Reproduksi Kuda

download Reproduksi Kuda

of 11

Transcript of Reproduksi Kuda

Materi Manajemen Kesehatan KudaDisusun oleh Drh. BQ. Erni Nurhidayati

Reproduksi pada Kuda (Equus caballus)

Kuda merupakan salah satu jenis ternak herbivora-non ruminansia yang telahterkenal luas. Kuda bersifat nomadik dan kuat serta memiliki tingkat kecerdasanyang tinggi dan memiliki kemampuan belajar yang baik dalam mengenal suatu obyek(Kilgour dan Dalton, 1984),

dengan klasifikasi zoologis menurut Blakely dan Bade(1991) adalah :Kingdom : Animalia (hewan)Phylum : Chordata (bertulang belakang)Class : Mammalia (menyusui)Ordo : Perissodactyla (berteracak tidak memamahbiak)Family : EquidaeGenus : EquusSpesies : Equus caballus

Selain kuda, keledai juga termasuk kedalam famili Equidae, yangmembedakannya adalah pada spesiesnya yaitu Equus asinus. Keledai merupakanhewan jinak yang digunakan untuk alat transportasi dan binatang kesayangan.Banyak persamaan kondisi fisiologis reproduksi antara keledai dengan kudaFisiologi Reproduksi Kuda BetinaAnatomi ReproduksiOrgan genitalia kuda betina terdiri atas dua buah ovarium, dua buah tubafallopii, uterus, vagina dan vulva.

Ovarium adalah suatu organ primer reproduksi pada betina. Ovarium dapatbersifat endokrin atau sitogenik karena mempunyai kemampuan menghasilkanhormon yang akan disalurkan ke dalam peredaran darah, dan juga penghasil ovum(sel telur) yang diovulasikan oleh ovarium. Ovarium berfungsi dalam pembentukandan pematangan folikel menjadi ovum, ovulasi (egg release) sintesis dan sekresihormon-hormon steroid (steroidogenesis) (Hafez dan Hafez, 2000a; Morel, 2008).Pada saat musim kawin ovarium memiliki ukuran panjang 6-8 cm dan lebar 3-4 cm,pada saat itu kondisi ovarium terasa lebih lembut hal ini terjadi karena adanya sekresicairan akibat perkembangan sel folikel. Lain halnya ketika bukan musim kawinukuran ovarium cenderung lebih kecil yaitu dengan panjang 2-4 cm dan lebar 2-3cm, dalam kondisi seperti ini ovarium akan terasa tidak lembut hal ini disebabkantidak adanya perkembangan folikel (Morel, 2008).

Tuba falopii atau oviduct adalah saluran yang berpasangan dan berkonvulasiyang berfungsi mengantarkan ovum yang diovulasikan dari ovarium menuju cornuauteri. Ovum yang diovulasikan oleh ovarium akan diterima oleh infundibulummenuju ampula tempat terjadinya proses pembuahan (fertilisasi). Lapisan dalamtuba falopii merupakan membran mukosa yang berlipat-lipat dilapisi oleh epitel siliakolumner sederhana. Selama masa estrus dan sebelum kelahiran epitel bersiliatersebut bersifat sekretoris aktif (Manan, 2002). Panjang rataan dari tuba falopii iniadalah 25-30 cm (Morel, 2008).

Uterus merupakan organ yang berperan pada saat kebuntingan berfungsisebagai tempat implantasi, retensi (pemeliharaan) dan nutrisi konseptus. Uterusterdiri dari carpus uteri (badan uterus) dan cornua uteri (tanduk uterus). Corpusuteri berfungsi sebagai tempat deposisi semen pada saat IB, sedangkan cornua uteriberfungsi sebagai tempat menempelnya zigot, lalu berkembang menjadi embrio danfetus. Secara anatomis dan histologis, cornua dan corpus uteri memiliki strukturyang sama yaitu terdiri dari myometrium (otot), perimetrium (selaputserosa/peritonium), endometrium (mukosa/selaput lendir) (Manan, 2002). Corpusuteri normalnya mempunyai rataan panjang 18-20 cm dengan diameter 8-12 cm,sedangkan untuk cornua uteri memiliki panjang hingga 25 cm dengan diameter 4-6cm mengerucut hingga 1-2 cm mendekati tuba falopii. Uterus pada kuda dinamakandengan simplex bipartitus, hal ini disebabkan oleh ukuran corpus uteri yang lebihbesar dibandingkan dengan cornua uteri (Gambar 2), berbeda dengan ternak lainnyadimana cornua uteri cenderung lebih besar dan mendominasi (Morel, 2008).

Serviks mempunyai panjang antara 5-10 cm dengan diameter antara 1,5-1,7 cm.Saluran serviks dikenal dengan nama Canalis cervicalis, mempunyai bentukberkelok-belok karena dibentuk oleh Annulus cervicalis. Annulus cervicalis yaitusuatu cincin yang melingkar di Canalis cervicalis. Cairan mukus yang dikenalsebagai lendir serviks dapat menutupi lumen pada saat hewan dalam keadaanbunting, tetapi akan kembali mencair pada saat estrus atau saat proses kelahiranberlangsung. Adapun fungsi serviks adalah sebagai gerbang yang kuat, melindungiuterus dari infeksi lingkungan luar (Manan, 2002). Serviks dalam kondisi tidak estrusakan tertutup rapat dan kuat, berwarna pucat dan mempunyai ukuran panjang rataan6-8 cm dengan diameter 4-5 cm, sedangkan dalam kondisi estrus otot serviks akanmengalami relaksasi yang akan memudahkan penis masuk kedalamnya, selain ituserviks berwarna merah muda dan terlihat menonjol sehingga vagina kuda yangsedang estrus akan terlihat lebih besar dan tidak terdapat lipatan (Morel, 2008).Serviks adalah barier fisik bagi pergerakan mikroorganisme kedalam saluranreproduksi. Fungsi serviks difasilitasi oleh sekresi lendir yang kental dan dapatmenutupi lumen serviks selama terjadi kebuntingan. Sekresi lendir pada serviks inijuga mengandung bahan yang disebut lactoferin yang dapat menghambatpertumbuhan bakteri (Lestari, 2006).

Vagina termasuk kedalam organ reproduksi bagian luar dan merupakangerbang bagi mikroorganisme memasuki tubuh ternak betina. Vagina memilikidiameter 10 -15 cm dan panjang rata-rata 18 - 23 cm. Dinding vagina yang elastis inimerupakan otot yang dilapisi oleh mukosa dan dengan keelastisannya dapatmembantu dalam proses kelahiran. Vagina merupakan perlindungan pertama dalamsistem dan saluran reproduksi yang memiliki pH asam sehingga dapat membunuhbakteri (Morel, 2008). Vagina mempunyai fungsi sebagai tempat terjadinyapengawinan, tempat peletakan semen pada pengawinan alam, dan juga sebagaitempat penyimpanan vaginal pessary atau spons vaginal pada saat sinkronisasiestrus. Vestibula adalah bagian tubular dari saluran reproduksi antara vagina danlabia vulva. Vestibula vagina memiliki beberapa urat daging sirkuler atau serupasphincter yang menutup saluran kelamin dari lingkungan luar sehingga dapatmemperkecil kemungkinan masuknya mikroorganisme kedalam vagina (Lestari,2006).

Vulva berada kurang lebih tujuh cm dibawah anus termasuk ke dalam organreproduksi bagian luar, yang akan dilalui pada saat kopulasi sebelum vagina. Ototsphincter vulva memperkecil kemungkinan masuknya mikroorganisme ke dalamvagina, demikian pula otot sphincter vestibula memperkecil pergerakan mikrobamenuju arah anterior vagina (Lestari, 2006). Vulva terletak lurus secara vertikalterhadap anus dan hal ini memberikan peluang untuk terjadinya kontaminasi yangberasal dari kotoran. Vulva kuda yang normal tidak boleh memiliki kemiringan lebihdari 10o dari kondisi vertikal yang sewajarnya , kondisi bibir vulva harus rapat dan normal (England, 2004).

Pada bagian dalam vulva terdapat klitoris dan tiga sinus yang menghasilkanlingkungan yang tidak diinginkan oleh pertumbuhan bakteri yang menyebabkanpenyakit (Morel, 2008). Vulva terdiri dari dua labia (commissural dorsalis danventralis). Klitoris terdiri dari dua krura atau akar, badan dan kepala (glans). Klitoristerdiri dari jaringan erektil yang tertutup oleh ephitel dan dengan sempurnamemperoleh inervansi dari ujung-ujung saraf sensori (Manan, 2002).

PubertasPubertas atau dewasa kelamin didefinisikan sebagai kondisi dimana organorganreproduksi mulai berfungsi dan perkembangbiakan dapat terjadi. Menurut England (2004) dan Morel (2002) pubertas pada kuda terjadi pada umur kurang lebih 18-24 bulan, sedangkan menurut Hafez dan Hafez (2000c) umur pubertas pada kuda dapat dicapai antara 15 hingga 18 bulan. Pada hewan jantan, pubertas ditandai dengan kesanggupannya berkopulasi dan menghasilkan spermatozoa yang motil diikuti dengan perubahan-perubahan kelamin sekunder lainnya. Pubertas pada kuda betina ditandai oleh terjadinya estrus (England, 2004)Kuda yang memiliki kerja berat, dewasa kelaminnya akan tertunda hinggaumur 3 4 tahun (Laing, 1979). Kuda betina yang sudah mengalami pubertassebaiknya tidak dikawinkan sebelum mencapai umur dua tahun dan bahkansebaiknya setelah berumur tiga tahun. Kuda betina yang dikawinkan pada umur yanglebih muda, biasanya tingkat kebuntingannya rendah (Blackely dan Bade, 1991).

Siklus EstrusSiklus estrus merupakan satu periode dari satu estrus ke estrus berikutnyaatau interval antara timbulnya satu periode estrus ke permulaan periode estrusberikutnya (Slusher et al., 2004). Kuda betina digolongkan kedalam "seasonallypolyestrus" yang berarti kuda betina mengalami siklus estrus dalam waktu yangtertentu setiap tahunnya (pada musim semi dan panas). Hal ini bertujuan untukmenghindari kelahiran anak kuda dalam kondisi cuaca yang tidak baik atau ekstrim(Mottershead, 2001). Lama siklus estrus kuda bervariasi yaitu antara 21 hingga 23hari (Slusher et al, 2004; England, 2004). Beberapa kuda memperlihatkan keinginankawin yang besar pada awal musim kawin selama periode estrus yang panjang tetapitidak terjadi ovulasi. Kuda ini mungkin tidak akan subur sampai periode estrusnyamenjadi lebih pendek dan lebih teratur. Kuda lain mungkin hanya mengalami estrustenang atau silent heat dimana terjadi ovulasi tetapi tidak memperlihatkan keinginanuntuk kawin. Banyak kuda semacam ini akan dapat bunting apabila saat estrus dapatdiidentifikasi melalui palpasi rektal serta diamati perubahan-perubahan fisik yangterjadi pada vulva, vagina dan serviksnya (Frandson, 1992).Fase awal dari siklus estrus ini dianggap sebagai fase penumpukan ataupemantapan dimana folikel ovarium yang berisi ovum membesar terutama karenameningkatnya cairan folikel yang berisi cairan estrogenik. Estrogen yang diserap darifolikel kedalam aliran darah merangsang peningkatam vaskularisasi dan pertumbuhan.pertumbuhan sel gamet dalam persiapan untuk estrus dan kebuntingan yang terjadi(Frandson, 1992).

Siklus estrus pada kuda terdiri dari estrus dan diestrus. Diestrus adalahperiode terakhir dan terlama pada siklus estrus, yaitu suatu kondisi dimana sel-selgranulosa dari folikel yang berovulasi pada akhir estrus berubah menjadi sel luteindan membentuk corpus luteum (CL). Selanjutnya CL menjadi matang dankonsentrasi progesteron semakin meningkat. Progesteron ini menghambat sekeresiFollicle stimulating hormone (FSH) oleh hipofisa anterior sehingga menghambatpertumbuhan folikel ovarium dan mencegah terjadinya estrus. Jika kuda itu tidakbunting, CL akan teregresi dan terjadi perkembangan folikel yang baru. Diestrusbiasanya berlangsung selama 15 sampai dengan 19 hari (Slusher et al., 2004).Menurut Hafez dan Hafez (2000b) dan (England, 2004) diestrus pada kuda terjadimasing-masing selama 14 hari dan 14-16 hari. Lama diestrus yang bervariasi ini,dapat disebabkan oleh tiga hal yaitu, terjadinya ovulasi akan tetapi tidak terlihatgejala estrus atau yang dinamakan dengan silent ovulasi, adanya keberadaan CLyang persisten yang tidak dapat dilisis oleh PGF2 atau PGF2 yang dihasilkan tidakcukup untuk melisis CL dan yang terakhir adalah adanya ovarium yang tidak aktifbaik pada masa transisi maupun bukan musim kawin. Beberapa hal tersebut dapatmenyebabkan perhitungan lama diestrus yang bervariasi (Morel, 2002).Siklus estrus terbagi menjadi dua fase yaitu fase luteal dan fase folikuler.Fase luteal dapat disebut juga dengan diestrus merupakan suatu kondisi dimana CLdominan, sedangkan fase folikuler (estrus) adalah fase disaat terjadi perkembanganfolikel dominan. Kuda betina merupakan ternak yang efisien, dia dapat estrus selamalaktasi, tidak seperti ternak lainnya yaitu domba yang sama-sama tergolong kedalamseasonally polyestrus. Kuda betina bahkan mampu bunting dan laktasi dalam satuwaktu yang sama. Kuda betina akan terlihat estrus 4-10 hari setelah beranak yangdinamakan dengan foal heat. Setelah itu kuda betina akan kembali pada siklusestrus yang regular yaitu 21 hari (Morel, 2002). Kuda betina dapat dikawinkankembali 2-3 minggu setelah beranak (Reilas, 2001).

Periode EstrusPeriode estrus pada kuda rata-rata adalah tujuh hari dengan kisaran 4-8 hari.Ovulasi biasanya terjadi secara spontan menjelang akhir estrus. Ovulasi akan terjadipada 24 hingga 48 jam menjelang akhir estrus dan sebaiknya kuda dikawinkan duahari menjelang akhir estrus dan diteruskan pada hari terakhir sebelum masa estrusberakhir (Hafez dan Hafez, 2000c). Lamanya periode estrus bervariasi antara 4-7hari (England, 2004) dan 5-6 hari (Malinowski, 2008) bahkan dapat mencapai 2-10 hari (Morel, 2002). Hafez dan Hafez (2000c), menyatakan lama dan siklus estrus dapat berbedaantar individu kuda betina. Selama estrus vulva kuda betina terlihat lebih besar danlipatan pada vulva melonggar dan akan mudah jika ingin dilakukan pemeriksaan.Selaput mukosa vulva membengkak, memerah, basah dan mengkilap karena dilapisioleh lendir yang transparan. Selain itu kuda yang sedang estrus selalu berdiri dalamkeadaan seperti akan urinasi, mengangkatkan ekornya dan terjadi kontraksi padaklitoris. Kuda betina estrus pada saat didekati kuda jantan akan urinasi, terdiam, ekordiangkat dan mengambil posisi siap untuk kawin dengan kondisi vulva yangmenutup dan membuka (Morel, 2008).

Peranan Hormon Selama Siklus EstrusHormon yang berperan dalam siklus estrus meliputi: gonadotropin releasinghormone (GnRH), follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH),estrogen, progesteron, prostaglandin F2, serta inhibin dan activin (Mottershead,2001).

Gambar 6 memperlihatkan ovulasi terjadi pada hari ke-0 menunjukkanadanya peningkatan LH. Apabila tidak terjadi kebuntingan maka CL akan mulaiteregresi. Corpus luteum teregresi sempurna pada hari ke-18. Level progesteronakan menurun seiring dengan teregresinya CL (hari ke-13). Level FSH akanmeningkat yang akan berperan penting dalam pertumbuhan folikel untukmempersiapkan terjadinya ovulasi kembali (hari ke 19-22 terhitung dari estrussebelumnya) (Slusher et al., 2004). Hormon FSH ini akan menurun setelah sel folikelmatang, hal ini terjadi karena adanya inhibin yang dihasilkan oleh sel folikel tersebutsebagai negatif feedback (umpan balik negatif) terhadap produksi FSH melaluirespon yang disampaikan pada hipofisa anterior. Selain itu terdapat activin yangdihasilkan oleh cairan folikel sebagai positif feedback (umpan balik positif) untukdihasilkannya FSH setelah terjadi ovulasi, untuk mempersiapkan perkembanganfolikel berikutnya (Morel, 2002).

Gonadotropin releasing hormone (GnRH), disekresikan oleh hipotalamusdan mempengaruhi kegiatan hormon reproduksi. Sekresi dari GnRH akanmerangsang produksi hormon lain (FSH, LH). Pada kuda yang sedang estrus GnRHdisekresikan secara terus-menerus setiap dua jam pada diestrus dan dua kali per jamselama estrus (Mottershead, 2001). Gonadotropin releasing hormone (GnRH) ini20% nya berperan dalam mengatur tingkah laku kuda yang sedang estrus dan 80%lainnya berperan dalam menstimulasi pelepesan FSH dan LH pada hipofisa anterior(Morel, 2002).

Hormon estrogen dihasilkan dari folikel yang berfungsi mengatur tingkahlaku yang ditimbulkan selama siklus estrus berlangsung. Hormon estrogen ini akanmeningkat menjelang estrus. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan tingkah lakukuda betina yang dapat menerima pejantan (Slusher et al, 2004).Hormon lainnya seperti FSH dan LH, kedua hormon ini diproduksi dikelenjar hipofisa dan diatur oleh GnRH. FSH berfungsi merangsang pematangan seltelur dan pembentukan hormon estrogen dan LH berfungsi untuk merangsangterjadinya ovulasi (Mottershead, 2001; Slusher et al, 2004). Menurut Slusher et al.(2004) konsentrasi LH terendah adalah selama fase luteal dari pertengahan estrus,naik hanya beberapa hari sebelum estrus atau segera setelah ovulasi, untuk kemudiankembali turun ketingkat sebelumnya selama beberapa hari berikutnya.Hormon progesteron yang dihasilkan oleh CL adalah hormon utama yangbertanggungjawab terhadap kebuntingan (Mottershead, 2001). Progesteron berperandalam mempertahankan kebuntingan hingga menjelang 150 hari kebuntingan. Sejak150 hari hingga masa akhir kebuntingan yang mempertahankan kebuntingan adalahplasenta (Slusher et al.,2004). Level progesteron meningkat 24-48 jam setelahovulasi. Progesteron dapat menghambat pelepasan LH (Morel, 2002).Prostaglandin F2 bertanggungjawab terhadap proses luteolisis dari CLsehingga level progesteron akan turun hal ini dilakukan untuk melanjutkan prosessiklus estrus dan ovulasi. Hormon PGF2 ini dihasilkan pada sel-sel epithel uterus,berperan dalam kontraksi otot uterus. Hormon PGF2 pada umumnya dihasilkanpada hari ke-14 atau 17 setelah ovulasi, yaitu sesaat sebelum level progesteron turun(Mottershead, 2001; Morel, 2002).Hormon lain yang terlibat dalam siklus estrus adalah Oxytocin, ketikadiketahui bahwa kuda betina tersebut tidak mengalami kebuntingan maka hormonoxytocin ini akan dihasilkan dan diangkut melalui sistem sirkulasi menuju uterusyang dapat menstimulasi peningkatan pelepasan PGF2 (Morel, 2002). Secara umumskema dari siklus estrus dapat dilihat pada Gambar 7.

Kontrol endokrin dalam siklus estrus sangat dipengaruhi oleh photoperiod(lamanya pencahayaan). Menurunnya lama pencahayaan akan menyebabkan tidakterjadinya estrus. Adanya cahaya akan dirasakan oleh gland pineal pada pusat otakyang berperan dalam pembentukan hormon melatonin. Melatonin ini banyakdiproduksi saat kondisi gelap oleh gland pineal, dalam kondisi pencahayaan yangcukup konsentrasi melatonin ini sangat rendah. Adanya melatonin akan menghambatpelepasan hormon GnRH sehingga tidak dihasilkannya hormon FSH dan LH.Melatonin dibentuk dalam dua fase yaitu photophase (siang hari) dan scotophase(malam hari), konsentrasi tertinggi berada pada malam hari (Morel, 2002).

Deteksi EstrusDeteksi estrus perlu dilakukan, karena dalam kondisi estrus kudadipersiapkan untuk bunting dan memperoleh anak. Pendeteksian estrus padadasarnya dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu melaui teasing system,ultrasonography (USG) dan menggunakan metode palpasi rektal. Teasing systemadalah metode deteksi estrus menggunakan kuda teaser dengan melihat respon darikuda betina terhadap kuda pejantan. Metode USG adalah deteksi estrus denganmelihat ukuran folikel dan metode palpasi rektal adalah deteksi estrus melaluipemeriksaan dan perabaan pada bagian foosa ovulatori yang akan menonjol sesaatsebelum ovulasi (Slusher et al., 2004).Meadows et al. (2003) menyatakan bahwa pendeteksian estrus menggunakankuda teaser (kuda pejantan penggoda) yang dilewatkan pada kumpulan kuda betinaakan dapat mengetahui kuda betina yang sedang estrus, karena kuda betina yangsedang estrus akan menghampiri kuda teaser tersebut. Metode teasing system initerdiri dari pen teasing, paddock teasing, pasture teasing, teasing chute, stall doorteasing, teasing rail, dan teasing mill.Pen teasing (Gambar 8) merupakan salah satu metode pendeteksian estrusdimana kuda teaser dilewatkan diantara kuda betina. Kuda teaser dapat dilepas dikandang untuk menghampiri kuda betina dengan sendirinya atau kuda teaser dapatdikendalikan oleh peternak. Kandang yang digunakan harus terbuat dari bahan-bahanyang aman untuk menghindari atau meminimalisir terjadinya kecelakaan (Meadowset al., 2003).

Paddock teasing dilakukan menggunakan kuda teaser yang diletakkan ditengah dan dikelilingi oleh kuda betina yang berada didalam kandang. Metode iniefektif untuk mengetahui kuda mana yang sedang estrus (Gambar 9).Gambar 9 Paddock TeasingMetode Pasture teasing sudah banyak digunakan dalam melakukan pendeteksian estrus

Metode Pasture teasing sudah banyak digunakan dalam melakukanpendeteksian estrus akhir-akhir ini. Melalui metode ini peternak hanya membawakuda baik jantan maupun betina ke padang pastura atau padang rumput, dalamkondisi seperti ini akan terlihat tingkah laku kuda betina yang sedang estrus, kudabetina yang sedang estrus tidak akan menolak jika dinaiki oleh pejantan ataupunteaser. Biaya yang dikeluarkan melalui metode ini pun cukup murah, walaupundalam pelaksanaannya metode ini biasanya terdapat kecelakaan baik pada peternak15ataupun kudanya. Kelemahan dari metode ini adalah pada kuda betina yang pemaludia akan cenderung tidak memperlihatkan keinginan untuk kawin, bahkan dapatmenghindar dari kuda pejantan maupun peternaknya (Meadows et al., 2003).Teasing chute merupakan metode pendeteksian estrus yang menggunakankandang dengan ukuran panjang 2,44 m, lebar 0,76 m dan tinggi 1,22 m. Ukuran inihanya untuk satu ekor kuda betina. Kuda betina yang akan dideteksi dibawa masukkedalam kandang tersebut beserta kuda teaser dan kemudian akan dikeluarkankembali jika telah diketahui apakah kuda betina tersebut sedang estrus atau tidak(Meadows et al., 2003).Stall door teasing merupakan suatu metode dimana kuda betina yangdikandangkan secara individu didatangi satu persatu oleh kuda teaser, sehingga akandiketahui kuda betina mana yang sedang estrus. Hal ini hampir sama dengan teasingrail yang digunakan untuk mendeteksi kuda betina secara individu dengan adanyapembatas yang memisahkan antara kuda pejantan dan betina, dalam hal ini baik kudabetina maupun pejantan masing-masing dibawa oleh peternak untuk didekatkan ataudipertemukan. Pembatas yang digunakan harus terbuat dari bahan yang aman denganketinggian sekitar 1,22 meter dan panjang 2,44 meter (Gambar 10) (Meadows et al.,2003). Menurut Morel (2002) hal yang demikian dinamakan dengan Trying board

Teasing mill merupakan suatu variasi yang menarik dalam pendeteksianestrus. Digunakan kandang yang berbentuk melingkar, pada pusat kandangmerupakan tempat kuda pejantan yang berfungsi sebagai teaser, kuda teaser terlebihdahulu dimasukkan kedalam kandang kemudian diikuti oleh kuda betina yangdikandangkan secara individu dengan kondisi melingkar mengelilingi kuda pejantan(Gambar 12). Kuda teaser akan menghampiri kuda betina satu per satu untukdiketahui estrus atau tidaknya. Apabila pendeteksian ini sudah selesai, maka kudabetina lainnya dapat dimasukkan segera menggantikan kuda betina sebelumnya.(Meadows et al., 2003).Grambar 12.

Faktor yang Mempengaruhi Lama Siklus dan Periode EstrusFaktor-faktor yang mempengaruhi lama siklus dan periode estrus ini adalah

faktor iklim, pencahayaan (fotoperioditas), pakan dan umur.

Kuda yang berada dinegara empat musim bersifat seasonally polyestrus (estrus yang berulang pada musim kawinnya) yang terjadi pada akhir musim semi, panas hingga awal musimgugur sekitar bulan Mei hingga Oktober (England, 2004). Terjadinya musim kawinpada kuda di daerah subtropis terkait dengan pembentukan hormon melatonin yangdibentuk pada saat gelap, dikarenakan pada musim gugur dan musim dingin kondisigelap jauh lebih panjang dibandingkan dengan terang, hal ini mengakibatkankonsentrasi melatonin yang terbentuk tinggi, sehingga menekan pelepasan GnRHdari hipothalamus. Dengan tidak disekresikannya GnRH, maka FSH dan LH tidakdihasilkan oleh hipofisa, padahal FSH dan LH adalah hormon yang berperan dalamperkembangan folikel dan ovulasi. Kondisi ini disebut dengan anestrus dimana kudatidak mengalami estrus (England, 2004).

Kuda di negara empat musim akan mengalami beberapa fase menuju siklusestrus yang normal yaitu terdiri dari kondisi anestrus, masa transisi, dan faseovulatori (masa estrus) (Gambar 13). Pada musim dingin pertengahan Novemberhingga pertengahan Februari kuda pada umumnya berada dalam kondisi anestrus.Masa transisi dimulai pada saat menjelang musim semi pertengahan Februari hinggaMei, folikel pada kondisi ini berukuran kecil dan tidak memiliki kemampuan untukberovulasi, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama sampai folikel tersebutmatang dan mampu berovulasi yang ditandai sebagai awal dimulainya siklus estrussecara normal.Gambar 13. Fase Siklus Estrus Kuda Betina pada Iklim Subtropis

Lamanya estrus pada kuda betina dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: (1)ovarium kebanyakan dikelilingi oleh sebuah lapisan serosa dan beberapa folikelbermigrasi untuk mencapai foosa ovulatoris sehingga terjadi ovulasi; (2) ovariumkurang sensitif terhadap hormon FSH daripada spesies lain (unggas dan domba),sehingga proses sebelum ovulasi (pre ovulatory) dalam perkembangan folikelnyamemerlukan waktu yang lama untuk mencapai ukuran yang maksimal; dan (3) kadarLH yang rendah dibandingkan dengan kadar FSH dan hal tersebut menyebabkantertundanya ovulasi (Hafez dan Hafez, 2000c). Kuda atau pun ternak lain dapat mengalami keterlambatan ovulasi. Ovulasiyang tidak sempurna atau ovulasi yang tertunda dapat terjadi akibat adanyakekurangan nutrisi yang dibutuhkan. Kekurangan nutrisi pada ternak dapatmenyebabkan penurunan perkembangan folikel ovarium (Gil, 2003; Robinson,1996). Schillo et al. (1992) menyatakan bahwa energi tubuh yang cukup diperlukanuntuk memproduksi LH. Selain itu dinyatakan pula bahwa pengaruh nutrisi danmusim lebih menentukan mekanisme fisologis reproduksi pada ternak dibandingkandengan manajemen, terutama dalam pencapaian umur pubertas.Menurut Carnevale (2008) umur akan mempengaruhi fungsi dari ovariumdinyatakan pula bahwa kuda betina yang berumur 17-19 tahun akan menunjukkansiklus estrus yang lebih panjang jika dibandingkan dengan kuda umur 5-7 tahun.Pada kuda betina umur 17-19 tahun fase folikuler semakin pendek dengan lajupertumbuhan folikel yang lambat. Hal ini disebabkan konsentrasi FSH yang tinggipada saat fase luteal sehingga terdapat folikel dominan pada akhir fase luteal, tanpadiiringi aleh peningkatan LH, dan pada saat fase folikuler konsentrasi hormonestrogen yang dihasilkan rendah. Lama fase luteal (diestrus) tidak terjadi perbedaandiantara kuda yang berumur 17-19 tahun dengan kuda yang berumur 5-7 tahun.Selain itu ukuran folikel yang diovulasikan oleh kuda betina yang tua cenderungmemiliki ukuran yang lebih kecil.