Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2014 Lhokseumawe

411

Click here to load reader

description

RENCANA KERJA LHOKSEUMAWE 2014

Transcript of Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2014 Lhokseumawe

  • KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2014

    PEMERINTAH KOTA LHOKSEUMAWEBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

    TAHUN 2013

  • SAMBUTAN WALIKOTAPuji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat

    dan karunia-Nya, Penyusunan buku Rencana Kerja Pemerintah Daerah(RKPD) Tahun 2014 Kota Lhokseumawe akhirnya dapat diselesaikan. Shalawatdan Salam Kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW, Para Sahabat danKeluarga-Nya Sekalian, Amin.

    Berdasarkan amanat Undang-undang nomor 25 Tahun tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Menteri Dalam NegeriNomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian danEvaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, salah satu tahap yangharus dilalui dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah adalahpenyusunaan RKPD yang merupakan dokumen rencana pembangunantahunan daerah yang mengacu pada dokumen lebih atasnya secara hirarkikepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan RencanaPembangunan Jangka Panjang (RPJP).

    Rencana Pelaksanaan Pemerintah Tahun 2014 di Kota Lhokseumaweyang tertuang dalam RKPD ini, diarahkan sesuai kewenangan PemerintahDaerah berdasarkan Urusan Pemerintaah Daerah dan kondisi nyata atau isustrategis yang menjadi prioritas pembangunan yang dijabarkan dalam programdan kegiatan, dengan mengefektifkan sumber daya yang ada.

    Demikian, RKPD ini sebagai pedoman atau acuan Satuan Kerja PerangkatKota Lhokseumawe serta seluruh pelaku pembangunan sebagai langkah awalproses penyusunan RAPBD, dengan menyusun Kebijakan Umum APBK danmenyusun Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS).

    Lhokseumawe 18 Maret 2013WALIKOTA LHOKSEUMAWE

    ttd.SUAIDI YAHYA

    Salinan sesuai dengan aslinyaKEPALA BAGIAN HUKUM

    SETDA KOTA LHOKSEUMAWE

    RIDWAN, SHPembina Muda (IV/a)

    Nip. 19621206 199203 1 003

  • iRencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    SAMBUTAN WALIKOTADAFTAR ISI ................................................................................... iDAFTAR TABEL ............................................................................. iiiDAFTAR GAMBAR ......................................................................... vBAB I PENDAHULUAN ....................................................... I-1

    1.1 Latar Belakang .................................................... I-11.2 Dasar Hukum Penyusunan .................................. I-21.3 Hubungan Antar Dokumen .................................. I-41.4 Sistematika Dokumen RKPD ................................ I-51.5 Maksud dan Tujuan ............................................ I-8

    BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN2014 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAANPEMERINTAH DAERAH ........................................... II-12.1 Gambaran Umum Kota Lhokseumawe ................. II-1

    2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi ................... II-12.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ................ II-8

    2.1.2.1 Fokus Kesejahteraan danPemerataan Ekonomi...................... II-8

    2.1.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial ............ II-132.1.3 Aspek Pelayanan Umum ............................. II-152.1.4 Aspek Daya Saing Daerah ........................... II-16

    2.1.4.1 Fokus Kemampuan EkonomiDaerah ........................................... II-16

    2.1.4.2 Fokus FasilitasWilayah/Infrastruktur .................... II-18

    2.1.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi ............... II-202.1.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia......... II-21

    2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan KegiatanRKPD Sampai Tahun Berjalan dan RealisasiRPJMD ................................................................. II-22

    2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah .................. II-80

    DAFTAR ISI

  • ii

    BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DANKEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH ........................... III-1

    3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Kota Lhokseumawe ...... III-23.1.1 Kondisi Daerah Tahun 2012 dan Perkiraan

    Ekonomi Kota lhokseumawe Tahun 2013 .... III-53.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian

    Kota Lhokseumawe Tahun 2013 dan Tahun2014............................................................ III-8

    3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah ....................... III-103.2.1 Kebijakan Perencanaan Pendapatan

    Kota Lhokseumawe Tahun 2013.................. III-103.2.2 Target Pendapatan Kota Lhokseumawe........ III-113.2.3 Upaya-upaya Pemerintah Kota hokseumawe

    dalam Mencapai Target................................ III-12

    BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNANDAERAH ................................................................. IV-14.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan ..................... IV-4

    4.1.1 Tujuan ........................................................ IV-44.1.2 Sasaran....................................................... IV-5

    4.2 Prioritas dan Pembangunan ................................. IV-11

    BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITASKOTA LHOKSEUMAWE ........................................... V-1

    BAB VI PENUTUP................................................................. VI-1

  • iii

    Tabel 2.1 Banyaknya Curah Hujan, Hari Hujan dan PenyinaranMatahari Kota Lhokseumawe Tahun 2012.................... II 3

    Tabel 2.2 Rata-rata Tekanan Udara dan Kelembaban NisbiKota Lhokseumawe Tahun 2012 .................................. II 3

    Tabel 2.3 Arah Angin, Kecepatan rata-rata dan KecepatanAngin Maksimum Kota Lhokseumawe Tahun 2012 ...... II 4

    Tabel 2.4 Jumlah Penduduk, Luas wilayah dan Kepadatanpenduduk di Kota Lhokseumawe Tahun 2012 .............. II 7

    Tabel 2.5 Produk Domestik Regional Bruto Kota LhokseumaweAtas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usahadengan Migas dan Tanpa Migas ................................... II 9

    Tabel 2.6 Produk Domestik Regional Bruto Kota LhokseumaweAtas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usahadengan Migas dan Tanpa Migas ................................... II 10

    Tabel 2.7 Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB Kota Lhokseumawedengan Migas dan Tanpa Migas Tahun 2010 dan 2011Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas DasarHarga Konstan ............................................................. II-11

    Tabel 2.8 Perbandingan Kenaikan Pendapatan PerkapitaTerhadap Inflasi Tahun 2008-2011 .............................. II-13

    Tabel 2.9 Perkembangan Angka Melek Huruf di Kota LhokseumaweTahun 2007-2011 ....................................................... II-14

    Tabel 2.10 Rasio Penduduk Yang Bekerja di Kota LhokseumaweTahun 2012 ................................................................. II-15

    Tabel 2.11 Capaian Pembangunan Kota LhokseumaweTahun 2010-2011 ........................................................ II-16

    Tabel 2.12 Pengeluaran Konsumsi Masyarakat Kota LhokseumaweTahun 2010 dan Tahun 2011....................................... II-17

    Tabel 2.13 Pendapatan Per Kapita Kota LhokseumaweTahun 2008 s/d Tahun 2011 ....................................... II-17

    Tabel 2.14 Ruas Jalan Kota Lhokseumawe Tahun 2012 ................ II-19Tabel 2.15 Jumlah Penginapan di Kota Lhokseumawe

    Tahun 2010 dan Tahun 2011....................................... II-19Tabel 2.16 Jumlah Tamu di Kota Lhokseumawe

    Tahun 2010 dan Tahun 2011....................................... II-20

    DAFTAR TABEL

  • iv

    Tabel 2.17 Presentase Penduduk berumur 10 tahun ke atasmenurut Pendidikan Tertinggi yang ditamatkandan Jenis Kelamin di Kota LhokseumaweTahun 2011 ................................................................. II-21

    Tabel 2.18 Evaluasi Kinerja Pelaksanaan PerencanaanDaerah sampai dengan Tahun BerjalanKota Lhokseumawe ...................................................... II-23

    Tabel 3.1 Struktur Perekonomian dengan Minyak dan GasTahun 2007 2011 ...................................................... III- 3

    Tabel 3.2 Struktur Perekonomian Tanpa Minyak dan GasTahun 2007 2011 ...................................................... III- 4

    Tabel 3.3 Komposisi Penduduk Kota LhokseumaweBerdasarkan Pekerjaan per Desember 2012 ................. III- 5

    Tabel 3.4 Target Capaian Makro Ekonomi Kota Lhokseumawe..... III- 8Tabel 4.1 Keterkaitan Tujuan dan Sasaran Pembangunan

    Tahun 2013 ................................................................. III- 9Tabel 4.2 Prioritas Pembangunan Kota Lhokseumawe

    Tahun 2013 ................................................................. IV-13Tabel 5.1 Program dan Kegiatan SKPD Kota Lhokseumawe

    Tahun 2014 ................................................................. V- 3

  • vGambar 2.1 Luas Wilayah Kota Lhokseumawe................................... II-1Gambar 2.2 Banyaknya Gampong Menurut Letak Topografis

    Kota Lhokseumawe ........................................................ II-2Gambar 2.3 Luas dan Penggunaan Lahan (Ha) .................................. II-5Gambar 2.4 Kepadatan Penduduk Kota Lhokseumawe

    Tahun 2009-2011 .......................................................... II-8Gambar 2.5 Perkembangan Inflasi Kota Lhokseumawe dibandingkan

    dengan Kota Banda Aceh dan NasionalTahun 2008-2011 .......................................................... II-12

    Gambar 2.6 Perkembangan Angka Harapan Hidupdi Kota Lhokseumawe Tahun 2007-2011........................ II-14

    Gambar 3.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Lhokseumawedengan Migas dan Tanpa Migas Tahun 2008-2011......... III-6

    Gambar 3.2 Laju Inflasi Kota Lhokseumawe Tahun 2008-2011 ......... III-6

    DAFTAR GAMBAR

  • http://www.bappedalhokseumawe.web.id

    Bappeda Kota Lhokseumawe

    arieTypewritten textBAB I

  • Bab I - 1Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    1.1 LATAR BELAKANGPerencanaan pembangunan yang berkualitas menjadi salah

    satu kunci keberhasilan pembangunan baik dalam skala nasionalmaupun daerah. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkanpenyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD);Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD); dan RencanaKerja Pemerintah Daerah (RKPD). Amanat undang-undang tersebutdijabarkan kedalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentangTahapan, tata cara penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi PelaksanaanRencana Pembangunan Daerah.

    Selanjutnya untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor8 tahun 2008 tersebut Pemerintah telah menetapkan Peraturan MenteriDalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan PeraturanPemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, TatacaraPenyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan RencanaPembangunan Daerah yang meliputi RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD,RKPD, dan Renja SKPD.

    Memenuhi amanat undang-undang, peraturan pemerintah,serta Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut diatas, Pemerintah KotaLhokseumawe sedang menyusun dokumen rancangan akhir RPJPD KotaLhokseumawe Tahun 2005-2025, RPJM Kota Lhokseumawe Tahap ITahun 2007-2012 telah ditetapkan dengan Qanun Nomor 1 Tahun 2008tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota LhokseumaweTahun 2007-2012, dan RPJMD Tahap II Tahun 2012-2017 denganPeraturan Daerah Nomor 58 Tahun 2012 tentang Rencana PembangunanJangka Menengah Kota Lhokseumawe Tahun 2012-2017.

    Sesuai dengan tujuan perencanaan pembangunan, bahwaproses penyusunan perencanaan pembangunan daerah diharapkan dapatmengoptimalkan partisipasi masyarakat, penyusunan RKPD ini

    BAB IPENDAHULUAN

  • Bab I - 2Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    didasarkan pada penjaringan aspirasi yang diformulasikan melaluiMusyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RKPD Tahunandan memperhatikan hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan daerahpada tahun sebelumnya. Lebih lanjut penyusunan RKPD jugadiintegrasikan dengan prioritas pembangunan Provinsi maupunPemerintah Pusat.

    Kedudukan RKPD dalam pelaksanan pembangunan di KotaLhokseumawe adalah menjembatani antara perencanaan strategis jangkamenengah dengan perencanaan dan penganggaran tahunan yang memuatarah kebijakan pembangunan, prioritas pembangunan, rancangankerangka ekonomi daerah dan program kegiatan Satuan Kerja PerangkatKota (SKPK) Lhokseumawe, yang selanjutnya sebagai pedoman dalampenyusunan Kebijakan Umum Anggaran, Prioritas Plafon AnggaranSementara dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

    1.2 DASAR HUKUM PENYUSUNAN1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2001 Tentang Pembentukan

    Kota Lhokseumawe (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2001 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4109);

    2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang KeuanganNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNegara Nomor 4286);

    3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 TentangPerbendaharaan Negara (lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNegara Nomor 4355);

    4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Republik

  • Bab I - 3Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    Indonesia Tahun 2004 Nomor 104 Tambahan LembaranRepublik Indonesia Negara Nomor 4421);

    5. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang PerimbanganKeuangan antar Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia NegaraNomor 4437);

    6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentangPerimabangan Keuangan antara Pemerintah Pusat denganPemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Negara Nomor 4438);

    7. Undang Undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang PemerintahAceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNegara Nomor 4633);

    8. Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang PenataanRuang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNegara Nomor 4725);

    9. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang RencanaPembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 2025(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia NegaraNomor 4700);

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentangPengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Negara Nomor 4578);

  • Bab I - 4Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 TentangTahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan EvaluasiPelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Negara Nomor 4817);

    12. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 Tentang RencanaPembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun2010 2015;

    13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun2008 Tentang Tahapan, Tatacara, penyusunan, Pengendalian,dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

    14. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 70 Tahun 2012 TentangRencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA)2012 2017 (Lembaran Daerah Aceh Tahun 2012 Nomor121).

    1.3 HUBUNGAN ANTAR DOKUMENMengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang

    Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, RKPD disusun dari sebuahproses penjabaran atas visi, misi dan program kepala daerah. RKPDberperan sebagai acuan dasar dalam menentukan arah kebijakan danstrategi pembangunan daerah yang pada intinya memuat arah kebijakankeuangan daerah, strategi pernbangunan daerah, kebijakan umum, danprogram SKPK Lhokseumawe, lintas SKPK Lhokseumawe dan programkewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangkaregulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

    Sebagai suatu produk perencanaan, RKPD tetap tidak dapatdipisahkan keberadaannya dengan dokumen perencanaan danpenganggaran lainnya. RKPD ini terintegrasi dan merupakan satukesatuan dengan dokumen perencanaan lainnya baik di tingkat nasionalmaupun daerah, terutama dengan dokumen perencanaan dan

  • Bab I - 5Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    penganggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Adapundokumen perencanaan dan penganggaran tersebut meliputi (1) RencanaPembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), (2) RencanaPembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), (3) Rencana StrategisSatuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD), (4) Rencana KerjaPemerintah Daerah (RKPD) dan (5) Rencana Kerja Satuan Kerja PerangkatDaerah (Renja-SKPD). Semua dokumen perencanaan sebagaimanadimaksud di atas, dari sisi waktu mencakup 3 kerangka waktu, yaiturencana jangka panjang (20 tahun), rencana jangka menengah (5 tahun)dan rencana jangka pendek (1 tahun). Secara substansi, keberadaanRKPD ini dengan dokumen perencanaan tersebut membentuk keterkaitanyang bersifat hierarkis, yaitu dokumen dengan jangka waktu yang lebihpanjang menjadi rujukan bagi dokumen dengan jangka waktu yang lebihpendek. Secara rinci hubungan RKPD dengan dokumen perencanaan danpenganggaran lainnya, adalah sebagai berikut :

    RKPD disusun dengan memperhatikan pokok-pokok arahkebijakan dalam RKP Nasional melalui mekanisme Musrenbang.

    RKPD disusun dengan berpedoman pada RPJMD Provinsi yangdidalamnya memuat mengenai visi, misi dan arah pembangunan daerah.

    RKPD ini menjadi pedoman bagi penyusunan Renja SKPD yangdisusun sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari tiap SKPD.

    RKPD ini nantinya dijabarkan ke dalam RAPBD denganberpedoman juga kepada Renja SKPD.

    Memperhatikan hubungan keterkaitan sebagaimana dijelaskan diatas, maka dalam penyusunan RKPD Tahun 2014 ini harus mengacu danberpedoman pada dokumen RKP Nasional, RKPD Provinsi Aceh, RPJMKota Lhokseumawe, Renstra SKPK Lhokseumawe serta Renja SKPKLhokseumawe. Selain itu kedudukan RKPD Kota Lhokseumawe tidakterpisahkan dari dokumen perencanaan tata ruang wilayah. Untuk lebihjelasnya dapat dilihat dalam gambar 1.2 seperti di bawah ini :

  • Bab I - 6Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    Gambar 1.2RKPD Kota Lhokseumawe

    Diantara Dokumen Perencanaan Lainnya

    Sumber : Undang-undang No.25 Tahun 2004

    1.4 SISTEMATIKA DOKUMEN RKPDRKPD Tahun 2014 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang

    Mengemukakan pengertian ringkas tentang RKPD, prosespenyusunan RKPD, kedudukan RKPD tahun rencanadalam periode dokumen RPJMD, keterkaitan antaradokumen RKPD dengan dokumen RPJMD, Renstra SKPD,Renja SKPD serta tindaklanjutnya dengan prosespenyusunan RAPBD.

    1.2. Landasan Hukum

    RPJP

    RPJMN

    RTRWNasional

    Peraturan lain yangbersifat umum

    RKPNasional

    RKPDProv. Aceh

    RKPDLhokseumawe

    RPJPD Prov.Aceh

    RPJPDLhokseumawe

    RPJMD Prov.Aceh

    RPJMDLhokseumawe

    RTRW Prov.Aceh

    RTRWLhokseumawe

    RDTRkawasan

    RDTRkawasan

    Qanun ProvinsiAceh yang bersifat

    umum

    Qanun KotaLhokseumawe yang

    bersifat umum

    RDTRkawasan

  • Bab I - 7Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    Berisi uraian ringkas tentang dasar hukum yangdigunakan dalam penyusunan RKPD, baik yang berskalanasional, maupun lokal.

    1.3. Hubungan Antar DokumenBerisi tentang hubungan RKPD dengan dokumen lain yangrelevan beserta penjelasannya. Keterhubungan dengandokumen lain, seperti: RPJPN, RPJPD provinsi, RTRWnasional, RTRW provinsi, dan RTRW kabupaten/kota.

    1.4. Sistematika Dokumen RKPDMengemukakan organisasi penyusunan dokumen RKPDterkait dengan pengaturan bab serta garis besar isi setiapbab didalamnya.

    1.5. Maksud dan TujuanMemberikan uraian ringkas tentang tujuan penyusunandokumen RKPD bagi daerah yang bersangkutan dansasaran penyusunan dokumen RKPD bagi daerah yangbersangkutan.

    BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN R RKPD TAHUN 2012 DANCAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah

    Berisi tentang gambaran umum kondisi daerah yangmeliputi aspek geografi dan demografi serta indikatorkinerja penyelenggaraan pemerintah daerah yang terdiridari :2.1.1.Aspek Geografi dan Demografi2.1.2.Aspek Kesejahteraan Masyarakat2.1.3.Aspek Pelayanan Umum2.1.4.Aspek Daya Saing Daerah

    2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampaiTahun Berjalan dan Realisasi RPJM.Mengemukakan hasil evaluasi pelaksanaan program dankegiatan pembangunan daerah tahun lalu.

  • Bab I - 8Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    2.3 Permasalahan PembangunanBerisi uraian rumusan umum permasalahan pembangunandaerah, isu permasalahan daerah yang berhubungandengan RKPD Kota Lhokseumawe Tahun 2012 prioritaspembangunan daerah, dan permasalahan lainnya yangberhubungan dengan layanan dasar dan tugas fungsiSKPD.

    BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DANKEBIJAKAN KEUANGAN DAERAHMemuat penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun lalu danperkiraan tahun berjalan, yang antara lain mencakup indikatorpertumbuhan ekonomi daerah, sumber-sumber pendapatan dankebijakan pemerintah daerah yang diperlukan dalampembangunan perekonomian daerah meliputi pendapatandaerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah.3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

    Mengemukakan tentang arahan nasional dibidang ekonomiyang bersumber dari dokumen RKP (Nasional), RKPDprovinsi dan juga kebijakan dibidang ekonomi dalamdokumen RPJMD kabupaten/kota.

    3.2. Arah Kebijakan Keuangan DaerahBerisikan uraian mengenai kebijakan yang akan ditempuholeh Pemerintah Daerah berkaitan dengan pendapatandaerah, pembiayaan daerah dan belanja daerah.

    BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAHBerisi tentang perumusan prioritas dan sasaran pembangunandaerah.4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan

    Menjelaskan tentang hubungan visi/misi dantujuan/sasaran pembangunan 5 (lima) tahunan yangdiambil dari dokumen RPJMD.

    4.2. Prioritas Pembangunan

  • Bab I - 9Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    Berisi gambaran prioritas pembangunan tahun rencanayang diambil dan dikaitkan dengan program pembangunandaerah (RPJMD) tahun rencana.

    BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAHBerisi rencana program dan kegiatan prioritas daerah.

    BAB VI PENUTUP

    1.5 MAKSUD DAN TUJUAN1. Maksud

    Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) KotaLhokseumawe Tahun 2014 dimaksudkan untuk mewujudkansinergitas antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan danpengawasan pembangunan antar wilayah, antar urusanpembangunan, dan antar tingkat pemerintahan Nasional danDaerah serta mewujudkan efisiensi dan efektivitas alokasisumber daya dalam pembangunan daerah.

    2. TujuanTujuan penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah(RKPD) Kota Lhokseumawe tahun 2014 adalah sebagai pedoman:a. SKPK Lhokseumawe dalam menyusun Rencana Kerja SKPK

    (Renja SKPK);b. Penyusunan KUA dan PPAS Anggaran Pendapatan dan

    Belanja Kota Lhokseumawe Tahun 2014.c. Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja

    (RAPBK) Kota Lhokseumawe Tahun 2014.

  • http://www.bappedalhokseumawe.web.id

    Bappeda Kota Lhokseumawe

    arieTypewritten textBAB II

  • Bab II - 1Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    2.1. Gambaran Umum Kota Lhokseumawe2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

    Kota Lhokseumawe dengan ketinggian 2-24 meter diataspermukaan laut memiliki luas wilayah 181,06 Km yang dibagi dalam 4kecamatan yaitu Kecamatan Blang Mangat dengan luas wilayah 56,12Km, Kecamatan Muara Dua luas wilayah 57,80 Km, Kecamatan MuaraSatu luas wilayah 55,90 Km dan Kecamatan Banda Sakti luas wilayah11,24 Km. Keempat kecamatan ini terdiri dari 9 kemukiman dan 68desa/gampong. Adapun batas-batas daerah yaitu: sebelah Utaraberbatasan dengan Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan denganKabupaten Aceh Utara (Kecamatan Kuta Makmur), sebelah Baratberbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara (Kecamatan Dewantara) dansebelah Timur berbatasan dengaan Kabupaten Aceh Utara (KecamatanSyamtalira Bayu).

    Gambar 2.1Luas Wilayah Kota Lhokseumawe

    Sumber : Lhokseumawe Dalam Angka (LDA) 2012

    BAB IIEVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014

    DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAANPEMERINTAH DAERAH

    Bab II - 1Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    2.1. Gambaran Umum Kota Lhokseumawe2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

    Kota Lhokseumawe dengan ketinggian 2-24 meter diataspermukaan laut memiliki luas wilayah 181,06 Km yang dibagi dalam 4kecamatan yaitu Kecamatan Blang Mangat dengan luas wilayah 56,12Km, Kecamatan Muara Dua luas wilayah 57,80 Km, Kecamatan MuaraSatu luas wilayah 55,90 Km dan Kecamatan Banda Sakti luas wilayah11,24 Km. Keempat kecamatan ini terdiri dari 9 kemukiman dan 68desa/gampong. Adapun batas-batas daerah yaitu: sebelah Utaraberbatasan dengan Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan denganKabupaten Aceh Utara (Kecamatan Kuta Makmur), sebelah Baratberbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara (Kecamatan Dewantara) dansebelah Timur berbatasan dengaan Kabupaten Aceh Utara (KecamatanSyamtalira Bayu).

    Gambar 2.1Luas Wilayah Kota Lhokseumawe

    Sumber : Lhokseumawe Dalam Angka (LDA) 2012

    31,21 %

    31,92 %

    30,87 %

    6 %

    Blang MangatMuara DuaMuara SatuBanda Sakti

    BAB IIEVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014

    DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAANPEMERINTAH DAERAH

    Bab II - 1Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    2.1. Gambaran Umum Kota Lhokseumawe2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

    Kota Lhokseumawe dengan ketinggian 2-24 meter diataspermukaan laut memiliki luas wilayah 181,06 Km yang dibagi dalam 4kecamatan yaitu Kecamatan Blang Mangat dengan luas wilayah 56,12Km, Kecamatan Muara Dua luas wilayah 57,80 Km, Kecamatan MuaraSatu luas wilayah 55,90 Km dan Kecamatan Banda Sakti luas wilayah11,24 Km. Keempat kecamatan ini terdiri dari 9 kemukiman dan 68desa/gampong. Adapun batas-batas daerah yaitu: sebelah Utaraberbatasan dengan Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan denganKabupaten Aceh Utara (Kecamatan Kuta Makmur), sebelah Baratberbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara (Kecamatan Dewantara) dansebelah Timur berbatasan dengaan Kabupaten Aceh Utara (KecamatanSyamtalira Bayu).

    Gambar 2.1Luas Wilayah Kota Lhokseumawe

    Sumber : Lhokseumawe Dalam Angka (LDA) 2012

    Blang MangatMuara DuaMuara SatuBanda Sakti

    BAB IIEVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2014

    DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAANPEMERINTAH DAERAH

  • Bab II - 2Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    Letak geografis Kota Lhokseumawe yaitu terdiri dari 18 gampong daerahberpantai, 12 gampong daerah berlereng dan 38 gampong berdataran.Banyaknya gampong menurut letak geografis Kota Lhokseumawe dapatdilihat pada Gambar 2.2

    Gambar 2.2Banyaknya Gampong Menurut Letak Topografis

    Kota Lhokseumawe

    Sumber : BPS dan Bappeda Kota Lhokseumawe, 2012

    Data BPS (2012) menunjukkan bahwa Kota Lhokseumawememiliki persentase lamanya penyinaran matahari maksimum terjadipada Bulan Februari 2011 yaitu sebesar 73 persen dengan jumlah harihujan yaitu 5 hari, adapun jumlah penyinaran matahari minimum yaitu43 persen yang terjadi pada Bulan November 2011 dengan jumlah harihujan yaitu 19 hari dan rata-rata kelembaban udara tertinggi terjadi padaBulan November 2011 sebesar 86 persen dan terendah terjadi pada BulanAgustus 2011 yaitu sekitar 77 persen. Hal tersebut dapat dilihat padatabel pada tabel 2.2 dan tabel 2.3 berikut ini:

    02468

    101214

    BlangMangat Muara Dua

    Bab II - 2Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    Letak geografis Kota Lhokseumawe yaitu terdiri dari 18 gampong daerahberpantai, 12 gampong daerah berlereng dan 38 gampong berdataran.Banyaknya gampong menurut letak geografis Kota Lhokseumawe dapatdilihat pada Gambar 2.2

    Gambar 2.2Banyaknya Gampong Menurut Letak Topografis

    Kota Lhokseumawe

    Sumber : BPS dan Bappeda Kota Lhokseumawe, 2012

    Data BPS (2012) menunjukkan bahwa Kota Lhokseumawememiliki persentase lamanya penyinaran matahari maksimum terjadipada Bulan Februari 2011 yaitu sebesar 73 persen dengan jumlah harihujan yaitu 5 hari, adapun jumlah penyinaran matahari minimum yaitu43 persen yang terjadi pada Bulan November 2011 dengan jumlah harihujan yaitu 19 hari dan rata-rata kelembaban udara tertinggi terjadi padaBulan November 2011 sebesar 86 persen dan terendah terjadi pada BulanAgustus 2011 yaitu sekitar 77 persen. Hal tersebut dapat dilihat padatabel pada tabel 2.2 dan tabel 2.3 berikut ini:

    PantaiLembah

    LerengDataran

    Muara Dua Muara Satu Banda

    Bab II - 2Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    Letak geografis Kota Lhokseumawe yaitu terdiri dari 18 gampong daerahberpantai, 12 gampong daerah berlereng dan 38 gampong berdataran.Banyaknya gampong menurut letak geografis Kota Lhokseumawe dapatdilihat pada Gambar 2.2

    Gambar 2.2Banyaknya Gampong Menurut Letak Topografis

    Kota Lhokseumawe

    Sumber : BPS dan Bappeda Kota Lhokseumawe, 2012

    Data BPS (2012) menunjukkan bahwa Kota Lhokseumawememiliki persentase lamanya penyinaran matahari maksimum terjadipada Bulan Februari 2011 yaitu sebesar 73 persen dengan jumlah harihujan yaitu 5 hari, adapun jumlah penyinaran matahari minimum yaitu43 persen yang terjadi pada Bulan November 2011 dengan jumlah harihujan yaitu 19 hari dan rata-rata kelembaban udara tertinggi terjadi padaBulan November 2011 sebesar 86 persen dan terendah terjadi pada BulanAgustus 2011 yaitu sekitar 77 persen. Hal tersebut dapat dilihat padatabel pada tabel 2.2 dan tabel 2.3 berikut ini:

    Dataran

    PantaiLembahLerengDataran

  • Bab II - 3Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    Tabel 2.1Banyaknya Curah hujan, Hari Hujan dan Penyinaran Matahari

    Kota Lhokseumawe Tahun 2012Bulan Curah Hujan Hari Hujan Penyinaran Matahari

    Januari 82 18 81Februari 27 5 73Maret 252 18 51April 20 10 69Mei 102 20 72Juni 51 13 76Juli 85 23 65Agustus 176 20 60September 71 20 56Oktober 245 22 58November 237 25 50Desember 283 19 43

    Sumber : Lhokseumawe Dalam Angka (LDA) 2012

    Tabel 2.2Rata-rata Tekanan Udara dan Kelembaban Nisbi

    Kota Lhokseumawe Tahun 2012Bulan Rata-rata Tekanan Udara (mb)

    Januari 83 1009,2Februari 80 1009,4Maret 82 1008,9April 81 1009,2Mei 83 1009,9Juni 77 1008,3Juli 80 1009,5Agustus 81 1009,0September 82 1008,5Oktober 84 1009,0November 86 1009,8Desember 85 1008,9

    Sumber : Lhokseumawe Dalam Angka (LDA) 2012

  • Bab II - 4Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    Menurut sumber Stasiun Meteorologi Malikussaleh tercatatkecepatan angin terbanyak terjadi pada Bulan November 2011 padakecepatan 17 Knots didominasi arah dari Barat Laut dan kecepatan anginterendah terjadi pada Bulan Februari dan Bulan September 2011 padakecepatan 10 Knots dengan arah angin dari Tenggara dan Barat.

    Tabel 2.3Arah Angin, Kecepatan rata-rata, dan Kecepatan Angin Maksimum

    Kota Lhokseumawe Tahun 2012

    Bulan Arah Angin KecepatanRata-rataKecepatanMaksimum

    ArahMaksimu

    mJanuari T 5 12 TFebruari BD 4 10 TMaret BD 4 12 BApril BD 4 12 SMei BD 5 13 BLJuni TL 4 11 BLJuli TL 3 11 TAgustus BD 4 11 BSeptember BD 3 10 BOktober TL 3 16 BDNovember BD 3 17 BLDesember T 5 12 TSumber : Lhokseumawe Dalam Angka (LDA) 2012

    Kota Lhokseumawe dengan luas 18.106 Ha dimanfaatkan untukberbagai keperluan atau kebutuhan masyarakat. Penggunaan lahanterbesar adalah untuk kebutuhan pemukiman, yaitu 10.877 Ha (60,08persen), kemudian secara berturut-turut untuk persawahan 3.747 Haatau 20,69 persen, budidaya perairan darat dan perkebunan rakyatmasing-masing 626 Ha (3,46 persen) dan 587 Ha (3,24 persen) sertaseluas 626 Ha (3,46 persen) yang masih berupa hutan belukar dan semakyang belum dimanfaatkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat padagambar 2.3.

  • Bab II - 5Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    Gambar 2.3

    Sumber : Lhokseumawe Dalam angka, 2012

    a. Potensi Pengembangan WilayahBerdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008

    tentang Rencana Tata Ruang Nasional disebutkan pada lampiran II,bahwa Kota Lhokseumawe merupakan satu-satunya Pusat KegiatanNasional (PKN) di Provinsi Aceh. Kota Lhokseumawe memiliki kawasanstrategis yang berpotensi untuk dikembangkan sesuai Rencana TataRuang Kota Lhokseumawe yang sedang dalam proses qanun diantaranyaterbagi menjadi 3 (tiga) zona pengembangannya yaitu :

    pengembangan itu terbagi menjadi 3 (tiga) zona pengembangandiantaranya :

    1. Zona pesisir, merupakan daerah pinggiran pantai dan memilikikondisi wilayah relatif datar, zona pesisir mencakup:a) Zona di Kecamatan Muara Satu dengan kegiatan utamanya

    diperuntukkan bagi sektor industri besar, industri menengah danpariwisata;

    b) Zona di Kecamatan Muara Dua dengan kegiatan utamanyadiperuntukkan bagi sektor perdagangan, jasa, Central BussinessDistrict (CBD);

    c) Zona di Kecamatan Banda Sakti dengan kegiatan utamanya untukpelayanan kota seperti: pemerintahan, perdagangan dan Jasa;

    894

    3,747

    308 749191 587626 127

    Luas dan Penggunaan Lahan (Ha)

    Bab II - 5Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    Gambar 2.3

    Sumber : Lhokseumawe Dalam angka, 2012

    a. Potensi Pengembangan WilayahBerdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008

    tentang Rencana Tata Ruang Nasional disebutkan pada lampiran II,bahwa Kota Lhokseumawe merupakan satu-satunya Pusat KegiatanNasional (PKN) di Provinsi Aceh. Kota Lhokseumawe memiliki kawasanstrategis yang berpotensi untuk dikembangkan sesuai Rencana TataRuang Kota Lhokseumawe yang sedang dalam proses qanun diantaranyaterbagi menjadi 3 (tiga) zona pengembangannya yaitu :

    pengembangan itu terbagi menjadi 3 (tiga) zona pengembangandiantaranya :

    1. Zona pesisir, merupakan daerah pinggiran pantai dan memilikikondisi wilayah relatif datar, zona pesisir mencakup:a) Zona di Kecamatan Muara Satu dengan kegiatan utamanya

    diperuntukkan bagi sektor industri besar, industri menengah danpariwisata;

    b) Zona di Kecamatan Muara Dua dengan kegiatan utamanyadiperuntukkan bagi sektor perdagangan, jasa, Central BussinessDistrict (CBD);

    c) Zona di Kecamatan Banda Sakti dengan kegiatan utamanya untukpelayanan kota seperti: pemerintahan, perdagangan dan Jasa;

    10,877

    127Luas dan Penggunaan Lahan (Ha)

    PemukimanIndustri PabrikPersawahanPertanian Lahan SemusimPerkebunan RakyatAlang-alangHutan Belukar

    Bab II - 5Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    Gambar 2.3

    Sumber : Lhokseumawe Dalam angka, 2012

    a. Potensi Pengembangan WilayahBerdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008

    tentang Rencana Tata Ruang Nasional disebutkan pada lampiran II,bahwa Kota Lhokseumawe merupakan satu-satunya Pusat KegiatanNasional (PKN) di Provinsi Aceh. Kota Lhokseumawe memiliki kawasanstrategis yang berpotensi untuk dikembangkan sesuai Rencana TataRuang Kota Lhokseumawe yang sedang dalam proses qanun diantaranyaterbagi menjadi 3 (tiga) zona pengembangannya yaitu :

    pengembangan itu terbagi menjadi 3 (tiga) zona pengembangandiantaranya :

    1. Zona pesisir, merupakan daerah pinggiran pantai dan memilikikondisi wilayah relatif datar, zona pesisir mencakup:a) Zona di Kecamatan Muara Satu dengan kegiatan utamanya

    diperuntukkan bagi sektor industri besar, industri menengah danpariwisata;

    b) Zona di Kecamatan Muara Dua dengan kegiatan utamanyadiperuntukkan bagi sektor perdagangan, jasa, Central BussinessDistrict (CBD);

    c) Zona di Kecamatan Banda Sakti dengan kegiatan utamanya untukpelayanan kota seperti: pemerintahan, perdagangan dan Jasa;

    Pertanian Lahan SemusimPerkebunan Rakyat

  • Bab II - 6Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    d) Zona di Kecamatan Blang Mangat dengan kegiatan utamanyadiperuntukkan bagi sektor pendidikan, kesehatan, perikanan laut,dan sektor perikanan darat.

    2. Zona Tengah merupakan daerah sekitar Jalan Banda Aceh Medan.Wilayah ini merupakan wilayah datar dan berbukit yang mencakupKecamatan Muara Satu, Kecamatan Muara Dua dan Kecamatan BlangMangat dengan kegiatan utamanya diperuntukkan bagi perdagangan,jasa dan permukiman.

    3. Zona Dalam merupakan daerah dataran tinggi disekitar Jalan Elak(By Pass) memiliki kondisi wilayah berbukit, dengan kegiatan utamapada kawasan ini diperuntukkan bagi kegiatan pertanian (lahanbasah dan lahan kering), peternakan, pariwisata dan sebagianpermukiman.

    b. Wilayah Rawan Bencana1. Tsunami

    Kota Lhokseumawe berada pada pertemuan Plate Eurosia danAustralia berjarak 130 Km dari garis pantai barat sehingga kotaini rawan terhadap terjadinya Tsunami jika terjadi gempa bumipada skala yang tinggi yang dapat memacu timbulnya gelombangTsunami.

    2. Ombak/Abrasi PantaiKota Lhokseumawe terutama Kecamatan Banda Sakti sangat

    rentan terhadap kemungkinan ancaman abrasi pantai dangelombang pasang laut serta luapan sungai-sungai. KecamatanBanda Sakti sebagai pusat pemerintahan, perdagangan danpendidikan di wilayah Kota Lhokseumawe merupakan kawasanyang dikelilingi oleh laut dan sungai, sehingga rawan bencanagelombang laut.

  • Bab II - 7Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    3. Gempa BumiKota Lhokseumawe secara umum sangat dipengaruhi oleh

    kedudukan tektonik aktif di patahan yang diakomodasikan olehgerak convergent miring lempeng Hindia Australia dan LempengSunda, dan patahan geser dextral memanjang di sepanjang BukitBarisan, sehingga rawan terjadi gempa bumi.4. Banjir

    Kota Lhokseumawe, terutama Kecamatan Banda Sakti sangatrentan terhadap bencana alam banjir, hal ini disebabkan oleh letaktopografi Kota Lhokseumawe yang rendah, ditambah lagi buruknyakondisi drainase. Walaupun pembangunan Teluk Pusong (Reservoir)sedang/telah dilaksanakan, tapi belum mampu menanggulangibanjir pada saat musim hujan tiba. Sebagian besar jalan-jalanutama belum dapat dihindari dari banjir yang sering melanda KotaLhokseumawe, begitupun dengan Kecamatan Blang Mangat sangatrentan terhadap banjir yang disebabkan karena kondisi saluran(drainase) yang kurang memadai.

    c. DemografiJumlah penduduk Kota Lhokseumawe pada tahun 2011

    berjumlah 175.082 jiwa, terdiri dari 87.392 jiwa laki-laki dan 87.690 jiwaperempuan. Dilihat dari distribusinya jumlah penduduk terpadat terdapatdi Kecamatan Banda Sakti yaitu 73.542 jiwa dengan luas wilayah 11,24Km. Sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit terdapat diKecamatan Blang Mangat sebesar 21.689 jiwa dengan luas wilayah 56,12Km. Secara jelas dilihat pada tabel berikut:

  • Bab II - 8Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    Tabel 2.4Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk

    di Kota Lhokseumawe Tahun 2012No Kecamatan Penduduk

    LuasWilayah Kepadatan

    1 Blang Mangat 22.186 56,12 3952 Muara Dua 45.221 57,80 7823 Muara Satu 32.449 55,90 5804 Banda Sakti 75.226 11,24 6693

    Jumlah 175.058 181,06 967Sumber : Buku Lhokseumawe Dalam Angka - BPS 2012

    Berdasarkan Standar Nasional Indonesia 03-1733-2004 tentangPerencanaan Lingkungan Perumahan di perkotaan bahwa KotaLhokseumawe Tahun 2011 termasuk wilayah sangat padat di ProvinsiAceh setelah Kota Banda Aceh dibandingkan dengan wilayah-wilayah lain.Kondisi ini disebabkan karena Kota Lhokseumawe memiliki fasilitas yangcukup memadai dan menarik perhatian masyarakat untuk menetap.Jumlah penduduk Kota Lhokseumawe dapat dilihat lebih jelas padagambar 2.4 berikut :

    Gambar 2.4Kepadatan Penduduk Kota Lhokseumawe

    Tahun 2009-2011

    Sumber : Buku Lhokseumawe Dalam Angka - BPS 2012

    Penduduk Kota Lhokseumawe menurut umur dan jenis kelamin. DiTahun 2011 komposisi jumlah penduduk perempuan (87.690 jiwa) tetapsebagian besar penduduknya lebih banyak jika dibandingkan denganjumlah penduduk laki-laki pada tahun yang sama (87.392 jiwa).

    877 879945

    967

    2008 2009 2010 2011

  • Bab II - 9Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat2.1.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

    Pertumbuhan ekonomi Kota Lhokseumawe tertinggi danterendah masing-masing yaitu 6,38 persen (2008) dan 5,66 persen (2009),sedangkan pada tahun 2010 sebesar 5,94 persen. Pada tahun 2011realisasi pertumbuhan ekonomi mencapai 5,31 persen. Nilai ProdukDomestik Regional Bruto (PDRB) dengan migas atas dasar harga konstanmenurut lapangan usaha pada tahun 2011 mencapai Rp.4.145.150,31juta dibandingkan pada tahun 2010, 2009, dan 2008 masing-masingsebesar Rp.4.056.822,27 juta, Rp.4.335.407,78 juta dan Rp.4.641.409,61juta.

    Sedangkan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tanpamigas atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha pada tahun2011 mencapai Rp.2.322.161,45 juta dibandingkan pada tahun 2010,2009, dan 2008 masing-masing sebesar Rp.2.204.999,02, Rp.2.081.024,00 juta dan Rp.1.969.623,94 juta. NilaiPDRB Kota Lhokseumawe dengan Migas dan tanpa Migas berdasarkanlapangan usaha atas dasar harga konstan sejak tahun 2008-2011 adalahsebagai berikut :

  • Bab II - 10Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    Tabel 2.5Produk Domestik Regional Bruto Kota Lhokseumawe Atas Dasar

    Harga Konstan Menurut Lapangan Usahadengan Migas & tanpa Migas

    (Juta Rupiah)Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011

    1. Pertanian 267.743,28 271.864,58 277.898,30 288.030,902. Pertambangan &

    Penggalian8.206,40 8.476,08 8.922,10 9.322,03

    3. a. Industri Pengolahan(dengan Migas)

    2.671.479,58 2.254.971,28 1.851.822,45 1.907.899,74

    3. b. Industri Pengolahan(tanpa Migas)

    77.702,64 79.531,24 81.351,24 84.910,88

    4. Listrik & Air Bersih 2.831,68 3.136,30 3.520,92 4.017,165. Bangunan 157.245,76 163.985,06 171.219,57 177.918,996. Perdagangan, Hotel &

    Restoran995.309,06 1.074.380,73 1.161.067,40 1.236.980,74

    7. Pengangkutan &Komunikasi

    196.178,12 205.159,47 215.461,71 225.360,21

    8. Keuangan, Persewaan &Jasa Perusahaan

    45.500,14 48.005,62 52.205,62 55.838,23

    9. Jasa-jasa 219.212,96 226.897,43 233.352,96 239.782,30PDRB dengan Migas 4.641.103,52 4.335.995,27 4.056.203,97 4.145.150,31PDRB tanpa Migas 1.969.623,94 2.081.024,00 2.204.381,53 2.322.161,45Sumber : PDRB Kota Lhokseumawe Tahun 2008-2011

    Bila dilihat berdasarkan harga konstan, PDRB KotaLhokseumawe dengan Migas setiap tahunnya meningkat, tahun 2008sebesar Rp.10.259.266,69 juta, tahun 2009 meningkat menjadi sebesarRp.10.303.075,09 juta dan tahun 2010 menjadi sebesarRp.10.630.814,11 juta dan pada tahun 2011 mengalami peningkatansebesar Rp. 10.913.852,24 juta.

    PDRB Kota Lhokseumawe tanpa Migas berdasarkan hargaberlaku setiap tahunnya juga mengalami peningkatan yang cukup baikyaitu tahun 2008 sebesar Rp.4.014.456,93 juta, tahun 2009 meningkatmenjadi sebesar Rp.4.672.076,33 juta, tahun 2010 menjadi sebesarRp.5.473.504,36 juta hingga pada tahun 2011 mengalami peningkatansebesar Rp. 5.993.706,23 juta.

  • Bab II - 11Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    Nilai PDRB Kota Lhokseumawe dengan Migas dan tanpa Migasberdasarkan lapangan usaha atas dasar harga berlaku sejak tahun 2008-2011 adalah sebagai berikut :

    Tabel 2.6Produk Domestik Regional Bruto Kota LhokseumaweAtas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

    dengan Migas & tanpa Migas (Juta Rupiah)

    LapanganUsaha

    2008 2009 2010 2011

    1. Pertanian 454.293,99 475.318,01 503.505,32 540.635,352. Pertambangan

    & Penggalian14.891,68 16.081,56 18.173,88 19.285,38

    3. a. IndustriPengolahan(denganMigas)

    6.244.809,76 5.630.998,76 5.157.309,75 4.920.146,01

    3. b. IndustriPengolahan(tanpaMigas)

    115.803,02 121.861,55 149.856,48 165.068,01

    4. Listrik & AirBersih

    5.787,44 6.971,05 9.211,20 11.416,26

    5. Bangunan 521.195,62 677.952,81 824.268,48 893.598,036. Perdagangan,

    Hotel &Restoran

    2.082.658,63 2.415.752,93 2.846.123,44 3.152.553,15

    7. Pengangkutan& Komunikasi

    438.442,91 524.555,82 647.791,05 701.753,12

    8. Keuangan,Persewaan &JasaPerusahaan

    100.775,07 130.069,58 157.638,21 175.427,47

    9. Jasa-jasa 280.608,58 303.513,02 316.936,31 333.968,50PDRB dengan

    Migas10.259.266,69 10.303.075,09 10.630.814,11 10.913.852,24

    PDRB tanpaMigas

    4.014.456,93 4.672.076,33 5.473.504,36 5.993.706,23

    Sumber : PDRB Kota Lhokseumawe Tahun 2008-2011Pertumbuhan ekonomi Kota Lhokseumawe atas dasar harga

    konstan tanpa migas pada tahun 2011 naik sebesar 5,31 persen terhadaptahun 2010. Pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor listrik & air bersihsebesar 14,09 persen diikuti sektor keuangan, persewaan & jasa

  • Bab II - 12Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    perusahaan sebesar 6,96 persen, perdagangan, hotel & restoran sebesar6,54 persen, pengangkutan & komunikasi sebesar 4,59 persen,pertambangan & penggalian sebesar 4,48 persen, industri pengolahantanpa migas sebesar 4,38 persen, bangunan sebesar 3,91 persen,pertanian sebesar 3,65 persen, jasa-jasa 2,76 persen, dan terendahterjadi di sektor industri pengolahan dengan migas yaitu -1,56 persen.

    Pada sektor industri pengolahan dengan migas, dimana hanyapada sektor ini saja yang mengalami penurunan dimana pada tahun 2011indistri pengolahan hanya memproduksi lebih sedikit daripada tahun-tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat pada tabeldibawah ini:

    Tabel 2.7Nilai & Laju Pertumbuhan PDRB Kota Lhokseumawedengan Migas & tanpa Migas Tahun 2010 dan 2011

    Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan (JutaRupiah)

    LapanganUsaha

    Atas Dasar HargaBerlaku

    (Juta Rupiah)Atas Dasar HargaKonstan (Juta

    Rupiah)Laju

    Pertumbungan(Persen)

    2010 2011 2010 2011 2010 20111. Pertanian 503.505,32 540.635,35 277.898,30 288.030,90 2,22% 3.652. Pertambangan

    & Penggalian18.173,88 19.285,38 8.922,10 9.322,03 5,26% 4.48

    3. a. IndustriPengolahan(denganMigas)

    5.157.309,75 4.920.146,01 1.851.822,45 1.907.899,74 -17,88% -1.56

    3. b. IndustriPengolahan(tanpaMigas)

    149.856,48 165.068,01 81.351,24 84.910,88 2,29% 4.38

    4. Listrik & AirBersih

    9.211,20 11.416,26 3.520,92 4.017,16 12,26% 14.09

    5. Bangunan 824.268,48 893.598,03 171.219,57 177.918,99 4,41% 3.916. Perdagangan,

    Hotel &Restoran

    2.846.123,44 3.152.553,15 1.161.067,40 1.236.980,74 8,07% 6.54

    7. Pengangkutan& Komunikasi

    647.791,05 701.753,12 215.461,71 225.360,21 5,02% 4.59

    8. Keuangan,Persewaan &JasaPerusahaan

    157.638,21 175.427,47 52.205,62 55.838,23 8,75% 6.96

    9. Jasa-jasa 316.936,31 333.968,50 233.352,96 239.782,30 2,85% 2.76PDRB dengan

    Migas10.630.814,11 10.913.852,24 4.056.203,97 4.145.150,31 -6,45% 2.18

  • Bab II - 13Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    LapanganUsaha

    Atas Dasar HargaBerlaku

    (Juta Rupiah)Atas Dasar HargaKonstan (Juta

    Rupiah)Laju

    Pertumbungan(Persen)

    2010 2011 2010 2011 2010 2011PDRB tanpa Migas 5.473.504,36 5.993.706,23 2.204.381,53 2.322.161,45 5,93% 5.31

    Sumber : PDRB Kota Lhokseumawe Tahun 2008-2011

    Pertumbuhan ekonomi Kota Lhokseumawe dapat juga di ukurdari laju inflasi dan pendapatan per kapita, dengan semakin tingginyapendapatan per kapita suatu daerah akan meningkatkan pengeluarankonsumsi daerah tersebut yang erat kaitannya dengan tingkat inflasi.

    1. InflasiBerdasarkan data BPS Kota Lhokseumawe bahwa laju inflasi

    Kota Lhokseumawe pada tahun 2011 mencapai 3,55 persen (inflasinasional sebesar 3,79 persen). Bila dibandingkan dengan tahun 2010sebesar 7,19 persen maka terjadi penurunan sebesar 3,64 persen dansangat jauh menurun dibandingkan tahun 2008 yang mencapai 10,27persen.

    Dari tujuh kelompok pengeluaran konsumsi yang dihitungIndeks Harga Konsumen (IHK), lima kelompok pengeluaran yangmengalami kenaikan angka indeks yaitu : kelompok bahan makanan 8,72persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau 0,34persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 0,09 persen,kelompok sandang 0,56 persen dan kelompok transportasi, komunikasi &jasa keuangan 0,17 persen, sedangkan kelompok kesehatan tidak terjadikenaikan maupun penurunan. Sebaliknya kelompok pendidikan, rekreasi& olah raga turun sebesar 6,83 persen.

    Berikut adalah gambar perkembangan inflasi KotaLhokseumawe Tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 :

  • Bab II - 14Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    Gambar 2.5Perkembangan Inflasi Kota Lhokseumawe

    dibandingkan dengan Kota Banda Aceh dan NasionalTahun 2008 2011

    Sumber : Lhoseumawe Dalam angka, 2012

    2. Pendapatan PerkapitaDibandingkan tahun sebelumnya, angka pendapatan perkapita

    masyarakat mengalami penurunan dan peningkatan meskipunpenurunan dan peningkatannya belum menunjukkan distribusipendapatan secara terperinci kepada kelompok penerima pendapatan.Pada tahun 2011 pendapatan perkapita masyarakat dengan minyak dangas sebesar Rp. 22.405.417,23 atau sebesar Rp. 1.867.118,08 perbulan,dimana mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya tahun 2010sebesar Rp. 27.581.787,16 atau sebesar Rp.2.298.482,26 perbulan.Sedangkan pendapatan perkapita masyarakat tanpa minyak dan gasmengalami kenaikan setiap tahunny dimana pada tahun 2011 sebesarRp.12.551.775,51 atau sebesar Rp.1.045.981,27 perbulan, mengalamikenaikan dibanding tahun 2010 sebesar Rp.12.191.381,46 atau sebesarRp.1.015.948,46 perbulan. Kenaikan pendapatan perkapita masyarakattanpa minyak dan gas pada satu sisi memperlihatkan kemampuan dayabeli masyarakat rata-rata selama tahun bersangkutan.

    Akan tetapi dikaitkan dengan tingkat inflasi yang masihrelatif tinggi, maka pendapatan perkapita masyarakat belum dapatdijadikan indikator kesejahteraan masyarakat yang mencerminkankemampuan daya beli masyarakat. Dengan demikian dapat dikatakanbahwa terjadi penurunan daya beli masyarakat di Kota Lhokseumawe,sehubungan kenaikan harga berbagai barang kebutuhan pokok. Untuk

    05

    1015

    2008

    Bab II - 14Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    Gambar 2.5Perkembangan Inflasi Kota Lhokseumawe

    dibandingkan dengan Kota Banda Aceh dan NasionalTahun 2008 2011

    Sumber : Lhoseumawe Dalam angka, 2012

    2. Pendapatan PerkapitaDibandingkan tahun sebelumnya, angka pendapatan perkapita

    masyarakat mengalami penurunan dan peningkatan meskipunpenurunan dan peningkatannya belum menunjukkan distribusipendapatan secara terperinci kepada kelompok penerima pendapatan.Pada tahun 2011 pendapatan perkapita masyarakat dengan minyak dangas sebesar Rp. 22.405.417,23 atau sebesar Rp. 1.867.118,08 perbulan,dimana mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya tahun 2010sebesar Rp. 27.581.787,16 atau sebesar Rp.2.298.482,26 perbulan.Sedangkan pendapatan perkapita masyarakat tanpa minyak dan gasmengalami kenaikan setiap tahunny dimana pada tahun 2011 sebesarRp.12.551.775,51 atau sebesar Rp.1.045.981,27 perbulan, mengalamikenaikan dibanding tahun 2010 sebesar Rp.12.191.381,46 atau sebesarRp.1.015.948,46 perbulan. Kenaikan pendapatan perkapita masyarakattanpa minyak dan gas pada satu sisi memperlihatkan kemampuan dayabeli masyarakat rata-rata selama tahun bersangkutan.

    Akan tetapi dikaitkan dengan tingkat inflasi yang masihrelatif tinggi, maka pendapatan perkapita masyarakat belum dapatdijadikan indikator kesejahteraan masyarakat yang mencerminkankemampuan daya beli masyarakat. Dengan demikian dapat dikatakanbahwa terjadi penurunan daya beli masyarakat di Kota Lhokseumawe,sehubungan kenaikan harga berbagai barang kebutuhan pokok. Untuk

    2009 2010 2011

    Angka InflasiKotaLhokseumawe

    Bab II - 14Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    Gambar 2.5Perkembangan Inflasi Kota Lhokseumawe

    dibandingkan dengan Kota Banda Aceh dan NasionalTahun 2008 2011

    Sumber : Lhoseumawe Dalam angka, 2012

    2. Pendapatan PerkapitaDibandingkan tahun sebelumnya, angka pendapatan perkapita

    masyarakat mengalami penurunan dan peningkatan meskipunpenurunan dan peningkatannya belum menunjukkan distribusipendapatan secara terperinci kepada kelompok penerima pendapatan.Pada tahun 2011 pendapatan perkapita masyarakat dengan minyak dangas sebesar Rp. 22.405.417,23 atau sebesar Rp. 1.867.118,08 perbulan,dimana mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya tahun 2010sebesar Rp. 27.581.787,16 atau sebesar Rp.2.298.482,26 perbulan.Sedangkan pendapatan perkapita masyarakat tanpa minyak dan gasmengalami kenaikan setiap tahunny dimana pada tahun 2011 sebesarRp.12.551.775,51 atau sebesar Rp.1.045.981,27 perbulan, mengalamikenaikan dibanding tahun 2010 sebesar Rp.12.191.381,46 atau sebesarRp.1.015.948,46 perbulan. Kenaikan pendapatan perkapita masyarakattanpa minyak dan gas pada satu sisi memperlihatkan kemampuan dayabeli masyarakat rata-rata selama tahun bersangkutan.

    Akan tetapi dikaitkan dengan tingkat inflasi yang masihrelatif tinggi, maka pendapatan perkapita masyarakat belum dapatdijadikan indikator kesejahteraan masyarakat yang mencerminkankemampuan daya beli masyarakat. Dengan demikian dapat dikatakanbahwa terjadi penurunan daya beli masyarakat di Kota Lhokseumawe,sehubungan kenaikan harga berbagai barang kebutuhan pokok. Untuk

    Angka InflasiKotaLhokseumawe

  • Bab II - 15Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    melihat perbandingan antara LPE dan tingkat inflasi seperti pada tabelberikut ini:

    Tabel 2.8Perbandingan Kenaikan Pendapatan Perkapita Terhadap Inflasi

    Tahun 2008 2011Tahun Pendapatan Perkapita(Rp)

    Kenaikan LPE(%) Inflasi (%)

    2008 Dengan Migas :26.663.198.08

    (1,69) 13,78Tanpa Migas :11.317.315,05

    6,222009 Dengan Migas :

    24.414.861,65(7,80) 3,96

    Tanpa Migas :11.720.090,95

    5,802010 Dengan Migas:

    22.426.442,95(7,82) 7,19

    Tanpa Migas:12.191.381,46

    5,782011 Dengan Migas:

    22.405.417,232,18 3,55

    Tanpa Migas:12.551.775,51

    5,31

    Sumber : PDRB Kota Lhokseumawe Tahun 2008-2011

    2.1.2.2 Fokus Kesejahteraan SosialAnalisis kinerja atas fokus kesejahteraan sosial dilakukan

    terhadap indikator angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah,angka usia harapan hidup dan rasio penduduk yang bekerja.a. Angka Melek Huruf

    Tabel 2.9Perkembangan Angka Melek Huruf di Kota Lhokseumawe

    Tahun 2007 - 2011No Uraian Tahun2007 2008 2009 2010 20111 Angka Melek Huruf 98,82 % 98,82% 99,22% 99,62% 99,55%

    Sumber : IPM Kota Lhokseumawe Tahun 2012

  • Bab II - 16Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    Ukuran yang sangat mendasar dari pendidikan adalahkemampuan baca tulis penduduk. Minimal penduduk harus mempunyaikemampuan membaca dan menulis agar dapat menerima informasisecara tertulis sehingga dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatanpembangunan dalam arti bahwa untuk meningkatkan kesejahteraanmasyarakat kemampuan baca tulis merupakan hal terpenting dalammeningkatkan pembangunan ekonomi. Angka melek huruf di KotaLhokseumawe pada tahun 2011 mencapai 99,55% terdiri dari umur 15tahun ke atas. Dengan kata lain sebesar 0,34 % penduduk umur15 tahun ke atas di Kota Lhokseumawe belum atau tidak dapat membacadan menulis. Hal ini dapat dimaklumi karena penduduk yang tidak dapatmembaca dan menulis terkonsentrasi pada penduduk kelompok usia tua.

    b. Usia Harapan Hidup (UHH)Gambar 2.6

    Perkembangan Angka Harapan Hidupdi Kota Lhokseumawe Tahun 2007 2011

    Sumber : IPM Kota Lhokseumawe Tahun 2012Angka Harapan Hidup merupakan rata-rata peluang hidup

    penduduk. Pada angka harapan hidup mencerminkan tingkatkesejahteraan masyarakat khususnya kualitas kesehatan penduduk disuatu wilayah. Angka harapan Hidup Kota Lhokseumawe mengalamikenaikan dari tahun ke tahun, ini menunjukkan bahwa peluang hiduppenduduk di Kota Lhokseumawe menunjukkan perbaikan. Pada tahun2011 angka harapan hidup penduduk kota ini mencapai 71,17 tahun, hal

    69.7 7070.41

    70.81 71.17

    2007 2008 2009 2010 2011

    Angka Harapan Hidup

  • Bab II - 17Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    ini berarti pada tahun tersebut penduduk Kota Lhokseumawe memilikiharapan hidup sekitar lebih dari 71 tahun.

    c. Rasio Penduduk Yang BekerjaPenduduk yang berusia diatas 15 tahun bekerja di Kota

    Lhokseumawe pada tahun 2011 mencapai 68.405 jiwa dari jumlahpenduduk Kota Lhokseumawe yang berjumlah 175.082 jiwa. Hal inimenunjukkan bahwa penduduk usia kerja dibandingkan dengan jumlahpenduduk kota Lhokseumawe mencapai 53,17%. Sebagaimana yangditunjukkan oleh tabel 2.16 di bawah ini.

    Tabel 2.10Rasio Penduduk Yang Bekerja di Kota Lhokseumawe

    Tahun 2012

    NoJumlah

    PendudukTahun 2010

    Penduduk Yang Berusia Diatas 15Tahun Yang Bekerja

    Tingkat PartisipasiAngkatan Kerja

    (TPAK) Tahun 2010Laki-laki Perempuan Total1 175.082 51.376 17.029 68.405 53,17 %

    Sumber : IPM Kota Lhokseumawe Tahun 2012

    2.1.3 Aspek Pelayanan UmumKinerja pembangunan pada aspek pelayanan umum merupakan

    gambaran dan hasil dari pelaksanaan pembangunan selama periodetertentu terhadap kondisi pelayanan umum. Kondisi dan perkembanganaspek pelayanan umum Kota Lhokseumawe dapat dilihat dalam capaianpembangunan berikut ini :

  • Bab II - 18Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    Tabel 2.11Capaian Pembangunan Kota Lhokseumawe

    Tahun 2010-2011No Capaian Pembangunan 2010 20111 Jumlah Tenaga Dokter 31 Orang 28 Orang2 Jumlah Tenaga Kesehatan 426 Orang 410 Orang3 Jumlah Sarana Kesehatan Dasar 105 Unit - Unit4 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan 55 Unit 33 Unit5 Jumlah Bayi Lahir Hidup 3.702 Bayi /

    4.014Kelahiran

    3.782 Bayi /3.804

    Kelahiran6 Persentase Jumlah Bayi dengan Imunisasi

    Lengkap (Berdasarkan Cakupan Campak)93% 90%

    7 Rasio Akseptor KB 84,84 % 93,63 %8 Jumlah Pelanggan Air Minum PDAM Tirta

    Mon Pase di Kota Lhokseumawe6.746 -

    9 Banyaknya Air Minum Yang Disalurkan kePelanggan (M3)

    1.498.501 M3 -10 Jumlah KUD & Non KUD serta Jumlah

    Anggota Koperasi272 Unit &12.041AnggotaKoperasi

    282 Unit &12.360AnggotaKoperasi

    11 Perkembangan Perusahaan Yang TelahMemiliki Tanda Daftar Perusahaan (TDP)

    2.274Perusahaan

    462Perusahaan

    12 Persentase proporsi jaringan jalan berkondisimantap (baik dan sedang)

    98,63% -Sumber : LDA Kota Lhokseumawe Tahun 2012

    2.1.4. Aspek Daya Saing DaerahDaya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah

    dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi danberkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan dengan Provinsilainnya yang berdekatan, domestik atau internasional.

    Aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan ekonomidaerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dansumber daya manusia.

    2.1.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi DaerahAnalisis fokus kemampuan ekonomi daerah dilihat dari

    indikator kemampuan daerah dalam meningkatkan pendapatanmasyarakatnya. Pengeluaran konsumsi merupakan variabel yangmemiliki kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto

  • Bab II - 19Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    (PDRB). Oleh karena itu pengeluaran konsumsi perkapita adalah variabelyang cukup penting sebagai alat pemantau perkembangan standar hiduppenduduk di suatu wilayah. Sebagai contoh, penentuan jumlahpenduduk miskin disuatu wilayah ditentukan berdasarkan pengeluarankonsumsi perkapita penduduk. Selain itu pengeluaran konsumsi perkapita ini juga merupakan perkiraan pendapatan per kapita penduduksuatu wilayah. Nilai pengeluaran konsumsi masyarakat diperoleh darikegiatan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Bagi pendudukdengan pendapatan menengah ke bawah penggunaan uang untukpengeluaran uang konsumsi merupakan pengeluaran terbesardibandingkan dengan pengeluaran non konsumsi.

    Tabel 2.12Pengeluaran Konsumsi Masyarakat Kota Lhokseumawe

    Tahun 2010 & Tahun 2011

    No UraianTahun2010

    Tahun2011

    (Rp) (Rp)1 Rata-rata pengeluaran makanan sebulan 319.287 345.8932 Rata-rata pengeluaran bukan makanansebulan 268.423 284.9643 Pengeluaran per kapita 587.710 680.8774 Persentase rata-rata pengeluaran makanansebulan 54,33 54,825 Persentase rata-rata pengeluaran bukanmakanan sebulan 45,67 45,17

    Sumber : BPS Kota Lhokseumawe

    Untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat salahsatunya dapat menggunakan indikator pendapatan per kapita. Indikatorini didapatkan dari besaran nilai PDRB per kapita. Pendapatan per kapitamerupakan nilai perkiraan pendapatan per jumlah penduduk selama satutahun. Perkembangan pendapatan per kapita Kota Lhokseumawe atasdasar harga berlaku tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 dengan atautanpa migas dapat dilihat pada tabel 2.19 dibawah:

  • Bab II - 20Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    Tabel 2.13Pendapatan Per Kapita Kota Lhokseumawe

    Tahun 2008 s/d Tahun 2011

    TahunADHB ADHK 2000

    DenganMigas Tanpa Migas

    DenganMigas Tanpa Migas

    1 2 3 4 52008 62.281.175,84 24.370.659,77 28.174.858,22 11.957.043,192009 61.303.014,79 27.798.726,29 25.799.053,18 12.382.035,842010 62.109.299,97 31.978.315,17 23.697.901,82 12.878.843,732011 62.335.661,23 34.223.708,95 23.675.479,55 13.263.279,21

    Sumber : BPS Kota Lhokseumawe

    Untuk melihat seberapa besar tingkat pertumbuhan per kapitasecara riil akibat peningkatan output adalah dengan memperhatikanperkembangan pendapatan per kapita atas dasar harga konstan. Atasdasar harga konstran tahun 2000, pendapatan penduduk KotaLhokseumawe selama kurun waktu 2008 sampai 2011 tanpa migasmeningkat 13,27 persen. Tahun 2008 pendapatan per kapita tersebutsebesar Rp.11.957.043,19 dan meningkat menjadi Rp.13.263.279,21pada tahun 2011. Jadi secara rata-rata hanya mengalami peningkatansebesar 3,54 persen per tahun.

    Pengaruh sektor migas terhadap pendapatan penduduk cukupbesar. Kendati demikian pengaruh sektor ini memberikan dampakpenurunan terhadap pendapatan per kapita penduduk karenaproduktivitas ataupun output dari sektor ini mengalami penurunan tiaptahunnya. Baik berdasarkan harga berlaku maupun harga konstan,pendapatan per kapita dengan memasukkan nilai sektor migas akanmengalami penurunan.

    Pendapatan per kapita penduduk Kota Lhokseumawe atas dasarharga berlaku pada tahun 2011 tanpa sektor migas adalah sebesar Rp.34.223.708,95. Nilai ini mengalami peningkatan sebesar 62,42 persendari tahun 2008. Dengan demikian nilai pertumbuhan pendapatan pertahunnya adalah sebesar 17,83 persen.

  • Bab II - 21Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    2.1.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/ InfrastrukturPembangunan sarana dan prasarana wilayah atau infrastruktur

    direncanakan untuk mendukung terwujudnya visi dan misipembangunan di Kota Lhokseumawe. Sarana dan prasarana wilayah padadasarnya merupakan elemen pendukung bagi berlangsungnya kehidupansuatu wilayah karena masyarakat yang tinggal di suatu wilayah akanmembutuhkan sarana prasarana untuk melangsungkan kegiatan.Fasilitas sarana prasaran wilyah tersebut diantaranya :

    1. PerhubunganPembangunan sektor transportasi merupakan bagian yang

    sangat penting dalam pembangunan nasional. Tujuan pembangunantransportasi adalah peningkatan pelayanan jasa transprotasi yang efisien,handal serta dapat mewujudkan sistem transporasi secara intermoda danterpadu dengan pembangunan wilayahnya serta menjadi bagian darisistem distribusi yang mampu memberikan pelayanan dan manfaat bagimasyarakat luas, termasuk meningkatkan jaringan dari desa ke kotayang memadai.

    Secara umum kondisi jalan negara yang melintasi KotaLhokseumawe dengan total panjang jalan 23,20 km tidak mengalamikerusakan begitu juga dengan jalan provinsi dengan panjang 4,60 kmtidak mengalami kerusakan. Jaringan jalan di dalam Kota Lhokseumawesendiri dengan panjang 231,85 km yaitu berada di empat kecamatan.Untuk saat ini masih memerlukan penanganan yang serius. Untuk lebihjelasnya dapat dilihat pada tabel 2.16 berikut ini :

    Tabel 2.14Ruas Jalan Kota Lhokseumawe Tahun 2012

    No Jenis Jalan Panjang Jalan(Km)Rusak Sedang

    (Km)Rusak Berat

    (Km) Keterangan1 Negara 23,20 0 02 Provinsi 4,60 0 03 Kota 255,71 29,31 4,00

    Sumber : BPS Kota Lhokseumawe

  • Bab II - 22Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    2. Sarana PerekonomianJumlah usaha jasa makan dan minum yang ada di Kota

    Lhokseumawe tahun 2010 dan tahun 2011 berjumlah tetap yaitu 48 unityang tersebar di empat kecamatan yang ada, terbanyak terdapat diKecamatan Banda Sakti.

    Sedangkan penginapan (hotel, wisma dan losmen) di KotaLhokseumawe berjumlah 18 penginapan yang terpusat di KecamatanBanda Sakit dan Kecamatan Muara Dua. Untuk lebih jelasnya dapatdilihat pada tabel 2.21 berikut ini :

    Tabel 2.15Jumlah Penginapan di Kota Lhokseumawe

    Tahun 2010 dan Tahun 2011No JenisPenginapan

    Tahun Lokasi2010 20111 Hotel 4 4 Kecamatan Banda Sakit,

    Kecamatan Muara Dua2 Wisma 10 10 Kecamatan Banda Sakit,

    Kecamatan Muara Dua3 Losmen 4 4 Kecamatan Banda Sakit

    Sumber : Dishubparbud Kota Lhokseumawe Tahun 2012Jumlah tamu yang berkunjung ke Kota Lhokseumawe selama

    tahun 2011 adalah 38.543 tamu yang terdiri dari 38.146 tamu domestikdan 397 tamu asing, dimana mengalami penurunan dibandingkan tahun2010 sebanyak 44.964 tamu yang terdiri dari 44.412 tamu domestik dan552 tamu asing. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.22berikut ini :

    Tabel 2.16Jumlah Tamu di Kota Lhokseumawe

    Tahun 2010 dan Tahun 2011

    No Tamu Tahun2010 20111 Domestik 44.412 38.1462 Asing 552 397

    Total 44.964 38.543Sumber : BPS Kota Lhokseumawe Tahun 2012

  • Bab II - 23Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    3. Jaringan ListrikEnergi listrik sudah menjadi kebutuhan setiap orang dan

    pemenuhan kebutuhan listrik menjadi salah satu faktor penting dalammenentukan keberhasilan pembangunan di Kota Lhokseumawe.Perkembangan rata-rata tarif per kwh listrik di Kota Lhokseumawe padatahun 2011 mencapai Rp. 783.000,- (Sumber Lhokseumawe Dalam AngkaTahun 2012).

    2.1.4.3. Fokus Iklim BerinvestasiKeamanan, ketertiban dan penanggulangan kriminalitas

    merupakan salah satu prioritas untuk mewujudkan stabilitaspenyelenggaraaan pemerintahan terutama di daerah. Pemerintahandaerah dapat terselengggara dengan baik apabila pemerintah dapatmemberikan rasa aman kepada masyarakat, menjaga ketertiban dalampergaulan masyarakat serta menanggulangi kriminalitas.

    Kondisi yang kondusif (aman dan tertib) Kota Lhokseumawediharapkan dapat mendukung iklim investasi di Kota Lhokseumawe.Angka kriminalitas yang terjadi selama tahun 2011 di Kota Lhokseumawesebanyak 826 kasus. Bila dibandingkan dengan tahun 2010 meningkatsebesar 23 persen kasus diantaranya pada kasus pencurian 1 persen,curanmor 8 persen, narkoba 10 persen, dan penipuan 4 persen.Sedangkan yang mengalami penurunan terjadi pada penganiyaan 5persen, penggelapan 3 persen, pengrusakan 1 persen, pejudian 1 persen,dan lai-lain 10 persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.23berikut ini :

    2.1.4.4. Fokus Sumber Daya ManusiaAnalisi kinerja atas sumber daya manusia dilakukan terhadap

    indikator rasio ketergantungan dan rasio lulusan SI/ S2 / S3. Kualitassumber daya manusia secara spesifik dapat digambarkan dari tingkatpendidikan penduduk. Komposisi penduduk menurut pendidikan yangditamatkan memberikan gambaran tentang kulitas sumber daya

  • Bab II - 24Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    manusia. Kebutuhan akan tenaga kerja berpendidikan tinggi dirasakansangat penting bagi kepentingan pembangunan. Hal ini berkaitan dengandaya saing SDM antar daerah dalam menghadapi era kompetisi globaldimasa mendatang.

    Tabel 2.17Presentase Penduduk berumur 10 tahun ke atas

    menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamindi Kota Lhokseumawe Tahun 2011

    JenisKelamin

    Tidak/BelumTamat

    SD SMP SMA PerguruanTinggiLaki-laki 12,94 20,16 22,72 35,01 9,16

    Perempuan 16,09 23,80 18,12 32,36 9,63Total 14,56 22,03 20,36 33,65 9,40

    Sumber : BPS Kota Lhokseumawe (LDA 2012)

    Berdasarkan fakta diatas, bahwa sebagian besar pendudukberpendidikan SMA sederajat, maka sumber daya manusia di bidangpendidikan Kota Lhokseumawe dapat dikatakan telah berlangsungdengan baik dengan sebagian besar penduduk telah melampaui ProgramWajib Belajar 9 Tahun. Hal ini berkaitan dengan daya saing dengansumber daya manusia daerah lain dalam menghadapi era kompetisiglobal di masa mendatang. Dengan kualifikasi penduduk di bidangpendidikan yang cukup, diharapkan Kota Lhokseumawe mampumenghadapi persaingan tersebut. Penduduk yang berpendidikan akanmenambah peluang partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah.

  • Bab II - 25Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD SampaiTahun Berjalan dan Realisasi RPJMD

    Bagian ini merupakan telaah telaah terhadap hasil evaluasi statusdan kedudukan pencapaian kinerja pembangunan daerah. Telaah inidilakukan dengan merekapitulasi terhadap hasil evaluasi pelaksanaanprogram dan kegiatan Tahun 2013.

    Adapun hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPDtahun 2013 dan realisasi RPJM Kota Lhokseumawe tahun 2013 sertatarget realisasi tahun 2013 dapat dilihat pada lampiran tabel 2.19berikut:

  • Bab II - 26Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    SENGAJA DIKOSONGKANUNTUK TABEL EVALUASI RKPD

    TAHUN SEBELUMNYA (FILE EXCELhal. 25 s/d 76 )

  • Bab II - 76Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    2.3. Permasalahan Pembangunan DaerahBagian ini merupakan telaah terhadap hasil evaluasi dan kedudukan

    pencapaian kinerja pembangunan daerah. Telaah dilakukan denganmelakukan rekapitulasi terhadap hasil evaluasi pelaksanaan program dankegiatan tahun 2012 di Kota Lhokseumawe. Berikut adalah telaah hasilevaluasi yang dimaksud :

    1. Pariwisataa. Masih kurangnya pengembangan dan promosi wisata yang efektif;b. Belum optimalnya keterlibatan masyarakat di sekitar obyek

    wisata;c. Sadar wisata dan sapta pesona dikalangan masyarakat belum

    optimal;d. Sarana dan pra sarana wisata yang kurang memadai;

    2. Industria. Belum optimalnya pengembangan desain produk, inovasi teknologi,diversifikasi produk, penerapan terhadap standar mutu dan sistemmutu produk;

    b. Terbatasnya akses permodalan;c. Kurangnya jejaring kemitraan dalam usaha pemasaran;d. Terbatasnya Kemampuan SDM dalam menggunakan teknologi;e. Lemahnya pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya HKI.

    3. Perdagangana. Kurangnya tingkat kesadaran produsen, pedagang dan konsumententang tertib niaga dan perlindungan konsumen;

    b. Daya saing produk serta kemampuan dalam mengakses pasar/informasi/promosi pasar dalam negeri masih relatif rendah;

    c. Kurangnya pemanfaatan jaringan pasar untuk pedagang sehinggamasih kurangnya kemitraan dalam usaha perdagangan;

    d. Sarana dan prasarana distribusi kurang memadai;

  • Bab II - 77Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    e. Masih adanya produk yang beredar di pasaran yang belummemenuhi pesyaratan yang berlaku;

    f. Masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap penggunaanproduk dalam negeri;

    g. Rendahnya posisi tawar produk KUKM karena belum optimalnyakeberadaan kelembagaan;

    4. Koperasi dan UKMa. Keterbatasan SDM pengelola koperasi yang mengakibatkan potensikopreasi dan anggota belum dapat dimanfaatkan secara maksimaluntuk percepatan perkembangan usaha koperasi;

    b. Belum maksimalnya realisasi penyaluran kredit lunak dariperbankan untuk pembinaan KUKM Kota Lhokseumawe;

    c. Sulitnya mengakses sumber permodalan bagi UMKM, karenapersyaratan yang sulit dipenuhi oleh UMKM.

    5. Pertaniana. Minimnya kepemilikan lahan (sempit) dan semakin menurunnyadaya dukung lahan. Hal tersebut seiring dengan permasalahantingginya alih fungsi lahan pertanian yang sulit dikendalikan;

    b. Keterbatasan akses modal untuk saprodi (permodalan lemah) yangberimplikasi pada berkurangnya kemampuan petani untuk membelisaprotan;

    c. Masih rendahnya akses informasi dan penerapan tehnologi di setiapsub sistem agribisnis;

    d. Kelembagaan pertanian belum optimal (petani, penyuluh danagribisnis);

    e. Masih rendahnya kemampuan sumberdaya manusia pertanian;f. Pemasaran dan pengolahan hasil belum memihak petani. Pada sisiyang lain daya saing produk pertanian masih rendah dan hargayang fluktuatif;

    g. Berkurangnya minat generasi muda untuk menjadi petani/tenagakerja di sektor pertanian;

  • Bab II - 78Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    h. Pemanfaatan lahan marginal belum optimal;i. Pemanfaatan benih/bibit unggul belum optimal;j. Masih besarnya jumlah petani miskin.

    6. Ketahanan Pangana. Masih terjadinya kecendrungan ketergantungan terhadap salah

    satu sumber karbohidrat yakni beras sebagai makanan pokok;b. Harga bahan pangan pokok masih belum stabil terutama pada

    saat musim panen raya, musim paceklik dan menjelang haribesar nasional;

    c. Masih terjadinya kerawanan pangan baik kronis maupun transiendan kasus kurang/gizi buruk di wilayah tertentu;

    d. Konsumsi pangan masyarakat masih kurang beragam, bergizi,berimbang dan belum memenuhi kaidah-kaidah kesehatan;

    e. Adanya tuntutan penyediaan bahan pangan yang terjamin mutudan keamanannya sebagai konsekuensi dari adanya peningkatanpendapatan masyarakat;

    f. Pemantauan situasi pangan masyarakat belum dilakukan secaraperiodik dan berkelanjutan;

    g. Masih terbatasnya sarana dan penegakan hukum peredarandistribusi pangan;

    h. Belum optimalnya pemantauan distribusi pangan antarkabupaten dan antar provinsi;

    i. Masih terbatasnya akses sebagian masyarakat terhadap bahanpangan karena kemiskinan;

    j. Masih rendahnya kesadaran sebagian masyarakat terhadapkeamanan pangan;

    k. Kurang mantapnya kelembagaan penyuluhan dan belumterpenuhinya kebutuhan satu desa satu penyuluh dan sinergilintas sektor pelaku penyuluhan masih kurang optimal;

    l. Materi penyuluhan yang kurang sesuai dengan kebutuhanmasyarakat;

    m. Daya saing produk pertanian masih rendah.

  • Bab II - 79Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    7. Kelautan dan Perikanana. Penerapan teknologi dan manajemen di sub sistem usaha kelautandan perikanan masih bersifat tradisional;

    b. Rendahnya motivasi generasi muda untuk berkecimpung dalamusaha di bidang kelautan dan perikanan;

    c. Masih adanya pelaku usaha budidaya ikan, nelayan, pengolahproduk dan pemasar dalam kondisi pra sejahtera;

    d. Masih rendahnya kualitas SDM baik aparatur maupun masyarakatkelautan dan perikanan secara umum;

    e. Masih rendahnya daya saing produk kelautan dan perikanan;f. Belum optimalnya kelembagaan pelaku usaha bidang kelautan danperikanan (pembudidaya ikan, nelayan, pengolah maupunpemasaran produk perikanan);

    g. Ketersediaan sarana dan prasarana yang belum memadai, seperti:pelabuhan perikanan, kapal serta alat tangkap yang digunakannelayan;

    h.Masih adanya konflik kepentingan antara subsektor terkait dalampenggunaan sumberdaya esensial seperti sumberdaya lahan danair;

    i. Masih terbatasnya pengawasan terhadap keamanan produk panganberbasis kelautan dan perikanan;

    j. Masih terbatasnya akses permodalan dan pengembangan pasar;k. Kelancaran proses pendataan dan penyampaian informasi kepadamasyarakat perikanan dan kelautan belum berjalan secara optimal;

    l. Perubahan iklim global yang sangat mempengaruhi produksipenangkapan ikan laut.

    8. Ketenagakerjaana. Jumlah pengangguran yang masih banyak;

  • Bab II - 80Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    b. Rendahnya kualitas ketrampilan dan produktifitas tenaga kerja;c. Terbatasnya kesempatan dan peluang berusaha;d. Tenaga kerja yang ada belum sepenuhnya dapat memenuhipermintaan pasar kerja yang tersedia;

    e. Lemahnya perlindungan, pengawasan, dan rendahnya tingkatkesejahteraan tenaga kerja;

    f. Rendahnya investasi sehingga daya serap tenaga kerja rendah;g. Pertumbuhan upah tidak diikuti oleh pertumbuhan produktifitastenaga kerja.

    9. Kesehatana. Meningkatnya tuntutan mutu pelayanan kesehatan dari pengguna,penyedia pelayanan, pembuat kebijakan, LSM dan masyarakatumum;

    b. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersihdan sehat;

    c. Kurang meratanya SDM dan mutu pelayanan kesehatan yangbelum optimal;

    d. Belum maksimalnya peran serta dan kemitraan LSM, lembagapendidikan, organisasi sosial kemasyarakatan, dan lain-lain dalamperencanaan, operasional dan pengawasan pembangunankesehatan;

    e. Kurang termanfaatkannya data, informasi dalam perencanaanpembangunan kesehatan.

    10. Kesejahteraan Sosiala. Kualitas, kuantitas dan jenis pelayanan kesejahteraan sosial belummemadai;

    b. Koordinasi, informasi dan sinkronisasi penanganan masalah sosialbelum optimal;

    c. Kesadaran dan tanggung jawab sosial masyarakat belum optimal.

  • Bab II - 81Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    11. KebudayaanSDM di bidang pelestarian seni budaya, baik yang bersifat modernmaupun tradisional hampir mengalami stagnasi dalam kreatifitasyang disebabkan kurang apresiasi dan manajemen pasca kreasi,termasuk rendahnya tingkat regenerasi.

    12. Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Remajaa. Kuatnya budaya patriarkhi dan pemahaman masyarakat terhadapperaturan perundang-undangan perlindungan perempuan dan anakmasih lemah;

    b. Belum ada forum perlindungan perempuan dan anak lintas daerahsehingga koordinasi, informasi dan sinkronisasi perlindunganperempuan dan anak belum optimal;

    c. Pengetahuan masyarakat terhadap keberadaan layananperlindungan perempuan dan anak relatif kurang, sehinggapenanganan korban kekerasan terhadap perempuan dan anakbelum optimal;

    d. Kualitas sumber daya manusia pada program keluarga berencanadan keluarga sejahtera belum memadai;

    e. Sarana dan prasarana program berencana dan keluarga sejahteramasih kurang, sehingga Sistem Informasi Manajemen (SIM)program berencana dan keluarga sejahtera belum mantap;

    f. Belum memadainya data-data/informasi tentang kasus-kasuskekerasan dalam rumah tangga sebagai kajian pengambilankeputusan;

    g. Belum mantapnya program pemberdayaan masyarakat didesa/kelurahan.

    13. Pendidikana. Belum optimalnya pemerataan dan aksesibilitas pendidikan;b. Ketimpangan sumberdaya pendidikan termasuk teknologi informasidan kualitas pendidikan antar daerah;

  • Bab II - 82Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    c. Daya saing pendidikan di tingkat nasional/internasional masihbelum memadai;

    d. Masih terbatasnya penyediaan fasilitas/ruang publik penunjangpendidikan yang representatif;

    e. Belum sepenuhnya terwujud kondisi lingkungan yang kondusifterhadap pendidikan.

    14. Pemuda dan Olahragaa. Masih kurangnya kemandirian sosial dan ekonomi pemuda dalampembangunan;

    b. Masih rendahnya budaya berolahraga di kalangan masyarakat;c. Masih kurangnya pembibitan olah raga dan penyediaan fasilitas/ruang publik dengan biaya terjangkau untuk berolahraga;

    d. Masih terbatasnya peranserta pemuda dalam pembangunan;e. Masih terbatasnya prestasi olahraga di tingkat nasional.

    15. Keamanan dan Ketertibana. Stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat belum sepenuhnyamantap;

    b. Dirasakan masih adanya potensi konflik di masyarakat;c. Rendahnya respon masyarakat dalam berbagai gangguan yangterjadi di masyarakat;

    d. Kurangnya wawasan kebangsaan dan kesadaran bela negara padamasyarakat.

    16. Aparatur Pemerintahana. Kualitas pelayanan kepada masyarakat masih perlu ditingkatkan;b. Masih rendahnya kualitas dan profesionalisme sumber dayaaparatur;

    c. Sistem perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian sertapengawasan pembangunan belum optimal;

    d. Sarana dan prasarana aparatur kurang memadai dari segikuantitas maupun kualitas.

  • Bab II - 83Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    17. Hukuma. Masih terdapat beberapa produk hukum yang tidak sesuaikebutuhan pembangunan dan aspirasi masyarakat;

    b. Masih rendahnya kesadaran dan kepatuhan hukum masyarakatdan aparatur;

    c. Masih rendahnya pemahaman dan penghargaan terhadap hak azasimanusia;

    d. Masih rendahnya kualitas dan kemampuan SDM aparat hukum;e. Sarana dan prasarana hukum kurang memadai dari segi kuantitasmaupun kualitas.

  • http://www.bappedalhokseumawe.web.id

    Bappeda Kota Lhokseumawe

    arieTypewritten textBAB III

  • Bab III - 1Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    Masalah pembangunan Kota Lhokseumawe dilihat darikomposisi anggaran pemerintah kota Lhokseumawe tahun 2013 lebihmemperhatikan pada kelompok tersier, yaitu; perdagangan, hotel danrestoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan,persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Diakui bahwakelompok tersiaer tersebut menyumbangkan produktifitas terbesar dalamPDRB Kota Lhokseumawe, sehingga Kota Lhokseumawe tumbuh menjadiKota pedagangan dan penyedia jasa-jasa.

    Anggaran yang disediakan untuk menghidupkan kelompoktersier terbilang sangat signifikan. Dari total Belanja Pemerintah padatahun 2013 sebesar Rp.665 Milyar, pada Dinas Pekerjaan Umum KotaLhokseumawe untuk pembangunan infrastruktur pada tahun 2013sebesar Rp.73 Milyar, dan alokasi dana untuk bantuan sosial sebesarRp.66 Milyar di tambah dengan belanja hibah Rp.7 Milyar. Belanja yangbersifat consuntif yaitu belanja hibah dan Bansos telah menghabiskananggaran sebesar Rp.73 Milyar, sementara pembangunan infrastruk yangterus digalakan oleh pemerintah Kota menimbulkan efek berganda yangluar biasa. Pembangunan jalan dan jembatan mengakibatkanmenjamurnya pertumbuhan toko-toko, ruko, pergudangan, gedung, danlain-lain.

    Kelompok priemer yang terdiri dari sektor pertanian dan sektorpertambangan justru mengalami masa surut. Produktifitas sektorpertanian yang didominasi oleh sub sektor perikanan dilihat pada PDRBnon Migas Kota Lhokseumawe menduduki peringkat ke empat setelahperdagangan, kontruksi, dan transportasi, namun dilihat dari komposisipenduduk sektor pertanian yang didominasi oleh subsektor perikananmenduduki peringkat nomor satu yang mencapai 35% dari total

    BAB IIIRANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN

    KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

  • Bab III - 2Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    penduduk Kota Lhokseumawe, sementara sektor perdagangan dan sektorjasa-jasa masing-masing 30%. Perhatian Pemerintah Kota pada kelompoktersier akan mengakibatkan beralihnya mata pencaharian penduduk KotaLhokseumawe dari kelompok primer. Indikator ini dapat dilihat antaralain; anggaran Dinas Kelautan, Perikanan dan pertanian hanya Rp.15Milyar, banyaknya lahan perikanan dan pertanian yang beralih fungsiserta ditinggalkannya profesi perkerjaan masyarakat.

    Infratruktur di sektor pertanian juga masih banyak yangterbengkalai seperti pelabuhan sandar kapal nelayan yang belum siap,penyediaan coolstorage sebagai tempat penyimpanan ikan juga belumtersedia, penyediaan TPI dan PPI yang memadai dan lain-lainnya.

    Ketertinggalan kelompok primer ini disebabkan oleh beberapahal yaitu; tidak adanya perencanaan dibidang keminapolitanan,kebutuhan anggaran yang sangat besar untuk membangun infrastrukturperikanan, penguasaan terhadap ilmu perikanan yang belum memadai,serta faktor lainnya yang tidak mendukung sub sektor perikanantersebut.

    3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Kota LhokseumaweStruktur perekonomian Kota Lhokseumawe dengan minyak dan

    gas pada tahun 2011 dikelompokkan dalam empat kelompok yaitu :1. Kelompok primer yang terdiri dari sektor pertanian dan sektor

    pertambangan.2. Kelompok sekunder terdiri dari sektor industri pengolahan, sektor

    listrik, gas dan air bersih.3. Kelompok tersier terdiri dari sektor perdagangan, hotel dan restoran,

    sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaandan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa.

    Adapun kelompok penyumbang yang paling besar didominasioleh kelompok sekunder sebesar 54,89 persen dari total PDRB KotaLhokseumawe, ini disebabkan karena kelompok tersebut terdapatindustri pengolahan gas alam cair meskipun dalam kurun waktu 2007-

  • Bab III - 3Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    2011 sektor ini cenderung menurun yang diperkirakan akibat semakinberkurangnya produksi gas alam cair (Sumber: PDRB Kota LhokseumaweTahun 2012).

    Kelompok tersier terdiri dari empat sektor merupakanpenyumbang kedua terbesar komponen PDRB Kota Lhokseumawe.Kelompok ini menyumbangkan 39,98 persen dari total PDRB KotaLhokseumawe. Nilai ini terus mengalami peningkatan selama kurunwaktu 2007-2011. Sektor yang paling dominan dalam kelompok tersieryaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran yang mencapai angkasebesar 28,89 persen.

    Sementara itu, sektor-sektor pada kelompok primer yaitu sektorpertanian dan pertambangan, penggalian pada tahun 2011 hanyamemberikan kontribusi sebesar 5,13 persen dimana 4,95 persen berasaldari pertanian dan sisanya 0,18 persen berasal dari sektor pertambangandan penggalian.

    Struktur perekonomian dengan minyak dan gas Tahun 2007-2011secara terperinci dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini :

    Tabel 3.1Struktur Perekonomian dengan Minyak dan Gas

    Tahun 2007-2011 (persen)SEKTOR 2007 2008 2009 2010 2011

    Primer1. Pertanian2. Pertambangan &

    Penggalian

    4,674,520,15

    4,574,430,15

    4,774,610,16

    4,924,750,17

    5,134,950,18

    Sekunder1. Industri Pengolahan2. Listrik, Gas & Air bersih3. Konstruksi

    71,2867,320,053,90

    67,1462,000,065,08

    62,4855,840,076,58

    57,9750,100,097,78

    54,8946,590,108,19

    Tersier1. Perdagangan, Hotel &

    Restoran2. Pengangkutan &

    Komunikasi3. Keuangan, Persewaan &

    24,0516,793,760,812,69

    28,2920,304,270,982,74

    32,7523,455,091,262,95

    37,1126,875,761,492,99

    39,9828,896,431,613,06

  • Bab III - 4Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    SEKTOR 2007 2008 2009 2010 2011Jasa Perusahaan

    4. Jasa-jasaPDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

    Sumber : PDRB Kota Lhokseumawe Tahun 2007-2011

    Struktur perekonomian Kota Lhokseumawe dengan tidakmemasukkan unsur minyak dan gas pada perhitungan PDRB tahun 2011didominasi oleh kelompok tersier sebesar 72,80 persen dan 52,60 persendisumbangkan oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran seperti yangdapat dilihat pada tabel 3.2 berikut:

    Tabel 3.2Struktur Perekonomian Tanpa Minyak dan Gas

    Tahun 2007-2011 (persen)SEKTOR 2007 2008 2009 2010 2011

    Primer1. Pertanian2. Pertambangan &

    Penggalian

    13,8013,370,43

    11,6911,320,37

    10,5210,170,34

    9,609,260,33

    9,349,020,32

    Sekunder3. Industri Pengolahan4. Listrik, Gas & Air

    bersih5. Konstruksi

    15,123,450,1411,53

    16,012,880,1412,98

    17,272,610,1514,51

    18,092,760,1715,16

    17,852,750,1914,91

    Tersier6. Perdagangan, Hotel &

    Restoran7. Pengangkutan &

    Komunikasi8. Keuangan, Persewaan

    & Jasa Perusahaan9. Jasa-jasa

    71,0849,6211,112,397,96

    72,3051,8810,922,516,99

    72,2151,7111,232,786,50

    72,3152,3611,222,905,83

    72,8052,6011,712,935,57

    PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00Sumber : PDRB Kota Lhokseumawe Tahun 2007-2010

    Kelompok primer berada pada posisi ketiga terbesar peranannyadalam pembentukan PDRB Kota Lhokseumawe. Pada tahun 2011kelompok ini memberikan kontribusi sebesar 9,34 persen. Namunkontribusinya yang diberikan cenderung menurun setiap tahunnya.

  • Bab III - 5Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014

    Sektor yang dominan pada kelompok primer adalah sektor pertaniandimana pada tahun 2011 memberikan kontribusi sebesar 9,02 persen.Sementara itu sektor pertambangan dan penggalian tidak menyumbanglebih dari setengah persen sejak periode 2007-2011. Posisi kedua adalahkelompok sekunder yang terdiri dari sektor industri pengolahan, sektorlistrik dan air bersih serta sektor kontruksi. Kelompok sekunder ini lebihdidominasi oleh sektor kontruksi yang memberikan kontribusi sebesar17,85 persen pada tahun 2011. Sektor kontruksi juga menunjukkanpeningkatan setiap tahunnya, di sektor industri pengolahan memberikankontribusi sebesar 2,75 persen pada tahun 2011. Sedangkan sektorlistrik dan air bersih kontribusinya masih sangat kecil baru mencapai0,19 persen terhadap pembentukan PDRB Kota Lhokseumawe tahun2011. Sektor ini juga merupakan sektor yang paling kecil kontribusinyaterhadap nilai PDRB.

    Struktur perekonomian Kota Lhokseumawe tanpa migas, sektortersier di dominasi oleh sektor perdagangan dan memberikan kontribusiyang paling besar daripada sektor-sektor lainnya. Namun dilihat darikomposisi penduduk Kota Lhokseumawe berdasarkan pekerjaan perDesember 2012 sebagaimana dijelaskan pada tabel 3.3 berikut: