(Reproduksi) Fisiologi Dan Biokimia Organ Reproduksi Wanita

13
2. A. Fisiologi organ reproduksi wanita Fungsi esensial sistem reproduksi wanita mencakup yang berikut: 1. Membentuk ovum (oogenesis) 2. Menerima sperma 3. Mengangkut sperma dan ovum ke tempat penyatuan (fertilisasi, atau konsepsi atau pembuahan) 4. Memelihara janin yang sedang tumbuh sampai janin dapat bertahan hidup di dunia luar (gestai, atau kehamilan), mencakup pembentukan plasenta, organ pertukaran antara ibu dan janinnya. 5. Melahirkan bayi (persalinan, partus) 6. Memberi makan bayi setelah lahir dengan menghasilkan susu (laktasi) Pada setiap siklus, saluran reproduksi wanita dipersiapkan untuk fertilisasi dan implantasi ovum yang dibebaskan dari ovarium saat ovulasi. Jika pembuajan terjadi maka siklus terhenti sementara sistem pada wanita tersebut beradaptsai untuk memelihara dan melindungi makhluk hidup yang baru terbentuk tersebut sampai ia berkembang menjadi individu yang mampu hidup di luar lingkungan ibu. Selain itu, wanita melanjutkan fungsi reproduksinya setelah melahrkan dengan menghasilkan susu (laktasi) untuk memberi makan bayi. Karena itu, sistem reproduksi wanita ditandai oleh siklus kompleks yang terputus oleh perubahan yang lebih kompleks lagi seandainya terjadi kehamilan Ovarium, sebagai organ reproduksi primer wanita, melakukan fungsi ganda menghasilkan ovum (oogenesis) dan mengeluarkan hormon seks wanita, estrogen dan progesteron. Estrogen pada wanita mengatur banyak fungsi serupa dengan yang dilakukan ole testosteron pada pria, misalnya pemtangan dan pemeliharaan keseluruhan sistem reproduksi wanita dan membentuk karakteristik seks skunder wanita atau karakteristik fisik yang menaruk secara seksual bagi pria, dan traspor sperma dari vagina ke tempat pembuahan uterina. Selain itu,

description

Fisiologi Dan Biokimia Organ Reproduksi Wanita

Transcript of (Reproduksi) Fisiologi Dan Biokimia Organ Reproduksi Wanita

Page 1: (Reproduksi) Fisiologi Dan Biokimia Organ Reproduksi Wanita

2. A. Fisiologi organ reproduksi wanita

Fungsi esensial sistem reproduksi wanita mencakup yang berikut:

1. Membentuk ovum (oogenesis)2. Menerima sperma3. Mengangkut sperma dan ovum ke tempat penyatuan (fertilisasi, atau konsepsi atau

pembuahan)4. Memelihara janin yang sedang tumbuh sampai janin dapat bertahan hidup di dunia

luar (gestai, atau kehamilan), mencakup pembentukan plasenta, organ pertukaran antara ibu dan janinnya.

5. Melahirkan bayi (persalinan, partus)6. Memberi makan bayi setelah lahir dengan menghasilkan susu (laktasi)

Pada setiap siklus, saluran reproduksi wanita dipersiapkan untuk fertilisasi dan implantasi ovum yang dibebaskan dari ovarium saat ovulasi. Jika pembuajan terjadi maka siklus terhenti sementara sistem pada wanita tersebut beradaptsai untuk memelihara dan melindungi makhluk hidup yang baru terbentuk tersebut sampai ia berkembang menjadi individu yang mampu hidup di luar lingkungan ibu. Selain itu, wanita melanjutkan fungsi reproduksinya setelah melahrkan dengan menghasilkan susu (laktasi) untuk memberi makan bayi. Karena itu, sistem reproduksi wanita ditandai oleh siklus kompleks yang terputus oleh perubahan yang lebih kompleks lagi seandainya terjadi kehamilan

Ovarium, sebagai organ reproduksi primer wanita, melakukan fungsi ganda menghasilkan ovum (oogenesis) dan mengeluarkan hormon seks wanita, estrogen dan progesteron. Estrogen pada wanita mengatur banyak fungsi serupa dengan yang dilakukan ole testosteron pada pria, misalnya pemtangan dan pemeliharaan keseluruhan sistem reproduksi wanita dan membentuk karakteristik seks skunder wanita atau karakteristik fisik yang menaruk secara seksual bagi pria, dan traspor sperma dari vagina ke tempat pembuahan uterina. Selain itu, estrogen juga ikut berperan dalam perkembangan payudara dalam antisipasi menyusui. Progesteron, penting dalam mempersiapkan lingkungan yang sesuai untuk memelihara janin serta berperan dalam kampuan payudara menghasilkan susu

Oogenesis , sel germinativum primordial yang belum berdiferensiasi diovarium janin, oogonia membelah secara mitosisuntuk menghasilkan 6 juta sampai 7 juta oogonia pada bulan kelima gestasi, saat proliferasi mitotik terhenti.

Pembentukan oosit primer dan folikel primer, Oogonia atau oosit primer mengandung jumlah diploid 46 kromosom replikasi, yang dikumpulkan ke dalam pasangan-pasangan homolog tetapi tidak memisah. Oosit primer tetap berada dalam keadaan meiotic arrest ini selama bertahun-tahun sampai sel ini dipersiapkan untuk ovulasi.

Sebelum lahir, setiap oosit primer dikelilingi oleh satu lapisan sel granulosa. Bersama, satu oosit dan sel-sel granulosa disekitarnya membentuk folikel primer. Oosit yang tidak membentuk folikel kemudian mengalami kerusakan melalui proses apoptosis. Saat lahir hanya sekitar 2 juta folikel primer yang tersisa, masing-masing mengandung satu oosit primer

Page 2: (Reproduksi) Fisiologi Dan Biokimia Organ Reproduksi Wanita

yang mampu menghasilkan satu ovum. Pandangan tradisional menyatakan bahwa tidak ada oosit atau folikel baru yang muncul setelah lahir, folikel yang sudah ada di ovarium saat lahir berfungsi sebagai reservoar yang menjadi asal bagi semua ovum sepanjang masa subur wanita yang bersangkutan. Namun, para peneliti baru-baru ini menemukan, bahwa oosit dan folikel baru dapat diproduksi setelah lahir dari sel punca ovarium, yang sebelumnya tidak diketahui mampu menghasilkan sel germinativum primordial atau oogonia. Meskipun pada manusia mungkin terdapat sel punca penghasil ovum namun cadangan folikel tersebut sacara bertahap menyusut akibat proses-proses yang menghabiskan folikel berisi oosit.

Reservoar foikel primer tersebut perlahan menghasilkan folikel yang sedang berkembang secara terus-menerus. Sekali terbentu, folikel ditakdirkan mengalami satu dari setiap dua nasib: mencapai kematangan dan berovulasi, atau berdegenerasi untuk membentuk jaringan parut, suatu prises yang dikenal sebagai atresia.

Pembentukan oosit sekunder dan folikel sekunder, dari sebagian folikel dan oosit primer ini mulai berkembang menjadi folikel sekunder (antrum) secara siklis. Pembentukan folikel sekunder ditandai olh pertumbuhan oosit primer dan oleh ekspansi serta diferensiasi lapisan-lapisan sel sekitar. Oosit membesar sekitar seribu kali lipat.

Silklus ovarium terdiri dari fase folikular dan luteal. dalam keadaan normal siklus ini hanya terinterupsi jika terjadi kehamilan dan akhirnya berakhir pada menopause. Siklus overium rerata berlangsung 28 hari, tetapi hal ini bervariasi di antara wanita dan di antara siklus pada wanita menghasilkan telur matang yang siap untuk berovulasi pada pertengahan siklus. Korpus luteum mengambil alih selama paruh terakhir siklus untuk mempersiapkan saluran reproduksi wanita untuk kehamilan jika terjadi pembuahan telur yang dibebaskan tersebut.

Fase folikular ditandai oleh pembentukan folikel matang.

Setiap saat selama siklus, sebaian dari folikel-folikel primer mulai berkembang. Namun, hanya folikel yang melakukannya selama fase folikular, saat lingkungan hormonal tepat untuk mendorong pematangannya, yang berlanjut melewati tahap-tahap awal perkembangan. Folikel lain, karena tidak mendapat bantuan hormon, mengalami atreisa. Selama pembentukan folikel, seiring dengan pembentukan dan penyimpanan bahan oleh oosit primer untuk digunakan jika dibuahi, terjadi perubahan-perubahan penting di sel-sel yang mengelilingi oosit dalam perisapan untuk pembebasan sel telur dari ovarium. Yaitu, proliferasi sel granlosa dan pembentukan zona pelusida proliferasi sel teka; sekresi estrogen pembentukan antrum pembentukan folikel matang ovulasi.

Proiferasi sel granulosa dan pembentukan zona pelusida, pertama satu lapusan sel granulosa pada folikel primer berproliferasi untuk membentuk beberapa lapusan yang mengelilingi oosit. Sel-sel granulosa ini mengeluarkan “kuli” kental mirip gel yang membungkus oosit dan memisahkannya dari sel granulosa yang membungkus oosit dan memisahkannya dari sel granulosa sekitar. Membran penyekat ini dikenal sebagai zona pelusida.

Page 3: (Reproduksi) Fisiologi Dan Biokimia Organ Reproduksi Wanita

Proliferasi sel teka; sekresi estrogen pada saat yang sama ketika oosis sedang membesar dan sel-sel granulosa berproliferasi, sel-sel jaringan ikat ovarium khusus yang berkontak dengan sel granulosa berproliferasi dan berdiferensiasi membentuk suatu lapisan luar sel teka. Sel teka dan sel granulosa, yang secara kolektif dinamai sel folikel, berfungsi sebagai satu kesatuan untuk mengeluarkan estrogen.

Pembentukan atrum lingkungan hormon pada fase folikular mendorong terjadinya pembesaran dan pengembangan kemampuang sekresi sel-sel folikel, mengubah folikel primer menjadi folikel skunder, atau folikel antrum yang mampu mengeluarkan estrogen. Sewaktu sel folikel mulai mengeluarkan estrogen, sebagian dari hormon ini disekresikan ke dalam darah untuk disebarkan ke seluruh tubuh. Namun, sebagian dari estrogen ini terkumpul di cairan antrum yang kaya hormon.

Pembentukan folikel matang salah satu folikel biasanya tumbuh lebih cepat daripada yang lain, berkembang menjadi folikel matang dalam waktu sekitar 14 hari setelah dimulainya pembentukan folikel

Ovulasi folikel matang yang telah sangat membesar ini menonjol dari permukaan ovarium, menciptakan suatu daerah tipis yang kemudian pecah untuk membebaskan oosit saat ovulasi. Pecahnya folikel ditandai oleh pelepasan enzim-enzim dari sel folikel untuk mencerna jaringan ikat di dinding folikel. Karena itu dinding yang menonjol tersebut melemah sehingga semakin menonjol hingga ke tahap di mana dinding tersebut tidak lagi mampu menahan isi folikel yang cepat membesar. Setelah pecahnya folikel dan mengeluarkan Ovum (oosit sekunder) yang masih dikelilingi oleh zona pelusida yang lekat dan sel-sel granulosa, tersapu keluar dari folikel ke dalam rongga abdomen oleh cairang antrum yang bocor. Ovum yang dibebaskan ini cepat tertarik ke dalam tuba uterina, tempat fertilisasi dapat terjadi.

Fase luteal ditandai oleh keberadaan korpus luteum.

Folikel yang pecah yang tertingga di ovarium setelah mengeluarkan ovum segera mengalami perubahan. Sel-sel granulosa dan sel teka yang tertinggal di sisa folikel mula mula kolaps kel dalam ruang antrum yang kosong dan telah tersu sebagian bekuan darah.

Pembentukan korpus luteum; sekresi estrogen dan progesteron sel-sel folikel lama ini segera mengalami transformasi struktural drastis untuk membentuk korpus luteum. Sel-sel luteal ini membesar dan berubah menjadi jaringan yang sangat aktif menghasilkan hormon steroid. Banyaknya simpanan kolesterol, molekul luteum menyebabkan jaringan ini tampak kekuningan sehingga dinamai demikian.

Korpus luteum mengeluarkan banyak progesteron dan sedikit estrogen ke dalam darh. Sekresi estrogen pada fase folikular diikuti oleh sekresi progesteron pada fase luteal penting untuk mempersiapkan uterus untuk implantasi obum yang dibuahi. Korpus luteum berfungsi penuh dalam empat hari setelelah ovulasi, tetapi struktur ini terus membesar selama empat sampai lima hari berikutnya

Degenerasi korpus luteum jika ovum yang dibebaskan tidak dibuahi dan tidak terjadi implantasi maka korpus luteum akan berdegenerasi dalam waktu sekitar 14 hari setelah

Page 4: (Reproduksi) Fisiologi Dan Biokimia Organ Reproduksi Wanita

pembentukannya. Sel-sel luteal berdegenerasi dan difagositosis, vaskularisasi berkurang, dan jaringan ikat segera masuk untuk membentuk massa jaringan fibrosa yang dikenal sebagai korpus albikans. Fase lutel kini telah usai, dan sati siklus ovarium telah selesai. Suatu gelombang baru pembentukan folikel, yang dimulai ketika degenerasi korpus luteum selesai, menandai dimulainya fase folikel baru.

Korpus luteum kehamilan jika pembuahan dan implantasi terjadi maka korpus luteum terus tumbuh serta meingkatka produksi progesteron dan estrogennya. Struktur ovarium ini, yang sekarang dinamai korpus luteum kehamilan, menetap sampai kehamilan berakhir. Struktur ini menghasilkan hormon-hormon yang esensial untuk mempertahankan kehamilan sampai plasenta yang kemudian terbentuk mengambil alih fungsi penting ini.

Peran interaksi hormon pada siklus ovarium

Efek FSH dan LH pada ovarium bergantung pada stadium siklus ovarium. Dalam pembentukan antrum perkembangan folikel dan sekresi estrogen, Estrogen, FSH dan LH semuanya dibutuhkan. Baik FSH maupun estrogen merangsang proliferasi sel-sel granulosa. FSH dan LH diperlukan untuk sintesis dan sekresi estrogen oleh folikel, tetapi kedua hormon ini bekerja pada sel yang berbea dan ada tahap yang berbda dalam jalur pembentukan estrogen. Baik sel granulosa maupun sel teka ikut serta dalam produksi estrogen. Sel teka yang mengubah kolesterol menjadi androgen tetapi tidak dapat mengubahnya menjadi estrogen, baru pada sel granulosa mempunyai enzim aromataze sehingga dapat dengan mudah mengubah androgen menjadi estrogen tetapi sel ini tidak dapat pemproduksi androgen. LH bekerja pada sel teka untuk merangsang produksi androgen, sementara FSH bekerja pada sel granulosa untuk meningkatkan konversi androgen teka menjadi estrogen. Seiring dengan bertumbuhnya folikel, lebih banyak estrogen diproduksi karena sel folikel penghasil estrogen bertambah. Sebagian estrogen yang dihasilkan oleh folikel yang disedang tumbuh dikeluarkan ke dalam darah dan merupakan penyebab terus meningkatnya kadar estrogen plasma selama fase folikular. Estrogen sisanya tetap berada di dalam folikel ikut membentuk cairan antrum dan merangsang proliferasi lebih lanjut sel granulosa.

Perubahan siklik uterus disebabkan oleh perubahan hormon siklus ovarium.

Fluktuasi kadar sestrogen dan progesteron selama siklus ovarium menimbulan perubahan mencolok di uterus, menghasilkan siklus haid, atau siklus uterus. Karena mencerminkan perubahan hormon selama siklus ovarium, meskipun bahkan pada orang normal dapat terjadi variasi yang cukup berkmakna dari rerata ini. Manifestasi nyata perubahan siklik di uterus adalah perdarahan haid sekali dalam tiap siklus haid (yaitu sekali sebulan).

Pengaruh estrogen dan progesteron pada uterus uterus dari dua lapisan utama; miometrium, lapsan otot polos luar; dan endometrium, lapusan dalam yang mengandung banyak pembuluh darah dan kelenjar. Estrogen merangsang pertumbuhan miometrium dan endometrium. Hormon ini juga menginduks sintesis reseptor progesteron pertumbuhan miometrium dan endometrium. Hormon ini juga menginduksi sintesis reseptor progesteron di endomentrium. Karena itu, progesteron dapat berefek pada endometrium hanya setelah endometrium “dipersiapkan” oleh estrogen. Progesteron bekerja pada endometrium untuk

Page 5: (Reproduksi) Fisiologi Dan Biokimia Organ Reproduksi Wanita

mengubahnya menjadi lapisan yang ramah dan menunjang pertumbuhan ovum yang dibuahi. Dibawah pengaruh progesteron, jaringan ikat endometrium menjadi longgar dan edematosa akibat akumulasi elektrolit dan air, memfasilitasi implantasi ovum yang dibuahi. Progesteron menyiapkan endomtrium lebih lanjut untuk menampung janin dengan mendorong kelenjar endometrium mengeluaran dan menyimpan glikogen dalam jumlah besar serta merangsang pertumbuhan besar-besaran pembuluh darah endomterium. Progesteron juga mengurangi kontraktilitas uterus agar tercipta lingkungan yang tenang untuk implantasi dan pertumbuhan janin.

Siklus haid terdiri dari : fase haid, fase proliferatif, dan fase sekretorik, atau progestasional

Fase haid adalah fase yang paling jelas, ditandai oleh pengeluaran darah dan sisa endometrium dari vagina. Sewaktu korpus luteum berdegenerasi kadar progesteron dan estrogen turun tajam maka lapisan uterus kehilangan hormon-hormon penunjangnya. Turunnya hormon ovarium juga merangsang pembebasan suatu prostaglandin uterus yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh-pembuluh endometrium. Sehingga endometrium tidak aktif lagi (mengalami kematian). Perdarahan yang terjadi karena kerusakan pembuluh darah ini membilas endometrium yang mati kedalam lumen uterus. Prostaglandin uterus juga merangsang kontraksi ritmik ringan miometrium uterus. Kontraksi ini membantu mengeluarkan darah dan sisa endometrium dari rongga uterus keluar melalui vagina sebagai darah haid. Haid biasanya berlangsung selama lima sampai tujuh hari setelah degenerasi korpus luteum, bersamaan dengan bagian awal fase folkular ovarium. Turunnya sekresi hormon menyebabkan pengaruh inhibitorik dari hipotalamus dan hipofisis anterior sehingga sekresi FSH dan LG meningkat dan fase folikular baru dapat dimulai.

B. Fisiologi kehamilan

Dalam pertumbuhan embrional spermatogonium berasal dari sel-sel primitif tubulus-tubulus testis. Setelah janin dilahirkan, jumlah sprematognium yang ada tidak mengalami perubahan sampai pubertas tiba. Pada masa pubertas sel-sel sepermatogonium tersebut dalam pengaruh sel-sel interstisial Leydig mulai aktif megadakan mitosis, dan terjadilah proses sepermatogenesis yang sangat kompleks. Setiap spermatogonium membelah dua dan menghasilkan spermatosit primer. Spermatosit primer ini membelah dua dan menjadi dua spermatosit sekunder; kemudian spermatosit sekunder membelah dua lagi dengan hasil dua spermatid yang masing-masing memiliki jumlah kromosom setengah dari jumlah yang khas untuk jenis itu. Dari spermatid ini kemudian tumbuh spermatozoa. Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak mejadi ovum terjadi di genital ridge janin, dan di dalam janin jumlah oogonium bertambah terus sampai pada usia kehamilan enam bulan. Pada waktu dilahirkan, bayi mempunyai sekurang-kurangnya 750.000 oogonium. Jumlah ini berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel-folikel. Sebelum janin dilahirkan, sebagian besar oogonium mengalami perubahan-perubahan ada nukleusnya. Terjadi pula migrasi dari oogonium ke arah korteks ovarium sehingga pada waktu dilahirkan korteks ovarium terisi dengan folikel ovarium primordial. Padanya dapat dilihat bahwa kromosomnya telah berpasangan, DNA-nya berduplikasi, yang berarti bahwa sel menjadi tetraploid. Pertumbuhan

Page 6: (Reproduksi) Fisiologi Dan Biokimia Organ Reproduksi Wanita

selanjutnya terhenti sampai folikel itu terangsang dan berkembang lagi ke arah kematangan. Sel yang terhenti dalam profase meiosis dinamakan oosit primer.

Fertilisasi

Ovum yang dilepas oleh ovarium disapu oleh mikrofilamen-mikrofilamen fimbria infundibulum tuba ke arah ostium tuba abdominlais, dan disalurkan terus ke arah medial. Jumlah spermatozoa ditumpahkan di forniks vagina dan di sekitar porsio pada waktu koitus. Hanya beberapa ratus ribu spermatozoa dapat terus ke kavum uteri dan tuba, dan hanya beberapa ratus dapat sampai ke bagian ampula tuba di mana spermatozoa dapat memasuki ovum yang terlah siap dibuahi. Hanya satu spermatozoa yang mempunyai kemampuan (kapasitas) untuk membuahi. Pada spermatozoa ditemukan peningkatan konsentrasi DNA di nukleusnya, dan kaputnya lebih mudah menembus dinding ovum oleh karena diduga dapat melepaskan hialuronidase. Fertilisasi adalah penyatuan ovum dan spermatozoa yag biasanya berlasngsung di ampula tuba. Fertilisasi meliputi penetrasi spermatozoa ke dalam ovum, fusi spermatozoa dan ovum, diakhiri dengan fusi materi genetik. Untuk mencapai ovum spermatozoa harus melewati korona radiata dan zona pelusida yaitu dua lapisan yang menutupi dan mencegah ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu spermatozoa.

Pada saat spermatozoa menemus zona pelusida terjadi reaksi korteks ovum. granula korteks di dalam ovum berfusi dengan membran plasma sel, sehingga enzim di dalam garnula-granula dikeluarkan secara eksositosis ke zona pelusida. Hal ini menyebabkan glikoprotein di zona pelusida berkaitan dengan satusama lain membentuk suatu materi yang keras dan tidak dapat ditembuh oleh spertozoa. Proses ini mencegah ovum dibuahi lebih dari satu sperma. Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus kehilangan membran nukleusnya yang tinggal hanya pronukleusnya, sedangkan ekor spermatozoa dan mitokondrianya berdegenerasi. Itulah sebabnya seluruh mitokondria pada manusia berasal dari ibu (maternal). Masuknya spermatozoa ke dalam vitelus membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam metafase untuk proses pembelahan selanjutnya (pembelahan meiosis kedua). Sesudah adanfase kemudian timbul telofase, dan benda kutub kedua menuju ke ruang perivitelina. Ovum sekarang hanya mempunyai pronukleus yang haploid. Pronukleus spermatozoa juga telah mengandung jumlah kromosom yang haploid

Dalam beberapa jam setelah terjadi pembuahan, mulailah pembelahan zigot. Hal ini dapat berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat asam amino dan enzim. Segera setalah pembelahan ini terjadi, pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan lancar, dan dalam 3 hari terbentuk suatu kelompok sel yang sama besarnya. Hasil konsepsi berada dalam stadium morula. Energi untuk pembelahan ini diperoleh dari vitelus, hingga volume vitelus makin berkurang dan terisi seluruhnya oleh morula. Dengan demikian, zona pelusida tetap uruh, atau dengan perkataan lain, besarnya hasil konsepsi tetap sama.

Nidasi

Selanjutnya oada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium blastula disebut blastokista, suatu bentuk yang di bagian luarnya adalah trofoblas dan di bagian dalamnya disebut massa inner cell. Massa inner cell ini berkambang menjadi janin dan trofoblas akan berkembang

Page 7: (Reproduksi) Fisiologi Dan Biokimia Organ Reproduksi Wanita

menjadi plasenta. Dengan demikian, balstokista diselubungi oleh suatu simpai trofoblas. Trofoblas ini sangat kritis untuk keberhasilan kehamilan terkait dengan keberhasilan nidasi, produksi hormon kehamilan, proteksi imnutias bagi janin, peningkatan alidar darah maternal ke dalam plasenta, dan kelahiran bayi. Seja trofoblas terbentuk, produksi hormon Human chrionic gonadotropin (HCG) dimulai, suatu hormon yang memastikan bahwa endometrium akan menerima dalam proses implantasi embrio.

Plasentasi

Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis palsenta. Setelah nidasi embrio ke dalam endometriu, plasenta dimulai. Pada manusia plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi. Setelah nidasi, trofoblas terdiri atas 2 lapis, yaitu bagian dalam disebut sitotrofoblas dan bagian luar disebut sinsisiotrofoblas. Endometrium atau sel desidua dimana terjadi nidjasi menjadi pucat dan besar disebut reaksi desidua. Bagian dasar trofoblas akan menebal yang disebut korion frondosum dan berkembang mejadi plasenta. Plasenta merupakan organ yang berfungsi respirasi, nutrisi, ekskresi, dan produksi hormon. Pertukaran gas yang terpenting adalah transfer oksigen dan karbondioksida.

Selaput dan cairan amnion, merupakan jaringan avaskular yang lentur tetapi kuat. Bagian dalam selaput yang berhubungan dengan cairan merupakan jaringan sel kuboid yang asalnya ektoderm. Jaringan ini berhubungan dengn lapisan interstisial mengandung kolagen I, III, dan IV. Lapisan amnion merupakan mikrovili yang berfungsi mentransfer cairan dan metabolik.

Biokimia reproduksi

Steroidogenesis di Testis

Androgen testis disintesis di jaringan interstisium oleh sel Leydig. Prekursor langsung

steroid-steroid gonad, seperti steroid adrenal adalah kolesterol. Tahap penentu kecepatan,

seperti di adrenal adalah adalah penyaluran kolesterol ke membran dalam mitokondria oleh

protein pengangkut StAR. Jika telah berada di lokasi yang tepat, kolesterol diproses oleh

enzim pemutus rantai samping P450scc. Perubahan kolesterol menjadi pregnenolon di

adrenal, ovarium, dan testis identik satu sama lain. Namun, di dua jaringan terakhir, reaksi

tersebut dipicu oleh LH dan bukan oleh ACTH.

Perubahan pregnenolon menjadi testosteron memerlukan kerja lima aktivitas enzim yang

terkandung dalam tiga protein:

1. 3β-hidroksisteroid dehidrogenase (3β-OHSD) dan Δ5,4-isomerase

2. 17α-hidroksilase dan 17,20-liase

3. 17β-hidroksisteroid dehidrogenase (17β-OHSD)

Sekuens ini yang dinamai jalur progesteron (atau Δ4), diperlihatkan di sisi kanan Gambar

41-5. Pregnenolon juga dapat diubah menjadi testosteron oleh jalur dehidroepiandrosteron

Page 8: (Reproduksi) Fisiologi Dan Biokimia Organ Reproduksi Wanita

(atau Δ5), yang diperlihatkan di sisi kiri Gambar 41-5. Rute Δ5 tampaknya paling sering

dilalui di testis manusia.

Pada testis tikus, lima aktivitas enzim ini terletak di fraksi mikrosom, dan terdapat keterkaitan

fungsional erat antara aktivitas 3β-OHSD dan Δ5,4-isomerase dan antara 17α-hidroksilase dan

17,20-liase. Pasangan-pasangan enzim ini, yang keduanya terkandung dalam satu protein,

diperlihatkan di sekuens reaksi umum pada Gambar 41-5.

Steroidogenesis di Ovarium

Estrogen adalah suatu famili hormon yang disintesis di berbagai jaringan. 17β-Estradiol adalah estrogen primer yang berasal dari ovarium. Di sebagian spesies, estron, yang disintesis di banyak jaringan, berjumlah lebih banyak. Pada kehamilan, estriol diproduksi relatif lebih banyak, dan senyawa ini berasal dari plasenta. Jalur umum dan lokalisasi subselular enzim-enzim yang berperan dalam tahap awal sintesis estradiol sama dengan jalur lokalisasi enzim yang terlibat dalam biosintesis androgen. Beberapa hal yang khas untuk ovarium diperlihatkan pada Gambar 41-7.

Estrogen dibentuk oleh aromatisasi androgen dalam suatu proses kompleks yang melibatkan tiga tahap hidroksilasi yang masing-masing memerlukan O2 dan NADPH. Komleks enzim aromatase diperkirakan termasuk suatu P450 monooksigenase. Estradiol dibentuk jika substrat kompleks enzim ini adalah testosteron, sedangkan estron terbentuk dari aromatisasi androstenedion.

Sumber berbagai steroid ovarium sulit diungkapkan, tetapi diketahui terjadi erpindahan substrat antara dua tipe sel. Sel teka adalah sumber androstenedion dan testosteron. Keduanya diubah oleh enzim aromatase di sel granulosa masing-masing menjadi estron dan estradiol. Progesteron, suatu prekursor bagi semua hormon steroid, diproduksi dan disekresikan oleh korpus luteum sebagai produk-akhir dari hormon karena selkorpus luteum tidak mengandung enzim yang dapat mengubah progesteron menjadi hormon steroid lain (Gambar 41-8).

Cukup banyak estrogen yang dihasilkan melalui aromatisasi androgen di jaringan perifer. Pada pria, aromatisasi prefier testosteron menjadi estradiol (E2) membentuk 80% produksi estradiol. Pada wanita, androgen adrenal adalah substrat yang penting karena hampir 50% E2 yang diproduksi selama kehamilan berasal dari aromatisasi androgen. Perubahan androstenedion menjadi estron adalah sumber utama estrogen pada wanita pascamenopause. Aktivitas aromatase terdapat di sel adiposa dan juga di hati, kulit, dan jaringan lain. Peningkatan aktivitas enzim ini dapat berperan menyebabkan “estrogenisasi” yang menandai penyakit-penyakit, seperti sirosis hepati, hipertiroidisme, penuaan, dan obesitas. Inhibitor aromatase memberi harapan sebagai obat bagi kanker payudara dan mungkin keganasan saluran reproduksi wanita lainnya.