan kisaran penampang stratigrafi S12-S6,

    k jarak sumur setidaknya 900 (sembilan ratus) meter dari sumur permukiman warga

    31 Gangguan kesehatan masyarakat akibat kegiatan konstruksi sisi udara dengan caraa mengelola dampak primer penurunan kualitas

    udara parameter debu TSP, b memberikan sosialisasi penggunaan alat pelmdung

    din seperti masker kepada kaiyawan yang bekerja di lokasi konstruksi, dan

    c bekerja sama dengan Puskesmas untuk melakukan penyuluhan tentang ventilasi rumah yang sesuai, pola hidup sehat dan rumah sehat, penanaman vegetasi yang sesuai untuk mencegah debu

    32 Penmgkatan surface run off akibat kegiatan konstruksi sarana penunjang dengan caraa pembuatan saluran dramase terpadu dengan

    kapasitas minimal 5 m3/detik (lima meter kubik per detik) di seluruh areal proyek dan menghubungkan kedalam SPAH, di setiap jarak 3 (tiga) - 5 (lima) meter sepanjang saluran dramase agar air hujan dapat seluruhnya tertampung dan meresap ke dalam SPAH, dan

    b membuat SPAH untuk setiap perkerasan lahan seluas 60 m2 (enam puluh meter persegi) sehingga diperlukan sebanyak 2 286 (dua nbu dua ratus delapan puluh enam) unit SPAH dengan desam

  • - 18 -

    tertentu hmgga kedalaman 13 bmt (tiga belas batas muka air tanah) di sisi barat dan timur lokasi rencana kegiatan dan kedalaman SPAH 6 bmt (enam batas muka air tanah) pada tengah lokasi kegiatan

    33 Pemngkatan kesempatan kerja akibat kegiatankonstruksi sarana penunjang dengan caraa adanya komitmen dan PT Angkasa Pura I (Persero)

    dan mitra kerjanya terhadap penduduk usia kerja di sekitar lokasi bandara, khususnya di 5 (lima) desa terdampak langsung pembangunan bandara dan desa sekitar lokasi bandara dengan batas minimal tenaga kerja yang ditenma sebanyak 20 % (dua puluh perseratus) dan total kebutuhan tenaga kerja dengan mempertimbangkan kualifikasmya,

    b membenkan mformasi secara transparan kepada warga tentang jumlah dan spesifikasi tenaga kerja yang diperlukan melalui wakil masyarakat, papan pengumuman dan atau disampaikan pada saat ada pertemuan warga,

    c memasang pengumuman tentang mformasi lowongan kerja yang dipasang di kantor desa terdampak langsung dan desa-desa sekitarnya serta Kecamatan, meliputi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, spesifikasi, waktu dan tempat pendaftaran, tempat dan tanggal proses seleksi, tanggal dan tempat pengumuman tenaga kerja yang ditenma, dan

    d ada pelatihan sebelum tenaga kerja tersebut beroperasi agar ada pemngkatan SDM

    34 Pemngkatan peluang berusaha akibat kegiatanpenenmaan tenaga kerja tahap operasi dengan caraa fasilitasi dan PT Angkasa Pura I (Persero) kepada

    warga secara perorangan maupun kelompok dalam usaha ekonomi produktif agar dapat berkontnbusi dalam tahap konstruksi sisi darat bandara, misalnya sebagai suplier material, jasa transport, catering, dan lam-lam,

    b pembmaan terhadap kegiatan-kegiatan usaha perdagangan dan jasa dengan prioritas bagi penduduk lokal dan 5 (lima) desa terdampak langsung pembangunan bandara serta desadesa sekitarnya yang dikembangkan secara partisipatif (misalnya pembmaan usaha kecil dengan dana bergulir, kredit lunak, pendampingan usaha, dan lam-lain), dan

    c mengutamakan kemitraan dengan lembaga ekonomi lokal (koperasi) dan pengusaha lokal dalam usaha penyediaan jasa penyediaan rumah kontrakan/pondokan dan catering bagi pekerja pada kegiatan konstruksi sisi darat

    35 Pemngkatan pendapatan akibat kegiatan penenmaantenaga kerja tahap operasi dengan cara

  • - 19 -

    a mengutamakan tenaga kerja operasi bandara dan masyarakat yang terkena dampak di sekitar wilayah operasi bandara minimal 20% (dua puluh perseratus) dari total kebutuhan tenaga kerja yang disesuaikan dengan kualifikasmya,

    b memngkatkan jalman kemitraan antara PT Angkasa Pura I (Persero) dengan pemermtah desa sekitar operasional bandara untuk mempermudah penyampaian mformasi adanya peluang usaha yang dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar, dan

    c keikutsertaan PT Angkasa Pura I (Persero) dalam usaha pemberdayaan masyarakat untuk mempertahankan dan memngkatkankesejahteraan warga yang ada di sekitar wilayah operasi bandara

    36 Penmgkatan limbah padat/sampah akibat kegiatan operasional terminal penumpang dengan caraa penyediaan tempat sampah tertutup dengan

    kapasitas 240 1 (dua ratus empat puluh liter) untuk masmg-masmg warna sesuai jems sampah di setiap gate terminal penumpang serta masmg- masmg ruangan karyawan Petugas kebersihan yang bekerja berdasarkan shift (pagi, siang dan malam),

    b Memilah dan menyediakan tempat sampah dan mengelola sampah dengan sistem 3R dengan menyediakan 3 (tiga) macam bak/tempat sampah yang dibedakan untuk sampah organik, anorgamk dan limbah B3,

    c Melakukan program 3R sampah domestik bekerjasama dengan penduduk sekitar, seperti pengomposan sampah dan kompos yang dihasilkan digunakan untuk pemupukan tanaman green belt,

    d Membuat TPS (tempat penampungan sampah sementara) dengan kapasitas 10 m3 (sepuluh meter kubik) sebanyak 2 (dua) buah, sebelum diangkut oleh petugas pengangkut sampah,

    e Bekerjasama dengan instansi terkait pembuangan sampah

    37 Penmgkatan kesempatan kerja akibat kegiatan operasional terminal penumpang dengan caraa adanya komitmen dan PT Angkasa Pura I (Persero)

    dan mitra kerjanya untuk mempnoritaskan (minimal menenma 20% (dua puluh perseratus)) penduduk usia kerja di desa-desa sekitar lokasi proyek, khususnya 5 (lima) desa terdampak langsung pembangunan bandara untuk dapat bekerja pada kegiatan operasional terminal penumpang sesuai kualifikasi kerja yang dipersyaratkan,

    b melakukan pelatihan di bidang keterampilan dan keahlian yang sesuai dengan bidang kerja untuk operasional, dan

  • - 20 -

    c membenkan mformasi secara terbuka dan transparan kepada warga tentang jumlah dan spesifikasi tenaga kerja yang diperlukan melalui papan pengumuman (di desa, kecamatan, Kan tor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan BLK), dan atau disampaikan pada saat ada pertemuan warga

    38 Penmgkatan peluang berusaha akibat kegiatan operasional terminal penumpang dengan caraa pembmaan terhadap kegiatan-kegiatan usaha

    perdagangan dan jasa dengan pnontas bagi penduduk lokal dan 5 (lima) desa terdampak langsung pembangunan bandara serta desadesa sekitarnya yang bukan usia produktif melal ui program CSR PT Angkasa Pura I (Persero) yang dikembangkan secara partisipatif (misalnya pembmaan usaha kecil dengan dana bergulir, pendampmgan usaha, dan lam-lain),

    b mengutamakan kemitraan dengan lembaga ekonomi lokal (koperasi) dan pengusaha lokal dalam mengembangkan produk lokal dan usaha penyediaan jasa kontrakan/pondokan dan catering bagi pekerja pada kegiatan operasional terminal penumpang, dan

    c Fasilitasi pengelola bandara dengan memberikan ruang (outlet khusus) untuk ruang pamer dan dagang hasil produk lokal yang dikelola oleh masyarakat dalam bentuk koperasi usaha bersama

    39 Penmgkatan pendapatan akibat kegiatan operasional terminal penumpang dengan caraa mengutamakan penenmaan tenaga kerja dan

    masyarakat disekitar tapak proyek khususnya di 5 (lima) desa terdampak langsung pembangunan bandara,

    b menciptakan jalman kemitraan antara PT Angkasa Pura I (Persero) dengan pemenntah desa sekitar untuk mempermudah penyampaian mformasi adanya peluang usaha yang dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar, dan

    c keikutsertaan PT Angkasa Pura I (Persero) dalam bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar dengan pendampmgan ekonomi dan bimbmgan tekms dengan melibatkan LSM/Akademisi dalam pelaksanaannya

    40 Penmgkatan kesempatan kerja akibat kegiatan operasional terminal kargo dengan caraa adanya komitmen dan PT Angkasa Pura I (Persero)

    dan mitra kerjanya untuk memprioritaskan (minimal menenma 20% (dua puluh perseratus)) penduduk usia kerja di desa-desa sekitar lokasi proyek, khususnya 5 (lima) desa terdampak langsung pembangunan bandara untuk dapat bekerja pada kegiatan operasional terminal kargo sesuai kualifikasi kerja yang dipersyaratkan,

  • - 21 -

    b melakukan pelatihan di bidang ketrampilan dan keahlian yang sesuai untuk menyiapkan tenaga kerja yang dibutuhkan pada operasional terminal kargo, dan

    c membenkan mformasi secara terbuka dan transparan kepada warga tentang jumlah dan spesifikasi tenaga kerja yang diperlukan melalui papan pengumuman (di desa, kecamatan, Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan BLK), dan atau disampaikan pada saat ada pertemuan warga

    41 Penmgkatan peluang berusaha akibat kegiatan operasional terminal kargo dengan caraa pembmaan terhadap kegiatan-kegiatan usaha

    perdagangan dan jasa dengan pnontas bagi penduduk lokal dan 5 (lima) desa terdampak langsung pembangunan bandara serta desadesa sekitarnya yang bukan usia produktif melalui program CSR PT Angkasa Pura I (Persero) yang dikembangkan secara partisipatif (misalnya pembmaan usaha kecil dengan dana bergulir, pendampmgan usaha, dan lam-lain), dan

    b fasilitasi pengelola terminal kargo (di bagian pergudangan) dengan membenkan ruang (outlet khusus) untuk toko dan rumah makan yang dikelola oleh masyarakat dalam bentuk koperasi usaha bersama

    42 Penmgkatan pendapatan akibat operasional terminal kargo dengan caraa mengutamakan penenmaan tenaga kerja

    konstruksi dari masyarakat yang terkena dampak disekitar tapak proyek khususnya di 5 (lima) desa terdampak langsung pembangunan bandara,

    b menciptakan jalman kemitraan antara PT Angkasa Pura I (Persero) dengan pemermtah desa sekitar untuk mempermudah penyampaian mformasi adanya peluang usaha yang dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar, dan

    c keikutsertaan PT Angkasa Pura I (Persero) dalam bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar dengan pendampmgan ekonomi dan bimbmgan tekms dengan melibatkan LSM/Akademisi dalam pelaksanaannya

    43 Penurunan kualitas udara akibat kegiatanoperasional jalan masuk-keluar bandara dengan cara a menanam dan merawat tanaman penyerap emisi

    (misalnya glodogan tiang, palem raja, tanjung, cemara kipas, dan lam-lam) disekitar jalan akses masuk keluar bandara terutama disekitar jalan yang berdekatan dengan pemukiman, dan

    b RTH minimal 30% (tiga puluh perseratus) dan luas lahan bandara udara

    44 Penmgkatan intensitas kebisingan dan kegiatan operasional jalan masuk-keluar bandara dengan cara menanam dan merawat tanaman peredam kebisingan

  • - 22 -

    (misalnya bambu jepang) disekitar jalan masuk- keluar bandara terutama di sekitar jalan yang berdekatan dengan pemukiman

    45 Gangguan lalu lintas akibat kegiatan oeprasional jalan masuk-keluar bandara dengan caraa menggunakan Alat Pengatur Isyarat Lalu Lintas di

    pertemuan jalan antara jalan akses masuk dan keluar bandara dengan Jalan Nasional Ruas Karang Nongko - Toyan, dan

    b pemasangan rambu dilarang parkir di tepi Jalan Nasional ruas Karang Nongko - Toyan

    46 Gangguan keselamatan lalu lintas akibat kegiatan operasional jalan masuk-keluar bandara dengan cara a pemasangan rambu batas kecepatan 60 km/jam

    (enam puluh kilometer per jam), b pemasangan rambu penngatan Hati-Hati, c pemasangan rambu penngatan banyak lalu lintas

    pejalan kaki menggunakan fasilitas penyeberangan, dan

    d pemasangan rambu penngatan tikungan atau tikungan tajam yang arahnya mengikuti geometnk jalan

    47 Gangguan kesehatan masyarakat akibat operasional jalan masuk-keluar bandara dengan caraa penanaman tanaman penyerap emisi disekitar

    jalan akses masuk keluar bandara, b ruang terbuka hyau minimal 30% (tiga puluh

    perseratus) dan luas lahan bandara udara, c mengurangi fasilitas yang menghasikan emisi

    pencemaran udara,d menyediakan dan mewajibkan kepada masyarakat

    yang menjadi tenaga kerja saat operasional jalan masuk-keluar bandara dan parkir untukmenggunakan masker dust, dan

    e bekerja sama dengan Puskesmas untukmelakukan penyuluhan tentang ventilasi rumah yang sesuai, bentuk pagar yang sesuai, pola hidup sehat dan rumah sehat, penanaman vegetasi yang sesuai untuk mencegah debu

    48 Penmgkatan keanekaragaman flora akibat kegiatan operasional parkir dan ruang terbuka hyau dengan caraa RTH pada sisi darat

    1) RTH jalan dan area parkir ditanami kepel (tanaman identitas Provmsi Daerah Istimewa Yogyakarta), dan jems lam seperti tanjung, sawo kecik, mahom dan lam-lam, dan

    2) Penanaman pohon selain untuk keindahan juga sebagai penyerap polutan udara dan peredam kebismgan, dan sebagai cin khas dan budaya Provmsi Daerah Istimewa Yogyakarta seperti kepel, tanjung, kemumng, asam jawa, sawo kecik dan lam-lam,

    b RTH untuk fasilitas sisi udara Jems tanaman untuk sisi udara ditanam jems tanaman yang

  • - 23 -

    tidak tmggi, tidak berbunga dan berbuah49 Penmgkatan kesempatan kerja akibat kegiatan

    operasional parkir dan ruang terbuka hijau dengan caraa adanya komitmen dari PT Angkasa Pura I

    (Persero) dan mitra kerjanya untuk memprioritaskan (minimal menenma 20% (dua puluh perseratus)) penduduk usia kerja di desa- desa sekitar lokasi proyek, khususnya 5 (lima) desa terdampak langsung pembangunan bandara untuk dapat bekerja pada kegiatan operasional parkir dan ruang terbuka hijau sesuai kualifikasi kerja yang dipersyaratkan,

    b melakukan pelatihan yang sesuai di bidang ketrampilan dan keahlian serta kewirausahaan untuk menyiapkan tenaga kerja yang dibutuhkan pada operasional parkir dan ruang terbuka hijau dan penmgkatan ekonomi masyarakat sekitar (sebagai suplier tanaman di RTH), dan

    c membenkan mformasi secara terbuka dan transparan kepada warga tentang jumlah dan spesifikasi tenaga kerja yang diperlukan melalui papan pengumuman (di desa, kecamatan, Kan tor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan BLK), dan atau disampaikan pada saat ada pertemuan warga

    50 Penmgkatan peluang berusaha akibat kegiatan operasional parkir dan ruang terbuka hijau dengan caraa pembmaan terhadap kegiatan-kegiatan usaha

    perdagangan dan jasa dengan pnontas bagi penduduk lokal dan 5 (lima) desa terdampak langsung pembangunan bandara serta desadesa sekitarnya yang bukan usia produktif melalui program CSR PT Angkasa Pura I (Persero yang dikembangkan secara partisipatif (misalnya penyedia bibit tanaman, pupuk orgamk, obat tanaman orgamk, dan lam-lain), dan

    b fasilitasi pengelola bandara dengan membenkan fasilitasi kepada lembaga ekonomi masyarakat (koperasi) untuk mengelola parkir dan RTH di kawasan bandara

    51 Penmgkatan pendapatan akibat kegiatan operasional parkir dan ruang terbuka hijau dengan caraa mengutamakan penenmaan tenaga kerja dan

    masyarakat yang terkena dampak disekitar tapak proyek khususnya di 5 (lima) desa terdampak langsung pembangunan bandara (sebagai petugas parkir, perawat tanaman, kebersihan, dan lam- lam), dan

    b menciptakan jalinan kemitraan antara PT Angkasa Pura I (Persero dengan pemermtah desa sekitar untuk mempermudah penyampaian mformasi adanya peluang usaha yang dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar

  • - 24 -

    52 Timbulan limbah B3 akibat kegiatan operasional DPPU (depot pengisian bahan bakar) dengan caraa menyediakan tempat penyimpanan limbah B3

    berizm sesuai dengan peraturan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun,

    b dilakukan mventansasi jems dan jumlah LB3 dan operasional DPPU,

    c penyimpanan limbah B3 maksimum 180 (seratus delapan puluh) han untuk Limbah B3 yang dihasilkan kurang dan 50 kg/han (lima puluh kilogram per han) untuk LB3 kategon 1 dan 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari untuk Limbah B3 yang dihasilkan kurang dan 50 kg/hari (lima puluh kilogram per han) untuk LB3 katagon 2 sumber tidak spesiflk di dalam logbook TPS Limbah B3 dan pengecekan neraca limbah B3 di kantor PT Angkasa Pura I (Persero) sesuai dengan Peraturan Pemermtah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun,

    d memiliki sistem tanggap darurat dalam penanganan Limbah B3 sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, dan

    e bekerjasama dengan pihak ketiga yang mempunyai rekomendasi untuk melakukan pengangkutan dan pengelolaan limbah B3

    53 Pemngkatan kesempatan kerja akibat kegiatan operasional admimstrasi perkantoran dengan caraa adanya komitmen dan PT Angkasa Pura I (Persero)

    dan mitra kerjanya untuk mempnontaskan (minimal menenma 40% (empat puluh perseratus)) penduduk usia kerja di desa-desa sekitar lokasi proyek, khususnya 5 (lima) desa terdampak langsung pembangunan bandara untuk dapat bekerja pada kegiatan operasional admimstrasi perkantoran sesuai kualifikasi kerja yang dipersyaratkan,

    b melakukan pelatihan di bidang admimstrasi perkantoran untuk menyiapkan tenaga kerja yang dibutuhkan pada operasional admimstrasi perkantoran, dan

    c membenkan mformasi secara terbuka dan transparan kepada warga tentang jumlah dan spesiflkasi tenaga kerja yang diperlukan melalui papan pengumuman (di desa, kecamatan, Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan BLK), dan atau disampaikan pada saat ada pertemuan warga

    54 Penurunan kualitas air sungai akibat kegiatan operasional fasilitas pengelolaan air limbah/STP dengan cara

  • - 25 -

    a menerapkan peraturan bagi pekerja konstruksi agar tidak membuang hajat dan sampah sembarangan,

    b membuat peraturan (Tata Tertib) untuk menjaga kebersihan areal pematangan lahan dan memberi sangsi tegas (admimstratif atau pemberhentian kerja) bagi yang melanggar,

    c melarang para pekerja pematangan lahan melakukan aktivitas domestik di sungai,

    d membuat sumur samtan dan MCK sederhana (sementara) selama proses pematangan lahan berlangsung,

    e menjaga kebersihan areal proyek, f menyediakan wadah/tempat khusus TPS untuk

    mengumpulkan sampah domestik dan sisa bahan material,

    g memasang papan imbauan “JAGALAH KEBERSIHAN” dan “DILARANG BUANG SAMPAH,

    h memimmalisasi sedimen yang masuk ke dalam aliran sungai, dengan merelokasi bahan material dan sisa galian tanah ke lokasi yang tidak berdekatan dengan sungai,

    1 tidak membuang sisa bahan material ke aliran sungai,

    j relokasi sisa tanah galian dilakukan pengangkutan pada lokasi pembuangan sementara (Stock pile) dan lokasi pembuangan tanah tetap (Spoil bank), dan

    k dipilih tanah bekas galian yang kurang baik atau kelebihan dan timbunan, bertujuan menambah stabilitas lereng di sekitar lokasi

    55 Gangguan biota air akibat kegiatan operasional fasilitas pengelolaan air limbah/STP dengan cara Pengoperasian fasilitas pengelolaan air limbah (STP) seperti yang direncanakan dilakukan secara benar Selam dilakukan operasional STP, juga dilakukan pemeliharaan dan perawatan mstatasi sehmgga air yang keluar dari I PAL sudah memenuhi baku mutu air dan tidak mengganggu biota perairan Sungai Serang

    56 Penurunan kualitas udara akibat kegiatan operasional kendaraan GSE dan pesawat pada apron dengan caraa penanaman green belt/ green barrier, b menggunakan peralatan GSE yang tersertifikasi

    dan OTBAN (Otontas Bandara), c pembatasan usia kendaraan GSE tidak boleh

    melebihi 10 (sepuluh) tahun, dan d uji emisi kendaraan GSE setiap setahun sekali

    57 Penmgkatan intensitas kebisingan akibat kegiatan operasional kendaraan GSE dan pesawat pada apron dengan caraa menggunakan peralatan GSE yang tersertifikasi

    dan OTBAN (Otontas Bandara),

  • - 26 -

    b pembatasan usia kendaraan GSE tidak boleh melebihi 10 (sepuluh) tahun,

    c uji kendaraan GSE setiap setahun sekali58 Penmgkatan kesempatan kerja akibat kegiatan

    operasional kendaraan GSE dan pesawat pada apron dengan caraa adanya komitmen dan PT Angkasa Pura I (Persero)

    dan mitra kerjanya untuk memprioritaskan (minimal menenma 10% (sepuluh perseratus)) penduduk usia kerja di desa-desa sekitar lokasi proyek, khususnya 5 (lima) desa terdampak langsung pembangunan bandara untuk dapat bekerja pada kegiatan operasional landas parkir (apron) sesuai kualifikasi kerja yang dipersyaratkan,

    b melakukan pelatihan di bidang ketrampilan dan keahlian yang sesuai untuk menyiapkan tenaga kerja yang dibutuhkan pada operasional landas parkir (apron), dan

    c membenkan informasi secara terbuka dan transparan kepada warga tentang jumlah dan spesifikasi tenaga kerja yang diperlukan melalui papan pengumuman (di desa, kecamatan, Kantor Dmas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan BLK), dan atau disampaikan pada saat ada pertemuan warga

    59 Penurunan kualitas udara akibat kegiatan operasional runway dengan cara Penanaman pohon penyerap polutan udara, (misalnya glodogan tiang, palem raja, tanjung, cemara kipas, dan lam-lam)

    60 Penmgkatan mtensitas kebismgan akibat kegiatan operasional runway dengan caraa melakukan penmgkatan penghijauan sebagai

    sound barrier, (misalnya glodogan tiang, palem raja, tanjung, cemara kipas, dan lam-lam),

    b penggunaan pesawat terbang yang diakomodir rendah kebisingannya (senyap), dan

    c bangunan gedung sekitar Bandara harus memakai peredam suara

    61 Gangguan kesehatan masyarakat akibat kegiatan operasional runway dengan caraa penggunaan pesawat terbang yang diakomodir

    rendah kebisingannya (senyap), b bangunan gedung sekitar Bandara harus memakai

    peredam suara, danc menanam dan merawat tanaman-tanaman yang

    dapat mengurangi kebismgan62 Penmgkatan mtensitas kebismgan akibat kegiatan

    operasional perbengkelan (workshop) GSE dengan caraa menaman dan merawat tanaman penyerap

    kebismgan (misalnya glodogan tiang, palem raja, tanjung, cemara kipas, dan lam-lain) disekitar area perbengkelan terutama disekitar area yang berdekatan dengan pemukiman, dan

  • - 27 -

    b kegiatan perbengkelan GSE dilakukan didalam gedung perbengkelan

    63 Peningkatan kesempatan kerja akibat kegiatan operasional perbengkelan (workshop) GSE dengan caraa adanya komitmen dan PT Angkasa Pura I (Persero

    dan mitra kerjanya untuk memprioritaskan (minimal menenma 10% (sepuluh perseratus)) penduduk usia kerja di desa-desa sekitar lokasi proyek, khususnya 5 (lima) desa terdampak langsung pembangunan bandara untuk dapat bekerja pada kegiatan operasional fasilitas perbengkelan (workshop) sesuai kualifikasi kerja yang dipersyaratkan,

    b melakukan pelatihan melalui koperasi atau lembaga lam di bidang ketrampilan dan keahlian yang sesuai untuk menyiapkan tenaga kerja yang dibutuhkan pada operasional fasilitas perbengkelan (workshop), dan

    c membenkan mformasi secara terbuka dan transparan kepada warga tentang jumlah dan spesifikasi tenaga kerja yang diperlukan melalui papan pengumuman (di desa, kecamatan, Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan BLK), dan atau disampaikan pada saat ada pertemuan warga

    64 Penurunan kuantitas air tanah akibat kegiatan operasional penyediaan air bersih dengan caraa sebelum dilakukan pembuatan sumur bor, terlebih

    dahulu dilakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat,

    b mengajukan permohonan surat eksplorasi air tanah ke Gerai P2D DPUP ESDM Prov Provmsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sekaligus penyusunan UKL-UPL khusus untuk kegiatan Pembuatan Sumur Bor Dalam (Deep well),

    c pengambilan air tanah dalam harus memiliki lzm SIPA yang disertai uji pumping test dan pemasangan screen dengan kedalaman 5 (lima) - 50 m (lima puluh meter) dan ketmggian muka tanah di bawah lapis kedap air,

    d pumping test (uji pemompaan) dilaksanakan selama 2 x 24 (dua kali dua puluh empat) jam dengan debit tertentu, untuk mengetahui sampai berapa jauh pengaruh pengambilan air terhadap sumur dangkal disekitar,

    e pemasangan screen di bawah lapis kedap air disesuaikan hasil analisa disaksikan masyarakat dan Instansi berwenang yang dilengkapi dengan Benta Acara,

    f pemanfaatan air tanah dalam tidak lebih dan 50% (lima puluh perseratus) kapasitas debit air tanah dalam yang telah diketahui,

  • - 28 -

    KELIMA

    g pemanfaatan air tanah dalam semi tertekan | diambil pada area tapak kegiatan di satuan gumuk

    pasir,h pemenuhan kebutuhan air diambilkan dari sumur

    bor airtanah dalam semi tertekan pada kedalaman 5-50 bmt (lima sampai dengan lima puluh batas muka air tanah),

    j 1 debit pemompaan pada empat sumur bordilakukan dengan debit 12 1/detik (dua belas liter per detik) selama 12 (dua belas) jam /sehan untuk mengembalikan kondisi TMA,

    j penempatan sumur bor airtanah dalam berada pada lokasi tapak kegiatan kisaran Penampang Stratigrafi S18-S19-S20-S31, dan

    k jarak sumur setidaknya 1100 m (senbu seratus meter) dari sumur permukiman warga

    65 Penurunan kualitas udara akibat kegiatanj operasional msmerator dengan cara

    a proses incinerator menggunakan watersrubber, b melakukan perawatan terhadap mstalasi

    incinerator, danc efisiensi pembakaran optimum

    66 Gangguan kesehatan masyarakat akibat kegiatanj operasional msmerator dengan cara

    a mengurangi kegiatan lam yang dapatmenghasilkan pencemaran udara,

    b menyediakan dan mewajibkan kepada masyarakat yang menjadi tenaga kerja saat operasional mcenerator untuk menggunakan masker dust,

    c memilah dan menyediakan tempat limbah B31 padat maupun cair yang akan diolah dalam

    incinerator, dand bekerja sama dengan Puskesmas untuk

    j melakukan penyuluhan tentang ventilasi rumahyang sesuai, bentuk pagar yang sesuai, pola hidup sehat dan rumah sehat, penanaman vegetasi yang sesuai untuk mencegah debu

    Untuk melaksanakan rencana kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Amar KEDUA, Penanggung Jawab Usaha

    I dan/atau Kegiatan wajib memiliki1 Izm Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

    berupaa Izm Tempat Penyimpanan Sementara Limbah

    Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), dan b Izm Pembuangan Limbah Cair

    I 2 Izm usaha dan/atau izm lainnya yang terkait dengan kegiatannya

  • - 29 -

    KEENAM K epu tusan ini m ulai berlaku pad a tanggal d ite tapkan

    D itetapkan di J a k a r ta pada tanggal 17 O ktober 2017

    ai dengan aslinya D HUKUM,

    MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

    SITI NURBAYA

    ttd

    Salm an K epu tusan mi d isam paikan Kepada Yth1 S ek re tan s Je n d era l K em entenan Lm gkungan H idup dan K ehutanan ,2 D irektur Je n d e ra l Planologi K ehu tanan dan T ata Lm gkungan,3 D irektur Je n d e ra l Penegakan H ukum Lm gkungan H idup d an K ehutanan,4 G ubernu r D aerah Istim ew a Yogyakarta,5 B upati Kulon Progo,6 Kepala D m as L m gkungan H idup Provmsi D aerah Istim ew a Yogyakarta,7 Kepala D m as L m gkungan H idup K abupaten Kulon Progo,8 Kepala P u sa t Pengendalian Pem bangunan Ekoregion Jaw a, K em entenan

    Lm gkungan H idup d an K ehutanan ,9 D irektur Tekm k PT A ngkasa Pura I (Persero)