RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN...
Transcript of RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN...
1
RENCANA STRATEGIS
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS
ILMU BEDAH
TAHUN 2011 - 2016
JUDUL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
2
BAB I
VISI, MISI, NILAI, TUJUAN, SASARAN
1.1 Visi
Menjadi pusat studi dokter spesialis bedah yang bertaraf global dengan menjalankan
Tridharma Perguruan Tinggi.
1.2 Misi
Misi yang diemban Institusi Program Pendidikan Dokter Spesialis Bedah Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya dalam proses penyelenggaraan pendidikan telah ditetapkan
sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan proses pendidikan agar peserta didik menjadi manusia yang
berkemampuan akademik dan/atau professional yang bermutu serta berkepribadian
berjiwa entrepeneur.
2. Mengembangkan pendidikan dan penelitian dengan fasilitas yang terkini.
3. Mengembangkan pengabdian kepada masyarakat sesuai standar profesi dan menjadi
pusat rujukan wilayah atau nasional.
4. Membina kerjasama dengan lingkup nasional dan internasional dalam upaya
peningkatan kemampuan ilmiah, teknologi dan keterampilan klinik peserta didik dan
staf pengajar dalam lingkungan program studi
1.3 Nilai
Seluruh aktivitas akademik terlibat dalam penyelenggaraan Institusi Program Dokter
Spesialis Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dengan memegang teguh
nilai-nilai :
Supportive (Dukungan)
Innovative (Pembaharu)
Ingenious (Kreatif)
Powerful(Kuat dan berpengaruh)
1.4 Tujuan
Visi/Misi Institusi dijabarkan ke dalam sejumlah tujuan yang jelas, dapat diamati
dan diukur. Tujuan yang dimaksud adalah :
1. Menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, mampu membelajarkan diri, memiliki wawasan yang luas memiliki disiplin dan etos
kerja, sehingga menjadi tenaga akademis dan professional yang tangguh dan mampu
bersaing di tingkat internasional.
2. Tercapainya hasil penyelenggaraan pusat studi dokter spesialis bedah berupa lulusan
yang beriman, bertaqwa, berakhlak terpuji dan memiliki profesionalisme untuk
mampu bersaing dalam skala nasional maupun internasional.
3. Tercapainya hasil penyelenggaraan pusat studi dokter spesialis bedah di bidang
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat berupa Riset dan Karya Ilmiah di
bidang Ilmu-Ilmu Kesehatan bedah terkini untuk dimanfaatkan bagi pengembangan
ilmu, pendidikan serta pelayanan kepada masyarakat yang menjadi stakeholdersnya.
1.5 Sasaran
Agar supaya Tujuan Perencanaan Strategis dapat diukur dan diamati dengan
standar, parameter, dan indikator kinerja yang jelas, tujuan-tujuan di atas memerlukan
3
penjabaran ke dalam Sasaran Strategis yang ingin dicapai dalam 5 tahun implementasi
perencanaan atau menjadi dasar bagi tujuan-tujuan yang akan dicapai selanjutnya. Untuk itu,
Sasaran Perencanaan Strategis dibagi dalam 3 kelompok utama:
1. Sasaran bidang akademik
2. Sasaran bidang manajemen
3. Sasaran bidang kerjasama
Masing-masing sasaran akan diterjemahkan dalam uraian sebagai berikut :
1.5.1 Sasaran Bidang Akademik :
A. Pendidikan :
1. Adanya lulusan dokter spesialis bedah yang mampu bersaing di tingkat regional,
nasional dan internasional. Kualitas lulusan mencerminkan kualitas program
pendidikan dan kurikulum pendidikan yang diterapkan institusi dalam mencetak
lulusannya. Kualitas lulusan dapat diukur dengan diterimanya lulusan dan
penempatan lulusan pada posisi strategis dalam pemerinahanan dibidang
kesehatan dan institusi pelayanan kesehatan.
2. Tersusun dan terselenggaranya kurikulum yang dinamis dan memenuhi
relevansi pendidikan kedokteran dan kesehatan terkini. Kualitas kurikulum
diukur berdasarkan outcome pendidikan berupa pengakuan kompetensi
oleh Konsil Kedokteran Indonesia sebagai representasi masyarakat.
3. Meningkatnya kuantitas dan kualitas dosen pengelola seluruh kurikulum
program studi baik dalam hal mutu akademik maupun dalam mutu
kependidikannya. Peningkatan kuantitas dosen diukur dengan ratio
dosen:peserta didik (residen) yang proporsional. Peningkatan mutu dosen
diukur melalui peningkatan proporsi strata pendidikan akademik dan atau
professional, serta pengakuan atas keterampilan kependidikannya melalui
sertifikasi dosen dan standar-standar internasional pengajar.
4. Meningkatnya MutuProses Belajar Mengajar program studi menyangkut
mutu perancangan, pembelajaran, dan evaluasi hasil belajarnya. Mutu Proses
Belajar Mengajar diukur melalui kualitas output lulusan seperti Indeks
Prestasi, jumlah lulusan, dan lama studi.
5. Meningkatnya kemampuanInstitusi Program Dokter Spesialis – Ilmu Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya untuk pemerataan dan perluasan
akses pendidikan bagi masyarakat.
B. Penelitian
Meningkatnya jumlah dan mutu penelitian yang ditandai dengan meningkatnya
pemanfaatan hasil-hasil penelitian tepat guna untuk diaplikasikan pada
pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat, meningkatnya karya ilmiah dan
publikasi ilmiah pada tingkat nasional maupun internasional, serta meningkatnya
perolehan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
C. Pengabdian kepada Masyarakat
1. Meningkatnya jumlah dan mutu pengabdian kepada masyarakat baik dalam
pendidikan maupun pelayanan kepada masyarakat di bidang bedah dan
kesehatan.
2. Menjadi pelopor pemberdayaan kader kesehatan desa dalam penanganan
kedaruratan bedah tingkat dasar.
1.5.2 Sasaran Manajemen
A. Organisasi / Kelembagaan
4
1. Tersusunnya Struktur Organisasi yang lebih otonom, efektif, efisien, dan
produktif, yang dapat mewadahi penyelenggaraan fungsi program studi
dengan optimal, serta mampu mencapai standar mutu ISO.
2. Terselenggaranya fungsi-fungsi manajemen/ tata kelola yang sehat, terbuka,
kondusif, transparan, memiliki pencitraan publik yang kuat, dan akuntabel.
B. Manajemen Finansial
1. Berkembangnya kemampuan pengelolaan anggaran berbasis kinerja.
2. Berkembangnya Sistim Finansial yang efisien disertai peningkatan kemampuan
pendanaan mandiri.
C. Manajemen Sumberdaya Manusia
1. Meningkatnya Capacity Building dalam rangka penyehatan organisasi.
2. Terselenggaranya pola pengembangan Sumber Daya Manusia yang mengacu
pada Merit-Based Recruitment dan Reward-Punishment yang terukur
dengan jujur dan objektif berdasarkan standar standar kinerja yang baku.
D. Manajemen Infrastruktur
1. Terciptanya Sistim Pengembangan Infrastruktur yang terpadu.
2. Meningkatnya kemampuan pencitraan publik dan terselenggaranya Sistim
Informasi dan Manajemen berbasis Teknologi Informasi.
1.5.3 Sasaran Kerjasama Insitusional
1. Terciptanya Kerjasama yang mampu dengan efektif mengoptimalkan networking
dan resource sharing untuk pengembangan Jejaring Lahan Belajar bagi seluruh
peserta didik.
2. Berkembangnya Kerjasama dan Afilialisasi Dalam dan Luar Negeri, dalam rangka
peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing, di bidang pengembangan institusi,
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat termasuk di dalamnya
memperoleh donasi dalam pengembangannya.
3. Berkembangnya Kerjasama Luar Negeri dalam rangka pencitraan publik secara
internasional, pencapaian standar-standar internasional pendidikan,
pengembangan cultural diversity sebagai bagian komunitas internasional (world
citizen) dan pencapaian institusi Pendidikan orthopaedi dan taumatologi
berstandar internasional khususnya di Asia.
5
BAB 2
EVALUASI DIRI & ISU STRATEGIS
2.1 Evaluasi Diri
2.1.1 Pendahuluan
1. Evaluasi diri Institusi adalah analisis yang dilakukan oleh Institusi Program Dokter Spesialis –
Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya secara internal untuk mendeskripsikan
gambaran keberadaan / kualitas Institusi Program Dokter Spesialis – Ilmu Bedah Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya saat ini (existing condition).
2. Dalam konteks perencanaan strategis, evaluasi diri sekaligus merupakan analisis kesenjangan
antara keadaan saat ini dengan gambaran masa depan yang diinginkan yakni Visi Institusi.
Hasil Evaluasi Diri merupakan isu strategis yang perlu diantisipasi melalui langkah-langkah
strategis mencapai Visi Misi Institusi Program Dokter Spesialis – Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya.
3. Dalam konteks porfolio, Evaluasi Diri merupakan tahap awal penyusunannya sebagai
gambaran refleksi diri yang utuh dan seadanya mengenai keberadaan institusi.
4. Evaluasi Diri menyangkut Institusi Program Dokter Spesialis – Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya termasuk kurikulum dan proses belajar mengajarnya disusun tersendiri.
2.1.2 Model Analisis
Evaluasi Diri yang dilakukan Institusi Program Dokter Spesialis – Ilmu Bedah Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya menggunakan model analisis SWOT dengan prinsip analisis:
1. Adakah kekuatan (Strengths) sebagai faktor internal yang dimiliki institusi telah dimanfaatkan
untuk menangkap peluang (Opportunities) dan mengantisipasi ancaman / tantangan
(Threats) sebagai faktor eksternal.
2. Adakah kelemahan (Weaknessess) sebagai faktor internal yang dimiliki dapat dieliminasi
dengan memanfaatkan peluang eksternal dan menghindari ancaman eksternal.
2.1.3 Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Tantangan
Studi kelayakan untuk menilai posisi program studi bedah di Universitas Brawijaya (UB)
dilakukan dengan menggunakan metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunity & Threat).
Pendekatan ini diterapkan dengan menggunakan analisis Balanced Score Card (BSC) dengan menilai
faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan, serta faktor eksternal yang menjadi peluang dan
ancaman pada program studi orthopaedi & traumatology yang terkait dengan UB dan RSSA.
Semua faktor ini kemudian diberi skor 1 sampai 5 (5=Sangat Tinggi, 4=Tinggi, 3=Sedang,
2=Rendah & 1=Sangat Rendah) yang selanjutnya dikoreksi dengan suatu bobot relatif untuk
mendapatkan nilai akhir. Bobot relatif ini untuk setiap komponen SWOT adalah 1 (satu) sehingga harga
rata-rata bobot relatif tersebut ditentukan oleh jumlah faktor pada setiap komponen SWOT. Penetapan
nilai dan bobot relatif didasarkan atas pertimbangan peranan dari masing-masing faktor.
Variabel pemetaan yang diukur berdasarkan metode BSC terbagi atas empat kelompok yaitu (i)
Perspektif Keuangan, (ii) Perspektif Stakeholders, (iii) Proses Internal, dan (iv) Inovasi (Learning &
Growth) yang terkait satu sama lain. Hasil perhitungan BSC dengan pendekatan ini menunjukkan bahwa
posisi program studi orthopaedi & traumatology FKUB mempunyai kekuatan dan peluang lebih besar
dari kelemahan dan ancaman. Ini berarti program studi orthopaedi & traumatology FKUB berada pada
posisi yang menguntungkan dan mempunyai peluang yang baik dalam menuju masa depan.
Hasil analisis SWOT dengan BSC dalam pengembangan PPDS IOT dapat dijabarkan seperti empat tabel di
bawah ini:
6
STRENGTH
No Parameter Bobot Skor Nilai
1 FKUB dengan akreditasi A 0.13 5 0.65
2 Kualitas dan Kuantitas SDM FKUB 0.12 5 0.6
3 Infrastruktur & fasilitas yang ada di FKUB 0.1 5 0.5
4 UB dengan akreditasi A 0.1 5 0.5
5 Pengakuan UB di kancah pendidikan nasional 0.06 5 0.3
6 Status UB sebagai BLU 0.03 4 0.12
7 RSSA sebagai RS pendidikan 0.1 4 0.4
8 SDM RSSA 0.1 5 0.5
9 Fasilitas RSSA 0.06 4 0.24
10 Akreditasi RSSA sebagai RS Pendidikan tipe A 0.1 5 0.5
11 Kualifikasi manajemen RSSA 0.1 5 0.5
TOTAL 1
WEAKNESS
No Parameter Bobot Skor Nilai
1 Keterbatasan doctor 0.4 3 1.2
2 Belum terbentuknya departemenisasi 0.3 2 0.6
3 Akses international 0.3 1 0.3
TOTAL 1 2.1
OPPORTUNITY
No Parameter Bobot Skor Nilai
1 Ratio Sp.B yang masih rendah 0.1 5 0.5
2 Tuntutan pelayanan Bedah 0.1 5 0.5
3 Perkembangan ilmu kedokteran 0.1 4 0.4
4 Perkembangan ilmu bedah 0.1 5 0.5
5 Tuntutan MDG 0.1 4 0.4
6 Jumlah pasien terus bertambah 0.1 5 0.5
7 Ancaman bencana 0.1 5 0.5
8 Keluhan kualitas pelayanan RS 0.1 5 0.5
9 Pola penyakit yang bertambah 0.1 5 0.5
10 AFTA utk bersaing di LN 0.1 4 0.4
TOTAL 1 4.7
THREAT
No Parameter Bobot Skor Nilai
1 Masuknya dokter asing 0.4 3 1.2
2 Peraturan pemerintah yang kerap berubah 0.3 1 0.3
3 Teknologi kedokteran 0.3 1 0.3
TOTAL 1.8
Kesimpulan yang dapat ditarik dengan analisis Balance Score Card diatas adalah sebagai berikut :
Kekuatan – Kelemahan = 4.8 – 2.1 = 2.71
Peluang – Ancaman = 4.7 – 1.8 = 2.9
Pemetaan keseimbangan skor diatas menghasilkan posisi program studi bedah FKUB dengan X =
2.9 dan Y = 2.7. Ini menunjukkan bahwa UB berada pada posisi strategis. Diagram menunjukkan UB
berada di kuadran I yang berarti mempunyai kekuatan yang cukup signifikan dan tidak banyak
mendapatkan ancaman eksternal.
Pengertian lain dari posisi tersebut adalah bahwa program studi bedah FKUB memiliki kondisi
yang baik untuk menggunakan kekuatan internalnya guna memanfaatkan peluang eksternal, mengatasi
kelemahan internal, dan menghindari ancaman ekternal. Dengan demikian, peluang pasar,
pengembangan pasar, pengembangan produk, integrasi, diversifikasi, maupun kombinasi dari semuanya
dapat dilakukan oleh program studi orthopaedi & traumatology FKUB
7
2.1.4 Parameter
Parameter yang digunakan untuk menganalisis sesuai dengan parameter kualitas
institusi.Evaluasi DiriInstitusi Kedokteran menggunakan parameter: Leadership, Relevansi,
Atmosfir Akademik, Manajemen Internal, Sustainabilitas, Efisiensi dan Produktivitas.
2.1.5 Analisis
Variabel yang dianalisis meliputi : tatakelola, infra struktur, pendanaan, sumber daya
manusia, dan sistim informasi manajemen.
1. Tata Kelola (Governance)
a) Sebelumnya, Institusi Program Dokter Spesialis – Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya telah mempunyai Rencana Strategis yang menjadi landasan
komitmen, kepemimpinan, dan konsistensi penyelenggaraan proses pendidikan dan
pembelajaran di institusi pendidikan. Rencana Strategis telah disahkan oleh pimpinan
institusi pendidikan sehingga menjadi acuan normatif bagi penyelenggaraan institusi.
Rencana Strategis disosialisasikan antara lain dalam bentuk buku yang didistribusikan ke
seluruh staf pendidikan dan dosen yang menjadi ujung tombak penyelenggaraan
institusi dan penyelenggaraan pendidikan. Program Kerja dievaluasi dan
dikembangkan melalui Rapat Kerja Tahunan.
b) Dalam konteks Relevansi Pendidikan, rencana strategis dan program sebagai
jabaran operasionalnya telah diupayakan mengacu pada Rencana Strategis
Universitas Brawijaya, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Otonomi, Penyehatan
Organisasi, dan Daya Saing Nasional), dan Departemen Pendidikan Nasional
(Pemerataan dan Perluasan Akses Pendidikan, Good Governance, dan Otonomi
Pendidikan), yang merupakan tantangan bagi Institusi Program Dokter Spesialis – Ilmu
Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya sebagai subsistim pendidikan tinggi
nasional dan infrastruktur perguruan tinggi pemerintah.
c) Program-Program dalam Rencana Strategis disusun dalam kerangka memanfaatkan
peluang:
Tingginya minat masuk calon peserta didik ke Institusi Program Dokter Spesialis –
Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya diantisipasi dengan
diversifikasi pendidikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk pendidikan
bedah, serta mengadakan seleksi penerimaan dalam berbagai bentuk.
Penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa utama dalam berinteraksi di bidang
akademik sebagai tahap awal pengembangan internasionalisasi pendidikan untuk
merealisasi Visi Institusi Program Dokter Spesialis – Ilmu Bedah Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya.
d) Dalam konteks Pengembangan Atmosfir Akademik, institusi Institusi Program Dokter
Spesialis – Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya telah
menyelenggarakan langkah-langkah konkrit dalam meningkatkan kualitas dosen dari
sudut kualitas akademik maupun kualitas kependidikan, kualitas belajar peserta
didik, perangkat pendukung proses belajar mengajar, Laboratorium Keterampilan
(Skill Laboratory), peluang penelitian dan inovasi penunjang visi penelitian dan
pengabdian masyarakat Pengembangan atmosfir akademik tersebut dimungkinkan
dengan pemanfaatan peluang yang ada khususnya :
Kerjasama dalam negeri (Rumah Sakit Pendidikan, Rumah Sakit jejaring dan
Institusi Kesehatan diwilayah malang (YPAC)).
Lain-lain: hibah kompetisi, riset-riset dengan berbagai sumber pendanaan.
e) Dalam konteks Manajemen Internal, Institusi Program Dokter Spesialis – Ilmu Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya telah memperbaiki struktur organisasi dan
sistim penyelenggaraan dengan menyusun Standard Operating Procedur (SOP) baik
SOP tindakan medik dibidang bedah, serta Sistim Komunikasi dan Informasi
Manajemen.
f) Dalam konteks Efisiensi dan Produktivitas, kinerja karyawan ditingkatkan melalui
pemanfaatan peluang berupa tawaran pelatihan dan kursus baik in-house training
8
service maupun mengikut sertakan karyawan dalam pelatihan terkait bidangnya.
Langkah efisiensi terlihat pula dari manajemen terpadu program studi yang dikelola
Institusi Program Dokter Spesialis – Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya, serta telah dibentuknya Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester
(RPKPS) yang membantu mengkoordinasikan perencanaan, penyelenggaraan,
monitoring dan evaluasi pendidikan, sehingga pimpinan Institusi Program Dokter
Spesialis – Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya lebih efektif
memonitor dan mengevaluasi proses pembelajaran peserta didik.
g) Dalam konteks Leadership untuk Good Governance, Institusi Program Dokter
Spesialis – Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya telah
mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi (monev) yang akan memantau dan
mengevaluasi kinerja penyelenggaraan institusi.
h) Kelemahan
Struktur organisasi dan manajemen internal saat ini hanya optimal
memberikan daya dukung bagi peserta didik yang terbatas. Tingkat kunjungan
pasien dan variasi pasien yang berkunjung ke RSU Dr. Saiful Anwar yang berkurang
tidak sebanding dengan jumlah peserta didik di Institusi Program Dokter Spesialis –
Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
Sebagai infrastruktur dan subsistim Universitas Brawijaya, otonomi belum jelas
baik ruang lingkupmaupun implementasinya, sehingga tata kelola dan SOP yang
ada, serta mekanisme pendanaan belumcukup memiliki landasan hukum dan
rujukan aturan yang sahih.
Bangunan yang tersedia untuk penyelenggaraan proses transfer of knowledge yang
sangat terbatas, dengan kapasitas ruangan yang tidak cukup untuk menampung
seluruh peserta didik yang ada, sangat mengganggu kegiatan akademik di Institusi
Program Dokter Spesialis – Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
Hal ini dikarenakan Institusi Program Dokter Spesialis – Ilmu Bedah Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya merupakan institusi pendidikan dibawah naungan
Institusi Kedokteran Universitas Brawijaya, tetapi main base pendidikan berada di
Rumah Sakit, sehingga memberikan kesan bahwa Institusi Program Dokter Spesialis
– Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya sekedar nunut di Rumah
Sakit.
Sistem monitoring dan evaluasi masih terbatas pada aspek penjaminan mutu
akademik.
Meskipun langkah-langkah peningkatan kualitas karyawan banyak dilakukan,
akuntabilitas kinerja sebagai institusi pendidikan belum optimal, terlihat dari
lemahnya koordinasi antara data-base kinerja dengan data-base anggaran
pendukungnya sehingga sukar dilacak kegiatan (aktivitas) apa didukung
anggaran apa dan sebaliknya. Akuntabilitas kegiatan tidak sinkron dengan
akuntabiliats finansial.
Perencanaan, koordinasi penyelenggaraan institusi belum didukung Sistim
Informasi Manajemen yang komprehensif.
i) Untuk antisipasi kelemahan ini, maka beberapa peluang dan tantangan perlu
dimanfaatkan dan diantisipasi dengan baik. Untuk meningkatkan sustainabilitas tata
kelola ini, diperlukan antara lain :
Optimalisasi resource sharing dalam pengelolaan proses belajar mengajar, dosen,
sumber dan lahan belajar baik internal di lingkungan Universitas Brawijaya
maupun peluang dari luar.
Pengelolaan transisional menuju otonomi antara lain dengan income generating
dengan pemanfaatan potensi masyarakat dalam dan luar negeri melalui kerjasama
dan networking.
Kontrak tenaga kerja luar yang kompeten misalnya dalam teknologi informasi.
Memanfaatkan peluang mengikuti lokakarya Akuntabilitas Kinerja, Rancangan
SP4, dan Kemampuan Penyusunan Proposal Hibah Kompetisi.
9
2. Infrastruktur
a) Agar supaya proses belajar mengajar tidak terganggu, maka Untuk pengembangan
Gedung sarana pendidikan, perlu adanya koordinasi antara pimpinan Institusi Program
Dokter Spesialis – Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, pimpinan
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dan pimpinan RSU Dr. Saiful Anwar.
b) Dalam konteks Manajemen Internal, telah disusun Standar OperatingProcedure
pengadaan, pemanfaatan, perawatan infrastruktur.
c) Sustainabilitas dan tingkat kelayakan prasarana / sarana sebagai pendukungutama
dalam Proses Belajar Mengajar dan Pencapaian Visi diharapkan dapat terjaga
dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki dalam hal tata kelola, antara lain
dengan:
Konsistensi dalam implementasi rencana pengembangan infrastruktur
Pengadaan prasarana mandiri melalui pengembangan income generating,
Optimalisasi resource sharing pendidikan di mana Institusi Program Dokter
Spesialis – Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menyediakan
tenaga-tenaganya untuk membantu pelayanan kesehatan institusi mitra dan
sebaliknya menggunakan seluruh prasarana dan sarana institusi mitra untuk jejaring
lahan belajar.
Sistem monitoring dan evaluasi yang akan memberikan feedback untuk menjaga
kelayakan yang dimaksud.
d) Kelemahan
Perolehan infrastruktur tak selalu inheren dengan keterlaksanaan proses belajar
mengajar yang didukungnya karena birokrasi dalam pengadaan infrastruktur
dan masih kaburnya aturan-aturan otonomi di luar jangkauan manajemen.
e) Untuk mengantisipasi kelemahan ini, beberapa peluang dan tantangan dapat
dimanfaatkan antara lain :
Resource-sharing di antara Jejaring Wahana Belajar dalam Universitas maupun
dari luar.
Penajaman prioritas pengadaan infrastruktur untuk kepentingan proses belajar
mengajar melalui penggalian anggaran mandiri (income-generating) sehingga saat
ini seluruh ruang akademik telah menggunakan perangkat multimedia dan LCD
sebagai sarana penunjangnya.
Multipurpose utility merupakan strategi mengantisipasi kelemahan dengan
pemanfaatan kebutuhan masyarakat untuk pelayanan dibidang bedah serta
kebutuhan lainya.
3. Pendanaan/Finansial
a) Dari aspek Kepemimpinan dan Komitmen, Institusi Program Dokter Spesialis – Ilmu
Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Brawijayamendapatkan kucuran dana yang
berasal dari Fakultas KedokteranUniversitas Brawijaya yang mulai melangkah ke transisi
otonomi finansial dengan meningkatkan kemampuan mengembangkan dana mandiri
(revenue generating) dengan memanfaatkan peluang berupa potensi masyarakat
nasional dan stakeholder luar negeri untuk mendukung kebutuhannya sendiri akan
pendidikan bedah. Dengan strategi ini , struktur penerimaan keuangan dari dana
pemerintah menjadikan dana mandiri semakin mantap menuju otonomi. Struktur
penerimaan dapat dilihat sebagai berikut:
Dana pemerintah pada tahun 2011 mencapai 24,53% dari total penerimaan,
terdiri dari: (a) Dana Rutin (18,75%), untuk kegiatan rutin terutama belanja
pegawai, gaji dosen luar biasa, dan maintenance operasional institusi, (b) Dana
Isian Kegiatan (DIK/DIKS) (5,78%) untuk kegiatan institusi non rutin, beasiswa,
Hibah Penelitian dan Hibah SP4. Dana dari masyarakat sebagai Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) pada tahun 2011 mencapai 75,47% dari total
penerimaan, terdiri dari: (a) Sumbangan Pembangunan Pendidikan (SPP)
memberikan kontribusi 31,63% total penerimaan, untuk penyelenggaraan
pendidikan, (b) Dana Bantuan Praktikum (DBP) dari ahasiswa (7,6%) untuk
peyelenggaraan kegiatan praktikum, Sumbangan Pengembangan Fasilitas
Pendidikan (SPFP) dan Sumbangan Pengembangan Infrastruktur Pendidikan
10
diperoleh per tahun ajaran baru (27,83% ) untuk dukungan sarana /
pendidikan, serta (d) Dana lain (8,91%) yang diperoleh dari kerjasama, sewa
sarana, tes kesehatan, kegiatan Ordik / Ormawa untuk menambah daya dukung
sarana pendidikan.
b) Dalam konteks Relevansi Pendidikan tampak bahwa alokasi pengeluaran
(expenditure) dari data di atas menunjukkan 75,47% penerimaan digunakan untuk
kepentingan pendidikan. Dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional ditegaskan
bahwa masyarakat ikut bertanggung-jawab dalam pembiayaan pendidikan. Data di
atas menunjukkan bahwa Institusi Program Dokter Spesialis – Ilmu Bedah Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya telah memanfaatkan peluang undang-undang ini
dalam mengembangkan kekuatan finansialnya.
c) Dalam konteks Atmosfir Akademik, pengeluaran (expenditure) juga dilakukan untuk
mendukung penelitian dan peningkatan kemampuan akademik dan kependidikan
dosen, kegiatan ko dan ekstra kurikuler yang secara tidak langsung berperan dalam
pengembangan atmosfir akademik.
d) Dalam konteks Manajemen Internal, telah disusun Standart Operating Procedure
dan Sistem Monitoring dan Evaluasi dalam kerangka tata laksana finasial yang baik,
non kolutif, dan transparan. Kemampuan mengelola keuangan ditingkatkan melalui
pengikut sertaan staf dalam pelatihan dan kursus-kursus keuangan, serta pelatihan
penyegaran yang diadakan Universitas.
e) Sejalan dengan transisi menuju otonomi, data di atas menunjukkan bahwa
penerimaan melalui dana pemerintah ke institusi berangsur-angsur semakin rendah
(24,53%) sehingga kucuran dana yang dapat diterima oleh Institusi Program Dokter
Spesialis – Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya secara signifikan juga
mengalami penurunan, sementara kemampuan mendanai kegiatan secara lebih
mandiri melalui penggalian dana masyarakat (revenue generating) berangsur-angsur
semakin meninggi (75,47%) yang mengindikasikan meningkatnya sustainablitas
pendanaan,.
f) Kelemahan
Dari Struktur Penerimaan:
i. Penerimaan dari pemerintah tidak optimal karena kemampuan memperoleh
hibah kompetisi masih rendah, terlihat dari Program Hibah Kompetisi yang
diperoleh baru pada Hibah SP4, Risbinkes.
ii. Penerimaan dari masyarakat sangat bertumpu pada orangtua, sedikit
sumber kerjasama luar negeri, jasa layanan bedah.
Ini menjadi sustainable karena memanfaatkan peluang besar yang ada berupa
kebutuhan masyarakat yang tinggi untuk spesialis bedah.Diversifikasi sumber
penerimaan belum banyak.
Dari Struktur Pengeluaran:
i. Jumlah dan waktu untuk pengeluaran masih terkendala oleh birokrasi
mengingat penerimaan dari masyarakat dirupakan dalam bentuk PNBP yang
pemanfaatannya memerlukan birokrasi dan waktu yang relatif lama.
ii. Diversifikasi pengeluarandari program studi belum tertata dengan baik
meskipun SOP telah dipunyai.
Dari Model Pengelolaan:
i. Pertanggungjawaban keuangan menggunakan pertanggung-jawaban per mata
anggaran dan bukan pada kinerja (activity based).
ii. Sistem Monitoring dan Evaluasi belum mampu melakukan internal audit,
sementara birokrasi keuangan dengan suprastruktur belum mencerminkan
otonomi yang jelas.
Kelemahan-kelemahan ini merupakan kendala institusi pemerintah secara
umum. Pembenahan dapat dilakukan frontal dengan pembenahan otonomi dan
penyehatan organisasi secara menyeluruh yang menjadi tantangan bagi seluruh
11
institusi di bawah Ditjendikti dengan HELTS (High Education Longterm Strategy)
nya.
4. Sumberdaya Manusia
a. Dosen
Komitmen Institusi ditunjukkan dengan upaya konkrit pengembangan kuantitas
dan kualitas dosen baik dari aspek kemampuan akademik maupun kemampuan
kependidikan melalui: (a) Sistim rekrutmen, (b) Pembinaan kemampuan
akademik, karir, dan kesejahteraan, dan (c) Pembinaan aparatur. Arah
pembinaan ditujukan kepada peningkatan akuntabilitas kinerja baik kepada
peserta didik (residen) selaku stakeholder utama dalam proses belajar mengajar,
maupun kepada pemerintah dan institusinya dalam kapasitas sebagai aparatur.
Untuk memelihara akuntabilitas kinerja dosen, monitoring dan evaluasi kinerja
dosen dan karyawan dilakukan sesuai dengan mekanisme penjaminan mutu.
Dari aspek Relevansi Pendidikan, formasi rekruitmen dosen baru disesuaikan
dengan diversifikasi pendidikan yang merupakan tantangan berupa minat
masuk yang tinggi di berbagai bidang pendidikan tinggi kedokteran dan
kesehatan khususnya pendidikan bedah. Mengantisipasi kuantitas dan kualitas
dosen pengelola Institusi Program Dokter Spesialis – Ilmu Bedah Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijayaterutama yang akan pensiun dengan: (a)
Memanfaatkan formasi penerimaan dosen tetap, tenaga-tenaga pakar eksternal
melalui kontrak kerja dan menerima pindahan sesuai dengan keahlian dan
kepakarannya, (b) Mengoptimalkan kinerja dosen dengan keahliannya.
Relevansi Pendidikan juga ditunjukkan dengan mengembangkan kemampuan
dosen, peserta didik (residen) dalam mengelola program unggulan yang relevan
dengan kebutuhan masyrakat di bidang bedah.
Dari aspek Atmosfir Akademik, dengan jumlah 11 dosen tetap pengembangan
dosen telah mencapai ratio Gurubesar 2 orang, 8 orang (Spesialis bedah), 2
orang (2 orang sedang mengambil program Sp1). Dengan peningkatan kualitas
seperti itu diharapkan membawa atmosfir akademik yang lebih kondusif dalam
proses belajar mengajar.
Dari aspek Manajemen Internal, pengembangan sumberdaya dosen dilakukan
dengan penataan sistim rekruitmen, pola pembinaan akademik, karir,
kesejahteraan material dan spiritual.
Dari aspek sustainabilitas, jumlah, kualitas, ratio dosen di atas, seluruh program
studi dapat terselenggara dengan baik.
Konsentrasi pada proses belajar mengajar bagi program studi dalam banyak hal
secara tidak langsung mengurangi produktivitas meneliti dan pengabdian
kepada masyarakat dosen yang seharusnya tetap terjaga mengingat kedua
aspek ini merupakan unsur eksplisit dalam pencapaian Visi Institusi. Ke dalam
kelemahan ini diantisipasi dengan peningkatan koordinasi penjadwalanproses
belajar mengajar untuk mengeliminasi tumpang tindih pekerjaan dosen. Keluar,
kelemahan ini diantisipasi dengan pembentukan Satuan Tugas Pengabdian
kepada Masyarakat yang memelihara intensitas pengabdian kepada masyarakat
bersinergi dengan masyarakat yang dilayani.
a. Peserta didik (residen)
Dari aspek Kepemimpinan, Komitmen, dan Relevansi Pendidikan, kekuatan
Institusi Program Dokter Spesialis – Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya yang dimiliki baik menyangkut sumberdaya manusia maupun
infrastruktur penyelenggaraan proses belajar mengajar belum cukup memadai
untuk antisipasi kebijakan nasional dalam hal memperluas akses pendidikan
memenuhi kebutuhan masyarakat, dengan rekrutmen peserta didik (residen)
yang lebih banyak .
Dari aspek atmosfir akademik, penguatan kesiapan peserta didik dalam proses
belajar mengajar dilakukan melalui berbagai kegiatan kokurikuler dan
ekstrakurikuler antara lain : program magang diluar jam pendidikan ke konsulen,
12
pendampingan operasi, dokumentasi kasus-kasus sulit dan program pengayaan
akademik melalui tutorial malam.
Dari aspek manajemen internal, perbedaan kemampuan intelektual,
kemampuan bakat dan minat calon peserta didik yang ingin masuk Institusi
Program Dokter Spesialis – Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
sangat beragam yang diantisipasi dengan pola penerimaan dari aspek
Kemampuan Akademik melalui Seleksi Penerimaan peserta didik mengikuti pola
nasional.
Kelemahan SDM dalam pengelolaan administrasi pendidikan dieliminasidengan
kursus/pelatihan manajemen pendidikan baik internal maupun eksternal seperti
penyusunan data base akademik, enrollment, SPP, penjadwalan kegiatan proses
belajar mengajar, dan pengadministrasian hasil belajar.
Dari aspek sustainabilitas, peserta didik dapat belajar dengan tenang karena
sarana/prasarana cukup mendukung, di samping pemanfaatan unsur eksternal
seperti resource sharing dalam memfasilitasi tambahan prasarana/sarana
pendidikan yang diperlukan.
Dari aspek efisiensi dan produktivitas, konsentrasi program kerja pada
pelaksanaan proses belajar mengajar telah memperpendek lama studi
khususnya pada fase bedah dasar yang menjadi 9 bulan.
Langkah-2 efisiensi dilakukan juga dengan :
i. Pembelajaran keterampilan klinik terpadu melalui Sistim Evaluasi dengan
mini Cx.
ii. penyusunan dan sosialisasi program Rencana Program Kegiatan Pendidikan
Semester (RPKPS) yang membuat peserta didik mengetahui beban akademik
yang akan dilalui setiap peningkatan jenjang pendidikan, sehingga dapat
melakukan rencana pembelajaran yang sangat efisien.
Kelemahan
i. Semakin besarnya jumlah peserta didik (residen) yang dikelola tidak seta
merta diikuti peningkatan jumlah dan kualitas prasarana / sarana
pendukungnya, bahkan dalam beberapa hal jumlahnya justru menurun
karena rusak atau tidak dapat digunakan secara optimal. Kelemahan ini
dieliminasi dengan langkah-langkah efisiensi, resource sharing
antardepartemen/bagian/laboratorium dalam institusi, intra universitas,
maupun ekstra universitas.
ii. Semakin besarnya jumlah peserta didik (residen) belum didukung
kemampuan karyawan dan sistim pengelolaan administrasi proses belajar
mengajar yang benar-benar memadai. Kelemahan ini diperbaiki dengan
pelatihan karyawan dan penyusunan kembali Standar Operating Procedure
dan Sistim Penjaminan monitoring dan evaluasi, serta Pengembangan Sistim
Komunikasi dan Informasi dengan pemanfaatan optimal teknologi
informasi.
iii. Jika terhadap peserta didik (residen) yang memperoleh prestasi akademik
kurang telah dilakukan bimbingan konseling, kepenasehatan akademik dan
program-program remedial, maka terhadap peserta didik (residen) yang
berprestasi justru belum tampak kegiatan nyata untuk mengakselerasi kualitas
dan lama studinya. Kedepan, diperlukan pengembangan program
pembelajaran metakognitif untuk mengatasinya. Peserta didik (residen)
berprestasi ini umumnya dimanfaatkan dalam Sistim Kakak-Adik, dan
menjadi asisten peserta didik (residen) sebagai kader pengembangan staf
dikemudian hari.
c. Karyawan
Dari aspek Kepemimpinan, Institusi Program Dokter Spesialis – Ilmu Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijayamenyadari masih rendahnya kapasitas
dan kualitas karyawan dalam manajemen institusi pedidikan. Pola pembinaan
13
dilakukan antara lain dengan: in service training seperti pelayanan adminsitrasi
pendidikan, serta memanfaatkan peluang pelatihan / kursus eksternal yang
relevan.
Pelayanan administratsi pendidikan yang mendukung proses belajar mengajar
ditingkatkan untuk memenuhi aspek Relevansi Pendidikan dan Atmosfir
Akademik.
Dari aspek Manajemen Internal, Efisiensi, dan Produktivitas Kinerja, selain pola
pembinaan di atas, dilakukan pula pembinaan aparatur dan kesejahteraan
antara lain dengan Koperasi Internal dan kegiatan dakwah.
Kelemahan:
i. Berbagai upaya peningkatan kemampuan pengelolaan administrasi institusi
dan administrasi pendidikan yang dilakukan belum cukup mampu
mengimbangi intensitas pengembangan institusi dan pengembangan
pendidikan yang harus didukungnya.
ii. Reward and Punishment belum berjalan sebagaimana mestinya karena tata
kelola dan penjaminan mutu belum menjangkau bidang ini. Sistim Promosi
(promotion) dan Penempatan (tenure) tidak berkembang karena
penjenjangan bidang karir sangat terbatas.
Antisipasi terhadap kelemahan ini belum optimal melainkan melalui cara-cara
konvensional seperti diuraikan di atas.
5. Sistim Informasi Manajemen
Sistim Komunikasi dan Informasi Manajemen dengan pemanfaatan kemajuan teknologi
informasi merupakan tolok ukur penting manajemen institusi modern untuk
mengeliminasi kendala internal khususnya dalam penyediaan, pemanfaatan, dan
pertukaran data untuk berbagai kepentingan organisasi.
Analisis bidang ini menunjukkan beberapa hal :
a. Komitmen institusi untuk mengembangkan pola komunikasi kebijakan, program, dan
kegiatan antar civitas academica diwujudkan melalui pengembangan Sistim
Komunikasi dan Informasi Manajemen Internal memanfaatkan sistim informasi on-
line connectivity.
b. Memiliki server internal berbasis web memungkinkan akses internet yang dapat
digunakan untuk down-load jurnal – jurnal internasional. Dalam konteks relevansi
pendidikan dan atmosfir akademik faktor ini membantu peningkatan dan
pengayaan serta updating ilmu pengetahuan dan teknologi bagi dosen dan peserta
didik (residen).
c. Sistem penghimpunan, penyimpanan dan pengambilan data bidang-bidang kegiatan
telah diintegrasikan melalui sistem komputerisasi terpadu, antara lain bidang
administrasi akademik bidang keuangan, bidang kepegawaian, dan bidang
inventarisasi baik inventarisasi properti institusi, karya ilmiah, jurnal maupun materi
perkuliahan menggunakan sarana LAN (Local Area Network).
d. Sistim yang dikembangkan terintegrasi lintas bidang ini jika berkembang baik secara
langsung akan memudahkan koordinasi dan manajemen internal sehingga
diharapkan mampu meningkatkan efektivitas manajemen, efisiensi dan produktivitas
kinerja institusi.
e. Sebagai Sistim yang masih relatif baru dikembangkan, banyak kelemahan yang tampak,
antara lain :
Kemampuan Sistim masih terbatas pada informasi akademik sehingga belum
memberi manfaat optimal.
Pengelolaan juga terkendala dalam hal : maintenance database, mekanisme
kerja, kuantitas serta kualitas pengelola, maintenance peralatan, dan belum
adanya SOP. Kekurangan iniberdampak pada akses yang tidak merata dan
terbatas.
14
Kelemahan ini diantisipasi dengan memberi skala prioritas tinggi bagi pengembangannya
pada Rencana Strategis 2011-2016.
2.2 Isu Strategis
2.2.1 Dari analisis SWOT di atas dapat disimpulkan beberapa hal yang memberikan gambaran
umum keadaan institusi sampai saat memasuki tahun 2011.
2.2.2 Memperhatikan bahwa pengembangan institusi tidak dapat terlepas dari kedudukannya
sebagai Unit di bawah Departmen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
dan Universitas Brawijaya, maka pengembangan institusi harus dilandasi isu strategis yang
berdasar dan berangkat dari hasil Evaluasi Diri sebagai kemampuan dasar pengembangan
insitusi.
2.2.3 Isu Strategis merupakan Hal-Hal Strategis yang memerlukan antisipasi dalam bentuk Grand
Strategy, Strategi, Kebijakan, dan Program yang konkrit, spesifik, fisibel, serta berkelanjutan.
2.2.4 Isu Strategis yang dimaksud adalah :
1. Perlu Kebijakan, Strategi, dan Program institusi yang tepat untuk aktif berperan serta
sebagai komponen Diknas, dalam implementasi 3 Pilar Pengembangan Diknas
(Pemerataan dan Perluasan Akses, Peningkatan Mutu, Relevansi, Daya Saing, dan
Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas, dan Pencitraan Publik).
2. Perlu Kebijakan, Strategi, dan Program Institusi yang tepat untuk aktif berperan serta sebagai
Komponen Dikti, dalam implementasi Higher Education Long Term Strategy (HELTS) yaitu
dalam hal Otonomi, Kesehatan Organisasi, dan Daya Saing Nasional.
3. Perlu Kebijakan, Strategi, dan Program Institusi yang tepat untuk aktif berperan serta
sebagai bagian dari Universitas, dalam implementasi Visi, Misi, dan Tujuan Universitas.
4. Perlu rekonstruksi, reorganisasi, refungsionalisasi, dan revitalisasi Struktur Organisasi dan
Manajemen Institusi untuk mempersiapkan diri menjadi bagian suatu Badan Hukum
Pendidikan.
5. Perlu Penyusunan Standar Operasional dan Prosedur yang jelas untuk memberi pedoman
pada prosedur tata kelola, sinkronisasi program dengan infrastruktur dan anggaran yang
menunjangnya disesuaikan dengan kapasitas berkembang institusi bedah.
15
BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
3.1 ARAH KEBIJAKAN
Untuk menjawab Isu-Isu Strategis sebagai hasil Evaluasi Diri serta untuk mencapai Tujuan-Tujuan
yang dijabarkan dari Visi/Misi Institusi, disusun arah kebijakan yang mendasari strategi dalam
melaksanakan kebijakan institusi melalui Program dan Kegiatannya, sebagai berikut :
1. Memperluas daya tampung dan melakukan diversifikasi pendidikan untuk mengembangkan
upaya pemerataan dan perluasan akses pendidikan bidang bedah.
2. Meningkatkan mutu, relevansi, serta daya saing institusi dan lulusannya.
3. Mengembangkan seluruh sumberdaya dan sumberdana untuk mendukung rintisan Pendidikan,
Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat bidang bedah terkini, bermutu, dan bertaraf
internasional.
4. Melakukan reorganisasi, restrukturisasi, dan revitalisasi Organisasi dan Manajemen Institusi
dalam upaya mencapai Otonomi dengan standar mutu institusi, mutu sumberdaya manusia
pengelola, dan mutu pengelolaan pendidikan bedah yang terkemuka dan bertaraf
internsional.
5. Meningkatkan Tata Kelola Institusi menuju Good Governance dan Kapasitas Pengelolaan
(Capacity Building) yang baik.
6. Memanfaatkan potensi eksternal melalui kerjasama berskala regional, nasional maupun
internasional untuk mendukung pengembangan institusi, pendidikan, serta penelitian bidang
bedah.
3.2 Strategi
Untuk menyelenggarakan Institusi melalui Program-Program Pengembangannya, arah kebijakan
dijabarkan kedalam sejumlah strategi yang masing-masing memberi arah kepada implementasi
setiap Kebijakan dalam pelaksanaan setiap Program Kerja di lingkungan Institusi.
1. Strategi Bidang Akademik
Pengembangan Pendidikan
b. Untuk mengembangkan Relevansi Pendidikan perlu :
i. Disusun Program Studi Pendidikan bedah terkini yang dibutuhkan
masyarakat dan negara. Kebutuhan ditetapkan melalui Need Assessment
yang komprehensi agar Program Studi yang dibuka benar – benar sustainable
dan akuntabel.
ii. Dilakukan evaluasi, meta-evaluasi, dan pengembangan Kurikulum Pendidikan
Program Studi secara terus menerus oleh unit khusus yang independen
melibatkan unsur-unsur stakeholder.
iii. Diperlukan upaya berkesinambungan untuk memelihara akuntabilitas
program studi untuk meningkatkan dan mempertahankan akreditasi nasional.
iv. Standarisasi internasional pendidikan untuk mewujudkan Visi/Misi Institusi
dengan mengingat pendidikan adalah core business Institusi.
b. Untuk mengembangkan Mutu dan Daya Saing perlu :
i. Dirumuskan standar penjaminan mutu akademik secara terprogram sebagai
parameter dan indikator yang harus dicapai.
ii. Dilakukan monitoring dan evaluasi secara ajeg oleh unit khusus yang
independen.
iii. Dilakukan usaha intensif dan berkelanjutan untuk meningkatkan dan
mempertahankan akreditasi Institusi setinggi mungkin.
b. Untuk meningkatkan efektivitas Proses Belajar Mengajar, perlu :
i. Menumbuhkan atmosfir akademik yang kondusif bagi proses
belajarmengajar.
16
ii. Meningkatkan motivasi, ketrampilan belajar, dan pembekalan kecakapan
hidup (life skill) untuk meningkatkan daya saing lulusan memasuki pasar
kerja.
iii. Meningkatkan motivasi, kemampuan akademik, dan keterampilan
kependidikan dosen dalam pembelajaran dan pembekalan kompetensi
kepada lulusan.
c. Untuk mengembangkan Pemerataan dan Perluasan Kesempatan Belajar, perlu
meningkatkan daya tampung program studi sesuai dengan berkembangnya
kapasitas untuk memperluas akses bagi lulusan dokter umum yang memasuki Institusi.
Pengembangan Penelitian Pengembangan penelitian dilakukan dengan :
a. Mengembangkan Payung Penelitian berbasis clinical application dibidang bedah
b. Mengembangkan riset unggulan bidang clinical application sebagai bagian
mengembangkan diri menjadi sentra penelitian bedah klinis.
Pengembangan Pengabdian kepada Masyarakat
Pengabdian kepada Masyarakat dilaksanakan melalui 2 tema :
a. Pendidikan kepada Masyarakat, yang dimaksudkan memberikan pembelajaran ilmu dan
keterampilan kepada masyarakat agar dengan ilmu dan keterampilan itu, masyarakat
dapat memberdayakan diri dalam berbagai aspek kesehatan bedah, khususnya dalam
aspek pencegahan dan promotif serta penanganan pertama kasus-kasus orthopaedi.
b. Pelayanan kepada Masyarakat, yang dimaksudkan memberikan pelayanan langsung
pada masyarakat, khususnya dalam aspek kuratif, dan bantuan penanganan
dibidang bedah daerah bencana.
2. Strategi Bidang Organisasi & Manajemen
Pengembangan Organisasi
a. Untuk meningkatkan pengelolaan diperlukan pemangkasan birokrasi, dan
perumusan standar operasi pengukuran akuntabilitas kinerja di lingkungan institusi.
b. Diperlukan kebijakan dan langkah-langkah penyehatan organisasi melalui program-
program dalam rangka capacity building dan Meritokrasi dalam tata kelola
organisasi
Pengembangan Manajemen
a. Manajemen Sumberdaya Manusia
Untuk meningkatkan manajemen sumberdaya manusia, dibutuhkan :
i. Pola rekrutmen berbasis kemampuan / keahlian yang diperlukan (merit-
based recruitment )
ii. Pola promosi dan pembinaan karir bebasis kinerja (performance-based
career development)
iii. Pola penilaian kinerja yang jelas (akuntabilitas kinerja)
b. Manajemen Finansial
Untuk meningkatkan manajemen finansial, diperlukan :
i. Reformasi kebijakan menyangkut sistim keuangan yang transparan dan
akuntabel.
ii. Sistim terintegrasi penganggaran, pendapatan, dan belanja.
iii. Struktur pendanaan yang jelas menyangkut peningkatan kemampuan
memperoleh Dana , kejelasan struktur anggaran, dan pengembangan
kemampuan pendanaan mandiri (revenue & income generating).
c. Manajemen Infrastruktur
i. Seiring dengan bertambahnya jumlah peserta didik (residen) di program studi
sebagai konsekuensi logis penyelenggaraan Strategi utama, pemerataan dan
17
perluasan akses pendidikan bidang bedah perlu dilakukan perluasan serta
penambahan lahan infrastruktur jejaring dan lahan pendidikan.
ii. Penggunaan anggaran untuk pengadaan infrastruktur, baik sarana maupun
prasarana disesuaikan dengan program dan kegiatan yang ditunjangnya
secara langsung.
d. Manajemen Teknologi Informasi
i. Akselerasi pengembangan pendidikan dan penelitian dalam rangka
pencapaian taraf internasional didukung oleh pemanfaatan teknologi
informasi oleh peserta didik (residen) dan dosen
ii. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis RPKPS dioptimalkan dengan pemanfaatan
teknologi informasi khususnya untuk memperbaiki administrasi akademik.
iii. Peningkatan efisiensi dan efektivitas manajemen institusi dibutuhkan
pengembangan sistim informasi manajemen yang baik.
3. Strategi Bidang peserta didik (residen) dan Alumni
Pengembangan peserta didik (residen)
a. Meningkatkan Kemampuan penalaran dan kemampuan belajar peserta didik
(residen) dengan mengembangkan kegiatan kokurikuler untuk meningkatkan
bimbingan cara belajar (Learning How to Learn), berbagai pelatihan keterampilan
intelektual berbasis knowledge and clinical skill.
b. Pengembangan kesejahteraan peserta didik (residen) ditingkatkan melalui penataan
kegiatan ekstrakurikuler dan pengalokasian dan atau pencarian dana untuk pemberian
beasiswa serta pemenuhan kebutuhan sosial eknomis lainnya.
c. Mengatasi permasalahan non akademik yang dapat mengganggu studi peserta didik
(residen) diperlukan peningkatan peran bimbingan dan konseling.
Pengembangan Alumni
a. Bantuan pelatihan berbagai jenis keterampilan hidup (life skills), kewirausahaan
(Entrepreneurship), dan pengembangan Job Placement Centre diperlukan untuk
meningkatkan kesiapan alumni memasuki pasar kerja.
b. Pengembangan Institusi akan lebih kontekstual dan relevan dengan
mengembangkan komunikasi intensip dan kolegialitas untuk meningkatkan dan
memanfaatkan peran alumni dalam memberikan umpan balik kepada
almamaternya.
4. Strategi Bidang Kerjasama Insitusional
Suatu institusi dapat berkembang maksimal tidak hanya dengan mengandalkan kemampuan
internal yang dimiliki melainkan juga dengan pemanfaatan kekuatan-kekuatan eksternal
melalui kerjasama dan networking baik regional, nasional, maupun internasional. Untuk itu
diperlukan strategi :
Kolaborasi
a. Meningkatkan kerjasama dengan Komunitas sebagai Partner dalam mengembangkan
Jejaring Wahana Pendidikan.
b. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga profesi untuk pengembangan soft-skill
peserta didik (residen), dosen, dan tenaga administrasi.
c. Meningkatkan Kerjasama networking untuk pengembangan Pendidikan dan
Penelitian.
d. Meningkatkan Resource Sharing eksternal maupun internal.
Internasionalisasi
a. Mengembangkan Cultural Diversity untuk mengadaptasikan dosen/peserta didik
(residen) dari luar negeri atau dosen/peserta didik (residen) lulusan Institusi ke luar
negeri.
b. Mengembangkan Pendidikanbedah berstandar internasional melalui kerjasama
regional/internasional.
18
BAB IV
KEBIJAKAN & PROGRAM
4.1 Program Bidang Akademik
1. Program Pengembangan Mutu Pendidikan
Sasaran 1
Meningkatkan mutu pendidikan di program studi , terakreditasi tertinggi sesuai
dengan standar nasional dan internasional.
Kebijakan
Meningkatkan Mutu Pendidikan melalui internasionalisasi kurikulum yaitu
mengembangkan kurikulum sesuai standar internasional. Pada skala nasional, Institusi
Program Dokter Spesialis – Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya mengacu
pada standar kompetensi dokter spesialis bedah indonesia yang ditetapkan oleh Kolegium
ilmu bedah dan Perhimpunan dokter spesialis bedah indonesia (PABI).
Program :
a. Internasionalisasi Kurikulum Program Studi sesuai dengan standar Program Studi
dalam dan luar negeri sejenis yang sudah berstandar internasional
b. Mengembangkan Sistim Pembelajaran berstandar internasional
c. Mengembangkan infrastruktur untuk memenuhi standar minimal infrastruktur
Program Studi berkualitas internasional.
Sasaran 2
Menyusun dan menyelenggarakan kurikulum yang dinamis dan memenuhi relevansi
pendidikan bedah, serta adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran dan kesehatan terkini.
Kebijakan
Kurikulum Berbasis Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Semester (RPKPS) perlu
dikembangkan secara berkelanjutan sesuai dengan relevansi pendidikan, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi bedah terkini.
Program
a. Menyusun, melaksanakan dan mengembangkan RPKPS yang bertaraf nasional dan
internaional bagi program studi.
b. Mengembangkan Relevansi Pendidikan dalam kurikulum Program Studi.
Sasaran 3
Meningkatkan kuantitas dan kualitas dosen pengelola seluruh kurikulum program studi
baik dalam hal akademik dan kependidikan.
Kebijakan
Rekruitmen dosen dilakukan dengan mengoptimalkan jumlah calon dosen dan dosen
yang ada mengikuti pendidikan strata yang lebih tinggi dan program peningkatan
kualitas kependidikan.
Seluruh dosen yang ada diharapkan melakukan pengembangan diri dan belajar sepanjang
hayat dengan mengikuti program pendidikan berkelanjutan serta program peningkatan
profesionalitas.
Program
19
a. Mengembangkan pola rekruitmen sesuai dengan rasio dosen peserta didik (residen)
yang memadai dan pembinaan karir dosen.
b. Mengembangkan kemampuan akademik dosen.
c. Mengembangkan kemampuan profesional dalam proses belajar mengajar (Sertifikasi
Dosen)
Sasaran 4
Meningkatkan mutu Proses Belajar Mengajar program studi menyangkut mutu
perancangan, pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar.
Kebijakan
Peningkatan mutu proses belajar mengajar dilaksanakan dengan lebih mengetengahkan
pendekatan belajar Student Centered Learning (SCL)
Program
a. Memanfaatkan Teknologi Informasi dalam pembelajaran berbasis SCL.
b. Mengembangkan Model Proses Belajar Mengajar yang mengacu pada SCL.
Sasaran 5
Meningkatkan upaya pemerataan dan perluasan akses pendidikan bagi seluruh
masyarakat.
Kebijakan
Diperluakan otonomi kelembagaan baik struktural maupun fungsinya untuk mendukung
program-program pemerataan dan perluasan akses pendidikan.
Program
a. Mengembangkan Rumah Sakit Pendidikan untuk peningkatan daya tampung semua
program studi bidang bedah.
b. Mengembangkan media publikasi informasi tulis maupun elektronika tentang
institusi yang acceessible untuk seluruh stakeholders.
c. Meningkatkan daya tampung Program Studi.
d. Menerima peserta didik (residen) putra daerah.
2. Program Pengembangan Mutu Penelitian
Sasaran 6
Menjadi sentra penelitian berstandar internasional.
Kebijakan
Menentukan penelitian unggulan untuk meningkatkan derajat kesehatan orthopaedi
dimasyarakat berstandar internasional.
Program
a. Membentuk Tim Quality Control untuk standarisasi metoda dengan standar
internasional penelitian.
b. Mengembangkan kualitas dan kuantitas analysis expert.
c. Mengembangkan organisasi dan manajemen Laboratorium penelitian.
Sasaran 7
20
Meningkatkan jumlah dan mutu penelitian yang ditandai dengan meningkatnya
pemanfaatan hasil-hasil penelitian tepat guna untuk diaplikasikan pada pendidikan dan
pelayanan kepada masyarakat.
Kebijakan
Mengidentifikasi penelitian-penelitian tepat guna untuk diaplikasikan pada pendidikan
dan pelayanan kepada masyarakat.
Program
Mengembangkan dan memfasilitasi beberapa pohon penelitian dalam bidang bedah,
relevan dengan issue problem kesehatan terkini.
Sasaran 8
Meningkatkan karya ilmiah dan publikasi ilmiah pada tingkat nasional maupun
internasional, serta meningkatkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI).
Kebijakan
Perlu meningkatkan kapasitas meneliti dan menghasilkan karya ilmiah kalangan dosen dan
peserta didik (residen) dan meningkatkan upaya memperoleh hak paten atas hasil
penelitian.
Program
a. Memfasilitasi pengembangan kuantitas, kualitas penelitian, dan penulisan karya
ilmiah.
b. Memfasilitasi publikasi hasil penelitian dan karya ilmiah pada tingkat nasional dan
internasional.
c. Mengembangkan kemampuan memperoleh Hak Atas Kekayaan Intelektual.
3. Program Pengembangan Pengabdian kepada Masyarakat
Sasaran 9
Meningkatnya jumlah dan mutu pengabdian kepada masyarakat baik dalam pendidikan
maupun pelayanan kepada masyarakat dibidang kedokteran dan kesehatan.
Kebijakan
Diperlukan pengembangan Corporate Social Responsibility (CSR), kepekaan sosial dan
peran aktif Institusi dalam menyelesaikan permasalahan bedah di masyarakat.
Program
a. Pengembangan Komponen Pendukung Pengabdian Kepada Masyarakat.
b. Pemetaan potensi insitusi untuk pelaksanaan pendidikan dan pelayanan kesehatan
masyarakat.
c. Pendidikan untuk peningkatan kemampuan masyarakat dalam pelayanan kesehatan
mandiri (health sustainable development).
d. Pengembangan Jejaring Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat dengan
insitusi terkait.
Sasaran 10
Menjadi Pelopor pemberdayaan kader kesehatan desa dalam penanganan kedaruratan
bedah tingkat dasar.
Kebijakan
21
Diperlukan peran aktif Institusi dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan
orthopaedi di masyarakat khususnya masyarakat pedesaan.
Program
a. Need Assessment Kesehatan Desa
b. Peningkatan keterampilan pelayanan kesehatan Desa
c. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat desa tentang dasar-dasar
penanganan Bencana Alam (Basic Disaster management).
4.2 Program Bidang Organisasi dan Manajemen
1. Program Pengembangan Organisasi & Kelembagaan
Sasaran 11
Tersusunnya Struktur Organisasi yang lebih otonom, efektif, efisien, dan produktif,
yang dapat mewadahi penyelenggaraan fungsi-fungsi Institusi dengan optimal, serta
mampu mencapai standar mutu ISO.
Kebijakan
Diperlukan organisasi yang lebih otonomis, berfungsi optimal, mampu mencapai standar
mutu ISO
Program
a. Restrukturisasi organisasi dan penataan struktur standar seluruh komponennya
sesuai dengan keputusan pimpinan Institusi dan dalam kerangka otonomi dan
penyehatan organisasi.
b. Mengembangkan Penjaminan Mutu Institusi (Gugus Jaminan Mutu) dan Penjaminan
Mutu Jurusan (Unit Jaminan Mutu)
c. Meningkatkan kapasitas berkembang (Institutional Capacity Building).
Sasaran 12
Terselenggaranya Fungsi-Fungsi Manajemen/ tata kelola yang sehat, terbuka, kondusif,
transparan, memiliki pencitraan publik yang kuat, dan akuntabel.
Kebijakan
Diperlukan Standard Operating Procedure dalam implementasi Rencana Strategis yang
menjamin pengelolaan institusi yang bersih, sehat, dan akuntabel.
Program
a. Refungsionalisasi seluruh komponen organisasi menuju implementasi fungsi-fungsi
otonomis dan manajemen organisasi yang sehat serta akuntabel.
b. Mengembangkan Standard Operating Procedure yang efektif dan efisien dan
berkelanjutan.
2. Program Pengembangan Manajemen Finansial
Sasaran 13
Berkembangnya kemampuan pengelolaan anggaran berbasis kinerja.
Kebijakan
Diperlukan open management dan Sistim Terpadu Penyusunan Perencanaan Program
dan Penganggaran yang transparan dan akuntabel.
22
Program
a. Mengembangkan kemampuan pengelolaan anggaran berbasis kinerja (termasuk unit
cost setiap kegiatan, kemampuan perencanaan anggaran).
b. Mengembangkan sistim terpadu koordinasi pengelolaan program dan pengelolaan
anggaran.
Sasaran 14
Berkembangnya sistim finansial yang efisien disertai peningkatan kemampuan
pendanaan mandiri.
Kebijakan
Diperlukan Standart Operating Procedure yang menjamin efisiensi sistim finansial serta
pengembangan capacity building pendanaan mandiri (self generating revenue).
Program
a. Mengembangkan sistim dan kebijakan finansial, serta internal audit yang efisien dan
transparan.
b. Meningkatkan kemampuan pendanaan mandiri (self generating revenue) melalui
pelayanan penelitian, pemberian jasa sertifikasi dll.
c. Mengembangkan sistim pengelolaan dana SPP dan sumbangan pendidikan lainnya
untuk pengelolaan program studi yang non birokratis.
d. Memenuhi pendanaan untuk kegiatan pengembangan staf (Pendidikan Kedokteran
Berkelanjutan / PKB)
e. Memenuhi pendanaan untuk pendidikan tingkat lanjut (konsultan)
3. Program Pengembangan Manajemen Sumberdaya Manusia (SDM)
Sasaran 15
Peningkatan capacity building sumberdaya manusia dalam rangka penyehatan
organisasi.
Kebijakan
Diperlukan pengembangan kapasitas sumberdaya manusia melalui pendidikan,
pelatihan dan suasana kondusif untuk mencapai kualitas pengelola dan pengelolaan
organisasi yang optimal.
Program
a. Meningkatkan kapasitas berkembang dosen menyangkut kemampuan dan keterampilan
profesional tenaga kependidikan.
b. Meningkatkan kapasitas berkembang staf dan karyawan dalam manajemen
pendidikan tinggi.
c. Mengembangkan Standar Operating Procedure yang baku dalam manajemen
sumberdaya manusia.
d. Meningkatkan motivasi, spirit, komitmen, dan inovasi dalam bekerja dan berkarya.
Sasaran 16
Terselenggaranya pola pengembangan sumberdaya manusia yang mengacu pada merit-
based recruitment dan reward-punishment yang terukur dengan jujur dan objektif
berdasarkan standar kinerja yang baku.
Kebijakan
23
Diperlukan pengembangan kapasitas sumberdaya manusia berbasis prestasi dalam
melakukan rekrutmen, promosi dan demosi untuk mencapai kualitas pengelolaan
organisasi yang optimal.
Program
a. Menyusun pola rekrutmen, promosi, dan demosi berbasis pada prestasi (merit),
sistim insentif, dan reward-punishment yang terukur, jujur dan objektif.
b. Meningkatkan kesejahteraan dan keselamatan kerja staf dan karyawan terutama
yang bekerja di lingkungan beresiko tinggi.
c. Menyusun Standart Operating Procedure yang baku menyangkut evaluasi dan
pengawasan kinerja staf dan karyawan.
4. Program Pengembangan Manajemen Infrastruktur & Teknologi Informasi
Sasaran 17
Terciptanya sistim pengembangan infrastruktur berbasis teknologi informasi yang
terpadu.
Kebijakan
Diperlukan pengembangan infrastruktur berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
atas dasar program.
Program
a. Mengembangkan Standar Operating Procedure pengadaan, pemanfaatan terpadu,
perawatan, dan pengembangan infrastruktur, khususnya infrastruktur pendidikan,
penelitian, dan kegiatan akademik lainnya.
b. Mengembangkan Sistim Administrasi Akademik berbasis teknologi informasi.
c. Mengembangkan Sistim Administrasi Keuangan berbasis teknologi informasi.
d. Menata dan mengembangkan perpustakaan berbasis teknologi informasi (digital
library) yang mudah diakses oleh dosen dan peserta didik (residen)
Sasaran 18
Peningkatan kemampuan pencitraan publik dan terselenggaranya Sistim Informasi dan
Manajemen berbasis Teknologi Informasi.
Kebijakan
Diperlukan pengembangan Sistim Informasi berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi yang memungkinkan informasi institusi mudah terjangkau masyarakat luas
dalam maupun luar negeri.
Program
a. Mengembangkan Sistim Informasi dan Manajemen untuk penampilan profil,
bulletin, dan kegiatan institusi dalam rangka pencitraan publik terjangkau secara
nasional dan internasional.
b. Mengembangkan Sistim Informasi dan Manajemen peserta didik (residen)dan
Alumni.
c. Mengembangkan Sistim Informasi dan Manajemen On Line dalam institusi.
d. Mengembangkan sumberdaya pengelola sistim informasi berbasis Web.
5. Program Pengembangan peserta didik (residen) dan Alumni
Sasaran 19
Meningkatnya mutu kegiatan peserta didik (residen) dan kemampuan penalaran peserta
didik (residen) berfikir alternatif, skeptik-analitis, kritis, dan self appraisal untuk
mendukung pencapaian kompetensi lulusan yang diinginkan.
Kebijakan
24
Diperlukan pengembangan kemampuan enterpreneurship, soft skill dan life skill
berdasarkan etika dan moral.
Program
a. Mengembangkan kegiatan meningkatkan keterampilan belajar dan penalaran peserta
didik (residen).
b. Mengembangkan keterampilan entrepreneurship, life skill dan soft skill untuk
mempersiap- kan lulusan memasuki pasar kerja.
c. Mengembangkan lingkungan akademik yang kondusif untuk pencapaian kompetensi
lulusan.
d. Meningkatkan peran dan fungsi penasehat akademik, bimbingan dan konseling dalam
pencapaian prestasi akademik.
Sasaran 20
Meningkatnya kesejahteraan spiritual, moral dan material peserta didik (residen).
Kebijakan
Diperlukan fasilitasi bagi peserta didik (residen) untuk mengembangkan kemampuan
entrepreneurship, soft skill dan life skill berdasarkan etika.
Program
a. Memperluas pemberi dan penerima beasiswa bagi peserta didik (residen) yang
kurang mampu dan atau peserta didik (residen) berprestasi
b. Mengembangkan sistem reward bagi peserta didik (residen) berprestasi
c. Meningkatkan motivasi dan peran serta peserta didik (residen) dalam kegiatan
peserta didik (residen).
d. Mengembangkan sistem perlindungan kesehatan peserta didik (residen)
Sasaran 21
Meningkatnya pemahaman dan toleransi Keberagaman Budaya di lingkungan Peserta
didik (residen).
Kebijakan
Perlu disusun pola rekrutmen dan pembinaan peserta didik (residen) dengan
memperhatikan aspek keberagaman budaya (multikultural).
Program
a. Peningkatan pembinaan keagamaan untuk membentuk pribadi insan akademisi yang
menjunjung etika dan moral.
b. Pembinaan wawasan kebangsaan dan pemberian appresiasi terhadap keragaman
budaya.
c. Peningkatan kepekaan dan kepedulian sosial peserta didik (residen) terhadap
problema kemasyarakatan.
d. Membangun komunikasi intensip dengan peserta didik (residen) tentang pengaruh
budaya terhadap pengembangan ilmu
Sasaran 22
Meningkatnya peran serta alumni dalam pengembangan diri, dan almamater.
Kebijakan
Perlu disusun program-program pembinaan alumni untuk pengembangan diri, dan
pendayagunaan alumni untuk pengembangan almamater.
25
Program
a. Mengembangkan komunikasi yang intensif dengan alumni, dan stakeholder.
b. Meningkatkan peran alumni dalam pengembangan kurikulum dan kelembagaan.
c. Meningkatkan kegiatan ilmiah bagi alumni di daerah.
d. Mengembangkan Internalisasi semangat kolegialitas alumni
6. Program Pengembangan Kerjasama Institusional
Sasaran 23
Terciptanya Kerjasama yang mampu dengan efektif mengoptimalkan networking dan
resource sharing untuk pengembangan Jejaring Lahan Belajar bagi seluruh Program Studi di
lingkungannya.
Kebijakan
Pelu dibangun networking untuk meningkatkan kerjasama institusi baik dengan institusi
nasional maupun internasional.
Program
a. Meningkatkan kerjasama dalam dan luar negeri untuk pengembangan Jejaring Lahan
Pendidikan di dalam dan luar negeri.
b. Mengembangkan program pengiriman peserta didik (residen) ke institusi pendidikan
bedah di luar negeri.
Sasaran 24
Berkembangnya Kerjasama dan Afilialisasi dalam dan Luar Negeri, dalam rangka
peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing, di bidang pengembangan institusi, pendidikan
dan penelitian termasuk didalamnya memperoleh donasi dalam pengembangan
penelitian.
Kebijakan
Perlu pengembangan kemampuan melakukan kerjasama, afiliasi, maupun resource
sharing dalam pendidikan dan penelitian melalui sebuah network yang baik, bersifat
operasional, dan berdimensi nasional maupun internasional.
Program
a. Resource Sharing dan Networking untuk optimalisasi pendidikan bertaraf
internasional.
b. Mengembangkan Kerjasama Penelitian.
c. Mengembangkan Kerjasama Internasional untuk internasionalisasi Kurikulum.
d. Mengembangkan Kerjasama untuk pengembangan e-Learning.
Sasaran 25
Berkembangnya Kerjasama Luar Negeri dalam rangka pencitraan publik secara
internasional, pencapaian standar-standar internasional pendidikan, dan pengembangan
cultural diversity sebagai bagian komunitas internasional (world citizen).
Kebijakan
Diperlukan peningkatan kemampuan mencitrakan diri, pemahaman wawasan
internasional, kemampuan berkolaborasi, dan langkah-langkah sistimatis menuju
internasionalisasi pendidikan bedah.
Program
a. Mengembangkan kerjasama dengan luar negeri.
b. Mengembangkan web-site Institusi untuk pencitraan publik internasional.
27
BAB V
INDIKATOR KINERJA
A. BIDANG AKADEMIK
A.1. Pendidikan
No Standar Parameter Indikator Target
Pencapaian
1 MutuPendidikan Akreditasi Program
Studi
Akreditasi A oleh BAN-PT
Akreditasi A Kolegium Pendidikan Dokter Spesialis Bedah
2014
2014
2 kurikulum Kurikulum Nasional
Terlaksanakannya kurikulum berbasis RPKPS
Terlaksanakannya kurikulum berbasis kompetensi sesuai dengan kompetensi dokter spesialis bedah indonesia yang ditetapkan oleh Kolegium ilmu bedah dan Perhimpunan dokter spesialis bedah indonesia (PABI).
2014
2014
3 Dosen
Rasio dosen :
peserta didik
1:3 2015
Kualifikasi jenjang
pendidikan
Tiap dosen memiliki sertifikasi dosen dari institusi sertifikasi yang diakui secara nasional
2015
Kualifikasi strata
pendidikan S3
80% staf pengajar S3 2015
4 Mutu proses
belajar mengajar
Pedoman akademik Tersedia dan selalu up to date
2014
Standar proses
pembelajaran
Ada mini CX
1 ruang morning report dengan kapasitas peserta didik 46 orang dengan perangkat multimedia
2014
2015
Ketersediaan mudol
dan log book
Evaluasi mudol dan log book secara kontinue
2012
Standar pelatihan
dan ketrampilan
Pelatihan dan kursus rutin 1 kali pertahun
2011
Infrastruktur
minimal
Fasilitas internet
Perpustakaan mini dan digital library
2012
5 Lulusan
Lama studi 90% tepat waktu 2014
Indeks prestasi
kumulatif
3,0 2014
Sertifikasi
kompetensi
100% 2014
28
6
Kemampuan
pemerataan dan
perluasan akses
pendidikan
Daya tampung Penerimaan peserta didik 4 orang persemester
2011
Pemerataan
Memberikan peluang kepada peserta didik kiriman dari daerah yang tertinggal
2015
7 Kendali mutu
akademik
Audit internal mutu
akademik
Berfungsinya KPKPS dan mini cx
2014
Audit eksternal
mutu akademik
Berfungsinya BAN-PT 2015
Audit eksternal
kompetensi lulusan
Berfungsinya kolegium ilmu bedah
Kelulusan peserta didik dalam board examination sebesar 100%
2011
2015
A.2. Penelitian
No Standar Parameter Indikator
1 Kualitas
penelitian Sentra penelitian
Terbentuknya 5 pohon penelitian: trauma, congenital, degeneratif, infeksi, dan metabolik
Tersedianya sarana dan prasarana penelitian
2013
2015
2 Jumlah
penelitian
Calon penelitian 8/tahun 2015
Penelitian
pengembangan ilmu
4/tahun 2015
Penelitian terapan 2/tahun 2015
3 Kualitas
penelitian
Hibah kompetisi
penelitian
2/tahun 2014
Aplikasi penelitian
tepat guna
2/tahun 2015
4
Karya ilmiah
dan publikasi
ilmiah
Publikasi nasional 8/tahun 2014
Publikasi
internasional
2/tahun 2015
5
Hak atas
kekayaan
intelektual
Perolehan hak paten
2/tahun 2015
A.3. Pengabdian Kepada Masyarakat
No Standar Parameter Indikator
1 Jumlah kegiatan
Pendidikan
kesehatan
masyarakat
4 kegiatan/tahun 2015
Pelayanan
kesehatan
2/tahun 2015
29
masyarakat
2
Kualitas
institusional
pengabdian
kepada
masyarakat
Sentra pengabdian
masyarakat
Berfungsinya program rutin dari sentra pengabdian kepada masyarakat untuk pembinaan kader masyarakat
2015
B. BIDANG ORGANISASI & MANAJEMEN
No Standar Parameter Indikator
1 kelembagaan Rencana strategis Ada dan dievaluasi setiap tahun
2013
2 Tata kelola
organisasi
Standart operating
procedure
Berfungsinya SOP tata kelola
2013
Berfungsinya SOP infrastruktur
2013
Berfungsinya SOP finansial
2013
Berfungsinya SOP sumber daya manusia
2013
Berfungsinya SOP teknologi informasi
2013
3 Kualitas
pengelolaan
Standar mutu
pengelolaan
Tercapainya standar mutu
2015
4 akuntabilitas
Efektifitas Nilai baik laporan akuntabilitas kinerja institusi
2015
Efisiensi
Produktifitas
C. BIDANG PESERTA DIDIK (RESIDEN)& ALUMNI
No Standar Parameter Indikator
1 Kelembagaan Manajemen organisasi Berfungsinya tata
kelola organisasi karesidenan
2013
2 Minat dan bakat Olahraga dan seni
Fasilitasi institusi pada bidang olahraga sepakbola
Fasilitasi institusi pada bidang olahraga sepeda
Fasilitasi institusi pada bidang seni (musik)
2014
2013
2011
3 Kesejahteraan Bimbingan konseling
Ada dan berfungsinya bimbingan dan konseling peserta didik
SOP pembimbingan
2011
30
terhadap peserta didik 2011
Beasiswa
Jalur DikNas / Dikti / DepKes / Universitas
Swasta dan lembaga donasi
2013
2015
4 Pengembangan
Alumni
Penempatan kerja Berfungsinya pos
penempatan kerja alumni
2014
Pengembangan keilmuan
dan profesionalisme
Continuing education 1 kali pertahun
2015
Kesejawatan Reuni alumni 1 kali dalam 5 tahun
2015
5 Peran alumni
untuk almamater
Studi
pengembangan/umpan
balik
Tracer study 2 kali dalam masa resntra (mengikuti alur universitas)
2014
D. BIDANG KERJASAMA INSTITUSIONAL
No Standar Parameter Indikator
1 Kerjasama
pendidikan
Pengembangan
rumah sakit
pendidikan
Memorandum of understanding dalam negeri 4 / 5 tahun
Memorandum of understanding luar negeri 2 / 5 tahun
2014
2016
2 Kerjasama
penelitian
Pendanaan
penelitian
Memorandum of understanding donor dalam negeri 4 / 5 tahun
Memorandum of understanding donor luar negeri 2 / 5 tahun
2015
2016
3 Kerjasama
peserta didik
Pengiriman peserta
didik
2 kali pertahun 2013