Rencana Strategis -...

55
Rencana Strategis ( RENSTRA ) Inspektorat Kota Banda Aceh 2017 - 2022

Transcript of Rencana Strategis -...

Rencana Strategis

(RENSTRA)

Inspektorat Kota Banda Aceh

2017 - 2022

i

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………. 1

1.1. Latar Belakang ……………………………………………………….………………………. 1

1.2. Landasan Hukum…………………………………………………………………………………. 1

1.3. Maksud dan Tujuan…………………………………………………………………………….. 3

1. Maksud ………………………………………….…………………………………………… 3

2. Tujuan ...........…………………………………………………………………………….. 3

3. Sistematika Penulisan……………………………………………………………. 3

BAB II GAMBARAN PELAYANAN INSPEKTORAT …………………………………………….. 5

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi…………………………………………………. 5

2.2. Sumber Daya Inspektorat ..................................................................................... 12

2.3. Kinerja Pelayanan Inspektorat ............................................................... 13

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Inspektorat ............. 19

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS INSPEKTORAT KOTA BANDA ACEH .......................................................... 20

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Inspektorat ....... 20

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah Terpilih .......................................................................... 21

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Inspektorat Aceh .............................. 22

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan

Hidup Strategis ………………………………………………………………………………….. 23

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis .................................................................... 24

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN .......................................................................... 25

4.1 Tujuan dan Sasaran jangka Menengah Inspektorat .........……………… 25

BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ..................................................................... 28

BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA

PENDANAAN .......................................................................................... 35

BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN ...................................... .... 37

BAB VIII PENUTUP ............................................................................................................... ..... 38

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rencana Strategis (Renstra) Inspektorat Kota Banda Aceh Tahun 2017 –

2022 merupakan dokumen perencanaan Inspektorat untuk periode 5 (lima)

tahun. Dokumen renstra Inspektorat tersebut akan digunakan sebagai acuan

dalam penyusunan Rencana Kerja Inspektorat (Renja SKPD) yang dalam

penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(RPJM) Daerah Kota Banda Aceh Tahun 2017 – 2022, sehingga Renstra

Inspektorat Kota Banda Aceh merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

RPJM Daerah Kota Banda Aceh Tahun 2017 – 2022.

Penyusunan Renstra Inspektorat Kota Banda Aceh dilakukan sesuai dengan

Tugas Pokok dan Fungsi Inspektorat, serta mengacu pada berbagai kebijakan dan

prioritas program Pemerintah Kota Banda Aceh yang tertuang dalam RPJM,

Rencana Strategis, Visi, Misi Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan

Kegiatan.

Penyusunan Rencana Strategis Inspektorat mengacu pada Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, melalui

keterlibatan semua pemangku kepentingan di Inspektorat baik unsur pimpinan,

unsur staf sekretariat maupun unsur pelaksana bidang.

1.2 Landasan Hukum

Penyusunan Rencana Strategis Inspektorat Kota Banda Aceh Tahun 2017

– 2022 didasarkan pada:

1) Undang-undang No. 8 (Drt) tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah

Otonomi dan Kota-kota Besar dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera

Utara;

2) Undang-undang No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang

Bersih dan Bebas KKN;

3) Undang-undang No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Korupsi;

4) Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

5) Undang-undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

6) Undang-undang No. 15 Tahun 2004 tentang Tata Cara Pemeriksaan,

Pengelolaan dan tanggungjawab Keuangan Negara;

2

7) Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

8) Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah;

9) Undang-undang No. 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh;

10) Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

sebagaimana telah diubah terakhir kalinya dengan Undang-Undang Nomor 9

Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

11) Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 1983 tentang Perubahan Batas Wilayah

Kotamadya Daerah Tingkat II Banda Aceh;

12) Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan

Pertanggungjawaban Keuangan Daerah;

13) Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah;

14) Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan

Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

15) Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

16) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah;

17) Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah;

18) Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan

Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

19) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara

Perencanaan, Pengendalian, dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara

Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJP dan RPJMD, serta Tata

Cara Perubahan RPJPD,RPJMD, dan RKPD;

20) Qanun Kota Banda Aceh No.16 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang (RPJP) Kota Banda Aceh 2007-2027;

21) Qanun Kota Banda Aceh Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota Banda Aceh Tahun 2009 – 2029;

22) Qanun Kota Banda Aceh No. 11 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi

Perangkat Daerah Kota Banda Aceh;

23) Peraturan Walikota Banda Aceh No. 39 Tahun 2016 tentang Susunan,

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan Dan Tata Kerja Inspektorat Kota

Banda Aceh.

3

1.3 Maksud dan Tujuan

Rencana Strategis (Renstra) Inspektorat Kota Banda Aceh disusun dengan

maksud dan tujuan sebagai berikut :

1.3.1 Maksud :

a. Memudahkan dan sebagai pedoman dalam penyusunan perencanaan

kegiatan, anggaran OPD, pelaksanaan program dan kegiatan setiap

tahun anggaran selama lima tahun yang akan datang.

b. Menjamin tercapainyaq penggunaan sumber daya secara efektif,

efisien dan berkelanjutan.

c. Menjamin terciptanya integritas, sinkronisasi dan sinergisitas terutama

di bidang pengawasan dan pengendalian internal.

1.3.2 Tujuan :

a. Melaksanakan tupoksi guna mendukung tercapainya visi dan misi

Walikota Banda Aceh.

b. Menetapkan program dan kegiatan Inspektorat tahun 2017-2022.

c. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan program kerja maupun kegiatan

Inspektorat.

d. Sebagai pendekatan prestasi kerja yang akan dicapai dan menjadi

pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA).

e. Sebagai tolak ukur keberhasilan pengawasan yang dicapai dalam kurun

waktu 5 tahun serta menjadi evaluasi dalam penyusunan Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah.

1.4 Sistematika Penulisan

Rencana Strategis Inspektorat Kota Banda Aceh Tahun 2017–2022 ini

disajikan dalam sistematika sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Landasan Hukum

1.3 Maksud dan Tujuan

1.4 Sistematika Penulisan

BAB II Gambaran Pelayanan Inspektorat

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Inspektorat

2.2 Sumber Daya Inspektorat

2.3 Kinerja Pelayanan Inspektorat

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Inspektorat

4

BAB III Permasalahan dan Isu-Isu Strategis Perangkat Daerah

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Pelayanan

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah Terpilih

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Kota Banda Aceh

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan kajian Lingkungan

Hidup Strategis

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis

BAB IV Tujuan dan Sasaran

4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Inspektorat

BAB V Strategi dan Arah Kebijakan

BAB VI Rencana Program dan Kegiatan serta Pendanaan

BAB VII Kinerja Penyelenggaraan Bidang Urusan

BAB VIII Penutup

5

BAB II GAMBARAN PELAYANAN

INSPEKTORAT KOTA BANDA ACEH

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Inspektorat

2.1.1 Tugas Pokok Inspektorat

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat

Daerah serta sesuai Qanun Kota Banda Aceh Nomor 11 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Banda Aceh dan Peraturan

Walikota Banda Aceh Nomor 39 Tahun 2016 tentang Susunan, Kedudukan,

Tugas, Fungsi, Kewenangan dan Tata Kerja Inspektorat Kota Banda Aceh,

Inspektorat Kota Banda Aceh mempunyai mempunyai tugas pokok dan fungsi

sebagai berikut :

a. Membantu Walikota dalam pembinaan dan pengawasan atas kinerja

organisasi pemerintah daerah;

b. Sebagai aparat Pemerintah Daerah yang membantu Walikota dalam

melaksanakan tugas-tugas pengawasan intern pemerintah, dan melakukan

pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kota dan

tugas pembantuan yang diberikan kepada kota.

2.1.2 Fungsi Inspektorat

1. Perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi pengawasan;

2. Pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan melalui

audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;

3. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Walikota;

4. Penyusunan laporan hasil pengawasan;

5. Pelaksanaan administrasi Inspektorat;dan

6. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan Walikota terkait dengan

tugas dan fungsinya.

2.1.3 Struktur Organisasi Inspektorat

Berdasarkan Peraturan Walikota Kota Banda Aceh Nomor 39 Tahun 2016

tentang Susunan, Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan dan Tata Kerja

Inspektorat Kota Banda Aceh, maka Struktur Organisasi Inspektorat adalah

sebagai berikut :

6

1) Inspektur;

2) Sekretariat

a) Subbagian Keuangan, Program dan Pelaporan;dan

b) Subbagian Umum, Kepegawaian dan Aset

3) Inspektur Pembantu Wilayah I;

4) Inspektur Pembantu Wilayah II;

5) Inspektur Pembantu Wilayah III;

6) Kelompok Jabatan Fungsional

Sesuai dengan Peraturan Walikota Banda Aceh Nomor 39 Tahun 2016

Tentang Susunan, Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan Dan Tata Kerja

Inspektorat Kota Banda Aceh, Inspektur, Sekretaris dan Inspektur Pembantu

mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

1) Inspektur

Inspektur mempunyai tugas membantu Walikota dalam pembinaan dan

pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan kota, kecamatan, mukim

dan gampong yang menjadi kewenangan Kota dan Tugas Pembantuan

yang diberikan kepada Kota.

Inspektur mempunyai fungsi pelaksanaan urusan ketatausahaan,

penyusunan program jangka pendek, jangka menengah dan jangka

panjang, perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan

pelaporan, pelaksanaan administrasi dibidang pembinaan dan

pengawasan;

2) Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas membantu Inspektur dalam pengelolaan

urusan administrasi, keuangan, kepegawaian, ketatausahaan dan

tatalaksana, kearsipan, umum, perlengkapan dan peralatan,

kerumahtanggaan, hukum, penyelenggaraan dan pemberian dukungan

administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Inspektorat:

Sekretariat mempunyai fungsi :

a. Penyiapan perumusan kebijakan operasional tugas administrasi,

pengoordinasian, sinkronisasi, dan integrasi pelaksanaan tugas dan

fungsi organisasi di lingkungan Inspektorat;

b. Pelaksanaan pengelolaan urusan administrasi, keuangan,

kepegawaian, ketatausahaan dan tatalaksana, kearsipan, umum,

perlengkapan dan peralatan, kerumahtanggaan, hukum;

c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas administrasi

di lingkungan Inspektorat;dan.

7

3) Inspektur Pembantu Wilayah I

Inspektur Pembantu Wilayah I mempunyai tugas membantu Inspektur

dalam melaksanakan Urusan Pemerintahan Bidang Pembinaan dan

Pengawasan.

Inspektur Pembantu Wilayah I mempunyai fungsi :

a) Penyiapan bahan penyusunan program kerja dan rencana kerja bidang

pembinaan, pengawasan, pendampingan, asistensi dan fasilitasi

penyelenggaraan pemerintah gampong, reviu rencana kerja anggaran,

reviu laporan keuangan, reviu laporan kinerja instansi pemerintah,

evaluasi sistem pengendalian internal, penanganan pengaduan

masyarakat dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu, pemeriksaan

terpadu, mengawal pelaksanaan reformasi birokrasi, pengawasan

dalam rangka percepatan menuju good governance, clean government

dan pelayanan publik, penyusunan peraturan perundangan–undangan

bidang pengawasan, penyusunan pedoman/standar di bidang

pengawasan, koordinasi program pengawasan, pemeriksaan

hibah/bantuan sosial, tugas pembantuan dan alokasi dana gampong;

b) Penyiapan bahan penyusunan perumusan kebijakan bidang

pembinaan, pengawasan, pendampingan, asistensi dan fasilitasi

penyelenggaraan pemerintah gampong, reviu rencana kerja anggaran,

reviu laporan keuangan, reviu laporan kinerja instansi pemerintah,

evaluasi sistem pengendalian internal, penanganan pengaduan

masyarakat dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu, pemeriksaan

terpadu, mengawal pelaksanaan reformasi birokrasi, pengawasan

dalam rangka percepatan menuju good governance, clean government

dan pelayanan publik, penyusunan peraturan perundangan–undangan

bidang pengawasan, penyusunan pedoman/standar di bidang

pengawasan, koordinasi program pengawasan, pemeriksaan

hibah/bantuan sosial, tugas pembantuan dan alokasi dana gampong

sesuai dengan lingkup tugasnya;

c) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan bidang pembinaan,

pengawasan, pendampingan, asistensi dan fasilitasi penyelenggaraan

pemerintah gampong, reviu rencana kerja anggaran, reviu laporan

keuangan, reviu laporan kinerja instansi pemerintah, evaluasi sistem

pengendalian internal, penanganan pengaduan masyarakat dan

pemeriksaan dengan tujuan tertentu, pemeriksaan terpadu,

mengawal pelaksanaan reformasi birokrasi, pengawasan dalam rangka

percepatan menuju good governance, clean government dan

pelayanan publik, penyusunan peraturan perundangan–undangan

8

bidang pengawasan, penyusunan pedoman/standar di bidang

pengawasan, koordinasi program pengawasan, pemeriksaan

hibah/bantuan sosial, tugas pembantuan dan alokasi dana gampong

sesuai dengan lingkup tugasnya;

d) Pendampingan, asistensi dan fasilitasi penyelenggaraan pemerintah

gampong, reviu rencana kerja anggaran, reviu laporan keuangan, reviu

laporan kinerja instansi pemerintah, evaluasi sistem pengendalian

internal, penanganan pengaduan masyarakat dan pemeriksaan

dengan tujuan tertentu, pemeriksaan terpadu, mengawal pelaksanaan

reformasi birokrasi, pengawasan dalam rangka percepatan menuju

good governance, clean government dan pelayanan publik,

penyusunan peraturan perundangan–undangan bidang pengawasan,

penyusunan pedoman/standar di bidang pengawasan, koordinasi

program pengawasan, pemeriksaan hibah/bantuan sosial, tugas

pembantuan dan alokasi dana gampong sesuai dengan lingkup

tugasnya;

e) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan bidang pembinaan,

pengawasan, pendampingan, asistensi dan fasilitasi penyelenggaraan

pemerintah gampong, reviu rencana kerja anggaran, reviu laporan

keuangan, reviu laporan kinerja instansi pemerintah, evaluasi sistem

pengendalian internal, penanganan pengaduan masyarakat dan

pemeriksaan dengan tujuan tertentu, pemeriksaan terpadu,

mengawal pelaksanaan reformasi birokrasi, pengawasan dalam rangka

percepatan menuju good governance, clean government dan

pelayanan publik, penyusunan peraturan perundangan–undangan

bidang pengawasan, penyusunan pedoman/standar di bidang

pengawasan, koordinasi program pengawasan, pemeriksaan

hibah/bantuan sosial, tugas pembantuan dan alokasi dana gampong

sesuai dengan lingkup tugasnya;dan

f) Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan

sesuai dengan bidang tugasnya.

4) Inspektur Pembantu Wilayah II

Inspektur Pembantu Wilayah II mempunyai tugas membantu Inspektur

dalam melaksanakan Urusan Pemerintahan Bidang Pembinaan dan

Pengawasan.

Inspektur Pembantu Wilayah II mempunyai fungsi:

a) Penyiapan bahan penyusunan program kerja dan rencana kerja bidang

pembinaan, pengawasan, pendampingan, asistensi dan fasilitasi

penyelenggaraan pemerintah gampong, reviu rencana kerja anggaran,

9

reviu laporan keuangan, reviu laporan kinerja instansi pemerintah,

evaluasi sistem pengendalian internal, penanganan pengaduan

masyarakat dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu, pemeriksaan

terpadu, mengawal pelaksanaan reformasi birokrasi, pengawasan

dalam rangka percepatan menuju good governance, clean government

dan pelayanan publik, penyusunan peraturan perundangan–undangan

bidang pengawasan, penyusunan pedoman/standar di bidang

pengawasan, koordinasi program pengawasan, pemeriksaan

hibah/bantuan sosial, tugas pembantuan dan alokasi dana gampong;

b) Penyiapan bahan penyusunan perumusan kebijakan bidang

pembinaan, pengawasan, pendampingan, asistensi dan fasilitasi

penyelenggaraan pemerintah gampong, reviu rencana kerja anggaran,

reviu laporan keuangan, reviu laporan kinerja instansi pemerintah,

evaluasi sistem pengendalian internal, penanganan pengaduan

masyarakat dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu, pemeriksaan

terpadu, mengawal pelaksanaan reformasi birokrasi, pengawasan

dalam rangka percepatan menuju good governance, clean government

dan pelayanan publik, penyusunan peraturan perundangan–undangan

bidang pengawasan, penyusunan pedoman/standar di bidang

pengawasan, koordinasi program pengawasan, pemeriksaan

hibah/bantuan sosial, tugas pembantuan dan alokasi dana gampong

sesuai dengan lingkup tugasnya;

c) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan bidang pembinaan,

pengawasan, pendampingan, asistensi dan fasilitasi penyelenggaraan

pemerintah gampong, reviu rencana kerja anggaran, reviu laporan

keuangan, reviu laporan kinerja instansi pemerintah, evaluasi sistem

pengendalian internal, penanganan pengaduan masyarakat dan

pemeriksaan dengan tujuan tertentu, pemeriksaan terpadu,

mengawal pelaksanaan reformasi birokrasi, pengawasan dalam rangka

percepatan menuju good governance, clean government dan

pelayanan publik, penyusunan peraturan perundangan–undangan

bidang pengawasan, penyusunan pedoman/standar di bidang

pengawasan, koordinasi program pengawasan, pemeriksaan

hibah/bantuan sosial, tugas pembantuan dan alokasi dana gampong

sesuai dengan lingkup tugasnya;

d) Pelaksanaan kebijakan bidang pembinaan, pengawasan,

pendampingan, asistensi dan fasilitasi penyelenggaraan pemerintah

gampong, reviu rencana kerja anggaran, reviu laporan keuangan, reviu

laporan kinerja instansi pemerintah, evaluasi sistem pengendalian

10

internal, penanganan pengaduan masyarakat dan pemeriksaan

dengan tujuan tertentu, pemeriksaan terpadu, mengawal pelaksanaan

reformasi birokrasi, pengawasan dalam rangka percepatan menuju

good governance, clean government dan pelayanan publik,

penyusunan peraturan perundangan–undangan bidang pengawasan,

penyusunan pedoman/standar di bidang pengawasan, koordinasi

program pengawasan, pemeriksaan hibah/bantuan sosial, tugas

pembantuan dan alokasi dana gampong sesuai dengan lingkup

tugasnya;

e) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan bidang pembinaan,

pengawasan, pendampingan, asistensi dan fasilitasi penyelenggaraan

pemerintah gampong, reviu rencana kerja anggaran, reviu laporan

keuangan, reviu laporan kinerja instansi pemerintah, evaluasi sistem

pengendalian internal, penanganan pengaduan masyarakat dan

pemeriksaan dengan tujuan tertentu, pemeriksaan terpadu,

mengawal pelaksanaan reformasi birokrasi, pengawasan dalam rangka

percepatan menuju good governance, clean government dan

pelayanan publik, penyusunan peraturan perundangan–undangan

bidang pengawasan, penyusunan pedoman/standar di bidang

pengawasan, koordinasi program pengawasan, pemeriksaan

hibah/bantuan sosial, tugas pembantuan dan alokasi dana gampong

sesuai dengan lingkup tugasnya;dan

f) Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan

sesuai dengan bidang tugasnya.

5) Inspektur Pembantu Wilayah III

Inspektur Pembantu Wilayah III mempunyai tugas membantu Inspektur

dalam melaksanakan Urusan Pemerintahan Bidang Pembinaan dan

Pengawasan.

Inspektur Pembantu Wilayah III mempunyai fungsi:

a) Penyiapan bahan penyusunan program kerja dan rencana kerja bidang

pembinaan, pengawasan, pendampingan, asistensi dan fasilitasi

penyelenggaraan pemerintah gampong, reviu rencana kerja anggaran,

reviu laporan keuangan, reviu laporan kinerja instansi pemerintah,

evaluasi sistem pengendalian internal, penanganan pengaduan

masyarakat dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu, pemeriksaan

terpadu, mengawal pelaksanaan reformasi birokrasi, pengawasan

dalam rangka percepatan menuju good governance, clean government

dan pelayanan publik, penyusunan peraturan perundangan–undangan

bidang pengawasan, penyusunan pedoman/standar dibidang

11

pengawasan, koordinasi program pengawasan, pemeriksaan

hibah/bantuan sosial, tugas pembantuan dan alokasi dana gampong;

b) Penyiapan bahan penyusunan perumusan kebijakan bidang

pembinaan, pengawasan, pendampingan, asistensi dan fasilitasi

penyelenggaraan pemerintah gampong, reviu rencana kerja anggaran,

reviu laporan keuangan, reviu laporan kinerja instansi pemerintah,

evaluasi sistem pengendalian internal, penanganan pengaduan

masyarakat dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu, pemeriksaan

terpadu, mengawal pelaksanaan reformasi birokrasi, pengawasan

dalam rangka percepatan menuju good governance, clean government

dan pelayanan publik, penyusunan peraturan perundangan–undangan

bidang pengawasan, penyusunan pedoman/standar dibidang

pengawasan, koordinasi program pengawasan, pemeriksaan

hibah/bantuan sosial, tugas pembantuan dan alokasi dana gampong

sesuai dengan lingkup tugasnya;

c) Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan bidang pembinaan,

pengawasan, pendampingan, asistensi dan fasilitasi penyelenggaraan

pemerintah gampong, reviu rencana kerja anggaran, reviu laporan

keuangan, reviu laporan kinerja instansi pemerintah, evaluasi sistem

pengendalian internal, penanganan pengaduan masyarakat dan

pemeriksaan dengan tujuan tertentu, pemeriksaan terpadu,

mengawal pelaksanaan reformasi birokrasi, pengawasan dalam rangka

percepatan menuju good governance, clean government dan

pelayanan publik, penyusunan peraturan perundangan–undangan

bidang pengawasan, penyusunan pedoman/standar dibidang

pengawasan, koordinasi program pengawasan, pemeriksaan

hibah/bantuan sosial, tugas pembantuan dan alokasi dana gampong

sesuai dengan lingkup tugasnya;

d) Pelaksanaan kebijakan bidang pembinaan, pengawasan,

pendampingan, asistensi dan fasilitasi penyelenggaraan pemerintah

gampong, reviu rencana kerja anggaran, reviu laporan keuangan, reviu

laporan kinerja instansi pemerintah, evaluasi sistem pengendalian

internal, penanganan pengaduan masyarakat dan pemeriksaan

dengan tujuan tertentu, pemeriksaan terpadu, mengawal pelaksanaan

reformasi birokrasi, pengawasan dalam rangka percepatan menuju

good governance, clean government dan pelayanan publik,

penyusunan peraturan perundangan–undangan bidang pengawasan,

penyusunan pedoman/standar dibidang pengawasan, koordinasi

program pengawasan, pemeriksaan hibah/bantuan sosial, tugas

12

pembantuan dan alokasi dana gampong sesuai dengan lingkup

tugasnya;

e) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan bidang pembinaan,

pengawasan, pendampingan, asistensi dan fasilitasi penyelenggaraan

pemerintah gampong, reviu rencana kerja anggaran, reviu laporan

keuangan, reviu laporan kinerja instansi pemerintah, evaluasi sistem

pengendalian internal, penanganan pengaduan masyarakat dan

pemeriksaan dengan tujuan tertentu, pemeriksaan terpadu,

mengawal pelaksanaan reformasi birokrasi, pengawasan dalam rangka

percepatan menuju good governance, clean government dan

pelayanan publik, penyusunan peraturan perundangan–undangan

bidang pengawasan, penyusunan pedoman/standar dibidang

pengawasan, koordinasi program pengawasan, pemeriksaan

hibah/bantuan sosial, tugas pembantuan dan alokasi dana gampong

sesuai dengan lingkup tugasnya;dan

f) Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan

sesuai dengan bidang tugasnya.

6) Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian

tugas Pemerintah Kota sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

2.2 Sumber Daya Inspektorat

Komposisi personil Inspektorat Kota Banda Aceh berdasarkan jenjang

pendidikan terdiri dari SLTP, SLTA, D-3, S-1 dan S-2, dengan berbagai macam

disiplin ilmu yaitu Administrasi Negara, Teknik, Ekonomi, Hukum, Pertanian,

Ilmu Sosial, Agama, Kesehatan dan Kehutanan. Sedangkan berdasarkan

kepangkatan mulai dari I/c sampai dengan IV/b, dengan rincian sebagai

berikut:

Tabel 2.1 Komposisi Jumlah SDM

Pangkat/Golongan

Strata Pendidikan

No Jumlah

SLTP SLTA D-III S-1 S-2

1 Pembina Tk.I/IV b 7 6 1

2 Pembina/IV a 6 2 4 3 Penata Tk. I/III d 9 6 3 4 Penata/III c 7 1 3 3 5 Penata Muda Tk.I/III b 9 2 4 3

6 Penata Muda/III a 2 2

7 Pengatur Tk. I/II d 1 1

8 Pengatur /II c 1 1

9 Juru/I c 1 1

Jumlah 43 1 4 3 21 14

13

2.2.1 Pejabat Struktural dan Fungsional

Untuk mendukung operasional organisasi dan tata kerja Inspektorat Kota Banda Aceh terdapat Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional yang terdiri dari :

1) Jabatan struktural eselon II b berjumlah 1 orang;

2) Jabatan struktural eselon III a berjumlah 4 orang;

3) Jabatan struktural eselon IV a berjumlah 2 orang.

Sedangkan jabatan fungsional terdiri dari Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dan Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintahan (JFPP).

1) Jabatan Fungsional Auditor terdiri dari :

a. Auditor Madya berjumlah 3 orang;

b. Auditor Muda berjumlah 5 orang;

c. Auditor Pertama berjumlah 6 orang;

d. Auditor Pelaksana Lanjutan berjumlah 1 orang.

2) Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintahan terdiri dari :

a. P2UPD Madya berjumlah 2 orang;

b. P2UPD Muda berjumlah 2 orang;

c. P2UPD Pertama berjumlah 4 orang.

2.2.2 Sarana Pendukung Operasional Inspektorat

Sarana pendukung operasional pelayanan administrasi pada Inspektorat Kota Banda Aceh terdiri dari :

1) Gedung Kantor 1 unit;

2) Komputer 18 unit

3) Laptop 4 unit;

4) Printer 11 unit;

5) AC 5 unit;

6) Kamera Digital 5 unit;

7) Tape Recorder 1 unit;

8) Meja Kerja 31 unit;

9) Lemari Arsip 5 unit;

10) LCD Projektor 1 unit;

11) Telepon/Fax 1 unit.

Sarana mobilitas pendukung pelayanan pada Inspektorat Kota Banda Aceh terdiri dari :

1) Kenderaan Roda 4 (empat) 2 unit;

2) Kenderaan Roda 2 (dua) 5 unit.

2.3 Kinerja Pelayanan Inspektorat Kota Banda Aceh

Kinerja pelayanan Inspektorat Kota Banda Aceh periode RPJMD 2012-

2017 sebagai unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah, dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

14

Tabel 2.2

Pencapaian Kinerja Pelayanan Inspektorat Kota Banda Aceh

Indikator Target

Target Renstra SKPD Tahun ke-

Realisasi Capaian Tahun ke-

Rasio Capaian pada Tahun ke-

Kinerja sesuai Target Target

NO Indikator

Tugas dan SPM IKK

Lainnya 2013 2014

2015

2016

2017

2013

2014

2015

2016

2017

2013 2014

2015

2016

2017

Fungsi SKPD

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (13) (14) (15) (16) (17) (19) (20) (21) (22) (23)

1 Lancarnya

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

100%

kegiatan

administrasi perkantoran

Menurunnya

tingkat

penyimpangan 247 247 247 247 247 239 182 183 131 150

96,7

73,68

74,08 53,0 60,73 2 terhadap obrik obrik obrik Obrik Obrik obrik obrik obrik obrik

brik kali 6 %

%

%

4% %

peraturan kali kali kali kali kali kali kali kali kali

perundang-

undangan

Terlaksananya 4

pengawasan

4

4

4

4

4

4

4

4

7

100%

100%

175%

3

kasu

100%

100%

pada seluruh kasus kasus kasus kasus kasus kasus kasus kasus kasus

s

SKPD/unit kerja

Tercapainya

hasil penilaian 2

2

2

2

2

2

3

3

4 LAKIP SKPD

2

2

100%

100%

100%

100%

100%

lapor

lapora

lapora

lapora

lapora

lapora

lapora

lapora

dengan laporan laporan

an n n n n n n n

kwalifikasi rata-

rata baik

15

Terselesaikanny 247

247

247

247

247

239

182

183

131

150

96,7

73,68

74,08

53,0

60,73

5 a TLHP tepat

obrik obrik obrik obrik obrik obrik obrik obrik obrik obrik 6 % % % 4% %

waktu

Tidak terjadinya

tumpang tindih 2

pengawasan

2

2

2

2

2

2

2

2

100%

100%

6

dokume

2 dokumen

100%

100%

dengan aparat dokumen dokumen dokumen dokumen dokumen dokumen dokumen dokumen n

100%

pengawas

lainnya

Aparatur pengawas

10

melaksanakan

10

10

10

10

10

10

10

10

10

100%

100%

100%

7

oran

100%

100%

tugasnya orang orang orang orang orang orang orang orang orang

g

dengan penuh

tanggung jawab

Tersusunnya 10 10

10

10

10

10

10

10

10

10

100%

100%

100%

8 LHP yang

oran

100%

100%

orang orang orang orang orang orang orang orang orang

akuntabel g

Terlaksananya penerapan SPIP

yang efektif 5

pada seluruh

5 unit

5 unit

5 unit

5 unit

5 unit

4 unit

1 unit

3 unit

4 unit

20%

60%

80%

9

unit

100%

80%

SKPD di kerja kerja kerja kerja kerja kerja kerja kerja kerja

kerja

lingkungan

Pemko Banda

Aceh

16

Berdasarkan tabel 2.2 di atas, secara umum dapat dijelaskan bahwa

rata-rata capaian indikator sasaran Inspektorat Kota Banda Aceh periode

2012-2017 sebagai berikut :

1. Meningkatnya kualitas pengawasan internal dengan indikator :

a. Menurunnya tingkat penyimpangan terhadap peraturan perundang-

undangan.

Dari tahun 2013 – 2017 Inspektorat Kota Banda Aceh melaksanakan

pengawasan reguler pada 846 obrik dengan jumlah rekomendasi

hasil pengawasan selama 5 tahun adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2.1

Jumlah Rekomendasi Hasil Pengawasan Inspektorat Kota Banda Aceh Tahun 2013 – 2017

Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah pembinaan dan pengawasan (obrik kali)

Jumlah objek pemeriksaan (obrik)

Persentase obrik yang dilakukan pembinaan dan pengawasan (%)

239 182 183 131 150

257 257 257 257 257

92,97 70,82 71,21 50,97 58,37

Dari tabel di atas dapat dilihat jumlah rekomendasi hasil

pengawasan Inspektorat Kota Banda Aceh jika dibandingkan dengan

tahun awal RPJMD (2013) mengalami penurunan 33,63% di tahun

2014, 40,99% di tahun 2015, 28,60% di tahun 2016 dikarenakan di

tahun 2016 bertambahnya anggaran dana desa dari pusat untuk 90

gampong yang ada di Kota Banda Aceh.

b. Terlaksananya pengawasan pada seluruh SKPD/ unit kerja. Terhadap

kasus yang dilaporkan kepada Pemerintah Kota Banda Aceh telah

dapat ditindaklanjuti oleh Inspektorat Kota Banda Aceh, dan selama

kurun waktu 5 tahun dari target 20 kasus dapat diselesaikan 100%.

c. Terselesaikannya TLHP tepat waktu.

Dari jumlah rekomendasi hasil penagawasan Inspektorat Kota Banda

Aceh, persentase tindak lanjut oleh obrik adalah sebagai berikut :

17

Tabel 2.2.2

Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan Inspektorat Kota Banda Aceh Tahun 2013 – 2017

Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun

2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah rekomendasi hasil

pengawasan Inspektorat Kota 1210

803

714

864

725

Banda Aceh

Jumlah rekomendasi hasil pengawasan Inspektorat Kota

Banda Aceh yang 1210 748 656 656 350

ditindaklanjuti

Persentase Tindak Lanjut 100% 93,15% 91,88% 75,93% 48,28%

Dari tabel di atas menunjukkan adanya peningkatan kepatuhan dari

obrik/unit kerja dalam menindaklanjuti rekomendasi hasil

pengawasan Inspektorat Kota Banda Aceh.

2. Meningkatnya akuntabilitas kinerja SKPD di lingkungan Pemerintah Kota

Banda Aceh, dengan indikator :

a. Tercapainya hasil penilaian LAKIP SKPD dengan kualitas rata-rata

baik.

Dari hasil evaluasi LAKIP SKPD, capaian nilai minimal B sampai

dengan akhir tahun RPJMD (2016) sebesar 41,01% dari 39 SKPD yang

dilakukan evaluasi.

b. Terlaksananya penerapan SPIP yang efektif pada seluruh SKPD di

lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh.

Pelaksanaan SPIP dilakukan dengan kegiatan salah satunya adalah

penilaian WBK terhadap SKPD. Sampai dengan akhir tahun RPJMD

dari 39 SKPD yang sudah berpredikat WBK hasil penilaian internal

adalah 13 SKPD. Selama kurun waktu 2013-2017 target 5 SKPD yang

mendapat predikat WBK belum terpenuhi dikarenakan SKPD belum

dapat memenuhi kriteria sebagaimana ditetapkan dalam Permenpan

Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pembangunan Zona Integritas (WBK

dan WBBM) di Instansi Pemerintahan.

3. Meningkatnya kompetensi sumber daya aparatur pengawasan.

Dari jumlah aparatur pengawasan sebanyak 23 orang telah bersertifikasi

(auditor/P2UPD).

18

Tabel 2.3 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Inspektorat Kota Banda Aceh

Anggaran pada Tahun ke-

Realisasi Anggaran pada Tahun ke-

Rasio antara Realisasi dan Anggaran pada Rata-rata Pertumbuhan Tahun ke-

Uraian

2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 Anggaran Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)

BTL 2.914.846.349 3.457.475.079 3.782.956.678 4.083.289.789 3.916.846.594

2.767.320.068 3.334.044.706 3.637.763.456 4.096.353.926 3.841.656.500 94,94 96,43

96,16

100,32 98,08 200.400.049 214.867.286

- Belanja 2.914.846.349 3.457.475.079 3.782.956.678 4.083.289.789 3.916.846.594 2.767.320.068 3.334.044.706 3.637.763.456 4.096.353.926 3.841.656.500 94,94 96,43

96,16

100,32 98,08 200.400.049 214.867.286

Pegawai

BL 1.462.880.600 1.406.791.000 1.549.986.300 1.400.941.400 2.031.604.996 1.248.386.058 1.288.254.403 1.493.142.720 1.373.803.234 1.959.940.442 85,34 91,57 96,33 98,06 96,47 113.744.879 142.310.877

- Belanja 903.605.000 809.530.000 822.330.000 871.037.000 1.302.230.000 710.365.000 740.342.000 791.255.000 863.622.000 1.285.580.000 91,45 91,45

96,22

99,15 98,72 79.725.000 115.043.000

Pegawai

- Belanja

Barang 558.075.600 525.208.000 580.090.500 484.904.400 669.944.996 536.821.058 476.629.403 554.321.920 465.431.234 615.039.742 96,19 90,75

95,56

95,98 91,80 22.373.879 15.643.737

Dan Jasa

- Belanja 1.200.000 72.053.000 95.029.800 45.000.000 59.430.000 1.200.000 71.283.000 95.029.800 44.750.000 59.320.700 100 98,93

100

99,44 99,82 11.646.000 11.624.140

Modal

19

Berdasarkan tabel 2.3 di atas, secara umum dapat dijelaskan bahwa

rasio pencapaian realisasi anggaran dalam kurun waktu 2013 – 2017 dapat

dikatakan baik dengan rata-rata pencapaian 95,37%.

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Inspektorat

Tantangan dan peluang yang dihadapi Inspektorat Kota Banda

Aceh dalam pelaksanaan tugas di bidang pengawasan dan pengendalian

internal terhadap kebijakan Kepala Daerah adalah sebagai berikut :

2.4.1 Tantangan

1. Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan pemerintahan yang

lebih transparan, akuntabel, dan bersih dari KKN.

2. Masih kurangnya SDM fungsional auditor berbasis Teknik Sipil

dan Akuntansi.

3. Belum berfungsinya SPIP secara optimal.

4. Terbatasnya sarana prasarana dan anggaran.

2.4.2 Peluang

1. Adanya komitmen Pimpinan/ Kepala Daerah yang tercermin

dalam RPJMD.

2. Adanya koordinasi dan sinergitas terkait dengan pengawasan

dan pengendalian internal dengan BPKP Perwakilan Aceh.

3. Adanya dukungan dan partisipasi masyarakat terhadap fungsi

pengawasan.

20

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS

INSPEKTORAT KOTA BANDA ACEH

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

Inspektorat Kota Banda Aceh

Identifikasi permasalahan berdasarkan tugas pokok dan fungsi

pelayanan Inspektorat sesuai dengan Peraturan Walikota Banda Aceh Nomor

39 Tahun 2016 tentang Susunan, Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan dan

Tata Kerja Inspektorat Kota Banda Aceh, yaitu :

1) Masih minimnya Sarana dan Prasarana Penunjang pelaksanaan tugas

terutama alat bantu dalam pelaksanaan pengawasan;

2) Terbatasnya jumlah auditor dan pejabat pengawas pemerintah yang sesuai

dengan standar jumlah dan kualifikasi yang dipersyaratkan pada

Inspektorat Kota Banda Aceh;

3) Belum optimalnya kualitas dan kompetensi SDM APIP;

4) Masih minimnya anggaran pengawasan;

5) Belum optimalnya pelaksanaan SPIP;

6) Adanya tuntutan penyelenggaraan pemerintahan yang bebas dari KKN

guna mewujudkan Good Governance;

7) Adanya tuntutan peningkatan kualitas pelayanan publik oleh SKPD;

8) Belum optimalnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.

Permasalahan sebagaimana tersebut di atas dipengaruhi oleh faktor-faktor

internal dan eksternal sebagai berikut :

1. Faktor internal :

a. Rendahnya dukungan sarana dan prasarana serta anggaran penunjang

pelaksanaan tugas.

b. Kuantitas SDM fungsional auditor belum memadai.

c. Kuantitas SDM tenaga fungsional umum belum memadai.

d. Belum optimalnya kualitas SDM APIP.

2. Faktor Eksternal :

a. Tuntutan pelayanan masyarakat terhadap pemerintahan yang lebih

transparan dan akuntabel serta bersih dari KKN;

b. Implementasi pengendalian intern (SPIP) pada SKPD masih belum

berjalan dengan baik;

21

c. Masih rendahnya tingkat kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan

perundang-undangan oleh SKPD.

Untuk mengatasi permasalahan yang ada, Inspektorat Kota Banda Aceh

mengharapkan adanya kebijakan dari pejabat yang berwenang agar :

1. Memberikan dukungan sarana dan prasarana serta anggaran yang

diperlukan dalam mendukung kelancaran pelaksanaan tupoksi pengawasan.

2. Adanya sanksi yang diberikan kepada Kepala SKPD atas tindak lanjut hasil

rekomendasi pengawasan yang belum tuntas sesuai dengan waktu yang

telah ditetapkan.

3. Memberikan dukungan penuh kepada Inspektorat dalam melaksanakan

tugas-tugas pengendalian inten pemerintah.

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Terpilih

Dengan visi Kota Banda Aceh “Terwujudnya Kota Banda Aceh

GEMILANG dalam bingkai Syariah”, dan misi ke-5 Walikota terpilih yaitu

meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik, maka untuk

meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik melalui

penyelenggaraan pemerintahan yang profesional, efektif, efisien, transparan,

dan akuntabel akan dilakukan upaya-upaya yang maksimal untuk mencapai

terwujudnya visi misi tersebut.

Dalam hal mewujudkan visi misi Walikota terpilih, Inspektorat Kota

Banda Aceh dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pengendalian internal

mengedepankan pembinaan dalam setiap kegiatan pengawasan sesuai peran

APIP sebagai katalis, mewujudkan unit-unit kerja yang bersih dan bebas KKN

dan mewujudkan akuntabilitas kinerja.

Berdasarkan identifikasi permasalahan berdasarkan tugas pokok dan

fungsi pelayanan Inspektorat, faktor-faktor penghambat dan pendorong

pelayanan Inspektorat Kota Banda Aceh yang dapat mempengaruhi pencapaian

visi, misi Walikota dan Wakil Walikota Banda Aceh adalah sebagai berikut :

1. Faktor-faktor penghambat yaitu :

a. Kurangnya SDM pada Perangkat Daerah yang memahami penyusunan

SAKIP yang baik.

b. Kurangnya sinergi antar perangkat daerah yang bertanggungjawab

terhadap misi meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang

baik.

22

2. Faktor pendorong yaitu adanya komitmen yang baik dari Pimpinan

terhadap pencapaian misi meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan

yang baik.

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Inspektorat Aceh

3.3.1 Renstra Kementerian Dalam Negeri tahun 2015-2019

Dalam Renstra Kementerian Dalam Negeri terkait dengan tupoksi

pengawasan dapat dijelaskan :

- Sasaran Strategis :

a. Menguatnya peran Gubernur sebagai wakil pemerintah dalam

melaksanakan koordinasi pembinaan dan pengawasan

penyelenggaraan pemerintahan di daerah;

b. Meningkatnya akuntabilitas pengelolaan Keuangan Kemendagri untuk

mendapatkan opini BPK atas Laporan Keuangan dengan predikat WTP

berbasis akrual;

c. Meningkatnya kinerja dalam mendukung Reformasi Birokrasi untuk

mendapatkan akuntabilitas kinerja katagori A dan Indeks RB katagori B.

- Program :

Pengawasan Internal Kementerian Dalam Negeri dan pengawasan

penyelenggaraan pemerintahan daerah , dengan sasaran program :

a. Tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (good governance dan

good government) di lingkungan Kementerian Dalam Negeri;

b. Pengawasan atas penyelenggaraan urusan pemerintahan di

daerah yang baik dan pemerintahan yang berintegritas di lingkungan

Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah.

Adapun faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan Inspektorat Kota

Banda Aceh yang dapat mempengaruhi pencapaian sasaran Renstra

Kementerian Dalam Negeri adalah sebagai berikut :

1. Faktor-faktor penghambat yaitu :

a. Masih minimnya anggaran pengawasan;

b. Belum optimalnya kualitas dan kompetensi SDM APIP;

c. Belum optimalnya pelaksanaan SPIP;

d. Belum optimalnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.

2. Faktor pendorong yaitu kuatnya komitmen pimpinan dalam meningkatkan

kinerja guna mendukung Reformasi Birokrasi dan meningkatnya nilai SAKIP

Pemerintah Kota Banda Aceh.

23

3.3.2 Renstra Inspektorat Aceh 2017-2022

Dalam Renstra Inspektorat Aceh 2017-2022, adapun tujuan yang ingin

dicapai adalah :

- Kebijakan dan Program Gubernur Aceh dapat terlaksana secara efektif,

efisien dan berkelanjutan.

- Tercapainya pemerintahan yang bersih dan berwibawa guna mendukung

pelayanan publik yang mudah, cepat, berkualitas dan berkeadilan.

- Terlaksananya Pemerintahan Kabupaten/Kota yang semakin baik dalam

rangka mewujudkan good and clean government.

- Terciptanya aparatur Inspektorat Aceh dan Kabupaten/Kota yang

profesional dan mempunyai kemampuan teknis, operasional, dan

manajerial serta memiliki integritas tinggi dalam pelaksanaan tugas.

Adapun sasaran strategis Inspektorat Aceh sesuai dengan tujuan yang

telah ditetapkan adalah meningkatkan hasil pengawasan yang optimal dalam

mengawal kebijakan Kepala Daerah.

Faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan Inspektorat Kota

Banda Aceh yang dapat mempengaruhi pencapaian sasaran Inspektorat Aceh

adalah sebagai berikut :

1. Faktor-faktor penghambat yaitu :

a. Masih minimnya anggaran pengawasan;

b. Belum optimalnya kualitas dan kompetensi SDM APIP;

c. Belum optimalnya pelaksanaan SPIP;

d. Belum optimalnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.

2. Faktor pendorong yaitu kuatnya komitmen pimpinan dalam meningkatkan

kualitas tata kelola pemerintahan yang baik.

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Tidak ada pengaruh langsung dari rencana struktur ruang dan rencana

pola ruang terhadap kebutuhan pelayanan Inspektorat sebagai unsur

pengawas penyelenggaraan pemerintahan, namun terdapat faktor-faktor

penghambat pelayanan Inspektorat Kota Banda Aceh dalam melakukan

pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah:

1. Kurangnya SDM yang memiliki keahlian dalam pengawasan tata ruang

wilayah dan kajian lingkungan hidup strategis;

24

2. Belum optimalnya pengawasan yang dilakukan secara berkala terhadap tata

ruang wilayah dan kajian lingkungan hidup strategis.

Faktor-faktor pendorong pelayanan Inspektorat Kota Banda Aceh

ditinjau dari implikasi RTRW dan KLHS adalah adanya kewenangan yang

diberikan kepada APIP untuk melakukan evaluasi atas rancangan Peraturan

Daerah tentang Tata Ruang Daerah dan pengawasan penataan ruang.

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis

Faktor-faktor pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan

pelayanan SKPD sebagaimana tersebut pada butir 3.2 dan 3.3 memunculkan

beberapa isu strategis yang menuntut kinerja Inspektorat Kota Banda Aceh

lebih meningkat. Adapun isu-isu strategis tersebut diantaranya :

1. Tingginya tuntutan masyarakat untuk mewujudkan Tata Kelola

Kepemerintahan yang baik (Good Governance).

2. Perlunya peningkatan kualitas APIP melalui pendidikan dan pelatihan teknis

dan substantif secara berkala.

3. Tuntutan penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) secara

maksimal di setiap SKPD.

4. Ketidakpuasan masyarakat atas pelayanan birokrasi pemerintah sehingga

menimbulkan banyak pengaduan masyarakat yang harus ditindak lanjuti.

5. Peningkatan Kapabilitas APIP.

6. Pengawasan Pengelolaan Keuangan Gampong.

7. Peningkatan Nilai SAKIP.

8. Peningkatan Nilai Maturitas SPIP.

9. Tuntutan percepatan pelaksanaan Reformasi Birokrasi.

25

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN

4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Inspektorat

Penetapan tujuan dan sasaran pada umumnya didasarkan kepada

faktor-faktor kunci keberhasilan yang ditetapkan setelah penetapan Visi dan

Misi. Untuk merealisasikan tujuan dan sasaran RPJMD perlu ditetapkan tujuan

dan sasaran Inspektorat Kota Banda Aceh dalam kurun waktu 5 tahun ke

depan. Tujuan ini dirumuskan untuk memberikan arah dalam setiap

penyusunan program dan kegiatan yang akan dilaksankan oleh Inspektorat

Kota Banda Aceh. Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh Inspektorat Kota

Banda Aceh dalam kurun waktu 2017-2022 yaitu :

1. Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas APIP

2. Mewujudkan unit-unit kerja yang bersih dan bebas KKN

3. Mewujudkan akuntabilitas kinerja

Sedangkan sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata,

spesifik, dan terukur dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan, dalam

kurun waktu tertentu atau tahunan secara berkesinambungan sejalan dengan

tujuan. Sasaran yang ingin dicapai oleh Inspektorat Kota Banda Aceh dalam

kurun waktu 2017-2022 yaitu :

1. Meningkatnya layanan di bidang pengawasan.

2. Menurunnya temuan pemeriksaan APIP yang bersifat material.

3. Meningkatnya kepatuhan unit kerja terhadap penyelesaian TLHP.

4. Meningkatnya pelaksanaan reformasi birokrasi di tingkat unit kerja.

5. Meningkatnya kualitas pengendalian internal.

6. Meningkatnya akuntabilitas kinerja pada unit kerja di Lingkungan

Pemerintah Kotao Banda Aceh.

7. Meningkatnya akuntabilitas ASN dalam pelayanan publik.

26

Tabel 4.1

Tujuan dan sasaran Jangka Menengah Pelayanan Inspektorat Kota Banda Aceh

Target Kinerja Tujuan/Sasaran pada Tahun No Tujuan Sasaran Indikator Tujuan/ Sasaran ke-

2018 2019 2020 2021 2022

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Meningkatnya 1. Meningkatnya kualitas 1. Persentase kasus 100% 100% 100% 100% 100%

1 kapasitas dan layanan di bidang pengaduan yang

kapabilitas APIP pengawasan ditindaklanjuti

2. Persentase responden 70% 73% 76% 79% 82% survey kepuasan entitas

yang menyatakan puas

3. Level kapabilitas APIP Level 2 Level 3 Level 3 Level 3 Level 3

2 Mewujudkan unit-unit 2. Menurunnya temuan 4. Persentase obrik yang 37,7% 41,8% 45,9% 50,0% 54,1% kerja yang bersih dan pemeriksaan APIP yang telah terbebas dari

bebas KKN bersifat material temuan yang bersifat

material

3. Meningkatnya 5. Persentase tindak lanjut 76,39% 76,85% 77,20% 77,66% 78,13% kepatuhan unit kerja rekomendasi APIP (hasil

terhadap penyelesaian pengawasan reguler)

TLHP yang selesai

6. Persentase tindak lanjut 89,80% 90,52% 91,24% 91,95% 92,67% rekomendasi BPK-RI

yang selesai

27

4. Meningkatnya 7. Jumlah SKPD yang lulus 1 1 1 1 1 pelaksanaan reformasi WBK/WBBM versi TPN Unit Unit Unit Unit Unit birokrasi di tingkat unit kerja kerja kerja kerja kerja

kerja

5. Meningkatnya kualitas 8. Level maturitas SPIP Level 2 Level 3 Level 3 Level 3 Level 3 pengendalian internal

3 Mewujudkan 6. Meningkatnya 9. Persentase hasil evaluasi 40,91% 45,45% 50,0% 54,55% 59,09% akuntabilitas kinerja akuntabilitas kinerja SAKIP SKPD dengan nilai

pada unit kerja di minimal B

lingkungan Pemko

Banda Aceh

7. Meningkatnya 10. Persentase ASN yang 100% 100% 100% 100% 100% akuntabilitas ASN melaporkan harta

dalam pelayanan publik kekayaan (LHKPN)

28

BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Strategi adalahpernyataan-pernyataan mengenai cara mencapai

tujuan dan sasaran yang dijabarkan dalam kebijakan-kebijakan. Pada

prinsipnya carapencapaian tujuan dan sasaran adalah perumusan strategi

sebagai hasil penetapan alternatif yang terbaik dari beberapa alternatif yang

ada. Perumusan strategi diawali dengan analisa terhadap faktor kekuatan

(stregth), kelemahan (weaknesses), ancaman (threat) dan peluang

(opportunity) yang dimiliki Inspektorat Kota Banda Aceh, yaitu :

1. FaktorKekuatan / Strength (S)

1) Adanya Struktur Organisasi

Struktur Organsiasi Inspektorat Kota Banda Aceh telah dituangkan ke

dalam Peraturan Walikota Kota Banda Aceh Nomor 39 Tahun 2016

merupakan landasan yang kuat dalam melaksanakan tugas pokok dan

fungsi.

2) Adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) pelaksanaan tugas

Dengan adanya SOP, pelaksanaan tugas menjadi terarah, jelas dan

menjadi pedoman dalam melaksanakan tugas pengawasan.

3) Adanya Tenaga APIP

Keberhasilan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pada Inspektorat

Kota Banda Aceh sebagaimana tertuang dalam Peraturan Walikota

Kota Banda Aceh Nomor 39 Tahun 2016 telah didukung oleh seluruh

pegawai, serta partisipasi tenaga fungsional telah tercermin dengan

adanya koordinasi yang baik.

4) Adanya Anggaran

Alokasi dana APBD Kota Banda Aceh yang diporsikan kepada

Inspektorat Kota Banda Aceh merupakan kekuatan yang sangat

penting dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi karena tanpa

adanya dukungan dana mustahil kegiatan dapat dilaksanakan.

2. FaktorKelemahan / Weaknessess ( W )

1) Masih kurangnya SDM Fungsional Auditor berbasis tehnik sipil dan

Akuntansi

Jumlah SDM Fungsional Auditor yang ada pada Inspektorat Kota

Banda Aceh saat ini sebanyak 15 orang dan masih diperlukan

29

penambahan SDM Fungsional Auditor dengan latar belakang

pendidikan tehnik sipil dan Akuntansi untuk melakukan pemeriksaan

dilapangan yang menyangkut pembangunan fisik dan permasalahan

pembukuan keuangan. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap

pelaksanaan tugas di lapangan

2) Terbatasnya DukunganSarana dan Prasarana

Dengan keterbatasan dukungan sarana dan prasarana yang tersedia

pada Inspektorat Kota Banda Aceh, hal ini menyulitkan dalam

melaksanakan tugas-tugas pengawasan, pendampingan, evaluasi dan

reviu.

3) Belum terpenuhinya anggaran penunjang pengawasan

Anggaran penunjang pengawasan pada Inspektorat Kota Banda Aceh

masih sangat kurang untuk mendukung pelaksaaan tugas pengawasan

sehingga dibutuhkan tambahan anggaran pengawasan, yang

dikuatkan dengan Lampiran Permendagri Nomor 44 Tahun 2008

tentang kebijakan pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan

daerah Tahun 2009, Huruf D angka 11, menyatakan “Pemerintah

Daerah diwajibkan mengalokasikan pemanfaatan 1 % (Satu

Perseratus) dari APBD untuk Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota

guna mendukung peran dan fungsi Pembinaan dan Pengawasan

penyelenggaraan Pemerintahan Daerah”.

4) Sebagian SKPD belummemahamipelaksanaan/implementasi SAKIP.

3. Faktor Tantangan

1) Tuntutan pelayanan masyarakat terhadap pemerintahan yang lebih

transparan dan akuntabel serta bersih dari KKN

Masyarakat semakin kritis terhadap kinerja birokrasi atas pelayanan

publik serta masih belum optimalnya tata kelola pemerintahan,

menunjukkan budaya kerja aparatur belum produktif, profesional dan

bertanggung jawab.

2) Belum berfungsinya SPIP secara optimal

Masih banyaknya penyimpangan-penyimpangan dan pelanggaran

yang terjadi, sebagai akibat rendahnya budaya disiplin dan budaya

tertib dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan

pelayanan kemasyarakatan.

30

3) Tuntutankinerja yang optimal dalam rangka peningkatan kualitas

pengawasan oleh APIP

4) Luasnya lingkup kerja pengawasan.

Luasnya lingkup tugas pokok dan fungsi pengawasan adalah

merupakan salah satu kendala dalam pelaksanaan pengawasan

pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat

dibandingkan dengan ketersediaan SDM, sarana dan prasarana yang

ada.

4. FaktorPeluang / Opportunities (O)

1) Adanya Kebijakan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Negara

yang Bersih dan Bebas KKN (UU Nomor 28 Tahun 1999)

Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas KKN adalah

merupakan perwujudan dari penyelenggaraan pemerintahan yang

baik, dengan adanya kebijakan tersebut adalah merupakan pedoman

dalam melaksanakan tugas bagi aparat pengawas.

2) Adanya Koordinasi dan Sinergisme antar Pemeriksa (Intern dan

Ekstern)

Dengan terjalinnya koordinasi dan sinergisme yang baik antar

pemeriksa, baik ekstern maupun intern akan dapat memperlancar

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pada Inspektorat Kota Banda

Aceh.

3) Adanya Kebijakan Pemerintah tentang Penyelenggaraan

Pemerintahan yang efektif, efisien, ekonomis dan berorientasi pada

peningkatan kinerja.

Kebijakan tentang penyelenggaraan Pemerintahan yang efektif,

efisien, ekonomis dan berorientasi pada peningkatan kinerja adalah

merupakan pedoman yang sangat mendukung dalam pelaksanaan

tugas untuk mewujudkan aparatur yang professional.

4) Dukungan dan partisipasi masyarakat terhadap fungsi pengawasan.

Adanya dukungan dan partisipasi masyarakat terhadap pentingnya

fungsi pengawasan dalam suatu instansi/lembaga, akan memberikan

manfaat yang sangat besar didalam penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.

31

Selanjutnya strategi dirumuskan setelah dilakukan pembahasan

terhadap hal-hal yang diperkirakan akan timbul, yang dapat berubah-ubah,

sehingga diperoleh upaya mengantisipasi keadaan yang akan datang dalam

pencapaian tujuan dan sasaran dengan cara yang paling baik, proaktif dan

visioner. Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka

strategi ini akan diaktualisasikan ke dalam penetapan kebijakan, program-

program stratejik dan kegiatan.Strategi Inspektorat Kota Banda Aceh adalah

sebagai berikut:

1) Peningkatan efektifitas pembinaan dan pengawasan;

2) Pemetaanterhadapobrik yang rawanpenyimpangan;

3) Komunikasi yang intensifdanefektifdenganobjekpemeriksaan;

4) Pembangunan Zona Integritas (ZI) dan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK);

5) Pengaktifansatgas SPIP;

6) Pelaksanaan Evaluasi LAKIP seluruh SKPD ;

7) Mendorong dan memantau pelaporaqn harta kekayaan ASN.

Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah

disepakati pihak-pihak terkait dan ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan

pedoman, pegangan atau petunjuk dalam pelaksanaan program/kegiatan guna

tercapainya kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan tujuan, visi, dan misi.

Setelah ditentukan rumusan tujuan, sasaran, kebijakan dan rumusan strategi,

maka berikutnya dirumuskan kebijakan operasional yang merupakan pedoman

pelaksanaan kegiatan-kegiatan tertentu yang akan dilaksanakan.

Elemen-elemen penting dalam menyiapkan kebijakan-kebijakan yang telah

disesuaikan dan dapat dilaksanakan, tidak hanya dinilai baik menurut teori. Kebijakan-

kebijakan yang telah dirumuskan agar dapat memberikan catatan dan petunjuk bagi

seluruh jajaran staf Inspektorat Kota Banda Aceh dalam melaksanakan tugasnya.

Kebijakan yang dirumuskan berkaitan dengan arah, ruang lingkup dan sasaran

pengawasan serta penetapan dan penggunaan sumber daya yang ada.

Adapunkebijakan-kebijakantersebutadalahsebagaiberikut:

1) KomitmendariKepala Daerah terhadapanggaranpengawasan;

2) Adanya komitmen Kepala Daerah dan seluruh Kepala SKPD terhadap TLHP;

3) Pendampingandanpenilaianzonaintegritasmenuju WBK/WBBM;

4) AdanyaPeraturanPemerintahNomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP;

5) AdanyaPermenpanNomor 12 Tahun 2015 tentangEvaluasi LAKIP danPermenpan

RB tentangPedomanUmum Pembangunan ZonaIntegritasMenuju WBK;

6) Adanyaaplikasi e-LHKPN.

32

Tabel 5.1

Tujuan, Sasaran,Strategi dan Kebijakan

VISI : Terwujudnya Kota Banda Aceh Gemilang dalam Bingkai Syariah

MISI V : Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik

TUJUAN RPJM SASARAN RPJM STRATEGI RPJM KEBIJAKAN

1 Mewujudkan tata kelola 1

Terwujudnya

Peningkatan kapasitas

Sinkronisasi dokumen perencanaan, pelaksanaan dan pemerintahan yang baik akuntabilitas kinerja dan dan kualitas perencanaan,

pelaporan keuangan yang baik pelaporan dan evaluasi

sesuai prosedur (SOP)

yang ada

2

Terwujudnya Kota Banda

Penataan Jumlah dan

Mengoptimalkan seleksi calon jabatan pimpinan tinggi Aceh sebagai Kota ramah distribusi ASN sesuai

pratama Birokrasi kualifikasi, kompetensi

dan profesionalisme Asesment Administrator dan

pengawas yang berkualitas, profesional dan amanah

33

TUJUAN SKPD SASARAN SKPD STRATEGI SKPD KEBIJAKAN SKPD

1 Meningkatnya kapasitas 1 Meningkatnya layanan di bidang

Peningkatan efektifitas pembinaan Komitmen dari Kepala Daerah

terhadap anggaran pengawasan dan kapabilitas APIP pengawasan dan pengawasan

2 Mewujudkan unit-unit kerja 2 Menurunnya temuan

Pemetaan terhadap obrik yang Adanya komitmen Kepala Daerah

dan seluruh Kepala SKPD terhadap yang bersih dan bebas KKN pemeriksaan APIP yang bersifat rawan penyimpangan

TLHP material

3 Meningkatnya kepatuhan unit Komunikasi yang intensif dan efektif Adanya komitmen Kepala Daerah kerja terhadap penyelesaian dengan objek pemeriksaan dan seluruh Kepala SKPD terhadap TLHP TLHP

4 Meningkatnya pelaksanaan Pembangunan zona integritas Pendampingan dan penilaian zona reformasi birokrasi di tingkat unit menuju Wilayah Bebas Korupsi integritas menuju WBK/WBBM

kerja

34

5 Meningkatnya kualitas Pengaktifan Satgas SPIP

Adanya Peraturan pengendalian internal

Pemerintah

Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP

3 Mewujudkan 6 Meningkatnya akuntabilitas Pelaksanaan Evaluasi LAKIP seluruh SKPD Adanya akuntabilitas kinerja pada unit kerja di Permenpan kinerja lingkungan Pemerintah Kota Nomor 12 Banda Aceh Tahun 2015 tentang Evaluasi LAKIP dan Permenpan RB tentang Pedoman Umum Pembangunan Zona Integritas

menuju WBK

7 MeningkatnyaakuntabilitasASN MendorongdanMemantauPelaporanHartaKekayaan Adanya aplikasi dalampelayananpublik ASN e-LHKPN

35

BAB VI RENCANA PROGRAM

DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

Program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk

mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh Inspektorat Kota Banda Aceh untuk

mencapai tujuan, sasaran dan kebijakan yang ditetapkan untuk masa 5 (lima) tahun ke

depan.

Adapun Program dan Kegiatan Inspektorat Kota Banda Aceh adalah sebagai

berikut:

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan kegiatan-kegiatan:

1.1 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

1.2 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

1.3 Penyediaan Alat Tulis Kantor

1.4 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan

1.5 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor

1.6 Penyediaan Makanan dan Minuman

1.7 Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar Daerah

1.8 Penyediaan Jasa Pelelangan/Pengadaan Barang

1.9 Penyediaan Jasa Tenaga Pendukung Administrasi/Teknis Perkantoran.

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, dengan kegiatan-

kegiatan:

2.1 Pengadaan Peralatan Gedung Kantor

2.2 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor

2.3 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional

2.4 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor

3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur, dengan

kegiatan: 3.1 Pengadaan Pakaian Dinas Beserta

Perlengkapannya

3.2 Pengadaan Pakaian Khusus Hari-hari Tertentu

4. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan

Kebijakan KDH, dengan kegiatan-kegiatan:

4.1 Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala

4.2 Penanganan Kasus Pengaduan di Lingkungan Pemerintah Daerah

36

4.3 Pengendalian Manajemen Pelaksanaan Kebijakan KDH

4.4 Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan

4.5 Koordinasi Pengawasan yang Lebih Komprehensif

4.6 Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

4.7 Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan

5. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur

Pengawasan, dengan kegiatan:

5.1 Pelatihan Pengembangan Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan

5.2 Pelatihan Teknis Pengawasan dan Penilaian Akuntabilitas Kinerja

6. Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem Prosedur Pengawasan,

dengan kegiatan-kegiatan:

6.1 Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK).

6.2 Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB)

6.3 Pelaporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN)

6.4 Penyelesaian Tindak Lanjut Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi

(TP-TGR)

6.5 Pemantauan, Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Pemerintah Daerah

Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan

Pendanaan Indikatif Inspektorat Kota Banda Aceh adalah sebagaimana disajikan dalam

tabel 6.1 terlampir.

37

BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

Indikator kinerja Inspektorat Kota Banda Aceh yang mengacu pada tujuan dan

sasaran RPJMD Kota Banda Aceh tahun 2017 - 2022 adalah sebagaimana disajikan dalam

tabel 7.1 berikut ini.

Tabel 7.1

Indikator Kinerja Inspektorat Kota Banda Aceh yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

Kondisi

Kinerja

pada Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi

No

Indikator

awal

Kinerja pada

periode akhir periode

RPJMD RPJMD

(Tahun 2018

2019

2020

2021

2022

2017)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM) 70 70 75 80 85 90 90

a. Persentase Responden

Survei Kepuasan - 70% 73% 76% 79% 82% 82%

Entitas Yang

Menyatakan Puas

2. Nilai Sistem

Akuntabilitas Kinerja CC CC B B BB BB BB

Instansi Pemerintah

(SAKIP) Pemko

a. Persentase hasil

evaluasi SAKIP SKPD 41,03% 40,91% 45,45% 50% 54,55% 59,09% 59,09%

dengan nilai minimal B

3. Persentase tindak 89,08%

89,80%

90,52%

91,24%

91,95%

92,67%

92,67%

lanjut rekomendasi

BPK

4. Persentase tindak

lanjut rekomendasi 75,93%

76,39%

76,85%

77,20%

77,66%

78,13%

78,13%

Inspektorat Kota Banda

Aceh (Rekomendasi

APIP)

38

BAB VIII P E N U T U P

Perencanaan Strategis ini disusun sebagai pedoman bagi aparat Inspektorat

Kota Banda Aceh dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang bersifat strategis

sesuai dengan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, Program dan Kegiatan, yang akan

dilakukan dalam kurun waktu lima tahun dari tahun 2017 – 2022.

Meskipun Renstra ini disusun dengan memperhatikan kebutuhan yang

bersifat strategis, namun disadari bahwa masih banyak terdapat hambatan dan

kekurangan, salah satu hambatan yang dihadapi adalah sulitnya memprediksi keadaan

mendatang sebagai akibat dari cepatnya perubahan lingkungan eksternal organisasi.

Untuk hal itu masukan, saran, pendapat serta kritik yang membangun sangat

diharapkan, sebagai bahan kami untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan

Renstra ini.

Dengan kesungguhan dalam menyusun Renstra ini dan pelaksanaannya

merupakan komitmen seluruh jajaran Inspektorat Kota Banda Aceh, dalam rangka

mewujudkan akuntabilitas kinerja.

39

Tabel 6.1 Rencana Program, Kegiatan dan Pendanaan Inspektorat Kota Banda Aceh

Data Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Indikator Kinerja Tujuan, Capaian

Tahun 2018/Tahun 1

Tahun 2019/Tahun 2

Tahun 2020/Tahun 3

Tahun 2021/Tahun 4

Tahun 2022/Tahun 5 Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Unit Kerja

pada

Renstra Perangkat Daerah Perangkat

Sasaran, Program Tujuan Sasaran Kode Program dan Kegiatan (Outcome) dan Kegiatan Tahun Daerah Lokasi

Awal

Penanggung-

(Output) Perencana Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp jawab

an

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 20 07 01 Pelayanan Administrasi Persentase Pemenuhan

Perkantoran Kebutuhan Penunjang 100% 100 % 501,942,396 100 % 527,039,516 100 % 553,391,492 100 %

581,061,066 100 % 610,114,119 100 % 2,773,548,589

Inspektorat Kota

Perangkat Daerah

Banda Aceh

1 20 07 01 02 Kegiatan Penyediaan Jasa Jumlah waktu jasa Gp. Pango

Komunikasi, Sumber Daya Air komunikasi, sumber daya

12 bln 12 bln 64,725,996 12 bln 67,962,296 12 bln 71,360,411 12 bln

74,928,431 12 bln 78,674,853 60 bln 357,651,986

Raya Banda

dan Listrik air dan listrik yang

Aceh disediakan

1 20 07 01 08 Kegiatan Penyediaan Jasa Jumlah waktu jasa Gp. Pango Kebersihan Kantor kebersihan kantor yang

12 bln 12 bln 4,234,000 12 bln 4,445,700 12 bln 4,667,985 12 bln

4,901,384 12 bln 5,146,453 60 bln 23,395,523

Raya Banda disediakan

Aceh

1 20 07 01 10 Kegiatan Penyediaan Alat Jumlah jenis alat tulis Gp. Pango Tulis Kantor kantor yang disediakan

31 jenis 31 jenis 32,137,400 31 jenis 33,744,270 31 jenis 35,431,484 31 jenis

37,203,058 31 jenis 39,063,211 155 jenis 177,579,422

Raya Banda

Aceh

1 20 07 01 11 Kegiatan Penyediaan Barang Jumlah jenis cetak dan Gp. Pango Cetakan dan Penggandaan penggandaan yang

8 jenis 8 jenis 37,829,000 8 jenis 39,720,450 8 jenis 41,706,473 8 jenis

43,791,796 8 jenis 45,981,386 40 jenis 209,029,105

Raya Banda disediakna

Aceh

1 20 07 01 12 Kegiatan Penyediaan Jumlah jenis komponen Gp. Pango Komponen Instalasi instalasi

Listrik/Penerangan Bangunan listrik/penerangan 4 jenis 4 jenis 1,825,000 4 jenis 1,916,250 4 jenis 2,012,063 4 jenis 2,112,666 4 jenis 2,218,299 20 jenis 10,084,277 Raya Banda

Kantor bangunan kantor yang Aceh disediakan

1 20 07 01 17 Kegiatan Penyediaan Jumlah porsi makanan Gp. Pango Makanan dan Minuman dan minuman yang

disediakan 5751 porsi 6292 porsi 86,911,000 9922 porsi 91,256,550 9922 porsi 95,819,378 9922 porsi 100,610,346 9922 porsi 105,640,864 45980 porsi 480,238,138 Raya Banda

Aceh

1 20 07 01 18 Kegiatan Rapat-rapat Jumlah laporan rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke koordinasi dan

Gp. Pango Luar Daerah konsultasi ke luar daerah

yang dilaksanakan 20 Laporan 20 laporan 230,000,000 21 laporan 241,500,000 22 laporan 253,575,000 23 laporan 266,253,750 24 laporan 279,566,438 110 laporan 1,270,895,188 Raya Banda

Aceh

1 20 07 01 19 Kegiatan Penyediaan Jasa Jumlah waktu jasa Gp. Pango Pelelangan/ Pengadaan pelelangan/pengadaan

Barang barang yang disediakan 12 bulan 12 bulan 6,000,000 12 bulan 6,300,000 12 bulan 6,615,000 12 bulan 6,945,750 12 bulan 7,293,038 60 bulan 33,153,788 Raya Banda

Aceh

1 20 07 01 20 Kegiatan Penyediaan Jasa Jumlah waktu jasa Tenaga Pendukung tenaga pendukung Gp. Pango

administrasi/Teknis administrasi/teknis 12 bulan 12 bulan 38,280,000 12 bulan 40,194,000 12 bulan 42,203,700 12 bulan 44,313,885 12 bulan 46,529,579 60 bulan 211,521,164 Raya Banda

Perkantoran perkantoran yang Aceh

disediakan

40

Data Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Indikator Kinerja Tujuan, Capaian

Tahun 2018/Tahun 1

Tahun 2019/Tahun 2

Tahun 2020/Tahun 3

Tahun 2021/Tahun 4

Tahun 2022/Tahun 5 Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Unit Kerja

pada

Renstra Perangkat Daerah Perangkat

Sasaran, Program Tujuan Sasaran Kode Program dan Kegiatan (Outcome) dan Kegiatan Tahun Daerah Lokasi

Awal

Penanggung-

(Output) Perencana Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp jawab

an

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 20 07 02 Program Peningkatan Sarana Persentase Pemenuhan Inspektorat Kota

dan Prasarana Aparatur Kebutuhan Sarana dan 100% 100 % 216,982,000 100 % 227,831,100 100 % 239,222,655 100 % 251,183,788 100 % 263,742,977 100 % 1,198,962,520

Banda Aceh

Prasarana Aparatur

1 20 07 02 09 Kegiatan Pengadaan Peralatan Jumlah jenis peralatan Gp. Pango Gedung kantor gedung kantor yang

4 jenis 4 jenis 157,450,000 7 jenis 165,322,500 3 jenis 173,588,625 4 jenis 182,268,056 4 jenis 191,381,459 22 jenis 870,010,640

Raya Banda disediakan

Aceh

1 20 07 02 22 Kegiatan Pemeliharaan Jumlah pemeliharaan Gp. Pango

Rutin/Berkala Gedung Kantor gedung kantor yang 6 kali 6 kali 1,200,000 6 kali 1,260,000 6 kali 1,323,000 6 kali 1,389,150 6 kali 1,458,608 30 kali 6,630,758 Raya Banda

dilaksanakan Aceh

1 20 07 02 24 Kegiatan Pemeliharaan Jumlah pemeliharaan Gp. Pango Rutin/berkala Kendaraan kendaraan

84 kali 84 kali 52,760,000 84 kali 55,398,000 84 kali 58,167,900 84 kali 61,076,295 84 kali 64,130,110 420 kali 291,532,305

Raya Banda Dinas/Operasional dinas/operasional yang

Aceh dilaksanakan

1 20 07 02 28 Kegiatan Pemeliharaan Jumlah pemeliharaan Gp. Pango Rutin/Berkala Peralatan peralatan gedung kantor

Gedung Kantor yang dilaksanakan 4 kali 4 kali 5,572,000 4 kali 5,850,600 4 kali 6,143,130 4 kali 6,450,287 4 kali 6,772,801 20 kali 30,788,817 Raya Banda

Aceh

1 20 07 03 Program Peningkatan Disiplin Persentase Tingkat

100% 100 % 23,650,000 100 % 46,832,500 100 % 49,174,125 100 % 51,632,831 100 % 54,214,473 100 % 225,503,929 Inspektorat Kota

Aparatur Kedisiplinan Aparatur

Banda Aceh

Perangkat Daerah

1 20 07 03 02 Kegiatan Pengadaan Pakaian

Jumlah pakaian dinas Gp. Pango Dinas beserta

43 stel

43 stel 23,650,000 43 stel 24,832,500 43 stel 26,074,125 43 stel 27,377,831 43 stel 28,746,723 215 stel 130,681,179

Raya Banda perlengkapannya dan perlengkapannya

Aceh yang disediakan

1 20 07 03 03 Kegiatan Pengadaan Pakaian Gp. Pango

Khusus Hari-hari tertentu Jumlah pakaian khusus

0 0 - - 43 stel 22,000,000 43 stel 23,100,000 43 stel 24,255,000 43 stel 25,467,750 172 stel 94,822,750

Raya Banda

hari-hari tertentu yang

Aceh

disediakan

Mewujudkan unit-unit Menurunnya temuan 1 20 07 20 Program Peningkatan Sistem Persentase Terciptanya

kerja yang bersih dan pemeriksaan APIP yang Pengawasan Internal dan tertib administrasi

bebas KKN bersifat material Pengendalian Pelaksanaan pemerintahan dan

100% 100 % 1,370,948,600 100 % 1,466,996,030 100 % 1,540,345,832 100 % 1,617,363,123 100 % 1,698,231,279 100 % 7,693,884,864 Inspektorat Kota

Kebijakan KDH pengelolaan keuangan

Banda Aceh pada semua SKPD di

lingkungan Pemerintah

1 20 07 20 01 Kegiatan Pelaksanaan

Kota Banda Aceh

Jumlah pengawasan

Pengawasan Internal secara intern yang dilakukan 111 kali 156 kali 788,915,000 160 kali 828,360,750 164 kali 869,778,788 168 kali 913,267,727 172 kali 958,931,113 820 kali 4,359,253,378

Banda Aceh

berkala

1 20 07 20 07 Kegiatan Koordinasi Jumlah dokumen yang pengawasan yang lebih disusun tepat waktu

komprehensif (PKPT, LP2P dan angka 3

Gp. Pango

kredit) 3 Dokumen 10,000,000 3 Dokumen 10,500,000 3 Dokumen 11,025,000 3 Dokumen 11,576,250 3 Dokumen 12,155,063 15 Dokumen 55,256,313

Raya Banda Dokumen

Aceh

41

Data Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Indikator Kinerja Tujuan, Capaian

Tahun 2018/Tahun 1

Tahun 2019/Tahun 2

Tahun 2020/Tahun 3

Tahun 2021/Tahun 4

Tahun 2022/Tahun 5 Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Unit Kerja

pada

Renstra Perangkat Daerah Perangkat

Sasaran, Program Tujuan Sasaran Kode Program dan Kegiatan (Outcome) dan Kegiatan Tahun Daerah Lokasi

Awal

Penanggung-

(Output) Perencana Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp jawab

an

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Meningkatnya kualitas 1 20 07 20 11 Kegiatan Sistem pengendalian Jumlah laporan Gp. Pango

pengendalian intern intern pemerintah (SPIP) maturitas SPIP 1 Laporan 1 Laporan - 1 Laporan 27,500,000 1 Laporan 28,875,000 1 Laporan 30,318,750 1 Laporan 31,834,688 5 Laporan 118,528,438 Raya Banda

Aceh

1 20 07 20 14 Kegiatan pembinaan dan Jumlah laporan hasil

pengawasan penyelenggaraan pengawasan saber pungli 4 laporan 4 Laporan 337,149,600 4 Laporan 354,007,080 4 Laporan 371,707,434 4 Laporan

390,292,806 4 Laporan 409,807,446 20 laporan 1,862,964,366

Banda Aceh pemerintahan (subbag.umum)

Meningkatnya kapasitas Meningkatnya kualitas 1 20 07 20 02 Kegiatan Penanganan Kasus

Jumlah kasus pengaduan

dan kapabilitas APIP layanan di bidang Pengaduan di Lingkungan yang ditangani

7 kasus 3 kasus 33,360,000 3 kasus 35,028,000 3 kasus 36,779,400 3 kasus

38,618,370 3 kasus 40,549,289 15 kasus 184,335,059

Banda Aceh pengawasan Pemerintah Daerah

Mewujudkan unit-unit Meningkatnya kepatuhan 1 20 07 20 06 Kegiatan Tindak Lanjut Hasil

Jumlah rekomendasi

kerja yang bersih dan unit kerja terhadap Temuan Pengawasan APIP hasil pengawasan 656

bebas KKN penyelesaian TLHP reguler yang rekomend rekomenda rekomend rekomend rekomen rekomend rekomend 660 62,024,000 664 65,125,200 68,381,460 71,800,533 75,390,560 3,337 342,721,753 Banda Aceh

ditindaklanjuti asi si 667 671 675

asi

asi asi asi dasi

Mewujudkan akuntabilitas Meningkatnya akuntabilitas 1 20 07 20 03 Kegiatan Pengendalian

Jumlah laporan tepat

Gp. Pango kinerja kinerja pada unit kerja di manajemen pelaksanaan waktu

lingkungan Pemko Banda kebijakan KDH (LKPD,LAKIP,evaluasi 3 Laporan 4 Laporan 139,500,000 3 Laporan 146,475,000 3 Laporan 153,798,750 3 Laporan 161,488,688 3 Laporan 169,563,122 16 Laporan 770,825,559 Raya Banda

Aceh SAKIP) (Irban I dan III) Aceh

Meningkatnya kapasitas Meningkatnya kualitas 1 20 07 21 Program Peningkatan Persentase Tersedianya

dan kapabilitas APIP layanan di bidang Profesionalisme Tenaga APIP yang berkualitas 100% 100 % 33,584,000 100 % 52,698,200 100 % 55,333,110 100 %

38,877,678 100 % 40,821,562 100 % 221,314,550

Inspektorat Kota pengawasan Pemeriksa dan Aparatur dan mempunyai Banda Aceh

Pengawasan integritas tinggi

1 20 07 21 01 Kegiatan Pelatihan Jumlah diklat substantif

pengembangan tenaga yang diikuti oleh APIP

10 kali 10 kali 33,584,000 10 kali 35,263,200 10 kali 37,026,360 10 kali

38,877,678 10 kali 40,821,562 50 kali 185,572,800

Pusdiklatwa

pemeriksa dan aparatur

s BPKP

pengawasan

Meningkatnya kapasitas Meningkatnya kualitas 1 20 07 21 02

Kegiatan Pelatihan Teknis Jumlah laporan hasil Gp. Pango

dan kapabilitas APIP layanan di bidang Pengawasan dan Penilaian evaluasi kapabilitas APIP

1 Laporan

1 laporan -

1 laporan 17,435,000

1 laporan 18,306,750

1 laporan

1 laporan

5 laporan 35,741,750

Raya Banda pengawasan Akuntabilitas Kinerja

Aceh

Mewujudkan unit-unit Meningkatnya pelaksanaan 1 20 07 22 Program Penataan dan PersentseTerwujudnya

kerja yang bersih dan reformasi birokrasi di Penyempurnaan Kebijakan Wilayah Bebas dari Inspektorat Kota

bebas KKN tingkat unit kerja

Sistem Prosedur Pengawasan Korupsi (WBK) di 0 8 % 30,000,000 8 % 153,250,000 8 % 160,912,500 8 %

168,958,125 8 % 177,406,031 40 % 690,526,656

Banda Aceh

Lingkungan Pemerintah

Kota Banda Aceh 1 20 07 22 03 Kegiatan Pembangunan Zona Jumlah SKPD yang lulus

Integritas Menuju Wilayah WBK/WBBM versi TPN

0 1 Unit Kerja - 1 Unit Kerja 27,500,000 1 Unit Kerja 28,875,000 1 Unit Kerja

30,318,750 1 Unit

31,834,688 5 Unit Kerja 118,528,438

Banda Aceh

Bebas dari Korupsi (WBK)

Kerja

42

Data Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

Indikator Kinerja Tujuan, Capaian

Tahun 2018/Tahun 1

Tahun 2019/Tahun 2

Tahun 2020/Tahun 3

Tahun 2021/Tahun 4

Tahun 2022/Tahun 5 Kondisi Kinerja pada Akhir Periode Unit Kerja

pada

Renstra Perangkat Daerah Perangkat

Sasaran, Program Tujuan Sasaran Kode Program dan Kegiatan (Outcome) dan Kegiatan Tahun Daerah Lokasi

Awal

Penanggung-

(Output) Perencana Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp jawab

an

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Mewujudkan akuntabilitas Meningkatnya akuntabilitas 1 20 07 22 04 Penilaian Mandiri Jumlah laporan hasil

kinerja kinerja pada unit kerja di Pelaksanaan Reformasi evaluasi

3 laporan 3 laporan 15,000,000 3 laporan 15,750,000 3 laporan 16,537,500 3 laporan

17,364,375 3 laporan 18,232,594 15 laporan 82,884,469 Inspektorat Kota

lingkungan Pemko Banda

Birokrasi (PMPRB)

Banda Aceh

Aceh

Meningkatnya akuntabilitas 1 20 07 22 07 Kegiatan Pelaporan Harta Jumlah dokumen LHKPN Gp. Pango ASN dalam pelayanan publik Kekayaan Pejabat Negara ASN yang dilaporkan 36

135 dokumen - 135 dokumen 27,500,000 135 dokumen 28,875,000 135 dokumen

30,318,750 135 dokumen 31,834,688 675 dokumen 118,528,438

Raya Banda (LHKPN)

dokumen

Aceh

Mewujudkan unit-unit Meningkatnya kepatuhan 1 20 07 22 08 Kegiatan Penyelesaian Tindak

Jumlah rekomendasi

kerja yang bersih dan unit kerja terhadap Lanjut Tuntutan BPK-RI yang 48 rekomend

rekomenda

rekomend

rekomend

rekomen

rekomend

bebas KKN penyelesaian TLHP

Perbendaharaan dan ditindaklanjuti rekomend 48 - 48 27,500,000 55 28,875,000 65

30,318,750 75.00 31,834,688 291 118,528,438

Banda Aceh asi si asi asi dasi asi

Tuntutan Ganti Rugi (TP-TGR)

asi

Meningkatnya kualitas 1 20 07 22 05 Kegiatan Pemantauan,

Jumlah laporan hasil Gp. Pango pengendalian intern Pencegahan dan evaluasi

4 Laporan 4 laporan 15,000,000 4 laporan 55,000,000 4 laporan 57,750,000 4 laporan

60,637,500 4 laporan 63,669,375 20 laporan 252,056,875

Raya Banda Pemberantasan Korupsi

Aceh Pemerintah Daerah

Jumlah

2,177,106,996

2,474,647,346

2,598,379,713

2,709,076,611

2,844,530,442

12,803,741,108

43

POHON KINERJA SASARAN INSPEKTORAT

VISI Terwujudnya Kota Banda Aceh Gemilang Dalam Bingkai Syari’ah

MISI Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik

TUJUAN RPJM Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

SASARAN RPJM Terwujudnya akuntabilitas kinerja dan keuangan yang baik

IKU RPJM Nilai SAKIP Pemerintah Kota

TUJUAN SKPD Mewujudkan akuntabilitas kinerja

SASARAN SKPD Meningkatnya akuntabilitas kinerja pada unit kerja di lingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh

INDIKATOR Persentase hasil evaluasi SAKIP SKPD dengan nilai minimal B

SASARAN

PROGRAM Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH

KEGIATAN Pengendalian Manajemen Pelaksanaan Kebijakan KDH

44

POHON KINERJA SASARAN INSPEKTORAT

VISI Terwujudnya Kota Banda Aceh Gemilang Dalam Bingkai Syari’ah

MISI Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik

TUJUAN RPJM Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

SASARAN RPJM Terwujudnya Kota Banda Aceh sebagai Kota ramah Birokrasi

IKU RPJM Indeks kepuasan masyarakat (IKM) TUJUAN SKPD Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas APIP

SASARAN SKPD Meningkatnya kualitas layanan di bidang pengawasan

INDIKATOR

Persentase kasus pengaduan yang Persentase responden survey kepuasan entitas Level kapabilitas APIP

ditindaklanjuti yang menyatakan puas

SASARAN

Peningkatan Profesionalisme

PROGRAM Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH Tenaga Pemeriksa dan Aparatur

Pengawasan

Pelatihan Teknis

Pelatihan dan Pengembangan

KEGIATAN Penanganan Kasus Pengaduan di Lingkungan Pemerintah Daerah

pengawasan dan Tenaga Penilaian

Pemeriksa dan Akuntabilitas

Aparatur

kinerja pengawasan

45

POHON KINERJA SASARAN INSPEKTORAT

VISI Terwujudnya Kota Banda Aceh Gemilang Dalam Bingkai Syari’ah

MISI Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik

TUJUAN RPJM Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

SASARAN RPJM Terwujudnya akuntabilitas kinerja dan keuangan yang baik

IKU RPJM Nilai SAKIP Pemerintah Kota

TUJUAN SKPD Mewujudkan unit-unit kerja yang bersih dan bebas KKN

SASARAN SKPD Menurunnya temuan pemeriksaan APIP yang bersifat material

INDIKATOR Persentase obrik yang telah terbebas dari temuan yang bersifat material

SASARAN

PROGRAM Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH

KEGIATAN Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala

46

POHON KINERJA SASARAN INSPEKTORAT

VISI Terwujudnya Kota Banda Aceh Gemilang Dalam Bingkai Syari’ah

MISI Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik

TUJUAN RPJM Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

SASARAN RPJM Terwujudnya akuntabilitas kinerja dan keuangan yang baik

IKU RPJM Nilai SAKIP Pemerintah Kota TUJUAN SKPD Mewujudkan unit-unit kerja yang bersih dan bebas KKN

SASARAN SKPD Meningkatnya kepatuhan unit kerja terhadap penyelesaian TLHP

INDIKATOR Persentase tindak lanjut rekomendasi APIP Persentase tindak lanjut rekomendasi BPK-RI yang selesai

SASARAN (hasil pengawasan reguler) yang selesai

PROGRAM Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH

Penyelesaian

Tindak Lanjut Hasil

Tindak Lanjut

Perbendaharaa

KEGIATAN Temuan

n dan Tuntutan

Pengawasan

Ganti Rugi (TP-

TGR) sss

47

POHON KINERJA SASARAN INSPEKTORAT POHON KINERJA SASARAN INSPEKTORAT

VISI Terwujudnya Kota Banda Aceh Gemilang Dalam Bingkai Syari’ah

MISI Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik

TUJUAN RPJM Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

SASARAN RPJM Terwujudnya akuntabilitas kinerja dan keuangan yang baik

IKU RPJM Nilai SAKIP Pemerintah Kota TUJUAN SKPD Mewujudkan unit-unit kerja yang bersih dan bebas KKN

SASARAN SKPD Meningkatnya pelaksanaan reformasi birokrasi di tingkat unit kerja

INDIKATOR Jumlah SKPD yang lulus WBK/WBBM versi TPN

SASARAN

PROGRAM Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem Prosedur Pengawasan

Pemantauan,

Pembangunan Penilaian Pencegahan

Zona Integritas Mandiri dan

KEGIATAN Menuju Wilayah Pelaksanaan Pemberantasan

Bebas dari Korupsi Reformasi Korupsi

(WBK) Birokrasi Pemerintah

Daerah

48

POHON KINERJA SASARAN INSPEKTORAT

VISI Terwujudnya Kota Banda Aceh Gemilang Dalam Bingkai Syari’ah

MISI Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik

TUJUAN RPJM Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

SASARAN RPJM Terwujudnya akuntabilitas kinerja dan keuangan yang baik

IKU RPJM Nilai SAKIP Pemerintah Kota TUJUAN SKPD Mewujudkan unit-unit kerja yang bersih dan bebas KKN

SASARAN SKPD Meningkatnya kualitas pengendalian internal

INDIKATOR Level maturitas SPIP SASARAN

PROGRAM Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH

Pembinaan dan Koordinasi

Sistem Pengawasan

Pengawasan

KEGIATAN Pengendalian Penyelenggara

yang Lebih

Intern Pemerintah an

Komprehensif

Pemerintahan

49

POHON KINERJA SASARAN INSPEKTORAT

VISI Terwujudnya Kota Banda Aceh Gemilang Dalam Bingkai Syari’ah

MISI Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik

TUJUAN RPJM Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

SASARAN RPJM Terwujudnya akuntabilitas kinerja dan keuangan yang baik

IKU RPJM Nilai SAKIP Pemerintah Kota

TUJUAN SKPD Mewujudkan akuntabilitas kinerja

SASARAN SKPD Meningkatnya akuntabilitas ASN dalam pelayanan publik

INDIKATOR Persentase ASN yang melaporkan harta kekayaan SASARAN

PROGRAM Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem Prosedur Pengawasan

KEGIATAN Pelaporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN)

50