Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat pekerjaan peningkatan jalan

25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT BAGIAN 1 U M U M 1. Peraturan-peraturan Teknis Dalam pelaksanaan pekerjaan, bila tidak ditentukan dalam Rencana Kerja dan Syarat- Syarat (RKS) ini, maka akan berlaku dan mengikat peraturan- peraturan di bawah ini, termasuk segala perubahan dan tambahannya, yaitu : 1.1. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Bangunan di Indonesia ( AV.41 ) tahun 1941. 1.2. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia, untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan Teknik Bangunan Indonesia ( DTPI ). 1.3. Spesifikasi Ukuran Kayu Untuk Bangunan Rumah dan Gedung ( SNI 03-2445-1991 ). 1.4. Spesifikasi Bahan Tambahan Untuk Beton ( SNI 03-2495-1991 ). 1.5. Spesifikasi Bahan/ material Bagian A ( Bahan/material Bukan Logam ) SNI 03-6861. 1-2002. 1.6. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja. 1.7. Peraturan-Peraturan yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah setempat, yang berkaitan dengan pelaksanaan bangunan. 2. Penjelasan Gambar Bestek Dan RKS. 2.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan, maka berlaku dan mengikat, yaitu: 2.1.1. Gambar Bestek, Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).

description

Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat pekerjaan peningkatan jalan mansapa

Transcript of Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat pekerjaan peningkatan jalan

Page 1: Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat pekerjaan peningkatan jalan

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

BAGIAN 1

U M U M

1. Peraturan-peraturan Teknis

Dalam pelaksanaan pekerjaan, bila tidak ditentukan dalam Rencana Kerja dan Syarat- Syarat (RKS)

ini, maka akan berlaku dan mengikat peraturan- peraturan di bawah ini, termasuk segala perubahan

dan tambahannya, yaitu :

1.1. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Bangunan di Indonesia ( AV.41 ) tahun 1941.

1.2. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia, untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan Teknik

Bangunan Indonesia ( DTPI ).

1.3. Spesifikasi Ukuran Kayu Untuk Bangunan Rumah dan Gedung ( SNI 03-2445-1991 ).

1.4. Spesifikasi Bahan Tambahan Untuk Beton ( SNI 03-2495-1991 ).

1.5. Spesifikasi Bahan/ material Bagian A ( Bahan/material Bukan Logam ) SNI 03-6861.

1-2002.

1.6. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.

1.7. Peraturan-Peraturan yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah setempat, yang

berkaitan dengan pelaksanaan bangunan.

2. Penjelasan Gambar Bestek Dan RKS.

2.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan, maka berlaku dan mengikat, yaitu:

2.1.1. Gambar Bestek, Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).

2.1.2. Berita Acara Penjelasan (Aanwijzing).

2.1.3. Berita Acara Penunjukan.

2.1.4. Surat Keputusan Pimpinan Unit tentang Penunjukan Pelaksana Pekerjaan.

2.1.5. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

2.1.6. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.

2.1.7. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) yang disetujui oleh Pemberi Tugas dan

Konsultan Pengawas.

2.2. Kontraktor dan Konsultan Pengawas diharuskan meneliti rencana gambar bestek dan

rencana kerja dan syarat-syarat (RKS), termasuk penambahan/pengurangan atau perubahan

yang tercantum dalam berita acara Aanwijzing.

Page 2: Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat pekerjaan peningkatan jalan

2.3. Bila terdapat perselisihan antara rencana gambar bestek dengan rencana kerja dan syarat-

syarat (RKS), maka yang mengikat adalah rencana kerja dan syarat-syarat.

2.4. Bila terdapat perbedaan antara rencana gambar bestek yang satu dengan rencana gambar

bestek yang lainnya, maka diambil rencana gambar bestek yang ukuran skalanya lebih besar.

2.5. Bila perbedaan-perbedaan tersebut diatas menimbulkan keragu-raguan, sehingga

menimbulkan kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan, maka harus segera dikonsultasikan

kepada Konsultan Pengawas atau Konsultan Perencana dan keputusan-keputusannya harus

dilaksanakan.

Page 3: Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat pekerjaan peningkatan jalan

BAGIAN II

PENDAHULUAN

1. Ruang Lingkup Pekerjaan

Kegiatan : Perencanaan Jalan dan Jembatan Kabupaten Nunukan

Pekerjaan : Perencanaan Peningkatan Jalan Menuju Kantor Lurah Mansapa

Lokasi : Kelurahan Nunukan Selatan, Kabpaten Nunukan Provensi Kalimantan

Utara

2. Mulai Kegiatan

2.1. Setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani dan dikeluarkan kegiatan

pekerjaan pembangunan sarana dan prasarana lingkungan rutan harus sudah dimulai,

2.3. Kontraktor diharuskan membuat papan nama proyek sesuai dengan persyaratan yang

berlaku dan harus dipasang paling lambat 7 hari setelah dimulai pekerjaan.

3. Bangsal Konsultan Pengawas dan Bangsal Kerja / Gudang

3.1. Kontraktor harus membuat bangsal Konsultan Pengawas dengan menggunakan bahan-bahan

sederhana seperti usuk, lantai papan, dinding papan/plywood, atap seng dan pintu yang

harus dilengkapi dengan kunci yang baik serta cukup jendela dan ventilasi/penerangan.

Bangsal tersebut tidak menyatu dengan bangsal atau gudang kontraktor.

3.2. Bangsal Konsultan Pengawas tersebut harus diperlengkapi dengan:

3.2.1. Dua buah meja tulis ukuran 80 cm x 120 cm.

3.2.2. Dua buah kursi sebagai perlengkapan meja tulis.

3.2.3. Satu set meja kursi tamu.

3.2.4. Satu buah papan tulis yang berukuran 120 cm x 240 cm.

3.2.5. Sebuah meja besar yang berukuran 120 cm x 240 cm, untuk keperluan

pertemuan/rapat di lapangan.

3.2.6. Pada meja besar harus dilengkapi dengan kursi panjang yang sesuai dengan

kebutuhan rapat/pertemuan di lapangan.

3.2.7. Sebuah ruang toilet dan dapur kecil sederhana dengan cukup persediaan air bersih.

Page 4: Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat pekerjaan peningkatan jalan

3.3. Kontraktor harus membuat bangsal kerja untuk pekerja dan gudang untuk menyimpan

bahan-bahan/material dan peralatan pekerjaan dan pintunya harus mempunyai kunci yang

baik/kuat untuk keamanan bahan/perlengkapan.

3.4. Tempat mendirikan bangsal Konsultan Pengawas, bangsal kerja dan gudang, akan

ditentukan kemudian dan dikonsultasikan dengan Pemberi Tugas.

3.5. Bangsal Konsultan Pengawas dan perlengkapannya, harus sudah siap di lokasi bangunan,

sebelum pekerjaan dimulai atau 10 hari sesudah SPMK diterima. Setelah selesai pekerjaan

tersebut, bangsal dan perlengkapannya menjadi milik Pemberi Tugas.

3.6. Pembongkaran bangsal Konsultan Pengawas, bangsal kerja dan gudang adalah menjadi

tanggung jawab Kontraktor dan bahan bongkaran menjadi milik Pemberi Tugas.

4. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedulle)

4.1. Sebelum pekerjaan bangunan dimulai, maka Kontraktor wajib membuat jadwal pelaksanaan

(Time Schedule) yang memuat uraian pekerjaan, waktu pekerjaan, bobot pekerjaan dan

grafik hasil pekerjaan secara terperinci serta jadwal penggunaan bahan/material dan tenaga

kerja.

4.2. Untuk pelaksanaan pekerjaan yang terperinci, maka Pelaksana Kontraktor mempunyai

kewajiban:

- membuat rencana kerja harian, mingguan dan bulanan yang diketahui/disetujui oleh

Konsultan Pengawas Lapangan.

- membuat gambar kerja, untuk pegangan/pedoman bagi kepala tukang yang harus

diketahui Konsultan Pengawas Lapangan.

- membuat daftar yang memuat pemasukan bahan/material yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan bangunan pada pasal 1.

4.3. Rencana Kerja (Time Schedule) di atas harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas

dan Pemberi Tugas.

4.4. Rencana Kerja (Time Sehedule), harus sudah selesai dibuat oleh Kontraktor, paling lambat 7

(tujuh) hari kalender, setelah SPMK diterima.

Page 5: Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat pekerjaan peningkatan jalan

4.5. Kontraktor harus memberikan salinan rencana kerja (Time Schedule), sebanyak 4 (empat)

lembar kepada Konsultan Pengawas dan 1 (satu) lembar harus dipasang pada dinding

bangsal kerja.

4.6. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan rencana kerja

(Time Schedule) yang ada dan harus membuat grafik prestasi pekerjaan.

5. Tenaga Kerja Lapangan Kontraktor

5.1. Kontraktor menunjuk seorang kuasa dilapangan (Pelaksana), yang mempunyai pengetahuan

dibidang Teknik Sipil ber SKA, cakap, gesit dan berwibawa terhadap pekerja yang

dipimpinnya dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan. Penunjukkan ini

dikuatkan dengan surat resmi dari Kontraktor yang ditujukan kepada Pemberi Tugas dan

tembusannya kepada Pelaksana Pengelola Teknis Kegiatan dan Konsultan Pengawas.

5.2. Site Manager berpendidikan Sarjana (S1) Jurusan Teknik Sipil dan mempunyai pengalaman

kerja lapangan minimal 5 tahun, dan memiliki SKA Muda Pelaksana Jalan

5.3 Quality/Quantity Control pendidikan S1 Teknik Sipil, mempunyai pengalaman minimal 3

tahun dan memiliki SKA Muda Pelaksana Jalan.

5.4 Pelaksana Lapangan pendidikan minimal STM, mempunyai pengalaman minimal 3 tahun

dan memiliki SKT.

5.5 Juru Ukur Pendidikan STM, Mempunyai Pengalaman Minimal 3 Tahun dan Memiliki SKT

Juru Ukur.

5.6 Administrasi/Keuangan pendidikan SMA sederajat, mempunyai pengalaman minimal 3

tahun.

5.7 Operator komputer/Drafman pendidikan minimal SMA sederajat, mempunyai pengalaman

minimal 2 tahun.

5.7. Selain Petugas Pelaksana, maka Kontraktor diwajibkan menyediakan petugas K3 yang

memiliki sertifikat K3 dan membuat pra rencana keselamatan dan kesehatan kerja kontrak

(Point 8.2) serta pula melaporkan secara tertulis kepada Team Pengelola Teknis Proyek dan

Konsultan Pengawas, tentang susunan organisasi pelaksana dilapangan dengan nama dan

jabatannya masing- masing.

Page 6: Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat pekerjaan peningkatan jalan

5.8. Bila dikemudian hari, menurut penilaian Team Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan

Pengawas, bahwa Pelaksana kurang mampu atau tidak mampu melaksanakan tugasnya,

maka Kontraktor diharuskan mengganti Pelaksana tersebut dan harus memberitahukan

secara tertulis tentang Pelaksana yang baru, demi kelancaran pekerjaan.

6. Tenaga Kerja / bahan / peralatan

6.1. Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan antara lain

Dump Truck Kapasitas 4 m3 jumlah 2 unit dan Peralatan tukang gali lengkap.

6.2 Kontraktor harus mendatangkan tenaga kerja yang berpengalaman dan ahli di bidang

pekerjaannya masing-masing dan tenaga kerja lainnya.

6.3. Sebelum bahan/material didatangkan ke lokasi Proyek, maka Pelaksana harus memberikan

contoh bahan/material kepada Konsultan Pengawas Lapangan dan bila sesuai dengan

persyaratan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas Lapangan maka barulah boleh

didatangkan dalam jumlah yang besar menurut keperluan Proyek. Mengenai jumlah contoh

bahan/material yang diberikan dapat dikonsultasikan dengan Konsultan Pengawas.

6.4. Mendatangkan bahan/material untuk pelaksanaan Proyek, harus tepat pada waktunya dan

kwalitasnya harus sesuai dengan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

6.5. Bahan/material yang tidak sesuai dengan persyaratan dan ditolak oleh Konsultan Pengawas,

harus segera dikeluarkan dari lokasi Proyek, paling lambat 24 jam sesudah surat pernyataan

penolakan dikeluarkan.

6.6. Bahan/material yang berada dilokasi Proyek dan akan digunakan untuk pelaksanaan

bangunan, tidak boleh dikeluarkan dari lokasi Proyek.

6.7. Pelaksana harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk pelaksanaan bangunan agar

supaya pelaksanaannya dapat selesai sesuai dengan waktu yang disediakan. Alat-alat

tersebut berupa Theodolit, waterpass, Peralatan Tukang dan alat-alat berat/ringan lainmya

yang sangat diperlukan.

6.8. Alat-alat yang disediakan oleh Kontraktor, harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin

dan bila rusak harus segera diperbaiki dan bila tidak dapat digunakan, maka harus segera

dikeluarkan dari lokasi Proyek.

Page 7: Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat pekerjaan peningkatan jalan

6.9. Alat-alat dan bahan-bahan yang berada di tepi jalan malam hari harus diberi lampu merah

yang cukup jelas dan terang agar tidak mengganggu lalu-lintas/menimbulkan kecelakaan,

atau alat lainnya menurut petunjuk Konsultan Pengawas.

7. Keamanan Proyek

7.1. Kontraktor diharuskan menjaga keamanan terhadap barang-barang milik Proyek, Konsultan

Pengawas dan Pihak ketiga yang ada dilapangan, baik terhadap pencurian maupun

pengrusakan.

7.2. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang, alat-alat dan hasil pekerjaan, maka

akan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam pekerjaan

tambah/kurang atau pengunduran waktu pelaksanaan.

7.3. Apabila terjadi kebakaran, maka Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya. Untuk

mencegah bahaya kebakaran tersebut, Kontraktor harus menyediakan alat pemadam

kebakaran yang siap digunakan dan ditempatkan pada tempat-tempat yang strategis dan

mudah dicapai.

8. Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja

8.1. Peraturan Perundang-undangan dan persyaratan K3 yang wajib dipunyai dan dipenuhi dalam

pelaksanaan paket pekerjaan ini adalah

a. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

b. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi

c. Peraturan Menteri PU No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK4) Konstruksi Bidang PU.

d. dst.

8.2 Membuat Prarencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontrak

Contoh :

.................................

Logo & Nama Perusahaan

PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA KONTRAK

(PRA – RK3K)

1. KEBIJAKAN K3

Page 8: Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat pekerjaan peningkatan jalan

(Berupa pernyataan Direktur Utama atas nama perusahaan untuk menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) dalam melaksanakan kegiatan konstruksi)

2. PERENCANAAN

1) Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko Bahaya

No. Jenis/Type PekerjaanIdentifikasi Jenis Bahaya &

Risiko K3Pengendalian

1 2 3 4

(Diisi dengan jenis/Type

pekerjaan)

(diisi JENIS BAHAYA & RISIKO

pada pekerjaan/kegiatan

dan/atau jenis alat, jenis

material, proses dan lingkungan

kerja terkait pekerjaan tersebut

pada kolom no.2)

(diisi jenis-jenis pengendalian

resiko K3 berdasarkan hasil

identifikasi BAHAYA & RISIKO

K3)

1. Contoh

”Pekerjaan Tanah”

Galian Tanah Biasa

Contoh :

Jenis Bahaya & Risiko

a) Tertimbun Longsor ->

Luka Berat

b) Terjatuh kelubang ->

Luka Berat

Contoh :

Pengendalian Risiko K3

a) Buat Turap Penahan

Tanah

b) Buat Pagar Pelindung

2 dst. (silahkan diisi) dst. (silahkan diisi) dst. (silahkan diisi)

2) Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya

(daftar Peraturan Perundang-undangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3, sesuai

pekerjaan/kegiatan yang akan dilaksanakan)

Contoh :

Peraturan Perundang-undangan dan persyaratan K3 yang wajib dipunyai dan dipenuhi

dalam pelaksanaan paket pekerjaan ini adalah

a. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

b. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi

c. Peraturan Menteri PU No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK4) Konstruksi Bidang PU

d. dst

3. SASARAN K3 DAN PROGRAM K3

(sasaran dan Program K3 yang akan dilaksanakan, harus disusun berdasarkan hasil identifikasi bahaya dan

penetapan pengendalian risiko. Sasaran harus terukur secara kualitatif maupun kuantitatif)

Page 9: Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat pekerjaan peningkatan jalan

Contoh:

Sasaran K3 :

a. Tidak ada kecelakaaan kerja yang berdampak korban jiwa (Zero Fatal Accident)

b. Tingkat penerapan elemen SMK3 minimal 80%

c. Semua pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan risiko pekerjaannya masing-

masing

d. Dst

Program K3

a. Melaksanakan Rencana K3 dengan menyediakan sumber daya K3 (APD, Rambu-rambu,

Spanduk, Poster, pagar pengaman, jaring pengaman, dsb) secara konsisten.

b. Melakukan inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan cara kerja berbahaya.

c. Memastikan semua pekerja untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan

d. Dst

Organisasi K3

Menyediakan petugas K3 sesuai dengan struktur organisasi yang diusulkan

Contoh :

8.2 Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja, Kontraktor harus

menjamin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu Kontraktor harus

mengikutkan pekerja sebagai peserta Asuransi Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) sesuai

dengan peraturan Pemerintah yang berlaku.

8.3. Pada pekerjaan-pekerjaan yang mengandung resiko bahaya jatuh, maka Kontraktor harus

menyediakan sabuk pengaman kepada pekerja tersebut.

Penanggung Jawab K3

Emergency/ Kedaruratan

P3K Kebakaran

Page 10: Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat pekerjaan peningkatan jalan

8.4. Untuk melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), maka Kontraktor harus

menyediakan sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis lainnya yang siap digunakan

apabila diperlukan.

8.5. Bila terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan yang memerlukan perawatan yang serius,

maka Kontraktor/Pelaksana harus segara membawa korban ke Rumah Sakit yang terdekat

dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada Pemberi Tugas.

8.6. Kontraktor harus menyediakan air minum yang bersih, cukup dan memenuhi syarat-syarat

kesehatan bagi semua pekerja/petugas, baik yang berada dibawah tanggung jawabnya

maupun yang berada dibawah pihak ketiga.

9. Air Kerja, Listrik, Telepon & Sarana Pekerjaan

Air kerja dan listrik kerja selama masa pembangunan menjadi tanggung jawab kontraktor.

10. Keadaan lapangan / Pengukuran Situasi

10.1. Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai, lokasi tempat pekerjaan harus ditinjau lebih

dahulu oleh Konsultan Pengawas pekerjaan bersama-sama dengan Kontraktor Pelaksana.

Apabila tidak ada kesamaan antara keadaan lapangan dengan keadaan seperti yang

ditunjukkan dalam gambar, maka Kontraktor segera menyampaikan secara tertulis kepada

Konsultan Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian lebih lanjut.

10.2. Untuk menentukan ketepatan titik awal jalan dipergunakan alat ukur theodolite dan/atau

water pas.

10.3. Untuk menentukan titik per stasiun dengan jarak per 50 m harus dipasang patok-patok dari

kayu, yang ditanamkan sedemikian rupa sehingga tidak bergerak dengan diberi cat merah.

10.4. Semua pekerjaan yang berhubungan dengan pengukuran situasi ini, harus diketahui dan

disetujui Unsur Bagian Proyek, Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan Pengawas.

Page 11: Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat pekerjaan peningkatan jalan

SPESIFIKASI TEKNIS

1. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN UMUM

1.1 Uraian Umum

a. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor wajib mempelajari dengan seksama gambar kerja dan

syarat pelaksanaan serta Berita Acara penjelasan pekerjaan. Selain itu Kontraktor wajib pula

membuat metoda kerja, time schedule, daftar peralatan yang dimiliki serta personil yang terlibat

dan harus mengikuti seluruh peraturan yang masih berlaku di Indonesia.

b. Setelah pekerjaan selesai Kontraktor harus menyerahkan as built drawing kepada direksi.

c. Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada direksi setiap ada perbedaan ukuran diantara gambar-

gambar, perbedaan antara gambar kerja dan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) untuk

mendapatkan keputusan. Tidak dibenarkan sama sekali bagi Kontraktor memperbaiki sendiri

perbedaan tersebut di atas. Akibat-akibat dari kelalaian Kontraktor dalam hal ini sepenuhnya

menjadi tanggungjawab Kontraktor.

d. Daerah kerja (construction area) akan diserahkan kepada Kontraktor (selama pelaksanaan) dalam

keadaan seperti diwaktu pemberian kerja dan dianggap bahwa Kontraktor mengetahui benar-

benar mengenai.

- Lokasi Pelaksanaan Pekerjaan

- Panjang, lebar dan tinggi pengerjaan

- Titik awal, akhir dan patok setiap jarak 50 m

- Keadaan kontur tanah.

e. Kontraktor wajib menyerahkaan pekerjaannya hingga selesai dan lengkap yaitu membuat

(menyuruh membuat) memasang serta memesan maupun menyediakan bahan-bahan/material

alat-alat kerja dan pengangkutan, membayar upah kerja dan lain-lain yang bersangkutan dengan

pelaksanaan.

f. Kontraktor wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) salinan gambar-gambar dan RKS di

tempat pekerjaan untuk dapat digunakan setiap saat oleh pemilik proyek dan direksi.

Page 12: Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat pekerjaan peningkatan jalan

g. Atas perintah direksi, kepada Kontraktor dapat dimintakan membuat gambar-gambar penjelasan

dan perincian membuat bagian-bagian khusus, semuanya atas beban Kontraktor. Gambar tersebut

setelah disetujui oleh direksi secara tertulis membuat gambar pelengkap dari pelaksanaan.

h. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanannya maupun yang sedang dilaksanakan,

Kontraktor diwajibkan berhubungan dengan direksi, untuk ikut menyaksikan sejauh tidak

ditentukan lain, untuk mendapatkan pengesahan/ persetujuan.

i. Setiap usul perubahan dari Kontraktor ataupun persetujuan pengesahan dari direksi dianggap

berlaku, sah serta mengikat jika dilakukan secara tertulis.

j. Semua bahan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan proyek ini harus benar-benar

baru dan diteliti mengenai mutu, ukuran dan lain-lain yang disesuaikan standar peraturan-

peraturan yang dipergunakan di dalam RKS ini. Semua bahan-bahan tersebut diatas harus

mendapat pengesahan/persetujuan dari direksi sebelum akan dimulai pelaksanaannya.

k. Ketelitian dan kerapihan kerja dan sangat dinilai (bobotnya tinggi) oleh direksi, terutama yang

menyangkut pekerjaan penyelesaian maupun perapihan (finishing works). Pengawasan terus

menerus terhadap pelaksanaan penyelesaian/ perapihan, harus dilakukan oleh tenaga-tenaga dari

pihak Kontraktor yang benar-benar ahli.

l. Semua barang-barang yang tidak berguna selama pelaksanaan pembangunan harus dikeluarkan

dari lapangan pekerjaan. Cara menimbun bahan-bahan di lapangan maupun di gudang harus

memenuhi syarat teknis, dan dapat dipertanggungjawabkan.

1.2 Pekerjaan Persiapan

1.2.1 Bangsal Kerja

a. Kontraktor wajib menyediakan bangsal kerja, yang biasanya menjadi tanggungan Kontraktor.

b. Bangsal kerja tersebut merupakan bangunan sementara dengan lantai papan atau lantai rabat

beton diplester, konstruksi rangka kayu, dinding multipleks, penutup atap seng atau asbes semen

gelombang, diberi pintu dan jendela secukupnya untuk pengawasan dan pencahayaan. Letak

bangsal kerja harus cukup dekat lokasi kegiatan.

Page 13: Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat pekerjaan peningkatan jalan

1.2.2 Papan Nama Proyek

a. Kontraktor diwajibkan memasang papan nama proyek ditempat lokasi proyek dan dipancangkan

di tempat yang mudah dilihat umum.

b. Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan proyek dan dicabut

kembali setelah mendapat persetujuan pemilik proyek.

c. Bentuk, ukuran, dan isi papan nama proyek akan ditentukan kemudian oleh direksi.

d. Batas-batas pemindahan barang-barang tersebut di atas dikerjakan oleh Kontraktor atas biayanya.

1.2.3 Pengukuran dan Pematokan

a. Kontraktor harus mengerjakan pematokan dan pengukuran untuk menentukan batas-batas

pekerjaan serta garis-garis kemiringan tanah sesuai dengan gambar rencana.

b. Dari pengukuran ini dibuat gambar kerja yang memuat tentang pembagian lokasi/areal kerja

untuk disetujui direksi, sehingga jadwal pelaksanaan pekerjaan berikutnya dapat dilaksanakan.

Bilamana ada perbaikan dari direksi, maka Kontraktor harus melaksanakan pengukuran ulang.

Dalam pengukuran ini harus ada patok referensi tetap yang tidak boleh diganggu.

c. Sebelum dimulainya pekerjaan tersebut, Kontraktor harus memberitahukan kepada direksi dalam

waktu tidak kurang dari 48 (empat puluh delapan) jam sebelumnya, secara tertulis.

d. Pekerjaan pematokan yang telah selesai diukur oleh Kontraktor, dimintakan persetujuan direksi.

Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui oleh direksi yang dapat digunakan sebagai dasar

pekerjaan selanjutnya.

e. Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan pada satu lembar gambar tersebut dan

mengembalikannya kepada Kontraktor, gambar ini merupakan gambar pelengkap dan merupakan

satu kesatuan dengan gambar nyata.

f. Apabila terdapat revisi, maka setelah diperbaiki Kontraktor mengajukan kembali kepada direksi

untuk dimintakan persetujuan.

Page 14: Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat pekerjaan peningkatan jalan

g. Gambar tersebut (butir g di atas) harus digambar di atas kertas dengan 3 lembar hasil

reproduksinya. Ukuran maupun huruf yang dipakai pada gambar harus sesuai dengan ketentuan

direksi dan dijadikan gambar pelaksanaan pengganti gambar lama.

1.2.4 Pembersihan Badan dan Bahu Jalan

a. Pekerjaan ini meliputi pembersihan segala macam tumbuhan, pohon-pohon, semak-semak,

sampah-sampah, pencabutan segala tunggul - tunggul dan akar - akar serta sisa kotoran bekas

konstruksi pembuatan jalan dan sisa - sisa material lainnya.

b. Pekerjaan ini mencakup hanya pekerjaan membuang tanah humus Pembuangan tanah dan akar-

akar tidak boleh kurang dan ketebalan 10 cm dari Sub Soil atau sesuai dengan petunjuk pengawas

teknis. Pekerjaan pembuangan lapis humus dan akar - akar dilakukan baik untuk daerah galian

maupun daerah timbunan.

c. Pelaksana fisik tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan berikutnya sebelum

memberitahukan serta mendapat persetujuan dari pengawas teknik.

d. Pada tempat - tempat yang tanahnya lembek harus diadakan perbaikan tanah terlebih dahulu.

Tanah yang lembek dibuang untuk diganti dengan tanah yang baru, sehingga memenuhi

persyaratan dengan persetujuan pengawas teknik.

e. Kemiringan / landai potongan melintang dan memanjang badan jalan harus benar - benar

dikerjakan menurut gambar rencana dengan keharusan membuat permukaan badan jalan yang

segera dapat mengalirkan air hujan (tidak boleh terdapat genangan - genangan air dipermukaan

badan jalan).

2 . SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SIPIL

2.1 Pekerjaan Penghamparan Kayu Knopel

a). Material Kayu Knopel memiliki diameter 8 – 10 cm dalam kondisi baik, baru dan tidak bengkok

dan memenuhi persyaratan serta persetujuan pengawas teknik.

b). Knopel dihampar melintang badan jalan sesuai dengan gambar kerja dan petunjuk teknis dari

pengawas teknik.

Page 15: Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat pekerjaan peningkatan jalan

2.2 Pekerjaan Timbunan Tanah Biasa

a). Pada lokasi yang akan ditimbun, Kontraktor harus melakukan stripping terlebih dahulu, sehingga

mendapatkan permukaan tanah asli yang bebas dari segala bentuk kotoran, humus, akar-akar atau

sisa-sisa material lain yang dapat membusuk.

b). Untuk semua pekerjaan urugan yang tidak memakai pasir urug, harus menggunakan tanah yang

baik dan bersih dari tanaman, akar-akaran, brangkal-brangkal, puing-puing dan segala macam

kotoran lainnya.

c). Pekerjaan penimbunan terdiri dari pekerjaan mengurug tanah, sesuai dengan syarat-syarat serta

ketentuan-ketentuan pada RKS ini dan gambar-gambar pelaksanaan yang disetujui direksi.

Gambar pelaksanaan menunjukkan antara lain gambar-gambar profil melintang memanjang,

kemiringan dan dimensi-dimensi dengan jelas.

2.3 Pekerjaan Timbunan Tanah Pilihan

a). Bagian - bagian yang rendah harus ditimbun sampai mencapai ketinggian yang ditentukan. Tanah

timbunan harus cukup baik bebas dari sisa - sisa ( rumput, akar - akaran dan lain - lain ) dan dapat

mencapai nilai CBR minimum 4 % rendam air. Timbunan badan jalan dibentuk dan hasil galian

samping kiri dan kanan badan jalan yang langsung membentuk parit jalan. Dalam hal ini harus

mengikuti petunjuk - petunjuk pengawas teknis.

b). Tanah timbunan harus dipilih yang baik untuk mendapatkan badan jalan yang kuat terhadap beban

- beban yang berat.

c). Pada jalan - jalan yang telah ada, ditempat - tempat tertentu yang diperlukan diadakan

penimbunan untuk mendapatkan lebar badan jalan sesuai dengan rencana, harus dilakukan

perbaikan struktur tanah dasar jalan ( sub base ).

d). Pekerjaan penimbunan badan jalan diikuti dengan pemadatan badan jalan yang baik secara

manual, padat dan rata. Dalam hal ini penimbunan harus dilakukan setebal 15 cm padat.

e). Pada timbunan yang tinggi pelaksanaannya dibuat bertangga agar tidak mudah longsong.

Pekerjaan penimbunan badan jalan dengan tinggi timbunan yang selalu tergenang air tidak boleh

kurang dari 50 cm diatas permukaan air tertinggi sesuai persetujuan pengawas teknis.

Page 16: Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat pekerjaan peningkatan jalan

f). Pelaksana fisik harus bertanggung jawab atas kestabilan tanah dari penimbunan badan jalan dan

memperbaiki segala kerusakan , longsor yang menurut pendapat pengawas teknis diakibatkan oleh

salah pekerjaan atau kelalaian pihak pelaksana fisik atau aliran air hujan, kecuali disebabkan oleh

pengaruh pergerakan tanah yang tidak dapat dihindarkan.

g). Apabila pekerjaan pembentukan badan jalan dinyatakan selesai, atas perintah dan persetujuan

pengawas teknis dibuat lapisan perkerasan jalan. Tebal lapisan perkerasan ditetapkan 15 cm padat

dan lebar 4 meter.

h). Bahan perkerasan adalah timbunan tanah pilihan atau sejenis latent setempat yang cukup keras

dan disetujui oleh pihak proyek dan pengawas teknis.

i). Penyimpangan penggunaan bahan dan ketentuan diatas terlebih dahulu harus mendapat

persetujuan dari pihak proyek dan pengawas teknis.

j). Pemeriksaan kepadatan lapisan perkerasan jalan dilakukan menurut pemeriksaan PB.0111 11.76

(AASHTO-9974, ASTM D-698-70 ).

k). Pelaksanaan pekerjaan perkerasan badan jalan harus dikelola dan diatur sedemikian rupa sehingga

tidak mengganggu kelancaran lalu lintas.

2.4 Pengendalian Mutu

1. Pelaksanaan pengendalian mutu tahap pelaksanaan pembuatan jalan dilaksanakan untuk 200

meter panjang jalan. Apabila dianggap perlu pengawas teknis dapat menambah jumlah

pemeriksaan.

2. Cara pemeriksaan didasarkan pada Manual Pemeriksaan Bahan Jalan Np. 01/MN/BM/1976

tentang :

a. Pemeriksaan " Kepadatan lapangan dengan tabung pasir/stand cone" ( PB.0103-76)

b. Pemeriksaan kepadatan standar ( PB-0111-71)

c. Pemeriksaan CBR Laboratorium ( PB-0133-76 ) rendam air coaked.

d. Untuk pelaksanaan pemeriksaan CBR Laboratorium pada butir a, b, dan c dapat dilakukan

dengan minta bantuan kepada Laboratorium Pengujian Departemen Kimpraswil setempat.

6. Apabila terjadi kerusakan - kerusakan ditempat tertentu harus diadakan pemeriksaan secara teknis

oleh pengawas teknis dengan memperhatikan syarat- syarat teknis serta sifat - sifat material

setempat.

Page 17: Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat pekerjaan peningkatan jalan

7. Apabila terjadi kerusakan - kerusakan pada bagian badan jalan atau bagian tmbunan jalan sebelum

dilakukan serah terima maupun sebelum masa pemeliharaan selesai, maka pelaksana fisik harus

memperbaikinya tanpa meminta biaya tambahan dari Pihak Pemberi Kerja.

8. Selang waktu sebelum masa pemeliharaan selesai maka pelaksana fisik diharuskan mengadakan

pemeliharaan rutin, sehingga jalan tersebut tetap berfungsi.

2.5 Pengukuran Hasil Kerja Dan Dasar Pembayaran

A. Pengukuran Hasil Kerja

1.Cara pengukuran hasil kerja untuk keperluan pembayaran khususnya untuk pekerjaan jalan

diukur berdasarkan jumlah per-km panjang pekerjaan timbunan yang selesai dikerjakan dan

diterima baik oleh Pengawas Teknis.

2.Jumlah pekerjaan yang akan diperhitungkan pembiayaannya, maximum sama dengan ukuran

pada gambar rencana yang disyahkan oleh proyek.

B. Dasar Pembayaran

Jumlah KM yang dihasilkan dari cara perhitungan tersebut diatas akan dibayarkan sesuai harga

satuan dalam kontrak dengan mata pembiayaan sebagai berikut :

No Mata Pembayaran dan Uraian Satuan

1. Penghamparan Kayu Knopel Km

2. Pek. Timbunan tanah Pilihan Km

3. Pek. Timbunan Tanah Biasa Km

2.6 PEKERJAAN PENYELESAIAN.

a). Yang dimaksudkan pekerjaan penyelesaian ini adalah pekerjaan- pekerjaan perbaikan sebelum

serah terima pertama dilaksanakan.

b). Pekerjaan dapat dinyatakan selesai bila telah diadakan pemeriksaan dari Proyek, Pengelola

Teknis, Konsultan Pengawas dan Kontraktor, dengan hasil yang memuaskan.

Page 18: Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat pekerjaan peningkatan jalan

2.7 PENUTUP

1. Meskipun dalam RKS ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak dinyatakan kata-

kata yang harus disediakan oleh Kontraktor dan tidak disebutkan dalam penjelasan pekerjaan

pembangunan ini, pekerjaan tersebut diatas tetap dianggap ada dan dimuat dalam RKS ini.

2. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan pembangunan ini, tetapi tidak

diuraikan atau dimuat dalam RKS ini, tetapi diselenggarakan dan diselesaikan oleh Kontraktor,

harus dianggap seakan-akan pekerjaan itu diuraikan dan dimuat dalam RKS ini, untuk menuju

kepenyerahan yang lengkap dan sempurna menurut pertimbangan Direksi.

3. Pekerjaan dapat dinyatakan selesai bila telah diadakan pemeriksaan dari Proyek, Pengelola

Teknis, Konsultan Pengawas dan Kontraktor, dengan hasil yang memuaskan.