reorientasi riset untuk mengoptimalkan produksi dan rantai nilai ...

14

Transcript of reorientasi riset untuk mengoptimalkan produksi dan rantai nilai ...

Page 1: reorientasi riset untuk mengoptimalkan produksi dan rantai nilai ...
Page 2: reorientasi riset untuk mengoptimalkan produksi dan rantai nilai ...

PROSIDING

SEMINAR NASIONALHORTIKULTURAINDONESIA 2010Universitas Udayana Denpasar-Bali, 25-26 Nopember 2010

Editor:

IMade Supartha UtamaAnas D. SusilaRoedhy PoerwantoNyoman Semadi AntaraNengah Kencana PutraKetut Budi Susrusa

PenerbitPerhimpunan Hortikultura Indonesia

Sekretariat :

Departemen Agronomi dan HortikulturaFakultas Pertanian, Institut Pertanian BogorJl. Meranti, Kampus IPB DarmagaPhone/fax : (0251) 8422889

Page 3: reorientasi riset untuk mengoptimalkan produksi dan rantai nilai ...

Prosiding Seminar Nasional Hortikultura Indonesia 2010

REORIENTASIRISET UNTUKMENGOPTIMALKANPRODUKSIDAN

RANTAINILAIHORTIKULTURA

Perhimpunan Hortikultura IridonesiaDepartemen Agronomi dan Hortikultura

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian BogorJl. Meranti, Kampus IPB Darmaga

phone/fax (0251) 8422889

ISBN 978-979-25-1263-2

Page 4: reorientasi riset untuk mengoptimalkan produksi dan rantai nilai ...

PROSIDING

SEMINAR NASIONALHORTIKULTURAINDONESIA 2010Universitas Udayana Denpasar-Bali, 25-26 Nopember 2010

Editor:

IMade Supartha UtamaAnas D. SusilaRoedhy PoerwantoNyoman Semadi AntaraNengah Kencana PutraKetut Budi Susrusa

PenerbitPerhimpunan Hortikultura Indonesia

Sekretariat :

Departemen Agronomi dan HortikulturaFakultas Pertanian, Institut Pertanian BogorJl. Meranti, Kampus IPB DarmagaPhone/fax : (0251) 8422889

Page 5: reorientasi riset untuk mengoptimalkan produksi dan rantai nilai ...

DAFTAR ISI

Pengantar Editor

Sesi Pleno (Keynote dan invitedSpeakers)

The Importance of Research to Optimize the Performance of Horticultural Value Chains 1

Peter J. BattPengembangan Riset Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing Hortikultura Indonesia pada Era Perdagangan Bebas 17

ASEAN-ChinaRoedhy Poerwanto

Producers and Chanel .Choice Decisions in Indonesia's Horticultural Sector: the Impact of the Modern Retail Sector on 23

Small Holders and Opportunities for ResearchRandy Stringer

Helping Indonesia to Grow: The AMARTA Experience 24William Levine

Sesi Paralel I. Pemuliaan dan Propagasi Tanaman

Pefigaruh umur buah dan jenis media terhadap induksi embrio somatik Biji manggis (garcinia mangostana I.) Dalam 36kukur in vitro

V Darda Efendi

in Vitro Regeneration of Pummelo cv. Cikoneng from Cotyledon and Epicotyl 46Iswari S. Dewi, I.H. Rahman, Bambang S. Purwoko

Kaji Terap Teknologi Klonisasi Durian Unggul Di Kecamatan Watulimo Trenggalek. 57Al. Gamal Pratomo, M. Sugiyarto dan L. Rosmahani

Pengkajian Adaptasi Varietas-varietas Bawang Merah Pada Lahan Gambut di Kalimantan 62Titiek Purbiati, Abdulah Umar, Arry Supriyanto

Perbanyakan Menteng Besar (Baccaurea dulcis (Jack) Muell Arg.) dengan Cara Sambung Pucuk sebagai Upaya 68Peiestarian Jenis

Reni Lestari dan Popi Aprilianti

Pengaruh Berbagai Jenis Batang Bawah Dan Batang Atas Untuk Keberhasilan Mikrografting Manggis 76Rd. Selvy Handayani, Roedhy Poerwanto, Sobir, Agus Purwito, Tri Muji Ermayanti

Studi Metaxenia pada Buah Pepaya Genotipe 1PB 9 (Metaxenia Studies on Papaya Fruit Genotipe IPB 9) 77Winarso D. Widodo, Sriani Sujiprihati, Nurul Febrianti

Karakterisasi Molekuler dengan RAPD Pra dan Pasca Kriopreservasi Plasma Nutfah Beberapa Genotipe Pisang(Musa 84Spp.) Sumatera Barat.

Wiwik Hardaningsih,Karlin Agustina, Agus Sutanto, Irfan Suliansyah

Stimulasi Pertumbuhan Immature-Embryo Cemara Laut pada Beberapa Konsentrasi Hara Makro Secara In Vitro 9 1Marlin dan Yulian Idris

Selection of SR Unpad top-cross sweetcom hybrids in West Java (Seleksi hibrida test-cross jagung manis SR Unpad di 96Jawa Barat)

Ruswandi, D., Dina, T.W., Anggie, E.P., Winny, W., Jajang, S. H., SR. RuswandiIn Vitro Conservation of Pummelo (Citrus maxima (Burm.) Merr.) Using Osmoticum and Retardant 103

Iswari S. Dewi, Gani Jawak, Ika Roostika, M. Sabda, dan Bambang S. Purwoko

Peningkatan Kualitas Buah Pepaya melalui Pengendalian Penyerbukan 1 1 1Ketty Suketi

Usaha perbanyakan subang bibit tiga varietas gladiol (Gladiolus hybridus L) dengan menggunakan Benziladenin (BA) 117Lampung

Tri Dewi Andalasari,Taufik Tamadoni, Niar Nurmauli

Studi Filogenetik dan Identifikasi Molekuler Phalaenopsis sp Menggunakan Marka Microsatelit 122

Page 6: reorientasi riset untuk mengoptimalkan produksi dan rantai nilai ...

Kajian Atmosfer Terkendali dan Suhu Pcnyimpanan Buah Mangga ArumanisIMade Supartha Utama. Nyoman Semadi Antara, Yohanes Setiyo, Ida Ayu Rina Pratiwi P.

Pengaruh tingkat kematangan terhadap mutu buah terong belanda (Cyphomandra betacea) sclama penyimpananElisa Julianti

Specifik Growth Rate of Saccharomyces cerevisiae in theFfermentation Process of Salaca Wine ProductionNi Wayan Wisaniyasa

BiomassaTempurung Buah Nyamplung (callophyllum spp) untuk Pembuatan Briket Arang Sebagai Bahan BakarAlternatif

Fahrizal Hazra,Novita Sari

Efficacy ofAcetaldehyde Vapour Against Erwinia carotovora Innocuiated on Capsicum FruitsIMade S. Utama, Ronald B.H. Wills, INyoman S. Antara, Pande K.D. Kencana, Ida Ayu Bintang Madrini

Studi Pengerasan Pcrikap dan Perubahan Warna Sepal Buah Manggis Selama Penyimpanan (Study Pericarp Hardeningand Sepal Color Changes During Storage of Fruits Mangosteen)

Ismadi, Roedhy Poerwanto, Darda Efendi, Maria Bintang, Deddy Muchtadi, Sutrisno

Kemampuan Ekstrak Kulit Manggis Menghambat Pertumbuhan Mikroba padaNira Selama PenyimpananINengah Kencana Putra

Penentuan Bahan Pengisi dan Tinggi Tumpukan Kemasan Pepaya Dengan Menggunakan Kotak Karton SelamaTransportasi dari Banyuwangi ke Denpasar

Sri Mulyani, Bambang Admadi, Gde Wijana dan Bram Widarto

Penggunaan Teknik Sel Ter-Imobilisasi Untuk Pembuatan Bioetanol DariKulit Buah Nanas {Ananas comosus)

Ida Bagus Wayan Gunam, Nyoman Semadi Antara, dan Asido Fernando Sinabariba

Mikroenkapsulasi Ekstrak Flavor Daun Salam (eugeniapolyantha Wight.) Dengan Kombinasi EnkapsulanMaltodekstrin dan Susu Skim Bubuk

NiMade Wartini, Ir. IB. W. Gunam, Dewa Made Naravana

Penggunaan bahan penjerap oksigen dan karbondioksida pada penyimpanan pisang barangan dengan kemasantermodifikasi aktif

Elisa Julianti

Pengaruh Preparasi Bahan Baku Rosella Dan Waktu Pemasakan Terhadap Aktivitas Antioksidan Sirup Bunga Rosella{Hisbiscus sabdariffa L.).

Amna Hartiati ;Sri Mulyani dan Ni Made Dwi Pusparini

Pengaruh Penambahan Asam Terhadap Perubahan Sifat Fisiko-Kimia Rebung Bambu Tabah {Gigantochloa nigrociliata(Buse) Kurz)

Pande Ketut Diah Kencana, Astrida Fitri Nuryani

Aplikasi Model Serapan Minyak dan Pengaruh Suhu pada Kentang Segar Selama PenggorenganIda Ayu Rina Pratiwi Pudja

Pertanian terpadu sayuran dataran rendah untuk peningkatan pendapatan pctani dan optimalisasi pemanfaatansumberdaya

Yul H. Bahar

Pemetaan proses bisnis dan konfigurasi rantai nilai komoditi Cabai di Provinsi BaliWayan Widia, Budi Susrusa

Analisis Tingkat Adopsi Teknologi Alat Petik Buah Mangga ArumanisWahyunindyawati, Putu Bagus Daroini dan Suhardjo

Strategi Branding Perusahaan AgribisnisIGA Oka Suryawardani

Analisis Finansial Beberapa Jenis Media Kultur Jaringan Anggrek Phalaenopsis bellinaMelia Puspitasari, Titiek Purbiati, Astri Oktaviani, Tytiek Kartinaty

Studi Dimensi Kemasan dan Pola Pengaturan Buah Pada Transportasi Buah Manggis.Niluh Yulianti, Sutrisno, Emmy Darmawati

Assessment on Postharvest Handlingof Arumanis Mango in East Java

Yuniarti, Suhardi and Jumadi

408

417

424

430

436

445

452

457

464

475

482

489

495

496

505

511

522

529

535

541

548

Page 7: reorientasi riset untuk mengoptimalkan produksi dan rantai nilai ...

457

PENENTUAN BAHANPENGISI DANTINGGI TUMPUKAN KEMASAN PEPAYADENGAN MENGGUNAKAN KOTAK KARTON SELAMA TRANSPORTASI DARI

BANYUWANGI KE DENPASAR

Sri Mulyani, Bambang Admadi, Gde Wijana dan Bram Widarto

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan jenis bahan pengisi dan tinggi tumpukankemasan pepaya dengan menggunakan kotak karton selama transportasi dari Banyuwangi sampaike Denpasar. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok percobaan faktorial. Faktorpertamajenis bahan pengisi yaitu :tanpa bahan pengisi, bahan pengisi potongan kertas dan bahanpengisi jaring stereofoam, faktor kedua berupa tinggi tumpukan yaitu : tanpa ditumpuk, duatumpukan dan tiga tumpukan. Dengan demikian terdapat 9 perlakuan kombinasi yang diulang 2kali sehingga terdapat 18 unit percobaan. Setelah sampai di Denpasar dilakukan pengamatanwarna, susut bobot, tekstur, total padatan terlarut dan kerusakan selama lima hari yaitu hari ke 0,1, 2, 3, 4 terhitung mulai sampai di Denpasar. Penelitian menunjukkan bahwa , kemasan kartontanpa bahan pengisi menghasilkan persentase kerusakan buah yang meningkat dengan semakinrendahnya tumpukan. Kemasan karton dengan bahan pengisi sampai tiga tumpukan mampumempertahankan mutu fisik dan kerusakan buah pepaya sampai hari ke-4 dengan tingkatkerusakan sebesar 12,5 % pada perlakuan bahan pengisi potongan kertas satu tumpukan. Kemasankarton dengan bahan pengisi jaring stereofoam sampai tiga tumpukan mampu mempertahankanmutu pepaya lebih baik dibanding perlakuan yang lain. Jenis bahan pengisi jaring stereofoamdengan tinggi tiga tumpukan menghasilkan pepaya dengan karakteristik mutu skor warna 4,9;susut bobot 1,56 %, tekstur 20,52 kg/cm2 total padatan terlarut 12,05°Brix dan kerusakannya 0%.

Key words :pepaya, bahan pengisi, potongan kertas,jaring stereofoam, tinggi tumpukan, kemasankarton.

PENDAHULUAN

Buah papaya (Carica papaya L.) bukan merupakan buah asli Indonesia tetapi berasal dariAmerika Tengah dan daerah Karibia. Budidaya pepaya tidak mengenal musim seperti komoditasbuah pada umumnya hal ini merupakan keunggulan komoditas ini sehingga buah ini dapat tersediasepanjang tahun. Berdasarkan data sampai tahun 2006 produksi buah pepaya di Indonesia hanya621,524 ton bahkan menurun dibanding tahun 2003 yaitu 626,745 ton (Anon, 2008). Dariproduksi buah nasional yang mencapai 14 juta ton lebih maka produksi pepaya masih kecilprosentasenya. Sentra penanaman buah pepaya di Jawa Timur terbanyak adalah di kabupatenMalang yang tersebar di kecamatan Turen, Kepanjen, Bululawang ,Gondang Legi dan Dampit(Suhendar dkk, 2007 )

Sebagai salah satu komoditi ekspor menunjukkan bahwa volume ekspor pepayameningkat tahun 2006 dibanding tahun 2005 dari 60,5 ton menjadi 100,8 ton dengan nilai US$47.797 (Suhendar dkk, 2007). Pepaya diharapkan akan menjadi komoditi ekspor mengingatpeluang buah ini untuk diekspor ke Jepang, Hongkong, Singapura dan Timur Tengah masih sangatbesar (Anon, 2000). Varietas pepaya yang berpotensi menejmbus pasar ekspor adalah jenis Hawaiiatau tipe solo (solo type atau mini), namun sayangnya belum banyak petani yangmembudidayakan pepaya jenis ini (Suhendar dkk, 2007). Selain berpotensi ekspor, pepaya tipesolo ini juga mempunyai peluang besar untuk diperdagangkan di dalam negeri. Pemerintah KotaBalikpapan menargetkan memperdagangkan pepaya mini Balikpapan sejak bulan Juni 2010,mencapai 25 ton per bulan ke Jakarta dan Surabaya (Maulana, 2010)

Pemasaran buah pepaya mempunyai beberapa kendala baik ditingkat lokal maupunekspor. Buah papaya mudah mengalami kerusakan baik fisik maupun kimia terutama selamatransportasi .Dalam pemasaran lokal, buah biasanya transportasikan tanpa dikemas atau dikemasdengan keranjang dalam jumlah banyak yang dilapisi kertas/kantong bekas semen untuk

ProsidingSeminar NasionalHorlikultura - Indonesia 2010Perhimpunan Horlikuhura Indonesia- Universilas Udayana

Page 8: reorientasi riset untuk mengoptimalkan produksi dan rantai nilai ...

458

menghindari luka pada buah /pada peti yang juga dilapisi dengan kantong semen dan sejenisnya,setelah itu dimasukan kedalam truk untuk diangkut. (Anon, 2005). Kondisi inimenyebabkan buahbanyak mengalami kerusakan akibat benturan dan penumpukan sehingga buah menjadi cacat ,lecet, tergores atau memar. Kondisi tersebut akan berdampak pada cepatnya buah menjadi masaksehingga masa pemasaran menjadi lebih singkat ( Kartasapoetra, 1994).

Kerusakan buah pepaya selama transportasi bisa dikurangi dengan mengemas buah secarabaik. Karton merupakan salah satu jenis pengemas yang sering digunakan untuk mengemas buahkarena kepraktisannya dan harganya relatif murah. Dalam kemasan, bahan pengisi berfungsisebagai pelindung selama buah di transportasikan. Bahan pengisi akan mengurangi adanyagesekan, getaran dan benturan antar produk maupun pengemasnya sehingga penyebab terjadinyakerusakan fisik buah dapat dikurangi. Penumpukan selama transportasi secara ekonomis bisamenghemat biaya tetapi juga berdampak terhadap kerusakan produk. Sehingga perlu dilakukanpenelitian tentang hal tersebut. Harapannya adalah dapat menentukan jenis bahan pengisi dantinggi tumpukan kemasan pepaya dengan menggunakan kotak karton selama transportasi dariBanyuwangi ke Denpasar

METODE PENELITIAN

Bahan dan Alat

Pepaya yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis pepaya Thailand dengankreteria tingkat kematangan 2 strip, buah seragam dengan buah rata-rata berukuran 30 cm.Pepaya dipanen dari petani papaya di Kecamatan Genteng Banyuwangi-Jawa Timur. Bahanpengemas berupa : kotak karton. potongan kertas, jaring stereofoam, lakban dan tali. Peralatanberupa: mobil box bak tertutup, foto skor pembanding warna buah papaya, timbangan,penetrometer, hand-refraktometer dan peralatan analisa lainnya.

Metode Penelitian

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok pola faktorial. Faktorpertama adalah jenis bahan pengisi yang terdiri atas 3 taraf: PI (tanpa bahan pengisi); P2 (denganbahan pengisi potongan kertas) dan P3(dengan bahan pengisi jaring stereofoam). Faktor keduaadalah tinggi tumpukan yang terdiri atas: HI(tanpa ditumpuk); H2(2 tumpukan) dan H3(tigatumpukan). Pengelompokkan didasarkan atas waktu pengangkutan yang berbeda, sehinggadiperoleh 18 kombinasi perlakuan dan masing-masing dilakukan pengamatan selama 4 harisehingga diperoleh 72 unit percobaan. Analisis dilakukan terhadap: warna (skor denganpembanding warna buah papaya) ,susut bobot (% pengurangan berat) ,kekerasan (penetrometer),total padatan terlarut (hand refraktometer) dan persen kerusakan (sesuai dengan salah satu kreteriayang telah ditetapkan).

HASIL DANPEMBAHASAN

Warna Pepaya

Hasil analisis ragam menunjukkan adanya interaksi antar perlakuan. Tabel 1menunjukkan sampai pengamatan hari ke empat buah sudah dominan berwarna kuning, denganskor (4,88-6,63). Skor > 6 (warna kuning >80%) ditunjukkan oleh semua perlakuan tumpukantanpa bahan pengisi dan perlakuan bahan pengisi kertas tanpa ditumpuk. Gambar 1memperlihatkan semua perlakuan mengalami peningkatan skor warna. Peningkatan warna inimenunjukkan nilai yang semakin tajam setelah hari ke 2. Adanya ruang dalam kemasan, dantidak adanya tekanan/tumpukan akan mengakibatkan peluang terjadinya benturan antar buahsemakin besar. Benturan akan menyebabkan buah luka atau memar sehingga mempercepat prosespematangan buah. Kartasaputra (1994) menyatakan bahwa buah yang mengalami perlukaan dapat

ProsidingSeminarNasionalHorlikullura - Indonesia2010PerhimpunanHorlikullura Indonesia- Universiias Udayana

Page 9: reorientasi riset untuk mengoptimalkan produksi dan rantai nilai ...

459

mempercepat proses fisiologis . Perlakuan bahan pengisi jaring stereofoam dengan tiga tumpukanmenunjukkan warna dengan skor terendah yang berarti buah paling sedikit mengalami benturan.

—*—PlHl ;— -P1H2.-A—piHB—*— P2H1....P2H2-«»s-«.P2H3 i

P3H1 i—.-P3H2— P3H3

12 3 4lama penyimpanan (hari)

Gambar 1 :"Nilai skor warna pepaya perlakuan bahan pengisi dan tinggi tumpukan

Tabel 1 :Skor warna buah pepaya pengamatan hari keempat

Perlakuan Rata-rataJenis Pengisi (P) Tinggi Tumpukan (H) skor warnaTanpa (PI) Satu (HI) 6.63 a

Dua (H2) 6.33 aTiga (H3) 6.25 ab

Potongankertas (P2) Satu (HI) 6.13 beDua (H2) 5.50 cdTiga (H3) 5.38 cd

Stereofoam (P3) Satu (HI) 5.13 dDua (H2) 5.00 dTiga (H3) 4.88 d

Susut Bobot

Hasil menunjukkan adanya interaksi antar perlakuan. Gambar 2 terlihat semua perlakuanmenujukkankan susut bobot yang meningkat selama penyimpanan .Gambar 2 juga menunjukkan

P1H1P1H2

P1H3P2H1P2H2P2H3

P3H1

P3H2

P3H3

iarna penyimpanan (hari )

Gambar 2: Susut bobot pepaya perlakuan bahan pengisi dan tinggi tumpukan

ProsidingSeminar NasionalHorlikuhura - Indonesia 2010

Page 10: reorientasi riset untuk mengoptimalkan produksi dan rantai nilai ...

460

kecenderungan semakin tinggi tumpukan susut bobot semakin rendah. Perlakuan sampai 3tumpukan memperkecil terjadinya benturan antar buah sehingga terjadinya buah memar dapatdikurangi dan proses fisiologis khususnya respirasi dan transpirasi berkurang sehingga susut

bobotnya kecil. Dari Tabel 2 basil inenunjukkan pada hari keempat pada semua perlakuan tanpatumpukan susut bobotnya tertinggi dan tidak berbeda nyata pada semua perlakuan bahan pengisi.Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan sampai 3 tumpukan mampu menahan terjadinya benturanantar buah sehingga mencegah terjadinya buah memar. Susut bobot terendah dihasilkan olehperlakuan dengan stereofoam tiga tumpukan dengan nilai 1,56%, karena stereofoam mampumenahan terjadinya benturan.

Tabel 2 :Susut bobot buah pepaya pengamatan hari ke empat

Perlakuan Ssusut bobot (%)Jenis Pengisi (P) Tinggi Tumpukan (H)

Tanpa (PI) Satu (HI) 4.35 aDua (H2) 3.89 abTiga (H3) 2.70 d

Potongan kertas (P2) Satu (HI) 3.77 abDua (H2) 3.22 cTiga (H3) 2.39 d

Stereofoam (P3) Satu (HI) 3.36 beDua (H2) 2.65 dTiga (H3) 1.56 e

Tekstur buah

Hasil menunjukkan adanya interaksi antar dua perlakuan. Gambar 3 memperlihatkansemua perlakuan menujukkankan buah menurun tingkat kekerasannya. Data menunjukkankecenderungan dengan semakin rendahnya tumpukan semakin menurun tingkat kekerasannya.

Dari Tabel 3 terlihat pengisi jaring stereofoam dapat mempertahankan nilai tekstur buahdibanding perlakuan yang lain. Menurunnya nilai tekstur buah menandakan buah mengalamipematangan selama penyimpanan. Perlakuan sampai 3 tumpukan memperkecil teijadinyabenturan antar buah sehingga proses pematangan terhambat, akibatnya terhambat pula penurunantingkat kekerasannya. Pepaya dengan tingkat kekerasan tertinggi dihasilkan oleh perlakuanpengisijenis jaring stereofoam dengan tiga tumpukan.

12 3 4lama penyimpanan(hari)

—®— P1H1— P1H2~ÿ~P1H3

— P2H1— P2H2-~SÿP2H3

——P3H1

--P3H2—iP3H3

Gambar 3: Tingkat kekerasan pepaya perlakuan bahan pengisi dan tinggi tumpukan

ProsidingSeminar NasionalHorlikullura - Indonesia 2010

Page 11: reorientasi riset untuk mengoptimalkan produksi dan rantai nilai ...

461

Tabel 3: Tingkat kekerasan buah pepaya pengamatan hari ke empat

Perlakuan Tingkat kekerasan (kg/cm2)Jenis Pengisi (P) Tinggi Tumpukan (H)

Tanpa (PI) Satu (HI) 9.55 fDua (H2) 11.74 efTiga (H3) 13.02 de

Potongan kertas (P2) Satu (HI) 15.03 cdDua (H2) 15.94 beTiga (H3) 16.42 be

Stereofoam (P3) Satu (HI) 15.91beDua (H2) 17.94 bTiga (H3) 20.52 a

Total Padatan Terlarut

Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi antar dua perlakuan. Gambar 3menunjukkan Sampai hari ke 4 semua perlakuan kecuali perlakuan tanpa bahan pengisimenunjukkan total padatan terlarut yang meningkat (Tabel 4). Terjadinya penurunan total padatanterlarut tersebut, disebabkan proses pematangan yang semakin cepat akibat benturan selamatransportasi, sehingga buah memar maka proses degredasi gula-gula sederhana akan menjadilebih cepat.

PIHI

P1H2

P1H3

P?H1

P2H2

P2H3

P3H1

P3H2

P3H3

Gambar 4: Total padatan terlarut pepaya perlakuan bahan pengisi dan tinggi tumpukan

Tabel 4: Total padatan terlarut buah pepaya pengamatan hari ke empat

Perlakuan Total padatanJenis Pengisi (P) Tinggi Tumpukan terlarut (°Brix)

(H)Tanpa (PI) Satu (HI) 10.51b

Dua (H2) / 10.63 bTiga (H3) 10.88 c

Potongan kertas (P2) Satu (HI) 12.30 aDua (H2) 12.18 aTiga (H3) 12.18 a

Stereofoam (P3) Satu (HI) 12.18 aDua (H2) 12.06 aTiga (H3) 12.06 a

Lama penyimpanan{hari)

ProsidingSeminar NasionalHortikuhura - Indonesia 2010

Page 12: reorientasi riset untuk mengoptimalkan produksi dan rantai nilai ...

462

Kerusakan buah

Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi antar dua perlakuan. Gambar 5menunjukkan sampai hari ke 2 buah belum mengalami kerusakan, namun mulai hari ke 3 semuaperlakuan tanpa bahan pengisi menunjukkan kerusakan yang meningkat dengan semakinrendahnya tumpukan. Dari Tabel 5, menunjukkan bahwa semua perlakuan dengan bahan pengisimampu bertahan sampai 4 hari dengan kerusakan 12,5%, pada perlakuan bahan pengisi kertastanpa ditumpuk. Perlakuan bahan pengisi jarring stereofoam belum mengalami kerusakan sampaipengamatan hari keempat. Hal ini menunjukka bahwa jarring stereofoam dalam semua perlakuantumpukan mampu mempertahankan buah selama transportasi antar pulau.

P1H1

P1H2

ÿ7k— P1H3

P2H1

P2H2

P2H3

P?.H1

1 2 3 4 -P3H2

lama penyimpanan {hari)

Gambar 5: Total kerusakan pepaya perlakuan bahan pengisi dan tinggi tumpukan

Tabel 5: Total kerusakan buah pepaya pengamatan hari ke empat

Perlakuan Total kerusakan(%)Jenis Pengisi (P) Tinggi Tumpukan (II)

Tanpa (PI) Satu (HI) 62.5 aDua (H2) 37.5 aTiga (H3) 25,0 ab

Potongan kertas (P2) Satu (HI) 12,5 beDua (H2) 0.0 aTiga (H3) 0.0 a

Stereofoam (P3) Satu (HI) 0.0 aDua (H2) 0.0 aTiga (H3) 0.0 a

KESIMPULAN DAN SARAN.

1. Kemasan karton tanpa bahan pengisi menghasilkan persentase kerusakan buah yangmeningkat dengan semakin rendahnya tumpukan.

2. Kemasan karton dengan bahan pengisi sampai tiga tumpukan mampu mempertahankanmutu fisik dan kerusakan buah pepaya sampai hari ke-4 dengan tingkat kerusakan sebesar12,5 % pada perlakuan bahan pengisi potongan kertas satu tumpukan

3. Kemasan karton dengan bahan pengisi jaring stereofoam sampai tiga tumpukan mampumempertahankan mutu pepaya lebih baik dibanding perlakuan yang lain. Pengisi jaringstereofoam dengan tinggi tiga tumpukan menghasilkan pepaya dengan karakteristik mutu

ProsidingSeminar NasionaiHorlikuhura - Indonesia 2010

Page 13: reorientasi riset untuk mengoptimalkan produksi dan rantai nilai ...

463

skor warna 4,9; susut bobot 1,56 %, tekstur 20,52 kg/cm2 total padatan terlarut12,05°Brix dan kerusakannya 0%.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 2000, Riset Unggulan Strategis Nasional PengembanganBuah-buahan UnggulanIndonesia. Pusat kajian Buah-buah Tropika Institut Pertanian Bogor. IPB. Bogor.

Anonimus, 2005, Teknologi Tepat Guna- Budi Daya Pertanian Pepaya (Cacarica papaya, L),WARTNTEK - MenteriNegara Riset dan Teknologi, di akses 03/10/2010

Anonimus, 2008, Direktorat Jendral Hortikultura, Kementrian Pertanian.www.hortikultura.deptan.go.id.di akses 03/10/2010.

Maulana, M,2010, Ekspor Pepaya Mini DitargertkanCapai 25 Ton Per Bulan, IDCNet Work, diakses 03/10/2010.

Kartasapoetra, A.G. 1994. Teknologi Penanganan Pasca Panen. Penerbit Rineka Cipta. JakartaSuhendar ,Y; Enny Purbani T; Selamet Riyanto;Tri Agus Abdi Sholeh, 2007, Agribisnis Pepaya

:Pasar Besar, Pasokan Kurang, Agrina . tabloid [email protected]. di akses03/10/2010.

ProsidingSeminar NasionalHortikultura - Indonesia 2010Perhimpunan Hortikultura Indonesia- Universitas Udayana

Page 14: reorientasi riset untuk mengoptimalkan produksi dan rantai nilai ...