Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa...

70

Transcript of Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa...

Page 1: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai
Page 2: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 1

RENCANA STRATEGIS PENGEMBANGAN DESTINASI DAN INDUSTRI PARIWISATA

KEMENTERIAN PARIWISATA TAHUN 2015 -2019

Page 3: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 2

Kata Pengantar

Dalam rangka perwujudan amanat Peraturan Presiden RI no 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 serta sesuai dengan

Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional No 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan

Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) 2015 - 2019 bahwa Unit Organisasi

Eselon I dapat menyusun Renstra-Unit Organisasi Eselon I sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya yang yang merupakan penjabaran dari visi dan misi Kementerian/Lembaga dalam

rangka pencapaian sasaran pembangunan nasional secara menyeluruh.

Dalam kaitan dengan hal tersebut di atas, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan

Industri Pariwisata yang merupakan salah satu Unit Eselon I pada, Kementerian Pariwisata

telah menyusun Rencana Strategis Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun

2015 – 2019 (Renstra PDIP 2015 – 2019) yang memuat Kondisi umum, Potensi dan Masalah,

Visi, Misi, Tujuan, Sasaran serta Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Destinasi dan

Industri Pariwisata dari tahun 2015 sampai dengan 2019 sebagai upaya memberikan

informasi yang akuntabel dan terpercaya manyangkut program dan kegiatan untuk

mencapai target dan sasaran pembangunan kepariwisataan nasional 2015 - 2019.

Dengan berpedoman dengan Renstra ini, seluruh satuan kerja di lingkungan Unit Eselon I

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata dapat menyelenggarakan

kegiatan secara lebih sistematis, konsisten, dan seimbang sehingga pencapaian kinerja

rencana strategis yang telah ditetapkan ini dapat dengan mudah diukur.

Pada kesempatan yang baik ini, kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu penyelesaian Renstra PDIP 2015 – 2019 ini, semoga kerja sama ini dapat

ditingkatkan di masa yang akan datang.

Jakarta, Oktober 2015 Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata DADANG RIZKI RATMAN, SH, MPA

Page 4: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 3

Daftar Isi

Kata Pengantar 1

Daftar Isi 2

Bab I. Pendahuluan 3

1.1. Kondisi Umum 3

1.2. Potensi dan Permasalahan 44

Bab II. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis 48

2.1. Visi 48

2.2. Misi 49

2.3. Tujuan 50

2.4. Sasaran Strategis 50

Bab III. Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan 51

3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata

dalam UU no 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan PP no 50 Tahun 2011

tentang RIPPARNAS tahun 2010 – 2025

51

3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata

dalam Peraturan Presiden No 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 2015 - 2019

54

3.3. Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata

dalam Rencana Strategis Kementerian Pariwisata Tahun 2015 - 2019

55

3.4. Arah Kebijakan dan Startegi Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata

Tahun 2015 - 2019

56

3.5. Kerangka Regulasi 70

3.6. Kerangka Pendanaan 78

Bab IV. Target Kinerja dan Pendanaan 79

4.1. Target Kinerja 79

4.2. Kerangka Pendanaan 84

Bab V. Penutup 85

Lampiran :

Lampiran I. Matriks Kinerja dan Pendanaan 86

Lampiran II. Matriks Kerangka Regulasi 87

Page 5: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 4

Bab I Pendahuluan

1.1 Kondisi Umum

A. Kondisi Umum Kepariwisatan Global dan Nasional

- United Nation World Tourism Organizations (UNWTO) mengakui bahwa sektor pariwisata

adalah sektor unggulan (tourism is a leading sector) dan merupakan salah satu kunci penting

untuk pembangunan wilayah di suatu negara dan peningkatan kesejahteraan bagi

masyarakat. Meningkatnya destinasi dan investasi pariwisata, menjadikan sektor pariwisata

sebagai faktor kunci dalam pendapatan ekspor, penciptaan lapangan kerja, pengembangan

usaha dan infrastruktur. Sektor Pariwisata telah mengalami ekspansi dan diversifikasi

berkelanjutan, dan menjadi salah satu sektor ekonomi yang terbesar dan tercepat

pertumbuhannya di dunia. Data Organisasi PBB untuk Pariwisata/United Nation World

Tourism Organization/UNWTO (UNWTO Tourism Highlight, 2014), menunjukkan bahwa

kontribusi sektor pariwisata terhadap GDP dunia sebesar 9%, 1 dari 11 pekerjaan diciptakan

oleh sektor pariwisata, kontribusi terhadap nilai ekspor dunia sebesar USD 1.4 trilliun atau

setara dengan 5% ekspor yang terjadi di dunia. Meskipun krisis global terjadi beberapa kali,

jumlah perjalanan wisatawan internasional tetap menunjukkan pertumbuhan yang positif,

ketika pada tahun 1950 pergerakan wisatawan internasional di dunia hanya 25 juta orang

dan maka tahun 2014 pergerakan wisatawan internasional telah menembus jumlah 1 milyar

lebih orang yang melakukan pergerakan untuk berkunjung ke destinasi pariwisata di seluruh

dunia. UNWTO memperkirakan pada tahun 2030 jumlah pergerakan wisatawan

internasional yang berkunjung ke destinasi pariwisata dunia akan mencapai jumlah 1,8

milyar orang dan pergerakan wisatawan domestik sebanyak 5 sampai 6 milyar orang.

Page 6: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 5

Gambar 1.1. Diagram Sektor Pariwisata adalah Sektor Unggulan di Tingakt Global

- Ditingkat nasional, pencapaian penting kinerja pembangunan kepariwisataan nasional pada

periode tahun 2010-2014, antara lain kontribusi 4% terhadap PDB Nasional (peringkat 4

nasional penghasil devisa setelah minyak dan gas, batu bara, kelapa sawit), penyerapan

10,13 juta tenaga kerja, menghasilkan devisa nasional sebesar 10 milyar USD. Hal tersebut

karena sektor Pariwisata mampu menarik kunjungan wisatawan mancanegara (wisman)

sebanyak 9,4 juta orang dan menggerakkan 250 juta perjalanan wisatawan nusantara

(wisnus) dengan perbelanjaan sebesar 177 triliun rupiah pada tahun 2014.

-

-

Page 7: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 6

- Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) pada tahun 2014 mencapai rekor tertinggi yaitu

9,4 juta wisman (tingkat pertumbuhan 7,2%). Pertumbuhan kedatangan wisman ke

Indonesia tahun 2014 adalah 7,2%, lebih tinggi dari pada rata-rata pertumbuhan dunia yang

hanya 4,7%. Apabila dilihat dari perhitungan per-bulan, maka rata-rata kedatangan

wisatawan mancanegara pada Januari-November = 775,000 kedatangan, namun untuk

pertama kalinya dalam sejarah pariwisata Indonesia jumlah kedatangan pada Desember

2014 mencapai lebih dari 900.000 kedatangan.

Tabel 1.1. Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Peroleh Devisa Pariwisata Tahun 2011 - 2015

- Sedangkan perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) senantiasa meningkat dari tahun ke

tahun dan berkontribusi pada perekonomian daerah. Pada tahun 2013, jumlah Wisatawan

Nusantara mencapai 250 juta perjalanan dengan pertumbuhan 1,9% dibandingkan dengan

tahun sebelumnya. Jumlah ini menghasilkan pengeluaran wisatawan nusantara sebesar Rp.

178 triliun.

Gambar 1.2. Diagram Jumlah Wisatawan Nusantara Tahun 2001 - 2014

Page 8: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 7

B. Kondisi dan Capaian Pembangunan Destinasi dan Industri Pariwisata

Capaian kinerja Pengembangan Destinasi Pariwisata berdasarkan pada Penetapan Kinerja

adalah dengan membandingkan target dengan realisasi. Analisis capaian kinerja Direktorat

Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata berdasarkan penetapan kinerja dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1) Jumlah penerimaan devisa wisatawan

Kondisi dan capaian pembangunan destinasi dan industri pariwisata didasarkan pada

Permen No: PM.35/UM.001/MPEK/2012 tentang Rencana Strategis Kementerian Pariwisata

dan Ekonomi Kreatif Tahun 2012-2014. Dalam pengembangan destinasi wisata, terdapat

beberapa masalah utama yang harus dihadapi, yaitu perubahan iklim dan bencana alam,

ketidaksiapan masyarakat pada daerah yang menjadi destinasi wisat/ Pemberdayaan

masyarakat di daerah destinasi Indonesia belum optimal, ketidaksiapan sarana, prasarana,

dan infrastruktur destinasi/ Ketersediaan dan konektivitas infrastruktur destinasi Indonesia,

dan rendahnya nilai, jumlah dan pertumbuhan investasi, serta iklim usaha yang tidak

kondusif. Berdasarkan atas permasalahan tersebut, maka destinasi dan industri pariwisata

diberikan mandat untuk mengembangkan kepariwisataan berkelas dunia, berdaya saing, dan

berkelanjutan serta mampu mendorong pembangunan daerah. Dengan dua tujuan utama :

(1) Peningkatan kontribusi ekonomi kepariwisataan Indonesia; (2) Peningkatan daya saing

kepariwisataan Indonesia. Untuk peningkatan daya saing kepariwisataan Indonesia terdapat

3 (tiga) sasaran dengan 2 (dua) sasaran diampu oleh satuan kerja yang bertanggung jawab

terhadap pengembangan destinasi pariwisata yaitu : (1) Meningkatnya citra kepariwisataan

Indonesia dan (2) Terciptanya diversifikasi destinasi pariwisata. Meningkatnya citra

pariwisata Indonesia dapat dikenali antara lain dengan : Jumlah lokasi Destinasi Pariwisata

Nasional (DPN) yang difasilitasi untuk meningkatkan kualitas tata kelola destinasi

(Destination Management Organization/DMO). Jumlah lokasi Destinasi Pariwisata Nasional

(DPN) yang difasilitasi untuk meningkatkan kualitas tata kelola destinasi dihitung melalui

lokasi yang difasilitasi dengan skema peningkatan gerakan kesadaran kolektif stakeholders,

pengembangan manajemen destinasi, pengembangan bisnis, dan penguatan organisasi

pengelolaan destinasi pariwisata. Peningkatan kualitas tata kelola destinasi (DMO) dilakukan

dengan prinsip partisipatif, keterpaduan, kolaboratif, dan berkelanjutan melalui

pendekataan proses, sistematik, dan manajerial. Indikator lokasi DPN yang difasilitasi

menunjukkan upaya Kemenparekraf untuk mewujudkan peningkatan aktivitas untuk

fasilitasi dan pemberdayaan kepada pemangku kepentingan sehingga mewujudkan

penerapan konsep tata kelola destinasi yang berkualitas di lokasi DPN.

Page 9: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 8

Semakin banyak lokasi DPN yang difasilitasi maka semakin besar masyarakat yang terlibat

dalam pengembangan destinasi wisata dengan tata kelola yang baik.

Sedangkan agar terjadi penciptaan diversifikasi destinasi pariwisata maka Indikator yang

digunakan untuk mengukur pencapaian sasaran terciptanya diversifikasi destinasi pariwisata

adalah: (1) Jumlah lokasi daya tarik di DPN yang dikembangkan menjadi destinasi pariwisata.

Jumlah DPN adalah sebanyak 50 DPN yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di setiap

DPN terdapat Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)/Kawasan Pengembangan

Pariwisata Nasional (KPPN) yang didalamnya terdapat beberapa daya tarik yang dapat

dikembangkan. Setiap tahunnya Kemenparekraf akan mengembangkan daya tarik wisata

baik yang bersifat rintisan, pemeliharaan maupun revitalisasi dari daya tarik wisata yang ada.

(2) Jumlah desa yang difasilitasi untuk dikembangkan sebagai desa wisata. Desa wisata yang

difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri.

Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai penerapan prinsip community based tourism

untuk melibatkan masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata setempat. Semakin

banyak desa yang dapat difasilitasi maka diharapkan desa tersebut dapat menjadi alternatif

tujuan wisata dan dapat meningkatkan lama tinggal serta pengeluaran wisatawan di

Indonesia. (3) Jumlah pola perjalanan yang dikembangkan. Pola perjalanan pariwisata adalah

struktur, kerangka, dan alur perjalanan wisata dari satu titik destinasi ke titik destinasi

lainnya yang saling terkait yang berisi informasi tentang fasilitas, aktivitas, dan pelayanan

yang memberikan berbagai pilihan perjalanan wisata bagi industri maupun individu

wisatawan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan dalam melakukan perjalanan

wisata. Semakin bervariasi pola perjalanan yang ditawarkan maka diharapkan dapat

meningkatkan minat wisatawan untuk berwisata di Indonesia. Berdasarkan atas hal tersebut,

sesuai Matriks Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja Jangka Menengah dan Tahunan

Kemenparekraf tahun 2012 – 2014 maka dirumuskan sebagai berikut :

Tujuan/Sasaran/Indikator Satuan Indikator

2010 2011 2012 2013 2014

Meningkatnya Citra Kepariwisataan Jumlah lokasi KSPN yang difasilitasi untuk meningkatkan kualitas tata kelola destinasi (DMO)

Lokasi 2 15 15 15 15

Terciptanya diversifikasi destinasi pariwisata Jumlah lokasi daya tarik di DPN yang dikembangkan menjadi destinasi pariwisata

Daerah 7 29 29 29 29

Jumlah desa yang difasilitasi untuk dikembangkan sebagai desa wisata

Desa 200 569 978 963 1.342

Jumlah pola perjalanan yang dikembangkan Pola 10 20 13 20 13

Sumber : Renstra Kemenparekraf 2010 -2014

Page 10: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 9

Pengembangan Destinasi Pariwisata merupakan program utama Direktorat Jenderal

Pengembangan Destinasi Pariwisata (Ditjen PDP). Dalam mengembangkan Destinasi

Pariwisata, Ditjen PDP memiliki visi: “Mengembangkan Destinasi dan Industri Pariwisata

Berkelas Dunia, Berdaya Saing, dan Berkelanjutan serta Mampu Mendorong Pembangunan

Daerah”, yang dijabarkan menjadi 3 misi utama, yaitu:

1. Peningkatan kontribusi ekonomi kepariwisataan melalui pengembangan destinasi;

2. Peningkatan daya saing kepariwisataan Indonesia melalui pengembangan destinasi; dan

3. Menciptakan tata pemerintahan Ditjen PDP yang responsif, transparan dan akuntabel.

Program pengembangan destinasi pariwisata pada tahun 2012-2014, diimplementasikan

melalui 6 kegiatan pokok, yaitu: (1) peningkatan perancangan destinasi dan investasi

pariwisata; (2) pengembangan daya tarik wisata; (3) pengembangan industri pariwisata; (4)

pemberdayaan masyarakat di destinasi wisata; (5) pengembangan wisata minat khusus,

konvensi, insentif dan even; dan (6) dukungan manajemen dan tugas teknis pengembangan

destinasi pariwisata lainnya.

Tujuan pelaksanaan Program Pengembangan Destinasi Pariwisata adalah:

1. Peningkatan devisa dan pengeluaran wisatawan;

2. Peningkatan investasi di sektor pariwisata;

3. Peningkatan kontribusi kepariwisataan terhadap kualitas dan kuantitas tenaga kerja

nasional;

4. Peningkatan citra kepariwisataan Indonesia;

5. Peningkatan diversifikasi destinasi pariwisata;

6. Peningkatan kualitas kinerja organisasi Ditjen PDP; dan

7. Penguatan dan peningkatan kualitas SDM Ditjen PDP.

Kegiatan pokok dalam program pengembangan destinasi pariwisata tahun 2010–2014 yang

sesuai dengan tugas dan fungsi Ditjen PDP Kemenparekraf, meliputi:

1. Perancangan Destinasi dan Investasi Pariwisata, melalui: pemetaan kawasan

strategis/KEK di pariwisata, penyusunan kriteria penetapan kawasan strategis/KEK

pariwisata, identifikasi, assessment dan inventarisasi potensi kreatif masyarakat,

penataan kawasan yang dapat menjadi zona kreatif (desa wisata, sentra cinderamata,

padepokan seni), perancangan model pemanfaatan kreativitas masyarakat, perancangan

model zona kreatif terintegrasi (integrated creative zone), bimbingan teknis produksi

berbasis kreativitas, mendorong peningkatan iklim investasi pariwisata, penyusunan

profil dan proposal investasi pariwisata daerah, partisipasi ASEAN tourism investment

forum, partisipasi pada even investasi pariwisata, promosi investasi pariwisata melalui

media, pelaksanaan ITID (Indonesia Tourism Investment Day), koordinasi penetapan

kawasan pariwisata (KEK), fasilitasi koordinasi percepatan pembangunan fasilitas,

Page 11: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 10

konektivitas dan bandara/pelabuhan/marina, penerapan tata kelola desitinasi pariwisata

(DMO), Pelaksanaan Konferensi DMO

2. (Destination Managment Organization) dalam rangka peningkatan pengelolan destinasi,

penyusunan masterplan destinasi, dan fasilitasi pengembangan kawasan strategis

pariwisata.

3. Pengembangan Daya Tarik Wisata, melalui: penilaian kelayakan dukungan

pembangunan fasilitas pariwisata di daerah, penyusunan dan penerapan pedoman

pengembangan destinasi pariwisata berwawasan lingkungan, penyusunan kebijakan

pengembangan daya tarik wisata alam/bahari dan budaya, penyusunan penerapan

pedoman dan kriteria pengembangan daya tarik wisata, fasilitasi kerjasama lintas sektor

pengembangan daya tarik wisata, dukungan dan fasilitasi pengembangan daya tarik

wisata di daerah, pengembangan pulau-pulau terluar dan daerah perbatasan yang

memiliki potensi pariwisata, bimbingan teknis pengembangan daya tarik wisata, desk

study pengembangan daya tarik wisata, koordinasi regional pengembangan daya tarik

wisata, pengenalan daya tarik wisata, pendukungan pembangunan daya tarik,

mendorong perbaikan dan peningkatan kualitas jaringan prasarana dan sarana

pendukung pariwisata, meningkatkan sarana dan prasarana pariwisata di daerah,

fasilitasi kerjasama lintas sektor pengembangan daya tarik wisata di koridor V MP3EI,

pemantauan dan evaluasi serta penataan manajemen produk dan kebijakan daya tarik

wisata alam/bahari dan wisata budaya di 29 lokasi.

Pencapaian tahun 2010 -2014 :

1. Kawasan Ekonomi Khusus/ KEK Pariwisata sampai tahun 2015 telah ditetapkan 2

lokasi yaitu : (1) KEK Mandalika, NTB; (2) KEK Tanjung Lesung, Banten;

2. Tindak lanjut amanat PP no 50 Tahun 2011 tentang Ripparnas, telah disusun

Rencana Detil Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) : KSPN Toba Dskt;

KSPN Komodo Dskt; KSPN Sanur Nusa Dua Kuta Dskt; KSPN Bromo Tengger

Semeru dskt; KSPN Toraja dskt; KSPN Kepulauan Seribu Dskt.

3. Penerapan Program tata kelola desitinasi pariwisata (DMO) di 16 lokasi KSPN

selama tahun 2010 -2014 : Toba; Weh; Kota Tua Jakarta; Pangandaran;

Borobudur; Bromo Tengger Semeru; Tanjung Puting; Derawan; Toraja; Bunaken;

Wakatobi; Raja Ampat; Flores; Rinjani;Batur; Sanur.

4. Penyusunan profil investasi dan promosi investasi sektor pariwisata : tersusun

profil 19 lokasi potensial investasi sektor pariwisata di Indonesia.

Page 12: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 11

4. Pengembangan Industri Pariwisata, melalui: melakukan konsolidasi akses transportasi

mancanegara dan dalam negeri, terutama ke 10 tujuan pariwisata Indonesia,

meningkatkan kerjasama dan keterpaduan pengembangan akses wisman dan wisnus,

dukungan peningkatan kapasitas usaha dan industri pariwisata, penyusunan standar

usaha di sektor usaha daya tarik dan sarana pariwisata, penyusunan materi uji sertifikasi

usaha sarana pariwisata, peningkatan kapasitas organisasi/asosiasi di sektor usaha

sarana pariwisata, pelaksanaan bimbingan teknis pengembangan usaha sarana

pariwisata, sosialiasai penerapan green hotel, fasilitasi work place auditor sektor usaha

sarana pariwisata, dukungan penyelenggaraan ASEAN Green Hotel Awards, penyusunan

standar usaha jasa pariwisata, penyusunan materi uji setifikasi usaha jasa pariwisata,

penyusunan pedoman pelaksaaan sertifikasi usaha pariwisata, peningkatan kapasitas

organisasi/asosiasi di sektor usaha jasa pariwisata, pelaksanaan bimbingan teknis

pengembangan usaha jasa pariwisata, fasilitasi work place auditor sektor usaha jasa

pariwisata, pengembangan jaringan moda transportasi di 10 destinasi pariwisata,

fasilitasi pembentukan Lembaga Sertifikasi Usaha (LSU) sektor pariwisata, diseminasi

standar usaha pariwisata, fasilitasi Tourist Guide Contest Nasional, review travel pattern

nontematik, penyusunan travel pattern nontematik, koordinasi kebijakan CIQ,

perpajakan dan PNBP, pelaksanaan bimtek pelayanan prima, gerakan Indonesia bersih di

bandara/pelabuhan, pelaksanaan advokasi/pendampingan tata cara pendaftaran usaha

pariwisata (TDUP).

Pencapaian tahun 2010 -2014 :

1. Fasilitasi penataan daya tarik wisata melalui dana Tugas Pembantuan (TP)

selama kurun waktu 2012 – 2014 telah difasilitasi 149 daya tarik wisata.

2. Tiga (3) tahun MP3EI di Koridor Ekonomi Bali – Nusa Tenggara dengan tema

“Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan Nasional” menunjukkan

bahwa sektor pariwisata memiliki nilai investasi yang tinggi (di luar infrastruktur)

baik dari jumlah maupun nilai proyek. Jumlah proyek mencakup 14 kegiatan

dengan nilai proyek Rp. 163.005 Miliar;

3. Pemberian penghargaan bagi pengelola daya tarik wisata berwawasan

lingkungan dengan nama Penghargaan Cipta Pesona Wisata atau lebih dikenal

CIPTA Award kurun waktu 2010 – 2013. Tahun 2013 diikuti peserta sebanyak

144 daya tarik wisata dari 27 Propinsi, dengan katagori yang dilombakan yaitu :

pengelolaan daya tarik wisata alam, daya tarik wisata budaya dan daya tarik

wisata buatan baik yang dikelola Pemerintah, Pemda, BUMN/D, BUMS/LSM atau

perorangan.

4. Penataan daya tarik wisata berbasis pemberdayaan masyarakat dan ekowisata

di kawasan alami atau disebut CBET yang merupakan komitmen kerjasama

regional dkawasan BIMP EAGA, adapun lokasi sasaran mencakaup di taman

Nasional Tanjung Putting, Taman Nasional Danau Sentarum, Taman Nasional

Kayan Mentarang dan Kota Manado Tua.

Page 13: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 12

4. Pemberdayaan Masyarakat di Destinasi Pariwisata, melalui: gerakan sadar wisata di

media, penyusunan kebijakan sistem manajemen pengamanan di usaha pariwisata,

penyusunan pedoman Indonesia Bersih, penyusunan review pedoman bahan sadar wisata,

penyusunan instrumen monitoring dan evaluasi, penyusunaan kajian pemberdayaan

masyarakat di destinasi pariwisata, penyusunan kajian program pembinaan sadar wisata,

pelaksanaan monitoring dan evaluasi, pembinaan dan pembentukan kelompok sadar wisata,

pembinaan sadar wisata di kalangan pramuka, bimbingan teknis pengamanan di destinasi

pariwisata, bimbingan teknis pencegahan eksploitasi seksual anak dan pencegahan HIV dan

AIDS di lingkungan pariwisata, pencegahan penyakit zoonosis di lingkungan pariwisata,

gerakan nasional sadar wisata dan aksi sapta pesona, pemanfaatan media tradisional dalam

rangka sadar wisata, pemanfaatan media elektronik dalam rangka pemberdayaan

masyarakat, pemanfaatan media cetak dalam rangka pemberdayaan masyarakat, gerakan

Indonesia Bersih, penghargaan sapta pesona toilet bersih, kegiatan lomba foto sadar wisata.

Pencapaian tahun 2010 -2014 :

1. Penyelesaian kebijakan/regulasi peraturan menteri untuk : pendaftaran usaha

pariwisata (Tanda Daftar Usaha Pariwisata) dan sudah diterapkan sejak tahun

2010.(amanat UU no 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan)

2. Penyusunan kebijakan/regulasi standar usaha pariwisata, sampai tahun 2014

telah diselesaikan sebanyak 27 peraturan menteri terkait standar usaha

pariwisata.(amanat UU 10 Tahun 2009 dan PP no 52 Tahun 2012 tentang

Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha Pariwisata)

3. Pembentukan Komisi Lembaga Sertifikasi Usaha bidang pariwisata

4. Fasilitasi pembentukan Lembaga Sertifikasi Usaha (LSU) pariwisata 20 LSU

5. Fasilitasi pelatihan auditor sebanyak 485 orang untuk kebutuhan tenaga auditor

di LSU pariwisata yang terbentuk

6. Penyusunan Travel Pattern melalui dana dekonsentrasi yang diterima di 33

provinsi selama kurun waktu 2010 – 2014. Dengan output dokumen Travel

Pattern 33 provinsi.

Pencapaian tahun 2010 -2014 :

1. Tersusunya Peraturan Menteri tentang Sistem Manajemen Pengamanan Hotel

tahun 2011.

2. Pelaksanaan kegiatan sadar wisata dan sapta pesona di .... lokasi selama kurun

waktu 2010 -2014.

3. Penyelenggaraan pemberian penghargaan Toilet Bersih di bandara, tempat

wisata/rekreasi

Page 14: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 13

5. Peningkatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Sektor

Pariwisata, melalui: penyerahan PNPM mandiri pariwisata di desa wisata, gelar karya

pemberdayaan masyarakat, pembuatan bahan-bahan informasi PNPM pariwisata,

pendampingan PNPM mandiri di sektor pariwisata, temu nasional PNPM mandiri pariwisata,

penghargaan desa wisata (PNPM pariwisata), fasilitasi komunikasi jejaring desa wisata,

fasilitasi pemanfaatan CSR dalam rangka pengembangan desa wisata, fasilitasi pemanfaatan

KUR dalam rangka pengembangan desa wisata, bansos PNPM mandiri pariwisata.

6. Pengembangan wisata minat khusus, konvensi, insentif dan even, melalui: Identifikasi

produk wisata kuliner dan belanja, rekreasi dan hiburan, pengembangan wisata alam dan

budaya, Pengembangan wisata konvensi, insentif dan even, penetapan standar

pengembangan wisata kuliner dan belanja, rekreasi dan hiburan, pengembangan wisata

alam bahari (yachting, cruise dan selam) dan budaya (heritage), pengembangan wisata

konvensi, insentif dan even.

8. Dukungan manajemen dan dukungan teknis pengembangan destinasi pariwisata

lainnya, antara lain melalui: administrasi pembangunan destinasi pariwisata, rapat kerja

teknis pengembangan destinasi pariwisata, penyusunan rencana dan program

pengembangan destinasi pariwisata, fasilitasi koordinasi lintas sektor dan sinkronisasi

daerah, kerjasama teknis dalam dan luar negeri, partisipasi pertemuan internasional,

pendukungan even dan konferensi, monitoring dan evaluasi, penyusunan laporan

tahunan, penyusunan LAKIP, kajian penguatan pengembangan destianasi pariwisata,

Pencapaian tahun 2010 -2014 :

1 Terfasilitasi .... desa melalui program PNPM Mandiri Sektor pariwisata.

2 Terlaksananya .... kali penghargaan desa wisata

3 Terlaksananya fasilitasi pemanfaatan KUR di .... lokasi desa wisata.

Pencapaian tahun 2010 -2014 :

1. Tersusunnya pedoman/NSPK pengembangan wisata minat khusus : kuliner, belanja,

rekreasi dan hiburan, MICE dan wisata bahari (diving & yacth).

2. Tersusunnya kebijakan/regulasi Peraturan Presiden no 79 Tahun 2011 tentang

Kunjungan Kapal Wisata (yacht) asing ke Indonesia yang telah dirubah tahun 2014

dengan keluarnya Peraturan Presiden No 180 Tahun 2014.

3. Pengembangan Wisata Kapal Pesiar (Cruise), Pengembangan dan Pemutakhiran

Database Situs Selam (Dive Site) Indonesia, Fasilitasi Pengembangan Geopark Global dan

Nasional, Pengembangan Even Wisata Olahraga Rekreasi (Sport Tourism Event),

Pengenalan Produk Kuliner dan Spa Tradisional melalui Penetrasi Kuliner dan Spa

Indonesia ke Mancanegara, Pemetaan Destinasi Wisata Belanja, Pengembangan dan

Penataan 16 Destinasi MICE di Indonesia melalui Pemetaan dan Pengklasifikasian 16

Destinasi MICE Nasional, Penyusunan Strategi dan Action Plan Pengembangan Destinasi

MICE Nasional dan Pengembangan Produk Special Event Carnival Indonesia

Page 15: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 14

statistik destinasi pariwisata, pencitraan destinasi, inventarisasi baseline dan destination

assessment, koordinasi dan kerjasama dengan lintas sektor dalam pembangunan sarana

dan prasarana di destinasi pariwisata, pendukungan peningkatan kapasitas pegawai,

kerjasama teknis dalam dan luar negeri, peningkatan pengelolaan administrasi

keuangan, umum dan personalia, monitoring dan evaluasi akuntabilitas pembangunan

destinasi pariwisata.

Beberapa capaian berdasarkan target dan perencanaan bidang destinasi dan industri

pariwisata diatas antara lain :

1. Peningkatan devisa dan pengeluaran wisatawan, selama periode 2010 -2014

peningkatan devisa dari kunjungan wisatawan mancangera di destinasi pariwisata

menunjukan peningkatan yang signifikan.

2010 2011 2012 2013 2014

Devisa (US$ juta) 7,603.45 8,554.39 9,120.85 10,054.15

Rata- Rata Pembelanjaan Wisatawan di Destinasi Pariwisata (US$)

1085,75 1118,26 1133,81 1142,24

Rata-rata Lama Tinggal Wisatan di Destinasi Pariwisata (Hari)

8,04 7,84 7,70 7,65

Sumber : BPS dan Kempar, 2014

2. Peningkatan investasi di sektor pariwisata, selama periode 2010 -2014 peningkatan

investasi sektor pariwisata di destinasi pariwisata menunjukan peningkatan yang

signifikan.

2010 2011 2012 2013 2014

PMA (US$) 346.40 242.20 768.30 462.47 511.81

PMDN (US$) 39.00 39.40 101.50 140.18 173.08

TOTAL NILAI INVESTASI SEKTOR PARIWISATA (US$)

385.40 281.60 869.80 602.65 684.89

Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal, 2015

Pencapaian tahun 2010 -2014 :

1. Rata-rata Persentase pencapaian target indikator program dan kegiatan ....

2. Rata-rata Persentase penyerapan anggaran belanja ....

3. Rata-rata Persentase pelimpahan barang milik negara ke daerah .....

4. Jumlah fasilitasi diklat peningkatan kemampuan kerja dan pengetahuan dibidang

Pengembangan Destinasi Pariwisata

5. Jumlah pegawai

Page 16: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 15

3. Peningkatan kontribusi kepariwisataan terhadap kualitas dan kuantitas tenaga kerja

nasional, penyerapan tenaga kerja sektor pariwisata menurut Laporan World Travel &

Tourism Council (WTTC) dalam dokumen Travel & Tourism Economic Impat Indonesia

2015 dijelaskan sebgai berikut : Kontribusi Sektor Pariwisata untuk tenaga kerja

dikelompokan dalam 2 jenis tenaga kerja, yaitu : (1) Sektor pariwisata mampu menarik

tenaga kerja sebanyak 3.326.000 tenaga kerja langsung pada tahun 2014. Tenaga kerja

langsung sektor pariwisata mencakup : tenaga kerja di sektor hotel, travel agent, airlines

dan pelayanan penumpang lainnya, termasuk juga tenaga kerja di sektor usaha restoran

dan tempat-tempat rekreasi yang langsung melayani wisatawan. (2) Total kontribusi

sektor pariwisata untuk menarik tenaga kerja baik yang langsung, ikutan dan tidak

langsung mencapai jumlah 9.814.000 atau 8,4% jumlah tenaga kerja seluruh sektor di

Indonesia, diprediksi akan mencapai angka 10.140.500 orang pada tahun 2015.

2010 2011 2012 2013 2014

Tenaga Kerja Langsung Sektor Pariwisata

2,926.400 2,858.200 2,961.400 3,042.500 3,325.800

Total Jumlah Tenaga Kerja Sektor Pariwisata

8,800.200 8,692.600 8,971.600 9,227.600 9,813.900

Sumber : Travel & Tourism Economic Impat Indonesia 2015, WTTC, 2015

4. Peningkatan citra kepariwisataan Indonesia, indikator kinerja peningkatan citra

kepariwisataan Indonesia dinilai dari Indek Daya Saing Pariwisata Global yang

dikeluarkan oleh Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum). Periode 2010 – 2014,

WEF telah mengeluarkan 2 kali yaitu Travel & Tourism Competitiveness Index/TTCI 2011

dan 2013. Dengan tahun 2015 dikeluarkan untuk TTCI 2015. Adapun penilaian peringkat

TTCI oleh WEF adalah sebagai berikut.

2011 2013 2015

Peringkat Indonesia 72 70 50

Total Negara 139 140 141

Page 17: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 16

C. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri

Pariwisata

Berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 6 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Pariwisata, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata

mempunyai tugas : penyiapan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang

pengembangan destinasi wisata budaya, alam, dan buatan, serta peningkatan daya saing

industri pariwisata.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi

dan Industri Pariwisata menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan infrastruktur dan ekosistem,

pengembangan destinasi wisata budaya, alam, dan buatan, industri pariwisata, tata kelola

destinasi dan pemberdayaan masyarakat;

b. penyiapan bahan penyusunan rencana dan program, pemantauan, evaluasi, pelaporan dan

analisis kegiatan di bidang pengembangan infrastruktur dan ekosistem, pengembangan

destinasi wisata budaya, alam, dan buatan, industri pariwisata, tata kelola destinasi dan

pemberdayaan masyarakat;

c. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan infrastruktur

dan ekosistem, pengembangan destinasi wisata budaya, alam, dan buatan, industri

pariwisata, tata kelola destinasi dan pemberdayaan masyarakat;

d. pelaksanaan kebijakan di bidang pembangunan dan perintisan daya tarik wisata dalam

rangka pertumbuhan destinasi pariwisata nasional dan pengembangan daerah serta

peningkatan kualitas dan daya saing pariwisata;

e. pelaksanaan administrasi Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata;

f. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pengembangan infrastruktur

dan ekosistem, pengembangan destinasi wisata budaya, alam, dan buatan, industri

pariwisata, tata kelola destinasi dan pemberdayaan masyarakat;

g. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan infrastruktur dan

ekosistem, pengembangan destinasi wisata budaya, alam, dan buatan, industri pariwisata,

tata kelola destinasi dan pemberdayaan masyarakat;

h. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan infrastruktur dan ekosistem,

pengembangan destinasi wisata budaya, alam, dan buatan, industri pariwisata, tata kelola

destinasi dan pemberdayaan masyarakat; dan

Page 18: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 17

i. pelaksanaan tugas dan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata terdiri atas:

a. Sekretariat Deputi;

b. Asisten Deputi Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem;

c. Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Wisata Budaya;

d. Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Wisata Alam dan Buatan;

e. Asisten Deputi Industri Pariwisata; dan

f. Asisten Deputi Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat.

Page 19: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 17

Gambar 1. Struktur Organisasi Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata

Page 20: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 18

1.2 Potensi dan Permasalahan

Publikasi UNWTO: Tourism Towards 2030/Global Overview memprediksi pertumbuhan

jumlah perjalanan wisata dunia rata-rata 3,3% setiap tahun untuk periode 2010-2030, tetapi

untuk periode 2011-2013, telah melampaui prediksi tersebut. Jumlah wisman sebanyak 995 juta

orang (2011), 1.035 juta orang (2012), dan mencapai 1.087 juta orang di tahun 2013. Artinya

pertumbuhan jumlah wisman tahun 2011-2013 melebihi perkiraan yaitu: 4,96%; 4,02%; dan

5,02%.

Tahun 2015 dan selanjutnya, tren pertumbuhan jumlah wisatawan mancanegara

diperkirakan masih akan terus berlanjut. Tingkat pertumbuhan kunjungan wisman di negara-

negara berkembang akan mengungguli tingkat kunjungan wisman negara-negara maju. Asia

Pasifik akan mendapatkan sebagian besar kunjungan wisman, bahkan Asia Timur Laut akan

menjadi wilayah paling sering dikunjungi melampaui Eropa Selatan dan Mediterania yang

selama ini menjadi kawasan wisata favorit dunia. Pertumbuhan jumlah kunjungan wisman ke

negara berkembang diperkirakan dua kali lebih cepat dibandingkan dengan Negara-negara

maju.

Tahun 2012 negara berkembang hanya menguasai 47% pangsa pasar wisman, tetapi

pada tahun 2030 diperkirakan meningkat menjadi 57%, dengan jumlah kunjungan melampaui

satu miliar orang. Penguasaan pangsa pasar Asia Pasifik, Timur Tengah dan Afrika diperkirakan

meningkat, sebaliknya pasar Eropa dan Amerika semakin menurun.

Hal tersebut memberikan sinyal yang sangat prospektif bagi negara-negara di kawasan

Asia Pasifik untuk terus meningkatkan daya saing kepariwisataan dalam merebut pangsa pasar

wisatawan mancanegara yang tumbuh signifikan di kawasan ini. Indonesia yang masih relatif

kecil dalam menarik pangsa pasar di kawasan Asia Pasifik dibanding negara-negara tetangga,

akan memiliki peluang yang sama untuk dapat menggerakkan lebih besar lagi wisatawan untuk

dapat ke Indonesia.

Lebih lanjut, UNWTO memperkirakan jumlah wisatawan domestik, yang melakukan

perjalanan dalam negara sendiri di tahun 2012 mencapai 5 – 6 miliar orang, dengan kata lain 5

– 6 kali lebih banyak dari jumlah wisatawan yang keluar ke negara lain. Tingginya jumlah

wisatawan domestik dunia disebabkan oleh faktor kemudahan akses ke destinasi, ragam

produk, dan juga harga yang terjangkau. Sementara itu World Travel and Tourism Council

(WTTC) memperkirakan jumlah wisatawan domestik dunia mencapai 10 kali lebih besar dari

jumlah wisatawan mancanegara. Rasio tersebut bisa lebih besar lagi, seperti yang terjadi di

Amerika Serikat dan Tiongkok. Perjalanan luar negeri (outbound) di Amerika Serikat berjumlah

60 juta perjalanan untuk tahun 2010, sedangkan perjalanan dalam negeri (inbound) mencapai 2

miliar perjalanan, dengan perbandingan (1:33). Sementara perjalanan di Tiongkok menunjukkan

angka yang lebih dramatis, sebanyak 57 juta perjalanan ke luar negeri, dan 2,1 miliar perjalanan

di dalam negeri, dengan perbandingan (1:57).

Page 21: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 19

Laporan Travel and Tourism Competitivenmess Index (TTCI) 2015 yang diterbitkan oleh World

Economic Forum (WEF) menunjukkan kenaikan peringkat Indonesia dari 70 ke 50 dari 141

negara. Sementara di ASEAN posisi Indonesia tetap rangking ke-4. Peringkat daya saing yang

diterbitkan WEF memiliki beberapa kegunaan, yaitu :

Sebagai salah satu alat promosi yang efektif guna mendatangkan investor bidang pariwisata

Sebagai salah satu alat untuk meningkatkan citra pariwisata dan negara

Memiliki nilai untuk dijual kepada calon wisatawan mancanegara

Penelitian World Travel & Tourism Council (WTTC) menunjukkan 70% kontribusi langsung PDB

pariwisata dunia digerakkan oleh wisatawan domestik. Ahli ekonomi UNWTO memperkirakan

secara global pariwisata domestik mewakili 73% dari total wisatawan yang menginap, 74% dari

total kedatangan, dan 69% dari total menginap di hotel.

Di Indonesia, wisatawan nusantara memegang peranan yang sangat penting sebagai

pembangkit industri pariwisata nasional. Khususnya di tengah-tengah situasi ekonomi global

yang tidak stabil, yang menyebabkan rendahnya perjalanan ke luar negeri dari negara-negara

maju. Dalam situasi global seperti ini, perjalanan wisatawan nusantara telah mampu menjadi

Gambar 1.

Daya Saing Kepariwisataan Indonesia

Page 22: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 20

penyelamat industri pariwisata nasional. Hasil penerimaan dari pembelanjaan wisatawan

nusantara dalam hal ini merupakan distribusi pendapatan dalam negeri, yang tidak lain adalah

sumber penghasilan untuk pendapatan daerah di Indonesia.

Selain potensi pangsa pasar yang besar wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan

nusantara (wisnus), kekayaan sumberdaya alam dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia

sangatlah besar dan dapat diberdayakan untuk mendukung pengembangan kepariwisataan

nasional.

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan panjang garis pantai lebih

dari 95.181 km, 13.446 pulau, luas laut sekitar 3,1 juta km2, 1128 suku bangsa, dan memiliki

746 bahasa dan dialek serta dengan segala ekspresi budaya dan adat tradisinya merupakan

laboratorium budaya terbesar di dunia. Sejumlah karya dan peninggalan budaya tersebut telah

diakui dunia sebagai world cultural heritage sites (8 warisan budaya). Selain itu, Indonesia

memiliki 51 taman nasional dengan keanekaragaman hayati; 35 spesies primata, 25% endemic;

habitat dari 16% binatang reptil dan amphibi di dunia; habitat dari 17% burung di dunia, 26%

endemic yang kesemuanya memberikan potensi yang sangat besar bagi pengembangan wisata

alam (ecotourism dan green tourism) sebagai salah satu bentuk wisata alternatif yang menjadi

tren dunia saat ini dan ke depan.

Indonesia merupakan negara yang berada pada jalur cincin api (ring of fire) yang aktif di dunia

dengan persebaran gunung yang paling banyak di dunia, dapat menjadi modal yang sangat

besar bagi pengembangan wisata minat khusus, geo-wisata. Bahkan Gunung Api Batur di Bali

telah diakui sebagai salah satu anggota Global Geopark Networks UNESCO pada tahun 2012.

Indonesia memiliki kaitan dengan momentum-momentum penting dalam sejarah peradaban

dunia, antara lain penjelajahan Laksamana Cheng Ho yang fenomenal, penjelajahan Sir Arthur

Wallacea (Operation Wallacea), jalur pelayaran sutera (silk route), jalur rempah dunia (spice

route), dimana kekayaan potensi momentum-momentum sejarah penting dunia tersebut

menjadi modal yang sangat besar bagi pengembangan wisata minat khusus melalui

pengembangan simpul-simpul dan koridor jejak perjalanan tersebut.

Namun potensi yang besar tersebut belum dapat dioptimalkan dikarenakan adanya

permasalahan pokok kepariwisataan yaitu rendahnya daya saing. Berdasarkan data Travel and

Tourism Competitiveness Index (TTCI) (2015) yang diterbitkan oleh World Economic Forum

Page 23: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 21

(WEF), Indonesia menempati peringkat 50 dari 141 negara. Masih jauh di bawah Singapura yang

mencapai peringkat 11, Malaysia peringkat 25 dan Thailand peringkat 35.

Singapura, Malaysia dan Thailand memiliki daya saing tertinggi pada kategori Kerangka

Kebijakan dan kategori Lingkungan Bisnis dan Infrastruktur. Infrastruktur dan sistem

transportasi Singapura merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Indonesia menunjukkan

daya saing yang kuat pada pilar Sumber Daya Alam, Prioritas Pariwisata, dan Daya Saing Harga.

Sementara itu, kelemahan terbesar dari daya saing kepariwisataan Indonesia berdasarkan

ukuran TTCI terletak pada Infrastruktur Pariwisata (2.1), Infrastruktur ICT (2.7), dan Kesehatan

dan Kebersihan (2.9).

Terkait dengan infrastruktur pariwisata, kendala yang dihadapi antara lain meliputi:

A. Keterbatasan penerbangan langsung, frekuensi penerbangan, dan seat capacity dari

negara sumber pasar maupun dari hub regional Asia (Singapura) ke Indonesia;

B. Kapasitas dan kualitas airport/seaport sebagai gerbang wisata ke Indonesia (airport-

seaport friendly);

C. Penanganan keimigrasian dan fasilitas visa yang masih belum optimal;

D. Masih rendahnya konektivitas antar destinasi di Indonesia;

E. Keterbatasan jaringan, moda transportasi, dan konektivitas antar moda untuk

mendukung kemudahan pergerakan wisata di destinasi;

F. Kesiapan destinasi pariwisata yang belum merata dari sisi dukungan fasilitas wisata,

prasarana umum dan fasilitas umum (akomodasi, rumah makan, pusat oleh-

oleh/cinderamata dan belanja, biro perjalanan wisata, ketersediaan fasilitas, dan

jaringan ICT, fasilitas air minum, sanitasi lingkungan/pengelolaan sampah, money

changer, klinik kesehatan, pedestrian, sign and posting/informasi wisata, toilet umum,

dsb.) serta kesiapan masyarakat di sekitar destinasi pariwisata yang belum optimal

(hospitality/sadar wisata);

G. Kesiapan destinasi pariwisata yang belum merata dari sisi kebersihan dan kesehatan

lingkungan.

Page 24: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 22

Bab II Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis

2.1 Visi dan Misi Pembangunan Nasional Tahun 2015 - 2019

Visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 , yaitu:

TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG-ROYONG

Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 Misi Pembangunan Nasional Tahun 2015 - 2019

yaitu:

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang

kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan

kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara

hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara

maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan

kepentingan nasional.

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Strategi pembangunan nasional tahun 2015 – 2019 :

Page 25: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 23

Berdasarkan atas strategi pembangunan nasional tahun 2015 – 2019, maka pariwisata termasuk

dalam salah satu dari 3 (tiga) dimensi pembangunan, yaitu : dimensi pembangunan sektor unggulan.

Pariwisata adalah salah satu sektor unggulan pembangunan nasional tahun 2015 – 2019. Bersama

dengan sektor industri rumusan strategi tersebut adalah sebagai berikut :

Pariwisata dan industri : Potensi keindahan alam dan keanekaragaman budaya yang unik

merupakan modal untuk pengembangan pariwisata nasional. Sedangkan industri diprioritaskan agar

tercipta ekonomi yang berbasiskan penciptaan nilai tambah dengan muatan iptek, keterampilan,

keahlian, dan SDM yang unggul.

Pembangunan sektor pariwisata dalam 9 Agenda Prioritas “Nawa Cita” diarahkan untuk

meningkatkan daya saing di pasar internasional. Sektor pariwisata bersama sektor maritim

diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan memanfaatkan potensi yang belum

tergarap dengan baik tetapi memberi peluang besar untuk meningkatkan akselerasi

pertumbanhan ekonomi nasional. Dengan rumusan untuk sektor pariwisata dalam 9 Agenda

Prioritas “Nawa Cita” adalaha sebagai berikut :

Kami berkomitmen membangun karakter dan potensi pariwisata, melalui;

(1) Pengembangan kawasan pariwisata berbasis pada segitiga emas (Golden Triangle)

pariwisata di titik strategis kawasan Indonesia untuk membangun intersullar tourism

dan budaya lokal, seperti Kawasan Bonaken-Wakatobi-Raja Ampat;

(2) Memfasilitasi promosi dan keterlibatan rakyat dalam pendidikan kebudayaan,

pengelolaan lokasi dan dukungan kebijakan untuk memfasilitasi pengembangan

ekonomi kretaif berbasis pada eco-tourism;

(3) Fasilitasi pengembangan infrastruktur pariwisata sebagai daya ungkit pembangunan

nasional baik berupa akses transportasi, infrastruktur pengembangan budaya lokal,

maupun akses informasi dan komunikasi yang terintegrasi dengan potensi ekonomi

lokal;

(4) Pemerintah merancang kebijakan anggaran pembangunan untuk peningkatan sektor

pariwisata dengan target output kemampuan untuk mendatangkan jumlah

wisatawan asing sejumlah 20 juta sampai dengan 2019 dan target outcome

menggerakan sektor ekonomi lokal dan nasional.

2.2 Misi Pembangunan Pariwisata Tahun 2015 - 2019

Berdasarkan Visi dan Misi Pembangunan Nasional Tahun 2015 – 2019 dan dalam 9 Agenda Prioritas

“Nawa Cita” tersebut, disusunlah 4 (empat) Misi Pembangunan Pariwisata tahun 2015-2019, dengan

mengadaptasi empat elemen pengembangan kepariwisataan, yakni pengembangan destinasi,

pemasaran, industri, dan kelembagaan. Misi Pembangunan Pariwisata Tahun 2015-209 adalah:

Page 26: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 24

1. Mengembangkan destinasi pariwisata yang berdaya saing, berwawasan lingkungan dan

budaya dalam meningkatkan pendapatan nasional, daerah dan mewujudkan masyarakat

yang mandiri;

2. Mengembangkan produk dan layanan industri pariwisata yang berdaya saing internasional,

meningkatkan kemitraan usaha, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan

sosial budaya;

3. Mengembangkan pemasaran pariwisata secara sinergis, unggul, dan bertanggung jawab

untuk meningkatkan perjalanan wisatawan nusantara dan kunjungan wisatawan

mancanegara sehingga berdaya saing di pasar Internasional; dan

4. Mengembangkan organisasi Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat,

sumber daya manusia, regulasi, dan mekanisme operasional yang efektif dan efisien serta

peningkatan kerjasama internasional dalam rangka meningkatkan produktifitas

pengembangan kepariwisataan dan mendorong terwujudnya pembangunan kepariwisataan

yang berkelanjutan.

2.3 Tujuan Pembangunan Pariwisata Tahun 2015 - 2019

Berdasarkan misi Pembangunan Pariwisata Tahun 2015-2019, maka berikut ini adalah tujuan

pembangunan pariwisata tahun 2015-2019 dalam Rencana Strategis Kementerian Pariwisata yaitu :

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata yang berdaya saing di pasar

internasional ;

2. Mewujudkan Industri Pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional

sehingga Indonesia dapat mandiri dan bangkit bersama bangsa Asia lainnya;

3. Memasarkan destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan strategi pemasaran

terpadu secara efektif, efisien, dan bertanggung jawab serta yang intensif, inovatif dan

interaktif sehingga kinerja pemasaran pariwisata mencapai produktifitas maksimal; dan

4. Mengembangkan Kelembagaaan Kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu

mensinergikan Pembangunan Destinasi Pariwisata, Pemasaran Pariwisata, dan Industri

Pariwisata secara profesional, efektif dan efisien, dan mencapai produktifitas maksimal

2.4 Sasaran Strategis Pembangunan Pariwisata Tahun 2015 – 2019

Sasaran strategis pembangunan pariwisata tahun 2015 – 2016 merupakan penjabaran sasaran

strategis pembangunan pariwisata nasional yang tertuang dalam RPJMN 2015 – 2019. Adapun

Sasaran Strategis dalam RPJMN 2015 -2019 untuk pembangunan pariwisata dirumuskan dalam 2

(dua) sasaran utama sebagai berikut :

Page 27: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 25

1) Sasaran Pertumbuhan

Tabel 2.1. Sasaran Pembangunan Pariwisata

Uraian Sasaran Baseline 2014 *) 2019

1. Kontribusi terhadap PDB Nasional 4,0 % 9,2 %

2. Wisatawan Mancanegara (Orang) 9,3 juta 20,0 juta

3. Wisatawan Nusantara (Kunjungan) 251 juta 275 juta

4. Devisa (Milliar USD) 10,69 20

Keterangan: *) Sumber: Kementerian Parekraf Sumber : Buku I RPJMN 2015 - 2019

2) Sasaran Pembangunan Inklusif

Meningkatnya usaha lokal dalam industri pariwisata dan mening-katnya jumlah tenaga kerja

lokal yang tersertifikasi.

Berdasarkan atas sasaran strategis pembangunan pariwisata tahun 2015 -2019 seperti yang tertuang

dalam RPJMN 2015 – 2019 maka sasaran strategis dalam Rencana Strategis Kementerian Pariwisata

2015 – 2019 seperti dalam tabel berikut.

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET

2015 2016 2017 2018 2019

1 Meningkatkan kualitas dan kuantitas Destinasi Pariwisata

1 Meningkatnya kualitas pengembangan infrastruktur dan ekosistem destinasi pariwisata

1 Jumlah daerah yang difasilitasi untuk pengembangan infrastruktur dan ekosistem (provinsi)

27 34 34 34 34

2 Jumlah fasilitasi peningkatan destinasi wisata budaya, alam dan buatan (lokasi)

15 15 25 25 20

3 Jumlah fasilitasi peningkatan tata kelola destinasi dan pemberdayaan masyarakat

34 34 34 34 34

2 Mewujudkan Industri Pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional

2 Meningkatnya investasi di sektor pariwisata

4 Kontribusi investasi sektor pariwisata terhadap total investasi nasional (persentase)

3,6 3,7 3,8 3,9 4,0

3 Meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap penyerapan tenaga kerja nasional

5 Jumlah tenaga kerja langsung, tidak langsung, dan ikutan sektor pariwisata (juta orang)

11,3 11,7 12,4 12,7 13,0

3 Memasarkan destinasi pariwisata Indonesia dengan menggunakan

4 Meningkatnya kontribusi pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

6 Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional (persentase)

4 5 6 7 8

Tabel 2.2. Sasaran Strategis Pembangunan Pariwisata

Tahun 2015-2019 dalam Renstra Kemenpar 2015 - 2019

Page 28: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 26

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET

2015 2016 2017 2018 2019

strategi pemasaran terpadu secara efektif, efisien, dan bertanggung jawab serta yang intensif, inovatif dan interaktif

5 Meningkatnya jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus)

7 Jumlah perjalanan wisatawan nusantara (juta perjalanan)

255 260 265 270 275

6 Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman)

8 Jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia (juta orang)

10 12 14 17 20

7 Meningkatnya jumlah penerimaan devisa

9 Jumlah penerimaan devisa (triliun Rp)

144 151 182 223 240

4 Mengembangkan Kelembagaaan Kepariwisataan dan tata kelola pariwisata yang mampu mensinergikan Pembangunan Destinasi Pariwisata, Pemasaran Pariwisata, dan Industri Pariwisata secara profesional, efektif dan efisien.

8 Meningkatnya kapasitas, kompetensi dan profesionalisme tenaga kerja pariwisata

10 Jumlah tenaga kerja di sektor pariwisata yang disertifikasi (orang)

25000 25000 25000 25000 25000

9 Meningkatnya kualitas tenaga kerja lulusan pendidikan tinggi pariwisata

11 Jumlah lulusan pendidikan tinggi kepariwisataan yang terserap di pasar kerja (orang)

1.750 1.800 1.900 1.950 2.000

10 Terwujudnya organisasi dan tata laksana yang sesuai dengan kebutuhan, tugas dan fungsi

12 Nilai Quality Assurance (QA) Reformasi Birokrasi (nilai)

70% 75% 80% 85% 90%

11 Meningkatnya kualitas kinerja pengelolaan keuangan

13 Opini keuangan Kemenpar (predikat)

WDP WTP WTP WTP WTP

Sumber : Rencana Strategis Kementerian Pariwisata 2015 - 2019

Berdasarkan atas uraian visi, misi, tujuan dan sasaran strategis yang terdapat dalam

dokumen perencanaan nasional maupun Rencana Strategis Kementerian Pariwisata tahun 2015 –

2019. Maka tujuan dan sasaran strategis bidang pengembangan destinasi dan industri pariwisata

tahun 2015 – 2019 dirumuskan sebagai berikut :

Tabel 2.3. Tujuan dan Sasaran Strategis Program Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata 2015 -2019

NO URAIAN TUJUAN URAIAN SASARAN URAIAN INDIKATOR TARGET

2015 2016 2017 2018 2019

1

Meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata

1

Meningkatnya kualitas pengembangan infrastruktur dan ekosistem destinasi pariwisata

1

Jumlah daerah yang difasilitasi untuk pengembangan infrastruktur dan ekosistem (provinsi)

27 34 34 34 34

2

Jumlah fasilitasi peningkatan destinasi wisata budaya, alam dan buatan (lokasi)

15 15 25 25 20

3

Jumlah fasilitasi peningkatan tata kelola destinasi dan pemberdayaan masyarakat

34 34 34 34 34

2

Mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan perekonomian nasional

2

Meningkatnya investasi di sektor pariwisata

4

Kontribusi investasi sektor pariwisata terhadap total investasi nasional (persentase)

3,6 3,7 3,8 3,9 4,0

3

Meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap penyerapan tenaga kerja nasional

5

Jumlah tenaga kerja langsung, tidak langsung, dan ikutan sektor pariwisata (juta orang)

11,3 11,7 12,4 12,7 13,0

Page 29: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 27

Bab III Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka

Regulasi dan Kerangka Kelembagaan

Arah kebijakan, strategi, kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan pengembangan

destinasi dan industri pariwisata tahun 2015 – 2019 secara substansial mengacu pada norma

peraturan perundangan : (1) Undang-undang No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan; (2)

Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2009 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan

Nasional Tahun 2010 – 2025 ;(3) Peraturan Presiden No 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 – 2019 serta (4) Peraturan Menteri

tentang Rencana Strategis Kementerian Pariwisata Tahun 2015 – 2019.

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata dalam UU no 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan PP no 50 Tahun 2011 tentang RIPPARNAS tahun 2010 – 2025

Pembangunan kepariwisataan nasional meliputi 4 (empat) pilar pembangunan yaitu :

(1) Destinasi Pariwisata; (2) Industri Pariwisata; (3) Pemasaran pariwisata; dan (4) Kelembagaan

Kepariwisataan. Dalam konteks arah kebijakan dan strategi untuk pengembangan destinasi dan

industri pariwisata, maka pengembangan destinasi pariwisata nasional (DPN) meliputi :

a. Perwilayahan Pembangunan DPN;

b. Pembangunan Daya Tarik Wisata;

c. Pembangunan Aksesibilitas Pariwisata;

d. Pembangunan Prasarana Umum, Fasilitas Umum dan Fasilitas Pariwisata;

e. Pemberdayaan Masyarakat melalui Kepariwisataan;dan

f. pengembangan investasi di bidang pariwisata.

Dengan arah kebijakan dan strategi pembangunan destinasi pariwisata adalah upaya

terpadu dan sistematik seluruh komponen Destinasi Pariwisata dalam rangka menciptakan,

meningkatkan kualitas produk dan pelayanan Kepariwisataan serta kemudahan pergerakan

wisatawan di Destinasi Pariwisata.

Sedangkan untuk Pembangunan Industri Pariwisata Nasional meliputi :

Page 30: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 28

a. penguatan struktur Industri Pariwisata;

b. peningkatan daya saing produk pariwisata;

c. pengembangan kemitraan Usaha Pariwisata;

d. penciptaan kredibilitas bisnis; dan

e. pengembangan tanggung jawab terhadap lingkungan.

Dengan arah kebijakan dan strategi Pembangunan Industri Pariwisata adalah upaya

terpadu dan sistematik dalam rangka mendorong penguatan struktur Industri Pariwisata,

peningkatan daya saing produk pariwisata, penguatan kemitraan usaha pariwisata, penciptaan

kredibilitas bisnis, dan pengembangan tanggung jawab terhadap lingkungan.

Gambar 3.1. Pilar Pembangunan Kepariwisataan Nasional

3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata dalam Peraturan Presiden No 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun 2015 - 2019

Arah kebijakan pembangunan destinasi dan industri pariwisata yang digariskan dalam

RPJMN 2015 - 2019, yaitu:

1. Pembangunan Destinasi Pariwisata diarahkan untuk mening-katkan daya tarik daerah tujuan

wisata sehingga berdayasaing di dalam negeri dan di luar negeri melalui: (1) fasilitasi

PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL

DESTINASI PARIWISATA

INDUSTRI PARIWISATA

PEMASARAN PARIWISATA

KELEMBAGAAN KEPARIWISATAAN

Pembangunan daya tarik wisata/atraksi

Pembangunan prasarana

Penyediaan fasilitas umum

Pembangunan fasilitas pariwisata

Pemberdayaan masyarakat

Menciptakan, meningkatkan kualitas

produk & pelayanan kepariwisataan serta

kemudahan pergerakanwisatawan di destinasi

pariwisata.

Pembangunan struktur industri pariwisata

Daya saing produk pariwisata

Kemitraan usaha pariwisata

Kredibilitas bisnis

Tanggung jawab terhadap lingkungan alam & sosial budaya

Mendorong penguatan struktur industri pariwisata,

peningkatan daya saing produk pariwisata,

penguatan kemitraan usaha pariwisata, penciptaan

kredibilitas bisnis, & pengembangan tanggung

jawab terhadap lingkungan.

Menciptakan, mengkomunikasikan,

menyampaikan produk wisata dan mengelola relasi

dengan wisatawan untuk mengembangkan

kepariwisataan seluruh pemangku kepentingannya.

Pengembangan organisasi pemerintah,

pemerintah daerah, swasta, & masyarakat

Pengembangan sumber daya manusia

Pengembangan regulasi,serta mekanisme

operasional di bidang kepariwisataan

Mengembangkan organisasikepariwisataan, SDM

pariwisata untukmendukung dan

meningkatkan kualitas pengelolaan &

penyelenggaraan kegiatan Kepariwisataan di

Destinasi Pariwisata.

Pengembangan pasar wisatawan

Pengembangan citra pariwisata

Pengembangan kemitraan Pemasaran Pariwisata

Pengembangan promosi pariwisata.

Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2011 tentang RIPPARNAS 2010 -2025

Page 31: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 29

pembangunan destinasi pariwisata nasional yang menjadi fokus: (a) wisata alam terdiri dari

wisata bahari, wisata petualangan dan wisata ekologi; (b) wisata budaya yang terdiri dari

wisata heritage dan religi, wisata kuliner dan belanja, dan wisata kota dan desa; dan (c)

wisata buatan dan minat khusus yang terdiri dari wisata Meeting Incentive Conference and

Exhibition (MICE) & Event, wisata olahraga, dan wisata kawasan terpadu; (2) meningkatkan

citra kepariwisataan dan pergerakan wisatawan nusantara; (3) Tata Kelola Destinasi; serta

(4) Pemberdayaan masyarakat di destinasi pariwisata. Jenis pariwisata yang akan

dikembangkan khususnya untuk wisatawan manca negara mencakup: (a) wisata alam yang

terdiri dari wisata bahari, wisata ekologi, dan wisata petualangan; (b) wisata budaya yang

terdiri dari wisata heritage dan religi, wisata kuliner dan belanja, dan wisata kota dan desa;

dan (c) wisata ciptaan yang terdiri dari wisata MICE & Event, wisata olahraga, wisata

kebugaran (wellness) berbasis budaya nusantara, serta wisata kawasan terpadu.

2. Pembangunan Industri Pariwisata diarahkan untuk meningkatkan partisipasi usaha lokal

dalam industri pariwisata nasional serta meningkatkan keragaman dan daya saing produk/

jasa pariwisata nasional di setiap destinasi pariwisata yang menjadi fokus pemasaran

melalui: (a) pembinaan usaha pariwisata bagi masyarakat lokal; (b) fasilitasi investasi usaha

sektor pariwisata; serta (c) pengembangan standarisasi dan sertifikasi usaha dan produk

pariwisata; serta (d) pengembangan intergrasi ekosistem industri pariwisata.

3.3 Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata dalam Rencana Strategis Kementerian Pariwisata Tahun 2015 - 2019

Arah kebijakan dan strategi Kementrian Pariwisata dalam mencapai sasaran-sasaran

strategis tahun 2015 - 2019 untuk pengembangan destinasi dan industri pariwisata adalah :

Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata diarahkan untuk meningkatkan kuantitas dan

kualitas destinasi pariwisata serta meningkatkan daya saing industri pariwisata, melalui : (1)

Pengembangan infrastruktur dan ekosistem kepariwisataan antara lain meliputi perancangan

destinasi pariwisata (kawasan strategis pariwisata nasional dan kawasan pengembangan pariwisata

nasional), peningkatan aksesibilitas, atraksi, amenitas, dan ekosistem pariwisata; (2) Pengembangan

destinasi wisata alam, budaya, dan buatan yang berdaya saing antara lain meliputi pengembangan

wisata kuliner dan spa, wisata sejarah dan religi, wisata tradisi dan seni budaya, wisata perdesaan

dan perkotaan, wisata bahari, wisata ekologi dan petualangan, kawasan wisata, serta wisata

konvensi, olahraga dan rekreasi; (3) Peningkatan tata kelola destinasi pariwisata dan pemberdayaan

masyarakat antara lain meliputi tata kelola destinasi pariwisata prioritas dan khusus, internalisasi

dan pengembangan sadar wisata, dan pengembangan potensi masyarakat di bidang pariwisata; (4)

Pengembangan industri pariwisata antara lain meliputi peningkatan kemitraan usaha pariwisata dan

investasi pariwisata, pengembangan standar usaha pariwisata dan sertifikasi usaha pariwisata,

peningkatan keragaman dan daya saing produk jasa pariwisata di setiap destinasi pariwisata, dan

pembinaan usaha pariwisata bagi masyarakat lokal.

Page 32: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 30

3.4 Arah Kebijakan dan Startegi Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019

Berdasarkan atas arah kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan di atas, maka arah

kebijakan dan strategi pengembangan destinasi dan industri pariwisata tahun 2015 – 2019 di

tingkat eselon 1 pada Deputi Bidang Pengembanagn Destinasi dan Industri Pariwisata didasarkan

atas pertimbangan pemahaman dasar sebagai berikut :

1. Pengembangan Destinasi Pariwisata Nasional yang diharapkan adalah : Terwujudnya

destinasi pariwisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, berwawasan lingkungan,

meningkatkan pendapatan nasional, daerah dan masyarakat. Diwujudkan dengan

pengembangan 6 pilar utama pengembangan destinasi pariwisata nasional yaitu : (1)

perwilayah : di 50 DPN (Destinasi Pariwisata Nasional); 88 KSPN (Kawasan Strategis

Pariwisata Nasional); 222 KPPN (Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional; (2) daya tarik

wisata : pengembangan Daya Tarik Wisata Alam; Daya Tarik Wisata Budaya; Daya Tarik

Wisata Hasil Buatan Manusia; (3) Aksesibilitas: prasarana transportasi; sarana transportasi;

sistem transportasi; (4) Amenitas: Prasarana Umum; Fasilitas Umum dan Fasilitas

pariwisata; (5) Masyarakat : Peningkatan kapasitas sumber daya masyarakat; Peningkatan

kesadaran dan peran masyarakat; (6) Investasi : Insentif investasi; Kemudahan investasi;

Promosi investasi. Produk wisata unggulan atau portfolio produk wisata yang akan

dikembangkan berbasis alam; budaya dan buatan manusia diharapkan akan dapat

mewujudkan tujuan pembangunan destinasi pariwisata yaitu : Meningkatkan kualitas dan

kuantitas destinasi pariwisata di Indonesia.

2. Pengembangan Industri Pariwisata Nasional yang diharapkan adalah : Terwujudnya Industri

Pariwisata yang berdaya saing, kredibel, menggerakkan kemitraan usaha, dan bertanggung

jawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya. Diwujudkan dengan pengembangan 5

pilar industri pariwisata yaitu : (1) Penguatan Struktur Industri Pariwisata Nasional :

Sinergitas antar mata rantai usaha dan Penguatan hubungan antar usaha pariwisata; (2)

Daya Saing Produk Wisata : Daya saing DTW; Daya saing aksesibilitas; Daya saing fasilitas;

(3) Kemitraan Usaha Pariwisata : Skema kerjasama Pemerintah, Pemerintah Daerah, Pelaku

Usaha & Masyarakat; (4) Kredibilitas bisnis : Standardisasi dan Sertifikasi Usaha; Regulasi &

Fasilitasi jaminan usaha; (5) Tanggungjawab terhadap lingkungan : Standardisasi dan

Sertifikasi Usaha; Regulasi & Fasilitasi jaminan usaha. Dengan fokus pada 13 jenis usaha

pariwisata yaitu : (1). daya tarik wisata; (2). kawasan pariwisata; (3). jasa transportasi wisata;

(4). jasa perjalanan wisata; (5). jasa makanan dan minuman; (6). penyediaan akomodasi; (7).

penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi; (8). penyelenggaraan pertemuan,

Page 33: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 31

perjalanan insentif, konferensi, dan pameran; (9) jasa informasi pariwisata; (10) jasa

konsultan pariwisata; (11) jasa pramuwisata; (12) wisata tirta; dan (13) spa. Tujuan

pembangunan industri pariwisata adalah : mewujudkan Industri Pariwisata yang mampu

menggerakkan perekonomian nasional.

Gambar 3.2. Pilar Pembangunan Kepariwisataan Nasional

Gambar 3.3. Pilar Pembangunan Kepariwisataan Nasional

Page 34: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 32

3.4.1 Strategi Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata

Strategi pengembangan destinasi dan industri pariwisata tahun 2015 -2019

dirumuskan dan diimplementasikan sebagai berikut :

1. Rumusan Strategi Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata

Strategi pengembangan destinasi pariwisata disusun berdasarkan atas peluang dan

kendala pengembangan destinasi pariwisata Indonesia yang bersumber dari penilaian

indek daya saing pariwisata di tingkat global (Travel & Tourism Competitiveness

Index/TTCI) yang dikeluarkan oleh World Economic Forum (WEF) tahun 2015.

Berdasarkan atas penilaian indek daya saing pariwisata tersebut maka destinasi

pariwisata Indonesia memiliki 5 (lima) peluang/keunggulan yaitu : (1) Natural

resources/sumber daya alam menunjukan bahwa potensi pariwisata berbasis alam di

Indonesia memiliki daya saing yang tinggi; (2) Prioritization of T&T/prioritas

kepariwisataan menunjukan bahwa pariwisata sudah menjadi prioritsa pengembangan di

Indonesia; (3) Price competitiveness menunjukan bahwa Indonesia memiliki keunggulan

dalam harga dimana harga yang dimaksud mencangkup: pajak, harga bahan bakar, indeks

harga hotel, kekuatan/ daya beli, serta dampak dari pajak yang berlaku; (4) Human

resources/sumber daya manusia ; (5) Safety & security/keselamatan dan keamanan

menunjukan perkembangan yang baik dalam rangka pengembangan pariwisata.

Disamping keunggulandestinasi pariwisata, terdapat beberapa kendala/kelemahan yaitu

: (1) Infrastruktur pariwisata/ Tourism infrastructure; (2) ICT infrastructure/infrastruktur

teknologi komunikasi dan informasi; (3) Health & hygiene/ kesehatan dan kebersihan; (4)

Air transport infrastructure dan Ground transport infrastructure/ Aksesbilitas

(connectivity, seat capacity, dan direct flight); (5) Policy rules & regulation/ Regulasi (ijin

masuk kapal layar /yacht, visa, bea cukai).

Berdasarkan atas peluang dan kendala tersebut, maka strategi pengembangan destinasi

pariwisata dirumuskan sebagai berikut :

1) Pengembangan infrastruktur dan ekosistem pariwisata;

2) Peningkatan kualitas dan kuantitas destinasi wisata budaya, alam, dan buatan;

3) Tata Kelola Destinasi Pariwisata di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional; dan

4) Pemberdayaan masyarakat.

Page 35: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 33

Gambar 3.4. Formulasi Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata

Gambar 3.5. Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata

Page 36: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 34

Berdasarkan atas strategi pengembangan destinasi pariwisata maka pendekatan

pengembangan produk destinasi pariwisata diwujudkan dalam “3A” : Atraksi –

Aksesibilitas – Amenitas, yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) Atraksi Wisata atau Daya Tarik Wisata, mencakup upaya-upaya mengembangkan

keragaman/diversifikasi aktivitas wisata di daya tarik wisata; pengembangan

interpertasi daya tarik wisata, pengembangan manajemen pengunjung (visitor

management) dan peningkatan sadar wisata bagi masyarakat di sekitar daya tarik

wisata;

2) Aksesibilitas, mencakup Sarana (moda transportasi angkutan jalan, sungai, danau dan

penyeberangan, angkutan laut dan kereta api); Prasarana (pelabuhan laut, bandara,

stasiun) dan Sistem Transportasi (informasi rute dan jadwal, ICT, kemudahan

reservasi moda);

3) Amenitas, mencakup Prasarana umum (Listrik, Air, Telekomunikasi, pengelolaan

limbah); Fasilitas Umum (keamanan, keuangan perbankan, bisnis, kesehatan, sanitasi

dan kebersihan, khusus bagi penderita cacat fisik, anak-anak dan lanjut usia, rekreasi,

lahan parkir dan ibadah); Fasilitas Pariwisata (akomodasi, rumah makan/restoran,

informasi dan pelayan pariwisata, keimigrasian, TIC dan e-tourism kios, polisi

pariwisata dan satuan tugas wisata, toko cinderamata, penunjuk arah-papan

informasi wisata-rambu lalu lintas wisata, bentuk bentang lahan); Standardisasi dan

Sertifikasi Usaha Pariwisata.

Gambar 3.6. Pendekatan Produk Pengembangan Destinasi Pariwisata

Page 37: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 35

Dimensi strategi pengembangan destinasi dan industri pariwisata mencakup antara lain :

1) Strategi finansial/Financial Strategy : pemerintah/Public Sector; swasta/Private

(investasi); kerjasama pemerintah dan swasta/Public Private Partnership.

2) Strategi pemasaran/Marketing Strategy : Peningkatan Promosi Pariwisata; Pencitraan

Destinasi Pariwisata; Penerapan Responsible Marketing.

3) Strategi Operasional/Operational Strategy : Koordinasi lintas sektor dan Daerah

(Kelompok Kerja/Pokja,Nota Kesapahaman/MoU); Penyusunan norma standar

prosedur kriteria/NSPK; Kajian perencanaan Detailed Engeneering Design/DED;

Perumusan Konsep, Desain Prototipe, dan model/sistem pengelolaan; Pembangunan

(konstruksi); Pengelolaan (unit pelaksana teknis/UPT, badan usah milik

pemerintah/pemda/BUMN/BUMD, atau badan pengelola swasta; Evaluasi dan

Monitoring.

4) Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia/Human Capital Strategy : Penerapan

sadar wisata bagi masyarakat; Sertifikasi kompetensi pelaku usaha dan produk

pariwisata; Destination Champion dan Destination Manager.

5) Strategi Inovasi/Inovation Strategy : Riset dan intelejen destinasi/Destination

intelligent dan research, Apresiasi/penghargaan, Penciptaan nilai tambah pariwisata/

Tourism value creation dan value chain di destinasi pariwisata.

Gambar 3.7. Dimensi Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata

Page 38: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 36

2. Implementasi Strategi (Strategy Implementation)

Berdasarkan arah dan rumusan strategi pada bagian sebelumnya, maka implementasi

strategi pengembangan destinasi dan industri pariwisata dijabarkan dalam Program

Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 – 2019. Adapun Program

Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 – 2019 diarahkan untuk

meningkatkan kuantitas dan kualitas destinasi pariwisata serta meningkatkan daya saing

industri pariwisata, melalui :

1. Pembangunan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata : (1) Perancangan destinasi

pariwisata (kawasan strategis pariwisata nasional dan kawasan pengembangan pariwisata

nasional), (2) Peningkatan aksesibilitas, atraksi, amenitas, dan ekosistem pariwisata.

2. Pengembangan Destinasi Wisata alam, budaya, dan buatan : (1) Pengembangan wisata

kuliner dan spa, wisata sejarah dan religi, wisata tradisi dan seni budaya, wisata

perdesaan dan perkotaan, (2) Pengembangan wisata bahari, wisata ekologi dan

petualangan, kawasan pariwisata terpadu, serta wisata konvensi, olahraga dan rekreasi;

3. Peningkatan tata kelola destinasi pariwisata dan pemberdayaan masyarakat : (1)

Peningkatan tata kelola destinasi pariwisata; (2) Pemberdayaan masyarakat, antara lain

meliputi peningkatan sadar wisata, dan pengembangan potensi usaha masyarakat di

bidang pariwisata;

4. Pengembangan industri pariwisata : (1) Peningkatan kemitraan usaha pariwisata dan

investasi pariwisata; (2) Pengembangan standar dan sertifikasi usaha pariwisata; (3)

Peningkatan keragaman dan daya saing produk jasa pariwisata di setiap destinasi

pariwisata.

Page 39: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 37

1. Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem

a. Perancangan Destinasi melalui kegiatan Perencanaan dan Perancangan (desain dan

prototyping) pariwisata, Kawasan Ekonomi Khusus bidang Pariwisata, Penyusunan

Rencana Detil Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)

Penyusunan Rencana Induk dan Rencana Detail KSPN dan koordinasi pembangunan

KSPN merupakan kegiatan penyusunan perancangan/perencanaan KSPN yang ditujukan

sebagai referensi dalam rangka pembangunan KSPN dan memberikan arahan bagi

pengembangan dan pengelolaan kepariwisataan yang strategis sesuai dengan

karakteristik dan fungsi kawasan strategis pariwisata nasional melalui skema dana

Dekonsentrasi di 74 KSPN. Selain itu dilaksanakannya kegiatan koordinasi lintas sektor

pusat dan daerah untuk mengharmonisasikan program K/L yang terkait pariwisata dan

pemantauan/implementasi Rencana Induk dan rencana detail di 25 KSPN

Fasilitasi prototyping/percontohan destinasi pariwisata berkelanjutan dengan

pembentukan destinasi pariwisata berkelanjutan di 20 destinasi wisata yang

bersertifikat, dan diakui secara internasional dan pembangunan sustainable tourism

observatory di 3 lokasi.

Fasilitasi KEK Pariwisata dengan kegiatan sinergitas dengan pemerintah provinsi dan

Dewan KEK Nasional dalam mempersiapkan usulan/proposal penetapan 31 Kawasan

Ekonomi Khusus Zonasi Pariwisata.

b. Bidang Amenitas Pariwisata melalui kegiatan Fasilitasi pembangunan fasilitas pariwisata

melalui Dana Alokasi Khusus sub Bidang Pariwisata di 59 lokasi dan koordinasi lintas

sektor pendukung infrastruktur amenitas pariwisata dengan Kementerian terkait.

Fasilitasi Daya Tarik wisata Nasional dengan penetapan daya tarik wisata nasional di 25

KSPN melalui Peraturan menteri Pariwisata

c. Bidang Aksesibilitas Pariwisata melalui kegiatan Koordinasi pembangunan aksesibilitas

transportasi prioritas Kantor Staf Presiden (KSP), Koordinasi dan Sinergi lintas sektor,

Destination Scoping and Maping

Pembangunan aksesibilitas dengan dilaksanakannya Koordinasi dan sinergitas dengan

pemangku kepentingan terkait pengembangan infrastruktur aksesibilitas di destinasi

pariwisata dengan mitra: Kementerian Perhubungan, Kementerian PU-PR, Kementerian

Kominfo dan Kementerian BUMN dan berkoordinasi dengan Kantor staf presiden.

d. Bidang Ekosistem Pariwisata melalui kegiatan Model integrasi ekosistem pariwisata,

Kawasan percontohan pariwisata (Inklusif Tourism), Sustainable Tourism Destination

Program

Fasilitasi Kawasan Percontohan Ekonomi Inklusif Berbasis Sektor Pariwisata dan

penerapan model integrasi ekosistem pariwisata dengan Kegiatan pembangunan

Page 40: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 38

kawasan percontohan pariwisata berbasis ekonomi inklusif di 15 lokasi dan koordinasi

model ekosistem pariwisata yang saling bermanfaat (mutualisme)

2. Pengembangan Destinasi Wisata Budaya

Pembangunan Daya Tarik Wisata dilaksanakan berdasarkan prinsip menjunjung tinggi nilai

agama dan budaya, serta keseimbangan antara upaya pengembangan manajemen atraksi

untuk menciptakan Daya Tarik Wisata yang berkualitas, berdaya saing, serta

mengembangkan upaya konservasi untuk menjaga kelestarian dan keberlanjutan sumber

dayanya.

Pembangunan Daya Tarik Wisata meliputi tahapan perintisan, pembangunan, pemantapan

dan revitalisasi.

a. Bidang Pengembangan Wisata Kuliner dan Spa melalui kegiatan pemetaan dan

inventarisasi potensi wisata kuliner dan spa, assessment destinasi wisata spa,

pengembangan destinasi wisata gastronom, pengembangan destinasi wisata spa di

tingkat regional, sosialisasi pedoman pengembangan destinasi wisata kuliner dan spa,

inventarisasi kuliner tradisional Indonesia, fasilitasi dan konsolidasi pengembangan

destinasi wisata kuliner dan spa, penetapan destinasi wisata kuliner dan spa, bimtek

peningkatan kapasitas pengelola wisata kuliner, bimtek peningkatan kapasitas pengelola

wisata spa.

Page 41: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 39

b. Bidang Pengembangan Wisata Sejarah dan Religi melalui kegiatan penyusunan database

wisata sejarah dan religi, finalisasi kriteria destinasi wisata sejarah dan religi, koordinasi

pengembangan wisata sejarah dan religi di forum international, fasilitasi pengembangan

wisata sejarah dan religi, seminar nasional wisata sejarah dan religi, sosialisasi pedoman

wisata sejarah dan religi, peningkatan produk wisata sejarah dan religi, bimtek teknis

pengelolaan wisata sejarah dan religi.

c. Bidang Pengembangan Wisata Tradisi dan Seni Budaya melalui kegiatan finalisasi

penyusunan kriteria wisata tradisi dan seni budaya, penyusunan database wisata tradisi

dan seni budaya, koordinasi pengembangan wisata tradisi dan seni budaya di forum

international, fasilitasi pengembangan wisata tradisi seni dan budaya, seminar nasional

wisata tradisi seni dan budaya, sosialisasi pedoman wisata tradisi dan seni budaya,

bimtek penyusunan produk wisata cultural and heritage ASEAN, bimtek pengelolaan

wisata tradisi dan seni budaya.

d. Bidang Pengembangan Wisata Perdesaan dan Perkotaan melalui kegiatan penetapan

kriteria destinasi wisata perdesaan dan perkotaan, penyusunan database wisata

perdesaan dan perkotaan, monitoring dan evaluasi Asdep Pengembangan Destinasi

Wisata Budaya, Admnistrasi Kegiatan, koordinasi pengembangan wisata perdesaan dan

perkotaan diforum regional dan international, fasilitasi pengembangan destinasi wisata

perdesaan dan perkotaan, seminar nasional pengembangan wisata perdesaan dan

perkotaan, sosialisasi pedoman pengembangan destinasi wisata perdesaan dan

perkotaan, peningkatan produk wisata perdesaan dan perkotaan, bimbingan teknis

pengelolaan wisata perdesaan dan perkotaan.

Page 42: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 40

3. Pengembangan Destinasi Wisata Alam dan Buatan

Pembangunan Daya Tarik Wisata dilaksanakan berdasarkan prinsip menjunjung tinggi nilai

agama dan budaya, serta keseimbangan antara upaya pengembangan manajemen atraksi

untuk menciptakan Daya Tarik Wisata yang berkualitas, berdaya saing, serta

mengembangkan upaya konservasi untuk menjaga kelestarian dan keberlanjutan sumber

dayanya.

Pembangunan Daya Tarik Wisata meliputi tahapan perintisan, pembangunan, pemantapan

dan revitalisasi.

a. Bidang Pengembangan Wisata Bahari melalui kegiatan Penyusunan pedoman wisata

berbasis pantai/pesisir, Penyusunan database titik labuh kapal wisata (yacht), Pemetaan

kawasan pesisir Indonesia yang memiliki potensi wisata bahari, Sosialisasi perpres

79/2011 dan 180/2014 tentang kunjungan kapal wisata (yacht) asing ke Indonesia,

Penyusunan pedoman pengembangan wisata bahari, Bimbingan teknis pemandu wisata

selam rekreasi, Bimbingan teknis pengelolaan destinai titik labuh wisata kapal layar

(yacht)

b. Bidang Pengembangan Ekologi dan Petualangan melalui kegiatan Pemetaan potensi

wisata di kawasan konservasi alam, Penyusunan kriteria wisata petualangan,

Penyusunan kriteria wisata olahraga rekreasi

c. Bidang Pengembangan Kawasan Wisata melalui kegiatan Penyusunan pedoman

pengembangan kawasan pariwisata terpadu, Penyusunan pedoman kawasan pariwisata

khusus, Koordinasi kawasan pariwisata yang akan menjadi KEK Pariwisata, Partisipasi

forum kawasan ekonomi khusus

d. Bidang Pengembangan Wisata Konvensi, Olahraga dan Rekreasi melalui kegiatan

Penyusunan rencana aksi pengembangan destinasi wisata pertemuan, perjalanan

insentif, konferensi, pameran indonesia, Penyusunan pedoman umum tempat

penyelenggaraan wisata pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, pameran,

Bimbingan teknis Branding destinasi wisata pertemuan, perjalanan insentif, konferensi,

pameran, Bimbingan teknis pengembangan dan pemanfaatan kawasan selancar sungai,

Bimbingan teknis peningkatan kapasitas SDM untuk pengembangan wisata olahraga

rekreasi

Page 43: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 41

4. Peningkatan Kemitraan Industri Pariwisata

a. Bidang Kemitraan Usaha Pariwisata melalui kegiatan penerapan pedoman green hotel,

koordinasi pengembangan usaha pariwisata daerah, forum kemitraan usaha pariwisata,

forum komunikasi pengembangan usaha pariwisata lintas sektor dan daerah, advokasi

penerapan tanda daftar usaha pariwisata di daerah

b. Bidang Standar Usaha Pariwisata melalui kegiatan penyusunan SNI Usaha Jasa

Pariwisata, penyusunan SNI Usaha Sarana Pariwisata, diseminansi standar usaha jasa

pariwisata, diseminasi standar usaha sarana pariwisata,

c. Bidang Sertifikasi Usaha Pariwisata melalui kegiatan fasilitasi sertifikasi usaha sarana

pariwisata, fasilitasi sertifikasi usaha jasa pariwisata, percepatan sertifikasi usaha

pariwisata

d. Bidang Investasi Pariwisata melalui kegiatan pengembangan potensi investasi

pariwisata, promosi investasi pariwisata,

Page 44: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 42

5. Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat

a. Bidang Tata Kelola Destinasi Pariwisata Prioritas

b. Bidang Tata Kelola Destinasi Pariwisata Khusus

c. Bidang Internalisasi dan Pengembangan Sadar Wisata melalui kegiatan Sosialisasi Sadar

Wisata dan Sapta Pesona di Destinasi Pariwisata, Kampanye Sadar Wisata dan Sapta

Pesona, Gerakan Sadar Wisata dan Aksi Sapta Pesona, Dukungan Implementasi Sadar

Wisata dan Sapta Pesona di Destinasi Pariwisata, Apresiasi Pengembangan Sadar Wisata

dan Sapta Pesona, Bimbingan Teknis Sadar Wisata dan Aksi Sapta Pesona, Administrasi

Kegiatan Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat, Penyusunan Rencana

Program Bidang Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat, Penyusunan

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Internalisasi dan Pengembangan Sadar Wisata,

Penyusunan NSPK Pemberdayaan Masyarakat

d. Bidang Pengembangan Potensi Masyarakat melalui kegiatan Identifikasi Potensi Usaha

Masyarakat di Destinasi Pariwisata, Peningkatan Kapasitas Usaha Masyarakat Destinasi

Pariwisata, Dukungan Peningkatan Kualitas Usaha Masyarakat Destinasi Pariwisata,

Apresiasi Usaha Masyarakat Bidang Pariwisata, Pengembangan Sistem Sadar Wisata dan

Peningkatan Kapasitas Usaha Masyarakat di Destinasi Pariwisata, Bimbingan Teknis

Peningkatan Akses Permodalan Usaha Masyarakat Destinasi Pariwisata, Bimbingan

Teknis Penyuluh Pengembangan Sadar Wisata dan Potensi Masyarakat Destinasi

Pariwisata, Monitoring Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat, Fasilitasi

Page 45: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 43

Bidang Tata Kelola Destinasi Pemberdayaan Masyarakat di Forum Regional, Penyusunan

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Potensi Masyarakat Destinasi

Pariwisata, Koordinasi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Kebijakan Bidang Tata Kelola dan

Pemberdayaan Masyarakat

6. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Deputi Pengembangan Destinasi dan

Industri Pariwisata

a. Bagian Perencanaan dan Keuangan melalui kegiatan Penyusunan Renstra Deputi

Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata, Penyusunan rencana kerja dan

program pengembangan destinasi dan Industri pariwisata, Pelaksanaan Rapat Kerja

Teknis dan Forum Komunikasi, Penyusunan Laporan Tahunan dan Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah, Monitoring dan Evaluasi.

b. Bagian Kepegawaian, Hukum dan Umum melalui kegiatan Peningkatan Kapasitas

Pegawai, Pengelolaan adminitrasi kepegawaian, Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi,

Koordinasi Kepegawaian, Penyusunan analisis jabatan, Penyusunan sasaran kinerja

pegawai, Penyusunan Standar Operasional Prosedur, Sistem pengendalian intern

pemerintah, Penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi, Pencitraan dan

kehumasan pengembangan destinasi dan insutri pariwisata, Fasilitasi penyempurnaan

rancangan kebijakan destinasi pariwisata, Layanan bidang umum, Pengelolaan

administrasi keuangan, Pengelolaan sistem akutansi keuangan pusat dan daerah,

Fasilitasi Bimtek dan sosialisasi peraturan keuangan.

Page 46: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 44

3.5 Kerangka Regulasi

Kerangka regulasi yang akan disusun oleh Deputi Pengembangan Destinasi dan Industri

Pariwisata pada tahun 2015-2019 diarahkan untuk mendukung tercapainya sasaran strategis

pembangunan kepariwisataan tahun 2015-2019. Sinergi antara kebijakan dan kerangka regulasi

dilakukan untuk memantapkan pembangunan kepariwisataan nasional. Proses penyusunan kerangka

regulasi tergambar dalam bagan berikut ini.

Gambar 3. Proses Penyusunan Kerangka Regulasi

Sumber: Buku I Rencana Program Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019

Pada Gambar di atas, merupakan langkah perumusan kebijakan diawali dengan kegiatan

pengkajian dan penelitian. Pengkajian meliputi kegiatan perumusan masalah (problem definition)

atau penetapan tujuan (objective setting) dan evaluasi terhadap regulasi yang berkaitan dengan

substansi kebijakan. Langkah berikutnya adalah penyelenggaraan penelitian secara mendalam

(indepth analysis) terhadap substansi kajian yang telah ditetapkan. Proses penelitian harus dilakukan

dengan memperhitungkan konsep analisis dampak biaya-manfaat (Cost and Benefit Analysis dan

Cost Effectiveness Analysis) untuk menjamin dukungan anggaran operasionalnya. Hasil akhir dari

pengkajian dan penelitian adalah rekomendasi yang meliputi 3 (tiga) yaitu:

a. Merevisi/membentuk/mencabut undang-undang;

b. Merevisi/membentuk/mencabut peraturan pemerintah dan dibawahnya; dan,

c. Menentapkan kebijakan dalam rangka melaksanakan undang-undang.

Page 47: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 45

Kerangka regulasi disusun sebagai bentuk operasionalisasi dari arah kebijakan Deputi

Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata. Arah kerangka regulasi dan/atau kebutuhan

regulasi selanjutnya dituangkan dalam matriks kerangka regulasi Deputi Pengembangan Destinasi

dan Industri Pariwisata.

Page 48: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 46

Page 49: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 46

Tabel 3.1. Matriks Penyusunan Regulasi di Lingkungan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 – 2019

1. Sekretariat Deputi

SKALA PRIORITAS *)

ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI

URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSISTING KAJIAN DAN PENELITIAN

UNIT KERJA KET

1 Peraturan Menteri tentang Pedoman Pengawasan dan Pengendalian Kepariwisataan

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 9 ayat (3) Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pengawasan dan Pengendalian Kepariwisatan

SEKRETARIAT DEPUTI

2 Peraturan Menteri tentang Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi dan Kabupaten/Kota

Penjabaran dari Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional 2010-2025

SEKRETARIAT DEPUTI

2. Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata

SKALA PRIORITAS *)

ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI

URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSISTING KAJIAN DAN PENELITIAN

UNIT KERJA KET

1 Keputusan Presiden Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)

Keputusan Presiden tersebut merupakan perintah Pasal 13 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang RIPPARNAS 2010 – 2025 : KSPN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b ditetapkan dengan Keputusan Presiden.

Asdep Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata

2 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) 2016

Asdep Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata

3 Keputusan Presiden Kawasan Borobudur Tindak lanjut Peraturan Menteri Pariwisata No Tahun 2015 tentang Tim Pengembangan Pariwisata Borobudur

Asdep Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata

4 Keputusan Presiden Kawasan Toba Asdep Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata

Page 50: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 47

3. Pengembangan Destinasi Wisata Budaya

SKALA PRIORITAS *)

ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI

URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSISTING KAJIAN DAN PENELITIAN

UNIT KERJA KET

1 Pedoman Pengembangan Wisata Kuliner, Spa dan Belanja

Menurut PP No.50 Tahun 2015 tentang RIPARNAS harus ada peraturan pelaksanaan turunan baru tentang pengembangan destinasi sebagai pedoman pemeliharaan pelaksanaan baik di pusat maupun daerah

Asdep Pengembangan Destinasi Wisata Budaya

2 Pedoman Pengembangan Wisata Sejarah dan Wisata Religi

Menurut PP No.50 Tahun 2015 tentang RIPARNAS harus ada peraturan pelaksanaan turunan baru tentang pengembangan destinasi sebagai pedoman pemeliharaan pelaksanaan baik di pusat maupun daerah

Asdep Pengembangan Destinasi Wisata Budaya

3 Pedoman Pengembangan Wisata Tradisi dan Seni Budaya

Menurut PP No.50 Tahun 2015 tentang RIPARNAS harus ada peraturan pelaksanaan turunan baru tentang pengembangan destinasi sebagai pedoman pemeliharaan pelaksanaan baik di pusat maupun daerah

Asdep Pengembangan Destinasi Wisata Budaya

4 Pedoman Pengembangan Wisata Kota dan Desa

Menurut PP No.50 Tahun 2015 tentang RIPARNAS harus ada peraturan pelaksanaan turunan baru tentang pengembangan destinasi sebagai pedoman pemeliharaan pelaksanaan baik di pusat maupun daerah

Asdep Pengembangan Destinasi Wisata Budaya

4. Tata Kelola Destinasi Pariwisata dan Pemberdayaan Masyarakat

SKALA PRIORITAS *)

ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI

URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSISTING KAJIAN DAN PENELITIAN

UNIT KERJA KET

1 Pemberdayaan Masyarakat Destinasi Pariwisata (NSPK)

Asdep Tata Kelola Destinasi Pariwisata dan Pemberdayaan Masyarakat

2 Strategi Pengembangan Tata Kelola Destinasi Pariwisata (NSPK)

Asdep Tata Kelola Destinasi Pariwisata dan Pemberdayaan Masyarakat

3 Standar Clean Tourist City (NSPK) Asdep Tata Kelola Destinasi Pariwisata dan Pemberdayaan Masyarakat

Page 51: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 48

5. Pengembangan Destinasi Wisata Alam dan Buatan

SKALA PRIORITAS *)

ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI

URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSISTING KAJIAN DAN PENELITIAN

UNIT KERJA KET

1 Pedoman Pengembangan Wisata Berbasis Pantai/Pesisir (NSPK)

Asdep Pengembangan Destinasi Wisata Alam dan Buatan

2 Kriteria Wisata Petualangan (Pedoman) Asdep Pengembangan Destinasi Wisata Alam dan Buatan

3 Kriteria Tempat Penyelenggaraan (Venue) Wisata Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konferensi dan Pameran (NSPK)

Asdep Pengembangan Destinasi Wisata Alam dan Buatan

4 Kriteria Wisata Olahraga Rekreasi (NSPK) Asdep Pengembangan Destinasi Wisata Alam dan Buatan

5 Pedoman Pengembangan Wisata Bahari (Penyusunan SOP Selam Rekreasi dan Panduan Tata Kelola Zonasi Pariwisata di Kawasan Konservasi Laut)

Asdep Pengembangan Destinasi Wisata Alam dan Buatan

6 Study Kelayakan, Study Lingkungan dan Masterplan Dermaga Wisata Sungai di Sungai Mahakam

Asdep Pengembangan Destinasi Wisata Alam dan Buatan

7 Pedoman Pengembangan Kawasan Pariwisata Terpadu

Asdep Pengembangan Destinasi Wisata Alam dan Buatan

8 Pedoman Kawasan Pariwisata Khusus Asdep Pengembangan Destinasi Wisata Alam dan Buatan

9 Kajian Titik Labuh dan Dermaga Sungai Pariwisata

Asdep Pengembangan Destinasi Wisata Alam dan Buatan

Page 52: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 49

6. Pengembangan Industri Pariwisata

SKALA PRIORITAS *)

ARAH KERANGKA REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI

URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSISTING KAJIAN DAN PENELITIAN

UNIT KERJA KET

1 Peraturan Menteri tentang Standar Usaha Bahari

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

ASDEP INDUSTRI PARIWISATA

2 Peraturan Menteri tentang Standar Usaha Dermaga Bahari

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

3 Peraturan Menteri tentang Standar Usaha Wisata Selancar

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

4 Peraturan Menteri tentang Standar Usaha Memancing

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

5 Peraturan Menteri tentang Standar Usaha Wisata Dayung

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

6 Peraturan Menteri tentang Standar Usaha Angkutan Sungai dan Danau Wisata

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

7 Peraturan Menteri tentang Standar Usaha Angkutan Laut Domestik Wisata

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

8 Peraturan Menteri tentang Standar Usaha Angkutan Laut Internasional Wisata

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

9 Peraturan Menteri tentang Standar Usaha Pengelolaan Pemandian Air Panas Alami

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

10 Peraturan Menteri tentang Standar Usaha Pramuwisata

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

Page 53: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 50

11 Peraturan Menteri tentang Standar Usaha Taman Bertema

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

12 Peraturan Menteri tentang Standar Usaha Pengelolaan Objek Ziarah

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

13 Peraturan Menteri tentang Standar Usaha Pengelolaan Museum

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

14 Peraturan Menteri tentang Standar Usaha Rumah Bilyar

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

15 Peraturan Menteri tentang Standar Usaha Motel

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

16 Peraturan Menteri tentang Standar Usaha Gelanggang Renang

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

17 Peraturan Menteri tentang Standar Usaha Pusat Penjualan Makanan

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

18 Peraturan Menteri tentang Standar Usaha Bumi Perkemahan

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

19 Peraturan Menteri tentang Standar Usaha Persinggahan Karavan

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

20 Peraturan Menteri tentang Standar Usaha Pengelolaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala berupa Candi, Keraton, Candi Pertilasan dan Bangunan Kuno

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

Page 54: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 51

21 Peraturan Menteri tentang Standar Usaha Pengelolaan Permukiman dan/atau Lingkungan Adat

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

22 Peraturan Menteri tentang Standar Usaha Sanggar Seni

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

23 Peraturan Menteri tentang Standar Usaha Lapangan Tenis

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

24 Peraturan Menteri tentang Standar Usaha Gelanggang Bowling

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

25 Peraturan Menteri tentang Standar Usaha Galeri Seni

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

26 Peraturan Menteri tentang Standar Usaha Gedung Pertunjukan Seni

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

27 Peraturan Menteri tentang Standar Usaha Angkutan Kereta Api Wisata

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

28 Peraturan Menteri tentang Standar Usaha Panti Pijat

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

29 Strategi dan Pedoman Pengembangan Investasi Pariwisata

Permen tersebut merupakan perintah Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata

Page 55: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 52

Page 56: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 53

3.6 Kerangka Kelembagaan

Destination Management Organization (DMO)

Karakteristik pembangunan pariwisata bersifat multisektoral dan multi dimensi sehingga

pembangunan kepariwisataan di daerah tujuan wisata dituntut melibatkan pemangku kepentingan

dari berbagai institusi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Asosiasi Perusahaan Pariwisata;

Asosiasi Profesi Pariwisata, Lembaga Swadaya Masyarakat; Perguruan Tinggi; Masyarakat;

Investor/Developer; Pers dan Media massa. Dengan karakteristik pembangunan pariwisata yang

bersifat multi sektor dan multi dimensi, dibutuhkan perangkat yang secara langsung dapat menjamin

bahwa kebijakan dan program pembangunan kepariwisataan di daerah dapat terjaga.

Selama ini, Pemerintah membina lahirnya Destination Management Organization (DMO)

yang tugasnya adalah melaksanakan perencanaan, koordinasi, implementasi, dan pengendalian

organisasi destinasi secara inovatif dan sistemik melalui pemanfaatan jejaring, informasi dan

teknologi, yang terpimpin secara terpadu dengan peran serta masyarakat, asosiasi, industri,

akademisi dan pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan, volume kunjungan

wisata, lama tinggal dan besaran pengeluaran wisatawan serta manfaat bagi masyarakat di destinasi

pariwisata.Menghadapi berbagai perjanjian perdagangan bebas, kompleksitas pembangunan

pariwisata di daerah akan meningkat.

Untuk itu, perlu melakukan reposisi dan revitalisasi DMO yang saat ini sudah terbangun.

Pilihan reposisi dan revitalisasi DMO adalah:

1. DMO tetap sebagai organisasi swasta namun kegiatannya dibiayai oleh Pemerintah Pusat.

Mekanisme pembiayaan DMO perlu dirumuskan bersama Kementerian Keuangan,

Kementerian Dalam Negeri, LPKP, BPKP dan BPK. Tujuannya adalah menjaga konsistensi

pelaksanaan progarm paling tidak selama lima tahun, dan tidak terganggu oleh aturan

pengadaan barang dan jasa pemerintah.

2. DMO menjadi bagian dari SPKD Provinsi untuk urusan Kepariwisataan tetapi dikhususkan

menjalankan fungsi sebagai perwakilan Pemerintah Pusat di daerah. Dengan demikian,

unit kerja DMO menjadi permanen dan tidak terganggu lagi dengan proses pengadaan.

3. DMO ditransformasi menjadi unit kerja Pemerintah Pusat di daerah yang melaksanakan

tugas dalam satu regional yang terdiri dari beberapa provinsi.

Sumber : Peraturan Presiden No 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015 – 2019 (Buku II) sub bab 3.5. Kerangka Regulasi dan

Kerangka Kelembagaan, 3.5.7. Pariwisata (hal 3-138).

Page 57: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 54

Bab IV

Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan

4.1 Target Kinerja

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata sebagai salah satu eselon I

pada Kementerian Pariwisata sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Pariwisata Tahun 2015 -

2019 bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Program Pengembangan Destinasi dan Industri

Pariwisata. Adapun Program Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019

memiliki 3 (tiga) sasaran strategis yaitu :

1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata yang ditandai dengan 4 (empat)

indikator utama yaitu :

a. Jumlah daerah yang difasilitasi untuk pengembangan infrastruktur dan ekosistem;

b. Jumlah fasilitasi peningkatan destinasi wisata budaya, alam dan buatan;

c. Jumlah fasilitasi peningkatan tata kelola destinasi pariwisata;

d. Jumlah fasilitasi pemberdayaan masyarakat.

2. Meningkatnya investasi di sektor pariwisata yang ditandai dengan 1 (satu) indikator utama

yaitu : Kontribusi investasi sektor pariwisata terhadap total investasi nasional.

3. Meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap penyerapan tenaga kerja pariwisata

yang ditandai dengan 1 (satu) indikator utama yaitu : Jumlah tenaga kerja langsung, tidak

langsung, dan ikutan sektor pariwisata.

Tabel 4.1. Sasaran, Indikator dan Target Program Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata

Tahun 2015 - 2019

NO SASARAN PROGRAM

INDIKATOR PROGRAM

TARGET

2015 2016 2017 2018 2019

1 Meningkatnya kualitas destinasi pariwisata

Jumlah daerah yang difasilitasi untuk pengembangan infrastruktur dan ekosistem (provinsi)

27 34 34 34 34

Jumlah fasilitasi peningkatan destinasi wisata budaya, alam dan buatan (lokasi)

15 15 25 25 20

Page 58: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 55

NO SASARAN PROGRAM

INDIKATOR PROGRAM

TARGET

2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah fasilitasi peningkatan tata kelola destinasi (provinsi)

25 25 25 25 25

Jumlah fasilitasi pemberdayaan masyarakat (provinsi)

34 34 34 34 34

2 Meningkatnya investasi di sektor pariwisata

Kontribusi investasi sektor pariwisata terhadap total investasi nasional (persentase)

3,6 3,7 3,8 3,9 4,0

3 Meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap penyerapan tenaga kerja pariwisata

Jumlah tenaga kerja langsung, tidak langsung, dan ikutan sektor pariwisata (juta orang)

11,3 11,7 12,4 12,7 13,0

Berdasarkan sasaran strategis dan indikator utama Program Pengembangan Destinasi dan

Industri Pariwisata Tahun 2015 – 2019 diatas, maka kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam

Program Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 – 2019 adalah:

d. Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem, dengan sasaran kegiatan yaitu meningkatnya

kualitas pengembangan infrastruktur dan ekosistem pariwisata di destinasi pariwisata dengan 4

indikator kinerja yaitu :

a. Tersusunya kebijakan dalam bentuk NSPK (norma, standar, prosedur dan kriteria) di bidang

pengembangan infrastruktur dan ekosistem pariwisata yang mencakup : (1) NSPK bidang

Perancangan Destinasi; (2) NSPK bidang Amenitas Pariwisata; (3) NSPK bidang Aksesibilitas

Pariwisata dan (4) NSPK Bidang Ekosistem Pariwisata;

b. Terwujudnya nota kesepahaman bersama di bidang pengembangan infrastruktur dan

ekosistem pariwisata di destinasi pariwisata dengan kementerian/lembaga lain (seperti :

perhubungan/transportasi; pekerjaan umum dan perumahan rakyat; badan usaha milik

negara dan lainnya) dan atau pemerintah daerah;

b. Terwujudnya fasilitasi kepada pemerintah daerah (provinsi/kabupaten/kota) dan kawasan

pariwisata yang dikembangkan infrastruktur dan ekosistem pariwisata;

c. Terlaksananya bimbingan teknis kepada provinsi tentang infrastruktur dan ekosistem

pariwisata.

e. Pengembangan Destinasi Wisata Budaya, dengan sasaran kegiatan yaitu Meningkatnya Kualitas

Destinasi Wisata Budaya dengan 4 indikator kinerja yaitu :

a. Tersusunya kebijakan dalam bentuk NSPK (norma, standar, prosedur dan kriteria) di di bidang

destinasi wisata budaya yang mencakup : (1) NSPK bidang Pengembangan Destinasi Kuliner

dan Spa; (2) NSPK bidang Pengembangan Destinasi Wisata Sejarah dan Religi; (3) NSPK

bidang Pengembangan Destinasi Wisata Tradisi dan Seni Budaya dan (4) NSPK Bidang

Pengembangan Destinasi Wisata Perdesaan dan Perkotaan;

Page 59: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 56

b. Terwujudnya nota kesepahaman bersama di bidang pengembangan destinasi wisata budaya

dengan kementerian/lembaga lain, asosiasi/lembaga dan pemerintah daerah;

c. Terwujudnya fasilitasi kepada pemerintah daerah (provinsi/kabupaten/kota) di bidang

pengembangan destinasi wisata budaya;

d. Terlaksananya bimbingan teknis kepada provinsi tentang pengembangan destinasi wisata

budaya.

f. Pengembangan Destinasi Wisata Alam dan Buatan, dengan sasaran kegiatan yaitu Meningkatnya

Kualitas Destinasi Wisata Alam dan Buatan dengan 4 indikator kinerja yaitu:

a. Tersusunya kebijakan dalam bentuk NSPK (norma, standar, prosedur dan kriteria) di di bidang

destinasi wisata budaya yang mencakup : (1) NSPK bidang Pengembangan Wisata Bahari;

(2) NSPK bidang Pengembangan Ekologi dan Petualangan; (3) NSPK bidang Pengembangan

Kawasan Wisata dan (4) NSPK Bidang Pengembangan Wisata Konvensi, Olahraga dan

Rekreasi;

b. Terwujudnya nota kesepahaman bersama di bidang pengembangan destinasi wisata alam

dan buatan dengan kementerian/lembaga lain, asosiasi/lembaga dan pemerintah daerah;

c. Terwujudnya fasilitasi kepada pemerintah daerah (provinsi/kabupaten/kota) di bidang

pengembangan destinasi wisata alam dan buatan;

d. Terlaksananya bimbingan teknis kepada provinsi tentang pengembangan destinasi wisata

alam dan buatan.

g. Peningkatan Kemitraan Industri Pariwisata, dengan sasaran kegiatan yaitu Meningkatnya Kualitas

Industri dan Investasi Pariwisata dengan 4 indikator kinerja yaitu:

a. Tersusunya kebijakan dalam bentuk NSPK (norma, standar, prosedur dan kriteria) di di bidang

industri dan investasi pariwisata yang mencakup : (1) NSPK bidang Kemitraan Usaha

Pariwisata; (2) NSPK bidang Standardisasi Usaha Pariwisata; (3) NSPK bidang Sertifikasi

Usaha Pariwisata dan (4) NSPK Bidang Investasi Pariwisata;

b. Terwujudnya nota kesepahaman bersama di bidang pengembangan industri dan investasi

pariwisata dengan kementerian/lembaga lain, asosiasi/lembaga dan pemerintah daerah;

c. Terwujudnya fasilitasi kepada pemerintah daerah (provinsi/kabupaten/kota) di bidang

pengembangan industri dan investasi pariwisata;

d. Terlaksananya bimbingan teknis kepada provinsi tentang pengembangan industri dan

investasi pariwisata.

h. Peningkatan Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat, dengan sasaran kegiatan yaitu

Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat dengan 4 indikator

kinerja yaitu:

a. Tersusunya kebijakan dalam bentuk NSPK (norma, standar, prosedur dan kriteria) di bidang

Peningkatan Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat yang mencakup : (1)

Page 60: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 57

NSPK bidang Tata Kelola Destinasi Pariwisata Prioritas; (2) NSPK bidang Tata Kelola Destinasi

Pariwisata Khusus; (3) NSPK bidang Internalisasi dan Pengembangan Sadar Wisata dan (4)

NSPK Bidang Pengembangan Potensi Masyarakat;

b. Terwujudnya nota kesepahaman bersama di bidang peningkatan tata kelola destinasi dan

pemberdayaan masyarakat dengan kementerian/lembaga lain, asosiasi/lembaga dan

pemerintah daerah;

c. Terwujudnya fasilitasi kepada pemerintah daerah (provinsi/kabupaten/kota) di bidang

peningkatan tata kelola destinasi pariwisata dan pemberdayaan masyarakat;

d. Terlaksananya bimbingan teknis kepada provinsi tentang peningkatan tata kelola destinasi

pariwisata dan pemberdayaan masyarakat.

i. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Deputi Pengembangan Destinasi dan

Industri Pariwisata, dengan sasaran kegiatan yaitu Meningkatnya Kualitas Manajemen dan

Pelayanan dengan 1 indikator kinerja yaitu Jumlah Dokumen Manajemen dan Pelayanan.

Tabel 4.2. Target Kinerja Kegiatan dalam Program Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata

Tahun 2015 - 2019

NO

KEGIATAN

SASARAN

INDIKATOR KEGIATAN TARGET

2015 2016 2017 2018 2019

1. Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem

Meningkatnya Kualitas Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem Pariwisata di Destinasi Pariwisata

1. Jumlah NSPK di bidang pengembangan infrastruktur dan ekosistem pariwisata (dokumen)

11 8 8 8 8

2. Jumlah kesepahaman di bidang pengembangan infrastruktur dan ekosistem pariwisata di destinasi pariwisata (dokumen)

12 4 4 4 4

3. Jumlah kab/kota/kawasan pariwisata yang difasilitasi infrastruktur dan ekosistem pariwisata (lokasi)

19 25 25 25 25

4. Jumlah provinsi yang memperoleh bimbingan teknis tentang infrastruktur dan ekosistem pariwisata (lokasi)

5 34 34 34 34

2. Pengembangan Destinasi Wisata Budaya

Meningkatnya Kualitas Destinasi Wisata Budaya

1. Jumlah NSPK di bidang destinasi wisata budaya (dokumen) 7 8 8 8 8

2. Jumlah kesepahaman di bidang destinasi wisata budaya (dokumen) 11 4 4 4 4

3 Jumlah kab/kota/kawasan destinasi wisata budaya yang difasilitasi (lokasi) 16 27 33 33 33

4 Jumlah provinsi yang memperoleh bimbingan teknis tentang destinasi wisata budaya (lokasi)

15 34 34 34 34

3. Pengembangan Destinasi Wisata Alam dan Buatan

Meningkatnya Kualitas Destinasi Wisata Alam dan Buatan

1. Jumlah NSPK di bidang destinasi wisata alam dan buatan (dokumen) 8 8 8 8 8

2. Jumlah kesepahaman di bidang destinasi wisata alam dan buatan (dokumen) 4 4 4 4 4

3. Jumlah kab/kota/kawasan destinasi wisata alam dan buatan yang difasilitasi (lokasi)

25 25 25 25 25

Page 61: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 58

NO

KEGIATAN

SASARAN

INDIKATOR KEGIATAN

TARGET

2015 2016 2017 2018 2019

4. Jumlah provinsi yang memperoleh bimbingan teknis tentang destinasi wisata alam dan buatan (lokasi)

34 34 34 34 34

4. Peningkatan Kemitraan Industri Pariwisata

Meningkatnya Kualitas Industri dan Investasi Pariwisata

1. Jumlah NSPK di bidang industri dan investasi pariwisata (dokumen) 29 8 8 8 8

2. Jumlah kesepahaman di bidang industri dan investasi pariwisata (dokumen) 6 4 4 4 4

3. Jumlah kab/kota/kawasan yang difasilitasi industri dan investasi pariwisata (lokasi) 10 50 50 50 50

4. Jumlah provinsi yang memperoleh bimbingan teknis tentang industri dan investasi pariwisata (lokasi)

28 34 34 34 34

5 Peningkatan Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat

Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat

1. Jumlah NSPK di bidang tata kelola destinasi dan pemberdayaan masyarakat (dokumen)

6 8 8 8 8

2. Jumlah kesepahaman di bidangtata kelola destinasi dan pemberdayaan masyarakat (dokumen)

1 4 4 4 4

3. Jumlah kab/kota/kawasan yang difasilitasi tata kelola destinasi dan pemberdayaan masyarakat (lokasi)

34 40 40 40 40

4. Jumlah provinsi yang memperoleh bimbingan teknis di bidang tata kelola destinasi dan pemberdayaan masyarakat (lokasi)

34 34 34 34 34

6 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Deputi Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata

Meningkatnya Kualitas Manajemen dan Pelayanan

1 Jumlah Dokumen Manajemen dan Pelayanan (dokumen)

14 14 14 14 14

Page 62: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 59

j.

Page 63: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 58

4.2 Kerangka Pendanaan

Tabel 4.3. Alokasi Anggaran Program Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata

Tahun 2015 - 2019

PROGRAM

Alokasi (Rp. Ribu)

2015 2016 2017 2018 2019

Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata

351.535.245.500 388.994.697.000 409.444.431.850 431.016.653.443 453.777.486.115

NO KEGIATAN Alokasi (Rp. Ribu)

2015 2016 2017 2018 2019

1 Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem 170.121.542.000 199.994.697.000 209.994.431.850 220.494.153.443 231.518.861.115

2 Pengembangan Destinasi Wisata Budaya 18.044.049.000 20.000.000.000 22.000.000.000 24.200.000.000 26.620.000.000

3 Pengembangan Destinasi Wisata Alam dan

Buatan 18.774.109.000 20.000.000.000 21.000.000.000 22.050.000.000 23.152.500.000

4 Peningkatan Kemitraan Industri Pariwisata 36.603.471.000 40.000.000.000 42.000.000.000 44.100.000.000 46.305.000.000

5 Peningkatan Tata Kelola Destinasi dan

Pemberdayaan Masyarakat 96.451.526.500 100.000.000.000 105.000.000.000 110.250.000.000 115.762.500.000

6 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis

Lainnya 11.540.548.000 9.000.000.000 9.450.000.000 9.922.500.000 10.418.625.000

Page 64: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 59

Page 65: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 59

Bab V P e n u t u p

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata sebagai salah satu eselon I

pada Kementerian Pariwisata perlu menyusun Rencana Strategis/Renstra. Renstra Deputi Bidang

Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata adalah dokumen perencanaan tingkat eselon I

untuk periode 5 (lima) tahun yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis pada tingkat

Kementerian Pariwisata. Renstra Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata

mencakup materi antara lain : tujuan, sasaran strategis, kebijakan dan strategi, program, dan

kegiatan pembangunan yang bersifat indikatif sesuai dengan tugas dan fungsi Deputi Bidang

Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata yang disusun dengan berpedoman pada Rencana

Strategis Kementerian Pariwisata Tahun 2015 - 2019.

Rencana Strategis Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015-2019 ini

sebagai rencana jangka menengah yang masih bersifat strategik dan indikatif diperlukan penjabaran

secara teknis operasional setiap tahunnya sebagai upaya yang berkesinambungan (rolling plan)

dalam kurun waktu lima tahun. Serta dimungkinkan adanya peninjauan ulang (review) sebagai salah

satu sifat dari sebuah living document perencanaan, sesuai dengan perkembangan lingkungan

internal dan eksternal di lingkup Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata.

Rencana Strategis Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015-2019 ini akan

mampu diimplementasikan secara optimal diperlukan kerjasama dan koordinasi dari berbagai pihak

di lingkungan internal/antar eselon 1 Kementerian Pariwisata dan eksternal/antar sektor K/L serta

dengan pihak pemerintah daerah (provinsi/kabupaten/kota) dan asosiasi/pelaku usaha pariwisata

dan masyarakat luas.

Untuk menghasilkan upaya yang sinergis dalam rangka mengaktualisasikan Rencana Strategis

Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015-2019, diperlukan keterpaduan,

kerjasama, keterbukaan dan etos kerja seluruh personil dan satuan kerja di lingkungan Deputi Bidang

Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata.

Pelaksanaan Rencana Strategis Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun

2015-2019 selama kurun waktu 5 tahun tidak akan terlepas dengan kondisi yang berkembang di

tingkat nasional maupun global sehingga pada waktunya diperlukan penyempurnaan.

Page 66: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 86

LAMPIRAN

Page 67: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 87

LAMPIRAN I : MATRIK KINERJA DAN PENDANAAN KEMENTERIAN PARIWISATA

A 2,119,164 5,028,339 5,531,173 6,084,290 6,692,719

1

1 Jumlah daerah yang difasilitasi untuk pengembangan infrastruktur dan ekosistem 27 34 34 34 34

2

1 Jumlah fasilitasi peningkatan destinasi wisata, budaya, alam dan buatan 15 25 25 25 20

3

1 Jumlah fasilitasi pemberdayaan masyarakat 34 34 34 34 34

2 Jumlah fasilitasi peningkatan tata kelola destinasi 25 25 25 25 25

4

1 Kontribusi investasi sektor pariwisata terhadap total investasi nasional (persentase) 3.6 3.7 3.8 3.9 4

5

1Jumlah tenaga kerja langsung, tidak langsung, dan ikutan sektor pariwisata (juta

orang)11.3 11.7 12.4 12.7 13

6

1 Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional (persentase) 4 5 6 7 8

7

1 Jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia (juta orang) 10 12 15 17 20

8

1 Jumlah penerimaan devisa (triliun Rp) 144 172 182 223 280

9

1 Jumlah perjalanan wisatawan nusantara (juta perjalanan) 255 260 265 270 275

10

1 Meningkatnya jumlah pengeluaran wisatawan nusantara (Triliun Rupiah) 191.25 195 198.75 202.5 206.25

11

1 Jumlah tenaga kerja di sektor pariwisata yang disertifikasi (orang) 25,000 25,000 ###### ##### ######

2Jumlah lulusan pendidikan tinggi kepariwisataan yang tersalurkan di industri

pariwisata (orang) 1,750 1,800 1,900 1,950 2,000

12

1 Indeks Reformasi Birokrasi (RB) 70% 75% 80% 85% 90%

13

1 Opini keuangan Kemenparekraf (predikat) WDP WTP WTP WTP WTP

2 Predikat SAKIP Kementerian Pariwisata (nilai) A A A A A

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN

NoK/L-N-B-

NS-BS

Meningkatnya investasi di sektor pariwisata

Meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap kualitas dan kuantitas tenaga kerja

nasional

UNIT ORGANISASI

PELAKSANA

Meningkatnya kualitas tata kelola destinasi dan partisipasi masyarakat

Terlaksananya/terwujudnya pelaksanaan reformasi birokrasi di Lingkungan Kementerian

Pariwisata

ALOKASI (dalam juta rupiah)

2015 2016 2017 2018 2019

PROGRAM/KE

GIATANSASARAN PROGRAM (OUTCOME)/SASARAN KEGIATAN (OUTPUT)/INDIKATOR

TARGET

2015 2016 2017 2018 2019

Meningkatnya kualitas destinasi

Meningkatnya kualitas pengembangan infrastruktur dan ekosistem destinasi pariwisata

Meningkatnya kontribusi pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional

Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman)

Meningkatnya jumlah penerimaan devisa

Meningkatnya jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus)

Meningkatnya jumlah pengeluaran wisatawan nusantara (wisnus)

Meningkatnya kapasitas dan profesionalisme SDM pariwisata

Meningkatnya kualitas kinerja organisasi Kementerian Pariwisata

Page 68: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 88

A 2,119,164 5,028,339 5,531,173 6,084,290 6,692,719

1 170,122 119,000 130,900 143,990 158,389

Asisten Deputi

Pengembangan

Infrastruktur dan

Ekosistem

1

1Jumlah NSPK di bidang pengembangan infrastruktur dan ekosistem pariwisata

(dokumen)11 8 8 8 8

2Jumlah kesepahaman di bidang pengembangan infrastruktur dan ekosistem pariwisata

di destinasi pariwisata (dokumen)12 4 4 4 4

3Jumlah kab/kota/kawasan pariwisata yang difasilitasi infrastruktur dan ekosistem

pariwisata (lokasi)19 25 25 25 25

4Jumlah provinsi yang memperoleh bimbingan teknis tentang infrastruktur dan

ekosistem pariwisata (lokasi)5 34 34 34 34

2 18,044 57,000 62,700 68,970 75,867

Asisten Deputi

Pengembangan

Destinasi Wisata

Budaya

1

1 Jumlah NSPK di bidang destinasi wisata budaya (dokumen) 7 8 8 8 8

2 Jumlah kesepahaman di bidang destinasi wisata budaya (dokumen) 11 4 4 4 4

3Jumlah kab/kota/kawasan yang difasilitasi pengembangan destinasi wisata budaya

(lokasi)16 27 33 33 33

4Jumlah provinsi yang memperoleh bimbingan teknis tentang pengembangan destinasi

wisata budaya (lokasi)15 34 34 34 34

3 18,774 53,000 58,300 64,130 70,543

Asisten Deputi

Pengembangan

Destinasi Wisata Alam

dan Buatan

1

1 Jumlah NSPK di bidang destinasi wisata alam dan buatan (dokumen) 12 8 8 8 8

2 Jumlah kesepahaman di bidang destinasi wisata alam dan buatan (dokumen) 7 4 4 4 4

3Jumlah kab/kota/kawasan yang difasilitasi pengembangan destinasi wisata alam dan

buatan (lokasi)12 25 25 25 25

4Jumlah provinsi yang memperoleh bimbingan teknis tentang pengembangan destinasi

wisata alam dan buatan (lokasi)5 34 34 34 34

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN

NoK/L-N-B-

NS-BS

UNIT ORGANISASI

PELAKSANA

ALOKASI (dalam juta rupiah)

2015 2016 2017 2018 2019

PROGRAM/KE

GIATANSASARAN PROGRAM (OUTCOME)/SASARAN KEGIATAN (OUTPUT)/INDIKATOR

TARGET

2015 2016 2017 2018 2019

Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem

Pengembangan Destinasi Wisata Alam dan Buatan

Meningkatnya Kualitas Destinasi Wisata Budaya

Pengembangan Destinasi Wisata Budaya

Meningkatnya Kualitas Destinasi Wisata Alam dan Buatan

Meningkatnya kualitas pengembangan infrastruktur dan ekosistem pariwisata di

destinasi pariwisata

Page 69: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai

RENCANA STRATEGIS | Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Tahun 2015 - 2019 89

A 2,119,164 5,028,339 5,531,173 6,084,290 6,692,719

4 36,603 60,995 67,094 73,804 81,184

Asisten Deputi

Kemitraan Industri

Pariwisata

1

1 Jumlah NSPK di bidang industri dan investasi pariwisata (dokumen) 29 8 8 8 8

2 Jumlah kesepahaman di bidang industri dan investasi pariwisata (dokumen) 6 4 4 4 4

3 Jumlah kab/kota/kawasan yang difasilitasi industri dan investasi pariwisata (lokasi) 10 50 50 50 50

4Jumlah provinsi yang memperoleh bimbingan teknis tentang industri dan investasi

pariwisata (lokasi)28 34 34 34 34

5 96,452 160,000 176,000 193,600 212,960

Asisten Deputi Tata Kelola

Destinasi dan

Pemberdayaan

Masyarakat

1

1Jumlah NSPK di bidang tata kelola destinasi dan pemberdayaan masyarakat

(dokumen)6 8 8 8 8

2Jumlah kesepahaman di bidang tata kelola destinasi dan pemberdayaan masyarakat

(dokumen)1 4 4 4 4

3 Jumlah kab/kota/kawasan yang difasilitasi tata kelola destinasi (lokasi) 25 25 25 25 25

4 Jumlah kab/kota/kawasan yang difasilitasi pemberdayaan masyarakat (lokasi) 34 34 34 34 34

5Jumlah provinsi yang memperoleh bimbingan teknis di bidang tata kelola destinasi dan

pemberdayaan masyarakat (lokasi)34 34 34 34 34

6 11,541 14,000 15,400 16,940 18,634 Sekretariat Deputi Bidang

Pengembangan Destinasi

dan Industri Pariwisata

1

1 Jumlah dokumen perencanaan 5 5 5 5 5

2 Jumlah dokumen keuangan 1 1 1 1 1

3 Jumlah dokumen kepegawaian 9 9 9 9 9

4 Jumlah dokumen umum 2 2 2 2 2

5 Jumlah dokumen evaluasi (monev) 3 3 3 3 3

6 Jumlah Dokumen Hukum 1 1 1 1 1

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN

NoK/L-N-B-

NS-BS

UNIT ORGANISASI

PELAKSANA

ALOKASI (dalam juta rupiah)

2015 2016 2017 2018 2019

PROGRAM/KE

GIATANSASARAN PROGRAM (OUTCOME)/SASARAN KEGIATAN (OUTPUT)/INDIKATOR

TARGET

2015 2016 2017 2018 2019

Meningkatnya Kualitas Industri dan Investasi Pariwisata

Peningkatan Kemitraan Industri Pariwisata

Meningkatnya Kualitas Manajemen dan Pelayanan

Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Deputi Pengembangan Destinasi dan Industri

Pariwisata

Peningkatan Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat

Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat

Page 70: Rencana Strategis - kemenpar.go.id · Desa wisata yang difasilitasi dihitung melalui jumlah desa yang dikembangkan melalui PNPM Mandiri. Pengembangan desa wisata dilakukan sebagai