RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
Transcript of RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN PENANGANAN …
1
RENCANA OPERASI BIDANG KESEHATAN
PENANGANAN PANDEMI
CORONA VIRUS DISEASES (COVID-19)
INDONESIA
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
2020
2
Daftar Isi
DAFTAR ISI 2
KATA PENGANTAR 3
TIM PENYUSUN 4
DEFENISI OPERASIONAL 7
BAB I 10
11 Latar Belakang 10
12 Tujuan 11
13 Dasar Hukum 11
BAB II Analisa Situasi 13
21 Profil Daerah Indonesia 13
22 Potensi Ancaman Kerentanan 14
23 Skenario Kejadian dan Dampak 21
BAB III Tugas Pokok Masing-Masing Komponen Respon Pandemi 24
BAB IV Konsep Operasi dan Pelaksanaan Respon Pandemi 33 41 Konsep Operasi Rencana Pelaksanaan Respon Pandemi 34 42 Fungsi 36 421 Komando dan Kordinasi 36 422 Surveilans 40 423 Respon Medis dan Laboratorium 41 424 Intervensi Farmasi 50 425 Intervesi Non Farmasi 52 426 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat 57 43 Tugas - Tugas 57 431 Komando dan Koordinasi 60 432 Surveilans 62 433 Respon Medis dan Laboratorium 64 434 Intervensi Farmasi 66 435 Intervensi Non Farmasi 67 436 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat 69 BAB V Administrasi dan Logistik 74 51 Administrasi dan logistik 74 BAB VI Komando dan Perhubungan 82 LAMPIRAN 85
3
4
Tim Penyusun Rencana Operasi Penanganan Pandemi Covid-19
Tim Inti
dr Wiendra Waworuntu MKes (Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Langsung)
Dr dr Vivi Setiawati MBiomed (Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi
Dasar Kesehatan)
dr Fuadi Darwis MPH (Unsur Pengarah BNPB)
Dr Ir Udrekh SE MSc (Direktur Sistem Penanggulangan Bencana BNPB)
Dr Rita Djupuri Izwardi DCN MEpid (Pusat Krisis Kesehatan)
dr Benget Saragih MEpid (Subdit Karantina Kesehatan Direktorat Surveilans dan Karantina
Kesehatan)
dr Endang Budi Hastuti (Subdit Infeksi Emerging Direktorat Surveilans dan Karantina
Kesehatan)
drh Endang Burni Prasetyowati MKes (Subdit Surveilans Direktorat Surveilans dan Karantina
Kesehatan)
dr H Asral Hasan MPH (Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan)
Busroni SIP (Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat)
dr Ina Agustina Isturini MKM (Pusat Krisis Kesehatan)
dr Wiwi Ambarwati (Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan)
dr Pompini Agustina Sitompul SpP (RSPI Sulianti Saroso)
dr Yayan Gusman (Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan)
dr Rian Hermana (Subdit ISPA Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Langsung)
Bayu Aji (Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat)
dr Sinursita Sihombing (Kementerian Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan)
Siti Asfiah (Badan Pengawasan Obat dan Makanan)
dr I Nyoman Kandun MPH (Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia)
dr Sholah Imari (Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia)
WHO
UNOCHA
UNICEF
WFP
IFRC
PMI
5
Unit Lintas Program dan Lintas Sektor Kementerian Kesehatan
Pusat Krisis Kesehatan
Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
Biro Kerja Sama Luar Negeri
Biro Hukum dan Organisasi
Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer
Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis
Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
Direktorat Pelayanan Kefarmasian
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno-Hatta
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKL PP) Jakarta
Bagian Program dan Informasi Sekretariat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Sub Direktorat Pelayanan Gawat Darurat Terpadu Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
Sub Direktorat Pelayanan Medik dan Keperawatan Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
Sub Direktorat Surveilans Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Sub Direktorat Infeksi Emerging Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Sub Direktorat Karantina Kesehatan Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Sub Direktorat Imunisasi Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Sub Direktorat ISPA Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Sub Direktorat Zoonosis Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan
Zoonosis
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Administrasi dan Kewilayahan
Direktur Manajemen Penanggulangan Bencana dan Kebakaran
6
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
dr Fuadi Darwis MPH Unsur Pengarah BNPB
Deputi Bidang Sistem dan Strategi
Deputi Bidang Pencegahan
Direktur Sistem Penanggulangan Bencana
Direktur Kesiapsiagaan
Direktur Tanggap Darurat
Kepala Pusat Pengendali Operasi
Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan
Kementerian Pertanian
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner
Direktur Kesehatan Hewan
Unit Lintas Sektor Lainnya
Kementerian Sosial
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kepala Badan Usaha Logistik
Deputi II Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri Kemenko Polhukam
Deputi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Kemenko PMK
Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri
Kepala Pusat Kesehatan TNI
Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan POLRI
Asisten Deputi Bidang Agama Kesehatan Pemuda dan Olahraga Sekretariat Kabinet
Direktur Kesehatan Kementerian Pertahanan dan Keamanan
Direktur lnformasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian
Komunikasi dan Informatika
Direktur Registrasi Obat Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Direktur Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat Narkotika Psikotropika dan Prekusor
Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Sub Direktorat Kesehatan Masyarakat Direktorat Kesehatan Gizi dan Masyarakat Bappenas
7
Editor
DRRita Djupuri IzwardiDCNMEpid
drEko MedistiantoMEpid
Supatmi SKMMM
DEFINISI OPERASIONAL
1 Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment (PPE) adalah peralatan
yang harus dikenakan untuk mencegah kemungkinan tertular penyakit menular
2 Asumsi adalah dugaan atau perkiraan yang diterima sebagai dasar
3 Bahaya adalah suatu situasi kondisi atau karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan
4 Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam danatau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologis
5 Bidang adalah kelompok tugas yang melakukan tugasperan sejenis klaster terdiri dari unsur pemerintah masyarakat dan lembaga usaha
6 CFR (Case Fatality Rate) atau Angka Fatalitas Kasus adalah angka proporsi atau
persentase dari jumlah kasus yang meninggal dibagi dengan jumlah kasus
7 Episenter COVID-19 adalah lokasi titik awal terdeteksinya sinyal bencana wabahologis
dan sinyal virologis yang merupakan tanda terjadinya penularan influenza pandemi
antarmanusia yang dapat menimbulkan terjadinya pandemi COVID-19
8 Evakuasi adalah merupakan suatu kegiatan untuk memindahkan masyarakat terancam
dampak bencana dan atau kegiatan masyarakat menyelamatkan diri ke daerah aman
9 Isolasi adalah pemisahan orang sakit dari orang saehat yang dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan
10 Karantina adalah pembatasan kegiatan danatau pemisahan seseorang yang terpapar
penyakit menular sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundangundangan
meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau sedang berada dalam masa inkubasi
danatau pemisahan peti kemas Alat Angkut atau Barang apapun yang diduga
terkontaminasi dari orang danatau Barang yang mengandung penyebab penyakit atau
sumber bahan kontaminasi lain untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke orang
danatau Barang di sekitarnya
11 Karantina Rumah adalah pembatasan penghuni dalam suatu rumah beserta isinya yang
diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah
kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi
12 Karantina Rumah Sakit adalah pembatasan seseorang dalam rumah sakit yang diduga
terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah
kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi
8
13 Karantina Wilayah adalah pembatasan penduduk dalam suatu wilayah termasuk wilayah
pintu masuk beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi
sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi
14 Kejadian bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal kejadian lokasi jenis bencana korban dan ataupun kerusakan Jika terjadi kejadian bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah maka dihitung sebagai satu kejadian
15 Klaster (Cluster) adalah kelompok penderita yang terdiri dari dua atau lebih penderita
yang mengalami kontak secara bencana epidemiologis menurut tempat dan waktu
16 Komando Tanggap Darurat adalah organisasi penanganan Tanggap Darurat Bencana
yang dipimpin oleh seorang komandan Tanggap Darurat Bencana dan dibantu oleh staf
komando dan staf umum memiliki struktur organisasi standar yang menganut satu
komando dengan mata rantai dan garis komando yang jelas dan memiliki satu kesatuan
komando dalam mengkoordinasikan instansilembagaorganisasi terkait untuk pengerahan
sumberdaya
17 Komunikasi Risiko adalah segala bentuk pertukaran informasi tentang risiko antara
seluruh pihak yang berkepentingan
18 Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi tetapi mungkin juga tidak terjadi
19 Legalisasi adalah pengesahan dokumen rencana kontingensi menjadi legal secara hukum
melalui Peraturan Kepala Daerah
20 Manajemen Kedaruratan adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan
penanggulangan kedaruratan pada menjelang saat dan sesudah terjadi keadaan darurat
yang mencakup siaga darurat tanggap darurat dan pemulihan darurat
21 Pelibatan masyarakat adalah proses dimana masyarakat bermanfaat bagi organisasi dan
individu membangun hubungan jangka panjang dengan visi kolektif untuk kepentingan
masyarakat
22 Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk
dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian
rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi
23 Penentuan Kejadian adalah proses menentukan satu ancaman yang akan dijadikan dasar dalam perencanaan kontinjensi
24 Pengendalian Perimeter adalah tindakan pengawasan yang dilakukan di batas wilayah
penanggulangan sehingga tidak terjadi penyebaran COVID-19
25 Perencanaan SektoralBidang adalah suatu rencana yang disusun oleh klasterBidang yang berisi kegiatan-kegiatan berkaitan dengan kebutuhan dan sumberdaya yang tersedia di masing-masing klaster untuk penanganan darurat mengacu pada standar minimum kebutuhan atau standar pelayanan minimum yang berlaku
26 Perencanaan kontinjensi adalah suatu proses perencanaan ke depan dalam situasi terdapat potensi bencana di mana skenario dan tujuan disepakati tindakan teknis dan manajerial ditetapkan dan sistem tanggapan dan pengarahan potensi disetujui bersama untuk mencegah atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis
27 Perimeter adalah batas terluar dari wilayah penanggulangan
28 Pos Komando (Posko) adalah tempat dilakukannya pengambilan keputusan untuk
pengendalian dan atau komando dalam penanggulangan suatu kedaruratan yang
beroperasi secara penuh (24 jamhari) selama masa penanggulangan
9
29 Rencana Operasi adalah rencana yang dibuatdisusun dalam rangka pelaksanaan operasi
Tanggap Darurat Bencana Rencana operasi ini disusun oleh Komando Tanggap Darurat
dengan mempertimbangkan rencana kontingensi dan hasil kaji cepat
30 Respon Cepat (Rapid response) adalah tindakan rutin sesuai dengan protap yang
dilakukan pada saat kejadian luar biasa
31 Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat merupakan kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat
32 Sistem Komando Tanggap Darurat adalah suatu system penanganan darurat bencana
yang digunakan oleh semua instansilembaga dengan mengintegrasikan pemanfaatan
sumber daya manusia peralatan dan anggaran
33 Skenario adalah gambaran kejadian secara jelas dan rinci tentang bencana yang diperkirakan akan terjadi meliputi lokasi waktu dan dampak bencana
34 Status Keadaan Darurat Bencana adalah keadaan darurat bencana yang ditetapkan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi badan yang menyelenggarakan urusan di bidang penanggulangan bencana dimulai sejak status siaga darurat tanggap darurat dan transisi darurat ke pemulihan
35 Status Siaga Darurat adalah keadaan ketika potensi ancaman bencana sudah mengarah pada terjadinya bencana yang ditandai dengan adanya informasi peningkatan ancaman berdasarkan sistem peringatan dini yang diberlakukan dan pertimbangan dampak yang akan terjadi di masyarakat
36 Status Tanggap Darurat adalah keadaan ketika ancaman bencana terjadi dan telah mengganggu kehidupan dan penghidupan sekelompok orangmasyarakat
37 Tanggap Darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan pengurusan pengungsian penyelamatan serta pemulihan sarana prasarana
38 Terjangkit adalah kondisi seseorang yang menderita penyakit yang dapat menjadi sumber
penular penyakit yang berpotensi menyebabkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
39 Wabah Penyakit Menular yang selanjutnya disebut Wabah adalah kejadian berjangkitnya
suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara
nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka
10
Bab 1
Latar Belakang dan Dasar Hukum
11 Latar belakang
Sejalan dengan International Health Regulation (IHR) 2005 untuk meningkatkan kapasitas
inti negara dalam pendeteksian verifikasi pelaporan dan respon terhadap Public Health
Emergencies of International Concern (PHEIC) World Health Assembly (WHA) ke-71
telah menekankan peningkatan kapasitas negara dan kemitraan untuk meningkatkan
kesiapsiagaan menghadapi pandemi The Asia Pacific Strategy for Emerging Diseases
and Public Health Emergencies (APSED III) fokus pada penguatan komponen kesehatan
masyarakat inti termasuk respon terhadap keadaan darurat kesehatan masyarakat
termasuk ancaman pandemi Belajar dari H1N1 2009 World Health Organization (WHO)
telah mengembangkan Pedoman Manajemen Risiko Pandemi menggunakan fase
pandemi berbasis risiko kontinum yang mengadopsi pendekatan seluruh masyarakat dan
semua bahaya
Pada tahun 2017 Indonesia memperbarui Pedoman Manajemen Risiko Pandemi
Nasional dan Rencana Respon Operasi Nasional mengadopsi Pedoman Manajemen
Risiko Pandemi WHO ke dalam konteks Indonesia dan mengujinya melalui latihan
simulasi pandemi skala penuh yang berfokus pada penahanan episenter dengan
keterlibatan multi-sektoral terutama integrasi operasi keadaan darurat dengan sistem
manajemen bencana negara yang pada dasarnya respon bencana berorientasi pada
pelaksanaan Itu adalah seluruh pendekatan masyarakat yang melibatkan tingkat
nasional provinsi kabupaten dan masyarakat di semua sektor terkait termasuk sektor
keamanan dan militer
Indonesia telah mengadopsi pedoman manajemen risiko pandemi WHO menggunakan
pendekatan seluruh masyarakat yang menghubungkan pandemi dengan kerangka kerja
bencana pada tahun 2016 Sebagai tindak lanjut Indonesia mengembangkan dan
menguji Rencana Respon Kontijensi nasional melalui simulasi skala penuh yang
melibatkan berbagai sektor di semua tingkatan pada tahun 2017 dan meluncurkan
perencanaan kontijensi ke provinsi-provinsi prioritas pada tahun 2018 Ini telah menjadi
tonggak untuk meningkatkan kesadaran sektor-sektor tersebut tentang kolaborasi untuk
kesiapsiagaan menghadapi pandemi Pelaksanaan ini telah berkontribusi untuk
meningkatkan kapasitas inti negara dari International Health Regulation (IHR)
Pelaksanaan penahanan episenter pandemi skala penuh dan pelaksanaan table top di
provinsi-provinsi prioritas menunjukkan kapasitas Indonesia dalam manajemen risiko
pandemi dengan pendekatan seluruh masyarakat dalam keseluruhan kerangka darurat
nasional
Dengan munculnya Corona Virus sub tipe baru (COVID-2) dan ditetapkan Pandemi
COVID-19 oleh Dirjen WHO sehubungan dengan penyebaran COVID-19 yang meluas di
dunia sampai saat ini maka Indonesia perlu untuk mengadopsi rencana kontijensi
pandemi influenza yang sudah dibuat menjadi rencana operasi respon COVID-19 Pada
prinsipnya pengenalian dan mitigasi Pandemi COVID-19 dapat diterapkan juga pada
11
COVID-19 dengan penyesuaian sesuai dengan karakteristik penyakit
12 Tujuan
a Membatasi penularan Wabah COVID-19 dari manusia ke manusia mengurangi infeksi
berikutnya pada masyarakat yang rentan serta tenaga kesehatan termasuk mencegah
dampak penyerta lain yang lebih luas
b Deteksi dini mengisolasi dan menangani pasien lebih awal termasuk melaksanakan
pelayanan yang optimal bagi Pasien yang terjangkit Wabah COVID-19
c Terlaksananya tindakan (farmasi dan non farmasi) penanggulangan Wabah COVID-19
d Teridentifikasinya seluruh kebutuhan sumber daya berkaitan dengan upaya
penanggulangan Wabah COVID-19
e Terciptanya ketertiban dan keamanan masyarakat serta stabilitas sosial dan ekonomi
selama masa penanggulangan Wabah COVID-19
13 Dasar Hukum
Rencana Operasi ini disusun berdasarkan berbagai peraturan dan regulasi yang
berhubungan dengan COVID-19 yaitu
1 UU No 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
2 UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
3 UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4 UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
5 UU No 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia
6 UU No 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
7 Peraturan Pemerintah No2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
8 Peraturan Pemerintah No 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit
Menular
9 Peraturan Presiden No 3 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden
No 83 Tahun 2005 tentang Badan koordinasi Nasional Penanganan Bencana
10 Keputusan Presiden no 7 tahun 2020 tentang gugus tugas percepatan penanganan
Corona Virus Diseases 2019 (COVID-19)
11 Instruksi Presiden Republik Indonesia No 4 tahun 2019 tentang Peningkatan
Kemampuan dalam Mencegah Mendeteksi dan Merespons Wabah Penyakit
Pandemi Global dan Kedaruratan Nuklir Biologi dan Kimia
12 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 101 Tahun 2018 tentang SPM sub Urusan
Bencana
13 Peraturan Menteri Permendes Dana Desa No 16 Tahun 2018 tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa
14 Peraturan Menteri Berita Negara RI Permenhumkam RI no 7 2020 tentang pemberian
visa dan izin tinggal dalam upaya pencegahan masuknya Virus Corona
15 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK0107Menkes2142020 tentang Jejaring
Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
16 Peraturan Menteri Kesehatan No75 tahun 2019 tentang Penanggulangan Krisis
Kesehatan
12
17 Peraturan Menteri Kesehatan No 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal
18 Peraturan Menteri Kesehatan No 59 Tahun 2016 tentang Pembebasan Biaya Pasien
Penyakit Infeksi Emerging Tertentu
19 Peraturan Menteri Kesehatan RI No 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Surveilans Kesehatan
20 Peraturan Menteri Kesehatan RI No1501 Tahun 2010 tentang Jenis Penyakit tertentu
yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya
21 Keputusan Menteri Kesehatan RI No tahun 2020 mengenai Pedoman Kesiapsiagaan
Menghadapi Coronavirus Disease (COVID-19)
22 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0107Menkes1042020 tentang penetapan
infeksi Novel Coronavirus (infeksi 2019-ncov) sebagai penyakit yang dapat
menimbulkan wabah dan upaya penanggulangannya
23 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0107Menkes1692020 tentang Penetapan
Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu
24 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0202Menkes3902014 tentang Pedoman
RS Nasional
25 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0202Menkes3912014 tentang Pedoman
RS Regional
26 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 300MENKESSKIV2009 tentang Pedoman
Penanggulangan Episenter Pandemi
27 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 424MenkesSKIV2007 tentang Pedoman
Upaya Kesehatan Pelabuhan dalam rangka Karantina Kesehatan
28 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 425MenkesSKIV2007 tentang Pedoman‐
pedoman Penyelenggaraan Karantina Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan
29 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 431MenkesSKIV2007 tentang Pedoman
Teknis Pengendalian Risiko Kesehatan Lingkungan di PelabuhanBandaraPos Lintas
Batas dalam rangka Karantina Kesehatan
30 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1371MenkesSKIX2005 tentang Penyakit Flu
Burung Avian Influenza sebagai Penyakit yang Dapat Menimbulkan Wabah Serta
Pedoman Penanggulangannya
31 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1372MenkesSKIX2005 tentang Penetapan
Kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) Flu Burung (Avian Influenza)
32 Instruksi Gubernur DKI Jakarta No 16 tahun 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan
Terhadap Risiko penularan Infeksi Corona Virus Disease (COVID-19)
13
Bab 2
Analisis Situasi
21 Profil Daerah Indonesia
Indonesia memiliki penduduk sebanyak 265000000 jiwa pada tahun 2018 dan proyeksi
jumlah populasi mencapai 271000000 jiwa pada tahun 2020 dengan 56 penduduknya
tinggal di daerah perkotaan Indonesia dengan konteks desentralisasi terdiri dari 34
provinsi dengan kepadatan penduduk yang tinggi di DKI Jakarta dan provinsi lainnya di
pulau Jawa Indonesia terletak di khatulistiwa yang merupakan daerah strategis sebagai
hub perjalanan internasional memiliki mobilitas tinggi wisatawan internasional dan
penerbangan internasional dengan rata-rata 1342246 wisatawan internasionalbulan pada
tahun 2019 sedangkan pada Januari 2020 total 1 2 juta wisatawan memasuki Indonesia
Sebagian besar dari wisatawan masuk ke Indonesia melalui Bandara Ngurah Rai
Denpasar dan Soekarno Hatta Banten Sebagian besar wisatawan yang datang ke
Indonesia berasal dari negara ASEAN (38) Indonesia juga menerima kedatangan
wisatawan internasional yang datang dari negara yang mengalami transmisi lokal COVID-
19 antara lain Cina (8) Australia (9) Jepang (3) dan Korea Selatan (2)
sementara wisatawan dari Iran Italia dan Jerman tidak terlalu banyak Kota-kota yang
memiliki penerbangan langsung dari Cina serta negara lainnya dengan transmisi lokal
COVID-19 sangat berisiko Terdapat 20 kota yang memiliki penerbangan langsung dan
kapal yang berasal dari Cina
Bandar udara yang paling berisiko dimana pelaku perjalanan Internasional yang tinggi
yaitu Soekarno Hatta Banten dan Ngurah Rai Denpasar Bali Batam yang berbatasan
dengan Singapura dimana terdapat transmisi lokal COVID-19 juga berisiko Setiap harinya
terdapat kapal feri dengan rute Batam-Singapura Selain itu Jakarta Bogor Bekasi Depok
(JABODETABEK) dengan mobilisasi penduduk tinggi kota metropolitan dengan penduduk
yang padat terutama Jakarta dengan kepadatan populasi 15764 per m2 sangat rentan
dengan penyebaran COVID-19 yang tinggi Dengan konteks desentralisasi kemampuan
setiap daerah tidak sama dimana tidak semua daerah mempunyai rencana respon
menghadapi pandemi dan tidak semua daerah mempunyai rencana kesiapsiagaan dan
respon pandemi di rumah sakit sehingga menyebabkan tenaga kesehatan yang berada di
rumah sakit rentan tertular COVID-19 dan dapat menyebabkan terjadinya penularan lebih
lanjut di rumah sakit
Mobilitas penduduk antar kabupaten dan provinsi di Indonesia juga tinggi terutama di
Pulau Jawa dan Sumatera dengan kepadatatan penduduk yang cukup tinggi DKI Jakarta
sebagai ibu kota negara merupakan pusat pemerintahan dan pusat bisnis
(perekonomian) Kota Surabaya Medan dan Makassar merupakan kota besar di
Indonesia dengan mobilitas penduduk yang tinggi dan perputaran roda perekonomian
yang tinggi
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 17 ribu pulau dengan kondisi
geografis yang beragam dari daerah pantai sampai ke pegunungan Beberapa lokasi
14
memiliki akses yang sulit Wilayah Indonesia yang mempunyai akses geografis sulit
diantaranya provinsi di wilayah timur Indonesia seperti Maluku Papua dan Nusa
Tenggara Timur (NTT) Kapasitas dan sumber daya penduduk yang tidak merata
merupakan tantangan situasi geografis kepulauan dan wilayah terpencil merupakan
tantangan dalam penanggulangan dan respon termasuk pengiriman logistik dan
keterbatasan sumber daya Wilayah Indonesia yang berada di daerah ldquoring of firerdquo rentan
dengan kondisi bencana seperti letusan gunung berapi gempa dan tsunami yang dapat
menghambat operasi respon pandemi
Fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia terdiri dari Puskesmas dan Rumah Sakit serta
pelayanan kesehatan lainnya (Praktek dokter umum maupun spesialis Klinik- klinik
pengobatan Balai pengobatan umum maupun khusus) Jumlah Puskesmas di Indonesia
ada 9821 Jumlah Rumah Sakit di Indonesia ada 2858 dengan rincian rumah sakit
rujukan nasional ada 14 rumah sakit rujukan propinsi ada 20 dan rumah sakit rujukan
regional ada 1101 Indonesia memiliki tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter spesialis
dokter umum dokter gigi perawat bidan petugas kesehatan masyarakat dll Jumlah
dokter spesialis di Indonesia ada 38782 jumlah dokter umum ada 134459 jumlah dokter
gigi ada 29194 jumlah perawat ada 639356 jumlah bidan ada 590920 dan jumlah
petugas kesehatan ada 54138 orang2
22 Potensi Ancaman Kerentanan dan Kapasitas
COVID-19 disebabkan oleh virus SARS CoV-2 yang merupakan Corona Virus jenis baru
dengan analisis filogenetik mendekati isolat Corona Virus dari kelelawar Chinese
chrysanthemum-headed bats yang diisolasi pada tahun 2015 SARS CoV-2 ini
merupakan Corona Virus kluster β-coronavirus yang merupakan zoonosis coronavirus
yang baru setelah SARS dan Middle East Respiratory Syndrome (MERSCoV) Virus ini
termasuk dalam sub genus botulinum Coronaviridae Hasil sekuensing menunjukkan
bahwa SARSCoV-2 homolog 795 dengan SARS-COV Kasus pertama di Wuhan yang
disebabkan oleh virus ini berhubungan dengan pasar Huanan yang kemudian menyebar
antar manusia
Pada era transportasi dan mobilisasi global penyebaran virus dari satu daerah ke daerah
lain sangat cepat COVID-19 telah menyebar di 185 negara dalam waktu 4 bulan dengan
total kasus sampai bulan April 2020 mencapai lebih dari 1900000 kasus terkonfirmasi
dan 126681 kematian di seluruh dunia3 Trend kasus COVID-19 menurun di Cina namun
meningkat di luar China terutama di Republik Korea Italia Spanyol Iran dan Amerika
Serikat yang merupakan negara dengan transmisi lokal yang melaporkan kasus
terbanyak diluar Cina Model matematika menunjukkan Reproductive Number (Ro)
COVID-19 berkisar antara 2-3 yang mengindikasikan 50-60 populasi kemungkinan
telah terinfeksi COVID-19 Namun laporan kasus konfirmasi COVID-19 yang dilaporkan
jauh di bawah angka tersebut Pada kapal pesiar Diamond Princess Cruise COVID-19
1 Data Fasyankes online Oktober 2019
2 Data PPSDM Kemenkes 2019
3 John Hopkins University April 2020
15
menyebar cepat dengan attack rate hampir mendekati 30 Analisis serologi dengan
menggunakan antibodi netralisasi dapat memberikan prediksi yang lebih akurat untuk
mengetahui attack rate Pada studi yang dilakukan oleh Kelly Young di US estimasi
attack rate pada kontak erat adalah sebesar dan pada kontak erat serumah sebesar
105
Dari 55924 kasus terkonfirmasi COVID-19 di Cina presentasi Klinis COVID-19 berkisar
dari gejala ringan sampai berat Gejala umum diantaranya demam (879) batuk
(677) lelah (381) adanya sputum (334) sesak nafas (186) sakit tenggorokan
(139) sakit kepala (136) myalgia atau arthalgia (148) menggigil (114) mual
atau muntah (5) kongesti nasal (48) diarrhea (37) batuk darah (09) dan
Kongesti konjungtiva (08) Berdasarkan data terbaru tersedia dari Cina 40 kasus
berupa kasus ringan 40 kasus menjadi penyakit sedang (didefinisikan sebagai kasus
Pneumonia terkonfirmasi dengan radiologis) sekitar 14 menjadi penyakit berat dan
sekitar 5 menjadi kritis Faktor risiko untuk menjadi penyakit yang berat adalah pada
usia lanjut dan memiliki komorbid
Case fatality ratio (CFR) yang terkonfirmasi di Cina seperti yang dilaporkan oleh US
Center For Diesease Control and Prevention adalah 42 Data ini didapatkan dari
3551 kematian diantara 83696 kasus terkonfirmasi laboratorium pada tanggal 14 April
2020 Data CFR ini tidak memasukkan jumlah kasus infeksi ringan yang mungkin terluput
dari surveilans sekarang dimana sebagian besar berfokus pada pasien dengan
pneumonia yang membutuhkan perawatan di rumah sakit tidak juga memasukkan fakta
bahwa kasus terkonfirmasi baru dapat berkembang menjadi penyakit berat dan beberapa
pasien mungkin akan meninggal Dengan berkembangnya wabah CFR yang
terkonfirmasi dapat berubah
Jumlah ini akan terus berubah dan CFR yang pasti tidak akan dapat diketahui sampai
wabah ini selesai Median dari onset gejala hingga kematian sebesar 14 hari sedangkan
pada usia lanjut (diatas 70 tahun) median tingkat kematian adalah 115 hari (11)
Kematian meningkat seiring dengan peningkatan usia dengan kematian yang tertinggi
terjadi pada pasien diatas usia 80 tahun (estimasi CFR mencapai hingga 148) Tingkat
kematian pasien dengan komorbid terjadi lebih tinggi 132 pada pasien dengan
penyakit kardiovaskular 92 pada pasien dengan diabetes 84 pada pasien dengan
hipertensi 8 pada pasien dengan penyakit pernafasan kronik dan 76 pada pasien
dengan kanker
Penularan COVID-19 melalui droplet yang ditularkan melalui batuk bersin atau
menyentuh benda yang terkontaminasi oleh droplet dan kemudian menyentuh mata
hidung atau mulut Oleh karena itu sangatlah penting untuk menjaga jarak minimal
1 meter dari orang yang sakit Masa inkubasi COVID-19 berkisar antara 1-14 hari paling
umum sekitar 5 hari Risiko tertular COVID-19 dari seseorang yang tidak bergejala sangat
rendah Namun banyak orang yang mengalami gejala ringan yang dapat menyebabkan
penularan Ada bukti yang menyatakan bahwa infeksi COVID-19 mungkin mengarah
pada infeksi saluran pencernaan dan akan ada di feses Namun hingga sekarang hanya
ada satu penelitian yang mengembangbiakkan virus COVID-19 dari specimen feses
tunggal Pada konteks COVID-19 penularan lewat udara mungkin bisa terjadi pada
16
keadaan khusus dimana dilakukan prosedur menghasilkan aerosol (misalkan intubasi
endotrakhea bronkoskopi suction terbuka pemberian terapi nebulasi ventilasi manual
sebelum intubasi mengubah pasien ke posisi tengkurap melepaskan pasien dari
ventilator ventilasi non-invasif tekanan positif trakheostomi dan resusitasi kardiopulmo)
Pada analisa 75465 kasus COVID-19 di Cina penularan lewat udara tidak dilaporkan3
SARS CoV-2 dapat bertahan di permukaan selama beberapa jam atau hingga beberapa
hari tergantung dari jenis permukaan suhu atau kelembaban lingkungan
Pengobatan spesifik untuk COVID-19 belum tersedia hingga saat ini pengobatan masih
berupa dukungan perawatan suportif Beberapa percobaan klinis dilakukan namun kajian
lebih lanjut masih diperlukan Untuk memastikan bukti jelas pengobatan yang mana yang
paling efektif WHO dan mitra sedang melakukan penelitian internasional besar disebut
SOLIDARITY TRIAL untuk membandingkan pengobatan tunggal atau kombinasi berbeda
yang ada di banyak negara dan untuk menghasilkan bukti yang kuat pengobatan mana
yang paling efektif Sampai saat ini belum terdapat vaksin COVID-19
Untuk menghindari penularan COVID-19 WHO menyarankan untuk melakukan
pencegahan dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hands rub
berbahan alkohol menjaga jarak setidaknya satu meter dengan orang yang sakit
mencegah menyentuh mata hidung dan mulut karena dapat memindahkan virus dari
benda yang terkontaminasi ke dalam tubuh kita melakukan etika batuk yang benar
memastikan orang yang sakit menggunakan masker dan beristirahat di rumah Tenaga
kesehatan harus memperhatikan pengendalian infeksi dengan memakai alat pelindung
diri pada saat kontak dengan pasien
Tenaga kesehatan berisiko untuk tertular COVID-19 Penularan tenaga kesehatan dapat
diakibatkan oleh tidak lengkapnya pemakaian alat pelindung diri WHO menyebutkan
bahwa 21 petugas kesehatan terinfeksi SARS pada tahun 2002 Demikian pula untuk
penularan COVID-19 pada tenaga kesehatan terjadi di China Hongkong dan Indonesia
Potensi ancaman COVID-19 dapat masuk ke Indonesia melalui pelaku perjalanan
internasional melalui pelabuhan bandara udara dan lintas batas maupun tertular dari
orang di dalam daerah terjangkit di Indoensia maupun pelaku perjalanan dari daerah
terjangkit
Pada 31 Desember 2019 WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang
tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan Provinsi Hubei Cina Pada tanggal 7 Januari
2020 Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai
jenis baru coronavirus (coronavirus disease COVID-19) Pada tanggal 30 Januari 2020
WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan
Dunia Public Health Emergency of International Concern (KKMMDPHEIC) Penambahan
3 Modes of transmission of virus causing COVID-19 implication for IPC precaution recommendations WHO 29
March 2020 Available at httpswwwwhointpublications-detailmodes-of-transmission-of-virus-causing-covid-19-implications-for-ipc-precaution-recommendations
17
jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar
negara Berdasarkan data John Hopknis University Amerika Serikat sampai dengan
tanggal 15 April 2020 dilaporkan 1982939 kasus dengan 126761 kematian secara
global
Pada tanggal 2 Maret 2020 Indonesia melaporkan kasus konfirmasi COVID-19 sebanyak
2 kasus Sampai dengan tanggal 15 April 2020 Indonesia sudah melaporkan 5136 kasus
konfirmasi COVID-19 dari 34 Provinsi Wilayah dengan transmisi lokal di Indonesia adalah
DKI Jakarta Sumatera Utara (Kota Medan) Riau (Kota Pekanbaru) Sumatera Selatan
(Kota Prabumulih) Jawa Barat (Kabupaten Bogor Kabupaten Karawang Kabupaten
Bekasi Kota Bogor Kota Bandung Kota Bekasi Kota Depok) Jawa Tengah (Kota
Surakarta Kota Semarang) Jawa Timur (Kabupaten Kediri Kabupaten Malang
Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Magetan Kota Surabaya) Banten (Kabupaten
Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Selatan) Bali (Kabupaten Jembrana
Kabupaten Bangli Kabupaten Buleleng Kota Denpasar) Kalimantan Barat (Kota
Pontianak) Kalimantan Tengah (Kota Palangka Raya) Kalimantan Selatan (Kota
Banjarmasin) Kalimantan Timur (Kota Balikpapan) Sulawesi Utara (Kota Manado)
Sulawesi Selatan (Kabupaten Gowa Kabupaten Maros Kota Makassar) Sulawesi
Tenggara (Kota Kendari) Papua (Kabupaten Mimika Kota Jayapura)
Gambar 21
Sebaran Kasus COVID-19 di Indonesia sampai dengan 15 April 2020
Sumber Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes
18
Gambar 22
Perkembangan Kasus Covid-19 di Indonesia
Sumber Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes
Analisis Risiko COVID-19 di Indonesia
Berdasarkan analisis risiko yang dilakukan dengan mempertimbangkan pengaruh kasus
yang terdeteksi jumlah penduduk kepadatan penduduk mobilitas dengan melihat
banyaknya penerbangan domestik maupun Internasional banyaknya penduduk yang
rentan dengan melihat angka jumlah penduduk yang gt 65 tahun dan konteks kapasitas
kesiapsiagaan daerah dengan melihat rumah sakit rujukan jumlah fasilitas kesehatan
maka analisis risiko COVID-19 di tingkat provinsi adalah seperti tabel di bawah ini
Tabel 21 Analisis Risiko COVID-19 di Indonesia
No Provinsi
Hasil Analisa
Risiko oleh WHO
Kumulatif Kasus sd 9 April 2020
KabKota dengan Transmisi Lokal
Pembobotan PDP1
Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa
risiko WHO
Kasus Positif
Meninggal ODP
PDP
1 Aceh Rendah Sedang
5 1 1373 60 - 75
2 Sumut Sedang 65 8 na 145 - 302
3 Sumbar Sedang 44 3 5118 151 - 251
4 Riau Sedang Tinggi
16 0 31889 243 - 279
5 KEPRI Sedang Tinggi
21 1 2153 164 - 213
19
No Provinsi
Hasil Analisa
Risiko oleh WHO
Kumulatif Kasus sd 9 April 2020
KabKota dengan Transmisi Lokal
Pembobotan PDP1
Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa
risiko WHO
Kasus Positif
Meninggal ODP
PDP
6 Jambi Rendah Sedang
4 0 641 9 - 19
7 Bangka Belitung
Sedang 4 1 862 51 - 65
8 sumsel Sedang 21 2 2085 69 Kota Prabumulih 120
9 Bengkulu Rendah 4 1 529 17 - 29
10 Lampung Rendah Sedang
20 1 2349 50 - 95
11 Banten Sedang Tinggi
281 21 4668 876
Kab Tangerang Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan
1505
12 DKI JAKARTA
Sangat Tinggi
2044 195 2897 2395 Jakarta 7074
13 Jabar Tinggi 450 43 29641 2349
Kota Bandung Kab Bekasi Kota Bekasi Kota Depok Kab Bogor Kota Bogor dan Kab Karawang)
3383
14 Jateng Sedang Tinggi
200 25 21147 582 Kota Semarang Kota Surakarta
1061
15 DI Yogyakarta
Rendah Sedang
41 7 3340 498 - 603
16 Jatim Tinggi 386 27 14092 1383
Kab Kediri Kab Malang Kab Magetan Kab Sidoarjo dan Kota Surabaya
2241
17 Bali Sangat Tinggi
81 2 1083 257
Kab Badung Kab Buleleng
Kab Jembrana Kota Denpasar
431
18 Kalbar Rendah 13 3 6183 125 Kota Pontianak 161
19 Kalteng Rendah Sedang
24 1 571 65 - 118
20 Kaltara Sedang 16 1 196 30 - 68
21 Kaltim Sedang 35 1 5380 267 Kota Balikpapan 343
22 Kalsel Sedang 34 2 1217 11 Kota Banjarmasin 88
23 Sulawesi Rendah 17 2 296 31 Kota Manado 72
20
No Provinsi
Hasil Analisa
Risiko oleh WHO
Kumulatif Kasus sd 9 April 2020
KabKota dengan Transmisi Lokal
Pembobotan PDP1
Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa
risiko WHO
Kasus Positif
Meninggal ODP
PDP
Utara
24 Gorontalo Rendah 1 0 3057 64 - 67
25 Sulawesi Tengah
Rendah 19 2 291 24 - 69
26 Sulawesi Barat
Rendah Sedang
5 1 1062 20 - 35
27 Sulawesi Selatan
Rendah Sedang
222 15 2650 383 Kota Makassar 874
28 Sulawesi Tenggara
Rendah 16 1 381 19 Kota Kendari 55
29 Nusa Tenggara Barat
Sedang Tinggi
37 2 3783 141 - 225
30 Nusa tenggara Timur
Rendah sedang
1 0 813 18 - 22
31 Maluku Utara
Rendah 2 0 340 8 - 13
32 Maluku Rendah 11 0 131 7 - 30
33 Papua Barat
Sedang 3 1 579 25 - 37
34 Papua Rendah Sedang
63 3 3143 59 - 196
Masih verifikasi
35
TOTAL 4241 373 153940 10596
Mean 595 Median 119
21
Gambar 23 Peta Risiko COVID-19 di Indonesia
Penilaian risiko akan diulangi ketika ada informasi baru tersedia berdasarkan situasi
epidemi yang berkembang di seluruh Indonesia Diinginkan setidaknya provinsi
melakukan penilaian risiko sendiri yang sesuai dengan konteks dan kejadian serta
penyebaran penyakit untuk memandu kesiapsiaggan dan penanganan yang lebih baik
sesuai konteks lokal
23 Skenario Kejadian amp Dampak
Gambar 24 Kerangka Respon Pandemi berdasarkan Skala Risiko
Saat ini WHO telah menyatakan COVID-19 sebagai Pandemi Hingga 30 Maret 2020
COVID-19 telah menyebar di 199 negara termasuk di Indonesia telah terdapat kasus COVID-
19 yang tersebar di beberapa provinsi Sudah terdapat transmisi lokal COVID-19 di Indonesia
(penularan antar manusia)
Dengan terdeteksinya 1285 kasus sampai tanggal 30 Maret 2020 dan dengan RO=2 maka
sampai tanggal 12 Mei diperkirakan akan ada total kasus sebanyak 3846194 kasus
termasuk 769239 kasus membutuhkan perawatan di rumah sakit dan 192310 kasus kritis
yang membutuhkan ICU bila tidak dilakukan pengendalian yang adequate dan optimal Oleh
22
karena itu rencana respon disusun untuk mencegah penambahan kasus dengan menemukan
dengan cepat kasus melakukan deteksi cepat isolasi kontak dan perawatan kasus di rumah
sakit rujukan pelacakan kasus dan monitoring orang dalam pengawasan Rencana operasi
respon disusun untuk mengantisipasi kasus dalam 3 bulan kedepan sesuai dengan lampiran
skenario Kasus dapat menyebar ke provinsi-provinsi yang berisiko
Dalam jangka panjang penanggulangan COVID-19 berdasarkan informasi epidemiologi
sampai saat ini dalam waktu 81 hari terdapat skenario yang memungkinkan terjadi seperti
tabel-tabel dibawah ini
Tabel 22 Kriteria Derajat Keparahan yang Disebabkan COVID-19
Asumsi Indonesia
(36) Indonesia
(5) Indonesia
(10) Indonesia
(20)
Angka Serangan Klinis 36 5 10 20 Total population (271808640)
9864437
13590432
27180864 54361728
Perawatan Monitoring di Rumah 50 X Clinical attack rate
4932218
6795216
13590432 27180864
Rawat Inap 20 x Angka Serangan Klinis
1972887
2718086
5436173
0872346
ICU 5 x Angka Serangan Klinis 493222
679522
1359043
2718086
Ventilator 80 x ICU 394577
543617
1087235
2174469
CFR 26 x Rawat Inap 51295 70670 141340 282681
Pada rencana respon ini akan disusun rencana operasi respon untuk satu bulan ke depan
dengan antisipasi jumlah kasus 10 dari populasi seluruh Indoensia dengan kasus yang
terbanyak dari wilayah berisiko tinggi seperti Jakarta dan sekitarnya serta Bali
Berdasarkan jumlah kasus kepadatan penduduk penyebaran transmisi virus kemudahan
transportasi dan pertimbangan kapasitas dan kesulitan geografis di beberapa wilayah dari 34
provinsi maka provinsi yang terdampak paling parah (dengan skenario yang ringan) adalah di
seperti bawah ini
Tabel 3 Provinsi di Indonesia yang Paling Terdampak Parah
DKI Jakarta Bali Jawa Barat Batam Sulawesi Utara Kalimantan Barat Jawa Tengah DI
Yogyakarta akan ditemukan ribuan kasus yang dilaporkan dalam tiga bulan sejak kasus
23
pertama dilaporkan Kepulauan Batam yang berbatasan dengan Singapura juga terdampak
cukup parah
Asumsi karakteristik COVID-19
1 Sebagian besar orang yang tertular memiliki gejala bervarisi dari ringan (sub klinis) hingga
panas demam batuk dan sesak nafas
2 Masyarakat belum kebal terhadap strain COVID-19 (virus Corona sub tipe baru)
3 Masa Inkubasi virus COVID-19 berkisar 1-14 hari dengan nilai median berkisar 5-6 hari
4 Orang yang tertular COVID-19 dapat menularkan dalam waktu 1-14 hari dan mampu
menyebarkan virus pada orang lain yang rentan
5 Penularan orang-ke-orang yang mudah (efisien) dengan jumlah reproduksi penularan
(Ro) 2-3
6 Angka Fatalitas Kasus atau Case Fatality Rate (CFR) menurut WHO per 3 Maret 34
dan kematian dipengaruhi oleh usia (usial lanjut gt 65 Tahun lebih berisiko) serta memiliki
penyakit kronis yang diderita (seperti Diabetes Melitus Hipertensi Kanker Penyakit
kelainan Imun dll)
7 Belum terdapat vaksin dan obat antivirus spesifik untuk virus ini
Pemerintah Indonesia sedang melakukan respon terhadap pandemi COVID-19 Oleh karena
dampak yang cukup berat dapat terjadi di beberapa wilayah maka pemerintah Indonesia akan
meminta bantuan Internasional untuk penanggulangan pandemi
24
Bab 3
Tugas Pokok Masing-Masing Komponen Respon Pandemi
Dalam Rencana Respon Operasi COVID-19 nasional tahun 2020 Kementerian Kesehatan
bersama stakeholder terkait melakukan pengembangan lanjutan untuk meningkatkan Rencana
Respon Operasi nasional dari fokus episenter ke mitigasi dan respon COVID-19 dengan
memasukan peran mitra internasional untuk terlibat dalam respon COVID-19 Berdasarkan
hasil diskusi tersebut respon pandemi terbagi atas 6 komponen tugas dan tanggung jawab
yaitu
1 Pelaksanaan komando dan koordinasi
2 Surveilans
3 Respon medis dan laboratorium
4 Intervensi farmasi
5 Intervensi non farmasi
6 Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
Berikut ini akan dibahas tugas pokok dari masing-masing komponen respon pandemi secara
umum dan berkesinambungan
1 Pelaksanaan Komando dan Koordzinasi
Alur Komando dan Koordinasi
Alur komando dan koordinasi multisektor dan aktivasi Sistem Komando Penanggulangan
Darurat Bencana (SKPDB) COVID-19 seperti di bawah ini
Gambar 41
Alur Komando dan Koordinasi Multi Sektor SKPDB COVID-19
25
Sistem komando dan koordinasi meliputi pemenuhan sumber daya dan koordinasi
Internasional Dalam pelaksanaan komando koordinasi harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut
a Penetapan status darurat bencana berdasarkan analisis risiko tim teknis penyusunan
rencana respon operasi komando respon dan monitoring respon
b Manajemen Bantuan Internasional
Penetapan status bencana menjadi acuan dalam menetapkan permintaan bantuan
internasional
Penggunaan Bantuan Internasional harus sesuai dengan aturan yang berlaku
BNPB melakukan kajian kebutuhan dan mengeluarkan rekomendasi kebutuhan
Pemberi bantuan (Negara Lembaga Internasional Lembaga asing non-pemerintah
lembaga usaha asing dan perseorangan) mengisi formulir daftar bantuan dan
mengirimkannya kepada Kantor Perwakilan Diplomatik RI untuk dilakukan verifikasi
ditembuskan kepada Pos Pendamping Nasional (Pospenas) Posko Penanganan Darurat
Bencana (PDB)
BNPB menerima hasil pengkajian dari Posko PDB dan kemudian menginformasikan
kepada calon pemberi bantuan melalui Kementerian Luar Negeri
Kementerian Luar Negeri melakukan verifikasi yang selanjutnya hasilnya disampaikan
kepada BNPB disertai dengan pemberian izin pemberian bantuan internasional
BNPB selanjutnya menginformasikan secara tertulis terkait bantuan internasional
dimaksud kepada Pospenas PDB Posko PDB
c Outline laporan komunikasi operasional antar stakeholder antara lain
Mengadakan pertemuan harian untuk melaporkan situasi perkembangan harian
Komunikasi melalui sistem informasi yang dibuat pada saat periode tanggap darurat
Hasil pertemuan harian disebarluaskan kepada stakeholder dan ditindaklanjuti oleh tim
pelaksana lapangan
2 Surveilans
Kegiatan surveilans respon pandemi mencakup
1 Analisis data sentinel surveilans COVID-19 Influenza Like Illness (ILI) dan Severe
Acute Respiratory Infection (SARI) baik di level puskesmas dan rumah sakit
(pemerintah dan swasta) sebagai pendekatan untuk mengetahui sirkulasi virus
COVID-19 dan tingkat keparahan penyakit pada kasus COVID-19 baru penyebab
pandemi luasnya penyebaran dan besarnya morbiditas dan mortalitas
2 Deteksi kasus ILI pneumonia dengan memanfaatkan Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon (SKDR) sebagai pendekatan untuk mengetahui apakah virus COVID-19 baru
telah bersirkulasi di Indonesia
3 Melakukan surveilans aktif untuk COVID-19 Pada wilayah yang belum terdapat kasus
dilakukan surveilan aktif pada kasus awal sporadik dan kluster awal dilakukan
pelacakan kontak dan monitoring kontak dan pada daerah dengan transmisi lokal yang
meluas pelacakan kontak dilakukan pada wilayah baru yang belum terdapat kasus
atau pada kasus parah dan dilakukan systematic survey dan sentinel
26
4 Melakukan penyelidikan epidemiologi pelacakan kontak monitoring dan manajemen
kontak pada kasus yang diduga COVID-19 baru untuk dikonfirmasi dan analisis risiko
berkala
5 Melakukan pengumpulan data analisis data monitoring dan evaluasi apakah
intervensi berjalan dengan baik dan apakah penyebaran COVID-19 baru masih
berjalan atau sudah berhenti
6 Menyampaikan data dan analisis data kepada pusdalop
7 Melakukan pengawasan pelaku perjalanan yang berasal dari daerahnegara terjangkit
8 PHEOC berkordinasi untuk menginformasikan data dan hasil analisis epidemiologi
kasus kepada EOC dan PUSDALOP BNPB sebagai bahan pembuatan kebijakan dan
perencanaan
3 Respon Medis dan Laboratorium
Tujuan dari pelaksanaan respon medis di layanan kesehatan (rumah sakit dan puskesmas)
adalah agar terlaksananya deteksi dini kasus COVID-19 implementasi pencegahan dan
penanganan infeksi serta tatalaksana kasus di seluruh sarana pelayanan kesehatan
Respon medis terdiri dari Puskesmas Rumah Sakit non rujukan Rumah Sakit rujukan dan
fasilitas layanan kesehatan lainnya (Praktek dokter umum maupun spesialis Klinik- klinik
pengobatan Balai pengobatan umum maupun khusus) dan institusibangunan khusus
(seperti hotel wisma atlet dsb) dirancang untuk menyediakan pelayanan pengobatan
COVID-19 Semua fasilitas pelayanan kesehatan di luar rumah sakit bila mendapat kasus
suspek COVID-19 harus secepatnya merujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19 atau
pusat perawatan COVID-19 Pada keadaan transmisi luas di masyarakat dan kapasitas
fasilitas kesehatan tidak memadai kasus ringan tanpa risiko dirawat dirumah dengan
edukasi pengendalian infeksi kasus dengan risiko seperti orang tua (gt 65 tahun) dan
orang dengan komorbid dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan pasien dengan kondisi
parah dirujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19
Kementerian Kesehatan telah menetapkan jumlah total rumah sakit rujukan sebanyak 657
Rumah Sakit terdiri dari 132 Rumah Sakit rujukan untuk COVID-19 berdasarkan SK
Menkes dan 525 rumah sakit rujukan di daerah ditetapkan berdasarkan SK Gubernur
Rumah sakit yang ditetapkan sebagai RS rujukan Covid-19 terdiri dari Rumah Sakit milik
Kementerian Kesehatan Kementerian lain TNI POLRI Pemerintah Daerah BUMN
Swasta dan RS Darurat
Kemenkes juga telah menetapkan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-19 yang
terdiri atas
a Laboratorium Rujukan Nasional Pemeriksaan COVID-19 (Balitbangkes melalui Pusat
Penelitian dan Pengembangan BIomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan)
b Laboratorium Pemeriksa COVID-19
Laboratorium pemeriksa COVID-19 merupakan laboratorium yang memenuhi standar
Biosafety Level 2 (BSL-2) dan memiliki alat pemeriksaan Real Time PCR yang terdiri
atas
1) Laboratorium yang memiliki fungsi surveilans dan
2) Laboratorium yang tidak memiliki fungsi surveilans
27
Daftar RS Rujukan COVID-19 dan Laboratorium Pemeriksa COVID-19 terlampir Dan
apabila dibutuhkan rumah sakit rujukan dapat ditambah dan dapat menggunakan juga
Gedung yang dialihfungsikan menjadi pusat perawatan COVID-19
Tugas Respon medis
Aktivasi layanan hotline COVID-19 yang beroperasi 24 jam7 hari
Konsultasi virtual dan telemedicine sebagai titik kontak pertama triase dibentuk
Kemenkes mendirikan klinik demam pusat tes tempat karantina perubahan peran
rumah sakit tertentu untuk kasus ringan dan berat peralihan fungsi hotel sekolah
pusat komunitas dan stadion
Kemenkes melakukan penilaian kesiapsiagaan rumah sakitfasilitas kesehatan
terhadap COVID-19
Rumah Sakit menghitung kapasitas maksimal kapasitas SDM sarana penunjang dan
mengaktifkan pengaturan SDM
Kemenkes memastikan lonjakan SDM pada daerah dengan beban tinggi
Kemenkes menyediakan suplai dan komoditas yang diperlukan rumah sakit
berdasarkan estimasi kebutuhan
Rumah Sakit mengaktifkan ruangan atau area aman untuk semua petugas Rumah
Sakit
Rumah Sakit mempersiapkan kebutuhan logistik seluruh SDM yang bertugas
Puskesmas dan Rumah Sakit non rujukan mengaktifkan Tim Gerak Cepat (TGC)
COVID-19
Puskesmas Rumah Sakit non rujukan mengaktifkan ruangan untuk pemeriksaaan
dengan menerapkan PPI yang aman untuk semua yang berada di Fasilitas Kesehatan
Kemenkes mengembangkan protocol deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen
kasus dan rujukan termasuk manajemen kasus ringan di rumah
Kemenkes memastikan pelatihan dan penyebaran tenaga kesehatan yang ada
Kemenkes melengkapi tenaga kesehatan yang ada dengan pensiunan (untuk bekerja
di lingkungan yang berisiko rendah menempatkan staf yang punya risiko rendah
bekerja mendukung respon COVID-19) tenaga kesehatan yang menganggur yang
masih dilatih dan staf yang diberi wewenang sementara
Kementrian Pendidikan melatih relawan kesehatan (mahasiwa fakultas kedokteran)
untuk memberikan respon COVID-19
Pelayanan telemedicine klinik demam Puskesmas dan rumah sakit rujukan
melakukan deteksi dan merujuk pasien ke rumah sakit rujukan pusat perawatan
COVID-19 dan rumah sakit rujukan melakukan perawatan kasus
Kemenkes memastikan implementasi PPI yang perlu di semua fasilitas kesehatan yang
terlibat
Tugas laboratorium rujukan nasional COVID-19 antara lain
Menerima specimen untuk pemeriksaan COVID-19 atau konfirmasi hasil pemeriksaan
dari laboratorium pemeriksa COVID-19
Menyusun standar operasional prosedur mengenai pengambilan pengelolaan dan
pemeriksaan spesimen COVID-19
Menyusun rekapitulasi hasil pemeriksaan dari seluruh laboratorium pemeriksa COVID-
19 dan melaporkan kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
28
Penyakit sebagai Focal Point International Health Regulation dan Direktur Jenderal
Pelayanan Kesehatan dengan tembusan kepada Menteri Kesehatan
Melakukan uji validasi secara sampling terhadapa specimen positif dan negatif
berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksa COVID-
19
Mengirimkan tes panel pemeriksaan COVID-19 ke laboratorium pemeriksa COVID-19
dalam rangka pemantauan mutu eksternal (Quality AssuranceQuality Control)
Melakukan supervisi dan pembinaan teknis ke laboratorium pemeriksa COVID-19
Tugas laboratorium pemeriksa COVID-19 antara lain
bull Menerima spesimen untuk pemeriksaan COVID-19 dari rumah sakitdinas
kesehatanlaboratorium kesehatan lainnya
bull Melakukan pemeriksaan screening pada spesimen COVID-19 menggunakan form dan
standar operasional prosedur yang telah ditetapkan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
bull Mengirimkan seluruh spesimen untuk uji validitas ke laboratorium rujukan nasional
COVID-19 dengan segera tanpa menunggu hasil pemeriksaan
bull Mengirimkan hasil pemeriksaan positif dan negatif COVID-19 kepada Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan melalui Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
bull Menginformasikan hasil pemeriksaan positif dan negatif kepada rumah sakit pengirim
untuk keperluan diagnosis dan tatalaksana kasus serta dinas kesehatan domisili pasien
untuk kepentingan penyelidikan epidemiologi dan
bull Memberikan feedback kepada rumah sakitdinas kesehatanlaboratorium kesehatan
lainnya apabila terdapat kekeliruan dalam penggunaan material atau media pada
spesimen yang diterima
Dalam melaksanakan pemeriksaan COVID-19 laboratorium yang tidak memiliki fungsi
surveilans berkoordinasi dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan
Pengendalian Penyakit (BBTKL PP) atau Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK)
sesuai wilayah kerjanya
Apabila kapasitas pemeriksaan PCR yang ada saat ini tidak mencukupi Kementerian
kesehatan akan berupaya untuk penggunaan pemeriksaan PCR lainnya sesuai dengan
ketersediaan yang ada saat ini di Indonesia
4 Intervensi Farmasi
Intervensi farmasi berkaitan dengan pengadaan distribusi obat dan alat kesehatan
dengan menggunakan jalur rutin atau pun jalur alternatif dalam penanggulangan yang
melibatkan
1 Tenaga kesehatan dan asisten apoteker untuk menyiapkan kebutuhan dan menyimpan
antiviral (jika tersedia) dan obat suportif lainnya yang dibutuhkan
2 Tenaga kesehatan dan asisten apoteker surveilans untuk mendistribusikan alokasi
antiviral (jika tersedia) dan obat suportif lainnya
29
3 Tenaga dokter dan perawat melakukan deteksi dan pemilihan kasus COVID-19 dan
non COVID-19 Tenaga dokter perawat paramedik lainnya melakukan pelayanan
medik kesehatan kepada penderita COVID-19 dan penyakit lain
4 Pemerintah memastikan ketersediaan obat esensial obat supportif diagnostic dan
peralatan prioritas pelayan KIA penyakit menular lainnya penyakit kronis dialisa
trauma dan kedaruratan lainnya
5 Berkolaborasi dengan WHO untuk melakukan pengujian obat antiviral (apabila
tersedia) Uji klinis dan intervensi pharmasi lainnya
6 Untuk mengurangi beban fasilitas kesehatan triase dapat dilakukan dengan
berkolaborasi dengan layanan medis online seperti halodoc klikdock dengan
menggunakan algoritme sesuai pedoman COVID-19 Kemkes
7 Identifikasi dan mobilisasi sumber daya dan distribusi sumber supply medis peralatan
medis yang diperlukan dan alat pelindung diri serta tenaga medis untuk membantu
dalam respon pandemi
8 Kemenkes menyipakan aturan persetujuan otorisasi pasar dan pengawasan pasca-
pasar untuk produk-produk COVID-19 (mis diagnostik laboratorium terapi vaksin)
ketika tersedia
9 Kemenkes merencanakan mengembangkan SOP dsb untuk implementasi jalur aturan
yang berbeda MOU dengan pihak lain
10 Kemenkes berkoordinasi dan mengatur donasi produk kesehatan
11 Kemenkes melakukanberpartisipasi dalam kegiatan penelitian termasuk percobaan
klinis
12 Kemenkes memastikan jaminan kualitas produk medis
Kemenkes untuk mendukung ethical review yang cepat dalam situasi darurat tanpa
membahayakan perlindungan subjek manusia dan untuk memastikan bahwa penelitan
yang relevan dan kritis dapat dilakukan sementara kedaruratan kesehatan masyarakat
masih terjadi
Kemenkes untuk memprioritaskan proyek penelitian yang tidak mengambil personil
peralatan fasilitas dan sumber daya dari respon wabah tetapi sejalan dengan prioritas dan
kegiatan yang konsisten dengan upaya respon
5 Intervensi Non Farmasi
Semua sektor memberlakukan keberlangsungan usaha dan menjaga keberlangsungan
usaha sektor esensial untuk tetap beroperasi pada saat pandemic Sektor esensial dan
perannya dalam penanggulangan pandemi
1 Kementerian Kesehatan menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
untuk ProvinsiKabupatenKota yang telah memenuhi persyaratan untuk diterapkannya
PSBB sesuai Permenkes Nomor 9 tahun 2020
2 Perhubungan untuk menjamin lalu lintas kebutuhan logistik dan kebutuhan APD
farmasi lainnya dan membuat rekayasa lalu lintas dan spot chek poin apabila
diberlakukan karantina terbatas di suatu wilayah Melakukan pembatasan angkutan
umum apabila diperlukan seusai analsisi risiko
3 Kemenkopolhukam kementerian pertahanan perangkat Keamanan negara Badan
Intelejen Negara Bersama kepolisian dan didukung tentara menjamin keamanan di
pintu masuk Negara dan keamanan lalu lintas logistik non farmasi dan farmasi
Menjaga keamanan masyarakat pada saat pandemic dan mendukung intervensi non
30
pharmasi lainnya seperti karantina rumah karantina wilayah (apabila diperlukan)
pembatasan sosial penutupan sekolah penutupan tempat hiburan spot chek point di
daerah perbatasan wilayah dan menjaga stabilitas keamanan
4 Kementerian Perdagangan menjamin ketersediaan bahan logistik dan distribusi yang
diperlukan dan kestabilan pasokan bahan pangan pokok untuk masyarakat terdampak
Dan sektor Perdagangan dan sektor industri mendukung pemerintah dalam
memproduksi Alat Pelindung Diri dan supply lainnya yang diperlukan selama pandemi
dan menjaga kestabilitasan perindustrian
5 Kementerian pertanian Indoensia menjaga keberlangsungan pertanian untuk
keberlangsungan supply bahan pokok
6 Sosial untuk penyediaan Dapur Umum Lapangan Layanan Dukungan Psikososial
pemenuhan kebutuhan dasar jaminan sosial bagi korban pandemi
7 Pendidikan menyediakan platform Pendidikan untuk jarak jauh melalui online selama
pandemik
8 Perekonomian mendukung pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi
9 Bank Indonesia menjaga stabilitas rupiah
10 Bulog menjaga kestabilitasan pangan pokok di daerah terdampak
11 PMI Bersama NGO lainnya memberikan dukungan respon pandemic kepada
pemerintah dan juga keterlibatan masyarakat dalam respon pandemic
12 Kementerian dalam negeri mengeluarkan edaran mengenai respon pemerintah daerah
dalam respon pandemic termasuk pembentukan gugus tugas di daerah
13 Kementerian luar negeri berkoordinasi untuk evakuasi WNI dari daerah yang
terdampak pada awal epidemi (apabila diperlukan) dan berkordinasi dengna
pemerintah negara yang terjankit unutk memonitor kondisi WNI di degara terjangkit
Dan apabila kasus sudah masuk ke Indoensia berkoordinasi dengan pemerintah
negara lain mengenai kasus WNA yang terdeteksi di Indoensia Dalam hal ii dapat
bekerjasama dengan IHR focal point Indonesia
14 Kementerian agama memberikan edaran mengenai intervensi yang dilakukan
bekerjasama dengan tokoh agama (contohnya penutupan masjid gereja maklumat
MUI dll)
15 Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia
melakukan pendekatan melalui desa unutk pelibatan tokoh masyarakat dalam respon
pandemi dan pemakaian dana desa untuk respon pandemic
16 Kementeian Energi Sumber Daya Mineral Indoensia memastikan sektor esensial
seperti PLN Gas negara Bahan bakar Air tetap menjaga keberlangsungan usahanya
selama pandemi Pertamina Bahan Bakar sebagai sumber energi seluruhnya Listrik
PLN perannya menyediakan penerangan dan sebagai sumber energi PDAM
perannya menyediakan air bersih dan air minum sebagai kebutuhan dasar dan
hygiene sanitasi perorangan
17 Kementerian hukum dan hak asasi manusia menyusun hukum dan peraturan untuk
percepatan penanganan pandemi dan intervensi yang dilakukan Dan juga membuat
protokol unutk pandemi bagi perangkat hukum dan fasilitasnya seperti pencegahan
deteksi dan rujukan kasus di baan pemasyarakatan
18 Kementerian ketenagakerjaan Indoensia membuat protokol unutk tenaga kerja dan
pelaku usaha pada saat pandemi termasuk juga untuk pekerja migran Termasuk
pemberlakuan bekerja dari rumah pada masa sosial distancing pembatasan sosial
19 Kementerian Keuangan memastikan tersedianya anggaran nasional dan daerah untuk
respon pandemi
31
20 Kementerian Komunikasi dan Informatika mendukung respon pandemi dengan
mendukung komunikasi dan menjaga keberlngsungan sarana telekomunikasi untuk
respon pandemi (Internet telephone) memberikan fasilitas tool free untuk hotline
pandemi dan SMS blast serta iklan layanan masyarakat unutk pandemic
Telekomunikasi menyediakan kebutuhan informasi dan komunikasi antar individu
21 Kementerian Lingkungan hidup dan kehutanan Indonesia menyusun protokol untuk
desinfeksi lingkungan yang aman untuk masyarakat
22 Kementeiran Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia dapat bekerjasama
untuk mengidentifikasi fasilitas apartment dan mempersiapkan fasilitas untuk
alihfungsi gedung fasilitas unutk respon pandemic termasuk untuk tempat perawatan
COVID-19
23 Kementerian riset dan Teknologi bekerjasama dengan kementerian Pendidikan
termasuk Universitas dan perangkat negara lainnya untuk melakukan modeling
prediksi kasus COVID-19 di Indoensia dan mengorganisasi penelitian mengenai
COVID-19 di Indoensia termasuk membuat road map dan protokol penelitian di
Indonesia sejalan dengan road map penelitian nasional Hal ini dilakukan
bekerjasama dengan Litbangkes Kementerian Kesehatan
24 Kementerian Perencanaan Pembangungan Nasional RI menyusun perencanaan
respon COVID-19 dengan menggunakan modeling yang dibuat bersama dengan
Kementerian Riset dan Teknologi
25 Kementerian BUMN mendukung keberlangsungan BUMN untuk menjalankan fungsi
pelayanan publik esensial dan identifikasi fasilitas BUMN yang dapat dialihfungsikan
untuk respon COVID-19 termasuk menjadi tampat perawatan COVID-19 Dapat
bekerjasama dengan kementerian lainnya contohnya bekerjasmaa dengan
Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk menggunakan stadium fasilitas oleh raga
untuk perawatan COVID-19 atau bekerjasmaa dengan Pusat Haji untuk menggunakan
asrama haji untuk tempat perawatan COVID-19
26 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah membuat protokol
keberlangsungan usaha untuk pengusaha kecil dan menengah dan mendukung
keberlangsungan usaha kecil dan menegan pada saat respon pandemic
27 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif untuk memberikan edaran kepada sektor
pariwisata untuk kewaspadaan COVID-19 menutup sektor pariwisata apabila
diperlukan pada pemberlakuan pembatasan sosial Memberikan informasi komunikasi
risiko kepada stakeholder sektror pariwisata
Stakeholder yang bergerak di bidang intervensi non pharmasi adalah menyusun dan
monitoring implementasi protokol untuk sektor non kesehatan seperti protokol publik
protokol transportasi umum protokol di sektor edukasi protockol di sektor
perdaganganprotokol socialphysical distancing protokol penutupan pusat
keramaian tempat hiburan pusat perbelanjaanmall penutupan sekolah termasuk
pengaturan kehidupan masyarakat yang terkait lainnya
32
6 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat
Tim komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat terdiri dari 2 tim teknis yakni Tim Promosi
Kesehatan (TPK hewan dan manusia) dan Tim Sentra Media (TSM) Tim-tim ini bertugas
untuk
a Promosi Kesehatan
1) Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam
mengatasi COVID-19
2) Menginformasikan ke masyarakat langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan
dan tidak boleh dilakukan dalam menghadapi situasi pandemi
3) Mengumpulkan data dan informasi secara rutin dan setiap ada perkembangan
situasi yang khusus yang dilaporkan Tim Penanggulangan atau tim lainnya yang
terkait
4) Mengolah dan mengelola data dan informasi terkumpul
5) Membuat papan informasi internal yang memuat informasi esensial (kontak peta
wilayah dll) dan data informasi terbaru
6) Mengatur jenis media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dan saluran
informasi bagi target yang berbeda-beda
7) Menetapkan jadwal distribusi informasi berdasar jenis media KIE dan saluran
8) Menyusun pesaninstruksi per topik dengan masukan dan koordinasi dengan ahli
teknis sesuai target dan saluran informasi
9) Mendistribusikan informasi instruksi pesan (yang mungkin berbeda-beda)
berdasarkan target jenis media KIE dan saluran informasi
b Sentra Media
1) Memastikan informasi dari TPK dapat disebarkan ke masyarakat melalui berbagai
media massa
2) Bekerja sama dengan juru bicara dan TPK untuk menyebarkan informasi Membuat
pointers dari pemantauan berita-isu publik dan perkembangan situasi dari unit
teknis kepada juru bicara
3) Memantau pemberitaan dan isu di media masa dan media sosial yang berkembang
di masyarakat serta memastikan agar masyarakat menerima informasi yang akurat
pada waktu yang tepat
4) Mengatur arus informasi internal dan eksternal (untuk konsumsi publik) dan
memastikan bahwa informasi kepada media sudah diubah ke dalam format yang
dapat dengan mudah digunakan oleh media cetak radio dan televisi (siaran pers
ad-lips talkshow video news release)
5) Melayani kebutuhan media masa
6) Menyelenggarakan temu media secara berkala
7) Memastikan bahwa media dan publik serta pihak-pihak terkait (kementerian
lembaga kedutaan besar badan-badan PBB ormas LSM dan swasta)
memperoleh berita informasi terakhir secara rutin
8) Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketepatan pesan-pesan
kunci yang ingin dipublikasikan
9) Memastikan data yang dapat dibagikan ke publik dan menahan informasi sensitif
dengan media massa
33
Bab 4
Konsep Operasi dan Pelaksanaan Respon Pandemi
41 Konsep Operasi Rencana Pelaksanaan Respon Pandemi Konsep operasi pelaksanaan respon pandemi berdasarkan framework kebencanaan
nasional mengacu pada bagan sebagai berikut
Tabel 41
Konsep Operasi Pelaksanaan Respon Berdasarkan Framework Kebencanaan Nasional
Pernyataan Definisi Operasional Prinsip Operasi Koordinator
Komando
Kesiapsiagaan Belum terdapat kasus COVID-19 di Indonesia
Penguatan surveilans deteksi dini dan pencegahan
Kemenkes (Provinsi dan KabupatenKota Kepala Daerah)
Siaga Darurat Awal masuk kasus ke Indonesia (Kasus awal dan sporasik kasus)
Deteksi kasus pelacakan kasus dan isolasi kasus
Kemenkes (Provinsi dan KabupatenKota Kepala Daerah)
Tanggap Darurat Terdapat minimal 2 klaster sampai COVID-19 yang meluas di Indonesia
Deteksi kasus pelacakan kasus mitigasi pandemi Physical distancing business continuity plan (BCP)
Nasional BNPB Daerah Kepala Daerah
Rehabilitasi Tidak ditemukan kasus baru setelah dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir
Surveilans ketat deeskalasi respon rehabilitasi fungsi komponen yang terlibat dalam penanggulangan COVID-19
Kepala Daerah
Pada saat WHO mengeluarkan pernyataan pandemi maka Kementerian Kesehatan
bersama dengan Kemenko PMK akan melaporkan hal ini kepada Presiden dan sesuai
dengan Inpres No 4 Tahun 2019 maka Presiden akan menunjuk komandan untuk
kesiapsiagaan dan respon untuk penanggulangan
Trigger kriteria penetapan status dan respon untuk setiap status yaitu
a Status siaga darurat ditentukan oleh Kementerian Kesehatan RI
b Status darurat bencana ditetapkan oleh Presiden RI atas rekomendasi Kemenkes
BNPB dan Kementerian lain yang terlibat dan relevant
Pada saat kesiapsiagaan (belum terdapat kasus COVID-19 di Indonesia terdeteksinya
kasus di Indonesia kasus awal dan sporadik kasus di Indonesia maka Menteri Kesehatan
melaporkan kepada Presiden untuk merekomendasikan penetapan siaga darurat
Kemenkes akan melakukan analisis risiko berkala dan melaporkan kepada Presiden
Dalam tahap ini Presiden akan menunjuk komandan untuk melakukan koordinasi lintas
sektor untuk melakukan respon
Apabila adanya peningkatan kasus di Indonesia dimana kasus pandemi sudah menyebar
luas di Indonesia berdasarkan analisis risiko yang disampaikan oleh Kemenkes situasi
tersebut dilaporkan kepada presiden dan presiden menetapkan tanggap darurat dan
menunjuk komandan untuk melakukan koordinasi lintas sektor untuk melakukan respon
34
Pos pendampingan akan diberikan oleh pusat ke daerah bila pos pendampingan untuk daerah yang terdampak diperlukan
Struktur komando dan koordinasi akan dibuat di tingkat nasional provinsi dan kabupatenkota (Seperti organogram dibawah ini)
Gambar 41
Struktur Pos Pendampingan SKPDB (Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana)
Pendanaan kesiapsiagaan menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan RI dan
bantuan hibah dari dunia usaha donatur dan bantuan luar negeri Pendanaan pada
penanggulangan pandemi (periode tanggap darurat) menggunakan dana siap pakai yang
tersedia di Kementerian Keuangan dan dapat dipergunakan oleh BNPB pada masa
tanggap darurat pada tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota dapat menggunakan DTT
(Dana Tak Terduga) BTT (Biaya Tak Terduga)
Biaya untuk penyediaan darurat bencana penanganan operational ground handling
personil logistik dan peralatan pengemasan pelabelan distribusi bantuan ke lokasi
Pos Lapangan
KabKota
Pos Pendukung (Bantuan
Internasional)
Pos Lapangan
Pos Lapangan
Pos Lapangan
Posko Nasional PDB
Pos Pendamping Wilayah
Nasional
Provinsi
Notes Pendampingan Komando
35
tujuan pemusnahan dan re-ekspor menjadi tanggung jawab pemberi bantuan
internasional
Tempat Transit terbagi atas
bull Bandar Udara
bull Pelabuhan Laut
bull Pos Lintas Batas Negara
bull Pangkalan Militer jika kapasitas pintu masuk keluar bantuan tidak memadai
Indikator Siaga Darurat
1) Meningkatnya angka kasus COVID-19 di beberapa negara di dunia
2) Terindentifikasinya 1 orang pasien positif COVID-19 di Indonesia
Indikator Tanggap Darurat
1) Sebaran angka kasus COVID-19 telah terjadi di lebih dari satu provinsi di Indonesia
atau adanya lebih dari dua kluster di provinsi yang sama
2) Terjadi Transmisi COVID-19 di komunitas
3) Angka kesakitan COVID-19 menunjukkan kenaikan 2 kali atau lebih selama dalam
dua kali masa inkubasi (2 x 5 hari) berturut-turut
4) Dilaporkan adanya petugas kesehatan yang terjangkit COVID-19
5) Jumlah rata-rata penderita baru COVID-19 akibat penularan manusia ke manusia
dalam satu kawasancluster menunjukkan kenaikan 2 kali lipat dalam 2 minggu
terakhir
6) Case Fatality Rate menunjukkan peningkatan dalam 2 minggu terakhir
7) Penanganan Wabah COVID-19 yang melebihi daya dukung Sumber Daya
Kesehatan
8) Terganggunya layanan pemerintahan maupun layanan vital lainnya akibat wabah
COVID-19
9) Terjadinya gangguan pada sektor keamanan ketertiban sosial maupun ekonomi
10) WHO menyatakan PHEIC pandemic COVID-19
Kondisi masuk pada tahap tanggap darurat apabila memenuhi sekurang-kurangnya 3 indikator
dari indikator skenario kejadian
Indikator Transisi Darurat ke Pemulihan
Indikator skenario kejadian
1) Penurunan signifikan pada incident case
2) Dalam 14 hari dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak terdeteksi kasus baru
dengan surveilans ketat
3) Aktivitas layanan kesehatan pemerintahan sosial dan ekonomi masyarakat telah
pulih seperti kondisi sebelum Pandemi
36
42 Fungsi
421 Komando dan Koordinasi
Pada saat kesiapsiagaan setiap stakeholder melakukan kegiatan kesiapsiagaan
sesuai dengan tupoksinya masing-masing Kementerian kesehatan mengeluarkan
surat edaran kesiapsiagaan terhadap kasus COVID-19 baru di rumah sakit pintu
masuk pelayanan kesehatan dasar dan dinas kesehatan
Kemenkes bertugas sebagai koordinator dan pusat krisis sebagai pelaksana harian
pada saat kesiapsiagaan dan siaga darurat Pusat krisis akan mengkoordinir segala
aktivitas untuk kesiapsiagaan dan siaga darurat Seluruh komponen penanggulangan
yang berada di lingkungan Kementerian Kesehatan berkoordinasi dengan pusat krisis
kesehatan melalui Public Health Emergency Operations Centres (PHEOC) PHEOC
melakukan kegiatan surveilans berdasarkan IBF analisis risiko dan Penyelidikan
Epidemiologi (PE)
Pusat krisis kesehatan akan melakukan koordinasi dengan lintas sektor lainnya
termasuk BNPB apabila memerlukan sumber daya tambahan untuk keperluan
kesiapsiagaan dan siaga darurat Alur komando dan koordinasi pada saat siaga darurat
adalah seperti di bawah ini
Gambar 42
Alur komando dan koordinasi pada saat siaga darurat
Aktivasi sub klaster sesuai dengan kebutuhan berdasarkan hasil analisis risiko yang
dilakukan PHEOC dan pusat krisis
Komandan Menkes (Pelaksana Harian Pusat Krisis) -Emergency
Operation Centre
Tim Data amp Informasi dan Humas Pusdatin dan Rokomyanmas
Tim Logistik Kesehatan Farmalkes
Tim Promosi Kesehatan
Rokomyanmas
Koordinator Sub
Klaster Pelayanan
Kesehatan
Yankes
Koordinator Sub Klaster
Pengendalian Penyakit P2P (PHEOC) dan IHR
Focal Point
Koordinator
Sub Klaster
Pelayanan Gizi Dit Gizi
Koordinator
Sub Klaster
Kesehatan Jiwa Keswa
Koordinator Sub Klaster
Kesehatan
Reproduksi Kesga
Sub Klaster
DVI
BNPB
WHO IHR
Focal Point
37
Pada saat di deteksi kasus baru pandemi di Indonesia maka IHR focal point akan
memberikan notifikasi kepada WHO dan berkoordinasi dengan humas dan pusat krisis
untuk melakukan respon IHR National Focal point dapat berkoordiansi dengan WHO
National focal point untuk mobilisasi sumber daya Internasional yang dibutuhkan
contohnya dengan Global Outbreak Alert and Response Network (GOARN) untuk
mendukung respon di Indonesia
Pusat Krisis Kesehatan melakukan pertemuan koordinasi berkala untuk sektor
kesehatan dan sub kluster sektor kesehatan dengan melibatkan partner NGO
organisasi Internasional
Gugus Tugas Percepatan Penangangan Covid-19
Untuk Penanggulangan COVID-19 Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden no 7
tahun 2020 mengenai Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Diseases
2019 (COVID-19) Operasi respon dan Mitigasi COVID-19 pada tingkat pusat
dilaksanakan oleh gugus tugas ini dengan tujuan untuk
a meningkatkan ketahanan nasional di bidang kesehatan
b mempercepat penanganan COVID-19 melalui sinergi antar kementerian
lembaga dan pemerintah daerah
c meningkatkan antisipasi perkembangan eskalasi penyebaran COVID-19
d meningkatkan sinergi pengambilan kebijakan operasional dan
e meningkatkan kesiapan dan kemampuan dalam mencegah mendeteksi dan
merespons terhadap COVID-19
Gugus tugas ini terdiri dari Pengarah dan Pelaksana Pengarah memiliki tugas untuk
memberikan arahan kepada Pelaksana dalam melaksanakan percepatan penanganan
COVID-19 dan melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penanganan
COVID-19
Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 memiliki tugas
a) menetapkan dan melaksanakan rencana operasional percepatan penanganan COVID-
19
b) mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan
COVID-I9
c) melakukan pengawasan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-19
mengerahkan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan
COVID-L9 dan
d) melaporkan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-L9 kepada Presiden dan
Pengarah
Dalam melaksanakan tugasnya gugus tugas ini dibantu oleh sekretariat yang
berkedudukan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang memberikan
dukungan teknis dan administrasi kepada gugus tugas tersebut
38
Pada tingkat sub nasional dibentuk juga gugus tugas percepatan penganan COVID-19
yang berkoordiansi dengan gugus tugas pusat Biaya untuk pelaksanaan
penanggulangan COVID-19 dibebankan kepada anggaran pendapatan dan belanja
negara belanja daerahatau sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai d
engan ketentuan
Susunan keanggotaan Gugus Tugas Percepatan Penanganan
COVID-19 terdiri atas
A Pengarah
1 Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
2 Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan
3 Menteri Kesehatan dan
4 Menteri Keuangan
B Pelaksana
Ketua Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Wakil Ketua 1 Asisten Operasi Panglima Tentara Nasional Indonesia dan
Wakil Ketua 2 Asisten Operasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Anggota
1 Unsur Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan
2 Unsur Kementerian Kesehatan
3 Unsur Kementerian Dalam Negeri
4 Unsur Kementerian Luar Negeri
5 Unsur KementerianPerhubungan
6 Unsur Kementerian Komunikasi dan Informatika
7 Unsur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
8 Unsur Kementerian Agama
9 Unsur Badan Nasional Penanggulangan Bencana
10 Unsur Tentara Nasional Indonesia
11 Unsur Kepolisian Negara Republik Indonesia dan
12 Unsur Kantor Staf Presiden
39
Pada saat tanggap darurat maka alur komando dan koordinasi seperti dibawah ini
Gambar 43
Alur Komando dan Koordinasi Pada Saat Tanggap Darurat
Tugas dan fungsi alur komando dan koordinasi adalah sebagai berikut
1 Komandan
a Mengaktifkan dan meningkatkan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops)
menjadi Pos Komando Tanggap Darurat
b Membentuk Pos Komando Lapangan (Poskolap) di lokasi bencana di bawah
komando Pos Komando Tanggap Darurat Bencana
c Membuat rencana operasi mengorganisasikan melaksanakan dan
mengendalikan operasi tanggap darurat bencana
d Melaksanakan komando dan pengendalian untuk pengerahan sumber daya
manusia peralatan logistik dan penyelamatan serta berwenang
memerintahkan para pejabat yang mewakili instansi lembaga organisasi yang
terkait dalam memfasilitasi aksesibilitas penanganan tanggap darurat bencana
e Melaksanakan evaluasi melalui rapat koordinasi yang dilaksanakan minimal
satu kali dalam sehari untuk menyusun rencana kegiatan berikutnya
f Komandan Tanggap Darurat bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI
2 Wakil Komandan
a Membantu komandan Tanggap Darurat Bencana dalam merencanakan
mengorganisasikan melaksanakan dan mengendalikan komando tanggap
darurat bencana
b Mengkoordinir tugas-tugas sekretariat humas keselamatan dan keamanan
serta perwakilan instansi lembaga
c Mewakili Komandan Tanggap Darurat Bencana apabila berhalangan
d Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana bertanggung jawab langsung
kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana
Tim Pengarah
Menko PMK
Menko Polhukam
Menkes
Menteri keuangan
WHO IHR Focal Point
IHR National Focal Point
40
3 Sekretariat
a Menyelenggarakan administrasi umum dan pelaporan
b Pelayanan akomodasi dan konsumsi bagi personil Komando Tanggap Darurat
Bencana
c Sekretaris bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat
Bencana
4 Bagian Perencanaan
a Mengumpulkan dan menginventarisasi sumber daya (personil peralatan dan
dana) yang ada di masing-masing instansi
b Mengevaluasi menganalisis data dan informasi yang berhubungan dengan
penanganan tanggap darurat bencana serta menyiapkan dokumen rencana
operasi tanggap darurat
c Kepala Bidang Perencanaan bertanggung jawab langsung kepada Komandan
Tanggap Darurat Bencana
5 Bagian Humas
a Menghimpun data dan informasi penanganan bencana yang terjadi
b Membentuk jaringan informasi dan komunikasi serta menyebarkan informasi
tentang bencana ke media massa dan masyarakat luas atas persetujuan
komandan tanggap darurat
c Mendokumentasikan seluruh kegiatan posko tanggap darurat
d Kepala Humas bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap
Darurat Bencana
6 Perwakilan Kementerian Lembaga (KL)
a Perwakilan KL terkait bertugas membantu Komandan Tanggap Darurat
bencana berkaitan dengan permintaan dan pengerahan sumber daya yang
dibutuhkan dari KL
b Perwakilan KL secara operasional bertanggung jawab langsung kepada
Komandan Tanggap Darurat Bencana atas pelaksanaan tugasnya dan secara
administratif bertanggung jawab kepada pimpinan KL terkait
422 Surveilans
Kegiatan surveilans epidemiologi dilakukan mulai dari sebelum timbul pandemi sampai
dengan pasca penanggulangan dengan sasaran populasi yang berisiko yaitu
masyarakat dan petugas Pelaksanaan surveilans berdasarkan lokasinya dibedakan
menjadi
a Surveilans wilayah yang meliputi wilayah kasus dan penanggulangan rumah sakit
yang merawat kasus Puskesmas Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya serta wilayah berisiko
41
b Surveilans yang dilakukan di pintu masuk keluar suatu wilayah dan yang meliputi
bandar udara pelabuhan Pos Lintas Batas Darat (PLBD) Kegiatan surveilans di
wilayah dan pintu masuk negara pada setiap status
o SOP surveillans pada setiap status merujuk pada Pedoman Surveilans
epidemiologis COVID-19 di Indonesia (Kemenkes 2020) Pedoman Surveilans
Sentinel ILI Pedoman Surveilans SIBI (Surveilans ISPA Berat di Indonesia)
Pedoman SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan pedoman
nasional COVID-19
o SOP penilaian risiko pada setiap status yang merujuk pada Risk Assessment
for Acute Public Health Event WHO 2010 dan Pedoman Nasional COVID-19
Kemkes 2020
c Sumber daya manusia untuk melakukan surveilans termasuk roster
epidemiologist dll Tim TGC dan Pejabat Karantina Kesehatan (analis
laboratorium klinisi perawat epidemiologi)
d SOP untuk COVID-19 Severity Assessment (PISA) Siapa yang melakukan dan
indikator apa yang akan dipakai
e Metode modeling pandemi yang mungkin dilaksanakan dan institusi yang dapat
membantu dalam pelaksanaannya
f SOP terkait pencatatan dan alur pelaporan surveilans COVID-19 merujuk pada
- Pedoman COVID-19 Kemenkes RI 2020
- Annex 2 IHR Decision instrument for the assessment and notification of
events that may constitute a public health emergency of international
concern 2010
g Pengawasan kekarantinaan kesehatan terdiri dari pengawasan saat kedatangan
pengawasan saat keberangkatan dan pengawasan lingkungan
Tindakan kekarantinaan kesehatan terdiri dari
o Karantina isolasi
o rujukan disinfeksi dan atau dekontaminasi terhadap orang sesuai indikasi
o Pembatasan sosial berskala besar
o Disinfeksi dekontaminasi disinseksi dan atau deratisasi terhadap alat
angkut dan barang
o Penyehatan pengamanan dan pengendalian terhadap media lingkungan
Di tingkat daerah juga dapat dibentuk Gugus Tugas dengan struktur yang sama
dengan struktur nasional
423 Respon Medis dan Laboratorium
Pada kondisi pandemi sudah teridentifikasi dan siap melaksanakan pelayanan kasus
COVID-19 harus sesuai dengan pedoman dan standar Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI) yg benar yaitu
o Layanan primer
o Rumah Sakit
o Farmasi
o Laboratorium
42
Respon medis dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) untuk kasus
parah dan moderate sedangkan untuk kasus ringan dilakukan pengawasan di
Puskesmas atau pelayanan telemedicine dan rumah Tata laksana kasus pandemi
dengan memperhatikan infeksi
Pada kasus ringan operasional dan pemberdayaan yang dilakukan di puskesmas
antara lain
1) Pasien suspek diperiksa di puskesmas klinik dengan menerapkan PPI
berbasis standar kontak dan droplet disarankan melalui telemedicine
2) Pasien suspek dapat melakukan karantina mandiri dengan edukasi etika batuk
cuci tangan dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
3) Kasus suspek moderate dan parah yang terjadi pada kelompok risiko tinggi (usia
diatas 60 tahun memiliki komorbid) dirujuk ke rumah sakit untuk di tes dan
diberikan pengobatan jika diperlukan
4) Kasus supek dengan gejala ringan dan tidak terjadi pada kelompok risiko tinggi
mendapatkan obat simptomatik di rumah
5) Status kesehatan kasus suspek dipantau melalui telemedicine atau cara lainnya
6) Puskesmas melaporkan ke dinas kesehatan setempat
7) Petugas puskesmas mengawasi perjalanan penyakit kasus suspek (surveilans
aktif) dan melakukan contact tracing pasien dan mengkarantina kontak serta
memonitor status kesehatan kontak selama 14 hari
8) Kasus suspek dengan perburukan klinis akan dirujuk ke RS rujukan
9) Petugas puskesmas dengan ambulance khusus siap menjemput kasus suspek
dari rumah ke RS rujukan
10) Komunikasi risiko internal puskesmas
11) Skrining seluruh petugas di puskesmas
12) Menjaga keberlangsungan pelayanan
Selain itu dalam penanggulangan COVID-19 Puskesmas juga diharapkan dapat
melaksanakan tiga fungsi utamanya yaitu
1 Sebagai Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Melakukan surveilans COVID-19 ILI dan pneumonia untuk mendeteksi dini
adanya suspek COVID-19
Melapor ke Dinas Kesehatan kabupaten kota bila ditemukan adanya suspek
COVID-19
Bersama tim Dinas Kesehatan kabupaten kota melakukan penyelidikan
epidemiologi (tes isolasi kasus pelacakan kontak karantina kontak dan
pemantauan status kesehatan kontak selama 14 hari)
Koordinasi lintas sektor tingkat kecamatan tentang adanya kasus suspek
COVID-19 dan pengendalian melalui pimpinan wilayah kecamatan
2 Sebagai Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Diseminasi KIE tentang adanya kasus COVID-19 pada manusia untuk deteksi
dini pencegahan penularan pelaporan dan pengobatan segera melalui tokoh
masyarakat agama kader kesehatan LSM Ormas dan UKBM Upaya
43
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (poskesdes poskestren posyandu
polindes posdayandu dll)
Pemberdayaan masyarakat melalui UKBM (kader dasa wisma kader posyandu
desa siaga atau kegiatan berbasis masyarakat lainnya yang berjalan di daerah
tersebut) untuk melakukan deteksi dini pencegahan penularan dan rujukan
kasus COVID-19
3 Sebagai Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Pada dasarnya Puskesmas tidak melakukan perawatan pasien suspek karena
keterbatasan sarana prasarana tenaga serta untuk mencegah meluasnya
penyebaran penularan dari manusia ke manusia
Pada kasus sedang dan berat dilakukan di rumah sakit antara lain
1 Pelayanan di ruang rawat isolasi dengan tetap menerapkan prinsip PPI
2 Pemberian obat simptomatik
3 Pelayanan di ruang ICU dengan tetap menerapkan prinsip PPI
4 Pengaturan shift petugas yang ketat untuk mencegah kelelahan
5 Pengaktifan ruang ldquoantarardquo (untuk decont) dan ruang tekanan negatif dan steril
khusus untuk petugas beristirahat
6 Monitoring dan evaluasi semua petugas dan layanan yg diberikan
Di Rumah Sakit dilakukan pengaktifan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu (SPGDT) antara lain
bull Jumlah tempat tidur
bull Jumlah ICU
bull Ketersediaan ventilator (jumlah dan jenis)
bull Peralatan terapi oksigen
bull Ruang pemulasaran jenazah
bull Laboratorium
bull Farmasi obat APD
bull Instalasi gizi (petugas dan pasien)
bull CSSD (Central Sterilization Supply Department) Instalasi Pusat Pelayanan
Sterilisasi
bull Kesehatan lingkungan
Rumah sakit rujukan yang ditunjuk berfungsi sebagai pusat perawatan COVID-19 Rumah
sakit tersebut mengaktifkan rencana kesiapsiagaan dan respon pandemi di rumah sakit
dengan
a Penambahan ruangan perawatan untuk COVID-19 mengirimkan pasien lain ke
rumah sakit lain
b Menyediakan terapi oksigen bagi pasien dengan kondisi parah
c Menyediakan ruang rawat ICU dan pemenuhan kebutuhan terapi oksigen dan
ventilator untuk pasien dengan kondisi kritis (perhitungan lihat tabel di lampiran)
d Membuat prioritas perawatan untuk pasien lainnya Pasien lainnya yang dalam
keadaan gawat dan atau darurat dapat ditangani dengan dikirim ke rumah sakit lain
e Identifikasi dan pemenuhan sumber daya dan prasarana yang diperlukan untuk
penambahan kapasitas perawatan dapat di rumah sakit rujukan tersebut
44
f Apabila terjadi penyebaran luas di masyarakat dan kapasitas fasilitas kesehatan
tidak memadai dapat dilaksanakan strategi dibawah ini Strategi tersebut perlu
didiskusikan terlebih dulu oleh panel ahli berdasarkan analisis risiko untuk membuat
rekomendasi
- Hotline service yang beroperasi 24 Jam 7 hari akan membantu triase orang yang
bergejala penyakit pernafasan dan orang yang khawatir kontak dengan kemungkinan
kasus COVID-19 berdasarkan kondisi mereka Orang-orang tersebut melalui hotline
service akan diberikan arahan apakah harus datang ke fasilitas kesehatan atau
melakukan isolasi mandiri di rumah atau adanya arahan lainnya Skreening dan
triase dapat dilakukan di semua akses sistem fasilitas kesehatan puskesmas klinik
atau rumah sakit lainnya dan setting khusus yang diadakan di komunitas Apabila
diperlukan klinik demam (atau penyakit pernafasan) dapat didirikan di luar fasilitas
kesehatan utnuk menurunkan risiko penularan COVID-19 di fasilitas kesehatan
- Rujukan akan mengadopsi model ldquohub and spokerdquo dengan fasilitas rujukan COVID-
19 pusat dan semua fasilitas kesehatan lainnya di setiap wilayah geografis yang
merujuk pasien ke fasilitas rujukan COVID-19 terdekat
- Rumah sakit rujukan yang ditunjuk berfungsi sebagai pusat perawatan untuk COVID-
19 Rumah sakit rujukan tersebut akan mengaktifkan respons pandemi dan rencana
kesiapsiagaan di rumah sakit dengan menambahkan ruang perawatan untuk
COVID-19 dan dengan mengubah fungsi kamar lain Pasien lain yang sedang
dirawat yang bukan terjangkit COVID-19 bisa dikirim ke rumah sakit lain Identifikasi
dan pemenuhan sumber daya dan infrastruktur diperlukan untuk meningkatkan
kapasitas perawatan di rumah sakit rujukan COVID-19
- Identifikasi rumah sakit lainnya sebagai pusat perawatan COVID-19 apabila
diperlukan
- Identifikasi fasilitas bangunan yang dapat dikonversi dan berfungsi sebagai pusat
perawatan COVID-19 (misalnya asrama atlet hotel dengan kapasitas tempat tidur
yang mencukupi) Identifikasi dan pemenuhan sumber daya dan infrastruktur untuk
fasilitas ini perlu dilakukan dengan bekerja sama dengan IDI dan organisasi profesi
Fasilitas-fasilitas ini perlu memiliki akses ke layanan kesehatan yang cepat (termasuk
telemedicine) dan perlu ditempatkan dekat dengan rumah sakit rujukan COVID-19
- Identifikasi tenaga kesehatan untuk membantu penanganan kasus COVID-19 Bila
terdapat defisit atau kekurangan tenaga kesehatan yang berkompetensi dalam
menangani kasus COVID-19 maka perlu dipertimbangkan dilakukannya task shifting
dari tenaga kesehatan lainnya dengan pemberian pelatihan dan ketrampilan yang
memadai
- Apabila terjadi penyebaran luas di masyarakat dan kapasitas fasilitas kesehatan
tidak memadai serta berdasarkan pertimbangan dan rekomendasi ahli dapat
dilaksanakan strategi berikut ini
o kasus ringan tanpa faktor risiko dirawat dirumah melakukan isolasi diri di rumah
dengan mengikuti dan memperhatikan pengendalian infeksi untuk perawatan
pasien COVID-19 di rumah Pasien tersebut harus mempunyai akses cepat untuk
arahan oleh petugas keseahtan melalui telemedicine whats apps dll
o Kasus sedang yang berisiko tinggi seperti usia lanjut gt 60 tahun atau kasus
dengan komorbid (hipertensi diabetes kardiovaskular penyakit pernafasan kronik
45
kondisi imunkompromis dll) dapat dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan
perlu disiapkan rujukan cepat ke rumah sakit rujukan apabila pasien mengalami
gejala yang memburuk atau adanya komplikasi
o Kasus yang parah amp kritis perlu dirawat di rumah sakit rujukan COVID-19
- Untuk rujukan pasien dapat menggunakan fasilitas ambulans PSC 119 atau
ambulans RS
- Apabila kapasitas laboratorium mencukupi pemeriksaan laboratorium
dilaksanakan sesuai pedoman COVID-19 Berdasarkan analisis risiko dan
rekomendasi panel ahli apabila kasus sudah menyebar di masyarakat luas dan
kapasitas laboratorium sudah tidak mencukupi pemeriksaan laboratorium dapat
dilakukan pada kasus baru dari daerah baru yang melaporkan dari kasus yang
berisiko tinggi kasus yang parah dan kritis dan kontak erat kasus konfirmasi
Pada daerah yang melaporkan transmisi luas di masyarakat dapat dilakukan
survei sistematis pada pemeriksaan laboratorium atau menggunakan sistem
sentinel surveilans
- Kegiatan tambahan yang berkaitan dengan intervensi medis termasuk
Mengembangkan deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen kasus dan
protokol rujukan
Melengkapi tenaga kerja yang ada dengan pensiunan (untuk bekerja di
lingkungan risiko rendah menempatkan staf dengan status risiko yang lebih
rendah untuk mendukung respon COVID-19) tenaga kesehatan yang
menganggur yang dilatih dan staf yang diberi wewenang sementara
Diseminasi selebaran tentang definisi kasus algoritma diagnose pengumpulan
dan transportasi specimen dan APD ke fasilitas kesehatan milik pemerintah
dan swasta
Menyiapkan panduan untuk pelayanan hotline yang beroperasi 24 jam7 hari
untuk melakukan triase orang-orang dengan gejala respiratorik dan mereka
yang khawatir kontak dengan kemungkinan kasus COVID-19
Menyiapkan panduan untuk pekerja telemedicine tenaga kesehatan
Puskesmas dan klinik pernapasan untuk mengidentifikasi menilai dan tes
COVID-19
Diseminasi panduan nasional dan deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen
kasus dan protokol rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan
Membuat panduan tersedia untuk perawatan di rumah bagi pasien dengan
gejala COVID-19 ringan
Menyediakan panduan pemulasaran jenazah
Mempertahankan pelayanan kesehatan rutin dan kegawatdaruratan kepada
masyarakat
Mengatur jaringan pakar klinis untuk membantu karakterisasi klinis COVID-19
menjawab tantangan dalam perawatan klinis
Mencoba penggunaan antivirus yang tepat
Melakukan penelitian dalam Pemantauan Penggunaan Darurat Intervensi
penyelidikan dan yang belum terdaftar menyiapkan protokol penyelidikan klinis
untuk menggunakan obat dan rejimen yang berbeda
46
Implementasi percobaan klinis dalam pengobatan
Eskalasi pemenuhan logistik Alat Pelindung Diri (APD) obat-obatan suportif bahan medis
habis pakai (BMHP) dan untuk pemeriksaan laboratorium (VTM Swab cold chain dll)
Laboratorium
Spesimen yang diambil pada fase pandemi adalah sampel yang memenuhi definisi pasien
dalam pengawasan orang dalam pemantauan dan kontak erat risiko tinggi
Pengambilan spesimen pasien pasien dalam pengawasan dan orang dalam pemantauan
dilakukan sebanyak dua kali berturut-turut (hari ke-1 dan ke-2 serta bila terjadi kondidi
perburukan)
Pengambilan specimen kontak erat risiko tinggi dilakukan pada hari ke-1 dan hari ke-14
Alur Penerimaan Laboratorium
Gambar 44
Alur Pengiriman Spesimen
Algoritma Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan spesimen untuk skrining dan penegakan diagnosis COVID-19 dilakukan di
laboratorium yang memenuhi standar Biosafety Level 2 (BSL-2) dan memiliko alat
pemeriksaan Real Time PCR Saat ini dalam upaya percepatan penemuan kasus
Pemerintah juga telah menggunakan rapid test (tes cepat) serologis untuk pemeriksaan
skrining COVID-19 Kedepannya juga aka nada pengembangan pemeriksaan COVID-19
menggunakan tes cepat molecular berbasis PCR
Laboratorium Rujukan
Nasional COVID-19
Laboratorium Pemeriksa
COVID-19
Rumah SakitDinas
KesehatanLaboratorium
Kesehatan Lainnya
Screening
Konfirmasi
47
Gambar 45
Algoritma Pemeriksaan Laboratorium
Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan orang dalam pemantauan
dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-PCR dan
sekuensing Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain tetapi negatif
COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak erat atau riwayat
perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan ulang Karena
kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui
Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil
positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi Prof
Dr Oemijati ndash Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
48
Alur Pelaporan Surveilans Epidemiology dan Laboratorium
Gambar 46
Alur Pelaporan Laboratorium
Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan
Litbabangkes dan Dirjen P2P cq PHEOC untuk kemudian diteruskan ke
Emergency Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan PHEOC mengirimkan
hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang merawat kasus
Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai pihak terkait
agar dapat berkoordinasi lebih lanjut Jika hasil pemeriksaan laboratorium positif
IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam (Sumber
Pedoman P2 COVID-19_REV-03)
Laboratorium rujukan nasional COVID-19 melakukan rekapitulasi hasil pemeriksaan
dari seluruh laboratorium pemeriksa COVID-19 dan melaporkan kepada Direktur
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebagai Focal Point International
Health Regulation dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan tembusan
kepada Menteri Kesehatan (Sumber SK Jejaring Lab COVID-19)
PUSDALOP BNPB
EOC Pusat Krisis Kemkes
49
Tugas dan Fungsi Laboratorium Rujukan Nasional COVID-19
a Menerima spesimen untuk pengujian COVID-19 atau konfirmasi hasil tes dari
laboratorium daerah COVID-19
b Mengembangkan SOP terkait pengumpulan penanganan dan pengujian
spesimen COVID-19
c Melakukan rekapitulasi seluruh hasil tes COVID-19 dari laboratorium daerah dan
melaporkan ke Direktur Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
sebagai IHR focal point dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan
tembusan ke Menteri Kesehatan
d Melakukan pengujian validasi dengan mengambil sampel spesimen positif dan
negatif berdasarkan hasil tes yang dibawa oeh laboratorium daerah COVID-19
e Mengirimkan tes panel COVID-19 ke laboratorium daerah COVID-19 untuk
external quality assurance (Quality AssuranceQuality Control)
f Melakukan supervisi dan bantuan teknis ke laboratorium daerah COVID-19
Tugas dan Fungsi Laboratorium Daerah COVID-19
a Menerima spesimen untuk tes COVID-19 dari rumah sakitdinas
kesehatanlaboratorium kesehatan lain
b Melakukan skrining tes spesimen COVID-19 menggunakan format dan SOP
yang dibuat Litbangkes
c Mengirimkan semua spesimen untuk tes validitas ke laboratorium rujukan
nasional COVID-19 tanpa menunggu hasil tes
d Mengirimkan hasil pemeriksaan COVID positif dan negatif ke Pimpinan
Litbangkes melalui Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan
Teknologi Kesehatan Dasar
e Menginformasikan hasil tes positif dan negatif ke rumah sakit pengirim dengan
tujuan diagnosa dan manajemen kasus serta ke dinas kesehatan setempat
untuk tujuan penyelidikan epidemiologis dan
f Mengirimkan umpan balik ke rumah sakitpelayanan kesehatanlaboratorium
kesehatan lain jika ada kesalahan dalam penggunaan materi atau media pada
spesimen yang diterima
Kegiatan Laboratorium
a Melakukan penilaian kebutuhan laboratorium
b Menyiapkan protokol pengumpulan sampel pengemasan dan pengiriman
spesimen pasien dari kasus suspek atau terkonfirmasi harus dikirim sebagai
UN3373 ldquoBiological Substance Category Brdquo Kultur dan isolate virus harus
dikirim sebagai kategori A UN2814 ldquoinfectious substance affecting humans
c Memastikan mekanisme transportasi sampel yang baik
d Diseminasi protokol lab dan selebaran
e Memastikan akses ke suplai dan reagen laboratorium
f Melakukan pelatihan diagnosa molekular dasar dan lanjutan
g Mengirimkan sampel untuk pengendalian kualitas ke laboratorium rujukan
COVID-19 internasional yang diakui WHO
h Berpartisipasi dalam sistem surveilans rutin untuk memantau pola penyakit
dampak penyakit dan perubahan virusSecara berkala berbagi isolat dengan
laboratorium rujukan yang mengikuti panduan WHO
50
i Melakukan sequensing virus jika memungkinkan untuk konfirmasi adanya virus
memantau mutasi genom virus dan menginformasi penelitian epidemiologi
molekular
j Melakukan penelitian lanjutan (seroepidemiologis)
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Kegiatan
1 Melakukan workshop PPI virtual untuk fasilitas kesehatan COVID-19 yang
ditunjuk
2 Melakukan workshop PPI virtual untuk petugas kesehatan rumah sakit lainnya
dan puskesmas
3 Mengembangkan dan diseminasi selebaran donasi APD
4 Mengembangkan dan diseminasi PPI kit untuk perawatan di rumah
5 Mengembangkan panduan PPI untuk perawatan di rumah
6 Mengembangkan panduan PPI untuk petugas kebersihan
7 Mengembangkan panduan PPI untuk masyarakat
424 Intervensi Farmasi
Untuk dukungan APD suplai medis yagn dibutuhkan akan didistribusikan melalui
jejaring kluster logistik
Pusat Krisis Kesehatan berpotensi dijadikan Regional Emergency Coordination
Center dan Regional Medical Logistics Hub Hal ini dilakukan untuk memastikan
penanganan populasi terdampak yang begitu luas dapat dilakukan secara merata
namun terkoordinir dan terpusat di tingkat regional Pusat Krisis Kesehatan berada
di lokasi-lokasi berikut
1) Regional Medan
2) Regional Palembang
3) Regional DKI Jakarta
4) Regional Surabaya
5) Regional Semarang
6) Regional Bali
7) Regional Banjarmasin
8) Regional Makassar
9) Regional Manado
10) Sub Regional Padang
11) Sub Regional Papua
Terkait pintu masuk staging area untuk bantuan internasional berikut beberapa
bandara potensial yang telah diidentifikasi oleh WFP untuk penanganan bencana
alam di wilayah Indonesia
1) Bandara Medan untuk wilayah Sumatera dengan alternatif bandara di
Pekanbaru maupun Palembang
2) Bandara Balikpapan untuk wilayah Kalimantan
3) Bandara Halim Jakarta untuk wilayah Jabodetabek Jawa Barat dan Banten
51
4) Bandara Surabaya untuk wilayah Jawa Timur dengan alternatif bandara
Semarang
5) Bandara Makassar untuk wilayah Sulawesi dan Indonesia Timur secara umum
dengan alternatif bandara Manado
Note Dalam kasus skenario pandemi seperti ini Pemerintah perlu menetapkan
secara resmi lokasi pintu masuk staging area untuk penerimaan bantuan
internasional termasuk SOP dan protocol penerimaannya apakah melalui BNPB
Kemenkes selanjutnya diterima oleh OCHA AHA Centre dan diteruskan ke
lokasi terdampak
Terkait staging area hub untuk bantuan nasional (pusat) Kemenkes dapat
langsung mengarahkan bantuan logistik medis ke lokasi-lokasi bandara di Provinsi
terdampak maupun ke lokasi pintu masuk staging area bantuan internasional
agar dapat dikonsolidasikan secara bersama-sama Bandara Halim Jakarta
merupakan bandara utama untuk pengiriman menggunakan jalur udara menuju
daerah terdampak baik menggunakan pesawat militer dan pesawat komersil
(berjadwal maupun charter)
Untuk bantuan non-medis (peralatan rumah sakit lapangan dll) yang berasal dari
luar negeri
shy Untuk barang yang bersumber dari Gudang WHO Global maupun supplier
internasional WHO dapat mengirimkan langsung ke lokasi pintu masuk
staging area yang ditetapkan Pemerintah BNPB Kementerian Kesehatan
dan Bea Cukai dapat memfasilitasi customs clearance di pintu masuk staging
area
shy Untuk barang yang bersumber dari depot-depot UNHRD Global WHO dapat
berkoordinasi dengan WFP terkait rencana pengirimannya ke wilayah
Indonesia Selanjutnya BNPB Kementerian Kesehatan dan Bea Cukai akan
memfasilitasi customs clearance di pintu masuk staging area
shy OCHA dapat mengaktifkan DHL DRT (Disaster Response Teams) untuk
membantu ground handling di pintu masuk staging area
shy WFP dapat mengaktifkan LET (The Logistics Emergency Teams) untuk
membantu operasi logistik medis dibawah koordinasi Klaster Logistik dan
Klaster Kesehatan
52
Rencana Tindakan Pemasukan Obat Vaksin
Saat ini belum tersedia vaksin dan obat antiviral spesifik Apabila sudah ada Vaksin
dan obet antiviral spesifik maka dapat dilakukan SAS
Tabel 42
Rencana Tindakan Mekanisme Pemasukan Obat
Nama SOP Leading sektor Stakeholder
SAS Vaksin
(Apabila
tersedia)
BPOM Industri Farmasi Bea cukai Kemenkes
(Program) Bagian yang terkait dengan
pendistribusian Obat sampai ke Daerah
(Gudang Farmasi KabupatenKota Instalasi
Farmasi Rumah SakitPuskesmas)
SAS Obat Kemenkes Prodis Kemkes Yanfar
(produkasi dan distribusi kefarmasian)
Ibu Lisa (081385318648)
SOP Registrasi
produk
BPOM Kemenkes (Program) Industri Farmasi
(contohnya Biofarma)
Data Instalasi Farmasi yang ada di Fasilitas Kesehatan
1 Puskesmas
Jumlah Puskesmas 9821
Jumlah Apoteker yang tersedia 2713
Tenaga Teknis Kefarmasian 7193
Puskesmas yang Belum ada Apoteker 7108
2 Rumah Sakit
Jumlah Rumah Sakit 2609
Jumlah Apoteker 11835
Kekurangan Apoteker 6802
425 Intervensi Non Farmasi
- Pedoman Bussiness Continuity Plan (BCP) untuk Sektor esensial
Business Continuity Plan (BCP) dapat didefinisikan sebagai rencana dalam
merespon keadaan darurat operasi backup dan pemulihan pasca bencana
53
BCP memungkinkan mengembalikan sistem ke kondisi normal dengan cepat setelah
terjadinya bencana atau peristiwa yang mengganggu keberlangsungan operasional
perusahaan
1 BCP PDAM menjamin ketersediaan air yang aman untuk dikonsumsi termasuk air
minum selama kondisi bencana selama waktu tertentu
2 PLN standar Nasional menetapkan jumlah cadangan bahan bakar yang harus
dimiliki PLN di suatu wilayah untuk menjamin ketersediaan listrik selama beberapa
hari ke depan atau selama masa bencana
3 Pertamina bahan bakar harus mampu menjamin ketersediaan bahan bakar selama
21 hari ke depan (BPH Migas) jadi selama masa sebelum 21 hari diharapkan
kondisi dapat kembali normal
4 Perhubungan mengatur lalu lintas angkutan darat laut dan udara dengan otoritas
terkait (ASDP Pelindo Pelni Organda Angkasa Pura) agar tidak terjadi gangguan
dalam penyaluran bantuan
5 Keamanan menjamin dan mengatur keamanan lalu lintas orang barang dari dan
ke daerah terdampak
6 Perdagangan memastikan ketersediaan barang-barang kebutuhan pokok
masyarakat di seluruh wilayah terdampak
7 Sosial pemenuhan kebutuhan dasar hidup masyarakat terdampak dan petugas
melalui penyediaan dapur umum dan layanan dukungan psikososial Beras
cadangan Pemerintah untuk tingkat Provinsi sebanyak 200 ton makanan siap saji
sesuai kebutuhan
- SOP untuk menjaga keamanan masyarakat dan sektor esensial pada saat pandemi
sehubungan dengan pembatasan sosial
A Langkah-langkah pelaksanaan
1 Membentuk Satuan Tugas
2 Satuan Tugas dibawah koordinasi Menko Polhukam sebagai pengendali Keamanan Nasional
3 Petugas dan Penugasan a Tim Pusdokkes Polri dan Puskes TNI
1) Perbantuan tenaga medis paramedis dibawah koordinasi Kementerian Kesehatan
2) Menyiapkan RS Rujukan (Bhayangkara dan RS TNI) bilamana diperlukan b Fungsi Operasional POLRI Petugas POLRI dari fungsi operasional jumlahnya sesuai kebutuhan dibagi 3
shift yaitu Shift 1 Jam 0600 - 1400 Shift 2 Jam 1400 - 2200 Shift 3 Jam 2200 - 0600
c Petugas penanggulangan COVID-19 terdiri dari
Pengamanan Terbuka
Pengamanan tertutup d Perlengkapan
Perlengkapan yang dibutuhkan dalam penanggulangan keamanan COVID-19
Alat transportasi kendaraan ambulance truk
Komunikasi HT
TOA
54
4 Penurunan Tim Tagana (Taruna Siaga Bencana) apabila diperlukan untuk tenaga sosial penyiapan logistik bencana
B SOP Keamanan Masyarakat 1 Screening masyarakat yang masuk dan keluar daerah terdampak 2 Dekontaminasi dan desinfeksi di lingkungan masyarakat termasuk di rumah
masing-masing 3 Pengendalian faktor lingkungan dengan melakukan penyuluhan PHBS dan
pengelolaan sampah 4 Pembatasan kegiatan sosial antara lain sekolah keagamaam dan ekonomi
- Kapasitas personel untuk menjaga keamanan masyarakat dan obyek vital negara
sesuai dengan Kepres no 63 tahun 2004 tentang Pengamanan Obyek Vital Nasional Kapasitas personel meliputi kualitas dan kuantitas memiliki kemampuan negosiasi dan komunikasi dengan masyarakat jumlahnya sesuai dengan kebutuhan
- Strategi untuk menjaga kestabilan ekonomi dan sosial pada saat pandemi 1 Ketersediaan Logistik Kebutuhan Pokok
Menjamin ketersediaan dan kecukupan kebutuhan dasar untuk seluruh masyarakat di wilayah terdampak dalam waktu yang ditentukan sesuai dengan keparahan dampak
Menjamin kelancaran distribusi bahan logistik kebutuhan pokok 2 Keberlangsungan Kegiatan Ekonomi
Pemerintah menjamin kegiatan ekonomi terutama sektor vital tetap berlangsung (yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak)
Kegiatan ekonomi terutama perdagangan tetap berlangsung dengan jaminan perlindungan diri melalui penggunaan APD standar oleh pelaku-pelaku pasar
3 Jaminan Keamanan
Pemerintah menjamin keamanan seluruh proses distribusi logistik proses ekonomi di masyarakat
Jaminan petugas Keamanan terhadap dampak COVID-19 juga harus dijamin Pemerintah dengan cara memastikan kecukupan APD bagi petugas dan sosialisasi tentang tata cara perlindungan diri dari infeksi COVID-19 tersebut
Tindakan Kekarantinaan Kesehatan
Berdasarkan analisis risiko dan rekomendasi panel ahli dan pedoman COVID-19 dapat
dilakukan karantina rumah wilayah terbatas dan pembatasan sosial berskala besar
a) Karantina rumah dilaksanakan terhadap seluruh orang di dalam rumah yang memiliki
kontak erat dengan pasien terjangkit COVID-19 Pemantauan karantina rumah
dilaksanakan berdasarkan SOP yang disusun dengan melakukan pengendalian infeksi
Kader melakukan pemantauan karantina rumah dan melakukan laporan harian ke
puskesmas Semua kebutuhan logistik pagan pokok dan kebutuhan pokok lainnya
disuplai oleh petugas yang melakukan monitoring karantina rumah Karantina rumah
dilakukan sampai selama dua kali masa inkubasi tidak ditemukan kasus baru dari kasus
terakhir yang dilaporkan Dukungan psikologis dan monitoring akan dilakukan oleh
petugas
55
b) Karantina wilayah terbatas dilaksanakan pada seluruh anggota masyarakat di suatu
wilayah terbatas apabila dari hasil konfirmasi laboratorium sudah terjadi penyebaran
COVID-19 antar anggota masyarakat di wilayah terbatas tersebut berdasarkan laporan
kasus data epidemiologi surveilan Karantina wilayah terbatas dilakukan pada tingkatan
RT atau dapat meluas ke beberapa RT RW atau desa kelurahan apabila diperlukan
Pada karantina wilayah terbatas masyarkat tidak dapat keluar masuk wilayah karantina
terbatas tersebut Bagian keamanan akan mendirikan spot check point di tempat akses ke
wilayah tersebut Dalam kondisi ideal logistik unutk daerah karantina terbatas dipenuhi
oleh petugas relawan Dalam kapasitas terbatas dimana kebutuhan pokok tidak dapat
disuplai oleh petugas masyarakat dapat memenuhi memesan logistik melalui daring
online atau masyarakat dapat membeli logistik hanya pada maksimal satu kali dalam
seminggu (hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk membeli logistik) ke
tempat penjualan logistik yang ada di daerah tersebut dengan tetap menjaga sosial
distancing Petugas akan memastikan suplai logistik pangan pokok ke daerah karantina
tetap terpenuhi Pada saat diberlakukan karantina wilayah kader akan memantau kondisi
kesehatan masyarakat di karantina wilayah setiap hari dan melaporkannya kepada
petugas puskesmas
Pada pemberlakukan karantina wilayah terbatas diperlukan sumber daya
- Pos komando pemantauan operasi karantina wilayah terbatas melibatkan BPBD dan
petugas kelurahan yang ditunjuk dengan pendampingan dari kabupaten atau provinsi
- kader untuk memonior kesehatan warga menggunakan formulir ssesuai pedoman
- Petugas keamanan (Babinsa Babimkamtibmas) petugas keamanan yang ditunjuk untuk
menjaga keamanan di wilayah karantina dan petugas keamanan di spot check poin
- Petugas dinas perhubungan untuk melakukan rekayasa lalu lintas sehingga tidka ada
yang masuk dan keluar wilayah yang dikarantina
- Ambulans yang untuk rujukan pasien apabila diperlukan
- Petugas surveilan puskesmas dimana daerah karantina wilayah terbatas tersebut
merupakan wilayah kerja puskesmas tersebut Petugas surveilan puskesmas team
yang diperbantukan akan melakukan rekapan harian dari laporan kader dan agregat data
laporan akan dikirimkan harian ke PHEOC kemneterian Kesehatan
- Petugas kesehatan dan pos kesehatan di daerah karantina wilayah Dapat
menggunakan pustu posyandu di daerah tersebut
- Alat pelindung diri untuk petugas kader yang melakukan monitoring
- Dilakukan monitoring suhu dan gejala harian
- Apabila selama kasa karantina ditemukan kasus kontak kasus pada daerah tersebut
maka diberlakukan karantina rumah pada rumah yang melaporkan kasus di daerah
karantina wilayah terbatas tersebut
- Pada daerah karantina terbatas tidak ada kegiatan sosial yang dilakukan termasuk juga
menutup sekolah dan tempat peribadatan
- APD untuk petugas dipenuhi dan masker medis dibagikan kepada amsyarakat di
daerah karantina wilayah terbatas
Pemberlakukan karantina wilayah terbatas diberlakukan sampai 2 kali masa inkubasi
dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak ditemukan kasus baru dalam wilayah tersebut
dengan surveilan ketat
56
c) Karantina Rumah Sakit dilaksanakan kepada seluruh orang yang berkunjung orang yang
bertugas pasien dan barang serta apapun disuatu rumah sakit bila dibuktikan
berdasarkan hasil konfirmasi laboratorium telah terjadi penularan di rumah sakit
- Pada karantina rumah sakit rumah sakit menyediakan saranafasiltias untuk
penginapan petugas kesehatan yang ada di rumah sakit selama masa karantina
Petugas memenuhi suplai logistik ke rumah sakit Dilakukan monitoring kondisi
petugas kesehatan dan orang yang berada di lingkungan rumah sakit Dilakukan
monitoring suhu dan gejala harian Laporan dari setiap bagian rumah sakit dikompilasi
oleh petugas surveilan dan dilaporkan ke PHEOC Petugas akan membuat posko
karantina rumah sakit dan petugas keamanan akan melakukan pembatasan
mobilisasi Orang yang berada dalam rumah sakit tidak dapat keluar masuk rumah
sakit tersebut Masa pemberlalkukan karantina rumah sakit dilakukan sampai dalam
dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak ditemukan kasus
baru dengan surveilan ketat Pada karantina rumah sakit diberlakukan zona merah
dimana lokasi dilaporkan kasus baru zona kuning di rumah sakit tersebut tidak
dilaporkan kasus baru dan zona orange untuk tempat istirahat petugaas kesehatan
yang ada di rumah sakit
d) Pembatasan sosial berskala besar dilaksanakan sebagai upaya mencegah meluasnya
penyebaran COVID-19 yang sedang terjadi antar orang disuatu wilayah tertentu baik
berupa peliburan sekolah pembatasan kegiatan keagamaan danatau pembatasan
kegiatan di tempat atau fasilitas umum pembatalan acara ldquomass gatheringrdquo
pemberlakuan bekerja dari rumah
Pada pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar ini dilakukan pada kota
kabupaten secara luas Pembatasan sosial berskala besar dilakukan apabila sudah tidak
dapat dilakukan karantina wilayah terbatas karena kasus sudah menyebar luas di
masyarakat
Pada pembatasan kegiatan berskala besar dilakukan
- petugas keamanan akan melakukan patrol dan melakukan tindakan sangsi apabila
ada masyarakat yang melanggar pembatasan sosial skala besar tersebut
- Komunikasi risiko kepada masyarakat dilakukan untuk masyarakat tetap berada di
rumah tidak melakukan aktivitas sosial
- Hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk melakukan belanja
pemenuhan kebutuhan pokok dalam seminggu satu kali ke daerah pembelanjaan
terdekat dan tetap memperhatikan interaksi sosial dengan orang lain jaga jarak dan
pengendalian infeksi
- Petugas memberlakukan jam malam dan pembatasan interaksi sosial
- Petugas memastikan ketersediaan suplai bahan pokok dan logistik ke daerah yang
diberlakukan pembatasan sosial berskala besar
- Kader melakukan monitoring kesehatan populasi di wilayahnya dan melakukan
pelaporan ke puskesmas
- Kasus yang ringan dirawat di rumah kasus dengan risiko tinggi (usia lanjut komorbid)
dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan kasus berat dilakukan perawatan di rumah
sakit
- Kecamatan desa mendata orang yang perlu menerima bantuan untuk pemenuhan
logistik (contohnya kalangan sosial ekonomi kalangan bawah yang tidak mempunyai
penghasilan tetap dan tergantung pada penghasilan harian) dan memberikan
57
dukungan untuk pemenuhan logistik pangan pokok
- Pada orang kontak dekat dilakukan karantina rumah pada pembatasan sosial berskala
besar
Tindakan penutupan wilayah (isolasi) secara total baik jalur masuk maupun keluar dengan
pembentukan Check Point terpadu pada jalur perbatasan wilayah
Melaksanakan pengendalian keamanan dan ketertiban wilayah melalui kegiatan
a) Pendeteksian dini dan operasi intelijen dalam memprediksi dan mengantisipasi situasi
gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat
b) Pencegahan dan penindakan terhadap gangguan kemanan dan ketertiban masyarakat
Melaksanakan pengawasan dan pengamanan (perimeter kontrol) di daerah yang dinyatakan
sebagai episenter wabah COVID-19
Pemusnahan Sumber penularan dan pemantauan prosedur pemulasaraan jenazah
426 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat
Komunikasi risiko adalah proses pertukaran informasi secara terus-menerus baik
langsung dan tidak langsung dengan pemberitaan yang benar dan bertanggung jawab
di antara individu kelompok dan lembaga Komunikasi harus jelas interaktif sering
konsisten dan transparan Karakterisasi risiko yang diperoleh dari penilaian risiko serta
pengendalian risiko atau kebijakan yang akan diimplementasikan harus
dikomunikasikan kepada semua pihak yang terkait sehingga semua pihak yang terkait
memperoleh informasi yang cukup mengenai pencegahan dan risiko penularan
COVID-19 dan tindakan tepat yang harus dilakukan
Pelibatan masyarakat melibatkan pengembangan hubungan jangka panjang dan visi
bersama antara organisasi dan individu untuk kepentingan dan pemberdayaan
masyarakat Hal ini didasarkan pada hak-hak dasar masyarakat untuk memahami
risiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan mereka untuk membuat keputusan
melalui informasi yang sesuai dengan budaya dan untuk mengambil tindakan yang
akan mengendalikan setiap ancaman kesehatan masyarakat
Komunikasi dengan berbagai pihak baik kepada tokoh agama tokoh masyarakat dan
masyarakat dengan menyampaikan secara jelas dan benar sangat penting sehingga
tidak ada prasangka bahwa masyarakat akan selalu dirugikan atau diberi beban oleh
peraturan atau kebijakan Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat juga harus
bersifat mendidik dan melindungi masyarakat serta meningkatkan kesadaran akan
pentingnya pencegahan dan kemungkinan bahaya yang akan terjadi langsung maupun
tidak lansung dari COVID-19
58
Tujuan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
1 Menyediakan informasi dan instruksi tentang tindakan yang harus diambil oleh
petugas dan masyarakat dalam suatu risiko krisis
2 Mencegah risiko yang lebih besar
3 Memberikan perlindungan keamanan
Melaksanakan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
Memprioritaskan masyarakat Ikuti saran pemerintahDinas KesehatanWHO
untuk mencegah penularan COVID-19Cek berkomunikasikan dengan
masyarakat untuk memastikan keadaan keluarga teman dan lansia serta
dukung mereka mencari layanan kesehatan yang tepat
Dukung sampaikan kepada masyarakat untuk memberikan dukungan kepada
orang-orang dan keluarga yang terkena dampak COVID-19 dengan
mengekspresikan solidaritas dan bantuan
Komunikasikan sampaikan segala kebutuhan atau masalah yang Anda miliki
melalui pimpinan masyarakat dan sistem kesehatan yang ada di wilayahnya
Pada tingkat daerah dapat mengikutsertakan tokoh agama tokoh masyarakat
Tagana dan mengaktifkan kampung siaga dengan mengaktifkan kader
masyarakat Menjalankan media centre hotline penunjukkan juru bicara press
release berkala dan diseminasi informasi kepada tim tanggap darurat dan
kepada masyarakat umum dengan pesan-pesan inti yang disesuaikan
berdasarkan masukan tim teknis
Strategi komunikasi antara lain sistem komunikasi risiko (perencanaan mekanisme dll)
komunikasi publik partisipasi masyarakat dan manajemen isu Tim komunikasi risiko dan
pelibatan masyarakat terdiri dari 2 tim teknis yakni Tim Promosi Kesehatan dan Tim Sentra
Media (TSM) Tim ini bertugas untuk
1 Promosi Kesehatan
a Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam
mengatasi COVID-19
b Menginformasikan ke masyarakat langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dan
tidak boleh dilakukan dalam menghadapi situasi episenter
c Mengumpulkan data dan informasi secara berkala atau setiap ada perkembangan
situasi dari Tim Penanggulangan
d Mengolah dan mengelola data dan informasi terkumpul
e Membuat papan informasi internal yang memuat informasi dasar (kontak peta wilayah
dll) dan datainformasi terbaru
f Mengatur jenis media KIE dan saluran informasi bagi target yang berbeda-beda
g Menetapkan jadwal distribusi informasi berdasar jenis media KIE dan saluran
h Menyusun pesan instruksi dengan masukan dan koordinasi dengan ahli teknis sesuai
target dan saluran informasi
i Mendistribusikan informasi instruksi pesan (yang mungkin berbeda-beda) berdasar
target jenis media KIE dan saluran informasi
59
2 Sentra Media
a Memastikan informasi dari TPK dapat disebarkan ke masyarakat melalui berbagai
media massa
b Bekerja sama dengan juru bicara dan TPK untuk menyebarkan informasi yang selaras
c Membuat pointers dari pemantauan berita isu publik dan perkembangan situasi dari unit
teknis kepada juru bicara
d Memantau pemberitaan dan isu di media masa dan media sosial yang berkembang di
masyarakat serta memastikan agar masyarakat mendapatkan informasi yang akurat
pada waktu yang tepat
e Mengatur arus informasi internal dan eksternal (untuk konsumsi publik) dan memastikan
bahwa informasi kepada media sudah diubah ke dalam format yang dapat dengan
mudah digunakan oleh media cetak radio dan televisi (siaran pers ad-lips talkshow
video news release)
f Melayani kebutuhan media massa
g Menyelenggarakan temu media secara berkala
h Memastikan bahwa media dan publik serta pihak-pihak terkait (kementerian lembaga
kedutaan besar badan-badan PBB ormas LSM dan swasta) memperoleh berita
informasi terakhir secara rutin
i Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketepatan pesan-pesan
kunci yang ingin dipublikasikan
j Memastikan data yang dapat dan tidak dapat dibagikan dikecualikan dengan media
massa
k Memastikan semua fasilitas sentra media memadai
l Pesan pesan inti COVID-19 dapat dilihat di web wwwcovid19goidmateri-edukasi dan
httppromkeskemkesgoid
Gambar 47
SOP Penyampaian Pesan
60
Gambar 48
Komunikasi Operasional untuk responder dalam struktur komando
Penetapan Status KLBWabahEpidemi di
Indonesia
Menteri Kesehatan
Penyampaian update infomasi situasi
epidemicpandemic di Indonesia secara berkala
Kemkominfo dan Seluruh kementerian
Melakukan Publikasi Mengaktifkan fungsi media center mempersiapkan
juru bicara
ROKOM
Penyampaian Informasi yang benar dan tidak meresahkan masyarakat
Media
Melakukan Intervensi Promosi Kesehatan Penetapan pesan-pesan
kunci UNIT Teknis amp Promkes
Diaktifkannya Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui TomasTogaOrmasLSM dalam penyearluasan informasi pandemic COVID-19
Kelompok Potensial
Travel Warning Tanggap Darurat
COVID-19 Kemenlu
Koordinasi Lintas KementerianBadanLembaga dan Program
di Kemenkes
Kemenko PMK
Pernyataan status darurat bencana nasional sesuai tingkat keparahan pandemi
Presiden
61
43 Tugas-tugas
431 Komando dan Koordinasi
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi
1 Tahap Kesiapsiagaan
Prinsip operasi penguatan surveilans deteksi dini dan pencegahan
Kemenkes membuat surat edaran ke stakeholder yang lain mengenai adanya penetapan COVID-19 oleh WHO dan peningkatan surveilans ILI SARI
Koordinasi Lintas Sektor
Pendataan setiap turis yang masuk ke Indonesia termasuk yang keluar Indonesia
Penekanan lintas batas untuk turis-turis yang masuk
Peningkatan kekuatan KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan)
Melakukan mapping untuk mengetahui daerah mana saja yang akan terdampak
Review rencana kontijensi di setiap tingkatan dan testing
Pelatihan kesiapsiagaan pandemic
2 Siaga Darurat
Membentuk Tim Tanggap COVID-19 dan mengaktifkan Pusdalop COVID-19
termasuk panel ahli untuk memberikan masukkan pelaksanaan respon Tim Gerak
Cepat pada semua level
Menyusun Rencana Respon operasi Pengendalian COVID-19 lintas sektor pada
tingkat nasionalProvinsiKabupatenKota Rencana dan tindakan pengendalian
Bencana wabah COVID-19 lintas sektor seperti pembentukan Pos Komando
(posko) Darurat Pandemi COVID-19 tatalaksana (manajemen) kasus surveilans
penyelidikan epidemiology pembatasan penyebaran pemusnahan sumber
penularan dan penilaian risiko secara cepat review kesiapsiagaan kapasitas dan
identifikasi kebutuhan
Mengirimkan surat edaran peningkatan kewaspadaan COVID-19 kepada seluruh
fasilitas kesehatan dan multisektor lainnya
Dinkes Provinsi melakukan mapping faskes SDM koordinasi Dinkes Provinsi dan
Kementerian mengadakan pelatihan kepada seluruh faskes yang ada
mempersiapkan faskes klarifikasi hoaks yang beredar serta analisa situasi untuk
mapping
Diperlukan status siaga darurat oleh kepala daerah dari Dinkes ke Bupati
melakukan rapat koordinasi daerah untuk penetapan status dari sini akan muncul
kemudahan akses unutk mobilisasi sumber daya Setelah ada penetapan kasus
maka BNPB mempersiapkan posko Harus ada satu komando dari kepala daerah
Melakukan analisis risiko untuk menentukan sumber daya dana BTT dan DSP
(Dana Siap Pakai) bisa dipakai
Puskes TNI akan mengkoordinir kesehatan darat laut udara untuk mempersiapkan
diri dan berkoordinasi lanjut dengan Dinkes Provinsi dan Kabupaten
Kemenhan membuat regulasi pada bencana non alam
Kemenlu akan berkoordinasi dengan sektor terkait melakukan klarifikasi dan
hasilnya akan disampaikan BNPB (akses regulasi bantuan luar negeri)
62
Hasil koordinasi Lintas Sektor akan dilaporkan kepada Presiden oleh Sekretariat
Kabinet
Kemenko Polhukam melakukan koordinasi dengan Kemenko PMK dan
Kementerian terkait POLRI amp TNI (mengkoordinir aspek pengamanan wilayah)
Melakukan deteksi dini dan isolasi mengaktifkan hospital disaster plan (skala besar
kasus diklasifikasi dalam ring I ring II dan ring III) dengan mengawasi jumlah
kasus Dengan sebelumnya sudah ada simulasi kasus dan termasuk alurnya
Pemerintah daerah meminta tambahan stockpile dari pusat sehingga pemerintah
daerah yang beresiko tinggi mendapatkan stockpile
3 Tanggap Darurat
Eskalasi dan expansi Tim Tanggap COVID-19 dan meningkatkan operasi Pusdalop
COVID-19 panel ahli terus memberikan masukkan pelaksanaan respon Tim Gerak
Cepat pada semua level
BNPB sebagai Komandan yang ditunjuk menjalankan sistem komando untuk
penganggulangan COVID-19 dalam sistem komando termasuk interoperability
dengan PHEOC EOC kemenkes dan multisektor lainnya
Semua sektor menjalankan sistem komando sesuai dengan tugas dan fungsi
masing-masing sektor dalam sistem komando
Pada kondisi tanggap darurat Kemenlu akan melakukan koordinasi kepada
kedutaan dan lembaga internasional dalam bentuk nota diplomatic untuk
memdapatkan akses bantuan Internasional
Kemenko Polhukam akan membuat satgas dalam negeri dan luar negeri Satgas
dalam negeri melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian terkait dan
menurunkan LO di daerah terdampak (laporan 2 kali sehari) Satgas luar negeri
mengkoordinir bantuan luar negeri atas persetujuan presiden Akan dilakukan
pendataan terkait distribusi bantuan
Semua tindakan yang dilakukan para stakeholder akan dilaporkan dalam rapat
kabinet oleh Sekretariat Kabinet
Beberapa wilayah bisa menetapkan status jika daerah tersebut terdampak
(penetapan status nasional bukan berdasarkan banyaknya jumlah) Status ini bisa
memudahkan akses Provinsi bisa menentukan status juga untuk mendukung
operasional daerah kab kota untuk akses dana dukungan Perka no 3 tahun 2016
tentang Sistem Komando Darurat BTT (biaya tidak terduga) di Kabupaten dan
Provinsi
Pengkajian data yang dibutuhkan dengan dana siap pakai (Perka No2 Tahun
2018) yang membedakan siaga darurat dan tanggap darurat
SPM bidang Kesehatan (krisis kesehatan akibat bencana) wewenang ada di
Provinsi
Kemenhan membuat peraturan pelibatan TNI dalam penanggulangan bencana
4 Transisi
Tidak perlu dideklarasi terkait pencabutan status karena ada masa berlakunya
Setiap status itu ada kajiannya dan bisa diperpanjang
63
Pencabutan kasus dari WHO harus dipastikan terlebih dahulu dengan kondisi
epidemiologi di nasional
Tidak ada pemeriksaan mulai melakukan penelitian terkait pandemi
Melanjutkan perawatan pasien dan mengikuti standar yang sudah ada
432 Surveilans
Kegiatan yang dilakukan pada setiap fase pandemi
1 Kesiapsiagaan
Melakukan kajian epidemiologi terhadap kasus COVID-19 baru yang terjadi di
dunia melalui pemantauan secara terus menerus terhadap perkembangan situasi
penyakit seperti jumlah kasus angka kematian luas penyebaran kecepatan
transmisi karakteristik kasus menurut orang tempat dan waktu (usia jenis kelamin
lokasi kasus waktu terjadinya dalam minggubulantahun)
Penilaian risiko (sumber daya dan potensi ancaman Kedaruratan Kesehatan
MasyarakatKKM)
Risk mapping (kekuatan dan kelemahan dari ancaman KKM di wilayah sekitar pintu
masuk dan wilayah)
Manajemen risiko (regulasi kolaborasi koordinasi integrasi dan monitoring
evaluasi)
Menentukan definisi kasus secara nasional (suspek probable konfirmasi)
Melakukan surveilans intensif ILI (COVID-19 Like Illness) dan pneumonia (Severe
Acute Respiratory Infection SARI) dan Surveilans berbasis Kejadian di
Puskesmas rumah sakit Kantor Kesehatan Pelabuhan dan unit pelayanan lainnya
termasuk yang berbasis laboratorium
Meningkatkan kinerja Surveilans kasus ILI berbasis Puskesmas melalui pelaporan
mingguan SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan bulanan STP
(Surveilans Terpadu Penyakit) Puskesmas serta pelaporan kasus COVID-19
berbasis RS
Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan KKP di wilayah masing-masing dalam
rangka pemantauan penumpang dari negara terjangkit di pintu masuk melalui
pemantauan HAC (Health Alert Card)
Meningkatkan surveilans di masyarakat termasuk melibatkan mitra kerja hotel
biro pariwisata travel biro dsb
Menyiapkan sarana dan prasarana berkaitan dengan kegiatan surveilans
Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk
perkembangan situasi COVID-19
2 Siaga Darurat
Dari PHEOC subdit surveilans akan mengadakan rapat kemudian membuat risk
mappingdan risk assessment mengumpulkan stakeholder Tim TGC Pusat akan
turun ke lokasi untuk melacak adanya kasus baru dengan tim daerah dan akan
melibatkan Litbangkes PHEOC Dinkes Provinsi dan Kota Dirjen P2P selaku focal
point
Melakukan penyelidikan epidemiologi surveilans intensif terhadap kasus dan
64
kontak pelacakan dan monitoring kontak Pelacakan kontak dapat bekerjasama
dengan PMI kader dan sektor lainnya yang terlatih Karantina rumah kontak erat
Melakukan pemantauan kesehatan kontak jika menemukan gejala segera laporkan
ke sarana kesehatan terdekat
Melakukan Analisis data epidemiologi meliputi waktu timbul gejala jenis kelamin
kelompok umur gejala klinis lama sakit angka serangan (Attack Rate) angka
mortalitas (Mortality Rate) Case Fatality Rate (CFR)
Diklat TGC (tidak terbatas pada tenaga kesehatan)
Jejaring kemitraan (rujukan komunitas pertahanan dan keamanan CSR)
Melakukan surveilans secara ketat di seluruh pelayanan kesehatan
Melakukan analisis epidemiologi untuk menentukan tindakan kekarantinaan
kesehatan apabila diperlukan Contohnya karantina rumah karantina wilayah
terbatas daerah yang terdampak Karantina wilayah tersebut berdasarkna data
epidemiologi sebarankasus COVID-19
Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk
pelaporan COVID-19 dalam waktu 24 jam
3 Tanggap Darurat
Kaji cepat analisis risiko
Melakukan tindakan karantina kesehatan apabila diperlukan (krantina rumah
karantina wilayah pembatasan sosial skala besar) Karantina wilayah dilaksanakan
berdasarkan data epidemiologi sebaran COVID-19
Surveilans ketat untuk pengawasan dan pelaporan dapat menggunakan aplikasi
pelacakan kontak godata DHIS 2 untuk pengumpulan dan analisis data
PHEOC Kemkes melakukan analsisi data dan menginformasikan data dan analissi
epidemiologis kepada Pusat Krisis Kemkes yang diteruskan kepada Pusdalop
BNPB
Percepatan penyelidikan epidemiologis pelacakan kontak monitoring kontak dan
manajemen kontak
Pada daerah yang belum ada kasus dilakukan surveilan aktif Pada daerah yang
sudah ada kasus sporadic dank luster terbatas dilakukan pelacakan kontak dan
pada daerah yang sudah terdapat pelurana transmisi luas di masyarakat dapat
dilakukan pelacakan kontak pada kasus di daerah baru atau kasus yang berat Di
daerah transmisi luas surveilan dapat dilakukan dengan sistem sentinel
Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk
pelaporan COVID-19 dalam waktu 24 jam
4 Rehabilitasi
Surveilans tetap berjalan di level nasional berkoordinasi dengan semua
stakeholder (Dinkes KKP)
Update kasus melakukan penilaian risiko
Setiap waktu akan melaporkan ke dirjen P2P
Surveilans ketat sampai dengan 2 kali masa inkubasi terpanjang
Pengendalian terhadap media lingkungan
65
433 Respon Medis dan Laboratorium
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap situasi pandemi 1 Kesiapsiagaan
Rumah sakit akan menyiapkan sarana dan prasarana serta menyampaikan
informasi ke petugas medis dan non medis
Review kesiapsiagaan dan stock rumah sakit menyiapkan permintaan APD dan
supply rumah sakit dan melaporkannya ke Kemkes
Refreshing bagi petugas laboratorium dan medis tentang kesiapsiagaan pandemi
COVID-19
Tim TGC di rumah sakit mulai mensosialisasikan update kasus di luar SOP
penanganan pasien suspek
Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (BTDK) mengetahui sampel apa yang
diambil dan berapa kali dilakukan pengambilan
BTDK berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk pengiriman dan apabila ada
sampel baru
BTDK memastikan kesiapan logistik meliputi reagen untuk laboratorium rujukan
dan juga jejaring laboratorium
Dinkes provinsi dan kabupaten kota memberi surat edaran ke semua fasyankes
agar semua bersiap
Pelatihan manajemen kasus dan Pengendalian infeksi
Penunjukkan rumah sakit rujukan COVID-19
Peningkatan kapasitas berupa simulasi penanganan kasus
Penunjukkan Laboratorium regional COVID-19 dan berkordinasi dengan WHO
untuk memperoleh postiv control dan reagen untuk COVID-19
Menusun SOP untuk pengambilan pengiriman dan pemeriksaan laboratorium
2 Siaga Darurat
Mengaktifkan rumah sakit rujukan COVID-19
Mengaktifkan hospital disaster plan menilai skala besaran kasus dan persiapan
sumber daya untuk eskalasi kasus termasuk sumber daya manusia dan shifting
Rumah sakit membentuk posko di rumah sakit
Mengaktifkan surveilans di rumah sakit (Hospital Associated Infection) terkait
COVID-19
Monitoring tenaga kesehatan yang kontak dengan kasus COVID-19
Identifikasi dan merawat kasus COVID-19 di ruang isolasi RS non rujukan
identifikasi dan merujuk apsien ke RS rujukan COVID-19
Memastikan sarana dan prasarana (SDM tempat tidur ruang isolasi) terjamin
Mempersiapkan tenaga laboratorium tenaga fungsional epidemiologi identifikasi
kasus melakukan pengambilan sampel perawatan kasus di ruang isolasi
Berkoordinasi dengan pemangku wilayah lainnya
Mengaktifkan regional laboratorium untuk COVID-19 dan pengiriman positive
kontorl dan reagen ke laboratorium regional
Petugas laboratorium di RS rujukan atau laboratorium BTKL PP BBLK melakukan
penambilan sampel dan mengirimkan sampel ke laboratorium
Mendistribusikan SOP jejaring laboratorium
66
Menyiapkan logistik untuk pemeriksaan PCR COVID-19 di semua laboratorium
pemeriksa
Melatih semua laboratorium pemeriksa PCR untuk mampu laksana pemeriksaan
PCR COVID-19
3 Tanggap Darurat
Aktivasi rencana penanggulangan pandemic rumah sakit
Penambahan rumah sakit rujukan COVID-19 termasuk RS yang ditunjuk dengan
SK Gubernur maupun rumah sakit POLRI atau TNI Rumah sakit rujukan
dikhususkan untuk pasien COVID-19 Pasien lain diterima di rumah sakit lainnya
Alihfungsi gedung lainnya menjadi pusat perawatan COVID-19
Pada saat kondisi transmisi COVID-19 di masyarakt luas dan kapasitas fasiltias
kesehatan terbatas trias dapat juga memanfaatkan aplikasi online medis seperti
halodoc klikdoc dengan algoritme seusai pedoman Kemnkes Pada kasus ringan
dan tanpa risiko dapat dirawat di rumah dengan edukasi pengendalian infeksi
kasus dengan risiko (orang tua gt 65 tahun dan komorbid) dirawat di pusat
perawatan COVID-19 dan kasus yagn parah dirujuk ke rumah sakit
Penambahan jejaring laboratorium regional Alur pelaporan sesuai pedoamn
Kemkes
Melakukan identifikasi ketersediaan logistik pelaporan berkala dan permintaan
logistik unutk fasialits kesehatan dan laboratorium
Laboratorium regional melakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel dan
laporan Laporan harus dikirimkan kepada litbangkes dalam 24 jam Algoritam
pelaporan sesuai dengan pedoman kemkes
Litbangkes melakukan Eksternal Quality Assurance (EQA) untuk laboratorium
regional
Mensiagakan dan meningkatkan sumber daya (pemeriksaan laboratorium) selama
24 jam
Konfirmasi hasil laboratorium hanya dari BTDK oleh PE pusat dan daerah untuk
mencari suspek di masyarakat
4 Transisi Darurat (Pemulihan)
Pada tahap ini sudah tidak ada pemeriksaan terhadap kasus pandemi melakukan
penelitian terkait pandemi Risiko dan dampak tidak akan homogen pada setiap
daerah terjangkit (bila terjadi di beberapa wilayah potensial) sehingga kegiatan
penanggulangan dapat berlanjut di wilayah tertentu yang masih membutuhkan
Melanjutkan perawatan pasien dan mengikuti standar yang sudah ada
Mengawasi COVID-19 untuk mengantisipasi gelombang wabah selanjutnya
komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat untuk mengembalikan semua aktifitas
seperti sedia kala
mengevaluasi respon yang sudah dilakukan dan merevisi rencana dan prosedur
yang dijalankan
434 Intervensi Farmasi
Kegiatan yang dilakukan pada setiap fase pandemi antara lain
1 Kesiapsiagaan
67
Melakukan persiapan SOP sesuai Permenkes No51 Tahun 2014 tentang impor
barang alat kesehatan termasuk Spesial Access Scheme (SAS) untuk bantuan
intrnasional
Inventarisasi ketersediaan stok obat peralatan medis dan APD di daerah
pandemic dan idnetifikasi jalur distribusi
Distribusi Obat Antiviral (jika tersedia) Antibiotik dan Obat-obatan suportif
lainnya APD serta disinfektan yang diperlukan oleh wilayah pandemi melalui
gudang farmasi provinsi
2 Siaga Darurat
Pemetaan wilayah danperkiraan kebutuhan logistik pharmasi dan APD
Menghitung populasi risiko
Berkoordinasi dengan WHO terkait ketersediaan dukungan logistik
Melakukan perencanaan dan pengadaan logistik yang diperlukan
Evaluasi ketersediaan stock APD alat medis
Berkoordinasi dengan vendor untuk pengadaan APD supply medis obat
Melaksanakan pengadaan untuk stockpiling di pusat dan distribusi ke beberapa
daerah strategis seperti Gudang pharmasi provinsi yang berisiko dan rumah
sakit rujukan
Melakukan kajian obat bekersama dengan tim respon medis Berkoordinasi dengan
WHO untuk uji klinis pengobaan atau intervensi medis lainnya
3 Tanggap Darurat
Melakukan peningkatan pengadaan dan distribusi logistik APD supply medis ke
daerah terdampak
Pelaporan berkala ketersediaan pemakaian APD alat medis dan permintaan
yang disampaikan kepada gugus tugas logistik
Berkoordiansi dengan vendor untuk melakukan produksi masal dan distribusi
(dapat melibatkan department perhubungan TNI polri dan sumber daya lainnya
untuk distribusi) untuk APD alat medis dan obat (apabila tersedia)
4 Rehabilitasi
Menilai status stockpiles and equipment (antivirus (apabila tersedia) antibiotik
APD dll)
Mereview proses yang sudah dilakukan
Mengisi kembali stok sesuai kebutuhan
Memperbarui rencana protokol sesuai dengan kasus yang telah diamati
435 Intervensi Non Farmasi Kegiatan-kegiatan intervensi non farmasi yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi 1 Kesiapsiagaan
Penguatan di pintu masuk negara deteksi dini pintu masuk negara (bandara pelabuhan dan Pos Lintas Batas Darat NegaraPLBDN)
Proteksi Perorangan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) etika batuk bersin penggunaan masker
68
Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasilitas umum)
Promosi kesehatan untuk pencegahan kejadian COVID-19 PHBS kecukupan gizi pengelolaan stres olah raga teratur pengolahan masakan secara benar edukasi mengenai pencegahan stigma
Pemetaan Sumber Daya (SDM Kesehatan sarana kesehatan)
Pemberdayaan kader dan masyarakat
Melengkapi sarana kesehatan meningkatkan kapasitas petugas kesehatan
Penyusunan dokumen rencana keberlangsungan usaha
Penyusunan protokol kesiapsiagaan dan pencegahan COVID-19 untuk publik (sekolah kalangan usaha perkantoran tempat publik transportasi untuk pemerintah daerah dll)
Koordinasi dengan pihak sekolah pabrik-pabrik kantor perusahaan untuk melakukan sosialisasi terkait antisipasi terjadinya COVID-19
2 Siaga Darurat
Penguatan di pintu masuk negara deteksi dini pintu masuk negara (Bandara pelabuhan dan PLBDN)
Proteksi perorangan CTPS etika batuk bersin penggunaan masker
Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum)
Memastikan ketersediaan tranportasi (ambulan khusus) untuk evakuasi pasien
Menjamin ketersediaan logistik (makanan minuman air bersih) bagi pasien dan keluarga pada penerapan karantina rumah dan RS
Melakukan identifikasi kegiatan-kegiatan yang melibatkan masa dalam jumlah yang besar di sekitar lokasi karantina daerah terdampak (apabila diberlakukan karantina pembatasan sosial) sehingga waktunya dapat ditunda
Melakukan pemusnahan barang-barang habis pakai yang terkontaminasi
Penerapan rencana keberlangsungan usaha untuk usaha sektor esensial
Menyediakan layanan dukungan psikososial dan kesehatan jiwa bagi pasien petugas kesehatan dan masyarakat
Menyiapkan platorm pembelajaran online unutk sektor Pendidikan dan platform bekerja dari rumah untuk sektor usaha dan perkantoran
3 Tanggap Darurat
Hygiene sanitasi perorangan CTPS etika batukbersin penggunaan masker
Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum) memastikan kecukupan ventilasi rumah
Memastikan ketersediaan tranportasi (ambulan khusus) untuk evakuasi pasien
Menjamin ketersediaan logistik (makanan minuman air bersih APD dan bahan dekontaminasi bagi penduduk
Melakukan pencegahan atau pembubaran kegiatan-kegitan yang melibatkan masa dalam jumlah yang besar di sekitar lokasi terdampak sehingga waktunya dpt ditunda
69
Berkoordinasi dengan TNI dan POLRI untuk Keamanan Wilayah dan keberlangsungan proses ekonomi
Melakukan pemusnahan barang habis pakai yang digunakan penderita dan dekontaminasi barang-barang tidak habis pakai yang kontak dengan penderita
Memastikan ketersediaan logistik (kebutuhan hidup APD)
Pemberlakuan karantina rumah karantina wilayah atau pembatasan sosial berskala besar berdasarkan kajian informasi epidemiology dan sebaran kasus COVID-19 Menutup tempat publik yang tidak esensial seperti tempat hiburan menutup sekolah Sektor Pendidikan memberlakukan pembelajaran online dan sektor usaha dan perkantoran memberlakukan bekerja dari rumah
Perusahaan kantor dan pelayanan publik menerapkan rencana keberlangsungan usaha
Menyediakan layanan dukungan kesehatan jiwa dan psikologi bagi pasien tenaga kesehatan dan masyarakat termasuk lansia anak-anak dan remaja penyandang disabilitas
4 Rehabilitasi
Hygiene sanitasi perorangan CTPS etika batukbersin penggunaan masker
Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum)
Setelah ada penyataan pencabutan status kedaruratan memberikan informasi kepada masyarakat bahwa keadaan pandemi sudah dinyatakan selesai sehingga masyarakat dapat beraktifisat kembali namun tetap waspada dan melakukan PHBS
Pemulihan Keamanan tetap berkoordinasi dengan TNI dan POLRI untuk menjamin keamanan masyarakat
Melakukan After Action Review evaluasi respon
Terus melakukan surveilan COVID-19
Memberikan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial
436 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Kegiatan-kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi
1 Kesiapsiagaan
bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Pusat mulai bergerak dan
berkoordinasi
dengan Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Daerah Memonitor
pemberitaan dan isu publik di media massa dan media sosial terkait
perkembangan situasi penyebaran virus COVID-19
bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line dan trough the line
(mengingat era digital) bisa berupa sosialisasi penyuluhan langsung masyarakat
umum kader informasi dan komunikasi dengan pihak bandara BKSLN (Biro
Kerja Sama Luar Negeri) Kemenkes juga akan mengkomunikasikan terkait
informasi kejadian pandemi di negara lain kepada Kemenlu siaran pers media
KIE baik cetakan e-file tentang pesan-pesan pencegahan bisa disebarkan melaui
media sosial
bull Isi pesan
70
a PHBS secara umum (personal hygiene)
b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19 secara
umum
c Perlu diumumkan kepada publik bahwa kasus virus COVID-19 tersebut belum
ada kasus di Indonesia namun tetap waspada khususnya pada orang yang
telah bepergian dari wilayah pandemi dengan menunjukkan kartu sehat serta
dilakukan penguatan screening di pintu masuk negara
2 Siaga Darurat
Menyusun strategi komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
Menyampaikan informasi dan edukasi serta memberdayakan masyarakat melalui
upaya
a Melakukan edukasi publik melalui media massa media sosial advertorial
video dan infografis
b Membangun komunikasi dan melibatkan peran aktif organisasi profesi
kesehatan dan profesi lainnya serta asosiasi pelaku usaha dan akademisi
dan pelajarmahasiswa
c Memperkuat pengetahuan tokoh masyarakat pemuka agama dan organisasi
sosial dan kemasyarakatan terhadap ancaman COVID-19
d Mendidik dan melatih relawan dan kader kesehatan terkait COVID-19
e Melaksanakan sosialisasi baik komunikasi langsung kepada masyarakat
f Memperkuat pemahaman ancaman COVID-19 dan kemungkinan bencana
wabah COVID-19 kepada semua sektor dan masyarakat
g Menjalankan media centre hotline penunjukkan juru bicara press release
regular dan diseminasi informasi kepada tim dan kepada masyarakat umum
dengan pesan-pesan inti yang disesuaikan berdasarkan masukkan tim teknis
Meningkatkan peran sekolah lembaga pendidikan sebagai agen perubahan
Sekolah mempunyai rsquocaptive audiencersquo yang bisa dipakai sasaran untuk perubahan
perilaku Anak didik biasanya mudah berkomunikasi dengan orang tuanya dan bisa
merubah pikiran orang tua mereka Anak didik diharapkan akan menyampaikan
apa yang diketahuinya kepada orang tua dan kawan-kawannya
Memperkuat pemahaman guru pengawas sekolah tentang permasalahan pandemi
COVID-19 apa yang harus dilakukan kalau banyak anak didik menderita gejala-
gejala yang menyerupai COVID-19 cara menggunakan media belajar anak dan
media lainnya di sekolah
bull Tim Komunikasi Risiko Pusat bergerak cepat dan berkoordinasi dengan Tim
Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Daerah Waspada hoaks
misinformasi disinformasi dengan memonitor pemberitaan dan isu publik di media
massa dan media sosial (sudah banyak suspek COVID-19) dan berkoordinasi
dengan Kemenkominfo BSSN Cyber Crime Polri untuk menanggulanginya
Promosi Kesehatan Dinkes Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan Dinkes
Kabupaten Kota yang terdapat suspek terkonfirmasi dengan virus COVID-19
71
untuk penyebaran informasi dan media rekanan serta menggandeng Diskominfo
Kabupaten Kota setempat
bull Menyiapkan talking point kepada Menkes dan jumpa pers untuk Dirjen P2P
(Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) selaku National Focal Point (juru bicara
khusus) di Kemenkes serta jumpa pers oleh Pimpinan Daerah sebagai kondisi
siaga darurat bahwa diwilayahnya terdapat suspek terkonfirmasi COVID-19
bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line trough the line
(mengingat era digital) dan above the line Dilakukan sosialisasi penyuluhan
langsung dan pelatihan komunikasi kepada kader komunitas LSM Ormas di
wilayah yang terdapat suspek terkonfirmasi COVID-19dalam upaya pencegahan
penyebaran virus COVID-19 di masyarakat umum Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat (Rokom Yanmas) berkoordinasi dengan RSHS dan RSPI
untuk memutakhirkan data informasi terkini dan menuangkan ke dalam siaran pers
1 kali sehari media KIE baik cetakan e-file digital tentang pesan-pesan
pencegahan disebarkan melalui media cetak elektronik tradisional digital dan
media sosial
bull Mengaktifkan contact center 24 jam baik di tingkat pusat maupun daerah sebagai
sarana dan prasarana informasi dan pengaduan termasuk National Command
Center (NCC)Public Safety Center (PSC) 119
bull Koordinasi antara BKSLN Kemenkes dengan Kemenlu untuk mengeluarkan travel
advice dan diumumkan kepada publik Selain itu koordinasi dan komunikasi
antara Kemenkes Kemenkominfo dan Kemenlu untuk handling media
internasional
bull Isi pesan
a PHBS secara umum (personal hygiene)
b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19
Membatasi aktvitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada
kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker bila sakit
c Social distancing
d Dirjen P2P mengumumkan kepada publik bahwa di Indoneia sudah ditemukan
suspek yang terkonfirmasi dengan virus COVID-19 faktor-faktor risiko
COVID-19 gejala-gejala penderita COVID-19 upaya pencegahan dan
penanggulangan penyebaran virus COVID-19 (adanya penyelidikan
epidemiologi (PE) isolasi pasien di RS karantina ldquotempatrdquo kesiapan RS dan
laboratorium menghadapi situasi yang terjadi) jangan panik namun tetap
meningkatkan kewaspadaan segera mendatangi fasyankes jika mendapati
gejala-gejala COVID-19 memperketat pengawasan dan karantina kesehatan
di pintu masuk negara
3 Tanggap Darurat
bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat pusat bergerak lebih cepat lagi
dan berkoordinasi dengan Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat
Daerah di wilayah yang mengalami kasus yang tinggi terhadap penularan virus
COVID-19 Komunikasi Rokom Yanmas Kemenkes dengan Pusdatin Humas
BNPB dan Kemenkominfo sebagai Media Center Nasional Respon cepat dan
penyediaan konten positif yang lebih masif untuk cegah-tangkal hoaks
misinformasi disinformasi dengan memonitor pemberitaan dan isu publik di media
massa dan media sosial dan berkoordinasi dengan Kemenkominfo BSSN Cyber
72
Crime Polri untuk penanggulangannya Divisi Humas Polri dan Puspen TNI juga
memberikan pernyataan untuk menenangkan dan mengamankan situasi
bull Kepala negara sebagai juru bicara nasional mengumumkan kepada publik bahwa
Indonesia dalam kondisi tanggap darurat COVID-19 Dalam hal ini
mengumumkan masa awal berlakunya periode tanggap darurat dan untuk
mengakhiri masa tanggap darurat ini akan melihat adanya penurunan kasus
dengan 2x masa inkubasi dari kasus terakhir Dalam hal ini Kemenkes
berkoordinasi dengan Kantor Staf Presiden (KSP) Sekretariat Negara (Setneg)
dan Sekretariat Kabinet (Setkab) Talking point Juru Bicara dibuat 2x sehari
sebagai bahan pimpinan jika dibutuhkan berbicara kepada publik dan media
massa berikut siaran pers dikeluarkan 2x sehari dalam kondisi tanggap darurat
ini
bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line trough the line
(mengingat era digital) dan above the line Kader komunitas LSM Ormas yang
sudah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan komunikasi juga bergerak sebagai
surveilans komunikasi dan epidemiologi di wilayah yang terdampak penyebaran
kasus virus COVID-19 (para tenaga kesehatan dan relawan harus dilengkapi
APD) Penyebaran informasi dan publikasi media KIE baik cetakan e-file digital
tentang pesan-pesan pencegahan dan penanggulangan disebarkan secara masif
melalui media cetak elektronik tradisional digital dan media sosial
bull Contact center standby 24 jam baik di tingkat Pusat maupun daerah sebagai
sarana dan prasarana informasi dan pengaduan termasuk NCC PSC 119
bull Koordinasi antara BKSLN Kemenkes dengan Kemenlu untuk mengeluarkan travel
warning terhadap tanggap darurat COVID-19 dan diumumkan kepada publik
Selain itu menguatkan koordinasi dan komunikasi antara Kemenkes BNPB
Kemenkominfo dan Kemenlu untuk handling media internasional
bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat (pusat dan daerah) akan bekerja
sama lintas sektor menjalankan dan berperan serta di dalam prosedur karantina
wilayah dan pengamanan untuk menenangkan warga di fasilitas umum yang
ditutup
bull Isi pesan
a PHBS secara umum (personal hygiene)
b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19
Membatasi aktivitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada
kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker ketika sakit atau
ketika merawat yang sakit
c Social and physical distancing
d Kepala negara mengumumkan kepada publik bahwa di Indonesia dalam
kondisi tanggap darurat COVID-19 negara akan terus berupaya
menanggulangi persoalan ini meminta kerja sama masyarakat Indonesia
untuk mematuhi instruksi pemerintah Dalam kondisi ini diberlakukan karantina
wilayah dan penutupan tempat umum sarana publik
73
4 Rehabilitasi
bull Kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat pada skenario ini seperti
pada kondisi siaga darurat
bull Menkes mengumumkan kepada publik bahwa masa penanggulangan tanggap
darurat COVID-19 telah berakhir ditandai dengan penurunan kasus dengan 2x
masa inkubasi dari kasus terakhir
bull Terus waspada dan menanggapi dengan cepat rumor atau informasi yang salah di
masyarakat
bull Perkuat pesan-pesan kunci
a PHBS secara umum (personal hygiene)
b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19
Membatasi aktvitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada
kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker ketika sakit atau
ketika merawat yang sakit
c Berakhirnya masa tanggap darurat yang diumumkan oleh Menteri Kesehatan
juga dinyatakan dengan pembukaan wilayah karantina membuka fasilitas
umum yang ditutup rehabilitasi lingkungan yang terdampak serta masyarakat
tetap diminta waspada
74
44 Instruksi Koordinasi
Gambar 49 Jejaring Kerja Komando dan Koordinasi
Kebijakan
1 Penentu Kebijakan
2 Forum Koordinasi Pusat
Kebijakan
1 Penentu Kebijakan
2 Forum Koordinasi Propinsi
Kebijakan
1 Penentu Kebijakan
2 Forum Koordinasi KabKota
Posko KLB
Influenza Pusat
Posko KLB
Influenza Propinsi
Posko KLB
Influenza KabKota
Pos Lapangan
KLB Influenza
Pos Taktis
Perimeter
Berbagai pihak
terkait dalam dan
luar negri
Berbagai pihak
terkait dalam dan
luar negri
Berbagai pihak
terkait dalam dan
luar negri
Lab
Regional
Nasional
Lab
Rujukan
sekuensing
Lab
Daerah
Rumah
Sakit
Puskesmas
Keterangan
= Mekanisme Komando
= Mekanisme Koordinasi= Mekanisme rujukan
pasien dan pengiriman spesimen
= Mekanisme laporan
JEJARING KERJA KOMANDO amp KOORDINASI
Posko COVID-19 Pusat
Posko COVID-19 Provinsi
Posko COVID-19 Kota
Posko COVID-19 Lapangan
75
Bab 5
Administrasi dan Logistik
51 Administrasi
a Pemenuhan Kebutuhan Bersumber APBN
Berdasarkan analisa Biro Perencanaan dan Anggaran ditentukan kebutuhan jumlah
logistik kesehatan APD sebanyak 600000 unit namun sesuai hasil estimasi yang
dibuat Pusat Krisis Kesehatan dalam analisa situasi berdasarkan skenario kejadian
pandemi Covid-19 dengan menggunakan angka serangan klinis 36 dari jumlah
populasi Indonesia ditentukan jumlah kebutuhan APD dan logistik kesehatan lainnya
pada tabel berikut yang merupakan kebutuhan sampai dengan tanggal 16 Agustus
2020 Pemenuhan kebutuhan ini dapat berasal dari alokasi APBN Kementerian
Kesehatan Dana Siap Pakai (DSP) BNPB Badan Dunia dan sumbangan dari
masyarakat Pusat Krisis Kesehatan telah menentukan estimasi kebutuhan APD dan
logistik kesehatan lainnya sampai dengan tanggal 16 Agustus 2020 seperti terlihat pada
tabel di bawah ini
76
Tabel 51
Tabel Kebutuhan APD dan Logistik Kesehatan Lainnya
NO
PROVINSI Gaun
(Gown) Pelindung
kepala
Celemek (Apron
disposable)
Celemek (Apron heavy duty
reusable)
Sepatu pelindung
(Gum boots)
Sarung tangan
(Gloves) heavy duty
Sarung tangan
(Gloves) examination
Sarung tangan
(Gloves) surgical
Pelindung mata
(Goggles)
Pelindung wajah (Face
shield) Masker
N95
Masker bedah
(surgicalfacemask)
1 Aceh
55995
55995
26979
911
1623
1623
865526
19604
1669
21233
66560
1325896
2 Sumatera Utara
225579
225579
108688
3669
6537
6537
3486798
78974
6725
85538
268138
5341414
3 Sumatera Barat
55995
55995
26979
911
1623
1623
865526
19604
1669
21233
66560
1325896
4 Riau
109362
109362
52692
1779
3169
3169
1690410
38287
3261
41469
129994
2589533
5 KEPULAUAN RIAU
22933
22933
11049
373
665
665
354478
8029
684
8696
27260
543024
6 Jambi
37617
37617
18125
612
1090
1090
581453
13170
1122
14264
44714
890726
7 Bangka Belitung
15522
15522
7479
252
450
450
239923
5434
463
5886
18450
367537
8 Sumatera Selatan
87632
87632
42222
1425
2539
2539
1354532
30679
2613
33229
104165
2075003
9 Bengkulu
20658
20658
9954
336
599
599
319318
7232
616
7833
24556
489162
10 Lampung
87154
87154
41992
1418
2525
2525
1347149
30512
2598
33048
103597
2063693
11 Banten
201907
201907
97282
3284
5851
5851
3120890
70686
6020
76561
239999
4780881
12 DKI JAKARTA
544381
544381
262291
8855
15774
15774
8414541
190584
16230
206424
647086
12890209
13 JAWA BARAT
1276846
1276846
615203
20769
36999
36999
19736309
447016
38068
484168
1517740
30233989
77
NO
PROVINSI Gaun
(Gown) Pelindung
kepala
Celemek (Apron
disposable)
Celemek (Apron heavy duty
reusable)
Sepatu pelindung
(Gum boots)
Sarung tangan
(Gloves) heavy duty
Sarung tangan
(Gloves) examination
Sarung tangan
(Gloves) surgical
Pelindung mata
(Goggles)
Pelindung wajah (Face
shield) Masker
N95
Masker bedah
(surgicalfacemask)
14 JAWA TENGAH
536047
536047
258275
8719
15533
15533
8285719
187667
15982
203264
637179
12692866
15 DI Yogyakarta
39708
39708
19132
646
1151
1151
613767
13901
1184
15057
47199
940228
16 Jawa Timur
1019885
1019885
491396
16590
29553
29553
15764440
357055
30407
386730
1212300
24149495
17 BALI
112016
112016
53971
1822
3246
3246
1731443
39216
3340
42475
133150
2652392
18 KALIMANTAN BARAT
52518
52518
25304
854
1522
1522
811780
18386
1566
19914
62427
1243563
19 KALIMANTAN TENGAH
28323
28323
13647
461
821
821
437793
9916
844
10740
33667
670654
20 Kaltara
7592
7592
3658
123
220
220
117344
2658
226
2879
9024
179758
21 Kaltim
46657
46657
22480
759
1352
1352
721176
16334
1391
17692
55459
1104768
22 Kalsel
44021
44021
21210
716
1276
1276
680436
15411
1312
16692
52326
1042357
23 Sulawesi Utara
25864
25864
12462
421
749
749
399788
9055
771
9808
30744
612433
24 Gorontalo
12474
12474
6010
203
361
361
192811
4367
372
4730
14827
295367
25 Sulawesi Tengah
31676
31676
15262
515
918
918
489616
11090
944
12011
37652
750042
26 Sulawesi Barat
14370
14370
6924
234
416
416
222122
5031
428
5449
17081
340268
27 Sulawesi Selatan
91315
91315
43997
1485
2646
2646
1411461
31969
2722
34626
108543
2162213
28 Sulawesi Tenggara
28184
28184
13580
458
817
817
435643
9867
840
10687
33501
667360
78
NO
PROVINSI Gaun
(Gown) Pelindung
kepala
Celemek (Apron
disposable)
Celemek (Apron heavy duty
reusable)
Sepatu pelindung
(Gum boots)
Sarung tangan
(Gloves) heavy duty
Sarung tangan
(Gloves) examination
Sarung tangan
(Gloves) surgical
Pelindung mata
(Goggles)
Pelindung wajah (Face
shield) Masker
N95
Masker bedah
(surgicalfacemask)
29 Nusa Tenggara Barat
78636
78636
37888
1279
2279
2279
1215488
27530
2344
29818
93472
1862003
30 Nusa Tenggara Timur
56677
56677
27308
922
1642
1642
876061
19842
1690
21491
67370
1342035
31 Maluku Utara
13079
13079
6302
213
379
379
202170
4579
390
4960
15547
309704
32 Maluku
18737
18737
9028
305
543
543
289612
6560
559
7105
22271
443656
33 Papua Barat
10042
10042
4838
163
291
291
155216
3516
299
3808
11936
237776
34 Papua
35137
35137
16930
572
1018
1018
543115
12301
1048
13324
41766
831997
TOTAL
5044539
5044539
2430535
82056
146173
146173
77973855
1766062
150398
1912841
5996259
11944789
9
KEBUTUHAN NASIONAL
5044633
5044633
2430580
82057
146176
146176
77975307
1766095
150401
1912876
5996371
11945012
4
SELISIH
94
94
45
2
3
3
1452
33
3
36
112
2224
79
b Pemenuhan Kebutuhan Bersumber Dana Siap Pakai (DSP)
Berdasarkan peraturan BNPB No2 Tahun 2018 tentang Penggunaan Dana Siap Pakai
(DSP) Berikut ini prosedur pemberian DSP
1 Prosedur pemberian DSP melalui usulan permohonan terlebih dahulu dilakukan
verifikasi
2 Pemberian DSP berdasarkan persetujuan Kepala BNPB atau pejabat yang diberikan
kuasa oleh Kepala BNPB
3 Pemberian bantuan DSP sebagai tindak lanjut hasil rapat koordinasi kementerian
lembaga berdasarkan atas
a Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari BPBD kabupaten
kota atau BPBD propinsi terdampak
b Surat keputusan bupati wali kota gubernur atau Presiden tentang penetapan
status keadaan darurat bencana
c Rincian biaya untuk kegiatan penanganan darurat bencana
d Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala BNPB
4 Pemberian bantuan DSP melalui inisiatif BNPB berdasarkan atas
a Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari BPBD kabupaten
kota atau BPBD propinsi terdampak
b Surat keputusan bupati wali kota gubernur atau Presiden tentang penetapan
status keadaan darurat bencana
c Hasil pengkajian cepat yang menjelaskan kebutuhan rincian biaya untuk
kegiatan penanganan darurat bencana yang dinyatakan secara tertulis oleh
pejabat eselon I yang berwenang
d Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala BNPB
Pelaksanaan penyaluran DSP
1 KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) BNPB memerintahkan bendahara pengeluaran
untuk memindahbukukan sejumlah dana UP dari rekening bendahara pengeluaran
ke rekening BPP pengelola pada unit kerja di BNPB BPBD dan atau kementerian
lembaga terkait
2 Pemindahbukuan DSP kepada unit kerja BNPB BPBD atau kementerian lembaga
terkait dilaksanakan sesuai dengan jumlah yang telah disetujui KPA
3 Penyaluran bantuan DSP untuk BPBD kabupaten kota atau propinsi harus
dilengkapi dengan Perjanjian Kerja Sama antara KPA BNPB dengan Kepala BPBD
atas nama pemerintah daerah
4 Penyaluran bantuan DSP untuk kementerian lembaga harus dilengkapi dengan
Perjanjian Kerja Sama antara KPA BNPB dengan pejabat setingkat eselon I dari
kementerian lembaga terkait
5 Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada pemerintah
kabupaten kota atau propinsi melalui pengelola DSP BNPB setempat dilengkapi
dengan bukti penerimaan berupa kuitansi berita acara serah terima
6 Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada unit kerja BNPB
dan kementerian lembaga terkait melalui pengelola DSP yang ditunjuk dilengkapi
dengan bukti penerimaan berupa kuitansi dan berita acara serah terima
7 Waktu penyaluran bantuan DSP disesuaikan dengan ketersediaan UP DSP yang
ada pada rekening bendahara pengeluaran BNPB
80
8 Penyaluran bantuan DSP dapat pula diberikan dalam bentuk barang jasa dengan
mempertimbangkan aspek kemudahan ketersediaan dan kelancaran distribusi
9 Pelaksanaan penyaluran DSP dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai mekanisme pelaksanaan anggaran penanggulangan
bencana
Pengaturan logistik penting untuk mendukung penyelenggaraan respon medis dan laboratorium serta respon komponen lain Diperlukan prosedur untuk mempercepat proses pengadaan dan transportasi barang
Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah
- Memetakan sumber daya yang tersedia dan rantai suplai (supply chain) di sektor kesehatan dan lainnya
- Memeriksa sistem pengelolaan dan pengendalian rantai suplai (penimbunan penyimpanan keamanan pengaturan transportasi dan distribusi) untuk persediaan medis dan komoditas esensial lainnya termasuk Disease Commodity Package (DCP) COVID-19 dan cadangan kit pasien di dalam negeri
- Memeriksa proses pengadaan (termasuk impor dan bea cukai) untuk suplai medis dan kebutuhan esensial lainnya dan mendorong sumber daya setempat untuk memastikan keberlanjutan
- Menilai kapasitas pasar lokal untuk memenuhi peningkatan permintaan akan suplai medis dan kebutuhan pokok lainnya dan mengoordinasikan permintaan suplai internasional melalui mekanisme pengadaan regional dan global
- Mempersiapkan kapasitas lonjakan staf dan mekanisme penempatan nasihat kesehatan (pedoman dan SOP) pra dan pasca penempatan paket (briefing vaksinasi yang direkomendasikan wajib peningkatan kit medical travel dukungan kesehatan jiwa dan psikososial termasuk kelompok pendukung sebaya) untuk memastikan kesejahteraan staf
- Mengdentifikasi dan mendukung fungsi-fungsi kritis yang harus berlanjut selama wabah COVID-19 yang meluas (mis air dan sanitasi bahan bakar dan energi makanan telekomunikasiinternet keuangan hukum dan ketertiban pendidikan dan transportasi) sumber daya yang diperlukan dan tenaga kerja esensial
81
Gambar 51
Contoh SK Status Darurat Bencana
82
Gambar 52
Konsep Operasi Logistik
Sumber Internasional Pintu MasukStaging Area di Bandara Sumber
(UNHRDWHO Supplier) NasionalRegional
Pusat Krisis Gudang Provinsi
(Masuk Melalui BandaraPelabuhanTerminal)
Gudang KabupatenKota
Pusat Layanan Kesehatan Unit Layanan Kesehatan Rumah Penduduk
Gambar 10 Konsep Operasi Logistik
83
Bab 6
Komando dan Perhubungan
Gambar 61
Struktur Klaster Nasional Penanggulangan Bencana
Keputusan Kepala BNPB Nomor 173 tahun 2015 tentang klaster nasional
penanggulangan bencana
1 Klaster Kesehatan Tugasnya Pelayanan Kesehatan Pengendalian Penyakit
Penyehatan Lingkungan Penyiapan Air Bersih dan Sanitasi yang berkualitas
Pelayanan Kesehatan Gizi Pengelolaan Obat Bencana Penyiapan Kesehatan
Reproduksi dalam Situasi Bencana Penatalaksanaan Korban Mati Pengelolaan
Informasi dibidang Kesehatan
Koordinator Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian
Kesehatan
Wakil Koordinator Pusat Kedokteran Kepolisian Republik Indonesia
2 Klaster Pencarian dan Penyelamatan Tugasnya Mengerahkan Mengkoordinir
serta mengendalikan sarana dan personil dalam pelaksanaan operasi pencarian
penyelamatan dan evakuasi terhadap korban bencana secara cepat efisien dan
efektif Pengelolaan Informasi dibidang Pencarian dan Penyelamatan
Koordinator Direktur Operasi dan Pelatihan BASARNAS
Wakil Koordinator Wakil Asisten Operasi Tentara Nasional Indonesia
3 Klaster Logistik Tugasnya Pengadaan barang sandang permakanan dan
peralatan Bea Cukai (untuk barang yang dibawa dari luar negriimpor)
PenyimpananPergudangan Distribusi Logistik Keamanan Logistik Pengelolaan
Informasi dibidang Logistik
Koordinator Direktur Logistik BNPB
Wakil Koordinator Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam
Kementerian Sosial
KESEHATAN
PENCARIAN DAN
PENYELAMATAN
LOGISTIK
PENGUNGSIAN DAN
PERLINDUNGAN
PENDIDIKAN
SARANA DAN PRASARANA
EKONOMI
PEMULIHAN
DINI
84
4 Klaster pengungsian dan Perlindungan Tugasnya Penyiapan Dapur Umum
Pencegahan dan Penanganan Kekerasan berbasis Gender Tempat Pengungsian
Keamanan Manajemen Pengungsian dan Penyiapan Hunian Sementara
Perlindungan Kelompok Rentan Pengelolaan Informasi dibidang Pengungsian dan
Perlindungan
Koordinator Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian
Sosial
Wakil Koordinator Asisten Operasi Kepolisian Republik Indonesia
5 Klaster Pendidikan Tugasnya Pelayanan Belajar Mengajar Formal dan Informal
Penyiapan Sekolah Darurat Bimbingan dan Penyuluhan bagi Anak Dewasa
Kerohanian Pengelolaan Informasi dibidang Pendidikan
Koordinator Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Sekretariat
Jendral Kementerian Pendidikan
Wakil Koordinator Sekretariat Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama
6 Klaster Sarana dan Prasarana Tugasnya Pembersihan puing-puing debris
clearance Penyediaan Alat Transportasi Telekomunikasi dan Energi Penyediaan
Hunian Tetap Penyediaan Air dan Sanitasi Pengelolaan Informasi dibidang Sarana
dan Prasarana
Koordinator Sekretaris Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum
Wakil Koordinasi Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika
Kementerian Komunikasi dan Informatika
7 Klaster Ekonomi Tugasnya Pengelolaan Sektor Pertambangan dan Galian Listrik
Gas dan Air Minum Industri Pengolah Konstruksi Perdagangan Hotel dan
Restoran Jasa dan Pertanian serta Pengelolaan Informasi dibidang Ekonomi
Koordinator Sekretaris Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian
Wakil Koordinator Asisten Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
8 Klaster Pemulihan Dini Tugasnya Penguatan Kapasitas pemerintah pusat daerah
untuk koordinasi Revitalisasi fungsi pemerintah desa camat kabupaten kota
provinsi Pemulihan Layanan Publik Sarana Pendukung kepemerintahan
Penguatan Kapasitas Perencanaan dan Pendanaan Pengelolaan Informasi dibidang
Pemulihan Dini
Koordinator Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Bencana
Kementerian Dalam Negeri
Wakil Koordinator Asisten Deputi Koordinasi Kebijakan Penyusunan dan
Evaluasi Program Kelembagaan dan Tatalaksana Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB
9 PSC (Public Safety Center) merupakan ujung tombak pelayanan kegawatdaruratan
Pra Fasyankes di daerah 1 kabupaten hanya ada 1 PSC berjejaring dengan faskes
setempat PSC diselenggarakan 24 jam sehari terus menerus Lokasi dapat di
Dinkes RS atau Lokasi lain yg ditetapkan oleh Pemda kabupatenkota
Fungsi PSC
pemberi pelayanan Gawat Darurat
pemandu pertolongan pertama (first aid)
pengevakuasi KorbanPasien Gawat Darurat dan
pengoordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan
Ketenagaan PSC Koordinator Tenaga Kesehatan Operator Call Center dan
tenaga lain
85
Tabel 61
Tugas dan Pelaksana Sub Klaster-Sub Klaster Dalam Klaster Kesehatan
TUGAS KLASTER TIM PELAKSANA
PELAYANAN KESEHATAN (Respon Medis) SUB KLASTER PELAYANAN KESEHATAN
PENGENDALIAN PENYAKIT (Surveilans Laboratorium) SUB KLASTER PENGENDALIAN PENYAKIT
KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENYIAPAN AIR
BERSIH KESEHATAN LINGKUNGAN
PENYIAPAN AIR BERSIH DAN SANITASI YANG
BERKUALITAS
PELAYANAN GIZI SUB KLASTER PELAYANAN GIZI
KESEHATAN REPRODUKSI SUB KLASTER KESEHATAN REPRODUKSI
PENANGANAN KESEHATAN JIWA SUB KLASTER KESEHATAN JIWA
PENATALAKASANAAN KORBAN MATI SUB KLASTER DVI
PROMOSI KESEHATAN (Promosi Kesehatan) TIM PROMKES
PENGELOLAAN INFORMASI KESEHATAN TIM DATA amp INFORMASI
PENGELOLAAN OBAT BENCANA (Intervensi Farmasi) TIM LOGISTIK KESEHATAN
86
Lampiran
Lampiran 1
PEMBAGIAN TUGAS KEGIATAN PERAN STAKEHOLDER DAN PEMBIAYAAN
ESTIMASI KETERSEDIAAN amp KEBUTUHANSUMBERDAYA
SUMBER DAYA KEGIATAN LABORATORIUM
NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA PERHITUNGAN
1
1Pengambilan
pengiriman
2Pemeriksaan
spesimen
Mengambil specimen
penderita atau suspek
memeriksa dilapangan
maupun mengirimkan ke
laboratorium
Tenaga
Tenaga kesehatan Analis kesehatan surveilans
2 org1000 pddk
Saranaprasarana
Alat transportasi
Laboratorium lap
1 unit area
1 unitKabupatenKota
Logistik
Reagen
Specimen pot
Specimen carrier
Pedoman Pengambilan dan Pengiriman spesimen COVID-19
1 pkt x 1 + 5 x jml pddk
1 pkt x 1 + 5 x jml pddk
1 pkt x 1 + 5 x jml pddk
2 bh x unit pelayanan lab
SUMBER DAYA KEGIATAN PELAYANAN MEDIK DAN TINDAKAN FARMASI
NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA PERHITUNGAN
1
Penyediaan amp
penyimpanan antiviral
Menyiapkan kebutuhan dan
menyimpan antiviral yang
dibutuhkan untuk penduduk
di area pembatasan
Tenaga
Tenaga kesehatan
Asisten apoteker
1 orang gudang
1 orang gudang
Saranaprasarana
- Gudang penyimpanan
1 unitarea
Logistik Saat ini tidak ada
antiviral yang direkomendasikan
Antiviral (Apabila sudah direkomendasikan antiviral untuk pengobatan)
Obat-obatan lainnya
Format RR logistic
Utk pengobatan
10 x jml pddk x 2 dosis x 5 hr + 5x 10 x Jml pddk x 2 dosis x 5 hr
2 Triase Triase COVID-19 dan bukan
COVID-19
Tenaga
Tenaga dokter yang bersertifikasi
Perawat yang bersertifikasi
3 org1000 pddk
5 org1000 pddk
Saranaprasarana
Klinik berikut peralatan
Alat transportasi yang dilengkapi obat-obat life
1 unitarea
87
saving oksigen dan portable ventilator
1 unitarea
Logistik
APD
Antiviral
Obat-obatan lainnya
Format RR
Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada penyediaan AV Diihitung pada penyediaan Obat
3 Pelayanan
medikevakuasi
Rujukan kesehatan
Melakukan pelayanan
medik kesehatan kepada
penderita ILI dan penyakit
lain di area pembatasan
Tenaga
Dokter yang bersertifikasi
Perawatbidan yang bersertifikasi
Paramedis lainnya
Sopir ambulan
2 orgdesa
2 orgdesa
1 orgdesa
Saranaprasarana
Unit pelayanan Puskesmas
Puskesmas kelilingAmbulance
Posko Pelayanan
1 unitarea
1 unitarea
Logistik
Peralatan kesehatan
Obat-obatan
RegisterFormat laporan
Standar Puskesmas Standar Puskesmas Kegiatan Puskesmas
4 SUMBER DAYA PADA TINDAKAN KARANTINAISOLASI
NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA CARA PERHITUNGAN
1
2
3
4
Pengawasan Karantina
Penerapan pintu keluar
masuk
Penetapan perimeter
Pembatasan kegiatan
umum
Pemantauan seluruh
kegiatan kekarantinaan di
area pembatasan
Pengawasan di pintu keluar
dan masuk area
pembatasan
Mengawasi diperbatasan
area pembatasan
Membatasi kegiatan
penduduk untuk
mengurangi kontak antar
penduduk
Tenaga
Tenaga kesehatan yang paham teknis kekarantinaan
Tenaga non kesehatanTNI Polri
3 org 1000 pddk
10 org1000 pddk
Saranaprasarana
Alat komunikasi HT
Pos di pintu keluarmasuk dilengkapi ruang pemeriksaan medis untuk penjaringan
Tanda pembatasan (Quarantine line) talipitatonggakpapan pengumuman
Alert card
1 unit Tim
1 unitarea
1 bh x jml kemungkinan jln
keluarmasuk
10 x jumlah pddk
Logistik
Suplemen
Obat-obatan
APDPPE
Desinfektan
Peta wilayah
Senter
Poster
Leaflet
Buku pencatatan
1 tb x 35 x jml pddk + ptgs Dihitung pada penyediaan obat Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada kegiatan Kesling
1 buahpos 1 x jml petugas
5 x Jml TTU 1 bh x pddk
1 bh x jml pos
5 Karantina rumah
Melakukan pembatasan
keluar rumah bagi
penduduk kontak agar tidak
menularkan kepada orang
lain
Tenaga
Tenaga Non kesehatan
Termasuk perhitungan di atas
Saranaprasarana
88
Logistik
Tandapita
Paket x rmh yang dikarantina
6 Isolasi dan rujukan
Melakukan pemisahan
penderita yang sakit ke
tempat tertentu di area
pembatasan sebelum
dirujuk dan melakukan
rujukan ke rumah sakit
Tenaga
Tenaga Medis Paramedis
Tenaga sopir
8 org 1000 pddk
1 orgunit ambulance
Saranaprasarana
Ruang isolasi dilengkapi peralatan kesehatan
Ambulance khusus
1 unitarea 2 unitarea 1 unitarea
Logistik
Obat antiviral
Desinfektan
Obat-obatan lainnya
Peralatan medis
Kartu pasien
Surat rujukan
APDPPE
Dihitung pada penyediaan AV Dihitung pada Kesling
Dihitung pada penyediaan obat Standar pelayanan puskesmas
20 x jml pddk 1`pkt x 10 x jml pddk
Dihitung pada penyediaan APD
7 Kesling pencegahan KLB
Pengawasan Kesehatan
lingkungan untuk mencegah
terjadinya KLB penyakit
lainnya
Tenaga
Sanitarian
6org desa
Saranaprasarana
Penyediaan air bersih
Pengangkutan sampah
Pembuangan kotoranlimbah
1 unitarea 1 unitarea 1 unitarea
Logistik
Water test kit
Desinfektan
Swing fog
Penyaringan air PAC
APDPPE Masker lengkap
Masker biasa
Spry can
Malationsolar
I unitarea 1 paket x rumah + unit pelayanan
1 unitarea 1 bh x pddk
Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada penyediaan APD
1 unitdesa 1 paketdesa
(Disesuaikan dg endemisitas lokasi)
Pemenuhan kebutuhan
hidup dasar
Tenaga
Tagana (Taruna siaga bencana) Kabupaten yang bisa di manfaatkan ke lapangan
Kader
1 orang200 KK
1 org10 KK
Saranaprasarana
Gudangtenda lapangan
Transportasi
Dapur umum
Timbangan beras
Kartu keluar masuk logistik
2 gudangdesa 1 unit trukdesa
1 unitdes 1 bhgudang 1 pktgudang
Logistik
Sarden (150 gr)
Kecap manis
Saos sambal
Minyak goreng (2 lt)
Beras (04 kgjiwa)
Minyak tanah
Personal hiegene
Air minum
1 pkthrKK 1 pkthrKK 1 pkthrKK 1 pkthrKK
1 pkthrjiwa
2 ltorhr
89
Lampiran 2
Penerbangan Internasional di Indonesia
No Tempat Kedudukan Nama Penerbangan
Sumatera
1 Batam Bandar Udara Internasional Hang Nadim
2 Banda Aceh Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda
3 Deli Serdang Medan Bandar Udara Internasional Kualanamu
4 Padang Bandar Udara Internasional Minangkabau
5 Pekanbaru Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II
6 Palembang Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II
7 Tanjung Pinang Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah
8 Bengkulu Bandar Udara Fatmawati Soekarno
9 Bandar Lampung Bandar Udara Radin Inten II
Jawa
10 Bandung Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara
11 Tangerang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta
12 Yogyakarta Bandar Udara Internasional Adi Sucipto
13 Solo Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo
14 Semarang Bandar Udara Internasional Achmad Yani
15 Surabaya Bandar Udara Internasional Juanda
16 Masalembo Sumenep Bandar Udara Internasional Valia Rahma
Bali dan Nusa Tenggara
17 Denpasar Bandar Udara Internasional Ngurah Rai
18 Lombok Tengah Bandar Udara Internasional Lombok
Kalimantan
19 Tarakan Bandar Udara Internasional Juwata
20 Berau Bandar Udara Internasional Kalimaru
21 Banjarmasin Bandar Udara Internasional Syamduddin Noor
Sulawesi
22 Manado Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi
23 Makassar Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin
24 Kendari Bandar Udara Internasional Haluoleo
Papua
25 Nabire Bandar Udara Internasional Yos Sudarso
90
26 Oksibil Bandar Udara Internasional Iskak
27 Jayapura Bandar Udara Sentani
28 Biak Bandar Udara Frans Kaisiepo
29 Tembagapura Bandar Udara Mozes Kilangin
30 Merauke Bandar Udara Mopah
Lampiran 3
Pelabuhan Internasional di Indonesia4
No Tempat Kedudukan Nama Pelabuhan
1 Sabang Pelabuhan Laut Teluk Sabang
2 Banda Aceh Pelabuhan Laut Malahayati
3 Banda Aceh Pelabuhan Laut Ulee Lheu
4 Banda Aceh Pelabuhan Laut Lhok Nga
5 Banda Aceh Pelabuhan Laut Meulaboh
6 Banda Aceh Pelabuhan Laut Singkil
7 Banda Aceh Pelabuhan Laut Labuhan Haji
8 Banda Aceh Pelabuhan Laut Tapak Tuan
9 Banda Aceh Pelabuhan Laut Sinabang
10 Lhokseumawe Pelabuhan Laut Lhokseumawe
11 Lhokseumawe Pelabuhan Laut Kuala Langsa
12 Medan Pelabuhan Belawan
13 Medan Pelabuhan Laut Pangkalan Susu
14 Medan Pelabuhan Laut Sibolga
15 Medan Pelabuhan Kuala Tanjung
16 Medan Pelabuhan Laut Tanjung Balai Asahan
17 Dumai Pelabuhan Laut Dumai
18 Dumai Pelabuhan Laut Bengkalis
19 Dumai Pelabuhan Laut Sungai Pakning
20 Dumai Pelabuhan Laut Penipahan
21 Dumai Pelabuhan Laut Tanjung Medang
22 Dumai Kawasan Industri Pelintung
23 Padang Pelabuhan Laut Teluk Bayur
24 Padang Pelabuhan Laut Sikakap
4httpskespelkemkesgoidkkpkkp_tempat_publicprofil7
91
25 Padang Pelabuhan Laut Bungus
26 Jambi Pelabuhan Laut Muara Sabak
27 Jambi Pelabuhan Laut Kuala Tungkal
28 Jambi Pelabuhan Laut Talang Duku
29 Palembang Pelabuhan Laut Palembang
30 Palembang Pelabuhan Boom Baru
31 Palembang Sumatra Selatan Pelabuhan Tanjung Api-api
32 Pekanbaru Riau Pelabuhan Sungai Pekanbaru (Wilker Kampung Dalam)
33 Pekanbaru Riau Pelabuhan Laut Selat Panjang
34 Pekanbaru Riau Pelabuhan Sungai Buatan
35 Pekanbaru Riau Pelabuhan Laut Tanjung Buton
36 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Tembilahan
37 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Kuala Enok
38 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Rengat
39 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Kuala Gaung
40 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Sungai Guntung
41 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Batu Ampar
42 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Sekupang
43 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Pulau Sambu
44 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Nongsa
45 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Kabil
46 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan F Batam Centre
47 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Tanjung Uncang Sagulung
48 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Teluk Senimba
49 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Semblog
50 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan F Harbour Bay
51 Tanjungpinang Kepulauan Riau Pelabuhan Sri Bintan Pura
52 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Tanjung Pinang
53 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Lagoi
54 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Lobam
55 Tanjung Balai Karimun Kepulauan Riau Pelabuhan Tanjung Balai Karimun
56 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Pangkal Dalam
57 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Tanjung Pandan
92
58 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Manggar
59 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Muntok
60 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Belinyu
61 Bengkulu Pelabuhan Laut Bai
62 Bengkulu Pelabuhan Laut Muko-Muko
63 Bengkulu Pelabuhan Laut Bintuhan
64 Bengkulu Pelabuhan Laut Malakoni Enggano
65 Panjang Lampung Pelabuhan Panjang
66 Panjang Lampung Pelabuhan Laut Teluk Semangka
67 Panjang Lampung Pelabuhan Laut Rawajitu
68 Jakarta Pelabuhan Tanjung Priok
69 Jakarta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Pantai Marina
70 Jakarta Pelabuhan Laut Marunda
71 Jakarta Pelabuhan Kali Baru
72 Banten Cilegon Pelabuhan Laut Merak
73 Banten Pelabuhan Laut Anyer
74 Banten Pelabuhan Laut Bojonegara
75 Banten Pelabuhan Laut Labuan
76 Indramayu Jawa Barat Pelabuhan Laut Balongan
77 Semarang Jawa Tengah Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
78 Cilacap Jawa Tengah Pelabuhan Laut Tanjung Intan
79 Jawa Timur Surabaya Pelabuhan Tanjung Perak
80 Probolinggo Jawa Timur Pelabuhan Laut Probolinggo
81 Probolinggo Jawa Timur Pelabihan Laut Panarukan
82 Probolinggo Jawa Timur Pelabuhan Laut Tanjung Wangi
83 Denpasar Pelabuhan Laut Celukan Bawang
84 Denpasar Pelabuhan Laut Benoa
85 Kupang NTT Pelabuhan Laut Atapupu
86 Kupang NTT Pelabuhan Laut Labuan Bajo
87 Kupang NTT Pelabuhan Laut Tenau
88 Kupang NTT Pelabuhan Laut Wini
89 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Laut Tarakan
90 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Bunyu
93
91 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan SebatikPelabuhan Nunukan
92 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Berau
93 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Tanjung Selor
94 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Kampung Baru
95 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Tanah Grogot
96 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Senipah
97 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Balikpapan
98 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Sintete
99 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Ketapang
100 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Kendawangan
101 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Telok Air
102 Palangkaraya Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Pulang Pisau
103 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Sampit
104 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Kumai
105 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Pangkalan Bun
106 Banjarmasin Kalimantan Selatan Pelabuhan Trisakti
107 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Labuan Uki
108 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Amurang
109 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Kotabunan
110 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Kema
111 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Belang
112 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Molibagu
113 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Bintauna
114 Palu Pelabuhan Laut Pantoloan
115 Palu Pelabuhan Laut Toli-Toli
116 Palu Pelabuhan Laut Luwuk
117 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Kendari
118 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Pomalaa
119 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Bau-Bau
120 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Kolaka
121 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Wanci
122 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Makassar
123 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Pare-Pare
94
124 Makassar Sulawesi Selatan Pealbuhan Laut Malili
125 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Biringkasi
126 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhhan Laut Awerange
127 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Palopo
128 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Belang Belang Mamuju
129 Ternate Pelabuhan Laut Buli
130 Ternate Pelabuhan Laut Bacan
131 Ternate Pelabuhan Laut Tobelo
132 Ternate Pelabuhan Sanana Mangole
133 Ambon Pelabuhan Laut Tual
134 Ambon Pelabuhan Yos Sudarso Ambon
135 Ambon Pelabuhan Laut Wahai
136 Ambon Pelabuhan Laut Saumlaki
137 Jayapura Pelabuhan Laut Jayapura
138 Jayapura Pelabuhan Laut Hamadi
139 Merauke Pelabuhan Laut Agats
140 Merauke Pelabuhan Laut Bade
Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan COVID-19
Pusat Krisis Crisis Centre
95
Lampiran 4
Daftar Lokasi Pusat Krisis di Indonesia
No Tempat Kedudukan
1 Medan
2 Padang
3 Palembang
4 Banjarmasin
5 Manado
6 Makassar
7 DKI Jakarta
8 Semarang
9 Surabaya
10 Bali
11 Jayapura
Lampiran 5
DAFTAR LABORATORIUM PEMERIKSA COVID-19
No Wilayah Kerja Laboratorium Memiliki Fungsi Surveilans
Laboratorium Tidak Memiliki Fungsi Surveilans
1 Aceh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
Balai Litbangkes Aceh
2 Sumatera Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
a Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Medan
b RUmah Sakit Universitas Sumatera Utara
3 Sumatera Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
Rumah Sakit Umum Pusat Moh Husein Palembang
4 Sumatera Barat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
Rumah Sakit Universitas Andalas Padang
5 Jambi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi
6 Riau Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
Rumah Sakit Arifin Achmad Pekanbaru
7 Kepulauan Riau a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Batam
96
8 Bangka Belitung Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah Pangkal Pinang
9 Bengkulu Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
10 Lampung Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
11 Banten Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang
12 DKI Jakarta a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
b Laboratorium Kesehatan Daerah DKI Jakarta
a Lembaga Biologi Molekuler Eijkman
b Rumah Sakit Universitas Indonesia
c Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo
13 Jawa Barat a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
b Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Jawa Barat
a Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin Bandung
b Rumah Sakit Universitas Padjajaran Bandung
14 Jawa Tengah Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta
a Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga
b Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi Semarang
c Rumah Sakit Universitas Diponegoro Semarang
15 DI Yogyakarta Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta
a Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito Daerah Istimewa Yogiakarta
b Rumah Sakit Universitas Gajah Mada Yogyakarta
16 Jawa Timur Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
a Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo
b Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya
c Rumah Sakit Universitas Brawijaya Malang
17 Kalimantan Barat a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
b Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Pontianak
18 Kalimantan Tengah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
19 Kalimantan Selatan a Balai Besar Laboratorium
97
Kesehatan Surabaya b Balai Besar Teknik
Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Banjarbaru
20 Kalimantan Timur Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
21 Kalimantan Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
22 Sulawesi Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
a Rumah Sakit Umum Pusat Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar
b Rumah Sakit Universitas Hasanudin Makassar
23 Sulawesi Barat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
24 Sulawesi Tengah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
25 Sulawesi Tenggara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
26 Gorontalo Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
27 Sulawesi Utara a Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Manado
Rumah Sakit Umum Pusat Prof R D Kandou Manado
28 Maluku Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
29 Maluku a Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Ambon
30 Bali Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
a Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
b Rumah Sakit Universitas Udayana Denpasar
31 Nusa Tenggara Timur
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
32 Nusa Tenggara Barat Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
RRUD Provinsi Nusa Tenggara Barat Mataram
33 Papua Barat Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua
34 Papua Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua
98
Lampiran 6
132 Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Berdasarkan SK Menkes
No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes
2 3
1 Aceh 1 RSUD Cut Meutia Kab Aceh Utara
2 RSUD Dr Zainoel Abidin
2 Sumatera Utara
3 RSUP H Adam Malik
4 RSU Kabanjahe
5 RSU Djasamen Saragih Pematang Siantar
6 RSUD Tarutung
7 RSU Padang Sidempuan
3 Sumatera Barat 8 RSU Achmad Mochtar
9 RSUP M Djamil
4 Riau
10 RSUD Arifin Ahmad
11 RSUD Kota Dumai
12 RSUD Puri Husada Tembilahan
5 Kepulauan Riau
13 RSUD Embung Fatimah
14 RS Badan Pengusahaan Batam (Otorita Batam)
15 RSUD Muhammad Sani (Kab Karimun)
16 RSUD Provinsi Kepulauan Riau Tanjungpinang
6 Jambi 17 RSUD Raden Mattaher
7 Sumatera Selatan
18 RSUP Moh Hoesin
19 RSUD Kayuagung
20 RSUD Lahat
21 RSUD Siti Fatimah Prov Sumatera Selatan
22 RS Dr Rivai Abdullah
8 Bangka Belitung 23 RSUD Tanjung Pandan (Dr Marsidi Judono)
24 RSUD Pangkal Pinang ( RSUD Depati Hamzah)
9 Bengkulu
25 RSUD Dr M Yunus
26 RSUD Arga Makmur
27 RSUD Hasanuddin Damrah Manna
10 Lampung
28 RSUD Dr H Abdul Moeloek
29 RSUD Kalianda (RSUD Dr H Bob Bazar)
30 RSUD Ahmad Yani Metro
31 RSUD May Jen HM Ryacudu
11 DKI Jakarta 32 RSPI Sulianti Saroso
33 RSPAD Gatot Soebroto
99
No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes
34 RSUP Persahabatan
35 RSUP Fatmawati
36 RSUD Cengkareng
37 RSUDPasar inggu
38 RSU Bhayangkara Tk I RSaid Sukanto
39 RSAL Mintoharjo
12 Jawa Barat
40 RSUP Hasan Sadikin
41 RS Paru Dr H A Rotinsulu
42 RSUD Gunung Jati Cirebon
43 RSUD Dr Slamet Garut
44 RSUD R Syamsudin SH Sukabumi
45 RSUD Kab Indramayu
46 RS Paru Dr M Goenawan Partowidigdo
47 RSU Tk II Dustira
13 Banten 48 RSUD Kab Tangerang
49 RSUD Serang (Dr Drajat Prawiranegara)
14 Jawa Tengah
50 RSUP dr Kariadi
51 RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten
52 RSUD Purwokerto (Margono Soekarjo)
53 RSUD Kraton Pekalongan
54 RSUD Dr Soeselo Slawi
55 RSUD Dr H Soewondo Kendal
56 RSUD Tidar Magelang
57 RSUD Moewardi Surakarta
58 RSUD Banyumas
59 RSUD Kudus (Dr Loekmonohadi)
60 RS Paru Dr Ario Wirawan
61 RSUD KRMT Wongsonegoro (RSUD Kota Semarang)
62 RSUD Kardinah Tegal
15 Yogyakarta
63 RSUP dr Sardjito
64 RSUD Panembahan Senopati Bantul
65 RSUD Kota Yogyakarta
66 RSUD Wates
16 Jawa Timur
67 RSUD Dr Soebandi Jember
68 RSUD Kab Kediri Pare
69 RSUD Dr Soetomo
100
No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes
70 RSUD Dr Soedono Madiun
71 RSUD Dr Saiful Anwar
72 RSUD Dr R Koesma Tuban
73 RSUD Blambangan
74 RSUD Dr R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro
75 RSUD Dr Iskak Tulungagung
76 RSUD Sidoarjo
77 RS Universitas Airlangga
17 Bali
78 RSUP Sanglah
79 RSUD Sanjiwani Gianyar
80 RSUD Tabanan
81 RSUD Kab Buleleng
18 Nusa Tenggara
Barat
82 RSUD NTB
83 RSUD Kab Bima
84 RSUD Dr R Sudjono
85 RSUD Manambai Abdul Kadir
19 Nusa Tenggara
Timur
86 RSU Prof Dr WZ Johanes
87 RSU Dr Tc Hillers Maumere
88 RSUD Komodo Labuan Bajo
20 Kalimantan Barat
89 RSUD Dr Soedarso Pontianak
90 RSUD Dr Abdul Azis Singkawang
91 RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang
92 RSUD Dr Agoesdjam Ketapang
21 Kalimantan Tengah
93 RSUD Dr Doris Sylvanus Palangkaraya
94 RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun
95 RSUD Dr Murjani Sampit
22 Kalimantan Selatan 96 RSUD Ulin Banjarmasin
97 RS Boejasin Pelaihari
23 Kalimantan Timur
98 RSUD Panglima Sebaya
99 RSU Taman Husada Bontang
100 RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
101 RSUD Abdul Wahab Sjahranie
102 RSUD Aji Muhammad Parikesit
24 Kalimantan Utara 103 RSUD Tanjung Selor
104 RSUD Provinsi Kaltara
25 Sulawesi Utara 105 RSUP Prof Dr R D Kandou
106 RSUD Dr Sam Ratulangi
101
No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes
107 RSU Ratatotok - Buyat
108 RSUD Kota Kotamobagu
26 Gorontalo 109 RSUD Prof Dr H Aloei Saboe
27 Sulawesi Barat 110 RSUD Provinsi Sulawesi Barat
28 Sulawesi Tengah
111 RSUD Undata Palu
112 RSUD Kab Banggai Luwuk
113 RSU Mokopido Toli-Toli
114 RSUD Kolonedale
115 RSU Anutapura Palu
29 Sulawesi Selatan
116 RSUP dr Wahidin Sudirohusodo
117 RSU Andi Makkasau Parepare
118 RSU Lakipadada Toraja
119 RSUD Kab Sinjai
120 RSUD Labuang Baji
121 RS TkII Pelamonia
122 RS Dr Tadjuddin Chalid MPH
30 Sulawesi Tenggara 123 RS Bahtera Mas Provinsi Sultra (RS Kendari)
31 Maluku 124 RSU Dr M Haulussy Ambon
125 RSUD Saumlaki
32 Maluku Utara 126 RSUD Dr H Chasan Boesoirie Ternate
33 Papua
127 RSU Jayapura
128 RSU Nabire
129 RSUD Mimika
130 RSU Merauke
34 Papua Barat 131 RSUD Manokwari
132 RSUD Kab Sorong
102
Lampiran 7
Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Berdasarkan SK Gubernur
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
1 2 3 4
1 Aceh SK Nomor 4409722020
1 RSUD Meuraxa
2 RSUD Tgk Chik Ditiro
3 RSUD Dr Fauziah
4 RSUD Langsa
5 RSUD Datu beru
6 RSUD Sultan Iskandar Muda Nagan Raya
7 RSUD Tengku Peukan
8 RSUD Dr Zubir Mahmud
9 RSUD Gayo Lues
10 RSUD Sahuddin Aceh Tenggara
11 RSUD Dr H Yuliddin Away
2 Sumatera
Utara SK 18844171KPTS2020
1 RSU Dr Gerhard L Tobing
2 RSUMartha Friska
3 RSU Martha Friska Multatuli
4 RSUD Abdul Manan Simpatupang
5 RSUD Gunung Sitoli
3 Sumatera
Barat SK Nomor 4402522020
1 RS Reksodiwiryo Padang
2 RS Unand Padang
3 RSUD Pariaman
4 RSUD M Natsir Solok
4 Riau SK Nomor
Kpts5681112020
1 RSUD Petala Bumi
2 RS Awal Bross Sudirman
3 RS Eka Hospital
4 RS ibnu Sina
5 Rumah Sakit Santa Maria
6 RS Bhayangkara Polda Riau
7 Rumah Sakit PMC
8 RS Bina Kasih
9 RS Prof DR Tabrani
10 RS Syafira
11 RS Awal Bross Ahmad Yani
12 RS Awal Bross Panam
103
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
13 RS Prima
14 RS Aulia
15 RS Universitas Riau
16 RSUD Madani
17 RS Hermina
18 RS TNI AU Lanud Roesmin Nuriadin
19 RS Tk IV Tentara Pekanbaru
20 RSUD Bangkinang
21 RSUD Rokan Hulu
22 RS Awal Bross Ujung Batu
23 RS Azzahra
24 RS Surya Insani
25 RSUD Taluk Kuantan
26 RSUD Indrasari Rengat
27 RS Kasih Ibu Rengat
28 RSUD Tengku Sulung Pulau Kijang
29 RSUD Raja Musa Sungai Guntung
30 RSUD Meranti
31 RS Tengku Rafian Siak Sri Indrapura
32 RSUD Perawang
33 RSUD Bengkalis
34 RSUD Kec Mandau
35 RS Permata Hati
36 RS Pertamina Dumai
37 RSUD Dr RM Pratomo Bangansiapi-api
38 RS Cahaya
39 RSUD Selasih Pelalawan
40 RS Evarina
41 RS Amelia Medika Pelalawan
5 Kepulauan
Riau SK Nomor 314 Tahun 2020
1 RSUD Kota TPI
2 RSUD Natuna
3 RS Engku Haji Daud
4 RSUD Bintan
5 RSUD Dabo
6 RSUD Encik Mariyam
7 RSUD Bergerak Jemaja
104
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
8 RSUD Palmatak - Kepulauan Anambas
9 RSUD Tarempa - Kepulauan Anambas
10 RSAL DRMidiyantoS
11 RSAUdr Yuniani Wisma Karyani
12 RS Bhayangkara POLDA BTM
13 RSU Awal Bros
14 RSU Budi Kemulyaan
15 RSU Harapan Bunda
16 RSU Santa Elisabeth BATAM
17 RSU Santa Elisabeth Kota Batam
18 RSU Soedarsono Darmosoewito
19 RSU Bhakti Timah
20 RSU Graha Hermine
21 RSU Camantha Sahidyah
22 RS KLG Huhada BTM
23 RSIA Mutiara AiniI
24 RSIA Griya Medika
25 RSIA Kasih Sayang Ibu
26 RSIA Frishdy Angel
27 RSU Charis Medika
28 RS Santa Elisabeth Sei Lekop
29 RS Hj Bunda Halimah
6 Jambi SK Nomor
292KEPGUBDISKES-422020
1 RS H Abdul Manap
2 RS Daud Arif Kuala Tungkal
3 RS Hanafie Bungo
4 RSHamba Batang Hari
5 RSHA Thalib Kerinci
7 Sumatera Selatan
SK Nomor 201KPTSDINKES2020
1 RSUD Palembang Bari
2 RS Umum Pertamin+H77H116a Plaju
3 RS Charitas Palembang
4 RS Umum Pelabuhan Palembang
5 RS AK Gani Palembang
6 RS Siloam Sriwajaya
7 RS Myra
8 RS Bhayangkara
9 RSI Siti Khodijah
105
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
10 RS Muhammadiyah
11 RS PT Pusri Medika
12 RS Bunda Palembang
13 RS Hermina Palembang
14 RSK Paru Provinsi Sumsel
15 RSUD Ogan Ilir
16 RSUD Prabumulih
17 RS Umum Pertamina Prabumulih
18 RS Umum AR Bunda Prabumulih
19 RSUD Dr HM Rabain Muara Enim
20 RS Bukit Asam
21 RSUD Sekayu
22 RSUD Bayung Lencir
23 RSUD Dr Sobirin Musi Rawas
24 RSUD Siti Aisyah Lubuklinggau
25 RS Siloam Lubuklinggau
26 RS AR Bunda Lubuklinggau
27 RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja
28 RS DKT Nosmir Baturaja
29 RS Santo Antonio Baturaja
30 RSUD Muaradua
31 RSUD Martapura
32 RSUD Gumawang
33 RS Panti Bhaktiningsih
34 RSI At-taqwa
35 RS DKT Lahat
36 RSUD Banyuasin
37 RS Hermina Opi
38 RSUD Besemah Kota Pagar Alam
39 RSUD Tebing Tinggi Kab Empat Lawang
40 RSUD Muara Rupit
41 RSUD Talang Ubi
42 RSUD Sungai Lilin
8 Bangka Belitung
18844203Dinkes2020
1 RSUD Dr (HC) Ir Soekarno
2 RSUD Sejiran Setason
3 RSUD Kab Bangka Selatan
4 RSUD Depati Bahrin
106
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
5 RSUD KabBangka Tengah
6 RSUD KabBelitung Timur
7 RS Siloam Bangka
8 RS Katolik Bhakti Wara
9 RS Kalbu Intan Medika
10 RS Gunung Manik
11 RS Almah
12 RS Utama
13 RS Arsani
14 RS Bakti Timah Muntok
15 RS Medika Stannia
16 RS Bakti Timah Pangkalpinang
17 RS Ibu dan Anak Muhaya
18 RS Ibu dan Anak Dzakirah
19 RS Ibu dan Anak Rona
9 Bengkulu SK Nomor L159Dinkes
tahun 2020
1 RSUD Curup
2 RSUD Mukomuko
3 RSUDHarapan dan Doa Kota Bengkulu
4 RSBhayangkara Jitra Kota Bengkulu
5 RS Tk IV Bengkulu
10 Lampung SK Nomor
G167V02HK2020
1 RSUD dr ADadi Tjokrodipo
2 RS Bhayangkara
3 RSTKIV020704
4 RSU Imanuel
5 RSU Urip Sumoharjo
6 RSU Pertamina Bintang Amin
7 RSU Graha Husada
8 RSU Bumi Waras
9 RSU Advent
10 RSU Menggala
11 RSU Natar Medika
12 RSUD Bandar Negara Husada
13 RSUD Sukadana
14 RSU Handayani
15 RSUD Demang Sepulau Raya
16 RSU Yukum Medical Center
17 RSUD Alimudin Umar
107
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
18 RSUD Ragab Begawe Caram
19 RSUD Tulang Bawang Barat
20 RSUD Zainal Abidin PA
21 RSUD Kotaagung
22 RSU Panti Secanti
23 RSUD MThohir
24 RSUD Pesawaran
25 RSUD Pringsewu
26 RSU Mitra Husada
11 DKI Jakarta On proses
1 RSUD Tarakan
2 RSUD Koja
3 RSKD Duren Sawit
4 RSU Pelni
5 RSU Pertamina Jaya
12 Jawa Barat SK Nomor 445Kep186-
Dinkes2020
1 RSUD Cibinong KabBogor
2 RSUD Ciawi KabBogor
3 RSUD Cibabat Kota Cimahi
4 RSUD Kota Bogor
5 RSUD Al-Ihsan ProvJawa Barat
6 RSU Bahyangkara Tk II Sartika Asih Kota Bandung
7 RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya
8 RSUD Singaparna Medika Citrautama KabTasikmalaya
9 RS Paru Prov Jawa Barat Kabirebon
10 RSUD Bayu Asih Kab Purwakarta
11 RSUD Karawang
12 RSUDSekarwangi KabSukabumi
13 RSUD KabSubang
14 RSUD Waled Kab Cirebon
15 RSUD Arjawinangun Kab Cirebon
16 RSUD 45 Kab Kuningan
17 RSUD Kab Bekasi
18 RSUD Sumedang
19 RSUD Kota Banjar
20 RSUD Kab Ciamis
21 RSUD Cideres Kab Majakengka
108
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
22 RSUD Majalaya
23 RS Lanud dr M Salamun Kab Bandung
24 RSUD Kota Depok
25 RSUDSayang Kab Cianjur
26 RSUDdr Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi
13 Banten SK Nomor 443Kep118-
Huk2020
1 RSUD Banten
2 RSUD Balaraja
3 RS Siloam Kelapa Dua
14 Jawa Tengah SK Gub Nomor 44542
Tahun 2020
1 RSUD Tugurejo Semarang
2 RSUD Salatiga
3 RSUD Ambarawa
4 RSUD Sunan Kalijaga Demak
5 RSUD Dr R Soedjati Grobogan
6 RSU Sultan Agung Semarang
7 RSU St Elizabeth Semarang
8 RSU Telogorejo Semarang
9 RSU Columbia Asia Semarang
10 RSU Tk III Bhakti Wira Tamtama Kota Semarang
11 RSU Bhayangkara Semarang
12 RSU Tk IV 040703 dr Asmir Salatiga
13 RSU Tk II dr Soedjono Magelang
14 RSUD RAA Soewondo Pati
15 RSUD RA Kartini Jepara
16 RSUD dr R Soetrasno Rembang
17 RSUD dr R Soetijono Blora
18 RSU Mardi Rahayu Kudus
19 RSUD Bendan Kota Pekalongan
20 RSUD Kajen Kab Pekalongan
21 RSUD Batang
22 RSUD Dr M Ashari Pemalang
23 RSUD Brebes
24 RSU Islam Harapan Anda Kota Tegal
25 RSUD Cilacap
26 RSUD Hj Anna Lasmanah Banjarnegara
27 RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
109
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
28 RSUD Setjonegoro Wonosobo
29 RSUD Dr Soedirman Kab Kebumen
30 RSU Tk III Wijayakusuma Purwokerto
31 RSUD Kota Surakarta
32 RSUD Ir Soekarno Sukoharjo
33 RSUD Pandan Arang Boyolali
34 RSUD Bagas Waras Klaten
35 RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen
36 RSUD Karanganyar
37 RSUD Dr Soediran MS Wonogiri
38 RSU PKU Muh Surakarta
39 RSU Islam Klaten
40 RSU Kasih Ibu Surakarta
41 RS dr Oen Surakarta
42 RSU TkIV Slamet Riyadi Surakarta
43 RSUD Djojonegoro Temanggung
44 RSUD Dr Tjitrowardojo Purworejo
45 RSUD Muntilan Kab Magelang
15 Yogyakarta
Keputusan Gubernur DIY No 61Kep2020 tentang Penetapan RS Rujukan
Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging tanggal
17 Maret 2020
1 RSUD SLEMAN
2 RSUD PRAMBANAN
3 RS JIH
4 RS PANTI RINI
5 RS SAKINA IDAMAN
6 RS PKU MUH GAMPING
7 RS BHAYANGKARA POLDA DIY
8 RS UGM
9 RS Hermina
10 RSUD Wonosari
11 RS Panti Rahayu
12 RSPAU Harjolukito
13 RS Santa Elizabeth
14 RS PKU MUH Bantul
15 RS DRSutarto DKT
16 RS PKU MUH Yogyakarta
17 RS PANTI RAPIH
18 RS BETHESDA
19 RS PRATAMA Yogjakarta
110
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
20 RSJ GRHASIA
21 RSIY PDHI
22 RS SILOAM Yogjakarta
23 RSUD NYI Ageng Serang
16 Jawa Timur SK Nomor
188125KPTS0132020
1 RS Islam Siti Hajar Sidoarjo
2 RS Mitra Keluarga Waru
3 RS Siti Khodijah Sepanjang
4 RSU Anwar Medika
5 RSUDBangil
6 RSUD Dr R Soedarsono
7 RSUD Tongas
8 RSUD Dr Mohamad Saleh
9 RS Tk III Baladhika Husada
10 RS Bina Sehat
11 RSSakit Citra Husada
12 RSParu Jember
13 RSJember Klinik
14 RSUD Dr Haryoto Lumajang
15 RS Djatiroto
16 RSUDdr H Koesnadi Bondowoso
17 RSUD dr Abdoer Rahem
18 RSUDSyarifah Ambami Rato Ebu
19 RSUD Mohammad Zyn KabSampang
20 RSUD Dr H Slamet Martodirdjo
21 RSUDMohammad Noer Pamekasan
22 RSUD Dr H Moh Anwar
23 RSKatholik Saint Vincentius a Paulo (RKZ) Surabaya
24 Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan
25 RS Primasatya Husada Citra (PHC) Surabaya
26 RSUD Bhakti Dharma Husada
27 RS Islam Jemursari Surabaya
28 RS Siloam Surabaya
29 RS Umum Haji Surabaya
30 RS Premier Surabaya
31 RS Husada Utama Surabaya
111
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
32 RSBhayangkara Tk IISamsoeriMertojoso
33 RS Manyar Medical Centre
34 RS National Hospital
35 RS Royal Surabaya
36 RSTk III Brawijaya
37 RSAL Dr Ramelan
38 RSJiwa Menur Surabaya
39 RSUD Dr Moh Soewandhie Surabaya
40 RSUD Ibnu Sina Kab Gresik
41 RSUDDr Soegiri Lamongan
42 RS Muhammadiyah Lamongan
43 RSUD Prof Dr Soekandar
44 RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo
45 RSUD Kab Jombang
46 RSUD Kab Kediri
47 RSUD Gambiran
48 RS Muhammadiyah Ahmad Dahlan
49 RSUD Dr Soedomo Trenggalek
50 RS Tk II dr Soepraoen
51 RS Panti Waluya Sawahan
52 RS Lavalette
53 RSUD Kanjuruhan KabMalang
54 RSU Wava Husada
55 RS Prima Husada Malang
56 RSU Karsa Husada Batu
57 RS Daerah Mardi Waluyo Kota Blitar
58 RSUDNgudi Waluyo Wlingi
59 RSUD Nganjuk
60 RSUD Dr Soeroto Kab Ngawi
61 RSAUdrEfram Harsana LanudIswahjudi
62 RSUD dr Sayidiman Magetan
63 RSUD Caruban
17 Bali SK Nomor 25903-
BHK2020
1 RSUD Wangaya
2 RSUD Bali Mandara
3 RS Daerah Mangusada
4 RS Umum Universitas Udayana
5 RSU Negara
112
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
6 RSUD Klungkung
7 RS Pratam Giri Emas
18 Nusa
Tenggara Barat
SK Nomor 445-313 tahun 2020
1 RSUD Kota Mataram
2 RSU Universitas MATARAM
3 RSAD REM WIRABHAKTI
4 RS HARAPAN KELUARGA
5 SILOAM HOSPITALS Mataram
6 RSUD PATUT PATUH PATJU
7 RSUD Praya
8 RSUD KabLombok Utara
9 RSUD ASY-SYIFA Sumbawa Barat
10 RSUD Dompu
11 RS AWET MUDA NARMADA
19 Nusa
Tenggara Timur
SK Nomor 120KEPHK2020
1 RSUD SK Lerik Kupang
2 RS Bhayangkara Tk III Kupang
3 RS Tk III Wirasakti Kupang
4 RS Siloam Kupang
5 RSUD Soe
6 RSUD Kefamenanu
7 RSU Penyangga Perbatasan Betun
8 RSUD dr Hendrikus Fernandez Larantuka
9 RSUD Bajawa
10 RSUD dr Ben Mboi Ruteng
11 RS Siloam Labuan Bajo
20 Kalimantan
Barat SK No370DINKES2020
1 RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadri
2 RS Bhayangkara Anton Soedjarwo
3 RS UNTAN Pontianak
4 RS TKII artika Husada
5 RSUD drRubini
6 RSU Harapan Bersama
7 RSUD Bengkayang
8 RSUD Sambas
9 RSUD Pemangkat
10 RSUD DrAchmad Diponegoro
113
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
11 RSUD MTHDjaman Kab45Sanggau
21 Kalimantan Tengah
SK Nomor 18844212020 1 RSUD Muara Teweh
22 Kalimantan
Selatan SK Nomor
18840207KUM2020
1 RSUD Dr H Moch Ansari Saleh
2 RSUD Idaman Banjarbaru
3 RSUD Brigjen H Hasan Basry Kandangan
23 Kalimantan
Timur SK Nomor 445K2362020
1 RSUD Inche Abdoel Moeis
2 RSUD Beriman Balikpapan
3 RS Tk II Dr R Hardjanto
4 RSUD Ratu Aji Putri Botung
5 RSUD Kudungga
6 RSUD Harapan Insan Sendawar
7 RSUD Dr Abdul Rivai
24 Kalimantan Utara
SK No18844K2642020 1 RSUD Nunukan
25 Sulawesi
Utara SK Nomor 102 Tahun 2020
1 RSUD Liun Kendage Tahuna
2 RSUD Noongan
3 RSUD Bitung
4 RSUD Maria Walanda Maramis
5 RSTK II R W Mongisidi
6 RSUD Talaud
7 RS Bergerak Kab Sitaro
8 RSUD Tagulandang
9 RSUD Bolaang Mongondow Selatan
10 RSUD Datoe Binangkang
11 RSUD Bolaang Mongondow Utara
12 RSUD Anugerah Tomohon
26 Gorontalo
27 Sulawesi
Barat SK Nomor
1884172SULBARIII2020 1 RSUD Kab Polewali mandar
28 Sulawesi Tengah
SK Nomor 445126DisKes-
GST2020
1 RSUD Morowali
2 RSUD Poso
3 RSUD Anuntaloko Parigi
4 RSUD Madani Palu
5 RS Budi Agung Palu
29
Sulawesi Selatan
1 RSUD KH Hayyung Kepulauan Selayar
2 RSUD HA Sulthan Daeng Radja
114
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
3 RSUD Prof Dr HM Anwar
4 RSUD Lanto Daeng Pasewang
5 RSUD H Padjonga Dg Ngalle Takalar
6 RSUD Syehk Yusuf Gowa
7 Rumkit Tk IV DR M Yasin
8 RSUD Tenriawaru Bone
9 RSUD Salewangang Maros
10 RSUD Batara Siang
11 RSUD Barru
12 RSUD Latemmamala Soppeng
13 RSUD Lamaddukkelleng
14 RSUD Nene Mallomo
15 RSUD Arifin Numang
16 RSUD Lasinrang Pinrang
17 RSUD Massenrempulu
18 RSUD Sawerigading
19 RSUD Andi Djemma Masamba
20 RSUD I Lagaligo
21 RS Kepolisian Bhayangkara
22 RSAL Jala Ammari Makassar
23 RS Khusus Daerah Dadi
24 RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah
25 RSUD Haji Makassar
26 RSUD Daya Kota Makassar
27 RS Tk IV 070703 Dr Sumantri
28 RSUD Batara Guru
29 RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi
30 RSUD Siwa
31 RSUD Sayang Rakyat
32 RS AU dr Dody Sardjoto
33 RS Universitas Hasanuddin
34 RS Akademis Jaury
35 RS Stella Maris
36 RS Islam Faisal
37 RS Awal Bros Makassar
38 RS Siloam Makassar
115
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
39 RS Ibnu Sina Makassar
30 Sulawesi Tenggara
SK Nomor 202 Tahun 2020
1 RSUD Kota Kendari
2 RSUD Unaaha Kab Konawe
3 RSUD kab Konawe Selatan
4 RSUD Benyamin Guluh Kab Kolaka
5 RSUD Kota Bau Bau
6 RSUD Raha Kab Muna
31 Maluku SK Gub Nomor 158 Tahun
2020
1 RS TKII dr Latumeten
2 RS Bhayangkara
3 RS AL drFX Soehardjo
4 RS Sumber Hidup
5 RS drIshak Umarella
6 RSUD Saparua
7 RSUD Masohi
8 RSUD Piru
9 RSUD Bula
10 RSUD Namlea
11 RSUD Namrole
12 RSUD PP Magreti
13 RSUD Maren Hi Noho Renuat
14 RSUD Karel Sadsiutubun
15 RSUD Cendrawasih
16 RSUD Tiakur
32 Maluku Utara SK Nomor
291KPTSMU2020
1 RSUD Soasio
2 RSUD Tobelo
3 RSUD Labuha
4 RSUD Jailolo
5 RSUD Kab Pulau Morotai
6 RSUD Sanana
33 Papua On Proses
1 RSUD Abepura Rujukan Khusus Jiwa Provinsi
2 RSK Jiwa Abepura
3 RSU TNI AD Marthen Indey
4 RSU POLRI Bhayangkara
5 RSU Provita
6 RSU Dian Harapan
7 RSU TNI AL Soedibio Sardadi
116
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
8 RSUD Yowari
9 RSUD Biak
10 RSUD Wamena
11 RSUD Nabire
12 RSUD Paniai
13 RSUD Timika
14 RSUD Merauke
15 RSUD Mappi
16 RSUD Koya
34 Papua Barat SK Nomor 4408432020
1 RSUD Kab Fakfak
2 RSUD Kab Kaimana
3 RSUD Kab Teluk Wondama
4 RSUD Kab Teluk Bintuni
5 RSUD Scoloo Keyen
6 RSUD Kab Raja Ampat
7 RSUD Sele Be Solu
8 RSAL dr Azhar Zahir
9 RSAL dr R Oetojo
10 RS Tk IV 180702 JA Dimara
11 RS Tk IV dr Aryoko
12 RS Bhayangkara Lodewijk Mandacan
117
Lampiran 8
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
1 SOP Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri)
Langkah-Langkah Pemakaian Alat Pelindung Diri 1 Lepaskan semua perlengkapan pribadi (Perhiasan jam Hp pulpen dll) 2 Kenakan scrub suit dan sepatu boot karet di ruang ganti 3 Pindah ke area bersih di pintu masuk unit isolasi 4 Pastikan bahwa semua ukuran perangkat APD sudah benar dan kualitasnya sesuai 5 Melakukan prosedur mengenakan APD di bawah bimbingan dan pengawasan pengamat
terlatih (kolega) 6 Mencuci tangan hingga bersih 7 Kenakan sarung tangan (sarung tangan pemeriksaan nitril) 8 Kenakan baju steril 9 Kenakan masker penutup mulut 10 Kenakan pelindung wajah atau kacamata 11 Kenakan penutup kepala dan leher topi bedah yang menutupi leher dan sisi kepala
(disarankan dengan pelindung wajah) atau tudung 12 Kenakan celemek tahan air sekali pakai (jika tidak tersedia gunakan celemek berbahan berat
atau celemek tahan air yang dapat digunakan kembali)
118
13 Kenakan sepasang sarung tangan (lebih disarankan sarung tangan yang panjang) di atas manset
2 SOP Pelepasan APD
Langkah-Langkah Pelepasan Alat Pelindung Diri 1 Lepaskan celemek tahan air dan buang untuk keselamatan Untuk apron yang bisa
digunakan kembali letakkan di wadah yang berisi desinfektan 2 Jika mengenakan sepatu luar lepaskan dengan tetap Anda menggunakan sarung tangan
(jika memakai sepatu karet lihat langkah 4) 3 Lepaskan jubah dan sarung tangan dengan cara gulung kearah luar dan buanglah ke tempat
yang aman 4 Jika menggunakan sepatu karet lepaskan kedua sepatu (idealnya menggunakan boot
remover) tanpa menyentuhnya dengan tangan Anda Tempatkan sepatu dalam wadah disinfektan
5 Mencuci tangan membersihkan tangan 6 Jika mengenakan penutup kepala lepaskanlah dimulai dari belakang kepala 7 Melepaskan pelindung muka
a Lepaskan pelindung wajah atau kacamata (dari belakang kepala) Tempatkan pelindung mata ke dalam wadah terpisah untuk diproses ulang
b Lepaskan masker dimulai dari belakang kepala Saat melepaskan masker lepaskan ikatan tali pertama dan tali berikutnya
119
8 Mencuci tangan membersihkan tangan
3 SOP Pengambilan Spesimen COVID-19
Sebelum kegiatan pengambilan specimen dilaksanakan harus memperhatikan universal
precaution atau kewaspadaan universal untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari
pasien ke paramedic maupun lingkungan sekitar Hal tersebut meliputi
1 Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabundesinfektan SEBELUM dan
SESUDAH tindakan
2 Menggunakan APD
Melihat situasi saat ini mekanisme penularan masih dalam investigasi maka APD yang
digunakan untuk pengambilan specimen adalah APD lengkap dengan menggunaan
masker minimal N95
A Bahan Pengambilan Spesimen
1 Form Pengambilan Spesimen (lampiran 6)
Dapat ditambah daftar nama pasien (supaya saat pengambilan tidak terjadi kesalahan)
jika pasien lebih dari satu
2 Spesimen Saluran Pernapasan
a Viral Transport Media (VTM)
Dapat digunakan dengan beberapa merk komersil yang sudah siap pakai atau
dengan mencampur beberapa bahan (Hanks BBS Antifungal dan Antibiotik
dengan komposisi tertentu) untuk disatukan dalam satu wadah steril
b Swab Dacron atau Flocked Swab
c Tongue Spatel
d Kontainer Steril untuk Sputum
e Parafilm
f Plastik Klip
g Marker atau Label
3 Spesimen DarahSerum
a Spuit disposable 3ml atau 5 ml atau Sistem Vacutainer
b Wing needle (jika diperlukan)
c Kapas alkohol 70
d Kapas Kering
e Vial 18 ml atau tabung tutup ulir (wadah Spesimen Serum)
f Marker atau Label
4 Bahan PengepakanPengiriman Spesimen
a Ice pack dan Cold Box (diutamakan sudah menggunakan Sistem tiga lapis)
b Label Alamat
c LakbanPerekat
B Tata Cara Pengambilan Spesimen Nasofaring
1 Persiapkan cryotube yang berisi 15 ml media transport virus (Hanks BSS +
Antibiotika) dapat juga digunakan VTM komersil yang siap pakai (pabrikan)
2 Berikan label yang berisi Nama Pasien dan Kode Nomer Spesimen Jika label
bernomer tidak tersedia maka Penamaan menggunakan MarkerPulpen pada
bagian berwarna putih di dinding cryotube (Jangan gunakan Medium Hanks Bila
telah berubah warna menjadi Kuning)
120
3 Gunakan swab yang terbuat dari dacronrayon steril dengan tangkai plastik atau
jenis Flocked Swab (tangkai lebih lentur) Jangan menggunakan swab kapas
atau swab yang mengandung Calcium Alginat atau Swab kapas dengan tangkai
kayu karena mungkin mengandung substansi yang dapat menghambat
menginaktifasi virus dan dapat menghambat proses pemeriksaan secara
molekuler
4 Pastikan tidak ada Obstruksi (hambatan pada lubang hidung)
5 Masukkan secara perlahan swab ke dalam hidung pastikan posisi swab pada
septum bawah hidung
6 Masukkan swab secara perlahan-lahan ke bagian nasofaring
Sumber New England Journal of Medicine
Gambar XX Lokasi Pengambilan Nasofaring
7 Swab kemudian dilakukan gerak memutar secara perlahan
8 Kemudian masukkan sesegera mungkin ke dalam cryotube yang berisi VTM
Sumber Dokumentasi Balitbangkes
Gambar 52 Pemasukkan Swab ke dalam VTM
9 Putuskan tangkai plastik di daerah mulut cryotube agar cryotube dapat ditutup
dengan rapat
10 Pastikan label kode spesimen sesuai dengan kode yang ada di formulir
11 Cryotube kemudian dililit parafilm dan masukkan ke dalam Plastik Klip Jika ada
lebih dari 1 pasien maka Plastik Klip dibedakanterpisah Untuk menghindari
kontaminasi silang
121
Sumber Dokumentasi Balitbangkes
Gambar XX Pengemasan Spesimen
C Tata Cara Pengambilan Spesimen Sputum
Pasien berkumur terlebih dahulu dengan air kemudian pasien diminta mengeluarkan
dahaknya dengan cara batuk yang dalam Sputum ditampung pada wadah steril
yang anti bocor Pengambilan sampel sputum dengan cara induksi dapat
menimbulkan risiko infeksi tambahan bagi petugas kesehatan
D Tata Cara Pengambilan Spesimen Serum
Sampel serum berpasangan diperlukan untuk konfirmasi dengan serum awal
dikumpulkan di minggu pertama penyakit dan serum yang kedua idealnya
dikumpulkan 2-3 minggu kemudian Jika hanya serum tunggal yang dapat
dikumpulkan ini harus diambil setidaknya 14 hari setelah onset gejala untuk
penentuan kemungkinan kasus
Anak-anak dan dewasa dibutuhkan whole blood (3-5 mL) dan disentrifus untuk
mendapatkan serum sebanyak 15-3 mL Sedangkan untuk bayi Minimal 1 ml whole
blood diperlukan untuk pemeriksaan pasien bayi Jika memungkinkan
mengumpulkan 1 ml serum
4 Pengepakan Spesimen
Spesimen pasien dalam pengawasan probabel atau dikonfirmasi harus dilakukan
tatalaksana sebagai UN3373 Substansi Biologis Kategori B ketika akan
diangkutditransportasikan dengan tujuan diagnostik atau investigasi Semua spesimen
harus dikemas untuk mencegah kerusakan dan tumpahan Adapun sistem yang
digunakan adalah dengan menggunakan tiga lapis (Three Layer Pacakging) sesuai
dengan pedoman dari WHO dan International Air Transport Association (IATA)
122
Sumber WHO-Guidance on regulations for the transport of infectious substances 2019ndash
2020
Gambar XX Contoh Pengepakan Tiga Lapis
Spesimen dari pasien yang diduga novel coronavirus harus disimpan dan dikirim pada
suhu yang sesuai Spesimen harus tiba di laboratorium segera setelah pengambilan
Penanganan spesimen dengan tepat saat pengiriman adalah hal yang sangat penting
Sangat disarankan agar pada saat pengiriman spesimen tersebut ditempatkan di dalam
cool box dengan kondisi suhu 2-8oC atau bila diperkirakan lama pengiriman lebih dari
tiga hari spesimen dikirim dengan menggunakan es kering (dry ice)
5 Pengiriman Spesimen
Pengiriman spesimen orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan
dilakukan oleh petugas rumah sakitdinas kesehatanlaboratorium kesehatan lainnya
dengan menyertakan formulir pemeriksaan spesimen pasien dalam pengawasanorang
dalam pemantauan Sedangkan pengiriman spesimen pada kontak erat harus
menyertakan salinan formulir pemantauan harian
Pengiriman ke laboratorium penerima harus memberikan informasi pengiriman spesimen
ke PHEOC Untuk wilayah di luar Jakarta pengiriman spesimen dapat dilakukan
menggunakan jasa kurir door to door Pada kondisi yang memerlukan pengiriman port to
port dapat melibatkan petugas KKP setempat Pengiriman port to port hanya dilakukan
jika spesimen dikirim ke Balitbangkes oleh petugas Ditjen P2P berkoordinasi dengan
PHEOC Ditjen P2P
Pengiriman spesimen sebaiknya dilakukan paling lama 1x24 jam Spesimen dikirim dan
ditujukan ke Laboratorium pemeriksa COVID-19 sesuai dengan wilayah masing-masing
(lampiran XX) Sesuai KMK Nomor HK0107MENKES2142020 tentang Jejaring
Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
6 Konfirmasi Laboratorium
Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan COVID-19 dilakukan
dengan menggunakan metode RT-PCR dan sekuensing Adapun algoritma
pemeriksaannya adalah sebagai berikut
Gambar Alur Pemeriksaan Spesimen COVID-19
123
Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan orang dalam
pemantauan dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-
PCR dan sekuensing Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain
tetapi negatif COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak
erat atau riwayat perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan
ulang Karena kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui
Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil
positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi
Prof Dr Oemijati ndash Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan
Litbabangkes dan Dirjen P2P cq PHEOC untuk kemudian diteruskan ke Emergency
Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan dan diteruskan ke Pusdalop BNPB
PHEOC mengirimkan hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang
merawat kasus Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai
pihak terkait agar dapat berkoordinasi lebih lanjut Jika hasil pemeriksaan laboratorium
positif IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam
7 SOP Pemasukkan Obat di Indonesia
a SOP Special Access Scheme (SAS)
b Alur SAS Obat Program
1 Instansi pemerintah pemilik program membuat surat permohonan ijin
pemasukan obat donasi melalui SAS ke Ditjen farmalkes
2 Industri farmasi yang ditunjuk sebagai importir membuat surat permohonan
atas dasar surat dari Instansi Pemerintah penerima donasi dan ditujukan ke
Ditjen Farmalkes
3 Ditjen Farmalkes akan mengevaluasi dokumen yang disubmit dan akan
menerbitkan surat SAS
4 Surat SAS akan diberikan ke Instansi pemerintah pemilik program dan
ditembuskan ke industri farmasi selaku importir untuk proses clearence obat
yang dikirim di bea cukai
5 Obat akan diberikan kepada pemilik program untuk di distribusikan
Permohonan SAS dari ProgramIF
Proses Penerbitan Persetujuan SAS di
BPOM
10 hari kerja
Proses upload ke INSW (Indonesia national
single window)amp Clearance Bea Cukai
Proses Rilis di BPOM
10 Hari Kerja
Pendistribusian ke Daerah pandemik
Pelaporan efek samping
124
Lampiran 9
KOMANDO KENDALI KOORDINASI DAN KOMUNIKASI
a Komando
Komando selama operasi dalam koordinasi BNPB
b Kendali
Kendali taktis selama operasi berada pada Komandan Penanggulangan Bencana
wabah COVID-19 (BNPB)
c Pos Komando
Kedudukan Pos Komando selama operasi berada di Pusdalop BNPB
Jl Pramuka No38 RT11RW5 Utan Kayu Utara Kec Matraman Kota Jakarta Timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13120
d Komunikasi
1) Call Center BNPB helliphelliphellip 119
3) Email helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
4) Faksimile helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
e Website httpswwwcovid19goid
Lampiran 10
Informasi website lainnya
httpsinfeksiemergingkemkesgoid
httpsehatnegerikukemkesgoid
Dinas Kesehatan Provinsi dengan informasi COVID-19
Data pertanggal 26 Maret 2020
1 ACEH httpsdinkesacehprovgoid httpscovid19acehprovgoid
2 SUMATERA UTARA httpsumutcovid19id
3 SUMATERA BARAT httpscoronasumbarprovgoid
4 RIAU httpscoronariaugoid
5 JAMBI httpcoronajambiprovgoid
6 SUMATERA SELATAN httpdinkessumselprovgoidcovid19-sumsel
7 BENGKULU httpsdinkesbengkuluprovgoid
8 LAMPUNG httpsdinkeslampungprovgoid
9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG httpdinkesbabelprovgoid
125
10 KEPULAUAN RIAU httpcoronakepriprovgoiddata
11 DKI JAKARTA httpscoronajakartagoid
12 JAWA BARAT httpspikobarjabarprovgoid download Android Apps
httpsplaygooglecomstoreappsdetailsid=idgojabarprovpikobar
13 JAWA TENGAH httpjatengprovgoidcorona
14 DI YOGYAKARTA httpcoronajogjaprovgoid httpcoronajogjaprovgoidmap-
covid-19-diy
15 JAWA TIMUR httpsdinkesjatimprovgoid
16 BANTEN httpsinfocoronabantenprovgoid
17 BALIhttpswwwdiskesbaliprovgoidhttpcovid19denpasarkotagoid
httpinfocovid19bulelengkabgoid
18 NUSA TENGGARA BARAT httpscoronantbprovgoid
19 NUSA TENGGARA TIMUR httpsdinkesnttprovgoid
20 KALIMANTAN BARAT httpsdinkeskalbarprovgoidcovid-19
21 KALIMANTAN TENGAH httpsdinkeskaltenggoid
22 KALIMANTAN SELATAN httpdinkeskalselprovgoid
23 KALIMANTAN TIMUR httpdinkeskaltimprovgoid
24 KALIMANTAN UTARA
25 SULAWESI UTARA httpdinkessulutprovgoid httpcoronasulutprovgoid
26 SULAWESI TENGAH httpsdinkessultengprovgoidcategorycovid-19
27 SULAWESI SELATAN httpsdinkessulselprovgoid httpscovid19sulselprovgoid
28 SULAWESI TENGGARA httpsdinkessultraprovgoid
29 GORONTALO httpsdinkesgorontaloprovgoid
30 SULAWESI BARAT httpsdinkessulbarprovgoid
31 MALUKU httpscoronamalukuprovgoid
32 MALUKU UTARA httpcoronamalutprovgoid
33 PAPUA BARAT httpsdinkespapuabaratwordpresscom
34 PAPUA httpsdinkespapuagoid
Dinas Kesehatan KabupatenKota dengan Informasi Covid-19
NO PROVINSI KABUPATENKOTA WEBSITE
Sumatera Barat Kota Padang httpcoronapadanggoid Sumatera Utara Kota Medan httpscovid19pemkomedangoid Kota Binjai httpbinjaimelawancovid19binjaikotagoid
Kab Deli Serdang httpscovid19deliserdangkabgoid
Kota Tebing Tinggi httpscovid19tebingtinggikotagoid Kab Langkat httpscoronainfolangkatkabgoid Kab Tapanuli Selatan httpscovid19tapselkabgoid
126
Kab Karo httpscovid19karokabgoid Kepulauan Riau Kota Batam httpslawancoronabatamgoid Jawa Barat Kota Bandung httpscovid19bandunggoid Kota Bogor httpcovid19kotabogorgoid
Kota Depok httpsccc-19depokgoid Kota Bekasi httpscoronabekasikotagoid
Jawa Timur Kota Surabaya httpslawancovid-19surabayagoid
Kab Probolinggo httpssiagacovid19probolinggokabgoid Jawa Tengah Kota Semarang httpssiagacoronasemarangkotagoid Kab Kudus httpscoronakuduskabgoid Kab Kediri httpcovid19kedirikabgoid
Lampiran 11
Daftar Singkatan Dan Istilah
APSED The Asia Pacific Strategy for Emerging Diseases and Public Health
Emergencies
BKSLN Biro Kerja Sama Luar Negeri
BTDK Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
CFR Case Fatality Rate
COVID-19 Corona Virus Disease 2019
DRT Disaster Response Teams
EOC Emergency Operations Centres
GMP Good Manufacturing Practice
IHR International Health Regulation
ILI COVID-19 Infection Like Illness
INSW Indonesia National Single Window
KLB Kejadian Luar Biasa
KPA Kuasa Pengguna Anggaran
LET The Logistics Emergency Teams
NCC National Command Center
PDB Penanganan Darurat Bencana
PHEIC Public Health Emergencies of International Concern
PHEOC Public Health Emergency Operations Centre
POSPENAS Pos Pendamping Nasional
127
PPE Personal Protective Equipment
PSC Public Safety Center
SARI Severe Acute Respiratory Infection
SAS Special Access Scheme
SKDR Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon
TIPRA Tools for COVID-19 Risk Assessment
TSM Tim Sentra Media
TPK Tim Promosi Kesehatan
WHA World Health Assembly
WHO World Health Organization
128
Lampiran 12
Prinsip Penanggulangan
Komponen Siaga Darurat Tanggap Darurat Rehabilitasi
Komando dan
Koordinasi Membentuk Tim
Tanggap COVID-19 dan
mengaktifkan Posko
COVID-19 Panel ahli
Tim Gerak Cepat di
semua tingkatan
Menyusun Rencana
Aksi Pengendalian dan
respon COVID-19 lintas
sektor dan testing
Surat kewaspadaan
COVID-19 kepada
seluruh fasilitas
kesehatan dan
multisektor lainnya
Eskalasi respon posko
Tanggap Darurat COVID-19
di setiap tingkatan
Menyusun dan
melaksanakan rencana
operasi COVID-19
Monitoring pelaksanaan
respon COVID-19
Berkoordinasi dengan mitra
organisasi Internasional
untuk bantuan Internasional
Surat peningkatan
kewaspadaan kepada
seluruh sektor dan setiap
tingkatan
Monitoring
informasi dari
WHO
Kementerian
Kesehatan
BNPB dan
Media Massa
terkait
perkembangan
bencana
wabah COVID-
19
Memberikan
Informasi
kepada
Masyarakat
Tanggap
Darurat telah
berakhir
Rehabilitasi
Fasilitas umum
untuk boleh
diaktifkan
kembali
Melaksanakan
pemulihan
Ekonomi Dini
Memberikan
pendampingan
dukungan
kesehatan jiwa
dan psikososia
Melakukan
pemulihan
sarana dan
prasarana
layanan publik
dan
memastikan
berfungsi
Surveilans
dan
laboratorium
Deteksi sinyal bencana
wabah COVID-19 melalui
penguatan sistem
surveilans epidemiologi
Surveilans ILISARI
pneumonia baik di
fasilitas layanan
kesehatan pemerintah
maupun swasta melalui
SKDR event-based
surveillance pelacakan
kasus pelaporan dan
diseminasi data
Pelacakan kontak dapat
bekerjasama dengan
PMI kader dan sektor
lainnya yang terlatih
Kaji cepat analisis risiko
penguatan sistem
laboratorium untuk
mendeteksi virus berupa
pengambilan specimen
dan pemeriksaan PCR
dan whole genom
sequencing
Identifikasi dan
penguatan laboratorium
yang dapat melakukan
pemeriksaan COVID-19
Kaji cepat dan analisis risiko
terhadap lokasi dampak
kerugian dan sumber daya
Percepatan penyelidikan
epidemiologis pelacakan
manajemen dan monitoring
kontak
Rumah sakit melakukan
pelaporan harian COVID-19
kepada PHEOC yang
dilanjutkan ke Pusdalop
Apabila ada keterbatasan
kapasitas pemeriksaan
laboratorium pada daerah
dengan penyebaran infeksi
luas dilakukan sampling
pemeriksaan laboratorium
dan pada pasien yang parah
dan sistem sentinel Pada
daerah baru yang melaporkan
kasus COVID-19 baru
dilakukan pemeriksaan
laboratorium sesuai pedoman
nasional
129
Respon
medis
pengendalian
infeksi
Melakukan manajemen
isolasi manajemen
kasus COVID-19 dan
melakukan pelacakan
kontak COVID-19
Memfungsikan dan
memperkuat Rumah
Sakit rujukan yang
ditunjuk oleh Kemenkes
di Jakarta (terlampir)
dan menyiapkan rumah
sakit tambahan dan
Gedung tambahan yang
dapat dialihfungsikan
menjadi pusat
perawatan COVID-19
apabila diperlukan RS
mereview kebutuhan
dan siap untuk
mengaktifkan rencana
kesiapsiagaan
pandemic di Rumah
Sakit apabila diperlukan
Pemenuhan logistik Alat
Pelindung Diri (APD)
obat suportif bahan
medis habis pakai dan
untuk pemeriksaan
laboratorium (VTM
Swab cold chain dll)
Review kesiapsiagaan
pandemi di Rumah sakit
Rujukan medis
pemeriksaan pengobatan
perawatan dan isolasi
penderita termasuk tindakan
karantina
Rumah sakit rujukan yang
ditunjuk berfungsi sebagai
pusat perawatan COVID-19
(terlampir) Rumah sakit
tersebut mengaktifkan
rencana kesiapsiagaan dan
respon pandemi di rumah
sakit
Penambahan rumah sakit
rujukan COVID-19
Menyiapkan gedung yang
dialihfungsikan untuk pusat
perawatan COVID-19
(Wisma Atlit)
Pada kondisi kapasitas
fasilitas kesehatan yang
terbatas kasus ringan
dirawat dirumah kasus
dengan faktor risiko dan
kasus berat dirawat di
rumah sakit
secara normal
Melanjutkan
pesan hidup
bersih dan
sehat terutama
menjaga
kebersihan
tangan dan
etika batuk
Melanjutkan
upaya
surveilans
ketat ILISARI
dan
pneumonia
dengan
menerapkan
pelaporan nol
rdquozero
reportingrdquo
surveilans
ketat dan
melakukan
pemantauan
tren dan
klaster
Komunikasi
Risiko dan
Pelibatan
Masyarakat
Strategi komunikasi
risiko dan pelibatan
masyarakat melibatkan
relawan organisasi
sosial tokoh agama
tokoh masyarakat dan
sektor pendidikan
Identifikasi saluran untuk
pelibatan masyarakat
termasuk hotline media
social dan kelompok
masyarakat
Melaksanakan komunikasi
risiko dengan pelibatan
masyaraakt multisektor
termasuk sektor
PendidikanEskalasi hotline
dan menggunakan jalur
aplikasi elektronik lainnya
seperti Halodoc Gojek dll
Pelatihan relawan dan
tenaga kesehatan dalam
penanganan respon
Memanfaatkan mekanisme
pelibatan masyarakat yang
ada
Penjangkauan dan pelibatan
masyarakat rentan
Intervensi Menghitung kebutuhan
medis dan APD dan
Eskalasi pengadaan dan
distribusi APD dan supply
130
pharmasi membuat rencana
pengadaan supply dan
distribusi
Pengadaan kebutuhan
APD untuk stockpile
medis lainnya Memastikan
berjalannya SAS untuk
bantuan logistik dari luar
Intervensi non
pharmasi Sektor esensial
melakukan review
Bussiness Continuity
Planning
(keberlangsungan usaha)
sehingga dapat tetap
berfungsi operasional
apabila situasi
berlangsung lebih buruk
Dukungan kesehatan
jiwa dan psikososial
Sektor esensial menerapkan
Bussiness Continuity
Planning (Keberlangsungan
Usaha) agar sektor esensial
tetap dapat
berlangsungPengamanan
masyarakat
Kebutuhan pokok dan
pangan yang terjamin untuk
daerah yang terdampak
Memastikan masyarakat
mendapatkan akses
dukungan kesehatan jiwa
dan psikososial
131
Lampiran 13
Indikator
INDIKATOR Target Verifikasi Pencapaian Indikator Waktu
Pengukuran
Pj
PERENCANAAN ANALISIS SITUASI
Review Rencana Operasi setiap
minggu
Pelaksanaan komando dan koordinasi
dengan stakeholder setiap minggu
melibatkan multisektor termasuk
organisasi Internasional dan partner
100
100
Review dokumen rencana operasi
mingguan
Review dokumen hasil pertemuan
(notulensi) mingguan
disebarluaskan dan ditindaklanjutin
Mingguan
(Setiap
harihelliphellip)
Mingguan
(Setiap
harihelliphellip)
LOGISTIK
Kelengkapan dan ketepatan laporan
mingguan logistik dari BPBD ke
Pusdalop untuk Kapasitas dan
Kebutuhan Jumlah kapasitas tempat
tidur COVID-19 Jumlah ICU Jumlah
Ventilator Petugas kesehatan (dokter
perawat petugas surveilan petugas
monitoring APD VTM Swab dan
supply medis lainnya sesuai formulir
pelaporan logistik) BPBD
menghimpun data dari Dinkes dan
lintas sektor lainnya
100 Review laporan mingguan logistik
yang lengkap dan tepat
Mingguan
(Setiap harihelliphelliphellip)
Permintaan logistik dari daerah
terpenuhi minimal dalam 3 hari
80 Review dokumen tanda terima
logistik dari daerah (3hari dari
permintaan dari daerah diterima)
Per bulan
(pada
minggu ke-4)
Suplai logistik untuk kebutuhan
pangan pokok di daerah terdampak
yang terpenuhi
100 - Laporan Monitoring supply
logistik melalui laporan intelejen
(BIN) yang didapatkan dari
lapangan media
- Tidak ada kenaikan harga hellip
untuk kebutuhan pangan pokok
- Tidak ada laporan kerusuhan
karena kekurangan pangan
esensial di daerah terdampak
Per bulan
(Pada
minggu ke-4)
Dashboard untuk laporan logistik yang
menggambarkan real time stok
Tersedia
Tersedianya Dashboard laporan
logistik yang operasional
Minggu
pertama April
2020
OPERASI
PENCEGAHAN
Media massa dan elektronik
menyiarkan pesan inti COVID-19
kepada masyarakat
80 Review laporan media monitoring Mingguan
(setiap hari
hellip)
132
Kantor yang memberlakukan ldquobekerja
dari rumahrdquo
80 Review laporan intelejen
kementerian tenaga kerja untuk
kantor yang memberlakukan
ldquobekerja di rumahrdquo
MIngguan
(setiap
harihellip)
Sekolah dan Universitas
memberlakukan pembelajaran online
100 Review laporan dari kementerian
Pendidikan untuk Universitas yang
melakukan pembelajaran online
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tidak ada acara pertemuan besar
yang melibatkan orang banyak
(contohnya konser pernikahan pesta
festival)
100 Review laporan intelejen acara
pertemuan besar dan tindakan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Masyarakat kontak erat COVID-19
melakukan isolasi mandiri di rumah
selama 14 hari
100 Review laporan monitoring kontak
erat
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tempat-tempat hiburan tutup dan tidak
beroperasi
100 Review laporan intelejen mengenai
operasi tempat hiburan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tempat perbelanjaan tutup pada jam 8
malam
80 Review laporan monitoring polisi
mengenai tempat perbelanjaan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Angkutan massal (bus kereta api
MRT) mengangkut penumpang
dengan jumlah terbatas dengan jarak 1
meter antar penumpang
80 Review laporan monitoring intelejen
petugas dari
kementeriantransportasi mengenai
pemantauan angkutan masal
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tempat ibadah seperti gereja masjid
dan pura tidak melaksanakan kegiatan
peribadatan yang melibatkan orang
banyak di tempat ibadah
80 Review laporan intelejen mengenai
operasi tempat hiburan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Sektor esensial tetap berfungsi
Yang termasuk sektor esensial
Pelayanan kesehatan listrik
telekomunikasi bahan bakar
kebutuhan pangan pabrik untuk
produksi APD
100 Review laporan dari perusahaan
esensial yang dikompilasi oleh
Kementerian industri dan tenaga
kerja (Bisa dikompilasi oleh BIN)
Mingguan
(setiap
harihellip)
PENANGGULANGAN WABAH
SURVEILANS
Laporan rumor COVID-19 diverifikasi
dalam waktu 24 jam
100 Review laporan log Verifikasi rumor
harian tersedia
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kontak kasus konfirmasi COVID-19
yang dilakukan PE
75 Review laporan PE yang tersedia
dari laporan list kontak kasus
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kontak kasus terdeteksi yang
termonitor
100 Review laporan monitoring harian
kontak kasus tersedia
Mingguan
(setiap
133
harihellip)
Surveilans ILI dan pneumonia (SKDR)
yang terverifikasi
80 Review laporan Verifikasi ILI dan
pneumonia SKDR
Mingguan
(setiap
harihellip)
Dinkes Provinsi mengirimkan
kelengkapan dan ketepatan laporan
harian ke PHEOC
100 Review laporan harian COVID-19
dari DInkes provinsi tersedia di
PHEOC
Mingguan
(setiap
harihellip)
IHR National Focal Point (NFP)
mengirimkan notifikasi IHR kasus
konfirmasi COVID-19 kepada WHO
dalam 24 jam
100 Review laporan COVID-19 dari IHR
focal point ke WHO yang dikirimkan
dalam 24 jam
Mingguan
(setiap
harihellip)
PHEOC Kelengkapan dan ketepatan
laporan harian yang dilaporkan ke
Pusdalop untuk data epidemiologi
Jumlah kasus konfirmasi kematian
pasien dalam pengawasan orang
dalam pemantauan kematian
100 Review laporan harian PHEOC
kepada Pusdalop BNPB sesuai
variable data yang ditentukan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Pasien dalam pengawasan orang
dalam pemantauan yang bergejala dan
kontak kasus terdeteksi yang diambil
sampel dan dilakukan pemeriksaan
laboratorium (PCR) dalam waktu 24
jam
100 Review laporan hasil laboratorium
pasien dalam pengawasan dan
orang dalam pemantauan yang
bergejala tersedia dan dilaporkan ke
Pusdalop
Mingguan
(setiap
harihellip)
Analisis dan infografik data
epidemiologi kasus harian dan
diseminasi oleh Pusat Data dan
Informasi (Pusdatin)
Terlaksana Buletin harian analisis data dan
infografik diupload di web COVID-
19 dan diseminasi kepada gugus
tugas COVID-19
Mingguan
(setiap
harihellip)
LABORATORIUM
Specimen yang diterima dilakukan
pemeriksaan dalam waktu 48 jam
100 Review log dokumen penerimaan
specimen dan hasil laboratorium
Mingguan
(setiap
harihellip)
Hasil laboratorium dikirimkan ke
PHEOC dan diteruskan ke
PUSDALOP dalam waktu 48 jam
80 Review laporan log PHEOC untuk
kasus dan penerimaan hasil lab
Mingguan
(setiap
harihellip)
Petugas laboratorium menggunakan
APD yang benar pada saat
pengambilan sampel
100 Review laporan kasus (Tidak ada
laporan petugas yang terinfeksi
COVID-19 karena terpapar kontak
pada saat pengambilan sampel)
Mingguan
(setiap
harihellip)
Petugas laboratorium menggunakan
APDyang benar pada saat
pemeriksaan PCR
100 Review laporan kasus (Tidak ada
laporan petugas yang terinfeksi
COVID-19 karena terpapar kontak
pada saat pengambilan sampel)
Mingguan
(setiap
harihellip)
Specimen dikirimkan dalam waktu 24
jam ke laboratorium yang ditunjuk oleh
Kemenkes
80 Review log dokumen pengiriman
dan penerimaan specimen
Mingguan
(setiap
harihellip)
Laboratorium yang ditunjuk kemenkes
mengirimkan specimen kepada
Litbangkes untuk konfirmasi
100 Review dokumen penerimaan
specimen di Litbangkes dari Lab
rujukan untuk konfirmasi
Mingguan
(setiap
134
harihellip)
Laboratorium yang ditunjuk kemenkes
mengikuti Quality Assurance Panel
untuk COVID-19
90 Review dokumen hasil Quality
Assurance Panel
Mingguan
(setiap
harihellip)
RESPON MEDIS
Kasus terdeteksi yang diberikan
edukasi mengenai pengendalian
infeksi
100 Review laporan pelayanan yg
dilakukan pada kasus terdeteksi
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kasus yang membutuhkan perawatan
dirawat di rumah sakit rujukan dengan
terapi suportif
100 Review laporan kasus surveilans
dan rumah sakit
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kasus dirawat yang sembuh 80 Review laporan hasil keluaran
Kasus dirawat
Mingguan
(setiap
harihellip)
Rumah sakit rujukan menambah
ruangan perawatan kasus COVID-19
dan menyiapkan oksigen dan ventilator
tambahan
100 Review laporan penambahan
kapasitas rumah sakit rujukan untuk
perawatan COVID-19
Mingguan
(setiap
harihellip)
Petugas kesehatan menggunakan
APD yang benar pada saat
penanganan kasus COVID-19
100 Review laporan kasus (Tidak ada
petugas kesehatan yang terjangkit
COVID-19 karena terpapar pada
saat perawatan pasien)
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya rencana nasional pengelolaan
APD (stok distribusi) dan identifikasi
lonjakan kapasitas PPI (jumlah dan
kompetensi)
100 Review dokumen rencana nasional
pengelolaan APD
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya diseminasi panduan PPI untuk
di rumah dan fasyankes
100 Panduan PPI diupload ke website
COVID-19 website Kemkes dan
laporan distribusi pedoman COVID-
19 termasuk PPI ke Rumah sakit
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya triase deteksi dini dan
pengendalian sumber infeksi
100 Review laporan rumah sakit
ketersediaan triase dan laporan
bulanan surveilans rumah sakit
untuk COVID-19
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya material edukasi dengan
bahasa yang tepat untuk masyarakat
dan pasien tentang gejala penyakit
praktik etiket batuk dan cuci tangan
Tersedia Dokumen materi edukasi
komunikasi risiko update yang
diupload di website COVID-19 dan
Kemenkes
Bulan April
(Minggu I)
PENGAMANAN
Penumpukan kebutuhan pokok bahan
pangan dan kebutuhan esensial
respon COVID-19 (APD masker
suplai medis) yang terdeteksi dan
ditindak tegas
100 Review laporan intelejen (BIN)
untuk kasus penumpukan bahan
pokok dan penindakan
Mingguan
(setiap
harihellip)
135
Penyebar informasi palsuhoax yang
menyebabkan kepanikan di
masyarakat yang terdeteksi dan
ditindak tegas
80 Review laporan intelejen (BIN)
untuk laporan informasi palsu yang
terdeteksi dan penindakan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kondisi yang menyebabkan kepanikan
dan huru hara yang terdeteksi dini dan
dicegah
100 Review laporan intelejen (BIN)
untuk signal huru hara dan
pencegahannya
Mingguan
(setiap
harihellip)
KOMUNIKASI RISIKO DAN
PELIBATAN MASYARAKAT
Media centre melaksanakan press-
release dan konferensi pers setiap hari
100 Review dokumentasi konferensi
pres dan press release dokumen
Mingguan
(setiap
harihellip)
Materi harian untuk Juru bicara
didapatkan dari analisis data
epidemiologi rekomendasi panel ahli
100 Review dokumen harian untuk Juru
bicara
Mingguan
(setiap
harihellip)
Berita palsu yang teridentifikasi dan
berhasil di counter
80 Review laporan log rumor dan
counter hoax
Mingguan
(setiap
harihellip)
Media yang menggunakan press
release atau konferensi pers sebagai
bahan berita
80 Review laporan media monitoring
tim kominfo
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya peran serta
masyarakatorganisasi
kemasyarakatanorganisasi agama
dalam menanggapi isu-isu spesifik
yang mempengaruhi penanggulanan
Pandemi COVID-19
100 Review dokumen mapping kegiatan
pemberdayaan masyarakat
Bulanan
(Minggu II)
DUKUNGAN KESEHATAN JIWA
DAN PSIKOSOSIAL (DKJPS)
Materi komunikasi tentang DKPJS
tersedia bagi
1 Petugas kesehatan dan petugas
garis depan
2 Lansia
3 Orang dengan risiko tinggi
COVID-19 (DM penyakit
kardiovaskular autoimun dsb)
4 Anak anak
5 Penyandang disabilitas
6 Orang dalam isolasikarantina
7 Masyarakat luas
Tersedia Review dokumen materi komunikasi
DKPJS
Bulan April
(Minggu II)
Petugas kesehatan dan petugas garis
depan mendapatkan layanan DKJPS
100 Mingguan
(setiap
136
harihellip)
Petugas kesehatan jiwa mendapatkan
pelatihan DKJPS-COVID-19
80 Review laporan pelatihan DKJPS
Covid-19
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tersedia layanan hotline DKJPS untuk
membantu atau yang membutuhkan
dan mendapatkan layanan DKJPS
Tersedia Review log hotline DKJPS Bulan April
(Minggu I)
) Laporan intelejen bisa dari jejaring BIN di masyarakat babinsa babinkmtibmas di wilayah kerja areanya
Lampiran 14
Rencana Respon Tanggap Darurat April-May 2020
No Kegiatan Anggaran Penanggung Jawab Timeline
Komando dan Koordinasi
Pembentukan Gugus Tugas struktur
komando Tugas Kerangka Acuan
Indikator
BNPB 28 Maret
Pusdalop operasional dengan
perwakilan lintas sektor terkait di
Pusdalop
BNPB 1 April
Penyusunan Rencana Respon
Nasional COVID-19
BNPB 15 April
Kajian Kebutuhan Kesehatan (Health
Need Assesment) 34 tim x 3 orang x
3 kali
2295000000 BNPB 1 April
Pembentukan Satgas COVID di
tingkat sub nasional
BNPB
Penguatan alur laporan penanganan
Covid-19 hingga ke pusat
BNPB
Publikasi Laporan Situasi melalui
website Pusat Krisis Kesehatan
BNPB Regular
Surveilans dan laboratorium
Penyelidikan Epidemiologi Pelacakan
kasus pemantauan monitoring kasus
dan surveilans aktif di 34 provinsi oleh
Tim Gerak Cepat (3 orang 20 hari per
bulan)
2040000000 Dirjen P2P Kemkes
Pemantauan surveilans oleh PHEOC
(24 jam 7 hari) yang dilaporkanke
Pusdalop (6 orang shift 1 shift 8 jam)
324000000
Dirjen P2P Kemkes
Pengadaan dan distribusi VTM swab
reagen lab supply untuk lab rujukan
Litbangkes
137
nasional dan laboratorium daerah
Aktifasi laboratorium Rujukan regional
(12 lab)
Litbangkes
Pembuatan Aplikasi Surveilans
berbasis komunitas untuk COVID-19
Dirjen P2P Kemkes
Pengambilan sampel 151731712000 BTDK Litbangkes
Pengiriman sampel (42 lab x 12 kali) 396000000 BTDK Litbangkes
Pemeriksaan laboratorium dengan RT
PCR
887562516500 BTDK Litbangkes
Quality control untuk lab regional 43
paket
450000000 BTDK Litbangkes
Peningkatan Lab PCR di 12
laboratorium
35050665000 BTDK Litbangkes
Pengadaan APD untuk Laboratorium 7503607320 BTDK Litbangkes
Perluasan layanan Pemeriksaan PCR
menggunakan POC Real Time PCR
431827200000 BTDK Litbangkes
Respon Medis (manajemen kasus
dan pengendalian infeksi)
Aktivasi Rumah sakit Rujukan 132
rumah sakit dan 482 tambahan rumah
sakit rujukan dengan SK Gubernur
dan tambahan ruangan rumah sakit
rujukan untuk perawatan COVID-19
dilengkapi SDM dan supply medis
yang diperlukan
Dirjen Yanmedik
Kemkes
Penyiapan Wisma Atlit uuntuk menjadi
pusat perawatan COVID-19 dengan
kelengkapan SDM dan Alat medis
yang diperlukan
Dirjen Yanmedik
Kemkes
Ketersediaan ambulans untuk rujukan
COVID-19
Dirjen Yanmedik
Kemkes
Pengadaan dan distribusi APD
desinfektan dan peralatan medis yang
diperlukan
Pusat Krisis Kesehatan
Kemkes
Pembiayaan perawatan pasien Dirjen Yanmedik
Kemkes
Pemetaan kesiapsiagaan fasyankes
dan identifikasi gap berdasarkan
estimasi kasus yang akan muncul
Ditjen Pelayanan
Kesehatan cq Dityankes
Rujukan
Memprioritaskan perawatan kasus dan
prosedur triase Meningkatkan
rencana penambahan kapasitas untuk
fasilitas kesehatan (rumah sakit
rujukan yang ditunjuk dan
mengalihkan menunda prosedur
elektif)
Ditjen Pelayanan
Kesehatan dan Ditjen
Farmalkes
Melaksanakan isolasi mandiri (self-
initiated isolation) untuk orang dengan
Ditjen Pelayanan
Kesehatan cq Dityankes
138
gejala yang ringan untuk mengurangi
beban fasilitas kesehatan
Rujukan
Penyusunan SOP sesuai pedoman
Covid 19 dan regulasi lainnya dan
disosialisasika
Ditjen Pelayanan
Kesehatan cq Dityankes
Rujukan dan Dityankes
Dasar
Memastikan ketersediaan alat
kesehatan obat-obatan dan bahan
medis habis pakai tersedia secara
memadai disesuaikan dengan attact
rate
Ditjen Farmalkes
Peningkatan kapasitas petugas dalam
pengenalan kasus dan tata laksana
kasus
Ditjen Pelayanan
Kesehatan cq Dityankes
Rujukan dan Dityankes
Dasar
Puskesmas workshop PPI bagi
petugas Puskesmas (3
orgPuskesmas dokter perawat lab
16457918352
Komunikasi Risiko dan Pelibatan
Masyarakat
Media centre penunjukkan juru bicara
konferensi pers dan press release
pesan KIE untuk layanan masyarakat
disiarkan di media elektronikmedia
massa media monitoring
Ditjen Kesehatan
Masyarakat dan
Romkomyanmas
Kemkes
Penyusunan dan distribusi media KIE
untuk masyarakat luas sektor
Pendidikan kalangan risiko tinggi
petugas kesehatan pasien dalam
pengawasan orang dalam
pemantauan kontak pasien
Ditjen Kesehatan
Masyarakat dan
Ronkomyanmas
Kemkes
Mengadopsi pesan inti dari Kemenkes
untuk konteks lokal
Direktorat Pomosi
Kesehatan
Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
BNPB
Advokasi kepada sektor terkait BNPB KSP
Penggerakan masyarakat dan
bekerjasama dengan tokoh agama
dan ormas
BNPB KSP
Pimpinan Agama
Komunikasi risiko kepada kalangan
usaha
BNPB
Asosiasi Perusahaan
Membuat hotline terkait COVID-19 BNPB
Monitoring kegiatan yang
mengumpulkan massa dalam jumlah
besar
BNPB
Respon Sosial
Dukungan logistik untuk orang yang
139
dilakukan karantina rumah (ODP)
Dukungan Psikologis untuk orang
yang dilakukan karantina rumah
kasus dan keluarga kasus
Dukungan untuk set up dan
pemberlakukan pembelajaran online
Monitoring petugas keamanan untuk
pembatasan sosial Tidak ada event
mass gathering penutupan tempat
ibadah tempat hiburan monitoring
transportasi publik
Respon Dukungan Kesehatan Jiwa
dan Psikososial
Mengaktifkan gugus tugas
nasionalprovinsi untuk DKJPS
Dit P2MKJN
Membuat panduan tata laksana
DKJPS untuk tenaga kesehatan dan
relawan
Rp 100000000 Dit P2MKJN
Media komunikasi DKJPS bagi
petugas kesehatan dan petugas di
garis depan lansia orang dengan
risiko tinggi COVID-19 (DM Penyakit
Kardiovaskular autoimun dsb) anak-
anak orang dalam isolasi karantina
penyandang disabilitas masyarakat
luas
Rp 200000000 Dit P2MKJN
Panduan psycological first aid untuk
COVID 19
Rp 300000000 Dit P2MKJN
Pelatihan psychological first aid untuk
pekerja kesehatan mental dan
psikososial
Rp 150000000 Dit P2MKJN
penyusunan SOP keselamatan untuk
para pekerja keswa dan psikososial
saat memberikan pelayanan
Rp 150000000 Dit P2MKJN
Pembentukan hotline untuk DKJPS Rp 100000000 Dit P2MKJN
2
Daftar Isi
DAFTAR ISI 2
KATA PENGANTAR 3
TIM PENYUSUN 4
DEFENISI OPERASIONAL 7
BAB I 10
11 Latar Belakang 10
12 Tujuan 11
13 Dasar Hukum 11
BAB II Analisa Situasi 13
21 Profil Daerah Indonesia 13
22 Potensi Ancaman Kerentanan 14
23 Skenario Kejadian dan Dampak 21
BAB III Tugas Pokok Masing-Masing Komponen Respon Pandemi 24
BAB IV Konsep Operasi dan Pelaksanaan Respon Pandemi 33 41 Konsep Operasi Rencana Pelaksanaan Respon Pandemi 34 42 Fungsi 36 421 Komando dan Kordinasi 36 422 Surveilans 40 423 Respon Medis dan Laboratorium 41 424 Intervensi Farmasi 50 425 Intervesi Non Farmasi 52 426 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat 57 43 Tugas - Tugas 57 431 Komando dan Koordinasi 60 432 Surveilans 62 433 Respon Medis dan Laboratorium 64 434 Intervensi Farmasi 66 435 Intervensi Non Farmasi 67 436 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat 69 BAB V Administrasi dan Logistik 74 51 Administrasi dan logistik 74 BAB VI Komando dan Perhubungan 82 LAMPIRAN 85
3
4
Tim Penyusun Rencana Operasi Penanganan Pandemi Covid-19
Tim Inti
dr Wiendra Waworuntu MKes (Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Langsung)
Dr dr Vivi Setiawati MBiomed (Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi
Dasar Kesehatan)
dr Fuadi Darwis MPH (Unsur Pengarah BNPB)
Dr Ir Udrekh SE MSc (Direktur Sistem Penanggulangan Bencana BNPB)
Dr Rita Djupuri Izwardi DCN MEpid (Pusat Krisis Kesehatan)
dr Benget Saragih MEpid (Subdit Karantina Kesehatan Direktorat Surveilans dan Karantina
Kesehatan)
dr Endang Budi Hastuti (Subdit Infeksi Emerging Direktorat Surveilans dan Karantina
Kesehatan)
drh Endang Burni Prasetyowati MKes (Subdit Surveilans Direktorat Surveilans dan Karantina
Kesehatan)
dr H Asral Hasan MPH (Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan)
Busroni SIP (Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat)
dr Ina Agustina Isturini MKM (Pusat Krisis Kesehatan)
dr Wiwi Ambarwati (Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan)
dr Pompini Agustina Sitompul SpP (RSPI Sulianti Saroso)
dr Yayan Gusman (Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan)
dr Rian Hermana (Subdit ISPA Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Langsung)
Bayu Aji (Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat)
dr Sinursita Sihombing (Kementerian Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan)
Siti Asfiah (Badan Pengawasan Obat dan Makanan)
dr I Nyoman Kandun MPH (Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia)
dr Sholah Imari (Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia)
WHO
UNOCHA
UNICEF
WFP
IFRC
PMI
5
Unit Lintas Program dan Lintas Sektor Kementerian Kesehatan
Pusat Krisis Kesehatan
Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
Biro Kerja Sama Luar Negeri
Biro Hukum dan Organisasi
Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer
Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis
Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
Direktorat Pelayanan Kefarmasian
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno-Hatta
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKL PP) Jakarta
Bagian Program dan Informasi Sekretariat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Sub Direktorat Pelayanan Gawat Darurat Terpadu Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
Sub Direktorat Pelayanan Medik dan Keperawatan Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
Sub Direktorat Surveilans Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Sub Direktorat Infeksi Emerging Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Sub Direktorat Karantina Kesehatan Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Sub Direktorat Imunisasi Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Sub Direktorat ISPA Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Sub Direktorat Zoonosis Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan
Zoonosis
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Administrasi dan Kewilayahan
Direktur Manajemen Penanggulangan Bencana dan Kebakaran
6
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
dr Fuadi Darwis MPH Unsur Pengarah BNPB
Deputi Bidang Sistem dan Strategi
Deputi Bidang Pencegahan
Direktur Sistem Penanggulangan Bencana
Direktur Kesiapsiagaan
Direktur Tanggap Darurat
Kepala Pusat Pengendali Operasi
Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan
Kementerian Pertanian
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner
Direktur Kesehatan Hewan
Unit Lintas Sektor Lainnya
Kementerian Sosial
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kepala Badan Usaha Logistik
Deputi II Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri Kemenko Polhukam
Deputi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Kemenko PMK
Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri
Kepala Pusat Kesehatan TNI
Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan POLRI
Asisten Deputi Bidang Agama Kesehatan Pemuda dan Olahraga Sekretariat Kabinet
Direktur Kesehatan Kementerian Pertahanan dan Keamanan
Direktur lnformasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian
Komunikasi dan Informatika
Direktur Registrasi Obat Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Direktur Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat Narkotika Psikotropika dan Prekusor
Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Sub Direktorat Kesehatan Masyarakat Direktorat Kesehatan Gizi dan Masyarakat Bappenas
7
Editor
DRRita Djupuri IzwardiDCNMEpid
drEko MedistiantoMEpid
Supatmi SKMMM
DEFINISI OPERASIONAL
1 Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment (PPE) adalah peralatan
yang harus dikenakan untuk mencegah kemungkinan tertular penyakit menular
2 Asumsi adalah dugaan atau perkiraan yang diterima sebagai dasar
3 Bahaya adalah suatu situasi kondisi atau karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan
4 Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam danatau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologis
5 Bidang adalah kelompok tugas yang melakukan tugasperan sejenis klaster terdiri dari unsur pemerintah masyarakat dan lembaga usaha
6 CFR (Case Fatality Rate) atau Angka Fatalitas Kasus adalah angka proporsi atau
persentase dari jumlah kasus yang meninggal dibagi dengan jumlah kasus
7 Episenter COVID-19 adalah lokasi titik awal terdeteksinya sinyal bencana wabahologis
dan sinyal virologis yang merupakan tanda terjadinya penularan influenza pandemi
antarmanusia yang dapat menimbulkan terjadinya pandemi COVID-19
8 Evakuasi adalah merupakan suatu kegiatan untuk memindahkan masyarakat terancam
dampak bencana dan atau kegiatan masyarakat menyelamatkan diri ke daerah aman
9 Isolasi adalah pemisahan orang sakit dari orang saehat yang dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan
10 Karantina adalah pembatasan kegiatan danatau pemisahan seseorang yang terpapar
penyakit menular sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundangundangan
meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau sedang berada dalam masa inkubasi
danatau pemisahan peti kemas Alat Angkut atau Barang apapun yang diduga
terkontaminasi dari orang danatau Barang yang mengandung penyebab penyakit atau
sumber bahan kontaminasi lain untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke orang
danatau Barang di sekitarnya
11 Karantina Rumah adalah pembatasan penghuni dalam suatu rumah beserta isinya yang
diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah
kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi
12 Karantina Rumah Sakit adalah pembatasan seseorang dalam rumah sakit yang diduga
terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah
kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi
8
13 Karantina Wilayah adalah pembatasan penduduk dalam suatu wilayah termasuk wilayah
pintu masuk beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi
sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi
14 Kejadian bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal kejadian lokasi jenis bencana korban dan ataupun kerusakan Jika terjadi kejadian bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah maka dihitung sebagai satu kejadian
15 Klaster (Cluster) adalah kelompok penderita yang terdiri dari dua atau lebih penderita
yang mengalami kontak secara bencana epidemiologis menurut tempat dan waktu
16 Komando Tanggap Darurat adalah organisasi penanganan Tanggap Darurat Bencana
yang dipimpin oleh seorang komandan Tanggap Darurat Bencana dan dibantu oleh staf
komando dan staf umum memiliki struktur organisasi standar yang menganut satu
komando dengan mata rantai dan garis komando yang jelas dan memiliki satu kesatuan
komando dalam mengkoordinasikan instansilembagaorganisasi terkait untuk pengerahan
sumberdaya
17 Komunikasi Risiko adalah segala bentuk pertukaran informasi tentang risiko antara
seluruh pihak yang berkepentingan
18 Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi tetapi mungkin juga tidak terjadi
19 Legalisasi adalah pengesahan dokumen rencana kontingensi menjadi legal secara hukum
melalui Peraturan Kepala Daerah
20 Manajemen Kedaruratan adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan
penanggulangan kedaruratan pada menjelang saat dan sesudah terjadi keadaan darurat
yang mencakup siaga darurat tanggap darurat dan pemulihan darurat
21 Pelibatan masyarakat adalah proses dimana masyarakat bermanfaat bagi organisasi dan
individu membangun hubungan jangka panjang dengan visi kolektif untuk kepentingan
masyarakat
22 Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk
dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian
rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi
23 Penentuan Kejadian adalah proses menentukan satu ancaman yang akan dijadikan dasar dalam perencanaan kontinjensi
24 Pengendalian Perimeter adalah tindakan pengawasan yang dilakukan di batas wilayah
penanggulangan sehingga tidak terjadi penyebaran COVID-19
25 Perencanaan SektoralBidang adalah suatu rencana yang disusun oleh klasterBidang yang berisi kegiatan-kegiatan berkaitan dengan kebutuhan dan sumberdaya yang tersedia di masing-masing klaster untuk penanganan darurat mengacu pada standar minimum kebutuhan atau standar pelayanan minimum yang berlaku
26 Perencanaan kontinjensi adalah suatu proses perencanaan ke depan dalam situasi terdapat potensi bencana di mana skenario dan tujuan disepakati tindakan teknis dan manajerial ditetapkan dan sistem tanggapan dan pengarahan potensi disetujui bersama untuk mencegah atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis
27 Perimeter adalah batas terluar dari wilayah penanggulangan
28 Pos Komando (Posko) adalah tempat dilakukannya pengambilan keputusan untuk
pengendalian dan atau komando dalam penanggulangan suatu kedaruratan yang
beroperasi secara penuh (24 jamhari) selama masa penanggulangan
9
29 Rencana Operasi adalah rencana yang dibuatdisusun dalam rangka pelaksanaan operasi
Tanggap Darurat Bencana Rencana operasi ini disusun oleh Komando Tanggap Darurat
dengan mempertimbangkan rencana kontingensi dan hasil kaji cepat
30 Respon Cepat (Rapid response) adalah tindakan rutin sesuai dengan protap yang
dilakukan pada saat kejadian luar biasa
31 Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat merupakan kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat
32 Sistem Komando Tanggap Darurat adalah suatu system penanganan darurat bencana
yang digunakan oleh semua instansilembaga dengan mengintegrasikan pemanfaatan
sumber daya manusia peralatan dan anggaran
33 Skenario adalah gambaran kejadian secara jelas dan rinci tentang bencana yang diperkirakan akan terjadi meliputi lokasi waktu dan dampak bencana
34 Status Keadaan Darurat Bencana adalah keadaan darurat bencana yang ditetapkan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi badan yang menyelenggarakan urusan di bidang penanggulangan bencana dimulai sejak status siaga darurat tanggap darurat dan transisi darurat ke pemulihan
35 Status Siaga Darurat adalah keadaan ketika potensi ancaman bencana sudah mengarah pada terjadinya bencana yang ditandai dengan adanya informasi peningkatan ancaman berdasarkan sistem peringatan dini yang diberlakukan dan pertimbangan dampak yang akan terjadi di masyarakat
36 Status Tanggap Darurat adalah keadaan ketika ancaman bencana terjadi dan telah mengganggu kehidupan dan penghidupan sekelompok orangmasyarakat
37 Tanggap Darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan pengurusan pengungsian penyelamatan serta pemulihan sarana prasarana
38 Terjangkit adalah kondisi seseorang yang menderita penyakit yang dapat menjadi sumber
penular penyakit yang berpotensi menyebabkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
39 Wabah Penyakit Menular yang selanjutnya disebut Wabah adalah kejadian berjangkitnya
suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara
nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka
10
Bab 1
Latar Belakang dan Dasar Hukum
11 Latar belakang
Sejalan dengan International Health Regulation (IHR) 2005 untuk meningkatkan kapasitas
inti negara dalam pendeteksian verifikasi pelaporan dan respon terhadap Public Health
Emergencies of International Concern (PHEIC) World Health Assembly (WHA) ke-71
telah menekankan peningkatan kapasitas negara dan kemitraan untuk meningkatkan
kesiapsiagaan menghadapi pandemi The Asia Pacific Strategy for Emerging Diseases
and Public Health Emergencies (APSED III) fokus pada penguatan komponen kesehatan
masyarakat inti termasuk respon terhadap keadaan darurat kesehatan masyarakat
termasuk ancaman pandemi Belajar dari H1N1 2009 World Health Organization (WHO)
telah mengembangkan Pedoman Manajemen Risiko Pandemi menggunakan fase
pandemi berbasis risiko kontinum yang mengadopsi pendekatan seluruh masyarakat dan
semua bahaya
Pada tahun 2017 Indonesia memperbarui Pedoman Manajemen Risiko Pandemi
Nasional dan Rencana Respon Operasi Nasional mengadopsi Pedoman Manajemen
Risiko Pandemi WHO ke dalam konteks Indonesia dan mengujinya melalui latihan
simulasi pandemi skala penuh yang berfokus pada penahanan episenter dengan
keterlibatan multi-sektoral terutama integrasi operasi keadaan darurat dengan sistem
manajemen bencana negara yang pada dasarnya respon bencana berorientasi pada
pelaksanaan Itu adalah seluruh pendekatan masyarakat yang melibatkan tingkat
nasional provinsi kabupaten dan masyarakat di semua sektor terkait termasuk sektor
keamanan dan militer
Indonesia telah mengadopsi pedoman manajemen risiko pandemi WHO menggunakan
pendekatan seluruh masyarakat yang menghubungkan pandemi dengan kerangka kerja
bencana pada tahun 2016 Sebagai tindak lanjut Indonesia mengembangkan dan
menguji Rencana Respon Kontijensi nasional melalui simulasi skala penuh yang
melibatkan berbagai sektor di semua tingkatan pada tahun 2017 dan meluncurkan
perencanaan kontijensi ke provinsi-provinsi prioritas pada tahun 2018 Ini telah menjadi
tonggak untuk meningkatkan kesadaran sektor-sektor tersebut tentang kolaborasi untuk
kesiapsiagaan menghadapi pandemi Pelaksanaan ini telah berkontribusi untuk
meningkatkan kapasitas inti negara dari International Health Regulation (IHR)
Pelaksanaan penahanan episenter pandemi skala penuh dan pelaksanaan table top di
provinsi-provinsi prioritas menunjukkan kapasitas Indonesia dalam manajemen risiko
pandemi dengan pendekatan seluruh masyarakat dalam keseluruhan kerangka darurat
nasional
Dengan munculnya Corona Virus sub tipe baru (COVID-2) dan ditetapkan Pandemi
COVID-19 oleh Dirjen WHO sehubungan dengan penyebaran COVID-19 yang meluas di
dunia sampai saat ini maka Indonesia perlu untuk mengadopsi rencana kontijensi
pandemi influenza yang sudah dibuat menjadi rencana operasi respon COVID-19 Pada
prinsipnya pengenalian dan mitigasi Pandemi COVID-19 dapat diterapkan juga pada
11
COVID-19 dengan penyesuaian sesuai dengan karakteristik penyakit
12 Tujuan
a Membatasi penularan Wabah COVID-19 dari manusia ke manusia mengurangi infeksi
berikutnya pada masyarakat yang rentan serta tenaga kesehatan termasuk mencegah
dampak penyerta lain yang lebih luas
b Deteksi dini mengisolasi dan menangani pasien lebih awal termasuk melaksanakan
pelayanan yang optimal bagi Pasien yang terjangkit Wabah COVID-19
c Terlaksananya tindakan (farmasi dan non farmasi) penanggulangan Wabah COVID-19
d Teridentifikasinya seluruh kebutuhan sumber daya berkaitan dengan upaya
penanggulangan Wabah COVID-19
e Terciptanya ketertiban dan keamanan masyarakat serta stabilitas sosial dan ekonomi
selama masa penanggulangan Wabah COVID-19
13 Dasar Hukum
Rencana Operasi ini disusun berdasarkan berbagai peraturan dan regulasi yang
berhubungan dengan COVID-19 yaitu
1 UU No 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
2 UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
3 UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4 UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
5 UU No 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia
6 UU No 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
7 Peraturan Pemerintah No2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
8 Peraturan Pemerintah No 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit
Menular
9 Peraturan Presiden No 3 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden
No 83 Tahun 2005 tentang Badan koordinasi Nasional Penanganan Bencana
10 Keputusan Presiden no 7 tahun 2020 tentang gugus tugas percepatan penanganan
Corona Virus Diseases 2019 (COVID-19)
11 Instruksi Presiden Republik Indonesia No 4 tahun 2019 tentang Peningkatan
Kemampuan dalam Mencegah Mendeteksi dan Merespons Wabah Penyakit
Pandemi Global dan Kedaruratan Nuklir Biologi dan Kimia
12 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 101 Tahun 2018 tentang SPM sub Urusan
Bencana
13 Peraturan Menteri Permendes Dana Desa No 16 Tahun 2018 tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa
14 Peraturan Menteri Berita Negara RI Permenhumkam RI no 7 2020 tentang pemberian
visa dan izin tinggal dalam upaya pencegahan masuknya Virus Corona
15 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK0107Menkes2142020 tentang Jejaring
Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
16 Peraturan Menteri Kesehatan No75 tahun 2019 tentang Penanggulangan Krisis
Kesehatan
12
17 Peraturan Menteri Kesehatan No 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal
18 Peraturan Menteri Kesehatan No 59 Tahun 2016 tentang Pembebasan Biaya Pasien
Penyakit Infeksi Emerging Tertentu
19 Peraturan Menteri Kesehatan RI No 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Surveilans Kesehatan
20 Peraturan Menteri Kesehatan RI No1501 Tahun 2010 tentang Jenis Penyakit tertentu
yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya
21 Keputusan Menteri Kesehatan RI No tahun 2020 mengenai Pedoman Kesiapsiagaan
Menghadapi Coronavirus Disease (COVID-19)
22 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0107Menkes1042020 tentang penetapan
infeksi Novel Coronavirus (infeksi 2019-ncov) sebagai penyakit yang dapat
menimbulkan wabah dan upaya penanggulangannya
23 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0107Menkes1692020 tentang Penetapan
Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu
24 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0202Menkes3902014 tentang Pedoman
RS Nasional
25 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0202Menkes3912014 tentang Pedoman
RS Regional
26 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 300MENKESSKIV2009 tentang Pedoman
Penanggulangan Episenter Pandemi
27 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 424MenkesSKIV2007 tentang Pedoman
Upaya Kesehatan Pelabuhan dalam rangka Karantina Kesehatan
28 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 425MenkesSKIV2007 tentang Pedoman‐
pedoman Penyelenggaraan Karantina Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan
29 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 431MenkesSKIV2007 tentang Pedoman
Teknis Pengendalian Risiko Kesehatan Lingkungan di PelabuhanBandaraPos Lintas
Batas dalam rangka Karantina Kesehatan
30 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1371MenkesSKIX2005 tentang Penyakit Flu
Burung Avian Influenza sebagai Penyakit yang Dapat Menimbulkan Wabah Serta
Pedoman Penanggulangannya
31 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1372MenkesSKIX2005 tentang Penetapan
Kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) Flu Burung (Avian Influenza)
32 Instruksi Gubernur DKI Jakarta No 16 tahun 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan
Terhadap Risiko penularan Infeksi Corona Virus Disease (COVID-19)
13
Bab 2
Analisis Situasi
21 Profil Daerah Indonesia
Indonesia memiliki penduduk sebanyak 265000000 jiwa pada tahun 2018 dan proyeksi
jumlah populasi mencapai 271000000 jiwa pada tahun 2020 dengan 56 penduduknya
tinggal di daerah perkotaan Indonesia dengan konteks desentralisasi terdiri dari 34
provinsi dengan kepadatan penduduk yang tinggi di DKI Jakarta dan provinsi lainnya di
pulau Jawa Indonesia terletak di khatulistiwa yang merupakan daerah strategis sebagai
hub perjalanan internasional memiliki mobilitas tinggi wisatawan internasional dan
penerbangan internasional dengan rata-rata 1342246 wisatawan internasionalbulan pada
tahun 2019 sedangkan pada Januari 2020 total 1 2 juta wisatawan memasuki Indonesia
Sebagian besar dari wisatawan masuk ke Indonesia melalui Bandara Ngurah Rai
Denpasar dan Soekarno Hatta Banten Sebagian besar wisatawan yang datang ke
Indonesia berasal dari negara ASEAN (38) Indonesia juga menerima kedatangan
wisatawan internasional yang datang dari negara yang mengalami transmisi lokal COVID-
19 antara lain Cina (8) Australia (9) Jepang (3) dan Korea Selatan (2)
sementara wisatawan dari Iran Italia dan Jerman tidak terlalu banyak Kota-kota yang
memiliki penerbangan langsung dari Cina serta negara lainnya dengan transmisi lokal
COVID-19 sangat berisiko Terdapat 20 kota yang memiliki penerbangan langsung dan
kapal yang berasal dari Cina
Bandar udara yang paling berisiko dimana pelaku perjalanan Internasional yang tinggi
yaitu Soekarno Hatta Banten dan Ngurah Rai Denpasar Bali Batam yang berbatasan
dengan Singapura dimana terdapat transmisi lokal COVID-19 juga berisiko Setiap harinya
terdapat kapal feri dengan rute Batam-Singapura Selain itu Jakarta Bogor Bekasi Depok
(JABODETABEK) dengan mobilisasi penduduk tinggi kota metropolitan dengan penduduk
yang padat terutama Jakarta dengan kepadatan populasi 15764 per m2 sangat rentan
dengan penyebaran COVID-19 yang tinggi Dengan konteks desentralisasi kemampuan
setiap daerah tidak sama dimana tidak semua daerah mempunyai rencana respon
menghadapi pandemi dan tidak semua daerah mempunyai rencana kesiapsiagaan dan
respon pandemi di rumah sakit sehingga menyebabkan tenaga kesehatan yang berada di
rumah sakit rentan tertular COVID-19 dan dapat menyebabkan terjadinya penularan lebih
lanjut di rumah sakit
Mobilitas penduduk antar kabupaten dan provinsi di Indonesia juga tinggi terutama di
Pulau Jawa dan Sumatera dengan kepadatatan penduduk yang cukup tinggi DKI Jakarta
sebagai ibu kota negara merupakan pusat pemerintahan dan pusat bisnis
(perekonomian) Kota Surabaya Medan dan Makassar merupakan kota besar di
Indonesia dengan mobilitas penduduk yang tinggi dan perputaran roda perekonomian
yang tinggi
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 17 ribu pulau dengan kondisi
geografis yang beragam dari daerah pantai sampai ke pegunungan Beberapa lokasi
14
memiliki akses yang sulit Wilayah Indonesia yang mempunyai akses geografis sulit
diantaranya provinsi di wilayah timur Indonesia seperti Maluku Papua dan Nusa
Tenggara Timur (NTT) Kapasitas dan sumber daya penduduk yang tidak merata
merupakan tantangan situasi geografis kepulauan dan wilayah terpencil merupakan
tantangan dalam penanggulangan dan respon termasuk pengiriman logistik dan
keterbatasan sumber daya Wilayah Indonesia yang berada di daerah ldquoring of firerdquo rentan
dengan kondisi bencana seperti letusan gunung berapi gempa dan tsunami yang dapat
menghambat operasi respon pandemi
Fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia terdiri dari Puskesmas dan Rumah Sakit serta
pelayanan kesehatan lainnya (Praktek dokter umum maupun spesialis Klinik- klinik
pengobatan Balai pengobatan umum maupun khusus) Jumlah Puskesmas di Indonesia
ada 9821 Jumlah Rumah Sakit di Indonesia ada 2858 dengan rincian rumah sakit
rujukan nasional ada 14 rumah sakit rujukan propinsi ada 20 dan rumah sakit rujukan
regional ada 1101 Indonesia memiliki tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter spesialis
dokter umum dokter gigi perawat bidan petugas kesehatan masyarakat dll Jumlah
dokter spesialis di Indonesia ada 38782 jumlah dokter umum ada 134459 jumlah dokter
gigi ada 29194 jumlah perawat ada 639356 jumlah bidan ada 590920 dan jumlah
petugas kesehatan ada 54138 orang2
22 Potensi Ancaman Kerentanan dan Kapasitas
COVID-19 disebabkan oleh virus SARS CoV-2 yang merupakan Corona Virus jenis baru
dengan analisis filogenetik mendekati isolat Corona Virus dari kelelawar Chinese
chrysanthemum-headed bats yang diisolasi pada tahun 2015 SARS CoV-2 ini
merupakan Corona Virus kluster β-coronavirus yang merupakan zoonosis coronavirus
yang baru setelah SARS dan Middle East Respiratory Syndrome (MERSCoV) Virus ini
termasuk dalam sub genus botulinum Coronaviridae Hasil sekuensing menunjukkan
bahwa SARSCoV-2 homolog 795 dengan SARS-COV Kasus pertama di Wuhan yang
disebabkan oleh virus ini berhubungan dengan pasar Huanan yang kemudian menyebar
antar manusia
Pada era transportasi dan mobilisasi global penyebaran virus dari satu daerah ke daerah
lain sangat cepat COVID-19 telah menyebar di 185 negara dalam waktu 4 bulan dengan
total kasus sampai bulan April 2020 mencapai lebih dari 1900000 kasus terkonfirmasi
dan 126681 kematian di seluruh dunia3 Trend kasus COVID-19 menurun di Cina namun
meningkat di luar China terutama di Republik Korea Italia Spanyol Iran dan Amerika
Serikat yang merupakan negara dengan transmisi lokal yang melaporkan kasus
terbanyak diluar Cina Model matematika menunjukkan Reproductive Number (Ro)
COVID-19 berkisar antara 2-3 yang mengindikasikan 50-60 populasi kemungkinan
telah terinfeksi COVID-19 Namun laporan kasus konfirmasi COVID-19 yang dilaporkan
jauh di bawah angka tersebut Pada kapal pesiar Diamond Princess Cruise COVID-19
1 Data Fasyankes online Oktober 2019
2 Data PPSDM Kemenkes 2019
3 John Hopkins University April 2020
15
menyebar cepat dengan attack rate hampir mendekati 30 Analisis serologi dengan
menggunakan antibodi netralisasi dapat memberikan prediksi yang lebih akurat untuk
mengetahui attack rate Pada studi yang dilakukan oleh Kelly Young di US estimasi
attack rate pada kontak erat adalah sebesar dan pada kontak erat serumah sebesar
105
Dari 55924 kasus terkonfirmasi COVID-19 di Cina presentasi Klinis COVID-19 berkisar
dari gejala ringan sampai berat Gejala umum diantaranya demam (879) batuk
(677) lelah (381) adanya sputum (334) sesak nafas (186) sakit tenggorokan
(139) sakit kepala (136) myalgia atau arthalgia (148) menggigil (114) mual
atau muntah (5) kongesti nasal (48) diarrhea (37) batuk darah (09) dan
Kongesti konjungtiva (08) Berdasarkan data terbaru tersedia dari Cina 40 kasus
berupa kasus ringan 40 kasus menjadi penyakit sedang (didefinisikan sebagai kasus
Pneumonia terkonfirmasi dengan radiologis) sekitar 14 menjadi penyakit berat dan
sekitar 5 menjadi kritis Faktor risiko untuk menjadi penyakit yang berat adalah pada
usia lanjut dan memiliki komorbid
Case fatality ratio (CFR) yang terkonfirmasi di Cina seperti yang dilaporkan oleh US
Center For Diesease Control and Prevention adalah 42 Data ini didapatkan dari
3551 kematian diantara 83696 kasus terkonfirmasi laboratorium pada tanggal 14 April
2020 Data CFR ini tidak memasukkan jumlah kasus infeksi ringan yang mungkin terluput
dari surveilans sekarang dimana sebagian besar berfokus pada pasien dengan
pneumonia yang membutuhkan perawatan di rumah sakit tidak juga memasukkan fakta
bahwa kasus terkonfirmasi baru dapat berkembang menjadi penyakit berat dan beberapa
pasien mungkin akan meninggal Dengan berkembangnya wabah CFR yang
terkonfirmasi dapat berubah
Jumlah ini akan terus berubah dan CFR yang pasti tidak akan dapat diketahui sampai
wabah ini selesai Median dari onset gejala hingga kematian sebesar 14 hari sedangkan
pada usia lanjut (diatas 70 tahun) median tingkat kematian adalah 115 hari (11)
Kematian meningkat seiring dengan peningkatan usia dengan kematian yang tertinggi
terjadi pada pasien diatas usia 80 tahun (estimasi CFR mencapai hingga 148) Tingkat
kematian pasien dengan komorbid terjadi lebih tinggi 132 pada pasien dengan
penyakit kardiovaskular 92 pada pasien dengan diabetes 84 pada pasien dengan
hipertensi 8 pada pasien dengan penyakit pernafasan kronik dan 76 pada pasien
dengan kanker
Penularan COVID-19 melalui droplet yang ditularkan melalui batuk bersin atau
menyentuh benda yang terkontaminasi oleh droplet dan kemudian menyentuh mata
hidung atau mulut Oleh karena itu sangatlah penting untuk menjaga jarak minimal
1 meter dari orang yang sakit Masa inkubasi COVID-19 berkisar antara 1-14 hari paling
umum sekitar 5 hari Risiko tertular COVID-19 dari seseorang yang tidak bergejala sangat
rendah Namun banyak orang yang mengalami gejala ringan yang dapat menyebabkan
penularan Ada bukti yang menyatakan bahwa infeksi COVID-19 mungkin mengarah
pada infeksi saluran pencernaan dan akan ada di feses Namun hingga sekarang hanya
ada satu penelitian yang mengembangbiakkan virus COVID-19 dari specimen feses
tunggal Pada konteks COVID-19 penularan lewat udara mungkin bisa terjadi pada
16
keadaan khusus dimana dilakukan prosedur menghasilkan aerosol (misalkan intubasi
endotrakhea bronkoskopi suction terbuka pemberian terapi nebulasi ventilasi manual
sebelum intubasi mengubah pasien ke posisi tengkurap melepaskan pasien dari
ventilator ventilasi non-invasif tekanan positif trakheostomi dan resusitasi kardiopulmo)
Pada analisa 75465 kasus COVID-19 di Cina penularan lewat udara tidak dilaporkan3
SARS CoV-2 dapat bertahan di permukaan selama beberapa jam atau hingga beberapa
hari tergantung dari jenis permukaan suhu atau kelembaban lingkungan
Pengobatan spesifik untuk COVID-19 belum tersedia hingga saat ini pengobatan masih
berupa dukungan perawatan suportif Beberapa percobaan klinis dilakukan namun kajian
lebih lanjut masih diperlukan Untuk memastikan bukti jelas pengobatan yang mana yang
paling efektif WHO dan mitra sedang melakukan penelitian internasional besar disebut
SOLIDARITY TRIAL untuk membandingkan pengobatan tunggal atau kombinasi berbeda
yang ada di banyak negara dan untuk menghasilkan bukti yang kuat pengobatan mana
yang paling efektif Sampai saat ini belum terdapat vaksin COVID-19
Untuk menghindari penularan COVID-19 WHO menyarankan untuk melakukan
pencegahan dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hands rub
berbahan alkohol menjaga jarak setidaknya satu meter dengan orang yang sakit
mencegah menyentuh mata hidung dan mulut karena dapat memindahkan virus dari
benda yang terkontaminasi ke dalam tubuh kita melakukan etika batuk yang benar
memastikan orang yang sakit menggunakan masker dan beristirahat di rumah Tenaga
kesehatan harus memperhatikan pengendalian infeksi dengan memakai alat pelindung
diri pada saat kontak dengan pasien
Tenaga kesehatan berisiko untuk tertular COVID-19 Penularan tenaga kesehatan dapat
diakibatkan oleh tidak lengkapnya pemakaian alat pelindung diri WHO menyebutkan
bahwa 21 petugas kesehatan terinfeksi SARS pada tahun 2002 Demikian pula untuk
penularan COVID-19 pada tenaga kesehatan terjadi di China Hongkong dan Indonesia
Potensi ancaman COVID-19 dapat masuk ke Indonesia melalui pelaku perjalanan
internasional melalui pelabuhan bandara udara dan lintas batas maupun tertular dari
orang di dalam daerah terjangkit di Indoensia maupun pelaku perjalanan dari daerah
terjangkit
Pada 31 Desember 2019 WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang
tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan Provinsi Hubei Cina Pada tanggal 7 Januari
2020 Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai
jenis baru coronavirus (coronavirus disease COVID-19) Pada tanggal 30 Januari 2020
WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan
Dunia Public Health Emergency of International Concern (KKMMDPHEIC) Penambahan
3 Modes of transmission of virus causing COVID-19 implication for IPC precaution recommendations WHO 29
March 2020 Available at httpswwwwhointpublications-detailmodes-of-transmission-of-virus-causing-covid-19-implications-for-ipc-precaution-recommendations
17
jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar
negara Berdasarkan data John Hopknis University Amerika Serikat sampai dengan
tanggal 15 April 2020 dilaporkan 1982939 kasus dengan 126761 kematian secara
global
Pada tanggal 2 Maret 2020 Indonesia melaporkan kasus konfirmasi COVID-19 sebanyak
2 kasus Sampai dengan tanggal 15 April 2020 Indonesia sudah melaporkan 5136 kasus
konfirmasi COVID-19 dari 34 Provinsi Wilayah dengan transmisi lokal di Indonesia adalah
DKI Jakarta Sumatera Utara (Kota Medan) Riau (Kota Pekanbaru) Sumatera Selatan
(Kota Prabumulih) Jawa Barat (Kabupaten Bogor Kabupaten Karawang Kabupaten
Bekasi Kota Bogor Kota Bandung Kota Bekasi Kota Depok) Jawa Tengah (Kota
Surakarta Kota Semarang) Jawa Timur (Kabupaten Kediri Kabupaten Malang
Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Magetan Kota Surabaya) Banten (Kabupaten
Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Selatan) Bali (Kabupaten Jembrana
Kabupaten Bangli Kabupaten Buleleng Kota Denpasar) Kalimantan Barat (Kota
Pontianak) Kalimantan Tengah (Kota Palangka Raya) Kalimantan Selatan (Kota
Banjarmasin) Kalimantan Timur (Kota Balikpapan) Sulawesi Utara (Kota Manado)
Sulawesi Selatan (Kabupaten Gowa Kabupaten Maros Kota Makassar) Sulawesi
Tenggara (Kota Kendari) Papua (Kabupaten Mimika Kota Jayapura)
Gambar 21
Sebaran Kasus COVID-19 di Indonesia sampai dengan 15 April 2020
Sumber Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes
18
Gambar 22
Perkembangan Kasus Covid-19 di Indonesia
Sumber Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes
Analisis Risiko COVID-19 di Indonesia
Berdasarkan analisis risiko yang dilakukan dengan mempertimbangkan pengaruh kasus
yang terdeteksi jumlah penduduk kepadatan penduduk mobilitas dengan melihat
banyaknya penerbangan domestik maupun Internasional banyaknya penduduk yang
rentan dengan melihat angka jumlah penduduk yang gt 65 tahun dan konteks kapasitas
kesiapsiagaan daerah dengan melihat rumah sakit rujukan jumlah fasilitas kesehatan
maka analisis risiko COVID-19 di tingkat provinsi adalah seperti tabel di bawah ini
Tabel 21 Analisis Risiko COVID-19 di Indonesia
No Provinsi
Hasil Analisa
Risiko oleh WHO
Kumulatif Kasus sd 9 April 2020
KabKota dengan Transmisi Lokal
Pembobotan PDP1
Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa
risiko WHO
Kasus Positif
Meninggal ODP
PDP
1 Aceh Rendah Sedang
5 1 1373 60 - 75
2 Sumut Sedang 65 8 na 145 - 302
3 Sumbar Sedang 44 3 5118 151 - 251
4 Riau Sedang Tinggi
16 0 31889 243 - 279
5 KEPRI Sedang Tinggi
21 1 2153 164 - 213
19
No Provinsi
Hasil Analisa
Risiko oleh WHO
Kumulatif Kasus sd 9 April 2020
KabKota dengan Transmisi Lokal
Pembobotan PDP1
Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa
risiko WHO
Kasus Positif
Meninggal ODP
PDP
6 Jambi Rendah Sedang
4 0 641 9 - 19
7 Bangka Belitung
Sedang 4 1 862 51 - 65
8 sumsel Sedang 21 2 2085 69 Kota Prabumulih 120
9 Bengkulu Rendah 4 1 529 17 - 29
10 Lampung Rendah Sedang
20 1 2349 50 - 95
11 Banten Sedang Tinggi
281 21 4668 876
Kab Tangerang Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan
1505
12 DKI JAKARTA
Sangat Tinggi
2044 195 2897 2395 Jakarta 7074
13 Jabar Tinggi 450 43 29641 2349
Kota Bandung Kab Bekasi Kota Bekasi Kota Depok Kab Bogor Kota Bogor dan Kab Karawang)
3383
14 Jateng Sedang Tinggi
200 25 21147 582 Kota Semarang Kota Surakarta
1061
15 DI Yogyakarta
Rendah Sedang
41 7 3340 498 - 603
16 Jatim Tinggi 386 27 14092 1383
Kab Kediri Kab Malang Kab Magetan Kab Sidoarjo dan Kota Surabaya
2241
17 Bali Sangat Tinggi
81 2 1083 257
Kab Badung Kab Buleleng
Kab Jembrana Kota Denpasar
431
18 Kalbar Rendah 13 3 6183 125 Kota Pontianak 161
19 Kalteng Rendah Sedang
24 1 571 65 - 118
20 Kaltara Sedang 16 1 196 30 - 68
21 Kaltim Sedang 35 1 5380 267 Kota Balikpapan 343
22 Kalsel Sedang 34 2 1217 11 Kota Banjarmasin 88
23 Sulawesi Rendah 17 2 296 31 Kota Manado 72
20
No Provinsi
Hasil Analisa
Risiko oleh WHO
Kumulatif Kasus sd 9 April 2020
KabKota dengan Transmisi Lokal
Pembobotan PDP1
Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa
risiko WHO
Kasus Positif
Meninggal ODP
PDP
Utara
24 Gorontalo Rendah 1 0 3057 64 - 67
25 Sulawesi Tengah
Rendah 19 2 291 24 - 69
26 Sulawesi Barat
Rendah Sedang
5 1 1062 20 - 35
27 Sulawesi Selatan
Rendah Sedang
222 15 2650 383 Kota Makassar 874
28 Sulawesi Tenggara
Rendah 16 1 381 19 Kota Kendari 55
29 Nusa Tenggara Barat
Sedang Tinggi
37 2 3783 141 - 225
30 Nusa tenggara Timur
Rendah sedang
1 0 813 18 - 22
31 Maluku Utara
Rendah 2 0 340 8 - 13
32 Maluku Rendah 11 0 131 7 - 30
33 Papua Barat
Sedang 3 1 579 25 - 37
34 Papua Rendah Sedang
63 3 3143 59 - 196
Masih verifikasi
35
TOTAL 4241 373 153940 10596
Mean 595 Median 119
21
Gambar 23 Peta Risiko COVID-19 di Indonesia
Penilaian risiko akan diulangi ketika ada informasi baru tersedia berdasarkan situasi
epidemi yang berkembang di seluruh Indonesia Diinginkan setidaknya provinsi
melakukan penilaian risiko sendiri yang sesuai dengan konteks dan kejadian serta
penyebaran penyakit untuk memandu kesiapsiaggan dan penanganan yang lebih baik
sesuai konteks lokal
23 Skenario Kejadian amp Dampak
Gambar 24 Kerangka Respon Pandemi berdasarkan Skala Risiko
Saat ini WHO telah menyatakan COVID-19 sebagai Pandemi Hingga 30 Maret 2020
COVID-19 telah menyebar di 199 negara termasuk di Indonesia telah terdapat kasus COVID-
19 yang tersebar di beberapa provinsi Sudah terdapat transmisi lokal COVID-19 di Indonesia
(penularan antar manusia)
Dengan terdeteksinya 1285 kasus sampai tanggal 30 Maret 2020 dan dengan RO=2 maka
sampai tanggal 12 Mei diperkirakan akan ada total kasus sebanyak 3846194 kasus
termasuk 769239 kasus membutuhkan perawatan di rumah sakit dan 192310 kasus kritis
yang membutuhkan ICU bila tidak dilakukan pengendalian yang adequate dan optimal Oleh
22
karena itu rencana respon disusun untuk mencegah penambahan kasus dengan menemukan
dengan cepat kasus melakukan deteksi cepat isolasi kontak dan perawatan kasus di rumah
sakit rujukan pelacakan kasus dan monitoring orang dalam pengawasan Rencana operasi
respon disusun untuk mengantisipasi kasus dalam 3 bulan kedepan sesuai dengan lampiran
skenario Kasus dapat menyebar ke provinsi-provinsi yang berisiko
Dalam jangka panjang penanggulangan COVID-19 berdasarkan informasi epidemiologi
sampai saat ini dalam waktu 81 hari terdapat skenario yang memungkinkan terjadi seperti
tabel-tabel dibawah ini
Tabel 22 Kriteria Derajat Keparahan yang Disebabkan COVID-19
Asumsi Indonesia
(36) Indonesia
(5) Indonesia
(10) Indonesia
(20)
Angka Serangan Klinis 36 5 10 20 Total population (271808640)
9864437
13590432
27180864 54361728
Perawatan Monitoring di Rumah 50 X Clinical attack rate
4932218
6795216
13590432 27180864
Rawat Inap 20 x Angka Serangan Klinis
1972887
2718086
5436173
0872346
ICU 5 x Angka Serangan Klinis 493222
679522
1359043
2718086
Ventilator 80 x ICU 394577
543617
1087235
2174469
CFR 26 x Rawat Inap 51295 70670 141340 282681
Pada rencana respon ini akan disusun rencana operasi respon untuk satu bulan ke depan
dengan antisipasi jumlah kasus 10 dari populasi seluruh Indoensia dengan kasus yang
terbanyak dari wilayah berisiko tinggi seperti Jakarta dan sekitarnya serta Bali
Berdasarkan jumlah kasus kepadatan penduduk penyebaran transmisi virus kemudahan
transportasi dan pertimbangan kapasitas dan kesulitan geografis di beberapa wilayah dari 34
provinsi maka provinsi yang terdampak paling parah (dengan skenario yang ringan) adalah di
seperti bawah ini
Tabel 3 Provinsi di Indonesia yang Paling Terdampak Parah
DKI Jakarta Bali Jawa Barat Batam Sulawesi Utara Kalimantan Barat Jawa Tengah DI
Yogyakarta akan ditemukan ribuan kasus yang dilaporkan dalam tiga bulan sejak kasus
23
pertama dilaporkan Kepulauan Batam yang berbatasan dengan Singapura juga terdampak
cukup parah
Asumsi karakteristik COVID-19
1 Sebagian besar orang yang tertular memiliki gejala bervarisi dari ringan (sub klinis) hingga
panas demam batuk dan sesak nafas
2 Masyarakat belum kebal terhadap strain COVID-19 (virus Corona sub tipe baru)
3 Masa Inkubasi virus COVID-19 berkisar 1-14 hari dengan nilai median berkisar 5-6 hari
4 Orang yang tertular COVID-19 dapat menularkan dalam waktu 1-14 hari dan mampu
menyebarkan virus pada orang lain yang rentan
5 Penularan orang-ke-orang yang mudah (efisien) dengan jumlah reproduksi penularan
(Ro) 2-3
6 Angka Fatalitas Kasus atau Case Fatality Rate (CFR) menurut WHO per 3 Maret 34
dan kematian dipengaruhi oleh usia (usial lanjut gt 65 Tahun lebih berisiko) serta memiliki
penyakit kronis yang diderita (seperti Diabetes Melitus Hipertensi Kanker Penyakit
kelainan Imun dll)
7 Belum terdapat vaksin dan obat antivirus spesifik untuk virus ini
Pemerintah Indonesia sedang melakukan respon terhadap pandemi COVID-19 Oleh karena
dampak yang cukup berat dapat terjadi di beberapa wilayah maka pemerintah Indonesia akan
meminta bantuan Internasional untuk penanggulangan pandemi
24
Bab 3
Tugas Pokok Masing-Masing Komponen Respon Pandemi
Dalam Rencana Respon Operasi COVID-19 nasional tahun 2020 Kementerian Kesehatan
bersama stakeholder terkait melakukan pengembangan lanjutan untuk meningkatkan Rencana
Respon Operasi nasional dari fokus episenter ke mitigasi dan respon COVID-19 dengan
memasukan peran mitra internasional untuk terlibat dalam respon COVID-19 Berdasarkan
hasil diskusi tersebut respon pandemi terbagi atas 6 komponen tugas dan tanggung jawab
yaitu
1 Pelaksanaan komando dan koordinasi
2 Surveilans
3 Respon medis dan laboratorium
4 Intervensi farmasi
5 Intervensi non farmasi
6 Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
Berikut ini akan dibahas tugas pokok dari masing-masing komponen respon pandemi secara
umum dan berkesinambungan
1 Pelaksanaan Komando dan Koordzinasi
Alur Komando dan Koordinasi
Alur komando dan koordinasi multisektor dan aktivasi Sistem Komando Penanggulangan
Darurat Bencana (SKPDB) COVID-19 seperti di bawah ini
Gambar 41
Alur Komando dan Koordinasi Multi Sektor SKPDB COVID-19
25
Sistem komando dan koordinasi meliputi pemenuhan sumber daya dan koordinasi
Internasional Dalam pelaksanaan komando koordinasi harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut
a Penetapan status darurat bencana berdasarkan analisis risiko tim teknis penyusunan
rencana respon operasi komando respon dan monitoring respon
b Manajemen Bantuan Internasional
Penetapan status bencana menjadi acuan dalam menetapkan permintaan bantuan
internasional
Penggunaan Bantuan Internasional harus sesuai dengan aturan yang berlaku
BNPB melakukan kajian kebutuhan dan mengeluarkan rekomendasi kebutuhan
Pemberi bantuan (Negara Lembaga Internasional Lembaga asing non-pemerintah
lembaga usaha asing dan perseorangan) mengisi formulir daftar bantuan dan
mengirimkannya kepada Kantor Perwakilan Diplomatik RI untuk dilakukan verifikasi
ditembuskan kepada Pos Pendamping Nasional (Pospenas) Posko Penanganan Darurat
Bencana (PDB)
BNPB menerima hasil pengkajian dari Posko PDB dan kemudian menginformasikan
kepada calon pemberi bantuan melalui Kementerian Luar Negeri
Kementerian Luar Negeri melakukan verifikasi yang selanjutnya hasilnya disampaikan
kepada BNPB disertai dengan pemberian izin pemberian bantuan internasional
BNPB selanjutnya menginformasikan secara tertulis terkait bantuan internasional
dimaksud kepada Pospenas PDB Posko PDB
c Outline laporan komunikasi operasional antar stakeholder antara lain
Mengadakan pertemuan harian untuk melaporkan situasi perkembangan harian
Komunikasi melalui sistem informasi yang dibuat pada saat periode tanggap darurat
Hasil pertemuan harian disebarluaskan kepada stakeholder dan ditindaklanjuti oleh tim
pelaksana lapangan
2 Surveilans
Kegiatan surveilans respon pandemi mencakup
1 Analisis data sentinel surveilans COVID-19 Influenza Like Illness (ILI) dan Severe
Acute Respiratory Infection (SARI) baik di level puskesmas dan rumah sakit
(pemerintah dan swasta) sebagai pendekatan untuk mengetahui sirkulasi virus
COVID-19 dan tingkat keparahan penyakit pada kasus COVID-19 baru penyebab
pandemi luasnya penyebaran dan besarnya morbiditas dan mortalitas
2 Deteksi kasus ILI pneumonia dengan memanfaatkan Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon (SKDR) sebagai pendekatan untuk mengetahui apakah virus COVID-19 baru
telah bersirkulasi di Indonesia
3 Melakukan surveilans aktif untuk COVID-19 Pada wilayah yang belum terdapat kasus
dilakukan surveilan aktif pada kasus awal sporadik dan kluster awal dilakukan
pelacakan kontak dan monitoring kontak dan pada daerah dengan transmisi lokal yang
meluas pelacakan kontak dilakukan pada wilayah baru yang belum terdapat kasus
atau pada kasus parah dan dilakukan systematic survey dan sentinel
26
4 Melakukan penyelidikan epidemiologi pelacakan kontak monitoring dan manajemen
kontak pada kasus yang diduga COVID-19 baru untuk dikonfirmasi dan analisis risiko
berkala
5 Melakukan pengumpulan data analisis data monitoring dan evaluasi apakah
intervensi berjalan dengan baik dan apakah penyebaran COVID-19 baru masih
berjalan atau sudah berhenti
6 Menyampaikan data dan analisis data kepada pusdalop
7 Melakukan pengawasan pelaku perjalanan yang berasal dari daerahnegara terjangkit
8 PHEOC berkordinasi untuk menginformasikan data dan hasil analisis epidemiologi
kasus kepada EOC dan PUSDALOP BNPB sebagai bahan pembuatan kebijakan dan
perencanaan
3 Respon Medis dan Laboratorium
Tujuan dari pelaksanaan respon medis di layanan kesehatan (rumah sakit dan puskesmas)
adalah agar terlaksananya deteksi dini kasus COVID-19 implementasi pencegahan dan
penanganan infeksi serta tatalaksana kasus di seluruh sarana pelayanan kesehatan
Respon medis terdiri dari Puskesmas Rumah Sakit non rujukan Rumah Sakit rujukan dan
fasilitas layanan kesehatan lainnya (Praktek dokter umum maupun spesialis Klinik- klinik
pengobatan Balai pengobatan umum maupun khusus) dan institusibangunan khusus
(seperti hotel wisma atlet dsb) dirancang untuk menyediakan pelayanan pengobatan
COVID-19 Semua fasilitas pelayanan kesehatan di luar rumah sakit bila mendapat kasus
suspek COVID-19 harus secepatnya merujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19 atau
pusat perawatan COVID-19 Pada keadaan transmisi luas di masyarakat dan kapasitas
fasilitas kesehatan tidak memadai kasus ringan tanpa risiko dirawat dirumah dengan
edukasi pengendalian infeksi kasus dengan risiko seperti orang tua (gt 65 tahun) dan
orang dengan komorbid dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan pasien dengan kondisi
parah dirujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19
Kementerian Kesehatan telah menetapkan jumlah total rumah sakit rujukan sebanyak 657
Rumah Sakit terdiri dari 132 Rumah Sakit rujukan untuk COVID-19 berdasarkan SK
Menkes dan 525 rumah sakit rujukan di daerah ditetapkan berdasarkan SK Gubernur
Rumah sakit yang ditetapkan sebagai RS rujukan Covid-19 terdiri dari Rumah Sakit milik
Kementerian Kesehatan Kementerian lain TNI POLRI Pemerintah Daerah BUMN
Swasta dan RS Darurat
Kemenkes juga telah menetapkan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-19 yang
terdiri atas
a Laboratorium Rujukan Nasional Pemeriksaan COVID-19 (Balitbangkes melalui Pusat
Penelitian dan Pengembangan BIomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan)
b Laboratorium Pemeriksa COVID-19
Laboratorium pemeriksa COVID-19 merupakan laboratorium yang memenuhi standar
Biosafety Level 2 (BSL-2) dan memiliki alat pemeriksaan Real Time PCR yang terdiri
atas
1) Laboratorium yang memiliki fungsi surveilans dan
2) Laboratorium yang tidak memiliki fungsi surveilans
27
Daftar RS Rujukan COVID-19 dan Laboratorium Pemeriksa COVID-19 terlampir Dan
apabila dibutuhkan rumah sakit rujukan dapat ditambah dan dapat menggunakan juga
Gedung yang dialihfungsikan menjadi pusat perawatan COVID-19
Tugas Respon medis
Aktivasi layanan hotline COVID-19 yang beroperasi 24 jam7 hari
Konsultasi virtual dan telemedicine sebagai titik kontak pertama triase dibentuk
Kemenkes mendirikan klinik demam pusat tes tempat karantina perubahan peran
rumah sakit tertentu untuk kasus ringan dan berat peralihan fungsi hotel sekolah
pusat komunitas dan stadion
Kemenkes melakukan penilaian kesiapsiagaan rumah sakitfasilitas kesehatan
terhadap COVID-19
Rumah Sakit menghitung kapasitas maksimal kapasitas SDM sarana penunjang dan
mengaktifkan pengaturan SDM
Kemenkes memastikan lonjakan SDM pada daerah dengan beban tinggi
Kemenkes menyediakan suplai dan komoditas yang diperlukan rumah sakit
berdasarkan estimasi kebutuhan
Rumah Sakit mengaktifkan ruangan atau area aman untuk semua petugas Rumah
Sakit
Rumah Sakit mempersiapkan kebutuhan logistik seluruh SDM yang bertugas
Puskesmas dan Rumah Sakit non rujukan mengaktifkan Tim Gerak Cepat (TGC)
COVID-19
Puskesmas Rumah Sakit non rujukan mengaktifkan ruangan untuk pemeriksaaan
dengan menerapkan PPI yang aman untuk semua yang berada di Fasilitas Kesehatan
Kemenkes mengembangkan protocol deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen
kasus dan rujukan termasuk manajemen kasus ringan di rumah
Kemenkes memastikan pelatihan dan penyebaran tenaga kesehatan yang ada
Kemenkes melengkapi tenaga kesehatan yang ada dengan pensiunan (untuk bekerja
di lingkungan yang berisiko rendah menempatkan staf yang punya risiko rendah
bekerja mendukung respon COVID-19) tenaga kesehatan yang menganggur yang
masih dilatih dan staf yang diberi wewenang sementara
Kementrian Pendidikan melatih relawan kesehatan (mahasiwa fakultas kedokteran)
untuk memberikan respon COVID-19
Pelayanan telemedicine klinik demam Puskesmas dan rumah sakit rujukan
melakukan deteksi dan merujuk pasien ke rumah sakit rujukan pusat perawatan
COVID-19 dan rumah sakit rujukan melakukan perawatan kasus
Kemenkes memastikan implementasi PPI yang perlu di semua fasilitas kesehatan yang
terlibat
Tugas laboratorium rujukan nasional COVID-19 antara lain
Menerima specimen untuk pemeriksaan COVID-19 atau konfirmasi hasil pemeriksaan
dari laboratorium pemeriksa COVID-19
Menyusun standar operasional prosedur mengenai pengambilan pengelolaan dan
pemeriksaan spesimen COVID-19
Menyusun rekapitulasi hasil pemeriksaan dari seluruh laboratorium pemeriksa COVID-
19 dan melaporkan kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
28
Penyakit sebagai Focal Point International Health Regulation dan Direktur Jenderal
Pelayanan Kesehatan dengan tembusan kepada Menteri Kesehatan
Melakukan uji validasi secara sampling terhadapa specimen positif dan negatif
berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksa COVID-
19
Mengirimkan tes panel pemeriksaan COVID-19 ke laboratorium pemeriksa COVID-19
dalam rangka pemantauan mutu eksternal (Quality AssuranceQuality Control)
Melakukan supervisi dan pembinaan teknis ke laboratorium pemeriksa COVID-19
Tugas laboratorium pemeriksa COVID-19 antara lain
bull Menerima spesimen untuk pemeriksaan COVID-19 dari rumah sakitdinas
kesehatanlaboratorium kesehatan lainnya
bull Melakukan pemeriksaan screening pada spesimen COVID-19 menggunakan form dan
standar operasional prosedur yang telah ditetapkan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
bull Mengirimkan seluruh spesimen untuk uji validitas ke laboratorium rujukan nasional
COVID-19 dengan segera tanpa menunggu hasil pemeriksaan
bull Mengirimkan hasil pemeriksaan positif dan negatif COVID-19 kepada Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan melalui Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
bull Menginformasikan hasil pemeriksaan positif dan negatif kepada rumah sakit pengirim
untuk keperluan diagnosis dan tatalaksana kasus serta dinas kesehatan domisili pasien
untuk kepentingan penyelidikan epidemiologi dan
bull Memberikan feedback kepada rumah sakitdinas kesehatanlaboratorium kesehatan
lainnya apabila terdapat kekeliruan dalam penggunaan material atau media pada
spesimen yang diterima
Dalam melaksanakan pemeriksaan COVID-19 laboratorium yang tidak memiliki fungsi
surveilans berkoordinasi dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan
Pengendalian Penyakit (BBTKL PP) atau Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK)
sesuai wilayah kerjanya
Apabila kapasitas pemeriksaan PCR yang ada saat ini tidak mencukupi Kementerian
kesehatan akan berupaya untuk penggunaan pemeriksaan PCR lainnya sesuai dengan
ketersediaan yang ada saat ini di Indonesia
4 Intervensi Farmasi
Intervensi farmasi berkaitan dengan pengadaan distribusi obat dan alat kesehatan
dengan menggunakan jalur rutin atau pun jalur alternatif dalam penanggulangan yang
melibatkan
1 Tenaga kesehatan dan asisten apoteker untuk menyiapkan kebutuhan dan menyimpan
antiviral (jika tersedia) dan obat suportif lainnya yang dibutuhkan
2 Tenaga kesehatan dan asisten apoteker surveilans untuk mendistribusikan alokasi
antiviral (jika tersedia) dan obat suportif lainnya
29
3 Tenaga dokter dan perawat melakukan deteksi dan pemilihan kasus COVID-19 dan
non COVID-19 Tenaga dokter perawat paramedik lainnya melakukan pelayanan
medik kesehatan kepada penderita COVID-19 dan penyakit lain
4 Pemerintah memastikan ketersediaan obat esensial obat supportif diagnostic dan
peralatan prioritas pelayan KIA penyakit menular lainnya penyakit kronis dialisa
trauma dan kedaruratan lainnya
5 Berkolaborasi dengan WHO untuk melakukan pengujian obat antiviral (apabila
tersedia) Uji klinis dan intervensi pharmasi lainnya
6 Untuk mengurangi beban fasilitas kesehatan triase dapat dilakukan dengan
berkolaborasi dengan layanan medis online seperti halodoc klikdock dengan
menggunakan algoritme sesuai pedoman COVID-19 Kemkes
7 Identifikasi dan mobilisasi sumber daya dan distribusi sumber supply medis peralatan
medis yang diperlukan dan alat pelindung diri serta tenaga medis untuk membantu
dalam respon pandemi
8 Kemenkes menyipakan aturan persetujuan otorisasi pasar dan pengawasan pasca-
pasar untuk produk-produk COVID-19 (mis diagnostik laboratorium terapi vaksin)
ketika tersedia
9 Kemenkes merencanakan mengembangkan SOP dsb untuk implementasi jalur aturan
yang berbeda MOU dengan pihak lain
10 Kemenkes berkoordinasi dan mengatur donasi produk kesehatan
11 Kemenkes melakukanberpartisipasi dalam kegiatan penelitian termasuk percobaan
klinis
12 Kemenkes memastikan jaminan kualitas produk medis
Kemenkes untuk mendukung ethical review yang cepat dalam situasi darurat tanpa
membahayakan perlindungan subjek manusia dan untuk memastikan bahwa penelitan
yang relevan dan kritis dapat dilakukan sementara kedaruratan kesehatan masyarakat
masih terjadi
Kemenkes untuk memprioritaskan proyek penelitian yang tidak mengambil personil
peralatan fasilitas dan sumber daya dari respon wabah tetapi sejalan dengan prioritas dan
kegiatan yang konsisten dengan upaya respon
5 Intervensi Non Farmasi
Semua sektor memberlakukan keberlangsungan usaha dan menjaga keberlangsungan
usaha sektor esensial untuk tetap beroperasi pada saat pandemic Sektor esensial dan
perannya dalam penanggulangan pandemi
1 Kementerian Kesehatan menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
untuk ProvinsiKabupatenKota yang telah memenuhi persyaratan untuk diterapkannya
PSBB sesuai Permenkes Nomor 9 tahun 2020
2 Perhubungan untuk menjamin lalu lintas kebutuhan logistik dan kebutuhan APD
farmasi lainnya dan membuat rekayasa lalu lintas dan spot chek poin apabila
diberlakukan karantina terbatas di suatu wilayah Melakukan pembatasan angkutan
umum apabila diperlukan seusai analsisi risiko
3 Kemenkopolhukam kementerian pertahanan perangkat Keamanan negara Badan
Intelejen Negara Bersama kepolisian dan didukung tentara menjamin keamanan di
pintu masuk Negara dan keamanan lalu lintas logistik non farmasi dan farmasi
Menjaga keamanan masyarakat pada saat pandemic dan mendukung intervensi non
30
pharmasi lainnya seperti karantina rumah karantina wilayah (apabila diperlukan)
pembatasan sosial penutupan sekolah penutupan tempat hiburan spot chek point di
daerah perbatasan wilayah dan menjaga stabilitas keamanan
4 Kementerian Perdagangan menjamin ketersediaan bahan logistik dan distribusi yang
diperlukan dan kestabilan pasokan bahan pangan pokok untuk masyarakat terdampak
Dan sektor Perdagangan dan sektor industri mendukung pemerintah dalam
memproduksi Alat Pelindung Diri dan supply lainnya yang diperlukan selama pandemi
dan menjaga kestabilitasan perindustrian
5 Kementerian pertanian Indoensia menjaga keberlangsungan pertanian untuk
keberlangsungan supply bahan pokok
6 Sosial untuk penyediaan Dapur Umum Lapangan Layanan Dukungan Psikososial
pemenuhan kebutuhan dasar jaminan sosial bagi korban pandemi
7 Pendidikan menyediakan platform Pendidikan untuk jarak jauh melalui online selama
pandemik
8 Perekonomian mendukung pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi
9 Bank Indonesia menjaga stabilitas rupiah
10 Bulog menjaga kestabilitasan pangan pokok di daerah terdampak
11 PMI Bersama NGO lainnya memberikan dukungan respon pandemic kepada
pemerintah dan juga keterlibatan masyarakat dalam respon pandemic
12 Kementerian dalam negeri mengeluarkan edaran mengenai respon pemerintah daerah
dalam respon pandemic termasuk pembentukan gugus tugas di daerah
13 Kementerian luar negeri berkoordinasi untuk evakuasi WNI dari daerah yang
terdampak pada awal epidemi (apabila diperlukan) dan berkordinasi dengna
pemerintah negara yang terjankit unutk memonitor kondisi WNI di degara terjangkit
Dan apabila kasus sudah masuk ke Indoensia berkoordinasi dengan pemerintah
negara lain mengenai kasus WNA yang terdeteksi di Indoensia Dalam hal ii dapat
bekerjasama dengan IHR focal point Indonesia
14 Kementerian agama memberikan edaran mengenai intervensi yang dilakukan
bekerjasama dengan tokoh agama (contohnya penutupan masjid gereja maklumat
MUI dll)
15 Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia
melakukan pendekatan melalui desa unutk pelibatan tokoh masyarakat dalam respon
pandemi dan pemakaian dana desa untuk respon pandemic
16 Kementeian Energi Sumber Daya Mineral Indoensia memastikan sektor esensial
seperti PLN Gas negara Bahan bakar Air tetap menjaga keberlangsungan usahanya
selama pandemi Pertamina Bahan Bakar sebagai sumber energi seluruhnya Listrik
PLN perannya menyediakan penerangan dan sebagai sumber energi PDAM
perannya menyediakan air bersih dan air minum sebagai kebutuhan dasar dan
hygiene sanitasi perorangan
17 Kementerian hukum dan hak asasi manusia menyusun hukum dan peraturan untuk
percepatan penanganan pandemi dan intervensi yang dilakukan Dan juga membuat
protokol unutk pandemi bagi perangkat hukum dan fasilitasnya seperti pencegahan
deteksi dan rujukan kasus di baan pemasyarakatan
18 Kementerian ketenagakerjaan Indoensia membuat protokol unutk tenaga kerja dan
pelaku usaha pada saat pandemi termasuk juga untuk pekerja migran Termasuk
pemberlakuan bekerja dari rumah pada masa sosial distancing pembatasan sosial
19 Kementerian Keuangan memastikan tersedianya anggaran nasional dan daerah untuk
respon pandemi
31
20 Kementerian Komunikasi dan Informatika mendukung respon pandemi dengan
mendukung komunikasi dan menjaga keberlngsungan sarana telekomunikasi untuk
respon pandemi (Internet telephone) memberikan fasilitas tool free untuk hotline
pandemi dan SMS blast serta iklan layanan masyarakat unutk pandemic
Telekomunikasi menyediakan kebutuhan informasi dan komunikasi antar individu
21 Kementerian Lingkungan hidup dan kehutanan Indonesia menyusun protokol untuk
desinfeksi lingkungan yang aman untuk masyarakat
22 Kementeiran Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia dapat bekerjasama
untuk mengidentifikasi fasilitas apartment dan mempersiapkan fasilitas untuk
alihfungsi gedung fasilitas unutk respon pandemic termasuk untuk tempat perawatan
COVID-19
23 Kementerian riset dan Teknologi bekerjasama dengan kementerian Pendidikan
termasuk Universitas dan perangkat negara lainnya untuk melakukan modeling
prediksi kasus COVID-19 di Indoensia dan mengorganisasi penelitian mengenai
COVID-19 di Indoensia termasuk membuat road map dan protokol penelitian di
Indonesia sejalan dengan road map penelitian nasional Hal ini dilakukan
bekerjasama dengan Litbangkes Kementerian Kesehatan
24 Kementerian Perencanaan Pembangungan Nasional RI menyusun perencanaan
respon COVID-19 dengan menggunakan modeling yang dibuat bersama dengan
Kementerian Riset dan Teknologi
25 Kementerian BUMN mendukung keberlangsungan BUMN untuk menjalankan fungsi
pelayanan publik esensial dan identifikasi fasilitas BUMN yang dapat dialihfungsikan
untuk respon COVID-19 termasuk menjadi tampat perawatan COVID-19 Dapat
bekerjasama dengan kementerian lainnya contohnya bekerjasmaa dengan
Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk menggunakan stadium fasilitas oleh raga
untuk perawatan COVID-19 atau bekerjasmaa dengan Pusat Haji untuk menggunakan
asrama haji untuk tempat perawatan COVID-19
26 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah membuat protokol
keberlangsungan usaha untuk pengusaha kecil dan menengah dan mendukung
keberlangsungan usaha kecil dan menegan pada saat respon pandemic
27 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif untuk memberikan edaran kepada sektor
pariwisata untuk kewaspadaan COVID-19 menutup sektor pariwisata apabila
diperlukan pada pemberlakuan pembatasan sosial Memberikan informasi komunikasi
risiko kepada stakeholder sektror pariwisata
Stakeholder yang bergerak di bidang intervensi non pharmasi adalah menyusun dan
monitoring implementasi protokol untuk sektor non kesehatan seperti protokol publik
protokol transportasi umum protokol di sektor edukasi protockol di sektor
perdaganganprotokol socialphysical distancing protokol penutupan pusat
keramaian tempat hiburan pusat perbelanjaanmall penutupan sekolah termasuk
pengaturan kehidupan masyarakat yang terkait lainnya
32
6 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat
Tim komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat terdiri dari 2 tim teknis yakni Tim Promosi
Kesehatan (TPK hewan dan manusia) dan Tim Sentra Media (TSM) Tim-tim ini bertugas
untuk
a Promosi Kesehatan
1) Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam
mengatasi COVID-19
2) Menginformasikan ke masyarakat langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan
dan tidak boleh dilakukan dalam menghadapi situasi pandemi
3) Mengumpulkan data dan informasi secara rutin dan setiap ada perkembangan
situasi yang khusus yang dilaporkan Tim Penanggulangan atau tim lainnya yang
terkait
4) Mengolah dan mengelola data dan informasi terkumpul
5) Membuat papan informasi internal yang memuat informasi esensial (kontak peta
wilayah dll) dan data informasi terbaru
6) Mengatur jenis media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dan saluran
informasi bagi target yang berbeda-beda
7) Menetapkan jadwal distribusi informasi berdasar jenis media KIE dan saluran
8) Menyusun pesaninstruksi per topik dengan masukan dan koordinasi dengan ahli
teknis sesuai target dan saluran informasi
9) Mendistribusikan informasi instruksi pesan (yang mungkin berbeda-beda)
berdasarkan target jenis media KIE dan saluran informasi
b Sentra Media
1) Memastikan informasi dari TPK dapat disebarkan ke masyarakat melalui berbagai
media massa
2) Bekerja sama dengan juru bicara dan TPK untuk menyebarkan informasi Membuat
pointers dari pemantauan berita-isu publik dan perkembangan situasi dari unit
teknis kepada juru bicara
3) Memantau pemberitaan dan isu di media masa dan media sosial yang berkembang
di masyarakat serta memastikan agar masyarakat menerima informasi yang akurat
pada waktu yang tepat
4) Mengatur arus informasi internal dan eksternal (untuk konsumsi publik) dan
memastikan bahwa informasi kepada media sudah diubah ke dalam format yang
dapat dengan mudah digunakan oleh media cetak radio dan televisi (siaran pers
ad-lips talkshow video news release)
5) Melayani kebutuhan media masa
6) Menyelenggarakan temu media secara berkala
7) Memastikan bahwa media dan publik serta pihak-pihak terkait (kementerian
lembaga kedutaan besar badan-badan PBB ormas LSM dan swasta)
memperoleh berita informasi terakhir secara rutin
8) Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketepatan pesan-pesan
kunci yang ingin dipublikasikan
9) Memastikan data yang dapat dibagikan ke publik dan menahan informasi sensitif
dengan media massa
33
Bab 4
Konsep Operasi dan Pelaksanaan Respon Pandemi
41 Konsep Operasi Rencana Pelaksanaan Respon Pandemi Konsep operasi pelaksanaan respon pandemi berdasarkan framework kebencanaan
nasional mengacu pada bagan sebagai berikut
Tabel 41
Konsep Operasi Pelaksanaan Respon Berdasarkan Framework Kebencanaan Nasional
Pernyataan Definisi Operasional Prinsip Operasi Koordinator
Komando
Kesiapsiagaan Belum terdapat kasus COVID-19 di Indonesia
Penguatan surveilans deteksi dini dan pencegahan
Kemenkes (Provinsi dan KabupatenKota Kepala Daerah)
Siaga Darurat Awal masuk kasus ke Indonesia (Kasus awal dan sporasik kasus)
Deteksi kasus pelacakan kasus dan isolasi kasus
Kemenkes (Provinsi dan KabupatenKota Kepala Daerah)
Tanggap Darurat Terdapat minimal 2 klaster sampai COVID-19 yang meluas di Indonesia
Deteksi kasus pelacakan kasus mitigasi pandemi Physical distancing business continuity plan (BCP)
Nasional BNPB Daerah Kepala Daerah
Rehabilitasi Tidak ditemukan kasus baru setelah dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir
Surveilans ketat deeskalasi respon rehabilitasi fungsi komponen yang terlibat dalam penanggulangan COVID-19
Kepala Daerah
Pada saat WHO mengeluarkan pernyataan pandemi maka Kementerian Kesehatan
bersama dengan Kemenko PMK akan melaporkan hal ini kepada Presiden dan sesuai
dengan Inpres No 4 Tahun 2019 maka Presiden akan menunjuk komandan untuk
kesiapsiagaan dan respon untuk penanggulangan
Trigger kriteria penetapan status dan respon untuk setiap status yaitu
a Status siaga darurat ditentukan oleh Kementerian Kesehatan RI
b Status darurat bencana ditetapkan oleh Presiden RI atas rekomendasi Kemenkes
BNPB dan Kementerian lain yang terlibat dan relevant
Pada saat kesiapsiagaan (belum terdapat kasus COVID-19 di Indonesia terdeteksinya
kasus di Indonesia kasus awal dan sporadik kasus di Indonesia maka Menteri Kesehatan
melaporkan kepada Presiden untuk merekomendasikan penetapan siaga darurat
Kemenkes akan melakukan analisis risiko berkala dan melaporkan kepada Presiden
Dalam tahap ini Presiden akan menunjuk komandan untuk melakukan koordinasi lintas
sektor untuk melakukan respon
Apabila adanya peningkatan kasus di Indonesia dimana kasus pandemi sudah menyebar
luas di Indonesia berdasarkan analisis risiko yang disampaikan oleh Kemenkes situasi
tersebut dilaporkan kepada presiden dan presiden menetapkan tanggap darurat dan
menunjuk komandan untuk melakukan koordinasi lintas sektor untuk melakukan respon
34
Pos pendampingan akan diberikan oleh pusat ke daerah bila pos pendampingan untuk daerah yang terdampak diperlukan
Struktur komando dan koordinasi akan dibuat di tingkat nasional provinsi dan kabupatenkota (Seperti organogram dibawah ini)
Gambar 41
Struktur Pos Pendampingan SKPDB (Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana)
Pendanaan kesiapsiagaan menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan RI dan
bantuan hibah dari dunia usaha donatur dan bantuan luar negeri Pendanaan pada
penanggulangan pandemi (periode tanggap darurat) menggunakan dana siap pakai yang
tersedia di Kementerian Keuangan dan dapat dipergunakan oleh BNPB pada masa
tanggap darurat pada tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota dapat menggunakan DTT
(Dana Tak Terduga) BTT (Biaya Tak Terduga)
Biaya untuk penyediaan darurat bencana penanganan operational ground handling
personil logistik dan peralatan pengemasan pelabelan distribusi bantuan ke lokasi
Pos Lapangan
KabKota
Pos Pendukung (Bantuan
Internasional)
Pos Lapangan
Pos Lapangan
Pos Lapangan
Posko Nasional PDB
Pos Pendamping Wilayah
Nasional
Provinsi
Notes Pendampingan Komando
35
tujuan pemusnahan dan re-ekspor menjadi tanggung jawab pemberi bantuan
internasional
Tempat Transit terbagi atas
bull Bandar Udara
bull Pelabuhan Laut
bull Pos Lintas Batas Negara
bull Pangkalan Militer jika kapasitas pintu masuk keluar bantuan tidak memadai
Indikator Siaga Darurat
1) Meningkatnya angka kasus COVID-19 di beberapa negara di dunia
2) Terindentifikasinya 1 orang pasien positif COVID-19 di Indonesia
Indikator Tanggap Darurat
1) Sebaran angka kasus COVID-19 telah terjadi di lebih dari satu provinsi di Indonesia
atau adanya lebih dari dua kluster di provinsi yang sama
2) Terjadi Transmisi COVID-19 di komunitas
3) Angka kesakitan COVID-19 menunjukkan kenaikan 2 kali atau lebih selama dalam
dua kali masa inkubasi (2 x 5 hari) berturut-turut
4) Dilaporkan adanya petugas kesehatan yang terjangkit COVID-19
5) Jumlah rata-rata penderita baru COVID-19 akibat penularan manusia ke manusia
dalam satu kawasancluster menunjukkan kenaikan 2 kali lipat dalam 2 minggu
terakhir
6) Case Fatality Rate menunjukkan peningkatan dalam 2 minggu terakhir
7) Penanganan Wabah COVID-19 yang melebihi daya dukung Sumber Daya
Kesehatan
8) Terganggunya layanan pemerintahan maupun layanan vital lainnya akibat wabah
COVID-19
9) Terjadinya gangguan pada sektor keamanan ketertiban sosial maupun ekonomi
10) WHO menyatakan PHEIC pandemic COVID-19
Kondisi masuk pada tahap tanggap darurat apabila memenuhi sekurang-kurangnya 3 indikator
dari indikator skenario kejadian
Indikator Transisi Darurat ke Pemulihan
Indikator skenario kejadian
1) Penurunan signifikan pada incident case
2) Dalam 14 hari dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak terdeteksi kasus baru
dengan surveilans ketat
3) Aktivitas layanan kesehatan pemerintahan sosial dan ekonomi masyarakat telah
pulih seperti kondisi sebelum Pandemi
36
42 Fungsi
421 Komando dan Koordinasi
Pada saat kesiapsiagaan setiap stakeholder melakukan kegiatan kesiapsiagaan
sesuai dengan tupoksinya masing-masing Kementerian kesehatan mengeluarkan
surat edaran kesiapsiagaan terhadap kasus COVID-19 baru di rumah sakit pintu
masuk pelayanan kesehatan dasar dan dinas kesehatan
Kemenkes bertugas sebagai koordinator dan pusat krisis sebagai pelaksana harian
pada saat kesiapsiagaan dan siaga darurat Pusat krisis akan mengkoordinir segala
aktivitas untuk kesiapsiagaan dan siaga darurat Seluruh komponen penanggulangan
yang berada di lingkungan Kementerian Kesehatan berkoordinasi dengan pusat krisis
kesehatan melalui Public Health Emergency Operations Centres (PHEOC) PHEOC
melakukan kegiatan surveilans berdasarkan IBF analisis risiko dan Penyelidikan
Epidemiologi (PE)
Pusat krisis kesehatan akan melakukan koordinasi dengan lintas sektor lainnya
termasuk BNPB apabila memerlukan sumber daya tambahan untuk keperluan
kesiapsiagaan dan siaga darurat Alur komando dan koordinasi pada saat siaga darurat
adalah seperti di bawah ini
Gambar 42
Alur komando dan koordinasi pada saat siaga darurat
Aktivasi sub klaster sesuai dengan kebutuhan berdasarkan hasil analisis risiko yang
dilakukan PHEOC dan pusat krisis
Komandan Menkes (Pelaksana Harian Pusat Krisis) -Emergency
Operation Centre
Tim Data amp Informasi dan Humas Pusdatin dan Rokomyanmas
Tim Logistik Kesehatan Farmalkes
Tim Promosi Kesehatan
Rokomyanmas
Koordinator Sub
Klaster Pelayanan
Kesehatan
Yankes
Koordinator Sub Klaster
Pengendalian Penyakit P2P (PHEOC) dan IHR
Focal Point
Koordinator
Sub Klaster
Pelayanan Gizi Dit Gizi
Koordinator
Sub Klaster
Kesehatan Jiwa Keswa
Koordinator Sub Klaster
Kesehatan
Reproduksi Kesga
Sub Klaster
DVI
BNPB
WHO IHR
Focal Point
37
Pada saat di deteksi kasus baru pandemi di Indonesia maka IHR focal point akan
memberikan notifikasi kepada WHO dan berkoordinasi dengan humas dan pusat krisis
untuk melakukan respon IHR National Focal point dapat berkoordiansi dengan WHO
National focal point untuk mobilisasi sumber daya Internasional yang dibutuhkan
contohnya dengan Global Outbreak Alert and Response Network (GOARN) untuk
mendukung respon di Indonesia
Pusat Krisis Kesehatan melakukan pertemuan koordinasi berkala untuk sektor
kesehatan dan sub kluster sektor kesehatan dengan melibatkan partner NGO
organisasi Internasional
Gugus Tugas Percepatan Penangangan Covid-19
Untuk Penanggulangan COVID-19 Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden no 7
tahun 2020 mengenai Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Diseases
2019 (COVID-19) Operasi respon dan Mitigasi COVID-19 pada tingkat pusat
dilaksanakan oleh gugus tugas ini dengan tujuan untuk
a meningkatkan ketahanan nasional di bidang kesehatan
b mempercepat penanganan COVID-19 melalui sinergi antar kementerian
lembaga dan pemerintah daerah
c meningkatkan antisipasi perkembangan eskalasi penyebaran COVID-19
d meningkatkan sinergi pengambilan kebijakan operasional dan
e meningkatkan kesiapan dan kemampuan dalam mencegah mendeteksi dan
merespons terhadap COVID-19
Gugus tugas ini terdiri dari Pengarah dan Pelaksana Pengarah memiliki tugas untuk
memberikan arahan kepada Pelaksana dalam melaksanakan percepatan penanganan
COVID-19 dan melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penanganan
COVID-19
Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 memiliki tugas
a) menetapkan dan melaksanakan rencana operasional percepatan penanganan COVID-
19
b) mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan
COVID-I9
c) melakukan pengawasan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-19
mengerahkan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan
COVID-L9 dan
d) melaporkan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-L9 kepada Presiden dan
Pengarah
Dalam melaksanakan tugasnya gugus tugas ini dibantu oleh sekretariat yang
berkedudukan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang memberikan
dukungan teknis dan administrasi kepada gugus tugas tersebut
38
Pada tingkat sub nasional dibentuk juga gugus tugas percepatan penganan COVID-19
yang berkoordiansi dengan gugus tugas pusat Biaya untuk pelaksanaan
penanggulangan COVID-19 dibebankan kepada anggaran pendapatan dan belanja
negara belanja daerahatau sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai d
engan ketentuan
Susunan keanggotaan Gugus Tugas Percepatan Penanganan
COVID-19 terdiri atas
A Pengarah
1 Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
2 Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan
3 Menteri Kesehatan dan
4 Menteri Keuangan
B Pelaksana
Ketua Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Wakil Ketua 1 Asisten Operasi Panglima Tentara Nasional Indonesia dan
Wakil Ketua 2 Asisten Operasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Anggota
1 Unsur Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan
2 Unsur Kementerian Kesehatan
3 Unsur Kementerian Dalam Negeri
4 Unsur Kementerian Luar Negeri
5 Unsur KementerianPerhubungan
6 Unsur Kementerian Komunikasi dan Informatika
7 Unsur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
8 Unsur Kementerian Agama
9 Unsur Badan Nasional Penanggulangan Bencana
10 Unsur Tentara Nasional Indonesia
11 Unsur Kepolisian Negara Republik Indonesia dan
12 Unsur Kantor Staf Presiden
39
Pada saat tanggap darurat maka alur komando dan koordinasi seperti dibawah ini
Gambar 43
Alur Komando dan Koordinasi Pada Saat Tanggap Darurat
Tugas dan fungsi alur komando dan koordinasi adalah sebagai berikut
1 Komandan
a Mengaktifkan dan meningkatkan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops)
menjadi Pos Komando Tanggap Darurat
b Membentuk Pos Komando Lapangan (Poskolap) di lokasi bencana di bawah
komando Pos Komando Tanggap Darurat Bencana
c Membuat rencana operasi mengorganisasikan melaksanakan dan
mengendalikan operasi tanggap darurat bencana
d Melaksanakan komando dan pengendalian untuk pengerahan sumber daya
manusia peralatan logistik dan penyelamatan serta berwenang
memerintahkan para pejabat yang mewakili instansi lembaga organisasi yang
terkait dalam memfasilitasi aksesibilitas penanganan tanggap darurat bencana
e Melaksanakan evaluasi melalui rapat koordinasi yang dilaksanakan minimal
satu kali dalam sehari untuk menyusun rencana kegiatan berikutnya
f Komandan Tanggap Darurat bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI
2 Wakil Komandan
a Membantu komandan Tanggap Darurat Bencana dalam merencanakan
mengorganisasikan melaksanakan dan mengendalikan komando tanggap
darurat bencana
b Mengkoordinir tugas-tugas sekretariat humas keselamatan dan keamanan
serta perwakilan instansi lembaga
c Mewakili Komandan Tanggap Darurat Bencana apabila berhalangan
d Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana bertanggung jawab langsung
kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana
Tim Pengarah
Menko PMK
Menko Polhukam
Menkes
Menteri keuangan
WHO IHR Focal Point
IHR National Focal Point
40
3 Sekretariat
a Menyelenggarakan administrasi umum dan pelaporan
b Pelayanan akomodasi dan konsumsi bagi personil Komando Tanggap Darurat
Bencana
c Sekretaris bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat
Bencana
4 Bagian Perencanaan
a Mengumpulkan dan menginventarisasi sumber daya (personil peralatan dan
dana) yang ada di masing-masing instansi
b Mengevaluasi menganalisis data dan informasi yang berhubungan dengan
penanganan tanggap darurat bencana serta menyiapkan dokumen rencana
operasi tanggap darurat
c Kepala Bidang Perencanaan bertanggung jawab langsung kepada Komandan
Tanggap Darurat Bencana
5 Bagian Humas
a Menghimpun data dan informasi penanganan bencana yang terjadi
b Membentuk jaringan informasi dan komunikasi serta menyebarkan informasi
tentang bencana ke media massa dan masyarakat luas atas persetujuan
komandan tanggap darurat
c Mendokumentasikan seluruh kegiatan posko tanggap darurat
d Kepala Humas bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap
Darurat Bencana
6 Perwakilan Kementerian Lembaga (KL)
a Perwakilan KL terkait bertugas membantu Komandan Tanggap Darurat
bencana berkaitan dengan permintaan dan pengerahan sumber daya yang
dibutuhkan dari KL
b Perwakilan KL secara operasional bertanggung jawab langsung kepada
Komandan Tanggap Darurat Bencana atas pelaksanaan tugasnya dan secara
administratif bertanggung jawab kepada pimpinan KL terkait
422 Surveilans
Kegiatan surveilans epidemiologi dilakukan mulai dari sebelum timbul pandemi sampai
dengan pasca penanggulangan dengan sasaran populasi yang berisiko yaitu
masyarakat dan petugas Pelaksanaan surveilans berdasarkan lokasinya dibedakan
menjadi
a Surveilans wilayah yang meliputi wilayah kasus dan penanggulangan rumah sakit
yang merawat kasus Puskesmas Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya serta wilayah berisiko
41
b Surveilans yang dilakukan di pintu masuk keluar suatu wilayah dan yang meliputi
bandar udara pelabuhan Pos Lintas Batas Darat (PLBD) Kegiatan surveilans di
wilayah dan pintu masuk negara pada setiap status
o SOP surveillans pada setiap status merujuk pada Pedoman Surveilans
epidemiologis COVID-19 di Indonesia (Kemenkes 2020) Pedoman Surveilans
Sentinel ILI Pedoman Surveilans SIBI (Surveilans ISPA Berat di Indonesia)
Pedoman SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan pedoman
nasional COVID-19
o SOP penilaian risiko pada setiap status yang merujuk pada Risk Assessment
for Acute Public Health Event WHO 2010 dan Pedoman Nasional COVID-19
Kemkes 2020
c Sumber daya manusia untuk melakukan surveilans termasuk roster
epidemiologist dll Tim TGC dan Pejabat Karantina Kesehatan (analis
laboratorium klinisi perawat epidemiologi)
d SOP untuk COVID-19 Severity Assessment (PISA) Siapa yang melakukan dan
indikator apa yang akan dipakai
e Metode modeling pandemi yang mungkin dilaksanakan dan institusi yang dapat
membantu dalam pelaksanaannya
f SOP terkait pencatatan dan alur pelaporan surveilans COVID-19 merujuk pada
- Pedoman COVID-19 Kemenkes RI 2020
- Annex 2 IHR Decision instrument for the assessment and notification of
events that may constitute a public health emergency of international
concern 2010
g Pengawasan kekarantinaan kesehatan terdiri dari pengawasan saat kedatangan
pengawasan saat keberangkatan dan pengawasan lingkungan
Tindakan kekarantinaan kesehatan terdiri dari
o Karantina isolasi
o rujukan disinfeksi dan atau dekontaminasi terhadap orang sesuai indikasi
o Pembatasan sosial berskala besar
o Disinfeksi dekontaminasi disinseksi dan atau deratisasi terhadap alat
angkut dan barang
o Penyehatan pengamanan dan pengendalian terhadap media lingkungan
Di tingkat daerah juga dapat dibentuk Gugus Tugas dengan struktur yang sama
dengan struktur nasional
423 Respon Medis dan Laboratorium
Pada kondisi pandemi sudah teridentifikasi dan siap melaksanakan pelayanan kasus
COVID-19 harus sesuai dengan pedoman dan standar Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI) yg benar yaitu
o Layanan primer
o Rumah Sakit
o Farmasi
o Laboratorium
42
Respon medis dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) untuk kasus
parah dan moderate sedangkan untuk kasus ringan dilakukan pengawasan di
Puskesmas atau pelayanan telemedicine dan rumah Tata laksana kasus pandemi
dengan memperhatikan infeksi
Pada kasus ringan operasional dan pemberdayaan yang dilakukan di puskesmas
antara lain
1) Pasien suspek diperiksa di puskesmas klinik dengan menerapkan PPI
berbasis standar kontak dan droplet disarankan melalui telemedicine
2) Pasien suspek dapat melakukan karantina mandiri dengan edukasi etika batuk
cuci tangan dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
3) Kasus suspek moderate dan parah yang terjadi pada kelompok risiko tinggi (usia
diatas 60 tahun memiliki komorbid) dirujuk ke rumah sakit untuk di tes dan
diberikan pengobatan jika diperlukan
4) Kasus supek dengan gejala ringan dan tidak terjadi pada kelompok risiko tinggi
mendapatkan obat simptomatik di rumah
5) Status kesehatan kasus suspek dipantau melalui telemedicine atau cara lainnya
6) Puskesmas melaporkan ke dinas kesehatan setempat
7) Petugas puskesmas mengawasi perjalanan penyakit kasus suspek (surveilans
aktif) dan melakukan contact tracing pasien dan mengkarantina kontak serta
memonitor status kesehatan kontak selama 14 hari
8) Kasus suspek dengan perburukan klinis akan dirujuk ke RS rujukan
9) Petugas puskesmas dengan ambulance khusus siap menjemput kasus suspek
dari rumah ke RS rujukan
10) Komunikasi risiko internal puskesmas
11) Skrining seluruh petugas di puskesmas
12) Menjaga keberlangsungan pelayanan
Selain itu dalam penanggulangan COVID-19 Puskesmas juga diharapkan dapat
melaksanakan tiga fungsi utamanya yaitu
1 Sebagai Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Melakukan surveilans COVID-19 ILI dan pneumonia untuk mendeteksi dini
adanya suspek COVID-19
Melapor ke Dinas Kesehatan kabupaten kota bila ditemukan adanya suspek
COVID-19
Bersama tim Dinas Kesehatan kabupaten kota melakukan penyelidikan
epidemiologi (tes isolasi kasus pelacakan kontak karantina kontak dan
pemantauan status kesehatan kontak selama 14 hari)
Koordinasi lintas sektor tingkat kecamatan tentang adanya kasus suspek
COVID-19 dan pengendalian melalui pimpinan wilayah kecamatan
2 Sebagai Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Diseminasi KIE tentang adanya kasus COVID-19 pada manusia untuk deteksi
dini pencegahan penularan pelaporan dan pengobatan segera melalui tokoh
masyarakat agama kader kesehatan LSM Ormas dan UKBM Upaya
43
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (poskesdes poskestren posyandu
polindes posdayandu dll)
Pemberdayaan masyarakat melalui UKBM (kader dasa wisma kader posyandu
desa siaga atau kegiatan berbasis masyarakat lainnya yang berjalan di daerah
tersebut) untuk melakukan deteksi dini pencegahan penularan dan rujukan
kasus COVID-19
3 Sebagai Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Pada dasarnya Puskesmas tidak melakukan perawatan pasien suspek karena
keterbatasan sarana prasarana tenaga serta untuk mencegah meluasnya
penyebaran penularan dari manusia ke manusia
Pada kasus sedang dan berat dilakukan di rumah sakit antara lain
1 Pelayanan di ruang rawat isolasi dengan tetap menerapkan prinsip PPI
2 Pemberian obat simptomatik
3 Pelayanan di ruang ICU dengan tetap menerapkan prinsip PPI
4 Pengaturan shift petugas yang ketat untuk mencegah kelelahan
5 Pengaktifan ruang ldquoantarardquo (untuk decont) dan ruang tekanan negatif dan steril
khusus untuk petugas beristirahat
6 Monitoring dan evaluasi semua petugas dan layanan yg diberikan
Di Rumah Sakit dilakukan pengaktifan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu (SPGDT) antara lain
bull Jumlah tempat tidur
bull Jumlah ICU
bull Ketersediaan ventilator (jumlah dan jenis)
bull Peralatan terapi oksigen
bull Ruang pemulasaran jenazah
bull Laboratorium
bull Farmasi obat APD
bull Instalasi gizi (petugas dan pasien)
bull CSSD (Central Sterilization Supply Department) Instalasi Pusat Pelayanan
Sterilisasi
bull Kesehatan lingkungan
Rumah sakit rujukan yang ditunjuk berfungsi sebagai pusat perawatan COVID-19 Rumah
sakit tersebut mengaktifkan rencana kesiapsiagaan dan respon pandemi di rumah sakit
dengan
a Penambahan ruangan perawatan untuk COVID-19 mengirimkan pasien lain ke
rumah sakit lain
b Menyediakan terapi oksigen bagi pasien dengan kondisi parah
c Menyediakan ruang rawat ICU dan pemenuhan kebutuhan terapi oksigen dan
ventilator untuk pasien dengan kondisi kritis (perhitungan lihat tabel di lampiran)
d Membuat prioritas perawatan untuk pasien lainnya Pasien lainnya yang dalam
keadaan gawat dan atau darurat dapat ditangani dengan dikirim ke rumah sakit lain
e Identifikasi dan pemenuhan sumber daya dan prasarana yang diperlukan untuk
penambahan kapasitas perawatan dapat di rumah sakit rujukan tersebut
44
f Apabila terjadi penyebaran luas di masyarakat dan kapasitas fasilitas kesehatan
tidak memadai dapat dilaksanakan strategi dibawah ini Strategi tersebut perlu
didiskusikan terlebih dulu oleh panel ahli berdasarkan analisis risiko untuk membuat
rekomendasi
- Hotline service yang beroperasi 24 Jam 7 hari akan membantu triase orang yang
bergejala penyakit pernafasan dan orang yang khawatir kontak dengan kemungkinan
kasus COVID-19 berdasarkan kondisi mereka Orang-orang tersebut melalui hotline
service akan diberikan arahan apakah harus datang ke fasilitas kesehatan atau
melakukan isolasi mandiri di rumah atau adanya arahan lainnya Skreening dan
triase dapat dilakukan di semua akses sistem fasilitas kesehatan puskesmas klinik
atau rumah sakit lainnya dan setting khusus yang diadakan di komunitas Apabila
diperlukan klinik demam (atau penyakit pernafasan) dapat didirikan di luar fasilitas
kesehatan utnuk menurunkan risiko penularan COVID-19 di fasilitas kesehatan
- Rujukan akan mengadopsi model ldquohub and spokerdquo dengan fasilitas rujukan COVID-
19 pusat dan semua fasilitas kesehatan lainnya di setiap wilayah geografis yang
merujuk pasien ke fasilitas rujukan COVID-19 terdekat
- Rumah sakit rujukan yang ditunjuk berfungsi sebagai pusat perawatan untuk COVID-
19 Rumah sakit rujukan tersebut akan mengaktifkan respons pandemi dan rencana
kesiapsiagaan di rumah sakit dengan menambahkan ruang perawatan untuk
COVID-19 dan dengan mengubah fungsi kamar lain Pasien lain yang sedang
dirawat yang bukan terjangkit COVID-19 bisa dikirim ke rumah sakit lain Identifikasi
dan pemenuhan sumber daya dan infrastruktur diperlukan untuk meningkatkan
kapasitas perawatan di rumah sakit rujukan COVID-19
- Identifikasi rumah sakit lainnya sebagai pusat perawatan COVID-19 apabila
diperlukan
- Identifikasi fasilitas bangunan yang dapat dikonversi dan berfungsi sebagai pusat
perawatan COVID-19 (misalnya asrama atlet hotel dengan kapasitas tempat tidur
yang mencukupi) Identifikasi dan pemenuhan sumber daya dan infrastruktur untuk
fasilitas ini perlu dilakukan dengan bekerja sama dengan IDI dan organisasi profesi
Fasilitas-fasilitas ini perlu memiliki akses ke layanan kesehatan yang cepat (termasuk
telemedicine) dan perlu ditempatkan dekat dengan rumah sakit rujukan COVID-19
- Identifikasi tenaga kesehatan untuk membantu penanganan kasus COVID-19 Bila
terdapat defisit atau kekurangan tenaga kesehatan yang berkompetensi dalam
menangani kasus COVID-19 maka perlu dipertimbangkan dilakukannya task shifting
dari tenaga kesehatan lainnya dengan pemberian pelatihan dan ketrampilan yang
memadai
- Apabila terjadi penyebaran luas di masyarakat dan kapasitas fasilitas kesehatan
tidak memadai serta berdasarkan pertimbangan dan rekomendasi ahli dapat
dilaksanakan strategi berikut ini
o kasus ringan tanpa faktor risiko dirawat dirumah melakukan isolasi diri di rumah
dengan mengikuti dan memperhatikan pengendalian infeksi untuk perawatan
pasien COVID-19 di rumah Pasien tersebut harus mempunyai akses cepat untuk
arahan oleh petugas keseahtan melalui telemedicine whats apps dll
o Kasus sedang yang berisiko tinggi seperti usia lanjut gt 60 tahun atau kasus
dengan komorbid (hipertensi diabetes kardiovaskular penyakit pernafasan kronik
45
kondisi imunkompromis dll) dapat dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan
perlu disiapkan rujukan cepat ke rumah sakit rujukan apabila pasien mengalami
gejala yang memburuk atau adanya komplikasi
o Kasus yang parah amp kritis perlu dirawat di rumah sakit rujukan COVID-19
- Untuk rujukan pasien dapat menggunakan fasilitas ambulans PSC 119 atau
ambulans RS
- Apabila kapasitas laboratorium mencukupi pemeriksaan laboratorium
dilaksanakan sesuai pedoman COVID-19 Berdasarkan analisis risiko dan
rekomendasi panel ahli apabila kasus sudah menyebar di masyarakat luas dan
kapasitas laboratorium sudah tidak mencukupi pemeriksaan laboratorium dapat
dilakukan pada kasus baru dari daerah baru yang melaporkan dari kasus yang
berisiko tinggi kasus yang parah dan kritis dan kontak erat kasus konfirmasi
Pada daerah yang melaporkan transmisi luas di masyarakat dapat dilakukan
survei sistematis pada pemeriksaan laboratorium atau menggunakan sistem
sentinel surveilans
- Kegiatan tambahan yang berkaitan dengan intervensi medis termasuk
Mengembangkan deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen kasus dan
protokol rujukan
Melengkapi tenaga kerja yang ada dengan pensiunan (untuk bekerja di
lingkungan risiko rendah menempatkan staf dengan status risiko yang lebih
rendah untuk mendukung respon COVID-19) tenaga kesehatan yang
menganggur yang dilatih dan staf yang diberi wewenang sementara
Diseminasi selebaran tentang definisi kasus algoritma diagnose pengumpulan
dan transportasi specimen dan APD ke fasilitas kesehatan milik pemerintah
dan swasta
Menyiapkan panduan untuk pelayanan hotline yang beroperasi 24 jam7 hari
untuk melakukan triase orang-orang dengan gejala respiratorik dan mereka
yang khawatir kontak dengan kemungkinan kasus COVID-19
Menyiapkan panduan untuk pekerja telemedicine tenaga kesehatan
Puskesmas dan klinik pernapasan untuk mengidentifikasi menilai dan tes
COVID-19
Diseminasi panduan nasional dan deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen
kasus dan protokol rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan
Membuat panduan tersedia untuk perawatan di rumah bagi pasien dengan
gejala COVID-19 ringan
Menyediakan panduan pemulasaran jenazah
Mempertahankan pelayanan kesehatan rutin dan kegawatdaruratan kepada
masyarakat
Mengatur jaringan pakar klinis untuk membantu karakterisasi klinis COVID-19
menjawab tantangan dalam perawatan klinis
Mencoba penggunaan antivirus yang tepat
Melakukan penelitian dalam Pemantauan Penggunaan Darurat Intervensi
penyelidikan dan yang belum terdaftar menyiapkan protokol penyelidikan klinis
untuk menggunakan obat dan rejimen yang berbeda
46
Implementasi percobaan klinis dalam pengobatan
Eskalasi pemenuhan logistik Alat Pelindung Diri (APD) obat-obatan suportif bahan medis
habis pakai (BMHP) dan untuk pemeriksaan laboratorium (VTM Swab cold chain dll)
Laboratorium
Spesimen yang diambil pada fase pandemi adalah sampel yang memenuhi definisi pasien
dalam pengawasan orang dalam pemantauan dan kontak erat risiko tinggi
Pengambilan spesimen pasien pasien dalam pengawasan dan orang dalam pemantauan
dilakukan sebanyak dua kali berturut-turut (hari ke-1 dan ke-2 serta bila terjadi kondidi
perburukan)
Pengambilan specimen kontak erat risiko tinggi dilakukan pada hari ke-1 dan hari ke-14
Alur Penerimaan Laboratorium
Gambar 44
Alur Pengiriman Spesimen
Algoritma Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan spesimen untuk skrining dan penegakan diagnosis COVID-19 dilakukan di
laboratorium yang memenuhi standar Biosafety Level 2 (BSL-2) dan memiliko alat
pemeriksaan Real Time PCR Saat ini dalam upaya percepatan penemuan kasus
Pemerintah juga telah menggunakan rapid test (tes cepat) serologis untuk pemeriksaan
skrining COVID-19 Kedepannya juga aka nada pengembangan pemeriksaan COVID-19
menggunakan tes cepat molecular berbasis PCR
Laboratorium Rujukan
Nasional COVID-19
Laboratorium Pemeriksa
COVID-19
Rumah SakitDinas
KesehatanLaboratorium
Kesehatan Lainnya
Screening
Konfirmasi
47
Gambar 45
Algoritma Pemeriksaan Laboratorium
Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan orang dalam pemantauan
dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-PCR dan
sekuensing Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain tetapi negatif
COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak erat atau riwayat
perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan ulang Karena
kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui
Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil
positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi Prof
Dr Oemijati ndash Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
48
Alur Pelaporan Surveilans Epidemiology dan Laboratorium
Gambar 46
Alur Pelaporan Laboratorium
Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan
Litbabangkes dan Dirjen P2P cq PHEOC untuk kemudian diteruskan ke
Emergency Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan PHEOC mengirimkan
hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang merawat kasus
Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai pihak terkait
agar dapat berkoordinasi lebih lanjut Jika hasil pemeriksaan laboratorium positif
IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam (Sumber
Pedoman P2 COVID-19_REV-03)
Laboratorium rujukan nasional COVID-19 melakukan rekapitulasi hasil pemeriksaan
dari seluruh laboratorium pemeriksa COVID-19 dan melaporkan kepada Direktur
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebagai Focal Point International
Health Regulation dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan tembusan
kepada Menteri Kesehatan (Sumber SK Jejaring Lab COVID-19)
PUSDALOP BNPB
EOC Pusat Krisis Kemkes
49
Tugas dan Fungsi Laboratorium Rujukan Nasional COVID-19
a Menerima spesimen untuk pengujian COVID-19 atau konfirmasi hasil tes dari
laboratorium daerah COVID-19
b Mengembangkan SOP terkait pengumpulan penanganan dan pengujian
spesimen COVID-19
c Melakukan rekapitulasi seluruh hasil tes COVID-19 dari laboratorium daerah dan
melaporkan ke Direktur Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
sebagai IHR focal point dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan
tembusan ke Menteri Kesehatan
d Melakukan pengujian validasi dengan mengambil sampel spesimen positif dan
negatif berdasarkan hasil tes yang dibawa oeh laboratorium daerah COVID-19
e Mengirimkan tes panel COVID-19 ke laboratorium daerah COVID-19 untuk
external quality assurance (Quality AssuranceQuality Control)
f Melakukan supervisi dan bantuan teknis ke laboratorium daerah COVID-19
Tugas dan Fungsi Laboratorium Daerah COVID-19
a Menerima spesimen untuk tes COVID-19 dari rumah sakitdinas
kesehatanlaboratorium kesehatan lain
b Melakukan skrining tes spesimen COVID-19 menggunakan format dan SOP
yang dibuat Litbangkes
c Mengirimkan semua spesimen untuk tes validitas ke laboratorium rujukan
nasional COVID-19 tanpa menunggu hasil tes
d Mengirimkan hasil pemeriksaan COVID positif dan negatif ke Pimpinan
Litbangkes melalui Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan
Teknologi Kesehatan Dasar
e Menginformasikan hasil tes positif dan negatif ke rumah sakit pengirim dengan
tujuan diagnosa dan manajemen kasus serta ke dinas kesehatan setempat
untuk tujuan penyelidikan epidemiologis dan
f Mengirimkan umpan balik ke rumah sakitpelayanan kesehatanlaboratorium
kesehatan lain jika ada kesalahan dalam penggunaan materi atau media pada
spesimen yang diterima
Kegiatan Laboratorium
a Melakukan penilaian kebutuhan laboratorium
b Menyiapkan protokol pengumpulan sampel pengemasan dan pengiriman
spesimen pasien dari kasus suspek atau terkonfirmasi harus dikirim sebagai
UN3373 ldquoBiological Substance Category Brdquo Kultur dan isolate virus harus
dikirim sebagai kategori A UN2814 ldquoinfectious substance affecting humans
c Memastikan mekanisme transportasi sampel yang baik
d Diseminasi protokol lab dan selebaran
e Memastikan akses ke suplai dan reagen laboratorium
f Melakukan pelatihan diagnosa molekular dasar dan lanjutan
g Mengirimkan sampel untuk pengendalian kualitas ke laboratorium rujukan
COVID-19 internasional yang diakui WHO
h Berpartisipasi dalam sistem surveilans rutin untuk memantau pola penyakit
dampak penyakit dan perubahan virusSecara berkala berbagi isolat dengan
laboratorium rujukan yang mengikuti panduan WHO
50
i Melakukan sequensing virus jika memungkinkan untuk konfirmasi adanya virus
memantau mutasi genom virus dan menginformasi penelitian epidemiologi
molekular
j Melakukan penelitian lanjutan (seroepidemiologis)
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Kegiatan
1 Melakukan workshop PPI virtual untuk fasilitas kesehatan COVID-19 yang
ditunjuk
2 Melakukan workshop PPI virtual untuk petugas kesehatan rumah sakit lainnya
dan puskesmas
3 Mengembangkan dan diseminasi selebaran donasi APD
4 Mengembangkan dan diseminasi PPI kit untuk perawatan di rumah
5 Mengembangkan panduan PPI untuk perawatan di rumah
6 Mengembangkan panduan PPI untuk petugas kebersihan
7 Mengembangkan panduan PPI untuk masyarakat
424 Intervensi Farmasi
Untuk dukungan APD suplai medis yagn dibutuhkan akan didistribusikan melalui
jejaring kluster logistik
Pusat Krisis Kesehatan berpotensi dijadikan Regional Emergency Coordination
Center dan Regional Medical Logistics Hub Hal ini dilakukan untuk memastikan
penanganan populasi terdampak yang begitu luas dapat dilakukan secara merata
namun terkoordinir dan terpusat di tingkat regional Pusat Krisis Kesehatan berada
di lokasi-lokasi berikut
1) Regional Medan
2) Regional Palembang
3) Regional DKI Jakarta
4) Regional Surabaya
5) Regional Semarang
6) Regional Bali
7) Regional Banjarmasin
8) Regional Makassar
9) Regional Manado
10) Sub Regional Padang
11) Sub Regional Papua
Terkait pintu masuk staging area untuk bantuan internasional berikut beberapa
bandara potensial yang telah diidentifikasi oleh WFP untuk penanganan bencana
alam di wilayah Indonesia
1) Bandara Medan untuk wilayah Sumatera dengan alternatif bandara di
Pekanbaru maupun Palembang
2) Bandara Balikpapan untuk wilayah Kalimantan
3) Bandara Halim Jakarta untuk wilayah Jabodetabek Jawa Barat dan Banten
51
4) Bandara Surabaya untuk wilayah Jawa Timur dengan alternatif bandara
Semarang
5) Bandara Makassar untuk wilayah Sulawesi dan Indonesia Timur secara umum
dengan alternatif bandara Manado
Note Dalam kasus skenario pandemi seperti ini Pemerintah perlu menetapkan
secara resmi lokasi pintu masuk staging area untuk penerimaan bantuan
internasional termasuk SOP dan protocol penerimaannya apakah melalui BNPB
Kemenkes selanjutnya diterima oleh OCHA AHA Centre dan diteruskan ke
lokasi terdampak
Terkait staging area hub untuk bantuan nasional (pusat) Kemenkes dapat
langsung mengarahkan bantuan logistik medis ke lokasi-lokasi bandara di Provinsi
terdampak maupun ke lokasi pintu masuk staging area bantuan internasional
agar dapat dikonsolidasikan secara bersama-sama Bandara Halim Jakarta
merupakan bandara utama untuk pengiriman menggunakan jalur udara menuju
daerah terdampak baik menggunakan pesawat militer dan pesawat komersil
(berjadwal maupun charter)
Untuk bantuan non-medis (peralatan rumah sakit lapangan dll) yang berasal dari
luar negeri
shy Untuk barang yang bersumber dari Gudang WHO Global maupun supplier
internasional WHO dapat mengirimkan langsung ke lokasi pintu masuk
staging area yang ditetapkan Pemerintah BNPB Kementerian Kesehatan
dan Bea Cukai dapat memfasilitasi customs clearance di pintu masuk staging
area
shy Untuk barang yang bersumber dari depot-depot UNHRD Global WHO dapat
berkoordinasi dengan WFP terkait rencana pengirimannya ke wilayah
Indonesia Selanjutnya BNPB Kementerian Kesehatan dan Bea Cukai akan
memfasilitasi customs clearance di pintu masuk staging area
shy OCHA dapat mengaktifkan DHL DRT (Disaster Response Teams) untuk
membantu ground handling di pintu masuk staging area
shy WFP dapat mengaktifkan LET (The Logistics Emergency Teams) untuk
membantu operasi logistik medis dibawah koordinasi Klaster Logistik dan
Klaster Kesehatan
52
Rencana Tindakan Pemasukan Obat Vaksin
Saat ini belum tersedia vaksin dan obat antiviral spesifik Apabila sudah ada Vaksin
dan obet antiviral spesifik maka dapat dilakukan SAS
Tabel 42
Rencana Tindakan Mekanisme Pemasukan Obat
Nama SOP Leading sektor Stakeholder
SAS Vaksin
(Apabila
tersedia)
BPOM Industri Farmasi Bea cukai Kemenkes
(Program) Bagian yang terkait dengan
pendistribusian Obat sampai ke Daerah
(Gudang Farmasi KabupatenKota Instalasi
Farmasi Rumah SakitPuskesmas)
SAS Obat Kemenkes Prodis Kemkes Yanfar
(produkasi dan distribusi kefarmasian)
Ibu Lisa (081385318648)
SOP Registrasi
produk
BPOM Kemenkes (Program) Industri Farmasi
(contohnya Biofarma)
Data Instalasi Farmasi yang ada di Fasilitas Kesehatan
1 Puskesmas
Jumlah Puskesmas 9821
Jumlah Apoteker yang tersedia 2713
Tenaga Teknis Kefarmasian 7193
Puskesmas yang Belum ada Apoteker 7108
2 Rumah Sakit
Jumlah Rumah Sakit 2609
Jumlah Apoteker 11835
Kekurangan Apoteker 6802
425 Intervensi Non Farmasi
- Pedoman Bussiness Continuity Plan (BCP) untuk Sektor esensial
Business Continuity Plan (BCP) dapat didefinisikan sebagai rencana dalam
merespon keadaan darurat operasi backup dan pemulihan pasca bencana
53
BCP memungkinkan mengembalikan sistem ke kondisi normal dengan cepat setelah
terjadinya bencana atau peristiwa yang mengganggu keberlangsungan operasional
perusahaan
1 BCP PDAM menjamin ketersediaan air yang aman untuk dikonsumsi termasuk air
minum selama kondisi bencana selama waktu tertentu
2 PLN standar Nasional menetapkan jumlah cadangan bahan bakar yang harus
dimiliki PLN di suatu wilayah untuk menjamin ketersediaan listrik selama beberapa
hari ke depan atau selama masa bencana
3 Pertamina bahan bakar harus mampu menjamin ketersediaan bahan bakar selama
21 hari ke depan (BPH Migas) jadi selama masa sebelum 21 hari diharapkan
kondisi dapat kembali normal
4 Perhubungan mengatur lalu lintas angkutan darat laut dan udara dengan otoritas
terkait (ASDP Pelindo Pelni Organda Angkasa Pura) agar tidak terjadi gangguan
dalam penyaluran bantuan
5 Keamanan menjamin dan mengatur keamanan lalu lintas orang barang dari dan
ke daerah terdampak
6 Perdagangan memastikan ketersediaan barang-barang kebutuhan pokok
masyarakat di seluruh wilayah terdampak
7 Sosial pemenuhan kebutuhan dasar hidup masyarakat terdampak dan petugas
melalui penyediaan dapur umum dan layanan dukungan psikososial Beras
cadangan Pemerintah untuk tingkat Provinsi sebanyak 200 ton makanan siap saji
sesuai kebutuhan
- SOP untuk menjaga keamanan masyarakat dan sektor esensial pada saat pandemi
sehubungan dengan pembatasan sosial
A Langkah-langkah pelaksanaan
1 Membentuk Satuan Tugas
2 Satuan Tugas dibawah koordinasi Menko Polhukam sebagai pengendali Keamanan Nasional
3 Petugas dan Penugasan a Tim Pusdokkes Polri dan Puskes TNI
1) Perbantuan tenaga medis paramedis dibawah koordinasi Kementerian Kesehatan
2) Menyiapkan RS Rujukan (Bhayangkara dan RS TNI) bilamana diperlukan b Fungsi Operasional POLRI Petugas POLRI dari fungsi operasional jumlahnya sesuai kebutuhan dibagi 3
shift yaitu Shift 1 Jam 0600 - 1400 Shift 2 Jam 1400 - 2200 Shift 3 Jam 2200 - 0600
c Petugas penanggulangan COVID-19 terdiri dari
Pengamanan Terbuka
Pengamanan tertutup d Perlengkapan
Perlengkapan yang dibutuhkan dalam penanggulangan keamanan COVID-19
Alat transportasi kendaraan ambulance truk
Komunikasi HT
TOA
54
4 Penurunan Tim Tagana (Taruna Siaga Bencana) apabila diperlukan untuk tenaga sosial penyiapan logistik bencana
B SOP Keamanan Masyarakat 1 Screening masyarakat yang masuk dan keluar daerah terdampak 2 Dekontaminasi dan desinfeksi di lingkungan masyarakat termasuk di rumah
masing-masing 3 Pengendalian faktor lingkungan dengan melakukan penyuluhan PHBS dan
pengelolaan sampah 4 Pembatasan kegiatan sosial antara lain sekolah keagamaam dan ekonomi
- Kapasitas personel untuk menjaga keamanan masyarakat dan obyek vital negara
sesuai dengan Kepres no 63 tahun 2004 tentang Pengamanan Obyek Vital Nasional Kapasitas personel meliputi kualitas dan kuantitas memiliki kemampuan negosiasi dan komunikasi dengan masyarakat jumlahnya sesuai dengan kebutuhan
- Strategi untuk menjaga kestabilan ekonomi dan sosial pada saat pandemi 1 Ketersediaan Logistik Kebutuhan Pokok
Menjamin ketersediaan dan kecukupan kebutuhan dasar untuk seluruh masyarakat di wilayah terdampak dalam waktu yang ditentukan sesuai dengan keparahan dampak
Menjamin kelancaran distribusi bahan logistik kebutuhan pokok 2 Keberlangsungan Kegiatan Ekonomi
Pemerintah menjamin kegiatan ekonomi terutama sektor vital tetap berlangsung (yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak)
Kegiatan ekonomi terutama perdagangan tetap berlangsung dengan jaminan perlindungan diri melalui penggunaan APD standar oleh pelaku-pelaku pasar
3 Jaminan Keamanan
Pemerintah menjamin keamanan seluruh proses distribusi logistik proses ekonomi di masyarakat
Jaminan petugas Keamanan terhadap dampak COVID-19 juga harus dijamin Pemerintah dengan cara memastikan kecukupan APD bagi petugas dan sosialisasi tentang tata cara perlindungan diri dari infeksi COVID-19 tersebut
Tindakan Kekarantinaan Kesehatan
Berdasarkan analisis risiko dan rekomendasi panel ahli dan pedoman COVID-19 dapat
dilakukan karantina rumah wilayah terbatas dan pembatasan sosial berskala besar
a) Karantina rumah dilaksanakan terhadap seluruh orang di dalam rumah yang memiliki
kontak erat dengan pasien terjangkit COVID-19 Pemantauan karantina rumah
dilaksanakan berdasarkan SOP yang disusun dengan melakukan pengendalian infeksi
Kader melakukan pemantauan karantina rumah dan melakukan laporan harian ke
puskesmas Semua kebutuhan logistik pagan pokok dan kebutuhan pokok lainnya
disuplai oleh petugas yang melakukan monitoring karantina rumah Karantina rumah
dilakukan sampai selama dua kali masa inkubasi tidak ditemukan kasus baru dari kasus
terakhir yang dilaporkan Dukungan psikologis dan monitoring akan dilakukan oleh
petugas
55
b) Karantina wilayah terbatas dilaksanakan pada seluruh anggota masyarakat di suatu
wilayah terbatas apabila dari hasil konfirmasi laboratorium sudah terjadi penyebaran
COVID-19 antar anggota masyarakat di wilayah terbatas tersebut berdasarkan laporan
kasus data epidemiologi surveilan Karantina wilayah terbatas dilakukan pada tingkatan
RT atau dapat meluas ke beberapa RT RW atau desa kelurahan apabila diperlukan
Pada karantina wilayah terbatas masyarkat tidak dapat keluar masuk wilayah karantina
terbatas tersebut Bagian keamanan akan mendirikan spot check point di tempat akses ke
wilayah tersebut Dalam kondisi ideal logistik unutk daerah karantina terbatas dipenuhi
oleh petugas relawan Dalam kapasitas terbatas dimana kebutuhan pokok tidak dapat
disuplai oleh petugas masyarakat dapat memenuhi memesan logistik melalui daring
online atau masyarakat dapat membeli logistik hanya pada maksimal satu kali dalam
seminggu (hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk membeli logistik) ke
tempat penjualan logistik yang ada di daerah tersebut dengan tetap menjaga sosial
distancing Petugas akan memastikan suplai logistik pangan pokok ke daerah karantina
tetap terpenuhi Pada saat diberlakukan karantina wilayah kader akan memantau kondisi
kesehatan masyarakat di karantina wilayah setiap hari dan melaporkannya kepada
petugas puskesmas
Pada pemberlakukan karantina wilayah terbatas diperlukan sumber daya
- Pos komando pemantauan operasi karantina wilayah terbatas melibatkan BPBD dan
petugas kelurahan yang ditunjuk dengan pendampingan dari kabupaten atau provinsi
- kader untuk memonior kesehatan warga menggunakan formulir ssesuai pedoman
- Petugas keamanan (Babinsa Babimkamtibmas) petugas keamanan yang ditunjuk untuk
menjaga keamanan di wilayah karantina dan petugas keamanan di spot check poin
- Petugas dinas perhubungan untuk melakukan rekayasa lalu lintas sehingga tidka ada
yang masuk dan keluar wilayah yang dikarantina
- Ambulans yang untuk rujukan pasien apabila diperlukan
- Petugas surveilan puskesmas dimana daerah karantina wilayah terbatas tersebut
merupakan wilayah kerja puskesmas tersebut Petugas surveilan puskesmas team
yang diperbantukan akan melakukan rekapan harian dari laporan kader dan agregat data
laporan akan dikirimkan harian ke PHEOC kemneterian Kesehatan
- Petugas kesehatan dan pos kesehatan di daerah karantina wilayah Dapat
menggunakan pustu posyandu di daerah tersebut
- Alat pelindung diri untuk petugas kader yang melakukan monitoring
- Dilakukan monitoring suhu dan gejala harian
- Apabila selama kasa karantina ditemukan kasus kontak kasus pada daerah tersebut
maka diberlakukan karantina rumah pada rumah yang melaporkan kasus di daerah
karantina wilayah terbatas tersebut
- Pada daerah karantina terbatas tidak ada kegiatan sosial yang dilakukan termasuk juga
menutup sekolah dan tempat peribadatan
- APD untuk petugas dipenuhi dan masker medis dibagikan kepada amsyarakat di
daerah karantina wilayah terbatas
Pemberlakukan karantina wilayah terbatas diberlakukan sampai 2 kali masa inkubasi
dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak ditemukan kasus baru dalam wilayah tersebut
dengan surveilan ketat
56
c) Karantina Rumah Sakit dilaksanakan kepada seluruh orang yang berkunjung orang yang
bertugas pasien dan barang serta apapun disuatu rumah sakit bila dibuktikan
berdasarkan hasil konfirmasi laboratorium telah terjadi penularan di rumah sakit
- Pada karantina rumah sakit rumah sakit menyediakan saranafasiltias untuk
penginapan petugas kesehatan yang ada di rumah sakit selama masa karantina
Petugas memenuhi suplai logistik ke rumah sakit Dilakukan monitoring kondisi
petugas kesehatan dan orang yang berada di lingkungan rumah sakit Dilakukan
monitoring suhu dan gejala harian Laporan dari setiap bagian rumah sakit dikompilasi
oleh petugas surveilan dan dilaporkan ke PHEOC Petugas akan membuat posko
karantina rumah sakit dan petugas keamanan akan melakukan pembatasan
mobilisasi Orang yang berada dalam rumah sakit tidak dapat keluar masuk rumah
sakit tersebut Masa pemberlalkukan karantina rumah sakit dilakukan sampai dalam
dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak ditemukan kasus
baru dengan surveilan ketat Pada karantina rumah sakit diberlakukan zona merah
dimana lokasi dilaporkan kasus baru zona kuning di rumah sakit tersebut tidak
dilaporkan kasus baru dan zona orange untuk tempat istirahat petugaas kesehatan
yang ada di rumah sakit
d) Pembatasan sosial berskala besar dilaksanakan sebagai upaya mencegah meluasnya
penyebaran COVID-19 yang sedang terjadi antar orang disuatu wilayah tertentu baik
berupa peliburan sekolah pembatasan kegiatan keagamaan danatau pembatasan
kegiatan di tempat atau fasilitas umum pembatalan acara ldquomass gatheringrdquo
pemberlakuan bekerja dari rumah
Pada pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar ini dilakukan pada kota
kabupaten secara luas Pembatasan sosial berskala besar dilakukan apabila sudah tidak
dapat dilakukan karantina wilayah terbatas karena kasus sudah menyebar luas di
masyarakat
Pada pembatasan kegiatan berskala besar dilakukan
- petugas keamanan akan melakukan patrol dan melakukan tindakan sangsi apabila
ada masyarakat yang melanggar pembatasan sosial skala besar tersebut
- Komunikasi risiko kepada masyarakat dilakukan untuk masyarakat tetap berada di
rumah tidak melakukan aktivitas sosial
- Hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk melakukan belanja
pemenuhan kebutuhan pokok dalam seminggu satu kali ke daerah pembelanjaan
terdekat dan tetap memperhatikan interaksi sosial dengan orang lain jaga jarak dan
pengendalian infeksi
- Petugas memberlakukan jam malam dan pembatasan interaksi sosial
- Petugas memastikan ketersediaan suplai bahan pokok dan logistik ke daerah yang
diberlakukan pembatasan sosial berskala besar
- Kader melakukan monitoring kesehatan populasi di wilayahnya dan melakukan
pelaporan ke puskesmas
- Kasus yang ringan dirawat di rumah kasus dengan risiko tinggi (usia lanjut komorbid)
dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan kasus berat dilakukan perawatan di rumah
sakit
- Kecamatan desa mendata orang yang perlu menerima bantuan untuk pemenuhan
logistik (contohnya kalangan sosial ekonomi kalangan bawah yang tidak mempunyai
penghasilan tetap dan tergantung pada penghasilan harian) dan memberikan
57
dukungan untuk pemenuhan logistik pangan pokok
- Pada orang kontak dekat dilakukan karantina rumah pada pembatasan sosial berskala
besar
Tindakan penutupan wilayah (isolasi) secara total baik jalur masuk maupun keluar dengan
pembentukan Check Point terpadu pada jalur perbatasan wilayah
Melaksanakan pengendalian keamanan dan ketertiban wilayah melalui kegiatan
a) Pendeteksian dini dan operasi intelijen dalam memprediksi dan mengantisipasi situasi
gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat
b) Pencegahan dan penindakan terhadap gangguan kemanan dan ketertiban masyarakat
Melaksanakan pengawasan dan pengamanan (perimeter kontrol) di daerah yang dinyatakan
sebagai episenter wabah COVID-19
Pemusnahan Sumber penularan dan pemantauan prosedur pemulasaraan jenazah
426 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat
Komunikasi risiko adalah proses pertukaran informasi secara terus-menerus baik
langsung dan tidak langsung dengan pemberitaan yang benar dan bertanggung jawab
di antara individu kelompok dan lembaga Komunikasi harus jelas interaktif sering
konsisten dan transparan Karakterisasi risiko yang diperoleh dari penilaian risiko serta
pengendalian risiko atau kebijakan yang akan diimplementasikan harus
dikomunikasikan kepada semua pihak yang terkait sehingga semua pihak yang terkait
memperoleh informasi yang cukup mengenai pencegahan dan risiko penularan
COVID-19 dan tindakan tepat yang harus dilakukan
Pelibatan masyarakat melibatkan pengembangan hubungan jangka panjang dan visi
bersama antara organisasi dan individu untuk kepentingan dan pemberdayaan
masyarakat Hal ini didasarkan pada hak-hak dasar masyarakat untuk memahami
risiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan mereka untuk membuat keputusan
melalui informasi yang sesuai dengan budaya dan untuk mengambil tindakan yang
akan mengendalikan setiap ancaman kesehatan masyarakat
Komunikasi dengan berbagai pihak baik kepada tokoh agama tokoh masyarakat dan
masyarakat dengan menyampaikan secara jelas dan benar sangat penting sehingga
tidak ada prasangka bahwa masyarakat akan selalu dirugikan atau diberi beban oleh
peraturan atau kebijakan Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat juga harus
bersifat mendidik dan melindungi masyarakat serta meningkatkan kesadaran akan
pentingnya pencegahan dan kemungkinan bahaya yang akan terjadi langsung maupun
tidak lansung dari COVID-19
58
Tujuan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
1 Menyediakan informasi dan instruksi tentang tindakan yang harus diambil oleh
petugas dan masyarakat dalam suatu risiko krisis
2 Mencegah risiko yang lebih besar
3 Memberikan perlindungan keamanan
Melaksanakan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
Memprioritaskan masyarakat Ikuti saran pemerintahDinas KesehatanWHO
untuk mencegah penularan COVID-19Cek berkomunikasikan dengan
masyarakat untuk memastikan keadaan keluarga teman dan lansia serta
dukung mereka mencari layanan kesehatan yang tepat
Dukung sampaikan kepada masyarakat untuk memberikan dukungan kepada
orang-orang dan keluarga yang terkena dampak COVID-19 dengan
mengekspresikan solidaritas dan bantuan
Komunikasikan sampaikan segala kebutuhan atau masalah yang Anda miliki
melalui pimpinan masyarakat dan sistem kesehatan yang ada di wilayahnya
Pada tingkat daerah dapat mengikutsertakan tokoh agama tokoh masyarakat
Tagana dan mengaktifkan kampung siaga dengan mengaktifkan kader
masyarakat Menjalankan media centre hotline penunjukkan juru bicara press
release berkala dan diseminasi informasi kepada tim tanggap darurat dan
kepada masyarakat umum dengan pesan-pesan inti yang disesuaikan
berdasarkan masukan tim teknis
Strategi komunikasi antara lain sistem komunikasi risiko (perencanaan mekanisme dll)
komunikasi publik partisipasi masyarakat dan manajemen isu Tim komunikasi risiko dan
pelibatan masyarakat terdiri dari 2 tim teknis yakni Tim Promosi Kesehatan dan Tim Sentra
Media (TSM) Tim ini bertugas untuk
1 Promosi Kesehatan
a Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam
mengatasi COVID-19
b Menginformasikan ke masyarakat langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dan
tidak boleh dilakukan dalam menghadapi situasi episenter
c Mengumpulkan data dan informasi secara berkala atau setiap ada perkembangan
situasi dari Tim Penanggulangan
d Mengolah dan mengelola data dan informasi terkumpul
e Membuat papan informasi internal yang memuat informasi dasar (kontak peta wilayah
dll) dan datainformasi terbaru
f Mengatur jenis media KIE dan saluran informasi bagi target yang berbeda-beda
g Menetapkan jadwal distribusi informasi berdasar jenis media KIE dan saluran
h Menyusun pesan instruksi dengan masukan dan koordinasi dengan ahli teknis sesuai
target dan saluran informasi
i Mendistribusikan informasi instruksi pesan (yang mungkin berbeda-beda) berdasar
target jenis media KIE dan saluran informasi
59
2 Sentra Media
a Memastikan informasi dari TPK dapat disebarkan ke masyarakat melalui berbagai
media massa
b Bekerja sama dengan juru bicara dan TPK untuk menyebarkan informasi yang selaras
c Membuat pointers dari pemantauan berita isu publik dan perkembangan situasi dari unit
teknis kepada juru bicara
d Memantau pemberitaan dan isu di media masa dan media sosial yang berkembang di
masyarakat serta memastikan agar masyarakat mendapatkan informasi yang akurat
pada waktu yang tepat
e Mengatur arus informasi internal dan eksternal (untuk konsumsi publik) dan memastikan
bahwa informasi kepada media sudah diubah ke dalam format yang dapat dengan
mudah digunakan oleh media cetak radio dan televisi (siaran pers ad-lips talkshow
video news release)
f Melayani kebutuhan media massa
g Menyelenggarakan temu media secara berkala
h Memastikan bahwa media dan publik serta pihak-pihak terkait (kementerian lembaga
kedutaan besar badan-badan PBB ormas LSM dan swasta) memperoleh berita
informasi terakhir secara rutin
i Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketepatan pesan-pesan
kunci yang ingin dipublikasikan
j Memastikan data yang dapat dan tidak dapat dibagikan dikecualikan dengan media
massa
k Memastikan semua fasilitas sentra media memadai
l Pesan pesan inti COVID-19 dapat dilihat di web wwwcovid19goidmateri-edukasi dan
httppromkeskemkesgoid
Gambar 47
SOP Penyampaian Pesan
60
Gambar 48
Komunikasi Operasional untuk responder dalam struktur komando
Penetapan Status KLBWabahEpidemi di
Indonesia
Menteri Kesehatan
Penyampaian update infomasi situasi
epidemicpandemic di Indonesia secara berkala
Kemkominfo dan Seluruh kementerian
Melakukan Publikasi Mengaktifkan fungsi media center mempersiapkan
juru bicara
ROKOM
Penyampaian Informasi yang benar dan tidak meresahkan masyarakat
Media
Melakukan Intervensi Promosi Kesehatan Penetapan pesan-pesan
kunci UNIT Teknis amp Promkes
Diaktifkannya Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui TomasTogaOrmasLSM dalam penyearluasan informasi pandemic COVID-19
Kelompok Potensial
Travel Warning Tanggap Darurat
COVID-19 Kemenlu
Koordinasi Lintas KementerianBadanLembaga dan Program
di Kemenkes
Kemenko PMK
Pernyataan status darurat bencana nasional sesuai tingkat keparahan pandemi
Presiden
61
43 Tugas-tugas
431 Komando dan Koordinasi
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi
1 Tahap Kesiapsiagaan
Prinsip operasi penguatan surveilans deteksi dini dan pencegahan
Kemenkes membuat surat edaran ke stakeholder yang lain mengenai adanya penetapan COVID-19 oleh WHO dan peningkatan surveilans ILI SARI
Koordinasi Lintas Sektor
Pendataan setiap turis yang masuk ke Indonesia termasuk yang keluar Indonesia
Penekanan lintas batas untuk turis-turis yang masuk
Peningkatan kekuatan KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan)
Melakukan mapping untuk mengetahui daerah mana saja yang akan terdampak
Review rencana kontijensi di setiap tingkatan dan testing
Pelatihan kesiapsiagaan pandemic
2 Siaga Darurat
Membentuk Tim Tanggap COVID-19 dan mengaktifkan Pusdalop COVID-19
termasuk panel ahli untuk memberikan masukkan pelaksanaan respon Tim Gerak
Cepat pada semua level
Menyusun Rencana Respon operasi Pengendalian COVID-19 lintas sektor pada
tingkat nasionalProvinsiKabupatenKota Rencana dan tindakan pengendalian
Bencana wabah COVID-19 lintas sektor seperti pembentukan Pos Komando
(posko) Darurat Pandemi COVID-19 tatalaksana (manajemen) kasus surveilans
penyelidikan epidemiology pembatasan penyebaran pemusnahan sumber
penularan dan penilaian risiko secara cepat review kesiapsiagaan kapasitas dan
identifikasi kebutuhan
Mengirimkan surat edaran peningkatan kewaspadaan COVID-19 kepada seluruh
fasilitas kesehatan dan multisektor lainnya
Dinkes Provinsi melakukan mapping faskes SDM koordinasi Dinkes Provinsi dan
Kementerian mengadakan pelatihan kepada seluruh faskes yang ada
mempersiapkan faskes klarifikasi hoaks yang beredar serta analisa situasi untuk
mapping
Diperlukan status siaga darurat oleh kepala daerah dari Dinkes ke Bupati
melakukan rapat koordinasi daerah untuk penetapan status dari sini akan muncul
kemudahan akses unutk mobilisasi sumber daya Setelah ada penetapan kasus
maka BNPB mempersiapkan posko Harus ada satu komando dari kepala daerah
Melakukan analisis risiko untuk menentukan sumber daya dana BTT dan DSP
(Dana Siap Pakai) bisa dipakai
Puskes TNI akan mengkoordinir kesehatan darat laut udara untuk mempersiapkan
diri dan berkoordinasi lanjut dengan Dinkes Provinsi dan Kabupaten
Kemenhan membuat regulasi pada bencana non alam
Kemenlu akan berkoordinasi dengan sektor terkait melakukan klarifikasi dan
hasilnya akan disampaikan BNPB (akses regulasi bantuan luar negeri)
62
Hasil koordinasi Lintas Sektor akan dilaporkan kepada Presiden oleh Sekretariat
Kabinet
Kemenko Polhukam melakukan koordinasi dengan Kemenko PMK dan
Kementerian terkait POLRI amp TNI (mengkoordinir aspek pengamanan wilayah)
Melakukan deteksi dini dan isolasi mengaktifkan hospital disaster plan (skala besar
kasus diklasifikasi dalam ring I ring II dan ring III) dengan mengawasi jumlah
kasus Dengan sebelumnya sudah ada simulasi kasus dan termasuk alurnya
Pemerintah daerah meminta tambahan stockpile dari pusat sehingga pemerintah
daerah yang beresiko tinggi mendapatkan stockpile
3 Tanggap Darurat
Eskalasi dan expansi Tim Tanggap COVID-19 dan meningkatkan operasi Pusdalop
COVID-19 panel ahli terus memberikan masukkan pelaksanaan respon Tim Gerak
Cepat pada semua level
BNPB sebagai Komandan yang ditunjuk menjalankan sistem komando untuk
penganggulangan COVID-19 dalam sistem komando termasuk interoperability
dengan PHEOC EOC kemenkes dan multisektor lainnya
Semua sektor menjalankan sistem komando sesuai dengan tugas dan fungsi
masing-masing sektor dalam sistem komando
Pada kondisi tanggap darurat Kemenlu akan melakukan koordinasi kepada
kedutaan dan lembaga internasional dalam bentuk nota diplomatic untuk
memdapatkan akses bantuan Internasional
Kemenko Polhukam akan membuat satgas dalam negeri dan luar negeri Satgas
dalam negeri melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian terkait dan
menurunkan LO di daerah terdampak (laporan 2 kali sehari) Satgas luar negeri
mengkoordinir bantuan luar negeri atas persetujuan presiden Akan dilakukan
pendataan terkait distribusi bantuan
Semua tindakan yang dilakukan para stakeholder akan dilaporkan dalam rapat
kabinet oleh Sekretariat Kabinet
Beberapa wilayah bisa menetapkan status jika daerah tersebut terdampak
(penetapan status nasional bukan berdasarkan banyaknya jumlah) Status ini bisa
memudahkan akses Provinsi bisa menentukan status juga untuk mendukung
operasional daerah kab kota untuk akses dana dukungan Perka no 3 tahun 2016
tentang Sistem Komando Darurat BTT (biaya tidak terduga) di Kabupaten dan
Provinsi
Pengkajian data yang dibutuhkan dengan dana siap pakai (Perka No2 Tahun
2018) yang membedakan siaga darurat dan tanggap darurat
SPM bidang Kesehatan (krisis kesehatan akibat bencana) wewenang ada di
Provinsi
Kemenhan membuat peraturan pelibatan TNI dalam penanggulangan bencana
4 Transisi
Tidak perlu dideklarasi terkait pencabutan status karena ada masa berlakunya
Setiap status itu ada kajiannya dan bisa diperpanjang
63
Pencabutan kasus dari WHO harus dipastikan terlebih dahulu dengan kondisi
epidemiologi di nasional
Tidak ada pemeriksaan mulai melakukan penelitian terkait pandemi
Melanjutkan perawatan pasien dan mengikuti standar yang sudah ada
432 Surveilans
Kegiatan yang dilakukan pada setiap fase pandemi
1 Kesiapsiagaan
Melakukan kajian epidemiologi terhadap kasus COVID-19 baru yang terjadi di
dunia melalui pemantauan secara terus menerus terhadap perkembangan situasi
penyakit seperti jumlah kasus angka kematian luas penyebaran kecepatan
transmisi karakteristik kasus menurut orang tempat dan waktu (usia jenis kelamin
lokasi kasus waktu terjadinya dalam minggubulantahun)
Penilaian risiko (sumber daya dan potensi ancaman Kedaruratan Kesehatan
MasyarakatKKM)
Risk mapping (kekuatan dan kelemahan dari ancaman KKM di wilayah sekitar pintu
masuk dan wilayah)
Manajemen risiko (regulasi kolaborasi koordinasi integrasi dan monitoring
evaluasi)
Menentukan definisi kasus secara nasional (suspek probable konfirmasi)
Melakukan surveilans intensif ILI (COVID-19 Like Illness) dan pneumonia (Severe
Acute Respiratory Infection SARI) dan Surveilans berbasis Kejadian di
Puskesmas rumah sakit Kantor Kesehatan Pelabuhan dan unit pelayanan lainnya
termasuk yang berbasis laboratorium
Meningkatkan kinerja Surveilans kasus ILI berbasis Puskesmas melalui pelaporan
mingguan SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan bulanan STP
(Surveilans Terpadu Penyakit) Puskesmas serta pelaporan kasus COVID-19
berbasis RS
Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan KKP di wilayah masing-masing dalam
rangka pemantauan penumpang dari negara terjangkit di pintu masuk melalui
pemantauan HAC (Health Alert Card)
Meningkatkan surveilans di masyarakat termasuk melibatkan mitra kerja hotel
biro pariwisata travel biro dsb
Menyiapkan sarana dan prasarana berkaitan dengan kegiatan surveilans
Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk
perkembangan situasi COVID-19
2 Siaga Darurat
Dari PHEOC subdit surveilans akan mengadakan rapat kemudian membuat risk
mappingdan risk assessment mengumpulkan stakeholder Tim TGC Pusat akan
turun ke lokasi untuk melacak adanya kasus baru dengan tim daerah dan akan
melibatkan Litbangkes PHEOC Dinkes Provinsi dan Kota Dirjen P2P selaku focal
point
Melakukan penyelidikan epidemiologi surveilans intensif terhadap kasus dan
64
kontak pelacakan dan monitoring kontak Pelacakan kontak dapat bekerjasama
dengan PMI kader dan sektor lainnya yang terlatih Karantina rumah kontak erat
Melakukan pemantauan kesehatan kontak jika menemukan gejala segera laporkan
ke sarana kesehatan terdekat
Melakukan Analisis data epidemiologi meliputi waktu timbul gejala jenis kelamin
kelompok umur gejala klinis lama sakit angka serangan (Attack Rate) angka
mortalitas (Mortality Rate) Case Fatality Rate (CFR)
Diklat TGC (tidak terbatas pada tenaga kesehatan)
Jejaring kemitraan (rujukan komunitas pertahanan dan keamanan CSR)
Melakukan surveilans secara ketat di seluruh pelayanan kesehatan
Melakukan analisis epidemiologi untuk menentukan tindakan kekarantinaan
kesehatan apabila diperlukan Contohnya karantina rumah karantina wilayah
terbatas daerah yang terdampak Karantina wilayah tersebut berdasarkna data
epidemiologi sebarankasus COVID-19
Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk
pelaporan COVID-19 dalam waktu 24 jam
3 Tanggap Darurat
Kaji cepat analisis risiko
Melakukan tindakan karantina kesehatan apabila diperlukan (krantina rumah
karantina wilayah pembatasan sosial skala besar) Karantina wilayah dilaksanakan
berdasarkan data epidemiologi sebaran COVID-19
Surveilans ketat untuk pengawasan dan pelaporan dapat menggunakan aplikasi
pelacakan kontak godata DHIS 2 untuk pengumpulan dan analisis data
PHEOC Kemkes melakukan analsisi data dan menginformasikan data dan analissi
epidemiologis kepada Pusat Krisis Kemkes yang diteruskan kepada Pusdalop
BNPB
Percepatan penyelidikan epidemiologis pelacakan kontak monitoring kontak dan
manajemen kontak
Pada daerah yang belum ada kasus dilakukan surveilan aktif Pada daerah yang
sudah ada kasus sporadic dank luster terbatas dilakukan pelacakan kontak dan
pada daerah yang sudah terdapat pelurana transmisi luas di masyarakat dapat
dilakukan pelacakan kontak pada kasus di daerah baru atau kasus yang berat Di
daerah transmisi luas surveilan dapat dilakukan dengan sistem sentinel
Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk
pelaporan COVID-19 dalam waktu 24 jam
4 Rehabilitasi
Surveilans tetap berjalan di level nasional berkoordinasi dengan semua
stakeholder (Dinkes KKP)
Update kasus melakukan penilaian risiko
Setiap waktu akan melaporkan ke dirjen P2P
Surveilans ketat sampai dengan 2 kali masa inkubasi terpanjang
Pengendalian terhadap media lingkungan
65
433 Respon Medis dan Laboratorium
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap situasi pandemi 1 Kesiapsiagaan
Rumah sakit akan menyiapkan sarana dan prasarana serta menyampaikan
informasi ke petugas medis dan non medis
Review kesiapsiagaan dan stock rumah sakit menyiapkan permintaan APD dan
supply rumah sakit dan melaporkannya ke Kemkes
Refreshing bagi petugas laboratorium dan medis tentang kesiapsiagaan pandemi
COVID-19
Tim TGC di rumah sakit mulai mensosialisasikan update kasus di luar SOP
penanganan pasien suspek
Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (BTDK) mengetahui sampel apa yang
diambil dan berapa kali dilakukan pengambilan
BTDK berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk pengiriman dan apabila ada
sampel baru
BTDK memastikan kesiapan logistik meliputi reagen untuk laboratorium rujukan
dan juga jejaring laboratorium
Dinkes provinsi dan kabupaten kota memberi surat edaran ke semua fasyankes
agar semua bersiap
Pelatihan manajemen kasus dan Pengendalian infeksi
Penunjukkan rumah sakit rujukan COVID-19
Peningkatan kapasitas berupa simulasi penanganan kasus
Penunjukkan Laboratorium regional COVID-19 dan berkordinasi dengan WHO
untuk memperoleh postiv control dan reagen untuk COVID-19
Menusun SOP untuk pengambilan pengiriman dan pemeriksaan laboratorium
2 Siaga Darurat
Mengaktifkan rumah sakit rujukan COVID-19
Mengaktifkan hospital disaster plan menilai skala besaran kasus dan persiapan
sumber daya untuk eskalasi kasus termasuk sumber daya manusia dan shifting
Rumah sakit membentuk posko di rumah sakit
Mengaktifkan surveilans di rumah sakit (Hospital Associated Infection) terkait
COVID-19
Monitoring tenaga kesehatan yang kontak dengan kasus COVID-19
Identifikasi dan merawat kasus COVID-19 di ruang isolasi RS non rujukan
identifikasi dan merujuk apsien ke RS rujukan COVID-19
Memastikan sarana dan prasarana (SDM tempat tidur ruang isolasi) terjamin
Mempersiapkan tenaga laboratorium tenaga fungsional epidemiologi identifikasi
kasus melakukan pengambilan sampel perawatan kasus di ruang isolasi
Berkoordinasi dengan pemangku wilayah lainnya
Mengaktifkan regional laboratorium untuk COVID-19 dan pengiriman positive
kontorl dan reagen ke laboratorium regional
Petugas laboratorium di RS rujukan atau laboratorium BTKL PP BBLK melakukan
penambilan sampel dan mengirimkan sampel ke laboratorium
Mendistribusikan SOP jejaring laboratorium
66
Menyiapkan logistik untuk pemeriksaan PCR COVID-19 di semua laboratorium
pemeriksa
Melatih semua laboratorium pemeriksa PCR untuk mampu laksana pemeriksaan
PCR COVID-19
3 Tanggap Darurat
Aktivasi rencana penanggulangan pandemic rumah sakit
Penambahan rumah sakit rujukan COVID-19 termasuk RS yang ditunjuk dengan
SK Gubernur maupun rumah sakit POLRI atau TNI Rumah sakit rujukan
dikhususkan untuk pasien COVID-19 Pasien lain diterima di rumah sakit lainnya
Alihfungsi gedung lainnya menjadi pusat perawatan COVID-19
Pada saat kondisi transmisi COVID-19 di masyarakt luas dan kapasitas fasiltias
kesehatan terbatas trias dapat juga memanfaatkan aplikasi online medis seperti
halodoc klikdoc dengan algoritme seusai pedoman Kemnkes Pada kasus ringan
dan tanpa risiko dapat dirawat di rumah dengan edukasi pengendalian infeksi
kasus dengan risiko (orang tua gt 65 tahun dan komorbid) dirawat di pusat
perawatan COVID-19 dan kasus yagn parah dirujuk ke rumah sakit
Penambahan jejaring laboratorium regional Alur pelaporan sesuai pedoamn
Kemkes
Melakukan identifikasi ketersediaan logistik pelaporan berkala dan permintaan
logistik unutk fasialits kesehatan dan laboratorium
Laboratorium regional melakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel dan
laporan Laporan harus dikirimkan kepada litbangkes dalam 24 jam Algoritam
pelaporan sesuai dengan pedoman kemkes
Litbangkes melakukan Eksternal Quality Assurance (EQA) untuk laboratorium
regional
Mensiagakan dan meningkatkan sumber daya (pemeriksaan laboratorium) selama
24 jam
Konfirmasi hasil laboratorium hanya dari BTDK oleh PE pusat dan daerah untuk
mencari suspek di masyarakat
4 Transisi Darurat (Pemulihan)
Pada tahap ini sudah tidak ada pemeriksaan terhadap kasus pandemi melakukan
penelitian terkait pandemi Risiko dan dampak tidak akan homogen pada setiap
daerah terjangkit (bila terjadi di beberapa wilayah potensial) sehingga kegiatan
penanggulangan dapat berlanjut di wilayah tertentu yang masih membutuhkan
Melanjutkan perawatan pasien dan mengikuti standar yang sudah ada
Mengawasi COVID-19 untuk mengantisipasi gelombang wabah selanjutnya
komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat untuk mengembalikan semua aktifitas
seperti sedia kala
mengevaluasi respon yang sudah dilakukan dan merevisi rencana dan prosedur
yang dijalankan
434 Intervensi Farmasi
Kegiatan yang dilakukan pada setiap fase pandemi antara lain
1 Kesiapsiagaan
67
Melakukan persiapan SOP sesuai Permenkes No51 Tahun 2014 tentang impor
barang alat kesehatan termasuk Spesial Access Scheme (SAS) untuk bantuan
intrnasional
Inventarisasi ketersediaan stok obat peralatan medis dan APD di daerah
pandemic dan idnetifikasi jalur distribusi
Distribusi Obat Antiviral (jika tersedia) Antibiotik dan Obat-obatan suportif
lainnya APD serta disinfektan yang diperlukan oleh wilayah pandemi melalui
gudang farmasi provinsi
2 Siaga Darurat
Pemetaan wilayah danperkiraan kebutuhan logistik pharmasi dan APD
Menghitung populasi risiko
Berkoordinasi dengan WHO terkait ketersediaan dukungan logistik
Melakukan perencanaan dan pengadaan logistik yang diperlukan
Evaluasi ketersediaan stock APD alat medis
Berkoordinasi dengan vendor untuk pengadaan APD supply medis obat
Melaksanakan pengadaan untuk stockpiling di pusat dan distribusi ke beberapa
daerah strategis seperti Gudang pharmasi provinsi yang berisiko dan rumah
sakit rujukan
Melakukan kajian obat bekersama dengan tim respon medis Berkoordinasi dengan
WHO untuk uji klinis pengobaan atau intervensi medis lainnya
3 Tanggap Darurat
Melakukan peningkatan pengadaan dan distribusi logistik APD supply medis ke
daerah terdampak
Pelaporan berkala ketersediaan pemakaian APD alat medis dan permintaan
yang disampaikan kepada gugus tugas logistik
Berkoordiansi dengan vendor untuk melakukan produksi masal dan distribusi
(dapat melibatkan department perhubungan TNI polri dan sumber daya lainnya
untuk distribusi) untuk APD alat medis dan obat (apabila tersedia)
4 Rehabilitasi
Menilai status stockpiles and equipment (antivirus (apabila tersedia) antibiotik
APD dll)
Mereview proses yang sudah dilakukan
Mengisi kembali stok sesuai kebutuhan
Memperbarui rencana protokol sesuai dengan kasus yang telah diamati
435 Intervensi Non Farmasi Kegiatan-kegiatan intervensi non farmasi yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi 1 Kesiapsiagaan
Penguatan di pintu masuk negara deteksi dini pintu masuk negara (bandara pelabuhan dan Pos Lintas Batas Darat NegaraPLBDN)
Proteksi Perorangan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) etika batuk bersin penggunaan masker
68
Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasilitas umum)
Promosi kesehatan untuk pencegahan kejadian COVID-19 PHBS kecukupan gizi pengelolaan stres olah raga teratur pengolahan masakan secara benar edukasi mengenai pencegahan stigma
Pemetaan Sumber Daya (SDM Kesehatan sarana kesehatan)
Pemberdayaan kader dan masyarakat
Melengkapi sarana kesehatan meningkatkan kapasitas petugas kesehatan
Penyusunan dokumen rencana keberlangsungan usaha
Penyusunan protokol kesiapsiagaan dan pencegahan COVID-19 untuk publik (sekolah kalangan usaha perkantoran tempat publik transportasi untuk pemerintah daerah dll)
Koordinasi dengan pihak sekolah pabrik-pabrik kantor perusahaan untuk melakukan sosialisasi terkait antisipasi terjadinya COVID-19
2 Siaga Darurat
Penguatan di pintu masuk negara deteksi dini pintu masuk negara (Bandara pelabuhan dan PLBDN)
Proteksi perorangan CTPS etika batuk bersin penggunaan masker
Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum)
Memastikan ketersediaan tranportasi (ambulan khusus) untuk evakuasi pasien
Menjamin ketersediaan logistik (makanan minuman air bersih) bagi pasien dan keluarga pada penerapan karantina rumah dan RS
Melakukan identifikasi kegiatan-kegiatan yang melibatkan masa dalam jumlah yang besar di sekitar lokasi karantina daerah terdampak (apabila diberlakukan karantina pembatasan sosial) sehingga waktunya dapat ditunda
Melakukan pemusnahan barang-barang habis pakai yang terkontaminasi
Penerapan rencana keberlangsungan usaha untuk usaha sektor esensial
Menyediakan layanan dukungan psikososial dan kesehatan jiwa bagi pasien petugas kesehatan dan masyarakat
Menyiapkan platorm pembelajaran online unutk sektor Pendidikan dan platform bekerja dari rumah untuk sektor usaha dan perkantoran
3 Tanggap Darurat
Hygiene sanitasi perorangan CTPS etika batukbersin penggunaan masker
Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum) memastikan kecukupan ventilasi rumah
Memastikan ketersediaan tranportasi (ambulan khusus) untuk evakuasi pasien
Menjamin ketersediaan logistik (makanan minuman air bersih APD dan bahan dekontaminasi bagi penduduk
Melakukan pencegahan atau pembubaran kegiatan-kegitan yang melibatkan masa dalam jumlah yang besar di sekitar lokasi terdampak sehingga waktunya dpt ditunda
69
Berkoordinasi dengan TNI dan POLRI untuk Keamanan Wilayah dan keberlangsungan proses ekonomi
Melakukan pemusnahan barang habis pakai yang digunakan penderita dan dekontaminasi barang-barang tidak habis pakai yang kontak dengan penderita
Memastikan ketersediaan logistik (kebutuhan hidup APD)
Pemberlakuan karantina rumah karantina wilayah atau pembatasan sosial berskala besar berdasarkan kajian informasi epidemiology dan sebaran kasus COVID-19 Menutup tempat publik yang tidak esensial seperti tempat hiburan menutup sekolah Sektor Pendidikan memberlakukan pembelajaran online dan sektor usaha dan perkantoran memberlakukan bekerja dari rumah
Perusahaan kantor dan pelayanan publik menerapkan rencana keberlangsungan usaha
Menyediakan layanan dukungan kesehatan jiwa dan psikologi bagi pasien tenaga kesehatan dan masyarakat termasuk lansia anak-anak dan remaja penyandang disabilitas
4 Rehabilitasi
Hygiene sanitasi perorangan CTPS etika batukbersin penggunaan masker
Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum)
Setelah ada penyataan pencabutan status kedaruratan memberikan informasi kepada masyarakat bahwa keadaan pandemi sudah dinyatakan selesai sehingga masyarakat dapat beraktifisat kembali namun tetap waspada dan melakukan PHBS
Pemulihan Keamanan tetap berkoordinasi dengan TNI dan POLRI untuk menjamin keamanan masyarakat
Melakukan After Action Review evaluasi respon
Terus melakukan surveilan COVID-19
Memberikan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial
436 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Kegiatan-kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi
1 Kesiapsiagaan
bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Pusat mulai bergerak dan
berkoordinasi
dengan Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Daerah Memonitor
pemberitaan dan isu publik di media massa dan media sosial terkait
perkembangan situasi penyebaran virus COVID-19
bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line dan trough the line
(mengingat era digital) bisa berupa sosialisasi penyuluhan langsung masyarakat
umum kader informasi dan komunikasi dengan pihak bandara BKSLN (Biro
Kerja Sama Luar Negeri) Kemenkes juga akan mengkomunikasikan terkait
informasi kejadian pandemi di negara lain kepada Kemenlu siaran pers media
KIE baik cetakan e-file tentang pesan-pesan pencegahan bisa disebarkan melaui
media sosial
bull Isi pesan
70
a PHBS secara umum (personal hygiene)
b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19 secara
umum
c Perlu diumumkan kepada publik bahwa kasus virus COVID-19 tersebut belum
ada kasus di Indonesia namun tetap waspada khususnya pada orang yang
telah bepergian dari wilayah pandemi dengan menunjukkan kartu sehat serta
dilakukan penguatan screening di pintu masuk negara
2 Siaga Darurat
Menyusun strategi komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
Menyampaikan informasi dan edukasi serta memberdayakan masyarakat melalui
upaya
a Melakukan edukasi publik melalui media massa media sosial advertorial
video dan infografis
b Membangun komunikasi dan melibatkan peran aktif organisasi profesi
kesehatan dan profesi lainnya serta asosiasi pelaku usaha dan akademisi
dan pelajarmahasiswa
c Memperkuat pengetahuan tokoh masyarakat pemuka agama dan organisasi
sosial dan kemasyarakatan terhadap ancaman COVID-19
d Mendidik dan melatih relawan dan kader kesehatan terkait COVID-19
e Melaksanakan sosialisasi baik komunikasi langsung kepada masyarakat
f Memperkuat pemahaman ancaman COVID-19 dan kemungkinan bencana
wabah COVID-19 kepada semua sektor dan masyarakat
g Menjalankan media centre hotline penunjukkan juru bicara press release
regular dan diseminasi informasi kepada tim dan kepada masyarakat umum
dengan pesan-pesan inti yang disesuaikan berdasarkan masukkan tim teknis
Meningkatkan peran sekolah lembaga pendidikan sebagai agen perubahan
Sekolah mempunyai rsquocaptive audiencersquo yang bisa dipakai sasaran untuk perubahan
perilaku Anak didik biasanya mudah berkomunikasi dengan orang tuanya dan bisa
merubah pikiran orang tua mereka Anak didik diharapkan akan menyampaikan
apa yang diketahuinya kepada orang tua dan kawan-kawannya
Memperkuat pemahaman guru pengawas sekolah tentang permasalahan pandemi
COVID-19 apa yang harus dilakukan kalau banyak anak didik menderita gejala-
gejala yang menyerupai COVID-19 cara menggunakan media belajar anak dan
media lainnya di sekolah
bull Tim Komunikasi Risiko Pusat bergerak cepat dan berkoordinasi dengan Tim
Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Daerah Waspada hoaks
misinformasi disinformasi dengan memonitor pemberitaan dan isu publik di media
massa dan media sosial (sudah banyak suspek COVID-19) dan berkoordinasi
dengan Kemenkominfo BSSN Cyber Crime Polri untuk menanggulanginya
Promosi Kesehatan Dinkes Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan Dinkes
Kabupaten Kota yang terdapat suspek terkonfirmasi dengan virus COVID-19
71
untuk penyebaran informasi dan media rekanan serta menggandeng Diskominfo
Kabupaten Kota setempat
bull Menyiapkan talking point kepada Menkes dan jumpa pers untuk Dirjen P2P
(Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) selaku National Focal Point (juru bicara
khusus) di Kemenkes serta jumpa pers oleh Pimpinan Daerah sebagai kondisi
siaga darurat bahwa diwilayahnya terdapat suspek terkonfirmasi COVID-19
bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line trough the line
(mengingat era digital) dan above the line Dilakukan sosialisasi penyuluhan
langsung dan pelatihan komunikasi kepada kader komunitas LSM Ormas di
wilayah yang terdapat suspek terkonfirmasi COVID-19dalam upaya pencegahan
penyebaran virus COVID-19 di masyarakat umum Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat (Rokom Yanmas) berkoordinasi dengan RSHS dan RSPI
untuk memutakhirkan data informasi terkini dan menuangkan ke dalam siaran pers
1 kali sehari media KIE baik cetakan e-file digital tentang pesan-pesan
pencegahan disebarkan melalui media cetak elektronik tradisional digital dan
media sosial
bull Mengaktifkan contact center 24 jam baik di tingkat pusat maupun daerah sebagai
sarana dan prasarana informasi dan pengaduan termasuk National Command
Center (NCC)Public Safety Center (PSC) 119
bull Koordinasi antara BKSLN Kemenkes dengan Kemenlu untuk mengeluarkan travel
advice dan diumumkan kepada publik Selain itu koordinasi dan komunikasi
antara Kemenkes Kemenkominfo dan Kemenlu untuk handling media
internasional
bull Isi pesan
a PHBS secara umum (personal hygiene)
b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19
Membatasi aktvitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada
kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker bila sakit
c Social distancing
d Dirjen P2P mengumumkan kepada publik bahwa di Indoneia sudah ditemukan
suspek yang terkonfirmasi dengan virus COVID-19 faktor-faktor risiko
COVID-19 gejala-gejala penderita COVID-19 upaya pencegahan dan
penanggulangan penyebaran virus COVID-19 (adanya penyelidikan
epidemiologi (PE) isolasi pasien di RS karantina ldquotempatrdquo kesiapan RS dan
laboratorium menghadapi situasi yang terjadi) jangan panik namun tetap
meningkatkan kewaspadaan segera mendatangi fasyankes jika mendapati
gejala-gejala COVID-19 memperketat pengawasan dan karantina kesehatan
di pintu masuk negara
3 Tanggap Darurat
bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat pusat bergerak lebih cepat lagi
dan berkoordinasi dengan Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat
Daerah di wilayah yang mengalami kasus yang tinggi terhadap penularan virus
COVID-19 Komunikasi Rokom Yanmas Kemenkes dengan Pusdatin Humas
BNPB dan Kemenkominfo sebagai Media Center Nasional Respon cepat dan
penyediaan konten positif yang lebih masif untuk cegah-tangkal hoaks
misinformasi disinformasi dengan memonitor pemberitaan dan isu publik di media
massa dan media sosial dan berkoordinasi dengan Kemenkominfo BSSN Cyber
72
Crime Polri untuk penanggulangannya Divisi Humas Polri dan Puspen TNI juga
memberikan pernyataan untuk menenangkan dan mengamankan situasi
bull Kepala negara sebagai juru bicara nasional mengumumkan kepada publik bahwa
Indonesia dalam kondisi tanggap darurat COVID-19 Dalam hal ini
mengumumkan masa awal berlakunya periode tanggap darurat dan untuk
mengakhiri masa tanggap darurat ini akan melihat adanya penurunan kasus
dengan 2x masa inkubasi dari kasus terakhir Dalam hal ini Kemenkes
berkoordinasi dengan Kantor Staf Presiden (KSP) Sekretariat Negara (Setneg)
dan Sekretariat Kabinet (Setkab) Talking point Juru Bicara dibuat 2x sehari
sebagai bahan pimpinan jika dibutuhkan berbicara kepada publik dan media
massa berikut siaran pers dikeluarkan 2x sehari dalam kondisi tanggap darurat
ini
bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line trough the line
(mengingat era digital) dan above the line Kader komunitas LSM Ormas yang
sudah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan komunikasi juga bergerak sebagai
surveilans komunikasi dan epidemiologi di wilayah yang terdampak penyebaran
kasus virus COVID-19 (para tenaga kesehatan dan relawan harus dilengkapi
APD) Penyebaran informasi dan publikasi media KIE baik cetakan e-file digital
tentang pesan-pesan pencegahan dan penanggulangan disebarkan secara masif
melalui media cetak elektronik tradisional digital dan media sosial
bull Contact center standby 24 jam baik di tingkat Pusat maupun daerah sebagai
sarana dan prasarana informasi dan pengaduan termasuk NCC PSC 119
bull Koordinasi antara BKSLN Kemenkes dengan Kemenlu untuk mengeluarkan travel
warning terhadap tanggap darurat COVID-19 dan diumumkan kepada publik
Selain itu menguatkan koordinasi dan komunikasi antara Kemenkes BNPB
Kemenkominfo dan Kemenlu untuk handling media internasional
bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat (pusat dan daerah) akan bekerja
sama lintas sektor menjalankan dan berperan serta di dalam prosedur karantina
wilayah dan pengamanan untuk menenangkan warga di fasilitas umum yang
ditutup
bull Isi pesan
a PHBS secara umum (personal hygiene)
b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19
Membatasi aktivitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada
kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker ketika sakit atau
ketika merawat yang sakit
c Social and physical distancing
d Kepala negara mengumumkan kepada publik bahwa di Indonesia dalam
kondisi tanggap darurat COVID-19 negara akan terus berupaya
menanggulangi persoalan ini meminta kerja sama masyarakat Indonesia
untuk mematuhi instruksi pemerintah Dalam kondisi ini diberlakukan karantina
wilayah dan penutupan tempat umum sarana publik
73
4 Rehabilitasi
bull Kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat pada skenario ini seperti
pada kondisi siaga darurat
bull Menkes mengumumkan kepada publik bahwa masa penanggulangan tanggap
darurat COVID-19 telah berakhir ditandai dengan penurunan kasus dengan 2x
masa inkubasi dari kasus terakhir
bull Terus waspada dan menanggapi dengan cepat rumor atau informasi yang salah di
masyarakat
bull Perkuat pesan-pesan kunci
a PHBS secara umum (personal hygiene)
b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19
Membatasi aktvitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada
kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker ketika sakit atau
ketika merawat yang sakit
c Berakhirnya masa tanggap darurat yang diumumkan oleh Menteri Kesehatan
juga dinyatakan dengan pembukaan wilayah karantina membuka fasilitas
umum yang ditutup rehabilitasi lingkungan yang terdampak serta masyarakat
tetap diminta waspada
74
44 Instruksi Koordinasi
Gambar 49 Jejaring Kerja Komando dan Koordinasi
Kebijakan
1 Penentu Kebijakan
2 Forum Koordinasi Pusat
Kebijakan
1 Penentu Kebijakan
2 Forum Koordinasi Propinsi
Kebijakan
1 Penentu Kebijakan
2 Forum Koordinasi KabKota
Posko KLB
Influenza Pusat
Posko KLB
Influenza Propinsi
Posko KLB
Influenza KabKota
Pos Lapangan
KLB Influenza
Pos Taktis
Perimeter
Berbagai pihak
terkait dalam dan
luar negri
Berbagai pihak
terkait dalam dan
luar negri
Berbagai pihak
terkait dalam dan
luar negri
Lab
Regional
Nasional
Lab
Rujukan
sekuensing
Lab
Daerah
Rumah
Sakit
Puskesmas
Keterangan
= Mekanisme Komando
= Mekanisme Koordinasi= Mekanisme rujukan
pasien dan pengiriman spesimen
= Mekanisme laporan
JEJARING KERJA KOMANDO amp KOORDINASI
Posko COVID-19 Pusat
Posko COVID-19 Provinsi
Posko COVID-19 Kota
Posko COVID-19 Lapangan
75
Bab 5
Administrasi dan Logistik
51 Administrasi
a Pemenuhan Kebutuhan Bersumber APBN
Berdasarkan analisa Biro Perencanaan dan Anggaran ditentukan kebutuhan jumlah
logistik kesehatan APD sebanyak 600000 unit namun sesuai hasil estimasi yang
dibuat Pusat Krisis Kesehatan dalam analisa situasi berdasarkan skenario kejadian
pandemi Covid-19 dengan menggunakan angka serangan klinis 36 dari jumlah
populasi Indonesia ditentukan jumlah kebutuhan APD dan logistik kesehatan lainnya
pada tabel berikut yang merupakan kebutuhan sampai dengan tanggal 16 Agustus
2020 Pemenuhan kebutuhan ini dapat berasal dari alokasi APBN Kementerian
Kesehatan Dana Siap Pakai (DSP) BNPB Badan Dunia dan sumbangan dari
masyarakat Pusat Krisis Kesehatan telah menentukan estimasi kebutuhan APD dan
logistik kesehatan lainnya sampai dengan tanggal 16 Agustus 2020 seperti terlihat pada
tabel di bawah ini
76
Tabel 51
Tabel Kebutuhan APD dan Logistik Kesehatan Lainnya
NO
PROVINSI Gaun
(Gown) Pelindung
kepala
Celemek (Apron
disposable)
Celemek (Apron heavy duty
reusable)
Sepatu pelindung
(Gum boots)
Sarung tangan
(Gloves) heavy duty
Sarung tangan
(Gloves) examination
Sarung tangan
(Gloves) surgical
Pelindung mata
(Goggles)
Pelindung wajah (Face
shield) Masker
N95
Masker bedah
(surgicalfacemask)
1 Aceh
55995
55995
26979
911
1623
1623
865526
19604
1669
21233
66560
1325896
2 Sumatera Utara
225579
225579
108688
3669
6537
6537
3486798
78974
6725
85538
268138
5341414
3 Sumatera Barat
55995
55995
26979
911
1623
1623
865526
19604
1669
21233
66560
1325896
4 Riau
109362
109362
52692
1779
3169
3169
1690410
38287
3261
41469
129994
2589533
5 KEPULAUAN RIAU
22933
22933
11049
373
665
665
354478
8029
684
8696
27260
543024
6 Jambi
37617
37617
18125
612
1090
1090
581453
13170
1122
14264
44714
890726
7 Bangka Belitung
15522
15522
7479
252
450
450
239923
5434
463
5886
18450
367537
8 Sumatera Selatan
87632
87632
42222
1425
2539
2539
1354532
30679
2613
33229
104165
2075003
9 Bengkulu
20658
20658
9954
336
599
599
319318
7232
616
7833
24556
489162
10 Lampung
87154
87154
41992
1418
2525
2525
1347149
30512
2598
33048
103597
2063693
11 Banten
201907
201907
97282
3284
5851
5851
3120890
70686
6020
76561
239999
4780881
12 DKI JAKARTA
544381
544381
262291
8855
15774
15774
8414541
190584
16230
206424
647086
12890209
13 JAWA BARAT
1276846
1276846
615203
20769
36999
36999
19736309
447016
38068
484168
1517740
30233989
77
NO
PROVINSI Gaun
(Gown) Pelindung
kepala
Celemek (Apron
disposable)
Celemek (Apron heavy duty
reusable)
Sepatu pelindung
(Gum boots)
Sarung tangan
(Gloves) heavy duty
Sarung tangan
(Gloves) examination
Sarung tangan
(Gloves) surgical
Pelindung mata
(Goggles)
Pelindung wajah (Face
shield) Masker
N95
Masker bedah
(surgicalfacemask)
14 JAWA TENGAH
536047
536047
258275
8719
15533
15533
8285719
187667
15982
203264
637179
12692866
15 DI Yogyakarta
39708
39708
19132
646
1151
1151
613767
13901
1184
15057
47199
940228
16 Jawa Timur
1019885
1019885
491396
16590
29553
29553
15764440
357055
30407
386730
1212300
24149495
17 BALI
112016
112016
53971
1822
3246
3246
1731443
39216
3340
42475
133150
2652392
18 KALIMANTAN BARAT
52518
52518
25304
854
1522
1522
811780
18386
1566
19914
62427
1243563
19 KALIMANTAN TENGAH
28323
28323
13647
461
821
821
437793
9916
844
10740
33667
670654
20 Kaltara
7592
7592
3658
123
220
220
117344
2658
226
2879
9024
179758
21 Kaltim
46657
46657
22480
759
1352
1352
721176
16334
1391
17692
55459
1104768
22 Kalsel
44021
44021
21210
716
1276
1276
680436
15411
1312
16692
52326
1042357
23 Sulawesi Utara
25864
25864
12462
421
749
749
399788
9055
771
9808
30744
612433
24 Gorontalo
12474
12474
6010
203
361
361
192811
4367
372
4730
14827
295367
25 Sulawesi Tengah
31676
31676
15262
515
918
918
489616
11090
944
12011
37652
750042
26 Sulawesi Barat
14370
14370
6924
234
416
416
222122
5031
428
5449
17081
340268
27 Sulawesi Selatan
91315
91315
43997
1485
2646
2646
1411461
31969
2722
34626
108543
2162213
28 Sulawesi Tenggara
28184
28184
13580
458
817
817
435643
9867
840
10687
33501
667360
78
NO
PROVINSI Gaun
(Gown) Pelindung
kepala
Celemek (Apron
disposable)
Celemek (Apron heavy duty
reusable)
Sepatu pelindung
(Gum boots)
Sarung tangan
(Gloves) heavy duty
Sarung tangan
(Gloves) examination
Sarung tangan
(Gloves) surgical
Pelindung mata
(Goggles)
Pelindung wajah (Face
shield) Masker
N95
Masker bedah
(surgicalfacemask)
29 Nusa Tenggara Barat
78636
78636
37888
1279
2279
2279
1215488
27530
2344
29818
93472
1862003
30 Nusa Tenggara Timur
56677
56677
27308
922
1642
1642
876061
19842
1690
21491
67370
1342035
31 Maluku Utara
13079
13079
6302
213
379
379
202170
4579
390
4960
15547
309704
32 Maluku
18737
18737
9028
305
543
543
289612
6560
559
7105
22271
443656
33 Papua Barat
10042
10042
4838
163
291
291
155216
3516
299
3808
11936
237776
34 Papua
35137
35137
16930
572
1018
1018
543115
12301
1048
13324
41766
831997
TOTAL
5044539
5044539
2430535
82056
146173
146173
77973855
1766062
150398
1912841
5996259
11944789
9
KEBUTUHAN NASIONAL
5044633
5044633
2430580
82057
146176
146176
77975307
1766095
150401
1912876
5996371
11945012
4
SELISIH
94
94
45
2
3
3
1452
33
3
36
112
2224
79
b Pemenuhan Kebutuhan Bersumber Dana Siap Pakai (DSP)
Berdasarkan peraturan BNPB No2 Tahun 2018 tentang Penggunaan Dana Siap Pakai
(DSP) Berikut ini prosedur pemberian DSP
1 Prosedur pemberian DSP melalui usulan permohonan terlebih dahulu dilakukan
verifikasi
2 Pemberian DSP berdasarkan persetujuan Kepala BNPB atau pejabat yang diberikan
kuasa oleh Kepala BNPB
3 Pemberian bantuan DSP sebagai tindak lanjut hasil rapat koordinasi kementerian
lembaga berdasarkan atas
a Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari BPBD kabupaten
kota atau BPBD propinsi terdampak
b Surat keputusan bupati wali kota gubernur atau Presiden tentang penetapan
status keadaan darurat bencana
c Rincian biaya untuk kegiatan penanganan darurat bencana
d Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala BNPB
4 Pemberian bantuan DSP melalui inisiatif BNPB berdasarkan atas
a Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari BPBD kabupaten
kota atau BPBD propinsi terdampak
b Surat keputusan bupati wali kota gubernur atau Presiden tentang penetapan
status keadaan darurat bencana
c Hasil pengkajian cepat yang menjelaskan kebutuhan rincian biaya untuk
kegiatan penanganan darurat bencana yang dinyatakan secara tertulis oleh
pejabat eselon I yang berwenang
d Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala BNPB
Pelaksanaan penyaluran DSP
1 KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) BNPB memerintahkan bendahara pengeluaran
untuk memindahbukukan sejumlah dana UP dari rekening bendahara pengeluaran
ke rekening BPP pengelola pada unit kerja di BNPB BPBD dan atau kementerian
lembaga terkait
2 Pemindahbukuan DSP kepada unit kerja BNPB BPBD atau kementerian lembaga
terkait dilaksanakan sesuai dengan jumlah yang telah disetujui KPA
3 Penyaluran bantuan DSP untuk BPBD kabupaten kota atau propinsi harus
dilengkapi dengan Perjanjian Kerja Sama antara KPA BNPB dengan Kepala BPBD
atas nama pemerintah daerah
4 Penyaluran bantuan DSP untuk kementerian lembaga harus dilengkapi dengan
Perjanjian Kerja Sama antara KPA BNPB dengan pejabat setingkat eselon I dari
kementerian lembaga terkait
5 Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada pemerintah
kabupaten kota atau propinsi melalui pengelola DSP BNPB setempat dilengkapi
dengan bukti penerimaan berupa kuitansi berita acara serah terima
6 Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada unit kerja BNPB
dan kementerian lembaga terkait melalui pengelola DSP yang ditunjuk dilengkapi
dengan bukti penerimaan berupa kuitansi dan berita acara serah terima
7 Waktu penyaluran bantuan DSP disesuaikan dengan ketersediaan UP DSP yang
ada pada rekening bendahara pengeluaran BNPB
80
8 Penyaluran bantuan DSP dapat pula diberikan dalam bentuk barang jasa dengan
mempertimbangkan aspek kemudahan ketersediaan dan kelancaran distribusi
9 Pelaksanaan penyaluran DSP dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai mekanisme pelaksanaan anggaran penanggulangan
bencana
Pengaturan logistik penting untuk mendukung penyelenggaraan respon medis dan laboratorium serta respon komponen lain Diperlukan prosedur untuk mempercepat proses pengadaan dan transportasi barang
Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah
- Memetakan sumber daya yang tersedia dan rantai suplai (supply chain) di sektor kesehatan dan lainnya
- Memeriksa sistem pengelolaan dan pengendalian rantai suplai (penimbunan penyimpanan keamanan pengaturan transportasi dan distribusi) untuk persediaan medis dan komoditas esensial lainnya termasuk Disease Commodity Package (DCP) COVID-19 dan cadangan kit pasien di dalam negeri
- Memeriksa proses pengadaan (termasuk impor dan bea cukai) untuk suplai medis dan kebutuhan esensial lainnya dan mendorong sumber daya setempat untuk memastikan keberlanjutan
- Menilai kapasitas pasar lokal untuk memenuhi peningkatan permintaan akan suplai medis dan kebutuhan pokok lainnya dan mengoordinasikan permintaan suplai internasional melalui mekanisme pengadaan regional dan global
- Mempersiapkan kapasitas lonjakan staf dan mekanisme penempatan nasihat kesehatan (pedoman dan SOP) pra dan pasca penempatan paket (briefing vaksinasi yang direkomendasikan wajib peningkatan kit medical travel dukungan kesehatan jiwa dan psikososial termasuk kelompok pendukung sebaya) untuk memastikan kesejahteraan staf
- Mengdentifikasi dan mendukung fungsi-fungsi kritis yang harus berlanjut selama wabah COVID-19 yang meluas (mis air dan sanitasi bahan bakar dan energi makanan telekomunikasiinternet keuangan hukum dan ketertiban pendidikan dan transportasi) sumber daya yang diperlukan dan tenaga kerja esensial
81
Gambar 51
Contoh SK Status Darurat Bencana
82
Gambar 52
Konsep Operasi Logistik
Sumber Internasional Pintu MasukStaging Area di Bandara Sumber
(UNHRDWHO Supplier) NasionalRegional
Pusat Krisis Gudang Provinsi
(Masuk Melalui BandaraPelabuhanTerminal)
Gudang KabupatenKota
Pusat Layanan Kesehatan Unit Layanan Kesehatan Rumah Penduduk
Gambar 10 Konsep Operasi Logistik
83
Bab 6
Komando dan Perhubungan
Gambar 61
Struktur Klaster Nasional Penanggulangan Bencana
Keputusan Kepala BNPB Nomor 173 tahun 2015 tentang klaster nasional
penanggulangan bencana
1 Klaster Kesehatan Tugasnya Pelayanan Kesehatan Pengendalian Penyakit
Penyehatan Lingkungan Penyiapan Air Bersih dan Sanitasi yang berkualitas
Pelayanan Kesehatan Gizi Pengelolaan Obat Bencana Penyiapan Kesehatan
Reproduksi dalam Situasi Bencana Penatalaksanaan Korban Mati Pengelolaan
Informasi dibidang Kesehatan
Koordinator Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian
Kesehatan
Wakil Koordinator Pusat Kedokteran Kepolisian Republik Indonesia
2 Klaster Pencarian dan Penyelamatan Tugasnya Mengerahkan Mengkoordinir
serta mengendalikan sarana dan personil dalam pelaksanaan operasi pencarian
penyelamatan dan evakuasi terhadap korban bencana secara cepat efisien dan
efektif Pengelolaan Informasi dibidang Pencarian dan Penyelamatan
Koordinator Direktur Operasi dan Pelatihan BASARNAS
Wakil Koordinator Wakil Asisten Operasi Tentara Nasional Indonesia
3 Klaster Logistik Tugasnya Pengadaan barang sandang permakanan dan
peralatan Bea Cukai (untuk barang yang dibawa dari luar negriimpor)
PenyimpananPergudangan Distribusi Logistik Keamanan Logistik Pengelolaan
Informasi dibidang Logistik
Koordinator Direktur Logistik BNPB
Wakil Koordinator Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam
Kementerian Sosial
KESEHATAN
PENCARIAN DAN
PENYELAMATAN
LOGISTIK
PENGUNGSIAN DAN
PERLINDUNGAN
PENDIDIKAN
SARANA DAN PRASARANA
EKONOMI
PEMULIHAN
DINI
84
4 Klaster pengungsian dan Perlindungan Tugasnya Penyiapan Dapur Umum
Pencegahan dan Penanganan Kekerasan berbasis Gender Tempat Pengungsian
Keamanan Manajemen Pengungsian dan Penyiapan Hunian Sementara
Perlindungan Kelompok Rentan Pengelolaan Informasi dibidang Pengungsian dan
Perlindungan
Koordinator Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian
Sosial
Wakil Koordinator Asisten Operasi Kepolisian Republik Indonesia
5 Klaster Pendidikan Tugasnya Pelayanan Belajar Mengajar Formal dan Informal
Penyiapan Sekolah Darurat Bimbingan dan Penyuluhan bagi Anak Dewasa
Kerohanian Pengelolaan Informasi dibidang Pendidikan
Koordinator Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Sekretariat
Jendral Kementerian Pendidikan
Wakil Koordinator Sekretariat Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama
6 Klaster Sarana dan Prasarana Tugasnya Pembersihan puing-puing debris
clearance Penyediaan Alat Transportasi Telekomunikasi dan Energi Penyediaan
Hunian Tetap Penyediaan Air dan Sanitasi Pengelolaan Informasi dibidang Sarana
dan Prasarana
Koordinator Sekretaris Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum
Wakil Koordinasi Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika
Kementerian Komunikasi dan Informatika
7 Klaster Ekonomi Tugasnya Pengelolaan Sektor Pertambangan dan Galian Listrik
Gas dan Air Minum Industri Pengolah Konstruksi Perdagangan Hotel dan
Restoran Jasa dan Pertanian serta Pengelolaan Informasi dibidang Ekonomi
Koordinator Sekretaris Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian
Wakil Koordinator Asisten Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
8 Klaster Pemulihan Dini Tugasnya Penguatan Kapasitas pemerintah pusat daerah
untuk koordinasi Revitalisasi fungsi pemerintah desa camat kabupaten kota
provinsi Pemulihan Layanan Publik Sarana Pendukung kepemerintahan
Penguatan Kapasitas Perencanaan dan Pendanaan Pengelolaan Informasi dibidang
Pemulihan Dini
Koordinator Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Bencana
Kementerian Dalam Negeri
Wakil Koordinator Asisten Deputi Koordinasi Kebijakan Penyusunan dan
Evaluasi Program Kelembagaan dan Tatalaksana Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB
9 PSC (Public Safety Center) merupakan ujung tombak pelayanan kegawatdaruratan
Pra Fasyankes di daerah 1 kabupaten hanya ada 1 PSC berjejaring dengan faskes
setempat PSC diselenggarakan 24 jam sehari terus menerus Lokasi dapat di
Dinkes RS atau Lokasi lain yg ditetapkan oleh Pemda kabupatenkota
Fungsi PSC
pemberi pelayanan Gawat Darurat
pemandu pertolongan pertama (first aid)
pengevakuasi KorbanPasien Gawat Darurat dan
pengoordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan
Ketenagaan PSC Koordinator Tenaga Kesehatan Operator Call Center dan
tenaga lain
85
Tabel 61
Tugas dan Pelaksana Sub Klaster-Sub Klaster Dalam Klaster Kesehatan
TUGAS KLASTER TIM PELAKSANA
PELAYANAN KESEHATAN (Respon Medis) SUB KLASTER PELAYANAN KESEHATAN
PENGENDALIAN PENYAKIT (Surveilans Laboratorium) SUB KLASTER PENGENDALIAN PENYAKIT
KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENYIAPAN AIR
BERSIH KESEHATAN LINGKUNGAN
PENYIAPAN AIR BERSIH DAN SANITASI YANG
BERKUALITAS
PELAYANAN GIZI SUB KLASTER PELAYANAN GIZI
KESEHATAN REPRODUKSI SUB KLASTER KESEHATAN REPRODUKSI
PENANGANAN KESEHATAN JIWA SUB KLASTER KESEHATAN JIWA
PENATALAKASANAAN KORBAN MATI SUB KLASTER DVI
PROMOSI KESEHATAN (Promosi Kesehatan) TIM PROMKES
PENGELOLAAN INFORMASI KESEHATAN TIM DATA amp INFORMASI
PENGELOLAAN OBAT BENCANA (Intervensi Farmasi) TIM LOGISTIK KESEHATAN
86
Lampiran
Lampiran 1
PEMBAGIAN TUGAS KEGIATAN PERAN STAKEHOLDER DAN PEMBIAYAAN
ESTIMASI KETERSEDIAAN amp KEBUTUHANSUMBERDAYA
SUMBER DAYA KEGIATAN LABORATORIUM
NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA PERHITUNGAN
1
1Pengambilan
pengiriman
2Pemeriksaan
spesimen
Mengambil specimen
penderita atau suspek
memeriksa dilapangan
maupun mengirimkan ke
laboratorium
Tenaga
Tenaga kesehatan Analis kesehatan surveilans
2 org1000 pddk
Saranaprasarana
Alat transportasi
Laboratorium lap
1 unit area
1 unitKabupatenKota
Logistik
Reagen
Specimen pot
Specimen carrier
Pedoman Pengambilan dan Pengiriman spesimen COVID-19
1 pkt x 1 + 5 x jml pddk
1 pkt x 1 + 5 x jml pddk
1 pkt x 1 + 5 x jml pddk
2 bh x unit pelayanan lab
SUMBER DAYA KEGIATAN PELAYANAN MEDIK DAN TINDAKAN FARMASI
NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA PERHITUNGAN
1
Penyediaan amp
penyimpanan antiviral
Menyiapkan kebutuhan dan
menyimpan antiviral yang
dibutuhkan untuk penduduk
di area pembatasan
Tenaga
Tenaga kesehatan
Asisten apoteker
1 orang gudang
1 orang gudang
Saranaprasarana
- Gudang penyimpanan
1 unitarea
Logistik Saat ini tidak ada
antiviral yang direkomendasikan
Antiviral (Apabila sudah direkomendasikan antiviral untuk pengobatan)
Obat-obatan lainnya
Format RR logistic
Utk pengobatan
10 x jml pddk x 2 dosis x 5 hr + 5x 10 x Jml pddk x 2 dosis x 5 hr
2 Triase Triase COVID-19 dan bukan
COVID-19
Tenaga
Tenaga dokter yang bersertifikasi
Perawat yang bersertifikasi
3 org1000 pddk
5 org1000 pddk
Saranaprasarana
Klinik berikut peralatan
Alat transportasi yang dilengkapi obat-obat life
1 unitarea
87
saving oksigen dan portable ventilator
1 unitarea
Logistik
APD
Antiviral
Obat-obatan lainnya
Format RR
Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada penyediaan AV Diihitung pada penyediaan Obat
3 Pelayanan
medikevakuasi
Rujukan kesehatan
Melakukan pelayanan
medik kesehatan kepada
penderita ILI dan penyakit
lain di area pembatasan
Tenaga
Dokter yang bersertifikasi
Perawatbidan yang bersertifikasi
Paramedis lainnya
Sopir ambulan
2 orgdesa
2 orgdesa
1 orgdesa
Saranaprasarana
Unit pelayanan Puskesmas
Puskesmas kelilingAmbulance
Posko Pelayanan
1 unitarea
1 unitarea
Logistik
Peralatan kesehatan
Obat-obatan
RegisterFormat laporan
Standar Puskesmas Standar Puskesmas Kegiatan Puskesmas
4 SUMBER DAYA PADA TINDAKAN KARANTINAISOLASI
NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA CARA PERHITUNGAN
1
2
3
4
Pengawasan Karantina
Penerapan pintu keluar
masuk
Penetapan perimeter
Pembatasan kegiatan
umum
Pemantauan seluruh
kegiatan kekarantinaan di
area pembatasan
Pengawasan di pintu keluar
dan masuk area
pembatasan
Mengawasi diperbatasan
area pembatasan
Membatasi kegiatan
penduduk untuk
mengurangi kontak antar
penduduk
Tenaga
Tenaga kesehatan yang paham teknis kekarantinaan
Tenaga non kesehatanTNI Polri
3 org 1000 pddk
10 org1000 pddk
Saranaprasarana
Alat komunikasi HT
Pos di pintu keluarmasuk dilengkapi ruang pemeriksaan medis untuk penjaringan
Tanda pembatasan (Quarantine line) talipitatonggakpapan pengumuman
Alert card
1 unit Tim
1 unitarea
1 bh x jml kemungkinan jln
keluarmasuk
10 x jumlah pddk
Logistik
Suplemen
Obat-obatan
APDPPE
Desinfektan
Peta wilayah
Senter
Poster
Leaflet
Buku pencatatan
1 tb x 35 x jml pddk + ptgs Dihitung pada penyediaan obat Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada kegiatan Kesling
1 buahpos 1 x jml petugas
5 x Jml TTU 1 bh x pddk
1 bh x jml pos
5 Karantina rumah
Melakukan pembatasan
keluar rumah bagi
penduduk kontak agar tidak
menularkan kepada orang
lain
Tenaga
Tenaga Non kesehatan
Termasuk perhitungan di atas
Saranaprasarana
88
Logistik
Tandapita
Paket x rmh yang dikarantina
6 Isolasi dan rujukan
Melakukan pemisahan
penderita yang sakit ke
tempat tertentu di area
pembatasan sebelum
dirujuk dan melakukan
rujukan ke rumah sakit
Tenaga
Tenaga Medis Paramedis
Tenaga sopir
8 org 1000 pddk
1 orgunit ambulance
Saranaprasarana
Ruang isolasi dilengkapi peralatan kesehatan
Ambulance khusus
1 unitarea 2 unitarea 1 unitarea
Logistik
Obat antiviral
Desinfektan
Obat-obatan lainnya
Peralatan medis
Kartu pasien
Surat rujukan
APDPPE
Dihitung pada penyediaan AV Dihitung pada Kesling
Dihitung pada penyediaan obat Standar pelayanan puskesmas
20 x jml pddk 1`pkt x 10 x jml pddk
Dihitung pada penyediaan APD
7 Kesling pencegahan KLB
Pengawasan Kesehatan
lingkungan untuk mencegah
terjadinya KLB penyakit
lainnya
Tenaga
Sanitarian
6org desa
Saranaprasarana
Penyediaan air bersih
Pengangkutan sampah
Pembuangan kotoranlimbah
1 unitarea 1 unitarea 1 unitarea
Logistik
Water test kit
Desinfektan
Swing fog
Penyaringan air PAC
APDPPE Masker lengkap
Masker biasa
Spry can
Malationsolar
I unitarea 1 paket x rumah + unit pelayanan
1 unitarea 1 bh x pddk
Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada penyediaan APD
1 unitdesa 1 paketdesa
(Disesuaikan dg endemisitas lokasi)
Pemenuhan kebutuhan
hidup dasar
Tenaga
Tagana (Taruna siaga bencana) Kabupaten yang bisa di manfaatkan ke lapangan
Kader
1 orang200 KK
1 org10 KK
Saranaprasarana
Gudangtenda lapangan
Transportasi
Dapur umum
Timbangan beras
Kartu keluar masuk logistik
2 gudangdesa 1 unit trukdesa
1 unitdes 1 bhgudang 1 pktgudang
Logistik
Sarden (150 gr)
Kecap manis
Saos sambal
Minyak goreng (2 lt)
Beras (04 kgjiwa)
Minyak tanah
Personal hiegene
Air minum
1 pkthrKK 1 pkthrKK 1 pkthrKK 1 pkthrKK
1 pkthrjiwa
2 ltorhr
89
Lampiran 2
Penerbangan Internasional di Indonesia
No Tempat Kedudukan Nama Penerbangan
Sumatera
1 Batam Bandar Udara Internasional Hang Nadim
2 Banda Aceh Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda
3 Deli Serdang Medan Bandar Udara Internasional Kualanamu
4 Padang Bandar Udara Internasional Minangkabau
5 Pekanbaru Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II
6 Palembang Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II
7 Tanjung Pinang Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah
8 Bengkulu Bandar Udara Fatmawati Soekarno
9 Bandar Lampung Bandar Udara Radin Inten II
Jawa
10 Bandung Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara
11 Tangerang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta
12 Yogyakarta Bandar Udara Internasional Adi Sucipto
13 Solo Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo
14 Semarang Bandar Udara Internasional Achmad Yani
15 Surabaya Bandar Udara Internasional Juanda
16 Masalembo Sumenep Bandar Udara Internasional Valia Rahma
Bali dan Nusa Tenggara
17 Denpasar Bandar Udara Internasional Ngurah Rai
18 Lombok Tengah Bandar Udara Internasional Lombok
Kalimantan
19 Tarakan Bandar Udara Internasional Juwata
20 Berau Bandar Udara Internasional Kalimaru
21 Banjarmasin Bandar Udara Internasional Syamduddin Noor
Sulawesi
22 Manado Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi
23 Makassar Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin
24 Kendari Bandar Udara Internasional Haluoleo
Papua
25 Nabire Bandar Udara Internasional Yos Sudarso
90
26 Oksibil Bandar Udara Internasional Iskak
27 Jayapura Bandar Udara Sentani
28 Biak Bandar Udara Frans Kaisiepo
29 Tembagapura Bandar Udara Mozes Kilangin
30 Merauke Bandar Udara Mopah
Lampiran 3
Pelabuhan Internasional di Indonesia4
No Tempat Kedudukan Nama Pelabuhan
1 Sabang Pelabuhan Laut Teluk Sabang
2 Banda Aceh Pelabuhan Laut Malahayati
3 Banda Aceh Pelabuhan Laut Ulee Lheu
4 Banda Aceh Pelabuhan Laut Lhok Nga
5 Banda Aceh Pelabuhan Laut Meulaboh
6 Banda Aceh Pelabuhan Laut Singkil
7 Banda Aceh Pelabuhan Laut Labuhan Haji
8 Banda Aceh Pelabuhan Laut Tapak Tuan
9 Banda Aceh Pelabuhan Laut Sinabang
10 Lhokseumawe Pelabuhan Laut Lhokseumawe
11 Lhokseumawe Pelabuhan Laut Kuala Langsa
12 Medan Pelabuhan Belawan
13 Medan Pelabuhan Laut Pangkalan Susu
14 Medan Pelabuhan Laut Sibolga
15 Medan Pelabuhan Kuala Tanjung
16 Medan Pelabuhan Laut Tanjung Balai Asahan
17 Dumai Pelabuhan Laut Dumai
18 Dumai Pelabuhan Laut Bengkalis
19 Dumai Pelabuhan Laut Sungai Pakning
20 Dumai Pelabuhan Laut Penipahan
21 Dumai Pelabuhan Laut Tanjung Medang
22 Dumai Kawasan Industri Pelintung
23 Padang Pelabuhan Laut Teluk Bayur
24 Padang Pelabuhan Laut Sikakap
4httpskespelkemkesgoidkkpkkp_tempat_publicprofil7
91
25 Padang Pelabuhan Laut Bungus
26 Jambi Pelabuhan Laut Muara Sabak
27 Jambi Pelabuhan Laut Kuala Tungkal
28 Jambi Pelabuhan Laut Talang Duku
29 Palembang Pelabuhan Laut Palembang
30 Palembang Pelabuhan Boom Baru
31 Palembang Sumatra Selatan Pelabuhan Tanjung Api-api
32 Pekanbaru Riau Pelabuhan Sungai Pekanbaru (Wilker Kampung Dalam)
33 Pekanbaru Riau Pelabuhan Laut Selat Panjang
34 Pekanbaru Riau Pelabuhan Sungai Buatan
35 Pekanbaru Riau Pelabuhan Laut Tanjung Buton
36 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Tembilahan
37 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Kuala Enok
38 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Rengat
39 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Kuala Gaung
40 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Sungai Guntung
41 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Batu Ampar
42 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Sekupang
43 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Pulau Sambu
44 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Nongsa
45 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Kabil
46 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan F Batam Centre
47 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Tanjung Uncang Sagulung
48 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Teluk Senimba
49 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Semblog
50 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan F Harbour Bay
51 Tanjungpinang Kepulauan Riau Pelabuhan Sri Bintan Pura
52 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Tanjung Pinang
53 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Lagoi
54 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Lobam
55 Tanjung Balai Karimun Kepulauan Riau Pelabuhan Tanjung Balai Karimun
56 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Pangkal Dalam
57 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Tanjung Pandan
92
58 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Manggar
59 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Muntok
60 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Belinyu
61 Bengkulu Pelabuhan Laut Bai
62 Bengkulu Pelabuhan Laut Muko-Muko
63 Bengkulu Pelabuhan Laut Bintuhan
64 Bengkulu Pelabuhan Laut Malakoni Enggano
65 Panjang Lampung Pelabuhan Panjang
66 Panjang Lampung Pelabuhan Laut Teluk Semangka
67 Panjang Lampung Pelabuhan Laut Rawajitu
68 Jakarta Pelabuhan Tanjung Priok
69 Jakarta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Pantai Marina
70 Jakarta Pelabuhan Laut Marunda
71 Jakarta Pelabuhan Kali Baru
72 Banten Cilegon Pelabuhan Laut Merak
73 Banten Pelabuhan Laut Anyer
74 Banten Pelabuhan Laut Bojonegara
75 Banten Pelabuhan Laut Labuan
76 Indramayu Jawa Barat Pelabuhan Laut Balongan
77 Semarang Jawa Tengah Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
78 Cilacap Jawa Tengah Pelabuhan Laut Tanjung Intan
79 Jawa Timur Surabaya Pelabuhan Tanjung Perak
80 Probolinggo Jawa Timur Pelabuhan Laut Probolinggo
81 Probolinggo Jawa Timur Pelabihan Laut Panarukan
82 Probolinggo Jawa Timur Pelabuhan Laut Tanjung Wangi
83 Denpasar Pelabuhan Laut Celukan Bawang
84 Denpasar Pelabuhan Laut Benoa
85 Kupang NTT Pelabuhan Laut Atapupu
86 Kupang NTT Pelabuhan Laut Labuan Bajo
87 Kupang NTT Pelabuhan Laut Tenau
88 Kupang NTT Pelabuhan Laut Wini
89 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Laut Tarakan
90 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Bunyu
93
91 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan SebatikPelabuhan Nunukan
92 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Berau
93 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Tanjung Selor
94 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Kampung Baru
95 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Tanah Grogot
96 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Senipah
97 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Balikpapan
98 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Sintete
99 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Ketapang
100 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Kendawangan
101 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Telok Air
102 Palangkaraya Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Pulang Pisau
103 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Sampit
104 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Kumai
105 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Pangkalan Bun
106 Banjarmasin Kalimantan Selatan Pelabuhan Trisakti
107 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Labuan Uki
108 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Amurang
109 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Kotabunan
110 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Kema
111 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Belang
112 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Molibagu
113 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Bintauna
114 Palu Pelabuhan Laut Pantoloan
115 Palu Pelabuhan Laut Toli-Toli
116 Palu Pelabuhan Laut Luwuk
117 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Kendari
118 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Pomalaa
119 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Bau-Bau
120 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Kolaka
121 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Wanci
122 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Makassar
123 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Pare-Pare
94
124 Makassar Sulawesi Selatan Pealbuhan Laut Malili
125 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Biringkasi
126 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhhan Laut Awerange
127 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Palopo
128 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Belang Belang Mamuju
129 Ternate Pelabuhan Laut Buli
130 Ternate Pelabuhan Laut Bacan
131 Ternate Pelabuhan Laut Tobelo
132 Ternate Pelabuhan Sanana Mangole
133 Ambon Pelabuhan Laut Tual
134 Ambon Pelabuhan Yos Sudarso Ambon
135 Ambon Pelabuhan Laut Wahai
136 Ambon Pelabuhan Laut Saumlaki
137 Jayapura Pelabuhan Laut Jayapura
138 Jayapura Pelabuhan Laut Hamadi
139 Merauke Pelabuhan Laut Agats
140 Merauke Pelabuhan Laut Bade
Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan COVID-19
Pusat Krisis Crisis Centre
95
Lampiran 4
Daftar Lokasi Pusat Krisis di Indonesia
No Tempat Kedudukan
1 Medan
2 Padang
3 Palembang
4 Banjarmasin
5 Manado
6 Makassar
7 DKI Jakarta
8 Semarang
9 Surabaya
10 Bali
11 Jayapura
Lampiran 5
DAFTAR LABORATORIUM PEMERIKSA COVID-19
No Wilayah Kerja Laboratorium Memiliki Fungsi Surveilans
Laboratorium Tidak Memiliki Fungsi Surveilans
1 Aceh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
Balai Litbangkes Aceh
2 Sumatera Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
a Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Medan
b RUmah Sakit Universitas Sumatera Utara
3 Sumatera Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
Rumah Sakit Umum Pusat Moh Husein Palembang
4 Sumatera Barat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
Rumah Sakit Universitas Andalas Padang
5 Jambi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi
6 Riau Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
Rumah Sakit Arifin Achmad Pekanbaru
7 Kepulauan Riau a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Batam
96
8 Bangka Belitung Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah Pangkal Pinang
9 Bengkulu Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
10 Lampung Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
11 Banten Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang
12 DKI Jakarta a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
b Laboratorium Kesehatan Daerah DKI Jakarta
a Lembaga Biologi Molekuler Eijkman
b Rumah Sakit Universitas Indonesia
c Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo
13 Jawa Barat a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
b Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Jawa Barat
a Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin Bandung
b Rumah Sakit Universitas Padjajaran Bandung
14 Jawa Tengah Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta
a Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga
b Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi Semarang
c Rumah Sakit Universitas Diponegoro Semarang
15 DI Yogyakarta Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta
a Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito Daerah Istimewa Yogiakarta
b Rumah Sakit Universitas Gajah Mada Yogyakarta
16 Jawa Timur Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
a Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo
b Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya
c Rumah Sakit Universitas Brawijaya Malang
17 Kalimantan Barat a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
b Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Pontianak
18 Kalimantan Tengah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
19 Kalimantan Selatan a Balai Besar Laboratorium
97
Kesehatan Surabaya b Balai Besar Teknik
Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Banjarbaru
20 Kalimantan Timur Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
21 Kalimantan Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
22 Sulawesi Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
a Rumah Sakit Umum Pusat Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar
b Rumah Sakit Universitas Hasanudin Makassar
23 Sulawesi Barat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
24 Sulawesi Tengah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
25 Sulawesi Tenggara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
26 Gorontalo Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
27 Sulawesi Utara a Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Manado
Rumah Sakit Umum Pusat Prof R D Kandou Manado
28 Maluku Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
29 Maluku a Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Ambon
30 Bali Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
a Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
b Rumah Sakit Universitas Udayana Denpasar
31 Nusa Tenggara Timur
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
32 Nusa Tenggara Barat Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
RRUD Provinsi Nusa Tenggara Barat Mataram
33 Papua Barat Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua
34 Papua Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua
98
Lampiran 6
132 Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Berdasarkan SK Menkes
No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes
2 3
1 Aceh 1 RSUD Cut Meutia Kab Aceh Utara
2 RSUD Dr Zainoel Abidin
2 Sumatera Utara
3 RSUP H Adam Malik
4 RSU Kabanjahe
5 RSU Djasamen Saragih Pematang Siantar
6 RSUD Tarutung
7 RSU Padang Sidempuan
3 Sumatera Barat 8 RSU Achmad Mochtar
9 RSUP M Djamil
4 Riau
10 RSUD Arifin Ahmad
11 RSUD Kota Dumai
12 RSUD Puri Husada Tembilahan
5 Kepulauan Riau
13 RSUD Embung Fatimah
14 RS Badan Pengusahaan Batam (Otorita Batam)
15 RSUD Muhammad Sani (Kab Karimun)
16 RSUD Provinsi Kepulauan Riau Tanjungpinang
6 Jambi 17 RSUD Raden Mattaher
7 Sumatera Selatan
18 RSUP Moh Hoesin
19 RSUD Kayuagung
20 RSUD Lahat
21 RSUD Siti Fatimah Prov Sumatera Selatan
22 RS Dr Rivai Abdullah
8 Bangka Belitung 23 RSUD Tanjung Pandan (Dr Marsidi Judono)
24 RSUD Pangkal Pinang ( RSUD Depati Hamzah)
9 Bengkulu
25 RSUD Dr M Yunus
26 RSUD Arga Makmur
27 RSUD Hasanuddin Damrah Manna
10 Lampung
28 RSUD Dr H Abdul Moeloek
29 RSUD Kalianda (RSUD Dr H Bob Bazar)
30 RSUD Ahmad Yani Metro
31 RSUD May Jen HM Ryacudu
11 DKI Jakarta 32 RSPI Sulianti Saroso
33 RSPAD Gatot Soebroto
99
No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes
34 RSUP Persahabatan
35 RSUP Fatmawati
36 RSUD Cengkareng
37 RSUDPasar inggu
38 RSU Bhayangkara Tk I RSaid Sukanto
39 RSAL Mintoharjo
12 Jawa Barat
40 RSUP Hasan Sadikin
41 RS Paru Dr H A Rotinsulu
42 RSUD Gunung Jati Cirebon
43 RSUD Dr Slamet Garut
44 RSUD R Syamsudin SH Sukabumi
45 RSUD Kab Indramayu
46 RS Paru Dr M Goenawan Partowidigdo
47 RSU Tk II Dustira
13 Banten 48 RSUD Kab Tangerang
49 RSUD Serang (Dr Drajat Prawiranegara)
14 Jawa Tengah
50 RSUP dr Kariadi
51 RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten
52 RSUD Purwokerto (Margono Soekarjo)
53 RSUD Kraton Pekalongan
54 RSUD Dr Soeselo Slawi
55 RSUD Dr H Soewondo Kendal
56 RSUD Tidar Magelang
57 RSUD Moewardi Surakarta
58 RSUD Banyumas
59 RSUD Kudus (Dr Loekmonohadi)
60 RS Paru Dr Ario Wirawan
61 RSUD KRMT Wongsonegoro (RSUD Kota Semarang)
62 RSUD Kardinah Tegal
15 Yogyakarta
63 RSUP dr Sardjito
64 RSUD Panembahan Senopati Bantul
65 RSUD Kota Yogyakarta
66 RSUD Wates
16 Jawa Timur
67 RSUD Dr Soebandi Jember
68 RSUD Kab Kediri Pare
69 RSUD Dr Soetomo
100
No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes
70 RSUD Dr Soedono Madiun
71 RSUD Dr Saiful Anwar
72 RSUD Dr R Koesma Tuban
73 RSUD Blambangan
74 RSUD Dr R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro
75 RSUD Dr Iskak Tulungagung
76 RSUD Sidoarjo
77 RS Universitas Airlangga
17 Bali
78 RSUP Sanglah
79 RSUD Sanjiwani Gianyar
80 RSUD Tabanan
81 RSUD Kab Buleleng
18 Nusa Tenggara
Barat
82 RSUD NTB
83 RSUD Kab Bima
84 RSUD Dr R Sudjono
85 RSUD Manambai Abdul Kadir
19 Nusa Tenggara
Timur
86 RSU Prof Dr WZ Johanes
87 RSU Dr Tc Hillers Maumere
88 RSUD Komodo Labuan Bajo
20 Kalimantan Barat
89 RSUD Dr Soedarso Pontianak
90 RSUD Dr Abdul Azis Singkawang
91 RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang
92 RSUD Dr Agoesdjam Ketapang
21 Kalimantan Tengah
93 RSUD Dr Doris Sylvanus Palangkaraya
94 RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun
95 RSUD Dr Murjani Sampit
22 Kalimantan Selatan 96 RSUD Ulin Banjarmasin
97 RS Boejasin Pelaihari
23 Kalimantan Timur
98 RSUD Panglima Sebaya
99 RSU Taman Husada Bontang
100 RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
101 RSUD Abdul Wahab Sjahranie
102 RSUD Aji Muhammad Parikesit
24 Kalimantan Utara 103 RSUD Tanjung Selor
104 RSUD Provinsi Kaltara
25 Sulawesi Utara 105 RSUP Prof Dr R D Kandou
106 RSUD Dr Sam Ratulangi
101
No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes
107 RSU Ratatotok - Buyat
108 RSUD Kota Kotamobagu
26 Gorontalo 109 RSUD Prof Dr H Aloei Saboe
27 Sulawesi Barat 110 RSUD Provinsi Sulawesi Barat
28 Sulawesi Tengah
111 RSUD Undata Palu
112 RSUD Kab Banggai Luwuk
113 RSU Mokopido Toli-Toli
114 RSUD Kolonedale
115 RSU Anutapura Palu
29 Sulawesi Selatan
116 RSUP dr Wahidin Sudirohusodo
117 RSU Andi Makkasau Parepare
118 RSU Lakipadada Toraja
119 RSUD Kab Sinjai
120 RSUD Labuang Baji
121 RS TkII Pelamonia
122 RS Dr Tadjuddin Chalid MPH
30 Sulawesi Tenggara 123 RS Bahtera Mas Provinsi Sultra (RS Kendari)
31 Maluku 124 RSU Dr M Haulussy Ambon
125 RSUD Saumlaki
32 Maluku Utara 126 RSUD Dr H Chasan Boesoirie Ternate
33 Papua
127 RSU Jayapura
128 RSU Nabire
129 RSUD Mimika
130 RSU Merauke
34 Papua Barat 131 RSUD Manokwari
132 RSUD Kab Sorong
102
Lampiran 7
Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Berdasarkan SK Gubernur
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
1 2 3 4
1 Aceh SK Nomor 4409722020
1 RSUD Meuraxa
2 RSUD Tgk Chik Ditiro
3 RSUD Dr Fauziah
4 RSUD Langsa
5 RSUD Datu beru
6 RSUD Sultan Iskandar Muda Nagan Raya
7 RSUD Tengku Peukan
8 RSUD Dr Zubir Mahmud
9 RSUD Gayo Lues
10 RSUD Sahuddin Aceh Tenggara
11 RSUD Dr H Yuliddin Away
2 Sumatera
Utara SK 18844171KPTS2020
1 RSU Dr Gerhard L Tobing
2 RSUMartha Friska
3 RSU Martha Friska Multatuli
4 RSUD Abdul Manan Simpatupang
5 RSUD Gunung Sitoli
3 Sumatera
Barat SK Nomor 4402522020
1 RS Reksodiwiryo Padang
2 RS Unand Padang
3 RSUD Pariaman
4 RSUD M Natsir Solok
4 Riau SK Nomor
Kpts5681112020
1 RSUD Petala Bumi
2 RS Awal Bross Sudirman
3 RS Eka Hospital
4 RS ibnu Sina
5 Rumah Sakit Santa Maria
6 RS Bhayangkara Polda Riau
7 Rumah Sakit PMC
8 RS Bina Kasih
9 RS Prof DR Tabrani
10 RS Syafira
11 RS Awal Bross Ahmad Yani
12 RS Awal Bross Panam
103
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
13 RS Prima
14 RS Aulia
15 RS Universitas Riau
16 RSUD Madani
17 RS Hermina
18 RS TNI AU Lanud Roesmin Nuriadin
19 RS Tk IV Tentara Pekanbaru
20 RSUD Bangkinang
21 RSUD Rokan Hulu
22 RS Awal Bross Ujung Batu
23 RS Azzahra
24 RS Surya Insani
25 RSUD Taluk Kuantan
26 RSUD Indrasari Rengat
27 RS Kasih Ibu Rengat
28 RSUD Tengku Sulung Pulau Kijang
29 RSUD Raja Musa Sungai Guntung
30 RSUD Meranti
31 RS Tengku Rafian Siak Sri Indrapura
32 RSUD Perawang
33 RSUD Bengkalis
34 RSUD Kec Mandau
35 RS Permata Hati
36 RS Pertamina Dumai
37 RSUD Dr RM Pratomo Bangansiapi-api
38 RS Cahaya
39 RSUD Selasih Pelalawan
40 RS Evarina
41 RS Amelia Medika Pelalawan
5 Kepulauan
Riau SK Nomor 314 Tahun 2020
1 RSUD Kota TPI
2 RSUD Natuna
3 RS Engku Haji Daud
4 RSUD Bintan
5 RSUD Dabo
6 RSUD Encik Mariyam
7 RSUD Bergerak Jemaja
104
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
8 RSUD Palmatak - Kepulauan Anambas
9 RSUD Tarempa - Kepulauan Anambas
10 RSAL DRMidiyantoS
11 RSAUdr Yuniani Wisma Karyani
12 RS Bhayangkara POLDA BTM
13 RSU Awal Bros
14 RSU Budi Kemulyaan
15 RSU Harapan Bunda
16 RSU Santa Elisabeth BATAM
17 RSU Santa Elisabeth Kota Batam
18 RSU Soedarsono Darmosoewito
19 RSU Bhakti Timah
20 RSU Graha Hermine
21 RSU Camantha Sahidyah
22 RS KLG Huhada BTM
23 RSIA Mutiara AiniI
24 RSIA Griya Medika
25 RSIA Kasih Sayang Ibu
26 RSIA Frishdy Angel
27 RSU Charis Medika
28 RS Santa Elisabeth Sei Lekop
29 RS Hj Bunda Halimah
6 Jambi SK Nomor
292KEPGUBDISKES-422020
1 RS H Abdul Manap
2 RS Daud Arif Kuala Tungkal
3 RS Hanafie Bungo
4 RSHamba Batang Hari
5 RSHA Thalib Kerinci
7 Sumatera Selatan
SK Nomor 201KPTSDINKES2020
1 RSUD Palembang Bari
2 RS Umum Pertamin+H77H116a Plaju
3 RS Charitas Palembang
4 RS Umum Pelabuhan Palembang
5 RS AK Gani Palembang
6 RS Siloam Sriwajaya
7 RS Myra
8 RS Bhayangkara
9 RSI Siti Khodijah
105
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
10 RS Muhammadiyah
11 RS PT Pusri Medika
12 RS Bunda Palembang
13 RS Hermina Palembang
14 RSK Paru Provinsi Sumsel
15 RSUD Ogan Ilir
16 RSUD Prabumulih
17 RS Umum Pertamina Prabumulih
18 RS Umum AR Bunda Prabumulih
19 RSUD Dr HM Rabain Muara Enim
20 RS Bukit Asam
21 RSUD Sekayu
22 RSUD Bayung Lencir
23 RSUD Dr Sobirin Musi Rawas
24 RSUD Siti Aisyah Lubuklinggau
25 RS Siloam Lubuklinggau
26 RS AR Bunda Lubuklinggau
27 RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja
28 RS DKT Nosmir Baturaja
29 RS Santo Antonio Baturaja
30 RSUD Muaradua
31 RSUD Martapura
32 RSUD Gumawang
33 RS Panti Bhaktiningsih
34 RSI At-taqwa
35 RS DKT Lahat
36 RSUD Banyuasin
37 RS Hermina Opi
38 RSUD Besemah Kota Pagar Alam
39 RSUD Tebing Tinggi Kab Empat Lawang
40 RSUD Muara Rupit
41 RSUD Talang Ubi
42 RSUD Sungai Lilin
8 Bangka Belitung
18844203Dinkes2020
1 RSUD Dr (HC) Ir Soekarno
2 RSUD Sejiran Setason
3 RSUD Kab Bangka Selatan
4 RSUD Depati Bahrin
106
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
5 RSUD KabBangka Tengah
6 RSUD KabBelitung Timur
7 RS Siloam Bangka
8 RS Katolik Bhakti Wara
9 RS Kalbu Intan Medika
10 RS Gunung Manik
11 RS Almah
12 RS Utama
13 RS Arsani
14 RS Bakti Timah Muntok
15 RS Medika Stannia
16 RS Bakti Timah Pangkalpinang
17 RS Ibu dan Anak Muhaya
18 RS Ibu dan Anak Dzakirah
19 RS Ibu dan Anak Rona
9 Bengkulu SK Nomor L159Dinkes
tahun 2020
1 RSUD Curup
2 RSUD Mukomuko
3 RSUDHarapan dan Doa Kota Bengkulu
4 RSBhayangkara Jitra Kota Bengkulu
5 RS Tk IV Bengkulu
10 Lampung SK Nomor
G167V02HK2020
1 RSUD dr ADadi Tjokrodipo
2 RS Bhayangkara
3 RSTKIV020704
4 RSU Imanuel
5 RSU Urip Sumoharjo
6 RSU Pertamina Bintang Amin
7 RSU Graha Husada
8 RSU Bumi Waras
9 RSU Advent
10 RSU Menggala
11 RSU Natar Medika
12 RSUD Bandar Negara Husada
13 RSUD Sukadana
14 RSU Handayani
15 RSUD Demang Sepulau Raya
16 RSU Yukum Medical Center
17 RSUD Alimudin Umar
107
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
18 RSUD Ragab Begawe Caram
19 RSUD Tulang Bawang Barat
20 RSUD Zainal Abidin PA
21 RSUD Kotaagung
22 RSU Panti Secanti
23 RSUD MThohir
24 RSUD Pesawaran
25 RSUD Pringsewu
26 RSU Mitra Husada
11 DKI Jakarta On proses
1 RSUD Tarakan
2 RSUD Koja
3 RSKD Duren Sawit
4 RSU Pelni
5 RSU Pertamina Jaya
12 Jawa Barat SK Nomor 445Kep186-
Dinkes2020
1 RSUD Cibinong KabBogor
2 RSUD Ciawi KabBogor
3 RSUD Cibabat Kota Cimahi
4 RSUD Kota Bogor
5 RSUD Al-Ihsan ProvJawa Barat
6 RSU Bahyangkara Tk II Sartika Asih Kota Bandung
7 RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya
8 RSUD Singaparna Medika Citrautama KabTasikmalaya
9 RS Paru Prov Jawa Barat Kabirebon
10 RSUD Bayu Asih Kab Purwakarta
11 RSUD Karawang
12 RSUDSekarwangi KabSukabumi
13 RSUD KabSubang
14 RSUD Waled Kab Cirebon
15 RSUD Arjawinangun Kab Cirebon
16 RSUD 45 Kab Kuningan
17 RSUD Kab Bekasi
18 RSUD Sumedang
19 RSUD Kota Banjar
20 RSUD Kab Ciamis
21 RSUD Cideres Kab Majakengka
108
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
22 RSUD Majalaya
23 RS Lanud dr M Salamun Kab Bandung
24 RSUD Kota Depok
25 RSUDSayang Kab Cianjur
26 RSUDdr Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi
13 Banten SK Nomor 443Kep118-
Huk2020
1 RSUD Banten
2 RSUD Balaraja
3 RS Siloam Kelapa Dua
14 Jawa Tengah SK Gub Nomor 44542
Tahun 2020
1 RSUD Tugurejo Semarang
2 RSUD Salatiga
3 RSUD Ambarawa
4 RSUD Sunan Kalijaga Demak
5 RSUD Dr R Soedjati Grobogan
6 RSU Sultan Agung Semarang
7 RSU St Elizabeth Semarang
8 RSU Telogorejo Semarang
9 RSU Columbia Asia Semarang
10 RSU Tk III Bhakti Wira Tamtama Kota Semarang
11 RSU Bhayangkara Semarang
12 RSU Tk IV 040703 dr Asmir Salatiga
13 RSU Tk II dr Soedjono Magelang
14 RSUD RAA Soewondo Pati
15 RSUD RA Kartini Jepara
16 RSUD dr R Soetrasno Rembang
17 RSUD dr R Soetijono Blora
18 RSU Mardi Rahayu Kudus
19 RSUD Bendan Kota Pekalongan
20 RSUD Kajen Kab Pekalongan
21 RSUD Batang
22 RSUD Dr M Ashari Pemalang
23 RSUD Brebes
24 RSU Islam Harapan Anda Kota Tegal
25 RSUD Cilacap
26 RSUD Hj Anna Lasmanah Banjarnegara
27 RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
109
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
28 RSUD Setjonegoro Wonosobo
29 RSUD Dr Soedirman Kab Kebumen
30 RSU Tk III Wijayakusuma Purwokerto
31 RSUD Kota Surakarta
32 RSUD Ir Soekarno Sukoharjo
33 RSUD Pandan Arang Boyolali
34 RSUD Bagas Waras Klaten
35 RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen
36 RSUD Karanganyar
37 RSUD Dr Soediran MS Wonogiri
38 RSU PKU Muh Surakarta
39 RSU Islam Klaten
40 RSU Kasih Ibu Surakarta
41 RS dr Oen Surakarta
42 RSU TkIV Slamet Riyadi Surakarta
43 RSUD Djojonegoro Temanggung
44 RSUD Dr Tjitrowardojo Purworejo
45 RSUD Muntilan Kab Magelang
15 Yogyakarta
Keputusan Gubernur DIY No 61Kep2020 tentang Penetapan RS Rujukan
Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging tanggal
17 Maret 2020
1 RSUD SLEMAN
2 RSUD PRAMBANAN
3 RS JIH
4 RS PANTI RINI
5 RS SAKINA IDAMAN
6 RS PKU MUH GAMPING
7 RS BHAYANGKARA POLDA DIY
8 RS UGM
9 RS Hermina
10 RSUD Wonosari
11 RS Panti Rahayu
12 RSPAU Harjolukito
13 RS Santa Elizabeth
14 RS PKU MUH Bantul
15 RS DRSutarto DKT
16 RS PKU MUH Yogyakarta
17 RS PANTI RAPIH
18 RS BETHESDA
19 RS PRATAMA Yogjakarta
110
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
20 RSJ GRHASIA
21 RSIY PDHI
22 RS SILOAM Yogjakarta
23 RSUD NYI Ageng Serang
16 Jawa Timur SK Nomor
188125KPTS0132020
1 RS Islam Siti Hajar Sidoarjo
2 RS Mitra Keluarga Waru
3 RS Siti Khodijah Sepanjang
4 RSU Anwar Medika
5 RSUDBangil
6 RSUD Dr R Soedarsono
7 RSUD Tongas
8 RSUD Dr Mohamad Saleh
9 RS Tk III Baladhika Husada
10 RS Bina Sehat
11 RSSakit Citra Husada
12 RSParu Jember
13 RSJember Klinik
14 RSUD Dr Haryoto Lumajang
15 RS Djatiroto
16 RSUDdr H Koesnadi Bondowoso
17 RSUD dr Abdoer Rahem
18 RSUDSyarifah Ambami Rato Ebu
19 RSUD Mohammad Zyn KabSampang
20 RSUD Dr H Slamet Martodirdjo
21 RSUDMohammad Noer Pamekasan
22 RSUD Dr H Moh Anwar
23 RSKatholik Saint Vincentius a Paulo (RKZ) Surabaya
24 Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan
25 RS Primasatya Husada Citra (PHC) Surabaya
26 RSUD Bhakti Dharma Husada
27 RS Islam Jemursari Surabaya
28 RS Siloam Surabaya
29 RS Umum Haji Surabaya
30 RS Premier Surabaya
31 RS Husada Utama Surabaya
111
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
32 RSBhayangkara Tk IISamsoeriMertojoso
33 RS Manyar Medical Centre
34 RS National Hospital
35 RS Royal Surabaya
36 RSTk III Brawijaya
37 RSAL Dr Ramelan
38 RSJiwa Menur Surabaya
39 RSUD Dr Moh Soewandhie Surabaya
40 RSUD Ibnu Sina Kab Gresik
41 RSUDDr Soegiri Lamongan
42 RS Muhammadiyah Lamongan
43 RSUD Prof Dr Soekandar
44 RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo
45 RSUD Kab Jombang
46 RSUD Kab Kediri
47 RSUD Gambiran
48 RS Muhammadiyah Ahmad Dahlan
49 RSUD Dr Soedomo Trenggalek
50 RS Tk II dr Soepraoen
51 RS Panti Waluya Sawahan
52 RS Lavalette
53 RSUD Kanjuruhan KabMalang
54 RSU Wava Husada
55 RS Prima Husada Malang
56 RSU Karsa Husada Batu
57 RS Daerah Mardi Waluyo Kota Blitar
58 RSUDNgudi Waluyo Wlingi
59 RSUD Nganjuk
60 RSUD Dr Soeroto Kab Ngawi
61 RSAUdrEfram Harsana LanudIswahjudi
62 RSUD dr Sayidiman Magetan
63 RSUD Caruban
17 Bali SK Nomor 25903-
BHK2020
1 RSUD Wangaya
2 RSUD Bali Mandara
3 RS Daerah Mangusada
4 RS Umum Universitas Udayana
5 RSU Negara
112
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
6 RSUD Klungkung
7 RS Pratam Giri Emas
18 Nusa
Tenggara Barat
SK Nomor 445-313 tahun 2020
1 RSUD Kota Mataram
2 RSU Universitas MATARAM
3 RSAD REM WIRABHAKTI
4 RS HARAPAN KELUARGA
5 SILOAM HOSPITALS Mataram
6 RSUD PATUT PATUH PATJU
7 RSUD Praya
8 RSUD KabLombok Utara
9 RSUD ASY-SYIFA Sumbawa Barat
10 RSUD Dompu
11 RS AWET MUDA NARMADA
19 Nusa
Tenggara Timur
SK Nomor 120KEPHK2020
1 RSUD SK Lerik Kupang
2 RS Bhayangkara Tk III Kupang
3 RS Tk III Wirasakti Kupang
4 RS Siloam Kupang
5 RSUD Soe
6 RSUD Kefamenanu
7 RSU Penyangga Perbatasan Betun
8 RSUD dr Hendrikus Fernandez Larantuka
9 RSUD Bajawa
10 RSUD dr Ben Mboi Ruteng
11 RS Siloam Labuan Bajo
20 Kalimantan
Barat SK No370DINKES2020
1 RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadri
2 RS Bhayangkara Anton Soedjarwo
3 RS UNTAN Pontianak
4 RS TKII artika Husada
5 RSUD drRubini
6 RSU Harapan Bersama
7 RSUD Bengkayang
8 RSUD Sambas
9 RSUD Pemangkat
10 RSUD DrAchmad Diponegoro
113
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
11 RSUD MTHDjaman Kab45Sanggau
21 Kalimantan Tengah
SK Nomor 18844212020 1 RSUD Muara Teweh
22 Kalimantan
Selatan SK Nomor
18840207KUM2020
1 RSUD Dr H Moch Ansari Saleh
2 RSUD Idaman Banjarbaru
3 RSUD Brigjen H Hasan Basry Kandangan
23 Kalimantan
Timur SK Nomor 445K2362020
1 RSUD Inche Abdoel Moeis
2 RSUD Beriman Balikpapan
3 RS Tk II Dr R Hardjanto
4 RSUD Ratu Aji Putri Botung
5 RSUD Kudungga
6 RSUD Harapan Insan Sendawar
7 RSUD Dr Abdul Rivai
24 Kalimantan Utara
SK No18844K2642020 1 RSUD Nunukan
25 Sulawesi
Utara SK Nomor 102 Tahun 2020
1 RSUD Liun Kendage Tahuna
2 RSUD Noongan
3 RSUD Bitung
4 RSUD Maria Walanda Maramis
5 RSTK II R W Mongisidi
6 RSUD Talaud
7 RS Bergerak Kab Sitaro
8 RSUD Tagulandang
9 RSUD Bolaang Mongondow Selatan
10 RSUD Datoe Binangkang
11 RSUD Bolaang Mongondow Utara
12 RSUD Anugerah Tomohon
26 Gorontalo
27 Sulawesi
Barat SK Nomor
1884172SULBARIII2020 1 RSUD Kab Polewali mandar
28 Sulawesi Tengah
SK Nomor 445126DisKes-
GST2020
1 RSUD Morowali
2 RSUD Poso
3 RSUD Anuntaloko Parigi
4 RSUD Madani Palu
5 RS Budi Agung Palu
29
Sulawesi Selatan
1 RSUD KH Hayyung Kepulauan Selayar
2 RSUD HA Sulthan Daeng Radja
114
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
3 RSUD Prof Dr HM Anwar
4 RSUD Lanto Daeng Pasewang
5 RSUD H Padjonga Dg Ngalle Takalar
6 RSUD Syehk Yusuf Gowa
7 Rumkit Tk IV DR M Yasin
8 RSUD Tenriawaru Bone
9 RSUD Salewangang Maros
10 RSUD Batara Siang
11 RSUD Barru
12 RSUD Latemmamala Soppeng
13 RSUD Lamaddukkelleng
14 RSUD Nene Mallomo
15 RSUD Arifin Numang
16 RSUD Lasinrang Pinrang
17 RSUD Massenrempulu
18 RSUD Sawerigading
19 RSUD Andi Djemma Masamba
20 RSUD I Lagaligo
21 RS Kepolisian Bhayangkara
22 RSAL Jala Ammari Makassar
23 RS Khusus Daerah Dadi
24 RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah
25 RSUD Haji Makassar
26 RSUD Daya Kota Makassar
27 RS Tk IV 070703 Dr Sumantri
28 RSUD Batara Guru
29 RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi
30 RSUD Siwa
31 RSUD Sayang Rakyat
32 RS AU dr Dody Sardjoto
33 RS Universitas Hasanuddin
34 RS Akademis Jaury
35 RS Stella Maris
36 RS Islam Faisal
37 RS Awal Bros Makassar
38 RS Siloam Makassar
115
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
39 RS Ibnu Sina Makassar
30 Sulawesi Tenggara
SK Nomor 202 Tahun 2020
1 RSUD Kota Kendari
2 RSUD Unaaha Kab Konawe
3 RSUD kab Konawe Selatan
4 RSUD Benyamin Guluh Kab Kolaka
5 RSUD Kota Bau Bau
6 RSUD Raha Kab Muna
31 Maluku SK Gub Nomor 158 Tahun
2020
1 RS TKII dr Latumeten
2 RS Bhayangkara
3 RS AL drFX Soehardjo
4 RS Sumber Hidup
5 RS drIshak Umarella
6 RSUD Saparua
7 RSUD Masohi
8 RSUD Piru
9 RSUD Bula
10 RSUD Namlea
11 RSUD Namrole
12 RSUD PP Magreti
13 RSUD Maren Hi Noho Renuat
14 RSUD Karel Sadsiutubun
15 RSUD Cendrawasih
16 RSUD Tiakur
32 Maluku Utara SK Nomor
291KPTSMU2020
1 RSUD Soasio
2 RSUD Tobelo
3 RSUD Labuha
4 RSUD Jailolo
5 RSUD Kab Pulau Morotai
6 RSUD Sanana
33 Papua On Proses
1 RSUD Abepura Rujukan Khusus Jiwa Provinsi
2 RSK Jiwa Abepura
3 RSU TNI AD Marthen Indey
4 RSU POLRI Bhayangkara
5 RSU Provita
6 RSU Dian Harapan
7 RSU TNI AL Soedibio Sardadi
116
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
8 RSUD Yowari
9 RSUD Biak
10 RSUD Wamena
11 RSUD Nabire
12 RSUD Paniai
13 RSUD Timika
14 RSUD Merauke
15 RSUD Mappi
16 RSUD Koya
34 Papua Barat SK Nomor 4408432020
1 RSUD Kab Fakfak
2 RSUD Kab Kaimana
3 RSUD Kab Teluk Wondama
4 RSUD Kab Teluk Bintuni
5 RSUD Scoloo Keyen
6 RSUD Kab Raja Ampat
7 RSUD Sele Be Solu
8 RSAL dr Azhar Zahir
9 RSAL dr R Oetojo
10 RS Tk IV 180702 JA Dimara
11 RS Tk IV dr Aryoko
12 RS Bhayangkara Lodewijk Mandacan
117
Lampiran 8
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
1 SOP Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri)
Langkah-Langkah Pemakaian Alat Pelindung Diri 1 Lepaskan semua perlengkapan pribadi (Perhiasan jam Hp pulpen dll) 2 Kenakan scrub suit dan sepatu boot karet di ruang ganti 3 Pindah ke area bersih di pintu masuk unit isolasi 4 Pastikan bahwa semua ukuran perangkat APD sudah benar dan kualitasnya sesuai 5 Melakukan prosedur mengenakan APD di bawah bimbingan dan pengawasan pengamat
terlatih (kolega) 6 Mencuci tangan hingga bersih 7 Kenakan sarung tangan (sarung tangan pemeriksaan nitril) 8 Kenakan baju steril 9 Kenakan masker penutup mulut 10 Kenakan pelindung wajah atau kacamata 11 Kenakan penutup kepala dan leher topi bedah yang menutupi leher dan sisi kepala
(disarankan dengan pelindung wajah) atau tudung 12 Kenakan celemek tahan air sekali pakai (jika tidak tersedia gunakan celemek berbahan berat
atau celemek tahan air yang dapat digunakan kembali)
118
13 Kenakan sepasang sarung tangan (lebih disarankan sarung tangan yang panjang) di atas manset
2 SOP Pelepasan APD
Langkah-Langkah Pelepasan Alat Pelindung Diri 1 Lepaskan celemek tahan air dan buang untuk keselamatan Untuk apron yang bisa
digunakan kembali letakkan di wadah yang berisi desinfektan 2 Jika mengenakan sepatu luar lepaskan dengan tetap Anda menggunakan sarung tangan
(jika memakai sepatu karet lihat langkah 4) 3 Lepaskan jubah dan sarung tangan dengan cara gulung kearah luar dan buanglah ke tempat
yang aman 4 Jika menggunakan sepatu karet lepaskan kedua sepatu (idealnya menggunakan boot
remover) tanpa menyentuhnya dengan tangan Anda Tempatkan sepatu dalam wadah disinfektan
5 Mencuci tangan membersihkan tangan 6 Jika mengenakan penutup kepala lepaskanlah dimulai dari belakang kepala 7 Melepaskan pelindung muka
a Lepaskan pelindung wajah atau kacamata (dari belakang kepala) Tempatkan pelindung mata ke dalam wadah terpisah untuk diproses ulang
b Lepaskan masker dimulai dari belakang kepala Saat melepaskan masker lepaskan ikatan tali pertama dan tali berikutnya
119
8 Mencuci tangan membersihkan tangan
3 SOP Pengambilan Spesimen COVID-19
Sebelum kegiatan pengambilan specimen dilaksanakan harus memperhatikan universal
precaution atau kewaspadaan universal untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari
pasien ke paramedic maupun lingkungan sekitar Hal tersebut meliputi
1 Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabundesinfektan SEBELUM dan
SESUDAH tindakan
2 Menggunakan APD
Melihat situasi saat ini mekanisme penularan masih dalam investigasi maka APD yang
digunakan untuk pengambilan specimen adalah APD lengkap dengan menggunaan
masker minimal N95
A Bahan Pengambilan Spesimen
1 Form Pengambilan Spesimen (lampiran 6)
Dapat ditambah daftar nama pasien (supaya saat pengambilan tidak terjadi kesalahan)
jika pasien lebih dari satu
2 Spesimen Saluran Pernapasan
a Viral Transport Media (VTM)
Dapat digunakan dengan beberapa merk komersil yang sudah siap pakai atau
dengan mencampur beberapa bahan (Hanks BBS Antifungal dan Antibiotik
dengan komposisi tertentu) untuk disatukan dalam satu wadah steril
b Swab Dacron atau Flocked Swab
c Tongue Spatel
d Kontainer Steril untuk Sputum
e Parafilm
f Plastik Klip
g Marker atau Label
3 Spesimen DarahSerum
a Spuit disposable 3ml atau 5 ml atau Sistem Vacutainer
b Wing needle (jika diperlukan)
c Kapas alkohol 70
d Kapas Kering
e Vial 18 ml atau tabung tutup ulir (wadah Spesimen Serum)
f Marker atau Label
4 Bahan PengepakanPengiriman Spesimen
a Ice pack dan Cold Box (diutamakan sudah menggunakan Sistem tiga lapis)
b Label Alamat
c LakbanPerekat
B Tata Cara Pengambilan Spesimen Nasofaring
1 Persiapkan cryotube yang berisi 15 ml media transport virus (Hanks BSS +
Antibiotika) dapat juga digunakan VTM komersil yang siap pakai (pabrikan)
2 Berikan label yang berisi Nama Pasien dan Kode Nomer Spesimen Jika label
bernomer tidak tersedia maka Penamaan menggunakan MarkerPulpen pada
bagian berwarna putih di dinding cryotube (Jangan gunakan Medium Hanks Bila
telah berubah warna menjadi Kuning)
120
3 Gunakan swab yang terbuat dari dacronrayon steril dengan tangkai plastik atau
jenis Flocked Swab (tangkai lebih lentur) Jangan menggunakan swab kapas
atau swab yang mengandung Calcium Alginat atau Swab kapas dengan tangkai
kayu karena mungkin mengandung substansi yang dapat menghambat
menginaktifasi virus dan dapat menghambat proses pemeriksaan secara
molekuler
4 Pastikan tidak ada Obstruksi (hambatan pada lubang hidung)
5 Masukkan secara perlahan swab ke dalam hidung pastikan posisi swab pada
septum bawah hidung
6 Masukkan swab secara perlahan-lahan ke bagian nasofaring
Sumber New England Journal of Medicine
Gambar XX Lokasi Pengambilan Nasofaring
7 Swab kemudian dilakukan gerak memutar secara perlahan
8 Kemudian masukkan sesegera mungkin ke dalam cryotube yang berisi VTM
Sumber Dokumentasi Balitbangkes
Gambar 52 Pemasukkan Swab ke dalam VTM
9 Putuskan tangkai plastik di daerah mulut cryotube agar cryotube dapat ditutup
dengan rapat
10 Pastikan label kode spesimen sesuai dengan kode yang ada di formulir
11 Cryotube kemudian dililit parafilm dan masukkan ke dalam Plastik Klip Jika ada
lebih dari 1 pasien maka Plastik Klip dibedakanterpisah Untuk menghindari
kontaminasi silang
121
Sumber Dokumentasi Balitbangkes
Gambar XX Pengemasan Spesimen
C Tata Cara Pengambilan Spesimen Sputum
Pasien berkumur terlebih dahulu dengan air kemudian pasien diminta mengeluarkan
dahaknya dengan cara batuk yang dalam Sputum ditampung pada wadah steril
yang anti bocor Pengambilan sampel sputum dengan cara induksi dapat
menimbulkan risiko infeksi tambahan bagi petugas kesehatan
D Tata Cara Pengambilan Spesimen Serum
Sampel serum berpasangan diperlukan untuk konfirmasi dengan serum awal
dikumpulkan di minggu pertama penyakit dan serum yang kedua idealnya
dikumpulkan 2-3 minggu kemudian Jika hanya serum tunggal yang dapat
dikumpulkan ini harus diambil setidaknya 14 hari setelah onset gejala untuk
penentuan kemungkinan kasus
Anak-anak dan dewasa dibutuhkan whole blood (3-5 mL) dan disentrifus untuk
mendapatkan serum sebanyak 15-3 mL Sedangkan untuk bayi Minimal 1 ml whole
blood diperlukan untuk pemeriksaan pasien bayi Jika memungkinkan
mengumpulkan 1 ml serum
4 Pengepakan Spesimen
Spesimen pasien dalam pengawasan probabel atau dikonfirmasi harus dilakukan
tatalaksana sebagai UN3373 Substansi Biologis Kategori B ketika akan
diangkutditransportasikan dengan tujuan diagnostik atau investigasi Semua spesimen
harus dikemas untuk mencegah kerusakan dan tumpahan Adapun sistem yang
digunakan adalah dengan menggunakan tiga lapis (Three Layer Pacakging) sesuai
dengan pedoman dari WHO dan International Air Transport Association (IATA)
122
Sumber WHO-Guidance on regulations for the transport of infectious substances 2019ndash
2020
Gambar XX Contoh Pengepakan Tiga Lapis
Spesimen dari pasien yang diduga novel coronavirus harus disimpan dan dikirim pada
suhu yang sesuai Spesimen harus tiba di laboratorium segera setelah pengambilan
Penanganan spesimen dengan tepat saat pengiriman adalah hal yang sangat penting
Sangat disarankan agar pada saat pengiriman spesimen tersebut ditempatkan di dalam
cool box dengan kondisi suhu 2-8oC atau bila diperkirakan lama pengiriman lebih dari
tiga hari spesimen dikirim dengan menggunakan es kering (dry ice)
5 Pengiriman Spesimen
Pengiriman spesimen orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan
dilakukan oleh petugas rumah sakitdinas kesehatanlaboratorium kesehatan lainnya
dengan menyertakan formulir pemeriksaan spesimen pasien dalam pengawasanorang
dalam pemantauan Sedangkan pengiriman spesimen pada kontak erat harus
menyertakan salinan formulir pemantauan harian
Pengiriman ke laboratorium penerima harus memberikan informasi pengiriman spesimen
ke PHEOC Untuk wilayah di luar Jakarta pengiriman spesimen dapat dilakukan
menggunakan jasa kurir door to door Pada kondisi yang memerlukan pengiriman port to
port dapat melibatkan petugas KKP setempat Pengiriman port to port hanya dilakukan
jika spesimen dikirim ke Balitbangkes oleh petugas Ditjen P2P berkoordinasi dengan
PHEOC Ditjen P2P
Pengiriman spesimen sebaiknya dilakukan paling lama 1x24 jam Spesimen dikirim dan
ditujukan ke Laboratorium pemeriksa COVID-19 sesuai dengan wilayah masing-masing
(lampiran XX) Sesuai KMK Nomor HK0107MENKES2142020 tentang Jejaring
Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
6 Konfirmasi Laboratorium
Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan COVID-19 dilakukan
dengan menggunakan metode RT-PCR dan sekuensing Adapun algoritma
pemeriksaannya adalah sebagai berikut
Gambar Alur Pemeriksaan Spesimen COVID-19
123
Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan orang dalam
pemantauan dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-
PCR dan sekuensing Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain
tetapi negatif COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak
erat atau riwayat perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan
ulang Karena kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui
Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil
positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi
Prof Dr Oemijati ndash Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan
Litbabangkes dan Dirjen P2P cq PHEOC untuk kemudian diteruskan ke Emergency
Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan dan diteruskan ke Pusdalop BNPB
PHEOC mengirimkan hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang
merawat kasus Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai
pihak terkait agar dapat berkoordinasi lebih lanjut Jika hasil pemeriksaan laboratorium
positif IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam
7 SOP Pemasukkan Obat di Indonesia
a SOP Special Access Scheme (SAS)
b Alur SAS Obat Program
1 Instansi pemerintah pemilik program membuat surat permohonan ijin
pemasukan obat donasi melalui SAS ke Ditjen farmalkes
2 Industri farmasi yang ditunjuk sebagai importir membuat surat permohonan
atas dasar surat dari Instansi Pemerintah penerima donasi dan ditujukan ke
Ditjen Farmalkes
3 Ditjen Farmalkes akan mengevaluasi dokumen yang disubmit dan akan
menerbitkan surat SAS
4 Surat SAS akan diberikan ke Instansi pemerintah pemilik program dan
ditembuskan ke industri farmasi selaku importir untuk proses clearence obat
yang dikirim di bea cukai
5 Obat akan diberikan kepada pemilik program untuk di distribusikan
Permohonan SAS dari ProgramIF
Proses Penerbitan Persetujuan SAS di
BPOM
10 hari kerja
Proses upload ke INSW (Indonesia national
single window)amp Clearance Bea Cukai
Proses Rilis di BPOM
10 Hari Kerja
Pendistribusian ke Daerah pandemik
Pelaporan efek samping
124
Lampiran 9
KOMANDO KENDALI KOORDINASI DAN KOMUNIKASI
a Komando
Komando selama operasi dalam koordinasi BNPB
b Kendali
Kendali taktis selama operasi berada pada Komandan Penanggulangan Bencana
wabah COVID-19 (BNPB)
c Pos Komando
Kedudukan Pos Komando selama operasi berada di Pusdalop BNPB
Jl Pramuka No38 RT11RW5 Utan Kayu Utara Kec Matraman Kota Jakarta Timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13120
d Komunikasi
1) Call Center BNPB helliphelliphellip 119
3) Email helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
4) Faksimile helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
e Website httpswwwcovid19goid
Lampiran 10
Informasi website lainnya
httpsinfeksiemergingkemkesgoid
httpsehatnegerikukemkesgoid
Dinas Kesehatan Provinsi dengan informasi COVID-19
Data pertanggal 26 Maret 2020
1 ACEH httpsdinkesacehprovgoid httpscovid19acehprovgoid
2 SUMATERA UTARA httpsumutcovid19id
3 SUMATERA BARAT httpscoronasumbarprovgoid
4 RIAU httpscoronariaugoid
5 JAMBI httpcoronajambiprovgoid
6 SUMATERA SELATAN httpdinkessumselprovgoidcovid19-sumsel
7 BENGKULU httpsdinkesbengkuluprovgoid
8 LAMPUNG httpsdinkeslampungprovgoid
9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG httpdinkesbabelprovgoid
125
10 KEPULAUAN RIAU httpcoronakepriprovgoiddata
11 DKI JAKARTA httpscoronajakartagoid
12 JAWA BARAT httpspikobarjabarprovgoid download Android Apps
httpsplaygooglecomstoreappsdetailsid=idgojabarprovpikobar
13 JAWA TENGAH httpjatengprovgoidcorona
14 DI YOGYAKARTA httpcoronajogjaprovgoid httpcoronajogjaprovgoidmap-
covid-19-diy
15 JAWA TIMUR httpsdinkesjatimprovgoid
16 BANTEN httpsinfocoronabantenprovgoid
17 BALIhttpswwwdiskesbaliprovgoidhttpcovid19denpasarkotagoid
httpinfocovid19bulelengkabgoid
18 NUSA TENGGARA BARAT httpscoronantbprovgoid
19 NUSA TENGGARA TIMUR httpsdinkesnttprovgoid
20 KALIMANTAN BARAT httpsdinkeskalbarprovgoidcovid-19
21 KALIMANTAN TENGAH httpsdinkeskaltenggoid
22 KALIMANTAN SELATAN httpdinkeskalselprovgoid
23 KALIMANTAN TIMUR httpdinkeskaltimprovgoid
24 KALIMANTAN UTARA
25 SULAWESI UTARA httpdinkessulutprovgoid httpcoronasulutprovgoid
26 SULAWESI TENGAH httpsdinkessultengprovgoidcategorycovid-19
27 SULAWESI SELATAN httpsdinkessulselprovgoid httpscovid19sulselprovgoid
28 SULAWESI TENGGARA httpsdinkessultraprovgoid
29 GORONTALO httpsdinkesgorontaloprovgoid
30 SULAWESI BARAT httpsdinkessulbarprovgoid
31 MALUKU httpscoronamalukuprovgoid
32 MALUKU UTARA httpcoronamalutprovgoid
33 PAPUA BARAT httpsdinkespapuabaratwordpresscom
34 PAPUA httpsdinkespapuagoid
Dinas Kesehatan KabupatenKota dengan Informasi Covid-19
NO PROVINSI KABUPATENKOTA WEBSITE
Sumatera Barat Kota Padang httpcoronapadanggoid Sumatera Utara Kota Medan httpscovid19pemkomedangoid Kota Binjai httpbinjaimelawancovid19binjaikotagoid
Kab Deli Serdang httpscovid19deliserdangkabgoid
Kota Tebing Tinggi httpscovid19tebingtinggikotagoid Kab Langkat httpscoronainfolangkatkabgoid Kab Tapanuli Selatan httpscovid19tapselkabgoid
126
Kab Karo httpscovid19karokabgoid Kepulauan Riau Kota Batam httpslawancoronabatamgoid Jawa Barat Kota Bandung httpscovid19bandunggoid Kota Bogor httpcovid19kotabogorgoid
Kota Depok httpsccc-19depokgoid Kota Bekasi httpscoronabekasikotagoid
Jawa Timur Kota Surabaya httpslawancovid-19surabayagoid
Kab Probolinggo httpssiagacovid19probolinggokabgoid Jawa Tengah Kota Semarang httpssiagacoronasemarangkotagoid Kab Kudus httpscoronakuduskabgoid Kab Kediri httpcovid19kedirikabgoid
Lampiran 11
Daftar Singkatan Dan Istilah
APSED The Asia Pacific Strategy for Emerging Diseases and Public Health
Emergencies
BKSLN Biro Kerja Sama Luar Negeri
BTDK Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
CFR Case Fatality Rate
COVID-19 Corona Virus Disease 2019
DRT Disaster Response Teams
EOC Emergency Operations Centres
GMP Good Manufacturing Practice
IHR International Health Regulation
ILI COVID-19 Infection Like Illness
INSW Indonesia National Single Window
KLB Kejadian Luar Biasa
KPA Kuasa Pengguna Anggaran
LET The Logistics Emergency Teams
NCC National Command Center
PDB Penanganan Darurat Bencana
PHEIC Public Health Emergencies of International Concern
PHEOC Public Health Emergency Operations Centre
POSPENAS Pos Pendamping Nasional
127
PPE Personal Protective Equipment
PSC Public Safety Center
SARI Severe Acute Respiratory Infection
SAS Special Access Scheme
SKDR Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon
TIPRA Tools for COVID-19 Risk Assessment
TSM Tim Sentra Media
TPK Tim Promosi Kesehatan
WHA World Health Assembly
WHO World Health Organization
128
Lampiran 12
Prinsip Penanggulangan
Komponen Siaga Darurat Tanggap Darurat Rehabilitasi
Komando dan
Koordinasi Membentuk Tim
Tanggap COVID-19 dan
mengaktifkan Posko
COVID-19 Panel ahli
Tim Gerak Cepat di
semua tingkatan
Menyusun Rencana
Aksi Pengendalian dan
respon COVID-19 lintas
sektor dan testing
Surat kewaspadaan
COVID-19 kepada
seluruh fasilitas
kesehatan dan
multisektor lainnya
Eskalasi respon posko
Tanggap Darurat COVID-19
di setiap tingkatan
Menyusun dan
melaksanakan rencana
operasi COVID-19
Monitoring pelaksanaan
respon COVID-19
Berkoordinasi dengan mitra
organisasi Internasional
untuk bantuan Internasional
Surat peningkatan
kewaspadaan kepada
seluruh sektor dan setiap
tingkatan
Monitoring
informasi dari
WHO
Kementerian
Kesehatan
BNPB dan
Media Massa
terkait
perkembangan
bencana
wabah COVID-
19
Memberikan
Informasi
kepada
Masyarakat
Tanggap
Darurat telah
berakhir
Rehabilitasi
Fasilitas umum
untuk boleh
diaktifkan
kembali
Melaksanakan
pemulihan
Ekonomi Dini
Memberikan
pendampingan
dukungan
kesehatan jiwa
dan psikososia
Melakukan
pemulihan
sarana dan
prasarana
layanan publik
dan
memastikan
berfungsi
Surveilans
dan
laboratorium
Deteksi sinyal bencana
wabah COVID-19 melalui
penguatan sistem
surveilans epidemiologi
Surveilans ILISARI
pneumonia baik di
fasilitas layanan
kesehatan pemerintah
maupun swasta melalui
SKDR event-based
surveillance pelacakan
kasus pelaporan dan
diseminasi data
Pelacakan kontak dapat
bekerjasama dengan
PMI kader dan sektor
lainnya yang terlatih
Kaji cepat analisis risiko
penguatan sistem
laboratorium untuk
mendeteksi virus berupa
pengambilan specimen
dan pemeriksaan PCR
dan whole genom
sequencing
Identifikasi dan
penguatan laboratorium
yang dapat melakukan
pemeriksaan COVID-19
Kaji cepat dan analisis risiko
terhadap lokasi dampak
kerugian dan sumber daya
Percepatan penyelidikan
epidemiologis pelacakan
manajemen dan monitoring
kontak
Rumah sakit melakukan
pelaporan harian COVID-19
kepada PHEOC yang
dilanjutkan ke Pusdalop
Apabila ada keterbatasan
kapasitas pemeriksaan
laboratorium pada daerah
dengan penyebaran infeksi
luas dilakukan sampling
pemeriksaan laboratorium
dan pada pasien yang parah
dan sistem sentinel Pada
daerah baru yang melaporkan
kasus COVID-19 baru
dilakukan pemeriksaan
laboratorium sesuai pedoman
nasional
129
Respon
medis
pengendalian
infeksi
Melakukan manajemen
isolasi manajemen
kasus COVID-19 dan
melakukan pelacakan
kontak COVID-19
Memfungsikan dan
memperkuat Rumah
Sakit rujukan yang
ditunjuk oleh Kemenkes
di Jakarta (terlampir)
dan menyiapkan rumah
sakit tambahan dan
Gedung tambahan yang
dapat dialihfungsikan
menjadi pusat
perawatan COVID-19
apabila diperlukan RS
mereview kebutuhan
dan siap untuk
mengaktifkan rencana
kesiapsiagaan
pandemic di Rumah
Sakit apabila diperlukan
Pemenuhan logistik Alat
Pelindung Diri (APD)
obat suportif bahan
medis habis pakai dan
untuk pemeriksaan
laboratorium (VTM
Swab cold chain dll)
Review kesiapsiagaan
pandemi di Rumah sakit
Rujukan medis
pemeriksaan pengobatan
perawatan dan isolasi
penderita termasuk tindakan
karantina
Rumah sakit rujukan yang
ditunjuk berfungsi sebagai
pusat perawatan COVID-19
(terlampir) Rumah sakit
tersebut mengaktifkan
rencana kesiapsiagaan dan
respon pandemi di rumah
sakit
Penambahan rumah sakit
rujukan COVID-19
Menyiapkan gedung yang
dialihfungsikan untuk pusat
perawatan COVID-19
(Wisma Atlit)
Pada kondisi kapasitas
fasilitas kesehatan yang
terbatas kasus ringan
dirawat dirumah kasus
dengan faktor risiko dan
kasus berat dirawat di
rumah sakit
secara normal
Melanjutkan
pesan hidup
bersih dan
sehat terutama
menjaga
kebersihan
tangan dan
etika batuk
Melanjutkan
upaya
surveilans
ketat ILISARI
dan
pneumonia
dengan
menerapkan
pelaporan nol
rdquozero
reportingrdquo
surveilans
ketat dan
melakukan
pemantauan
tren dan
klaster
Komunikasi
Risiko dan
Pelibatan
Masyarakat
Strategi komunikasi
risiko dan pelibatan
masyarakat melibatkan
relawan organisasi
sosial tokoh agama
tokoh masyarakat dan
sektor pendidikan
Identifikasi saluran untuk
pelibatan masyarakat
termasuk hotline media
social dan kelompok
masyarakat
Melaksanakan komunikasi
risiko dengan pelibatan
masyaraakt multisektor
termasuk sektor
PendidikanEskalasi hotline
dan menggunakan jalur
aplikasi elektronik lainnya
seperti Halodoc Gojek dll
Pelatihan relawan dan
tenaga kesehatan dalam
penanganan respon
Memanfaatkan mekanisme
pelibatan masyarakat yang
ada
Penjangkauan dan pelibatan
masyarakat rentan
Intervensi Menghitung kebutuhan
medis dan APD dan
Eskalasi pengadaan dan
distribusi APD dan supply
130
pharmasi membuat rencana
pengadaan supply dan
distribusi
Pengadaan kebutuhan
APD untuk stockpile
medis lainnya Memastikan
berjalannya SAS untuk
bantuan logistik dari luar
Intervensi non
pharmasi Sektor esensial
melakukan review
Bussiness Continuity
Planning
(keberlangsungan usaha)
sehingga dapat tetap
berfungsi operasional
apabila situasi
berlangsung lebih buruk
Dukungan kesehatan
jiwa dan psikososial
Sektor esensial menerapkan
Bussiness Continuity
Planning (Keberlangsungan
Usaha) agar sektor esensial
tetap dapat
berlangsungPengamanan
masyarakat
Kebutuhan pokok dan
pangan yang terjamin untuk
daerah yang terdampak
Memastikan masyarakat
mendapatkan akses
dukungan kesehatan jiwa
dan psikososial
131
Lampiran 13
Indikator
INDIKATOR Target Verifikasi Pencapaian Indikator Waktu
Pengukuran
Pj
PERENCANAAN ANALISIS SITUASI
Review Rencana Operasi setiap
minggu
Pelaksanaan komando dan koordinasi
dengan stakeholder setiap minggu
melibatkan multisektor termasuk
organisasi Internasional dan partner
100
100
Review dokumen rencana operasi
mingguan
Review dokumen hasil pertemuan
(notulensi) mingguan
disebarluaskan dan ditindaklanjutin
Mingguan
(Setiap
harihelliphellip)
Mingguan
(Setiap
harihelliphellip)
LOGISTIK
Kelengkapan dan ketepatan laporan
mingguan logistik dari BPBD ke
Pusdalop untuk Kapasitas dan
Kebutuhan Jumlah kapasitas tempat
tidur COVID-19 Jumlah ICU Jumlah
Ventilator Petugas kesehatan (dokter
perawat petugas surveilan petugas
monitoring APD VTM Swab dan
supply medis lainnya sesuai formulir
pelaporan logistik) BPBD
menghimpun data dari Dinkes dan
lintas sektor lainnya
100 Review laporan mingguan logistik
yang lengkap dan tepat
Mingguan
(Setiap harihelliphelliphellip)
Permintaan logistik dari daerah
terpenuhi minimal dalam 3 hari
80 Review dokumen tanda terima
logistik dari daerah (3hari dari
permintaan dari daerah diterima)
Per bulan
(pada
minggu ke-4)
Suplai logistik untuk kebutuhan
pangan pokok di daerah terdampak
yang terpenuhi
100 - Laporan Monitoring supply
logistik melalui laporan intelejen
(BIN) yang didapatkan dari
lapangan media
- Tidak ada kenaikan harga hellip
untuk kebutuhan pangan pokok
- Tidak ada laporan kerusuhan
karena kekurangan pangan
esensial di daerah terdampak
Per bulan
(Pada
minggu ke-4)
Dashboard untuk laporan logistik yang
menggambarkan real time stok
Tersedia
Tersedianya Dashboard laporan
logistik yang operasional
Minggu
pertama April
2020
OPERASI
PENCEGAHAN
Media massa dan elektronik
menyiarkan pesan inti COVID-19
kepada masyarakat
80 Review laporan media monitoring Mingguan
(setiap hari
hellip)
132
Kantor yang memberlakukan ldquobekerja
dari rumahrdquo
80 Review laporan intelejen
kementerian tenaga kerja untuk
kantor yang memberlakukan
ldquobekerja di rumahrdquo
MIngguan
(setiap
harihellip)
Sekolah dan Universitas
memberlakukan pembelajaran online
100 Review laporan dari kementerian
Pendidikan untuk Universitas yang
melakukan pembelajaran online
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tidak ada acara pertemuan besar
yang melibatkan orang banyak
(contohnya konser pernikahan pesta
festival)
100 Review laporan intelejen acara
pertemuan besar dan tindakan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Masyarakat kontak erat COVID-19
melakukan isolasi mandiri di rumah
selama 14 hari
100 Review laporan monitoring kontak
erat
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tempat-tempat hiburan tutup dan tidak
beroperasi
100 Review laporan intelejen mengenai
operasi tempat hiburan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tempat perbelanjaan tutup pada jam 8
malam
80 Review laporan monitoring polisi
mengenai tempat perbelanjaan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Angkutan massal (bus kereta api
MRT) mengangkut penumpang
dengan jumlah terbatas dengan jarak 1
meter antar penumpang
80 Review laporan monitoring intelejen
petugas dari
kementeriantransportasi mengenai
pemantauan angkutan masal
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tempat ibadah seperti gereja masjid
dan pura tidak melaksanakan kegiatan
peribadatan yang melibatkan orang
banyak di tempat ibadah
80 Review laporan intelejen mengenai
operasi tempat hiburan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Sektor esensial tetap berfungsi
Yang termasuk sektor esensial
Pelayanan kesehatan listrik
telekomunikasi bahan bakar
kebutuhan pangan pabrik untuk
produksi APD
100 Review laporan dari perusahaan
esensial yang dikompilasi oleh
Kementerian industri dan tenaga
kerja (Bisa dikompilasi oleh BIN)
Mingguan
(setiap
harihellip)
PENANGGULANGAN WABAH
SURVEILANS
Laporan rumor COVID-19 diverifikasi
dalam waktu 24 jam
100 Review laporan log Verifikasi rumor
harian tersedia
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kontak kasus konfirmasi COVID-19
yang dilakukan PE
75 Review laporan PE yang tersedia
dari laporan list kontak kasus
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kontak kasus terdeteksi yang
termonitor
100 Review laporan monitoring harian
kontak kasus tersedia
Mingguan
(setiap
133
harihellip)
Surveilans ILI dan pneumonia (SKDR)
yang terverifikasi
80 Review laporan Verifikasi ILI dan
pneumonia SKDR
Mingguan
(setiap
harihellip)
Dinkes Provinsi mengirimkan
kelengkapan dan ketepatan laporan
harian ke PHEOC
100 Review laporan harian COVID-19
dari DInkes provinsi tersedia di
PHEOC
Mingguan
(setiap
harihellip)
IHR National Focal Point (NFP)
mengirimkan notifikasi IHR kasus
konfirmasi COVID-19 kepada WHO
dalam 24 jam
100 Review laporan COVID-19 dari IHR
focal point ke WHO yang dikirimkan
dalam 24 jam
Mingguan
(setiap
harihellip)
PHEOC Kelengkapan dan ketepatan
laporan harian yang dilaporkan ke
Pusdalop untuk data epidemiologi
Jumlah kasus konfirmasi kematian
pasien dalam pengawasan orang
dalam pemantauan kematian
100 Review laporan harian PHEOC
kepada Pusdalop BNPB sesuai
variable data yang ditentukan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Pasien dalam pengawasan orang
dalam pemantauan yang bergejala dan
kontak kasus terdeteksi yang diambil
sampel dan dilakukan pemeriksaan
laboratorium (PCR) dalam waktu 24
jam
100 Review laporan hasil laboratorium
pasien dalam pengawasan dan
orang dalam pemantauan yang
bergejala tersedia dan dilaporkan ke
Pusdalop
Mingguan
(setiap
harihellip)
Analisis dan infografik data
epidemiologi kasus harian dan
diseminasi oleh Pusat Data dan
Informasi (Pusdatin)
Terlaksana Buletin harian analisis data dan
infografik diupload di web COVID-
19 dan diseminasi kepada gugus
tugas COVID-19
Mingguan
(setiap
harihellip)
LABORATORIUM
Specimen yang diterima dilakukan
pemeriksaan dalam waktu 48 jam
100 Review log dokumen penerimaan
specimen dan hasil laboratorium
Mingguan
(setiap
harihellip)
Hasil laboratorium dikirimkan ke
PHEOC dan diteruskan ke
PUSDALOP dalam waktu 48 jam
80 Review laporan log PHEOC untuk
kasus dan penerimaan hasil lab
Mingguan
(setiap
harihellip)
Petugas laboratorium menggunakan
APD yang benar pada saat
pengambilan sampel
100 Review laporan kasus (Tidak ada
laporan petugas yang terinfeksi
COVID-19 karena terpapar kontak
pada saat pengambilan sampel)
Mingguan
(setiap
harihellip)
Petugas laboratorium menggunakan
APDyang benar pada saat
pemeriksaan PCR
100 Review laporan kasus (Tidak ada
laporan petugas yang terinfeksi
COVID-19 karena terpapar kontak
pada saat pengambilan sampel)
Mingguan
(setiap
harihellip)
Specimen dikirimkan dalam waktu 24
jam ke laboratorium yang ditunjuk oleh
Kemenkes
80 Review log dokumen pengiriman
dan penerimaan specimen
Mingguan
(setiap
harihellip)
Laboratorium yang ditunjuk kemenkes
mengirimkan specimen kepada
Litbangkes untuk konfirmasi
100 Review dokumen penerimaan
specimen di Litbangkes dari Lab
rujukan untuk konfirmasi
Mingguan
(setiap
134
harihellip)
Laboratorium yang ditunjuk kemenkes
mengikuti Quality Assurance Panel
untuk COVID-19
90 Review dokumen hasil Quality
Assurance Panel
Mingguan
(setiap
harihellip)
RESPON MEDIS
Kasus terdeteksi yang diberikan
edukasi mengenai pengendalian
infeksi
100 Review laporan pelayanan yg
dilakukan pada kasus terdeteksi
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kasus yang membutuhkan perawatan
dirawat di rumah sakit rujukan dengan
terapi suportif
100 Review laporan kasus surveilans
dan rumah sakit
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kasus dirawat yang sembuh 80 Review laporan hasil keluaran
Kasus dirawat
Mingguan
(setiap
harihellip)
Rumah sakit rujukan menambah
ruangan perawatan kasus COVID-19
dan menyiapkan oksigen dan ventilator
tambahan
100 Review laporan penambahan
kapasitas rumah sakit rujukan untuk
perawatan COVID-19
Mingguan
(setiap
harihellip)
Petugas kesehatan menggunakan
APD yang benar pada saat
penanganan kasus COVID-19
100 Review laporan kasus (Tidak ada
petugas kesehatan yang terjangkit
COVID-19 karena terpapar pada
saat perawatan pasien)
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya rencana nasional pengelolaan
APD (stok distribusi) dan identifikasi
lonjakan kapasitas PPI (jumlah dan
kompetensi)
100 Review dokumen rencana nasional
pengelolaan APD
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya diseminasi panduan PPI untuk
di rumah dan fasyankes
100 Panduan PPI diupload ke website
COVID-19 website Kemkes dan
laporan distribusi pedoman COVID-
19 termasuk PPI ke Rumah sakit
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya triase deteksi dini dan
pengendalian sumber infeksi
100 Review laporan rumah sakit
ketersediaan triase dan laporan
bulanan surveilans rumah sakit
untuk COVID-19
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya material edukasi dengan
bahasa yang tepat untuk masyarakat
dan pasien tentang gejala penyakit
praktik etiket batuk dan cuci tangan
Tersedia Dokumen materi edukasi
komunikasi risiko update yang
diupload di website COVID-19 dan
Kemenkes
Bulan April
(Minggu I)
PENGAMANAN
Penumpukan kebutuhan pokok bahan
pangan dan kebutuhan esensial
respon COVID-19 (APD masker
suplai medis) yang terdeteksi dan
ditindak tegas
100 Review laporan intelejen (BIN)
untuk kasus penumpukan bahan
pokok dan penindakan
Mingguan
(setiap
harihellip)
135
Penyebar informasi palsuhoax yang
menyebabkan kepanikan di
masyarakat yang terdeteksi dan
ditindak tegas
80 Review laporan intelejen (BIN)
untuk laporan informasi palsu yang
terdeteksi dan penindakan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kondisi yang menyebabkan kepanikan
dan huru hara yang terdeteksi dini dan
dicegah
100 Review laporan intelejen (BIN)
untuk signal huru hara dan
pencegahannya
Mingguan
(setiap
harihellip)
KOMUNIKASI RISIKO DAN
PELIBATAN MASYARAKAT
Media centre melaksanakan press-
release dan konferensi pers setiap hari
100 Review dokumentasi konferensi
pres dan press release dokumen
Mingguan
(setiap
harihellip)
Materi harian untuk Juru bicara
didapatkan dari analisis data
epidemiologi rekomendasi panel ahli
100 Review dokumen harian untuk Juru
bicara
Mingguan
(setiap
harihellip)
Berita palsu yang teridentifikasi dan
berhasil di counter
80 Review laporan log rumor dan
counter hoax
Mingguan
(setiap
harihellip)
Media yang menggunakan press
release atau konferensi pers sebagai
bahan berita
80 Review laporan media monitoring
tim kominfo
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya peran serta
masyarakatorganisasi
kemasyarakatanorganisasi agama
dalam menanggapi isu-isu spesifik
yang mempengaruhi penanggulanan
Pandemi COVID-19
100 Review dokumen mapping kegiatan
pemberdayaan masyarakat
Bulanan
(Minggu II)
DUKUNGAN KESEHATAN JIWA
DAN PSIKOSOSIAL (DKJPS)
Materi komunikasi tentang DKPJS
tersedia bagi
1 Petugas kesehatan dan petugas
garis depan
2 Lansia
3 Orang dengan risiko tinggi
COVID-19 (DM penyakit
kardiovaskular autoimun dsb)
4 Anak anak
5 Penyandang disabilitas
6 Orang dalam isolasikarantina
7 Masyarakat luas
Tersedia Review dokumen materi komunikasi
DKPJS
Bulan April
(Minggu II)
Petugas kesehatan dan petugas garis
depan mendapatkan layanan DKJPS
100 Mingguan
(setiap
136
harihellip)
Petugas kesehatan jiwa mendapatkan
pelatihan DKJPS-COVID-19
80 Review laporan pelatihan DKJPS
Covid-19
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tersedia layanan hotline DKJPS untuk
membantu atau yang membutuhkan
dan mendapatkan layanan DKJPS
Tersedia Review log hotline DKJPS Bulan April
(Minggu I)
) Laporan intelejen bisa dari jejaring BIN di masyarakat babinsa babinkmtibmas di wilayah kerja areanya
Lampiran 14
Rencana Respon Tanggap Darurat April-May 2020
No Kegiatan Anggaran Penanggung Jawab Timeline
Komando dan Koordinasi
Pembentukan Gugus Tugas struktur
komando Tugas Kerangka Acuan
Indikator
BNPB 28 Maret
Pusdalop operasional dengan
perwakilan lintas sektor terkait di
Pusdalop
BNPB 1 April
Penyusunan Rencana Respon
Nasional COVID-19
BNPB 15 April
Kajian Kebutuhan Kesehatan (Health
Need Assesment) 34 tim x 3 orang x
3 kali
2295000000 BNPB 1 April
Pembentukan Satgas COVID di
tingkat sub nasional
BNPB
Penguatan alur laporan penanganan
Covid-19 hingga ke pusat
BNPB
Publikasi Laporan Situasi melalui
website Pusat Krisis Kesehatan
BNPB Regular
Surveilans dan laboratorium
Penyelidikan Epidemiologi Pelacakan
kasus pemantauan monitoring kasus
dan surveilans aktif di 34 provinsi oleh
Tim Gerak Cepat (3 orang 20 hari per
bulan)
2040000000 Dirjen P2P Kemkes
Pemantauan surveilans oleh PHEOC
(24 jam 7 hari) yang dilaporkanke
Pusdalop (6 orang shift 1 shift 8 jam)
324000000
Dirjen P2P Kemkes
Pengadaan dan distribusi VTM swab
reagen lab supply untuk lab rujukan
Litbangkes
137
nasional dan laboratorium daerah
Aktifasi laboratorium Rujukan regional
(12 lab)
Litbangkes
Pembuatan Aplikasi Surveilans
berbasis komunitas untuk COVID-19
Dirjen P2P Kemkes
Pengambilan sampel 151731712000 BTDK Litbangkes
Pengiriman sampel (42 lab x 12 kali) 396000000 BTDK Litbangkes
Pemeriksaan laboratorium dengan RT
PCR
887562516500 BTDK Litbangkes
Quality control untuk lab regional 43
paket
450000000 BTDK Litbangkes
Peningkatan Lab PCR di 12
laboratorium
35050665000 BTDK Litbangkes
Pengadaan APD untuk Laboratorium 7503607320 BTDK Litbangkes
Perluasan layanan Pemeriksaan PCR
menggunakan POC Real Time PCR
431827200000 BTDK Litbangkes
Respon Medis (manajemen kasus
dan pengendalian infeksi)
Aktivasi Rumah sakit Rujukan 132
rumah sakit dan 482 tambahan rumah
sakit rujukan dengan SK Gubernur
dan tambahan ruangan rumah sakit
rujukan untuk perawatan COVID-19
dilengkapi SDM dan supply medis
yang diperlukan
Dirjen Yanmedik
Kemkes
Penyiapan Wisma Atlit uuntuk menjadi
pusat perawatan COVID-19 dengan
kelengkapan SDM dan Alat medis
yang diperlukan
Dirjen Yanmedik
Kemkes
Ketersediaan ambulans untuk rujukan
COVID-19
Dirjen Yanmedik
Kemkes
Pengadaan dan distribusi APD
desinfektan dan peralatan medis yang
diperlukan
Pusat Krisis Kesehatan
Kemkes
Pembiayaan perawatan pasien Dirjen Yanmedik
Kemkes
Pemetaan kesiapsiagaan fasyankes
dan identifikasi gap berdasarkan
estimasi kasus yang akan muncul
Ditjen Pelayanan
Kesehatan cq Dityankes
Rujukan
Memprioritaskan perawatan kasus dan
prosedur triase Meningkatkan
rencana penambahan kapasitas untuk
fasilitas kesehatan (rumah sakit
rujukan yang ditunjuk dan
mengalihkan menunda prosedur
elektif)
Ditjen Pelayanan
Kesehatan dan Ditjen
Farmalkes
Melaksanakan isolasi mandiri (self-
initiated isolation) untuk orang dengan
Ditjen Pelayanan
Kesehatan cq Dityankes
138
gejala yang ringan untuk mengurangi
beban fasilitas kesehatan
Rujukan
Penyusunan SOP sesuai pedoman
Covid 19 dan regulasi lainnya dan
disosialisasika
Ditjen Pelayanan
Kesehatan cq Dityankes
Rujukan dan Dityankes
Dasar
Memastikan ketersediaan alat
kesehatan obat-obatan dan bahan
medis habis pakai tersedia secara
memadai disesuaikan dengan attact
rate
Ditjen Farmalkes
Peningkatan kapasitas petugas dalam
pengenalan kasus dan tata laksana
kasus
Ditjen Pelayanan
Kesehatan cq Dityankes
Rujukan dan Dityankes
Dasar
Puskesmas workshop PPI bagi
petugas Puskesmas (3
orgPuskesmas dokter perawat lab
16457918352
Komunikasi Risiko dan Pelibatan
Masyarakat
Media centre penunjukkan juru bicara
konferensi pers dan press release
pesan KIE untuk layanan masyarakat
disiarkan di media elektronikmedia
massa media monitoring
Ditjen Kesehatan
Masyarakat dan
Romkomyanmas
Kemkes
Penyusunan dan distribusi media KIE
untuk masyarakat luas sektor
Pendidikan kalangan risiko tinggi
petugas kesehatan pasien dalam
pengawasan orang dalam
pemantauan kontak pasien
Ditjen Kesehatan
Masyarakat dan
Ronkomyanmas
Kemkes
Mengadopsi pesan inti dari Kemenkes
untuk konteks lokal
Direktorat Pomosi
Kesehatan
Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
BNPB
Advokasi kepada sektor terkait BNPB KSP
Penggerakan masyarakat dan
bekerjasama dengan tokoh agama
dan ormas
BNPB KSP
Pimpinan Agama
Komunikasi risiko kepada kalangan
usaha
BNPB
Asosiasi Perusahaan
Membuat hotline terkait COVID-19 BNPB
Monitoring kegiatan yang
mengumpulkan massa dalam jumlah
besar
BNPB
Respon Sosial
Dukungan logistik untuk orang yang
139
dilakukan karantina rumah (ODP)
Dukungan Psikologis untuk orang
yang dilakukan karantina rumah
kasus dan keluarga kasus
Dukungan untuk set up dan
pemberlakukan pembelajaran online
Monitoring petugas keamanan untuk
pembatasan sosial Tidak ada event
mass gathering penutupan tempat
ibadah tempat hiburan monitoring
transportasi publik
Respon Dukungan Kesehatan Jiwa
dan Psikososial
Mengaktifkan gugus tugas
nasionalprovinsi untuk DKJPS
Dit P2MKJN
Membuat panduan tata laksana
DKJPS untuk tenaga kesehatan dan
relawan
Rp 100000000 Dit P2MKJN
Media komunikasi DKJPS bagi
petugas kesehatan dan petugas di
garis depan lansia orang dengan
risiko tinggi COVID-19 (DM Penyakit
Kardiovaskular autoimun dsb) anak-
anak orang dalam isolasi karantina
penyandang disabilitas masyarakat
luas
Rp 200000000 Dit P2MKJN
Panduan psycological first aid untuk
COVID 19
Rp 300000000 Dit P2MKJN
Pelatihan psychological first aid untuk
pekerja kesehatan mental dan
psikososial
Rp 150000000 Dit P2MKJN
penyusunan SOP keselamatan untuk
para pekerja keswa dan psikososial
saat memberikan pelayanan
Rp 150000000 Dit P2MKJN
Pembentukan hotline untuk DKJPS Rp 100000000 Dit P2MKJN
3
4
Tim Penyusun Rencana Operasi Penanganan Pandemi Covid-19
Tim Inti
dr Wiendra Waworuntu MKes (Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Langsung)
Dr dr Vivi Setiawati MBiomed (Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi
Dasar Kesehatan)
dr Fuadi Darwis MPH (Unsur Pengarah BNPB)
Dr Ir Udrekh SE MSc (Direktur Sistem Penanggulangan Bencana BNPB)
Dr Rita Djupuri Izwardi DCN MEpid (Pusat Krisis Kesehatan)
dr Benget Saragih MEpid (Subdit Karantina Kesehatan Direktorat Surveilans dan Karantina
Kesehatan)
dr Endang Budi Hastuti (Subdit Infeksi Emerging Direktorat Surveilans dan Karantina
Kesehatan)
drh Endang Burni Prasetyowati MKes (Subdit Surveilans Direktorat Surveilans dan Karantina
Kesehatan)
dr H Asral Hasan MPH (Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan)
Busroni SIP (Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat)
dr Ina Agustina Isturini MKM (Pusat Krisis Kesehatan)
dr Wiwi Ambarwati (Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan)
dr Pompini Agustina Sitompul SpP (RSPI Sulianti Saroso)
dr Yayan Gusman (Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan)
dr Rian Hermana (Subdit ISPA Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Langsung)
Bayu Aji (Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat)
dr Sinursita Sihombing (Kementerian Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan)
Siti Asfiah (Badan Pengawasan Obat dan Makanan)
dr I Nyoman Kandun MPH (Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia)
dr Sholah Imari (Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia)
WHO
UNOCHA
UNICEF
WFP
IFRC
PMI
5
Unit Lintas Program dan Lintas Sektor Kementerian Kesehatan
Pusat Krisis Kesehatan
Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
Biro Kerja Sama Luar Negeri
Biro Hukum dan Organisasi
Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer
Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis
Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
Direktorat Pelayanan Kefarmasian
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno-Hatta
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKL PP) Jakarta
Bagian Program dan Informasi Sekretariat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Sub Direktorat Pelayanan Gawat Darurat Terpadu Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
Sub Direktorat Pelayanan Medik dan Keperawatan Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
Sub Direktorat Surveilans Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Sub Direktorat Infeksi Emerging Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Sub Direktorat Karantina Kesehatan Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Sub Direktorat Imunisasi Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Sub Direktorat ISPA Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Sub Direktorat Zoonosis Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan
Zoonosis
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Administrasi dan Kewilayahan
Direktur Manajemen Penanggulangan Bencana dan Kebakaran
6
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
dr Fuadi Darwis MPH Unsur Pengarah BNPB
Deputi Bidang Sistem dan Strategi
Deputi Bidang Pencegahan
Direktur Sistem Penanggulangan Bencana
Direktur Kesiapsiagaan
Direktur Tanggap Darurat
Kepala Pusat Pengendali Operasi
Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan
Kementerian Pertanian
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner
Direktur Kesehatan Hewan
Unit Lintas Sektor Lainnya
Kementerian Sosial
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kepala Badan Usaha Logistik
Deputi II Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri Kemenko Polhukam
Deputi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Kemenko PMK
Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri
Kepala Pusat Kesehatan TNI
Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan POLRI
Asisten Deputi Bidang Agama Kesehatan Pemuda dan Olahraga Sekretariat Kabinet
Direktur Kesehatan Kementerian Pertahanan dan Keamanan
Direktur lnformasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian
Komunikasi dan Informatika
Direktur Registrasi Obat Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Direktur Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat Narkotika Psikotropika dan Prekusor
Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Sub Direktorat Kesehatan Masyarakat Direktorat Kesehatan Gizi dan Masyarakat Bappenas
7
Editor
DRRita Djupuri IzwardiDCNMEpid
drEko MedistiantoMEpid
Supatmi SKMMM
DEFINISI OPERASIONAL
1 Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment (PPE) adalah peralatan
yang harus dikenakan untuk mencegah kemungkinan tertular penyakit menular
2 Asumsi adalah dugaan atau perkiraan yang diterima sebagai dasar
3 Bahaya adalah suatu situasi kondisi atau karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan
4 Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam danatau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologis
5 Bidang adalah kelompok tugas yang melakukan tugasperan sejenis klaster terdiri dari unsur pemerintah masyarakat dan lembaga usaha
6 CFR (Case Fatality Rate) atau Angka Fatalitas Kasus adalah angka proporsi atau
persentase dari jumlah kasus yang meninggal dibagi dengan jumlah kasus
7 Episenter COVID-19 adalah lokasi titik awal terdeteksinya sinyal bencana wabahologis
dan sinyal virologis yang merupakan tanda terjadinya penularan influenza pandemi
antarmanusia yang dapat menimbulkan terjadinya pandemi COVID-19
8 Evakuasi adalah merupakan suatu kegiatan untuk memindahkan masyarakat terancam
dampak bencana dan atau kegiatan masyarakat menyelamatkan diri ke daerah aman
9 Isolasi adalah pemisahan orang sakit dari orang saehat yang dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan
10 Karantina adalah pembatasan kegiatan danatau pemisahan seseorang yang terpapar
penyakit menular sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundangundangan
meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau sedang berada dalam masa inkubasi
danatau pemisahan peti kemas Alat Angkut atau Barang apapun yang diduga
terkontaminasi dari orang danatau Barang yang mengandung penyebab penyakit atau
sumber bahan kontaminasi lain untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke orang
danatau Barang di sekitarnya
11 Karantina Rumah adalah pembatasan penghuni dalam suatu rumah beserta isinya yang
diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah
kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi
12 Karantina Rumah Sakit adalah pembatasan seseorang dalam rumah sakit yang diduga
terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah
kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi
8
13 Karantina Wilayah adalah pembatasan penduduk dalam suatu wilayah termasuk wilayah
pintu masuk beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi
sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi
14 Kejadian bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal kejadian lokasi jenis bencana korban dan ataupun kerusakan Jika terjadi kejadian bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah maka dihitung sebagai satu kejadian
15 Klaster (Cluster) adalah kelompok penderita yang terdiri dari dua atau lebih penderita
yang mengalami kontak secara bencana epidemiologis menurut tempat dan waktu
16 Komando Tanggap Darurat adalah organisasi penanganan Tanggap Darurat Bencana
yang dipimpin oleh seorang komandan Tanggap Darurat Bencana dan dibantu oleh staf
komando dan staf umum memiliki struktur organisasi standar yang menganut satu
komando dengan mata rantai dan garis komando yang jelas dan memiliki satu kesatuan
komando dalam mengkoordinasikan instansilembagaorganisasi terkait untuk pengerahan
sumberdaya
17 Komunikasi Risiko adalah segala bentuk pertukaran informasi tentang risiko antara
seluruh pihak yang berkepentingan
18 Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi tetapi mungkin juga tidak terjadi
19 Legalisasi adalah pengesahan dokumen rencana kontingensi menjadi legal secara hukum
melalui Peraturan Kepala Daerah
20 Manajemen Kedaruratan adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan
penanggulangan kedaruratan pada menjelang saat dan sesudah terjadi keadaan darurat
yang mencakup siaga darurat tanggap darurat dan pemulihan darurat
21 Pelibatan masyarakat adalah proses dimana masyarakat bermanfaat bagi organisasi dan
individu membangun hubungan jangka panjang dengan visi kolektif untuk kepentingan
masyarakat
22 Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk
dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian
rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi
23 Penentuan Kejadian adalah proses menentukan satu ancaman yang akan dijadikan dasar dalam perencanaan kontinjensi
24 Pengendalian Perimeter adalah tindakan pengawasan yang dilakukan di batas wilayah
penanggulangan sehingga tidak terjadi penyebaran COVID-19
25 Perencanaan SektoralBidang adalah suatu rencana yang disusun oleh klasterBidang yang berisi kegiatan-kegiatan berkaitan dengan kebutuhan dan sumberdaya yang tersedia di masing-masing klaster untuk penanganan darurat mengacu pada standar minimum kebutuhan atau standar pelayanan minimum yang berlaku
26 Perencanaan kontinjensi adalah suatu proses perencanaan ke depan dalam situasi terdapat potensi bencana di mana skenario dan tujuan disepakati tindakan teknis dan manajerial ditetapkan dan sistem tanggapan dan pengarahan potensi disetujui bersama untuk mencegah atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis
27 Perimeter adalah batas terluar dari wilayah penanggulangan
28 Pos Komando (Posko) adalah tempat dilakukannya pengambilan keputusan untuk
pengendalian dan atau komando dalam penanggulangan suatu kedaruratan yang
beroperasi secara penuh (24 jamhari) selama masa penanggulangan
9
29 Rencana Operasi adalah rencana yang dibuatdisusun dalam rangka pelaksanaan operasi
Tanggap Darurat Bencana Rencana operasi ini disusun oleh Komando Tanggap Darurat
dengan mempertimbangkan rencana kontingensi dan hasil kaji cepat
30 Respon Cepat (Rapid response) adalah tindakan rutin sesuai dengan protap yang
dilakukan pada saat kejadian luar biasa
31 Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat merupakan kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat
32 Sistem Komando Tanggap Darurat adalah suatu system penanganan darurat bencana
yang digunakan oleh semua instansilembaga dengan mengintegrasikan pemanfaatan
sumber daya manusia peralatan dan anggaran
33 Skenario adalah gambaran kejadian secara jelas dan rinci tentang bencana yang diperkirakan akan terjadi meliputi lokasi waktu dan dampak bencana
34 Status Keadaan Darurat Bencana adalah keadaan darurat bencana yang ditetapkan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi badan yang menyelenggarakan urusan di bidang penanggulangan bencana dimulai sejak status siaga darurat tanggap darurat dan transisi darurat ke pemulihan
35 Status Siaga Darurat adalah keadaan ketika potensi ancaman bencana sudah mengarah pada terjadinya bencana yang ditandai dengan adanya informasi peningkatan ancaman berdasarkan sistem peringatan dini yang diberlakukan dan pertimbangan dampak yang akan terjadi di masyarakat
36 Status Tanggap Darurat adalah keadaan ketika ancaman bencana terjadi dan telah mengganggu kehidupan dan penghidupan sekelompok orangmasyarakat
37 Tanggap Darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan pengurusan pengungsian penyelamatan serta pemulihan sarana prasarana
38 Terjangkit adalah kondisi seseorang yang menderita penyakit yang dapat menjadi sumber
penular penyakit yang berpotensi menyebabkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
39 Wabah Penyakit Menular yang selanjutnya disebut Wabah adalah kejadian berjangkitnya
suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara
nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka
10
Bab 1
Latar Belakang dan Dasar Hukum
11 Latar belakang
Sejalan dengan International Health Regulation (IHR) 2005 untuk meningkatkan kapasitas
inti negara dalam pendeteksian verifikasi pelaporan dan respon terhadap Public Health
Emergencies of International Concern (PHEIC) World Health Assembly (WHA) ke-71
telah menekankan peningkatan kapasitas negara dan kemitraan untuk meningkatkan
kesiapsiagaan menghadapi pandemi The Asia Pacific Strategy for Emerging Diseases
and Public Health Emergencies (APSED III) fokus pada penguatan komponen kesehatan
masyarakat inti termasuk respon terhadap keadaan darurat kesehatan masyarakat
termasuk ancaman pandemi Belajar dari H1N1 2009 World Health Organization (WHO)
telah mengembangkan Pedoman Manajemen Risiko Pandemi menggunakan fase
pandemi berbasis risiko kontinum yang mengadopsi pendekatan seluruh masyarakat dan
semua bahaya
Pada tahun 2017 Indonesia memperbarui Pedoman Manajemen Risiko Pandemi
Nasional dan Rencana Respon Operasi Nasional mengadopsi Pedoman Manajemen
Risiko Pandemi WHO ke dalam konteks Indonesia dan mengujinya melalui latihan
simulasi pandemi skala penuh yang berfokus pada penahanan episenter dengan
keterlibatan multi-sektoral terutama integrasi operasi keadaan darurat dengan sistem
manajemen bencana negara yang pada dasarnya respon bencana berorientasi pada
pelaksanaan Itu adalah seluruh pendekatan masyarakat yang melibatkan tingkat
nasional provinsi kabupaten dan masyarakat di semua sektor terkait termasuk sektor
keamanan dan militer
Indonesia telah mengadopsi pedoman manajemen risiko pandemi WHO menggunakan
pendekatan seluruh masyarakat yang menghubungkan pandemi dengan kerangka kerja
bencana pada tahun 2016 Sebagai tindak lanjut Indonesia mengembangkan dan
menguji Rencana Respon Kontijensi nasional melalui simulasi skala penuh yang
melibatkan berbagai sektor di semua tingkatan pada tahun 2017 dan meluncurkan
perencanaan kontijensi ke provinsi-provinsi prioritas pada tahun 2018 Ini telah menjadi
tonggak untuk meningkatkan kesadaran sektor-sektor tersebut tentang kolaborasi untuk
kesiapsiagaan menghadapi pandemi Pelaksanaan ini telah berkontribusi untuk
meningkatkan kapasitas inti negara dari International Health Regulation (IHR)
Pelaksanaan penahanan episenter pandemi skala penuh dan pelaksanaan table top di
provinsi-provinsi prioritas menunjukkan kapasitas Indonesia dalam manajemen risiko
pandemi dengan pendekatan seluruh masyarakat dalam keseluruhan kerangka darurat
nasional
Dengan munculnya Corona Virus sub tipe baru (COVID-2) dan ditetapkan Pandemi
COVID-19 oleh Dirjen WHO sehubungan dengan penyebaran COVID-19 yang meluas di
dunia sampai saat ini maka Indonesia perlu untuk mengadopsi rencana kontijensi
pandemi influenza yang sudah dibuat menjadi rencana operasi respon COVID-19 Pada
prinsipnya pengenalian dan mitigasi Pandemi COVID-19 dapat diterapkan juga pada
11
COVID-19 dengan penyesuaian sesuai dengan karakteristik penyakit
12 Tujuan
a Membatasi penularan Wabah COVID-19 dari manusia ke manusia mengurangi infeksi
berikutnya pada masyarakat yang rentan serta tenaga kesehatan termasuk mencegah
dampak penyerta lain yang lebih luas
b Deteksi dini mengisolasi dan menangani pasien lebih awal termasuk melaksanakan
pelayanan yang optimal bagi Pasien yang terjangkit Wabah COVID-19
c Terlaksananya tindakan (farmasi dan non farmasi) penanggulangan Wabah COVID-19
d Teridentifikasinya seluruh kebutuhan sumber daya berkaitan dengan upaya
penanggulangan Wabah COVID-19
e Terciptanya ketertiban dan keamanan masyarakat serta stabilitas sosial dan ekonomi
selama masa penanggulangan Wabah COVID-19
13 Dasar Hukum
Rencana Operasi ini disusun berdasarkan berbagai peraturan dan regulasi yang
berhubungan dengan COVID-19 yaitu
1 UU No 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
2 UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
3 UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4 UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
5 UU No 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia
6 UU No 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
7 Peraturan Pemerintah No2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
8 Peraturan Pemerintah No 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit
Menular
9 Peraturan Presiden No 3 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden
No 83 Tahun 2005 tentang Badan koordinasi Nasional Penanganan Bencana
10 Keputusan Presiden no 7 tahun 2020 tentang gugus tugas percepatan penanganan
Corona Virus Diseases 2019 (COVID-19)
11 Instruksi Presiden Republik Indonesia No 4 tahun 2019 tentang Peningkatan
Kemampuan dalam Mencegah Mendeteksi dan Merespons Wabah Penyakit
Pandemi Global dan Kedaruratan Nuklir Biologi dan Kimia
12 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 101 Tahun 2018 tentang SPM sub Urusan
Bencana
13 Peraturan Menteri Permendes Dana Desa No 16 Tahun 2018 tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa
14 Peraturan Menteri Berita Negara RI Permenhumkam RI no 7 2020 tentang pemberian
visa dan izin tinggal dalam upaya pencegahan masuknya Virus Corona
15 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK0107Menkes2142020 tentang Jejaring
Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
16 Peraturan Menteri Kesehatan No75 tahun 2019 tentang Penanggulangan Krisis
Kesehatan
12
17 Peraturan Menteri Kesehatan No 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal
18 Peraturan Menteri Kesehatan No 59 Tahun 2016 tentang Pembebasan Biaya Pasien
Penyakit Infeksi Emerging Tertentu
19 Peraturan Menteri Kesehatan RI No 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Surveilans Kesehatan
20 Peraturan Menteri Kesehatan RI No1501 Tahun 2010 tentang Jenis Penyakit tertentu
yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya
21 Keputusan Menteri Kesehatan RI No tahun 2020 mengenai Pedoman Kesiapsiagaan
Menghadapi Coronavirus Disease (COVID-19)
22 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0107Menkes1042020 tentang penetapan
infeksi Novel Coronavirus (infeksi 2019-ncov) sebagai penyakit yang dapat
menimbulkan wabah dan upaya penanggulangannya
23 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0107Menkes1692020 tentang Penetapan
Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu
24 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0202Menkes3902014 tentang Pedoman
RS Nasional
25 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0202Menkes3912014 tentang Pedoman
RS Regional
26 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 300MENKESSKIV2009 tentang Pedoman
Penanggulangan Episenter Pandemi
27 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 424MenkesSKIV2007 tentang Pedoman
Upaya Kesehatan Pelabuhan dalam rangka Karantina Kesehatan
28 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 425MenkesSKIV2007 tentang Pedoman‐
pedoman Penyelenggaraan Karantina Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan
29 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 431MenkesSKIV2007 tentang Pedoman
Teknis Pengendalian Risiko Kesehatan Lingkungan di PelabuhanBandaraPos Lintas
Batas dalam rangka Karantina Kesehatan
30 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1371MenkesSKIX2005 tentang Penyakit Flu
Burung Avian Influenza sebagai Penyakit yang Dapat Menimbulkan Wabah Serta
Pedoman Penanggulangannya
31 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1372MenkesSKIX2005 tentang Penetapan
Kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) Flu Burung (Avian Influenza)
32 Instruksi Gubernur DKI Jakarta No 16 tahun 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan
Terhadap Risiko penularan Infeksi Corona Virus Disease (COVID-19)
13
Bab 2
Analisis Situasi
21 Profil Daerah Indonesia
Indonesia memiliki penduduk sebanyak 265000000 jiwa pada tahun 2018 dan proyeksi
jumlah populasi mencapai 271000000 jiwa pada tahun 2020 dengan 56 penduduknya
tinggal di daerah perkotaan Indonesia dengan konteks desentralisasi terdiri dari 34
provinsi dengan kepadatan penduduk yang tinggi di DKI Jakarta dan provinsi lainnya di
pulau Jawa Indonesia terletak di khatulistiwa yang merupakan daerah strategis sebagai
hub perjalanan internasional memiliki mobilitas tinggi wisatawan internasional dan
penerbangan internasional dengan rata-rata 1342246 wisatawan internasionalbulan pada
tahun 2019 sedangkan pada Januari 2020 total 1 2 juta wisatawan memasuki Indonesia
Sebagian besar dari wisatawan masuk ke Indonesia melalui Bandara Ngurah Rai
Denpasar dan Soekarno Hatta Banten Sebagian besar wisatawan yang datang ke
Indonesia berasal dari negara ASEAN (38) Indonesia juga menerima kedatangan
wisatawan internasional yang datang dari negara yang mengalami transmisi lokal COVID-
19 antara lain Cina (8) Australia (9) Jepang (3) dan Korea Selatan (2)
sementara wisatawan dari Iran Italia dan Jerman tidak terlalu banyak Kota-kota yang
memiliki penerbangan langsung dari Cina serta negara lainnya dengan transmisi lokal
COVID-19 sangat berisiko Terdapat 20 kota yang memiliki penerbangan langsung dan
kapal yang berasal dari Cina
Bandar udara yang paling berisiko dimana pelaku perjalanan Internasional yang tinggi
yaitu Soekarno Hatta Banten dan Ngurah Rai Denpasar Bali Batam yang berbatasan
dengan Singapura dimana terdapat transmisi lokal COVID-19 juga berisiko Setiap harinya
terdapat kapal feri dengan rute Batam-Singapura Selain itu Jakarta Bogor Bekasi Depok
(JABODETABEK) dengan mobilisasi penduduk tinggi kota metropolitan dengan penduduk
yang padat terutama Jakarta dengan kepadatan populasi 15764 per m2 sangat rentan
dengan penyebaran COVID-19 yang tinggi Dengan konteks desentralisasi kemampuan
setiap daerah tidak sama dimana tidak semua daerah mempunyai rencana respon
menghadapi pandemi dan tidak semua daerah mempunyai rencana kesiapsiagaan dan
respon pandemi di rumah sakit sehingga menyebabkan tenaga kesehatan yang berada di
rumah sakit rentan tertular COVID-19 dan dapat menyebabkan terjadinya penularan lebih
lanjut di rumah sakit
Mobilitas penduduk antar kabupaten dan provinsi di Indonesia juga tinggi terutama di
Pulau Jawa dan Sumatera dengan kepadatatan penduduk yang cukup tinggi DKI Jakarta
sebagai ibu kota negara merupakan pusat pemerintahan dan pusat bisnis
(perekonomian) Kota Surabaya Medan dan Makassar merupakan kota besar di
Indonesia dengan mobilitas penduduk yang tinggi dan perputaran roda perekonomian
yang tinggi
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 17 ribu pulau dengan kondisi
geografis yang beragam dari daerah pantai sampai ke pegunungan Beberapa lokasi
14
memiliki akses yang sulit Wilayah Indonesia yang mempunyai akses geografis sulit
diantaranya provinsi di wilayah timur Indonesia seperti Maluku Papua dan Nusa
Tenggara Timur (NTT) Kapasitas dan sumber daya penduduk yang tidak merata
merupakan tantangan situasi geografis kepulauan dan wilayah terpencil merupakan
tantangan dalam penanggulangan dan respon termasuk pengiriman logistik dan
keterbatasan sumber daya Wilayah Indonesia yang berada di daerah ldquoring of firerdquo rentan
dengan kondisi bencana seperti letusan gunung berapi gempa dan tsunami yang dapat
menghambat operasi respon pandemi
Fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia terdiri dari Puskesmas dan Rumah Sakit serta
pelayanan kesehatan lainnya (Praktek dokter umum maupun spesialis Klinik- klinik
pengobatan Balai pengobatan umum maupun khusus) Jumlah Puskesmas di Indonesia
ada 9821 Jumlah Rumah Sakit di Indonesia ada 2858 dengan rincian rumah sakit
rujukan nasional ada 14 rumah sakit rujukan propinsi ada 20 dan rumah sakit rujukan
regional ada 1101 Indonesia memiliki tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter spesialis
dokter umum dokter gigi perawat bidan petugas kesehatan masyarakat dll Jumlah
dokter spesialis di Indonesia ada 38782 jumlah dokter umum ada 134459 jumlah dokter
gigi ada 29194 jumlah perawat ada 639356 jumlah bidan ada 590920 dan jumlah
petugas kesehatan ada 54138 orang2
22 Potensi Ancaman Kerentanan dan Kapasitas
COVID-19 disebabkan oleh virus SARS CoV-2 yang merupakan Corona Virus jenis baru
dengan analisis filogenetik mendekati isolat Corona Virus dari kelelawar Chinese
chrysanthemum-headed bats yang diisolasi pada tahun 2015 SARS CoV-2 ini
merupakan Corona Virus kluster β-coronavirus yang merupakan zoonosis coronavirus
yang baru setelah SARS dan Middle East Respiratory Syndrome (MERSCoV) Virus ini
termasuk dalam sub genus botulinum Coronaviridae Hasil sekuensing menunjukkan
bahwa SARSCoV-2 homolog 795 dengan SARS-COV Kasus pertama di Wuhan yang
disebabkan oleh virus ini berhubungan dengan pasar Huanan yang kemudian menyebar
antar manusia
Pada era transportasi dan mobilisasi global penyebaran virus dari satu daerah ke daerah
lain sangat cepat COVID-19 telah menyebar di 185 negara dalam waktu 4 bulan dengan
total kasus sampai bulan April 2020 mencapai lebih dari 1900000 kasus terkonfirmasi
dan 126681 kematian di seluruh dunia3 Trend kasus COVID-19 menurun di Cina namun
meningkat di luar China terutama di Republik Korea Italia Spanyol Iran dan Amerika
Serikat yang merupakan negara dengan transmisi lokal yang melaporkan kasus
terbanyak diluar Cina Model matematika menunjukkan Reproductive Number (Ro)
COVID-19 berkisar antara 2-3 yang mengindikasikan 50-60 populasi kemungkinan
telah terinfeksi COVID-19 Namun laporan kasus konfirmasi COVID-19 yang dilaporkan
jauh di bawah angka tersebut Pada kapal pesiar Diamond Princess Cruise COVID-19
1 Data Fasyankes online Oktober 2019
2 Data PPSDM Kemenkes 2019
3 John Hopkins University April 2020
15
menyebar cepat dengan attack rate hampir mendekati 30 Analisis serologi dengan
menggunakan antibodi netralisasi dapat memberikan prediksi yang lebih akurat untuk
mengetahui attack rate Pada studi yang dilakukan oleh Kelly Young di US estimasi
attack rate pada kontak erat adalah sebesar dan pada kontak erat serumah sebesar
105
Dari 55924 kasus terkonfirmasi COVID-19 di Cina presentasi Klinis COVID-19 berkisar
dari gejala ringan sampai berat Gejala umum diantaranya demam (879) batuk
(677) lelah (381) adanya sputum (334) sesak nafas (186) sakit tenggorokan
(139) sakit kepala (136) myalgia atau arthalgia (148) menggigil (114) mual
atau muntah (5) kongesti nasal (48) diarrhea (37) batuk darah (09) dan
Kongesti konjungtiva (08) Berdasarkan data terbaru tersedia dari Cina 40 kasus
berupa kasus ringan 40 kasus menjadi penyakit sedang (didefinisikan sebagai kasus
Pneumonia terkonfirmasi dengan radiologis) sekitar 14 menjadi penyakit berat dan
sekitar 5 menjadi kritis Faktor risiko untuk menjadi penyakit yang berat adalah pada
usia lanjut dan memiliki komorbid
Case fatality ratio (CFR) yang terkonfirmasi di Cina seperti yang dilaporkan oleh US
Center For Diesease Control and Prevention adalah 42 Data ini didapatkan dari
3551 kematian diantara 83696 kasus terkonfirmasi laboratorium pada tanggal 14 April
2020 Data CFR ini tidak memasukkan jumlah kasus infeksi ringan yang mungkin terluput
dari surveilans sekarang dimana sebagian besar berfokus pada pasien dengan
pneumonia yang membutuhkan perawatan di rumah sakit tidak juga memasukkan fakta
bahwa kasus terkonfirmasi baru dapat berkembang menjadi penyakit berat dan beberapa
pasien mungkin akan meninggal Dengan berkembangnya wabah CFR yang
terkonfirmasi dapat berubah
Jumlah ini akan terus berubah dan CFR yang pasti tidak akan dapat diketahui sampai
wabah ini selesai Median dari onset gejala hingga kematian sebesar 14 hari sedangkan
pada usia lanjut (diatas 70 tahun) median tingkat kematian adalah 115 hari (11)
Kematian meningkat seiring dengan peningkatan usia dengan kematian yang tertinggi
terjadi pada pasien diatas usia 80 tahun (estimasi CFR mencapai hingga 148) Tingkat
kematian pasien dengan komorbid terjadi lebih tinggi 132 pada pasien dengan
penyakit kardiovaskular 92 pada pasien dengan diabetes 84 pada pasien dengan
hipertensi 8 pada pasien dengan penyakit pernafasan kronik dan 76 pada pasien
dengan kanker
Penularan COVID-19 melalui droplet yang ditularkan melalui batuk bersin atau
menyentuh benda yang terkontaminasi oleh droplet dan kemudian menyentuh mata
hidung atau mulut Oleh karena itu sangatlah penting untuk menjaga jarak minimal
1 meter dari orang yang sakit Masa inkubasi COVID-19 berkisar antara 1-14 hari paling
umum sekitar 5 hari Risiko tertular COVID-19 dari seseorang yang tidak bergejala sangat
rendah Namun banyak orang yang mengalami gejala ringan yang dapat menyebabkan
penularan Ada bukti yang menyatakan bahwa infeksi COVID-19 mungkin mengarah
pada infeksi saluran pencernaan dan akan ada di feses Namun hingga sekarang hanya
ada satu penelitian yang mengembangbiakkan virus COVID-19 dari specimen feses
tunggal Pada konteks COVID-19 penularan lewat udara mungkin bisa terjadi pada
16
keadaan khusus dimana dilakukan prosedur menghasilkan aerosol (misalkan intubasi
endotrakhea bronkoskopi suction terbuka pemberian terapi nebulasi ventilasi manual
sebelum intubasi mengubah pasien ke posisi tengkurap melepaskan pasien dari
ventilator ventilasi non-invasif tekanan positif trakheostomi dan resusitasi kardiopulmo)
Pada analisa 75465 kasus COVID-19 di Cina penularan lewat udara tidak dilaporkan3
SARS CoV-2 dapat bertahan di permukaan selama beberapa jam atau hingga beberapa
hari tergantung dari jenis permukaan suhu atau kelembaban lingkungan
Pengobatan spesifik untuk COVID-19 belum tersedia hingga saat ini pengobatan masih
berupa dukungan perawatan suportif Beberapa percobaan klinis dilakukan namun kajian
lebih lanjut masih diperlukan Untuk memastikan bukti jelas pengobatan yang mana yang
paling efektif WHO dan mitra sedang melakukan penelitian internasional besar disebut
SOLIDARITY TRIAL untuk membandingkan pengobatan tunggal atau kombinasi berbeda
yang ada di banyak negara dan untuk menghasilkan bukti yang kuat pengobatan mana
yang paling efektif Sampai saat ini belum terdapat vaksin COVID-19
Untuk menghindari penularan COVID-19 WHO menyarankan untuk melakukan
pencegahan dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hands rub
berbahan alkohol menjaga jarak setidaknya satu meter dengan orang yang sakit
mencegah menyentuh mata hidung dan mulut karena dapat memindahkan virus dari
benda yang terkontaminasi ke dalam tubuh kita melakukan etika batuk yang benar
memastikan orang yang sakit menggunakan masker dan beristirahat di rumah Tenaga
kesehatan harus memperhatikan pengendalian infeksi dengan memakai alat pelindung
diri pada saat kontak dengan pasien
Tenaga kesehatan berisiko untuk tertular COVID-19 Penularan tenaga kesehatan dapat
diakibatkan oleh tidak lengkapnya pemakaian alat pelindung diri WHO menyebutkan
bahwa 21 petugas kesehatan terinfeksi SARS pada tahun 2002 Demikian pula untuk
penularan COVID-19 pada tenaga kesehatan terjadi di China Hongkong dan Indonesia
Potensi ancaman COVID-19 dapat masuk ke Indonesia melalui pelaku perjalanan
internasional melalui pelabuhan bandara udara dan lintas batas maupun tertular dari
orang di dalam daerah terjangkit di Indoensia maupun pelaku perjalanan dari daerah
terjangkit
Pada 31 Desember 2019 WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang
tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan Provinsi Hubei Cina Pada tanggal 7 Januari
2020 Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai
jenis baru coronavirus (coronavirus disease COVID-19) Pada tanggal 30 Januari 2020
WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan
Dunia Public Health Emergency of International Concern (KKMMDPHEIC) Penambahan
3 Modes of transmission of virus causing COVID-19 implication for IPC precaution recommendations WHO 29
March 2020 Available at httpswwwwhointpublications-detailmodes-of-transmission-of-virus-causing-covid-19-implications-for-ipc-precaution-recommendations
17
jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar
negara Berdasarkan data John Hopknis University Amerika Serikat sampai dengan
tanggal 15 April 2020 dilaporkan 1982939 kasus dengan 126761 kematian secara
global
Pada tanggal 2 Maret 2020 Indonesia melaporkan kasus konfirmasi COVID-19 sebanyak
2 kasus Sampai dengan tanggal 15 April 2020 Indonesia sudah melaporkan 5136 kasus
konfirmasi COVID-19 dari 34 Provinsi Wilayah dengan transmisi lokal di Indonesia adalah
DKI Jakarta Sumatera Utara (Kota Medan) Riau (Kota Pekanbaru) Sumatera Selatan
(Kota Prabumulih) Jawa Barat (Kabupaten Bogor Kabupaten Karawang Kabupaten
Bekasi Kota Bogor Kota Bandung Kota Bekasi Kota Depok) Jawa Tengah (Kota
Surakarta Kota Semarang) Jawa Timur (Kabupaten Kediri Kabupaten Malang
Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Magetan Kota Surabaya) Banten (Kabupaten
Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Selatan) Bali (Kabupaten Jembrana
Kabupaten Bangli Kabupaten Buleleng Kota Denpasar) Kalimantan Barat (Kota
Pontianak) Kalimantan Tengah (Kota Palangka Raya) Kalimantan Selatan (Kota
Banjarmasin) Kalimantan Timur (Kota Balikpapan) Sulawesi Utara (Kota Manado)
Sulawesi Selatan (Kabupaten Gowa Kabupaten Maros Kota Makassar) Sulawesi
Tenggara (Kota Kendari) Papua (Kabupaten Mimika Kota Jayapura)
Gambar 21
Sebaran Kasus COVID-19 di Indonesia sampai dengan 15 April 2020
Sumber Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes
18
Gambar 22
Perkembangan Kasus Covid-19 di Indonesia
Sumber Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes
Analisis Risiko COVID-19 di Indonesia
Berdasarkan analisis risiko yang dilakukan dengan mempertimbangkan pengaruh kasus
yang terdeteksi jumlah penduduk kepadatan penduduk mobilitas dengan melihat
banyaknya penerbangan domestik maupun Internasional banyaknya penduduk yang
rentan dengan melihat angka jumlah penduduk yang gt 65 tahun dan konteks kapasitas
kesiapsiagaan daerah dengan melihat rumah sakit rujukan jumlah fasilitas kesehatan
maka analisis risiko COVID-19 di tingkat provinsi adalah seperti tabel di bawah ini
Tabel 21 Analisis Risiko COVID-19 di Indonesia
No Provinsi
Hasil Analisa
Risiko oleh WHO
Kumulatif Kasus sd 9 April 2020
KabKota dengan Transmisi Lokal
Pembobotan PDP1
Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa
risiko WHO
Kasus Positif
Meninggal ODP
PDP
1 Aceh Rendah Sedang
5 1 1373 60 - 75
2 Sumut Sedang 65 8 na 145 - 302
3 Sumbar Sedang 44 3 5118 151 - 251
4 Riau Sedang Tinggi
16 0 31889 243 - 279
5 KEPRI Sedang Tinggi
21 1 2153 164 - 213
19
No Provinsi
Hasil Analisa
Risiko oleh WHO
Kumulatif Kasus sd 9 April 2020
KabKota dengan Transmisi Lokal
Pembobotan PDP1
Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa
risiko WHO
Kasus Positif
Meninggal ODP
PDP
6 Jambi Rendah Sedang
4 0 641 9 - 19
7 Bangka Belitung
Sedang 4 1 862 51 - 65
8 sumsel Sedang 21 2 2085 69 Kota Prabumulih 120
9 Bengkulu Rendah 4 1 529 17 - 29
10 Lampung Rendah Sedang
20 1 2349 50 - 95
11 Banten Sedang Tinggi
281 21 4668 876
Kab Tangerang Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan
1505
12 DKI JAKARTA
Sangat Tinggi
2044 195 2897 2395 Jakarta 7074
13 Jabar Tinggi 450 43 29641 2349
Kota Bandung Kab Bekasi Kota Bekasi Kota Depok Kab Bogor Kota Bogor dan Kab Karawang)
3383
14 Jateng Sedang Tinggi
200 25 21147 582 Kota Semarang Kota Surakarta
1061
15 DI Yogyakarta
Rendah Sedang
41 7 3340 498 - 603
16 Jatim Tinggi 386 27 14092 1383
Kab Kediri Kab Malang Kab Magetan Kab Sidoarjo dan Kota Surabaya
2241
17 Bali Sangat Tinggi
81 2 1083 257
Kab Badung Kab Buleleng
Kab Jembrana Kota Denpasar
431
18 Kalbar Rendah 13 3 6183 125 Kota Pontianak 161
19 Kalteng Rendah Sedang
24 1 571 65 - 118
20 Kaltara Sedang 16 1 196 30 - 68
21 Kaltim Sedang 35 1 5380 267 Kota Balikpapan 343
22 Kalsel Sedang 34 2 1217 11 Kota Banjarmasin 88
23 Sulawesi Rendah 17 2 296 31 Kota Manado 72
20
No Provinsi
Hasil Analisa
Risiko oleh WHO
Kumulatif Kasus sd 9 April 2020
KabKota dengan Transmisi Lokal
Pembobotan PDP1
Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa
risiko WHO
Kasus Positif
Meninggal ODP
PDP
Utara
24 Gorontalo Rendah 1 0 3057 64 - 67
25 Sulawesi Tengah
Rendah 19 2 291 24 - 69
26 Sulawesi Barat
Rendah Sedang
5 1 1062 20 - 35
27 Sulawesi Selatan
Rendah Sedang
222 15 2650 383 Kota Makassar 874
28 Sulawesi Tenggara
Rendah 16 1 381 19 Kota Kendari 55
29 Nusa Tenggara Barat
Sedang Tinggi
37 2 3783 141 - 225
30 Nusa tenggara Timur
Rendah sedang
1 0 813 18 - 22
31 Maluku Utara
Rendah 2 0 340 8 - 13
32 Maluku Rendah 11 0 131 7 - 30
33 Papua Barat
Sedang 3 1 579 25 - 37
34 Papua Rendah Sedang
63 3 3143 59 - 196
Masih verifikasi
35
TOTAL 4241 373 153940 10596
Mean 595 Median 119
21
Gambar 23 Peta Risiko COVID-19 di Indonesia
Penilaian risiko akan diulangi ketika ada informasi baru tersedia berdasarkan situasi
epidemi yang berkembang di seluruh Indonesia Diinginkan setidaknya provinsi
melakukan penilaian risiko sendiri yang sesuai dengan konteks dan kejadian serta
penyebaran penyakit untuk memandu kesiapsiaggan dan penanganan yang lebih baik
sesuai konteks lokal
23 Skenario Kejadian amp Dampak
Gambar 24 Kerangka Respon Pandemi berdasarkan Skala Risiko
Saat ini WHO telah menyatakan COVID-19 sebagai Pandemi Hingga 30 Maret 2020
COVID-19 telah menyebar di 199 negara termasuk di Indonesia telah terdapat kasus COVID-
19 yang tersebar di beberapa provinsi Sudah terdapat transmisi lokal COVID-19 di Indonesia
(penularan antar manusia)
Dengan terdeteksinya 1285 kasus sampai tanggal 30 Maret 2020 dan dengan RO=2 maka
sampai tanggal 12 Mei diperkirakan akan ada total kasus sebanyak 3846194 kasus
termasuk 769239 kasus membutuhkan perawatan di rumah sakit dan 192310 kasus kritis
yang membutuhkan ICU bila tidak dilakukan pengendalian yang adequate dan optimal Oleh
22
karena itu rencana respon disusun untuk mencegah penambahan kasus dengan menemukan
dengan cepat kasus melakukan deteksi cepat isolasi kontak dan perawatan kasus di rumah
sakit rujukan pelacakan kasus dan monitoring orang dalam pengawasan Rencana operasi
respon disusun untuk mengantisipasi kasus dalam 3 bulan kedepan sesuai dengan lampiran
skenario Kasus dapat menyebar ke provinsi-provinsi yang berisiko
Dalam jangka panjang penanggulangan COVID-19 berdasarkan informasi epidemiologi
sampai saat ini dalam waktu 81 hari terdapat skenario yang memungkinkan terjadi seperti
tabel-tabel dibawah ini
Tabel 22 Kriteria Derajat Keparahan yang Disebabkan COVID-19
Asumsi Indonesia
(36) Indonesia
(5) Indonesia
(10) Indonesia
(20)
Angka Serangan Klinis 36 5 10 20 Total population (271808640)
9864437
13590432
27180864 54361728
Perawatan Monitoring di Rumah 50 X Clinical attack rate
4932218
6795216
13590432 27180864
Rawat Inap 20 x Angka Serangan Klinis
1972887
2718086
5436173
0872346
ICU 5 x Angka Serangan Klinis 493222
679522
1359043
2718086
Ventilator 80 x ICU 394577
543617
1087235
2174469
CFR 26 x Rawat Inap 51295 70670 141340 282681
Pada rencana respon ini akan disusun rencana operasi respon untuk satu bulan ke depan
dengan antisipasi jumlah kasus 10 dari populasi seluruh Indoensia dengan kasus yang
terbanyak dari wilayah berisiko tinggi seperti Jakarta dan sekitarnya serta Bali
Berdasarkan jumlah kasus kepadatan penduduk penyebaran transmisi virus kemudahan
transportasi dan pertimbangan kapasitas dan kesulitan geografis di beberapa wilayah dari 34
provinsi maka provinsi yang terdampak paling parah (dengan skenario yang ringan) adalah di
seperti bawah ini
Tabel 3 Provinsi di Indonesia yang Paling Terdampak Parah
DKI Jakarta Bali Jawa Barat Batam Sulawesi Utara Kalimantan Barat Jawa Tengah DI
Yogyakarta akan ditemukan ribuan kasus yang dilaporkan dalam tiga bulan sejak kasus
23
pertama dilaporkan Kepulauan Batam yang berbatasan dengan Singapura juga terdampak
cukup parah
Asumsi karakteristik COVID-19
1 Sebagian besar orang yang tertular memiliki gejala bervarisi dari ringan (sub klinis) hingga
panas demam batuk dan sesak nafas
2 Masyarakat belum kebal terhadap strain COVID-19 (virus Corona sub tipe baru)
3 Masa Inkubasi virus COVID-19 berkisar 1-14 hari dengan nilai median berkisar 5-6 hari
4 Orang yang tertular COVID-19 dapat menularkan dalam waktu 1-14 hari dan mampu
menyebarkan virus pada orang lain yang rentan
5 Penularan orang-ke-orang yang mudah (efisien) dengan jumlah reproduksi penularan
(Ro) 2-3
6 Angka Fatalitas Kasus atau Case Fatality Rate (CFR) menurut WHO per 3 Maret 34
dan kematian dipengaruhi oleh usia (usial lanjut gt 65 Tahun lebih berisiko) serta memiliki
penyakit kronis yang diderita (seperti Diabetes Melitus Hipertensi Kanker Penyakit
kelainan Imun dll)
7 Belum terdapat vaksin dan obat antivirus spesifik untuk virus ini
Pemerintah Indonesia sedang melakukan respon terhadap pandemi COVID-19 Oleh karena
dampak yang cukup berat dapat terjadi di beberapa wilayah maka pemerintah Indonesia akan
meminta bantuan Internasional untuk penanggulangan pandemi
24
Bab 3
Tugas Pokok Masing-Masing Komponen Respon Pandemi
Dalam Rencana Respon Operasi COVID-19 nasional tahun 2020 Kementerian Kesehatan
bersama stakeholder terkait melakukan pengembangan lanjutan untuk meningkatkan Rencana
Respon Operasi nasional dari fokus episenter ke mitigasi dan respon COVID-19 dengan
memasukan peran mitra internasional untuk terlibat dalam respon COVID-19 Berdasarkan
hasil diskusi tersebut respon pandemi terbagi atas 6 komponen tugas dan tanggung jawab
yaitu
1 Pelaksanaan komando dan koordinasi
2 Surveilans
3 Respon medis dan laboratorium
4 Intervensi farmasi
5 Intervensi non farmasi
6 Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
Berikut ini akan dibahas tugas pokok dari masing-masing komponen respon pandemi secara
umum dan berkesinambungan
1 Pelaksanaan Komando dan Koordzinasi
Alur Komando dan Koordinasi
Alur komando dan koordinasi multisektor dan aktivasi Sistem Komando Penanggulangan
Darurat Bencana (SKPDB) COVID-19 seperti di bawah ini
Gambar 41
Alur Komando dan Koordinasi Multi Sektor SKPDB COVID-19
25
Sistem komando dan koordinasi meliputi pemenuhan sumber daya dan koordinasi
Internasional Dalam pelaksanaan komando koordinasi harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut
a Penetapan status darurat bencana berdasarkan analisis risiko tim teknis penyusunan
rencana respon operasi komando respon dan monitoring respon
b Manajemen Bantuan Internasional
Penetapan status bencana menjadi acuan dalam menetapkan permintaan bantuan
internasional
Penggunaan Bantuan Internasional harus sesuai dengan aturan yang berlaku
BNPB melakukan kajian kebutuhan dan mengeluarkan rekomendasi kebutuhan
Pemberi bantuan (Negara Lembaga Internasional Lembaga asing non-pemerintah
lembaga usaha asing dan perseorangan) mengisi formulir daftar bantuan dan
mengirimkannya kepada Kantor Perwakilan Diplomatik RI untuk dilakukan verifikasi
ditembuskan kepada Pos Pendamping Nasional (Pospenas) Posko Penanganan Darurat
Bencana (PDB)
BNPB menerima hasil pengkajian dari Posko PDB dan kemudian menginformasikan
kepada calon pemberi bantuan melalui Kementerian Luar Negeri
Kementerian Luar Negeri melakukan verifikasi yang selanjutnya hasilnya disampaikan
kepada BNPB disertai dengan pemberian izin pemberian bantuan internasional
BNPB selanjutnya menginformasikan secara tertulis terkait bantuan internasional
dimaksud kepada Pospenas PDB Posko PDB
c Outline laporan komunikasi operasional antar stakeholder antara lain
Mengadakan pertemuan harian untuk melaporkan situasi perkembangan harian
Komunikasi melalui sistem informasi yang dibuat pada saat periode tanggap darurat
Hasil pertemuan harian disebarluaskan kepada stakeholder dan ditindaklanjuti oleh tim
pelaksana lapangan
2 Surveilans
Kegiatan surveilans respon pandemi mencakup
1 Analisis data sentinel surveilans COVID-19 Influenza Like Illness (ILI) dan Severe
Acute Respiratory Infection (SARI) baik di level puskesmas dan rumah sakit
(pemerintah dan swasta) sebagai pendekatan untuk mengetahui sirkulasi virus
COVID-19 dan tingkat keparahan penyakit pada kasus COVID-19 baru penyebab
pandemi luasnya penyebaran dan besarnya morbiditas dan mortalitas
2 Deteksi kasus ILI pneumonia dengan memanfaatkan Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon (SKDR) sebagai pendekatan untuk mengetahui apakah virus COVID-19 baru
telah bersirkulasi di Indonesia
3 Melakukan surveilans aktif untuk COVID-19 Pada wilayah yang belum terdapat kasus
dilakukan surveilan aktif pada kasus awal sporadik dan kluster awal dilakukan
pelacakan kontak dan monitoring kontak dan pada daerah dengan transmisi lokal yang
meluas pelacakan kontak dilakukan pada wilayah baru yang belum terdapat kasus
atau pada kasus parah dan dilakukan systematic survey dan sentinel
26
4 Melakukan penyelidikan epidemiologi pelacakan kontak monitoring dan manajemen
kontak pada kasus yang diduga COVID-19 baru untuk dikonfirmasi dan analisis risiko
berkala
5 Melakukan pengumpulan data analisis data monitoring dan evaluasi apakah
intervensi berjalan dengan baik dan apakah penyebaran COVID-19 baru masih
berjalan atau sudah berhenti
6 Menyampaikan data dan analisis data kepada pusdalop
7 Melakukan pengawasan pelaku perjalanan yang berasal dari daerahnegara terjangkit
8 PHEOC berkordinasi untuk menginformasikan data dan hasil analisis epidemiologi
kasus kepada EOC dan PUSDALOP BNPB sebagai bahan pembuatan kebijakan dan
perencanaan
3 Respon Medis dan Laboratorium
Tujuan dari pelaksanaan respon medis di layanan kesehatan (rumah sakit dan puskesmas)
adalah agar terlaksananya deteksi dini kasus COVID-19 implementasi pencegahan dan
penanganan infeksi serta tatalaksana kasus di seluruh sarana pelayanan kesehatan
Respon medis terdiri dari Puskesmas Rumah Sakit non rujukan Rumah Sakit rujukan dan
fasilitas layanan kesehatan lainnya (Praktek dokter umum maupun spesialis Klinik- klinik
pengobatan Balai pengobatan umum maupun khusus) dan institusibangunan khusus
(seperti hotel wisma atlet dsb) dirancang untuk menyediakan pelayanan pengobatan
COVID-19 Semua fasilitas pelayanan kesehatan di luar rumah sakit bila mendapat kasus
suspek COVID-19 harus secepatnya merujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19 atau
pusat perawatan COVID-19 Pada keadaan transmisi luas di masyarakat dan kapasitas
fasilitas kesehatan tidak memadai kasus ringan tanpa risiko dirawat dirumah dengan
edukasi pengendalian infeksi kasus dengan risiko seperti orang tua (gt 65 tahun) dan
orang dengan komorbid dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan pasien dengan kondisi
parah dirujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19
Kementerian Kesehatan telah menetapkan jumlah total rumah sakit rujukan sebanyak 657
Rumah Sakit terdiri dari 132 Rumah Sakit rujukan untuk COVID-19 berdasarkan SK
Menkes dan 525 rumah sakit rujukan di daerah ditetapkan berdasarkan SK Gubernur
Rumah sakit yang ditetapkan sebagai RS rujukan Covid-19 terdiri dari Rumah Sakit milik
Kementerian Kesehatan Kementerian lain TNI POLRI Pemerintah Daerah BUMN
Swasta dan RS Darurat
Kemenkes juga telah menetapkan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-19 yang
terdiri atas
a Laboratorium Rujukan Nasional Pemeriksaan COVID-19 (Balitbangkes melalui Pusat
Penelitian dan Pengembangan BIomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan)
b Laboratorium Pemeriksa COVID-19
Laboratorium pemeriksa COVID-19 merupakan laboratorium yang memenuhi standar
Biosafety Level 2 (BSL-2) dan memiliki alat pemeriksaan Real Time PCR yang terdiri
atas
1) Laboratorium yang memiliki fungsi surveilans dan
2) Laboratorium yang tidak memiliki fungsi surveilans
27
Daftar RS Rujukan COVID-19 dan Laboratorium Pemeriksa COVID-19 terlampir Dan
apabila dibutuhkan rumah sakit rujukan dapat ditambah dan dapat menggunakan juga
Gedung yang dialihfungsikan menjadi pusat perawatan COVID-19
Tugas Respon medis
Aktivasi layanan hotline COVID-19 yang beroperasi 24 jam7 hari
Konsultasi virtual dan telemedicine sebagai titik kontak pertama triase dibentuk
Kemenkes mendirikan klinik demam pusat tes tempat karantina perubahan peran
rumah sakit tertentu untuk kasus ringan dan berat peralihan fungsi hotel sekolah
pusat komunitas dan stadion
Kemenkes melakukan penilaian kesiapsiagaan rumah sakitfasilitas kesehatan
terhadap COVID-19
Rumah Sakit menghitung kapasitas maksimal kapasitas SDM sarana penunjang dan
mengaktifkan pengaturan SDM
Kemenkes memastikan lonjakan SDM pada daerah dengan beban tinggi
Kemenkes menyediakan suplai dan komoditas yang diperlukan rumah sakit
berdasarkan estimasi kebutuhan
Rumah Sakit mengaktifkan ruangan atau area aman untuk semua petugas Rumah
Sakit
Rumah Sakit mempersiapkan kebutuhan logistik seluruh SDM yang bertugas
Puskesmas dan Rumah Sakit non rujukan mengaktifkan Tim Gerak Cepat (TGC)
COVID-19
Puskesmas Rumah Sakit non rujukan mengaktifkan ruangan untuk pemeriksaaan
dengan menerapkan PPI yang aman untuk semua yang berada di Fasilitas Kesehatan
Kemenkes mengembangkan protocol deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen
kasus dan rujukan termasuk manajemen kasus ringan di rumah
Kemenkes memastikan pelatihan dan penyebaran tenaga kesehatan yang ada
Kemenkes melengkapi tenaga kesehatan yang ada dengan pensiunan (untuk bekerja
di lingkungan yang berisiko rendah menempatkan staf yang punya risiko rendah
bekerja mendukung respon COVID-19) tenaga kesehatan yang menganggur yang
masih dilatih dan staf yang diberi wewenang sementara
Kementrian Pendidikan melatih relawan kesehatan (mahasiwa fakultas kedokteran)
untuk memberikan respon COVID-19
Pelayanan telemedicine klinik demam Puskesmas dan rumah sakit rujukan
melakukan deteksi dan merujuk pasien ke rumah sakit rujukan pusat perawatan
COVID-19 dan rumah sakit rujukan melakukan perawatan kasus
Kemenkes memastikan implementasi PPI yang perlu di semua fasilitas kesehatan yang
terlibat
Tugas laboratorium rujukan nasional COVID-19 antara lain
Menerima specimen untuk pemeriksaan COVID-19 atau konfirmasi hasil pemeriksaan
dari laboratorium pemeriksa COVID-19
Menyusun standar operasional prosedur mengenai pengambilan pengelolaan dan
pemeriksaan spesimen COVID-19
Menyusun rekapitulasi hasil pemeriksaan dari seluruh laboratorium pemeriksa COVID-
19 dan melaporkan kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
28
Penyakit sebagai Focal Point International Health Regulation dan Direktur Jenderal
Pelayanan Kesehatan dengan tembusan kepada Menteri Kesehatan
Melakukan uji validasi secara sampling terhadapa specimen positif dan negatif
berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksa COVID-
19
Mengirimkan tes panel pemeriksaan COVID-19 ke laboratorium pemeriksa COVID-19
dalam rangka pemantauan mutu eksternal (Quality AssuranceQuality Control)
Melakukan supervisi dan pembinaan teknis ke laboratorium pemeriksa COVID-19
Tugas laboratorium pemeriksa COVID-19 antara lain
bull Menerima spesimen untuk pemeriksaan COVID-19 dari rumah sakitdinas
kesehatanlaboratorium kesehatan lainnya
bull Melakukan pemeriksaan screening pada spesimen COVID-19 menggunakan form dan
standar operasional prosedur yang telah ditetapkan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
bull Mengirimkan seluruh spesimen untuk uji validitas ke laboratorium rujukan nasional
COVID-19 dengan segera tanpa menunggu hasil pemeriksaan
bull Mengirimkan hasil pemeriksaan positif dan negatif COVID-19 kepada Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan melalui Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
bull Menginformasikan hasil pemeriksaan positif dan negatif kepada rumah sakit pengirim
untuk keperluan diagnosis dan tatalaksana kasus serta dinas kesehatan domisili pasien
untuk kepentingan penyelidikan epidemiologi dan
bull Memberikan feedback kepada rumah sakitdinas kesehatanlaboratorium kesehatan
lainnya apabila terdapat kekeliruan dalam penggunaan material atau media pada
spesimen yang diterima
Dalam melaksanakan pemeriksaan COVID-19 laboratorium yang tidak memiliki fungsi
surveilans berkoordinasi dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan
Pengendalian Penyakit (BBTKL PP) atau Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK)
sesuai wilayah kerjanya
Apabila kapasitas pemeriksaan PCR yang ada saat ini tidak mencukupi Kementerian
kesehatan akan berupaya untuk penggunaan pemeriksaan PCR lainnya sesuai dengan
ketersediaan yang ada saat ini di Indonesia
4 Intervensi Farmasi
Intervensi farmasi berkaitan dengan pengadaan distribusi obat dan alat kesehatan
dengan menggunakan jalur rutin atau pun jalur alternatif dalam penanggulangan yang
melibatkan
1 Tenaga kesehatan dan asisten apoteker untuk menyiapkan kebutuhan dan menyimpan
antiviral (jika tersedia) dan obat suportif lainnya yang dibutuhkan
2 Tenaga kesehatan dan asisten apoteker surveilans untuk mendistribusikan alokasi
antiviral (jika tersedia) dan obat suportif lainnya
29
3 Tenaga dokter dan perawat melakukan deteksi dan pemilihan kasus COVID-19 dan
non COVID-19 Tenaga dokter perawat paramedik lainnya melakukan pelayanan
medik kesehatan kepada penderita COVID-19 dan penyakit lain
4 Pemerintah memastikan ketersediaan obat esensial obat supportif diagnostic dan
peralatan prioritas pelayan KIA penyakit menular lainnya penyakit kronis dialisa
trauma dan kedaruratan lainnya
5 Berkolaborasi dengan WHO untuk melakukan pengujian obat antiviral (apabila
tersedia) Uji klinis dan intervensi pharmasi lainnya
6 Untuk mengurangi beban fasilitas kesehatan triase dapat dilakukan dengan
berkolaborasi dengan layanan medis online seperti halodoc klikdock dengan
menggunakan algoritme sesuai pedoman COVID-19 Kemkes
7 Identifikasi dan mobilisasi sumber daya dan distribusi sumber supply medis peralatan
medis yang diperlukan dan alat pelindung diri serta tenaga medis untuk membantu
dalam respon pandemi
8 Kemenkes menyipakan aturan persetujuan otorisasi pasar dan pengawasan pasca-
pasar untuk produk-produk COVID-19 (mis diagnostik laboratorium terapi vaksin)
ketika tersedia
9 Kemenkes merencanakan mengembangkan SOP dsb untuk implementasi jalur aturan
yang berbeda MOU dengan pihak lain
10 Kemenkes berkoordinasi dan mengatur donasi produk kesehatan
11 Kemenkes melakukanberpartisipasi dalam kegiatan penelitian termasuk percobaan
klinis
12 Kemenkes memastikan jaminan kualitas produk medis
Kemenkes untuk mendukung ethical review yang cepat dalam situasi darurat tanpa
membahayakan perlindungan subjek manusia dan untuk memastikan bahwa penelitan
yang relevan dan kritis dapat dilakukan sementara kedaruratan kesehatan masyarakat
masih terjadi
Kemenkes untuk memprioritaskan proyek penelitian yang tidak mengambil personil
peralatan fasilitas dan sumber daya dari respon wabah tetapi sejalan dengan prioritas dan
kegiatan yang konsisten dengan upaya respon
5 Intervensi Non Farmasi
Semua sektor memberlakukan keberlangsungan usaha dan menjaga keberlangsungan
usaha sektor esensial untuk tetap beroperasi pada saat pandemic Sektor esensial dan
perannya dalam penanggulangan pandemi
1 Kementerian Kesehatan menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
untuk ProvinsiKabupatenKota yang telah memenuhi persyaratan untuk diterapkannya
PSBB sesuai Permenkes Nomor 9 tahun 2020
2 Perhubungan untuk menjamin lalu lintas kebutuhan logistik dan kebutuhan APD
farmasi lainnya dan membuat rekayasa lalu lintas dan spot chek poin apabila
diberlakukan karantina terbatas di suatu wilayah Melakukan pembatasan angkutan
umum apabila diperlukan seusai analsisi risiko
3 Kemenkopolhukam kementerian pertahanan perangkat Keamanan negara Badan
Intelejen Negara Bersama kepolisian dan didukung tentara menjamin keamanan di
pintu masuk Negara dan keamanan lalu lintas logistik non farmasi dan farmasi
Menjaga keamanan masyarakat pada saat pandemic dan mendukung intervensi non
30
pharmasi lainnya seperti karantina rumah karantina wilayah (apabila diperlukan)
pembatasan sosial penutupan sekolah penutupan tempat hiburan spot chek point di
daerah perbatasan wilayah dan menjaga stabilitas keamanan
4 Kementerian Perdagangan menjamin ketersediaan bahan logistik dan distribusi yang
diperlukan dan kestabilan pasokan bahan pangan pokok untuk masyarakat terdampak
Dan sektor Perdagangan dan sektor industri mendukung pemerintah dalam
memproduksi Alat Pelindung Diri dan supply lainnya yang diperlukan selama pandemi
dan menjaga kestabilitasan perindustrian
5 Kementerian pertanian Indoensia menjaga keberlangsungan pertanian untuk
keberlangsungan supply bahan pokok
6 Sosial untuk penyediaan Dapur Umum Lapangan Layanan Dukungan Psikososial
pemenuhan kebutuhan dasar jaminan sosial bagi korban pandemi
7 Pendidikan menyediakan platform Pendidikan untuk jarak jauh melalui online selama
pandemik
8 Perekonomian mendukung pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi
9 Bank Indonesia menjaga stabilitas rupiah
10 Bulog menjaga kestabilitasan pangan pokok di daerah terdampak
11 PMI Bersama NGO lainnya memberikan dukungan respon pandemic kepada
pemerintah dan juga keterlibatan masyarakat dalam respon pandemic
12 Kementerian dalam negeri mengeluarkan edaran mengenai respon pemerintah daerah
dalam respon pandemic termasuk pembentukan gugus tugas di daerah
13 Kementerian luar negeri berkoordinasi untuk evakuasi WNI dari daerah yang
terdampak pada awal epidemi (apabila diperlukan) dan berkordinasi dengna
pemerintah negara yang terjankit unutk memonitor kondisi WNI di degara terjangkit
Dan apabila kasus sudah masuk ke Indoensia berkoordinasi dengan pemerintah
negara lain mengenai kasus WNA yang terdeteksi di Indoensia Dalam hal ii dapat
bekerjasama dengan IHR focal point Indonesia
14 Kementerian agama memberikan edaran mengenai intervensi yang dilakukan
bekerjasama dengan tokoh agama (contohnya penutupan masjid gereja maklumat
MUI dll)
15 Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia
melakukan pendekatan melalui desa unutk pelibatan tokoh masyarakat dalam respon
pandemi dan pemakaian dana desa untuk respon pandemic
16 Kementeian Energi Sumber Daya Mineral Indoensia memastikan sektor esensial
seperti PLN Gas negara Bahan bakar Air tetap menjaga keberlangsungan usahanya
selama pandemi Pertamina Bahan Bakar sebagai sumber energi seluruhnya Listrik
PLN perannya menyediakan penerangan dan sebagai sumber energi PDAM
perannya menyediakan air bersih dan air minum sebagai kebutuhan dasar dan
hygiene sanitasi perorangan
17 Kementerian hukum dan hak asasi manusia menyusun hukum dan peraturan untuk
percepatan penanganan pandemi dan intervensi yang dilakukan Dan juga membuat
protokol unutk pandemi bagi perangkat hukum dan fasilitasnya seperti pencegahan
deteksi dan rujukan kasus di baan pemasyarakatan
18 Kementerian ketenagakerjaan Indoensia membuat protokol unutk tenaga kerja dan
pelaku usaha pada saat pandemi termasuk juga untuk pekerja migran Termasuk
pemberlakuan bekerja dari rumah pada masa sosial distancing pembatasan sosial
19 Kementerian Keuangan memastikan tersedianya anggaran nasional dan daerah untuk
respon pandemi
31
20 Kementerian Komunikasi dan Informatika mendukung respon pandemi dengan
mendukung komunikasi dan menjaga keberlngsungan sarana telekomunikasi untuk
respon pandemi (Internet telephone) memberikan fasilitas tool free untuk hotline
pandemi dan SMS blast serta iklan layanan masyarakat unutk pandemic
Telekomunikasi menyediakan kebutuhan informasi dan komunikasi antar individu
21 Kementerian Lingkungan hidup dan kehutanan Indonesia menyusun protokol untuk
desinfeksi lingkungan yang aman untuk masyarakat
22 Kementeiran Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia dapat bekerjasama
untuk mengidentifikasi fasilitas apartment dan mempersiapkan fasilitas untuk
alihfungsi gedung fasilitas unutk respon pandemic termasuk untuk tempat perawatan
COVID-19
23 Kementerian riset dan Teknologi bekerjasama dengan kementerian Pendidikan
termasuk Universitas dan perangkat negara lainnya untuk melakukan modeling
prediksi kasus COVID-19 di Indoensia dan mengorganisasi penelitian mengenai
COVID-19 di Indoensia termasuk membuat road map dan protokol penelitian di
Indonesia sejalan dengan road map penelitian nasional Hal ini dilakukan
bekerjasama dengan Litbangkes Kementerian Kesehatan
24 Kementerian Perencanaan Pembangungan Nasional RI menyusun perencanaan
respon COVID-19 dengan menggunakan modeling yang dibuat bersama dengan
Kementerian Riset dan Teknologi
25 Kementerian BUMN mendukung keberlangsungan BUMN untuk menjalankan fungsi
pelayanan publik esensial dan identifikasi fasilitas BUMN yang dapat dialihfungsikan
untuk respon COVID-19 termasuk menjadi tampat perawatan COVID-19 Dapat
bekerjasama dengan kementerian lainnya contohnya bekerjasmaa dengan
Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk menggunakan stadium fasilitas oleh raga
untuk perawatan COVID-19 atau bekerjasmaa dengan Pusat Haji untuk menggunakan
asrama haji untuk tempat perawatan COVID-19
26 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah membuat protokol
keberlangsungan usaha untuk pengusaha kecil dan menengah dan mendukung
keberlangsungan usaha kecil dan menegan pada saat respon pandemic
27 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif untuk memberikan edaran kepada sektor
pariwisata untuk kewaspadaan COVID-19 menutup sektor pariwisata apabila
diperlukan pada pemberlakuan pembatasan sosial Memberikan informasi komunikasi
risiko kepada stakeholder sektror pariwisata
Stakeholder yang bergerak di bidang intervensi non pharmasi adalah menyusun dan
monitoring implementasi protokol untuk sektor non kesehatan seperti protokol publik
protokol transportasi umum protokol di sektor edukasi protockol di sektor
perdaganganprotokol socialphysical distancing protokol penutupan pusat
keramaian tempat hiburan pusat perbelanjaanmall penutupan sekolah termasuk
pengaturan kehidupan masyarakat yang terkait lainnya
32
6 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat
Tim komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat terdiri dari 2 tim teknis yakni Tim Promosi
Kesehatan (TPK hewan dan manusia) dan Tim Sentra Media (TSM) Tim-tim ini bertugas
untuk
a Promosi Kesehatan
1) Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam
mengatasi COVID-19
2) Menginformasikan ke masyarakat langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan
dan tidak boleh dilakukan dalam menghadapi situasi pandemi
3) Mengumpulkan data dan informasi secara rutin dan setiap ada perkembangan
situasi yang khusus yang dilaporkan Tim Penanggulangan atau tim lainnya yang
terkait
4) Mengolah dan mengelola data dan informasi terkumpul
5) Membuat papan informasi internal yang memuat informasi esensial (kontak peta
wilayah dll) dan data informasi terbaru
6) Mengatur jenis media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dan saluran
informasi bagi target yang berbeda-beda
7) Menetapkan jadwal distribusi informasi berdasar jenis media KIE dan saluran
8) Menyusun pesaninstruksi per topik dengan masukan dan koordinasi dengan ahli
teknis sesuai target dan saluran informasi
9) Mendistribusikan informasi instruksi pesan (yang mungkin berbeda-beda)
berdasarkan target jenis media KIE dan saluran informasi
b Sentra Media
1) Memastikan informasi dari TPK dapat disebarkan ke masyarakat melalui berbagai
media massa
2) Bekerja sama dengan juru bicara dan TPK untuk menyebarkan informasi Membuat
pointers dari pemantauan berita-isu publik dan perkembangan situasi dari unit
teknis kepada juru bicara
3) Memantau pemberitaan dan isu di media masa dan media sosial yang berkembang
di masyarakat serta memastikan agar masyarakat menerima informasi yang akurat
pada waktu yang tepat
4) Mengatur arus informasi internal dan eksternal (untuk konsumsi publik) dan
memastikan bahwa informasi kepada media sudah diubah ke dalam format yang
dapat dengan mudah digunakan oleh media cetak radio dan televisi (siaran pers
ad-lips talkshow video news release)
5) Melayani kebutuhan media masa
6) Menyelenggarakan temu media secara berkala
7) Memastikan bahwa media dan publik serta pihak-pihak terkait (kementerian
lembaga kedutaan besar badan-badan PBB ormas LSM dan swasta)
memperoleh berita informasi terakhir secara rutin
8) Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketepatan pesan-pesan
kunci yang ingin dipublikasikan
9) Memastikan data yang dapat dibagikan ke publik dan menahan informasi sensitif
dengan media massa
33
Bab 4
Konsep Operasi dan Pelaksanaan Respon Pandemi
41 Konsep Operasi Rencana Pelaksanaan Respon Pandemi Konsep operasi pelaksanaan respon pandemi berdasarkan framework kebencanaan
nasional mengacu pada bagan sebagai berikut
Tabel 41
Konsep Operasi Pelaksanaan Respon Berdasarkan Framework Kebencanaan Nasional
Pernyataan Definisi Operasional Prinsip Operasi Koordinator
Komando
Kesiapsiagaan Belum terdapat kasus COVID-19 di Indonesia
Penguatan surveilans deteksi dini dan pencegahan
Kemenkes (Provinsi dan KabupatenKota Kepala Daerah)
Siaga Darurat Awal masuk kasus ke Indonesia (Kasus awal dan sporasik kasus)
Deteksi kasus pelacakan kasus dan isolasi kasus
Kemenkes (Provinsi dan KabupatenKota Kepala Daerah)
Tanggap Darurat Terdapat minimal 2 klaster sampai COVID-19 yang meluas di Indonesia
Deteksi kasus pelacakan kasus mitigasi pandemi Physical distancing business continuity plan (BCP)
Nasional BNPB Daerah Kepala Daerah
Rehabilitasi Tidak ditemukan kasus baru setelah dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir
Surveilans ketat deeskalasi respon rehabilitasi fungsi komponen yang terlibat dalam penanggulangan COVID-19
Kepala Daerah
Pada saat WHO mengeluarkan pernyataan pandemi maka Kementerian Kesehatan
bersama dengan Kemenko PMK akan melaporkan hal ini kepada Presiden dan sesuai
dengan Inpres No 4 Tahun 2019 maka Presiden akan menunjuk komandan untuk
kesiapsiagaan dan respon untuk penanggulangan
Trigger kriteria penetapan status dan respon untuk setiap status yaitu
a Status siaga darurat ditentukan oleh Kementerian Kesehatan RI
b Status darurat bencana ditetapkan oleh Presiden RI atas rekomendasi Kemenkes
BNPB dan Kementerian lain yang terlibat dan relevant
Pada saat kesiapsiagaan (belum terdapat kasus COVID-19 di Indonesia terdeteksinya
kasus di Indonesia kasus awal dan sporadik kasus di Indonesia maka Menteri Kesehatan
melaporkan kepada Presiden untuk merekomendasikan penetapan siaga darurat
Kemenkes akan melakukan analisis risiko berkala dan melaporkan kepada Presiden
Dalam tahap ini Presiden akan menunjuk komandan untuk melakukan koordinasi lintas
sektor untuk melakukan respon
Apabila adanya peningkatan kasus di Indonesia dimana kasus pandemi sudah menyebar
luas di Indonesia berdasarkan analisis risiko yang disampaikan oleh Kemenkes situasi
tersebut dilaporkan kepada presiden dan presiden menetapkan tanggap darurat dan
menunjuk komandan untuk melakukan koordinasi lintas sektor untuk melakukan respon
34
Pos pendampingan akan diberikan oleh pusat ke daerah bila pos pendampingan untuk daerah yang terdampak diperlukan
Struktur komando dan koordinasi akan dibuat di tingkat nasional provinsi dan kabupatenkota (Seperti organogram dibawah ini)
Gambar 41
Struktur Pos Pendampingan SKPDB (Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana)
Pendanaan kesiapsiagaan menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan RI dan
bantuan hibah dari dunia usaha donatur dan bantuan luar negeri Pendanaan pada
penanggulangan pandemi (periode tanggap darurat) menggunakan dana siap pakai yang
tersedia di Kementerian Keuangan dan dapat dipergunakan oleh BNPB pada masa
tanggap darurat pada tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota dapat menggunakan DTT
(Dana Tak Terduga) BTT (Biaya Tak Terduga)
Biaya untuk penyediaan darurat bencana penanganan operational ground handling
personil logistik dan peralatan pengemasan pelabelan distribusi bantuan ke lokasi
Pos Lapangan
KabKota
Pos Pendukung (Bantuan
Internasional)
Pos Lapangan
Pos Lapangan
Pos Lapangan
Posko Nasional PDB
Pos Pendamping Wilayah
Nasional
Provinsi
Notes Pendampingan Komando
35
tujuan pemusnahan dan re-ekspor menjadi tanggung jawab pemberi bantuan
internasional
Tempat Transit terbagi atas
bull Bandar Udara
bull Pelabuhan Laut
bull Pos Lintas Batas Negara
bull Pangkalan Militer jika kapasitas pintu masuk keluar bantuan tidak memadai
Indikator Siaga Darurat
1) Meningkatnya angka kasus COVID-19 di beberapa negara di dunia
2) Terindentifikasinya 1 orang pasien positif COVID-19 di Indonesia
Indikator Tanggap Darurat
1) Sebaran angka kasus COVID-19 telah terjadi di lebih dari satu provinsi di Indonesia
atau adanya lebih dari dua kluster di provinsi yang sama
2) Terjadi Transmisi COVID-19 di komunitas
3) Angka kesakitan COVID-19 menunjukkan kenaikan 2 kali atau lebih selama dalam
dua kali masa inkubasi (2 x 5 hari) berturut-turut
4) Dilaporkan adanya petugas kesehatan yang terjangkit COVID-19
5) Jumlah rata-rata penderita baru COVID-19 akibat penularan manusia ke manusia
dalam satu kawasancluster menunjukkan kenaikan 2 kali lipat dalam 2 minggu
terakhir
6) Case Fatality Rate menunjukkan peningkatan dalam 2 minggu terakhir
7) Penanganan Wabah COVID-19 yang melebihi daya dukung Sumber Daya
Kesehatan
8) Terganggunya layanan pemerintahan maupun layanan vital lainnya akibat wabah
COVID-19
9) Terjadinya gangguan pada sektor keamanan ketertiban sosial maupun ekonomi
10) WHO menyatakan PHEIC pandemic COVID-19
Kondisi masuk pada tahap tanggap darurat apabila memenuhi sekurang-kurangnya 3 indikator
dari indikator skenario kejadian
Indikator Transisi Darurat ke Pemulihan
Indikator skenario kejadian
1) Penurunan signifikan pada incident case
2) Dalam 14 hari dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak terdeteksi kasus baru
dengan surveilans ketat
3) Aktivitas layanan kesehatan pemerintahan sosial dan ekonomi masyarakat telah
pulih seperti kondisi sebelum Pandemi
36
42 Fungsi
421 Komando dan Koordinasi
Pada saat kesiapsiagaan setiap stakeholder melakukan kegiatan kesiapsiagaan
sesuai dengan tupoksinya masing-masing Kementerian kesehatan mengeluarkan
surat edaran kesiapsiagaan terhadap kasus COVID-19 baru di rumah sakit pintu
masuk pelayanan kesehatan dasar dan dinas kesehatan
Kemenkes bertugas sebagai koordinator dan pusat krisis sebagai pelaksana harian
pada saat kesiapsiagaan dan siaga darurat Pusat krisis akan mengkoordinir segala
aktivitas untuk kesiapsiagaan dan siaga darurat Seluruh komponen penanggulangan
yang berada di lingkungan Kementerian Kesehatan berkoordinasi dengan pusat krisis
kesehatan melalui Public Health Emergency Operations Centres (PHEOC) PHEOC
melakukan kegiatan surveilans berdasarkan IBF analisis risiko dan Penyelidikan
Epidemiologi (PE)
Pusat krisis kesehatan akan melakukan koordinasi dengan lintas sektor lainnya
termasuk BNPB apabila memerlukan sumber daya tambahan untuk keperluan
kesiapsiagaan dan siaga darurat Alur komando dan koordinasi pada saat siaga darurat
adalah seperti di bawah ini
Gambar 42
Alur komando dan koordinasi pada saat siaga darurat
Aktivasi sub klaster sesuai dengan kebutuhan berdasarkan hasil analisis risiko yang
dilakukan PHEOC dan pusat krisis
Komandan Menkes (Pelaksana Harian Pusat Krisis) -Emergency
Operation Centre
Tim Data amp Informasi dan Humas Pusdatin dan Rokomyanmas
Tim Logistik Kesehatan Farmalkes
Tim Promosi Kesehatan
Rokomyanmas
Koordinator Sub
Klaster Pelayanan
Kesehatan
Yankes
Koordinator Sub Klaster
Pengendalian Penyakit P2P (PHEOC) dan IHR
Focal Point
Koordinator
Sub Klaster
Pelayanan Gizi Dit Gizi
Koordinator
Sub Klaster
Kesehatan Jiwa Keswa
Koordinator Sub Klaster
Kesehatan
Reproduksi Kesga
Sub Klaster
DVI
BNPB
WHO IHR
Focal Point
37
Pada saat di deteksi kasus baru pandemi di Indonesia maka IHR focal point akan
memberikan notifikasi kepada WHO dan berkoordinasi dengan humas dan pusat krisis
untuk melakukan respon IHR National Focal point dapat berkoordiansi dengan WHO
National focal point untuk mobilisasi sumber daya Internasional yang dibutuhkan
contohnya dengan Global Outbreak Alert and Response Network (GOARN) untuk
mendukung respon di Indonesia
Pusat Krisis Kesehatan melakukan pertemuan koordinasi berkala untuk sektor
kesehatan dan sub kluster sektor kesehatan dengan melibatkan partner NGO
organisasi Internasional
Gugus Tugas Percepatan Penangangan Covid-19
Untuk Penanggulangan COVID-19 Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden no 7
tahun 2020 mengenai Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Diseases
2019 (COVID-19) Operasi respon dan Mitigasi COVID-19 pada tingkat pusat
dilaksanakan oleh gugus tugas ini dengan tujuan untuk
a meningkatkan ketahanan nasional di bidang kesehatan
b mempercepat penanganan COVID-19 melalui sinergi antar kementerian
lembaga dan pemerintah daerah
c meningkatkan antisipasi perkembangan eskalasi penyebaran COVID-19
d meningkatkan sinergi pengambilan kebijakan operasional dan
e meningkatkan kesiapan dan kemampuan dalam mencegah mendeteksi dan
merespons terhadap COVID-19
Gugus tugas ini terdiri dari Pengarah dan Pelaksana Pengarah memiliki tugas untuk
memberikan arahan kepada Pelaksana dalam melaksanakan percepatan penanganan
COVID-19 dan melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penanganan
COVID-19
Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 memiliki tugas
a) menetapkan dan melaksanakan rencana operasional percepatan penanganan COVID-
19
b) mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan
COVID-I9
c) melakukan pengawasan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-19
mengerahkan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan
COVID-L9 dan
d) melaporkan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-L9 kepada Presiden dan
Pengarah
Dalam melaksanakan tugasnya gugus tugas ini dibantu oleh sekretariat yang
berkedudukan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang memberikan
dukungan teknis dan administrasi kepada gugus tugas tersebut
38
Pada tingkat sub nasional dibentuk juga gugus tugas percepatan penganan COVID-19
yang berkoordiansi dengan gugus tugas pusat Biaya untuk pelaksanaan
penanggulangan COVID-19 dibebankan kepada anggaran pendapatan dan belanja
negara belanja daerahatau sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai d
engan ketentuan
Susunan keanggotaan Gugus Tugas Percepatan Penanganan
COVID-19 terdiri atas
A Pengarah
1 Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
2 Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan
3 Menteri Kesehatan dan
4 Menteri Keuangan
B Pelaksana
Ketua Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Wakil Ketua 1 Asisten Operasi Panglima Tentara Nasional Indonesia dan
Wakil Ketua 2 Asisten Operasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Anggota
1 Unsur Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan
2 Unsur Kementerian Kesehatan
3 Unsur Kementerian Dalam Negeri
4 Unsur Kementerian Luar Negeri
5 Unsur KementerianPerhubungan
6 Unsur Kementerian Komunikasi dan Informatika
7 Unsur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
8 Unsur Kementerian Agama
9 Unsur Badan Nasional Penanggulangan Bencana
10 Unsur Tentara Nasional Indonesia
11 Unsur Kepolisian Negara Republik Indonesia dan
12 Unsur Kantor Staf Presiden
39
Pada saat tanggap darurat maka alur komando dan koordinasi seperti dibawah ini
Gambar 43
Alur Komando dan Koordinasi Pada Saat Tanggap Darurat
Tugas dan fungsi alur komando dan koordinasi adalah sebagai berikut
1 Komandan
a Mengaktifkan dan meningkatkan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops)
menjadi Pos Komando Tanggap Darurat
b Membentuk Pos Komando Lapangan (Poskolap) di lokasi bencana di bawah
komando Pos Komando Tanggap Darurat Bencana
c Membuat rencana operasi mengorganisasikan melaksanakan dan
mengendalikan operasi tanggap darurat bencana
d Melaksanakan komando dan pengendalian untuk pengerahan sumber daya
manusia peralatan logistik dan penyelamatan serta berwenang
memerintahkan para pejabat yang mewakili instansi lembaga organisasi yang
terkait dalam memfasilitasi aksesibilitas penanganan tanggap darurat bencana
e Melaksanakan evaluasi melalui rapat koordinasi yang dilaksanakan minimal
satu kali dalam sehari untuk menyusun rencana kegiatan berikutnya
f Komandan Tanggap Darurat bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI
2 Wakil Komandan
a Membantu komandan Tanggap Darurat Bencana dalam merencanakan
mengorganisasikan melaksanakan dan mengendalikan komando tanggap
darurat bencana
b Mengkoordinir tugas-tugas sekretariat humas keselamatan dan keamanan
serta perwakilan instansi lembaga
c Mewakili Komandan Tanggap Darurat Bencana apabila berhalangan
d Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana bertanggung jawab langsung
kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana
Tim Pengarah
Menko PMK
Menko Polhukam
Menkes
Menteri keuangan
WHO IHR Focal Point
IHR National Focal Point
40
3 Sekretariat
a Menyelenggarakan administrasi umum dan pelaporan
b Pelayanan akomodasi dan konsumsi bagi personil Komando Tanggap Darurat
Bencana
c Sekretaris bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat
Bencana
4 Bagian Perencanaan
a Mengumpulkan dan menginventarisasi sumber daya (personil peralatan dan
dana) yang ada di masing-masing instansi
b Mengevaluasi menganalisis data dan informasi yang berhubungan dengan
penanganan tanggap darurat bencana serta menyiapkan dokumen rencana
operasi tanggap darurat
c Kepala Bidang Perencanaan bertanggung jawab langsung kepada Komandan
Tanggap Darurat Bencana
5 Bagian Humas
a Menghimpun data dan informasi penanganan bencana yang terjadi
b Membentuk jaringan informasi dan komunikasi serta menyebarkan informasi
tentang bencana ke media massa dan masyarakat luas atas persetujuan
komandan tanggap darurat
c Mendokumentasikan seluruh kegiatan posko tanggap darurat
d Kepala Humas bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap
Darurat Bencana
6 Perwakilan Kementerian Lembaga (KL)
a Perwakilan KL terkait bertugas membantu Komandan Tanggap Darurat
bencana berkaitan dengan permintaan dan pengerahan sumber daya yang
dibutuhkan dari KL
b Perwakilan KL secara operasional bertanggung jawab langsung kepada
Komandan Tanggap Darurat Bencana atas pelaksanaan tugasnya dan secara
administratif bertanggung jawab kepada pimpinan KL terkait
422 Surveilans
Kegiatan surveilans epidemiologi dilakukan mulai dari sebelum timbul pandemi sampai
dengan pasca penanggulangan dengan sasaran populasi yang berisiko yaitu
masyarakat dan petugas Pelaksanaan surveilans berdasarkan lokasinya dibedakan
menjadi
a Surveilans wilayah yang meliputi wilayah kasus dan penanggulangan rumah sakit
yang merawat kasus Puskesmas Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya serta wilayah berisiko
41
b Surveilans yang dilakukan di pintu masuk keluar suatu wilayah dan yang meliputi
bandar udara pelabuhan Pos Lintas Batas Darat (PLBD) Kegiatan surveilans di
wilayah dan pintu masuk negara pada setiap status
o SOP surveillans pada setiap status merujuk pada Pedoman Surveilans
epidemiologis COVID-19 di Indonesia (Kemenkes 2020) Pedoman Surveilans
Sentinel ILI Pedoman Surveilans SIBI (Surveilans ISPA Berat di Indonesia)
Pedoman SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan pedoman
nasional COVID-19
o SOP penilaian risiko pada setiap status yang merujuk pada Risk Assessment
for Acute Public Health Event WHO 2010 dan Pedoman Nasional COVID-19
Kemkes 2020
c Sumber daya manusia untuk melakukan surveilans termasuk roster
epidemiologist dll Tim TGC dan Pejabat Karantina Kesehatan (analis
laboratorium klinisi perawat epidemiologi)
d SOP untuk COVID-19 Severity Assessment (PISA) Siapa yang melakukan dan
indikator apa yang akan dipakai
e Metode modeling pandemi yang mungkin dilaksanakan dan institusi yang dapat
membantu dalam pelaksanaannya
f SOP terkait pencatatan dan alur pelaporan surveilans COVID-19 merujuk pada
- Pedoman COVID-19 Kemenkes RI 2020
- Annex 2 IHR Decision instrument for the assessment and notification of
events that may constitute a public health emergency of international
concern 2010
g Pengawasan kekarantinaan kesehatan terdiri dari pengawasan saat kedatangan
pengawasan saat keberangkatan dan pengawasan lingkungan
Tindakan kekarantinaan kesehatan terdiri dari
o Karantina isolasi
o rujukan disinfeksi dan atau dekontaminasi terhadap orang sesuai indikasi
o Pembatasan sosial berskala besar
o Disinfeksi dekontaminasi disinseksi dan atau deratisasi terhadap alat
angkut dan barang
o Penyehatan pengamanan dan pengendalian terhadap media lingkungan
Di tingkat daerah juga dapat dibentuk Gugus Tugas dengan struktur yang sama
dengan struktur nasional
423 Respon Medis dan Laboratorium
Pada kondisi pandemi sudah teridentifikasi dan siap melaksanakan pelayanan kasus
COVID-19 harus sesuai dengan pedoman dan standar Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI) yg benar yaitu
o Layanan primer
o Rumah Sakit
o Farmasi
o Laboratorium
42
Respon medis dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) untuk kasus
parah dan moderate sedangkan untuk kasus ringan dilakukan pengawasan di
Puskesmas atau pelayanan telemedicine dan rumah Tata laksana kasus pandemi
dengan memperhatikan infeksi
Pada kasus ringan operasional dan pemberdayaan yang dilakukan di puskesmas
antara lain
1) Pasien suspek diperiksa di puskesmas klinik dengan menerapkan PPI
berbasis standar kontak dan droplet disarankan melalui telemedicine
2) Pasien suspek dapat melakukan karantina mandiri dengan edukasi etika batuk
cuci tangan dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
3) Kasus suspek moderate dan parah yang terjadi pada kelompok risiko tinggi (usia
diatas 60 tahun memiliki komorbid) dirujuk ke rumah sakit untuk di tes dan
diberikan pengobatan jika diperlukan
4) Kasus supek dengan gejala ringan dan tidak terjadi pada kelompok risiko tinggi
mendapatkan obat simptomatik di rumah
5) Status kesehatan kasus suspek dipantau melalui telemedicine atau cara lainnya
6) Puskesmas melaporkan ke dinas kesehatan setempat
7) Petugas puskesmas mengawasi perjalanan penyakit kasus suspek (surveilans
aktif) dan melakukan contact tracing pasien dan mengkarantina kontak serta
memonitor status kesehatan kontak selama 14 hari
8) Kasus suspek dengan perburukan klinis akan dirujuk ke RS rujukan
9) Petugas puskesmas dengan ambulance khusus siap menjemput kasus suspek
dari rumah ke RS rujukan
10) Komunikasi risiko internal puskesmas
11) Skrining seluruh petugas di puskesmas
12) Menjaga keberlangsungan pelayanan
Selain itu dalam penanggulangan COVID-19 Puskesmas juga diharapkan dapat
melaksanakan tiga fungsi utamanya yaitu
1 Sebagai Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Melakukan surveilans COVID-19 ILI dan pneumonia untuk mendeteksi dini
adanya suspek COVID-19
Melapor ke Dinas Kesehatan kabupaten kota bila ditemukan adanya suspek
COVID-19
Bersama tim Dinas Kesehatan kabupaten kota melakukan penyelidikan
epidemiologi (tes isolasi kasus pelacakan kontak karantina kontak dan
pemantauan status kesehatan kontak selama 14 hari)
Koordinasi lintas sektor tingkat kecamatan tentang adanya kasus suspek
COVID-19 dan pengendalian melalui pimpinan wilayah kecamatan
2 Sebagai Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Diseminasi KIE tentang adanya kasus COVID-19 pada manusia untuk deteksi
dini pencegahan penularan pelaporan dan pengobatan segera melalui tokoh
masyarakat agama kader kesehatan LSM Ormas dan UKBM Upaya
43
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (poskesdes poskestren posyandu
polindes posdayandu dll)
Pemberdayaan masyarakat melalui UKBM (kader dasa wisma kader posyandu
desa siaga atau kegiatan berbasis masyarakat lainnya yang berjalan di daerah
tersebut) untuk melakukan deteksi dini pencegahan penularan dan rujukan
kasus COVID-19
3 Sebagai Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Pada dasarnya Puskesmas tidak melakukan perawatan pasien suspek karena
keterbatasan sarana prasarana tenaga serta untuk mencegah meluasnya
penyebaran penularan dari manusia ke manusia
Pada kasus sedang dan berat dilakukan di rumah sakit antara lain
1 Pelayanan di ruang rawat isolasi dengan tetap menerapkan prinsip PPI
2 Pemberian obat simptomatik
3 Pelayanan di ruang ICU dengan tetap menerapkan prinsip PPI
4 Pengaturan shift petugas yang ketat untuk mencegah kelelahan
5 Pengaktifan ruang ldquoantarardquo (untuk decont) dan ruang tekanan negatif dan steril
khusus untuk petugas beristirahat
6 Monitoring dan evaluasi semua petugas dan layanan yg diberikan
Di Rumah Sakit dilakukan pengaktifan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu (SPGDT) antara lain
bull Jumlah tempat tidur
bull Jumlah ICU
bull Ketersediaan ventilator (jumlah dan jenis)
bull Peralatan terapi oksigen
bull Ruang pemulasaran jenazah
bull Laboratorium
bull Farmasi obat APD
bull Instalasi gizi (petugas dan pasien)
bull CSSD (Central Sterilization Supply Department) Instalasi Pusat Pelayanan
Sterilisasi
bull Kesehatan lingkungan
Rumah sakit rujukan yang ditunjuk berfungsi sebagai pusat perawatan COVID-19 Rumah
sakit tersebut mengaktifkan rencana kesiapsiagaan dan respon pandemi di rumah sakit
dengan
a Penambahan ruangan perawatan untuk COVID-19 mengirimkan pasien lain ke
rumah sakit lain
b Menyediakan terapi oksigen bagi pasien dengan kondisi parah
c Menyediakan ruang rawat ICU dan pemenuhan kebutuhan terapi oksigen dan
ventilator untuk pasien dengan kondisi kritis (perhitungan lihat tabel di lampiran)
d Membuat prioritas perawatan untuk pasien lainnya Pasien lainnya yang dalam
keadaan gawat dan atau darurat dapat ditangani dengan dikirim ke rumah sakit lain
e Identifikasi dan pemenuhan sumber daya dan prasarana yang diperlukan untuk
penambahan kapasitas perawatan dapat di rumah sakit rujukan tersebut
44
f Apabila terjadi penyebaran luas di masyarakat dan kapasitas fasilitas kesehatan
tidak memadai dapat dilaksanakan strategi dibawah ini Strategi tersebut perlu
didiskusikan terlebih dulu oleh panel ahli berdasarkan analisis risiko untuk membuat
rekomendasi
- Hotline service yang beroperasi 24 Jam 7 hari akan membantu triase orang yang
bergejala penyakit pernafasan dan orang yang khawatir kontak dengan kemungkinan
kasus COVID-19 berdasarkan kondisi mereka Orang-orang tersebut melalui hotline
service akan diberikan arahan apakah harus datang ke fasilitas kesehatan atau
melakukan isolasi mandiri di rumah atau adanya arahan lainnya Skreening dan
triase dapat dilakukan di semua akses sistem fasilitas kesehatan puskesmas klinik
atau rumah sakit lainnya dan setting khusus yang diadakan di komunitas Apabila
diperlukan klinik demam (atau penyakit pernafasan) dapat didirikan di luar fasilitas
kesehatan utnuk menurunkan risiko penularan COVID-19 di fasilitas kesehatan
- Rujukan akan mengadopsi model ldquohub and spokerdquo dengan fasilitas rujukan COVID-
19 pusat dan semua fasilitas kesehatan lainnya di setiap wilayah geografis yang
merujuk pasien ke fasilitas rujukan COVID-19 terdekat
- Rumah sakit rujukan yang ditunjuk berfungsi sebagai pusat perawatan untuk COVID-
19 Rumah sakit rujukan tersebut akan mengaktifkan respons pandemi dan rencana
kesiapsiagaan di rumah sakit dengan menambahkan ruang perawatan untuk
COVID-19 dan dengan mengubah fungsi kamar lain Pasien lain yang sedang
dirawat yang bukan terjangkit COVID-19 bisa dikirim ke rumah sakit lain Identifikasi
dan pemenuhan sumber daya dan infrastruktur diperlukan untuk meningkatkan
kapasitas perawatan di rumah sakit rujukan COVID-19
- Identifikasi rumah sakit lainnya sebagai pusat perawatan COVID-19 apabila
diperlukan
- Identifikasi fasilitas bangunan yang dapat dikonversi dan berfungsi sebagai pusat
perawatan COVID-19 (misalnya asrama atlet hotel dengan kapasitas tempat tidur
yang mencukupi) Identifikasi dan pemenuhan sumber daya dan infrastruktur untuk
fasilitas ini perlu dilakukan dengan bekerja sama dengan IDI dan organisasi profesi
Fasilitas-fasilitas ini perlu memiliki akses ke layanan kesehatan yang cepat (termasuk
telemedicine) dan perlu ditempatkan dekat dengan rumah sakit rujukan COVID-19
- Identifikasi tenaga kesehatan untuk membantu penanganan kasus COVID-19 Bila
terdapat defisit atau kekurangan tenaga kesehatan yang berkompetensi dalam
menangani kasus COVID-19 maka perlu dipertimbangkan dilakukannya task shifting
dari tenaga kesehatan lainnya dengan pemberian pelatihan dan ketrampilan yang
memadai
- Apabila terjadi penyebaran luas di masyarakat dan kapasitas fasilitas kesehatan
tidak memadai serta berdasarkan pertimbangan dan rekomendasi ahli dapat
dilaksanakan strategi berikut ini
o kasus ringan tanpa faktor risiko dirawat dirumah melakukan isolasi diri di rumah
dengan mengikuti dan memperhatikan pengendalian infeksi untuk perawatan
pasien COVID-19 di rumah Pasien tersebut harus mempunyai akses cepat untuk
arahan oleh petugas keseahtan melalui telemedicine whats apps dll
o Kasus sedang yang berisiko tinggi seperti usia lanjut gt 60 tahun atau kasus
dengan komorbid (hipertensi diabetes kardiovaskular penyakit pernafasan kronik
45
kondisi imunkompromis dll) dapat dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan
perlu disiapkan rujukan cepat ke rumah sakit rujukan apabila pasien mengalami
gejala yang memburuk atau adanya komplikasi
o Kasus yang parah amp kritis perlu dirawat di rumah sakit rujukan COVID-19
- Untuk rujukan pasien dapat menggunakan fasilitas ambulans PSC 119 atau
ambulans RS
- Apabila kapasitas laboratorium mencukupi pemeriksaan laboratorium
dilaksanakan sesuai pedoman COVID-19 Berdasarkan analisis risiko dan
rekomendasi panel ahli apabila kasus sudah menyebar di masyarakat luas dan
kapasitas laboratorium sudah tidak mencukupi pemeriksaan laboratorium dapat
dilakukan pada kasus baru dari daerah baru yang melaporkan dari kasus yang
berisiko tinggi kasus yang parah dan kritis dan kontak erat kasus konfirmasi
Pada daerah yang melaporkan transmisi luas di masyarakat dapat dilakukan
survei sistematis pada pemeriksaan laboratorium atau menggunakan sistem
sentinel surveilans
- Kegiatan tambahan yang berkaitan dengan intervensi medis termasuk
Mengembangkan deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen kasus dan
protokol rujukan
Melengkapi tenaga kerja yang ada dengan pensiunan (untuk bekerja di
lingkungan risiko rendah menempatkan staf dengan status risiko yang lebih
rendah untuk mendukung respon COVID-19) tenaga kesehatan yang
menganggur yang dilatih dan staf yang diberi wewenang sementara
Diseminasi selebaran tentang definisi kasus algoritma diagnose pengumpulan
dan transportasi specimen dan APD ke fasilitas kesehatan milik pemerintah
dan swasta
Menyiapkan panduan untuk pelayanan hotline yang beroperasi 24 jam7 hari
untuk melakukan triase orang-orang dengan gejala respiratorik dan mereka
yang khawatir kontak dengan kemungkinan kasus COVID-19
Menyiapkan panduan untuk pekerja telemedicine tenaga kesehatan
Puskesmas dan klinik pernapasan untuk mengidentifikasi menilai dan tes
COVID-19
Diseminasi panduan nasional dan deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen
kasus dan protokol rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan
Membuat panduan tersedia untuk perawatan di rumah bagi pasien dengan
gejala COVID-19 ringan
Menyediakan panduan pemulasaran jenazah
Mempertahankan pelayanan kesehatan rutin dan kegawatdaruratan kepada
masyarakat
Mengatur jaringan pakar klinis untuk membantu karakterisasi klinis COVID-19
menjawab tantangan dalam perawatan klinis
Mencoba penggunaan antivirus yang tepat
Melakukan penelitian dalam Pemantauan Penggunaan Darurat Intervensi
penyelidikan dan yang belum terdaftar menyiapkan protokol penyelidikan klinis
untuk menggunakan obat dan rejimen yang berbeda
46
Implementasi percobaan klinis dalam pengobatan
Eskalasi pemenuhan logistik Alat Pelindung Diri (APD) obat-obatan suportif bahan medis
habis pakai (BMHP) dan untuk pemeriksaan laboratorium (VTM Swab cold chain dll)
Laboratorium
Spesimen yang diambil pada fase pandemi adalah sampel yang memenuhi definisi pasien
dalam pengawasan orang dalam pemantauan dan kontak erat risiko tinggi
Pengambilan spesimen pasien pasien dalam pengawasan dan orang dalam pemantauan
dilakukan sebanyak dua kali berturut-turut (hari ke-1 dan ke-2 serta bila terjadi kondidi
perburukan)
Pengambilan specimen kontak erat risiko tinggi dilakukan pada hari ke-1 dan hari ke-14
Alur Penerimaan Laboratorium
Gambar 44
Alur Pengiriman Spesimen
Algoritma Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan spesimen untuk skrining dan penegakan diagnosis COVID-19 dilakukan di
laboratorium yang memenuhi standar Biosafety Level 2 (BSL-2) dan memiliko alat
pemeriksaan Real Time PCR Saat ini dalam upaya percepatan penemuan kasus
Pemerintah juga telah menggunakan rapid test (tes cepat) serologis untuk pemeriksaan
skrining COVID-19 Kedepannya juga aka nada pengembangan pemeriksaan COVID-19
menggunakan tes cepat molecular berbasis PCR
Laboratorium Rujukan
Nasional COVID-19
Laboratorium Pemeriksa
COVID-19
Rumah SakitDinas
KesehatanLaboratorium
Kesehatan Lainnya
Screening
Konfirmasi
47
Gambar 45
Algoritma Pemeriksaan Laboratorium
Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan orang dalam pemantauan
dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-PCR dan
sekuensing Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain tetapi negatif
COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak erat atau riwayat
perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan ulang Karena
kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui
Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil
positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi Prof
Dr Oemijati ndash Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
48
Alur Pelaporan Surveilans Epidemiology dan Laboratorium
Gambar 46
Alur Pelaporan Laboratorium
Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan
Litbabangkes dan Dirjen P2P cq PHEOC untuk kemudian diteruskan ke
Emergency Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan PHEOC mengirimkan
hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang merawat kasus
Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai pihak terkait
agar dapat berkoordinasi lebih lanjut Jika hasil pemeriksaan laboratorium positif
IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam (Sumber
Pedoman P2 COVID-19_REV-03)
Laboratorium rujukan nasional COVID-19 melakukan rekapitulasi hasil pemeriksaan
dari seluruh laboratorium pemeriksa COVID-19 dan melaporkan kepada Direktur
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebagai Focal Point International
Health Regulation dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan tembusan
kepada Menteri Kesehatan (Sumber SK Jejaring Lab COVID-19)
PUSDALOP BNPB
EOC Pusat Krisis Kemkes
49
Tugas dan Fungsi Laboratorium Rujukan Nasional COVID-19
a Menerima spesimen untuk pengujian COVID-19 atau konfirmasi hasil tes dari
laboratorium daerah COVID-19
b Mengembangkan SOP terkait pengumpulan penanganan dan pengujian
spesimen COVID-19
c Melakukan rekapitulasi seluruh hasil tes COVID-19 dari laboratorium daerah dan
melaporkan ke Direktur Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
sebagai IHR focal point dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan
tembusan ke Menteri Kesehatan
d Melakukan pengujian validasi dengan mengambil sampel spesimen positif dan
negatif berdasarkan hasil tes yang dibawa oeh laboratorium daerah COVID-19
e Mengirimkan tes panel COVID-19 ke laboratorium daerah COVID-19 untuk
external quality assurance (Quality AssuranceQuality Control)
f Melakukan supervisi dan bantuan teknis ke laboratorium daerah COVID-19
Tugas dan Fungsi Laboratorium Daerah COVID-19
a Menerima spesimen untuk tes COVID-19 dari rumah sakitdinas
kesehatanlaboratorium kesehatan lain
b Melakukan skrining tes spesimen COVID-19 menggunakan format dan SOP
yang dibuat Litbangkes
c Mengirimkan semua spesimen untuk tes validitas ke laboratorium rujukan
nasional COVID-19 tanpa menunggu hasil tes
d Mengirimkan hasil pemeriksaan COVID positif dan negatif ke Pimpinan
Litbangkes melalui Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan
Teknologi Kesehatan Dasar
e Menginformasikan hasil tes positif dan negatif ke rumah sakit pengirim dengan
tujuan diagnosa dan manajemen kasus serta ke dinas kesehatan setempat
untuk tujuan penyelidikan epidemiologis dan
f Mengirimkan umpan balik ke rumah sakitpelayanan kesehatanlaboratorium
kesehatan lain jika ada kesalahan dalam penggunaan materi atau media pada
spesimen yang diterima
Kegiatan Laboratorium
a Melakukan penilaian kebutuhan laboratorium
b Menyiapkan protokol pengumpulan sampel pengemasan dan pengiriman
spesimen pasien dari kasus suspek atau terkonfirmasi harus dikirim sebagai
UN3373 ldquoBiological Substance Category Brdquo Kultur dan isolate virus harus
dikirim sebagai kategori A UN2814 ldquoinfectious substance affecting humans
c Memastikan mekanisme transportasi sampel yang baik
d Diseminasi protokol lab dan selebaran
e Memastikan akses ke suplai dan reagen laboratorium
f Melakukan pelatihan diagnosa molekular dasar dan lanjutan
g Mengirimkan sampel untuk pengendalian kualitas ke laboratorium rujukan
COVID-19 internasional yang diakui WHO
h Berpartisipasi dalam sistem surveilans rutin untuk memantau pola penyakit
dampak penyakit dan perubahan virusSecara berkala berbagi isolat dengan
laboratorium rujukan yang mengikuti panduan WHO
50
i Melakukan sequensing virus jika memungkinkan untuk konfirmasi adanya virus
memantau mutasi genom virus dan menginformasi penelitian epidemiologi
molekular
j Melakukan penelitian lanjutan (seroepidemiologis)
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Kegiatan
1 Melakukan workshop PPI virtual untuk fasilitas kesehatan COVID-19 yang
ditunjuk
2 Melakukan workshop PPI virtual untuk petugas kesehatan rumah sakit lainnya
dan puskesmas
3 Mengembangkan dan diseminasi selebaran donasi APD
4 Mengembangkan dan diseminasi PPI kit untuk perawatan di rumah
5 Mengembangkan panduan PPI untuk perawatan di rumah
6 Mengembangkan panduan PPI untuk petugas kebersihan
7 Mengembangkan panduan PPI untuk masyarakat
424 Intervensi Farmasi
Untuk dukungan APD suplai medis yagn dibutuhkan akan didistribusikan melalui
jejaring kluster logistik
Pusat Krisis Kesehatan berpotensi dijadikan Regional Emergency Coordination
Center dan Regional Medical Logistics Hub Hal ini dilakukan untuk memastikan
penanganan populasi terdampak yang begitu luas dapat dilakukan secara merata
namun terkoordinir dan terpusat di tingkat regional Pusat Krisis Kesehatan berada
di lokasi-lokasi berikut
1) Regional Medan
2) Regional Palembang
3) Regional DKI Jakarta
4) Regional Surabaya
5) Regional Semarang
6) Regional Bali
7) Regional Banjarmasin
8) Regional Makassar
9) Regional Manado
10) Sub Regional Padang
11) Sub Regional Papua
Terkait pintu masuk staging area untuk bantuan internasional berikut beberapa
bandara potensial yang telah diidentifikasi oleh WFP untuk penanganan bencana
alam di wilayah Indonesia
1) Bandara Medan untuk wilayah Sumatera dengan alternatif bandara di
Pekanbaru maupun Palembang
2) Bandara Balikpapan untuk wilayah Kalimantan
3) Bandara Halim Jakarta untuk wilayah Jabodetabek Jawa Barat dan Banten
51
4) Bandara Surabaya untuk wilayah Jawa Timur dengan alternatif bandara
Semarang
5) Bandara Makassar untuk wilayah Sulawesi dan Indonesia Timur secara umum
dengan alternatif bandara Manado
Note Dalam kasus skenario pandemi seperti ini Pemerintah perlu menetapkan
secara resmi lokasi pintu masuk staging area untuk penerimaan bantuan
internasional termasuk SOP dan protocol penerimaannya apakah melalui BNPB
Kemenkes selanjutnya diterima oleh OCHA AHA Centre dan diteruskan ke
lokasi terdampak
Terkait staging area hub untuk bantuan nasional (pusat) Kemenkes dapat
langsung mengarahkan bantuan logistik medis ke lokasi-lokasi bandara di Provinsi
terdampak maupun ke lokasi pintu masuk staging area bantuan internasional
agar dapat dikonsolidasikan secara bersama-sama Bandara Halim Jakarta
merupakan bandara utama untuk pengiriman menggunakan jalur udara menuju
daerah terdampak baik menggunakan pesawat militer dan pesawat komersil
(berjadwal maupun charter)
Untuk bantuan non-medis (peralatan rumah sakit lapangan dll) yang berasal dari
luar negeri
shy Untuk barang yang bersumber dari Gudang WHO Global maupun supplier
internasional WHO dapat mengirimkan langsung ke lokasi pintu masuk
staging area yang ditetapkan Pemerintah BNPB Kementerian Kesehatan
dan Bea Cukai dapat memfasilitasi customs clearance di pintu masuk staging
area
shy Untuk barang yang bersumber dari depot-depot UNHRD Global WHO dapat
berkoordinasi dengan WFP terkait rencana pengirimannya ke wilayah
Indonesia Selanjutnya BNPB Kementerian Kesehatan dan Bea Cukai akan
memfasilitasi customs clearance di pintu masuk staging area
shy OCHA dapat mengaktifkan DHL DRT (Disaster Response Teams) untuk
membantu ground handling di pintu masuk staging area
shy WFP dapat mengaktifkan LET (The Logistics Emergency Teams) untuk
membantu operasi logistik medis dibawah koordinasi Klaster Logistik dan
Klaster Kesehatan
52
Rencana Tindakan Pemasukan Obat Vaksin
Saat ini belum tersedia vaksin dan obat antiviral spesifik Apabila sudah ada Vaksin
dan obet antiviral spesifik maka dapat dilakukan SAS
Tabel 42
Rencana Tindakan Mekanisme Pemasukan Obat
Nama SOP Leading sektor Stakeholder
SAS Vaksin
(Apabila
tersedia)
BPOM Industri Farmasi Bea cukai Kemenkes
(Program) Bagian yang terkait dengan
pendistribusian Obat sampai ke Daerah
(Gudang Farmasi KabupatenKota Instalasi
Farmasi Rumah SakitPuskesmas)
SAS Obat Kemenkes Prodis Kemkes Yanfar
(produkasi dan distribusi kefarmasian)
Ibu Lisa (081385318648)
SOP Registrasi
produk
BPOM Kemenkes (Program) Industri Farmasi
(contohnya Biofarma)
Data Instalasi Farmasi yang ada di Fasilitas Kesehatan
1 Puskesmas
Jumlah Puskesmas 9821
Jumlah Apoteker yang tersedia 2713
Tenaga Teknis Kefarmasian 7193
Puskesmas yang Belum ada Apoteker 7108
2 Rumah Sakit
Jumlah Rumah Sakit 2609
Jumlah Apoteker 11835
Kekurangan Apoteker 6802
425 Intervensi Non Farmasi
- Pedoman Bussiness Continuity Plan (BCP) untuk Sektor esensial
Business Continuity Plan (BCP) dapat didefinisikan sebagai rencana dalam
merespon keadaan darurat operasi backup dan pemulihan pasca bencana
53
BCP memungkinkan mengembalikan sistem ke kondisi normal dengan cepat setelah
terjadinya bencana atau peristiwa yang mengganggu keberlangsungan operasional
perusahaan
1 BCP PDAM menjamin ketersediaan air yang aman untuk dikonsumsi termasuk air
minum selama kondisi bencana selama waktu tertentu
2 PLN standar Nasional menetapkan jumlah cadangan bahan bakar yang harus
dimiliki PLN di suatu wilayah untuk menjamin ketersediaan listrik selama beberapa
hari ke depan atau selama masa bencana
3 Pertamina bahan bakar harus mampu menjamin ketersediaan bahan bakar selama
21 hari ke depan (BPH Migas) jadi selama masa sebelum 21 hari diharapkan
kondisi dapat kembali normal
4 Perhubungan mengatur lalu lintas angkutan darat laut dan udara dengan otoritas
terkait (ASDP Pelindo Pelni Organda Angkasa Pura) agar tidak terjadi gangguan
dalam penyaluran bantuan
5 Keamanan menjamin dan mengatur keamanan lalu lintas orang barang dari dan
ke daerah terdampak
6 Perdagangan memastikan ketersediaan barang-barang kebutuhan pokok
masyarakat di seluruh wilayah terdampak
7 Sosial pemenuhan kebutuhan dasar hidup masyarakat terdampak dan petugas
melalui penyediaan dapur umum dan layanan dukungan psikososial Beras
cadangan Pemerintah untuk tingkat Provinsi sebanyak 200 ton makanan siap saji
sesuai kebutuhan
- SOP untuk menjaga keamanan masyarakat dan sektor esensial pada saat pandemi
sehubungan dengan pembatasan sosial
A Langkah-langkah pelaksanaan
1 Membentuk Satuan Tugas
2 Satuan Tugas dibawah koordinasi Menko Polhukam sebagai pengendali Keamanan Nasional
3 Petugas dan Penugasan a Tim Pusdokkes Polri dan Puskes TNI
1) Perbantuan tenaga medis paramedis dibawah koordinasi Kementerian Kesehatan
2) Menyiapkan RS Rujukan (Bhayangkara dan RS TNI) bilamana diperlukan b Fungsi Operasional POLRI Petugas POLRI dari fungsi operasional jumlahnya sesuai kebutuhan dibagi 3
shift yaitu Shift 1 Jam 0600 - 1400 Shift 2 Jam 1400 - 2200 Shift 3 Jam 2200 - 0600
c Petugas penanggulangan COVID-19 terdiri dari
Pengamanan Terbuka
Pengamanan tertutup d Perlengkapan
Perlengkapan yang dibutuhkan dalam penanggulangan keamanan COVID-19
Alat transportasi kendaraan ambulance truk
Komunikasi HT
TOA
54
4 Penurunan Tim Tagana (Taruna Siaga Bencana) apabila diperlukan untuk tenaga sosial penyiapan logistik bencana
B SOP Keamanan Masyarakat 1 Screening masyarakat yang masuk dan keluar daerah terdampak 2 Dekontaminasi dan desinfeksi di lingkungan masyarakat termasuk di rumah
masing-masing 3 Pengendalian faktor lingkungan dengan melakukan penyuluhan PHBS dan
pengelolaan sampah 4 Pembatasan kegiatan sosial antara lain sekolah keagamaam dan ekonomi
- Kapasitas personel untuk menjaga keamanan masyarakat dan obyek vital negara
sesuai dengan Kepres no 63 tahun 2004 tentang Pengamanan Obyek Vital Nasional Kapasitas personel meliputi kualitas dan kuantitas memiliki kemampuan negosiasi dan komunikasi dengan masyarakat jumlahnya sesuai dengan kebutuhan
- Strategi untuk menjaga kestabilan ekonomi dan sosial pada saat pandemi 1 Ketersediaan Logistik Kebutuhan Pokok
Menjamin ketersediaan dan kecukupan kebutuhan dasar untuk seluruh masyarakat di wilayah terdampak dalam waktu yang ditentukan sesuai dengan keparahan dampak
Menjamin kelancaran distribusi bahan logistik kebutuhan pokok 2 Keberlangsungan Kegiatan Ekonomi
Pemerintah menjamin kegiatan ekonomi terutama sektor vital tetap berlangsung (yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak)
Kegiatan ekonomi terutama perdagangan tetap berlangsung dengan jaminan perlindungan diri melalui penggunaan APD standar oleh pelaku-pelaku pasar
3 Jaminan Keamanan
Pemerintah menjamin keamanan seluruh proses distribusi logistik proses ekonomi di masyarakat
Jaminan petugas Keamanan terhadap dampak COVID-19 juga harus dijamin Pemerintah dengan cara memastikan kecukupan APD bagi petugas dan sosialisasi tentang tata cara perlindungan diri dari infeksi COVID-19 tersebut
Tindakan Kekarantinaan Kesehatan
Berdasarkan analisis risiko dan rekomendasi panel ahli dan pedoman COVID-19 dapat
dilakukan karantina rumah wilayah terbatas dan pembatasan sosial berskala besar
a) Karantina rumah dilaksanakan terhadap seluruh orang di dalam rumah yang memiliki
kontak erat dengan pasien terjangkit COVID-19 Pemantauan karantina rumah
dilaksanakan berdasarkan SOP yang disusun dengan melakukan pengendalian infeksi
Kader melakukan pemantauan karantina rumah dan melakukan laporan harian ke
puskesmas Semua kebutuhan logistik pagan pokok dan kebutuhan pokok lainnya
disuplai oleh petugas yang melakukan monitoring karantina rumah Karantina rumah
dilakukan sampai selama dua kali masa inkubasi tidak ditemukan kasus baru dari kasus
terakhir yang dilaporkan Dukungan psikologis dan monitoring akan dilakukan oleh
petugas
55
b) Karantina wilayah terbatas dilaksanakan pada seluruh anggota masyarakat di suatu
wilayah terbatas apabila dari hasil konfirmasi laboratorium sudah terjadi penyebaran
COVID-19 antar anggota masyarakat di wilayah terbatas tersebut berdasarkan laporan
kasus data epidemiologi surveilan Karantina wilayah terbatas dilakukan pada tingkatan
RT atau dapat meluas ke beberapa RT RW atau desa kelurahan apabila diperlukan
Pada karantina wilayah terbatas masyarkat tidak dapat keluar masuk wilayah karantina
terbatas tersebut Bagian keamanan akan mendirikan spot check point di tempat akses ke
wilayah tersebut Dalam kondisi ideal logistik unutk daerah karantina terbatas dipenuhi
oleh petugas relawan Dalam kapasitas terbatas dimana kebutuhan pokok tidak dapat
disuplai oleh petugas masyarakat dapat memenuhi memesan logistik melalui daring
online atau masyarakat dapat membeli logistik hanya pada maksimal satu kali dalam
seminggu (hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk membeli logistik) ke
tempat penjualan logistik yang ada di daerah tersebut dengan tetap menjaga sosial
distancing Petugas akan memastikan suplai logistik pangan pokok ke daerah karantina
tetap terpenuhi Pada saat diberlakukan karantina wilayah kader akan memantau kondisi
kesehatan masyarakat di karantina wilayah setiap hari dan melaporkannya kepada
petugas puskesmas
Pada pemberlakukan karantina wilayah terbatas diperlukan sumber daya
- Pos komando pemantauan operasi karantina wilayah terbatas melibatkan BPBD dan
petugas kelurahan yang ditunjuk dengan pendampingan dari kabupaten atau provinsi
- kader untuk memonior kesehatan warga menggunakan formulir ssesuai pedoman
- Petugas keamanan (Babinsa Babimkamtibmas) petugas keamanan yang ditunjuk untuk
menjaga keamanan di wilayah karantina dan petugas keamanan di spot check poin
- Petugas dinas perhubungan untuk melakukan rekayasa lalu lintas sehingga tidka ada
yang masuk dan keluar wilayah yang dikarantina
- Ambulans yang untuk rujukan pasien apabila diperlukan
- Petugas surveilan puskesmas dimana daerah karantina wilayah terbatas tersebut
merupakan wilayah kerja puskesmas tersebut Petugas surveilan puskesmas team
yang diperbantukan akan melakukan rekapan harian dari laporan kader dan agregat data
laporan akan dikirimkan harian ke PHEOC kemneterian Kesehatan
- Petugas kesehatan dan pos kesehatan di daerah karantina wilayah Dapat
menggunakan pustu posyandu di daerah tersebut
- Alat pelindung diri untuk petugas kader yang melakukan monitoring
- Dilakukan monitoring suhu dan gejala harian
- Apabila selama kasa karantina ditemukan kasus kontak kasus pada daerah tersebut
maka diberlakukan karantina rumah pada rumah yang melaporkan kasus di daerah
karantina wilayah terbatas tersebut
- Pada daerah karantina terbatas tidak ada kegiatan sosial yang dilakukan termasuk juga
menutup sekolah dan tempat peribadatan
- APD untuk petugas dipenuhi dan masker medis dibagikan kepada amsyarakat di
daerah karantina wilayah terbatas
Pemberlakukan karantina wilayah terbatas diberlakukan sampai 2 kali masa inkubasi
dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak ditemukan kasus baru dalam wilayah tersebut
dengan surveilan ketat
56
c) Karantina Rumah Sakit dilaksanakan kepada seluruh orang yang berkunjung orang yang
bertugas pasien dan barang serta apapun disuatu rumah sakit bila dibuktikan
berdasarkan hasil konfirmasi laboratorium telah terjadi penularan di rumah sakit
- Pada karantina rumah sakit rumah sakit menyediakan saranafasiltias untuk
penginapan petugas kesehatan yang ada di rumah sakit selama masa karantina
Petugas memenuhi suplai logistik ke rumah sakit Dilakukan monitoring kondisi
petugas kesehatan dan orang yang berada di lingkungan rumah sakit Dilakukan
monitoring suhu dan gejala harian Laporan dari setiap bagian rumah sakit dikompilasi
oleh petugas surveilan dan dilaporkan ke PHEOC Petugas akan membuat posko
karantina rumah sakit dan petugas keamanan akan melakukan pembatasan
mobilisasi Orang yang berada dalam rumah sakit tidak dapat keluar masuk rumah
sakit tersebut Masa pemberlalkukan karantina rumah sakit dilakukan sampai dalam
dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak ditemukan kasus
baru dengan surveilan ketat Pada karantina rumah sakit diberlakukan zona merah
dimana lokasi dilaporkan kasus baru zona kuning di rumah sakit tersebut tidak
dilaporkan kasus baru dan zona orange untuk tempat istirahat petugaas kesehatan
yang ada di rumah sakit
d) Pembatasan sosial berskala besar dilaksanakan sebagai upaya mencegah meluasnya
penyebaran COVID-19 yang sedang terjadi antar orang disuatu wilayah tertentu baik
berupa peliburan sekolah pembatasan kegiatan keagamaan danatau pembatasan
kegiatan di tempat atau fasilitas umum pembatalan acara ldquomass gatheringrdquo
pemberlakuan bekerja dari rumah
Pada pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar ini dilakukan pada kota
kabupaten secara luas Pembatasan sosial berskala besar dilakukan apabila sudah tidak
dapat dilakukan karantina wilayah terbatas karena kasus sudah menyebar luas di
masyarakat
Pada pembatasan kegiatan berskala besar dilakukan
- petugas keamanan akan melakukan patrol dan melakukan tindakan sangsi apabila
ada masyarakat yang melanggar pembatasan sosial skala besar tersebut
- Komunikasi risiko kepada masyarakat dilakukan untuk masyarakat tetap berada di
rumah tidak melakukan aktivitas sosial
- Hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk melakukan belanja
pemenuhan kebutuhan pokok dalam seminggu satu kali ke daerah pembelanjaan
terdekat dan tetap memperhatikan interaksi sosial dengan orang lain jaga jarak dan
pengendalian infeksi
- Petugas memberlakukan jam malam dan pembatasan interaksi sosial
- Petugas memastikan ketersediaan suplai bahan pokok dan logistik ke daerah yang
diberlakukan pembatasan sosial berskala besar
- Kader melakukan monitoring kesehatan populasi di wilayahnya dan melakukan
pelaporan ke puskesmas
- Kasus yang ringan dirawat di rumah kasus dengan risiko tinggi (usia lanjut komorbid)
dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan kasus berat dilakukan perawatan di rumah
sakit
- Kecamatan desa mendata orang yang perlu menerima bantuan untuk pemenuhan
logistik (contohnya kalangan sosial ekonomi kalangan bawah yang tidak mempunyai
penghasilan tetap dan tergantung pada penghasilan harian) dan memberikan
57
dukungan untuk pemenuhan logistik pangan pokok
- Pada orang kontak dekat dilakukan karantina rumah pada pembatasan sosial berskala
besar
Tindakan penutupan wilayah (isolasi) secara total baik jalur masuk maupun keluar dengan
pembentukan Check Point terpadu pada jalur perbatasan wilayah
Melaksanakan pengendalian keamanan dan ketertiban wilayah melalui kegiatan
a) Pendeteksian dini dan operasi intelijen dalam memprediksi dan mengantisipasi situasi
gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat
b) Pencegahan dan penindakan terhadap gangguan kemanan dan ketertiban masyarakat
Melaksanakan pengawasan dan pengamanan (perimeter kontrol) di daerah yang dinyatakan
sebagai episenter wabah COVID-19
Pemusnahan Sumber penularan dan pemantauan prosedur pemulasaraan jenazah
426 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat
Komunikasi risiko adalah proses pertukaran informasi secara terus-menerus baik
langsung dan tidak langsung dengan pemberitaan yang benar dan bertanggung jawab
di antara individu kelompok dan lembaga Komunikasi harus jelas interaktif sering
konsisten dan transparan Karakterisasi risiko yang diperoleh dari penilaian risiko serta
pengendalian risiko atau kebijakan yang akan diimplementasikan harus
dikomunikasikan kepada semua pihak yang terkait sehingga semua pihak yang terkait
memperoleh informasi yang cukup mengenai pencegahan dan risiko penularan
COVID-19 dan tindakan tepat yang harus dilakukan
Pelibatan masyarakat melibatkan pengembangan hubungan jangka panjang dan visi
bersama antara organisasi dan individu untuk kepentingan dan pemberdayaan
masyarakat Hal ini didasarkan pada hak-hak dasar masyarakat untuk memahami
risiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan mereka untuk membuat keputusan
melalui informasi yang sesuai dengan budaya dan untuk mengambil tindakan yang
akan mengendalikan setiap ancaman kesehatan masyarakat
Komunikasi dengan berbagai pihak baik kepada tokoh agama tokoh masyarakat dan
masyarakat dengan menyampaikan secara jelas dan benar sangat penting sehingga
tidak ada prasangka bahwa masyarakat akan selalu dirugikan atau diberi beban oleh
peraturan atau kebijakan Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat juga harus
bersifat mendidik dan melindungi masyarakat serta meningkatkan kesadaran akan
pentingnya pencegahan dan kemungkinan bahaya yang akan terjadi langsung maupun
tidak lansung dari COVID-19
58
Tujuan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
1 Menyediakan informasi dan instruksi tentang tindakan yang harus diambil oleh
petugas dan masyarakat dalam suatu risiko krisis
2 Mencegah risiko yang lebih besar
3 Memberikan perlindungan keamanan
Melaksanakan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
Memprioritaskan masyarakat Ikuti saran pemerintahDinas KesehatanWHO
untuk mencegah penularan COVID-19Cek berkomunikasikan dengan
masyarakat untuk memastikan keadaan keluarga teman dan lansia serta
dukung mereka mencari layanan kesehatan yang tepat
Dukung sampaikan kepada masyarakat untuk memberikan dukungan kepada
orang-orang dan keluarga yang terkena dampak COVID-19 dengan
mengekspresikan solidaritas dan bantuan
Komunikasikan sampaikan segala kebutuhan atau masalah yang Anda miliki
melalui pimpinan masyarakat dan sistem kesehatan yang ada di wilayahnya
Pada tingkat daerah dapat mengikutsertakan tokoh agama tokoh masyarakat
Tagana dan mengaktifkan kampung siaga dengan mengaktifkan kader
masyarakat Menjalankan media centre hotline penunjukkan juru bicara press
release berkala dan diseminasi informasi kepada tim tanggap darurat dan
kepada masyarakat umum dengan pesan-pesan inti yang disesuaikan
berdasarkan masukan tim teknis
Strategi komunikasi antara lain sistem komunikasi risiko (perencanaan mekanisme dll)
komunikasi publik partisipasi masyarakat dan manajemen isu Tim komunikasi risiko dan
pelibatan masyarakat terdiri dari 2 tim teknis yakni Tim Promosi Kesehatan dan Tim Sentra
Media (TSM) Tim ini bertugas untuk
1 Promosi Kesehatan
a Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam
mengatasi COVID-19
b Menginformasikan ke masyarakat langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dan
tidak boleh dilakukan dalam menghadapi situasi episenter
c Mengumpulkan data dan informasi secara berkala atau setiap ada perkembangan
situasi dari Tim Penanggulangan
d Mengolah dan mengelola data dan informasi terkumpul
e Membuat papan informasi internal yang memuat informasi dasar (kontak peta wilayah
dll) dan datainformasi terbaru
f Mengatur jenis media KIE dan saluran informasi bagi target yang berbeda-beda
g Menetapkan jadwal distribusi informasi berdasar jenis media KIE dan saluran
h Menyusun pesan instruksi dengan masukan dan koordinasi dengan ahli teknis sesuai
target dan saluran informasi
i Mendistribusikan informasi instruksi pesan (yang mungkin berbeda-beda) berdasar
target jenis media KIE dan saluran informasi
59
2 Sentra Media
a Memastikan informasi dari TPK dapat disebarkan ke masyarakat melalui berbagai
media massa
b Bekerja sama dengan juru bicara dan TPK untuk menyebarkan informasi yang selaras
c Membuat pointers dari pemantauan berita isu publik dan perkembangan situasi dari unit
teknis kepada juru bicara
d Memantau pemberitaan dan isu di media masa dan media sosial yang berkembang di
masyarakat serta memastikan agar masyarakat mendapatkan informasi yang akurat
pada waktu yang tepat
e Mengatur arus informasi internal dan eksternal (untuk konsumsi publik) dan memastikan
bahwa informasi kepada media sudah diubah ke dalam format yang dapat dengan
mudah digunakan oleh media cetak radio dan televisi (siaran pers ad-lips talkshow
video news release)
f Melayani kebutuhan media massa
g Menyelenggarakan temu media secara berkala
h Memastikan bahwa media dan publik serta pihak-pihak terkait (kementerian lembaga
kedutaan besar badan-badan PBB ormas LSM dan swasta) memperoleh berita
informasi terakhir secara rutin
i Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketepatan pesan-pesan
kunci yang ingin dipublikasikan
j Memastikan data yang dapat dan tidak dapat dibagikan dikecualikan dengan media
massa
k Memastikan semua fasilitas sentra media memadai
l Pesan pesan inti COVID-19 dapat dilihat di web wwwcovid19goidmateri-edukasi dan
httppromkeskemkesgoid
Gambar 47
SOP Penyampaian Pesan
60
Gambar 48
Komunikasi Operasional untuk responder dalam struktur komando
Penetapan Status KLBWabahEpidemi di
Indonesia
Menteri Kesehatan
Penyampaian update infomasi situasi
epidemicpandemic di Indonesia secara berkala
Kemkominfo dan Seluruh kementerian
Melakukan Publikasi Mengaktifkan fungsi media center mempersiapkan
juru bicara
ROKOM
Penyampaian Informasi yang benar dan tidak meresahkan masyarakat
Media
Melakukan Intervensi Promosi Kesehatan Penetapan pesan-pesan
kunci UNIT Teknis amp Promkes
Diaktifkannya Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui TomasTogaOrmasLSM dalam penyearluasan informasi pandemic COVID-19
Kelompok Potensial
Travel Warning Tanggap Darurat
COVID-19 Kemenlu
Koordinasi Lintas KementerianBadanLembaga dan Program
di Kemenkes
Kemenko PMK
Pernyataan status darurat bencana nasional sesuai tingkat keparahan pandemi
Presiden
61
43 Tugas-tugas
431 Komando dan Koordinasi
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi
1 Tahap Kesiapsiagaan
Prinsip operasi penguatan surveilans deteksi dini dan pencegahan
Kemenkes membuat surat edaran ke stakeholder yang lain mengenai adanya penetapan COVID-19 oleh WHO dan peningkatan surveilans ILI SARI
Koordinasi Lintas Sektor
Pendataan setiap turis yang masuk ke Indonesia termasuk yang keluar Indonesia
Penekanan lintas batas untuk turis-turis yang masuk
Peningkatan kekuatan KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan)
Melakukan mapping untuk mengetahui daerah mana saja yang akan terdampak
Review rencana kontijensi di setiap tingkatan dan testing
Pelatihan kesiapsiagaan pandemic
2 Siaga Darurat
Membentuk Tim Tanggap COVID-19 dan mengaktifkan Pusdalop COVID-19
termasuk panel ahli untuk memberikan masukkan pelaksanaan respon Tim Gerak
Cepat pada semua level
Menyusun Rencana Respon operasi Pengendalian COVID-19 lintas sektor pada
tingkat nasionalProvinsiKabupatenKota Rencana dan tindakan pengendalian
Bencana wabah COVID-19 lintas sektor seperti pembentukan Pos Komando
(posko) Darurat Pandemi COVID-19 tatalaksana (manajemen) kasus surveilans
penyelidikan epidemiology pembatasan penyebaran pemusnahan sumber
penularan dan penilaian risiko secara cepat review kesiapsiagaan kapasitas dan
identifikasi kebutuhan
Mengirimkan surat edaran peningkatan kewaspadaan COVID-19 kepada seluruh
fasilitas kesehatan dan multisektor lainnya
Dinkes Provinsi melakukan mapping faskes SDM koordinasi Dinkes Provinsi dan
Kementerian mengadakan pelatihan kepada seluruh faskes yang ada
mempersiapkan faskes klarifikasi hoaks yang beredar serta analisa situasi untuk
mapping
Diperlukan status siaga darurat oleh kepala daerah dari Dinkes ke Bupati
melakukan rapat koordinasi daerah untuk penetapan status dari sini akan muncul
kemudahan akses unutk mobilisasi sumber daya Setelah ada penetapan kasus
maka BNPB mempersiapkan posko Harus ada satu komando dari kepala daerah
Melakukan analisis risiko untuk menentukan sumber daya dana BTT dan DSP
(Dana Siap Pakai) bisa dipakai
Puskes TNI akan mengkoordinir kesehatan darat laut udara untuk mempersiapkan
diri dan berkoordinasi lanjut dengan Dinkes Provinsi dan Kabupaten
Kemenhan membuat regulasi pada bencana non alam
Kemenlu akan berkoordinasi dengan sektor terkait melakukan klarifikasi dan
hasilnya akan disampaikan BNPB (akses regulasi bantuan luar negeri)
62
Hasil koordinasi Lintas Sektor akan dilaporkan kepada Presiden oleh Sekretariat
Kabinet
Kemenko Polhukam melakukan koordinasi dengan Kemenko PMK dan
Kementerian terkait POLRI amp TNI (mengkoordinir aspek pengamanan wilayah)
Melakukan deteksi dini dan isolasi mengaktifkan hospital disaster plan (skala besar
kasus diklasifikasi dalam ring I ring II dan ring III) dengan mengawasi jumlah
kasus Dengan sebelumnya sudah ada simulasi kasus dan termasuk alurnya
Pemerintah daerah meminta tambahan stockpile dari pusat sehingga pemerintah
daerah yang beresiko tinggi mendapatkan stockpile
3 Tanggap Darurat
Eskalasi dan expansi Tim Tanggap COVID-19 dan meningkatkan operasi Pusdalop
COVID-19 panel ahli terus memberikan masukkan pelaksanaan respon Tim Gerak
Cepat pada semua level
BNPB sebagai Komandan yang ditunjuk menjalankan sistem komando untuk
penganggulangan COVID-19 dalam sistem komando termasuk interoperability
dengan PHEOC EOC kemenkes dan multisektor lainnya
Semua sektor menjalankan sistem komando sesuai dengan tugas dan fungsi
masing-masing sektor dalam sistem komando
Pada kondisi tanggap darurat Kemenlu akan melakukan koordinasi kepada
kedutaan dan lembaga internasional dalam bentuk nota diplomatic untuk
memdapatkan akses bantuan Internasional
Kemenko Polhukam akan membuat satgas dalam negeri dan luar negeri Satgas
dalam negeri melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian terkait dan
menurunkan LO di daerah terdampak (laporan 2 kali sehari) Satgas luar negeri
mengkoordinir bantuan luar negeri atas persetujuan presiden Akan dilakukan
pendataan terkait distribusi bantuan
Semua tindakan yang dilakukan para stakeholder akan dilaporkan dalam rapat
kabinet oleh Sekretariat Kabinet
Beberapa wilayah bisa menetapkan status jika daerah tersebut terdampak
(penetapan status nasional bukan berdasarkan banyaknya jumlah) Status ini bisa
memudahkan akses Provinsi bisa menentukan status juga untuk mendukung
operasional daerah kab kota untuk akses dana dukungan Perka no 3 tahun 2016
tentang Sistem Komando Darurat BTT (biaya tidak terduga) di Kabupaten dan
Provinsi
Pengkajian data yang dibutuhkan dengan dana siap pakai (Perka No2 Tahun
2018) yang membedakan siaga darurat dan tanggap darurat
SPM bidang Kesehatan (krisis kesehatan akibat bencana) wewenang ada di
Provinsi
Kemenhan membuat peraturan pelibatan TNI dalam penanggulangan bencana
4 Transisi
Tidak perlu dideklarasi terkait pencabutan status karena ada masa berlakunya
Setiap status itu ada kajiannya dan bisa diperpanjang
63
Pencabutan kasus dari WHO harus dipastikan terlebih dahulu dengan kondisi
epidemiologi di nasional
Tidak ada pemeriksaan mulai melakukan penelitian terkait pandemi
Melanjutkan perawatan pasien dan mengikuti standar yang sudah ada
432 Surveilans
Kegiatan yang dilakukan pada setiap fase pandemi
1 Kesiapsiagaan
Melakukan kajian epidemiologi terhadap kasus COVID-19 baru yang terjadi di
dunia melalui pemantauan secara terus menerus terhadap perkembangan situasi
penyakit seperti jumlah kasus angka kematian luas penyebaran kecepatan
transmisi karakteristik kasus menurut orang tempat dan waktu (usia jenis kelamin
lokasi kasus waktu terjadinya dalam minggubulantahun)
Penilaian risiko (sumber daya dan potensi ancaman Kedaruratan Kesehatan
MasyarakatKKM)
Risk mapping (kekuatan dan kelemahan dari ancaman KKM di wilayah sekitar pintu
masuk dan wilayah)
Manajemen risiko (regulasi kolaborasi koordinasi integrasi dan monitoring
evaluasi)
Menentukan definisi kasus secara nasional (suspek probable konfirmasi)
Melakukan surveilans intensif ILI (COVID-19 Like Illness) dan pneumonia (Severe
Acute Respiratory Infection SARI) dan Surveilans berbasis Kejadian di
Puskesmas rumah sakit Kantor Kesehatan Pelabuhan dan unit pelayanan lainnya
termasuk yang berbasis laboratorium
Meningkatkan kinerja Surveilans kasus ILI berbasis Puskesmas melalui pelaporan
mingguan SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan bulanan STP
(Surveilans Terpadu Penyakit) Puskesmas serta pelaporan kasus COVID-19
berbasis RS
Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan KKP di wilayah masing-masing dalam
rangka pemantauan penumpang dari negara terjangkit di pintu masuk melalui
pemantauan HAC (Health Alert Card)
Meningkatkan surveilans di masyarakat termasuk melibatkan mitra kerja hotel
biro pariwisata travel biro dsb
Menyiapkan sarana dan prasarana berkaitan dengan kegiatan surveilans
Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk
perkembangan situasi COVID-19
2 Siaga Darurat
Dari PHEOC subdit surveilans akan mengadakan rapat kemudian membuat risk
mappingdan risk assessment mengumpulkan stakeholder Tim TGC Pusat akan
turun ke lokasi untuk melacak adanya kasus baru dengan tim daerah dan akan
melibatkan Litbangkes PHEOC Dinkes Provinsi dan Kota Dirjen P2P selaku focal
point
Melakukan penyelidikan epidemiologi surveilans intensif terhadap kasus dan
64
kontak pelacakan dan monitoring kontak Pelacakan kontak dapat bekerjasama
dengan PMI kader dan sektor lainnya yang terlatih Karantina rumah kontak erat
Melakukan pemantauan kesehatan kontak jika menemukan gejala segera laporkan
ke sarana kesehatan terdekat
Melakukan Analisis data epidemiologi meliputi waktu timbul gejala jenis kelamin
kelompok umur gejala klinis lama sakit angka serangan (Attack Rate) angka
mortalitas (Mortality Rate) Case Fatality Rate (CFR)
Diklat TGC (tidak terbatas pada tenaga kesehatan)
Jejaring kemitraan (rujukan komunitas pertahanan dan keamanan CSR)
Melakukan surveilans secara ketat di seluruh pelayanan kesehatan
Melakukan analisis epidemiologi untuk menentukan tindakan kekarantinaan
kesehatan apabila diperlukan Contohnya karantina rumah karantina wilayah
terbatas daerah yang terdampak Karantina wilayah tersebut berdasarkna data
epidemiologi sebarankasus COVID-19
Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk
pelaporan COVID-19 dalam waktu 24 jam
3 Tanggap Darurat
Kaji cepat analisis risiko
Melakukan tindakan karantina kesehatan apabila diperlukan (krantina rumah
karantina wilayah pembatasan sosial skala besar) Karantina wilayah dilaksanakan
berdasarkan data epidemiologi sebaran COVID-19
Surveilans ketat untuk pengawasan dan pelaporan dapat menggunakan aplikasi
pelacakan kontak godata DHIS 2 untuk pengumpulan dan analisis data
PHEOC Kemkes melakukan analsisi data dan menginformasikan data dan analissi
epidemiologis kepada Pusat Krisis Kemkes yang diteruskan kepada Pusdalop
BNPB
Percepatan penyelidikan epidemiologis pelacakan kontak monitoring kontak dan
manajemen kontak
Pada daerah yang belum ada kasus dilakukan surveilan aktif Pada daerah yang
sudah ada kasus sporadic dank luster terbatas dilakukan pelacakan kontak dan
pada daerah yang sudah terdapat pelurana transmisi luas di masyarakat dapat
dilakukan pelacakan kontak pada kasus di daerah baru atau kasus yang berat Di
daerah transmisi luas surveilan dapat dilakukan dengan sistem sentinel
Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk
pelaporan COVID-19 dalam waktu 24 jam
4 Rehabilitasi
Surveilans tetap berjalan di level nasional berkoordinasi dengan semua
stakeholder (Dinkes KKP)
Update kasus melakukan penilaian risiko
Setiap waktu akan melaporkan ke dirjen P2P
Surveilans ketat sampai dengan 2 kali masa inkubasi terpanjang
Pengendalian terhadap media lingkungan
65
433 Respon Medis dan Laboratorium
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap situasi pandemi 1 Kesiapsiagaan
Rumah sakit akan menyiapkan sarana dan prasarana serta menyampaikan
informasi ke petugas medis dan non medis
Review kesiapsiagaan dan stock rumah sakit menyiapkan permintaan APD dan
supply rumah sakit dan melaporkannya ke Kemkes
Refreshing bagi petugas laboratorium dan medis tentang kesiapsiagaan pandemi
COVID-19
Tim TGC di rumah sakit mulai mensosialisasikan update kasus di luar SOP
penanganan pasien suspek
Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (BTDK) mengetahui sampel apa yang
diambil dan berapa kali dilakukan pengambilan
BTDK berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk pengiriman dan apabila ada
sampel baru
BTDK memastikan kesiapan logistik meliputi reagen untuk laboratorium rujukan
dan juga jejaring laboratorium
Dinkes provinsi dan kabupaten kota memberi surat edaran ke semua fasyankes
agar semua bersiap
Pelatihan manajemen kasus dan Pengendalian infeksi
Penunjukkan rumah sakit rujukan COVID-19
Peningkatan kapasitas berupa simulasi penanganan kasus
Penunjukkan Laboratorium regional COVID-19 dan berkordinasi dengan WHO
untuk memperoleh postiv control dan reagen untuk COVID-19
Menusun SOP untuk pengambilan pengiriman dan pemeriksaan laboratorium
2 Siaga Darurat
Mengaktifkan rumah sakit rujukan COVID-19
Mengaktifkan hospital disaster plan menilai skala besaran kasus dan persiapan
sumber daya untuk eskalasi kasus termasuk sumber daya manusia dan shifting
Rumah sakit membentuk posko di rumah sakit
Mengaktifkan surveilans di rumah sakit (Hospital Associated Infection) terkait
COVID-19
Monitoring tenaga kesehatan yang kontak dengan kasus COVID-19
Identifikasi dan merawat kasus COVID-19 di ruang isolasi RS non rujukan
identifikasi dan merujuk apsien ke RS rujukan COVID-19
Memastikan sarana dan prasarana (SDM tempat tidur ruang isolasi) terjamin
Mempersiapkan tenaga laboratorium tenaga fungsional epidemiologi identifikasi
kasus melakukan pengambilan sampel perawatan kasus di ruang isolasi
Berkoordinasi dengan pemangku wilayah lainnya
Mengaktifkan regional laboratorium untuk COVID-19 dan pengiriman positive
kontorl dan reagen ke laboratorium regional
Petugas laboratorium di RS rujukan atau laboratorium BTKL PP BBLK melakukan
penambilan sampel dan mengirimkan sampel ke laboratorium
Mendistribusikan SOP jejaring laboratorium
66
Menyiapkan logistik untuk pemeriksaan PCR COVID-19 di semua laboratorium
pemeriksa
Melatih semua laboratorium pemeriksa PCR untuk mampu laksana pemeriksaan
PCR COVID-19
3 Tanggap Darurat
Aktivasi rencana penanggulangan pandemic rumah sakit
Penambahan rumah sakit rujukan COVID-19 termasuk RS yang ditunjuk dengan
SK Gubernur maupun rumah sakit POLRI atau TNI Rumah sakit rujukan
dikhususkan untuk pasien COVID-19 Pasien lain diterima di rumah sakit lainnya
Alihfungsi gedung lainnya menjadi pusat perawatan COVID-19
Pada saat kondisi transmisi COVID-19 di masyarakt luas dan kapasitas fasiltias
kesehatan terbatas trias dapat juga memanfaatkan aplikasi online medis seperti
halodoc klikdoc dengan algoritme seusai pedoman Kemnkes Pada kasus ringan
dan tanpa risiko dapat dirawat di rumah dengan edukasi pengendalian infeksi
kasus dengan risiko (orang tua gt 65 tahun dan komorbid) dirawat di pusat
perawatan COVID-19 dan kasus yagn parah dirujuk ke rumah sakit
Penambahan jejaring laboratorium regional Alur pelaporan sesuai pedoamn
Kemkes
Melakukan identifikasi ketersediaan logistik pelaporan berkala dan permintaan
logistik unutk fasialits kesehatan dan laboratorium
Laboratorium regional melakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel dan
laporan Laporan harus dikirimkan kepada litbangkes dalam 24 jam Algoritam
pelaporan sesuai dengan pedoman kemkes
Litbangkes melakukan Eksternal Quality Assurance (EQA) untuk laboratorium
regional
Mensiagakan dan meningkatkan sumber daya (pemeriksaan laboratorium) selama
24 jam
Konfirmasi hasil laboratorium hanya dari BTDK oleh PE pusat dan daerah untuk
mencari suspek di masyarakat
4 Transisi Darurat (Pemulihan)
Pada tahap ini sudah tidak ada pemeriksaan terhadap kasus pandemi melakukan
penelitian terkait pandemi Risiko dan dampak tidak akan homogen pada setiap
daerah terjangkit (bila terjadi di beberapa wilayah potensial) sehingga kegiatan
penanggulangan dapat berlanjut di wilayah tertentu yang masih membutuhkan
Melanjutkan perawatan pasien dan mengikuti standar yang sudah ada
Mengawasi COVID-19 untuk mengantisipasi gelombang wabah selanjutnya
komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat untuk mengembalikan semua aktifitas
seperti sedia kala
mengevaluasi respon yang sudah dilakukan dan merevisi rencana dan prosedur
yang dijalankan
434 Intervensi Farmasi
Kegiatan yang dilakukan pada setiap fase pandemi antara lain
1 Kesiapsiagaan
67
Melakukan persiapan SOP sesuai Permenkes No51 Tahun 2014 tentang impor
barang alat kesehatan termasuk Spesial Access Scheme (SAS) untuk bantuan
intrnasional
Inventarisasi ketersediaan stok obat peralatan medis dan APD di daerah
pandemic dan idnetifikasi jalur distribusi
Distribusi Obat Antiviral (jika tersedia) Antibiotik dan Obat-obatan suportif
lainnya APD serta disinfektan yang diperlukan oleh wilayah pandemi melalui
gudang farmasi provinsi
2 Siaga Darurat
Pemetaan wilayah danperkiraan kebutuhan logistik pharmasi dan APD
Menghitung populasi risiko
Berkoordinasi dengan WHO terkait ketersediaan dukungan logistik
Melakukan perencanaan dan pengadaan logistik yang diperlukan
Evaluasi ketersediaan stock APD alat medis
Berkoordinasi dengan vendor untuk pengadaan APD supply medis obat
Melaksanakan pengadaan untuk stockpiling di pusat dan distribusi ke beberapa
daerah strategis seperti Gudang pharmasi provinsi yang berisiko dan rumah
sakit rujukan
Melakukan kajian obat bekersama dengan tim respon medis Berkoordinasi dengan
WHO untuk uji klinis pengobaan atau intervensi medis lainnya
3 Tanggap Darurat
Melakukan peningkatan pengadaan dan distribusi logistik APD supply medis ke
daerah terdampak
Pelaporan berkala ketersediaan pemakaian APD alat medis dan permintaan
yang disampaikan kepada gugus tugas logistik
Berkoordiansi dengan vendor untuk melakukan produksi masal dan distribusi
(dapat melibatkan department perhubungan TNI polri dan sumber daya lainnya
untuk distribusi) untuk APD alat medis dan obat (apabila tersedia)
4 Rehabilitasi
Menilai status stockpiles and equipment (antivirus (apabila tersedia) antibiotik
APD dll)
Mereview proses yang sudah dilakukan
Mengisi kembali stok sesuai kebutuhan
Memperbarui rencana protokol sesuai dengan kasus yang telah diamati
435 Intervensi Non Farmasi Kegiatan-kegiatan intervensi non farmasi yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi 1 Kesiapsiagaan
Penguatan di pintu masuk negara deteksi dini pintu masuk negara (bandara pelabuhan dan Pos Lintas Batas Darat NegaraPLBDN)
Proteksi Perorangan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) etika batuk bersin penggunaan masker
68
Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasilitas umum)
Promosi kesehatan untuk pencegahan kejadian COVID-19 PHBS kecukupan gizi pengelolaan stres olah raga teratur pengolahan masakan secara benar edukasi mengenai pencegahan stigma
Pemetaan Sumber Daya (SDM Kesehatan sarana kesehatan)
Pemberdayaan kader dan masyarakat
Melengkapi sarana kesehatan meningkatkan kapasitas petugas kesehatan
Penyusunan dokumen rencana keberlangsungan usaha
Penyusunan protokol kesiapsiagaan dan pencegahan COVID-19 untuk publik (sekolah kalangan usaha perkantoran tempat publik transportasi untuk pemerintah daerah dll)
Koordinasi dengan pihak sekolah pabrik-pabrik kantor perusahaan untuk melakukan sosialisasi terkait antisipasi terjadinya COVID-19
2 Siaga Darurat
Penguatan di pintu masuk negara deteksi dini pintu masuk negara (Bandara pelabuhan dan PLBDN)
Proteksi perorangan CTPS etika batuk bersin penggunaan masker
Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum)
Memastikan ketersediaan tranportasi (ambulan khusus) untuk evakuasi pasien
Menjamin ketersediaan logistik (makanan minuman air bersih) bagi pasien dan keluarga pada penerapan karantina rumah dan RS
Melakukan identifikasi kegiatan-kegiatan yang melibatkan masa dalam jumlah yang besar di sekitar lokasi karantina daerah terdampak (apabila diberlakukan karantina pembatasan sosial) sehingga waktunya dapat ditunda
Melakukan pemusnahan barang-barang habis pakai yang terkontaminasi
Penerapan rencana keberlangsungan usaha untuk usaha sektor esensial
Menyediakan layanan dukungan psikososial dan kesehatan jiwa bagi pasien petugas kesehatan dan masyarakat
Menyiapkan platorm pembelajaran online unutk sektor Pendidikan dan platform bekerja dari rumah untuk sektor usaha dan perkantoran
3 Tanggap Darurat
Hygiene sanitasi perorangan CTPS etika batukbersin penggunaan masker
Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum) memastikan kecukupan ventilasi rumah
Memastikan ketersediaan tranportasi (ambulan khusus) untuk evakuasi pasien
Menjamin ketersediaan logistik (makanan minuman air bersih APD dan bahan dekontaminasi bagi penduduk
Melakukan pencegahan atau pembubaran kegiatan-kegitan yang melibatkan masa dalam jumlah yang besar di sekitar lokasi terdampak sehingga waktunya dpt ditunda
69
Berkoordinasi dengan TNI dan POLRI untuk Keamanan Wilayah dan keberlangsungan proses ekonomi
Melakukan pemusnahan barang habis pakai yang digunakan penderita dan dekontaminasi barang-barang tidak habis pakai yang kontak dengan penderita
Memastikan ketersediaan logistik (kebutuhan hidup APD)
Pemberlakuan karantina rumah karantina wilayah atau pembatasan sosial berskala besar berdasarkan kajian informasi epidemiology dan sebaran kasus COVID-19 Menutup tempat publik yang tidak esensial seperti tempat hiburan menutup sekolah Sektor Pendidikan memberlakukan pembelajaran online dan sektor usaha dan perkantoran memberlakukan bekerja dari rumah
Perusahaan kantor dan pelayanan publik menerapkan rencana keberlangsungan usaha
Menyediakan layanan dukungan kesehatan jiwa dan psikologi bagi pasien tenaga kesehatan dan masyarakat termasuk lansia anak-anak dan remaja penyandang disabilitas
4 Rehabilitasi
Hygiene sanitasi perorangan CTPS etika batukbersin penggunaan masker
Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum)
Setelah ada penyataan pencabutan status kedaruratan memberikan informasi kepada masyarakat bahwa keadaan pandemi sudah dinyatakan selesai sehingga masyarakat dapat beraktifisat kembali namun tetap waspada dan melakukan PHBS
Pemulihan Keamanan tetap berkoordinasi dengan TNI dan POLRI untuk menjamin keamanan masyarakat
Melakukan After Action Review evaluasi respon
Terus melakukan surveilan COVID-19
Memberikan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial
436 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Kegiatan-kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi
1 Kesiapsiagaan
bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Pusat mulai bergerak dan
berkoordinasi
dengan Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Daerah Memonitor
pemberitaan dan isu publik di media massa dan media sosial terkait
perkembangan situasi penyebaran virus COVID-19
bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line dan trough the line
(mengingat era digital) bisa berupa sosialisasi penyuluhan langsung masyarakat
umum kader informasi dan komunikasi dengan pihak bandara BKSLN (Biro
Kerja Sama Luar Negeri) Kemenkes juga akan mengkomunikasikan terkait
informasi kejadian pandemi di negara lain kepada Kemenlu siaran pers media
KIE baik cetakan e-file tentang pesan-pesan pencegahan bisa disebarkan melaui
media sosial
bull Isi pesan
70
a PHBS secara umum (personal hygiene)
b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19 secara
umum
c Perlu diumumkan kepada publik bahwa kasus virus COVID-19 tersebut belum
ada kasus di Indonesia namun tetap waspada khususnya pada orang yang
telah bepergian dari wilayah pandemi dengan menunjukkan kartu sehat serta
dilakukan penguatan screening di pintu masuk negara
2 Siaga Darurat
Menyusun strategi komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
Menyampaikan informasi dan edukasi serta memberdayakan masyarakat melalui
upaya
a Melakukan edukasi publik melalui media massa media sosial advertorial
video dan infografis
b Membangun komunikasi dan melibatkan peran aktif organisasi profesi
kesehatan dan profesi lainnya serta asosiasi pelaku usaha dan akademisi
dan pelajarmahasiswa
c Memperkuat pengetahuan tokoh masyarakat pemuka agama dan organisasi
sosial dan kemasyarakatan terhadap ancaman COVID-19
d Mendidik dan melatih relawan dan kader kesehatan terkait COVID-19
e Melaksanakan sosialisasi baik komunikasi langsung kepada masyarakat
f Memperkuat pemahaman ancaman COVID-19 dan kemungkinan bencana
wabah COVID-19 kepada semua sektor dan masyarakat
g Menjalankan media centre hotline penunjukkan juru bicara press release
regular dan diseminasi informasi kepada tim dan kepada masyarakat umum
dengan pesan-pesan inti yang disesuaikan berdasarkan masukkan tim teknis
Meningkatkan peran sekolah lembaga pendidikan sebagai agen perubahan
Sekolah mempunyai rsquocaptive audiencersquo yang bisa dipakai sasaran untuk perubahan
perilaku Anak didik biasanya mudah berkomunikasi dengan orang tuanya dan bisa
merubah pikiran orang tua mereka Anak didik diharapkan akan menyampaikan
apa yang diketahuinya kepada orang tua dan kawan-kawannya
Memperkuat pemahaman guru pengawas sekolah tentang permasalahan pandemi
COVID-19 apa yang harus dilakukan kalau banyak anak didik menderita gejala-
gejala yang menyerupai COVID-19 cara menggunakan media belajar anak dan
media lainnya di sekolah
bull Tim Komunikasi Risiko Pusat bergerak cepat dan berkoordinasi dengan Tim
Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Daerah Waspada hoaks
misinformasi disinformasi dengan memonitor pemberitaan dan isu publik di media
massa dan media sosial (sudah banyak suspek COVID-19) dan berkoordinasi
dengan Kemenkominfo BSSN Cyber Crime Polri untuk menanggulanginya
Promosi Kesehatan Dinkes Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan Dinkes
Kabupaten Kota yang terdapat suspek terkonfirmasi dengan virus COVID-19
71
untuk penyebaran informasi dan media rekanan serta menggandeng Diskominfo
Kabupaten Kota setempat
bull Menyiapkan talking point kepada Menkes dan jumpa pers untuk Dirjen P2P
(Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) selaku National Focal Point (juru bicara
khusus) di Kemenkes serta jumpa pers oleh Pimpinan Daerah sebagai kondisi
siaga darurat bahwa diwilayahnya terdapat suspek terkonfirmasi COVID-19
bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line trough the line
(mengingat era digital) dan above the line Dilakukan sosialisasi penyuluhan
langsung dan pelatihan komunikasi kepada kader komunitas LSM Ormas di
wilayah yang terdapat suspek terkonfirmasi COVID-19dalam upaya pencegahan
penyebaran virus COVID-19 di masyarakat umum Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat (Rokom Yanmas) berkoordinasi dengan RSHS dan RSPI
untuk memutakhirkan data informasi terkini dan menuangkan ke dalam siaran pers
1 kali sehari media KIE baik cetakan e-file digital tentang pesan-pesan
pencegahan disebarkan melalui media cetak elektronik tradisional digital dan
media sosial
bull Mengaktifkan contact center 24 jam baik di tingkat pusat maupun daerah sebagai
sarana dan prasarana informasi dan pengaduan termasuk National Command
Center (NCC)Public Safety Center (PSC) 119
bull Koordinasi antara BKSLN Kemenkes dengan Kemenlu untuk mengeluarkan travel
advice dan diumumkan kepada publik Selain itu koordinasi dan komunikasi
antara Kemenkes Kemenkominfo dan Kemenlu untuk handling media
internasional
bull Isi pesan
a PHBS secara umum (personal hygiene)
b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19
Membatasi aktvitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada
kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker bila sakit
c Social distancing
d Dirjen P2P mengumumkan kepada publik bahwa di Indoneia sudah ditemukan
suspek yang terkonfirmasi dengan virus COVID-19 faktor-faktor risiko
COVID-19 gejala-gejala penderita COVID-19 upaya pencegahan dan
penanggulangan penyebaran virus COVID-19 (adanya penyelidikan
epidemiologi (PE) isolasi pasien di RS karantina ldquotempatrdquo kesiapan RS dan
laboratorium menghadapi situasi yang terjadi) jangan panik namun tetap
meningkatkan kewaspadaan segera mendatangi fasyankes jika mendapati
gejala-gejala COVID-19 memperketat pengawasan dan karantina kesehatan
di pintu masuk negara
3 Tanggap Darurat
bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat pusat bergerak lebih cepat lagi
dan berkoordinasi dengan Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat
Daerah di wilayah yang mengalami kasus yang tinggi terhadap penularan virus
COVID-19 Komunikasi Rokom Yanmas Kemenkes dengan Pusdatin Humas
BNPB dan Kemenkominfo sebagai Media Center Nasional Respon cepat dan
penyediaan konten positif yang lebih masif untuk cegah-tangkal hoaks
misinformasi disinformasi dengan memonitor pemberitaan dan isu publik di media
massa dan media sosial dan berkoordinasi dengan Kemenkominfo BSSN Cyber
72
Crime Polri untuk penanggulangannya Divisi Humas Polri dan Puspen TNI juga
memberikan pernyataan untuk menenangkan dan mengamankan situasi
bull Kepala negara sebagai juru bicara nasional mengumumkan kepada publik bahwa
Indonesia dalam kondisi tanggap darurat COVID-19 Dalam hal ini
mengumumkan masa awal berlakunya periode tanggap darurat dan untuk
mengakhiri masa tanggap darurat ini akan melihat adanya penurunan kasus
dengan 2x masa inkubasi dari kasus terakhir Dalam hal ini Kemenkes
berkoordinasi dengan Kantor Staf Presiden (KSP) Sekretariat Negara (Setneg)
dan Sekretariat Kabinet (Setkab) Talking point Juru Bicara dibuat 2x sehari
sebagai bahan pimpinan jika dibutuhkan berbicara kepada publik dan media
massa berikut siaran pers dikeluarkan 2x sehari dalam kondisi tanggap darurat
ini
bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line trough the line
(mengingat era digital) dan above the line Kader komunitas LSM Ormas yang
sudah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan komunikasi juga bergerak sebagai
surveilans komunikasi dan epidemiologi di wilayah yang terdampak penyebaran
kasus virus COVID-19 (para tenaga kesehatan dan relawan harus dilengkapi
APD) Penyebaran informasi dan publikasi media KIE baik cetakan e-file digital
tentang pesan-pesan pencegahan dan penanggulangan disebarkan secara masif
melalui media cetak elektronik tradisional digital dan media sosial
bull Contact center standby 24 jam baik di tingkat Pusat maupun daerah sebagai
sarana dan prasarana informasi dan pengaduan termasuk NCC PSC 119
bull Koordinasi antara BKSLN Kemenkes dengan Kemenlu untuk mengeluarkan travel
warning terhadap tanggap darurat COVID-19 dan diumumkan kepada publik
Selain itu menguatkan koordinasi dan komunikasi antara Kemenkes BNPB
Kemenkominfo dan Kemenlu untuk handling media internasional
bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat (pusat dan daerah) akan bekerja
sama lintas sektor menjalankan dan berperan serta di dalam prosedur karantina
wilayah dan pengamanan untuk menenangkan warga di fasilitas umum yang
ditutup
bull Isi pesan
a PHBS secara umum (personal hygiene)
b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19
Membatasi aktivitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada
kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker ketika sakit atau
ketika merawat yang sakit
c Social and physical distancing
d Kepala negara mengumumkan kepada publik bahwa di Indonesia dalam
kondisi tanggap darurat COVID-19 negara akan terus berupaya
menanggulangi persoalan ini meminta kerja sama masyarakat Indonesia
untuk mematuhi instruksi pemerintah Dalam kondisi ini diberlakukan karantina
wilayah dan penutupan tempat umum sarana publik
73
4 Rehabilitasi
bull Kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat pada skenario ini seperti
pada kondisi siaga darurat
bull Menkes mengumumkan kepada publik bahwa masa penanggulangan tanggap
darurat COVID-19 telah berakhir ditandai dengan penurunan kasus dengan 2x
masa inkubasi dari kasus terakhir
bull Terus waspada dan menanggapi dengan cepat rumor atau informasi yang salah di
masyarakat
bull Perkuat pesan-pesan kunci
a PHBS secara umum (personal hygiene)
b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19
Membatasi aktvitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada
kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker ketika sakit atau
ketika merawat yang sakit
c Berakhirnya masa tanggap darurat yang diumumkan oleh Menteri Kesehatan
juga dinyatakan dengan pembukaan wilayah karantina membuka fasilitas
umum yang ditutup rehabilitasi lingkungan yang terdampak serta masyarakat
tetap diminta waspada
74
44 Instruksi Koordinasi
Gambar 49 Jejaring Kerja Komando dan Koordinasi
Kebijakan
1 Penentu Kebijakan
2 Forum Koordinasi Pusat
Kebijakan
1 Penentu Kebijakan
2 Forum Koordinasi Propinsi
Kebijakan
1 Penentu Kebijakan
2 Forum Koordinasi KabKota
Posko KLB
Influenza Pusat
Posko KLB
Influenza Propinsi
Posko KLB
Influenza KabKota
Pos Lapangan
KLB Influenza
Pos Taktis
Perimeter
Berbagai pihak
terkait dalam dan
luar negri
Berbagai pihak
terkait dalam dan
luar negri
Berbagai pihak
terkait dalam dan
luar negri
Lab
Regional
Nasional
Lab
Rujukan
sekuensing
Lab
Daerah
Rumah
Sakit
Puskesmas
Keterangan
= Mekanisme Komando
= Mekanisme Koordinasi= Mekanisme rujukan
pasien dan pengiriman spesimen
= Mekanisme laporan
JEJARING KERJA KOMANDO amp KOORDINASI
Posko COVID-19 Pusat
Posko COVID-19 Provinsi
Posko COVID-19 Kota
Posko COVID-19 Lapangan
75
Bab 5
Administrasi dan Logistik
51 Administrasi
a Pemenuhan Kebutuhan Bersumber APBN
Berdasarkan analisa Biro Perencanaan dan Anggaran ditentukan kebutuhan jumlah
logistik kesehatan APD sebanyak 600000 unit namun sesuai hasil estimasi yang
dibuat Pusat Krisis Kesehatan dalam analisa situasi berdasarkan skenario kejadian
pandemi Covid-19 dengan menggunakan angka serangan klinis 36 dari jumlah
populasi Indonesia ditentukan jumlah kebutuhan APD dan logistik kesehatan lainnya
pada tabel berikut yang merupakan kebutuhan sampai dengan tanggal 16 Agustus
2020 Pemenuhan kebutuhan ini dapat berasal dari alokasi APBN Kementerian
Kesehatan Dana Siap Pakai (DSP) BNPB Badan Dunia dan sumbangan dari
masyarakat Pusat Krisis Kesehatan telah menentukan estimasi kebutuhan APD dan
logistik kesehatan lainnya sampai dengan tanggal 16 Agustus 2020 seperti terlihat pada
tabel di bawah ini
76
Tabel 51
Tabel Kebutuhan APD dan Logistik Kesehatan Lainnya
NO
PROVINSI Gaun
(Gown) Pelindung
kepala
Celemek (Apron
disposable)
Celemek (Apron heavy duty
reusable)
Sepatu pelindung
(Gum boots)
Sarung tangan
(Gloves) heavy duty
Sarung tangan
(Gloves) examination
Sarung tangan
(Gloves) surgical
Pelindung mata
(Goggles)
Pelindung wajah (Face
shield) Masker
N95
Masker bedah
(surgicalfacemask)
1 Aceh
55995
55995
26979
911
1623
1623
865526
19604
1669
21233
66560
1325896
2 Sumatera Utara
225579
225579
108688
3669
6537
6537
3486798
78974
6725
85538
268138
5341414
3 Sumatera Barat
55995
55995
26979
911
1623
1623
865526
19604
1669
21233
66560
1325896
4 Riau
109362
109362
52692
1779
3169
3169
1690410
38287
3261
41469
129994
2589533
5 KEPULAUAN RIAU
22933
22933
11049
373
665
665
354478
8029
684
8696
27260
543024
6 Jambi
37617
37617
18125
612
1090
1090
581453
13170
1122
14264
44714
890726
7 Bangka Belitung
15522
15522
7479
252
450
450
239923
5434
463
5886
18450
367537
8 Sumatera Selatan
87632
87632
42222
1425
2539
2539
1354532
30679
2613
33229
104165
2075003
9 Bengkulu
20658
20658
9954
336
599
599
319318
7232
616
7833
24556
489162
10 Lampung
87154
87154
41992
1418
2525
2525
1347149
30512
2598
33048
103597
2063693
11 Banten
201907
201907
97282
3284
5851
5851
3120890
70686
6020
76561
239999
4780881
12 DKI JAKARTA
544381
544381
262291
8855
15774
15774
8414541
190584
16230
206424
647086
12890209
13 JAWA BARAT
1276846
1276846
615203
20769
36999
36999
19736309
447016
38068
484168
1517740
30233989
77
NO
PROVINSI Gaun
(Gown) Pelindung
kepala
Celemek (Apron
disposable)
Celemek (Apron heavy duty
reusable)
Sepatu pelindung
(Gum boots)
Sarung tangan
(Gloves) heavy duty
Sarung tangan
(Gloves) examination
Sarung tangan
(Gloves) surgical
Pelindung mata
(Goggles)
Pelindung wajah (Face
shield) Masker
N95
Masker bedah
(surgicalfacemask)
14 JAWA TENGAH
536047
536047
258275
8719
15533
15533
8285719
187667
15982
203264
637179
12692866
15 DI Yogyakarta
39708
39708
19132
646
1151
1151
613767
13901
1184
15057
47199
940228
16 Jawa Timur
1019885
1019885
491396
16590
29553
29553
15764440
357055
30407
386730
1212300
24149495
17 BALI
112016
112016
53971
1822
3246
3246
1731443
39216
3340
42475
133150
2652392
18 KALIMANTAN BARAT
52518
52518
25304
854
1522
1522
811780
18386
1566
19914
62427
1243563
19 KALIMANTAN TENGAH
28323
28323
13647
461
821
821
437793
9916
844
10740
33667
670654
20 Kaltara
7592
7592
3658
123
220
220
117344
2658
226
2879
9024
179758
21 Kaltim
46657
46657
22480
759
1352
1352
721176
16334
1391
17692
55459
1104768
22 Kalsel
44021
44021
21210
716
1276
1276
680436
15411
1312
16692
52326
1042357
23 Sulawesi Utara
25864
25864
12462
421
749
749
399788
9055
771
9808
30744
612433
24 Gorontalo
12474
12474
6010
203
361
361
192811
4367
372
4730
14827
295367
25 Sulawesi Tengah
31676
31676
15262
515
918
918
489616
11090
944
12011
37652
750042
26 Sulawesi Barat
14370
14370
6924
234
416
416
222122
5031
428
5449
17081
340268
27 Sulawesi Selatan
91315
91315
43997
1485
2646
2646
1411461
31969
2722
34626
108543
2162213
28 Sulawesi Tenggara
28184
28184
13580
458
817
817
435643
9867
840
10687
33501
667360
78
NO
PROVINSI Gaun
(Gown) Pelindung
kepala
Celemek (Apron
disposable)
Celemek (Apron heavy duty
reusable)
Sepatu pelindung
(Gum boots)
Sarung tangan
(Gloves) heavy duty
Sarung tangan
(Gloves) examination
Sarung tangan
(Gloves) surgical
Pelindung mata
(Goggles)
Pelindung wajah (Face
shield) Masker
N95
Masker bedah
(surgicalfacemask)
29 Nusa Tenggara Barat
78636
78636
37888
1279
2279
2279
1215488
27530
2344
29818
93472
1862003
30 Nusa Tenggara Timur
56677
56677
27308
922
1642
1642
876061
19842
1690
21491
67370
1342035
31 Maluku Utara
13079
13079
6302
213
379
379
202170
4579
390
4960
15547
309704
32 Maluku
18737
18737
9028
305
543
543
289612
6560
559
7105
22271
443656
33 Papua Barat
10042
10042
4838
163
291
291
155216
3516
299
3808
11936
237776
34 Papua
35137
35137
16930
572
1018
1018
543115
12301
1048
13324
41766
831997
TOTAL
5044539
5044539
2430535
82056
146173
146173
77973855
1766062
150398
1912841
5996259
11944789
9
KEBUTUHAN NASIONAL
5044633
5044633
2430580
82057
146176
146176
77975307
1766095
150401
1912876
5996371
11945012
4
SELISIH
94
94
45
2
3
3
1452
33
3
36
112
2224
79
b Pemenuhan Kebutuhan Bersumber Dana Siap Pakai (DSP)
Berdasarkan peraturan BNPB No2 Tahun 2018 tentang Penggunaan Dana Siap Pakai
(DSP) Berikut ini prosedur pemberian DSP
1 Prosedur pemberian DSP melalui usulan permohonan terlebih dahulu dilakukan
verifikasi
2 Pemberian DSP berdasarkan persetujuan Kepala BNPB atau pejabat yang diberikan
kuasa oleh Kepala BNPB
3 Pemberian bantuan DSP sebagai tindak lanjut hasil rapat koordinasi kementerian
lembaga berdasarkan atas
a Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari BPBD kabupaten
kota atau BPBD propinsi terdampak
b Surat keputusan bupati wali kota gubernur atau Presiden tentang penetapan
status keadaan darurat bencana
c Rincian biaya untuk kegiatan penanganan darurat bencana
d Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala BNPB
4 Pemberian bantuan DSP melalui inisiatif BNPB berdasarkan atas
a Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari BPBD kabupaten
kota atau BPBD propinsi terdampak
b Surat keputusan bupati wali kota gubernur atau Presiden tentang penetapan
status keadaan darurat bencana
c Hasil pengkajian cepat yang menjelaskan kebutuhan rincian biaya untuk
kegiatan penanganan darurat bencana yang dinyatakan secara tertulis oleh
pejabat eselon I yang berwenang
d Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala BNPB
Pelaksanaan penyaluran DSP
1 KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) BNPB memerintahkan bendahara pengeluaran
untuk memindahbukukan sejumlah dana UP dari rekening bendahara pengeluaran
ke rekening BPP pengelola pada unit kerja di BNPB BPBD dan atau kementerian
lembaga terkait
2 Pemindahbukuan DSP kepada unit kerja BNPB BPBD atau kementerian lembaga
terkait dilaksanakan sesuai dengan jumlah yang telah disetujui KPA
3 Penyaluran bantuan DSP untuk BPBD kabupaten kota atau propinsi harus
dilengkapi dengan Perjanjian Kerja Sama antara KPA BNPB dengan Kepala BPBD
atas nama pemerintah daerah
4 Penyaluran bantuan DSP untuk kementerian lembaga harus dilengkapi dengan
Perjanjian Kerja Sama antara KPA BNPB dengan pejabat setingkat eselon I dari
kementerian lembaga terkait
5 Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada pemerintah
kabupaten kota atau propinsi melalui pengelola DSP BNPB setempat dilengkapi
dengan bukti penerimaan berupa kuitansi berita acara serah terima
6 Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada unit kerja BNPB
dan kementerian lembaga terkait melalui pengelola DSP yang ditunjuk dilengkapi
dengan bukti penerimaan berupa kuitansi dan berita acara serah terima
7 Waktu penyaluran bantuan DSP disesuaikan dengan ketersediaan UP DSP yang
ada pada rekening bendahara pengeluaran BNPB
80
8 Penyaluran bantuan DSP dapat pula diberikan dalam bentuk barang jasa dengan
mempertimbangkan aspek kemudahan ketersediaan dan kelancaran distribusi
9 Pelaksanaan penyaluran DSP dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai mekanisme pelaksanaan anggaran penanggulangan
bencana
Pengaturan logistik penting untuk mendukung penyelenggaraan respon medis dan laboratorium serta respon komponen lain Diperlukan prosedur untuk mempercepat proses pengadaan dan transportasi barang
Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah
- Memetakan sumber daya yang tersedia dan rantai suplai (supply chain) di sektor kesehatan dan lainnya
- Memeriksa sistem pengelolaan dan pengendalian rantai suplai (penimbunan penyimpanan keamanan pengaturan transportasi dan distribusi) untuk persediaan medis dan komoditas esensial lainnya termasuk Disease Commodity Package (DCP) COVID-19 dan cadangan kit pasien di dalam negeri
- Memeriksa proses pengadaan (termasuk impor dan bea cukai) untuk suplai medis dan kebutuhan esensial lainnya dan mendorong sumber daya setempat untuk memastikan keberlanjutan
- Menilai kapasitas pasar lokal untuk memenuhi peningkatan permintaan akan suplai medis dan kebutuhan pokok lainnya dan mengoordinasikan permintaan suplai internasional melalui mekanisme pengadaan regional dan global
- Mempersiapkan kapasitas lonjakan staf dan mekanisme penempatan nasihat kesehatan (pedoman dan SOP) pra dan pasca penempatan paket (briefing vaksinasi yang direkomendasikan wajib peningkatan kit medical travel dukungan kesehatan jiwa dan psikososial termasuk kelompok pendukung sebaya) untuk memastikan kesejahteraan staf
- Mengdentifikasi dan mendukung fungsi-fungsi kritis yang harus berlanjut selama wabah COVID-19 yang meluas (mis air dan sanitasi bahan bakar dan energi makanan telekomunikasiinternet keuangan hukum dan ketertiban pendidikan dan transportasi) sumber daya yang diperlukan dan tenaga kerja esensial
81
Gambar 51
Contoh SK Status Darurat Bencana
82
Gambar 52
Konsep Operasi Logistik
Sumber Internasional Pintu MasukStaging Area di Bandara Sumber
(UNHRDWHO Supplier) NasionalRegional
Pusat Krisis Gudang Provinsi
(Masuk Melalui BandaraPelabuhanTerminal)
Gudang KabupatenKota
Pusat Layanan Kesehatan Unit Layanan Kesehatan Rumah Penduduk
Gambar 10 Konsep Operasi Logistik
83
Bab 6
Komando dan Perhubungan
Gambar 61
Struktur Klaster Nasional Penanggulangan Bencana
Keputusan Kepala BNPB Nomor 173 tahun 2015 tentang klaster nasional
penanggulangan bencana
1 Klaster Kesehatan Tugasnya Pelayanan Kesehatan Pengendalian Penyakit
Penyehatan Lingkungan Penyiapan Air Bersih dan Sanitasi yang berkualitas
Pelayanan Kesehatan Gizi Pengelolaan Obat Bencana Penyiapan Kesehatan
Reproduksi dalam Situasi Bencana Penatalaksanaan Korban Mati Pengelolaan
Informasi dibidang Kesehatan
Koordinator Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian
Kesehatan
Wakil Koordinator Pusat Kedokteran Kepolisian Republik Indonesia
2 Klaster Pencarian dan Penyelamatan Tugasnya Mengerahkan Mengkoordinir
serta mengendalikan sarana dan personil dalam pelaksanaan operasi pencarian
penyelamatan dan evakuasi terhadap korban bencana secara cepat efisien dan
efektif Pengelolaan Informasi dibidang Pencarian dan Penyelamatan
Koordinator Direktur Operasi dan Pelatihan BASARNAS
Wakil Koordinator Wakil Asisten Operasi Tentara Nasional Indonesia
3 Klaster Logistik Tugasnya Pengadaan barang sandang permakanan dan
peralatan Bea Cukai (untuk barang yang dibawa dari luar negriimpor)
PenyimpananPergudangan Distribusi Logistik Keamanan Logistik Pengelolaan
Informasi dibidang Logistik
Koordinator Direktur Logistik BNPB
Wakil Koordinator Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam
Kementerian Sosial
KESEHATAN
PENCARIAN DAN
PENYELAMATAN
LOGISTIK
PENGUNGSIAN DAN
PERLINDUNGAN
PENDIDIKAN
SARANA DAN PRASARANA
EKONOMI
PEMULIHAN
DINI
84
4 Klaster pengungsian dan Perlindungan Tugasnya Penyiapan Dapur Umum
Pencegahan dan Penanganan Kekerasan berbasis Gender Tempat Pengungsian
Keamanan Manajemen Pengungsian dan Penyiapan Hunian Sementara
Perlindungan Kelompok Rentan Pengelolaan Informasi dibidang Pengungsian dan
Perlindungan
Koordinator Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian
Sosial
Wakil Koordinator Asisten Operasi Kepolisian Republik Indonesia
5 Klaster Pendidikan Tugasnya Pelayanan Belajar Mengajar Formal dan Informal
Penyiapan Sekolah Darurat Bimbingan dan Penyuluhan bagi Anak Dewasa
Kerohanian Pengelolaan Informasi dibidang Pendidikan
Koordinator Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Sekretariat
Jendral Kementerian Pendidikan
Wakil Koordinator Sekretariat Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama
6 Klaster Sarana dan Prasarana Tugasnya Pembersihan puing-puing debris
clearance Penyediaan Alat Transportasi Telekomunikasi dan Energi Penyediaan
Hunian Tetap Penyediaan Air dan Sanitasi Pengelolaan Informasi dibidang Sarana
dan Prasarana
Koordinator Sekretaris Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum
Wakil Koordinasi Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika
Kementerian Komunikasi dan Informatika
7 Klaster Ekonomi Tugasnya Pengelolaan Sektor Pertambangan dan Galian Listrik
Gas dan Air Minum Industri Pengolah Konstruksi Perdagangan Hotel dan
Restoran Jasa dan Pertanian serta Pengelolaan Informasi dibidang Ekonomi
Koordinator Sekretaris Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian
Wakil Koordinator Asisten Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
8 Klaster Pemulihan Dini Tugasnya Penguatan Kapasitas pemerintah pusat daerah
untuk koordinasi Revitalisasi fungsi pemerintah desa camat kabupaten kota
provinsi Pemulihan Layanan Publik Sarana Pendukung kepemerintahan
Penguatan Kapasitas Perencanaan dan Pendanaan Pengelolaan Informasi dibidang
Pemulihan Dini
Koordinator Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Bencana
Kementerian Dalam Negeri
Wakil Koordinator Asisten Deputi Koordinasi Kebijakan Penyusunan dan
Evaluasi Program Kelembagaan dan Tatalaksana Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB
9 PSC (Public Safety Center) merupakan ujung tombak pelayanan kegawatdaruratan
Pra Fasyankes di daerah 1 kabupaten hanya ada 1 PSC berjejaring dengan faskes
setempat PSC diselenggarakan 24 jam sehari terus menerus Lokasi dapat di
Dinkes RS atau Lokasi lain yg ditetapkan oleh Pemda kabupatenkota
Fungsi PSC
pemberi pelayanan Gawat Darurat
pemandu pertolongan pertama (first aid)
pengevakuasi KorbanPasien Gawat Darurat dan
pengoordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan
Ketenagaan PSC Koordinator Tenaga Kesehatan Operator Call Center dan
tenaga lain
85
Tabel 61
Tugas dan Pelaksana Sub Klaster-Sub Klaster Dalam Klaster Kesehatan
TUGAS KLASTER TIM PELAKSANA
PELAYANAN KESEHATAN (Respon Medis) SUB KLASTER PELAYANAN KESEHATAN
PENGENDALIAN PENYAKIT (Surveilans Laboratorium) SUB KLASTER PENGENDALIAN PENYAKIT
KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENYIAPAN AIR
BERSIH KESEHATAN LINGKUNGAN
PENYIAPAN AIR BERSIH DAN SANITASI YANG
BERKUALITAS
PELAYANAN GIZI SUB KLASTER PELAYANAN GIZI
KESEHATAN REPRODUKSI SUB KLASTER KESEHATAN REPRODUKSI
PENANGANAN KESEHATAN JIWA SUB KLASTER KESEHATAN JIWA
PENATALAKASANAAN KORBAN MATI SUB KLASTER DVI
PROMOSI KESEHATAN (Promosi Kesehatan) TIM PROMKES
PENGELOLAAN INFORMASI KESEHATAN TIM DATA amp INFORMASI
PENGELOLAAN OBAT BENCANA (Intervensi Farmasi) TIM LOGISTIK KESEHATAN
86
Lampiran
Lampiran 1
PEMBAGIAN TUGAS KEGIATAN PERAN STAKEHOLDER DAN PEMBIAYAAN
ESTIMASI KETERSEDIAAN amp KEBUTUHANSUMBERDAYA
SUMBER DAYA KEGIATAN LABORATORIUM
NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA PERHITUNGAN
1
1Pengambilan
pengiriman
2Pemeriksaan
spesimen
Mengambil specimen
penderita atau suspek
memeriksa dilapangan
maupun mengirimkan ke
laboratorium
Tenaga
Tenaga kesehatan Analis kesehatan surveilans
2 org1000 pddk
Saranaprasarana
Alat transportasi
Laboratorium lap
1 unit area
1 unitKabupatenKota
Logistik
Reagen
Specimen pot
Specimen carrier
Pedoman Pengambilan dan Pengiriman spesimen COVID-19
1 pkt x 1 + 5 x jml pddk
1 pkt x 1 + 5 x jml pddk
1 pkt x 1 + 5 x jml pddk
2 bh x unit pelayanan lab
SUMBER DAYA KEGIATAN PELAYANAN MEDIK DAN TINDAKAN FARMASI
NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA PERHITUNGAN
1
Penyediaan amp
penyimpanan antiviral
Menyiapkan kebutuhan dan
menyimpan antiviral yang
dibutuhkan untuk penduduk
di area pembatasan
Tenaga
Tenaga kesehatan
Asisten apoteker
1 orang gudang
1 orang gudang
Saranaprasarana
- Gudang penyimpanan
1 unitarea
Logistik Saat ini tidak ada
antiviral yang direkomendasikan
Antiviral (Apabila sudah direkomendasikan antiviral untuk pengobatan)
Obat-obatan lainnya
Format RR logistic
Utk pengobatan
10 x jml pddk x 2 dosis x 5 hr + 5x 10 x Jml pddk x 2 dosis x 5 hr
2 Triase Triase COVID-19 dan bukan
COVID-19
Tenaga
Tenaga dokter yang bersertifikasi
Perawat yang bersertifikasi
3 org1000 pddk
5 org1000 pddk
Saranaprasarana
Klinik berikut peralatan
Alat transportasi yang dilengkapi obat-obat life
1 unitarea
87
saving oksigen dan portable ventilator
1 unitarea
Logistik
APD
Antiviral
Obat-obatan lainnya
Format RR
Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada penyediaan AV Diihitung pada penyediaan Obat
3 Pelayanan
medikevakuasi
Rujukan kesehatan
Melakukan pelayanan
medik kesehatan kepada
penderita ILI dan penyakit
lain di area pembatasan
Tenaga
Dokter yang bersertifikasi
Perawatbidan yang bersertifikasi
Paramedis lainnya
Sopir ambulan
2 orgdesa
2 orgdesa
1 orgdesa
Saranaprasarana
Unit pelayanan Puskesmas
Puskesmas kelilingAmbulance
Posko Pelayanan
1 unitarea
1 unitarea
Logistik
Peralatan kesehatan
Obat-obatan
RegisterFormat laporan
Standar Puskesmas Standar Puskesmas Kegiatan Puskesmas
4 SUMBER DAYA PADA TINDAKAN KARANTINAISOLASI
NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA CARA PERHITUNGAN
1
2
3
4
Pengawasan Karantina
Penerapan pintu keluar
masuk
Penetapan perimeter
Pembatasan kegiatan
umum
Pemantauan seluruh
kegiatan kekarantinaan di
area pembatasan
Pengawasan di pintu keluar
dan masuk area
pembatasan
Mengawasi diperbatasan
area pembatasan
Membatasi kegiatan
penduduk untuk
mengurangi kontak antar
penduduk
Tenaga
Tenaga kesehatan yang paham teknis kekarantinaan
Tenaga non kesehatanTNI Polri
3 org 1000 pddk
10 org1000 pddk
Saranaprasarana
Alat komunikasi HT
Pos di pintu keluarmasuk dilengkapi ruang pemeriksaan medis untuk penjaringan
Tanda pembatasan (Quarantine line) talipitatonggakpapan pengumuman
Alert card
1 unit Tim
1 unitarea
1 bh x jml kemungkinan jln
keluarmasuk
10 x jumlah pddk
Logistik
Suplemen
Obat-obatan
APDPPE
Desinfektan
Peta wilayah
Senter
Poster
Leaflet
Buku pencatatan
1 tb x 35 x jml pddk + ptgs Dihitung pada penyediaan obat Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada kegiatan Kesling
1 buahpos 1 x jml petugas
5 x Jml TTU 1 bh x pddk
1 bh x jml pos
5 Karantina rumah
Melakukan pembatasan
keluar rumah bagi
penduduk kontak agar tidak
menularkan kepada orang
lain
Tenaga
Tenaga Non kesehatan
Termasuk perhitungan di atas
Saranaprasarana
88
Logistik
Tandapita
Paket x rmh yang dikarantina
6 Isolasi dan rujukan
Melakukan pemisahan
penderita yang sakit ke
tempat tertentu di area
pembatasan sebelum
dirujuk dan melakukan
rujukan ke rumah sakit
Tenaga
Tenaga Medis Paramedis
Tenaga sopir
8 org 1000 pddk
1 orgunit ambulance
Saranaprasarana
Ruang isolasi dilengkapi peralatan kesehatan
Ambulance khusus
1 unitarea 2 unitarea 1 unitarea
Logistik
Obat antiviral
Desinfektan
Obat-obatan lainnya
Peralatan medis
Kartu pasien
Surat rujukan
APDPPE
Dihitung pada penyediaan AV Dihitung pada Kesling
Dihitung pada penyediaan obat Standar pelayanan puskesmas
20 x jml pddk 1`pkt x 10 x jml pddk
Dihitung pada penyediaan APD
7 Kesling pencegahan KLB
Pengawasan Kesehatan
lingkungan untuk mencegah
terjadinya KLB penyakit
lainnya
Tenaga
Sanitarian
6org desa
Saranaprasarana
Penyediaan air bersih
Pengangkutan sampah
Pembuangan kotoranlimbah
1 unitarea 1 unitarea 1 unitarea
Logistik
Water test kit
Desinfektan
Swing fog
Penyaringan air PAC
APDPPE Masker lengkap
Masker biasa
Spry can
Malationsolar
I unitarea 1 paket x rumah + unit pelayanan
1 unitarea 1 bh x pddk
Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada penyediaan APD
1 unitdesa 1 paketdesa
(Disesuaikan dg endemisitas lokasi)
Pemenuhan kebutuhan
hidup dasar
Tenaga
Tagana (Taruna siaga bencana) Kabupaten yang bisa di manfaatkan ke lapangan
Kader
1 orang200 KK
1 org10 KK
Saranaprasarana
Gudangtenda lapangan
Transportasi
Dapur umum
Timbangan beras
Kartu keluar masuk logistik
2 gudangdesa 1 unit trukdesa
1 unitdes 1 bhgudang 1 pktgudang
Logistik
Sarden (150 gr)
Kecap manis
Saos sambal
Minyak goreng (2 lt)
Beras (04 kgjiwa)
Minyak tanah
Personal hiegene
Air minum
1 pkthrKK 1 pkthrKK 1 pkthrKK 1 pkthrKK
1 pkthrjiwa
2 ltorhr
89
Lampiran 2
Penerbangan Internasional di Indonesia
No Tempat Kedudukan Nama Penerbangan
Sumatera
1 Batam Bandar Udara Internasional Hang Nadim
2 Banda Aceh Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda
3 Deli Serdang Medan Bandar Udara Internasional Kualanamu
4 Padang Bandar Udara Internasional Minangkabau
5 Pekanbaru Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II
6 Palembang Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II
7 Tanjung Pinang Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah
8 Bengkulu Bandar Udara Fatmawati Soekarno
9 Bandar Lampung Bandar Udara Radin Inten II
Jawa
10 Bandung Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara
11 Tangerang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta
12 Yogyakarta Bandar Udara Internasional Adi Sucipto
13 Solo Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo
14 Semarang Bandar Udara Internasional Achmad Yani
15 Surabaya Bandar Udara Internasional Juanda
16 Masalembo Sumenep Bandar Udara Internasional Valia Rahma
Bali dan Nusa Tenggara
17 Denpasar Bandar Udara Internasional Ngurah Rai
18 Lombok Tengah Bandar Udara Internasional Lombok
Kalimantan
19 Tarakan Bandar Udara Internasional Juwata
20 Berau Bandar Udara Internasional Kalimaru
21 Banjarmasin Bandar Udara Internasional Syamduddin Noor
Sulawesi
22 Manado Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi
23 Makassar Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin
24 Kendari Bandar Udara Internasional Haluoleo
Papua
25 Nabire Bandar Udara Internasional Yos Sudarso
90
26 Oksibil Bandar Udara Internasional Iskak
27 Jayapura Bandar Udara Sentani
28 Biak Bandar Udara Frans Kaisiepo
29 Tembagapura Bandar Udara Mozes Kilangin
30 Merauke Bandar Udara Mopah
Lampiran 3
Pelabuhan Internasional di Indonesia4
No Tempat Kedudukan Nama Pelabuhan
1 Sabang Pelabuhan Laut Teluk Sabang
2 Banda Aceh Pelabuhan Laut Malahayati
3 Banda Aceh Pelabuhan Laut Ulee Lheu
4 Banda Aceh Pelabuhan Laut Lhok Nga
5 Banda Aceh Pelabuhan Laut Meulaboh
6 Banda Aceh Pelabuhan Laut Singkil
7 Banda Aceh Pelabuhan Laut Labuhan Haji
8 Banda Aceh Pelabuhan Laut Tapak Tuan
9 Banda Aceh Pelabuhan Laut Sinabang
10 Lhokseumawe Pelabuhan Laut Lhokseumawe
11 Lhokseumawe Pelabuhan Laut Kuala Langsa
12 Medan Pelabuhan Belawan
13 Medan Pelabuhan Laut Pangkalan Susu
14 Medan Pelabuhan Laut Sibolga
15 Medan Pelabuhan Kuala Tanjung
16 Medan Pelabuhan Laut Tanjung Balai Asahan
17 Dumai Pelabuhan Laut Dumai
18 Dumai Pelabuhan Laut Bengkalis
19 Dumai Pelabuhan Laut Sungai Pakning
20 Dumai Pelabuhan Laut Penipahan
21 Dumai Pelabuhan Laut Tanjung Medang
22 Dumai Kawasan Industri Pelintung
23 Padang Pelabuhan Laut Teluk Bayur
24 Padang Pelabuhan Laut Sikakap
4httpskespelkemkesgoidkkpkkp_tempat_publicprofil7
91
25 Padang Pelabuhan Laut Bungus
26 Jambi Pelabuhan Laut Muara Sabak
27 Jambi Pelabuhan Laut Kuala Tungkal
28 Jambi Pelabuhan Laut Talang Duku
29 Palembang Pelabuhan Laut Palembang
30 Palembang Pelabuhan Boom Baru
31 Palembang Sumatra Selatan Pelabuhan Tanjung Api-api
32 Pekanbaru Riau Pelabuhan Sungai Pekanbaru (Wilker Kampung Dalam)
33 Pekanbaru Riau Pelabuhan Laut Selat Panjang
34 Pekanbaru Riau Pelabuhan Sungai Buatan
35 Pekanbaru Riau Pelabuhan Laut Tanjung Buton
36 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Tembilahan
37 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Kuala Enok
38 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Rengat
39 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Kuala Gaung
40 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Sungai Guntung
41 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Batu Ampar
42 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Sekupang
43 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Pulau Sambu
44 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Nongsa
45 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Kabil
46 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan F Batam Centre
47 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Tanjung Uncang Sagulung
48 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Teluk Senimba
49 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Semblog
50 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan F Harbour Bay
51 Tanjungpinang Kepulauan Riau Pelabuhan Sri Bintan Pura
52 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Tanjung Pinang
53 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Lagoi
54 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Lobam
55 Tanjung Balai Karimun Kepulauan Riau Pelabuhan Tanjung Balai Karimun
56 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Pangkal Dalam
57 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Tanjung Pandan
92
58 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Manggar
59 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Muntok
60 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Belinyu
61 Bengkulu Pelabuhan Laut Bai
62 Bengkulu Pelabuhan Laut Muko-Muko
63 Bengkulu Pelabuhan Laut Bintuhan
64 Bengkulu Pelabuhan Laut Malakoni Enggano
65 Panjang Lampung Pelabuhan Panjang
66 Panjang Lampung Pelabuhan Laut Teluk Semangka
67 Panjang Lampung Pelabuhan Laut Rawajitu
68 Jakarta Pelabuhan Tanjung Priok
69 Jakarta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Pantai Marina
70 Jakarta Pelabuhan Laut Marunda
71 Jakarta Pelabuhan Kali Baru
72 Banten Cilegon Pelabuhan Laut Merak
73 Banten Pelabuhan Laut Anyer
74 Banten Pelabuhan Laut Bojonegara
75 Banten Pelabuhan Laut Labuan
76 Indramayu Jawa Barat Pelabuhan Laut Balongan
77 Semarang Jawa Tengah Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
78 Cilacap Jawa Tengah Pelabuhan Laut Tanjung Intan
79 Jawa Timur Surabaya Pelabuhan Tanjung Perak
80 Probolinggo Jawa Timur Pelabuhan Laut Probolinggo
81 Probolinggo Jawa Timur Pelabihan Laut Panarukan
82 Probolinggo Jawa Timur Pelabuhan Laut Tanjung Wangi
83 Denpasar Pelabuhan Laut Celukan Bawang
84 Denpasar Pelabuhan Laut Benoa
85 Kupang NTT Pelabuhan Laut Atapupu
86 Kupang NTT Pelabuhan Laut Labuan Bajo
87 Kupang NTT Pelabuhan Laut Tenau
88 Kupang NTT Pelabuhan Laut Wini
89 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Laut Tarakan
90 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Bunyu
93
91 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan SebatikPelabuhan Nunukan
92 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Berau
93 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Tanjung Selor
94 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Kampung Baru
95 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Tanah Grogot
96 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Senipah
97 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Balikpapan
98 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Sintete
99 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Ketapang
100 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Kendawangan
101 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Telok Air
102 Palangkaraya Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Pulang Pisau
103 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Sampit
104 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Kumai
105 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Pangkalan Bun
106 Banjarmasin Kalimantan Selatan Pelabuhan Trisakti
107 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Labuan Uki
108 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Amurang
109 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Kotabunan
110 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Kema
111 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Belang
112 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Molibagu
113 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Bintauna
114 Palu Pelabuhan Laut Pantoloan
115 Palu Pelabuhan Laut Toli-Toli
116 Palu Pelabuhan Laut Luwuk
117 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Kendari
118 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Pomalaa
119 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Bau-Bau
120 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Kolaka
121 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Wanci
122 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Makassar
123 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Pare-Pare
94
124 Makassar Sulawesi Selatan Pealbuhan Laut Malili
125 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Biringkasi
126 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhhan Laut Awerange
127 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Palopo
128 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Belang Belang Mamuju
129 Ternate Pelabuhan Laut Buli
130 Ternate Pelabuhan Laut Bacan
131 Ternate Pelabuhan Laut Tobelo
132 Ternate Pelabuhan Sanana Mangole
133 Ambon Pelabuhan Laut Tual
134 Ambon Pelabuhan Yos Sudarso Ambon
135 Ambon Pelabuhan Laut Wahai
136 Ambon Pelabuhan Laut Saumlaki
137 Jayapura Pelabuhan Laut Jayapura
138 Jayapura Pelabuhan Laut Hamadi
139 Merauke Pelabuhan Laut Agats
140 Merauke Pelabuhan Laut Bade
Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan COVID-19
Pusat Krisis Crisis Centre
95
Lampiran 4
Daftar Lokasi Pusat Krisis di Indonesia
No Tempat Kedudukan
1 Medan
2 Padang
3 Palembang
4 Banjarmasin
5 Manado
6 Makassar
7 DKI Jakarta
8 Semarang
9 Surabaya
10 Bali
11 Jayapura
Lampiran 5
DAFTAR LABORATORIUM PEMERIKSA COVID-19
No Wilayah Kerja Laboratorium Memiliki Fungsi Surveilans
Laboratorium Tidak Memiliki Fungsi Surveilans
1 Aceh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
Balai Litbangkes Aceh
2 Sumatera Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
a Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Medan
b RUmah Sakit Universitas Sumatera Utara
3 Sumatera Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
Rumah Sakit Umum Pusat Moh Husein Palembang
4 Sumatera Barat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
Rumah Sakit Universitas Andalas Padang
5 Jambi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi
6 Riau Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
Rumah Sakit Arifin Achmad Pekanbaru
7 Kepulauan Riau a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Batam
96
8 Bangka Belitung Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah Pangkal Pinang
9 Bengkulu Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
10 Lampung Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
11 Banten Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang
12 DKI Jakarta a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
b Laboratorium Kesehatan Daerah DKI Jakarta
a Lembaga Biologi Molekuler Eijkman
b Rumah Sakit Universitas Indonesia
c Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo
13 Jawa Barat a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
b Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Jawa Barat
a Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin Bandung
b Rumah Sakit Universitas Padjajaran Bandung
14 Jawa Tengah Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta
a Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga
b Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi Semarang
c Rumah Sakit Universitas Diponegoro Semarang
15 DI Yogyakarta Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta
a Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito Daerah Istimewa Yogiakarta
b Rumah Sakit Universitas Gajah Mada Yogyakarta
16 Jawa Timur Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
a Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo
b Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya
c Rumah Sakit Universitas Brawijaya Malang
17 Kalimantan Barat a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
b Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Pontianak
18 Kalimantan Tengah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
19 Kalimantan Selatan a Balai Besar Laboratorium
97
Kesehatan Surabaya b Balai Besar Teknik
Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Banjarbaru
20 Kalimantan Timur Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
21 Kalimantan Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
22 Sulawesi Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
a Rumah Sakit Umum Pusat Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar
b Rumah Sakit Universitas Hasanudin Makassar
23 Sulawesi Barat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
24 Sulawesi Tengah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
25 Sulawesi Tenggara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
26 Gorontalo Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
27 Sulawesi Utara a Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Manado
Rumah Sakit Umum Pusat Prof R D Kandou Manado
28 Maluku Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
29 Maluku a Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Ambon
30 Bali Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
a Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
b Rumah Sakit Universitas Udayana Denpasar
31 Nusa Tenggara Timur
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
32 Nusa Tenggara Barat Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
RRUD Provinsi Nusa Tenggara Barat Mataram
33 Papua Barat Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua
34 Papua Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua
98
Lampiran 6
132 Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Berdasarkan SK Menkes
No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes
2 3
1 Aceh 1 RSUD Cut Meutia Kab Aceh Utara
2 RSUD Dr Zainoel Abidin
2 Sumatera Utara
3 RSUP H Adam Malik
4 RSU Kabanjahe
5 RSU Djasamen Saragih Pematang Siantar
6 RSUD Tarutung
7 RSU Padang Sidempuan
3 Sumatera Barat 8 RSU Achmad Mochtar
9 RSUP M Djamil
4 Riau
10 RSUD Arifin Ahmad
11 RSUD Kota Dumai
12 RSUD Puri Husada Tembilahan
5 Kepulauan Riau
13 RSUD Embung Fatimah
14 RS Badan Pengusahaan Batam (Otorita Batam)
15 RSUD Muhammad Sani (Kab Karimun)
16 RSUD Provinsi Kepulauan Riau Tanjungpinang
6 Jambi 17 RSUD Raden Mattaher
7 Sumatera Selatan
18 RSUP Moh Hoesin
19 RSUD Kayuagung
20 RSUD Lahat
21 RSUD Siti Fatimah Prov Sumatera Selatan
22 RS Dr Rivai Abdullah
8 Bangka Belitung 23 RSUD Tanjung Pandan (Dr Marsidi Judono)
24 RSUD Pangkal Pinang ( RSUD Depati Hamzah)
9 Bengkulu
25 RSUD Dr M Yunus
26 RSUD Arga Makmur
27 RSUD Hasanuddin Damrah Manna
10 Lampung
28 RSUD Dr H Abdul Moeloek
29 RSUD Kalianda (RSUD Dr H Bob Bazar)
30 RSUD Ahmad Yani Metro
31 RSUD May Jen HM Ryacudu
11 DKI Jakarta 32 RSPI Sulianti Saroso
33 RSPAD Gatot Soebroto
99
No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes
34 RSUP Persahabatan
35 RSUP Fatmawati
36 RSUD Cengkareng
37 RSUDPasar inggu
38 RSU Bhayangkara Tk I RSaid Sukanto
39 RSAL Mintoharjo
12 Jawa Barat
40 RSUP Hasan Sadikin
41 RS Paru Dr H A Rotinsulu
42 RSUD Gunung Jati Cirebon
43 RSUD Dr Slamet Garut
44 RSUD R Syamsudin SH Sukabumi
45 RSUD Kab Indramayu
46 RS Paru Dr M Goenawan Partowidigdo
47 RSU Tk II Dustira
13 Banten 48 RSUD Kab Tangerang
49 RSUD Serang (Dr Drajat Prawiranegara)
14 Jawa Tengah
50 RSUP dr Kariadi
51 RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten
52 RSUD Purwokerto (Margono Soekarjo)
53 RSUD Kraton Pekalongan
54 RSUD Dr Soeselo Slawi
55 RSUD Dr H Soewondo Kendal
56 RSUD Tidar Magelang
57 RSUD Moewardi Surakarta
58 RSUD Banyumas
59 RSUD Kudus (Dr Loekmonohadi)
60 RS Paru Dr Ario Wirawan
61 RSUD KRMT Wongsonegoro (RSUD Kota Semarang)
62 RSUD Kardinah Tegal
15 Yogyakarta
63 RSUP dr Sardjito
64 RSUD Panembahan Senopati Bantul
65 RSUD Kota Yogyakarta
66 RSUD Wates
16 Jawa Timur
67 RSUD Dr Soebandi Jember
68 RSUD Kab Kediri Pare
69 RSUD Dr Soetomo
100
No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes
70 RSUD Dr Soedono Madiun
71 RSUD Dr Saiful Anwar
72 RSUD Dr R Koesma Tuban
73 RSUD Blambangan
74 RSUD Dr R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro
75 RSUD Dr Iskak Tulungagung
76 RSUD Sidoarjo
77 RS Universitas Airlangga
17 Bali
78 RSUP Sanglah
79 RSUD Sanjiwani Gianyar
80 RSUD Tabanan
81 RSUD Kab Buleleng
18 Nusa Tenggara
Barat
82 RSUD NTB
83 RSUD Kab Bima
84 RSUD Dr R Sudjono
85 RSUD Manambai Abdul Kadir
19 Nusa Tenggara
Timur
86 RSU Prof Dr WZ Johanes
87 RSU Dr Tc Hillers Maumere
88 RSUD Komodo Labuan Bajo
20 Kalimantan Barat
89 RSUD Dr Soedarso Pontianak
90 RSUD Dr Abdul Azis Singkawang
91 RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang
92 RSUD Dr Agoesdjam Ketapang
21 Kalimantan Tengah
93 RSUD Dr Doris Sylvanus Palangkaraya
94 RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun
95 RSUD Dr Murjani Sampit
22 Kalimantan Selatan 96 RSUD Ulin Banjarmasin
97 RS Boejasin Pelaihari
23 Kalimantan Timur
98 RSUD Panglima Sebaya
99 RSU Taman Husada Bontang
100 RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
101 RSUD Abdul Wahab Sjahranie
102 RSUD Aji Muhammad Parikesit
24 Kalimantan Utara 103 RSUD Tanjung Selor
104 RSUD Provinsi Kaltara
25 Sulawesi Utara 105 RSUP Prof Dr R D Kandou
106 RSUD Dr Sam Ratulangi
101
No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes
107 RSU Ratatotok - Buyat
108 RSUD Kota Kotamobagu
26 Gorontalo 109 RSUD Prof Dr H Aloei Saboe
27 Sulawesi Barat 110 RSUD Provinsi Sulawesi Barat
28 Sulawesi Tengah
111 RSUD Undata Palu
112 RSUD Kab Banggai Luwuk
113 RSU Mokopido Toli-Toli
114 RSUD Kolonedale
115 RSU Anutapura Palu
29 Sulawesi Selatan
116 RSUP dr Wahidin Sudirohusodo
117 RSU Andi Makkasau Parepare
118 RSU Lakipadada Toraja
119 RSUD Kab Sinjai
120 RSUD Labuang Baji
121 RS TkII Pelamonia
122 RS Dr Tadjuddin Chalid MPH
30 Sulawesi Tenggara 123 RS Bahtera Mas Provinsi Sultra (RS Kendari)
31 Maluku 124 RSU Dr M Haulussy Ambon
125 RSUD Saumlaki
32 Maluku Utara 126 RSUD Dr H Chasan Boesoirie Ternate
33 Papua
127 RSU Jayapura
128 RSU Nabire
129 RSUD Mimika
130 RSU Merauke
34 Papua Barat 131 RSUD Manokwari
132 RSUD Kab Sorong
102
Lampiran 7
Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Berdasarkan SK Gubernur
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
1 2 3 4
1 Aceh SK Nomor 4409722020
1 RSUD Meuraxa
2 RSUD Tgk Chik Ditiro
3 RSUD Dr Fauziah
4 RSUD Langsa
5 RSUD Datu beru
6 RSUD Sultan Iskandar Muda Nagan Raya
7 RSUD Tengku Peukan
8 RSUD Dr Zubir Mahmud
9 RSUD Gayo Lues
10 RSUD Sahuddin Aceh Tenggara
11 RSUD Dr H Yuliddin Away
2 Sumatera
Utara SK 18844171KPTS2020
1 RSU Dr Gerhard L Tobing
2 RSUMartha Friska
3 RSU Martha Friska Multatuli
4 RSUD Abdul Manan Simpatupang
5 RSUD Gunung Sitoli
3 Sumatera
Barat SK Nomor 4402522020
1 RS Reksodiwiryo Padang
2 RS Unand Padang
3 RSUD Pariaman
4 RSUD M Natsir Solok
4 Riau SK Nomor
Kpts5681112020
1 RSUD Petala Bumi
2 RS Awal Bross Sudirman
3 RS Eka Hospital
4 RS ibnu Sina
5 Rumah Sakit Santa Maria
6 RS Bhayangkara Polda Riau
7 Rumah Sakit PMC
8 RS Bina Kasih
9 RS Prof DR Tabrani
10 RS Syafira
11 RS Awal Bross Ahmad Yani
12 RS Awal Bross Panam
103
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
13 RS Prima
14 RS Aulia
15 RS Universitas Riau
16 RSUD Madani
17 RS Hermina
18 RS TNI AU Lanud Roesmin Nuriadin
19 RS Tk IV Tentara Pekanbaru
20 RSUD Bangkinang
21 RSUD Rokan Hulu
22 RS Awal Bross Ujung Batu
23 RS Azzahra
24 RS Surya Insani
25 RSUD Taluk Kuantan
26 RSUD Indrasari Rengat
27 RS Kasih Ibu Rengat
28 RSUD Tengku Sulung Pulau Kijang
29 RSUD Raja Musa Sungai Guntung
30 RSUD Meranti
31 RS Tengku Rafian Siak Sri Indrapura
32 RSUD Perawang
33 RSUD Bengkalis
34 RSUD Kec Mandau
35 RS Permata Hati
36 RS Pertamina Dumai
37 RSUD Dr RM Pratomo Bangansiapi-api
38 RS Cahaya
39 RSUD Selasih Pelalawan
40 RS Evarina
41 RS Amelia Medika Pelalawan
5 Kepulauan
Riau SK Nomor 314 Tahun 2020
1 RSUD Kota TPI
2 RSUD Natuna
3 RS Engku Haji Daud
4 RSUD Bintan
5 RSUD Dabo
6 RSUD Encik Mariyam
7 RSUD Bergerak Jemaja
104
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
8 RSUD Palmatak - Kepulauan Anambas
9 RSUD Tarempa - Kepulauan Anambas
10 RSAL DRMidiyantoS
11 RSAUdr Yuniani Wisma Karyani
12 RS Bhayangkara POLDA BTM
13 RSU Awal Bros
14 RSU Budi Kemulyaan
15 RSU Harapan Bunda
16 RSU Santa Elisabeth BATAM
17 RSU Santa Elisabeth Kota Batam
18 RSU Soedarsono Darmosoewito
19 RSU Bhakti Timah
20 RSU Graha Hermine
21 RSU Camantha Sahidyah
22 RS KLG Huhada BTM
23 RSIA Mutiara AiniI
24 RSIA Griya Medika
25 RSIA Kasih Sayang Ibu
26 RSIA Frishdy Angel
27 RSU Charis Medika
28 RS Santa Elisabeth Sei Lekop
29 RS Hj Bunda Halimah
6 Jambi SK Nomor
292KEPGUBDISKES-422020
1 RS H Abdul Manap
2 RS Daud Arif Kuala Tungkal
3 RS Hanafie Bungo
4 RSHamba Batang Hari
5 RSHA Thalib Kerinci
7 Sumatera Selatan
SK Nomor 201KPTSDINKES2020
1 RSUD Palembang Bari
2 RS Umum Pertamin+H77H116a Plaju
3 RS Charitas Palembang
4 RS Umum Pelabuhan Palembang
5 RS AK Gani Palembang
6 RS Siloam Sriwajaya
7 RS Myra
8 RS Bhayangkara
9 RSI Siti Khodijah
105
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
10 RS Muhammadiyah
11 RS PT Pusri Medika
12 RS Bunda Palembang
13 RS Hermina Palembang
14 RSK Paru Provinsi Sumsel
15 RSUD Ogan Ilir
16 RSUD Prabumulih
17 RS Umum Pertamina Prabumulih
18 RS Umum AR Bunda Prabumulih
19 RSUD Dr HM Rabain Muara Enim
20 RS Bukit Asam
21 RSUD Sekayu
22 RSUD Bayung Lencir
23 RSUD Dr Sobirin Musi Rawas
24 RSUD Siti Aisyah Lubuklinggau
25 RS Siloam Lubuklinggau
26 RS AR Bunda Lubuklinggau
27 RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja
28 RS DKT Nosmir Baturaja
29 RS Santo Antonio Baturaja
30 RSUD Muaradua
31 RSUD Martapura
32 RSUD Gumawang
33 RS Panti Bhaktiningsih
34 RSI At-taqwa
35 RS DKT Lahat
36 RSUD Banyuasin
37 RS Hermina Opi
38 RSUD Besemah Kota Pagar Alam
39 RSUD Tebing Tinggi Kab Empat Lawang
40 RSUD Muara Rupit
41 RSUD Talang Ubi
42 RSUD Sungai Lilin
8 Bangka Belitung
18844203Dinkes2020
1 RSUD Dr (HC) Ir Soekarno
2 RSUD Sejiran Setason
3 RSUD Kab Bangka Selatan
4 RSUD Depati Bahrin
106
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
5 RSUD KabBangka Tengah
6 RSUD KabBelitung Timur
7 RS Siloam Bangka
8 RS Katolik Bhakti Wara
9 RS Kalbu Intan Medika
10 RS Gunung Manik
11 RS Almah
12 RS Utama
13 RS Arsani
14 RS Bakti Timah Muntok
15 RS Medika Stannia
16 RS Bakti Timah Pangkalpinang
17 RS Ibu dan Anak Muhaya
18 RS Ibu dan Anak Dzakirah
19 RS Ibu dan Anak Rona
9 Bengkulu SK Nomor L159Dinkes
tahun 2020
1 RSUD Curup
2 RSUD Mukomuko
3 RSUDHarapan dan Doa Kota Bengkulu
4 RSBhayangkara Jitra Kota Bengkulu
5 RS Tk IV Bengkulu
10 Lampung SK Nomor
G167V02HK2020
1 RSUD dr ADadi Tjokrodipo
2 RS Bhayangkara
3 RSTKIV020704
4 RSU Imanuel
5 RSU Urip Sumoharjo
6 RSU Pertamina Bintang Amin
7 RSU Graha Husada
8 RSU Bumi Waras
9 RSU Advent
10 RSU Menggala
11 RSU Natar Medika
12 RSUD Bandar Negara Husada
13 RSUD Sukadana
14 RSU Handayani
15 RSUD Demang Sepulau Raya
16 RSU Yukum Medical Center
17 RSUD Alimudin Umar
107
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
18 RSUD Ragab Begawe Caram
19 RSUD Tulang Bawang Barat
20 RSUD Zainal Abidin PA
21 RSUD Kotaagung
22 RSU Panti Secanti
23 RSUD MThohir
24 RSUD Pesawaran
25 RSUD Pringsewu
26 RSU Mitra Husada
11 DKI Jakarta On proses
1 RSUD Tarakan
2 RSUD Koja
3 RSKD Duren Sawit
4 RSU Pelni
5 RSU Pertamina Jaya
12 Jawa Barat SK Nomor 445Kep186-
Dinkes2020
1 RSUD Cibinong KabBogor
2 RSUD Ciawi KabBogor
3 RSUD Cibabat Kota Cimahi
4 RSUD Kota Bogor
5 RSUD Al-Ihsan ProvJawa Barat
6 RSU Bahyangkara Tk II Sartika Asih Kota Bandung
7 RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya
8 RSUD Singaparna Medika Citrautama KabTasikmalaya
9 RS Paru Prov Jawa Barat Kabirebon
10 RSUD Bayu Asih Kab Purwakarta
11 RSUD Karawang
12 RSUDSekarwangi KabSukabumi
13 RSUD KabSubang
14 RSUD Waled Kab Cirebon
15 RSUD Arjawinangun Kab Cirebon
16 RSUD 45 Kab Kuningan
17 RSUD Kab Bekasi
18 RSUD Sumedang
19 RSUD Kota Banjar
20 RSUD Kab Ciamis
21 RSUD Cideres Kab Majakengka
108
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
22 RSUD Majalaya
23 RS Lanud dr M Salamun Kab Bandung
24 RSUD Kota Depok
25 RSUDSayang Kab Cianjur
26 RSUDdr Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi
13 Banten SK Nomor 443Kep118-
Huk2020
1 RSUD Banten
2 RSUD Balaraja
3 RS Siloam Kelapa Dua
14 Jawa Tengah SK Gub Nomor 44542
Tahun 2020
1 RSUD Tugurejo Semarang
2 RSUD Salatiga
3 RSUD Ambarawa
4 RSUD Sunan Kalijaga Demak
5 RSUD Dr R Soedjati Grobogan
6 RSU Sultan Agung Semarang
7 RSU St Elizabeth Semarang
8 RSU Telogorejo Semarang
9 RSU Columbia Asia Semarang
10 RSU Tk III Bhakti Wira Tamtama Kota Semarang
11 RSU Bhayangkara Semarang
12 RSU Tk IV 040703 dr Asmir Salatiga
13 RSU Tk II dr Soedjono Magelang
14 RSUD RAA Soewondo Pati
15 RSUD RA Kartini Jepara
16 RSUD dr R Soetrasno Rembang
17 RSUD dr R Soetijono Blora
18 RSU Mardi Rahayu Kudus
19 RSUD Bendan Kota Pekalongan
20 RSUD Kajen Kab Pekalongan
21 RSUD Batang
22 RSUD Dr M Ashari Pemalang
23 RSUD Brebes
24 RSU Islam Harapan Anda Kota Tegal
25 RSUD Cilacap
26 RSUD Hj Anna Lasmanah Banjarnegara
27 RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
109
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
28 RSUD Setjonegoro Wonosobo
29 RSUD Dr Soedirman Kab Kebumen
30 RSU Tk III Wijayakusuma Purwokerto
31 RSUD Kota Surakarta
32 RSUD Ir Soekarno Sukoharjo
33 RSUD Pandan Arang Boyolali
34 RSUD Bagas Waras Klaten
35 RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen
36 RSUD Karanganyar
37 RSUD Dr Soediran MS Wonogiri
38 RSU PKU Muh Surakarta
39 RSU Islam Klaten
40 RSU Kasih Ibu Surakarta
41 RS dr Oen Surakarta
42 RSU TkIV Slamet Riyadi Surakarta
43 RSUD Djojonegoro Temanggung
44 RSUD Dr Tjitrowardojo Purworejo
45 RSUD Muntilan Kab Magelang
15 Yogyakarta
Keputusan Gubernur DIY No 61Kep2020 tentang Penetapan RS Rujukan
Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging tanggal
17 Maret 2020
1 RSUD SLEMAN
2 RSUD PRAMBANAN
3 RS JIH
4 RS PANTI RINI
5 RS SAKINA IDAMAN
6 RS PKU MUH GAMPING
7 RS BHAYANGKARA POLDA DIY
8 RS UGM
9 RS Hermina
10 RSUD Wonosari
11 RS Panti Rahayu
12 RSPAU Harjolukito
13 RS Santa Elizabeth
14 RS PKU MUH Bantul
15 RS DRSutarto DKT
16 RS PKU MUH Yogyakarta
17 RS PANTI RAPIH
18 RS BETHESDA
19 RS PRATAMA Yogjakarta
110
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
20 RSJ GRHASIA
21 RSIY PDHI
22 RS SILOAM Yogjakarta
23 RSUD NYI Ageng Serang
16 Jawa Timur SK Nomor
188125KPTS0132020
1 RS Islam Siti Hajar Sidoarjo
2 RS Mitra Keluarga Waru
3 RS Siti Khodijah Sepanjang
4 RSU Anwar Medika
5 RSUDBangil
6 RSUD Dr R Soedarsono
7 RSUD Tongas
8 RSUD Dr Mohamad Saleh
9 RS Tk III Baladhika Husada
10 RS Bina Sehat
11 RSSakit Citra Husada
12 RSParu Jember
13 RSJember Klinik
14 RSUD Dr Haryoto Lumajang
15 RS Djatiroto
16 RSUDdr H Koesnadi Bondowoso
17 RSUD dr Abdoer Rahem
18 RSUDSyarifah Ambami Rato Ebu
19 RSUD Mohammad Zyn KabSampang
20 RSUD Dr H Slamet Martodirdjo
21 RSUDMohammad Noer Pamekasan
22 RSUD Dr H Moh Anwar
23 RSKatholik Saint Vincentius a Paulo (RKZ) Surabaya
24 Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan
25 RS Primasatya Husada Citra (PHC) Surabaya
26 RSUD Bhakti Dharma Husada
27 RS Islam Jemursari Surabaya
28 RS Siloam Surabaya
29 RS Umum Haji Surabaya
30 RS Premier Surabaya
31 RS Husada Utama Surabaya
111
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
32 RSBhayangkara Tk IISamsoeriMertojoso
33 RS Manyar Medical Centre
34 RS National Hospital
35 RS Royal Surabaya
36 RSTk III Brawijaya
37 RSAL Dr Ramelan
38 RSJiwa Menur Surabaya
39 RSUD Dr Moh Soewandhie Surabaya
40 RSUD Ibnu Sina Kab Gresik
41 RSUDDr Soegiri Lamongan
42 RS Muhammadiyah Lamongan
43 RSUD Prof Dr Soekandar
44 RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo
45 RSUD Kab Jombang
46 RSUD Kab Kediri
47 RSUD Gambiran
48 RS Muhammadiyah Ahmad Dahlan
49 RSUD Dr Soedomo Trenggalek
50 RS Tk II dr Soepraoen
51 RS Panti Waluya Sawahan
52 RS Lavalette
53 RSUD Kanjuruhan KabMalang
54 RSU Wava Husada
55 RS Prima Husada Malang
56 RSU Karsa Husada Batu
57 RS Daerah Mardi Waluyo Kota Blitar
58 RSUDNgudi Waluyo Wlingi
59 RSUD Nganjuk
60 RSUD Dr Soeroto Kab Ngawi
61 RSAUdrEfram Harsana LanudIswahjudi
62 RSUD dr Sayidiman Magetan
63 RSUD Caruban
17 Bali SK Nomor 25903-
BHK2020
1 RSUD Wangaya
2 RSUD Bali Mandara
3 RS Daerah Mangusada
4 RS Umum Universitas Udayana
5 RSU Negara
112
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
6 RSUD Klungkung
7 RS Pratam Giri Emas
18 Nusa
Tenggara Barat
SK Nomor 445-313 tahun 2020
1 RSUD Kota Mataram
2 RSU Universitas MATARAM
3 RSAD REM WIRABHAKTI
4 RS HARAPAN KELUARGA
5 SILOAM HOSPITALS Mataram
6 RSUD PATUT PATUH PATJU
7 RSUD Praya
8 RSUD KabLombok Utara
9 RSUD ASY-SYIFA Sumbawa Barat
10 RSUD Dompu
11 RS AWET MUDA NARMADA
19 Nusa
Tenggara Timur
SK Nomor 120KEPHK2020
1 RSUD SK Lerik Kupang
2 RS Bhayangkara Tk III Kupang
3 RS Tk III Wirasakti Kupang
4 RS Siloam Kupang
5 RSUD Soe
6 RSUD Kefamenanu
7 RSU Penyangga Perbatasan Betun
8 RSUD dr Hendrikus Fernandez Larantuka
9 RSUD Bajawa
10 RSUD dr Ben Mboi Ruteng
11 RS Siloam Labuan Bajo
20 Kalimantan
Barat SK No370DINKES2020
1 RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadri
2 RS Bhayangkara Anton Soedjarwo
3 RS UNTAN Pontianak
4 RS TKII artika Husada
5 RSUD drRubini
6 RSU Harapan Bersama
7 RSUD Bengkayang
8 RSUD Sambas
9 RSUD Pemangkat
10 RSUD DrAchmad Diponegoro
113
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
11 RSUD MTHDjaman Kab45Sanggau
21 Kalimantan Tengah
SK Nomor 18844212020 1 RSUD Muara Teweh
22 Kalimantan
Selatan SK Nomor
18840207KUM2020
1 RSUD Dr H Moch Ansari Saleh
2 RSUD Idaman Banjarbaru
3 RSUD Brigjen H Hasan Basry Kandangan
23 Kalimantan
Timur SK Nomor 445K2362020
1 RSUD Inche Abdoel Moeis
2 RSUD Beriman Balikpapan
3 RS Tk II Dr R Hardjanto
4 RSUD Ratu Aji Putri Botung
5 RSUD Kudungga
6 RSUD Harapan Insan Sendawar
7 RSUD Dr Abdul Rivai
24 Kalimantan Utara
SK No18844K2642020 1 RSUD Nunukan
25 Sulawesi
Utara SK Nomor 102 Tahun 2020
1 RSUD Liun Kendage Tahuna
2 RSUD Noongan
3 RSUD Bitung
4 RSUD Maria Walanda Maramis
5 RSTK II R W Mongisidi
6 RSUD Talaud
7 RS Bergerak Kab Sitaro
8 RSUD Tagulandang
9 RSUD Bolaang Mongondow Selatan
10 RSUD Datoe Binangkang
11 RSUD Bolaang Mongondow Utara
12 RSUD Anugerah Tomohon
26 Gorontalo
27 Sulawesi
Barat SK Nomor
1884172SULBARIII2020 1 RSUD Kab Polewali mandar
28 Sulawesi Tengah
SK Nomor 445126DisKes-
GST2020
1 RSUD Morowali
2 RSUD Poso
3 RSUD Anuntaloko Parigi
4 RSUD Madani Palu
5 RS Budi Agung Palu
29
Sulawesi Selatan
1 RSUD KH Hayyung Kepulauan Selayar
2 RSUD HA Sulthan Daeng Radja
114
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
3 RSUD Prof Dr HM Anwar
4 RSUD Lanto Daeng Pasewang
5 RSUD H Padjonga Dg Ngalle Takalar
6 RSUD Syehk Yusuf Gowa
7 Rumkit Tk IV DR M Yasin
8 RSUD Tenriawaru Bone
9 RSUD Salewangang Maros
10 RSUD Batara Siang
11 RSUD Barru
12 RSUD Latemmamala Soppeng
13 RSUD Lamaddukkelleng
14 RSUD Nene Mallomo
15 RSUD Arifin Numang
16 RSUD Lasinrang Pinrang
17 RSUD Massenrempulu
18 RSUD Sawerigading
19 RSUD Andi Djemma Masamba
20 RSUD I Lagaligo
21 RS Kepolisian Bhayangkara
22 RSAL Jala Ammari Makassar
23 RS Khusus Daerah Dadi
24 RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah
25 RSUD Haji Makassar
26 RSUD Daya Kota Makassar
27 RS Tk IV 070703 Dr Sumantri
28 RSUD Batara Guru
29 RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi
30 RSUD Siwa
31 RSUD Sayang Rakyat
32 RS AU dr Dody Sardjoto
33 RS Universitas Hasanuddin
34 RS Akademis Jaury
35 RS Stella Maris
36 RS Islam Faisal
37 RS Awal Bros Makassar
38 RS Siloam Makassar
115
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
39 RS Ibnu Sina Makassar
30 Sulawesi Tenggara
SK Nomor 202 Tahun 2020
1 RSUD Kota Kendari
2 RSUD Unaaha Kab Konawe
3 RSUD kab Konawe Selatan
4 RSUD Benyamin Guluh Kab Kolaka
5 RSUD Kota Bau Bau
6 RSUD Raha Kab Muna
31 Maluku SK Gub Nomor 158 Tahun
2020
1 RS TKII dr Latumeten
2 RS Bhayangkara
3 RS AL drFX Soehardjo
4 RS Sumber Hidup
5 RS drIshak Umarella
6 RSUD Saparua
7 RSUD Masohi
8 RSUD Piru
9 RSUD Bula
10 RSUD Namlea
11 RSUD Namrole
12 RSUD PP Magreti
13 RSUD Maren Hi Noho Renuat
14 RSUD Karel Sadsiutubun
15 RSUD Cendrawasih
16 RSUD Tiakur
32 Maluku Utara SK Nomor
291KPTSMU2020
1 RSUD Soasio
2 RSUD Tobelo
3 RSUD Labuha
4 RSUD Jailolo
5 RSUD Kab Pulau Morotai
6 RSUD Sanana
33 Papua On Proses
1 RSUD Abepura Rujukan Khusus Jiwa Provinsi
2 RSK Jiwa Abepura
3 RSU TNI AD Marthen Indey
4 RSU POLRI Bhayangkara
5 RSU Provita
6 RSU Dian Harapan
7 RSU TNI AL Soedibio Sardadi
116
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
8 RSUD Yowari
9 RSUD Biak
10 RSUD Wamena
11 RSUD Nabire
12 RSUD Paniai
13 RSUD Timika
14 RSUD Merauke
15 RSUD Mappi
16 RSUD Koya
34 Papua Barat SK Nomor 4408432020
1 RSUD Kab Fakfak
2 RSUD Kab Kaimana
3 RSUD Kab Teluk Wondama
4 RSUD Kab Teluk Bintuni
5 RSUD Scoloo Keyen
6 RSUD Kab Raja Ampat
7 RSUD Sele Be Solu
8 RSAL dr Azhar Zahir
9 RSAL dr R Oetojo
10 RS Tk IV 180702 JA Dimara
11 RS Tk IV dr Aryoko
12 RS Bhayangkara Lodewijk Mandacan
117
Lampiran 8
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
1 SOP Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri)
Langkah-Langkah Pemakaian Alat Pelindung Diri 1 Lepaskan semua perlengkapan pribadi (Perhiasan jam Hp pulpen dll) 2 Kenakan scrub suit dan sepatu boot karet di ruang ganti 3 Pindah ke area bersih di pintu masuk unit isolasi 4 Pastikan bahwa semua ukuran perangkat APD sudah benar dan kualitasnya sesuai 5 Melakukan prosedur mengenakan APD di bawah bimbingan dan pengawasan pengamat
terlatih (kolega) 6 Mencuci tangan hingga bersih 7 Kenakan sarung tangan (sarung tangan pemeriksaan nitril) 8 Kenakan baju steril 9 Kenakan masker penutup mulut 10 Kenakan pelindung wajah atau kacamata 11 Kenakan penutup kepala dan leher topi bedah yang menutupi leher dan sisi kepala
(disarankan dengan pelindung wajah) atau tudung 12 Kenakan celemek tahan air sekali pakai (jika tidak tersedia gunakan celemek berbahan berat
atau celemek tahan air yang dapat digunakan kembali)
118
13 Kenakan sepasang sarung tangan (lebih disarankan sarung tangan yang panjang) di atas manset
2 SOP Pelepasan APD
Langkah-Langkah Pelepasan Alat Pelindung Diri 1 Lepaskan celemek tahan air dan buang untuk keselamatan Untuk apron yang bisa
digunakan kembali letakkan di wadah yang berisi desinfektan 2 Jika mengenakan sepatu luar lepaskan dengan tetap Anda menggunakan sarung tangan
(jika memakai sepatu karet lihat langkah 4) 3 Lepaskan jubah dan sarung tangan dengan cara gulung kearah luar dan buanglah ke tempat
yang aman 4 Jika menggunakan sepatu karet lepaskan kedua sepatu (idealnya menggunakan boot
remover) tanpa menyentuhnya dengan tangan Anda Tempatkan sepatu dalam wadah disinfektan
5 Mencuci tangan membersihkan tangan 6 Jika mengenakan penutup kepala lepaskanlah dimulai dari belakang kepala 7 Melepaskan pelindung muka
a Lepaskan pelindung wajah atau kacamata (dari belakang kepala) Tempatkan pelindung mata ke dalam wadah terpisah untuk diproses ulang
b Lepaskan masker dimulai dari belakang kepala Saat melepaskan masker lepaskan ikatan tali pertama dan tali berikutnya
119
8 Mencuci tangan membersihkan tangan
3 SOP Pengambilan Spesimen COVID-19
Sebelum kegiatan pengambilan specimen dilaksanakan harus memperhatikan universal
precaution atau kewaspadaan universal untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari
pasien ke paramedic maupun lingkungan sekitar Hal tersebut meliputi
1 Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabundesinfektan SEBELUM dan
SESUDAH tindakan
2 Menggunakan APD
Melihat situasi saat ini mekanisme penularan masih dalam investigasi maka APD yang
digunakan untuk pengambilan specimen adalah APD lengkap dengan menggunaan
masker minimal N95
A Bahan Pengambilan Spesimen
1 Form Pengambilan Spesimen (lampiran 6)
Dapat ditambah daftar nama pasien (supaya saat pengambilan tidak terjadi kesalahan)
jika pasien lebih dari satu
2 Spesimen Saluran Pernapasan
a Viral Transport Media (VTM)
Dapat digunakan dengan beberapa merk komersil yang sudah siap pakai atau
dengan mencampur beberapa bahan (Hanks BBS Antifungal dan Antibiotik
dengan komposisi tertentu) untuk disatukan dalam satu wadah steril
b Swab Dacron atau Flocked Swab
c Tongue Spatel
d Kontainer Steril untuk Sputum
e Parafilm
f Plastik Klip
g Marker atau Label
3 Spesimen DarahSerum
a Spuit disposable 3ml atau 5 ml atau Sistem Vacutainer
b Wing needle (jika diperlukan)
c Kapas alkohol 70
d Kapas Kering
e Vial 18 ml atau tabung tutup ulir (wadah Spesimen Serum)
f Marker atau Label
4 Bahan PengepakanPengiriman Spesimen
a Ice pack dan Cold Box (diutamakan sudah menggunakan Sistem tiga lapis)
b Label Alamat
c LakbanPerekat
B Tata Cara Pengambilan Spesimen Nasofaring
1 Persiapkan cryotube yang berisi 15 ml media transport virus (Hanks BSS +
Antibiotika) dapat juga digunakan VTM komersil yang siap pakai (pabrikan)
2 Berikan label yang berisi Nama Pasien dan Kode Nomer Spesimen Jika label
bernomer tidak tersedia maka Penamaan menggunakan MarkerPulpen pada
bagian berwarna putih di dinding cryotube (Jangan gunakan Medium Hanks Bila
telah berubah warna menjadi Kuning)
120
3 Gunakan swab yang terbuat dari dacronrayon steril dengan tangkai plastik atau
jenis Flocked Swab (tangkai lebih lentur) Jangan menggunakan swab kapas
atau swab yang mengandung Calcium Alginat atau Swab kapas dengan tangkai
kayu karena mungkin mengandung substansi yang dapat menghambat
menginaktifasi virus dan dapat menghambat proses pemeriksaan secara
molekuler
4 Pastikan tidak ada Obstruksi (hambatan pada lubang hidung)
5 Masukkan secara perlahan swab ke dalam hidung pastikan posisi swab pada
septum bawah hidung
6 Masukkan swab secara perlahan-lahan ke bagian nasofaring
Sumber New England Journal of Medicine
Gambar XX Lokasi Pengambilan Nasofaring
7 Swab kemudian dilakukan gerak memutar secara perlahan
8 Kemudian masukkan sesegera mungkin ke dalam cryotube yang berisi VTM
Sumber Dokumentasi Balitbangkes
Gambar 52 Pemasukkan Swab ke dalam VTM
9 Putuskan tangkai plastik di daerah mulut cryotube agar cryotube dapat ditutup
dengan rapat
10 Pastikan label kode spesimen sesuai dengan kode yang ada di formulir
11 Cryotube kemudian dililit parafilm dan masukkan ke dalam Plastik Klip Jika ada
lebih dari 1 pasien maka Plastik Klip dibedakanterpisah Untuk menghindari
kontaminasi silang
121
Sumber Dokumentasi Balitbangkes
Gambar XX Pengemasan Spesimen
C Tata Cara Pengambilan Spesimen Sputum
Pasien berkumur terlebih dahulu dengan air kemudian pasien diminta mengeluarkan
dahaknya dengan cara batuk yang dalam Sputum ditampung pada wadah steril
yang anti bocor Pengambilan sampel sputum dengan cara induksi dapat
menimbulkan risiko infeksi tambahan bagi petugas kesehatan
D Tata Cara Pengambilan Spesimen Serum
Sampel serum berpasangan diperlukan untuk konfirmasi dengan serum awal
dikumpulkan di minggu pertama penyakit dan serum yang kedua idealnya
dikumpulkan 2-3 minggu kemudian Jika hanya serum tunggal yang dapat
dikumpulkan ini harus diambil setidaknya 14 hari setelah onset gejala untuk
penentuan kemungkinan kasus
Anak-anak dan dewasa dibutuhkan whole blood (3-5 mL) dan disentrifus untuk
mendapatkan serum sebanyak 15-3 mL Sedangkan untuk bayi Minimal 1 ml whole
blood diperlukan untuk pemeriksaan pasien bayi Jika memungkinkan
mengumpulkan 1 ml serum
4 Pengepakan Spesimen
Spesimen pasien dalam pengawasan probabel atau dikonfirmasi harus dilakukan
tatalaksana sebagai UN3373 Substansi Biologis Kategori B ketika akan
diangkutditransportasikan dengan tujuan diagnostik atau investigasi Semua spesimen
harus dikemas untuk mencegah kerusakan dan tumpahan Adapun sistem yang
digunakan adalah dengan menggunakan tiga lapis (Three Layer Pacakging) sesuai
dengan pedoman dari WHO dan International Air Transport Association (IATA)
122
Sumber WHO-Guidance on regulations for the transport of infectious substances 2019ndash
2020
Gambar XX Contoh Pengepakan Tiga Lapis
Spesimen dari pasien yang diduga novel coronavirus harus disimpan dan dikirim pada
suhu yang sesuai Spesimen harus tiba di laboratorium segera setelah pengambilan
Penanganan spesimen dengan tepat saat pengiriman adalah hal yang sangat penting
Sangat disarankan agar pada saat pengiriman spesimen tersebut ditempatkan di dalam
cool box dengan kondisi suhu 2-8oC atau bila diperkirakan lama pengiriman lebih dari
tiga hari spesimen dikirim dengan menggunakan es kering (dry ice)
5 Pengiriman Spesimen
Pengiriman spesimen orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan
dilakukan oleh petugas rumah sakitdinas kesehatanlaboratorium kesehatan lainnya
dengan menyertakan formulir pemeriksaan spesimen pasien dalam pengawasanorang
dalam pemantauan Sedangkan pengiriman spesimen pada kontak erat harus
menyertakan salinan formulir pemantauan harian
Pengiriman ke laboratorium penerima harus memberikan informasi pengiriman spesimen
ke PHEOC Untuk wilayah di luar Jakarta pengiriman spesimen dapat dilakukan
menggunakan jasa kurir door to door Pada kondisi yang memerlukan pengiriman port to
port dapat melibatkan petugas KKP setempat Pengiriman port to port hanya dilakukan
jika spesimen dikirim ke Balitbangkes oleh petugas Ditjen P2P berkoordinasi dengan
PHEOC Ditjen P2P
Pengiriman spesimen sebaiknya dilakukan paling lama 1x24 jam Spesimen dikirim dan
ditujukan ke Laboratorium pemeriksa COVID-19 sesuai dengan wilayah masing-masing
(lampiran XX) Sesuai KMK Nomor HK0107MENKES2142020 tentang Jejaring
Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
6 Konfirmasi Laboratorium
Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan COVID-19 dilakukan
dengan menggunakan metode RT-PCR dan sekuensing Adapun algoritma
pemeriksaannya adalah sebagai berikut
Gambar Alur Pemeriksaan Spesimen COVID-19
123
Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan orang dalam
pemantauan dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-
PCR dan sekuensing Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain
tetapi negatif COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak
erat atau riwayat perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan
ulang Karena kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui
Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil
positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi
Prof Dr Oemijati ndash Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan
Litbabangkes dan Dirjen P2P cq PHEOC untuk kemudian diteruskan ke Emergency
Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan dan diteruskan ke Pusdalop BNPB
PHEOC mengirimkan hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang
merawat kasus Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai
pihak terkait agar dapat berkoordinasi lebih lanjut Jika hasil pemeriksaan laboratorium
positif IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam
7 SOP Pemasukkan Obat di Indonesia
a SOP Special Access Scheme (SAS)
b Alur SAS Obat Program
1 Instansi pemerintah pemilik program membuat surat permohonan ijin
pemasukan obat donasi melalui SAS ke Ditjen farmalkes
2 Industri farmasi yang ditunjuk sebagai importir membuat surat permohonan
atas dasar surat dari Instansi Pemerintah penerima donasi dan ditujukan ke
Ditjen Farmalkes
3 Ditjen Farmalkes akan mengevaluasi dokumen yang disubmit dan akan
menerbitkan surat SAS
4 Surat SAS akan diberikan ke Instansi pemerintah pemilik program dan
ditembuskan ke industri farmasi selaku importir untuk proses clearence obat
yang dikirim di bea cukai
5 Obat akan diberikan kepada pemilik program untuk di distribusikan
Permohonan SAS dari ProgramIF
Proses Penerbitan Persetujuan SAS di
BPOM
10 hari kerja
Proses upload ke INSW (Indonesia national
single window)amp Clearance Bea Cukai
Proses Rilis di BPOM
10 Hari Kerja
Pendistribusian ke Daerah pandemik
Pelaporan efek samping
124
Lampiran 9
KOMANDO KENDALI KOORDINASI DAN KOMUNIKASI
a Komando
Komando selama operasi dalam koordinasi BNPB
b Kendali
Kendali taktis selama operasi berada pada Komandan Penanggulangan Bencana
wabah COVID-19 (BNPB)
c Pos Komando
Kedudukan Pos Komando selama operasi berada di Pusdalop BNPB
Jl Pramuka No38 RT11RW5 Utan Kayu Utara Kec Matraman Kota Jakarta Timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13120
d Komunikasi
1) Call Center BNPB helliphelliphellip 119
3) Email helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
4) Faksimile helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
e Website httpswwwcovid19goid
Lampiran 10
Informasi website lainnya
httpsinfeksiemergingkemkesgoid
httpsehatnegerikukemkesgoid
Dinas Kesehatan Provinsi dengan informasi COVID-19
Data pertanggal 26 Maret 2020
1 ACEH httpsdinkesacehprovgoid httpscovid19acehprovgoid
2 SUMATERA UTARA httpsumutcovid19id
3 SUMATERA BARAT httpscoronasumbarprovgoid
4 RIAU httpscoronariaugoid
5 JAMBI httpcoronajambiprovgoid
6 SUMATERA SELATAN httpdinkessumselprovgoidcovid19-sumsel
7 BENGKULU httpsdinkesbengkuluprovgoid
8 LAMPUNG httpsdinkeslampungprovgoid
9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG httpdinkesbabelprovgoid
125
10 KEPULAUAN RIAU httpcoronakepriprovgoiddata
11 DKI JAKARTA httpscoronajakartagoid
12 JAWA BARAT httpspikobarjabarprovgoid download Android Apps
httpsplaygooglecomstoreappsdetailsid=idgojabarprovpikobar
13 JAWA TENGAH httpjatengprovgoidcorona
14 DI YOGYAKARTA httpcoronajogjaprovgoid httpcoronajogjaprovgoidmap-
covid-19-diy
15 JAWA TIMUR httpsdinkesjatimprovgoid
16 BANTEN httpsinfocoronabantenprovgoid
17 BALIhttpswwwdiskesbaliprovgoidhttpcovid19denpasarkotagoid
httpinfocovid19bulelengkabgoid
18 NUSA TENGGARA BARAT httpscoronantbprovgoid
19 NUSA TENGGARA TIMUR httpsdinkesnttprovgoid
20 KALIMANTAN BARAT httpsdinkeskalbarprovgoidcovid-19
21 KALIMANTAN TENGAH httpsdinkeskaltenggoid
22 KALIMANTAN SELATAN httpdinkeskalselprovgoid
23 KALIMANTAN TIMUR httpdinkeskaltimprovgoid
24 KALIMANTAN UTARA
25 SULAWESI UTARA httpdinkessulutprovgoid httpcoronasulutprovgoid
26 SULAWESI TENGAH httpsdinkessultengprovgoidcategorycovid-19
27 SULAWESI SELATAN httpsdinkessulselprovgoid httpscovid19sulselprovgoid
28 SULAWESI TENGGARA httpsdinkessultraprovgoid
29 GORONTALO httpsdinkesgorontaloprovgoid
30 SULAWESI BARAT httpsdinkessulbarprovgoid
31 MALUKU httpscoronamalukuprovgoid
32 MALUKU UTARA httpcoronamalutprovgoid
33 PAPUA BARAT httpsdinkespapuabaratwordpresscom
34 PAPUA httpsdinkespapuagoid
Dinas Kesehatan KabupatenKota dengan Informasi Covid-19
NO PROVINSI KABUPATENKOTA WEBSITE
Sumatera Barat Kota Padang httpcoronapadanggoid Sumatera Utara Kota Medan httpscovid19pemkomedangoid Kota Binjai httpbinjaimelawancovid19binjaikotagoid
Kab Deli Serdang httpscovid19deliserdangkabgoid
Kota Tebing Tinggi httpscovid19tebingtinggikotagoid Kab Langkat httpscoronainfolangkatkabgoid Kab Tapanuli Selatan httpscovid19tapselkabgoid
126
Kab Karo httpscovid19karokabgoid Kepulauan Riau Kota Batam httpslawancoronabatamgoid Jawa Barat Kota Bandung httpscovid19bandunggoid Kota Bogor httpcovid19kotabogorgoid
Kota Depok httpsccc-19depokgoid Kota Bekasi httpscoronabekasikotagoid
Jawa Timur Kota Surabaya httpslawancovid-19surabayagoid
Kab Probolinggo httpssiagacovid19probolinggokabgoid Jawa Tengah Kota Semarang httpssiagacoronasemarangkotagoid Kab Kudus httpscoronakuduskabgoid Kab Kediri httpcovid19kedirikabgoid
Lampiran 11
Daftar Singkatan Dan Istilah
APSED The Asia Pacific Strategy for Emerging Diseases and Public Health
Emergencies
BKSLN Biro Kerja Sama Luar Negeri
BTDK Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
CFR Case Fatality Rate
COVID-19 Corona Virus Disease 2019
DRT Disaster Response Teams
EOC Emergency Operations Centres
GMP Good Manufacturing Practice
IHR International Health Regulation
ILI COVID-19 Infection Like Illness
INSW Indonesia National Single Window
KLB Kejadian Luar Biasa
KPA Kuasa Pengguna Anggaran
LET The Logistics Emergency Teams
NCC National Command Center
PDB Penanganan Darurat Bencana
PHEIC Public Health Emergencies of International Concern
PHEOC Public Health Emergency Operations Centre
POSPENAS Pos Pendamping Nasional
127
PPE Personal Protective Equipment
PSC Public Safety Center
SARI Severe Acute Respiratory Infection
SAS Special Access Scheme
SKDR Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon
TIPRA Tools for COVID-19 Risk Assessment
TSM Tim Sentra Media
TPK Tim Promosi Kesehatan
WHA World Health Assembly
WHO World Health Organization
128
Lampiran 12
Prinsip Penanggulangan
Komponen Siaga Darurat Tanggap Darurat Rehabilitasi
Komando dan
Koordinasi Membentuk Tim
Tanggap COVID-19 dan
mengaktifkan Posko
COVID-19 Panel ahli
Tim Gerak Cepat di
semua tingkatan
Menyusun Rencana
Aksi Pengendalian dan
respon COVID-19 lintas
sektor dan testing
Surat kewaspadaan
COVID-19 kepada
seluruh fasilitas
kesehatan dan
multisektor lainnya
Eskalasi respon posko
Tanggap Darurat COVID-19
di setiap tingkatan
Menyusun dan
melaksanakan rencana
operasi COVID-19
Monitoring pelaksanaan
respon COVID-19
Berkoordinasi dengan mitra
organisasi Internasional
untuk bantuan Internasional
Surat peningkatan
kewaspadaan kepada
seluruh sektor dan setiap
tingkatan
Monitoring
informasi dari
WHO
Kementerian
Kesehatan
BNPB dan
Media Massa
terkait
perkembangan
bencana
wabah COVID-
19
Memberikan
Informasi
kepada
Masyarakat
Tanggap
Darurat telah
berakhir
Rehabilitasi
Fasilitas umum
untuk boleh
diaktifkan
kembali
Melaksanakan
pemulihan
Ekonomi Dini
Memberikan
pendampingan
dukungan
kesehatan jiwa
dan psikososia
Melakukan
pemulihan
sarana dan
prasarana
layanan publik
dan
memastikan
berfungsi
Surveilans
dan
laboratorium
Deteksi sinyal bencana
wabah COVID-19 melalui
penguatan sistem
surveilans epidemiologi
Surveilans ILISARI
pneumonia baik di
fasilitas layanan
kesehatan pemerintah
maupun swasta melalui
SKDR event-based
surveillance pelacakan
kasus pelaporan dan
diseminasi data
Pelacakan kontak dapat
bekerjasama dengan
PMI kader dan sektor
lainnya yang terlatih
Kaji cepat analisis risiko
penguatan sistem
laboratorium untuk
mendeteksi virus berupa
pengambilan specimen
dan pemeriksaan PCR
dan whole genom
sequencing
Identifikasi dan
penguatan laboratorium
yang dapat melakukan
pemeriksaan COVID-19
Kaji cepat dan analisis risiko
terhadap lokasi dampak
kerugian dan sumber daya
Percepatan penyelidikan
epidemiologis pelacakan
manajemen dan monitoring
kontak
Rumah sakit melakukan
pelaporan harian COVID-19
kepada PHEOC yang
dilanjutkan ke Pusdalop
Apabila ada keterbatasan
kapasitas pemeriksaan
laboratorium pada daerah
dengan penyebaran infeksi
luas dilakukan sampling
pemeriksaan laboratorium
dan pada pasien yang parah
dan sistem sentinel Pada
daerah baru yang melaporkan
kasus COVID-19 baru
dilakukan pemeriksaan
laboratorium sesuai pedoman
nasional
129
Respon
medis
pengendalian
infeksi
Melakukan manajemen
isolasi manajemen
kasus COVID-19 dan
melakukan pelacakan
kontak COVID-19
Memfungsikan dan
memperkuat Rumah
Sakit rujukan yang
ditunjuk oleh Kemenkes
di Jakarta (terlampir)
dan menyiapkan rumah
sakit tambahan dan
Gedung tambahan yang
dapat dialihfungsikan
menjadi pusat
perawatan COVID-19
apabila diperlukan RS
mereview kebutuhan
dan siap untuk
mengaktifkan rencana
kesiapsiagaan
pandemic di Rumah
Sakit apabila diperlukan
Pemenuhan logistik Alat
Pelindung Diri (APD)
obat suportif bahan
medis habis pakai dan
untuk pemeriksaan
laboratorium (VTM
Swab cold chain dll)
Review kesiapsiagaan
pandemi di Rumah sakit
Rujukan medis
pemeriksaan pengobatan
perawatan dan isolasi
penderita termasuk tindakan
karantina
Rumah sakit rujukan yang
ditunjuk berfungsi sebagai
pusat perawatan COVID-19
(terlampir) Rumah sakit
tersebut mengaktifkan
rencana kesiapsiagaan dan
respon pandemi di rumah
sakit
Penambahan rumah sakit
rujukan COVID-19
Menyiapkan gedung yang
dialihfungsikan untuk pusat
perawatan COVID-19
(Wisma Atlit)
Pada kondisi kapasitas
fasilitas kesehatan yang
terbatas kasus ringan
dirawat dirumah kasus
dengan faktor risiko dan
kasus berat dirawat di
rumah sakit
secara normal
Melanjutkan
pesan hidup
bersih dan
sehat terutama
menjaga
kebersihan
tangan dan
etika batuk
Melanjutkan
upaya
surveilans
ketat ILISARI
dan
pneumonia
dengan
menerapkan
pelaporan nol
rdquozero
reportingrdquo
surveilans
ketat dan
melakukan
pemantauan
tren dan
klaster
Komunikasi
Risiko dan
Pelibatan
Masyarakat
Strategi komunikasi
risiko dan pelibatan
masyarakat melibatkan
relawan organisasi
sosial tokoh agama
tokoh masyarakat dan
sektor pendidikan
Identifikasi saluran untuk
pelibatan masyarakat
termasuk hotline media
social dan kelompok
masyarakat
Melaksanakan komunikasi
risiko dengan pelibatan
masyaraakt multisektor
termasuk sektor
PendidikanEskalasi hotline
dan menggunakan jalur
aplikasi elektronik lainnya
seperti Halodoc Gojek dll
Pelatihan relawan dan
tenaga kesehatan dalam
penanganan respon
Memanfaatkan mekanisme
pelibatan masyarakat yang
ada
Penjangkauan dan pelibatan
masyarakat rentan
Intervensi Menghitung kebutuhan
medis dan APD dan
Eskalasi pengadaan dan
distribusi APD dan supply
130
pharmasi membuat rencana
pengadaan supply dan
distribusi
Pengadaan kebutuhan
APD untuk stockpile
medis lainnya Memastikan
berjalannya SAS untuk
bantuan logistik dari luar
Intervensi non
pharmasi Sektor esensial
melakukan review
Bussiness Continuity
Planning
(keberlangsungan usaha)
sehingga dapat tetap
berfungsi operasional
apabila situasi
berlangsung lebih buruk
Dukungan kesehatan
jiwa dan psikososial
Sektor esensial menerapkan
Bussiness Continuity
Planning (Keberlangsungan
Usaha) agar sektor esensial
tetap dapat
berlangsungPengamanan
masyarakat
Kebutuhan pokok dan
pangan yang terjamin untuk
daerah yang terdampak
Memastikan masyarakat
mendapatkan akses
dukungan kesehatan jiwa
dan psikososial
131
Lampiran 13
Indikator
INDIKATOR Target Verifikasi Pencapaian Indikator Waktu
Pengukuran
Pj
PERENCANAAN ANALISIS SITUASI
Review Rencana Operasi setiap
minggu
Pelaksanaan komando dan koordinasi
dengan stakeholder setiap minggu
melibatkan multisektor termasuk
organisasi Internasional dan partner
100
100
Review dokumen rencana operasi
mingguan
Review dokumen hasil pertemuan
(notulensi) mingguan
disebarluaskan dan ditindaklanjutin
Mingguan
(Setiap
harihelliphellip)
Mingguan
(Setiap
harihelliphellip)
LOGISTIK
Kelengkapan dan ketepatan laporan
mingguan logistik dari BPBD ke
Pusdalop untuk Kapasitas dan
Kebutuhan Jumlah kapasitas tempat
tidur COVID-19 Jumlah ICU Jumlah
Ventilator Petugas kesehatan (dokter
perawat petugas surveilan petugas
monitoring APD VTM Swab dan
supply medis lainnya sesuai formulir
pelaporan logistik) BPBD
menghimpun data dari Dinkes dan
lintas sektor lainnya
100 Review laporan mingguan logistik
yang lengkap dan tepat
Mingguan
(Setiap harihelliphelliphellip)
Permintaan logistik dari daerah
terpenuhi minimal dalam 3 hari
80 Review dokumen tanda terima
logistik dari daerah (3hari dari
permintaan dari daerah diterima)
Per bulan
(pada
minggu ke-4)
Suplai logistik untuk kebutuhan
pangan pokok di daerah terdampak
yang terpenuhi
100 - Laporan Monitoring supply
logistik melalui laporan intelejen
(BIN) yang didapatkan dari
lapangan media
- Tidak ada kenaikan harga hellip
untuk kebutuhan pangan pokok
- Tidak ada laporan kerusuhan
karena kekurangan pangan
esensial di daerah terdampak
Per bulan
(Pada
minggu ke-4)
Dashboard untuk laporan logistik yang
menggambarkan real time stok
Tersedia
Tersedianya Dashboard laporan
logistik yang operasional
Minggu
pertama April
2020
OPERASI
PENCEGAHAN
Media massa dan elektronik
menyiarkan pesan inti COVID-19
kepada masyarakat
80 Review laporan media monitoring Mingguan
(setiap hari
hellip)
132
Kantor yang memberlakukan ldquobekerja
dari rumahrdquo
80 Review laporan intelejen
kementerian tenaga kerja untuk
kantor yang memberlakukan
ldquobekerja di rumahrdquo
MIngguan
(setiap
harihellip)
Sekolah dan Universitas
memberlakukan pembelajaran online
100 Review laporan dari kementerian
Pendidikan untuk Universitas yang
melakukan pembelajaran online
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tidak ada acara pertemuan besar
yang melibatkan orang banyak
(contohnya konser pernikahan pesta
festival)
100 Review laporan intelejen acara
pertemuan besar dan tindakan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Masyarakat kontak erat COVID-19
melakukan isolasi mandiri di rumah
selama 14 hari
100 Review laporan monitoring kontak
erat
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tempat-tempat hiburan tutup dan tidak
beroperasi
100 Review laporan intelejen mengenai
operasi tempat hiburan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tempat perbelanjaan tutup pada jam 8
malam
80 Review laporan monitoring polisi
mengenai tempat perbelanjaan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Angkutan massal (bus kereta api
MRT) mengangkut penumpang
dengan jumlah terbatas dengan jarak 1
meter antar penumpang
80 Review laporan monitoring intelejen
petugas dari
kementeriantransportasi mengenai
pemantauan angkutan masal
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tempat ibadah seperti gereja masjid
dan pura tidak melaksanakan kegiatan
peribadatan yang melibatkan orang
banyak di tempat ibadah
80 Review laporan intelejen mengenai
operasi tempat hiburan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Sektor esensial tetap berfungsi
Yang termasuk sektor esensial
Pelayanan kesehatan listrik
telekomunikasi bahan bakar
kebutuhan pangan pabrik untuk
produksi APD
100 Review laporan dari perusahaan
esensial yang dikompilasi oleh
Kementerian industri dan tenaga
kerja (Bisa dikompilasi oleh BIN)
Mingguan
(setiap
harihellip)
PENANGGULANGAN WABAH
SURVEILANS
Laporan rumor COVID-19 diverifikasi
dalam waktu 24 jam
100 Review laporan log Verifikasi rumor
harian tersedia
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kontak kasus konfirmasi COVID-19
yang dilakukan PE
75 Review laporan PE yang tersedia
dari laporan list kontak kasus
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kontak kasus terdeteksi yang
termonitor
100 Review laporan monitoring harian
kontak kasus tersedia
Mingguan
(setiap
133
harihellip)
Surveilans ILI dan pneumonia (SKDR)
yang terverifikasi
80 Review laporan Verifikasi ILI dan
pneumonia SKDR
Mingguan
(setiap
harihellip)
Dinkes Provinsi mengirimkan
kelengkapan dan ketepatan laporan
harian ke PHEOC
100 Review laporan harian COVID-19
dari DInkes provinsi tersedia di
PHEOC
Mingguan
(setiap
harihellip)
IHR National Focal Point (NFP)
mengirimkan notifikasi IHR kasus
konfirmasi COVID-19 kepada WHO
dalam 24 jam
100 Review laporan COVID-19 dari IHR
focal point ke WHO yang dikirimkan
dalam 24 jam
Mingguan
(setiap
harihellip)
PHEOC Kelengkapan dan ketepatan
laporan harian yang dilaporkan ke
Pusdalop untuk data epidemiologi
Jumlah kasus konfirmasi kematian
pasien dalam pengawasan orang
dalam pemantauan kematian
100 Review laporan harian PHEOC
kepada Pusdalop BNPB sesuai
variable data yang ditentukan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Pasien dalam pengawasan orang
dalam pemantauan yang bergejala dan
kontak kasus terdeteksi yang diambil
sampel dan dilakukan pemeriksaan
laboratorium (PCR) dalam waktu 24
jam
100 Review laporan hasil laboratorium
pasien dalam pengawasan dan
orang dalam pemantauan yang
bergejala tersedia dan dilaporkan ke
Pusdalop
Mingguan
(setiap
harihellip)
Analisis dan infografik data
epidemiologi kasus harian dan
diseminasi oleh Pusat Data dan
Informasi (Pusdatin)
Terlaksana Buletin harian analisis data dan
infografik diupload di web COVID-
19 dan diseminasi kepada gugus
tugas COVID-19
Mingguan
(setiap
harihellip)
LABORATORIUM
Specimen yang diterima dilakukan
pemeriksaan dalam waktu 48 jam
100 Review log dokumen penerimaan
specimen dan hasil laboratorium
Mingguan
(setiap
harihellip)
Hasil laboratorium dikirimkan ke
PHEOC dan diteruskan ke
PUSDALOP dalam waktu 48 jam
80 Review laporan log PHEOC untuk
kasus dan penerimaan hasil lab
Mingguan
(setiap
harihellip)
Petugas laboratorium menggunakan
APD yang benar pada saat
pengambilan sampel
100 Review laporan kasus (Tidak ada
laporan petugas yang terinfeksi
COVID-19 karena terpapar kontak
pada saat pengambilan sampel)
Mingguan
(setiap
harihellip)
Petugas laboratorium menggunakan
APDyang benar pada saat
pemeriksaan PCR
100 Review laporan kasus (Tidak ada
laporan petugas yang terinfeksi
COVID-19 karena terpapar kontak
pada saat pengambilan sampel)
Mingguan
(setiap
harihellip)
Specimen dikirimkan dalam waktu 24
jam ke laboratorium yang ditunjuk oleh
Kemenkes
80 Review log dokumen pengiriman
dan penerimaan specimen
Mingguan
(setiap
harihellip)
Laboratorium yang ditunjuk kemenkes
mengirimkan specimen kepada
Litbangkes untuk konfirmasi
100 Review dokumen penerimaan
specimen di Litbangkes dari Lab
rujukan untuk konfirmasi
Mingguan
(setiap
134
harihellip)
Laboratorium yang ditunjuk kemenkes
mengikuti Quality Assurance Panel
untuk COVID-19
90 Review dokumen hasil Quality
Assurance Panel
Mingguan
(setiap
harihellip)
RESPON MEDIS
Kasus terdeteksi yang diberikan
edukasi mengenai pengendalian
infeksi
100 Review laporan pelayanan yg
dilakukan pada kasus terdeteksi
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kasus yang membutuhkan perawatan
dirawat di rumah sakit rujukan dengan
terapi suportif
100 Review laporan kasus surveilans
dan rumah sakit
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kasus dirawat yang sembuh 80 Review laporan hasil keluaran
Kasus dirawat
Mingguan
(setiap
harihellip)
Rumah sakit rujukan menambah
ruangan perawatan kasus COVID-19
dan menyiapkan oksigen dan ventilator
tambahan
100 Review laporan penambahan
kapasitas rumah sakit rujukan untuk
perawatan COVID-19
Mingguan
(setiap
harihellip)
Petugas kesehatan menggunakan
APD yang benar pada saat
penanganan kasus COVID-19
100 Review laporan kasus (Tidak ada
petugas kesehatan yang terjangkit
COVID-19 karena terpapar pada
saat perawatan pasien)
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya rencana nasional pengelolaan
APD (stok distribusi) dan identifikasi
lonjakan kapasitas PPI (jumlah dan
kompetensi)
100 Review dokumen rencana nasional
pengelolaan APD
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya diseminasi panduan PPI untuk
di rumah dan fasyankes
100 Panduan PPI diupload ke website
COVID-19 website Kemkes dan
laporan distribusi pedoman COVID-
19 termasuk PPI ke Rumah sakit
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya triase deteksi dini dan
pengendalian sumber infeksi
100 Review laporan rumah sakit
ketersediaan triase dan laporan
bulanan surveilans rumah sakit
untuk COVID-19
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya material edukasi dengan
bahasa yang tepat untuk masyarakat
dan pasien tentang gejala penyakit
praktik etiket batuk dan cuci tangan
Tersedia Dokumen materi edukasi
komunikasi risiko update yang
diupload di website COVID-19 dan
Kemenkes
Bulan April
(Minggu I)
PENGAMANAN
Penumpukan kebutuhan pokok bahan
pangan dan kebutuhan esensial
respon COVID-19 (APD masker
suplai medis) yang terdeteksi dan
ditindak tegas
100 Review laporan intelejen (BIN)
untuk kasus penumpukan bahan
pokok dan penindakan
Mingguan
(setiap
harihellip)
135
Penyebar informasi palsuhoax yang
menyebabkan kepanikan di
masyarakat yang terdeteksi dan
ditindak tegas
80 Review laporan intelejen (BIN)
untuk laporan informasi palsu yang
terdeteksi dan penindakan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kondisi yang menyebabkan kepanikan
dan huru hara yang terdeteksi dini dan
dicegah
100 Review laporan intelejen (BIN)
untuk signal huru hara dan
pencegahannya
Mingguan
(setiap
harihellip)
KOMUNIKASI RISIKO DAN
PELIBATAN MASYARAKAT
Media centre melaksanakan press-
release dan konferensi pers setiap hari
100 Review dokumentasi konferensi
pres dan press release dokumen
Mingguan
(setiap
harihellip)
Materi harian untuk Juru bicara
didapatkan dari analisis data
epidemiologi rekomendasi panel ahli
100 Review dokumen harian untuk Juru
bicara
Mingguan
(setiap
harihellip)
Berita palsu yang teridentifikasi dan
berhasil di counter
80 Review laporan log rumor dan
counter hoax
Mingguan
(setiap
harihellip)
Media yang menggunakan press
release atau konferensi pers sebagai
bahan berita
80 Review laporan media monitoring
tim kominfo
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya peran serta
masyarakatorganisasi
kemasyarakatanorganisasi agama
dalam menanggapi isu-isu spesifik
yang mempengaruhi penanggulanan
Pandemi COVID-19
100 Review dokumen mapping kegiatan
pemberdayaan masyarakat
Bulanan
(Minggu II)
DUKUNGAN KESEHATAN JIWA
DAN PSIKOSOSIAL (DKJPS)
Materi komunikasi tentang DKPJS
tersedia bagi
1 Petugas kesehatan dan petugas
garis depan
2 Lansia
3 Orang dengan risiko tinggi
COVID-19 (DM penyakit
kardiovaskular autoimun dsb)
4 Anak anak
5 Penyandang disabilitas
6 Orang dalam isolasikarantina
7 Masyarakat luas
Tersedia Review dokumen materi komunikasi
DKPJS
Bulan April
(Minggu II)
Petugas kesehatan dan petugas garis
depan mendapatkan layanan DKJPS
100 Mingguan
(setiap
136
harihellip)
Petugas kesehatan jiwa mendapatkan
pelatihan DKJPS-COVID-19
80 Review laporan pelatihan DKJPS
Covid-19
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tersedia layanan hotline DKJPS untuk
membantu atau yang membutuhkan
dan mendapatkan layanan DKJPS
Tersedia Review log hotline DKJPS Bulan April
(Minggu I)
) Laporan intelejen bisa dari jejaring BIN di masyarakat babinsa babinkmtibmas di wilayah kerja areanya
Lampiran 14
Rencana Respon Tanggap Darurat April-May 2020
No Kegiatan Anggaran Penanggung Jawab Timeline
Komando dan Koordinasi
Pembentukan Gugus Tugas struktur
komando Tugas Kerangka Acuan
Indikator
BNPB 28 Maret
Pusdalop operasional dengan
perwakilan lintas sektor terkait di
Pusdalop
BNPB 1 April
Penyusunan Rencana Respon
Nasional COVID-19
BNPB 15 April
Kajian Kebutuhan Kesehatan (Health
Need Assesment) 34 tim x 3 orang x
3 kali
2295000000 BNPB 1 April
Pembentukan Satgas COVID di
tingkat sub nasional
BNPB
Penguatan alur laporan penanganan
Covid-19 hingga ke pusat
BNPB
Publikasi Laporan Situasi melalui
website Pusat Krisis Kesehatan
BNPB Regular
Surveilans dan laboratorium
Penyelidikan Epidemiologi Pelacakan
kasus pemantauan monitoring kasus
dan surveilans aktif di 34 provinsi oleh
Tim Gerak Cepat (3 orang 20 hari per
bulan)
2040000000 Dirjen P2P Kemkes
Pemantauan surveilans oleh PHEOC
(24 jam 7 hari) yang dilaporkanke
Pusdalop (6 orang shift 1 shift 8 jam)
324000000
Dirjen P2P Kemkes
Pengadaan dan distribusi VTM swab
reagen lab supply untuk lab rujukan
Litbangkes
137
nasional dan laboratorium daerah
Aktifasi laboratorium Rujukan regional
(12 lab)
Litbangkes
Pembuatan Aplikasi Surveilans
berbasis komunitas untuk COVID-19
Dirjen P2P Kemkes
Pengambilan sampel 151731712000 BTDK Litbangkes
Pengiriman sampel (42 lab x 12 kali) 396000000 BTDK Litbangkes
Pemeriksaan laboratorium dengan RT
PCR
887562516500 BTDK Litbangkes
Quality control untuk lab regional 43
paket
450000000 BTDK Litbangkes
Peningkatan Lab PCR di 12
laboratorium
35050665000 BTDK Litbangkes
Pengadaan APD untuk Laboratorium 7503607320 BTDK Litbangkes
Perluasan layanan Pemeriksaan PCR
menggunakan POC Real Time PCR
431827200000 BTDK Litbangkes
Respon Medis (manajemen kasus
dan pengendalian infeksi)
Aktivasi Rumah sakit Rujukan 132
rumah sakit dan 482 tambahan rumah
sakit rujukan dengan SK Gubernur
dan tambahan ruangan rumah sakit
rujukan untuk perawatan COVID-19
dilengkapi SDM dan supply medis
yang diperlukan
Dirjen Yanmedik
Kemkes
Penyiapan Wisma Atlit uuntuk menjadi
pusat perawatan COVID-19 dengan
kelengkapan SDM dan Alat medis
yang diperlukan
Dirjen Yanmedik
Kemkes
Ketersediaan ambulans untuk rujukan
COVID-19
Dirjen Yanmedik
Kemkes
Pengadaan dan distribusi APD
desinfektan dan peralatan medis yang
diperlukan
Pusat Krisis Kesehatan
Kemkes
Pembiayaan perawatan pasien Dirjen Yanmedik
Kemkes
Pemetaan kesiapsiagaan fasyankes
dan identifikasi gap berdasarkan
estimasi kasus yang akan muncul
Ditjen Pelayanan
Kesehatan cq Dityankes
Rujukan
Memprioritaskan perawatan kasus dan
prosedur triase Meningkatkan
rencana penambahan kapasitas untuk
fasilitas kesehatan (rumah sakit
rujukan yang ditunjuk dan
mengalihkan menunda prosedur
elektif)
Ditjen Pelayanan
Kesehatan dan Ditjen
Farmalkes
Melaksanakan isolasi mandiri (self-
initiated isolation) untuk orang dengan
Ditjen Pelayanan
Kesehatan cq Dityankes
138
gejala yang ringan untuk mengurangi
beban fasilitas kesehatan
Rujukan
Penyusunan SOP sesuai pedoman
Covid 19 dan regulasi lainnya dan
disosialisasika
Ditjen Pelayanan
Kesehatan cq Dityankes
Rujukan dan Dityankes
Dasar
Memastikan ketersediaan alat
kesehatan obat-obatan dan bahan
medis habis pakai tersedia secara
memadai disesuaikan dengan attact
rate
Ditjen Farmalkes
Peningkatan kapasitas petugas dalam
pengenalan kasus dan tata laksana
kasus
Ditjen Pelayanan
Kesehatan cq Dityankes
Rujukan dan Dityankes
Dasar
Puskesmas workshop PPI bagi
petugas Puskesmas (3
orgPuskesmas dokter perawat lab
16457918352
Komunikasi Risiko dan Pelibatan
Masyarakat
Media centre penunjukkan juru bicara
konferensi pers dan press release
pesan KIE untuk layanan masyarakat
disiarkan di media elektronikmedia
massa media monitoring
Ditjen Kesehatan
Masyarakat dan
Romkomyanmas
Kemkes
Penyusunan dan distribusi media KIE
untuk masyarakat luas sektor
Pendidikan kalangan risiko tinggi
petugas kesehatan pasien dalam
pengawasan orang dalam
pemantauan kontak pasien
Ditjen Kesehatan
Masyarakat dan
Ronkomyanmas
Kemkes
Mengadopsi pesan inti dari Kemenkes
untuk konteks lokal
Direktorat Pomosi
Kesehatan
Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
BNPB
Advokasi kepada sektor terkait BNPB KSP
Penggerakan masyarakat dan
bekerjasama dengan tokoh agama
dan ormas
BNPB KSP
Pimpinan Agama
Komunikasi risiko kepada kalangan
usaha
BNPB
Asosiasi Perusahaan
Membuat hotline terkait COVID-19 BNPB
Monitoring kegiatan yang
mengumpulkan massa dalam jumlah
besar
BNPB
Respon Sosial
Dukungan logistik untuk orang yang
139
dilakukan karantina rumah (ODP)
Dukungan Psikologis untuk orang
yang dilakukan karantina rumah
kasus dan keluarga kasus
Dukungan untuk set up dan
pemberlakukan pembelajaran online
Monitoring petugas keamanan untuk
pembatasan sosial Tidak ada event
mass gathering penutupan tempat
ibadah tempat hiburan monitoring
transportasi publik
Respon Dukungan Kesehatan Jiwa
dan Psikososial
Mengaktifkan gugus tugas
nasionalprovinsi untuk DKJPS
Dit P2MKJN
Membuat panduan tata laksana
DKJPS untuk tenaga kesehatan dan
relawan
Rp 100000000 Dit P2MKJN
Media komunikasi DKJPS bagi
petugas kesehatan dan petugas di
garis depan lansia orang dengan
risiko tinggi COVID-19 (DM Penyakit
Kardiovaskular autoimun dsb) anak-
anak orang dalam isolasi karantina
penyandang disabilitas masyarakat
luas
Rp 200000000 Dit P2MKJN
Panduan psycological first aid untuk
COVID 19
Rp 300000000 Dit P2MKJN
Pelatihan psychological first aid untuk
pekerja kesehatan mental dan
psikososial
Rp 150000000 Dit P2MKJN
penyusunan SOP keselamatan untuk
para pekerja keswa dan psikososial
saat memberikan pelayanan
Rp 150000000 Dit P2MKJN
Pembentukan hotline untuk DKJPS Rp 100000000 Dit P2MKJN
4
Tim Penyusun Rencana Operasi Penanganan Pandemi Covid-19
Tim Inti
dr Wiendra Waworuntu MKes (Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Langsung)
Dr dr Vivi Setiawati MBiomed (Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi
Dasar Kesehatan)
dr Fuadi Darwis MPH (Unsur Pengarah BNPB)
Dr Ir Udrekh SE MSc (Direktur Sistem Penanggulangan Bencana BNPB)
Dr Rita Djupuri Izwardi DCN MEpid (Pusat Krisis Kesehatan)
dr Benget Saragih MEpid (Subdit Karantina Kesehatan Direktorat Surveilans dan Karantina
Kesehatan)
dr Endang Budi Hastuti (Subdit Infeksi Emerging Direktorat Surveilans dan Karantina
Kesehatan)
drh Endang Burni Prasetyowati MKes (Subdit Surveilans Direktorat Surveilans dan Karantina
Kesehatan)
dr H Asral Hasan MPH (Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan)
Busroni SIP (Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat)
dr Ina Agustina Isturini MKM (Pusat Krisis Kesehatan)
dr Wiwi Ambarwati (Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan)
dr Pompini Agustina Sitompul SpP (RSPI Sulianti Saroso)
dr Yayan Gusman (Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan)
dr Rian Hermana (Subdit ISPA Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Langsung)
Bayu Aji (Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat)
dr Sinursita Sihombing (Kementerian Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan)
Siti Asfiah (Badan Pengawasan Obat dan Makanan)
dr I Nyoman Kandun MPH (Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia)
dr Sholah Imari (Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia)
WHO
UNOCHA
UNICEF
WFP
IFRC
PMI
5
Unit Lintas Program dan Lintas Sektor Kementerian Kesehatan
Pusat Krisis Kesehatan
Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
Biro Kerja Sama Luar Negeri
Biro Hukum dan Organisasi
Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer
Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis
Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
Direktorat Pelayanan Kefarmasian
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno-Hatta
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKL PP) Jakarta
Bagian Program dan Informasi Sekretariat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Sub Direktorat Pelayanan Gawat Darurat Terpadu Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
Sub Direktorat Pelayanan Medik dan Keperawatan Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
Sub Direktorat Surveilans Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Sub Direktorat Infeksi Emerging Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Sub Direktorat Karantina Kesehatan Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Sub Direktorat Imunisasi Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Sub Direktorat ISPA Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Sub Direktorat Zoonosis Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan
Zoonosis
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Administrasi dan Kewilayahan
Direktur Manajemen Penanggulangan Bencana dan Kebakaran
6
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
dr Fuadi Darwis MPH Unsur Pengarah BNPB
Deputi Bidang Sistem dan Strategi
Deputi Bidang Pencegahan
Direktur Sistem Penanggulangan Bencana
Direktur Kesiapsiagaan
Direktur Tanggap Darurat
Kepala Pusat Pengendali Operasi
Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan
Kementerian Pertanian
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner
Direktur Kesehatan Hewan
Unit Lintas Sektor Lainnya
Kementerian Sosial
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kepala Badan Usaha Logistik
Deputi II Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri Kemenko Polhukam
Deputi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Kemenko PMK
Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri
Kepala Pusat Kesehatan TNI
Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan POLRI
Asisten Deputi Bidang Agama Kesehatan Pemuda dan Olahraga Sekretariat Kabinet
Direktur Kesehatan Kementerian Pertahanan dan Keamanan
Direktur lnformasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian
Komunikasi dan Informatika
Direktur Registrasi Obat Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Direktur Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat Narkotika Psikotropika dan Prekusor
Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Sub Direktorat Kesehatan Masyarakat Direktorat Kesehatan Gizi dan Masyarakat Bappenas
7
Editor
DRRita Djupuri IzwardiDCNMEpid
drEko MedistiantoMEpid
Supatmi SKMMM
DEFINISI OPERASIONAL
1 Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment (PPE) adalah peralatan
yang harus dikenakan untuk mencegah kemungkinan tertular penyakit menular
2 Asumsi adalah dugaan atau perkiraan yang diterima sebagai dasar
3 Bahaya adalah suatu situasi kondisi atau karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan
4 Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam danatau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologis
5 Bidang adalah kelompok tugas yang melakukan tugasperan sejenis klaster terdiri dari unsur pemerintah masyarakat dan lembaga usaha
6 CFR (Case Fatality Rate) atau Angka Fatalitas Kasus adalah angka proporsi atau
persentase dari jumlah kasus yang meninggal dibagi dengan jumlah kasus
7 Episenter COVID-19 adalah lokasi titik awal terdeteksinya sinyal bencana wabahologis
dan sinyal virologis yang merupakan tanda terjadinya penularan influenza pandemi
antarmanusia yang dapat menimbulkan terjadinya pandemi COVID-19
8 Evakuasi adalah merupakan suatu kegiatan untuk memindahkan masyarakat terancam
dampak bencana dan atau kegiatan masyarakat menyelamatkan diri ke daerah aman
9 Isolasi adalah pemisahan orang sakit dari orang saehat yang dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan
10 Karantina adalah pembatasan kegiatan danatau pemisahan seseorang yang terpapar
penyakit menular sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundangundangan
meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau sedang berada dalam masa inkubasi
danatau pemisahan peti kemas Alat Angkut atau Barang apapun yang diduga
terkontaminasi dari orang danatau Barang yang mengandung penyebab penyakit atau
sumber bahan kontaminasi lain untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke orang
danatau Barang di sekitarnya
11 Karantina Rumah adalah pembatasan penghuni dalam suatu rumah beserta isinya yang
diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah
kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi
12 Karantina Rumah Sakit adalah pembatasan seseorang dalam rumah sakit yang diduga
terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah
kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi
8
13 Karantina Wilayah adalah pembatasan penduduk dalam suatu wilayah termasuk wilayah
pintu masuk beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi
sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi
14 Kejadian bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal kejadian lokasi jenis bencana korban dan ataupun kerusakan Jika terjadi kejadian bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah maka dihitung sebagai satu kejadian
15 Klaster (Cluster) adalah kelompok penderita yang terdiri dari dua atau lebih penderita
yang mengalami kontak secara bencana epidemiologis menurut tempat dan waktu
16 Komando Tanggap Darurat adalah organisasi penanganan Tanggap Darurat Bencana
yang dipimpin oleh seorang komandan Tanggap Darurat Bencana dan dibantu oleh staf
komando dan staf umum memiliki struktur organisasi standar yang menganut satu
komando dengan mata rantai dan garis komando yang jelas dan memiliki satu kesatuan
komando dalam mengkoordinasikan instansilembagaorganisasi terkait untuk pengerahan
sumberdaya
17 Komunikasi Risiko adalah segala bentuk pertukaran informasi tentang risiko antara
seluruh pihak yang berkepentingan
18 Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi tetapi mungkin juga tidak terjadi
19 Legalisasi adalah pengesahan dokumen rencana kontingensi menjadi legal secara hukum
melalui Peraturan Kepala Daerah
20 Manajemen Kedaruratan adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan
penanggulangan kedaruratan pada menjelang saat dan sesudah terjadi keadaan darurat
yang mencakup siaga darurat tanggap darurat dan pemulihan darurat
21 Pelibatan masyarakat adalah proses dimana masyarakat bermanfaat bagi organisasi dan
individu membangun hubungan jangka panjang dengan visi kolektif untuk kepentingan
masyarakat
22 Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk
dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian
rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi
23 Penentuan Kejadian adalah proses menentukan satu ancaman yang akan dijadikan dasar dalam perencanaan kontinjensi
24 Pengendalian Perimeter adalah tindakan pengawasan yang dilakukan di batas wilayah
penanggulangan sehingga tidak terjadi penyebaran COVID-19
25 Perencanaan SektoralBidang adalah suatu rencana yang disusun oleh klasterBidang yang berisi kegiatan-kegiatan berkaitan dengan kebutuhan dan sumberdaya yang tersedia di masing-masing klaster untuk penanganan darurat mengacu pada standar minimum kebutuhan atau standar pelayanan minimum yang berlaku
26 Perencanaan kontinjensi adalah suatu proses perencanaan ke depan dalam situasi terdapat potensi bencana di mana skenario dan tujuan disepakati tindakan teknis dan manajerial ditetapkan dan sistem tanggapan dan pengarahan potensi disetujui bersama untuk mencegah atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis
27 Perimeter adalah batas terluar dari wilayah penanggulangan
28 Pos Komando (Posko) adalah tempat dilakukannya pengambilan keputusan untuk
pengendalian dan atau komando dalam penanggulangan suatu kedaruratan yang
beroperasi secara penuh (24 jamhari) selama masa penanggulangan
9
29 Rencana Operasi adalah rencana yang dibuatdisusun dalam rangka pelaksanaan operasi
Tanggap Darurat Bencana Rencana operasi ini disusun oleh Komando Tanggap Darurat
dengan mempertimbangkan rencana kontingensi dan hasil kaji cepat
30 Respon Cepat (Rapid response) adalah tindakan rutin sesuai dengan protap yang
dilakukan pada saat kejadian luar biasa
31 Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat merupakan kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat
32 Sistem Komando Tanggap Darurat adalah suatu system penanganan darurat bencana
yang digunakan oleh semua instansilembaga dengan mengintegrasikan pemanfaatan
sumber daya manusia peralatan dan anggaran
33 Skenario adalah gambaran kejadian secara jelas dan rinci tentang bencana yang diperkirakan akan terjadi meliputi lokasi waktu dan dampak bencana
34 Status Keadaan Darurat Bencana adalah keadaan darurat bencana yang ditetapkan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi badan yang menyelenggarakan urusan di bidang penanggulangan bencana dimulai sejak status siaga darurat tanggap darurat dan transisi darurat ke pemulihan
35 Status Siaga Darurat adalah keadaan ketika potensi ancaman bencana sudah mengarah pada terjadinya bencana yang ditandai dengan adanya informasi peningkatan ancaman berdasarkan sistem peringatan dini yang diberlakukan dan pertimbangan dampak yang akan terjadi di masyarakat
36 Status Tanggap Darurat adalah keadaan ketika ancaman bencana terjadi dan telah mengganggu kehidupan dan penghidupan sekelompok orangmasyarakat
37 Tanggap Darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan pengurusan pengungsian penyelamatan serta pemulihan sarana prasarana
38 Terjangkit adalah kondisi seseorang yang menderita penyakit yang dapat menjadi sumber
penular penyakit yang berpotensi menyebabkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
39 Wabah Penyakit Menular yang selanjutnya disebut Wabah adalah kejadian berjangkitnya
suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara
nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka
10
Bab 1
Latar Belakang dan Dasar Hukum
11 Latar belakang
Sejalan dengan International Health Regulation (IHR) 2005 untuk meningkatkan kapasitas
inti negara dalam pendeteksian verifikasi pelaporan dan respon terhadap Public Health
Emergencies of International Concern (PHEIC) World Health Assembly (WHA) ke-71
telah menekankan peningkatan kapasitas negara dan kemitraan untuk meningkatkan
kesiapsiagaan menghadapi pandemi The Asia Pacific Strategy for Emerging Diseases
and Public Health Emergencies (APSED III) fokus pada penguatan komponen kesehatan
masyarakat inti termasuk respon terhadap keadaan darurat kesehatan masyarakat
termasuk ancaman pandemi Belajar dari H1N1 2009 World Health Organization (WHO)
telah mengembangkan Pedoman Manajemen Risiko Pandemi menggunakan fase
pandemi berbasis risiko kontinum yang mengadopsi pendekatan seluruh masyarakat dan
semua bahaya
Pada tahun 2017 Indonesia memperbarui Pedoman Manajemen Risiko Pandemi
Nasional dan Rencana Respon Operasi Nasional mengadopsi Pedoman Manajemen
Risiko Pandemi WHO ke dalam konteks Indonesia dan mengujinya melalui latihan
simulasi pandemi skala penuh yang berfokus pada penahanan episenter dengan
keterlibatan multi-sektoral terutama integrasi operasi keadaan darurat dengan sistem
manajemen bencana negara yang pada dasarnya respon bencana berorientasi pada
pelaksanaan Itu adalah seluruh pendekatan masyarakat yang melibatkan tingkat
nasional provinsi kabupaten dan masyarakat di semua sektor terkait termasuk sektor
keamanan dan militer
Indonesia telah mengadopsi pedoman manajemen risiko pandemi WHO menggunakan
pendekatan seluruh masyarakat yang menghubungkan pandemi dengan kerangka kerja
bencana pada tahun 2016 Sebagai tindak lanjut Indonesia mengembangkan dan
menguji Rencana Respon Kontijensi nasional melalui simulasi skala penuh yang
melibatkan berbagai sektor di semua tingkatan pada tahun 2017 dan meluncurkan
perencanaan kontijensi ke provinsi-provinsi prioritas pada tahun 2018 Ini telah menjadi
tonggak untuk meningkatkan kesadaran sektor-sektor tersebut tentang kolaborasi untuk
kesiapsiagaan menghadapi pandemi Pelaksanaan ini telah berkontribusi untuk
meningkatkan kapasitas inti negara dari International Health Regulation (IHR)
Pelaksanaan penahanan episenter pandemi skala penuh dan pelaksanaan table top di
provinsi-provinsi prioritas menunjukkan kapasitas Indonesia dalam manajemen risiko
pandemi dengan pendekatan seluruh masyarakat dalam keseluruhan kerangka darurat
nasional
Dengan munculnya Corona Virus sub tipe baru (COVID-2) dan ditetapkan Pandemi
COVID-19 oleh Dirjen WHO sehubungan dengan penyebaran COVID-19 yang meluas di
dunia sampai saat ini maka Indonesia perlu untuk mengadopsi rencana kontijensi
pandemi influenza yang sudah dibuat menjadi rencana operasi respon COVID-19 Pada
prinsipnya pengenalian dan mitigasi Pandemi COVID-19 dapat diterapkan juga pada
11
COVID-19 dengan penyesuaian sesuai dengan karakteristik penyakit
12 Tujuan
a Membatasi penularan Wabah COVID-19 dari manusia ke manusia mengurangi infeksi
berikutnya pada masyarakat yang rentan serta tenaga kesehatan termasuk mencegah
dampak penyerta lain yang lebih luas
b Deteksi dini mengisolasi dan menangani pasien lebih awal termasuk melaksanakan
pelayanan yang optimal bagi Pasien yang terjangkit Wabah COVID-19
c Terlaksananya tindakan (farmasi dan non farmasi) penanggulangan Wabah COVID-19
d Teridentifikasinya seluruh kebutuhan sumber daya berkaitan dengan upaya
penanggulangan Wabah COVID-19
e Terciptanya ketertiban dan keamanan masyarakat serta stabilitas sosial dan ekonomi
selama masa penanggulangan Wabah COVID-19
13 Dasar Hukum
Rencana Operasi ini disusun berdasarkan berbagai peraturan dan regulasi yang
berhubungan dengan COVID-19 yaitu
1 UU No 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
2 UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
3 UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4 UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
5 UU No 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia
6 UU No 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
7 Peraturan Pemerintah No2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
8 Peraturan Pemerintah No 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit
Menular
9 Peraturan Presiden No 3 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden
No 83 Tahun 2005 tentang Badan koordinasi Nasional Penanganan Bencana
10 Keputusan Presiden no 7 tahun 2020 tentang gugus tugas percepatan penanganan
Corona Virus Diseases 2019 (COVID-19)
11 Instruksi Presiden Republik Indonesia No 4 tahun 2019 tentang Peningkatan
Kemampuan dalam Mencegah Mendeteksi dan Merespons Wabah Penyakit
Pandemi Global dan Kedaruratan Nuklir Biologi dan Kimia
12 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 101 Tahun 2018 tentang SPM sub Urusan
Bencana
13 Peraturan Menteri Permendes Dana Desa No 16 Tahun 2018 tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa
14 Peraturan Menteri Berita Negara RI Permenhumkam RI no 7 2020 tentang pemberian
visa dan izin tinggal dalam upaya pencegahan masuknya Virus Corona
15 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK0107Menkes2142020 tentang Jejaring
Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
16 Peraturan Menteri Kesehatan No75 tahun 2019 tentang Penanggulangan Krisis
Kesehatan
12
17 Peraturan Menteri Kesehatan No 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal
18 Peraturan Menteri Kesehatan No 59 Tahun 2016 tentang Pembebasan Biaya Pasien
Penyakit Infeksi Emerging Tertentu
19 Peraturan Menteri Kesehatan RI No 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Surveilans Kesehatan
20 Peraturan Menteri Kesehatan RI No1501 Tahun 2010 tentang Jenis Penyakit tertentu
yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya
21 Keputusan Menteri Kesehatan RI No tahun 2020 mengenai Pedoman Kesiapsiagaan
Menghadapi Coronavirus Disease (COVID-19)
22 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0107Menkes1042020 tentang penetapan
infeksi Novel Coronavirus (infeksi 2019-ncov) sebagai penyakit yang dapat
menimbulkan wabah dan upaya penanggulangannya
23 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0107Menkes1692020 tentang Penetapan
Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu
24 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0202Menkes3902014 tentang Pedoman
RS Nasional
25 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0202Menkes3912014 tentang Pedoman
RS Regional
26 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 300MENKESSKIV2009 tentang Pedoman
Penanggulangan Episenter Pandemi
27 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 424MenkesSKIV2007 tentang Pedoman
Upaya Kesehatan Pelabuhan dalam rangka Karantina Kesehatan
28 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 425MenkesSKIV2007 tentang Pedoman‐
pedoman Penyelenggaraan Karantina Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan
29 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 431MenkesSKIV2007 tentang Pedoman
Teknis Pengendalian Risiko Kesehatan Lingkungan di PelabuhanBandaraPos Lintas
Batas dalam rangka Karantina Kesehatan
30 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1371MenkesSKIX2005 tentang Penyakit Flu
Burung Avian Influenza sebagai Penyakit yang Dapat Menimbulkan Wabah Serta
Pedoman Penanggulangannya
31 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1372MenkesSKIX2005 tentang Penetapan
Kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) Flu Burung (Avian Influenza)
32 Instruksi Gubernur DKI Jakarta No 16 tahun 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan
Terhadap Risiko penularan Infeksi Corona Virus Disease (COVID-19)
13
Bab 2
Analisis Situasi
21 Profil Daerah Indonesia
Indonesia memiliki penduduk sebanyak 265000000 jiwa pada tahun 2018 dan proyeksi
jumlah populasi mencapai 271000000 jiwa pada tahun 2020 dengan 56 penduduknya
tinggal di daerah perkotaan Indonesia dengan konteks desentralisasi terdiri dari 34
provinsi dengan kepadatan penduduk yang tinggi di DKI Jakarta dan provinsi lainnya di
pulau Jawa Indonesia terletak di khatulistiwa yang merupakan daerah strategis sebagai
hub perjalanan internasional memiliki mobilitas tinggi wisatawan internasional dan
penerbangan internasional dengan rata-rata 1342246 wisatawan internasionalbulan pada
tahun 2019 sedangkan pada Januari 2020 total 1 2 juta wisatawan memasuki Indonesia
Sebagian besar dari wisatawan masuk ke Indonesia melalui Bandara Ngurah Rai
Denpasar dan Soekarno Hatta Banten Sebagian besar wisatawan yang datang ke
Indonesia berasal dari negara ASEAN (38) Indonesia juga menerima kedatangan
wisatawan internasional yang datang dari negara yang mengalami transmisi lokal COVID-
19 antara lain Cina (8) Australia (9) Jepang (3) dan Korea Selatan (2)
sementara wisatawan dari Iran Italia dan Jerman tidak terlalu banyak Kota-kota yang
memiliki penerbangan langsung dari Cina serta negara lainnya dengan transmisi lokal
COVID-19 sangat berisiko Terdapat 20 kota yang memiliki penerbangan langsung dan
kapal yang berasal dari Cina
Bandar udara yang paling berisiko dimana pelaku perjalanan Internasional yang tinggi
yaitu Soekarno Hatta Banten dan Ngurah Rai Denpasar Bali Batam yang berbatasan
dengan Singapura dimana terdapat transmisi lokal COVID-19 juga berisiko Setiap harinya
terdapat kapal feri dengan rute Batam-Singapura Selain itu Jakarta Bogor Bekasi Depok
(JABODETABEK) dengan mobilisasi penduduk tinggi kota metropolitan dengan penduduk
yang padat terutama Jakarta dengan kepadatan populasi 15764 per m2 sangat rentan
dengan penyebaran COVID-19 yang tinggi Dengan konteks desentralisasi kemampuan
setiap daerah tidak sama dimana tidak semua daerah mempunyai rencana respon
menghadapi pandemi dan tidak semua daerah mempunyai rencana kesiapsiagaan dan
respon pandemi di rumah sakit sehingga menyebabkan tenaga kesehatan yang berada di
rumah sakit rentan tertular COVID-19 dan dapat menyebabkan terjadinya penularan lebih
lanjut di rumah sakit
Mobilitas penduduk antar kabupaten dan provinsi di Indonesia juga tinggi terutama di
Pulau Jawa dan Sumatera dengan kepadatatan penduduk yang cukup tinggi DKI Jakarta
sebagai ibu kota negara merupakan pusat pemerintahan dan pusat bisnis
(perekonomian) Kota Surabaya Medan dan Makassar merupakan kota besar di
Indonesia dengan mobilitas penduduk yang tinggi dan perputaran roda perekonomian
yang tinggi
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 17 ribu pulau dengan kondisi
geografis yang beragam dari daerah pantai sampai ke pegunungan Beberapa lokasi
14
memiliki akses yang sulit Wilayah Indonesia yang mempunyai akses geografis sulit
diantaranya provinsi di wilayah timur Indonesia seperti Maluku Papua dan Nusa
Tenggara Timur (NTT) Kapasitas dan sumber daya penduduk yang tidak merata
merupakan tantangan situasi geografis kepulauan dan wilayah terpencil merupakan
tantangan dalam penanggulangan dan respon termasuk pengiriman logistik dan
keterbatasan sumber daya Wilayah Indonesia yang berada di daerah ldquoring of firerdquo rentan
dengan kondisi bencana seperti letusan gunung berapi gempa dan tsunami yang dapat
menghambat operasi respon pandemi
Fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia terdiri dari Puskesmas dan Rumah Sakit serta
pelayanan kesehatan lainnya (Praktek dokter umum maupun spesialis Klinik- klinik
pengobatan Balai pengobatan umum maupun khusus) Jumlah Puskesmas di Indonesia
ada 9821 Jumlah Rumah Sakit di Indonesia ada 2858 dengan rincian rumah sakit
rujukan nasional ada 14 rumah sakit rujukan propinsi ada 20 dan rumah sakit rujukan
regional ada 1101 Indonesia memiliki tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter spesialis
dokter umum dokter gigi perawat bidan petugas kesehatan masyarakat dll Jumlah
dokter spesialis di Indonesia ada 38782 jumlah dokter umum ada 134459 jumlah dokter
gigi ada 29194 jumlah perawat ada 639356 jumlah bidan ada 590920 dan jumlah
petugas kesehatan ada 54138 orang2
22 Potensi Ancaman Kerentanan dan Kapasitas
COVID-19 disebabkan oleh virus SARS CoV-2 yang merupakan Corona Virus jenis baru
dengan analisis filogenetik mendekati isolat Corona Virus dari kelelawar Chinese
chrysanthemum-headed bats yang diisolasi pada tahun 2015 SARS CoV-2 ini
merupakan Corona Virus kluster β-coronavirus yang merupakan zoonosis coronavirus
yang baru setelah SARS dan Middle East Respiratory Syndrome (MERSCoV) Virus ini
termasuk dalam sub genus botulinum Coronaviridae Hasil sekuensing menunjukkan
bahwa SARSCoV-2 homolog 795 dengan SARS-COV Kasus pertama di Wuhan yang
disebabkan oleh virus ini berhubungan dengan pasar Huanan yang kemudian menyebar
antar manusia
Pada era transportasi dan mobilisasi global penyebaran virus dari satu daerah ke daerah
lain sangat cepat COVID-19 telah menyebar di 185 negara dalam waktu 4 bulan dengan
total kasus sampai bulan April 2020 mencapai lebih dari 1900000 kasus terkonfirmasi
dan 126681 kematian di seluruh dunia3 Trend kasus COVID-19 menurun di Cina namun
meningkat di luar China terutama di Republik Korea Italia Spanyol Iran dan Amerika
Serikat yang merupakan negara dengan transmisi lokal yang melaporkan kasus
terbanyak diluar Cina Model matematika menunjukkan Reproductive Number (Ro)
COVID-19 berkisar antara 2-3 yang mengindikasikan 50-60 populasi kemungkinan
telah terinfeksi COVID-19 Namun laporan kasus konfirmasi COVID-19 yang dilaporkan
jauh di bawah angka tersebut Pada kapal pesiar Diamond Princess Cruise COVID-19
1 Data Fasyankes online Oktober 2019
2 Data PPSDM Kemenkes 2019
3 John Hopkins University April 2020
15
menyebar cepat dengan attack rate hampir mendekati 30 Analisis serologi dengan
menggunakan antibodi netralisasi dapat memberikan prediksi yang lebih akurat untuk
mengetahui attack rate Pada studi yang dilakukan oleh Kelly Young di US estimasi
attack rate pada kontak erat adalah sebesar dan pada kontak erat serumah sebesar
105
Dari 55924 kasus terkonfirmasi COVID-19 di Cina presentasi Klinis COVID-19 berkisar
dari gejala ringan sampai berat Gejala umum diantaranya demam (879) batuk
(677) lelah (381) adanya sputum (334) sesak nafas (186) sakit tenggorokan
(139) sakit kepala (136) myalgia atau arthalgia (148) menggigil (114) mual
atau muntah (5) kongesti nasal (48) diarrhea (37) batuk darah (09) dan
Kongesti konjungtiva (08) Berdasarkan data terbaru tersedia dari Cina 40 kasus
berupa kasus ringan 40 kasus menjadi penyakit sedang (didefinisikan sebagai kasus
Pneumonia terkonfirmasi dengan radiologis) sekitar 14 menjadi penyakit berat dan
sekitar 5 menjadi kritis Faktor risiko untuk menjadi penyakit yang berat adalah pada
usia lanjut dan memiliki komorbid
Case fatality ratio (CFR) yang terkonfirmasi di Cina seperti yang dilaporkan oleh US
Center For Diesease Control and Prevention adalah 42 Data ini didapatkan dari
3551 kematian diantara 83696 kasus terkonfirmasi laboratorium pada tanggal 14 April
2020 Data CFR ini tidak memasukkan jumlah kasus infeksi ringan yang mungkin terluput
dari surveilans sekarang dimana sebagian besar berfokus pada pasien dengan
pneumonia yang membutuhkan perawatan di rumah sakit tidak juga memasukkan fakta
bahwa kasus terkonfirmasi baru dapat berkembang menjadi penyakit berat dan beberapa
pasien mungkin akan meninggal Dengan berkembangnya wabah CFR yang
terkonfirmasi dapat berubah
Jumlah ini akan terus berubah dan CFR yang pasti tidak akan dapat diketahui sampai
wabah ini selesai Median dari onset gejala hingga kematian sebesar 14 hari sedangkan
pada usia lanjut (diatas 70 tahun) median tingkat kematian adalah 115 hari (11)
Kematian meningkat seiring dengan peningkatan usia dengan kematian yang tertinggi
terjadi pada pasien diatas usia 80 tahun (estimasi CFR mencapai hingga 148) Tingkat
kematian pasien dengan komorbid terjadi lebih tinggi 132 pada pasien dengan
penyakit kardiovaskular 92 pada pasien dengan diabetes 84 pada pasien dengan
hipertensi 8 pada pasien dengan penyakit pernafasan kronik dan 76 pada pasien
dengan kanker
Penularan COVID-19 melalui droplet yang ditularkan melalui batuk bersin atau
menyentuh benda yang terkontaminasi oleh droplet dan kemudian menyentuh mata
hidung atau mulut Oleh karena itu sangatlah penting untuk menjaga jarak minimal
1 meter dari orang yang sakit Masa inkubasi COVID-19 berkisar antara 1-14 hari paling
umum sekitar 5 hari Risiko tertular COVID-19 dari seseorang yang tidak bergejala sangat
rendah Namun banyak orang yang mengalami gejala ringan yang dapat menyebabkan
penularan Ada bukti yang menyatakan bahwa infeksi COVID-19 mungkin mengarah
pada infeksi saluran pencernaan dan akan ada di feses Namun hingga sekarang hanya
ada satu penelitian yang mengembangbiakkan virus COVID-19 dari specimen feses
tunggal Pada konteks COVID-19 penularan lewat udara mungkin bisa terjadi pada
16
keadaan khusus dimana dilakukan prosedur menghasilkan aerosol (misalkan intubasi
endotrakhea bronkoskopi suction terbuka pemberian terapi nebulasi ventilasi manual
sebelum intubasi mengubah pasien ke posisi tengkurap melepaskan pasien dari
ventilator ventilasi non-invasif tekanan positif trakheostomi dan resusitasi kardiopulmo)
Pada analisa 75465 kasus COVID-19 di Cina penularan lewat udara tidak dilaporkan3
SARS CoV-2 dapat bertahan di permukaan selama beberapa jam atau hingga beberapa
hari tergantung dari jenis permukaan suhu atau kelembaban lingkungan
Pengobatan spesifik untuk COVID-19 belum tersedia hingga saat ini pengobatan masih
berupa dukungan perawatan suportif Beberapa percobaan klinis dilakukan namun kajian
lebih lanjut masih diperlukan Untuk memastikan bukti jelas pengobatan yang mana yang
paling efektif WHO dan mitra sedang melakukan penelitian internasional besar disebut
SOLIDARITY TRIAL untuk membandingkan pengobatan tunggal atau kombinasi berbeda
yang ada di banyak negara dan untuk menghasilkan bukti yang kuat pengobatan mana
yang paling efektif Sampai saat ini belum terdapat vaksin COVID-19
Untuk menghindari penularan COVID-19 WHO menyarankan untuk melakukan
pencegahan dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hands rub
berbahan alkohol menjaga jarak setidaknya satu meter dengan orang yang sakit
mencegah menyentuh mata hidung dan mulut karena dapat memindahkan virus dari
benda yang terkontaminasi ke dalam tubuh kita melakukan etika batuk yang benar
memastikan orang yang sakit menggunakan masker dan beristirahat di rumah Tenaga
kesehatan harus memperhatikan pengendalian infeksi dengan memakai alat pelindung
diri pada saat kontak dengan pasien
Tenaga kesehatan berisiko untuk tertular COVID-19 Penularan tenaga kesehatan dapat
diakibatkan oleh tidak lengkapnya pemakaian alat pelindung diri WHO menyebutkan
bahwa 21 petugas kesehatan terinfeksi SARS pada tahun 2002 Demikian pula untuk
penularan COVID-19 pada tenaga kesehatan terjadi di China Hongkong dan Indonesia
Potensi ancaman COVID-19 dapat masuk ke Indonesia melalui pelaku perjalanan
internasional melalui pelabuhan bandara udara dan lintas batas maupun tertular dari
orang di dalam daerah terjangkit di Indoensia maupun pelaku perjalanan dari daerah
terjangkit
Pada 31 Desember 2019 WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang
tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan Provinsi Hubei Cina Pada tanggal 7 Januari
2020 Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai
jenis baru coronavirus (coronavirus disease COVID-19) Pada tanggal 30 Januari 2020
WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan
Dunia Public Health Emergency of International Concern (KKMMDPHEIC) Penambahan
3 Modes of transmission of virus causing COVID-19 implication for IPC precaution recommendations WHO 29
March 2020 Available at httpswwwwhointpublications-detailmodes-of-transmission-of-virus-causing-covid-19-implications-for-ipc-precaution-recommendations
17
jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar
negara Berdasarkan data John Hopknis University Amerika Serikat sampai dengan
tanggal 15 April 2020 dilaporkan 1982939 kasus dengan 126761 kematian secara
global
Pada tanggal 2 Maret 2020 Indonesia melaporkan kasus konfirmasi COVID-19 sebanyak
2 kasus Sampai dengan tanggal 15 April 2020 Indonesia sudah melaporkan 5136 kasus
konfirmasi COVID-19 dari 34 Provinsi Wilayah dengan transmisi lokal di Indonesia adalah
DKI Jakarta Sumatera Utara (Kota Medan) Riau (Kota Pekanbaru) Sumatera Selatan
(Kota Prabumulih) Jawa Barat (Kabupaten Bogor Kabupaten Karawang Kabupaten
Bekasi Kota Bogor Kota Bandung Kota Bekasi Kota Depok) Jawa Tengah (Kota
Surakarta Kota Semarang) Jawa Timur (Kabupaten Kediri Kabupaten Malang
Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Magetan Kota Surabaya) Banten (Kabupaten
Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Selatan) Bali (Kabupaten Jembrana
Kabupaten Bangli Kabupaten Buleleng Kota Denpasar) Kalimantan Barat (Kota
Pontianak) Kalimantan Tengah (Kota Palangka Raya) Kalimantan Selatan (Kota
Banjarmasin) Kalimantan Timur (Kota Balikpapan) Sulawesi Utara (Kota Manado)
Sulawesi Selatan (Kabupaten Gowa Kabupaten Maros Kota Makassar) Sulawesi
Tenggara (Kota Kendari) Papua (Kabupaten Mimika Kota Jayapura)
Gambar 21
Sebaran Kasus COVID-19 di Indonesia sampai dengan 15 April 2020
Sumber Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes
18
Gambar 22
Perkembangan Kasus Covid-19 di Indonesia
Sumber Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes
Analisis Risiko COVID-19 di Indonesia
Berdasarkan analisis risiko yang dilakukan dengan mempertimbangkan pengaruh kasus
yang terdeteksi jumlah penduduk kepadatan penduduk mobilitas dengan melihat
banyaknya penerbangan domestik maupun Internasional banyaknya penduduk yang
rentan dengan melihat angka jumlah penduduk yang gt 65 tahun dan konteks kapasitas
kesiapsiagaan daerah dengan melihat rumah sakit rujukan jumlah fasilitas kesehatan
maka analisis risiko COVID-19 di tingkat provinsi adalah seperti tabel di bawah ini
Tabel 21 Analisis Risiko COVID-19 di Indonesia
No Provinsi
Hasil Analisa
Risiko oleh WHO
Kumulatif Kasus sd 9 April 2020
KabKota dengan Transmisi Lokal
Pembobotan PDP1
Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa
risiko WHO
Kasus Positif
Meninggal ODP
PDP
1 Aceh Rendah Sedang
5 1 1373 60 - 75
2 Sumut Sedang 65 8 na 145 - 302
3 Sumbar Sedang 44 3 5118 151 - 251
4 Riau Sedang Tinggi
16 0 31889 243 - 279
5 KEPRI Sedang Tinggi
21 1 2153 164 - 213
19
No Provinsi
Hasil Analisa
Risiko oleh WHO
Kumulatif Kasus sd 9 April 2020
KabKota dengan Transmisi Lokal
Pembobotan PDP1
Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa
risiko WHO
Kasus Positif
Meninggal ODP
PDP
6 Jambi Rendah Sedang
4 0 641 9 - 19
7 Bangka Belitung
Sedang 4 1 862 51 - 65
8 sumsel Sedang 21 2 2085 69 Kota Prabumulih 120
9 Bengkulu Rendah 4 1 529 17 - 29
10 Lampung Rendah Sedang
20 1 2349 50 - 95
11 Banten Sedang Tinggi
281 21 4668 876
Kab Tangerang Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan
1505
12 DKI JAKARTA
Sangat Tinggi
2044 195 2897 2395 Jakarta 7074
13 Jabar Tinggi 450 43 29641 2349
Kota Bandung Kab Bekasi Kota Bekasi Kota Depok Kab Bogor Kota Bogor dan Kab Karawang)
3383
14 Jateng Sedang Tinggi
200 25 21147 582 Kota Semarang Kota Surakarta
1061
15 DI Yogyakarta
Rendah Sedang
41 7 3340 498 - 603
16 Jatim Tinggi 386 27 14092 1383
Kab Kediri Kab Malang Kab Magetan Kab Sidoarjo dan Kota Surabaya
2241
17 Bali Sangat Tinggi
81 2 1083 257
Kab Badung Kab Buleleng
Kab Jembrana Kota Denpasar
431
18 Kalbar Rendah 13 3 6183 125 Kota Pontianak 161
19 Kalteng Rendah Sedang
24 1 571 65 - 118
20 Kaltara Sedang 16 1 196 30 - 68
21 Kaltim Sedang 35 1 5380 267 Kota Balikpapan 343
22 Kalsel Sedang 34 2 1217 11 Kota Banjarmasin 88
23 Sulawesi Rendah 17 2 296 31 Kota Manado 72
20
No Provinsi
Hasil Analisa
Risiko oleh WHO
Kumulatif Kasus sd 9 April 2020
KabKota dengan Transmisi Lokal
Pembobotan PDP1
Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa
risiko WHO
Kasus Positif
Meninggal ODP
PDP
Utara
24 Gorontalo Rendah 1 0 3057 64 - 67
25 Sulawesi Tengah
Rendah 19 2 291 24 - 69
26 Sulawesi Barat
Rendah Sedang
5 1 1062 20 - 35
27 Sulawesi Selatan
Rendah Sedang
222 15 2650 383 Kota Makassar 874
28 Sulawesi Tenggara
Rendah 16 1 381 19 Kota Kendari 55
29 Nusa Tenggara Barat
Sedang Tinggi
37 2 3783 141 - 225
30 Nusa tenggara Timur
Rendah sedang
1 0 813 18 - 22
31 Maluku Utara
Rendah 2 0 340 8 - 13
32 Maluku Rendah 11 0 131 7 - 30
33 Papua Barat
Sedang 3 1 579 25 - 37
34 Papua Rendah Sedang
63 3 3143 59 - 196
Masih verifikasi
35
TOTAL 4241 373 153940 10596
Mean 595 Median 119
21
Gambar 23 Peta Risiko COVID-19 di Indonesia
Penilaian risiko akan diulangi ketika ada informasi baru tersedia berdasarkan situasi
epidemi yang berkembang di seluruh Indonesia Diinginkan setidaknya provinsi
melakukan penilaian risiko sendiri yang sesuai dengan konteks dan kejadian serta
penyebaran penyakit untuk memandu kesiapsiaggan dan penanganan yang lebih baik
sesuai konteks lokal
23 Skenario Kejadian amp Dampak
Gambar 24 Kerangka Respon Pandemi berdasarkan Skala Risiko
Saat ini WHO telah menyatakan COVID-19 sebagai Pandemi Hingga 30 Maret 2020
COVID-19 telah menyebar di 199 negara termasuk di Indonesia telah terdapat kasus COVID-
19 yang tersebar di beberapa provinsi Sudah terdapat transmisi lokal COVID-19 di Indonesia
(penularan antar manusia)
Dengan terdeteksinya 1285 kasus sampai tanggal 30 Maret 2020 dan dengan RO=2 maka
sampai tanggal 12 Mei diperkirakan akan ada total kasus sebanyak 3846194 kasus
termasuk 769239 kasus membutuhkan perawatan di rumah sakit dan 192310 kasus kritis
yang membutuhkan ICU bila tidak dilakukan pengendalian yang adequate dan optimal Oleh
22
karena itu rencana respon disusun untuk mencegah penambahan kasus dengan menemukan
dengan cepat kasus melakukan deteksi cepat isolasi kontak dan perawatan kasus di rumah
sakit rujukan pelacakan kasus dan monitoring orang dalam pengawasan Rencana operasi
respon disusun untuk mengantisipasi kasus dalam 3 bulan kedepan sesuai dengan lampiran
skenario Kasus dapat menyebar ke provinsi-provinsi yang berisiko
Dalam jangka panjang penanggulangan COVID-19 berdasarkan informasi epidemiologi
sampai saat ini dalam waktu 81 hari terdapat skenario yang memungkinkan terjadi seperti
tabel-tabel dibawah ini
Tabel 22 Kriteria Derajat Keparahan yang Disebabkan COVID-19
Asumsi Indonesia
(36) Indonesia
(5) Indonesia
(10) Indonesia
(20)
Angka Serangan Klinis 36 5 10 20 Total population (271808640)
9864437
13590432
27180864 54361728
Perawatan Monitoring di Rumah 50 X Clinical attack rate
4932218
6795216
13590432 27180864
Rawat Inap 20 x Angka Serangan Klinis
1972887
2718086
5436173
0872346
ICU 5 x Angka Serangan Klinis 493222
679522
1359043
2718086
Ventilator 80 x ICU 394577
543617
1087235
2174469
CFR 26 x Rawat Inap 51295 70670 141340 282681
Pada rencana respon ini akan disusun rencana operasi respon untuk satu bulan ke depan
dengan antisipasi jumlah kasus 10 dari populasi seluruh Indoensia dengan kasus yang
terbanyak dari wilayah berisiko tinggi seperti Jakarta dan sekitarnya serta Bali
Berdasarkan jumlah kasus kepadatan penduduk penyebaran transmisi virus kemudahan
transportasi dan pertimbangan kapasitas dan kesulitan geografis di beberapa wilayah dari 34
provinsi maka provinsi yang terdampak paling parah (dengan skenario yang ringan) adalah di
seperti bawah ini
Tabel 3 Provinsi di Indonesia yang Paling Terdampak Parah
DKI Jakarta Bali Jawa Barat Batam Sulawesi Utara Kalimantan Barat Jawa Tengah DI
Yogyakarta akan ditemukan ribuan kasus yang dilaporkan dalam tiga bulan sejak kasus
23
pertama dilaporkan Kepulauan Batam yang berbatasan dengan Singapura juga terdampak
cukup parah
Asumsi karakteristik COVID-19
1 Sebagian besar orang yang tertular memiliki gejala bervarisi dari ringan (sub klinis) hingga
panas demam batuk dan sesak nafas
2 Masyarakat belum kebal terhadap strain COVID-19 (virus Corona sub tipe baru)
3 Masa Inkubasi virus COVID-19 berkisar 1-14 hari dengan nilai median berkisar 5-6 hari
4 Orang yang tertular COVID-19 dapat menularkan dalam waktu 1-14 hari dan mampu
menyebarkan virus pada orang lain yang rentan
5 Penularan orang-ke-orang yang mudah (efisien) dengan jumlah reproduksi penularan
(Ro) 2-3
6 Angka Fatalitas Kasus atau Case Fatality Rate (CFR) menurut WHO per 3 Maret 34
dan kematian dipengaruhi oleh usia (usial lanjut gt 65 Tahun lebih berisiko) serta memiliki
penyakit kronis yang diderita (seperti Diabetes Melitus Hipertensi Kanker Penyakit
kelainan Imun dll)
7 Belum terdapat vaksin dan obat antivirus spesifik untuk virus ini
Pemerintah Indonesia sedang melakukan respon terhadap pandemi COVID-19 Oleh karena
dampak yang cukup berat dapat terjadi di beberapa wilayah maka pemerintah Indonesia akan
meminta bantuan Internasional untuk penanggulangan pandemi
24
Bab 3
Tugas Pokok Masing-Masing Komponen Respon Pandemi
Dalam Rencana Respon Operasi COVID-19 nasional tahun 2020 Kementerian Kesehatan
bersama stakeholder terkait melakukan pengembangan lanjutan untuk meningkatkan Rencana
Respon Operasi nasional dari fokus episenter ke mitigasi dan respon COVID-19 dengan
memasukan peran mitra internasional untuk terlibat dalam respon COVID-19 Berdasarkan
hasil diskusi tersebut respon pandemi terbagi atas 6 komponen tugas dan tanggung jawab
yaitu
1 Pelaksanaan komando dan koordinasi
2 Surveilans
3 Respon medis dan laboratorium
4 Intervensi farmasi
5 Intervensi non farmasi
6 Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
Berikut ini akan dibahas tugas pokok dari masing-masing komponen respon pandemi secara
umum dan berkesinambungan
1 Pelaksanaan Komando dan Koordzinasi
Alur Komando dan Koordinasi
Alur komando dan koordinasi multisektor dan aktivasi Sistem Komando Penanggulangan
Darurat Bencana (SKPDB) COVID-19 seperti di bawah ini
Gambar 41
Alur Komando dan Koordinasi Multi Sektor SKPDB COVID-19
25
Sistem komando dan koordinasi meliputi pemenuhan sumber daya dan koordinasi
Internasional Dalam pelaksanaan komando koordinasi harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut
a Penetapan status darurat bencana berdasarkan analisis risiko tim teknis penyusunan
rencana respon operasi komando respon dan monitoring respon
b Manajemen Bantuan Internasional
Penetapan status bencana menjadi acuan dalam menetapkan permintaan bantuan
internasional
Penggunaan Bantuan Internasional harus sesuai dengan aturan yang berlaku
BNPB melakukan kajian kebutuhan dan mengeluarkan rekomendasi kebutuhan
Pemberi bantuan (Negara Lembaga Internasional Lembaga asing non-pemerintah
lembaga usaha asing dan perseorangan) mengisi formulir daftar bantuan dan
mengirimkannya kepada Kantor Perwakilan Diplomatik RI untuk dilakukan verifikasi
ditembuskan kepada Pos Pendamping Nasional (Pospenas) Posko Penanganan Darurat
Bencana (PDB)
BNPB menerima hasil pengkajian dari Posko PDB dan kemudian menginformasikan
kepada calon pemberi bantuan melalui Kementerian Luar Negeri
Kementerian Luar Negeri melakukan verifikasi yang selanjutnya hasilnya disampaikan
kepada BNPB disertai dengan pemberian izin pemberian bantuan internasional
BNPB selanjutnya menginformasikan secara tertulis terkait bantuan internasional
dimaksud kepada Pospenas PDB Posko PDB
c Outline laporan komunikasi operasional antar stakeholder antara lain
Mengadakan pertemuan harian untuk melaporkan situasi perkembangan harian
Komunikasi melalui sistem informasi yang dibuat pada saat periode tanggap darurat
Hasil pertemuan harian disebarluaskan kepada stakeholder dan ditindaklanjuti oleh tim
pelaksana lapangan
2 Surveilans
Kegiatan surveilans respon pandemi mencakup
1 Analisis data sentinel surveilans COVID-19 Influenza Like Illness (ILI) dan Severe
Acute Respiratory Infection (SARI) baik di level puskesmas dan rumah sakit
(pemerintah dan swasta) sebagai pendekatan untuk mengetahui sirkulasi virus
COVID-19 dan tingkat keparahan penyakit pada kasus COVID-19 baru penyebab
pandemi luasnya penyebaran dan besarnya morbiditas dan mortalitas
2 Deteksi kasus ILI pneumonia dengan memanfaatkan Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon (SKDR) sebagai pendekatan untuk mengetahui apakah virus COVID-19 baru
telah bersirkulasi di Indonesia
3 Melakukan surveilans aktif untuk COVID-19 Pada wilayah yang belum terdapat kasus
dilakukan surveilan aktif pada kasus awal sporadik dan kluster awal dilakukan
pelacakan kontak dan monitoring kontak dan pada daerah dengan transmisi lokal yang
meluas pelacakan kontak dilakukan pada wilayah baru yang belum terdapat kasus
atau pada kasus parah dan dilakukan systematic survey dan sentinel
26
4 Melakukan penyelidikan epidemiologi pelacakan kontak monitoring dan manajemen
kontak pada kasus yang diduga COVID-19 baru untuk dikonfirmasi dan analisis risiko
berkala
5 Melakukan pengumpulan data analisis data monitoring dan evaluasi apakah
intervensi berjalan dengan baik dan apakah penyebaran COVID-19 baru masih
berjalan atau sudah berhenti
6 Menyampaikan data dan analisis data kepada pusdalop
7 Melakukan pengawasan pelaku perjalanan yang berasal dari daerahnegara terjangkit
8 PHEOC berkordinasi untuk menginformasikan data dan hasil analisis epidemiologi
kasus kepada EOC dan PUSDALOP BNPB sebagai bahan pembuatan kebijakan dan
perencanaan
3 Respon Medis dan Laboratorium
Tujuan dari pelaksanaan respon medis di layanan kesehatan (rumah sakit dan puskesmas)
adalah agar terlaksananya deteksi dini kasus COVID-19 implementasi pencegahan dan
penanganan infeksi serta tatalaksana kasus di seluruh sarana pelayanan kesehatan
Respon medis terdiri dari Puskesmas Rumah Sakit non rujukan Rumah Sakit rujukan dan
fasilitas layanan kesehatan lainnya (Praktek dokter umum maupun spesialis Klinik- klinik
pengobatan Balai pengobatan umum maupun khusus) dan institusibangunan khusus
(seperti hotel wisma atlet dsb) dirancang untuk menyediakan pelayanan pengobatan
COVID-19 Semua fasilitas pelayanan kesehatan di luar rumah sakit bila mendapat kasus
suspek COVID-19 harus secepatnya merujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19 atau
pusat perawatan COVID-19 Pada keadaan transmisi luas di masyarakat dan kapasitas
fasilitas kesehatan tidak memadai kasus ringan tanpa risiko dirawat dirumah dengan
edukasi pengendalian infeksi kasus dengan risiko seperti orang tua (gt 65 tahun) dan
orang dengan komorbid dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan pasien dengan kondisi
parah dirujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19
Kementerian Kesehatan telah menetapkan jumlah total rumah sakit rujukan sebanyak 657
Rumah Sakit terdiri dari 132 Rumah Sakit rujukan untuk COVID-19 berdasarkan SK
Menkes dan 525 rumah sakit rujukan di daerah ditetapkan berdasarkan SK Gubernur
Rumah sakit yang ditetapkan sebagai RS rujukan Covid-19 terdiri dari Rumah Sakit milik
Kementerian Kesehatan Kementerian lain TNI POLRI Pemerintah Daerah BUMN
Swasta dan RS Darurat
Kemenkes juga telah menetapkan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-19 yang
terdiri atas
a Laboratorium Rujukan Nasional Pemeriksaan COVID-19 (Balitbangkes melalui Pusat
Penelitian dan Pengembangan BIomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan)
b Laboratorium Pemeriksa COVID-19
Laboratorium pemeriksa COVID-19 merupakan laboratorium yang memenuhi standar
Biosafety Level 2 (BSL-2) dan memiliki alat pemeriksaan Real Time PCR yang terdiri
atas
1) Laboratorium yang memiliki fungsi surveilans dan
2) Laboratorium yang tidak memiliki fungsi surveilans
27
Daftar RS Rujukan COVID-19 dan Laboratorium Pemeriksa COVID-19 terlampir Dan
apabila dibutuhkan rumah sakit rujukan dapat ditambah dan dapat menggunakan juga
Gedung yang dialihfungsikan menjadi pusat perawatan COVID-19
Tugas Respon medis
Aktivasi layanan hotline COVID-19 yang beroperasi 24 jam7 hari
Konsultasi virtual dan telemedicine sebagai titik kontak pertama triase dibentuk
Kemenkes mendirikan klinik demam pusat tes tempat karantina perubahan peran
rumah sakit tertentu untuk kasus ringan dan berat peralihan fungsi hotel sekolah
pusat komunitas dan stadion
Kemenkes melakukan penilaian kesiapsiagaan rumah sakitfasilitas kesehatan
terhadap COVID-19
Rumah Sakit menghitung kapasitas maksimal kapasitas SDM sarana penunjang dan
mengaktifkan pengaturan SDM
Kemenkes memastikan lonjakan SDM pada daerah dengan beban tinggi
Kemenkes menyediakan suplai dan komoditas yang diperlukan rumah sakit
berdasarkan estimasi kebutuhan
Rumah Sakit mengaktifkan ruangan atau area aman untuk semua petugas Rumah
Sakit
Rumah Sakit mempersiapkan kebutuhan logistik seluruh SDM yang bertugas
Puskesmas dan Rumah Sakit non rujukan mengaktifkan Tim Gerak Cepat (TGC)
COVID-19
Puskesmas Rumah Sakit non rujukan mengaktifkan ruangan untuk pemeriksaaan
dengan menerapkan PPI yang aman untuk semua yang berada di Fasilitas Kesehatan
Kemenkes mengembangkan protocol deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen
kasus dan rujukan termasuk manajemen kasus ringan di rumah
Kemenkes memastikan pelatihan dan penyebaran tenaga kesehatan yang ada
Kemenkes melengkapi tenaga kesehatan yang ada dengan pensiunan (untuk bekerja
di lingkungan yang berisiko rendah menempatkan staf yang punya risiko rendah
bekerja mendukung respon COVID-19) tenaga kesehatan yang menganggur yang
masih dilatih dan staf yang diberi wewenang sementara
Kementrian Pendidikan melatih relawan kesehatan (mahasiwa fakultas kedokteran)
untuk memberikan respon COVID-19
Pelayanan telemedicine klinik demam Puskesmas dan rumah sakit rujukan
melakukan deteksi dan merujuk pasien ke rumah sakit rujukan pusat perawatan
COVID-19 dan rumah sakit rujukan melakukan perawatan kasus
Kemenkes memastikan implementasi PPI yang perlu di semua fasilitas kesehatan yang
terlibat
Tugas laboratorium rujukan nasional COVID-19 antara lain
Menerima specimen untuk pemeriksaan COVID-19 atau konfirmasi hasil pemeriksaan
dari laboratorium pemeriksa COVID-19
Menyusun standar operasional prosedur mengenai pengambilan pengelolaan dan
pemeriksaan spesimen COVID-19
Menyusun rekapitulasi hasil pemeriksaan dari seluruh laboratorium pemeriksa COVID-
19 dan melaporkan kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
28
Penyakit sebagai Focal Point International Health Regulation dan Direktur Jenderal
Pelayanan Kesehatan dengan tembusan kepada Menteri Kesehatan
Melakukan uji validasi secara sampling terhadapa specimen positif dan negatif
berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksa COVID-
19
Mengirimkan tes panel pemeriksaan COVID-19 ke laboratorium pemeriksa COVID-19
dalam rangka pemantauan mutu eksternal (Quality AssuranceQuality Control)
Melakukan supervisi dan pembinaan teknis ke laboratorium pemeriksa COVID-19
Tugas laboratorium pemeriksa COVID-19 antara lain
bull Menerima spesimen untuk pemeriksaan COVID-19 dari rumah sakitdinas
kesehatanlaboratorium kesehatan lainnya
bull Melakukan pemeriksaan screening pada spesimen COVID-19 menggunakan form dan
standar operasional prosedur yang telah ditetapkan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
bull Mengirimkan seluruh spesimen untuk uji validitas ke laboratorium rujukan nasional
COVID-19 dengan segera tanpa menunggu hasil pemeriksaan
bull Mengirimkan hasil pemeriksaan positif dan negatif COVID-19 kepada Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan melalui Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
bull Menginformasikan hasil pemeriksaan positif dan negatif kepada rumah sakit pengirim
untuk keperluan diagnosis dan tatalaksana kasus serta dinas kesehatan domisili pasien
untuk kepentingan penyelidikan epidemiologi dan
bull Memberikan feedback kepada rumah sakitdinas kesehatanlaboratorium kesehatan
lainnya apabila terdapat kekeliruan dalam penggunaan material atau media pada
spesimen yang diterima
Dalam melaksanakan pemeriksaan COVID-19 laboratorium yang tidak memiliki fungsi
surveilans berkoordinasi dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan
Pengendalian Penyakit (BBTKL PP) atau Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK)
sesuai wilayah kerjanya
Apabila kapasitas pemeriksaan PCR yang ada saat ini tidak mencukupi Kementerian
kesehatan akan berupaya untuk penggunaan pemeriksaan PCR lainnya sesuai dengan
ketersediaan yang ada saat ini di Indonesia
4 Intervensi Farmasi
Intervensi farmasi berkaitan dengan pengadaan distribusi obat dan alat kesehatan
dengan menggunakan jalur rutin atau pun jalur alternatif dalam penanggulangan yang
melibatkan
1 Tenaga kesehatan dan asisten apoteker untuk menyiapkan kebutuhan dan menyimpan
antiviral (jika tersedia) dan obat suportif lainnya yang dibutuhkan
2 Tenaga kesehatan dan asisten apoteker surveilans untuk mendistribusikan alokasi
antiviral (jika tersedia) dan obat suportif lainnya
29
3 Tenaga dokter dan perawat melakukan deteksi dan pemilihan kasus COVID-19 dan
non COVID-19 Tenaga dokter perawat paramedik lainnya melakukan pelayanan
medik kesehatan kepada penderita COVID-19 dan penyakit lain
4 Pemerintah memastikan ketersediaan obat esensial obat supportif diagnostic dan
peralatan prioritas pelayan KIA penyakit menular lainnya penyakit kronis dialisa
trauma dan kedaruratan lainnya
5 Berkolaborasi dengan WHO untuk melakukan pengujian obat antiviral (apabila
tersedia) Uji klinis dan intervensi pharmasi lainnya
6 Untuk mengurangi beban fasilitas kesehatan triase dapat dilakukan dengan
berkolaborasi dengan layanan medis online seperti halodoc klikdock dengan
menggunakan algoritme sesuai pedoman COVID-19 Kemkes
7 Identifikasi dan mobilisasi sumber daya dan distribusi sumber supply medis peralatan
medis yang diperlukan dan alat pelindung diri serta tenaga medis untuk membantu
dalam respon pandemi
8 Kemenkes menyipakan aturan persetujuan otorisasi pasar dan pengawasan pasca-
pasar untuk produk-produk COVID-19 (mis diagnostik laboratorium terapi vaksin)
ketika tersedia
9 Kemenkes merencanakan mengembangkan SOP dsb untuk implementasi jalur aturan
yang berbeda MOU dengan pihak lain
10 Kemenkes berkoordinasi dan mengatur donasi produk kesehatan
11 Kemenkes melakukanberpartisipasi dalam kegiatan penelitian termasuk percobaan
klinis
12 Kemenkes memastikan jaminan kualitas produk medis
Kemenkes untuk mendukung ethical review yang cepat dalam situasi darurat tanpa
membahayakan perlindungan subjek manusia dan untuk memastikan bahwa penelitan
yang relevan dan kritis dapat dilakukan sementara kedaruratan kesehatan masyarakat
masih terjadi
Kemenkes untuk memprioritaskan proyek penelitian yang tidak mengambil personil
peralatan fasilitas dan sumber daya dari respon wabah tetapi sejalan dengan prioritas dan
kegiatan yang konsisten dengan upaya respon
5 Intervensi Non Farmasi
Semua sektor memberlakukan keberlangsungan usaha dan menjaga keberlangsungan
usaha sektor esensial untuk tetap beroperasi pada saat pandemic Sektor esensial dan
perannya dalam penanggulangan pandemi
1 Kementerian Kesehatan menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
untuk ProvinsiKabupatenKota yang telah memenuhi persyaratan untuk diterapkannya
PSBB sesuai Permenkes Nomor 9 tahun 2020
2 Perhubungan untuk menjamin lalu lintas kebutuhan logistik dan kebutuhan APD
farmasi lainnya dan membuat rekayasa lalu lintas dan spot chek poin apabila
diberlakukan karantina terbatas di suatu wilayah Melakukan pembatasan angkutan
umum apabila diperlukan seusai analsisi risiko
3 Kemenkopolhukam kementerian pertahanan perangkat Keamanan negara Badan
Intelejen Negara Bersama kepolisian dan didukung tentara menjamin keamanan di
pintu masuk Negara dan keamanan lalu lintas logistik non farmasi dan farmasi
Menjaga keamanan masyarakat pada saat pandemic dan mendukung intervensi non
30
pharmasi lainnya seperti karantina rumah karantina wilayah (apabila diperlukan)
pembatasan sosial penutupan sekolah penutupan tempat hiburan spot chek point di
daerah perbatasan wilayah dan menjaga stabilitas keamanan
4 Kementerian Perdagangan menjamin ketersediaan bahan logistik dan distribusi yang
diperlukan dan kestabilan pasokan bahan pangan pokok untuk masyarakat terdampak
Dan sektor Perdagangan dan sektor industri mendukung pemerintah dalam
memproduksi Alat Pelindung Diri dan supply lainnya yang diperlukan selama pandemi
dan menjaga kestabilitasan perindustrian
5 Kementerian pertanian Indoensia menjaga keberlangsungan pertanian untuk
keberlangsungan supply bahan pokok
6 Sosial untuk penyediaan Dapur Umum Lapangan Layanan Dukungan Psikososial
pemenuhan kebutuhan dasar jaminan sosial bagi korban pandemi
7 Pendidikan menyediakan platform Pendidikan untuk jarak jauh melalui online selama
pandemik
8 Perekonomian mendukung pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi
9 Bank Indonesia menjaga stabilitas rupiah
10 Bulog menjaga kestabilitasan pangan pokok di daerah terdampak
11 PMI Bersama NGO lainnya memberikan dukungan respon pandemic kepada
pemerintah dan juga keterlibatan masyarakat dalam respon pandemic
12 Kementerian dalam negeri mengeluarkan edaran mengenai respon pemerintah daerah
dalam respon pandemic termasuk pembentukan gugus tugas di daerah
13 Kementerian luar negeri berkoordinasi untuk evakuasi WNI dari daerah yang
terdampak pada awal epidemi (apabila diperlukan) dan berkordinasi dengna
pemerintah negara yang terjankit unutk memonitor kondisi WNI di degara terjangkit
Dan apabila kasus sudah masuk ke Indoensia berkoordinasi dengan pemerintah
negara lain mengenai kasus WNA yang terdeteksi di Indoensia Dalam hal ii dapat
bekerjasama dengan IHR focal point Indonesia
14 Kementerian agama memberikan edaran mengenai intervensi yang dilakukan
bekerjasama dengan tokoh agama (contohnya penutupan masjid gereja maklumat
MUI dll)
15 Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia
melakukan pendekatan melalui desa unutk pelibatan tokoh masyarakat dalam respon
pandemi dan pemakaian dana desa untuk respon pandemic
16 Kementeian Energi Sumber Daya Mineral Indoensia memastikan sektor esensial
seperti PLN Gas negara Bahan bakar Air tetap menjaga keberlangsungan usahanya
selama pandemi Pertamina Bahan Bakar sebagai sumber energi seluruhnya Listrik
PLN perannya menyediakan penerangan dan sebagai sumber energi PDAM
perannya menyediakan air bersih dan air minum sebagai kebutuhan dasar dan
hygiene sanitasi perorangan
17 Kementerian hukum dan hak asasi manusia menyusun hukum dan peraturan untuk
percepatan penanganan pandemi dan intervensi yang dilakukan Dan juga membuat
protokol unutk pandemi bagi perangkat hukum dan fasilitasnya seperti pencegahan
deteksi dan rujukan kasus di baan pemasyarakatan
18 Kementerian ketenagakerjaan Indoensia membuat protokol unutk tenaga kerja dan
pelaku usaha pada saat pandemi termasuk juga untuk pekerja migran Termasuk
pemberlakuan bekerja dari rumah pada masa sosial distancing pembatasan sosial
19 Kementerian Keuangan memastikan tersedianya anggaran nasional dan daerah untuk
respon pandemi
31
20 Kementerian Komunikasi dan Informatika mendukung respon pandemi dengan
mendukung komunikasi dan menjaga keberlngsungan sarana telekomunikasi untuk
respon pandemi (Internet telephone) memberikan fasilitas tool free untuk hotline
pandemi dan SMS blast serta iklan layanan masyarakat unutk pandemic
Telekomunikasi menyediakan kebutuhan informasi dan komunikasi antar individu
21 Kementerian Lingkungan hidup dan kehutanan Indonesia menyusun protokol untuk
desinfeksi lingkungan yang aman untuk masyarakat
22 Kementeiran Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia dapat bekerjasama
untuk mengidentifikasi fasilitas apartment dan mempersiapkan fasilitas untuk
alihfungsi gedung fasilitas unutk respon pandemic termasuk untuk tempat perawatan
COVID-19
23 Kementerian riset dan Teknologi bekerjasama dengan kementerian Pendidikan
termasuk Universitas dan perangkat negara lainnya untuk melakukan modeling
prediksi kasus COVID-19 di Indoensia dan mengorganisasi penelitian mengenai
COVID-19 di Indoensia termasuk membuat road map dan protokol penelitian di
Indonesia sejalan dengan road map penelitian nasional Hal ini dilakukan
bekerjasama dengan Litbangkes Kementerian Kesehatan
24 Kementerian Perencanaan Pembangungan Nasional RI menyusun perencanaan
respon COVID-19 dengan menggunakan modeling yang dibuat bersama dengan
Kementerian Riset dan Teknologi
25 Kementerian BUMN mendukung keberlangsungan BUMN untuk menjalankan fungsi
pelayanan publik esensial dan identifikasi fasilitas BUMN yang dapat dialihfungsikan
untuk respon COVID-19 termasuk menjadi tampat perawatan COVID-19 Dapat
bekerjasama dengan kementerian lainnya contohnya bekerjasmaa dengan
Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk menggunakan stadium fasilitas oleh raga
untuk perawatan COVID-19 atau bekerjasmaa dengan Pusat Haji untuk menggunakan
asrama haji untuk tempat perawatan COVID-19
26 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah membuat protokol
keberlangsungan usaha untuk pengusaha kecil dan menengah dan mendukung
keberlangsungan usaha kecil dan menegan pada saat respon pandemic
27 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif untuk memberikan edaran kepada sektor
pariwisata untuk kewaspadaan COVID-19 menutup sektor pariwisata apabila
diperlukan pada pemberlakuan pembatasan sosial Memberikan informasi komunikasi
risiko kepada stakeholder sektror pariwisata
Stakeholder yang bergerak di bidang intervensi non pharmasi adalah menyusun dan
monitoring implementasi protokol untuk sektor non kesehatan seperti protokol publik
protokol transportasi umum protokol di sektor edukasi protockol di sektor
perdaganganprotokol socialphysical distancing protokol penutupan pusat
keramaian tempat hiburan pusat perbelanjaanmall penutupan sekolah termasuk
pengaturan kehidupan masyarakat yang terkait lainnya
32
6 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat
Tim komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat terdiri dari 2 tim teknis yakni Tim Promosi
Kesehatan (TPK hewan dan manusia) dan Tim Sentra Media (TSM) Tim-tim ini bertugas
untuk
a Promosi Kesehatan
1) Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam
mengatasi COVID-19
2) Menginformasikan ke masyarakat langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan
dan tidak boleh dilakukan dalam menghadapi situasi pandemi
3) Mengumpulkan data dan informasi secara rutin dan setiap ada perkembangan
situasi yang khusus yang dilaporkan Tim Penanggulangan atau tim lainnya yang
terkait
4) Mengolah dan mengelola data dan informasi terkumpul
5) Membuat papan informasi internal yang memuat informasi esensial (kontak peta
wilayah dll) dan data informasi terbaru
6) Mengatur jenis media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dan saluran
informasi bagi target yang berbeda-beda
7) Menetapkan jadwal distribusi informasi berdasar jenis media KIE dan saluran
8) Menyusun pesaninstruksi per topik dengan masukan dan koordinasi dengan ahli
teknis sesuai target dan saluran informasi
9) Mendistribusikan informasi instruksi pesan (yang mungkin berbeda-beda)
berdasarkan target jenis media KIE dan saluran informasi
b Sentra Media
1) Memastikan informasi dari TPK dapat disebarkan ke masyarakat melalui berbagai
media massa
2) Bekerja sama dengan juru bicara dan TPK untuk menyebarkan informasi Membuat
pointers dari pemantauan berita-isu publik dan perkembangan situasi dari unit
teknis kepada juru bicara
3) Memantau pemberitaan dan isu di media masa dan media sosial yang berkembang
di masyarakat serta memastikan agar masyarakat menerima informasi yang akurat
pada waktu yang tepat
4) Mengatur arus informasi internal dan eksternal (untuk konsumsi publik) dan
memastikan bahwa informasi kepada media sudah diubah ke dalam format yang
dapat dengan mudah digunakan oleh media cetak radio dan televisi (siaran pers
ad-lips talkshow video news release)
5) Melayani kebutuhan media masa
6) Menyelenggarakan temu media secara berkala
7) Memastikan bahwa media dan publik serta pihak-pihak terkait (kementerian
lembaga kedutaan besar badan-badan PBB ormas LSM dan swasta)
memperoleh berita informasi terakhir secara rutin
8) Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketepatan pesan-pesan
kunci yang ingin dipublikasikan
9) Memastikan data yang dapat dibagikan ke publik dan menahan informasi sensitif
dengan media massa
33
Bab 4
Konsep Operasi dan Pelaksanaan Respon Pandemi
41 Konsep Operasi Rencana Pelaksanaan Respon Pandemi Konsep operasi pelaksanaan respon pandemi berdasarkan framework kebencanaan
nasional mengacu pada bagan sebagai berikut
Tabel 41
Konsep Operasi Pelaksanaan Respon Berdasarkan Framework Kebencanaan Nasional
Pernyataan Definisi Operasional Prinsip Operasi Koordinator
Komando
Kesiapsiagaan Belum terdapat kasus COVID-19 di Indonesia
Penguatan surveilans deteksi dini dan pencegahan
Kemenkes (Provinsi dan KabupatenKota Kepala Daerah)
Siaga Darurat Awal masuk kasus ke Indonesia (Kasus awal dan sporasik kasus)
Deteksi kasus pelacakan kasus dan isolasi kasus
Kemenkes (Provinsi dan KabupatenKota Kepala Daerah)
Tanggap Darurat Terdapat minimal 2 klaster sampai COVID-19 yang meluas di Indonesia
Deteksi kasus pelacakan kasus mitigasi pandemi Physical distancing business continuity plan (BCP)
Nasional BNPB Daerah Kepala Daerah
Rehabilitasi Tidak ditemukan kasus baru setelah dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir
Surveilans ketat deeskalasi respon rehabilitasi fungsi komponen yang terlibat dalam penanggulangan COVID-19
Kepala Daerah
Pada saat WHO mengeluarkan pernyataan pandemi maka Kementerian Kesehatan
bersama dengan Kemenko PMK akan melaporkan hal ini kepada Presiden dan sesuai
dengan Inpres No 4 Tahun 2019 maka Presiden akan menunjuk komandan untuk
kesiapsiagaan dan respon untuk penanggulangan
Trigger kriteria penetapan status dan respon untuk setiap status yaitu
a Status siaga darurat ditentukan oleh Kementerian Kesehatan RI
b Status darurat bencana ditetapkan oleh Presiden RI atas rekomendasi Kemenkes
BNPB dan Kementerian lain yang terlibat dan relevant
Pada saat kesiapsiagaan (belum terdapat kasus COVID-19 di Indonesia terdeteksinya
kasus di Indonesia kasus awal dan sporadik kasus di Indonesia maka Menteri Kesehatan
melaporkan kepada Presiden untuk merekomendasikan penetapan siaga darurat
Kemenkes akan melakukan analisis risiko berkala dan melaporkan kepada Presiden
Dalam tahap ini Presiden akan menunjuk komandan untuk melakukan koordinasi lintas
sektor untuk melakukan respon
Apabila adanya peningkatan kasus di Indonesia dimana kasus pandemi sudah menyebar
luas di Indonesia berdasarkan analisis risiko yang disampaikan oleh Kemenkes situasi
tersebut dilaporkan kepada presiden dan presiden menetapkan tanggap darurat dan
menunjuk komandan untuk melakukan koordinasi lintas sektor untuk melakukan respon
34
Pos pendampingan akan diberikan oleh pusat ke daerah bila pos pendampingan untuk daerah yang terdampak diperlukan
Struktur komando dan koordinasi akan dibuat di tingkat nasional provinsi dan kabupatenkota (Seperti organogram dibawah ini)
Gambar 41
Struktur Pos Pendampingan SKPDB (Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana)
Pendanaan kesiapsiagaan menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan RI dan
bantuan hibah dari dunia usaha donatur dan bantuan luar negeri Pendanaan pada
penanggulangan pandemi (periode tanggap darurat) menggunakan dana siap pakai yang
tersedia di Kementerian Keuangan dan dapat dipergunakan oleh BNPB pada masa
tanggap darurat pada tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota dapat menggunakan DTT
(Dana Tak Terduga) BTT (Biaya Tak Terduga)
Biaya untuk penyediaan darurat bencana penanganan operational ground handling
personil logistik dan peralatan pengemasan pelabelan distribusi bantuan ke lokasi
Pos Lapangan
KabKota
Pos Pendukung (Bantuan
Internasional)
Pos Lapangan
Pos Lapangan
Pos Lapangan
Posko Nasional PDB
Pos Pendamping Wilayah
Nasional
Provinsi
Notes Pendampingan Komando
35
tujuan pemusnahan dan re-ekspor menjadi tanggung jawab pemberi bantuan
internasional
Tempat Transit terbagi atas
bull Bandar Udara
bull Pelabuhan Laut
bull Pos Lintas Batas Negara
bull Pangkalan Militer jika kapasitas pintu masuk keluar bantuan tidak memadai
Indikator Siaga Darurat
1) Meningkatnya angka kasus COVID-19 di beberapa negara di dunia
2) Terindentifikasinya 1 orang pasien positif COVID-19 di Indonesia
Indikator Tanggap Darurat
1) Sebaran angka kasus COVID-19 telah terjadi di lebih dari satu provinsi di Indonesia
atau adanya lebih dari dua kluster di provinsi yang sama
2) Terjadi Transmisi COVID-19 di komunitas
3) Angka kesakitan COVID-19 menunjukkan kenaikan 2 kali atau lebih selama dalam
dua kali masa inkubasi (2 x 5 hari) berturut-turut
4) Dilaporkan adanya petugas kesehatan yang terjangkit COVID-19
5) Jumlah rata-rata penderita baru COVID-19 akibat penularan manusia ke manusia
dalam satu kawasancluster menunjukkan kenaikan 2 kali lipat dalam 2 minggu
terakhir
6) Case Fatality Rate menunjukkan peningkatan dalam 2 minggu terakhir
7) Penanganan Wabah COVID-19 yang melebihi daya dukung Sumber Daya
Kesehatan
8) Terganggunya layanan pemerintahan maupun layanan vital lainnya akibat wabah
COVID-19
9) Terjadinya gangguan pada sektor keamanan ketertiban sosial maupun ekonomi
10) WHO menyatakan PHEIC pandemic COVID-19
Kondisi masuk pada tahap tanggap darurat apabila memenuhi sekurang-kurangnya 3 indikator
dari indikator skenario kejadian
Indikator Transisi Darurat ke Pemulihan
Indikator skenario kejadian
1) Penurunan signifikan pada incident case
2) Dalam 14 hari dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak terdeteksi kasus baru
dengan surveilans ketat
3) Aktivitas layanan kesehatan pemerintahan sosial dan ekonomi masyarakat telah
pulih seperti kondisi sebelum Pandemi
36
42 Fungsi
421 Komando dan Koordinasi
Pada saat kesiapsiagaan setiap stakeholder melakukan kegiatan kesiapsiagaan
sesuai dengan tupoksinya masing-masing Kementerian kesehatan mengeluarkan
surat edaran kesiapsiagaan terhadap kasus COVID-19 baru di rumah sakit pintu
masuk pelayanan kesehatan dasar dan dinas kesehatan
Kemenkes bertugas sebagai koordinator dan pusat krisis sebagai pelaksana harian
pada saat kesiapsiagaan dan siaga darurat Pusat krisis akan mengkoordinir segala
aktivitas untuk kesiapsiagaan dan siaga darurat Seluruh komponen penanggulangan
yang berada di lingkungan Kementerian Kesehatan berkoordinasi dengan pusat krisis
kesehatan melalui Public Health Emergency Operations Centres (PHEOC) PHEOC
melakukan kegiatan surveilans berdasarkan IBF analisis risiko dan Penyelidikan
Epidemiologi (PE)
Pusat krisis kesehatan akan melakukan koordinasi dengan lintas sektor lainnya
termasuk BNPB apabila memerlukan sumber daya tambahan untuk keperluan
kesiapsiagaan dan siaga darurat Alur komando dan koordinasi pada saat siaga darurat
adalah seperti di bawah ini
Gambar 42
Alur komando dan koordinasi pada saat siaga darurat
Aktivasi sub klaster sesuai dengan kebutuhan berdasarkan hasil analisis risiko yang
dilakukan PHEOC dan pusat krisis
Komandan Menkes (Pelaksana Harian Pusat Krisis) -Emergency
Operation Centre
Tim Data amp Informasi dan Humas Pusdatin dan Rokomyanmas
Tim Logistik Kesehatan Farmalkes
Tim Promosi Kesehatan
Rokomyanmas
Koordinator Sub
Klaster Pelayanan
Kesehatan
Yankes
Koordinator Sub Klaster
Pengendalian Penyakit P2P (PHEOC) dan IHR
Focal Point
Koordinator
Sub Klaster
Pelayanan Gizi Dit Gizi
Koordinator
Sub Klaster
Kesehatan Jiwa Keswa
Koordinator Sub Klaster
Kesehatan
Reproduksi Kesga
Sub Klaster
DVI
BNPB
WHO IHR
Focal Point
37
Pada saat di deteksi kasus baru pandemi di Indonesia maka IHR focal point akan
memberikan notifikasi kepada WHO dan berkoordinasi dengan humas dan pusat krisis
untuk melakukan respon IHR National Focal point dapat berkoordiansi dengan WHO
National focal point untuk mobilisasi sumber daya Internasional yang dibutuhkan
contohnya dengan Global Outbreak Alert and Response Network (GOARN) untuk
mendukung respon di Indonesia
Pusat Krisis Kesehatan melakukan pertemuan koordinasi berkala untuk sektor
kesehatan dan sub kluster sektor kesehatan dengan melibatkan partner NGO
organisasi Internasional
Gugus Tugas Percepatan Penangangan Covid-19
Untuk Penanggulangan COVID-19 Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden no 7
tahun 2020 mengenai Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Diseases
2019 (COVID-19) Operasi respon dan Mitigasi COVID-19 pada tingkat pusat
dilaksanakan oleh gugus tugas ini dengan tujuan untuk
a meningkatkan ketahanan nasional di bidang kesehatan
b mempercepat penanganan COVID-19 melalui sinergi antar kementerian
lembaga dan pemerintah daerah
c meningkatkan antisipasi perkembangan eskalasi penyebaran COVID-19
d meningkatkan sinergi pengambilan kebijakan operasional dan
e meningkatkan kesiapan dan kemampuan dalam mencegah mendeteksi dan
merespons terhadap COVID-19
Gugus tugas ini terdiri dari Pengarah dan Pelaksana Pengarah memiliki tugas untuk
memberikan arahan kepada Pelaksana dalam melaksanakan percepatan penanganan
COVID-19 dan melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penanganan
COVID-19
Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 memiliki tugas
a) menetapkan dan melaksanakan rencana operasional percepatan penanganan COVID-
19
b) mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan
COVID-I9
c) melakukan pengawasan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-19
mengerahkan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan
COVID-L9 dan
d) melaporkan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-L9 kepada Presiden dan
Pengarah
Dalam melaksanakan tugasnya gugus tugas ini dibantu oleh sekretariat yang
berkedudukan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang memberikan
dukungan teknis dan administrasi kepada gugus tugas tersebut
38
Pada tingkat sub nasional dibentuk juga gugus tugas percepatan penganan COVID-19
yang berkoordiansi dengan gugus tugas pusat Biaya untuk pelaksanaan
penanggulangan COVID-19 dibebankan kepada anggaran pendapatan dan belanja
negara belanja daerahatau sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai d
engan ketentuan
Susunan keanggotaan Gugus Tugas Percepatan Penanganan
COVID-19 terdiri atas
A Pengarah
1 Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
2 Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan
3 Menteri Kesehatan dan
4 Menteri Keuangan
B Pelaksana
Ketua Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Wakil Ketua 1 Asisten Operasi Panglima Tentara Nasional Indonesia dan
Wakil Ketua 2 Asisten Operasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Anggota
1 Unsur Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan
2 Unsur Kementerian Kesehatan
3 Unsur Kementerian Dalam Negeri
4 Unsur Kementerian Luar Negeri
5 Unsur KementerianPerhubungan
6 Unsur Kementerian Komunikasi dan Informatika
7 Unsur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
8 Unsur Kementerian Agama
9 Unsur Badan Nasional Penanggulangan Bencana
10 Unsur Tentara Nasional Indonesia
11 Unsur Kepolisian Negara Republik Indonesia dan
12 Unsur Kantor Staf Presiden
39
Pada saat tanggap darurat maka alur komando dan koordinasi seperti dibawah ini
Gambar 43
Alur Komando dan Koordinasi Pada Saat Tanggap Darurat
Tugas dan fungsi alur komando dan koordinasi adalah sebagai berikut
1 Komandan
a Mengaktifkan dan meningkatkan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops)
menjadi Pos Komando Tanggap Darurat
b Membentuk Pos Komando Lapangan (Poskolap) di lokasi bencana di bawah
komando Pos Komando Tanggap Darurat Bencana
c Membuat rencana operasi mengorganisasikan melaksanakan dan
mengendalikan operasi tanggap darurat bencana
d Melaksanakan komando dan pengendalian untuk pengerahan sumber daya
manusia peralatan logistik dan penyelamatan serta berwenang
memerintahkan para pejabat yang mewakili instansi lembaga organisasi yang
terkait dalam memfasilitasi aksesibilitas penanganan tanggap darurat bencana
e Melaksanakan evaluasi melalui rapat koordinasi yang dilaksanakan minimal
satu kali dalam sehari untuk menyusun rencana kegiatan berikutnya
f Komandan Tanggap Darurat bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI
2 Wakil Komandan
a Membantu komandan Tanggap Darurat Bencana dalam merencanakan
mengorganisasikan melaksanakan dan mengendalikan komando tanggap
darurat bencana
b Mengkoordinir tugas-tugas sekretariat humas keselamatan dan keamanan
serta perwakilan instansi lembaga
c Mewakili Komandan Tanggap Darurat Bencana apabila berhalangan
d Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana bertanggung jawab langsung
kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana
Tim Pengarah
Menko PMK
Menko Polhukam
Menkes
Menteri keuangan
WHO IHR Focal Point
IHR National Focal Point
40
3 Sekretariat
a Menyelenggarakan administrasi umum dan pelaporan
b Pelayanan akomodasi dan konsumsi bagi personil Komando Tanggap Darurat
Bencana
c Sekretaris bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat
Bencana
4 Bagian Perencanaan
a Mengumpulkan dan menginventarisasi sumber daya (personil peralatan dan
dana) yang ada di masing-masing instansi
b Mengevaluasi menganalisis data dan informasi yang berhubungan dengan
penanganan tanggap darurat bencana serta menyiapkan dokumen rencana
operasi tanggap darurat
c Kepala Bidang Perencanaan bertanggung jawab langsung kepada Komandan
Tanggap Darurat Bencana
5 Bagian Humas
a Menghimpun data dan informasi penanganan bencana yang terjadi
b Membentuk jaringan informasi dan komunikasi serta menyebarkan informasi
tentang bencana ke media massa dan masyarakat luas atas persetujuan
komandan tanggap darurat
c Mendokumentasikan seluruh kegiatan posko tanggap darurat
d Kepala Humas bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap
Darurat Bencana
6 Perwakilan Kementerian Lembaga (KL)
a Perwakilan KL terkait bertugas membantu Komandan Tanggap Darurat
bencana berkaitan dengan permintaan dan pengerahan sumber daya yang
dibutuhkan dari KL
b Perwakilan KL secara operasional bertanggung jawab langsung kepada
Komandan Tanggap Darurat Bencana atas pelaksanaan tugasnya dan secara
administratif bertanggung jawab kepada pimpinan KL terkait
422 Surveilans
Kegiatan surveilans epidemiologi dilakukan mulai dari sebelum timbul pandemi sampai
dengan pasca penanggulangan dengan sasaran populasi yang berisiko yaitu
masyarakat dan petugas Pelaksanaan surveilans berdasarkan lokasinya dibedakan
menjadi
a Surveilans wilayah yang meliputi wilayah kasus dan penanggulangan rumah sakit
yang merawat kasus Puskesmas Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya serta wilayah berisiko
41
b Surveilans yang dilakukan di pintu masuk keluar suatu wilayah dan yang meliputi
bandar udara pelabuhan Pos Lintas Batas Darat (PLBD) Kegiatan surveilans di
wilayah dan pintu masuk negara pada setiap status
o SOP surveillans pada setiap status merujuk pada Pedoman Surveilans
epidemiologis COVID-19 di Indonesia (Kemenkes 2020) Pedoman Surveilans
Sentinel ILI Pedoman Surveilans SIBI (Surveilans ISPA Berat di Indonesia)
Pedoman SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan pedoman
nasional COVID-19
o SOP penilaian risiko pada setiap status yang merujuk pada Risk Assessment
for Acute Public Health Event WHO 2010 dan Pedoman Nasional COVID-19
Kemkes 2020
c Sumber daya manusia untuk melakukan surveilans termasuk roster
epidemiologist dll Tim TGC dan Pejabat Karantina Kesehatan (analis
laboratorium klinisi perawat epidemiologi)
d SOP untuk COVID-19 Severity Assessment (PISA) Siapa yang melakukan dan
indikator apa yang akan dipakai
e Metode modeling pandemi yang mungkin dilaksanakan dan institusi yang dapat
membantu dalam pelaksanaannya
f SOP terkait pencatatan dan alur pelaporan surveilans COVID-19 merujuk pada
- Pedoman COVID-19 Kemenkes RI 2020
- Annex 2 IHR Decision instrument for the assessment and notification of
events that may constitute a public health emergency of international
concern 2010
g Pengawasan kekarantinaan kesehatan terdiri dari pengawasan saat kedatangan
pengawasan saat keberangkatan dan pengawasan lingkungan
Tindakan kekarantinaan kesehatan terdiri dari
o Karantina isolasi
o rujukan disinfeksi dan atau dekontaminasi terhadap orang sesuai indikasi
o Pembatasan sosial berskala besar
o Disinfeksi dekontaminasi disinseksi dan atau deratisasi terhadap alat
angkut dan barang
o Penyehatan pengamanan dan pengendalian terhadap media lingkungan
Di tingkat daerah juga dapat dibentuk Gugus Tugas dengan struktur yang sama
dengan struktur nasional
423 Respon Medis dan Laboratorium
Pada kondisi pandemi sudah teridentifikasi dan siap melaksanakan pelayanan kasus
COVID-19 harus sesuai dengan pedoman dan standar Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI) yg benar yaitu
o Layanan primer
o Rumah Sakit
o Farmasi
o Laboratorium
42
Respon medis dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) untuk kasus
parah dan moderate sedangkan untuk kasus ringan dilakukan pengawasan di
Puskesmas atau pelayanan telemedicine dan rumah Tata laksana kasus pandemi
dengan memperhatikan infeksi
Pada kasus ringan operasional dan pemberdayaan yang dilakukan di puskesmas
antara lain
1) Pasien suspek diperiksa di puskesmas klinik dengan menerapkan PPI
berbasis standar kontak dan droplet disarankan melalui telemedicine
2) Pasien suspek dapat melakukan karantina mandiri dengan edukasi etika batuk
cuci tangan dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
3) Kasus suspek moderate dan parah yang terjadi pada kelompok risiko tinggi (usia
diatas 60 tahun memiliki komorbid) dirujuk ke rumah sakit untuk di tes dan
diberikan pengobatan jika diperlukan
4) Kasus supek dengan gejala ringan dan tidak terjadi pada kelompok risiko tinggi
mendapatkan obat simptomatik di rumah
5) Status kesehatan kasus suspek dipantau melalui telemedicine atau cara lainnya
6) Puskesmas melaporkan ke dinas kesehatan setempat
7) Petugas puskesmas mengawasi perjalanan penyakit kasus suspek (surveilans
aktif) dan melakukan contact tracing pasien dan mengkarantina kontak serta
memonitor status kesehatan kontak selama 14 hari
8) Kasus suspek dengan perburukan klinis akan dirujuk ke RS rujukan
9) Petugas puskesmas dengan ambulance khusus siap menjemput kasus suspek
dari rumah ke RS rujukan
10) Komunikasi risiko internal puskesmas
11) Skrining seluruh petugas di puskesmas
12) Menjaga keberlangsungan pelayanan
Selain itu dalam penanggulangan COVID-19 Puskesmas juga diharapkan dapat
melaksanakan tiga fungsi utamanya yaitu
1 Sebagai Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Melakukan surveilans COVID-19 ILI dan pneumonia untuk mendeteksi dini
adanya suspek COVID-19
Melapor ke Dinas Kesehatan kabupaten kota bila ditemukan adanya suspek
COVID-19
Bersama tim Dinas Kesehatan kabupaten kota melakukan penyelidikan
epidemiologi (tes isolasi kasus pelacakan kontak karantina kontak dan
pemantauan status kesehatan kontak selama 14 hari)
Koordinasi lintas sektor tingkat kecamatan tentang adanya kasus suspek
COVID-19 dan pengendalian melalui pimpinan wilayah kecamatan
2 Sebagai Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Diseminasi KIE tentang adanya kasus COVID-19 pada manusia untuk deteksi
dini pencegahan penularan pelaporan dan pengobatan segera melalui tokoh
masyarakat agama kader kesehatan LSM Ormas dan UKBM Upaya
43
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (poskesdes poskestren posyandu
polindes posdayandu dll)
Pemberdayaan masyarakat melalui UKBM (kader dasa wisma kader posyandu
desa siaga atau kegiatan berbasis masyarakat lainnya yang berjalan di daerah
tersebut) untuk melakukan deteksi dini pencegahan penularan dan rujukan
kasus COVID-19
3 Sebagai Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Pada dasarnya Puskesmas tidak melakukan perawatan pasien suspek karena
keterbatasan sarana prasarana tenaga serta untuk mencegah meluasnya
penyebaran penularan dari manusia ke manusia
Pada kasus sedang dan berat dilakukan di rumah sakit antara lain
1 Pelayanan di ruang rawat isolasi dengan tetap menerapkan prinsip PPI
2 Pemberian obat simptomatik
3 Pelayanan di ruang ICU dengan tetap menerapkan prinsip PPI
4 Pengaturan shift petugas yang ketat untuk mencegah kelelahan
5 Pengaktifan ruang ldquoantarardquo (untuk decont) dan ruang tekanan negatif dan steril
khusus untuk petugas beristirahat
6 Monitoring dan evaluasi semua petugas dan layanan yg diberikan
Di Rumah Sakit dilakukan pengaktifan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu (SPGDT) antara lain
bull Jumlah tempat tidur
bull Jumlah ICU
bull Ketersediaan ventilator (jumlah dan jenis)
bull Peralatan terapi oksigen
bull Ruang pemulasaran jenazah
bull Laboratorium
bull Farmasi obat APD
bull Instalasi gizi (petugas dan pasien)
bull CSSD (Central Sterilization Supply Department) Instalasi Pusat Pelayanan
Sterilisasi
bull Kesehatan lingkungan
Rumah sakit rujukan yang ditunjuk berfungsi sebagai pusat perawatan COVID-19 Rumah
sakit tersebut mengaktifkan rencana kesiapsiagaan dan respon pandemi di rumah sakit
dengan
a Penambahan ruangan perawatan untuk COVID-19 mengirimkan pasien lain ke
rumah sakit lain
b Menyediakan terapi oksigen bagi pasien dengan kondisi parah
c Menyediakan ruang rawat ICU dan pemenuhan kebutuhan terapi oksigen dan
ventilator untuk pasien dengan kondisi kritis (perhitungan lihat tabel di lampiran)
d Membuat prioritas perawatan untuk pasien lainnya Pasien lainnya yang dalam
keadaan gawat dan atau darurat dapat ditangani dengan dikirim ke rumah sakit lain
e Identifikasi dan pemenuhan sumber daya dan prasarana yang diperlukan untuk
penambahan kapasitas perawatan dapat di rumah sakit rujukan tersebut
44
f Apabila terjadi penyebaran luas di masyarakat dan kapasitas fasilitas kesehatan
tidak memadai dapat dilaksanakan strategi dibawah ini Strategi tersebut perlu
didiskusikan terlebih dulu oleh panel ahli berdasarkan analisis risiko untuk membuat
rekomendasi
- Hotline service yang beroperasi 24 Jam 7 hari akan membantu triase orang yang
bergejala penyakit pernafasan dan orang yang khawatir kontak dengan kemungkinan
kasus COVID-19 berdasarkan kondisi mereka Orang-orang tersebut melalui hotline
service akan diberikan arahan apakah harus datang ke fasilitas kesehatan atau
melakukan isolasi mandiri di rumah atau adanya arahan lainnya Skreening dan
triase dapat dilakukan di semua akses sistem fasilitas kesehatan puskesmas klinik
atau rumah sakit lainnya dan setting khusus yang diadakan di komunitas Apabila
diperlukan klinik demam (atau penyakit pernafasan) dapat didirikan di luar fasilitas
kesehatan utnuk menurunkan risiko penularan COVID-19 di fasilitas kesehatan
- Rujukan akan mengadopsi model ldquohub and spokerdquo dengan fasilitas rujukan COVID-
19 pusat dan semua fasilitas kesehatan lainnya di setiap wilayah geografis yang
merujuk pasien ke fasilitas rujukan COVID-19 terdekat
- Rumah sakit rujukan yang ditunjuk berfungsi sebagai pusat perawatan untuk COVID-
19 Rumah sakit rujukan tersebut akan mengaktifkan respons pandemi dan rencana
kesiapsiagaan di rumah sakit dengan menambahkan ruang perawatan untuk
COVID-19 dan dengan mengubah fungsi kamar lain Pasien lain yang sedang
dirawat yang bukan terjangkit COVID-19 bisa dikirim ke rumah sakit lain Identifikasi
dan pemenuhan sumber daya dan infrastruktur diperlukan untuk meningkatkan
kapasitas perawatan di rumah sakit rujukan COVID-19
- Identifikasi rumah sakit lainnya sebagai pusat perawatan COVID-19 apabila
diperlukan
- Identifikasi fasilitas bangunan yang dapat dikonversi dan berfungsi sebagai pusat
perawatan COVID-19 (misalnya asrama atlet hotel dengan kapasitas tempat tidur
yang mencukupi) Identifikasi dan pemenuhan sumber daya dan infrastruktur untuk
fasilitas ini perlu dilakukan dengan bekerja sama dengan IDI dan organisasi profesi
Fasilitas-fasilitas ini perlu memiliki akses ke layanan kesehatan yang cepat (termasuk
telemedicine) dan perlu ditempatkan dekat dengan rumah sakit rujukan COVID-19
- Identifikasi tenaga kesehatan untuk membantu penanganan kasus COVID-19 Bila
terdapat defisit atau kekurangan tenaga kesehatan yang berkompetensi dalam
menangani kasus COVID-19 maka perlu dipertimbangkan dilakukannya task shifting
dari tenaga kesehatan lainnya dengan pemberian pelatihan dan ketrampilan yang
memadai
- Apabila terjadi penyebaran luas di masyarakat dan kapasitas fasilitas kesehatan
tidak memadai serta berdasarkan pertimbangan dan rekomendasi ahli dapat
dilaksanakan strategi berikut ini
o kasus ringan tanpa faktor risiko dirawat dirumah melakukan isolasi diri di rumah
dengan mengikuti dan memperhatikan pengendalian infeksi untuk perawatan
pasien COVID-19 di rumah Pasien tersebut harus mempunyai akses cepat untuk
arahan oleh petugas keseahtan melalui telemedicine whats apps dll
o Kasus sedang yang berisiko tinggi seperti usia lanjut gt 60 tahun atau kasus
dengan komorbid (hipertensi diabetes kardiovaskular penyakit pernafasan kronik
45
kondisi imunkompromis dll) dapat dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan
perlu disiapkan rujukan cepat ke rumah sakit rujukan apabila pasien mengalami
gejala yang memburuk atau adanya komplikasi
o Kasus yang parah amp kritis perlu dirawat di rumah sakit rujukan COVID-19
- Untuk rujukan pasien dapat menggunakan fasilitas ambulans PSC 119 atau
ambulans RS
- Apabila kapasitas laboratorium mencukupi pemeriksaan laboratorium
dilaksanakan sesuai pedoman COVID-19 Berdasarkan analisis risiko dan
rekomendasi panel ahli apabila kasus sudah menyebar di masyarakat luas dan
kapasitas laboratorium sudah tidak mencukupi pemeriksaan laboratorium dapat
dilakukan pada kasus baru dari daerah baru yang melaporkan dari kasus yang
berisiko tinggi kasus yang parah dan kritis dan kontak erat kasus konfirmasi
Pada daerah yang melaporkan transmisi luas di masyarakat dapat dilakukan
survei sistematis pada pemeriksaan laboratorium atau menggunakan sistem
sentinel surveilans
- Kegiatan tambahan yang berkaitan dengan intervensi medis termasuk
Mengembangkan deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen kasus dan
protokol rujukan
Melengkapi tenaga kerja yang ada dengan pensiunan (untuk bekerja di
lingkungan risiko rendah menempatkan staf dengan status risiko yang lebih
rendah untuk mendukung respon COVID-19) tenaga kesehatan yang
menganggur yang dilatih dan staf yang diberi wewenang sementara
Diseminasi selebaran tentang definisi kasus algoritma diagnose pengumpulan
dan transportasi specimen dan APD ke fasilitas kesehatan milik pemerintah
dan swasta
Menyiapkan panduan untuk pelayanan hotline yang beroperasi 24 jam7 hari
untuk melakukan triase orang-orang dengan gejala respiratorik dan mereka
yang khawatir kontak dengan kemungkinan kasus COVID-19
Menyiapkan panduan untuk pekerja telemedicine tenaga kesehatan
Puskesmas dan klinik pernapasan untuk mengidentifikasi menilai dan tes
COVID-19
Diseminasi panduan nasional dan deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen
kasus dan protokol rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan
Membuat panduan tersedia untuk perawatan di rumah bagi pasien dengan
gejala COVID-19 ringan
Menyediakan panduan pemulasaran jenazah
Mempertahankan pelayanan kesehatan rutin dan kegawatdaruratan kepada
masyarakat
Mengatur jaringan pakar klinis untuk membantu karakterisasi klinis COVID-19
menjawab tantangan dalam perawatan klinis
Mencoba penggunaan antivirus yang tepat
Melakukan penelitian dalam Pemantauan Penggunaan Darurat Intervensi
penyelidikan dan yang belum terdaftar menyiapkan protokol penyelidikan klinis
untuk menggunakan obat dan rejimen yang berbeda
46
Implementasi percobaan klinis dalam pengobatan
Eskalasi pemenuhan logistik Alat Pelindung Diri (APD) obat-obatan suportif bahan medis
habis pakai (BMHP) dan untuk pemeriksaan laboratorium (VTM Swab cold chain dll)
Laboratorium
Spesimen yang diambil pada fase pandemi adalah sampel yang memenuhi definisi pasien
dalam pengawasan orang dalam pemantauan dan kontak erat risiko tinggi
Pengambilan spesimen pasien pasien dalam pengawasan dan orang dalam pemantauan
dilakukan sebanyak dua kali berturut-turut (hari ke-1 dan ke-2 serta bila terjadi kondidi
perburukan)
Pengambilan specimen kontak erat risiko tinggi dilakukan pada hari ke-1 dan hari ke-14
Alur Penerimaan Laboratorium
Gambar 44
Alur Pengiriman Spesimen
Algoritma Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan spesimen untuk skrining dan penegakan diagnosis COVID-19 dilakukan di
laboratorium yang memenuhi standar Biosafety Level 2 (BSL-2) dan memiliko alat
pemeriksaan Real Time PCR Saat ini dalam upaya percepatan penemuan kasus
Pemerintah juga telah menggunakan rapid test (tes cepat) serologis untuk pemeriksaan
skrining COVID-19 Kedepannya juga aka nada pengembangan pemeriksaan COVID-19
menggunakan tes cepat molecular berbasis PCR
Laboratorium Rujukan
Nasional COVID-19
Laboratorium Pemeriksa
COVID-19
Rumah SakitDinas
KesehatanLaboratorium
Kesehatan Lainnya
Screening
Konfirmasi
47
Gambar 45
Algoritma Pemeriksaan Laboratorium
Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan orang dalam pemantauan
dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-PCR dan
sekuensing Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain tetapi negatif
COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak erat atau riwayat
perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan ulang Karena
kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui
Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil
positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi Prof
Dr Oemijati ndash Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
48
Alur Pelaporan Surveilans Epidemiology dan Laboratorium
Gambar 46
Alur Pelaporan Laboratorium
Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan
Litbabangkes dan Dirjen P2P cq PHEOC untuk kemudian diteruskan ke
Emergency Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan PHEOC mengirimkan
hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang merawat kasus
Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai pihak terkait
agar dapat berkoordinasi lebih lanjut Jika hasil pemeriksaan laboratorium positif
IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam (Sumber
Pedoman P2 COVID-19_REV-03)
Laboratorium rujukan nasional COVID-19 melakukan rekapitulasi hasil pemeriksaan
dari seluruh laboratorium pemeriksa COVID-19 dan melaporkan kepada Direktur
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebagai Focal Point International
Health Regulation dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan tembusan
kepada Menteri Kesehatan (Sumber SK Jejaring Lab COVID-19)
PUSDALOP BNPB
EOC Pusat Krisis Kemkes
49
Tugas dan Fungsi Laboratorium Rujukan Nasional COVID-19
a Menerima spesimen untuk pengujian COVID-19 atau konfirmasi hasil tes dari
laboratorium daerah COVID-19
b Mengembangkan SOP terkait pengumpulan penanganan dan pengujian
spesimen COVID-19
c Melakukan rekapitulasi seluruh hasil tes COVID-19 dari laboratorium daerah dan
melaporkan ke Direktur Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
sebagai IHR focal point dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan
tembusan ke Menteri Kesehatan
d Melakukan pengujian validasi dengan mengambil sampel spesimen positif dan
negatif berdasarkan hasil tes yang dibawa oeh laboratorium daerah COVID-19
e Mengirimkan tes panel COVID-19 ke laboratorium daerah COVID-19 untuk
external quality assurance (Quality AssuranceQuality Control)
f Melakukan supervisi dan bantuan teknis ke laboratorium daerah COVID-19
Tugas dan Fungsi Laboratorium Daerah COVID-19
a Menerima spesimen untuk tes COVID-19 dari rumah sakitdinas
kesehatanlaboratorium kesehatan lain
b Melakukan skrining tes spesimen COVID-19 menggunakan format dan SOP
yang dibuat Litbangkes
c Mengirimkan semua spesimen untuk tes validitas ke laboratorium rujukan
nasional COVID-19 tanpa menunggu hasil tes
d Mengirimkan hasil pemeriksaan COVID positif dan negatif ke Pimpinan
Litbangkes melalui Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan
Teknologi Kesehatan Dasar
e Menginformasikan hasil tes positif dan negatif ke rumah sakit pengirim dengan
tujuan diagnosa dan manajemen kasus serta ke dinas kesehatan setempat
untuk tujuan penyelidikan epidemiologis dan
f Mengirimkan umpan balik ke rumah sakitpelayanan kesehatanlaboratorium
kesehatan lain jika ada kesalahan dalam penggunaan materi atau media pada
spesimen yang diterima
Kegiatan Laboratorium
a Melakukan penilaian kebutuhan laboratorium
b Menyiapkan protokol pengumpulan sampel pengemasan dan pengiriman
spesimen pasien dari kasus suspek atau terkonfirmasi harus dikirim sebagai
UN3373 ldquoBiological Substance Category Brdquo Kultur dan isolate virus harus
dikirim sebagai kategori A UN2814 ldquoinfectious substance affecting humans
c Memastikan mekanisme transportasi sampel yang baik
d Diseminasi protokol lab dan selebaran
e Memastikan akses ke suplai dan reagen laboratorium
f Melakukan pelatihan diagnosa molekular dasar dan lanjutan
g Mengirimkan sampel untuk pengendalian kualitas ke laboratorium rujukan
COVID-19 internasional yang diakui WHO
h Berpartisipasi dalam sistem surveilans rutin untuk memantau pola penyakit
dampak penyakit dan perubahan virusSecara berkala berbagi isolat dengan
laboratorium rujukan yang mengikuti panduan WHO
50
i Melakukan sequensing virus jika memungkinkan untuk konfirmasi adanya virus
memantau mutasi genom virus dan menginformasi penelitian epidemiologi
molekular
j Melakukan penelitian lanjutan (seroepidemiologis)
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Kegiatan
1 Melakukan workshop PPI virtual untuk fasilitas kesehatan COVID-19 yang
ditunjuk
2 Melakukan workshop PPI virtual untuk petugas kesehatan rumah sakit lainnya
dan puskesmas
3 Mengembangkan dan diseminasi selebaran donasi APD
4 Mengembangkan dan diseminasi PPI kit untuk perawatan di rumah
5 Mengembangkan panduan PPI untuk perawatan di rumah
6 Mengembangkan panduan PPI untuk petugas kebersihan
7 Mengembangkan panduan PPI untuk masyarakat
424 Intervensi Farmasi
Untuk dukungan APD suplai medis yagn dibutuhkan akan didistribusikan melalui
jejaring kluster logistik
Pusat Krisis Kesehatan berpotensi dijadikan Regional Emergency Coordination
Center dan Regional Medical Logistics Hub Hal ini dilakukan untuk memastikan
penanganan populasi terdampak yang begitu luas dapat dilakukan secara merata
namun terkoordinir dan terpusat di tingkat regional Pusat Krisis Kesehatan berada
di lokasi-lokasi berikut
1) Regional Medan
2) Regional Palembang
3) Regional DKI Jakarta
4) Regional Surabaya
5) Regional Semarang
6) Regional Bali
7) Regional Banjarmasin
8) Regional Makassar
9) Regional Manado
10) Sub Regional Padang
11) Sub Regional Papua
Terkait pintu masuk staging area untuk bantuan internasional berikut beberapa
bandara potensial yang telah diidentifikasi oleh WFP untuk penanganan bencana
alam di wilayah Indonesia
1) Bandara Medan untuk wilayah Sumatera dengan alternatif bandara di
Pekanbaru maupun Palembang
2) Bandara Balikpapan untuk wilayah Kalimantan
3) Bandara Halim Jakarta untuk wilayah Jabodetabek Jawa Barat dan Banten
51
4) Bandara Surabaya untuk wilayah Jawa Timur dengan alternatif bandara
Semarang
5) Bandara Makassar untuk wilayah Sulawesi dan Indonesia Timur secara umum
dengan alternatif bandara Manado
Note Dalam kasus skenario pandemi seperti ini Pemerintah perlu menetapkan
secara resmi lokasi pintu masuk staging area untuk penerimaan bantuan
internasional termasuk SOP dan protocol penerimaannya apakah melalui BNPB
Kemenkes selanjutnya diterima oleh OCHA AHA Centre dan diteruskan ke
lokasi terdampak
Terkait staging area hub untuk bantuan nasional (pusat) Kemenkes dapat
langsung mengarahkan bantuan logistik medis ke lokasi-lokasi bandara di Provinsi
terdampak maupun ke lokasi pintu masuk staging area bantuan internasional
agar dapat dikonsolidasikan secara bersama-sama Bandara Halim Jakarta
merupakan bandara utama untuk pengiriman menggunakan jalur udara menuju
daerah terdampak baik menggunakan pesawat militer dan pesawat komersil
(berjadwal maupun charter)
Untuk bantuan non-medis (peralatan rumah sakit lapangan dll) yang berasal dari
luar negeri
shy Untuk barang yang bersumber dari Gudang WHO Global maupun supplier
internasional WHO dapat mengirimkan langsung ke lokasi pintu masuk
staging area yang ditetapkan Pemerintah BNPB Kementerian Kesehatan
dan Bea Cukai dapat memfasilitasi customs clearance di pintu masuk staging
area
shy Untuk barang yang bersumber dari depot-depot UNHRD Global WHO dapat
berkoordinasi dengan WFP terkait rencana pengirimannya ke wilayah
Indonesia Selanjutnya BNPB Kementerian Kesehatan dan Bea Cukai akan
memfasilitasi customs clearance di pintu masuk staging area
shy OCHA dapat mengaktifkan DHL DRT (Disaster Response Teams) untuk
membantu ground handling di pintu masuk staging area
shy WFP dapat mengaktifkan LET (The Logistics Emergency Teams) untuk
membantu operasi logistik medis dibawah koordinasi Klaster Logistik dan
Klaster Kesehatan
52
Rencana Tindakan Pemasukan Obat Vaksin
Saat ini belum tersedia vaksin dan obat antiviral spesifik Apabila sudah ada Vaksin
dan obet antiviral spesifik maka dapat dilakukan SAS
Tabel 42
Rencana Tindakan Mekanisme Pemasukan Obat
Nama SOP Leading sektor Stakeholder
SAS Vaksin
(Apabila
tersedia)
BPOM Industri Farmasi Bea cukai Kemenkes
(Program) Bagian yang terkait dengan
pendistribusian Obat sampai ke Daerah
(Gudang Farmasi KabupatenKota Instalasi
Farmasi Rumah SakitPuskesmas)
SAS Obat Kemenkes Prodis Kemkes Yanfar
(produkasi dan distribusi kefarmasian)
Ibu Lisa (081385318648)
SOP Registrasi
produk
BPOM Kemenkes (Program) Industri Farmasi
(contohnya Biofarma)
Data Instalasi Farmasi yang ada di Fasilitas Kesehatan
1 Puskesmas
Jumlah Puskesmas 9821
Jumlah Apoteker yang tersedia 2713
Tenaga Teknis Kefarmasian 7193
Puskesmas yang Belum ada Apoteker 7108
2 Rumah Sakit
Jumlah Rumah Sakit 2609
Jumlah Apoteker 11835
Kekurangan Apoteker 6802
425 Intervensi Non Farmasi
- Pedoman Bussiness Continuity Plan (BCP) untuk Sektor esensial
Business Continuity Plan (BCP) dapat didefinisikan sebagai rencana dalam
merespon keadaan darurat operasi backup dan pemulihan pasca bencana
53
BCP memungkinkan mengembalikan sistem ke kondisi normal dengan cepat setelah
terjadinya bencana atau peristiwa yang mengganggu keberlangsungan operasional
perusahaan
1 BCP PDAM menjamin ketersediaan air yang aman untuk dikonsumsi termasuk air
minum selama kondisi bencana selama waktu tertentu
2 PLN standar Nasional menetapkan jumlah cadangan bahan bakar yang harus
dimiliki PLN di suatu wilayah untuk menjamin ketersediaan listrik selama beberapa
hari ke depan atau selama masa bencana
3 Pertamina bahan bakar harus mampu menjamin ketersediaan bahan bakar selama
21 hari ke depan (BPH Migas) jadi selama masa sebelum 21 hari diharapkan
kondisi dapat kembali normal
4 Perhubungan mengatur lalu lintas angkutan darat laut dan udara dengan otoritas
terkait (ASDP Pelindo Pelni Organda Angkasa Pura) agar tidak terjadi gangguan
dalam penyaluran bantuan
5 Keamanan menjamin dan mengatur keamanan lalu lintas orang barang dari dan
ke daerah terdampak
6 Perdagangan memastikan ketersediaan barang-barang kebutuhan pokok
masyarakat di seluruh wilayah terdampak
7 Sosial pemenuhan kebutuhan dasar hidup masyarakat terdampak dan petugas
melalui penyediaan dapur umum dan layanan dukungan psikososial Beras
cadangan Pemerintah untuk tingkat Provinsi sebanyak 200 ton makanan siap saji
sesuai kebutuhan
- SOP untuk menjaga keamanan masyarakat dan sektor esensial pada saat pandemi
sehubungan dengan pembatasan sosial
A Langkah-langkah pelaksanaan
1 Membentuk Satuan Tugas
2 Satuan Tugas dibawah koordinasi Menko Polhukam sebagai pengendali Keamanan Nasional
3 Petugas dan Penugasan a Tim Pusdokkes Polri dan Puskes TNI
1) Perbantuan tenaga medis paramedis dibawah koordinasi Kementerian Kesehatan
2) Menyiapkan RS Rujukan (Bhayangkara dan RS TNI) bilamana diperlukan b Fungsi Operasional POLRI Petugas POLRI dari fungsi operasional jumlahnya sesuai kebutuhan dibagi 3
shift yaitu Shift 1 Jam 0600 - 1400 Shift 2 Jam 1400 - 2200 Shift 3 Jam 2200 - 0600
c Petugas penanggulangan COVID-19 terdiri dari
Pengamanan Terbuka
Pengamanan tertutup d Perlengkapan
Perlengkapan yang dibutuhkan dalam penanggulangan keamanan COVID-19
Alat transportasi kendaraan ambulance truk
Komunikasi HT
TOA
54
4 Penurunan Tim Tagana (Taruna Siaga Bencana) apabila diperlukan untuk tenaga sosial penyiapan logistik bencana
B SOP Keamanan Masyarakat 1 Screening masyarakat yang masuk dan keluar daerah terdampak 2 Dekontaminasi dan desinfeksi di lingkungan masyarakat termasuk di rumah
masing-masing 3 Pengendalian faktor lingkungan dengan melakukan penyuluhan PHBS dan
pengelolaan sampah 4 Pembatasan kegiatan sosial antara lain sekolah keagamaam dan ekonomi
- Kapasitas personel untuk menjaga keamanan masyarakat dan obyek vital negara
sesuai dengan Kepres no 63 tahun 2004 tentang Pengamanan Obyek Vital Nasional Kapasitas personel meliputi kualitas dan kuantitas memiliki kemampuan negosiasi dan komunikasi dengan masyarakat jumlahnya sesuai dengan kebutuhan
- Strategi untuk menjaga kestabilan ekonomi dan sosial pada saat pandemi 1 Ketersediaan Logistik Kebutuhan Pokok
Menjamin ketersediaan dan kecukupan kebutuhan dasar untuk seluruh masyarakat di wilayah terdampak dalam waktu yang ditentukan sesuai dengan keparahan dampak
Menjamin kelancaran distribusi bahan logistik kebutuhan pokok 2 Keberlangsungan Kegiatan Ekonomi
Pemerintah menjamin kegiatan ekonomi terutama sektor vital tetap berlangsung (yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak)
Kegiatan ekonomi terutama perdagangan tetap berlangsung dengan jaminan perlindungan diri melalui penggunaan APD standar oleh pelaku-pelaku pasar
3 Jaminan Keamanan
Pemerintah menjamin keamanan seluruh proses distribusi logistik proses ekonomi di masyarakat
Jaminan petugas Keamanan terhadap dampak COVID-19 juga harus dijamin Pemerintah dengan cara memastikan kecukupan APD bagi petugas dan sosialisasi tentang tata cara perlindungan diri dari infeksi COVID-19 tersebut
Tindakan Kekarantinaan Kesehatan
Berdasarkan analisis risiko dan rekomendasi panel ahli dan pedoman COVID-19 dapat
dilakukan karantina rumah wilayah terbatas dan pembatasan sosial berskala besar
a) Karantina rumah dilaksanakan terhadap seluruh orang di dalam rumah yang memiliki
kontak erat dengan pasien terjangkit COVID-19 Pemantauan karantina rumah
dilaksanakan berdasarkan SOP yang disusun dengan melakukan pengendalian infeksi
Kader melakukan pemantauan karantina rumah dan melakukan laporan harian ke
puskesmas Semua kebutuhan logistik pagan pokok dan kebutuhan pokok lainnya
disuplai oleh petugas yang melakukan monitoring karantina rumah Karantina rumah
dilakukan sampai selama dua kali masa inkubasi tidak ditemukan kasus baru dari kasus
terakhir yang dilaporkan Dukungan psikologis dan monitoring akan dilakukan oleh
petugas
55
b) Karantina wilayah terbatas dilaksanakan pada seluruh anggota masyarakat di suatu
wilayah terbatas apabila dari hasil konfirmasi laboratorium sudah terjadi penyebaran
COVID-19 antar anggota masyarakat di wilayah terbatas tersebut berdasarkan laporan
kasus data epidemiologi surveilan Karantina wilayah terbatas dilakukan pada tingkatan
RT atau dapat meluas ke beberapa RT RW atau desa kelurahan apabila diperlukan
Pada karantina wilayah terbatas masyarkat tidak dapat keluar masuk wilayah karantina
terbatas tersebut Bagian keamanan akan mendirikan spot check point di tempat akses ke
wilayah tersebut Dalam kondisi ideal logistik unutk daerah karantina terbatas dipenuhi
oleh petugas relawan Dalam kapasitas terbatas dimana kebutuhan pokok tidak dapat
disuplai oleh petugas masyarakat dapat memenuhi memesan logistik melalui daring
online atau masyarakat dapat membeli logistik hanya pada maksimal satu kali dalam
seminggu (hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk membeli logistik) ke
tempat penjualan logistik yang ada di daerah tersebut dengan tetap menjaga sosial
distancing Petugas akan memastikan suplai logistik pangan pokok ke daerah karantina
tetap terpenuhi Pada saat diberlakukan karantina wilayah kader akan memantau kondisi
kesehatan masyarakat di karantina wilayah setiap hari dan melaporkannya kepada
petugas puskesmas
Pada pemberlakukan karantina wilayah terbatas diperlukan sumber daya
- Pos komando pemantauan operasi karantina wilayah terbatas melibatkan BPBD dan
petugas kelurahan yang ditunjuk dengan pendampingan dari kabupaten atau provinsi
- kader untuk memonior kesehatan warga menggunakan formulir ssesuai pedoman
- Petugas keamanan (Babinsa Babimkamtibmas) petugas keamanan yang ditunjuk untuk
menjaga keamanan di wilayah karantina dan petugas keamanan di spot check poin
- Petugas dinas perhubungan untuk melakukan rekayasa lalu lintas sehingga tidka ada
yang masuk dan keluar wilayah yang dikarantina
- Ambulans yang untuk rujukan pasien apabila diperlukan
- Petugas surveilan puskesmas dimana daerah karantina wilayah terbatas tersebut
merupakan wilayah kerja puskesmas tersebut Petugas surveilan puskesmas team
yang diperbantukan akan melakukan rekapan harian dari laporan kader dan agregat data
laporan akan dikirimkan harian ke PHEOC kemneterian Kesehatan
- Petugas kesehatan dan pos kesehatan di daerah karantina wilayah Dapat
menggunakan pustu posyandu di daerah tersebut
- Alat pelindung diri untuk petugas kader yang melakukan monitoring
- Dilakukan monitoring suhu dan gejala harian
- Apabila selama kasa karantina ditemukan kasus kontak kasus pada daerah tersebut
maka diberlakukan karantina rumah pada rumah yang melaporkan kasus di daerah
karantina wilayah terbatas tersebut
- Pada daerah karantina terbatas tidak ada kegiatan sosial yang dilakukan termasuk juga
menutup sekolah dan tempat peribadatan
- APD untuk petugas dipenuhi dan masker medis dibagikan kepada amsyarakat di
daerah karantina wilayah terbatas
Pemberlakukan karantina wilayah terbatas diberlakukan sampai 2 kali masa inkubasi
dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak ditemukan kasus baru dalam wilayah tersebut
dengan surveilan ketat
56
c) Karantina Rumah Sakit dilaksanakan kepada seluruh orang yang berkunjung orang yang
bertugas pasien dan barang serta apapun disuatu rumah sakit bila dibuktikan
berdasarkan hasil konfirmasi laboratorium telah terjadi penularan di rumah sakit
- Pada karantina rumah sakit rumah sakit menyediakan saranafasiltias untuk
penginapan petugas kesehatan yang ada di rumah sakit selama masa karantina
Petugas memenuhi suplai logistik ke rumah sakit Dilakukan monitoring kondisi
petugas kesehatan dan orang yang berada di lingkungan rumah sakit Dilakukan
monitoring suhu dan gejala harian Laporan dari setiap bagian rumah sakit dikompilasi
oleh petugas surveilan dan dilaporkan ke PHEOC Petugas akan membuat posko
karantina rumah sakit dan petugas keamanan akan melakukan pembatasan
mobilisasi Orang yang berada dalam rumah sakit tidak dapat keluar masuk rumah
sakit tersebut Masa pemberlalkukan karantina rumah sakit dilakukan sampai dalam
dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak ditemukan kasus
baru dengan surveilan ketat Pada karantina rumah sakit diberlakukan zona merah
dimana lokasi dilaporkan kasus baru zona kuning di rumah sakit tersebut tidak
dilaporkan kasus baru dan zona orange untuk tempat istirahat petugaas kesehatan
yang ada di rumah sakit
d) Pembatasan sosial berskala besar dilaksanakan sebagai upaya mencegah meluasnya
penyebaran COVID-19 yang sedang terjadi antar orang disuatu wilayah tertentu baik
berupa peliburan sekolah pembatasan kegiatan keagamaan danatau pembatasan
kegiatan di tempat atau fasilitas umum pembatalan acara ldquomass gatheringrdquo
pemberlakuan bekerja dari rumah
Pada pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar ini dilakukan pada kota
kabupaten secara luas Pembatasan sosial berskala besar dilakukan apabila sudah tidak
dapat dilakukan karantina wilayah terbatas karena kasus sudah menyebar luas di
masyarakat
Pada pembatasan kegiatan berskala besar dilakukan
- petugas keamanan akan melakukan patrol dan melakukan tindakan sangsi apabila
ada masyarakat yang melanggar pembatasan sosial skala besar tersebut
- Komunikasi risiko kepada masyarakat dilakukan untuk masyarakat tetap berada di
rumah tidak melakukan aktivitas sosial
- Hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk melakukan belanja
pemenuhan kebutuhan pokok dalam seminggu satu kali ke daerah pembelanjaan
terdekat dan tetap memperhatikan interaksi sosial dengan orang lain jaga jarak dan
pengendalian infeksi
- Petugas memberlakukan jam malam dan pembatasan interaksi sosial
- Petugas memastikan ketersediaan suplai bahan pokok dan logistik ke daerah yang
diberlakukan pembatasan sosial berskala besar
- Kader melakukan monitoring kesehatan populasi di wilayahnya dan melakukan
pelaporan ke puskesmas
- Kasus yang ringan dirawat di rumah kasus dengan risiko tinggi (usia lanjut komorbid)
dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan kasus berat dilakukan perawatan di rumah
sakit
- Kecamatan desa mendata orang yang perlu menerima bantuan untuk pemenuhan
logistik (contohnya kalangan sosial ekonomi kalangan bawah yang tidak mempunyai
penghasilan tetap dan tergantung pada penghasilan harian) dan memberikan
57
dukungan untuk pemenuhan logistik pangan pokok
- Pada orang kontak dekat dilakukan karantina rumah pada pembatasan sosial berskala
besar
Tindakan penutupan wilayah (isolasi) secara total baik jalur masuk maupun keluar dengan
pembentukan Check Point terpadu pada jalur perbatasan wilayah
Melaksanakan pengendalian keamanan dan ketertiban wilayah melalui kegiatan
a) Pendeteksian dini dan operasi intelijen dalam memprediksi dan mengantisipasi situasi
gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat
b) Pencegahan dan penindakan terhadap gangguan kemanan dan ketertiban masyarakat
Melaksanakan pengawasan dan pengamanan (perimeter kontrol) di daerah yang dinyatakan
sebagai episenter wabah COVID-19
Pemusnahan Sumber penularan dan pemantauan prosedur pemulasaraan jenazah
426 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat
Komunikasi risiko adalah proses pertukaran informasi secara terus-menerus baik
langsung dan tidak langsung dengan pemberitaan yang benar dan bertanggung jawab
di antara individu kelompok dan lembaga Komunikasi harus jelas interaktif sering
konsisten dan transparan Karakterisasi risiko yang diperoleh dari penilaian risiko serta
pengendalian risiko atau kebijakan yang akan diimplementasikan harus
dikomunikasikan kepada semua pihak yang terkait sehingga semua pihak yang terkait
memperoleh informasi yang cukup mengenai pencegahan dan risiko penularan
COVID-19 dan tindakan tepat yang harus dilakukan
Pelibatan masyarakat melibatkan pengembangan hubungan jangka panjang dan visi
bersama antara organisasi dan individu untuk kepentingan dan pemberdayaan
masyarakat Hal ini didasarkan pada hak-hak dasar masyarakat untuk memahami
risiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan mereka untuk membuat keputusan
melalui informasi yang sesuai dengan budaya dan untuk mengambil tindakan yang
akan mengendalikan setiap ancaman kesehatan masyarakat
Komunikasi dengan berbagai pihak baik kepada tokoh agama tokoh masyarakat dan
masyarakat dengan menyampaikan secara jelas dan benar sangat penting sehingga
tidak ada prasangka bahwa masyarakat akan selalu dirugikan atau diberi beban oleh
peraturan atau kebijakan Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat juga harus
bersifat mendidik dan melindungi masyarakat serta meningkatkan kesadaran akan
pentingnya pencegahan dan kemungkinan bahaya yang akan terjadi langsung maupun
tidak lansung dari COVID-19
58
Tujuan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
1 Menyediakan informasi dan instruksi tentang tindakan yang harus diambil oleh
petugas dan masyarakat dalam suatu risiko krisis
2 Mencegah risiko yang lebih besar
3 Memberikan perlindungan keamanan
Melaksanakan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
Memprioritaskan masyarakat Ikuti saran pemerintahDinas KesehatanWHO
untuk mencegah penularan COVID-19Cek berkomunikasikan dengan
masyarakat untuk memastikan keadaan keluarga teman dan lansia serta
dukung mereka mencari layanan kesehatan yang tepat
Dukung sampaikan kepada masyarakat untuk memberikan dukungan kepada
orang-orang dan keluarga yang terkena dampak COVID-19 dengan
mengekspresikan solidaritas dan bantuan
Komunikasikan sampaikan segala kebutuhan atau masalah yang Anda miliki
melalui pimpinan masyarakat dan sistem kesehatan yang ada di wilayahnya
Pada tingkat daerah dapat mengikutsertakan tokoh agama tokoh masyarakat
Tagana dan mengaktifkan kampung siaga dengan mengaktifkan kader
masyarakat Menjalankan media centre hotline penunjukkan juru bicara press
release berkala dan diseminasi informasi kepada tim tanggap darurat dan
kepada masyarakat umum dengan pesan-pesan inti yang disesuaikan
berdasarkan masukan tim teknis
Strategi komunikasi antara lain sistem komunikasi risiko (perencanaan mekanisme dll)
komunikasi publik partisipasi masyarakat dan manajemen isu Tim komunikasi risiko dan
pelibatan masyarakat terdiri dari 2 tim teknis yakni Tim Promosi Kesehatan dan Tim Sentra
Media (TSM) Tim ini bertugas untuk
1 Promosi Kesehatan
a Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam
mengatasi COVID-19
b Menginformasikan ke masyarakat langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dan
tidak boleh dilakukan dalam menghadapi situasi episenter
c Mengumpulkan data dan informasi secara berkala atau setiap ada perkembangan
situasi dari Tim Penanggulangan
d Mengolah dan mengelola data dan informasi terkumpul
e Membuat papan informasi internal yang memuat informasi dasar (kontak peta wilayah
dll) dan datainformasi terbaru
f Mengatur jenis media KIE dan saluran informasi bagi target yang berbeda-beda
g Menetapkan jadwal distribusi informasi berdasar jenis media KIE dan saluran
h Menyusun pesan instruksi dengan masukan dan koordinasi dengan ahli teknis sesuai
target dan saluran informasi
i Mendistribusikan informasi instruksi pesan (yang mungkin berbeda-beda) berdasar
target jenis media KIE dan saluran informasi
59
2 Sentra Media
a Memastikan informasi dari TPK dapat disebarkan ke masyarakat melalui berbagai
media massa
b Bekerja sama dengan juru bicara dan TPK untuk menyebarkan informasi yang selaras
c Membuat pointers dari pemantauan berita isu publik dan perkembangan situasi dari unit
teknis kepada juru bicara
d Memantau pemberitaan dan isu di media masa dan media sosial yang berkembang di
masyarakat serta memastikan agar masyarakat mendapatkan informasi yang akurat
pada waktu yang tepat
e Mengatur arus informasi internal dan eksternal (untuk konsumsi publik) dan memastikan
bahwa informasi kepada media sudah diubah ke dalam format yang dapat dengan
mudah digunakan oleh media cetak radio dan televisi (siaran pers ad-lips talkshow
video news release)
f Melayani kebutuhan media massa
g Menyelenggarakan temu media secara berkala
h Memastikan bahwa media dan publik serta pihak-pihak terkait (kementerian lembaga
kedutaan besar badan-badan PBB ormas LSM dan swasta) memperoleh berita
informasi terakhir secara rutin
i Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketepatan pesan-pesan
kunci yang ingin dipublikasikan
j Memastikan data yang dapat dan tidak dapat dibagikan dikecualikan dengan media
massa
k Memastikan semua fasilitas sentra media memadai
l Pesan pesan inti COVID-19 dapat dilihat di web wwwcovid19goidmateri-edukasi dan
httppromkeskemkesgoid
Gambar 47
SOP Penyampaian Pesan
60
Gambar 48
Komunikasi Operasional untuk responder dalam struktur komando
Penetapan Status KLBWabahEpidemi di
Indonesia
Menteri Kesehatan
Penyampaian update infomasi situasi
epidemicpandemic di Indonesia secara berkala
Kemkominfo dan Seluruh kementerian
Melakukan Publikasi Mengaktifkan fungsi media center mempersiapkan
juru bicara
ROKOM
Penyampaian Informasi yang benar dan tidak meresahkan masyarakat
Media
Melakukan Intervensi Promosi Kesehatan Penetapan pesan-pesan
kunci UNIT Teknis amp Promkes
Diaktifkannya Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui TomasTogaOrmasLSM dalam penyearluasan informasi pandemic COVID-19
Kelompok Potensial
Travel Warning Tanggap Darurat
COVID-19 Kemenlu
Koordinasi Lintas KementerianBadanLembaga dan Program
di Kemenkes
Kemenko PMK
Pernyataan status darurat bencana nasional sesuai tingkat keparahan pandemi
Presiden
61
43 Tugas-tugas
431 Komando dan Koordinasi
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi
1 Tahap Kesiapsiagaan
Prinsip operasi penguatan surveilans deteksi dini dan pencegahan
Kemenkes membuat surat edaran ke stakeholder yang lain mengenai adanya penetapan COVID-19 oleh WHO dan peningkatan surveilans ILI SARI
Koordinasi Lintas Sektor
Pendataan setiap turis yang masuk ke Indonesia termasuk yang keluar Indonesia
Penekanan lintas batas untuk turis-turis yang masuk
Peningkatan kekuatan KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan)
Melakukan mapping untuk mengetahui daerah mana saja yang akan terdampak
Review rencana kontijensi di setiap tingkatan dan testing
Pelatihan kesiapsiagaan pandemic
2 Siaga Darurat
Membentuk Tim Tanggap COVID-19 dan mengaktifkan Pusdalop COVID-19
termasuk panel ahli untuk memberikan masukkan pelaksanaan respon Tim Gerak
Cepat pada semua level
Menyusun Rencana Respon operasi Pengendalian COVID-19 lintas sektor pada
tingkat nasionalProvinsiKabupatenKota Rencana dan tindakan pengendalian
Bencana wabah COVID-19 lintas sektor seperti pembentukan Pos Komando
(posko) Darurat Pandemi COVID-19 tatalaksana (manajemen) kasus surveilans
penyelidikan epidemiology pembatasan penyebaran pemusnahan sumber
penularan dan penilaian risiko secara cepat review kesiapsiagaan kapasitas dan
identifikasi kebutuhan
Mengirimkan surat edaran peningkatan kewaspadaan COVID-19 kepada seluruh
fasilitas kesehatan dan multisektor lainnya
Dinkes Provinsi melakukan mapping faskes SDM koordinasi Dinkes Provinsi dan
Kementerian mengadakan pelatihan kepada seluruh faskes yang ada
mempersiapkan faskes klarifikasi hoaks yang beredar serta analisa situasi untuk
mapping
Diperlukan status siaga darurat oleh kepala daerah dari Dinkes ke Bupati
melakukan rapat koordinasi daerah untuk penetapan status dari sini akan muncul
kemudahan akses unutk mobilisasi sumber daya Setelah ada penetapan kasus
maka BNPB mempersiapkan posko Harus ada satu komando dari kepala daerah
Melakukan analisis risiko untuk menentukan sumber daya dana BTT dan DSP
(Dana Siap Pakai) bisa dipakai
Puskes TNI akan mengkoordinir kesehatan darat laut udara untuk mempersiapkan
diri dan berkoordinasi lanjut dengan Dinkes Provinsi dan Kabupaten
Kemenhan membuat regulasi pada bencana non alam
Kemenlu akan berkoordinasi dengan sektor terkait melakukan klarifikasi dan
hasilnya akan disampaikan BNPB (akses regulasi bantuan luar negeri)
62
Hasil koordinasi Lintas Sektor akan dilaporkan kepada Presiden oleh Sekretariat
Kabinet
Kemenko Polhukam melakukan koordinasi dengan Kemenko PMK dan
Kementerian terkait POLRI amp TNI (mengkoordinir aspek pengamanan wilayah)
Melakukan deteksi dini dan isolasi mengaktifkan hospital disaster plan (skala besar
kasus diklasifikasi dalam ring I ring II dan ring III) dengan mengawasi jumlah
kasus Dengan sebelumnya sudah ada simulasi kasus dan termasuk alurnya
Pemerintah daerah meminta tambahan stockpile dari pusat sehingga pemerintah
daerah yang beresiko tinggi mendapatkan stockpile
3 Tanggap Darurat
Eskalasi dan expansi Tim Tanggap COVID-19 dan meningkatkan operasi Pusdalop
COVID-19 panel ahli terus memberikan masukkan pelaksanaan respon Tim Gerak
Cepat pada semua level
BNPB sebagai Komandan yang ditunjuk menjalankan sistem komando untuk
penganggulangan COVID-19 dalam sistem komando termasuk interoperability
dengan PHEOC EOC kemenkes dan multisektor lainnya
Semua sektor menjalankan sistem komando sesuai dengan tugas dan fungsi
masing-masing sektor dalam sistem komando
Pada kondisi tanggap darurat Kemenlu akan melakukan koordinasi kepada
kedutaan dan lembaga internasional dalam bentuk nota diplomatic untuk
memdapatkan akses bantuan Internasional
Kemenko Polhukam akan membuat satgas dalam negeri dan luar negeri Satgas
dalam negeri melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian terkait dan
menurunkan LO di daerah terdampak (laporan 2 kali sehari) Satgas luar negeri
mengkoordinir bantuan luar negeri atas persetujuan presiden Akan dilakukan
pendataan terkait distribusi bantuan
Semua tindakan yang dilakukan para stakeholder akan dilaporkan dalam rapat
kabinet oleh Sekretariat Kabinet
Beberapa wilayah bisa menetapkan status jika daerah tersebut terdampak
(penetapan status nasional bukan berdasarkan banyaknya jumlah) Status ini bisa
memudahkan akses Provinsi bisa menentukan status juga untuk mendukung
operasional daerah kab kota untuk akses dana dukungan Perka no 3 tahun 2016
tentang Sistem Komando Darurat BTT (biaya tidak terduga) di Kabupaten dan
Provinsi
Pengkajian data yang dibutuhkan dengan dana siap pakai (Perka No2 Tahun
2018) yang membedakan siaga darurat dan tanggap darurat
SPM bidang Kesehatan (krisis kesehatan akibat bencana) wewenang ada di
Provinsi
Kemenhan membuat peraturan pelibatan TNI dalam penanggulangan bencana
4 Transisi
Tidak perlu dideklarasi terkait pencabutan status karena ada masa berlakunya
Setiap status itu ada kajiannya dan bisa diperpanjang
63
Pencabutan kasus dari WHO harus dipastikan terlebih dahulu dengan kondisi
epidemiologi di nasional
Tidak ada pemeriksaan mulai melakukan penelitian terkait pandemi
Melanjutkan perawatan pasien dan mengikuti standar yang sudah ada
432 Surveilans
Kegiatan yang dilakukan pada setiap fase pandemi
1 Kesiapsiagaan
Melakukan kajian epidemiologi terhadap kasus COVID-19 baru yang terjadi di
dunia melalui pemantauan secara terus menerus terhadap perkembangan situasi
penyakit seperti jumlah kasus angka kematian luas penyebaran kecepatan
transmisi karakteristik kasus menurut orang tempat dan waktu (usia jenis kelamin
lokasi kasus waktu terjadinya dalam minggubulantahun)
Penilaian risiko (sumber daya dan potensi ancaman Kedaruratan Kesehatan
MasyarakatKKM)
Risk mapping (kekuatan dan kelemahan dari ancaman KKM di wilayah sekitar pintu
masuk dan wilayah)
Manajemen risiko (regulasi kolaborasi koordinasi integrasi dan monitoring
evaluasi)
Menentukan definisi kasus secara nasional (suspek probable konfirmasi)
Melakukan surveilans intensif ILI (COVID-19 Like Illness) dan pneumonia (Severe
Acute Respiratory Infection SARI) dan Surveilans berbasis Kejadian di
Puskesmas rumah sakit Kantor Kesehatan Pelabuhan dan unit pelayanan lainnya
termasuk yang berbasis laboratorium
Meningkatkan kinerja Surveilans kasus ILI berbasis Puskesmas melalui pelaporan
mingguan SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan bulanan STP
(Surveilans Terpadu Penyakit) Puskesmas serta pelaporan kasus COVID-19
berbasis RS
Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan KKP di wilayah masing-masing dalam
rangka pemantauan penumpang dari negara terjangkit di pintu masuk melalui
pemantauan HAC (Health Alert Card)
Meningkatkan surveilans di masyarakat termasuk melibatkan mitra kerja hotel
biro pariwisata travel biro dsb
Menyiapkan sarana dan prasarana berkaitan dengan kegiatan surveilans
Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk
perkembangan situasi COVID-19
2 Siaga Darurat
Dari PHEOC subdit surveilans akan mengadakan rapat kemudian membuat risk
mappingdan risk assessment mengumpulkan stakeholder Tim TGC Pusat akan
turun ke lokasi untuk melacak adanya kasus baru dengan tim daerah dan akan
melibatkan Litbangkes PHEOC Dinkes Provinsi dan Kota Dirjen P2P selaku focal
point
Melakukan penyelidikan epidemiologi surveilans intensif terhadap kasus dan
64
kontak pelacakan dan monitoring kontak Pelacakan kontak dapat bekerjasama
dengan PMI kader dan sektor lainnya yang terlatih Karantina rumah kontak erat
Melakukan pemantauan kesehatan kontak jika menemukan gejala segera laporkan
ke sarana kesehatan terdekat
Melakukan Analisis data epidemiologi meliputi waktu timbul gejala jenis kelamin
kelompok umur gejala klinis lama sakit angka serangan (Attack Rate) angka
mortalitas (Mortality Rate) Case Fatality Rate (CFR)
Diklat TGC (tidak terbatas pada tenaga kesehatan)
Jejaring kemitraan (rujukan komunitas pertahanan dan keamanan CSR)
Melakukan surveilans secara ketat di seluruh pelayanan kesehatan
Melakukan analisis epidemiologi untuk menentukan tindakan kekarantinaan
kesehatan apabila diperlukan Contohnya karantina rumah karantina wilayah
terbatas daerah yang terdampak Karantina wilayah tersebut berdasarkna data
epidemiologi sebarankasus COVID-19
Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk
pelaporan COVID-19 dalam waktu 24 jam
3 Tanggap Darurat
Kaji cepat analisis risiko
Melakukan tindakan karantina kesehatan apabila diperlukan (krantina rumah
karantina wilayah pembatasan sosial skala besar) Karantina wilayah dilaksanakan
berdasarkan data epidemiologi sebaran COVID-19
Surveilans ketat untuk pengawasan dan pelaporan dapat menggunakan aplikasi
pelacakan kontak godata DHIS 2 untuk pengumpulan dan analisis data
PHEOC Kemkes melakukan analsisi data dan menginformasikan data dan analissi
epidemiologis kepada Pusat Krisis Kemkes yang diteruskan kepada Pusdalop
BNPB
Percepatan penyelidikan epidemiologis pelacakan kontak monitoring kontak dan
manajemen kontak
Pada daerah yang belum ada kasus dilakukan surveilan aktif Pada daerah yang
sudah ada kasus sporadic dank luster terbatas dilakukan pelacakan kontak dan
pada daerah yang sudah terdapat pelurana transmisi luas di masyarakat dapat
dilakukan pelacakan kontak pada kasus di daerah baru atau kasus yang berat Di
daerah transmisi luas surveilan dapat dilakukan dengan sistem sentinel
Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk
pelaporan COVID-19 dalam waktu 24 jam
4 Rehabilitasi
Surveilans tetap berjalan di level nasional berkoordinasi dengan semua
stakeholder (Dinkes KKP)
Update kasus melakukan penilaian risiko
Setiap waktu akan melaporkan ke dirjen P2P
Surveilans ketat sampai dengan 2 kali masa inkubasi terpanjang
Pengendalian terhadap media lingkungan
65
433 Respon Medis dan Laboratorium
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap situasi pandemi 1 Kesiapsiagaan
Rumah sakit akan menyiapkan sarana dan prasarana serta menyampaikan
informasi ke petugas medis dan non medis
Review kesiapsiagaan dan stock rumah sakit menyiapkan permintaan APD dan
supply rumah sakit dan melaporkannya ke Kemkes
Refreshing bagi petugas laboratorium dan medis tentang kesiapsiagaan pandemi
COVID-19
Tim TGC di rumah sakit mulai mensosialisasikan update kasus di luar SOP
penanganan pasien suspek
Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (BTDK) mengetahui sampel apa yang
diambil dan berapa kali dilakukan pengambilan
BTDK berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk pengiriman dan apabila ada
sampel baru
BTDK memastikan kesiapan logistik meliputi reagen untuk laboratorium rujukan
dan juga jejaring laboratorium
Dinkes provinsi dan kabupaten kota memberi surat edaran ke semua fasyankes
agar semua bersiap
Pelatihan manajemen kasus dan Pengendalian infeksi
Penunjukkan rumah sakit rujukan COVID-19
Peningkatan kapasitas berupa simulasi penanganan kasus
Penunjukkan Laboratorium regional COVID-19 dan berkordinasi dengan WHO
untuk memperoleh postiv control dan reagen untuk COVID-19
Menusun SOP untuk pengambilan pengiriman dan pemeriksaan laboratorium
2 Siaga Darurat
Mengaktifkan rumah sakit rujukan COVID-19
Mengaktifkan hospital disaster plan menilai skala besaran kasus dan persiapan
sumber daya untuk eskalasi kasus termasuk sumber daya manusia dan shifting
Rumah sakit membentuk posko di rumah sakit
Mengaktifkan surveilans di rumah sakit (Hospital Associated Infection) terkait
COVID-19
Monitoring tenaga kesehatan yang kontak dengan kasus COVID-19
Identifikasi dan merawat kasus COVID-19 di ruang isolasi RS non rujukan
identifikasi dan merujuk apsien ke RS rujukan COVID-19
Memastikan sarana dan prasarana (SDM tempat tidur ruang isolasi) terjamin
Mempersiapkan tenaga laboratorium tenaga fungsional epidemiologi identifikasi
kasus melakukan pengambilan sampel perawatan kasus di ruang isolasi
Berkoordinasi dengan pemangku wilayah lainnya
Mengaktifkan regional laboratorium untuk COVID-19 dan pengiriman positive
kontorl dan reagen ke laboratorium regional
Petugas laboratorium di RS rujukan atau laboratorium BTKL PP BBLK melakukan
penambilan sampel dan mengirimkan sampel ke laboratorium
Mendistribusikan SOP jejaring laboratorium
66
Menyiapkan logistik untuk pemeriksaan PCR COVID-19 di semua laboratorium
pemeriksa
Melatih semua laboratorium pemeriksa PCR untuk mampu laksana pemeriksaan
PCR COVID-19
3 Tanggap Darurat
Aktivasi rencana penanggulangan pandemic rumah sakit
Penambahan rumah sakit rujukan COVID-19 termasuk RS yang ditunjuk dengan
SK Gubernur maupun rumah sakit POLRI atau TNI Rumah sakit rujukan
dikhususkan untuk pasien COVID-19 Pasien lain diterima di rumah sakit lainnya
Alihfungsi gedung lainnya menjadi pusat perawatan COVID-19
Pada saat kondisi transmisi COVID-19 di masyarakt luas dan kapasitas fasiltias
kesehatan terbatas trias dapat juga memanfaatkan aplikasi online medis seperti
halodoc klikdoc dengan algoritme seusai pedoman Kemnkes Pada kasus ringan
dan tanpa risiko dapat dirawat di rumah dengan edukasi pengendalian infeksi
kasus dengan risiko (orang tua gt 65 tahun dan komorbid) dirawat di pusat
perawatan COVID-19 dan kasus yagn parah dirujuk ke rumah sakit
Penambahan jejaring laboratorium regional Alur pelaporan sesuai pedoamn
Kemkes
Melakukan identifikasi ketersediaan logistik pelaporan berkala dan permintaan
logistik unutk fasialits kesehatan dan laboratorium
Laboratorium regional melakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel dan
laporan Laporan harus dikirimkan kepada litbangkes dalam 24 jam Algoritam
pelaporan sesuai dengan pedoman kemkes
Litbangkes melakukan Eksternal Quality Assurance (EQA) untuk laboratorium
regional
Mensiagakan dan meningkatkan sumber daya (pemeriksaan laboratorium) selama
24 jam
Konfirmasi hasil laboratorium hanya dari BTDK oleh PE pusat dan daerah untuk
mencari suspek di masyarakat
4 Transisi Darurat (Pemulihan)
Pada tahap ini sudah tidak ada pemeriksaan terhadap kasus pandemi melakukan
penelitian terkait pandemi Risiko dan dampak tidak akan homogen pada setiap
daerah terjangkit (bila terjadi di beberapa wilayah potensial) sehingga kegiatan
penanggulangan dapat berlanjut di wilayah tertentu yang masih membutuhkan
Melanjutkan perawatan pasien dan mengikuti standar yang sudah ada
Mengawasi COVID-19 untuk mengantisipasi gelombang wabah selanjutnya
komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat untuk mengembalikan semua aktifitas
seperti sedia kala
mengevaluasi respon yang sudah dilakukan dan merevisi rencana dan prosedur
yang dijalankan
434 Intervensi Farmasi
Kegiatan yang dilakukan pada setiap fase pandemi antara lain
1 Kesiapsiagaan
67
Melakukan persiapan SOP sesuai Permenkes No51 Tahun 2014 tentang impor
barang alat kesehatan termasuk Spesial Access Scheme (SAS) untuk bantuan
intrnasional
Inventarisasi ketersediaan stok obat peralatan medis dan APD di daerah
pandemic dan idnetifikasi jalur distribusi
Distribusi Obat Antiviral (jika tersedia) Antibiotik dan Obat-obatan suportif
lainnya APD serta disinfektan yang diperlukan oleh wilayah pandemi melalui
gudang farmasi provinsi
2 Siaga Darurat
Pemetaan wilayah danperkiraan kebutuhan logistik pharmasi dan APD
Menghitung populasi risiko
Berkoordinasi dengan WHO terkait ketersediaan dukungan logistik
Melakukan perencanaan dan pengadaan logistik yang diperlukan
Evaluasi ketersediaan stock APD alat medis
Berkoordinasi dengan vendor untuk pengadaan APD supply medis obat
Melaksanakan pengadaan untuk stockpiling di pusat dan distribusi ke beberapa
daerah strategis seperti Gudang pharmasi provinsi yang berisiko dan rumah
sakit rujukan
Melakukan kajian obat bekersama dengan tim respon medis Berkoordinasi dengan
WHO untuk uji klinis pengobaan atau intervensi medis lainnya
3 Tanggap Darurat
Melakukan peningkatan pengadaan dan distribusi logistik APD supply medis ke
daerah terdampak
Pelaporan berkala ketersediaan pemakaian APD alat medis dan permintaan
yang disampaikan kepada gugus tugas logistik
Berkoordiansi dengan vendor untuk melakukan produksi masal dan distribusi
(dapat melibatkan department perhubungan TNI polri dan sumber daya lainnya
untuk distribusi) untuk APD alat medis dan obat (apabila tersedia)
4 Rehabilitasi
Menilai status stockpiles and equipment (antivirus (apabila tersedia) antibiotik
APD dll)
Mereview proses yang sudah dilakukan
Mengisi kembali stok sesuai kebutuhan
Memperbarui rencana protokol sesuai dengan kasus yang telah diamati
435 Intervensi Non Farmasi Kegiatan-kegiatan intervensi non farmasi yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi 1 Kesiapsiagaan
Penguatan di pintu masuk negara deteksi dini pintu masuk negara (bandara pelabuhan dan Pos Lintas Batas Darat NegaraPLBDN)
Proteksi Perorangan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) etika batuk bersin penggunaan masker
68
Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasilitas umum)
Promosi kesehatan untuk pencegahan kejadian COVID-19 PHBS kecukupan gizi pengelolaan stres olah raga teratur pengolahan masakan secara benar edukasi mengenai pencegahan stigma
Pemetaan Sumber Daya (SDM Kesehatan sarana kesehatan)
Pemberdayaan kader dan masyarakat
Melengkapi sarana kesehatan meningkatkan kapasitas petugas kesehatan
Penyusunan dokumen rencana keberlangsungan usaha
Penyusunan protokol kesiapsiagaan dan pencegahan COVID-19 untuk publik (sekolah kalangan usaha perkantoran tempat publik transportasi untuk pemerintah daerah dll)
Koordinasi dengan pihak sekolah pabrik-pabrik kantor perusahaan untuk melakukan sosialisasi terkait antisipasi terjadinya COVID-19
2 Siaga Darurat
Penguatan di pintu masuk negara deteksi dini pintu masuk negara (Bandara pelabuhan dan PLBDN)
Proteksi perorangan CTPS etika batuk bersin penggunaan masker
Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum)
Memastikan ketersediaan tranportasi (ambulan khusus) untuk evakuasi pasien
Menjamin ketersediaan logistik (makanan minuman air bersih) bagi pasien dan keluarga pada penerapan karantina rumah dan RS
Melakukan identifikasi kegiatan-kegiatan yang melibatkan masa dalam jumlah yang besar di sekitar lokasi karantina daerah terdampak (apabila diberlakukan karantina pembatasan sosial) sehingga waktunya dapat ditunda
Melakukan pemusnahan barang-barang habis pakai yang terkontaminasi
Penerapan rencana keberlangsungan usaha untuk usaha sektor esensial
Menyediakan layanan dukungan psikososial dan kesehatan jiwa bagi pasien petugas kesehatan dan masyarakat
Menyiapkan platorm pembelajaran online unutk sektor Pendidikan dan platform bekerja dari rumah untuk sektor usaha dan perkantoran
3 Tanggap Darurat
Hygiene sanitasi perorangan CTPS etika batukbersin penggunaan masker
Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum) memastikan kecukupan ventilasi rumah
Memastikan ketersediaan tranportasi (ambulan khusus) untuk evakuasi pasien
Menjamin ketersediaan logistik (makanan minuman air bersih APD dan bahan dekontaminasi bagi penduduk
Melakukan pencegahan atau pembubaran kegiatan-kegitan yang melibatkan masa dalam jumlah yang besar di sekitar lokasi terdampak sehingga waktunya dpt ditunda
69
Berkoordinasi dengan TNI dan POLRI untuk Keamanan Wilayah dan keberlangsungan proses ekonomi
Melakukan pemusnahan barang habis pakai yang digunakan penderita dan dekontaminasi barang-barang tidak habis pakai yang kontak dengan penderita
Memastikan ketersediaan logistik (kebutuhan hidup APD)
Pemberlakuan karantina rumah karantina wilayah atau pembatasan sosial berskala besar berdasarkan kajian informasi epidemiology dan sebaran kasus COVID-19 Menutup tempat publik yang tidak esensial seperti tempat hiburan menutup sekolah Sektor Pendidikan memberlakukan pembelajaran online dan sektor usaha dan perkantoran memberlakukan bekerja dari rumah
Perusahaan kantor dan pelayanan publik menerapkan rencana keberlangsungan usaha
Menyediakan layanan dukungan kesehatan jiwa dan psikologi bagi pasien tenaga kesehatan dan masyarakat termasuk lansia anak-anak dan remaja penyandang disabilitas
4 Rehabilitasi
Hygiene sanitasi perorangan CTPS etika batukbersin penggunaan masker
Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum)
Setelah ada penyataan pencabutan status kedaruratan memberikan informasi kepada masyarakat bahwa keadaan pandemi sudah dinyatakan selesai sehingga masyarakat dapat beraktifisat kembali namun tetap waspada dan melakukan PHBS
Pemulihan Keamanan tetap berkoordinasi dengan TNI dan POLRI untuk menjamin keamanan masyarakat
Melakukan After Action Review evaluasi respon
Terus melakukan surveilan COVID-19
Memberikan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial
436 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Kegiatan-kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi
1 Kesiapsiagaan
bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Pusat mulai bergerak dan
berkoordinasi
dengan Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Daerah Memonitor
pemberitaan dan isu publik di media massa dan media sosial terkait
perkembangan situasi penyebaran virus COVID-19
bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line dan trough the line
(mengingat era digital) bisa berupa sosialisasi penyuluhan langsung masyarakat
umum kader informasi dan komunikasi dengan pihak bandara BKSLN (Biro
Kerja Sama Luar Negeri) Kemenkes juga akan mengkomunikasikan terkait
informasi kejadian pandemi di negara lain kepada Kemenlu siaran pers media
KIE baik cetakan e-file tentang pesan-pesan pencegahan bisa disebarkan melaui
media sosial
bull Isi pesan
70
a PHBS secara umum (personal hygiene)
b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19 secara
umum
c Perlu diumumkan kepada publik bahwa kasus virus COVID-19 tersebut belum
ada kasus di Indonesia namun tetap waspada khususnya pada orang yang
telah bepergian dari wilayah pandemi dengan menunjukkan kartu sehat serta
dilakukan penguatan screening di pintu masuk negara
2 Siaga Darurat
Menyusun strategi komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
Menyampaikan informasi dan edukasi serta memberdayakan masyarakat melalui
upaya
a Melakukan edukasi publik melalui media massa media sosial advertorial
video dan infografis
b Membangun komunikasi dan melibatkan peran aktif organisasi profesi
kesehatan dan profesi lainnya serta asosiasi pelaku usaha dan akademisi
dan pelajarmahasiswa
c Memperkuat pengetahuan tokoh masyarakat pemuka agama dan organisasi
sosial dan kemasyarakatan terhadap ancaman COVID-19
d Mendidik dan melatih relawan dan kader kesehatan terkait COVID-19
e Melaksanakan sosialisasi baik komunikasi langsung kepada masyarakat
f Memperkuat pemahaman ancaman COVID-19 dan kemungkinan bencana
wabah COVID-19 kepada semua sektor dan masyarakat
g Menjalankan media centre hotline penunjukkan juru bicara press release
regular dan diseminasi informasi kepada tim dan kepada masyarakat umum
dengan pesan-pesan inti yang disesuaikan berdasarkan masukkan tim teknis
Meningkatkan peran sekolah lembaga pendidikan sebagai agen perubahan
Sekolah mempunyai rsquocaptive audiencersquo yang bisa dipakai sasaran untuk perubahan
perilaku Anak didik biasanya mudah berkomunikasi dengan orang tuanya dan bisa
merubah pikiran orang tua mereka Anak didik diharapkan akan menyampaikan
apa yang diketahuinya kepada orang tua dan kawan-kawannya
Memperkuat pemahaman guru pengawas sekolah tentang permasalahan pandemi
COVID-19 apa yang harus dilakukan kalau banyak anak didik menderita gejala-
gejala yang menyerupai COVID-19 cara menggunakan media belajar anak dan
media lainnya di sekolah
bull Tim Komunikasi Risiko Pusat bergerak cepat dan berkoordinasi dengan Tim
Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Daerah Waspada hoaks
misinformasi disinformasi dengan memonitor pemberitaan dan isu publik di media
massa dan media sosial (sudah banyak suspek COVID-19) dan berkoordinasi
dengan Kemenkominfo BSSN Cyber Crime Polri untuk menanggulanginya
Promosi Kesehatan Dinkes Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan Dinkes
Kabupaten Kota yang terdapat suspek terkonfirmasi dengan virus COVID-19
71
untuk penyebaran informasi dan media rekanan serta menggandeng Diskominfo
Kabupaten Kota setempat
bull Menyiapkan talking point kepada Menkes dan jumpa pers untuk Dirjen P2P
(Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) selaku National Focal Point (juru bicara
khusus) di Kemenkes serta jumpa pers oleh Pimpinan Daerah sebagai kondisi
siaga darurat bahwa diwilayahnya terdapat suspek terkonfirmasi COVID-19
bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line trough the line
(mengingat era digital) dan above the line Dilakukan sosialisasi penyuluhan
langsung dan pelatihan komunikasi kepada kader komunitas LSM Ormas di
wilayah yang terdapat suspek terkonfirmasi COVID-19dalam upaya pencegahan
penyebaran virus COVID-19 di masyarakat umum Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat (Rokom Yanmas) berkoordinasi dengan RSHS dan RSPI
untuk memutakhirkan data informasi terkini dan menuangkan ke dalam siaran pers
1 kali sehari media KIE baik cetakan e-file digital tentang pesan-pesan
pencegahan disebarkan melalui media cetak elektronik tradisional digital dan
media sosial
bull Mengaktifkan contact center 24 jam baik di tingkat pusat maupun daerah sebagai
sarana dan prasarana informasi dan pengaduan termasuk National Command
Center (NCC)Public Safety Center (PSC) 119
bull Koordinasi antara BKSLN Kemenkes dengan Kemenlu untuk mengeluarkan travel
advice dan diumumkan kepada publik Selain itu koordinasi dan komunikasi
antara Kemenkes Kemenkominfo dan Kemenlu untuk handling media
internasional
bull Isi pesan
a PHBS secara umum (personal hygiene)
b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19
Membatasi aktvitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada
kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker bila sakit
c Social distancing
d Dirjen P2P mengumumkan kepada publik bahwa di Indoneia sudah ditemukan
suspek yang terkonfirmasi dengan virus COVID-19 faktor-faktor risiko
COVID-19 gejala-gejala penderita COVID-19 upaya pencegahan dan
penanggulangan penyebaran virus COVID-19 (adanya penyelidikan
epidemiologi (PE) isolasi pasien di RS karantina ldquotempatrdquo kesiapan RS dan
laboratorium menghadapi situasi yang terjadi) jangan panik namun tetap
meningkatkan kewaspadaan segera mendatangi fasyankes jika mendapati
gejala-gejala COVID-19 memperketat pengawasan dan karantina kesehatan
di pintu masuk negara
3 Tanggap Darurat
bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat pusat bergerak lebih cepat lagi
dan berkoordinasi dengan Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat
Daerah di wilayah yang mengalami kasus yang tinggi terhadap penularan virus
COVID-19 Komunikasi Rokom Yanmas Kemenkes dengan Pusdatin Humas
BNPB dan Kemenkominfo sebagai Media Center Nasional Respon cepat dan
penyediaan konten positif yang lebih masif untuk cegah-tangkal hoaks
misinformasi disinformasi dengan memonitor pemberitaan dan isu publik di media
massa dan media sosial dan berkoordinasi dengan Kemenkominfo BSSN Cyber
72
Crime Polri untuk penanggulangannya Divisi Humas Polri dan Puspen TNI juga
memberikan pernyataan untuk menenangkan dan mengamankan situasi
bull Kepala negara sebagai juru bicara nasional mengumumkan kepada publik bahwa
Indonesia dalam kondisi tanggap darurat COVID-19 Dalam hal ini
mengumumkan masa awal berlakunya periode tanggap darurat dan untuk
mengakhiri masa tanggap darurat ini akan melihat adanya penurunan kasus
dengan 2x masa inkubasi dari kasus terakhir Dalam hal ini Kemenkes
berkoordinasi dengan Kantor Staf Presiden (KSP) Sekretariat Negara (Setneg)
dan Sekretariat Kabinet (Setkab) Talking point Juru Bicara dibuat 2x sehari
sebagai bahan pimpinan jika dibutuhkan berbicara kepada publik dan media
massa berikut siaran pers dikeluarkan 2x sehari dalam kondisi tanggap darurat
ini
bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line trough the line
(mengingat era digital) dan above the line Kader komunitas LSM Ormas yang
sudah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan komunikasi juga bergerak sebagai
surveilans komunikasi dan epidemiologi di wilayah yang terdampak penyebaran
kasus virus COVID-19 (para tenaga kesehatan dan relawan harus dilengkapi
APD) Penyebaran informasi dan publikasi media KIE baik cetakan e-file digital
tentang pesan-pesan pencegahan dan penanggulangan disebarkan secara masif
melalui media cetak elektronik tradisional digital dan media sosial
bull Contact center standby 24 jam baik di tingkat Pusat maupun daerah sebagai
sarana dan prasarana informasi dan pengaduan termasuk NCC PSC 119
bull Koordinasi antara BKSLN Kemenkes dengan Kemenlu untuk mengeluarkan travel
warning terhadap tanggap darurat COVID-19 dan diumumkan kepada publik
Selain itu menguatkan koordinasi dan komunikasi antara Kemenkes BNPB
Kemenkominfo dan Kemenlu untuk handling media internasional
bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat (pusat dan daerah) akan bekerja
sama lintas sektor menjalankan dan berperan serta di dalam prosedur karantina
wilayah dan pengamanan untuk menenangkan warga di fasilitas umum yang
ditutup
bull Isi pesan
a PHBS secara umum (personal hygiene)
b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19
Membatasi aktivitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada
kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker ketika sakit atau
ketika merawat yang sakit
c Social and physical distancing
d Kepala negara mengumumkan kepada publik bahwa di Indonesia dalam
kondisi tanggap darurat COVID-19 negara akan terus berupaya
menanggulangi persoalan ini meminta kerja sama masyarakat Indonesia
untuk mematuhi instruksi pemerintah Dalam kondisi ini diberlakukan karantina
wilayah dan penutupan tempat umum sarana publik
73
4 Rehabilitasi
bull Kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat pada skenario ini seperti
pada kondisi siaga darurat
bull Menkes mengumumkan kepada publik bahwa masa penanggulangan tanggap
darurat COVID-19 telah berakhir ditandai dengan penurunan kasus dengan 2x
masa inkubasi dari kasus terakhir
bull Terus waspada dan menanggapi dengan cepat rumor atau informasi yang salah di
masyarakat
bull Perkuat pesan-pesan kunci
a PHBS secara umum (personal hygiene)
b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19
Membatasi aktvitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada
kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker ketika sakit atau
ketika merawat yang sakit
c Berakhirnya masa tanggap darurat yang diumumkan oleh Menteri Kesehatan
juga dinyatakan dengan pembukaan wilayah karantina membuka fasilitas
umum yang ditutup rehabilitasi lingkungan yang terdampak serta masyarakat
tetap diminta waspada
74
44 Instruksi Koordinasi
Gambar 49 Jejaring Kerja Komando dan Koordinasi
Kebijakan
1 Penentu Kebijakan
2 Forum Koordinasi Pusat
Kebijakan
1 Penentu Kebijakan
2 Forum Koordinasi Propinsi
Kebijakan
1 Penentu Kebijakan
2 Forum Koordinasi KabKota
Posko KLB
Influenza Pusat
Posko KLB
Influenza Propinsi
Posko KLB
Influenza KabKota
Pos Lapangan
KLB Influenza
Pos Taktis
Perimeter
Berbagai pihak
terkait dalam dan
luar negri
Berbagai pihak
terkait dalam dan
luar negri
Berbagai pihak
terkait dalam dan
luar negri
Lab
Regional
Nasional
Lab
Rujukan
sekuensing
Lab
Daerah
Rumah
Sakit
Puskesmas
Keterangan
= Mekanisme Komando
= Mekanisme Koordinasi= Mekanisme rujukan
pasien dan pengiriman spesimen
= Mekanisme laporan
JEJARING KERJA KOMANDO amp KOORDINASI
Posko COVID-19 Pusat
Posko COVID-19 Provinsi
Posko COVID-19 Kota
Posko COVID-19 Lapangan
75
Bab 5
Administrasi dan Logistik
51 Administrasi
a Pemenuhan Kebutuhan Bersumber APBN
Berdasarkan analisa Biro Perencanaan dan Anggaran ditentukan kebutuhan jumlah
logistik kesehatan APD sebanyak 600000 unit namun sesuai hasil estimasi yang
dibuat Pusat Krisis Kesehatan dalam analisa situasi berdasarkan skenario kejadian
pandemi Covid-19 dengan menggunakan angka serangan klinis 36 dari jumlah
populasi Indonesia ditentukan jumlah kebutuhan APD dan logistik kesehatan lainnya
pada tabel berikut yang merupakan kebutuhan sampai dengan tanggal 16 Agustus
2020 Pemenuhan kebutuhan ini dapat berasal dari alokasi APBN Kementerian
Kesehatan Dana Siap Pakai (DSP) BNPB Badan Dunia dan sumbangan dari
masyarakat Pusat Krisis Kesehatan telah menentukan estimasi kebutuhan APD dan
logistik kesehatan lainnya sampai dengan tanggal 16 Agustus 2020 seperti terlihat pada
tabel di bawah ini
76
Tabel 51
Tabel Kebutuhan APD dan Logistik Kesehatan Lainnya
NO
PROVINSI Gaun
(Gown) Pelindung
kepala
Celemek (Apron
disposable)
Celemek (Apron heavy duty
reusable)
Sepatu pelindung
(Gum boots)
Sarung tangan
(Gloves) heavy duty
Sarung tangan
(Gloves) examination
Sarung tangan
(Gloves) surgical
Pelindung mata
(Goggles)
Pelindung wajah (Face
shield) Masker
N95
Masker bedah
(surgicalfacemask)
1 Aceh
55995
55995
26979
911
1623
1623
865526
19604
1669
21233
66560
1325896
2 Sumatera Utara
225579
225579
108688
3669
6537
6537
3486798
78974
6725
85538
268138
5341414
3 Sumatera Barat
55995
55995
26979
911
1623
1623
865526
19604
1669
21233
66560
1325896
4 Riau
109362
109362
52692
1779
3169
3169
1690410
38287
3261
41469
129994
2589533
5 KEPULAUAN RIAU
22933
22933
11049
373
665
665
354478
8029
684
8696
27260
543024
6 Jambi
37617
37617
18125
612
1090
1090
581453
13170
1122
14264
44714
890726
7 Bangka Belitung
15522
15522
7479
252
450
450
239923
5434
463
5886
18450
367537
8 Sumatera Selatan
87632
87632
42222
1425
2539
2539
1354532
30679
2613
33229
104165
2075003
9 Bengkulu
20658
20658
9954
336
599
599
319318
7232
616
7833
24556
489162
10 Lampung
87154
87154
41992
1418
2525
2525
1347149
30512
2598
33048
103597
2063693
11 Banten
201907
201907
97282
3284
5851
5851
3120890
70686
6020
76561
239999
4780881
12 DKI JAKARTA
544381
544381
262291
8855
15774
15774
8414541
190584
16230
206424
647086
12890209
13 JAWA BARAT
1276846
1276846
615203
20769
36999
36999
19736309
447016
38068
484168
1517740
30233989
77
NO
PROVINSI Gaun
(Gown) Pelindung
kepala
Celemek (Apron
disposable)
Celemek (Apron heavy duty
reusable)
Sepatu pelindung
(Gum boots)
Sarung tangan
(Gloves) heavy duty
Sarung tangan
(Gloves) examination
Sarung tangan
(Gloves) surgical
Pelindung mata
(Goggles)
Pelindung wajah (Face
shield) Masker
N95
Masker bedah
(surgicalfacemask)
14 JAWA TENGAH
536047
536047
258275
8719
15533
15533
8285719
187667
15982
203264
637179
12692866
15 DI Yogyakarta
39708
39708
19132
646
1151
1151
613767
13901
1184
15057
47199
940228
16 Jawa Timur
1019885
1019885
491396
16590
29553
29553
15764440
357055
30407
386730
1212300
24149495
17 BALI
112016
112016
53971
1822
3246
3246
1731443
39216
3340
42475
133150
2652392
18 KALIMANTAN BARAT
52518
52518
25304
854
1522
1522
811780
18386
1566
19914
62427
1243563
19 KALIMANTAN TENGAH
28323
28323
13647
461
821
821
437793
9916
844
10740
33667
670654
20 Kaltara
7592
7592
3658
123
220
220
117344
2658
226
2879
9024
179758
21 Kaltim
46657
46657
22480
759
1352
1352
721176
16334
1391
17692
55459
1104768
22 Kalsel
44021
44021
21210
716
1276
1276
680436
15411
1312
16692
52326
1042357
23 Sulawesi Utara
25864
25864
12462
421
749
749
399788
9055
771
9808
30744
612433
24 Gorontalo
12474
12474
6010
203
361
361
192811
4367
372
4730
14827
295367
25 Sulawesi Tengah
31676
31676
15262
515
918
918
489616
11090
944
12011
37652
750042
26 Sulawesi Barat
14370
14370
6924
234
416
416
222122
5031
428
5449
17081
340268
27 Sulawesi Selatan
91315
91315
43997
1485
2646
2646
1411461
31969
2722
34626
108543
2162213
28 Sulawesi Tenggara
28184
28184
13580
458
817
817
435643
9867
840
10687
33501
667360
78
NO
PROVINSI Gaun
(Gown) Pelindung
kepala
Celemek (Apron
disposable)
Celemek (Apron heavy duty
reusable)
Sepatu pelindung
(Gum boots)
Sarung tangan
(Gloves) heavy duty
Sarung tangan
(Gloves) examination
Sarung tangan
(Gloves) surgical
Pelindung mata
(Goggles)
Pelindung wajah (Face
shield) Masker
N95
Masker bedah
(surgicalfacemask)
29 Nusa Tenggara Barat
78636
78636
37888
1279
2279
2279
1215488
27530
2344
29818
93472
1862003
30 Nusa Tenggara Timur
56677
56677
27308
922
1642
1642
876061
19842
1690
21491
67370
1342035
31 Maluku Utara
13079
13079
6302
213
379
379
202170
4579
390
4960
15547
309704
32 Maluku
18737
18737
9028
305
543
543
289612
6560
559
7105
22271
443656
33 Papua Barat
10042
10042
4838
163
291
291
155216
3516
299
3808
11936
237776
34 Papua
35137
35137
16930
572
1018
1018
543115
12301
1048
13324
41766
831997
TOTAL
5044539
5044539
2430535
82056
146173
146173
77973855
1766062
150398
1912841
5996259
11944789
9
KEBUTUHAN NASIONAL
5044633
5044633
2430580
82057
146176
146176
77975307
1766095
150401
1912876
5996371
11945012
4
SELISIH
94
94
45
2
3
3
1452
33
3
36
112
2224
79
b Pemenuhan Kebutuhan Bersumber Dana Siap Pakai (DSP)
Berdasarkan peraturan BNPB No2 Tahun 2018 tentang Penggunaan Dana Siap Pakai
(DSP) Berikut ini prosedur pemberian DSP
1 Prosedur pemberian DSP melalui usulan permohonan terlebih dahulu dilakukan
verifikasi
2 Pemberian DSP berdasarkan persetujuan Kepala BNPB atau pejabat yang diberikan
kuasa oleh Kepala BNPB
3 Pemberian bantuan DSP sebagai tindak lanjut hasil rapat koordinasi kementerian
lembaga berdasarkan atas
a Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari BPBD kabupaten
kota atau BPBD propinsi terdampak
b Surat keputusan bupati wali kota gubernur atau Presiden tentang penetapan
status keadaan darurat bencana
c Rincian biaya untuk kegiatan penanganan darurat bencana
d Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala BNPB
4 Pemberian bantuan DSP melalui inisiatif BNPB berdasarkan atas
a Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari BPBD kabupaten
kota atau BPBD propinsi terdampak
b Surat keputusan bupati wali kota gubernur atau Presiden tentang penetapan
status keadaan darurat bencana
c Hasil pengkajian cepat yang menjelaskan kebutuhan rincian biaya untuk
kegiatan penanganan darurat bencana yang dinyatakan secara tertulis oleh
pejabat eselon I yang berwenang
d Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala BNPB
Pelaksanaan penyaluran DSP
1 KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) BNPB memerintahkan bendahara pengeluaran
untuk memindahbukukan sejumlah dana UP dari rekening bendahara pengeluaran
ke rekening BPP pengelola pada unit kerja di BNPB BPBD dan atau kementerian
lembaga terkait
2 Pemindahbukuan DSP kepada unit kerja BNPB BPBD atau kementerian lembaga
terkait dilaksanakan sesuai dengan jumlah yang telah disetujui KPA
3 Penyaluran bantuan DSP untuk BPBD kabupaten kota atau propinsi harus
dilengkapi dengan Perjanjian Kerja Sama antara KPA BNPB dengan Kepala BPBD
atas nama pemerintah daerah
4 Penyaluran bantuan DSP untuk kementerian lembaga harus dilengkapi dengan
Perjanjian Kerja Sama antara KPA BNPB dengan pejabat setingkat eselon I dari
kementerian lembaga terkait
5 Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada pemerintah
kabupaten kota atau propinsi melalui pengelola DSP BNPB setempat dilengkapi
dengan bukti penerimaan berupa kuitansi berita acara serah terima
6 Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada unit kerja BNPB
dan kementerian lembaga terkait melalui pengelola DSP yang ditunjuk dilengkapi
dengan bukti penerimaan berupa kuitansi dan berita acara serah terima
7 Waktu penyaluran bantuan DSP disesuaikan dengan ketersediaan UP DSP yang
ada pada rekening bendahara pengeluaran BNPB
80
8 Penyaluran bantuan DSP dapat pula diberikan dalam bentuk barang jasa dengan
mempertimbangkan aspek kemudahan ketersediaan dan kelancaran distribusi
9 Pelaksanaan penyaluran DSP dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai mekanisme pelaksanaan anggaran penanggulangan
bencana
Pengaturan logistik penting untuk mendukung penyelenggaraan respon medis dan laboratorium serta respon komponen lain Diperlukan prosedur untuk mempercepat proses pengadaan dan transportasi barang
Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah
- Memetakan sumber daya yang tersedia dan rantai suplai (supply chain) di sektor kesehatan dan lainnya
- Memeriksa sistem pengelolaan dan pengendalian rantai suplai (penimbunan penyimpanan keamanan pengaturan transportasi dan distribusi) untuk persediaan medis dan komoditas esensial lainnya termasuk Disease Commodity Package (DCP) COVID-19 dan cadangan kit pasien di dalam negeri
- Memeriksa proses pengadaan (termasuk impor dan bea cukai) untuk suplai medis dan kebutuhan esensial lainnya dan mendorong sumber daya setempat untuk memastikan keberlanjutan
- Menilai kapasitas pasar lokal untuk memenuhi peningkatan permintaan akan suplai medis dan kebutuhan pokok lainnya dan mengoordinasikan permintaan suplai internasional melalui mekanisme pengadaan regional dan global
- Mempersiapkan kapasitas lonjakan staf dan mekanisme penempatan nasihat kesehatan (pedoman dan SOP) pra dan pasca penempatan paket (briefing vaksinasi yang direkomendasikan wajib peningkatan kit medical travel dukungan kesehatan jiwa dan psikososial termasuk kelompok pendukung sebaya) untuk memastikan kesejahteraan staf
- Mengdentifikasi dan mendukung fungsi-fungsi kritis yang harus berlanjut selama wabah COVID-19 yang meluas (mis air dan sanitasi bahan bakar dan energi makanan telekomunikasiinternet keuangan hukum dan ketertiban pendidikan dan transportasi) sumber daya yang diperlukan dan tenaga kerja esensial
81
Gambar 51
Contoh SK Status Darurat Bencana
82
Gambar 52
Konsep Operasi Logistik
Sumber Internasional Pintu MasukStaging Area di Bandara Sumber
(UNHRDWHO Supplier) NasionalRegional
Pusat Krisis Gudang Provinsi
(Masuk Melalui BandaraPelabuhanTerminal)
Gudang KabupatenKota
Pusat Layanan Kesehatan Unit Layanan Kesehatan Rumah Penduduk
Gambar 10 Konsep Operasi Logistik
83
Bab 6
Komando dan Perhubungan
Gambar 61
Struktur Klaster Nasional Penanggulangan Bencana
Keputusan Kepala BNPB Nomor 173 tahun 2015 tentang klaster nasional
penanggulangan bencana
1 Klaster Kesehatan Tugasnya Pelayanan Kesehatan Pengendalian Penyakit
Penyehatan Lingkungan Penyiapan Air Bersih dan Sanitasi yang berkualitas
Pelayanan Kesehatan Gizi Pengelolaan Obat Bencana Penyiapan Kesehatan
Reproduksi dalam Situasi Bencana Penatalaksanaan Korban Mati Pengelolaan
Informasi dibidang Kesehatan
Koordinator Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian
Kesehatan
Wakil Koordinator Pusat Kedokteran Kepolisian Republik Indonesia
2 Klaster Pencarian dan Penyelamatan Tugasnya Mengerahkan Mengkoordinir
serta mengendalikan sarana dan personil dalam pelaksanaan operasi pencarian
penyelamatan dan evakuasi terhadap korban bencana secara cepat efisien dan
efektif Pengelolaan Informasi dibidang Pencarian dan Penyelamatan
Koordinator Direktur Operasi dan Pelatihan BASARNAS
Wakil Koordinator Wakil Asisten Operasi Tentara Nasional Indonesia
3 Klaster Logistik Tugasnya Pengadaan barang sandang permakanan dan
peralatan Bea Cukai (untuk barang yang dibawa dari luar negriimpor)
PenyimpananPergudangan Distribusi Logistik Keamanan Logistik Pengelolaan
Informasi dibidang Logistik
Koordinator Direktur Logistik BNPB
Wakil Koordinator Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam
Kementerian Sosial
KESEHATAN
PENCARIAN DAN
PENYELAMATAN
LOGISTIK
PENGUNGSIAN DAN
PERLINDUNGAN
PENDIDIKAN
SARANA DAN PRASARANA
EKONOMI
PEMULIHAN
DINI
84
4 Klaster pengungsian dan Perlindungan Tugasnya Penyiapan Dapur Umum
Pencegahan dan Penanganan Kekerasan berbasis Gender Tempat Pengungsian
Keamanan Manajemen Pengungsian dan Penyiapan Hunian Sementara
Perlindungan Kelompok Rentan Pengelolaan Informasi dibidang Pengungsian dan
Perlindungan
Koordinator Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian
Sosial
Wakil Koordinator Asisten Operasi Kepolisian Republik Indonesia
5 Klaster Pendidikan Tugasnya Pelayanan Belajar Mengajar Formal dan Informal
Penyiapan Sekolah Darurat Bimbingan dan Penyuluhan bagi Anak Dewasa
Kerohanian Pengelolaan Informasi dibidang Pendidikan
Koordinator Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Sekretariat
Jendral Kementerian Pendidikan
Wakil Koordinator Sekretariat Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama
6 Klaster Sarana dan Prasarana Tugasnya Pembersihan puing-puing debris
clearance Penyediaan Alat Transportasi Telekomunikasi dan Energi Penyediaan
Hunian Tetap Penyediaan Air dan Sanitasi Pengelolaan Informasi dibidang Sarana
dan Prasarana
Koordinator Sekretaris Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum
Wakil Koordinasi Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika
Kementerian Komunikasi dan Informatika
7 Klaster Ekonomi Tugasnya Pengelolaan Sektor Pertambangan dan Galian Listrik
Gas dan Air Minum Industri Pengolah Konstruksi Perdagangan Hotel dan
Restoran Jasa dan Pertanian serta Pengelolaan Informasi dibidang Ekonomi
Koordinator Sekretaris Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian
Wakil Koordinator Asisten Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
8 Klaster Pemulihan Dini Tugasnya Penguatan Kapasitas pemerintah pusat daerah
untuk koordinasi Revitalisasi fungsi pemerintah desa camat kabupaten kota
provinsi Pemulihan Layanan Publik Sarana Pendukung kepemerintahan
Penguatan Kapasitas Perencanaan dan Pendanaan Pengelolaan Informasi dibidang
Pemulihan Dini
Koordinator Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Bencana
Kementerian Dalam Negeri
Wakil Koordinator Asisten Deputi Koordinasi Kebijakan Penyusunan dan
Evaluasi Program Kelembagaan dan Tatalaksana Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB
9 PSC (Public Safety Center) merupakan ujung tombak pelayanan kegawatdaruratan
Pra Fasyankes di daerah 1 kabupaten hanya ada 1 PSC berjejaring dengan faskes
setempat PSC diselenggarakan 24 jam sehari terus menerus Lokasi dapat di
Dinkes RS atau Lokasi lain yg ditetapkan oleh Pemda kabupatenkota
Fungsi PSC
pemberi pelayanan Gawat Darurat
pemandu pertolongan pertama (first aid)
pengevakuasi KorbanPasien Gawat Darurat dan
pengoordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan
Ketenagaan PSC Koordinator Tenaga Kesehatan Operator Call Center dan
tenaga lain
85
Tabel 61
Tugas dan Pelaksana Sub Klaster-Sub Klaster Dalam Klaster Kesehatan
TUGAS KLASTER TIM PELAKSANA
PELAYANAN KESEHATAN (Respon Medis) SUB KLASTER PELAYANAN KESEHATAN
PENGENDALIAN PENYAKIT (Surveilans Laboratorium) SUB KLASTER PENGENDALIAN PENYAKIT
KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENYIAPAN AIR
BERSIH KESEHATAN LINGKUNGAN
PENYIAPAN AIR BERSIH DAN SANITASI YANG
BERKUALITAS
PELAYANAN GIZI SUB KLASTER PELAYANAN GIZI
KESEHATAN REPRODUKSI SUB KLASTER KESEHATAN REPRODUKSI
PENANGANAN KESEHATAN JIWA SUB KLASTER KESEHATAN JIWA
PENATALAKASANAAN KORBAN MATI SUB KLASTER DVI
PROMOSI KESEHATAN (Promosi Kesehatan) TIM PROMKES
PENGELOLAAN INFORMASI KESEHATAN TIM DATA amp INFORMASI
PENGELOLAAN OBAT BENCANA (Intervensi Farmasi) TIM LOGISTIK KESEHATAN
86
Lampiran
Lampiran 1
PEMBAGIAN TUGAS KEGIATAN PERAN STAKEHOLDER DAN PEMBIAYAAN
ESTIMASI KETERSEDIAAN amp KEBUTUHANSUMBERDAYA
SUMBER DAYA KEGIATAN LABORATORIUM
NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA PERHITUNGAN
1
1Pengambilan
pengiriman
2Pemeriksaan
spesimen
Mengambil specimen
penderita atau suspek
memeriksa dilapangan
maupun mengirimkan ke
laboratorium
Tenaga
Tenaga kesehatan Analis kesehatan surveilans
2 org1000 pddk
Saranaprasarana
Alat transportasi
Laboratorium lap
1 unit area
1 unitKabupatenKota
Logistik
Reagen
Specimen pot
Specimen carrier
Pedoman Pengambilan dan Pengiriman spesimen COVID-19
1 pkt x 1 + 5 x jml pddk
1 pkt x 1 + 5 x jml pddk
1 pkt x 1 + 5 x jml pddk
2 bh x unit pelayanan lab
SUMBER DAYA KEGIATAN PELAYANAN MEDIK DAN TINDAKAN FARMASI
NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA PERHITUNGAN
1
Penyediaan amp
penyimpanan antiviral
Menyiapkan kebutuhan dan
menyimpan antiviral yang
dibutuhkan untuk penduduk
di area pembatasan
Tenaga
Tenaga kesehatan
Asisten apoteker
1 orang gudang
1 orang gudang
Saranaprasarana
- Gudang penyimpanan
1 unitarea
Logistik Saat ini tidak ada
antiviral yang direkomendasikan
Antiviral (Apabila sudah direkomendasikan antiviral untuk pengobatan)
Obat-obatan lainnya
Format RR logistic
Utk pengobatan
10 x jml pddk x 2 dosis x 5 hr + 5x 10 x Jml pddk x 2 dosis x 5 hr
2 Triase Triase COVID-19 dan bukan
COVID-19
Tenaga
Tenaga dokter yang bersertifikasi
Perawat yang bersertifikasi
3 org1000 pddk
5 org1000 pddk
Saranaprasarana
Klinik berikut peralatan
Alat transportasi yang dilengkapi obat-obat life
1 unitarea
87
saving oksigen dan portable ventilator
1 unitarea
Logistik
APD
Antiviral
Obat-obatan lainnya
Format RR
Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada penyediaan AV Diihitung pada penyediaan Obat
3 Pelayanan
medikevakuasi
Rujukan kesehatan
Melakukan pelayanan
medik kesehatan kepada
penderita ILI dan penyakit
lain di area pembatasan
Tenaga
Dokter yang bersertifikasi
Perawatbidan yang bersertifikasi
Paramedis lainnya
Sopir ambulan
2 orgdesa
2 orgdesa
1 orgdesa
Saranaprasarana
Unit pelayanan Puskesmas
Puskesmas kelilingAmbulance
Posko Pelayanan
1 unitarea
1 unitarea
Logistik
Peralatan kesehatan
Obat-obatan
RegisterFormat laporan
Standar Puskesmas Standar Puskesmas Kegiatan Puskesmas
4 SUMBER DAYA PADA TINDAKAN KARANTINAISOLASI
NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA CARA PERHITUNGAN
1
2
3
4
Pengawasan Karantina
Penerapan pintu keluar
masuk
Penetapan perimeter
Pembatasan kegiatan
umum
Pemantauan seluruh
kegiatan kekarantinaan di
area pembatasan
Pengawasan di pintu keluar
dan masuk area
pembatasan
Mengawasi diperbatasan
area pembatasan
Membatasi kegiatan
penduduk untuk
mengurangi kontak antar
penduduk
Tenaga
Tenaga kesehatan yang paham teknis kekarantinaan
Tenaga non kesehatanTNI Polri
3 org 1000 pddk
10 org1000 pddk
Saranaprasarana
Alat komunikasi HT
Pos di pintu keluarmasuk dilengkapi ruang pemeriksaan medis untuk penjaringan
Tanda pembatasan (Quarantine line) talipitatonggakpapan pengumuman
Alert card
1 unit Tim
1 unitarea
1 bh x jml kemungkinan jln
keluarmasuk
10 x jumlah pddk
Logistik
Suplemen
Obat-obatan
APDPPE
Desinfektan
Peta wilayah
Senter
Poster
Leaflet
Buku pencatatan
1 tb x 35 x jml pddk + ptgs Dihitung pada penyediaan obat Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada kegiatan Kesling
1 buahpos 1 x jml petugas
5 x Jml TTU 1 bh x pddk
1 bh x jml pos
5 Karantina rumah
Melakukan pembatasan
keluar rumah bagi
penduduk kontak agar tidak
menularkan kepada orang
lain
Tenaga
Tenaga Non kesehatan
Termasuk perhitungan di atas
Saranaprasarana
88
Logistik
Tandapita
Paket x rmh yang dikarantina
6 Isolasi dan rujukan
Melakukan pemisahan
penderita yang sakit ke
tempat tertentu di area
pembatasan sebelum
dirujuk dan melakukan
rujukan ke rumah sakit
Tenaga
Tenaga Medis Paramedis
Tenaga sopir
8 org 1000 pddk
1 orgunit ambulance
Saranaprasarana
Ruang isolasi dilengkapi peralatan kesehatan
Ambulance khusus
1 unitarea 2 unitarea 1 unitarea
Logistik
Obat antiviral
Desinfektan
Obat-obatan lainnya
Peralatan medis
Kartu pasien
Surat rujukan
APDPPE
Dihitung pada penyediaan AV Dihitung pada Kesling
Dihitung pada penyediaan obat Standar pelayanan puskesmas
20 x jml pddk 1`pkt x 10 x jml pddk
Dihitung pada penyediaan APD
7 Kesling pencegahan KLB
Pengawasan Kesehatan
lingkungan untuk mencegah
terjadinya KLB penyakit
lainnya
Tenaga
Sanitarian
6org desa
Saranaprasarana
Penyediaan air bersih
Pengangkutan sampah
Pembuangan kotoranlimbah
1 unitarea 1 unitarea 1 unitarea
Logistik
Water test kit
Desinfektan
Swing fog
Penyaringan air PAC
APDPPE Masker lengkap
Masker biasa
Spry can
Malationsolar
I unitarea 1 paket x rumah + unit pelayanan
1 unitarea 1 bh x pddk
Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada penyediaan APD
1 unitdesa 1 paketdesa
(Disesuaikan dg endemisitas lokasi)
Pemenuhan kebutuhan
hidup dasar
Tenaga
Tagana (Taruna siaga bencana) Kabupaten yang bisa di manfaatkan ke lapangan
Kader
1 orang200 KK
1 org10 KK
Saranaprasarana
Gudangtenda lapangan
Transportasi
Dapur umum
Timbangan beras
Kartu keluar masuk logistik
2 gudangdesa 1 unit trukdesa
1 unitdes 1 bhgudang 1 pktgudang
Logistik
Sarden (150 gr)
Kecap manis
Saos sambal
Minyak goreng (2 lt)
Beras (04 kgjiwa)
Minyak tanah
Personal hiegene
Air minum
1 pkthrKK 1 pkthrKK 1 pkthrKK 1 pkthrKK
1 pkthrjiwa
2 ltorhr
89
Lampiran 2
Penerbangan Internasional di Indonesia
No Tempat Kedudukan Nama Penerbangan
Sumatera
1 Batam Bandar Udara Internasional Hang Nadim
2 Banda Aceh Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda
3 Deli Serdang Medan Bandar Udara Internasional Kualanamu
4 Padang Bandar Udara Internasional Minangkabau
5 Pekanbaru Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II
6 Palembang Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II
7 Tanjung Pinang Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah
8 Bengkulu Bandar Udara Fatmawati Soekarno
9 Bandar Lampung Bandar Udara Radin Inten II
Jawa
10 Bandung Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara
11 Tangerang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta
12 Yogyakarta Bandar Udara Internasional Adi Sucipto
13 Solo Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo
14 Semarang Bandar Udara Internasional Achmad Yani
15 Surabaya Bandar Udara Internasional Juanda
16 Masalembo Sumenep Bandar Udara Internasional Valia Rahma
Bali dan Nusa Tenggara
17 Denpasar Bandar Udara Internasional Ngurah Rai
18 Lombok Tengah Bandar Udara Internasional Lombok
Kalimantan
19 Tarakan Bandar Udara Internasional Juwata
20 Berau Bandar Udara Internasional Kalimaru
21 Banjarmasin Bandar Udara Internasional Syamduddin Noor
Sulawesi
22 Manado Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi
23 Makassar Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin
24 Kendari Bandar Udara Internasional Haluoleo
Papua
25 Nabire Bandar Udara Internasional Yos Sudarso
90
26 Oksibil Bandar Udara Internasional Iskak
27 Jayapura Bandar Udara Sentani
28 Biak Bandar Udara Frans Kaisiepo
29 Tembagapura Bandar Udara Mozes Kilangin
30 Merauke Bandar Udara Mopah
Lampiran 3
Pelabuhan Internasional di Indonesia4
No Tempat Kedudukan Nama Pelabuhan
1 Sabang Pelabuhan Laut Teluk Sabang
2 Banda Aceh Pelabuhan Laut Malahayati
3 Banda Aceh Pelabuhan Laut Ulee Lheu
4 Banda Aceh Pelabuhan Laut Lhok Nga
5 Banda Aceh Pelabuhan Laut Meulaboh
6 Banda Aceh Pelabuhan Laut Singkil
7 Banda Aceh Pelabuhan Laut Labuhan Haji
8 Banda Aceh Pelabuhan Laut Tapak Tuan
9 Banda Aceh Pelabuhan Laut Sinabang
10 Lhokseumawe Pelabuhan Laut Lhokseumawe
11 Lhokseumawe Pelabuhan Laut Kuala Langsa
12 Medan Pelabuhan Belawan
13 Medan Pelabuhan Laut Pangkalan Susu
14 Medan Pelabuhan Laut Sibolga
15 Medan Pelabuhan Kuala Tanjung
16 Medan Pelabuhan Laut Tanjung Balai Asahan
17 Dumai Pelabuhan Laut Dumai
18 Dumai Pelabuhan Laut Bengkalis
19 Dumai Pelabuhan Laut Sungai Pakning
20 Dumai Pelabuhan Laut Penipahan
21 Dumai Pelabuhan Laut Tanjung Medang
22 Dumai Kawasan Industri Pelintung
23 Padang Pelabuhan Laut Teluk Bayur
24 Padang Pelabuhan Laut Sikakap
4httpskespelkemkesgoidkkpkkp_tempat_publicprofil7
91
25 Padang Pelabuhan Laut Bungus
26 Jambi Pelabuhan Laut Muara Sabak
27 Jambi Pelabuhan Laut Kuala Tungkal
28 Jambi Pelabuhan Laut Talang Duku
29 Palembang Pelabuhan Laut Palembang
30 Palembang Pelabuhan Boom Baru
31 Palembang Sumatra Selatan Pelabuhan Tanjung Api-api
32 Pekanbaru Riau Pelabuhan Sungai Pekanbaru (Wilker Kampung Dalam)
33 Pekanbaru Riau Pelabuhan Laut Selat Panjang
34 Pekanbaru Riau Pelabuhan Sungai Buatan
35 Pekanbaru Riau Pelabuhan Laut Tanjung Buton
36 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Tembilahan
37 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Kuala Enok
38 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Rengat
39 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Kuala Gaung
40 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Sungai Guntung
41 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Batu Ampar
42 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Sekupang
43 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Pulau Sambu
44 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Nongsa
45 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Kabil
46 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan F Batam Centre
47 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Tanjung Uncang Sagulung
48 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Teluk Senimba
49 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Semblog
50 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan F Harbour Bay
51 Tanjungpinang Kepulauan Riau Pelabuhan Sri Bintan Pura
52 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Tanjung Pinang
53 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Lagoi
54 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Lobam
55 Tanjung Balai Karimun Kepulauan Riau Pelabuhan Tanjung Balai Karimun
56 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Pangkal Dalam
57 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Tanjung Pandan
92
58 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Manggar
59 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Muntok
60 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Belinyu
61 Bengkulu Pelabuhan Laut Bai
62 Bengkulu Pelabuhan Laut Muko-Muko
63 Bengkulu Pelabuhan Laut Bintuhan
64 Bengkulu Pelabuhan Laut Malakoni Enggano
65 Panjang Lampung Pelabuhan Panjang
66 Panjang Lampung Pelabuhan Laut Teluk Semangka
67 Panjang Lampung Pelabuhan Laut Rawajitu
68 Jakarta Pelabuhan Tanjung Priok
69 Jakarta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Pantai Marina
70 Jakarta Pelabuhan Laut Marunda
71 Jakarta Pelabuhan Kali Baru
72 Banten Cilegon Pelabuhan Laut Merak
73 Banten Pelabuhan Laut Anyer
74 Banten Pelabuhan Laut Bojonegara
75 Banten Pelabuhan Laut Labuan
76 Indramayu Jawa Barat Pelabuhan Laut Balongan
77 Semarang Jawa Tengah Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
78 Cilacap Jawa Tengah Pelabuhan Laut Tanjung Intan
79 Jawa Timur Surabaya Pelabuhan Tanjung Perak
80 Probolinggo Jawa Timur Pelabuhan Laut Probolinggo
81 Probolinggo Jawa Timur Pelabihan Laut Panarukan
82 Probolinggo Jawa Timur Pelabuhan Laut Tanjung Wangi
83 Denpasar Pelabuhan Laut Celukan Bawang
84 Denpasar Pelabuhan Laut Benoa
85 Kupang NTT Pelabuhan Laut Atapupu
86 Kupang NTT Pelabuhan Laut Labuan Bajo
87 Kupang NTT Pelabuhan Laut Tenau
88 Kupang NTT Pelabuhan Laut Wini
89 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Laut Tarakan
90 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Bunyu
93
91 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan SebatikPelabuhan Nunukan
92 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Berau
93 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Tanjung Selor
94 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Kampung Baru
95 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Tanah Grogot
96 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Senipah
97 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Balikpapan
98 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Sintete
99 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Ketapang
100 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Kendawangan
101 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Telok Air
102 Palangkaraya Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Pulang Pisau
103 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Sampit
104 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Kumai
105 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Pangkalan Bun
106 Banjarmasin Kalimantan Selatan Pelabuhan Trisakti
107 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Labuan Uki
108 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Amurang
109 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Kotabunan
110 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Kema
111 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Belang
112 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Molibagu
113 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Bintauna
114 Palu Pelabuhan Laut Pantoloan
115 Palu Pelabuhan Laut Toli-Toli
116 Palu Pelabuhan Laut Luwuk
117 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Kendari
118 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Pomalaa
119 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Bau-Bau
120 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Kolaka
121 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Wanci
122 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Makassar
123 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Pare-Pare
94
124 Makassar Sulawesi Selatan Pealbuhan Laut Malili
125 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Biringkasi
126 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhhan Laut Awerange
127 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Palopo
128 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Belang Belang Mamuju
129 Ternate Pelabuhan Laut Buli
130 Ternate Pelabuhan Laut Bacan
131 Ternate Pelabuhan Laut Tobelo
132 Ternate Pelabuhan Sanana Mangole
133 Ambon Pelabuhan Laut Tual
134 Ambon Pelabuhan Yos Sudarso Ambon
135 Ambon Pelabuhan Laut Wahai
136 Ambon Pelabuhan Laut Saumlaki
137 Jayapura Pelabuhan Laut Jayapura
138 Jayapura Pelabuhan Laut Hamadi
139 Merauke Pelabuhan Laut Agats
140 Merauke Pelabuhan Laut Bade
Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan COVID-19
Pusat Krisis Crisis Centre
95
Lampiran 4
Daftar Lokasi Pusat Krisis di Indonesia
No Tempat Kedudukan
1 Medan
2 Padang
3 Palembang
4 Banjarmasin
5 Manado
6 Makassar
7 DKI Jakarta
8 Semarang
9 Surabaya
10 Bali
11 Jayapura
Lampiran 5
DAFTAR LABORATORIUM PEMERIKSA COVID-19
No Wilayah Kerja Laboratorium Memiliki Fungsi Surveilans
Laboratorium Tidak Memiliki Fungsi Surveilans
1 Aceh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
Balai Litbangkes Aceh
2 Sumatera Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
a Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Medan
b RUmah Sakit Universitas Sumatera Utara
3 Sumatera Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
Rumah Sakit Umum Pusat Moh Husein Palembang
4 Sumatera Barat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
Rumah Sakit Universitas Andalas Padang
5 Jambi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi
6 Riau Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
Rumah Sakit Arifin Achmad Pekanbaru
7 Kepulauan Riau a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Batam
96
8 Bangka Belitung Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah Pangkal Pinang
9 Bengkulu Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
10 Lampung Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
11 Banten Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang
12 DKI Jakarta a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
b Laboratorium Kesehatan Daerah DKI Jakarta
a Lembaga Biologi Molekuler Eijkman
b Rumah Sakit Universitas Indonesia
c Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo
13 Jawa Barat a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
b Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Jawa Barat
a Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin Bandung
b Rumah Sakit Universitas Padjajaran Bandung
14 Jawa Tengah Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta
a Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga
b Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi Semarang
c Rumah Sakit Universitas Diponegoro Semarang
15 DI Yogyakarta Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta
a Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito Daerah Istimewa Yogiakarta
b Rumah Sakit Universitas Gajah Mada Yogyakarta
16 Jawa Timur Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
a Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo
b Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya
c Rumah Sakit Universitas Brawijaya Malang
17 Kalimantan Barat a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
b Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Pontianak
18 Kalimantan Tengah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
19 Kalimantan Selatan a Balai Besar Laboratorium
97
Kesehatan Surabaya b Balai Besar Teknik
Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Banjarbaru
20 Kalimantan Timur Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
21 Kalimantan Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
22 Sulawesi Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
a Rumah Sakit Umum Pusat Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar
b Rumah Sakit Universitas Hasanudin Makassar
23 Sulawesi Barat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
24 Sulawesi Tengah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
25 Sulawesi Tenggara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
26 Gorontalo Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
27 Sulawesi Utara a Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Manado
Rumah Sakit Umum Pusat Prof R D Kandou Manado
28 Maluku Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
29 Maluku a Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Ambon
30 Bali Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
a Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
b Rumah Sakit Universitas Udayana Denpasar
31 Nusa Tenggara Timur
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
32 Nusa Tenggara Barat Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
RRUD Provinsi Nusa Tenggara Barat Mataram
33 Papua Barat Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua
34 Papua Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua
98
Lampiran 6
132 Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Berdasarkan SK Menkes
No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes
2 3
1 Aceh 1 RSUD Cut Meutia Kab Aceh Utara
2 RSUD Dr Zainoel Abidin
2 Sumatera Utara
3 RSUP H Adam Malik
4 RSU Kabanjahe
5 RSU Djasamen Saragih Pematang Siantar
6 RSUD Tarutung
7 RSU Padang Sidempuan
3 Sumatera Barat 8 RSU Achmad Mochtar
9 RSUP M Djamil
4 Riau
10 RSUD Arifin Ahmad
11 RSUD Kota Dumai
12 RSUD Puri Husada Tembilahan
5 Kepulauan Riau
13 RSUD Embung Fatimah
14 RS Badan Pengusahaan Batam (Otorita Batam)
15 RSUD Muhammad Sani (Kab Karimun)
16 RSUD Provinsi Kepulauan Riau Tanjungpinang
6 Jambi 17 RSUD Raden Mattaher
7 Sumatera Selatan
18 RSUP Moh Hoesin
19 RSUD Kayuagung
20 RSUD Lahat
21 RSUD Siti Fatimah Prov Sumatera Selatan
22 RS Dr Rivai Abdullah
8 Bangka Belitung 23 RSUD Tanjung Pandan (Dr Marsidi Judono)
24 RSUD Pangkal Pinang ( RSUD Depati Hamzah)
9 Bengkulu
25 RSUD Dr M Yunus
26 RSUD Arga Makmur
27 RSUD Hasanuddin Damrah Manna
10 Lampung
28 RSUD Dr H Abdul Moeloek
29 RSUD Kalianda (RSUD Dr H Bob Bazar)
30 RSUD Ahmad Yani Metro
31 RSUD May Jen HM Ryacudu
11 DKI Jakarta 32 RSPI Sulianti Saroso
33 RSPAD Gatot Soebroto
99
No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes
34 RSUP Persahabatan
35 RSUP Fatmawati
36 RSUD Cengkareng
37 RSUDPasar inggu
38 RSU Bhayangkara Tk I RSaid Sukanto
39 RSAL Mintoharjo
12 Jawa Barat
40 RSUP Hasan Sadikin
41 RS Paru Dr H A Rotinsulu
42 RSUD Gunung Jati Cirebon
43 RSUD Dr Slamet Garut
44 RSUD R Syamsudin SH Sukabumi
45 RSUD Kab Indramayu
46 RS Paru Dr M Goenawan Partowidigdo
47 RSU Tk II Dustira
13 Banten 48 RSUD Kab Tangerang
49 RSUD Serang (Dr Drajat Prawiranegara)
14 Jawa Tengah
50 RSUP dr Kariadi
51 RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten
52 RSUD Purwokerto (Margono Soekarjo)
53 RSUD Kraton Pekalongan
54 RSUD Dr Soeselo Slawi
55 RSUD Dr H Soewondo Kendal
56 RSUD Tidar Magelang
57 RSUD Moewardi Surakarta
58 RSUD Banyumas
59 RSUD Kudus (Dr Loekmonohadi)
60 RS Paru Dr Ario Wirawan
61 RSUD KRMT Wongsonegoro (RSUD Kota Semarang)
62 RSUD Kardinah Tegal
15 Yogyakarta
63 RSUP dr Sardjito
64 RSUD Panembahan Senopati Bantul
65 RSUD Kota Yogyakarta
66 RSUD Wates
16 Jawa Timur
67 RSUD Dr Soebandi Jember
68 RSUD Kab Kediri Pare
69 RSUD Dr Soetomo
100
No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes
70 RSUD Dr Soedono Madiun
71 RSUD Dr Saiful Anwar
72 RSUD Dr R Koesma Tuban
73 RSUD Blambangan
74 RSUD Dr R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro
75 RSUD Dr Iskak Tulungagung
76 RSUD Sidoarjo
77 RS Universitas Airlangga
17 Bali
78 RSUP Sanglah
79 RSUD Sanjiwani Gianyar
80 RSUD Tabanan
81 RSUD Kab Buleleng
18 Nusa Tenggara
Barat
82 RSUD NTB
83 RSUD Kab Bima
84 RSUD Dr R Sudjono
85 RSUD Manambai Abdul Kadir
19 Nusa Tenggara
Timur
86 RSU Prof Dr WZ Johanes
87 RSU Dr Tc Hillers Maumere
88 RSUD Komodo Labuan Bajo
20 Kalimantan Barat
89 RSUD Dr Soedarso Pontianak
90 RSUD Dr Abdul Azis Singkawang
91 RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang
92 RSUD Dr Agoesdjam Ketapang
21 Kalimantan Tengah
93 RSUD Dr Doris Sylvanus Palangkaraya
94 RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun
95 RSUD Dr Murjani Sampit
22 Kalimantan Selatan 96 RSUD Ulin Banjarmasin
97 RS Boejasin Pelaihari
23 Kalimantan Timur
98 RSUD Panglima Sebaya
99 RSU Taman Husada Bontang
100 RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
101 RSUD Abdul Wahab Sjahranie
102 RSUD Aji Muhammad Parikesit
24 Kalimantan Utara 103 RSUD Tanjung Selor
104 RSUD Provinsi Kaltara
25 Sulawesi Utara 105 RSUP Prof Dr R D Kandou
106 RSUD Dr Sam Ratulangi
101
No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes
107 RSU Ratatotok - Buyat
108 RSUD Kota Kotamobagu
26 Gorontalo 109 RSUD Prof Dr H Aloei Saboe
27 Sulawesi Barat 110 RSUD Provinsi Sulawesi Barat
28 Sulawesi Tengah
111 RSUD Undata Palu
112 RSUD Kab Banggai Luwuk
113 RSU Mokopido Toli-Toli
114 RSUD Kolonedale
115 RSU Anutapura Palu
29 Sulawesi Selatan
116 RSUP dr Wahidin Sudirohusodo
117 RSU Andi Makkasau Parepare
118 RSU Lakipadada Toraja
119 RSUD Kab Sinjai
120 RSUD Labuang Baji
121 RS TkII Pelamonia
122 RS Dr Tadjuddin Chalid MPH
30 Sulawesi Tenggara 123 RS Bahtera Mas Provinsi Sultra (RS Kendari)
31 Maluku 124 RSU Dr M Haulussy Ambon
125 RSUD Saumlaki
32 Maluku Utara 126 RSUD Dr H Chasan Boesoirie Ternate
33 Papua
127 RSU Jayapura
128 RSU Nabire
129 RSUD Mimika
130 RSU Merauke
34 Papua Barat 131 RSUD Manokwari
132 RSUD Kab Sorong
102
Lampiran 7
Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Berdasarkan SK Gubernur
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
1 2 3 4
1 Aceh SK Nomor 4409722020
1 RSUD Meuraxa
2 RSUD Tgk Chik Ditiro
3 RSUD Dr Fauziah
4 RSUD Langsa
5 RSUD Datu beru
6 RSUD Sultan Iskandar Muda Nagan Raya
7 RSUD Tengku Peukan
8 RSUD Dr Zubir Mahmud
9 RSUD Gayo Lues
10 RSUD Sahuddin Aceh Tenggara
11 RSUD Dr H Yuliddin Away
2 Sumatera
Utara SK 18844171KPTS2020
1 RSU Dr Gerhard L Tobing
2 RSUMartha Friska
3 RSU Martha Friska Multatuli
4 RSUD Abdul Manan Simpatupang
5 RSUD Gunung Sitoli
3 Sumatera
Barat SK Nomor 4402522020
1 RS Reksodiwiryo Padang
2 RS Unand Padang
3 RSUD Pariaman
4 RSUD M Natsir Solok
4 Riau SK Nomor
Kpts5681112020
1 RSUD Petala Bumi
2 RS Awal Bross Sudirman
3 RS Eka Hospital
4 RS ibnu Sina
5 Rumah Sakit Santa Maria
6 RS Bhayangkara Polda Riau
7 Rumah Sakit PMC
8 RS Bina Kasih
9 RS Prof DR Tabrani
10 RS Syafira
11 RS Awal Bross Ahmad Yani
12 RS Awal Bross Panam
103
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
13 RS Prima
14 RS Aulia
15 RS Universitas Riau
16 RSUD Madani
17 RS Hermina
18 RS TNI AU Lanud Roesmin Nuriadin
19 RS Tk IV Tentara Pekanbaru
20 RSUD Bangkinang
21 RSUD Rokan Hulu
22 RS Awal Bross Ujung Batu
23 RS Azzahra
24 RS Surya Insani
25 RSUD Taluk Kuantan
26 RSUD Indrasari Rengat
27 RS Kasih Ibu Rengat
28 RSUD Tengku Sulung Pulau Kijang
29 RSUD Raja Musa Sungai Guntung
30 RSUD Meranti
31 RS Tengku Rafian Siak Sri Indrapura
32 RSUD Perawang
33 RSUD Bengkalis
34 RSUD Kec Mandau
35 RS Permata Hati
36 RS Pertamina Dumai
37 RSUD Dr RM Pratomo Bangansiapi-api
38 RS Cahaya
39 RSUD Selasih Pelalawan
40 RS Evarina
41 RS Amelia Medika Pelalawan
5 Kepulauan
Riau SK Nomor 314 Tahun 2020
1 RSUD Kota TPI
2 RSUD Natuna
3 RS Engku Haji Daud
4 RSUD Bintan
5 RSUD Dabo
6 RSUD Encik Mariyam
7 RSUD Bergerak Jemaja
104
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
8 RSUD Palmatak - Kepulauan Anambas
9 RSUD Tarempa - Kepulauan Anambas
10 RSAL DRMidiyantoS
11 RSAUdr Yuniani Wisma Karyani
12 RS Bhayangkara POLDA BTM
13 RSU Awal Bros
14 RSU Budi Kemulyaan
15 RSU Harapan Bunda
16 RSU Santa Elisabeth BATAM
17 RSU Santa Elisabeth Kota Batam
18 RSU Soedarsono Darmosoewito
19 RSU Bhakti Timah
20 RSU Graha Hermine
21 RSU Camantha Sahidyah
22 RS KLG Huhada BTM
23 RSIA Mutiara AiniI
24 RSIA Griya Medika
25 RSIA Kasih Sayang Ibu
26 RSIA Frishdy Angel
27 RSU Charis Medika
28 RS Santa Elisabeth Sei Lekop
29 RS Hj Bunda Halimah
6 Jambi SK Nomor
292KEPGUBDISKES-422020
1 RS H Abdul Manap
2 RS Daud Arif Kuala Tungkal
3 RS Hanafie Bungo
4 RSHamba Batang Hari
5 RSHA Thalib Kerinci
7 Sumatera Selatan
SK Nomor 201KPTSDINKES2020
1 RSUD Palembang Bari
2 RS Umum Pertamin+H77H116a Plaju
3 RS Charitas Palembang
4 RS Umum Pelabuhan Palembang
5 RS AK Gani Palembang
6 RS Siloam Sriwajaya
7 RS Myra
8 RS Bhayangkara
9 RSI Siti Khodijah
105
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
10 RS Muhammadiyah
11 RS PT Pusri Medika
12 RS Bunda Palembang
13 RS Hermina Palembang
14 RSK Paru Provinsi Sumsel
15 RSUD Ogan Ilir
16 RSUD Prabumulih
17 RS Umum Pertamina Prabumulih
18 RS Umum AR Bunda Prabumulih
19 RSUD Dr HM Rabain Muara Enim
20 RS Bukit Asam
21 RSUD Sekayu
22 RSUD Bayung Lencir
23 RSUD Dr Sobirin Musi Rawas
24 RSUD Siti Aisyah Lubuklinggau
25 RS Siloam Lubuklinggau
26 RS AR Bunda Lubuklinggau
27 RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja
28 RS DKT Nosmir Baturaja
29 RS Santo Antonio Baturaja
30 RSUD Muaradua
31 RSUD Martapura
32 RSUD Gumawang
33 RS Panti Bhaktiningsih
34 RSI At-taqwa
35 RS DKT Lahat
36 RSUD Banyuasin
37 RS Hermina Opi
38 RSUD Besemah Kota Pagar Alam
39 RSUD Tebing Tinggi Kab Empat Lawang
40 RSUD Muara Rupit
41 RSUD Talang Ubi
42 RSUD Sungai Lilin
8 Bangka Belitung
18844203Dinkes2020
1 RSUD Dr (HC) Ir Soekarno
2 RSUD Sejiran Setason
3 RSUD Kab Bangka Selatan
4 RSUD Depati Bahrin
106
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
5 RSUD KabBangka Tengah
6 RSUD KabBelitung Timur
7 RS Siloam Bangka
8 RS Katolik Bhakti Wara
9 RS Kalbu Intan Medika
10 RS Gunung Manik
11 RS Almah
12 RS Utama
13 RS Arsani
14 RS Bakti Timah Muntok
15 RS Medika Stannia
16 RS Bakti Timah Pangkalpinang
17 RS Ibu dan Anak Muhaya
18 RS Ibu dan Anak Dzakirah
19 RS Ibu dan Anak Rona
9 Bengkulu SK Nomor L159Dinkes
tahun 2020
1 RSUD Curup
2 RSUD Mukomuko
3 RSUDHarapan dan Doa Kota Bengkulu
4 RSBhayangkara Jitra Kota Bengkulu
5 RS Tk IV Bengkulu
10 Lampung SK Nomor
G167V02HK2020
1 RSUD dr ADadi Tjokrodipo
2 RS Bhayangkara
3 RSTKIV020704
4 RSU Imanuel
5 RSU Urip Sumoharjo
6 RSU Pertamina Bintang Amin
7 RSU Graha Husada
8 RSU Bumi Waras
9 RSU Advent
10 RSU Menggala
11 RSU Natar Medika
12 RSUD Bandar Negara Husada
13 RSUD Sukadana
14 RSU Handayani
15 RSUD Demang Sepulau Raya
16 RSU Yukum Medical Center
17 RSUD Alimudin Umar
107
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
18 RSUD Ragab Begawe Caram
19 RSUD Tulang Bawang Barat
20 RSUD Zainal Abidin PA
21 RSUD Kotaagung
22 RSU Panti Secanti
23 RSUD MThohir
24 RSUD Pesawaran
25 RSUD Pringsewu
26 RSU Mitra Husada
11 DKI Jakarta On proses
1 RSUD Tarakan
2 RSUD Koja
3 RSKD Duren Sawit
4 RSU Pelni
5 RSU Pertamina Jaya
12 Jawa Barat SK Nomor 445Kep186-
Dinkes2020
1 RSUD Cibinong KabBogor
2 RSUD Ciawi KabBogor
3 RSUD Cibabat Kota Cimahi
4 RSUD Kota Bogor
5 RSUD Al-Ihsan ProvJawa Barat
6 RSU Bahyangkara Tk II Sartika Asih Kota Bandung
7 RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya
8 RSUD Singaparna Medika Citrautama KabTasikmalaya
9 RS Paru Prov Jawa Barat Kabirebon
10 RSUD Bayu Asih Kab Purwakarta
11 RSUD Karawang
12 RSUDSekarwangi KabSukabumi
13 RSUD KabSubang
14 RSUD Waled Kab Cirebon
15 RSUD Arjawinangun Kab Cirebon
16 RSUD 45 Kab Kuningan
17 RSUD Kab Bekasi
18 RSUD Sumedang
19 RSUD Kota Banjar
20 RSUD Kab Ciamis
21 RSUD Cideres Kab Majakengka
108
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
22 RSUD Majalaya
23 RS Lanud dr M Salamun Kab Bandung
24 RSUD Kota Depok
25 RSUDSayang Kab Cianjur
26 RSUDdr Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi
13 Banten SK Nomor 443Kep118-
Huk2020
1 RSUD Banten
2 RSUD Balaraja
3 RS Siloam Kelapa Dua
14 Jawa Tengah SK Gub Nomor 44542
Tahun 2020
1 RSUD Tugurejo Semarang
2 RSUD Salatiga
3 RSUD Ambarawa
4 RSUD Sunan Kalijaga Demak
5 RSUD Dr R Soedjati Grobogan
6 RSU Sultan Agung Semarang
7 RSU St Elizabeth Semarang
8 RSU Telogorejo Semarang
9 RSU Columbia Asia Semarang
10 RSU Tk III Bhakti Wira Tamtama Kota Semarang
11 RSU Bhayangkara Semarang
12 RSU Tk IV 040703 dr Asmir Salatiga
13 RSU Tk II dr Soedjono Magelang
14 RSUD RAA Soewondo Pati
15 RSUD RA Kartini Jepara
16 RSUD dr R Soetrasno Rembang
17 RSUD dr R Soetijono Blora
18 RSU Mardi Rahayu Kudus
19 RSUD Bendan Kota Pekalongan
20 RSUD Kajen Kab Pekalongan
21 RSUD Batang
22 RSUD Dr M Ashari Pemalang
23 RSUD Brebes
24 RSU Islam Harapan Anda Kota Tegal
25 RSUD Cilacap
26 RSUD Hj Anna Lasmanah Banjarnegara
27 RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
109
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
28 RSUD Setjonegoro Wonosobo
29 RSUD Dr Soedirman Kab Kebumen
30 RSU Tk III Wijayakusuma Purwokerto
31 RSUD Kota Surakarta
32 RSUD Ir Soekarno Sukoharjo
33 RSUD Pandan Arang Boyolali
34 RSUD Bagas Waras Klaten
35 RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen
36 RSUD Karanganyar
37 RSUD Dr Soediran MS Wonogiri
38 RSU PKU Muh Surakarta
39 RSU Islam Klaten
40 RSU Kasih Ibu Surakarta
41 RS dr Oen Surakarta
42 RSU TkIV Slamet Riyadi Surakarta
43 RSUD Djojonegoro Temanggung
44 RSUD Dr Tjitrowardojo Purworejo
45 RSUD Muntilan Kab Magelang
15 Yogyakarta
Keputusan Gubernur DIY No 61Kep2020 tentang Penetapan RS Rujukan
Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging tanggal
17 Maret 2020
1 RSUD SLEMAN
2 RSUD PRAMBANAN
3 RS JIH
4 RS PANTI RINI
5 RS SAKINA IDAMAN
6 RS PKU MUH GAMPING
7 RS BHAYANGKARA POLDA DIY
8 RS UGM
9 RS Hermina
10 RSUD Wonosari
11 RS Panti Rahayu
12 RSPAU Harjolukito
13 RS Santa Elizabeth
14 RS PKU MUH Bantul
15 RS DRSutarto DKT
16 RS PKU MUH Yogyakarta
17 RS PANTI RAPIH
18 RS BETHESDA
19 RS PRATAMA Yogjakarta
110
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
20 RSJ GRHASIA
21 RSIY PDHI
22 RS SILOAM Yogjakarta
23 RSUD NYI Ageng Serang
16 Jawa Timur SK Nomor
188125KPTS0132020
1 RS Islam Siti Hajar Sidoarjo
2 RS Mitra Keluarga Waru
3 RS Siti Khodijah Sepanjang
4 RSU Anwar Medika
5 RSUDBangil
6 RSUD Dr R Soedarsono
7 RSUD Tongas
8 RSUD Dr Mohamad Saleh
9 RS Tk III Baladhika Husada
10 RS Bina Sehat
11 RSSakit Citra Husada
12 RSParu Jember
13 RSJember Klinik
14 RSUD Dr Haryoto Lumajang
15 RS Djatiroto
16 RSUDdr H Koesnadi Bondowoso
17 RSUD dr Abdoer Rahem
18 RSUDSyarifah Ambami Rato Ebu
19 RSUD Mohammad Zyn KabSampang
20 RSUD Dr H Slamet Martodirdjo
21 RSUDMohammad Noer Pamekasan
22 RSUD Dr H Moh Anwar
23 RSKatholik Saint Vincentius a Paulo (RKZ) Surabaya
24 Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan
25 RS Primasatya Husada Citra (PHC) Surabaya
26 RSUD Bhakti Dharma Husada
27 RS Islam Jemursari Surabaya
28 RS Siloam Surabaya
29 RS Umum Haji Surabaya
30 RS Premier Surabaya
31 RS Husada Utama Surabaya
111
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
32 RSBhayangkara Tk IISamsoeriMertojoso
33 RS Manyar Medical Centre
34 RS National Hospital
35 RS Royal Surabaya
36 RSTk III Brawijaya
37 RSAL Dr Ramelan
38 RSJiwa Menur Surabaya
39 RSUD Dr Moh Soewandhie Surabaya
40 RSUD Ibnu Sina Kab Gresik
41 RSUDDr Soegiri Lamongan
42 RS Muhammadiyah Lamongan
43 RSUD Prof Dr Soekandar
44 RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo
45 RSUD Kab Jombang
46 RSUD Kab Kediri
47 RSUD Gambiran
48 RS Muhammadiyah Ahmad Dahlan
49 RSUD Dr Soedomo Trenggalek
50 RS Tk II dr Soepraoen
51 RS Panti Waluya Sawahan
52 RS Lavalette
53 RSUD Kanjuruhan KabMalang
54 RSU Wava Husada
55 RS Prima Husada Malang
56 RSU Karsa Husada Batu
57 RS Daerah Mardi Waluyo Kota Blitar
58 RSUDNgudi Waluyo Wlingi
59 RSUD Nganjuk
60 RSUD Dr Soeroto Kab Ngawi
61 RSAUdrEfram Harsana LanudIswahjudi
62 RSUD dr Sayidiman Magetan
63 RSUD Caruban
17 Bali SK Nomor 25903-
BHK2020
1 RSUD Wangaya
2 RSUD Bali Mandara
3 RS Daerah Mangusada
4 RS Umum Universitas Udayana
5 RSU Negara
112
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
6 RSUD Klungkung
7 RS Pratam Giri Emas
18 Nusa
Tenggara Barat
SK Nomor 445-313 tahun 2020
1 RSUD Kota Mataram
2 RSU Universitas MATARAM
3 RSAD REM WIRABHAKTI
4 RS HARAPAN KELUARGA
5 SILOAM HOSPITALS Mataram
6 RSUD PATUT PATUH PATJU
7 RSUD Praya
8 RSUD KabLombok Utara
9 RSUD ASY-SYIFA Sumbawa Barat
10 RSUD Dompu
11 RS AWET MUDA NARMADA
19 Nusa
Tenggara Timur
SK Nomor 120KEPHK2020
1 RSUD SK Lerik Kupang
2 RS Bhayangkara Tk III Kupang
3 RS Tk III Wirasakti Kupang
4 RS Siloam Kupang
5 RSUD Soe
6 RSUD Kefamenanu
7 RSU Penyangga Perbatasan Betun
8 RSUD dr Hendrikus Fernandez Larantuka
9 RSUD Bajawa
10 RSUD dr Ben Mboi Ruteng
11 RS Siloam Labuan Bajo
20 Kalimantan
Barat SK No370DINKES2020
1 RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadri
2 RS Bhayangkara Anton Soedjarwo
3 RS UNTAN Pontianak
4 RS TKII artika Husada
5 RSUD drRubini
6 RSU Harapan Bersama
7 RSUD Bengkayang
8 RSUD Sambas
9 RSUD Pemangkat
10 RSUD DrAchmad Diponegoro
113
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
11 RSUD MTHDjaman Kab45Sanggau
21 Kalimantan Tengah
SK Nomor 18844212020 1 RSUD Muara Teweh
22 Kalimantan
Selatan SK Nomor
18840207KUM2020
1 RSUD Dr H Moch Ansari Saleh
2 RSUD Idaman Banjarbaru
3 RSUD Brigjen H Hasan Basry Kandangan
23 Kalimantan
Timur SK Nomor 445K2362020
1 RSUD Inche Abdoel Moeis
2 RSUD Beriman Balikpapan
3 RS Tk II Dr R Hardjanto
4 RSUD Ratu Aji Putri Botung
5 RSUD Kudungga
6 RSUD Harapan Insan Sendawar
7 RSUD Dr Abdul Rivai
24 Kalimantan Utara
SK No18844K2642020 1 RSUD Nunukan
25 Sulawesi
Utara SK Nomor 102 Tahun 2020
1 RSUD Liun Kendage Tahuna
2 RSUD Noongan
3 RSUD Bitung
4 RSUD Maria Walanda Maramis
5 RSTK II R W Mongisidi
6 RSUD Talaud
7 RS Bergerak Kab Sitaro
8 RSUD Tagulandang
9 RSUD Bolaang Mongondow Selatan
10 RSUD Datoe Binangkang
11 RSUD Bolaang Mongondow Utara
12 RSUD Anugerah Tomohon
26 Gorontalo
27 Sulawesi
Barat SK Nomor
1884172SULBARIII2020 1 RSUD Kab Polewali mandar
28 Sulawesi Tengah
SK Nomor 445126DisKes-
GST2020
1 RSUD Morowali
2 RSUD Poso
3 RSUD Anuntaloko Parigi
4 RSUD Madani Palu
5 RS Budi Agung Palu
29
Sulawesi Selatan
1 RSUD KH Hayyung Kepulauan Selayar
2 RSUD HA Sulthan Daeng Radja
114
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
3 RSUD Prof Dr HM Anwar
4 RSUD Lanto Daeng Pasewang
5 RSUD H Padjonga Dg Ngalle Takalar
6 RSUD Syehk Yusuf Gowa
7 Rumkit Tk IV DR M Yasin
8 RSUD Tenriawaru Bone
9 RSUD Salewangang Maros
10 RSUD Batara Siang
11 RSUD Barru
12 RSUD Latemmamala Soppeng
13 RSUD Lamaddukkelleng
14 RSUD Nene Mallomo
15 RSUD Arifin Numang
16 RSUD Lasinrang Pinrang
17 RSUD Massenrempulu
18 RSUD Sawerigading
19 RSUD Andi Djemma Masamba
20 RSUD I Lagaligo
21 RS Kepolisian Bhayangkara
22 RSAL Jala Ammari Makassar
23 RS Khusus Daerah Dadi
24 RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah
25 RSUD Haji Makassar
26 RSUD Daya Kota Makassar
27 RS Tk IV 070703 Dr Sumantri
28 RSUD Batara Guru
29 RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi
30 RSUD Siwa
31 RSUD Sayang Rakyat
32 RS AU dr Dody Sardjoto
33 RS Universitas Hasanuddin
34 RS Akademis Jaury
35 RS Stella Maris
36 RS Islam Faisal
37 RS Awal Bros Makassar
38 RS Siloam Makassar
115
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
39 RS Ibnu Sina Makassar
30 Sulawesi Tenggara
SK Nomor 202 Tahun 2020
1 RSUD Kota Kendari
2 RSUD Unaaha Kab Konawe
3 RSUD kab Konawe Selatan
4 RSUD Benyamin Guluh Kab Kolaka
5 RSUD Kota Bau Bau
6 RSUD Raha Kab Muna
31 Maluku SK Gub Nomor 158 Tahun
2020
1 RS TKII dr Latumeten
2 RS Bhayangkara
3 RS AL drFX Soehardjo
4 RS Sumber Hidup
5 RS drIshak Umarella
6 RSUD Saparua
7 RSUD Masohi
8 RSUD Piru
9 RSUD Bula
10 RSUD Namlea
11 RSUD Namrole
12 RSUD PP Magreti
13 RSUD Maren Hi Noho Renuat
14 RSUD Karel Sadsiutubun
15 RSUD Cendrawasih
16 RSUD Tiakur
32 Maluku Utara SK Nomor
291KPTSMU2020
1 RSUD Soasio
2 RSUD Tobelo
3 RSUD Labuha
4 RSUD Jailolo
5 RSUD Kab Pulau Morotai
6 RSUD Sanana
33 Papua On Proses
1 RSUD Abepura Rujukan Khusus Jiwa Provinsi
2 RSK Jiwa Abepura
3 RSU TNI AD Marthen Indey
4 RSU POLRI Bhayangkara
5 RSU Provita
6 RSU Dian Harapan
7 RSU TNI AL Soedibio Sardadi
116
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
8 RSUD Yowari
9 RSUD Biak
10 RSUD Wamena
11 RSUD Nabire
12 RSUD Paniai
13 RSUD Timika
14 RSUD Merauke
15 RSUD Mappi
16 RSUD Koya
34 Papua Barat SK Nomor 4408432020
1 RSUD Kab Fakfak
2 RSUD Kab Kaimana
3 RSUD Kab Teluk Wondama
4 RSUD Kab Teluk Bintuni
5 RSUD Scoloo Keyen
6 RSUD Kab Raja Ampat
7 RSUD Sele Be Solu
8 RSAL dr Azhar Zahir
9 RSAL dr R Oetojo
10 RS Tk IV 180702 JA Dimara
11 RS Tk IV dr Aryoko
12 RS Bhayangkara Lodewijk Mandacan
117
Lampiran 8
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
1 SOP Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri)
Langkah-Langkah Pemakaian Alat Pelindung Diri 1 Lepaskan semua perlengkapan pribadi (Perhiasan jam Hp pulpen dll) 2 Kenakan scrub suit dan sepatu boot karet di ruang ganti 3 Pindah ke area bersih di pintu masuk unit isolasi 4 Pastikan bahwa semua ukuran perangkat APD sudah benar dan kualitasnya sesuai 5 Melakukan prosedur mengenakan APD di bawah bimbingan dan pengawasan pengamat
terlatih (kolega) 6 Mencuci tangan hingga bersih 7 Kenakan sarung tangan (sarung tangan pemeriksaan nitril) 8 Kenakan baju steril 9 Kenakan masker penutup mulut 10 Kenakan pelindung wajah atau kacamata 11 Kenakan penutup kepala dan leher topi bedah yang menutupi leher dan sisi kepala
(disarankan dengan pelindung wajah) atau tudung 12 Kenakan celemek tahan air sekali pakai (jika tidak tersedia gunakan celemek berbahan berat
atau celemek tahan air yang dapat digunakan kembali)
118
13 Kenakan sepasang sarung tangan (lebih disarankan sarung tangan yang panjang) di atas manset
2 SOP Pelepasan APD
Langkah-Langkah Pelepasan Alat Pelindung Diri 1 Lepaskan celemek tahan air dan buang untuk keselamatan Untuk apron yang bisa
digunakan kembali letakkan di wadah yang berisi desinfektan 2 Jika mengenakan sepatu luar lepaskan dengan tetap Anda menggunakan sarung tangan
(jika memakai sepatu karet lihat langkah 4) 3 Lepaskan jubah dan sarung tangan dengan cara gulung kearah luar dan buanglah ke tempat
yang aman 4 Jika menggunakan sepatu karet lepaskan kedua sepatu (idealnya menggunakan boot
remover) tanpa menyentuhnya dengan tangan Anda Tempatkan sepatu dalam wadah disinfektan
5 Mencuci tangan membersihkan tangan 6 Jika mengenakan penutup kepala lepaskanlah dimulai dari belakang kepala 7 Melepaskan pelindung muka
a Lepaskan pelindung wajah atau kacamata (dari belakang kepala) Tempatkan pelindung mata ke dalam wadah terpisah untuk diproses ulang
b Lepaskan masker dimulai dari belakang kepala Saat melepaskan masker lepaskan ikatan tali pertama dan tali berikutnya
119
8 Mencuci tangan membersihkan tangan
3 SOP Pengambilan Spesimen COVID-19
Sebelum kegiatan pengambilan specimen dilaksanakan harus memperhatikan universal
precaution atau kewaspadaan universal untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari
pasien ke paramedic maupun lingkungan sekitar Hal tersebut meliputi
1 Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabundesinfektan SEBELUM dan
SESUDAH tindakan
2 Menggunakan APD
Melihat situasi saat ini mekanisme penularan masih dalam investigasi maka APD yang
digunakan untuk pengambilan specimen adalah APD lengkap dengan menggunaan
masker minimal N95
A Bahan Pengambilan Spesimen
1 Form Pengambilan Spesimen (lampiran 6)
Dapat ditambah daftar nama pasien (supaya saat pengambilan tidak terjadi kesalahan)
jika pasien lebih dari satu
2 Spesimen Saluran Pernapasan
a Viral Transport Media (VTM)
Dapat digunakan dengan beberapa merk komersil yang sudah siap pakai atau
dengan mencampur beberapa bahan (Hanks BBS Antifungal dan Antibiotik
dengan komposisi tertentu) untuk disatukan dalam satu wadah steril
b Swab Dacron atau Flocked Swab
c Tongue Spatel
d Kontainer Steril untuk Sputum
e Parafilm
f Plastik Klip
g Marker atau Label
3 Spesimen DarahSerum
a Spuit disposable 3ml atau 5 ml atau Sistem Vacutainer
b Wing needle (jika diperlukan)
c Kapas alkohol 70
d Kapas Kering
e Vial 18 ml atau tabung tutup ulir (wadah Spesimen Serum)
f Marker atau Label
4 Bahan PengepakanPengiriman Spesimen
a Ice pack dan Cold Box (diutamakan sudah menggunakan Sistem tiga lapis)
b Label Alamat
c LakbanPerekat
B Tata Cara Pengambilan Spesimen Nasofaring
1 Persiapkan cryotube yang berisi 15 ml media transport virus (Hanks BSS +
Antibiotika) dapat juga digunakan VTM komersil yang siap pakai (pabrikan)
2 Berikan label yang berisi Nama Pasien dan Kode Nomer Spesimen Jika label
bernomer tidak tersedia maka Penamaan menggunakan MarkerPulpen pada
bagian berwarna putih di dinding cryotube (Jangan gunakan Medium Hanks Bila
telah berubah warna menjadi Kuning)
120
3 Gunakan swab yang terbuat dari dacronrayon steril dengan tangkai plastik atau
jenis Flocked Swab (tangkai lebih lentur) Jangan menggunakan swab kapas
atau swab yang mengandung Calcium Alginat atau Swab kapas dengan tangkai
kayu karena mungkin mengandung substansi yang dapat menghambat
menginaktifasi virus dan dapat menghambat proses pemeriksaan secara
molekuler
4 Pastikan tidak ada Obstruksi (hambatan pada lubang hidung)
5 Masukkan secara perlahan swab ke dalam hidung pastikan posisi swab pada
septum bawah hidung
6 Masukkan swab secara perlahan-lahan ke bagian nasofaring
Sumber New England Journal of Medicine
Gambar XX Lokasi Pengambilan Nasofaring
7 Swab kemudian dilakukan gerak memutar secara perlahan
8 Kemudian masukkan sesegera mungkin ke dalam cryotube yang berisi VTM
Sumber Dokumentasi Balitbangkes
Gambar 52 Pemasukkan Swab ke dalam VTM
9 Putuskan tangkai plastik di daerah mulut cryotube agar cryotube dapat ditutup
dengan rapat
10 Pastikan label kode spesimen sesuai dengan kode yang ada di formulir
11 Cryotube kemudian dililit parafilm dan masukkan ke dalam Plastik Klip Jika ada
lebih dari 1 pasien maka Plastik Klip dibedakanterpisah Untuk menghindari
kontaminasi silang
121
Sumber Dokumentasi Balitbangkes
Gambar XX Pengemasan Spesimen
C Tata Cara Pengambilan Spesimen Sputum
Pasien berkumur terlebih dahulu dengan air kemudian pasien diminta mengeluarkan
dahaknya dengan cara batuk yang dalam Sputum ditampung pada wadah steril
yang anti bocor Pengambilan sampel sputum dengan cara induksi dapat
menimbulkan risiko infeksi tambahan bagi petugas kesehatan
D Tata Cara Pengambilan Spesimen Serum
Sampel serum berpasangan diperlukan untuk konfirmasi dengan serum awal
dikumpulkan di minggu pertama penyakit dan serum yang kedua idealnya
dikumpulkan 2-3 minggu kemudian Jika hanya serum tunggal yang dapat
dikumpulkan ini harus diambil setidaknya 14 hari setelah onset gejala untuk
penentuan kemungkinan kasus
Anak-anak dan dewasa dibutuhkan whole blood (3-5 mL) dan disentrifus untuk
mendapatkan serum sebanyak 15-3 mL Sedangkan untuk bayi Minimal 1 ml whole
blood diperlukan untuk pemeriksaan pasien bayi Jika memungkinkan
mengumpulkan 1 ml serum
4 Pengepakan Spesimen
Spesimen pasien dalam pengawasan probabel atau dikonfirmasi harus dilakukan
tatalaksana sebagai UN3373 Substansi Biologis Kategori B ketika akan
diangkutditransportasikan dengan tujuan diagnostik atau investigasi Semua spesimen
harus dikemas untuk mencegah kerusakan dan tumpahan Adapun sistem yang
digunakan adalah dengan menggunakan tiga lapis (Three Layer Pacakging) sesuai
dengan pedoman dari WHO dan International Air Transport Association (IATA)
122
Sumber WHO-Guidance on regulations for the transport of infectious substances 2019ndash
2020
Gambar XX Contoh Pengepakan Tiga Lapis
Spesimen dari pasien yang diduga novel coronavirus harus disimpan dan dikirim pada
suhu yang sesuai Spesimen harus tiba di laboratorium segera setelah pengambilan
Penanganan spesimen dengan tepat saat pengiriman adalah hal yang sangat penting
Sangat disarankan agar pada saat pengiriman spesimen tersebut ditempatkan di dalam
cool box dengan kondisi suhu 2-8oC atau bila diperkirakan lama pengiriman lebih dari
tiga hari spesimen dikirim dengan menggunakan es kering (dry ice)
5 Pengiriman Spesimen
Pengiriman spesimen orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan
dilakukan oleh petugas rumah sakitdinas kesehatanlaboratorium kesehatan lainnya
dengan menyertakan formulir pemeriksaan spesimen pasien dalam pengawasanorang
dalam pemantauan Sedangkan pengiriman spesimen pada kontak erat harus
menyertakan salinan formulir pemantauan harian
Pengiriman ke laboratorium penerima harus memberikan informasi pengiriman spesimen
ke PHEOC Untuk wilayah di luar Jakarta pengiriman spesimen dapat dilakukan
menggunakan jasa kurir door to door Pada kondisi yang memerlukan pengiriman port to
port dapat melibatkan petugas KKP setempat Pengiriman port to port hanya dilakukan
jika spesimen dikirim ke Balitbangkes oleh petugas Ditjen P2P berkoordinasi dengan
PHEOC Ditjen P2P
Pengiriman spesimen sebaiknya dilakukan paling lama 1x24 jam Spesimen dikirim dan
ditujukan ke Laboratorium pemeriksa COVID-19 sesuai dengan wilayah masing-masing
(lampiran XX) Sesuai KMK Nomor HK0107MENKES2142020 tentang Jejaring
Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
6 Konfirmasi Laboratorium
Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan COVID-19 dilakukan
dengan menggunakan metode RT-PCR dan sekuensing Adapun algoritma
pemeriksaannya adalah sebagai berikut
Gambar Alur Pemeriksaan Spesimen COVID-19
123
Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan orang dalam
pemantauan dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-
PCR dan sekuensing Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain
tetapi negatif COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak
erat atau riwayat perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan
ulang Karena kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui
Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil
positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi
Prof Dr Oemijati ndash Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan
Litbabangkes dan Dirjen P2P cq PHEOC untuk kemudian diteruskan ke Emergency
Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan dan diteruskan ke Pusdalop BNPB
PHEOC mengirimkan hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang
merawat kasus Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai
pihak terkait agar dapat berkoordinasi lebih lanjut Jika hasil pemeriksaan laboratorium
positif IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam
7 SOP Pemasukkan Obat di Indonesia
a SOP Special Access Scheme (SAS)
b Alur SAS Obat Program
1 Instansi pemerintah pemilik program membuat surat permohonan ijin
pemasukan obat donasi melalui SAS ke Ditjen farmalkes
2 Industri farmasi yang ditunjuk sebagai importir membuat surat permohonan
atas dasar surat dari Instansi Pemerintah penerima donasi dan ditujukan ke
Ditjen Farmalkes
3 Ditjen Farmalkes akan mengevaluasi dokumen yang disubmit dan akan
menerbitkan surat SAS
4 Surat SAS akan diberikan ke Instansi pemerintah pemilik program dan
ditembuskan ke industri farmasi selaku importir untuk proses clearence obat
yang dikirim di bea cukai
5 Obat akan diberikan kepada pemilik program untuk di distribusikan
Permohonan SAS dari ProgramIF
Proses Penerbitan Persetujuan SAS di
BPOM
10 hari kerja
Proses upload ke INSW (Indonesia national
single window)amp Clearance Bea Cukai
Proses Rilis di BPOM
10 Hari Kerja
Pendistribusian ke Daerah pandemik
Pelaporan efek samping
124
Lampiran 9
KOMANDO KENDALI KOORDINASI DAN KOMUNIKASI
a Komando
Komando selama operasi dalam koordinasi BNPB
b Kendali
Kendali taktis selama operasi berada pada Komandan Penanggulangan Bencana
wabah COVID-19 (BNPB)
c Pos Komando
Kedudukan Pos Komando selama operasi berada di Pusdalop BNPB
Jl Pramuka No38 RT11RW5 Utan Kayu Utara Kec Matraman Kota Jakarta Timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13120
d Komunikasi
1) Call Center BNPB helliphelliphellip 119
3) Email helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
4) Faksimile helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
e Website httpswwwcovid19goid
Lampiran 10
Informasi website lainnya
httpsinfeksiemergingkemkesgoid
httpsehatnegerikukemkesgoid
Dinas Kesehatan Provinsi dengan informasi COVID-19
Data pertanggal 26 Maret 2020
1 ACEH httpsdinkesacehprovgoid httpscovid19acehprovgoid
2 SUMATERA UTARA httpsumutcovid19id
3 SUMATERA BARAT httpscoronasumbarprovgoid
4 RIAU httpscoronariaugoid
5 JAMBI httpcoronajambiprovgoid
6 SUMATERA SELATAN httpdinkessumselprovgoidcovid19-sumsel
7 BENGKULU httpsdinkesbengkuluprovgoid
8 LAMPUNG httpsdinkeslampungprovgoid
9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG httpdinkesbabelprovgoid
125
10 KEPULAUAN RIAU httpcoronakepriprovgoiddata
11 DKI JAKARTA httpscoronajakartagoid
12 JAWA BARAT httpspikobarjabarprovgoid download Android Apps
httpsplaygooglecomstoreappsdetailsid=idgojabarprovpikobar
13 JAWA TENGAH httpjatengprovgoidcorona
14 DI YOGYAKARTA httpcoronajogjaprovgoid httpcoronajogjaprovgoidmap-
covid-19-diy
15 JAWA TIMUR httpsdinkesjatimprovgoid
16 BANTEN httpsinfocoronabantenprovgoid
17 BALIhttpswwwdiskesbaliprovgoidhttpcovid19denpasarkotagoid
httpinfocovid19bulelengkabgoid
18 NUSA TENGGARA BARAT httpscoronantbprovgoid
19 NUSA TENGGARA TIMUR httpsdinkesnttprovgoid
20 KALIMANTAN BARAT httpsdinkeskalbarprovgoidcovid-19
21 KALIMANTAN TENGAH httpsdinkeskaltenggoid
22 KALIMANTAN SELATAN httpdinkeskalselprovgoid
23 KALIMANTAN TIMUR httpdinkeskaltimprovgoid
24 KALIMANTAN UTARA
25 SULAWESI UTARA httpdinkessulutprovgoid httpcoronasulutprovgoid
26 SULAWESI TENGAH httpsdinkessultengprovgoidcategorycovid-19
27 SULAWESI SELATAN httpsdinkessulselprovgoid httpscovid19sulselprovgoid
28 SULAWESI TENGGARA httpsdinkessultraprovgoid
29 GORONTALO httpsdinkesgorontaloprovgoid
30 SULAWESI BARAT httpsdinkessulbarprovgoid
31 MALUKU httpscoronamalukuprovgoid
32 MALUKU UTARA httpcoronamalutprovgoid
33 PAPUA BARAT httpsdinkespapuabaratwordpresscom
34 PAPUA httpsdinkespapuagoid
Dinas Kesehatan KabupatenKota dengan Informasi Covid-19
NO PROVINSI KABUPATENKOTA WEBSITE
Sumatera Barat Kota Padang httpcoronapadanggoid Sumatera Utara Kota Medan httpscovid19pemkomedangoid Kota Binjai httpbinjaimelawancovid19binjaikotagoid
Kab Deli Serdang httpscovid19deliserdangkabgoid
Kota Tebing Tinggi httpscovid19tebingtinggikotagoid Kab Langkat httpscoronainfolangkatkabgoid Kab Tapanuli Selatan httpscovid19tapselkabgoid
126
Kab Karo httpscovid19karokabgoid Kepulauan Riau Kota Batam httpslawancoronabatamgoid Jawa Barat Kota Bandung httpscovid19bandunggoid Kota Bogor httpcovid19kotabogorgoid
Kota Depok httpsccc-19depokgoid Kota Bekasi httpscoronabekasikotagoid
Jawa Timur Kota Surabaya httpslawancovid-19surabayagoid
Kab Probolinggo httpssiagacovid19probolinggokabgoid Jawa Tengah Kota Semarang httpssiagacoronasemarangkotagoid Kab Kudus httpscoronakuduskabgoid Kab Kediri httpcovid19kedirikabgoid
Lampiran 11
Daftar Singkatan Dan Istilah
APSED The Asia Pacific Strategy for Emerging Diseases and Public Health
Emergencies
BKSLN Biro Kerja Sama Luar Negeri
BTDK Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
CFR Case Fatality Rate
COVID-19 Corona Virus Disease 2019
DRT Disaster Response Teams
EOC Emergency Operations Centres
GMP Good Manufacturing Practice
IHR International Health Regulation
ILI COVID-19 Infection Like Illness
INSW Indonesia National Single Window
KLB Kejadian Luar Biasa
KPA Kuasa Pengguna Anggaran
LET The Logistics Emergency Teams
NCC National Command Center
PDB Penanganan Darurat Bencana
PHEIC Public Health Emergencies of International Concern
PHEOC Public Health Emergency Operations Centre
POSPENAS Pos Pendamping Nasional
127
PPE Personal Protective Equipment
PSC Public Safety Center
SARI Severe Acute Respiratory Infection
SAS Special Access Scheme
SKDR Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon
TIPRA Tools for COVID-19 Risk Assessment
TSM Tim Sentra Media
TPK Tim Promosi Kesehatan
WHA World Health Assembly
WHO World Health Organization
128
Lampiran 12
Prinsip Penanggulangan
Komponen Siaga Darurat Tanggap Darurat Rehabilitasi
Komando dan
Koordinasi Membentuk Tim
Tanggap COVID-19 dan
mengaktifkan Posko
COVID-19 Panel ahli
Tim Gerak Cepat di
semua tingkatan
Menyusun Rencana
Aksi Pengendalian dan
respon COVID-19 lintas
sektor dan testing
Surat kewaspadaan
COVID-19 kepada
seluruh fasilitas
kesehatan dan
multisektor lainnya
Eskalasi respon posko
Tanggap Darurat COVID-19
di setiap tingkatan
Menyusun dan
melaksanakan rencana
operasi COVID-19
Monitoring pelaksanaan
respon COVID-19
Berkoordinasi dengan mitra
organisasi Internasional
untuk bantuan Internasional
Surat peningkatan
kewaspadaan kepada
seluruh sektor dan setiap
tingkatan
Monitoring
informasi dari
WHO
Kementerian
Kesehatan
BNPB dan
Media Massa
terkait
perkembangan
bencana
wabah COVID-
19
Memberikan
Informasi
kepada
Masyarakat
Tanggap
Darurat telah
berakhir
Rehabilitasi
Fasilitas umum
untuk boleh
diaktifkan
kembali
Melaksanakan
pemulihan
Ekonomi Dini
Memberikan
pendampingan
dukungan
kesehatan jiwa
dan psikososia
Melakukan
pemulihan
sarana dan
prasarana
layanan publik
dan
memastikan
berfungsi
Surveilans
dan
laboratorium
Deteksi sinyal bencana
wabah COVID-19 melalui
penguatan sistem
surveilans epidemiologi
Surveilans ILISARI
pneumonia baik di
fasilitas layanan
kesehatan pemerintah
maupun swasta melalui
SKDR event-based
surveillance pelacakan
kasus pelaporan dan
diseminasi data
Pelacakan kontak dapat
bekerjasama dengan
PMI kader dan sektor
lainnya yang terlatih
Kaji cepat analisis risiko
penguatan sistem
laboratorium untuk
mendeteksi virus berupa
pengambilan specimen
dan pemeriksaan PCR
dan whole genom
sequencing
Identifikasi dan
penguatan laboratorium
yang dapat melakukan
pemeriksaan COVID-19
Kaji cepat dan analisis risiko
terhadap lokasi dampak
kerugian dan sumber daya
Percepatan penyelidikan
epidemiologis pelacakan
manajemen dan monitoring
kontak
Rumah sakit melakukan
pelaporan harian COVID-19
kepada PHEOC yang
dilanjutkan ke Pusdalop
Apabila ada keterbatasan
kapasitas pemeriksaan
laboratorium pada daerah
dengan penyebaran infeksi
luas dilakukan sampling
pemeriksaan laboratorium
dan pada pasien yang parah
dan sistem sentinel Pada
daerah baru yang melaporkan
kasus COVID-19 baru
dilakukan pemeriksaan
laboratorium sesuai pedoman
nasional
129
Respon
medis
pengendalian
infeksi
Melakukan manajemen
isolasi manajemen
kasus COVID-19 dan
melakukan pelacakan
kontak COVID-19
Memfungsikan dan
memperkuat Rumah
Sakit rujukan yang
ditunjuk oleh Kemenkes
di Jakarta (terlampir)
dan menyiapkan rumah
sakit tambahan dan
Gedung tambahan yang
dapat dialihfungsikan
menjadi pusat
perawatan COVID-19
apabila diperlukan RS
mereview kebutuhan
dan siap untuk
mengaktifkan rencana
kesiapsiagaan
pandemic di Rumah
Sakit apabila diperlukan
Pemenuhan logistik Alat
Pelindung Diri (APD)
obat suportif bahan
medis habis pakai dan
untuk pemeriksaan
laboratorium (VTM
Swab cold chain dll)
Review kesiapsiagaan
pandemi di Rumah sakit
Rujukan medis
pemeriksaan pengobatan
perawatan dan isolasi
penderita termasuk tindakan
karantina
Rumah sakit rujukan yang
ditunjuk berfungsi sebagai
pusat perawatan COVID-19
(terlampir) Rumah sakit
tersebut mengaktifkan
rencana kesiapsiagaan dan
respon pandemi di rumah
sakit
Penambahan rumah sakit
rujukan COVID-19
Menyiapkan gedung yang
dialihfungsikan untuk pusat
perawatan COVID-19
(Wisma Atlit)
Pada kondisi kapasitas
fasilitas kesehatan yang
terbatas kasus ringan
dirawat dirumah kasus
dengan faktor risiko dan
kasus berat dirawat di
rumah sakit
secara normal
Melanjutkan
pesan hidup
bersih dan
sehat terutama
menjaga
kebersihan
tangan dan
etika batuk
Melanjutkan
upaya
surveilans
ketat ILISARI
dan
pneumonia
dengan
menerapkan
pelaporan nol
rdquozero
reportingrdquo
surveilans
ketat dan
melakukan
pemantauan
tren dan
klaster
Komunikasi
Risiko dan
Pelibatan
Masyarakat
Strategi komunikasi
risiko dan pelibatan
masyarakat melibatkan
relawan organisasi
sosial tokoh agama
tokoh masyarakat dan
sektor pendidikan
Identifikasi saluran untuk
pelibatan masyarakat
termasuk hotline media
social dan kelompok
masyarakat
Melaksanakan komunikasi
risiko dengan pelibatan
masyaraakt multisektor
termasuk sektor
PendidikanEskalasi hotline
dan menggunakan jalur
aplikasi elektronik lainnya
seperti Halodoc Gojek dll
Pelatihan relawan dan
tenaga kesehatan dalam
penanganan respon
Memanfaatkan mekanisme
pelibatan masyarakat yang
ada
Penjangkauan dan pelibatan
masyarakat rentan
Intervensi Menghitung kebutuhan
medis dan APD dan
Eskalasi pengadaan dan
distribusi APD dan supply
130
pharmasi membuat rencana
pengadaan supply dan
distribusi
Pengadaan kebutuhan
APD untuk stockpile
medis lainnya Memastikan
berjalannya SAS untuk
bantuan logistik dari luar
Intervensi non
pharmasi Sektor esensial
melakukan review
Bussiness Continuity
Planning
(keberlangsungan usaha)
sehingga dapat tetap
berfungsi operasional
apabila situasi
berlangsung lebih buruk
Dukungan kesehatan
jiwa dan psikososial
Sektor esensial menerapkan
Bussiness Continuity
Planning (Keberlangsungan
Usaha) agar sektor esensial
tetap dapat
berlangsungPengamanan
masyarakat
Kebutuhan pokok dan
pangan yang terjamin untuk
daerah yang terdampak
Memastikan masyarakat
mendapatkan akses
dukungan kesehatan jiwa
dan psikososial
131
Lampiran 13
Indikator
INDIKATOR Target Verifikasi Pencapaian Indikator Waktu
Pengukuran
Pj
PERENCANAAN ANALISIS SITUASI
Review Rencana Operasi setiap
minggu
Pelaksanaan komando dan koordinasi
dengan stakeholder setiap minggu
melibatkan multisektor termasuk
organisasi Internasional dan partner
100
100
Review dokumen rencana operasi
mingguan
Review dokumen hasil pertemuan
(notulensi) mingguan
disebarluaskan dan ditindaklanjutin
Mingguan
(Setiap
harihelliphellip)
Mingguan
(Setiap
harihelliphellip)
LOGISTIK
Kelengkapan dan ketepatan laporan
mingguan logistik dari BPBD ke
Pusdalop untuk Kapasitas dan
Kebutuhan Jumlah kapasitas tempat
tidur COVID-19 Jumlah ICU Jumlah
Ventilator Petugas kesehatan (dokter
perawat petugas surveilan petugas
monitoring APD VTM Swab dan
supply medis lainnya sesuai formulir
pelaporan logistik) BPBD
menghimpun data dari Dinkes dan
lintas sektor lainnya
100 Review laporan mingguan logistik
yang lengkap dan tepat
Mingguan
(Setiap harihelliphelliphellip)
Permintaan logistik dari daerah
terpenuhi minimal dalam 3 hari
80 Review dokumen tanda terima
logistik dari daerah (3hari dari
permintaan dari daerah diterima)
Per bulan
(pada
minggu ke-4)
Suplai logistik untuk kebutuhan
pangan pokok di daerah terdampak
yang terpenuhi
100 - Laporan Monitoring supply
logistik melalui laporan intelejen
(BIN) yang didapatkan dari
lapangan media
- Tidak ada kenaikan harga hellip
untuk kebutuhan pangan pokok
- Tidak ada laporan kerusuhan
karena kekurangan pangan
esensial di daerah terdampak
Per bulan
(Pada
minggu ke-4)
Dashboard untuk laporan logistik yang
menggambarkan real time stok
Tersedia
Tersedianya Dashboard laporan
logistik yang operasional
Minggu
pertama April
2020
OPERASI
PENCEGAHAN
Media massa dan elektronik
menyiarkan pesan inti COVID-19
kepada masyarakat
80 Review laporan media monitoring Mingguan
(setiap hari
hellip)
132
Kantor yang memberlakukan ldquobekerja
dari rumahrdquo
80 Review laporan intelejen
kementerian tenaga kerja untuk
kantor yang memberlakukan
ldquobekerja di rumahrdquo
MIngguan
(setiap
harihellip)
Sekolah dan Universitas
memberlakukan pembelajaran online
100 Review laporan dari kementerian
Pendidikan untuk Universitas yang
melakukan pembelajaran online
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tidak ada acara pertemuan besar
yang melibatkan orang banyak
(contohnya konser pernikahan pesta
festival)
100 Review laporan intelejen acara
pertemuan besar dan tindakan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Masyarakat kontak erat COVID-19
melakukan isolasi mandiri di rumah
selama 14 hari
100 Review laporan monitoring kontak
erat
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tempat-tempat hiburan tutup dan tidak
beroperasi
100 Review laporan intelejen mengenai
operasi tempat hiburan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tempat perbelanjaan tutup pada jam 8
malam
80 Review laporan monitoring polisi
mengenai tempat perbelanjaan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Angkutan massal (bus kereta api
MRT) mengangkut penumpang
dengan jumlah terbatas dengan jarak 1
meter antar penumpang
80 Review laporan monitoring intelejen
petugas dari
kementeriantransportasi mengenai
pemantauan angkutan masal
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tempat ibadah seperti gereja masjid
dan pura tidak melaksanakan kegiatan
peribadatan yang melibatkan orang
banyak di tempat ibadah
80 Review laporan intelejen mengenai
operasi tempat hiburan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Sektor esensial tetap berfungsi
Yang termasuk sektor esensial
Pelayanan kesehatan listrik
telekomunikasi bahan bakar
kebutuhan pangan pabrik untuk
produksi APD
100 Review laporan dari perusahaan
esensial yang dikompilasi oleh
Kementerian industri dan tenaga
kerja (Bisa dikompilasi oleh BIN)
Mingguan
(setiap
harihellip)
PENANGGULANGAN WABAH
SURVEILANS
Laporan rumor COVID-19 diverifikasi
dalam waktu 24 jam
100 Review laporan log Verifikasi rumor
harian tersedia
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kontak kasus konfirmasi COVID-19
yang dilakukan PE
75 Review laporan PE yang tersedia
dari laporan list kontak kasus
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kontak kasus terdeteksi yang
termonitor
100 Review laporan monitoring harian
kontak kasus tersedia
Mingguan
(setiap
133
harihellip)
Surveilans ILI dan pneumonia (SKDR)
yang terverifikasi
80 Review laporan Verifikasi ILI dan
pneumonia SKDR
Mingguan
(setiap
harihellip)
Dinkes Provinsi mengirimkan
kelengkapan dan ketepatan laporan
harian ke PHEOC
100 Review laporan harian COVID-19
dari DInkes provinsi tersedia di
PHEOC
Mingguan
(setiap
harihellip)
IHR National Focal Point (NFP)
mengirimkan notifikasi IHR kasus
konfirmasi COVID-19 kepada WHO
dalam 24 jam
100 Review laporan COVID-19 dari IHR
focal point ke WHO yang dikirimkan
dalam 24 jam
Mingguan
(setiap
harihellip)
PHEOC Kelengkapan dan ketepatan
laporan harian yang dilaporkan ke
Pusdalop untuk data epidemiologi
Jumlah kasus konfirmasi kematian
pasien dalam pengawasan orang
dalam pemantauan kematian
100 Review laporan harian PHEOC
kepada Pusdalop BNPB sesuai
variable data yang ditentukan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Pasien dalam pengawasan orang
dalam pemantauan yang bergejala dan
kontak kasus terdeteksi yang diambil
sampel dan dilakukan pemeriksaan
laboratorium (PCR) dalam waktu 24
jam
100 Review laporan hasil laboratorium
pasien dalam pengawasan dan
orang dalam pemantauan yang
bergejala tersedia dan dilaporkan ke
Pusdalop
Mingguan
(setiap
harihellip)
Analisis dan infografik data
epidemiologi kasus harian dan
diseminasi oleh Pusat Data dan
Informasi (Pusdatin)
Terlaksana Buletin harian analisis data dan
infografik diupload di web COVID-
19 dan diseminasi kepada gugus
tugas COVID-19
Mingguan
(setiap
harihellip)
LABORATORIUM
Specimen yang diterima dilakukan
pemeriksaan dalam waktu 48 jam
100 Review log dokumen penerimaan
specimen dan hasil laboratorium
Mingguan
(setiap
harihellip)
Hasil laboratorium dikirimkan ke
PHEOC dan diteruskan ke
PUSDALOP dalam waktu 48 jam
80 Review laporan log PHEOC untuk
kasus dan penerimaan hasil lab
Mingguan
(setiap
harihellip)
Petugas laboratorium menggunakan
APD yang benar pada saat
pengambilan sampel
100 Review laporan kasus (Tidak ada
laporan petugas yang terinfeksi
COVID-19 karena terpapar kontak
pada saat pengambilan sampel)
Mingguan
(setiap
harihellip)
Petugas laboratorium menggunakan
APDyang benar pada saat
pemeriksaan PCR
100 Review laporan kasus (Tidak ada
laporan petugas yang terinfeksi
COVID-19 karena terpapar kontak
pada saat pengambilan sampel)
Mingguan
(setiap
harihellip)
Specimen dikirimkan dalam waktu 24
jam ke laboratorium yang ditunjuk oleh
Kemenkes
80 Review log dokumen pengiriman
dan penerimaan specimen
Mingguan
(setiap
harihellip)
Laboratorium yang ditunjuk kemenkes
mengirimkan specimen kepada
Litbangkes untuk konfirmasi
100 Review dokumen penerimaan
specimen di Litbangkes dari Lab
rujukan untuk konfirmasi
Mingguan
(setiap
134
harihellip)
Laboratorium yang ditunjuk kemenkes
mengikuti Quality Assurance Panel
untuk COVID-19
90 Review dokumen hasil Quality
Assurance Panel
Mingguan
(setiap
harihellip)
RESPON MEDIS
Kasus terdeteksi yang diberikan
edukasi mengenai pengendalian
infeksi
100 Review laporan pelayanan yg
dilakukan pada kasus terdeteksi
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kasus yang membutuhkan perawatan
dirawat di rumah sakit rujukan dengan
terapi suportif
100 Review laporan kasus surveilans
dan rumah sakit
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kasus dirawat yang sembuh 80 Review laporan hasil keluaran
Kasus dirawat
Mingguan
(setiap
harihellip)
Rumah sakit rujukan menambah
ruangan perawatan kasus COVID-19
dan menyiapkan oksigen dan ventilator
tambahan
100 Review laporan penambahan
kapasitas rumah sakit rujukan untuk
perawatan COVID-19
Mingguan
(setiap
harihellip)
Petugas kesehatan menggunakan
APD yang benar pada saat
penanganan kasus COVID-19
100 Review laporan kasus (Tidak ada
petugas kesehatan yang terjangkit
COVID-19 karena terpapar pada
saat perawatan pasien)
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya rencana nasional pengelolaan
APD (stok distribusi) dan identifikasi
lonjakan kapasitas PPI (jumlah dan
kompetensi)
100 Review dokumen rencana nasional
pengelolaan APD
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya diseminasi panduan PPI untuk
di rumah dan fasyankes
100 Panduan PPI diupload ke website
COVID-19 website Kemkes dan
laporan distribusi pedoman COVID-
19 termasuk PPI ke Rumah sakit
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya triase deteksi dini dan
pengendalian sumber infeksi
100 Review laporan rumah sakit
ketersediaan triase dan laporan
bulanan surveilans rumah sakit
untuk COVID-19
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya material edukasi dengan
bahasa yang tepat untuk masyarakat
dan pasien tentang gejala penyakit
praktik etiket batuk dan cuci tangan
Tersedia Dokumen materi edukasi
komunikasi risiko update yang
diupload di website COVID-19 dan
Kemenkes
Bulan April
(Minggu I)
PENGAMANAN
Penumpukan kebutuhan pokok bahan
pangan dan kebutuhan esensial
respon COVID-19 (APD masker
suplai medis) yang terdeteksi dan
ditindak tegas
100 Review laporan intelejen (BIN)
untuk kasus penumpukan bahan
pokok dan penindakan
Mingguan
(setiap
harihellip)
135
Penyebar informasi palsuhoax yang
menyebabkan kepanikan di
masyarakat yang terdeteksi dan
ditindak tegas
80 Review laporan intelejen (BIN)
untuk laporan informasi palsu yang
terdeteksi dan penindakan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kondisi yang menyebabkan kepanikan
dan huru hara yang terdeteksi dini dan
dicegah
100 Review laporan intelejen (BIN)
untuk signal huru hara dan
pencegahannya
Mingguan
(setiap
harihellip)
KOMUNIKASI RISIKO DAN
PELIBATAN MASYARAKAT
Media centre melaksanakan press-
release dan konferensi pers setiap hari
100 Review dokumentasi konferensi
pres dan press release dokumen
Mingguan
(setiap
harihellip)
Materi harian untuk Juru bicara
didapatkan dari analisis data
epidemiologi rekomendasi panel ahli
100 Review dokumen harian untuk Juru
bicara
Mingguan
(setiap
harihellip)
Berita palsu yang teridentifikasi dan
berhasil di counter
80 Review laporan log rumor dan
counter hoax
Mingguan
(setiap
harihellip)
Media yang menggunakan press
release atau konferensi pers sebagai
bahan berita
80 Review laporan media monitoring
tim kominfo
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya peran serta
masyarakatorganisasi
kemasyarakatanorganisasi agama
dalam menanggapi isu-isu spesifik
yang mempengaruhi penanggulanan
Pandemi COVID-19
100 Review dokumen mapping kegiatan
pemberdayaan masyarakat
Bulanan
(Minggu II)
DUKUNGAN KESEHATAN JIWA
DAN PSIKOSOSIAL (DKJPS)
Materi komunikasi tentang DKPJS
tersedia bagi
1 Petugas kesehatan dan petugas
garis depan
2 Lansia
3 Orang dengan risiko tinggi
COVID-19 (DM penyakit
kardiovaskular autoimun dsb)
4 Anak anak
5 Penyandang disabilitas
6 Orang dalam isolasikarantina
7 Masyarakat luas
Tersedia Review dokumen materi komunikasi
DKPJS
Bulan April
(Minggu II)
Petugas kesehatan dan petugas garis
depan mendapatkan layanan DKJPS
100 Mingguan
(setiap
136
harihellip)
Petugas kesehatan jiwa mendapatkan
pelatihan DKJPS-COVID-19
80 Review laporan pelatihan DKJPS
Covid-19
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tersedia layanan hotline DKJPS untuk
membantu atau yang membutuhkan
dan mendapatkan layanan DKJPS
Tersedia Review log hotline DKJPS Bulan April
(Minggu I)
) Laporan intelejen bisa dari jejaring BIN di masyarakat babinsa babinkmtibmas di wilayah kerja areanya
Lampiran 14
Rencana Respon Tanggap Darurat April-May 2020
No Kegiatan Anggaran Penanggung Jawab Timeline
Komando dan Koordinasi
Pembentukan Gugus Tugas struktur
komando Tugas Kerangka Acuan
Indikator
BNPB 28 Maret
Pusdalop operasional dengan
perwakilan lintas sektor terkait di
Pusdalop
BNPB 1 April
Penyusunan Rencana Respon
Nasional COVID-19
BNPB 15 April
Kajian Kebutuhan Kesehatan (Health
Need Assesment) 34 tim x 3 orang x
3 kali
2295000000 BNPB 1 April
Pembentukan Satgas COVID di
tingkat sub nasional
BNPB
Penguatan alur laporan penanganan
Covid-19 hingga ke pusat
BNPB
Publikasi Laporan Situasi melalui
website Pusat Krisis Kesehatan
BNPB Regular
Surveilans dan laboratorium
Penyelidikan Epidemiologi Pelacakan
kasus pemantauan monitoring kasus
dan surveilans aktif di 34 provinsi oleh
Tim Gerak Cepat (3 orang 20 hari per
bulan)
2040000000 Dirjen P2P Kemkes
Pemantauan surveilans oleh PHEOC
(24 jam 7 hari) yang dilaporkanke
Pusdalop (6 orang shift 1 shift 8 jam)
324000000
Dirjen P2P Kemkes
Pengadaan dan distribusi VTM swab
reagen lab supply untuk lab rujukan
Litbangkes
137
nasional dan laboratorium daerah
Aktifasi laboratorium Rujukan regional
(12 lab)
Litbangkes
Pembuatan Aplikasi Surveilans
berbasis komunitas untuk COVID-19
Dirjen P2P Kemkes
Pengambilan sampel 151731712000 BTDK Litbangkes
Pengiriman sampel (42 lab x 12 kali) 396000000 BTDK Litbangkes
Pemeriksaan laboratorium dengan RT
PCR
887562516500 BTDK Litbangkes
Quality control untuk lab regional 43
paket
450000000 BTDK Litbangkes
Peningkatan Lab PCR di 12
laboratorium
35050665000 BTDK Litbangkes
Pengadaan APD untuk Laboratorium 7503607320 BTDK Litbangkes
Perluasan layanan Pemeriksaan PCR
menggunakan POC Real Time PCR
431827200000 BTDK Litbangkes
Respon Medis (manajemen kasus
dan pengendalian infeksi)
Aktivasi Rumah sakit Rujukan 132
rumah sakit dan 482 tambahan rumah
sakit rujukan dengan SK Gubernur
dan tambahan ruangan rumah sakit
rujukan untuk perawatan COVID-19
dilengkapi SDM dan supply medis
yang diperlukan
Dirjen Yanmedik
Kemkes
Penyiapan Wisma Atlit uuntuk menjadi
pusat perawatan COVID-19 dengan
kelengkapan SDM dan Alat medis
yang diperlukan
Dirjen Yanmedik
Kemkes
Ketersediaan ambulans untuk rujukan
COVID-19
Dirjen Yanmedik
Kemkes
Pengadaan dan distribusi APD
desinfektan dan peralatan medis yang
diperlukan
Pusat Krisis Kesehatan
Kemkes
Pembiayaan perawatan pasien Dirjen Yanmedik
Kemkes
Pemetaan kesiapsiagaan fasyankes
dan identifikasi gap berdasarkan
estimasi kasus yang akan muncul
Ditjen Pelayanan
Kesehatan cq Dityankes
Rujukan
Memprioritaskan perawatan kasus dan
prosedur triase Meningkatkan
rencana penambahan kapasitas untuk
fasilitas kesehatan (rumah sakit
rujukan yang ditunjuk dan
mengalihkan menunda prosedur
elektif)
Ditjen Pelayanan
Kesehatan dan Ditjen
Farmalkes
Melaksanakan isolasi mandiri (self-
initiated isolation) untuk orang dengan
Ditjen Pelayanan
Kesehatan cq Dityankes
138
gejala yang ringan untuk mengurangi
beban fasilitas kesehatan
Rujukan
Penyusunan SOP sesuai pedoman
Covid 19 dan regulasi lainnya dan
disosialisasika
Ditjen Pelayanan
Kesehatan cq Dityankes
Rujukan dan Dityankes
Dasar
Memastikan ketersediaan alat
kesehatan obat-obatan dan bahan
medis habis pakai tersedia secara
memadai disesuaikan dengan attact
rate
Ditjen Farmalkes
Peningkatan kapasitas petugas dalam
pengenalan kasus dan tata laksana
kasus
Ditjen Pelayanan
Kesehatan cq Dityankes
Rujukan dan Dityankes
Dasar
Puskesmas workshop PPI bagi
petugas Puskesmas (3
orgPuskesmas dokter perawat lab
16457918352
Komunikasi Risiko dan Pelibatan
Masyarakat
Media centre penunjukkan juru bicara
konferensi pers dan press release
pesan KIE untuk layanan masyarakat
disiarkan di media elektronikmedia
massa media monitoring
Ditjen Kesehatan
Masyarakat dan
Romkomyanmas
Kemkes
Penyusunan dan distribusi media KIE
untuk masyarakat luas sektor
Pendidikan kalangan risiko tinggi
petugas kesehatan pasien dalam
pengawasan orang dalam
pemantauan kontak pasien
Ditjen Kesehatan
Masyarakat dan
Ronkomyanmas
Kemkes
Mengadopsi pesan inti dari Kemenkes
untuk konteks lokal
Direktorat Pomosi
Kesehatan
Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
BNPB
Advokasi kepada sektor terkait BNPB KSP
Penggerakan masyarakat dan
bekerjasama dengan tokoh agama
dan ormas
BNPB KSP
Pimpinan Agama
Komunikasi risiko kepada kalangan
usaha
BNPB
Asosiasi Perusahaan
Membuat hotline terkait COVID-19 BNPB
Monitoring kegiatan yang
mengumpulkan massa dalam jumlah
besar
BNPB
Respon Sosial
Dukungan logistik untuk orang yang
139
dilakukan karantina rumah (ODP)
Dukungan Psikologis untuk orang
yang dilakukan karantina rumah
kasus dan keluarga kasus
Dukungan untuk set up dan
pemberlakukan pembelajaran online
Monitoring petugas keamanan untuk
pembatasan sosial Tidak ada event
mass gathering penutupan tempat
ibadah tempat hiburan monitoring
transportasi publik
Respon Dukungan Kesehatan Jiwa
dan Psikososial
Mengaktifkan gugus tugas
nasionalprovinsi untuk DKJPS
Dit P2MKJN
Membuat panduan tata laksana
DKJPS untuk tenaga kesehatan dan
relawan
Rp 100000000 Dit P2MKJN
Media komunikasi DKJPS bagi
petugas kesehatan dan petugas di
garis depan lansia orang dengan
risiko tinggi COVID-19 (DM Penyakit
Kardiovaskular autoimun dsb) anak-
anak orang dalam isolasi karantina
penyandang disabilitas masyarakat
luas
Rp 200000000 Dit P2MKJN
Panduan psycological first aid untuk
COVID 19
Rp 300000000 Dit P2MKJN
Pelatihan psychological first aid untuk
pekerja kesehatan mental dan
psikososial
Rp 150000000 Dit P2MKJN
penyusunan SOP keselamatan untuk
para pekerja keswa dan psikososial
saat memberikan pelayanan
Rp 150000000 Dit P2MKJN
Pembentukan hotline untuk DKJPS Rp 100000000 Dit P2MKJN
5
Unit Lintas Program dan Lintas Sektor Kementerian Kesehatan
Pusat Krisis Kesehatan
Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
Biro Kerja Sama Luar Negeri
Biro Hukum dan Organisasi
Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer
Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis
Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
Direktorat Pelayanan Kefarmasian
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Soekarno-Hatta
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKL PP) Jakarta
Bagian Program dan Informasi Sekretariat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Sub Direktorat Pelayanan Gawat Darurat Terpadu Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
Sub Direktorat Pelayanan Medik dan Keperawatan Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan
Sub Direktorat Surveilans Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Sub Direktorat Infeksi Emerging Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Sub Direktorat Karantina Kesehatan Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Sub Direktorat Imunisasi Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Sub Direktorat ISPA Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
Sub Direktorat Zoonosis Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan
Zoonosis
Kementerian Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Bina Administrasi dan Kewilayahan
Direktur Manajemen Penanggulangan Bencana dan Kebakaran
6
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
dr Fuadi Darwis MPH Unsur Pengarah BNPB
Deputi Bidang Sistem dan Strategi
Deputi Bidang Pencegahan
Direktur Sistem Penanggulangan Bencana
Direktur Kesiapsiagaan
Direktur Tanggap Darurat
Kepala Pusat Pengendali Operasi
Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan
Kementerian Pertanian
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner
Direktur Kesehatan Hewan
Unit Lintas Sektor Lainnya
Kementerian Sosial
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kepala Badan Usaha Logistik
Deputi II Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri Kemenko Polhukam
Deputi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Kemenko PMK
Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri
Kepala Pusat Kesehatan TNI
Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan POLRI
Asisten Deputi Bidang Agama Kesehatan Pemuda dan Olahraga Sekretariat Kabinet
Direktur Kesehatan Kementerian Pertahanan dan Keamanan
Direktur lnformasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian
Komunikasi dan Informatika
Direktur Registrasi Obat Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Direktur Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat Narkotika Psikotropika dan Prekusor
Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Sub Direktorat Kesehatan Masyarakat Direktorat Kesehatan Gizi dan Masyarakat Bappenas
7
Editor
DRRita Djupuri IzwardiDCNMEpid
drEko MedistiantoMEpid
Supatmi SKMMM
DEFINISI OPERASIONAL
1 Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment (PPE) adalah peralatan
yang harus dikenakan untuk mencegah kemungkinan tertular penyakit menular
2 Asumsi adalah dugaan atau perkiraan yang diterima sebagai dasar
3 Bahaya adalah suatu situasi kondisi atau karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan
4 Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam danatau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologis
5 Bidang adalah kelompok tugas yang melakukan tugasperan sejenis klaster terdiri dari unsur pemerintah masyarakat dan lembaga usaha
6 CFR (Case Fatality Rate) atau Angka Fatalitas Kasus adalah angka proporsi atau
persentase dari jumlah kasus yang meninggal dibagi dengan jumlah kasus
7 Episenter COVID-19 adalah lokasi titik awal terdeteksinya sinyal bencana wabahologis
dan sinyal virologis yang merupakan tanda terjadinya penularan influenza pandemi
antarmanusia yang dapat menimbulkan terjadinya pandemi COVID-19
8 Evakuasi adalah merupakan suatu kegiatan untuk memindahkan masyarakat terancam
dampak bencana dan atau kegiatan masyarakat menyelamatkan diri ke daerah aman
9 Isolasi adalah pemisahan orang sakit dari orang saehat yang dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan
10 Karantina adalah pembatasan kegiatan danatau pemisahan seseorang yang terpapar
penyakit menular sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundangundangan
meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau sedang berada dalam masa inkubasi
danatau pemisahan peti kemas Alat Angkut atau Barang apapun yang diduga
terkontaminasi dari orang danatau Barang yang mengandung penyebab penyakit atau
sumber bahan kontaminasi lain untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke orang
danatau Barang di sekitarnya
11 Karantina Rumah adalah pembatasan penghuni dalam suatu rumah beserta isinya yang
diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah
kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi
12 Karantina Rumah Sakit adalah pembatasan seseorang dalam rumah sakit yang diduga
terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah
kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi
8
13 Karantina Wilayah adalah pembatasan penduduk dalam suatu wilayah termasuk wilayah
pintu masuk beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi
sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi
14 Kejadian bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal kejadian lokasi jenis bencana korban dan ataupun kerusakan Jika terjadi kejadian bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah maka dihitung sebagai satu kejadian
15 Klaster (Cluster) adalah kelompok penderita yang terdiri dari dua atau lebih penderita
yang mengalami kontak secara bencana epidemiologis menurut tempat dan waktu
16 Komando Tanggap Darurat adalah organisasi penanganan Tanggap Darurat Bencana
yang dipimpin oleh seorang komandan Tanggap Darurat Bencana dan dibantu oleh staf
komando dan staf umum memiliki struktur organisasi standar yang menganut satu
komando dengan mata rantai dan garis komando yang jelas dan memiliki satu kesatuan
komando dalam mengkoordinasikan instansilembagaorganisasi terkait untuk pengerahan
sumberdaya
17 Komunikasi Risiko adalah segala bentuk pertukaran informasi tentang risiko antara
seluruh pihak yang berkepentingan
18 Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi tetapi mungkin juga tidak terjadi
19 Legalisasi adalah pengesahan dokumen rencana kontingensi menjadi legal secara hukum
melalui Peraturan Kepala Daerah
20 Manajemen Kedaruratan adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan
penanggulangan kedaruratan pada menjelang saat dan sesudah terjadi keadaan darurat
yang mencakup siaga darurat tanggap darurat dan pemulihan darurat
21 Pelibatan masyarakat adalah proses dimana masyarakat bermanfaat bagi organisasi dan
individu membangun hubungan jangka panjang dengan visi kolektif untuk kepentingan
masyarakat
22 Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk
dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian
rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi
23 Penentuan Kejadian adalah proses menentukan satu ancaman yang akan dijadikan dasar dalam perencanaan kontinjensi
24 Pengendalian Perimeter adalah tindakan pengawasan yang dilakukan di batas wilayah
penanggulangan sehingga tidak terjadi penyebaran COVID-19
25 Perencanaan SektoralBidang adalah suatu rencana yang disusun oleh klasterBidang yang berisi kegiatan-kegiatan berkaitan dengan kebutuhan dan sumberdaya yang tersedia di masing-masing klaster untuk penanganan darurat mengacu pada standar minimum kebutuhan atau standar pelayanan minimum yang berlaku
26 Perencanaan kontinjensi adalah suatu proses perencanaan ke depan dalam situasi terdapat potensi bencana di mana skenario dan tujuan disepakati tindakan teknis dan manajerial ditetapkan dan sistem tanggapan dan pengarahan potensi disetujui bersama untuk mencegah atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis
27 Perimeter adalah batas terluar dari wilayah penanggulangan
28 Pos Komando (Posko) adalah tempat dilakukannya pengambilan keputusan untuk
pengendalian dan atau komando dalam penanggulangan suatu kedaruratan yang
beroperasi secara penuh (24 jamhari) selama masa penanggulangan
9
29 Rencana Operasi adalah rencana yang dibuatdisusun dalam rangka pelaksanaan operasi
Tanggap Darurat Bencana Rencana operasi ini disusun oleh Komando Tanggap Darurat
dengan mempertimbangkan rencana kontingensi dan hasil kaji cepat
30 Respon Cepat (Rapid response) adalah tindakan rutin sesuai dengan protap yang
dilakukan pada saat kejadian luar biasa
31 Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat merupakan kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat
32 Sistem Komando Tanggap Darurat adalah suatu system penanganan darurat bencana
yang digunakan oleh semua instansilembaga dengan mengintegrasikan pemanfaatan
sumber daya manusia peralatan dan anggaran
33 Skenario adalah gambaran kejadian secara jelas dan rinci tentang bencana yang diperkirakan akan terjadi meliputi lokasi waktu dan dampak bencana
34 Status Keadaan Darurat Bencana adalah keadaan darurat bencana yang ditetapkan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi badan yang menyelenggarakan urusan di bidang penanggulangan bencana dimulai sejak status siaga darurat tanggap darurat dan transisi darurat ke pemulihan
35 Status Siaga Darurat adalah keadaan ketika potensi ancaman bencana sudah mengarah pada terjadinya bencana yang ditandai dengan adanya informasi peningkatan ancaman berdasarkan sistem peringatan dini yang diberlakukan dan pertimbangan dampak yang akan terjadi di masyarakat
36 Status Tanggap Darurat adalah keadaan ketika ancaman bencana terjadi dan telah mengganggu kehidupan dan penghidupan sekelompok orangmasyarakat
37 Tanggap Darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan pengurusan pengungsian penyelamatan serta pemulihan sarana prasarana
38 Terjangkit adalah kondisi seseorang yang menderita penyakit yang dapat menjadi sumber
penular penyakit yang berpotensi menyebabkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
39 Wabah Penyakit Menular yang selanjutnya disebut Wabah adalah kejadian berjangkitnya
suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara
nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka
10
Bab 1
Latar Belakang dan Dasar Hukum
11 Latar belakang
Sejalan dengan International Health Regulation (IHR) 2005 untuk meningkatkan kapasitas
inti negara dalam pendeteksian verifikasi pelaporan dan respon terhadap Public Health
Emergencies of International Concern (PHEIC) World Health Assembly (WHA) ke-71
telah menekankan peningkatan kapasitas negara dan kemitraan untuk meningkatkan
kesiapsiagaan menghadapi pandemi The Asia Pacific Strategy for Emerging Diseases
and Public Health Emergencies (APSED III) fokus pada penguatan komponen kesehatan
masyarakat inti termasuk respon terhadap keadaan darurat kesehatan masyarakat
termasuk ancaman pandemi Belajar dari H1N1 2009 World Health Organization (WHO)
telah mengembangkan Pedoman Manajemen Risiko Pandemi menggunakan fase
pandemi berbasis risiko kontinum yang mengadopsi pendekatan seluruh masyarakat dan
semua bahaya
Pada tahun 2017 Indonesia memperbarui Pedoman Manajemen Risiko Pandemi
Nasional dan Rencana Respon Operasi Nasional mengadopsi Pedoman Manajemen
Risiko Pandemi WHO ke dalam konteks Indonesia dan mengujinya melalui latihan
simulasi pandemi skala penuh yang berfokus pada penahanan episenter dengan
keterlibatan multi-sektoral terutama integrasi operasi keadaan darurat dengan sistem
manajemen bencana negara yang pada dasarnya respon bencana berorientasi pada
pelaksanaan Itu adalah seluruh pendekatan masyarakat yang melibatkan tingkat
nasional provinsi kabupaten dan masyarakat di semua sektor terkait termasuk sektor
keamanan dan militer
Indonesia telah mengadopsi pedoman manajemen risiko pandemi WHO menggunakan
pendekatan seluruh masyarakat yang menghubungkan pandemi dengan kerangka kerja
bencana pada tahun 2016 Sebagai tindak lanjut Indonesia mengembangkan dan
menguji Rencana Respon Kontijensi nasional melalui simulasi skala penuh yang
melibatkan berbagai sektor di semua tingkatan pada tahun 2017 dan meluncurkan
perencanaan kontijensi ke provinsi-provinsi prioritas pada tahun 2018 Ini telah menjadi
tonggak untuk meningkatkan kesadaran sektor-sektor tersebut tentang kolaborasi untuk
kesiapsiagaan menghadapi pandemi Pelaksanaan ini telah berkontribusi untuk
meningkatkan kapasitas inti negara dari International Health Regulation (IHR)
Pelaksanaan penahanan episenter pandemi skala penuh dan pelaksanaan table top di
provinsi-provinsi prioritas menunjukkan kapasitas Indonesia dalam manajemen risiko
pandemi dengan pendekatan seluruh masyarakat dalam keseluruhan kerangka darurat
nasional
Dengan munculnya Corona Virus sub tipe baru (COVID-2) dan ditetapkan Pandemi
COVID-19 oleh Dirjen WHO sehubungan dengan penyebaran COVID-19 yang meluas di
dunia sampai saat ini maka Indonesia perlu untuk mengadopsi rencana kontijensi
pandemi influenza yang sudah dibuat menjadi rencana operasi respon COVID-19 Pada
prinsipnya pengenalian dan mitigasi Pandemi COVID-19 dapat diterapkan juga pada
11
COVID-19 dengan penyesuaian sesuai dengan karakteristik penyakit
12 Tujuan
a Membatasi penularan Wabah COVID-19 dari manusia ke manusia mengurangi infeksi
berikutnya pada masyarakat yang rentan serta tenaga kesehatan termasuk mencegah
dampak penyerta lain yang lebih luas
b Deteksi dini mengisolasi dan menangani pasien lebih awal termasuk melaksanakan
pelayanan yang optimal bagi Pasien yang terjangkit Wabah COVID-19
c Terlaksananya tindakan (farmasi dan non farmasi) penanggulangan Wabah COVID-19
d Teridentifikasinya seluruh kebutuhan sumber daya berkaitan dengan upaya
penanggulangan Wabah COVID-19
e Terciptanya ketertiban dan keamanan masyarakat serta stabilitas sosial dan ekonomi
selama masa penanggulangan Wabah COVID-19
13 Dasar Hukum
Rencana Operasi ini disusun berdasarkan berbagai peraturan dan regulasi yang
berhubungan dengan COVID-19 yaitu
1 UU No 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
2 UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
3 UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4 UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
5 UU No 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia
6 UU No 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
7 Peraturan Pemerintah No2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
8 Peraturan Pemerintah No 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit
Menular
9 Peraturan Presiden No 3 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden
No 83 Tahun 2005 tentang Badan koordinasi Nasional Penanganan Bencana
10 Keputusan Presiden no 7 tahun 2020 tentang gugus tugas percepatan penanganan
Corona Virus Diseases 2019 (COVID-19)
11 Instruksi Presiden Republik Indonesia No 4 tahun 2019 tentang Peningkatan
Kemampuan dalam Mencegah Mendeteksi dan Merespons Wabah Penyakit
Pandemi Global dan Kedaruratan Nuklir Biologi dan Kimia
12 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 101 Tahun 2018 tentang SPM sub Urusan
Bencana
13 Peraturan Menteri Permendes Dana Desa No 16 Tahun 2018 tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa
14 Peraturan Menteri Berita Negara RI Permenhumkam RI no 7 2020 tentang pemberian
visa dan izin tinggal dalam upaya pencegahan masuknya Virus Corona
15 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK0107Menkes2142020 tentang Jejaring
Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
16 Peraturan Menteri Kesehatan No75 tahun 2019 tentang Penanggulangan Krisis
Kesehatan
12
17 Peraturan Menteri Kesehatan No 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal
18 Peraturan Menteri Kesehatan No 59 Tahun 2016 tentang Pembebasan Biaya Pasien
Penyakit Infeksi Emerging Tertentu
19 Peraturan Menteri Kesehatan RI No 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Surveilans Kesehatan
20 Peraturan Menteri Kesehatan RI No1501 Tahun 2010 tentang Jenis Penyakit tertentu
yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya
21 Keputusan Menteri Kesehatan RI No tahun 2020 mengenai Pedoman Kesiapsiagaan
Menghadapi Coronavirus Disease (COVID-19)
22 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0107Menkes1042020 tentang penetapan
infeksi Novel Coronavirus (infeksi 2019-ncov) sebagai penyakit yang dapat
menimbulkan wabah dan upaya penanggulangannya
23 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0107Menkes1692020 tentang Penetapan
Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu
24 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0202Menkes3902014 tentang Pedoman
RS Nasional
25 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0202Menkes3912014 tentang Pedoman
RS Regional
26 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 300MENKESSKIV2009 tentang Pedoman
Penanggulangan Episenter Pandemi
27 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 424MenkesSKIV2007 tentang Pedoman
Upaya Kesehatan Pelabuhan dalam rangka Karantina Kesehatan
28 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 425MenkesSKIV2007 tentang Pedoman‐
pedoman Penyelenggaraan Karantina Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan
29 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 431MenkesSKIV2007 tentang Pedoman
Teknis Pengendalian Risiko Kesehatan Lingkungan di PelabuhanBandaraPos Lintas
Batas dalam rangka Karantina Kesehatan
30 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1371MenkesSKIX2005 tentang Penyakit Flu
Burung Avian Influenza sebagai Penyakit yang Dapat Menimbulkan Wabah Serta
Pedoman Penanggulangannya
31 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1372MenkesSKIX2005 tentang Penetapan
Kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) Flu Burung (Avian Influenza)
32 Instruksi Gubernur DKI Jakarta No 16 tahun 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan
Terhadap Risiko penularan Infeksi Corona Virus Disease (COVID-19)
13
Bab 2
Analisis Situasi
21 Profil Daerah Indonesia
Indonesia memiliki penduduk sebanyak 265000000 jiwa pada tahun 2018 dan proyeksi
jumlah populasi mencapai 271000000 jiwa pada tahun 2020 dengan 56 penduduknya
tinggal di daerah perkotaan Indonesia dengan konteks desentralisasi terdiri dari 34
provinsi dengan kepadatan penduduk yang tinggi di DKI Jakarta dan provinsi lainnya di
pulau Jawa Indonesia terletak di khatulistiwa yang merupakan daerah strategis sebagai
hub perjalanan internasional memiliki mobilitas tinggi wisatawan internasional dan
penerbangan internasional dengan rata-rata 1342246 wisatawan internasionalbulan pada
tahun 2019 sedangkan pada Januari 2020 total 1 2 juta wisatawan memasuki Indonesia
Sebagian besar dari wisatawan masuk ke Indonesia melalui Bandara Ngurah Rai
Denpasar dan Soekarno Hatta Banten Sebagian besar wisatawan yang datang ke
Indonesia berasal dari negara ASEAN (38) Indonesia juga menerima kedatangan
wisatawan internasional yang datang dari negara yang mengalami transmisi lokal COVID-
19 antara lain Cina (8) Australia (9) Jepang (3) dan Korea Selatan (2)
sementara wisatawan dari Iran Italia dan Jerman tidak terlalu banyak Kota-kota yang
memiliki penerbangan langsung dari Cina serta negara lainnya dengan transmisi lokal
COVID-19 sangat berisiko Terdapat 20 kota yang memiliki penerbangan langsung dan
kapal yang berasal dari Cina
Bandar udara yang paling berisiko dimana pelaku perjalanan Internasional yang tinggi
yaitu Soekarno Hatta Banten dan Ngurah Rai Denpasar Bali Batam yang berbatasan
dengan Singapura dimana terdapat transmisi lokal COVID-19 juga berisiko Setiap harinya
terdapat kapal feri dengan rute Batam-Singapura Selain itu Jakarta Bogor Bekasi Depok
(JABODETABEK) dengan mobilisasi penduduk tinggi kota metropolitan dengan penduduk
yang padat terutama Jakarta dengan kepadatan populasi 15764 per m2 sangat rentan
dengan penyebaran COVID-19 yang tinggi Dengan konteks desentralisasi kemampuan
setiap daerah tidak sama dimana tidak semua daerah mempunyai rencana respon
menghadapi pandemi dan tidak semua daerah mempunyai rencana kesiapsiagaan dan
respon pandemi di rumah sakit sehingga menyebabkan tenaga kesehatan yang berada di
rumah sakit rentan tertular COVID-19 dan dapat menyebabkan terjadinya penularan lebih
lanjut di rumah sakit
Mobilitas penduduk antar kabupaten dan provinsi di Indonesia juga tinggi terutama di
Pulau Jawa dan Sumatera dengan kepadatatan penduduk yang cukup tinggi DKI Jakarta
sebagai ibu kota negara merupakan pusat pemerintahan dan pusat bisnis
(perekonomian) Kota Surabaya Medan dan Makassar merupakan kota besar di
Indonesia dengan mobilitas penduduk yang tinggi dan perputaran roda perekonomian
yang tinggi
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 17 ribu pulau dengan kondisi
geografis yang beragam dari daerah pantai sampai ke pegunungan Beberapa lokasi
14
memiliki akses yang sulit Wilayah Indonesia yang mempunyai akses geografis sulit
diantaranya provinsi di wilayah timur Indonesia seperti Maluku Papua dan Nusa
Tenggara Timur (NTT) Kapasitas dan sumber daya penduduk yang tidak merata
merupakan tantangan situasi geografis kepulauan dan wilayah terpencil merupakan
tantangan dalam penanggulangan dan respon termasuk pengiriman logistik dan
keterbatasan sumber daya Wilayah Indonesia yang berada di daerah ldquoring of firerdquo rentan
dengan kondisi bencana seperti letusan gunung berapi gempa dan tsunami yang dapat
menghambat operasi respon pandemi
Fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia terdiri dari Puskesmas dan Rumah Sakit serta
pelayanan kesehatan lainnya (Praktek dokter umum maupun spesialis Klinik- klinik
pengobatan Balai pengobatan umum maupun khusus) Jumlah Puskesmas di Indonesia
ada 9821 Jumlah Rumah Sakit di Indonesia ada 2858 dengan rincian rumah sakit
rujukan nasional ada 14 rumah sakit rujukan propinsi ada 20 dan rumah sakit rujukan
regional ada 1101 Indonesia memiliki tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter spesialis
dokter umum dokter gigi perawat bidan petugas kesehatan masyarakat dll Jumlah
dokter spesialis di Indonesia ada 38782 jumlah dokter umum ada 134459 jumlah dokter
gigi ada 29194 jumlah perawat ada 639356 jumlah bidan ada 590920 dan jumlah
petugas kesehatan ada 54138 orang2
22 Potensi Ancaman Kerentanan dan Kapasitas
COVID-19 disebabkan oleh virus SARS CoV-2 yang merupakan Corona Virus jenis baru
dengan analisis filogenetik mendekati isolat Corona Virus dari kelelawar Chinese
chrysanthemum-headed bats yang diisolasi pada tahun 2015 SARS CoV-2 ini
merupakan Corona Virus kluster β-coronavirus yang merupakan zoonosis coronavirus
yang baru setelah SARS dan Middle East Respiratory Syndrome (MERSCoV) Virus ini
termasuk dalam sub genus botulinum Coronaviridae Hasil sekuensing menunjukkan
bahwa SARSCoV-2 homolog 795 dengan SARS-COV Kasus pertama di Wuhan yang
disebabkan oleh virus ini berhubungan dengan pasar Huanan yang kemudian menyebar
antar manusia
Pada era transportasi dan mobilisasi global penyebaran virus dari satu daerah ke daerah
lain sangat cepat COVID-19 telah menyebar di 185 negara dalam waktu 4 bulan dengan
total kasus sampai bulan April 2020 mencapai lebih dari 1900000 kasus terkonfirmasi
dan 126681 kematian di seluruh dunia3 Trend kasus COVID-19 menurun di Cina namun
meningkat di luar China terutama di Republik Korea Italia Spanyol Iran dan Amerika
Serikat yang merupakan negara dengan transmisi lokal yang melaporkan kasus
terbanyak diluar Cina Model matematika menunjukkan Reproductive Number (Ro)
COVID-19 berkisar antara 2-3 yang mengindikasikan 50-60 populasi kemungkinan
telah terinfeksi COVID-19 Namun laporan kasus konfirmasi COVID-19 yang dilaporkan
jauh di bawah angka tersebut Pada kapal pesiar Diamond Princess Cruise COVID-19
1 Data Fasyankes online Oktober 2019
2 Data PPSDM Kemenkes 2019
3 John Hopkins University April 2020
15
menyebar cepat dengan attack rate hampir mendekati 30 Analisis serologi dengan
menggunakan antibodi netralisasi dapat memberikan prediksi yang lebih akurat untuk
mengetahui attack rate Pada studi yang dilakukan oleh Kelly Young di US estimasi
attack rate pada kontak erat adalah sebesar dan pada kontak erat serumah sebesar
105
Dari 55924 kasus terkonfirmasi COVID-19 di Cina presentasi Klinis COVID-19 berkisar
dari gejala ringan sampai berat Gejala umum diantaranya demam (879) batuk
(677) lelah (381) adanya sputum (334) sesak nafas (186) sakit tenggorokan
(139) sakit kepala (136) myalgia atau arthalgia (148) menggigil (114) mual
atau muntah (5) kongesti nasal (48) diarrhea (37) batuk darah (09) dan
Kongesti konjungtiva (08) Berdasarkan data terbaru tersedia dari Cina 40 kasus
berupa kasus ringan 40 kasus menjadi penyakit sedang (didefinisikan sebagai kasus
Pneumonia terkonfirmasi dengan radiologis) sekitar 14 menjadi penyakit berat dan
sekitar 5 menjadi kritis Faktor risiko untuk menjadi penyakit yang berat adalah pada
usia lanjut dan memiliki komorbid
Case fatality ratio (CFR) yang terkonfirmasi di Cina seperti yang dilaporkan oleh US
Center For Diesease Control and Prevention adalah 42 Data ini didapatkan dari
3551 kematian diantara 83696 kasus terkonfirmasi laboratorium pada tanggal 14 April
2020 Data CFR ini tidak memasukkan jumlah kasus infeksi ringan yang mungkin terluput
dari surveilans sekarang dimana sebagian besar berfokus pada pasien dengan
pneumonia yang membutuhkan perawatan di rumah sakit tidak juga memasukkan fakta
bahwa kasus terkonfirmasi baru dapat berkembang menjadi penyakit berat dan beberapa
pasien mungkin akan meninggal Dengan berkembangnya wabah CFR yang
terkonfirmasi dapat berubah
Jumlah ini akan terus berubah dan CFR yang pasti tidak akan dapat diketahui sampai
wabah ini selesai Median dari onset gejala hingga kematian sebesar 14 hari sedangkan
pada usia lanjut (diatas 70 tahun) median tingkat kematian adalah 115 hari (11)
Kematian meningkat seiring dengan peningkatan usia dengan kematian yang tertinggi
terjadi pada pasien diatas usia 80 tahun (estimasi CFR mencapai hingga 148) Tingkat
kematian pasien dengan komorbid terjadi lebih tinggi 132 pada pasien dengan
penyakit kardiovaskular 92 pada pasien dengan diabetes 84 pada pasien dengan
hipertensi 8 pada pasien dengan penyakit pernafasan kronik dan 76 pada pasien
dengan kanker
Penularan COVID-19 melalui droplet yang ditularkan melalui batuk bersin atau
menyentuh benda yang terkontaminasi oleh droplet dan kemudian menyentuh mata
hidung atau mulut Oleh karena itu sangatlah penting untuk menjaga jarak minimal
1 meter dari orang yang sakit Masa inkubasi COVID-19 berkisar antara 1-14 hari paling
umum sekitar 5 hari Risiko tertular COVID-19 dari seseorang yang tidak bergejala sangat
rendah Namun banyak orang yang mengalami gejala ringan yang dapat menyebabkan
penularan Ada bukti yang menyatakan bahwa infeksi COVID-19 mungkin mengarah
pada infeksi saluran pencernaan dan akan ada di feses Namun hingga sekarang hanya
ada satu penelitian yang mengembangbiakkan virus COVID-19 dari specimen feses
tunggal Pada konteks COVID-19 penularan lewat udara mungkin bisa terjadi pada
16
keadaan khusus dimana dilakukan prosedur menghasilkan aerosol (misalkan intubasi
endotrakhea bronkoskopi suction terbuka pemberian terapi nebulasi ventilasi manual
sebelum intubasi mengubah pasien ke posisi tengkurap melepaskan pasien dari
ventilator ventilasi non-invasif tekanan positif trakheostomi dan resusitasi kardiopulmo)
Pada analisa 75465 kasus COVID-19 di Cina penularan lewat udara tidak dilaporkan3
SARS CoV-2 dapat bertahan di permukaan selama beberapa jam atau hingga beberapa
hari tergantung dari jenis permukaan suhu atau kelembaban lingkungan
Pengobatan spesifik untuk COVID-19 belum tersedia hingga saat ini pengobatan masih
berupa dukungan perawatan suportif Beberapa percobaan klinis dilakukan namun kajian
lebih lanjut masih diperlukan Untuk memastikan bukti jelas pengobatan yang mana yang
paling efektif WHO dan mitra sedang melakukan penelitian internasional besar disebut
SOLIDARITY TRIAL untuk membandingkan pengobatan tunggal atau kombinasi berbeda
yang ada di banyak negara dan untuk menghasilkan bukti yang kuat pengobatan mana
yang paling efektif Sampai saat ini belum terdapat vaksin COVID-19
Untuk menghindari penularan COVID-19 WHO menyarankan untuk melakukan
pencegahan dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hands rub
berbahan alkohol menjaga jarak setidaknya satu meter dengan orang yang sakit
mencegah menyentuh mata hidung dan mulut karena dapat memindahkan virus dari
benda yang terkontaminasi ke dalam tubuh kita melakukan etika batuk yang benar
memastikan orang yang sakit menggunakan masker dan beristirahat di rumah Tenaga
kesehatan harus memperhatikan pengendalian infeksi dengan memakai alat pelindung
diri pada saat kontak dengan pasien
Tenaga kesehatan berisiko untuk tertular COVID-19 Penularan tenaga kesehatan dapat
diakibatkan oleh tidak lengkapnya pemakaian alat pelindung diri WHO menyebutkan
bahwa 21 petugas kesehatan terinfeksi SARS pada tahun 2002 Demikian pula untuk
penularan COVID-19 pada tenaga kesehatan terjadi di China Hongkong dan Indonesia
Potensi ancaman COVID-19 dapat masuk ke Indonesia melalui pelaku perjalanan
internasional melalui pelabuhan bandara udara dan lintas batas maupun tertular dari
orang di dalam daerah terjangkit di Indoensia maupun pelaku perjalanan dari daerah
terjangkit
Pada 31 Desember 2019 WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang
tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan Provinsi Hubei Cina Pada tanggal 7 Januari
2020 Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai
jenis baru coronavirus (coronavirus disease COVID-19) Pada tanggal 30 Januari 2020
WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan
Dunia Public Health Emergency of International Concern (KKMMDPHEIC) Penambahan
3 Modes of transmission of virus causing COVID-19 implication for IPC precaution recommendations WHO 29
March 2020 Available at httpswwwwhointpublications-detailmodes-of-transmission-of-virus-causing-covid-19-implications-for-ipc-precaution-recommendations
17
jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar
negara Berdasarkan data John Hopknis University Amerika Serikat sampai dengan
tanggal 15 April 2020 dilaporkan 1982939 kasus dengan 126761 kematian secara
global
Pada tanggal 2 Maret 2020 Indonesia melaporkan kasus konfirmasi COVID-19 sebanyak
2 kasus Sampai dengan tanggal 15 April 2020 Indonesia sudah melaporkan 5136 kasus
konfirmasi COVID-19 dari 34 Provinsi Wilayah dengan transmisi lokal di Indonesia adalah
DKI Jakarta Sumatera Utara (Kota Medan) Riau (Kota Pekanbaru) Sumatera Selatan
(Kota Prabumulih) Jawa Barat (Kabupaten Bogor Kabupaten Karawang Kabupaten
Bekasi Kota Bogor Kota Bandung Kota Bekasi Kota Depok) Jawa Tengah (Kota
Surakarta Kota Semarang) Jawa Timur (Kabupaten Kediri Kabupaten Malang
Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Magetan Kota Surabaya) Banten (Kabupaten
Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Selatan) Bali (Kabupaten Jembrana
Kabupaten Bangli Kabupaten Buleleng Kota Denpasar) Kalimantan Barat (Kota
Pontianak) Kalimantan Tengah (Kota Palangka Raya) Kalimantan Selatan (Kota
Banjarmasin) Kalimantan Timur (Kota Balikpapan) Sulawesi Utara (Kota Manado)
Sulawesi Selatan (Kabupaten Gowa Kabupaten Maros Kota Makassar) Sulawesi
Tenggara (Kota Kendari) Papua (Kabupaten Mimika Kota Jayapura)
Gambar 21
Sebaran Kasus COVID-19 di Indonesia sampai dengan 15 April 2020
Sumber Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes
18
Gambar 22
Perkembangan Kasus Covid-19 di Indonesia
Sumber Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes
Analisis Risiko COVID-19 di Indonesia
Berdasarkan analisis risiko yang dilakukan dengan mempertimbangkan pengaruh kasus
yang terdeteksi jumlah penduduk kepadatan penduduk mobilitas dengan melihat
banyaknya penerbangan domestik maupun Internasional banyaknya penduduk yang
rentan dengan melihat angka jumlah penduduk yang gt 65 tahun dan konteks kapasitas
kesiapsiagaan daerah dengan melihat rumah sakit rujukan jumlah fasilitas kesehatan
maka analisis risiko COVID-19 di tingkat provinsi adalah seperti tabel di bawah ini
Tabel 21 Analisis Risiko COVID-19 di Indonesia
No Provinsi
Hasil Analisa
Risiko oleh WHO
Kumulatif Kasus sd 9 April 2020
KabKota dengan Transmisi Lokal
Pembobotan PDP1
Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa
risiko WHO
Kasus Positif
Meninggal ODP
PDP
1 Aceh Rendah Sedang
5 1 1373 60 - 75
2 Sumut Sedang 65 8 na 145 - 302
3 Sumbar Sedang 44 3 5118 151 - 251
4 Riau Sedang Tinggi
16 0 31889 243 - 279
5 KEPRI Sedang Tinggi
21 1 2153 164 - 213
19
No Provinsi
Hasil Analisa
Risiko oleh WHO
Kumulatif Kasus sd 9 April 2020
KabKota dengan Transmisi Lokal
Pembobotan PDP1
Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa
risiko WHO
Kasus Positif
Meninggal ODP
PDP
6 Jambi Rendah Sedang
4 0 641 9 - 19
7 Bangka Belitung
Sedang 4 1 862 51 - 65
8 sumsel Sedang 21 2 2085 69 Kota Prabumulih 120
9 Bengkulu Rendah 4 1 529 17 - 29
10 Lampung Rendah Sedang
20 1 2349 50 - 95
11 Banten Sedang Tinggi
281 21 4668 876
Kab Tangerang Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan
1505
12 DKI JAKARTA
Sangat Tinggi
2044 195 2897 2395 Jakarta 7074
13 Jabar Tinggi 450 43 29641 2349
Kota Bandung Kab Bekasi Kota Bekasi Kota Depok Kab Bogor Kota Bogor dan Kab Karawang)
3383
14 Jateng Sedang Tinggi
200 25 21147 582 Kota Semarang Kota Surakarta
1061
15 DI Yogyakarta
Rendah Sedang
41 7 3340 498 - 603
16 Jatim Tinggi 386 27 14092 1383
Kab Kediri Kab Malang Kab Magetan Kab Sidoarjo dan Kota Surabaya
2241
17 Bali Sangat Tinggi
81 2 1083 257
Kab Badung Kab Buleleng
Kab Jembrana Kota Denpasar
431
18 Kalbar Rendah 13 3 6183 125 Kota Pontianak 161
19 Kalteng Rendah Sedang
24 1 571 65 - 118
20 Kaltara Sedang 16 1 196 30 - 68
21 Kaltim Sedang 35 1 5380 267 Kota Balikpapan 343
22 Kalsel Sedang 34 2 1217 11 Kota Banjarmasin 88
23 Sulawesi Rendah 17 2 296 31 Kota Manado 72
20
No Provinsi
Hasil Analisa
Risiko oleh WHO
Kumulatif Kasus sd 9 April 2020
KabKota dengan Transmisi Lokal
Pembobotan PDP1
Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa
risiko WHO
Kasus Positif
Meninggal ODP
PDP
Utara
24 Gorontalo Rendah 1 0 3057 64 - 67
25 Sulawesi Tengah
Rendah 19 2 291 24 - 69
26 Sulawesi Barat
Rendah Sedang
5 1 1062 20 - 35
27 Sulawesi Selatan
Rendah Sedang
222 15 2650 383 Kota Makassar 874
28 Sulawesi Tenggara
Rendah 16 1 381 19 Kota Kendari 55
29 Nusa Tenggara Barat
Sedang Tinggi
37 2 3783 141 - 225
30 Nusa tenggara Timur
Rendah sedang
1 0 813 18 - 22
31 Maluku Utara
Rendah 2 0 340 8 - 13
32 Maluku Rendah 11 0 131 7 - 30
33 Papua Barat
Sedang 3 1 579 25 - 37
34 Papua Rendah Sedang
63 3 3143 59 - 196
Masih verifikasi
35
TOTAL 4241 373 153940 10596
Mean 595 Median 119
21
Gambar 23 Peta Risiko COVID-19 di Indonesia
Penilaian risiko akan diulangi ketika ada informasi baru tersedia berdasarkan situasi
epidemi yang berkembang di seluruh Indonesia Diinginkan setidaknya provinsi
melakukan penilaian risiko sendiri yang sesuai dengan konteks dan kejadian serta
penyebaran penyakit untuk memandu kesiapsiaggan dan penanganan yang lebih baik
sesuai konteks lokal
23 Skenario Kejadian amp Dampak
Gambar 24 Kerangka Respon Pandemi berdasarkan Skala Risiko
Saat ini WHO telah menyatakan COVID-19 sebagai Pandemi Hingga 30 Maret 2020
COVID-19 telah menyebar di 199 negara termasuk di Indonesia telah terdapat kasus COVID-
19 yang tersebar di beberapa provinsi Sudah terdapat transmisi lokal COVID-19 di Indonesia
(penularan antar manusia)
Dengan terdeteksinya 1285 kasus sampai tanggal 30 Maret 2020 dan dengan RO=2 maka
sampai tanggal 12 Mei diperkirakan akan ada total kasus sebanyak 3846194 kasus
termasuk 769239 kasus membutuhkan perawatan di rumah sakit dan 192310 kasus kritis
yang membutuhkan ICU bila tidak dilakukan pengendalian yang adequate dan optimal Oleh
22
karena itu rencana respon disusun untuk mencegah penambahan kasus dengan menemukan
dengan cepat kasus melakukan deteksi cepat isolasi kontak dan perawatan kasus di rumah
sakit rujukan pelacakan kasus dan monitoring orang dalam pengawasan Rencana operasi
respon disusun untuk mengantisipasi kasus dalam 3 bulan kedepan sesuai dengan lampiran
skenario Kasus dapat menyebar ke provinsi-provinsi yang berisiko
Dalam jangka panjang penanggulangan COVID-19 berdasarkan informasi epidemiologi
sampai saat ini dalam waktu 81 hari terdapat skenario yang memungkinkan terjadi seperti
tabel-tabel dibawah ini
Tabel 22 Kriteria Derajat Keparahan yang Disebabkan COVID-19
Asumsi Indonesia
(36) Indonesia
(5) Indonesia
(10) Indonesia
(20)
Angka Serangan Klinis 36 5 10 20 Total population (271808640)
9864437
13590432
27180864 54361728
Perawatan Monitoring di Rumah 50 X Clinical attack rate
4932218
6795216
13590432 27180864
Rawat Inap 20 x Angka Serangan Klinis
1972887
2718086
5436173
0872346
ICU 5 x Angka Serangan Klinis 493222
679522
1359043
2718086
Ventilator 80 x ICU 394577
543617
1087235
2174469
CFR 26 x Rawat Inap 51295 70670 141340 282681
Pada rencana respon ini akan disusun rencana operasi respon untuk satu bulan ke depan
dengan antisipasi jumlah kasus 10 dari populasi seluruh Indoensia dengan kasus yang
terbanyak dari wilayah berisiko tinggi seperti Jakarta dan sekitarnya serta Bali
Berdasarkan jumlah kasus kepadatan penduduk penyebaran transmisi virus kemudahan
transportasi dan pertimbangan kapasitas dan kesulitan geografis di beberapa wilayah dari 34
provinsi maka provinsi yang terdampak paling parah (dengan skenario yang ringan) adalah di
seperti bawah ini
Tabel 3 Provinsi di Indonesia yang Paling Terdampak Parah
DKI Jakarta Bali Jawa Barat Batam Sulawesi Utara Kalimantan Barat Jawa Tengah DI
Yogyakarta akan ditemukan ribuan kasus yang dilaporkan dalam tiga bulan sejak kasus
23
pertama dilaporkan Kepulauan Batam yang berbatasan dengan Singapura juga terdampak
cukup parah
Asumsi karakteristik COVID-19
1 Sebagian besar orang yang tertular memiliki gejala bervarisi dari ringan (sub klinis) hingga
panas demam batuk dan sesak nafas
2 Masyarakat belum kebal terhadap strain COVID-19 (virus Corona sub tipe baru)
3 Masa Inkubasi virus COVID-19 berkisar 1-14 hari dengan nilai median berkisar 5-6 hari
4 Orang yang tertular COVID-19 dapat menularkan dalam waktu 1-14 hari dan mampu
menyebarkan virus pada orang lain yang rentan
5 Penularan orang-ke-orang yang mudah (efisien) dengan jumlah reproduksi penularan
(Ro) 2-3
6 Angka Fatalitas Kasus atau Case Fatality Rate (CFR) menurut WHO per 3 Maret 34
dan kematian dipengaruhi oleh usia (usial lanjut gt 65 Tahun lebih berisiko) serta memiliki
penyakit kronis yang diderita (seperti Diabetes Melitus Hipertensi Kanker Penyakit
kelainan Imun dll)
7 Belum terdapat vaksin dan obat antivirus spesifik untuk virus ini
Pemerintah Indonesia sedang melakukan respon terhadap pandemi COVID-19 Oleh karena
dampak yang cukup berat dapat terjadi di beberapa wilayah maka pemerintah Indonesia akan
meminta bantuan Internasional untuk penanggulangan pandemi
24
Bab 3
Tugas Pokok Masing-Masing Komponen Respon Pandemi
Dalam Rencana Respon Operasi COVID-19 nasional tahun 2020 Kementerian Kesehatan
bersama stakeholder terkait melakukan pengembangan lanjutan untuk meningkatkan Rencana
Respon Operasi nasional dari fokus episenter ke mitigasi dan respon COVID-19 dengan
memasukan peran mitra internasional untuk terlibat dalam respon COVID-19 Berdasarkan
hasil diskusi tersebut respon pandemi terbagi atas 6 komponen tugas dan tanggung jawab
yaitu
1 Pelaksanaan komando dan koordinasi
2 Surveilans
3 Respon medis dan laboratorium
4 Intervensi farmasi
5 Intervensi non farmasi
6 Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
Berikut ini akan dibahas tugas pokok dari masing-masing komponen respon pandemi secara
umum dan berkesinambungan
1 Pelaksanaan Komando dan Koordzinasi
Alur Komando dan Koordinasi
Alur komando dan koordinasi multisektor dan aktivasi Sistem Komando Penanggulangan
Darurat Bencana (SKPDB) COVID-19 seperti di bawah ini
Gambar 41
Alur Komando dan Koordinasi Multi Sektor SKPDB COVID-19
25
Sistem komando dan koordinasi meliputi pemenuhan sumber daya dan koordinasi
Internasional Dalam pelaksanaan komando koordinasi harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut
a Penetapan status darurat bencana berdasarkan analisis risiko tim teknis penyusunan
rencana respon operasi komando respon dan monitoring respon
b Manajemen Bantuan Internasional
Penetapan status bencana menjadi acuan dalam menetapkan permintaan bantuan
internasional
Penggunaan Bantuan Internasional harus sesuai dengan aturan yang berlaku
BNPB melakukan kajian kebutuhan dan mengeluarkan rekomendasi kebutuhan
Pemberi bantuan (Negara Lembaga Internasional Lembaga asing non-pemerintah
lembaga usaha asing dan perseorangan) mengisi formulir daftar bantuan dan
mengirimkannya kepada Kantor Perwakilan Diplomatik RI untuk dilakukan verifikasi
ditembuskan kepada Pos Pendamping Nasional (Pospenas) Posko Penanganan Darurat
Bencana (PDB)
BNPB menerima hasil pengkajian dari Posko PDB dan kemudian menginformasikan
kepada calon pemberi bantuan melalui Kementerian Luar Negeri
Kementerian Luar Negeri melakukan verifikasi yang selanjutnya hasilnya disampaikan
kepada BNPB disertai dengan pemberian izin pemberian bantuan internasional
BNPB selanjutnya menginformasikan secara tertulis terkait bantuan internasional
dimaksud kepada Pospenas PDB Posko PDB
c Outline laporan komunikasi operasional antar stakeholder antara lain
Mengadakan pertemuan harian untuk melaporkan situasi perkembangan harian
Komunikasi melalui sistem informasi yang dibuat pada saat periode tanggap darurat
Hasil pertemuan harian disebarluaskan kepada stakeholder dan ditindaklanjuti oleh tim
pelaksana lapangan
2 Surveilans
Kegiatan surveilans respon pandemi mencakup
1 Analisis data sentinel surveilans COVID-19 Influenza Like Illness (ILI) dan Severe
Acute Respiratory Infection (SARI) baik di level puskesmas dan rumah sakit
(pemerintah dan swasta) sebagai pendekatan untuk mengetahui sirkulasi virus
COVID-19 dan tingkat keparahan penyakit pada kasus COVID-19 baru penyebab
pandemi luasnya penyebaran dan besarnya morbiditas dan mortalitas
2 Deteksi kasus ILI pneumonia dengan memanfaatkan Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon (SKDR) sebagai pendekatan untuk mengetahui apakah virus COVID-19 baru
telah bersirkulasi di Indonesia
3 Melakukan surveilans aktif untuk COVID-19 Pada wilayah yang belum terdapat kasus
dilakukan surveilan aktif pada kasus awal sporadik dan kluster awal dilakukan
pelacakan kontak dan monitoring kontak dan pada daerah dengan transmisi lokal yang
meluas pelacakan kontak dilakukan pada wilayah baru yang belum terdapat kasus
atau pada kasus parah dan dilakukan systematic survey dan sentinel
26
4 Melakukan penyelidikan epidemiologi pelacakan kontak monitoring dan manajemen
kontak pada kasus yang diduga COVID-19 baru untuk dikonfirmasi dan analisis risiko
berkala
5 Melakukan pengumpulan data analisis data monitoring dan evaluasi apakah
intervensi berjalan dengan baik dan apakah penyebaran COVID-19 baru masih
berjalan atau sudah berhenti
6 Menyampaikan data dan analisis data kepada pusdalop
7 Melakukan pengawasan pelaku perjalanan yang berasal dari daerahnegara terjangkit
8 PHEOC berkordinasi untuk menginformasikan data dan hasil analisis epidemiologi
kasus kepada EOC dan PUSDALOP BNPB sebagai bahan pembuatan kebijakan dan
perencanaan
3 Respon Medis dan Laboratorium
Tujuan dari pelaksanaan respon medis di layanan kesehatan (rumah sakit dan puskesmas)
adalah agar terlaksananya deteksi dini kasus COVID-19 implementasi pencegahan dan
penanganan infeksi serta tatalaksana kasus di seluruh sarana pelayanan kesehatan
Respon medis terdiri dari Puskesmas Rumah Sakit non rujukan Rumah Sakit rujukan dan
fasilitas layanan kesehatan lainnya (Praktek dokter umum maupun spesialis Klinik- klinik
pengobatan Balai pengobatan umum maupun khusus) dan institusibangunan khusus
(seperti hotel wisma atlet dsb) dirancang untuk menyediakan pelayanan pengobatan
COVID-19 Semua fasilitas pelayanan kesehatan di luar rumah sakit bila mendapat kasus
suspek COVID-19 harus secepatnya merujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19 atau
pusat perawatan COVID-19 Pada keadaan transmisi luas di masyarakat dan kapasitas
fasilitas kesehatan tidak memadai kasus ringan tanpa risiko dirawat dirumah dengan
edukasi pengendalian infeksi kasus dengan risiko seperti orang tua (gt 65 tahun) dan
orang dengan komorbid dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan pasien dengan kondisi
parah dirujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19
Kementerian Kesehatan telah menetapkan jumlah total rumah sakit rujukan sebanyak 657
Rumah Sakit terdiri dari 132 Rumah Sakit rujukan untuk COVID-19 berdasarkan SK
Menkes dan 525 rumah sakit rujukan di daerah ditetapkan berdasarkan SK Gubernur
Rumah sakit yang ditetapkan sebagai RS rujukan Covid-19 terdiri dari Rumah Sakit milik
Kementerian Kesehatan Kementerian lain TNI POLRI Pemerintah Daerah BUMN
Swasta dan RS Darurat
Kemenkes juga telah menetapkan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-19 yang
terdiri atas
a Laboratorium Rujukan Nasional Pemeriksaan COVID-19 (Balitbangkes melalui Pusat
Penelitian dan Pengembangan BIomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan)
b Laboratorium Pemeriksa COVID-19
Laboratorium pemeriksa COVID-19 merupakan laboratorium yang memenuhi standar
Biosafety Level 2 (BSL-2) dan memiliki alat pemeriksaan Real Time PCR yang terdiri
atas
1) Laboratorium yang memiliki fungsi surveilans dan
2) Laboratorium yang tidak memiliki fungsi surveilans
27
Daftar RS Rujukan COVID-19 dan Laboratorium Pemeriksa COVID-19 terlampir Dan
apabila dibutuhkan rumah sakit rujukan dapat ditambah dan dapat menggunakan juga
Gedung yang dialihfungsikan menjadi pusat perawatan COVID-19
Tugas Respon medis
Aktivasi layanan hotline COVID-19 yang beroperasi 24 jam7 hari
Konsultasi virtual dan telemedicine sebagai titik kontak pertama triase dibentuk
Kemenkes mendirikan klinik demam pusat tes tempat karantina perubahan peran
rumah sakit tertentu untuk kasus ringan dan berat peralihan fungsi hotel sekolah
pusat komunitas dan stadion
Kemenkes melakukan penilaian kesiapsiagaan rumah sakitfasilitas kesehatan
terhadap COVID-19
Rumah Sakit menghitung kapasitas maksimal kapasitas SDM sarana penunjang dan
mengaktifkan pengaturan SDM
Kemenkes memastikan lonjakan SDM pada daerah dengan beban tinggi
Kemenkes menyediakan suplai dan komoditas yang diperlukan rumah sakit
berdasarkan estimasi kebutuhan
Rumah Sakit mengaktifkan ruangan atau area aman untuk semua petugas Rumah
Sakit
Rumah Sakit mempersiapkan kebutuhan logistik seluruh SDM yang bertugas
Puskesmas dan Rumah Sakit non rujukan mengaktifkan Tim Gerak Cepat (TGC)
COVID-19
Puskesmas Rumah Sakit non rujukan mengaktifkan ruangan untuk pemeriksaaan
dengan menerapkan PPI yang aman untuk semua yang berada di Fasilitas Kesehatan
Kemenkes mengembangkan protocol deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen
kasus dan rujukan termasuk manajemen kasus ringan di rumah
Kemenkes memastikan pelatihan dan penyebaran tenaga kesehatan yang ada
Kemenkes melengkapi tenaga kesehatan yang ada dengan pensiunan (untuk bekerja
di lingkungan yang berisiko rendah menempatkan staf yang punya risiko rendah
bekerja mendukung respon COVID-19) tenaga kesehatan yang menganggur yang
masih dilatih dan staf yang diberi wewenang sementara
Kementrian Pendidikan melatih relawan kesehatan (mahasiwa fakultas kedokteran)
untuk memberikan respon COVID-19
Pelayanan telemedicine klinik demam Puskesmas dan rumah sakit rujukan
melakukan deteksi dan merujuk pasien ke rumah sakit rujukan pusat perawatan
COVID-19 dan rumah sakit rujukan melakukan perawatan kasus
Kemenkes memastikan implementasi PPI yang perlu di semua fasilitas kesehatan yang
terlibat
Tugas laboratorium rujukan nasional COVID-19 antara lain
Menerima specimen untuk pemeriksaan COVID-19 atau konfirmasi hasil pemeriksaan
dari laboratorium pemeriksa COVID-19
Menyusun standar operasional prosedur mengenai pengambilan pengelolaan dan
pemeriksaan spesimen COVID-19
Menyusun rekapitulasi hasil pemeriksaan dari seluruh laboratorium pemeriksa COVID-
19 dan melaporkan kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
28
Penyakit sebagai Focal Point International Health Regulation dan Direktur Jenderal
Pelayanan Kesehatan dengan tembusan kepada Menteri Kesehatan
Melakukan uji validasi secara sampling terhadapa specimen positif dan negatif
berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksa COVID-
19
Mengirimkan tes panel pemeriksaan COVID-19 ke laboratorium pemeriksa COVID-19
dalam rangka pemantauan mutu eksternal (Quality AssuranceQuality Control)
Melakukan supervisi dan pembinaan teknis ke laboratorium pemeriksa COVID-19
Tugas laboratorium pemeriksa COVID-19 antara lain
bull Menerima spesimen untuk pemeriksaan COVID-19 dari rumah sakitdinas
kesehatanlaboratorium kesehatan lainnya
bull Melakukan pemeriksaan screening pada spesimen COVID-19 menggunakan form dan
standar operasional prosedur yang telah ditetapkan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
bull Mengirimkan seluruh spesimen untuk uji validitas ke laboratorium rujukan nasional
COVID-19 dengan segera tanpa menunggu hasil pemeriksaan
bull Mengirimkan hasil pemeriksaan positif dan negatif COVID-19 kepada Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan melalui Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
bull Menginformasikan hasil pemeriksaan positif dan negatif kepada rumah sakit pengirim
untuk keperluan diagnosis dan tatalaksana kasus serta dinas kesehatan domisili pasien
untuk kepentingan penyelidikan epidemiologi dan
bull Memberikan feedback kepada rumah sakitdinas kesehatanlaboratorium kesehatan
lainnya apabila terdapat kekeliruan dalam penggunaan material atau media pada
spesimen yang diterima
Dalam melaksanakan pemeriksaan COVID-19 laboratorium yang tidak memiliki fungsi
surveilans berkoordinasi dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan
Pengendalian Penyakit (BBTKL PP) atau Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK)
sesuai wilayah kerjanya
Apabila kapasitas pemeriksaan PCR yang ada saat ini tidak mencukupi Kementerian
kesehatan akan berupaya untuk penggunaan pemeriksaan PCR lainnya sesuai dengan
ketersediaan yang ada saat ini di Indonesia
4 Intervensi Farmasi
Intervensi farmasi berkaitan dengan pengadaan distribusi obat dan alat kesehatan
dengan menggunakan jalur rutin atau pun jalur alternatif dalam penanggulangan yang
melibatkan
1 Tenaga kesehatan dan asisten apoteker untuk menyiapkan kebutuhan dan menyimpan
antiviral (jika tersedia) dan obat suportif lainnya yang dibutuhkan
2 Tenaga kesehatan dan asisten apoteker surveilans untuk mendistribusikan alokasi
antiviral (jika tersedia) dan obat suportif lainnya
29
3 Tenaga dokter dan perawat melakukan deteksi dan pemilihan kasus COVID-19 dan
non COVID-19 Tenaga dokter perawat paramedik lainnya melakukan pelayanan
medik kesehatan kepada penderita COVID-19 dan penyakit lain
4 Pemerintah memastikan ketersediaan obat esensial obat supportif diagnostic dan
peralatan prioritas pelayan KIA penyakit menular lainnya penyakit kronis dialisa
trauma dan kedaruratan lainnya
5 Berkolaborasi dengan WHO untuk melakukan pengujian obat antiviral (apabila
tersedia) Uji klinis dan intervensi pharmasi lainnya
6 Untuk mengurangi beban fasilitas kesehatan triase dapat dilakukan dengan
berkolaborasi dengan layanan medis online seperti halodoc klikdock dengan
menggunakan algoritme sesuai pedoman COVID-19 Kemkes
7 Identifikasi dan mobilisasi sumber daya dan distribusi sumber supply medis peralatan
medis yang diperlukan dan alat pelindung diri serta tenaga medis untuk membantu
dalam respon pandemi
8 Kemenkes menyipakan aturan persetujuan otorisasi pasar dan pengawasan pasca-
pasar untuk produk-produk COVID-19 (mis diagnostik laboratorium terapi vaksin)
ketika tersedia
9 Kemenkes merencanakan mengembangkan SOP dsb untuk implementasi jalur aturan
yang berbeda MOU dengan pihak lain
10 Kemenkes berkoordinasi dan mengatur donasi produk kesehatan
11 Kemenkes melakukanberpartisipasi dalam kegiatan penelitian termasuk percobaan
klinis
12 Kemenkes memastikan jaminan kualitas produk medis
Kemenkes untuk mendukung ethical review yang cepat dalam situasi darurat tanpa
membahayakan perlindungan subjek manusia dan untuk memastikan bahwa penelitan
yang relevan dan kritis dapat dilakukan sementara kedaruratan kesehatan masyarakat
masih terjadi
Kemenkes untuk memprioritaskan proyek penelitian yang tidak mengambil personil
peralatan fasilitas dan sumber daya dari respon wabah tetapi sejalan dengan prioritas dan
kegiatan yang konsisten dengan upaya respon
5 Intervensi Non Farmasi
Semua sektor memberlakukan keberlangsungan usaha dan menjaga keberlangsungan
usaha sektor esensial untuk tetap beroperasi pada saat pandemic Sektor esensial dan
perannya dalam penanggulangan pandemi
1 Kementerian Kesehatan menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
untuk ProvinsiKabupatenKota yang telah memenuhi persyaratan untuk diterapkannya
PSBB sesuai Permenkes Nomor 9 tahun 2020
2 Perhubungan untuk menjamin lalu lintas kebutuhan logistik dan kebutuhan APD
farmasi lainnya dan membuat rekayasa lalu lintas dan spot chek poin apabila
diberlakukan karantina terbatas di suatu wilayah Melakukan pembatasan angkutan
umum apabila diperlukan seusai analsisi risiko
3 Kemenkopolhukam kementerian pertahanan perangkat Keamanan negara Badan
Intelejen Negara Bersama kepolisian dan didukung tentara menjamin keamanan di
pintu masuk Negara dan keamanan lalu lintas logistik non farmasi dan farmasi
Menjaga keamanan masyarakat pada saat pandemic dan mendukung intervensi non
30
pharmasi lainnya seperti karantina rumah karantina wilayah (apabila diperlukan)
pembatasan sosial penutupan sekolah penutupan tempat hiburan spot chek point di
daerah perbatasan wilayah dan menjaga stabilitas keamanan
4 Kementerian Perdagangan menjamin ketersediaan bahan logistik dan distribusi yang
diperlukan dan kestabilan pasokan bahan pangan pokok untuk masyarakat terdampak
Dan sektor Perdagangan dan sektor industri mendukung pemerintah dalam
memproduksi Alat Pelindung Diri dan supply lainnya yang diperlukan selama pandemi
dan menjaga kestabilitasan perindustrian
5 Kementerian pertanian Indoensia menjaga keberlangsungan pertanian untuk
keberlangsungan supply bahan pokok
6 Sosial untuk penyediaan Dapur Umum Lapangan Layanan Dukungan Psikososial
pemenuhan kebutuhan dasar jaminan sosial bagi korban pandemi
7 Pendidikan menyediakan platform Pendidikan untuk jarak jauh melalui online selama
pandemik
8 Perekonomian mendukung pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi
9 Bank Indonesia menjaga stabilitas rupiah
10 Bulog menjaga kestabilitasan pangan pokok di daerah terdampak
11 PMI Bersama NGO lainnya memberikan dukungan respon pandemic kepada
pemerintah dan juga keterlibatan masyarakat dalam respon pandemic
12 Kementerian dalam negeri mengeluarkan edaran mengenai respon pemerintah daerah
dalam respon pandemic termasuk pembentukan gugus tugas di daerah
13 Kementerian luar negeri berkoordinasi untuk evakuasi WNI dari daerah yang
terdampak pada awal epidemi (apabila diperlukan) dan berkordinasi dengna
pemerintah negara yang terjankit unutk memonitor kondisi WNI di degara terjangkit
Dan apabila kasus sudah masuk ke Indoensia berkoordinasi dengan pemerintah
negara lain mengenai kasus WNA yang terdeteksi di Indoensia Dalam hal ii dapat
bekerjasama dengan IHR focal point Indonesia
14 Kementerian agama memberikan edaran mengenai intervensi yang dilakukan
bekerjasama dengan tokoh agama (contohnya penutupan masjid gereja maklumat
MUI dll)
15 Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia
melakukan pendekatan melalui desa unutk pelibatan tokoh masyarakat dalam respon
pandemi dan pemakaian dana desa untuk respon pandemic
16 Kementeian Energi Sumber Daya Mineral Indoensia memastikan sektor esensial
seperti PLN Gas negara Bahan bakar Air tetap menjaga keberlangsungan usahanya
selama pandemi Pertamina Bahan Bakar sebagai sumber energi seluruhnya Listrik
PLN perannya menyediakan penerangan dan sebagai sumber energi PDAM
perannya menyediakan air bersih dan air minum sebagai kebutuhan dasar dan
hygiene sanitasi perorangan
17 Kementerian hukum dan hak asasi manusia menyusun hukum dan peraturan untuk
percepatan penanganan pandemi dan intervensi yang dilakukan Dan juga membuat
protokol unutk pandemi bagi perangkat hukum dan fasilitasnya seperti pencegahan
deteksi dan rujukan kasus di baan pemasyarakatan
18 Kementerian ketenagakerjaan Indoensia membuat protokol unutk tenaga kerja dan
pelaku usaha pada saat pandemi termasuk juga untuk pekerja migran Termasuk
pemberlakuan bekerja dari rumah pada masa sosial distancing pembatasan sosial
19 Kementerian Keuangan memastikan tersedianya anggaran nasional dan daerah untuk
respon pandemi
31
20 Kementerian Komunikasi dan Informatika mendukung respon pandemi dengan
mendukung komunikasi dan menjaga keberlngsungan sarana telekomunikasi untuk
respon pandemi (Internet telephone) memberikan fasilitas tool free untuk hotline
pandemi dan SMS blast serta iklan layanan masyarakat unutk pandemic
Telekomunikasi menyediakan kebutuhan informasi dan komunikasi antar individu
21 Kementerian Lingkungan hidup dan kehutanan Indonesia menyusun protokol untuk
desinfeksi lingkungan yang aman untuk masyarakat
22 Kementeiran Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia dapat bekerjasama
untuk mengidentifikasi fasilitas apartment dan mempersiapkan fasilitas untuk
alihfungsi gedung fasilitas unutk respon pandemic termasuk untuk tempat perawatan
COVID-19
23 Kementerian riset dan Teknologi bekerjasama dengan kementerian Pendidikan
termasuk Universitas dan perangkat negara lainnya untuk melakukan modeling
prediksi kasus COVID-19 di Indoensia dan mengorganisasi penelitian mengenai
COVID-19 di Indoensia termasuk membuat road map dan protokol penelitian di
Indonesia sejalan dengan road map penelitian nasional Hal ini dilakukan
bekerjasama dengan Litbangkes Kementerian Kesehatan
24 Kementerian Perencanaan Pembangungan Nasional RI menyusun perencanaan
respon COVID-19 dengan menggunakan modeling yang dibuat bersama dengan
Kementerian Riset dan Teknologi
25 Kementerian BUMN mendukung keberlangsungan BUMN untuk menjalankan fungsi
pelayanan publik esensial dan identifikasi fasilitas BUMN yang dapat dialihfungsikan
untuk respon COVID-19 termasuk menjadi tampat perawatan COVID-19 Dapat
bekerjasama dengan kementerian lainnya contohnya bekerjasmaa dengan
Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk menggunakan stadium fasilitas oleh raga
untuk perawatan COVID-19 atau bekerjasmaa dengan Pusat Haji untuk menggunakan
asrama haji untuk tempat perawatan COVID-19
26 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah membuat protokol
keberlangsungan usaha untuk pengusaha kecil dan menengah dan mendukung
keberlangsungan usaha kecil dan menegan pada saat respon pandemic
27 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif untuk memberikan edaran kepada sektor
pariwisata untuk kewaspadaan COVID-19 menutup sektor pariwisata apabila
diperlukan pada pemberlakuan pembatasan sosial Memberikan informasi komunikasi
risiko kepada stakeholder sektror pariwisata
Stakeholder yang bergerak di bidang intervensi non pharmasi adalah menyusun dan
monitoring implementasi protokol untuk sektor non kesehatan seperti protokol publik
protokol transportasi umum protokol di sektor edukasi protockol di sektor
perdaganganprotokol socialphysical distancing protokol penutupan pusat
keramaian tempat hiburan pusat perbelanjaanmall penutupan sekolah termasuk
pengaturan kehidupan masyarakat yang terkait lainnya
32
6 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat
Tim komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat terdiri dari 2 tim teknis yakni Tim Promosi
Kesehatan (TPK hewan dan manusia) dan Tim Sentra Media (TSM) Tim-tim ini bertugas
untuk
a Promosi Kesehatan
1) Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam
mengatasi COVID-19
2) Menginformasikan ke masyarakat langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan
dan tidak boleh dilakukan dalam menghadapi situasi pandemi
3) Mengumpulkan data dan informasi secara rutin dan setiap ada perkembangan
situasi yang khusus yang dilaporkan Tim Penanggulangan atau tim lainnya yang
terkait
4) Mengolah dan mengelola data dan informasi terkumpul
5) Membuat papan informasi internal yang memuat informasi esensial (kontak peta
wilayah dll) dan data informasi terbaru
6) Mengatur jenis media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dan saluran
informasi bagi target yang berbeda-beda
7) Menetapkan jadwal distribusi informasi berdasar jenis media KIE dan saluran
8) Menyusun pesaninstruksi per topik dengan masukan dan koordinasi dengan ahli
teknis sesuai target dan saluran informasi
9) Mendistribusikan informasi instruksi pesan (yang mungkin berbeda-beda)
berdasarkan target jenis media KIE dan saluran informasi
b Sentra Media
1) Memastikan informasi dari TPK dapat disebarkan ke masyarakat melalui berbagai
media massa
2) Bekerja sama dengan juru bicara dan TPK untuk menyebarkan informasi Membuat
pointers dari pemantauan berita-isu publik dan perkembangan situasi dari unit
teknis kepada juru bicara
3) Memantau pemberitaan dan isu di media masa dan media sosial yang berkembang
di masyarakat serta memastikan agar masyarakat menerima informasi yang akurat
pada waktu yang tepat
4) Mengatur arus informasi internal dan eksternal (untuk konsumsi publik) dan
memastikan bahwa informasi kepada media sudah diubah ke dalam format yang
dapat dengan mudah digunakan oleh media cetak radio dan televisi (siaran pers
ad-lips talkshow video news release)
5) Melayani kebutuhan media masa
6) Menyelenggarakan temu media secara berkala
7) Memastikan bahwa media dan publik serta pihak-pihak terkait (kementerian
lembaga kedutaan besar badan-badan PBB ormas LSM dan swasta)
memperoleh berita informasi terakhir secara rutin
8) Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketepatan pesan-pesan
kunci yang ingin dipublikasikan
9) Memastikan data yang dapat dibagikan ke publik dan menahan informasi sensitif
dengan media massa
33
Bab 4
Konsep Operasi dan Pelaksanaan Respon Pandemi
41 Konsep Operasi Rencana Pelaksanaan Respon Pandemi Konsep operasi pelaksanaan respon pandemi berdasarkan framework kebencanaan
nasional mengacu pada bagan sebagai berikut
Tabel 41
Konsep Operasi Pelaksanaan Respon Berdasarkan Framework Kebencanaan Nasional
Pernyataan Definisi Operasional Prinsip Operasi Koordinator
Komando
Kesiapsiagaan Belum terdapat kasus COVID-19 di Indonesia
Penguatan surveilans deteksi dini dan pencegahan
Kemenkes (Provinsi dan KabupatenKota Kepala Daerah)
Siaga Darurat Awal masuk kasus ke Indonesia (Kasus awal dan sporasik kasus)
Deteksi kasus pelacakan kasus dan isolasi kasus
Kemenkes (Provinsi dan KabupatenKota Kepala Daerah)
Tanggap Darurat Terdapat minimal 2 klaster sampai COVID-19 yang meluas di Indonesia
Deteksi kasus pelacakan kasus mitigasi pandemi Physical distancing business continuity plan (BCP)
Nasional BNPB Daerah Kepala Daerah
Rehabilitasi Tidak ditemukan kasus baru setelah dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir
Surveilans ketat deeskalasi respon rehabilitasi fungsi komponen yang terlibat dalam penanggulangan COVID-19
Kepala Daerah
Pada saat WHO mengeluarkan pernyataan pandemi maka Kementerian Kesehatan
bersama dengan Kemenko PMK akan melaporkan hal ini kepada Presiden dan sesuai
dengan Inpres No 4 Tahun 2019 maka Presiden akan menunjuk komandan untuk
kesiapsiagaan dan respon untuk penanggulangan
Trigger kriteria penetapan status dan respon untuk setiap status yaitu
a Status siaga darurat ditentukan oleh Kementerian Kesehatan RI
b Status darurat bencana ditetapkan oleh Presiden RI atas rekomendasi Kemenkes
BNPB dan Kementerian lain yang terlibat dan relevant
Pada saat kesiapsiagaan (belum terdapat kasus COVID-19 di Indonesia terdeteksinya
kasus di Indonesia kasus awal dan sporadik kasus di Indonesia maka Menteri Kesehatan
melaporkan kepada Presiden untuk merekomendasikan penetapan siaga darurat
Kemenkes akan melakukan analisis risiko berkala dan melaporkan kepada Presiden
Dalam tahap ini Presiden akan menunjuk komandan untuk melakukan koordinasi lintas
sektor untuk melakukan respon
Apabila adanya peningkatan kasus di Indonesia dimana kasus pandemi sudah menyebar
luas di Indonesia berdasarkan analisis risiko yang disampaikan oleh Kemenkes situasi
tersebut dilaporkan kepada presiden dan presiden menetapkan tanggap darurat dan
menunjuk komandan untuk melakukan koordinasi lintas sektor untuk melakukan respon
34
Pos pendampingan akan diberikan oleh pusat ke daerah bila pos pendampingan untuk daerah yang terdampak diperlukan
Struktur komando dan koordinasi akan dibuat di tingkat nasional provinsi dan kabupatenkota (Seperti organogram dibawah ini)
Gambar 41
Struktur Pos Pendampingan SKPDB (Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana)
Pendanaan kesiapsiagaan menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan RI dan
bantuan hibah dari dunia usaha donatur dan bantuan luar negeri Pendanaan pada
penanggulangan pandemi (periode tanggap darurat) menggunakan dana siap pakai yang
tersedia di Kementerian Keuangan dan dapat dipergunakan oleh BNPB pada masa
tanggap darurat pada tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota dapat menggunakan DTT
(Dana Tak Terduga) BTT (Biaya Tak Terduga)
Biaya untuk penyediaan darurat bencana penanganan operational ground handling
personil logistik dan peralatan pengemasan pelabelan distribusi bantuan ke lokasi
Pos Lapangan
KabKota
Pos Pendukung (Bantuan
Internasional)
Pos Lapangan
Pos Lapangan
Pos Lapangan
Posko Nasional PDB
Pos Pendamping Wilayah
Nasional
Provinsi
Notes Pendampingan Komando
35
tujuan pemusnahan dan re-ekspor menjadi tanggung jawab pemberi bantuan
internasional
Tempat Transit terbagi atas
bull Bandar Udara
bull Pelabuhan Laut
bull Pos Lintas Batas Negara
bull Pangkalan Militer jika kapasitas pintu masuk keluar bantuan tidak memadai
Indikator Siaga Darurat
1) Meningkatnya angka kasus COVID-19 di beberapa negara di dunia
2) Terindentifikasinya 1 orang pasien positif COVID-19 di Indonesia
Indikator Tanggap Darurat
1) Sebaran angka kasus COVID-19 telah terjadi di lebih dari satu provinsi di Indonesia
atau adanya lebih dari dua kluster di provinsi yang sama
2) Terjadi Transmisi COVID-19 di komunitas
3) Angka kesakitan COVID-19 menunjukkan kenaikan 2 kali atau lebih selama dalam
dua kali masa inkubasi (2 x 5 hari) berturut-turut
4) Dilaporkan adanya petugas kesehatan yang terjangkit COVID-19
5) Jumlah rata-rata penderita baru COVID-19 akibat penularan manusia ke manusia
dalam satu kawasancluster menunjukkan kenaikan 2 kali lipat dalam 2 minggu
terakhir
6) Case Fatality Rate menunjukkan peningkatan dalam 2 minggu terakhir
7) Penanganan Wabah COVID-19 yang melebihi daya dukung Sumber Daya
Kesehatan
8) Terganggunya layanan pemerintahan maupun layanan vital lainnya akibat wabah
COVID-19
9) Terjadinya gangguan pada sektor keamanan ketertiban sosial maupun ekonomi
10) WHO menyatakan PHEIC pandemic COVID-19
Kondisi masuk pada tahap tanggap darurat apabila memenuhi sekurang-kurangnya 3 indikator
dari indikator skenario kejadian
Indikator Transisi Darurat ke Pemulihan
Indikator skenario kejadian
1) Penurunan signifikan pada incident case
2) Dalam 14 hari dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak terdeteksi kasus baru
dengan surveilans ketat
3) Aktivitas layanan kesehatan pemerintahan sosial dan ekonomi masyarakat telah
pulih seperti kondisi sebelum Pandemi
36
42 Fungsi
421 Komando dan Koordinasi
Pada saat kesiapsiagaan setiap stakeholder melakukan kegiatan kesiapsiagaan
sesuai dengan tupoksinya masing-masing Kementerian kesehatan mengeluarkan
surat edaran kesiapsiagaan terhadap kasus COVID-19 baru di rumah sakit pintu
masuk pelayanan kesehatan dasar dan dinas kesehatan
Kemenkes bertugas sebagai koordinator dan pusat krisis sebagai pelaksana harian
pada saat kesiapsiagaan dan siaga darurat Pusat krisis akan mengkoordinir segala
aktivitas untuk kesiapsiagaan dan siaga darurat Seluruh komponen penanggulangan
yang berada di lingkungan Kementerian Kesehatan berkoordinasi dengan pusat krisis
kesehatan melalui Public Health Emergency Operations Centres (PHEOC) PHEOC
melakukan kegiatan surveilans berdasarkan IBF analisis risiko dan Penyelidikan
Epidemiologi (PE)
Pusat krisis kesehatan akan melakukan koordinasi dengan lintas sektor lainnya
termasuk BNPB apabila memerlukan sumber daya tambahan untuk keperluan
kesiapsiagaan dan siaga darurat Alur komando dan koordinasi pada saat siaga darurat
adalah seperti di bawah ini
Gambar 42
Alur komando dan koordinasi pada saat siaga darurat
Aktivasi sub klaster sesuai dengan kebutuhan berdasarkan hasil analisis risiko yang
dilakukan PHEOC dan pusat krisis
Komandan Menkes (Pelaksana Harian Pusat Krisis) -Emergency
Operation Centre
Tim Data amp Informasi dan Humas Pusdatin dan Rokomyanmas
Tim Logistik Kesehatan Farmalkes
Tim Promosi Kesehatan
Rokomyanmas
Koordinator Sub
Klaster Pelayanan
Kesehatan
Yankes
Koordinator Sub Klaster
Pengendalian Penyakit P2P (PHEOC) dan IHR
Focal Point
Koordinator
Sub Klaster
Pelayanan Gizi Dit Gizi
Koordinator
Sub Klaster
Kesehatan Jiwa Keswa
Koordinator Sub Klaster
Kesehatan
Reproduksi Kesga
Sub Klaster
DVI
BNPB
WHO IHR
Focal Point
37
Pada saat di deteksi kasus baru pandemi di Indonesia maka IHR focal point akan
memberikan notifikasi kepada WHO dan berkoordinasi dengan humas dan pusat krisis
untuk melakukan respon IHR National Focal point dapat berkoordiansi dengan WHO
National focal point untuk mobilisasi sumber daya Internasional yang dibutuhkan
contohnya dengan Global Outbreak Alert and Response Network (GOARN) untuk
mendukung respon di Indonesia
Pusat Krisis Kesehatan melakukan pertemuan koordinasi berkala untuk sektor
kesehatan dan sub kluster sektor kesehatan dengan melibatkan partner NGO
organisasi Internasional
Gugus Tugas Percepatan Penangangan Covid-19
Untuk Penanggulangan COVID-19 Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden no 7
tahun 2020 mengenai Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Diseases
2019 (COVID-19) Operasi respon dan Mitigasi COVID-19 pada tingkat pusat
dilaksanakan oleh gugus tugas ini dengan tujuan untuk
a meningkatkan ketahanan nasional di bidang kesehatan
b mempercepat penanganan COVID-19 melalui sinergi antar kementerian
lembaga dan pemerintah daerah
c meningkatkan antisipasi perkembangan eskalasi penyebaran COVID-19
d meningkatkan sinergi pengambilan kebijakan operasional dan
e meningkatkan kesiapan dan kemampuan dalam mencegah mendeteksi dan
merespons terhadap COVID-19
Gugus tugas ini terdiri dari Pengarah dan Pelaksana Pengarah memiliki tugas untuk
memberikan arahan kepada Pelaksana dalam melaksanakan percepatan penanganan
COVID-19 dan melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penanganan
COVID-19
Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 memiliki tugas
a) menetapkan dan melaksanakan rencana operasional percepatan penanganan COVID-
19
b) mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan
COVID-I9
c) melakukan pengawasan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-19
mengerahkan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan
COVID-L9 dan
d) melaporkan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-L9 kepada Presiden dan
Pengarah
Dalam melaksanakan tugasnya gugus tugas ini dibantu oleh sekretariat yang
berkedudukan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang memberikan
dukungan teknis dan administrasi kepada gugus tugas tersebut
38
Pada tingkat sub nasional dibentuk juga gugus tugas percepatan penganan COVID-19
yang berkoordiansi dengan gugus tugas pusat Biaya untuk pelaksanaan
penanggulangan COVID-19 dibebankan kepada anggaran pendapatan dan belanja
negara belanja daerahatau sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai d
engan ketentuan
Susunan keanggotaan Gugus Tugas Percepatan Penanganan
COVID-19 terdiri atas
A Pengarah
1 Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
2 Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan
3 Menteri Kesehatan dan
4 Menteri Keuangan
B Pelaksana
Ketua Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Wakil Ketua 1 Asisten Operasi Panglima Tentara Nasional Indonesia dan
Wakil Ketua 2 Asisten Operasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Anggota
1 Unsur Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan
2 Unsur Kementerian Kesehatan
3 Unsur Kementerian Dalam Negeri
4 Unsur Kementerian Luar Negeri
5 Unsur KementerianPerhubungan
6 Unsur Kementerian Komunikasi dan Informatika
7 Unsur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
8 Unsur Kementerian Agama
9 Unsur Badan Nasional Penanggulangan Bencana
10 Unsur Tentara Nasional Indonesia
11 Unsur Kepolisian Negara Republik Indonesia dan
12 Unsur Kantor Staf Presiden
39
Pada saat tanggap darurat maka alur komando dan koordinasi seperti dibawah ini
Gambar 43
Alur Komando dan Koordinasi Pada Saat Tanggap Darurat
Tugas dan fungsi alur komando dan koordinasi adalah sebagai berikut
1 Komandan
a Mengaktifkan dan meningkatkan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops)
menjadi Pos Komando Tanggap Darurat
b Membentuk Pos Komando Lapangan (Poskolap) di lokasi bencana di bawah
komando Pos Komando Tanggap Darurat Bencana
c Membuat rencana operasi mengorganisasikan melaksanakan dan
mengendalikan operasi tanggap darurat bencana
d Melaksanakan komando dan pengendalian untuk pengerahan sumber daya
manusia peralatan logistik dan penyelamatan serta berwenang
memerintahkan para pejabat yang mewakili instansi lembaga organisasi yang
terkait dalam memfasilitasi aksesibilitas penanganan tanggap darurat bencana
e Melaksanakan evaluasi melalui rapat koordinasi yang dilaksanakan minimal
satu kali dalam sehari untuk menyusun rencana kegiatan berikutnya
f Komandan Tanggap Darurat bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI
2 Wakil Komandan
a Membantu komandan Tanggap Darurat Bencana dalam merencanakan
mengorganisasikan melaksanakan dan mengendalikan komando tanggap
darurat bencana
b Mengkoordinir tugas-tugas sekretariat humas keselamatan dan keamanan
serta perwakilan instansi lembaga
c Mewakili Komandan Tanggap Darurat Bencana apabila berhalangan
d Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana bertanggung jawab langsung
kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana
Tim Pengarah
Menko PMK
Menko Polhukam
Menkes
Menteri keuangan
WHO IHR Focal Point
IHR National Focal Point
40
3 Sekretariat
a Menyelenggarakan administrasi umum dan pelaporan
b Pelayanan akomodasi dan konsumsi bagi personil Komando Tanggap Darurat
Bencana
c Sekretaris bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat
Bencana
4 Bagian Perencanaan
a Mengumpulkan dan menginventarisasi sumber daya (personil peralatan dan
dana) yang ada di masing-masing instansi
b Mengevaluasi menganalisis data dan informasi yang berhubungan dengan
penanganan tanggap darurat bencana serta menyiapkan dokumen rencana
operasi tanggap darurat
c Kepala Bidang Perencanaan bertanggung jawab langsung kepada Komandan
Tanggap Darurat Bencana
5 Bagian Humas
a Menghimpun data dan informasi penanganan bencana yang terjadi
b Membentuk jaringan informasi dan komunikasi serta menyebarkan informasi
tentang bencana ke media massa dan masyarakat luas atas persetujuan
komandan tanggap darurat
c Mendokumentasikan seluruh kegiatan posko tanggap darurat
d Kepala Humas bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap
Darurat Bencana
6 Perwakilan Kementerian Lembaga (KL)
a Perwakilan KL terkait bertugas membantu Komandan Tanggap Darurat
bencana berkaitan dengan permintaan dan pengerahan sumber daya yang
dibutuhkan dari KL
b Perwakilan KL secara operasional bertanggung jawab langsung kepada
Komandan Tanggap Darurat Bencana atas pelaksanaan tugasnya dan secara
administratif bertanggung jawab kepada pimpinan KL terkait
422 Surveilans
Kegiatan surveilans epidemiologi dilakukan mulai dari sebelum timbul pandemi sampai
dengan pasca penanggulangan dengan sasaran populasi yang berisiko yaitu
masyarakat dan petugas Pelaksanaan surveilans berdasarkan lokasinya dibedakan
menjadi
a Surveilans wilayah yang meliputi wilayah kasus dan penanggulangan rumah sakit
yang merawat kasus Puskesmas Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya serta wilayah berisiko
41
b Surveilans yang dilakukan di pintu masuk keluar suatu wilayah dan yang meliputi
bandar udara pelabuhan Pos Lintas Batas Darat (PLBD) Kegiatan surveilans di
wilayah dan pintu masuk negara pada setiap status
o SOP surveillans pada setiap status merujuk pada Pedoman Surveilans
epidemiologis COVID-19 di Indonesia (Kemenkes 2020) Pedoman Surveilans
Sentinel ILI Pedoman Surveilans SIBI (Surveilans ISPA Berat di Indonesia)
Pedoman SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan pedoman
nasional COVID-19
o SOP penilaian risiko pada setiap status yang merujuk pada Risk Assessment
for Acute Public Health Event WHO 2010 dan Pedoman Nasional COVID-19
Kemkes 2020
c Sumber daya manusia untuk melakukan surveilans termasuk roster
epidemiologist dll Tim TGC dan Pejabat Karantina Kesehatan (analis
laboratorium klinisi perawat epidemiologi)
d SOP untuk COVID-19 Severity Assessment (PISA) Siapa yang melakukan dan
indikator apa yang akan dipakai
e Metode modeling pandemi yang mungkin dilaksanakan dan institusi yang dapat
membantu dalam pelaksanaannya
f SOP terkait pencatatan dan alur pelaporan surveilans COVID-19 merujuk pada
- Pedoman COVID-19 Kemenkes RI 2020
- Annex 2 IHR Decision instrument for the assessment and notification of
events that may constitute a public health emergency of international
concern 2010
g Pengawasan kekarantinaan kesehatan terdiri dari pengawasan saat kedatangan
pengawasan saat keberangkatan dan pengawasan lingkungan
Tindakan kekarantinaan kesehatan terdiri dari
o Karantina isolasi
o rujukan disinfeksi dan atau dekontaminasi terhadap orang sesuai indikasi
o Pembatasan sosial berskala besar
o Disinfeksi dekontaminasi disinseksi dan atau deratisasi terhadap alat
angkut dan barang
o Penyehatan pengamanan dan pengendalian terhadap media lingkungan
Di tingkat daerah juga dapat dibentuk Gugus Tugas dengan struktur yang sama
dengan struktur nasional
423 Respon Medis dan Laboratorium
Pada kondisi pandemi sudah teridentifikasi dan siap melaksanakan pelayanan kasus
COVID-19 harus sesuai dengan pedoman dan standar Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI) yg benar yaitu
o Layanan primer
o Rumah Sakit
o Farmasi
o Laboratorium
42
Respon medis dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) untuk kasus
parah dan moderate sedangkan untuk kasus ringan dilakukan pengawasan di
Puskesmas atau pelayanan telemedicine dan rumah Tata laksana kasus pandemi
dengan memperhatikan infeksi
Pada kasus ringan operasional dan pemberdayaan yang dilakukan di puskesmas
antara lain
1) Pasien suspek diperiksa di puskesmas klinik dengan menerapkan PPI
berbasis standar kontak dan droplet disarankan melalui telemedicine
2) Pasien suspek dapat melakukan karantina mandiri dengan edukasi etika batuk
cuci tangan dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
3) Kasus suspek moderate dan parah yang terjadi pada kelompok risiko tinggi (usia
diatas 60 tahun memiliki komorbid) dirujuk ke rumah sakit untuk di tes dan
diberikan pengobatan jika diperlukan
4) Kasus supek dengan gejala ringan dan tidak terjadi pada kelompok risiko tinggi
mendapatkan obat simptomatik di rumah
5) Status kesehatan kasus suspek dipantau melalui telemedicine atau cara lainnya
6) Puskesmas melaporkan ke dinas kesehatan setempat
7) Petugas puskesmas mengawasi perjalanan penyakit kasus suspek (surveilans
aktif) dan melakukan contact tracing pasien dan mengkarantina kontak serta
memonitor status kesehatan kontak selama 14 hari
8) Kasus suspek dengan perburukan klinis akan dirujuk ke RS rujukan
9) Petugas puskesmas dengan ambulance khusus siap menjemput kasus suspek
dari rumah ke RS rujukan
10) Komunikasi risiko internal puskesmas
11) Skrining seluruh petugas di puskesmas
12) Menjaga keberlangsungan pelayanan
Selain itu dalam penanggulangan COVID-19 Puskesmas juga diharapkan dapat
melaksanakan tiga fungsi utamanya yaitu
1 Sebagai Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Melakukan surveilans COVID-19 ILI dan pneumonia untuk mendeteksi dini
adanya suspek COVID-19
Melapor ke Dinas Kesehatan kabupaten kota bila ditemukan adanya suspek
COVID-19
Bersama tim Dinas Kesehatan kabupaten kota melakukan penyelidikan
epidemiologi (tes isolasi kasus pelacakan kontak karantina kontak dan
pemantauan status kesehatan kontak selama 14 hari)
Koordinasi lintas sektor tingkat kecamatan tentang adanya kasus suspek
COVID-19 dan pengendalian melalui pimpinan wilayah kecamatan
2 Sebagai Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Diseminasi KIE tentang adanya kasus COVID-19 pada manusia untuk deteksi
dini pencegahan penularan pelaporan dan pengobatan segera melalui tokoh
masyarakat agama kader kesehatan LSM Ormas dan UKBM Upaya
43
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (poskesdes poskestren posyandu
polindes posdayandu dll)
Pemberdayaan masyarakat melalui UKBM (kader dasa wisma kader posyandu
desa siaga atau kegiatan berbasis masyarakat lainnya yang berjalan di daerah
tersebut) untuk melakukan deteksi dini pencegahan penularan dan rujukan
kasus COVID-19
3 Sebagai Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Pada dasarnya Puskesmas tidak melakukan perawatan pasien suspek karena
keterbatasan sarana prasarana tenaga serta untuk mencegah meluasnya
penyebaran penularan dari manusia ke manusia
Pada kasus sedang dan berat dilakukan di rumah sakit antara lain
1 Pelayanan di ruang rawat isolasi dengan tetap menerapkan prinsip PPI
2 Pemberian obat simptomatik
3 Pelayanan di ruang ICU dengan tetap menerapkan prinsip PPI
4 Pengaturan shift petugas yang ketat untuk mencegah kelelahan
5 Pengaktifan ruang ldquoantarardquo (untuk decont) dan ruang tekanan negatif dan steril
khusus untuk petugas beristirahat
6 Monitoring dan evaluasi semua petugas dan layanan yg diberikan
Di Rumah Sakit dilakukan pengaktifan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu (SPGDT) antara lain
bull Jumlah tempat tidur
bull Jumlah ICU
bull Ketersediaan ventilator (jumlah dan jenis)
bull Peralatan terapi oksigen
bull Ruang pemulasaran jenazah
bull Laboratorium
bull Farmasi obat APD
bull Instalasi gizi (petugas dan pasien)
bull CSSD (Central Sterilization Supply Department) Instalasi Pusat Pelayanan
Sterilisasi
bull Kesehatan lingkungan
Rumah sakit rujukan yang ditunjuk berfungsi sebagai pusat perawatan COVID-19 Rumah
sakit tersebut mengaktifkan rencana kesiapsiagaan dan respon pandemi di rumah sakit
dengan
a Penambahan ruangan perawatan untuk COVID-19 mengirimkan pasien lain ke
rumah sakit lain
b Menyediakan terapi oksigen bagi pasien dengan kondisi parah
c Menyediakan ruang rawat ICU dan pemenuhan kebutuhan terapi oksigen dan
ventilator untuk pasien dengan kondisi kritis (perhitungan lihat tabel di lampiran)
d Membuat prioritas perawatan untuk pasien lainnya Pasien lainnya yang dalam
keadaan gawat dan atau darurat dapat ditangani dengan dikirim ke rumah sakit lain
e Identifikasi dan pemenuhan sumber daya dan prasarana yang diperlukan untuk
penambahan kapasitas perawatan dapat di rumah sakit rujukan tersebut
44
f Apabila terjadi penyebaran luas di masyarakat dan kapasitas fasilitas kesehatan
tidak memadai dapat dilaksanakan strategi dibawah ini Strategi tersebut perlu
didiskusikan terlebih dulu oleh panel ahli berdasarkan analisis risiko untuk membuat
rekomendasi
- Hotline service yang beroperasi 24 Jam 7 hari akan membantu triase orang yang
bergejala penyakit pernafasan dan orang yang khawatir kontak dengan kemungkinan
kasus COVID-19 berdasarkan kondisi mereka Orang-orang tersebut melalui hotline
service akan diberikan arahan apakah harus datang ke fasilitas kesehatan atau
melakukan isolasi mandiri di rumah atau adanya arahan lainnya Skreening dan
triase dapat dilakukan di semua akses sistem fasilitas kesehatan puskesmas klinik
atau rumah sakit lainnya dan setting khusus yang diadakan di komunitas Apabila
diperlukan klinik demam (atau penyakit pernafasan) dapat didirikan di luar fasilitas
kesehatan utnuk menurunkan risiko penularan COVID-19 di fasilitas kesehatan
- Rujukan akan mengadopsi model ldquohub and spokerdquo dengan fasilitas rujukan COVID-
19 pusat dan semua fasilitas kesehatan lainnya di setiap wilayah geografis yang
merujuk pasien ke fasilitas rujukan COVID-19 terdekat
- Rumah sakit rujukan yang ditunjuk berfungsi sebagai pusat perawatan untuk COVID-
19 Rumah sakit rujukan tersebut akan mengaktifkan respons pandemi dan rencana
kesiapsiagaan di rumah sakit dengan menambahkan ruang perawatan untuk
COVID-19 dan dengan mengubah fungsi kamar lain Pasien lain yang sedang
dirawat yang bukan terjangkit COVID-19 bisa dikirim ke rumah sakit lain Identifikasi
dan pemenuhan sumber daya dan infrastruktur diperlukan untuk meningkatkan
kapasitas perawatan di rumah sakit rujukan COVID-19
- Identifikasi rumah sakit lainnya sebagai pusat perawatan COVID-19 apabila
diperlukan
- Identifikasi fasilitas bangunan yang dapat dikonversi dan berfungsi sebagai pusat
perawatan COVID-19 (misalnya asrama atlet hotel dengan kapasitas tempat tidur
yang mencukupi) Identifikasi dan pemenuhan sumber daya dan infrastruktur untuk
fasilitas ini perlu dilakukan dengan bekerja sama dengan IDI dan organisasi profesi
Fasilitas-fasilitas ini perlu memiliki akses ke layanan kesehatan yang cepat (termasuk
telemedicine) dan perlu ditempatkan dekat dengan rumah sakit rujukan COVID-19
- Identifikasi tenaga kesehatan untuk membantu penanganan kasus COVID-19 Bila
terdapat defisit atau kekurangan tenaga kesehatan yang berkompetensi dalam
menangani kasus COVID-19 maka perlu dipertimbangkan dilakukannya task shifting
dari tenaga kesehatan lainnya dengan pemberian pelatihan dan ketrampilan yang
memadai
- Apabila terjadi penyebaran luas di masyarakat dan kapasitas fasilitas kesehatan
tidak memadai serta berdasarkan pertimbangan dan rekomendasi ahli dapat
dilaksanakan strategi berikut ini
o kasus ringan tanpa faktor risiko dirawat dirumah melakukan isolasi diri di rumah
dengan mengikuti dan memperhatikan pengendalian infeksi untuk perawatan
pasien COVID-19 di rumah Pasien tersebut harus mempunyai akses cepat untuk
arahan oleh petugas keseahtan melalui telemedicine whats apps dll
o Kasus sedang yang berisiko tinggi seperti usia lanjut gt 60 tahun atau kasus
dengan komorbid (hipertensi diabetes kardiovaskular penyakit pernafasan kronik
45
kondisi imunkompromis dll) dapat dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan
perlu disiapkan rujukan cepat ke rumah sakit rujukan apabila pasien mengalami
gejala yang memburuk atau adanya komplikasi
o Kasus yang parah amp kritis perlu dirawat di rumah sakit rujukan COVID-19
- Untuk rujukan pasien dapat menggunakan fasilitas ambulans PSC 119 atau
ambulans RS
- Apabila kapasitas laboratorium mencukupi pemeriksaan laboratorium
dilaksanakan sesuai pedoman COVID-19 Berdasarkan analisis risiko dan
rekomendasi panel ahli apabila kasus sudah menyebar di masyarakat luas dan
kapasitas laboratorium sudah tidak mencukupi pemeriksaan laboratorium dapat
dilakukan pada kasus baru dari daerah baru yang melaporkan dari kasus yang
berisiko tinggi kasus yang parah dan kritis dan kontak erat kasus konfirmasi
Pada daerah yang melaporkan transmisi luas di masyarakat dapat dilakukan
survei sistematis pada pemeriksaan laboratorium atau menggunakan sistem
sentinel surveilans
- Kegiatan tambahan yang berkaitan dengan intervensi medis termasuk
Mengembangkan deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen kasus dan
protokol rujukan
Melengkapi tenaga kerja yang ada dengan pensiunan (untuk bekerja di
lingkungan risiko rendah menempatkan staf dengan status risiko yang lebih
rendah untuk mendukung respon COVID-19) tenaga kesehatan yang
menganggur yang dilatih dan staf yang diberi wewenang sementara
Diseminasi selebaran tentang definisi kasus algoritma diagnose pengumpulan
dan transportasi specimen dan APD ke fasilitas kesehatan milik pemerintah
dan swasta
Menyiapkan panduan untuk pelayanan hotline yang beroperasi 24 jam7 hari
untuk melakukan triase orang-orang dengan gejala respiratorik dan mereka
yang khawatir kontak dengan kemungkinan kasus COVID-19
Menyiapkan panduan untuk pekerja telemedicine tenaga kesehatan
Puskesmas dan klinik pernapasan untuk mengidentifikasi menilai dan tes
COVID-19
Diseminasi panduan nasional dan deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen
kasus dan protokol rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan
Membuat panduan tersedia untuk perawatan di rumah bagi pasien dengan
gejala COVID-19 ringan
Menyediakan panduan pemulasaran jenazah
Mempertahankan pelayanan kesehatan rutin dan kegawatdaruratan kepada
masyarakat
Mengatur jaringan pakar klinis untuk membantu karakterisasi klinis COVID-19
menjawab tantangan dalam perawatan klinis
Mencoba penggunaan antivirus yang tepat
Melakukan penelitian dalam Pemantauan Penggunaan Darurat Intervensi
penyelidikan dan yang belum terdaftar menyiapkan protokol penyelidikan klinis
untuk menggunakan obat dan rejimen yang berbeda
46
Implementasi percobaan klinis dalam pengobatan
Eskalasi pemenuhan logistik Alat Pelindung Diri (APD) obat-obatan suportif bahan medis
habis pakai (BMHP) dan untuk pemeriksaan laboratorium (VTM Swab cold chain dll)
Laboratorium
Spesimen yang diambil pada fase pandemi adalah sampel yang memenuhi definisi pasien
dalam pengawasan orang dalam pemantauan dan kontak erat risiko tinggi
Pengambilan spesimen pasien pasien dalam pengawasan dan orang dalam pemantauan
dilakukan sebanyak dua kali berturut-turut (hari ke-1 dan ke-2 serta bila terjadi kondidi
perburukan)
Pengambilan specimen kontak erat risiko tinggi dilakukan pada hari ke-1 dan hari ke-14
Alur Penerimaan Laboratorium
Gambar 44
Alur Pengiriman Spesimen
Algoritma Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan spesimen untuk skrining dan penegakan diagnosis COVID-19 dilakukan di
laboratorium yang memenuhi standar Biosafety Level 2 (BSL-2) dan memiliko alat
pemeriksaan Real Time PCR Saat ini dalam upaya percepatan penemuan kasus
Pemerintah juga telah menggunakan rapid test (tes cepat) serologis untuk pemeriksaan
skrining COVID-19 Kedepannya juga aka nada pengembangan pemeriksaan COVID-19
menggunakan tes cepat molecular berbasis PCR
Laboratorium Rujukan
Nasional COVID-19
Laboratorium Pemeriksa
COVID-19
Rumah SakitDinas
KesehatanLaboratorium
Kesehatan Lainnya
Screening
Konfirmasi
47
Gambar 45
Algoritma Pemeriksaan Laboratorium
Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan orang dalam pemantauan
dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-PCR dan
sekuensing Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain tetapi negatif
COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak erat atau riwayat
perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan ulang Karena
kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui
Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil
positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi Prof
Dr Oemijati ndash Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
48
Alur Pelaporan Surveilans Epidemiology dan Laboratorium
Gambar 46
Alur Pelaporan Laboratorium
Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan
Litbabangkes dan Dirjen P2P cq PHEOC untuk kemudian diteruskan ke
Emergency Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan PHEOC mengirimkan
hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang merawat kasus
Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai pihak terkait
agar dapat berkoordinasi lebih lanjut Jika hasil pemeriksaan laboratorium positif
IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam (Sumber
Pedoman P2 COVID-19_REV-03)
Laboratorium rujukan nasional COVID-19 melakukan rekapitulasi hasil pemeriksaan
dari seluruh laboratorium pemeriksa COVID-19 dan melaporkan kepada Direktur
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebagai Focal Point International
Health Regulation dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan tembusan
kepada Menteri Kesehatan (Sumber SK Jejaring Lab COVID-19)
PUSDALOP BNPB
EOC Pusat Krisis Kemkes
49
Tugas dan Fungsi Laboratorium Rujukan Nasional COVID-19
a Menerima spesimen untuk pengujian COVID-19 atau konfirmasi hasil tes dari
laboratorium daerah COVID-19
b Mengembangkan SOP terkait pengumpulan penanganan dan pengujian
spesimen COVID-19
c Melakukan rekapitulasi seluruh hasil tes COVID-19 dari laboratorium daerah dan
melaporkan ke Direktur Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
sebagai IHR focal point dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan
tembusan ke Menteri Kesehatan
d Melakukan pengujian validasi dengan mengambil sampel spesimen positif dan
negatif berdasarkan hasil tes yang dibawa oeh laboratorium daerah COVID-19
e Mengirimkan tes panel COVID-19 ke laboratorium daerah COVID-19 untuk
external quality assurance (Quality AssuranceQuality Control)
f Melakukan supervisi dan bantuan teknis ke laboratorium daerah COVID-19
Tugas dan Fungsi Laboratorium Daerah COVID-19
a Menerima spesimen untuk tes COVID-19 dari rumah sakitdinas
kesehatanlaboratorium kesehatan lain
b Melakukan skrining tes spesimen COVID-19 menggunakan format dan SOP
yang dibuat Litbangkes
c Mengirimkan semua spesimen untuk tes validitas ke laboratorium rujukan
nasional COVID-19 tanpa menunggu hasil tes
d Mengirimkan hasil pemeriksaan COVID positif dan negatif ke Pimpinan
Litbangkes melalui Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan
Teknologi Kesehatan Dasar
e Menginformasikan hasil tes positif dan negatif ke rumah sakit pengirim dengan
tujuan diagnosa dan manajemen kasus serta ke dinas kesehatan setempat
untuk tujuan penyelidikan epidemiologis dan
f Mengirimkan umpan balik ke rumah sakitpelayanan kesehatanlaboratorium
kesehatan lain jika ada kesalahan dalam penggunaan materi atau media pada
spesimen yang diterima
Kegiatan Laboratorium
a Melakukan penilaian kebutuhan laboratorium
b Menyiapkan protokol pengumpulan sampel pengemasan dan pengiriman
spesimen pasien dari kasus suspek atau terkonfirmasi harus dikirim sebagai
UN3373 ldquoBiological Substance Category Brdquo Kultur dan isolate virus harus
dikirim sebagai kategori A UN2814 ldquoinfectious substance affecting humans
c Memastikan mekanisme transportasi sampel yang baik
d Diseminasi protokol lab dan selebaran
e Memastikan akses ke suplai dan reagen laboratorium
f Melakukan pelatihan diagnosa molekular dasar dan lanjutan
g Mengirimkan sampel untuk pengendalian kualitas ke laboratorium rujukan
COVID-19 internasional yang diakui WHO
h Berpartisipasi dalam sistem surveilans rutin untuk memantau pola penyakit
dampak penyakit dan perubahan virusSecara berkala berbagi isolat dengan
laboratorium rujukan yang mengikuti panduan WHO
50
i Melakukan sequensing virus jika memungkinkan untuk konfirmasi adanya virus
memantau mutasi genom virus dan menginformasi penelitian epidemiologi
molekular
j Melakukan penelitian lanjutan (seroepidemiologis)
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Kegiatan
1 Melakukan workshop PPI virtual untuk fasilitas kesehatan COVID-19 yang
ditunjuk
2 Melakukan workshop PPI virtual untuk petugas kesehatan rumah sakit lainnya
dan puskesmas
3 Mengembangkan dan diseminasi selebaran donasi APD
4 Mengembangkan dan diseminasi PPI kit untuk perawatan di rumah
5 Mengembangkan panduan PPI untuk perawatan di rumah
6 Mengembangkan panduan PPI untuk petugas kebersihan
7 Mengembangkan panduan PPI untuk masyarakat
424 Intervensi Farmasi
Untuk dukungan APD suplai medis yagn dibutuhkan akan didistribusikan melalui
jejaring kluster logistik
Pusat Krisis Kesehatan berpotensi dijadikan Regional Emergency Coordination
Center dan Regional Medical Logistics Hub Hal ini dilakukan untuk memastikan
penanganan populasi terdampak yang begitu luas dapat dilakukan secara merata
namun terkoordinir dan terpusat di tingkat regional Pusat Krisis Kesehatan berada
di lokasi-lokasi berikut
1) Regional Medan
2) Regional Palembang
3) Regional DKI Jakarta
4) Regional Surabaya
5) Regional Semarang
6) Regional Bali
7) Regional Banjarmasin
8) Regional Makassar
9) Regional Manado
10) Sub Regional Padang
11) Sub Regional Papua
Terkait pintu masuk staging area untuk bantuan internasional berikut beberapa
bandara potensial yang telah diidentifikasi oleh WFP untuk penanganan bencana
alam di wilayah Indonesia
1) Bandara Medan untuk wilayah Sumatera dengan alternatif bandara di
Pekanbaru maupun Palembang
2) Bandara Balikpapan untuk wilayah Kalimantan
3) Bandara Halim Jakarta untuk wilayah Jabodetabek Jawa Barat dan Banten
51
4) Bandara Surabaya untuk wilayah Jawa Timur dengan alternatif bandara
Semarang
5) Bandara Makassar untuk wilayah Sulawesi dan Indonesia Timur secara umum
dengan alternatif bandara Manado
Note Dalam kasus skenario pandemi seperti ini Pemerintah perlu menetapkan
secara resmi lokasi pintu masuk staging area untuk penerimaan bantuan
internasional termasuk SOP dan protocol penerimaannya apakah melalui BNPB
Kemenkes selanjutnya diterima oleh OCHA AHA Centre dan diteruskan ke
lokasi terdampak
Terkait staging area hub untuk bantuan nasional (pusat) Kemenkes dapat
langsung mengarahkan bantuan logistik medis ke lokasi-lokasi bandara di Provinsi
terdampak maupun ke lokasi pintu masuk staging area bantuan internasional
agar dapat dikonsolidasikan secara bersama-sama Bandara Halim Jakarta
merupakan bandara utama untuk pengiriman menggunakan jalur udara menuju
daerah terdampak baik menggunakan pesawat militer dan pesawat komersil
(berjadwal maupun charter)
Untuk bantuan non-medis (peralatan rumah sakit lapangan dll) yang berasal dari
luar negeri
shy Untuk barang yang bersumber dari Gudang WHO Global maupun supplier
internasional WHO dapat mengirimkan langsung ke lokasi pintu masuk
staging area yang ditetapkan Pemerintah BNPB Kementerian Kesehatan
dan Bea Cukai dapat memfasilitasi customs clearance di pintu masuk staging
area
shy Untuk barang yang bersumber dari depot-depot UNHRD Global WHO dapat
berkoordinasi dengan WFP terkait rencana pengirimannya ke wilayah
Indonesia Selanjutnya BNPB Kementerian Kesehatan dan Bea Cukai akan
memfasilitasi customs clearance di pintu masuk staging area
shy OCHA dapat mengaktifkan DHL DRT (Disaster Response Teams) untuk
membantu ground handling di pintu masuk staging area
shy WFP dapat mengaktifkan LET (The Logistics Emergency Teams) untuk
membantu operasi logistik medis dibawah koordinasi Klaster Logistik dan
Klaster Kesehatan
52
Rencana Tindakan Pemasukan Obat Vaksin
Saat ini belum tersedia vaksin dan obat antiviral spesifik Apabila sudah ada Vaksin
dan obet antiviral spesifik maka dapat dilakukan SAS
Tabel 42
Rencana Tindakan Mekanisme Pemasukan Obat
Nama SOP Leading sektor Stakeholder
SAS Vaksin
(Apabila
tersedia)
BPOM Industri Farmasi Bea cukai Kemenkes
(Program) Bagian yang terkait dengan
pendistribusian Obat sampai ke Daerah
(Gudang Farmasi KabupatenKota Instalasi
Farmasi Rumah SakitPuskesmas)
SAS Obat Kemenkes Prodis Kemkes Yanfar
(produkasi dan distribusi kefarmasian)
Ibu Lisa (081385318648)
SOP Registrasi
produk
BPOM Kemenkes (Program) Industri Farmasi
(contohnya Biofarma)
Data Instalasi Farmasi yang ada di Fasilitas Kesehatan
1 Puskesmas
Jumlah Puskesmas 9821
Jumlah Apoteker yang tersedia 2713
Tenaga Teknis Kefarmasian 7193
Puskesmas yang Belum ada Apoteker 7108
2 Rumah Sakit
Jumlah Rumah Sakit 2609
Jumlah Apoteker 11835
Kekurangan Apoteker 6802
425 Intervensi Non Farmasi
- Pedoman Bussiness Continuity Plan (BCP) untuk Sektor esensial
Business Continuity Plan (BCP) dapat didefinisikan sebagai rencana dalam
merespon keadaan darurat operasi backup dan pemulihan pasca bencana
53
BCP memungkinkan mengembalikan sistem ke kondisi normal dengan cepat setelah
terjadinya bencana atau peristiwa yang mengganggu keberlangsungan operasional
perusahaan
1 BCP PDAM menjamin ketersediaan air yang aman untuk dikonsumsi termasuk air
minum selama kondisi bencana selama waktu tertentu
2 PLN standar Nasional menetapkan jumlah cadangan bahan bakar yang harus
dimiliki PLN di suatu wilayah untuk menjamin ketersediaan listrik selama beberapa
hari ke depan atau selama masa bencana
3 Pertamina bahan bakar harus mampu menjamin ketersediaan bahan bakar selama
21 hari ke depan (BPH Migas) jadi selama masa sebelum 21 hari diharapkan
kondisi dapat kembali normal
4 Perhubungan mengatur lalu lintas angkutan darat laut dan udara dengan otoritas
terkait (ASDP Pelindo Pelni Organda Angkasa Pura) agar tidak terjadi gangguan
dalam penyaluran bantuan
5 Keamanan menjamin dan mengatur keamanan lalu lintas orang barang dari dan
ke daerah terdampak
6 Perdagangan memastikan ketersediaan barang-barang kebutuhan pokok
masyarakat di seluruh wilayah terdampak
7 Sosial pemenuhan kebutuhan dasar hidup masyarakat terdampak dan petugas
melalui penyediaan dapur umum dan layanan dukungan psikososial Beras
cadangan Pemerintah untuk tingkat Provinsi sebanyak 200 ton makanan siap saji
sesuai kebutuhan
- SOP untuk menjaga keamanan masyarakat dan sektor esensial pada saat pandemi
sehubungan dengan pembatasan sosial
A Langkah-langkah pelaksanaan
1 Membentuk Satuan Tugas
2 Satuan Tugas dibawah koordinasi Menko Polhukam sebagai pengendali Keamanan Nasional
3 Petugas dan Penugasan a Tim Pusdokkes Polri dan Puskes TNI
1) Perbantuan tenaga medis paramedis dibawah koordinasi Kementerian Kesehatan
2) Menyiapkan RS Rujukan (Bhayangkara dan RS TNI) bilamana diperlukan b Fungsi Operasional POLRI Petugas POLRI dari fungsi operasional jumlahnya sesuai kebutuhan dibagi 3
shift yaitu Shift 1 Jam 0600 - 1400 Shift 2 Jam 1400 - 2200 Shift 3 Jam 2200 - 0600
c Petugas penanggulangan COVID-19 terdiri dari
Pengamanan Terbuka
Pengamanan tertutup d Perlengkapan
Perlengkapan yang dibutuhkan dalam penanggulangan keamanan COVID-19
Alat transportasi kendaraan ambulance truk
Komunikasi HT
TOA
54
4 Penurunan Tim Tagana (Taruna Siaga Bencana) apabila diperlukan untuk tenaga sosial penyiapan logistik bencana
B SOP Keamanan Masyarakat 1 Screening masyarakat yang masuk dan keluar daerah terdampak 2 Dekontaminasi dan desinfeksi di lingkungan masyarakat termasuk di rumah
masing-masing 3 Pengendalian faktor lingkungan dengan melakukan penyuluhan PHBS dan
pengelolaan sampah 4 Pembatasan kegiatan sosial antara lain sekolah keagamaam dan ekonomi
- Kapasitas personel untuk menjaga keamanan masyarakat dan obyek vital negara
sesuai dengan Kepres no 63 tahun 2004 tentang Pengamanan Obyek Vital Nasional Kapasitas personel meliputi kualitas dan kuantitas memiliki kemampuan negosiasi dan komunikasi dengan masyarakat jumlahnya sesuai dengan kebutuhan
- Strategi untuk menjaga kestabilan ekonomi dan sosial pada saat pandemi 1 Ketersediaan Logistik Kebutuhan Pokok
Menjamin ketersediaan dan kecukupan kebutuhan dasar untuk seluruh masyarakat di wilayah terdampak dalam waktu yang ditentukan sesuai dengan keparahan dampak
Menjamin kelancaran distribusi bahan logistik kebutuhan pokok 2 Keberlangsungan Kegiatan Ekonomi
Pemerintah menjamin kegiatan ekonomi terutama sektor vital tetap berlangsung (yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak)
Kegiatan ekonomi terutama perdagangan tetap berlangsung dengan jaminan perlindungan diri melalui penggunaan APD standar oleh pelaku-pelaku pasar
3 Jaminan Keamanan
Pemerintah menjamin keamanan seluruh proses distribusi logistik proses ekonomi di masyarakat
Jaminan petugas Keamanan terhadap dampak COVID-19 juga harus dijamin Pemerintah dengan cara memastikan kecukupan APD bagi petugas dan sosialisasi tentang tata cara perlindungan diri dari infeksi COVID-19 tersebut
Tindakan Kekarantinaan Kesehatan
Berdasarkan analisis risiko dan rekomendasi panel ahli dan pedoman COVID-19 dapat
dilakukan karantina rumah wilayah terbatas dan pembatasan sosial berskala besar
a) Karantina rumah dilaksanakan terhadap seluruh orang di dalam rumah yang memiliki
kontak erat dengan pasien terjangkit COVID-19 Pemantauan karantina rumah
dilaksanakan berdasarkan SOP yang disusun dengan melakukan pengendalian infeksi
Kader melakukan pemantauan karantina rumah dan melakukan laporan harian ke
puskesmas Semua kebutuhan logistik pagan pokok dan kebutuhan pokok lainnya
disuplai oleh petugas yang melakukan monitoring karantina rumah Karantina rumah
dilakukan sampai selama dua kali masa inkubasi tidak ditemukan kasus baru dari kasus
terakhir yang dilaporkan Dukungan psikologis dan monitoring akan dilakukan oleh
petugas
55
b) Karantina wilayah terbatas dilaksanakan pada seluruh anggota masyarakat di suatu
wilayah terbatas apabila dari hasil konfirmasi laboratorium sudah terjadi penyebaran
COVID-19 antar anggota masyarakat di wilayah terbatas tersebut berdasarkan laporan
kasus data epidemiologi surveilan Karantina wilayah terbatas dilakukan pada tingkatan
RT atau dapat meluas ke beberapa RT RW atau desa kelurahan apabila diperlukan
Pada karantina wilayah terbatas masyarkat tidak dapat keluar masuk wilayah karantina
terbatas tersebut Bagian keamanan akan mendirikan spot check point di tempat akses ke
wilayah tersebut Dalam kondisi ideal logistik unutk daerah karantina terbatas dipenuhi
oleh petugas relawan Dalam kapasitas terbatas dimana kebutuhan pokok tidak dapat
disuplai oleh petugas masyarakat dapat memenuhi memesan logistik melalui daring
online atau masyarakat dapat membeli logistik hanya pada maksimal satu kali dalam
seminggu (hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk membeli logistik) ke
tempat penjualan logistik yang ada di daerah tersebut dengan tetap menjaga sosial
distancing Petugas akan memastikan suplai logistik pangan pokok ke daerah karantina
tetap terpenuhi Pada saat diberlakukan karantina wilayah kader akan memantau kondisi
kesehatan masyarakat di karantina wilayah setiap hari dan melaporkannya kepada
petugas puskesmas
Pada pemberlakukan karantina wilayah terbatas diperlukan sumber daya
- Pos komando pemantauan operasi karantina wilayah terbatas melibatkan BPBD dan
petugas kelurahan yang ditunjuk dengan pendampingan dari kabupaten atau provinsi
- kader untuk memonior kesehatan warga menggunakan formulir ssesuai pedoman
- Petugas keamanan (Babinsa Babimkamtibmas) petugas keamanan yang ditunjuk untuk
menjaga keamanan di wilayah karantina dan petugas keamanan di spot check poin
- Petugas dinas perhubungan untuk melakukan rekayasa lalu lintas sehingga tidka ada
yang masuk dan keluar wilayah yang dikarantina
- Ambulans yang untuk rujukan pasien apabila diperlukan
- Petugas surveilan puskesmas dimana daerah karantina wilayah terbatas tersebut
merupakan wilayah kerja puskesmas tersebut Petugas surveilan puskesmas team
yang diperbantukan akan melakukan rekapan harian dari laporan kader dan agregat data
laporan akan dikirimkan harian ke PHEOC kemneterian Kesehatan
- Petugas kesehatan dan pos kesehatan di daerah karantina wilayah Dapat
menggunakan pustu posyandu di daerah tersebut
- Alat pelindung diri untuk petugas kader yang melakukan monitoring
- Dilakukan monitoring suhu dan gejala harian
- Apabila selama kasa karantina ditemukan kasus kontak kasus pada daerah tersebut
maka diberlakukan karantina rumah pada rumah yang melaporkan kasus di daerah
karantina wilayah terbatas tersebut
- Pada daerah karantina terbatas tidak ada kegiatan sosial yang dilakukan termasuk juga
menutup sekolah dan tempat peribadatan
- APD untuk petugas dipenuhi dan masker medis dibagikan kepada amsyarakat di
daerah karantina wilayah terbatas
Pemberlakukan karantina wilayah terbatas diberlakukan sampai 2 kali masa inkubasi
dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak ditemukan kasus baru dalam wilayah tersebut
dengan surveilan ketat
56
c) Karantina Rumah Sakit dilaksanakan kepada seluruh orang yang berkunjung orang yang
bertugas pasien dan barang serta apapun disuatu rumah sakit bila dibuktikan
berdasarkan hasil konfirmasi laboratorium telah terjadi penularan di rumah sakit
- Pada karantina rumah sakit rumah sakit menyediakan saranafasiltias untuk
penginapan petugas kesehatan yang ada di rumah sakit selama masa karantina
Petugas memenuhi suplai logistik ke rumah sakit Dilakukan monitoring kondisi
petugas kesehatan dan orang yang berada di lingkungan rumah sakit Dilakukan
monitoring suhu dan gejala harian Laporan dari setiap bagian rumah sakit dikompilasi
oleh petugas surveilan dan dilaporkan ke PHEOC Petugas akan membuat posko
karantina rumah sakit dan petugas keamanan akan melakukan pembatasan
mobilisasi Orang yang berada dalam rumah sakit tidak dapat keluar masuk rumah
sakit tersebut Masa pemberlalkukan karantina rumah sakit dilakukan sampai dalam
dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak ditemukan kasus
baru dengan surveilan ketat Pada karantina rumah sakit diberlakukan zona merah
dimana lokasi dilaporkan kasus baru zona kuning di rumah sakit tersebut tidak
dilaporkan kasus baru dan zona orange untuk tempat istirahat petugaas kesehatan
yang ada di rumah sakit
d) Pembatasan sosial berskala besar dilaksanakan sebagai upaya mencegah meluasnya
penyebaran COVID-19 yang sedang terjadi antar orang disuatu wilayah tertentu baik
berupa peliburan sekolah pembatasan kegiatan keagamaan danatau pembatasan
kegiatan di tempat atau fasilitas umum pembatalan acara ldquomass gatheringrdquo
pemberlakuan bekerja dari rumah
Pada pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar ini dilakukan pada kota
kabupaten secara luas Pembatasan sosial berskala besar dilakukan apabila sudah tidak
dapat dilakukan karantina wilayah terbatas karena kasus sudah menyebar luas di
masyarakat
Pada pembatasan kegiatan berskala besar dilakukan
- petugas keamanan akan melakukan patrol dan melakukan tindakan sangsi apabila
ada masyarakat yang melanggar pembatasan sosial skala besar tersebut
- Komunikasi risiko kepada masyarakat dilakukan untuk masyarakat tetap berada di
rumah tidak melakukan aktivitas sosial
- Hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk melakukan belanja
pemenuhan kebutuhan pokok dalam seminggu satu kali ke daerah pembelanjaan
terdekat dan tetap memperhatikan interaksi sosial dengan orang lain jaga jarak dan
pengendalian infeksi
- Petugas memberlakukan jam malam dan pembatasan interaksi sosial
- Petugas memastikan ketersediaan suplai bahan pokok dan logistik ke daerah yang
diberlakukan pembatasan sosial berskala besar
- Kader melakukan monitoring kesehatan populasi di wilayahnya dan melakukan
pelaporan ke puskesmas
- Kasus yang ringan dirawat di rumah kasus dengan risiko tinggi (usia lanjut komorbid)
dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan kasus berat dilakukan perawatan di rumah
sakit
- Kecamatan desa mendata orang yang perlu menerima bantuan untuk pemenuhan
logistik (contohnya kalangan sosial ekonomi kalangan bawah yang tidak mempunyai
penghasilan tetap dan tergantung pada penghasilan harian) dan memberikan
57
dukungan untuk pemenuhan logistik pangan pokok
- Pada orang kontak dekat dilakukan karantina rumah pada pembatasan sosial berskala
besar
Tindakan penutupan wilayah (isolasi) secara total baik jalur masuk maupun keluar dengan
pembentukan Check Point terpadu pada jalur perbatasan wilayah
Melaksanakan pengendalian keamanan dan ketertiban wilayah melalui kegiatan
a) Pendeteksian dini dan operasi intelijen dalam memprediksi dan mengantisipasi situasi
gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat
b) Pencegahan dan penindakan terhadap gangguan kemanan dan ketertiban masyarakat
Melaksanakan pengawasan dan pengamanan (perimeter kontrol) di daerah yang dinyatakan
sebagai episenter wabah COVID-19
Pemusnahan Sumber penularan dan pemantauan prosedur pemulasaraan jenazah
426 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat
Komunikasi risiko adalah proses pertukaran informasi secara terus-menerus baik
langsung dan tidak langsung dengan pemberitaan yang benar dan bertanggung jawab
di antara individu kelompok dan lembaga Komunikasi harus jelas interaktif sering
konsisten dan transparan Karakterisasi risiko yang diperoleh dari penilaian risiko serta
pengendalian risiko atau kebijakan yang akan diimplementasikan harus
dikomunikasikan kepada semua pihak yang terkait sehingga semua pihak yang terkait
memperoleh informasi yang cukup mengenai pencegahan dan risiko penularan
COVID-19 dan tindakan tepat yang harus dilakukan
Pelibatan masyarakat melibatkan pengembangan hubungan jangka panjang dan visi
bersama antara organisasi dan individu untuk kepentingan dan pemberdayaan
masyarakat Hal ini didasarkan pada hak-hak dasar masyarakat untuk memahami
risiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan mereka untuk membuat keputusan
melalui informasi yang sesuai dengan budaya dan untuk mengambil tindakan yang
akan mengendalikan setiap ancaman kesehatan masyarakat
Komunikasi dengan berbagai pihak baik kepada tokoh agama tokoh masyarakat dan
masyarakat dengan menyampaikan secara jelas dan benar sangat penting sehingga
tidak ada prasangka bahwa masyarakat akan selalu dirugikan atau diberi beban oleh
peraturan atau kebijakan Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat juga harus
bersifat mendidik dan melindungi masyarakat serta meningkatkan kesadaran akan
pentingnya pencegahan dan kemungkinan bahaya yang akan terjadi langsung maupun
tidak lansung dari COVID-19
58
Tujuan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
1 Menyediakan informasi dan instruksi tentang tindakan yang harus diambil oleh
petugas dan masyarakat dalam suatu risiko krisis
2 Mencegah risiko yang lebih besar
3 Memberikan perlindungan keamanan
Melaksanakan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
Memprioritaskan masyarakat Ikuti saran pemerintahDinas KesehatanWHO
untuk mencegah penularan COVID-19Cek berkomunikasikan dengan
masyarakat untuk memastikan keadaan keluarga teman dan lansia serta
dukung mereka mencari layanan kesehatan yang tepat
Dukung sampaikan kepada masyarakat untuk memberikan dukungan kepada
orang-orang dan keluarga yang terkena dampak COVID-19 dengan
mengekspresikan solidaritas dan bantuan
Komunikasikan sampaikan segala kebutuhan atau masalah yang Anda miliki
melalui pimpinan masyarakat dan sistem kesehatan yang ada di wilayahnya
Pada tingkat daerah dapat mengikutsertakan tokoh agama tokoh masyarakat
Tagana dan mengaktifkan kampung siaga dengan mengaktifkan kader
masyarakat Menjalankan media centre hotline penunjukkan juru bicara press
release berkala dan diseminasi informasi kepada tim tanggap darurat dan
kepada masyarakat umum dengan pesan-pesan inti yang disesuaikan
berdasarkan masukan tim teknis
Strategi komunikasi antara lain sistem komunikasi risiko (perencanaan mekanisme dll)
komunikasi publik partisipasi masyarakat dan manajemen isu Tim komunikasi risiko dan
pelibatan masyarakat terdiri dari 2 tim teknis yakni Tim Promosi Kesehatan dan Tim Sentra
Media (TSM) Tim ini bertugas untuk
1 Promosi Kesehatan
a Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam
mengatasi COVID-19
b Menginformasikan ke masyarakat langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dan
tidak boleh dilakukan dalam menghadapi situasi episenter
c Mengumpulkan data dan informasi secara berkala atau setiap ada perkembangan
situasi dari Tim Penanggulangan
d Mengolah dan mengelola data dan informasi terkumpul
e Membuat papan informasi internal yang memuat informasi dasar (kontak peta wilayah
dll) dan datainformasi terbaru
f Mengatur jenis media KIE dan saluran informasi bagi target yang berbeda-beda
g Menetapkan jadwal distribusi informasi berdasar jenis media KIE dan saluran
h Menyusun pesan instruksi dengan masukan dan koordinasi dengan ahli teknis sesuai
target dan saluran informasi
i Mendistribusikan informasi instruksi pesan (yang mungkin berbeda-beda) berdasar
target jenis media KIE dan saluran informasi
59
2 Sentra Media
a Memastikan informasi dari TPK dapat disebarkan ke masyarakat melalui berbagai
media massa
b Bekerja sama dengan juru bicara dan TPK untuk menyebarkan informasi yang selaras
c Membuat pointers dari pemantauan berita isu publik dan perkembangan situasi dari unit
teknis kepada juru bicara
d Memantau pemberitaan dan isu di media masa dan media sosial yang berkembang di
masyarakat serta memastikan agar masyarakat mendapatkan informasi yang akurat
pada waktu yang tepat
e Mengatur arus informasi internal dan eksternal (untuk konsumsi publik) dan memastikan
bahwa informasi kepada media sudah diubah ke dalam format yang dapat dengan
mudah digunakan oleh media cetak radio dan televisi (siaran pers ad-lips talkshow
video news release)
f Melayani kebutuhan media massa
g Menyelenggarakan temu media secara berkala
h Memastikan bahwa media dan publik serta pihak-pihak terkait (kementerian lembaga
kedutaan besar badan-badan PBB ormas LSM dan swasta) memperoleh berita
informasi terakhir secara rutin
i Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketepatan pesan-pesan
kunci yang ingin dipublikasikan
j Memastikan data yang dapat dan tidak dapat dibagikan dikecualikan dengan media
massa
k Memastikan semua fasilitas sentra media memadai
l Pesan pesan inti COVID-19 dapat dilihat di web wwwcovid19goidmateri-edukasi dan
httppromkeskemkesgoid
Gambar 47
SOP Penyampaian Pesan
60
Gambar 48
Komunikasi Operasional untuk responder dalam struktur komando
Penetapan Status KLBWabahEpidemi di
Indonesia
Menteri Kesehatan
Penyampaian update infomasi situasi
epidemicpandemic di Indonesia secara berkala
Kemkominfo dan Seluruh kementerian
Melakukan Publikasi Mengaktifkan fungsi media center mempersiapkan
juru bicara
ROKOM
Penyampaian Informasi yang benar dan tidak meresahkan masyarakat
Media
Melakukan Intervensi Promosi Kesehatan Penetapan pesan-pesan
kunci UNIT Teknis amp Promkes
Diaktifkannya Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui TomasTogaOrmasLSM dalam penyearluasan informasi pandemic COVID-19
Kelompok Potensial
Travel Warning Tanggap Darurat
COVID-19 Kemenlu
Koordinasi Lintas KementerianBadanLembaga dan Program
di Kemenkes
Kemenko PMK
Pernyataan status darurat bencana nasional sesuai tingkat keparahan pandemi
Presiden
61
43 Tugas-tugas
431 Komando dan Koordinasi
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi
1 Tahap Kesiapsiagaan
Prinsip operasi penguatan surveilans deteksi dini dan pencegahan
Kemenkes membuat surat edaran ke stakeholder yang lain mengenai adanya penetapan COVID-19 oleh WHO dan peningkatan surveilans ILI SARI
Koordinasi Lintas Sektor
Pendataan setiap turis yang masuk ke Indonesia termasuk yang keluar Indonesia
Penekanan lintas batas untuk turis-turis yang masuk
Peningkatan kekuatan KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan)
Melakukan mapping untuk mengetahui daerah mana saja yang akan terdampak
Review rencana kontijensi di setiap tingkatan dan testing
Pelatihan kesiapsiagaan pandemic
2 Siaga Darurat
Membentuk Tim Tanggap COVID-19 dan mengaktifkan Pusdalop COVID-19
termasuk panel ahli untuk memberikan masukkan pelaksanaan respon Tim Gerak
Cepat pada semua level
Menyusun Rencana Respon operasi Pengendalian COVID-19 lintas sektor pada
tingkat nasionalProvinsiKabupatenKota Rencana dan tindakan pengendalian
Bencana wabah COVID-19 lintas sektor seperti pembentukan Pos Komando
(posko) Darurat Pandemi COVID-19 tatalaksana (manajemen) kasus surveilans
penyelidikan epidemiology pembatasan penyebaran pemusnahan sumber
penularan dan penilaian risiko secara cepat review kesiapsiagaan kapasitas dan
identifikasi kebutuhan
Mengirimkan surat edaran peningkatan kewaspadaan COVID-19 kepada seluruh
fasilitas kesehatan dan multisektor lainnya
Dinkes Provinsi melakukan mapping faskes SDM koordinasi Dinkes Provinsi dan
Kementerian mengadakan pelatihan kepada seluruh faskes yang ada
mempersiapkan faskes klarifikasi hoaks yang beredar serta analisa situasi untuk
mapping
Diperlukan status siaga darurat oleh kepala daerah dari Dinkes ke Bupati
melakukan rapat koordinasi daerah untuk penetapan status dari sini akan muncul
kemudahan akses unutk mobilisasi sumber daya Setelah ada penetapan kasus
maka BNPB mempersiapkan posko Harus ada satu komando dari kepala daerah
Melakukan analisis risiko untuk menentukan sumber daya dana BTT dan DSP
(Dana Siap Pakai) bisa dipakai
Puskes TNI akan mengkoordinir kesehatan darat laut udara untuk mempersiapkan
diri dan berkoordinasi lanjut dengan Dinkes Provinsi dan Kabupaten
Kemenhan membuat regulasi pada bencana non alam
Kemenlu akan berkoordinasi dengan sektor terkait melakukan klarifikasi dan
hasilnya akan disampaikan BNPB (akses regulasi bantuan luar negeri)
62
Hasil koordinasi Lintas Sektor akan dilaporkan kepada Presiden oleh Sekretariat
Kabinet
Kemenko Polhukam melakukan koordinasi dengan Kemenko PMK dan
Kementerian terkait POLRI amp TNI (mengkoordinir aspek pengamanan wilayah)
Melakukan deteksi dini dan isolasi mengaktifkan hospital disaster plan (skala besar
kasus diklasifikasi dalam ring I ring II dan ring III) dengan mengawasi jumlah
kasus Dengan sebelumnya sudah ada simulasi kasus dan termasuk alurnya
Pemerintah daerah meminta tambahan stockpile dari pusat sehingga pemerintah
daerah yang beresiko tinggi mendapatkan stockpile
3 Tanggap Darurat
Eskalasi dan expansi Tim Tanggap COVID-19 dan meningkatkan operasi Pusdalop
COVID-19 panel ahli terus memberikan masukkan pelaksanaan respon Tim Gerak
Cepat pada semua level
BNPB sebagai Komandan yang ditunjuk menjalankan sistem komando untuk
penganggulangan COVID-19 dalam sistem komando termasuk interoperability
dengan PHEOC EOC kemenkes dan multisektor lainnya
Semua sektor menjalankan sistem komando sesuai dengan tugas dan fungsi
masing-masing sektor dalam sistem komando
Pada kondisi tanggap darurat Kemenlu akan melakukan koordinasi kepada
kedutaan dan lembaga internasional dalam bentuk nota diplomatic untuk
memdapatkan akses bantuan Internasional
Kemenko Polhukam akan membuat satgas dalam negeri dan luar negeri Satgas
dalam negeri melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian terkait dan
menurunkan LO di daerah terdampak (laporan 2 kali sehari) Satgas luar negeri
mengkoordinir bantuan luar negeri atas persetujuan presiden Akan dilakukan
pendataan terkait distribusi bantuan
Semua tindakan yang dilakukan para stakeholder akan dilaporkan dalam rapat
kabinet oleh Sekretariat Kabinet
Beberapa wilayah bisa menetapkan status jika daerah tersebut terdampak
(penetapan status nasional bukan berdasarkan banyaknya jumlah) Status ini bisa
memudahkan akses Provinsi bisa menentukan status juga untuk mendukung
operasional daerah kab kota untuk akses dana dukungan Perka no 3 tahun 2016
tentang Sistem Komando Darurat BTT (biaya tidak terduga) di Kabupaten dan
Provinsi
Pengkajian data yang dibutuhkan dengan dana siap pakai (Perka No2 Tahun
2018) yang membedakan siaga darurat dan tanggap darurat
SPM bidang Kesehatan (krisis kesehatan akibat bencana) wewenang ada di
Provinsi
Kemenhan membuat peraturan pelibatan TNI dalam penanggulangan bencana
4 Transisi
Tidak perlu dideklarasi terkait pencabutan status karena ada masa berlakunya
Setiap status itu ada kajiannya dan bisa diperpanjang
63
Pencabutan kasus dari WHO harus dipastikan terlebih dahulu dengan kondisi
epidemiologi di nasional
Tidak ada pemeriksaan mulai melakukan penelitian terkait pandemi
Melanjutkan perawatan pasien dan mengikuti standar yang sudah ada
432 Surveilans
Kegiatan yang dilakukan pada setiap fase pandemi
1 Kesiapsiagaan
Melakukan kajian epidemiologi terhadap kasus COVID-19 baru yang terjadi di
dunia melalui pemantauan secara terus menerus terhadap perkembangan situasi
penyakit seperti jumlah kasus angka kematian luas penyebaran kecepatan
transmisi karakteristik kasus menurut orang tempat dan waktu (usia jenis kelamin
lokasi kasus waktu terjadinya dalam minggubulantahun)
Penilaian risiko (sumber daya dan potensi ancaman Kedaruratan Kesehatan
MasyarakatKKM)
Risk mapping (kekuatan dan kelemahan dari ancaman KKM di wilayah sekitar pintu
masuk dan wilayah)
Manajemen risiko (regulasi kolaborasi koordinasi integrasi dan monitoring
evaluasi)
Menentukan definisi kasus secara nasional (suspek probable konfirmasi)
Melakukan surveilans intensif ILI (COVID-19 Like Illness) dan pneumonia (Severe
Acute Respiratory Infection SARI) dan Surveilans berbasis Kejadian di
Puskesmas rumah sakit Kantor Kesehatan Pelabuhan dan unit pelayanan lainnya
termasuk yang berbasis laboratorium
Meningkatkan kinerja Surveilans kasus ILI berbasis Puskesmas melalui pelaporan
mingguan SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan bulanan STP
(Surveilans Terpadu Penyakit) Puskesmas serta pelaporan kasus COVID-19
berbasis RS
Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan KKP di wilayah masing-masing dalam
rangka pemantauan penumpang dari negara terjangkit di pintu masuk melalui
pemantauan HAC (Health Alert Card)
Meningkatkan surveilans di masyarakat termasuk melibatkan mitra kerja hotel
biro pariwisata travel biro dsb
Menyiapkan sarana dan prasarana berkaitan dengan kegiatan surveilans
Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk
perkembangan situasi COVID-19
2 Siaga Darurat
Dari PHEOC subdit surveilans akan mengadakan rapat kemudian membuat risk
mappingdan risk assessment mengumpulkan stakeholder Tim TGC Pusat akan
turun ke lokasi untuk melacak adanya kasus baru dengan tim daerah dan akan
melibatkan Litbangkes PHEOC Dinkes Provinsi dan Kota Dirjen P2P selaku focal
point
Melakukan penyelidikan epidemiologi surveilans intensif terhadap kasus dan
64
kontak pelacakan dan monitoring kontak Pelacakan kontak dapat bekerjasama
dengan PMI kader dan sektor lainnya yang terlatih Karantina rumah kontak erat
Melakukan pemantauan kesehatan kontak jika menemukan gejala segera laporkan
ke sarana kesehatan terdekat
Melakukan Analisis data epidemiologi meliputi waktu timbul gejala jenis kelamin
kelompok umur gejala klinis lama sakit angka serangan (Attack Rate) angka
mortalitas (Mortality Rate) Case Fatality Rate (CFR)
Diklat TGC (tidak terbatas pada tenaga kesehatan)
Jejaring kemitraan (rujukan komunitas pertahanan dan keamanan CSR)
Melakukan surveilans secara ketat di seluruh pelayanan kesehatan
Melakukan analisis epidemiologi untuk menentukan tindakan kekarantinaan
kesehatan apabila diperlukan Contohnya karantina rumah karantina wilayah
terbatas daerah yang terdampak Karantina wilayah tersebut berdasarkna data
epidemiologi sebarankasus COVID-19
Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk
pelaporan COVID-19 dalam waktu 24 jam
3 Tanggap Darurat
Kaji cepat analisis risiko
Melakukan tindakan karantina kesehatan apabila diperlukan (krantina rumah
karantina wilayah pembatasan sosial skala besar) Karantina wilayah dilaksanakan
berdasarkan data epidemiologi sebaran COVID-19
Surveilans ketat untuk pengawasan dan pelaporan dapat menggunakan aplikasi
pelacakan kontak godata DHIS 2 untuk pengumpulan dan analisis data
PHEOC Kemkes melakukan analsisi data dan menginformasikan data dan analissi
epidemiologis kepada Pusat Krisis Kemkes yang diteruskan kepada Pusdalop
BNPB
Percepatan penyelidikan epidemiologis pelacakan kontak monitoring kontak dan
manajemen kontak
Pada daerah yang belum ada kasus dilakukan surveilan aktif Pada daerah yang
sudah ada kasus sporadic dank luster terbatas dilakukan pelacakan kontak dan
pada daerah yang sudah terdapat pelurana transmisi luas di masyarakat dapat
dilakukan pelacakan kontak pada kasus di daerah baru atau kasus yang berat Di
daerah transmisi luas surveilan dapat dilakukan dengan sistem sentinel
Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk
pelaporan COVID-19 dalam waktu 24 jam
4 Rehabilitasi
Surveilans tetap berjalan di level nasional berkoordinasi dengan semua
stakeholder (Dinkes KKP)
Update kasus melakukan penilaian risiko
Setiap waktu akan melaporkan ke dirjen P2P
Surveilans ketat sampai dengan 2 kali masa inkubasi terpanjang
Pengendalian terhadap media lingkungan
65
433 Respon Medis dan Laboratorium
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap situasi pandemi 1 Kesiapsiagaan
Rumah sakit akan menyiapkan sarana dan prasarana serta menyampaikan
informasi ke petugas medis dan non medis
Review kesiapsiagaan dan stock rumah sakit menyiapkan permintaan APD dan
supply rumah sakit dan melaporkannya ke Kemkes
Refreshing bagi petugas laboratorium dan medis tentang kesiapsiagaan pandemi
COVID-19
Tim TGC di rumah sakit mulai mensosialisasikan update kasus di luar SOP
penanganan pasien suspek
Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (BTDK) mengetahui sampel apa yang
diambil dan berapa kali dilakukan pengambilan
BTDK berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk pengiriman dan apabila ada
sampel baru
BTDK memastikan kesiapan logistik meliputi reagen untuk laboratorium rujukan
dan juga jejaring laboratorium
Dinkes provinsi dan kabupaten kota memberi surat edaran ke semua fasyankes
agar semua bersiap
Pelatihan manajemen kasus dan Pengendalian infeksi
Penunjukkan rumah sakit rujukan COVID-19
Peningkatan kapasitas berupa simulasi penanganan kasus
Penunjukkan Laboratorium regional COVID-19 dan berkordinasi dengan WHO
untuk memperoleh postiv control dan reagen untuk COVID-19
Menusun SOP untuk pengambilan pengiriman dan pemeriksaan laboratorium
2 Siaga Darurat
Mengaktifkan rumah sakit rujukan COVID-19
Mengaktifkan hospital disaster plan menilai skala besaran kasus dan persiapan
sumber daya untuk eskalasi kasus termasuk sumber daya manusia dan shifting
Rumah sakit membentuk posko di rumah sakit
Mengaktifkan surveilans di rumah sakit (Hospital Associated Infection) terkait
COVID-19
Monitoring tenaga kesehatan yang kontak dengan kasus COVID-19
Identifikasi dan merawat kasus COVID-19 di ruang isolasi RS non rujukan
identifikasi dan merujuk apsien ke RS rujukan COVID-19
Memastikan sarana dan prasarana (SDM tempat tidur ruang isolasi) terjamin
Mempersiapkan tenaga laboratorium tenaga fungsional epidemiologi identifikasi
kasus melakukan pengambilan sampel perawatan kasus di ruang isolasi
Berkoordinasi dengan pemangku wilayah lainnya
Mengaktifkan regional laboratorium untuk COVID-19 dan pengiriman positive
kontorl dan reagen ke laboratorium regional
Petugas laboratorium di RS rujukan atau laboratorium BTKL PP BBLK melakukan
penambilan sampel dan mengirimkan sampel ke laboratorium
Mendistribusikan SOP jejaring laboratorium
66
Menyiapkan logistik untuk pemeriksaan PCR COVID-19 di semua laboratorium
pemeriksa
Melatih semua laboratorium pemeriksa PCR untuk mampu laksana pemeriksaan
PCR COVID-19
3 Tanggap Darurat
Aktivasi rencana penanggulangan pandemic rumah sakit
Penambahan rumah sakit rujukan COVID-19 termasuk RS yang ditunjuk dengan
SK Gubernur maupun rumah sakit POLRI atau TNI Rumah sakit rujukan
dikhususkan untuk pasien COVID-19 Pasien lain diterima di rumah sakit lainnya
Alihfungsi gedung lainnya menjadi pusat perawatan COVID-19
Pada saat kondisi transmisi COVID-19 di masyarakt luas dan kapasitas fasiltias
kesehatan terbatas trias dapat juga memanfaatkan aplikasi online medis seperti
halodoc klikdoc dengan algoritme seusai pedoman Kemnkes Pada kasus ringan
dan tanpa risiko dapat dirawat di rumah dengan edukasi pengendalian infeksi
kasus dengan risiko (orang tua gt 65 tahun dan komorbid) dirawat di pusat
perawatan COVID-19 dan kasus yagn parah dirujuk ke rumah sakit
Penambahan jejaring laboratorium regional Alur pelaporan sesuai pedoamn
Kemkes
Melakukan identifikasi ketersediaan logistik pelaporan berkala dan permintaan
logistik unutk fasialits kesehatan dan laboratorium
Laboratorium regional melakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel dan
laporan Laporan harus dikirimkan kepada litbangkes dalam 24 jam Algoritam
pelaporan sesuai dengan pedoman kemkes
Litbangkes melakukan Eksternal Quality Assurance (EQA) untuk laboratorium
regional
Mensiagakan dan meningkatkan sumber daya (pemeriksaan laboratorium) selama
24 jam
Konfirmasi hasil laboratorium hanya dari BTDK oleh PE pusat dan daerah untuk
mencari suspek di masyarakat
4 Transisi Darurat (Pemulihan)
Pada tahap ini sudah tidak ada pemeriksaan terhadap kasus pandemi melakukan
penelitian terkait pandemi Risiko dan dampak tidak akan homogen pada setiap
daerah terjangkit (bila terjadi di beberapa wilayah potensial) sehingga kegiatan
penanggulangan dapat berlanjut di wilayah tertentu yang masih membutuhkan
Melanjutkan perawatan pasien dan mengikuti standar yang sudah ada
Mengawasi COVID-19 untuk mengantisipasi gelombang wabah selanjutnya
komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat untuk mengembalikan semua aktifitas
seperti sedia kala
mengevaluasi respon yang sudah dilakukan dan merevisi rencana dan prosedur
yang dijalankan
434 Intervensi Farmasi
Kegiatan yang dilakukan pada setiap fase pandemi antara lain
1 Kesiapsiagaan
67
Melakukan persiapan SOP sesuai Permenkes No51 Tahun 2014 tentang impor
barang alat kesehatan termasuk Spesial Access Scheme (SAS) untuk bantuan
intrnasional
Inventarisasi ketersediaan stok obat peralatan medis dan APD di daerah
pandemic dan idnetifikasi jalur distribusi
Distribusi Obat Antiviral (jika tersedia) Antibiotik dan Obat-obatan suportif
lainnya APD serta disinfektan yang diperlukan oleh wilayah pandemi melalui
gudang farmasi provinsi
2 Siaga Darurat
Pemetaan wilayah danperkiraan kebutuhan logistik pharmasi dan APD
Menghitung populasi risiko
Berkoordinasi dengan WHO terkait ketersediaan dukungan logistik
Melakukan perencanaan dan pengadaan logistik yang diperlukan
Evaluasi ketersediaan stock APD alat medis
Berkoordinasi dengan vendor untuk pengadaan APD supply medis obat
Melaksanakan pengadaan untuk stockpiling di pusat dan distribusi ke beberapa
daerah strategis seperti Gudang pharmasi provinsi yang berisiko dan rumah
sakit rujukan
Melakukan kajian obat bekersama dengan tim respon medis Berkoordinasi dengan
WHO untuk uji klinis pengobaan atau intervensi medis lainnya
3 Tanggap Darurat
Melakukan peningkatan pengadaan dan distribusi logistik APD supply medis ke
daerah terdampak
Pelaporan berkala ketersediaan pemakaian APD alat medis dan permintaan
yang disampaikan kepada gugus tugas logistik
Berkoordiansi dengan vendor untuk melakukan produksi masal dan distribusi
(dapat melibatkan department perhubungan TNI polri dan sumber daya lainnya
untuk distribusi) untuk APD alat medis dan obat (apabila tersedia)
4 Rehabilitasi
Menilai status stockpiles and equipment (antivirus (apabila tersedia) antibiotik
APD dll)
Mereview proses yang sudah dilakukan
Mengisi kembali stok sesuai kebutuhan
Memperbarui rencana protokol sesuai dengan kasus yang telah diamati
435 Intervensi Non Farmasi Kegiatan-kegiatan intervensi non farmasi yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi 1 Kesiapsiagaan
Penguatan di pintu masuk negara deteksi dini pintu masuk negara (bandara pelabuhan dan Pos Lintas Batas Darat NegaraPLBDN)
Proteksi Perorangan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) etika batuk bersin penggunaan masker
68
Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasilitas umum)
Promosi kesehatan untuk pencegahan kejadian COVID-19 PHBS kecukupan gizi pengelolaan stres olah raga teratur pengolahan masakan secara benar edukasi mengenai pencegahan stigma
Pemetaan Sumber Daya (SDM Kesehatan sarana kesehatan)
Pemberdayaan kader dan masyarakat
Melengkapi sarana kesehatan meningkatkan kapasitas petugas kesehatan
Penyusunan dokumen rencana keberlangsungan usaha
Penyusunan protokol kesiapsiagaan dan pencegahan COVID-19 untuk publik (sekolah kalangan usaha perkantoran tempat publik transportasi untuk pemerintah daerah dll)
Koordinasi dengan pihak sekolah pabrik-pabrik kantor perusahaan untuk melakukan sosialisasi terkait antisipasi terjadinya COVID-19
2 Siaga Darurat
Penguatan di pintu masuk negara deteksi dini pintu masuk negara (Bandara pelabuhan dan PLBDN)
Proteksi perorangan CTPS etika batuk bersin penggunaan masker
Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum)
Memastikan ketersediaan tranportasi (ambulan khusus) untuk evakuasi pasien
Menjamin ketersediaan logistik (makanan minuman air bersih) bagi pasien dan keluarga pada penerapan karantina rumah dan RS
Melakukan identifikasi kegiatan-kegiatan yang melibatkan masa dalam jumlah yang besar di sekitar lokasi karantina daerah terdampak (apabila diberlakukan karantina pembatasan sosial) sehingga waktunya dapat ditunda
Melakukan pemusnahan barang-barang habis pakai yang terkontaminasi
Penerapan rencana keberlangsungan usaha untuk usaha sektor esensial
Menyediakan layanan dukungan psikososial dan kesehatan jiwa bagi pasien petugas kesehatan dan masyarakat
Menyiapkan platorm pembelajaran online unutk sektor Pendidikan dan platform bekerja dari rumah untuk sektor usaha dan perkantoran
3 Tanggap Darurat
Hygiene sanitasi perorangan CTPS etika batukbersin penggunaan masker
Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum) memastikan kecukupan ventilasi rumah
Memastikan ketersediaan tranportasi (ambulan khusus) untuk evakuasi pasien
Menjamin ketersediaan logistik (makanan minuman air bersih APD dan bahan dekontaminasi bagi penduduk
Melakukan pencegahan atau pembubaran kegiatan-kegitan yang melibatkan masa dalam jumlah yang besar di sekitar lokasi terdampak sehingga waktunya dpt ditunda
69
Berkoordinasi dengan TNI dan POLRI untuk Keamanan Wilayah dan keberlangsungan proses ekonomi
Melakukan pemusnahan barang habis pakai yang digunakan penderita dan dekontaminasi barang-barang tidak habis pakai yang kontak dengan penderita
Memastikan ketersediaan logistik (kebutuhan hidup APD)
Pemberlakuan karantina rumah karantina wilayah atau pembatasan sosial berskala besar berdasarkan kajian informasi epidemiology dan sebaran kasus COVID-19 Menutup tempat publik yang tidak esensial seperti tempat hiburan menutup sekolah Sektor Pendidikan memberlakukan pembelajaran online dan sektor usaha dan perkantoran memberlakukan bekerja dari rumah
Perusahaan kantor dan pelayanan publik menerapkan rencana keberlangsungan usaha
Menyediakan layanan dukungan kesehatan jiwa dan psikologi bagi pasien tenaga kesehatan dan masyarakat termasuk lansia anak-anak dan remaja penyandang disabilitas
4 Rehabilitasi
Hygiene sanitasi perorangan CTPS etika batukbersin penggunaan masker
Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum)
Setelah ada penyataan pencabutan status kedaruratan memberikan informasi kepada masyarakat bahwa keadaan pandemi sudah dinyatakan selesai sehingga masyarakat dapat beraktifisat kembali namun tetap waspada dan melakukan PHBS
Pemulihan Keamanan tetap berkoordinasi dengan TNI dan POLRI untuk menjamin keamanan masyarakat
Melakukan After Action Review evaluasi respon
Terus melakukan surveilan COVID-19
Memberikan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial
436 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Kegiatan-kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi
1 Kesiapsiagaan
bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Pusat mulai bergerak dan
berkoordinasi
dengan Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Daerah Memonitor
pemberitaan dan isu publik di media massa dan media sosial terkait
perkembangan situasi penyebaran virus COVID-19
bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line dan trough the line
(mengingat era digital) bisa berupa sosialisasi penyuluhan langsung masyarakat
umum kader informasi dan komunikasi dengan pihak bandara BKSLN (Biro
Kerja Sama Luar Negeri) Kemenkes juga akan mengkomunikasikan terkait
informasi kejadian pandemi di negara lain kepada Kemenlu siaran pers media
KIE baik cetakan e-file tentang pesan-pesan pencegahan bisa disebarkan melaui
media sosial
bull Isi pesan
70
a PHBS secara umum (personal hygiene)
b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19 secara
umum
c Perlu diumumkan kepada publik bahwa kasus virus COVID-19 tersebut belum
ada kasus di Indonesia namun tetap waspada khususnya pada orang yang
telah bepergian dari wilayah pandemi dengan menunjukkan kartu sehat serta
dilakukan penguatan screening di pintu masuk negara
2 Siaga Darurat
Menyusun strategi komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
Menyampaikan informasi dan edukasi serta memberdayakan masyarakat melalui
upaya
a Melakukan edukasi publik melalui media massa media sosial advertorial
video dan infografis
b Membangun komunikasi dan melibatkan peran aktif organisasi profesi
kesehatan dan profesi lainnya serta asosiasi pelaku usaha dan akademisi
dan pelajarmahasiswa
c Memperkuat pengetahuan tokoh masyarakat pemuka agama dan organisasi
sosial dan kemasyarakatan terhadap ancaman COVID-19
d Mendidik dan melatih relawan dan kader kesehatan terkait COVID-19
e Melaksanakan sosialisasi baik komunikasi langsung kepada masyarakat
f Memperkuat pemahaman ancaman COVID-19 dan kemungkinan bencana
wabah COVID-19 kepada semua sektor dan masyarakat
g Menjalankan media centre hotline penunjukkan juru bicara press release
regular dan diseminasi informasi kepada tim dan kepada masyarakat umum
dengan pesan-pesan inti yang disesuaikan berdasarkan masukkan tim teknis
Meningkatkan peran sekolah lembaga pendidikan sebagai agen perubahan
Sekolah mempunyai rsquocaptive audiencersquo yang bisa dipakai sasaran untuk perubahan
perilaku Anak didik biasanya mudah berkomunikasi dengan orang tuanya dan bisa
merubah pikiran orang tua mereka Anak didik diharapkan akan menyampaikan
apa yang diketahuinya kepada orang tua dan kawan-kawannya
Memperkuat pemahaman guru pengawas sekolah tentang permasalahan pandemi
COVID-19 apa yang harus dilakukan kalau banyak anak didik menderita gejala-
gejala yang menyerupai COVID-19 cara menggunakan media belajar anak dan
media lainnya di sekolah
bull Tim Komunikasi Risiko Pusat bergerak cepat dan berkoordinasi dengan Tim
Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Daerah Waspada hoaks
misinformasi disinformasi dengan memonitor pemberitaan dan isu publik di media
massa dan media sosial (sudah banyak suspek COVID-19) dan berkoordinasi
dengan Kemenkominfo BSSN Cyber Crime Polri untuk menanggulanginya
Promosi Kesehatan Dinkes Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan Dinkes
Kabupaten Kota yang terdapat suspek terkonfirmasi dengan virus COVID-19
71
untuk penyebaran informasi dan media rekanan serta menggandeng Diskominfo
Kabupaten Kota setempat
bull Menyiapkan talking point kepada Menkes dan jumpa pers untuk Dirjen P2P
(Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) selaku National Focal Point (juru bicara
khusus) di Kemenkes serta jumpa pers oleh Pimpinan Daerah sebagai kondisi
siaga darurat bahwa diwilayahnya terdapat suspek terkonfirmasi COVID-19
bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line trough the line
(mengingat era digital) dan above the line Dilakukan sosialisasi penyuluhan
langsung dan pelatihan komunikasi kepada kader komunitas LSM Ormas di
wilayah yang terdapat suspek terkonfirmasi COVID-19dalam upaya pencegahan
penyebaran virus COVID-19 di masyarakat umum Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat (Rokom Yanmas) berkoordinasi dengan RSHS dan RSPI
untuk memutakhirkan data informasi terkini dan menuangkan ke dalam siaran pers
1 kali sehari media KIE baik cetakan e-file digital tentang pesan-pesan
pencegahan disebarkan melalui media cetak elektronik tradisional digital dan
media sosial
bull Mengaktifkan contact center 24 jam baik di tingkat pusat maupun daerah sebagai
sarana dan prasarana informasi dan pengaduan termasuk National Command
Center (NCC)Public Safety Center (PSC) 119
bull Koordinasi antara BKSLN Kemenkes dengan Kemenlu untuk mengeluarkan travel
advice dan diumumkan kepada publik Selain itu koordinasi dan komunikasi
antara Kemenkes Kemenkominfo dan Kemenlu untuk handling media
internasional
bull Isi pesan
a PHBS secara umum (personal hygiene)
b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19
Membatasi aktvitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada
kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker bila sakit
c Social distancing
d Dirjen P2P mengumumkan kepada publik bahwa di Indoneia sudah ditemukan
suspek yang terkonfirmasi dengan virus COVID-19 faktor-faktor risiko
COVID-19 gejala-gejala penderita COVID-19 upaya pencegahan dan
penanggulangan penyebaran virus COVID-19 (adanya penyelidikan
epidemiologi (PE) isolasi pasien di RS karantina ldquotempatrdquo kesiapan RS dan
laboratorium menghadapi situasi yang terjadi) jangan panik namun tetap
meningkatkan kewaspadaan segera mendatangi fasyankes jika mendapati
gejala-gejala COVID-19 memperketat pengawasan dan karantina kesehatan
di pintu masuk negara
3 Tanggap Darurat
bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat pusat bergerak lebih cepat lagi
dan berkoordinasi dengan Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat
Daerah di wilayah yang mengalami kasus yang tinggi terhadap penularan virus
COVID-19 Komunikasi Rokom Yanmas Kemenkes dengan Pusdatin Humas
BNPB dan Kemenkominfo sebagai Media Center Nasional Respon cepat dan
penyediaan konten positif yang lebih masif untuk cegah-tangkal hoaks
misinformasi disinformasi dengan memonitor pemberitaan dan isu publik di media
massa dan media sosial dan berkoordinasi dengan Kemenkominfo BSSN Cyber
72
Crime Polri untuk penanggulangannya Divisi Humas Polri dan Puspen TNI juga
memberikan pernyataan untuk menenangkan dan mengamankan situasi
bull Kepala negara sebagai juru bicara nasional mengumumkan kepada publik bahwa
Indonesia dalam kondisi tanggap darurat COVID-19 Dalam hal ini
mengumumkan masa awal berlakunya periode tanggap darurat dan untuk
mengakhiri masa tanggap darurat ini akan melihat adanya penurunan kasus
dengan 2x masa inkubasi dari kasus terakhir Dalam hal ini Kemenkes
berkoordinasi dengan Kantor Staf Presiden (KSP) Sekretariat Negara (Setneg)
dan Sekretariat Kabinet (Setkab) Talking point Juru Bicara dibuat 2x sehari
sebagai bahan pimpinan jika dibutuhkan berbicara kepada publik dan media
massa berikut siaran pers dikeluarkan 2x sehari dalam kondisi tanggap darurat
ini
bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line trough the line
(mengingat era digital) dan above the line Kader komunitas LSM Ormas yang
sudah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan komunikasi juga bergerak sebagai
surveilans komunikasi dan epidemiologi di wilayah yang terdampak penyebaran
kasus virus COVID-19 (para tenaga kesehatan dan relawan harus dilengkapi
APD) Penyebaran informasi dan publikasi media KIE baik cetakan e-file digital
tentang pesan-pesan pencegahan dan penanggulangan disebarkan secara masif
melalui media cetak elektronik tradisional digital dan media sosial
bull Contact center standby 24 jam baik di tingkat Pusat maupun daerah sebagai
sarana dan prasarana informasi dan pengaduan termasuk NCC PSC 119
bull Koordinasi antara BKSLN Kemenkes dengan Kemenlu untuk mengeluarkan travel
warning terhadap tanggap darurat COVID-19 dan diumumkan kepada publik
Selain itu menguatkan koordinasi dan komunikasi antara Kemenkes BNPB
Kemenkominfo dan Kemenlu untuk handling media internasional
bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat (pusat dan daerah) akan bekerja
sama lintas sektor menjalankan dan berperan serta di dalam prosedur karantina
wilayah dan pengamanan untuk menenangkan warga di fasilitas umum yang
ditutup
bull Isi pesan
a PHBS secara umum (personal hygiene)
b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19
Membatasi aktivitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada
kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker ketika sakit atau
ketika merawat yang sakit
c Social and physical distancing
d Kepala negara mengumumkan kepada publik bahwa di Indonesia dalam
kondisi tanggap darurat COVID-19 negara akan terus berupaya
menanggulangi persoalan ini meminta kerja sama masyarakat Indonesia
untuk mematuhi instruksi pemerintah Dalam kondisi ini diberlakukan karantina
wilayah dan penutupan tempat umum sarana publik
73
4 Rehabilitasi
bull Kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat pada skenario ini seperti
pada kondisi siaga darurat
bull Menkes mengumumkan kepada publik bahwa masa penanggulangan tanggap
darurat COVID-19 telah berakhir ditandai dengan penurunan kasus dengan 2x
masa inkubasi dari kasus terakhir
bull Terus waspada dan menanggapi dengan cepat rumor atau informasi yang salah di
masyarakat
bull Perkuat pesan-pesan kunci
a PHBS secara umum (personal hygiene)
b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19
Membatasi aktvitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada
kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker ketika sakit atau
ketika merawat yang sakit
c Berakhirnya masa tanggap darurat yang diumumkan oleh Menteri Kesehatan
juga dinyatakan dengan pembukaan wilayah karantina membuka fasilitas
umum yang ditutup rehabilitasi lingkungan yang terdampak serta masyarakat
tetap diminta waspada
74
44 Instruksi Koordinasi
Gambar 49 Jejaring Kerja Komando dan Koordinasi
Kebijakan
1 Penentu Kebijakan
2 Forum Koordinasi Pusat
Kebijakan
1 Penentu Kebijakan
2 Forum Koordinasi Propinsi
Kebijakan
1 Penentu Kebijakan
2 Forum Koordinasi KabKota
Posko KLB
Influenza Pusat
Posko KLB
Influenza Propinsi
Posko KLB
Influenza KabKota
Pos Lapangan
KLB Influenza
Pos Taktis
Perimeter
Berbagai pihak
terkait dalam dan
luar negri
Berbagai pihak
terkait dalam dan
luar negri
Berbagai pihak
terkait dalam dan
luar negri
Lab
Regional
Nasional
Lab
Rujukan
sekuensing
Lab
Daerah
Rumah
Sakit
Puskesmas
Keterangan
= Mekanisme Komando
= Mekanisme Koordinasi= Mekanisme rujukan
pasien dan pengiriman spesimen
= Mekanisme laporan
JEJARING KERJA KOMANDO amp KOORDINASI
Posko COVID-19 Pusat
Posko COVID-19 Provinsi
Posko COVID-19 Kota
Posko COVID-19 Lapangan
75
Bab 5
Administrasi dan Logistik
51 Administrasi
a Pemenuhan Kebutuhan Bersumber APBN
Berdasarkan analisa Biro Perencanaan dan Anggaran ditentukan kebutuhan jumlah
logistik kesehatan APD sebanyak 600000 unit namun sesuai hasil estimasi yang
dibuat Pusat Krisis Kesehatan dalam analisa situasi berdasarkan skenario kejadian
pandemi Covid-19 dengan menggunakan angka serangan klinis 36 dari jumlah
populasi Indonesia ditentukan jumlah kebutuhan APD dan logistik kesehatan lainnya
pada tabel berikut yang merupakan kebutuhan sampai dengan tanggal 16 Agustus
2020 Pemenuhan kebutuhan ini dapat berasal dari alokasi APBN Kementerian
Kesehatan Dana Siap Pakai (DSP) BNPB Badan Dunia dan sumbangan dari
masyarakat Pusat Krisis Kesehatan telah menentukan estimasi kebutuhan APD dan
logistik kesehatan lainnya sampai dengan tanggal 16 Agustus 2020 seperti terlihat pada
tabel di bawah ini
76
Tabel 51
Tabel Kebutuhan APD dan Logistik Kesehatan Lainnya
NO
PROVINSI Gaun
(Gown) Pelindung
kepala
Celemek (Apron
disposable)
Celemek (Apron heavy duty
reusable)
Sepatu pelindung
(Gum boots)
Sarung tangan
(Gloves) heavy duty
Sarung tangan
(Gloves) examination
Sarung tangan
(Gloves) surgical
Pelindung mata
(Goggles)
Pelindung wajah (Face
shield) Masker
N95
Masker bedah
(surgicalfacemask)
1 Aceh
55995
55995
26979
911
1623
1623
865526
19604
1669
21233
66560
1325896
2 Sumatera Utara
225579
225579
108688
3669
6537
6537
3486798
78974
6725
85538
268138
5341414
3 Sumatera Barat
55995
55995
26979
911
1623
1623
865526
19604
1669
21233
66560
1325896
4 Riau
109362
109362
52692
1779
3169
3169
1690410
38287
3261
41469
129994
2589533
5 KEPULAUAN RIAU
22933
22933
11049
373
665
665
354478
8029
684
8696
27260
543024
6 Jambi
37617
37617
18125
612
1090
1090
581453
13170
1122
14264
44714
890726
7 Bangka Belitung
15522
15522
7479
252
450
450
239923
5434
463
5886
18450
367537
8 Sumatera Selatan
87632
87632
42222
1425
2539
2539
1354532
30679
2613
33229
104165
2075003
9 Bengkulu
20658
20658
9954
336
599
599
319318
7232
616
7833
24556
489162
10 Lampung
87154
87154
41992
1418
2525
2525
1347149
30512
2598
33048
103597
2063693
11 Banten
201907
201907
97282
3284
5851
5851
3120890
70686
6020
76561
239999
4780881
12 DKI JAKARTA
544381
544381
262291
8855
15774
15774
8414541
190584
16230
206424
647086
12890209
13 JAWA BARAT
1276846
1276846
615203
20769
36999
36999
19736309
447016
38068
484168
1517740
30233989
77
NO
PROVINSI Gaun
(Gown) Pelindung
kepala
Celemek (Apron
disposable)
Celemek (Apron heavy duty
reusable)
Sepatu pelindung
(Gum boots)
Sarung tangan
(Gloves) heavy duty
Sarung tangan
(Gloves) examination
Sarung tangan
(Gloves) surgical
Pelindung mata
(Goggles)
Pelindung wajah (Face
shield) Masker
N95
Masker bedah
(surgicalfacemask)
14 JAWA TENGAH
536047
536047
258275
8719
15533
15533
8285719
187667
15982
203264
637179
12692866
15 DI Yogyakarta
39708
39708
19132
646
1151
1151
613767
13901
1184
15057
47199
940228
16 Jawa Timur
1019885
1019885
491396
16590
29553
29553
15764440
357055
30407
386730
1212300
24149495
17 BALI
112016
112016
53971
1822
3246
3246
1731443
39216
3340
42475
133150
2652392
18 KALIMANTAN BARAT
52518
52518
25304
854
1522
1522
811780
18386
1566
19914
62427
1243563
19 KALIMANTAN TENGAH
28323
28323
13647
461
821
821
437793
9916
844
10740
33667
670654
20 Kaltara
7592
7592
3658
123
220
220
117344
2658
226
2879
9024
179758
21 Kaltim
46657
46657
22480
759
1352
1352
721176
16334
1391
17692
55459
1104768
22 Kalsel
44021
44021
21210
716
1276
1276
680436
15411
1312
16692
52326
1042357
23 Sulawesi Utara
25864
25864
12462
421
749
749
399788
9055
771
9808
30744
612433
24 Gorontalo
12474
12474
6010
203
361
361
192811
4367
372
4730
14827
295367
25 Sulawesi Tengah
31676
31676
15262
515
918
918
489616
11090
944
12011
37652
750042
26 Sulawesi Barat
14370
14370
6924
234
416
416
222122
5031
428
5449
17081
340268
27 Sulawesi Selatan
91315
91315
43997
1485
2646
2646
1411461
31969
2722
34626
108543
2162213
28 Sulawesi Tenggara
28184
28184
13580
458
817
817
435643
9867
840
10687
33501
667360
78
NO
PROVINSI Gaun
(Gown) Pelindung
kepala
Celemek (Apron
disposable)
Celemek (Apron heavy duty
reusable)
Sepatu pelindung
(Gum boots)
Sarung tangan
(Gloves) heavy duty
Sarung tangan
(Gloves) examination
Sarung tangan
(Gloves) surgical
Pelindung mata
(Goggles)
Pelindung wajah (Face
shield) Masker
N95
Masker bedah
(surgicalfacemask)
29 Nusa Tenggara Barat
78636
78636
37888
1279
2279
2279
1215488
27530
2344
29818
93472
1862003
30 Nusa Tenggara Timur
56677
56677
27308
922
1642
1642
876061
19842
1690
21491
67370
1342035
31 Maluku Utara
13079
13079
6302
213
379
379
202170
4579
390
4960
15547
309704
32 Maluku
18737
18737
9028
305
543
543
289612
6560
559
7105
22271
443656
33 Papua Barat
10042
10042
4838
163
291
291
155216
3516
299
3808
11936
237776
34 Papua
35137
35137
16930
572
1018
1018
543115
12301
1048
13324
41766
831997
TOTAL
5044539
5044539
2430535
82056
146173
146173
77973855
1766062
150398
1912841
5996259
11944789
9
KEBUTUHAN NASIONAL
5044633
5044633
2430580
82057
146176
146176
77975307
1766095
150401
1912876
5996371
11945012
4
SELISIH
94
94
45
2
3
3
1452
33
3
36
112
2224
79
b Pemenuhan Kebutuhan Bersumber Dana Siap Pakai (DSP)
Berdasarkan peraturan BNPB No2 Tahun 2018 tentang Penggunaan Dana Siap Pakai
(DSP) Berikut ini prosedur pemberian DSP
1 Prosedur pemberian DSP melalui usulan permohonan terlebih dahulu dilakukan
verifikasi
2 Pemberian DSP berdasarkan persetujuan Kepala BNPB atau pejabat yang diberikan
kuasa oleh Kepala BNPB
3 Pemberian bantuan DSP sebagai tindak lanjut hasil rapat koordinasi kementerian
lembaga berdasarkan atas
a Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari BPBD kabupaten
kota atau BPBD propinsi terdampak
b Surat keputusan bupati wali kota gubernur atau Presiden tentang penetapan
status keadaan darurat bencana
c Rincian biaya untuk kegiatan penanganan darurat bencana
d Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala BNPB
4 Pemberian bantuan DSP melalui inisiatif BNPB berdasarkan atas
a Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari BPBD kabupaten
kota atau BPBD propinsi terdampak
b Surat keputusan bupati wali kota gubernur atau Presiden tentang penetapan
status keadaan darurat bencana
c Hasil pengkajian cepat yang menjelaskan kebutuhan rincian biaya untuk
kegiatan penanganan darurat bencana yang dinyatakan secara tertulis oleh
pejabat eselon I yang berwenang
d Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala BNPB
Pelaksanaan penyaluran DSP
1 KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) BNPB memerintahkan bendahara pengeluaran
untuk memindahbukukan sejumlah dana UP dari rekening bendahara pengeluaran
ke rekening BPP pengelola pada unit kerja di BNPB BPBD dan atau kementerian
lembaga terkait
2 Pemindahbukuan DSP kepada unit kerja BNPB BPBD atau kementerian lembaga
terkait dilaksanakan sesuai dengan jumlah yang telah disetujui KPA
3 Penyaluran bantuan DSP untuk BPBD kabupaten kota atau propinsi harus
dilengkapi dengan Perjanjian Kerja Sama antara KPA BNPB dengan Kepala BPBD
atas nama pemerintah daerah
4 Penyaluran bantuan DSP untuk kementerian lembaga harus dilengkapi dengan
Perjanjian Kerja Sama antara KPA BNPB dengan pejabat setingkat eselon I dari
kementerian lembaga terkait
5 Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada pemerintah
kabupaten kota atau propinsi melalui pengelola DSP BNPB setempat dilengkapi
dengan bukti penerimaan berupa kuitansi berita acara serah terima
6 Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada unit kerja BNPB
dan kementerian lembaga terkait melalui pengelola DSP yang ditunjuk dilengkapi
dengan bukti penerimaan berupa kuitansi dan berita acara serah terima
7 Waktu penyaluran bantuan DSP disesuaikan dengan ketersediaan UP DSP yang
ada pada rekening bendahara pengeluaran BNPB
80
8 Penyaluran bantuan DSP dapat pula diberikan dalam bentuk barang jasa dengan
mempertimbangkan aspek kemudahan ketersediaan dan kelancaran distribusi
9 Pelaksanaan penyaluran DSP dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai mekanisme pelaksanaan anggaran penanggulangan
bencana
Pengaturan logistik penting untuk mendukung penyelenggaraan respon medis dan laboratorium serta respon komponen lain Diperlukan prosedur untuk mempercepat proses pengadaan dan transportasi barang
Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah
- Memetakan sumber daya yang tersedia dan rantai suplai (supply chain) di sektor kesehatan dan lainnya
- Memeriksa sistem pengelolaan dan pengendalian rantai suplai (penimbunan penyimpanan keamanan pengaturan transportasi dan distribusi) untuk persediaan medis dan komoditas esensial lainnya termasuk Disease Commodity Package (DCP) COVID-19 dan cadangan kit pasien di dalam negeri
- Memeriksa proses pengadaan (termasuk impor dan bea cukai) untuk suplai medis dan kebutuhan esensial lainnya dan mendorong sumber daya setempat untuk memastikan keberlanjutan
- Menilai kapasitas pasar lokal untuk memenuhi peningkatan permintaan akan suplai medis dan kebutuhan pokok lainnya dan mengoordinasikan permintaan suplai internasional melalui mekanisme pengadaan regional dan global
- Mempersiapkan kapasitas lonjakan staf dan mekanisme penempatan nasihat kesehatan (pedoman dan SOP) pra dan pasca penempatan paket (briefing vaksinasi yang direkomendasikan wajib peningkatan kit medical travel dukungan kesehatan jiwa dan psikososial termasuk kelompok pendukung sebaya) untuk memastikan kesejahteraan staf
- Mengdentifikasi dan mendukung fungsi-fungsi kritis yang harus berlanjut selama wabah COVID-19 yang meluas (mis air dan sanitasi bahan bakar dan energi makanan telekomunikasiinternet keuangan hukum dan ketertiban pendidikan dan transportasi) sumber daya yang diperlukan dan tenaga kerja esensial
81
Gambar 51
Contoh SK Status Darurat Bencana
82
Gambar 52
Konsep Operasi Logistik
Sumber Internasional Pintu MasukStaging Area di Bandara Sumber
(UNHRDWHO Supplier) NasionalRegional
Pusat Krisis Gudang Provinsi
(Masuk Melalui BandaraPelabuhanTerminal)
Gudang KabupatenKota
Pusat Layanan Kesehatan Unit Layanan Kesehatan Rumah Penduduk
Gambar 10 Konsep Operasi Logistik
83
Bab 6
Komando dan Perhubungan
Gambar 61
Struktur Klaster Nasional Penanggulangan Bencana
Keputusan Kepala BNPB Nomor 173 tahun 2015 tentang klaster nasional
penanggulangan bencana
1 Klaster Kesehatan Tugasnya Pelayanan Kesehatan Pengendalian Penyakit
Penyehatan Lingkungan Penyiapan Air Bersih dan Sanitasi yang berkualitas
Pelayanan Kesehatan Gizi Pengelolaan Obat Bencana Penyiapan Kesehatan
Reproduksi dalam Situasi Bencana Penatalaksanaan Korban Mati Pengelolaan
Informasi dibidang Kesehatan
Koordinator Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian
Kesehatan
Wakil Koordinator Pusat Kedokteran Kepolisian Republik Indonesia
2 Klaster Pencarian dan Penyelamatan Tugasnya Mengerahkan Mengkoordinir
serta mengendalikan sarana dan personil dalam pelaksanaan operasi pencarian
penyelamatan dan evakuasi terhadap korban bencana secara cepat efisien dan
efektif Pengelolaan Informasi dibidang Pencarian dan Penyelamatan
Koordinator Direktur Operasi dan Pelatihan BASARNAS
Wakil Koordinator Wakil Asisten Operasi Tentara Nasional Indonesia
3 Klaster Logistik Tugasnya Pengadaan barang sandang permakanan dan
peralatan Bea Cukai (untuk barang yang dibawa dari luar negriimpor)
PenyimpananPergudangan Distribusi Logistik Keamanan Logistik Pengelolaan
Informasi dibidang Logistik
Koordinator Direktur Logistik BNPB
Wakil Koordinator Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam
Kementerian Sosial
KESEHATAN
PENCARIAN DAN
PENYELAMATAN
LOGISTIK
PENGUNGSIAN DAN
PERLINDUNGAN
PENDIDIKAN
SARANA DAN PRASARANA
EKONOMI
PEMULIHAN
DINI
84
4 Klaster pengungsian dan Perlindungan Tugasnya Penyiapan Dapur Umum
Pencegahan dan Penanganan Kekerasan berbasis Gender Tempat Pengungsian
Keamanan Manajemen Pengungsian dan Penyiapan Hunian Sementara
Perlindungan Kelompok Rentan Pengelolaan Informasi dibidang Pengungsian dan
Perlindungan
Koordinator Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian
Sosial
Wakil Koordinator Asisten Operasi Kepolisian Republik Indonesia
5 Klaster Pendidikan Tugasnya Pelayanan Belajar Mengajar Formal dan Informal
Penyiapan Sekolah Darurat Bimbingan dan Penyuluhan bagi Anak Dewasa
Kerohanian Pengelolaan Informasi dibidang Pendidikan
Koordinator Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Sekretariat
Jendral Kementerian Pendidikan
Wakil Koordinator Sekretariat Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama
6 Klaster Sarana dan Prasarana Tugasnya Pembersihan puing-puing debris
clearance Penyediaan Alat Transportasi Telekomunikasi dan Energi Penyediaan
Hunian Tetap Penyediaan Air dan Sanitasi Pengelolaan Informasi dibidang Sarana
dan Prasarana
Koordinator Sekretaris Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum
Wakil Koordinasi Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika
Kementerian Komunikasi dan Informatika
7 Klaster Ekonomi Tugasnya Pengelolaan Sektor Pertambangan dan Galian Listrik
Gas dan Air Minum Industri Pengolah Konstruksi Perdagangan Hotel dan
Restoran Jasa dan Pertanian serta Pengelolaan Informasi dibidang Ekonomi
Koordinator Sekretaris Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian
Wakil Koordinator Asisten Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
8 Klaster Pemulihan Dini Tugasnya Penguatan Kapasitas pemerintah pusat daerah
untuk koordinasi Revitalisasi fungsi pemerintah desa camat kabupaten kota
provinsi Pemulihan Layanan Publik Sarana Pendukung kepemerintahan
Penguatan Kapasitas Perencanaan dan Pendanaan Pengelolaan Informasi dibidang
Pemulihan Dini
Koordinator Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Bencana
Kementerian Dalam Negeri
Wakil Koordinator Asisten Deputi Koordinasi Kebijakan Penyusunan dan
Evaluasi Program Kelembagaan dan Tatalaksana Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB
9 PSC (Public Safety Center) merupakan ujung tombak pelayanan kegawatdaruratan
Pra Fasyankes di daerah 1 kabupaten hanya ada 1 PSC berjejaring dengan faskes
setempat PSC diselenggarakan 24 jam sehari terus menerus Lokasi dapat di
Dinkes RS atau Lokasi lain yg ditetapkan oleh Pemda kabupatenkota
Fungsi PSC
pemberi pelayanan Gawat Darurat
pemandu pertolongan pertama (first aid)
pengevakuasi KorbanPasien Gawat Darurat dan
pengoordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan
Ketenagaan PSC Koordinator Tenaga Kesehatan Operator Call Center dan
tenaga lain
85
Tabel 61
Tugas dan Pelaksana Sub Klaster-Sub Klaster Dalam Klaster Kesehatan
TUGAS KLASTER TIM PELAKSANA
PELAYANAN KESEHATAN (Respon Medis) SUB KLASTER PELAYANAN KESEHATAN
PENGENDALIAN PENYAKIT (Surveilans Laboratorium) SUB KLASTER PENGENDALIAN PENYAKIT
KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENYIAPAN AIR
BERSIH KESEHATAN LINGKUNGAN
PENYIAPAN AIR BERSIH DAN SANITASI YANG
BERKUALITAS
PELAYANAN GIZI SUB KLASTER PELAYANAN GIZI
KESEHATAN REPRODUKSI SUB KLASTER KESEHATAN REPRODUKSI
PENANGANAN KESEHATAN JIWA SUB KLASTER KESEHATAN JIWA
PENATALAKASANAAN KORBAN MATI SUB KLASTER DVI
PROMOSI KESEHATAN (Promosi Kesehatan) TIM PROMKES
PENGELOLAAN INFORMASI KESEHATAN TIM DATA amp INFORMASI
PENGELOLAAN OBAT BENCANA (Intervensi Farmasi) TIM LOGISTIK KESEHATAN
86
Lampiran
Lampiran 1
PEMBAGIAN TUGAS KEGIATAN PERAN STAKEHOLDER DAN PEMBIAYAAN
ESTIMASI KETERSEDIAAN amp KEBUTUHANSUMBERDAYA
SUMBER DAYA KEGIATAN LABORATORIUM
NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA PERHITUNGAN
1
1Pengambilan
pengiriman
2Pemeriksaan
spesimen
Mengambil specimen
penderita atau suspek
memeriksa dilapangan
maupun mengirimkan ke
laboratorium
Tenaga
Tenaga kesehatan Analis kesehatan surveilans
2 org1000 pddk
Saranaprasarana
Alat transportasi
Laboratorium lap
1 unit area
1 unitKabupatenKota
Logistik
Reagen
Specimen pot
Specimen carrier
Pedoman Pengambilan dan Pengiriman spesimen COVID-19
1 pkt x 1 + 5 x jml pddk
1 pkt x 1 + 5 x jml pddk
1 pkt x 1 + 5 x jml pddk
2 bh x unit pelayanan lab
SUMBER DAYA KEGIATAN PELAYANAN MEDIK DAN TINDAKAN FARMASI
NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA PERHITUNGAN
1
Penyediaan amp
penyimpanan antiviral
Menyiapkan kebutuhan dan
menyimpan antiviral yang
dibutuhkan untuk penduduk
di area pembatasan
Tenaga
Tenaga kesehatan
Asisten apoteker
1 orang gudang
1 orang gudang
Saranaprasarana
- Gudang penyimpanan
1 unitarea
Logistik Saat ini tidak ada
antiviral yang direkomendasikan
Antiviral (Apabila sudah direkomendasikan antiviral untuk pengobatan)
Obat-obatan lainnya
Format RR logistic
Utk pengobatan
10 x jml pddk x 2 dosis x 5 hr + 5x 10 x Jml pddk x 2 dosis x 5 hr
2 Triase Triase COVID-19 dan bukan
COVID-19
Tenaga
Tenaga dokter yang bersertifikasi
Perawat yang bersertifikasi
3 org1000 pddk
5 org1000 pddk
Saranaprasarana
Klinik berikut peralatan
Alat transportasi yang dilengkapi obat-obat life
1 unitarea
87
saving oksigen dan portable ventilator
1 unitarea
Logistik
APD
Antiviral
Obat-obatan lainnya
Format RR
Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada penyediaan AV Diihitung pada penyediaan Obat
3 Pelayanan
medikevakuasi
Rujukan kesehatan
Melakukan pelayanan
medik kesehatan kepada
penderita ILI dan penyakit
lain di area pembatasan
Tenaga
Dokter yang bersertifikasi
Perawatbidan yang bersertifikasi
Paramedis lainnya
Sopir ambulan
2 orgdesa
2 orgdesa
1 orgdesa
Saranaprasarana
Unit pelayanan Puskesmas
Puskesmas kelilingAmbulance
Posko Pelayanan
1 unitarea
1 unitarea
Logistik
Peralatan kesehatan
Obat-obatan
RegisterFormat laporan
Standar Puskesmas Standar Puskesmas Kegiatan Puskesmas
4 SUMBER DAYA PADA TINDAKAN KARANTINAISOLASI
NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA CARA PERHITUNGAN
1
2
3
4
Pengawasan Karantina
Penerapan pintu keluar
masuk
Penetapan perimeter
Pembatasan kegiatan
umum
Pemantauan seluruh
kegiatan kekarantinaan di
area pembatasan
Pengawasan di pintu keluar
dan masuk area
pembatasan
Mengawasi diperbatasan
area pembatasan
Membatasi kegiatan
penduduk untuk
mengurangi kontak antar
penduduk
Tenaga
Tenaga kesehatan yang paham teknis kekarantinaan
Tenaga non kesehatanTNI Polri
3 org 1000 pddk
10 org1000 pddk
Saranaprasarana
Alat komunikasi HT
Pos di pintu keluarmasuk dilengkapi ruang pemeriksaan medis untuk penjaringan
Tanda pembatasan (Quarantine line) talipitatonggakpapan pengumuman
Alert card
1 unit Tim
1 unitarea
1 bh x jml kemungkinan jln
keluarmasuk
10 x jumlah pddk
Logistik
Suplemen
Obat-obatan
APDPPE
Desinfektan
Peta wilayah
Senter
Poster
Leaflet
Buku pencatatan
1 tb x 35 x jml pddk + ptgs Dihitung pada penyediaan obat Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada kegiatan Kesling
1 buahpos 1 x jml petugas
5 x Jml TTU 1 bh x pddk
1 bh x jml pos
5 Karantina rumah
Melakukan pembatasan
keluar rumah bagi
penduduk kontak agar tidak
menularkan kepada orang
lain
Tenaga
Tenaga Non kesehatan
Termasuk perhitungan di atas
Saranaprasarana
88
Logistik
Tandapita
Paket x rmh yang dikarantina
6 Isolasi dan rujukan
Melakukan pemisahan
penderita yang sakit ke
tempat tertentu di area
pembatasan sebelum
dirujuk dan melakukan
rujukan ke rumah sakit
Tenaga
Tenaga Medis Paramedis
Tenaga sopir
8 org 1000 pddk
1 orgunit ambulance
Saranaprasarana
Ruang isolasi dilengkapi peralatan kesehatan
Ambulance khusus
1 unitarea 2 unitarea 1 unitarea
Logistik
Obat antiviral
Desinfektan
Obat-obatan lainnya
Peralatan medis
Kartu pasien
Surat rujukan
APDPPE
Dihitung pada penyediaan AV Dihitung pada Kesling
Dihitung pada penyediaan obat Standar pelayanan puskesmas
20 x jml pddk 1`pkt x 10 x jml pddk
Dihitung pada penyediaan APD
7 Kesling pencegahan KLB
Pengawasan Kesehatan
lingkungan untuk mencegah
terjadinya KLB penyakit
lainnya
Tenaga
Sanitarian
6org desa
Saranaprasarana
Penyediaan air bersih
Pengangkutan sampah
Pembuangan kotoranlimbah
1 unitarea 1 unitarea 1 unitarea
Logistik
Water test kit
Desinfektan
Swing fog
Penyaringan air PAC
APDPPE Masker lengkap
Masker biasa
Spry can
Malationsolar
I unitarea 1 paket x rumah + unit pelayanan
1 unitarea 1 bh x pddk
Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada penyediaan APD
1 unitdesa 1 paketdesa
(Disesuaikan dg endemisitas lokasi)
Pemenuhan kebutuhan
hidup dasar
Tenaga
Tagana (Taruna siaga bencana) Kabupaten yang bisa di manfaatkan ke lapangan
Kader
1 orang200 KK
1 org10 KK
Saranaprasarana
Gudangtenda lapangan
Transportasi
Dapur umum
Timbangan beras
Kartu keluar masuk logistik
2 gudangdesa 1 unit trukdesa
1 unitdes 1 bhgudang 1 pktgudang
Logistik
Sarden (150 gr)
Kecap manis
Saos sambal
Minyak goreng (2 lt)
Beras (04 kgjiwa)
Minyak tanah
Personal hiegene
Air minum
1 pkthrKK 1 pkthrKK 1 pkthrKK 1 pkthrKK
1 pkthrjiwa
2 ltorhr
89
Lampiran 2
Penerbangan Internasional di Indonesia
No Tempat Kedudukan Nama Penerbangan
Sumatera
1 Batam Bandar Udara Internasional Hang Nadim
2 Banda Aceh Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda
3 Deli Serdang Medan Bandar Udara Internasional Kualanamu
4 Padang Bandar Udara Internasional Minangkabau
5 Pekanbaru Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II
6 Palembang Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II
7 Tanjung Pinang Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah
8 Bengkulu Bandar Udara Fatmawati Soekarno
9 Bandar Lampung Bandar Udara Radin Inten II
Jawa
10 Bandung Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara
11 Tangerang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta
12 Yogyakarta Bandar Udara Internasional Adi Sucipto
13 Solo Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo
14 Semarang Bandar Udara Internasional Achmad Yani
15 Surabaya Bandar Udara Internasional Juanda
16 Masalembo Sumenep Bandar Udara Internasional Valia Rahma
Bali dan Nusa Tenggara
17 Denpasar Bandar Udara Internasional Ngurah Rai
18 Lombok Tengah Bandar Udara Internasional Lombok
Kalimantan
19 Tarakan Bandar Udara Internasional Juwata
20 Berau Bandar Udara Internasional Kalimaru
21 Banjarmasin Bandar Udara Internasional Syamduddin Noor
Sulawesi
22 Manado Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi
23 Makassar Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin
24 Kendari Bandar Udara Internasional Haluoleo
Papua
25 Nabire Bandar Udara Internasional Yos Sudarso
90
26 Oksibil Bandar Udara Internasional Iskak
27 Jayapura Bandar Udara Sentani
28 Biak Bandar Udara Frans Kaisiepo
29 Tembagapura Bandar Udara Mozes Kilangin
30 Merauke Bandar Udara Mopah
Lampiran 3
Pelabuhan Internasional di Indonesia4
No Tempat Kedudukan Nama Pelabuhan
1 Sabang Pelabuhan Laut Teluk Sabang
2 Banda Aceh Pelabuhan Laut Malahayati
3 Banda Aceh Pelabuhan Laut Ulee Lheu
4 Banda Aceh Pelabuhan Laut Lhok Nga
5 Banda Aceh Pelabuhan Laut Meulaboh
6 Banda Aceh Pelabuhan Laut Singkil
7 Banda Aceh Pelabuhan Laut Labuhan Haji
8 Banda Aceh Pelabuhan Laut Tapak Tuan
9 Banda Aceh Pelabuhan Laut Sinabang
10 Lhokseumawe Pelabuhan Laut Lhokseumawe
11 Lhokseumawe Pelabuhan Laut Kuala Langsa
12 Medan Pelabuhan Belawan
13 Medan Pelabuhan Laut Pangkalan Susu
14 Medan Pelabuhan Laut Sibolga
15 Medan Pelabuhan Kuala Tanjung
16 Medan Pelabuhan Laut Tanjung Balai Asahan
17 Dumai Pelabuhan Laut Dumai
18 Dumai Pelabuhan Laut Bengkalis
19 Dumai Pelabuhan Laut Sungai Pakning
20 Dumai Pelabuhan Laut Penipahan
21 Dumai Pelabuhan Laut Tanjung Medang
22 Dumai Kawasan Industri Pelintung
23 Padang Pelabuhan Laut Teluk Bayur
24 Padang Pelabuhan Laut Sikakap
4httpskespelkemkesgoidkkpkkp_tempat_publicprofil7
91
25 Padang Pelabuhan Laut Bungus
26 Jambi Pelabuhan Laut Muara Sabak
27 Jambi Pelabuhan Laut Kuala Tungkal
28 Jambi Pelabuhan Laut Talang Duku
29 Palembang Pelabuhan Laut Palembang
30 Palembang Pelabuhan Boom Baru
31 Palembang Sumatra Selatan Pelabuhan Tanjung Api-api
32 Pekanbaru Riau Pelabuhan Sungai Pekanbaru (Wilker Kampung Dalam)
33 Pekanbaru Riau Pelabuhan Laut Selat Panjang
34 Pekanbaru Riau Pelabuhan Sungai Buatan
35 Pekanbaru Riau Pelabuhan Laut Tanjung Buton
36 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Tembilahan
37 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Kuala Enok
38 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Rengat
39 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Kuala Gaung
40 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Sungai Guntung
41 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Batu Ampar
42 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Sekupang
43 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Pulau Sambu
44 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Nongsa
45 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Kabil
46 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan F Batam Centre
47 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Tanjung Uncang Sagulung
48 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Teluk Senimba
49 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Semblog
50 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan F Harbour Bay
51 Tanjungpinang Kepulauan Riau Pelabuhan Sri Bintan Pura
52 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Tanjung Pinang
53 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Lagoi
54 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Lobam
55 Tanjung Balai Karimun Kepulauan Riau Pelabuhan Tanjung Balai Karimun
56 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Pangkal Dalam
57 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Tanjung Pandan
92
58 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Manggar
59 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Muntok
60 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Belinyu
61 Bengkulu Pelabuhan Laut Bai
62 Bengkulu Pelabuhan Laut Muko-Muko
63 Bengkulu Pelabuhan Laut Bintuhan
64 Bengkulu Pelabuhan Laut Malakoni Enggano
65 Panjang Lampung Pelabuhan Panjang
66 Panjang Lampung Pelabuhan Laut Teluk Semangka
67 Panjang Lampung Pelabuhan Laut Rawajitu
68 Jakarta Pelabuhan Tanjung Priok
69 Jakarta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Pantai Marina
70 Jakarta Pelabuhan Laut Marunda
71 Jakarta Pelabuhan Kali Baru
72 Banten Cilegon Pelabuhan Laut Merak
73 Banten Pelabuhan Laut Anyer
74 Banten Pelabuhan Laut Bojonegara
75 Banten Pelabuhan Laut Labuan
76 Indramayu Jawa Barat Pelabuhan Laut Balongan
77 Semarang Jawa Tengah Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
78 Cilacap Jawa Tengah Pelabuhan Laut Tanjung Intan
79 Jawa Timur Surabaya Pelabuhan Tanjung Perak
80 Probolinggo Jawa Timur Pelabuhan Laut Probolinggo
81 Probolinggo Jawa Timur Pelabihan Laut Panarukan
82 Probolinggo Jawa Timur Pelabuhan Laut Tanjung Wangi
83 Denpasar Pelabuhan Laut Celukan Bawang
84 Denpasar Pelabuhan Laut Benoa
85 Kupang NTT Pelabuhan Laut Atapupu
86 Kupang NTT Pelabuhan Laut Labuan Bajo
87 Kupang NTT Pelabuhan Laut Tenau
88 Kupang NTT Pelabuhan Laut Wini
89 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Laut Tarakan
90 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Bunyu
93
91 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan SebatikPelabuhan Nunukan
92 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Berau
93 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Tanjung Selor
94 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Kampung Baru
95 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Tanah Grogot
96 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Senipah
97 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Balikpapan
98 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Sintete
99 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Ketapang
100 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Kendawangan
101 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Telok Air
102 Palangkaraya Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Pulang Pisau
103 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Sampit
104 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Kumai
105 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Pangkalan Bun
106 Banjarmasin Kalimantan Selatan Pelabuhan Trisakti
107 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Labuan Uki
108 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Amurang
109 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Kotabunan
110 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Kema
111 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Belang
112 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Molibagu
113 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Bintauna
114 Palu Pelabuhan Laut Pantoloan
115 Palu Pelabuhan Laut Toli-Toli
116 Palu Pelabuhan Laut Luwuk
117 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Kendari
118 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Pomalaa
119 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Bau-Bau
120 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Kolaka
121 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Wanci
122 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Makassar
123 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Pare-Pare
94
124 Makassar Sulawesi Selatan Pealbuhan Laut Malili
125 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Biringkasi
126 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhhan Laut Awerange
127 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Palopo
128 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Belang Belang Mamuju
129 Ternate Pelabuhan Laut Buli
130 Ternate Pelabuhan Laut Bacan
131 Ternate Pelabuhan Laut Tobelo
132 Ternate Pelabuhan Sanana Mangole
133 Ambon Pelabuhan Laut Tual
134 Ambon Pelabuhan Yos Sudarso Ambon
135 Ambon Pelabuhan Laut Wahai
136 Ambon Pelabuhan Laut Saumlaki
137 Jayapura Pelabuhan Laut Jayapura
138 Jayapura Pelabuhan Laut Hamadi
139 Merauke Pelabuhan Laut Agats
140 Merauke Pelabuhan Laut Bade
Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan COVID-19
Pusat Krisis Crisis Centre
95
Lampiran 4
Daftar Lokasi Pusat Krisis di Indonesia
No Tempat Kedudukan
1 Medan
2 Padang
3 Palembang
4 Banjarmasin
5 Manado
6 Makassar
7 DKI Jakarta
8 Semarang
9 Surabaya
10 Bali
11 Jayapura
Lampiran 5
DAFTAR LABORATORIUM PEMERIKSA COVID-19
No Wilayah Kerja Laboratorium Memiliki Fungsi Surveilans
Laboratorium Tidak Memiliki Fungsi Surveilans
1 Aceh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
Balai Litbangkes Aceh
2 Sumatera Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
a Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Medan
b RUmah Sakit Universitas Sumatera Utara
3 Sumatera Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
Rumah Sakit Umum Pusat Moh Husein Palembang
4 Sumatera Barat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
Rumah Sakit Universitas Andalas Padang
5 Jambi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi
6 Riau Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
Rumah Sakit Arifin Achmad Pekanbaru
7 Kepulauan Riau a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Batam
96
8 Bangka Belitung Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah Pangkal Pinang
9 Bengkulu Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
10 Lampung Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
11 Banten Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang
12 DKI Jakarta a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
b Laboratorium Kesehatan Daerah DKI Jakarta
a Lembaga Biologi Molekuler Eijkman
b Rumah Sakit Universitas Indonesia
c Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo
13 Jawa Barat a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
b Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Jawa Barat
a Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin Bandung
b Rumah Sakit Universitas Padjajaran Bandung
14 Jawa Tengah Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta
a Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga
b Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi Semarang
c Rumah Sakit Universitas Diponegoro Semarang
15 DI Yogyakarta Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta
a Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito Daerah Istimewa Yogiakarta
b Rumah Sakit Universitas Gajah Mada Yogyakarta
16 Jawa Timur Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
a Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo
b Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya
c Rumah Sakit Universitas Brawijaya Malang
17 Kalimantan Barat a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
b Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Pontianak
18 Kalimantan Tengah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
19 Kalimantan Selatan a Balai Besar Laboratorium
97
Kesehatan Surabaya b Balai Besar Teknik
Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Banjarbaru
20 Kalimantan Timur Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
21 Kalimantan Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
22 Sulawesi Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
a Rumah Sakit Umum Pusat Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar
b Rumah Sakit Universitas Hasanudin Makassar
23 Sulawesi Barat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
24 Sulawesi Tengah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
25 Sulawesi Tenggara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
26 Gorontalo Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
27 Sulawesi Utara a Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Manado
Rumah Sakit Umum Pusat Prof R D Kandou Manado
28 Maluku Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
29 Maluku a Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Ambon
30 Bali Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
a Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
b Rumah Sakit Universitas Udayana Denpasar
31 Nusa Tenggara Timur
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
32 Nusa Tenggara Barat Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
RRUD Provinsi Nusa Tenggara Barat Mataram
33 Papua Barat Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua
34 Papua Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua
98
Lampiran 6
132 Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Berdasarkan SK Menkes
No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes
2 3
1 Aceh 1 RSUD Cut Meutia Kab Aceh Utara
2 RSUD Dr Zainoel Abidin
2 Sumatera Utara
3 RSUP H Adam Malik
4 RSU Kabanjahe
5 RSU Djasamen Saragih Pematang Siantar
6 RSUD Tarutung
7 RSU Padang Sidempuan
3 Sumatera Barat 8 RSU Achmad Mochtar
9 RSUP M Djamil
4 Riau
10 RSUD Arifin Ahmad
11 RSUD Kota Dumai
12 RSUD Puri Husada Tembilahan
5 Kepulauan Riau
13 RSUD Embung Fatimah
14 RS Badan Pengusahaan Batam (Otorita Batam)
15 RSUD Muhammad Sani (Kab Karimun)
16 RSUD Provinsi Kepulauan Riau Tanjungpinang
6 Jambi 17 RSUD Raden Mattaher
7 Sumatera Selatan
18 RSUP Moh Hoesin
19 RSUD Kayuagung
20 RSUD Lahat
21 RSUD Siti Fatimah Prov Sumatera Selatan
22 RS Dr Rivai Abdullah
8 Bangka Belitung 23 RSUD Tanjung Pandan (Dr Marsidi Judono)
24 RSUD Pangkal Pinang ( RSUD Depati Hamzah)
9 Bengkulu
25 RSUD Dr M Yunus
26 RSUD Arga Makmur
27 RSUD Hasanuddin Damrah Manna
10 Lampung
28 RSUD Dr H Abdul Moeloek
29 RSUD Kalianda (RSUD Dr H Bob Bazar)
30 RSUD Ahmad Yani Metro
31 RSUD May Jen HM Ryacudu
11 DKI Jakarta 32 RSPI Sulianti Saroso
33 RSPAD Gatot Soebroto
99
No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes
34 RSUP Persahabatan
35 RSUP Fatmawati
36 RSUD Cengkareng
37 RSUDPasar inggu
38 RSU Bhayangkara Tk I RSaid Sukanto
39 RSAL Mintoharjo
12 Jawa Barat
40 RSUP Hasan Sadikin
41 RS Paru Dr H A Rotinsulu
42 RSUD Gunung Jati Cirebon
43 RSUD Dr Slamet Garut
44 RSUD R Syamsudin SH Sukabumi
45 RSUD Kab Indramayu
46 RS Paru Dr M Goenawan Partowidigdo
47 RSU Tk II Dustira
13 Banten 48 RSUD Kab Tangerang
49 RSUD Serang (Dr Drajat Prawiranegara)
14 Jawa Tengah
50 RSUP dr Kariadi
51 RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten
52 RSUD Purwokerto (Margono Soekarjo)
53 RSUD Kraton Pekalongan
54 RSUD Dr Soeselo Slawi
55 RSUD Dr H Soewondo Kendal
56 RSUD Tidar Magelang
57 RSUD Moewardi Surakarta
58 RSUD Banyumas
59 RSUD Kudus (Dr Loekmonohadi)
60 RS Paru Dr Ario Wirawan
61 RSUD KRMT Wongsonegoro (RSUD Kota Semarang)
62 RSUD Kardinah Tegal
15 Yogyakarta
63 RSUP dr Sardjito
64 RSUD Panembahan Senopati Bantul
65 RSUD Kota Yogyakarta
66 RSUD Wates
16 Jawa Timur
67 RSUD Dr Soebandi Jember
68 RSUD Kab Kediri Pare
69 RSUD Dr Soetomo
100
No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes
70 RSUD Dr Soedono Madiun
71 RSUD Dr Saiful Anwar
72 RSUD Dr R Koesma Tuban
73 RSUD Blambangan
74 RSUD Dr R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro
75 RSUD Dr Iskak Tulungagung
76 RSUD Sidoarjo
77 RS Universitas Airlangga
17 Bali
78 RSUP Sanglah
79 RSUD Sanjiwani Gianyar
80 RSUD Tabanan
81 RSUD Kab Buleleng
18 Nusa Tenggara
Barat
82 RSUD NTB
83 RSUD Kab Bima
84 RSUD Dr R Sudjono
85 RSUD Manambai Abdul Kadir
19 Nusa Tenggara
Timur
86 RSU Prof Dr WZ Johanes
87 RSU Dr Tc Hillers Maumere
88 RSUD Komodo Labuan Bajo
20 Kalimantan Barat
89 RSUD Dr Soedarso Pontianak
90 RSUD Dr Abdul Azis Singkawang
91 RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang
92 RSUD Dr Agoesdjam Ketapang
21 Kalimantan Tengah
93 RSUD Dr Doris Sylvanus Palangkaraya
94 RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun
95 RSUD Dr Murjani Sampit
22 Kalimantan Selatan 96 RSUD Ulin Banjarmasin
97 RS Boejasin Pelaihari
23 Kalimantan Timur
98 RSUD Panglima Sebaya
99 RSU Taman Husada Bontang
100 RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
101 RSUD Abdul Wahab Sjahranie
102 RSUD Aji Muhammad Parikesit
24 Kalimantan Utara 103 RSUD Tanjung Selor
104 RSUD Provinsi Kaltara
25 Sulawesi Utara 105 RSUP Prof Dr R D Kandou
106 RSUD Dr Sam Ratulangi
101
No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes
107 RSU Ratatotok - Buyat
108 RSUD Kota Kotamobagu
26 Gorontalo 109 RSUD Prof Dr H Aloei Saboe
27 Sulawesi Barat 110 RSUD Provinsi Sulawesi Barat
28 Sulawesi Tengah
111 RSUD Undata Palu
112 RSUD Kab Banggai Luwuk
113 RSU Mokopido Toli-Toli
114 RSUD Kolonedale
115 RSU Anutapura Palu
29 Sulawesi Selatan
116 RSUP dr Wahidin Sudirohusodo
117 RSU Andi Makkasau Parepare
118 RSU Lakipadada Toraja
119 RSUD Kab Sinjai
120 RSUD Labuang Baji
121 RS TkII Pelamonia
122 RS Dr Tadjuddin Chalid MPH
30 Sulawesi Tenggara 123 RS Bahtera Mas Provinsi Sultra (RS Kendari)
31 Maluku 124 RSU Dr M Haulussy Ambon
125 RSUD Saumlaki
32 Maluku Utara 126 RSUD Dr H Chasan Boesoirie Ternate
33 Papua
127 RSU Jayapura
128 RSU Nabire
129 RSUD Mimika
130 RSU Merauke
34 Papua Barat 131 RSUD Manokwari
132 RSUD Kab Sorong
102
Lampiran 7
Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Berdasarkan SK Gubernur
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
1 2 3 4
1 Aceh SK Nomor 4409722020
1 RSUD Meuraxa
2 RSUD Tgk Chik Ditiro
3 RSUD Dr Fauziah
4 RSUD Langsa
5 RSUD Datu beru
6 RSUD Sultan Iskandar Muda Nagan Raya
7 RSUD Tengku Peukan
8 RSUD Dr Zubir Mahmud
9 RSUD Gayo Lues
10 RSUD Sahuddin Aceh Tenggara
11 RSUD Dr H Yuliddin Away
2 Sumatera
Utara SK 18844171KPTS2020
1 RSU Dr Gerhard L Tobing
2 RSUMartha Friska
3 RSU Martha Friska Multatuli
4 RSUD Abdul Manan Simpatupang
5 RSUD Gunung Sitoli
3 Sumatera
Barat SK Nomor 4402522020
1 RS Reksodiwiryo Padang
2 RS Unand Padang
3 RSUD Pariaman
4 RSUD M Natsir Solok
4 Riau SK Nomor
Kpts5681112020
1 RSUD Petala Bumi
2 RS Awal Bross Sudirman
3 RS Eka Hospital
4 RS ibnu Sina
5 Rumah Sakit Santa Maria
6 RS Bhayangkara Polda Riau
7 Rumah Sakit PMC
8 RS Bina Kasih
9 RS Prof DR Tabrani
10 RS Syafira
11 RS Awal Bross Ahmad Yani
12 RS Awal Bross Panam
103
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
13 RS Prima
14 RS Aulia
15 RS Universitas Riau
16 RSUD Madani
17 RS Hermina
18 RS TNI AU Lanud Roesmin Nuriadin
19 RS Tk IV Tentara Pekanbaru
20 RSUD Bangkinang
21 RSUD Rokan Hulu
22 RS Awal Bross Ujung Batu
23 RS Azzahra
24 RS Surya Insani
25 RSUD Taluk Kuantan
26 RSUD Indrasari Rengat
27 RS Kasih Ibu Rengat
28 RSUD Tengku Sulung Pulau Kijang
29 RSUD Raja Musa Sungai Guntung
30 RSUD Meranti
31 RS Tengku Rafian Siak Sri Indrapura
32 RSUD Perawang
33 RSUD Bengkalis
34 RSUD Kec Mandau
35 RS Permata Hati
36 RS Pertamina Dumai
37 RSUD Dr RM Pratomo Bangansiapi-api
38 RS Cahaya
39 RSUD Selasih Pelalawan
40 RS Evarina
41 RS Amelia Medika Pelalawan
5 Kepulauan
Riau SK Nomor 314 Tahun 2020
1 RSUD Kota TPI
2 RSUD Natuna
3 RS Engku Haji Daud
4 RSUD Bintan
5 RSUD Dabo
6 RSUD Encik Mariyam
7 RSUD Bergerak Jemaja
104
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
8 RSUD Palmatak - Kepulauan Anambas
9 RSUD Tarempa - Kepulauan Anambas
10 RSAL DRMidiyantoS
11 RSAUdr Yuniani Wisma Karyani
12 RS Bhayangkara POLDA BTM
13 RSU Awal Bros
14 RSU Budi Kemulyaan
15 RSU Harapan Bunda
16 RSU Santa Elisabeth BATAM
17 RSU Santa Elisabeth Kota Batam
18 RSU Soedarsono Darmosoewito
19 RSU Bhakti Timah
20 RSU Graha Hermine
21 RSU Camantha Sahidyah
22 RS KLG Huhada BTM
23 RSIA Mutiara AiniI
24 RSIA Griya Medika
25 RSIA Kasih Sayang Ibu
26 RSIA Frishdy Angel
27 RSU Charis Medika
28 RS Santa Elisabeth Sei Lekop
29 RS Hj Bunda Halimah
6 Jambi SK Nomor
292KEPGUBDISKES-422020
1 RS H Abdul Manap
2 RS Daud Arif Kuala Tungkal
3 RS Hanafie Bungo
4 RSHamba Batang Hari
5 RSHA Thalib Kerinci
7 Sumatera Selatan
SK Nomor 201KPTSDINKES2020
1 RSUD Palembang Bari
2 RS Umum Pertamin+H77H116a Plaju
3 RS Charitas Palembang
4 RS Umum Pelabuhan Palembang
5 RS AK Gani Palembang
6 RS Siloam Sriwajaya
7 RS Myra
8 RS Bhayangkara
9 RSI Siti Khodijah
105
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
10 RS Muhammadiyah
11 RS PT Pusri Medika
12 RS Bunda Palembang
13 RS Hermina Palembang
14 RSK Paru Provinsi Sumsel
15 RSUD Ogan Ilir
16 RSUD Prabumulih
17 RS Umum Pertamina Prabumulih
18 RS Umum AR Bunda Prabumulih
19 RSUD Dr HM Rabain Muara Enim
20 RS Bukit Asam
21 RSUD Sekayu
22 RSUD Bayung Lencir
23 RSUD Dr Sobirin Musi Rawas
24 RSUD Siti Aisyah Lubuklinggau
25 RS Siloam Lubuklinggau
26 RS AR Bunda Lubuklinggau
27 RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja
28 RS DKT Nosmir Baturaja
29 RS Santo Antonio Baturaja
30 RSUD Muaradua
31 RSUD Martapura
32 RSUD Gumawang
33 RS Panti Bhaktiningsih
34 RSI At-taqwa
35 RS DKT Lahat
36 RSUD Banyuasin
37 RS Hermina Opi
38 RSUD Besemah Kota Pagar Alam
39 RSUD Tebing Tinggi Kab Empat Lawang
40 RSUD Muara Rupit
41 RSUD Talang Ubi
42 RSUD Sungai Lilin
8 Bangka Belitung
18844203Dinkes2020
1 RSUD Dr (HC) Ir Soekarno
2 RSUD Sejiran Setason
3 RSUD Kab Bangka Selatan
4 RSUD Depati Bahrin
106
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
5 RSUD KabBangka Tengah
6 RSUD KabBelitung Timur
7 RS Siloam Bangka
8 RS Katolik Bhakti Wara
9 RS Kalbu Intan Medika
10 RS Gunung Manik
11 RS Almah
12 RS Utama
13 RS Arsani
14 RS Bakti Timah Muntok
15 RS Medika Stannia
16 RS Bakti Timah Pangkalpinang
17 RS Ibu dan Anak Muhaya
18 RS Ibu dan Anak Dzakirah
19 RS Ibu dan Anak Rona
9 Bengkulu SK Nomor L159Dinkes
tahun 2020
1 RSUD Curup
2 RSUD Mukomuko
3 RSUDHarapan dan Doa Kota Bengkulu
4 RSBhayangkara Jitra Kota Bengkulu
5 RS Tk IV Bengkulu
10 Lampung SK Nomor
G167V02HK2020
1 RSUD dr ADadi Tjokrodipo
2 RS Bhayangkara
3 RSTKIV020704
4 RSU Imanuel
5 RSU Urip Sumoharjo
6 RSU Pertamina Bintang Amin
7 RSU Graha Husada
8 RSU Bumi Waras
9 RSU Advent
10 RSU Menggala
11 RSU Natar Medika
12 RSUD Bandar Negara Husada
13 RSUD Sukadana
14 RSU Handayani
15 RSUD Demang Sepulau Raya
16 RSU Yukum Medical Center
17 RSUD Alimudin Umar
107
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
18 RSUD Ragab Begawe Caram
19 RSUD Tulang Bawang Barat
20 RSUD Zainal Abidin PA
21 RSUD Kotaagung
22 RSU Panti Secanti
23 RSUD MThohir
24 RSUD Pesawaran
25 RSUD Pringsewu
26 RSU Mitra Husada
11 DKI Jakarta On proses
1 RSUD Tarakan
2 RSUD Koja
3 RSKD Duren Sawit
4 RSU Pelni
5 RSU Pertamina Jaya
12 Jawa Barat SK Nomor 445Kep186-
Dinkes2020
1 RSUD Cibinong KabBogor
2 RSUD Ciawi KabBogor
3 RSUD Cibabat Kota Cimahi
4 RSUD Kota Bogor
5 RSUD Al-Ihsan ProvJawa Barat
6 RSU Bahyangkara Tk II Sartika Asih Kota Bandung
7 RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya
8 RSUD Singaparna Medika Citrautama KabTasikmalaya
9 RS Paru Prov Jawa Barat Kabirebon
10 RSUD Bayu Asih Kab Purwakarta
11 RSUD Karawang
12 RSUDSekarwangi KabSukabumi
13 RSUD KabSubang
14 RSUD Waled Kab Cirebon
15 RSUD Arjawinangun Kab Cirebon
16 RSUD 45 Kab Kuningan
17 RSUD Kab Bekasi
18 RSUD Sumedang
19 RSUD Kota Banjar
20 RSUD Kab Ciamis
21 RSUD Cideres Kab Majakengka
108
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
22 RSUD Majalaya
23 RS Lanud dr M Salamun Kab Bandung
24 RSUD Kota Depok
25 RSUDSayang Kab Cianjur
26 RSUDdr Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi
13 Banten SK Nomor 443Kep118-
Huk2020
1 RSUD Banten
2 RSUD Balaraja
3 RS Siloam Kelapa Dua
14 Jawa Tengah SK Gub Nomor 44542
Tahun 2020
1 RSUD Tugurejo Semarang
2 RSUD Salatiga
3 RSUD Ambarawa
4 RSUD Sunan Kalijaga Demak
5 RSUD Dr R Soedjati Grobogan
6 RSU Sultan Agung Semarang
7 RSU St Elizabeth Semarang
8 RSU Telogorejo Semarang
9 RSU Columbia Asia Semarang
10 RSU Tk III Bhakti Wira Tamtama Kota Semarang
11 RSU Bhayangkara Semarang
12 RSU Tk IV 040703 dr Asmir Salatiga
13 RSU Tk II dr Soedjono Magelang
14 RSUD RAA Soewondo Pati
15 RSUD RA Kartini Jepara
16 RSUD dr R Soetrasno Rembang
17 RSUD dr R Soetijono Blora
18 RSU Mardi Rahayu Kudus
19 RSUD Bendan Kota Pekalongan
20 RSUD Kajen Kab Pekalongan
21 RSUD Batang
22 RSUD Dr M Ashari Pemalang
23 RSUD Brebes
24 RSU Islam Harapan Anda Kota Tegal
25 RSUD Cilacap
26 RSUD Hj Anna Lasmanah Banjarnegara
27 RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
109
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
28 RSUD Setjonegoro Wonosobo
29 RSUD Dr Soedirman Kab Kebumen
30 RSU Tk III Wijayakusuma Purwokerto
31 RSUD Kota Surakarta
32 RSUD Ir Soekarno Sukoharjo
33 RSUD Pandan Arang Boyolali
34 RSUD Bagas Waras Klaten
35 RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen
36 RSUD Karanganyar
37 RSUD Dr Soediran MS Wonogiri
38 RSU PKU Muh Surakarta
39 RSU Islam Klaten
40 RSU Kasih Ibu Surakarta
41 RS dr Oen Surakarta
42 RSU TkIV Slamet Riyadi Surakarta
43 RSUD Djojonegoro Temanggung
44 RSUD Dr Tjitrowardojo Purworejo
45 RSUD Muntilan Kab Magelang
15 Yogyakarta
Keputusan Gubernur DIY No 61Kep2020 tentang Penetapan RS Rujukan
Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging tanggal
17 Maret 2020
1 RSUD SLEMAN
2 RSUD PRAMBANAN
3 RS JIH
4 RS PANTI RINI
5 RS SAKINA IDAMAN
6 RS PKU MUH GAMPING
7 RS BHAYANGKARA POLDA DIY
8 RS UGM
9 RS Hermina
10 RSUD Wonosari
11 RS Panti Rahayu
12 RSPAU Harjolukito
13 RS Santa Elizabeth
14 RS PKU MUH Bantul
15 RS DRSutarto DKT
16 RS PKU MUH Yogyakarta
17 RS PANTI RAPIH
18 RS BETHESDA
19 RS PRATAMA Yogjakarta
110
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
20 RSJ GRHASIA
21 RSIY PDHI
22 RS SILOAM Yogjakarta
23 RSUD NYI Ageng Serang
16 Jawa Timur SK Nomor
188125KPTS0132020
1 RS Islam Siti Hajar Sidoarjo
2 RS Mitra Keluarga Waru
3 RS Siti Khodijah Sepanjang
4 RSU Anwar Medika
5 RSUDBangil
6 RSUD Dr R Soedarsono
7 RSUD Tongas
8 RSUD Dr Mohamad Saleh
9 RS Tk III Baladhika Husada
10 RS Bina Sehat
11 RSSakit Citra Husada
12 RSParu Jember
13 RSJember Klinik
14 RSUD Dr Haryoto Lumajang
15 RS Djatiroto
16 RSUDdr H Koesnadi Bondowoso
17 RSUD dr Abdoer Rahem
18 RSUDSyarifah Ambami Rato Ebu
19 RSUD Mohammad Zyn KabSampang
20 RSUD Dr H Slamet Martodirdjo
21 RSUDMohammad Noer Pamekasan
22 RSUD Dr H Moh Anwar
23 RSKatholik Saint Vincentius a Paulo (RKZ) Surabaya
24 Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan
25 RS Primasatya Husada Citra (PHC) Surabaya
26 RSUD Bhakti Dharma Husada
27 RS Islam Jemursari Surabaya
28 RS Siloam Surabaya
29 RS Umum Haji Surabaya
30 RS Premier Surabaya
31 RS Husada Utama Surabaya
111
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
32 RSBhayangkara Tk IISamsoeriMertojoso
33 RS Manyar Medical Centre
34 RS National Hospital
35 RS Royal Surabaya
36 RSTk III Brawijaya
37 RSAL Dr Ramelan
38 RSJiwa Menur Surabaya
39 RSUD Dr Moh Soewandhie Surabaya
40 RSUD Ibnu Sina Kab Gresik
41 RSUDDr Soegiri Lamongan
42 RS Muhammadiyah Lamongan
43 RSUD Prof Dr Soekandar
44 RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo
45 RSUD Kab Jombang
46 RSUD Kab Kediri
47 RSUD Gambiran
48 RS Muhammadiyah Ahmad Dahlan
49 RSUD Dr Soedomo Trenggalek
50 RS Tk II dr Soepraoen
51 RS Panti Waluya Sawahan
52 RS Lavalette
53 RSUD Kanjuruhan KabMalang
54 RSU Wava Husada
55 RS Prima Husada Malang
56 RSU Karsa Husada Batu
57 RS Daerah Mardi Waluyo Kota Blitar
58 RSUDNgudi Waluyo Wlingi
59 RSUD Nganjuk
60 RSUD Dr Soeroto Kab Ngawi
61 RSAUdrEfram Harsana LanudIswahjudi
62 RSUD dr Sayidiman Magetan
63 RSUD Caruban
17 Bali SK Nomor 25903-
BHK2020
1 RSUD Wangaya
2 RSUD Bali Mandara
3 RS Daerah Mangusada
4 RS Umum Universitas Udayana
5 RSU Negara
112
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
6 RSUD Klungkung
7 RS Pratam Giri Emas
18 Nusa
Tenggara Barat
SK Nomor 445-313 tahun 2020
1 RSUD Kota Mataram
2 RSU Universitas MATARAM
3 RSAD REM WIRABHAKTI
4 RS HARAPAN KELUARGA
5 SILOAM HOSPITALS Mataram
6 RSUD PATUT PATUH PATJU
7 RSUD Praya
8 RSUD KabLombok Utara
9 RSUD ASY-SYIFA Sumbawa Barat
10 RSUD Dompu
11 RS AWET MUDA NARMADA
19 Nusa
Tenggara Timur
SK Nomor 120KEPHK2020
1 RSUD SK Lerik Kupang
2 RS Bhayangkara Tk III Kupang
3 RS Tk III Wirasakti Kupang
4 RS Siloam Kupang
5 RSUD Soe
6 RSUD Kefamenanu
7 RSU Penyangga Perbatasan Betun
8 RSUD dr Hendrikus Fernandez Larantuka
9 RSUD Bajawa
10 RSUD dr Ben Mboi Ruteng
11 RS Siloam Labuan Bajo
20 Kalimantan
Barat SK No370DINKES2020
1 RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadri
2 RS Bhayangkara Anton Soedjarwo
3 RS UNTAN Pontianak
4 RS TKII artika Husada
5 RSUD drRubini
6 RSU Harapan Bersama
7 RSUD Bengkayang
8 RSUD Sambas
9 RSUD Pemangkat
10 RSUD DrAchmad Diponegoro
113
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
11 RSUD MTHDjaman Kab45Sanggau
21 Kalimantan Tengah
SK Nomor 18844212020 1 RSUD Muara Teweh
22 Kalimantan
Selatan SK Nomor
18840207KUM2020
1 RSUD Dr H Moch Ansari Saleh
2 RSUD Idaman Banjarbaru
3 RSUD Brigjen H Hasan Basry Kandangan
23 Kalimantan
Timur SK Nomor 445K2362020
1 RSUD Inche Abdoel Moeis
2 RSUD Beriman Balikpapan
3 RS Tk II Dr R Hardjanto
4 RSUD Ratu Aji Putri Botung
5 RSUD Kudungga
6 RSUD Harapan Insan Sendawar
7 RSUD Dr Abdul Rivai
24 Kalimantan Utara
SK No18844K2642020 1 RSUD Nunukan
25 Sulawesi
Utara SK Nomor 102 Tahun 2020
1 RSUD Liun Kendage Tahuna
2 RSUD Noongan
3 RSUD Bitung
4 RSUD Maria Walanda Maramis
5 RSTK II R W Mongisidi
6 RSUD Talaud
7 RS Bergerak Kab Sitaro
8 RSUD Tagulandang
9 RSUD Bolaang Mongondow Selatan
10 RSUD Datoe Binangkang
11 RSUD Bolaang Mongondow Utara
12 RSUD Anugerah Tomohon
26 Gorontalo
27 Sulawesi
Barat SK Nomor
1884172SULBARIII2020 1 RSUD Kab Polewali mandar
28 Sulawesi Tengah
SK Nomor 445126DisKes-
GST2020
1 RSUD Morowali
2 RSUD Poso
3 RSUD Anuntaloko Parigi
4 RSUD Madani Palu
5 RS Budi Agung Palu
29
Sulawesi Selatan
1 RSUD KH Hayyung Kepulauan Selayar
2 RSUD HA Sulthan Daeng Radja
114
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
3 RSUD Prof Dr HM Anwar
4 RSUD Lanto Daeng Pasewang
5 RSUD H Padjonga Dg Ngalle Takalar
6 RSUD Syehk Yusuf Gowa
7 Rumkit Tk IV DR M Yasin
8 RSUD Tenriawaru Bone
9 RSUD Salewangang Maros
10 RSUD Batara Siang
11 RSUD Barru
12 RSUD Latemmamala Soppeng
13 RSUD Lamaddukkelleng
14 RSUD Nene Mallomo
15 RSUD Arifin Numang
16 RSUD Lasinrang Pinrang
17 RSUD Massenrempulu
18 RSUD Sawerigading
19 RSUD Andi Djemma Masamba
20 RSUD I Lagaligo
21 RS Kepolisian Bhayangkara
22 RSAL Jala Ammari Makassar
23 RS Khusus Daerah Dadi
24 RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah
25 RSUD Haji Makassar
26 RSUD Daya Kota Makassar
27 RS Tk IV 070703 Dr Sumantri
28 RSUD Batara Guru
29 RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi
30 RSUD Siwa
31 RSUD Sayang Rakyat
32 RS AU dr Dody Sardjoto
33 RS Universitas Hasanuddin
34 RS Akademis Jaury
35 RS Stella Maris
36 RS Islam Faisal
37 RS Awal Bros Makassar
38 RS Siloam Makassar
115
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
39 RS Ibnu Sina Makassar
30 Sulawesi Tenggara
SK Nomor 202 Tahun 2020
1 RSUD Kota Kendari
2 RSUD Unaaha Kab Konawe
3 RSUD kab Konawe Selatan
4 RSUD Benyamin Guluh Kab Kolaka
5 RSUD Kota Bau Bau
6 RSUD Raha Kab Muna
31 Maluku SK Gub Nomor 158 Tahun
2020
1 RS TKII dr Latumeten
2 RS Bhayangkara
3 RS AL drFX Soehardjo
4 RS Sumber Hidup
5 RS drIshak Umarella
6 RSUD Saparua
7 RSUD Masohi
8 RSUD Piru
9 RSUD Bula
10 RSUD Namlea
11 RSUD Namrole
12 RSUD PP Magreti
13 RSUD Maren Hi Noho Renuat
14 RSUD Karel Sadsiutubun
15 RSUD Cendrawasih
16 RSUD Tiakur
32 Maluku Utara SK Nomor
291KPTSMU2020
1 RSUD Soasio
2 RSUD Tobelo
3 RSUD Labuha
4 RSUD Jailolo
5 RSUD Kab Pulau Morotai
6 RSUD Sanana
33 Papua On Proses
1 RSUD Abepura Rujukan Khusus Jiwa Provinsi
2 RSK Jiwa Abepura
3 RSU TNI AD Marthen Indey
4 RSU POLRI Bhayangkara
5 RSU Provita
6 RSU Dian Harapan
7 RSU TNI AL Soedibio Sardadi
116
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
8 RSUD Yowari
9 RSUD Biak
10 RSUD Wamena
11 RSUD Nabire
12 RSUD Paniai
13 RSUD Timika
14 RSUD Merauke
15 RSUD Mappi
16 RSUD Koya
34 Papua Barat SK Nomor 4408432020
1 RSUD Kab Fakfak
2 RSUD Kab Kaimana
3 RSUD Kab Teluk Wondama
4 RSUD Kab Teluk Bintuni
5 RSUD Scoloo Keyen
6 RSUD Kab Raja Ampat
7 RSUD Sele Be Solu
8 RSAL dr Azhar Zahir
9 RSAL dr R Oetojo
10 RS Tk IV 180702 JA Dimara
11 RS Tk IV dr Aryoko
12 RS Bhayangkara Lodewijk Mandacan
117
Lampiran 8
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
1 SOP Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri)
Langkah-Langkah Pemakaian Alat Pelindung Diri 1 Lepaskan semua perlengkapan pribadi (Perhiasan jam Hp pulpen dll) 2 Kenakan scrub suit dan sepatu boot karet di ruang ganti 3 Pindah ke area bersih di pintu masuk unit isolasi 4 Pastikan bahwa semua ukuran perangkat APD sudah benar dan kualitasnya sesuai 5 Melakukan prosedur mengenakan APD di bawah bimbingan dan pengawasan pengamat
terlatih (kolega) 6 Mencuci tangan hingga bersih 7 Kenakan sarung tangan (sarung tangan pemeriksaan nitril) 8 Kenakan baju steril 9 Kenakan masker penutup mulut 10 Kenakan pelindung wajah atau kacamata 11 Kenakan penutup kepala dan leher topi bedah yang menutupi leher dan sisi kepala
(disarankan dengan pelindung wajah) atau tudung 12 Kenakan celemek tahan air sekali pakai (jika tidak tersedia gunakan celemek berbahan berat
atau celemek tahan air yang dapat digunakan kembali)
118
13 Kenakan sepasang sarung tangan (lebih disarankan sarung tangan yang panjang) di atas manset
2 SOP Pelepasan APD
Langkah-Langkah Pelepasan Alat Pelindung Diri 1 Lepaskan celemek tahan air dan buang untuk keselamatan Untuk apron yang bisa
digunakan kembali letakkan di wadah yang berisi desinfektan 2 Jika mengenakan sepatu luar lepaskan dengan tetap Anda menggunakan sarung tangan
(jika memakai sepatu karet lihat langkah 4) 3 Lepaskan jubah dan sarung tangan dengan cara gulung kearah luar dan buanglah ke tempat
yang aman 4 Jika menggunakan sepatu karet lepaskan kedua sepatu (idealnya menggunakan boot
remover) tanpa menyentuhnya dengan tangan Anda Tempatkan sepatu dalam wadah disinfektan
5 Mencuci tangan membersihkan tangan 6 Jika mengenakan penutup kepala lepaskanlah dimulai dari belakang kepala 7 Melepaskan pelindung muka
a Lepaskan pelindung wajah atau kacamata (dari belakang kepala) Tempatkan pelindung mata ke dalam wadah terpisah untuk diproses ulang
b Lepaskan masker dimulai dari belakang kepala Saat melepaskan masker lepaskan ikatan tali pertama dan tali berikutnya
119
8 Mencuci tangan membersihkan tangan
3 SOP Pengambilan Spesimen COVID-19
Sebelum kegiatan pengambilan specimen dilaksanakan harus memperhatikan universal
precaution atau kewaspadaan universal untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari
pasien ke paramedic maupun lingkungan sekitar Hal tersebut meliputi
1 Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabundesinfektan SEBELUM dan
SESUDAH tindakan
2 Menggunakan APD
Melihat situasi saat ini mekanisme penularan masih dalam investigasi maka APD yang
digunakan untuk pengambilan specimen adalah APD lengkap dengan menggunaan
masker minimal N95
A Bahan Pengambilan Spesimen
1 Form Pengambilan Spesimen (lampiran 6)
Dapat ditambah daftar nama pasien (supaya saat pengambilan tidak terjadi kesalahan)
jika pasien lebih dari satu
2 Spesimen Saluran Pernapasan
a Viral Transport Media (VTM)
Dapat digunakan dengan beberapa merk komersil yang sudah siap pakai atau
dengan mencampur beberapa bahan (Hanks BBS Antifungal dan Antibiotik
dengan komposisi tertentu) untuk disatukan dalam satu wadah steril
b Swab Dacron atau Flocked Swab
c Tongue Spatel
d Kontainer Steril untuk Sputum
e Parafilm
f Plastik Klip
g Marker atau Label
3 Spesimen DarahSerum
a Spuit disposable 3ml atau 5 ml atau Sistem Vacutainer
b Wing needle (jika diperlukan)
c Kapas alkohol 70
d Kapas Kering
e Vial 18 ml atau tabung tutup ulir (wadah Spesimen Serum)
f Marker atau Label
4 Bahan PengepakanPengiriman Spesimen
a Ice pack dan Cold Box (diutamakan sudah menggunakan Sistem tiga lapis)
b Label Alamat
c LakbanPerekat
B Tata Cara Pengambilan Spesimen Nasofaring
1 Persiapkan cryotube yang berisi 15 ml media transport virus (Hanks BSS +
Antibiotika) dapat juga digunakan VTM komersil yang siap pakai (pabrikan)
2 Berikan label yang berisi Nama Pasien dan Kode Nomer Spesimen Jika label
bernomer tidak tersedia maka Penamaan menggunakan MarkerPulpen pada
bagian berwarna putih di dinding cryotube (Jangan gunakan Medium Hanks Bila
telah berubah warna menjadi Kuning)
120
3 Gunakan swab yang terbuat dari dacronrayon steril dengan tangkai plastik atau
jenis Flocked Swab (tangkai lebih lentur) Jangan menggunakan swab kapas
atau swab yang mengandung Calcium Alginat atau Swab kapas dengan tangkai
kayu karena mungkin mengandung substansi yang dapat menghambat
menginaktifasi virus dan dapat menghambat proses pemeriksaan secara
molekuler
4 Pastikan tidak ada Obstruksi (hambatan pada lubang hidung)
5 Masukkan secara perlahan swab ke dalam hidung pastikan posisi swab pada
septum bawah hidung
6 Masukkan swab secara perlahan-lahan ke bagian nasofaring
Sumber New England Journal of Medicine
Gambar XX Lokasi Pengambilan Nasofaring
7 Swab kemudian dilakukan gerak memutar secara perlahan
8 Kemudian masukkan sesegera mungkin ke dalam cryotube yang berisi VTM
Sumber Dokumentasi Balitbangkes
Gambar 52 Pemasukkan Swab ke dalam VTM
9 Putuskan tangkai plastik di daerah mulut cryotube agar cryotube dapat ditutup
dengan rapat
10 Pastikan label kode spesimen sesuai dengan kode yang ada di formulir
11 Cryotube kemudian dililit parafilm dan masukkan ke dalam Plastik Klip Jika ada
lebih dari 1 pasien maka Plastik Klip dibedakanterpisah Untuk menghindari
kontaminasi silang
121
Sumber Dokumentasi Balitbangkes
Gambar XX Pengemasan Spesimen
C Tata Cara Pengambilan Spesimen Sputum
Pasien berkumur terlebih dahulu dengan air kemudian pasien diminta mengeluarkan
dahaknya dengan cara batuk yang dalam Sputum ditampung pada wadah steril
yang anti bocor Pengambilan sampel sputum dengan cara induksi dapat
menimbulkan risiko infeksi tambahan bagi petugas kesehatan
D Tata Cara Pengambilan Spesimen Serum
Sampel serum berpasangan diperlukan untuk konfirmasi dengan serum awal
dikumpulkan di minggu pertama penyakit dan serum yang kedua idealnya
dikumpulkan 2-3 minggu kemudian Jika hanya serum tunggal yang dapat
dikumpulkan ini harus diambil setidaknya 14 hari setelah onset gejala untuk
penentuan kemungkinan kasus
Anak-anak dan dewasa dibutuhkan whole blood (3-5 mL) dan disentrifus untuk
mendapatkan serum sebanyak 15-3 mL Sedangkan untuk bayi Minimal 1 ml whole
blood diperlukan untuk pemeriksaan pasien bayi Jika memungkinkan
mengumpulkan 1 ml serum
4 Pengepakan Spesimen
Spesimen pasien dalam pengawasan probabel atau dikonfirmasi harus dilakukan
tatalaksana sebagai UN3373 Substansi Biologis Kategori B ketika akan
diangkutditransportasikan dengan tujuan diagnostik atau investigasi Semua spesimen
harus dikemas untuk mencegah kerusakan dan tumpahan Adapun sistem yang
digunakan adalah dengan menggunakan tiga lapis (Three Layer Pacakging) sesuai
dengan pedoman dari WHO dan International Air Transport Association (IATA)
122
Sumber WHO-Guidance on regulations for the transport of infectious substances 2019ndash
2020
Gambar XX Contoh Pengepakan Tiga Lapis
Spesimen dari pasien yang diduga novel coronavirus harus disimpan dan dikirim pada
suhu yang sesuai Spesimen harus tiba di laboratorium segera setelah pengambilan
Penanganan spesimen dengan tepat saat pengiriman adalah hal yang sangat penting
Sangat disarankan agar pada saat pengiriman spesimen tersebut ditempatkan di dalam
cool box dengan kondisi suhu 2-8oC atau bila diperkirakan lama pengiriman lebih dari
tiga hari spesimen dikirim dengan menggunakan es kering (dry ice)
5 Pengiriman Spesimen
Pengiriman spesimen orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan
dilakukan oleh petugas rumah sakitdinas kesehatanlaboratorium kesehatan lainnya
dengan menyertakan formulir pemeriksaan spesimen pasien dalam pengawasanorang
dalam pemantauan Sedangkan pengiriman spesimen pada kontak erat harus
menyertakan salinan formulir pemantauan harian
Pengiriman ke laboratorium penerima harus memberikan informasi pengiriman spesimen
ke PHEOC Untuk wilayah di luar Jakarta pengiriman spesimen dapat dilakukan
menggunakan jasa kurir door to door Pada kondisi yang memerlukan pengiriman port to
port dapat melibatkan petugas KKP setempat Pengiriman port to port hanya dilakukan
jika spesimen dikirim ke Balitbangkes oleh petugas Ditjen P2P berkoordinasi dengan
PHEOC Ditjen P2P
Pengiriman spesimen sebaiknya dilakukan paling lama 1x24 jam Spesimen dikirim dan
ditujukan ke Laboratorium pemeriksa COVID-19 sesuai dengan wilayah masing-masing
(lampiran XX) Sesuai KMK Nomor HK0107MENKES2142020 tentang Jejaring
Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
6 Konfirmasi Laboratorium
Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan COVID-19 dilakukan
dengan menggunakan metode RT-PCR dan sekuensing Adapun algoritma
pemeriksaannya adalah sebagai berikut
Gambar Alur Pemeriksaan Spesimen COVID-19
123
Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan orang dalam
pemantauan dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-
PCR dan sekuensing Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain
tetapi negatif COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak
erat atau riwayat perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan
ulang Karena kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui
Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil
positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi
Prof Dr Oemijati ndash Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan
Litbabangkes dan Dirjen P2P cq PHEOC untuk kemudian diteruskan ke Emergency
Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan dan diteruskan ke Pusdalop BNPB
PHEOC mengirimkan hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang
merawat kasus Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai
pihak terkait agar dapat berkoordinasi lebih lanjut Jika hasil pemeriksaan laboratorium
positif IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam
7 SOP Pemasukkan Obat di Indonesia
a SOP Special Access Scheme (SAS)
b Alur SAS Obat Program
1 Instansi pemerintah pemilik program membuat surat permohonan ijin
pemasukan obat donasi melalui SAS ke Ditjen farmalkes
2 Industri farmasi yang ditunjuk sebagai importir membuat surat permohonan
atas dasar surat dari Instansi Pemerintah penerima donasi dan ditujukan ke
Ditjen Farmalkes
3 Ditjen Farmalkes akan mengevaluasi dokumen yang disubmit dan akan
menerbitkan surat SAS
4 Surat SAS akan diberikan ke Instansi pemerintah pemilik program dan
ditembuskan ke industri farmasi selaku importir untuk proses clearence obat
yang dikirim di bea cukai
5 Obat akan diberikan kepada pemilik program untuk di distribusikan
Permohonan SAS dari ProgramIF
Proses Penerbitan Persetujuan SAS di
BPOM
10 hari kerja
Proses upload ke INSW (Indonesia national
single window)amp Clearance Bea Cukai
Proses Rilis di BPOM
10 Hari Kerja
Pendistribusian ke Daerah pandemik
Pelaporan efek samping
124
Lampiran 9
KOMANDO KENDALI KOORDINASI DAN KOMUNIKASI
a Komando
Komando selama operasi dalam koordinasi BNPB
b Kendali
Kendali taktis selama operasi berada pada Komandan Penanggulangan Bencana
wabah COVID-19 (BNPB)
c Pos Komando
Kedudukan Pos Komando selama operasi berada di Pusdalop BNPB
Jl Pramuka No38 RT11RW5 Utan Kayu Utara Kec Matraman Kota Jakarta Timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13120
d Komunikasi
1) Call Center BNPB helliphelliphellip 119
3) Email helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
4) Faksimile helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
e Website httpswwwcovid19goid
Lampiran 10
Informasi website lainnya
httpsinfeksiemergingkemkesgoid
httpsehatnegerikukemkesgoid
Dinas Kesehatan Provinsi dengan informasi COVID-19
Data pertanggal 26 Maret 2020
1 ACEH httpsdinkesacehprovgoid httpscovid19acehprovgoid
2 SUMATERA UTARA httpsumutcovid19id
3 SUMATERA BARAT httpscoronasumbarprovgoid
4 RIAU httpscoronariaugoid
5 JAMBI httpcoronajambiprovgoid
6 SUMATERA SELATAN httpdinkessumselprovgoidcovid19-sumsel
7 BENGKULU httpsdinkesbengkuluprovgoid
8 LAMPUNG httpsdinkeslampungprovgoid
9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG httpdinkesbabelprovgoid
125
10 KEPULAUAN RIAU httpcoronakepriprovgoiddata
11 DKI JAKARTA httpscoronajakartagoid
12 JAWA BARAT httpspikobarjabarprovgoid download Android Apps
httpsplaygooglecomstoreappsdetailsid=idgojabarprovpikobar
13 JAWA TENGAH httpjatengprovgoidcorona
14 DI YOGYAKARTA httpcoronajogjaprovgoid httpcoronajogjaprovgoidmap-
covid-19-diy
15 JAWA TIMUR httpsdinkesjatimprovgoid
16 BANTEN httpsinfocoronabantenprovgoid
17 BALIhttpswwwdiskesbaliprovgoidhttpcovid19denpasarkotagoid
httpinfocovid19bulelengkabgoid
18 NUSA TENGGARA BARAT httpscoronantbprovgoid
19 NUSA TENGGARA TIMUR httpsdinkesnttprovgoid
20 KALIMANTAN BARAT httpsdinkeskalbarprovgoidcovid-19
21 KALIMANTAN TENGAH httpsdinkeskaltenggoid
22 KALIMANTAN SELATAN httpdinkeskalselprovgoid
23 KALIMANTAN TIMUR httpdinkeskaltimprovgoid
24 KALIMANTAN UTARA
25 SULAWESI UTARA httpdinkessulutprovgoid httpcoronasulutprovgoid
26 SULAWESI TENGAH httpsdinkessultengprovgoidcategorycovid-19
27 SULAWESI SELATAN httpsdinkessulselprovgoid httpscovid19sulselprovgoid
28 SULAWESI TENGGARA httpsdinkessultraprovgoid
29 GORONTALO httpsdinkesgorontaloprovgoid
30 SULAWESI BARAT httpsdinkessulbarprovgoid
31 MALUKU httpscoronamalukuprovgoid
32 MALUKU UTARA httpcoronamalutprovgoid
33 PAPUA BARAT httpsdinkespapuabaratwordpresscom
34 PAPUA httpsdinkespapuagoid
Dinas Kesehatan KabupatenKota dengan Informasi Covid-19
NO PROVINSI KABUPATENKOTA WEBSITE
Sumatera Barat Kota Padang httpcoronapadanggoid Sumatera Utara Kota Medan httpscovid19pemkomedangoid Kota Binjai httpbinjaimelawancovid19binjaikotagoid
Kab Deli Serdang httpscovid19deliserdangkabgoid
Kota Tebing Tinggi httpscovid19tebingtinggikotagoid Kab Langkat httpscoronainfolangkatkabgoid Kab Tapanuli Selatan httpscovid19tapselkabgoid
126
Kab Karo httpscovid19karokabgoid Kepulauan Riau Kota Batam httpslawancoronabatamgoid Jawa Barat Kota Bandung httpscovid19bandunggoid Kota Bogor httpcovid19kotabogorgoid
Kota Depok httpsccc-19depokgoid Kota Bekasi httpscoronabekasikotagoid
Jawa Timur Kota Surabaya httpslawancovid-19surabayagoid
Kab Probolinggo httpssiagacovid19probolinggokabgoid Jawa Tengah Kota Semarang httpssiagacoronasemarangkotagoid Kab Kudus httpscoronakuduskabgoid Kab Kediri httpcovid19kedirikabgoid
Lampiran 11
Daftar Singkatan Dan Istilah
APSED The Asia Pacific Strategy for Emerging Diseases and Public Health
Emergencies
BKSLN Biro Kerja Sama Luar Negeri
BTDK Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
CFR Case Fatality Rate
COVID-19 Corona Virus Disease 2019
DRT Disaster Response Teams
EOC Emergency Operations Centres
GMP Good Manufacturing Practice
IHR International Health Regulation
ILI COVID-19 Infection Like Illness
INSW Indonesia National Single Window
KLB Kejadian Luar Biasa
KPA Kuasa Pengguna Anggaran
LET The Logistics Emergency Teams
NCC National Command Center
PDB Penanganan Darurat Bencana
PHEIC Public Health Emergencies of International Concern
PHEOC Public Health Emergency Operations Centre
POSPENAS Pos Pendamping Nasional
127
PPE Personal Protective Equipment
PSC Public Safety Center
SARI Severe Acute Respiratory Infection
SAS Special Access Scheme
SKDR Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon
TIPRA Tools for COVID-19 Risk Assessment
TSM Tim Sentra Media
TPK Tim Promosi Kesehatan
WHA World Health Assembly
WHO World Health Organization
128
Lampiran 12
Prinsip Penanggulangan
Komponen Siaga Darurat Tanggap Darurat Rehabilitasi
Komando dan
Koordinasi Membentuk Tim
Tanggap COVID-19 dan
mengaktifkan Posko
COVID-19 Panel ahli
Tim Gerak Cepat di
semua tingkatan
Menyusun Rencana
Aksi Pengendalian dan
respon COVID-19 lintas
sektor dan testing
Surat kewaspadaan
COVID-19 kepada
seluruh fasilitas
kesehatan dan
multisektor lainnya
Eskalasi respon posko
Tanggap Darurat COVID-19
di setiap tingkatan
Menyusun dan
melaksanakan rencana
operasi COVID-19
Monitoring pelaksanaan
respon COVID-19
Berkoordinasi dengan mitra
organisasi Internasional
untuk bantuan Internasional
Surat peningkatan
kewaspadaan kepada
seluruh sektor dan setiap
tingkatan
Monitoring
informasi dari
WHO
Kementerian
Kesehatan
BNPB dan
Media Massa
terkait
perkembangan
bencana
wabah COVID-
19
Memberikan
Informasi
kepada
Masyarakat
Tanggap
Darurat telah
berakhir
Rehabilitasi
Fasilitas umum
untuk boleh
diaktifkan
kembali
Melaksanakan
pemulihan
Ekonomi Dini
Memberikan
pendampingan
dukungan
kesehatan jiwa
dan psikososia
Melakukan
pemulihan
sarana dan
prasarana
layanan publik
dan
memastikan
berfungsi
Surveilans
dan
laboratorium
Deteksi sinyal bencana
wabah COVID-19 melalui
penguatan sistem
surveilans epidemiologi
Surveilans ILISARI
pneumonia baik di
fasilitas layanan
kesehatan pemerintah
maupun swasta melalui
SKDR event-based
surveillance pelacakan
kasus pelaporan dan
diseminasi data
Pelacakan kontak dapat
bekerjasama dengan
PMI kader dan sektor
lainnya yang terlatih
Kaji cepat analisis risiko
penguatan sistem
laboratorium untuk
mendeteksi virus berupa
pengambilan specimen
dan pemeriksaan PCR
dan whole genom
sequencing
Identifikasi dan
penguatan laboratorium
yang dapat melakukan
pemeriksaan COVID-19
Kaji cepat dan analisis risiko
terhadap lokasi dampak
kerugian dan sumber daya
Percepatan penyelidikan
epidemiologis pelacakan
manajemen dan monitoring
kontak
Rumah sakit melakukan
pelaporan harian COVID-19
kepada PHEOC yang
dilanjutkan ke Pusdalop
Apabila ada keterbatasan
kapasitas pemeriksaan
laboratorium pada daerah
dengan penyebaran infeksi
luas dilakukan sampling
pemeriksaan laboratorium
dan pada pasien yang parah
dan sistem sentinel Pada
daerah baru yang melaporkan
kasus COVID-19 baru
dilakukan pemeriksaan
laboratorium sesuai pedoman
nasional
129
Respon
medis
pengendalian
infeksi
Melakukan manajemen
isolasi manajemen
kasus COVID-19 dan
melakukan pelacakan
kontak COVID-19
Memfungsikan dan
memperkuat Rumah
Sakit rujukan yang
ditunjuk oleh Kemenkes
di Jakarta (terlampir)
dan menyiapkan rumah
sakit tambahan dan
Gedung tambahan yang
dapat dialihfungsikan
menjadi pusat
perawatan COVID-19
apabila diperlukan RS
mereview kebutuhan
dan siap untuk
mengaktifkan rencana
kesiapsiagaan
pandemic di Rumah
Sakit apabila diperlukan
Pemenuhan logistik Alat
Pelindung Diri (APD)
obat suportif bahan
medis habis pakai dan
untuk pemeriksaan
laboratorium (VTM
Swab cold chain dll)
Review kesiapsiagaan
pandemi di Rumah sakit
Rujukan medis
pemeriksaan pengobatan
perawatan dan isolasi
penderita termasuk tindakan
karantina
Rumah sakit rujukan yang
ditunjuk berfungsi sebagai
pusat perawatan COVID-19
(terlampir) Rumah sakit
tersebut mengaktifkan
rencana kesiapsiagaan dan
respon pandemi di rumah
sakit
Penambahan rumah sakit
rujukan COVID-19
Menyiapkan gedung yang
dialihfungsikan untuk pusat
perawatan COVID-19
(Wisma Atlit)
Pada kondisi kapasitas
fasilitas kesehatan yang
terbatas kasus ringan
dirawat dirumah kasus
dengan faktor risiko dan
kasus berat dirawat di
rumah sakit
secara normal
Melanjutkan
pesan hidup
bersih dan
sehat terutama
menjaga
kebersihan
tangan dan
etika batuk
Melanjutkan
upaya
surveilans
ketat ILISARI
dan
pneumonia
dengan
menerapkan
pelaporan nol
rdquozero
reportingrdquo
surveilans
ketat dan
melakukan
pemantauan
tren dan
klaster
Komunikasi
Risiko dan
Pelibatan
Masyarakat
Strategi komunikasi
risiko dan pelibatan
masyarakat melibatkan
relawan organisasi
sosial tokoh agama
tokoh masyarakat dan
sektor pendidikan
Identifikasi saluran untuk
pelibatan masyarakat
termasuk hotline media
social dan kelompok
masyarakat
Melaksanakan komunikasi
risiko dengan pelibatan
masyaraakt multisektor
termasuk sektor
PendidikanEskalasi hotline
dan menggunakan jalur
aplikasi elektronik lainnya
seperti Halodoc Gojek dll
Pelatihan relawan dan
tenaga kesehatan dalam
penanganan respon
Memanfaatkan mekanisme
pelibatan masyarakat yang
ada
Penjangkauan dan pelibatan
masyarakat rentan
Intervensi Menghitung kebutuhan
medis dan APD dan
Eskalasi pengadaan dan
distribusi APD dan supply
130
pharmasi membuat rencana
pengadaan supply dan
distribusi
Pengadaan kebutuhan
APD untuk stockpile
medis lainnya Memastikan
berjalannya SAS untuk
bantuan logistik dari luar
Intervensi non
pharmasi Sektor esensial
melakukan review
Bussiness Continuity
Planning
(keberlangsungan usaha)
sehingga dapat tetap
berfungsi operasional
apabila situasi
berlangsung lebih buruk
Dukungan kesehatan
jiwa dan psikososial
Sektor esensial menerapkan
Bussiness Continuity
Planning (Keberlangsungan
Usaha) agar sektor esensial
tetap dapat
berlangsungPengamanan
masyarakat
Kebutuhan pokok dan
pangan yang terjamin untuk
daerah yang terdampak
Memastikan masyarakat
mendapatkan akses
dukungan kesehatan jiwa
dan psikososial
131
Lampiran 13
Indikator
INDIKATOR Target Verifikasi Pencapaian Indikator Waktu
Pengukuran
Pj
PERENCANAAN ANALISIS SITUASI
Review Rencana Operasi setiap
minggu
Pelaksanaan komando dan koordinasi
dengan stakeholder setiap minggu
melibatkan multisektor termasuk
organisasi Internasional dan partner
100
100
Review dokumen rencana operasi
mingguan
Review dokumen hasil pertemuan
(notulensi) mingguan
disebarluaskan dan ditindaklanjutin
Mingguan
(Setiap
harihelliphellip)
Mingguan
(Setiap
harihelliphellip)
LOGISTIK
Kelengkapan dan ketepatan laporan
mingguan logistik dari BPBD ke
Pusdalop untuk Kapasitas dan
Kebutuhan Jumlah kapasitas tempat
tidur COVID-19 Jumlah ICU Jumlah
Ventilator Petugas kesehatan (dokter
perawat petugas surveilan petugas
monitoring APD VTM Swab dan
supply medis lainnya sesuai formulir
pelaporan logistik) BPBD
menghimpun data dari Dinkes dan
lintas sektor lainnya
100 Review laporan mingguan logistik
yang lengkap dan tepat
Mingguan
(Setiap harihelliphelliphellip)
Permintaan logistik dari daerah
terpenuhi minimal dalam 3 hari
80 Review dokumen tanda terima
logistik dari daerah (3hari dari
permintaan dari daerah diterima)
Per bulan
(pada
minggu ke-4)
Suplai logistik untuk kebutuhan
pangan pokok di daerah terdampak
yang terpenuhi
100 - Laporan Monitoring supply
logistik melalui laporan intelejen
(BIN) yang didapatkan dari
lapangan media
- Tidak ada kenaikan harga hellip
untuk kebutuhan pangan pokok
- Tidak ada laporan kerusuhan
karena kekurangan pangan
esensial di daerah terdampak
Per bulan
(Pada
minggu ke-4)
Dashboard untuk laporan logistik yang
menggambarkan real time stok
Tersedia
Tersedianya Dashboard laporan
logistik yang operasional
Minggu
pertama April
2020
OPERASI
PENCEGAHAN
Media massa dan elektronik
menyiarkan pesan inti COVID-19
kepada masyarakat
80 Review laporan media monitoring Mingguan
(setiap hari
hellip)
132
Kantor yang memberlakukan ldquobekerja
dari rumahrdquo
80 Review laporan intelejen
kementerian tenaga kerja untuk
kantor yang memberlakukan
ldquobekerja di rumahrdquo
MIngguan
(setiap
harihellip)
Sekolah dan Universitas
memberlakukan pembelajaran online
100 Review laporan dari kementerian
Pendidikan untuk Universitas yang
melakukan pembelajaran online
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tidak ada acara pertemuan besar
yang melibatkan orang banyak
(contohnya konser pernikahan pesta
festival)
100 Review laporan intelejen acara
pertemuan besar dan tindakan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Masyarakat kontak erat COVID-19
melakukan isolasi mandiri di rumah
selama 14 hari
100 Review laporan monitoring kontak
erat
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tempat-tempat hiburan tutup dan tidak
beroperasi
100 Review laporan intelejen mengenai
operasi tempat hiburan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tempat perbelanjaan tutup pada jam 8
malam
80 Review laporan monitoring polisi
mengenai tempat perbelanjaan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Angkutan massal (bus kereta api
MRT) mengangkut penumpang
dengan jumlah terbatas dengan jarak 1
meter antar penumpang
80 Review laporan monitoring intelejen
petugas dari
kementeriantransportasi mengenai
pemantauan angkutan masal
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tempat ibadah seperti gereja masjid
dan pura tidak melaksanakan kegiatan
peribadatan yang melibatkan orang
banyak di tempat ibadah
80 Review laporan intelejen mengenai
operasi tempat hiburan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Sektor esensial tetap berfungsi
Yang termasuk sektor esensial
Pelayanan kesehatan listrik
telekomunikasi bahan bakar
kebutuhan pangan pabrik untuk
produksi APD
100 Review laporan dari perusahaan
esensial yang dikompilasi oleh
Kementerian industri dan tenaga
kerja (Bisa dikompilasi oleh BIN)
Mingguan
(setiap
harihellip)
PENANGGULANGAN WABAH
SURVEILANS
Laporan rumor COVID-19 diverifikasi
dalam waktu 24 jam
100 Review laporan log Verifikasi rumor
harian tersedia
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kontak kasus konfirmasi COVID-19
yang dilakukan PE
75 Review laporan PE yang tersedia
dari laporan list kontak kasus
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kontak kasus terdeteksi yang
termonitor
100 Review laporan monitoring harian
kontak kasus tersedia
Mingguan
(setiap
133
harihellip)
Surveilans ILI dan pneumonia (SKDR)
yang terverifikasi
80 Review laporan Verifikasi ILI dan
pneumonia SKDR
Mingguan
(setiap
harihellip)
Dinkes Provinsi mengirimkan
kelengkapan dan ketepatan laporan
harian ke PHEOC
100 Review laporan harian COVID-19
dari DInkes provinsi tersedia di
PHEOC
Mingguan
(setiap
harihellip)
IHR National Focal Point (NFP)
mengirimkan notifikasi IHR kasus
konfirmasi COVID-19 kepada WHO
dalam 24 jam
100 Review laporan COVID-19 dari IHR
focal point ke WHO yang dikirimkan
dalam 24 jam
Mingguan
(setiap
harihellip)
PHEOC Kelengkapan dan ketepatan
laporan harian yang dilaporkan ke
Pusdalop untuk data epidemiologi
Jumlah kasus konfirmasi kematian
pasien dalam pengawasan orang
dalam pemantauan kematian
100 Review laporan harian PHEOC
kepada Pusdalop BNPB sesuai
variable data yang ditentukan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Pasien dalam pengawasan orang
dalam pemantauan yang bergejala dan
kontak kasus terdeteksi yang diambil
sampel dan dilakukan pemeriksaan
laboratorium (PCR) dalam waktu 24
jam
100 Review laporan hasil laboratorium
pasien dalam pengawasan dan
orang dalam pemantauan yang
bergejala tersedia dan dilaporkan ke
Pusdalop
Mingguan
(setiap
harihellip)
Analisis dan infografik data
epidemiologi kasus harian dan
diseminasi oleh Pusat Data dan
Informasi (Pusdatin)
Terlaksana Buletin harian analisis data dan
infografik diupload di web COVID-
19 dan diseminasi kepada gugus
tugas COVID-19
Mingguan
(setiap
harihellip)
LABORATORIUM
Specimen yang diterima dilakukan
pemeriksaan dalam waktu 48 jam
100 Review log dokumen penerimaan
specimen dan hasil laboratorium
Mingguan
(setiap
harihellip)
Hasil laboratorium dikirimkan ke
PHEOC dan diteruskan ke
PUSDALOP dalam waktu 48 jam
80 Review laporan log PHEOC untuk
kasus dan penerimaan hasil lab
Mingguan
(setiap
harihellip)
Petugas laboratorium menggunakan
APD yang benar pada saat
pengambilan sampel
100 Review laporan kasus (Tidak ada
laporan petugas yang terinfeksi
COVID-19 karena terpapar kontak
pada saat pengambilan sampel)
Mingguan
(setiap
harihellip)
Petugas laboratorium menggunakan
APDyang benar pada saat
pemeriksaan PCR
100 Review laporan kasus (Tidak ada
laporan petugas yang terinfeksi
COVID-19 karena terpapar kontak
pada saat pengambilan sampel)
Mingguan
(setiap
harihellip)
Specimen dikirimkan dalam waktu 24
jam ke laboratorium yang ditunjuk oleh
Kemenkes
80 Review log dokumen pengiriman
dan penerimaan specimen
Mingguan
(setiap
harihellip)
Laboratorium yang ditunjuk kemenkes
mengirimkan specimen kepada
Litbangkes untuk konfirmasi
100 Review dokumen penerimaan
specimen di Litbangkes dari Lab
rujukan untuk konfirmasi
Mingguan
(setiap
134
harihellip)
Laboratorium yang ditunjuk kemenkes
mengikuti Quality Assurance Panel
untuk COVID-19
90 Review dokumen hasil Quality
Assurance Panel
Mingguan
(setiap
harihellip)
RESPON MEDIS
Kasus terdeteksi yang diberikan
edukasi mengenai pengendalian
infeksi
100 Review laporan pelayanan yg
dilakukan pada kasus terdeteksi
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kasus yang membutuhkan perawatan
dirawat di rumah sakit rujukan dengan
terapi suportif
100 Review laporan kasus surveilans
dan rumah sakit
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kasus dirawat yang sembuh 80 Review laporan hasil keluaran
Kasus dirawat
Mingguan
(setiap
harihellip)
Rumah sakit rujukan menambah
ruangan perawatan kasus COVID-19
dan menyiapkan oksigen dan ventilator
tambahan
100 Review laporan penambahan
kapasitas rumah sakit rujukan untuk
perawatan COVID-19
Mingguan
(setiap
harihellip)
Petugas kesehatan menggunakan
APD yang benar pada saat
penanganan kasus COVID-19
100 Review laporan kasus (Tidak ada
petugas kesehatan yang terjangkit
COVID-19 karena terpapar pada
saat perawatan pasien)
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya rencana nasional pengelolaan
APD (stok distribusi) dan identifikasi
lonjakan kapasitas PPI (jumlah dan
kompetensi)
100 Review dokumen rencana nasional
pengelolaan APD
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya diseminasi panduan PPI untuk
di rumah dan fasyankes
100 Panduan PPI diupload ke website
COVID-19 website Kemkes dan
laporan distribusi pedoman COVID-
19 termasuk PPI ke Rumah sakit
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya triase deteksi dini dan
pengendalian sumber infeksi
100 Review laporan rumah sakit
ketersediaan triase dan laporan
bulanan surveilans rumah sakit
untuk COVID-19
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya material edukasi dengan
bahasa yang tepat untuk masyarakat
dan pasien tentang gejala penyakit
praktik etiket batuk dan cuci tangan
Tersedia Dokumen materi edukasi
komunikasi risiko update yang
diupload di website COVID-19 dan
Kemenkes
Bulan April
(Minggu I)
PENGAMANAN
Penumpukan kebutuhan pokok bahan
pangan dan kebutuhan esensial
respon COVID-19 (APD masker
suplai medis) yang terdeteksi dan
ditindak tegas
100 Review laporan intelejen (BIN)
untuk kasus penumpukan bahan
pokok dan penindakan
Mingguan
(setiap
harihellip)
135
Penyebar informasi palsuhoax yang
menyebabkan kepanikan di
masyarakat yang terdeteksi dan
ditindak tegas
80 Review laporan intelejen (BIN)
untuk laporan informasi palsu yang
terdeteksi dan penindakan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kondisi yang menyebabkan kepanikan
dan huru hara yang terdeteksi dini dan
dicegah
100 Review laporan intelejen (BIN)
untuk signal huru hara dan
pencegahannya
Mingguan
(setiap
harihellip)
KOMUNIKASI RISIKO DAN
PELIBATAN MASYARAKAT
Media centre melaksanakan press-
release dan konferensi pers setiap hari
100 Review dokumentasi konferensi
pres dan press release dokumen
Mingguan
(setiap
harihellip)
Materi harian untuk Juru bicara
didapatkan dari analisis data
epidemiologi rekomendasi panel ahli
100 Review dokumen harian untuk Juru
bicara
Mingguan
(setiap
harihellip)
Berita palsu yang teridentifikasi dan
berhasil di counter
80 Review laporan log rumor dan
counter hoax
Mingguan
(setiap
harihellip)
Media yang menggunakan press
release atau konferensi pers sebagai
bahan berita
80 Review laporan media monitoring
tim kominfo
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya peran serta
masyarakatorganisasi
kemasyarakatanorganisasi agama
dalam menanggapi isu-isu spesifik
yang mempengaruhi penanggulanan
Pandemi COVID-19
100 Review dokumen mapping kegiatan
pemberdayaan masyarakat
Bulanan
(Minggu II)
DUKUNGAN KESEHATAN JIWA
DAN PSIKOSOSIAL (DKJPS)
Materi komunikasi tentang DKPJS
tersedia bagi
1 Petugas kesehatan dan petugas
garis depan
2 Lansia
3 Orang dengan risiko tinggi
COVID-19 (DM penyakit
kardiovaskular autoimun dsb)
4 Anak anak
5 Penyandang disabilitas
6 Orang dalam isolasikarantina
7 Masyarakat luas
Tersedia Review dokumen materi komunikasi
DKPJS
Bulan April
(Minggu II)
Petugas kesehatan dan petugas garis
depan mendapatkan layanan DKJPS
100 Mingguan
(setiap
136
harihellip)
Petugas kesehatan jiwa mendapatkan
pelatihan DKJPS-COVID-19
80 Review laporan pelatihan DKJPS
Covid-19
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tersedia layanan hotline DKJPS untuk
membantu atau yang membutuhkan
dan mendapatkan layanan DKJPS
Tersedia Review log hotline DKJPS Bulan April
(Minggu I)
) Laporan intelejen bisa dari jejaring BIN di masyarakat babinsa babinkmtibmas di wilayah kerja areanya
Lampiran 14
Rencana Respon Tanggap Darurat April-May 2020
No Kegiatan Anggaran Penanggung Jawab Timeline
Komando dan Koordinasi
Pembentukan Gugus Tugas struktur
komando Tugas Kerangka Acuan
Indikator
BNPB 28 Maret
Pusdalop operasional dengan
perwakilan lintas sektor terkait di
Pusdalop
BNPB 1 April
Penyusunan Rencana Respon
Nasional COVID-19
BNPB 15 April
Kajian Kebutuhan Kesehatan (Health
Need Assesment) 34 tim x 3 orang x
3 kali
2295000000 BNPB 1 April
Pembentukan Satgas COVID di
tingkat sub nasional
BNPB
Penguatan alur laporan penanganan
Covid-19 hingga ke pusat
BNPB
Publikasi Laporan Situasi melalui
website Pusat Krisis Kesehatan
BNPB Regular
Surveilans dan laboratorium
Penyelidikan Epidemiologi Pelacakan
kasus pemantauan monitoring kasus
dan surveilans aktif di 34 provinsi oleh
Tim Gerak Cepat (3 orang 20 hari per
bulan)
2040000000 Dirjen P2P Kemkes
Pemantauan surveilans oleh PHEOC
(24 jam 7 hari) yang dilaporkanke
Pusdalop (6 orang shift 1 shift 8 jam)
324000000
Dirjen P2P Kemkes
Pengadaan dan distribusi VTM swab
reagen lab supply untuk lab rujukan
Litbangkes
137
nasional dan laboratorium daerah
Aktifasi laboratorium Rujukan regional
(12 lab)
Litbangkes
Pembuatan Aplikasi Surveilans
berbasis komunitas untuk COVID-19
Dirjen P2P Kemkes
Pengambilan sampel 151731712000 BTDK Litbangkes
Pengiriman sampel (42 lab x 12 kali) 396000000 BTDK Litbangkes
Pemeriksaan laboratorium dengan RT
PCR
887562516500 BTDK Litbangkes
Quality control untuk lab regional 43
paket
450000000 BTDK Litbangkes
Peningkatan Lab PCR di 12
laboratorium
35050665000 BTDK Litbangkes
Pengadaan APD untuk Laboratorium 7503607320 BTDK Litbangkes
Perluasan layanan Pemeriksaan PCR
menggunakan POC Real Time PCR
431827200000 BTDK Litbangkes
Respon Medis (manajemen kasus
dan pengendalian infeksi)
Aktivasi Rumah sakit Rujukan 132
rumah sakit dan 482 tambahan rumah
sakit rujukan dengan SK Gubernur
dan tambahan ruangan rumah sakit
rujukan untuk perawatan COVID-19
dilengkapi SDM dan supply medis
yang diperlukan
Dirjen Yanmedik
Kemkes
Penyiapan Wisma Atlit uuntuk menjadi
pusat perawatan COVID-19 dengan
kelengkapan SDM dan Alat medis
yang diperlukan
Dirjen Yanmedik
Kemkes
Ketersediaan ambulans untuk rujukan
COVID-19
Dirjen Yanmedik
Kemkes
Pengadaan dan distribusi APD
desinfektan dan peralatan medis yang
diperlukan
Pusat Krisis Kesehatan
Kemkes
Pembiayaan perawatan pasien Dirjen Yanmedik
Kemkes
Pemetaan kesiapsiagaan fasyankes
dan identifikasi gap berdasarkan
estimasi kasus yang akan muncul
Ditjen Pelayanan
Kesehatan cq Dityankes
Rujukan
Memprioritaskan perawatan kasus dan
prosedur triase Meningkatkan
rencana penambahan kapasitas untuk
fasilitas kesehatan (rumah sakit
rujukan yang ditunjuk dan
mengalihkan menunda prosedur
elektif)
Ditjen Pelayanan
Kesehatan dan Ditjen
Farmalkes
Melaksanakan isolasi mandiri (self-
initiated isolation) untuk orang dengan
Ditjen Pelayanan
Kesehatan cq Dityankes
138
gejala yang ringan untuk mengurangi
beban fasilitas kesehatan
Rujukan
Penyusunan SOP sesuai pedoman
Covid 19 dan regulasi lainnya dan
disosialisasika
Ditjen Pelayanan
Kesehatan cq Dityankes
Rujukan dan Dityankes
Dasar
Memastikan ketersediaan alat
kesehatan obat-obatan dan bahan
medis habis pakai tersedia secara
memadai disesuaikan dengan attact
rate
Ditjen Farmalkes
Peningkatan kapasitas petugas dalam
pengenalan kasus dan tata laksana
kasus
Ditjen Pelayanan
Kesehatan cq Dityankes
Rujukan dan Dityankes
Dasar
Puskesmas workshop PPI bagi
petugas Puskesmas (3
orgPuskesmas dokter perawat lab
16457918352
Komunikasi Risiko dan Pelibatan
Masyarakat
Media centre penunjukkan juru bicara
konferensi pers dan press release
pesan KIE untuk layanan masyarakat
disiarkan di media elektronikmedia
massa media monitoring
Ditjen Kesehatan
Masyarakat dan
Romkomyanmas
Kemkes
Penyusunan dan distribusi media KIE
untuk masyarakat luas sektor
Pendidikan kalangan risiko tinggi
petugas kesehatan pasien dalam
pengawasan orang dalam
pemantauan kontak pasien
Ditjen Kesehatan
Masyarakat dan
Ronkomyanmas
Kemkes
Mengadopsi pesan inti dari Kemenkes
untuk konteks lokal
Direktorat Pomosi
Kesehatan
Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
BNPB
Advokasi kepada sektor terkait BNPB KSP
Penggerakan masyarakat dan
bekerjasama dengan tokoh agama
dan ormas
BNPB KSP
Pimpinan Agama
Komunikasi risiko kepada kalangan
usaha
BNPB
Asosiasi Perusahaan
Membuat hotline terkait COVID-19 BNPB
Monitoring kegiatan yang
mengumpulkan massa dalam jumlah
besar
BNPB
Respon Sosial
Dukungan logistik untuk orang yang
139
dilakukan karantina rumah (ODP)
Dukungan Psikologis untuk orang
yang dilakukan karantina rumah
kasus dan keluarga kasus
Dukungan untuk set up dan
pemberlakukan pembelajaran online
Monitoring petugas keamanan untuk
pembatasan sosial Tidak ada event
mass gathering penutupan tempat
ibadah tempat hiburan monitoring
transportasi publik
Respon Dukungan Kesehatan Jiwa
dan Psikososial
Mengaktifkan gugus tugas
nasionalprovinsi untuk DKJPS
Dit P2MKJN
Membuat panduan tata laksana
DKJPS untuk tenaga kesehatan dan
relawan
Rp 100000000 Dit P2MKJN
Media komunikasi DKJPS bagi
petugas kesehatan dan petugas di
garis depan lansia orang dengan
risiko tinggi COVID-19 (DM Penyakit
Kardiovaskular autoimun dsb) anak-
anak orang dalam isolasi karantina
penyandang disabilitas masyarakat
luas
Rp 200000000 Dit P2MKJN
Panduan psycological first aid untuk
COVID 19
Rp 300000000 Dit P2MKJN
Pelatihan psychological first aid untuk
pekerja kesehatan mental dan
psikososial
Rp 150000000 Dit P2MKJN
penyusunan SOP keselamatan untuk
para pekerja keswa dan psikososial
saat memberikan pelayanan
Rp 150000000 Dit P2MKJN
Pembentukan hotline untuk DKJPS Rp 100000000 Dit P2MKJN
6
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
dr Fuadi Darwis MPH Unsur Pengarah BNPB
Deputi Bidang Sistem dan Strategi
Deputi Bidang Pencegahan
Direktur Sistem Penanggulangan Bencana
Direktur Kesiapsiagaan
Direktur Tanggap Darurat
Kepala Pusat Pengendali Operasi
Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan
Kementerian Pertanian
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner
Direktur Kesehatan Hewan
Unit Lintas Sektor Lainnya
Kementerian Sosial
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kepala Badan Usaha Logistik
Deputi II Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri Kemenko Polhukam
Deputi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Kemenko PMK
Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri
Kepala Pusat Kesehatan TNI
Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan POLRI
Asisten Deputi Bidang Agama Kesehatan Pemuda dan Olahraga Sekretariat Kabinet
Direktur Kesehatan Kementerian Pertahanan dan Keamanan
Direktur lnformasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian
Komunikasi dan Informatika
Direktur Registrasi Obat Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Direktur Pengawasan Distribusi dan Pelayanan Obat Narkotika Psikotropika dan Prekusor
Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Sub Direktorat Kesehatan Masyarakat Direktorat Kesehatan Gizi dan Masyarakat Bappenas
7
Editor
DRRita Djupuri IzwardiDCNMEpid
drEko MedistiantoMEpid
Supatmi SKMMM
DEFINISI OPERASIONAL
1 Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment (PPE) adalah peralatan
yang harus dikenakan untuk mencegah kemungkinan tertular penyakit menular
2 Asumsi adalah dugaan atau perkiraan yang diterima sebagai dasar
3 Bahaya adalah suatu situasi kondisi atau karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan
4 Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam danatau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologis
5 Bidang adalah kelompok tugas yang melakukan tugasperan sejenis klaster terdiri dari unsur pemerintah masyarakat dan lembaga usaha
6 CFR (Case Fatality Rate) atau Angka Fatalitas Kasus adalah angka proporsi atau
persentase dari jumlah kasus yang meninggal dibagi dengan jumlah kasus
7 Episenter COVID-19 adalah lokasi titik awal terdeteksinya sinyal bencana wabahologis
dan sinyal virologis yang merupakan tanda terjadinya penularan influenza pandemi
antarmanusia yang dapat menimbulkan terjadinya pandemi COVID-19
8 Evakuasi adalah merupakan suatu kegiatan untuk memindahkan masyarakat terancam
dampak bencana dan atau kegiatan masyarakat menyelamatkan diri ke daerah aman
9 Isolasi adalah pemisahan orang sakit dari orang saehat yang dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan
10 Karantina adalah pembatasan kegiatan danatau pemisahan seseorang yang terpapar
penyakit menular sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundangundangan
meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau sedang berada dalam masa inkubasi
danatau pemisahan peti kemas Alat Angkut atau Barang apapun yang diduga
terkontaminasi dari orang danatau Barang yang mengandung penyebab penyakit atau
sumber bahan kontaminasi lain untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke orang
danatau Barang di sekitarnya
11 Karantina Rumah adalah pembatasan penghuni dalam suatu rumah beserta isinya yang
diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah
kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi
12 Karantina Rumah Sakit adalah pembatasan seseorang dalam rumah sakit yang diduga
terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah
kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi
8
13 Karantina Wilayah adalah pembatasan penduduk dalam suatu wilayah termasuk wilayah
pintu masuk beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi
sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi
14 Kejadian bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal kejadian lokasi jenis bencana korban dan ataupun kerusakan Jika terjadi kejadian bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah maka dihitung sebagai satu kejadian
15 Klaster (Cluster) adalah kelompok penderita yang terdiri dari dua atau lebih penderita
yang mengalami kontak secara bencana epidemiologis menurut tempat dan waktu
16 Komando Tanggap Darurat adalah organisasi penanganan Tanggap Darurat Bencana
yang dipimpin oleh seorang komandan Tanggap Darurat Bencana dan dibantu oleh staf
komando dan staf umum memiliki struktur organisasi standar yang menganut satu
komando dengan mata rantai dan garis komando yang jelas dan memiliki satu kesatuan
komando dalam mengkoordinasikan instansilembagaorganisasi terkait untuk pengerahan
sumberdaya
17 Komunikasi Risiko adalah segala bentuk pertukaran informasi tentang risiko antara
seluruh pihak yang berkepentingan
18 Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi tetapi mungkin juga tidak terjadi
19 Legalisasi adalah pengesahan dokumen rencana kontingensi menjadi legal secara hukum
melalui Peraturan Kepala Daerah
20 Manajemen Kedaruratan adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan
penanggulangan kedaruratan pada menjelang saat dan sesudah terjadi keadaan darurat
yang mencakup siaga darurat tanggap darurat dan pemulihan darurat
21 Pelibatan masyarakat adalah proses dimana masyarakat bermanfaat bagi organisasi dan
individu membangun hubungan jangka panjang dengan visi kolektif untuk kepentingan
masyarakat
22 Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk
dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian
rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi
23 Penentuan Kejadian adalah proses menentukan satu ancaman yang akan dijadikan dasar dalam perencanaan kontinjensi
24 Pengendalian Perimeter adalah tindakan pengawasan yang dilakukan di batas wilayah
penanggulangan sehingga tidak terjadi penyebaran COVID-19
25 Perencanaan SektoralBidang adalah suatu rencana yang disusun oleh klasterBidang yang berisi kegiatan-kegiatan berkaitan dengan kebutuhan dan sumberdaya yang tersedia di masing-masing klaster untuk penanganan darurat mengacu pada standar minimum kebutuhan atau standar pelayanan minimum yang berlaku
26 Perencanaan kontinjensi adalah suatu proses perencanaan ke depan dalam situasi terdapat potensi bencana di mana skenario dan tujuan disepakati tindakan teknis dan manajerial ditetapkan dan sistem tanggapan dan pengarahan potensi disetujui bersama untuk mencegah atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis
27 Perimeter adalah batas terluar dari wilayah penanggulangan
28 Pos Komando (Posko) adalah tempat dilakukannya pengambilan keputusan untuk
pengendalian dan atau komando dalam penanggulangan suatu kedaruratan yang
beroperasi secara penuh (24 jamhari) selama masa penanggulangan
9
29 Rencana Operasi adalah rencana yang dibuatdisusun dalam rangka pelaksanaan operasi
Tanggap Darurat Bencana Rencana operasi ini disusun oleh Komando Tanggap Darurat
dengan mempertimbangkan rencana kontingensi dan hasil kaji cepat
30 Respon Cepat (Rapid response) adalah tindakan rutin sesuai dengan protap yang
dilakukan pada saat kejadian luar biasa
31 Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat merupakan kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat
32 Sistem Komando Tanggap Darurat adalah suatu system penanganan darurat bencana
yang digunakan oleh semua instansilembaga dengan mengintegrasikan pemanfaatan
sumber daya manusia peralatan dan anggaran
33 Skenario adalah gambaran kejadian secara jelas dan rinci tentang bencana yang diperkirakan akan terjadi meliputi lokasi waktu dan dampak bencana
34 Status Keadaan Darurat Bencana adalah keadaan darurat bencana yang ditetapkan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi badan yang menyelenggarakan urusan di bidang penanggulangan bencana dimulai sejak status siaga darurat tanggap darurat dan transisi darurat ke pemulihan
35 Status Siaga Darurat adalah keadaan ketika potensi ancaman bencana sudah mengarah pada terjadinya bencana yang ditandai dengan adanya informasi peningkatan ancaman berdasarkan sistem peringatan dini yang diberlakukan dan pertimbangan dampak yang akan terjadi di masyarakat
36 Status Tanggap Darurat adalah keadaan ketika ancaman bencana terjadi dan telah mengganggu kehidupan dan penghidupan sekelompok orangmasyarakat
37 Tanggap Darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan pengurusan pengungsian penyelamatan serta pemulihan sarana prasarana
38 Terjangkit adalah kondisi seseorang yang menderita penyakit yang dapat menjadi sumber
penular penyakit yang berpotensi menyebabkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
39 Wabah Penyakit Menular yang selanjutnya disebut Wabah adalah kejadian berjangkitnya
suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara
nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka
10
Bab 1
Latar Belakang dan Dasar Hukum
11 Latar belakang
Sejalan dengan International Health Regulation (IHR) 2005 untuk meningkatkan kapasitas
inti negara dalam pendeteksian verifikasi pelaporan dan respon terhadap Public Health
Emergencies of International Concern (PHEIC) World Health Assembly (WHA) ke-71
telah menekankan peningkatan kapasitas negara dan kemitraan untuk meningkatkan
kesiapsiagaan menghadapi pandemi The Asia Pacific Strategy for Emerging Diseases
and Public Health Emergencies (APSED III) fokus pada penguatan komponen kesehatan
masyarakat inti termasuk respon terhadap keadaan darurat kesehatan masyarakat
termasuk ancaman pandemi Belajar dari H1N1 2009 World Health Organization (WHO)
telah mengembangkan Pedoman Manajemen Risiko Pandemi menggunakan fase
pandemi berbasis risiko kontinum yang mengadopsi pendekatan seluruh masyarakat dan
semua bahaya
Pada tahun 2017 Indonesia memperbarui Pedoman Manajemen Risiko Pandemi
Nasional dan Rencana Respon Operasi Nasional mengadopsi Pedoman Manajemen
Risiko Pandemi WHO ke dalam konteks Indonesia dan mengujinya melalui latihan
simulasi pandemi skala penuh yang berfokus pada penahanan episenter dengan
keterlibatan multi-sektoral terutama integrasi operasi keadaan darurat dengan sistem
manajemen bencana negara yang pada dasarnya respon bencana berorientasi pada
pelaksanaan Itu adalah seluruh pendekatan masyarakat yang melibatkan tingkat
nasional provinsi kabupaten dan masyarakat di semua sektor terkait termasuk sektor
keamanan dan militer
Indonesia telah mengadopsi pedoman manajemen risiko pandemi WHO menggunakan
pendekatan seluruh masyarakat yang menghubungkan pandemi dengan kerangka kerja
bencana pada tahun 2016 Sebagai tindak lanjut Indonesia mengembangkan dan
menguji Rencana Respon Kontijensi nasional melalui simulasi skala penuh yang
melibatkan berbagai sektor di semua tingkatan pada tahun 2017 dan meluncurkan
perencanaan kontijensi ke provinsi-provinsi prioritas pada tahun 2018 Ini telah menjadi
tonggak untuk meningkatkan kesadaran sektor-sektor tersebut tentang kolaborasi untuk
kesiapsiagaan menghadapi pandemi Pelaksanaan ini telah berkontribusi untuk
meningkatkan kapasitas inti negara dari International Health Regulation (IHR)
Pelaksanaan penahanan episenter pandemi skala penuh dan pelaksanaan table top di
provinsi-provinsi prioritas menunjukkan kapasitas Indonesia dalam manajemen risiko
pandemi dengan pendekatan seluruh masyarakat dalam keseluruhan kerangka darurat
nasional
Dengan munculnya Corona Virus sub tipe baru (COVID-2) dan ditetapkan Pandemi
COVID-19 oleh Dirjen WHO sehubungan dengan penyebaran COVID-19 yang meluas di
dunia sampai saat ini maka Indonesia perlu untuk mengadopsi rencana kontijensi
pandemi influenza yang sudah dibuat menjadi rencana operasi respon COVID-19 Pada
prinsipnya pengenalian dan mitigasi Pandemi COVID-19 dapat diterapkan juga pada
11
COVID-19 dengan penyesuaian sesuai dengan karakteristik penyakit
12 Tujuan
a Membatasi penularan Wabah COVID-19 dari manusia ke manusia mengurangi infeksi
berikutnya pada masyarakat yang rentan serta tenaga kesehatan termasuk mencegah
dampak penyerta lain yang lebih luas
b Deteksi dini mengisolasi dan menangani pasien lebih awal termasuk melaksanakan
pelayanan yang optimal bagi Pasien yang terjangkit Wabah COVID-19
c Terlaksananya tindakan (farmasi dan non farmasi) penanggulangan Wabah COVID-19
d Teridentifikasinya seluruh kebutuhan sumber daya berkaitan dengan upaya
penanggulangan Wabah COVID-19
e Terciptanya ketertiban dan keamanan masyarakat serta stabilitas sosial dan ekonomi
selama masa penanggulangan Wabah COVID-19
13 Dasar Hukum
Rencana Operasi ini disusun berdasarkan berbagai peraturan dan regulasi yang
berhubungan dengan COVID-19 yaitu
1 UU No 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
2 UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
3 UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4 UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
5 UU No 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia
6 UU No 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
7 Peraturan Pemerintah No2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
8 Peraturan Pemerintah No 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit
Menular
9 Peraturan Presiden No 3 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden
No 83 Tahun 2005 tentang Badan koordinasi Nasional Penanganan Bencana
10 Keputusan Presiden no 7 tahun 2020 tentang gugus tugas percepatan penanganan
Corona Virus Diseases 2019 (COVID-19)
11 Instruksi Presiden Republik Indonesia No 4 tahun 2019 tentang Peningkatan
Kemampuan dalam Mencegah Mendeteksi dan Merespons Wabah Penyakit
Pandemi Global dan Kedaruratan Nuklir Biologi dan Kimia
12 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 101 Tahun 2018 tentang SPM sub Urusan
Bencana
13 Peraturan Menteri Permendes Dana Desa No 16 Tahun 2018 tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa
14 Peraturan Menteri Berita Negara RI Permenhumkam RI no 7 2020 tentang pemberian
visa dan izin tinggal dalam upaya pencegahan masuknya Virus Corona
15 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK0107Menkes2142020 tentang Jejaring
Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
16 Peraturan Menteri Kesehatan No75 tahun 2019 tentang Penanggulangan Krisis
Kesehatan
12
17 Peraturan Menteri Kesehatan No 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal
18 Peraturan Menteri Kesehatan No 59 Tahun 2016 tentang Pembebasan Biaya Pasien
Penyakit Infeksi Emerging Tertentu
19 Peraturan Menteri Kesehatan RI No 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Surveilans Kesehatan
20 Peraturan Menteri Kesehatan RI No1501 Tahun 2010 tentang Jenis Penyakit tertentu
yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya
21 Keputusan Menteri Kesehatan RI No tahun 2020 mengenai Pedoman Kesiapsiagaan
Menghadapi Coronavirus Disease (COVID-19)
22 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0107Menkes1042020 tentang penetapan
infeksi Novel Coronavirus (infeksi 2019-ncov) sebagai penyakit yang dapat
menimbulkan wabah dan upaya penanggulangannya
23 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0107Menkes1692020 tentang Penetapan
Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu
24 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0202Menkes3902014 tentang Pedoman
RS Nasional
25 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0202Menkes3912014 tentang Pedoman
RS Regional
26 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 300MENKESSKIV2009 tentang Pedoman
Penanggulangan Episenter Pandemi
27 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 424MenkesSKIV2007 tentang Pedoman
Upaya Kesehatan Pelabuhan dalam rangka Karantina Kesehatan
28 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 425MenkesSKIV2007 tentang Pedoman‐
pedoman Penyelenggaraan Karantina Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan
29 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 431MenkesSKIV2007 tentang Pedoman
Teknis Pengendalian Risiko Kesehatan Lingkungan di PelabuhanBandaraPos Lintas
Batas dalam rangka Karantina Kesehatan
30 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1371MenkesSKIX2005 tentang Penyakit Flu
Burung Avian Influenza sebagai Penyakit yang Dapat Menimbulkan Wabah Serta
Pedoman Penanggulangannya
31 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1372MenkesSKIX2005 tentang Penetapan
Kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) Flu Burung (Avian Influenza)
32 Instruksi Gubernur DKI Jakarta No 16 tahun 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan
Terhadap Risiko penularan Infeksi Corona Virus Disease (COVID-19)
13
Bab 2
Analisis Situasi
21 Profil Daerah Indonesia
Indonesia memiliki penduduk sebanyak 265000000 jiwa pada tahun 2018 dan proyeksi
jumlah populasi mencapai 271000000 jiwa pada tahun 2020 dengan 56 penduduknya
tinggal di daerah perkotaan Indonesia dengan konteks desentralisasi terdiri dari 34
provinsi dengan kepadatan penduduk yang tinggi di DKI Jakarta dan provinsi lainnya di
pulau Jawa Indonesia terletak di khatulistiwa yang merupakan daerah strategis sebagai
hub perjalanan internasional memiliki mobilitas tinggi wisatawan internasional dan
penerbangan internasional dengan rata-rata 1342246 wisatawan internasionalbulan pada
tahun 2019 sedangkan pada Januari 2020 total 1 2 juta wisatawan memasuki Indonesia
Sebagian besar dari wisatawan masuk ke Indonesia melalui Bandara Ngurah Rai
Denpasar dan Soekarno Hatta Banten Sebagian besar wisatawan yang datang ke
Indonesia berasal dari negara ASEAN (38) Indonesia juga menerima kedatangan
wisatawan internasional yang datang dari negara yang mengalami transmisi lokal COVID-
19 antara lain Cina (8) Australia (9) Jepang (3) dan Korea Selatan (2)
sementara wisatawan dari Iran Italia dan Jerman tidak terlalu banyak Kota-kota yang
memiliki penerbangan langsung dari Cina serta negara lainnya dengan transmisi lokal
COVID-19 sangat berisiko Terdapat 20 kota yang memiliki penerbangan langsung dan
kapal yang berasal dari Cina
Bandar udara yang paling berisiko dimana pelaku perjalanan Internasional yang tinggi
yaitu Soekarno Hatta Banten dan Ngurah Rai Denpasar Bali Batam yang berbatasan
dengan Singapura dimana terdapat transmisi lokal COVID-19 juga berisiko Setiap harinya
terdapat kapal feri dengan rute Batam-Singapura Selain itu Jakarta Bogor Bekasi Depok
(JABODETABEK) dengan mobilisasi penduduk tinggi kota metropolitan dengan penduduk
yang padat terutama Jakarta dengan kepadatan populasi 15764 per m2 sangat rentan
dengan penyebaran COVID-19 yang tinggi Dengan konteks desentralisasi kemampuan
setiap daerah tidak sama dimana tidak semua daerah mempunyai rencana respon
menghadapi pandemi dan tidak semua daerah mempunyai rencana kesiapsiagaan dan
respon pandemi di rumah sakit sehingga menyebabkan tenaga kesehatan yang berada di
rumah sakit rentan tertular COVID-19 dan dapat menyebabkan terjadinya penularan lebih
lanjut di rumah sakit
Mobilitas penduduk antar kabupaten dan provinsi di Indonesia juga tinggi terutama di
Pulau Jawa dan Sumatera dengan kepadatatan penduduk yang cukup tinggi DKI Jakarta
sebagai ibu kota negara merupakan pusat pemerintahan dan pusat bisnis
(perekonomian) Kota Surabaya Medan dan Makassar merupakan kota besar di
Indonesia dengan mobilitas penduduk yang tinggi dan perputaran roda perekonomian
yang tinggi
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 17 ribu pulau dengan kondisi
geografis yang beragam dari daerah pantai sampai ke pegunungan Beberapa lokasi
14
memiliki akses yang sulit Wilayah Indonesia yang mempunyai akses geografis sulit
diantaranya provinsi di wilayah timur Indonesia seperti Maluku Papua dan Nusa
Tenggara Timur (NTT) Kapasitas dan sumber daya penduduk yang tidak merata
merupakan tantangan situasi geografis kepulauan dan wilayah terpencil merupakan
tantangan dalam penanggulangan dan respon termasuk pengiriman logistik dan
keterbatasan sumber daya Wilayah Indonesia yang berada di daerah ldquoring of firerdquo rentan
dengan kondisi bencana seperti letusan gunung berapi gempa dan tsunami yang dapat
menghambat operasi respon pandemi
Fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia terdiri dari Puskesmas dan Rumah Sakit serta
pelayanan kesehatan lainnya (Praktek dokter umum maupun spesialis Klinik- klinik
pengobatan Balai pengobatan umum maupun khusus) Jumlah Puskesmas di Indonesia
ada 9821 Jumlah Rumah Sakit di Indonesia ada 2858 dengan rincian rumah sakit
rujukan nasional ada 14 rumah sakit rujukan propinsi ada 20 dan rumah sakit rujukan
regional ada 1101 Indonesia memiliki tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter spesialis
dokter umum dokter gigi perawat bidan petugas kesehatan masyarakat dll Jumlah
dokter spesialis di Indonesia ada 38782 jumlah dokter umum ada 134459 jumlah dokter
gigi ada 29194 jumlah perawat ada 639356 jumlah bidan ada 590920 dan jumlah
petugas kesehatan ada 54138 orang2
22 Potensi Ancaman Kerentanan dan Kapasitas
COVID-19 disebabkan oleh virus SARS CoV-2 yang merupakan Corona Virus jenis baru
dengan analisis filogenetik mendekati isolat Corona Virus dari kelelawar Chinese
chrysanthemum-headed bats yang diisolasi pada tahun 2015 SARS CoV-2 ini
merupakan Corona Virus kluster β-coronavirus yang merupakan zoonosis coronavirus
yang baru setelah SARS dan Middle East Respiratory Syndrome (MERSCoV) Virus ini
termasuk dalam sub genus botulinum Coronaviridae Hasil sekuensing menunjukkan
bahwa SARSCoV-2 homolog 795 dengan SARS-COV Kasus pertama di Wuhan yang
disebabkan oleh virus ini berhubungan dengan pasar Huanan yang kemudian menyebar
antar manusia
Pada era transportasi dan mobilisasi global penyebaran virus dari satu daerah ke daerah
lain sangat cepat COVID-19 telah menyebar di 185 negara dalam waktu 4 bulan dengan
total kasus sampai bulan April 2020 mencapai lebih dari 1900000 kasus terkonfirmasi
dan 126681 kematian di seluruh dunia3 Trend kasus COVID-19 menurun di Cina namun
meningkat di luar China terutama di Republik Korea Italia Spanyol Iran dan Amerika
Serikat yang merupakan negara dengan transmisi lokal yang melaporkan kasus
terbanyak diluar Cina Model matematika menunjukkan Reproductive Number (Ro)
COVID-19 berkisar antara 2-3 yang mengindikasikan 50-60 populasi kemungkinan
telah terinfeksi COVID-19 Namun laporan kasus konfirmasi COVID-19 yang dilaporkan
jauh di bawah angka tersebut Pada kapal pesiar Diamond Princess Cruise COVID-19
1 Data Fasyankes online Oktober 2019
2 Data PPSDM Kemenkes 2019
3 John Hopkins University April 2020
15
menyebar cepat dengan attack rate hampir mendekati 30 Analisis serologi dengan
menggunakan antibodi netralisasi dapat memberikan prediksi yang lebih akurat untuk
mengetahui attack rate Pada studi yang dilakukan oleh Kelly Young di US estimasi
attack rate pada kontak erat adalah sebesar dan pada kontak erat serumah sebesar
105
Dari 55924 kasus terkonfirmasi COVID-19 di Cina presentasi Klinis COVID-19 berkisar
dari gejala ringan sampai berat Gejala umum diantaranya demam (879) batuk
(677) lelah (381) adanya sputum (334) sesak nafas (186) sakit tenggorokan
(139) sakit kepala (136) myalgia atau arthalgia (148) menggigil (114) mual
atau muntah (5) kongesti nasal (48) diarrhea (37) batuk darah (09) dan
Kongesti konjungtiva (08) Berdasarkan data terbaru tersedia dari Cina 40 kasus
berupa kasus ringan 40 kasus menjadi penyakit sedang (didefinisikan sebagai kasus
Pneumonia terkonfirmasi dengan radiologis) sekitar 14 menjadi penyakit berat dan
sekitar 5 menjadi kritis Faktor risiko untuk menjadi penyakit yang berat adalah pada
usia lanjut dan memiliki komorbid
Case fatality ratio (CFR) yang terkonfirmasi di Cina seperti yang dilaporkan oleh US
Center For Diesease Control and Prevention adalah 42 Data ini didapatkan dari
3551 kematian diantara 83696 kasus terkonfirmasi laboratorium pada tanggal 14 April
2020 Data CFR ini tidak memasukkan jumlah kasus infeksi ringan yang mungkin terluput
dari surveilans sekarang dimana sebagian besar berfokus pada pasien dengan
pneumonia yang membutuhkan perawatan di rumah sakit tidak juga memasukkan fakta
bahwa kasus terkonfirmasi baru dapat berkembang menjadi penyakit berat dan beberapa
pasien mungkin akan meninggal Dengan berkembangnya wabah CFR yang
terkonfirmasi dapat berubah
Jumlah ini akan terus berubah dan CFR yang pasti tidak akan dapat diketahui sampai
wabah ini selesai Median dari onset gejala hingga kematian sebesar 14 hari sedangkan
pada usia lanjut (diatas 70 tahun) median tingkat kematian adalah 115 hari (11)
Kematian meningkat seiring dengan peningkatan usia dengan kematian yang tertinggi
terjadi pada pasien diatas usia 80 tahun (estimasi CFR mencapai hingga 148) Tingkat
kematian pasien dengan komorbid terjadi lebih tinggi 132 pada pasien dengan
penyakit kardiovaskular 92 pada pasien dengan diabetes 84 pada pasien dengan
hipertensi 8 pada pasien dengan penyakit pernafasan kronik dan 76 pada pasien
dengan kanker
Penularan COVID-19 melalui droplet yang ditularkan melalui batuk bersin atau
menyentuh benda yang terkontaminasi oleh droplet dan kemudian menyentuh mata
hidung atau mulut Oleh karena itu sangatlah penting untuk menjaga jarak minimal
1 meter dari orang yang sakit Masa inkubasi COVID-19 berkisar antara 1-14 hari paling
umum sekitar 5 hari Risiko tertular COVID-19 dari seseorang yang tidak bergejala sangat
rendah Namun banyak orang yang mengalami gejala ringan yang dapat menyebabkan
penularan Ada bukti yang menyatakan bahwa infeksi COVID-19 mungkin mengarah
pada infeksi saluran pencernaan dan akan ada di feses Namun hingga sekarang hanya
ada satu penelitian yang mengembangbiakkan virus COVID-19 dari specimen feses
tunggal Pada konteks COVID-19 penularan lewat udara mungkin bisa terjadi pada
16
keadaan khusus dimana dilakukan prosedur menghasilkan aerosol (misalkan intubasi
endotrakhea bronkoskopi suction terbuka pemberian terapi nebulasi ventilasi manual
sebelum intubasi mengubah pasien ke posisi tengkurap melepaskan pasien dari
ventilator ventilasi non-invasif tekanan positif trakheostomi dan resusitasi kardiopulmo)
Pada analisa 75465 kasus COVID-19 di Cina penularan lewat udara tidak dilaporkan3
SARS CoV-2 dapat bertahan di permukaan selama beberapa jam atau hingga beberapa
hari tergantung dari jenis permukaan suhu atau kelembaban lingkungan
Pengobatan spesifik untuk COVID-19 belum tersedia hingga saat ini pengobatan masih
berupa dukungan perawatan suportif Beberapa percobaan klinis dilakukan namun kajian
lebih lanjut masih diperlukan Untuk memastikan bukti jelas pengobatan yang mana yang
paling efektif WHO dan mitra sedang melakukan penelitian internasional besar disebut
SOLIDARITY TRIAL untuk membandingkan pengobatan tunggal atau kombinasi berbeda
yang ada di banyak negara dan untuk menghasilkan bukti yang kuat pengobatan mana
yang paling efektif Sampai saat ini belum terdapat vaksin COVID-19
Untuk menghindari penularan COVID-19 WHO menyarankan untuk melakukan
pencegahan dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hands rub
berbahan alkohol menjaga jarak setidaknya satu meter dengan orang yang sakit
mencegah menyentuh mata hidung dan mulut karena dapat memindahkan virus dari
benda yang terkontaminasi ke dalam tubuh kita melakukan etika batuk yang benar
memastikan orang yang sakit menggunakan masker dan beristirahat di rumah Tenaga
kesehatan harus memperhatikan pengendalian infeksi dengan memakai alat pelindung
diri pada saat kontak dengan pasien
Tenaga kesehatan berisiko untuk tertular COVID-19 Penularan tenaga kesehatan dapat
diakibatkan oleh tidak lengkapnya pemakaian alat pelindung diri WHO menyebutkan
bahwa 21 petugas kesehatan terinfeksi SARS pada tahun 2002 Demikian pula untuk
penularan COVID-19 pada tenaga kesehatan terjadi di China Hongkong dan Indonesia
Potensi ancaman COVID-19 dapat masuk ke Indonesia melalui pelaku perjalanan
internasional melalui pelabuhan bandara udara dan lintas batas maupun tertular dari
orang di dalam daerah terjangkit di Indoensia maupun pelaku perjalanan dari daerah
terjangkit
Pada 31 Desember 2019 WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang
tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan Provinsi Hubei Cina Pada tanggal 7 Januari
2020 Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai
jenis baru coronavirus (coronavirus disease COVID-19) Pada tanggal 30 Januari 2020
WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan
Dunia Public Health Emergency of International Concern (KKMMDPHEIC) Penambahan
3 Modes of transmission of virus causing COVID-19 implication for IPC precaution recommendations WHO 29
March 2020 Available at httpswwwwhointpublications-detailmodes-of-transmission-of-virus-causing-covid-19-implications-for-ipc-precaution-recommendations
17
jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar
negara Berdasarkan data John Hopknis University Amerika Serikat sampai dengan
tanggal 15 April 2020 dilaporkan 1982939 kasus dengan 126761 kematian secara
global
Pada tanggal 2 Maret 2020 Indonesia melaporkan kasus konfirmasi COVID-19 sebanyak
2 kasus Sampai dengan tanggal 15 April 2020 Indonesia sudah melaporkan 5136 kasus
konfirmasi COVID-19 dari 34 Provinsi Wilayah dengan transmisi lokal di Indonesia adalah
DKI Jakarta Sumatera Utara (Kota Medan) Riau (Kota Pekanbaru) Sumatera Selatan
(Kota Prabumulih) Jawa Barat (Kabupaten Bogor Kabupaten Karawang Kabupaten
Bekasi Kota Bogor Kota Bandung Kota Bekasi Kota Depok) Jawa Tengah (Kota
Surakarta Kota Semarang) Jawa Timur (Kabupaten Kediri Kabupaten Malang
Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Magetan Kota Surabaya) Banten (Kabupaten
Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Selatan) Bali (Kabupaten Jembrana
Kabupaten Bangli Kabupaten Buleleng Kota Denpasar) Kalimantan Barat (Kota
Pontianak) Kalimantan Tengah (Kota Palangka Raya) Kalimantan Selatan (Kota
Banjarmasin) Kalimantan Timur (Kota Balikpapan) Sulawesi Utara (Kota Manado)
Sulawesi Selatan (Kabupaten Gowa Kabupaten Maros Kota Makassar) Sulawesi
Tenggara (Kota Kendari) Papua (Kabupaten Mimika Kota Jayapura)
Gambar 21
Sebaran Kasus COVID-19 di Indonesia sampai dengan 15 April 2020
Sumber Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes
18
Gambar 22
Perkembangan Kasus Covid-19 di Indonesia
Sumber Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes
Analisis Risiko COVID-19 di Indonesia
Berdasarkan analisis risiko yang dilakukan dengan mempertimbangkan pengaruh kasus
yang terdeteksi jumlah penduduk kepadatan penduduk mobilitas dengan melihat
banyaknya penerbangan domestik maupun Internasional banyaknya penduduk yang
rentan dengan melihat angka jumlah penduduk yang gt 65 tahun dan konteks kapasitas
kesiapsiagaan daerah dengan melihat rumah sakit rujukan jumlah fasilitas kesehatan
maka analisis risiko COVID-19 di tingkat provinsi adalah seperti tabel di bawah ini
Tabel 21 Analisis Risiko COVID-19 di Indonesia
No Provinsi
Hasil Analisa
Risiko oleh WHO
Kumulatif Kasus sd 9 April 2020
KabKota dengan Transmisi Lokal
Pembobotan PDP1
Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa
risiko WHO
Kasus Positif
Meninggal ODP
PDP
1 Aceh Rendah Sedang
5 1 1373 60 - 75
2 Sumut Sedang 65 8 na 145 - 302
3 Sumbar Sedang 44 3 5118 151 - 251
4 Riau Sedang Tinggi
16 0 31889 243 - 279
5 KEPRI Sedang Tinggi
21 1 2153 164 - 213
19
No Provinsi
Hasil Analisa
Risiko oleh WHO
Kumulatif Kasus sd 9 April 2020
KabKota dengan Transmisi Lokal
Pembobotan PDP1
Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa
risiko WHO
Kasus Positif
Meninggal ODP
PDP
6 Jambi Rendah Sedang
4 0 641 9 - 19
7 Bangka Belitung
Sedang 4 1 862 51 - 65
8 sumsel Sedang 21 2 2085 69 Kota Prabumulih 120
9 Bengkulu Rendah 4 1 529 17 - 29
10 Lampung Rendah Sedang
20 1 2349 50 - 95
11 Banten Sedang Tinggi
281 21 4668 876
Kab Tangerang Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan
1505
12 DKI JAKARTA
Sangat Tinggi
2044 195 2897 2395 Jakarta 7074
13 Jabar Tinggi 450 43 29641 2349
Kota Bandung Kab Bekasi Kota Bekasi Kota Depok Kab Bogor Kota Bogor dan Kab Karawang)
3383
14 Jateng Sedang Tinggi
200 25 21147 582 Kota Semarang Kota Surakarta
1061
15 DI Yogyakarta
Rendah Sedang
41 7 3340 498 - 603
16 Jatim Tinggi 386 27 14092 1383
Kab Kediri Kab Malang Kab Magetan Kab Sidoarjo dan Kota Surabaya
2241
17 Bali Sangat Tinggi
81 2 1083 257
Kab Badung Kab Buleleng
Kab Jembrana Kota Denpasar
431
18 Kalbar Rendah 13 3 6183 125 Kota Pontianak 161
19 Kalteng Rendah Sedang
24 1 571 65 - 118
20 Kaltara Sedang 16 1 196 30 - 68
21 Kaltim Sedang 35 1 5380 267 Kota Balikpapan 343
22 Kalsel Sedang 34 2 1217 11 Kota Banjarmasin 88
23 Sulawesi Rendah 17 2 296 31 Kota Manado 72
20
No Provinsi
Hasil Analisa
Risiko oleh WHO
Kumulatif Kasus sd 9 April 2020
KabKota dengan Transmisi Lokal
Pembobotan PDP1
Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa
risiko WHO
Kasus Positif
Meninggal ODP
PDP
Utara
24 Gorontalo Rendah 1 0 3057 64 - 67
25 Sulawesi Tengah
Rendah 19 2 291 24 - 69
26 Sulawesi Barat
Rendah Sedang
5 1 1062 20 - 35
27 Sulawesi Selatan
Rendah Sedang
222 15 2650 383 Kota Makassar 874
28 Sulawesi Tenggara
Rendah 16 1 381 19 Kota Kendari 55
29 Nusa Tenggara Barat
Sedang Tinggi
37 2 3783 141 - 225
30 Nusa tenggara Timur
Rendah sedang
1 0 813 18 - 22
31 Maluku Utara
Rendah 2 0 340 8 - 13
32 Maluku Rendah 11 0 131 7 - 30
33 Papua Barat
Sedang 3 1 579 25 - 37
34 Papua Rendah Sedang
63 3 3143 59 - 196
Masih verifikasi
35
TOTAL 4241 373 153940 10596
Mean 595 Median 119
21
Gambar 23 Peta Risiko COVID-19 di Indonesia
Penilaian risiko akan diulangi ketika ada informasi baru tersedia berdasarkan situasi
epidemi yang berkembang di seluruh Indonesia Diinginkan setidaknya provinsi
melakukan penilaian risiko sendiri yang sesuai dengan konteks dan kejadian serta
penyebaran penyakit untuk memandu kesiapsiaggan dan penanganan yang lebih baik
sesuai konteks lokal
23 Skenario Kejadian amp Dampak
Gambar 24 Kerangka Respon Pandemi berdasarkan Skala Risiko
Saat ini WHO telah menyatakan COVID-19 sebagai Pandemi Hingga 30 Maret 2020
COVID-19 telah menyebar di 199 negara termasuk di Indonesia telah terdapat kasus COVID-
19 yang tersebar di beberapa provinsi Sudah terdapat transmisi lokal COVID-19 di Indonesia
(penularan antar manusia)
Dengan terdeteksinya 1285 kasus sampai tanggal 30 Maret 2020 dan dengan RO=2 maka
sampai tanggal 12 Mei diperkirakan akan ada total kasus sebanyak 3846194 kasus
termasuk 769239 kasus membutuhkan perawatan di rumah sakit dan 192310 kasus kritis
yang membutuhkan ICU bila tidak dilakukan pengendalian yang adequate dan optimal Oleh
22
karena itu rencana respon disusun untuk mencegah penambahan kasus dengan menemukan
dengan cepat kasus melakukan deteksi cepat isolasi kontak dan perawatan kasus di rumah
sakit rujukan pelacakan kasus dan monitoring orang dalam pengawasan Rencana operasi
respon disusun untuk mengantisipasi kasus dalam 3 bulan kedepan sesuai dengan lampiran
skenario Kasus dapat menyebar ke provinsi-provinsi yang berisiko
Dalam jangka panjang penanggulangan COVID-19 berdasarkan informasi epidemiologi
sampai saat ini dalam waktu 81 hari terdapat skenario yang memungkinkan terjadi seperti
tabel-tabel dibawah ini
Tabel 22 Kriteria Derajat Keparahan yang Disebabkan COVID-19
Asumsi Indonesia
(36) Indonesia
(5) Indonesia
(10) Indonesia
(20)
Angka Serangan Klinis 36 5 10 20 Total population (271808640)
9864437
13590432
27180864 54361728
Perawatan Monitoring di Rumah 50 X Clinical attack rate
4932218
6795216
13590432 27180864
Rawat Inap 20 x Angka Serangan Klinis
1972887
2718086
5436173
0872346
ICU 5 x Angka Serangan Klinis 493222
679522
1359043
2718086
Ventilator 80 x ICU 394577
543617
1087235
2174469
CFR 26 x Rawat Inap 51295 70670 141340 282681
Pada rencana respon ini akan disusun rencana operasi respon untuk satu bulan ke depan
dengan antisipasi jumlah kasus 10 dari populasi seluruh Indoensia dengan kasus yang
terbanyak dari wilayah berisiko tinggi seperti Jakarta dan sekitarnya serta Bali
Berdasarkan jumlah kasus kepadatan penduduk penyebaran transmisi virus kemudahan
transportasi dan pertimbangan kapasitas dan kesulitan geografis di beberapa wilayah dari 34
provinsi maka provinsi yang terdampak paling parah (dengan skenario yang ringan) adalah di
seperti bawah ini
Tabel 3 Provinsi di Indonesia yang Paling Terdampak Parah
DKI Jakarta Bali Jawa Barat Batam Sulawesi Utara Kalimantan Barat Jawa Tengah DI
Yogyakarta akan ditemukan ribuan kasus yang dilaporkan dalam tiga bulan sejak kasus
23
pertama dilaporkan Kepulauan Batam yang berbatasan dengan Singapura juga terdampak
cukup parah
Asumsi karakteristik COVID-19
1 Sebagian besar orang yang tertular memiliki gejala bervarisi dari ringan (sub klinis) hingga
panas demam batuk dan sesak nafas
2 Masyarakat belum kebal terhadap strain COVID-19 (virus Corona sub tipe baru)
3 Masa Inkubasi virus COVID-19 berkisar 1-14 hari dengan nilai median berkisar 5-6 hari
4 Orang yang tertular COVID-19 dapat menularkan dalam waktu 1-14 hari dan mampu
menyebarkan virus pada orang lain yang rentan
5 Penularan orang-ke-orang yang mudah (efisien) dengan jumlah reproduksi penularan
(Ro) 2-3
6 Angka Fatalitas Kasus atau Case Fatality Rate (CFR) menurut WHO per 3 Maret 34
dan kematian dipengaruhi oleh usia (usial lanjut gt 65 Tahun lebih berisiko) serta memiliki
penyakit kronis yang diderita (seperti Diabetes Melitus Hipertensi Kanker Penyakit
kelainan Imun dll)
7 Belum terdapat vaksin dan obat antivirus spesifik untuk virus ini
Pemerintah Indonesia sedang melakukan respon terhadap pandemi COVID-19 Oleh karena
dampak yang cukup berat dapat terjadi di beberapa wilayah maka pemerintah Indonesia akan
meminta bantuan Internasional untuk penanggulangan pandemi
24
Bab 3
Tugas Pokok Masing-Masing Komponen Respon Pandemi
Dalam Rencana Respon Operasi COVID-19 nasional tahun 2020 Kementerian Kesehatan
bersama stakeholder terkait melakukan pengembangan lanjutan untuk meningkatkan Rencana
Respon Operasi nasional dari fokus episenter ke mitigasi dan respon COVID-19 dengan
memasukan peran mitra internasional untuk terlibat dalam respon COVID-19 Berdasarkan
hasil diskusi tersebut respon pandemi terbagi atas 6 komponen tugas dan tanggung jawab
yaitu
1 Pelaksanaan komando dan koordinasi
2 Surveilans
3 Respon medis dan laboratorium
4 Intervensi farmasi
5 Intervensi non farmasi
6 Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
Berikut ini akan dibahas tugas pokok dari masing-masing komponen respon pandemi secara
umum dan berkesinambungan
1 Pelaksanaan Komando dan Koordzinasi
Alur Komando dan Koordinasi
Alur komando dan koordinasi multisektor dan aktivasi Sistem Komando Penanggulangan
Darurat Bencana (SKPDB) COVID-19 seperti di bawah ini
Gambar 41
Alur Komando dan Koordinasi Multi Sektor SKPDB COVID-19
25
Sistem komando dan koordinasi meliputi pemenuhan sumber daya dan koordinasi
Internasional Dalam pelaksanaan komando koordinasi harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut
a Penetapan status darurat bencana berdasarkan analisis risiko tim teknis penyusunan
rencana respon operasi komando respon dan monitoring respon
b Manajemen Bantuan Internasional
Penetapan status bencana menjadi acuan dalam menetapkan permintaan bantuan
internasional
Penggunaan Bantuan Internasional harus sesuai dengan aturan yang berlaku
BNPB melakukan kajian kebutuhan dan mengeluarkan rekomendasi kebutuhan
Pemberi bantuan (Negara Lembaga Internasional Lembaga asing non-pemerintah
lembaga usaha asing dan perseorangan) mengisi formulir daftar bantuan dan
mengirimkannya kepada Kantor Perwakilan Diplomatik RI untuk dilakukan verifikasi
ditembuskan kepada Pos Pendamping Nasional (Pospenas) Posko Penanganan Darurat
Bencana (PDB)
BNPB menerima hasil pengkajian dari Posko PDB dan kemudian menginformasikan
kepada calon pemberi bantuan melalui Kementerian Luar Negeri
Kementerian Luar Negeri melakukan verifikasi yang selanjutnya hasilnya disampaikan
kepada BNPB disertai dengan pemberian izin pemberian bantuan internasional
BNPB selanjutnya menginformasikan secara tertulis terkait bantuan internasional
dimaksud kepada Pospenas PDB Posko PDB
c Outline laporan komunikasi operasional antar stakeholder antara lain
Mengadakan pertemuan harian untuk melaporkan situasi perkembangan harian
Komunikasi melalui sistem informasi yang dibuat pada saat periode tanggap darurat
Hasil pertemuan harian disebarluaskan kepada stakeholder dan ditindaklanjuti oleh tim
pelaksana lapangan
2 Surveilans
Kegiatan surveilans respon pandemi mencakup
1 Analisis data sentinel surveilans COVID-19 Influenza Like Illness (ILI) dan Severe
Acute Respiratory Infection (SARI) baik di level puskesmas dan rumah sakit
(pemerintah dan swasta) sebagai pendekatan untuk mengetahui sirkulasi virus
COVID-19 dan tingkat keparahan penyakit pada kasus COVID-19 baru penyebab
pandemi luasnya penyebaran dan besarnya morbiditas dan mortalitas
2 Deteksi kasus ILI pneumonia dengan memanfaatkan Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon (SKDR) sebagai pendekatan untuk mengetahui apakah virus COVID-19 baru
telah bersirkulasi di Indonesia
3 Melakukan surveilans aktif untuk COVID-19 Pada wilayah yang belum terdapat kasus
dilakukan surveilan aktif pada kasus awal sporadik dan kluster awal dilakukan
pelacakan kontak dan monitoring kontak dan pada daerah dengan transmisi lokal yang
meluas pelacakan kontak dilakukan pada wilayah baru yang belum terdapat kasus
atau pada kasus parah dan dilakukan systematic survey dan sentinel
26
4 Melakukan penyelidikan epidemiologi pelacakan kontak monitoring dan manajemen
kontak pada kasus yang diduga COVID-19 baru untuk dikonfirmasi dan analisis risiko
berkala
5 Melakukan pengumpulan data analisis data monitoring dan evaluasi apakah
intervensi berjalan dengan baik dan apakah penyebaran COVID-19 baru masih
berjalan atau sudah berhenti
6 Menyampaikan data dan analisis data kepada pusdalop
7 Melakukan pengawasan pelaku perjalanan yang berasal dari daerahnegara terjangkit
8 PHEOC berkordinasi untuk menginformasikan data dan hasil analisis epidemiologi
kasus kepada EOC dan PUSDALOP BNPB sebagai bahan pembuatan kebijakan dan
perencanaan
3 Respon Medis dan Laboratorium
Tujuan dari pelaksanaan respon medis di layanan kesehatan (rumah sakit dan puskesmas)
adalah agar terlaksananya deteksi dini kasus COVID-19 implementasi pencegahan dan
penanganan infeksi serta tatalaksana kasus di seluruh sarana pelayanan kesehatan
Respon medis terdiri dari Puskesmas Rumah Sakit non rujukan Rumah Sakit rujukan dan
fasilitas layanan kesehatan lainnya (Praktek dokter umum maupun spesialis Klinik- klinik
pengobatan Balai pengobatan umum maupun khusus) dan institusibangunan khusus
(seperti hotel wisma atlet dsb) dirancang untuk menyediakan pelayanan pengobatan
COVID-19 Semua fasilitas pelayanan kesehatan di luar rumah sakit bila mendapat kasus
suspek COVID-19 harus secepatnya merujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19 atau
pusat perawatan COVID-19 Pada keadaan transmisi luas di masyarakat dan kapasitas
fasilitas kesehatan tidak memadai kasus ringan tanpa risiko dirawat dirumah dengan
edukasi pengendalian infeksi kasus dengan risiko seperti orang tua (gt 65 tahun) dan
orang dengan komorbid dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan pasien dengan kondisi
parah dirujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19
Kementerian Kesehatan telah menetapkan jumlah total rumah sakit rujukan sebanyak 657
Rumah Sakit terdiri dari 132 Rumah Sakit rujukan untuk COVID-19 berdasarkan SK
Menkes dan 525 rumah sakit rujukan di daerah ditetapkan berdasarkan SK Gubernur
Rumah sakit yang ditetapkan sebagai RS rujukan Covid-19 terdiri dari Rumah Sakit milik
Kementerian Kesehatan Kementerian lain TNI POLRI Pemerintah Daerah BUMN
Swasta dan RS Darurat
Kemenkes juga telah menetapkan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-19 yang
terdiri atas
a Laboratorium Rujukan Nasional Pemeriksaan COVID-19 (Balitbangkes melalui Pusat
Penelitian dan Pengembangan BIomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan)
b Laboratorium Pemeriksa COVID-19
Laboratorium pemeriksa COVID-19 merupakan laboratorium yang memenuhi standar
Biosafety Level 2 (BSL-2) dan memiliki alat pemeriksaan Real Time PCR yang terdiri
atas
1) Laboratorium yang memiliki fungsi surveilans dan
2) Laboratorium yang tidak memiliki fungsi surveilans
27
Daftar RS Rujukan COVID-19 dan Laboratorium Pemeriksa COVID-19 terlampir Dan
apabila dibutuhkan rumah sakit rujukan dapat ditambah dan dapat menggunakan juga
Gedung yang dialihfungsikan menjadi pusat perawatan COVID-19
Tugas Respon medis
Aktivasi layanan hotline COVID-19 yang beroperasi 24 jam7 hari
Konsultasi virtual dan telemedicine sebagai titik kontak pertama triase dibentuk
Kemenkes mendirikan klinik demam pusat tes tempat karantina perubahan peran
rumah sakit tertentu untuk kasus ringan dan berat peralihan fungsi hotel sekolah
pusat komunitas dan stadion
Kemenkes melakukan penilaian kesiapsiagaan rumah sakitfasilitas kesehatan
terhadap COVID-19
Rumah Sakit menghitung kapasitas maksimal kapasitas SDM sarana penunjang dan
mengaktifkan pengaturan SDM
Kemenkes memastikan lonjakan SDM pada daerah dengan beban tinggi
Kemenkes menyediakan suplai dan komoditas yang diperlukan rumah sakit
berdasarkan estimasi kebutuhan
Rumah Sakit mengaktifkan ruangan atau area aman untuk semua petugas Rumah
Sakit
Rumah Sakit mempersiapkan kebutuhan logistik seluruh SDM yang bertugas
Puskesmas dan Rumah Sakit non rujukan mengaktifkan Tim Gerak Cepat (TGC)
COVID-19
Puskesmas Rumah Sakit non rujukan mengaktifkan ruangan untuk pemeriksaaan
dengan menerapkan PPI yang aman untuk semua yang berada di Fasilitas Kesehatan
Kemenkes mengembangkan protocol deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen
kasus dan rujukan termasuk manajemen kasus ringan di rumah
Kemenkes memastikan pelatihan dan penyebaran tenaga kesehatan yang ada
Kemenkes melengkapi tenaga kesehatan yang ada dengan pensiunan (untuk bekerja
di lingkungan yang berisiko rendah menempatkan staf yang punya risiko rendah
bekerja mendukung respon COVID-19) tenaga kesehatan yang menganggur yang
masih dilatih dan staf yang diberi wewenang sementara
Kementrian Pendidikan melatih relawan kesehatan (mahasiwa fakultas kedokteran)
untuk memberikan respon COVID-19
Pelayanan telemedicine klinik demam Puskesmas dan rumah sakit rujukan
melakukan deteksi dan merujuk pasien ke rumah sakit rujukan pusat perawatan
COVID-19 dan rumah sakit rujukan melakukan perawatan kasus
Kemenkes memastikan implementasi PPI yang perlu di semua fasilitas kesehatan yang
terlibat
Tugas laboratorium rujukan nasional COVID-19 antara lain
Menerima specimen untuk pemeriksaan COVID-19 atau konfirmasi hasil pemeriksaan
dari laboratorium pemeriksa COVID-19
Menyusun standar operasional prosedur mengenai pengambilan pengelolaan dan
pemeriksaan spesimen COVID-19
Menyusun rekapitulasi hasil pemeriksaan dari seluruh laboratorium pemeriksa COVID-
19 dan melaporkan kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
28
Penyakit sebagai Focal Point International Health Regulation dan Direktur Jenderal
Pelayanan Kesehatan dengan tembusan kepada Menteri Kesehatan
Melakukan uji validasi secara sampling terhadapa specimen positif dan negatif
berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksa COVID-
19
Mengirimkan tes panel pemeriksaan COVID-19 ke laboratorium pemeriksa COVID-19
dalam rangka pemantauan mutu eksternal (Quality AssuranceQuality Control)
Melakukan supervisi dan pembinaan teknis ke laboratorium pemeriksa COVID-19
Tugas laboratorium pemeriksa COVID-19 antara lain
bull Menerima spesimen untuk pemeriksaan COVID-19 dari rumah sakitdinas
kesehatanlaboratorium kesehatan lainnya
bull Melakukan pemeriksaan screening pada spesimen COVID-19 menggunakan form dan
standar operasional prosedur yang telah ditetapkan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
bull Mengirimkan seluruh spesimen untuk uji validitas ke laboratorium rujukan nasional
COVID-19 dengan segera tanpa menunggu hasil pemeriksaan
bull Mengirimkan hasil pemeriksaan positif dan negatif COVID-19 kepada Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan melalui Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
bull Menginformasikan hasil pemeriksaan positif dan negatif kepada rumah sakit pengirim
untuk keperluan diagnosis dan tatalaksana kasus serta dinas kesehatan domisili pasien
untuk kepentingan penyelidikan epidemiologi dan
bull Memberikan feedback kepada rumah sakitdinas kesehatanlaboratorium kesehatan
lainnya apabila terdapat kekeliruan dalam penggunaan material atau media pada
spesimen yang diterima
Dalam melaksanakan pemeriksaan COVID-19 laboratorium yang tidak memiliki fungsi
surveilans berkoordinasi dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan
Pengendalian Penyakit (BBTKL PP) atau Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK)
sesuai wilayah kerjanya
Apabila kapasitas pemeriksaan PCR yang ada saat ini tidak mencukupi Kementerian
kesehatan akan berupaya untuk penggunaan pemeriksaan PCR lainnya sesuai dengan
ketersediaan yang ada saat ini di Indonesia
4 Intervensi Farmasi
Intervensi farmasi berkaitan dengan pengadaan distribusi obat dan alat kesehatan
dengan menggunakan jalur rutin atau pun jalur alternatif dalam penanggulangan yang
melibatkan
1 Tenaga kesehatan dan asisten apoteker untuk menyiapkan kebutuhan dan menyimpan
antiviral (jika tersedia) dan obat suportif lainnya yang dibutuhkan
2 Tenaga kesehatan dan asisten apoteker surveilans untuk mendistribusikan alokasi
antiviral (jika tersedia) dan obat suportif lainnya
29
3 Tenaga dokter dan perawat melakukan deteksi dan pemilihan kasus COVID-19 dan
non COVID-19 Tenaga dokter perawat paramedik lainnya melakukan pelayanan
medik kesehatan kepada penderita COVID-19 dan penyakit lain
4 Pemerintah memastikan ketersediaan obat esensial obat supportif diagnostic dan
peralatan prioritas pelayan KIA penyakit menular lainnya penyakit kronis dialisa
trauma dan kedaruratan lainnya
5 Berkolaborasi dengan WHO untuk melakukan pengujian obat antiviral (apabila
tersedia) Uji klinis dan intervensi pharmasi lainnya
6 Untuk mengurangi beban fasilitas kesehatan triase dapat dilakukan dengan
berkolaborasi dengan layanan medis online seperti halodoc klikdock dengan
menggunakan algoritme sesuai pedoman COVID-19 Kemkes
7 Identifikasi dan mobilisasi sumber daya dan distribusi sumber supply medis peralatan
medis yang diperlukan dan alat pelindung diri serta tenaga medis untuk membantu
dalam respon pandemi
8 Kemenkes menyipakan aturan persetujuan otorisasi pasar dan pengawasan pasca-
pasar untuk produk-produk COVID-19 (mis diagnostik laboratorium terapi vaksin)
ketika tersedia
9 Kemenkes merencanakan mengembangkan SOP dsb untuk implementasi jalur aturan
yang berbeda MOU dengan pihak lain
10 Kemenkes berkoordinasi dan mengatur donasi produk kesehatan
11 Kemenkes melakukanberpartisipasi dalam kegiatan penelitian termasuk percobaan
klinis
12 Kemenkes memastikan jaminan kualitas produk medis
Kemenkes untuk mendukung ethical review yang cepat dalam situasi darurat tanpa
membahayakan perlindungan subjek manusia dan untuk memastikan bahwa penelitan
yang relevan dan kritis dapat dilakukan sementara kedaruratan kesehatan masyarakat
masih terjadi
Kemenkes untuk memprioritaskan proyek penelitian yang tidak mengambil personil
peralatan fasilitas dan sumber daya dari respon wabah tetapi sejalan dengan prioritas dan
kegiatan yang konsisten dengan upaya respon
5 Intervensi Non Farmasi
Semua sektor memberlakukan keberlangsungan usaha dan menjaga keberlangsungan
usaha sektor esensial untuk tetap beroperasi pada saat pandemic Sektor esensial dan
perannya dalam penanggulangan pandemi
1 Kementerian Kesehatan menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
untuk ProvinsiKabupatenKota yang telah memenuhi persyaratan untuk diterapkannya
PSBB sesuai Permenkes Nomor 9 tahun 2020
2 Perhubungan untuk menjamin lalu lintas kebutuhan logistik dan kebutuhan APD
farmasi lainnya dan membuat rekayasa lalu lintas dan spot chek poin apabila
diberlakukan karantina terbatas di suatu wilayah Melakukan pembatasan angkutan
umum apabila diperlukan seusai analsisi risiko
3 Kemenkopolhukam kementerian pertahanan perangkat Keamanan negara Badan
Intelejen Negara Bersama kepolisian dan didukung tentara menjamin keamanan di
pintu masuk Negara dan keamanan lalu lintas logistik non farmasi dan farmasi
Menjaga keamanan masyarakat pada saat pandemic dan mendukung intervensi non
30
pharmasi lainnya seperti karantina rumah karantina wilayah (apabila diperlukan)
pembatasan sosial penutupan sekolah penutupan tempat hiburan spot chek point di
daerah perbatasan wilayah dan menjaga stabilitas keamanan
4 Kementerian Perdagangan menjamin ketersediaan bahan logistik dan distribusi yang
diperlukan dan kestabilan pasokan bahan pangan pokok untuk masyarakat terdampak
Dan sektor Perdagangan dan sektor industri mendukung pemerintah dalam
memproduksi Alat Pelindung Diri dan supply lainnya yang diperlukan selama pandemi
dan menjaga kestabilitasan perindustrian
5 Kementerian pertanian Indoensia menjaga keberlangsungan pertanian untuk
keberlangsungan supply bahan pokok
6 Sosial untuk penyediaan Dapur Umum Lapangan Layanan Dukungan Psikososial
pemenuhan kebutuhan dasar jaminan sosial bagi korban pandemi
7 Pendidikan menyediakan platform Pendidikan untuk jarak jauh melalui online selama
pandemik
8 Perekonomian mendukung pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi
9 Bank Indonesia menjaga stabilitas rupiah
10 Bulog menjaga kestabilitasan pangan pokok di daerah terdampak
11 PMI Bersama NGO lainnya memberikan dukungan respon pandemic kepada
pemerintah dan juga keterlibatan masyarakat dalam respon pandemic
12 Kementerian dalam negeri mengeluarkan edaran mengenai respon pemerintah daerah
dalam respon pandemic termasuk pembentukan gugus tugas di daerah
13 Kementerian luar negeri berkoordinasi untuk evakuasi WNI dari daerah yang
terdampak pada awal epidemi (apabila diperlukan) dan berkordinasi dengna
pemerintah negara yang terjankit unutk memonitor kondisi WNI di degara terjangkit
Dan apabila kasus sudah masuk ke Indoensia berkoordinasi dengan pemerintah
negara lain mengenai kasus WNA yang terdeteksi di Indoensia Dalam hal ii dapat
bekerjasama dengan IHR focal point Indonesia
14 Kementerian agama memberikan edaran mengenai intervensi yang dilakukan
bekerjasama dengan tokoh agama (contohnya penutupan masjid gereja maklumat
MUI dll)
15 Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia
melakukan pendekatan melalui desa unutk pelibatan tokoh masyarakat dalam respon
pandemi dan pemakaian dana desa untuk respon pandemic
16 Kementeian Energi Sumber Daya Mineral Indoensia memastikan sektor esensial
seperti PLN Gas negara Bahan bakar Air tetap menjaga keberlangsungan usahanya
selama pandemi Pertamina Bahan Bakar sebagai sumber energi seluruhnya Listrik
PLN perannya menyediakan penerangan dan sebagai sumber energi PDAM
perannya menyediakan air bersih dan air minum sebagai kebutuhan dasar dan
hygiene sanitasi perorangan
17 Kementerian hukum dan hak asasi manusia menyusun hukum dan peraturan untuk
percepatan penanganan pandemi dan intervensi yang dilakukan Dan juga membuat
protokol unutk pandemi bagi perangkat hukum dan fasilitasnya seperti pencegahan
deteksi dan rujukan kasus di baan pemasyarakatan
18 Kementerian ketenagakerjaan Indoensia membuat protokol unutk tenaga kerja dan
pelaku usaha pada saat pandemi termasuk juga untuk pekerja migran Termasuk
pemberlakuan bekerja dari rumah pada masa sosial distancing pembatasan sosial
19 Kementerian Keuangan memastikan tersedianya anggaran nasional dan daerah untuk
respon pandemi
31
20 Kementerian Komunikasi dan Informatika mendukung respon pandemi dengan
mendukung komunikasi dan menjaga keberlngsungan sarana telekomunikasi untuk
respon pandemi (Internet telephone) memberikan fasilitas tool free untuk hotline
pandemi dan SMS blast serta iklan layanan masyarakat unutk pandemic
Telekomunikasi menyediakan kebutuhan informasi dan komunikasi antar individu
21 Kementerian Lingkungan hidup dan kehutanan Indonesia menyusun protokol untuk
desinfeksi lingkungan yang aman untuk masyarakat
22 Kementeiran Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia dapat bekerjasama
untuk mengidentifikasi fasilitas apartment dan mempersiapkan fasilitas untuk
alihfungsi gedung fasilitas unutk respon pandemic termasuk untuk tempat perawatan
COVID-19
23 Kementerian riset dan Teknologi bekerjasama dengan kementerian Pendidikan
termasuk Universitas dan perangkat negara lainnya untuk melakukan modeling
prediksi kasus COVID-19 di Indoensia dan mengorganisasi penelitian mengenai
COVID-19 di Indoensia termasuk membuat road map dan protokol penelitian di
Indonesia sejalan dengan road map penelitian nasional Hal ini dilakukan
bekerjasama dengan Litbangkes Kementerian Kesehatan
24 Kementerian Perencanaan Pembangungan Nasional RI menyusun perencanaan
respon COVID-19 dengan menggunakan modeling yang dibuat bersama dengan
Kementerian Riset dan Teknologi
25 Kementerian BUMN mendukung keberlangsungan BUMN untuk menjalankan fungsi
pelayanan publik esensial dan identifikasi fasilitas BUMN yang dapat dialihfungsikan
untuk respon COVID-19 termasuk menjadi tampat perawatan COVID-19 Dapat
bekerjasama dengan kementerian lainnya contohnya bekerjasmaa dengan
Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk menggunakan stadium fasilitas oleh raga
untuk perawatan COVID-19 atau bekerjasmaa dengan Pusat Haji untuk menggunakan
asrama haji untuk tempat perawatan COVID-19
26 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah membuat protokol
keberlangsungan usaha untuk pengusaha kecil dan menengah dan mendukung
keberlangsungan usaha kecil dan menegan pada saat respon pandemic
27 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif untuk memberikan edaran kepada sektor
pariwisata untuk kewaspadaan COVID-19 menutup sektor pariwisata apabila
diperlukan pada pemberlakuan pembatasan sosial Memberikan informasi komunikasi
risiko kepada stakeholder sektror pariwisata
Stakeholder yang bergerak di bidang intervensi non pharmasi adalah menyusun dan
monitoring implementasi protokol untuk sektor non kesehatan seperti protokol publik
protokol transportasi umum protokol di sektor edukasi protockol di sektor
perdaganganprotokol socialphysical distancing protokol penutupan pusat
keramaian tempat hiburan pusat perbelanjaanmall penutupan sekolah termasuk
pengaturan kehidupan masyarakat yang terkait lainnya
32
6 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat
Tim komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat terdiri dari 2 tim teknis yakni Tim Promosi
Kesehatan (TPK hewan dan manusia) dan Tim Sentra Media (TSM) Tim-tim ini bertugas
untuk
a Promosi Kesehatan
1) Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam
mengatasi COVID-19
2) Menginformasikan ke masyarakat langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan
dan tidak boleh dilakukan dalam menghadapi situasi pandemi
3) Mengumpulkan data dan informasi secara rutin dan setiap ada perkembangan
situasi yang khusus yang dilaporkan Tim Penanggulangan atau tim lainnya yang
terkait
4) Mengolah dan mengelola data dan informasi terkumpul
5) Membuat papan informasi internal yang memuat informasi esensial (kontak peta
wilayah dll) dan data informasi terbaru
6) Mengatur jenis media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dan saluran
informasi bagi target yang berbeda-beda
7) Menetapkan jadwal distribusi informasi berdasar jenis media KIE dan saluran
8) Menyusun pesaninstruksi per topik dengan masukan dan koordinasi dengan ahli
teknis sesuai target dan saluran informasi
9) Mendistribusikan informasi instruksi pesan (yang mungkin berbeda-beda)
berdasarkan target jenis media KIE dan saluran informasi
b Sentra Media
1) Memastikan informasi dari TPK dapat disebarkan ke masyarakat melalui berbagai
media massa
2) Bekerja sama dengan juru bicara dan TPK untuk menyebarkan informasi Membuat
pointers dari pemantauan berita-isu publik dan perkembangan situasi dari unit
teknis kepada juru bicara
3) Memantau pemberitaan dan isu di media masa dan media sosial yang berkembang
di masyarakat serta memastikan agar masyarakat menerima informasi yang akurat
pada waktu yang tepat
4) Mengatur arus informasi internal dan eksternal (untuk konsumsi publik) dan
memastikan bahwa informasi kepada media sudah diubah ke dalam format yang
dapat dengan mudah digunakan oleh media cetak radio dan televisi (siaran pers
ad-lips talkshow video news release)
5) Melayani kebutuhan media masa
6) Menyelenggarakan temu media secara berkala
7) Memastikan bahwa media dan publik serta pihak-pihak terkait (kementerian
lembaga kedutaan besar badan-badan PBB ormas LSM dan swasta)
memperoleh berita informasi terakhir secara rutin
8) Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketepatan pesan-pesan
kunci yang ingin dipublikasikan
9) Memastikan data yang dapat dibagikan ke publik dan menahan informasi sensitif
dengan media massa
33
Bab 4
Konsep Operasi dan Pelaksanaan Respon Pandemi
41 Konsep Operasi Rencana Pelaksanaan Respon Pandemi Konsep operasi pelaksanaan respon pandemi berdasarkan framework kebencanaan
nasional mengacu pada bagan sebagai berikut
Tabel 41
Konsep Operasi Pelaksanaan Respon Berdasarkan Framework Kebencanaan Nasional
Pernyataan Definisi Operasional Prinsip Operasi Koordinator
Komando
Kesiapsiagaan Belum terdapat kasus COVID-19 di Indonesia
Penguatan surveilans deteksi dini dan pencegahan
Kemenkes (Provinsi dan KabupatenKota Kepala Daerah)
Siaga Darurat Awal masuk kasus ke Indonesia (Kasus awal dan sporasik kasus)
Deteksi kasus pelacakan kasus dan isolasi kasus
Kemenkes (Provinsi dan KabupatenKota Kepala Daerah)
Tanggap Darurat Terdapat minimal 2 klaster sampai COVID-19 yang meluas di Indonesia
Deteksi kasus pelacakan kasus mitigasi pandemi Physical distancing business continuity plan (BCP)
Nasional BNPB Daerah Kepala Daerah
Rehabilitasi Tidak ditemukan kasus baru setelah dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir
Surveilans ketat deeskalasi respon rehabilitasi fungsi komponen yang terlibat dalam penanggulangan COVID-19
Kepala Daerah
Pada saat WHO mengeluarkan pernyataan pandemi maka Kementerian Kesehatan
bersama dengan Kemenko PMK akan melaporkan hal ini kepada Presiden dan sesuai
dengan Inpres No 4 Tahun 2019 maka Presiden akan menunjuk komandan untuk
kesiapsiagaan dan respon untuk penanggulangan
Trigger kriteria penetapan status dan respon untuk setiap status yaitu
a Status siaga darurat ditentukan oleh Kementerian Kesehatan RI
b Status darurat bencana ditetapkan oleh Presiden RI atas rekomendasi Kemenkes
BNPB dan Kementerian lain yang terlibat dan relevant
Pada saat kesiapsiagaan (belum terdapat kasus COVID-19 di Indonesia terdeteksinya
kasus di Indonesia kasus awal dan sporadik kasus di Indonesia maka Menteri Kesehatan
melaporkan kepada Presiden untuk merekomendasikan penetapan siaga darurat
Kemenkes akan melakukan analisis risiko berkala dan melaporkan kepada Presiden
Dalam tahap ini Presiden akan menunjuk komandan untuk melakukan koordinasi lintas
sektor untuk melakukan respon
Apabila adanya peningkatan kasus di Indonesia dimana kasus pandemi sudah menyebar
luas di Indonesia berdasarkan analisis risiko yang disampaikan oleh Kemenkes situasi
tersebut dilaporkan kepada presiden dan presiden menetapkan tanggap darurat dan
menunjuk komandan untuk melakukan koordinasi lintas sektor untuk melakukan respon
34
Pos pendampingan akan diberikan oleh pusat ke daerah bila pos pendampingan untuk daerah yang terdampak diperlukan
Struktur komando dan koordinasi akan dibuat di tingkat nasional provinsi dan kabupatenkota (Seperti organogram dibawah ini)
Gambar 41
Struktur Pos Pendampingan SKPDB (Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana)
Pendanaan kesiapsiagaan menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan RI dan
bantuan hibah dari dunia usaha donatur dan bantuan luar negeri Pendanaan pada
penanggulangan pandemi (periode tanggap darurat) menggunakan dana siap pakai yang
tersedia di Kementerian Keuangan dan dapat dipergunakan oleh BNPB pada masa
tanggap darurat pada tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota dapat menggunakan DTT
(Dana Tak Terduga) BTT (Biaya Tak Terduga)
Biaya untuk penyediaan darurat bencana penanganan operational ground handling
personil logistik dan peralatan pengemasan pelabelan distribusi bantuan ke lokasi
Pos Lapangan
KabKota
Pos Pendukung (Bantuan
Internasional)
Pos Lapangan
Pos Lapangan
Pos Lapangan
Posko Nasional PDB
Pos Pendamping Wilayah
Nasional
Provinsi
Notes Pendampingan Komando
35
tujuan pemusnahan dan re-ekspor menjadi tanggung jawab pemberi bantuan
internasional
Tempat Transit terbagi atas
bull Bandar Udara
bull Pelabuhan Laut
bull Pos Lintas Batas Negara
bull Pangkalan Militer jika kapasitas pintu masuk keluar bantuan tidak memadai
Indikator Siaga Darurat
1) Meningkatnya angka kasus COVID-19 di beberapa negara di dunia
2) Terindentifikasinya 1 orang pasien positif COVID-19 di Indonesia
Indikator Tanggap Darurat
1) Sebaran angka kasus COVID-19 telah terjadi di lebih dari satu provinsi di Indonesia
atau adanya lebih dari dua kluster di provinsi yang sama
2) Terjadi Transmisi COVID-19 di komunitas
3) Angka kesakitan COVID-19 menunjukkan kenaikan 2 kali atau lebih selama dalam
dua kali masa inkubasi (2 x 5 hari) berturut-turut
4) Dilaporkan adanya petugas kesehatan yang terjangkit COVID-19
5) Jumlah rata-rata penderita baru COVID-19 akibat penularan manusia ke manusia
dalam satu kawasancluster menunjukkan kenaikan 2 kali lipat dalam 2 minggu
terakhir
6) Case Fatality Rate menunjukkan peningkatan dalam 2 minggu terakhir
7) Penanganan Wabah COVID-19 yang melebihi daya dukung Sumber Daya
Kesehatan
8) Terganggunya layanan pemerintahan maupun layanan vital lainnya akibat wabah
COVID-19
9) Terjadinya gangguan pada sektor keamanan ketertiban sosial maupun ekonomi
10) WHO menyatakan PHEIC pandemic COVID-19
Kondisi masuk pada tahap tanggap darurat apabila memenuhi sekurang-kurangnya 3 indikator
dari indikator skenario kejadian
Indikator Transisi Darurat ke Pemulihan
Indikator skenario kejadian
1) Penurunan signifikan pada incident case
2) Dalam 14 hari dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak terdeteksi kasus baru
dengan surveilans ketat
3) Aktivitas layanan kesehatan pemerintahan sosial dan ekonomi masyarakat telah
pulih seperti kondisi sebelum Pandemi
36
42 Fungsi
421 Komando dan Koordinasi
Pada saat kesiapsiagaan setiap stakeholder melakukan kegiatan kesiapsiagaan
sesuai dengan tupoksinya masing-masing Kementerian kesehatan mengeluarkan
surat edaran kesiapsiagaan terhadap kasus COVID-19 baru di rumah sakit pintu
masuk pelayanan kesehatan dasar dan dinas kesehatan
Kemenkes bertugas sebagai koordinator dan pusat krisis sebagai pelaksana harian
pada saat kesiapsiagaan dan siaga darurat Pusat krisis akan mengkoordinir segala
aktivitas untuk kesiapsiagaan dan siaga darurat Seluruh komponen penanggulangan
yang berada di lingkungan Kementerian Kesehatan berkoordinasi dengan pusat krisis
kesehatan melalui Public Health Emergency Operations Centres (PHEOC) PHEOC
melakukan kegiatan surveilans berdasarkan IBF analisis risiko dan Penyelidikan
Epidemiologi (PE)
Pusat krisis kesehatan akan melakukan koordinasi dengan lintas sektor lainnya
termasuk BNPB apabila memerlukan sumber daya tambahan untuk keperluan
kesiapsiagaan dan siaga darurat Alur komando dan koordinasi pada saat siaga darurat
adalah seperti di bawah ini
Gambar 42
Alur komando dan koordinasi pada saat siaga darurat
Aktivasi sub klaster sesuai dengan kebutuhan berdasarkan hasil analisis risiko yang
dilakukan PHEOC dan pusat krisis
Komandan Menkes (Pelaksana Harian Pusat Krisis) -Emergency
Operation Centre
Tim Data amp Informasi dan Humas Pusdatin dan Rokomyanmas
Tim Logistik Kesehatan Farmalkes
Tim Promosi Kesehatan
Rokomyanmas
Koordinator Sub
Klaster Pelayanan
Kesehatan
Yankes
Koordinator Sub Klaster
Pengendalian Penyakit P2P (PHEOC) dan IHR
Focal Point
Koordinator
Sub Klaster
Pelayanan Gizi Dit Gizi
Koordinator
Sub Klaster
Kesehatan Jiwa Keswa
Koordinator Sub Klaster
Kesehatan
Reproduksi Kesga
Sub Klaster
DVI
BNPB
WHO IHR
Focal Point
37
Pada saat di deteksi kasus baru pandemi di Indonesia maka IHR focal point akan
memberikan notifikasi kepada WHO dan berkoordinasi dengan humas dan pusat krisis
untuk melakukan respon IHR National Focal point dapat berkoordiansi dengan WHO
National focal point untuk mobilisasi sumber daya Internasional yang dibutuhkan
contohnya dengan Global Outbreak Alert and Response Network (GOARN) untuk
mendukung respon di Indonesia
Pusat Krisis Kesehatan melakukan pertemuan koordinasi berkala untuk sektor
kesehatan dan sub kluster sektor kesehatan dengan melibatkan partner NGO
organisasi Internasional
Gugus Tugas Percepatan Penangangan Covid-19
Untuk Penanggulangan COVID-19 Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden no 7
tahun 2020 mengenai Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Diseases
2019 (COVID-19) Operasi respon dan Mitigasi COVID-19 pada tingkat pusat
dilaksanakan oleh gugus tugas ini dengan tujuan untuk
a meningkatkan ketahanan nasional di bidang kesehatan
b mempercepat penanganan COVID-19 melalui sinergi antar kementerian
lembaga dan pemerintah daerah
c meningkatkan antisipasi perkembangan eskalasi penyebaran COVID-19
d meningkatkan sinergi pengambilan kebijakan operasional dan
e meningkatkan kesiapan dan kemampuan dalam mencegah mendeteksi dan
merespons terhadap COVID-19
Gugus tugas ini terdiri dari Pengarah dan Pelaksana Pengarah memiliki tugas untuk
memberikan arahan kepada Pelaksana dalam melaksanakan percepatan penanganan
COVID-19 dan melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penanganan
COVID-19
Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 memiliki tugas
a) menetapkan dan melaksanakan rencana operasional percepatan penanganan COVID-
19
b) mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan
COVID-I9
c) melakukan pengawasan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-19
mengerahkan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan
COVID-L9 dan
d) melaporkan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-L9 kepada Presiden dan
Pengarah
Dalam melaksanakan tugasnya gugus tugas ini dibantu oleh sekretariat yang
berkedudukan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang memberikan
dukungan teknis dan administrasi kepada gugus tugas tersebut
38
Pada tingkat sub nasional dibentuk juga gugus tugas percepatan penganan COVID-19
yang berkoordiansi dengan gugus tugas pusat Biaya untuk pelaksanaan
penanggulangan COVID-19 dibebankan kepada anggaran pendapatan dan belanja
negara belanja daerahatau sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai d
engan ketentuan
Susunan keanggotaan Gugus Tugas Percepatan Penanganan
COVID-19 terdiri atas
A Pengarah
1 Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
2 Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan
3 Menteri Kesehatan dan
4 Menteri Keuangan
B Pelaksana
Ketua Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Wakil Ketua 1 Asisten Operasi Panglima Tentara Nasional Indonesia dan
Wakil Ketua 2 Asisten Operasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Anggota
1 Unsur Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan
2 Unsur Kementerian Kesehatan
3 Unsur Kementerian Dalam Negeri
4 Unsur Kementerian Luar Negeri
5 Unsur KementerianPerhubungan
6 Unsur Kementerian Komunikasi dan Informatika
7 Unsur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
8 Unsur Kementerian Agama
9 Unsur Badan Nasional Penanggulangan Bencana
10 Unsur Tentara Nasional Indonesia
11 Unsur Kepolisian Negara Republik Indonesia dan
12 Unsur Kantor Staf Presiden
39
Pada saat tanggap darurat maka alur komando dan koordinasi seperti dibawah ini
Gambar 43
Alur Komando dan Koordinasi Pada Saat Tanggap Darurat
Tugas dan fungsi alur komando dan koordinasi adalah sebagai berikut
1 Komandan
a Mengaktifkan dan meningkatkan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops)
menjadi Pos Komando Tanggap Darurat
b Membentuk Pos Komando Lapangan (Poskolap) di lokasi bencana di bawah
komando Pos Komando Tanggap Darurat Bencana
c Membuat rencana operasi mengorganisasikan melaksanakan dan
mengendalikan operasi tanggap darurat bencana
d Melaksanakan komando dan pengendalian untuk pengerahan sumber daya
manusia peralatan logistik dan penyelamatan serta berwenang
memerintahkan para pejabat yang mewakili instansi lembaga organisasi yang
terkait dalam memfasilitasi aksesibilitas penanganan tanggap darurat bencana
e Melaksanakan evaluasi melalui rapat koordinasi yang dilaksanakan minimal
satu kali dalam sehari untuk menyusun rencana kegiatan berikutnya
f Komandan Tanggap Darurat bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI
2 Wakil Komandan
a Membantu komandan Tanggap Darurat Bencana dalam merencanakan
mengorganisasikan melaksanakan dan mengendalikan komando tanggap
darurat bencana
b Mengkoordinir tugas-tugas sekretariat humas keselamatan dan keamanan
serta perwakilan instansi lembaga
c Mewakili Komandan Tanggap Darurat Bencana apabila berhalangan
d Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana bertanggung jawab langsung
kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana
Tim Pengarah
Menko PMK
Menko Polhukam
Menkes
Menteri keuangan
WHO IHR Focal Point
IHR National Focal Point
40
3 Sekretariat
a Menyelenggarakan administrasi umum dan pelaporan
b Pelayanan akomodasi dan konsumsi bagi personil Komando Tanggap Darurat
Bencana
c Sekretaris bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat
Bencana
4 Bagian Perencanaan
a Mengumpulkan dan menginventarisasi sumber daya (personil peralatan dan
dana) yang ada di masing-masing instansi
b Mengevaluasi menganalisis data dan informasi yang berhubungan dengan
penanganan tanggap darurat bencana serta menyiapkan dokumen rencana
operasi tanggap darurat
c Kepala Bidang Perencanaan bertanggung jawab langsung kepada Komandan
Tanggap Darurat Bencana
5 Bagian Humas
a Menghimpun data dan informasi penanganan bencana yang terjadi
b Membentuk jaringan informasi dan komunikasi serta menyebarkan informasi
tentang bencana ke media massa dan masyarakat luas atas persetujuan
komandan tanggap darurat
c Mendokumentasikan seluruh kegiatan posko tanggap darurat
d Kepala Humas bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap
Darurat Bencana
6 Perwakilan Kementerian Lembaga (KL)
a Perwakilan KL terkait bertugas membantu Komandan Tanggap Darurat
bencana berkaitan dengan permintaan dan pengerahan sumber daya yang
dibutuhkan dari KL
b Perwakilan KL secara operasional bertanggung jawab langsung kepada
Komandan Tanggap Darurat Bencana atas pelaksanaan tugasnya dan secara
administratif bertanggung jawab kepada pimpinan KL terkait
422 Surveilans
Kegiatan surveilans epidemiologi dilakukan mulai dari sebelum timbul pandemi sampai
dengan pasca penanggulangan dengan sasaran populasi yang berisiko yaitu
masyarakat dan petugas Pelaksanaan surveilans berdasarkan lokasinya dibedakan
menjadi
a Surveilans wilayah yang meliputi wilayah kasus dan penanggulangan rumah sakit
yang merawat kasus Puskesmas Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya serta wilayah berisiko
41
b Surveilans yang dilakukan di pintu masuk keluar suatu wilayah dan yang meliputi
bandar udara pelabuhan Pos Lintas Batas Darat (PLBD) Kegiatan surveilans di
wilayah dan pintu masuk negara pada setiap status
o SOP surveillans pada setiap status merujuk pada Pedoman Surveilans
epidemiologis COVID-19 di Indonesia (Kemenkes 2020) Pedoman Surveilans
Sentinel ILI Pedoman Surveilans SIBI (Surveilans ISPA Berat di Indonesia)
Pedoman SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan pedoman
nasional COVID-19
o SOP penilaian risiko pada setiap status yang merujuk pada Risk Assessment
for Acute Public Health Event WHO 2010 dan Pedoman Nasional COVID-19
Kemkes 2020
c Sumber daya manusia untuk melakukan surveilans termasuk roster
epidemiologist dll Tim TGC dan Pejabat Karantina Kesehatan (analis
laboratorium klinisi perawat epidemiologi)
d SOP untuk COVID-19 Severity Assessment (PISA) Siapa yang melakukan dan
indikator apa yang akan dipakai
e Metode modeling pandemi yang mungkin dilaksanakan dan institusi yang dapat
membantu dalam pelaksanaannya
f SOP terkait pencatatan dan alur pelaporan surveilans COVID-19 merujuk pada
- Pedoman COVID-19 Kemenkes RI 2020
- Annex 2 IHR Decision instrument for the assessment and notification of
events that may constitute a public health emergency of international
concern 2010
g Pengawasan kekarantinaan kesehatan terdiri dari pengawasan saat kedatangan
pengawasan saat keberangkatan dan pengawasan lingkungan
Tindakan kekarantinaan kesehatan terdiri dari
o Karantina isolasi
o rujukan disinfeksi dan atau dekontaminasi terhadap orang sesuai indikasi
o Pembatasan sosial berskala besar
o Disinfeksi dekontaminasi disinseksi dan atau deratisasi terhadap alat
angkut dan barang
o Penyehatan pengamanan dan pengendalian terhadap media lingkungan
Di tingkat daerah juga dapat dibentuk Gugus Tugas dengan struktur yang sama
dengan struktur nasional
423 Respon Medis dan Laboratorium
Pada kondisi pandemi sudah teridentifikasi dan siap melaksanakan pelayanan kasus
COVID-19 harus sesuai dengan pedoman dan standar Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI) yg benar yaitu
o Layanan primer
o Rumah Sakit
o Farmasi
o Laboratorium
42
Respon medis dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) untuk kasus
parah dan moderate sedangkan untuk kasus ringan dilakukan pengawasan di
Puskesmas atau pelayanan telemedicine dan rumah Tata laksana kasus pandemi
dengan memperhatikan infeksi
Pada kasus ringan operasional dan pemberdayaan yang dilakukan di puskesmas
antara lain
1) Pasien suspek diperiksa di puskesmas klinik dengan menerapkan PPI
berbasis standar kontak dan droplet disarankan melalui telemedicine
2) Pasien suspek dapat melakukan karantina mandiri dengan edukasi etika batuk
cuci tangan dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
3) Kasus suspek moderate dan parah yang terjadi pada kelompok risiko tinggi (usia
diatas 60 tahun memiliki komorbid) dirujuk ke rumah sakit untuk di tes dan
diberikan pengobatan jika diperlukan
4) Kasus supek dengan gejala ringan dan tidak terjadi pada kelompok risiko tinggi
mendapatkan obat simptomatik di rumah
5) Status kesehatan kasus suspek dipantau melalui telemedicine atau cara lainnya
6) Puskesmas melaporkan ke dinas kesehatan setempat
7) Petugas puskesmas mengawasi perjalanan penyakit kasus suspek (surveilans
aktif) dan melakukan contact tracing pasien dan mengkarantina kontak serta
memonitor status kesehatan kontak selama 14 hari
8) Kasus suspek dengan perburukan klinis akan dirujuk ke RS rujukan
9) Petugas puskesmas dengan ambulance khusus siap menjemput kasus suspek
dari rumah ke RS rujukan
10) Komunikasi risiko internal puskesmas
11) Skrining seluruh petugas di puskesmas
12) Menjaga keberlangsungan pelayanan
Selain itu dalam penanggulangan COVID-19 Puskesmas juga diharapkan dapat
melaksanakan tiga fungsi utamanya yaitu
1 Sebagai Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Melakukan surveilans COVID-19 ILI dan pneumonia untuk mendeteksi dini
adanya suspek COVID-19
Melapor ke Dinas Kesehatan kabupaten kota bila ditemukan adanya suspek
COVID-19
Bersama tim Dinas Kesehatan kabupaten kota melakukan penyelidikan
epidemiologi (tes isolasi kasus pelacakan kontak karantina kontak dan
pemantauan status kesehatan kontak selama 14 hari)
Koordinasi lintas sektor tingkat kecamatan tentang adanya kasus suspek
COVID-19 dan pengendalian melalui pimpinan wilayah kecamatan
2 Sebagai Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Diseminasi KIE tentang adanya kasus COVID-19 pada manusia untuk deteksi
dini pencegahan penularan pelaporan dan pengobatan segera melalui tokoh
masyarakat agama kader kesehatan LSM Ormas dan UKBM Upaya
43
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (poskesdes poskestren posyandu
polindes posdayandu dll)
Pemberdayaan masyarakat melalui UKBM (kader dasa wisma kader posyandu
desa siaga atau kegiatan berbasis masyarakat lainnya yang berjalan di daerah
tersebut) untuk melakukan deteksi dini pencegahan penularan dan rujukan
kasus COVID-19
3 Sebagai Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Pada dasarnya Puskesmas tidak melakukan perawatan pasien suspek karena
keterbatasan sarana prasarana tenaga serta untuk mencegah meluasnya
penyebaran penularan dari manusia ke manusia
Pada kasus sedang dan berat dilakukan di rumah sakit antara lain
1 Pelayanan di ruang rawat isolasi dengan tetap menerapkan prinsip PPI
2 Pemberian obat simptomatik
3 Pelayanan di ruang ICU dengan tetap menerapkan prinsip PPI
4 Pengaturan shift petugas yang ketat untuk mencegah kelelahan
5 Pengaktifan ruang ldquoantarardquo (untuk decont) dan ruang tekanan negatif dan steril
khusus untuk petugas beristirahat
6 Monitoring dan evaluasi semua petugas dan layanan yg diberikan
Di Rumah Sakit dilakukan pengaktifan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu (SPGDT) antara lain
bull Jumlah tempat tidur
bull Jumlah ICU
bull Ketersediaan ventilator (jumlah dan jenis)
bull Peralatan terapi oksigen
bull Ruang pemulasaran jenazah
bull Laboratorium
bull Farmasi obat APD
bull Instalasi gizi (petugas dan pasien)
bull CSSD (Central Sterilization Supply Department) Instalasi Pusat Pelayanan
Sterilisasi
bull Kesehatan lingkungan
Rumah sakit rujukan yang ditunjuk berfungsi sebagai pusat perawatan COVID-19 Rumah
sakit tersebut mengaktifkan rencana kesiapsiagaan dan respon pandemi di rumah sakit
dengan
a Penambahan ruangan perawatan untuk COVID-19 mengirimkan pasien lain ke
rumah sakit lain
b Menyediakan terapi oksigen bagi pasien dengan kondisi parah
c Menyediakan ruang rawat ICU dan pemenuhan kebutuhan terapi oksigen dan
ventilator untuk pasien dengan kondisi kritis (perhitungan lihat tabel di lampiran)
d Membuat prioritas perawatan untuk pasien lainnya Pasien lainnya yang dalam
keadaan gawat dan atau darurat dapat ditangani dengan dikirim ke rumah sakit lain
e Identifikasi dan pemenuhan sumber daya dan prasarana yang diperlukan untuk
penambahan kapasitas perawatan dapat di rumah sakit rujukan tersebut
44
f Apabila terjadi penyebaran luas di masyarakat dan kapasitas fasilitas kesehatan
tidak memadai dapat dilaksanakan strategi dibawah ini Strategi tersebut perlu
didiskusikan terlebih dulu oleh panel ahli berdasarkan analisis risiko untuk membuat
rekomendasi
- Hotline service yang beroperasi 24 Jam 7 hari akan membantu triase orang yang
bergejala penyakit pernafasan dan orang yang khawatir kontak dengan kemungkinan
kasus COVID-19 berdasarkan kondisi mereka Orang-orang tersebut melalui hotline
service akan diberikan arahan apakah harus datang ke fasilitas kesehatan atau
melakukan isolasi mandiri di rumah atau adanya arahan lainnya Skreening dan
triase dapat dilakukan di semua akses sistem fasilitas kesehatan puskesmas klinik
atau rumah sakit lainnya dan setting khusus yang diadakan di komunitas Apabila
diperlukan klinik demam (atau penyakit pernafasan) dapat didirikan di luar fasilitas
kesehatan utnuk menurunkan risiko penularan COVID-19 di fasilitas kesehatan
- Rujukan akan mengadopsi model ldquohub and spokerdquo dengan fasilitas rujukan COVID-
19 pusat dan semua fasilitas kesehatan lainnya di setiap wilayah geografis yang
merujuk pasien ke fasilitas rujukan COVID-19 terdekat
- Rumah sakit rujukan yang ditunjuk berfungsi sebagai pusat perawatan untuk COVID-
19 Rumah sakit rujukan tersebut akan mengaktifkan respons pandemi dan rencana
kesiapsiagaan di rumah sakit dengan menambahkan ruang perawatan untuk
COVID-19 dan dengan mengubah fungsi kamar lain Pasien lain yang sedang
dirawat yang bukan terjangkit COVID-19 bisa dikirim ke rumah sakit lain Identifikasi
dan pemenuhan sumber daya dan infrastruktur diperlukan untuk meningkatkan
kapasitas perawatan di rumah sakit rujukan COVID-19
- Identifikasi rumah sakit lainnya sebagai pusat perawatan COVID-19 apabila
diperlukan
- Identifikasi fasilitas bangunan yang dapat dikonversi dan berfungsi sebagai pusat
perawatan COVID-19 (misalnya asrama atlet hotel dengan kapasitas tempat tidur
yang mencukupi) Identifikasi dan pemenuhan sumber daya dan infrastruktur untuk
fasilitas ini perlu dilakukan dengan bekerja sama dengan IDI dan organisasi profesi
Fasilitas-fasilitas ini perlu memiliki akses ke layanan kesehatan yang cepat (termasuk
telemedicine) dan perlu ditempatkan dekat dengan rumah sakit rujukan COVID-19
- Identifikasi tenaga kesehatan untuk membantu penanganan kasus COVID-19 Bila
terdapat defisit atau kekurangan tenaga kesehatan yang berkompetensi dalam
menangani kasus COVID-19 maka perlu dipertimbangkan dilakukannya task shifting
dari tenaga kesehatan lainnya dengan pemberian pelatihan dan ketrampilan yang
memadai
- Apabila terjadi penyebaran luas di masyarakat dan kapasitas fasilitas kesehatan
tidak memadai serta berdasarkan pertimbangan dan rekomendasi ahli dapat
dilaksanakan strategi berikut ini
o kasus ringan tanpa faktor risiko dirawat dirumah melakukan isolasi diri di rumah
dengan mengikuti dan memperhatikan pengendalian infeksi untuk perawatan
pasien COVID-19 di rumah Pasien tersebut harus mempunyai akses cepat untuk
arahan oleh petugas keseahtan melalui telemedicine whats apps dll
o Kasus sedang yang berisiko tinggi seperti usia lanjut gt 60 tahun atau kasus
dengan komorbid (hipertensi diabetes kardiovaskular penyakit pernafasan kronik
45
kondisi imunkompromis dll) dapat dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan
perlu disiapkan rujukan cepat ke rumah sakit rujukan apabila pasien mengalami
gejala yang memburuk atau adanya komplikasi
o Kasus yang parah amp kritis perlu dirawat di rumah sakit rujukan COVID-19
- Untuk rujukan pasien dapat menggunakan fasilitas ambulans PSC 119 atau
ambulans RS
- Apabila kapasitas laboratorium mencukupi pemeriksaan laboratorium
dilaksanakan sesuai pedoman COVID-19 Berdasarkan analisis risiko dan
rekomendasi panel ahli apabila kasus sudah menyebar di masyarakat luas dan
kapasitas laboratorium sudah tidak mencukupi pemeriksaan laboratorium dapat
dilakukan pada kasus baru dari daerah baru yang melaporkan dari kasus yang
berisiko tinggi kasus yang parah dan kritis dan kontak erat kasus konfirmasi
Pada daerah yang melaporkan transmisi luas di masyarakat dapat dilakukan
survei sistematis pada pemeriksaan laboratorium atau menggunakan sistem
sentinel surveilans
- Kegiatan tambahan yang berkaitan dengan intervensi medis termasuk
Mengembangkan deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen kasus dan
protokol rujukan
Melengkapi tenaga kerja yang ada dengan pensiunan (untuk bekerja di
lingkungan risiko rendah menempatkan staf dengan status risiko yang lebih
rendah untuk mendukung respon COVID-19) tenaga kesehatan yang
menganggur yang dilatih dan staf yang diberi wewenang sementara
Diseminasi selebaran tentang definisi kasus algoritma diagnose pengumpulan
dan transportasi specimen dan APD ke fasilitas kesehatan milik pemerintah
dan swasta
Menyiapkan panduan untuk pelayanan hotline yang beroperasi 24 jam7 hari
untuk melakukan triase orang-orang dengan gejala respiratorik dan mereka
yang khawatir kontak dengan kemungkinan kasus COVID-19
Menyiapkan panduan untuk pekerja telemedicine tenaga kesehatan
Puskesmas dan klinik pernapasan untuk mengidentifikasi menilai dan tes
COVID-19
Diseminasi panduan nasional dan deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen
kasus dan protokol rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan
Membuat panduan tersedia untuk perawatan di rumah bagi pasien dengan
gejala COVID-19 ringan
Menyediakan panduan pemulasaran jenazah
Mempertahankan pelayanan kesehatan rutin dan kegawatdaruratan kepada
masyarakat
Mengatur jaringan pakar klinis untuk membantu karakterisasi klinis COVID-19
menjawab tantangan dalam perawatan klinis
Mencoba penggunaan antivirus yang tepat
Melakukan penelitian dalam Pemantauan Penggunaan Darurat Intervensi
penyelidikan dan yang belum terdaftar menyiapkan protokol penyelidikan klinis
untuk menggunakan obat dan rejimen yang berbeda
46
Implementasi percobaan klinis dalam pengobatan
Eskalasi pemenuhan logistik Alat Pelindung Diri (APD) obat-obatan suportif bahan medis
habis pakai (BMHP) dan untuk pemeriksaan laboratorium (VTM Swab cold chain dll)
Laboratorium
Spesimen yang diambil pada fase pandemi adalah sampel yang memenuhi definisi pasien
dalam pengawasan orang dalam pemantauan dan kontak erat risiko tinggi
Pengambilan spesimen pasien pasien dalam pengawasan dan orang dalam pemantauan
dilakukan sebanyak dua kali berturut-turut (hari ke-1 dan ke-2 serta bila terjadi kondidi
perburukan)
Pengambilan specimen kontak erat risiko tinggi dilakukan pada hari ke-1 dan hari ke-14
Alur Penerimaan Laboratorium
Gambar 44
Alur Pengiriman Spesimen
Algoritma Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan spesimen untuk skrining dan penegakan diagnosis COVID-19 dilakukan di
laboratorium yang memenuhi standar Biosafety Level 2 (BSL-2) dan memiliko alat
pemeriksaan Real Time PCR Saat ini dalam upaya percepatan penemuan kasus
Pemerintah juga telah menggunakan rapid test (tes cepat) serologis untuk pemeriksaan
skrining COVID-19 Kedepannya juga aka nada pengembangan pemeriksaan COVID-19
menggunakan tes cepat molecular berbasis PCR
Laboratorium Rujukan
Nasional COVID-19
Laboratorium Pemeriksa
COVID-19
Rumah SakitDinas
KesehatanLaboratorium
Kesehatan Lainnya
Screening
Konfirmasi
47
Gambar 45
Algoritma Pemeriksaan Laboratorium
Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan orang dalam pemantauan
dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-PCR dan
sekuensing Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain tetapi negatif
COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak erat atau riwayat
perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan ulang Karena
kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui
Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil
positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi Prof
Dr Oemijati ndash Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
48
Alur Pelaporan Surveilans Epidemiology dan Laboratorium
Gambar 46
Alur Pelaporan Laboratorium
Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan
Litbabangkes dan Dirjen P2P cq PHEOC untuk kemudian diteruskan ke
Emergency Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan PHEOC mengirimkan
hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang merawat kasus
Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai pihak terkait
agar dapat berkoordinasi lebih lanjut Jika hasil pemeriksaan laboratorium positif
IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam (Sumber
Pedoman P2 COVID-19_REV-03)
Laboratorium rujukan nasional COVID-19 melakukan rekapitulasi hasil pemeriksaan
dari seluruh laboratorium pemeriksa COVID-19 dan melaporkan kepada Direktur
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebagai Focal Point International
Health Regulation dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan tembusan
kepada Menteri Kesehatan (Sumber SK Jejaring Lab COVID-19)
PUSDALOP BNPB
EOC Pusat Krisis Kemkes
49
Tugas dan Fungsi Laboratorium Rujukan Nasional COVID-19
a Menerima spesimen untuk pengujian COVID-19 atau konfirmasi hasil tes dari
laboratorium daerah COVID-19
b Mengembangkan SOP terkait pengumpulan penanganan dan pengujian
spesimen COVID-19
c Melakukan rekapitulasi seluruh hasil tes COVID-19 dari laboratorium daerah dan
melaporkan ke Direktur Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
sebagai IHR focal point dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan
tembusan ke Menteri Kesehatan
d Melakukan pengujian validasi dengan mengambil sampel spesimen positif dan
negatif berdasarkan hasil tes yang dibawa oeh laboratorium daerah COVID-19
e Mengirimkan tes panel COVID-19 ke laboratorium daerah COVID-19 untuk
external quality assurance (Quality AssuranceQuality Control)
f Melakukan supervisi dan bantuan teknis ke laboratorium daerah COVID-19
Tugas dan Fungsi Laboratorium Daerah COVID-19
a Menerima spesimen untuk tes COVID-19 dari rumah sakitdinas
kesehatanlaboratorium kesehatan lain
b Melakukan skrining tes spesimen COVID-19 menggunakan format dan SOP
yang dibuat Litbangkes
c Mengirimkan semua spesimen untuk tes validitas ke laboratorium rujukan
nasional COVID-19 tanpa menunggu hasil tes
d Mengirimkan hasil pemeriksaan COVID positif dan negatif ke Pimpinan
Litbangkes melalui Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan
Teknologi Kesehatan Dasar
e Menginformasikan hasil tes positif dan negatif ke rumah sakit pengirim dengan
tujuan diagnosa dan manajemen kasus serta ke dinas kesehatan setempat
untuk tujuan penyelidikan epidemiologis dan
f Mengirimkan umpan balik ke rumah sakitpelayanan kesehatanlaboratorium
kesehatan lain jika ada kesalahan dalam penggunaan materi atau media pada
spesimen yang diterima
Kegiatan Laboratorium
a Melakukan penilaian kebutuhan laboratorium
b Menyiapkan protokol pengumpulan sampel pengemasan dan pengiriman
spesimen pasien dari kasus suspek atau terkonfirmasi harus dikirim sebagai
UN3373 ldquoBiological Substance Category Brdquo Kultur dan isolate virus harus
dikirim sebagai kategori A UN2814 ldquoinfectious substance affecting humans
c Memastikan mekanisme transportasi sampel yang baik
d Diseminasi protokol lab dan selebaran
e Memastikan akses ke suplai dan reagen laboratorium
f Melakukan pelatihan diagnosa molekular dasar dan lanjutan
g Mengirimkan sampel untuk pengendalian kualitas ke laboratorium rujukan
COVID-19 internasional yang diakui WHO
h Berpartisipasi dalam sistem surveilans rutin untuk memantau pola penyakit
dampak penyakit dan perubahan virusSecara berkala berbagi isolat dengan
laboratorium rujukan yang mengikuti panduan WHO
50
i Melakukan sequensing virus jika memungkinkan untuk konfirmasi adanya virus
memantau mutasi genom virus dan menginformasi penelitian epidemiologi
molekular
j Melakukan penelitian lanjutan (seroepidemiologis)
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Kegiatan
1 Melakukan workshop PPI virtual untuk fasilitas kesehatan COVID-19 yang
ditunjuk
2 Melakukan workshop PPI virtual untuk petugas kesehatan rumah sakit lainnya
dan puskesmas
3 Mengembangkan dan diseminasi selebaran donasi APD
4 Mengembangkan dan diseminasi PPI kit untuk perawatan di rumah
5 Mengembangkan panduan PPI untuk perawatan di rumah
6 Mengembangkan panduan PPI untuk petugas kebersihan
7 Mengembangkan panduan PPI untuk masyarakat
424 Intervensi Farmasi
Untuk dukungan APD suplai medis yagn dibutuhkan akan didistribusikan melalui
jejaring kluster logistik
Pusat Krisis Kesehatan berpotensi dijadikan Regional Emergency Coordination
Center dan Regional Medical Logistics Hub Hal ini dilakukan untuk memastikan
penanganan populasi terdampak yang begitu luas dapat dilakukan secara merata
namun terkoordinir dan terpusat di tingkat regional Pusat Krisis Kesehatan berada
di lokasi-lokasi berikut
1) Regional Medan
2) Regional Palembang
3) Regional DKI Jakarta
4) Regional Surabaya
5) Regional Semarang
6) Regional Bali
7) Regional Banjarmasin
8) Regional Makassar
9) Regional Manado
10) Sub Regional Padang
11) Sub Regional Papua
Terkait pintu masuk staging area untuk bantuan internasional berikut beberapa
bandara potensial yang telah diidentifikasi oleh WFP untuk penanganan bencana
alam di wilayah Indonesia
1) Bandara Medan untuk wilayah Sumatera dengan alternatif bandara di
Pekanbaru maupun Palembang
2) Bandara Balikpapan untuk wilayah Kalimantan
3) Bandara Halim Jakarta untuk wilayah Jabodetabek Jawa Barat dan Banten
51
4) Bandara Surabaya untuk wilayah Jawa Timur dengan alternatif bandara
Semarang
5) Bandara Makassar untuk wilayah Sulawesi dan Indonesia Timur secara umum
dengan alternatif bandara Manado
Note Dalam kasus skenario pandemi seperti ini Pemerintah perlu menetapkan
secara resmi lokasi pintu masuk staging area untuk penerimaan bantuan
internasional termasuk SOP dan protocol penerimaannya apakah melalui BNPB
Kemenkes selanjutnya diterima oleh OCHA AHA Centre dan diteruskan ke
lokasi terdampak
Terkait staging area hub untuk bantuan nasional (pusat) Kemenkes dapat
langsung mengarahkan bantuan logistik medis ke lokasi-lokasi bandara di Provinsi
terdampak maupun ke lokasi pintu masuk staging area bantuan internasional
agar dapat dikonsolidasikan secara bersama-sama Bandara Halim Jakarta
merupakan bandara utama untuk pengiriman menggunakan jalur udara menuju
daerah terdampak baik menggunakan pesawat militer dan pesawat komersil
(berjadwal maupun charter)
Untuk bantuan non-medis (peralatan rumah sakit lapangan dll) yang berasal dari
luar negeri
shy Untuk barang yang bersumber dari Gudang WHO Global maupun supplier
internasional WHO dapat mengirimkan langsung ke lokasi pintu masuk
staging area yang ditetapkan Pemerintah BNPB Kementerian Kesehatan
dan Bea Cukai dapat memfasilitasi customs clearance di pintu masuk staging
area
shy Untuk barang yang bersumber dari depot-depot UNHRD Global WHO dapat
berkoordinasi dengan WFP terkait rencana pengirimannya ke wilayah
Indonesia Selanjutnya BNPB Kementerian Kesehatan dan Bea Cukai akan
memfasilitasi customs clearance di pintu masuk staging area
shy OCHA dapat mengaktifkan DHL DRT (Disaster Response Teams) untuk
membantu ground handling di pintu masuk staging area
shy WFP dapat mengaktifkan LET (The Logistics Emergency Teams) untuk
membantu operasi logistik medis dibawah koordinasi Klaster Logistik dan
Klaster Kesehatan
52
Rencana Tindakan Pemasukan Obat Vaksin
Saat ini belum tersedia vaksin dan obat antiviral spesifik Apabila sudah ada Vaksin
dan obet antiviral spesifik maka dapat dilakukan SAS
Tabel 42
Rencana Tindakan Mekanisme Pemasukan Obat
Nama SOP Leading sektor Stakeholder
SAS Vaksin
(Apabila
tersedia)
BPOM Industri Farmasi Bea cukai Kemenkes
(Program) Bagian yang terkait dengan
pendistribusian Obat sampai ke Daerah
(Gudang Farmasi KabupatenKota Instalasi
Farmasi Rumah SakitPuskesmas)
SAS Obat Kemenkes Prodis Kemkes Yanfar
(produkasi dan distribusi kefarmasian)
Ibu Lisa (081385318648)
SOP Registrasi
produk
BPOM Kemenkes (Program) Industri Farmasi
(contohnya Biofarma)
Data Instalasi Farmasi yang ada di Fasilitas Kesehatan
1 Puskesmas
Jumlah Puskesmas 9821
Jumlah Apoteker yang tersedia 2713
Tenaga Teknis Kefarmasian 7193
Puskesmas yang Belum ada Apoteker 7108
2 Rumah Sakit
Jumlah Rumah Sakit 2609
Jumlah Apoteker 11835
Kekurangan Apoteker 6802
425 Intervensi Non Farmasi
- Pedoman Bussiness Continuity Plan (BCP) untuk Sektor esensial
Business Continuity Plan (BCP) dapat didefinisikan sebagai rencana dalam
merespon keadaan darurat operasi backup dan pemulihan pasca bencana
53
BCP memungkinkan mengembalikan sistem ke kondisi normal dengan cepat setelah
terjadinya bencana atau peristiwa yang mengganggu keberlangsungan operasional
perusahaan
1 BCP PDAM menjamin ketersediaan air yang aman untuk dikonsumsi termasuk air
minum selama kondisi bencana selama waktu tertentu
2 PLN standar Nasional menetapkan jumlah cadangan bahan bakar yang harus
dimiliki PLN di suatu wilayah untuk menjamin ketersediaan listrik selama beberapa
hari ke depan atau selama masa bencana
3 Pertamina bahan bakar harus mampu menjamin ketersediaan bahan bakar selama
21 hari ke depan (BPH Migas) jadi selama masa sebelum 21 hari diharapkan
kondisi dapat kembali normal
4 Perhubungan mengatur lalu lintas angkutan darat laut dan udara dengan otoritas
terkait (ASDP Pelindo Pelni Organda Angkasa Pura) agar tidak terjadi gangguan
dalam penyaluran bantuan
5 Keamanan menjamin dan mengatur keamanan lalu lintas orang barang dari dan
ke daerah terdampak
6 Perdagangan memastikan ketersediaan barang-barang kebutuhan pokok
masyarakat di seluruh wilayah terdampak
7 Sosial pemenuhan kebutuhan dasar hidup masyarakat terdampak dan petugas
melalui penyediaan dapur umum dan layanan dukungan psikososial Beras
cadangan Pemerintah untuk tingkat Provinsi sebanyak 200 ton makanan siap saji
sesuai kebutuhan
- SOP untuk menjaga keamanan masyarakat dan sektor esensial pada saat pandemi
sehubungan dengan pembatasan sosial
A Langkah-langkah pelaksanaan
1 Membentuk Satuan Tugas
2 Satuan Tugas dibawah koordinasi Menko Polhukam sebagai pengendali Keamanan Nasional
3 Petugas dan Penugasan a Tim Pusdokkes Polri dan Puskes TNI
1) Perbantuan tenaga medis paramedis dibawah koordinasi Kementerian Kesehatan
2) Menyiapkan RS Rujukan (Bhayangkara dan RS TNI) bilamana diperlukan b Fungsi Operasional POLRI Petugas POLRI dari fungsi operasional jumlahnya sesuai kebutuhan dibagi 3
shift yaitu Shift 1 Jam 0600 - 1400 Shift 2 Jam 1400 - 2200 Shift 3 Jam 2200 - 0600
c Petugas penanggulangan COVID-19 terdiri dari
Pengamanan Terbuka
Pengamanan tertutup d Perlengkapan
Perlengkapan yang dibutuhkan dalam penanggulangan keamanan COVID-19
Alat transportasi kendaraan ambulance truk
Komunikasi HT
TOA
54
4 Penurunan Tim Tagana (Taruna Siaga Bencana) apabila diperlukan untuk tenaga sosial penyiapan logistik bencana
B SOP Keamanan Masyarakat 1 Screening masyarakat yang masuk dan keluar daerah terdampak 2 Dekontaminasi dan desinfeksi di lingkungan masyarakat termasuk di rumah
masing-masing 3 Pengendalian faktor lingkungan dengan melakukan penyuluhan PHBS dan
pengelolaan sampah 4 Pembatasan kegiatan sosial antara lain sekolah keagamaam dan ekonomi
- Kapasitas personel untuk menjaga keamanan masyarakat dan obyek vital negara
sesuai dengan Kepres no 63 tahun 2004 tentang Pengamanan Obyek Vital Nasional Kapasitas personel meliputi kualitas dan kuantitas memiliki kemampuan negosiasi dan komunikasi dengan masyarakat jumlahnya sesuai dengan kebutuhan
- Strategi untuk menjaga kestabilan ekonomi dan sosial pada saat pandemi 1 Ketersediaan Logistik Kebutuhan Pokok
Menjamin ketersediaan dan kecukupan kebutuhan dasar untuk seluruh masyarakat di wilayah terdampak dalam waktu yang ditentukan sesuai dengan keparahan dampak
Menjamin kelancaran distribusi bahan logistik kebutuhan pokok 2 Keberlangsungan Kegiatan Ekonomi
Pemerintah menjamin kegiatan ekonomi terutama sektor vital tetap berlangsung (yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak)
Kegiatan ekonomi terutama perdagangan tetap berlangsung dengan jaminan perlindungan diri melalui penggunaan APD standar oleh pelaku-pelaku pasar
3 Jaminan Keamanan
Pemerintah menjamin keamanan seluruh proses distribusi logistik proses ekonomi di masyarakat
Jaminan petugas Keamanan terhadap dampak COVID-19 juga harus dijamin Pemerintah dengan cara memastikan kecukupan APD bagi petugas dan sosialisasi tentang tata cara perlindungan diri dari infeksi COVID-19 tersebut
Tindakan Kekarantinaan Kesehatan
Berdasarkan analisis risiko dan rekomendasi panel ahli dan pedoman COVID-19 dapat
dilakukan karantina rumah wilayah terbatas dan pembatasan sosial berskala besar
a) Karantina rumah dilaksanakan terhadap seluruh orang di dalam rumah yang memiliki
kontak erat dengan pasien terjangkit COVID-19 Pemantauan karantina rumah
dilaksanakan berdasarkan SOP yang disusun dengan melakukan pengendalian infeksi
Kader melakukan pemantauan karantina rumah dan melakukan laporan harian ke
puskesmas Semua kebutuhan logistik pagan pokok dan kebutuhan pokok lainnya
disuplai oleh petugas yang melakukan monitoring karantina rumah Karantina rumah
dilakukan sampai selama dua kali masa inkubasi tidak ditemukan kasus baru dari kasus
terakhir yang dilaporkan Dukungan psikologis dan monitoring akan dilakukan oleh
petugas
55
b) Karantina wilayah terbatas dilaksanakan pada seluruh anggota masyarakat di suatu
wilayah terbatas apabila dari hasil konfirmasi laboratorium sudah terjadi penyebaran
COVID-19 antar anggota masyarakat di wilayah terbatas tersebut berdasarkan laporan
kasus data epidemiologi surveilan Karantina wilayah terbatas dilakukan pada tingkatan
RT atau dapat meluas ke beberapa RT RW atau desa kelurahan apabila diperlukan
Pada karantina wilayah terbatas masyarkat tidak dapat keluar masuk wilayah karantina
terbatas tersebut Bagian keamanan akan mendirikan spot check point di tempat akses ke
wilayah tersebut Dalam kondisi ideal logistik unutk daerah karantina terbatas dipenuhi
oleh petugas relawan Dalam kapasitas terbatas dimana kebutuhan pokok tidak dapat
disuplai oleh petugas masyarakat dapat memenuhi memesan logistik melalui daring
online atau masyarakat dapat membeli logistik hanya pada maksimal satu kali dalam
seminggu (hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk membeli logistik) ke
tempat penjualan logistik yang ada di daerah tersebut dengan tetap menjaga sosial
distancing Petugas akan memastikan suplai logistik pangan pokok ke daerah karantina
tetap terpenuhi Pada saat diberlakukan karantina wilayah kader akan memantau kondisi
kesehatan masyarakat di karantina wilayah setiap hari dan melaporkannya kepada
petugas puskesmas
Pada pemberlakukan karantina wilayah terbatas diperlukan sumber daya
- Pos komando pemantauan operasi karantina wilayah terbatas melibatkan BPBD dan
petugas kelurahan yang ditunjuk dengan pendampingan dari kabupaten atau provinsi
- kader untuk memonior kesehatan warga menggunakan formulir ssesuai pedoman
- Petugas keamanan (Babinsa Babimkamtibmas) petugas keamanan yang ditunjuk untuk
menjaga keamanan di wilayah karantina dan petugas keamanan di spot check poin
- Petugas dinas perhubungan untuk melakukan rekayasa lalu lintas sehingga tidka ada
yang masuk dan keluar wilayah yang dikarantina
- Ambulans yang untuk rujukan pasien apabila diperlukan
- Petugas surveilan puskesmas dimana daerah karantina wilayah terbatas tersebut
merupakan wilayah kerja puskesmas tersebut Petugas surveilan puskesmas team
yang diperbantukan akan melakukan rekapan harian dari laporan kader dan agregat data
laporan akan dikirimkan harian ke PHEOC kemneterian Kesehatan
- Petugas kesehatan dan pos kesehatan di daerah karantina wilayah Dapat
menggunakan pustu posyandu di daerah tersebut
- Alat pelindung diri untuk petugas kader yang melakukan monitoring
- Dilakukan monitoring suhu dan gejala harian
- Apabila selama kasa karantina ditemukan kasus kontak kasus pada daerah tersebut
maka diberlakukan karantina rumah pada rumah yang melaporkan kasus di daerah
karantina wilayah terbatas tersebut
- Pada daerah karantina terbatas tidak ada kegiatan sosial yang dilakukan termasuk juga
menutup sekolah dan tempat peribadatan
- APD untuk petugas dipenuhi dan masker medis dibagikan kepada amsyarakat di
daerah karantina wilayah terbatas
Pemberlakukan karantina wilayah terbatas diberlakukan sampai 2 kali masa inkubasi
dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak ditemukan kasus baru dalam wilayah tersebut
dengan surveilan ketat
56
c) Karantina Rumah Sakit dilaksanakan kepada seluruh orang yang berkunjung orang yang
bertugas pasien dan barang serta apapun disuatu rumah sakit bila dibuktikan
berdasarkan hasil konfirmasi laboratorium telah terjadi penularan di rumah sakit
- Pada karantina rumah sakit rumah sakit menyediakan saranafasiltias untuk
penginapan petugas kesehatan yang ada di rumah sakit selama masa karantina
Petugas memenuhi suplai logistik ke rumah sakit Dilakukan monitoring kondisi
petugas kesehatan dan orang yang berada di lingkungan rumah sakit Dilakukan
monitoring suhu dan gejala harian Laporan dari setiap bagian rumah sakit dikompilasi
oleh petugas surveilan dan dilaporkan ke PHEOC Petugas akan membuat posko
karantina rumah sakit dan petugas keamanan akan melakukan pembatasan
mobilisasi Orang yang berada dalam rumah sakit tidak dapat keluar masuk rumah
sakit tersebut Masa pemberlalkukan karantina rumah sakit dilakukan sampai dalam
dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak ditemukan kasus
baru dengan surveilan ketat Pada karantina rumah sakit diberlakukan zona merah
dimana lokasi dilaporkan kasus baru zona kuning di rumah sakit tersebut tidak
dilaporkan kasus baru dan zona orange untuk tempat istirahat petugaas kesehatan
yang ada di rumah sakit
d) Pembatasan sosial berskala besar dilaksanakan sebagai upaya mencegah meluasnya
penyebaran COVID-19 yang sedang terjadi antar orang disuatu wilayah tertentu baik
berupa peliburan sekolah pembatasan kegiatan keagamaan danatau pembatasan
kegiatan di tempat atau fasilitas umum pembatalan acara ldquomass gatheringrdquo
pemberlakuan bekerja dari rumah
Pada pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar ini dilakukan pada kota
kabupaten secara luas Pembatasan sosial berskala besar dilakukan apabila sudah tidak
dapat dilakukan karantina wilayah terbatas karena kasus sudah menyebar luas di
masyarakat
Pada pembatasan kegiatan berskala besar dilakukan
- petugas keamanan akan melakukan patrol dan melakukan tindakan sangsi apabila
ada masyarakat yang melanggar pembatasan sosial skala besar tersebut
- Komunikasi risiko kepada masyarakat dilakukan untuk masyarakat tetap berada di
rumah tidak melakukan aktivitas sosial
- Hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk melakukan belanja
pemenuhan kebutuhan pokok dalam seminggu satu kali ke daerah pembelanjaan
terdekat dan tetap memperhatikan interaksi sosial dengan orang lain jaga jarak dan
pengendalian infeksi
- Petugas memberlakukan jam malam dan pembatasan interaksi sosial
- Petugas memastikan ketersediaan suplai bahan pokok dan logistik ke daerah yang
diberlakukan pembatasan sosial berskala besar
- Kader melakukan monitoring kesehatan populasi di wilayahnya dan melakukan
pelaporan ke puskesmas
- Kasus yang ringan dirawat di rumah kasus dengan risiko tinggi (usia lanjut komorbid)
dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan kasus berat dilakukan perawatan di rumah
sakit
- Kecamatan desa mendata orang yang perlu menerima bantuan untuk pemenuhan
logistik (contohnya kalangan sosial ekonomi kalangan bawah yang tidak mempunyai
penghasilan tetap dan tergantung pada penghasilan harian) dan memberikan
57
dukungan untuk pemenuhan logistik pangan pokok
- Pada orang kontak dekat dilakukan karantina rumah pada pembatasan sosial berskala
besar
Tindakan penutupan wilayah (isolasi) secara total baik jalur masuk maupun keluar dengan
pembentukan Check Point terpadu pada jalur perbatasan wilayah
Melaksanakan pengendalian keamanan dan ketertiban wilayah melalui kegiatan
a) Pendeteksian dini dan operasi intelijen dalam memprediksi dan mengantisipasi situasi
gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat
b) Pencegahan dan penindakan terhadap gangguan kemanan dan ketertiban masyarakat
Melaksanakan pengawasan dan pengamanan (perimeter kontrol) di daerah yang dinyatakan
sebagai episenter wabah COVID-19
Pemusnahan Sumber penularan dan pemantauan prosedur pemulasaraan jenazah
426 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat
Komunikasi risiko adalah proses pertukaran informasi secara terus-menerus baik
langsung dan tidak langsung dengan pemberitaan yang benar dan bertanggung jawab
di antara individu kelompok dan lembaga Komunikasi harus jelas interaktif sering
konsisten dan transparan Karakterisasi risiko yang diperoleh dari penilaian risiko serta
pengendalian risiko atau kebijakan yang akan diimplementasikan harus
dikomunikasikan kepada semua pihak yang terkait sehingga semua pihak yang terkait
memperoleh informasi yang cukup mengenai pencegahan dan risiko penularan
COVID-19 dan tindakan tepat yang harus dilakukan
Pelibatan masyarakat melibatkan pengembangan hubungan jangka panjang dan visi
bersama antara organisasi dan individu untuk kepentingan dan pemberdayaan
masyarakat Hal ini didasarkan pada hak-hak dasar masyarakat untuk memahami
risiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan mereka untuk membuat keputusan
melalui informasi yang sesuai dengan budaya dan untuk mengambil tindakan yang
akan mengendalikan setiap ancaman kesehatan masyarakat
Komunikasi dengan berbagai pihak baik kepada tokoh agama tokoh masyarakat dan
masyarakat dengan menyampaikan secara jelas dan benar sangat penting sehingga
tidak ada prasangka bahwa masyarakat akan selalu dirugikan atau diberi beban oleh
peraturan atau kebijakan Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat juga harus
bersifat mendidik dan melindungi masyarakat serta meningkatkan kesadaran akan
pentingnya pencegahan dan kemungkinan bahaya yang akan terjadi langsung maupun
tidak lansung dari COVID-19
58
Tujuan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
1 Menyediakan informasi dan instruksi tentang tindakan yang harus diambil oleh
petugas dan masyarakat dalam suatu risiko krisis
2 Mencegah risiko yang lebih besar
3 Memberikan perlindungan keamanan
Melaksanakan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
Memprioritaskan masyarakat Ikuti saran pemerintahDinas KesehatanWHO
untuk mencegah penularan COVID-19Cek berkomunikasikan dengan
masyarakat untuk memastikan keadaan keluarga teman dan lansia serta
dukung mereka mencari layanan kesehatan yang tepat
Dukung sampaikan kepada masyarakat untuk memberikan dukungan kepada
orang-orang dan keluarga yang terkena dampak COVID-19 dengan
mengekspresikan solidaritas dan bantuan
Komunikasikan sampaikan segala kebutuhan atau masalah yang Anda miliki
melalui pimpinan masyarakat dan sistem kesehatan yang ada di wilayahnya
Pada tingkat daerah dapat mengikutsertakan tokoh agama tokoh masyarakat
Tagana dan mengaktifkan kampung siaga dengan mengaktifkan kader
masyarakat Menjalankan media centre hotline penunjukkan juru bicara press
release berkala dan diseminasi informasi kepada tim tanggap darurat dan
kepada masyarakat umum dengan pesan-pesan inti yang disesuaikan
berdasarkan masukan tim teknis
Strategi komunikasi antara lain sistem komunikasi risiko (perencanaan mekanisme dll)
komunikasi publik partisipasi masyarakat dan manajemen isu Tim komunikasi risiko dan
pelibatan masyarakat terdiri dari 2 tim teknis yakni Tim Promosi Kesehatan dan Tim Sentra
Media (TSM) Tim ini bertugas untuk
1 Promosi Kesehatan
a Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam
mengatasi COVID-19
b Menginformasikan ke masyarakat langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dan
tidak boleh dilakukan dalam menghadapi situasi episenter
c Mengumpulkan data dan informasi secara berkala atau setiap ada perkembangan
situasi dari Tim Penanggulangan
d Mengolah dan mengelola data dan informasi terkumpul
e Membuat papan informasi internal yang memuat informasi dasar (kontak peta wilayah
dll) dan datainformasi terbaru
f Mengatur jenis media KIE dan saluran informasi bagi target yang berbeda-beda
g Menetapkan jadwal distribusi informasi berdasar jenis media KIE dan saluran
h Menyusun pesan instruksi dengan masukan dan koordinasi dengan ahli teknis sesuai
target dan saluran informasi
i Mendistribusikan informasi instruksi pesan (yang mungkin berbeda-beda) berdasar
target jenis media KIE dan saluran informasi
59
2 Sentra Media
a Memastikan informasi dari TPK dapat disebarkan ke masyarakat melalui berbagai
media massa
b Bekerja sama dengan juru bicara dan TPK untuk menyebarkan informasi yang selaras
c Membuat pointers dari pemantauan berita isu publik dan perkembangan situasi dari unit
teknis kepada juru bicara
d Memantau pemberitaan dan isu di media masa dan media sosial yang berkembang di
masyarakat serta memastikan agar masyarakat mendapatkan informasi yang akurat
pada waktu yang tepat
e Mengatur arus informasi internal dan eksternal (untuk konsumsi publik) dan memastikan
bahwa informasi kepada media sudah diubah ke dalam format yang dapat dengan
mudah digunakan oleh media cetak radio dan televisi (siaran pers ad-lips talkshow
video news release)
f Melayani kebutuhan media massa
g Menyelenggarakan temu media secara berkala
h Memastikan bahwa media dan publik serta pihak-pihak terkait (kementerian lembaga
kedutaan besar badan-badan PBB ormas LSM dan swasta) memperoleh berita
informasi terakhir secara rutin
i Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketepatan pesan-pesan
kunci yang ingin dipublikasikan
j Memastikan data yang dapat dan tidak dapat dibagikan dikecualikan dengan media
massa
k Memastikan semua fasilitas sentra media memadai
l Pesan pesan inti COVID-19 dapat dilihat di web wwwcovid19goidmateri-edukasi dan
httppromkeskemkesgoid
Gambar 47
SOP Penyampaian Pesan
60
Gambar 48
Komunikasi Operasional untuk responder dalam struktur komando
Penetapan Status KLBWabahEpidemi di
Indonesia
Menteri Kesehatan
Penyampaian update infomasi situasi
epidemicpandemic di Indonesia secara berkala
Kemkominfo dan Seluruh kementerian
Melakukan Publikasi Mengaktifkan fungsi media center mempersiapkan
juru bicara
ROKOM
Penyampaian Informasi yang benar dan tidak meresahkan masyarakat
Media
Melakukan Intervensi Promosi Kesehatan Penetapan pesan-pesan
kunci UNIT Teknis amp Promkes
Diaktifkannya Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui TomasTogaOrmasLSM dalam penyearluasan informasi pandemic COVID-19
Kelompok Potensial
Travel Warning Tanggap Darurat
COVID-19 Kemenlu
Koordinasi Lintas KementerianBadanLembaga dan Program
di Kemenkes
Kemenko PMK
Pernyataan status darurat bencana nasional sesuai tingkat keparahan pandemi
Presiden
61
43 Tugas-tugas
431 Komando dan Koordinasi
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi
1 Tahap Kesiapsiagaan
Prinsip operasi penguatan surveilans deteksi dini dan pencegahan
Kemenkes membuat surat edaran ke stakeholder yang lain mengenai adanya penetapan COVID-19 oleh WHO dan peningkatan surveilans ILI SARI
Koordinasi Lintas Sektor
Pendataan setiap turis yang masuk ke Indonesia termasuk yang keluar Indonesia
Penekanan lintas batas untuk turis-turis yang masuk
Peningkatan kekuatan KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan)
Melakukan mapping untuk mengetahui daerah mana saja yang akan terdampak
Review rencana kontijensi di setiap tingkatan dan testing
Pelatihan kesiapsiagaan pandemic
2 Siaga Darurat
Membentuk Tim Tanggap COVID-19 dan mengaktifkan Pusdalop COVID-19
termasuk panel ahli untuk memberikan masukkan pelaksanaan respon Tim Gerak
Cepat pada semua level
Menyusun Rencana Respon operasi Pengendalian COVID-19 lintas sektor pada
tingkat nasionalProvinsiKabupatenKota Rencana dan tindakan pengendalian
Bencana wabah COVID-19 lintas sektor seperti pembentukan Pos Komando
(posko) Darurat Pandemi COVID-19 tatalaksana (manajemen) kasus surveilans
penyelidikan epidemiology pembatasan penyebaran pemusnahan sumber
penularan dan penilaian risiko secara cepat review kesiapsiagaan kapasitas dan
identifikasi kebutuhan
Mengirimkan surat edaran peningkatan kewaspadaan COVID-19 kepada seluruh
fasilitas kesehatan dan multisektor lainnya
Dinkes Provinsi melakukan mapping faskes SDM koordinasi Dinkes Provinsi dan
Kementerian mengadakan pelatihan kepada seluruh faskes yang ada
mempersiapkan faskes klarifikasi hoaks yang beredar serta analisa situasi untuk
mapping
Diperlukan status siaga darurat oleh kepala daerah dari Dinkes ke Bupati
melakukan rapat koordinasi daerah untuk penetapan status dari sini akan muncul
kemudahan akses unutk mobilisasi sumber daya Setelah ada penetapan kasus
maka BNPB mempersiapkan posko Harus ada satu komando dari kepala daerah
Melakukan analisis risiko untuk menentukan sumber daya dana BTT dan DSP
(Dana Siap Pakai) bisa dipakai
Puskes TNI akan mengkoordinir kesehatan darat laut udara untuk mempersiapkan
diri dan berkoordinasi lanjut dengan Dinkes Provinsi dan Kabupaten
Kemenhan membuat regulasi pada bencana non alam
Kemenlu akan berkoordinasi dengan sektor terkait melakukan klarifikasi dan
hasilnya akan disampaikan BNPB (akses regulasi bantuan luar negeri)
62
Hasil koordinasi Lintas Sektor akan dilaporkan kepada Presiden oleh Sekretariat
Kabinet
Kemenko Polhukam melakukan koordinasi dengan Kemenko PMK dan
Kementerian terkait POLRI amp TNI (mengkoordinir aspek pengamanan wilayah)
Melakukan deteksi dini dan isolasi mengaktifkan hospital disaster plan (skala besar
kasus diklasifikasi dalam ring I ring II dan ring III) dengan mengawasi jumlah
kasus Dengan sebelumnya sudah ada simulasi kasus dan termasuk alurnya
Pemerintah daerah meminta tambahan stockpile dari pusat sehingga pemerintah
daerah yang beresiko tinggi mendapatkan stockpile
3 Tanggap Darurat
Eskalasi dan expansi Tim Tanggap COVID-19 dan meningkatkan operasi Pusdalop
COVID-19 panel ahli terus memberikan masukkan pelaksanaan respon Tim Gerak
Cepat pada semua level
BNPB sebagai Komandan yang ditunjuk menjalankan sistem komando untuk
penganggulangan COVID-19 dalam sistem komando termasuk interoperability
dengan PHEOC EOC kemenkes dan multisektor lainnya
Semua sektor menjalankan sistem komando sesuai dengan tugas dan fungsi
masing-masing sektor dalam sistem komando
Pada kondisi tanggap darurat Kemenlu akan melakukan koordinasi kepada
kedutaan dan lembaga internasional dalam bentuk nota diplomatic untuk
memdapatkan akses bantuan Internasional
Kemenko Polhukam akan membuat satgas dalam negeri dan luar negeri Satgas
dalam negeri melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian terkait dan
menurunkan LO di daerah terdampak (laporan 2 kali sehari) Satgas luar negeri
mengkoordinir bantuan luar negeri atas persetujuan presiden Akan dilakukan
pendataan terkait distribusi bantuan
Semua tindakan yang dilakukan para stakeholder akan dilaporkan dalam rapat
kabinet oleh Sekretariat Kabinet
Beberapa wilayah bisa menetapkan status jika daerah tersebut terdampak
(penetapan status nasional bukan berdasarkan banyaknya jumlah) Status ini bisa
memudahkan akses Provinsi bisa menentukan status juga untuk mendukung
operasional daerah kab kota untuk akses dana dukungan Perka no 3 tahun 2016
tentang Sistem Komando Darurat BTT (biaya tidak terduga) di Kabupaten dan
Provinsi
Pengkajian data yang dibutuhkan dengan dana siap pakai (Perka No2 Tahun
2018) yang membedakan siaga darurat dan tanggap darurat
SPM bidang Kesehatan (krisis kesehatan akibat bencana) wewenang ada di
Provinsi
Kemenhan membuat peraturan pelibatan TNI dalam penanggulangan bencana
4 Transisi
Tidak perlu dideklarasi terkait pencabutan status karena ada masa berlakunya
Setiap status itu ada kajiannya dan bisa diperpanjang
63
Pencabutan kasus dari WHO harus dipastikan terlebih dahulu dengan kondisi
epidemiologi di nasional
Tidak ada pemeriksaan mulai melakukan penelitian terkait pandemi
Melanjutkan perawatan pasien dan mengikuti standar yang sudah ada
432 Surveilans
Kegiatan yang dilakukan pada setiap fase pandemi
1 Kesiapsiagaan
Melakukan kajian epidemiologi terhadap kasus COVID-19 baru yang terjadi di
dunia melalui pemantauan secara terus menerus terhadap perkembangan situasi
penyakit seperti jumlah kasus angka kematian luas penyebaran kecepatan
transmisi karakteristik kasus menurut orang tempat dan waktu (usia jenis kelamin
lokasi kasus waktu terjadinya dalam minggubulantahun)
Penilaian risiko (sumber daya dan potensi ancaman Kedaruratan Kesehatan
MasyarakatKKM)
Risk mapping (kekuatan dan kelemahan dari ancaman KKM di wilayah sekitar pintu
masuk dan wilayah)
Manajemen risiko (regulasi kolaborasi koordinasi integrasi dan monitoring
evaluasi)
Menentukan definisi kasus secara nasional (suspek probable konfirmasi)
Melakukan surveilans intensif ILI (COVID-19 Like Illness) dan pneumonia (Severe
Acute Respiratory Infection SARI) dan Surveilans berbasis Kejadian di
Puskesmas rumah sakit Kantor Kesehatan Pelabuhan dan unit pelayanan lainnya
termasuk yang berbasis laboratorium
Meningkatkan kinerja Surveilans kasus ILI berbasis Puskesmas melalui pelaporan
mingguan SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan bulanan STP
(Surveilans Terpadu Penyakit) Puskesmas serta pelaporan kasus COVID-19
berbasis RS
Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan KKP di wilayah masing-masing dalam
rangka pemantauan penumpang dari negara terjangkit di pintu masuk melalui
pemantauan HAC (Health Alert Card)
Meningkatkan surveilans di masyarakat termasuk melibatkan mitra kerja hotel
biro pariwisata travel biro dsb
Menyiapkan sarana dan prasarana berkaitan dengan kegiatan surveilans
Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk
perkembangan situasi COVID-19
2 Siaga Darurat
Dari PHEOC subdit surveilans akan mengadakan rapat kemudian membuat risk
mappingdan risk assessment mengumpulkan stakeholder Tim TGC Pusat akan
turun ke lokasi untuk melacak adanya kasus baru dengan tim daerah dan akan
melibatkan Litbangkes PHEOC Dinkes Provinsi dan Kota Dirjen P2P selaku focal
point
Melakukan penyelidikan epidemiologi surveilans intensif terhadap kasus dan
64
kontak pelacakan dan monitoring kontak Pelacakan kontak dapat bekerjasama
dengan PMI kader dan sektor lainnya yang terlatih Karantina rumah kontak erat
Melakukan pemantauan kesehatan kontak jika menemukan gejala segera laporkan
ke sarana kesehatan terdekat
Melakukan Analisis data epidemiologi meliputi waktu timbul gejala jenis kelamin
kelompok umur gejala klinis lama sakit angka serangan (Attack Rate) angka
mortalitas (Mortality Rate) Case Fatality Rate (CFR)
Diklat TGC (tidak terbatas pada tenaga kesehatan)
Jejaring kemitraan (rujukan komunitas pertahanan dan keamanan CSR)
Melakukan surveilans secara ketat di seluruh pelayanan kesehatan
Melakukan analisis epidemiologi untuk menentukan tindakan kekarantinaan
kesehatan apabila diperlukan Contohnya karantina rumah karantina wilayah
terbatas daerah yang terdampak Karantina wilayah tersebut berdasarkna data
epidemiologi sebarankasus COVID-19
Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk
pelaporan COVID-19 dalam waktu 24 jam
3 Tanggap Darurat
Kaji cepat analisis risiko
Melakukan tindakan karantina kesehatan apabila diperlukan (krantina rumah
karantina wilayah pembatasan sosial skala besar) Karantina wilayah dilaksanakan
berdasarkan data epidemiologi sebaran COVID-19
Surveilans ketat untuk pengawasan dan pelaporan dapat menggunakan aplikasi
pelacakan kontak godata DHIS 2 untuk pengumpulan dan analisis data
PHEOC Kemkes melakukan analsisi data dan menginformasikan data dan analissi
epidemiologis kepada Pusat Krisis Kemkes yang diteruskan kepada Pusdalop
BNPB
Percepatan penyelidikan epidemiologis pelacakan kontak monitoring kontak dan
manajemen kontak
Pada daerah yang belum ada kasus dilakukan surveilan aktif Pada daerah yang
sudah ada kasus sporadic dank luster terbatas dilakukan pelacakan kontak dan
pada daerah yang sudah terdapat pelurana transmisi luas di masyarakat dapat
dilakukan pelacakan kontak pada kasus di daerah baru atau kasus yang berat Di
daerah transmisi luas surveilan dapat dilakukan dengan sistem sentinel
Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk
pelaporan COVID-19 dalam waktu 24 jam
4 Rehabilitasi
Surveilans tetap berjalan di level nasional berkoordinasi dengan semua
stakeholder (Dinkes KKP)
Update kasus melakukan penilaian risiko
Setiap waktu akan melaporkan ke dirjen P2P
Surveilans ketat sampai dengan 2 kali masa inkubasi terpanjang
Pengendalian terhadap media lingkungan
65
433 Respon Medis dan Laboratorium
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap situasi pandemi 1 Kesiapsiagaan
Rumah sakit akan menyiapkan sarana dan prasarana serta menyampaikan
informasi ke petugas medis dan non medis
Review kesiapsiagaan dan stock rumah sakit menyiapkan permintaan APD dan
supply rumah sakit dan melaporkannya ke Kemkes
Refreshing bagi petugas laboratorium dan medis tentang kesiapsiagaan pandemi
COVID-19
Tim TGC di rumah sakit mulai mensosialisasikan update kasus di luar SOP
penanganan pasien suspek
Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (BTDK) mengetahui sampel apa yang
diambil dan berapa kali dilakukan pengambilan
BTDK berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk pengiriman dan apabila ada
sampel baru
BTDK memastikan kesiapan logistik meliputi reagen untuk laboratorium rujukan
dan juga jejaring laboratorium
Dinkes provinsi dan kabupaten kota memberi surat edaran ke semua fasyankes
agar semua bersiap
Pelatihan manajemen kasus dan Pengendalian infeksi
Penunjukkan rumah sakit rujukan COVID-19
Peningkatan kapasitas berupa simulasi penanganan kasus
Penunjukkan Laboratorium regional COVID-19 dan berkordinasi dengan WHO
untuk memperoleh postiv control dan reagen untuk COVID-19
Menusun SOP untuk pengambilan pengiriman dan pemeriksaan laboratorium
2 Siaga Darurat
Mengaktifkan rumah sakit rujukan COVID-19
Mengaktifkan hospital disaster plan menilai skala besaran kasus dan persiapan
sumber daya untuk eskalasi kasus termasuk sumber daya manusia dan shifting
Rumah sakit membentuk posko di rumah sakit
Mengaktifkan surveilans di rumah sakit (Hospital Associated Infection) terkait
COVID-19
Monitoring tenaga kesehatan yang kontak dengan kasus COVID-19
Identifikasi dan merawat kasus COVID-19 di ruang isolasi RS non rujukan
identifikasi dan merujuk apsien ke RS rujukan COVID-19
Memastikan sarana dan prasarana (SDM tempat tidur ruang isolasi) terjamin
Mempersiapkan tenaga laboratorium tenaga fungsional epidemiologi identifikasi
kasus melakukan pengambilan sampel perawatan kasus di ruang isolasi
Berkoordinasi dengan pemangku wilayah lainnya
Mengaktifkan regional laboratorium untuk COVID-19 dan pengiriman positive
kontorl dan reagen ke laboratorium regional
Petugas laboratorium di RS rujukan atau laboratorium BTKL PP BBLK melakukan
penambilan sampel dan mengirimkan sampel ke laboratorium
Mendistribusikan SOP jejaring laboratorium
66
Menyiapkan logistik untuk pemeriksaan PCR COVID-19 di semua laboratorium
pemeriksa
Melatih semua laboratorium pemeriksa PCR untuk mampu laksana pemeriksaan
PCR COVID-19
3 Tanggap Darurat
Aktivasi rencana penanggulangan pandemic rumah sakit
Penambahan rumah sakit rujukan COVID-19 termasuk RS yang ditunjuk dengan
SK Gubernur maupun rumah sakit POLRI atau TNI Rumah sakit rujukan
dikhususkan untuk pasien COVID-19 Pasien lain diterima di rumah sakit lainnya
Alihfungsi gedung lainnya menjadi pusat perawatan COVID-19
Pada saat kondisi transmisi COVID-19 di masyarakt luas dan kapasitas fasiltias
kesehatan terbatas trias dapat juga memanfaatkan aplikasi online medis seperti
halodoc klikdoc dengan algoritme seusai pedoman Kemnkes Pada kasus ringan
dan tanpa risiko dapat dirawat di rumah dengan edukasi pengendalian infeksi
kasus dengan risiko (orang tua gt 65 tahun dan komorbid) dirawat di pusat
perawatan COVID-19 dan kasus yagn parah dirujuk ke rumah sakit
Penambahan jejaring laboratorium regional Alur pelaporan sesuai pedoamn
Kemkes
Melakukan identifikasi ketersediaan logistik pelaporan berkala dan permintaan
logistik unutk fasialits kesehatan dan laboratorium
Laboratorium regional melakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel dan
laporan Laporan harus dikirimkan kepada litbangkes dalam 24 jam Algoritam
pelaporan sesuai dengan pedoman kemkes
Litbangkes melakukan Eksternal Quality Assurance (EQA) untuk laboratorium
regional
Mensiagakan dan meningkatkan sumber daya (pemeriksaan laboratorium) selama
24 jam
Konfirmasi hasil laboratorium hanya dari BTDK oleh PE pusat dan daerah untuk
mencari suspek di masyarakat
4 Transisi Darurat (Pemulihan)
Pada tahap ini sudah tidak ada pemeriksaan terhadap kasus pandemi melakukan
penelitian terkait pandemi Risiko dan dampak tidak akan homogen pada setiap
daerah terjangkit (bila terjadi di beberapa wilayah potensial) sehingga kegiatan
penanggulangan dapat berlanjut di wilayah tertentu yang masih membutuhkan
Melanjutkan perawatan pasien dan mengikuti standar yang sudah ada
Mengawasi COVID-19 untuk mengantisipasi gelombang wabah selanjutnya
komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat untuk mengembalikan semua aktifitas
seperti sedia kala
mengevaluasi respon yang sudah dilakukan dan merevisi rencana dan prosedur
yang dijalankan
434 Intervensi Farmasi
Kegiatan yang dilakukan pada setiap fase pandemi antara lain
1 Kesiapsiagaan
67
Melakukan persiapan SOP sesuai Permenkes No51 Tahun 2014 tentang impor
barang alat kesehatan termasuk Spesial Access Scheme (SAS) untuk bantuan
intrnasional
Inventarisasi ketersediaan stok obat peralatan medis dan APD di daerah
pandemic dan idnetifikasi jalur distribusi
Distribusi Obat Antiviral (jika tersedia) Antibiotik dan Obat-obatan suportif
lainnya APD serta disinfektan yang diperlukan oleh wilayah pandemi melalui
gudang farmasi provinsi
2 Siaga Darurat
Pemetaan wilayah danperkiraan kebutuhan logistik pharmasi dan APD
Menghitung populasi risiko
Berkoordinasi dengan WHO terkait ketersediaan dukungan logistik
Melakukan perencanaan dan pengadaan logistik yang diperlukan
Evaluasi ketersediaan stock APD alat medis
Berkoordinasi dengan vendor untuk pengadaan APD supply medis obat
Melaksanakan pengadaan untuk stockpiling di pusat dan distribusi ke beberapa
daerah strategis seperti Gudang pharmasi provinsi yang berisiko dan rumah
sakit rujukan
Melakukan kajian obat bekersama dengan tim respon medis Berkoordinasi dengan
WHO untuk uji klinis pengobaan atau intervensi medis lainnya
3 Tanggap Darurat
Melakukan peningkatan pengadaan dan distribusi logistik APD supply medis ke
daerah terdampak
Pelaporan berkala ketersediaan pemakaian APD alat medis dan permintaan
yang disampaikan kepada gugus tugas logistik
Berkoordiansi dengan vendor untuk melakukan produksi masal dan distribusi
(dapat melibatkan department perhubungan TNI polri dan sumber daya lainnya
untuk distribusi) untuk APD alat medis dan obat (apabila tersedia)
4 Rehabilitasi
Menilai status stockpiles and equipment (antivirus (apabila tersedia) antibiotik
APD dll)
Mereview proses yang sudah dilakukan
Mengisi kembali stok sesuai kebutuhan
Memperbarui rencana protokol sesuai dengan kasus yang telah diamati
435 Intervensi Non Farmasi Kegiatan-kegiatan intervensi non farmasi yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi 1 Kesiapsiagaan
Penguatan di pintu masuk negara deteksi dini pintu masuk negara (bandara pelabuhan dan Pos Lintas Batas Darat NegaraPLBDN)
Proteksi Perorangan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) etika batuk bersin penggunaan masker
68
Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasilitas umum)
Promosi kesehatan untuk pencegahan kejadian COVID-19 PHBS kecukupan gizi pengelolaan stres olah raga teratur pengolahan masakan secara benar edukasi mengenai pencegahan stigma
Pemetaan Sumber Daya (SDM Kesehatan sarana kesehatan)
Pemberdayaan kader dan masyarakat
Melengkapi sarana kesehatan meningkatkan kapasitas petugas kesehatan
Penyusunan dokumen rencana keberlangsungan usaha
Penyusunan protokol kesiapsiagaan dan pencegahan COVID-19 untuk publik (sekolah kalangan usaha perkantoran tempat publik transportasi untuk pemerintah daerah dll)
Koordinasi dengan pihak sekolah pabrik-pabrik kantor perusahaan untuk melakukan sosialisasi terkait antisipasi terjadinya COVID-19
2 Siaga Darurat
Penguatan di pintu masuk negara deteksi dini pintu masuk negara (Bandara pelabuhan dan PLBDN)
Proteksi perorangan CTPS etika batuk bersin penggunaan masker
Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum)
Memastikan ketersediaan tranportasi (ambulan khusus) untuk evakuasi pasien
Menjamin ketersediaan logistik (makanan minuman air bersih) bagi pasien dan keluarga pada penerapan karantina rumah dan RS
Melakukan identifikasi kegiatan-kegiatan yang melibatkan masa dalam jumlah yang besar di sekitar lokasi karantina daerah terdampak (apabila diberlakukan karantina pembatasan sosial) sehingga waktunya dapat ditunda
Melakukan pemusnahan barang-barang habis pakai yang terkontaminasi
Penerapan rencana keberlangsungan usaha untuk usaha sektor esensial
Menyediakan layanan dukungan psikososial dan kesehatan jiwa bagi pasien petugas kesehatan dan masyarakat
Menyiapkan platorm pembelajaran online unutk sektor Pendidikan dan platform bekerja dari rumah untuk sektor usaha dan perkantoran
3 Tanggap Darurat
Hygiene sanitasi perorangan CTPS etika batukbersin penggunaan masker
Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum) memastikan kecukupan ventilasi rumah
Memastikan ketersediaan tranportasi (ambulan khusus) untuk evakuasi pasien
Menjamin ketersediaan logistik (makanan minuman air bersih APD dan bahan dekontaminasi bagi penduduk
Melakukan pencegahan atau pembubaran kegiatan-kegitan yang melibatkan masa dalam jumlah yang besar di sekitar lokasi terdampak sehingga waktunya dpt ditunda
69
Berkoordinasi dengan TNI dan POLRI untuk Keamanan Wilayah dan keberlangsungan proses ekonomi
Melakukan pemusnahan barang habis pakai yang digunakan penderita dan dekontaminasi barang-barang tidak habis pakai yang kontak dengan penderita
Memastikan ketersediaan logistik (kebutuhan hidup APD)
Pemberlakuan karantina rumah karantina wilayah atau pembatasan sosial berskala besar berdasarkan kajian informasi epidemiology dan sebaran kasus COVID-19 Menutup tempat publik yang tidak esensial seperti tempat hiburan menutup sekolah Sektor Pendidikan memberlakukan pembelajaran online dan sektor usaha dan perkantoran memberlakukan bekerja dari rumah
Perusahaan kantor dan pelayanan publik menerapkan rencana keberlangsungan usaha
Menyediakan layanan dukungan kesehatan jiwa dan psikologi bagi pasien tenaga kesehatan dan masyarakat termasuk lansia anak-anak dan remaja penyandang disabilitas
4 Rehabilitasi
Hygiene sanitasi perorangan CTPS etika batukbersin penggunaan masker
Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum)
Setelah ada penyataan pencabutan status kedaruratan memberikan informasi kepada masyarakat bahwa keadaan pandemi sudah dinyatakan selesai sehingga masyarakat dapat beraktifisat kembali namun tetap waspada dan melakukan PHBS
Pemulihan Keamanan tetap berkoordinasi dengan TNI dan POLRI untuk menjamin keamanan masyarakat
Melakukan After Action Review evaluasi respon
Terus melakukan surveilan COVID-19
Memberikan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial
436 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Kegiatan-kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi
1 Kesiapsiagaan
bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Pusat mulai bergerak dan
berkoordinasi
dengan Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Daerah Memonitor
pemberitaan dan isu publik di media massa dan media sosial terkait
perkembangan situasi penyebaran virus COVID-19
bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line dan trough the line
(mengingat era digital) bisa berupa sosialisasi penyuluhan langsung masyarakat
umum kader informasi dan komunikasi dengan pihak bandara BKSLN (Biro
Kerja Sama Luar Negeri) Kemenkes juga akan mengkomunikasikan terkait
informasi kejadian pandemi di negara lain kepada Kemenlu siaran pers media
KIE baik cetakan e-file tentang pesan-pesan pencegahan bisa disebarkan melaui
media sosial
bull Isi pesan
70
a PHBS secara umum (personal hygiene)
b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19 secara
umum
c Perlu diumumkan kepada publik bahwa kasus virus COVID-19 tersebut belum
ada kasus di Indonesia namun tetap waspada khususnya pada orang yang
telah bepergian dari wilayah pandemi dengan menunjukkan kartu sehat serta
dilakukan penguatan screening di pintu masuk negara
2 Siaga Darurat
Menyusun strategi komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
Menyampaikan informasi dan edukasi serta memberdayakan masyarakat melalui
upaya
a Melakukan edukasi publik melalui media massa media sosial advertorial
video dan infografis
b Membangun komunikasi dan melibatkan peran aktif organisasi profesi
kesehatan dan profesi lainnya serta asosiasi pelaku usaha dan akademisi
dan pelajarmahasiswa
c Memperkuat pengetahuan tokoh masyarakat pemuka agama dan organisasi
sosial dan kemasyarakatan terhadap ancaman COVID-19
d Mendidik dan melatih relawan dan kader kesehatan terkait COVID-19
e Melaksanakan sosialisasi baik komunikasi langsung kepada masyarakat
f Memperkuat pemahaman ancaman COVID-19 dan kemungkinan bencana
wabah COVID-19 kepada semua sektor dan masyarakat
g Menjalankan media centre hotline penunjukkan juru bicara press release
regular dan diseminasi informasi kepada tim dan kepada masyarakat umum
dengan pesan-pesan inti yang disesuaikan berdasarkan masukkan tim teknis
Meningkatkan peran sekolah lembaga pendidikan sebagai agen perubahan
Sekolah mempunyai rsquocaptive audiencersquo yang bisa dipakai sasaran untuk perubahan
perilaku Anak didik biasanya mudah berkomunikasi dengan orang tuanya dan bisa
merubah pikiran orang tua mereka Anak didik diharapkan akan menyampaikan
apa yang diketahuinya kepada orang tua dan kawan-kawannya
Memperkuat pemahaman guru pengawas sekolah tentang permasalahan pandemi
COVID-19 apa yang harus dilakukan kalau banyak anak didik menderita gejala-
gejala yang menyerupai COVID-19 cara menggunakan media belajar anak dan
media lainnya di sekolah
bull Tim Komunikasi Risiko Pusat bergerak cepat dan berkoordinasi dengan Tim
Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Daerah Waspada hoaks
misinformasi disinformasi dengan memonitor pemberitaan dan isu publik di media
massa dan media sosial (sudah banyak suspek COVID-19) dan berkoordinasi
dengan Kemenkominfo BSSN Cyber Crime Polri untuk menanggulanginya
Promosi Kesehatan Dinkes Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan Dinkes
Kabupaten Kota yang terdapat suspek terkonfirmasi dengan virus COVID-19
71
untuk penyebaran informasi dan media rekanan serta menggandeng Diskominfo
Kabupaten Kota setempat
bull Menyiapkan talking point kepada Menkes dan jumpa pers untuk Dirjen P2P
(Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) selaku National Focal Point (juru bicara
khusus) di Kemenkes serta jumpa pers oleh Pimpinan Daerah sebagai kondisi
siaga darurat bahwa diwilayahnya terdapat suspek terkonfirmasi COVID-19
bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line trough the line
(mengingat era digital) dan above the line Dilakukan sosialisasi penyuluhan
langsung dan pelatihan komunikasi kepada kader komunitas LSM Ormas di
wilayah yang terdapat suspek terkonfirmasi COVID-19dalam upaya pencegahan
penyebaran virus COVID-19 di masyarakat umum Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat (Rokom Yanmas) berkoordinasi dengan RSHS dan RSPI
untuk memutakhirkan data informasi terkini dan menuangkan ke dalam siaran pers
1 kali sehari media KIE baik cetakan e-file digital tentang pesan-pesan
pencegahan disebarkan melalui media cetak elektronik tradisional digital dan
media sosial
bull Mengaktifkan contact center 24 jam baik di tingkat pusat maupun daerah sebagai
sarana dan prasarana informasi dan pengaduan termasuk National Command
Center (NCC)Public Safety Center (PSC) 119
bull Koordinasi antara BKSLN Kemenkes dengan Kemenlu untuk mengeluarkan travel
advice dan diumumkan kepada publik Selain itu koordinasi dan komunikasi
antara Kemenkes Kemenkominfo dan Kemenlu untuk handling media
internasional
bull Isi pesan
a PHBS secara umum (personal hygiene)
b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19
Membatasi aktvitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada
kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker bila sakit
c Social distancing
d Dirjen P2P mengumumkan kepada publik bahwa di Indoneia sudah ditemukan
suspek yang terkonfirmasi dengan virus COVID-19 faktor-faktor risiko
COVID-19 gejala-gejala penderita COVID-19 upaya pencegahan dan
penanggulangan penyebaran virus COVID-19 (adanya penyelidikan
epidemiologi (PE) isolasi pasien di RS karantina ldquotempatrdquo kesiapan RS dan
laboratorium menghadapi situasi yang terjadi) jangan panik namun tetap
meningkatkan kewaspadaan segera mendatangi fasyankes jika mendapati
gejala-gejala COVID-19 memperketat pengawasan dan karantina kesehatan
di pintu masuk negara
3 Tanggap Darurat
bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat pusat bergerak lebih cepat lagi
dan berkoordinasi dengan Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat
Daerah di wilayah yang mengalami kasus yang tinggi terhadap penularan virus
COVID-19 Komunikasi Rokom Yanmas Kemenkes dengan Pusdatin Humas
BNPB dan Kemenkominfo sebagai Media Center Nasional Respon cepat dan
penyediaan konten positif yang lebih masif untuk cegah-tangkal hoaks
misinformasi disinformasi dengan memonitor pemberitaan dan isu publik di media
massa dan media sosial dan berkoordinasi dengan Kemenkominfo BSSN Cyber
72
Crime Polri untuk penanggulangannya Divisi Humas Polri dan Puspen TNI juga
memberikan pernyataan untuk menenangkan dan mengamankan situasi
bull Kepala negara sebagai juru bicara nasional mengumumkan kepada publik bahwa
Indonesia dalam kondisi tanggap darurat COVID-19 Dalam hal ini
mengumumkan masa awal berlakunya periode tanggap darurat dan untuk
mengakhiri masa tanggap darurat ini akan melihat adanya penurunan kasus
dengan 2x masa inkubasi dari kasus terakhir Dalam hal ini Kemenkes
berkoordinasi dengan Kantor Staf Presiden (KSP) Sekretariat Negara (Setneg)
dan Sekretariat Kabinet (Setkab) Talking point Juru Bicara dibuat 2x sehari
sebagai bahan pimpinan jika dibutuhkan berbicara kepada publik dan media
massa berikut siaran pers dikeluarkan 2x sehari dalam kondisi tanggap darurat
ini
bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line trough the line
(mengingat era digital) dan above the line Kader komunitas LSM Ormas yang
sudah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan komunikasi juga bergerak sebagai
surveilans komunikasi dan epidemiologi di wilayah yang terdampak penyebaran
kasus virus COVID-19 (para tenaga kesehatan dan relawan harus dilengkapi
APD) Penyebaran informasi dan publikasi media KIE baik cetakan e-file digital
tentang pesan-pesan pencegahan dan penanggulangan disebarkan secara masif
melalui media cetak elektronik tradisional digital dan media sosial
bull Contact center standby 24 jam baik di tingkat Pusat maupun daerah sebagai
sarana dan prasarana informasi dan pengaduan termasuk NCC PSC 119
bull Koordinasi antara BKSLN Kemenkes dengan Kemenlu untuk mengeluarkan travel
warning terhadap tanggap darurat COVID-19 dan diumumkan kepada publik
Selain itu menguatkan koordinasi dan komunikasi antara Kemenkes BNPB
Kemenkominfo dan Kemenlu untuk handling media internasional
bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat (pusat dan daerah) akan bekerja
sama lintas sektor menjalankan dan berperan serta di dalam prosedur karantina
wilayah dan pengamanan untuk menenangkan warga di fasilitas umum yang
ditutup
bull Isi pesan
a PHBS secara umum (personal hygiene)
b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19
Membatasi aktivitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada
kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker ketika sakit atau
ketika merawat yang sakit
c Social and physical distancing
d Kepala negara mengumumkan kepada publik bahwa di Indonesia dalam
kondisi tanggap darurat COVID-19 negara akan terus berupaya
menanggulangi persoalan ini meminta kerja sama masyarakat Indonesia
untuk mematuhi instruksi pemerintah Dalam kondisi ini diberlakukan karantina
wilayah dan penutupan tempat umum sarana publik
73
4 Rehabilitasi
bull Kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat pada skenario ini seperti
pada kondisi siaga darurat
bull Menkes mengumumkan kepada publik bahwa masa penanggulangan tanggap
darurat COVID-19 telah berakhir ditandai dengan penurunan kasus dengan 2x
masa inkubasi dari kasus terakhir
bull Terus waspada dan menanggapi dengan cepat rumor atau informasi yang salah di
masyarakat
bull Perkuat pesan-pesan kunci
a PHBS secara umum (personal hygiene)
b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19
Membatasi aktvitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada
kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker ketika sakit atau
ketika merawat yang sakit
c Berakhirnya masa tanggap darurat yang diumumkan oleh Menteri Kesehatan
juga dinyatakan dengan pembukaan wilayah karantina membuka fasilitas
umum yang ditutup rehabilitasi lingkungan yang terdampak serta masyarakat
tetap diminta waspada
74
44 Instruksi Koordinasi
Gambar 49 Jejaring Kerja Komando dan Koordinasi
Kebijakan
1 Penentu Kebijakan
2 Forum Koordinasi Pusat
Kebijakan
1 Penentu Kebijakan
2 Forum Koordinasi Propinsi
Kebijakan
1 Penentu Kebijakan
2 Forum Koordinasi KabKota
Posko KLB
Influenza Pusat
Posko KLB
Influenza Propinsi
Posko KLB
Influenza KabKota
Pos Lapangan
KLB Influenza
Pos Taktis
Perimeter
Berbagai pihak
terkait dalam dan
luar negri
Berbagai pihak
terkait dalam dan
luar negri
Berbagai pihak
terkait dalam dan
luar negri
Lab
Regional
Nasional
Lab
Rujukan
sekuensing
Lab
Daerah
Rumah
Sakit
Puskesmas
Keterangan
= Mekanisme Komando
= Mekanisme Koordinasi= Mekanisme rujukan
pasien dan pengiriman spesimen
= Mekanisme laporan
JEJARING KERJA KOMANDO amp KOORDINASI
Posko COVID-19 Pusat
Posko COVID-19 Provinsi
Posko COVID-19 Kota
Posko COVID-19 Lapangan
75
Bab 5
Administrasi dan Logistik
51 Administrasi
a Pemenuhan Kebutuhan Bersumber APBN
Berdasarkan analisa Biro Perencanaan dan Anggaran ditentukan kebutuhan jumlah
logistik kesehatan APD sebanyak 600000 unit namun sesuai hasil estimasi yang
dibuat Pusat Krisis Kesehatan dalam analisa situasi berdasarkan skenario kejadian
pandemi Covid-19 dengan menggunakan angka serangan klinis 36 dari jumlah
populasi Indonesia ditentukan jumlah kebutuhan APD dan logistik kesehatan lainnya
pada tabel berikut yang merupakan kebutuhan sampai dengan tanggal 16 Agustus
2020 Pemenuhan kebutuhan ini dapat berasal dari alokasi APBN Kementerian
Kesehatan Dana Siap Pakai (DSP) BNPB Badan Dunia dan sumbangan dari
masyarakat Pusat Krisis Kesehatan telah menentukan estimasi kebutuhan APD dan
logistik kesehatan lainnya sampai dengan tanggal 16 Agustus 2020 seperti terlihat pada
tabel di bawah ini
76
Tabel 51
Tabel Kebutuhan APD dan Logistik Kesehatan Lainnya
NO
PROVINSI Gaun
(Gown) Pelindung
kepala
Celemek (Apron
disposable)
Celemek (Apron heavy duty
reusable)
Sepatu pelindung
(Gum boots)
Sarung tangan
(Gloves) heavy duty
Sarung tangan
(Gloves) examination
Sarung tangan
(Gloves) surgical
Pelindung mata
(Goggles)
Pelindung wajah (Face
shield) Masker
N95
Masker bedah
(surgicalfacemask)
1 Aceh
55995
55995
26979
911
1623
1623
865526
19604
1669
21233
66560
1325896
2 Sumatera Utara
225579
225579
108688
3669
6537
6537
3486798
78974
6725
85538
268138
5341414
3 Sumatera Barat
55995
55995
26979
911
1623
1623
865526
19604
1669
21233
66560
1325896
4 Riau
109362
109362
52692
1779
3169
3169
1690410
38287
3261
41469
129994
2589533
5 KEPULAUAN RIAU
22933
22933
11049
373
665
665
354478
8029
684
8696
27260
543024
6 Jambi
37617
37617
18125
612
1090
1090
581453
13170
1122
14264
44714
890726
7 Bangka Belitung
15522
15522
7479
252
450
450
239923
5434
463
5886
18450
367537
8 Sumatera Selatan
87632
87632
42222
1425
2539
2539
1354532
30679
2613
33229
104165
2075003
9 Bengkulu
20658
20658
9954
336
599
599
319318
7232
616
7833
24556
489162
10 Lampung
87154
87154
41992
1418
2525
2525
1347149
30512
2598
33048
103597
2063693
11 Banten
201907
201907
97282
3284
5851
5851
3120890
70686
6020
76561
239999
4780881
12 DKI JAKARTA
544381
544381
262291
8855
15774
15774
8414541
190584
16230
206424
647086
12890209
13 JAWA BARAT
1276846
1276846
615203
20769
36999
36999
19736309
447016
38068
484168
1517740
30233989
77
NO
PROVINSI Gaun
(Gown) Pelindung
kepala
Celemek (Apron
disposable)
Celemek (Apron heavy duty
reusable)
Sepatu pelindung
(Gum boots)
Sarung tangan
(Gloves) heavy duty
Sarung tangan
(Gloves) examination
Sarung tangan
(Gloves) surgical
Pelindung mata
(Goggles)
Pelindung wajah (Face
shield) Masker
N95
Masker bedah
(surgicalfacemask)
14 JAWA TENGAH
536047
536047
258275
8719
15533
15533
8285719
187667
15982
203264
637179
12692866
15 DI Yogyakarta
39708
39708
19132
646
1151
1151
613767
13901
1184
15057
47199
940228
16 Jawa Timur
1019885
1019885
491396
16590
29553
29553
15764440
357055
30407
386730
1212300
24149495
17 BALI
112016
112016
53971
1822
3246
3246
1731443
39216
3340
42475
133150
2652392
18 KALIMANTAN BARAT
52518
52518
25304
854
1522
1522
811780
18386
1566
19914
62427
1243563
19 KALIMANTAN TENGAH
28323
28323
13647
461
821
821
437793
9916
844
10740
33667
670654
20 Kaltara
7592
7592
3658
123
220
220
117344
2658
226
2879
9024
179758
21 Kaltim
46657
46657
22480
759
1352
1352
721176
16334
1391
17692
55459
1104768
22 Kalsel
44021
44021
21210
716
1276
1276
680436
15411
1312
16692
52326
1042357
23 Sulawesi Utara
25864
25864
12462
421
749
749
399788
9055
771
9808
30744
612433
24 Gorontalo
12474
12474
6010
203
361
361
192811
4367
372
4730
14827
295367
25 Sulawesi Tengah
31676
31676
15262
515
918
918
489616
11090
944
12011
37652
750042
26 Sulawesi Barat
14370
14370
6924
234
416
416
222122
5031
428
5449
17081
340268
27 Sulawesi Selatan
91315
91315
43997
1485
2646
2646
1411461
31969
2722
34626
108543
2162213
28 Sulawesi Tenggara
28184
28184
13580
458
817
817
435643
9867
840
10687
33501
667360
78
NO
PROVINSI Gaun
(Gown) Pelindung
kepala
Celemek (Apron
disposable)
Celemek (Apron heavy duty
reusable)
Sepatu pelindung
(Gum boots)
Sarung tangan
(Gloves) heavy duty
Sarung tangan
(Gloves) examination
Sarung tangan
(Gloves) surgical
Pelindung mata
(Goggles)
Pelindung wajah (Face
shield) Masker
N95
Masker bedah
(surgicalfacemask)
29 Nusa Tenggara Barat
78636
78636
37888
1279
2279
2279
1215488
27530
2344
29818
93472
1862003
30 Nusa Tenggara Timur
56677
56677
27308
922
1642
1642
876061
19842
1690
21491
67370
1342035
31 Maluku Utara
13079
13079
6302
213
379
379
202170
4579
390
4960
15547
309704
32 Maluku
18737
18737
9028
305
543
543
289612
6560
559
7105
22271
443656
33 Papua Barat
10042
10042
4838
163
291
291
155216
3516
299
3808
11936
237776
34 Papua
35137
35137
16930
572
1018
1018
543115
12301
1048
13324
41766
831997
TOTAL
5044539
5044539
2430535
82056
146173
146173
77973855
1766062
150398
1912841
5996259
11944789
9
KEBUTUHAN NASIONAL
5044633
5044633
2430580
82057
146176
146176
77975307
1766095
150401
1912876
5996371
11945012
4
SELISIH
94
94
45
2
3
3
1452
33
3
36
112
2224
79
b Pemenuhan Kebutuhan Bersumber Dana Siap Pakai (DSP)
Berdasarkan peraturan BNPB No2 Tahun 2018 tentang Penggunaan Dana Siap Pakai
(DSP) Berikut ini prosedur pemberian DSP
1 Prosedur pemberian DSP melalui usulan permohonan terlebih dahulu dilakukan
verifikasi
2 Pemberian DSP berdasarkan persetujuan Kepala BNPB atau pejabat yang diberikan
kuasa oleh Kepala BNPB
3 Pemberian bantuan DSP sebagai tindak lanjut hasil rapat koordinasi kementerian
lembaga berdasarkan atas
a Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari BPBD kabupaten
kota atau BPBD propinsi terdampak
b Surat keputusan bupati wali kota gubernur atau Presiden tentang penetapan
status keadaan darurat bencana
c Rincian biaya untuk kegiatan penanganan darurat bencana
d Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala BNPB
4 Pemberian bantuan DSP melalui inisiatif BNPB berdasarkan atas
a Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari BPBD kabupaten
kota atau BPBD propinsi terdampak
b Surat keputusan bupati wali kota gubernur atau Presiden tentang penetapan
status keadaan darurat bencana
c Hasil pengkajian cepat yang menjelaskan kebutuhan rincian biaya untuk
kegiatan penanganan darurat bencana yang dinyatakan secara tertulis oleh
pejabat eselon I yang berwenang
d Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala BNPB
Pelaksanaan penyaluran DSP
1 KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) BNPB memerintahkan bendahara pengeluaran
untuk memindahbukukan sejumlah dana UP dari rekening bendahara pengeluaran
ke rekening BPP pengelola pada unit kerja di BNPB BPBD dan atau kementerian
lembaga terkait
2 Pemindahbukuan DSP kepada unit kerja BNPB BPBD atau kementerian lembaga
terkait dilaksanakan sesuai dengan jumlah yang telah disetujui KPA
3 Penyaluran bantuan DSP untuk BPBD kabupaten kota atau propinsi harus
dilengkapi dengan Perjanjian Kerja Sama antara KPA BNPB dengan Kepala BPBD
atas nama pemerintah daerah
4 Penyaluran bantuan DSP untuk kementerian lembaga harus dilengkapi dengan
Perjanjian Kerja Sama antara KPA BNPB dengan pejabat setingkat eselon I dari
kementerian lembaga terkait
5 Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada pemerintah
kabupaten kota atau propinsi melalui pengelola DSP BNPB setempat dilengkapi
dengan bukti penerimaan berupa kuitansi berita acara serah terima
6 Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada unit kerja BNPB
dan kementerian lembaga terkait melalui pengelola DSP yang ditunjuk dilengkapi
dengan bukti penerimaan berupa kuitansi dan berita acara serah terima
7 Waktu penyaluran bantuan DSP disesuaikan dengan ketersediaan UP DSP yang
ada pada rekening bendahara pengeluaran BNPB
80
8 Penyaluran bantuan DSP dapat pula diberikan dalam bentuk barang jasa dengan
mempertimbangkan aspek kemudahan ketersediaan dan kelancaran distribusi
9 Pelaksanaan penyaluran DSP dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai mekanisme pelaksanaan anggaran penanggulangan
bencana
Pengaturan logistik penting untuk mendukung penyelenggaraan respon medis dan laboratorium serta respon komponen lain Diperlukan prosedur untuk mempercepat proses pengadaan dan transportasi barang
Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah
- Memetakan sumber daya yang tersedia dan rantai suplai (supply chain) di sektor kesehatan dan lainnya
- Memeriksa sistem pengelolaan dan pengendalian rantai suplai (penimbunan penyimpanan keamanan pengaturan transportasi dan distribusi) untuk persediaan medis dan komoditas esensial lainnya termasuk Disease Commodity Package (DCP) COVID-19 dan cadangan kit pasien di dalam negeri
- Memeriksa proses pengadaan (termasuk impor dan bea cukai) untuk suplai medis dan kebutuhan esensial lainnya dan mendorong sumber daya setempat untuk memastikan keberlanjutan
- Menilai kapasitas pasar lokal untuk memenuhi peningkatan permintaan akan suplai medis dan kebutuhan pokok lainnya dan mengoordinasikan permintaan suplai internasional melalui mekanisme pengadaan regional dan global
- Mempersiapkan kapasitas lonjakan staf dan mekanisme penempatan nasihat kesehatan (pedoman dan SOP) pra dan pasca penempatan paket (briefing vaksinasi yang direkomendasikan wajib peningkatan kit medical travel dukungan kesehatan jiwa dan psikososial termasuk kelompok pendukung sebaya) untuk memastikan kesejahteraan staf
- Mengdentifikasi dan mendukung fungsi-fungsi kritis yang harus berlanjut selama wabah COVID-19 yang meluas (mis air dan sanitasi bahan bakar dan energi makanan telekomunikasiinternet keuangan hukum dan ketertiban pendidikan dan transportasi) sumber daya yang diperlukan dan tenaga kerja esensial
81
Gambar 51
Contoh SK Status Darurat Bencana
82
Gambar 52
Konsep Operasi Logistik
Sumber Internasional Pintu MasukStaging Area di Bandara Sumber
(UNHRDWHO Supplier) NasionalRegional
Pusat Krisis Gudang Provinsi
(Masuk Melalui BandaraPelabuhanTerminal)
Gudang KabupatenKota
Pusat Layanan Kesehatan Unit Layanan Kesehatan Rumah Penduduk
Gambar 10 Konsep Operasi Logistik
83
Bab 6
Komando dan Perhubungan
Gambar 61
Struktur Klaster Nasional Penanggulangan Bencana
Keputusan Kepala BNPB Nomor 173 tahun 2015 tentang klaster nasional
penanggulangan bencana
1 Klaster Kesehatan Tugasnya Pelayanan Kesehatan Pengendalian Penyakit
Penyehatan Lingkungan Penyiapan Air Bersih dan Sanitasi yang berkualitas
Pelayanan Kesehatan Gizi Pengelolaan Obat Bencana Penyiapan Kesehatan
Reproduksi dalam Situasi Bencana Penatalaksanaan Korban Mati Pengelolaan
Informasi dibidang Kesehatan
Koordinator Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian
Kesehatan
Wakil Koordinator Pusat Kedokteran Kepolisian Republik Indonesia
2 Klaster Pencarian dan Penyelamatan Tugasnya Mengerahkan Mengkoordinir
serta mengendalikan sarana dan personil dalam pelaksanaan operasi pencarian
penyelamatan dan evakuasi terhadap korban bencana secara cepat efisien dan
efektif Pengelolaan Informasi dibidang Pencarian dan Penyelamatan
Koordinator Direktur Operasi dan Pelatihan BASARNAS
Wakil Koordinator Wakil Asisten Operasi Tentara Nasional Indonesia
3 Klaster Logistik Tugasnya Pengadaan barang sandang permakanan dan
peralatan Bea Cukai (untuk barang yang dibawa dari luar negriimpor)
PenyimpananPergudangan Distribusi Logistik Keamanan Logistik Pengelolaan
Informasi dibidang Logistik
Koordinator Direktur Logistik BNPB
Wakil Koordinator Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam
Kementerian Sosial
KESEHATAN
PENCARIAN DAN
PENYELAMATAN
LOGISTIK
PENGUNGSIAN DAN
PERLINDUNGAN
PENDIDIKAN
SARANA DAN PRASARANA
EKONOMI
PEMULIHAN
DINI
84
4 Klaster pengungsian dan Perlindungan Tugasnya Penyiapan Dapur Umum
Pencegahan dan Penanganan Kekerasan berbasis Gender Tempat Pengungsian
Keamanan Manajemen Pengungsian dan Penyiapan Hunian Sementara
Perlindungan Kelompok Rentan Pengelolaan Informasi dibidang Pengungsian dan
Perlindungan
Koordinator Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian
Sosial
Wakil Koordinator Asisten Operasi Kepolisian Republik Indonesia
5 Klaster Pendidikan Tugasnya Pelayanan Belajar Mengajar Formal dan Informal
Penyiapan Sekolah Darurat Bimbingan dan Penyuluhan bagi Anak Dewasa
Kerohanian Pengelolaan Informasi dibidang Pendidikan
Koordinator Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Sekretariat
Jendral Kementerian Pendidikan
Wakil Koordinator Sekretariat Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama
6 Klaster Sarana dan Prasarana Tugasnya Pembersihan puing-puing debris
clearance Penyediaan Alat Transportasi Telekomunikasi dan Energi Penyediaan
Hunian Tetap Penyediaan Air dan Sanitasi Pengelolaan Informasi dibidang Sarana
dan Prasarana
Koordinator Sekretaris Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum
Wakil Koordinasi Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika
Kementerian Komunikasi dan Informatika
7 Klaster Ekonomi Tugasnya Pengelolaan Sektor Pertambangan dan Galian Listrik
Gas dan Air Minum Industri Pengolah Konstruksi Perdagangan Hotel dan
Restoran Jasa dan Pertanian serta Pengelolaan Informasi dibidang Ekonomi
Koordinator Sekretaris Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian
Wakil Koordinator Asisten Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
8 Klaster Pemulihan Dini Tugasnya Penguatan Kapasitas pemerintah pusat daerah
untuk koordinasi Revitalisasi fungsi pemerintah desa camat kabupaten kota
provinsi Pemulihan Layanan Publik Sarana Pendukung kepemerintahan
Penguatan Kapasitas Perencanaan dan Pendanaan Pengelolaan Informasi dibidang
Pemulihan Dini
Koordinator Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Bencana
Kementerian Dalam Negeri
Wakil Koordinator Asisten Deputi Koordinasi Kebijakan Penyusunan dan
Evaluasi Program Kelembagaan dan Tatalaksana Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB
9 PSC (Public Safety Center) merupakan ujung tombak pelayanan kegawatdaruratan
Pra Fasyankes di daerah 1 kabupaten hanya ada 1 PSC berjejaring dengan faskes
setempat PSC diselenggarakan 24 jam sehari terus menerus Lokasi dapat di
Dinkes RS atau Lokasi lain yg ditetapkan oleh Pemda kabupatenkota
Fungsi PSC
pemberi pelayanan Gawat Darurat
pemandu pertolongan pertama (first aid)
pengevakuasi KorbanPasien Gawat Darurat dan
pengoordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan
Ketenagaan PSC Koordinator Tenaga Kesehatan Operator Call Center dan
tenaga lain
85
Tabel 61
Tugas dan Pelaksana Sub Klaster-Sub Klaster Dalam Klaster Kesehatan
TUGAS KLASTER TIM PELAKSANA
PELAYANAN KESEHATAN (Respon Medis) SUB KLASTER PELAYANAN KESEHATAN
PENGENDALIAN PENYAKIT (Surveilans Laboratorium) SUB KLASTER PENGENDALIAN PENYAKIT
KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENYIAPAN AIR
BERSIH KESEHATAN LINGKUNGAN
PENYIAPAN AIR BERSIH DAN SANITASI YANG
BERKUALITAS
PELAYANAN GIZI SUB KLASTER PELAYANAN GIZI
KESEHATAN REPRODUKSI SUB KLASTER KESEHATAN REPRODUKSI
PENANGANAN KESEHATAN JIWA SUB KLASTER KESEHATAN JIWA
PENATALAKASANAAN KORBAN MATI SUB KLASTER DVI
PROMOSI KESEHATAN (Promosi Kesehatan) TIM PROMKES
PENGELOLAAN INFORMASI KESEHATAN TIM DATA amp INFORMASI
PENGELOLAAN OBAT BENCANA (Intervensi Farmasi) TIM LOGISTIK KESEHATAN
86
Lampiran
Lampiran 1
PEMBAGIAN TUGAS KEGIATAN PERAN STAKEHOLDER DAN PEMBIAYAAN
ESTIMASI KETERSEDIAAN amp KEBUTUHANSUMBERDAYA
SUMBER DAYA KEGIATAN LABORATORIUM
NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA PERHITUNGAN
1
1Pengambilan
pengiriman
2Pemeriksaan
spesimen
Mengambil specimen
penderita atau suspek
memeriksa dilapangan
maupun mengirimkan ke
laboratorium
Tenaga
Tenaga kesehatan Analis kesehatan surveilans
2 org1000 pddk
Saranaprasarana
Alat transportasi
Laboratorium lap
1 unit area
1 unitKabupatenKota
Logistik
Reagen
Specimen pot
Specimen carrier
Pedoman Pengambilan dan Pengiriman spesimen COVID-19
1 pkt x 1 + 5 x jml pddk
1 pkt x 1 + 5 x jml pddk
1 pkt x 1 + 5 x jml pddk
2 bh x unit pelayanan lab
SUMBER DAYA KEGIATAN PELAYANAN MEDIK DAN TINDAKAN FARMASI
NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA PERHITUNGAN
1
Penyediaan amp
penyimpanan antiviral
Menyiapkan kebutuhan dan
menyimpan antiviral yang
dibutuhkan untuk penduduk
di area pembatasan
Tenaga
Tenaga kesehatan
Asisten apoteker
1 orang gudang
1 orang gudang
Saranaprasarana
- Gudang penyimpanan
1 unitarea
Logistik Saat ini tidak ada
antiviral yang direkomendasikan
Antiviral (Apabila sudah direkomendasikan antiviral untuk pengobatan)
Obat-obatan lainnya
Format RR logistic
Utk pengobatan
10 x jml pddk x 2 dosis x 5 hr + 5x 10 x Jml pddk x 2 dosis x 5 hr
2 Triase Triase COVID-19 dan bukan
COVID-19
Tenaga
Tenaga dokter yang bersertifikasi
Perawat yang bersertifikasi
3 org1000 pddk
5 org1000 pddk
Saranaprasarana
Klinik berikut peralatan
Alat transportasi yang dilengkapi obat-obat life
1 unitarea
87
saving oksigen dan portable ventilator
1 unitarea
Logistik
APD
Antiviral
Obat-obatan lainnya
Format RR
Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada penyediaan AV Diihitung pada penyediaan Obat
3 Pelayanan
medikevakuasi
Rujukan kesehatan
Melakukan pelayanan
medik kesehatan kepada
penderita ILI dan penyakit
lain di area pembatasan
Tenaga
Dokter yang bersertifikasi
Perawatbidan yang bersertifikasi
Paramedis lainnya
Sopir ambulan
2 orgdesa
2 orgdesa
1 orgdesa
Saranaprasarana
Unit pelayanan Puskesmas
Puskesmas kelilingAmbulance
Posko Pelayanan
1 unitarea
1 unitarea
Logistik
Peralatan kesehatan
Obat-obatan
RegisterFormat laporan
Standar Puskesmas Standar Puskesmas Kegiatan Puskesmas
4 SUMBER DAYA PADA TINDAKAN KARANTINAISOLASI
NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA CARA PERHITUNGAN
1
2
3
4
Pengawasan Karantina
Penerapan pintu keluar
masuk
Penetapan perimeter
Pembatasan kegiatan
umum
Pemantauan seluruh
kegiatan kekarantinaan di
area pembatasan
Pengawasan di pintu keluar
dan masuk area
pembatasan
Mengawasi diperbatasan
area pembatasan
Membatasi kegiatan
penduduk untuk
mengurangi kontak antar
penduduk
Tenaga
Tenaga kesehatan yang paham teknis kekarantinaan
Tenaga non kesehatanTNI Polri
3 org 1000 pddk
10 org1000 pddk
Saranaprasarana
Alat komunikasi HT
Pos di pintu keluarmasuk dilengkapi ruang pemeriksaan medis untuk penjaringan
Tanda pembatasan (Quarantine line) talipitatonggakpapan pengumuman
Alert card
1 unit Tim
1 unitarea
1 bh x jml kemungkinan jln
keluarmasuk
10 x jumlah pddk
Logistik
Suplemen
Obat-obatan
APDPPE
Desinfektan
Peta wilayah
Senter
Poster
Leaflet
Buku pencatatan
1 tb x 35 x jml pddk + ptgs Dihitung pada penyediaan obat Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada kegiatan Kesling
1 buahpos 1 x jml petugas
5 x Jml TTU 1 bh x pddk
1 bh x jml pos
5 Karantina rumah
Melakukan pembatasan
keluar rumah bagi
penduduk kontak agar tidak
menularkan kepada orang
lain
Tenaga
Tenaga Non kesehatan
Termasuk perhitungan di atas
Saranaprasarana
88
Logistik
Tandapita
Paket x rmh yang dikarantina
6 Isolasi dan rujukan
Melakukan pemisahan
penderita yang sakit ke
tempat tertentu di area
pembatasan sebelum
dirujuk dan melakukan
rujukan ke rumah sakit
Tenaga
Tenaga Medis Paramedis
Tenaga sopir
8 org 1000 pddk
1 orgunit ambulance
Saranaprasarana
Ruang isolasi dilengkapi peralatan kesehatan
Ambulance khusus
1 unitarea 2 unitarea 1 unitarea
Logistik
Obat antiviral
Desinfektan
Obat-obatan lainnya
Peralatan medis
Kartu pasien
Surat rujukan
APDPPE
Dihitung pada penyediaan AV Dihitung pada Kesling
Dihitung pada penyediaan obat Standar pelayanan puskesmas
20 x jml pddk 1`pkt x 10 x jml pddk
Dihitung pada penyediaan APD
7 Kesling pencegahan KLB
Pengawasan Kesehatan
lingkungan untuk mencegah
terjadinya KLB penyakit
lainnya
Tenaga
Sanitarian
6org desa
Saranaprasarana
Penyediaan air bersih
Pengangkutan sampah
Pembuangan kotoranlimbah
1 unitarea 1 unitarea 1 unitarea
Logistik
Water test kit
Desinfektan
Swing fog
Penyaringan air PAC
APDPPE Masker lengkap
Masker biasa
Spry can
Malationsolar
I unitarea 1 paket x rumah + unit pelayanan
1 unitarea 1 bh x pddk
Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada penyediaan APD
1 unitdesa 1 paketdesa
(Disesuaikan dg endemisitas lokasi)
Pemenuhan kebutuhan
hidup dasar
Tenaga
Tagana (Taruna siaga bencana) Kabupaten yang bisa di manfaatkan ke lapangan
Kader
1 orang200 KK
1 org10 KK
Saranaprasarana
Gudangtenda lapangan
Transportasi
Dapur umum
Timbangan beras
Kartu keluar masuk logistik
2 gudangdesa 1 unit trukdesa
1 unitdes 1 bhgudang 1 pktgudang
Logistik
Sarden (150 gr)
Kecap manis
Saos sambal
Minyak goreng (2 lt)
Beras (04 kgjiwa)
Minyak tanah
Personal hiegene
Air minum
1 pkthrKK 1 pkthrKK 1 pkthrKK 1 pkthrKK
1 pkthrjiwa
2 ltorhr
89
Lampiran 2
Penerbangan Internasional di Indonesia
No Tempat Kedudukan Nama Penerbangan
Sumatera
1 Batam Bandar Udara Internasional Hang Nadim
2 Banda Aceh Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda
3 Deli Serdang Medan Bandar Udara Internasional Kualanamu
4 Padang Bandar Udara Internasional Minangkabau
5 Pekanbaru Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II
6 Palembang Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II
7 Tanjung Pinang Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah
8 Bengkulu Bandar Udara Fatmawati Soekarno
9 Bandar Lampung Bandar Udara Radin Inten II
Jawa
10 Bandung Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara
11 Tangerang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta
12 Yogyakarta Bandar Udara Internasional Adi Sucipto
13 Solo Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo
14 Semarang Bandar Udara Internasional Achmad Yani
15 Surabaya Bandar Udara Internasional Juanda
16 Masalembo Sumenep Bandar Udara Internasional Valia Rahma
Bali dan Nusa Tenggara
17 Denpasar Bandar Udara Internasional Ngurah Rai
18 Lombok Tengah Bandar Udara Internasional Lombok
Kalimantan
19 Tarakan Bandar Udara Internasional Juwata
20 Berau Bandar Udara Internasional Kalimaru
21 Banjarmasin Bandar Udara Internasional Syamduddin Noor
Sulawesi
22 Manado Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi
23 Makassar Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin
24 Kendari Bandar Udara Internasional Haluoleo
Papua
25 Nabire Bandar Udara Internasional Yos Sudarso
90
26 Oksibil Bandar Udara Internasional Iskak
27 Jayapura Bandar Udara Sentani
28 Biak Bandar Udara Frans Kaisiepo
29 Tembagapura Bandar Udara Mozes Kilangin
30 Merauke Bandar Udara Mopah
Lampiran 3
Pelabuhan Internasional di Indonesia4
No Tempat Kedudukan Nama Pelabuhan
1 Sabang Pelabuhan Laut Teluk Sabang
2 Banda Aceh Pelabuhan Laut Malahayati
3 Banda Aceh Pelabuhan Laut Ulee Lheu
4 Banda Aceh Pelabuhan Laut Lhok Nga
5 Banda Aceh Pelabuhan Laut Meulaboh
6 Banda Aceh Pelabuhan Laut Singkil
7 Banda Aceh Pelabuhan Laut Labuhan Haji
8 Banda Aceh Pelabuhan Laut Tapak Tuan
9 Banda Aceh Pelabuhan Laut Sinabang
10 Lhokseumawe Pelabuhan Laut Lhokseumawe
11 Lhokseumawe Pelabuhan Laut Kuala Langsa
12 Medan Pelabuhan Belawan
13 Medan Pelabuhan Laut Pangkalan Susu
14 Medan Pelabuhan Laut Sibolga
15 Medan Pelabuhan Kuala Tanjung
16 Medan Pelabuhan Laut Tanjung Balai Asahan
17 Dumai Pelabuhan Laut Dumai
18 Dumai Pelabuhan Laut Bengkalis
19 Dumai Pelabuhan Laut Sungai Pakning
20 Dumai Pelabuhan Laut Penipahan
21 Dumai Pelabuhan Laut Tanjung Medang
22 Dumai Kawasan Industri Pelintung
23 Padang Pelabuhan Laut Teluk Bayur
24 Padang Pelabuhan Laut Sikakap
4httpskespelkemkesgoidkkpkkp_tempat_publicprofil7
91
25 Padang Pelabuhan Laut Bungus
26 Jambi Pelabuhan Laut Muara Sabak
27 Jambi Pelabuhan Laut Kuala Tungkal
28 Jambi Pelabuhan Laut Talang Duku
29 Palembang Pelabuhan Laut Palembang
30 Palembang Pelabuhan Boom Baru
31 Palembang Sumatra Selatan Pelabuhan Tanjung Api-api
32 Pekanbaru Riau Pelabuhan Sungai Pekanbaru (Wilker Kampung Dalam)
33 Pekanbaru Riau Pelabuhan Laut Selat Panjang
34 Pekanbaru Riau Pelabuhan Sungai Buatan
35 Pekanbaru Riau Pelabuhan Laut Tanjung Buton
36 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Tembilahan
37 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Kuala Enok
38 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Rengat
39 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Kuala Gaung
40 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Sungai Guntung
41 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Batu Ampar
42 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Sekupang
43 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Pulau Sambu
44 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Nongsa
45 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Kabil
46 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan F Batam Centre
47 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Tanjung Uncang Sagulung
48 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Teluk Senimba
49 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Semblog
50 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan F Harbour Bay
51 Tanjungpinang Kepulauan Riau Pelabuhan Sri Bintan Pura
52 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Tanjung Pinang
53 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Lagoi
54 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Lobam
55 Tanjung Balai Karimun Kepulauan Riau Pelabuhan Tanjung Balai Karimun
56 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Pangkal Dalam
57 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Tanjung Pandan
92
58 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Manggar
59 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Muntok
60 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Belinyu
61 Bengkulu Pelabuhan Laut Bai
62 Bengkulu Pelabuhan Laut Muko-Muko
63 Bengkulu Pelabuhan Laut Bintuhan
64 Bengkulu Pelabuhan Laut Malakoni Enggano
65 Panjang Lampung Pelabuhan Panjang
66 Panjang Lampung Pelabuhan Laut Teluk Semangka
67 Panjang Lampung Pelabuhan Laut Rawajitu
68 Jakarta Pelabuhan Tanjung Priok
69 Jakarta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Pantai Marina
70 Jakarta Pelabuhan Laut Marunda
71 Jakarta Pelabuhan Kali Baru
72 Banten Cilegon Pelabuhan Laut Merak
73 Banten Pelabuhan Laut Anyer
74 Banten Pelabuhan Laut Bojonegara
75 Banten Pelabuhan Laut Labuan
76 Indramayu Jawa Barat Pelabuhan Laut Balongan
77 Semarang Jawa Tengah Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
78 Cilacap Jawa Tengah Pelabuhan Laut Tanjung Intan
79 Jawa Timur Surabaya Pelabuhan Tanjung Perak
80 Probolinggo Jawa Timur Pelabuhan Laut Probolinggo
81 Probolinggo Jawa Timur Pelabihan Laut Panarukan
82 Probolinggo Jawa Timur Pelabuhan Laut Tanjung Wangi
83 Denpasar Pelabuhan Laut Celukan Bawang
84 Denpasar Pelabuhan Laut Benoa
85 Kupang NTT Pelabuhan Laut Atapupu
86 Kupang NTT Pelabuhan Laut Labuan Bajo
87 Kupang NTT Pelabuhan Laut Tenau
88 Kupang NTT Pelabuhan Laut Wini
89 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Laut Tarakan
90 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Bunyu
93
91 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan SebatikPelabuhan Nunukan
92 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Berau
93 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Tanjung Selor
94 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Kampung Baru
95 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Tanah Grogot
96 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Senipah
97 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Balikpapan
98 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Sintete
99 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Ketapang
100 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Kendawangan
101 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Telok Air
102 Palangkaraya Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Pulang Pisau
103 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Sampit
104 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Kumai
105 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Pangkalan Bun
106 Banjarmasin Kalimantan Selatan Pelabuhan Trisakti
107 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Labuan Uki
108 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Amurang
109 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Kotabunan
110 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Kema
111 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Belang
112 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Molibagu
113 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Bintauna
114 Palu Pelabuhan Laut Pantoloan
115 Palu Pelabuhan Laut Toli-Toli
116 Palu Pelabuhan Laut Luwuk
117 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Kendari
118 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Pomalaa
119 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Bau-Bau
120 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Kolaka
121 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Wanci
122 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Makassar
123 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Pare-Pare
94
124 Makassar Sulawesi Selatan Pealbuhan Laut Malili
125 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Biringkasi
126 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhhan Laut Awerange
127 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Palopo
128 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Belang Belang Mamuju
129 Ternate Pelabuhan Laut Buli
130 Ternate Pelabuhan Laut Bacan
131 Ternate Pelabuhan Laut Tobelo
132 Ternate Pelabuhan Sanana Mangole
133 Ambon Pelabuhan Laut Tual
134 Ambon Pelabuhan Yos Sudarso Ambon
135 Ambon Pelabuhan Laut Wahai
136 Ambon Pelabuhan Laut Saumlaki
137 Jayapura Pelabuhan Laut Jayapura
138 Jayapura Pelabuhan Laut Hamadi
139 Merauke Pelabuhan Laut Agats
140 Merauke Pelabuhan Laut Bade
Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan COVID-19
Pusat Krisis Crisis Centre
95
Lampiran 4
Daftar Lokasi Pusat Krisis di Indonesia
No Tempat Kedudukan
1 Medan
2 Padang
3 Palembang
4 Banjarmasin
5 Manado
6 Makassar
7 DKI Jakarta
8 Semarang
9 Surabaya
10 Bali
11 Jayapura
Lampiran 5
DAFTAR LABORATORIUM PEMERIKSA COVID-19
No Wilayah Kerja Laboratorium Memiliki Fungsi Surveilans
Laboratorium Tidak Memiliki Fungsi Surveilans
1 Aceh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
Balai Litbangkes Aceh
2 Sumatera Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
a Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Medan
b RUmah Sakit Universitas Sumatera Utara
3 Sumatera Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
Rumah Sakit Umum Pusat Moh Husein Palembang
4 Sumatera Barat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
Rumah Sakit Universitas Andalas Padang
5 Jambi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi
6 Riau Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
Rumah Sakit Arifin Achmad Pekanbaru
7 Kepulauan Riau a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Batam
96
8 Bangka Belitung Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah Pangkal Pinang
9 Bengkulu Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
10 Lampung Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
11 Banten Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang
12 DKI Jakarta a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
b Laboratorium Kesehatan Daerah DKI Jakarta
a Lembaga Biologi Molekuler Eijkman
b Rumah Sakit Universitas Indonesia
c Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo
13 Jawa Barat a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
b Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Jawa Barat
a Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin Bandung
b Rumah Sakit Universitas Padjajaran Bandung
14 Jawa Tengah Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta
a Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga
b Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi Semarang
c Rumah Sakit Universitas Diponegoro Semarang
15 DI Yogyakarta Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta
a Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito Daerah Istimewa Yogiakarta
b Rumah Sakit Universitas Gajah Mada Yogyakarta
16 Jawa Timur Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
a Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo
b Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya
c Rumah Sakit Universitas Brawijaya Malang
17 Kalimantan Barat a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
b Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Pontianak
18 Kalimantan Tengah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
19 Kalimantan Selatan a Balai Besar Laboratorium
97
Kesehatan Surabaya b Balai Besar Teknik
Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Banjarbaru
20 Kalimantan Timur Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
21 Kalimantan Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
22 Sulawesi Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
a Rumah Sakit Umum Pusat Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar
b Rumah Sakit Universitas Hasanudin Makassar
23 Sulawesi Barat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
24 Sulawesi Tengah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
25 Sulawesi Tenggara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
26 Gorontalo Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
27 Sulawesi Utara a Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Manado
Rumah Sakit Umum Pusat Prof R D Kandou Manado
28 Maluku Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
29 Maluku a Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Ambon
30 Bali Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
a Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
b Rumah Sakit Universitas Udayana Denpasar
31 Nusa Tenggara Timur
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
32 Nusa Tenggara Barat Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
RRUD Provinsi Nusa Tenggara Barat Mataram
33 Papua Barat Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua
34 Papua Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua
98
Lampiran 6
132 Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Berdasarkan SK Menkes
No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes
2 3
1 Aceh 1 RSUD Cut Meutia Kab Aceh Utara
2 RSUD Dr Zainoel Abidin
2 Sumatera Utara
3 RSUP H Adam Malik
4 RSU Kabanjahe
5 RSU Djasamen Saragih Pematang Siantar
6 RSUD Tarutung
7 RSU Padang Sidempuan
3 Sumatera Barat 8 RSU Achmad Mochtar
9 RSUP M Djamil
4 Riau
10 RSUD Arifin Ahmad
11 RSUD Kota Dumai
12 RSUD Puri Husada Tembilahan
5 Kepulauan Riau
13 RSUD Embung Fatimah
14 RS Badan Pengusahaan Batam (Otorita Batam)
15 RSUD Muhammad Sani (Kab Karimun)
16 RSUD Provinsi Kepulauan Riau Tanjungpinang
6 Jambi 17 RSUD Raden Mattaher
7 Sumatera Selatan
18 RSUP Moh Hoesin
19 RSUD Kayuagung
20 RSUD Lahat
21 RSUD Siti Fatimah Prov Sumatera Selatan
22 RS Dr Rivai Abdullah
8 Bangka Belitung 23 RSUD Tanjung Pandan (Dr Marsidi Judono)
24 RSUD Pangkal Pinang ( RSUD Depati Hamzah)
9 Bengkulu
25 RSUD Dr M Yunus
26 RSUD Arga Makmur
27 RSUD Hasanuddin Damrah Manna
10 Lampung
28 RSUD Dr H Abdul Moeloek
29 RSUD Kalianda (RSUD Dr H Bob Bazar)
30 RSUD Ahmad Yani Metro
31 RSUD May Jen HM Ryacudu
11 DKI Jakarta 32 RSPI Sulianti Saroso
33 RSPAD Gatot Soebroto
99
No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes
34 RSUP Persahabatan
35 RSUP Fatmawati
36 RSUD Cengkareng
37 RSUDPasar inggu
38 RSU Bhayangkara Tk I RSaid Sukanto
39 RSAL Mintoharjo
12 Jawa Barat
40 RSUP Hasan Sadikin
41 RS Paru Dr H A Rotinsulu
42 RSUD Gunung Jati Cirebon
43 RSUD Dr Slamet Garut
44 RSUD R Syamsudin SH Sukabumi
45 RSUD Kab Indramayu
46 RS Paru Dr M Goenawan Partowidigdo
47 RSU Tk II Dustira
13 Banten 48 RSUD Kab Tangerang
49 RSUD Serang (Dr Drajat Prawiranegara)
14 Jawa Tengah
50 RSUP dr Kariadi
51 RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten
52 RSUD Purwokerto (Margono Soekarjo)
53 RSUD Kraton Pekalongan
54 RSUD Dr Soeselo Slawi
55 RSUD Dr H Soewondo Kendal
56 RSUD Tidar Magelang
57 RSUD Moewardi Surakarta
58 RSUD Banyumas
59 RSUD Kudus (Dr Loekmonohadi)
60 RS Paru Dr Ario Wirawan
61 RSUD KRMT Wongsonegoro (RSUD Kota Semarang)
62 RSUD Kardinah Tegal
15 Yogyakarta
63 RSUP dr Sardjito
64 RSUD Panembahan Senopati Bantul
65 RSUD Kota Yogyakarta
66 RSUD Wates
16 Jawa Timur
67 RSUD Dr Soebandi Jember
68 RSUD Kab Kediri Pare
69 RSUD Dr Soetomo
100
No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes
70 RSUD Dr Soedono Madiun
71 RSUD Dr Saiful Anwar
72 RSUD Dr R Koesma Tuban
73 RSUD Blambangan
74 RSUD Dr R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro
75 RSUD Dr Iskak Tulungagung
76 RSUD Sidoarjo
77 RS Universitas Airlangga
17 Bali
78 RSUP Sanglah
79 RSUD Sanjiwani Gianyar
80 RSUD Tabanan
81 RSUD Kab Buleleng
18 Nusa Tenggara
Barat
82 RSUD NTB
83 RSUD Kab Bima
84 RSUD Dr R Sudjono
85 RSUD Manambai Abdul Kadir
19 Nusa Tenggara
Timur
86 RSU Prof Dr WZ Johanes
87 RSU Dr Tc Hillers Maumere
88 RSUD Komodo Labuan Bajo
20 Kalimantan Barat
89 RSUD Dr Soedarso Pontianak
90 RSUD Dr Abdul Azis Singkawang
91 RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang
92 RSUD Dr Agoesdjam Ketapang
21 Kalimantan Tengah
93 RSUD Dr Doris Sylvanus Palangkaraya
94 RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun
95 RSUD Dr Murjani Sampit
22 Kalimantan Selatan 96 RSUD Ulin Banjarmasin
97 RS Boejasin Pelaihari
23 Kalimantan Timur
98 RSUD Panglima Sebaya
99 RSU Taman Husada Bontang
100 RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
101 RSUD Abdul Wahab Sjahranie
102 RSUD Aji Muhammad Parikesit
24 Kalimantan Utara 103 RSUD Tanjung Selor
104 RSUD Provinsi Kaltara
25 Sulawesi Utara 105 RSUP Prof Dr R D Kandou
106 RSUD Dr Sam Ratulangi
101
No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes
107 RSU Ratatotok - Buyat
108 RSUD Kota Kotamobagu
26 Gorontalo 109 RSUD Prof Dr H Aloei Saboe
27 Sulawesi Barat 110 RSUD Provinsi Sulawesi Barat
28 Sulawesi Tengah
111 RSUD Undata Palu
112 RSUD Kab Banggai Luwuk
113 RSU Mokopido Toli-Toli
114 RSUD Kolonedale
115 RSU Anutapura Palu
29 Sulawesi Selatan
116 RSUP dr Wahidin Sudirohusodo
117 RSU Andi Makkasau Parepare
118 RSU Lakipadada Toraja
119 RSUD Kab Sinjai
120 RSUD Labuang Baji
121 RS TkII Pelamonia
122 RS Dr Tadjuddin Chalid MPH
30 Sulawesi Tenggara 123 RS Bahtera Mas Provinsi Sultra (RS Kendari)
31 Maluku 124 RSU Dr M Haulussy Ambon
125 RSUD Saumlaki
32 Maluku Utara 126 RSUD Dr H Chasan Boesoirie Ternate
33 Papua
127 RSU Jayapura
128 RSU Nabire
129 RSUD Mimika
130 RSU Merauke
34 Papua Barat 131 RSUD Manokwari
132 RSUD Kab Sorong
102
Lampiran 7
Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Berdasarkan SK Gubernur
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
1 2 3 4
1 Aceh SK Nomor 4409722020
1 RSUD Meuraxa
2 RSUD Tgk Chik Ditiro
3 RSUD Dr Fauziah
4 RSUD Langsa
5 RSUD Datu beru
6 RSUD Sultan Iskandar Muda Nagan Raya
7 RSUD Tengku Peukan
8 RSUD Dr Zubir Mahmud
9 RSUD Gayo Lues
10 RSUD Sahuddin Aceh Tenggara
11 RSUD Dr H Yuliddin Away
2 Sumatera
Utara SK 18844171KPTS2020
1 RSU Dr Gerhard L Tobing
2 RSUMartha Friska
3 RSU Martha Friska Multatuli
4 RSUD Abdul Manan Simpatupang
5 RSUD Gunung Sitoli
3 Sumatera
Barat SK Nomor 4402522020
1 RS Reksodiwiryo Padang
2 RS Unand Padang
3 RSUD Pariaman
4 RSUD M Natsir Solok
4 Riau SK Nomor
Kpts5681112020
1 RSUD Petala Bumi
2 RS Awal Bross Sudirman
3 RS Eka Hospital
4 RS ibnu Sina
5 Rumah Sakit Santa Maria
6 RS Bhayangkara Polda Riau
7 Rumah Sakit PMC
8 RS Bina Kasih
9 RS Prof DR Tabrani
10 RS Syafira
11 RS Awal Bross Ahmad Yani
12 RS Awal Bross Panam
103
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
13 RS Prima
14 RS Aulia
15 RS Universitas Riau
16 RSUD Madani
17 RS Hermina
18 RS TNI AU Lanud Roesmin Nuriadin
19 RS Tk IV Tentara Pekanbaru
20 RSUD Bangkinang
21 RSUD Rokan Hulu
22 RS Awal Bross Ujung Batu
23 RS Azzahra
24 RS Surya Insani
25 RSUD Taluk Kuantan
26 RSUD Indrasari Rengat
27 RS Kasih Ibu Rengat
28 RSUD Tengku Sulung Pulau Kijang
29 RSUD Raja Musa Sungai Guntung
30 RSUD Meranti
31 RS Tengku Rafian Siak Sri Indrapura
32 RSUD Perawang
33 RSUD Bengkalis
34 RSUD Kec Mandau
35 RS Permata Hati
36 RS Pertamina Dumai
37 RSUD Dr RM Pratomo Bangansiapi-api
38 RS Cahaya
39 RSUD Selasih Pelalawan
40 RS Evarina
41 RS Amelia Medika Pelalawan
5 Kepulauan
Riau SK Nomor 314 Tahun 2020
1 RSUD Kota TPI
2 RSUD Natuna
3 RS Engku Haji Daud
4 RSUD Bintan
5 RSUD Dabo
6 RSUD Encik Mariyam
7 RSUD Bergerak Jemaja
104
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
8 RSUD Palmatak - Kepulauan Anambas
9 RSUD Tarempa - Kepulauan Anambas
10 RSAL DRMidiyantoS
11 RSAUdr Yuniani Wisma Karyani
12 RS Bhayangkara POLDA BTM
13 RSU Awal Bros
14 RSU Budi Kemulyaan
15 RSU Harapan Bunda
16 RSU Santa Elisabeth BATAM
17 RSU Santa Elisabeth Kota Batam
18 RSU Soedarsono Darmosoewito
19 RSU Bhakti Timah
20 RSU Graha Hermine
21 RSU Camantha Sahidyah
22 RS KLG Huhada BTM
23 RSIA Mutiara AiniI
24 RSIA Griya Medika
25 RSIA Kasih Sayang Ibu
26 RSIA Frishdy Angel
27 RSU Charis Medika
28 RS Santa Elisabeth Sei Lekop
29 RS Hj Bunda Halimah
6 Jambi SK Nomor
292KEPGUBDISKES-422020
1 RS H Abdul Manap
2 RS Daud Arif Kuala Tungkal
3 RS Hanafie Bungo
4 RSHamba Batang Hari
5 RSHA Thalib Kerinci
7 Sumatera Selatan
SK Nomor 201KPTSDINKES2020
1 RSUD Palembang Bari
2 RS Umum Pertamin+H77H116a Plaju
3 RS Charitas Palembang
4 RS Umum Pelabuhan Palembang
5 RS AK Gani Palembang
6 RS Siloam Sriwajaya
7 RS Myra
8 RS Bhayangkara
9 RSI Siti Khodijah
105
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
10 RS Muhammadiyah
11 RS PT Pusri Medika
12 RS Bunda Palembang
13 RS Hermina Palembang
14 RSK Paru Provinsi Sumsel
15 RSUD Ogan Ilir
16 RSUD Prabumulih
17 RS Umum Pertamina Prabumulih
18 RS Umum AR Bunda Prabumulih
19 RSUD Dr HM Rabain Muara Enim
20 RS Bukit Asam
21 RSUD Sekayu
22 RSUD Bayung Lencir
23 RSUD Dr Sobirin Musi Rawas
24 RSUD Siti Aisyah Lubuklinggau
25 RS Siloam Lubuklinggau
26 RS AR Bunda Lubuklinggau
27 RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja
28 RS DKT Nosmir Baturaja
29 RS Santo Antonio Baturaja
30 RSUD Muaradua
31 RSUD Martapura
32 RSUD Gumawang
33 RS Panti Bhaktiningsih
34 RSI At-taqwa
35 RS DKT Lahat
36 RSUD Banyuasin
37 RS Hermina Opi
38 RSUD Besemah Kota Pagar Alam
39 RSUD Tebing Tinggi Kab Empat Lawang
40 RSUD Muara Rupit
41 RSUD Talang Ubi
42 RSUD Sungai Lilin
8 Bangka Belitung
18844203Dinkes2020
1 RSUD Dr (HC) Ir Soekarno
2 RSUD Sejiran Setason
3 RSUD Kab Bangka Selatan
4 RSUD Depati Bahrin
106
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
5 RSUD KabBangka Tengah
6 RSUD KabBelitung Timur
7 RS Siloam Bangka
8 RS Katolik Bhakti Wara
9 RS Kalbu Intan Medika
10 RS Gunung Manik
11 RS Almah
12 RS Utama
13 RS Arsani
14 RS Bakti Timah Muntok
15 RS Medika Stannia
16 RS Bakti Timah Pangkalpinang
17 RS Ibu dan Anak Muhaya
18 RS Ibu dan Anak Dzakirah
19 RS Ibu dan Anak Rona
9 Bengkulu SK Nomor L159Dinkes
tahun 2020
1 RSUD Curup
2 RSUD Mukomuko
3 RSUDHarapan dan Doa Kota Bengkulu
4 RSBhayangkara Jitra Kota Bengkulu
5 RS Tk IV Bengkulu
10 Lampung SK Nomor
G167V02HK2020
1 RSUD dr ADadi Tjokrodipo
2 RS Bhayangkara
3 RSTKIV020704
4 RSU Imanuel
5 RSU Urip Sumoharjo
6 RSU Pertamina Bintang Amin
7 RSU Graha Husada
8 RSU Bumi Waras
9 RSU Advent
10 RSU Menggala
11 RSU Natar Medika
12 RSUD Bandar Negara Husada
13 RSUD Sukadana
14 RSU Handayani
15 RSUD Demang Sepulau Raya
16 RSU Yukum Medical Center
17 RSUD Alimudin Umar
107
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
18 RSUD Ragab Begawe Caram
19 RSUD Tulang Bawang Barat
20 RSUD Zainal Abidin PA
21 RSUD Kotaagung
22 RSU Panti Secanti
23 RSUD MThohir
24 RSUD Pesawaran
25 RSUD Pringsewu
26 RSU Mitra Husada
11 DKI Jakarta On proses
1 RSUD Tarakan
2 RSUD Koja
3 RSKD Duren Sawit
4 RSU Pelni
5 RSU Pertamina Jaya
12 Jawa Barat SK Nomor 445Kep186-
Dinkes2020
1 RSUD Cibinong KabBogor
2 RSUD Ciawi KabBogor
3 RSUD Cibabat Kota Cimahi
4 RSUD Kota Bogor
5 RSUD Al-Ihsan ProvJawa Barat
6 RSU Bahyangkara Tk II Sartika Asih Kota Bandung
7 RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya
8 RSUD Singaparna Medika Citrautama KabTasikmalaya
9 RS Paru Prov Jawa Barat Kabirebon
10 RSUD Bayu Asih Kab Purwakarta
11 RSUD Karawang
12 RSUDSekarwangi KabSukabumi
13 RSUD KabSubang
14 RSUD Waled Kab Cirebon
15 RSUD Arjawinangun Kab Cirebon
16 RSUD 45 Kab Kuningan
17 RSUD Kab Bekasi
18 RSUD Sumedang
19 RSUD Kota Banjar
20 RSUD Kab Ciamis
21 RSUD Cideres Kab Majakengka
108
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
22 RSUD Majalaya
23 RS Lanud dr M Salamun Kab Bandung
24 RSUD Kota Depok
25 RSUDSayang Kab Cianjur
26 RSUDdr Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi
13 Banten SK Nomor 443Kep118-
Huk2020
1 RSUD Banten
2 RSUD Balaraja
3 RS Siloam Kelapa Dua
14 Jawa Tengah SK Gub Nomor 44542
Tahun 2020
1 RSUD Tugurejo Semarang
2 RSUD Salatiga
3 RSUD Ambarawa
4 RSUD Sunan Kalijaga Demak
5 RSUD Dr R Soedjati Grobogan
6 RSU Sultan Agung Semarang
7 RSU St Elizabeth Semarang
8 RSU Telogorejo Semarang
9 RSU Columbia Asia Semarang
10 RSU Tk III Bhakti Wira Tamtama Kota Semarang
11 RSU Bhayangkara Semarang
12 RSU Tk IV 040703 dr Asmir Salatiga
13 RSU Tk II dr Soedjono Magelang
14 RSUD RAA Soewondo Pati
15 RSUD RA Kartini Jepara
16 RSUD dr R Soetrasno Rembang
17 RSUD dr R Soetijono Blora
18 RSU Mardi Rahayu Kudus
19 RSUD Bendan Kota Pekalongan
20 RSUD Kajen Kab Pekalongan
21 RSUD Batang
22 RSUD Dr M Ashari Pemalang
23 RSUD Brebes
24 RSU Islam Harapan Anda Kota Tegal
25 RSUD Cilacap
26 RSUD Hj Anna Lasmanah Banjarnegara
27 RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
109
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
28 RSUD Setjonegoro Wonosobo
29 RSUD Dr Soedirman Kab Kebumen
30 RSU Tk III Wijayakusuma Purwokerto
31 RSUD Kota Surakarta
32 RSUD Ir Soekarno Sukoharjo
33 RSUD Pandan Arang Boyolali
34 RSUD Bagas Waras Klaten
35 RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen
36 RSUD Karanganyar
37 RSUD Dr Soediran MS Wonogiri
38 RSU PKU Muh Surakarta
39 RSU Islam Klaten
40 RSU Kasih Ibu Surakarta
41 RS dr Oen Surakarta
42 RSU TkIV Slamet Riyadi Surakarta
43 RSUD Djojonegoro Temanggung
44 RSUD Dr Tjitrowardojo Purworejo
45 RSUD Muntilan Kab Magelang
15 Yogyakarta
Keputusan Gubernur DIY No 61Kep2020 tentang Penetapan RS Rujukan
Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging tanggal
17 Maret 2020
1 RSUD SLEMAN
2 RSUD PRAMBANAN
3 RS JIH
4 RS PANTI RINI
5 RS SAKINA IDAMAN
6 RS PKU MUH GAMPING
7 RS BHAYANGKARA POLDA DIY
8 RS UGM
9 RS Hermina
10 RSUD Wonosari
11 RS Panti Rahayu
12 RSPAU Harjolukito
13 RS Santa Elizabeth
14 RS PKU MUH Bantul
15 RS DRSutarto DKT
16 RS PKU MUH Yogyakarta
17 RS PANTI RAPIH
18 RS BETHESDA
19 RS PRATAMA Yogjakarta
110
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
20 RSJ GRHASIA
21 RSIY PDHI
22 RS SILOAM Yogjakarta
23 RSUD NYI Ageng Serang
16 Jawa Timur SK Nomor
188125KPTS0132020
1 RS Islam Siti Hajar Sidoarjo
2 RS Mitra Keluarga Waru
3 RS Siti Khodijah Sepanjang
4 RSU Anwar Medika
5 RSUDBangil
6 RSUD Dr R Soedarsono
7 RSUD Tongas
8 RSUD Dr Mohamad Saleh
9 RS Tk III Baladhika Husada
10 RS Bina Sehat
11 RSSakit Citra Husada
12 RSParu Jember
13 RSJember Klinik
14 RSUD Dr Haryoto Lumajang
15 RS Djatiroto
16 RSUDdr H Koesnadi Bondowoso
17 RSUD dr Abdoer Rahem
18 RSUDSyarifah Ambami Rato Ebu
19 RSUD Mohammad Zyn KabSampang
20 RSUD Dr H Slamet Martodirdjo
21 RSUDMohammad Noer Pamekasan
22 RSUD Dr H Moh Anwar
23 RSKatholik Saint Vincentius a Paulo (RKZ) Surabaya
24 Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan
25 RS Primasatya Husada Citra (PHC) Surabaya
26 RSUD Bhakti Dharma Husada
27 RS Islam Jemursari Surabaya
28 RS Siloam Surabaya
29 RS Umum Haji Surabaya
30 RS Premier Surabaya
31 RS Husada Utama Surabaya
111
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
32 RSBhayangkara Tk IISamsoeriMertojoso
33 RS Manyar Medical Centre
34 RS National Hospital
35 RS Royal Surabaya
36 RSTk III Brawijaya
37 RSAL Dr Ramelan
38 RSJiwa Menur Surabaya
39 RSUD Dr Moh Soewandhie Surabaya
40 RSUD Ibnu Sina Kab Gresik
41 RSUDDr Soegiri Lamongan
42 RS Muhammadiyah Lamongan
43 RSUD Prof Dr Soekandar
44 RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo
45 RSUD Kab Jombang
46 RSUD Kab Kediri
47 RSUD Gambiran
48 RS Muhammadiyah Ahmad Dahlan
49 RSUD Dr Soedomo Trenggalek
50 RS Tk II dr Soepraoen
51 RS Panti Waluya Sawahan
52 RS Lavalette
53 RSUD Kanjuruhan KabMalang
54 RSU Wava Husada
55 RS Prima Husada Malang
56 RSU Karsa Husada Batu
57 RS Daerah Mardi Waluyo Kota Blitar
58 RSUDNgudi Waluyo Wlingi
59 RSUD Nganjuk
60 RSUD Dr Soeroto Kab Ngawi
61 RSAUdrEfram Harsana LanudIswahjudi
62 RSUD dr Sayidiman Magetan
63 RSUD Caruban
17 Bali SK Nomor 25903-
BHK2020
1 RSUD Wangaya
2 RSUD Bali Mandara
3 RS Daerah Mangusada
4 RS Umum Universitas Udayana
5 RSU Negara
112
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
6 RSUD Klungkung
7 RS Pratam Giri Emas
18 Nusa
Tenggara Barat
SK Nomor 445-313 tahun 2020
1 RSUD Kota Mataram
2 RSU Universitas MATARAM
3 RSAD REM WIRABHAKTI
4 RS HARAPAN KELUARGA
5 SILOAM HOSPITALS Mataram
6 RSUD PATUT PATUH PATJU
7 RSUD Praya
8 RSUD KabLombok Utara
9 RSUD ASY-SYIFA Sumbawa Barat
10 RSUD Dompu
11 RS AWET MUDA NARMADA
19 Nusa
Tenggara Timur
SK Nomor 120KEPHK2020
1 RSUD SK Lerik Kupang
2 RS Bhayangkara Tk III Kupang
3 RS Tk III Wirasakti Kupang
4 RS Siloam Kupang
5 RSUD Soe
6 RSUD Kefamenanu
7 RSU Penyangga Perbatasan Betun
8 RSUD dr Hendrikus Fernandez Larantuka
9 RSUD Bajawa
10 RSUD dr Ben Mboi Ruteng
11 RS Siloam Labuan Bajo
20 Kalimantan
Barat SK No370DINKES2020
1 RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadri
2 RS Bhayangkara Anton Soedjarwo
3 RS UNTAN Pontianak
4 RS TKII artika Husada
5 RSUD drRubini
6 RSU Harapan Bersama
7 RSUD Bengkayang
8 RSUD Sambas
9 RSUD Pemangkat
10 RSUD DrAchmad Diponegoro
113
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
11 RSUD MTHDjaman Kab45Sanggau
21 Kalimantan Tengah
SK Nomor 18844212020 1 RSUD Muara Teweh
22 Kalimantan
Selatan SK Nomor
18840207KUM2020
1 RSUD Dr H Moch Ansari Saleh
2 RSUD Idaman Banjarbaru
3 RSUD Brigjen H Hasan Basry Kandangan
23 Kalimantan
Timur SK Nomor 445K2362020
1 RSUD Inche Abdoel Moeis
2 RSUD Beriman Balikpapan
3 RS Tk II Dr R Hardjanto
4 RSUD Ratu Aji Putri Botung
5 RSUD Kudungga
6 RSUD Harapan Insan Sendawar
7 RSUD Dr Abdul Rivai
24 Kalimantan Utara
SK No18844K2642020 1 RSUD Nunukan
25 Sulawesi
Utara SK Nomor 102 Tahun 2020
1 RSUD Liun Kendage Tahuna
2 RSUD Noongan
3 RSUD Bitung
4 RSUD Maria Walanda Maramis
5 RSTK II R W Mongisidi
6 RSUD Talaud
7 RS Bergerak Kab Sitaro
8 RSUD Tagulandang
9 RSUD Bolaang Mongondow Selatan
10 RSUD Datoe Binangkang
11 RSUD Bolaang Mongondow Utara
12 RSUD Anugerah Tomohon
26 Gorontalo
27 Sulawesi
Barat SK Nomor
1884172SULBARIII2020 1 RSUD Kab Polewali mandar
28 Sulawesi Tengah
SK Nomor 445126DisKes-
GST2020
1 RSUD Morowali
2 RSUD Poso
3 RSUD Anuntaloko Parigi
4 RSUD Madani Palu
5 RS Budi Agung Palu
29
Sulawesi Selatan
1 RSUD KH Hayyung Kepulauan Selayar
2 RSUD HA Sulthan Daeng Radja
114
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
3 RSUD Prof Dr HM Anwar
4 RSUD Lanto Daeng Pasewang
5 RSUD H Padjonga Dg Ngalle Takalar
6 RSUD Syehk Yusuf Gowa
7 Rumkit Tk IV DR M Yasin
8 RSUD Tenriawaru Bone
9 RSUD Salewangang Maros
10 RSUD Batara Siang
11 RSUD Barru
12 RSUD Latemmamala Soppeng
13 RSUD Lamaddukkelleng
14 RSUD Nene Mallomo
15 RSUD Arifin Numang
16 RSUD Lasinrang Pinrang
17 RSUD Massenrempulu
18 RSUD Sawerigading
19 RSUD Andi Djemma Masamba
20 RSUD I Lagaligo
21 RS Kepolisian Bhayangkara
22 RSAL Jala Ammari Makassar
23 RS Khusus Daerah Dadi
24 RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah
25 RSUD Haji Makassar
26 RSUD Daya Kota Makassar
27 RS Tk IV 070703 Dr Sumantri
28 RSUD Batara Guru
29 RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi
30 RSUD Siwa
31 RSUD Sayang Rakyat
32 RS AU dr Dody Sardjoto
33 RS Universitas Hasanuddin
34 RS Akademis Jaury
35 RS Stella Maris
36 RS Islam Faisal
37 RS Awal Bros Makassar
38 RS Siloam Makassar
115
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
39 RS Ibnu Sina Makassar
30 Sulawesi Tenggara
SK Nomor 202 Tahun 2020
1 RSUD Kota Kendari
2 RSUD Unaaha Kab Konawe
3 RSUD kab Konawe Selatan
4 RSUD Benyamin Guluh Kab Kolaka
5 RSUD Kota Bau Bau
6 RSUD Raha Kab Muna
31 Maluku SK Gub Nomor 158 Tahun
2020
1 RS TKII dr Latumeten
2 RS Bhayangkara
3 RS AL drFX Soehardjo
4 RS Sumber Hidup
5 RS drIshak Umarella
6 RSUD Saparua
7 RSUD Masohi
8 RSUD Piru
9 RSUD Bula
10 RSUD Namlea
11 RSUD Namrole
12 RSUD PP Magreti
13 RSUD Maren Hi Noho Renuat
14 RSUD Karel Sadsiutubun
15 RSUD Cendrawasih
16 RSUD Tiakur
32 Maluku Utara SK Nomor
291KPTSMU2020
1 RSUD Soasio
2 RSUD Tobelo
3 RSUD Labuha
4 RSUD Jailolo
5 RSUD Kab Pulau Morotai
6 RSUD Sanana
33 Papua On Proses
1 RSUD Abepura Rujukan Khusus Jiwa Provinsi
2 RSK Jiwa Abepura
3 RSU TNI AD Marthen Indey
4 RSU POLRI Bhayangkara
5 RSU Provita
6 RSU Dian Harapan
7 RSU TNI AL Soedibio Sardadi
116
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
8 RSUD Yowari
9 RSUD Biak
10 RSUD Wamena
11 RSUD Nabire
12 RSUD Paniai
13 RSUD Timika
14 RSUD Merauke
15 RSUD Mappi
16 RSUD Koya
34 Papua Barat SK Nomor 4408432020
1 RSUD Kab Fakfak
2 RSUD Kab Kaimana
3 RSUD Kab Teluk Wondama
4 RSUD Kab Teluk Bintuni
5 RSUD Scoloo Keyen
6 RSUD Kab Raja Ampat
7 RSUD Sele Be Solu
8 RSAL dr Azhar Zahir
9 RSAL dr R Oetojo
10 RS Tk IV 180702 JA Dimara
11 RS Tk IV dr Aryoko
12 RS Bhayangkara Lodewijk Mandacan
117
Lampiran 8
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
1 SOP Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri)
Langkah-Langkah Pemakaian Alat Pelindung Diri 1 Lepaskan semua perlengkapan pribadi (Perhiasan jam Hp pulpen dll) 2 Kenakan scrub suit dan sepatu boot karet di ruang ganti 3 Pindah ke area bersih di pintu masuk unit isolasi 4 Pastikan bahwa semua ukuran perangkat APD sudah benar dan kualitasnya sesuai 5 Melakukan prosedur mengenakan APD di bawah bimbingan dan pengawasan pengamat
terlatih (kolega) 6 Mencuci tangan hingga bersih 7 Kenakan sarung tangan (sarung tangan pemeriksaan nitril) 8 Kenakan baju steril 9 Kenakan masker penutup mulut 10 Kenakan pelindung wajah atau kacamata 11 Kenakan penutup kepala dan leher topi bedah yang menutupi leher dan sisi kepala
(disarankan dengan pelindung wajah) atau tudung 12 Kenakan celemek tahan air sekali pakai (jika tidak tersedia gunakan celemek berbahan berat
atau celemek tahan air yang dapat digunakan kembali)
118
13 Kenakan sepasang sarung tangan (lebih disarankan sarung tangan yang panjang) di atas manset
2 SOP Pelepasan APD
Langkah-Langkah Pelepasan Alat Pelindung Diri 1 Lepaskan celemek tahan air dan buang untuk keselamatan Untuk apron yang bisa
digunakan kembali letakkan di wadah yang berisi desinfektan 2 Jika mengenakan sepatu luar lepaskan dengan tetap Anda menggunakan sarung tangan
(jika memakai sepatu karet lihat langkah 4) 3 Lepaskan jubah dan sarung tangan dengan cara gulung kearah luar dan buanglah ke tempat
yang aman 4 Jika menggunakan sepatu karet lepaskan kedua sepatu (idealnya menggunakan boot
remover) tanpa menyentuhnya dengan tangan Anda Tempatkan sepatu dalam wadah disinfektan
5 Mencuci tangan membersihkan tangan 6 Jika mengenakan penutup kepala lepaskanlah dimulai dari belakang kepala 7 Melepaskan pelindung muka
a Lepaskan pelindung wajah atau kacamata (dari belakang kepala) Tempatkan pelindung mata ke dalam wadah terpisah untuk diproses ulang
b Lepaskan masker dimulai dari belakang kepala Saat melepaskan masker lepaskan ikatan tali pertama dan tali berikutnya
119
8 Mencuci tangan membersihkan tangan
3 SOP Pengambilan Spesimen COVID-19
Sebelum kegiatan pengambilan specimen dilaksanakan harus memperhatikan universal
precaution atau kewaspadaan universal untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari
pasien ke paramedic maupun lingkungan sekitar Hal tersebut meliputi
1 Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabundesinfektan SEBELUM dan
SESUDAH tindakan
2 Menggunakan APD
Melihat situasi saat ini mekanisme penularan masih dalam investigasi maka APD yang
digunakan untuk pengambilan specimen adalah APD lengkap dengan menggunaan
masker minimal N95
A Bahan Pengambilan Spesimen
1 Form Pengambilan Spesimen (lampiran 6)
Dapat ditambah daftar nama pasien (supaya saat pengambilan tidak terjadi kesalahan)
jika pasien lebih dari satu
2 Spesimen Saluran Pernapasan
a Viral Transport Media (VTM)
Dapat digunakan dengan beberapa merk komersil yang sudah siap pakai atau
dengan mencampur beberapa bahan (Hanks BBS Antifungal dan Antibiotik
dengan komposisi tertentu) untuk disatukan dalam satu wadah steril
b Swab Dacron atau Flocked Swab
c Tongue Spatel
d Kontainer Steril untuk Sputum
e Parafilm
f Plastik Klip
g Marker atau Label
3 Spesimen DarahSerum
a Spuit disposable 3ml atau 5 ml atau Sistem Vacutainer
b Wing needle (jika diperlukan)
c Kapas alkohol 70
d Kapas Kering
e Vial 18 ml atau tabung tutup ulir (wadah Spesimen Serum)
f Marker atau Label
4 Bahan PengepakanPengiriman Spesimen
a Ice pack dan Cold Box (diutamakan sudah menggunakan Sistem tiga lapis)
b Label Alamat
c LakbanPerekat
B Tata Cara Pengambilan Spesimen Nasofaring
1 Persiapkan cryotube yang berisi 15 ml media transport virus (Hanks BSS +
Antibiotika) dapat juga digunakan VTM komersil yang siap pakai (pabrikan)
2 Berikan label yang berisi Nama Pasien dan Kode Nomer Spesimen Jika label
bernomer tidak tersedia maka Penamaan menggunakan MarkerPulpen pada
bagian berwarna putih di dinding cryotube (Jangan gunakan Medium Hanks Bila
telah berubah warna menjadi Kuning)
120
3 Gunakan swab yang terbuat dari dacronrayon steril dengan tangkai plastik atau
jenis Flocked Swab (tangkai lebih lentur) Jangan menggunakan swab kapas
atau swab yang mengandung Calcium Alginat atau Swab kapas dengan tangkai
kayu karena mungkin mengandung substansi yang dapat menghambat
menginaktifasi virus dan dapat menghambat proses pemeriksaan secara
molekuler
4 Pastikan tidak ada Obstruksi (hambatan pada lubang hidung)
5 Masukkan secara perlahan swab ke dalam hidung pastikan posisi swab pada
septum bawah hidung
6 Masukkan swab secara perlahan-lahan ke bagian nasofaring
Sumber New England Journal of Medicine
Gambar XX Lokasi Pengambilan Nasofaring
7 Swab kemudian dilakukan gerak memutar secara perlahan
8 Kemudian masukkan sesegera mungkin ke dalam cryotube yang berisi VTM
Sumber Dokumentasi Balitbangkes
Gambar 52 Pemasukkan Swab ke dalam VTM
9 Putuskan tangkai plastik di daerah mulut cryotube agar cryotube dapat ditutup
dengan rapat
10 Pastikan label kode spesimen sesuai dengan kode yang ada di formulir
11 Cryotube kemudian dililit parafilm dan masukkan ke dalam Plastik Klip Jika ada
lebih dari 1 pasien maka Plastik Klip dibedakanterpisah Untuk menghindari
kontaminasi silang
121
Sumber Dokumentasi Balitbangkes
Gambar XX Pengemasan Spesimen
C Tata Cara Pengambilan Spesimen Sputum
Pasien berkumur terlebih dahulu dengan air kemudian pasien diminta mengeluarkan
dahaknya dengan cara batuk yang dalam Sputum ditampung pada wadah steril
yang anti bocor Pengambilan sampel sputum dengan cara induksi dapat
menimbulkan risiko infeksi tambahan bagi petugas kesehatan
D Tata Cara Pengambilan Spesimen Serum
Sampel serum berpasangan diperlukan untuk konfirmasi dengan serum awal
dikumpulkan di minggu pertama penyakit dan serum yang kedua idealnya
dikumpulkan 2-3 minggu kemudian Jika hanya serum tunggal yang dapat
dikumpulkan ini harus diambil setidaknya 14 hari setelah onset gejala untuk
penentuan kemungkinan kasus
Anak-anak dan dewasa dibutuhkan whole blood (3-5 mL) dan disentrifus untuk
mendapatkan serum sebanyak 15-3 mL Sedangkan untuk bayi Minimal 1 ml whole
blood diperlukan untuk pemeriksaan pasien bayi Jika memungkinkan
mengumpulkan 1 ml serum
4 Pengepakan Spesimen
Spesimen pasien dalam pengawasan probabel atau dikonfirmasi harus dilakukan
tatalaksana sebagai UN3373 Substansi Biologis Kategori B ketika akan
diangkutditransportasikan dengan tujuan diagnostik atau investigasi Semua spesimen
harus dikemas untuk mencegah kerusakan dan tumpahan Adapun sistem yang
digunakan adalah dengan menggunakan tiga lapis (Three Layer Pacakging) sesuai
dengan pedoman dari WHO dan International Air Transport Association (IATA)
122
Sumber WHO-Guidance on regulations for the transport of infectious substances 2019ndash
2020
Gambar XX Contoh Pengepakan Tiga Lapis
Spesimen dari pasien yang diduga novel coronavirus harus disimpan dan dikirim pada
suhu yang sesuai Spesimen harus tiba di laboratorium segera setelah pengambilan
Penanganan spesimen dengan tepat saat pengiriman adalah hal yang sangat penting
Sangat disarankan agar pada saat pengiriman spesimen tersebut ditempatkan di dalam
cool box dengan kondisi suhu 2-8oC atau bila diperkirakan lama pengiriman lebih dari
tiga hari spesimen dikirim dengan menggunakan es kering (dry ice)
5 Pengiriman Spesimen
Pengiriman spesimen orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan
dilakukan oleh petugas rumah sakitdinas kesehatanlaboratorium kesehatan lainnya
dengan menyertakan formulir pemeriksaan spesimen pasien dalam pengawasanorang
dalam pemantauan Sedangkan pengiriman spesimen pada kontak erat harus
menyertakan salinan formulir pemantauan harian
Pengiriman ke laboratorium penerima harus memberikan informasi pengiriman spesimen
ke PHEOC Untuk wilayah di luar Jakarta pengiriman spesimen dapat dilakukan
menggunakan jasa kurir door to door Pada kondisi yang memerlukan pengiriman port to
port dapat melibatkan petugas KKP setempat Pengiriman port to port hanya dilakukan
jika spesimen dikirim ke Balitbangkes oleh petugas Ditjen P2P berkoordinasi dengan
PHEOC Ditjen P2P
Pengiriman spesimen sebaiknya dilakukan paling lama 1x24 jam Spesimen dikirim dan
ditujukan ke Laboratorium pemeriksa COVID-19 sesuai dengan wilayah masing-masing
(lampiran XX) Sesuai KMK Nomor HK0107MENKES2142020 tentang Jejaring
Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
6 Konfirmasi Laboratorium
Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan COVID-19 dilakukan
dengan menggunakan metode RT-PCR dan sekuensing Adapun algoritma
pemeriksaannya adalah sebagai berikut
Gambar Alur Pemeriksaan Spesimen COVID-19
123
Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan orang dalam
pemantauan dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-
PCR dan sekuensing Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain
tetapi negatif COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak
erat atau riwayat perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan
ulang Karena kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui
Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil
positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi
Prof Dr Oemijati ndash Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan
Litbabangkes dan Dirjen P2P cq PHEOC untuk kemudian diteruskan ke Emergency
Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan dan diteruskan ke Pusdalop BNPB
PHEOC mengirimkan hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang
merawat kasus Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai
pihak terkait agar dapat berkoordinasi lebih lanjut Jika hasil pemeriksaan laboratorium
positif IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam
7 SOP Pemasukkan Obat di Indonesia
a SOP Special Access Scheme (SAS)
b Alur SAS Obat Program
1 Instansi pemerintah pemilik program membuat surat permohonan ijin
pemasukan obat donasi melalui SAS ke Ditjen farmalkes
2 Industri farmasi yang ditunjuk sebagai importir membuat surat permohonan
atas dasar surat dari Instansi Pemerintah penerima donasi dan ditujukan ke
Ditjen Farmalkes
3 Ditjen Farmalkes akan mengevaluasi dokumen yang disubmit dan akan
menerbitkan surat SAS
4 Surat SAS akan diberikan ke Instansi pemerintah pemilik program dan
ditembuskan ke industri farmasi selaku importir untuk proses clearence obat
yang dikirim di bea cukai
5 Obat akan diberikan kepada pemilik program untuk di distribusikan
Permohonan SAS dari ProgramIF
Proses Penerbitan Persetujuan SAS di
BPOM
10 hari kerja
Proses upload ke INSW (Indonesia national
single window)amp Clearance Bea Cukai
Proses Rilis di BPOM
10 Hari Kerja
Pendistribusian ke Daerah pandemik
Pelaporan efek samping
124
Lampiran 9
KOMANDO KENDALI KOORDINASI DAN KOMUNIKASI
a Komando
Komando selama operasi dalam koordinasi BNPB
b Kendali
Kendali taktis selama operasi berada pada Komandan Penanggulangan Bencana
wabah COVID-19 (BNPB)
c Pos Komando
Kedudukan Pos Komando selama operasi berada di Pusdalop BNPB
Jl Pramuka No38 RT11RW5 Utan Kayu Utara Kec Matraman Kota Jakarta Timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13120
d Komunikasi
1) Call Center BNPB helliphelliphellip 119
3) Email helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
4) Faksimile helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
e Website httpswwwcovid19goid
Lampiran 10
Informasi website lainnya
httpsinfeksiemergingkemkesgoid
httpsehatnegerikukemkesgoid
Dinas Kesehatan Provinsi dengan informasi COVID-19
Data pertanggal 26 Maret 2020
1 ACEH httpsdinkesacehprovgoid httpscovid19acehprovgoid
2 SUMATERA UTARA httpsumutcovid19id
3 SUMATERA BARAT httpscoronasumbarprovgoid
4 RIAU httpscoronariaugoid
5 JAMBI httpcoronajambiprovgoid
6 SUMATERA SELATAN httpdinkessumselprovgoidcovid19-sumsel
7 BENGKULU httpsdinkesbengkuluprovgoid
8 LAMPUNG httpsdinkeslampungprovgoid
9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG httpdinkesbabelprovgoid
125
10 KEPULAUAN RIAU httpcoronakepriprovgoiddata
11 DKI JAKARTA httpscoronajakartagoid
12 JAWA BARAT httpspikobarjabarprovgoid download Android Apps
httpsplaygooglecomstoreappsdetailsid=idgojabarprovpikobar
13 JAWA TENGAH httpjatengprovgoidcorona
14 DI YOGYAKARTA httpcoronajogjaprovgoid httpcoronajogjaprovgoidmap-
covid-19-diy
15 JAWA TIMUR httpsdinkesjatimprovgoid
16 BANTEN httpsinfocoronabantenprovgoid
17 BALIhttpswwwdiskesbaliprovgoidhttpcovid19denpasarkotagoid
httpinfocovid19bulelengkabgoid
18 NUSA TENGGARA BARAT httpscoronantbprovgoid
19 NUSA TENGGARA TIMUR httpsdinkesnttprovgoid
20 KALIMANTAN BARAT httpsdinkeskalbarprovgoidcovid-19
21 KALIMANTAN TENGAH httpsdinkeskaltenggoid
22 KALIMANTAN SELATAN httpdinkeskalselprovgoid
23 KALIMANTAN TIMUR httpdinkeskaltimprovgoid
24 KALIMANTAN UTARA
25 SULAWESI UTARA httpdinkessulutprovgoid httpcoronasulutprovgoid
26 SULAWESI TENGAH httpsdinkessultengprovgoidcategorycovid-19
27 SULAWESI SELATAN httpsdinkessulselprovgoid httpscovid19sulselprovgoid
28 SULAWESI TENGGARA httpsdinkessultraprovgoid
29 GORONTALO httpsdinkesgorontaloprovgoid
30 SULAWESI BARAT httpsdinkessulbarprovgoid
31 MALUKU httpscoronamalukuprovgoid
32 MALUKU UTARA httpcoronamalutprovgoid
33 PAPUA BARAT httpsdinkespapuabaratwordpresscom
34 PAPUA httpsdinkespapuagoid
Dinas Kesehatan KabupatenKota dengan Informasi Covid-19
NO PROVINSI KABUPATENKOTA WEBSITE
Sumatera Barat Kota Padang httpcoronapadanggoid Sumatera Utara Kota Medan httpscovid19pemkomedangoid Kota Binjai httpbinjaimelawancovid19binjaikotagoid
Kab Deli Serdang httpscovid19deliserdangkabgoid
Kota Tebing Tinggi httpscovid19tebingtinggikotagoid Kab Langkat httpscoronainfolangkatkabgoid Kab Tapanuli Selatan httpscovid19tapselkabgoid
126
Kab Karo httpscovid19karokabgoid Kepulauan Riau Kota Batam httpslawancoronabatamgoid Jawa Barat Kota Bandung httpscovid19bandunggoid Kota Bogor httpcovid19kotabogorgoid
Kota Depok httpsccc-19depokgoid Kota Bekasi httpscoronabekasikotagoid
Jawa Timur Kota Surabaya httpslawancovid-19surabayagoid
Kab Probolinggo httpssiagacovid19probolinggokabgoid Jawa Tengah Kota Semarang httpssiagacoronasemarangkotagoid Kab Kudus httpscoronakuduskabgoid Kab Kediri httpcovid19kedirikabgoid
Lampiran 11
Daftar Singkatan Dan Istilah
APSED The Asia Pacific Strategy for Emerging Diseases and Public Health
Emergencies
BKSLN Biro Kerja Sama Luar Negeri
BTDK Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
CFR Case Fatality Rate
COVID-19 Corona Virus Disease 2019
DRT Disaster Response Teams
EOC Emergency Operations Centres
GMP Good Manufacturing Practice
IHR International Health Regulation
ILI COVID-19 Infection Like Illness
INSW Indonesia National Single Window
KLB Kejadian Luar Biasa
KPA Kuasa Pengguna Anggaran
LET The Logistics Emergency Teams
NCC National Command Center
PDB Penanganan Darurat Bencana
PHEIC Public Health Emergencies of International Concern
PHEOC Public Health Emergency Operations Centre
POSPENAS Pos Pendamping Nasional
127
PPE Personal Protective Equipment
PSC Public Safety Center
SARI Severe Acute Respiratory Infection
SAS Special Access Scheme
SKDR Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon
TIPRA Tools for COVID-19 Risk Assessment
TSM Tim Sentra Media
TPK Tim Promosi Kesehatan
WHA World Health Assembly
WHO World Health Organization
128
Lampiran 12
Prinsip Penanggulangan
Komponen Siaga Darurat Tanggap Darurat Rehabilitasi
Komando dan
Koordinasi Membentuk Tim
Tanggap COVID-19 dan
mengaktifkan Posko
COVID-19 Panel ahli
Tim Gerak Cepat di
semua tingkatan
Menyusun Rencana
Aksi Pengendalian dan
respon COVID-19 lintas
sektor dan testing
Surat kewaspadaan
COVID-19 kepada
seluruh fasilitas
kesehatan dan
multisektor lainnya
Eskalasi respon posko
Tanggap Darurat COVID-19
di setiap tingkatan
Menyusun dan
melaksanakan rencana
operasi COVID-19
Monitoring pelaksanaan
respon COVID-19
Berkoordinasi dengan mitra
organisasi Internasional
untuk bantuan Internasional
Surat peningkatan
kewaspadaan kepada
seluruh sektor dan setiap
tingkatan
Monitoring
informasi dari
WHO
Kementerian
Kesehatan
BNPB dan
Media Massa
terkait
perkembangan
bencana
wabah COVID-
19
Memberikan
Informasi
kepada
Masyarakat
Tanggap
Darurat telah
berakhir
Rehabilitasi
Fasilitas umum
untuk boleh
diaktifkan
kembali
Melaksanakan
pemulihan
Ekonomi Dini
Memberikan
pendampingan
dukungan
kesehatan jiwa
dan psikososia
Melakukan
pemulihan
sarana dan
prasarana
layanan publik
dan
memastikan
berfungsi
Surveilans
dan
laboratorium
Deteksi sinyal bencana
wabah COVID-19 melalui
penguatan sistem
surveilans epidemiologi
Surveilans ILISARI
pneumonia baik di
fasilitas layanan
kesehatan pemerintah
maupun swasta melalui
SKDR event-based
surveillance pelacakan
kasus pelaporan dan
diseminasi data
Pelacakan kontak dapat
bekerjasama dengan
PMI kader dan sektor
lainnya yang terlatih
Kaji cepat analisis risiko
penguatan sistem
laboratorium untuk
mendeteksi virus berupa
pengambilan specimen
dan pemeriksaan PCR
dan whole genom
sequencing
Identifikasi dan
penguatan laboratorium
yang dapat melakukan
pemeriksaan COVID-19
Kaji cepat dan analisis risiko
terhadap lokasi dampak
kerugian dan sumber daya
Percepatan penyelidikan
epidemiologis pelacakan
manajemen dan monitoring
kontak
Rumah sakit melakukan
pelaporan harian COVID-19
kepada PHEOC yang
dilanjutkan ke Pusdalop
Apabila ada keterbatasan
kapasitas pemeriksaan
laboratorium pada daerah
dengan penyebaran infeksi
luas dilakukan sampling
pemeriksaan laboratorium
dan pada pasien yang parah
dan sistem sentinel Pada
daerah baru yang melaporkan
kasus COVID-19 baru
dilakukan pemeriksaan
laboratorium sesuai pedoman
nasional
129
Respon
medis
pengendalian
infeksi
Melakukan manajemen
isolasi manajemen
kasus COVID-19 dan
melakukan pelacakan
kontak COVID-19
Memfungsikan dan
memperkuat Rumah
Sakit rujukan yang
ditunjuk oleh Kemenkes
di Jakarta (terlampir)
dan menyiapkan rumah
sakit tambahan dan
Gedung tambahan yang
dapat dialihfungsikan
menjadi pusat
perawatan COVID-19
apabila diperlukan RS
mereview kebutuhan
dan siap untuk
mengaktifkan rencana
kesiapsiagaan
pandemic di Rumah
Sakit apabila diperlukan
Pemenuhan logistik Alat
Pelindung Diri (APD)
obat suportif bahan
medis habis pakai dan
untuk pemeriksaan
laboratorium (VTM
Swab cold chain dll)
Review kesiapsiagaan
pandemi di Rumah sakit
Rujukan medis
pemeriksaan pengobatan
perawatan dan isolasi
penderita termasuk tindakan
karantina
Rumah sakit rujukan yang
ditunjuk berfungsi sebagai
pusat perawatan COVID-19
(terlampir) Rumah sakit
tersebut mengaktifkan
rencana kesiapsiagaan dan
respon pandemi di rumah
sakit
Penambahan rumah sakit
rujukan COVID-19
Menyiapkan gedung yang
dialihfungsikan untuk pusat
perawatan COVID-19
(Wisma Atlit)
Pada kondisi kapasitas
fasilitas kesehatan yang
terbatas kasus ringan
dirawat dirumah kasus
dengan faktor risiko dan
kasus berat dirawat di
rumah sakit
secara normal
Melanjutkan
pesan hidup
bersih dan
sehat terutama
menjaga
kebersihan
tangan dan
etika batuk
Melanjutkan
upaya
surveilans
ketat ILISARI
dan
pneumonia
dengan
menerapkan
pelaporan nol
rdquozero
reportingrdquo
surveilans
ketat dan
melakukan
pemantauan
tren dan
klaster
Komunikasi
Risiko dan
Pelibatan
Masyarakat
Strategi komunikasi
risiko dan pelibatan
masyarakat melibatkan
relawan organisasi
sosial tokoh agama
tokoh masyarakat dan
sektor pendidikan
Identifikasi saluran untuk
pelibatan masyarakat
termasuk hotline media
social dan kelompok
masyarakat
Melaksanakan komunikasi
risiko dengan pelibatan
masyaraakt multisektor
termasuk sektor
PendidikanEskalasi hotline
dan menggunakan jalur
aplikasi elektronik lainnya
seperti Halodoc Gojek dll
Pelatihan relawan dan
tenaga kesehatan dalam
penanganan respon
Memanfaatkan mekanisme
pelibatan masyarakat yang
ada
Penjangkauan dan pelibatan
masyarakat rentan
Intervensi Menghitung kebutuhan
medis dan APD dan
Eskalasi pengadaan dan
distribusi APD dan supply
130
pharmasi membuat rencana
pengadaan supply dan
distribusi
Pengadaan kebutuhan
APD untuk stockpile
medis lainnya Memastikan
berjalannya SAS untuk
bantuan logistik dari luar
Intervensi non
pharmasi Sektor esensial
melakukan review
Bussiness Continuity
Planning
(keberlangsungan usaha)
sehingga dapat tetap
berfungsi operasional
apabila situasi
berlangsung lebih buruk
Dukungan kesehatan
jiwa dan psikososial
Sektor esensial menerapkan
Bussiness Continuity
Planning (Keberlangsungan
Usaha) agar sektor esensial
tetap dapat
berlangsungPengamanan
masyarakat
Kebutuhan pokok dan
pangan yang terjamin untuk
daerah yang terdampak
Memastikan masyarakat
mendapatkan akses
dukungan kesehatan jiwa
dan psikososial
131
Lampiran 13
Indikator
INDIKATOR Target Verifikasi Pencapaian Indikator Waktu
Pengukuran
Pj
PERENCANAAN ANALISIS SITUASI
Review Rencana Operasi setiap
minggu
Pelaksanaan komando dan koordinasi
dengan stakeholder setiap minggu
melibatkan multisektor termasuk
organisasi Internasional dan partner
100
100
Review dokumen rencana operasi
mingguan
Review dokumen hasil pertemuan
(notulensi) mingguan
disebarluaskan dan ditindaklanjutin
Mingguan
(Setiap
harihelliphellip)
Mingguan
(Setiap
harihelliphellip)
LOGISTIK
Kelengkapan dan ketepatan laporan
mingguan logistik dari BPBD ke
Pusdalop untuk Kapasitas dan
Kebutuhan Jumlah kapasitas tempat
tidur COVID-19 Jumlah ICU Jumlah
Ventilator Petugas kesehatan (dokter
perawat petugas surveilan petugas
monitoring APD VTM Swab dan
supply medis lainnya sesuai formulir
pelaporan logistik) BPBD
menghimpun data dari Dinkes dan
lintas sektor lainnya
100 Review laporan mingguan logistik
yang lengkap dan tepat
Mingguan
(Setiap harihelliphelliphellip)
Permintaan logistik dari daerah
terpenuhi minimal dalam 3 hari
80 Review dokumen tanda terima
logistik dari daerah (3hari dari
permintaan dari daerah diterima)
Per bulan
(pada
minggu ke-4)
Suplai logistik untuk kebutuhan
pangan pokok di daerah terdampak
yang terpenuhi
100 - Laporan Monitoring supply
logistik melalui laporan intelejen
(BIN) yang didapatkan dari
lapangan media
- Tidak ada kenaikan harga hellip
untuk kebutuhan pangan pokok
- Tidak ada laporan kerusuhan
karena kekurangan pangan
esensial di daerah terdampak
Per bulan
(Pada
minggu ke-4)
Dashboard untuk laporan logistik yang
menggambarkan real time stok
Tersedia
Tersedianya Dashboard laporan
logistik yang operasional
Minggu
pertama April
2020
OPERASI
PENCEGAHAN
Media massa dan elektronik
menyiarkan pesan inti COVID-19
kepada masyarakat
80 Review laporan media monitoring Mingguan
(setiap hari
hellip)
132
Kantor yang memberlakukan ldquobekerja
dari rumahrdquo
80 Review laporan intelejen
kementerian tenaga kerja untuk
kantor yang memberlakukan
ldquobekerja di rumahrdquo
MIngguan
(setiap
harihellip)
Sekolah dan Universitas
memberlakukan pembelajaran online
100 Review laporan dari kementerian
Pendidikan untuk Universitas yang
melakukan pembelajaran online
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tidak ada acara pertemuan besar
yang melibatkan orang banyak
(contohnya konser pernikahan pesta
festival)
100 Review laporan intelejen acara
pertemuan besar dan tindakan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Masyarakat kontak erat COVID-19
melakukan isolasi mandiri di rumah
selama 14 hari
100 Review laporan monitoring kontak
erat
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tempat-tempat hiburan tutup dan tidak
beroperasi
100 Review laporan intelejen mengenai
operasi tempat hiburan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tempat perbelanjaan tutup pada jam 8
malam
80 Review laporan monitoring polisi
mengenai tempat perbelanjaan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Angkutan massal (bus kereta api
MRT) mengangkut penumpang
dengan jumlah terbatas dengan jarak 1
meter antar penumpang
80 Review laporan monitoring intelejen
petugas dari
kementeriantransportasi mengenai
pemantauan angkutan masal
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tempat ibadah seperti gereja masjid
dan pura tidak melaksanakan kegiatan
peribadatan yang melibatkan orang
banyak di tempat ibadah
80 Review laporan intelejen mengenai
operasi tempat hiburan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Sektor esensial tetap berfungsi
Yang termasuk sektor esensial
Pelayanan kesehatan listrik
telekomunikasi bahan bakar
kebutuhan pangan pabrik untuk
produksi APD
100 Review laporan dari perusahaan
esensial yang dikompilasi oleh
Kementerian industri dan tenaga
kerja (Bisa dikompilasi oleh BIN)
Mingguan
(setiap
harihellip)
PENANGGULANGAN WABAH
SURVEILANS
Laporan rumor COVID-19 diverifikasi
dalam waktu 24 jam
100 Review laporan log Verifikasi rumor
harian tersedia
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kontak kasus konfirmasi COVID-19
yang dilakukan PE
75 Review laporan PE yang tersedia
dari laporan list kontak kasus
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kontak kasus terdeteksi yang
termonitor
100 Review laporan monitoring harian
kontak kasus tersedia
Mingguan
(setiap
133
harihellip)
Surveilans ILI dan pneumonia (SKDR)
yang terverifikasi
80 Review laporan Verifikasi ILI dan
pneumonia SKDR
Mingguan
(setiap
harihellip)
Dinkes Provinsi mengirimkan
kelengkapan dan ketepatan laporan
harian ke PHEOC
100 Review laporan harian COVID-19
dari DInkes provinsi tersedia di
PHEOC
Mingguan
(setiap
harihellip)
IHR National Focal Point (NFP)
mengirimkan notifikasi IHR kasus
konfirmasi COVID-19 kepada WHO
dalam 24 jam
100 Review laporan COVID-19 dari IHR
focal point ke WHO yang dikirimkan
dalam 24 jam
Mingguan
(setiap
harihellip)
PHEOC Kelengkapan dan ketepatan
laporan harian yang dilaporkan ke
Pusdalop untuk data epidemiologi
Jumlah kasus konfirmasi kematian
pasien dalam pengawasan orang
dalam pemantauan kematian
100 Review laporan harian PHEOC
kepada Pusdalop BNPB sesuai
variable data yang ditentukan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Pasien dalam pengawasan orang
dalam pemantauan yang bergejala dan
kontak kasus terdeteksi yang diambil
sampel dan dilakukan pemeriksaan
laboratorium (PCR) dalam waktu 24
jam
100 Review laporan hasil laboratorium
pasien dalam pengawasan dan
orang dalam pemantauan yang
bergejala tersedia dan dilaporkan ke
Pusdalop
Mingguan
(setiap
harihellip)
Analisis dan infografik data
epidemiologi kasus harian dan
diseminasi oleh Pusat Data dan
Informasi (Pusdatin)
Terlaksana Buletin harian analisis data dan
infografik diupload di web COVID-
19 dan diseminasi kepada gugus
tugas COVID-19
Mingguan
(setiap
harihellip)
LABORATORIUM
Specimen yang diterima dilakukan
pemeriksaan dalam waktu 48 jam
100 Review log dokumen penerimaan
specimen dan hasil laboratorium
Mingguan
(setiap
harihellip)
Hasil laboratorium dikirimkan ke
PHEOC dan diteruskan ke
PUSDALOP dalam waktu 48 jam
80 Review laporan log PHEOC untuk
kasus dan penerimaan hasil lab
Mingguan
(setiap
harihellip)
Petugas laboratorium menggunakan
APD yang benar pada saat
pengambilan sampel
100 Review laporan kasus (Tidak ada
laporan petugas yang terinfeksi
COVID-19 karena terpapar kontak
pada saat pengambilan sampel)
Mingguan
(setiap
harihellip)
Petugas laboratorium menggunakan
APDyang benar pada saat
pemeriksaan PCR
100 Review laporan kasus (Tidak ada
laporan petugas yang terinfeksi
COVID-19 karena terpapar kontak
pada saat pengambilan sampel)
Mingguan
(setiap
harihellip)
Specimen dikirimkan dalam waktu 24
jam ke laboratorium yang ditunjuk oleh
Kemenkes
80 Review log dokumen pengiriman
dan penerimaan specimen
Mingguan
(setiap
harihellip)
Laboratorium yang ditunjuk kemenkes
mengirimkan specimen kepada
Litbangkes untuk konfirmasi
100 Review dokumen penerimaan
specimen di Litbangkes dari Lab
rujukan untuk konfirmasi
Mingguan
(setiap
134
harihellip)
Laboratorium yang ditunjuk kemenkes
mengikuti Quality Assurance Panel
untuk COVID-19
90 Review dokumen hasil Quality
Assurance Panel
Mingguan
(setiap
harihellip)
RESPON MEDIS
Kasus terdeteksi yang diberikan
edukasi mengenai pengendalian
infeksi
100 Review laporan pelayanan yg
dilakukan pada kasus terdeteksi
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kasus yang membutuhkan perawatan
dirawat di rumah sakit rujukan dengan
terapi suportif
100 Review laporan kasus surveilans
dan rumah sakit
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kasus dirawat yang sembuh 80 Review laporan hasil keluaran
Kasus dirawat
Mingguan
(setiap
harihellip)
Rumah sakit rujukan menambah
ruangan perawatan kasus COVID-19
dan menyiapkan oksigen dan ventilator
tambahan
100 Review laporan penambahan
kapasitas rumah sakit rujukan untuk
perawatan COVID-19
Mingguan
(setiap
harihellip)
Petugas kesehatan menggunakan
APD yang benar pada saat
penanganan kasus COVID-19
100 Review laporan kasus (Tidak ada
petugas kesehatan yang terjangkit
COVID-19 karena terpapar pada
saat perawatan pasien)
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya rencana nasional pengelolaan
APD (stok distribusi) dan identifikasi
lonjakan kapasitas PPI (jumlah dan
kompetensi)
100 Review dokumen rencana nasional
pengelolaan APD
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya diseminasi panduan PPI untuk
di rumah dan fasyankes
100 Panduan PPI diupload ke website
COVID-19 website Kemkes dan
laporan distribusi pedoman COVID-
19 termasuk PPI ke Rumah sakit
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya triase deteksi dini dan
pengendalian sumber infeksi
100 Review laporan rumah sakit
ketersediaan triase dan laporan
bulanan surveilans rumah sakit
untuk COVID-19
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya material edukasi dengan
bahasa yang tepat untuk masyarakat
dan pasien tentang gejala penyakit
praktik etiket batuk dan cuci tangan
Tersedia Dokumen materi edukasi
komunikasi risiko update yang
diupload di website COVID-19 dan
Kemenkes
Bulan April
(Minggu I)
PENGAMANAN
Penumpukan kebutuhan pokok bahan
pangan dan kebutuhan esensial
respon COVID-19 (APD masker
suplai medis) yang terdeteksi dan
ditindak tegas
100 Review laporan intelejen (BIN)
untuk kasus penumpukan bahan
pokok dan penindakan
Mingguan
(setiap
harihellip)
135
Penyebar informasi palsuhoax yang
menyebabkan kepanikan di
masyarakat yang terdeteksi dan
ditindak tegas
80 Review laporan intelejen (BIN)
untuk laporan informasi palsu yang
terdeteksi dan penindakan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kondisi yang menyebabkan kepanikan
dan huru hara yang terdeteksi dini dan
dicegah
100 Review laporan intelejen (BIN)
untuk signal huru hara dan
pencegahannya
Mingguan
(setiap
harihellip)
KOMUNIKASI RISIKO DAN
PELIBATAN MASYARAKAT
Media centre melaksanakan press-
release dan konferensi pers setiap hari
100 Review dokumentasi konferensi
pres dan press release dokumen
Mingguan
(setiap
harihellip)
Materi harian untuk Juru bicara
didapatkan dari analisis data
epidemiologi rekomendasi panel ahli
100 Review dokumen harian untuk Juru
bicara
Mingguan
(setiap
harihellip)
Berita palsu yang teridentifikasi dan
berhasil di counter
80 Review laporan log rumor dan
counter hoax
Mingguan
(setiap
harihellip)
Media yang menggunakan press
release atau konferensi pers sebagai
bahan berita
80 Review laporan media monitoring
tim kominfo
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya peran serta
masyarakatorganisasi
kemasyarakatanorganisasi agama
dalam menanggapi isu-isu spesifik
yang mempengaruhi penanggulanan
Pandemi COVID-19
100 Review dokumen mapping kegiatan
pemberdayaan masyarakat
Bulanan
(Minggu II)
DUKUNGAN KESEHATAN JIWA
DAN PSIKOSOSIAL (DKJPS)
Materi komunikasi tentang DKPJS
tersedia bagi
1 Petugas kesehatan dan petugas
garis depan
2 Lansia
3 Orang dengan risiko tinggi
COVID-19 (DM penyakit
kardiovaskular autoimun dsb)
4 Anak anak
5 Penyandang disabilitas
6 Orang dalam isolasikarantina
7 Masyarakat luas
Tersedia Review dokumen materi komunikasi
DKPJS
Bulan April
(Minggu II)
Petugas kesehatan dan petugas garis
depan mendapatkan layanan DKJPS
100 Mingguan
(setiap
136
harihellip)
Petugas kesehatan jiwa mendapatkan
pelatihan DKJPS-COVID-19
80 Review laporan pelatihan DKJPS
Covid-19
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tersedia layanan hotline DKJPS untuk
membantu atau yang membutuhkan
dan mendapatkan layanan DKJPS
Tersedia Review log hotline DKJPS Bulan April
(Minggu I)
) Laporan intelejen bisa dari jejaring BIN di masyarakat babinsa babinkmtibmas di wilayah kerja areanya
Lampiran 14
Rencana Respon Tanggap Darurat April-May 2020
No Kegiatan Anggaran Penanggung Jawab Timeline
Komando dan Koordinasi
Pembentukan Gugus Tugas struktur
komando Tugas Kerangka Acuan
Indikator
BNPB 28 Maret
Pusdalop operasional dengan
perwakilan lintas sektor terkait di
Pusdalop
BNPB 1 April
Penyusunan Rencana Respon
Nasional COVID-19
BNPB 15 April
Kajian Kebutuhan Kesehatan (Health
Need Assesment) 34 tim x 3 orang x
3 kali
2295000000 BNPB 1 April
Pembentukan Satgas COVID di
tingkat sub nasional
BNPB
Penguatan alur laporan penanganan
Covid-19 hingga ke pusat
BNPB
Publikasi Laporan Situasi melalui
website Pusat Krisis Kesehatan
BNPB Regular
Surveilans dan laboratorium
Penyelidikan Epidemiologi Pelacakan
kasus pemantauan monitoring kasus
dan surveilans aktif di 34 provinsi oleh
Tim Gerak Cepat (3 orang 20 hari per
bulan)
2040000000 Dirjen P2P Kemkes
Pemantauan surveilans oleh PHEOC
(24 jam 7 hari) yang dilaporkanke
Pusdalop (6 orang shift 1 shift 8 jam)
324000000
Dirjen P2P Kemkes
Pengadaan dan distribusi VTM swab
reagen lab supply untuk lab rujukan
Litbangkes
137
nasional dan laboratorium daerah
Aktifasi laboratorium Rujukan regional
(12 lab)
Litbangkes
Pembuatan Aplikasi Surveilans
berbasis komunitas untuk COVID-19
Dirjen P2P Kemkes
Pengambilan sampel 151731712000 BTDK Litbangkes
Pengiriman sampel (42 lab x 12 kali) 396000000 BTDK Litbangkes
Pemeriksaan laboratorium dengan RT
PCR
887562516500 BTDK Litbangkes
Quality control untuk lab regional 43
paket
450000000 BTDK Litbangkes
Peningkatan Lab PCR di 12
laboratorium
35050665000 BTDK Litbangkes
Pengadaan APD untuk Laboratorium 7503607320 BTDK Litbangkes
Perluasan layanan Pemeriksaan PCR
menggunakan POC Real Time PCR
431827200000 BTDK Litbangkes
Respon Medis (manajemen kasus
dan pengendalian infeksi)
Aktivasi Rumah sakit Rujukan 132
rumah sakit dan 482 tambahan rumah
sakit rujukan dengan SK Gubernur
dan tambahan ruangan rumah sakit
rujukan untuk perawatan COVID-19
dilengkapi SDM dan supply medis
yang diperlukan
Dirjen Yanmedik
Kemkes
Penyiapan Wisma Atlit uuntuk menjadi
pusat perawatan COVID-19 dengan
kelengkapan SDM dan Alat medis
yang diperlukan
Dirjen Yanmedik
Kemkes
Ketersediaan ambulans untuk rujukan
COVID-19
Dirjen Yanmedik
Kemkes
Pengadaan dan distribusi APD
desinfektan dan peralatan medis yang
diperlukan
Pusat Krisis Kesehatan
Kemkes
Pembiayaan perawatan pasien Dirjen Yanmedik
Kemkes
Pemetaan kesiapsiagaan fasyankes
dan identifikasi gap berdasarkan
estimasi kasus yang akan muncul
Ditjen Pelayanan
Kesehatan cq Dityankes
Rujukan
Memprioritaskan perawatan kasus dan
prosedur triase Meningkatkan
rencana penambahan kapasitas untuk
fasilitas kesehatan (rumah sakit
rujukan yang ditunjuk dan
mengalihkan menunda prosedur
elektif)
Ditjen Pelayanan
Kesehatan dan Ditjen
Farmalkes
Melaksanakan isolasi mandiri (self-
initiated isolation) untuk orang dengan
Ditjen Pelayanan
Kesehatan cq Dityankes
138
gejala yang ringan untuk mengurangi
beban fasilitas kesehatan
Rujukan
Penyusunan SOP sesuai pedoman
Covid 19 dan regulasi lainnya dan
disosialisasika
Ditjen Pelayanan
Kesehatan cq Dityankes
Rujukan dan Dityankes
Dasar
Memastikan ketersediaan alat
kesehatan obat-obatan dan bahan
medis habis pakai tersedia secara
memadai disesuaikan dengan attact
rate
Ditjen Farmalkes
Peningkatan kapasitas petugas dalam
pengenalan kasus dan tata laksana
kasus
Ditjen Pelayanan
Kesehatan cq Dityankes
Rujukan dan Dityankes
Dasar
Puskesmas workshop PPI bagi
petugas Puskesmas (3
orgPuskesmas dokter perawat lab
16457918352
Komunikasi Risiko dan Pelibatan
Masyarakat
Media centre penunjukkan juru bicara
konferensi pers dan press release
pesan KIE untuk layanan masyarakat
disiarkan di media elektronikmedia
massa media monitoring
Ditjen Kesehatan
Masyarakat dan
Romkomyanmas
Kemkes
Penyusunan dan distribusi media KIE
untuk masyarakat luas sektor
Pendidikan kalangan risiko tinggi
petugas kesehatan pasien dalam
pengawasan orang dalam
pemantauan kontak pasien
Ditjen Kesehatan
Masyarakat dan
Ronkomyanmas
Kemkes
Mengadopsi pesan inti dari Kemenkes
untuk konteks lokal
Direktorat Pomosi
Kesehatan
Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
BNPB
Advokasi kepada sektor terkait BNPB KSP
Penggerakan masyarakat dan
bekerjasama dengan tokoh agama
dan ormas
BNPB KSP
Pimpinan Agama
Komunikasi risiko kepada kalangan
usaha
BNPB
Asosiasi Perusahaan
Membuat hotline terkait COVID-19 BNPB
Monitoring kegiatan yang
mengumpulkan massa dalam jumlah
besar
BNPB
Respon Sosial
Dukungan logistik untuk orang yang
139
dilakukan karantina rumah (ODP)
Dukungan Psikologis untuk orang
yang dilakukan karantina rumah
kasus dan keluarga kasus
Dukungan untuk set up dan
pemberlakukan pembelajaran online
Monitoring petugas keamanan untuk
pembatasan sosial Tidak ada event
mass gathering penutupan tempat
ibadah tempat hiburan monitoring
transportasi publik
Respon Dukungan Kesehatan Jiwa
dan Psikososial
Mengaktifkan gugus tugas
nasionalprovinsi untuk DKJPS
Dit P2MKJN
Membuat panduan tata laksana
DKJPS untuk tenaga kesehatan dan
relawan
Rp 100000000 Dit P2MKJN
Media komunikasi DKJPS bagi
petugas kesehatan dan petugas di
garis depan lansia orang dengan
risiko tinggi COVID-19 (DM Penyakit
Kardiovaskular autoimun dsb) anak-
anak orang dalam isolasi karantina
penyandang disabilitas masyarakat
luas
Rp 200000000 Dit P2MKJN
Panduan psycological first aid untuk
COVID 19
Rp 300000000 Dit P2MKJN
Pelatihan psychological first aid untuk
pekerja kesehatan mental dan
psikososial
Rp 150000000 Dit P2MKJN
penyusunan SOP keselamatan untuk
para pekerja keswa dan psikososial
saat memberikan pelayanan
Rp 150000000 Dit P2MKJN
Pembentukan hotline untuk DKJPS Rp 100000000 Dit P2MKJN
7
Editor
DRRita Djupuri IzwardiDCNMEpid
drEko MedistiantoMEpid
Supatmi SKMMM
DEFINISI OPERASIONAL
1 Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment (PPE) adalah peralatan
yang harus dikenakan untuk mencegah kemungkinan tertular penyakit menular
2 Asumsi adalah dugaan atau perkiraan yang diterima sebagai dasar
3 Bahaya adalah suatu situasi kondisi atau karakteristik biologis geografis sosial ekonomi politik budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan
4 Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam danatau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan dampak psikologis
5 Bidang adalah kelompok tugas yang melakukan tugasperan sejenis klaster terdiri dari unsur pemerintah masyarakat dan lembaga usaha
6 CFR (Case Fatality Rate) atau Angka Fatalitas Kasus adalah angka proporsi atau
persentase dari jumlah kasus yang meninggal dibagi dengan jumlah kasus
7 Episenter COVID-19 adalah lokasi titik awal terdeteksinya sinyal bencana wabahologis
dan sinyal virologis yang merupakan tanda terjadinya penularan influenza pandemi
antarmanusia yang dapat menimbulkan terjadinya pandemi COVID-19
8 Evakuasi adalah merupakan suatu kegiatan untuk memindahkan masyarakat terancam
dampak bencana dan atau kegiatan masyarakat menyelamatkan diri ke daerah aman
9 Isolasi adalah pemisahan orang sakit dari orang saehat yang dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan
10 Karantina adalah pembatasan kegiatan danatau pemisahan seseorang yang terpapar
penyakit menular sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundangundangan
meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau sedang berada dalam masa inkubasi
danatau pemisahan peti kemas Alat Angkut atau Barang apapun yang diduga
terkontaminasi dari orang danatau Barang yang mengandung penyebab penyakit atau
sumber bahan kontaminasi lain untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke orang
danatau Barang di sekitarnya
11 Karantina Rumah adalah pembatasan penghuni dalam suatu rumah beserta isinya yang
diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah
kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi
12 Karantina Rumah Sakit adalah pembatasan seseorang dalam rumah sakit yang diduga
terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah
kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi
8
13 Karantina Wilayah adalah pembatasan penduduk dalam suatu wilayah termasuk wilayah
pintu masuk beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi
sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi
14 Kejadian bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal kejadian lokasi jenis bencana korban dan ataupun kerusakan Jika terjadi kejadian bencana pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah maka dihitung sebagai satu kejadian
15 Klaster (Cluster) adalah kelompok penderita yang terdiri dari dua atau lebih penderita
yang mengalami kontak secara bencana epidemiologis menurut tempat dan waktu
16 Komando Tanggap Darurat adalah organisasi penanganan Tanggap Darurat Bencana
yang dipimpin oleh seorang komandan Tanggap Darurat Bencana dan dibantu oleh staf
komando dan staf umum memiliki struktur organisasi standar yang menganut satu
komando dengan mata rantai dan garis komando yang jelas dan memiliki satu kesatuan
komando dalam mengkoordinasikan instansilembagaorganisasi terkait untuk pengerahan
sumberdaya
17 Komunikasi Risiko adalah segala bentuk pertukaran informasi tentang risiko antara
seluruh pihak yang berkepentingan
18 Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi tetapi mungkin juga tidak terjadi
19 Legalisasi adalah pengesahan dokumen rencana kontingensi menjadi legal secara hukum
melalui Peraturan Kepala Daerah
20 Manajemen Kedaruratan adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan
penanggulangan kedaruratan pada menjelang saat dan sesudah terjadi keadaan darurat
yang mencakup siaga darurat tanggap darurat dan pemulihan darurat
21 Pelibatan masyarakat adalah proses dimana masyarakat bermanfaat bagi organisasi dan
individu membangun hubungan jangka panjang dengan visi kolektif untuk kepentingan
masyarakat
22 Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk
dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit danatau terkontaminasi sedemikian
rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi
23 Penentuan Kejadian adalah proses menentukan satu ancaman yang akan dijadikan dasar dalam perencanaan kontinjensi
24 Pengendalian Perimeter adalah tindakan pengawasan yang dilakukan di batas wilayah
penanggulangan sehingga tidak terjadi penyebaran COVID-19
25 Perencanaan SektoralBidang adalah suatu rencana yang disusun oleh klasterBidang yang berisi kegiatan-kegiatan berkaitan dengan kebutuhan dan sumberdaya yang tersedia di masing-masing klaster untuk penanganan darurat mengacu pada standar minimum kebutuhan atau standar pelayanan minimum yang berlaku
26 Perencanaan kontinjensi adalah suatu proses perencanaan ke depan dalam situasi terdapat potensi bencana di mana skenario dan tujuan disepakati tindakan teknis dan manajerial ditetapkan dan sistem tanggapan dan pengarahan potensi disetujui bersama untuk mencegah atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis
27 Perimeter adalah batas terluar dari wilayah penanggulangan
28 Pos Komando (Posko) adalah tempat dilakukannya pengambilan keputusan untuk
pengendalian dan atau komando dalam penanggulangan suatu kedaruratan yang
beroperasi secara penuh (24 jamhari) selama masa penanggulangan
9
29 Rencana Operasi adalah rencana yang dibuatdisusun dalam rangka pelaksanaan operasi
Tanggap Darurat Bencana Rencana operasi ini disusun oleh Komando Tanggap Darurat
dengan mempertimbangkan rencana kontingensi dan hasil kaji cepat
30 Respon Cepat (Rapid response) adalah tindakan rutin sesuai dengan protap yang
dilakukan pada saat kejadian luar biasa
31 Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat merupakan kematian luka sakit jiwa terancam hilangnya rasa aman mengungsi kerusakan atau kehilangan harta dan gangguan kegiatan masyarakat
32 Sistem Komando Tanggap Darurat adalah suatu system penanganan darurat bencana
yang digunakan oleh semua instansilembaga dengan mengintegrasikan pemanfaatan
sumber daya manusia peralatan dan anggaran
33 Skenario adalah gambaran kejadian secara jelas dan rinci tentang bencana yang diperkirakan akan terjadi meliputi lokasi waktu dan dampak bencana
34 Status Keadaan Darurat Bencana adalah keadaan darurat bencana yang ditetapkan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah untuk jangka waktu tertentu atas dasar rekomendasi badan yang menyelenggarakan urusan di bidang penanggulangan bencana dimulai sejak status siaga darurat tanggap darurat dan transisi darurat ke pemulihan
35 Status Siaga Darurat adalah keadaan ketika potensi ancaman bencana sudah mengarah pada terjadinya bencana yang ditandai dengan adanya informasi peningkatan ancaman berdasarkan sistem peringatan dini yang diberlakukan dan pertimbangan dampak yang akan terjadi di masyarakat
36 Status Tanggap Darurat adalah keadaan ketika ancaman bencana terjadi dan telah mengganggu kehidupan dan penghidupan sekelompok orangmasyarakat
37 Tanggap Darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban harta benda pemenuhan kebutuhan dasar perlindungan pengurusan pengungsian penyelamatan serta pemulihan sarana prasarana
38 Terjangkit adalah kondisi seseorang yang menderita penyakit yang dapat menjadi sumber
penular penyakit yang berpotensi menyebabkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
39 Wabah Penyakit Menular yang selanjutnya disebut Wabah adalah kejadian berjangkitnya
suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara
nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka
10
Bab 1
Latar Belakang dan Dasar Hukum
11 Latar belakang
Sejalan dengan International Health Regulation (IHR) 2005 untuk meningkatkan kapasitas
inti negara dalam pendeteksian verifikasi pelaporan dan respon terhadap Public Health
Emergencies of International Concern (PHEIC) World Health Assembly (WHA) ke-71
telah menekankan peningkatan kapasitas negara dan kemitraan untuk meningkatkan
kesiapsiagaan menghadapi pandemi The Asia Pacific Strategy for Emerging Diseases
and Public Health Emergencies (APSED III) fokus pada penguatan komponen kesehatan
masyarakat inti termasuk respon terhadap keadaan darurat kesehatan masyarakat
termasuk ancaman pandemi Belajar dari H1N1 2009 World Health Organization (WHO)
telah mengembangkan Pedoman Manajemen Risiko Pandemi menggunakan fase
pandemi berbasis risiko kontinum yang mengadopsi pendekatan seluruh masyarakat dan
semua bahaya
Pada tahun 2017 Indonesia memperbarui Pedoman Manajemen Risiko Pandemi
Nasional dan Rencana Respon Operasi Nasional mengadopsi Pedoman Manajemen
Risiko Pandemi WHO ke dalam konteks Indonesia dan mengujinya melalui latihan
simulasi pandemi skala penuh yang berfokus pada penahanan episenter dengan
keterlibatan multi-sektoral terutama integrasi operasi keadaan darurat dengan sistem
manajemen bencana negara yang pada dasarnya respon bencana berorientasi pada
pelaksanaan Itu adalah seluruh pendekatan masyarakat yang melibatkan tingkat
nasional provinsi kabupaten dan masyarakat di semua sektor terkait termasuk sektor
keamanan dan militer
Indonesia telah mengadopsi pedoman manajemen risiko pandemi WHO menggunakan
pendekatan seluruh masyarakat yang menghubungkan pandemi dengan kerangka kerja
bencana pada tahun 2016 Sebagai tindak lanjut Indonesia mengembangkan dan
menguji Rencana Respon Kontijensi nasional melalui simulasi skala penuh yang
melibatkan berbagai sektor di semua tingkatan pada tahun 2017 dan meluncurkan
perencanaan kontijensi ke provinsi-provinsi prioritas pada tahun 2018 Ini telah menjadi
tonggak untuk meningkatkan kesadaran sektor-sektor tersebut tentang kolaborasi untuk
kesiapsiagaan menghadapi pandemi Pelaksanaan ini telah berkontribusi untuk
meningkatkan kapasitas inti negara dari International Health Regulation (IHR)
Pelaksanaan penahanan episenter pandemi skala penuh dan pelaksanaan table top di
provinsi-provinsi prioritas menunjukkan kapasitas Indonesia dalam manajemen risiko
pandemi dengan pendekatan seluruh masyarakat dalam keseluruhan kerangka darurat
nasional
Dengan munculnya Corona Virus sub tipe baru (COVID-2) dan ditetapkan Pandemi
COVID-19 oleh Dirjen WHO sehubungan dengan penyebaran COVID-19 yang meluas di
dunia sampai saat ini maka Indonesia perlu untuk mengadopsi rencana kontijensi
pandemi influenza yang sudah dibuat menjadi rencana operasi respon COVID-19 Pada
prinsipnya pengenalian dan mitigasi Pandemi COVID-19 dapat diterapkan juga pada
11
COVID-19 dengan penyesuaian sesuai dengan karakteristik penyakit
12 Tujuan
a Membatasi penularan Wabah COVID-19 dari manusia ke manusia mengurangi infeksi
berikutnya pada masyarakat yang rentan serta tenaga kesehatan termasuk mencegah
dampak penyerta lain yang lebih luas
b Deteksi dini mengisolasi dan menangani pasien lebih awal termasuk melaksanakan
pelayanan yang optimal bagi Pasien yang terjangkit Wabah COVID-19
c Terlaksananya tindakan (farmasi dan non farmasi) penanggulangan Wabah COVID-19
d Teridentifikasinya seluruh kebutuhan sumber daya berkaitan dengan upaya
penanggulangan Wabah COVID-19
e Terciptanya ketertiban dan keamanan masyarakat serta stabilitas sosial dan ekonomi
selama masa penanggulangan Wabah COVID-19
13 Dasar Hukum
Rencana Operasi ini disusun berdasarkan berbagai peraturan dan regulasi yang
berhubungan dengan COVID-19 yaitu
1 UU No 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
2 UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
3 UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4 UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
5 UU No 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia
6 UU No 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
7 Peraturan Pemerintah No2 tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal
8 Peraturan Pemerintah No 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit
Menular
9 Peraturan Presiden No 3 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden
No 83 Tahun 2005 tentang Badan koordinasi Nasional Penanganan Bencana
10 Keputusan Presiden no 7 tahun 2020 tentang gugus tugas percepatan penanganan
Corona Virus Diseases 2019 (COVID-19)
11 Instruksi Presiden Republik Indonesia No 4 tahun 2019 tentang Peningkatan
Kemampuan dalam Mencegah Mendeteksi dan Merespons Wabah Penyakit
Pandemi Global dan Kedaruratan Nuklir Biologi dan Kimia
12 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 101 Tahun 2018 tentang SPM sub Urusan
Bencana
13 Peraturan Menteri Permendes Dana Desa No 16 Tahun 2018 tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa
14 Peraturan Menteri Berita Negara RI Permenhumkam RI no 7 2020 tentang pemberian
visa dan izin tinggal dalam upaya pencegahan masuknya Virus Corona
15 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK0107Menkes2142020 tentang Jejaring
Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
16 Peraturan Menteri Kesehatan No75 tahun 2019 tentang Penanggulangan Krisis
Kesehatan
12
17 Peraturan Menteri Kesehatan No 4 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal
18 Peraturan Menteri Kesehatan No 59 Tahun 2016 tentang Pembebasan Biaya Pasien
Penyakit Infeksi Emerging Tertentu
19 Peraturan Menteri Kesehatan RI No 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Surveilans Kesehatan
20 Peraturan Menteri Kesehatan RI No1501 Tahun 2010 tentang Jenis Penyakit tertentu
yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangannya
21 Keputusan Menteri Kesehatan RI No tahun 2020 mengenai Pedoman Kesiapsiagaan
Menghadapi Coronavirus Disease (COVID-19)
22 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0107Menkes1042020 tentang penetapan
infeksi Novel Coronavirus (infeksi 2019-ncov) sebagai penyakit yang dapat
menimbulkan wabah dan upaya penanggulangannya
23 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0107Menkes1692020 tentang Penetapan
Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu
24 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0202Menkes3902014 tentang Pedoman
RS Nasional
25 Keputusan Menteri Kesehatan RI NoHK0202Menkes3912014 tentang Pedoman
RS Regional
26 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 300MENKESSKIV2009 tentang Pedoman
Penanggulangan Episenter Pandemi
27 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 424MenkesSKIV2007 tentang Pedoman
Upaya Kesehatan Pelabuhan dalam rangka Karantina Kesehatan
28 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 425MenkesSKIV2007 tentang Pedoman‐
pedoman Penyelenggaraan Karantina Kesehatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan
29 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 431MenkesSKIV2007 tentang Pedoman
Teknis Pengendalian Risiko Kesehatan Lingkungan di PelabuhanBandaraPos Lintas
Batas dalam rangka Karantina Kesehatan
30 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1371MenkesSKIX2005 tentang Penyakit Flu
Burung Avian Influenza sebagai Penyakit yang Dapat Menimbulkan Wabah Serta
Pedoman Penanggulangannya
31 Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1372MenkesSKIX2005 tentang Penetapan
Kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) Flu Burung (Avian Influenza)
32 Instruksi Gubernur DKI Jakarta No 16 tahun 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan
Terhadap Risiko penularan Infeksi Corona Virus Disease (COVID-19)
13
Bab 2
Analisis Situasi
21 Profil Daerah Indonesia
Indonesia memiliki penduduk sebanyak 265000000 jiwa pada tahun 2018 dan proyeksi
jumlah populasi mencapai 271000000 jiwa pada tahun 2020 dengan 56 penduduknya
tinggal di daerah perkotaan Indonesia dengan konteks desentralisasi terdiri dari 34
provinsi dengan kepadatan penduduk yang tinggi di DKI Jakarta dan provinsi lainnya di
pulau Jawa Indonesia terletak di khatulistiwa yang merupakan daerah strategis sebagai
hub perjalanan internasional memiliki mobilitas tinggi wisatawan internasional dan
penerbangan internasional dengan rata-rata 1342246 wisatawan internasionalbulan pada
tahun 2019 sedangkan pada Januari 2020 total 1 2 juta wisatawan memasuki Indonesia
Sebagian besar dari wisatawan masuk ke Indonesia melalui Bandara Ngurah Rai
Denpasar dan Soekarno Hatta Banten Sebagian besar wisatawan yang datang ke
Indonesia berasal dari negara ASEAN (38) Indonesia juga menerima kedatangan
wisatawan internasional yang datang dari negara yang mengalami transmisi lokal COVID-
19 antara lain Cina (8) Australia (9) Jepang (3) dan Korea Selatan (2)
sementara wisatawan dari Iran Italia dan Jerman tidak terlalu banyak Kota-kota yang
memiliki penerbangan langsung dari Cina serta negara lainnya dengan transmisi lokal
COVID-19 sangat berisiko Terdapat 20 kota yang memiliki penerbangan langsung dan
kapal yang berasal dari Cina
Bandar udara yang paling berisiko dimana pelaku perjalanan Internasional yang tinggi
yaitu Soekarno Hatta Banten dan Ngurah Rai Denpasar Bali Batam yang berbatasan
dengan Singapura dimana terdapat transmisi lokal COVID-19 juga berisiko Setiap harinya
terdapat kapal feri dengan rute Batam-Singapura Selain itu Jakarta Bogor Bekasi Depok
(JABODETABEK) dengan mobilisasi penduduk tinggi kota metropolitan dengan penduduk
yang padat terutama Jakarta dengan kepadatan populasi 15764 per m2 sangat rentan
dengan penyebaran COVID-19 yang tinggi Dengan konteks desentralisasi kemampuan
setiap daerah tidak sama dimana tidak semua daerah mempunyai rencana respon
menghadapi pandemi dan tidak semua daerah mempunyai rencana kesiapsiagaan dan
respon pandemi di rumah sakit sehingga menyebabkan tenaga kesehatan yang berada di
rumah sakit rentan tertular COVID-19 dan dapat menyebabkan terjadinya penularan lebih
lanjut di rumah sakit
Mobilitas penduduk antar kabupaten dan provinsi di Indonesia juga tinggi terutama di
Pulau Jawa dan Sumatera dengan kepadatatan penduduk yang cukup tinggi DKI Jakarta
sebagai ibu kota negara merupakan pusat pemerintahan dan pusat bisnis
(perekonomian) Kota Surabaya Medan dan Makassar merupakan kota besar di
Indonesia dengan mobilitas penduduk yang tinggi dan perputaran roda perekonomian
yang tinggi
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 17 ribu pulau dengan kondisi
geografis yang beragam dari daerah pantai sampai ke pegunungan Beberapa lokasi
14
memiliki akses yang sulit Wilayah Indonesia yang mempunyai akses geografis sulit
diantaranya provinsi di wilayah timur Indonesia seperti Maluku Papua dan Nusa
Tenggara Timur (NTT) Kapasitas dan sumber daya penduduk yang tidak merata
merupakan tantangan situasi geografis kepulauan dan wilayah terpencil merupakan
tantangan dalam penanggulangan dan respon termasuk pengiriman logistik dan
keterbatasan sumber daya Wilayah Indonesia yang berada di daerah ldquoring of firerdquo rentan
dengan kondisi bencana seperti letusan gunung berapi gempa dan tsunami yang dapat
menghambat operasi respon pandemi
Fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia terdiri dari Puskesmas dan Rumah Sakit serta
pelayanan kesehatan lainnya (Praktek dokter umum maupun spesialis Klinik- klinik
pengobatan Balai pengobatan umum maupun khusus) Jumlah Puskesmas di Indonesia
ada 9821 Jumlah Rumah Sakit di Indonesia ada 2858 dengan rincian rumah sakit
rujukan nasional ada 14 rumah sakit rujukan propinsi ada 20 dan rumah sakit rujukan
regional ada 1101 Indonesia memiliki tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter spesialis
dokter umum dokter gigi perawat bidan petugas kesehatan masyarakat dll Jumlah
dokter spesialis di Indonesia ada 38782 jumlah dokter umum ada 134459 jumlah dokter
gigi ada 29194 jumlah perawat ada 639356 jumlah bidan ada 590920 dan jumlah
petugas kesehatan ada 54138 orang2
22 Potensi Ancaman Kerentanan dan Kapasitas
COVID-19 disebabkan oleh virus SARS CoV-2 yang merupakan Corona Virus jenis baru
dengan analisis filogenetik mendekati isolat Corona Virus dari kelelawar Chinese
chrysanthemum-headed bats yang diisolasi pada tahun 2015 SARS CoV-2 ini
merupakan Corona Virus kluster β-coronavirus yang merupakan zoonosis coronavirus
yang baru setelah SARS dan Middle East Respiratory Syndrome (MERSCoV) Virus ini
termasuk dalam sub genus botulinum Coronaviridae Hasil sekuensing menunjukkan
bahwa SARSCoV-2 homolog 795 dengan SARS-COV Kasus pertama di Wuhan yang
disebabkan oleh virus ini berhubungan dengan pasar Huanan yang kemudian menyebar
antar manusia
Pada era transportasi dan mobilisasi global penyebaran virus dari satu daerah ke daerah
lain sangat cepat COVID-19 telah menyebar di 185 negara dalam waktu 4 bulan dengan
total kasus sampai bulan April 2020 mencapai lebih dari 1900000 kasus terkonfirmasi
dan 126681 kematian di seluruh dunia3 Trend kasus COVID-19 menurun di Cina namun
meningkat di luar China terutama di Republik Korea Italia Spanyol Iran dan Amerika
Serikat yang merupakan negara dengan transmisi lokal yang melaporkan kasus
terbanyak diluar Cina Model matematika menunjukkan Reproductive Number (Ro)
COVID-19 berkisar antara 2-3 yang mengindikasikan 50-60 populasi kemungkinan
telah terinfeksi COVID-19 Namun laporan kasus konfirmasi COVID-19 yang dilaporkan
jauh di bawah angka tersebut Pada kapal pesiar Diamond Princess Cruise COVID-19
1 Data Fasyankes online Oktober 2019
2 Data PPSDM Kemenkes 2019
3 John Hopkins University April 2020
15
menyebar cepat dengan attack rate hampir mendekati 30 Analisis serologi dengan
menggunakan antibodi netralisasi dapat memberikan prediksi yang lebih akurat untuk
mengetahui attack rate Pada studi yang dilakukan oleh Kelly Young di US estimasi
attack rate pada kontak erat adalah sebesar dan pada kontak erat serumah sebesar
105
Dari 55924 kasus terkonfirmasi COVID-19 di Cina presentasi Klinis COVID-19 berkisar
dari gejala ringan sampai berat Gejala umum diantaranya demam (879) batuk
(677) lelah (381) adanya sputum (334) sesak nafas (186) sakit tenggorokan
(139) sakit kepala (136) myalgia atau arthalgia (148) menggigil (114) mual
atau muntah (5) kongesti nasal (48) diarrhea (37) batuk darah (09) dan
Kongesti konjungtiva (08) Berdasarkan data terbaru tersedia dari Cina 40 kasus
berupa kasus ringan 40 kasus menjadi penyakit sedang (didefinisikan sebagai kasus
Pneumonia terkonfirmasi dengan radiologis) sekitar 14 menjadi penyakit berat dan
sekitar 5 menjadi kritis Faktor risiko untuk menjadi penyakit yang berat adalah pada
usia lanjut dan memiliki komorbid
Case fatality ratio (CFR) yang terkonfirmasi di Cina seperti yang dilaporkan oleh US
Center For Diesease Control and Prevention adalah 42 Data ini didapatkan dari
3551 kematian diantara 83696 kasus terkonfirmasi laboratorium pada tanggal 14 April
2020 Data CFR ini tidak memasukkan jumlah kasus infeksi ringan yang mungkin terluput
dari surveilans sekarang dimana sebagian besar berfokus pada pasien dengan
pneumonia yang membutuhkan perawatan di rumah sakit tidak juga memasukkan fakta
bahwa kasus terkonfirmasi baru dapat berkembang menjadi penyakit berat dan beberapa
pasien mungkin akan meninggal Dengan berkembangnya wabah CFR yang
terkonfirmasi dapat berubah
Jumlah ini akan terus berubah dan CFR yang pasti tidak akan dapat diketahui sampai
wabah ini selesai Median dari onset gejala hingga kematian sebesar 14 hari sedangkan
pada usia lanjut (diatas 70 tahun) median tingkat kematian adalah 115 hari (11)
Kematian meningkat seiring dengan peningkatan usia dengan kematian yang tertinggi
terjadi pada pasien diatas usia 80 tahun (estimasi CFR mencapai hingga 148) Tingkat
kematian pasien dengan komorbid terjadi lebih tinggi 132 pada pasien dengan
penyakit kardiovaskular 92 pada pasien dengan diabetes 84 pada pasien dengan
hipertensi 8 pada pasien dengan penyakit pernafasan kronik dan 76 pada pasien
dengan kanker
Penularan COVID-19 melalui droplet yang ditularkan melalui batuk bersin atau
menyentuh benda yang terkontaminasi oleh droplet dan kemudian menyentuh mata
hidung atau mulut Oleh karena itu sangatlah penting untuk menjaga jarak minimal
1 meter dari orang yang sakit Masa inkubasi COVID-19 berkisar antara 1-14 hari paling
umum sekitar 5 hari Risiko tertular COVID-19 dari seseorang yang tidak bergejala sangat
rendah Namun banyak orang yang mengalami gejala ringan yang dapat menyebabkan
penularan Ada bukti yang menyatakan bahwa infeksi COVID-19 mungkin mengarah
pada infeksi saluran pencernaan dan akan ada di feses Namun hingga sekarang hanya
ada satu penelitian yang mengembangbiakkan virus COVID-19 dari specimen feses
tunggal Pada konteks COVID-19 penularan lewat udara mungkin bisa terjadi pada
16
keadaan khusus dimana dilakukan prosedur menghasilkan aerosol (misalkan intubasi
endotrakhea bronkoskopi suction terbuka pemberian terapi nebulasi ventilasi manual
sebelum intubasi mengubah pasien ke posisi tengkurap melepaskan pasien dari
ventilator ventilasi non-invasif tekanan positif trakheostomi dan resusitasi kardiopulmo)
Pada analisa 75465 kasus COVID-19 di Cina penularan lewat udara tidak dilaporkan3
SARS CoV-2 dapat bertahan di permukaan selama beberapa jam atau hingga beberapa
hari tergantung dari jenis permukaan suhu atau kelembaban lingkungan
Pengobatan spesifik untuk COVID-19 belum tersedia hingga saat ini pengobatan masih
berupa dukungan perawatan suportif Beberapa percobaan klinis dilakukan namun kajian
lebih lanjut masih diperlukan Untuk memastikan bukti jelas pengobatan yang mana yang
paling efektif WHO dan mitra sedang melakukan penelitian internasional besar disebut
SOLIDARITY TRIAL untuk membandingkan pengobatan tunggal atau kombinasi berbeda
yang ada di banyak negara dan untuk menghasilkan bukti yang kuat pengobatan mana
yang paling efektif Sampai saat ini belum terdapat vaksin COVID-19
Untuk menghindari penularan COVID-19 WHO menyarankan untuk melakukan
pencegahan dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hands rub
berbahan alkohol menjaga jarak setidaknya satu meter dengan orang yang sakit
mencegah menyentuh mata hidung dan mulut karena dapat memindahkan virus dari
benda yang terkontaminasi ke dalam tubuh kita melakukan etika batuk yang benar
memastikan orang yang sakit menggunakan masker dan beristirahat di rumah Tenaga
kesehatan harus memperhatikan pengendalian infeksi dengan memakai alat pelindung
diri pada saat kontak dengan pasien
Tenaga kesehatan berisiko untuk tertular COVID-19 Penularan tenaga kesehatan dapat
diakibatkan oleh tidak lengkapnya pemakaian alat pelindung diri WHO menyebutkan
bahwa 21 petugas kesehatan terinfeksi SARS pada tahun 2002 Demikian pula untuk
penularan COVID-19 pada tenaga kesehatan terjadi di China Hongkong dan Indonesia
Potensi ancaman COVID-19 dapat masuk ke Indonesia melalui pelaku perjalanan
internasional melalui pelabuhan bandara udara dan lintas batas maupun tertular dari
orang di dalam daerah terjangkit di Indoensia maupun pelaku perjalanan dari daerah
terjangkit
Pada 31 Desember 2019 WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang
tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan Provinsi Hubei Cina Pada tanggal 7 Januari
2020 Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai
jenis baru coronavirus (coronavirus disease COVID-19) Pada tanggal 30 Januari 2020
WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan
Dunia Public Health Emergency of International Concern (KKMMDPHEIC) Penambahan
3 Modes of transmission of virus causing COVID-19 implication for IPC precaution recommendations WHO 29
March 2020 Available at httpswwwwhointpublications-detailmodes-of-transmission-of-virus-causing-covid-19-implications-for-ipc-precaution-recommendations
17
jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar
negara Berdasarkan data John Hopknis University Amerika Serikat sampai dengan
tanggal 15 April 2020 dilaporkan 1982939 kasus dengan 126761 kematian secara
global
Pada tanggal 2 Maret 2020 Indonesia melaporkan kasus konfirmasi COVID-19 sebanyak
2 kasus Sampai dengan tanggal 15 April 2020 Indonesia sudah melaporkan 5136 kasus
konfirmasi COVID-19 dari 34 Provinsi Wilayah dengan transmisi lokal di Indonesia adalah
DKI Jakarta Sumatera Utara (Kota Medan) Riau (Kota Pekanbaru) Sumatera Selatan
(Kota Prabumulih) Jawa Barat (Kabupaten Bogor Kabupaten Karawang Kabupaten
Bekasi Kota Bogor Kota Bandung Kota Bekasi Kota Depok) Jawa Tengah (Kota
Surakarta Kota Semarang) Jawa Timur (Kabupaten Kediri Kabupaten Malang
Kabupaten Sidoarjo Kabupaten Magetan Kota Surabaya) Banten (Kabupaten
Tangerang Kota Tangerang Kota Tangerang Selatan) Bali (Kabupaten Jembrana
Kabupaten Bangli Kabupaten Buleleng Kota Denpasar) Kalimantan Barat (Kota
Pontianak) Kalimantan Tengah (Kota Palangka Raya) Kalimantan Selatan (Kota
Banjarmasin) Kalimantan Timur (Kota Balikpapan) Sulawesi Utara (Kota Manado)
Sulawesi Selatan (Kabupaten Gowa Kabupaten Maros Kota Makassar) Sulawesi
Tenggara (Kota Kendari) Papua (Kabupaten Mimika Kota Jayapura)
Gambar 21
Sebaran Kasus COVID-19 di Indonesia sampai dengan 15 April 2020
Sumber Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes
18
Gambar 22
Perkembangan Kasus Covid-19 di Indonesia
Sumber Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes
Analisis Risiko COVID-19 di Indonesia
Berdasarkan analisis risiko yang dilakukan dengan mempertimbangkan pengaruh kasus
yang terdeteksi jumlah penduduk kepadatan penduduk mobilitas dengan melihat
banyaknya penerbangan domestik maupun Internasional banyaknya penduduk yang
rentan dengan melihat angka jumlah penduduk yang gt 65 tahun dan konteks kapasitas
kesiapsiagaan daerah dengan melihat rumah sakit rujukan jumlah fasilitas kesehatan
maka analisis risiko COVID-19 di tingkat provinsi adalah seperti tabel di bawah ini
Tabel 21 Analisis Risiko COVID-19 di Indonesia
No Provinsi
Hasil Analisa
Risiko oleh WHO
Kumulatif Kasus sd 9 April 2020
KabKota dengan Transmisi Lokal
Pembobotan PDP1
Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa
risiko WHO
Kasus Positif
Meninggal ODP
PDP
1 Aceh Rendah Sedang
5 1 1373 60 - 75
2 Sumut Sedang 65 8 na 145 - 302
3 Sumbar Sedang 44 3 5118 151 - 251
4 Riau Sedang Tinggi
16 0 31889 243 - 279
5 KEPRI Sedang Tinggi
21 1 2153 164 - 213
19
No Provinsi
Hasil Analisa
Risiko oleh WHO
Kumulatif Kasus sd 9 April 2020
KabKota dengan Transmisi Lokal
Pembobotan PDP1
Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa
risiko WHO
Kasus Positif
Meninggal ODP
PDP
6 Jambi Rendah Sedang
4 0 641 9 - 19
7 Bangka Belitung
Sedang 4 1 862 51 - 65
8 sumsel Sedang 21 2 2085 69 Kota Prabumulih 120
9 Bengkulu Rendah 4 1 529 17 - 29
10 Lampung Rendah Sedang
20 1 2349 50 - 95
11 Banten Sedang Tinggi
281 21 4668 876
Kab Tangerang Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan
1505
12 DKI JAKARTA
Sangat Tinggi
2044 195 2897 2395 Jakarta 7074
13 Jabar Tinggi 450 43 29641 2349
Kota Bandung Kab Bekasi Kota Bekasi Kota Depok Kab Bogor Kota Bogor dan Kab Karawang)
3383
14 Jateng Sedang Tinggi
200 25 21147 582 Kota Semarang Kota Surakarta
1061
15 DI Yogyakarta
Rendah Sedang
41 7 3340 498 - 603
16 Jatim Tinggi 386 27 14092 1383
Kab Kediri Kab Malang Kab Magetan Kab Sidoarjo dan Kota Surabaya
2241
17 Bali Sangat Tinggi
81 2 1083 257
Kab Badung Kab Buleleng
Kab Jembrana Kota Denpasar
431
18 Kalbar Rendah 13 3 6183 125 Kota Pontianak 161
19 Kalteng Rendah Sedang
24 1 571 65 - 118
20 Kaltara Sedang 16 1 196 30 - 68
21 Kaltim Sedang 35 1 5380 267 Kota Balikpapan 343
22 Kalsel Sedang 34 2 1217 11 Kota Banjarmasin 88
23 Sulawesi Rendah 17 2 296 31 Kota Manado 72
20
No Provinsi
Hasil Analisa
Risiko oleh WHO
Kumulatif Kasus sd 9 April 2020
KabKota dengan Transmisi Lokal
Pembobotan PDP1
Confirmed 2 Meninggal 3) + bobot Analisa
risiko WHO
Kasus Positif
Meninggal ODP
PDP
Utara
24 Gorontalo Rendah 1 0 3057 64 - 67
25 Sulawesi Tengah
Rendah 19 2 291 24 - 69
26 Sulawesi Barat
Rendah Sedang
5 1 1062 20 - 35
27 Sulawesi Selatan
Rendah Sedang
222 15 2650 383 Kota Makassar 874
28 Sulawesi Tenggara
Rendah 16 1 381 19 Kota Kendari 55
29 Nusa Tenggara Barat
Sedang Tinggi
37 2 3783 141 - 225
30 Nusa tenggara Timur
Rendah sedang
1 0 813 18 - 22
31 Maluku Utara
Rendah 2 0 340 8 - 13
32 Maluku Rendah 11 0 131 7 - 30
33 Papua Barat
Sedang 3 1 579 25 - 37
34 Papua Rendah Sedang
63 3 3143 59 - 196
Masih verifikasi
35
TOTAL 4241 373 153940 10596
Mean 595 Median 119
21
Gambar 23 Peta Risiko COVID-19 di Indonesia
Penilaian risiko akan diulangi ketika ada informasi baru tersedia berdasarkan situasi
epidemi yang berkembang di seluruh Indonesia Diinginkan setidaknya provinsi
melakukan penilaian risiko sendiri yang sesuai dengan konteks dan kejadian serta
penyebaran penyakit untuk memandu kesiapsiaggan dan penanganan yang lebih baik
sesuai konteks lokal
23 Skenario Kejadian amp Dampak
Gambar 24 Kerangka Respon Pandemi berdasarkan Skala Risiko
Saat ini WHO telah menyatakan COVID-19 sebagai Pandemi Hingga 30 Maret 2020
COVID-19 telah menyebar di 199 negara termasuk di Indonesia telah terdapat kasus COVID-
19 yang tersebar di beberapa provinsi Sudah terdapat transmisi lokal COVID-19 di Indonesia
(penularan antar manusia)
Dengan terdeteksinya 1285 kasus sampai tanggal 30 Maret 2020 dan dengan RO=2 maka
sampai tanggal 12 Mei diperkirakan akan ada total kasus sebanyak 3846194 kasus
termasuk 769239 kasus membutuhkan perawatan di rumah sakit dan 192310 kasus kritis
yang membutuhkan ICU bila tidak dilakukan pengendalian yang adequate dan optimal Oleh
22
karena itu rencana respon disusun untuk mencegah penambahan kasus dengan menemukan
dengan cepat kasus melakukan deteksi cepat isolasi kontak dan perawatan kasus di rumah
sakit rujukan pelacakan kasus dan monitoring orang dalam pengawasan Rencana operasi
respon disusun untuk mengantisipasi kasus dalam 3 bulan kedepan sesuai dengan lampiran
skenario Kasus dapat menyebar ke provinsi-provinsi yang berisiko
Dalam jangka panjang penanggulangan COVID-19 berdasarkan informasi epidemiologi
sampai saat ini dalam waktu 81 hari terdapat skenario yang memungkinkan terjadi seperti
tabel-tabel dibawah ini
Tabel 22 Kriteria Derajat Keparahan yang Disebabkan COVID-19
Asumsi Indonesia
(36) Indonesia
(5) Indonesia
(10) Indonesia
(20)
Angka Serangan Klinis 36 5 10 20 Total population (271808640)
9864437
13590432
27180864 54361728
Perawatan Monitoring di Rumah 50 X Clinical attack rate
4932218
6795216
13590432 27180864
Rawat Inap 20 x Angka Serangan Klinis
1972887
2718086
5436173
0872346
ICU 5 x Angka Serangan Klinis 493222
679522
1359043
2718086
Ventilator 80 x ICU 394577
543617
1087235
2174469
CFR 26 x Rawat Inap 51295 70670 141340 282681
Pada rencana respon ini akan disusun rencana operasi respon untuk satu bulan ke depan
dengan antisipasi jumlah kasus 10 dari populasi seluruh Indoensia dengan kasus yang
terbanyak dari wilayah berisiko tinggi seperti Jakarta dan sekitarnya serta Bali
Berdasarkan jumlah kasus kepadatan penduduk penyebaran transmisi virus kemudahan
transportasi dan pertimbangan kapasitas dan kesulitan geografis di beberapa wilayah dari 34
provinsi maka provinsi yang terdampak paling parah (dengan skenario yang ringan) adalah di
seperti bawah ini
Tabel 3 Provinsi di Indonesia yang Paling Terdampak Parah
DKI Jakarta Bali Jawa Barat Batam Sulawesi Utara Kalimantan Barat Jawa Tengah DI
Yogyakarta akan ditemukan ribuan kasus yang dilaporkan dalam tiga bulan sejak kasus
23
pertama dilaporkan Kepulauan Batam yang berbatasan dengan Singapura juga terdampak
cukup parah
Asumsi karakteristik COVID-19
1 Sebagian besar orang yang tertular memiliki gejala bervarisi dari ringan (sub klinis) hingga
panas demam batuk dan sesak nafas
2 Masyarakat belum kebal terhadap strain COVID-19 (virus Corona sub tipe baru)
3 Masa Inkubasi virus COVID-19 berkisar 1-14 hari dengan nilai median berkisar 5-6 hari
4 Orang yang tertular COVID-19 dapat menularkan dalam waktu 1-14 hari dan mampu
menyebarkan virus pada orang lain yang rentan
5 Penularan orang-ke-orang yang mudah (efisien) dengan jumlah reproduksi penularan
(Ro) 2-3
6 Angka Fatalitas Kasus atau Case Fatality Rate (CFR) menurut WHO per 3 Maret 34
dan kematian dipengaruhi oleh usia (usial lanjut gt 65 Tahun lebih berisiko) serta memiliki
penyakit kronis yang diderita (seperti Diabetes Melitus Hipertensi Kanker Penyakit
kelainan Imun dll)
7 Belum terdapat vaksin dan obat antivirus spesifik untuk virus ini
Pemerintah Indonesia sedang melakukan respon terhadap pandemi COVID-19 Oleh karena
dampak yang cukup berat dapat terjadi di beberapa wilayah maka pemerintah Indonesia akan
meminta bantuan Internasional untuk penanggulangan pandemi
24
Bab 3
Tugas Pokok Masing-Masing Komponen Respon Pandemi
Dalam Rencana Respon Operasi COVID-19 nasional tahun 2020 Kementerian Kesehatan
bersama stakeholder terkait melakukan pengembangan lanjutan untuk meningkatkan Rencana
Respon Operasi nasional dari fokus episenter ke mitigasi dan respon COVID-19 dengan
memasukan peran mitra internasional untuk terlibat dalam respon COVID-19 Berdasarkan
hasil diskusi tersebut respon pandemi terbagi atas 6 komponen tugas dan tanggung jawab
yaitu
1 Pelaksanaan komando dan koordinasi
2 Surveilans
3 Respon medis dan laboratorium
4 Intervensi farmasi
5 Intervensi non farmasi
6 Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
Berikut ini akan dibahas tugas pokok dari masing-masing komponen respon pandemi secara
umum dan berkesinambungan
1 Pelaksanaan Komando dan Koordzinasi
Alur Komando dan Koordinasi
Alur komando dan koordinasi multisektor dan aktivasi Sistem Komando Penanggulangan
Darurat Bencana (SKPDB) COVID-19 seperti di bawah ini
Gambar 41
Alur Komando dan Koordinasi Multi Sektor SKPDB COVID-19
25
Sistem komando dan koordinasi meliputi pemenuhan sumber daya dan koordinasi
Internasional Dalam pelaksanaan komando koordinasi harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut
a Penetapan status darurat bencana berdasarkan analisis risiko tim teknis penyusunan
rencana respon operasi komando respon dan monitoring respon
b Manajemen Bantuan Internasional
Penetapan status bencana menjadi acuan dalam menetapkan permintaan bantuan
internasional
Penggunaan Bantuan Internasional harus sesuai dengan aturan yang berlaku
BNPB melakukan kajian kebutuhan dan mengeluarkan rekomendasi kebutuhan
Pemberi bantuan (Negara Lembaga Internasional Lembaga asing non-pemerintah
lembaga usaha asing dan perseorangan) mengisi formulir daftar bantuan dan
mengirimkannya kepada Kantor Perwakilan Diplomatik RI untuk dilakukan verifikasi
ditembuskan kepada Pos Pendamping Nasional (Pospenas) Posko Penanganan Darurat
Bencana (PDB)
BNPB menerima hasil pengkajian dari Posko PDB dan kemudian menginformasikan
kepada calon pemberi bantuan melalui Kementerian Luar Negeri
Kementerian Luar Negeri melakukan verifikasi yang selanjutnya hasilnya disampaikan
kepada BNPB disertai dengan pemberian izin pemberian bantuan internasional
BNPB selanjutnya menginformasikan secara tertulis terkait bantuan internasional
dimaksud kepada Pospenas PDB Posko PDB
c Outline laporan komunikasi operasional antar stakeholder antara lain
Mengadakan pertemuan harian untuk melaporkan situasi perkembangan harian
Komunikasi melalui sistem informasi yang dibuat pada saat periode tanggap darurat
Hasil pertemuan harian disebarluaskan kepada stakeholder dan ditindaklanjuti oleh tim
pelaksana lapangan
2 Surveilans
Kegiatan surveilans respon pandemi mencakup
1 Analisis data sentinel surveilans COVID-19 Influenza Like Illness (ILI) dan Severe
Acute Respiratory Infection (SARI) baik di level puskesmas dan rumah sakit
(pemerintah dan swasta) sebagai pendekatan untuk mengetahui sirkulasi virus
COVID-19 dan tingkat keparahan penyakit pada kasus COVID-19 baru penyebab
pandemi luasnya penyebaran dan besarnya morbiditas dan mortalitas
2 Deteksi kasus ILI pneumonia dengan memanfaatkan Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon (SKDR) sebagai pendekatan untuk mengetahui apakah virus COVID-19 baru
telah bersirkulasi di Indonesia
3 Melakukan surveilans aktif untuk COVID-19 Pada wilayah yang belum terdapat kasus
dilakukan surveilan aktif pada kasus awal sporadik dan kluster awal dilakukan
pelacakan kontak dan monitoring kontak dan pada daerah dengan transmisi lokal yang
meluas pelacakan kontak dilakukan pada wilayah baru yang belum terdapat kasus
atau pada kasus parah dan dilakukan systematic survey dan sentinel
26
4 Melakukan penyelidikan epidemiologi pelacakan kontak monitoring dan manajemen
kontak pada kasus yang diduga COVID-19 baru untuk dikonfirmasi dan analisis risiko
berkala
5 Melakukan pengumpulan data analisis data monitoring dan evaluasi apakah
intervensi berjalan dengan baik dan apakah penyebaran COVID-19 baru masih
berjalan atau sudah berhenti
6 Menyampaikan data dan analisis data kepada pusdalop
7 Melakukan pengawasan pelaku perjalanan yang berasal dari daerahnegara terjangkit
8 PHEOC berkordinasi untuk menginformasikan data dan hasil analisis epidemiologi
kasus kepada EOC dan PUSDALOP BNPB sebagai bahan pembuatan kebijakan dan
perencanaan
3 Respon Medis dan Laboratorium
Tujuan dari pelaksanaan respon medis di layanan kesehatan (rumah sakit dan puskesmas)
adalah agar terlaksananya deteksi dini kasus COVID-19 implementasi pencegahan dan
penanganan infeksi serta tatalaksana kasus di seluruh sarana pelayanan kesehatan
Respon medis terdiri dari Puskesmas Rumah Sakit non rujukan Rumah Sakit rujukan dan
fasilitas layanan kesehatan lainnya (Praktek dokter umum maupun spesialis Klinik- klinik
pengobatan Balai pengobatan umum maupun khusus) dan institusibangunan khusus
(seperti hotel wisma atlet dsb) dirancang untuk menyediakan pelayanan pengobatan
COVID-19 Semua fasilitas pelayanan kesehatan di luar rumah sakit bila mendapat kasus
suspek COVID-19 harus secepatnya merujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19 atau
pusat perawatan COVID-19 Pada keadaan transmisi luas di masyarakat dan kapasitas
fasilitas kesehatan tidak memadai kasus ringan tanpa risiko dirawat dirumah dengan
edukasi pengendalian infeksi kasus dengan risiko seperti orang tua (gt 65 tahun) dan
orang dengan komorbid dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan pasien dengan kondisi
parah dirujuk ke rumah sakit rujukan COVID-19
Kementerian Kesehatan telah menetapkan jumlah total rumah sakit rujukan sebanyak 657
Rumah Sakit terdiri dari 132 Rumah Sakit rujukan untuk COVID-19 berdasarkan SK
Menkes dan 525 rumah sakit rujukan di daerah ditetapkan berdasarkan SK Gubernur
Rumah sakit yang ditetapkan sebagai RS rujukan Covid-19 terdiri dari Rumah Sakit milik
Kementerian Kesehatan Kementerian lain TNI POLRI Pemerintah Daerah BUMN
Swasta dan RS Darurat
Kemenkes juga telah menetapkan jejaring laboratorium pemeriksaan COVID-19 yang
terdiri atas
a Laboratorium Rujukan Nasional Pemeriksaan COVID-19 (Balitbangkes melalui Pusat
Penelitian dan Pengembangan BIomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan)
b Laboratorium Pemeriksa COVID-19
Laboratorium pemeriksa COVID-19 merupakan laboratorium yang memenuhi standar
Biosafety Level 2 (BSL-2) dan memiliki alat pemeriksaan Real Time PCR yang terdiri
atas
1) Laboratorium yang memiliki fungsi surveilans dan
2) Laboratorium yang tidak memiliki fungsi surveilans
27
Daftar RS Rujukan COVID-19 dan Laboratorium Pemeriksa COVID-19 terlampir Dan
apabila dibutuhkan rumah sakit rujukan dapat ditambah dan dapat menggunakan juga
Gedung yang dialihfungsikan menjadi pusat perawatan COVID-19
Tugas Respon medis
Aktivasi layanan hotline COVID-19 yang beroperasi 24 jam7 hari
Konsultasi virtual dan telemedicine sebagai titik kontak pertama triase dibentuk
Kemenkes mendirikan klinik demam pusat tes tempat karantina perubahan peran
rumah sakit tertentu untuk kasus ringan dan berat peralihan fungsi hotel sekolah
pusat komunitas dan stadion
Kemenkes melakukan penilaian kesiapsiagaan rumah sakitfasilitas kesehatan
terhadap COVID-19
Rumah Sakit menghitung kapasitas maksimal kapasitas SDM sarana penunjang dan
mengaktifkan pengaturan SDM
Kemenkes memastikan lonjakan SDM pada daerah dengan beban tinggi
Kemenkes menyediakan suplai dan komoditas yang diperlukan rumah sakit
berdasarkan estimasi kebutuhan
Rumah Sakit mengaktifkan ruangan atau area aman untuk semua petugas Rumah
Sakit
Rumah Sakit mempersiapkan kebutuhan logistik seluruh SDM yang bertugas
Puskesmas dan Rumah Sakit non rujukan mengaktifkan Tim Gerak Cepat (TGC)
COVID-19
Puskesmas Rumah Sakit non rujukan mengaktifkan ruangan untuk pemeriksaaan
dengan menerapkan PPI yang aman untuk semua yang berada di Fasilitas Kesehatan
Kemenkes mengembangkan protocol deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen
kasus dan rujukan termasuk manajemen kasus ringan di rumah
Kemenkes memastikan pelatihan dan penyebaran tenaga kesehatan yang ada
Kemenkes melengkapi tenaga kesehatan yang ada dengan pensiunan (untuk bekerja
di lingkungan yang berisiko rendah menempatkan staf yang punya risiko rendah
bekerja mendukung respon COVID-19) tenaga kesehatan yang menganggur yang
masih dilatih dan staf yang diberi wewenang sementara
Kementrian Pendidikan melatih relawan kesehatan (mahasiwa fakultas kedokteran)
untuk memberikan respon COVID-19
Pelayanan telemedicine klinik demam Puskesmas dan rumah sakit rujukan
melakukan deteksi dan merujuk pasien ke rumah sakit rujukan pusat perawatan
COVID-19 dan rumah sakit rujukan melakukan perawatan kasus
Kemenkes memastikan implementasi PPI yang perlu di semua fasilitas kesehatan yang
terlibat
Tugas laboratorium rujukan nasional COVID-19 antara lain
Menerima specimen untuk pemeriksaan COVID-19 atau konfirmasi hasil pemeriksaan
dari laboratorium pemeriksa COVID-19
Menyusun standar operasional prosedur mengenai pengambilan pengelolaan dan
pemeriksaan spesimen COVID-19
Menyusun rekapitulasi hasil pemeriksaan dari seluruh laboratorium pemeriksa COVID-
19 dan melaporkan kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
28
Penyakit sebagai Focal Point International Health Regulation dan Direktur Jenderal
Pelayanan Kesehatan dengan tembusan kepada Menteri Kesehatan
Melakukan uji validasi secara sampling terhadapa specimen positif dan negatif
berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh laboratorium pemeriksa COVID-
19
Mengirimkan tes panel pemeriksaan COVID-19 ke laboratorium pemeriksa COVID-19
dalam rangka pemantauan mutu eksternal (Quality AssuranceQuality Control)
Melakukan supervisi dan pembinaan teknis ke laboratorium pemeriksa COVID-19
Tugas laboratorium pemeriksa COVID-19 antara lain
bull Menerima spesimen untuk pemeriksaan COVID-19 dari rumah sakitdinas
kesehatanlaboratorium kesehatan lainnya
bull Melakukan pemeriksaan screening pada spesimen COVID-19 menggunakan form dan
standar operasional prosedur yang telah ditetapkan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
bull Mengirimkan seluruh spesimen untuk uji validitas ke laboratorium rujukan nasional
COVID-19 dengan segera tanpa menunggu hasil pemeriksaan
bull Mengirimkan hasil pemeriksaan positif dan negatif COVID-19 kepada Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan melalui Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
bull Menginformasikan hasil pemeriksaan positif dan negatif kepada rumah sakit pengirim
untuk keperluan diagnosis dan tatalaksana kasus serta dinas kesehatan domisili pasien
untuk kepentingan penyelidikan epidemiologi dan
bull Memberikan feedback kepada rumah sakitdinas kesehatanlaboratorium kesehatan
lainnya apabila terdapat kekeliruan dalam penggunaan material atau media pada
spesimen yang diterima
Dalam melaksanakan pemeriksaan COVID-19 laboratorium yang tidak memiliki fungsi
surveilans berkoordinasi dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan
Pengendalian Penyakit (BBTKL PP) atau Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK)
sesuai wilayah kerjanya
Apabila kapasitas pemeriksaan PCR yang ada saat ini tidak mencukupi Kementerian
kesehatan akan berupaya untuk penggunaan pemeriksaan PCR lainnya sesuai dengan
ketersediaan yang ada saat ini di Indonesia
4 Intervensi Farmasi
Intervensi farmasi berkaitan dengan pengadaan distribusi obat dan alat kesehatan
dengan menggunakan jalur rutin atau pun jalur alternatif dalam penanggulangan yang
melibatkan
1 Tenaga kesehatan dan asisten apoteker untuk menyiapkan kebutuhan dan menyimpan
antiviral (jika tersedia) dan obat suportif lainnya yang dibutuhkan
2 Tenaga kesehatan dan asisten apoteker surveilans untuk mendistribusikan alokasi
antiviral (jika tersedia) dan obat suportif lainnya
29
3 Tenaga dokter dan perawat melakukan deteksi dan pemilihan kasus COVID-19 dan
non COVID-19 Tenaga dokter perawat paramedik lainnya melakukan pelayanan
medik kesehatan kepada penderita COVID-19 dan penyakit lain
4 Pemerintah memastikan ketersediaan obat esensial obat supportif diagnostic dan
peralatan prioritas pelayan KIA penyakit menular lainnya penyakit kronis dialisa
trauma dan kedaruratan lainnya
5 Berkolaborasi dengan WHO untuk melakukan pengujian obat antiviral (apabila
tersedia) Uji klinis dan intervensi pharmasi lainnya
6 Untuk mengurangi beban fasilitas kesehatan triase dapat dilakukan dengan
berkolaborasi dengan layanan medis online seperti halodoc klikdock dengan
menggunakan algoritme sesuai pedoman COVID-19 Kemkes
7 Identifikasi dan mobilisasi sumber daya dan distribusi sumber supply medis peralatan
medis yang diperlukan dan alat pelindung diri serta tenaga medis untuk membantu
dalam respon pandemi
8 Kemenkes menyipakan aturan persetujuan otorisasi pasar dan pengawasan pasca-
pasar untuk produk-produk COVID-19 (mis diagnostik laboratorium terapi vaksin)
ketika tersedia
9 Kemenkes merencanakan mengembangkan SOP dsb untuk implementasi jalur aturan
yang berbeda MOU dengan pihak lain
10 Kemenkes berkoordinasi dan mengatur donasi produk kesehatan
11 Kemenkes melakukanberpartisipasi dalam kegiatan penelitian termasuk percobaan
klinis
12 Kemenkes memastikan jaminan kualitas produk medis
Kemenkes untuk mendukung ethical review yang cepat dalam situasi darurat tanpa
membahayakan perlindungan subjek manusia dan untuk memastikan bahwa penelitan
yang relevan dan kritis dapat dilakukan sementara kedaruratan kesehatan masyarakat
masih terjadi
Kemenkes untuk memprioritaskan proyek penelitian yang tidak mengambil personil
peralatan fasilitas dan sumber daya dari respon wabah tetapi sejalan dengan prioritas dan
kegiatan yang konsisten dengan upaya respon
5 Intervensi Non Farmasi
Semua sektor memberlakukan keberlangsungan usaha dan menjaga keberlangsungan
usaha sektor esensial untuk tetap beroperasi pada saat pandemic Sektor esensial dan
perannya dalam penanggulangan pandemi
1 Kementerian Kesehatan menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
untuk ProvinsiKabupatenKota yang telah memenuhi persyaratan untuk diterapkannya
PSBB sesuai Permenkes Nomor 9 tahun 2020
2 Perhubungan untuk menjamin lalu lintas kebutuhan logistik dan kebutuhan APD
farmasi lainnya dan membuat rekayasa lalu lintas dan spot chek poin apabila
diberlakukan karantina terbatas di suatu wilayah Melakukan pembatasan angkutan
umum apabila diperlukan seusai analsisi risiko
3 Kemenkopolhukam kementerian pertahanan perangkat Keamanan negara Badan
Intelejen Negara Bersama kepolisian dan didukung tentara menjamin keamanan di
pintu masuk Negara dan keamanan lalu lintas logistik non farmasi dan farmasi
Menjaga keamanan masyarakat pada saat pandemic dan mendukung intervensi non
30
pharmasi lainnya seperti karantina rumah karantina wilayah (apabila diperlukan)
pembatasan sosial penutupan sekolah penutupan tempat hiburan spot chek point di
daerah perbatasan wilayah dan menjaga stabilitas keamanan
4 Kementerian Perdagangan menjamin ketersediaan bahan logistik dan distribusi yang
diperlukan dan kestabilan pasokan bahan pangan pokok untuk masyarakat terdampak
Dan sektor Perdagangan dan sektor industri mendukung pemerintah dalam
memproduksi Alat Pelindung Diri dan supply lainnya yang diperlukan selama pandemi
dan menjaga kestabilitasan perindustrian
5 Kementerian pertanian Indoensia menjaga keberlangsungan pertanian untuk
keberlangsungan supply bahan pokok
6 Sosial untuk penyediaan Dapur Umum Lapangan Layanan Dukungan Psikososial
pemenuhan kebutuhan dasar jaminan sosial bagi korban pandemi
7 Pendidikan menyediakan platform Pendidikan untuk jarak jauh melalui online selama
pandemik
8 Perekonomian mendukung pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi
9 Bank Indonesia menjaga stabilitas rupiah
10 Bulog menjaga kestabilitasan pangan pokok di daerah terdampak
11 PMI Bersama NGO lainnya memberikan dukungan respon pandemic kepada
pemerintah dan juga keterlibatan masyarakat dalam respon pandemic
12 Kementerian dalam negeri mengeluarkan edaran mengenai respon pemerintah daerah
dalam respon pandemic termasuk pembentukan gugus tugas di daerah
13 Kementerian luar negeri berkoordinasi untuk evakuasi WNI dari daerah yang
terdampak pada awal epidemi (apabila diperlukan) dan berkordinasi dengna
pemerintah negara yang terjankit unutk memonitor kondisi WNI di degara terjangkit
Dan apabila kasus sudah masuk ke Indoensia berkoordinasi dengan pemerintah
negara lain mengenai kasus WNA yang terdeteksi di Indoensia Dalam hal ii dapat
bekerjasama dengan IHR focal point Indonesia
14 Kementerian agama memberikan edaran mengenai intervensi yang dilakukan
bekerjasama dengan tokoh agama (contohnya penutupan masjid gereja maklumat
MUI dll)
15 Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia
melakukan pendekatan melalui desa unutk pelibatan tokoh masyarakat dalam respon
pandemi dan pemakaian dana desa untuk respon pandemic
16 Kementeian Energi Sumber Daya Mineral Indoensia memastikan sektor esensial
seperti PLN Gas negara Bahan bakar Air tetap menjaga keberlangsungan usahanya
selama pandemi Pertamina Bahan Bakar sebagai sumber energi seluruhnya Listrik
PLN perannya menyediakan penerangan dan sebagai sumber energi PDAM
perannya menyediakan air bersih dan air minum sebagai kebutuhan dasar dan
hygiene sanitasi perorangan
17 Kementerian hukum dan hak asasi manusia menyusun hukum dan peraturan untuk
percepatan penanganan pandemi dan intervensi yang dilakukan Dan juga membuat
protokol unutk pandemi bagi perangkat hukum dan fasilitasnya seperti pencegahan
deteksi dan rujukan kasus di baan pemasyarakatan
18 Kementerian ketenagakerjaan Indoensia membuat protokol unutk tenaga kerja dan
pelaku usaha pada saat pandemi termasuk juga untuk pekerja migran Termasuk
pemberlakuan bekerja dari rumah pada masa sosial distancing pembatasan sosial
19 Kementerian Keuangan memastikan tersedianya anggaran nasional dan daerah untuk
respon pandemi
31
20 Kementerian Komunikasi dan Informatika mendukung respon pandemi dengan
mendukung komunikasi dan menjaga keberlngsungan sarana telekomunikasi untuk
respon pandemi (Internet telephone) memberikan fasilitas tool free untuk hotline
pandemi dan SMS blast serta iklan layanan masyarakat unutk pandemic
Telekomunikasi menyediakan kebutuhan informasi dan komunikasi antar individu
21 Kementerian Lingkungan hidup dan kehutanan Indonesia menyusun protokol untuk
desinfeksi lingkungan yang aman untuk masyarakat
22 Kementeiran Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia dapat bekerjasama
untuk mengidentifikasi fasilitas apartment dan mempersiapkan fasilitas untuk
alihfungsi gedung fasilitas unutk respon pandemic termasuk untuk tempat perawatan
COVID-19
23 Kementerian riset dan Teknologi bekerjasama dengan kementerian Pendidikan
termasuk Universitas dan perangkat negara lainnya untuk melakukan modeling
prediksi kasus COVID-19 di Indoensia dan mengorganisasi penelitian mengenai
COVID-19 di Indoensia termasuk membuat road map dan protokol penelitian di
Indonesia sejalan dengan road map penelitian nasional Hal ini dilakukan
bekerjasama dengan Litbangkes Kementerian Kesehatan
24 Kementerian Perencanaan Pembangungan Nasional RI menyusun perencanaan
respon COVID-19 dengan menggunakan modeling yang dibuat bersama dengan
Kementerian Riset dan Teknologi
25 Kementerian BUMN mendukung keberlangsungan BUMN untuk menjalankan fungsi
pelayanan publik esensial dan identifikasi fasilitas BUMN yang dapat dialihfungsikan
untuk respon COVID-19 termasuk menjadi tampat perawatan COVID-19 Dapat
bekerjasama dengan kementerian lainnya contohnya bekerjasmaa dengan
Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk menggunakan stadium fasilitas oleh raga
untuk perawatan COVID-19 atau bekerjasmaa dengan Pusat Haji untuk menggunakan
asrama haji untuk tempat perawatan COVID-19
26 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah membuat protokol
keberlangsungan usaha untuk pengusaha kecil dan menengah dan mendukung
keberlangsungan usaha kecil dan menegan pada saat respon pandemic
27 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif untuk memberikan edaran kepada sektor
pariwisata untuk kewaspadaan COVID-19 menutup sektor pariwisata apabila
diperlukan pada pemberlakuan pembatasan sosial Memberikan informasi komunikasi
risiko kepada stakeholder sektror pariwisata
Stakeholder yang bergerak di bidang intervensi non pharmasi adalah menyusun dan
monitoring implementasi protokol untuk sektor non kesehatan seperti protokol publik
protokol transportasi umum protokol di sektor edukasi protockol di sektor
perdaganganprotokol socialphysical distancing protokol penutupan pusat
keramaian tempat hiburan pusat perbelanjaanmall penutupan sekolah termasuk
pengaturan kehidupan masyarakat yang terkait lainnya
32
6 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat
Tim komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat terdiri dari 2 tim teknis yakni Tim Promosi
Kesehatan (TPK hewan dan manusia) dan Tim Sentra Media (TSM) Tim-tim ini bertugas
untuk
a Promosi Kesehatan
1) Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam
mengatasi COVID-19
2) Menginformasikan ke masyarakat langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan
dan tidak boleh dilakukan dalam menghadapi situasi pandemi
3) Mengumpulkan data dan informasi secara rutin dan setiap ada perkembangan
situasi yang khusus yang dilaporkan Tim Penanggulangan atau tim lainnya yang
terkait
4) Mengolah dan mengelola data dan informasi terkumpul
5) Membuat papan informasi internal yang memuat informasi esensial (kontak peta
wilayah dll) dan data informasi terbaru
6) Mengatur jenis media Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dan saluran
informasi bagi target yang berbeda-beda
7) Menetapkan jadwal distribusi informasi berdasar jenis media KIE dan saluran
8) Menyusun pesaninstruksi per topik dengan masukan dan koordinasi dengan ahli
teknis sesuai target dan saluran informasi
9) Mendistribusikan informasi instruksi pesan (yang mungkin berbeda-beda)
berdasarkan target jenis media KIE dan saluran informasi
b Sentra Media
1) Memastikan informasi dari TPK dapat disebarkan ke masyarakat melalui berbagai
media massa
2) Bekerja sama dengan juru bicara dan TPK untuk menyebarkan informasi Membuat
pointers dari pemantauan berita-isu publik dan perkembangan situasi dari unit
teknis kepada juru bicara
3) Memantau pemberitaan dan isu di media masa dan media sosial yang berkembang
di masyarakat serta memastikan agar masyarakat menerima informasi yang akurat
pada waktu yang tepat
4) Mengatur arus informasi internal dan eksternal (untuk konsumsi publik) dan
memastikan bahwa informasi kepada media sudah diubah ke dalam format yang
dapat dengan mudah digunakan oleh media cetak radio dan televisi (siaran pers
ad-lips talkshow video news release)
5) Melayani kebutuhan media masa
6) Menyelenggarakan temu media secara berkala
7) Memastikan bahwa media dan publik serta pihak-pihak terkait (kementerian
lembaga kedutaan besar badan-badan PBB ormas LSM dan swasta)
memperoleh berita informasi terakhir secara rutin
8) Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketepatan pesan-pesan
kunci yang ingin dipublikasikan
9) Memastikan data yang dapat dibagikan ke publik dan menahan informasi sensitif
dengan media massa
33
Bab 4
Konsep Operasi dan Pelaksanaan Respon Pandemi
41 Konsep Operasi Rencana Pelaksanaan Respon Pandemi Konsep operasi pelaksanaan respon pandemi berdasarkan framework kebencanaan
nasional mengacu pada bagan sebagai berikut
Tabel 41
Konsep Operasi Pelaksanaan Respon Berdasarkan Framework Kebencanaan Nasional
Pernyataan Definisi Operasional Prinsip Operasi Koordinator
Komando
Kesiapsiagaan Belum terdapat kasus COVID-19 di Indonesia
Penguatan surveilans deteksi dini dan pencegahan
Kemenkes (Provinsi dan KabupatenKota Kepala Daerah)
Siaga Darurat Awal masuk kasus ke Indonesia (Kasus awal dan sporasik kasus)
Deteksi kasus pelacakan kasus dan isolasi kasus
Kemenkes (Provinsi dan KabupatenKota Kepala Daerah)
Tanggap Darurat Terdapat minimal 2 klaster sampai COVID-19 yang meluas di Indonesia
Deteksi kasus pelacakan kasus mitigasi pandemi Physical distancing business continuity plan (BCP)
Nasional BNPB Daerah Kepala Daerah
Rehabilitasi Tidak ditemukan kasus baru setelah dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir
Surveilans ketat deeskalasi respon rehabilitasi fungsi komponen yang terlibat dalam penanggulangan COVID-19
Kepala Daerah
Pada saat WHO mengeluarkan pernyataan pandemi maka Kementerian Kesehatan
bersama dengan Kemenko PMK akan melaporkan hal ini kepada Presiden dan sesuai
dengan Inpres No 4 Tahun 2019 maka Presiden akan menunjuk komandan untuk
kesiapsiagaan dan respon untuk penanggulangan
Trigger kriteria penetapan status dan respon untuk setiap status yaitu
a Status siaga darurat ditentukan oleh Kementerian Kesehatan RI
b Status darurat bencana ditetapkan oleh Presiden RI atas rekomendasi Kemenkes
BNPB dan Kementerian lain yang terlibat dan relevant
Pada saat kesiapsiagaan (belum terdapat kasus COVID-19 di Indonesia terdeteksinya
kasus di Indonesia kasus awal dan sporadik kasus di Indonesia maka Menteri Kesehatan
melaporkan kepada Presiden untuk merekomendasikan penetapan siaga darurat
Kemenkes akan melakukan analisis risiko berkala dan melaporkan kepada Presiden
Dalam tahap ini Presiden akan menunjuk komandan untuk melakukan koordinasi lintas
sektor untuk melakukan respon
Apabila adanya peningkatan kasus di Indonesia dimana kasus pandemi sudah menyebar
luas di Indonesia berdasarkan analisis risiko yang disampaikan oleh Kemenkes situasi
tersebut dilaporkan kepada presiden dan presiden menetapkan tanggap darurat dan
menunjuk komandan untuk melakukan koordinasi lintas sektor untuk melakukan respon
34
Pos pendampingan akan diberikan oleh pusat ke daerah bila pos pendampingan untuk daerah yang terdampak diperlukan
Struktur komando dan koordinasi akan dibuat di tingkat nasional provinsi dan kabupatenkota (Seperti organogram dibawah ini)
Gambar 41
Struktur Pos Pendampingan SKPDB (Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana)
Pendanaan kesiapsiagaan menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan RI dan
bantuan hibah dari dunia usaha donatur dan bantuan luar negeri Pendanaan pada
penanggulangan pandemi (periode tanggap darurat) menggunakan dana siap pakai yang
tersedia di Kementerian Keuangan dan dapat dipergunakan oleh BNPB pada masa
tanggap darurat pada tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota dapat menggunakan DTT
(Dana Tak Terduga) BTT (Biaya Tak Terduga)
Biaya untuk penyediaan darurat bencana penanganan operational ground handling
personil logistik dan peralatan pengemasan pelabelan distribusi bantuan ke lokasi
Pos Lapangan
KabKota
Pos Pendukung (Bantuan
Internasional)
Pos Lapangan
Pos Lapangan
Pos Lapangan
Posko Nasional PDB
Pos Pendamping Wilayah
Nasional
Provinsi
Notes Pendampingan Komando
35
tujuan pemusnahan dan re-ekspor menjadi tanggung jawab pemberi bantuan
internasional
Tempat Transit terbagi atas
bull Bandar Udara
bull Pelabuhan Laut
bull Pos Lintas Batas Negara
bull Pangkalan Militer jika kapasitas pintu masuk keluar bantuan tidak memadai
Indikator Siaga Darurat
1) Meningkatnya angka kasus COVID-19 di beberapa negara di dunia
2) Terindentifikasinya 1 orang pasien positif COVID-19 di Indonesia
Indikator Tanggap Darurat
1) Sebaran angka kasus COVID-19 telah terjadi di lebih dari satu provinsi di Indonesia
atau adanya lebih dari dua kluster di provinsi yang sama
2) Terjadi Transmisi COVID-19 di komunitas
3) Angka kesakitan COVID-19 menunjukkan kenaikan 2 kali atau lebih selama dalam
dua kali masa inkubasi (2 x 5 hari) berturut-turut
4) Dilaporkan adanya petugas kesehatan yang terjangkit COVID-19
5) Jumlah rata-rata penderita baru COVID-19 akibat penularan manusia ke manusia
dalam satu kawasancluster menunjukkan kenaikan 2 kali lipat dalam 2 minggu
terakhir
6) Case Fatality Rate menunjukkan peningkatan dalam 2 minggu terakhir
7) Penanganan Wabah COVID-19 yang melebihi daya dukung Sumber Daya
Kesehatan
8) Terganggunya layanan pemerintahan maupun layanan vital lainnya akibat wabah
COVID-19
9) Terjadinya gangguan pada sektor keamanan ketertiban sosial maupun ekonomi
10) WHO menyatakan PHEIC pandemic COVID-19
Kondisi masuk pada tahap tanggap darurat apabila memenuhi sekurang-kurangnya 3 indikator
dari indikator skenario kejadian
Indikator Transisi Darurat ke Pemulihan
Indikator skenario kejadian
1) Penurunan signifikan pada incident case
2) Dalam 14 hari dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak terdeteksi kasus baru
dengan surveilans ketat
3) Aktivitas layanan kesehatan pemerintahan sosial dan ekonomi masyarakat telah
pulih seperti kondisi sebelum Pandemi
36
42 Fungsi
421 Komando dan Koordinasi
Pada saat kesiapsiagaan setiap stakeholder melakukan kegiatan kesiapsiagaan
sesuai dengan tupoksinya masing-masing Kementerian kesehatan mengeluarkan
surat edaran kesiapsiagaan terhadap kasus COVID-19 baru di rumah sakit pintu
masuk pelayanan kesehatan dasar dan dinas kesehatan
Kemenkes bertugas sebagai koordinator dan pusat krisis sebagai pelaksana harian
pada saat kesiapsiagaan dan siaga darurat Pusat krisis akan mengkoordinir segala
aktivitas untuk kesiapsiagaan dan siaga darurat Seluruh komponen penanggulangan
yang berada di lingkungan Kementerian Kesehatan berkoordinasi dengan pusat krisis
kesehatan melalui Public Health Emergency Operations Centres (PHEOC) PHEOC
melakukan kegiatan surveilans berdasarkan IBF analisis risiko dan Penyelidikan
Epidemiologi (PE)
Pusat krisis kesehatan akan melakukan koordinasi dengan lintas sektor lainnya
termasuk BNPB apabila memerlukan sumber daya tambahan untuk keperluan
kesiapsiagaan dan siaga darurat Alur komando dan koordinasi pada saat siaga darurat
adalah seperti di bawah ini
Gambar 42
Alur komando dan koordinasi pada saat siaga darurat
Aktivasi sub klaster sesuai dengan kebutuhan berdasarkan hasil analisis risiko yang
dilakukan PHEOC dan pusat krisis
Komandan Menkes (Pelaksana Harian Pusat Krisis) -Emergency
Operation Centre
Tim Data amp Informasi dan Humas Pusdatin dan Rokomyanmas
Tim Logistik Kesehatan Farmalkes
Tim Promosi Kesehatan
Rokomyanmas
Koordinator Sub
Klaster Pelayanan
Kesehatan
Yankes
Koordinator Sub Klaster
Pengendalian Penyakit P2P (PHEOC) dan IHR
Focal Point
Koordinator
Sub Klaster
Pelayanan Gizi Dit Gizi
Koordinator
Sub Klaster
Kesehatan Jiwa Keswa
Koordinator Sub Klaster
Kesehatan
Reproduksi Kesga
Sub Klaster
DVI
BNPB
WHO IHR
Focal Point
37
Pada saat di deteksi kasus baru pandemi di Indonesia maka IHR focal point akan
memberikan notifikasi kepada WHO dan berkoordinasi dengan humas dan pusat krisis
untuk melakukan respon IHR National Focal point dapat berkoordiansi dengan WHO
National focal point untuk mobilisasi sumber daya Internasional yang dibutuhkan
contohnya dengan Global Outbreak Alert and Response Network (GOARN) untuk
mendukung respon di Indonesia
Pusat Krisis Kesehatan melakukan pertemuan koordinasi berkala untuk sektor
kesehatan dan sub kluster sektor kesehatan dengan melibatkan partner NGO
organisasi Internasional
Gugus Tugas Percepatan Penangangan Covid-19
Untuk Penanggulangan COVID-19 Presiden mengeluarkan Keputusan Presiden no 7
tahun 2020 mengenai Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Diseases
2019 (COVID-19) Operasi respon dan Mitigasi COVID-19 pada tingkat pusat
dilaksanakan oleh gugus tugas ini dengan tujuan untuk
a meningkatkan ketahanan nasional di bidang kesehatan
b mempercepat penanganan COVID-19 melalui sinergi antar kementerian
lembaga dan pemerintah daerah
c meningkatkan antisipasi perkembangan eskalasi penyebaran COVID-19
d meningkatkan sinergi pengambilan kebijakan operasional dan
e meningkatkan kesiapan dan kemampuan dalam mencegah mendeteksi dan
merespons terhadap COVID-19
Gugus tugas ini terdiri dari Pengarah dan Pelaksana Pengarah memiliki tugas untuk
memberikan arahan kepada Pelaksana dalam melaksanakan percepatan penanganan
COVID-19 dan melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penanganan
COVID-19
Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 memiliki tugas
a) menetapkan dan melaksanakan rencana operasional percepatan penanganan COVID-
19
b) mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan
COVID-I9
c) melakukan pengawasan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-19
mengerahkan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan
COVID-L9 dan
d) melaporkan pelaksanaan percepatan penanganan COVID-L9 kepada Presiden dan
Pengarah
Dalam melaksanakan tugasnya gugus tugas ini dibantu oleh sekretariat yang
berkedudukan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang memberikan
dukungan teknis dan administrasi kepada gugus tugas tersebut
38
Pada tingkat sub nasional dibentuk juga gugus tugas percepatan penganan COVID-19
yang berkoordiansi dengan gugus tugas pusat Biaya untuk pelaksanaan
penanggulangan COVID-19 dibebankan kepada anggaran pendapatan dan belanja
negara belanja daerahatau sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai d
engan ketentuan
Susunan keanggotaan Gugus Tugas Percepatan Penanganan
COVID-19 terdiri atas
A Pengarah
1 Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
2 Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan
3 Menteri Kesehatan dan
4 Menteri Keuangan
B Pelaksana
Ketua Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Wakil Ketua 1 Asisten Operasi Panglima Tentara Nasional Indonesia dan
Wakil Ketua 2 Asisten Operasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Anggota
1 Unsur Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan
2 Unsur Kementerian Kesehatan
3 Unsur Kementerian Dalam Negeri
4 Unsur Kementerian Luar Negeri
5 Unsur KementerianPerhubungan
6 Unsur Kementerian Komunikasi dan Informatika
7 Unsur Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
8 Unsur Kementerian Agama
9 Unsur Badan Nasional Penanggulangan Bencana
10 Unsur Tentara Nasional Indonesia
11 Unsur Kepolisian Negara Republik Indonesia dan
12 Unsur Kantor Staf Presiden
39
Pada saat tanggap darurat maka alur komando dan koordinasi seperti dibawah ini
Gambar 43
Alur Komando dan Koordinasi Pada Saat Tanggap Darurat
Tugas dan fungsi alur komando dan koordinasi adalah sebagai berikut
1 Komandan
a Mengaktifkan dan meningkatkan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops)
menjadi Pos Komando Tanggap Darurat
b Membentuk Pos Komando Lapangan (Poskolap) di lokasi bencana di bawah
komando Pos Komando Tanggap Darurat Bencana
c Membuat rencana operasi mengorganisasikan melaksanakan dan
mengendalikan operasi tanggap darurat bencana
d Melaksanakan komando dan pengendalian untuk pengerahan sumber daya
manusia peralatan logistik dan penyelamatan serta berwenang
memerintahkan para pejabat yang mewakili instansi lembaga organisasi yang
terkait dalam memfasilitasi aksesibilitas penanganan tanggap darurat bencana
e Melaksanakan evaluasi melalui rapat koordinasi yang dilaksanakan minimal
satu kali dalam sehari untuk menyusun rencana kegiatan berikutnya
f Komandan Tanggap Darurat bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI
2 Wakil Komandan
a Membantu komandan Tanggap Darurat Bencana dalam merencanakan
mengorganisasikan melaksanakan dan mengendalikan komando tanggap
darurat bencana
b Mengkoordinir tugas-tugas sekretariat humas keselamatan dan keamanan
serta perwakilan instansi lembaga
c Mewakili Komandan Tanggap Darurat Bencana apabila berhalangan
d Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana bertanggung jawab langsung
kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana
Tim Pengarah
Menko PMK
Menko Polhukam
Menkes
Menteri keuangan
WHO IHR Focal Point
IHR National Focal Point
40
3 Sekretariat
a Menyelenggarakan administrasi umum dan pelaporan
b Pelayanan akomodasi dan konsumsi bagi personil Komando Tanggap Darurat
Bencana
c Sekretaris bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat
Bencana
4 Bagian Perencanaan
a Mengumpulkan dan menginventarisasi sumber daya (personil peralatan dan
dana) yang ada di masing-masing instansi
b Mengevaluasi menganalisis data dan informasi yang berhubungan dengan
penanganan tanggap darurat bencana serta menyiapkan dokumen rencana
operasi tanggap darurat
c Kepala Bidang Perencanaan bertanggung jawab langsung kepada Komandan
Tanggap Darurat Bencana
5 Bagian Humas
a Menghimpun data dan informasi penanganan bencana yang terjadi
b Membentuk jaringan informasi dan komunikasi serta menyebarkan informasi
tentang bencana ke media massa dan masyarakat luas atas persetujuan
komandan tanggap darurat
c Mendokumentasikan seluruh kegiatan posko tanggap darurat
d Kepala Humas bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap
Darurat Bencana
6 Perwakilan Kementerian Lembaga (KL)
a Perwakilan KL terkait bertugas membantu Komandan Tanggap Darurat
bencana berkaitan dengan permintaan dan pengerahan sumber daya yang
dibutuhkan dari KL
b Perwakilan KL secara operasional bertanggung jawab langsung kepada
Komandan Tanggap Darurat Bencana atas pelaksanaan tugasnya dan secara
administratif bertanggung jawab kepada pimpinan KL terkait
422 Surveilans
Kegiatan surveilans epidemiologi dilakukan mulai dari sebelum timbul pandemi sampai
dengan pasca penanggulangan dengan sasaran populasi yang berisiko yaitu
masyarakat dan petugas Pelaksanaan surveilans berdasarkan lokasinya dibedakan
menjadi
a Surveilans wilayah yang meliputi wilayah kasus dan penanggulangan rumah sakit
yang merawat kasus Puskesmas Rumah Sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya serta wilayah berisiko
41
b Surveilans yang dilakukan di pintu masuk keluar suatu wilayah dan yang meliputi
bandar udara pelabuhan Pos Lintas Batas Darat (PLBD) Kegiatan surveilans di
wilayah dan pintu masuk negara pada setiap status
o SOP surveillans pada setiap status merujuk pada Pedoman Surveilans
epidemiologis COVID-19 di Indonesia (Kemenkes 2020) Pedoman Surveilans
Sentinel ILI Pedoman Surveilans SIBI (Surveilans ISPA Berat di Indonesia)
Pedoman SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan pedoman
nasional COVID-19
o SOP penilaian risiko pada setiap status yang merujuk pada Risk Assessment
for Acute Public Health Event WHO 2010 dan Pedoman Nasional COVID-19
Kemkes 2020
c Sumber daya manusia untuk melakukan surveilans termasuk roster
epidemiologist dll Tim TGC dan Pejabat Karantina Kesehatan (analis
laboratorium klinisi perawat epidemiologi)
d SOP untuk COVID-19 Severity Assessment (PISA) Siapa yang melakukan dan
indikator apa yang akan dipakai
e Metode modeling pandemi yang mungkin dilaksanakan dan institusi yang dapat
membantu dalam pelaksanaannya
f SOP terkait pencatatan dan alur pelaporan surveilans COVID-19 merujuk pada
- Pedoman COVID-19 Kemenkes RI 2020
- Annex 2 IHR Decision instrument for the assessment and notification of
events that may constitute a public health emergency of international
concern 2010
g Pengawasan kekarantinaan kesehatan terdiri dari pengawasan saat kedatangan
pengawasan saat keberangkatan dan pengawasan lingkungan
Tindakan kekarantinaan kesehatan terdiri dari
o Karantina isolasi
o rujukan disinfeksi dan atau dekontaminasi terhadap orang sesuai indikasi
o Pembatasan sosial berskala besar
o Disinfeksi dekontaminasi disinseksi dan atau deratisasi terhadap alat
angkut dan barang
o Penyehatan pengamanan dan pengendalian terhadap media lingkungan
Di tingkat daerah juga dapat dibentuk Gugus Tugas dengan struktur yang sama
dengan struktur nasional
423 Respon Medis dan Laboratorium
Pada kondisi pandemi sudah teridentifikasi dan siap melaksanakan pelayanan kasus
COVID-19 harus sesuai dengan pedoman dan standar Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi (PPI) yg benar yaitu
o Layanan primer
o Rumah Sakit
o Farmasi
o Laboratorium
42
Respon medis dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) untuk kasus
parah dan moderate sedangkan untuk kasus ringan dilakukan pengawasan di
Puskesmas atau pelayanan telemedicine dan rumah Tata laksana kasus pandemi
dengan memperhatikan infeksi
Pada kasus ringan operasional dan pemberdayaan yang dilakukan di puskesmas
antara lain
1) Pasien suspek diperiksa di puskesmas klinik dengan menerapkan PPI
berbasis standar kontak dan droplet disarankan melalui telemedicine
2) Pasien suspek dapat melakukan karantina mandiri dengan edukasi etika batuk
cuci tangan dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
3) Kasus suspek moderate dan parah yang terjadi pada kelompok risiko tinggi (usia
diatas 60 tahun memiliki komorbid) dirujuk ke rumah sakit untuk di tes dan
diberikan pengobatan jika diperlukan
4) Kasus supek dengan gejala ringan dan tidak terjadi pada kelompok risiko tinggi
mendapatkan obat simptomatik di rumah
5) Status kesehatan kasus suspek dipantau melalui telemedicine atau cara lainnya
6) Puskesmas melaporkan ke dinas kesehatan setempat
7) Petugas puskesmas mengawasi perjalanan penyakit kasus suspek (surveilans
aktif) dan melakukan contact tracing pasien dan mengkarantina kontak serta
memonitor status kesehatan kontak selama 14 hari
8) Kasus suspek dengan perburukan klinis akan dirujuk ke RS rujukan
9) Petugas puskesmas dengan ambulance khusus siap menjemput kasus suspek
dari rumah ke RS rujukan
10) Komunikasi risiko internal puskesmas
11) Skrining seluruh petugas di puskesmas
12) Menjaga keberlangsungan pelayanan
Selain itu dalam penanggulangan COVID-19 Puskesmas juga diharapkan dapat
melaksanakan tiga fungsi utamanya yaitu
1 Sebagai Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Melakukan surveilans COVID-19 ILI dan pneumonia untuk mendeteksi dini
adanya suspek COVID-19
Melapor ke Dinas Kesehatan kabupaten kota bila ditemukan adanya suspek
COVID-19
Bersama tim Dinas Kesehatan kabupaten kota melakukan penyelidikan
epidemiologi (tes isolasi kasus pelacakan kontak karantina kontak dan
pemantauan status kesehatan kontak selama 14 hari)
Koordinasi lintas sektor tingkat kecamatan tentang adanya kasus suspek
COVID-19 dan pengendalian melalui pimpinan wilayah kecamatan
2 Sebagai Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Diseminasi KIE tentang adanya kasus COVID-19 pada manusia untuk deteksi
dini pencegahan penularan pelaporan dan pengobatan segera melalui tokoh
masyarakat agama kader kesehatan LSM Ormas dan UKBM Upaya
43
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (poskesdes poskestren posyandu
polindes posdayandu dll)
Pemberdayaan masyarakat melalui UKBM (kader dasa wisma kader posyandu
desa siaga atau kegiatan berbasis masyarakat lainnya yang berjalan di daerah
tersebut) untuk melakukan deteksi dini pencegahan penularan dan rujukan
kasus COVID-19
3 Sebagai Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Pada dasarnya Puskesmas tidak melakukan perawatan pasien suspek karena
keterbatasan sarana prasarana tenaga serta untuk mencegah meluasnya
penyebaran penularan dari manusia ke manusia
Pada kasus sedang dan berat dilakukan di rumah sakit antara lain
1 Pelayanan di ruang rawat isolasi dengan tetap menerapkan prinsip PPI
2 Pemberian obat simptomatik
3 Pelayanan di ruang ICU dengan tetap menerapkan prinsip PPI
4 Pengaturan shift petugas yang ketat untuk mencegah kelelahan
5 Pengaktifan ruang ldquoantarardquo (untuk decont) dan ruang tekanan negatif dan steril
khusus untuk petugas beristirahat
6 Monitoring dan evaluasi semua petugas dan layanan yg diberikan
Di Rumah Sakit dilakukan pengaktifan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu (SPGDT) antara lain
bull Jumlah tempat tidur
bull Jumlah ICU
bull Ketersediaan ventilator (jumlah dan jenis)
bull Peralatan terapi oksigen
bull Ruang pemulasaran jenazah
bull Laboratorium
bull Farmasi obat APD
bull Instalasi gizi (petugas dan pasien)
bull CSSD (Central Sterilization Supply Department) Instalasi Pusat Pelayanan
Sterilisasi
bull Kesehatan lingkungan
Rumah sakit rujukan yang ditunjuk berfungsi sebagai pusat perawatan COVID-19 Rumah
sakit tersebut mengaktifkan rencana kesiapsiagaan dan respon pandemi di rumah sakit
dengan
a Penambahan ruangan perawatan untuk COVID-19 mengirimkan pasien lain ke
rumah sakit lain
b Menyediakan terapi oksigen bagi pasien dengan kondisi parah
c Menyediakan ruang rawat ICU dan pemenuhan kebutuhan terapi oksigen dan
ventilator untuk pasien dengan kondisi kritis (perhitungan lihat tabel di lampiran)
d Membuat prioritas perawatan untuk pasien lainnya Pasien lainnya yang dalam
keadaan gawat dan atau darurat dapat ditangani dengan dikirim ke rumah sakit lain
e Identifikasi dan pemenuhan sumber daya dan prasarana yang diperlukan untuk
penambahan kapasitas perawatan dapat di rumah sakit rujukan tersebut
44
f Apabila terjadi penyebaran luas di masyarakat dan kapasitas fasilitas kesehatan
tidak memadai dapat dilaksanakan strategi dibawah ini Strategi tersebut perlu
didiskusikan terlebih dulu oleh panel ahli berdasarkan analisis risiko untuk membuat
rekomendasi
- Hotline service yang beroperasi 24 Jam 7 hari akan membantu triase orang yang
bergejala penyakit pernafasan dan orang yang khawatir kontak dengan kemungkinan
kasus COVID-19 berdasarkan kondisi mereka Orang-orang tersebut melalui hotline
service akan diberikan arahan apakah harus datang ke fasilitas kesehatan atau
melakukan isolasi mandiri di rumah atau adanya arahan lainnya Skreening dan
triase dapat dilakukan di semua akses sistem fasilitas kesehatan puskesmas klinik
atau rumah sakit lainnya dan setting khusus yang diadakan di komunitas Apabila
diperlukan klinik demam (atau penyakit pernafasan) dapat didirikan di luar fasilitas
kesehatan utnuk menurunkan risiko penularan COVID-19 di fasilitas kesehatan
- Rujukan akan mengadopsi model ldquohub and spokerdquo dengan fasilitas rujukan COVID-
19 pusat dan semua fasilitas kesehatan lainnya di setiap wilayah geografis yang
merujuk pasien ke fasilitas rujukan COVID-19 terdekat
- Rumah sakit rujukan yang ditunjuk berfungsi sebagai pusat perawatan untuk COVID-
19 Rumah sakit rujukan tersebut akan mengaktifkan respons pandemi dan rencana
kesiapsiagaan di rumah sakit dengan menambahkan ruang perawatan untuk
COVID-19 dan dengan mengubah fungsi kamar lain Pasien lain yang sedang
dirawat yang bukan terjangkit COVID-19 bisa dikirim ke rumah sakit lain Identifikasi
dan pemenuhan sumber daya dan infrastruktur diperlukan untuk meningkatkan
kapasitas perawatan di rumah sakit rujukan COVID-19
- Identifikasi rumah sakit lainnya sebagai pusat perawatan COVID-19 apabila
diperlukan
- Identifikasi fasilitas bangunan yang dapat dikonversi dan berfungsi sebagai pusat
perawatan COVID-19 (misalnya asrama atlet hotel dengan kapasitas tempat tidur
yang mencukupi) Identifikasi dan pemenuhan sumber daya dan infrastruktur untuk
fasilitas ini perlu dilakukan dengan bekerja sama dengan IDI dan organisasi profesi
Fasilitas-fasilitas ini perlu memiliki akses ke layanan kesehatan yang cepat (termasuk
telemedicine) dan perlu ditempatkan dekat dengan rumah sakit rujukan COVID-19
- Identifikasi tenaga kesehatan untuk membantu penanganan kasus COVID-19 Bila
terdapat defisit atau kekurangan tenaga kesehatan yang berkompetensi dalam
menangani kasus COVID-19 maka perlu dipertimbangkan dilakukannya task shifting
dari tenaga kesehatan lainnya dengan pemberian pelatihan dan ketrampilan yang
memadai
- Apabila terjadi penyebaran luas di masyarakat dan kapasitas fasilitas kesehatan
tidak memadai serta berdasarkan pertimbangan dan rekomendasi ahli dapat
dilaksanakan strategi berikut ini
o kasus ringan tanpa faktor risiko dirawat dirumah melakukan isolasi diri di rumah
dengan mengikuti dan memperhatikan pengendalian infeksi untuk perawatan
pasien COVID-19 di rumah Pasien tersebut harus mempunyai akses cepat untuk
arahan oleh petugas keseahtan melalui telemedicine whats apps dll
o Kasus sedang yang berisiko tinggi seperti usia lanjut gt 60 tahun atau kasus
dengan komorbid (hipertensi diabetes kardiovaskular penyakit pernafasan kronik
45
kondisi imunkompromis dll) dapat dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan
perlu disiapkan rujukan cepat ke rumah sakit rujukan apabila pasien mengalami
gejala yang memburuk atau adanya komplikasi
o Kasus yang parah amp kritis perlu dirawat di rumah sakit rujukan COVID-19
- Untuk rujukan pasien dapat menggunakan fasilitas ambulans PSC 119 atau
ambulans RS
- Apabila kapasitas laboratorium mencukupi pemeriksaan laboratorium
dilaksanakan sesuai pedoman COVID-19 Berdasarkan analisis risiko dan
rekomendasi panel ahli apabila kasus sudah menyebar di masyarakat luas dan
kapasitas laboratorium sudah tidak mencukupi pemeriksaan laboratorium dapat
dilakukan pada kasus baru dari daerah baru yang melaporkan dari kasus yang
berisiko tinggi kasus yang parah dan kritis dan kontak erat kasus konfirmasi
Pada daerah yang melaporkan transmisi luas di masyarakat dapat dilakukan
survei sistematis pada pemeriksaan laboratorium atau menggunakan sistem
sentinel surveilans
- Kegiatan tambahan yang berkaitan dengan intervensi medis termasuk
Mengembangkan deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen kasus dan
protokol rujukan
Melengkapi tenaga kerja yang ada dengan pensiunan (untuk bekerja di
lingkungan risiko rendah menempatkan staf dengan status risiko yang lebih
rendah untuk mendukung respon COVID-19) tenaga kesehatan yang
menganggur yang dilatih dan staf yang diberi wewenang sementara
Diseminasi selebaran tentang definisi kasus algoritma diagnose pengumpulan
dan transportasi specimen dan APD ke fasilitas kesehatan milik pemerintah
dan swasta
Menyiapkan panduan untuk pelayanan hotline yang beroperasi 24 jam7 hari
untuk melakukan triase orang-orang dengan gejala respiratorik dan mereka
yang khawatir kontak dengan kemungkinan kasus COVID-19
Menyiapkan panduan untuk pekerja telemedicine tenaga kesehatan
Puskesmas dan klinik pernapasan untuk mengidentifikasi menilai dan tes
COVID-19
Diseminasi panduan nasional dan deteksi kasuslaboratorium PPI manajemen
kasus dan protokol rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan
Membuat panduan tersedia untuk perawatan di rumah bagi pasien dengan
gejala COVID-19 ringan
Menyediakan panduan pemulasaran jenazah
Mempertahankan pelayanan kesehatan rutin dan kegawatdaruratan kepada
masyarakat
Mengatur jaringan pakar klinis untuk membantu karakterisasi klinis COVID-19
menjawab tantangan dalam perawatan klinis
Mencoba penggunaan antivirus yang tepat
Melakukan penelitian dalam Pemantauan Penggunaan Darurat Intervensi
penyelidikan dan yang belum terdaftar menyiapkan protokol penyelidikan klinis
untuk menggunakan obat dan rejimen yang berbeda
46
Implementasi percobaan klinis dalam pengobatan
Eskalasi pemenuhan logistik Alat Pelindung Diri (APD) obat-obatan suportif bahan medis
habis pakai (BMHP) dan untuk pemeriksaan laboratorium (VTM Swab cold chain dll)
Laboratorium
Spesimen yang diambil pada fase pandemi adalah sampel yang memenuhi definisi pasien
dalam pengawasan orang dalam pemantauan dan kontak erat risiko tinggi
Pengambilan spesimen pasien pasien dalam pengawasan dan orang dalam pemantauan
dilakukan sebanyak dua kali berturut-turut (hari ke-1 dan ke-2 serta bila terjadi kondidi
perburukan)
Pengambilan specimen kontak erat risiko tinggi dilakukan pada hari ke-1 dan hari ke-14
Alur Penerimaan Laboratorium
Gambar 44
Alur Pengiriman Spesimen
Algoritma Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan spesimen untuk skrining dan penegakan diagnosis COVID-19 dilakukan di
laboratorium yang memenuhi standar Biosafety Level 2 (BSL-2) dan memiliko alat
pemeriksaan Real Time PCR Saat ini dalam upaya percepatan penemuan kasus
Pemerintah juga telah menggunakan rapid test (tes cepat) serologis untuk pemeriksaan
skrining COVID-19 Kedepannya juga aka nada pengembangan pemeriksaan COVID-19
menggunakan tes cepat molecular berbasis PCR
Laboratorium Rujukan
Nasional COVID-19
Laboratorium Pemeriksa
COVID-19
Rumah SakitDinas
KesehatanLaboratorium
Kesehatan Lainnya
Screening
Konfirmasi
47
Gambar 45
Algoritma Pemeriksaan Laboratorium
Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan orang dalam pemantauan
dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-PCR dan
sekuensing Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain tetapi negatif
COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak erat atau riwayat
perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan ulang Karena
kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui
Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil
positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi Prof
Dr Oemijati ndash Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
48
Alur Pelaporan Surveilans Epidemiology dan Laboratorium
Gambar 46
Alur Pelaporan Laboratorium
Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan
Litbabangkes dan Dirjen P2P cq PHEOC untuk kemudian diteruskan ke
Emergency Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan PHEOC mengirimkan
hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang merawat kasus
Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai pihak terkait
agar dapat berkoordinasi lebih lanjut Jika hasil pemeriksaan laboratorium positif
IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam (Sumber
Pedoman P2 COVID-19_REV-03)
Laboratorium rujukan nasional COVID-19 melakukan rekapitulasi hasil pemeriksaan
dari seluruh laboratorium pemeriksa COVID-19 dan melaporkan kepada Direktur
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebagai Focal Point International
Health Regulation dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan tembusan
kepada Menteri Kesehatan (Sumber SK Jejaring Lab COVID-19)
PUSDALOP BNPB
EOC Pusat Krisis Kemkes
49
Tugas dan Fungsi Laboratorium Rujukan Nasional COVID-19
a Menerima spesimen untuk pengujian COVID-19 atau konfirmasi hasil tes dari
laboratorium daerah COVID-19
b Mengembangkan SOP terkait pengumpulan penanganan dan pengujian
spesimen COVID-19
c Melakukan rekapitulasi seluruh hasil tes COVID-19 dari laboratorium daerah dan
melaporkan ke Direktur Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
sebagai IHR focal point dan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan dengan
tembusan ke Menteri Kesehatan
d Melakukan pengujian validasi dengan mengambil sampel spesimen positif dan
negatif berdasarkan hasil tes yang dibawa oeh laboratorium daerah COVID-19
e Mengirimkan tes panel COVID-19 ke laboratorium daerah COVID-19 untuk
external quality assurance (Quality AssuranceQuality Control)
f Melakukan supervisi dan bantuan teknis ke laboratorium daerah COVID-19
Tugas dan Fungsi Laboratorium Daerah COVID-19
a Menerima spesimen untuk tes COVID-19 dari rumah sakitdinas
kesehatanlaboratorium kesehatan lain
b Melakukan skrining tes spesimen COVID-19 menggunakan format dan SOP
yang dibuat Litbangkes
c Mengirimkan semua spesimen untuk tes validitas ke laboratorium rujukan
nasional COVID-19 tanpa menunggu hasil tes
d Mengirimkan hasil pemeriksaan COVID positif dan negatif ke Pimpinan
Litbangkes melalui Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan
Teknologi Kesehatan Dasar
e Menginformasikan hasil tes positif dan negatif ke rumah sakit pengirim dengan
tujuan diagnosa dan manajemen kasus serta ke dinas kesehatan setempat
untuk tujuan penyelidikan epidemiologis dan
f Mengirimkan umpan balik ke rumah sakitpelayanan kesehatanlaboratorium
kesehatan lain jika ada kesalahan dalam penggunaan materi atau media pada
spesimen yang diterima
Kegiatan Laboratorium
a Melakukan penilaian kebutuhan laboratorium
b Menyiapkan protokol pengumpulan sampel pengemasan dan pengiriman
spesimen pasien dari kasus suspek atau terkonfirmasi harus dikirim sebagai
UN3373 ldquoBiological Substance Category Brdquo Kultur dan isolate virus harus
dikirim sebagai kategori A UN2814 ldquoinfectious substance affecting humans
c Memastikan mekanisme transportasi sampel yang baik
d Diseminasi protokol lab dan selebaran
e Memastikan akses ke suplai dan reagen laboratorium
f Melakukan pelatihan diagnosa molekular dasar dan lanjutan
g Mengirimkan sampel untuk pengendalian kualitas ke laboratorium rujukan
COVID-19 internasional yang diakui WHO
h Berpartisipasi dalam sistem surveilans rutin untuk memantau pola penyakit
dampak penyakit dan perubahan virusSecara berkala berbagi isolat dengan
laboratorium rujukan yang mengikuti panduan WHO
50
i Melakukan sequensing virus jika memungkinkan untuk konfirmasi adanya virus
memantau mutasi genom virus dan menginformasi penelitian epidemiologi
molekular
j Melakukan penelitian lanjutan (seroepidemiologis)
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Kegiatan
1 Melakukan workshop PPI virtual untuk fasilitas kesehatan COVID-19 yang
ditunjuk
2 Melakukan workshop PPI virtual untuk petugas kesehatan rumah sakit lainnya
dan puskesmas
3 Mengembangkan dan diseminasi selebaran donasi APD
4 Mengembangkan dan diseminasi PPI kit untuk perawatan di rumah
5 Mengembangkan panduan PPI untuk perawatan di rumah
6 Mengembangkan panduan PPI untuk petugas kebersihan
7 Mengembangkan panduan PPI untuk masyarakat
424 Intervensi Farmasi
Untuk dukungan APD suplai medis yagn dibutuhkan akan didistribusikan melalui
jejaring kluster logistik
Pusat Krisis Kesehatan berpotensi dijadikan Regional Emergency Coordination
Center dan Regional Medical Logistics Hub Hal ini dilakukan untuk memastikan
penanganan populasi terdampak yang begitu luas dapat dilakukan secara merata
namun terkoordinir dan terpusat di tingkat regional Pusat Krisis Kesehatan berada
di lokasi-lokasi berikut
1) Regional Medan
2) Regional Palembang
3) Regional DKI Jakarta
4) Regional Surabaya
5) Regional Semarang
6) Regional Bali
7) Regional Banjarmasin
8) Regional Makassar
9) Regional Manado
10) Sub Regional Padang
11) Sub Regional Papua
Terkait pintu masuk staging area untuk bantuan internasional berikut beberapa
bandara potensial yang telah diidentifikasi oleh WFP untuk penanganan bencana
alam di wilayah Indonesia
1) Bandara Medan untuk wilayah Sumatera dengan alternatif bandara di
Pekanbaru maupun Palembang
2) Bandara Balikpapan untuk wilayah Kalimantan
3) Bandara Halim Jakarta untuk wilayah Jabodetabek Jawa Barat dan Banten
51
4) Bandara Surabaya untuk wilayah Jawa Timur dengan alternatif bandara
Semarang
5) Bandara Makassar untuk wilayah Sulawesi dan Indonesia Timur secara umum
dengan alternatif bandara Manado
Note Dalam kasus skenario pandemi seperti ini Pemerintah perlu menetapkan
secara resmi lokasi pintu masuk staging area untuk penerimaan bantuan
internasional termasuk SOP dan protocol penerimaannya apakah melalui BNPB
Kemenkes selanjutnya diterima oleh OCHA AHA Centre dan diteruskan ke
lokasi terdampak
Terkait staging area hub untuk bantuan nasional (pusat) Kemenkes dapat
langsung mengarahkan bantuan logistik medis ke lokasi-lokasi bandara di Provinsi
terdampak maupun ke lokasi pintu masuk staging area bantuan internasional
agar dapat dikonsolidasikan secara bersama-sama Bandara Halim Jakarta
merupakan bandara utama untuk pengiriman menggunakan jalur udara menuju
daerah terdampak baik menggunakan pesawat militer dan pesawat komersil
(berjadwal maupun charter)
Untuk bantuan non-medis (peralatan rumah sakit lapangan dll) yang berasal dari
luar negeri
shy Untuk barang yang bersumber dari Gudang WHO Global maupun supplier
internasional WHO dapat mengirimkan langsung ke lokasi pintu masuk
staging area yang ditetapkan Pemerintah BNPB Kementerian Kesehatan
dan Bea Cukai dapat memfasilitasi customs clearance di pintu masuk staging
area
shy Untuk barang yang bersumber dari depot-depot UNHRD Global WHO dapat
berkoordinasi dengan WFP terkait rencana pengirimannya ke wilayah
Indonesia Selanjutnya BNPB Kementerian Kesehatan dan Bea Cukai akan
memfasilitasi customs clearance di pintu masuk staging area
shy OCHA dapat mengaktifkan DHL DRT (Disaster Response Teams) untuk
membantu ground handling di pintu masuk staging area
shy WFP dapat mengaktifkan LET (The Logistics Emergency Teams) untuk
membantu operasi logistik medis dibawah koordinasi Klaster Logistik dan
Klaster Kesehatan
52
Rencana Tindakan Pemasukan Obat Vaksin
Saat ini belum tersedia vaksin dan obat antiviral spesifik Apabila sudah ada Vaksin
dan obet antiviral spesifik maka dapat dilakukan SAS
Tabel 42
Rencana Tindakan Mekanisme Pemasukan Obat
Nama SOP Leading sektor Stakeholder
SAS Vaksin
(Apabila
tersedia)
BPOM Industri Farmasi Bea cukai Kemenkes
(Program) Bagian yang terkait dengan
pendistribusian Obat sampai ke Daerah
(Gudang Farmasi KabupatenKota Instalasi
Farmasi Rumah SakitPuskesmas)
SAS Obat Kemenkes Prodis Kemkes Yanfar
(produkasi dan distribusi kefarmasian)
Ibu Lisa (081385318648)
SOP Registrasi
produk
BPOM Kemenkes (Program) Industri Farmasi
(contohnya Biofarma)
Data Instalasi Farmasi yang ada di Fasilitas Kesehatan
1 Puskesmas
Jumlah Puskesmas 9821
Jumlah Apoteker yang tersedia 2713
Tenaga Teknis Kefarmasian 7193
Puskesmas yang Belum ada Apoteker 7108
2 Rumah Sakit
Jumlah Rumah Sakit 2609
Jumlah Apoteker 11835
Kekurangan Apoteker 6802
425 Intervensi Non Farmasi
- Pedoman Bussiness Continuity Plan (BCP) untuk Sektor esensial
Business Continuity Plan (BCP) dapat didefinisikan sebagai rencana dalam
merespon keadaan darurat operasi backup dan pemulihan pasca bencana
53
BCP memungkinkan mengembalikan sistem ke kondisi normal dengan cepat setelah
terjadinya bencana atau peristiwa yang mengganggu keberlangsungan operasional
perusahaan
1 BCP PDAM menjamin ketersediaan air yang aman untuk dikonsumsi termasuk air
minum selama kondisi bencana selama waktu tertentu
2 PLN standar Nasional menetapkan jumlah cadangan bahan bakar yang harus
dimiliki PLN di suatu wilayah untuk menjamin ketersediaan listrik selama beberapa
hari ke depan atau selama masa bencana
3 Pertamina bahan bakar harus mampu menjamin ketersediaan bahan bakar selama
21 hari ke depan (BPH Migas) jadi selama masa sebelum 21 hari diharapkan
kondisi dapat kembali normal
4 Perhubungan mengatur lalu lintas angkutan darat laut dan udara dengan otoritas
terkait (ASDP Pelindo Pelni Organda Angkasa Pura) agar tidak terjadi gangguan
dalam penyaluran bantuan
5 Keamanan menjamin dan mengatur keamanan lalu lintas orang barang dari dan
ke daerah terdampak
6 Perdagangan memastikan ketersediaan barang-barang kebutuhan pokok
masyarakat di seluruh wilayah terdampak
7 Sosial pemenuhan kebutuhan dasar hidup masyarakat terdampak dan petugas
melalui penyediaan dapur umum dan layanan dukungan psikososial Beras
cadangan Pemerintah untuk tingkat Provinsi sebanyak 200 ton makanan siap saji
sesuai kebutuhan
- SOP untuk menjaga keamanan masyarakat dan sektor esensial pada saat pandemi
sehubungan dengan pembatasan sosial
A Langkah-langkah pelaksanaan
1 Membentuk Satuan Tugas
2 Satuan Tugas dibawah koordinasi Menko Polhukam sebagai pengendali Keamanan Nasional
3 Petugas dan Penugasan a Tim Pusdokkes Polri dan Puskes TNI
1) Perbantuan tenaga medis paramedis dibawah koordinasi Kementerian Kesehatan
2) Menyiapkan RS Rujukan (Bhayangkara dan RS TNI) bilamana diperlukan b Fungsi Operasional POLRI Petugas POLRI dari fungsi operasional jumlahnya sesuai kebutuhan dibagi 3
shift yaitu Shift 1 Jam 0600 - 1400 Shift 2 Jam 1400 - 2200 Shift 3 Jam 2200 - 0600
c Petugas penanggulangan COVID-19 terdiri dari
Pengamanan Terbuka
Pengamanan tertutup d Perlengkapan
Perlengkapan yang dibutuhkan dalam penanggulangan keamanan COVID-19
Alat transportasi kendaraan ambulance truk
Komunikasi HT
TOA
54
4 Penurunan Tim Tagana (Taruna Siaga Bencana) apabila diperlukan untuk tenaga sosial penyiapan logistik bencana
B SOP Keamanan Masyarakat 1 Screening masyarakat yang masuk dan keluar daerah terdampak 2 Dekontaminasi dan desinfeksi di lingkungan masyarakat termasuk di rumah
masing-masing 3 Pengendalian faktor lingkungan dengan melakukan penyuluhan PHBS dan
pengelolaan sampah 4 Pembatasan kegiatan sosial antara lain sekolah keagamaam dan ekonomi
- Kapasitas personel untuk menjaga keamanan masyarakat dan obyek vital negara
sesuai dengan Kepres no 63 tahun 2004 tentang Pengamanan Obyek Vital Nasional Kapasitas personel meliputi kualitas dan kuantitas memiliki kemampuan negosiasi dan komunikasi dengan masyarakat jumlahnya sesuai dengan kebutuhan
- Strategi untuk menjaga kestabilan ekonomi dan sosial pada saat pandemi 1 Ketersediaan Logistik Kebutuhan Pokok
Menjamin ketersediaan dan kecukupan kebutuhan dasar untuk seluruh masyarakat di wilayah terdampak dalam waktu yang ditentukan sesuai dengan keparahan dampak
Menjamin kelancaran distribusi bahan logistik kebutuhan pokok 2 Keberlangsungan Kegiatan Ekonomi
Pemerintah menjamin kegiatan ekonomi terutama sektor vital tetap berlangsung (yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak)
Kegiatan ekonomi terutama perdagangan tetap berlangsung dengan jaminan perlindungan diri melalui penggunaan APD standar oleh pelaku-pelaku pasar
3 Jaminan Keamanan
Pemerintah menjamin keamanan seluruh proses distribusi logistik proses ekonomi di masyarakat
Jaminan petugas Keamanan terhadap dampak COVID-19 juga harus dijamin Pemerintah dengan cara memastikan kecukupan APD bagi petugas dan sosialisasi tentang tata cara perlindungan diri dari infeksi COVID-19 tersebut
Tindakan Kekarantinaan Kesehatan
Berdasarkan analisis risiko dan rekomendasi panel ahli dan pedoman COVID-19 dapat
dilakukan karantina rumah wilayah terbatas dan pembatasan sosial berskala besar
a) Karantina rumah dilaksanakan terhadap seluruh orang di dalam rumah yang memiliki
kontak erat dengan pasien terjangkit COVID-19 Pemantauan karantina rumah
dilaksanakan berdasarkan SOP yang disusun dengan melakukan pengendalian infeksi
Kader melakukan pemantauan karantina rumah dan melakukan laporan harian ke
puskesmas Semua kebutuhan logistik pagan pokok dan kebutuhan pokok lainnya
disuplai oleh petugas yang melakukan monitoring karantina rumah Karantina rumah
dilakukan sampai selama dua kali masa inkubasi tidak ditemukan kasus baru dari kasus
terakhir yang dilaporkan Dukungan psikologis dan monitoring akan dilakukan oleh
petugas
55
b) Karantina wilayah terbatas dilaksanakan pada seluruh anggota masyarakat di suatu
wilayah terbatas apabila dari hasil konfirmasi laboratorium sudah terjadi penyebaran
COVID-19 antar anggota masyarakat di wilayah terbatas tersebut berdasarkan laporan
kasus data epidemiologi surveilan Karantina wilayah terbatas dilakukan pada tingkatan
RT atau dapat meluas ke beberapa RT RW atau desa kelurahan apabila diperlukan
Pada karantina wilayah terbatas masyarkat tidak dapat keluar masuk wilayah karantina
terbatas tersebut Bagian keamanan akan mendirikan spot check point di tempat akses ke
wilayah tersebut Dalam kondisi ideal logistik unutk daerah karantina terbatas dipenuhi
oleh petugas relawan Dalam kapasitas terbatas dimana kebutuhan pokok tidak dapat
disuplai oleh petugas masyarakat dapat memenuhi memesan logistik melalui daring
online atau masyarakat dapat membeli logistik hanya pada maksimal satu kali dalam
seminggu (hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk membeli logistik) ke
tempat penjualan logistik yang ada di daerah tersebut dengan tetap menjaga sosial
distancing Petugas akan memastikan suplai logistik pangan pokok ke daerah karantina
tetap terpenuhi Pada saat diberlakukan karantina wilayah kader akan memantau kondisi
kesehatan masyarakat di karantina wilayah setiap hari dan melaporkannya kepada
petugas puskesmas
Pada pemberlakukan karantina wilayah terbatas diperlukan sumber daya
- Pos komando pemantauan operasi karantina wilayah terbatas melibatkan BPBD dan
petugas kelurahan yang ditunjuk dengan pendampingan dari kabupaten atau provinsi
- kader untuk memonior kesehatan warga menggunakan formulir ssesuai pedoman
- Petugas keamanan (Babinsa Babimkamtibmas) petugas keamanan yang ditunjuk untuk
menjaga keamanan di wilayah karantina dan petugas keamanan di spot check poin
- Petugas dinas perhubungan untuk melakukan rekayasa lalu lintas sehingga tidka ada
yang masuk dan keluar wilayah yang dikarantina
- Ambulans yang untuk rujukan pasien apabila diperlukan
- Petugas surveilan puskesmas dimana daerah karantina wilayah terbatas tersebut
merupakan wilayah kerja puskesmas tersebut Petugas surveilan puskesmas team
yang diperbantukan akan melakukan rekapan harian dari laporan kader dan agregat data
laporan akan dikirimkan harian ke PHEOC kemneterian Kesehatan
- Petugas kesehatan dan pos kesehatan di daerah karantina wilayah Dapat
menggunakan pustu posyandu di daerah tersebut
- Alat pelindung diri untuk petugas kader yang melakukan monitoring
- Dilakukan monitoring suhu dan gejala harian
- Apabila selama kasa karantina ditemukan kasus kontak kasus pada daerah tersebut
maka diberlakukan karantina rumah pada rumah yang melaporkan kasus di daerah
karantina wilayah terbatas tersebut
- Pada daerah karantina terbatas tidak ada kegiatan sosial yang dilakukan termasuk juga
menutup sekolah dan tempat peribadatan
- APD untuk petugas dipenuhi dan masker medis dibagikan kepada amsyarakat di
daerah karantina wilayah terbatas
Pemberlakukan karantina wilayah terbatas diberlakukan sampai 2 kali masa inkubasi
dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak ditemukan kasus baru dalam wilayah tersebut
dengan surveilan ketat
56
c) Karantina Rumah Sakit dilaksanakan kepada seluruh orang yang berkunjung orang yang
bertugas pasien dan barang serta apapun disuatu rumah sakit bila dibuktikan
berdasarkan hasil konfirmasi laboratorium telah terjadi penularan di rumah sakit
- Pada karantina rumah sakit rumah sakit menyediakan saranafasiltias untuk
penginapan petugas kesehatan yang ada di rumah sakit selama masa karantina
Petugas memenuhi suplai logistik ke rumah sakit Dilakukan monitoring kondisi
petugas kesehatan dan orang yang berada di lingkungan rumah sakit Dilakukan
monitoring suhu dan gejala harian Laporan dari setiap bagian rumah sakit dikompilasi
oleh petugas surveilan dan dilaporkan ke PHEOC Petugas akan membuat posko
karantina rumah sakit dan petugas keamanan akan melakukan pembatasan
mobilisasi Orang yang berada dalam rumah sakit tidak dapat keluar masuk rumah
sakit tersebut Masa pemberlalkukan karantina rumah sakit dilakukan sampai dalam
dua kali masa inkubasi dari kasus terakhir yang dilaporkan tidak ditemukan kasus
baru dengan surveilan ketat Pada karantina rumah sakit diberlakukan zona merah
dimana lokasi dilaporkan kasus baru zona kuning di rumah sakit tersebut tidak
dilaporkan kasus baru dan zona orange untuk tempat istirahat petugaas kesehatan
yang ada di rumah sakit
d) Pembatasan sosial berskala besar dilaksanakan sebagai upaya mencegah meluasnya
penyebaran COVID-19 yang sedang terjadi antar orang disuatu wilayah tertentu baik
berupa peliburan sekolah pembatasan kegiatan keagamaan danatau pembatasan
kegiatan di tempat atau fasilitas umum pembatalan acara ldquomass gatheringrdquo
pemberlakuan bekerja dari rumah
Pada pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar ini dilakukan pada kota
kabupaten secara luas Pembatasan sosial berskala besar dilakukan apabila sudah tidak
dapat dilakukan karantina wilayah terbatas karena kasus sudah menyebar luas di
masyarakat
Pada pembatasan kegiatan berskala besar dilakukan
- petugas keamanan akan melakukan patrol dan melakukan tindakan sangsi apabila
ada masyarakat yang melanggar pembatasan sosial skala besar tersebut
- Komunikasi risiko kepada masyarakat dilakukan untuk masyarakat tetap berada di
rumah tidak melakukan aktivitas sosial
- Hanya satu anggota keluarga yang diperbolehkan untuk melakukan belanja
pemenuhan kebutuhan pokok dalam seminggu satu kali ke daerah pembelanjaan
terdekat dan tetap memperhatikan interaksi sosial dengan orang lain jaga jarak dan
pengendalian infeksi
- Petugas memberlakukan jam malam dan pembatasan interaksi sosial
- Petugas memastikan ketersediaan suplai bahan pokok dan logistik ke daerah yang
diberlakukan pembatasan sosial berskala besar
- Kader melakukan monitoring kesehatan populasi di wilayahnya dan melakukan
pelaporan ke puskesmas
- Kasus yang ringan dirawat di rumah kasus dengan risiko tinggi (usia lanjut komorbid)
dirawat di pusat perawatan COVID-19 dan kasus berat dilakukan perawatan di rumah
sakit
- Kecamatan desa mendata orang yang perlu menerima bantuan untuk pemenuhan
logistik (contohnya kalangan sosial ekonomi kalangan bawah yang tidak mempunyai
penghasilan tetap dan tergantung pada penghasilan harian) dan memberikan
57
dukungan untuk pemenuhan logistik pangan pokok
- Pada orang kontak dekat dilakukan karantina rumah pada pembatasan sosial berskala
besar
Tindakan penutupan wilayah (isolasi) secara total baik jalur masuk maupun keluar dengan
pembentukan Check Point terpadu pada jalur perbatasan wilayah
Melaksanakan pengendalian keamanan dan ketertiban wilayah melalui kegiatan
a) Pendeteksian dini dan operasi intelijen dalam memprediksi dan mengantisipasi situasi
gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat
b) Pencegahan dan penindakan terhadap gangguan kemanan dan ketertiban masyarakat
Melaksanakan pengawasan dan pengamanan (perimeter kontrol) di daerah yang dinyatakan
sebagai episenter wabah COVID-19
Pemusnahan Sumber penularan dan pemantauan prosedur pemulasaraan jenazah
426 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat
Komunikasi risiko adalah proses pertukaran informasi secara terus-menerus baik
langsung dan tidak langsung dengan pemberitaan yang benar dan bertanggung jawab
di antara individu kelompok dan lembaga Komunikasi harus jelas interaktif sering
konsisten dan transparan Karakterisasi risiko yang diperoleh dari penilaian risiko serta
pengendalian risiko atau kebijakan yang akan diimplementasikan harus
dikomunikasikan kepada semua pihak yang terkait sehingga semua pihak yang terkait
memperoleh informasi yang cukup mengenai pencegahan dan risiko penularan
COVID-19 dan tindakan tepat yang harus dilakukan
Pelibatan masyarakat melibatkan pengembangan hubungan jangka panjang dan visi
bersama antara organisasi dan individu untuk kepentingan dan pemberdayaan
masyarakat Hal ini didasarkan pada hak-hak dasar masyarakat untuk memahami
risiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan mereka untuk membuat keputusan
melalui informasi yang sesuai dengan budaya dan untuk mengambil tindakan yang
akan mengendalikan setiap ancaman kesehatan masyarakat
Komunikasi dengan berbagai pihak baik kepada tokoh agama tokoh masyarakat dan
masyarakat dengan menyampaikan secara jelas dan benar sangat penting sehingga
tidak ada prasangka bahwa masyarakat akan selalu dirugikan atau diberi beban oleh
peraturan atau kebijakan Komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat juga harus
bersifat mendidik dan melindungi masyarakat serta meningkatkan kesadaran akan
pentingnya pencegahan dan kemungkinan bahaya yang akan terjadi langsung maupun
tidak lansung dari COVID-19
58
Tujuan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
1 Menyediakan informasi dan instruksi tentang tindakan yang harus diambil oleh
petugas dan masyarakat dalam suatu risiko krisis
2 Mencegah risiko yang lebih besar
3 Memberikan perlindungan keamanan
Melaksanakan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
Memprioritaskan masyarakat Ikuti saran pemerintahDinas KesehatanWHO
untuk mencegah penularan COVID-19Cek berkomunikasikan dengan
masyarakat untuk memastikan keadaan keluarga teman dan lansia serta
dukung mereka mencari layanan kesehatan yang tepat
Dukung sampaikan kepada masyarakat untuk memberikan dukungan kepada
orang-orang dan keluarga yang terkena dampak COVID-19 dengan
mengekspresikan solidaritas dan bantuan
Komunikasikan sampaikan segala kebutuhan atau masalah yang Anda miliki
melalui pimpinan masyarakat dan sistem kesehatan yang ada di wilayahnya
Pada tingkat daerah dapat mengikutsertakan tokoh agama tokoh masyarakat
Tagana dan mengaktifkan kampung siaga dengan mengaktifkan kader
masyarakat Menjalankan media centre hotline penunjukkan juru bicara press
release berkala dan diseminasi informasi kepada tim tanggap darurat dan
kepada masyarakat umum dengan pesan-pesan inti yang disesuaikan
berdasarkan masukan tim teknis
Strategi komunikasi antara lain sistem komunikasi risiko (perencanaan mekanisme dll)
komunikasi publik partisipasi masyarakat dan manajemen isu Tim komunikasi risiko dan
pelibatan masyarakat terdiri dari 2 tim teknis yakni Tim Promosi Kesehatan dan Tim Sentra
Media (TSM) Tim ini bertugas untuk
1 Promosi Kesehatan
a Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan peran serta masyarakat dalam
mengatasi COVID-19
b Menginformasikan ke masyarakat langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan dan
tidak boleh dilakukan dalam menghadapi situasi episenter
c Mengumpulkan data dan informasi secara berkala atau setiap ada perkembangan
situasi dari Tim Penanggulangan
d Mengolah dan mengelola data dan informasi terkumpul
e Membuat papan informasi internal yang memuat informasi dasar (kontak peta wilayah
dll) dan datainformasi terbaru
f Mengatur jenis media KIE dan saluran informasi bagi target yang berbeda-beda
g Menetapkan jadwal distribusi informasi berdasar jenis media KIE dan saluran
h Menyusun pesan instruksi dengan masukan dan koordinasi dengan ahli teknis sesuai
target dan saluran informasi
i Mendistribusikan informasi instruksi pesan (yang mungkin berbeda-beda) berdasar
target jenis media KIE dan saluran informasi
59
2 Sentra Media
a Memastikan informasi dari TPK dapat disebarkan ke masyarakat melalui berbagai
media massa
b Bekerja sama dengan juru bicara dan TPK untuk menyebarkan informasi yang selaras
c Membuat pointers dari pemantauan berita isu publik dan perkembangan situasi dari unit
teknis kepada juru bicara
d Memantau pemberitaan dan isu di media masa dan media sosial yang berkembang di
masyarakat serta memastikan agar masyarakat mendapatkan informasi yang akurat
pada waktu yang tepat
e Mengatur arus informasi internal dan eksternal (untuk konsumsi publik) dan memastikan
bahwa informasi kepada media sudah diubah ke dalam format yang dapat dengan
mudah digunakan oleh media cetak radio dan televisi (siaran pers ad-lips talkshow
video news release)
f Melayani kebutuhan media massa
g Menyelenggarakan temu media secara berkala
h Memastikan bahwa media dan publik serta pihak-pihak terkait (kementerian lembaga
kedutaan besar badan-badan PBB ormas LSM dan swasta) memperoleh berita
informasi terakhir secara rutin
i Berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan ketepatan pesan-pesan
kunci yang ingin dipublikasikan
j Memastikan data yang dapat dan tidak dapat dibagikan dikecualikan dengan media
massa
k Memastikan semua fasilitas sentra media memadai
l Pesan pesan inti COVID-19 dapat dilihat di web wwwcovid19goidmateri-edukasi dan
httppromkeskemkesgoid
Gambar 47
SOP Penyampaian Pesan
60
Gambar 48
Komunikasi Operasional untuk responder dalam struktur komando
Penetapan Status KLBWabahEpidemi di
Indonesia
Menteri Kesehatan
Penyampaian update infomasi situasi
epidemicpandemic di Indonesia secara berkala
Kemkominfo dan Seluruh kementerian
Melakukan Publikasi Mengaktifkan fungsi media center mempersiapkan
juru bicara
ROKOM
Penyampaian Informasi yang benar dan tidak meresahkan masyarakat
Media
Melakukan Intervensi Promosi Kesehatan Penetapan pesan-pesan
kunci UNIT Teknis amp Promkes
Diaktifkannya Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui TomasTogaOrmasLSM dalam penyearluasan informasi pandemic COVID-19
Kelompok Potensial
Travel Warning Tanggap Darurat
COVID-19 Kemenlu
Koordinasi Lintas KementerianBadanLembaga dan Program
di Kemenkes
Kemenko PMK
Pernyataan status darurat bencana nasional sesuai tingkat keparahan pandemi
Presiden
61
43 Tugas-tugas
431 Komando dan Koordinasi
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi
1 Tahap Kesiapsiagaan
Prinsip operasi penguatan surveilans deteksi dini dan pencegahan
Kemenkes membuat surat edaran ke stakeholder yang lain mengenai adanya penetapan COVID-19 oleh WHO dan peningkatan surveilans ILI SARI
Koordinasi Lintas Sektor
Pendataan setiap turis yang masuk ke Indonesia termasuk yang keluar Indonesia
Penekanan lintas batas untuk turis-turis yang masuk
Peningkatan kekuatan KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan)
Melakukan mapping untuk mengetahui daerah mana saja yang akan terdampak
Review rencana kontijensi di setiap tingkatan dan testing
Pelatihan kesiapsiagaan pandemic
2 Siaga Darurat
Membentuk Tim Tanggap COVID-19 dan mengaktifkan Pusdalop COVID-19
termasuk panel ahli untuk memberikan masukkan pelaksanaan respon Tim Gerak
Cepat pada semua level
Menyusun Rencana Respon operasi Pengendalian COVID-19 lintas sektor pada
tingkat nasionalProvinsiKabupatenKota Rencana dan tindakan pengendalian
Bencana wabah COVID-19 lintas sektor seperti pembentukan Pos Komando
(posko) Darurat Pandemi COVID-19 tatalaksana (manajemen) kasus surveilans
penyelidikan epidemiology pembatasan penyebaran pemusnahan sumber
penularan dan penilaian risiko secara cepat review kesiapsiagaan kapasitas dan
identifikasi kebutuhan
Mengirimkan surat edaran peningkatan kewaspadaan COVID-19 kepada seluruh
fasilitas kesehatan dan multisektor lainnya
Dinkes Provinsi melakukan mapping faskes SDM koordinasi Dinkes Provinsi dan
Kementerian mengadakan pelatihan kepada seluruh faskes yang ada
mempersiapkan faskes klarifikasi hoaks yang beredar serta analisa situasi untuk
mapping
Diperlukan status siaga darurat oleh kepala daerah dari Dinkes ke Bupati
melakukan rapat koordinasi daerah untuk penetapan status dari sini akan muncul
kemudahan akses unutk mobilisasi sumber daya Setelah ada penetapan kasus
maka BNPB mempersiapkan posko Harus ada satu komando dari kepala daerah
Melakukan analisis risiko untuk menentukan sumber daya dana BTT dan DSP
(Dana Siap Pakai) bisa dipakai
Puskes TNI akan mengkoordinir kesehatan darat laut udara untuk mempersiapkan
diri dan berkoordinasi lanjut dengan Dinkes Provinsi dan Kabupaten
Kemenhan membuat regulasi pada bencana non alam
Kemenlu akan berkoordinasi dengan sektor terkait melakukan klarifikasi dan
hasilnya akan disampaikan BNPB (akses regulasi bantuan luar negeri)
62
Hasil koordinasi Lintas Sektor akan dilaporkan kepada Presiden oleh Sekretariat
Kabinet
Kemenko Polhukam melakukan koordinasi dengan Kemenko PMK dan
Kementerian terkait POLRI amp TNI (mengkoordinir aspek pengamanan wilayah)
Melakukan deteksi dini dan isolasi mengaktifkan hospital disaster plan (skala besar
kasus diklasifikasi dalam ring I ring II dan ring III) dengan mengawasi jumlah
kasus Dengan sebelumnya sudah ada simulasi kasus dan termasuk alurnya
Pemerintah daerah meminta tambahan stockpile dari pusat sehingga pemerintah
daerah yang beresiko tinggi mendapatkan stockpile
3 Tanggap Darurat
Eskalasi dan expansi Tim Tanggap COVID-19 dan meningkatkan operasi Pusdalop
COVID-19 panel ahli terus memberikan masukkan pelaksanaan respon Tim Gerak
Cepat pada semua level
BNPB sebagai Komandan yang ditunjuk menjalankan sistem komando untuk
penganggulangan COVID-19 dalam sistem komando termasuk interoperability
dengan PHEOC EOC kemenkes dan multisektor lainnya
Semua sektor menjalankan sistem komando sesuai dengan tugas dan fungsi
masing-masing sektor dalam sistem komando
Pada kondisi tanggap darurat Kemenlu akan melakukan koordinasi kepada
kedutaan dan lembaga internasional dalam bentuk nota diplomatic untuk
memdapatkan akses bantuan Internasional
Kemenko Polhukam akan membuat satgas dalam negeri dan luar negeri Satgas
dalam negeri melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian terkait dan
menurunkan LO di daerah terdampak (laporan 2 kali sehari) Satgas luar negeri
mengkoordinir bantuan luar negeri atas persetujuan presiden Akan dilakukan
pendataan terkait distribusi bantuan
Semua tindakan yang dilakukan para stakeholder akan dilaporkan dalam rapat
kabinet oleh Sekretariat Kabinet
Beberapa wilayah bisa menetapkan status jika daerah tersebut terdampak
(penetapan status nasional bukan berdasarkan banyaknya jumlah) Status ini bisa
memudahkan akses Provinsi bisa menentukan status juga untuk mendukung
operasional daerah kab kota untuk akses dana dukungan Perka no 3 tahun 2016
tentang Sistem Komando Darurat BTT (biaya tidak terduga) di Kabupaten dan
Provinsi
Pengkajian data yang dibutuhkan dengan dana siap pakai (Perka No2 Tahun
2018) yang membedakan siaga darurat dan tanggap darurat
SPM bidang Kesehatan (krisis kesehatan akibat bencana) wewenang ada di
Provinsi
Kemenhan membuat peraturan pelibatan TNI dalam penanggulangan bencana
4 Transisi
Tidak perlu dideklarasi terkait pencabutan status karena ada masa berlakunya
Setiap status itu ada kajiannya dan bisa diperpanjang
63
Pencabutan kasus dari WHO harus dipastikan terlebih dahulu dengan kondisi
epidemiologi di nasional
Tidak ada pemeriksaan mulai melakukan penelitian terkait pandemi
Melanjutkan perawatan pasien dan mengikuti standar yang sudah ada
432 Surveilans
Kegiatan yang dilakukan pada setiap fase pandemi
1 Kesiapsiagaan
Melakukan kajian epidemiologi terhadap kasus COVID-19 baru yang terjadi di
dunia melalui pemantauan secara terus menerus terhadap perkembangan situasi
penyakit seperti jumlah kasus angka kematian luas penyebaran kecepatan
transmisi karakteristik kasus menurut orang tempat dan waktu (usia jenis kelamin
lokasi kasus waktu terjadinya dalam minggubulantahun)
Penilaian risiko (sumber daya dan potensi ancaman Kedaruratan Kesehatan
MasyarakatKKM)
Risk mapping (kekuatan dan kelemahan dari ancaman KKM di wilayah sekitar pintu
masuk dan wilayah)
Manajemen risiko (regulasi kolaborasi koordinasi integrasi dan monitoring
evaluasi)
Menentukan definisi kasus secara nasional (suspek probable konfirmasi)
Melakukan surveilans intensif ILI (COVID-19 Like Illness) dan pneumonia (Severe
Acute Respiratory Infection SARI) dan Surveilans berbasis Kejadian di
Puskesmas rumah sakit Kantor Kesehatan Pelabuhan dan unit pelayanan lainnya
termasuk yang berbasis laboratorium
Meningkatkan kinerja Surveilans kasus ILI berbasis Puskesmas melalui pelaporan
mingguan SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon) dan bulanan STP
(Surveilans Terpadu Penyakit) Puskesmas serta pelaporan kasus COVID-19
berbasis RS
Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan KKP di wilayah masing-masing dalam
rangka pemantauan penumpang dari negara terjangkit di pintu masuk melalui
pemantauan HAC (Health Alert Card)
Meningkatkan surveilans di masyarakat termasuk melibatkan mitra kerja hotel
biro pariwisata travel biro dsb
Menyiapkan sarana dan prasarana berkaitan dengan kegiatan surveilans
Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk
perkembangan situasi COVID-19
2 Siaga Darurat
Dari PHEOC subdit surveilans akan mengadakan rapat kemudian membuat risk
mappingdan risk assessment mengumpulkan stakeholder Tim TGC Pusat akan
turun ke lokasi untuk melacak adanya kasus baru dengan tim daerah dan akan
melibatkan Litbangkes PHEOC Dinkes Provinsi dan Kota Dirjen P2P selaku focal
point
Melakukan penyelidikan epidemiologi surveilans intensif terhadap kasus dan
64
kontak pelacakan dan monitoring kontak Pelacakan kontak dapat bekerjasama
dengan PMI kader dan sektor lainnya yang terlatih Karantina rumah kontak erat
Melakukan pemantauan kesehatan kontak jika menemukan gejala segera laporkan
ke sarana kesehatan terdekat
Melakukan Analisis data epidemiologi meliputi waktu timbul gejala jenis kelamin
kelompok umur gejala klinis lama sakit angka serangan (Attack Rate) angka
mortalitas (Mortality Rate) Case Fatality Rate (CFR)
Diklat TGC (tidak terbatas pada tenaga kesehatan)
Jejaring kemitraan (rujukan komunitas pertahanan dan keamanan CSR)
Melakukan surveilans secara ketat di seluruh pelayanan kesehatan
Melakukan analisis epidemiologi untuk menentukan tindakan kekarantinaan
kesehatan apabila diperlukan Contohnya karantina rumah karantina wilayah
terbatas daerah yang terdampak Karantina wilayah tersebut berdasarkna data
epidemiologi sebarankasus COVID-19
Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk
pelaporan COVID-19 dalam waktu 24 jam
3 Tanggap Darurat
Kaji cepat analisis risiko
Melakukan tindakan karantina kesehatan apabila diperlukan (krantina rumah
karantina wilayah pembatasan sosial skala besar) Karantina wilayah dilaksanakan
berdasarkan data epidemiologi sebaran COVID-19
Surveilans ketat untuk pengawasan dan pelaporan dapat menggunakan aplikasi
pelacakan kontak godata DHIS 2 untuk pengumpulan dan analisis data
PHEOC Kemkes melakukan analsisi data dan menginformasikan data dan analissi
epidemiologis kepada Pusat Krisis Kemkes yang diteruskan kepada Pusdalop
BNPB
Percepatan penyelidikan epidemiologis pelacakan kontak monitoring kontak dan
manajemen kontak
Pada daerah yang belum ada kasus dilakukan surveilan aktif Pada daerah yang
sudah ada kasus sporadic dank luster terbatas dilakukan pelacakan kontak dan
pada daerah yang sudah terdapat pelurana transmisi luas di masyarakat dapat
dilakukan pelacakan kontak pada kasus di daerah baru atau kasus yang berat Di
daerah transmisi luas surveilan dapat dilakukan dengan sistem sentinel
Nasional IHR focal point berkoordinasi dengan IHR focal point WHO untuk
pelaporan COVID-19 dalam waktu 24 jam
4 Rehabilitasi
Surveilans tetap berjalan di level nasional berkoordinasi dengan semua
stakeholder (Dinkes KKP)
Update kasus melakukan penilaian risiko
Setiap waktu akan melaporkan ke dirjen P2P
Surveilans ketat sampai dengan 2 kali masa inkubasi terpanjang
Pengendalian terhadap media lingkungan
65
433 Respon Medis dan Laboratorium
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap situasi pandemi 1 Kesiapsiagaan
Rumah sakit akan menyiapkan sarana dan prasarana serta menyampaikan
informasi ke petugas medis dan non medis
Review kesiapsiagaan dan stock rumah sakit menyiapkan permintaan APD dan
supply rumah sakit dan melaporkannya ke Kemkes
Refreshing bagi petugas laboratorium dan medis tentang kesiapsiagaan pandemi
COVID-19
Tim TGC di rumah sakit mulai mensosialisasikan update kasus di luar SOP
penanganan pasien suspek
Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan (BTDK) mengetahui sampel apa yang
diambil dan berapa kali dilakukan pengambilan
BTDK berkoordinasi dengan dinas kesehatan untuk pengiriman dan apabila ada
sampel baru
BTDK memastikan kesiapan logistik meliputi reagen untuk laboratorium rujukan
dan juga jejaring laboratorium
Dinkes provinsi dan kabupaten kota memberi surat edaran ke semua fasyankes
agar semua bersiap
Pelatihan manajemen kasus dan Pengendalian infeksi
Penunjukkan rumah sakit rujukan COVID-19
Peningkatan kapasitas berupa simulasi penanganan kasus
Penunjukkan Laboratorium regional COVID-19 dan berkordinasi dengan WHO
untuk memperoleh postiv control dan reagen untuk COVID-19
Menusun SOP untuk pengambilan pengiriman dan pemeriksaan laboratorium
2 Siaga Darurat
Mengaktifkan rumah sakit rujukan COVID-19
Mengaktifkan hospital disaster plan menilai skala besaran kasus dan persiapan
sumber daya untuk eskalasi kasus termasuk sumber daya manusia dan shifting
Rumah sakit membentuk posko di rumah sakit
Mengaktifkan surveilans di rumah sakit (Hospital Associated Infection) terkait
COVID-19
Monitoring tenaga kesehatan yang kontak dengan kasus COVID-19
Identifikasi dan merawat kasus COVID-19 di ruang isolasi RS non rujukan
identifikasi dan merujuk apsien ke RS rujukan COVID-19
Memastikan sarana dan prasarana (SDM tempat tidur ruang isolasi) terjamin
Mempersiapkan tenaga laboratorium tenaga fungsional epidemiologi identifikasi
kasus melakukan pengambilan sampel perawatan kasus di ruang isolasi
Berkoordinasi dengan pemangku wilayah lainnya
Mengaktifkan regional laboratorium untuk COVID-19 dan pengiriman positive
kontorl dan reagen ke laboratorium regional
Petugas laboratorium di RS rujukan atau laboratorium BTKL PP BBLK melakukan
penambilan sampel dan mengirimkan sampel ke laboratorium
Mendistribusikan SOP jejaring laboratorium
66
Menyiapkan logistik untuk pemeriksaan PCR COVID-19 di semua laboratorium
pemeriksa
Melatih semua laboratorium pemeriksa PCR untuk mampu laksana pemeriksaan
PCR COVID-19
3 Tanggap Darurat
Aktivasi rencana penanggulangan pandemic rumah sakit
Penambahan rumah sakit rujukan COVID-19 termasuk RS yang ditunjuk dengan
SK Gubernur maupun rumah sakit POLRI atau TNI Rumah sakit rujukan
dikhususkan untuk pasien COVID-19 Pasien lain diterima di rumah sakit lainnya
Alihfungsi gedung lainnya menjadi pusat perawatan COVID-19
Pada saat kondisi transmisi COVID-19 di masyarakt luas dan kapasitas fasiltias
kesehatan terbatas trias dapat juga memanfaatkan aplikasi online medis seperti
halodoc klikdoc dengan algoritme seusai pedoman Kemnkes Pada kasus ringan
dan tanpa risiko dapat dirawat di rumah dengan edukasi pengendalian infeksi
kasus dengan risiko (orang tua gt 65 tahun dan komorbid) dirawat di pusat
perawatan COVID-19 dan kasus yagn parah dirujuk ke rumah sakit
Penambahan jejaring laboratorium regional Alur pelaporan sesuai pedoamn
Kemkes
Melakukan identifikasi ketersediaan logistik pelaporan berkala dan permintaan
logistik unutk fasialits kesehatan dan laboratorium
Laboratorium regional melakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel dan
laporan Laporan harus dikirimkan kepada litbangkes dalam 24 jam Algoritam
pelaporan sesuai dengan pedoman kemkes
Litbangkes melakukan Eksternal Quality Assurance (EQA) untuk laboratorium
regional
Mensiagakan dan meningkatkan sumber daya (pemeriksaan laboratorium) selama
24 jam
Konfirmasi hasil laboratorium hanya dari BTDK oleh PE pusat dan daerah untuk
mencari suspek di masyarakat
4 Transisi Darurat (Pemulihan)
Pada tahap ini sudah tidak ada pemeriksaan terhadap kasus pandemi melakukan
penelitian terkait pandemi Risiko dan dampak tidak akan homogen pada setiap
daerah terjangkit (bila terjadi di beberapa wilayah potensial) sehingga kegiatan
penanggulangan dapat berlanjut di wilayah tertentu yang masih membutuhkan
Melanjutkan perawatan pasien dan mengikuti standar yang sudah ada
Mengawasi COVID-19 untuk mengantisipasi gelombang wabah selanjutnya
komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat untuk mengembalikan semua aktifitas
seperti sedia kala
mengevaluasi respon yang sudah dilakukan dan merevisi rencana dan prosedur
yang dijalankan
434 Intervensi Farmasi
Kegiatan yang dilakukan pada setiap fase pandemi antara lain
1 Kesiapsiagaan
67
Melakukan persiapan SOP sesuai Permenkes No51 Tahun 2014 tentang impor
barang alat kesehatan termasuk Spesial Access Scheme (SAS) untuk bantuan
intrnasional
Inventarisasi ketersediaan stok obat peralatan medis dan APD di daerah
pandemic dan idnetifikasi jalur distribusi
Distribusi Obat Antiviral (jika tersedia) Antibiotik dan Obat-obatan suportif
lainnya APD serta disinfektan yang diperlukan oleh wilayah pandemi melalui
gudang farmasi provinsi
2 Siaga Darurat
Pemetaan wilayah danperkiraan kebutuhan logistik pharmasi dan APD
Menghitung populasi risiko
Berkoordinasi dengan WHO terkait ketersediaan dukungan logistik
Melakukan perencanaan dan pengadaan logistik yang diperlukan
Evaluasi ketersediaan stock APD alat medis
Berkoordinasi dengan vendor untuk pengadaan APD supply medis obat
Melaksanakan pengadaan untuk stockpiling di pusat dan distribusi ke beberapa
daerah strategis seperti Gudang pharmasi provinsi yang berisiko dan rumah
sakit rujukan
Melakukan kajian obat bekersama dengan tim respon medis Berkoordinasi dengan
WHO untuk uji klinis pengobaan atau intervensi medis lainnya
3 Tanggap Darurat
Melakukan peningkatan pengadaan dan distribusi logistik APD supply medis ke
daerah terdampak
Pelaporan berkala ketersediaan pemakaian APD alat medis dan permintaan
yang disampaikan kepada gugus tugas logistik
Berkoordiansi dengan vendor untuk melakukan produksi masal dan distribusi
(dapat melibatkan department perhubungan TNI polri dan sumber daya lainnya
untuk distribusi) untuk APD alat medis dan obat (apabila tersedia)
4 Rehabilitasi
Menilai status stockpiles and equipment (antivirus (apabila tersedia) antibiotik
APD dll)
Mereview proses yang sudah dilakukan
Mengisi kembali stok sesuai kebutuhan
Memperbarui rencana protokol sesuai dengan kasus yang telah diamati
435 Intervensi Non Farmasi Kegiatan-kegiatan intervensi non farmasi yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi 1 Kesiapsiagaan
Penguatan di pintu masuk negara deteksi dini pintu masuk negara (bandara pelabuhan dan Pos Lintas Batas Darat NegaraPLBDN)
Proteksi Perorangan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) etika batuk bersin penggunaan masker
68
Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasilitas umum)
Promosi kesehatan untuk pencegahan kejadian COVID-19 PHBS kecukupan gizi pengelolaan stres olah raga teratur pengolahan masakan secara benar edukasi mengenai pencegahan stigma
Pemetaan Sumber Daya (SDM Kesehatan sarana kesehatan)
Pemberdayaan kader dan masyarakat
Melengkapi sarana kesehatan meningkatkan kapasitas petugas kesehatan
Penyusunan dokumen rencana keberlangsungan usaha
Penyusunan protokol kesiapsiagaan dan pencegahan COVID-19 untuk publik (sekolah kalangan usaha perkantoran tempat publik transportasi untuk pemerintah daerah dll)
Koordinasi dengan pihak sekolah pabrik-pabrik kantor perusahaan untuk melakukan sosialisasi terkait antisipasi terjadinya COVID-19
2 Siaga Darurat
Penguatan di pintu masuk negara deteksi dini pintu masuk negara (Bandara pelabuhan dan PLBDN)
Proteksi perorangan CTPS etika batuk bersin penggunaan masker
Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum)
Memastikan ketersediaan tranportasi (ambulan khusus) untuk evakuasi pasien
Menjamin ketersediaan logistik (makanan minuman air bersih) bagi pasien dan keluarga pada penerapan karantina rumah dan RS
Melakukan identifikasi kegiatan-kegiatan yang melibatkan masa dalam jumlah yang besar di sekitar lokasi karantina daerah terdampak (apabila diberlakukan karantina pembatasan sosial) sehingga waktunya dapat ditunda
Melakukan pemusnahan barang-barang habis pakai yang terkontaminasi
Penerapan rencana keberlangsungan usaha untuk usaha sektor esensial
Menyediakan layanan dukungan psikososial dan kesehatan jiwa bagi pasien petugas kesehatan dan masyarakat
Menyiapkan platorm pembelajaran online unutk sektor Pendidikan dan platform bekerja dari rumah untuk sektor usaha dan perkantoran
3 Tanggap Darurat
Hygiene sanitasi perorangan CTPS etika batukbersin penggunaan masker
Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum) memastikan kecukupan ventilasi rumah
Memastikan ketersediaan tranportasi (ambulan khusus) untuk evakuasi pasien
Menjamin ketersediaan logistik (makanan minuman air bersih APD dan bahan dekontaminasi bagi penduduk
Melakukan pencegahan atau pembubaran kegiatan-kegitan yang melibatkan masa dalam jumlah yang besar di sekitar lokasi terdampak sehingga waktunya dpt ditunda
69
Berkoordinasi dengan TNI dan POLRI untuk Keamanan Wilayah dan keberlangsungan proses ekonomi
Melakukan pemusnahan barang habis pakai yang digunakan penderita dan dekontaminasi barang-barang tidak habis pakai yang kontak dengan penderita
Memastikan ketersediaan logistik (kebutuhan hidup APD)
Pemberlakuan karantina rumah karantina wilayah atau pembatasan sosial berskala besar berdasarkan kajian informasi epidemiology dan sebaran kasus COVID-19 Menutup tempat publik yang tidak esensial seperti tempat hiburan menutup sekolah Sektor Pendidikan memberlakukan pembelajaran online dan sektor usaha dan perkantoran memberlakukan bekerja dari rumah
Perusahaan kantor dan pelayanan publik menerapkan rencana keberlangsungan usaha
Menyediakan layanan dukungan kesehatan jiwa dan psikologi bagi pasien tenaga kesehatan dan masyarakat termasuk lansia anak-anak dan remaja penyandang disabilitas
4 Rehabilitasi
Hygiene sanitasi perorangan CTPS etika batukbersin penggunaan masker
Kebersihan lingkungan kebersihan tempat tinggal lingkungan sekitar tempat-tempat umum (sekolah tempat kerja fasum)
Setelah ada penyataan pencabutan status kedaruratan memberikan informasi kepada masyarakat bahwa keadaan pandemi sudah dinyatakan selesai sehingga masyarakat dapat beraktifisat kembali namun tetap waspada dan melakukan PHBS
Pemulihan Keamanan tetap berkoordinasi dengan TNI dan POLRI untuk menjamin keamanan masyarakat
Melakukan After Action Review evaluasi respon
Terus melakukan surveilan COVID-19
Memberikan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial
436 Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Kegiatan-kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat yang dilaksanakan pada setiap situasi pandemi
1 Kesiapsiagaan
bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Pusat mulai bergerak dan
berkoordinasi
dengan Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Daerah Memonitor
pemberitaan dan isu publik di media massa dan media sosial terkait
perkembangan situasi penyebaran virus COVID-19
bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line dan trough the line
(mengingat era digital) bisa berupa sosialisasi penyuluhan langsung masyarakat
umum kader informasi dan komunikasi dengan pihak bandara BKSLN (Biro
Kerja Sama Luar Negeri) Kemenkes juga akan mengkomunikasikan terkait
informasi kejadian pandemi di negara lain kepada Kemenlu siaran pers media
KIE baik cetakan e-file tentang pesan-pesan pencegahan bisa disebarkan melaui
media sosial
bull Isi pesan
70
a PHBS secara umum (personal hygiene)
b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19 secara
umum
c Perlu diumumkan kepada publik bahwa kasus virus COVID-19 tersebut belum
ada kasus di Indonesia namun tetap waspada khususnya pada orang yang
telah bepergian dari wilayah pandemi dengan menunjukkan kartu sehat serta
dilakukan penguatan screening di pintu masuk negara
2 Siaga Darurat
Menyusun strategi komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat
Menyampaikan informasi dan edukasi serta memberdayakan masyarakat melalui
upaya
a Melakukan edukasi publik melalui media massa media sosial advertorial
video dan infografis
b Membangun komunikasi dan melibatkan peran aktif organisasi profesi
kesehatan dan profesi lainnya serta asosiasi pelaku usaha dan akademisi
dan pelajarmahasiswa
c Memperkuat pengetahuan tokoh masyarakat pemuka agama dan organisasi
sosial dan kemasyarakatan terhadap ancaman COVID-19
d Mendidik dan melatih relawan dan kader kesehatan terkait COVID-19
e Melaksanakan sosialisasi baik komunikasi langsung kepada masyarakat
f Memperkuat pemahaman ancaman COVID-19 dan kemungkinan bencana
wabah COVID-19 kepada semua sektor dan masyarakat
g Menjalankan media centre hotline penunjukkan juru bicara press release
regular dan diseminasi informasi kepada tim dan kepada masyarakat umum
dengan pesan-pesan inti yang disesuaikan berdasarkan masukkan tim teknis
Meningkatkan peran sekolah lembaga pendidikan sebagai agen perubahan
Sekolah mempunyai rsquocaptive audiencersquo yang bisa dipakai sasaran untuk perubahan
perilaku Anak didik biasanya mudah berkomunikasi dengan orang tuanya dan bisa
merubah pikiran orang tua mereka Anak didik diharapkan akan menyampaikan
apa yang diketahuinya kepada orang tua dan kawan-kawannya
Memperkuat pemahaman guru pengawas sekolah tentang permasalahan pandemi
COVID-19 apa yang harus dilakukan kalau banyak anak didik menderita gejala-
gejala yang menyerupai COVID-19 cara menggunakan media belajar anak dan
media lainnya di sekolah
bull Tim Komunikasi Risiko Pusat bergerak cepat dan berkoordinasi dengan Tim
Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Daerah Waspada hoaks
misinformasi disinformasi dengan memonitor pemberitaan dan isu publik di media
massa dan media sosial (sudah banyak suspek COVID-19) dan berkoordinasi
dengan Kemenkominfo BSSN Cyber Crime Polri untuk menanggulanginya
Promosi Kesehatan Dinkes Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan Dinkes
Kabupaten Kota yang terdapat suspek terkonfirmasi dengan virus COVID-19
71
untuk penyebaran informasi dan media rekanan serta menggandeng Diskominfo
Kabupaten Kota setempat
bull Menyiapkan talking point kepada Menkes dan jumpa pers untuk Dirjen P2P
(Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) selaku National Focal Point (juru bicara
khusus) di Kemenkes serta jumpa pers oleh Pimpinan Daerah sebagai kondisi
siaga darurat bahwa diwilayahnya terdapat suspek terkonfirmasi COVID-19
bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line trough the line
(mengingat era digital) dan above the line Dilakukan sosialisasi penyuluhan
langsung dan pelatihan komunikasi kepada kader komunitas LSM Ormas di
wilayah yang terdapat suspek terkonfirmasi COVID-19dalam upaya pencegahan
penyebaran virus COVID-19 di masyarakat umum Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat (Rokom Yanmas) berkoordinasi dengan RSHS dan RSPI
untuk memutakhirkan data informasi terkini dan menuangkan ke dalam siaran pers
1 kali sehari media KIE baik cetakan e-file digital tentang pesan-pesan
pencegahan disebarkan melalui media cetak elektronik tradisional digital dan
media sosial
bull Mengaktifkan contact center 24 jam baik di tingkat pusat maupun daerah sebagai
sarana dan prasarana informasi dan pengaduan termasuk National Command
Center (NCC)Public Safety Center (PSC) 119
bull Koordinasi antara BKSLN Kemenkes dengan Kemenlu untuk mengeluarkan travel
advice dan diumumkan kepada publik Selain itu koordinasi dan komunikasi
antara Kemenkes Kemenkominfo dan Kemenlu untuk handling media
internasional
bull Isi pesan
a PHBS secara umum (personal hygiene)
b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19
Membatasi aktvitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada
kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker bila sakit
c Social distancing
d Dirjen P2P mengumumkan kepada publik bahwa di Indoneia sudah ditemukan
suspek yang terkonfirmasi dengan virus COVID-19 faktor-faktor risiko
COVID-19 gejala-gejala penderita COVID-19 upaya pencegahan dan
penanggulangan penyebaran virus COVID-19 (adanya penyelidikan
epidemiologi (PE) isolasi pasien di RS karantina ldquotempatrdquo kesiapan RS dan
laboratorium menghadapi situasi yang terjadi) jangan panik namun tetap
meningkatkan kewaspadaan segera mendatangi fasyankes jika mendapati
gejala-gejala COVID-19 memperketat pengawasan dan karantina kesehatan
di pintu masuk negara
3 Tanggap Darurat
bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat pusat bergerak lebih cepat lagi
dan berkoordinasi dengan Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat
Daerah di wilayah yang mengalami kasus yang tinggi terhadap penularan virus
COVID-19 Komunikasi Rokom Yanmas Kemenkes dengan Pusdatin Humas
BNPB dan Kemenkominfo sebagai Media Center Nasional Respon cepat dan
penyediaan konten positif yang lebih masif untuk cegah-tangkal hoaks
misinformasi disinformasi dengan memonitor pemberitaan dan isu publik di media
massa dan media sosial dan berkoordinasi dengan Kemenkominfo BSSN Cyber
72
Crime Polri untuk penanggulangannya Divisi Humas Polri dan Puspen TNI juga
memberikan pernyataan untuk menenangkan dan mengamankan situasi
bull Kepala negara sebagai juru bicara nasional mengumumkan kepada publik bahwa
Indonesia dalam kondisi tanggap darurat COVID-19 Dalam hal ini
mengumumkan masa awal berlakunya periode tanggap darurat dan untuk
mengakhiri masa tanggap darurat ini akan melihat adanya penurunan kasus
dengan 2x masa inkubasi dari kasus terakhir Dalam hal ini Kemenkes
berkoordinasi dengan Kantor Staf Presiden (KSP) Sekretariat Negara (Setneg)
dan Sekretariat Kabinet (Setkab) Talking point Juru Bicara dibuat 2x sehari
sebagai bahan pimpinan jika dibutuhkan berbicara kepada publik dan media
massa berikut siaran pers dikeluarkan 2x sehari dalam kondisi tanggap darurat
ini
bull Penyebaran informasi menggunakan metode below the line trough the line
(mengingat era digital) dan above the line Kader komunitas LSM Ormas yang
sudah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan komunikasi juga bergerak sebagai
surveilans komunikasi dan epidemiologi di wilayah yang terdampak penyebaran
kasus virus COVID-19 (para tenaga kesehatan dan relawan harus dilengkapi
APD) Penyebaran informasi dan publikasi media KIE baik cetakan e-file digital
tentang pesan-pesan pencegahan dan penanggulangan disebarkan secara masif
melalui media cetak elektronik tradisional digital dan media sosial
bull Contact center standby 24 jam baik di tingkat Pusat maupun daerah sebagai
sarana dan prasarana informasi dan pengaduan termasuk NCC PSC 119
bull Koordinasi antara BKSLN Kemenkes dengan Kemenlu untuk mengeluarkan travel
warning terhadap tanggap darurat COVID-19 dan diumumkan kepada publik
Selain itu menguatkan koordinasi dan komunikasi antara Kemenkes BNPB
Kemenkominfo dan Kemenlu untuk handling media internasional
bull Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat (pusat dan daerah) akan bekerja
sama lintas sektor menjalankan dan berperan serta di dalam prosedur karantina
wilayah dan pengamanan untuk menenangkan warga di fasilitas umum yang
ditutup
bull Isi pesan
a PHBS secara umum (personal hygiene)
b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19
Membatasi aktivitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada
kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker ketika sakit atau
ketika merawat yang sakit
c Social and physical distancing
d Kepala negara mengumumkan kepada publik bahwa di Indonesia dalam
kondisi tanggap darurat COVID-19 negara akan terus berupaya
menanggulangi persoalan ini meminta kerja sama masyarakat Indonesia
untuk mematuhi instruksi pemerintah Dalam kondisi ini diberlakukan karantina
wilayah dan penutupan tempat umum sarana publik
73
4 Rehabilitasi
bull Kegiatan komunikasi risiko dan pelibatan masyarakat pada skenario ini seperti
pada kondisi siaga darurat
bull Menkes mengumumkan kepada publik bahwa masa penanggulangan tanggap
darurat COVID-19 telah berakhir ditandai dengan penurunan kasus dengan 2x
masa inkubasi dari kasus terakhir
bull Terus waspada dan menanggapi dengan cepat rumor atau informasi yang salah di
masyarakat
bull Perkuat pesan-pesan kunci
a PHBS secara umum (personal hygiene)
b Etika batuk sebagai upaya pencegahan penyebaran virus COVID-19
Membatasi aktvitas di luar rumah dan tempat-tempat umum jika tidak ada
kebutuhan yang penting atau mendadak Gunakan masker ketika sakit atau
ketika merawat yang sakit
c Berakhirnya masa tanggap darurat yang diumumkan oleh Menteri Kesehatan
juga dinyatakan dengan pembukaan wilayah karantina membuka fasilitas
umum yang ditutup rehabilitasi lingkungan yang terdampak serta masyarakat
tetap diminta waspada
74
44 Instruksi Koordinasi
Gambar 49 Jejaring Kerja Komando dan Koordinasi
Kebijakan
1 Penentu Kebijakan
2 Forum Koordinasi Pusat
Kebijakan
1 Penentu Kebijakan
2 Forum Koordinasi Propinsi
Kebijakan
1 Penentu Kebijakan
2 Forum Koordinasi KabKota
Posko KLB
Influenza Pusat
Posko KLB
Influenza Propinsi
Posko KLB
Influenza KabKota
Pos Lapangan
KLB Influenza
Pos Taktis
Perimeter
Berbagai pihak
terkait dalam dan
luar negri
Berbagai pihak
terkait dalam dan
luar negri
Berbagai pihak
terkait dalam dan
luar negri
Lab
Regional
Nasional
Lab
Rujukan
sekuensing
Lab
Daerah
Rumah
Sakit
Puskesmas
Keterangan
= Mekanisme Komando
= Mekanisme Koordinasi= Mekanisme rujukan
pasien dan pengiriman spesimen
= Mekanisme laporan
JEJARING KERJA KOMANDO amp KOORDINASI
Posko COVID-19 Pusat
Posko COVID-19 Provinsi
Posko COVID-19 Kota
Posko COVID-19 Lapangan
75
Bab 5
Administrasi dan Logistik
51 Administrasi
a Pemenuhan Kebutuhan Bersumber APBN
Berdasarkan analisa Biro Perencanaan dan Anggaran ditentukan kebutuhan jumlah
logistik kesehatan APD sebanyak 600000 unit namun sesuai hasil estimasi yang
dibuat Pusat Krisis Kesehatan dalam analisa situasi berdasarkan skenario kejadian
pandemi Covid-19 dengan menggunakan angka serangan klinis 36 dari jumlah
populasi Indonesia ditentukan jumlah kebutuhan APD dan logistik kesehatan lainnya
pada tabel berikut yang merupakan kebutuhan sampai dengan tanggal 16 Agustus
2020 Pemenuhan kebutuhan ini dapat berasal dari alokasi APBN Kementerian
Kesehatan Dana Siap Pakai (DSP) BNPB Badan Dunia dan sumbangan dari
masyarakat Pusat Krisis Kesehatan telah menentukan estimasi kebutuhan APD dan
logistik kesehatan lainnya sampai dengan tanggal 16 Agustus 2020 seperti terlihat pada
tabel di bawah ini
76
Tabel 51
Tabel Kebutuhan APD dan Logistik Kesehatan Lainnya
NO
PROVINSI Gaun
(Gown) Pelindung
kepala
Celemek (Apron
disposable)
Celemek (Apron heavy duty
reusable)
Sepatu pelindung
(Gum boots)
Sarung tangan
(Gloves) heavy duty
Sarung tangan
(Gloves) examination
Sarung tangan
(Gloves) surgical
Pelindung mata
(Goggles)
Pelindung wajah (Face
shield) Masker
N95
Masker bedah
(surgicalfacemask)
1 Aceh
55995
55995
26979
911
1623
1623
865526
19604
1669
21233
66560
1325896
2 Sumatera Utara
225579
225579
108688
3669
6537
6537
3486798
78974
6725
85538
268138
5341414
3 Sumatera Barat
55995
55995
26979
911
1623
1623
865526
19604
1669
21233
66560
1325896
4 Riau
109362
109362
52692
1779
3169
3169
1690410
38287
3261
41469
129994
2589533
5 KEPULAUAN RIAU
22933
22933
11049
373
665
665
354478
8029
684
8696
27260
543024
6 Jambi
37617
37617
18125
612
1090
1090
581453
13170
1122
14264
44714
890726
7 Bangka Belitung
15522
15522
7479
252
450
450
239923
5434
463
5886
18450
367537
8 Sumatera Selatan
87632
87632
42222
1425
2539
2539
1354532
30679
2613
33229
104165
2075003
9 Bengkulu
20658
20658
9954
336
599
599
319318
7232
616
7833
24556
489162
10 Lampung
87154
87154
41992
1418
2525
2525
1347149
30512
2598
33048
103597
2063693
11 Banten
201907
201907
97282
3284
5851
5851
3120890
70686
6020
76561
239999
4780881
12 DKI JAKARTA
544381
544381
262291
8855
15774
15774
8414541
190584
16230
206424
647086
12890209
13 JAWA BARAT
1276846
1276846
615203
20769
36999
36999
19736309
447016
38068
484168
1517740
30233989
77
NO
PROVINSI Gaun
(Gown) Pelindung
kepala
Celemek (Apron
disposable)
Celemek (Apron heavy duty
reusable)
Sepatu pelindung
(Gum boots)
Sarung tangan
(Gloves) heavy duty
Sarung tangan
(Gloves) examination
Sarung tangan
(Gloves) surgical
Pelindung mata
(Goggles)
Pelindung wajah (Face
shield) Masker
N95
Masker bedah
(surgicalfacemask)
14 JAWA TENGAH
536047
536047
258275
8719
15533
15533
8285719
187667
15982
203264
637179
12692866
15 DI Yogyakarta
39708
39708
19132
646
1151
1151
613767
13901
1184
15057
47199
940228
16 Jawa Timur
1019885
1019885
491396
16590
29553
29553
15764440
357055
30407
386730
1212300
24149495
17 BALI
112016
112016
53971
1822
3246
3246
1731443
39216
3340
42475
133150
2652392
18 KALIMANTAN BARAT
52518
52518
25304
854
1522
1522
811780
18386
1566
19914
62427
1243563
19 KALIMANTAN TENGAH
28323
28323
13647
461
821
821
437793
9916
844
10740
33667
670654
20 Kaltara
7592
7592
3658
123
220
220
117344
2658
226
2879
9024
179758
21 Kaltim
46657
46657
22480
759
1352
1352
721176
16334
1391
17692
55459
1104768
22 Kalsel
44021
44021
21210
716
1276
1276
680436
15411
1312
16692
52326
1042357
23 Sulawesi Utara
25864
25864
12462
421
749
749
399788
9055
771
9808
30744
612433
24 Gorontalo
12474
12474
6010
203
361
361
192811
4367
372
4730
14827
295367
25 Sulawesi Tengah
31676
31676
15262
515
918
918
489616
11090
944
12011
37652
750042
26 Sulawesi Barat
14370
14370
6924
234
416
416
222122
5031
428
5449
17081
340268
27 Sulawesi Selatan
91315
91315
43997
1485
2646
2646
1411461
31969
2722
34626
108543
2162213
28 Sulawesi Tenggara
28184
28184
13580
458
817
817
435643
9867
840
10687
33501
667360
78
NO
PROVINSI Gaun
(Gown) Pelindung
kepala
Celemek (Apron
disposable)
Celemek (Apron heavy duty
reusable)
Sepatu pelindung
(Gum boots)
Sarung tangan
(Gloves) heavy duty
Sarung tangan
(Gloves) examination
Sarung tangan
(Gloves) surgical
Pelindung mata
(Goggles)
Pelindung wajah (Face
shield) Masker
N95
Masker bedah
(surgicalfacemask)
29 Nusa Tenggara Barat
78636
78636
37888
1279
2279
2279
1215488
27530
2344
29818
93472
1862003
30 Nusa Tenggara Timur
56677
56677
27308
922
1642
1642
876061
19842
1690
21491
67370
1342035
31 Maluku Utara
13079
13079
6302
213
379
379
202170
4579
390
4960
15547
309704
32 Maluku
18737
18737
9028
305
543
543
289612
6560
559
7105
22271
443656
33 Papua Barat
10042
10042
4838
163
291
291
155216
3516
299
3808
11936
237776
34 Papua
35137
35137
16930
572
1018
1018
543115
12301
1048
13324
41766
831997
TOTAL
5044539
5044539
2430535
82056
146173
146173
77973855
1766062
150398
1912841
5996259
11944789
9
KEBUTUHAN NASIONAL
5044633
5044633
2430580
82057
146176
146176
77975307
1766095
150401
1912876
5996371
11945012
4
SELISIH
94
94
45
2
3
3
1452
33
3
36
112
2224
79
b Pemenuhan Kebutuhan Bersumber Dana Siap Pakai (DSP)
Berdasarkan peraturan BNPB No2 Tahun 2018 tentang Penggunaan Dana Siap Pakai
(DSP) Berikut ini prosedur pemberian DSP
1 Prosedur pemberian DSP melalui usulan permohonan terlebih dahulu dilakukan
verifikasi
2 Pemberian DSP berdasarkan persetujuan Kepala BNPB atau pejabat yang diberikan
kuasa oleh Kepala BNPB
3 Pemberian bantuan DSP sebagai tindak lanjut hasil rapat koordinasi kementerian
lembaga berdasarkan atas
a Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari BPBD kabupaten
kota atau BPBD propinsi terdampak
b Surat keputusan bupati wali kota gubernur atau Presiden tentang penetapan
status keadaan darurat bencana
c Rincian biaya untuk kegiatan penanganan darurat bencana
d Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala BNPB
4 Pemberian bantuan DSP melalui inisiatif BNPB berdasarkan atas
a Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari BPBD kabupaten
kota atau BPBD propinsi terdampak
b Surat keputusan bupati wali kota gubernur atau Presiden tentang penetapan
status keadaan darurat bencana
c Hasil pengkajian cepat yang menjelaskan kebutuhan rincian biaya untuk
kegiatan penanganan darurat bencana yang dinyatakan secara tertulis oleh
pejabat eselon I yang berwenang
d Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala BNPB
Pelaksanaan penyaluran DSP
1 KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) BNPB memerintahkan bendahara pengeluaran
untuk memindahbukukan sejumlah dana UP dari rekening bendahara pengeluaran
ke rekening BPP pengelola pada unit kerja di BNPB BPBD dan atau kementerian
lembaga terkait
2 Pemindahbukuan DSP kepada unit kerja BNPB BPBD atau kementerian lembaga
terkait dilaksanakan sesuai dengan jumlah yang telah disetujui KPA
3 Penyaluran bantuan DSP untuk BPBD kabupaten kota atau propinsi harus
dilengkapi dengan Perjanjian Kerja Sama antara KPA BNPB dengan Kepala BPBD
atas nama pemerintah daerah
4 Penyaluran bantuan DSP untuk kementerian lembaga harus dilengkapi dengan
Perjanjian Kerja Sama antara KPA BNPB dengan pejabat setingkat eselon I dari
kementerian lembaga terkait
5 Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada pemerintah
kabupaten kota atau propinsi melalui pengelola DSP BNPB setempat dilengkapi
dengan bukti penerimaan berupa kuitansi berita acara serah terima
6 Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada unit kerja BNPB
dan kementerian lembaga terkait melalui pengelola DSP yang ditunjuk dilengkapi
dengan bukti penerimaan berupa kuitansi dan berita acara serah terima
7 Waktu penyaluran bantuan DSP disesuaikan dengan ketersediaan UP DSP yang
ada pada rekening bendahara pengeluaran BNPB
80
8 Penyaluran bantuan DSP dapat pula diberikan dalam bentuk barang jasa dengan
mempertimbangkan aspek kemudahan ketersediaan dan kelancaran distribusi
9 Pelaksanaan penyaluran DSP dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai mekanisme pelaksanaan anggaran penanggulangan
bencana
Pengaturan logistik penting untuk mendukung penyelenggaraan respon medis dan laboratorium serta respon komponen lain Diperlukan prosedur untuk mempercepat proses pengadaan dan transportasi barang
Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah
- Memetakan sumber daya yang tersedia dan rantai suplai (supply chain) di sektor kesehatan dan lainnya
- Memeriksa sistem pengelolaan dan pengendalian rantai suplai (penimbunan penyimpanan keamanan pengaturan transportasi dan distribusi) untuk persediaan medis dan komoditas esensial lainnya termasuk Disease Commodity Package (DCP) COVID-19 dan cadangan kit pasien di dalam negeri
- Memeriksa proses pengadaan (termasuk impor dan bea cukai) untuk suplai medis dan kebutuhan esensial lainnya dan mendorong sumber daya setempat untuk memastikan keberlanjutan
- Menilai kapasitas pasar lokal untuk memenuhi peningkatan permintaan akan suplai medis dan kebutuhan pokok lainnya dan mengoordinasikan permintaan suplai internasional melalui mekanisme pengadaan regional dan global
- Mempersiapkan kapasitas lonjakan staf dan mekanisme penempatan nasihat kesehatan (pedoman dan SOP) pra dan pasca penempatan paket (briefing vaksinasi yang direkomendasikan wajib peningkatan kit medical travel dukungan kesehatan jiwa dan psikososial termasuk kelompok pendukung sebaya) untuk memastikan kesejahteraan staf
- Mengdentifikasi dan mendukung fungsi-fungsi kritis yang harus berlanjut selama wabah COVID-19 yang meluas (mis air dan sanitasi bahan bakar dan energi makanan telekomunikasiinternet keuangan hukum dan ketertiban pendidikan dan transportasi) sumber daya yang diperlukan dan tenaga kerja esensial
81
Gambar 51
Contoh SK Status Darurat Bencana
82
Gambar 52
Konsep Operasi Logistik
Sumber Internasional Pintu MasukStaging Area di Bandara Sumber
(UNHRDWHO Supplier) NasionalRegional
Pusat Krisis Gudang Provinsi
(Masuk Melalui BandaraPelabuhanTerminal)
Gudang KabupatenKota
Pusat Layanan Kesehatan Unit Layanan Kesehatan Rumah Penduduk
Gambar 10 Konsep Operasi Logistik
83
Bab 6
Komando dan Perhubungan
Gambar 61
Struktur Klaster Nasional Penanggulangan Bencana
Keputusan Kepala BNPB Nomor 173 tahun 2015 tentang klaster nasional
penanggulangan bencana
1 Klaster Kesehatan Tugasnya Pelayanan Kesehatan Pengendalian Penyakit
Penyehatan Lingkungan Penyiapan Air Bersih dan Sanitasi yang berkualitas
Pelayanan Kesehatan Gizi Pengelolaan Obat Bencana Penyiapan Kesehatan
Reproduksi dalam Situasi Bencana Penatalaksanaan Korban Mati Pengelolaan
Informasi dibidang Kesehatan
Koordinator Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian
Kesehatan
Wakil Koordinator Pusat Kedokteran Kepolisian Republik Indonesia
2 Klaster Pencarian dan Penyelamatan Tugasnya Mengerahkan Mengkoordinir
serta mengendalikan sarana dan personil dalam pelaksanaan operasi pencarian
penyelamatan dan evakuasi terhadap korban bencana secara cepat efisien dan
efektif Pengelolaan Informasi dibidang Pencarian dan Penyelamatan
Koordinator Direktur Operasi dan Pelatihan BASARNAS
Wakil Koordinator Wakil Asisten Operasi Tentara Nasional Indonesia
3 Klaster Logistik Tugasnya Pengadaan barang sandang permakanan dan
peralatan Bea Cukai (untuk barang yang dibawa dari luar negriimpor)
PenyimpananPergudangan Distribusi Logistik Keamanan Logistik Pengelolaan
Informasi dibidang Logistik
Koordinator Direktur Logistik BNPB
Wakil Koordinator Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam
Kementerian Sosial
KESEHATAN
PENCARIAN DAN
PENYELAMATAN
LOGISTIK
PENGUNGSIAN DAN
PERLINDUNGAN
PENDIDIKAN
SARANA DAN PRASARANA
EKONOMI
PEMULIHAN
DINI
84
4 Klaster pengungsian dan Perlindungan Tugasnya Penyiapan Dapur Umum
Pencegahan dan Penanganan Kekerasan berbasis Gender Tempat Pengungsian
Keamanan Manajemen Pengungsian dan Penyiapan Hunian Sementara
Perlindungan Kelompok Rentan Pengelolaan Informasi dibidang Pengungsian dan
Perlindungan
Koordinator Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian
Sosial
Wakil Koordinator Asisten Operasi Kepolisian Republik Indonesia
5 Klaster Pendidikan Tugasnya Pelayanan Belajar Mengajar Formal dan Informal
Penyiapan Sekolah Darurat Bimbingan dan Penyuluhan bagi Anak Dewasa
Kerohanian Pengelolaan Informasi dibidang Pendidikan
Koordinator Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri Sekretariat
Jendral Kementerian Pendidikan
Wakil Koordinator Sekretariat Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama
6 Klaster Sarana dan Prasarana Tugasnya Pembersihan puing-puing debris
clearance Penyediaan Alat Transportasi Telekomunikasi dan Energi Penyediaan
Hunian Tetap Penyediaan Air dan Sanitasi Pengelolaan Informasi dibidang Sarana
dan Prasarana
Koordinator Sekretaris Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum
Wakil Koordinasi Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika
Kementerian Komunikasi dan Informatika
7 Klaster Ekonomi Tugasnya Pengelolaan Sektor Pertambangan dan Galian Listrik
Gas dan Air Minum Industri Pengolah Konstruksi Perdagangan Hotel dan
Restoran Jasa dan Pertanian serta Pengelolaan Informasi dibidang Ekonomi
Koordinator Sekretaris Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian
Wakil Koordinator Asisten Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
8 Klaster Pemulihan Dini Tugasnya Penguatan Kapasitas pemerintah pusat daerah
untuk koordinasi Revitalisasi fungsi pemerintah desa camat kabupaten kota
provinsi Pemulihan Layanan Publik Sarana Pendukung kepemerintahan
Penguatan Kapasitas Perencanaan dan Pendanaan Pengelolaan Informasi dibidang
Pemulihan Dini
Koordinator Direktur Pencegahan dan Penanggulangan Bencana
Kementerian Dalam Negeri
Wakil Koordinator Asisten Deputi Koordinasi Kebijakan Penyusunan dan
Evaluasi Program Kelembagaan dan Tatalaksana Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB
9 PSC (Public Safety Center) merupakan ujung tombak pelayanan kegawatdaruratan
Pra Fasyankes di daerah 1 kabupaten hanya ada 1 PSC berjejaring dengan faskes
setempat PSC diselenggarakan 24 jam sehari terus menerus Lokasi dapat di
Dinkes RS atau Lokasi lain yg ditetapkan oleh Pemda kabupatenkota
Fungsi PSC
pemberi pelayanan Gawat Darurat
pemandu pertolongan pertama (first aid)
pengevakuasi KorbanPasien Gawat Darurat dan
pengoordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan
Ketenagaan PSC Koordinator Tenaga Kesehatan Operator Call Center dan
tenaga lain
85
Tabel 61
Tugas dan Pelaksana Sub Klaster-Sub Klaster Dalam Klaster Kesehatan
TUGAS KLASTER TIM PELAKSANA
PELAYANAN KESEHATAN (Respon Medis) SUB KLASTER PELAYANAN KESEHATAN
PENGENDALIAN PENYAKIT (Surveilans Laboratorium) SUB KLASTER PENGENDALIAN PENYAKIT
KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENYIAPAN AIR
BERSIH KESEHATAN LINGKUNGAN
PENYIAPAN AIR BERSIH DAN SANITASI YANG
BERKUALITAS
PELAYANAN GIZI SUB KLASTER PELAYANAN GIZI
KESEHATAN REPRODUKSI SUB KLASTER KESEHATAN REPRODUKSI
PENANGANAN KESEHATAN JIWA SUB KLASTER KESEHATAN JIWA
PENATALAKASANAAN KORBAN MATI SUB KLASTER DVI
PROMOSI KESEHATAN (Promosi Kesehatan) TIM PROMKES
PENGELOLAAN INFORMASI KESEHATAN TIM DATA amp INFORMASI
PENGELOLAAN OBAT BENCANA (Intervensi Farmasi) TIM LOGISTIK KESEHATAN
86
Lampiran
Lampiran 1
PEMBAGIAN TUGAS KEGIATAN PERAN STAKEHOLDER DAN PEMBIAYAAN
ESTIMASI KETERSEDIAAN amp KEBUTUHANSUMBERDAYA
SUMBER DAYA KEGIATAN LABORATORIUM
NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA PERHITUNGAN
1
1Pengambilan
pengiriman
2Pemeriksaan
spesimen
Mengambil specimen
penderita atau suspek
memeriksa dilapangan
maupun mengirimkan ke
laboratorium
Tenaga
Tenaga kesehatan Analis kesehatan surveilans
2 org1000 pddk
Saranaprasarana
Alat transportasi
Laboratorium lap
1 unit area
1 unitKabupatenKota
Logistik
Reagen
Specimen pot
Specimen carrier
Pedoman Pengambilan dan Pengiriman spesimen COVID-19
1 pkt x 1 + 5 x jml pddk
1 pkt x 1 + 5 x jml pddk
1 pkt x 1 + 5 x jml pddk
2 bh x unit pelayanan lab
SUMBER DAYA KEGIATAN PELAYANAN MEDIK DAN TINDAKAN FARMASI
NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA PERHITUNGAN
1
Penyediaan amp
penyimpanan antiviral
Menyiapkan kebutuhan dan
menyimpan antiviral yang
dibutuhkan untuk penduduk
di area pembatasan
Tenaga
Tenaga kesehatan
Asisten apoteker
1 orang gudang
1 orang gudang
Saranaprasarana
- Gudang penyimpanan
1 unitarea
Logistik Saat ini tidak ada
antiviral yang direkomendasikan
Antiviral (Apabila sudah direkomendasikan antiviral untuk pengobatan)
Obat-obatan lainnya
Format RR logistic
Utk pengobatan
10 x jml pddk x 2 dosis x 5 hr + 5x 10 x Jml pddk x 2 dosis x 5 hr
2 Triase Triase COVID-19 dan bukan
COVID-19
Tenaga
Tenaga dokter yang bersertifikasi
Perawat yang bersertifikasi
3 org1000 pddk
5 org1000 pddk
Saranaprasarana
Klinik berikut peralatan
Alat transportasi yang dilengkapi obat-obat life
1 unitarea
87
saving oksigen dan portable ventilator
1 unitarea
Logistik
APD
Antiviral
Obat-obatan lainnya
Format RR
Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada penyediaan AV Diihitung pada penyediaan Obat
3 Pelayanan
medikevakuasi
Rujukan kesehatan
Melakukan pelayanan
medik kesehatan kepada
penderita ILI dan penyakit
lain di area pembatasan
Tenaga
Dokter yang bersertifikasi
Perawatbidan yang bersertifikasi
Paramedis lainnya
Sopir ambulan
2 orgdesa
2 orgdesa
1 orgdesa
Saranaprasarana
Unit pelayanan Puskesmas
Puskesmas kelilingAmbulance
Posko Pelayanan
1 unitarea
1 unitarea
Logistik
Peralatan kesehatan
Obat-obatan
RegisterFormat laporan
Standar Puskesmas Standar Puskesmas Kegiatan Puskesmas
4 SUMBER DAYA PADA TINDAKAN KARANTINAISOLASI
NO KEGIATAN DISKRIPSI JENIS SUMBER DAYA CARA PERHITUNGAN
1
2
3
4
Pengawasan Karantina
Penerapan pintu keluar
masuk
Penetapan perimeter
Pembatasan kegiatan
umum
Pemantauan seluruh
kegiatan kekarantinaan di
area pembatasan
Pengawasan di pintu keluar
dan masuk area
pembatasan
Mengawasi diperbatasan
area pembatasan
Membatasi kegiatan
penduduk untuk
mengurangi kontak antar
penduduk
Tenaga
Tenaga kesehatan yang paham teknis kekarantinaan
Tenaga non kesehatanTNI Polri
3 org 1000 pddk
10 org1000 pddk
Saranaprasarana
Alat komunikasi HT
Pos di pintu keluarmasuk dilengkapi ruang pemeriksaan medis untuk penjaringan
Tanda pembatasan (Quarantine line) talipitatonggakpapan pengumuman
Alert card
1 unit Tim
1 unitarea
1 bh x jml kemungkinan jln
keluarmasuk
10 x jumlah pddk
Logistik
Suplemen
Obat-obatan
APDPPE
Desinfektan
Peta wilayah
Senter
Poster
Leaflet
Buku pencatatan
1 tb x 35 x jml pddk + ptgs Dihitung pada penyediaan obat Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada kegiatan Kesling
1 buahpos 1 x jml petugas
5 x Jml TTU 1 bh x pddk
1 bh x jml pos
5 Karantina rumah
Melakukan pembatasan
keluar rumah bagi
penduduk kontak agar tidak
menularkan kepada orang
lain
Tenaga
Tenaga Non kesehatan
Termasuk perhitungan di atas
Saranaprasarana
88
Logistik
Tandapita
Paket x rmh yang dikarantina
6 Isolasi dan rujukan
Melakukan pemisahan
penderita yang sakit ke
tempat tertentu di area
pembatasan sebelum
dirujuk dan melakukan
rujukan ke rumah sakit
Tenaga
Tenaga Medis Paramedis
Tenaga sopir
8 org 1000 pddk
1 orgunit ambulance
Saranaprasarana
Ruang isolasi dilengkapi peralatan kesehatan
Ambulance khusus
1 unitarea 2 unitarea 1 unitarea
Logistik
Obat antiviral
Desinfektan
Obat-obatan lainnya
Peralatan medis
Kartu pasien
Surat rujukan
APDPPE
Dihitung pada penyediaan AV Dihitung pada Kesling
Dihitung pada penyediaan obat Standar pelayanan puskesmas
20 x jml pddk 1`pkt x 10 x jml pddk
Dihitung pada penyediaan APD
7 Kesling pencegahan KLB
Pengawasan Kesehatan
lingkungan untuk mencegah
terjadinya KLB penyakit
lainnya
Tenaga
Sanitarian
6org desa
Saranaprasarana
Penyediaan air bersih
Pengangkutan sampah
Pembuangan kotoranlimbah
1 unitarea 1 unitarea 1 unitarea
Logistik
Water test kit
Desinfektan
Swing fog
Penyaringan air PAC
APDPPE Masker lengkap
Masker biasa
Spry can
Malationsolar
I unitarea 1 paket x rumah + unit pelayanan
1 unitarea 1 bh x pddk
Dihitung pada penyediaan APD Dihitung pada penyediaan APD
1 unitdesa 1 paketdesa
(Disesuaikan dg endemisitas lokasi)
Pemenuhan kebutuhan
hidup dasar
Tenaga
Tagana (Taruna siaga bencana) Kabupaten yang bisa di manfaatkan ke lapangan
Kader
1 orang200 KK
1 org10 KK
Saranaprasarana
Gudangtenda lapangan
Transportasi
Dapur umum
Timbangan beras
Kartu keluar masuk logistik
2 gudangdesa 1 unit trukdesa
1 unitdes 1 bhgudang 1 pktgudang
Logistik
Sarden (150 gr)
Kecap manis
Saos sambal
Minyak goreng (2 lt)
Beras (04 kgjiwa)
Minyak tanah
Personal hiegene
Air minum
1 pkthrKK 1 pkthrKK 1 pkthrKK 1 pkthrKK
1 pkthrjiwa
2 ltorhr
89
Lampiran 2
Penerbangan Internasional di Indonesia
No Tempat Kedudukan Nama Penerbangan
Sumatera
1 Batam Bandar Udara Internasional Hang Nadim
2 Banda Aceh Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda
3 Deli Serdang Medan Bandar Udara Internasional Kualanamu
4 Padang Bandar Udara Internasional Minangkabau
5 Pekanbaru Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II
6 Palembang Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II
7 Tanjung Pinang Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah
8 Bengkulu Bandar Udara Fatmawati Soekarno
9 Bandar Lampung Bandar Udara Radin Inten II
Jawa
10 Bandung Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara
11 Tangerang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta
12 Yogyakarta Bandar Udara Internasional Adi Sucipto
13 Solo Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo
14 Semarang Bandar Udara Internasional Achmad Yani
15 Surabaya Bandar Udara Internasional Juanda
16 Masalembo Sumenep Bandar Udara Internasional Valia Rahma
Bali dan Nusa Tenggara
17 Denpasar Bandar Udara Internasional Ngurah Rai
18 Lombok Tengah Bandar Udara Internasional Lombok
Kalimantan
19 Tarakan Bandar Udara Internasional Juwata
20 Berau Bandar Udara Internasional Kalimaru
21 Banjarmasin Bandar Udara Internasional Syamduddin Noor
Sulawesi
22 Manado Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi
23 Makassar Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin
24 Kendari Bandar Udara Internasional Haluoleo
Papua
25 Nabire Bandar Udara Internasional Yos Sudarso
90
26 Oksibil Bandar Udara Internasional Iskak
27 Jayapura Bandar Udara Sentani
28 Biak Bandar Udara Frans Kaisiepo
29 Tembagapura Bandar Udara Mozes Kilangin
30 Merauke Bandar Udara Mopah
Lampiran 3
Pelabuhan Internasional di Indonesia4
No Tempat Kedudukan Nama Pelabuhan
1 Sabang Pelabuhan Laut Teluk Sabang
2 Banda Aceh Pelabuhan Laut Malahayati
3 Banda Aceh Pelabuhan Laut Ulee Lheu
4 Banda Aceh Pelabuhan Laut Lhok Nga
5 Banda Aceh Pelabuhan Laut Meulaboh
6 Banda Aceh Pelabuhan Laut Singkil
7 Banda Aceh Pelabuhan Laut Labuhan Haji
8 Banda Aceh Pelabuhan Laut Tapak Tuan
9 Banda Aceh Pelabuhan Laut Sinabang
10 Lhokseumawe Pelabuhan Laut Lhokseumawe
11 Lhokseumawe Pelabuhan Laut Kuala Langsa
12 Medan Pelabuhan Belawan
13 Medan Pelabuhan Laut Pangkalan Susu
14 Medan Pelabuhan Laut Sibolga
15 Medan Pelabuhan Kuala Tanjung
16 Medan Pelabuhan Laut Tanjung Balai Asahan
17 Dumai Pelabuhan Laut Dumai
18 Dumai Pelabuhan Laut Bengkalis
19 Dumai Pelabuhan Laut Sungai Pakning
20 Dumai Pelabuhan Laut Penipahan
21 Dumai Pelabuhan Laut Tanjung Medang
22 Dumai Kawasan Industri Pelintung
23 Padang Pelabuhan Laut Teluk Bayur
24 Padang Pelabuhan Laut Sikakap
4httpskespelkemkesgoidkkpkkp_tempat_publicprofil7
91
25 Padang Pelabuhan Laut Bungus
26 Jambi Pelabuhan Laut Muara Sabak
27 Jambi Pelabuhan Laut Kuala Tungkal
28 Jambi Pelabuhan Laut Talang Duku
29 Palembang Pelabuhan Laut Palembang
30 Palembang Pelabuhan Boom Baru
31 Palembang Sumatra Selatan Pelabuhan Tanjung Api-api
32 Pekanbaru Riau Pelabuhan Sungai Pekanbaru (Wilker Kampung Dalam)
33 Pekanbaru Riau Pelabuhan Laut Selat Panjang
34 Pekanbaru Riau Pelabuhan Sungai Buatan
35 Pekanbaru Riau Pelabuhan Laut Tanjung Buton
36 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Tembilahan
37 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Kuala Enok
38 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Rengat
39 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Kuala Gaung
40 Tembilahan Riau Pelabuhan Laut Sungai Guntung
41 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Batu Ampar
42 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Sekupang
43 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Pulau Sambu
44 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Nongsa
45 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Kabil
46 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan F Batam Centre
47 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Tanjung Uncang Sagulung
48 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Teluk Senimba
49 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Semblog
50 Batam Kepulauan Riau Pelabuhan F Harbour Bay
51 Tanjungpinang Kepulauan Riau Pelabuhan Sri Bintan Pura
52 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Tanjung Pinang
53 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Lagoi
54 Tanjung Pinang Kepulauan Riau Pelabuhan Laut Lobam
55 Tanjung Balai Karimun Kepulauan Riau Pelabuhan Tanjung Balai Karimun
56 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Pangkal Dalam
57 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Tanjung Pandan
92
58 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Manggar
59 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Muntok
60 Pangkal Pinang Bangka Belitung Pelabuhan Laut Belinyu
61 Bengkulu Pelabuhan Laut Bai
62 Bengkulu Pelabuhan Laut Muko-Muko
63 Bengkulu Pelabuhan Laut Bintuhan
64 Bengkulu Pelabuhan Laut Malakoni Enggano
65 Panjang Lampung Pelabuhan Panjang
66 Panjang Lampung Pelabuhan Laut Teluk Semangka
67 Panjang Lampung Pelabuhan Laut Rawajitu
68 Jakarta Pelabuhan Tanjung Priok
69 Jakarta Pelabuhan Sunda Kelapa dan Pantai Marina
70 Jakarta Pelabuhan Laut Marunda
71 Jakarta Pelabuhan Kali Baru
72 Banten Cilegon Pelabuhan Laut Merak
73 Banten Pelabuhan Laut Anyer
74 Banten Pelabuhan Laut Bojonegara
75 Banten Pelabuhan Laut Labuan
76 Indramayu Jawa Barat Pelabuhan Laut Balongan
77 Semarang Jawa Tengah Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
78 Cilacap Jawa Tengah Pelabuhan Laut Tanjung Intan
79 Jawa Timur Surabaya Pelabuhan Tanjung Perak
80 Probolinggo Jawa Timur Pelabuhan Laut Probolinggo
81 Probolinggo Jawa Timur Pelabihan Laut Panarukan
82 Probolinggo Jawa Timur Pelabuhan Laut Tanjung Wangi
83 Denpasar Pelabuhan Laut Celukan Bawang
84 Denpasar Pelabuhan Laut Benoa
85 Kupang NTT Pelabuhan Laut Atapupu
86 Kupang NTT Pelabuhan Laut Labuan Bajo
87 Kupang NTT Pelabuhan Laut Tenau
88 Kupang NTT Pelabuhan Laut Wini
89 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Laut Tarakan
90 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Bunyu
93
91 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan SebatikPelabuhan Nunukan
92 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Berau
93 Tarakan Kalimantan Utara Pelabuhan Tanjung Selor
94 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Kampung Baru
95 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Tanah Grogot
96 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Senipah
97 Balikpapan Kalimantan Timur Pelabuhan Laut Balikpapan
98 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Sintete
99 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Ketapang
100 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Kendawangan
101 Pontianak Kalimantan Barat Pelabuhan Laut Telok Air
102 Palangkaraya Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Pulang Pisau
103 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Sampit
104 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Kumai
105 Sampit Kalimantan Tengah Pelabuhan Laut Pangkalan Bun
106 Banjarmasin Kalimantan Selatan Pelabuhan Trisakti
107 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Labuan Uki
108 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Amurang
109 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Kotabunan
110 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Kema
111 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Belang
112 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Molibagu
113 Bitung Sulawesi Utara Pelabuhan Laut Bintauna
114 Palu Pelabuhan Laut Pantoloan
115 Palu Pelabuhan Laut Toli-Toli
116 Palu Pelabuhan Laut Luwuk
117 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Kendari
118 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Pomalaa
119 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Bau-Bau
120 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Kolaka
121 Kendari Sulawesi Tenggara Pelabuhan Laut Wanci
122 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Makassar
123 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Pare-Pare
94
124 Makassar Sulawesi Selatan Pealbuhan Laut Malili
125 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Biringkasi
126 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhhan Laut Awerange
127 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Palopo
128 Makassar Sulawesi Selatan Pelabuhan Laut Belang Belang Mamuju
129 Ternate Pelabuhan Laut Buli
130 Ternate Pelabuhan Laut Bacan
131 Ternate Pelabuhan Laut Tobelo
132 Ternate Pelabuhan Sanana Mangole
133 Ambon Pelabuhan Laut Tual
134 Ambon Pelabuhan Yos Sudarso Ambon
135 Ambon Pelabuhan Laut Wahai
136 Ambon Pelabuhan Laut Saumlaki
137 Jayapura Pelabuhan Laut Jayapura
138 Jayapura Pelabuhan Laut Hamadi
139 Merauke Pelabuhan Laut Agats
140 Merauke Pelabuhan Laut Bade
Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan COVID-19
Pusat Krisis Crisis Centre
95
Lampiran 4
Daftar Lokasi Pusat Krisis di Indonesia
No Tempat Kedudukan
1 Medan
2 Padang
3 Palembang
4 Banjarmasin
5 Manado
6 Makassar
7 DKI Jakarta
8 Semarang
9 Surabaya
10 Bali
11 Jayapura
Lampiran 5
DAFTAR LABORATORIUM PEMERIKSA COVID-19
No Wilayah Kerja Laboratorium Memiliki Fungsi Surveilans
Laboratorium Tidak Memiliki Fungsi Surveilans
1 Aceh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
Balai Litbangkes Aceh
2 Sumatera Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
a Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik Medan
b RUmah Sakit Universitas Sumatera Utara
3 Sumatera Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
Rumah Sakit Umum Pusat Moh Husein Palembang
4 Sumatera Barat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
Rumah Sakit Universitas Andalas Padang
5 Jambi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi
6 Riau Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
Rumah Sakit Arifin Achmad Pekanbaru
7 Kepulauan Riau a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Batam
96
8 Bangka Belitung Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
Rumah Sakit Umum Daerah Depati Hamzah Pangkal Pinang
9 Bengkulu Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
10 Lampung Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
11 Banten Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang
12 DKI Jakarta a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
b Laboratorium Kesehatan Daerah DKI Jakarta
a Lembaga Biologi Molekuler Eijkman
b Rumah Sakit Universitas Indonesia
c Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo
13 Jawa Barat a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
b Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Jawa Barat
a Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin Bandung
b Rumah Sakit Universitas Padjajaran Bandung
14 Jawa Tengah Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta
a Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga
b Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi Semarang
c Rumah Sakit Universitas Diponegoro Semarang
15 DI Yogyakarta Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta
a Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito Daerah Istimewa Yogiakarta
b Rumah Sakit Universitas Gajah Mada Yogyakarta
16 Jawa Timur Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
a Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo
b Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya
c Rumah Sakit Universitas Brawijaya Malang
17 Kalimantan Barat a Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta
b Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Kalimantan Barat
Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Pontianak
18 Kalimantan Tengah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
19 Kalimantan Selatan a Balai Besar Laboratorium
97
Kesehatan Surabaya b Balai Besar Teknik
Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Banjarbaru
20 Kalimantan Timur Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
21 Kalimantan Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
22 Sulawesi Selatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
a Rumah Sakit Umum Pusat Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar
b Rumah Sakit Universitas Hasanudin Makassar
23 Sulawesi Barat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
24 Sulawesi Tengah Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
25 Sulawesi Tenggara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
26 Gorontalo Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
27 Sulawesi Utara a Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Manado
Rumah Sakit Umum Pusat Prof R D Kandou Manado
28 Maluku Utara Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
29 Maluku a Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
b Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Ambon
30 Bali Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
a Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar
b Rumah Sakit Universitas Udayana Denpasar
31 Nusa Tenggara Timur
Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
32 Nusa Tenggara Barat Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya
RRUD Provinsi Nusa Tenggara Barat Mataram
33 Papua Barat Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua
34 Papua Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Papua
98
Lampiran 6
132 Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Berdasarkan SK Menkes
No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes
2 3
1 Aceh 1 RSUD Cut Meutia Kab Aceh Utara
2 RSUD Dr Zainoel Abidin
2 Sumatera Utara
3 RSUP H Adam Malik
4 RSU Kabanjahe
5 RSU Djasamen Saragih Pematang Siantar
6 RSUD Tarutung
7 RSU Padang Sidempuan
3 Sumatera Barat 8 RSU Achmad Mochtar
9 RSUP M Djamil
4 Riau
10 RSUD Arifin Ahmad
11 RSUD Kota Dumai
12 RSUD Puri Husada Tembilahan
5 Kepulauan Riau
13 RSUD Embung Fatimah
14 RS Badan Pengusahaan Batam (Otorita Batam)
15 RSUD Muhammad Sani (Kab Karimun)
16 RSUD Provinsi Kepulauan Riau Tanjungpinang
6 Jambi 17 RSUD Raden Mattaher
7 Sumatera Selatan
18 RSUP Moh Hoesin
19 RSUD Kayuagung
20 RSUD Lahat
21 RSUD Siti Fatimah Prov Sumatera Selatan
22 RS Dr Rivai Abdullah
8 Bangka Belitung 23 RSUD Tanjung Pandan (Dr Marsidi Judono)
24 RSUD Pangkal Pinang ( RSUD Depati Hamzah)
9 Bengkulu
25 RSUD Dr M Yunus
26 RSUD Arga Makmur
27 RSUD Hasanuddin Damrah Manna
10 Lampung
28 RSUD Dr H Abdul Moeloek
29 RSUD Kalianda (RSUD Dr H Bob Bazar)
30 RSUD Ahmad Yani Metro
31 RSUD May Jen HM Ryacudu
11 DKI Jakarta 32 RSPI Sulianti Saroso
33 RSPAD Gatot Soebroto
99
No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes
34 RSUP Persahabatan
35 RSUP Fatmawati
36 RSUD Cengkareng
37 RSUDPasar inggu
38 RSU Bhayangkara Tk I RSaid Sukanto
39 RSAL Mintoharjo
12 Jawa Barat
40 RSUP Hasan Sadikin
41 RS Paru Dr H A Rotinsulu
42 RSUD Gunung Jati Cirebon
43 RSUD Dr Slamet Garut
44 RSUD R Syamsudin SH Sukabumi
45 RSUD Kab Indramayu
46 RS Paru Dr M Goenawan Partowidigdo
47 RSU Tk II Dustira
13 Banten 48 RSUD Kab Tangerang
49 RSUD Serang (Dr Drajat Prawiranegara)
14 Jawa Tengah
50 RSUP dr Kariadi
51 RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten
52 RSUD Purwokerto (Margono Soekarjo)
53 RSUD Kraton Pekalongan
54 RSUD Dr Soeselo Slawi
55 RSUD Dr H Soewondo Kendal
56 RSUD Tidar Magelang
57 RSUD Moewardi Surakarta
58 RSUD Banyumas
59 RSUD Kudus (Dr Loekmonohadi)
60 RS Paru Dr Ario Wirawan
61 RSUD KRMT Wongsonegoro (RSUD Kota Semarang)
62 RSUD Kardinah Tegal
15 Yogyakarta
63 RSUP dr Sardjito
64 RSUD Panembahan Senopati Bantul
65 RSUD Kota Yogyakarta
66 RSUD Wates
16 Jawa Timur
67 RSUD Dr Soebandi Jember
68 RSUD Kab Kediri Pare
69 RSUD Dr Soetomo
100
No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes
70 RSUD Dr Soedono Madiun
71 RSUD Dr Saiful Anwar
72 RSUD Dr R Koesma Tuban
73 RSUD Blambangan
74 RSUD Dr R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro
75 RSUD Dr Iskak Tulungagung
76 RSUD Sidoarjo
77 RS Universitas Airlangga
17 Bali
78 RSUP Sanglah
79 RSUD Sanjiwani Gianyar
80 RSUD Tabanan
81 RSUD Kab Buleleng
18 Nusa Tenggara
Barat
82 RSUD NTB
83 RSUD Kab Bima
84 RSUD Dr R Sudjono
85 RSUD Manambai Abdul Kadir
19 Nusa Tenggara
Timur
86 RSU Prof Dr WZ Johanes
87 RSU Dr Tc Hillers Maumere
88 RSUD Komodo Labuan Bajo
20 Kalimantan Barat
89 RSUD Dr Soedarso Pontianak
90 RSUD Dr Abdul Azis Singkawang
91 RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang
92 RSUD Dr Agoesdjam Ketapang
21 Kalimantan Tengah
93 RSUD Dr Doris Sylvanus Palangkaraya
94 RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun
95 RSUD Dr Murjani Sampit
22 Kalimantan Selatan 96 RSUD Ulin Banjarmasin
97 RS Boejasin Pelaihari
23 Kalimantan Timur
98 RSUD Panglima Sebaya
99 RSU Taman Husada Bontang
100 RSUD Dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan
101 RSUD Abdul Wahab Sjahranie
102 RSUD Aji Muhammad Parikesit
24 Kalimantan Utara 103 RSUD Tanjung Selor
104 RSUD Provinsi Kaltara
25 Sulawesi Utara 105 RSUP Prof Dr R D Kandou
106 RSUD Dr Sam Ratulangi
101
No PROVINSI No 132 RS RUJUKAN SK Menkes
107 RSU Ratatotok - Buyat
108 RSUD Kota Kotamobagu
26 Gorontalo 109 RSUD Prof Dr H Aloei Saboe
27 Sulawesi Barat 110 RSUD Provinsi Sulawesi Barat
28 Sulawesi Tengah
111 RSUD Undata Palu
112 RSUD Kab Banggai Luwuk
113 RSU Mokopido Toli-Toli
114 RSUD Kolonedale
115 RSU Anutapura Palu
29 Sulawesi Selatan
116 RSUP dr Wahidin Sudirohusodo
117 RSU Andi Makkasau Parepare
118 RSU Lakipadada Toraja
119 RSUD Kab Sinjai
120 RSUD Labuang Baji
121 RS TkII Pelamonia
122 RS Dr Tadjuddin Chalid MPH
30 Sulawesi Tenggara 123 RS Bahtera Mas Provinsi Sultra (RS Kendari)
31 Maluku 124 RSU Dr M Haulussy Ambon
125 RSUD Saumlaki
32 Maluku Utara 126 RSUD Dr H Chasan Boesoirie Ternate
33 Papua
127 RSU Jayapura
128 RSU Nabire
129 RSUD Mimika
130 RSU Merauke
34 Papua Barat 131 RSUD Manokwari
132 RSUD Kab Sorong
102
Lampiran 7
Rumah Sakit Rujukan COVID-19 Berdasarkan SK Gubernur
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
1 2 3 4
1 Aceh SK Nomor 4409722020
1 RSUD Meuraxa
2 RSUD Tgk Chik Ditiro
3 RSUD Dr Fauziah
4 RSUD Langsa
5 RSUD Datu beru
6 RSUD Sultan Iskandar Muda Nagan Raya
7 RSUD Tengku Peukan
8 RSUD Dr Zubir Mahmud
9 RSUD Gayo Lues
10 RSUD Sahuddin Aceh Tenggara
11 RSUD Dr H Yuliddin Away
2 Sumatera
Utara SK 18844171KPTS2020
1 RSU Dr Gerhard L Tobing
2 RSUMartha Friska
3 RSU Martha Friska Multatuli
4 RSUD Abdul Manan Simpatupang
5 RSUD Gunung Sitoli
3 Sumatera
Barat SK Nomor 4402522020
1 RS Reksodiwiryo Padang
2 RS Unand Padang
3 RSUD Pariaman
4 RSUD M Natsir Solok
4 Riau SK Nomor
Kpts5681112020
1 RSUD Petala Bumi
2 RS Awal Bross Sudirman
3 RS Eka Hospital
4 RS ibnu Sina
5 Rumah Sakit Santa Maria
6 RS Bhayangkara Polda Riau
7 Rumah Sakit PMC
8 RS Bina Kasih
9 RS Prof DR Tabrani
10 RS Syafira
11 RS Awal Bross Ahmad Yani
12 RS Awal Bross Panam
103
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
13 RS Prima
14 RS Aulia
15 RS Universitas Riau
16 RSUD Madani
17 RS Hermina
18 RS TNI AU Lanud Roesmin Nuriadin
19 RS Tk IV Tentara Pekanbaru
20 RSUD Bangkinang
21 RSUD Rokan Hulu
22 RS Awal Bross Ujung Batu
23 RS Azzahra
24 RS Surya Insani
25 RSUD Taluk Kuantan
26 RSUD Indrasari Rengat
27 RS Kasih Ibu Rengat
28 RSUD Tengku Sulung Pulau Kijang
29 RSUD Raja Musa Sungai Guntung
30 RSUD Meranti
31 RS Tengku Rafian Siak Sri Indrapura
32 RSUD Perawang
33 RSUD Bengkalis
34 RSUD Kec Mandau
35 RS Permata Hati
36 RS Pertamina Dumai
37 RSUD Dr RM Pratomo Bangansiapi-api
38 RS Cahaya
39 RSUD Selasih Pelalawan
40 RS Evarina
41 RS Amelia Medika Pelalawan
5 Kepulauan
Riau SK Nomor 314 Tahun 2020
1 RSUD Kota TPI
2 RSUD Natuna
3 RS Engku Haji Daud
4 RSUD Bintan
5 RSUD Dabo
6 RSUD Encik Mariyam
7 RSUD Bergerak Jemaja
104
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
8 RSUD Palmatak - Kepulauan Anambas
9 RSUD Tarempa - Kepulauan Anambas
10 RSAL DRMidiyantoS
11 RSAUdr Yuniani Wisma Karyani
12 RS Bhayangkara POLDA BTM
13 RSU Awal Bros
14 RSU Budi Kemulyaan
15 RSU Harapan Bunda
16 RSU Santa Elisabeth BATAM
17 RSU Santa Elisabeth Kota Batam
18 RSU Soedarsono Darmosoewito
19 RSU Bhakti Timah
20 RSU Graha Hermine
21 RSU Camantha Sahidyah
22 RS KLG Huhada BTM
23 RSIA Mutiara AiniI
24 RSIA Griya Medika
25 RSIA Kasih Sayang Ibu
26 RSIA Frishdy Angel
27 RSU Charis Medika
28 RS Santa Elisabeth Sei Lekop
29 RS Hj Bunda Halimah
6 Jambi SK Nomor
292KEPGUBDISKES-422020
1 RS H Abdul Manap
2 RS Daud Arif Kuala Tungkal
3 RS Hanafie Bungo
4 RSHamba Batang Hari
5 RSHA Thalib Kerinci
7 Sumatera Selatan
SK Nomor 201KPTSDINKES2020
1 RSUD Palembang Bari
2 RS Umum Pertamin+H77H116a Plaju
3 RS Charitas Palembang
4 RS Umum Pelabuhan Palembang
5 RS AK Gani Palembang
6 RS Siloam Sriwajaya
7 RS Myra
8 RS Bhayangkara
9 RSI Siti Khodijah
105
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
10 RS Muhammadiyah
11 RS PT Pusri Medika
12 RS Bunda Palembang
13 RS Hermina Palembang
14 RSK Paru Provinsi Sumsel
15 RSUD Ogan Ilir
16 RSUD Prabumulih
17 RS Umum Pertamina Prabumulih
18 RS Umum AR Bunda Prabumulih
19 RSUD Dr HM Rabain Muara Enim
20 RS Bukit Asam
21 RSUD Sekayu
22 RSUD Bayung Lencir
23 RSUD Dr Sobirin Musi Rawas
24 RSUD Siti Aisyah Lubuklinggau
25 RS Siloam Lubuklinggau
26 RS AR Bunda Lubuklinggau
27 RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja
28 RS DKT Nosmir Baturaja
29 RS Santo Antonio Baturaja
30 RSUD Muaradua
31 RSUD Martapura
32 RSUD Gumawang
33 RS Panti Bhaktiningsih
34 RSI At-taqwa
35 RS DKT Lahat
36 RSUD Banyuasin
37 RS Hermina Opi
38 RSUD Besemah Kota Pagar Alam
39 RSUD Tebing Tinggi Kab Empat Lawang
40 RSUD Muara Rupit
41 RSUD Talang Ubi
42 RSUD Sungai Lilin
8 Bangka Belitung
18844203Dinkes2020
1 RSUD Dr (HC) Ir Soekarno
2 RSUD Sejiran Setason
3 RSUD Kab Bangka Selatan
4 RSUD Depati Bahrin
106
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
5 RSUD KabBangka Tengah
6 RSUD KabBelitung Timur
7 RS Siloam Bangka
8 RS Katolik Bhakti Wara
9 RS Kalbu Intan Medika
10 RS Gunung Manik
11 RS Almah
12 RS Utama
13 RS Arsani
14 RS Bakti Timah Muntok
15 RS Medika Stannia
16 RS Bakti Timah Pangkalpinang
17 RS Ibu dan Anak Muhaya
18 RS Ibu dan Anak Dzakirah
19 RS Ibu dan Anak Rona
9 Bengkulu SK Nomor L159Dinkes
tahun 2020
1 RSUD Curup
2 RSUD Mukomuko
3 RSUDHarapan dan Doa Kota Bengkulu
4 RSBhayangkara Jitra Kota Bengkulu
5 RS Tk IV Bengkulu
10 Lampung SK Nomor
G167V02HK2020
1 RSUD dr ADadi Tjokrodipo
2 RS Bhayangkara
3 RSTKIV020704
4 RSU Imanuel
5 RSU Urip Sumoharjo
6 RSU Pertamina Bintang Amin
7 RSU Graha Husada
8 RSU Bumi Waras
9 RSU Advent
10 RSU Menggala
11 RSU Natar Medika
12 RSUD Bandar Negara Husada
13 RSUD Sukadana
14 RSU Handayani
15 RSUD Demang Sepulau Raya
16 RSU Yukum Medical Center
17 RSUD Alimudin Umar
107
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
18 RSUD Ragab Begawe Caram
19 RSUD Tulang Bawang Barat
20 RSUD Zainal Abidin PA
21 RSUD Kotaagung
22 RSU Panti Secanti
23 RSUD MThohir
24 RSUD Pesawaran
25 RSUD Pringsewu
26 RSU Mitra Husada
11 DKI Jakarta On proses
1 RSUD Tarakan
2 RSUD Koja
3 RSKD Duren Sawit
4 RSU Pelni
5 RSU Pertamina Jaya
12 Jawa Barat SK Nomor 445Kep186-
Dinkes2020
1 RSUD Cibinong KabBogor
2 RSUD Ciawi KabBogor
3 RSUD Cibabat Kota Cimahi
4 RSUD Kota Bogor
5 RSUD Al-Ihsan ProvJawa Barat
6 RSU Bahyangkara Tk II Sartika Asih Kota Bandung
7 RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya
8 RSUD Singaparna Medika Citrautama KabTasikmalaya
9 RS Paru Prov Jawa Barat Kabirebon
10 RSUD Bayu Asih Kab Purwakarta
11 RSUD Karawang
12 RSUDSekarwangi KabSukabumi
13 RSUD KabSubang
14 RSUD Waled Kab Cirebon
15 RSUD Arjawinangun Kab Cirebon
16 RSUD 45 Kab Kuningan
17 RSUD Kab Bekasi
18 RSUD Sumedang
19 RSUD Kota Banjar
20 RSUD Kab Ciamis
21 RSUD Cideres Kab Majakengka
108
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
22 RSUD Majalaya
23 RS Lanud dr M Salamun Kab Bandung
24 RSUD Kota Depok
25 RSUDSayang Kab Cianjur
26 RSUDdr Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi
13 Banten SK Nomor 443Kep118-
Huk2020
1 RSUD Banten
2 RSUD Balaraja
3 RS Siloam Kelapa Dua
14 Jawa Tengah SK Gub Nomor 44542
Tahun 2020
1 RSUD Tugurejo Semarang
2 RSUD Salatiga
3 RSUD Ambarawa
4 RSUD Sunan Kalijaga Demak
5 RSUD Dr R Soedjati Grobogan
6 RSU Sultan Agung Semarang
7 RSU St Elizabeth Semarang
8 RSU Telogorejo Semarang
9 RSU Columbia Asia Semarang
10 RSU Tk III Bhakti Wira Tamtama Kota Semarang
11 RSU Bhayangkara Semarang
12 RSU Tk IV 040703 dr Asmir Salatiga
13 RSU Tk II dr Soedjono Magelang
14 RSUD RAA Soewondo Pati
15 RSUD RA Kartini Jepara
16 RSUD dr R Soetrasno Rembang
17 RSUD dr R Soetijono Blora
18 RSU Mardi Rahayu Kudus
19 RSUD Bendan Kota Pekalongan
20 RSUD Kajen Kab Pekalongan
21 RSUD Batang
22 RSUD Dr M Ashari Pemalang
23 RSUD Brebes
24 RSU Islam Harapan Anda Kota Tegal
25 RSUD Cilacap
26 RSUD Hj Anna Lasmanah Banjarnegara
27 RSUD dr R Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
109
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
28 RSUD Setjonegoro Wonosobo
29 RSUD Dr Soedirman Kab Kebumen
30 RSU Tk III Wijayakusuma Purwokerto
31 RSUD Kota Surakarta
32 RSUD Ir Soekarno Sukoharjo
33 RSUD Pandan Arang Boyolali
34 RSUD Bagas Waras Klaten
35 RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen
36 RSUD Karanganyar
37 RSUD Dr Soediran MS Wonogiri
38 RSU PKU Muh Surakarta
39 RSU Islam Klaten
40 RSU Kasih Ibu Surakarta
41 RS dr Oen Surakarta
42 RSU TkIV Slamet Riyadi Surakarta
43 RSUD Djojonegoro Temanggung
44 RSUD Dr Tjitrowardojo Purworejo
45 RSUD Muntilan Kab Magelang
15 Yogyakarta
Keputusan Gubernur DIY No 61Kep2020 tentang Penetapan RS Rujukan
Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging tanggal
17 Maret 2020
1 RSUD SLEMAN
2 RSUD PRAMBANAN
3 RS JIH
4 RS PANTI RINI
5 RS SAKINA IDAMAN
6 RS PKU MUH GAMPING
7 RS BHAYANGKARA POLDA DIY
8 RS UGM
9 RS Hermina
10 RSUD Wonosari
11 RS Panti Rahayu
12 RSPAU Harjolukito
13 RS Santa Elizabeth
14 RS PKU MUH Bantul
15 RS DRSutarto DKT
16 RS PKU MUH Yogyakarta
17 RS PANTI RAPIH
18 RS BETHESDA
19 RS PRATAMA Yogjakarta
110
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
20 RSJ GRHASIA
21 RSIY PDHI
22 RS SILOAM Yogjakarta
23 RSUD NYI Ageng Serang
16 Jawa Timur SK Nomor
188125KPTS0132020
1 RS Islam Siti Hajar Sidoarjo
2 RS Mitra Keluarga Waru
3 RS Siti Khodijah Sepanjang
4 RSU Anwar Medika
5 RSUDBangil
6 RSUD Dr R Soedarsono
7 RSUD Tongas
8 RSUD Dr Mohamad Saleh
9 RS Tk III Baladhika Husada
10 RS Bina Sehat
11 RSSakit Citra Husada
12 RSParu Jember
13 RSJember Klinik
14 RSUD Dr Haryoto Lumajang
15 RS Djatiroto
16 RSUDdr H Koesnadi Bondowoso
17 RSUD dr Abdoer Rahem
18 RSUDSyarifah Ambami Rato Ebu
19 RSUD Mohammad Zyn KabSampang
20 RSUD Dr H Slamet Martodirdjo
21 RSUDMohammad Noer Pamekasan
22 RSUD Dr H Moh Anwar
23 RSKatholik Saint Vincentius a Paulo (RKZ) Surabaya
24 Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan
25 RS Primasatya Husada Citra (PHC) Surabaya
26 RSUD Bhakti Dharma Husada
27 RS Islam Jemursari Surabaya
28 RS Siloam Surabaya
29 RS Umum Haji Surabaya
30 RS Premier Surabaya
31 RS Husada Utama Surabaya
111
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
32 RSBhayangkara Tk IISamsoeriMertojoso
33 RS Manyar Medical Centre
34 RS National Hospital
35 RS Royal Surabaya
36 RSTk III Brawijaya
37 RSAL Dr Ramelan
38 RSJiwa Menur Surabaya
39 RSUD Dr Moh Soewandhie Surabaya
40 RSUD Ibnu Sina Kab Gresik
41 RSUDDr Soegiri Lamongan
42 RS Muhammadiyah Lamongan
43 RSUD Prof Dr Soekandar
44 RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo
45 RSUD Kab Jombang
46 RSUD Kab Kediri
47 RSUD Gambiran
48 RS Muhammadiyah Ahmad Dahlan
49 RSUD Dr Soedomo Trenggalek
50 RS Tk II dr Soepraoen
51 RS Panti Waluya Sawahan
52 RS Lavalette
53 RSUD Kanjuruhan KabMalang
54 RSU Wava Husada
55 RS Prima Husada Malang
56 RSU Karsa Husada Batu
57 RS Daerah Mardi Waluyo Kota Blitar
58 RSUDNgudi Waluyo Wlingi
59 RSUD Nganjuk
60 RSUD Dr Soeroto Kab Ngawi
61 RSAUdrEfram Harsana LanudIswahjudi
62 RSUD dr Sayidiman Magetan
63 RSUD Caruban
17 Bali SK Nomor 25903-
BHK2020
1 RSUD Wangaya
2 RSUD Bali Mandara
3 RS Daerah Mangusada
4 RS Umum Universitas Udayana
5 RSU Negara
112
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
6 RSUD Klungkung
7 RS Pratam Giri Emas
18 Nusa
Tenggara Barat
SK Nomor 445-313 tahun 2020
1 RSUD Kota Mataram
2 RSU Universitas MATARAM
3 RSAD REM WIRABHAKTI
4 RS HARAPAN KELUARGA
5 SILOAM HOSPITALS Mataram
6 RSUD PATUT PATUH PATJU
7 RSUD Praya
8 RSUD KabLombok Utara
9 RSUD ASY-SYIFA Sumbawa Barat
10 RSUD Dompu
11 RS AWET MUDA NARMADA
19 Nusa
Tenggara Timur
SK Nomor 120KEPHK2020
1 RSUD SK Lerik Kupang
2 RS Bhayangkara Tk III Kupang
3 RS Tk III Wirasakti Kupang
4 RS Siloam Kupang
5 RSUD Soe
6 RSUD Kefamenanu
7 RSU Penyangga Perbatasan Betun
8 RSUD dr Hendrikus Fernandez Larantuka
9 RSUD Bajawa
10 RSUD dr Ben Mboi Ruteng
11 RS Siloam Labuan Bajo
20 Kalimantan
Barat SK No370DINKES2020
1 RSUD Sultan Syarif Mohammad Alkadri
2 RS Bhayangkara Anton Soedjarwo
3 RS UNTAN Pontianak
4 RS TKII artika Husada
5 RSUD drRubini
6 RSU Harapan Bersama
7 RSUD Bengkayang
8 RSUD Sambas
9 RSUD Pemangkat
10 RSUD DrAchmad Diponegoro
113
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
11 RSUD MTHDjaman Kab45Sanggau
21 Kalimantan Tengah
SK Nomor 18844212020 1 RSUD Muara Teweh
22 Kalimantan
Selatan SK Nomor
18840207KUM2020
1 RSUD Dr H Moch Ansari Saleh
2 RSUD Idaman Banjarbaru
3 RSUD Brigjen H Hasan Basry Kandangan
23 Kalimantan
Timur SK Nomor 445K2362020
1 RSUD Inche Abdoel Moeis
2 RSUD Beriman Balikpapan
3 RS Tk II Dr R Hardjanto
4 RSUD Ratu Aji Putri Botung
5 RSUD Kudungga
6 RSUD Harapan Insan Sendawar
7 RSUD Dr Abdul Rivai
24 Kalimantan Utara
SK No18844K2642020 1 RSUD Nunukan
25 Sulawesi
Utara SK Nomor 102 Tahun 2020
1 RSUD Liun Kendage Tahuna
2 RSUD Noongan
3 RSUD Bitung
4 RSUD Maria Walanda Maramis
5 RSTK II R W Mongisidi
6 RSUD Talaud
7 RS Bergerak Kab Sitaro
8 RSUD Tagulandang
9 RSUD Bolaang Mongondow Selatan
10 RSUD Datoe Binangkang
11 RSUD Bolaang Mongondow Utara
12 RSUD Anugerah Tomohon
26 Gorontalo
27 Sulawesi
Barat SK Nomor
1884172SULBARIII2020 1 RSUD Kab Polewali mandar
28 Sulawesi Tengah
SK Nomor 445126DisKes-
GST2020
1 RSUD Morowali
2 RSUD Poso
3 RSUD Anuntaloko Parigi
4 RSUD Madani Palu
5 RS Budi Agung Palu
29
Sulawesi Selatan
1 RSUD KH Hayyung Kepulauan Selayar
2 RSUD HA Sulthan Daeng Radja
114
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
3 RSUD Prof Dr HM Anwar
4 RSUD Lanto Daeng Pasewang
5 RSUD H Padjonga Dg Ngalle Takalar
6 RSUD Syehk Yusuf Gowa
7 Rumkit Tk IV DR M Yasin
8 RSUD Tenriawaru Bone
9 RSUD Salewangang Maros
10 RSUD Batara Siang
11 RSUD Barru
12 RSUD Latemmamala Soppeng
13 RSUD Lamaddukkelleng
14 RSUD Nene Mallomo
15 RSUD Arifin Numang
16 RSUD Lasinrang Pinrang
17 RSUD Massenrempulu
18 RSUD Sawerigading
19 RSUD Andi Djemma Masamba
20 RSUD I Lagaligo
21 RS Kepolisian Bhayangkara
22 RSAL Jala Ammari Makassar
23 RS Khusus Daerah Dadi
24 RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah
25 RSUD Haji Makassar
26 RSUD Daya Kota Makassar
27 RS Tk IV 070703 Dr Sumantri
28 RSUD Batara Guru
29 RS Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi
30 RSUD Siwa
31 RSUD Sayang Rakyat
32 RS AU dr Dody Sardjoto
33 RS Universitas Hasanuddin
34 RS Akademis Jaury
35 RS Stella Maris
36 RS Islam Faisal
37 RS Awal Bros Makassar
38 RS Siloam Makassar
115
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
39 RS Ibnu Sina Makassar
30 Sulawesi Tenggara
SK Nomor 202 Tahun 2020
1 RSUD Kota Kendari
2 RSUD Unaaha Kab Konawe
3 RSUD kab Konawe Selatan
4 RSUD Benyamin Guluh Kab Kolaka
5 RSUD Kota Bau Bau
6 RSUD Raha Kab Muna
31 Maluku SK Gub Nomor 158 Tahun
2020
1 RS TKII dr Latumeten
2 RS Bhayangkara
3 RS AL drFX Soehardjo
4 RS Sumber Hidup
5 RS drIshak Umarella
6 RSUD Saparua
7 RSUD Masohi
8 RSUD Piru
9 RSUD Bula
10 RSUD Namlea
11 RSUD Namrole
12 RSUD PP Magreti
13 RSUD Maren Hi Noho Renuat
14 RSUD Karel Sadsiutubun
15 RSUD Cendrawasih
16 RSUD Tiakur
32 Maluku Utara SK Nomor
291KPTSMU2020
1 RSUD Soasio
2 RSUD Tobelo
3 RSUD Labuha
4 RSUD Jailolo
5 RSUD Kab Pulau Morotai
6 RSUD Sanana
33 Papua On Proses
1 RSUD Abepura Rujukan Khusus Jiwa Provinsi
2 RSK Jiwa Abepura
3 RSU TNI AD Marthen Indey
4 RSU POLRI Bhayangkara
5 RSU Provita
6 RSU Dian Harapan
7 RSU TNI AL Soedibio Sardadi
116
No PROVINSI SK Gubernur No
RS RUJUKAN SK Gubernur
8 RSUD Yowari
9 RSUD Biak
10 RSUD Wamena
11 RSUD Nabire
12 RSUD Paniai
13 RSUD Timika
14 RSUD Merauke
15 RSUD Mappi
16 RSUD Koya
34 Papua Barat SK Nomor 4408432020
1 RSUD Kab Fakfak
2 RSUD Kab Kaimana
3 RSUD Kab Teluk Wondama
4 RSUD Kab Teluk Bintuni
5 RSUD Scoloo Keyen
6 RSUD Kab Raja Ampat
7 RSUD Sele Be Solu
8 RSAL dr Azhar Zahir
9 RSAL dr R Oetojo
10 RS Tk IV 180702 JA Dimara
11 RS Tk IV dr Aryoko
12 RS Bhayangkara Lodewijk Mandacan
117
Lampiran 8
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
1 SOP Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri)
Langkah-Langkah Pemakaian Alat Pelindung Diri 1 Lepaskan semua perlengkapan pribadi (Perhiasan jam Hp pulpen dll) 2 Kenakan scrub suit dan sepatu boot karet di ruang ganti 3 Pindah ke area bersih di pintu masuk unit isolasi 4 Pastikan bahwa semua ukuran perangkat APD sudah benar dan kualitasnya sesuai 5 Melakukan prosedur mengenakan APD di bawah bimbingan dan pengawasan pengamat
terlatih (kolega) 6 Mencuci tangan hingga bersih 7 Kenakan sarung tangan (sarung tangan pemeriksaan nitril) 8 Kenakan baju steril 9 Kenakan masker penutup mulut 10 Kenakan pelindung wajah atau kacamata 11 Kenakan penutup kepala dan leher topi bedah yang menutupi leher dan sisi kepala
(disarankan dengan pelindung wajah) atau tudung 12 Kenakan celemek tahan air sekali pakai (jika tidak tersedia gunakan celemek berbahan berat
atau celemek tahan air yang dapat digunakan kembali)
118
13 Kenakan sepasang sarung tangan (lebih disarankan sarung tangan yang panjang) di atas manset
2 SOP Pelepasan APD
Langkah-Langkah Pelepasan Alat Pelindung Diri 1 Lepaskan celemek tahan air dan buang untuk keselamatan Untuk apron yang bisa
digunakan kembali letakkan di wadah yang berisi desinfektan 2 Jika mengenakan sepatu luar lepaskan dengan tetap Anda menggunakan sarung tangan
(jika memakai sepatu karet lihat langkah 4) 3 Lepaskan jubah dan sarung tangan dengan cara gulung kearah luar dan buanglah ke tempat
yang aman 4 Jika menggunakan sepatu karet lepaskan kedua sepatu (idealnya menggunakan boot
remover) tanpa menyentuhnya dengan tangan Anda Tempatkan sepatu dalam wadah disinfektan
5 Mencuci tangan membersihkan tangan 6 Jika mengenakan penutup kepala lepaskanlah dimulai dari belakang kepala 7 Melepaskan pelindung muka
a Lepaskan pelindung wajah atau kacamata (dari belakang kepala) Tempatkan pelindung mata ke dalam wadah terpisah untuk diproses ulang
b Lepaskan masker dimulai dari belakang kepala Saat melepaskan masker lepaskan ikatan tali pertama dan tali berikutnya
119
8 Mencuci tangan membersihkan tangan
3 SOP Pengambilan Spesimen COVID-19
Sebelum kegiatan pengambilan specimen dilaksanakan harus memperhatikan universal
precaution atau kewaspadaan universal untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari
pasien ke paramedic maupun lingkungan sekitar Hal tersebut meliputi
1 Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabundesinfektan SEBELUM dan
SESUDAH tindakan
2 Menggunakan APD
Melihat situasi saat ini mekanisme penularan masih dalam investigasi maka APD yang
digunakan untuk pengambilan specimen adalah APD lengkap dengan menggunaan
masker minimal N95
A Bahan Pengambilan Spesimen
1 Form Pengambilan Spesimen (lampiran 6)
Dapat ditambah daftar nama pasien (supaya saat pengambilan tidak terjadi kesalahan)
jika pasien lebih dari satu
2 Spesimen Saluran Pernapasan
a Viral Transport Media (VTM)
Dapat digunakan dengan beberapa merk komersil yang sudah siap pakai atau
dengan mencampur beberapa bahan (Hanks BBS Antifungal dan Antibiotik
dengan komposisi tertentu) untuk disatukan dalam satu wadah steril
b Swab Dacron atau Flocked Swab
c Tongue Spatel
d Kontainer Steril untuk Sputum
e Parafilm
f Plastik Klip
g Marker atau Label
3 Spesimen DarahSerum
a Spuit disposable 3ml atau 5 ml atau Sistem Vacutainer
b Wing needle (jika diperlukan)
c Kapas alkohol 70
d Kapas Kering
e Vial 18 ml atau tabung tutup ulir (wadah Spesimen Serum)
f Marker atau Label
4 Bahan PengepakanPengiriman Spesimen
a Ice pack dan Cold Box (diutamakan sudah menggunakan Sistem tiga lapis)
b Label Alamat
c LakbanPerekat
B Tata Cara Pengambilan Spesimen Nasofaring
1 Persiapkan cryotube yang berisi 15 ml media transport virus (Hanks BSS +
Antibiotika) dapat juga digunakan VTM komersil yang siap pakai (pabrikan)
2 Berikan label yang berisi Nama Pasien dan Kode Nomer Spesimen Jika label
bernomer tidak tersedia maka Penamaan menggunakan MarkerPulpen pada
bagian berwarna putih di dinding cryotube (Jangan gunakan Medium Hanks Bila
telah berubah warna menjadi Kuning)
120
3 Gunakan swab yang terbuat dari dacronrayon steril dengan tangkai plastik atau
jenis Flocked Swab (tangkai lebih lentur) Jangan menggunakan swab kapas
atau swab yang mengandung Calcium Alginat atau Swab kapas dengan tangkai
kayu karena mungkin mengandung substansi yang dapat menghambat
menginaktifasi virus dan dapat menghambat proses pemeriksaan secara
molekuler
4 Pastikan tidak ada Obstruksi (hambatan pada lubang hidung)
5 Masukkan secara perlahan swab ke dalam hidung pastikan posisi swab pada
septum bawah hidung
6 Masukkan swab secara perlahan-lahan ke bagian nasofaring
Sumber New England Journal of Medicine
Gambar XX Lokasi Pengambilan Nasofaring
7 Swab kemudian dilakukan gerak memutar secara perlahan
8 Kemudian masukkan sesegera mungkin ke dalam cryotube yang berisi VTM
Sumber Dokumentasi Balitbangkes
Gambar 52 Pemasukkan Swab ke dalam VTM
9 Putuskan tangkai plastik di daerah mulut cryotube agar cryotube dapat ditutup
dengan rapat
10 Pastikan label kode spesimen sesuai dengan kode yang ada di formulir
11 Cryotube kemudian dililit parafilm dan masukkan ke dalam Plastik Klip Jika ada
lebih dari 1 pasien maka Plastik Klip dibedakanterpisah Untuk menghindari
kontaminasi silang
121
Sumber Dokumentasi Balitbangkes
Gambar XX Pengemasan Spesimen
C Tata Cara Pengambilan Spesimen Sputum
Pasien berkumur terlebih dahulu dengan air kemudian pasien diminta mengeluarkan
dahaknya dengan cara batuk yang dalam Sputum ditampung pada wadah steril
yang anti bocor Pengambilan sampel sputum dengan cara induksi dapat
menimbulkan risiko infeksi tambahan bagi petugas kesehatan
D Tata Cara Pengambilan Spesimen Serum
Sampel serum berpasangan diperlukan untuk konfirmasi dengan serum awal
dikumpulkan di minggu pertama penyakit dan serum yang kedua idealnya
dikumpulkan 2-3 minggu kemudian Jika hanya serum tunggal yang dapat
dikumpulkan ini harus diambil setidaknya 14 hari setelah onset gejala untuk
penentuan kemungkinan kasus
Anak-anak dan dewasa dibutuhkan whole blood (3-5 mL) dan disentrifus untuk
mendapatkan serum sebanyak 15-3 mL Sedangkan untuk bayi Minimal 1 ml whole
blood diperlukan untuk pemeriksaan pasien bayi Jika memungkinkan
mengumpulkan 1 ml serum
4 Pengepakan Spesimen
Spesimen pasien dalam pengawasan probabel atau dikonfirmasi harus dilakukan
tatalaksana sebagai UN3373 Substansi Biologis Kategori B ketika akan
diangkutditransportasikan dengan tujuan diagnostik atau investigasi Semua spesimen
harus dikemas untuk mencegah kerusakan dan tumpahan Adapun sistem yang
digunakan adalah dengan menggunakan tiga lapis (Three Layer Pacakging) sesuai
dengan pedoman dari WHO dan International Air Transport Association (IATA)
122
Sumber WHO-Guidance on regulations for the transport of infectious substances 2019ndash
2020
Gambar XX Contoh Pengepakan Tiga Lapis
Spesimen dari pasien yang diduga novel coronavirus harus disimpan dan dikirim pada
suhu yang sesuai Spesimen harus tiba di laboratorium segera setelah pengambilan
Penanganan spesimen dengan tepat saat pengiriman adalah hal yang sangat penting
Sangat disarankan agar pada saat pengiriman spesimen tersebut ditempatkan di dalam
cool box dengan kondisi suhu 2-8oC atau bila diperkirakan lama pengiriman lebih dari
tiga hari spesimen dikirim dengan menggunakan es kering (dry ice)
5 Pengiriman Spesimen
Pengiriman spesimen orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan
dilakukan oleh petugas rumah sakitdinas kesehatanlaboratorium kesehatan lainnya
dengan menyertakan formulir pemeriksaan spesimen pasien dalam pengawasanorang
dalam pemantauan Sedangkan pengiriman spesimen pada kontak erat harus
menyertakan salinan formulir pemantauan harian
Pengiriman ke laboratorium penerima harus memberikan informasi pengiriman spesimen
ke PHEOC Untuk wilayah di luar Jakarta pengiriman spesimen dapat dilakukan
menggunakan jasa kurir door to door Pada kondisi yang memerlukan pengiriman port to
port dapat melibatkan petugas KKP setempat Pengiriman port to port hanya dilakukan
jika spesimen dikirim ke Balitbangkes oleh petugas Ditjen P2P berkoordinasi dengan
PHEOC Ditjen P2P
Pengiriman spesimen sebaiknya dilakukan paling lama 1x24 jam Spesimen dikirim dan
ditujukan ke Laboratorium pemeriksa COVID-19 sesuai dengan wilayah masing-masing
(lampiran XX) Sesuai KMK Nomor HK0107MENKES2142020 tentang Jejaring
Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
6 Konfirmasi Laboratorium
Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan COVID-19 dilakukan
dengan menggunakan metode RT-PCR dan sekuensing Adapun algoritma
pemeriksaannya adalah sebagai berikut
Gambar Alur Pemeriksaan Spesimen COVID-19
123
Spesimen yang tiba di laboratorium akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan orang dalam
pemantauan dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-
PCR dan sekuensing Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain
tetapi negatif COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak
erat atau riwayat perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan
ulang Karena kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui
Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil
positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi
Prof Dr Oemijati ndash Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan
Litbabangkes dan Dirjen P2P cq PHEOC untuk kemudian diteruskan ke Emergency
Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan dan diteruskan ke Pusdalop BNPB
PHEOC mengirimkan hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang
merawat kasus Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai
pihak terkait agar dapat berkoordinasi lebih lanjut Jika hasil pemeriksaan laboratorium
positif IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam
7 SOP Pemasukkan Obat di Indonesia
a SOP Special Access Scheme (SAS)
b Alur SAS Obat Program
1 Instansi pemerintah pemilik program membuat surat permohonan ijin
pemasukan obat donasi melalui SAS ke Ditjen farmalkes
2 Industri farmasi yang ditunjuk sebagai importir membuat surat permohonan
atas dasar surat dari Instansi Pemerintah penerima donasi dan ditujukan ke
Ditjen Farmalkes
3 Ditjen Farmalkes akan mengevaluasi dokumen yang disubmit dan akan
menerbitkan surat SAS
4 Surat SAS akan diberikan ke Instansi pemerintah pemilik program dan
ditembuskan ke industri farmasi selaku importir untuk proses clearence obat
yang dikirim di bea cukai
5 Obat akan diberikan kepada pemilik program untuk di distribusikan
Permohonan SAS dari ProgramIF
Proses Penerbitan Persetujuan SAS di
BPOM
10 hari kerja
Proses upload ke INSW (Indonesia national
single window)amp Clearance Bea Cukai
Proses Rilis di BPOM
10 Hari Kerja
Pendistribusian ke Daerah pandemik
Pelaporan efek samping
124
Lampiran 9
KOMANDO KENDALI KOORDINASI DAN KOMUNIKASI
a Komando
Komando selama operasi dalam koordinasi BNPB
b Kendali
Kendali taktis selama operasi berada pada Komandan Penanggulangan Bencana
wabah COVID-19 (BNPB)
c Pos Komando
Kedudukan Pos Komando selama operasi berada di Pusdalop BNPB
Jl Pramuka No38 RT11RW5 Utan Kayu Utara Kec Matraman Kota Jakarta Timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13120
d Komunikasi
1) Call Center BNPB helliphelliphellip 119
3) Email helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
4) Faksimile helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip
e Website httpswwwcovid19goid
Lampiran 10
Informasi website lainnya
httpsinfeksiemergingkemkesgoid
httpsehatnegerikukemkesgoid
Dinas Kesehatan Provinsi dengan informasi COVID-19
Data pertanggal 26 Maret 2020
1 ACEH httpsdinkesacehprovgoid httpscovid19acehprovgoid
2 SUMATERA UTARA httpsumutcovid19id
3 SUMATERA BARAT httpscoronasumbarprovgoid
4 RIAU httpscoronariaugoid
5 JAMBI httpcoronajambiprovgoid
6 SUMATERA SELATAN httpdinkessumselprovgoidcovid19-sumsel
7 BENGKULU httpsdinkesbengkuluprovgoid
8 LAMPUNG httpsdinkeslampungprovgoid
9 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG httpdinkesbabelprovgoid
125
10 KEPULAUAN RIAU httpcoronakepriprovgoiddata
11 DKI JAKARTA httpscoronajakartagoid
12 JAWA BARAT httpspikobarjabarprovgoid download Android Apps
httpsplaygooglecomstoreappsdetailsid=idgojabarprovpikobar
13 JAWA TENGAH httpjatengprovgoidcorona
14 DI YOGYAKARTA httpcoronajogjaprovgoid httpcoronajogjaprovgoidmap-
covid-19-diy
15 JAWA TIMUR httpsdinkesjatimprovgoid
16 BANTEN httpsinfocoronabantenprovgoid
17 BALIhttpswwwdiskesbaliprovgoidhttpcovid19denpasarkotagoid
httpinfocovid19bulelengkabgoid
18 NUSA TENGGARA BARAT httpscoronantbprovgoid
19 NUSA TENGGARA TIMUR httpsdinkesnttprovgoid
20 KALIMANTAN BARAT httpsdinkeskalbarprovgoidcovid-19
21 KALIMANTAN TENGAH httpsdinkeskaltenggoid
22 KALIMANTAN SELATAN httpdinkeskalselprovgoid
23 KALIMANTAN TIMUR httpdinkeskaltimprovgoid
24 KALIMANTAN UTARA
25 SULAWESI UTARA httpdinkessulutprovgoid httpcoronasulutprovgoid
26 SULAWESI TENGAH httpsdinkessultengprovgoidcategorycovid-19
27 SULAWESI SELATAN httpsdinkessulselprovgoid httpscovid19sulselprovgoid
28 SULAWESI TENGGARA httpsdinkessultraprovgoid
29 GORONTALO httpsdinkesgorontaloprovgoid
30 SULAWESI BARAT httpsdinkessulbarprovgoid
31 MALUKU httpscoronamalukuprovgoid
32 MALUKU UTARA httpcoronamalutprovgoid
33 PAPUA BARAT httpsdinkespapuabaratwordpresscom
34 PAPUA httpsdinkespapuagoid
Dinas Kesehatan KabupatenKota dengan Informasi Covid-19
NO PROVINSI KABUPATENKOTA WEBSITE
Sumatera Barat Kota Padang httpcoronapadanggoid Sumatera Utara Kota Medan httpscovid19pemkomedangoid Kota Binjai httpbinjaimelawancovid19binjaikotagoid
Kab Deli Serdang httpscovid19deliserdangkabgoid
Kota Tebing Tinggi httpscovid19tebingtinggikotagoid Kab Langkat httpscoronainfolangkatkabgoid Kab Tapanuli Selatan httpscovid19tapselkabgoid
126
Kab Karo httpscovid19karokabgoid Kepulauan Riau Kota Batam httpslawancoronabatamgoid Jawa Barat Kota Bandung httpscovid19bandunggoid Kota Bogor httpcovid19kotabogorgoid
Kota Depok httpsccc-19depokgoid Kota Bekasi httpscoronabekasikotagoid
Jawa Timur Kota Surabaya httpslawancovid-19surabayagoid
Kab Probolinggo httpssiagacovid19probolinggokabgoid Jawa Tengah Kota Semarang httpssiagacoronasemarangkotagoid Kab Kudus httpscoronakuduskabgoid Kab Kediri httpcovid19kedirikabgoid
Lampiran 11
Daftar Singkatan Dan Istilah
APSED The Asia Pacific Strategy for Emerging Diseases and Public Health
Emergencies
BKSLN Biro Kerja Sama Luar Negeri
BTDK Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan
CFR Case Fatality Rate
COVID-19 Corona Virus Disease 2019
DRT Disaster Response Teams
EOC Emergency Operations Centres
GMP Good Manufacturing Practice
IHR International Health Regulation
ILI COVID-19 Infection Like Illness
INSW Indonesia National Single Window
KLB Kejadian Luar Biasa
KPA Kuasa Pengguna Anggaran
LET The Logistics Emergency Teams
NCC National Command Center
PDB Penanganan Darurat Bencana
PHEIC Public Health Emergencies of International Concern
PHEOC Public Health Emergency Operations Centre
POSPENAS Pos Pendamping Nasional
127
PPE Personal Protective Equipment
PSC Public Safety Center
SARI Severe Acute Respiratory Infection
SAS Special Access Scheme
SKDR Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon
TIPRA Tools for COVID-19 Risk Assessment
TSM Tim Sentra Media
TPK Tim Promosi Kesehatan
WHA World Health Assembly
WHO World Health Organization
128
Lampiran 12
Prinsip Penanggulangan
Komponen Siaga Darurat Tanggap Darurat Rehabilitasi
Komando dan
Koordinasi Membentuk Tim
Tanggap COVID-19 dan
mengaktifkan Posko
COVID-19 Panel ahli
Tim Gerak Cepat di
semua tingkatan
Menyusun Rencana
Aksi Pengendalian dan
respon COVID-19 lintas
sektor dan testing
Surat kewaspadaan
COVID-19 kepada
seluruh fasilitas
kesehatan dan
multisektor lainnya
Eskalasi respon posko
Tanggap Darurat COVID-19
di setiap tingkatan
Menyusun dan
melaksanakan rencana
operasi COVID-19
Monitoring pelaksanaan
respon COVID-19
Berkoordinasi dengan mitra
organisasi Internasional
untuk bantuan Internasional
Surat peningkatan
kewaspadaan kepada
seluruh sektor dan setiap
tingkatan
Monitoring
informasi dari
WHO
Kementerian
Kesehatan
BNPB dan
Media Massa
terkait
perkembangan
bencana
wabah COVID-
19
Memberikan
Informasi
kepada
Masyarakat
Tanggap
Darurat telah
berakhir
Rehabilitasi
Fasilitas umum
untuk boleh
diaktifkan
kembali
Melaksanakan
pemulihan
Ekonomi Dini
Memberikan
pendampingan
dukungan
kesehatan jiwa
dan psikososia
Melakukan
pemulihan
sarana dan
prasarana
layanan publik
dan
memastikan
berfungsi
Surveilans
dan
laboratorium
Deteksi sinyal bencana
wabah COVID-19 melalui
penguatan sistem
surveilans epidemiologi
Surveilans ILISARI
pneumonia baik di
fasilitas layanan
kesehatan pemerintah
maupun swasta melalui
SKDR event-based
surveillance pelacakan
kasus pelaporan dan
diseminasi data
Pelacakan kontak dapat
bekerjasama dengan
PMI kader dan sektor
lainnya yang terlatih
Kaji cepat analisis risiko
penguatan sistem
laboratorium untuk
mendeteksi virus berupa
pengambilan specimen
dan pemeriksaan PCR
dan whole genom
sequencing
Identifikasi dan
penguatan laboratorium
yang dapat melakukan
pemeriksaan COVID-19
Kaji cepat dan analisis risiko
terhadap lokasi dampak
kerugian dan sumber daya
Percepatan penyelidikan
epidemiologis pelacakan
manajemen dan monitoring
kontak
Rumah sakit melakukan
pelaporan harian COVID-19
kepada PHEOC yang
dilanjutkan ke Pusdalop
Apabila ada keterbatasan
kapasitas pemeriksaan
laboratorium pada daerah
dengan penyebaran infeksi
luas dilakukan sampling
pemeriksaan laboratorium
dan pada pasien yang parah
dan sistem sentinel Pada
daerah baru yang melaporkan
kasus COVID-19 baru
dilakukan pemeriksaan
laboratorium sesuai pedoman
nasional
129
Respon
medis
pengendalian
infeksi
Melakukan manajemen
isolasi manajemen
kasus COVID-19 dan
melakukan pelacakan
kontak COVID-19
Memfungsikan dan
memperkuat Rumah
Sakit rujukan yang
ditunjuk oleh Kemenkes
di Jakarta (terlampir)
dan menyiapkan rumah
sakit tambahan dan
Gedung tambahan yang
dapat dialihfungsikan
menjadi pusat
perawatan COVID-19
apabila diperlukan RS
mereview kebutuhan
dan siap untuk
mengaktifkan rencana
kesiapsiagaan
pandemic di Rumah
Sakit apabila diperlukan
Pemenuhan logistik Alat
Pelindung Diri (APD)
obat suportif bahan
medis habis pakai dan
untuk pemeriksaan
laboratorium (VTM
Swab cold chain dll)
Review kesiapsiagaan
pandemi di Rumah sakit
Rujukan medis
pemeriksaan pengobatan
perawatan dan isolasi
penderita termasuk tindakan
karantina
Rumah sakit rujukan yang
ditunjuk berfungsi sebagai
pusat perawatan COVID-19
(terlampir) Rumah sakit
tersebut mengaktifkan
rencana kesiapsiagaan dan
respon pandemi di rumah
sakit
Penambahan rumah sakit
rujukan COVID-19
Menyiapkan gedung yang
dialihfungsikan untuk pusat
perawatan COVID-19
(Wisma Atlit)
Pada kondisi kapasitas
fasilitas kesehatan yang
terbatas kasus ringan
dirawat dirumah kasus
dengan faktor risiko dan
kasus berat dirawat di
rumah sakit
secara normal
Melanjutkan
pesan hidup
bersih dan
sehat terutama
menjaga
kebersihan
tangan dan
etika batuk
Melanjutkan
upaya
surveilans
ketat ILISARI
dan
pneumonia
dengan
menerapkan
pelaporan nol
rdquozero
reportingrdquo
surveilans
ketat dan
melakukan
pemantauan
tren dan
klaster
Komunikasi
Risiko dan
Pelibatan
Masyarakat
Strategi komunikasi
risiko dan pelibatan
masyarakat melibatkan
relawan organisasi
sosial tokoh agama
tokoh masyarakat dan
sektor pendidikan
Identifikasi saluran untuk
pelibatan masyarakat
termasuk hotline media
social dan kelompok
masyarakat
Melaksanakan komunikasi
risiko dengan pelibatan
masyaraakt multisektor
termasuk sektor
PendidikanEskalasi hotline
dan menggunakan jalur
aplikasi elektronik lainnya
seperti Halodoc Gojek dll
Pelatihan relawan dan
tenaga kesehatan dalam
penanganan respon
Memanfaatkan mekanisme
pelibatan masyarakat yang
ada
Penjangkauan dan pelibatan
masyarakat rentan
Intervensi Menghitung kebutuhan
medis dan APD dan
Eskalasi pengadaan dan
distribusi APD dan supply
130
pharmasi membuat rencana
pengadaan supply dan
distribusi
Pengadaan kebutuhan
APD untuk stockpile
medis lainnya Memastikan
berjalannya SAS untuk
bantuan logistik dari luar
Intervensi non
pharmasi Sektor esensial
melakukan review
Bussiness Continuity
Planning
(keberlangsungan usaha)
sehingga dapat tetap
berfungsi operasional
apabila situasi
berlangsung lebih buruk
Dukungan kesehatan
jiwa dan psikososial
Sektor esensial menerapkan
Bussiness Continuity
Planning (Keberlangsungan
Usaha) agar sektor esensial
tetap dapat
berlangsungPengamanan
masyarakat
Kebutuhan pokok dan
pangan yang terjamin untuk
daerah yang terdampak
Memastikan masyarakat
mendapatkan akses
dukungan kesehatan jiwa
dan psikososial
131
Lampiran 13
Indikator
INDIKATOR Target Verifikasi Pencapaian Indikator Waktu
Pengukuran
Pj
PERENCANAAN ANALISIS SITUASI
Review Rencana Operasi setiap
minggu
Pelaksanaan komando dan koordinasi
dengan stakeholder setiap minggu
melibatkan multisektor termasuk
organisasi Internasional dan partner
100
100
Review dokumen rencana operasi
mingguan
Review dokumen hasil pertemuan
(notulensi) mingguan
disebarluaskan dan ditindaklanjutin
Mingguan
(Setiap
harihelliphellip)
Mingguan
(Setiap
harihelliphellip)
LOGISTIK
Kelengkapan dan ketepatan laporan
mingguan logistik dari BPBD ke
Pusdalop untuk Kapasitas dan
Kebutuhan Jumlah kapasitas tempat
tidur COVID-19 Jumlah ICU Jumlah
Ventilator Petugas kesehatan (dokter
perawat petugas surveilan petugas
monitoring APD VTM Swab dan
supply medis lainnya sesuai formulir
pelaporan logistik) BPBD
menghimpun data dari Dinkes dan
lintas sektor lainnya
100 Review laporan mingguan logistik
yang lengkap dan tepat
Mingguan
(Setiap harihelliphelliphellip)
Permintaan logistik dari daerah
terpenuhi minimal dalam 3 hari
80 Review dokumen tanda terima
logistik dari daerah (3hari dari
permintaan dari daerah diterima)
Per bulan
(pada
minggu ke-4)
Suplai logistik untuk kebutuhan
pangan pokok di daerah terdampak
yang terpenuhi
100 - Laporan Monitoring supply
logistik melalui laporan intelejen
(BIN) yang didapatkan dari
lapangan media
- Tidak ada kenaikan harga hellip
untuk kebutuhan pangan pokok
- Tidak ada laporan kerusuhan
karena kekurangan pangan
esensial di daerah terdampak
Per bulan
(Pada
minggu ke-4)
Dashboard untuk laporan logistik yang
menggambarkan real time stok
Tersedia
Tersedianya Dashboard laporan
logistik yang operasional
Minggu
pertama April
2020
OPERASI
PENCEGAHAN
Media massa dan elektronik
menyiarkan pesan inti COVID-19
kepada masyarakat
80 Review laporan media monitoring Mingguan
(setiap hari
hellip)
132
Kantor yang memberlakukan ldquobekerja
dari rumahrdquo
80 Review laporan intelejen
kementerian tenaga kerja untuk
kantor yang memberlakukan
ldquobekerja di rumahrdquo
MIngguan
(setiap
harihellip)
Sekolah dan Universitas
memberlakukan pembelajaran online
100 Review laporan dari kementerian
Pendidikan untuk Universitas yang
melakukan pembelajaran online
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tidak ada acara pertemuan besar
yang melibatkan orang banyak
(contohnya konser pernikahan pesta
festival)
100 Review laporan intelejen acara
pertemuan besar dan tindakan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Masyarakat kontak erat COVID-19
melakukan isolasi mandiri di rumah
selama 14 hari
100 Review laporan monitoring kontak
erat
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tempat-tempat hiburan tutup dan tidak
beroperasi
100 Review laporan intelejen mengenai
operasi tempat hiburan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tempat perbelanjaan tutup pada jam 8
malam
80 Review laporan monitoring polisi
mengenai tempat perbelanjaan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Angkutan massal (bus kereta api
MRT) mengangkut penumpang
dengan jumlah terbatas dengan jarak 1
meter antar penumpang
80 Review laporan monitoring intelejen
petugas dari
kementeriantransportasi mengenai
pemantauan angkutan masal
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tempat ibadah seperti gereja masjid
dan pura tidak melaksanakan kegiatan
peribadatan yang melibatkan orang
banyak di tempat ibadah
80 Review laporan intelejen mengenai
operasi tempat hiburan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Sektor esensial tetap berfungsi
Yang termasuk sektor esensial
Pelayanan kesehatan listrik
telekomunikasi bahan bakar
kebutuhan pangan pabrik untuk
produksi APD
100 Review laporan dari perusahaan
esensial yang dikompilasi oleh
Kementerian industri dan tenaga
kerja (Bisa dikompilasi oleh BIN)
Mingguan
(setiap
harihellip)
PENANGGULANGAN WABAH
SURVEILANS
Laporan rumor COVID-19 diverifikasi
dalam waktu 24 jam
100 Review laporan log Verifikasi rumor
harian tersedia
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kontak kasus konfirmasi COVID-19
yang dilakukan PE
75 Review laporan PE yang tersedia
dari laporan list kontak kasus
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kontak kasus terdeteksi yang
termonitor
100 Review laporan monitoring harian
kontak kasus tersedia
Mingguan
(setiap
133
harihellip)
Surveilans ILI dan pneumonia (SKDR)
yang terverifikasi
80 Review laporan Verifikasi ILI dan
pneumonia SKDR
Mingguan
(setiap
harihellip)
Dinkes Provinsi mengirimkan
kelengkapan dan ketepatan laporan
harian ke PHEOC
100 Review laporan harian COVID-19
dari DInkes provinsi tersedia di
PHEOC
Mingguan
(setiap
harihellip)
IHR National Focal Point (NFP)
mengirimkan notifikasi IHR kasus
konfirmasi COVID-19 kepada WHO
dalam 24 jam
100 Review laporan COVID-19 dari IHR
focal point ke WHO yang dikirimkan
dalam 24 jam
Mingguan
(setiap
harihellip)
PHEOC Kelengkapan dan ketepatan
laporan harian yang dilaporkan ke
Pusdalop untuk data epidemiologi
Jumlah kasus konfirmasi kematian
pasien dalam pengawasan orang
dalam pemantauan kematian
100 Review laporan harian PHEOC
kepada Pusdalop BNPB sesuai
variable data yang ditentukan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Pasien dalam pengawasan orang
dalam pemantauan yang bergejala dan
kontak kasus terdeteksi yang diambil
sampel dan dilakukan pemeriksaan
laboratorium (PCR) dalam waktu 24
jam
100 Review laporan hasil laboratorium
pasien dalam pengawasan dan
orang dalam pemantauan yang
bergejala tersedia dan dilaporkan ke
Pusdalop
Mingguan
(setiap
harihellip)
Analisis dan infografik data
epidemiologi kasus harian dan
diseminasi oleh Pusat Data dan
Informasi (Pusdatin)
Terlaksana Buletin harian analisis data dan
infografik diupload di web COVID-
19 dan diseminasi kepada gugus
tugas COVID-19
Mingguan
(setiap
harihellip)
LABORATORIUM
Specimen yang diterima dilakukan
pemeriksaan dalam waktu 48 jam
100 Review log dokumen penerimaan
specimen dan hasil laboratorium
Mingguan
(setiap
harihellip)
Hasil laboratorium dikirimkan ke
PHEOC dan diteruskan ke
PUSDALOP dalam waktu 48 jam
80 Review laporan log PHEOC untuk
kasus dan penerimaan hasil lab
Mingguan
(setiap
harihellip)
Petugas laboratorium menggunakan
APD yang benar pada saat
pengambilan sampel
100 Review laporan kasus (Tidak ada
laporan petugas yang terinfeksi
COVID-19 karena terpapar kontak
pada saat pengambilan sampel)
Mingguan
(setiap
harihellip)
Petugas laboratorium menggunakan
APDyang benar pada saat
pemeriksaan PCR
100 Review laporan kasus (Tidak ada
laporan petugas yang terinfeksi
COVID-19 karena terpapar kontak
pada saat pengambilan sampel)
Mingguan
(setiap
harihellip)
Specimen dikirimkan dalam waktu 24
jam ke laboratorium yang ditunjuk oleh
Kemenkes
80 Review log dokumen pengiriman
dan penerimaan specimen
Mingguan
(setiap
harihellip)
Laboratorium yang ditunjuk kemenkes
mengirimkan specimen kepada
Litbangkes untuk konfirmasi
100 Review dokumen penerimaan
specimen di Litbangkes dari Lab
rujukan untuk konfirmasi
Mingguan
(setiap
134
harihellip)
Laboratorium yang ditunjuk kemenkes
mengikuti Quality Assurance Panel
untuk COVID-19
90 Review dokumen hasil Quality
Assurance Panel
Mingguan
(setiap
harihellip)
RESPON MEDIS
Kasus terdeteksi yang diberikan
edukasi mengenai pengendalian
infeksi
100 Review laporan pelayanan yg
dilakukan pada kasus terdeteksi
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kasus yang membutuhkan perawatan
dirawat di rumah sakit rujukan dengan
terapi suportif
100 Review laporan kasus surveilans
dan rumah sakit
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kasus dirawat yang sembuh 80 Review laporan hasil keluaran
Kasus dirawat
Mingguan
(setiap
harihellip)
Rumah sakit rujukan menambah
ruangan perawatan kasus COVID-19
dan menyiapkan oksigen dan ventilator
tambahan
100 Review laporan penambahan
kapasitas rumah sakit rujukan untuk
perawatan COVID-19
Mingguan
(setiap
harihellip)
Petugas kesehatan menggunakan
APD yang benar pada saat
penanganan kasus COVID-19
100 Review laporan kasus (Tidak ada
petugas kesehatan yang terjangkit
COVID-19 karena terpapar pada
saat perawatan pasien)
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya rencana nasional pengelolaan
APD (stok distribusi) dan identifikasi
lonjakan kapasitas PPI (jumlah dan
kompetensi)
100 Review dokumen rencana nasional
pengelolaan APD
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya diseminasi panduan PPI untuk
di rumah dan fasyankes
100 Panduan PPI diupload ke website
COVID-19 website Kemkes dan
laporan distribusi pedoman COVID-
19 termasuk PPI ke Rumah sakit
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya triase deteksi dini dan
pengendalian sumber infeksi
100 Review laporan rumah sakit
ketersediaan triase dan laporan
bulanan surveilans rumah sakit
untuk COVID-19
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya material edukasi dengan
bahasa yang tepat untuk masyarakat
dan pasien tentang gejala penyakit
praktik etiket batuk dan cuci tangan
Tersedia Dokumen materi edukasi
komunikasi risiko update yang
diupload di website COVID-19 dan
Kemenkes
Bulan April
(Minggu I)
PENGAMANAN
Penumpukan kebutuhan pokok bahan
pangan dan kebutuhan esensial
respon COVID-19 (APD masker
suplai medis) yang terdeteksi dan
ditindak tegas
100 Review laporan intelejen (BIN)
untuk kasus penumpukan bahan
pokok dan penindakan
Mingguan
(setiap
harihellip)
135
Penyebar informasi palsuhoax yang
menyebabkan kepanikan di
masyarakat yang terdeteksi dan
ditindak tegas
80 Review laporan intelejen (BIN)
untuk laporan informasi palsu yang
terdeteksi dan penindakan
Mingguan
(setiap
harihellip)
Kondisi yang menyebabkan kepanikan
dan huru hara yang terdeteksi dini dan
dicegah
100 Review laporan intelejen (BIN)
untuk signal huru hara dan
pencegahannya
Mingguan
(setiap
harihellip)
KOMUNIKASI RISIKO DAN
PELIBATAN MASYARAKAT
Media centre melaksanakan press-
release dan konferensi pers setiap hari
100 Review dokumentasi konferensi
pres dan press release dokumen
Mingguan
(setiap
harihellip)
Materi harian untuk Juru bicara
didapatkan dari analisis data
epidemiologi rekomendasi panel ahli
100 Review dokumen harian untuk Juru
bicara
Mingguan
(setiap
harihellip)
Berita palsu yang teridentifikasi dan
berhasil di counter
80 Review laporan log rumor dan
counter hoax
Mingguan
(setiap
harihellip)
Media yang menggunakan press
release atau konferensi pers sebagai
bahan berita
80 Review laporan media monitoring
tim kominfo
Mingguan
(setiap
harihellip)
Adanya peran serta
masyarakatorganisasi
kemasyarakatanorganisasi agama
dalam menanggapi isu-isu spesifik
yang mempengaruhi penanggulanan
Pandemi COVID-19
100 Review dokumen mapping kegiatan
pemberdayaan masyarakat
Bulanan
(Minggu II)
DUKUNGAN KESEHATAN JIWA
DAN PSIKOSOSIAL (DKJPS)
Materi komunikasi tentang DKPJS
tersedia bagi
1 Petugas kesehatan dan petugas
garis depan
2 Lansia
3 Orang dengan risiko tinggi
COVID-19 (DM penyakit
kardiovaskular autoimun dsb)
4 Anak anak
5 Penyandang disabilitas
6 Orang dalam isolasikarantina
7 Masyarakat luas
Tersedia Review dokumen materi komunikasi
DKPJS
Bulan April
(Minggu II)
Petugas kesehatan dan petugas garis
depan mendapatkan layanan DKJPS
100 Mingguan
(setiap
136
harihellip)
Petugas kesehatan jiwa mendapatkan
pelatihan DKJPS-COVID-19
80 Review laporan pelatihan DKJPS
Covid-19
Mingguan
(setiap
harihellip)
Tersedia layanan hotline DKJPS untuk
membantu atau yang membutuhkan
dan mendapatkan layanan DKJPS
Tersedia Review log hotline DKJPS Bulan April
(Minggu I)
) Laporan intelejen bisa dari jejaring BIN di masyarakat babinsa babinkmtibmas di wilayah kerja areanya
Lampiran 14
Rencana Respon Tanggap Darurat April-May 2020
No Kegiatan Anggaran Penanggung Jawab Timeline
Komando dan Koordinasi
Pembentukan Gugus Tugas struktur
komando Tugas Kerangka Acuan
Indikator
BNPB 28 Maret
Pusdalop operasional dengan
perwakilan lintas sektor terkait di
Pusdalop
BNPB 1 April
Penyusunan Rencana Respon
Nasional COVID-19
BNPB 15 April
Kajian Kebutuhan Kesehatan (Health
Need Assesment) 34 tim x 3 orang x
3 kali
2295000000 BNPB 1 April
Pembentukan Satgas COVID di
tingkat sub nasional
BNPB
Penguatan alur laporan penanganan
Covid-19 hingga ke pusat
BNPB
Publikasi Laporan Situasi melalui
website Pusat Krisis Kesehatan
BNPB Regular
Surveilans dan laboratorium
Penyelidikan Epidemiologi Pelacakan
kasus pemantauan monitoring kasus
dan surveilans aktif di 34 provinsi oleh
Tim Gerak Cepat (3 orang 20 hari per
bulan)
2040000000 Dirjen P2P Kemkes
Pemantauan surveilans oleh PHEOC
(24 jam 7 hari) yang dilaporkanke
Pusdalop (6 orang shift 1 shift 8 jam)
324000000
Dirjen P2P Kemkes
Pengadaan dan distribusi VTM swab
reagen lab supply untuk lab rujukan
Litbangkes
137
nasional dan laboratorium daerah
Aktifasi laboratorium Rujukan regional
(12 lab)
Litbangkes
Pembuatan Aplikasi Surveilans
berbasis komunitas untuk COVID-19
Dirjen P2P Kemkes
Pengambilan sampel 151731712000 BTDK Litbangkes
Pengiriman sampel (42 lab x 12 kali) 396000000 BTDK Litbangkes
Pemeriksaan laboratorium dengan RT
PCR
887562516500 BTDK Litbangkes
Quality control untuk lab regional 43
paket
450000000 BTDK Litbangkes
Peningkatan Lab PCR di 12
laboratorium
35050665000 BTDK Litbangkes
Pengadaan APD untuk Laboratorium 7503607320 BTDK Litbangkes
Perluasan layanan Pemeriksaan PCR
menggunakan POC Real Time PCR
431827200000 BTDK Litbangkes
Respon Medis (manajemen kasus
dan pengendalian infeksi)
Aktivasi Rumah sakit Rujukan 132
rumah sakit dan 482 tambahan rumah
sakit rujukan dengan SK Gubernur
dan tambahan ruangan rumah sakit
rujukan untuk perawatan COVID-19
dilengkapi SDM dan supply medis
yang diperlukan
Dirjen Yanmedik
Kemkes
Penyiapan Wisma Atlit uuntuk menjadi
pusat perawatan COVID-19 dengan
kelengkapan SDM dan Alat medis
yang diperlukan
Dirjen Yanmedik
Kemkes
Ketersediaan ambulans untuk rujukan
COVID-19
Dirjen Yanmedik
Kemkes
Pengadaan dan distribusi APD
desinfektan dan peralatan medis yang
diperlukan
Pusat Krisis Kesehatan
Kemkes
Pembiayaan perawatan pasien Dirjen Yanmedik
Kemkes
Pemetaan kesiapsiagaan fasyankes
dan identifikasi gap berdasarkan
estimasi kasus yang akan muncul
Ditjen Pelayanan
Kesehatan cq Dityankes
Rujukan
Memprioritaskan perawatan kasus dan
prosedur triase Meningkatkan
rencana penambahan kapasitas untuk
fasilitas kesehatan (rumah sakit
rujukan yang ditunjuk dan
mengalihkan menunda prosedur
elektif)
Ditjen Pelayanan
Kesehatan dan Ditjen
Farmalkes
Melaksanakan isolasi mandiri (self-
initiated isolation) untuk orang dengan
Ditjen Pelayanan
Kesehatan cq Dityankes
138
gejala yang ringan untuk mengurangi
beban fasilitas kesehatan
Rujukan
Penyusunan SOP sesuai pedoman
Covid 19 dan regulasi lainnya dan
disosialisasika
Ditjen Pelayanan
Kesehatan cq Dityankes
Rujukan dan Dityankes
Dasar
Memastikan ketersediaan alat
kesehatan obat-obatan dan bahan
medis habis pakai tersedia secara
memadai disesuaikan dengan attact
rate
Ditjen Farmalkes
Peningkatan kapasitas petugas dalam
pengenalan kasus dan tata laksana
kasus
Ditjen Pelayanan
Kesehatan cq Dityankes
Rujukan dan Dityankes
Dasar
Puskesmas workshop PPI bagi
petugas Puskesmas (3
orgPuskesmas dokter perawat lab
16457918352
Komunikasi Risiko dan Pelibatan
Masyarakat
Media centre penunjukkan juru bicara
konferensi pers dan press release
pesan KIE untuk layanan masyarakat
disiarkan di media elektronikmedia
massa media monitoring
Ditjen Kesehatan
Masyarakat dan
Romkomyanmas
Kemkes
Penyusunan dan distribusi media KIE
untuk masyarakat luas sektor
Pendidikan kalangan risiko tinggi
petugas kesehatan pasien dalam
pengawasan orang dalam
pemantauan kontak pasien
Ditjen Kesehatan
Masyarakat dan
Ronkomyanmas
Kemkes
Mengadopsi pesan inti dari Kemenkes
untuk konteks lokal
Direktorat Pomosi
Kesehatan
Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
BNPB
Advokasi kepada sektor terkait BNPB KSP
Penggerakan masyarakat dan
bekerjasama dengan tokoh agama
dan ormas
BNPB KSP
Pimpinan Agama
Komunikasi risiko kepada kalangan
usaha
BNPB
Asosiasi Perusahaan
Membuat hotline terkait COVID-19 BNPB
Monitoring kegiatan yang
mengumpulkan massa dalam jumlah
besar
BNPB
Respon Sosial
Dukungan logistik untuk orang yang
139
dilakukan karantina rumah (ODP)
Dukungan Psikologis untuk orang
yang dilakukan karantina rumah
kasus dan keluarga kasus
Dukungan untuk set up dan
pemberlakukan pembelajaran online
Monitoring petugas keamanan untuk
pembatasan sosial Tidak ada event
mass gathering penutupan tempat
ibadah tempat hiburan monitoring
transportasi publik
Respon Dukungan Kesehatan Jiwa
dan Psikososial
Mengaktifkan gugus tugas
nasionalprovinsi untuk DKJPS
Dit P2MKJN
Membuat panduan tata laksana
DKJPS untuk tenaga kesehatan dan
relawan
Rp 100000000 Dit P2MKJN
Media komunikasi DKJPS bagi
petugas kesehatan dan petugas di
garis depan lansia orang dengan
risiko tinggi COVID-19 (DM Penyakit
Kardiovaskular autoimun dsb) anak-
anak orang dalam isolasi karantina
penyandang disabilitas masyarakat
luas
Rp 200000000 Dit P2MKJN
Panduan psycological first aid untuk
COVID 19
Rp 300000000 Dit P2MKJN
Pelatihan psychological first aid untuk
pekerja kesehatan mental dan
psikososial
Rp 150000000 Dit P2MKJN
penyusunan SOP keselamatan untuk
para pekerja keswa dan psikososial
saat memberikan pelayanan
Rp 150000000 Dit P2MKJN
Pembentukan hotline untuk DKJPS Rp 100000000 Dit P2MKJN