Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

download Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

of 237

Transcript of Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    1/237

    RENCANA INDUK PELABUHAN

    ACEH

    LAPORAN PENDAHULUAN

    Mei, 2013

    DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI, INFORMASI

    DAN TELEMATIKAN ACEH

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    2/237

    BAB 1 PENDAHULUANBab I Pendahuluan berisi mengenai tentang latar belakang, maksud, tujuan dan ruang lingkup

    pekerjaan yang akan dikerjakan oleh konsultan pelaksana

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    3/237

    BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAHBab II Gambaran Umum Wilayah Studi yang menguraikan tentang 4 hal pokok. Satu (1) mengenai kondisi fisik dan lingkungan geografi

    yang menguraikan tentang topografi, geologi dan jenis tanah, iklim dan hidrologi, kondisi social ekonomi. Kedua (2) mengenai kondisisocial ekonomi, yang menguraikan tentang demografi kependudukan, struktur ekonomi, pertumbuhan ekonomi. Ketiga (3) Mengenaitransportasi, yang menguraikan tentang transportasi darat, jaringan jalan, terminal angkutan umum, pelabuhan angkutan sungai dan

    erairan (ASDP), system transportasi laut yang menguraikan tentang lokasi pelabuhan laut dan rute pelabuhan laut. Sistem transportasiudara, yang menguraikan tentang lokasi Bandar udara, kelas Bandar udara, rute penerbangan bandar udara. Keempat (4) mengenai

    tinjauan kebijakan dan rencana yang ada di wilayah Aceh

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    4/237

    BAB 3 METODOLOGI & PENDEKATANBab III Metodologi dan Pendekatan berisi tentang metode dan pendekatan pekerjaan yang akan

    dilakukan oleh konsultan pelaksana

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    5/237

    BAB 4 RENCANA KERJABab IV Rencana kerja yang menguraikan tentang tahapan pekerjaan, system pelaporan yang akan

    dilaksanakan, dan jadwal pelaksanaan pekerjaan

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    6/237

    BAB 5 ORGANISASI PELAKSANABab IV Rencana kerja yang menguraikan tentang tahapan pekerjaan, system pelaporan yang akan

    dilaksanakan, dan jadwal pelaksanaan pekerjaan

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    7/237

    LAMPIRANLampiran yang berisi mengenai form survey data sekunder maupun primer. Form data sekunder, Daftar Pelabuhan Aceh,

    Form Survei Asal Tujuan penumpang (on-board) FSK-1. Survei Perhitungan Jumlah Penumpang Kapal Laut (On Board),urvei Asal Tujuan Barang Kapal Laut (On Board), Form Wawancara Dan Isian Data Untuk Pengelola Pelabuhan - FORM SP-1,

    Data Lain Yang Diminta Dari Pengelola Pelabuhan (Copy Data)- Lampiran Form SP-1, Form Survei Wawancara PengelolaPelabuhan, Form Wawancara Dan Isian Data Untuk Perusahaan Pelayaran - FORM SP-2, Data Yang Diminta Dari Perusahaan

    Pelayaran (Copy Data)-Lampiran Form SP-2, Form Survei Wawancara Pengelola Pelabuhan.

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    8/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    COVER UTAMA, SENGAJA DIKOSONGKAN

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    9/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    i

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Dahsyat, Buku Laporan Pendahuluan Rencana Induk

    Pelabuhan Aceh dapat selesai sesuai jadwal.

    Sesuai dengan amanat undang-undang no 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, ps 172 dan

    ps 173 bahwa adalah kewenangan dari pemerintahan Aceh untuk mengelola insfrastruktur

    ekonomi Aceh termasuk didalamnya adalah pelabuhan laut. Permendagri no 8 tahun 2009

    tentang pedoman pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah-urusan wajib bidang

    perhubungan. Juga merupakan amanat dari rancangan qanun RTRW Aceh 2012-2032 ps 19 dan ps

    20 bagian ketiga dalam sistem jaringan transportasi dan pelabuhan laut yang dikelompokkan

    kedalam zona kerja berdasarkan letak geografis dan rencana pengembangan kawasan strategis

    Aceh. Maka disusunlah Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013-2033.

    Buku Rencana Induk Pelabuhan Aceh akan menjadi pedoman (guide book) dalam

    mengembangkan pelabuhan-pelabuhan di Aceh. Hal ini penting untuk mengarahkan

    pembangunan sesuai amanat undang-undang dan qanun Aceh, demi kemakmuran rakyat Aceh.

    Buku Laporan Pendahuluan Rencana Induk Pelabuhan Aceh ini terdiri atas 5 bab dan 1 lampiran.

    Bab 1 berisi pendahuluan, Bab 2 mengenai gambaran wilayah, Bab 3 mengenai metodologi dan

    pendekatan, Bab 4 mengenai rencana kerja dan Bab 5 mengenai organisasi pelaksanaan

    pekerjaan serta lampiran berisi mengenai form kebutuhan data sekunder dan primer.

    Buku Laporan Pendahuluan Rencana Induk Pelabuhan Aceh ini akan mendapat masukan, saran,

    rekomendasi dari berbagai pemangku kepentingan di Aceh pada pemaparan rencana kerjakonsultan di Kantor Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Telematika Aceh.

    Semoga buku laporan ini bermanfaat, salam, dan terima kasih.

    Banda Aceh, Mei 2013

    Konsultan Pelaksana Aceh

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    10/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    ii

    DAFTAR ISI

    BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1

    I.1 Latar Belakang ............................................................................................................................. 1

    I.2 Maksud Dan Tujuan..................................................................................................................... 1

    I.3 Ruang Lingkup Pekerjaan ........................................................................................................... 2

    I.3.1 Ruang Lingkup Pekerjaan..................................................................................................... 2

    I.3.1 Ruang Lingkup Wilayah ........................................................................................................ 2

    I.4 Sistematika Laporan Pendahuluan............................................................................................. 2

    BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN ...................................................................... 1

    II.1 Ruang Administrasi Aceh ........................................................................................................... 1II.1.1 Pembagian Wilayah Administrasi ........................................................................................ 1

    II.1.2 Kependudukan, Sosial Budaya ............................................................................................ 4

    II.1.2.1 Jumlah dan Sebaran Penduduk .................................................................................... 4

    II.1.2.2 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur .......................... 5

    II.1.2.4 Prediksi Jumlah Penduduk Menurut RTRW Aceh 2030 ............................................... 5

    II.1.2.5 Penduduk Menurut Keragaman Etnis/Suku................................................................. 6

    II.2 Kondisi fisik dan lingkungan ...................................................................................................... 7

    II.2.1 Konfigurasi wilayah ............................................................................................................. 7

    II.2.2 Ketinggian/Elevasi ............................................................................................................... 7

    II.2.3 Kemiringan Lereng .............................................................................................................. 8

    II.2.4 Fisiografi Wilayah Aceh ..................................................................................................... 10

    II.2.5 Klimatologi ........................................................................................................................ 10

    II.2.6 Jenis Tanah........................................................................................................................ 11

    II.2.7 Sistem Lahan ..................................................................................................................... 12

    II.2.8 Geologi, Hidrogeologi dan Cekungan Air Tanah .............................................................. 13

    II.2.9 Geologi, Hidrogeologi dan Cekungan Air Tanah .............................................................. 14

    II.3 Kondisi Keanekaragaman Hayati............................................................................................. 15

    II.4 Kondisi Pertambangan ............................................................................................................ 16

    II.5 Kondisi Pesisir, Laut dan Pulau-Pulau Kecil ............................................................................. 19

    II.6 Kondisi Pariwisata.................................................................................................................... 20

    II.7 Kondisi Ekonomi ...................................................................................................................... 21

    II.7.1 Kondisi Ekonomi Aceh ....................................................................................................... 21

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    11/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    iii

    II.7.1.1 Struktur Ekonomi Aceh ............................................................................................... 21

    II.7.1.2 Pertumbuhan Ekonomi Aceh...................................................................................... 24

    II.4 Tinjauan Kebijakan dan Rencana............................................................................................. 29

    II.4.1 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Aceh..................................................................... 29

    II.4.1.1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Aceh ....................................................................... 29

    II.4.1.2 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Aceh ............................................ 29

    II.4.1.3 Rencana Struktur Ruang Wilayah Aceh ..................................................................... 33

    II.4.1.4 Rencana Pola Ruang Wilayah Aceh............................................................................ 63

    II.4.2 RPJMD Aceh...................................................................................................................... 85

    II.4.2.1 Permasalahan, tantangan dan Isu Strategis Aceh hingga 2017................................. 85

    II.4.2.2 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Aceh hingga 2017 .............................. 85

    II.4.2.3 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Aceh hingga 2017 ......................................... 89

    II.4.2.4 Posisi RIP Aceh 2033 dalam RPJMD Aceh 2017 ......................................................... 92

    II.4.3 MP3EI ................................................................................................................................ 93

    II.4.3.1 Percepatan Transformasi Ekonomi melalui Not Business As Usual.......................... 94

    II.4.3.2 MP3EI Merupakan Bagian Integral Perencanaan Pembangunan Nasional .............. 96

    II.4.3.3 Kerangka Desain MP3EI ............................................................................................. 97

    II.4.3.4 Peningkatan Potensi Ekonomi Wilayah Melalui Koridor Ekonomi ........................... 98

    II.4.3.5 Penguatan Konektivitas Nasional.............................................................................. 99

    II.4.3.6 Kerangka Strategis dan Kebijakan Penguatan Konektivitas .................................. 101

    II.4.3.7 Koridor Ekonomi Sumatera ..................................................................................... 106

    II.4.3.8 Overview Ekonomi Sumatera .................................................................................. 108

    II.4.4 Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional .................................................... 121

    II.4.4.1 Peran dan Tujuan Pengembangan Sistem Logistik Nasional .................................. 121

    II.4.4.2 Perkembangan dan Permasalahan Logistik Nasional ............................................. 125

    II.4.4.3 Permasalahan Infrastruktur..................................................................................... 128II.4.4.4 Kondisi Yang Diharapkan dan Tantangannya ......................................................... 130

    II.4.4.5 Roadmap dan Rencana Aksi .................................................................................... 145

    II.4.5 Tatanan Kepelabuhan Nasional (TKN) dan Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN)

    ........................................................................................................................................ 148

    II.4.6 Tatanan Transportasi Wilayah (TATRAWIL) Aceh ......................................................... 157

    II.4.6.1 Permasalahan dan tantangan kedepan ................................................................... 157

    II.4.6.2 Isu Strategis ............................................................................................................. 159

    II.4.6.3 Arah Pengembangan Jaringan Transportasi........................................................... 162

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    12/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    iv

    BAB III METODOLOGI DAN PENDEKATAN .......................................................................................... 1

    III.1 Umum ........................................................................................................................................ 1

    III.2 Pendekatan Kronologis/Implemetantif.................................................................................... 1

    III.2.1 Tahap-1 : Identifikasi dan Konfirmasi Isu Pokok Studi ....................................................... 4

    III.2.2 Tahap-2: Pengumpulan Data dan Survei Lapangan .......................................................... 6

    III.3.3 Tahap-3 : Identifikasi Kondisi Fisik dan Sosial Ekonomi Provinsi Aceh Saat Ini ................ 9

    III.3.4 Tahap- 4 : Analisa Pemetaan Permasalahan Sistem Transportasi Laut di Provinsi Aceh

    Saat Ini .............................................................................................................................. 11

    III.3.5 Tahap - 5 :Analisa Perspektif Perkembangan Provinsi Aceh di Masa Mendatang ......... 15

    III.3.6 Tahap - 6 :Analisa Pengembangan Pelabuhan Laut Provinsi Aceh ................................ 16

    III.3.6 Tahap - 7 :Penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Provinsi Aceh .................................. 19

    III.3 PENDEKATAN KONSEPTUAL ............................................................................................. 21

    III.3.1 Pendekatan Wilayah (Regional Approach) ..................................................................... 21

    III.3.2Pendekatan Keterpaduan Program (Integrated Approach) .......................................... 21

    III.3.3Pendekatan Manfaat Ekonomi Ganda (Multiplier Effects Approach)............................ 21

    III.3.4Pendekatan Partisipasi (Participation Approach) ........................................................... 22

    III.3.5Pendekatan Manajemen Interaksi Sebagai Dasar Mekanisme Perumusan Rencana

    Induk Pelabuhan .............................................................................................................. 22

    BAB IV RENCANA KERJA ..................................................................................................................... 1

    Iv.1 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan ....................................................................................... 1

    IV.2. Sistem Pelaporan ............................................................................................................... 2

    IV.3. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN PELAPORAN ................................................ 3

    BAB V ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN .............................................................................. 1

    V.1 Kebutuhan Tenaga Ahli .............................................................................................................. 1

    V.2 Tugas dan Tanggungjawab Tenaga Ahli.................................................................................... 1

    V.3 Struktur Organisasi Tim ............................................................................................................. 3

    V.4 Jadwal Penugasan Tim .............................................................................................................. 4

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    13/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    v

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 Peta Administrasi Wilayah Pemerintah Aceh..................................................................... 4

    Gambar 2 Peta Pembagian Administrasi Wilayah Aceh ..................................................................... 3

    Gambar 3 Peta Elevasi Aceh ............................................................................................................... 9

    Gambar 4 Peta Geologi Wilayah Aceh ............................................................................................... 14

    Gambar 5 Peta Kawasan Leuser dan Ekosistem Ulu Masen............................................................ 16

    Gambar 6 Peta Sebaran Potensi Mineral Bukan Logam.................................................................. 19

    Gambar 7 Peta Rencana dan Struktur Ruang Aceh ......................................................................... 36

    Gambar 8 Peta Wilayah Pengembangan (WP) Aceh ....................................................................... 45

    Gambar 9 Peta Rencana Pola Ruang Wilayah Aceh......................................................................... 68

    Gambar 10 Peta KAA-WP dan KALA dengan Kegiatan Unggulannya di Aceh................................. 77

    Gambar 11 Peta Kawasan Strategis Aceh (KSA) ............................................................................... 84

    Gambar 12 Posisi RIP Aceh 2033 dalam RPJMD 2017 ....................................................................... 93

    Gambar 13 Aspirasi Pencapaian PDB Indonesia ............................................................................... 94

    Gambar 14 Ilustrasi Percepatan Transformasi Ekonomi Indonesia ................................................. 95

    Gambar 15 22 Kegiatan Ekonomi Utama .......................................................................................... 96

    Gambar 16 Posisi MP3EI di dalam Rencana Pembangunan Pemerintah......................................... 97

    Gambar 17 Kerangka Desain Pendekatan Masterplan P3EI............................................................. 97

    Gambar 18 Ilustrasi koridor Ekonomi ............................................................................................... 98

    Gambar 19 Konsep Gerbang Pelabuhan dan Bandar Udara Internasional di Masa Depan .......... 101

    Gambar 20 Komponen Konektivitas .............................................................................................. 102

    Gambar 21 Visi Konektivitas Nasional ............................................................................................. 102

    Gambar 22 Kerangka Kerja Konektivitas Nasional ......................................................................... 104

    Gambar 23 Koridor Ekonomi Sumatera.......................................................................................... 107Gambar 24 Peran Sislognas Dalam Pembangunan Ekonomi Nasional ............................................. 121

    Gambar 25 Infrastruktur dan Jaringan Sistem Logistik ................................................................. 124

    Gambar 26 Sistem Logistik Nasional .............................................................................................. 125

    Gambar 27 Pola Spasial Pemenuhan Permintaan Antara Lokal, Antar Provinsi dan Impor......... 126

    Gambar 28 Aliran Kargo Nasional................................................................................................... 127

    Gambar 29 Pola Pergerakan Kontainer Ekspor-Impor Indonesia 2007 ............................................ 127

    Gambar 30 Jaringan Sistem Logistik Nasional ............................................................................... 132

    Gambar 31 Faktor Penggerak Sistem Logistik Nasional................................................................. 133

    Gambar 32 Ilustrasi Sosok Sistem Logistik Nasional...................................................................... 134

    Gambar 33 Penyebaran Pusat Distribusi Komoditas Pokok dan Strategis ................................... 136

    Gambar 34 Tatanan Pelabuhan Penting dan Jalur Utama Pelayaran Domestik ........................... 139

    Gambar 35 Pengembangan Pelabuhan Hub Internasional............................................................ 140

    Gambar 36 Orientasi Transportasi Multimoda............................................................................... 142

    Gambar 37 Skema E-Logistik Nasional ........................................................................................... 144

    Gambar 38 Skema Sistem Operasi e-Logistik Nasional.................................................................. 144

    Gambar 39 Road Map Cetak Biru Logistik Nasional ....................................................................... 146

    Gambar 40 Pengertian Umum TKN dan RIPN................................................................................ 148

    Gambar 41 Tatanan Kepelabuhan Nasional ................................................................................... 149

    Gambar 42 Lanjutan RIPN............................................................................................................... 149

    Gambar 43 Kerangka Pola Pikir Konsep TKN & RIPN..................................................................... 150

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    14/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    vi

    Gambar 44 Konsep TKN & RIPN ..................................................................................................... 150

    Gambar 45 Rencana Pelabuhan Nasional dan Visi 2030 ................................................................ 151

    Gambar 46 Sosialisasi RIP Nasional................................................................................................ 151

    Gambar 47 Definisi Undang-undang nomor 17 tahun 2008 Tentang Pelayaran ........................... 152

    Gambar 48 Visi Pelabuhan Indonesia 2030 .................................................................................... 152

    Gambar 49 Misi Pelabuhan Indonesia 2030 ................................................................................... 153

    Gambar 50 RIPN Dalam Kerangka Kerja MP3EI ............................................................................. 153

    Gambar 51 Kerangka Kerja RIPN..................................................................................................... 154

    Gambar 52 Pelabuhan Utama Dalam Koridor Ekonomi................................................................. 154

    Gambar 53 Pelabuhan Strategis Dalam Koridor Ekonomi Sumatera ............................................ 155

    Gambar 54 International Hub Pelabuhan di Indonesia.................................................................. 155

    Gambar 55 Konektivitas dan Distribusi Nasional ........................................................................... 156

    Gambar 56 Kebutuhan Pengembangan Pelabuhan di Indonesia.................................................. 156

    Gambar 57 Proyek Pengembangan Pelabuhan.............................................................................. 157

    Gambar 58 Zona Pengembangan Sistem Transportasi Aceh ........................................................ 163Gambar 59 Desire lines Permintaan Pergerakan Penumpang ....................................................... 180

    Gambar 60 Bagan Alir Pekerjaan........................................................................................................ 3

    Gambar 61 Bagan Alir Analisa Pemodelan Transportasi .................................................................. 12

    Gambar 62 Struktur Organisasi Tim ................................................................................................... 3

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    15/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    vii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Pembagian Administrasi Pemerintah Aceh............................................................................ 2

    Tabel 2 Perkembangan Jumlah Penduduk Aceh................................................................................ 4Tabel 3 Komposisi Penduduk Menurut Umur Tahun 2007-2011 ........................................................ 5

    Tabel 4 Prediksi Jumlah Penduduk Aceh Tahun 2029 (Skenario 1 Optimis)...................................... 6

    Tabel 5 Keragaman Suku/Etnis dan Bahasa di Aceh ............................................................................ 7

    Tabel 6 Wilayah Sungai di Aceh ........................................................................................................ 15

    Tabel 7 Potensi Bahan Tambang di Aceh, diluar Bahan Galian........................................................ 17

    Tabel 8 Lokasi Bahan Tambang diluar galian ...................................................................................... 18

    Tabel 9 Lokasi Pengembangan Pariwisata Aceh.............................................................................. 20

    Tabel 10 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 2009 - 2011 (Juta Rupiah) ........................ 23

    Tabel 11 Distribusi Porsi PDRB Menurut Lapangan Usaha (2009-2011) dengan MIGAS (%) ............ 24

    Tabel 12 Distribusi Porsi PDRB Menurut Lapangan Usaha (2009-2011) Tanpa MIGAS.................... 24Tabel 13 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 2009 - 2011 (Juta Rupiah)......................... 27

    Tabel 14 Laju Pertumbuhan (%) PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 2009 - 2011 (Juta

    Rupiah) .................................................................................................................................. 28

    Tabel 15 Sistem Perkotaan/Pusat Pelayanan di Aceh....................................................................... 35

    Tabel 16 Penetapan Fungsi Pelayanan Dalam Sistem Perkotaan .................................................... 43

    Tabel 17 Penetapan Wilayah Pengembangan (WP) di Aceh ............................................................ 44

    Tabel 18 Sistem Jaringan Rencana Struktur Ruang Wilayah Aceh .................................................. 46

    Tabel 19 Rencana Pengembangan Pelabuhan di Aceh .................................................................... 52

    Tabel 20 Rencana Pengembangan Bandar Udara di Aceh .............................................................. 55

    Tabel 21 Pengembangan Pengelolaan Wilayah Sungai di Aceh....................................................... 59

    Tabel 22 Pengembangan Irigasi di Aceh........................................................................................... 61

    Tabel 23 Pengembangan Wilayah Waduk di Aceh ........................................................................... 62

    Tabel 24 Jenis dan Sebaran Kawasan Lindung di Aceh ................................................................... 65

    Tabel 25 Lanjutan Jenis dan Sebaran Kawasan Lindung di Aceh .................................................... 65

    Tabel 26 Lanjutan Jenis dan Sebaran Kawasan Lindung di Aceh .................................................... 66

    Tabel 27 Lanjutan Jenis dan Sebaran Kawasan Lindung di Aceh .................................................... 66

    Tabel 28 Lanjutan Jenis dan Sebaran Kawasan Lindung di Aceh .................................................... 67

    Tabel 29 Penetapan Kawasan Budidaya Yang Memiliki Nilai Strategis Provinsi ............................. 73

    Tabel 30 Penetapan Kegiatan Unggulan Pada Kawasan Budidaya Lainnya dalam KawasanAndalan Aceh-WP (KAA-WP).............................................................................................. 75

    Tabel 31 Kawasan Andalan Laut Aceh .............................................................................................. 76

    Tabel 32 Kawasan Strategis Aceh (KSA) .......................................................................................... 79

    Tabel 33 Big Win Pengembangan Sistem Logistik Nasional .......................................................... 146

    Tabel 34 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ............................................................................................ 4

    Tabel 35 Kebutuhan Tenaga Ahli ........................................................................................................ 1

    Tabel 36 Jadwal Penugasan Tim......................................................................................................... 4

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    16/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    8

    COVER BAB 1, SENGAJA DIKOSONGKAN

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    17/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    I - 1

    BAB I PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Keberadaan pelabuhan-pelabuhan di Aceh memiliki peran sangat strategis dalam mendukung

    perekonomian. Pelabuhan merupakan salah satu simpul jaringan transportasi yang

    mengandalkan kemampuan sarana kapal yang memiliki daya angkut logistik dalam jumlah besar.

    Kondisi topologi Aceh sendiri yang dikelilingi oleh lautan menjadikan Aceh sangat

    berketergantungan pada transportasi laut untuk mengakses wilayah lainnya terutama luar

    negeri.

    Pengembangan pelabuhan di Aceh dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Aceh berpedoman pada

    suatu tatanan kepelabuhanan yang secara hirarkhi dan terorganisasi dalam beberapa zona

    pengembangan transportasi. Zona transportasi ini terbagi atas empat wilayah: Zona Pusat, Zona

    Utara-Timur, Zona Barat-Selatan dan Zona Tenggara Selatan. Setiap zona diarahkan menjadikan

    Pelabuhan sebagai titik simpul jaringan yang akan menjembatani ke simpul transportasi di luar

    Aceh (skala regional, nasional dan internasional).

    Dalam kenyataannya, potensi pendayagunaan pelabuhan di Aceh belum termaksimalkan.

    Persoalan mendasar yang terjadi adalah keberadaan pengembangan jaringan transportasi laut

    yang belum terencana dan terpadu yang didukung dengan pengembangan moda transportasi

    lainnya. Demikian juga pengembangan wilayah seharusnya juga ikut didukung oleh keberadaan

    pelabuhan-pelabuhan besar yang ada di Aceh. Sehingga keberadaan efektifitas keberadaan

    pelabuhan-pelabuhan ini masih berjalan terpisah dengan pembangunan wilayah.

    Persoalan lainnya adalah pembangunan sistem jaringan transportasi terpadu. Efektivitas sistem

    jaringan transportasi Aceh masih jauh dari hasil yang diharapkan. Keberadaan pelabuhan-

    pelabuhan di Aceh saat ini masih terkesan terpisah dengan moda jaringan transportasi lainnya.

    Pembangunan yang dilaksanakan masih dijalankan secara terpisah diakibatkan berbagai

    persoalan kelembagaan dan kewenangannya, pendanaan dan visi yang berbeda-beda di tiap

    daerah.

    Mendasari persoalan diatas, Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Telamatika Aceh

    bermaksud untuk menyiapkan suatu pedoman yang dapat menjadi arah pengembahan

    pelabuhan Aceh sampai dengan tahun 2033.

    I.2 Maksud Dan Tujuan

    Maksud dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah tersusunnya Rencana Induk Pelabuhan Aceh tahun

    2013-2033 yang menjadi pedoman perencanaan pembangunan dan pengembangan Pelabuhan

    Aceh, sehingga pelaksanaan kegiatan pengembangan transportasi laut dapat dilakukan secara

    terstruktur, menyeluruh dan tuntas, dan terpadu dengan moda transportasi lainnnya.

    Tujuannya adalah sebagai acuan normatif penyelenggaraan/operasional pelayanan pelabuhan

    Aceh sebagai bagian dari Rencana Induk Pelabuhan Nasional .

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    18/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    I - 2

    I.3 Ruang Lingkup Pekerjaan

    I.3.1 Ruang Lingkup Pekerjaan

    Adapun beberapa lingkup pekerjaan penyusunan Rencana Induk Pelabuhan Aceh ini adalah :

    a. Melakukan persiapan pelaksanaan pekerjaan;b. Melakukan peninjauan lapangan;c. Mengumpulkan data yang diperlukan;d. Melakukan analisa data dan studi;e. Mengevaluasi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku terkait pelayanan

    pelabuhan, pelayaran dan keimigrasian dan peraturan terkait lainnya;

    f. Melakukan pengkajian tentang;1. Kebutuhan akan ruang dan lahan2. Perkembangan ekonomi daerah hinterland pelabuhan3. Perkembangan industri yang terkait pada pelabuhan4. Arus dan komposisi barang yang ada dan diperkirakan5. Jenis dan ukuran kapal6. Hubungan dengan transportasi darat dan perairan dengan wilayah hinterland-nya7. Akses dari dan menuju laut/dermaga8. Potensi pengembangan fisik9. Aspek nautis dan hidraulik10. Keamanan/keselamatan dan dampak lingkungan11. Analisis ekonomi dan finansial12. Fasilitas dan struktur yang ada

    g. Menetapkan target pengembangan Pelabuhan dan fasilitas pendukung lainnya yang tesusunsecara terpadu; dan

    h. Menyusun Buku Rencana Induk Pelabuhan aceh .Hasil yang diharapkan dari Konsultan adalah tersusunnya Buku/Dokumen Rencana Induk

    Pelabuhan Aceh yang sesuai dengan Rencana umum Tata Ruang Aceh (RTRW) Aceh.

    I.3.1 Ruang Lingkup Wilayah

    Adapun ruang lingkup wilayah yang menjadi batasan perencanaan pekerjaan Rencana Induk

    Pelabuhan Aceh ini adalah Provinsi Aceh, yang memiliki 23 Kab/Kota. (Lihat Gambar Wilayah

    Administrasi)

    I.4 Sistematika Laporan Pendahuluan

    Buku Laporan Pendahuluan ini terdiri atas lima (5) bab, yang diawali dengan Bab I Pendahuluan

    yang menguraikan tentang latar belakang, maksud, tujuan dan ruang lingkup pekerjaan yang

    akan dikerjakan oleh konsultan pelaksana.

    Bab II Gambaran Umum Wilayah Studi yang menguraikan tentang 4 hal pokok. Satu (1) mengenai

    kondisi fisik dan lingkungan geografi yang menguraikan tentang topografi, geologi dan jenis

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    19/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    I - 3

    tanah, iklim dan hidrologi, kondisi social ekonomi. Kedua (2) mengenai kondisi social ekonomi,

    yang menguraikan tentang demografi kependudukan, struktur ekonomi, pertumbuhan ekonomi.

    Ketiga (3) Mengenai transportasi, yang menguraikan tentang transportasi darat, jaringan jalan,

    terminal angkutan umum, pelabuhan angkutan sungai dan perairan (ASDP), system transportasi

    laut yang menguraikan tentang lokasi pelabuhan laut dan rute pelabuhan laut. Sistem

    transportasi udara, yang menguraikan tentang lokasi Bandar udara, kelas Bandar udara, rute

    penerbangan bandar udara. Keempat (4) mengenai tinjauan kebijakan dan rencana yang ada di

    wilayah Aceh, didalamnya akan menguraikan kebijakan yang terkait seperti rencana program

    jangka menengah daerah (RPJMD), rencana tata ruang wilayah (RTRW) Aceh, Master Plan

    Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), Cetak Biru Pengembangan Sistem

    Logistik Nasional, undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, keputusan

    presiden, keputusan menteri, dan keputusan gubernur Aceh yang terkait dengan penyusunan

    Rencana Induk Pelabuhan Aceh ini.

    Bab III Metodologi dan Pendekatan yang menguraikan tentang metode dan pendekatanpekerjaan yang akan dilakukan. (tambahkan setelah melihat tulisan pak Lutfi)

    Bab IV Rencana kerja yang menguraikan tentang tahapan pekerjaan, system pelaporan yang akan

    dilaksanakan, dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.

    Bab V Organisasi pelaksana pekerjaan yang menguraikan tentang kebutuhan tenaga ahli, tugas

    dan tanggungjawab tenaga ahli, struktur organisasi tim tenaga ahli, jadwal penugasan personil.

    Lampiran yang berisi mengenai form survey data sekunder maupun primer. Form data sekunder,

    Daftar Pelabuhan Aceh, Form Survei Asal Tujuan penumpang (on-board) FSK-1. Survei

    Perhitungan Jumlah Penumpang Kapal Laut (On Board), Survei Asal Tujuan Barang Kapal Laut (On

    Board), Form Wawancara Dan Isian Data Untuk Pengelola Pelabuhan - FORM SP-1, Data Lain Yang

    Diminta Dari Pengelola Pelabuhan (Copy Data)- Lampiran Form SP-1, Form Survei Wawancara

    Pengelola Pelabuhan, Form Wawancara Dan Isian Data Untuk Perusahaan Pelayaran - FORM SP-2,

    Data Yang Diminta Dari Perusahaan Pelayaran (Copy Data)-Lampiran Form SP-2, Form Survei

    Wawancara Pengelola Pelabuhan.

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    20/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    I - 4

    Gambar 1 Peta Administrasi Wilayah Pemerintah Aceh

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    21/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    I - 1

    HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN UNTUK COVER BAB 2

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    22/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    II - 1

    BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

    II.1 Ruang Administrasi Aceh

    Wilayah Aceh terletak di ujung utara Pulau Sumatera dan sekaligus merupakan wilayah palingbarat di Indonesia.

    Selaras dengan penetapan dalam UU No. 26 Tahun 2007 dan PP No.26 Tahun 2008, bahwa ruang

    adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi

    sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan

    memelihara kelangsungan hidupnya; maka ruang wilayah Aceh dalam konteks RTRWA (Rencana

    Tata Ruang Wilayah Aceh) meliputi: wilayah daratan, wilayah laut, wilayah udara, dan dalam

    bumi.

    Berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 : 50.000, wilayah daratan Aceh secara geografis

    terletak pada 020 00 00 060 00 00 LU dan 950 00 00 980 30 00 BT. Dengan batas-

    batas wilayah adalah:

    sebelah utara : Selat Malaka dan Laut Andaman/Teluk Benggala; sebelah timur : Selat Malaka dan Provinsi Sumatera Utara; sebelah selatan : Provinsi Sumatera Utara dan Samudera Hindia; sebelah barat : Samudera Hindia.

    Luas wilayah daratan Aceh adalah 56.758,8482 Km2 atau 5.675.840,82 Ha, yang meliputi daratanutama di Pulau Sumatera, pulau-pulau besar dan pulau-pulau kecil.

    Berdasarkan penetapan UU 32/2004 Pasal 18 ayat (4), maka selain wilayah daratan yang akan

    menjadi lingkup wilayah perencanaan RTRW Aceh juga tercakup wilayah laut kewenangan

    pengelolaan (WLK) Provinsi Aceh sejauh 12 (dua belas) mil-laut dari garis pangkal ke arah laut

    lepas. Wilayah laut kewenangan tersebut terdapat atau terletak di Samudera Hindia, Laut

    Andaman, dan Selatan Malaka, dengan luas Berdasarkan PP no 37 tahun 2008 yang merupakan

    refisi PP no 38 tahun 2002 tentang titik-titik garis pangkal kepulauan Indonesia luas laut

    kewenangan Aceh Adalah 74.798,02 km2 atau 7.478.801,59 Ha bila ditambah dengan kawasan

    gugusan karang melati seluas 14.249,86 km2 atau 1.424.986,18 Ha, luas laut kewenangan Acehmenjadi 89.047,88 km2 atau 8.904.787,77 Ha.

    Wilayah udara Aceh adalah ruang udara yang yang terletak di atas wilayah darat dan wilayah laut

    tersebut, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Wilayah dalam bumi Aceh adalah ruang dalam bumi yang terletak di bawah wilayah darat dan

    wilayah laut tersebut, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    II.1.1 Pembagian Wilayah Administrasi

    Wilayah Aceh sebagai provinsi secara administrasi pemerintahan terbagi atas 23 (dua puluh tiga)

    wilayah kabupaten/kota, seperti yang ditunjukkan pada Tabel I.2.1. Sesuai dengan penetapan

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    23/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    II - 2

    dalam UU No.11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, pembagian administrasi pemerintahan

    kabupaten/kota terdiri berturut-turut atas: kecamatan, mukim, dan gampong.

    Tabel 1 Pembagian Administrasi Pemerintah Aceh

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    24/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    II - 3

    Gambar 2 Peta Pembagian Administrasi Wilayah Aceh

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    25/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    II - 4

    II.1.2 Kependudukan, Sosial Budaya

    II.1.2.1 Jumlah dan Sebaran Penduduk

    Jumlah penduduk Aceh pada akhir 2011 adalah 4.597.308 jiwa, Perkembangan jumlah penduduk

    beserta sebarannya menurut masing-masing kabupetan/kota ditunjukkan pada Tabel dibawah ini.

    Tabel 2 Perkembangan Jumlah Penduduk Aceh

    1980 1990 2000 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010* 2011

    1 Simeulue 57058 59093 71517 78389 80380 81127 81790 82344 80674 82521

    2 Aceh Singkil 120459 124758 144684 148277 92605 94961 100265 102505 102509 104856

    3 Aceh Selatan 275260 342901 302273 197719 185704 191539 202080 209853 210111 215315 202251 206881

    4 Aceh Tenggara 159248 185768 207721 150776 168229 169053 173056 174371 175501 177024 179010 183108

    5 Aceh Timur 423418 585971 656086 331636 312014 304643 311413 313333 332915 340728 360475 368728

    6 Aceh Tengah 163341 199659 263070 272453 285619 160549 166895 170766 182533 189298 175527 179546

    7 Aceh Barat 288422 385700 422690 195000 160545 150450 151552 152557 153398 158499 173558 177532

    8 Aceh Besar 236374 240219 285750 295957 301757 296541 304303 307362 310107 312762 351418 359464

    9 Pidie 343558 420107 499796 517697 469888 474359 365813 373234 380382 386053 379108 387787

    10 Bireuen 349085 361528 348057 351835 354027 355989 357564 359032 389288 398201

    11 Aceh Utara 625296 846435 667243 523717 487526 493670 506002 510494 517741 532537 529751 541878

    12 Aceh Barat Daya 115358 111100 115676 119397 121302 123101 124813 126036 128922

    13 Gayo Lues 66448 68312 72045 73752 74312 74794 75165 79560 81382

    14 Aceh Tamiang 225011 229520 235314 239260 239451 239899 241734 251914 257681

    15 Nagan Raya 143985 110486 123743 123984 124141 124340 125425 139663 142861

    16 Aceh Jaya 98796 79155 60660 65996 70673 75597 82904 76782 78540

    17 Bener Meriah 106148 109429 111040 112549 114464 122277 125076

    18 Pidie Jaya 125892 128446 130906 135345 132956 136000

    19 Banda Aceh 72090 184699 216121 223829 239146 177881 199241 219659 217918 212241 223446 228562

    20 Sabang 23521 24416 23654 24498 28692 28597 29098 29144 29221 29184 30653 31355

    21 Langsa 122865 135167 137586 139893 140005 140267 140415 148945 152355

    22 Lhokseumawe 167362 138663 154634 157635 158169 158760 159239 171163 175082

    23 Subulussalam 61870 63444 64256 66451 67446 68990

    2610528 3415875 4071006 4218486 4075781 4031589 4153573 4223833 4293915 4363477 4494410 4597308

    Catatan/Notes: * Hasil Sensus Penduduk 2010/Results of population census 2010

    Sumber : Aceh dalam angka 2005, 2006, 2007, 2008, 2009 dan Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh

    Source : BPS-Statistics of Aceh Province

    KAB/KOTANO

    JUMLAH

    TAHUN

    Kabupaten/kota pada tahun 2008 dengan jumlah penduduk terbesar adalah Kabupaten Aceh

    Utara (541.878 jiwa) dan jumlah penduduk terkecil adalah Kota Sabang (31.355 jiwa). Bila sebaran

    penduduk dilihat menurut masing-masing bagian wilayah Aceh, dapat ditunjukkan sebagai

    berikut:

    di pesisir timur, mulai dari Pidie sampai Aceh Tamiang, jumlah penduduk adalah 2.417.712 jiwaatau 52.59% dari penduduk Aceh;

    di sekitar Banda Aceh, yang meliputi Banda Aceh, Aceh Besar, dan Sabang, jumlah pendudukadalah 619.381 jiwa atau 13.47% dari penduduk Aceh;

    di pesisir barat, mulai dari Aceh Jaya sampai Subulussalam/Aceh Singkil dan Simeulue, jumlahpenduduk adalah 991.103 jiwa atau 21.56% dari jumlah penduduk Aceh;

    di bagian tengah (pegunungan/dataran tinggi), yang meliputi Aceh Tengah, Bener Meriah,Gayo Lues, dan Aceh Tenggara, jumlah penduduk adalah 569.112 jiwa atau 12.38% dari

    penduduk Aceh.

    Sebaran penduduk seperti dikemukakan di atas menunjukkan adanya kesenjangan jumlah

    penduduk di antara bagian-bagian wilayah tersebut.

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    26/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    II - 5

    II.1.2.2 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

    Pada tabel 3 ditunjukkan komposisi penduduk Aceh menurut jenis kelamin, pada tahun 1980,

    1990, dan 2008 sampai 2011. Dari tahun 1980 sampai 2003 jumlah penduduk laki-laki lebih besar

    daripada perempuan, sementara sejak 2004 sampai 208 jumlah penduduk perempuan lebih besar

    daripada laki-laki. Perubahan komposisi penduduk menurut jenis kelamin ini terkait dengan

    jatuhnya korban jiwa pada bencana gempa dan tsunami pada 26 Desember 2004. Sedangkan

    pada tahun 2010-2011, laki-laki lebih besar dari perempuan.

    Tabel 3 Komposisi Penduduk Menurut Umur Tahun 2007-2011

    NO TAHUN LAKI - LAKI PEREMPUAN JUMLAH

    1 1980 1310 1300 2609

    2 1990 1717 1699 3416

    3 2000 2042 2031 4073

    4 2001 2075 2068 4142

    5 2002 2090 2076 41666 2003 2120 2099 4219

    7 2004 2032 2043 4075

    8 2005 2006 2026 4032

    9 2006 2024 2059 40865

    10 2007 2101 2122 4224

    11 2008 2136 2158 4294

    12 2009 2171 2192 4364

    13 2010* 2249 2246 4495

    14 2011 2300 2297 4597

    Catatan/Notes: * Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)/Result of i

    population survey

    Source : BPS-Statistics of Aceh Province

    Sumber : Aceh dalam angka 2009 dan Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh

    II.1.2.4 Prediksi Jumlah Penduduk Menurut RTRW Aceh 2030

    Berdasarkan kajian terhadap perkembangan jumlah penduduk sejak tahun 1980 sampai 2008, dan

    khususnya karakter perkembangan 2005 2008 yaitu setelah bencana tsunami melanda Aceh,

    serta karakter perkembangan wilayah yang diharapkan, maka diprediksikan jumlah penduduk

    pada akhir tahun perencanaan, yaitu tahun 2029. Prediksi penduduk ini dikemukakan menurut 2skenario pertumbuhan penduduk, yaitu skenario optimis dan skenario moderat. Pada skenario

    optimis diprediksikan jumlah penduduk Aceh tahun 2029 adalah 7.359.847 jiwa atau dibulatkan

    7.360.000 jiwa. Sementara pada skenario moderat diprediksikan jumlah penduduk Aceh tahun

    2029 adalah 6.529.806 jiwa atau dibulatkan 6.530.000 jiwa.

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    27/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    II - 6

    Tabel 4 Prediksi Jumlah Penduduk Aceh Tahun 2029 (Skenario 1 Optimis)

    II.1.2.5 Penduduk Menurut Keragaman Etnis/Suku

    Pada tabel dibawah ini dikemukakan tentang keragaman suku/etnis dan bahasa daerah yang

    dipakai sehari-hari menurut masing-masing kabupaten/kota di Aceh.

    Pada wilayah pesisir utara dan timur dari Banda Aceh sampai Langsa/Aceh Timur dan pesisir barat

    dari Aceh Jaya sampai Aceh Barat Daya suku asli yang dominan adalah suku Aceh dengan bahasa

    Aceh. Pada wilayah pesisir timur yang berbatasan dengan Sumatera Utara terdapat suku Tamiang

    dengan Bahasa Tamiang.

    Pada wilayah bagian tengah terdapat suku asli Gayo dengan bahasa Gayo (Aceh Tengah, Bener

    Meriah, dan Gayo Lues), dan suku asli Alas dengan bahasa Alas (Aceh Tenggara).

    Pada wilayah pesisir barat bagian selatan terdapat suku Singkil dengan bahasa Julu, Aneuk

    Jamee, Pak-Pak, Halaban, Nias (Aceh Singkil, Subulussalam), suku Aneuk Jamee dan Kluet dengan

    bahasa Aceh, Aneuk Jamee, Kluet (Aceh Selatan). Dan di Pulau Simeulue terdapat suku Simeulue

    dengan bahasa Devayan, Aneuk Jamee, Sigulai, Leko.

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    28/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    II - 7

    Tabel 5 Keragaman Suku/Etnis dan Bahasa di Aceh

    Selain penduduk asli di atas, penduduk Aceh juga berasal dari pendatang, yang bervariasi: Jawa,

    Melayu, Batak, Karo, Mandailing, Minang, Nias, dan Cina, yang tersebar di kabupaten dan kota di

    Aceh.

    II.2 Kondisi fisik dan lingkungan

    II.2.1 Konfigurasi wilayah

    Wilayah daratan Aceh terdiri atas daratan utama (mainland) di Pulau Sumatera beserta 119 pulau

    (sumber: RUTR Wilayah Pesisir Aceh, data dari Departemen Dalam Negeri menyebutkan total ada

    663 pulau, dengan rincian: 205 pulau telah bernama, dan 458 pulau belum bernama). Di antara

    pulau-pulau tersebut, paling tidak ada 9 pulau yang berpenghuni, yaitu: Pulau Simeulue (Kab.

    Simeulue), Pulau Tuangku, Pulau Ujungbatu, Pulau Balai, Pulau Nibong (di Kepulauan Banyak Kab.

    Aceh Singkil), Pulau Weh (Kota Sabang), serta Pulau Breueh, Pulau Nasi, Pulau Bunta (di Pulo

    Aceh Kab. Aceh Besar). Selain pulau-pulau tersebut, pulau-pulau lainnya relatif merupakan pulau-pulau kecil. Dengan konfigurasi demikian dan terletak di tepi perairan laut, maka selain daratan di

    pulau utama (mainland) Pulau Sumatera dan pulau-pulau besar dan kecil, juga ada wilayah laut

    kewenangan Aceh yaitu sejauh 12 mil-laut dari garis pantai dan/atau garis pangkal menurut pulau-

    pulau terluar.

    II.2.2 Ketinggian/Elevasi

    Di pesisir timur, bagian wilayah dengan ketinggian < 500 meter di atas permukaan laut (dpl)

    relatif lebih merata lebarnya dari garis pantai, sementara di pesisir barat menunjukkan kondisi

    yang relatif lebih lebar di sekitar Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Singkil, dan Subulussalam;

    sementara yang relatif sangat sempit di sekitar Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Selatan, dan AcehBarat Daya. Ketinggian di atas 3.000 m dpl terdapat di kompleks Gunung Leuser.

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    29/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    II - 8

    II.2.3 Kemiringan Lereng

    Kemiringan lereng dominan ditampilkan pada Gambar 1.2.6 dengan kelompok kelerengan < 40%,

    40% - 60%, dan > 60%. Selaras dengan sebaran ketinggian/elevasi pada Gambar 1.2.6, sebaran

    kemiringan lereng < 40% relatif selaras dengan ketinggian < 500 m dpl. Kemiringan lereng

    dominan 40% - 60 % dan > 60 % terdapat sejak dari kaki sampai ke puncak-puncak pegunungan.

    Sesuai dengan karakter kemiringan lahan tersebut, ada hasil kajian RePPPRoT 1998 mengenai

    arahan penetapan bagian wilayah dengan dominan fungsi lindung dan dominan fungsi budidaya.

    Dominasi fungsi lindung diindikasikan sekitar 56,28 %, dan dominasi fungsi budidaya sekitar 43,72

    % dari luas wilayah Aceh.

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    30/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    II - 9

    Gambar 3 Peta Elevasi Aceh

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    31/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    II - 10

    II.2.4 Fisiografi Wilayah Aceh

    Kondisi fisiografi wilayah Aceh di daratan Pulau Sumatera (mainland) dapat dikelompokkan atas

    empat kelompok utama, yaitu : dataran rendah, pegunungan bagian utara, pegunungan bagian

    tengah, dan pegunungan bagian selatan.

    Dataran rendah di bagian barat terdapat terletak sejak dari sekitar muara Sungai Alas/Singkil,

    muara Krueng Tripa, sampai muara Krueng Teunom. Dataran ini berhampiran atau diapit oleh

    barisan pegunungan berlereng terjal yang merupakan tempat mengalirnya sungai-sungai yang

    relatif pendek dan deras ke bagian lembah yang datar di pesisir. Fisiografi yang demikian disertai

    dengan curah hujan yang tinggi menyebabkan bagian muara sungai tidak mampu menampung

    volume air, sehingga selalu tergenang dan membentuk kawasan berawa-rawa. Dataran rendah di

    bagian timur wilayah mempunyai alur yang cukup lebar, mulai dari perbatasan Aceh dan Provinsi

    Sumatera Utara yang selanjutnya menyempit di sekitar pesisir Peudada sampai di kaki Gunung

    Seulawah. Dataran rendah di bagian utara, merupakan lembah sungai Krueng Aceh yang terletakdi Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh.

    Pegunungan bagian utara terletak di Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Aceh Jaya, dan Aceh Barat.

    Pegunungan bagian utara ini merupakan bukit-bukit yang saling terpisah, yang antara lain terdiri

    atas Kompleks Gunung Seulawah (1.762 m), Kompleks Gunung Ulu Masen (2.390 m), dan

    Komplek Gunung Peut Sagoe (2.780 m). Selain itu, terdapat patahan turun lembah Krueng Aceh

    yang diduga belum sepenuhnya stabil, sehingga sewaktu-waktu potensial terjadi getaran di

    permukaan bumi (gempa). Pada bagian wilayah ini terdapat dataran tinggi, yaitu Dataran Tinggi

    Tangse (dan Geumpang).

    Pegunungan bagian tengah terletak di Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Nagan Raya.

    Pegunungan bagian tengah ini mempunyai lereng yang sangat curam sehingga sulit dilalui, yang

    ditandai oleh keberadaan antara lain Kompleks Gunung Geureudong/Burni Telong (2.556 m) dan

    Kompleks Gunung Ucap Malu (3.187 m). Pada pegunungan bagian tengah ini terdapat dataran

    tinggi, yaitu Dataran Tinggi Gayo, dan terdapat danau yaitu Danau Laut Tawar.

    Pegunungan bagian selatan terletak di Kabupaten Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Barat Daya,

    dan Aceh Selatan. Pegunungan bagian selatan ini terdiri dari tiga baris pegunungan sejajar.

    Jajaran paling selatan dengan dengan pegunungan paling tinggi adalah Gunung Leuser (3.466 m)

    yang merupakan gunung tertinggi di Aceh. Jajaran di tengah relatif lebih rendah, sementarajajaran di utara kembali naik lebih tinggi. Pada jajaran di tengah tersebut terdapat dataran tinggi,

    yang dikenal dengan Dataran Tinggi Alas; dan mengalir Sungai Alas, yang seperti halnya dengan

    Krueng Aceh, mengalir di atas patahan turun (slank).

    II.2.5 Klimatologi

    Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidt Fergusson wilayah Aceh termasuk pada tipe iklim

    tropis. Berdasarkan pantauan dari 3 stasiun klimatologi yaitu stasiun Blang Bintang (Aceh Besar),

    Sabang, dan Meulaboh (Aceh Barat), musim hujan terjadi pada bulan Agustus sampai Januari dan

    musim kemarau pada bulan Februari sampai Juli.

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    32/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    II - 11

    Dari ketiga stasiun klimatologi tersebut, gambaran kondisi iklim wilayah Aceh adalah sebagai

    berikut :

    a. Stasiun Blang Bintang : curah hujan rata-rata 1.250 2.000 mm/tahun, dengan hari hujan rata-rata 13 hari/bulan, suhu udara rata-rata berkisar 25 28 oC, kelembaban nisbi rata-rata 69 90

    %, serta kecepatan angin 2,0 4,0 knot.b. Stasiun Sabang : curah hujan rata-rata 2.000 2.500 mm/tahun, dengan hari hujan rata-rata 7

    hari/bulan, suhu udara rata-rata berkisar 26 27,5 oC, kelembaban nisbi rata-rata 73 86 %,

    serta kecepatan angin 3,0 11,0 knot.

    c. Stasiun Meulaboh : curah hujan rata-rata 2.500 3.500 mm/tahun, dengan hari hujan rata-rata17 hari/bulan, suhu udara rata-rata berkisar 21 31 oC, kelembaban nisbi rata-rata 69 96 %,

    serta kecepatan angin 5,0 7,0 knot.

    II.2.6 Jenis Tanah

    Jenis tanah yang diidentifikasikan di wilayah Aceh, yaitu dari pembacaan Peta Penyebaran Jenis

    Tanah menurut Pusat Penelitian Tanah Bogor ada 12 jenis tanah yang terdapat di Aceh, yaitu : (1)Organosol dan Glei Humus, (2) Aluvial, (3) Hidromorf Kelabu, (4) Regosol, (5) Podsolik Merah

    Kuning (PMK), (6) Renzina, (7) Andosol, (8) Litosol, (9) Komplek PMK dan Litosol, (10) Komplek

    PMK, Latosol, dan Litosol, (11) Komplek Podsolik Coklat, Podsol, dan Litosol, (12) Komplek

    Renzina dan Litosol. Dari pembacaan pada peta sebaran jenis tanah dapat diindikasikan sebaran

    jenis tanah tersebut seperti berikut ini.

    Jenis tanah organosol dan glei humus dominan tersebar di pesisir barat, yang relatif luas, yaitu di

    Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Selatan bagian selatan, Aceh Singkil, dan Subulussalam; dan di

    pesisir timur, yang relatif sempit dan memanjang mengikuti garis pantai, yaitu di Aceh Timur,

    Aceh Utara, Bireuen, dan Pidie Jaya.

    Jenis tanah aluvial yang terletak di pesisir yaitu di Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara sampai Aceh

    Timur dan Aceh Tamiang; sementara di dataran tinggi terdapat pada tepi alur sungai Lawe Alas di

    Aceh Tenggara. Selain itu di pulau-pulau terdapat di Simeulue, Kepulauan Banyak, dan Pulau

    Breueh. Jenis tanah hidromorf kelabu terdapat memanjang dan setempat di Aceh Utara sampai

    Aceh Timur dan Aceh Tamiang. Jenis tanah regosol relatif sangat sedikit, yaitu di pesisir Aceh

    Besar yang menerus ke Pidie, dan setempat-setempat di sekitar Gunung Leuser dan di Aceh

    Tenggara.

    Jenis tanah podsolik merah kuning (PMK) terdapat hampir di semua kabupaten/kota baik dipesisir maupun di dataran tinggi/pegunungan. Jenis tanah PMK yang terdapat di pesisir

    berhadapan langsung dengan garis pantai antara lain terdapat di Aceh Jaya, Aceh Barat Daya

    sampai Aceh Selatan; pada lini di belakang pesisir tersebut terdapat di Aceh Barat, Nagan Raya,

    Subulussalam, memanjang sejak dari Pidie sampai ke Aceh Tamiang. Sementara di dataran tinggi

    terdapat di Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara. Selain itu terdapat

    sedikit di Pulau Simeulue bagian barat.

    Jenis tanah renzina sangat sedikit dan hampir tidak teridientifikasi pada peta. Jenis tanah andosol

    terdapat di sekitar punggungan gunung-gunung utama yaitu di G. Seulawah, G. Peut Sagoe, G.

    Geureudong, dan G. Leuser. Jenis tanah litosol berhampiran dengan andosol dan di pegunungan

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    33/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    II - 12

    lainnya, yang terdapat di sekitar G. Seulawah, G. Ulu Masen, G. Peut Sagoe, G. Geureudong, dan

    punggungan pegunungan/perbukitan lainnya di Nagan Raya, Aceh Jaya, dan Pidie.

    Komplek PMK dan litosol dengan sebaran sedikit di pegunungan perbatasan Pidie Aceh Jaya

    Aceh Besar, dan sebaran yang agak dominan di Pulau Simeulue dan Kepulauan Banyak. Komplek

    PMK, latosol, litosol, tersebar di dataran tinggi/pegunungan, sejak dari Aceh Besar, Aceh Jaya danPidie teus ke arah selatan/tenggara hingga ke Aceh Tenggara dan Aceh Tamiang. Komplek

    podsolik coklat, podsol, dan litosol, juga terdapat di dataran tinggi/pegunungan yaitu sejak dari

    Pidie, Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara. Komplek renzina dan litosol tersebar pada

    lereng pegunungan setempat, terdapat di Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Barat dan Nagan Raya,

    Aceh Selatan, dan memanjang dari Aceh Timur sampai Aceh Tamiang.

    II.2.7 Sistem Lahan

    Pada Gambar 1.2.8 ditunjukkan sistem lahan (land system) di wilayah Aceh, yaitu sebanyak sekitar

    60 sistem lahan. Dari sebaran sistem lahan tersebut, dapat diindikasikan kecenderungan sistem

    lahan yang menonjol pada masing-masing bagian wilayah di Aceh.

    Bagian wilayah pegunungan tengah

    Pada bagian wilayah pegunungan tengah ini sangat menonjol sistem lahan BPD (Bukit Pandan)

    dengan karakteristik utamanya antara lain peka gerakan tanah/longsor, lereng >60%, sistem

    drainase dendritik, dan curah hujan yang tinggi. Sistem lahan BPD ini sangat dominan di dalam

    Kawasan Ekosistem Leuser (KEL), dan juga terdapat di Kawasan Ekosistem Ulu Masen. Selain

    sistem lahan BPD tersebut, di bagian wilayah pegunungan tengah ini juga terdapat sistem lahan

    lainnya seperti: PDH (Pendreh) dan TWI (Telawi), yang keduanya mempunyai lereng >60%. Selain

    itu terdapat juga sistem lahan BYN (Bukit Ayun) dan GGD (Gunung Gedang), seperti padapegunungan perbatasan Aceh Besar dan Aceh Jaya.

    Bagian wilayah pesisir timur

    Pada bagian wilayah pesisir timur ini sangat menonjol sistem lahan KHY (Kahayan), yang terdapat

    terutama di lembah Krueng Aceh (Banda Aceh dan sekitarnya), pesisir Kabupaten Pidie, Pidie

    Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur, dan Aceh Tamiang. Selain itu setempat-setempat terdapat

    sistem lahan: MPT (Maput), AMI (Alur Menani), dan MBI (Muara Beliti).

    Bagian wilayah pesisir barat

    Pada bagian wilayah pesisir barat ini, di kawasan yang berupa rawa tedapat sistem lahan MDW

    (Mendawai) yaitu di Rawa Singkil, dan sistem lahan BBK (Benjah Bekasik) yaitu di Rawa Tripa.

    Selain itu setempat-setempat terdapat sistem lahan PTG (Putting), MPT (Maput), dan TNJ

    (Tanjung).

    Selain itu, khusus yang terletak di sekitar gunung-gunung utama di Aceh, dengan sistem lahan

    yang menonjol adalah sebagai berikut:

    Di kompleks Gunung Seulawah, yang menonjol adalah sistem lahan SBB (Sibual-buali) dengankawasan di kaki sebelah utaranya adalah sistem lahan BPP (Batang Pelepat) dengan karakter

    dominan lereng >60%;

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    34/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    II - 13

    Di kompleks Gunung Peut Sago, yang menonjol adalah sistem lahan BBG (Bukit Balang)dengan kawasan di sekitarnya dengan sistem lahan PDH (Pendreh) dengan karakter dominan

    lereng >60%;

    Di kompleks Gunung Geureudong, yang menonjol adalah sistem lahan TGM (Tanggamus)dengan kawasan sekitarnya dengan sistem lahan TLU (Talamau).

    II.2.8 Geologi, Hidrogeologi dan Cekungan Air Tanah

    Pada Gambar 1.2.9 ditunjukkan peta geologi, dan pada Gambar 1.2.10 ditunjukkan peta

    hidrogeologi wilayah Aceh. Dari peta geologi dapat dilihat bahwa sebagian terbesar wilayah Aceh

    terdiri atas batuan tersier dan quarter. Pada bagian-bagian tertentu, khususnya di punggungan

    pegunungan terdapat batuan yang lebih tua, berupa singkapan.

    Sejalan dengan itu pada peta hidrogeologi dapat diidentifikasikan jenis litologi batuan

    (lithological rock types) serta potensi dan prospek air tanah (groundwater potential andprospects). Berturut-turut relatif dari kompleks punggungan hingga ke pesisir atau pantai dapat

    diidentifikasikan jenis litologi batuan sebagai berikut:

    batuan beku atau malihan (igneous or metamorphic rocks) terletak pada komplekspegunungan mulai dari puncak atau punggungan; dengan potensi air tanah sangat rendah;

    sedimen padu - tak terbedakan (consolidated sediment undifferentiated) terletak di bagianbawah/hilir batuan beku di atas namun masih pada kompleks pegunungan hingga ke kaki

    pegunungan, dan juga terdapat di Pulau Simeulue; dengan potensi air tanah yang juga sangat

    rendah;

    batu gamping atau dolomit (limestones or dolomites), yang terletak setempat-setempat,yaitu di pegunungan di bagian barat laut Aceh Besar (sekitar Peukan Bada dan Lhok Nga), di

    Aceh Jaya, di Gayo Lues dan Aceh Timur; dengan potensi air tanah yang juga sangat rendah;

    hasil gunung api lava, lahar, tufa, breksi (volcanic products lava, lahar, tuff, breccia)terutama terdapat di sekitar gunung berapi, terutama yang teridentifikasi terdapat di sekitar

    G. Geureudong, G. Seulawah, dan G. Peut Sagoe; dengan potensi air tanah rendah;

    sedimen lepas atau setengah padu kerikil, pasir, lanau, lempung (loose or semi-consolidatedsediment (gravel, sand, silt, clay) yang terdapat di bagian paling bawah/hilir yaitu di pesisir,

    baik di pesisir timur maupun pesisir barat dan di cekungan Krueng Aceh; dengan potensi air

    tanah sedang sampai tinggi.

    Pada Gambar tersebut juga ditunjukkan adanya indikasi sesar/patahan yang relatif memanjang

    mengikuti pola pegunungan yang ada di wilayah Aceh (relatif berarah barat laut tenggara).

    Terkait dengan aspek hidrogeologi di atas, selanjutnya dikemukakan juga mengenai cekungan air

    tanah (CAT) yang ada di wilayah Aceh. Dengan mengacu kepada Atlas Cekungan Air Tanah

    Indonesia yang diterbitkan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2009, pada

    halaman lembar Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dapat diidentifikasikan ada 14 (empat

    belas) Cekungan Air Tanah (CAT) di wilayah Aceh

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    35/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    II - 14

    Gambar 4 Peta Geologi Wilayah Aceh

    II.2.9 Geologi, Hidrogeologi dan Cekungan Air Tanah

    Di wilayah Aceh terdapat 408 Daerah Aliran Sungai (DAS) besar sampai kecil. Untuk pengelolaan

    sungai sebagai sumber daya air ditetapkan 11 Wilayah Sungai (WS) yang terdapat di Aceh,

    berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.11A/PRT/M/2006, seperti ditunjukkan pada

    Tabel I.2.16 dan Gambar 1.2.12.

    Ada 4 klasifikasi WS yang ada di Aceh, yaitu:

    1. WS Lintas Provinsi: (A2-1) WS Lawe Alas-Singkil, yang dikelola Pemerintah Pusat;2. WS Strategis Nasional: (A3-1) WS Meureudu-Baro, (A3-2) WS Jambo Aye, (A3-3) WS Woyla-

    Seunagan, (A3-4) WS Tripa-Bateue, yang juga dikelola oleh Pemerintah Pusat;

    3. WS Lintas Kabupaten/Kota: (B-1) WS Krueng Aceh, (B-2) WS Pase-Peusangan, (B-3) WSTamiang-Langsa, (B-4) WS Teunom-Lambesoi, (B-5) WS Krueng Baru-Kluet, yang dikelola oleh

    Pemerintah Aceh;

    4. WS Dalam Kabupaten/Kota: (C-1) WS Pulau Simeulue, yang dikelola oleh PemerintahKabupaten Simeulue.

    Pada beberapa muara sungai, endapan sedimen yang terjadi telah menyebabkan hambatan aliran

    banjir dan mengganggu lalu-lintas kapal/perahu nelayan, yaitu di muara: Krueng Aceh (Banda

    Aceh/Aceh Besar), Krueng Baro dan Krueng Ulim (Pidie), Krueng Peudada (Bireuen), Krueng Idi

    (Aceh Timur), Krueng Langsa (Langsa), Krueng Tamiang (Aceh Tamiang), Krueng Teunom (Aceh

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    36/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    II - 15

    Jaya), Krueng Meureubo (Aceh Barat), Krueng Seunagan dan Krueng Tripa (Nagan Raya), Lawe

    Alas Krueng Singkil (Gayo Lues, Aceh Tenggara, Subulussalam, dan Aceh Singkil).

    Tabel 6 Wilayah Sungai di Aceh

    II.3 Kondisi Keanekaragaman Hayati

    Biodiversity atau keanekaragaman hayati tersebut meliputi fauna (satwa) dan flora (tumbuhan).

    Sebaran tersebut menunjukkan bahwa keanekaragaman hayati yang tinggi terdapat di bagian

    wilayah pegunungan tengah (khususnya pada lereng dan kaki pegunungan), dan di pesisir yaitu di

    bagian wilayah dengan ekosistem rawa di pesisir barat, seperti di rawa Singkil/Trumon dan rawa

    Tripa. Dihubungkan dengan wilayah administrasi, maka hampir semua kabupaten terkena dengankawasan keanekaragaman hayati tinggi tersebut.

    Sebaran keanekaragaman hayati tersebut merupakan salah satu faktor penting dalam penetapan

    Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) yang terletak sebagian terbesar di Aceh dan sebagian lagi di

    Provinsi Sumatera Utara. Sehubungan dengan keanekaragaman hayati tersebut juga

    diinformasikan tentang sebaran jenis fauna yang merupakan spesies payung (umbrella species)

    dalam ekosistem tersebut, yaitu gajah, harimau, orangutan, dan badak seperti yang ditunjukkan

    pada Gambar 1.2.14 serta masing-masing untuk habitat gajah pada Gambar 1.2.15 untuk habitat

    harimau pada Gambar 1.2.16 habitat orangutan pada Gambar 1.2.17 dan habitat badak pada

    Gambar 1.2.18..

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    37/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    II - 16

    Di samping sebaran spesies payung tersebut, wilayah Aceh juga memiliki kawasan

    keanekaragaman hayati penting lainnya, yaitu: Ecofloristic seperti ditunjukkan pada Gambar

    1.2.19 Kawasan Penting Burung (Important Bird Areas/IBA) dan Kawasan Kunci Keaneka-ragaman

    Hayati (Key Biodiversity Areas/KBA) seperti ditunjukkan pada Gambar 1.2.20 Berdasarkan data

    dari For TRUST (Forum Tata Ruang Sumatera), bila dilakukan tumpang tindih (super impose)

    seluruh data keanekaragaman hayati tersebut, maka akan diperoleh kawasan keanekaragaman

    hayati di Aceh yang perlu dilindungi, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.2.13 di depan.

    Sehubungan dengan sebaran keanekaragaman hayati di wilayah Aceh, maka di luar Kawasan

    Ekosistem Leuser (KEL) yang telah ditetapkan juga terdapat kawasan ekosistem lainnya yang

    telah dikaji yang akan mengakomodasi keanekaragaman hayati ini di bagian wilayah lainnya yaitu

    di Kawasan Ekosistem Ulu Masen. Pada Gambar 1.2.21 ditunjukkan Kawasan Ekosistem Leuser dan

    Kawasan Ekosistem Ulu Masen di Aceh.

    Gambar 5 Peta Kawasan Leuser dan Ekosistem Ulu Masen

    II.4 Kondisi Pertambangan

    Potensi pertambangan di wilayah Aceh mencakup semua bahan tambang, yaitu: mineral dan

    batubara (minerba), minyak dan gas bumi (migas), panas bumi, dan air tanah. Dari data potensi

    pertambangan yang ada, yang telah teridentifikasi; yang dengan klasifikasi dahulu atau

    sebelumnya dikenal dengan bahan tambang strategis (golongan A), bahan tambang vital(golongan B), dan bahan tambang golongan C, dapt dikemukakan potensi bahan tambang

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    38/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    II - 17

    golongan A dan golongan B (atau di luar bahan galian) seperti pada Tabel I.2.17 yang kemudian

    dirincikan lagi pada Tabel I.2.18 dan Tabel I.2.19. Khusus untuk bahan tambang yang merupakan

    bahan galian (atau dahulu dikenal dengan golongan C) dirincikan pada Tabel I.2.20.

    Selanjutnya secara khusus untuk jenis mineral logam dan mineral bukan logam digambarkan

    sebarannya seperti pada Gambar 1.2.22 dan Gambar 1.2.23.

    Secara khusus untuk bahan tambang berupa air tanah, potensi dan sebarannya telah dijelaskan

    pada pembahasan hidrogeologi khususnya mengenai cekungan air tanah di depan.

    Dari pembacaan pada tabel-tabel dan gambar-gambar tersebut, dari sudut pandang tata ruang

    dapat diindikasikan bahwa bahan-bahan tambang yang potensial terdapat baik pada atau di

    bawah permukaan kawasan budidaya dan kawasan lindung.

    Tabel 7 Potensi Bahan Tambang di Aceh, diluar Bahan Galian

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    39/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    II - 18

    Tabel 8 Lokasi Bahan Tambang diluar galian

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    40/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    II - 19

    Gambar 6 Peta Sebaran Potensi Mineral Bukan Logam

    II.5 Kondisi Pesisir, Laut dan Pulau-Pulau Kecil

    Dengan memperhitungkan panjang garis pantai pada pulau utama dan pulau-pulau yang relatif

    besar, maka Aceh mempunyai garis pantai lebih kurang sepanjang 2.422 km, yang terdiri atas

    garis pantai di pulau induk (mainland) Sumatera 1.660 km, di Pulau Weh/Sabang 62 km, dan di

    Pulau Simeulue 700 km.

    Berdasarkan penetapan UU 32/2004 Pasal 18 ayat (4), maka selain wilayah daratan yang akan

    menjadi lingkup wilayah perencanaan RTRW Aceh juga tercakup wilayah laut kewenanganpengelolaan (WLK) Aceh sejauh 12 (dua belas) mil-laut dari garis pantai terluar ke arah laut lepas.

    Dengan demikian maka wilayah laut kewenangan tersebut terdapat atau terletak di Samudera

    Hindia, Laut Andaman, dan Selat Malaka. Adalah 74.798,02 km2 atau 7.478.801,59 Ha bila

    ditambah dengan kawasan gugusan karang melati seluas 14.249,86 km2 atau 1.424.986,18 Ha,

    luas laut kewenangan Aceh menjadi 89.047,88 km2 atau 8.904.787,77 Ha.

    Selain daratan utama (mainland) Pulau Sumatera, wilayah Aceh juga mencakup pulau-pulau besar

    dan kecil, yaitu sejumlah 119 pulau (sumber: RUTRW Pesisir Prov. NAD, 2007. Data dari

    Departemen Dalam Negeri menyebutkan di Aceh terdapat pulau sejumlah 663 pulau, dengan

    rincian: 205 pulau telah bernama, dan 458 pulau belum bernama) . Di antara pulau-pulau tersebut,teridentifikasi paling tidak ada 9 pulau yang berpenghuni atau didiami penduduk, yaitu: Pulau

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    41/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    II - 20

    Simeulue (Kab. Simeulue), Pulau Tuangku, Pulau Ujungbatu, Pulau Balai (di Kepulauan Banyak

    Kab. Aceh Singkil), Pulau Weh (Kota Sabang), Pulau Breueh, Pulau Nasi, Pulau Bunta (di Pulo Aceh

    Kab. Aceh Besar). Pulau-pulau lainnya relatif merupakan pulau-pulau kecil. Gugus pulau-pulau

    kecil dengan jumlah pulau-pulau kecil yang relatif banyak adalah di perairan Kepulauan Banyak

    Kabupaten Aceh Singkil, yang terdiri atas 99 pulau.

    II.6 Kondisi Pariwisata

    Sektor pariwisata di Aceh akan merupakan salah satu sektor yang dapat dijadikan andalan di

    masa datang. Jenis pariwisata di Aceh sangat bervariasi yaitu meliputi wisata alam, wisata bahari,

    wisata budaya, wisata ekologi, wisata kota, dan wisata minat khusus.

    Untuk memudahkan dalam identifikasi distribusi objek-objek wisata yang ada, maka dibuat

    cluster yang berdasarkan pada 4 faktor yang dianggap penting, faktor itu adalah (i) faktor letak

    geografis yaitu kedekatan satu wilayah dengan wilayah yang lainnya, (ii) faktor jarak yaitu jarak

    dari satu wilayah dengan wilayah yang lainnya, (iii) faktor aksesibilitas yaitu tingkat kemudahan

    pencapaian baik jalur transportasi maupun angkutan, dan (iv) faktor pelayanan kota yaitu pelayan

    suatu kota terhadap kebutuhan dari pada penduduknya.

    Tabel 9 Lokasi Pengembangan Pariwisata Aceh

    CLUSTER OBJEK WISATA UNGGULANARAHAN

    PENGEMBANGAN

    Cluster Banda Aceh -Sabang

    Mesjid Raya Baiturrahman, bekas-bekas tsunami, Kherkhof, PantaiGapang, Taman Laut Pulau Rubiah,dan Pantai Iboih

    Diarahkan menjadiODTW Alam danBudaya

    Cluster Aceh Besar - Pidie Pantai Pelabuhan Malahayati,Pantai Ujung Batee, dan PantaiMantak Tari, Pantai LampuukLhoknga.

    Diarahkan menjadiODTW Alam

    Cluster Bireuen AcehUtara Lhokseumawe

    Museum Maslikussaleh, danMakam Malikussaleh

    Diarahkan menjadiODTW Budaya danMinat Khusus

    Cluster Aceh Timur Langsa Aceh Tamiang

    Monumen Islam Pertama AsiaTenggara (Monisa), dan PantaiKuala Langsa

    Diarahkan menjadiODTW Alam danBudaya

    Cluster Aceh Tengah -

    Bener Meriah GayoLues Aceh Tenggara

    Taman Nasional Gunung Leuser,

    Danau Laut Tawar

    Diarahkan menjadi

    ODTW Alam

    Cluster Aceh Jaya AcehBarat Nagan Raya Aceh Barat Daya

    Pantai Putih Cemara Indah, PantaiLhok Geulumpang, dan PantaiLagana.

    Diarahkan menjadiODTW Alam

    Cluster Aceh Singkil Aceh Selatan

    Pantai Pulau Sarok, Desa WisataKuala Baru, dan Taman Laut PulauPelambak Besar

    Diarahkan menjadiODTW Alam, Budayadan Minat Khusus.

    Cluster Simeulue Kepulauan Banyak

    Pantai Lasikin, Pulau Bengkaru(tempat penyu hijau, penyu

    belimbing, penyu sisik).

    Diarahkan menjadiODTW Alam

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    42/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    II - 21

    II.7 Kondisi Ekonomi

    II.7.1 Kondisi Ekonomi Aceh

    II.7.1.1 Struktur Ekonomi Aceh

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Aceh menurut lapangan usaha atas dasar harga berlakutahun 2009 sampai 2011 ditunjukkan pada tabel dibawah Angka PDRB tahun 2009 adalah Rp.

    32.219.086.32 milyar dan tahun 2007 adalah Rp. 34.779.702.73milyar. Angka PDRB tersebut

    termasuk lapangan usaha yang terkait dengan minyak & gas bumi (migas), yaitu pertambangan

    migas dan industri migas. Sementara untuk angka PDRB tanpa migas pada tahun 2009 adalah Rp.

    27.574.794.89 milyar dan tahun 2011 adalah Rp. 30.801.676.45 milyar.

    Selanjutnya dikemukakan distribusi porsi (menurut persentase) dari masing-masing lapangan

    usaha dalam PDRB Aceh dengan migas, dan pada Tabel 12 dikemukakan distribusi tersebut tanpa

    migas.

    Berdasarkan Tabel 11 berturut-turut dari lapangan usaha yang paling besar persentase porsinya

    dapat dikemukakan catatan penting sebagai berikut ini.

    1. Pertanian (26.88 %)Porsi lapangan usaha pertanian ini meningkat dari 26.18 % pada tahun 2009 menjadi 26.88% pada

    tahun 2011. Ada pergeseran porsi dari sub lapangan usaha yaitu pada tahun 2009 berturut-turut

    adalah pertanian tanaman pangan, peternakan, perkebunan, kehutanan, kemudian perikanan

    menjadi pada tahun 2011 berturut-turut adalah pertanian tanaman pangan, perkebunan,

    perikanan, peternakan, kemudian kehutanan. Dengan demikian dalam lapangan usaha pertanian

    ini ada peningkatan yang lebih pesat pada kegiatan perkebunan dan perikanan.

    2. Pertambangan & Penggalian (7.51 %)Porsi lapangan usaha pertambangan & penggalian ini menurun dari 8.68% pada tahun 2009

    menjadi 7.51% pada tahun 2011. Dalam lapangan usaha ini kontribusi sangat dominan dari

    pertambangan migas, yang memang menurun produksinya.

    3. Perdagangan, Hotel & Restoran (20.30 %)Porsi lapangan usaha perdagangan, hotel & restoran meningkat dari 19.29% pada tahun 2009

    menjadi 20.30% pada tahun 2011. Bila pada tahun 2009 lapangan usaha ini menduduki urutan ke-2

    kontribusinya, maka pada tahun 2011 tetap menduduki urutan ke-3. Kontribusi sub lapangan

    usaha yang terbesar adalah dari perdagangan besar dan eceran. Dengan demikian untuk total

    PDRB ada kecenderungan peningkatan kegiatan perdagangan hotel dan restoran.

    4. Industri (10.23 %)Porsi lapangan usaha industri ini menurun tajam dari 11,78% pada tahun 2009 menjadi 10,23% pada

    tahun 2009. Bila pada tahun 2009 lapangan usaha ini menduduki urutan ke-4 kontribusinya, maka

    pada tahun 2011 masih menduduki urutan ke-4. Konstribusi sub lapangan usaha yang dominan

    adalah industri migas, khususnya gas alam cair.

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    43/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    II - 22

    5. Jasa-Jasa (18.1 %)Porsi lapangan usaha jasa-jasa ini meningkat dari 17.9% pada tahun 2009 menjadi 18.1% pada tahun

    2011. Konstribusi jasa pemerintahan umum (16.96%) sangat dominan jika dibandingkan dengan

    jasa swasta (1.14%).

    6. Pengangkutan & Komunikasi (7,55 %)Porsi lapangan usaha ini meningkat signifikan, yaitu dari 7.08% pada tahun 2009 menjadi 7,55%

    pada tahun 2011. Kontribusi pengangkutan (6.25%) sangat dominan jika dibandingkan dengan

    komunikasi (1.30%). Pada sub lapangan usaha pengangkutan ini angkutan jalan raya masih sangat

    dominan (5.54%) diikuti di bawahnya adalah angkutan udara (0.34%) dan angkutan laut (0,32%).

    Dengan semakin membaiknya kondisi ekonomi ke depan lapangan usaha pengangkutan &

    komunikasi ini diindikasikan akan semakin besar porsinya.

    7. Konstruksi (7,55 %)Porsi lapangan usaha konstruksi ini meningkat dari 6.92% pada tahun 2009 menjadi 7,55% pada

    tahun 2011. Indikasi kenaikan ini membuktikan bahwa gerakan pembangunan di Aceh semakin

    baik dan pembangunan sarana dan prasarana di seluruh Aceh semakin baik.

    8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan (1.90 %)Porsi lapangan usaha ini meningkat dari 1,83% pada tahun 2009 menjadi 1,90% pada tahun 2011.

    Sub lapangan usaha real estate (0,58%) dan bank (0,1.17%) adalah yang menonjol dalam lapangan

    usaha ini.

    9. Listrik, Gas & Air Bersih (0,38 %)Porsi lapangan usaha ini sebesar 0,32 % pada tahun 2009 dan naik menjadi 0.37% pada 2010. Ada

    dan meningkat kembali pada tahun 2011 sebesar 0.38%.

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    44/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    II - 23

    Tabel 10 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 2009 - 2011 (Juta Rupiah)

    No. Lapangan Usaha 2009 2010 2011

    1 Pertanian 8433957.9 8857389.65 9348967.32

    a. Tanaman Bahan Makanan 3353314.86 3618517.57 3869060.79

    b. Tanaman Perkebunan 1696447.75 1748506.75 1828590.83

    c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 1447049 1499048.84 1579118.65d. Kehutanan 518234.38 518110.47 546695.57

    e. Perikanan 1418911.92 1473206.03 1525501.47

    2 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 2797970.49 2609892.25 2612904.74

    a. Minyak dan Gas Bumi 2389320.15 2176996.88 2155037.41

    b. Pertambangan Bukan Migas 0 0 0

    c. Penggalian 408650.34 432895.38 457867.33

    3 INDUSTRI PENGOLAHAN 3794880.67 3491324.15 3557636.65

    a. Industri Migas 2254971.28 1851822.45 1822988.86

    - Pengilangan Minyak Bumi 0 0 0

    - Gas Alam Cair 2254971.28 1851822.45 1822988.86

    b. Industri Bukan Migas 1539909.39 1639501.71 1734647.79

    - Makanan, Minuman dan Tembakau 502491.81 546422 603079.27

    - Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki 5746.56 6137.1 6523.11

    - Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya 537.61 536.6 538.77- Kertas dan Barang Cetakan 14176.94 15011.47 15991.61

    - Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 946860.26 997051.37 1030555.56

    - Semen dan Barang Galian bukan Logam 45977.79 48576.57 50929.21

    - Logam Dasar Besi dan Baja 9992.81 10866.25 11444.38

    - Alat Angkutan, Mesin dan Peralatannya 8475.7 9024.62 9405.77

    - Barang lainnya 5649.92 5875.72 6180.1

    4 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 104092.03 121754.53 132193.09

    a. Listrik 99615.81 116717.97 126854.29

    b. Gas Kota 0 0 0

    c. Air Bersih 4476.22 5036.56 5338.8

    5 KONSTRUKSI 2229792.49 2343693.95 2489441.95

    6 PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 6213658.59 6609054.88 7059809.11

    a. Perdagangan Besar dan Eceran 5991618.42 6373943.98 6806626.46

    b. Hotel 19705.57 20578.06 22093.69c. Restoran 202334.6 214532.84 231088.97

    7 PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 2280601.82 2430513.05 2624174.17

    a. Pengangkutan 1881181.69 2010426.28 2172995.05

    - Angkutan Rel 0 0 0

    - Angkutan Jalan Raya 1648670.07 1774120.58 1926772.72

    - Angkutan Laut 105355.38 107825.7 112345.57

    - Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan 2088.04 2229.66 2364.77

    - Angkutan Udara 112336.14 112785.8 116930.97

    - Jasa Penunjang Angkutan 12732.07 13464.54 14581.03

    b. Komunikasi 399420.13 420086.77 451179.12

    - Pos dan Telekomunikasi 393824.09 414125.64 444739.93

    - Jasa Penunjang Komunikasi 5596.04 5961.13 6439.19

    8 KEUANGAN, REAL ESTAT, & JASA PERUSH. 588136.87 620705.18 660994.03

    a. Bank 343882.26 375442.64 405466.23

    b. Lembaga Keuangan bukan Bank 36049.21 36658.2 38013.15

    c. Jasa Penunjang Keuangan 0 0 0

    d. Real Estat 195124.04 195120.57 203397.09

    e. Jasa Perusahaan 13081.36 13483.77 14117.56

    9 JASA-JASA 5775995.45 6033842.89 6293581.67

    a. Pemerintahan Umum 5443093.43 5674215.03 5898233.08

    - Administrasi Pemerintahan dan Pertahanan 3590697.66 3757339.46 3938012.29

    - Jasa Pemerintah Lainnya 1852395.77 1916875.57 1960220.8

    b. Swasta 332902.03 359627.86 395348.58

    - Sosial Kemasyarakatan 187041.87 200361.21 222525.42

    - Hiburan dan Rekreasi 46032.66 50287.39 54644.53

    - Perorangan dan Rumah Tangga 99827.49 108979.26 118178.64

    32219086.32 33118170.55 34779702.7327574794.89 29089351.22 30801676.45

    Sumber : BPS Pemerintah Aceh, 2011

    PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTOPDRB TANPA MIGAS

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    45/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    II - 24

    Tabel 11 Distribusi Porsi PDRB Menurut Lapangan Usaha (2009-2011) dengan MIGAS (%)

    No. Lapangan Usaha 2009 2010 2011

    1 PERTANIAN 26.18% 26.74% 26.88%

    2 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 8.68% 7.88% 7.51%

    3 INDUSTRI PENGOLAHAN 11.78% 10.54% 10.23%4 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 0.32% 0.37% 0.38%

    5 KONSTRUKSI 6.92% 7.08% 7.16%

    6 PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 19.29% 19.96% 20.30%

    7 PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 7.08% 7.34% 7.55%

    8 KEUANGAN, REAL ESTAT, & JASA PERUSH. 1.83% 1.87% 1.90%

    9 JASA-JASA 17.93% 18.22% 18.10%

    Sumber: Hasil Olahan Konsultan, 2013

    Tabel 12 Distribusi Porsi PDRB Menurut Lapangan Usaha (2009-2011) Tanpa MIGAS

    No. Lapangan Usaha 2009 2010 20111 PERTANIAN 30.59% 30.45% 30.35%

    2 PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 10.15% 8.97% 8.48%

    3 INDUSTRI PENGOLAHAN 13.76% 12.00% 11.55%

    4 LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 0.38% 0.42% 0.43%

    5 KONSTRUKSI 8.09% 8.06% 8.08%

    6 PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 22.53% 22.72% 22.92%

    7 PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 8.27% 8.36% 8.52%

    8 KEUANGAN, REAL ESTAT, & JASA PERUSH. 2.13% 2.13% 2.15%

    9 JASA-JASA 20.95% 20.74% 20.43%

    Sumber: Hasil Olahan Konsultan, 2013

    II.7.1.2 Pertumbuhan Ekonomi Aceh

    Dari PDRB Aceh 2009 sampai 2011 atas dasar harga konstan tahun 2000, seperti yang ditunjukkan

    pada tabel dibawah, dapat dihitung laju pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan oleh laju

    pertumbuhan PDRB Aceh seperti pada tabel dibawah.

    Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Aceh, yang ditunjukkan oleh laju pertumbuhan PDRB dari

    tahun 2009 sampai 2011 adalah sebesar 5,69 % per tahun, yang ditandai oleh LPE yang rendah

    pada selang waktu 2003-2004 dan 2004-2005 yaitu masing-masing hanya 1,76 % dan 1,22 % pertahun, dan LPE yang cukup tinggi pada selang waktu 2005-2006 dan 2006-2007 yaitu masing-

    masing 7,70 % dan 7,46 %. Sedangkan selang waktu 2009-2010 dan 2010-2011 masing cenderung

    turun dan kembali dinamis 5.49% dan 5.89%. hal ini ditandai dengan sudah berakhirnya masa

    pembangunan dan rehabilitasi NAD Nias

    Berdasarkan Tabel dibawah dapat dilihat fluktuasi pertumbuhan masing-masing lapangan usaha,

    bahkan ada yang mempunyai laju pertumbuhan negatif, yang secara umum berkenaan dengan

    terjadinya bencana alam di Aceh pada akhir 2004. Secara umum lapangan usaha yang termasuk

    sektor primer dan sektor sekunder cenderung mengalami laju pertumbuhan yang kecil,

    sementara sektor tersier cenderung mengalami pertumbuhan yang besar. Berturut-turut dari

  • 7/30/2019 Rencana Induk Pelabuhan Aceh 2013

    46/237

    Buku Laporan Pendahuluan - Rencana Induk Pelabuhan Aceh

    II - 25

    lapangan usaha yang paling besar laju pertumbuhannya dapat dikemukakan catatan penting

    sebagai berikut ini.

    1. Konstruksi (5.66% per tahun)Lapangan usaha konstruksi mengalami pertumbuhan negatif (-16,14%) pada 2004-2005, namunpada 2005-2006 mempunyai pertumbuhan tertinggi di antara lapangan usaha lainnya yaitu

    48,41%, dan pada 2006-2007 sebesar 13,93%. Tingginya pertumbuhan pada 2 tahun terakhir

    tersebut terkait dengan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi di Aceh. Berdasarkan analisis dan

    olahan data 2009-2011 mengalami pertumbuhan yang dinamis dan cenderung ada pergerakan

    yakni sebesar 5.66%.

    2. Pengangkutan & Komunikasi (7.27% per tahun)Analisis pada tahun 2004-2007, lapangan usaha pengangkutan & komunikasi relatif konsisten

    terus bertumbuh. Sub lapangan usaha pengangkutan (14,03%) mempunyai laju pertumbuhan

    relatif jauh lebih besar daripada komunikasi (3,74%). Per