“REPRESENTASI NILAI KESETIAAN ANAK KEPADA ... ANNISA- D1211063- JURNAL.pdfdialihsuara ke dalam...

21
“REPRESENTASI NILAI KESETIAAN ANAK KEPADA ORANG TUA DALAM FILM ANIMASI SPIRITED AWAY(Analisis Semiotika terhadap Film Animasi Spirited Away Karya Miyazaki Hayao) Disusun Oleh : RATU ANNISA D1211063 Jurnal Guna untuk Memenuhi Syarat Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

Transcript of “REPRESENTASI NILAI KESETIAAN ANAK KEPADA ... ANNISA- D1211063- JURNAL.pdfdialihsuara ke dalam...

Page 1: “REPRESENTASI NILAI KESETIAAN ANAK KEPADA ... ANNISA- D1211063- JURNAL.pdfdialihsuara ke dalam bahasa Inggris dan dirilis di Amerika oleh Walt Disney Picture dengan judul Spirited

“REPRESENTASI NILAI KESETIAAN ANAK KEPADA ORANG TUA

DALAM FILM ANIMASI SPIRITED AWAY”

(Analisis Semiotika terhadap Film Animasi Spirited Away

Karya Miyazaki Hayao)

Disusun Oleh :

RATU ANNISA

D1211063

Jurnal

Guna untuk Memenuhi Syarat Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014

Page 2: “REPRESENTASI NILAI KESETIAAN ANAK KEPADA ... ANNISA- D1211063- JURNAL.pdfdialihsuara ke dalam bahasa Inggris dan dirilis di Amerika oleh Walt Disney Picture dengan judul Spirited

1

“REPRESENTASI NILAI KESETIAAN ANAK KEPADA ORANG TUA

DALAM FILM ANIMASI SPIRITED AWAY”

(Analisis Semiotika terhadap Film Animasi Spirited Away

Karya Miyazaki Hayao)

Ratu Annisa

Sri Hastjarjo

Mahfud Anshori

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

Film is one of media which can convey messages and information to the public,

which is the audience. Yet, we must take a look at the role of film as

communication tools to deliver the messages to the audience. As a mass media,

Film is used to reflect the reality, or even to shape the reality. In this case, it is by

the movie entitled Spirited Away. This film is about a child who can save her

parents when they are in trouble. The main character is namely Chihiro. This

study aims to describe the representation of children’s loyalty to parents in an

animation film entitled Spirited Away seen from Japanese culture point of view.

The methodology used in this study was Roland Barthes’s semiotics in which we

analyzed symbols and myths of Japanese culture. From the symbols, we could

represent the meaning of the film. The result of the study showed that the

Children’s loyalty to parents could be seen by 3 categories. First, willing to

sacrifice was showed by verbal and non-verbal symbols. It was when Chihiro

sacrificed herself to work for a witch and was willing to change her name; even

she was willing to be cursed as a pig when she could not do her job well. The

second category was dedication showed by verbal and non-verbal symbols. It was

when Chihiro declared her promise to save her parents while crying in front of

them who had been cursed as pigs. And the third category was affection which

was showed by verbal and non-verbal symbols. It was when Chihiro could not

stand but helping her parents as soon as possible. She cried when she was scared

that her parents would be eaten by The Gods.

Keyword: Film , Spirited Away , Roland Barthes’s Semiotics

Page 3: “REPRESENTASI NILAI KESETIAAN ANAK KEPADA ... ANNISA- D1211063- JURNAL.pdfdialihsuara ke dalam bahasa Inggris dan dirilis di Amerika oleh Walt Disney Picture dengan judul Spirited

2

Pendahuluan

Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan komunikasi untuk saling

berinteraksi antar individu. Salah satu media yang membantu untuk saling

bertukar informasi adalah film. Film merupakan salah satu media massa yang

dapat menyampaikan pesan maupun informasi kepada khalayak yaitu penonton.

Sebagai media massa, film digunakan untuk media yang merefleksikan realitas,

atau bahkan membentuk realitas. Media ini banyak digemari banyak orang karena

dapat dijadikan sebagai hiburan dan penyalur hobi.

Jepang adalah salah satu negara yang banyak memberikan pengaruh

terhadap negara-negara lainnya, baik dalam bidang teknologi, budaya, maupun

hiburan. Salah satu pengaruh Jepang dalam bidang hiburan yang dapat kita

rasakan, selain musik dan komik adalah tayangan anime atau film animasi Jepang

yang banyak diputar di televisi. Animasi Jepang atau anime pertama kali muncul

di Amerika Serikat pada tahun 1960 dengan serial TV yang berjudul Astro Boy

dan Speed Racer. Semakin meledaknya manga dan komik Jepang, membuat

anime semakin dikenal di Amerika melalui saluran TV kabel dan sampai saat ini

memiliki penggemar dan menarik banyak audiens.1 Salah satu anime yang

menarik dan berhasil mendapatkan pengakuan serta berbagai penghargaan dari

dunia internasional adalah anime produksi studio Ghibli yang berjudul Sen To

Chihiro No Kamikakushi.

Sen To Chihiro No Kamikakushi atau yang lebih dikenal dengan judul

Spirited Away merupakan salah satu karya terbaik Miyazaki Hayao, seorang

sutradara ternama di Jepang. Anime yang dirilis di Jepang pada bulan Juli 2001

ini berhasil meraup keuntungan sebesar 30 miliar yen dan disaksikan oleh sekitar

23 juta penduduk Jepang. Hal ini menjadikannya sebagai film dengan pendapatan

tertinggi mengalahkan film Titanic pada tahun 1997. Kemudian, anime ini

dialihsuara ke dalam bahasa Inggris dan dirilis di Amerika oleh Walt Disney

Picture dengan judul Spirited Away.

1 Robin Brenner. 2007. Anime’s Brave New World. Reed Elsevier Brookline. Vol 12. Hal 132

Page 4: “REPRESENTASI NILAI KESETIAAN ANAK KEPADA ... ANNISA- D1211063- JURNAL.pdfdialihsuara ke dalam bahasa Inggris dan dirilis di Amerika oleh Walt Disney Picture dengan judul Spirited

3

Kepopuleran Spirited Away membuat anime ini berhasil memenangkan

berbagai penghargaan. Pada tahun 2003, Spirited Away menjadi film animasi

pertama yang berhasil memenangkan piala Oscar dalam kategori film animasi

terbaik. Selain piala Oscar, anime ini juga berhasil meraih penghargaan lainnya,

seperti penghargaan Golden Bear dalam Berlin Internasional Film Festival (2002),

film terbaik dalam Japanese Academy Awards (2001), film Asia terbaik dalam

Hong Kong Film Awards, dan sebagainya. Film ini meraih kurang lebih 30

penghargaan tidak hanya di dalam negeri tapi juga datang dari luar negeri. Tidak

hanya itu saja Film Spirited Away ini telah disunting dan dialihsuara ke dalam 14

bahasa di seluruh dunia, Korea, Prancis, Spanyol, Portugal, Jerman dan banyak

negara eropa lainnya termasuk Inggris. Selain itu puluhan review dari surat kabar

luar negeri seperti New York Times, Wall Street Journal, dan Holywood Reporter

dan puluhan majalah dan surat kabar lainnya membahas tentang film animasi

garapan sutradara Miyazaki Hayao ini.2 Tema yang sederhana, jalan cerita yang

menarik, dan penciptaan karakter yang kuat menambah daya tarik anime ini.

Selain itu, pesan yang disampaikan dalam film ini pun sangat kuat tentang

bagaimana nilai kesetiaan seorang anak untuk menyelamatkan kedua orang

tuanya.

Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, “Bagaimanakah

representasi nilai kesetiaan anak kepada orang tua dalam film animasi Spirited

Away karya Miyazaki Hayao?”

Tinjauan Pustaka

a. Teori Konstruksi Sosial atas Realitas

Teori Konstruksi sosial atas realitas (social construction of reality)

diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann dalam buku The

Social Construction of Reality: A Treatise in the sociological of Knowledge.

Berger dan Lackman mengatakan bahwa realitas sosial terdiri dari tiga macam,

yaitu realitas subjektif, realitas objektif, dan realitas simbolik. Realitas obektif

2 Team Ghiblink Production. Diposting 2001 http://www.nausicaa.net/miyazaki/ diunduh pada Rabu, 13

Februari 2013, 11.45 WIB

Page 5: “REPRESENTASI NILAI KESETIAAN ANAK KEPADA ... ANNISA- D1211063- JURNAL.pdfdialihsuara ke dalam bahasa Inggris dan dirilis di Amerika oleh Walt Disney Picture dengan judul Spirited

4

adalah realitas yang terbentuk dari pengalaman di dunia objektif yang berada di

luar dari individu, dan realitas ini dianggap sebagai kenyataan. Realitas

simbolik merupakan ekspresi simbolik dari realitas objektif dalam berbagai

bentuk. Sementara itu, realitas subjektif adalah realitas yang terbentuk sebagai

proses penyerapan kembali realitas objektif dan simbolik ke dalam individu

melalui internalisasi3.

Pada kenyataannya, realitas sosial tidak berdiri sendiri tanpa kehadiran

individu baik di dalam maupun diluar realitas tersebut. Realitas sosial tersebut

memiliki makna ketika realitas sosial dikonstruksi dan dimaknakan secara

subjektif oleh individu lain sehingga memantapkan realitas itu secara objektif.

Jadi individu mengkonstruksi realitas sosial dan merekonstruksi kenyataan

dalam dunia realitas, serta memantapkan realitas itu berdasarkan subjektivitas

individu lain dalam institusi sosialnya4.

b. Film sebagai Media Komunikasi Massa

Kehadiran film sebagai media komunikasi saat ini mulai berupaya

untuk mencari perspektif yang lebih mampu menangkap substansi film. Film

tidak lagi dimaknai sekedar sebagai karya seni (film as art) tetapi lebih sebagai

“komunikasi massa” (Jowett dan Linton, 1981) dan “praktik sosial” (Turner,

1991)5. Perspektif ini telah mengurangi bias normatif yang hanya mencari

teoritis film yang cenderung membuat idealisasi namun lebih meletakkan film

secara obyektif.

Sebagai perspektif komunikasi massa, kajian film memandang bahwa

komunikasi merupakan transmission of message serta productions and

exchange of meanings. Pertama melihat komunikasi sebagai proses

penyampaian pesan-pesan (transmission of message). Seperti yang

disefinisikan oleh Carl I. Hoveland6 bahwa komunikasi merupakan proses yang

dilakukan oleh individu (communicator) yang mengirimkan rangsangan

(bisanya simbol-simbol verbal) untuk mengubah tingkah laku individu lain

3Burhan Bungin. Metode Penelitian Kualitatif.(Jakarta: Rajawali, 2001). hlm 5 4Ibid. 5Budi Irwanto. Film Ideologi dan Militer Hagemoni Militer dalam Sinema Indonesia. (Yogyakarta: Media

Prsindo, 1999). hlm 11 6Onong Effendy U. Televisi Siaran Teori dan Praktek. (Bandung: PT. Mandar Maju, 1993).

Page 6: “REPRESENTASI NILAI KESETIAAN ANAK KEPADA ... ANNISA- D1211063- JURNAL.pdfdialihsuara ke dalam bahasa Inggris dan dirilis di Amerika oleh Walt Disney Picture dengan judul Spirited

5

(communicate). Kemudian yang kedua melihat komunikasi sebagai suatu

aktivitas produksi serta pertukaran makna-makna (production of exchange

meaning). Hal ini berkaitan dengan bagaimana pesan-pesan atau teks

berinteraksi dalam pembuatan makna. Sebagai media komunikasi massa, film

dilihat sebagai proses komunikasi massa, film dimaknai sebagai sebuah pesan

yang disampaikan dalam cara penyampaian komunikasi film, yang memahami

hakikat, fungsi, dan efeknya . Dalam film digunakan tanda-tanda ikonis, yaitu

tanda-tanda yang menggambarkan sesuatu. Film umumnya dibangun dengan

banyak tanda. Tanda-tanda tersebut termasuk sistem tanda yang bekerjasama

dengan baik untuk mencapai efeknya.

c. Film sebagai Representasi Sebuah Realitas Masyarakat

Komunikasi memerlukan representasi dari pengalaman, pengetahuan

dan pemahaman yang sudah dimediasi dalam pikiran komunikator. Melalui

persepsi, sebuah representasi realitas dapat ditangkap dan ditafsirkan menjadi

sebuah makna dari segi internal maupun eksternal, sedangkan komunikasi

mewakili ide dan informasi untuk dibagi antara individu satu dengan individu

lainnya7. Film merupakan produk komunikasi yang dapat mewakili gambaran

dari sebuah masyarakat dimana film tersebut dibuat. Film merekam berbagai

macam aktivitas dari kehidupan masyarakat dan kemudian diproyeksikan ke

atas layar. Film dapat mengangkat berbagai macam gejala-gejala serta

perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat kemudian disajikan

kembali kepada masyarakat.

Film merupakan salah satu media massa yang mampu

merepresentasikan suatu realitas. Menurut Graeme Turner, makna film

merupakan representasi dari realitas masyarakat. Sebagai representasi dari

realitas, film membentuk dan “menghadirkan kembali” realitas berdasarkan

kode-kode, konvensi-konvensi dan ideologi dari kebudayaan. Film dalam

merepresentasikan realitas akan selalu terpengaruh oleh lingkup sosial dan

ideologi dimana film tersebut dibuat dan akan berpengaruh terhadap kondisi

7 Elliot Gaines. 2006. Communication and The Semiotic of Space. Sage Publication New Delhi, Thousand

Oaks, London. Journal of Creative Communication. Vol 1. Hal 2

Page 7: “REPRESENTASI NILAI KESETIAAN ANAK KEPADA ... ANNISA- D1211063- JURNAL.pdfdialihsuara ke dalam bahasa Inggris dan dirilis di Amerika oleh Walt Disney Picture dengan judul Spirited

6

masyarakatnya.8 Hubungan antara film dan ideologi kebudayaan bersifat

problematis. Karena film adalah produk dari struktur sosial, politik, budaya,

tetapi sekaligus membentuk dan mempengaruhi struktur tersebut. Menurut

Turner bahwa selain film bekerja pada sistem-sistem makna kebudayaan, film

pun bekerja dalam sistem-sistem makna untuk memperbarui, memproduksi,

atau me-reviewnya9.

Konsep awal dalam representasi dari sebuah film adalah ingin

menggambarkan kembali sesuatu hal yang ada pada cerita di sebuah film.

Representasi menunjuk baik pada proses maupun dari produk pemaknaan suatu

tanda. Representasi sendiri adalah suatu proses perubahan konsep-konsep

ideologi yang abstrak dalam bentuk yang konkrit. Representasi juga

mempunyai beberapa pengertian diantaranya adalah konsep yang digunakan

dalam proses sosial pemaknaan melalui sistem penandaan yang tersedia:

dialog, tulisan, video, fotografi, film, dan sebagainya10

.

d. Film Animasi

Film animasi merupakan salah satu jenis kategori film baru. Dimana

film animasi lebih banyak dikenal sebagai film kartun yang memanfaatkan

gambar-gambar atau lukisan maupun benda-benda mati yang lain, seperti

boneka, meja, dan kursi yang bisa dihidupkan dengan teknik animasi. Animasi

sendiri diambil dari bahasa latin „anima‟ yang artinya jiwa, hidup, nyawa,

semangat. Animasi memiliki arti yaitu gambar dua dimensi yang seolah-olah

bergerak karena kelemahan mata yang selalu menyimpan/ mengingat di otak

imaji yang terlihat sebelumnya11

.Sebenarnya animasi mempunyai prinsip

teknik yang sama dengan pembuatan film dengan subyek yang hidup. Sama

juga dalam hal memerlukan 24 gambar (atau bisa juga kurang) perdetik untuk

menciptakan ilusi gerak. Sedikit banyaknya gambar itu menentukan kasar dan

halus pada ilusi yang tercipta12

.

e. Kesetiaan Anak Kepada Orang Tua

8Budi Irwanto. Film Ideologi dan Militer Hagemoni Militer dalam Sinema Indonesia. Op. Cit, hlm 14-16 9Ibid. hlm 16 10 K Zaman Budi. Bahasa Film: Teks dan Ideologi. Op. Cit, hlm 83 11 Anggara Yuda Ramadianto. Membuat Gambar Vektor dan Animasi Atraktif dengan Flash Proffesional 8.

(Jakarta: Yrama Widya, 2008). hlm 93 12 Sumarno Marselli. Dasar-dasar Apresiasi Film. (Jakarta: Grasindo, 1996).hlm 16

Page 8: “REPRESENTASI NILAI KESETIAAN ANAK KEPADA ... ANNISA- D1211063- JURNAL.pdfdialihsuara ke dalam bahasa Inggris dan dirilis di Amerika oleh Walt Disney Picture dengan judul Spirited

7

Kesetiaan berasal dari kata setia, dalam bahasa Jepang kesetiaan adalah

chuugi. Setia disini berarti tidak mengkhianati. Pada saat seseorang setia

kepada sesamanya, maka orang tersebut telah percaya bahwa dirinya tidak

akan dikhianati. Nilai kesetiaan merupakan nilai-nilai yang diberikan kepada

pihak yang disayanginya. Selain itu, nilai kesetiaan dalam masyarakat feodal

Jepang dianggap sangat penting. Kesetiaan merupakan salah satu sikap yang

wajib dimiliki oleh setiap samurai. Kesetiaan seorang samurai diperlihatkan

dengan perilaku terhadap atasannya. Para samurai setia terhadap atasan atas

dasar kecintaan mereka terhadap atasaan itu sendiri sehingga mereka tidak

pernah meminta balasan kesetiaan yang telah mereka berikan kepada atasan13

.

Semangat samurai atau biasa yang disebut semangat bushido sampai

saat ini menjadi kode etik yang ditanamkan oleh bangsa Jepang. Seorang

samurai kepada atasannya akan menimbulkan sikap kepatuhan dalam diri

individu samurai. Semangat bushido yang diperlihatkan dalam bentuk

kesetiaan yaitu kesungguhan hati seorang samurai untuk mengabdi terhadap

atasannya dan sikap berani mati mengorbankan seorang samurai demi

atasannya14

. Bukan hanya kepada samurai, semangat bushido pun diajarkan

kepada murid-murid sekolah di Jepang melalui pelajaran etika sebagai

pedoman moral. Baik itu kesetiaan terhadap keluarga, masyarakat, maupun

terhadap negara.

Sajian dan Analisis Data

a. Rela Berkorban

Gambar 1. Scene 17 dalam Film Spirited Away

Sumber: http://www.nausicaa.net/miyazaki/

13Inazo Nitobe. Bushido: The Soul of Japan. (Tokyo: Charles E. Tuttle, 1969) hlm 82 14

Ibid.

Page 9: “REPRESENTASI NILAI KESETIAAN ANAK KEPADA ... ANNISA- D1211063- JURNAL.pdfdialihsuara ke dalam bahasa Inggris dan dirilis di Amerika oleh Walt Disney Picture dengan judul Spirited

8

Dari beberapa lambang verbal dan non-verbal yang ditunjukkan dalam

scene tersebut, pertama dapat kita lihat lambang verbal yang ditunjukkan

Chihiro pada saat ia meminta pekerjaan berkali-kali hingga ia diterima kerja

oleh Yubaba. Seperti yang telah dijelaskan di atas, Chihiro meminta pekerjaan

kepada Yubaba bertujuan untuk tetap bertahan hidup di dunia para dewa dan

dengan tujuan utama yaitu demi menyelamatkan kedua orang tuanya. Oleh

sebab itu, Chihiro berkali-kali meminta pekerjaan kepada Yubaba sampai

Yubaba mengizinkannya. Dalam masyarakat Jepang, kesuksesan bangsa

Jepang terletak pada kemampuan mereka beradaptasi secara cepat, serta

dilihat dari budaya kerjanya, pengelolaan yang bagus, kreativitas, dan

semangat juang yang tinggi tanpa mengenal arti lelah. Bangsa Jepang

memiliki semangat pantang menyerah. Mereka tidak takut dengan cobaan dan

kesusahan. Mereka sanggup berhadapan dengan segala cobaan demi mencapai

tujuannya15

. Chihiro yang baru tersesat di dunia para dewa berusaha untuk

menyesuaikan dirinya mencari cara agar dapat bertahan hidup dengan

meminta pekerjaan pada Yubaba, selain itu ia tidak menyerah ketika ia ditolak

Yubaba. Ia terus berusaha berkali-kali meminta pekerjaan hingga akhirnya

Yubaba menerimanya.

Perjuangan Chihiro untuk meminta pekerjaan tidak mudah. Yubaba

tidak secara langsung menerima permintaan Chihiro untuk bekerja di

pemandian air panas miliknya. Yubaba menolak untuk memperkerjakan

Chihiro. Ia kesal dan ragu untuk menerima Chihiro, ia mengatakan bahwa

Chihiro malas, manja, dan menyebutnya bodoh. Teknik kamera yang diambil

pun menggunakan close up, teknik tersebut memperlihatkan ekspresi wajah

secara keseluruhan dari objek. Objek menjadi titik perhatian utama dan hanya

fokus pada wajah. Teknik kamera ini digunakan sebagai komposisi gambar

yang paling baik untuk menggambarkan emosi atau reaksi seseorang16

. Pada

saat kamera mengambil gambar Yubaba menolak permintaan Chihiro, wajah

15

Agus Susanto. Rahasia Bisnis Orang Jepang. Diposting 6 Mei 2008. http://excemart.files.wordpress.com

/2008/05/rahasia-bisnis-orang-Jepang.pdf diunduh pada Rabu, 12 September 2013, 14.40 WIB 16

Andi Fachrudin. Dasar-dasar Produksi Televisi: Produksi Berita, Feature, Laporan Investigasi,

Dokumenter, dan Teknik Editing. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012) hal 150

Page 10: “REPRESENTASI NILAI KESETIAAN ANAK KEPADA ... ANNISA- D1211063- JURNAL.pdfdialihsuara ke dalam bahasa Inggris dan dirilis di Amerika oleh Walt Disney Picture dengan judul Spirited

9

Yubaba memperlihatkan ekspresi marah dan kesal. Terlihat dari volume suara

Yubaba yang meningkat dan mengerenyitkan dahi serta memicingkan mata.

Masyarakat Jepang dikenal sebagai masyarakat yang disiplin, pekerja keras,

mandiri. Pantas saja seorang pemimpin tidak mau menerima pekerja yang

tidak siap dalam dunia kerja. Namun, karena Chihiro berusaha untuk

beradaptasi dan berusaha untuk bertahan hidup, ia berusaha meyakinkan

bahwa ia benar-benar ingin kerja pada Yubaba. Ia memohon untuk diberikan

pekerjaan. Pada akhirnya Yubaba pun memberikan kesempatan kepada

Chihiro dengan jaminan ia melakukan beberapa perjanjian dengan

menandatangani kontrak kerja.

Tanda verbal lain yang menggambarkan Sikap rela berkorban

ditunjukkan oleh tokoh Chihiro dengan menandatangani surat kontrak kerja

yang ditawarkan oleh Yubaba. Dengan persyaratan, namanya diubah menjadi

“Sen”. Nama Chihiro sendiri di negara Jepang digunakan untuk anak

perempuan yang memiliki arti seribu pertanyaan, dan Yubaba mengambil satu

kata dari namanya yaitu “Chi” atau seribu dan ia ganti menjadi “Sen” yang

berarti sama, yaitu seribu17

. Menurut sang sutradara dalam film ini, Hayao

Miyazaki, “Nama adalah bagian yang fundamental dari identitas”18

. Bagi

masyarakat Jepang sendiri, pada saat lahir, seorang anak harus bisa menjaga

nama baik bagi diri sendiri maupun nama keluarganya. Nama merupakan

suatu pembeda antara orang satu dengan orang lainnya. Dalam Film ini,

Yubaba mengganti nama Chihiro bertujuan untuk mengubah identitasnya dan

jika ia tidak dapat menyelesaikan tugasnya, maka nama aslinya akan hilang

dan ia akan lupa. Bagi masyarakat Jepang itu disebut dengan Giri terhadap

nama, yaitu seseorang yang berhutang bisa mempertaruhkan namanya ketika

ia meminta pinjaman. Atau giri terhadap nama pun dapat digambarkan sebagai

rasa terimakasih dan rasa kesetiaan untuk menghilangkan noda atas

17

Nickelodeon, Baby Names World by Nickmom. 2013. http://babynamesworld.parentsconnect.com

/meaning_of_Chihiro.html diunduh pada Rabu, 12 September 2013, 14.40 WIB 18

Team Ghiblink Production. Diposting 2001 http://www.nausicaa.net/miyazaki /sen/credits.html, diunduh

pada Rabu, 13 Februari 2013, 11.45 WIB

Page 11: “REPRESENTASI NILAI KESETIAAN ANAK KEPADA ... ANNISA- D1211063- JURNAL.pdfdialihsuara ke dalam bahasa Inggris dan dirilis di Amerika oleh Walt Disney Picture dengan judul Spirited

10

kehormatan seseorang19

. Chihiro rela mengorbankan namanya demi bisa

bekerja kepada Yubaba atas kesalahan orang tuanya, dan demi bisa

menyelamatkan orang tuanya. Dalam hal ini, rela berkorban yang ditunjukkan

tokoh Chihiro merupakan pengorbanan yang bersifat non materi.

Selain lambang verbal, muncul juga lambang non-verbal dalam scene

ini. Gesture atau gerak tubuh yang ditunjukkan Chihiro pada saat meminta

pekerjaan pada Yubaba, terlihat berdiri tegap namun ia mengepalkan

tangannya di depan badan dan bergemetar seolah-olah ada rasa takut dalam

dirinya. Kamera pun menyorot objek dengan menggunakan teknik medium

shot agar fokus untuk memperlihatkan objek dari ujung kepala hingga

pinggul. Medium shot biasanya digunakan untuk menunjukkan ekspresi

maupun gesture dan emosi dari objek yang diambil20

. Sehingga, dari teknik

pengambilan gambar tersebut terlihat gesture Chihiro ketika ia gemetar dan

mengepalkan tangannya didepan badannya serta ketika ia menganggukan

kepala. Selain itu, komposisi lighting yang hanya menggunakan lampu redup

serta alunan musik mistis mendukung situasi yang memperlihatkan situasi

Chihiro gemetar dan hormat kepada seorang penyihir, Yubaba. Dalam budaya

Jepang, kepalan tangan yang disimpan di depan badan tersebut biasa

dilakukan oleh seorang anak perempuan atau wanita dewasa. Hal tersebut

memiliki arti mereka hormat terhadap lawan bicara. Jika seorang laki-laki, ia

mengepalkan tangan disamping badannya21

. Chihiro memperlihatkan rasa

hormatnya sambil memohon kepada Yubaba untuk meminta pekerjaan. Selain

itu, pada saat Chihiro menyetujui dan telah menandatangani kontrak kerja, ia

menjawab “Ya” sambil menganggukan kepalanya. Hal tersebut

memperlihatkan bahwa ia menyanggupi dan menyetujui perjanjian diantara

mereka berdua.

19

Ruth Benedict. Pedang Samurai dan Bunga Seruni . Pola-pola Kebudayaan Jepang. (Jakarta Timur: Sinar

Harapan, 1982). Terjemahan Pamudji. 20

Andi Fachrudin. Dasar-dasar Produksi Televisi: Produksi Berita, Feature, Laporan Investigasi,

Dokumenter, dan Teknik Editing, Op, Cit. hal 150 21

Hamiru Aqui. 2004. 20 Japanese Gesture. Tokyo: IBC Publishing. http://www.scribd.com/doc/46165206

/70-Japanese-Gestures diunduh pada Rabu, 12 September 2013, 20.12 WIB

Page 12: “REPRESENTASI NILAI KESETIAAN ANAK KEPADA ... ANNISA- D1211063- JURNAL.pdfdialihsuara ke dalam bahasa Inggris dan dirilis di Amerika oleh Walt Disney Picture dengan judul Spirited

11

Lambang non-verbal yang lainnya yaitu, intonasi suara yang

ditunjukkan pada saat memohon pekerjaan, Chihiro berkata lantang sambil

berteriak. Dalam budaya Jepang, berteriak tidak hanya digunakan ketika orang

sedang marah. Berteriak pun bisa digunakan ketika seseorang menunjukkan

eksistensinya disekitarnya. Di Jepang terkenal dengan olahraga bela diri

karate. Di dalam karate ada istilah Kiai, yaitu teriakan semangat yang

merupakan salah satu komponen penting dalam sebuah karate. Ada beberapa

Tujuan kiai yang selalu dilakukan oleh karateka. Yang pertama tentu saja

menunjukkan semangat bertarung atau mengumpulkan spirite. Yang kedua

adalah untuk mengalihkan perhatian lawan dan membuat lawan gentar. Yang

ketiga menghilangkan keraguan dan ketakutan dalam diri22

. Dari ketiga hal

tersebut, Chihiro berusaha untuk menguatkan diri menghilangkan rasa takut,

serta mengalihkan perhatian Yubaba agar ia di dengar. Semua lambang yang

ditunjukkan pada scene ini baik lambang verbal maupun non-verbal, dapat kita

lihat sikap rela berkorban dan usaha Chihiro untuk bekerja pada Yubaba agar

ia bisa bertahan hidup dan membebaskan kedua orang tuanya.

b. Pengabdian

Gambar 2. Scene 24 dalam Film Spirited Away

Sumber: http://www.nausicaa.net/miyazaki/

Dari beberapa lambang verbal dan non-verbal yang ditunjukkan dalam

scene tersebut, pertama dapat kita lihat lambang verbal yang ditunjukkan

Chihiro pada saat ia mengucap janji. “Ayah, Ibu, aku berjanji akan

menyelamatkanmu! Jangan jadi terlalu gemuk atau mereka akan

memakanmu!”. Dari dialog tersebut, terlihat seorang anak yang tidak mau

22

Bachtiar Effendi. Mengapa Kita Harus Kiai. Diposting Desember 2007. http://indoshotokan.blogspot.com

/2007/12/mengapa-kita-harus-kiai.html diunduh pada Kamis, 26 September 2013, 16.17 WIB

Page 13: “REPRESENTASI NILAI KESETIAAN ANAK KEPADA ... ANNISA- D1211063- JURNAL.pdfdialihsuara ke dalam bahasa Inggris dan dirilis di Amerika oleh Walt Disney Picture dengan judul Spirited

12

kehilangan kedua orang tuanya, ia berjanji akan menyelamatkan mereka.

Sebagai seorang anak, diwajibkan untuk membalas budi baik orang tua,

mengingat bagaimana perjuangan orang tua untuk mendidik dan

membesarkan anaknya. Sebagai anak yang berbakti, tentunya ketika orang tua

sedang dilanda kesulitan, lemah (sakit) dan tak berdaya, sang anak dapat

menunjukkan pengabdiannya untuk merawat dan menjaganya. Hal tersebut

pula yang dilakukan oleh tokoh Chihiro.

Janji merupakan ucapan untuk memenuhi sesuatu yang harus ditepati.

Janji berati “iya”. Janji adalah hutang. Atau dalam budaya Jepang dikenal

dengan Giri23

. Giri merupakan kewajiban untuk membayar hutang atas sikap

atau kebaikan yang telah diterima dari orang lain dengan setimpal. Menurut

Ruth Benedict, Giri bagi orang Jepang adalah hal yang paling berat. Baik itu

giri terhadap negara, kehidupan sosial, maupun keluarga. Hutang seseorang

pada orang tuanya adalah hutang terhadap semua hal yang telah dilakukan

oleh orang tuanya dalam membesarkan dirinya sejak kecil hingga dapat

mandiri. Atau dengan kata lain, seorang anak dituntut untuk membayar giri

pada orang tuanya dengan cara membalas kebaikan dan menjaganya. Tanpa

mengucapkan janji pun, seorang anak sesungguhnya berkewajiban untuk

berbakti kepada orang tua. Namun, ketika tokoh Chihiro mengatakan bahwa

ia berjanji, maka terlihat kesungguhan seorang anak untuk

melindungi/menyelamatkan kedua orang tuanya.

Selain lambang verbal, muncul juga lambang non-verbal dalam scene

ini. Pada saat ia memasuki kandang, kamera menyoroti sekitar kandang

tersebut menggunakan teknik long shot. Teknik long shot mengarah pada

size/ frame compotition yang ditembak, yaitu keseluruhan gambar dari objek

terlihat dari kepala sampai kaki atau keadaan seluruh ruangan atau kondisi

sekitar objek. Long shot dikenal sebagai landscape format yang

23

Rahmadia Hasibuan. Analisis Perilaku On dan Giri (Balas Budi) dalam Novel Samurai Kazegatan Karya

Ichirou Yukiyama. Departemen Sastra Jepang, Universitas Sumatera Utara. Medan: 2010.

http://repository.usu.ac.id /bitstream/123456789/20143/3/ChapterII.pdf diunduh pada Kamis, 26 September

2013, 19.33 WIB

Page 14: “REPRESENTASI NILAI KESETIAAN ANAK KEPADA ... ANNISA- D1211063- JURNAL.pdfdialihsuara ke dalam bahasa Inggris dan dirilis di Amerika oleh Walt Disney Picture dengan judul Spirited

13

mengantarkan mata penonton pada keluasan suatu suasana objek24

. Teknik

tersebut bertujuan untuk memperlihatkan susana kandang yang dipenuhi oleh

orang-orang yang telah dikutuk menjadi babi oleh Yubaba. Selain itu, kamera

tersebut sebagai mata Chihiro yang sedang mencari kedua orang tuanya

dengan memperhatikan seluruh sudut ruangan tersebut.

Tidak hanya itu, ketika Chihiro berjanji akan menyelamatkan kedua

orang tuanya, sambil menatap kedua orang tuanya yang telah menjadi babi, ia

meneteskan air mata (menangis). Pada adegan tersebut, kamera menyorot

ekspresi Chihiro dengan menggunakan teknik close up. Chihiro menjadi titik

perhatian utama dalam pengambilan gambar dan latar belakang hanya terlihat

sedikit. Pada teknik ini, gambar yang diambil sangat jelas untuk

menggambarkan ekspresi marah, kesal, senang, sedih, kagum, dan lain-lain25

.

Kamera dengan jelas menangkap ekspresi sedih ketika Chihiro berbicara

kepada kedua orang tuanya dan terlihat dengan jelas tetesan air mata yang

jatuh dari matanya. Alunan musik simponi yang mengalun perlahan dan

rendah, mendukung suasana yang semakin sedih. Air mata dapat

mengungkapkan berbagai perasaan. Dapat mewakili perasaan marah, terharu,

ataupun sedih. Namun, pada scene ini, Chihiro meneteskan air mata untuk

kedua orang tuanya. Ia merasa sedih, melihat kondisi kedua orang tuanya.

Dalam budaya Jepang, dikenal istilah Omoiyari perasaan simpati yang

muncul ketika seseorang merasakan penderitaan orang lain, peduli terhadap

orang lain, serta memiliki pertimbangan terhadap perasaan orang lain.

Biasanya rasa ini ditunjukkan dalam konteks tertentu seperti kesedihan atau

kekecewaan26

.

24

Andi Fachrudin. Dasar-dasar Produksi Televisi: Produksi Berita, Feature, Laporan Investigasi,

Dokumenter, dan Teknik Editing , Op. Cit. hal 149 25 Ibid. 26

Permata Inggrid. Analisis Tindakan Omoiyari pada Tokoh Toru dalam Film Juui Doritoru Karya Natsu

Midori. Fakultas Sastra, Universitas Bina Nusantara. 2012.

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC /2011-2-00983-Bab1001.doc diunduh pada Jumat,

27 September 2013, 11.45 WIB

Page 15: “REPRESENTASI NILAI KESETIAAN ANAK KEPADA ... ANNISA- D1211063- JURNAL.pdfdialihsuara ke dalam bahasa Inggris dan dirilis di Amerika oleh Walt Disney Picture dengan judul Spirited

14

c. Kasih Sayang

Gambar 3. Scene 55 dalam Film Spirited Away

Sumber: http://www.nausicaa.net/miyazaki/

Dari beberapa lambang verbal dan non-verbal yang ditunjukkan dalam

scene tersebut, pertama dapat kita lihat lambang verbal yang ditunjukkan

Chihiro pada saat ia menolak ajakan Zeniba untuk menginap semalam

dirumahnya. Secara tidak langsung, ia menolak ajakan Zeniba untuk menginap

dengan penolakan yang halus. Ia mengucapkan “Aku harus pulang oba-chan

(panggilan Zeniba). Mereka akan mati jika aku duduk disini terus, mereka

mungkin sudah memakan ayah dan ibuku”. Teknik kamera yang diambil

menggunakan middle close up. Gambar diambil dari dada sampai kepala.

Teknik tersebut digunakan untuk memperdalam dan menunjukkan profil dari

objek yang disorot.27

Jadi, ketika Chihiro menolak ajakan Zeniba, terlihat

ekspresi keduanya pada saat berbicara dan terlihat pula adanya kedekatan

yang terjadi antara seorang anak yang memohon kepada orang lain (yang lebih

tua) agar ia bisa pergi untuk menyelamatkan kedua orang tuanya. Tidak hanya

itu, komposisi gambar diperlihatkan dengan adanya lighting yang banyak dari

setiap sudut ruangan. Hal tersebut menunjukkan bahwa hari semakin malam

dan gelap.

Didalam kebudayaan Jepang sebuah penolakan terkadang dapat

memberi kesan “menolak” tidak hanya kepada ajakan ataupun permintaan

yang diberikan. Penolakan tersebut dapat juga sekaligus menyatakan

penolakan secara tidak langsung kepada hubungan personal. Orang Jepang

biasanya sangat hati-hati agar tidak menyakiti perasaan lawan bicaranya

27

Andi Fachrudin,. Dasar-dasar Produksi Televisi: Produksi Berita, Feature, Laporan Investigasi,

Dokumenter, dan Teknik Editing, Op Cit. hal 150

Page 16: “REPRESENTASI NILAI KESETIAAN ANAK KEPADA ... ANNISA- D1211063- JURNAL.pdfdialihsuara ke dalam bahasa Inggris dan dirilis di Amerika oleh Walt Disney Picture dengan judul Spirited

15

dengan menghindari menyatakan dengan tegas sebuah penolakan28

. Oleh

sebab itu, terkadang mereka menggunakan permintaan kata maaf disertai

penyesalan apabila benar-benar menunjukkan penolakan. Bahkan pernyataan

yang bermakna ambigu pun terkadang digunakan orang Jepang untuk

menghindari pernyataan secara langsung. Ketika Zeniba mengajak Chihiro

menginap dirumahnya, Chihiro menolak dengan halus dengan memberikan

sebuah pernyataan: “Aku harus pulang oba-chan (panggilan Zeniba). Mereka

akan mati jika aku duduk disini terus, mereka mungkin sudah memakan ayah

dan ibuku”.

Budaya Jepang mengenal istilah Ninjou. Ninjou atau dalam kamus

besar kojien didefinisikan sebagai kebaikan hati, tenggang rasa, kasih sayang,

getaran alami hati manusia. Ninjou adalah perasaan kasih sayang manusia

yang dicurahkan kepada sesamanya. Perasaan ini murni dari hati yang paling

dalam dan dipunyai oleh setiap umat manusia di dunia. Ninjou dilakukan oleh

seseorang terutama bila ia melihat orang lain sedang dalam kesulitan dan

membutuhkan pertolongan, merujuk pada kecenderungan perasaan

perikemanusiaan29

. Hal tersebut ditunjukkan oleh Chihiro kepada kedua orang

tuanya. Ia khawatir dengan kondisi kedua orang tuanya. ia tidak bisa tinggal

diam ketika kedua orang tuanya membutuhkan pertolongannya. Meskipun

Chihiro telah selamat dan ia berada di tempat yang aman, namun ia tetap

memikirkan kedua orang tuanya, dan ia harus menyelamatkannya.

Selain lambang verbal, muncul juga lambang non-verbal dalam scene

ini. Chihiro menangis di depan Zeniba pada saat ia harus kembali ke

pemandian air panas karena khawatir kondisi ayah dan ibunya. Teknik kamera

yang digunakan yaitu close up, sehingga ekspresi dari wajah Chihiro terlihat

bahwa ia sedang merasa sedih. Dari matanya mengeluarhai air mata

kesedihan, khawatir terhadap orang tuanya. Seperti scene yang sebelumnya,

Air mata dapat mengungkapkan berbagai perasaan. Dapat mewakili perasaan

marah, terharu, ataupun sedih. Namun, pada scene ini, Chihiro meneteskan air

28

Roger J. Davies dan Osamu Ikeno. The Japanese Mind. (North Clarendon Vermont: Tuttle Publishing ,

2002) Hal 10 29

Takeo Doi. The Anatomy of Dependence. (Japan: Kodansha International, 2002)

Page 17: “REPRESENTASI NILAI KESETIAAN ANAK KEPADA ... ANNISA- D1211063- JURNAL.pdfdialihsuara ke dalam bahasa Inggris dan dirilis di Amerika oleh Walt Disney Picture dengan judul Spirited

16

mata untuk kedua orang tuanya. Ia merasa sedih, khawatir dan takut terhadap

kondisi kedua orang tuanya. Dalam budaya Jepang, dikenal istilah Omoiyari

perasaan simpati yang muncul ketika seseorang merasakan penderitaan orang

lain, peduli terhadap orang lain, serta memiliki pertimbangan terhadap

perasaan orang lain. Biasanya rasa ini ditunjukkan dalam konteks tertentu

seperti kesedihan atau kekecewaan30

.

Gambar 4 Scene 57 dalam Film Spirited Away

Sumber: http://www.nausicaa.net/miyazaki/

Dari beberapa lambang verbal dan non-verbal yang ditunjukkan dalam

scene tersebut, pertama dapat kita lihat lambang verbal yang ditunjukkan

Chihiro ketika ia menanyakan kondisi mereka “Ayah, Ibu, apa kau yakin baik-

baik saja?” Dari dialog tersebut terlihat rasa sayang anak kepada kedua orang

tuanya. Ia khawatir kepada ayah dan ibunya dan memastikan kondisi mereka

baik-baik saja. gambar diambil dengan menggunakan teknik long shot. Long

shot merupakan teknik yang mengarah pada keseluruhan gambar dari objek,

terlihat dari atas kepala sampai kaki dan keadaan seluruh ruangan atau kondisi

sekitar objek. Long shot dikenal sebagai landscape format yang mengantarkan

mata penonton pada keluasan suatu suasana dan objek31

. Pada saat kamera

menyorot Chihiro dan kedua orang tuanya, memperlihatkan sebuah keluarga

kecil yang terdiri dari ibu, ayah dan anak. Selain itu, memperlihatkan sebuah

keluarga kecil yang berada pada sebuah padang rumput yang luas dan tidak ada

orang lain atau sesuatu disekitar mereka. Angin sepoi-sepoi, hening, sepi, dan

30

Permata Inggrid. Analisis Tindakan Omoiyari pada Tokoh Toru dalam Film Juui Doritoru Karya Natsu

Midori. Op, Cit. 31

Andi Fachrudin. Dasar-dasar Produksi Televisi: Produksi Berita, Feature, Laporan Investigasi,

Dokumenter, dan Teknik Editing. Op Cit, hal 149

Page 18: “REPRESENTASI NILAI KESETIAAN ANAK KEPADA ... ANNISA- D1211063- JURNAL.pdfdialihsuara ke dalam bahasa Inggris dan dirilis di Amerika oleh Walt Disney Picture dengan judul Spirited

17

damai, sehingga terlihat bahwa mereka telah bebas dan keluar dari masalah

yang telah terjadi. Khawatir merupakan rasa takut, gelisah, atau cemas

terhadap suatu hal yg belum diketahui dengan pasti32

. Oleh sebab itu, pada

scene tersebut Chihiro memastikan kalau orang tuanya benar-benar sudah

kembali seperti semula dan mereka baik-baik saja. dan memastikan bahwa ia

dan orang tuanya telah selamat dari dunia arwah tersebut.

Selain lambang verbal, muncul juga lambang non-verbal dalam scene

ini. Ketika Chihiro dan orang tuanya menyusuri lorong yang gelap menuju

mobil yang berada di ujung jalan. Chihiro memegang erat tangan ibunya.

Kamera menyorotnya dengan menggunakan teknik middle close up yang

diarahkan pada tokoh Chihiro. Gambar yang diambil pada teknik ini dari ujung

kepala hingga dada Chihiro. Pengambilan gambar dengan teknik ini dapat

dikategorikan sebagai komposisi “potret setengah badan”. Middle close up

memperdalam gambar dengan menunjukkan profil dari objek yang direkam33

.

Terlihat gambaran seorang anak yang memegang erat tangan ibunya ketika

menyusuri lorong. Chihiro sebagai seorang anak, tidak mau kehilangan ibunya

lagi dan membutuhkan sosok ibu ketika ia merasa takut untuk menyusuri

lorong yang gelap. Selain itu, komposisi pada gambar terlihat ketika lighting

hanya mengarah pada satu arah, yaitu dari depan objek. Hal tersebut

menunjukkan bahwa disaat Chihiro dan orang tuanya menyusuri ruangan yang

gelap, diluar sana ada cahaya yang dapat menuntun mereka untuk menuju jalan

keluar. Dari hal tersebut, kita dapat belajar bahwa sesulit apapun masalah kita,

pada akhirnya kita pasti menemukan titik terang dari masalah tersebut. Dalam

ilmu komunikasi lintas budaya dikenal dengan istilah Haptik. Haptik adalah

studi tentang perabaan atau memperkenankan sejauh mana seseorang

memegang dan merangkul orang lain. Memegang tangan atau menepuk bagian

belakang menunjukkan adanya derajat keintiman seperti fungsional/

profesional, sosial dan sopan santun, ramah tamah dan baik budi, cinta dan

32

Artikata.com. http://artikata.com/arti-335039-khawatir.html diunduh 27 September 2013, 12.15 WIB 33

Andi Fachrudin. Dasar-dasar Produksi Televisi: Produksi Berita, Feature, Laporan Investigasi,

Dokumenter, dan Teknik Editing, Op Cit, hal 150

Page 19: “REPRESENTASI NILAI KESETIAAN ANAK KEPADA ... ANNISA- D1211063- JURNAL.pdfdialihsuara ke dalam bahasa Inggris dan dirilis di Amerika oleh Walt Disney Picture dengan judul Spirited

18

keintiman, dan daya tarik seksual34

. Dalam scene ini, Chihiro memegang

tangan ibunya menandakan adanya hubungan intim (keluarga) diantara

keduanya yaitu antara ibu dan anak. Atau di dalam budaya Jepang dikenal

dengan istilah Amae, yaitu hubungan yang terjadi antara anak dan orang tua

terutama ibu dan anak. Pola budaya Amae terbentuk atas dasar ketergantungan

anak kepada orang tua. Sejak bayi, anak diberi kasih sayang, dirawat, dan

dijaga oleh seorang ibu sampai ia menginjak remaja. Ketika remaja, anak

dibolehkan untuk hidup mandiri, namun tetap saja, sang anak akan

membutuhkan orang tua terutama ibu35

. Oleh karena itu, meskipun Chihiro

sudah bisa hidup mandiri, namun ketika ia berjalan menyusuri lorong yang

gelap, ia tetap takut dan berdiri disamping ibunya sambil memegang tangan

sang ibu.

Kesimpulan

Film merupakan gambaran dari sebuah realitas masyarakat dimana film

tersebut dibuat. Dapat dikatakan bahwa film merupakan salah satu media massa

yang mampu merepresentasikan suatu realitas. Sang sutradara Miyazaki Ayao

berusaha membangun realitas yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Jepang

melalui tokoh utama Chihiro dalam Filmnya yang berjudul Spirited Away.

Peneliti merepresentasikan suatu realitas melalui lambang atau simbol

yang ada dalam film yang sang sutradara bangun dari realitas kehidupan budaya

Jepang. Penelitian ini diperkuat dengan adanya teori dari Berger mengenai teori

konstruksi sosial atas realitas yang mengatakan bahwa realitas tidak dibentuk

secara ilmiah, tidak juga sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan, tapi sebaliknya, ia

dibentuk dan dikonstruksi. Dengan seperti itu, realitas berwajah ganda/plural.

Setiap orang bisa mempunyai konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas.

Setiap orang mempunyai pengalaman, preferensi, pendidikan tertentu, dan

34

Kukuh Herdianto. Diposting 12 Desember 2010. Perilaku verbal dan non-verbal pada Komunikasi Lintas

Budaya. http://belajar-komunikasi.blogspot.com/2010/12/perilaku-verbal-dan-non-verbal-pada.html

diunduh pada 27 September 2013, 20.00 WIB 35

Noneng Fatonah. Nilai-nilai Moral yang Terdapat dalam Manga Doraemon. Program Studi Jepang-

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia. 2008. http://lontar.ui.ac.id/file?file=digita

l/125957-RB08F40n-Nilai-nilai%20moral-HA.pdf diunduh pada Jumat, 27 September 2013. 13.00 WIB

Page 20: “REPRESENTASI NILAI KESETIAAN ANAK KEPADA ... ANNISA- D1211063- JURNAL.pdfdialihsuara ke dalam bahasa Inggris dan dirilis di Amerika oleh Walt Disney Picture dengan judul Spirited

19

lingkungan pergaulan sosial tertentu akan menafsirkan realitas sosial itu dengan

konstruksinya masing-masing.

Dari landasan teori tersebut, peneliti melihat realitas yang dibangun oleh

Miyazaki berasal dari kerangka berfikir dan pengalamannya sebagai masyarakat

Jepang. Bagaimana ia menyampaikan pesan kepada audience mengenai sebuah

realitas berdasarkan pemikirannya melalui film tersebut. Oleh karena itu, Film

dengan segala unsur pembentuknya juga masuk dalam kajian ranah ilmu

komunikasi yang mengerucut pada penelitian semiotik.

Saran

Setiap orang memiliki penafsiran atau interpretasi yang berbeda-beda

dalam melihat sesuatu. Seperti halnya dalam penelitian semiotika film. Hal

tersebut tergantung pada teori apa yang dipakai untuk acuan penelitiannya. Selain

itu, latar belakang penulis yang berbeda-beda memungkinkan interpretasi yang

dibangun berbeda pula. Penulis disini berharap akan ada penelitian yang serupa

yang bisa digunakan sebagai pembanding dan tidak menutup kemungkinan akan

menghasilkan interpretasi yang berbeda pula, sehingga penilitian ini akan semakin

beragam dan pengetahuan mengenai semiotika film pun akan bertambah.lanjut.

Daftar Pustaka

Artikata.com. http://artikata.com/arti-335039-khawatir.html diunduh pada 27

September 2013, 12.15 WIB

Aqui, Hamiru. (2004). 20 Japanese Gesture. Tokyo: IBC Publishing.

http://www.scribd.com/doc/46165206/70-Japanese-Gestures diunduh pada

Rabu, 12 September 2013, 20.12 WIB

Benedict, Ruth. (1991). The chrysanthemum and The Sword. Patterns of Japan

Culture. Rutland, Vermont: Charles E.Tuttle Company, Inc.

Budi, K Zaman. (1993). Bahasa Film: Teks dan Ideologi. Laporan Penelitian,

Yogyakarta: FISIPOL UGM.

Bungin, Burhan. (2001). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali.

Brenner, Robin. Anime’s Brave New World. 132 (12) p.46. Reed Elsevier

Brookline. (2007)

Davies, Roger J dan Osamu Ikeno. (2002). The Japanese Mind. North Clarendon

Vermont: Tuttle Publishing.

Page 21: “REPRESENTASI NILAI KESETIAAN ANAK KEPADA ... ANNISA- D1211063- JURNAL.pdfdialihsuara ke dalam bahasa Inggris dan dirilis di Amerika oleh Walt Disney Picture dengan judul Spirited

20

Effendi, Bachtiar. Mengapa Kita Harus Kiai. Diposting Desember 2007.

http://indoshotokan.blogspot.com/2007/12/mengapa-kita-harus-kiai.html

diunduh pada Kamis, 26 September 2013, 16.17 WIB

Effendy U. Onong. (1993). Televisi Siaran Teori dan Praktek. Bandung: PT.

Mandar Maju.

Fachrudin, Andi. (2012). Dasar-dasar Produksi Televisi: Produksi Berita,

Feature, Laporan Investigasi, Dokumenter, dan Teknik Editing. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Fatonah, Noneng. Nilai-nilai Moral yang Terdapat dalam Manga Doraemon.

Program Studi Jepang-Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas

Indonesia. (2008). http://lontar.ui.ac.id diunduh pada Jumat, 27 September

2013. 13.00 WIB

Gaines, Elliot. Communication and The Semiotic of Space. Journal of Creative

Communication. 1 (2) p.174. Sage Publication New Delhi, Thousand Oaks,

London. Vol 1. Hal 2 (2006)

Hasibuan, Rahmadia. Analisis Perilaku On dan Giri (Balas Budi) dalam Novel

Samurai Kazegatan Karya Ichirou Yukiyama. Departemen Sastra Jepang,

Universitas Sumatera Utara. Medan: (2010). http://repository.usu.ac.id

/bitstream/123456789/20143/3/ChapterII.pdf diunduh pada Kamis, 26

September 2013, 19.33 WIB

Herdianto, Kukuh. Diposting 12 Desember (2010). Perilaku verbal dan non-

verbal pada Komunikasi Lintas Budaya. http://belajarkomunikasi.blogspot

.com/2010/12 /perilaku-verbal-dan-non-verbal-pada.html diunduh pada 27

September 2013, 20.00 WIB

Inggrid, Permata. Analisis Tindakan Omoiyari pada Tokoh Toru dalam Film Juui

Doritoru Karya Natsu Midori. Fakultas Sastra, Universitas Bina Nusantara.

(2012). http://library.binus.ac.id /eColls/eThesisdoc/Bab1DOC /2011-2-

00983-Bab1001.doc diunduh pada Jumat, 27 September 2013, 11.45 WIB

Irwanto, Budi. (1999). Film Ideologi dan Militer Hagemoni Militer dalam Sinema

Indonesia. Yogyakarta: Media Prsindo.

Marselli, Sumarno. (1996). Dasar-dasar Apresiasi Film. Jakarta: Grasindo.

Nickelodeon, Baby Names World by Nickmom. (2013). http://babynamesworld.

parentsconnect.com/meaning_of_Chihiro.html diunduh pada Rabu, 12

September 2013, 14.40 WIB

Nitobe, Inazo. (1969). Bushido: The Soul of Japan. Tokyo: Charles E. Tuttle.

Susanto, Agus. Rahasia Bisnis Orang Jepang. Diposting 6 Mei 2008.

http://excemart.files.wordpress.com/2008/05/rahasia-bisnis-orang-

Jepang.pdf diunduh pada Rabu, 12 September 2013, 14.40 WIB

Team Ghiblink Production. Diposting 2001 http://www.nausicaa.net/miyazaki/

diunduh pada Rabu, 13 Februari 2013, 11.45 WIB

____________________. Diposting 2001 http://www.nausicaa.net/miyazaki

/sen/credits.html, diunduh pada Rabu, 13 Februari 2013, 11.45 WIB