Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu...

86
1

Transcript of Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu...

Page 1: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

1

Page 2: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

2

PENGANTAR

Apakah yang dimaksud dengan Masa Lenten?

Masa Lenten adalah masa pertobatan, berpuasa dan persiapan menjelang

Hari Paskah. Pada masa gereja mula-mula, masa Lenten merupakan waktu

mempersiapkan para petobat baru untuk baptisan. Di masa kini, orang

percaya mengisi masa Lenten dengan berfokus pada hubungan pribadi

dengan Tuhan, serta dengan rela memberi diri membantu orang lain yang

membutuhkan.

Kapankah Masa Lenten itu?

Masa Lenten adalah masa selama 40 hari sebelum hari Paskah (tanpa

memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila

diurutkan, maka masa Lenten akan dimulai pada hari Rabu Abu dan

berakhir menjelang hari Paskah. Untuk tahun 2015 ini, Masa Lenten

dimulai dari hari Rabu, 18 Februari 2015 dan berakhir pada hari Sabtu, 4

April 2015.

Mengapa 40 hari?

Empat puluh hari menggambarkan masa Tuhan Yesus berada di padang

gurun berpuasa setelah itu dicobai oleh Iblis. Oleh karenanya bagi kita

orang percaya masa Lenten merupakan masa kita berpuasa, berdoa, dicobai

dan bertobat. Masa Lenten tidaklah diwajibkan oleh satupun ayat Alkitab

namun itu sudah menjadi suatu tradisi gereja yang dilakukan oleh orang

percaya pada 2.000 tahun terakhir ini.

Page 3: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

3

Bagaimanakah Kehidupan Selama Masa Lenten?

Masa Lenten menitikberatkan untuk kita mengingat kembali karya

keselamatan yang telah digenapi Yesus Kristus, dan merasakan

kelemahlembutan, kasih, keberanian, dan kesepian-Nya. Pada Masa

Lenten umumnya orang percaya melakukan puasa, doa dan perbuatan baik

kepada sesama. Puasa yang dilakukan selama Masa Lenten adalah puasa

yang disesuaikan dengan keadaan kesehatan. Mengaku dosa dan bertobat,

mendekatkan diri pada Tuhan dengan hati yang tulus dan murni,

merupakan bagian dari persiapan diri menyongsong hari Paskah. Berpuasa

bukan sekedar tidak makan atau minum, juga menjaga pancaindera dan hati

dari segala sesuatu yang menghalangi fokus kepada Tuhan. Belajar

menahan diri dan menderita bersama Kristus, mengalami pencobaan dan

memperoleh kemenangan atas pencobaan tersebut. Melalui menahan lapar,

haus dan hawa nafsu, kita dilatih untuk meningkatkan kehidupan rohani,

selain menderita bersama Kristus, kita juga dapat merasakan kehidupan

orang lain yang menderita kekurangan. Masa Lenten juga diisi dengan

menghemat uang untuk makan dan hiburan sehingga dapat memberi lebih

banyak untuk menolong mereka yang kekurangan sebagai wujud kasih

yang nyata dari Tuhan.

Page 4: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

4

PENDAHULUAN

“Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke surga, Ia

mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem.” – Lukas 9:51

Misi Tuhan Yesus datang ke dunia adalah salib. Dalam kitab

Lukas, Tuhan Yesus telah memberitahukan tentang kematian-Nya

sebanyak 2 kali (9:22, 44). Dan ketika tiba waktunya untuk menghadapi

kematian-Nya, bukannya menghindar dari penderitaan, tapi Dia bergerak

ke arah itu, langkah demi langkah. Ia tertuju ke Yerusalem, dan di akhir

perjalanan-Nya, Dia akan naik ke atas sepotong kayu. Sepanjang

kehidupan-Nya di muka bumi ini, hanya satu tujuan-Nya, ”menuju salib”.

Dalam perjalanan-Nya, Tuhan Yesus menantang orang-orang yang

ada di sekitar-Nya untuk ikut bergerak ”menuju salib” juga. Dari hari

pertama Tuhan Yesus memulai pelayanan-Nya, beragam reaksi yang Ia

terima atas undangan yang disebar-Nya. Ada penolakan keras, keraguan,

ketakjuban sementara, keegoisan dan lain-lain. Bahkan menjelang saat-saat

terakhir, murid-muridNya pun goyah dan meninggalkan Tuhan Yesus.

Tuhan Yesus memanggil kita untuk memikul salib kita dan

mengikuti Dia juga. Tuhan Yesus menantang kita untuk mengutamakan

orang lain dari pada diri sendiri dan bergabung dengan misi TUHAN

untuk merubah dunia ini dalam kasih sejati. Orang-orang percaya

”menuju salib” bukan dengan tujuan untuk memuliakan orang Kristen

tetapi untuk memuliakan Kristus. Kehidupan ”menuju salib” itu berarti

kehidupan yang menanggalkan manusia lama, mengasihi, melayani, rela

berkorban dan tahan uji. Kehidupan yang juga bersandar pada kekuatan

Page 5: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

5

Tuhan Yesus supaya dapat mengikuti teladan Dia yang mengarahkan

pandangan-Nya ke Kalvari, bukan demi kepentingan-Nya sendiri tetapi

untuk kita yang dikasihi-Nya.

Seperti murid-murid Tuhan Yesus, kita pernah mengasihi Dia

dengan sungguh-sungguh, tetapi mungkin juga pernah dan sering

”meninggalkan” Dia dan tidak tekun ”menuju salib.” Renungan Lenten

masa Pra Paskah tahun ini, Tuhan Yesus kembali mengundang dan

menantang kita untuk kembali ”menuju salib” dengan setia. Biarlah

melalui renungan lenten ini, kita bukan sekedar membaca dan mengerti

tentang salib itu, tetapi kita juga meneladani kehidupan Tuhan Yesus yang

”menuju salib” dengan penuh kasih sambil menantikan kedatangan-Nya

kembali. Amin.

Page 6: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

6

Hari ke-1 Rabu, 18 Februari 2015 (Rabu Abu)

Bacaan Alkitab: Lukas 14:25–33

“Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat

menjadi murid-Ku.” (Luk. 14:27)

Menurut tradisi Gereja barat, pada hari Rabu Abu, orang-orang

Kristen akan diberikan tanda salib pada dahinya dengan abu. Tradisi ini

telah dilakukan oleh orang-orang Israel sebagai simbol kesedihan,

penyesalan dan pertobatan (Est. 4:1, Dan. 9:3) Pada masa sekarang,

simbol ini dapat dimaknai juga sebagai pengingat akan kefanaan kita dan

sikap berkabung atas dosa-dosa kita. Dengan kita memasuki perjalanan

”menuju salib” ini, kita mengakui satu dosa yang banyak orang percaya

lakukan: kita tidak mau atau tekun memikul salib kita dan mengikut

Tuhan Yesus.

Dalam perikop ini, Tuhan Yesus menceritakan kepada kita tentang

pengorbanan untuk mengikut Dia. Kata Tuhan Yesus, untuk menjadi

seorang murid-Nya itu berarti mengasihi Dia lebih dari pada mengasihi

orang lain yang paling kita kasihi sekali pun (14:26). Pada saat jaman

Tuhan Yesus, keputusan untuk mengikut Tuhan Yesus bagi sebagian orang

bisa berakibat dimusuhi oleh keluarga sendiri. Selain itu, mengikut Tuhan

Yesus juga berarti merelakan seluruh area kehidupan kita dibawah

kedaulatan-Nya (14:31-33).

Harga mengikuti Tuhan Yesus ini harus dipersiapkan sebaik-

baiknya sebelum kita mengambil keputusan, karena kalau kita gagal di

tengah jalan maka kita akan menerima cemooh (14:28-29) dan Allah

berdaulat untuk menarik kita dari menjadi murid-Nya (14:33-35). Hal

Page 7: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

7

mengikut Tuhan Yesus membutuhkan pengorbanan besar dari kita, oleh

karena itu Tuhan Yesus mengajak kita untuk memikul salib kita dan

mengikut Dia.

Fokus iman kita sering pada apa yang Tuhan lakukan untuk kita:

menjawab doa-doa kita, memberi kita keselamatan, memberkati kita atau

menolong kita di masa kesulitan. Kita sering menjadikan Tuhan sebagai

alat pemuas hati kita, ketimbang membiarkan diri kita dipakai untuk

menggenapi tujuan-Nya. Kita perlu lebih memusatkan perhatian kita pada

apa yang dapat kita lakukan untuk mengerjakan kehendak Tuhan;

bagaimana kita dapat memikul salib dan mengikut Tuhan Yesus melalui

kehidupan pengorbanan dan pelayanan kasih. Apakah kita bersedia

bergabung menjadi murid Tuhan Yesus?

Tuhan Yesus, ampuni kami karena tidak mengikuti Engkau dengan

setia. Tolong kuatkan kami dalam perjalanan memikul dan menuju

salib ini, Amin.

Page 8: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

8

Hari ke-2 Kamis, 19 Februari 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 19:41-44

”Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu. Ia menangisinya.”

(Luk. 19:41)

Bagaikan seorang raja yang akan ditahbiskan, Tuhan Yesus

disambut secara luar biasa oleh orang-orang ketika Ia memasuki

Yerusalem. Penantian panjang mereka sepertinya terjawab sudah untuk

mempunyai seorang raja yang akan memerdekakan Israel dari penjajahan

Romawi. Pemilik keledai merelakan keledainya dan mengalasinya dengan

pakaian untuk ditunggangi oleh Tuhan Yesus. Orang-orang

menghamparkan pakaian mereka di jalan. Daun-daun palem dilambaikan

mengiringi kedatangan Tuhan Yesus (Yoh. 12:13). Dan mereka memuji-

muji Tuhan Yesus sebagai raja mereka yang diutus Allah untuk membawa

kejayaan bangsa Israel seperti jaman raja Daud. Ini adalah bentuk

penyambutan kedatangan seorang raja yang luar biasa dan penuh suka cita

dari orang-orang.

Tetapi berbeda dengan orang-orang, hati Tuhan Yesus menangis

melihat kota Yerusalem. Sambutan meriah yang diberikan oleh orang-orang

tidak menyukakan hati Tuhan Yesus. Tuhan Yesus tahu bahwa Ia akan

mengalami ketertolakan dari bangsa-Nya sendiri dan harus mengalami

penderitaan. Mengapa? Karena bangsa-Nya sendiri gagal melihat lawatan

Allah, di dalam diri Tuhan Yesus, kepada mereka dengan membawa damai

sejahtera yang sejati. Tuhan Yesus sedih karena kota Yerusalem, yang

berarti ”kota perdamaian” tidak mengenal damai sejahtera yang dibawa

Tuhan Yesus. Mereka merasa tahu apa jalan terbaik untuk beroleh damai

Page 9: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

9

untuk diri sendiri dan bangsanya sendiri. Kebutaan mereka akan membawa

kota Yerusalem kepada penghakiman Allah sendiri.

Tidak berbeda jauh dengan bangsa Israel, kita mungkin juga sering

merasa tahu apa jalan terbaik untuk mencapai kedamaian sendiri. Kita

mungkin menumpuk harta benda, mencari kekuasaan yang lebih besar lagi,

mengumpulkan banyak sumber daya untuk memenangkan konflik, dan

lain-lain. Itu semua dicari oleh bangsa-bangsa atau orang-orang yang tidak

mengenal Allah (Mat. 6:32). Berbeda dengan Tuhan Yesus, Ia

menyerahkan segala kemuliaan-Nya, kekuasaan-Nya dan sumber daya-Nya

untuk menuju salib dan membawa damai sejahtera sejati. Kedamaian yang

dibawa Yesus inilah yang kita butuhkan untuk pemulihan relasi dengan

Allah yang adalah segala sumber kehidupan kita. Siapkah kita ”menuju

salib” dengan menyerahkan segalanya, mengejar, memelihara dan

membagikan damai sejahtera sejati tersebut?

Ampuni kami ya, Tuhan jika kami sering merasa kami tahu yang terbaik

untuk diri kami. Bukakan mata hati kami ya, Tuhan, agar kami dapat

melihat dan menerima Tuhan Yesus yang adalah teladan dan sumber

damai sejahtera yang sejati. Amin.

Page 10: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

10

Hari ke-3 Jumat, 20 Februari 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 19:45-46

”Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mulailah Ia mengusir semua

pedagang di situ.” (Luk. 19:45)

Kesedihan hati Tuhan Yesus masih berlanjut ketika Ia memasuki

Bait Allah menjelang hari raya Paskah orang Yahudi. Bait Allah yang

seharusnya menjadi tempat untuk beribadah, dipenuhi oleh pedagang-

pedangang dan para penukar uang (Yoh. 2:14). Kehadiran mereka

sebenarnya membawa manfaat kemudahan bagi orang-orang Yahudi yang

ingin mempersembahkan korban hewan dan membayar pajak di Bait Allah.

Tetapi hati Tuhan Yesus menjadi sedih bercampur marah karena rumah

Bapa-Nya yang seharusnya menjadi rumah doa, berubah fungsi menjadi

tempat untuk mencari keuntungan besar. Selain itu, juga menjadi tameng

untuk menutupi keserakahan hati para pemimpin agama dengan praktek-

praktek keagamaan.

Dalam perjalanan-Nya ”menuju salib”, Tuhan Yesus tidak menjadi

lemah dan tak berdaya melihat praktek dosa. Tuhan Yesus yang adalah

pribadi Allah yang kudus tidak tahan melihat kekudusan Allah dicemari

oleh dosa manusia. Hati Tuhan Yesus menjadi sedih ketika Ia harus

menyaksikan manusia yang dikasihi-Nya berbuat dosa. Dan dengan

digerakkan oleh kesedihan hati-Nya yang penuh kasih inilah, Tuhan Yesus

melakukan tindakan untuk memperbaikinya, termasuk dengan mengusir

para pedagang dan penukar uang tersebut.

Luapan kemarahan Tuhan Yesus yang Ia tumpahkan ini

berlandaskan cinta-Nya kepada rumah Bapa-Nya. Bentuk emosi inilah yang

Page 11: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

11

dapat dikatakan sebagai kemarahan yang kudus, karena Ia memiliki hati

untuk menjaga kekudusan Allah. Apakah kita juga memiliki hati seperti

Tuhan Yesus? Apakah kita menjadi lemah dan tak berdaya terhadap dosa

dalam perjalanan kita ”menuju salib”? Kalaupun kita pernah gagal dalam

perjalanan ”menuju salib” ini, apakah kita punya kerinduan untuk segera

berbalik kepada Allah? Dan juga apakah hati kita menjadi sedih bercampur

marah ketika kita melihat praktek dosa di depan mata kita? Tuhan Yesus

pernah berkata, ”Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka

akan dihibur.” (Mat. 5:4).

Tuhan Yesus, tolong kami agar kami boleh mempunyai hati seperti Engkau.

Sertai kami dalam perjalanan ”menuju salib” ini agar kami dapat menjaga

kekudusan Engkau dan kekudusan diri kami sendiri. Amin.

Page 12: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

12

Hari ke-4 Sabtu, 21 Februari 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 19: 47-48

”Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka

dari bangsa Israel berusaha untuk membinasakan Dia.” (Luk. 19:47b)

Lukas banyak mencatat kehidupan pelayanan Tuhan Yesus dalam

menuju salib, di antaranya mengajar, menyembuhkan orang sakit,

membangkitkan orang mati, mengusir roh jahat, menghardik angin ribut

dan menobatkan orang-orang berdosa. Sepanjang pelayanan-Nya, ber-

ragam reaksi Tuhan Yesus terima, tak terkecuali dari pemimpin-pemimpin

agama Yahudi yang terus mengintai dan berusaha mencari-cari kesalahan

Tuhan Yesus dalam ajaran dan tindakan-Nya. Salah satu reaksi kerasnya

adalah sesudah Tuhan Yesus menyucikan Bait Allah dan melanjutkan

pelayanan mengajar-Nya di Bait Allah.

Lukas mencatat bahwa setelah peristiwa Tuhan Yesus mengusir

pedagang-pedagang di Bait Allah, para pemimpin agama Yahudi mulai

mencari cara untuk dapat membunuh Tuhan Yesus. Mereka merasa

dirugikan dan dilecehkan oleh ajaran-ajaran dan tindakan-tindakan Tuhan

Yesus dalam rangka menegakkan kebenaran sejati di dunia. Yang patut

dicermati, Lukas menambahkan ”orang-orang terkemuka dari bangsa

Israel” menjadi kelompok yang juga memusuhi Tuhan Yesus dan bersama

imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat berusaha membinasakan Tuhan

Yesus. Artinya, perlawanan dan penolakan terhadap Tuhan Yesus semakin

besar dan perjalanan ”menuju salib” Tuhan Yesus akan segera tiba. Tetapi

walaupun Tuhan Yesus harus menjadi sasaran rencana jahat dari

sekelompok orang, Tuhan Yesus tetap dengan setia mengajar di Bait Allah

Page 13: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

13

setiap harinya. Bahkan Lukas mencatat bagaimana pelayanan pengajaran

Tuhan Yesus tetap terus berbuah ketika ”seluruh rakyat terpikat kepada-

Nya dan ingin mendengarkan Dia”.

Kesetiaan Tuhan Yesus melayani dalam membawa berita

keselamatan di tengah-tengah penolakan terhadap diri-Nya menjadi teladan

bagi kita semua. Tuhan Yesus sadar bahwa penolakan terhadap diri-Nya

adalah konsekuensi dari pribadi Tuhan Yesus sendiri yang adalah Allah

sejati dan kondisi dunia yang gelap. Tuhan Yesus pernah berkata bahwa

dunia akan membenci kita karena kita dipilih dan berasal dari Allah (Yoh.

15:18-19). Menjalani panggilan melayani dalam perjalanan ”menuju salib”

tidak akan pernah mulus, oleh karena itu apakah kita tetap setia kepada

pelayanan berita Injil di tengah-tengah dunia yang membenci kita? Apakah

kita tetap setia dalam panggilan melayani walaupun menerima kritik tajam

bahkan cemooh dari sekeliling kita?

Ya Tuhan, berkati pelayanan kami agat dapat terus berbuah, tolong dan

sertai kami dalam tekun menjalani panggilan pelayanan kami apapun

tantangan yang kami hadapi. Amin.

Page 14: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

14

Hari ke-5 Senin, 23 Februari 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 20: 1-8

”Maka kata Yesus kepada mereka:”Jika demikian, Aku juga tidak

mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal

ini?” (Luk. 20:8)

Di tengah kebingungan para pemimpin agama Yahudi untuk

mencari cara agar dapat membunuh Tuhan Yesus, mereka memulainya

dengan menanyakan otoritas Tuhan Yesus yang melakukan pengusiran

pedagang-pedagang di Bait Allah dan pengajaran-pengajaranNya. Lukas

menggambarkan bagaimana pertanyaan ini merupakan pertanyaan resmi

dari mahkamah agama Yahudi yang merupakan otoritas tertinggi dalam

keagamaan Yahudi. Para pemimpin agama Yahudi merasa terancam

dengan apa yang Tuhan Yesus lakukan selama ini dan berusaha untuk

menjebak Tuhan Yesus.

Karena Tuhan Yesus mengetahui isi hati dan pikiran mereka yang

jahat (Luk. 5:22; 20:23), Tuhan Yesus tidak langsung memberikan

jawaban. Tetapi Ia menantang mereka untuk membuat pengakuan tentang

otoritas pelayanan Yohanes Pembaptis yang telah memberikan dampak

yang besar (Luk. 7:29-30) tetapi yang tidak diakui oleh mereka sendiri.

Hikmat Tuhan Yesus yang agung membuat mereka dalam posisi yang sulit

dalam menjawab pertanyaan Tuhan Yesus. Karena mereka lebih takut

kepada efek dari pengakuan yang harus mereka berikan, mereka lebih

memilih untuk mengatakan tidak tahu. Dengan demikian, Tuhan Yesus pun

berketetapan untuk tidak memberitahukan juga dengan otoritas dari siapa Ia

dapat melakukan semuanya itu.

Page 15: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

15

Kembali, Tuhan Yesus menunjukkan bahwa hidup ”menuju salib”

adalah satu kekuatan, bukan kelemahan. Pada saat itu, Tuhan Yesus tahu

bahwa pelayanan-Nya mengancam pihak yang berkuasa. Namun tidak

menghalangi Tuhan Yesus dari panggilan-Nya; Ia mengajar dan

memberitakan kabar baik, sekalipun perlawanan meningkat. Ketegangan

bertambah, begitu juga komitmen Tuhan Yesus untuk tetap berjalan

menuju salib. Tuhan Yesus bukan hanya sebagai satu teladan yang baik

karena menolak untuk menyerahkan hidup yang setia pada saat-saat yang

sulit, Ia juga yang dengan Roh Kudus memampukan kita untuk terus maju,

dan tidak mudah menyerah pada keadaan yang sulit. Kalau dalam

perjalanan ”menuju salib” kita menghadapi semakin banyak tantangan dan

pergumulan, kita harus meminta kepada Roh Kudus untuk semakin

menguatkan kita, bukan sekedar meminta Bapa mengubahkan keadaan agar

semakin mudah. Ingat, perjalanan ”menuju salib” adalah satu kekuatan,

bukan kelemahan.

Tuhan Yesus, terima kasih karena telah menunjukkan kepada kami

bagaimana hidup yang setia dan kuat dalam menghadapi kesulitan.

Ya, Roh Kudus, tolong dan memampukan kami untuk menjalaninya.

Amin.

Page 16: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

16

Hari ke-6 Selasa, 24 Februari 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 20: 9-16

”Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, dan

mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain.” (Luk.

20:16a)

Tuhan Yesus memberikan sebuah perumpamaan kepada orang

banyak tentang penggarap-penggarap kebun anggur yang menolak

memberikan hasil kebunnya dan membunuh para utusan pemilik kebun.

Pemilik kebun anggur adalah gambaran Allah sebagai pencipta dan pemilik

alam semesta. Penggarap-penggarap kebun adalah pemimpin-pemimpin

agama yang dipercaya untuk melayani atau menggembalakan umat Allah.

Sedangkan hamba-hamba utusan itu adalah para nabi yang diutus oleh

Allah dan anak yang dikasihi adalah Tuhan Yesus.

Penggarap-penggarap kebun memiliki kewajiban untuk membayar

uang sewa kepada pemilik kebun. Oleh karena itu, pemilik kebun mengutus

hamba-hambanya untuk menagih uang sewa tersebut. Tetapi para

penggarap kebun memilih untuk melukai hamba-hamba tersebut dan

menolak memberikan sebagain hasil dari kebunnya. Hingga akhirnya

pemilik kebun anggur mengutus anaknya yang dikasihi dengan harapan

diterima dan disegani oleh para penggarap kebun. Tetapi kali ini si anak

sebagai ahli waris menerima perlakuan yang lebih buruk dengan dibunuh

dan para penggarap kebun berharap kebun anggur itu jatuh ke tangan

mereka.

Melalui perumpamaan ini, Tuhan Yesus mau menggambarkan

kenyataan yang terjadi di antara bangsa Israel dan para pemimpin agama

Page 17: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

17

Yahudi. Di sepanjang sejarah, Allah telah banyak mengutus nabi-nabi

kepada umat-Nya tetapi mereka tidak didengarkan bahkan ditolak. Dan

hingga pada saat itu, Tuhan Yesus yang datang sebagai Anak Allah pun

juga ditolak bahkan akan dibunuh oleh para pemimpin agama. Hingga pada

akhirnya, Tuhan Yesus memberikan peringatan bahwa Allah berdaulat

untuk ”membuang” para pemimpin agama yang tidak menjalankan tugas

dan fungsi mereka sebagaimana mestinya. Para pemimpin agama

menganggap bahwa dunia ada untuk menjadi milik mereka dan melayani

mereka.

Kita pun akan mudah jatuh kepada kesalahan yang sama dengan

para pemimpin agama Yahudi. Segala berkat yang Tuhan berikan, kita

simpan untuk diri sendiri tanpa pernah digunakan untuk kemuliaan Tuhan.

Pelayanan yang dipercayakan kepada kita dengan mudahnya kita ubah

untuk melayani diri sendiri dan mencari kehormatan darinya, bukan untuk

umat Allah dan Allah sendiri. Kita harus ingat, Allah akan meminta

pertanggungjawaban atas segala perbuatan kita pada saat penghakiman

terakhir (2 Kor. 5:10). Kesetiaan kita dalam ”menuju salib” adalah

kesetiaan kita dalam melakukan kehendak Allah. Mana yang kita pilih,

setia melakukan kehendak-Nya dalam perjalanan ”menuju salib” ini atau

menanggung murka Allah dan terbuang dari kebun anggur-Nya?

Tuhan, jadikan kami orang Kristen yang sesuai dengan yang Engkau

kehendaki, dan ajarilah kami untuk mengucap syukur dan menggunakan

berkat-berkatMu untuk kemuliaan nama-Mu. Amin.

Page 18: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

18

Hari ke-7 Rabu, 25 Februari 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 20: 17-19

”Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu

penjuru?” (Luk. 20:17)

Para pemimpin agama Yahudi melihat Tuhan Yesus sebagai

ancaman bagi ajaran-ajaran dan praktek-praktek keagamaan mereka.

Mereka memandang Tuhan Yesus sebagai seseorang yang membawa

ajaran sesat, menggunakan kuasa gelap dalam melakukan mujizat, dan

seseorang yang terus menghujat Allah. Oleh karena itu, mereka merasa diri

benar, dihormati oleh orang banyak dan akan mendapatkan pujian dari

Allah ketika mereka menolak dan berhasil membinasakan Yesus.

Tetapi Yesus tahu perjalanan menuju salib-Nya tidak berakhir di

kayu salib semata, Ia akan bangkit. Melalu kebangkitan-Nya, Yesus

memproklamirkan diri-Nya bahwa Ia adalah batu penjuru yang sangat

ditinggikan oleh Allah Bapa, karena Ia adalah pribadi yang berkenan

kepada Bapa, dikasihi oleh Bapa dan taat kepada Bapa. Tuhan Yesus yang

semula ditolak oleh para pemimpin agama, justru diterima dan dimuliakan

oleh Allah. Konteks asli dari kutipan Yesus ini dalam Maz. 118:22

merupakan ucapan syukur pemazmur karena Allah telah meninggikan ia

ke tempat yang tertinggi mengatasi para musuhnya. Demikian juga dengan

Tuhan Yesus, Bapa meninggikan Ia ke tempat yang tertinggi dan termulia

mengalahkan musuh-musuh-Nya dan mengalahkan hukuman dosa.

Posisi Tuhan Yesus yang tertinggi dan termulia ini akan

menempatkan diri-Nya menjadi Hakim yang Agung untuk menghakimi

semua orang, termasuk musuh-musuh atau orang-orang yang pernah

Page 19: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

19

menolak-Nya. Mereka akan dihukum setimpal dengan perbuatan mereka

seperti batu penjuru yang akan meremukkan mereka ketika mereka jatuh

ke atas batu ataupun ketika batu itu jatuh menimpa mereka. Tidak akan ada

orang fasik yang tahan berdiri di hadapan tahta penghakiman Kristus pada

saat kedatangan-Nya yang kedua kalinya (Mzm. 1:5).

Inilah pengharapan bagi kita sebagai orang-orang percaya. Kita

memiliki pengharapan akan janji-janji mulia Tuhan Yesus akan

kebangkitan dan kemenangan kita. Kita akan dibangkitkan bersama-sama

dengan Dia dan bahkan akan bersama-sama dengan Dia ikut menghakimi

dunia (1 Kor. 6:2-3). Pengharapan ini yang menjadi kekuatan kita untuk

dengan tekun dan setia menjalani kehidupan ”menuju salib” yang tidak

mulus. Mungkin dalam ketekunan dan kesetiaan kita memegang teguh

iman kepada Yesus, kita mendapatkan banyak cemooh, hinaan, penolakan

dan aniaya dari orang-orang sekitar. Tapi ingatlah, Tuhan Yesus sang

Hakim Agung akan membawa keadilan sejati di tengah-tengah dunia ini.

Terima kasih, ya Tuhan, untuk pengharapan kebangkitan dan kemenangan

yang menyertai kami dalam perjuangan menuju salib ini. Amin.

Page 20: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

20

Hari ke-8 Kamis, 26 Februari 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 20: 20-26

”Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka yang licik itu,” (Luk. 20:23a)

Setelah ”ditelanjangi” habis-habisan oleh Tuhan Yesus di depan

orang banyak, hati para pemimpin agama semakin panas dan semakin

besar niatan mereka untuk menangkap Tuhan Yesus. Kali ini mereka

mencoba satu taktik baru untuk menjerat Tuhan Yesus. Mereka

menyusupkan beberapa orang untuk bertingkah seperti layaknya pengikut

Tuhan Yesus dan memberikan pertanyaan yang sulit perihal membayar

pajak. Isu membayar pajak kepada Kaisar menjadi isu yang sensitif, karena

orang Yahudi dipaksa untuk membayar pajak kepada penjajah. Mereka

berharap Tuhan Yesus terjerat dengan pertanyaan ini dan menjadi alasan

untuk menyerahkan Tuhan Yesus kepada penguasa untuk dibunuh.

Tetapi sekali lagi, hikmat Tuhan Yesus yang agung dapat

mengenali isi hati dan pikiran mereka yang tidak kelihatan, walaupun

mereka ”dibungkus” agar terlihat jujur dan benar. Walaupun menjadi isu

yang sensitif, dari jawaban-Nya, Tuhan Yesus menegaskan bahwa tidak

ada pemisahan antara urusan negara dengan urusan keagamaan dalam hal

kewajiban membayar pajak. Sebagai umat Tuhan, kita dipanggil dan wajib

untuk tunduk dan taat kepada pemerintahan yang ada. Sama halnya dengan

kematian yang akan dihadapi oleh Tuhan Yesus, para pemimpin agama

pun menginginkan kematian Tuhan Yesus. Tuhan Yesus sendiri sedang

menjelang kematian-Nya dalam perjalanan menuju salib. Sama-sama

berujung kepada kematian, tetapi berbeda dalam tujuan atau motivasi.

Tuhan Yesus dapat mengenali pemisahan atau perbedaan motivasi

Page 21: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

21

orang-orang yang bertanya kepada Dia. Pertanyaan mereka dibekali oleh

para pemimpin agama untuk mencari kesalahan Tuhan Yesus sehingga

dapat membunuh Dia. Motivasi para pemimpin agama adalah

menyelamatkan diri mereka sendiri. Sedangkan Tuhan Yesus berjalan

menuju salib mengorbankan diri-Nya sendiri untuk menyelamatkan dunia.

Pada saat Tuhan Yesus mati, para pemimpin agama mungkin merasakan

kemenangan karena berhasil. Tetapi pada saat yang bersamaan pula, Tuhan

Yesus sebenarnya yang mendapatkan kemenangan sejati karena Ia

ditinggikan dan dimuliakan oleh Bapa di atas kayu salib.

Dalam kehidupan sehari-hari pun, setiap orang memiliki beragam

motivasi dalam mengerjakan sesuatu. Orang-orang yang bekerja bisa

dengan motivasi mencari uang, mencari pengakuan dari orang lain,

mendapatkan status sosial yang lebih tinggi, dan lain-lain. Dalam gereja

pun, kita bisa memiliki banyak motivasi dalam menjalankan kegiatan

gerejawi. Ada orang yang melayani supaya dipandang rohani, dipaksa

orang lain, mencari kedudukan di gereja, mendapatkan pujian dan lain-

lain. Tetapi seharusnya motivasi pelayanan kita adalah karena cinta kepada

Tuhan dan umat-Nya. Motivasi kita dalam perjalanan ”menuju salib” harus

berdasarkan pengorbanan diri seperti Tuhan Yesus yang mengorbankan

diri-Nya sendiri. Bukan untuk keuntungan pribadi. Jadi, apa motivasi Anda

dalam beribadah? Apa motivasi Anda dalam pelayanan? Bahkan apa

motivasi Anda dalam berdoa, membaca Alkitab dan membaca renungan

lenten pada hari ini?

Ya Tuhan, ampuni kami jikalau dalam kegiatan keagamaan, kami memiliki

motivasi selain kasih dan pengorbanan. Berikan kami motivasi yang murni

dan hanya tertuju kepada-Mu saja, Amin.

Page 22: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

22

Hari ke-9 Jumat, 27 Februari 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 20: 27-40

”Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di

hadapan Dia semua orang hidup.” (Luk. 20: 38)

Setelah para ahli Taurat dan imam-imam kepala, Lukas mencatat

giliran orang-orang Saduki yang mengajukan pertanyaan yang sulit. Niat

mereka hampir sama dengan para pimpinan agama lainnya yaitu untuk

mencari kesalahan dalam diri Tuhan Yesus, tetapi kali ini mereka

mengajukan suatu pertanyaan yang lebih teologis dibandingkan sebelum-

sebelumnya. Mereka menanyakan kondisi kehidupan sesorang setelah

kematian.

Pada dasarnya orang Saduki tidak percaya kepada konsep

kehidupan setelah kematian. Mereka berpegang teguh kepada ajaran-ajaran

dalam kitab-kitab Musa (Pentateukh), dan menolak tradisi-tradisi oral yang

dipegang teguh juga oleh orang-orang Farisi. Oleh karena itu, pertanyaan

mereka berpijak dari hukum Musa dan dikaitkan dengan kebangkitan. Inti

dari pertanyaan mereka adalah mereka ingin menghadapkan Tuhan Yesus

pada dilema antara kebangkitan dan hukum Musa tentang perkawinan.

Tuhan Yesus sebagai Juruselamat yang membawa kebangkitan

dan hidup kekal menjelaskan bahwa kehidupan setelah kematian akan

berbeda jauh dengan kehidupan di dunia. Ikatan perkawinan hanya ada di

dalam dunia untuk menjaga keberlangsungan kehidupan di dunia.

Sedangkan dalam kehidupan setelah kematian, orang-orang akan menjadi

seperti malaikat dan tidak akan mengalami kematian lagi. Tetapi Tuhan

Yesus mengatakan bahwa tidak semua orang akan menerima kebangkitan

Page 23: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

23

ini, hanya bagi orang-orang yang ”dianggap layak”, yaitu mereka yang

dalam kehidupannya di dunia ini selalu hidup di hadapan Allah. Karena

Allah adalah Allah bagi orang-orang yang hidup, maka semua orang yang

hidup di hadapan Allah (dalam hidup di dunia ini) ketika mereka mati akan

dibangkitkan dan terus hidup di hadapan Allah.

Dalam perjalanan menuju salib yang berujung kepada kematian,

Tuhan Yesus sebenarnya membawa hidup yang kekal bagi mereka yang

mau menerima dan percaya kepada-Nya. Kebangkitan hanya diterima bagi

mereka yang dalam sepanjang kehidupannya selalu hidup di hadapan

Allah. Hidup di hadapan Allah berarti menyadari bahwa Allah hadir 24

jam dalam setiap kehidupan kita dan kita menjaga kekudusan hidup ini.

Hidup di hadapan Allah berarti menikmati sekaligus menaati Allah dalam

kehidupan kita. Inilah panggilan kita dalam ”menuju salib”, yaitu

menjalani hidup di hadapan Allah.

Kami memuji Engkau, ya Tuhan Yesus, untuk hidup kekal yang Kau

tanamkan dalam diri kami. Mohon mampukan kami dalam kehidupan ini

agar kami selalu hidup di hadapan-Mu. Amin.

Page 24: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

24

Hari ke-10 Sabtu, 28 Februari 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 20: 41-44

”Jadi Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya

pula?” (Luk. 20:44).

Setelah diajukan pertanyaan yang bertubi-tubi dari para pemimpin

agama, sekarang giliran Tuhan Yesus yang mengajukan suatu pertanyaan.

Kalau selama ini para pemimpin agama bertanya kepada Yesus dengan

motivasi untuk menjatuhkan Dia, tetapi pertanyaan Tuhan Yesus bukan

dengan motivasi menjatuhkan lawan-lawanNya, melainkan meluruskan

pandangan yang salah selama ini. Tuhan Yesus meluruskan pandangan

yang salah tentang identitas-Nya sendiri.

Bangsa Israel selalu menantikan penggenapan janji akan hadirnya

Raja atau Mesias di tengah-tengah mereka yang berasal dari keturunan

Daud. Mereka merindukan agar bangsa Israel dapat mencapai kembali

kejayaan seperti yang pernah dicapai oleh Daud pada masa

pemerintahannya. Mereka merindukan sesosok Mesias yang setidaknya

sama seperti Daud sebagai raja terbesar dan tersukses dalam sejarah

kerajaan Israel. Tapi Daud menyadari bahwa Mesias yang akan datang dari

keturunannya akan lebih besar dari dirinya sendiri, karena Daud

menyebut-Nya sebagai ”Tuanku” (Mzm. 110:1). Mesias ini akan memiliki

kedudukan yang terhormat dan memiliki kekuasaan dan otoritas yang

sama dengan Allah, karena Ia duduk di sebelah kanan Allah.

Ayat ini dikutip oleh Tuhan Yesus untuk menunjuk kepada diri-

Nya. Petrus sendiri ketika berkotbah setelah peristiwa Pentakosta juga

menunjuk kepada sosok Tuhan Yesus ketika mengutip ayat ini (Kis. 2:29-

Page 25: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

25

36). Tuhan Yesus datang sebagai Raja dan Mesias yang jauh lebih besar

dari pada Daud, karena Ia adalah Allah. Tuhan Yesus datang untuk

mengerjakan sesuatu yang jauh lebih agung dari yang Daud telah kerjakan,

yaitu membawa pembebasan dari penjajahan dosa bagi umat-Nya. Bahkan

Tuhan Yesus akan membawa kemenangan yang jauh lebih sempurna dari

pada kemenangan-kemenangan yang Daud raih, karena kemenangan-Nya

untuk selama-lamanya.

Dalam perjalanan-Nya menuju salib yang penuh kehinaan, Tuhan

Yesus adalah pribadi yang paling mulia. Dalam pelayanan-Nya, Tuhan

Yesus menantang orang-orang di sekitar-Nya untuk menjadi pengikut-Nya

ketimbang pengikut mujizat-mujizatNya. Bagaimana dengan kita? Apakah

dalam perjalanan ”menuju salib” ini kita memiliki pandangan yang benar

tentang Tuhan Yesus? Rindukah pikiran kita terus diubahkan semakin

serupa dengan pikiran Tuhan Yesus dengan membaca Alkitab,

mendengarkan kotbah, dan berdoa? Apakah selama ini kita menjadi

pencari setia kehendak-Nya atau mujizat-Nya? Lukas mencatat bagian ini

untuk menjadi refleksi bagi pembacanya dengan tidak mencatat reaksi dari

para pemimpin agama. Oleh karena itu, mari kita sama-sama ber-refleksi

dengan pertanyaan-pertanyaan di atas.

Ya Tuhan, ampuni kami dan mampukan kami untuk menjadi pengikut

sejati-Mu tanpa mencari keuntungan bagi diri kamu sendiri. Amin.

Page 26: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

26

Hari ke-11 Senin, 2 Maret 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 20: 45-47

”Waspadalah terhadap ahli-ahli Taurat ... Mereka pasti akan menerima

hukuman yang lebih berat.” (Luk. 20: 45a, 47b)

Dalam kisah penciptaan, Allah menciptakan dunia dan manusia

dengan tujuan yang baik dan mulia. Allah rindu agar semua ciptaan-Nya

dapat menikmati dan memuliakan Dia. Tetapi karena dosa, dunia

menggeser tujuan yang semula ditetapkan oleh Allah menjadi menikmati

dan memuliakan diri sendiri. Semenjak itu, dunia menawarkan dan

mewajibkan manusia untuk mengejar kehormatan sendiri dan keuntungan

pribadi ketimbang kehormatan dan kemuliaan Allah.

Kali ini Tuhan Yesus memberikan peringatan kepada orang

banyak untuk waspada terhadap ahli-ahli Taurat. Jubah panjang yang

mereka kenakan adalah jubah mahal yang tidak dapat terbeli untuk

kalangan orang-orang pekerja biasa. Mereka terbiasa dan suka menerima

penghormatan di mana pun mereka berada, baik di keramaian seperti di

pasar, atau pun mendapatkan posisi terhormat dalam rumah ibadat dan

perjamuan makan. Tetapi penghormatan yang diterima pun tidak sesuai

dengan kehidupan mereka. Dalam hubungan dengan sesama, para janda

diperas habis-habisan oleh mereka sewaktu mereka membela perkara

kaum yang lemah ini. Dalam hubungan dengan Allah, doa mereka lebih

mementingkan panjangnya kata-kata dibandingkan kesungguhan hati

mereka, agar terlihat rohani di mata orang lain. Tuhan Yesus mengakhiri

dengan mengatakan bahwa mereka akan menerima hukuman setimpal

dengan penghormatan atau kemunafikan mereka. Semakin banyak

Page 27: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

27

penghormatan yang mereka terima atau kemunafikan yang mereka

lakukan, semakin berat hukuman yang mereka terima.

Kehidupan Tuhan Yesus berbanding terbalik dengan kehidupan

ahli-ahli Taurat. Tuhan Yesus tidak mencari kehormatan dalam perjalanan

menuju salib, walaupun Ia adalah pribadi yang terhormat dan termulia.

Tuhan Yesus tidak memeras, tetapi berbelas kasihan terhadap kaum yang

lemah. Tuhan Yesus memiliki hubungan yang intim dengan Allah Bapa

dalam kehidupan doa-Nya. Semuanya itu dilakukan tanpa kemunafikan

dan hati yang murni dengan mencari kehormatan dan kemuliaan Allah

Bapa.

Bagaimana dengan kita? Untuk kehormatan siapakah kita

melayani di gereja? Untuk kehormatan siapakah kita berbuat baik kepada

sesama? Untuk kehormatan siapakah kita menjalankan praktek-praktek

keagamaan kita? Tuhan Yesus menantang kita dalam ”menuju salib” untuk

melawan arus dunia dalam perihal mencari kehormatan. Kehormatan dan

kemuliaan hanya diberikan kepada yang sungguh-sungguh pantas

menerimanya, yaitu Allah Tritunggal.

Tuhan, ampuni kami jikalau dalam kehidupan, kami hanya mencari

kehormatan untuk diri sendiri. Biarlah segala kehormatan dan kemuliaan

hanya untuk Tuhan. Amin.

Page 28: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

28

Hari ke-12 Selasa, 3 Maret 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 21: 1-4

”Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya,

tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh

nafkahnya.” (Luk. 21: 4).

Setelah memberikan peringatan tentang bahaya ahli-ahli Taurat

yang hanya mencari kehormatan sendiri, Tuhan Yesus memberikan satu

pengajaran tentang makna terpenting dalam kehidupan ini, yaitu memberi.

Di dalam bait Allah, Tuhan Yesus memperhatikan orang-orang yang

memberikan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. Orang-

orang kaya biasanya memberikan persembahan dalam jumlah yang besar

untuk keperluan-keperluan bait Allah.

Tetapi perhatian Tuhan Yesus jatuh kepada seorang janda yang

ikut memberikan persembahan. Lukas memberikan penegasan, selain

status sosialnya sebagai kaum yang lemah, kondisi keuangannya pun

lemah. Ia memasukkan dua peser yang merupakan satuan terkecil dari

uang pada masa itu. Jika dibandingkan dengan orang-orang kaya, jumlah

persembahan si janda miskin tidak ada artinya. Tetapi Tuhan Yesus lebih

memilih untuk memuji tindakan si janda miskin. Orang-orang kaya dan si

janda miskin sama-sama memberi, tetapi perbedaanya bukan hanya pada

jumlah yang diberikan, melainkan yang terpenting adalah jumlah yang

tersisa dari mereka.

Tuhan Yesus tidak memandang remeh pemberian yang diberikan

dari kelimpahan, tetapi jauh lebih bermakna adalah pemberian yang keluar

dari hati yang mau berkorban dan bersandar kepada Allah. Pengorbanan si

Page 29: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

29

janda miskin yang ingin memberikan yang terbaik kepada Allah dengan

memberikan apa yang ia punya, itulah sikap hati yang dipuji oleh Tuhan

Yesus, karena esensi memberi adalah pengorbanan. Dalam kisah ini,

Tuhan Yesus mengkritisi motivasi orang-orang yang memberi untuk

mencari, tetapi memberi harus dengan suatu pengorbanan.

Bentuk pemberian Tuhan Yesus terbesar dalam menuju salib

adalah Ia mengorbankan diri-Nya untuk kita. Teladan pengorbanan inilah

yang Tuhan Yesus kehendaki untuk dimiliki orang-orang percaya. Akibat

dosa, kecenderungan manusia untuk memberi bertujuan untuk diri sendiri.

Kita harus belajar dalam perjalanan ”menuju salib” ini untuk selalu

berkorban dalam memberi. Relakah kita jika dalam memberi, kita tidak

mendapatkan pujian dari orang lain? Siapkah kita jika dalam memberi, kita

menerima cemooh dari orang lain? Bisakah kita belajar untuk memberi

tanpa diketahui oleh orang lain? Maukah kita dalam memberi, kita

menyandarkan diri kita kepada Tuhan?

Tuhan Yesus, terima kasih untuk pengorbanan-Mu yang besar kepada

kami. Tolong kami untuk belajar memberi dengan pengorbanan seperti

yang Kaukehendaki. Amin.

Page 30: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

30

Hari ke-13 Rabu, 4 Maret 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 21: 5-6

”Apa yang kamu lihat di situ -- akan datang harinya di mana tidak ada

satu batu pun yang akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain;

semuanya akan diruntuhkan.” (Luk. 21: 6)

Mulai perikop ini dan seterusnya, kita melihat Tuhan Yesus

mengakhiri pengajaran-pengajaranNya di Bait Allah dengan kotbah

tentang akhir zaman. Matius dan Markus juga memulai perikop ini sebagai

pembuka kotbah Tuhan Yesus tentang akhir zaman. Tuhan Yesus

memulainya dengan nubuatan perihal apa yang akan terjadi pada bait

Allah yang sedang Ia tempati ini. Bait Allah yang megah dan indah ini

akan mengalami kehancuran.

Bait Allah yang digunakan oleh Tuhan Yesus untuk mengajar

adalah Bait Allah yang dibangun oleh Herodes. Bangunan ini merupakan

penyempurnaan dari Bait Allah yang dibangun oleh orang-orang Israel

yang kembali dari pembuangan. Bait Allah yang didirikan oleh Herodes

ini jauh lebih besar dan megah dari Bait Allah yang dibangun oleh

Salomo. Kemegahan dan kebesaran Bait Allah ini dapat kita bayangkan

ketika kita mengetahui motivasi yang tersembunyi dari hati Herodes pada

saat itu, yaitu mengambil hati orang-orang Israel demi terciptanya

perdamaian antara Israel dan Romawi. Lukas menggambarkan bagaimana

orang-orang mengagumi Bait Allah yang dibangun dengan batu-batu yang

indah dan berbagai barang persembahan.

Tetapi bagi Tuhan Yesus segala keindahan Bait Allah yang ada

tidaklah berguna kalau hati umat-Nya jauh dari Allah atau bahkan menolak

Page 31: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

31

kehadiran diri-Nya. Bait Allah dengan segala kemegahannya akan

dihancurkan karena kebutaan dan kebobrokan spiritualitas umat-Nya. Bagi

Tuhan Yesus, perjalanan menuju salib-Nya bertujuan untuk membawa

pembaharuan spiritual, bukan fisikal. Orang-orangnya lebih penting dari

pada bangunannya. Hatinya lebih penting dari pada tampak luarnya.

Perjalanan kita dalam ”menuju salib” pun rentan untuk jatuh ke

dalam hal yang sama. Kita bisa lebih mementingkan hal-hal yang lahiriah

dibandingkan yang rohaniah. Tempat kediaman kita diatur dengan indah,

tetapi tidak ada kedamaian di tengah-tengah keluarga. Tubuh kita hadir di

ruangan ibadah, tetapi pikiran dan hati kita bisa melayang-layang.

Pelayanan kita bisa ditata dengan baik dan rapi, tetapi motivasinya untuk

diri sendiri. Apa yang Tuhan Yesus cari dan kehendaki? Yang Tuhan

Yesus cari dan kehendaki adalah hati yang mendekat pada hati-Nya,

karena yang tidak kelihatan lebih bernilai kekal dibandingkan yang

kelihatan (2 Kor. 4:18).

Tuhan tolong bukakan mata kami untuk mengutamakan hal-hal yang tidak

kelihatan ketimbang hal-hal yang kelihatan semata. Amin.

Page 32: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

32

Hari ke-14 Kamis, 5 Maret 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 21: 7-8

”Jawab-Nya:”Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan.” (Luk.

21:8a)

Ketika mendengar bahwa Bait Allah akan dihancurkan, murid-

murid Tuhan Yesus spontan bertanya kapan peristiwa itu akan terjadi. Bait

Allah adalah kebanggaan dan pusat kegiatan spiritualitas orang-orang

Yahudi. Bangunan ini sangat penting karena menjadi tempat kehadiran

Allah dan tempat berjumpanya Allah dengan umat-Nya. Jika Tuhan Yesus

menubuatkan kehancuran Bait Allah, maka bagi orang-orang Yahudi

peristiwa hancurnya Bait Allah merupakan akhir dari dunia ini.

Orang-orang Yahudi percaya akan ada tanda-tanda yang

mendahului sebelum terjadinya akhir jaman. Maka tak heran, murid-murid

Tuhan Yesus pun bertanya pertanyaan beritkutnya, yaitu perihal tanda-

tanda peristiwa akhir jaman. Tetapi Tuhan Yesus tidak menjawab langsung

pertanyaan mereka perihal tanda-tanda yang akan terjadi. Tuhan Yesus

mengkoreksi pemahaman murid-murid bahwa peristiwa kehancuran Bait

Allah tidak sama dengan peristiwa akhir jaman. Nubuatan Tuhan Yesus

terbukti ketika sejarah mencatat bahwa Bait Allah dihancurkan pada tahun

70 Masehi oleh bangsa Romawi. Dan semenjak itu, dunia masih ada dan

berjalan hingga sekarang.

Tetapi sebelum Tuhan Yesus menjelaskan tanda-tanda menjelang

akhir jaman, Tuhan Yesus memberikan peringatan penting terlebih dahulu

tentang bahaya penyesatan yang akan terjadi. Akan banyak penyesat yang

mengatasnamakan otoritas Allah untuk perkataan-perkataan mereka,

Page 33: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

33

bahkan mereka mengklaim diri mereka sebagai ”Kristus”. Penyesat-

penyesat mengklaim mampu memprediksi bahkan mengetahui dengan

tepat kapan terjadinya peristiwa akhir jaman. Orang-orang seperti ini akan

menarik perhatian banyak orang untuk menjadi pengikut mereka. Perihal

penyesatan ini, Tuhan Yesus menegaskan, ”Waspadalah, supaya kamu

jangan disesatkan.”

Peringatan Tuhan Yesus ini penting untuk diperhatikan oleh

orang-orang percaya. Tuhan Yesus mengindikasikan bahwa orang-orang

percaya bisa dipengaruhi oleh ajaran sesat ini jikalau kita tidak waspada.

Tuhan Yesus menegaskan tak seorang pun yang tahu kapan peristiwa ini

akan terjadi, selain Allah Bapa (Mrk. 13:32). Orang-orang percaya harus

berpegang teguh pada perkataan Tuhan Yesus sebagai tuntunan kehidupan

ini. Alkitab yang adalah firman Allah menjadi sumber tolok ukur kita

dalam menerima pengajaran-pengajaran di dunia ini. ”Menuju-salib”

bukanlah bertujuan untuk mereka-reka apa yang bukan menjadi bagian

kita. ”Menuju-salib” adalah suatu perjalanan yang penuh kewaspadaan.

Kewaspadaan dalam menghadapi pengajaran yang tidak sesuai dengan

firman Allah. Kewaspadaan yang terbangun ketika kita bertekun di dalam

firman Allah.

Tuhan, tolong kami supaya kami terus bertekun di dalam firman dan

pengajaran-Mu, sehingga dengan demikian kami tidak mudah untuk

tersesat. Amin.

Page 34: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

34

Hari ke 15 Jumat, 6 Maret 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 21: 9-11

”Janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu,

tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera.” (Luk. 21: 9b).

Setelah memberikan peringatan akan bahaya penyesatan, Tuhan

Yesus mulai memberikan jawaban atas pertanyaan murid-murid terkait

dengan tanda-tanda. Tanda-tanda yang Tuhan Yesus jabarkan adalah

perang, gempa bumi, wabah penyakit, kelaparan dan tanda-tanda dari

langit. Di sepanjang Perjanjian Lama, kita banyak menemukan tanda-tanda

ini menjadi suatu nubuatan para nabi terkait dengan maksud tertentu.

Misalnya wabah kelaparan yang dimimpikan oleh Firaun dan diartikan

oleh Yusuf sehingga menjadikan dia sebagai penguasa Mesir. Atau ketika

bangsa Mesir ditimpa tulah-tulah dari Allah agar bangsa Israel dibebaskan.

Tetapi kali ini Tuhan Yesus tidak menjelaskan arti dari tanda-

tanda yang disebutkan-Nya. Tanda-tanda tersebut bukanlah belum pernah

terjadi sebelumnya, dan baru akan terjadi setelah Yesus mengatakannya.

Peperangan pernah terjadi, misalnya ketika bangsa Israel harus membasmi

bangsa-bangsa Kanaan untuk ditempati tanahnya. Gempa bumi sering

tejadi ketika Allah melancarkan penghakiman-Nya terhadap orang-orang

yang durhaka. Tanda-tanda dari langit pernah Allah berikan ketika Ia tidak

menurunkan hujan selama 3 ½ tahun atas permintaan nabi Elia. Semuanya

itu sudah terjadi jauh sebelum Tuhan Yesus datang ke dunia.

Bagi Tuhan Yesus, tanda-tanda tersebut bukanlah tanda-tanda

akhir jaman atau tanda-tanda kedatangan-Nya yang kali kedua. Semuanya

itu masih terjadi dan akan terus terjadi selama dosa masih merajalela di

Page 35: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

35

dunia. Beberapa tanda dapat terjadi karena konsekuensi langsung dari dosa

manusia. Atau bisa juga penghakiman Allah dan maksud Allah untuk

menyatakan kehendak-Nya. Walaupun Tuhan Yesus tidak menjelaskan arti

tanda-tanda ini, Tuhan Yesus memberikan nasihat kepada murid-

muridNya untuk tidak terkejut dan takut ketika tanda-tanda ini terjadi,

karena segala sesuatu masih berada di dalam kendali Allah.

Tuhan Yesus berjalan menuju salib tanpa suatu ketidakberdayaan

yang menjadikan-Nya di posisi yang lemah. Bahkan dunia tidak terlepas

dari genggaman tangan-Nya ketika Ia naik dan mati di kayu salib. Sebagai

Allah, Ia memegang kendali penuh atas sejarah dan keberlangsungan

dunia. Penulis Ibrani menyadari ini dan mencatat bahwa Yesus lah yang

”menopang segala yang ada dengan firman-Nya” (Ibr. 1:3). Sebagai anak-

anak Allah, sungguhkah kita mempercayai hal ini? Tahukah kita bahwa

segala sesuatu yang terjadi di dunia ini selalu dalam kendali Allah?

Sadarkah kita bahwa dalam ”menuju salib” kita terus berada di dalam

genggaman tangan-Nya tanpa terlepas sedikitpun? Serahkanlah segala

kekuatiran dan ketakutan kita kepada Tuhan Yesus, karena Ia selalu

mempunyai rencana yang indah untuk anak-anakNya.

Terima kasih ya Tuhan, kalau Engkau tetap setia memegang kendali untuk

apa yang terjadi atas kehidupan kami. Tolong kami untuk tetap berserah

kepada-Mu sambil menantikan penggenapan janji-janjiMu. Amin.

Page 36: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

36

Hari ke 16 Sabtu, 7 Maret 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 21: 12-19

”Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.” (Luk.

21:19)

Setelah menjelaskan tanda-tanda kekacauan kosmik yang akan

terjadi, Tuhan Yesus memberikan satu nubuatan yang akan terjadi segera

setelah Ia naik ke surga, yaitu penganiayaan gereja. Ia menyadari, akibat

dosa, dunia akan menolak kedatangan diri-Nya. Dunia akan memandang

ajaran-Nya sebagai ajaran sesat dan bahkan akan membinasakan Dia.

Setelah berhasil membinasakan Tuhan Yesus, dunia akan mengalihkan

perhatiannya kepada murid-muridNya. Mereka pun tidak akan luput dari

penganiayaan dan pembinasaan oleh dunia.

Tuhan Yesus menggambarkan apa yang akan terjadi kepada

murid-muridNya. Mereka akan dianiaya, ditangkap dan diserahkan ke

rumah-rumah ibadat, penjara-penjara bahkan kepada para penguasa.

”Rumah-rumah ibadat” melambangkan bahwa penganiayaan akan berasal

dari orang-orang Yahudi sendiri (khususnya para pemimpin agama),

karena mereka adalah penguasa rumah-rumah ibadat. Sedangkan ”penjara-

penjara, raja-raja dan penguasa-penguasa” melambangkan bahwa

penganiayaan juga akan berasal dari orang-orang non Yahudi. Tidak hanya

dari pihak luar, dari pihak terdekat pun seperti keluarga juga akan

menyerahkan mereka untuk dianiaya. Ini berarti bahwa mereka akan

dibenci oleh banyak orang dan akan mengalami penganiayaan yang berat

karena nama Tuhan Yesus.

Tetapi karena Tuhan Yesus memegang kendali atas seluruh

ciptaan-Nya, maka Ia pun tetap menyertai murid-muridNya ketika mereka

Page 37: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

37

harus memberikan pertanggung jawaban kepada para penguasa. Ia akan

menolong dan memberikan hikmat kepada mereka dalam memberikan

jawaban, bahkan Ia akan menggunakan kesempatan tersebut untuk

menjadikan mereka saksi Kristus. Penyertaan dan pertolongan Tuhan

Yesus kepada murid-muridNya tidak memberikan jaminan bahwa mereka

semua akan selamat, karena sebagian dari mereka akan mati dibunuh.

Tetapi Tuhan Yesus memberikan jaminan bahwa mereka tetap dalam

genggaman tangan-Nya dan akan menerima kehidupan kekal jika mereka

tetap teguh dan bertahan.

Tujuan utama Tuhan Yesus menuju salib adalah untuk

menganugerahkan keselamatan sejati, bukan sekedar keselamatan duniawi.

Akibat dosa, pengikut Kristus akan menghadapi berbagai macam

penganiayaan. Walaupun Tuhan Yesus tidak pernah berjanji untuk

meloloskan mereka dari penganiayaan setiap saat, tetapi Ia berjanji untuk

menyertai mereka dalam menghadapi setiap penganiayaan. Demikian juga

dengan kita, sebagai pengikut Kristus, kita pun tidak luput dari

penganiayaan dalam ”menuju-salib”. Kita bisa dimusuhi oleh keluarga

karena memilih Kristus. Kita bisa mengalami tekanan dalam beribadah

dari orang-orang sekitar. Bahkan di daerah tertentu, banyak orang Kristen

yang harus kehilangan nyawa mereka karena mempertahankan iman. Yang

Tuhan Yesus minta adalah agar kita tetap bertahan atau teguh di dalam

iman. Karena walaupun kita harus menderita, bahkan mati karena Tuhan

Yesus, maka kita adalah orang-orang yang berbahagia karena kita lah

”yang empunya Kerajaan Sorga” (Mat. 5: 10).

Tuhan, tolong dan perteguh kami dalam menghadapi segala tantangan

dan penderitaan karena nama-Mu. Amin.

Page 38: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

38

Hari ke-17 Senin, 9 Maret 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 21: 20-24

”Sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada

tertulis.” (Luk. 21: 22)

Di awal kotbah-Nya tentang akhir jaman, Tuhan Yesus telah

menubuatkan tentang kehancuran bait Allah (Luk. 21: 5-6). Pada bagian

ini, Tuhan Yesus menubuatkan pula bahwa sebelum Bait Allah

dihancurkan, kota Yerusalem akan ditundukkan terlebih dahulu. Pasukan

yang mengepung kota Yerusalem akan meruntuhkan tembok-tembok kota

dan keadaan akan menjadi kacau balau. Tuhan Yesus menggambarkan

kondisi yang kacau balau ini dengan mengatakan bahwa penduduk kota

akan melarikan diri atau mengungsi ke pegunungan-pegunungan, dan

melarang orang dari luar untuk masuk ke dalam kota. Selain itu, Tuhan

Yesus pun menggambarkan kondisi yang sangat sulit dan yang penuh

dengan kesesakan. Para ibu yang sedang hamil dan menyusui tidak akan

mendapatkan ketenangan dan kemudahan dalam mengasuh anak-anak

mereka. Kota Yerusalem akan menjadi tempat di mana orang-orang tidak

ingin berada di dalamnya lagi.

Hasil dari kehancuran kota Yerusalem dan Bait Allah akan banyak

penduduk yang mati dibunuh dan diangkut sebagai tawanan bangsa-

bangsa. Josephus, seorang sejarahwan Yahudi pada abad pertama,

mencatat bahwa korban perang pada saat itu mencapai 1,1 juta orang yang

dibunuh dan 97 ribu orang Yahudi ditawan. Dan kota Yerusalem akan

terus mengalami penjajahan oleh berbagai bangsa sampai Allah sendiri

yang akan menggenapkan penghakiman juga atas bangsa-bangsa tersebut.

Page 39: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

39

Penghakiman atas kota Yerusalem dan bangsa-bangsa lain ini

merupakan penggenapan atas apa yang telah disampaikan Allah

sebelumnya. Nabi-nabi dalam jaman Perjanjian Lama telah banyak

menubuatkan hal-hal yang akan terjadi di masa yang akan datang, dan

Allah menggenapi semuanya itu. Tuhan Yesus sendiri juga adalah

penggenapan dari rencana dan janji Allah. Tuhan Yesus datang ke dunia

dan menuju salib untuk menggenapi keselamatan yang Allah telah janjikan

pada saat Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa.

Allah kita adalah Allah yang setia kepada janji-janji dan rencana-

rencanaNya. Tidak ada satupun dari janji atau rencana-Nya yang tidak Ia

genapi. Kesetiaan adalah salah satu kualitas yang membedakan Allah dan

manusia. Manusia dengan mudah menjadi tidak setia dan mengikari janji-

janjinya. Tetapi tidaklah dengan Allah kita. Bahkan Ia tetap setia walaupun

kita tidak setia (2 Tim. 2: 13). Sebagai ahli waris Kerajaan Sorga, kita pun

telah menerima janji-janji Allah. Janji akan penyertaan Allah, janji akan

kebangkitan orang percaya, janji akan kehidupan yang kekal dan janji

menerima dan masuk dalam kebahagiaan Kerajaan Sorga. Itulah janji-janji

Allah kepada kita semua yang akan digenapi oleh Allah. Maukah kita

berpegang teguh pada janji-janji Allah tersebut dalam perjalanan ”menuju

salib”?

Tuhan, terima kasih karena Engkau adalah Allah yang setia. Allah yang

selalu menepati janji-janji yang Kauberikan. Tolong kami, ya Tuhan, agar

kami tetap berpegang teguh dan setia kepada-Mu. Amin.

Page 40: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

40

Hari ke 18 Selasa, 10 Maret 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 21: 25-28

”Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu,

sebab penyelamatanmu sudah dekat.” (Luk. 21: 28)

Setelah berbicara tentang keruntuhan Yerusalem, Tuhan Yesus

melanjutkan nubuatan-Nya tentang kegenapan jaman bangsa-bangsa, yaitu

penghakiman atas seluruh bumi. Tanda-tanda yang akan terjadi di langit

merupakan tanda-tanda yang sering dipakai oleh nabi-nabi di Perjanian

Lama untuk menggambarkan penghakiman atau murka Allah atas suatu

bangsa karena dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggaran mereka (contoh

Yes. 13: 9-10). Selain itu, deru dan gelora laut juga menggambarkan

kekacauan yang akan terjadi melanda seluruh bumi, dan orang-orang akan

kebingungan dengan apa yang sedang terjadi di dunia.

Di tengah kekacauan tersebut, seluruh dunia akan melihat sesosok

Anak Manusia datang dari langit dengan awan melingkupi-Nya. Berbeda

dengan kedatangan-Nya yang pertama kali dengan penuh kerendahan diri,

Tuhan Yesus akan datang kembali ke dunia untuk kedua kalinya dengan

penuh kemuliaan dan kekuasaan. Dia datang sebagai Raja untuk

menegakkan Kerajaan Allah di muka bumi, di mana segala dominasi

bangsa dan segala kekuasaan akan tunduk di bawah kaki-Nya. Dia juga

datang sebagai Hakim yang Agung, di mana otoritas penghakiman dari

Allah sudah berada di tangan-Nya, dan Ia datang untuk menghakimi

seluruh bumi. Dunia akan dihakimi menurut perbuatan mereka, dan orang-

orang akan tertunduk dan menutup muka mereka karena ketakutan atas

bencana yang terjadi.

Page 41: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

41

Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya bisa merupakan

bencana bagi orang-orang yang tidak mengharapkan kedatangan-Nya.

Tetapi bagi orang-orang yang menanti-nantikan kedatangan-Nya, ini

merupakan kegenapan rencana Allah yang agung dan mulia. Oleh karena

itu Tuhan Yesus memberikan dorongan kepada para pengikut-Nya

menjelang semuanya ini terjadi. Mereka harus bangkit dan mengangkat

muka mereka ketika semuanya ini terjadi. Karena saat itulah keselamatan

orang-orang percaya digenapi.

Tuhan Yesus membawa janji untuk datang kembali ke dunia kedua

kalinya ketika Ia menuju salib. Kedatangan-Nya akan menjadi

penggenapan keselamatan yang telah Ia anugerahkan kepada orang-orang

yang percaya kepada-Nya. Sebagai orang-orang percaya, kita pun ”menuju

salib” dalam penantian sejati untuk kedatangan Tuhan Yesus ini. Fanny J.

Crosby dalam lagu hymn ”Jaminan Mulia” mengekspresikan imannya

untuk menantikan Tuhan Yesus datang kembali walaupun ia tidak dapat

melihat secara fisik. Dalam liriknya ia mengatakan, ”Aku serahkan diri

penuh, di dalam Tuhan hatiku teduh. Sambil menyongsong kembali-Nya,

ku-diliputi anugrah-Nya.” Seperti Fanny J. Crosby, maukah kita

menyerahkan diri dan menikmati keteduhan Tuhan dan anugerah-Nya?

Dan yang terpenting, apakah kita memiliki hati yang sungguh-sungguh

menantikan kedatangan Tuhan Yesus kembali?

Tuhan, kami mengucap syukur untuk janji-Mu untuk datang kembali ke

dalam dunia untuk menggenapkan keselamatan kami. Biarlah kami pun

dengan setia dan tekun menantikan kedatangan-Mu ya, Tuhan. Amin.

Page 42: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

42

Hari ke 19 Rabu, 11 Maret 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 21: 29-33

”Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.”

(Luk. 21: 33)

Tanda-tanda yang akan terjadi menjelang kedatangan Tuhan Yesus

yang kedua kalinya dapat dilihat oleh orang-orang percaya. Tanda-tanda

ini akan mudah dikenali oleh orang-orang percaya semudah orang-orang

pada jaman Tuhan Yesus mengenali tanda-tanda alam. Salah satunya

adalah siklus pertumbuhan pohon ara yang banyak dijumpai di tanah

Palestina. Ketika tunas pohon ara (atau pohon apapun) mulai bertumbuh,

itu pertanda bahwa musim panas akan tiba.

Tuhan Yesus tidak bermaksud agar murid-muridNya untuk

mereka-reka atau menghitung kapan waktu Tuhan Yesus akan datang

kembali ketika memperhatikan gejala-gejala alam. Karena tentang hal itu,

hanya Allah Bapa saja yang tahu (Mrk. 13:32). Tetapi Tuhan Yesus

mengajarkan kepada murid-muridNya bahwa ketika tanda-tanda itu terjadi,

itu menandakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Artinya, kedatangan

Tuhan Yesus yang kedua kalinya itu juga adalah kedatangan Kerajaan

Allah di tengah-tengah dunia. Kerajaan Allah sendiri telah hadir di dunia

ketika Tuhan Yesus lahir dan melayani. Tetapi kegenapan Kerajaan Allah

akan disempurnakan ketika Tuhan Yesus datang untuk kedua kalinya.

Karena Alkitab sering menggambarkan kerajaan sebagai simbol

bentuk kemenangan dan pemerintahan, maka Kerajaan Allah yang akan

datang itu hadir untuk memerintah seluruh dunia untuk selama-lamanya.

Selain itu, Kerajaan Allah juga menandakan bahwa segala ciptaan dan

Page 43: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

43

bentuk kekuasaan duniawi akan ditundukkan atau dikalahkan dibawah

kaki Tuhan Yesus sebagai Raja. Ini berarti bahwa segala sesuatu akan

berlalu. Tetapi satu hal yang tidak akan berlalu, yaitu perkataan-perkataan

yang keluar dari mulut Tuhan Yesus. Oleh karena itu, orang-orang yang

berpegang teguh kepada perkataan-perkataan Tuhan Yesus yang akan

bertahan menghadapi penganiayaan, bahkan beberapa dari mereka akan

bertahan hingga akhirnya untuk melihat kedatangan Tuhan Yesus yang

kedua kalinya.

Tuhan Yesus mengajarkan bahwa tidak ada satu angkatan dari

orang-orang percaya yang akan luput dari penganiyaan sampai Ia datang.

Tetapi hal tersebut seharusnya tidak menjadikan kita takut atau gentar.

Tuhan Yesus dalam menuju salib telah memberikan firman-Nya kepada

kita untuk dijadikan tuntunan dalam perjalanan ”menuju salib” kita

masing-masing. Firman Allah yang kekal dan pasti menjadikan kita teguh

dan siap dalam menyongsong jaman baru yang penuh dengan kemuliaan.

Tuhan, terima kasih untuk firman-Mu yang kekal dan amin yang telah

Kauberikan kepada kami. Tolong kami supaya kami tetap teguh dan kuat

di dalam pengajaran firman-Mu dalam menjalani kehidupan ini. Amin.

Page 44: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

44

Hari ke 20 Kamis, 12 Maret 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 21: 34-36

”Jagalah dirimu..., Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa... supaya

kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.” (Luk. 21: 34-36)

Satu minggu terakhir ini, kita telah banyak melihat dan belajar

tentang pengajaran-pengajaran Tuhan Yesus tentang hal-hal yang akan

terjadi menjelang kedatangan-Nya yang kedua kali. Pada bagian ini, Tuhan

Yesus menyimpulkan dari apa yang telah diajarkan-Nya, yaitu bagaimana

orang-orang percaya harus menyikapi semua yang akan terjadi.

Pertama-tama Tuhan Yesus memberikan peringatan kepada orang-

orang percaya untuk memperhatikan cara hidup mereka masing-masing

dan bersiap-siap untuk hal-hal yang akan terjadi. Pesta pora, kemabukan

dan mencari-cari kepentingan duniawi bukanlah cara hidup yang

dikehendaki oleh Tuhan Yesus. Orang-orang seperti ini membiarkan

dirinya dikuasai oleh hawa nafsu dan mencari-cari kesenangan duniawi

untuk memenuhi hawa nafsu mereka. Cara hidup ini adalah cara hidup

yang dimiliki binatang-binatang yang tidak mempunyai akal budi. Hal-hal

seperti ini juga yang banyak ditentang oleh rasul Paulus dalam kehidupan

jemaat-jemaat gembalaannya. Cara hidup seperti ini menyebabkan

seseorang tidak menjadi sadar dan waspada akan kedatangan Tuhan Yesus

yang akan terjadi secara tak terduga. Bahkan bagi mereka, kedatangan

Tuhan Yesus menjadi seperti perangkap.

Kedatangan Tuhan Yesus akan menjadi peristiwa universal, bukan

hanya di tanah Palestina atau di salah satu belahan bumi saja, tetapi akan

terjadi sekali dan bersaman di seluruh muka bumi. Ini berarti Tuhan Yesus

Page 45: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

45

akan datang kepada semua manusia yang hidup, baik yang tua maupun

muda, atau orang-orang percaya maupun orang-orang non percaya,

semuanya tanpa terkecuali. Oleh karena itu, Tuhan Yesus memberikan

perintah kepada orang-orang percaya khususnya untuk ”berjaga-jaga

senantiasa sambil berdoa.” Berjaga-jaga berarti kita harus memperhatikan

cara hidup kita yang harus berbeda dengan orang-orang duniawi. Selain

berjaga-jaga, kita pun harus sambil berdoa, karena doa yang menjadi

kekuatan kita untuk dapat melalui segala sesuatu yang akan terjadi,

termasuk segala macam penganiayaan menjelang kedatangan Tuhan

Yesus. Tuhan Yesus mau agar orang-orang percaya tetap menjaga dan

mempertahankan imannya hingga akhirnya kita bertemu dengan-Nya

”muka dengan muka.”

Perjalanan Tuhan Yesus menuju salib adalah agar kita dapat

berdiri di hadapan-Nya kelak ketika Ia datang. Perjalanan kita ”menuju

salib” adalah untuk berjaga-jaga dan berdoa senantiasa. Tuhan Yesus mau

agar kita bertahan dalam segala penganiayaan yang akan terjadi. Bukankah

sukacita kita menjadi penuh dan sempurna ketika kita berdiri di hadapan-

Nya dan sang Hakim yang Agung tersebut berkata, ”... hai hambaku yang

baik dan setia... masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.”

(Mat. 25: 21).

Tuhan, tolong kami agar kami senantiasa berjaga-jaga dan berdoa

menantikan kedatangan-Mu kembali. Amin.

Page 46: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

46

Hari ke 21 Jumat, 13 Maret 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 21: 37-38

”Pada siang hari Yesus mengajar di Bait Allah dan pada malam hari Ia

keluar dan bermalam di gunung yang bernama Bukit Zaitun.” (Luk. 21:

37)

Di akhir pengajaran Tuhan Yesus tentang hal-hal yang akan terjadi

menjelang kedatangan-Nya yang kedua kali, Lukas memberikan sedikit

catatan tentang keseharian Tuhan Yesus. Keseharian Tuhan Yesus banyak

diisi dengan mengajar di Bait Suci pada siang hari. Orang-orang sangat

tertarik dengan ajaran-ajaran Tuhan Yesus, sehingga membuat mereka

sangat antusias untuk datang pagi-pagi tiap harinya. Tetapi pada malam

hari, Tuhan Yesus menarik diri ke bukit Zaitun.

Bukit Zaitun adalah tempat yang tidak asing bagi Tuhan Yesus.

Selama hidup-Nya di dunia, Tuhan Yesus sering datang ke tempat ini.

Beberapa kali Tuhan Yesus datang ketika Ia mengunjungi Maria dan

Martha, karena Betania terletak di lereng bukit Zaitun. Kitab Injil beberapa

kali mencatat bahwa Tuhan Yesus juga sering menyampaikan pengajaran-

Nya di tempat ini (Mat. 24: 3 dan Mrk. 13: 3). Puncaknya adalah ketika

Tuhan Yesus bergumul dalam doa menjelang kematian-Nya di taman

Getsemani yang juga terletak di bukit Zaitun. Lukas dalam kisahnya

mengenai doa di taman Getsemani memberi keterangan yang lebih jelas

bahwa Tuhan Yesus sering mengunjungi bukit Zaitun menjelang naik ke

kayu salib (Luk. 22: 39). Ia datang ke bukit Zaitun tidak hanya untuk

bermalam atau beristirahat, tetapi Ia datang untuk berdoa.

Pelayanan Tuhan Yesus sepanjang hidup-Nya sangat padat dengan

Page 47: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

47

berkeliling untuk mengajar, menyembuhkan orang sakit, membangkitkan

orang mati, mengusir kuasa gelap dan lain-lain. Tetapi dalam kesibukan-

Nya melayani, Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan hubungan pribadi

dengan Allah Bapa. Beberapa kali kitab Injil mencatat bagaimana Tuhan

Yesus menarik diri dari kerumunan orang-orang untuk berdoa.

Tuhan Yesus tidak pernah terlalu sibuk melayani sehingga Ia lupa

untuk berdoa. Ataupun Ia terlalu sibuk berdoa, sehingga melupakan

panggilan melayani. Pola kehidupan seimbang Tuhan Yesus yang

”memberi diri” (melayani) dan ”menarik diri” menolong kita untuk

membentuk pola hidup kita. Kekuatan perjalanan Tuhan Yesus menuju

salib didapat dari Allah Bapa ketika Ia berlutut dan berdoa. Dan dengan

kekuatan ini, Ia sanggup untuk melayani bahkan menderita di kayu salib.

Bagaimana dengan keseimbangan pola hidup kita sendiri? Kesibukan

pekerjaan dan pelayanan bisa menjadikan kita lelah dan kering secara

kerohanian. Dari mana kita mendapatkan kekuatan untuk perjalanan

”menuju salib” yang kita jalani ini? Melalui kisah ini, Lukas mengingatkan

kita untuk meneladani pola kehidupan Tuhan Yesus yang berimbang

antara ”memberi diri” dan ”menarik diri”.

Ya Tuhan, ampuni kalau kami sering tidak menyadari pentingnya

pembaharuan kekuatan hidup kami melalui doa. Tunjukan kepada kami

”bukit Zaitun” dan mampukan kami untuk tekun berdoa. Amin.

Page 48: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

48

Hari ke 22 Sabtu, 14 Maret 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 22: 1-6

”Maka masuklah Iblis ke dalam Yudas, yang bernama Iskariot, seorang

dari kedua belas murid itu.” (Luk. 22:3)

Mulai bagian ini dan seterusnya, Lukas menggambarkan plot

untuk membunuh Tuhan Yesus semakin nyata dan intens. Keinginan untuk

membunuh Tuhan Yesus telah muncul sejak peristiwa penyucian Bait

Allah (Luk. 19: 47). Sejak saat itu, imam-iman kepala, ahli-ahli Taurat dan

orang-orang terkemuka dari bangsa Israel selalu mencari-cari cara untuk

dapat menangkap Tuhan Yesus dengan sembunyi-sembunyi. Bagai pucuk

dicinta ulam tiba, keinginan mereka akhirnya akan segera terpenuhi.

Mereka tidak perlu lagi mencari-cari cara, karena orang terdekat Tuhan

Yesus yang akan membantu untuk menyerahkan Dia kepada mereka.

Dialah Yudas Iskariot, orang yang akan membantu musuh-musuh

Tuhan Yesus untuk menangkap Dia. Yudas adalah salah satu dari 12 murid

Tuhan Yesus. Penulis kitab-kitab Injil selalu menggambarkan Yudas

sebagai seseorang yang berbeda dengan murid-murid yang lain. Menjelang

kematian Tuhan Yesus, Lukas menggambarkan bahwa Iblis ”masuk” ke

dalam diri Yudas untuk mendorong dan menggerakan hatinya untuk

menyerahkan Tuhan Yesus. Dengan dorongan yang kuat ini, Yudas

bersekongkol dengan musuh-musuh Tuhan Yesus untuk menyerahkan diri-

Nya. Mereka menyambut dengan gembira niat jahat Yudas dan membayar

ia dengan 30 keping perak.

Yudas bersekongkol karena ia membiarkan dirinya dikuasai oleh

Iblis. Sosok Iblis di sepanjang Alkitab selalu digambarkan sebagai sosok

Page 49: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

49

yang aktif untuk menggoda manusia jatuh dalam dosa. Dalam kisah

penciptaan, Hawa jatuh dalam dosa karena godaan si ular untuk tidak

menaati Allah (Kej. 3: 4). Duad pun menerima murka Allah ketika Iblis

menipunya untuk melakukan sensus terhadap bangsa Israel (1 Taw. 21: 1).

Atau ketika Ananias dan Safira yang dikuasai oleh Iblis dan membohongi

rasul Petrus tentang persembahan (Kis. 5: 3). Alkitab mencatat banyak

kisah Iblis ketika menggoda manusia. Banyak dari mereka yang gagal dan

jatuh dalam dosa, tetapi ada juga yang berhasil mengalahkannya..

Sebagai manusia, kita rentan terhadap godaan si Iblis. Tetapi ini

tidak berarti kita akan terus kalah dan jatuh dalam dosa terus menerus.

Dalam perjalanan menuju salib, Tuhan Yesus pernah memberi teladan

untuk menang atas godaan si Iblis ketika Ia akan memulai pelayanan-Nya

di muka bumi. Selain itu, Tuhan Yesus telah mengutus pribadi Roh Kudus

untuk untuk menolong kita untuk menang atas godaan si Iblis (Gal. 5: 16).

Perjalanan ”menuju salib” kita adalah perjalanan untuk menang atas

godaan si Iblis pula. Perjalanan ”menuju salib” kita adalah penguasaan diri

untuk tidak membiarkan dosa menguasai diri kita (Kej. 4: 7).

Ya Tuhan, mampukan kami untuk terus menang atas godaan si Iblis yang

menjerat kami dalam dosa. Amin.

Page 50: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

50

Hari ke 23 Senin, 16 Maret 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 22: 7-13

”Maka tibalah hari raya Roti Tidak Beragi, yaitu hari di mana orang

harus menyembelih domba Paskah.” (Luk. 22: 7)

Tuhan Yesus dan murid-muridNya memasuki salah satu perayaan

hari raya terbesar dalam tradisi bangsa Yahudi, yaitu Paskah. Hari raya

Paskah selalu jatuh setiap tahunnya pada tanggal 14 pada bulan pertama

(bulan Nisan). Sehari sesudah hari raya Paskah, mereka merayakan hari

raya Roti Tidak Beragi yang berlangsung selama 7 hari, di mana selama 7

hari tersebut mereka harus makan roti yang tidak beragi.

Paskah merupakan hari raya di mana bangsa Yahudi mengingat

kembali peristiwa ketika tulah ke sepuluh ditimpakan oleh Allah di Mesir.

Pada tulah ke sepuluh tersebut, seluruh anak sulung termasuk ternak di

Mesir meninggal. Tetapi tulah ini tidak menimpa kepada bangsa Israel

karena pintu-pintu rumah mereka telah diolesi oleh darah domba. Allah

berjanji untuk melewati rumah-rumah yang pintunya telah diolesi darah

domba dari tulah tersebut. Inilah arti dari kata Paskah dalam bahasa

aslinya, yaitu ”melewati”. Sedangkan hari raya Roti Tidak Beragi adalah

perayaan di mana mereka mengingat peristiwa keluarnya bangsa Israel dari

Mesir dengan terburu-buru tanpa sempat menunggu roti mengembang dan

hanya bisa membawa roti tidak beragi sebagai bekal. Pada kedua perayaan

hari raya ini, mereka merayakannya dengan mengadakan perjamuan

makan daging domba, roti tidak beragi dan minum anggur sambil

menceritakan kembali makna Paskah kepada anak-anak mereka. Kedua

perayaan ini dirayakan tiap tahun dan menjadi pengingat bagaimana Allah

Page 51: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

51

membawa mereka keluar dari perbudakan di Mesir.

Bagi Tuhan Yesus, dalam beberapa saat ke depan, Ia sendiri akan

memberi makna baru tentang perayaan Paskah. Kalau secara tradisi, orang-

orang Yahudi akan menyembelih dan memakan daging anak domba pada

perayaan Paskah. Tetapi kali ini Tuhan Yesus sendiri yang akan menjadi

Anak Domba disembelih dan membawa umat-Nya keluar dari perbudakan

dosa. Sedangkan roti dan anggur yang dihidangkan juga menjadi

perlambangan dari tubuh dan darah Tuhan Yesus yang dipecah-pecahkan

dan dicurahkan untuk menebus umat-Nya.

Tujuan Tuhan Yesus menuju salib adalah untuk membawa

pembaharuan. Ia tidak meniadakan apa yang telah diciptakan dengan baik,

tetapi Ia membawa segala sesuatu menjadi baru karena apa yang dirusak

oleh dosa. Ia ”disembelih” untuk memulihkan relasi antara Allah dengan

manusia. Tubuh-Nya ”dipecah-pecahkan” untuk memperbaharui

kerohanian kita. Darah-Nya dicurahkan untuk memberikan makna dan

tujuan baru dalam kehidupan kita. Perjalanan kita ”menuju salib” adalah

untuk menerima pembaharuan yang dikerjakan oleh Kristus. Pembaharuan

berarti kita memiliki cara hidup yang baru dan tujuan hidup yang baru.

Sudahkah cara hidup kita diperbaharui di dalam Tuhan? Sudahkah kita

mendapatkan tujuan hidup yang baru di dalam Kristus?

Ya Tuhan Yesus, terima kasih untuk pembaharuan yang Kau kerjakan dan

berikan kepada kami. Biarlah kehidupan kami terus diperbaharui di dalam

Engkau. Amin.

Page 52: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

52

Hari ke 24 Selasa, 17 Maret 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 22: 24-30

”Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu

hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai

pelayan.” (Luk. 22: 26)

Pada bagian ini, Lukas mencatat bahwa percakapan di meja

Perjamuan Malam berkembang menjadi pertengkaran di antara murid-

murid tentang siapa yang terbesar di antara mereka. Pertengkaran yang

sama juga dicatat oleh Lukas pada Luk. 9: 46-48. Dari kedua peristiwa

pertengkaran ini, Tuhan Yesus tidak menjawab siapa yang terbesar di

antara kedua belas murid-Nya. Tetapi Tuhan Yesus memberi petunjuk

bagaimana yang terbesar tersebut harus bertingkah laku.

Dunia mengenal yang dimaksud dengan yang terbesar adalah

mereka yang menjadi pemimpin dan memiliki kuasa atas orang-orang lain.

Pada jaman Tuhan Yesus, yang dimaksud dengan yang terbesar adalah

raja-raja dan pelindung-pelidung. Raja-raja menggunakan kekuasaannya

untuk memerintah rakyatnya dengan tangan besi agar ditakuti dan ditaati.

Sedangkan pelindung-pelindung adalah para pejabat yang memiliki

kekuasaan dan sangat dikagumi dan dihormati oleh sekelompok orang.

Mereka disebut sebagai yang terbesar karena kedudukan yang mereka

miliki dan dilayani oleh orang-orang lain. Tetapi Tuhan Yesus

memberikan makna baru perihal yang terbesar, yaitu dia yang paling muda

dan yang melayani. Pada umumnya, yang paling muda atau yang terkecil

tidak memiliki status atau kedudukan terhormat. Tetapi lebih dari itu, yang

patut dikatakan yang terbesar adalah dia yang memiliki sikap hati untuk

melayani yang lain.

Page 53: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

53

Tuhan Yesus memberikan diri-Nya sebagai teladan bagi murid-

muridNya. Sebagai Allah yang Maha Tinggi dan Maha Kuasa, Ia datang

ke dunia dengan kerendahan diri dan melayani, bukan dilayani (Mrk. 10:

45). Hal ini tercermin dalam jamuan makan yang mereka lakukan. Secara

umum dalam jamuan makan, yang duduk makan jelas lebih terhormat

dibanding dengan mereka yang melayani meja jamuan. Tetapi Tuhan

Yesus sendiri melayani bersama-sama dengan murid-muridNya. Bukan

hanya melayani bersama-sama, bahkan Ia melayani murid-muridNya

dengan membasuh kaki para murid (Yoh. 13: 5). Sikap hati yang mau

melayani ini memerlukan konsistensi dalam keadaan apa pun. Dengan

demikian, atas kedaulatan-Nya, Tuhan Yesus akan memberikan kepada

murid-muridNya suatu kedudukan yang penuh kemuliaan dan terhormat

dalam jamuan makan di Kerajaan Allah.

Bagi Tuhan Yesus, perjalanan menuju salib adalah perjalanan

”mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba”

untuk melayani ciptaan-Nya (Fil. 2:7). Ia tidak mencari-cari kehormatan

atau pujian dalam hidup-Nya, tetapi Ia memberikan semua apa yang

dimiliki, termasuk nyawa-Nya sendiri. Bagaimana dengan perjalanan

”menuju salib” kita? Apakah kita lebih mengejar posisi terhormat

dibandingkan sikap hati yang melayani? Hari ini Tuhan Yesus

mengingatkan kita, perjalanan ”menuju salib” bukan suatu jabatan, tetapi

ini merupakan suatu pelayanan.

Ya Tuhan Yesus, berikan kepada kami hati-Mu yang mau melayani

sesama. Sertai dan kuatkan kami dalam melayani, sehingga akhirnya kami

pun akan mendapatkan bagian termulia dan terhormat dalam perjamuan

makan di Kerajaan-Mu. Amin.

Page 54: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

54

Hari ke 25 Rabu, 18 Maret 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 22: 31-34

”tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur.

Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.”

(Luk. 22: 32)

Tuhan Yesus sadar momen diri-Nya akan ditangkap semakin

mendekat. Dia menyadari bahwa pada saat itu murid-muridNya akan

tergoncang dan menjadi seperti kawanan domba yang tercerai berai karena

gembala mereka dibunuh. Pada saat itulah iman para murid diuji, karena

Allah telah mengijinkan si Iblis untuk melancarkan godaan yang berat.

Para murid Tuhan Yesus akan menjalani ujian iman tanpa

terkecuali. Tetapi Tuhan Yesus mengkhususkan kepada Petrus karena Iblis

telah meminta ijin kepada Dia untuk menguji kemurnian iman Petrus

seperti sebuah tampi yang memisahkan gandum dari dedaknya. Selain itu,

Petrus adalah murid yang dengan lantang meyakinkan Tuhan Yesus kalau

ia tidak akan gagal dalam ujian ini. Tetapi Tuhan Yesus mengenal dengan

baik siapa murid-muridNya. Sapaan Simon untuk nama Petrus, itu

menandakan bahwa Yesus mengenal baik karakter Petrus yang serba

tergesa-gesa dan mudah sekali panik. Karena itu Tuhan Yesus telah berdoa

agar Petrus walaupun ia gagal dalam ujian ini, tetapi imannya tetap ada

dan segera bangkit kembali. Tidak hanya bangkit kembali, Petrus pun

dipanggil untuk menguatkan murid-murid yang lain.

Tuhan Yesus mengenal kedalaman dan kekuatan iman murid-

muridNya. Ia rindu agar iman murid-muridNya bertumbuh kuat. Tidak ada

jalan lain untuk mencapai kesempurnaan iman, selain melalui ujian iman

Page 55: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

55

yang Tuhan Yesus ijinkan bagi mereka untuk melaluinya. Demikian juga

dalam perjalanan ”menuju-salib” kita. Di akhir perjalanan kita, Tuhan

Yesus menginginkan agar kita serupa dengan Dia. Keserupaan ini tidak

akan terjadi secara instan ketika kita percaya kepada Dia. Keserupaan ini

tercapai melalui proses yang harus dijalani oleh setiap orang percaya. Dan

Allah dalam kedaulatan-Nya dapat mengijinkan si Iblis untuk mencobai

kita. Jika tujuan si Iblis adalah menjatuhkan kita, tetapi Allah ingin agar

melalui pencobaan, kita bertumbuh. Adakalanya kita gagal dalam ujian,

tetapi Tuhan Yesus dengan setia berdoa dan menjadi perantara kita dengan

Allah agar kita tidak jatuh sedemikan rupa sehingga kita tidak dapat

bangkit kembali. Bangkit dari kegagalan ujian iman adalah salah satu cara

Allah membentuk dan menyempurnakan iman kita. Setelah kita bangkit,

maka kita pun harus saling menguatkan di antara sesama orang percaya.

Keakraban perjamuan makan terakhir Tuhan Yesus dan murid-

muridNya akan berakhir dengan 2 kisah penyesalan karena gagal dalam

ujian iman. Yudas Iskariot menyesal karena telah menjual Tuhan Yesus

untuk ditangkap, tetapi ia mengakhiri nyawanya dengan membunuh diri.

Dan Simon Petrus menyesal karena telah menyangkal Tuhan Yesus, tetapi

ia segera bangkit kembali dari keterpurukannya dan menjadi rasul yang

dipakai luar biasa. Apa yang menjadi ujian iman kita hari ini? Bersediakah

kita semakin disempurnakan melalui ujian iman yang Tuhan Yesus ijinkan

terjadi dalam hidup kita? Maukah kita bangkit lagi dari kegagalan ujian

iman kita?

Ya Tuhan, tolong kami untuk dapat melalui ujian iman yang Kau ijinkan

terjadi dalam kehidupan kami. Mampukan kami untuk bangkit dari

kegagalan dan menguatkan yang lain. Amin.

Page 56: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

56

Hari ke 26 Kamis, 19 Maret 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 22: 35-38

”Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia

membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak

mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang.”

(Luk. 22: 36b)

Di awal pelayanan murid-muridNya, Tuhan Yesus pernah

mengutus mereka dengan pesan untuk tidak membawa perbekalan ketika

berkeliling dan memberitakan Injil (Luk. 9: 4). Pesan yang sama juga

diberikan oleh Tuhan Yesus ketika Ia mengutus 70 murid untuk

mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang akan dikunjungi-Nya

(Luk. 10: 4). Setelah sekian lama dan di akhir pelayanan-Nya, Tuhan

Yesus menanyakan apakah mereka pernah kekurangan apa-apa selama

perjalanan mereka tersebut. Murid-muridNya menjawab tidak pernah.

Tetapi menjelang penangkapan diri-Nya, Tuhan Yesus menyuruh mereka

untuk membawa perbekalan dan pedang.

Kali ini Tuhan Yesus meminta murid-muridNya untuk membawa

pundi-pundi, bekal, jubah dan pedang. Pada jaman Tuhan Yesus, pundi-

pundi, bekal dan jubah adalah perlengkapan yang biasa dibawa seseorang

sebagai perbekalan ketika akan berjalan jauh. Sedangkan pedang sebagai

lambang kekerasan adalah perlengkapan untuk membela diri atau

menyerang musuh. Apakah Tuhan Yesus merubah pikiran-Nya dan

menganjurkan kekerasan menjelang penangkapan-Nya? Tuhan Yesus

datang membawa, mengajarkan dan memberikan teladan tentang kasih

Allah. Bahkan Ia sendiri adalah Kasih (1 Yoh 4: 16). Tuhan Yesus tidak

Page 57: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

57

merubah pikiran-Nya dan menganjurkan kekerasan kepada murid-

muridNya. Ia memperlihatkan kepada murid-muridNya bahwa momen

penolakan dan kekerasan kepada diri-Nya akan segera memuncak dan ini

pun akan berimbas kepada murid-muridNya. Tuhan Yesus meminta

mereka untuk mempersiapkan diri secara rohani dan mental agar mereka

kuat dan teguh dalam menghadapi situasi yang akan segera terjadi.

Tuhan Yesus tidak pernah mengajarkan dan menganjurkan

kekerasan. Ini terbukti ketika Tuhan Yesus mengakhiri kesalahpahaman

dan diskusi dengan murid-muridNya tentang pedang dengan mengatakan,

”Sudah cukup.” Bahkan Ia pun mengakhiri kekerasan yang dilakukan oleh

Petrus ketika ia memutuskan telinga seorang hamba Imam Besar dengan

mengatakan, ”Sudahlah itu.” (Luk. 22: 51). Dan dengan penuh kasih,

Tuhan Yesus memulihkan telinganya. Perjalanan Tuhan Yesus menuju

salib adalah perjalanan yang penuh dengan kasih dan menjadi teladan bagi

kita. Tetapi ada kalanya Tuhan Yesus pun meminta agar kita bersiap-siap

untuk teguh dan kuat menghadapi musuh dalam perjalanan ”menuju-salib”

kita. Kita tidak perlu menggunakan kekerasan untuk mengalahkan musuh,

tetapi dengan kekuatan, keteguhan hati dan penyerahan diri kepada Allah,

itu yang memampukan kita mengalahkan setiap musuh kita.

Ya Tuhan, terima kasih untuk teladan kasih yang Kau berikan kepada

kami. Tolong kuatkan dan teguhkan kami dalam menghadapi setiap musuh

kami, dan atas pertolongan Engkau, kami akan menang atas musuh-musuh

kami. Amin.

Page 58: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

58

Hari ke 27 Jumat, 20 Maret 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 22: 39-44

”Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku;

tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”

(Luk. 22: 42).

Persekutuan Tuhan Yesus dengan murid-muridNya pada

Perjamuan Malam terakhir telah usai. Mulai perikop ini, Tuhan Yesus

memasuki babak terakhir dalam kehidupan-Nya di dunia. Ia menuju ke

suatu tempat di mana Ia biasa berdoa dan mengajak murid-muridNya

untuk berdoa bersama-sama Dia. Bagi Tuhan Yesus, doa adalah kekuatan

untuk menjalani kehidupan-Nya di dunia ini, terutama menjelang

kematian-Nya.

Setiba-Nya di sana, Tuhan Yesus meminta murid-muridNya untuk

berdoa juga. Tuhan Yesus menyadari, bahwa pencobaan yang akan

dihadapi mereka bukan sekedar pencobaan biasa karena si Iblis telah

menanti mereka untuk menjatuhkan iman mereka. Tuhan Yesus tidak ingin

murid-muridNya gagal dalam pencobaan ini, karena dengan doa, mereka

akan menerima kekuatan untuk tetap teguh dan setia kepada Tuhan Yesus.

Dari kata aslinya, pesan Tuhan Yesus kepada murid-muridNya memiliki

makna untuk berdoa terus menerus. Ini menandakan bahwa dengan tekun

berdoa, mereka menyatakan diri bahwa mereka membutuhkan dan

mengandalkan Allah dalam menghadapi pencobaan.

Setelah berpesan kepada murid-muridNya, Tuhan Yesus pun

mengambil tempat dan posisi berlutut untuk berdoa. Posisi berlutut

menandakan bahwa doa Tuhan Yesus adalah doa dengan sikap

Page 59: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

59

merendahkan diri-Nya di hadapan Allah Bapa dan sangat menyesakkan

untuk apa yang akan dihadapi-Nya. Ini bukan perkara mudah bagi Tuhan

Yesus, karena Ia harus menanggung penderitaan yang teramat besar yaitu

menanggung dosa seluruh dunia dan dijadikan berdosa oleh dosa-dosa

manusia. Tetapi penderitaan yang sudah menanti di depan mata-Nya tidak

menjadikan Tuhan Yesus undur, malahan Tuhan Yesus tetap menyerahkan

diri-Nya di bawah kehendak dari Allah Bapa.

Tuhan Yesus tidak sedang berdoa memohon untuk merubah

kehendak Allah Bapa. Bagi Tuhan Yesus, perjalanan menuju salib adalah

melakukan dan menyelesaikan kehendak Bapa-Nya (Yoh. 4: 34). Bahkan,

kehendak Tuhan Yesus selalu selaras dengan kehendak Allah Bapa, karena

Ia dan Bapa adalah satu. Tetapi apa yang Tuhan Yesus minta dari Allah

Bapa adalah kekuatan dan penyertaan Allah Bapa untuk melalui segala

penderitaan ini. Semuanya itu Tuhan Yesus dapatkan ketika Ia

menyerahkan diri-Nya sepenuhnya di bawah kehendak Bapa-Nya. Doa

Tuhan Yesus seharusnya menjadi doa bagi kita semua ketika menjalani

perjalanan ”menuju-salib”. Memang lebih mudah bagi kita untuk berdoa

agar Tuhan menolong kita dari setiap pergumulan kita, tetapi berdoa

biarlah kehendak Allah saja yang terjadi membutuhkan suatu penyerahan

penuh kepada Allah dan kita akan mendapatkan kekuatan untuk melalui

segala pergumulan. Apa yang menjadi pergumulan kita hari ini? Apa yang

kita utamakan dalam doa pergumulan kita? Maukah kita berdoa agar

kehendak Allah saja yang terjadi dalam kehidupan kita?

Ya Tuhan, bukan kehendakku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.

Amin.

Page 60: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

60

Hari ke 28 Sabtu, 21 Maret 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 22: 45-46

”Kata-Nya kepada mereka:”Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan

berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.” (Luk. 22: 46)

Setelah selesai berdoa, Tuhan Yesus kembali kepada murid-murid

yang diajak-Nya untuk berdoa bersama. Tetapi Tuhan Yesus menemukan

mereka tertidur. Lukas tidak mencatat siapa murid-murid yang diajak

Tuhan Yesus untuk beroda. Tetapi Markus mencatat bahwa mereka adalah

Petrus, Yohanes dan Yakobus (Mrk. 14: 33). Mereka jugalah yang dibawa

Tuhan Yesus untuk berdoa di atas gunung dan Tuhan Yesus dimuliakan

oleh Allah Bapa (Luk 9: 28).

Peristiwa Tuhan Yesus dimuliakan dan berdoa di taman

Getsemani memiliki kesamaan. Tuhan Yesus mengajak Petrus, Yohanes,

dan Yakobus untuk berdoa, tetapi mereka semuanya tertidur sewatu Tuhan

Yesus berdoa sendirian. Di taman Getsemani, Lukas menjelaskan bahwa

mereka tertidur karena dukacita yang dialami. Menjelang kematian Tuhan

Yesus, murid-muridpun merasakan suatu pergumulan dan kesedihan yang

teramat. Emosi mereka telah banyak terkuras dan mencapai titik terendah

menjelang kematian Guru mereka. Kondisi mental mereka mempengaruhi

fisik mereka, sehingga mereka pun tertidur pulas ketika berdoa. Tuhan

Yesus menyadari kondisi mental yang dialami para murid-muridNya pada

saat itu, tetapi Tuhan Yesus tetap meminta dan mengutamakan mereka

untuk berdoa. Tuhan Yesus menyadari bahwa pencobaan mendatang akan

lebih banyak menguras dan menghabiskan mental para murid-muridNya.

Tidak hanya secara mental, tetapi iman mereka pun akan diuji dalam

Page 61: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

61

pencobaan mendatang. Mental mereka akan diuji ketika melihat Sang

Guru mengalami penyiksaan dan penderitaan yang berat bahkan mati di

kayu salib. Kesetiaan mereka akan diuji ketika mereka dikatakan orang

banyak bahwa mereka adalah para pengikut Tuhan Yesus. Dan iman

mereka akan diuji untuk tetap setia atau meniggalkan Tuhan Yesus ketika

Ia mati dan dikuburkan Oleh karena itu Tuhan Yesus mendorong mereka

untuk tetap berdoa agar mereka tidak gagal sepenuhnya dalam pencobaan.

Kekuatan doa yang dijalani dan dialami Tuhan Yesus, itu yang

menjadikan Ia selalu menang atas setiap pencobaan dalam perjalanan

menuju salib. Jikalau Tuhan Yesus, yang sepenuhnya Allah dan

sepenuhnya manusia, tekun berdoa, terlebih lagi kita yang rentan untuk

jatuh dan gagal dalam pencobaan di perjalanan ”menuju-salib” ini. Doa

tidak menjauhkan atau menyingkirkan pencobaan, tetapi doa menjadikan

kita kuat dan menang dalam mengalami pencobaan. Tetaplah berdoa.

Terima kasih Tuhan untuk teladan doa yang Kauberikan kepada kami,

tolong kami agar kami pun dapat bertekun di dalam doa dan menang atas

pencobaan-pencobaan yang kami alami. Amin.

Page 62: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

62

Hari ke 29 Senin, 23 Maret 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 22: 47-48

”Maka kata Yesus kepadanya:”Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak

Manusia dengan ciuman?” (Luk. 22: 48)

Penangkapan Tuhan Yesus untuk disalibkan diawali dengan suatu

kisah yang sangat tragis, yaitu pengkhianatan. Yudas, yang mengkhianati

Tuhan Yesus, adalah salah satu murid yang selama ini melayani bersama-

sama dan khusus ditunjuk sebagai bendahara. Dalam pelayanannya

sebagai bendahara, penulis Injil Yohanes menggambarkan bahwa ia adalah

seorang pencuri dan ”sering mengambil uang yang disimpannya dalam kas

yang dipegangnya.” (Yoh. 12: 6). Kali ini, Yudas mengambil uang dari

para kepala pengawal Bait Allah untuk ditukarkan dengan sebuah sebuah

ciuman pengkhianatan.

Karena keadaan yang gelap, Yudas memberi tanda kepada para

pengawal dengan mencium Tuhan Yesus. Tuhan Yesus sendiri tidak ber-

reaksi melawan ataupun melarikan diri ketika dicium oleh Yudas. Tetapi

dengan tenang, Tuhan Yesus hanya memperjelas kepada Yudas apakah

hanya dengan sebuah ciuman ia akan menyerahkan diri-Nya untuk

ditangkap. Sebuah ciuman adalah suatu bentuk nyata dari kasih. Sebuah

ciuman hanya diberikan dari orang yang mengasihi untuk orang yang

dikasihi. Tetapi dalam kisah pengkhianatan ini, sebuah ironi besar terjadi.

Yudas menyerahkan Tuhan Yesus untuk disalibkan dengan ”dibungkus”

sebuah bentuk dari kasih.

Dalam kisah Yesus diurapi di Betania, Yudas pun memprotes

tindakan Maria yang membuang-buang minyak narwastu untuk mengurapi

Page 63: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

63

Tuhan Yesus. Yudas beralasan bahwa uang sebanyak itu lebih baik

diberikan kepada orang-orang miskin sebagai bentuk kasih. Tetapi penulis

Injil Yohanes sekali lagi menyatakan karakter Yudas yang sesungguhnya

dengan mengatakan bahwa, ”hal itu dikatakannya bukan karena ia

memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah

seorang pencuri.” Sekali lagi, Yudas membungkus isi hatinya yang busuk

dengan perkataan yang penuh dengan kasih.

Berbeda dengan Tuhan Yesus, Yudas sering melakukan atau

mengeluarkan kata-kata yang penuh dengan kasih, tetapi digunakan untuk

membungkus isi hatinya yang penuh dengan kebusukan. Tuhan Yesus

mengajarkan agar perkataan dan tindakan kita harus sesuai dengan isi hati

kita. Semua perkataan dan tindakan Tuhan Yesus selama menuju salib

selalu keluar dari isi hati-Nya yang tulus, murni dan penuh dengan kasih.

Bagimana dengan kita? Apakah isi hati kita lebih mencerminkan isi hati

Tuhan Yesus atau isi hati Yudas? Apakah kita sering menggunakan

perkataan dan tindakan yang baik untuk ”membungkus” kebusukan hati

kita? Perjalanan kita ”menuju salib” akan menjadi sia-sia kalau kita

memilih untuk baik di luar, tetapi busuk di dalam. Perjalan kita ”menuju

salib” adalah untuk belajar memiliki hati seperti Tuhan Yesus, dan

menyatakannya itu semua dalam tindakan dan perkataan kita.

Ya Tuhan, berikan kami hati seperti hati-Mu yang bersih dan suci, agar

kami dapat memancarkan sinar-Mu bagi sekeliling kami. Amin.

Page 64: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

64

Hari ke 30 Selasa, 24 Maret 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 22: 49-53

”Tetapi Yesus berkata:”Sudahlah itu.” Lalu Ia menjamah telinga orang

itu dan menyembuhkannya.” (Luk. 22: 51)

Terhadap pengkhianatan Yudas, Tuhan Yesus sendiri tidak ber-

reaksi melawan ketika hendak ditangkap. Murid-muridNya lah justru yang

ber-reaksi dengan bertanya apakah mereka harus melawan mereka dengan

pedang yang sudah mereka siapkan. Wajar jika mereka bertanya demikian,

karena pemahaman murid-murid akan pesan Tuhan Yesus tentang pedang

disalahmengerti. Mereka sudah memperlengkapi diri dengan alat

kekerasan, dan sekarang tiba saatnya bagi mereka untuk melancarkan

kekerasan.

Apa yang di awalnya disalahmengerti akan menghasilkan tindakan

yang salah pula. Tuhan Yesus tidak pernah berkehendak kekerasan ketika

Ia berpesan untuk membawa pedang. Ketika murid-murid mengatakan

mereka mempunyai 2 pedang, Tuhan Yesus langsung memotong

perbincangan mengenai pedang dengan mengatakan,” Sudah cukup.” Hal

yang sama juga dikatakan Tuhan Yesus untuk menghentikan serangan

yang dilancarkan oleh Petrus. Tuhan Yesus tidak pernah menginginkan

terjadinya kekerasan ketika diri-Nya ditangkap. Tidak dari pihak murid-

murid ataupun dari pihak para pengawal. Oleh karena itu Tuhan Yesus

bertanya dengan nada sindiran mengapa para pengawal berpakaian

lengkap dengan meyandang pedang dan pentungan.

Akibat dari serangan Petrus, telinga salah satu hamba Imam Besar

terluka bahkan putus. Tuhan Yesus segera meyembuhkan telinga hamba

Page 65: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

65

Imam Besar tersebut. Tuhan Yesus tetap menunjukkan identitas-Nya

sebagai Allah yang penuh dengan kasih. Di tengah-tengah kericuhan

peristiwa penangkapan diri-Nya, Tuhan Yesus tetap tenang dan tetap

menujukkan perbuatan kasih. Di tengah-tengah kegelapan maut yang

menghampiri-Nya, Tuhan Yesus tetap memancarkan terang kasih yang

juga dirasakan oleh orang lain. Bagi Tuhan Yesus, kekerasan tidak harus

dilawan dengan kekerasan. Jalan Tuhan Yesus menuju salib adalah jalan

penuh ketaatan kepada Allah Bapa dan jalan menghidupi kasih Allah

Bapa. Bagiamana dengan jalan ”menuju-salib” kita? Mungkin saat ini ada

orang-orang atau keluarga kita sendiri yang memperlakuan kita dengan

tidak menyenangkan bahkan cenderung kasar. Bagaimana kita harusnya

bersikap? Tuhan Yesus memberikan teladan yang sempurna. Kita tidak

perlu ber-reaksi kasar atau menggunakan kekerasan untuk membalas hal-

hal yang tidak menyenangkan dan kekerasan, tetapi tetap dengan penuh

kasih kita bisa memberikan teguran atau masukan. Tetapi yang terlebih

lagi, kita tetap menghidupi kasih Tuhan Yesus yang sudah kita terima

dalam perjalanan kehidupan ”menuju-salib” ini.

Terima kasih ya Tuhan Yesus untuk kasih dan teladan kasih-Mu yang kami

sudah terima dari Engkau sendiri. Ajarkan kami untuk menghidupi kasih-

Mu di dalam diri kami dalam kondisi apa pun. Amin.

Page 66: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

66

Hari ke 31 Rabu, 25 Maret 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 22: 54-62

”Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus

bahwa Tuhan telah berkata kepadanya:”Sebelum ayam berkokok pada

hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku.” Lalu ia pergi ke luar

dan menangis dengan sedihnya.” (Luk 22: 61-62)

Tuhan Yesus berketetapan untuk taat kepada Allah Bapa dan

merelakan diri-Nya ditangkap untuk diadili dan disalibkan. Pertama Tuhan

Yesus harus melalui pengadilan di rumah Imam Besar yang nantinya akan

dihadiri para petinggi yang disebut dengan Mahkamah Agama. Di tempat

ini, kerumunan orang telah menanti untuk menyaksikan Tuhan Yesus

diadili. Dan Petrus hadir di tengah-tengah mereka untuk melihat apa yang

terjadi dengan Gurunya.

Hati Petrus bercampur aduk antara penasaran dan ketakutan. Ia

berusaha untuk membaur dengan kerumunan orang agar tidak dikenali

sebagai salah satu pengikut Tuhan Yesus. Ia menyadari identitasnya akan

berbahaya jika terbongkar, karena mungkin saja ia akan ikut ditangkap dan

diadili. Ketakutan Petrus akhirnya terbukti. Lukas mencatat bahwa yang

pertama kali mengenalinya adalah seorang hamba perempuan yang sedang

duduk dekat Petrus, dan mengatakan bahwa ia pernah melihat Petrus

bersama-sama dengan Tuhan Yesus. Ujian pertama ini seharusnya tidak

menjadi ketakutan terbesar Petrus, karena keluar dari mulut seseorang

hamba dan juga seorang perempuan yang kemungkinan besar tidak akan

dipercayai oleh orang banyak. Tetapi karena Petrus takut dengan

kerumunan orang banyak, Petrus segera menyangkal.

Page 67: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

67

Ujian kedua datang dari seorang laki-laki yang mengkonfirmasi

bahwa Petrus adalah salah satu dari murid Tuhan Yesus. Ujian kedua lebih

berat dari ujian pertama karena dikeluarkan oleh seorang laki-laki yang

lebih dipercaya dibandingkan seorang hamba perempuan. Sekali lagi

Petrus menyangkal dan gagal pada ujian kedua. Ujian terakhir datang dari

seseorang yang merupakan kerabat dari ”hamba yang telinganya dipotong

oleh Petrus” (Yoh. 18: 26). Ia mengenali Petrus dan menuduh dengan lebih

tegas kalau ia adalah murid Tuhan Yesus. Dan untuk terakhir kalinya,

Petrus menyangkal dengan lebih tegas lagi bahwa ia tidak mengerti apa

yang dikatakan orang tersebut.

Segera sesudah penyangkalan terakhir, ayam pun berkokok sesuai

dengan perkataan Tuhan Yesus. Lukas mencatat bahwa wajah Tuhan

Yesus lah yang mengingatkan dan menyadarkan Petrus bahwa ia telah

berdosa dengan menyangkal-Nya. Sepanjang perjalanan menuju salib,

Tuhan Yesus mengajak kita untuk terus memandang kepada Dia dan

mengingat akan ajaran-Nya. Adakalanya, karena kedagingan, kita gagal

memandang Dia dan jatuh ke dalam dosa. Tetapi Ia mau agar kita segera

kembali memandang wajah-Nya dan bertobat dari dosa-dosa kita. Bangkit

dari kegagalan dan bertobat dari dosa-dosa, itulah panggilan Tuhan Yesus

bagi kita dalam ”menuju-salib” Apa yang menjadi dosa-dosa kita hari ini?

Mari, segera pandang kepada wajah Tuhan Yesus, mohon pengampunan

dan kembali menerima pembaharuan hidup yang dari-Nya.

Terima kasih ya Tuhan kalau Engkau begitu mengasihi kami dan rela mati

untuk kami. Biarlah darah-Mu terus membasuh kehidupan kami ketika

kami gagal dan berdosa, dan semakin disempurnakan serupa dengan

Engkau. Amin.

Page 68: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

68

Hari ke 32 Kamis, 26 Maret 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 22: 63-65

”Mereka menutup muka-Nya dan bertanya:”Cobalah katakan siapakah

yang memukul Engkau?” (Luk. 22: 65)

Fungsi kenabian Tuhan Yesus saat itu diuji oleh beberapa orang

yang menahan-Nya. Setelah menjalani persidangan, Tuhan Yesus dijaga

oleh beberapa pengawal sambil diolok-olok dan dipukuli. Dengan ditutup

mata-Nya, Tuhan Yesus diminta untuk menebak siapa yang memukul diri-

Nya. Mereka ingin menguji apa benar Tuhan Yesus adalah seorang nabi.

Selama ini, bangsa Israel menantikan seorang nabi yang akan

dibangkitkan dari antara mereka dan akan memiliki nama besar seperti

Musa (Ul. 18: 15). Bagi mereka, seorang nabi adalah seorang pembuat

keajaiban seperti Musa membelah laut Teberau dan dapat meramalkan

masa depan.

Tuhan Yesus jelas lebih besar dari pada Musa yang menjadi

pemimpin bangsa Israel dulu. Keutamaan Tuhan Yesus sebagai Nabi

bukanlah dalam meramal atau melakukan keajaiban-keajaiban. Tetapi

fungsi utama kenabian Tuhan Yesus adalah diutus untuk

memproklamirkan kebenaran Allah di tengah-tengah dunia yang berdosa.

Dengan kuasa-Nya, Tuhan Yesus pun dapat melakukan keajaiban-

keajaiban di luar pemahaman manusia. Perkara menebak siapa yang

memukul diri-Nya adalah perkara mudah bagi Tuhan Yesus. Tetapi Ia

tidak menjawab olokan mereka. Tuhan Yesus memilih untuk diam dan

menerima penderitaan yang memang harus Ia jalani.

Tuhan Yesus memilih untuk merendahkan diri-Nya ketimbang

Page 69: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

69

menunjukkan kehebatan-Nya dalam menebak siapa yang memukul-Nya.

Rasul Paulus dalam Filipi 2: 6-7 mengatakan,”yang walaupun dalam rupa

Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang

harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri,

dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan

manusia.” Mulai saat itu, Tuhan Yesus mulai menjalani penderitaan

jasmani hingga akhirnya mati di kayu salib. Tetapi semuanya itu diterima-

Nya tanpa menunjukkan keilahian-Nya untuk membalas atau diperlihatkan

untuk dikagumi. Tuhan Yesus tetap merendahkan diri-Nya dan ”taat

sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Fil. 2:8b).

Perjalanan menuju salib bagi Tuhan Yesus adalah perjalanan

merendahkan diri-Nya dari kedudukan-Nya sebagai Allah menjadi hamba,

dari tidak terbatas menjadi terbatas, dan dari kemuliaan menjadi kehinaan.

Semuanya dijalani-Nya agar kita menerima kehidupan yang kekal. Selain

memberi manfaat, yang juga terpenting adalah bahwa kerendahan diri

Tuhan Yesus memberi teladan kepada kita untuk diikuti. Apa yang

menjadi sikap hidup kita dalam menjalani perjalanan ”menuju-salib” ini?

Apa godaan yang kita alami hari ini sehingga kita tergoda untuk

meninggikan diri dan menunjukkan bahwa kita lebih baik dari orang lain?

Maukah kita meneladani Tuhan Yesus untuk merendahkan diri? ”dan

rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan

Kristus.” (Ef. 5:21).

Terima kasih Tuhan karena kerendahan diri-Mu kami beroleh kehidupan

kekal. Ajari kami untuk meneladani kerendahan diri-Mu dalam kehidupan

kami. Amin.

Page 70: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

70

Hari ke 33 Jumat, 27 Maret 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 22: 66-71

”Kata mereka semua:”Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah?” Jawab

Yesus:”Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah.” (Luk. 22:

70)

Pertanyaan mengenai identitas Tuhan Yesus sepanjang kehidupan-

Nya banyak dilontarkan oleh banyak orang. Identitas Tuhan Yesus

dipertanyakan ketika Ia menganpuni seorang perempuan berdosa yang

mengurapi kaki-Nya di rumah seorang Farisi (Luk 7: 49). Identitas Tuhan

Yesus juga dipertanyakan ketika Ia menyembuhkan seseorang yang sudah

38 tahun sakit di pinggir kolam Betesda pada hari Sabat (Yoh. 5: 12). Dan

masih banyak lagi kisah-kisah di mana identitas Tuhan Yesus

dipertanyakan terkait dengan apa yang dilakukan dan diajarkan-Nya.

Kali ini Tuhan Yesus diperhadapkan kepada Mahkamah Agama

Yahudi yang menjadi pengadilan pertama-Nya. Di hadapan tua-tua bangsa

Yahudi, imam-imam kepala, dan para ahli Taurat, mereka tetap

menanyakan identitas Tuhan Yesus. Mereka bertanya bukan untuk

mengenal Tuhan Yesus sesungguhnya. Pertanyaan mereka dimaksudkan

untuk menemukan kesalahan ketika Tuhan Yesus menghujat Allah (Luk.

5: 21). Dalam persidangan ini, identitas Tuhan Yesus terungkap setidaknya

3 kali, yaitu Mesias / Kristus yang berarti ”Yang Diurapi”, Anak Manusia

yang merupakan penggenapan dari nubuatan Daniel tentang Mesias yang

akan datang (Dan. 7:13) dan Anak Allah yang menunjukkan bahwa Ia

adalah Allah yang diutus menjadi manusia. Dari ungkapan-ungkapan ini,

tidak ada satu pun yang mereka akui sebagai identitas Tuhan Yesus.

Page 71: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

71

Sebagai para ahli kitab suci, bukannya mereka tidak mengenal atau

mengerti arti ungkapan-ungkapan tersebut, tetapi mereka dibutakan oleh

kebenaran diri sendiri dan kemunafikan yang menguasai mereka sehingga

mereka tidak dapat mengenali Tuhan Yesus dengan sungguh-sungguh.

Semuanya telah dicatat dalam Perjanjian Lama, tetapi hati dan pikiran

mereka tidak diterangi oleh hikmat Allah untuk melihat bahwa Tuhan

Yesus adalah penggenapan dari Perjanjian Lama.

Sepanjang perjalanan menuju salib, Tuhan Yesus telah

menunjukkan identitas-Nya melalui karya dan pengajaran-Nya. Ia tidak

dengan terang-terangan mengungkapkan siapa diri-Nya secara langsung,

tetapi Ia mau agar orang lain yang mengenali-Nya melalui pertumbuhan

pengenalan akan diri-Nya. Pertanyaan ”Menurut kamu, siapakah Aku ini?”

tidak saja ditujukan kepada murid-muridNya. Kepada kita pun Tuhan

Yesus bertanya demikian. Apa yang menjadi jawaban kita? Apakah

pengenalan kita tentang Dia semakin bertumbuh seiring waktu kita

percaya kepada-Nya? Dan apakah pertumbuhan pengenalan itu membawa

perubahan dalam diri kita untuk semakin serupa dengan-Nya? Hari ini

Tuhan Yesus bertanya kepada kita, ”Menurut kamu, siapakah Aku ini?”

Ya Tuhan, Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup! Amin.

Page 72: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

72

Hari ke 34 Sabtu, 28 Maret 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 23: 1-5

”Kata Pilatus kepada imam-imam kepala dan seluruh orang banyak

itu:”Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada orang ini.” (Luk. 23: 4)

Dalam sistem peradilan di dunia, seorang terdakwa harus melalui

serangkaian pengadilan untuk ditentukan nasibnya apakah ia layak

dihukum atau dibebaskan. Ketika di dalam pengadilan tidak ditemukan

bukti-bukti kuat untuk menghukumnya, maka seorang terdakwa harus

dibebaskan dari segala macam bentuk hukuman. Tetapi jikalau dalam

pengadilan ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk menghukumnya, maka

terdakwa akan menerima hukuman setimpal dengan perbuatannya, bahkan

bisa berupa hukuman mati.

Kali ini Tuhan Yesus dibawa kepada Pilatus seorang pemimpin

provinsi Yudea. Sebagai pemimpin, Pilatus memegang kekuasaan penuh

atas wilayahnya termasuk membebaskan atau menghukum mati seorang

terdakwa. Di hadapan Pilatus, para lawan Tuhan Yesus menuduhkan 3 hal.

2 tuduhan terakhir, yaitu melarang membayar pajak kepada Kaisar dan

Tuhan Yesus menyatakan diri sebagai Raja adalah tuduhan serius yang

mereka harapkan Pilatus dapat ber-reaksi keras dengan menghukum-Nya.

Tetapi setelah melalui proses pengadilan, Pilatus memberikan vonis bahwa

Tuhan Yesus tidak bersalah. Pilatus tidak menemukan satu kesalahan apa

pun yang membuat Tuhan Yesus layak untuk dihukum. Tidak hanya

sekali, penulis Lukas mengutarakan bahwa Tuhan Yesus tidak bersalah

berkali-kali (23: 4; 14; 22; 41 dan 47). Penulis Lukas ingin menunjukkan

bahwa bukan karena suatu dosa atau kesalahan Tuhan Yesus menerima

Page 73: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

73

hukuman mati.

Tuhan Yesus pun sadar sepenuhnya bahwa Ia tidak bersalah

sedikit pun sehingga Ia layak untuk menerima penderitaan, penghakiman,

dan penyaliban. Tetapi walaupun Tuhan Yesus tidak bersalah, itu tidak

menjadikan Ia berpaling dari salib. Tetapi dengan kasih-Nya yang begitu

besar, Ia tetap memandang salib dan rela untuk mati di sana. Ketaatan dan

tekad kuat Tuhan Yesus menuju salib menjadi teladan bagi kita. Apa yang

menjadi fitnahan / tuduhan orang lain terhadap diri kita saat ini ketika kita

berjalan ”menuju-salib”? Apakah kita memiliki kerelaan juga dalam

”menuju-salib” walaupun banyak orang yang menentang kita? Maukah

kita memikul salib dan menyangkal diri untuk mencapai tujuan yang telah

Allah tetapkan bagi kita?

Ya Tuhan, berikan kami kerelaan dan kemampuan untuk memikul salib

yang Kautetapkan untuk kami pikul, dan tuntun kami hingga kami tiba di

tujuan yang Kauinginkan. Amin.

Page 74: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

74

Hari ke 35 Senin, 30 Maret 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 23: 6-12

”Ia banyak mengajukan pertanyaan kepada Yesus, tetapi Yesus tidak

memberi jawaban apa pun.” (Luk. 23: 9)

Hukum Romawi mengatur bahwa terdakwa harus diadili dan

dihukum di daerah di mana kejahatan dilakukan. Tetapi hukum Romawi

juga membolehkan agar terdakwa bisa diadili di daerah di mana sang

terdakwa berasal. Karena Pilatus tidak menemukan kesalahan pada diri

Tuhan Yesus, maka ia menghindari untuk menghukum Tuhan Yesus

dengan mengirim Dia ke Herodes, karena Herodes adalah pemimpin

provinsi Galilea di mana Tuhan Yesus berasal. Pilatus melempar ”bola

panas” kepada Herodes untuk menghukum Tuhan Yesus.

Kebetulan Herodes sedang berada di Yerusalem, dalam rangka

mengamat-amati kegiatan Paskah agama Yahudi untuk menyenangkan

rakyatnya. Herodes menyambut kedatangan Tuhan Yesus, karena ia sudah

lama ingin berjumpa dengan sosok orang yang selama ini menjadi bahan

perbincangan di masyarakat. Di telinga Herodes, Tuhan Yesus terkenal

sebagai seseorang yang banyak melakukan mujizat dan ia sangat ingin

menyaksikan dengan mata kepala sendiri mujizat Tuhan Yesus. Tetapi

Tuhan Yesus tidak merespon atau menjawab sedikit pun permintaan dan

pertanyaan Herodes. Tuhan Yesus menyadari keberadaan-Nya di hadapan

Herodes bukanlah dalam rangka mengadili diri-Nya, melainkan untuk

melalukan suatu pertunjukan yang memuaskan keinginan Herodes.

Tuhan Yesus datang ke dunia bukan untuk menunjukkan

kepiawaian-Nya dalam melakukan keajaiban-keajaiban. Tuhan Yesus

Page 75: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

75

datang ke dunia untuk mencari dan menyelamatkan ciptaan-Nya yang telah

jatuh ke dalam dosa. Walaupun Alkitab mencatat beberapa mujizat yang

luar biasa yang dibuat Tuhan Yesus, tetapi mujizat bukan ditujukan untuk

pemuas keinginan manusia, melainkan menantang manusia untuk datang

dan percaya kepada Dia. Apa yang kita cari dari Tuhan Yesus? Apakah

Tuhan Yesus sekedar menjadi alat pemuas keinginan kita? Tuhan Yesus

tidak berkenan kepada Herodes karena keinginannya. Tuhan Yesus pun

tidak akan berkenan kepada kita jikalau kita hanya menginginkan-Nya

untuk memuaskan keinginan kita semata. Mana yang kita rindukan,

berkat-berkatNya atau Sang Sumber Berkat itu?

Ya Tuhan, ampuni kami kalau kami menjadikan Engkau sebagai alat

pemuas keinginan kami. Berikan kami hati yang rindu untuk mengasihi

dan menaati Engkau sepenuhnya. Amin.

Page 76: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

76

Hari ke 36 Selasa, 31 Maret 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 23: 13-16

”Jadi aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-Nya.” (Luk. 23: 16)

Karena tidak berhasil mendapatkan apa yang diinginkan, Herodes

mengirim kembali Tuhan Yesus kepada Pilatus untuk diadili. Pilatus

kembali mengumpulkan para imam kepala dan para pemimpin rakyat

untuk menghadiri kembali persidangan Tuhan Yesus. Kali ini Pilatus

kembali menerima ”bola panas” dari Herodes, dan di tangan dia lah nasib

Tuhan Yesus harus diputuskan segera, karena rakyat sangat menginginkan

kematian-Nya.

Di depan rakyatnya, Pilatus kembali menegaskan bahwa dirinya

dan Herodes tidak menemukan kesalahan yang membuat Tuhan Yesus

pantas untuk menerima hukuman mati. Pilatus berusaha untuk meyakinkan

rakyatnya bahwa ia tidak dapat menghukum mati Tuhan Yesus. Tetapi

Pilatus menyadari situasi ini tidak menguntungkan baginya. Pilatus

memiliki agenda lain untuk dirinya sendiri. Ia tidak ingin kehilangan muka

di hadapan rakyatnya, apalagi sampai terjadi pemberontakan melawan

dirinya.

Pilatus menghadapi pilihan sulit antara menghukum mati Tuhan

Yesus dan itu menyenangkan hati rakyatnya, atau membebaskan Tuhan

Yesus dan itu bisa menyebabkan rakyat tidak menyukai dirinya. Untuk

mendapatkan simpati rakyatnya, Pilatus berkompromi untuk mencambuk

Tuhan Yesus sebelum membebaskan-Nya. Tetapi orang-orang tetap

menginginkan kematian Tuhan Yesus. Hati Pilatus yang bimbang dan

mendua, menandakan bagaimana ia masih menempatkan dirinya yang

Page 77: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

77

terutama. Berbeda dengan Tuhan Yesus, dalam perjalanan menuju salib, Ia

meninggalkan keutamaan diri-Nya dan meletakan keutamaan yang lain,

yaitu orang-orang berdosa untuk ditebus di hadapan-Nya. Apa yang

menjadi godaan kita untuk mendua hati dalam mengikuti teladan Tuhan

Yesus hari ini? Tuhan Yesus pernah berkata berbahagialah kita semua

yang tidak mendua hati dalam mengikuti Dia, karena kita akan bertemu

dengan Tuhan Yesus.

Ya Tuhan, ampuni kami kalau kami sering memiliki hati yang bercabang

dalam mengikuti Engkau. Berikan kami hati-Mu yang tulus dan suci hanya

untuk kasih kepada Bapa saja. Amin.

Page 78: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

78

Hari ke 37 Rabu, 1 April 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 23: 18-25

”Lalu Pilatus memutuskan, supaya tuntutan mereka dikabulkan.” (Luk.

23: 24)

Pilatus yang dalam dilema besar harus segera mengambil

keputusan besar dalam hidupnya. Dorongan hatinya mengatakan bahwa ia

tidak menemukan kesalahan dalam diri Tuhan Yesus yang setimpal untuk

dihukum mati. Tetapi dorongan dari kumpulan rakyatnya menghendaki

agar Tuhan Yesus segera disalibkan sebagai bentuk hukuman mati.

Dorongan manakah yang akan dipilihnya?

Lukas mencatat bahwa Pilatus berusaha meyakinkan rakyatnya 3

kali bahwa ia tidak menemukan satu pun kesalahan dalam diri Tuhan

Yesus yang setimpal dengan hukuman mati. Karena hari di mana Tuhan

Yesus diadili bertepatan dengan hari di mana seseorang yang dihukum

dapat dibebaskan berdasarkan pilihan rakyat, Pilatus berusaha

menggunakan pilihan tersebut untuk membebaskan Tuhan Yesus. Tetapi

karena hasutan para imam kepala dan pemimpin rakyat yang dengki

dengan Tuhan Yesus, rakyat lebih memilih Pilatus untuk membebaskan

Barabas, seorang pemberontak dan pembunuh. Kebencian yang begitu

besar terhadap Tuhan Yesus telah membutakan mata hati orang-orang

untuk tidak memperdulikan siapa yang akan dibebaskan. Bagi mereka,

siapa saja boleh dibebaskan, asal bukan Tuhan Yesus.

Pilatus akhirnya harus tunduk kepada kehendak rakyat yang

menginginkan Tuhan Yesus dihukum mati dan Barabas yang dibebaskan.

Lukas mencatat bahwa suara keras Pilatus kalah dengan teriakan rakyat,

Page 79: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

79

sehingga tidak ada pilihan lain bagi Pilatus untuk memenuhi tuntutan

mereka. Dengan dijatuhinya hukuman mati kepada Tuhan Yesus, Pilatus

tetap mendapatkan hormat dan perkenanan dari rakyatnya. Rakyat merasa

puas karena keinginannya terpenuhi. Dan para imam kepala dan pemimpin

rakyat merasa menang karena dengki dan dendam mereka terbalas sudah

kepada Tuhan Yesus. Masing-masing pihak mendapati kehendaknya

terpenuhi. Tetapi di atas semuanya itu, kehendak Allah lah yang terjadi

dan menang di atas semua intrik, teriakan dan nafsu untuk membalas

dendam.

Misi Tuhan Yesus adalah untuk mati di atas kayu salib menebus

orang-orang berdosa. Allah berdaulat untuk memakai orang-orang atau

situasi tertentu untuk menggenapi kehendak-Nya atas Tuhan Yesus.

Demikian juga dengan kita, setiap kesulitan dan pergumulan yang kita

hadapi Allah ijinkan terjadi untuk menggenapi tujuan-Nya yang mulia atas

kita. Perjalanan kita ”menuju-salib” bukanlah perjalanan yang mudah dan

lancar, tetapi Allah sedang bekerja di dalam diri kita untuk menggenapi

tujuan-Nya. Apa kesulitan dan pergumulan yang sedang kita hadapi?

Serahkan dan percaya kepada Dia yang dengan setia menyertai dan bekerja

di dalam diri kita, karena kita tahu bahwa kehendak Allah adalah yang

terbaik untuk kita semua.

Ya Tuhan, terima kasih kalau Engkau selalu menyertai dan bekerja di

dalam diri kami. Mampukan kami untuk mengerti dan melihat bahwa

kehendak-Mu lah yang terjadi dalam hidup kami. Amin.

Page 80: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

80

Hari ke 38 Kamis, 2 April 2015 (Kamis Putih)

Bacaan Alkitab: Lukas 22: 14-23

”Ketika tiba saatnya, Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-

rasul-Nya.” (Luk. 23: 14)

Hari ini kita kembali kepada peristiwa jamuan Paskah Tuhan

Yesus bersama murid-muridNya sebelum Ia ditangkap. Tuhan Yesus

sudah sangat menantikan dan sangat merindukan untuk dapat menikmati

jamuan Paskah bersama-sama murid-muridNya sebelum Ia mati. Ia

mengundang semua murid-Nya untuk ikut serta dalam jamuan makan

malam terakhir ini. Termasuk Yudas Iskariot yang akan segera

menghianati Dia.

Dalam jamuan makan malam ini, Tuhan Yesus membagikan

cawan dan roti yang menjadi perlambangan dari darah dan tubuh-Nya

kepada semua murid-Nya. Darah-Nya akan tertumpah dan tubuh-Nya akan

terkoyak agar murid-muridNya dapat menerima anugerah keselamatan

yang diberikan Tuhan Yesus. Selain itu, tradisi makan bersama dalam

jaman Tuhan Yesus memiliki makna penerimaan tuan rumah terhadap

tamu-tamu yang diundang makan dalam satu meja. Ini berarti Tuhan

Yesus menerima dan memberikan berkat-berkatNya kepada seluruh

murid-muridNya.

Yudas sebagai salah satu murid yang ikut dalam perjamuan

terakhir pun menerima cawan, roti dan penerimaan dari Tuhan Yesus.

Walaupun pada akhirnya Yudas memilih untuk menghianati Tuhan Yesus,

tetapi Tuhan Yesus tetap mengundang Yudas untuk menikmati kelimpahan

berkat-Nya. Dalam perjalanan menuju salib, Tuhan Yesus mengundang

Page 81: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

81

orang-orang untuk menikmati berkat dan anugerah-Nya yang melimpah.

Walaupun menerima penolakan, Tuhan Yesus tetap pada jalan salib untuk

mengundang kita masuk ke dalam Kerajaan-Nya. Bagaimana perjalanan

kita ”menuju salib” ini? Apakah kita telah menerima undangan Tuhan

Yesus untuk menerima anugerah keselamatan-Nya? Hari ini kita

diingatkan bahwa anugerah keselamatan Tuhan Yesus ditujukan bagi

setiap manusia yang berdosa. Tuhan Yesus mau agar kita hidup di dalam

kelimpahan berkat dan anugerah-Nya. Selain itu, kita pun dipanggil untuk

mengingat segala karya kematian Tuhan Yesus dalam kehidupan kita.

Karena dengan mengingat terus karya kematian Tuhan Yesus, kita

diingatkan siapa diri kita yaitu manusia yang berdosa, siapa Allah yaitu

pribadi yang penuh kasih dan berlimpah anugerah-Nya, dan kita semakin

sadar bahwa kita membutuhkan terus anugerah yang dari Allah sendiri.

Terima kasih Tuhan untuk anugerah dan kasih-Mu yang melimpah dalam

kehidupan kami. Tolong kami untuk mengingat dan menghidupi anugerah

karya keselamatan yang telah Kau berikan kepada kami. Amin.

Page 82: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

82

Hari ke 39 Jumat, 3 April 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 23: 26-49

”Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring:”Ya Bapa, ke dalam tangan-

Mu kuserahkan nyawa-Ku.” Dan sesudah berkata demikian, Ia

menyerahkan nyawa-Nya.” (Luk. 23: 46)

Setelah melalui penderitaan yang panjang dan berat, Lukas

mencatat bahwa perjalanan Tuhan Yesus menuju salib berakhir pada

penyerahan nyawa-Nya ke dalam tangan Allah Bapa. Penyerahan diri

Tuhan Yesus secara penuh tidak hanya terjadi pada saat kematian-Nya,

tetapi sepanjang kehidupan-Nya di dunia Tuhan Yesus berserah

sepenuhnya kepada Allah Bapa. Rasul Paulus dalam suratnya kepada

jemaat di Filipi menegaskan bahwa Tuhan Yesus, ”... merendahkan

dirinya-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Fil

2: 8).

Perjalanan orang Kristen ”menuju-salib” tidak harus dan tidak

selalu berakhir pada kematian di kayu salib. Tetapi perjalanan kita

”menuju-salib” harus dan selalu berada dalam sikap merendahkan diri dan

ketaatan sepenuhnya kepada Allah Bapa. Merelakan kehendak Allah,

ketimbang kehendak kita, yang terjadi atas hidup kita. Menghidupi

kematian Tuhan Yesus dalam kerendahan diri kita karena kita telah

menjadi satu dengan kematian-Nya dalam baptisan kudus. Dan setia

menaati firman-Nya, seperti Tuhan Yesus menaati kehendak Allah Bapa.

Itulah penyerahan diri secara total kepada Allah dalam kehidupan kita,

hingga akhirnya kita dapat berkata bahwa hidup dan nyawaku berada di

dalam tangan-Mu, ya Bapa.

Page 83: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

83

Darah dan tubuh Tuhan Yesus yang tercurah dan terkoyak di kayu

salib pada peristiwa Jumat Agung pertama membawa pengampunan dosa

bagi dunia. Tuhan Yesus telah menjadi kurban paling sempurna yang

dapat dipersembahkan untuk pengampunan dosa secara penuh. Tetapi

selain itu, kematian-Nya merupakan puncak kerendahan diri dan ketaatan-

Nya kepada Allah Bapa. Melalui kematian-Nya, Tuhan Yesus menyatakan

pula bahwa Ia telah setia dan menang dalam memikul salib-Nya sendiri.

Kematian Tuhan Yesus tidak hanya memberikan manfaat kepada kita.

Kematian Tuhan Yesus memberikan teladan untuk diikuti dan dihidupi.

Apa yang kita ingat dan dapatkan setiap tahun kita merayakan Jumat

Agung? Apa komitmen yang kita buat setiap kali selesai merayakan Jumat

Agung? Maukah kita menghidupi kematian Tuhan Yesus dalam diri kita

melalui sikap merendahkan diri terhadap Allah dan sesama kita? Relakah

kita dengan setia memikul salib kita hingga akhirnya kita dapat berkata,

”Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku.”

Terima kasih Tuhan Yesus untuk kerelaan, kesetiaan, kerendahan diri dan,

ketaatan-Mu yang sudah Kau persembahkan bagi kami. Tolong kami,

mampukan kami untuk menghidupi kematian-Mu dalam perjalanan kami

”menuju-salib” ini. Amin.

Page 84: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

84

Hari ke 40 Sabtu, 4 April 2015

Bacaan Alkitab: Lukas 23: 50-56

”Adalah seorang yang bernama Yusuf. Ia anggota Majelis Besar, dan

seorang yang baik lagi benar. Ia tidak setuju dengan putusan dan tindakan

Majelis itu.” (Luk. 23: 50-51a).

Kisah perjalanan Tuhan Yesus menuju salib telah mencapai

puncaknya dan berakhir dengan kematian-Nya. Sebagai seorang terhukum,

tubuh Tuhan Yesus yang disalibkan masih tergantung di atas kayu salib.

Karena hari Sabat hampir mulai, maka segala pekerjaan untuk penguburan

tubuh harus segera dilaksanakan. Lukas mencatat seseorang yang baik dan

benar bernama Yusuf dari Arimatea meminta tubuh Tuhan Yesus untuk

dikuburkan. Ia adalah salah satu anggota para pemimpin rakyat yang ikut

menghakimi Tuhan Yesus. Tetapi Yusuf sendiri tidak menyetujui

keputusan ini, karena ia sendiri adalah pengikut Tuhan Yesus.

Keputusan Yusuf untuk menghadap Pilatus dan meminta ijin

untuk menguburkan tubuh Tuhan Yesus bukanlah suatu tindakan tanpa

resiko. Sebagai salah satu anggota Majelis Besar, ia meresikokan

reputasinya di hadapan Pilatus. Tetapi karena Yusuf adalah seseorang yang

mengenal dan mengikuti ajaran-ajaran Tuhan Yesus, ia memberanikan

dirinya untuk memberikan yang terbaik, yaitu memberikan penguburan

yang layak untuk tubuh Tuhan Yesus dan menyediakan suatu tempat kubur

yang baru yang dibelinya dengan harga yang tidak murah.

Siapakah Yusuf dari Arimatea ini? Kisah kehidupannya tidak

tercatat di Alkitab selain di kisah penguburan tubuh Tuhan Yesus. Ke-

empat penulis Injil sepakat dalam menceritakan Yusuf sebagai orang yang

Page 85: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

85

berbeda dari musuh-musuh Tuhan Yesus selama ini. Injil Matius dan

Yohanes menggambarkan Yusuf sebagai, “murid Yesus”. Injil Markus

menggambarkan Yusuf sebagai seseorang yang, “menantik-nantikan

Kerajaan Allah”. Dan Lukas sendiri menggambarkan Yusuf sebagai

seseorang yang, “baik lagi benar” Sepanjang Injilnya, Lukas hanya

menyebut beberapa tokoh yang dikatakan benar, Zakharia dan Elisabet,

Simeon dan puncaknya ada pada diri Tuhan Yesus sendiri melalui

pengakuan kepala pasukan setelah Tuhan Yesus mati. Menarik untuk

diperhatikan bagaimana Lukas memulai kisahnya dengan hadirnya

beberapa tokoh iman yang benar di kisah kelahiran Tuhan Yesus, dan

menutupnya dengan seorang tokoh iman yang benar pula di kisah

kematian Tuhan Yesus. Mereka adalah orang-orang yang merelakan

dirinya dipakai untuk menggenapi tujuan Allah.

Yusuf merelakan dirinya dipakai oleh Allah untuk menggenapi

nubuatan nabi Yesaya atas diri Tuhan Yesus. Kerelaan dan keberanian

Yusuf pun dapat menjadi teladan bagi kita. Di akhir perenungan lenten

pada tahun ini, kita mengakhiri dengan tokoh iman yang berasal dari

golongan musuh Tuhan Yesus. Tetapi ia memilih jalan salib dan mau

bersama-sama dengan Tuhan Yesus untuk “menuju-salib” juga.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita berani mengambil keputusan untuk

setia mengikuti Tuhan Yesus? Apakah kita rela untuk memberikan yang

terbaik kepada Tuhan Yesus? Maukah kita menjadi bagian dalam rencana

Allah dan dipakai oleh-Nya untuk menggenapi tujuan-Nya yang mulia?

Terima kasih Tuhan Yesus untuk para tokoh iman yang dapat kamu

teladani, terlebih lagi kami dapat meneladani diri dan karya-Mu yang

begitu agung bagi kami. Amin.

Page 86: Renungan Lenten Pra-Paskah 2015 GMI Imanuel Lenten 2015 Final.pdf · memperhitungkan hari Minggu yang dianggap sebagai Paskah kecil). Bila diurutkan, maka masa ... orang percaya masa

86