RENSTRAedit dari BAPPEDA

download RENSTRAedit dari BAPPEDA

of 60

Transcript of RENSTRAedit dari BAPPEDA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pembangunan berkelanjutan dirumuskan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang. Pembangunan berkelanjutan mengandung makna jaminan mutu kehidupan manusia dan tidak melampaui kemampuan ekosistem untuk mendukungnya. Dengan demikian pengertian pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pada saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Dalam pelaksanaan

pembangunan diperlukan perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yaitu pembangunan ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup yang berimbang sebagai pilar-pilar yang saling tergantung dan saling memperkuat satu sama lain. Di dalam pelaksanaannya melibatkan berbagai pihak mengingat pengelolaan lingkungan hidup bersifat kompleks dan permasalahan yang bersifat lintas sektor. Untuk mencapai tujuan pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan maka dibutuhkan suatu rencana. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah maka perencanaan pembangunan daerah didasarkan data dan informasi yang jelas dan diproses melalui analisis daerah serta sejalan dengan kebijakan nasional. Dengan demikian konsekuensinya kabupaten mempunyai wewenang yang lebih besar sebagai penyedia layanan dalam pelaksanaan pembangunan di daerah termasuk sektor lingkungan hidup. Sedangkan pemerintah pusat memfokuskan pada perannya dalam perumusan dan penetapan berbagai kebijakan/petunjuk teknis dan mendorong munculnya pengerahan sumber daya sehingga berbagai target dan prioritas pembangunan di daerah dapat berlangsung secara efektif, efisien dan berdampak nyata pada masyarakat. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional mensyaratkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk menyusun Rencana Strategis berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) serta mensyaratkan dalam tiap penyusunan dokumen perencanaan harus menggunakan berbagai pendekatan berupa pendekatan teknokratis, patisipatif, politis maupun bottom-up dan top-down. Pendekatan Teknokratis adalah menggunakan metoda dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu. Pendekatan

1

Partisipatif maksudnya adalah melibatkan semua pihak yang berkepentingan terhadap pembangunan. Pendekatan politik adalah penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah pada saat kampanye ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Pendekatan Atas-bawah (Top-down) dan Bawahatas (Bottom-up) yaitu menurut jenjang pemerintah dan rencana hasil proses atas bawah serta bawah atas diselaraskan melalui musyawarah yang dilaksanakan baik di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa. Perencanaan SKPD harus selaras dengan perencanaan pembangunan nasional maupun perencanaan pembangunan daerah. Pada dasarnya perencanaan SKPD ini adalah Rencana Srategis (Renstra) sebagai alat manajemen yang bertujuan membantu organisasi / SKPD membuat rencana untuk masa yang akan datang serta merupakan suatu usaha yang menghasilkan keputusan-keputusan dan aksi-aksi fundamental yang mengarahkan dan memandu pencapaian tujuan dan sasaran, bagaimana mengerjakan, siapa yang mengerjakan dan bagaimana menghadapi perubahan. Renstra SKPD merupakan dokumen perencanaan SKPD jangka menengah atau untuk periode 5 tahun yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD. Dalam penyusunannya, Renstra SKPD berpedoman pada RPJMD, sehingga tiap SKPD harus mampu untuk menterjemahkan visi, misi, serta agenda RPJMD berikut strategi, kebijakan, dan capaian program dalam RPJMD. Renstra SKPD selanjutnya dijabarkan menjadi dokumen perencanaan tahunan SKPD berupa Rencana Kerja SKPD Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 yang merupakan penjabaran Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 telah mengatur secara rinci mekanisme, proses dan prosedur penyusunan penganggaran tahunan daerah, termasuk di dalamnya Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Penetapan Plafon Anggaran Sementara (PPAS), Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD, Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Mengingat RPJMD dan Renstra SKPD akan dijadikan sebagai dasar bagi penyusunan Rencana Kerja (Renja) dan RAPBD, maka dokumen Renstra perlu dibuat sedemikian rupa sehingga mudah diterjemahkan ke dalam rencana dan penganggaran tahunan daerah yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006. Ini bermakna bahwa Renstra Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan (KAPEDAL) perlu mencerminkan kerangka

penganggaran yang diatur dalam Permendagri tersebut. Untuk itu, Renstra KAPEDAL perlu menggunakan kerangka fungsi urusan wajib pemerintah daerah dan SPM bidang lingkungan dalam menganalisis isu strategis, merumuskan strategi, kebijakan dan menetapkan prioritas programnya, setiap program perlu mempunyai tolak ukur dan target kinerja capaian program yang jelas.

2

B. Landasan Hukum Landasan hukum yang merupakan dasar bagi KAPEDAL dalam penyusunan Renstra adalah : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta jo Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional; 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008; 5. Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah; 6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025; 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007; 11. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 8 Tahun 2010; 12. Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah; 13. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Gunungkidul Tahun 2005-2025; 14. Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010-2015; 15. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 201 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Kantor pengendalian Dampak Lingkungan.

3

C. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Renstra KAPEDAL adalah: 1. Sebagai penjabaran Visi, Misi dan Program KAPEDAL; 2. Sebagai langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah; 3. Sebagai integrasi antara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lain untuk menjawab perkembangan lingkungan strategik; 4. Sebagai alat koordinasi dan acuan kerja bagi penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat di daerah dalam periode waktu 5 (lima) tahun khususnya di bidang lingkungan hidup; 5. Instrumen pertanggungjawaban. Sedangkan tujuan penyusunan Renstra KAPEDAL adalah : 1. Memberikan arah dan acuan untuk bertindak dalam mewujudkan visi, misi, tujuan, strategi, dan sasaran pembangunan pengendalian dampak lingkungan; 2. Mewujudkan peran partisipatif antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat yang sadar bahwa pengelolaan lingkungan hidup merupakan tanggung jawab semua pihak; 3. Melaksanakan pengawasan, koordinasi pengendalian, kegiatan penataan, pencegahan, dan pemeliharaan, pengembangan

pemanfaatan,

pemulihan

lingkungan hidup secara terpadu dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup; 4. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengendalian. D. Hubungan Renstra KAPEDAL dengan Dokumen Perencanaan yang Lain Renstra KAPEDAL pada hakekatnya adalah dokumen perencanaan lima tahunan yang berlaku secara internal bagi pimpinan dan staf KAPEDAL. Substansinya merupakan bentuk konkrit dari apresiasi KAPEDAL terhadap apa yang harus dilakukan oleh KAPEDAL agar proses perencanaan pembangunan daerah dapat berjalan dengan baik dan selalu mengarah kepada pencapaian visi dan misi daerah. Dalam konteks seperti itulah, secara substansial Renstra KAPEDAL dipandang dan diposisikan sebagai gambaran kasar tentang proses perencanaan pembangunan daerah di bidang lingkungan untuk lima tahun mendatang. Hal demikian bertujuan agar terdapat sinkronisasi dan harmonisasi menterjemahkan RPJMD ke dalam pelaksanaan tugas, fungsi dan tanggung jawab unit kerja masing-masing. Dengan demikian Renstra KAPEDAL tidak lain adalah sama-sama merupakan terjemahan RPJMD seperti halnya Renstra SKPD lainnya, sehingga antara keduanya tidak terdapat hubungan hirarkies, tetapi satu sama lain

4

saling mengisi dan melengkapi sesuai dengan tugas, fungsi dan tanggung jawab masingmasing. Renstra KAPEDAL merupakan pedoman bagi penyusunan Renja KAPEDAL dan berfungsi sebagai tolok ukur penilaian pencapaian keberhasilan pembangunan daerah. Renstra KAPEDAL mempunyai keterkaitan dengan dokumen perencanaan lainnya, sehingga dalam penyusunannya khususnya penentuan visi sampai formulasi rencana tahunan harus melibatkan seluruh kajian dokumen perencanaan dan peraturan perundangan yang berlaku. Hal ini juga dimaksudkan agar setiap kebijakan yang diambil tidak terlepas dari aturan dan pedoman yang terus mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. E. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan Renstra KAPEDAL dijabarkan dalam sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Landasan Hukum C. Maksud dan Tujuan D. Hubungan Renstra KAPEDAL dengan Dokumen Perencanaan yang Lain E. Sistematika Penulisan BAB II GAMBARAN PELAYANAN KAPEDAL A. Tugas, Fungsi dan Organisasi KAPEDAL B. Sumber Daya KAPEDAL C. Kinerja Pelayanan KAPEDAL D. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan KAPEDAL BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi KAPEDAL B. Telaah Visi dan Misi RPJM 2010 2015 C. Telaah Renstra K/L dan Renstra SKPD Provinsi D. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gunungkidul E. Penentuan Isu-isu Strategis BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Visi dan Misi KAPEDAL B. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah KAPEDAL

5

C. Strategi dan Kebijakan BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI

INDIKATOR KINERJA KAPEDAL YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VII

PENUTUP

6

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KAPEDAL

A. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi KAPEDAL

KAPEDAL dibentuk sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2002 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan dan Tugas Lembaga Teknis daerah, dimana kedudukan KAPEDAL adalah unsur penunjang pemerintah daerah dalam pelaksanaan urusan pemerintahan daerah dan tugas pembantuan di bidang pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan hidup. KAPEDAL dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Tugas organisasi KAPEDAL diatur dalam Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 201 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas KAPEDAL. Adapun tugasnya adalah melaksanakan urusan pemerintahan daerah dan tugas pembantuan di bidang pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan hidup dengan pembagian tugas sesuai struktur organisasi kantor sebagai berikut : 1. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan perencanaan kegiatan, pengelolaan keuangan, kepegawaian, sarana dan prasarana, surat menyurat, kearsipan, perpustakaan, kerumahtanggaan, administrasi umum dan hubungan masyarakat, melaksanakan analisis dan penyajian data bidang pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan hidup, mengelola sistem informasi, pelayanan data dan informasi pembangunan di bidang pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan hidup, menyusun rencana umum, rencana strategis, rencana kerja dan kinerja tahunan, rencana kegiatan dan anggaran kantor, penyusunan ketatalaksanaan program dan kegiatan kantor, memberikan pelayanan teknis administratif dan fungsional kepada semua unsur organisasi di lingkungan kantor serta menyiapkan bahan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman dan petunjuk operasional ketatausahaan. 2. Seksi Pencegahan mempunyai tugas melaksanakan, mengkoordinasikan kegiatan pencegahan pencemaran dan kerusakan lingkungan, penyusunan rencana kinerja dan penetapan kinerja pencegahan kerusakan lingkungan hidup, koordinasi pelaksanaan analisis mengenai dampak lingkungan, penyusunan rencana operasional pencegahan kerusakan lingkungan hidup, penyusunan standar dan mengawasi baku mutu lingkungan hidup serta pemberdayaan pengelolaan lingkungan, pemantauan

lingkungan dan pengelolaan dampak lingkungan hidup.

7

3. Seksi Pengawasan mempunyai tugas melaksanakan, mengkoordinasikan kegiatan pengawasan dan pemantauan kualitas lingkungan hidup, penyusunan rencana kinerja dan penetapan kinerja pengawasan dan pemantauan kualitas lingkungan hidup, penyusunan rencana operasional pengawasan dan pemantauan kualitas lingkungan hidup, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan analisis mengenai dampak lingkungan, melaksanakan pengawasan dan pemantauan lingkungan, melaksanakan mediasi sengketa lingkungan hidup serta menyiapkan bahan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman dan petunjuk operasional di bidang pengawasan dan pemantauan kualitas lingkungan hidup. 4. Seksi Pemulihan mempunyai tugas melaksanakan, mengkoordinasikan kegiatan teknis pemulihan kualitas dan fungsi lingkungan hidup, menyusun rencana kinerja dan penetapan kinerja pemulihan kualitas dan fungsi lingkungan hidup, penyusunan pedoman teknis pemulihan dan fungsi lingkungan hidup, melaksanakan

pemberdayaan masyarakat dalam pemulihan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup serta menyiapkan bahan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman dan petunjuk operasional di bidang pemulihan kualitas dan fungsi lingkungan hidup. 5. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi KAPEDAL sesuai dengan keahlian dan atau keterampilan tertentu. KAPEDAL dalam melaksanakan tugas membantu Kepala Daerah dalam

penyelenggaraan pemerintahan di bidang pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan hidup mempunyai fungsi : 1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan hidup; 2. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan hidup; 3. Pelaksanaan dan pengkoordinasian pengelolaan dan pengendalian lingkungan hidup; 4. Pengelolaan sistem informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup; 5. Pencegahan dampak lingkungan; 6. Pengawasan dan pemantauan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup; 7. Pemulihan kualitas dan fungsi lingkungan hidup; 8. Pemberdayaan masyarakat di bidang pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan hidup; 9. Pelaksanaan koordinasi dan pemantauan pelestarian dan pemulihan kualitas lingkungan; 10. Pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman dan petunjuk operasional pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan hidup; 11. Pengelolaan ketatausahaan kantor. dampak

8

Struktur Organisasi KAPEDAL sesuai Perda Nomor 12 Tahun 2008 terdiri dari : 1) 1. Unsur Pimpinan 2) 2. Unsur Pembantu Pimpinan 3) 3. Unsur Pelaksana 4) Kelompok Jabatan Fungsional : Kepala Kantor : Sub Bag Tata Usaha : Seksi-Seksi

Jumlah personil di KAPEDAL ada 24 orang dengan rincian satu orang pejabat Kepala Kantor, satu orang Kepala Sub Bagian Tata Usaha, 3 orang Kepala Seksi dan 19 staf. Sedangkan tata laksana kantor dapat terlihat dalam bagan Struktur Organisasi sesuai lampiran Perda Nomor 12 tahun 2008 berikut:

Kepala Kantor

Kelompok Jabatan Fungsional

Sub Bagian Tata Usaha

Seksi Pencegahan

Seksi Pengawasan

Seksi Pemulihan

B. Sumber Daya KAPEDAL Sumber daya yang dimiliki KAPEDAL terdiri dari sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya yang berwujud aset atau modal. Pada suatu organisasi sumber daya manusia baik secara kuantitas maupun kualitas merupakan faktor penting untuk mencapai tujuan organisasi. Kuantitas sumber daya manusia di KAPEDAL masih dirasakan cukup untuk mendukung beban kerja kantor, sedangkan pada waktu yang akan datang perlu penambahan sumber daya manusia. KAPEDAL sampai akhir tahun 2010 ini memiliki personil sejumlah 24 pegawai terdiri dari 23 PNS dan 1 CPNS yang terdistribusi ke dalam 3 seksi dan 1 sub bagian seperti terlihat pada tabel II.1. berikut:

9

Tabel II.1. Distribusi Jumlah Pegawai KAPEDALNo 1 2 Kepala Kantor Kepala Sub Bagian Tata Usaha Staf Sub Bagian Tata Usaha 3 Kepala Seksi Pencegahan Staf Seksi Pencegahan 4 Kepala Seksi Pengawasan Staf Seksi Pengawasan 5 Kepala Seksi Pemulihan Staf Seksi Pemulihan JUMLAH Jabatan Jumlah (Orang) 1 1 8 1 3 1 5 1 3 24

Berdasarkan golongan dan eselon secara terperinci dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel II.2. Data SDM Berdasarkan Golongan dan EselonJumlah (Orang) 1 1 3 1 4 6 2 2 2 2 24 I II Eselon III 1 1

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Golongan IV/b IV/a III/d III/c III/b III/a II/d II/c II/b II/a I/c JUMLAH

IV 1 3 4

Adapun perincian jumlah sumber daya manusia berdasarkan tingkat pendidikan formal dan kepangkatan yang dimiliki dapat dilihat pada tabel berikut :

10

Tabel II.3 Data SDM Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal dan GolonganKualifikasi Pendidikan (Orang) D1SMP SMA S1 S2 D3 4 2 2 5 8 8 6 1 1 7 6 6 8 5 2 7 Kualifikasi Golongan (Orang) GOL. GOL. GOL. GOL. I II III IV 10 2 2 11 6 6 12 3 11 14 13 2 2

No

Uraian SD

S3 9 -

1 1 2 3

2 Pejabat Struktural Pejabat Fungsional Staf JUMLAH

3 -

Sedangkan kualifikasi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dapat dirinci lagi berdasarkan latar belakang ilmu yang diambil pegawai tersebut, seperti pada tabel berikut: Tabel II.4 Data SDM Berdasarkan Latar Belakang Ilmu dan Tingkat PendidikanNo 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 10 11 11 Jurusan Pendidikan Magister Manajemen Kebijakan dan Kesejahteraan Sosial Magister Ekonomi Magister Biologi Lingkungan Magister Teknik Prasarana Lingkungan Pemukiman Magister Pengelolaan Bencana Alam Mgister Pengelolaan lingkungan Ilmu Pertanian Teknik Lingkungan Ilmu Pemerintahan Ilmu Akuntansi SMEA/Umum/KPAA SLTP JUMLAH = 24 SLTP 2 2 Tingkat Pendidikan (Orang) SMU/K/KPAA D3 S1 8 8 1 1 1 2 3 6 S2 1 1 1 1 1 1 1 7

Seperti terlihat pada tabel II.4, dari data 23 PNS dan 1 CPNS sebagian besar (58%) diantaranya berpendidikan Sarjana dengan latar belakang ilmu yang beragam. Namun penambahan personil yang berlatar belakang pendidikan ilmu hukum serta teknik lingkungan (analis laboratorium lingkungan dan pengawas lingkungan) sangat diperlukan untuk menunjang tugas dan fungsi kantor terutama dalam penerapan standar pelayanan minimal bidang lingkungan hidup. Pengembangan kapasitas SDM dalam mendukung kinerja aparatur diperlukan sehingga pendidikan dan pelatihan baik yang bersifat struktural maupun teknis/fungsional mutlak dilakukan. Berkaitan dengan hal tersebut, personil KAPEDAL telah banyak yang mengikuti diklat-diklat struktural maupun teknis dan fungsional seperti terlihat pada tabel II.5. dan tabel II.6. berikut:

11

Tabel II.5. Data SDM Yang Telah Mengikuti Diklat StrukturalEselon No 1 2 3 4 Diklat Struktural I Diklatpim Tk.I (SPATI) Diklatpim Tk.II (SPAMEN) Diklatpim Tk.III (SPAMA) Diklatpim Tk.IV (Adum) Jumlah II III 1 1 2 IV 4 4 Staf 1 1 4 6 Jumlah

Tabel II.6 Data SDM Yang Mengikuti Kursus/Diklat Teknis dan FungsionalNo 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Nama Diklat AMDAL A AMDAL A AMDAL B AMDAL B AMDAL C Penyusun UKL-UPL Audit Lingkungan PPNS LH GIS Pengendalian Pencemaran Udara Konservasi Sumber Daya Alam dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan Pengawas Lingkungan Hidup Daerah Uji Parameter Kualitas Air dan Udara Kalibrasi alat Laboratorium Pengujian Parameter Kualitas Air Pengelolaan Laboratorium Ketrampilan Fungsional Kearsipan Penataan Lingkungan Pelatihan Keuangan Daerah Pengawas Pestisida Konservasi Penyu Pengelolaan Keuangan Pengelola Perpustakaan Penyelenggara PSLH UGM, YK STTL Yogyakarta PSLH UGM, YK STTL Yogyakarta PSLH UGM, YK PSLH UGM, YK PSLH UGM, YK Kementerian Negara LH Kementerian Negara LH Kementerian Negara LH Kementerian Negara LH Kementerian Negara LH Bapedalda Prov.. DIY Bapedalda Prov. DIY Bapedalda Prov. DIY Bapedalda Prov. DIY Kantor Arsip Daerah Propinsi DIY Kementerian Negara LH Kementerian Keuangan Dinas Pertanian Prov. DIY Bapedalda Prop. DIY Departemen Keuangan BPAD Prov. DIY Jumlah 3 1 2 1 4 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1

Dari tabel di atas terlihat bahwa sumber daya manusia di KAPEDAL telah mengikuti berbagai macam pelatihan maupun keterampilan untuk menunjang ketugasannya, yang mana pelatihan tersebut diadakan oleh lembaga teknis yang berkualitas seperti Universitas Gadjah Mada, Bapedalda Provinsi DI Yogyakarta, Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan sebagainya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sumber daya manusia di KAPEDAL cukup kapabel dan kredibel dalam melaksanakan misi kantor. Sumber daya lain yang dimiliki KAPEDAL adalah sumber daya yang berwujud aset. Aset atau barang daerah merupakan potensi ekonomi yang dimiliki oleh daerah dan

12

ekonomi yang bisa diperoleh pada masa yang akan datang, yang bisa menunjang peran dan fungsi pemerintah daerah dalam hal ini KAPEDAL sebagai pemberi pelayanan publik kepada masyarakat. Potensi ekonomi tersebut juga bermakna adanya manfaat finansial atau modal yang mendukung dalam menjalankan tupoksi KAPEDAL. Pada tabel berikut dapat dilihat kondisi eksisting barang milik daerah di KAPEDAL yang didapat dari daftar inventarisasi barang berikut : Tabel II.7. Kondisi Eksisting Barang di KAPEDALNo 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 Nama/Jenis Barang 2 Tanah Gedung Kantor Kendaraan R 4 Kendaraan R 2 Filling Kabinet Meja Biro Sedang Almari Kayu Meja 1/2 Biro Meja Rapat Kursi Tanganan Kursi Tanpa Tangan Kursi Rapat Kursi Putar Komputer Brankas Mesin Ketik Meja Kursi Tamu Telepon Kursi Rapat Pimpinan Meja Rapat Pimpinan Meja Rapat Kursi Rapat Almari Arsip/Rak Almari Perpustakaan Cash Box Kipas Angin Filling Kabinet White Board Dinding White Board Roda Mesin Ketik Faxi mile Komputer/Printer Scanner UPS Televisi 20 inc Audio System Audio Wireless Kipas Angin Almari Kaca Layar Hetler Besar /Staples Mesin Ketik Besar Handy Cam Tripot DVD Player Kaset Mini DV Speaker Aktif Komputer/printer Lemari Kayu Kipas Angin Printer Sepeda Mtr R2 Szk PH Meter DO Meter Conductivity Mtr Turbidity Mtr Spectrofoto Mtr Stop Watch Jml 3 1 1 1 1 1 5 2 25 5 5 25 20 1 2 1 1 1 1 8 1 15 30 1 2 1 3 4 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 Baik 4 Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Kondisi Barang Rusak Rusak Ringan Sedang 5 6 Rusak Berat 7 Tahun Perolehan 8 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2003 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2004 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2005 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 Nilai Barang 9 8.286.145 70.486.585 30.302.250 9.800.000 1.250.000 3.375.000 2.400.000 16.250.000 1.600.000 1.500.000 5.625.000 5.000.000 300.000 17.000.000 2.700.000 1.275.000 3.500.000 500.000 1.894.500 1.975.000 7.125.000 12.750.000 1.200.000 2.000.000 450.000 900.000 3.840.000 1.000.000 1.200.000 1.000.000 1.500.000 12.386.000 825.000 990.000 2.458.500 3.498.000 8.993.500 1.395.000 3.435.000 1.695.000 690.000 3.290.000 6.409.000 1.884.000 625.000 75.000 1.006.580 11.094.500 1.500.000 1.395.000 1.200.000 11.495.000 14.300.000 12.200.000 29.000.000 21.800.000 86.400.000 350.000 Ket 10

RS

13

No 1 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133

Nama/Jenis Barang 2 Ice Box Salino Meter Water Sampler GPS Current Meter BOD Measurement Refrigerator Muffle Furnance Theodolit Lemari Asam Timbangan Digital Digital Hotplate Stirer Magnetik Stirer Table Top Centrifuge Perangkat Titrasi Oven Vortex Mixer Botol BOD Aerator PH Meter Alat Gelas Tabung Reaksi Kimia Corong/filter Funnel Beaker Glass Cawan/Evaporating Erlen Meyer Flask Volumetrik Flask Volumetrik Gls Ukur Cylinder Grad Pipet Ukur/Measuring Botol Sample Botol Sample Pipet Tetes/Drapper Gls Pipet Tetes/Drapper Plst Labu Ukur Labu Ukur Labu Ukur Kendaraan R 2 Meja Tamu Kursi Putar Lemari Arsip Kaca Filling Cabinet Printer HP Megapon Mesin Pencacah Sampah Organik Conveyor Pemilah Conveyor Feeder Pengayak Lap Top (Not Book) Sepeda Motor AB 2104 KD Server Chipset UPS HDD External USB DVD-RW Ext USB Meja Komputer Setting Networking PC Multimedia Desktop UPS Speaker Aktif Sistem Info Lingkungan Printer inkjetA3 Printer inkjetA4 Connector Telepon Water Sampler Niskin Wtr Samplr Nansen/Kunsen VD Kamera Digital AC Permanen (split) Ac Portable Almari Reagensia Almari Perlengkapan Almari Arsip Gls Piala/Beaker Glass Gls Piala/Beaker Glass

Jml 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 1 1 50 1 2 1 10 10 10 10 10 15 15 5 10 10 10 10 1 1 4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 10 2 2 2 1 1 1 50 5 1 1 1 1 1 2 1 1 1 4 4

Baik 4 Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

Kondisi Barang Rusak Rusak Ringan Sedang 5 6

Rusak Berat 7

Tahun Perolehan 8 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2007 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2008 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009

Nilai Barang 9 650.000 9.800.000 12.000.000 12.000.000 9.000.000 79.800.000 1.700.000 41.140.000 52.717.000 54.450.000 9.845.000 15.840.000 5.445.000 12.870.000 10.890.000 22.770.000 6.930.000 3.630.000 9.130.000 13.970.000 40.150.000

Ket 10

4.000.000 1.250.000 3.000.000 1.800.000 2.500.000 1.730.966 505.000 44.935.000 38.995.000 38.940.000 17.380.000 16.000.000 19.965.000 49.995.000

25.740.000

4.220.000 2.970.000 2.805.000 110.000 2.500.000 51.300.000 22.000.000 22.000.000 3.400.000 5.034.205 15.080.437 55.442.782 1.940.497 2.605.811 108.668 108.668

14

No 1 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208

Nama/Jenis Barang 2 Gls Piala/Beaker Glass Gls Piala/Beaker Glass Gls Piala/Beaker Glass Gls Piala/Beaker Glass Gls Piala/Beaker Glass Gls Piala/Beaker Glass Gls Piala/Beaker Glass Gls Piala/Beaker Glass Gls Piala/Beaker Glass Labu Erlenmeyer Labu Erlenmeyer Labu Erlenmeyer Labu Erlenmeyer Labu Erlenmeyer Labu Erlenmeyer Labu Erlenmeyer Labu Erlenmeyer Labu Ukur Labu Ukur Labu Ukur Labu Ukur Labu Ukur Labu Ukur Labu Ukur Gelas Ukur Gelas Ukur Gelas Ukur Gelas Ukur Gelas Ukur Gelas Ukur Gelas Ukur Gelas Ukur Pipet Ukur Pipet Ukur Pipet Ukur Pipet Ukur Pipet Ukur Pipet Ukur Pipet Ukur Pipet Ukur Pipet Ukur Pipet Volumetric Pipet Volumetric Pipet Volumetric Pipet Volumetric Pipet Volumetric Pipet Volumetric Pipet Volumetric Pipet Volumetric Pipet Volumetric Ball pipet , karet Pipet tetes/Dropper Pipet tetes/Dropper Buret, clear with glasskey Buret, clear with glasskey Buret, clear with glasskey Buret, clear with glasskey Statif Untuk Buret Klem Singgel utk Buret Tabung Reaksi 14 ml Rak Tabung Reaksi Rak Tabung Reaksi Botol Reagent Botol Reagent Botol Reagent Botol Reagent Botol Reagent Botol Reagent Botol Reagent Botol Reagent Botol Reagent Botol Reagent Botol Reagent Botol Reagent Botol Reagent

Jml 3 4 6 6 6 10 6 1 1 1 4 4 10 10 10 4 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 10 10 1 1 1 1 2 2 2 1 4 10 10 4 4 10 10 4 4 4 4 4 4 4

Baik 4 Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

Kondisi Barang Rusak Rusak Ringan Sedang 5 6

Rusak Berat 7

Tahun Perolehan 8 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009

Nilai Barang 9 119.756 179.635 189.614 216.227 374.239 222.750 90.926 146.923 586.585 172.981 184.070 476.808 504.529 518.390 241.731 98.134 206.247 192.941 192.941 207.356 207.356 328.221 412.494 437.998 144.151 144.151 146.369 149.696 181.852 317.133 426.909 859.061 83.164 83.164 80.946 66.531 68.749 80.946 83.164 132.458 239.513 80.946 80.946 80.946 92.035 115.321 132.508 129.736 189.614 256.146 547.775 13.861 11.089 874.887 970.249 1.150.438 1.383.852 115.321 115.321 1.164.298 63.205 133.063 188.505 221.771 110.886 153.022 188.505 205.138 99.797 133.063 86.491 97.579 117.539 161.893 79.838

Ket 10

15

No 1 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222

Nama/Jenis Barang 2 Botol Reagent Botol Reagent Botol Reagent Labu Semprot Labu Semprot Alat Pencacah Sampah Genset Peralatan Pengganti Meja+Kursi Kerja Lab Kursi Putar Lab Pemb. Tempat Merokok Permanen Pemb. Tempat Merokok SP Lemari Arsip/ Rak Buku Tong Sampah Terpilah Komposter Skala RT Container Alat Biopori Pemb. Sumur Resapan Pemb. Teknologi Biogas Gedung Laboratorium Taman Hijau Bantaran kali Notebook

Jml 3 4 4 4 4 4 1 1 1 1 8 1 1 1 34 100 2 100 26 20 1 1 1

Baik 4 Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

Kondisi Barang Rusak Rusak Ringan Sedang 5 6

Rusak Berat 7

Tahun Perolehan 8 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2009 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2010

Nilai Barang 9 88.708 110.886 153.022 104.232 98.065 69.651.135 12.696.397 15.856.636 1.870.000 3.880.000 34.985.032 25.066.968 999.000 100.799.300

Ket 10

223 224 225 226 227 228

24.739.000 81.897.500 214.145.700 164.952.900 35.965.300 6.048.800 2.155.097.868

C. Kinerja Pelayanan KAPEDAL Visi yang ditetapkan dalam Renstra KAPEDAL Tahun 2006 2010 adalah Melalui Pengendalian Dampak Lingkungan Menuju Gunungkidul Lestari

Handayani, sedangkan misinya adalah: 1. Mengkoordinasikan kegiatan pencegahan pencemaran dan kerusakan lingkungan, penyusunan rencana analisis mengenai dampak lingkungan, upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan serta penyusunan dokumen pengelolaan lingkungan lainnya. 2. Mengkoordinasikan kegiatan pengawasan dan pengendalian terhadap kerusakan, pencemaran dan kepunahan fungsi lingkungan dan habitatnya. 3. Mengkoordinasikan kegiatan pemulihan kualitas lingkungan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam rangka pemulihan kualitas lingkungan. Ketiga misi tersebut kemudian dijabarkan dalam tujuan sebagai hasil akhir yang akan dicapai serta sasaran yang merupakan hasil yang akan dicapai dalam rumusan yang spesifik, terukur dalam waktu tertentu secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, ditetapkan beberapa strategi dan kebijakan yang merupakan ketentuan-ketentuan yang dijadikan pedoman pelaksanaan program dan kegiatan. Adapun capaian kinerja yang telah diraih berdasarkan sasaran atau target renstra periode sebelumnya atau menurut Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang lingkungan hidup atau menurut indikator kinerja kunci selama kurun waktu 2006 2010 adalah seperti pada tabel II.8 sampai tabel II.10 berikut:

16

17

18

Capaian kinerja yang diraih berdasarkan sasaran atau target renstra periode sebelumnya atau menurut SPM...(tabel 2.1)

19

D. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan KAPEDAL Hasil analisis terhadap Renstra KAPEDAL serta hasil telaahan terhadap RTRW berimplikasi sebagai tantangan dan peluang bagi pengembangan KAPEDAL pada lima tahun mendatang. Adapun tantangan dan Peluang pengembangan KAPEDAL, seiring dengan penggunaaan anggaran dapat dilihat pertumbuhannya pada tabel 2.11. berikut:

20

21

(tabel 2.2)

22

23

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSILingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak bagi setiap warga negara Indonesia. Dalam Pasal 33 ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Oleh karena itu, negara, pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan berkewajiban untuk melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan agar lingkungan hidup dapat menjadi sumber dan penunjang hidup bagi masyarakat dan makhluk hidup lain. Ada 5 (lima) prinsip utama dari pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan yaitu keadilan antar generasi yang berarti bahwa generasi sekarang menguasai sumber daya alam yang ada di bumi sebagai titipan untuk dipergunakan generasi yang akan datang, keadilan dalam satu generasi yaitu keadilan di antara satu atau sesama generasi termasuk di dalamnya keberhasilan memenuhi kebutuhankebutuhan dasar atau tidak terdapatnya kesenjangan antara individu dan kelompokkelompok dalam masyarakat tentang pemenuhan kualitas hidup, prinsip pencegahan dini yaitu mengandung suatu pengertian apabila terdapat ancaman adanya kerusakan lingkungan hidup yang tidak dapat dipulihkan tidak ada alasan untuk menunda upayaupaya untuk mencegah kerusakan lingkungan tersebut, prinsip perlindungan

keanekaragaman hayati yaitu bahwa keanekaragaman hayati memberikan sekaligus merupakan sumber kesejahteraan bagi manusia sehingga perlu dilindungi, sedangkan prinsip internalisasi biaya lingkungan dan mekanisme insentif yaitu bahwa biaya lingkungan dan sosial harus diintegrasikan ke dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan sumber-sumber alam serta adanya peringkat kinerja sebagai upaya untuk mengubah perilaku dan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat melalui publikasi kinerja industri secara periodik (Soemarwoto, 1992). Dengan demikian perlu adanya pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dan memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Untuk perencanaan mendatang perlu untuk melihat kondisi lingkungan saat ini. Kondisi lingkungan hidup di Kabupaten Gunungkidul saat ini ditandai dengan: 1. 20,59% rumah tangga yang memiliki sarana untuk buang air besar (BAB) tidak memiliki tangki septic. Hal ini akan menimbulkan pencemaran air yang dikonsumsi penduduk. 2. Sekitar 30,58 % limbah cair rumah tangga dari dapur dan kamar mandi (limbah domestik) serta limbah cair industri masih dibuang ke pekarangan atau sungai.

24

3.

Pembuangan sampah di Kota Wonosari 40% diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) di Dusun Wukirsari, Desa Baleharjo, Kecamatan Wonosari, 10% ditimbun di pekarangan, yang melakukan 3 R (Reduce, Reuse, Recycle) baru 2%, dibakar 30% dan sisanya 18% sampah rumah tangga yang tidak tertangani dibuang ke sungai, jalan, taman dan lain-lain (DED Pengolahan Persampahan di Kabupaten Gunungkidul, 2010).

4.

Kegiatan peternakan dan

pertanian menyumbang pencemaran udara seperti

metan (CH4) dan CO2. Gas metan yang dihasilkan dari kegiatan pertanian dan peternakan berasal dari pembusukan kotoran hewan yang digunakan untuk pupuk pertanian. Sedangkan CO2 yang dihasilkan dari penggunaan pupuk urea, yang dalam proses pemupukan terjadi penguapan. Perkiraan emisi gas metan dari kegiatan pertanian sawah adalah 2.618.843,50 ton/tahun, dan kegiatan

peternakan 6.936.152,19 ton/tahun. Sedangkan emisi CO2 dari penggunaan pupuk urea diperkirakan sebesar 28.150,495 ton/tahun (Data terolah Tim Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kab. Gunungkidul Tahun 2010). Kedua emisi ini merupakan Gas Rumah Kaca (GRK), yang dapat memicu pemanasan global. 5. Industri pengolahan pangan merupakan yang dominan di Kabupaten Gunungkidul yaitu 8.417 unit dari 19.255 unit usaha. Limbah yang dihasilkan umumnya memiliki kadar Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD) dan Total Suspended Solids (TSS) yang tinggi. Dari hasil pemantauan di beberapa industri diketahui bahwa limbah yang dihasilkan hampir semua parameter melebihi baku mutu air limbah Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 1802/LH/09. 6. Usaha pertambangan terus berlangsung tetapi tanpa izin atau illegal, dan kerusakan lingkungan yang terjadi semakin tidak terkontrol. Kerusakan lahan

yang ditimbulkan adalah timbulnya lubang bekas penambangan yang tidak direklamasi. Kerusakan lahan akibat pertambangan berdasarkan data dari Disperindagkoptam tahun 2009 seluas 95.588 M2, yang menyebar di tiga kecamatan yaitu Ponjong, Wonosari, dan Semanu, dengan kondisi yang masuk dalam kriteria antara rusak dan sedang. Penentuan kriteria kerusakan lahan tersebut mengacu pada Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 63 Tahun 2003 tentang Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Penambangan Bahan Galian Golongan C di Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 7. Pertambahan jumlah kendaraan bermotor yang begitu pesat menambah beban pencemaran di Kabupaten Gunungkidul. Kegiatan transportasi tersebut

memberikan beban pencemaran gas CO2 pada lingkungan. CO2 yang dihasilkan merupakan emisi GRK. Efek GRK akan menimbulkan pemanasan global. Dari kegiatan transportasi di Gunungkidul menyumbang gas CO2 sebesar

300.978.965,93 ton/tahun disamping emisi yang dihasilkan dari kegiatan industri

25

sebesar

656.284,30

ton/tahun

dan

rumah

tangga

(penggunaan

elpiji)

504.224.326,08 ton/tahun (Data terolah Tim SLHD Kab. Gunungkidul Tahun 2010). 8. Adanya peningkatan peran serta masyarakat dalam penanganan lingkungan yaitu munculnya kelompok-kelompok warga masyarakat yang peduli dalam hal penanganan sampah rumah tangga, pembuatan sumur resapan/biopori, biogas, kali bersih, penghijauan dan konservasi sumber daya alam, meskipun jumlahnya masih terbatas. 9. Berbagai kasus lingkungan muncul akibat dampak dari kegiatan/aktivitas manusia yang merupakan sumber pencemar yang perlu dikendalikan sejak awal. Adanya pengaduan kasus dugaan pencemaran dan kerusakan lingkungan memerlukan peran pemerintah untuk dapat berfungsi sebagai fasilitator, mediator untuk menjadi penengah dalam penyelesaian berbagai kasus tersebut. 10. Adanya ancaman bencana berupa tanah longsor, angin puting beliung dan kekeringan di sebagian wilayah Kabupaten Gunungkidul. 11. Adanya ancaman abrasi pantai diakibatkan oleh faktor aktivitas manusia maupun alam. 12. Kerusakan ekosistem karst yang mengakibatkan hilangnya fungsi telaga sebagai sumber air untuk kemakmuran serta kerusakan gua-gua karst. 13. Kerusakan lahan untuk produksi biomassa yang diakibatkan oleh aktivitas pertanian. A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi KAPEDAL Pengungkapan isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi KAPEDAL pada dasarnya bertujuan untuk mengungkapkan keadaan lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja dalam pelayanan publik yang dilakukannya. Beberapa permasalahan-permasalahan pelayanan di KAPEDAL saat ini antara lain : 1. Kunci keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup adalah komitmen bersama dan sinergisitas dalam pelaksanaan program/kegiatan pengelolaan lingkungan dari pemangku kepentingan. Kondisinya saat ini sinergisitas dan komitmen bersama masih perlu untuk ditingkatkan untuk dapat meningkatkan efektivitas dalam pengelolaan lingkungan hidup. 2. Kewenangan KAPEDAL untuk menjalankan fungsi koordinasi dan pengambilan kebijakan dalam pengelolaan lingkungan hidup di daerah terkendala eselonisasi struktur kelembagaan. 3. Pelayanan pencegahan pencemaran air belum dapat secara maksimal diberikan karena keterbatasan anggaran dan regulasi pengelolaan limbah cair belum ada. Keberadaan rumah sakit atau pelayanan kesehatan yang belum memiliki sarana pengolah limbah cair maupun keberadaan industri kecil yang lokasinya menyebar

26

serta rata-rata masih membuang limbah cairnya tanpa pengolahan terlebih dahulu langsung ke lingkungan. Padahal industri kecil merupakan tanggungjawab pemerintah dalam pembinaannya. 4. Pelayanan pencegahan pencemaran udara juga masih menghadapi kendala terutama dalam pemantauan kualitas udara akibat emisi sumber tidak bergerak dan emisi sumber bergerak dari kendaraan bermotor. 5. Pelayanan informasi status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa saat ini belum dapat ditetapkan karena belum ada data. 6. Pelayanan terkait rekomendasi dokumen lingkungan masih terkendala karena belum adanya SOP (Standar Operasional dan Prosedur) dan keterbatasan SDM. 7. Pelayanan izin HO di KAPEDAL baru dimulai pada Tahun 2011 perlu adanya peningkatan sarana prasarana dan SDM. 8. Pelayanan terkait pemberdayaan masyarakat seperti di bidang pengelolaan sampah terpadu dengan meningkatkan peran pemerintah daerah dan masyarakat serta sektor informal dalam upaya pemisahan sampah dan 3 R (Reduce, Reuse, Recycle). 9. Pelayanan pengendalian kerusakan lingkungan pesisir dan laut masih dalam skala kecil dan terbatas pada pantai-pantai yang potensial mendatangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), belum bisa mencakup wilayah pantai secara keseluruhan. 10. Pelayanan informasi penghentian penggunaan Bahan Perusak Ozon (BPO) belum tersosialisasikan dan peralatan pendeteksi BPO belum tersedia. 11. Pelayanan di bidang regulasi terkait dengan lingkungan hidup baru sebatas sosialisasi peraturan di tingkat pusat, sedangkan penyusunan regulasi di tingkat daerah belum terlaksana. 12. Pengawasan pelaksanaan pengelolaan lingkungan bagi industri yang sudah memiliki dokumen lingkungan belum optimal karena belum ada Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Daerah. 13. Pelayanan penanganan kasus pencemaran dan perusakan lingkungan masih sebatas kasus yang sebenarnya dapat diselesaikan di tingkat lapang secara kekeluargaan. 14. Pelayanan laboratorium lingkungan belum terlaksana secara maksimal karena keterbatasan mobilisasi dan SDM. 15. Pelayanan informasi penggunaan teknologi bersih dan eco-efisiensi di berbagai kegiatan industri, rumah tangga dan perkantoran masih kurang tersosialisasikan. 16. Masih terbatasnya informasi data keanekaragaman hayati dan koordinasi antar stakeholder berkaitan pengelolaan keanekaragaman hayati. 17. Penghargaan Kalpataru terhadap individu/kelompok/tokoh masyarakat yang berjasa di bidang lingkungan masih kurang diperhatikan.

27

18. Pelayanan pengawasan kinerja pemerintah di bidang pengendalian kerusakan lingkungan melalui Program Menuju Indonesia Hijau (MIH) perlu ditingkatkan melalui peran serta stakeholder. 19. Pelayanan Adiwiyata belum optimal karena kesadaran masyarakat sekolah dalam mengelola lingkungan belum terbina dengan baik, serta keterbatasan fasilitas pendukungnya. 20. Pelayanan data informasi status lingkungan hidup daerah belum akurat, sehingga belum dapat digunakan sebagaimana mestinya. 21. Pelayanan Sistem Informasi Lingkungan (SIL) belum terlaksana dengan baik disebabkan keterbatasan SDM, data, dan kendala teknis operasional peralatan. 22. Penilaian Kota Sehat/Adipura belum tercapai karena kurangnya koordinasi dan peran aktif dari instansi terkait. 23. Pengelolaan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) belum tertangani dengan baik. Dilihat dari permasalahan-permasalahan tersebut di atas maka perlu dicarikan solusinya. Solusi tersebut juga terkait dengan pendanaan, dimana tren pendanaan untuk KAPEDAL bersifat naik turun. Pada tahun 2006, jumlah anggaran KAPEDAL sebesar Rp.1.310.753.000 dan mengalami kenaikan selama kurun waktu dua tahun berikutnya yaitu tahun 2007 sebesar Rp 1.613.600.640 dan tahun 2008 sebesar Rp 2.014.595.000. Akan tetapi, jumlah anggaran ini terus menerus mengalami penurunan untuk tahun berikutnya yaitu tahun 2009 sebesar Rp 1.437.460.000 dan tahun 2010 hanya sebesar Rp.1.156.054.601. Melihat adanya tren kenaikan dan penurunan jumlah anggaran di setiap tahunnya menyebabkan ada beberapa kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan di setiap tahun anggaran. B. Telaah Visi dan Misi RPJM 2010 2015 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup memberikan amanat untuk melakukan prinsip-prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang didasarkan pada tata kelola pemerintahan yang baik karena dalam setiap proses perumusan dan penerapan instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup serta penanggulangan dan penegakan hukum mewajibkan pengintegrasian aspek transparansi, partisipasi, akuntabilitas dan keadilan. Undang-undang ini juga memberikan kewenangan yang luas kepada pemerintah daerah dalam melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di daerah masing-masing, sehingga lembaga yang diharapkan adalah lembaga yang dapat menetapkan, melaksanakan dan mengawasi kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup juga mempunyai wewenang untuk mengawasi sumber daya alam untuk kepentingan konservasi.

28

KAPEDAL merupakan sebuah institusi atau lembaga memiliki tugas pokok dan fungsi pelaksana urusan pemerintah daerah dan tugas pembantuan di bidang pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan hidup yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tersebut. Dalam melaksanakan tugasnya tetap dalam koridor visi dan misi Kabupaten Gunungkidul. Adapun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahapan Lima Tahunan Kedua Tahun 2010-2015 menempatkan pembangunan di bidang lingkungan hidup untuk mendukung Misi 2 Pemanfaatan SDA untuk menggerakan perekonomian daerah secara lestari melalui strategi memanfaatkan sumber daya alam untuk menggerakkan perekonomian daerah secara lestari dan Misi 6 Peningkatan kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan bebas KKN melalui strategi menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan bebas KKN. C. Telaah Renstra K/L dan Renstra SKPD Provinsi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025,

menempatkan pembangunan di bidang lingkungan hidup terutama untuk mendukung Misi 6 Mewujudkan Indonesia Asri dan Lestari. Secara nasional prioritas kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 diarahkan pada: (1) penguatan kelembagaan dan peningkatan kesadaran masyarakat yang ditandai dengan berkembangnya proses rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup yang disertai dengan menguatnya partisipasi aktif masyarakat; (2) terpeliharanya keanekaragaman hayati dan kekhasan sumber daya alam tropis lainnya yang dimanfaatkan untuk mewujudkan nilai tambah, daya saing bangsa serta modal pembangunan nasional pada masa yang akan datang; (3) mantapnya kelembagaan dan kapasitas antisipatif serta penanggulangan bencana di setiap tingkatan pemerintah. Berdasarkan prioritas tersebut maka arah kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2010-2014 akan dicapai dengan strategi sebagai berikut: 1. Peningkatan pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan pada air, lahan, udara dan keanekaragaman hayati; 2. Peningkatan penataan lingkungan berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan; 3. 4. 5. Peningkatan upaya penegakan hukum lingkungan secara konsisten; Peningkatan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat; Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan penguatan institusi pengelola lingkungan hidup; 6. 7. Peningkatan kualitas data dan akses informasi lingkungan; Pengembangan sumber-sumber pendanaan lingkungan alternatif.

29

Pelaksanaan arah kebijakan tersebut didasarkan pada ekoregion, dengan memperhatikan karakteristik sumber daya alam, ekosistem, kondisi geografis, budaya masyarakat setempat dan kearifan lokal. Adapun kegiatan substansi inti prioritas nasional RPJMN 2010-2014 yang akan dilaksanakan Kementerian Lingkungan Hidup adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pengelolaan kualitas air dan kawasan gambut; Peningkatan konservasi dan pengendalian kerusakan hutan dan lahan; Pengawasan dan evaluasi pemanfaatan ruang; Pengendalian pencemaran air; Pengendalian pencemaran udara; Pengendalian pencemaran udara dari emisi dan kebisingan kendaraan bermotor. Pengelolaan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dan limbah B3 kegiatan pertambangan, energi, minyak dan gas; 8. 9. Pengelolaan B3 dan limbah B3 manufaktur, agroindustri dan jasa; Adminitrasi pengelolaan B3 dan limbah B3;

10. Penanganan kasus lingkungan; 11. Peningkatan instrumen ekonomi dalam pengelolaan lingkungan hidup. Dasar filosofi pembangunan daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta seperti tercantum dalam RPJMD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2009-2013 adalah Hamemayu Hayuning Bawana, sebagai cita-cita luhur untuk menyempurnakan tata nilai kehidupan masyarakat Yogyakarta berdasarkan nilai budaya daerah yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Hamemayu Hayuning Bawana bermakna suatu filosofi kepemimpinan yang selalu mengupayakan peningkatan kesejahtaraan rakyat dan mendorong terciptanya sikap serta perilaku hidup individu yang menekankan keselarasan dan keserasian antara sesama manusia, manusia dengan alam dan manusia dengan Tuhan dalam melaksanakan hidup dan kehidupannya. Bertitik tolak dari dasar filosofi pembangunan daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta seperti tersebut diatas, maka visi Badan Lingkungan Hidup Provinsi DIY yang ingin dicapai selama 2009-2013 adalah Lestarinya Fungsi Lingkungan Hidup.

Sesuai dengan RPJMD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

2009-2013, lingkungan

hidup masuk dalam misi yang keempat yaitu Memantapkan prasarana dan sarana daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik. Dengan demikian untuk dapat ikut serta mewujudkan pembangunan daerah dan dapat melaksanakan visi yang telah ditetapkan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta maka misi yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

30

1. 2. 3.

Meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas Badan Lingkungan Hidup. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam. Meningkatkan kemampuan, kesadaran, kepedulian kepedulian dan partisipasi para pemangku kepentingan di bidang lingkungan hidup Mengacu kepada misi yang telah ditetapkan, maka tujuan yang hendak dicapai atau

dihasilkan dalam kurun waktu 5 tahun adalah sebagai berikut: 1. Mengoptimalkan tugas dan fungsi Badan Lingkungan Hidup dalam melaksanakan fasilitasi dan koordinasi pengelolaan lingkungan hidup. 2. Meningkatkan sinergisitas dan efektifitas program pengelolaan lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh lintas pemangku kepentingan. 3. Mengembangkan kemampuan, kesadaran partisipasi dan kepedulian para pemangku kepentingan dalam upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup. 4. Meningkatkan kualitas lingkungan dengan mendayagunakan semua potensi yang ada secara optimal dan terpadu. Ditinjau dari sasaran Renstra kementerian maupun provinsi maka faktor-faktor penghambat ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan KAPEDAL yang

mempengaruhi permasalahan pelayanannya adalah: 1. Faktor penghambat: a. b. c. Tingkat kecepatan informasi yang diperoleh; Kadang ada keharusan untuk share anggaran; Kadang ada kendala untuk melakukan koordinasi terutama di tingkat kementerian. 2. Faktor pendorong: a. b. Kesesuaian program dan kegiatan; Tujuan akhir yang sama yaitu menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup. D. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gunungkidul Filosofi pembangunan Kabupaten Gunungkidul adalah Dhaksinargha Bhumikarta yang mengandung maksud kondisi wilayah Gunungkidul yang subur, makmur dengan masyarakat damai, berdaya saing, maju, mandiri dan sejahtera. Filosofi tersebut menjiwai rencana tata ruang wilayah Kabupaten Gunungkidul, sehingga visi penataan ruang Kabupaten Gunungkidul diarahkan untuk mewujudkan Dhaksinargha Bhumikarta dengan pengelolaan potensi alam yang berwawasan lingkungan.

31

Adapun misi penataan ruang daerah Kabupaten Gunungkidul adalah: 1. 2. 3. 4. Mewujudkan ruang wilayah yang produktif. Mewujudkan ruang wilayah yang aman dan nyaman. Mewujudkan ruang wilayah yang adil dan berkelanjutan. Mewujudkan ruang wilayah yang berpedoman pada mitigasi bencana. Penataan ruang tersebut bertujuan untuk mewujudkan Gunungkidul sebagai pusat pengembangan usaha yang bertumpu pada pertanian, perikanan, kehutanan dan sumber daya lokal yang mendukung destinasi wisata menuju terwujudnya masyarakat yang berdaya saing maju, mandiri dan sejahtera. Tujuan tersebut hendak dicapai melalui beberapa kebijakan yaitu: 1. Pengembangan dan optimalisasi orientasi pembangunan perekonomian daerah berbasis pertanian, perikanan, kehutanan dan pariwisata serta kegiatan budidaya yang lain secara berdaya guna, berhasil guna, berdaya saing, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. 2. Pemantapan fungsi kawasan lindung dan peningkatan kelestarian fungsi lingkungan hidup yang mampu beradaptasi terhadap dampak resiko bencana. 3. Pengembangan dan pemantapan pusat-pusat pelayanan secara merata dan seimbang serta terintegrasi dengan sistem jaringan prasarana wilayah. 4. Peningkatan aksebilitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana

transportasi, telekomunikasi, sumber daya air, energi dan prasarana lingkungan yang handal dan memadai. 5. Pengembangan kawasan yang mempunyai nilai strategis sesuai fungsi dan peningkatan potensi ekonomi wilayah, pelestarian sosial budaya, pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tinggi serta pelestarian fungsi dan daya dukung lingkungan hidup dan 6. Pengembangan ruang bawah tanah, ruang udara dan ruang laut serta harmonisasi pemanfaatan yang berwawasan lingkungan. Adapun strategi yang digunakan dalam penataan ruang adalah: 1. 2. Pengembangan dan optimalisasi orientasi pembangunan perekonomian daerah. Pemantapan fungsi kawasan lindung dan peningkatan kelestarian fungsi lingkungan hidup. 3. 4. 5. 6. Pengembangan dan pemantapan pusat-pusat pelayanan. Peningkatan aksesibilitas dan jangkauan jaringan prasarana. Pengembangan kawasan strategis kabupaten Pengembangan ruang bawah tanah, ruang udara dan ruang laut.

32

Jika ditinjau dari implikasi rencana tata ruang wilayah maka faktor-faktor penghambat ataupun pendorong dari pelayanan KAPEDAL yang mempengaruhi permasalahan pelayanannya adalah: 1. Faktor penghambat Faktor yang menjadi penghambat dalam kaitannya dengan pelayanan KAPEDAL adalah kurangnya konsistensi dalam penerapan tata ruang serta penetapan tata ruang yang tidak sesuai dengan kondisi riil dan kebutuhan di lapangan. 2. Faktor pendorong Faktor yang menjadi pendorong dalam kaitannya dengan pelayanan KAPEDAL adalah adanya kepastian tata ruang memudahkan SKPD dalam mengalokasikan kegiatan. E. Penentuan Isu-isu Strategis Dalam upaya menciptakan pelayanan publik dan mewujudkan visi dan misi RPJMD perlu adanya pengkajian permasalahan. Metoda yang dipergunakan dalam pengkajian permasalahan yang diperkirakan akan dihadapi 5 (lima) tahun ke depan tersebut mempergunakan konsep dan prinsip manajemen strategis (Analisis SWOT) yang meliputi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan tantangan (threats). Uraian selengkapnya mengenai kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan adalah sebagai berikut : 1. Kekuatan Beberapa kekuatan (strengths) yang dapat digunakan, antara lain sebagai berikut: a. Peraturan perundangan seperti Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; b. c. Tersedianya sumber daya manusia; Jejaring kerja dengan stakeholders meliputi Lembaga Swadaya

masyarakat, Perguruan Tinggi, kelompok masyarakat, pemuka agama dan lainnya. 2. Kelemahan Beberapa kelemahan (weaknesses) yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut: a. b. c. d. e. Kurangnya sumber pendanaan; Keterbatasan sarana dan prasarana kerja; Lemahnya kapasitas organisasi KAPEDAL; Terbatasnya data informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup; Belum adanya tenaga fungsional bidang lingkungan hidup.

33

3.

Peluang Beberapa peluang (opportunities) yang dapat dimanfaatkan, antara lain sebagai berikut: a. b. c. Masalah lingkungan merupakan isu global; Kearifan budaya lokal; Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kondisi lingkungan yang baik dan tata kelola kepemerintahan yang baik (good environmental governance); d. e. f. g. Meningkatnya kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup; Adanya moment / event yang berhubungan dengan lingkungan hidup; Masih terdapatnya lingkungan yang lestari; Renstra Kementerian Lingkungan Hidup.

4.

Tantangan Dalam pengelolaan lingkungan hidup ada beberapa tantangan (threats) yang dihadapi antara lain: a. Isu lingkungan hidup belum ditempatkan sebagai peluang untuk

pembangunan ekonomi; b. Kurangnya respon para pemangku kepentingan terhadap isu-isu lingkungan global (perubahan iklim, pemanasan global, penipisan lapisan ozon); c. Laju pencemaran/kerusakan lingkungan yang semakin meningkat setiap tahunnya terutama di wilayah perkotaan akibat dinamika kegiatan rumah tangga, ekonomi, transportasi dan pembangunan; d. e. f. g. Eksploitasi SDA yang kurang memperhatikan aspek lingkungan; Industri tidak ramah lingkungan; Kemiskinan terkadang menjadi pemicu terjadinya kerusakan lingkungan; Penegakan hukum masih lemah.

Penentuan sasaran strategis merupakan langkah pemetaan yang menggambarkan interaksi antara faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dengan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) untuk menghasilkan sasaran strategis yang perlu dicapai oleh KAPEDAL. Interaksi antar faktor-faktor tersebut secara lengkap tersaji pada tabel berikut:

34

Tabel III.1 Pemetaan Interaksi Faktor Internal dan Eksternal KAPEDALPELUANG (Opportunities/O)1. Masalah lingkungan merupakan isu global; 2. Kearifan budaya lokal; 3. Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kondisi lingkungan yang baik dan tata kelola kepemerintahan yang baik (good environmental governance); 4. Meningkatnya kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup; 5. Adanya moment / event yang berhubungan dengan lingkungan hidup; 6. Masih terdapatnya lingkungan yang lestari. 7. Renstra Kementerian Lingkungan Hidup.

TANTANGAN (Threats/T)1. Isu lingkungan hidup belum ditempatkan sebagai peluang untuk pembangunan ekonomi; 2. Kurangnya respon para pemangku kepentingan terhadap isu-isu lingkungan global (perubahan iklim, pemanasan global, penipisan lapisan ozon); 3. Laju pencemaran/kerusakan lingkungan yang semakin meningkat setiap tahunnya terutama di wilayah perkotaan akibat dinamika kegiatan rumah tangga, ekonomi, transportasi dan pembangunan; 4. Eksploitasi SDA yang kurang memperhatikan aspek lingkungan; 5. Industri tidak ramah lingkungan; 6. Kemiskinan terkadang menjadi pemicu terjadinya kerusakan lingkungan; 7. Penegakan hukum masih lemah.

FAKTOR EKSTERNAL

FAKTOR INTERNAL

KEKUATAN (Strenght/S)1. Peraturan perundangan seperti Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 2. Tersedianya sumber daya manusia; 3. Jejaring kerja dengan stakeholders meliputi Lembaga Swadaya Masyarakat, Perguruan Tinggi, kelompok masyarakat, pemuka agama dan lainnya; 1.

STRATEGI (SO)Pengembangan kebijakan 1. operasional untuk memanfaatkan kearifan lokal dalam pengelolaan lingkungan; 2.

STRATEGI (ST)Pengoptimalan pemanfatan potensi SDM untuk meningkatkan komitmen para pemangku kepentingan dalam peningkatan kualitas lingkungan hidup dan sumber daya alam; Pelaporan capaian kinerja dan keuangan secara akuntabel.

KELEMAHAN (Weakness/W)1. 2. 3. 4. 5. 6. Kurangnya sumber pendanaan; Keterbatasan sarana dan prasarana kerja; Penegakan hukum lemah; Lemahnya kapasitas organisasi KAPEDAL; Terbatasnya data informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup; Belum adanya tenaga fungsional bidang Lingkungan Hidup 1. 2. 3.

STRATEGI (WO)Peningkatan kuantitas dan 1. kualitas sarana prasarana kantor; Peningkatan peran mitra kerja untuk mengatasi keterbatasan basis data; 2. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan SDM Aparatur KAPEDAL 3.

STRATEGI (WT)Peningkatan efektifitas penegakan hukum terhadap pelanggaran regulasi di bidang lingkungan hidup dan sumber daya alam; Peningkatan efektifitas perlindungan terhadap fungsi lingkungan hidup serta pemulihan pencemaran dan kerusakan lingkungan melalui usaha-usaha konservasi; Peningkatan kualitas pelayanan publik melalui penyediaan data dan perencanaan partisipatif. Peningkatan disiplin kerja PNS KAPEDAL;

4.

35

Berdasarkan tantangan-tantangan tersebut di atas menjadi landasan bagi pemerintah daerah untuk mempertimbangkan isu-isu strategis untuk pengelolaan lingkungan hidup. Adapun isu-isu strategis tersebut antara lain meliputi: a. Masih sedikitnya pelaku pengelolaan sampah mandiri. b. Rendahnya kualitas pengelolaan bio energi. c. Masih kurangnya pelaksanaan 3 R (Recycle, Reuse, Reduce). d. Masih perlunya digalakkan penanaman sejuta pohon. e. Masih sedikitnya pembuatan Sarana Penampungan Air Hujan (SPAH). f. Masih perlunya dikembangkan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

g. Pencemaran air oleh limbah cair, pestisida dan sampah. h. Penurunan kualitas dan kuantitas tanah. i. j. Pencemaran udara oleh sumber tidak bergerak. Penurunan estetika lingkungan.

k. Kerusakan/perubahan bentang lahan, karst dan pantai. l. Ancaman penurunan keanekaragaman hayati.

m. Pelanggaran tata ruang. n. Masih adanya penambangan liar bahan galian golongan C. o. Pencemaran air laut

36

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKANDasar filosofi pembangunan daerah Kabupaten Gunungkidul seperti yang tercantum dalam Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Gunungkidul Tahun 20102015 adalah Dhaksinargha Bumikarta. Filosofi mengandung makna tekad masyarakat Gunungkidul untuk senantiasa ingin mewujudkan semboyan yang mengandung harapan agar Gunungkidul menjadi daerah yang subur dan makmur, dalam rangka mencapai Hamemayu Hayuning Bawana sebagai cita-cita luhur untuk mewujudkan tata nilai kehidupan masyarakat yang berkelanjutan berdasarkan nilai budaya. A. Visi dan Misi KAPEDAL 1. Visi KAPEDAL Visi adalah suatu pernyataan yang merupakan ungkapan atau artikulasi dari citra, nilai, arah dan tujuan organisasi yang realistis, memberikan kekuatan, semangat dan komitmen serta memiliki daya tarik yang dapat dipercaya sebagai pemandu dalam pelaksanaan aktivitas dan pencapaian tujuan organisasi. Bertitik tolak dari dasar filosofi pembangunan daerah Kabupaten Gunungkidul seperti tersebut di atas, maka KAPEDAL sesuai kondisi pada saat ini, melakukan analisis kekuatan-kelemahan-peluang-tantangan dalam lima tahun kedepan, tahapan dalam rencana pembangunan jangka panjang, dan aspek-aspek potensial yang berkembang selama ini serta mempertimbangkan isu strategis dan perkembangan global yang pesat perlu diwujudkan suatu kondisi dinamis masyarakat yang maju, namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang adiluhung. Sehubungan dengan hal tersebut, maka visi KAPEDAL yang ingin dicapai selama lima tahun mendatang adalah sebagai berikut: Melalui pengendalian dampak lingkungan menuju pembangunan berkelanjutan Pengendalian dampak lingkungan yang dimaksud adalah bahwa dalam

pelaksanaan pembangunan hendaknya didasarkan pertimbangan ekologi dan ekonomi secara komplementer dan serasi, disamping perlunya memelihara keutuhan fungsi tatanan lingkungan agar sumber daya alam dapat secara berlanjut menopang proses pembangunan secara terus menerus sehingga akan tercapai hasil yang optimal untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat 2. Misi KAPEDAL Misi merupakan sesuatu yang diemban atau dilaksanakan oleh KAPEDAL untuk mencapai visi yang telah ditetapkan agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil dengan

37

baik sesuai yang diharapkan. Sesuai dengan RPJMD Kabupaten Gunungkidul tahun 2010-2015, maka bidang lingkungan hidup masuk dalam misi yang kedua yaitu Pemanfaatan SDA untuk menggerakan perekonomian daerah secara lestari melalui strategi memanfaatkan sumber daya alam untuk menggerakkan perekonomian daerah secara lestari. Misi ini merupakan upaya pemerintah daerah untuk memperkuat dan meningkatkan kesadaran semua pihak dalam pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam untuk mendukung perekonomian dengan tetap mempertimbangkan fungsi lingkungan hidup yang dicerminkan oleh tetap terjaganya fungsi dan daya dukung lingkungan. Pembangunan ekonomi diupayakan dengan tetap menjaga keseimbangan antara pemanfaatan, keberlanjutan, keberadaan dan kegunaan sumber daya alam dan lingkungan hidup melalui pemanfaatan ruang yang serasi untuk kegiatan ekonomi dalam rangka mendukung peningkatan kualitas kehidupan masyarakat. Di samping itu lingkungan hidup juga masuk dalam misi keenam yaitu Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan bebas KKN melalui strategi menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan bebas KKN. Misi ini merupakan upaya pemerintah daerah dalam memperkuat sistem pemerintahan yang baik dan bersih. Dengan demikian, untuk dapat ikut serta mewujudkan pembangunan daerah dan dapat melaksanakan visi yang telah ditetapkan KAPEDAL, maka misi dilaksanakan oleh KAPEDAL adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. Meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas KAPEDAL. Meningkatkan sinergisitas dan efektifitas program pengelolaan lingkungan hidup. Meningkatkan kemampuan, kesadaran, kepedulian dan partisipasi para yang akan

pemangku kepentingan dalam upaya pelestarian fungsi Lingkungan Hidup.

Penjelasan masing-masing misi: Misi Kesatu: Misi ini merupakan upaya dari KAPEDAL untuk mengoptimalkan tugas dan fungsinya dalam melaksanakan fasilitasi dan koordinasi pengelolaan lingkungan hidup melalui tatakelola pemerintahan serta mengembangkan kapasitas kelembagaan. Misi Kedua: Dalam upaya melaksanaan kualitas lingkungan perlu adanya koordinasi dan kemitraan untuk mewujudkan integrasi, sikronisasi antara ekonomi dan ekologi serta bidang-bidang lain yang terkait sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

38

Misi Ketiga: Lingkungan hidup merupakan sesuatu yang kompleks hidup sehingga untuk dapat

mengupayakan

pelestarian

fungsi

lingkungan

dalam

mencapai

keinginan

mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dalam hal ini perlu peran serta masyarakat secara luas. Oleh karena itu perlu dikembangkan kemampuan, kesadaran partisipasi dan keperdulian masyarakat.

B. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah KAPEDAL Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan kerangka kinerja KAPEDAL lima tahun ke depan. Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan dan menangani isu strategis yang dihadapi KAPEDAL. Tujuan merupakan penjabaran/implementasi dari pernyataan misi dengan didasarkan pada isu-isu dan analisis strategik dan juga merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan pada jangka waktu 1 sampai 5 tahunan. Tujuan yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 tahun oleh KAPEDAL adalah sebagai berikut: Tabel IV.1 Tujuan Yang Ditetapkan Untuk Mencapai Visi dan MisiNO 1. Meningkatkan akuntabilitas Dampak Lingkungan MISI kapasitas Kantor dan Mengoptimalkan dan hidup 2. Meningkatkan sinergisitas dan efektifitas program pengelolaan lingkungan hidup Meningkatkan kualitas lingkungan dengan mendayagunakan semua potensi yang ada secara optimal dan terpadu 3. Meningkatkan kemampuan, kesadaran, kepedulian dan partisipasi para pemangku kepentingan dalam upaya pelestarian fungsi LH Mengembangkan kemampuan, kesadaran partisipasi dan kepedulian para pemangku kepentingan dalam upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup koordinasi TUJUAN tugas dan fungsi

Pengendalian

KAPEDAL dalam melaksanakan fasilitasi pengelolaan lingkungan

Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai dan rasional untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 tahun ke depan. Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur yaitu

39

sesuatu yang ingin dicapai/dihasilkan secara nyata oleh KAPEDAL dengan kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang indikator sasaran yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada implementasi

program/kegiatan yang disertai dengan rencana tingkat capaian (target masing-masing indikator dari program dan kegiatan). Sasaran yang tercantum dalam pembangunan daerah Kabupaten Gunungkidul sesuai misi kedua dan keenam yang menjadi acuan bidang lingkungan hidup, memanfaatkan SDA untuk menggerakkan perekonomian daerah secara lestari serta menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bebas dari KKN. Sasaran yang

hendak dilakukan oleh KAPEDAL untuk mencapai misi pembangunan daerah Gunungkidul dan misi yang telah ditetapkan KAPEDAL sebagaimana tersaji pada tabel berikut: Tabel IV.2 Sasaran Yang Ditempuh Untuk Mencapai TujuanNO TUJUAN MISI PERTAMA: Mengoptimalkan tugas dan fungsi KAPEDAL dalam melaksanakan fasilitasi dan koordinasi pengelolaan lingkungan hidup SASARAN URAIAN Meningkatnya sarana dan prasarana operasional KAPEDAL yang handal INDIKATOR a. Tersedianya layanan adminitrasi perkantoran b. Tersedianya sarana dan prasarana kantor yang memadai

1.

Meningkatnya kapasitas SDM KAPEDAL sesuai dengan tuntutan profesi serta perkembangan pengetahuan dan teknologi Terwujudnya akuntabilitas kinerja dan keuangan

Prosentase aparatur memiliki kompetensi sesuai bidangnya

yang teknis

a. Persentase pelaporan secara benar dan tepat waktu b. Prosentase pelanggaran disiplin pegawai a. Tersusunnya kebutuhan program dan kegiatan pembangunan bidang lingkungan secara partisipatif b. Persentase KAPEDAL yang menerapkan SOP c. Prosentase penerapan SPM d. Terevaluasinya program kegiatan KAPEDAL a. Persentase jumlah laporan/pengaduan masyarakat akibat adanya pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup yang ditindak lanjuti

Terwujudnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik

2.

MISI KEDUA: Meningkatkan kualitas lingkungan dengan mendayagunakan semua potensi yang ada secara optimal dan terpadu

Meningkatnya penaatan dan penegakan hukum lingkungan

40

b. Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal c. Prosentase jumlah usaha yang diawasi yang mentaati persyaratan administrasi dan teknik pengelolaan lingkungan d. Jumlah unit usaha/ kegiatan yang memiliki dokumen pengelolaan lingkungan Meningkatnya konservasi sumber daya air dan keanekaragaman hayati, rehabilitasi kerusakan lahan a. Jumlah sumber mata air yang dikonservasi b. Luas lahan yang dikonservasi c. Jumlah populasi flora dan fauna yang dilestarikan a. Persentase kelengkapan data informasi status lingkungan hidup daerah b. Persentase kelengkapan data secara up to date dan akurat a. Jumlah kelompok masyarakat peduli/pemerhati lingkungan: a) Pengelola sampah b) Prokasih c) Podarling/konservasi d) Sekolah berwawasan LH (SBLH) e) Ponpes berwawasan lingkungan hidup b. Jumlah unit usaha/kegiatan yang memiliki dokumen izin gangguan (HO) c. Jumlah penyuluhan/pelatihan untuk masyarakat Sedangkan target pencapaian sasaran selama periode 2010 2015 sebagaimana termuat dalam tabel berikut:

Meningkatnya sistem dan aksesibilitas informasi lingkungan.

3.

MISI KETIGA: Mengembangkan kemampuan, kesadaran partisipasi dan kepedulian para pemangku kepentingan dalam upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup

Terwujudnya peran serta pemangku kepentingan dalam pengelolaan LH

41

42

43

C. Strategi dan Kebijakan 1. Strategi Berdasarkan visi, misi serta tujuan yang telah ditetapkan dan guna tercapainya kelancaran serta keterpaduan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi yang ditetapkan maka diperlukan strategi berdasarkan penjabaran dari misi. Upaya

pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan strategi. Strategi merupakan pernyataan-pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai serta selanjutnya dijabarkan dalam serangkaian kebijakan sebagaimana tersaji pada tabel berikut : Tabel IV.4 Strategi Untuk Mencapai SasaranNO 1. MISI PERTAMA a. Meningkatnya sarana dan prasarana operasional KAPEDAL yang handal b. Meningkatnya kapasitas SDM KAPEDAL sesuai dengan tuntutan profesi serta perkembangan pengetahuan dan teknologi c. Terwujudnya akuntabilitas kinerja dan keuangan Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana prasarana kantor Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan SDM Aparatur KAPEDAL a. Pelaporan capaian kinerja dan keuangan secara akuntabel b. Peningkatan disiplin kerja PNS KAPEDAL Peningkatan pelayanan publik melalui penyediaan data dan perencanaan partisipatif Peningkatan efektifitas penegakan hukum terhadap pelanggaran regulasi di bidang lingkungan hidup dan sumber daya alam Peningkatan efektifitas perlindungan terhadap fungsi lingkungan hidup serta pemulihan pencemaran dan kerusakan lingkungan melalui usaha-usaha konservasi Peningkatan peran mitra kerja untuk mengatasi keterbatasan basis data SASARAN STRATEGI

d. Terwujudnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik 2 MISI KEDUA a. Meningkatnya penaatan dan penegakan hukum lingkungan

b. Meningkatnya konservasi sumber daya air dan keanekaragaman hayati serta rehabilitasi kerusakan lahan

c. Meningkatkan sistem informasi lingkungan. 3 MISI KETIGA

dan

aksesibilitas

Terwujudnya peran serta masyarakat pengelolaan LH

dalam

a.

b.

Pengoptimalan pemanfatan potensi SDM untuk meningkatkan komitmen para pemangku kepentingan dalam peningkatan kualitas lingkungan hidup dan sumber daya alam Pengembangan kebijakan operasional untuk memanfaatkan kearifan lokal dalam pengelolaan lingkungan

44

2.

Arah Kebijakan Prioritas pembangunan dan arah kebijakan umum tahun 2010-2025 di bidang

lingkungan hidup adalah melalui pemeliharaan kualitas dan fungsi lingkungan hidup serta perbaikan pengelolaan SDA dan penataan ruang seperti tergambar pada tabel berikut: Tabel IV.5 Kebijakan untuk Melaksanakan Strategi yang DipilihNO 1 STRATEGI MISI PERTAMA Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana prasarana kantor Meningkatkan kuantitas a. Program Pelayanan dan kualitas sarana kantor Administrasi Perkantoran b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mengirimkan PNS Program Peningkatan KAPEDAL dalam kursus/ Kapasitas Sumber Daya pelatihan/workshop Aparatur Menyusun dan Program Peningkatan mengirimkan laporan Pengembangan Sistem secara benar dan tepat Pelaporan Capaian Kinerja waktu dan Keuangan Meningkatkan kedisiplinan Program Peningkatan jam kerja PNS KAPEDAL Disiplin Aparatur Menyusun perencanaan Program Peningkatan kebutuhan program dan Kualitas Pelayanan Publik kegiatan dengan melibatkan stakeholders Mencegah terjadinya atau a. berlanjutnya pencemaran lingkungan melalui medium air, udara maupun tanah b. Meningkatkan perlindungan sumber daya alam dan fungsi lingkungan serta mengembangkan Keanekaragaman hayati Mengembangkan sistem dan aksesibilitas informasi lingkungan Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan LH Program Peningkatan Pengendalian Polusi a. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam b. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup a.Program Pengembangan Kinerja Pengolahan Persampahan b.Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan LH c.Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Program Pengembangan ekowisata dan jasa lingkungan ARAH KEBIJAKAN KEBIJAKAN PROGRAM

Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan SDM Aparatur KAPEDAL Pelaporan capaian kinerja dan keuangan secara akuntabel

2

Peningkatan disiplin kerja PNS KAPEDAL Peningkatan kualias pelayanan publik melalui penyediaan data dan perencanaan partisipatif MISI KEDUA Peningkatan efektifitas penegakan hukum terhadap pelanggaran regulasi di bidang lingkungan hidup dan sumber daya alam Peningkatan efektifitas perlindungan terhadap fungsi lingkungan hidup serta pemulihan pencemaran dan kerusakan lingkungan melalui usaha-usaha konservasi Peningkatan peran mitra kerja untuk mengatasi keterbatasan basis data

3

MISI KETIGA Pengoptimalan pemanfatan potensi SDM untuk meningkatkan komitmen para pemangku kepentingan dalam peningkatan kualitas lingkungan hidup dan sumber daya alam

Meningkatkan peranserta para pemangku kepentingan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup

Pengembangan kebijakan operasional untuk memanfaatkan kearifan lokal dalam pengelolaan lingkungan

Melestarikan tradisi dan budaya masyarakat lokal untuk turut serta dalam pelestarian fungsi lingkungan hdup

45

Penjabaran masing-masing misi dan tujuan yang hendak dicapai melalui sasaran dan, strategi, kebijakan dan program dari KAPEDAL selama periode 2010 2015 secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:

46

47

48

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIFProgram merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil, yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah guna mencapai sasaran dan tujuan tertentu. Untuk mengimplementasikan dan melaksanakan kebijakan/program tersebut, ditetapkan suatu kegiatan dimana kegiatan itu sendiri merupakan bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran yang terukur pada suatu program. Adapun Program Lingkungan Hidup, sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 lampiran A.VII, maka program untuk lingkungan hidup adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. 6. 7. Program Peningkatan Pengendalian Polusi. Program Pengembangan Ekowisata dan Jasa Lingkungan di Kawasan-kawasan Konservasi Laut dan Hutan. 8. 9. 10. Program Pengendalian Kebakaran Hutan. Program Pengelolaan dan Rehabilitasi Ekosistem Pesisir dan Laut. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau. Dari program lingkungan hidup sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 lampiran A.VII, terdapat 2 (dua) program yang tidak direncanakan selama periode 2010 2015 yaitu Program Pengendalian Kebakaran Hutan dan Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau. Sedangkan terkait dengan aset juga dimasukkan/diintegrasikan pada Renstra KAPEDAL. Sebab aset atau barang daerah merupakan potensi ekonomi yang dimiliki oleh daerah. Potensi ekonomi bermakna adanya manfaat finansial dan ekonomi yang bisa diperoleh pada masa yang akan datang, yang bisa menunjang peran dan fungsi pemerintahan daerah sebagai pemberi pelayanan publik kepada masyarakat. Oleh karena itu manajemen aset daerah dimasukkan ke dalam Renstra KAPEDAL agar dapat mewujudkan rencana strategis KAPEDAL yang komprehensif dengan memperhatikan rencana pengelolaan dan optimalisasi pemanfaatan aset daerah.

49

Adapun tujuan dari memasukkan Manajemen Aset Daerah ke dalam Renstra KAPEDAL adalah: 1. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan pemeliharaan Barang Milik Daerah secara terpadu. 2. Melaksanakan Pengadaan Barang Milik Daerah dengan prinsip efisien, efektif, transparan, bersaing, adil dan akuntabel. 3. 4. Melaksanakan inventarisasi Barang Milik Daerah secara lengkap dan akurat. Meningkatkan pemberdayagunaan Barang Milik Daerah melalui penyewaan, pinjam pakai, Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna. 5. Melaksanakan pengamanan Barang Milik Daerah secara terpadu. Adapun rincian kegiatan-kegiatan yang merupakan penjabaran dari programprogram tersebut di atas beserta indikator kinerja, sasaran serta pendanaan indikatif dapat dilihat pada tabel berikut:

50

51

52

53

54

55

BAB VI INDIKATOR KINERJA KAPEDAL YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMDRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan jangka menengah, merupakan operasionalisasi visi dan misi yang telah ditetapkan untuk dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan. Dalam RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010 2015, visi pembangunan dijabarkan ke dalam 7 misi dan pencapaiannya ditempuh melalui 12 strategi. Indikator kinerja KAPEDAL tercantum dalam misi dua yaitu Pemanfaatan sumber daya alam untuk menggerakan perekonomian daerah secara lestari dan misi enam yaitu Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan bebas dari Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN). Tabel berikut menggambarkan cara pencapaian misi oleh KAPEDAL melalui strategi yang dibangun dan sasaran yang dituju serta indikator kinerja yang digunakan: Tabel VI.1 Pencapaian Misi Sesuai Acuan dari RPJMD Kabupaten GunungkidulNo 1 Misi MISI 2 Pemanfaatan sumber daya alam untuk menggerakan perekonomian daerah secara lestari Grand Stategi 1. Memanfaatkan SDA untuk mengerakkan perekonomian daerah secara lestari Sasaran Indikator kinerja

2.

MISI 6 Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik dan bebas dari KKN

1. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bebas dari KKN

1. Seluruh potensi SDA 15.Persentase dipetakan dan dipromosikan kelengkapan data secara tepat sasaran dengan informasi status data yang akurat untuk lingkungan hidup mendorong investasi daerah 2. Setiap kecamatan memiliki 22.Jumlah sumber air komoditas unggulan yang yang dikonservasi dikelola secara lestari dengan menerapkan tehnologi 23.Jumlah kelompok produksi dan pengolahan yang masyarakat tepat guna peduli/pemerhati lingkungan 2. Seluruh perencanaan, 22.Persentase pelaksanaan, pengendalian kelengkapan data dan pelaporan dilaksanakan secara up to date secara tepat waktu dan dan akurat terintergrasi dengan data yang akurat 3. Pelayanan publik dilaksanakan 1. Persentase SKPD sesuai standar pelayanan yang menerapkan prima serta SOP 4. Masyarakat memperoleh 14. Persentase jumlah perlindungan dan kepastian laporan/pengaduan hukum dalam melaksanakan masyarakat akibat kegiatannya secara tertib dan adanya damai pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup yang ditindaklanjuti 17.Jumlah unit usaha/kegiatan yang memiliki dokumen pengelolaan lingkungan

56

Melalui 2 misi tersebut di atas maka indikator kinerja KAPEDAL yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai KAPEDAL dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD akan dinilai. Indikator kinerja tersebut dapat dinilai pada tabel berikut:

57

Tabel VI.2 Indikator Kinerja KAPEDAL Mengacu Tujuan dan Sasaran RPJMDKondisi Kinerja pada Awal Periode RPJMD Tahun 0 1 1 2 Persentase kelengkapan data informasi status lingkungan hidup daerah 3 kelengkapan data informasi satus LH daerah seperti data kualitas air, udara, tanah dan keanekaragaman hayati serta data-data lain yang terkait dengan SLHD dan MIH baru terpenuhi sebesar 55 % kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan dilaksanakan secara tepat waktu terintergrasi dengan data yang akurat masih sebesar 80 % Jumlah laporan dugaan pencemaran dan perusakan lingkungan yang dapat ditindaklanjuti sebesar 85% Tahun 1 4 60% Target Capaian Setiap Tahun Tahun 2 5 65% Tahun 3 6 70% Tahun 4 7 75% Tahun 5 8 80%

No

Indikator

Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD 9 kelengkapan data informasi satus LH daerah seperti data kualitas air, udara, tanah dan keanekaragaman hayati serta data-data lain yang terkait dengan SLHD dan MIH sudah terpenuhi sebesar 80% kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan dilaksanakan secara tepat waktu terintergrasi dengan data yang akurat masih sebesar 90 % Jumlah laporan dugaan pencemaran dan perusakan lingkungan yang dapat ditindaklanjuti sebesar 100 %

2

Persentase kelengkapan data secara up to date dan akurat

85%

85%

85%

90%

90%

3

Persentase jumlah laporan/ pengaduan masyarakat akibat adanya pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup yang ditindak lanjuti Jumlah unit usaha/kegiatan yang memiliki dokumen pengelolaan lingkungan Jumlah sumber mata air yang dikonservasi

90%

95%

100%

100%

100%

4

Jumlah unit saha/kegiatan yang memiliki dokumen pengelolaan lingkungan 179 unit 2 buah

219 unit 4 buah

259 unit 6 buah

299 unit 8 buah

354 unit 10 buah

394 unit 12 buah

Jumlah unit saha/kegiatan yang memiliki dokumen pengelolaan lingkungan 179 unit 12 buah

5

58

No

Indikator

Kondisi Kinerja pada Awal Periode RPJMD Tahun 0 Tahun 1 4

Target Capaian Setiap Tahun Tahun 2 5 Tahun 3 6 Tahun 4 7 Tahun 5 8

Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD 9

1 6

2 Jumlah kelompok masyarakat peduli/pemerhati lingkungan a. Pengelola sampah b. Prokasih c. Podarling/konservasi d. Sekolah berwawasan lingkungan hidup (SBLH) e. Ponpes berwawasan lingkungan hidup

3 Kondisi jumlah kelompok masyarakat peduli/pemerhati lingkungan 5 klp 13 klp 6 klp 20 sekolah 3 ponpes

6 klp 14 klp 7 klp 25 sekolah 4 ponpes 60%

7 klp 15 klp 8 klp 30 sekolah 5 ponpes 75%

9 klp 16 klp 9 klp 35 sekolah 6 ponpes 80%

11 klp 17 klp 10 klp 40 sekolah 7 ponpes 90%

13 klp 18 klp 11 klp 45 sekolah 8 ponpes 90%

13 klp 18 klp 11 klp 45 sekolah 8 ponpes

7

Persentase SKPD yang menerapkan SOP

SOP belum tertulis dan terpasang di dinding 50%

SOP sudah terarah dan tertulis mencapai 90 %

59

BAB VII PENUTUPRencana Strategi (Renstra) KAPEDAL Tahun 2010 - 2015 merupakan penjabaran dari Visi, Misi, Program untuk 5 (lima) tahun mendatang serta mengacu kepada Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2010 - 2015. Renstra ini setiap tahunnya akan menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja)Tahunan KAPEDAL. Perlu disadari bahwa masalah lingkungan sangatlah komplek dan tidak akan dapat diselesaikan sendiri oleh KAPEDAL. Untuk mengatasi kendala tersebut, maka tahap pertama perlu dilakukan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan antar semua unit kerja di lingkungan KAPEDAL dengan baik. Hal itu harus sudah dilakukan sejak penyusunan rencana kegiatan kurun waktu tahun 2010 - 2015 dan dalam penyusunan rencana kerja tahunan. Tahap ya