Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun ...
Transcript of Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun ...
i
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
ii
Puji syukur kepada Tuhan Yang maha Esa atas
karunia-Nya dan dukungan berbagai pihak yang
terlibat, Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah
Kota Bandung 2018-2023 telah selesai disusun.
Penyusunan Rencana Induk Kelitbangan Kota
Bandung 2018-2023 telah memuat pokok-pokok pikiran yang akan menjadi landasan kegiatan
kelitbangan di lingkungan Pemerintah Kota Bandung dalam kurun 5 tahun kedepan.
Rencana Induk Kelitbangan Kota Bandung 2018-2023 merupakan produk kebijakan yang
diamanatkan oleh Peraturan Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2016 tentang Pedoman Penelitian dan
Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah. Rencana Induk Kelitbangan
Kota Bandung merupakan arahan dalam penyelenggaraan fungsi kegiatan penelitian dan
pengembangan di lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Target akhir yang diharapkan dicapai adalah
terjawabnya tantangan dan dinamika dalam penyelenggaraan pemerintahan guna mendukung
peningkatan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan kelitbangan yang akan
dilakukan diharapkan mampu menghasilkan berbagai terobosan baru dalam mendukung optimalisasi
kinerja pemerintah daerah dalam rangka percepatan pembangunan daerah secara tepat sasaran dan
berdaya saing.
Terima kasih disampaikan atas kerja keras dari tim penyusun, khususnya Kepala Bidang Penelitian
dan Pengembangan bersama-sama dengan tim sehingga Rencana Induk Kelitbangan Kota Bandung
dapat terselesaikan dengan baik. Terima kasih juga disampaikan kepada segenap perangkat daerah
lain dan unsur-unsur masyarakat yangtelah memberikan sumbang sarannya sehingga dokumen ini
dapat menjadi panduan kelitbangan kedepan. Dokumen ini juga diharapkan dapat mendorong sinergi
dan koordinasi antar pemangku kepentingan dalam upaya pembangunan Kota Bandung yang
berkelanjutan kedepannya.
Bandung, Januari 2019
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Kota Bandung
Hery Antasari, ST, M.Dev.Plg
KATA PENGANTAR
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
iii
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
ii
Pendahuluan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah
mengamanatkan fungsi penelitian dan
pengembangan (litbang) sebagai salah
satu fungsi penunjang dalam
pelaksanaan urusan pemerintahan
daerah. Fungsi kegiatan penelitian dan
pengembangan (kelitbangan) ini
diperlukan untuk menjawab tantangan
dan dinamika dalam penyelenggaraan
pemerintahan guna mendukung
peningkatan pelayanan publik dan
kesejahteraan masyarakat. Inovasi,
kemajuan ilmu pengetahuan,
perkembangan teknologi, dan
terobosan yang dihasilkan oleh
kelitbangan dapat mendukung
percepatan pembangunan daerah
secara tepat sasaran dan berdaya saing
tinggi. Hal ini menjadi dasar
pentingnya peran kelitbangan untuk
mendukung kemajuan pembangunan
dan kinerja penyelenggaraan
pemerintah di daerah.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun
2002 tentang Sistem Nasional
Penelitian, Pengembangan, dan
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi menyatakan bahwa lembaga
litbang di daerah merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Sistem
Nasional Penelitian, Pengembangan,
dan Peneriapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. Pemerintah daerah dituntut
untuk berperan serta dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), meningkatkan
kapasitas pengembangan Iptek, serta
mengindentifikasi kebutuhan dan
persoalan yang dihadapi para
pengguna Iptek, yaitu industri,
masyarakat, dan pemerintah.
Pengembangan Iptek oleh pemerintah
daerah sangat penting untuk dapat
menjawab berbagai permasalahan dan
kebutuhan di berbagai bidang.
Kelitbangan diharapkan menjadi
wadah pemikiran (think tank) yang
harus mampu mendorong peningkatan
efektivitas kinerja Perangkat Daerah
serta menuntaskan berbagai
permasalahan yang terjadi di Kota
Bandung. Hasil-hasil kelitbangan
diharapkan mampu menjadi dasar
dalam pengambilan kebijakan strategis
di daerah, terutama dalam menghadapi
berbagai peluang, tantangan dan
permasalahan perkotaan yang ada,
serta mampu memberikan masukan
RINGKASAN EKSEKUTIF
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
iii
bagi perumusan strategi kebijakan dan
prioritas utama program Kota Bandung
secara cermat, terpadu, serta
berkelanjutan. Kegiatan kelitbangan
diharapkan menjadi ujung tombak
pelaksanaan pembangunan dalam
pengambilan kebijakan strategis daerah
secara terarah, terkoordinasi, terpadu,
dan berkesinambungan dalam rangka
mencapai tujuan pembangunan.
Berdasarkan hal tersebut, perlu disusuk
kerangka kebijakan kelitbangan
pemerintah daerah yang
mengakomodir berbagai aspek
penyelenggaraan pemerintahan dalam
suatu konsep rencana kelitbangan
secara komprehensif dan sinergis
melalui Rencana Induk Kelitbangan
Kota Bandung Tahun 2018-2023.
2. Gambaran umum Wilayah dan
Sumber Daya Kelitbangan
Kota Bandung adalah ibukota Provinsi
Jawa Barat dengan luas 16.729,65 ha.
Bentuk bentangan alam Kota Bandung
merupakan cekungan dengan
morfologi perbukitan di bagian Utara
dan dataran di bagian Selatan.
Karakteristik wilayah Kota Bandung
mendukung pengembangan kawasan
perumahan, wisata buatan, ruang
terbuka non hijau, ruang sektor
informal, ruang evakuasi bencana, dan
kawasan peruntukan lainnya.
Meskipun demikian, morfologi Kota
Bandung yang berbentuk cekungan
berpotensi bencana karena dikelilingi
oleh gunung berapi aktif dan berada di
antara 3 (tiga) daerah sumber gempa
bumi.
Jumlah Penduduk di Kota Bandung
juga masuk kedalam kategori padat
dengan rata-rata kepadatan penduduk
Kota Bandung pada tahun 2017 adalah
14.526 jiwa per km2 dengan tren
meningkat setiap tahunnya. Jumlah
penduduk tersebut dapat menjadi
potensi maupun permasalahan baru
jika tidak dikelola dan dipersiapkan
dengan baik.
Di bidang perekonomian, PDRB Kota
Bandung terus mengalami peningkatan
dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
dengan kontribusi terbesar diberikan
oleh kategori Perdagangan Besar dan
Eceran, serta kategori Industri
Pengolahan. Rata-rata Laju
Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota
Bandung Tahun 2013-2017 mencapai
7.64%, lebih besar dibandingkan LPE
Provinsi Jawa Barat dan nasional di
periode yang sama dengan pencapaian
masing-masing 5.48% dan 5.11%.
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
iv
Meskipun demikian, salah satu
tantangan utama yang dihadapi
pemerintah Kota Bandung adalah
masih tingginya gini rasio yang
menunjukkan ketimpangan
pendapatan. Dari tahun 2012 hingga
tahun 2014 angka gini ratio merangkak
naik dan bahkan sudah mencapai
angka 0,48 pada tahun 2014 dan
mengalami penurunan menjadi 0,43
pada tahun 2017.
Dari sisi sumber daya manusia,
Tingkat pendidikan penduduk Kota
Bandung sudah sangat baik dengan
rata-rata Angka Partisipasi Murni
(APM) SD/MI/Paket A dan SMP/MTs/
Paket B dalam kurun waktu 2013-2017
mencapai 100%. Meskipun lebih
rendah, namun APM
SMA/SMK/MA/Paket C sudah
melebihi 90% dengan pencapaian
tahun 2017 sebesar 95.71%. jumlah
angkatan kerja terus mengalami
peningkatan, meskipun demikian,
angka pengangguran terbuka bergerak
fluktuatif dalam kurun waktu 2013-
2017 karena dipengaruhi oleh iklim
ekonomi di Kota Bandung maupun
iklim global. Pada tahun 2017, tingkat
pengangguran terbuka mencapai
8.44%.
Di bidang kesehatan, jumlah angka
kematian ibu dan angka kematian bayi
terus menurun setiap tahunnya.
Meskipun demikian, angka balita gizi
buruk masih mengalami peningkatan
sebesar 56 anak di tahun 2017.
Dalam hal infrastruktur dan
lingkungan hidup, Pemerintah Kota
Bandung telah membangun berbagai
infrastruktur untuk menunjang
kegiatan warga Kota Bandung.
Pembangunan juga telah diarahkan
untuk menyelesaikan persoalan
muncul, seperti kemacetan disesuaikan
dengan anggaran yang dimiliki oleh
pemerintah. Pada sisi lingkungan
hidup, saat ini jumlah ruang terbuka
hijau (RTH) di kota Bandung
mencapai 6% dari luas Kota Bandung,
masih jauh jika dibandingkan proporsi
RTH yang diamantkan oleh UU no.26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
yang mencapai 30%. Pada bidang
persampahan, Kota Bandung masih
menghadapi tantangan dalam
pengelolaan sampah disebabkan
tingginya volume sampah harian yang
melebihi kapasitas TPA yang tersedia.
Berbagai potensi dan permasalahan
yang ada di Kota Bandung menjadi
landasan awal diperlukannya kegiatan
penelitian dan pengembangan.
Kelitbangan dapat memberikan
alternatif penyelesaian masalah
disamping dapat meningkatkan
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
v
pemanfaatan potensi yang telah
dimiliki sebelumnya.
Di bidang kelitbangan sendiri, saat ini
fungsi Kelitbangan di Kota Bandung
menjadi wewenang Bidang Penelitian
dan Pengembangan di bawah Badan
Perencanaan, Pembangunan,
Penelitian, dan Pengembangan Kota
Bandung. Dari sisi kelembagaan,
organisasi kelitbangan di lingkungan
Pemerintahan Kota Bandung belum
memenuhi amanat Permendagri 17
tahun 2016 Tentang Pedoman
Penelitian dan Pengembangan di
Kementerian Dalam Negeri. Secara
fungsi, ketiga unsur pengorganisasian
telah dilaksanakan dalam pelaksanaan
kelitbangan di Bappelitbang, namun
secara administratif, keanggotaan dan
tugasnya belum ditetapkan dalam
sebuah keputusan pejabat yang
berwenang. Meskipun demikian,
kelitbangan tetap dapat dijalankan
dengan melakukan beberapa
penyesuaian agar tetap dapat mencapai
keluaran dan outcome yang
ditargetkan.
Saat ini, jumlah personil di Bidang
Penelitian dan Pengembagan
berjumlah 8 orang dengan 7 orang
personil berpendidikan terakhir S2 dari
berbagai bidang keahlian dan satu
orang pengadministrasian program
berpendidikan akhir SMA.
Pembiayaan penyelenggaraan
kelitbangan di lingkungan Pemerintah
Kota Bandung, saat ini masih
menggunakan sumber pendanaan dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Kota Bandung.
Meskipun demikian, kelitbangan di
lingkungan Pemerintah kota Bandung
telah melakukan berbagai kerjasama
dengan berbagai perguruan tinggi,
lembaga riset, serta lembaga komunitas
terkait lainnya. Kedepan, terbuka
peluang kerjasama yang melibatkan
pembagian anggaran untuk dapat
meningkatkan optimalisasi kegiatan
dan target capaian kegiatan.
3. Potensi dan Permasalahan
Kelitbangan
Kelitbangan di lingkungan pemerintah
Kota Bandung memiliki berbagai
potensi yang dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan kelitbangan. Potensi
tersebut terdiri dari keberadaaan
jabatan fungsional peneliti; komitmen
dari pimpinan dalam melaksanakan
tugas dan fungsi kelitbangan serta
inovasi; tingginya kebutuhan
kelitbangan dari perangkat daerah;
motivasi dan sinergitas implementasi
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
vi
urusan litbang dan perencanaan untuk
mencari solusi dari permasalahan
pembangunan di Kota Bandung;
kebijakan kelitbangan satu pintu; dan
databse online hasil kelitbangan.
Di sisi lain, permasalahan yang
teridentifikasi dan berpotensi
menghambat kelitbangan di Kota
Bandung adalah belum terbentuknya
organisasi sesuai amanat Permendagri
17 Tahun 2016; adanya keterbatasan
kepakaran pejabat fungsional peneliti
dan belum adanya tenaga pendukung
kelitbangan untuk mendukung fungsi
administrasi kelitbangan; minimnya
publikasi ilmiah hasil kelitbangan dan
pemanfaatan hasil kelitbangan sebagai
rekomendasi kebijakan; keterbatasan
koordinasi, kewenangan pemangku
urusan kelitbangan, serta pagu
anggaran dalam mendukung
kelitbangan di lingkungan pemerintah
Kota Bandung; dan belum adanya
aturan di tingkat pemerintah kota
Bandung yang memayungi kegiatan
pengadaan barang dan jasa dengan
lembaga litbang non pemerintah dan
perguruan tinggi swasta.
4. Peluang dan Tantangan
Secara eksternal, kelitbangan di Kota
Bandung didukung oleh tersedianya
perguruan tinggi dan akademisi yang
kompeten serta berkualitas di Kota
Bandung; potensi sumber daya
manusia yang kreatif, produktif, serta
komunitas yang beragam; lokasi kota
bandung yang strategis dan menjadi
pusat pertumbuhan ekonomi;
terbukanya peluang kerjasama
kelitbangan dengan lembaga
internasional; kebijakan pemerintah
pusat yang mendukung serta
terbukanya kerjasama kelitbangan
dengan pemerintah provinsi dan
pemerintah kota/kabupaten lainnya;
perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang pesat.
Adapun tantangan yang dihadapi
dalam pelaksanaan kelitbangan adalah
tuntutan rekomendasi perumusan
kebijakan yang implementatif dan
tepat sasaran serta munculnya isu dan
persoalan lintas wilayah yang
memerlukan koordinasi lintas sektoral
dalam upaya penyelesaiannya.
5. Arah kebijakan Kelitbangan
Arah Kebijakan adalah rumusan
kerangka pikir atau kerangka kerja untuk
menyelesaikan permasalahan
pembangunan dan mengantisipasi isu
strategis daerah yang dilaksanakan
secara bertahap sebagai penjabaran
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
vii
strategi. Arah kebijakan merupakan
pengejawantahan dari strategi
pembangunan daerah yang difokuskan
pada prioritas-prioritas pencapaian
tujuan dan sasaran pembangunan.
Dalam merumuskan arahan kebijakan Kelitbangan 2018-2023, tahapan yang dilakukan
adalah sesuai Gambar 1.
Gambar 1. Tahapan perumusan arah kebijakan kelitbangan Kota Bandung
Tahun 2018-2023
Penelaahan mendalam terhadap
sasaran-sasaran pokok dan isu strategis
yang tercantum dalam RPJPD Kota
Bandung 2005-2025, serta pencapaian
kinerja Pemerintah Kota Bandung
periode 2014-2018 menjadi landasan
utama dalam penentuan arah kebijakan
kelitbangan Kota Bandung, yaitu:
1. penguatan kegiatan-kegiatan
kelitbangan agar berorientasi
pada pemecahan masalah
(problem solving) dengan
jaminan mutu hasil
kelitbangan.
2. mendorong kebijakan berbasis
kelitbangan dengan
meningkatkan penerapan dari
hasil-hasil kelitbangan dalam
bentuk perekayasaan maupun
evaluasi kebijakan.
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
ix
3. penguatan kinerja lembaga
kelitbangan dengan mendorong
penguatan aspek sumber daya
manusia, pembiayaan, dan
kolaborasi dengan aktor-aktor
kelitbangan lainnya, khususnya
perguruan tinggi dan sektor
swasta
4. Mendorong pemecahan
permasalahan kota melalui
inovasi daerah.
Masing-masing arah kebijakan tersebut
kemudian diturunkan menjadi strategi-
strategi agar tujuan pelaksanaan
kelitbangan dan inovasi daerah di Kota
Bandung dapat tercapai.
6. Indikasi Program Prioritas
Kelitbangan dan Strategi
Pelaksanaan
Program dan capaian prioritas
pembangunan menjadi landasan
penentuan program dan kebijakan
strategis bidang Kelitbangan untuk
mencapai visi dan melaksanakan misi
sebagai jawaban atas isu-isu strategis
dan permasalahan pembangunan
daerah. Berdasarkan kajian yang telah
dilakukan, maka diperoleh
permasalahan dan target yang perlu
dikaji melalui kegiatan penelitian dan
pengembangan untuk pembangunan
daerah dalam 5 tahun kedepan.
Permasalahan dan target yang perlu
dikaji melalui kegiatan penelitian dan
pengembangan di Kota Bandung
kemudian dibagi berdasarkan bidang
dan diturunkan kedalam
program/kegiatan prioritas yang akan
menjadi acuan pelaksanaan
kelitbangan di Kota Bandung.
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
x
Strategi Pelaksanaan
Strategi pelaksanaan meliputi koordinasi
pelaksanana oleh kelembagaan kelitbangan
Kota Bandung yang ada saat ini, meliputi
Tim Pengawas dan Tim Kelitbangan.
Kelembagaan Kelitbangan Kota Bandung
masih belum sesuai dengan amanat
Permendagri 17 Tahun 2016 yaitu baru
mmbentuk unsur Majelis Pertimbangan
dan namun belum memiliki Tim
Pengendali Mutu, meskipun demikian saat
ini tugas dan fungsi tim pengendali mutu
telah dilaksanakan oleh Tim Pengawas
sedangkan fungsi Majelis Pertimbangan
dilakukan oleh Kepala Bidang Penelitian
dan Pengembangan.
Hambatan dalam melaksanakan koordinasi
pelaksanaan kelitbangan saat ini adalah
keterbatasan sumber daya manusia yang
mengerti kelitbangan. Solusi yang
dilakukan sejauh ini yaitu dalam
peningkatan kerjasama dengan tenaga ahli
perorangan atau perguruan tinggi negeri
yang berkualitas, namun harus tetap
disesuaikan dengan penganggaran dan
perencanaan.
Bidang tata Kelola Pemerintahan dan Pelayanan Publik
•Perlunya pemerataan fasilitas pendidikan yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
•Perlu adanya peningkatan pelayanan fasilitas kesehatan, akses seluruh lapisan masyarakat terhadap fasilitas kesehatan, dan penyelesaian persoalan kesehatan
melalui program yang terintegrasi•Kebutuhan menciptakan birokrasi yang modern
Bidang Sosial dan Kemasyarakatan
•permasalahan terkait dengan sosial kemasyarakatan yang berpengaruh dalam pencapaian target modal sosial.
Bidang Ekonomi dan Pembangunan Daerah
•Mendorong peningkatan ekonomi kota, pengentasan kemiskinan, dan upaya mengurangi ketimpangan
•Kebutuhan akan penyediaan infrastuktur kota untuk mendukung kegiatan masyarakat dalam menjawab persoalan keterbatasan daya dukung dan daya tampung kota•Sinergitas pembangunan untuk meningkatkan aktivitas pertukaran informasi,
teknologi, perdagangan dan jasa, serta upaya pemecahan persoalan kewilayahan
Bidang Inovasi dan Pengembangan IPTEK
•Pemanfaatan teknologi digital dalam penyelesaian permasalahan pembangunan. •upaya sinergitas pembiayaan pembangunan melalui kerjasama antar stakeholder
Ringkasan Eksekutif
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
xi
Kegiatan koordinasi kelitbangan terbagi
berbagai kegiatan yang melibatkan internal
bidang litbang maupun lintas pemangku
kepentingan terkait. Kegiatan tersebut
terdiri atas forum kelitbangan, rapat
perencanaan kelitbangan, rapat
pengawasan/evaluasi, koordinasi tim
kelitbangan, serta diseminasi kelitbangan
yang masing-masing dilakukan minimal
sekali dalam setahun.
Dalam rangka memperkuat dan
meningkatkan koordinasi, kerjasama, dan
kolaborasi kelitbangan yang telah
dilakukan saat ini, maka strategi yang akan
dilakukan adalah:
1. Membangun kolaborasi dengan
Perguruan Tinggi Negeri maupun
swasta dalam peningkatan kualitas
sumber daya manusia kelitbangan
melalui bimtek, training, pelatihan;
2. Mengembangkan kerjasama
dengan pemangku kepentingan
untuk dukungan sarana dan
prasarana kelitbangan serta
pengembangan menejemen
kelitbangan untuk peningkatan
kualitas, kuantitas dan pemanfaatan
hasil kelitbangan;
3. Mengembangkan kolaborasi
dengan sektor swasta, lembaga
penelitian non pemerintah, lembaga
kelitbangan pusat, lembaga
kelitbangan pemerintah daerah lain,
UMKM, dan
komunitas/masyarakat;
4. Memperkuat dan Membangun
kolaborasi antar peneliti baik skala
nasional maupun internasional.
Daftar Isi
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii
RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. i
DAFTAR TABEL .................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. iii
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 5 1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................................... 1 1.2 DASAR HUKUM ........................................................................................................................... 4 1.3 TUJUAN DAN SASARAN ............................................................................................................ 6 1.4 SISTEMATIKA PENULISAN ....................................................................................................... 6
GAMBARAN UMUM KELITBANGAN ............................................................................ 9 2.1 GAMBARAN UMUM WILAYAH ........................................................................................................ 9
2.1.1 Aspek Administratif dan Geografis ........................................................................................... 9 2.1.2 Aspek Demografi .................................................................................................................... 11 2.1.3 Aspek Perekonomian Daerah ................................................................................................. 19 2.1.4 Aspek Kesejahteraan Masyarakat .......................................................................................... 31 2.1.5 Aspek Kesempatan Kerja ........................................................................................................ 56 2.1.6 Aspek Pembangunan Infrastruktur ........................................................................................ 57 2.1.7 Aspek Lingkungan Hidup ........................................................................................................ 60
2.2 KONDISI SUMBER DAYA KELITBANGAN ........................................................................................ 64 2.2.1 Kelembagaan ......................................................................................................................... 64 2.2.2 Sumber Daya Kelitbangan ...................................................................................................... 66 2.2.3 Pendanaan Kelitbangan ......................................................................................................... 68 2.2.4 Kerjasama Kelitbangan .......................................................................................................... 70
2.3 POTENSI DAN PERMASALAHAN .................................................................................................... 74 2.4 PELUANG DAN TANTANGAN ......................................................................................................... 76
ARAH KEBIJAKAN KELITBANGAN ............................................................................. 78 3.1 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH ................................................................... 79
3.1.1 Visi dan Misi .......................................................................................................................... 80 3.1.2 Arah Kebijakan dan Strategi Jangka Panjang Pembangunan Daerah .................................. 84
3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KELITBANGAN DAERAH ........................................ 97 3.2.1 Arah Kebijakan Kelitbangan .................................................................................................. 97 3.2.2 Strategi Kebijakan Kelitbangan ........................................................................................... 110
3.3 INDIKASI PROGRAM PRIORITAS KELITBANGAN DAERAH .......................................... 113 3.3.1 Program Prioritas Kelitbangan Bidang tata Kelola Pemerintahan dan Pelayanan Publik . 114 3.3.2 Program Prioritas Kelitbangan Bidang Sosial dan Kemasyarakatan .................................. 120 3.3.3 Program Prioritas Kelitbangan Bidang Ekonomi dan Pembangunan Daerah .................... 124 3.3.4 Program Prioritas Kelitbangan Bidang Inovasi dan Pengembangan IPTEK ...................... 135
STRATEGI PELAKSANAAN ........................................................................................... 139
Daftar Isi
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
ii
4.1 KELEMBAGAAN ...................................................................................................................... 139 4.1.1 Koordinasi Pelaksanaan ...................................................................................................... 139 4.2.1 Keterlibatan Institusi Kelitbangan ....................................................................................... 142 4.1.3 Kerjasama dan Sinergitas Pelaksanaan ............................................................................... 145
4.2 EVALUASI KELITBANGAN ................................................................................................... 148
PENUTUP ............................................................................................................................ 150
Daftar Tabel
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
ii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Jumlah dan Komposisi Penduduk Kota Bandung Tahun 2013-2017……............................12
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kota Bandung Berdasarkan Kelompok Usia Tahun 2017 …..................16
Tabel 2.3 Perkembangan Komposisi Penduduk Kota Bandung Berdasarkan Tingkat Pendidikan (Usia >10 Tahun dan Ijazah Tertinggi) Periode 2014-2017……….............…………………….17
Tabel 2.4 PDRB Kota Bandung Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (juta Rupiah) Tahun 2013-2017 ................................... ......................... ..................................................20
Tabel 2.5 PDRB Kota Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (juta Rupiah) Tahun 2013-2017 ……........................................................................................................22
Tabel 2.6 Perbandingan PDRB Per kapita Harga Konstan Kota Bandung Wilayah Bandung raya dan Provinsi Jawa Barat Periode 2013-2017 (dalam juta rupiah) …...……………...………...28
Tabel 2.7 Komposisi Siswa Miskin pada Setiap jenjang Pendidikan di Kota Bandung……...….…....36
Tabel 2.8 Jumlah Tindak Pidana Menurut Jenis Kriminalitas di Kota Bandung Tahun 2014-2016 …49
Tabel 2.9 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), Indeks Keparahan Kemiskinan (P2), dan Garis Kemiskinan di Kota Bandung Tahun 2014 – 2017..................................................................……………………………………………56
Tabel 2.10 Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan Tahun 2013 – 2017……..........................…..58
Tabel 2.11 Formasi Personil Bidang Penelitian dan Pengembangan…………….................................68
Tabel 2.12. Besaran dan Proporsi Anggaran Program Penelitian dan Pengembangan terhadap APBD Kota Bandung………………………………………...................................................…...70
Tabel 2.13 Daftar MOU Kerjasama Pemerintah Kota Bandung dengan PTN, PTS serta pemangku kepentingan kelitbangan lainnya Tahun 2013-2018…..................................................….72
Tabel 3.1 Jenis Kelitbangan Utama dan Keluarannya………………………………..........................98
Tabel 3.2 Capaian Kinerja Pemerintahan Kota Bandung Tahun 2013-2018 Berdasarkan Misi Pemerintah Kota Bandung 2018-2023.................... ......................... ..............................102
Tabel 3.3 Tabel Program Prioritas Bidang Tata Kelola Pemerintahan dan Pelayanan Publik……………………………………………………………………........................118
Tabel 3.4 Tabel Program Prioritas Bidang Sosial Kemasyarakatan……………...........................…122
Tabel 3.5 Tabel Program Prioritas Bidang Ekonomi dan Pembangunan Daerah..… ........................129
Tabel 3.6 Tabel Program Prioritas Bidang Inovasi dan Pengembangan IPTEK…............................136
Tabel 4.1 Jenis-Jenis Koordinasi Kelitbangan……………………………………............................141
Tabel 4.2 Kegiatan dan Pihak yang Bekerjasama dengan Bidang Kelitbangan Kota Bandung Pada Tahun 2017 dan 2018………………………………...............................................……142
Tabel 4.3 Bentuk-Bentuk Kerjasama yang diharapkan dengan Para Pemangku Kepentingan..........146
Daftar Gambar
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
iii
DAFTAR GAMBAR Diagram 1.1 Alur Pikir Penyusunan Rencana Induk ………………….................................………….3
Gambar 2.1 Peta Administratif Kota Bandung……………………..........................………...............10
Gambar 2.2 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kota Bandung Tahun 2014-2017...........................12
Gambar 2.3 Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kota Bandung Tahun 2017. …..........................…14
Gambar 2.4 Proporsi Penduduk Kota Bandung Tahun 2017 ….………………….............................15
Gambar 2.5 Usia Produktif Penduduk Kota Bandung Tahun 2017…..……..........................……….16
Gambar 2.6 Perkembangan Komposisi Penduduk Kota Bandung Berdasarkan Tingkat Pendidikan (Usia >10 Tahun dan Ijazah Tertinggi) Periode 2014-2017…................………..…….17
Gambar 2.7 Perkembangan Tenaga Kerja dan Pengangguran Kota Bandung Periode 2013-2015 dan 2017 ……………...…………................................................………….……………...18
Gambar 2.8 Ilustrasi Perbandingan Jumlah Bekerja dan Jumlah Pengangguran Kota Bandung Tahun 2017 …………….…………………….................................................….……………19
Gambar 2.9 Persentase PDRB Kota Bandung Berdasarkan lapangan Usaha Tahun 2017 (Atas Dasar Harga Berlaku) ……………………...................................................…….…………..24
Gambar 2.10 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Bandung tahun 2013-2017 dan Perbandingannya dengan Jawa Barat dan Nasional (Metode Tahun Dasar 2010)…………………………………… …..................................……………………25
Gambar 2.11 PDRB Per Kapita Kota Bandung Tahun 2013-2017……….............................………..27
Gambar 2.12 Perkembangan Perngeluaran per Kapita Kota Bandung Tahun 2013-2017 (dalam ribu rupiah)…………. …………………………….....................................................……..29
Gambar 2.13 Inflasi Tahunan Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, dan Nasional Periode 2010-2017................................................……………………………………………………30
Gambar 2.14 Perkembangan Harapan Lama Sekolah Kota Bandung Tahun 2010-2017….................31
Gambar 2.15 Grafik Rata-Rata Lama Sekolah Kota Bandung Tahun 2013-2017..........................…...32
Gambar 2.16 Angka Partisipasi Kasar Kota Bandung Tahun 2013-2017 ........ ...............................…33
Gambar 2.17 Angka Partisipasi Murni Kota Bandung Tahun 2013-2017 …..…...........................…...34
Gambar 2.18 Angka Pendidikan yang Ditamatkan di Kota Bandung Tahun 2013-2017…..............…35
Gambar 2.19 Komposisi Siswa Miskin Kota Bandung Tahun 2017 ………..........................…...…...36
Gambar 2.20 Distribusi Siswa Miskin di Setiap Jenjang Pendidikan Per Kecamatan di Kota Bandung Tahun 2017 ……………….………………………................................................…...39
Gambar 2.21 Jumlah Sekolah Terkreditasi, Rintisan Inklusif dan Sekolah Hijau …...........................40
Gambar 2.22 Perbandingan Angka Harapan Hidup Kota Bandung, provinsi Jawa Barat, dan Nasional.....................……………………………………………….....................……41
Daftar Gambar
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
iv
Gambar 2.23 Angka Kesakitan Penduduk di Kota Bandung dan Jawa Barat Menurut Jneis Kelamin Tahun 2017 …………….……………............................................………………….43
Gambar 2.24 Angka Kematian Ibu Tahun 2016-2017 .......… .....................………………………..44
Gambar 2.25 Angka Kematian Bayi Tahun 2016-2017 ……………...………......................……....45
Gambar 2.26 Balita Gizi Buruk Tahun 2016-2017 ………………….........................……………...46
Gambar 2.27 Penderita Penyakit Demam Berdarah di Kota Bandung Tahun 2017. .........................47
Gambar 2.28 Jenis Kriminalitas Tertinggi Tahun 2014-2016 …………………......................……..48
Gambar 2.29 Jumlah Pelanggaran K3 …………………………........................................................51
Gambar 2.30 Jumlah Unjuk Rasa Per Bidang ……………………………….....................……..….51
Gambar 2.31 Sebaran Jumlah Rumah Tangga Miskin Per Kecamatan di Kota Bandung Tahun 2017…………………….………………………................................................…….53
Gambar 2.32 Perbandingan Gini Ratio Kota Bandung, Jawa Barat, dan Nasional Tahun 2012-2017..................... .....................…………..……………….…………………………55
Gambar 2.33 Indeks Kedalaman Kemiskinan ……………………...........................……………….56
Gambar 2.34 Perkembangan Tenaga Kerja dan Pengangguran Kota Bandung Periode 2013-2015 dan 2017 ………………..………………………………...............................................…57
Gambar 2.35 Persentase rumah tangga yang menggunakan air kemasan, isi ulang dan air ledeng serta air minum bersih……………………………..............................................…………59
Gambar 2.36 Jumlah Air Minum yang Disalurkan di Kota Bandung Tahun 2014-2017......……….60
Gambar 2.37 Proporsi Anggaran Penelitian dan Pengembangan Kota Bandung Tahun 2014-2018..................... ..................... ..................... ..................... ..................... .........…..70
BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, dasar hukum sebagai landasan hukum, tujuan dan sasaran penyusunan Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung tahun 2018-2023 dan Sistematika Penulisan
Pendahuluan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
1
1.1 LATAR BELAKANG
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah, fungsi penelitian dan pengembangan (litbang) menjadi salah satu fungsi
penunjang dalam pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah. Fungsi Kegiatan penelitian dan
pengembangan (kelitbangan) ini diperlukan untuk menjawab tantangan dan dinamika dalam
penyelenggaraan pemerintahan guna mendukung peningkatan pelayanan publik dan
kesejahteraan masyarakat. Peran kelitbangan tersebut diharapkan mampu menghasilkan
berbagai terobosan baru dalam mendukung optimalisasi kinerja pemerintah daerah dalam
rangka percepatan pembangunan daerah secara tepat sasaran dan berdaya saing.
Kelitbangan memiliki peran penting dalam mendukung kemajuan pembangunan dan kinerja
penyelenggaraan pemerintah di daerah. Salah satu dari peran strategis litbang adalah
berupaya mewujudkan visi dan misi pembangunan, yang berbasis pada penelitian dan analisa
data ilmiah. Keberadaan litbang sangat penting dalam mendukung kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi dan inovasi yang dapat diterapkan oleh pemerintah daerah.
Menurut UU Nomor 18 Tahun 2002, lembaga litbang merupakan salah satu unsur utama
Sistem Inovasi Nasional (SINas), yang berperan sebagai pengembang ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), meningkatkan kapasitas pengembangan Iptek, serta mengidentifikasi
kebutuhan dan persoalan yang dihadapi para pengguna Iptek. Berdasarkan karakteristiknya,
pengguna Iptek dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yakni industri, masyarakat,
dan pemerintah. Sistem Inovasi sendiri kemudian didefinisikan sebagai keseluruhan proses
dalam satu sistem untuk menumbuhkembangkan inovasi antar kelompok pengguna Iptek
tersebut.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat penting bagi pemerintah dalam
menjawab kebutuhan berbagai bidang (baik ekonomi, pendidikan, pertahanan, sosial dan
budaya), sehingga litbang dapat menjadi kunci sekaligus kekuatan bagi negara untuk
meningkatkan daya saing bangsa baik dalam lingkungan regional maupun global. Di
lingkungan Pemerintah Kota Bandung, kelitbangan sebagai wadah pemikiran (think tank)
yang harus mampu mendorong peningkatan efektivitas kinerja Perangkat Daerah serta
menuntaskan berbagai permasalahan yang terjadi di Kota Bandung. Hasil-hasil kelitbangan
diharapkan mampu menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan strategis di daerah, terutama
Pendahuluan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
2
dalam menghadapi berbagai peluang, tantangan dan permasalahan perkotaan yang ada, serta
mampu memberikan masukan bagi perumusan strategi kebijakan dan prioritas utama program
Kota Bandung secara cermat, terpadu, serta berkelanjutan. Kegiatan kelitbangan diharapkan
menjadi ujung tombak pelaksanaan pembangunan dalam pengambilan kebijakan strategis
daerah secara terarah, terkoordinasi, terpadu, dan berkesinambungan dalam rangka mencapai
tujuan pembangunan.
Urusan Penelitian dan Pengembangan di Pemerintah Kota Bandung berada berada dibawah
Bidang Penelitian dan Pengembangan pada Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian,
dan Pengembangan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah, yang menyelenggarakan unsur penunjang Urusan Pemerintahan
meliputi fungsi penunjang perencanaan pembangunan dan fungsi penunjang penelitian dan
pengembangan.
Dalam menjalankan fungsi kelitbangan, perlu disusun kerangka kebijakan kelitbangan
pemerintah daerah yang mengakomodir berbagai aspek penyelenggaraan pemerintahan dalam
suatu konsep rencana kelitbangan secara komprehensif dan sinergis melalui Rencana Induk
Kelitbangan Kota Bandung Tahun 2018-2023. Rencana Induk Kelitbangan merupakan
dokumen arah kebijakan kelitbangan yang memuat strategi pentahapan dan rincian indikasi
program di bidang kelitbangan yang akan dilaksanakan jangka menengah dalam kurun waktu
5 (lima) tahun. Sasaran Rencana Induk Kelitbangan adalah untuk memberikan arah
pelaksanaan program kelitbangan Pemerintah Kota Bandung guna peningkatan kualitas
kebijakan/regulasi berbasis kelitbangan.
Penyusunan Rencana Induk Kelitbangan Kota Bandung Tahun 2018-2023 dilakukan dengan
memperhatikan visi dan misi pembangunan Kota Bandung, masukan dari berbagai pemangku
kepentingan, potensi dan kemampuan wilayah serta isu-isu strategis pemerintah daerah yang
menjadi prioritas kelitbangan. Rencana Induk Kelitbangan disusun dengan melakukan
penelaahan terhadap rencana pembangunan jangka panjang (RPJPD) sehingga fungsi
kelitbangan selaras dan memperkokoh perencanaan pembangunan daerah.
Alur penyusunan meliputi Penyusunan Rancangan, Perumusan Rancangan serta Penetapan,
yang diuraikan pada Diagram 1.1. dibawah ini.
Pendahuluan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
3
Diagram 1.1.
Alur Pikir Penyusunan Rencana Induk
Pendahuluan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
4
1.2 DASAR HUKUM
Landasan penyusunan Rencana Induk Kelitbangan Kota Bandung Tahun 2018-2023 adalah:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem
Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4219);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
3. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2005 tentang alih teknologi kekayaan
intelektual serta hasil penelitian dan pengembangan oleh Perguruan Tinggi
dan Lembaga penelitian dan pengembangan;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang hak cipta;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5601);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Paten;
Pendahuluan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
5
9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang pedoman pembinaan
dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah ;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5887);
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2017 Tentang
Inovasi Daerah;
12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 070 Tahun 2011 tentang Pokok-
Pokok Kode Etik Peneliti di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan
Pemerintah Daerah;
13. Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi dan Menteri Dalam
Negeri Nomor 03 Tahun 2012 dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang
Penguatan Sistem Inovasi Daerah ;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 546);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 061-001 Tahun 2017 tentang
Prosedur Tahapan Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam
Negeri dan Pemerintah Daerah;
16. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2018 Tentang Jabatan Fungsional
Peneliti;
17. Peraturan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 2 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Peneliti;
18. Peraturan Daerah Kota Bandung. Nomor 08 Tahun 2008. Tentang. Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025;
19. Peraturan Walikota Bandung Nomor 1402 Tahun 2016 Tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan
Perencanaan Pembangunan, Penelitian Dan Pengembangan Kota Bandung;
Pendahuluan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
6
20. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah;
21. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 070/3522/SJ Tanggal: 04
Agustus 2017 Tentang Penguatan Penelitian dan Pengembangan Daerah.
1.3 TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan dari Rencana Induk Kelitbangan Kota Bandung Tahun 2018-2023 adalah sebagai
arahan/acuan pelaksanaan kegiatan kelitbangan di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.
Sedangkan sasaran yang ingin dicapai antara lain:
1. Tersedianya pedoman kerja kegiatan kelitbangan;
2. Terlaksananya kegiatan kelitbangan yang efektif, efisien, sinergis dan
terkoordinasi;
3. Meningkatnya kualitas kegiatan kelitbangan;
4. Meningkatnya pemanfaatan hasil-hasil kelitbangan sebagai rekomendasi
kebijakan.
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan Rencana Induk Kelitbangan Kota Bandung Tahun 2018-2023 mengacu
pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan
Daerah, yang meliputi:
BAB I. PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang, dasar hukum penyusunan, tujuan
dan sasaran, serta sistematika penulisan penulisan
Pendahuluan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
7
BAB II. GAMBARAN UMUM KELITBANGAN
Gambaran umum kondisi kelitbangan yang meliputi Gambaran Umum
Wilayah, Kondisi Sumber Daya Kelitbangan baik Kelembagaan,
Sumber Daya Manusia Kelitbangan, Pendanaan Kelitbangan dan
Kerjasama Kelitbangan serta Potensi Permasalahan dan Peluang
Tantangan
BAB III ARAH KEBIJAKAN KELITBANGAN
Bab ini menyajikan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah, Arah
Kebijakan dan Strategi Kelitbangan Daerah serta Indikasi Program
Prioritas Kelitbangan Daerah
BAB IV STRATEGI PELAKSANAAN
Bab ini memuat dan menjelaskan strategi Kelembagaan serta Evaluasi
Pelaksanaan
BAB V PENUTUP
BAB II
GAMBARAN UMUM
KELITBANGAN Bab ini berisikan gambaran umum kelitbangan yang meliputi gambaran umum wilayah yang terdiri dari aspek administratif dan geografis, Aspek Demografis, Aspek Perekonomian Daerah, Aspek Kesejahteraan Masyarakat, Aspek Kesempatan Kerja, Aspek pembangunan infrastruktur, dan Aspek Lingkungan Hidup; Kondisi Sumber daya kelitbangan juga dijelaskan dengan penjabaran mengenai kelembagaan, sumber daya kelitbangan, pendanaan kelitbangan, dan kerjasama kelitbangan; Bab ini juga menjelaskan mengenai Potensi dan Permasalahan serta Tantangan dan Peluang yang dihadapi oleh Kelitbangan Kota Bandung.
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
9
2.1 GAMBARAN UMUM WILAYAH
Gambaran umum wilayah merupakan penjelasan umum mengenai kondisi Kota
Bandung yang disajikan dalam aspek administratif dan geografis, demografi,
perekonomian daerah, kesejahteraan masyarakat, kesempatan kerja, pembangunan
infrastruktur, lingkungan hidup. Uraian berbagai aspek gambaran umum tersebut
tersaji sebagai berikut.
2.1.1 Aspek Administratif dan Geografis
A. Administratif Kota Bandung
Kota Bandung merupakan ibukota Provinsi Jawa Barat yang secara administratif
berbatasan dengan beberapa kabupaten/kota lainnya, yaitu:
• Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat berbatasan di Sebelah
Utara
• Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi berbatasan di Sebelah Barat;
• Kabupaten Bandung berbatasan di Sebelah Timur;
• Kabupaten Bandung berbatasan di Sebelah Selatan.
Kota Bandung memiliki luas wilayah sebesar 16.729,65 Ha, yang terbagi atas 30
kecamatan dan 151 kelurahan, dibantu oleh masyarakat dalam bentuk organisasi
rukun warga sejumlah 1.584 Rukun Warga (RW) dan 9.873 Rukun Tetangga
(RT). Berikut Gambar 2.1 Peta Administrasi Kota Bandung.
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
10
Gambar 2.1. Peta Administratif Kota Bandung
B. Geografis Kota Bandung
Secara geografis Kota Bandung berada pada 107º36’ Bujur Timur dan
6º55’Lintang Selatan terletak di bagian tengah Cekungan Bandung pada
ketinggian 791 m di atas permukaan laut (dpl), titik tertinggi di daerah utara
dengan ketinggian 1.050 m dan titik terendah di sebelah selatan dengan
ketinggian 675 m di atas permukaan laut. Wilayah Kota Bandung bagian selatan
sampai lajur lintasan kereta api memiliki permukaan tanah relatif datar, sedangkan
wilayah kota bagian utara memiliki topografi berbukit. Berada pada Cekungan
Bandung yang dikelilingi oleh gunung berapi yang masih aktif dan berada di
antara 3 (tiga) daerah sumber gempa bumi yang saling melingkup, yaitu (i)
sumber gempa bumi Sukabumi-Padalarang-Bandung, (ii) sumber gempa bumi
Bogor-Puncak-Cianjur, serta (iii) sumber gempa bumi Garut-Tasikmalaya-
Ciamis. Wilayah Kota Bandung dilewati oleh 11 sungai sepanjang 252,55 km,
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
11
yaitu Sungai Cikapundung, Sungai Cipamokolan, Sungai Cidurian, Sungai
Cinambo, Sungai Citepus, Sungai Cisaranten, Sungai Cikapundung Kolot, Sungai
Citarum, Sungai Cikeruh, Sungai Palasari dan Sungai Cibeureum.
Pada tahun 2017, tingkat curah hujan Kota Bandung bervariasi dari 39,1 mm
sampai dengan 442,2 mm. Secara alamiah, Kota Bandung tergolong daerah yang
cukup sejuk. Rata-rata temperatur di Kota Bandung pada tahun 2017 mencapai
23,48°C. Penggunaan lahan di Kota Bandung didominasi oleh lahan permukiman,
jumlahnya meningkat sangat signifikan dari tahun 2013. Pada tahun 2014 sebesar
57,23 % (9.601,46 ha), persentase tersebut terus meningkat seiring pertumbuhan
penduduk dan pembangunan Kota Bandung, terutama pertumbuhan perumahan di
bagian timur dan utara Kota Bandung. Persentase luas lahan pertanian basah di
tahun 2014 tercatat hanya sekitar 6,75% berkurang dari tahun sebelumnya.
Sedangkan penggunaan lahan untuk perdagangan dan jasa mencapai 2,35% dan
penggunaan lahan untuk industri sebesar 5,36% dari total lahan yang ada.
Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, dapat diidentifikasi wilayah yang
memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan perumahan, perdagangan
dan jasa, perkantoran, industri dan pergudangan, wisata buatan, ruang terbuka non
hijau, ruang sektor informal, ruang evakuasi bencana, dan kawasan peruntukan
lainnya.
2.1.2 Aspek Demografi
A. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Bandung
Jumlah penduduk Kota Bandung selama periode 2013-2017, terus mengalami
peningkatan. Pada tahun 2014 penduduk Kota Bandung sejumlah 2.322.010 jiwa
dengan jumlah penduduk yang terus meningkat sehingga pada tahun 2017
berjumlah 2.412.458 jiwa. Pada periode 2014-2017, laju pertumbuhan penduduk
(LPP) mengalami penurunan dengan rata-rata sebesar 1,67%, termasuk dalam
klasifikasi pertumbuhan lambat (1%-<1%). Berikut perkembangan jumlah dan
pertumbuhan penduduk Kota Bandung Tahun 2014 – 2017 tersaji pada Gambar
2.2 serta komposisi penduduk pada Tabel 2.1.
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
12
Sumber: Disdukcapil Kota Bandung
Gambar 2.2 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kota Bandung
Tahun 2014 – 2017
Tabel 2.1 dibawah ini menjelaskan mengenai jumlah dan komposisi penduduk
kota Bandung berdasarkan aspek demografis di Tahun 2013-2017.
Tabel 2.1 Jumlah dan Komposisi Penduduk Kota Bandung Tahun 2013-2017
Uraian Tahun 2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah Penduduk (jiwa)
N/A 2.322.010 2.378.628 2.397.365 2.412.458
Rata-rata Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)
N/A 13.879 14.218 14.330 14.420
Laju Pertumbuhan Penduduk (%)
N/A 2,84 2,44 0,79 0,63
Komposisi Penduduk menurut:
a. Jenis Kelamin Laki - Laki (orang) N/A 1.182.714 1.202.025 1.211.803 1.218.143 Perempuan (orang) N/A 1.139.296 1.176.603 1.185.562 1.194.315 b. Angkatan Kerja (orang)
N/A 1.192.770 1.192.521 N/A 1.219.398
1.182.714
1.202.0251.211.803 1.218.143
1.139.296
1.176.6031.185.562
1.194.315
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
1.080.000
1.100.000
1.120.000
1.140.000
1.160.000
1.180.000
1.200.000
1.220.000
1.240.000
2014 2015 2016 2017
Laki - Laki (orang) Perempuan (orang)
Laju Pertumbuhan Penduduk (%)
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
13
Uraian Tahun 2013 2014 2015 2016 2017
Jumlah yang Bekerja (orang)
N/A 1.096.799 1.084.989 N/A 1.116.529
Jumlah Pengangguran (orang)
129.142 95.971 107.532 N/A 102.869
Tingkat Pengangguran (%)
10,98 8,05 9,02 N/A 8,44
Sumber: BPS dan Disdukcapil Kota Bandung
Berdasarkan Gambar 2.3 mengenai jumlah penduduk per kecamatan di Kota
Bandung, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk paling banyak berada di
Kecamatan Bandung Kulon dengan jumlah penduduk mencapai 130.831 jiwa.
Sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit berada di
kecamatan Cinambo dengan jumlah penduduk mencapai 24.145 jiwa. Laju
pertumbuhan penduduk sendiri mengalam I penurunan dengan laju pertumbuhan
mencapai 0.63 persen pada Tahun 2017, setelah sebelumnya sempat mencapai
2.44 persen di Tahun 2015.
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
14
Sumber : Disdukcapil Kota Bandung
Gambar 2.3 Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kota Bandung
Tahun 2017
Besaran jumlah penduduk diatas mendiami wilayah seluas 167,31 km2, sehingga
rata-rata kepadatan penduduk Kota Bandung pada tahun 2017 adalah 14.526 jiwa
per km2 dengan tren meningkat setiap tahunnya. Tingkat kepadatan penduduk
Kota Bandung merupakan salah satu yang tertinggi jika dibandingkan dengan
kabupaten/kota lainnya pada regional Jawa Barat ataupun Nasional.
74.029111.247
132.497120.851
99.08594.048
99.67252.044
29.77473.236
80.314117.515
70.943109.149
130.831124.255
84.07968.316
35.91975.209
57.73297.857
80.70172.42471.612
81.27138.16937.882
24.14567.652
0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 140.000
SukasariCoblong
Babakan CiparayBojongloa Kaler
AndirCicendoSukajadiCidadap
Bandung WetanAstana Anyar
RegolBatununggal
LengkongCibeunying Kidul
Bandung KulonKiaracondong
Bojongloa KidulCibeunying KalerSumur Bandung
AntapaniBandung Kidul
Buah BatuRancasari
ArcamanikCibiru
Ujung BerungGedebage
PanyileukanCinambo
Mandalajati
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
15
B. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk Kota Bandung didominasi oleh kelompok usia produktif
(15-64) yang mencapai 72,24% (1.804.494 jiwa) dari total jumlah penduduk pada
tahun 2017. Kondisi ini merupakan bonus demografi yang memberikan
keuntungan, dimana kelompok usia produktif menjadi penggerak pertumbuhan
melalui produktifitas kerja. Secara rinci, jumlah dan persentase penduduk
kelompok usia tahun 2017 tersaji pada Gambar 2.4 dan Tabel 2.4 berikut.
Sumber : Disdukcapil Kota Bandung
Gambar 2.4 Proporsi Penduduk Kota Bandung Tahun 2017
Jumlah penduduk usia produktif 15-64 tahun mendominasi struktur penduduk di
Kota Bandung pada Tahun 2017 dengan jumlah mencapai 1.804.494 jiwa. Hal ini
menunjukkan bahwa dari segi proporsi penduduk, terdapat potensi pengembangan
sumber daya manusia untuk didorong lebih produktif dan dapat berkontribusi
optimal dalam pembangunan di Kota Bandung.
Usia 0-14; 566.741
Usia 15-64; 1.804.494
Usia 65-75+; 126.703
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
16
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kota Bandung Berdasarkan Kelompok Usia Tahun
2017
Kelompok Usia
Jenis Kelamin Jumlah % Laki-laki Perempuan
0‒4 103.395 99.363 202.758 8,12 5‒9 98.225 93.070 191.295 7,66 10‒14 87.936 84.752 172.688 6,91 15‒19 108.881 111.143 220.024 8,81 20‒24 133.509 125.321 258.830 10,36 25‒29 119.219 109.698 228.917 9,16 30‒34 109.736 101.912 211.648 8,47 35‒39 98.859 97.470 196.329 7,86 40‒44 93.020 92.975 185.995 7,45 45‒49 81.692 83.777 165.469 6,62 50‒54 71.057 72.357 143.414 5,74 55‒59 57.880 59.402 117.282 4,70 60‒64 38.847 37.739 76.586 3,07 65-69 26.682 28.172 54.854 2,20 70-74 16.750 18.112 34.862 1,40 75+ 14.516 22.471 36.987 1,48
Jumlah 1.260.204 1.237.734
Sumber: BPS Kota Bandung
Komposisi penduduk Kota Bandung menurut jenis kelamin selama periode tahun
2014-2017 menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki–laki cenderung lebih
banyak (1,59%) daripada penduduk perempuan.
Sumber: BPS Kota Bandung
Gambar 2.5 Usia Produktif Penduduk Kota Bandung Tahun 2017
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
17
C. Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pada tahun 2014, penduduk usia di atas 10 tahun yang tidak memiliki ijazah SD
sebesar 12,4% dan kemudian mengalami penurunan menjadi 11,7%, pada tahun
2017. Di sisi lain,
penduduk usia di atas
10 tahun yang
memiliki ijazah
tertinggi
SD/MI/sederajat,
SMP/MTs/sederajat,
SLTA/sederajat, dan
Perguruan Tinggi
mengalami fluktuasi,
sedangkan yang
memiliki ijazah
tertinggi
SLTA/sederajat
mengalami
peningkatan dari 36,2% di tahun 2014 menjadi 37,7% pada tahun 2017. Kenaikan
terus menerus terjadi pada persentase penduduk yang lulus perguruan tinggi dari
diploma hingga doktoral, yaitu dari semula pada tahun 2014 sebesar 17,9%, terus
meningkat menjadi 18,4% pada tahun 2017. Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat Kota Bandung setiap tahunnya telah cukup mengalami peningkatan
kesadaran (awareness) atas arti penting pendidikan bagi peningkatan kualitas
kehidupan di masa yang akan datang.
Tabel 2.3 Perkembangan Komposisi Penduduk Kota Bandung Berdasarkan
Tingkat Pendidikan (Usia > 10 tahun dan ijazah tertinggi) Periode 2014-2017
Uraian Tahun 2014 2015 2016 2017
Tidak Mempunyai Ijazah (%) 12,39 13,82 12,11 11,70
SD/MI/Sederajat (%) 16,39 17,01 15,56 15,46
Sumber: Disdukcapil Kota Bandung
Gambar 2.6 Perkembangan Komposisi Penduduk
Kota Bandung Berdasarkan Tingkat Pendidikan
(Usia > 10 tahun dan ijazah tertinggi) Periode
2014-2017
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
18
Uraian Tahun 2014 2015 2016 2017
SMP/MTs/Sederajat (%) 17,11 16,77 16,64 16,72
SLTA/Sederajat (%) 36,20 34,37 37,57 37,70
Perguruan Tinggi (%) 17,90 18,03 18,11 18,41
Sumber: Disdukcapil Kota Bandung
D. Jumlah Penduduk Berdasarkan Angkatan Kerja
Jumlah angkatan kerja Kota Bandung setiap tahun mengalami peningkatan rata-
rata sebesar 1,21% selama periode tahun 2013-2017 (lihat Gambar 2.7). Pada
tahun 2013, angkatan kerja yang berada di Kota Bandung tercatat sebanyak
1.176.377 tenaga kerja dan meningkat menjadi 1.219.398 tenaga kerja di tahun
2017.
Tingkat pengangguran
terbuka di Kota
Bandung selama
periode 2013-2017
mengalami
penurunan, dimana
pada tahun 2013
tingkat pengangguran
mencapai 10,98%,
kemudian mengalami
penurunan yang
signifikan menjadi
8,44% di tahun 2017.
Hal ini mengindikasikan bahwa pertambahan angkatan kerja mampu diserap oleh
peningkatan jumlah lapangan kerja yang ada. Akan tetapi apabila dibandingkan
dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Nasional sebesar 5,13 % dan
Provinsi sebesar 8,16 % maka TPT Kota Bandung paling besar.
1.04
7.23
5
1.09
6.79
9
1.08
4.98
9
1.11
6.52
9
10,98
8,05
9,02
8,44
0
2
4
6
8
10
12
0
200.000
400.000
600.000
800.000
1.000.000
1.200.000
2013 2014 2015 2017*
Pers
en
Ora
ng
Bekerja Pengangguran
Tingkat Pengangguran
Sumber: BPS Kota Bandung
Gambar 2.7 Perkembangan Tenaga Kerja dan
Pengangguran Kota Bandung Periode 2013-2015 dan
2017
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
19
Sumber: BPS Kota Bandung
Gambar 2.8 Ilustrasi Perbandingan Jumlah Bekerja dan Jumlah
Pengangguran Kota Bandung Tahun 2017
2.1.3 Aspek Perekonomian Daerah
A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator untuk
mengetahui kondisi perekonomian suatu wilayah secara makro. Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) pada tingkat regional menggambarkan kemampuan suatu
wilayah untuk menciptakan nilai tambah pada suatu waktu tertentu. PDRB dapat
dibagi menjadi dua jenis, yaitu PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan PDRB Atas
Dasar Harga Konstan. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bandung
tahun 2017 menunjukkan Kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor merupakan kategori dengan kontribusi terbesar yaitu
sebesar 26,56%. Kategori Industri Pengolahan merupakan kategori yang
memberikan kontribusi terbesar kedua pada PDRB yaitu sebesar 19,33%.
Kontribusi setiap kategori pada PDRB Kota Bandung menurut lapangan usaha
dapat dilihat pada Tabel 2.4 dan 2.5 berikut.
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
20
Tabel 2.4 PDRB Kota Bandung Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah) Tahun 2013─2017
Kategori Tahun
2013 2014 2015 2016* 2017**
A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 180.669,42 180.982,18 184.106,23 176.341,00 188.927,66
B Pertambangan dan Penggalian - - - - -
C Industri Pengolahan 29.371.304,16 30.755.949,25 31.968.181,17 33.249.092,63 34.753.930,16
D Pengadaan Listrik dan Gas 138.004,83 145.553,91 150.726,82 160.823,06 165.363,98
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
247.170,73 260.825,38 269.975,16 279.883,24 278.409,85
F Konstruksi 11.480.053,10 12.260.690,81 13.224.753,36 14.141.570,29 15.238.956,14
G Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
37.550.557,04 40.412.177,42 43.307.804,29 46.451.124,92 49.410.000,07
H Transportasi dan Pergudangan 9.502.247,92 10.315.596,63 11.498.477,22 12.618.047,71 13.331.526,27
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
5.900.296,92 6.552.047,68 7.091.232,14 7.900.173,63 8.715.422,04
J Informasi dan Komunikasi 12.155.505,10 13.947.533,24 16.244.007,58 18.774.381,73 21.245.090,37
K Jasa Keuangan dan Asuransi 6.801.283,93 7.320.270,77 7.772.481,69 8.429.764,67 8.994.224,74
L Real Estate 1.777.794,51 1.880.435,39 1.956.856,28 2.041.429,60 2.188.004,24
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
21
Kategori Tahun
2013 2014 2015 2016* 2017**
M,N Jasa Perusahaan 940.255,71 1.039.534,08 1.122.114,35 1.217.219,57 1.334.194,37
O Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
3.985.218,53 4.022.538,11 4.063.849,09 4.103.285,65 4.135.291,28
P Jasa Pendidikan 3.777.642,18 4.074.172,98 4.389.017,34 4.734.861,96 5.157.685,13
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.149.454,58 1.274.376,79 1.422.891,18 1.564.364,77 1.707.983,97
R,S,T,U
Jasa Lainnya 4.048.003,22 4.518.256,84 4.913.905,03 5.385.467,54 6.006.950,49
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
129.005.461,88
138.960.941,47
149.580.378,93
161.227.831,96
172.851.960,77
Ket: *Angka Sementara
*Angka Sangat Sementara
Sumber: BPS Kota Bandung, 2018
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
22
Tabel 2.5 PDRB Kota Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah) Tahun 2013─2017
Kategori Tahun
2013 2014 2015 2016* 2017**
A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 219.108,54 236.522,06 266.413,55 258.769,06 286.222,02
B Pertambangan dan Penggalian - - - - -
C Industri Pengolahan 33.136.006,61 37.095.553,31 40.314.207,91 3.335.237,91 46.404.982,69
D Pengadaan Listrik dan Gas 128.446,01 137.945,41 168.553,20 201.844,34 237.643,91
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 291.785,04 332.943,60 362.908,52 409.965,23 448.010,00
F Konstruksi 13.657.347,15 15.542.877,75 17.632.271,56 19.244.245,34 21.275.805,33
G Perdagangan Besar dan Eceran,
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 43.172.759,14 47.982.312,20 53.770.990,71 58.434.424,88 63.777.426,91
H Transportasi dan Pergudangan 12.932.830,47 15.966.907,79 20.837.641,53 24.390.912,95 27.395.577,91
I Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 6.785.257,71 7.986.461,20 8.925.149,88 10.282.633,55 11.761.828,92
J Informasi dan Komunikasi 13.608.490,11 15.627.204,47 18.197.267,51 21.064.357,80 24.270.353,06
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
23
Kategori Tahun
2013 2014 2015 2016* 2017**
K Jasa Keuangan dan Asuransi 8.687.069,45 10.016.160,81 11.181.554,01 12.613.090,39 14.145.708,63
L Real Estate 1.961.795,21 2.139.831,98 2.275.164,75 2.410.798,87 2.639.101,52
M,N Jasa Perusahaan 1.153.164,83 1.328.737,41 1.480.912,31 1.636.892,02 1.830.372,66
O Administrasi Pemerintah, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib 4.781.209,94 5.129.943,93 5.521.871,65 5.806.555,43 6.426.695,55
P Jasa Pendidikan 4.912.216,57 5.624.665,47 6.305.998,39 6.973.897,03 7.964.887,80
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.421.210,08 1.734.019,17 2.012.776,11 2.322.079,53 2.590.047,51
R,S,T,
U Jasa Lainnya 4.945.669,24 5.815.782,89 6.520.702,98 7.477.935,29 8.654.962,31
PRODUK DOMESTIK REGIONAL
BRUTO
151.794.366,1
1
172.697.869,4
4
195.774.384,5
8
216.863.639,6
2
240.109.626,7
2
Ket:*Angka Sementara, **Angka Sangat Sementara
Sumber: BPS Kota Bandung, 2018
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
24
Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa selama lima tahun terakhir (2013- 2017),
struktur perekonomian Kota Bandung didominasi oleh 6 (enam) kategori lapangan
usaha, diantaranya: Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil, dan Sepeda
Motor; Industri Pengolahan; Transportasi dan Pergudangan; Informasi dan
Komunikasi; Konstruksi; serta Jasa Keuangan dan Asuransi. Secara serentak keenam
kategori tersebut memiliki peranan sebesar 82,16 persen terhadap total PDRB Kota
Bandung tahun 2017. Gambar 2.3 menggambarkan kontribusi kategori PDRB di Kota
Bandung tahun 2017 yang diurut mulai dari nilai kontribusi terbesar (kategori
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor) hingga nilai
kontribusi terkecil (kategori pengadaan listrik dan gas) dengan menggunakan harga
berlaku.
Sumber: BPS Kota Bandung, 2018
Gambar 2.9 Persentase PDRB Kota Bandung Berdasarkan Lapangan
Usaha Tahun 2017 (Atas Dasar Harga Berlaku)
0 10 20 30
Pertambangan dan Penggalian
Pengadaan Listrik dan Gas
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah…
Jasa Perusahaan
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Real Estate
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan…
Jasa Pendidikan
Jasa Lainnya
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Jasa Keuangan dan Asuransi
Konstruksi
Informasi dan Komunikasi
Transportasi dan Pergudangan
Industri Pengolahan
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi…
Persen
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
25
Apabila melihat tren dari tahun 2013–2017, Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor, serta Industri Pengolahan merupakan dua lapangan usaha
yang memberikan peranan tertinggi terhadap total PDRB Kota Bandung. Namun
meskipun peranannya tinggi, selama 2013-2017 kedua lapangan usaha tersebut
cenderung menunjukkan peranan yang menurun. Sebaliknya, lapangan usaha
Transportasi dan Pergudangan peranannya berangsur-angsur meningkat. Sementara
lapangan usaha Konstruksi, Informasi dan Komunikasi, serta Jasa Keuangan dan
Asuransi peranannya berfluktuasi namun cenderung meningkat. Hal tersebut dapat
menggambarkan terjadinya pergeseran struktur ekonomi di Kota Bandung ke kategori
jasa-jasa.
B. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Bandung dari tahun 2013–2017
memperlihatkan adanya fluktuasi. Pada tahun 2013, perekonomian Kota Bandung
yang dihitung berdasarkan tahun dasar 2010 mampu tumbuh 7,84%, kemudian
melambat menjadi 7,72% dan 7,64% pada tahun 2014 dan 2015 yang selanjutnya
pada tahun 2016 meningkat menjadi 7,79%, serta mengalami perlambatan menjadi
7,21% pada tahun 2017.
6,33
5,09 5,045,67
5,29
5,565,01 4,88 5,03 5,07
7,84 7,72 7,64 7,797,21
3
4
5
6
7
8
9
2013 2014 2015 2016 2017
Jawa Barat Nasional Kota Bandung
Keterangan: *LPE Kota Bandung dan Jawa Barat (Sumber: BPS Kota Bandung dan Jawa Barat, 2018) *LPE Nasional (Sumber: BPS Pusat, 2018)
Gambar 2.10 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Bandung Tahun
2013–2017 dan Perbandingannya dengan Jawa Barat dan Nasional
(Metode Tahun Dasar 2010)
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
26
Perlambatan pertumbuhan ekonomi Kota Bandung pada tahun 2017 dibandingkan
Tahun 2016 disebabkan karena melambatnya beberapa lapangan usaha seperti
Pengadaan Listrik dan Gas; Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor; Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum; Informasi dan Komunikasi; Jasa Keuangan dan Asuransi; Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; serta Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial. Sementara itu, penurunan pertumbuhan lapangan usaha Pengadaan
Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang juga turut memberikan andil
perlambatan pertumbuhan ekonomi Kota Bandung pada tahun 2017. Jika
dibandingkan dengan LPE Provinsi Jawa Barat dan Nasional, LPE Kota Bandung
lebih tinggi. hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Bandung relatif
lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi ekonomi makro secara nasional. Selama
periode 2013-2017, rerata LPE Kota Bandung mencapai 7,64%, sedangkan rerata
LPE Provinsi Jawa Barat dan nasional selama periode 2013-2017 masing–masing
sebesar 5,48% dan 5,11%.
C. PDRB Per Kapita
Indikator lain untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk di suatu
daerah/wilayah dapat dilihat dari nilai PDRB per kapita, yang merupakan hasil bagi
antara nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan jumlah
penduduk. Jumlah penduduk akan mempengaruhi nilai PDRB per kapita, sedangkan
besaran nilai PDRB sangat tergantung pada potensi sumber daya alam dan faktor-
faktor produksi yang terdapat di daerah tersebut. PDRB per kapita atas dasar harga
berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk. Nilai
PDRB per kapita Kota Bandung atas dasar harga berlaku sejak tahun 2013 hingga
2017 senantiasa mengalami kenaikan. Pada tahun 2013, PDRB per kapita tercatat
sebesar 61,74 juta rupiah. Secara nominal terus mengalami kenaikan hingga tahun
2017 mencapai 96,12 juta rupiah. Kenaikan angka PDRB per kapita yang cukup
tinggi ini disebabkan masih dipengaruhi oleh faktor inflasi. PDRB per kapita atas
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
27
dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi
penduduk di suatu wilayah. PDRB per kapita atas dasar harga konstan di Kota
Bandung juga mengalami kenaikan sejak tahun 2013 hingga 2017, masing-masing
sebesar 52,47 juta rupiah dan 69,20 juta rupiah. Namun tidak setinggi kenaikan yang
terjadi pada PDRB per kapita atas dasar harga berlaku, karena sudah tidak ada
pengaruh inflasi. Selengkapnya, nilai PDRB perkapita dapat dilihat pada gambar
berikut.
Keterangan: *Angka Sementara, ** Angka Sangat Sementara
Sumber: BPS Kota Bandung, 2018
Gambar 2.11 PDRB Per Kapita Kota Bandung Tahun 2013-2017
Pada tahun 2017, seluruh kabupaten/kota di wilayah Bandung Raya mengalami
peningkatan PDRB per kapita dibandingkan tahun sebelumnya. Jika dibandingkan
dengan PDRB per kapita Provinsi Jawa Barat yang mencapai 37,18 juta rupiah pada
tahun 2017, maka PDRB per kapita Kota Bandung lebih tinggi, seperti yang tersaji
pada Tabel 2.6. Berdasarkan analisis Klassen Typology, Kota Bandung termasuk ke
dalam kategori Daerah Maju dan Tumbuh Cepat (Rapid Growth Region) yaitu daerah
yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan per kapita lebih
61,74
69,9
78,89
87,07
96,12
52,4756,24
60,2864,73
69,2
40
50
60
70
80
90
100
2013 2014 2015 2016* 2017**
Juta
Rp
PDRB per Kapita (Berlaku) PDRB per Kapita (Konstan)
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
28
tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita
provinsi.
Tabel 2.6 Perbandingan PDRB Per Kapita Harga Konstan Kota Bandung
Wilayah Bandung Raya dan Provinsi Jawa Barat Periode 2013-2017
(Dalam Juta Rupiah)
Wilayah (Kota/Kab/
Provinsi)
Tahun
2013 2014 2015 2016* 2017**
Kota Bandung 61,74 69,9 78,89 87,07 96,12
Kabupaten Bandung 19,93 22,01 24,23 26,29 28,26
Kabupaten Sumedang 18,01 19,75 21,83 23,65 25,85
Kabupaten Bandung Barat 17,24 19,06 20,86 22,47 24,14
Kota Cimahi 32,2 35,52 38,61 41,35 44,14
Provinsi Jawa Barat 27,77 30,11 32,65 34,88 37,18
Keterangan:*Angka Sementara, ** Angka Sangat Sementara
Sumber: BPS Kota Bandung, 2018
Berdasarkan Tabel 2.6 diatas dapat diketahui bahwa Kota Bandung dan Kota Cimahi
merupakan daerah yang memiliki nilai PDRB per kapita lebih tinggi daripada
Provinsi Jawa Barat, sementara Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, dan
Kabupaten Bandung Barat masih dibawah PDRB per kapita Provinsi Jawa Barat.
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
29
D. Pengeluaran per Kapita
Pengeluaran per kapita merupakan indikator yang merepresentasikan dimensi standar
hidup hidup layak. Pengeluaran per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk
konsumsi semua anggota rumah tangga selama sebulan dibagi dengan banyaknya
anggota rumah tangga. Pada periode tahun 2013-2017, pengeluaran per kapita
mengalami tren peningkatan dengan rata-rata sebesar 1,67% per tahunnya. Tahun
2017, pengeluaran per kapita Kota Bandung sebesar Rp16.033.000 per tahun.
Perkembangan pengeluaran per kapita Kota Bandung dapat dilihat pada gambar
berikut.
Sumber: BPS Kota Bandung (diolah)
Gambar 2.12 Perkembangan Pengeluaran per Kapita Kota Bandung
Tahun 2013-2017 (dalam ribu rupiah)
E. Laju Inflasi
Inflasi merupakan salah satu indikator penting yang dapat memberikan informasi
tentang dinamika perkembangan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat
dan berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Perkembangan harga
14,95715,048
15,609
15,805
16,033
14,400
14,600
14,800
15,000
15,200
15,400
15,600
15,800
16,000
16,200
2013 2014 2015 2016 2017
Ribu
Rp
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
30
barang dan jasa tersebut menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat
daya beli. Selama periode 2013-2017, Kota Bandung mengalami fluktuasi laju inflasi
tiap tahunnya, seperti yang terlihat pada Gambar 2.7. Pada tahun 2013 tingkat inflasi
Kota Bandung pada posisi 7,97%, terus mengalami penurunan sampai 2016, dan
kenaikan pada tahun 2017 menjadi 3,46 %. Komponen makanan jadi, rokok dan
tembakau menjadi komponen inflasi yang terbesar yaitu mencapai 7,11%
Sumber: BPS Kota Bandung, BPS Jawa Barat, dan BPS Pusat
Gambar 2.13 Inflasi Tahunan Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, dan
Nasional Periode 2010-2017
Jika dibandingkan dengan tingkat inflasi di tingkat nasional dan regional Jawa
Barat, nilai inflasi di Kota Bandung pada tahun 2017 cenderung sedikit lebih
rendah daripada regional provinsi Jawa Barat dan Nasional. Selain itu, tingkat
inflasi Kota Bandung di tahun 2017 juga relatif lebih rendah jika dibandingkan
dengan 5 kota lainnya di Jawa Barat (Bogor, Sukabumi, Cirebon, Depok,
danTasikmalaya). Hal ini mengindikasikan bahwa kenaikan harga di Kota
Bandung cenderung tidak mengalami fluktuasi yang relatif besar.
4,53
2,75
4,02
7,97
7,76
3,93
2,933,46
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Pers
en
Nasional Prov Jawa Barat Kota Bandung
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
31
2.1.4 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
A. Pendidikan
a. Harapan Lama Sekolah (HLS)
Harapan Lama Sekolah (HLS) merupakan indikator pengganti Angka Melek Huruf
(AMH). HLS didefinisikan sebagai lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan
akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Diasumsikan bahwa
peluang anak tersebut
akan tetap bersekolah
pada umur-umur
berikutnya sama dengan
peluang penduduk yang
bersekolah per jumlah
penduduk untuk umur
yang sama saat ini. HLS
dihitung pada usia 7
tahun ke atas karena
mengikuti kebijakan
pemerintah yaitu program
wajib belajar. HLS dapat
digunakan untuk
mengetahui kondisi
pembangunan sistem
pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan
(dalam tahun) yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak.
HLS Kota Bandung terus mengalami tren meningkat yaitu 13,13 tahun pada tahun
2013, menjadi 13,90 tahun pada tahun 2017. Artinya, secara rata-rata anak usia 7
tahun yang masuk jenjang pendidikan formal pada tahun 2017 memiliki peluang
untuk bersekolah selama 13,90 tahun atau setara dengan Diploma III.
13,13
13,33
13,63
13,89 13,9
13
13,1
13,2
13,3
13,4
13,5
13,6
13,7
13,8
13,9
14
2013 2014 2015 2016 2017
Tahu
n
Sumber: BPS Kota Bandung, 2017
Gambar 2.14 Perkembangan Harapan Lama
Sekolah Kota Bandung Tahun 2010-2017
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
32
b. Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk
berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang
pernah dijalani. Indikator ini dihitung dari variabel pendidikan tertinggi yang
ditamatkan dan tingkat pendidikan yang sedang diduduki. Standar UNDP adalah
minimal 0 tahun dan maksimal 15 tahun. Rata-rata lama sekolah Kota Bandung terus
mengalami peningkatan, mulai dari 10,37 tahun pada tahun 2013, menjadi 10,59
tahun pada tahun 2017. Hal ini artinya rata-rata lama sekolah masyarakat Kota
Bandung setara dengan SMA Kelas 2 atau kelas XI.
Sumber: BPS Kota Bandung, 2017
Gambar 2.15 Grafik Rata-Rata Lama Sekolah Kota Bandung Tahun 2013-2017
c. Angka Partisipasi Kasar (APK)
Angka partisipasi kasar adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya yang sedang
sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang
berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. Capaian tingkat APK Kota Bandung
pada tahun 2017 untuk tingkat SD/MI dan SMP/MTs melampaui 100%, yaitu
106,19% untuk APK SD/MI dan 104,80% untuk APK SMP/MTs serta 109,66%
untuk SMA/SMK/MA. Hal ini didukung oleh adanya penguatan penyelenggaraan
10,37
10,51 10,52
10,58 10,59
10,3
10,35
10,4
10,45
10,5
10,55
10,6
10,65
2013 2014 2015 2016 2017
Tahu
n
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
33
program sekolah gratis melalui pendanaan BOS APBN, BOS Provinsi, dan BOS
Kota.
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung, 2017
Gambar 2.16 Angka Partisipasi Kasar Kota Bandung Tahun 2013-2017
d. Angka Partisipasi Murni (APM)
Angka partisipasi murni adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan
jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama. Capaian Angka
Partisipasi Murni (APM) Kota Bandung pada tahun 2017 secara umum untuk jenjang
pendidikan SD/MI dan SMP/Mts mencapai 100%. Hanya saja, untuk jenjang
pendidikan SMA/MA/SMK masih dibawah 100% yaitu sebesar 95,71%. Hal ini
menunjukan perlunya dukungan program yang mampu mendorong keberlanjutan
pendidikan dari tingkat menengah ke tingkat atas.
2013 2014 2015 2016 2017SD/MI 131,05 109,13 102,01 110,13 106,19SMP/MTs 116,16 108,19 103,19 104,17 104,8SMA/SMK/MA (khusus Kota
Bandung) 98,96 99,31 104,25 102,81 109,66
Series4 100 100 100 100 100
0
20
40
60
80
100
120
140Pe
rsen
tase
Tahun
SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA (khusus Kota Bandung)
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
34
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung, 2017
Gambar 2.17 Angka Partisipasi Murni Kota Bandung Tahun 2013-2017
e. Angka Pendidikan yang Ditamatkan
Angka pendidikan yang ditamatkan (APT) adalah rasio jumlah penduduk yang
mencapai jenjang pendidikan tertentu terhadap total jumlah penduduk. Nilai angka
tamat berkisar antara 0-100. Semakin tinggi ijazah/STTB yang dimiliki oleh sebagian
besar penduduk suatu wilayah maka mencerminkan semakin tinggi taraf
intelektualitas masyarakat di wilayah tersebut. Mengacu pada tabel berikut, di Kota
Bandung pada tahun 2017, angka tamat SD sebesar 20,66 persen, angka tamat SMP
sebesar 21,56 persen, angka tamat SMP sebesar 35,59 persen, dan angka tamat PT
sebesar 14,88 persen, artinya sebagian besar penduduk di Kota Bandung telah
menamatkan jenjang pendidikan SMA.
2013 2014 2015 2016 2017SD/MI/Paket A 100 100 100 100 100SMP/MTs/Paket B 100 100 100 100 100SMA/SMK/MA/Paket C 0 94,04 94,86 95,69 95,71
0
20
40
60
80
100
120
Pers
enta
se
Tahun
SD/MI/Paket A SMP/MTs/Paket B SMA/SMK/MA/Paket C
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
35
f. Pendidikan Siswa Miskin
Pada tahun 2017 terdapat 331.245 siswa miskin di Kota Bandung yang bersekolah
pada berbagai jenjang. Siswa miskin yang bersekolah pada jenjang SD/MI sejumlah
137.940 siswa (41,64%), SMP/ Mts sejumlah 92.015 siswa (27,78%) dan
SMA/MA/Sederajat sejumlah 101.290 siswa (30,58%). Berikut adalah komposisi
siswa miskin.
Sumber: Diskominfo, 2018
Gambar 2.19 Komposisi Siswa Miskin Kota Bandung Tahun 2017
Berdasarkan Tabel 2.7, komposisi siswa miskin pada seluruh jenjang pendidikan
paling banyak terdapat di Kecamatan Bojongloa Kaler. Jumlah siswa miskin untuk
jenjang pendidikan SD/MI/Sederajat mencapai 12.380 jiwa, Jumlah siswa miskin
untuk tingkat SMP/MTs/Sederajat mencapai 7.996 jiwa, dan jumlah siswa miskin di
tingkat SMA/MA/Sederajat mencapai 8.835 jiwa.
SD / MI / Sederajat;
137.940; 42%
SLTP / MTs / Sederajat;
92.015; 28%
SMU / MA / Sederajat;
101.290; 30%SD / MI / Sederajat
SLTP / MTs / Sederajat
SMU / MA / Sederajat
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
36
Tabel 2.7 Komposisi Siswa Miskin Pada Setiap Jenjang Pendidikan Di
Kota Bandung
No Kecamatan SD/MI/ sederajat SMP/Mts/ Sederajat SMA/MA/
Sederajat
1 Andir 5.431 3.982 4.892
2 Antapani 2.621 1.959 1.975
3 Arcamanik 4.087 2.737 2.568
4 Astanaanyar 3.884 2.581 3.264
5 Babakan Ciparay 10.809 5.506 3.899
6 Bandung Kidul 4.122 2.749 2.599
7 Bandung Kulon 10.137 5.379 4.143
8 Bandung Wetan 891 664 981
9 Batununggal 7.011 6.264 7.561
10 Bojongloa Kaler 12.380 7.996 8.835
11 Bojongloa Kidul 7.336 3.705 3.489
12 Buahbatu 5.789 3.620 3.467
13 Cibeunying Kaler 2.595 1.763 2.894
14 Cibeunying Kidul 5.165 4.227 5.200
15 Cibiru 4.643 2.950 2.582
16 Cicendo 4.218 2.722 3.167
17 Cidadap 1.934 914 1.197
18 Cinambo 1.450 1.116 1.131
19 Coblong 5.235 3.840 5.750
20 Gedebage 1.732 1.371 949
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
37
No Kecamatan SD/MI/ sederajat SMP/Mts/ Sederajat SMA/MA/
Sederajat
21 Kiaracondong 7.577 6.057 7.967
22 Lengkong 2.048 1.832 2.738
23 Mandalajati 3.765 2.375 2.497
24 Panyileukan 1.546 1.217 1.308
25 Rancasari 3.226 2.102 1.466
26 Regol 3.902 2.900 3.662
27 Sukajadi 5.767 3.497 4.351
28 Sukasari 2.476 1.318 2.074
29 Sumur Bandung 874 652 953
30 Ujungberung 5.289 4.020 3.731
JUMLAH 137.940 92.015 101.290
Sumber: Diskominfo, 2018
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
38
Sumber: Diskominfo, 2018
Gambar 2.20 Distribusi Siswa Miskin pada Setiap Jenjang Pendidikan per
Kecamatan di Kota bandung Tahun 2017
0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000
Andir
Antapani
Arcamanik
Astanaanyar
Babakan Ciparay
Bandung Kidul
Bandung Kulon
Bandung Wetan
Batununggal
Bojongloa Kaler
Bojongloa Kidul
Buahbatu
Cibeunying Kaler
Cibeunying Kidul
Cibiru
Cicendo
Cidadap
Cinambo
Coblong
Gedebage
Kiaracondong
Lengkong
Mandalajati
Panyileukan
Rancasari
Regol
Sukajadi
Sukasari
Sumur Bandung
Ujungberung
SD/MI/ sederajat SMP/Mts/ Sederajat SMA/MA/ Sederajat
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
39
g. Jumlah Sekolah Terakreditasi, Rintisan Inklusif dan Sekolah Hijau
Secara keseluruhan di Kota Bandung tersedia sekolah Negeri maupun Swasta untuk
tingkat pendidikan SD sebanyak 466 unit, SMP sebanyak 242 unit, SMA sebanyak
136 unit, SMK sebanyak 125 unit dan SLB sebanyak 45 unit. Sekolah yang dikelola
oleh pemerintah dari berbagai tingkat pendidikan sebanyak 376 unit sedangkan yang
dikelola swasta sebanyak 638 unit. Pada Tahun 2017, sekolah yang telah terakreditasi
untuk SD sebanyak 63,66% (296 sekolah), dan SMP sebanyak 53.36% (129 sekolah).
Selain itu juga telah tersedia sekolah rintisan inklusif dan sekolah hijau (adiwiyata).
Jumlah sekolah rintisan inklusif SD sebanyak 32 sekolah dan SMP sebanyak 17
sekolah sedangkan jumlah sekolah hijau SD sebanyak 31 sekolah dan SMP sebanyak
30 sekolah.
Sumber: Diskominfo, 2018
Gambar 2.21 Jumlah Sekolah Terakreditasi, Rintisan Inklusif dan Sekolah
Hijau
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450
Akreditasi
Rintisan
Sekolah Hijau
Akreditasi Rintisan Sekolah HijauSD 296 32 31SMP 129 17 30
SD SMP
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
40
B. Kesehatan Masyarakat
Dalam mencapai kesejahteraan masyarakat, kesehatan merupakan salah satu hal
penting. Masyarakat yang memiliki kesehatan jasmani dan rohani yang baik, dapat
melakukan aktivitas secara produktif. Untuk itu pemerintah, pemerintah Kota
Bandung khususnya melaksanakan program dan kegiatan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyakat.
a. Angka Harapan Hidup
Tingkat kesehatan suatu wilayah dapat dilihat dari besar usia harapan hidup
penduduknya. Membaiknya kondisi kesehatan masyarakat Kota Bandung diiringi
dengan peningkatan angka harapan hidup. Angka Harapan Hidup pada tahun 2013
sebesar 73,79 tahun dan pada tahun 2017 menjadi 73,86 tahun. Hal ini berarti
menunjukkan
penambahan sebesar
0,09 poin atau terjadi
peningkatan sebesar
0,12 %. Jika
dibandingkan dengan
AHH Nasional dengan
rata-rata 71,11 tahun
dan Provinsi Jawa
Barat dengan rata-rata
72,5 tahun, maka AHH
kota Bandung paling
tinggi. Jika
dibandingkan antara
penduduk laki-laki dan
perempuan, penduduk
perempuan memiliki usia harapan hidup yang lebih lama dibanding penduduk.
Peningkatan angka harapan hidup sangat dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:
71,1
72,5
73,79 73,8 73,82 73,84 73,86
70
70,5
71
71,5
72
72,5
73
73,5
74
74,5
75
2013 2014 2015 2016 2017
Provinsi Jawa Barat Nasional Kota Bandung
Sumber: BPS Kota Bandung, 2018
Gambar 2.22 Perbandingan Angka Harapan Hidup
Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat dan Nasional
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
41
semakin baik dan teraksesnya pelayanan kesehatan bagi semua kelompok
masyarakat, perilaku hidup sehat oleh masyarakat luas dan semakin baiknya kondisi
sosial-ekonomi masyarakat disertai dukungan peningkatan kesehatan lingkungan.
b. Angka Kesakitan Penduduk
Merujuk pada konsep yang diterapkan oleh BPS dalam Susenas, maka Tingkat
Morbiditas (angka kesakitan) menunjukkan adanya gangguan/keluhan kesehatan yang
mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari-hari baik dalam melakukan pekerjaan,
bersekolah, mengurus rumah tangga maupun melakukan aktivitas lainnya. Pada
umumnya keluhan kesehatan yang mengindikasikan adanya suatu penyakit yang
biasa dialami oleh penduduk adalah panas, batuk, pilek, asma/napas sesak, diare,
sakit kepala berulang, sakit gigi, campak, dll. Semakin banyak penduduk yang
mengalami gangguan kesehatan berarti semakin rendah derajat kesehatan di wilayah
tersebut dan menunjukkan angka kesakitan yang tinggi di wilayah tersebut
(penduduknya banyak yang mengalami sakit).
Berdasarkan hasil Susenas 2017, angka kesakitan penduduk Kota Bandung sebesar
15,37 persen. Jika dilihat menurut jenis kelaminnya, angka kesakitan penduduk laki-
laki tidak jauh berbeda (15,27 persen) dengan angka kesakitan penduduk perempuan
(15,48 persen) di Kota Bandung Tahun 2017. Angka Kesakitan di Kota Bandung
masih lebih besar dibandingkan dengan angka kesakitan di Provinsi Jawa Barat.
Dimana angka kesakitan Jawa Barat sebesar 14,74 persen dengan angka kesakitan
penduduk lakilaki sebesar 14,66 persen dan 14,82 persen untuk angka kesakitan
penduduk perempuan di Jawa Barat Tahun 2017. Hal tersebut berarti derajat
kesehatan di Kota Bandung masih lebih rendah dibandingkan dengan Jawa Barat
pada tahun 2017.
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
42
Sumber: BPS Kota Bandung, 2018
Gambar 2.23 Angka Kesakitan Penduduk Di Kota Bandung Dan Jawa
Barat Menurut Jenis Kelamin Tahun 2017
c. Angka Kematian Ibu
Resiko yang dihadapi ibu hamil selama kehamilan dan melahirkan dipengaruhi oleh
keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan,
kejadian komplikasi selama kehamilan dan kelahiran, serta gambaran tersedianya dan
penggunaan fasilitas kesehatan pelayanan prenatal dan obstetric. Angka kematian Ibu
adalah jumlah kematian ibu karena kehamilan, persalinan, masa nifas dalam suatu
wilayah dan periode tertentu. Cara perhitungannya adalah Jumlah kematian ibu
karena kehamilan, persalinan, masa nifas dalam suatu wilayah dan periode tertentu
dibandingkan dengan jumlah lahir hidup dalam waktu dan periode yang sama x
100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2017, kematian ibu di Kota Bandung mencapai
53,55 % atau sebanyak 16 orang ibu meninggal, lebih rendah dibandingkan tahun
2016 yang mencapai 59,18% atau 27 orang ibu meninggal. Adapun penyebab
kematian ibu terbanyak adalah Atonia Uteri, Cardiac Aerest, Eklamsi dan Pendarahan
Post Partum sebanyak 12,5%.
15,48
15,27
14,66
14,82
14,2
14,4
14,6
14,8
15
15,2
15,4
15,6
Laki-laki Perempuan
Kota Bandung Provinsi
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
43
Sumber: BPS Kota Bandung, 2018
Gambar 2.24 Angka Kematian Ibu Tahun 2016-2017
d. Angka Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi adalah untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan
kesehatan yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan
ante natal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA & KB serta
kondisi lingkungan & sosial ekonomi. Angka Kematian Bayi Adalah Jumlah
kematian bayi di bawah usia 1 tahun di wilayah tertentu selama 1 tahun. Cara
Perhitungannya adalah Jumlah kematian bayi di bawah usia 1 tahun di wilayah
tertentu selama 1 tahun dibandingkan dengan jumlah lahir hidup di wilayah dan
periode waktu yang sama 1000 Kelahiran hidup. Pada tahun 2017 kematian bayi di
Kota Bandung mencapai 28,91 % atau 66 bayi dengan usia dibawah 1 tahun
meninggal, lebih rendah dibandingkan tahun 2016 yang mencapai 29,23% atau 168
bayi dengan usia dibawah 1 tahun meninggal. Adapun penyebab kematian bayi
terbanyak adalah asfiksia dengan jumlah 15 kasus (22,73%).
59,1853,55
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2016 2017
Pers
enta
se
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
44
Sumber: BPS Kota Bandung, 2018
Gambar 2.25 Angka Kematian Bayi Tahun 2016-2017
e. Balita Gizi Buruk
Indikator yang digunakan untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat, adalah
penurunan jumlah penderita balita gizi buruk yaitu Jumlah balita gizi buruk dalam
periode tertentu. Pada tahun 2017 jumlah balita gizi buruk di Kota Bandung
sebanyak 184 anak (0,39%), lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak
128 anak (0,57%). Hal ini disebabkan karena pelaksanaan surveillance gizi sudah
berjalan dengan baik sehingga dapat menjaring sasaran balita gizi buruk dengan
optimal dan Sistem kewaspadaan dini sudah berjalan dengan lebih integratif. Adapun
perawatan yang diberikan kepada balita gizi buruk berupa : 1. Pemberian makanan
tambahan (PMT) dan Pemberian makanan pemulihan (PMP), 2. Pemeriksaan
kesehatan, 3. Pengobatan bila ada penyakit penyerta, 4. Rujukan ke fasilitas
kesehatan tingkat lanjut jika perlu
29,23 28,91
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2016 2017
Pers
enta
se
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
45
Sumber: BPS Kota Bandung, 2018
Gambar 2.26 Balita Gizi Buruk Tahun 2016-2017
f. Penderita Penyakit Menular
Pada tahun 2017, penyakit menular di Kota Bandung didominasi oleh penyakit
Demam Berdarah dengan jumlah yang mencapai 1.786 orang penderita dan terdapat
penderita yang meninggal sebanyak 6 orang. Kecamatan Lengkong merupakan
kecamatan dengan jumlah penderita demam berdarah terbanyak yaitu 138 orang
sedangkan yang terendah adalah Kecamatan Cidadap yaitu 12 orang.
0,57
0,39
0
0,5
1
2016 2017
Pers
enta
se
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
46
Sumber: BPS Kota Bandung, 2018
Gambar 2.27 Penderita Penyakit Demam Berdarah di Kota Bandung
Tahun 2017
0 20 40 60 80 100 120 140
SukasariCoblong
Babakan CiparayBojongloa Kaler
AndirCicendoSukajadiCidadap
Bandung WetanAstana Anyar
RegolBatununggal
LengkongCibeunying Kidul
Bandung KulonKiaracondong
Bojongloa KidulCibeunying KalerSumur Bandung
AntapaniBandung Kidul
Buah BatuRancasari
ArcamanikCibiru
Ujung BerungGedebage
PanyileukanCinambo
Mandalajati
Meninggal Penderita
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
47
C. Keamanan dan Ketertiban
Angka Kriminalitas
Data dari Polrestabes Kota Bandung yang ditampilkan pada Portal BPS kota Bandung
menunjukkan jumlah tindak pidana yang tinggi, seperti pada kota besar pada
umumnya. Jumlah keseluruhan tindak pidana di Kota Bandung selama tahun 2014-
2016 mengalami penurunan. Jenis kriminalitas tertinggi pada tahun 2014 adalah
pencurian kendaraan bermotor roda 2, pada tahun 2015 tertinggi adalah tindak pidana
penipuan dan tahun 2016 jenis kriminalitas lain selain dari 27 jenis kriminal yang
terinci pada tabel dibawah ini. Respon warga terhadap gejala ini, antara lain nampak
dari penjagaan keamanan diri secara spontan dalam bentuk penutupan akses ke
kawasan-kawasan permukiman (terutama dari golongan mampu) yang sekaligus
menimbulkan kesan eksklusivisme; selain kegiatan ronda sebagai wujud penjagaan
keamanan komunitas. Data tersebut diharapkan dapat menggambarkan kondisi
gangguan keamanan, karena data terbaru sulit untuk diperoleh.
Sumber: BPS Kota Bandung, 2018
Gambar 2.28 Jenis Kriminalitas Tertinggi Tahun 2014-2016
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
Curanmor R-2 Curi Berat Penipuan Kriminalitas lainnya
2014 2015 2016
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
48
Tabel 2.8 Jumlah Tindak Pidana Menurut Jenis Kriminalitas di Kota
Bandung Tahun 2014-2016
No Jenis Kriminalitas 2014 2015 2016
1 Curanmor R-2 1 166 729 466
2 Curanmor R-4 155 99 39
3 Curi Berat 659 515 387
4 Curi Keras 301 258 187
5 Curi Biasa 234 227 160
6 Aniaya Ringan 57 54 43
7 Aniaya Berat 226 284 218
8 Penipuan 822 924 743
9 Penggelapan 314 266 273
10 Peras / Anc.Keras 43 42 42
11 Pengrusakan 34 43 37
12 Kebakaran 0 0 0
13 Pembunuhan 6 8 8
14 Perkosaan 13 9 9
15 Perzinahan 14 13 11
16 Penculikan 5 4 7
17 Narkotika 0 0 0
18 Pemalsuan Mata Uang 4 4 1
19 Pemalsuan Surat 36 60 43
20 Pemalsuan Merk 7 4 3
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
49
No Jenis Kriminalitas 2014 2015 2016
21 Sumpah Palsu 0 0 0
22 Perjudian 28 17 10
23 Penghinaan 20 11 25
24 Cemar Nama Baik 0 0 1
25 Penadahan 0 2 1
26 Korupsi 0 3 0
27 Senpi, Handak, Sajam 33 32 35
28 Lain-lain Kriminalitaas 741 847 797
Jumlah 4 918 4 455 3546
Sumber: Web BPS Kota Bandung, 2019
Pelanggaran Ketertiban, Ketentraman, Keindahan (K3) dan Unjuk Rasa
Selama periode 2014 pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan) di Kota
Bandung mencapai 3.952 kasus, jumlahnya terus menurun setiap tahun hingga
mencapai 2.731 kasus pada tahun 2017. Pada tahun 2017, terjadi unjuk rasa bidang
politik sebanyak 1 kali dan bidang ekonomi sebanyak 4 kali, lebih rendah
dibandingkan tahun 2016 yang jumlahnya mencapai 2 kali unjuk rasa bidang politik
dan 7 kali unjuk rasa bidang ekonomi.
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
50
Sumber: Web BPS Kota Bandung, 2019
Gambar 2.29 Jumlah Pelanggaran K3
Sumber: Web BPS Kota Bandung, 2019
Gambar 2.30 Jumlah Unjuk Rasa Per Bidang
3952 38063529
2731
0
1000
2000
3000
4000
5000
2014 2015 2016 2017
2014 2015 2016 2017Bidang Politik 0 1 2 1Bidang Ekonomi 0 4 7 4Bidang Agama 0 1 1 0Bidang Lainnya 0 2 0 0
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Bidang Politik Bidang Ekonomi Bidang Agama Bidang Lainnya
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
51
D. Kemiskinan dan Kesenjangan di Kota Bandung
Kemiskinan merupakan persoalan multidimensi yang menyangkut aspek ekonomi,
politik, dan sosial-psikologis. Permasalahan kemiskinan terjadi di hampir seluruh
daerah di Indonesia. Adapun penyebab terjadinya kemiskinan adalah sebagai berikut:
1. Laju pertumbuhan penduduk, dimana jumlah penduduk semakin bertambah
namun tidak sebanding dengan jumlah beban ketergantungan.
2. Angkatan kerja, penduduk yang bekerja dan pengangguran, dimana sebagian
besar penduduk yang bekerja memiliki penghasilan yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
3. Tingkat pendidikan yang rendah, dimana hal ini berpengaruh pada kompetensi
dan skill yang dimiliki oleh penduduk dalam dunia kerja.
4. Distribusi yang tidak merata, dimana secara makro kemiskinan muncul karena
adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan
distribusi pendapatan menjadi timpang.
Sebagai kota metropolitan, Kota Bandung tak lepas dari masalah kemiskinan.
Berdasarkan data dari Pemerintah Kota Bandung, jumlah penduduk miskin terbilang
signifikan karena mencapai lebih dari 10 persen dari jumlah warga Kota Bandung.
Berikut adalah tabel rincian jumlah rumah tangga miskin setiap kecamatan di Kota
Bandung.
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
52
Sumber : Dinsosnangkis Kota Bandung, 2018
Gambar 2.31 Sebaran Jumlah Rumah Tangga Miskin per Kecamatan
di Kota Bandung Tahun 2017
5.452
2.785
3.887
3.823
9.811
3.857
8.344
1.044
8.672
11.405
6.031
5.653
2.924
6.094
4.491
3.968
1.903
1.560
6.265
1.936
8.589
2.658
3.853
1.651
3.138
4.264
5.469
2.596
1.046
5.564
0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000
Andir
Antapani
Arcamanik
Astanaanyar
Babakan Ciparay
Bandung Kidul
Bandung Kulon
Bandung Wetan
Batununggal
Bojongloa Kaler
Bojongloa Kidul
Buahbatu
Cibeunying Kaler
Cibeunying Kidul
Cibiru
Cicendo
Cidadap
Cinambo
Coblong
Gedebage
Kiaracondong
Lengkong
Mandalajati
Panyileukan
Rancasari
Regol
Sukajadi
Sukasari
Sumur Bandung
Ujungberung
Jumlah KK Miskin
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
53
Berdasarkan data pada Tabel 2.31 tersebut, pada tahun 2017, Kecamatan Bojongloa
Kaler merupakan wilayah dengan jumlah rumah tangga miskin terbesar mencapai
138.733 KK, padat penduduk dan berada di daerah pusat kota dengan kondisi
lingkungan yang kurang tertata baik. Tingginya jumlah keluarga miskin di kecamatan
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain rendahnya aksesibilitas warga
miskin terhadap sistem sumber yang ada, ketidakberdayaan warga miskin dalam
pengambilan keputusan dalam setiap kegiatan pembangunan, rendahnya kualitas
sumber daya manusia, serta rendahnya sistem perlindungan sosial baik yang
dilakukan oleh pemerintah maupun yang berbasis masyarakat. Sementara Kecamatan
Bandung Wetan merupakan kecamatan di Kota Bandung dengan jumlah rumah
tangga miskin terendah yaitu sebanyak 1.044 KK atau 0,75%.
a. Gini Ratio
Gini ratio di Kota Bandung lebih besar daripada Provinsi Jawa Barat dan nasional.
Artinya tingkat ketimpangan pendapatan di Kota Bandung termasuk tinggi Dari tahun
2012 hingga tahun 2014 angka gini ratio merangkak naik dan bahkan sudah mencapai
angka 0,48 pada tahun 2014 dan mengalami penurunan menjadi 0,43 pada tahun
2017. Angka gini ratio Kota Bandung menunjukkan bahwa ketimpangan pendapatan
antar golongan masyarakat tergolong ‘sedang’. Situasi ini membutuhkan upaya
penurunan ketimpangan dan agar tidak terjadi tingkat ketimpangan ‘tinggi’. Berikut
ini adalah perkembangan gini ratio di Kota Bandung dari tahun 2012-2017.
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
54
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat, 2017
Gambar 2.32 Perbandingan Gini Ratio Kota Bandung, Jawa Barat dan
Nasional Tahun 2012 – 2017
b. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index = P1) merupakan ukuran rata-rata
kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis
kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran
penduduk miskin dari garis kemiskinan. Bila dilihat perkembangannya selama
periode 2014 – 2017, indeks kedalaman kemiskinan di Kota Bandung berfluktuasi.
Akan tetapi, Bila dilihat perkembangannya selama periode tahun 2014 – 2017, indeks
kedalaman kemiskinan di Kota Bandung berfluktuasi, pada tahun 2014-2015 Indeks
Kedalaman Kemiskinan mengalami kenaikan. Indeks Kedalaman Kemiskinan naik
dari 0,69 pada tahun 2014 menjadi 0,72 pada tahun 2015. Ini mengindikasikan bahwa
rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin menjauhi garis
kemiskinan. Sementara itu selama periode 2015-2016 mengalami penurunan menjadi
0.55 ini artinya bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin
mendekat garis kemiskinan. Dan selama periode 2016-2017 mengalami kenaikan
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
55
kembali menjadi 0,68 Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk
miskin cenderung semakin menjauhi garis kemiskinan.
Tabel 2.9 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Indeks Kedalaman
Kemiskinan (P1), Indeks Keparahan Kemiskinan (P2), dan
Garis Kemiskinan di Kota Bandung Tahun 2014 - 2017
Tahun
Jml Penduduk
Miskin (x100)
Persentase Penduduk
Miskin (%)
Indeks Kedalaman Kemiskinan
(P1)
Indeks Keparahan Kemiskinan
(P2)
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)
2014 115,00 4,65 0,69 0,17 353.423
2015 114,12 4,61 0,72 0,19 376.311
2016 107,58 4,32 0,55 0,12 400.541
2017 103,98 4,17 0,68 0,18 420.579
Sumber: BPS Kota Bandung, 2018
Sumber: BPS Kota Bandung, 2018
Gambar 2.33 Indeks Kedalaman Kemiskinan
0,690,72
0,55
0,68
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
2014 2015 2016 2017
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
56
2.1.5 Aspek Kesempatan Kerja
Jumlah angkatan kerja Kota Bandung mengalami peningkatan sebesar 1,39% selama
periode tahun 2013-2014. Pada tahun 2013, angkatan kerja yang berada di Kota
Bandung tercatat sebanyak 1.176.377 orang dan meningkat menjadi 1.192.770
orang di tahun 2014. Di sisi lain, tingkat pengangguran terbuka di Kota Bandung di
tahun 2013 yang sebesar
10,98%, mengalami
penurunan yang cukup
signifikan di tahun 2014
menjadi sebesar 8,05%.
Hal ini mengindikasikan
bahwa pertambahan
angkatan kerja mampu
diserap oleh peningkatan
jumlah lapangan kerja
yang ada. Namun pada
tahun 2015,
pengangguran terbuka
mengalami kenaikan
menjadi sebesar 9,02%
yang selanjutnya
mengalami penurunan
menjadi 8,44% pada
tahun 2017. Ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Bandung melalui kebijakan
dan programnya yang pro-job cukup berhasil mengurangi angka pengangguran yang
ada. Hal ini juga ditunjang oleh semakin membaiknya tingkat perekonomian makro
ekonomi Kota Bandung, sehingga penyediaan lapangan pekerjaan mengalami
perbaikan.
Tingkat pengangguran merupakan fenomena multi-dimensional, terutama
fenomena ekonomi dan sekaligus fenomena sosial. Dampak dari tingkat
10,98
8,05
9,028,44
0
2
4
6
8
10
12
0
200.000
400.000
600.000
800.000
1.000.000
1.200.000
2013 2014 2015 2017*Pe
rsen
Ora
ng
Bekerja Pengangguran
Tingkat Pengangguran
Sumber: BPS Kota Bandung
Gambar 2.34 Perkembangan Tenaga Kerja dan
Pengangguran Kota Bandung Periode 2013-2015 dan
2017
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
57
pengangguran akan sangat besar terhadap kehidupan masyarakat. Diharapkan
dengan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kota Bandung setiap
tahunnya ke depan, maka secara simultan dapat memperluas kesempatan kerja,
yang pada akhirnya dapat meminimalisasi tingkat pengangguran yang ada.
Pertumbuhan ekonomi dan pendapatan Kota Bandung yang tinggi perlu diupayakan
agar mampu menciptakan perubahan dan perbaikan-perbaikan dalam masyarakat,
seperti mengurangi kemiskinan, pengangguran, penciptaan lapangan kerja, dan
mengurangi kesulitan-kesulitan lain dalam masyarakat.
2.1.6 Aspek Pembangunan Infrastruktur
A. Panjang Jalan
Jumlah kendaraan di Kota Bandung terus mengalami peningkatan dengan laju
pertumbuhan rata-rata 5,93% pertahun, namun demikian panjang jalan di Kota
Bandung dalam lima tahun terakhir tidak bertambah yaitu sebesar 1.236,48 km hal ini
tentunya berimplikasi pada penurunan rasio antara panjang jalan dan jumlah
kendaraan. Pada tahun 2017 rasio panjang jalan dan jumlah kendaraan adalah 1 :
1465, lebih tinggi dibandingkan tahun 2016 yang besarnya 1 : 1388. Panjang jalan
dalam kondisi baik pada tahun 2017 adalah sepanjang 1.172.784,21 m dengan asumsi
lebar rata-rata jalan di Kota Bandung 6,5 meter, maka luas jalan kota dalam kondisi
baik adalah 7.623.097,37 m2 atau 7.623,10 km2.
Tabel 2.10 Rasio Panjang Jalan per Jumlah Kendaraan Tahun 2013 - 2017
No.
Uraian Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
1. Panjang Jalan(km) 1.236,48 1.236,48 1.236,48 1.236,48 1.236,48
2. Jumlah kendaraan 1.443.217 1.443.217 1.617.002 1.716.098 1.811.498
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
58
No.
Uraian Tahun
2013 2014 2015 2016 2017
3. Rasio 1 : 1167 1 : 1167 1 : 1308 1 : 1388 1 : 1465
Sumber: Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung
B. Air Minum
Berdasarkan hasil Susenas 2017, terdapat peningkatan persentase rumah tangga yang
menggunakan air kemasan, isi ulang dan air ledeng sebanyak 86,89 persen rumah
tangga sebagai sumber air minum. Dan sebesar 92,49 persen rumah tangga
menggunakan air minum bersih. Dari segi fasilitas air minum di Kota Bandung tahun
2017 ini banyak mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2016.
Sumber: BPS Kota Bandung, 2018
Gambar 2.35 Persentase rumah tangga yang menggunakan air kemasan, isi
ulang dan air ledeng serta air minum bersih
80,01
86,8987,9292,49
50
60
70
80
90
100
2016 2017
Air Kemasan, isi ulang dan air Ledeng Air Minum Bersih
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
59
Pada tahun 2017, jumlah air minum yang disalurkan PDAM Tirtawening Kota
Bandung mencapai 42.000.663 m3, menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang
mencapai 42.528.447 m3 namun pada periode 2014-2107 rata-rata laju pertumbuhan
air bersih yang disalurkan meningkat sebesar 3,25% pertahun dengan koefesien
variasi 4,69%. Rata-rata jumlah air minum yang disalurkan 3.300.989 m3 sampai
3.485.474 m3 per bulannya.
Sumber: BPS Kota Bandung, 2018
Gambar 2.36 Jumlah Air Minum yang Disalurkan di Kota Bandung
Tahun 2014-2017
C. Sistem Drainase
Sistem drainase yang ada saat ini di Kota Bandung merupakan peninggalan jaman
kolonial Belanda, dimana sistem drainase tersebut dirancang untuk dapat memenuhi
kebutuhan penduduk sejumlah 800.000 jiwa. Perkembangan penduduk Kota Bandung
yang saat ini mencapai 2,4 juta jiwa memerlukan rancangan sistem drainase baru.
Saat ini Kota Bandung, belum memiliki Rencana Induk Sistem Drainase sehingga
2.900.000
3.400.000
3.900.000
m3
2014 2015 2016 2017
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
60
dalam penanganan banjir masih parsial. Walaupun demikian, Pemerintah Kota
Bandung telah berupaya dengan melakukan pemeliharaan saluran drainase dan
pembuatan kolam-kolam retensi. Pada tahun 2018, Pemerintah Kota Bandung telah
membangun kolam retensi yang berlokasi di Sirnaraga yang seluas 500 m2 yang dapat
menampung 1.000.000 liter air.
2.1.7 Aspek Lingkungan Hidup
A. Ruang Terbuka Hijau
Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan area memanjang/jalur dan/atau
mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman,
baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Undang-Undang
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan bahwa proporsi
RTH pada wilayah kota paling sedikit adalah 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah
kota dengan komposisi 20 (dua puluh) persen RTH publik dan 10 (sepuluh) persen
RTH privat. Proporsi 30 % merupakan ukuran minimal untuk menjamin
keseimbangan ekosistem kota, baik keseimbangan sistem hidrologi dan
keseimbangan mikroklimat, maupun sistem ekologis lain yang dapat meningkatkan
ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyarakat, serta sekaligus dapat
meningkatkan nilai estetika kota. Berdasarkan hasil interpretasi citra SPOT tahun
2016, luas RTH di Kota Bandung yang berhasil diidentifikasi seluas 1.008,1 ha atau
sekitar 6,0% dari wilayah Kota Bandung (16.731 ha) (Dewi, 2018). Hasil interpretasi
tersebut mengindikasikan bahwa Kota Bandung masih kekurangan RTH publik
seluas 2.338,1 ha dari proporsi 20% yang disyaratkan UU Nomor 26 Tahun 2007.
B. Pengelolaan Persampahan
Kota Bandung merupakan salah satu kota yang mengalami permasalahan di bidang
pengelolaan sampah karena kondisi kurang optimalnya sistem pengangkutan sampah
khususnya pada sub bagian pelayanan pengangkutan sampah. Masih banyak sampah
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
61
yang belum terangkut dan terjadi penumpukan di beberapa daerah di Kota Bandung.
Masa pakai TPA Sarimukti akan habis pada akhir tahun 2017 sehingga ada rencana
pemindahan ke TPSA Legok Nangka yang berada di Kecamatan Nagreg, Kabupaten
Bandung. Pemindahan lokasi TPA ini diikuti dengan rencana sistem pengangkutan
sampah yang baru menggunakan Stasiun Peralihan Antara (SPA). Dengan
menggunakan sistem baru ini setiap kendaraan pengangkut sampah akan menuju
Stasiun Peralihan Antara (SPA), dimana terdapat 2 SPA yang akan beroperasi di kota
Bandung, yaitu SPA Gedebage dan SPA Leuwigajah. Untuk wilayah operasional
Bandung Selatan dan Bandung Timur akan dilayani oleh SPA Gedebage sedangkan
untuk wilayah operasional Bandung Utara dan Bandung Barat akan dilayani oleh
SPA Leuwigajah. Volume sampah yang dihasilkan di Kota Bandung berasal dari
kegiatan rumah tangga (domestik) dan berasal dari kegiatan fasilitas sosial,
perkantoran, pasar, pertokoan dan kegiatan lainnya (non domestik). Mengacu pada
standar produksi sampah untuk kota kecil adalah 2,5 liter/orang/hari (SNI 3242:2008)
dan jumlah penduduk Kota Bandung tahun 2017 adalah 2.412.458 jiwa (Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandung, 2018) maka volume sampah yang
dihasilkan adalah 6.031,15 m3/hari. Bila diasumsikan cakupan pelayanan sebesar
80% maka timbulan sampah yang harus ditangani adalah sebesar 4.824,92 m3/hari.
Sementara itu kapasitas TPA yang ada pada tahun 2009 hanya 3.837.899 m3 (PD
Kebersihan Kota Bandung, 2009). Sehingga saat ini TPA Sarimukti berstatus
overload (Bandung TV, 2018).
Sampai dengan tahun 2017, tersedia sebanyak 132 unit Tempat Pembuangan Sampah
Sementara (TPSS) dan 9 unit Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) di Kota
Bandung. Lokasi tempat pembuangan sampah terpadu tersebar di 6 kecamatan Kota
Bandung yaitu Coblong 2 unit, Kiaracndong (1 unit), Anstana Anyar (1 unit), Sumur
Bandung (1 Unit), Antapani (3 unit) dan Bandung Wetan (1 unit), sedangkan TPSS
terbanyak terdapat pada kecamatan Batununggal yaitu 14 unit.
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
62
C. Potensi dan Ketahanan Bencana di Kota Bandung
Kota Bandung berada di Cekungan Bandung yang dikelilingi oleh gunung berapi
yang masih aktif dan berada di antara 3 (tiga) daerah sumber gempa bumi yang saling
melingkup, yaitu (i) sumber gempa bumi Sukabumi-Padalarang-Bandung, (ii) sumber
gempa bumi Bogor-Puncak-Cianjur, serta (iii) sumber gempa bumi Garut-
Tasikmalaya-Ciamis. Daerah-daerah tersebut berada di sepanjang sesar-sesar aktif,
sehingga sewaktu-waktu dapat terjadi gempa tektonik. Selain itu, Kota Bandung
memiliki jumlah penduduk dan kepadatan yang cukup serta kerapatan bangunan yang
cukup tinggi pula sehingga berisiko tinggi pada berbagai bencana yang terjadi.
Ancaman bencana geologis bagi Kota Bandung sangat besar karena dikelilingi
patahan (sesar/fault) dari 3 (tiga) penjuru, setiap sesar menyimpan potensi
kegempaan. Di utara Sesar Lembang, di barat patahan Cimandiri, dan di selatan
patahan dengan jalur Baleendah dan Ciparay hingga Tanjungsari. Selain itu, dasar
Cekungan Bandung memiliki tingkat sedimentasi yang tinggi sehingga akan
memberikan efek yang lebih besar apabila terkena rambat gelombang gempa.
Sedimentasi tertinggi terdapat di Kawasan Cibiru, Gedebage, Soekarno-Hatta, dan
Tol Purbaleunyi.
Beberapa wilayah rawan bencana di Kota Bandung yang terindentifikasi antara lain
sebagai berikut:
1. Daerah rawan banjir: di utara jalan tol Purbaleunyi dan 68 (enam puluh delapan)
lokasi; terutama daerah-daerah yang dilewati oleh 5 (lima) aliran sungai, yaitu
aliran sungai Cipaku, Cikapundung, Cibeunying, Cipamokolan, dan Cipadung.
2. Daerah rawan bencana gempa bumi: Bandung Kulon, Bandung Wetan,
Batununggal, Bojongloa Kaler, Cicendo, Cinambo, Coblong, Kiaracondong,
Lengkong, Regol, Sukajadi, Sukasari dan Sumur Bandung.
3. Daerah rawan longsor: Cibiru, Mandalajati, Ujungberung, Cibeunying Kaler,
Cidadap, dan Coblong.
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
63
4. Daerah rawan kebakaran di permukiman padat, diantaranya: Kecamatan Babakan
Ciparay dan Cicendo merupakan kecamatan dengan jumlah kejadian yang
terbanyak, kemudian disusul Kecamatan Astana Anyar, Bandung Kidul,
Bandung Wetan, Sukajadi, Bandung Kulon, Batununggal, Bojongloa Kaler,
Cibeunying Kidul, dan Cibiru.
5. Daerah rawan terkena dampak bencana letusan gunung berapi.
6. Menurut hasil kajian yang dilakukan Bappeda pada tahun 2016, gambaran
tingkat ketahanan secara keseluruhan untuk Kota Bandung, ketahanan dari
aspek sosial, fisik dan kelembagaan relatif cukup memadai dibandingkan
dengan ketahanan dari aspek alam (pengelolaan lingkungan hidup) dan
ekonomi. Jika dilihat secara lebih mendalam terhadap parameter tiap aspeknya,
parameter kesehatan, kelistrikan dan modal sosial merupakan yang tertinggi
dengan nilai indeks di atas 4. Sedangkan parameter Sanitasi dan Limbah Padat,
Fungsi Ekosistem, Keuangan dan Tabungan, Frekuensi Bahaya, serta Anggaran
dan Subsidi merupakan yang terendah dengan nilai indeks di bawah 3. Dari 88
pertanyaan terkait kapasitas daerah dalam penanggulangan bencana, Kota
Bandung hanya 19 pertanyaan yang terpenuhi. Dengan demikian, sesuai dengan
kriteria Perka BNPB 3/2012, maka Kota Bandung berada pada Level 2, yakni
“Daerah telah melaksanakan beberapa tindakan pengurangan risiko bencana
dengan pencapaian-pencapaian yang masih bersifat sporadis yang disebabkan
belum adanya komitmen kelembagaan dan/atau kebijakan yang sistematis”.
Kota Bandung perlu memutakhirkan dan mendetailkan pemahaman risiko
bencana (multi bahaya), pada unit analisis yang lebih rinci, yakni kelurahan,
yang sampai saat ini belum dimiliki.
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
64
2.2 KONDISI SUMBER DAYA KELITBANGAN
2.2.1 Kelembagaan
Mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah Kota Bandung dan Peraturan Wali Kota Bandung Nomor
1402 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta
Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Kota
Bandung, Bappelitbang Kota Bandung melaksanakan unsur penunjang urusan
pemerintahan yang menyelenggarakan fungsi penunjang perencanaan pembangunan
dan fungsi penunjang penelitian dan pengembangan. Susunan Organisasi
Bappelitbang Kota Bandung ditetapkan Kepala Badan yang membawahi Sekretariat,
Bidang Analisis Pembangunan Daerah, Perencanaan Program, Data, Evaluasi, dan
Pelaporan, Bidang I Perencanaan Sosial Budaya dan Pemerintahan, Bidang II
Perencanaan Ekonomi, Sumber Daya Keuangan dan Sumber Daya Alam, Bidang
Perencanaan III Perencanaan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, Bidang
Penelitian dan Pengembangan serta Unit Pelaksana Teknis Bandung Planning Gallery
(BPG) dan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Mulai Januari 2017, penyelenggara fungsi urusan penelitian dan pengembangan
dilaksanakan oleh Bidang Penelitian dan Pengembangan. Tugas Kepala Bidang
Penelitian dan Pengembangan melaksanakan sebagian tugas Kepala Badan lingkup
Penelitian dan Pengembangan antara lain merencanakan, melaksanakan kegiatan
kelitbangan yang meliputi bidang sosial dan pemerintahan, ekonomi dan
pembangunan, inovasi dan teknologi, mengkoordinasikan perumusan kebijakan
pengelolaan data perencanaan pembangunan daerah dan kelitbangan, merumuskan
rekomendasi regulasi dan kebijakan kepada Walikota dan perangkat daerah di
Pemerintah Daerah dan melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan lingkup
penelitian dan pengembangan. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut,
Kepala Bidang yang membawahkan 3 sub bidang yaitu Sub Bidang I Sosial dan
Pemerintahan, Sub Bidang II Ekonomi dan Pembangunan serta Sub Bidang III
Inovasi dan Teknologi.
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
65
BIDANG II PERENCANAAN EKONOMI, SUMBER DAYA KEUANGAN DAN SUMBER DAYA ALAM
SUBBID I ANALISIS PEMBANGUNAN DAERAH & PERENCANAAN
PROGRAM
SUBBID III DATA, INFORMASI DAN
PELAPORAN
BIDANG I PERENCANAAN SOSIAL
BUDAYA DAN PEMERINTAHAN
BIDANG ANALISIS PEMBANGUNAN DAERAH, PERENCANAAN PROGRAM,
DATA, EVALUASI DAN PELAPORAN
SUBBID II PENGENDALIAN DAN
EVALUASI
SUBBID PERENCANAAN SOSIAL BUDAYA DAN
PEMERINTAHAN I
SUBBID PERENCANAAN INFRASTRUKTUR &
PENGMBANGAN WILAYAH I
SUBBID PERENCANAAN INFRASTRUKTUR &
PENGMBANGAN WILAYAH II
SUBBID PERENCANAAN INFRASTRUKTUR &
PENGMBANGAN WILAYAH III
KEPALA SEKRETARIS
Kelompok Jabatan Fungsional
SUBBID I SOSIAL DAN
PEMERINTAHAN
SUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN
SUBBID III INOVASI DAN TEKNOLOGI
SUBBAG KEUANGAN SUBBAG PERENCANAAN
DAN PENYUSUNAN PROGRAM
BIDANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
BIDANG III PERENCANAAN STRUKTUR
DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
SUBBID II EKONOMI DAN
PEMBANGUNAN
UPT
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
SUBBID PERENCANAAN SOSIAL BUDAYA DAN
PEMERINTAHAN II
SUBBID PERENCANAAN SOSIAL BUDAYA DAN PEMERINTAHAN III
SUBBID PERENCANAAN EKONOMI, SUMBER DAYA
KEUANGAN & SDA I
SUBBID PERENCANAAN EKONOMI, SUMBER DAYA
KEUANGAN & SDA II
SUBBID PERENCANAAN EKONOMI, SUMBER DAYA
KEUANGAN & SDA III
UPT
DASAR HUKUM PENYUSUNAN BSO BAPPEDA 1. KEMENTERIAN DALAM NEGERI (DIRHEN BINA BANGDA)
2. BAPPENAS
3. PERMENDAGRI NO 17/2016 TTG PEDOMAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN DI LINGKUNGAN KEMENDAGRI DAN PEMDA
4 SURAT NO 060/2700 – LITBANG KEMDAGRI TTG PEDOMAN ARAH PENATAAN KELEMBAGAAN LITBANG DI LINGK PEMDA
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
66
Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2016 Tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam
Negeri dan Pemerintahan Daerah, terkait pembentukan pengorganisasian
kelitbangan yang terdiri atas Majelis Pertimbangan (MP), Tim Pengendali Mutu
(TPM) dan Tim Kelitbangan. Perorganisasian kelitbangan tersebut, di Pemerintah
Kota Bandung belum secara penuh berjalan sesuai dengan yang diamanatkan
dalam Permendagri. Secara fungsi, ketiga unsur pengorganisasian telah
dilaksanakan dalam pelaksanaan kelitbangan di Bappelitbang, namun secara
administratif, baik keanggotaan dan tugasnya belum ditetapkan dalam sebuah
keputusan pejabat yang berwenang. Pembentukan Majelis Pertimbangan (MP)
sudah mulai diinisiasi pada awal tahun 2018 dengan mengundang beberapa tenaga
ahli/ pakar dari kalangan akademisi untuk mendiskusikan isu-isu prioritas
kelitbangan sesuai dengan arah pembangunan Kota Bandung. Fungsi Tim
Pengendali Mutu selama ini, sebagian sudah dilakukan oleh tim pengawas dan
personil litbang yang terlibat dalam pekerjaan-pekerjaan kelitbangan yang secara
administratif diformalkan dalam bentuk SK Tim Pengawas Pekerjaan Swakelola
yang ditetapkan oleh KPA (Kuasa Pengguna Anggaran). Begitu pula dengan Tim
Kelitbangan yang telah dibentuk pada setiap pekerjaan kelitbangan dan
diformalkan dalam bentuk SK Tim Pengawas Pekerjaan Swakelola.
Kondisi kelembagaan litbang yang saat ini yang masih bersatu dengan urusan
perencanaan seringkali terjadi benturan kepentingan serta hambatan dalam
koordinasi dengan perangkat daerah, koordinasi dengan pusat, termasuk juga
dalam jenjang karir peneliti. Selain itu, kondisi saat ini memberikan kemudahan
dalam koordinasi dan komunikasi informasi terkait isu-isu pembangunan kota.
Akan ditambahkan menunggu masukan dari personil litbang.
2.2.2 Sumber Daya Kelitbangan
Sumber daya manusia Kelitbangan menurut Permendagri No. 17 Tahun 2016
Tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri
dan Pemerintahan Daerah terdiri atas jabatan fungsional keahlian dan tenaga
lainnya. Jabatan fungsional keahlian yang dimaksud adalah pejabat fungsional
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
67
peneliti, perekayasa, analis kebijakan dan pejabat fungsional lain yang terkait
fungsi kelitbangan. Tenaga lain yang dimaksud adalah pegawai negeri sipil yang
diangkat dalam jabatan administrator, pengawas dan pelaksana atau pegawai
pemerintah dengan perjanjian kontrak (PPPK) yang menyelenggarakan fungsi
kelitbangan. Dalam melaksanakan tugasnya pejabat fungsional peneliti mengacu
pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2018 Tentang Jabatan Fungsional
Peneliti dan Peraturan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 14
Tahun 2018 Tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Peneliti.
Sumber daya kelitbangan pada Bidang Penelitian dan Pengembangan
Bappelitbang Kota Bandung, terdiri atas pejabat struktural, pejabat fungsional
keahlian dan pejabat fungsional umum. Rincian jumlah personil pelaksana
kelitbangan per Agustus 2018, 4 pejabat struktural yang terdiri atas 1 (satu)
pejabat administrator/eselon 3 sebagai kepala bidang dan 3 (tiga) pejabat
pengawas/ eselon 4 sebagai kepala sub bidang; pejabat fungsional keahlian yang
terdiri atas 2 (dua) pejabat fungsional peneliti ahli pertama dan 2 (dua) pejabat
fungsional perencana ahli pertama; serta 2 (dua) pejabat fungsional pelaksana.
Saat ini, bidang Litbang belum memiliki Jabatan fungsional perekayasa dan analis
kebijakan seperti yang diamanatkan dalam Permendagri No 17 Tahun 2016.
Selain itu, untuk mewujudkan kemandirian dalam pelaksanaan kegiatan
kelitbangan, masih membutuhkan banyak peneliti yang memiliki kepakaran di
berbagai bidang yang terkait dengan urusan-urusan pemerintahan khususnya
pemerintah daerah.
Tabel 2.11 Formasi Personil Bidang Penelitian dan Pengembangan
Jabatan Posisi/Kedudukan Golongan Tingkat Pendidikan
Jumlah
Pejabat Administrator
Kepala Bidang Litbang/ eselon 3
IVa S2 Perencanaan Wilayah Kota
1
Pejabat Pengawas
Kepala Sub Bidang/ eselon 4
IVa S2 Perencanaan Wilayah Kota
1
IIIc S2 Perencanaan
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
68
Jabatan Posisi/Kedudukan Golongan Tingkat Pendidikan
Jumlah
Wilayah Kota
IIIc S2 Administrasi Pemerintahan
1
Jabatan Fungsional Peneliti
Peneliti Ahli Pertama Bidang Kepakaran Kebijakan Publik
IIIb S2 Teknik Lingkungan
1
IIIb S2 Pengelolaan Sumber Daya Air
1
Jabatan Fungsional Perencana
Perencana Ahli Pertama
IIIb S2 Administrasi Pemerintahan
2
Jabatan Pelaksana
Pengadministrasian Program
IIIa S2 Manajemen 1
IId SMA 1
Jumlah 9
Sumber: Data Kelitbangan Kota Bandung, 2018
Keterbatasan sumber daya kelitbangan di Bappelitbang Kota Bandung saat ini
diatasi dengan melibatkan para tenaga ahli/ pakar sebagai tim pelaksana dan/atau
narasumber dengan latar belakang bidang keahlian dari kalangan akademisi,
praktisi, peneliti atau birokrat dari pemerintah daerah maupun pusat sesuai
kebutuhan. Oleh karena itu, kerjasama yang dijalin dengan stakeholder
kelitbangan menjadi salah satu solusi untuk dapat mengatasi keterbatasan sumber
daya yang ada.
2.2.3 Pendanaan Kelitbangan
Pembiayaan penyelenggaraan kelitbangan di lingkungan Pemerintah Kota
Bandung, saat ini masih menggunakan sumber pendanaan dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung. Berikut Besaran dan
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
69
Proporsi Anggaran Program Penelitian dan Pengembangan terhadap APBD Kota
Bandung pada 5 tahun terakhir tersaji pada Tabel 2.12 dibawah ini.
Tabel 2.12. Besaran dan Proporsi Anggaran Program Penelitian dan
Pengembangan terhadap APBD Kota Bandung
Tahun Anggaran Program
Penelitian dan Pengembangan
APBD Pemerintah Kota Bandung
(Anggaran)
Proporsi Anggaran Program terhadap APBD (dalam %)
2018 3.040.004.604,00 567.195.062.912,00 0,54
2017 3.629.859.493,00 407.368.992.689,00 0,89
2016 2.775.102.500,00 676.718.851.638,00 0,41
2015 3.605.500.400,00 1.098.007.180.955,00 0,33
2014 1.710.000.000,00 683.516.377.543,00 0,25
Sumber: LKPJ 2014, 2015, 2016, 2017, LKPJ AMJ 2018
Sumber: LKPJ 2014, 2015, 2016, 2017, LKPJ AMJ 2018
Gambar 2.37 Proporsi Anggaran Penelitian dan Pengembangan Kota
Bandung Tahun 2014-2018
Proporsi anggaran program penelitian dan pengembangan selama 5 tahun terakhir
mengalami fluktuasi berkisar antara 0.25%-0.89% dari besaran APBD. Fluktuasi
besaran anggaran tersebut dapat diartikan belum adanya komitmen yang kuat dari
0,250,33
0,41
0,89
0,54
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1
2014 2015 2016 2017 2018
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
70
pemerintah serta pemahaman yang utuh tentang kebermanfaatan kegiatan
kelitbangan bagi pemerintah kota itu sendiri. Besaran tersebut dirasa belum ideal
karena litbang merupakan salah satu instrumen pembinaan penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja
penyelenggaraan pemerintahan seperti yang diamanatkan pada UU No. 23 Tahun
2014 Tentang Pemerintah Daerah. Selain melalui APBD Pemerintah Kota,
sebenarnya terdapat peluang alternatif sumber pembiayaan/ pendanaan
kelitbangan masih terbuka yang berasal dari anggaran non APBD Kota Bandung
yaitu APBN melalui Kementerian/ Lembaga maupun lembaga riset swasta dan
luar negeri. Namun diperlukan kesiapan dari Pemerintah Kota Bandung untuk
dapat menangkap peluang pembiayaan tersebut salah satunya dengan memperluas
jejaring, kapasitas sumber daya, regulasi dan lain sebagainya.
2.2.4 Kerjasama Kelitbangan
Kerjasama kelitbangan yang telah dilakukan Pemerintah Kota Bandung yaitu
kerjasama dengan perguruan tinggi, lembaga riset, serta lembaga atau komunitas
terkait lainnya. Kerjasama yang dilakukan meliputi pelaksanaan kegiatan
kelitbangan dan inovasi. Kerjasama pelaksanaan kegiatan kelitbangan sebagian
besar dilakukan dengan perguruan tinggi negeri (PTN) yang berada di Kota
Bandung yang telah diformalkan melalui kesepakatan/ MOU dengan Pemerintah
Kota Bandung. Dalam pelaksanaannya menggunakan bentuk kerjasama swakelola
dengan instansi pemerintah lain sesuai dengan peraturan barang jasa yang berlaku,
selain itu pula dilakukan bentuk kerjasama kolaborasi tim pelaksana kelitbangan
dan inovasi. Selain dengan PTN, kerjasama dilakukan dengan perguruan tinggi
swasta, komunitas-komunitas, akademisi, pakar/ praktisi, baik yang terikat secara
administrasi dalam bentuk kontrak/ perjanjian kerjasama atau pun tidak terikat.
Berikut daftar MOU yang telah dilakukan Pemerintah Kota Bandung dengan
PTN, PTS serta stakeholder kelitbangan lainnya.
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
71
Tabel 2.13 Daftar MOU Kerjasama Pemerintah Kota Bandung
dengan PTN, PTS serta pemangku kepentingan
kelitbangan lainnya Tahun 2013-2018
No Tanggal
Awal Kesepakatan
Tanggal Akhir
Kesepakatan Perguruan Tinggi
Nomor Kesepakatan
Bersama
2013
1 12 Desember 2013
11 Desember 2018
Universitas Padjadjaran 119/3215-Bag.KS 67191/UN6.RKT/TU/2013
2 13 Desember 2013
12 Desember 2018
Universitas Katolik Parahyangan
119/3225-Bag.KSD III/R-KIKS/2013-12/2152-Q/MoU
3 27 Desember 2013
26 Desember 2018
Politeknik Al Islam Bandung
119/3353-Bag.KSD 811A/POLTEK/PK/XII/2013
2014
1 30 Januari 2014
29 Januari 2019
Politeknik Piksi Ganesha Bandung
119/247-Bag.KSD 814/Poltek-PG/41.2/2014
2 29 Maret 2014
28 Maret 2017
Universitas Telkom 119/857-Bag.KSD 006/SAM3/WR4/2014
3 8 April 2014 7 April 2019 Institut Teknologi Bandung
119/954-Bag.KSD 010/i1.A/DN/2014
4 19 April 2014 18 April 2019 Universitas Pasundan 119/1064-Bag.KSD 07/UNPAS.R/G.1/IV/2014
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
72
No Tanggal
Awal Kesepakatan
Tanggal Akhir
Kesepakatan Perguruan Tinggi
Nomor Kesepakatan
Bersama
5 28 April 2014 27 April 2019 Universitas Pendidikan Indonesia
119/1172-Bag.KSD 3515/UN40/HK/2014
6 10 Juli 2014 9 Juli 2019 Universitas Kristen Maranatha
119/1975-Bag.KS 010/SKB/UKM/VII/2014
7 24 September 2014
28 September 2019
Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung
119/2767-Bag.KS 2690/BAAK-RKS/HM.01/09/2014
2015
1 30 Oktober 2015
29 Oktober 2018
Universitas Islam Bandung
119/3403-Bag.KS 428a/C.01/Rek/X/2015
2 2 November 2015
2 Desember 2015
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
119/3442-Bag.KS Un.05/I.3/PP.00.9/617.A/2015
3 3 Desember 2015
2 Desember 20 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan
119/38762-Bag.KS 1109/E/STIEPAS/XII/2015
2016
1 30 Agustus 2016
23 Maret 2019 Stia LAN Bandung 119/1175-Bag.KS 0033/STA/01.1/2016
2 30 Agustus 2016
29 Agustus 2019
Universitas Indonesia 119/3439-Bag.KS 21/NKB/R/UI/2016
2017
1 2 Oktober 2017
01 Oktober 2020
Institut Seni Budaya Indonesia Bandung
119/3050-Bag.KS 2890/IT8/KS/2017
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
73
No Tanggal
Awal Kesepakatan
Tanggal Akhir
Kesepakatan Perguruan Tinggi
Nomor Kesepakatan
Bersama
2018
1 21 Mei 2018 20 Mei 2023 Sekolah Tinggi Hukum Bandung
119/1813-Bag.KS 214/STHB/KET/V/2018
2 21 Mei 2018 20 Mei 2023 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi
119/1812-Bag.KS KSB/030/STIKES/V/2018
3 21 Mei 2018 20 Mei 2021 Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung
119/1810-Bag.KS 1431/BKS-STKS/RKS.01/05/2018
4 21 Mei 2018 20 Mei 2023 Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
119/1808-Bag.KS B.090/Un.09/5.1/HM.01/05/2018
5 21 Mei 2018 20 Mei 2021 Universitas Al-Ghifari 119/1811-Bag.KS 235/R/UNFARI/KS/V/2018
6 21 Mei 2018 20 Mei 2021 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
119/1814-Bag.KS HK.03.01/X.4.1.3/9203/2018
7 14 Desember 2018
13 Desember 2023
Universitas Padjadjaran Bandung
119/4616-Bag.KS 794/UN6.RKT/MoU/2018
8 14 Desember 2018
13 Desember 2023
Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia
008/REK/PEMKOT-BDG/2018-14/XII/MoU 119/4615-Bag.KS
9 14 Desember 2018
13 Desember 2023
Universitas Telkom 057/SAM3/PPM/2018 119/4617-Bag.KS
10 14 Desember 2018
13 Desember 2023
Sekolah Tinggi Farmasi Bandung
119/4614-Bag.KS 0616/STFI/KS/VI/2018
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
74
No Tanggal
Awal Kesepakatan
Tanggal Akhir
Kesepakatan Perguruan Tinggi
Nomor Kesepakatan
Bersama
11 14 Desember 2018
13 Desember 2023
Universitas Udayana 119/4807-Bag.KS 15550/UN14/KS/2018
Sumber: LKPJ 2014, 2015, 2016, 2017, LKPJ AMJ 2018
Dalam hal inovasi, kerjasama dengan Pemerintah Kota/Kabupaten lain telah
dilakukan dalam bentuk pemberian hibah produk-produk inovasi untuk dapat
diimplementasi dan dikembangkan di daerahnya masing-masing.
2.3 POTENSI DAN PERMASALAHAN
Berdasarkan hasil identifikasi melalui diskusi terfokus dan telaahan dokumen
terkait, maka dapat ditampilkan potensi kelitbangan pada Pemerintah Kota
Bandung sebagai berikut :
• Keberadaan jabatan fungsional peneliti berjumlah 2 orang untuk bidang
keahlian kebijakan publik, dimana secara kuantitas memiliki potensi yang
paling besar jika dibandingkan dengan jabatan fungsional peneliti di
pemerintah Kab/Kota lain di lingkup Jawa Barat;
• Adanya komitmen dari Pimpinan dalam melaksanakan tugas dan fungsi
kelitbangan serta inovasi di Kota Bandung;
• Tingginya kebutuhan kelitbangan dari Perangkat Daerah di lingkungan
Pemerintah Kota Bandung;
• Adanya motivasi dari ASN Pemerintah Kota Bandung dalam mencari
solusi dari permasalahan Kota Bandung melalui pelaksanaan kelitbangan,
khususnya dalam hal inovasi;
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
75
• Kemudahan sinergitas antara Urusan litbang dan Urusan Perencanaan di
Pemerintahan Kota Bandung dengan menerapkan hasil-hasil kelitbangan
dalam perencanaan pembangunan;
• Adanya penguatan kebijakan kelitbangan satu pintu di Pemerintah Kota
Bandung.
• Tersedianya database online hasil kelitbangan (e-litbang)
Sementara itu, permasalahan yang dapat diidentifikasi pada Kota Bandung adalah
sebagai berikut :
• Belum terbentuknya Majelis Pertimbangan, Tim Pengendali Mutu dan
Dewan Riset Daerah sesuai dengan amanah Peraturan Perundang-
undangan;
• Terbatasnya jumlah pejabat fungsional peneliti dalam berbagai bidang
kepakaran
• Belum adanya tenaga pendukung kelitbangan yang diperlukan untuk
melaksanakan fungsi administrasi kelitbangan
• Belum tersedianya pejabat fungsional perekayasa dan analis kebijakan
sesuai dengan amanah Peraturan Perundang-Undangan ;
• Belum tersedianya media publikasi di media cetak dan OJS (open journal
system) untuk meningkatkan penyebarluasan dan pemanfaatan hasil-hasil
kelitbangan Kota Bandung;
• Minimnya publikasi ilmiah hasil-hasil kelitbangan Pemerintah Kota
Bandung;
• Belum optimalnya pemanfaatan hasil-hasil kelitbangan sebagai
rekomendasi kebijakan Pemerintah Kota Bandung;
• Belum optimalnya koordinasi kegiatan kelitbangan antar Perangkat
Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Bandung;
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
76
• Terbatasnya pagu anggaran yang dialokasikan daerah dalam mendukung
kegiatan kelitbangan;
• Belum tersedianya bank data yang lengkap dan akurat sebagai pendukung
kegiatan kelitbangan Kota Bandung;
• Terbatasnya kewenangan pemangku urusan kelitbangan di pemerintah
Kota Bandung karena masih berbentuk bidang (eselon III)
• Belum tersedianya aturan di tingkat pemerintah kota yang memayungi
pengadaan barang dan jasa kelitbangan dengan lembaga litbang non
pemerintah dan perguruan tinggi swasta.
2.4 PELUANG DAN TANTANGAN
Adapun peluang yang berasal dari eksternal Pemerintah Kota Bandung yang dapat
mempengaruhi kegiatan Kelitbangan adalah sebagai berikut :
• Tersedianya perguruan tinggi negeri dan akademisi kompeten yang
berkualitas di Kota Bandung dalam mendukung kegiatan kelitbangan di
Kota Bandung;
• Potensi sumber daya manusia yang kreatif, produktif serta komunitas
beragam yang dapat mendukung kegiatan kelitbangan di Kota Bandung;
• Kota Bandung sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dengan akesibilitas
dan kondisi geografis yang strategis;
• Peluang kerjasama kelitbangan dengan lembaga internasional;
• Adanya dukungan kebijakan pemerintah pusat yang mendukung
pengembangan kelitbangan, dimulai dari Undang-undang hingga
Peraturan Menteri;
• Terbukanya kerjasama kelitbangan dengan pemerintah provinsi dan
pemerintah kota/kabupaten lainnya.
• Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat;
Gambaran Umum Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
77
Adapun tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan Kelitbangan di Kota
Bandung adalah sebagai berikut :
• Tuntutan berbagai stakeholder dalam pelaksanaan pembangunan, sehingga
litbang diharapkan dapat memberikan rekomendasi perumusan kebijakan
yang implementatif dan tepat sasaran untuk menjawab berbagai tantangan
dan persoalan
• Munculnya isu dan persoalan lintas wilayah yang memerlukan koordinasi
multisektoral dalam upaya penyelesaiannya.
BAB III
ARAH KEBIJAKAN KELITBANGAN Bab ini berisi Arah kebijakan pembangunan daerah sesuai dengan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Bandung Tahun
2005-2025, meliputi visi dan misi, arah kebijakan, dan strategi
pembangunan daerah. Bagian selanjutnya menjelaskan mengenai arah
kebijakan dan strategi kelitbangan daerah Kota Bandung, termasuk
didalamnya program-program yang akan dilakukan sesuai dengan arah
kebijakan tersebut.
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
79
3.1 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH
Arah Kebijakan adalah rumusan kerangka pikir atau kerangka kerja untuk menyelesaikan
permasalahan pembangunan dan mengantisipasi isu strategis daerah yang dilaksanakan secara
bertahap sebagai penjabaran strategi. Arah kebijakan merupakan pengejawantahan dari strategi
pembangunan daerah yang difokuskan pada prioritas-prioritas pencapaian tujuan dan sasaran
pembangunan.
Secara normatif arsitektur perencanaan pembangunan daerah dipisahkan sebagai berikut:
1. Perencanaan strategik, yaitu perencanaan pembangunan daerah yang menekankan pada
pencapaian visi dan misi pembangunan daerah.
2. Perencanaan operasional, yaitu perencanaan yang menekankan pada pencapaian kinerja
layanan pada tiap urusan.
Perencanaan dimaksudkan untuk menerjemahkan visi dan misi kepala daerah ke
dalam rencana kerja yang actionable. Segala sesuatu yang secara langsung dimaksudkan
untuk mewujudkan tujuan dan sasaran RPJMD maka dianggap strategis. Perencanaan
strategik didukung oleh keberhasilan kinerja dari implementasi perencanaan operasional
dengan kerangka sebagaimana dijelaskan dalam bagan berikut.
Gambar 3.1 Kerangka Perencanaan Operasional
Perencanaan Strategik
Perencanaan Operasional
RPJPD RPJMD
- Visi dan Misi- Sasaran Pokok- Arah Kebijakan
- Visi dan Misi- Tujuan dan Sasaran- Strategi dan Arah kebijakan
- Program Pembangunan Daerah
- Program Prioritas
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
- Program Prioritas
20 Tahun 5 Tahun
Arah Kebijakan Kelitbangan
80
3.1.1 Visi dan Misi
Bagian ini menjelaskan mengenai visi dan misi daerah sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Bandung Tahun 2005-2025
A. Visi Daerah
Berdasarkan kondisi saat ini dan isu-isu strategis pada 20 tahun mendatang, serta
penggalian aspirasi dan persepsi masyarakat yang telah dilakukan, maka “Visi
Daerah” Kota Bandung pada tahun 2025 adalah:
“KOTA BANDUNG BERMARTABAT” (BANDUNG DIGNIFIED CITY)
Kata “Bermartabat” tersebut yang juga merupakan bagian dari visi Kota Bandung
terdahulu sesuai dengan Perda No. 6 Tahun 2004 yaitu “Kota Jasa yang
BERMARTABAT”, masih relevan untuk dijadikan visi Kota Bandung Tahun
2005-2025 tetapi dengan pemaknaan yang lebih filosofis. Bermartabat disini
merupakan kata secara harfiah, yang mempunyai arti harkat atau harga diri, yang
menunjukkan eksistensi masyarakat kota yang dapat dijadikan teladan karena
ketakwaanya, , kemakmuran, kebersihan, ketertiban, ketaatan, keamanan, dan
berkeadilan. Jadi, kota bermartabat adalah kota yang memiliki harga diri,
kehormatan, keadilan dan harkat kemanusiaan.
Berdasarkan pemahaman tersebut, sangatlah rasional pada kurun waktu dua puluh
tahun ke depan diperlukan langkah dan tindakan pemantapan (Reorientasi,
Refungsionalisasi, Restrukturisasi, Revitalisasi, dan Reaktualisasi) pembangunan
yang harus dilakukan bersama-sama oleh pemerintah Kota Bandung dan
partisipasi aktif masyarakatnya serta didukung secara politis oleh pihak legislatif.
Dengan demikian pemantapan pembangunan ke depan memerlukan upaya-upaya
yang lebih inovatif, cerdas dan terarah, namun tetap ramah dalam meningkatkan
akselerasi pembangunan guna tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat.
Kondisi relatif pencapaian visi tersebut pada tahun 2025 selayaknya secara
normatif dapat diukur dari berbagai kriteria ‘bermartabat’ sebagai berikut:
• Kota Bandung menjadi kota yang masyarakatnya bertakwa pada Tuhan Yang
Maha Esa
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
81
• Kota Bandung menjadi kota yang termakmur di Indonesia dengan
masyarakatnya yang sejahtera secara ekonomi maupun sosial (people
prosperity);
• Kota Bandung menjadi kota yang paling menonjol sisi keadilan-nya bagi
semua golongan masyarakat kota dalam hal kesempatan pelaksanaan hak dan
kewajibannya berkehidupan dan berpenghidupan;
• Kota Bandung menjadi kota terbersih di tingkat nasional;
• Kota Bandung menjadi kota percontohan atas ketertiban semua aspek
kehidupan perkotaan di Indonesia;
• Kota Bandung menjadi kota percontohan atas ketaatan pemerintahan kota,
masyarakat, dan swasta pengusahanya pada norma hukum, aturan, etika dan
kepatutan budaya dan adat-istiadat perkotaan yang berlaku;
• Kota Bandung menjadi kota yang teraman bagi berbagai masyarakat yang
tinggal maupun pengunjung untuk berbagai keperluannya.
Berbagai kriteria tersebut secara bersama-sama dan saling melengkapi akan
mewujudkan harga diri, kehormatan, keadilan, dan harkat kemanusiaan yang
membentuk “Kota Bandung Bermartabat”. Kriteria capaian visi daerah tersebut,
dijabarkan dalam indikator kinerja capaian misi.
B. Misi Daerah
Dalam rangka mewujudkan visi yang telah ditetapkan (2005-2025) sesuai dengan
potensi sumber daya dan kemampuan yang dimiliki serta didukung oleh semangat
kebersamaan, tanggung jawab yang optimal dan proporsional dari seluruh
komponen kota, maka Misi yang akan dilaksanakan beserta arah pembangunan,
strategi, dan indikator kinerja 20 tahun mendatang adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan religius
Salah satu misi untuk mewujudkan Visi Kota Bandung sebagai Kota
“BERMARTABAT” adalah mengembangkan sumberdaya manusia (SDM)
yang handal dan religius. Sumberdaya manusia yang handal diindikasikan dari
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
82
aspek pendidikan dan kesehatan. Seperti diketahui bahwa pendidikan dan
kesehatan merupakan dua indikator utama dalam IPM. Namun tampak bahwa
yang ingin dilakukan dalam misi kota Bandung bukan sekedar peningkatan
IPM saja tetapi IPM plus, yaitu SDM handal yang “religius”. SDM handal
yang religius dicerminkan dari ketaatan terhadap ajaran agama, bermoral,
beretika dan berperilaku baik, sebagai penjabaran dari masyarakat yang
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Bila hanya SDM yang handal saja tanpa mempunyai ketaatan terhadap ajaran
agama maka dikhawatirkan menghasilkan SDM yang dapat membahayakan
atau merusak kinerja dan keberlanjutan kehidupan Kota Bandung melalui
berbagai tindakan-tindakan yang tidak terpuji. Namun dengan adanya
tambahan “religius” maka SDM yang handal tersebut akan memberikan
manfaat bagi dirinya, orang lain (keluarga dan masyarakat) serta kehidupan
perkotaan melalui berbagai kegiatan yang secara langsung maupun tidak
langsung berkontribusi terhadap upaya mewujudkan kota yang bermartabat.
2. Mengembangkan perekonomian kota yang berdaya saing
Keunggulan-keunggulan yang dimiliki Kota Bandung, dibanding dengan
Kota-kota lain di Jawa Barat, sangat mendukung untuk terwujudnya
perekonomian Kota Bandung yang berdaya saing. Hal ini dapat dilihat dari
berbagai aspek yang mempengaruhi terhadap terwujudnya sebuah kota yang
berdaya saing yaitu dari aspek perekonomian, kota Bandung perekonmiannya
dari tahun ke tahun terus meningkat, dengan struktur ekonomi yang dibangun
oleh sektor tersier terdiri dari Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran,
Pengangkutan & komunikasi, Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan
sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri pengolahan, listrik, gas dan
air bersih dan bangunan/konstruksi. Aspek Ketenagakerjaan, jumlah tenaga
kerja dengan kualifikasi pendidikan tinggi cukup tersedia; aspek kelembagaan
yang berkaitan dengan penciptaan iklim investasi sudah dilaksanakan melalui
reformasi birokrasi, aspek infrastruktur cukup tersedia.
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
83
3. Mengembangkan kehidupan sosial budaya kota yang kreatif,
berkesadaran tinggi serta berhati nurani
Misi ini merupakan upaya pemerintah kota untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam proses pembangunan mulai dari aspek perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian, sebagai wujud dari pelaksanaan
otonomi daerah. Hal ini didasarkan pada kondisi bahwa saat ini telah terjadi
pergeseran perilaku yang mengarah pada rendahnya kepedulian masyarakat
terhadap hal-hal yang terjadi di lingkungannya. Kondisi ini menyebabkan pula
terjadinya penurunan rasa kesetiakawanan sosial, kecenderungan timbulnya
sikap mental dan budaya permisif, mentolerir ketidakberesan, peningkatan
kerawanan sosial dan rendahnya kepedulian masyarakat terhadap
pembangunan kota. Rendahnya kepedulian sosial tersebut pada akhirnya akan
berdampak pula pada tidak optimalnya partisipasi masyarakat dalam proses
pembangunan kota.
4. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup kota
Merupakan upaya pemerintah kota untuk memenuhi kebutuhan dasar
penduduk mulai dari penyediaan air bersih baik secara kuantitas maupun
kualitas, menyediakan sarana dan prasaranan lingkungan yang memenuhi
standar teknis/standar Pelayanan Minimal (SPM), meningkatkan kualitas
udara, penataan ruang kota yang berkualitas, mengembangkan sistem
transportasi yang dapat menjamin keselamatan, efisien, nyaman dan ramah
lingkungan.
5. Meningkatkan kinerja pemerintah kota yang efektif, efisien, akuntabel,
dan transparan.
Pemberdayaan aparatur pemerintah dikembangkan dalam rangka peningkatan
kompetensi dan profesionalismenya sebagai pelayan masyarakat. Sedangkan
pemberdayaan masyarakat merupakan upaya perwujudan iklim demokrasi dan
peningkatan akses masyarakat terhadap berbagai informasi penyelenggaraan
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
84
pemerintahan dalam rangka peningkatan peran serta masyarakat dalam
perencanaan serta pengawasan dan pengendalian pembangunan.
Misi ini didasarkan atas kondisi obyektif bahwa kualitas pelayanan yang
diberikan aparatur pemerintah kepada masyarakat belum optimal, sehingga
menyebabkan tidak optimalnya peran serta masyarakat dalam pembangunan
kota.
6. Mengembangkan sistem pembiayaan kota terpadu (melalui pembiayaan
pembangunan yang melibatkan pemerintah, swasta, dan masyarakat)
Misi ini didasarkan bahwa suatu Daerah dalam sistem pembiayaan terdiri atas :
pertama, pembiayaan yang bersumber dari pemerintah sebagai kebijakan fiskal
Daerah dalam bentuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),
kedua, pembiayaan yang bersumber dari swasta dan dunia usaha dalam bentuk
investasi, dan ketiga, pembiayaan yang bersumber dari masyarakat dalam
bentuk swadaya masyarakat. Peningkatan sistem pembiayaan pembangunan
yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat ini akan dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang sekaligus dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat kota.
3.1.2 Arah Kebijakan dan Strategi Jangka Panjang Pembangunan Daerah
Arah pembangunan jangka panjang Kota Bandung sebagaimana tercantum pada
Peraturan Daerah Kota bandung Nomor 08 Tahun 2008 merupakan tujuan
pembangunan yang akan dicapai dalam kurun waktu Dua Puluh Tahun untuk
mewujudkan pembangunan berkelanjutan sesuai dengan kondisi kebijakan dan
lingkungan. Terdiri dari 6 (enam) misi, pembangunan jangka panjang ditetapkan
prioritasnya dalam masing-masing tahapan. Prioritas masing-masing misi dapat
disaring kembali untuk menjadi prioritas utama, tahapan dan skala prioritas.
Tujuan pembangunan jangka panjang daerah Kota Bandung 2005-2025 adalah
mewujudkan masyarakat kota Bandung yang Bermartabat yaitu masyarakat kota
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
85
yang dapat dijadikan teladan karena kebersihan, ketertiban, keamanan,
kemakmuran, ketaatan, keadilan, dan ketaqwaan. Sebagai ukuran tercapainya
Kota Bandung Bermartabat dalam kurun waktu 20 tahun diarahkan pada
pencapaian sasaran- sasaran pokok sebagai berikut :
I. Terwujudnya Sumber daya manusia yang handal dan religius, ditandai
oleh hal- hal berikut :
a) Terkendalinya Jumlah Penduduk sesuai dengan daya dukung dan daya
tampung lingkungan;
b) Terwujudnya SDM yang cerdas, kreatif dan Kompetitif;
c) Terwujudnya masyarakat yang sehat jasmani dan rohani;
d) Terwujudnya masyarakat yang berakhlak mulia;
e) Terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender.
II. Terwujudnya perekonomian kota yang berdaya saing, ditandai oleh hal-
hal berikut :
a) Terwujudnya perekonomian kota yang tangguh dan berdaya saing
serta sehat dan berkeadilan;
b) Terwujudnya Pariwisata yang berdaya saing;
c) Terwujudnya Kerjasama dan koordinasi yang menguntungkan dengan
wilayah Pemerintah daerah lainnya.
III. Terwujudnya kehidupan sosial budaya kota yang kreatif, berkesadaran
tinggi serta berhati nurani. Yang ditandai oleh hal-hal berikut :
a) Terwujudnya peningkatan mutu kerjasama di antara semua
pemangku kepentingan dalam pembangunan Kota Bandung;
b) Terwujudnya multikulturalisme dalam lingkungan Sunda yang
inklusif.
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
86
IV. Terwujudnya lingkungan hidup kota yang berkualitas, Yang ditandai oleh
hal-hal berikut :
a) Terwujudnya Kualitas udara dan air yang memenuhi baku mutu;
b) Terjamin dan tersedianya Kuantitas dan kualitas air ( air permukaan,
air tanah dangkal dan air tanah dalam );
c) Terwujudnya Pengelolaan limbah yang efektif dan bernilai ekonomi;
d) Terwujudnya Ruang kota yang aman, nyaman, produktif dan
berkelanjutan;
e) Terwujudnya Sistem transportasi yang selamat, efisien, nyaman,
terjangkau dan ramah lingkungan;
f) Tersedianya Sarana dan prasarana lingkungan yang memenuhi
standar teknis/Standar Pelayanan Minimal;
g) Terwujudnya Mitigasi Bencana yang handal.
V. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien, akuntabel,
transparan, yang ditandai oleh hal-hal berikut :
a) Terwujudnya kualitas produk perencanaan Pembangunan yang
aspiratif, antisipatif, aplikatif, dan berkualitas berdasarkan database;
b) Terwujudnya Masyarakat dan aparat yang sadar hukum dan HAM;
c) Tersedianya Prasarana dan sarana aparatur pemerintah kota yang
berkualitas;
d) Terwujudnya Aparatur yang profesional;
e) Tersedianya Organisasi pemerintah daerah yang dapat meningkatkan
kinerja aparatur;
f) Terwujudnya Kemampuan teknis dan administratif aparatur
pengawasan yang profesional;
g) Terwujudnya Pelayanan publik yang prima;
h) Terwujudnya Kehidupan masyarakat yang demokratis;
i) Terwujudnya Peningkatan ketentraman dan ketertiban serta
terciptanya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan dan
stabilitas keamanan daerah.
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
87
VI. Terwujudnya sistem pembiayaan kota terpadu, yang ditandai oleh hal-hal
berikut :
a) Terwujudnya Anggaran pemerintah yang optimal;
b) Terwujudnya Peran serta aktif Masyarakat dan sektor swasta dalam
pembiayaan pembangunan kota.
Pada periode ini, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Bandung telah
memasuki tahap ke IV (empat) dengan uraian strategi pada masing – masing misi
sebagai berikut:
Misi 1 “Mengembangkan Sumber Daya Manusia Yang handal dan Religius”
diarahkan pada terwujudnya sumber daya manusia yang handal dan religius
dengan sasaran;
1. Terkendalinya jumlah penduduk sesuai dengan daya dukung dan daya
tampung lingkungan, melalui strategi :
• Peningkatan Kualitas Sumber daya manusia dengan indikator
capaian: IPM = 82,54;
• Mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui, dengan indikator
jumlah penduduk Tahun 2023 maksimal 3.068.869 Jiwa;
• Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi dengan indikator
capaian Angka Fertilitas Total (AFT) = 1,80.
2. Terwujudnya sumber daya manusia yang cerdas, kreatif dan kompetitif,
melalui strategi :
• Meningkatkan kualitas dan akses penyelenggaraan Pendidikan,
dengan indikator capaian: Indeks Pendidikan = 93,92;
• Mengembangkan Pendidikan Wajib Belajar Menengah 12 Tahun
yang Bermutu, dengan indikator capaian: angka Rata-rata Lama
Sekolah (RLS) = 12,33 Tahun;
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
88
• Meningkatkan Kualitas Tenaga Pendidik dan Kependidikan,
dengan indikator capaian : 100% telah mempunyai sertifikat
mengajar:
• Meningkatkan Kualitas Pelayanan Dalam Bidang Pendidikan,
dengan indikator capaian : 100% lembaga pendidikan telah
menerapkan SPM;
• Meningkatkan Kualitas dan akses pendidikan non formal, dengan
indikator capaian AMH = 99,78 %.
3. Terwujudnya masyarakat yang sehat jasmani dan rohani melalui strategi :
• Meningkatkan kualitas dan akses pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan yang bermutu, mudah, merata dan terjangkau;
meningkatkan kualitas lingkungan bersih melalui sanitasi dasar
dan sanitasi umum; meningkatkan promosi dan pemberdayaan
masyarakat dalam pembangunan kesehatan; meningkatkan
kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan dengan
indikator capaian: Indeks Kesehatan = 82,12 ; Angka Harapan
Hidup = 74,90 ; 100% fasilitas kesehatan memenuhi SPM
kesehatan ; Angka Kematian Bayi = 26/1000 kelahiran hidup;
menurunnya Jumlah Kematian Ibu Melahirkan = 10 orang/tahun.
• Meningkatkan pengawasan komoditas Produk-produk pertanian
dengan indikator capaian : Pemaparan zoonosis Kurang dari 6 %
di wilayah kota Bandung.
4. Terwujudnya masyarakat yang berakhlak mulia, melalui strategi;
• Meningkatkan pemahaman dan pengamalan agama sesuai dengan
agama dan keyakinan masing-masing, dengan indikator capaian :
Terlaksananya pemahaman dan pengamalan agama dalam
perilaku kehidupan masyarakat Kota Bandung;
• Meningkatkan Kerukunan umat beragama meliputi Kerukunan
antar umat beragama, Kerukunan Inter Umat Beragama,
Kerukunan Antara umat beragama dengan Pemerintah, dengan
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
89
indikator capaian : Terpeliharanya sikap toleransi dan Kerukunan
Umat Beragama.
5. Terwujudnya Kesetaraan dan keadilan Gender, melalui strategi :
• Meningkatkan kesetaraan dan keadilan Gender dengan indikator
capaian : Terpeliharanya pemahaman peran kesetaraan gender
dalam proses pembangunan dan Terpeliharanya hak-hak
perlindungan perempuan dan anak
Misi 2 “Mengembangkan Perekonomian Kota Yang Berdaya Saing” diarahkan
pada terwujudnya perekonomian kota berdaya saing serta sehat dan berkeadilan,
dengan sasaran :
1. Terwujudnya perekonomian kota yang tangguh, berdaya saing serta sehat
dan berkeadilan, melalui strategi;
• Meningkatkan Pertumbuhan Riil dan Kontribusi Riil Sektor
Perekonomian kota terutama dari Core sectors (Jasa Wisata dan
Perdagangan berbasis industri kreatif dan IT) dengan
mempertahankan industri pengolahan yang ada, dengan indikator
capaian : LPE lebih besar 11%; Tingkat pemerataan pendapatan
versi Bank Dunia minimal 17% (kategori rendah); PDRB
Riil/kapita minimal Rp 25 juta per tahun; Indeks daya beli 71,58;
• Memperbaiki stabilitas harga dan distribusi barang kebutuhan
pokok, dengan indikator capaian : Tingkat inflasi umum satu
digit;
• Perluasan kesempatan lapangan kerja formal di sektor-sektor yang
menjadi core competency kota, dengan indikator capaian : Tingkat
Pengangguran Terbuka 12% ; Kesempatan kerja Minimal 92%.
• Memberikan Kemudahan Pelayanan Perijinan dan Kepastian
Hukum bagi investor dan dunia usaha, dengan indikator capaian :
Nilai Investasi berskala nasional meningkat 40%.
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
90
2. Terwujudnya Pariwisata yang berdaya saing,melalui strategi;
• Mengembangkan Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata,
dengan indikator capaian : Meningkatnya Jumlah wisatawan
sebesar 45%.
3. Terwujudnya Kerjasama dan koordinasi yang menguntungkan dengan
wilayah pemerintah Daerah lainnya, melalui strategi;
• Membentuk sinergitas kegiatan ekonomi antar wilayah; dengan
indikator capaian : Meningkatnya kegiatan ekonomiantar daerah
di Priangan Timur.
Misi 3 ”Mengembangkan Kehidupan Sosial Budaya Kota Yang Kreatif,
Berkesadaran Tinggi Serta Berhati Nurani” diarahkan pada terwujudnya
kehidupan sosial budaya kota yang kreatif, berkesadaran tinggi serta berhati
nurani dengan sasaran :
1. Terwujudnya peningkatan mutu kerjasama di antara semua pemangku
kepentingan dalam pembangunan Kota Bandung. melalui strategi;
• Membuka akses seluas-luasnya bagi semua warga kota terhadap
informasi tentang perencanaan dan pelaksanaan pembangunan
kota, melalui berbagai sarana komunikasi massa yang tersedia;
Mengatur mekanisme partisipasi warga dalam pembangunan kota;
Mendorong terbentuknya fasilitator/mediator perkumpulan warga
untuk berperan aktif memelihara kehidupan kota yang nyaman,
bersahabat. kreatif, dengan indikator capaian : Meningkatnya
peran serta aktif masyarakat dalam setiap tahapan proses
pembangunan.
• Meningkatkan kepedulian dan kepekaan masyarakat terhadap
lingkungan sosial maupun fisik, dengan indikator capaian :
Terwujudnya rasa kepedulian dan kepekaan masyarakat terhadap
lingkungan sosial maupun fisik.
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
91
2. Terwujudnya multikulturalisme dalam lingkungan Sunda yang
inklusif,melalui strategi;
• Mengembangkan pusat – pusat kebudayaan, dengan indikator
capaian : Meningkatkan peran pemerintah, pelaku budaya dan
masyarakat dalam pembangunan dan pelestarian multikultur
dalam budaya sunda.
• Meningkatnya sinergitas pelestarian budaya lokal Sunda antara
pemerintah, pelaku budaya dan masyarakat, dengan indikator
capaian: Terpeliharanya hubungan pemerintah dengan pelaku
budaya dalam perlindungan dan pelestarian budaya.
Misi 4 ”Meningkatkan kualitas lingkungan hidup kota” diarahkan pada
terwujudnya peningkatan kualitas lingkungan hidup kota dengan sasaran :
1. Terwujudnya kualitas udara dan air memenuhi baku mutu, melalui
strategi;
• Mengendalikan pencemaran udara, dengan indikator capaian :
Minimal 75% lokasi/sample telah memenuhi ( Baku Mutu ) BM.
• Mengendalikan Pencemaran air, dengan indikator capaian : 20%
sungai dan anak sungai yang ada di Kota Bandung untuk
paremeter BOD dan COD telah memenuhi baku mutu.
2. Terjamin dan tersedianya kuantitas dan kualitas air (air permukaan, air
tanah dangkal dan air tanah dalam), melalui strategi;
• Mengembangkan Sumber air baku untuk penyediaan air bersih,
dengan indikator capaian : Pengembangan sumber air baku dengan
kapasitas produksi sebesar ± 6.120 liter/detik.
• Meningkatkan dan Mengendalikan kawasan berfungsi lindung
(berfungsi hidroologi), dengan indikator capaian : Ruang terbuka
hijau publik yang efektif menunjang fungsi hidroorologi sebanyak
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
92
29% (dalam bentuk taman, hutan kota, sempadan sungai, kawasan
konservasi dan RTH lainnya).
3. Terwujudnya pengelolaan limbah yang efektif dan bernilai ekonomi,
melalui strategi;
• Mereduksi dan meningkatkan pemanfaatan kembali limbah padat
(sampah), dengan indikator capaian : 90 % sampah dapat dikelola
(35% reduce, reuse dan recycle, 55% ke tempat pemrosesan akhir
melalui pemanfaatan teknologi yang berwawasan lingkungan dan
ekonomis 35%, dan landfill 20%).
4. Tersedianya Ruang kota yang aman, nyaman, produktif dan
berkelanjutan, melalui strategi;
• Membentuk struktur ruang kota, dengan indikator capaian :
Minimum 80% kawasan Pusat primer Gedebage terbagun dan
semua pusat wilayah pengembangan berfungsi efektif.
• Mengendalikan pemanfaatan ruang, dengan indikator capaian :
Terkendalinya pemanfaatan ruang dan penggunaan bangunan.
5. Tersedianya Sistem transportasi yang selamat, efisien, nyaman, terjangkau
dan ramah lingkungan, melalui strategi;
• Mengembangkan (sistem) prasarana transportasi yang mendukung
struktur ruang kota, dengan indikator capaian : luas jalan min 5 %
dari wilayah kota dan 100% berkondisi baik ; Indeks aksesbilitas
minimum 10 km/km2 area.
• Mengembangkan SAUM ( Sarana Angkutan Umum Masal ) dan
pembatasan penggunaan kendaraan pribadi, dengan indikator
capaian : 75 % dari rencana prasarana SAUM terbangun, sesuai
dengan rencana induk transportasi umum kota;
• Mengendalikan aspek aspek penyebab kemacetan, dengan
indikator capaian: Teratasinya aspek aspek kemacetan sebanyak 10
aspek.
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
93
6. Terwujudnya sarana dan prasarana yang memenuhi standar teknis / standar
pelayanan minimal, melalui strategi;
• Meningkatkan cakupan pelayanan air bersih, dengan indikator
capaian: 90% penduduk dilayani air bersih dengan rata rata
pengaliran air 120 liter/orang /hari dengan pengaliran kontinu 24
jam.
• Menyediakan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah yang
berkelanjutan, dengan indikator capaian : Tempat pemrosesan
akhir sampah sudah berfungsi 100%.
• Menyediakan sistem drainase Kota yang tertata, dengan indikator
capaian : seluruh jaringan drainase kota terpadu.
• Menyediakan Sistem Penanganan Air Limbah dan IPAL Kota,
dengan indikator capaian : 100% kawasan kota terlayani oleh
sistem penanganan air limbah yang terpadu dengan IPAL.
7. Terwujudnya mitigasi Bencana yang handal, melalui strategi;
• Menumbuhkan dan meningkatkan pengelolaan bencana
(gempa,longsor,banjir,gunung meletus,angin topan, kebakaran dll),
dengan indikator capaian : Tertanggulanginya bencana secara dini
dan komprehensif.
Misi 5 ”Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Efektif, Efisien,
Akuntabel, Transparan” diarahkan pada Terwujudnya tata kelola pemerintahan
yang efektif, efisien, akuntabel, transparan, dengan sasaran:
1. Terwujudnya Peningkatan kualitas produk perencanaan pembangunan
yang aspiratif, antisipatif, aplikatif, akuntabel dan berdasarkan data
base; melalui strategi:
• Meningkatkan kualitas aparatur perencana dan pengelola data,
dengan indikator capaian : Terwujudnya perencanaan sesuai dengan
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
94
aspirasi masyarakat bersifat: antisipatif, aplikatif, akuntabel
berdasarkan basis data yang akurat.
2. Terwujudnya masyarakat dan aparat yang sadar hukum dan HAM, melalui
strategi;
• Peningkatan kualitas produk hukum yang Produktif dan
Implementatif, dengan indikator capaian : Semakin mantapnya
kualitas produk hukum yang sinergi dengan perkembangan kebutuhan
masyarakat serta sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
• Peningkatan kualitas penegakan hukum dan HAM secara objektif dan
merata; Peningkatan kesadaran dan ketaatan masyarakat dan aparatur
terhadap hukum dan HAM, dengan indikator capaian : Rendahnya
pelanggaran masyarakat dan aparatur terhadap hukum dan HAM
sehingga dapat mendukung ketertiban dan keamanan, serta semakin
berkurangnya praktek KKN di lingkungan birokrasi.
3. Tersedianya Prasarana dan sarana aparatur pemerintah kota yang
berkualitas, melalui strategi;
• Mengintervarisir secara sistematis terhadap sarana dan prasarana yang
ada, dengan indikator capaian : Terwujudnya pelayanan publik yang
prima.
4. Tersedianya Aparatur yang profesional, melalui strategi;
• Mengikuti pola Rekrutmen sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
Menyesuaikan pola pembinaan, pendidikan dan pelatihan pegawai;
Menyesuaikan pola insentif dan pengajian pegawai, dengan indikator
capaian : Meningkatnya jumlah SDM aparatur yang kompeten dan
profesional dalam pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan peraturan perundangan yang berlaku dilandasi oleh
kecerdasanemosional dan spiritual.
5. Terwujudnya Organisasi pemerintah daerah yang dapat meningkatkan
kinerja aparatur, melalui strategi;
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
95
• Optimalisasi kelembagaan pemerintah yang berprinsip kecil, efektif,
efisien (KEE), dengan indikator capaian : Organisasi pemerintah kota
sesuai dengan urusan dan kewenagan berdasarkan peraturan
perundang undangan.
6. Terwujudnya Kemampuan teknis dan administratif aparatur pengawasan
yang profesional, melalui strategi;
• Menjadikan pengawasan sebagai prinsip dasar dan kebutuhan dasar
dalam mencapai tujuan program pembangunan, dengan indikator
capaian : Rendahnya tingkat pelanggaran teknis dan administratif
aparatur.
7. Terwujudnya Pelayanan publik yang prima, melalui strategi;
• Merubah motivasi dan pola pikir aparatur dalam memahami konsep
pelayanan publik, dengan indikator capaian : Meningkatnya jumlah
SKPD yang bersertifikat Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001 :
2001,dengan indeks kepuasan masyarakat=A.
8. Terwujudnya Kehidupan masyarakat yang demokratis, melalui strategi;
• Melakukan pendidikan politik bagi semua lapisan masyarakat, dengan
indikator capaian : Terwujudnya masyarakat yang demokratis.
9. Terwujudnya ketentraman dan ketertiban serta terciptanya kesadaran
masyarakat dalam menjaga lingkungan dan stabilitas keamanan daerah,
melalui strategi;
• Menjadikan ketertiban dan keamanan kebutuhan bersama yang harus
ditangani bersama antara pemerintah dan masyarakat, dengan
indikator capaian : Terwujudnya stabilitas keamanan daerah.
Misi 6 ”Mengembangkan Sistem Pembiayaan Kota Terpadu” diarahkan pada
terwujudnya sistem pembiayaan kota terpadu, dengan sasaran
1. Terwujudnya anggaran pemerintah yang optimal, melalui strategi;
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
96
• Meningkatkan Pendapatan Daerah, dengan indikator capaian : Rata-
rata Peningkatan Pendapatan 19%.
• Menguatkan sinergitas APBN, APBD Propinsi & APBD Kota (Fiskal
antar pemerintahan), dengan indikator capaian : APBN, APBD Prov
& APBD Kota terintegrasi dan sinergi sepenuhnya.
• Mengembangkan instrumen pembiayaan pembangunan non-
konvensional, dengan indikator capaian: Penggunaan instrumen
pembiayaan pembangunan non-konvensional mulai signifikan.
2. Terwujudnya masyarakat dan sektor swasta berperan besar dalam
pembiayaan pembangunan kota, melalui strategi;
• Mengembangkan sistem insentif yang menarik dan fasilitasi untuk
sektor swasta dalam pembiayaan penyediaan barang dan jasa publik,
dengan indikator capaian : Insentif fiskal ke swasta melembaga.
• Mengembangkan sistem pembiayaan dengan kemitraan pemerintah
dan swasta, dengan indikator capaian : Berkontribusinya perusahaan
patungan untuk layanan jasa dan penyediaan barang publik terhadap
PAD.
• Mengembangkan instrumen pembiayaan pembangunan non-
konvensional, dengan indikator capaian : Meningkatnya penggunaan
instrumen pembiayaan pembangunan non-konvensional berbasis
masyarakat.
• Menyediakan insentif dan fasilitasi untuk keterlibatan masyarakat
dalam pembiayaan pembangunan serta pemanfaatan dan
pemeliharaan barang dan jasa publik, dengan indikator capaian :
Terwujudnya insentif fiskal ke masyarakat.
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
97
3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KELITBANGAN
DAERAH
Arah kebijakan dan strategi kelitbangan daerah menjelaskan mengenai arah
kebijakan kelitbangan Kota Bandung dan strategi kelitbangan Kota Bandung
pada Tahun 2018-2023. Kedua hal tersebut akan menjadi landasan dalam
penyusunan program prioritas yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu 5 tahun
mendatang.
3.2.1 Arah Kebijakan Kelitbangan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah telah
mengamanatkan secara jelas mengenai pentingnya fungsi penunjang penelitian
dan pengembangan (kelitbangan) serta pelaksanaan inovasi di lingkup Pemerintah
daerah. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2016
tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri
dan Pemerintahan Daerah, kegiatan kelitbangan di kabupaten/kota meliputi
kelitbangan utama dan kelitbangan pendukung. Kelitbangan utama meliputi 7
kegiatan yaitu, penelitian, pengkajian, pengembangan, perekayasaan, penerapan,
pengoperasian, dan evaluasi kebijakan. Pelaksanaan kelitbangan utama
berorientasi pada kualiats hasil, outcome, dan mendukung inovasi. Kelitbangan
utama bertujuan untuk menghasilkan pemahaman/cara baru dan/atau
mengembangkan penerapan praktisnya dalam konteks ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kegiatan kelitbangan utama dapat menjadi dasar terciptanya inovasi
dalam rangka mendukung kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Di sisi lain, Kelitbangan pendukung dilalui dengan proses peningkatan kapasitas
kelembagaan, penguatan ketatalaksanaan, peningkatan kapasitas sumberdaya
manusia, peningkatan kualitas perencanaan dan evaluasi program, fasilitasi
inovasi daerah, pengembangan basis data kelitbangan, penguatan kerjasama
kelitbangan, serta pemenuhan sumberdaya organisasi lainnya. Kelitbangan
pendukung sangat penting perannya untuk menopang pelaksanaan kelitbangan
utama.
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
98
Sinergitas antara kegiatan kelitbangan utama dan kegiatan kelitbangan pendukung
dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan
daerah, meningkatkan kualitas regulasi dan kebijakan pemerintah daerah yang
pada akhirnya berujung pada tujuan untuk meningkatkan pelayanan dan
kesejahteraan masyarakat di segala Isu strategis bidang.
Tabel 3.1 Jenis Kelitbangan Utama dan Keluarannya
No Jenis Keluaran 1 Penelitian Rekomendasi 2 Pengkajian Rekomendasi 3 Pengembangan Naskah Akademik, Rancangan Regulasi,
Permodelan Kebijakan/Program 4 Perekayasaan Pedoman Umum/Teknis Pelaksanaan 5 Penerapan Uji coba model kebijakan/program pada daerah
percontoha 6 Pengoperasian Penerapan model kebijakan/program secara lebih
luas/menyeluruh dan pendampingan 7 Evaluasi kebijakan Rekomendasi (lanjut dengan perbaikan atau
dicabut)
Sumber: Permendagri No.17 Tahun 2016
Pencapaian tujuan dan sasaran dari perangkat penelitian dan kelitbangan daerah
perlu selaras dengan strategi dan arah kebijakan daerah. Kebijakan kelitbangan
akan menjadi serangkaian kebijakan yang akan ditempuh oleh perangkat
kelitbangan untuk mendukung pencapaian target pembangunan daerah.
Terkait dengan hal tersebut, tahapan yang perlu dilakukan dalam merumuskan
arahan kebijakan Kelitbangan 2018-2023 adalah:
a. Melakukan pemetaan capaian pada akhir RPJMD 2013-2018 pada
indikator kinerja setiap tujuan dalam tema pembangunan prioritas.
b. Kajian Evaluasi Rencana Induk Penelitian dan Pengembangan Kota
Bandung 2013-2018
c. Menentukan gap yang terjadi pada capaian akhir RPJMD 2013-2018
dengan target akhir periode RPJMD 2018-2023.
d. Menurunkan Isu strategis pada setiap tema pembangunan prioritas yang
telah dipetakan ke dalam gap yang terjadi pada setiap indikator kinerja.
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
99
Gap pada setiap indiator kinerja juga digunakan untuk memperkuat
kondisi isu strategis yang dipetakan
e. Clustering arahan kebijakan kelitbangan 5 tahun kedepan berdasarkan isu
strategis.
Tujuan pembangunan jangka panjang daerah kota Bandung 2005-2025 adalah
mewujudkan masyarakat kota Bandung yang bermartabat, yaitu masyarakat kota
yang dapat dijadikan teladan kebersihan, ketertiban, keamanan, dan kemakmuran,
ketaatan, keadilan, dan ketaqwaan.
Sasaran-sasaran pokok yang menjadi target pencapaian Bandung Bermartabat
adalah:
1. Terwujudnya sumber daya manusia yang handal dan religius
2. Terwujudnya perekonomian kota yang berdaya saing
3. Terwujudnya kehidupan sosial budaya kota yang kreatif
4. Terwujudnya lingkungan hidup kota yang berkualitas
5. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien, akuntabel,
transparan
6. Terwujudnya sistem pembiayaan kota terpadu,
Indikasi program-program prioritas kelitbangan perlu memperhatikan misi
pembangunan daerah yang tercantum dalam RPJPD Kota Bandung 2005-2025;
urusan-urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah; program-program
prioritas dan program unggulan daerah; serta isu-isu strategis yang terdapat di
Kota Bandung.
Adapun program pembangunan daerah yang akan dilaksanakan selama 2018-2023
di Kota Bandung diarahkan untuk menjawab isu-isu strategis jangka panjang
pengembangan kota Bandung ke depan, yaitu:
1. Daya dukung dan daya tampung kota,
a. Ketidakmerataan dan masih terpusatnya penyebaran penduduk
b. Lahan yang tersedia terbatas
c. Menurunnya kualitas udara
d. Semakin kritisnya ketersediaan dan kualitas air tanah dan air
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
100
permukaan
e. Peningkatan luas dan lamanya banjir
f. Penurunan ruang terbuka hijau
2. Daya Tarik dan Daya Saing Kota
a. Potensi ekonomi di sektor pariwisata belum tertangani secara
maksimal
b. Pertumbuhan penduduk belum dapat diimbangi oleh penyediaan
lapangan kerja yang memadai
c. Tidak selarasnya sebaran fungsi kegiatan dengan fungsi jalan
d. Belum berkembangnya Gedebage sebagai Pusat Primer ke dua dan
belum berfungsinya Pusat sekunder
e. Ketidaksiapan infrastruktur dan keterbatasan lahan di lokasi wisata
f. Belum maksimalnya penanganan Koperasi ,UKM penanganan
Koperasi ,UKM dan sektor informal dan sektor informal
g. Banyak ruang publik belum terancang dengan baik
3. Sosial kemasyarakatan
a. Pertumbuhan penduduk belum dapat diimbangi oleh penyediaan
permukiman layak huni
b. Belum semua penduduk, terutama pada kelompok miskin, mampu
menjangkau pelayanan pendidikan tingkat menengah ke atas
c. Belum semua penduduk dapat terjangkau oleh pelayanan kesehatan
yang memadai, terutama golongan penduduk miskin.
d. Meningkatnya jumlah gelandangan dan pengemis, pelacuran,
narkoba
e. Peningkatan kualitas SDM belum dapat diikuti oleh penyediaan
lapangan kerja yang sesuai sehingga menimbulkan pengangguran
terdidik
4. Kualitas SDM dan Modal Sosial
a. Peningkatan kualitas SDM belum dapat diikuti oleh kemampuan
untuk menciptakan lapangan kerja (wiraswasta)
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
101
b. Modal sosial yang bersifat memfasilitasi masih kurang
c. Kepedulian warga terhadap mutu lingkungan fisik maupun sosial
relatif rendah; tetapi perasaan akan kerawanan sosial tinggi
d. Belum optimalnya sistem informasi interaktif di antara pemerintah
dan warga kota mengenai upaya pembangunan kota; belum ada
kebijakan mengenai mekanisme partisipasi warga dalam
pembangunan
e. Modal sosial yang bersifat mediasi belum optimal
f. Belum optimalnya penghargaan terhadap kebudayaan daerah,
warisan budaya Kota Bandung, potensi kreativitas pemuda, dan
kerjasama antar kelompok sosial budaya
g. Belum ada identitas bersama warga Kota Bandung yang dapat
mempersatukan penduduk asli dan pendatang
5. Manajemen Kota
a. ketidakseimbangan antara penyediaan infrastruktur dan utilitas
kota dengan dinamika aktivitas kota sehingga tingkat pelayanan
menjadi tidak optimal
b. Keterbatasan SDM, hambatan birokrasi, keterbatasan biaya
pembangunan merupakan kendala yang harus segera disikapi dan
diatasi
c. Belum optimalnya kerjasama antar kota
d. Belum optimalnya pelayanan publik yang sesuai dengan tuntutan
dan perkembangan zaman
Penyusunan awal RPJMD Kota Bandung Tahun 2018-2023 telah melakukan
identifikasi pencapaian indikator sasaran yang termuat dalam setiap misi
pemerintah Kota Bandung tahun 2018-2023. Pencapaian periode RPJMD 2014-
2018 penting digunakan sebagai tolok ukur penentuan target dan langkah yang
akan dicapai oleh Pemerintah Kota Bandung di periode 2018-2023, termasuk
penentuan arah kebijakan dan program prioritas Kelitbangan.
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
102
Tabel 3.2 Capaian Kinerja Pemerintahan Kota Bandung Tahun 2013-2018
Berdasarkan Misi Pemerintah Kota Bandung 2018-2023
TUJUAN
SASARAN INDIKATOR SASARAN
CAPAIAN SAAT INI
STRATEGI
Capaian Kinerja Misi 1
Membangun masyarakat Kota Bandung yang Mandiri dengan Jaminan Pendidikan, Kesehatan dan Sosial yang Bermutu, Adil dan Merata berlandaskan Nilai-nilai Agama dan Budaya
Meningkatnya ketentraman, kerukunan dan kenyamanan hidup masyarakat
Indeks Modal Sosial
48 Poin Peningkatan perlindungan sosial masyarakat
Peningkatan kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya pendidikan yang berkualitas
Harapan Lama Sekolah
13,9 Tahun Meningkatkan fasilitas pendidikan yang berkualitas terjangkau dan merata
Meningkatnya kualitas kesehatan masyarakat
Umur Harapan Hidup
73.86 Tahun
Penyelarasan pembangunan berwawasan kesehatan
Meningkatkan mutu layanan kesehatan
Capaian Kinerja Misi 2
Terlaksananya reformasi birokrasi yang efektif dan efisien
Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi
Nilai Evaluasi AKIP Kota
A Melaksanakan reformasi birokrasi dan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
Nilai LPPD Kota
Sangat Tinggi
Mewujudkan Pencegahan Korupsi Yang Efektif
Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah
WDP Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Keuangan dan
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
103
TUJUAN
SASARAN INDIKATOR SASARAN
CAPAIAN SAAT INI
STRATEGI
Aset Daerah
Indeks Kepuasan Masyarakat
80 Mewujudkan birokrasi yang ramah, gesit, terampil, dan responsive
Level Kematangan Smart City Kota Bandung
(Level 4)
Integrative
Meningkatkan pelayanan publik berbasis TIK
Capaian Kinerja Misi 3
Terciptanya pertumbuhan ekonomi yang maju, berkelanjutan dan berkeadilan
Meningkatnya perekonomian kota
PDRB Perkapita
52,47 Mendorong daya saing koperasi dan UMKM untuk mendukung penguatan ekonomi kerakyatan yang kreatif
Meningkatkan produk unggulan daerah berbasis pemberdayaan masyarakat
Meningkatkan daya saing industri unggulan dan iklim perdagangan yang kondusif
Mewujudkan Ketahanan Pangan dan Pertanian Perkotaan yang Berkelanjutan
Meningkatkan kualitas iklim usaha dan invenstasi yang kondusif
Meningkatkan
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
104
TUJUAN
SASARAN INDIKATOR SASARAN
CAPAIAN SAAT INI
STRATEGI
Promosi dan Kerjasama investasi
Meningkatkan Kepatuhan Pelaku Usaha atas Izin Yang diterbitkan
Indeks Pariwisata 3,27 Meningkatkan daya saing pariwisata, lingkungan bisnis pariwisata, tata kelola, dan infrastruktur pariwisata Kota Bandung
Meningkatkan kesempatan kerja
Tingkat Pengangguran Terbuka
8.44
Peningkatan pemenuhan kesempatan kerja bagi angkatan kerja
Mendorong terciptanya lapangan pekerjaan baru berbasis padat karya
Mendorong daya saing koperasi dan UMKM untuk mendukung penguatan ekonomi kerakyatan yang kreatif
Menurunnya jumlah penduduk miskin
Angka Kemiskinan
4.17 Meningkatkan kualitas pelayanan dasar dan bantuan/jaminan sosial bagi warga miskin
Mewujudkan Ketahanan Pangan
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
105
TUJUAN
SASARAN INDIKATOR SASARAN
CAPAIAN SAAT INI
STRATEGI
dan Pertanian Perkotaan yang Berkelanjutan
Membangun rusun untuk seluruh lapisan masyarakat dengan memperhatikan fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup
Capaian Kinerja Misi 4
Terwujudnya infrastruktur dan tata ruang kota yang berkualitas dan berwawasan lingkungan
Meningkatnya ruang Kota yang aman, nyaman, tertib dan berkelanjutan
Persentase RTH 12,2% Mendorong perwujudan RTH privat dan peningkatan kualitas RTH Publik
Menyediakan ruang publik dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang aman, nyaman, produktif, Insklusif dan berkelanjutan
Meningkatnya infrastruktur Kota terpadu dan berkualitas
Lama Genangan yang tertangani pada titik genangan
120 menit Meningkatkan Upaya Penanganan Genangan
Titik kemacetan yang teratasi
24 Lokasi Meningkatkan kapasitas dan kualitas jalan kota
Mengembangkan sistem jaringan angkutan umum massal yang terintegrasi dan transportasi ramah lingkungan
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
106
TUJUAN
SASARAN INDIKATOR SASARAN
CAPAIAN SAAT INI
STRATEGI
Mengendalikan ketertiban dan keselamatan lalu lintas
Persentase luasan kawasan kumuh
11% Meningkatkan kualitas Permukiman dan tercegah dari terciptanya kawasan permukiman kumuh.
Memenuhi ketersediaan perumahan yang layak dan inklusif bagi semua masyarakat Kota Bandung
Meningkatnya kualitas lingkungan hidup Kota Bandung
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
46.7 poin Mengendalikan kualitas air dan udara serta menjaga kelestarian, keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati
Cakupan layanan pengelolaan sampah kota
76% Melakukan penanganan timbulan sampah perkotaan
Capaian Kinerja Misi 5
Optimalisasi partisipasi dan kolaborasi dalam pembangunan
Meningkatnya partisipasi dan kolaborasi masyarakat dalam pembangunan kepentingan lainnya
Tingkat Partisipasi dan Kolaborasi masyarakat dalam pembangunan
kriteria sedang
Mendorong peningkatan swadaya masyarakat dalam berpartisipasi dan berkolaborasi pada pembangunan kota
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
107
TUJUAN
SASARAN INDIKATOR SASARAN
CAPAIAN SAAT INI
STRATEGI
Meningkatnya partisipasi dan kolaborasi swasta dalam pembangunan
Presentase realisasi program/agenda prioritas pembangunan yang dibiayai dari CSR
5% Mengembangkan skema kolaborasi pembiayaan pembangunan sesuai peraturan perundang-undangan melalui kerjasama daerah (antara lain pengelolaan TJSL/CSR, kerjasama pemerintah daerah dengan pihak lain, pembiayaan infrastruktur non anggaran pemerintah, dll)
Presentase realisasi program/agenda prioritas pembangunan yang sebagian dibiayai dari swasta (KPBU, PINA, hibah, dll)
0%
Sumber: Rancangan Awal RPJMD Kota Bandung 2018-2023
Penelaahan mendalam terhadap sasaran-sasaran pokok dan isu strategis yang
tercantum dalam RPJPD Kota Bandung 2005-2025, serta pencapaian kinerja
Pemerintah Kota Bandung periode 2014-2018 menjadi landasan utama dalam
penentuan arah kebijakan kelitbangan Kota Bandung, yaitu:
1. penguatan kegiatan-kegiatan kelitbangan agar berorientasi pada
pemecahan masalah (problem solving) dengan jaminan mutu hasil
kelitbangan.
2. mendorong kebijakan berbasis kelitbangan dengan meningkatkan
penerapan dari hasil-hasil kelitbangan dalam bentuk perekayasaan maupun
evaluasi kebijakan.
3. penguatan kinerja lembaga kelitbangan dengan mendorong penguatan
aspek sumber daya manusia, pembiayaan, dan kolaborasi dengan aktor-
aktor kelitbangan lainnya, khususnya perguruan tinggi dan sektor swasta
4. Mendorong pemecahan permasalahan kota melalui inovasi daerah.
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
108
Kebijakan pertama merupakan landasan awal dukungan kegiatan kelitbangan
dalam pencapaian strategi di seluruh misi Pemerintah Daerah Kota Bandung
2018-2023. Hasil penelitian dan pengembangan yang akurat, baik dalam bentuk
konsep, model, skenario, maupun pilihan kebijakan dapat menjadi rekomendasi
dalam mengatasi permasalahan yang muncul. Kegiatan kelitbangan terdiri dari
tujuh rangkaian yang berkaitan satu dengan lainnya, yaitu: 1) penelitian; 2)
pengembangan; 3) pengkajian; 4) perekayasaan; 5) Penerapan; 6) pengoperasian;
dan 7) evaluasi kebijakan.
Keseluruhan rangkaian kegiatan kelitbangan di Kota Bandung diarahkan pada
upaya pemecahan masalah yang dapat mendorong ketepatan rekomendasi untuk
strategi dan kebijakan dalam mendukung pembangunan daerah.
Sejalan dengan kebijakan pertama, arah kebijakan kelitbangan yang kedua
adalah mendorong agar kebijakan pemerintah daerah dapat berbasis kelitbangan.
Hasil litbang diarahkan untuk menjadi dasar dalam formulasi dan penerapan
kebijakan oleh para pengambil kebijakan. Pentingnya peran litbang sesuai dengan
konsep manajemen strategis, yaitu peran litbang dalam melakukan pemindaian
kondisi lingkungan internal dan eksternal sebagai dasar perencanaan (planning by
research), fungsi formulasi kebijakan (formulating policy), dan fungsi kontrol
(controlling). Dalam konteks manajemen pembangunan, hasil litbang dapat
dijadikan proxy, model, dan pilihan kebijakan yang dapat digunakan oleh
pengambil kebijakan, baik dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pembinaan,
maupun pengawasan pembangunan.
Kebijakan ketiga berfokus untuk mempersiapkan kelembagaan kelitbangan
menjadi garda terdepan sebagai lembaga think tank dalam merumuskan
kebijakan-kebijakan pemerintah. Sejalan dengan hal tersebut, arah kebijakan
ketiga mengenai penguatan kinerja lembaga kelitbangan juga sesuai dengan
strategi pencapaian misi kedua dan kelima. Penguatan aspek sumber daya
manusia dan pembiayaan sesuai dengan stretagi pada misi kedua “terlaksananya
reformasi birokrasi yang efektif dan efisien” dengan strategi yang berfokus pada
reformasi birokrasi, tata kelola pemerintahan yang baik, pencegahan korupsi, dan
peningkatan kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah. Dalam hal
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
109
pembiayaan dan kolaborasi, arah kebijakan keempat ini sesuai dengan strategi
dari misi kelima, yaitu “optimalisasi pertisipasi kolaborasi dalam pembangunan”
dengan mendorong peningkatan swadaya masyarakat, perguruan tinggi, dan
swasta dalam berpartisipasi dan berkolaborasi pada pembangunan kota serta
pengembangan skema kolaborasi pembiayaan pembangunan sesuai peraturan
perundang-undangan melalui kerjasama daerah.
Arah kebijakan keempat merupakan bagian dari upaya mengoptimalkan
pembangunan daerah dengan upaya pemecahan permasalahan kota melalui
inovasi-inovasi daerah. Inovasi daerah diarahkan untuk fokus pada inovasi di
bidang tata kelola pemerintahan, bidang pelayanan publik, dan inovasi daerah
lainnya yang sesuai bidang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah dan bertujuan untuk menunjang pembangunan di daerah. Upaya
mendorong inovasi sebagai arah kebijakan keempat diperlukan dalam
menciptakan peluang-peluang baru dan pembaharuan dalam mengelola tata
pemerintahan untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam pelaksanaan
strategi kerja di semua misi Pemerintah Kota Bandung pada 2018-2023. Inovasi
dalam kelitbangan merupakan bagian dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan yang selaras dengan tata kelola pemerintahan yang baik. Disamping
itu, inovasi dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dan
meningkatkan pengawasan serta peran peran serta masyaraat dalam perumusan
kebijakan.
Inovasi daerah yang dilakukan untuk mendorong perbaikan tata kelola keuangan
daerah, tata kelola sumber daya aparatur, tata kelola pelayanan publik, serta
pemecahan masalah pembangunan kota. Kegiatan inovatif dapat memberikan
masukan strategis dalam penyusunan kebijakan inovasi daerah yang bersifat
holistik-tematik, integratif dan spasial terutama untuk diintegrasikan dalam
dokumen perencanaan dan penganggaran daerah. Integrasi inovasi ke dalam
dokumen perencanaan dan penganggaran juga penting untuk menjamin
keberlanjutan inovasi daerah. Sebagai bagian dari inovasi yang dilakukan, hasil
litbang harus menjadi masukan dan landasan dalam penentuan kajian prioritas
penelitian dan pengembangan selanjutnya. Hasil litbang penting untuk dapat
dengan mudah diakses oleh publik, tidak hanya di Kota Bandung namun secara
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
110
global untuk dapat mendorong berkembangnya kegiatan penelitian baru untuk
penyelesaian permasalahan pembangunan, tidak hanya di kota Bandung, namun
juga kewilayahan secara menyeluruh.
3.2.2 Strategi Kebijakan Kelitbangan
Berdasarkan pada arah kebijakan kelitbangan, maka disusunlah strategi agar
tujuan pelaksanaan kelitbangan dan inovasi daerah di Kota Bandung dapat
tercapai. Strategi tersebut adalah:
A. Arah Kebijakan Pertama
“penguatan kegiatan-kegiatan kelitbangan agar berorientasi pada
pemecahan masalah (problem solving) dengan jaminan mutu hasil
kelitbangan”
Strategi –strategi untuk arah kebijakan pertama adalah:
1. Identifikasi dan pemetaan persoalan serta hambatan pembangunan yang
dihadapi oleh pemerintah Kota Bandung untuk menyusun strategi
penyelesaian persoalan yang tepat sasaran dan sesuai kebutuhan
2. Merumuskan tema prioritas serta target output sesuai tujuan dari masing-
masing capaian kinerja untuk periode 5 (lima) tahun kedepan sehingga
rencana kelitbangan merupakan kegiatan yang terintegrasi dan
berkelanjutan.
3. Melaksanakan kegiatan kelitbangan yang berorientasi pada peningkatan
pelayanan dan daya saing daerah, serta dukungan pencapaian prioritas
daerah.
4. Menetapkan indikator keluaran baku sesuai standar pelaporan kelitbangan
bagi seluruh pelaku kelitbangan, baik di lembaga kelitbangan maupun
satuan kerja pemerintah daerah lainnya.
5. Mendorong pelibatan publik dalam menguji dan menilai hasil kelitbangan
melalui berbagai skema, seperti diseminasi hasil penelitian.
6. Mengembangkan kerjasama dengan pemerintah pusat dan pemerintah
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
111
provinsi dalam upaya peningkatan fasilitas dan hasil kelitbangan.
B. Arah kebijakan kedua
“mendorong kebijakan berbasis kelitbangan dengan meningkatkan
penerapan dari hasil-hasil kelitbangan dalam bentuk perekayasaan maupun
evaluasi kebijakan.”
Strategi –strategi untuk arah kebijakan kedua adalah:
a. Merumuskan tema prioritas serta target output sesuai tujuan dari masing-
masing capaian kinerja untuk periode 5 (lima) tahun kedepan sehingga
rencana kelitbangan merupakan kegiatan yang terintegrasi dan
berkelanjutan.
b. Menggunakan hasil-hasil pemetaan masalah pada dokumen-dokumen
perencanaan atau kajian ek merencanakan kegiatan-kegiatan kelitbangan.
c. Penyiapan kerangka kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan daerah yang berorientasi jangka panjang
d. Evaluasi dan penyiapan rekomendasi atas pelaksanaan regulasi/kebijakan
dalam rangka efektifitas dan optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan
daerah.
e. Memperluas diseminasi hasil-hasil kelitbangan melalui penyelenggaraan
event (konferensi, seminar, simposium, workshop) atau penggunaan
media, baik populer maupun ilmiah.
C. Arah Kebijakan Ketiga
“penguatan kinerja lembaga kelitbangan dengan mendorong penguatan
aspek sumber daya manusia, pembiayaan, dan kolaborasi dengan aktor-
aktor kelitbangan lainnya, khususnya perguruan tinggi dan sektor swasta”
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
112
strategi –strategi untuk arah kebijakan ketiga adalah:
a. penguatan dan peningkatan kualitas dan kuantitas SDM kelitbangan
khususnya pemenuhan kebutuhan Pejabat Fungsional Peneliti secara
bertahap sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia bidang kelitbangan yang
produktif, berkompeten dan handal melalui pendidikan, pelatihan, studi
komparasi, magang, keikutsertaan dalam forum-forum ilmiah (seminar,
konferensi), dan publikasi di jurnal.
c. Peningkatan kualitas dan sinergitas program kelitbangan dengan
melibatkan para pemangku kepentingan;
d. Memperkuat kerjasama dan sinergitas dengan instansi terkait di lingkup
Pemerintah Kota Bandung maupun institusi/lembaga kelitbangan lain
sehingga hasil kelitbangan dapat bersinergi satu dengan lainnya.
D. Arah kebijakan keempat
“Mendorong pemecahan permasalahan kota melalui inovasi daerah.”
Strategi –strategi untuk arah kebijakan keempat adalah:
a. Pembinaan dan penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) guna
menumbuhkembangkan suasana yang kondusif bagi terciptanya inovasi di
daerah dan memperkuat pilar-pilar kreativitas dan inovasi di tingkat
daerah;
b. Membangun dan mengimplementasikan kebijakan serta program inovasi
di daerah yang bersumber dari hasil intervensi dan difusi;
c. Mendorong penyusunan regulasi-regulasi daerah yang mendukung
penumbuhkembangan iklim inovasi di masyarakat;
d. Mendorong pelaksanaan evaluasi, pelaporan, dan penilaian atas
pelaksanaan inovasi di daerah.
e. Mempublikasikan inovasi-inovasi Pemerintah Kota Bandung untuk
meningkatkan apresiasi dan ketertarikan kepada kelitbangan daerah.
f. Mendorong pemanfaatan inovasi masyarakat dan swasta untuk
penyelesaian permasalahan pembangunan perkotaan di Kota Bandung
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
113
3.3 INDIKASI PROGRAM PRIORITAS KELITBANGAN
DAERAH
Penentuan program prioritas kelitbangan daerah disusun dengan melakukan
identifikasi terhadap permasalahan sebagai dasar pengelompokkan program-
program prioritas kelitbangan sesuai Permendagri No.17 Tahun 2016, yaitu
bidang 1) tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik; 2) sosial dan
kemasyarakatan; 3) ekonomi dan pembangunan daerah; 4) inovasi dan
pengembangan IPTEK.
Permasalahan dan isu strategis dalam RPJPD Kota Bandung 2005-2025 perlu
disesuaikan dengan target dan pencapaian pemerintah Kota Bandung dalam kurun
waktu 2013-2018. Hal tersebut akan menjadi dasar dalam penentuan prioritas
program dan pembangunan Kota Bandung Tahun 2018-2023. Selain itu,
dilakukan pula kajian terkait dengan kondisi eksisiting dalam pelaksanaan tema
pembangunan prioritas sebagai pencapaian pembangunan di Kota Bandung dan
juga upaya penyelesaian permasalahan global, dalam hal ini adalah mengkaji
pencapaian target sustainable development goals di tingkat Kota Bandung,
Program dan capaian prioritas pembangunan menjadi landasan penentuan
program dan kebijakan strategis bidang Kelitbangan untuk mencapai visi dan
melaksanakan misi sebagai jawaban atas isu-isu strategis dan permasalahan
pembangunan daerah. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, maka diperoleh
permasalahan dan target yang perlu dikaji melalui kegiatan penelitian dan
pengembangan untuk pembangunan daerah dalam 5 tahun kedepan, yaitu:
1. Kebutuhan akan penyediaan infrastuktur kota untuk mendukung kegiatan
masyarakat dalam menjawab persoalan keterbatasan daya dukung dan
daya tampung kota
2. Permasalahan sosial kemasyarakatan yang berpengaruh dalam pencapaian
target peningkatan ketentraman, kenyamanan, dan taraf hidup masyarakat.
3. Kebutuhan penciptaan birokrasi yang modern
4. Mendorong peningkatan perekonomian kota, pengentasan kemiskinan, dan
upaya mengurangi kesenjangan.
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
114
5. Perlunya pemerataan fasilitas pendidikan yang terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat
6. Perlu adanya peningkatan pelayanan fasilitas kesehatan, akses seluruh
lapisan masyarakat terhadap fasilitas kesehatan, dan penyelesaian
persoalan kesehatan melalui program yang terintegrasi
7. Kebutuhan sinergitas dan koordinasi pembangunan untuk meningkatkan
aktivitas pertukaran informasi, teknologi, perdagangan dan jasa, serta
upaya pemecahan persoalan kewilayahan
8. Pemanfaatan teknologi digital dan inovasi lainnya dalam penyelesaian
permasalahan pembangunan
3.3.1 Program Prioritas Kelitbangan Bidang tata Kelola Pemerintahan
dan Pelayanan Publik
Isu-isu strategis yang terkait dengan bidang tata kelola pemerintahan dan
pelayanan publik perlu diakomodasi dalam program prioritas kelitbangan di
bidang tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik. Isu strategis tersebut
adalah 1). Pelayanan fasilitas pendidikan yang belum merata dan terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat; 2) Perlunya peningkatan pelayanan fasilitas
kesehatan, akses seluruh lapisan masyarakat terhadap fasilitas kesehatan, dan
penyelesaian persoalan kesehatan melalui program yang terintegrasi 3) Kebutuhan
menciptakan birokrasi yang modern
A. Isu-isu pokok
Isu-isu pokok yang menjadi permasalahan dalam bidang tata kelola pemerintahan
dan pelayanan publik, meliputi:
1. Perlunya pemerataan fasilitas pendidikan yang terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat
Pendidikan merupakan salah satu bidang penting dalam upaya
pengentasan kemiskinan dan pembangunan yang berkelanjutan. Meskipun
angka partisipasi sekolah cenderung tinggi, yaitu mencapai angka diatas
95% untuk kelompok usia 7-15 tahun, namun tingkat kerentanan putus
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
115
sekolah saat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi juga
masih cukup besar. Terlihat dari data angka partisipasi sekolah yang
menunjukkan bahwa terdapat 26.83% laki-laki dan 22.51% perempuan di
kota Bandung pada usia 16-18 Tahun yang tidak bersekolah lagi.
Di sisi lain, mengacu pada data yang diperoleh dari Basis Data
Pembangunan Daerah Kota Bandung Tahun 2018, jumlah siswa miskin
yang duduk di bangku SD/MI mencapai 41.64%, di bangku SMP/Mts
sebanyak 27.78%; dan di bangku SMA/MA/Sederajat mencapai 30.58%.
Jumlah tersebut menunjukkan masih banyaknya siswa sekolah yang
masuk kedalam kategori miskin dan perlu memperoleh dukungan agar
dapat melanjutkan sekolahnya, khususnya melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi.
Pemerataan akreditasi dan standarisasi fasilitas pendidikan juga diperlukan
untuk menjamin kesetaraan pelayanan pendidikan di kota Bandung.
Pemerataan tidak hanya pada sebaran sekolah sesuai dengan kebutuhan di
setiap kecamatan, namun juga meliputi pemerataan kuantitas dan kualitas
tenaga pendidik serta infrastruktur yang menunjang kegiatan belajar
mengajar.
Saat ini, jumlah SD yang telah terakreditasi baru mencapai 63.66%,
sedangkan rintisan sekolah inklusif SD baru berjumlah 32 sekolah. Di
level SMP, sekolah yang telah terakreditasi baru mencapai 53.36% dan
rintisan sekolah inklusif SMP baru berjumlah 17 sekolah. Pemerataan
pelayanan dan fasilitas di tingkat sekolah sangat penting untuk menjamin
seluruh masyarakat bisa mendapatkan akses yang sama terhadap fasilitas
pendidikan, khususnya bagi masyarakat yang kurang mampu.
Di sisi lain, saat ini Pemerintah Kota Bandung telah menerapkan beberapa
kebijakan baru terkait dengan bidang pendidikan, seperti kebijakan
mengenai penerimaan siswa baru berdasarkan cluster tempat tinggal,
maupun PPDB. Perlu adanya evaluasi kebijakan pendidikan yang telah
dilakukan selama ini untuk mengetahui pencapaian target dan persoalan
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
116
yang dihadapi. Evaluasi penting untuk menjadi masukan bagi pengambilan
keputusan selanjutnya terkait kebijakan di bidang pendidikan.
2. Perlu adanya peningkatan pelayanan fasilitas kesehatan, akses seluruh
lapisan masyarakat terhadap fasilitas kesehatan, dan penyelesaian
persoalan kesehatan melalui program yang terintegrasi
Persoalan di bidang kesehatan merupakan persoalan yang berkaitan satu
dengan lainnya. Persoalan kesehatan perlu diantisipasi dan terintegrasi
agar bisa mencapai target-taget sasaran.
Mengacu pada angka kematian ibu, data basis pembangunan daerah kota
Bandung menunjukkan bahwa angka kematian ibu pada tahun 2017 masih
mencapai 53.55%. Disisi lain, angka kematian bayi pada tahun 2017
mencapai 28.91%. Kondisi gizi kronis (stunting) di Kota Bandung
mencapai 25,8%.
Pemerintah kota Bandung perlu menyusun kebijakan dan program
kesehatan yang terintegrasi. Kebijakan disusun sebagai program-program
kesehatan yang berkaitan satu dengan lainnya. Dalam hal meningkatkan
taraf kesehatan masyarakat, program pemerintah perlu diarahkan untuk
menyelesaikan persoalan kesehatan, seperti perbaikan gizi sejak di
kandungan untuk mengatasi persoalan gizi kronis, program penyehatan
dan edukasi pada ibu hamil dan remaja, peningkatan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat kurang mampu, maupun peningkatan pelayanan
kesehatan khusus lansia. Selain itu, diperlukan kebijakan-kebijakan yang
terkait dengan tindakan preventif untuk mengatasi penyebaran berbagai
penyakit di masyarakat, baik penyakit menular maupun tidak menular.
Dalam hal infrasturktur dan pelayanan, perlu adanya peningkatan jumlah
puskesmas dan pemerataan lokasinya sesuai dengan kebutuhan di setiap
kecamatan.
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
117
3. Kebutuhan menciptakan birokrasi yang modern
Peningkatan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik yang efektif
dan efisien dalam peningkatan kualitas layanan publik dan mendorong
partisipasi aktif masyarakat dalam program pembangunan. Birokrasi yang
modern mengacu pada penataan pusat data pemerintah yang terintegrasi,
peningkatan mutu pelayanan publik melalui pemanfaatan teknologi, dan
perwujudan jaminan sosial yang emmadai dan setara bagi pegawai
pemerintahan.
Penataan pusat data pemerintahan menjadi dasar dalam pengambilan
keputusan dan kebijakan yang berkelanjutan. Pusat data pemerintahan
penting dalam mendukung pengambilan keputusan yang tepat sasaran
sehingga kegiatan pemerintahan di Kota Bandung bisa efektif dan efisien.
Pusat data yang mendukung juga dapat membantu mendorong inovasi
daerah dengan pemanfaatan data yang aktual.
Dalam birokrasi yang dituntut untuk memiliki mutu pelayanan publik yang
berkualitas, dibutuhkan juga dukungan dalam hal pemanfaatan teknologi
terkini. Hal ini dapat dilakukan melalui kerjasama dengan tenaga ahli
dibidang teknologi maupun swasta yang telah terlebih dahulu menerapkan
pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan kinerja dan performanya.
Pemanfaatan teknologi dapat digunakan untuk pengelolaan keuangan dan
aset daerah serta di bidang perizinan. Dalam bidang perizinan,
pemanfaatan teknologi terpadu telah sesuai dengan kebijakan dari
pemerintah pusat mengenai Pelayanan Perizinan Terpadu (online single
submission).
Dari sisi peningkatan kualitas sumber daya manusia, Aparatur Sipil
Negara (ASN) di Kota Bandung memerlukan peningkatan kapasitas yang
menerus sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Pembinaan
ASN disesuaikan dengan kebutuhan di masing-masing Dinas. Metode
pembinaan bagi ASN juga perlu mengikuti perkembangan dalam bidang
manajemen sumberdaya agar pembinaan dan peningkatan kapasitas yang
dilakukan dapat mendorong optimalnya tugas dan fungsi ASN dalam hal
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
118
pelayanan publik. Optimalisasi tugas dan fungsi ASN perlu dilakukan
dengan kajian mengenai analisa beban kerja, kesesuaian penentuan
golongan, dan penempatan ASN sesuai dengan bidang keahliannya.
Di sisi lain, perlu adanya jaminan sosial yang memadai bagi ASN sebagai
bagian dari upaya meningkatkan kinerja ASN. Jaminan-jaminan sosial
tersebut meliputi jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan
kematian, jaminan perlindungan hukum bagi pemerintah, dan berbagai
insentif lain yang dapat menunjang kinerja ASN.
Tabel 3.3 Tabel Program Prioritas Bidang Tata Kelola Pemerintahan dan
Pelayanan Publik
Tema Keluaran Program/kegiatan/tema prioritas
Tahun Pelaksanaan
Perangkat Daerah Terkait
Bidang pendidikan
Strategi pemenuhan standar nasional pendidikan di Kota Bandung
Diketahuinya kebutuhan pemenuhan standar nasional pendidikan melalui analisis kesenjangan dan strategi-strategi yang bersifat operasional untuk memenuhi kebutuhan tersebut
Evaluasi tingkat kepuasan pelayanan infrastruktur dan proses pembelajaran di lingkungan pendidikan
2019-2022 Dinas Pendidikan
Pemerataan akses dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan
2019-2022 Dinas Pendidikan
Strategi pembinaan dan pengembangan pendidikan
2019-2022 Dinas Pendidikan
Pemerataan distribusi dan kualitas tenaga pengajar
2019-2022 Dinas Pendidikan
Pemerataan sekolah sesuai kebutuhan di setiap Kecamatan
2019-2022 Dinas Pendidikan
Evaluasi kebijakan-kebijakan Pemerintah Kota Bandung di bidang pendidikan
2019-2022 Dinas Pendidikan
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
119
Tema Keluaran Program/kegiatan/tema prioritas
Tahun Pelaksanaan
Perangkat Daerah Terkait
Bidang Kesehatan
Strategi pemenuhan standar nasional kesehatan di Kota Bandung
Diketahuinya kebutuhan pemenuhan standar nasional pendidikan melalui analisis kesenjangan dan strategi-strategi yang bersifat operasional untuk memenuhi kebutuhan tersebut
Evaluasi tingkat kepuasan pelayanan, sarana dan prasarana kesehatan di lingkungan Kota Bandung
2019-2022 Dinas Kesehatan
Strategi pencapaian standarisasi pelayanan kesehatan
2019-2022 Dinas Kesehatan
Tindakan pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular
2019-2022 Dinas Kesehatan
Peningkatan dan pemerataan kapasitas sumber daya pegawai kesehatan di Kota Bandung
2019-2022 Dinas Kesehatan
Partisipasi masyarakat dalam berperilaku hidup sehat
2019-2022 Dinas Kesehatan
Kepemilikan dan layanan jaminan kesehatan di masyarakat
2019-2022 Dinas Kesehatan
Bidang Penciptaan Birokrasi yang Modern
Pencapaian tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien, dan melayani
Adanya rekomendasi, uji coba, dan penerapan upaya-upaya peningkatan tata kelola pemerintahan dan layanan publik
Pengintegrasian dan Pemanfaatan data serta inovasi bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah melalui sistem jaringan arsip daerah dan digitalisasi dokumen/arsip daerah
2019-2021 Dinas Komunikasi dan Informasi dan/atau Dinas Perpustakaan dan Kearsipan dan/atau Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset dan/atau Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
120
Tema Keluaran Program/kegiatan/tema prioritas
Tahun Pelaksanaan
Perangkat Daerah Terkait
Penataan Pusat Data Pemerintahan yang terintegrasi
2019-2021 Dinas Komunikasi dan Informasi
Aplikasi Pusat Pelayanan Perizinan Terpadu untuk meningkatkan pelayanan publik
2019-2021 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Perwujudan kesetaraan jaminan sosial yang memadai bagi ASN di Kota Bandung
2019-2021 Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan
Analisa beban kerja, penentuan golongan, dan manajemen sumber daya pegawai pemerintahan di Kota Bandung
2019-2021 Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan
Pengelolaan dan pembinaan pegawai pemerintahan untuk menunjang kinerja pemerintah Kota Bandung
2019-2021 Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan
Peningkatan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan dan peningkatan kesadaran ASN dalam menjalankan tugas dan fungsi sesuai kewenangannya
2019-2021 Inspektorat
3.3.2 Program Prioritas Kelitbangan Bidang Sosial dan
Kemasyarakatan
Isu-isu strategis yang terkait dengan bidang sosial dan kemasyarakatan perlu
diakomodasi dalam program prioritas kelitbangan di bidang sosial dan
kemasyarakatan. Isu pokok tersebut adalah permasalahan terkait dengan upaya
peningkatan ketentraman, kenyamanan, dan taraf hidup masyarakat.
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
121
A. Isu Pokok
Isu pokok dalam bidang sosial dan kemasyarakatan terkait dengan
peningkatan ketentraman, kenyamanan, dan taraf hidup masyarakat di Kota
Bandung. Komponen utama yang perlu didorong dalam peningkatan kondisi
hidup masyarakat adalah melalui keterlibatan masyarakat, niat baik, serta
atribut-atribut sosial lain dalam berhubungan. Upaya peningkatan taraf hidup
masyarakat dilakukan dengan menggerakkan kebersamaan, ide,
kesalingpercayaan dan saling menguntungkan untuk mencapai kemajuan
bersama. Keterlibatan dan hubungan masyarakat memegang peranan yang
sangat penting dalam memfungsikan dan memperkuat masyarakat modern.
Urgensi memperkuat peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan taraf
hidupnya terletak pada bagaimana kemampuan masyarakat dalam suatu entitas
atau kelompok untuk bekerja sama membangun suatu jaringan untuk
mencapai tujuan bersama. Kerjasama tersebut diwarnai oleh suatu pola inter-
relasi yang imbal balik dan saling menguntungkan, dan dibangun di atas
kepercayaan yang ditopang oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial yang
positif dan kuat. Kekuatan tersebut akan maksimal jika didukung oleh
semangat proaktif membuat jalinan hubungan di atas prinsip-prinsip yang
disepakati. Meningkatnya ketentraman, kerukunan dan kenyamanan hidup
masyarakat yang menjadi sasaran pembangunan daerah yang dihubungkan
dengan upaya untuk membangun masyarakat humanis dan agamis menjadi
tuntutan yang mudah diwujudkan apabila Kota Bandung memiliki kekuatan
sosial yang memadai sebagai basis pembangunan di segala bidang.
Dampak dari permasalahan sosial kemasyarakatan yang dihadapi di Kota
Bandung adalah naiknya tingkat kriminalitas sebagai dampak dari berbagai
persoalan sosial, seperti kemiskinan, rendahnya pendidikan, dan terbatasnya
akses terhadap kehidupan yang lebih baik. Konflik dan intoleransi akibat
keberagaman dalam masyarakat juga menjadi permasalahan yang dihadapi
dalam bidang sosial di kota Bandung.
Hal yang perlu dilakukan dan dikaji adalah mengenai penguatan ketahanan
keluarga sebagai basis individu. Selain itu, perlu dilakukan kajian mengenai
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
122
pentingnya pemberdayaan perempuan dan upaya mensejahterakan lansia
untuk mengetahui kebijakan dan program yang tepat sasaran. Jaminan
kesejahteraan bagi PMKS juga perlu mendapat perhatian untuk
mengakomodir kebutuhan dair PMKS di Kota Bandung.
Di sisi lain, masyarakat juga perlu didorong untuk dapat berperan aktif dalam
pembangunan di Kota Bandung. Masyarakat didorong untuk aktif
berpartisipasi dalam pembangunan dan memiliki fungsi sebagai subjek yang
berkolaborasi bersama dengan pemerintah dalam menentukan kebijakan dan
program sesuai dengan kebutuhannya.
Tabel 3.4 Tabel Program Prioritas Bidang Sosial Kemasyarakatan
Tema Keluaran Program/kegiatan/ tema prioritas
Tahun Pelaksanaan
Perangkat Daerah Terkait
Sosial Kemasyarakatan
Meningkatnya ketentraman, kerukunan dan kenyamanan hidup masyarakat
Strategi dan rekomendasi kebijakan dalam upaya meningkatkan ketentraman, kerukunan dan kenyamanan hidup masyarakat
Penyakit masyarakat, kriminalitas, dan pelanggaran K3
2019-2022 Dinas Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan
Perlindungan dan pemberdayaan penyandang masalah kesejahteraan sosial
2019-2022
Pemberdayaan potensi sumber kesejahteraan sosial
2019-2022
Strategi peningkatan program pelayanan terpadu kemiskinan
2019-2022
Kemajuan kebudayaan sebagai dasar pencapaian masyarakat yang berdaulat secara politik, berdikari, secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan
Pembangunan kebudayaan
Identifikasi pemajuan kebudayaan masyarakat di Kota Bandung
2019-2022 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Peningkatan budaya membaca masyarakat Kota Bandung
2019-2022 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
123
Tema Keluaran Program/kegiatan/ tema prioritas
Tahun Pelaksanaan
Perangkat Daerah Terkait
Pembinaan Kepemudaan sesuai kebutuhan Kelompok Muda dalam mendukung pembangunan Kota Bandung
2019-2022 Dinas Pemuda dan Olahraga
Peningkatan ketahanan keluarga sebagai bekal peran aktif dalam pembangunan
Meningkatkan potensi setiap individu dalam keluarga, peran perempuan dan lansia di berbagai bidang untuk menunjang kegiatan pembangunan
Identifikasi tingkat ketahanan keluarga masyarakat di Kota Bandung
2019-2022 Dinas Pengendalian Penduduk dan KB
Pelayanan dan peningkatan kesejahteraan bagi bagi lansia
2019-2022 Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat
Perlindungan dan penanganan perempuan dan anak korban kekerasan
2019-2022 Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat
Pencegahan dan penanggulangan konflik untuk ketentraman dan ketertiban umum
Keamanan, kenyamanan, dan ketertiban
Identifikasi konflik dan intoleransi akibat keberagaman dalam masyarakat
2019-2022 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Tingkat pemahaman warga dan peran sertanya dalam penegakan produk hukum daerah
2019-2022 Satuan Polisi Pamong Praja
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
124
3.3.3 Program Prioritas Kelitbangan Bidang Ekonomi dan
Pembangunan Daerah
Berdasarkan penelaahan permasalahan dan isu strategis, isu-isu pokok yang perlu
diakomodir dalam program prioritas kelitbangan bidang ekonomi dan
pembangunan daerah adalah 1) mendorong peningkatan perekonomian kota,
pengentasan kemiskinan, dan upaya mengurangi kesenjangan ; 2) Kebutuhan akan
penyediaan infrastuktur kota untuk mendukung kegiatan masyarakat dalam
menjawab persoalan keterbatasan daya dukung dan daya tampung kota; 3)
Kebutuhan sinergitas dan koordinasi pembangunan untuk meningkatkan aktivitas
pertukaran informasi, teknologi, perdagangan dan jasa, serta upaya pemecahan
persoalan kewilayahan;
A. Isu-Isu Pokok
1) Mendorong peningkatan ekonomi kota, pengentasan kemiskinan, dan
upaya mengurangi ketimpangan
Pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung terus mengalami peningkatan.
Hal ini didukung oleh perkembangan struktur ekonomi kota Bandung yang
didukung oleh sektor tersier seperti sektor perdagangan, hotel& restoran,
pengangkutan& komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.
Potensi investasi yang berkembang di Kota Bandung juga terletak pada
sektor perdagangan dan jasa.
Potensi ekonomi Kota Bandung tidak dapat dipisahkan dari daya tarik kota
Bandung sebagai tujuan pariwisata. Kegiatan pariwisata di Kota Bandung
perlu memperoleh perhatian khusus, terutama dalam hal peningkatan
kualitas produk dan pelayanan. Hal ini diperlukan untuk mendorong
potensi dan daya saing pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan di
Kota Bandung.
Perkembangan sektor pariwisata dan sektor unggulan lainnya seperti
sektor ekonomi kreatif perlu diarahkan untuk dapat menciptakan lapangan
pekerjaan yang layak. Pekerjaan yang layak tidak hanya sesuai dalam hal
administrasi tenaga kerja dan berlakunya hukum upah minimum, namun
juga terkait dengan hal-hal yang berkaitan dengan hak-hak sosial tenaga
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
125
kerja. Pemerintah Kota Bandung perlu memiliki komitmen untuk dapat
menjamin lapangan pekerjaan layak, tidak hanya di sektor formal namun
juga di sektor informal, khususnya jaminan bagi tenaga kerja sektor
informal yang masuk kedalam kategori miskin.
Sejalan dengan penyediaan lapangan pekerjaan layak, pembangunan di
sektor pariwisata dan ekonomi kreatif perlu diintegrasikan dengan
penyediaan SDM yang berkualitas agar SDM di Kota Bandung dapat
terserap oleh sektor unggulan yang sedang berkembang. Penyediaan SDM
yang berkualitas perlu didukung dengan pembinaan dan peningkatan
keahlian sesuai dengan kebutuhan para pencari kerja. Di sisi lain, sumber
daya manusia juga didorong untuk bisa menjadi pengusaha dan
menciptakan lapangan kerja baru. Dukungan ini dapat berupa peningkatan
keahlian entrepreneurship maupun bantuan dari sisi dukungan
permodalan.
Target penyerapan tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran juga
perlu mempertimbangkan penyerapan tenaga kerja disabilitas. Sejalan
dengan kebijakan inklusi di bidang pendidikan, kelompok disabilitas juga
perlu didukung dengan peningkatan keahlian sesuai dengan potensi yang
dimilikinya agar bisa terserap dalam lapangan kerja yang tersedia maupun
dapat menciptakan lapangan kerja baru sebagai wirausahawan.
Pemerintah juga perlu memiliki komitmen dalam mendukung daya saing
produk, khususnya yang diproduksi oleh UKM dan sektor-sektor informal.
UKM merupakan bagian penting yang menggerakkan roda perekonomian,
penanganan dan kebijakan yang tepat dapat mengoptimalkan peran
Koperasi, UKM, dan sektor informal dalam mengatasi kesenjangan dan
pengentasan kemiskinan. Komitmen dalam mendukung UKM dan sektor-
sektor informal juga dapat dilakukan dengan meningkatkan fungsi sentra-
sentra perdagangan yang telah ada saat ini.
2) Kebutuhan akan penyediaan infrastuktur kota untuk mendukung kegiatan
masyarakat dalam menjawab persoalan keterbatasan daya dukung dan
daya tampung kota
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
126
Infrastruktur yang memadai merupakan modal utama dalam
perkembangan perekonomian di suatu kota. Infrastruktur yang memadai
secara langsung akan mendorong kegiatan perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat. Pembangunan infrastruktur yang memadai
merupakan pondasi bagi pembangunan ekonomi selanjutnya.
Kota Bandung masih terkendala dalam penyediaan infrastruktur di
beberapa bidang, yaitu:
a. Membangun infrastruktur sektor pariwisata dan ekonomi kreatif
sebagai sektor unggulan di kota Bandung
Pembangunan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif perlu didukung
oleh infrastruktur yang memadai. Perlu dilakukan kajian mendalam
mengenai infrastruktur utama yang menunjang potensi dan
perkembangan sektor pariwisata sebagai sektor unggulan di Kota
Bandung.
b. keterbatasan air bersih
Penyediaan air bersih di Kota Bandung mengalami permasalahan
mencakup kualitas dan kuantitas. Kebutuhan air bersih terus
meningkat setiap tahunnya namun kemampuan PDAM dalam
memenuhi kebutuhan air bersih masih terbatas. Hal ini mendorong
diperlukannya penelitian mengenai alternatif sumber mata air baru
maupun optimalisasi sumber mata air yang ada saat ini.
c. Peningkatan kualitas dan kuantitas RTH
Sejalan dengan kebutuhan air bersih, fungsi RTH sebagai penyangga
dan daerah resapan diperlukan dalam penyediaan air bersih di kota
Bandung. Di sisi lain, peningkatan kualitas dan kuantitas RTH dapat
membantu mendorong lingkungan hidup yang nyaman dan sehat bagi
masyarakat di Kota Bandung.
d. Penyelesaian permasalahan persampahan
Permasalahan persampahan yang terjadi di Kota Bandung meliputi
tingginya produksi sampah, kurangnya sarana pengelolaan sampah,
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
127
minimnya fasilitas armada pengangkutan, dan ketersediaan Tempat
Pembuangan Akhir. Perlu dilakukan kajian mendalam mengenai
sistem pengelolaan sampah yang tepat untuk mengatasi persoalan
pembuangan sampah di Kota Bandung. Selain itu, perlu juga dilakukan
kajian mendalam mengenai peran serta masyarakat untuk pengelolaan
sampah sejak level rumah tangga.
e. Mengatasi persoalan banjir
Persoalan banjir yang terjadi di Kota Bandung merupakan dampak dari
tidak seimbangnya ekosistem alam dan keterbatasan infrastruktur
penunjang. Minimnya kawasan resapan air menyebabkan tingginya
angka air larian di Kota Bandung. Di sisi lain, belum menyeluruhnya
ketersediaan dan pengelolaan sarana drainase di ruas jalan Kota
Bandung menyebabkan banyaknya lokasi dengan genangan banjir
pada saat musim hujan.
f. Kebutuhan pembangunan infrasturktur untuk mengatasi kemacetan.
Kemacetan merupakan hasil dari permasalahan tata ruang yang perlu
diselesaikan dari sumbernya. Persoalan pertama yang menjadi latar
belakang terjadinya kemacetan adalah alih fungsi lahan yang tidak
sesuai dengan rencana maupun struktur ruang. Hal ini menyebabkan
tumpukan aktivitas kendaraan pada lokasi dan lebar jalan yang tidak
sesuai untuk aktivitas tersebut. Selain itu, perbandingan kapasitas jalan
dengan jumlah kendaraan yang ada di kota Bandung tidak seimbang.
Hal ini tidak juga didukung oleh penyediaan sistem angkutan umum
masal yang terintegrasi dan sesuai dengan kebutuhan pengguna jalan.
Ketidakdisiplinan masyarakat dalam hal pemanfaatan jalan juga
menjadi penyebab kemacetan. Penggunaan bahu jalan untuk berjualan,
pasar tumpah/PKL, parkir yang tidak pada tempatnya, dst merupakan
salah satu penyebab kemacetan, khususnya yang terjadi di Kota
Bandung. Banjir yang dijelaskan sebelumnya juga menjadi salah satu
penyebab kemacaten dibeberapa titik di Kota Bandung.
g. Tantangan potensi bencana alam dan perubahan iklim
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
128
Dalam pembangunan struktur kota dan infrastruktur, sangat penting
untuk mengkaji mengenai potensi bencana alam dan dampak
perubahan iklim. Hal ini dibutuhkan untuk bisa menyusun strategi
yang paling tepat dalam antisipasi dampak negatif dari bencana alam
dan perubahan iklim tersebut. Potensi bencana alam yang ada di Kota
Bandung meliputi bencana banjir, gempa bumi dan gunung api.
h. Mendorong penyediaan permukiman yang layak huni
Tingkat pendapatan dan daya beli yang rendah menyebabkan
penduduk tidak dapat memiliki rumah yang layak dan sehat. Hal ini
dapat dilihat dari masih banyaknya penduduk yang tinggal pada
rumah dengan kondisi kurang layak atau kurang sehat bahkan tidak
sedikit yang tinggal pada permukiman kumuh. Di beberapa kecamatan
masih dijumpai permukiman kumuh dengan kondisi rumah dan
lingkungan yang tidak layak dan tidak memenuhi syarat rumah sehat.
Perlu dilakukan kajian mendalam sebagai dasar kebijakan dalam upaya
mendorong penyediaan permukiman yang layak huni bagi masyarakat
di Kota Bandung.
3) Sinergitas pembangunan untuk meningkatkan aktivitas pertukaran
informasi, teknologi, perdagangan dan jasa, serta upaya pemecahan
persoalan kewilayahan
Tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan suatu daerah juga bergantung
pada daerah lainnya, khususnya yang wilayahnya berdekatan. Selain
permasalahan yang perlu diselesaikan secara internal di dalam
pemerintahan Kota Bandung, diperlukan pula integrasi dan kerjasama
antarwilayah untuk penyelesaian persoalan lintas wilayah, seperti
penyediaan sumber daya air, jalur produksi penyediaan pangan,
permasalahan kemacetan, banjir, dst. Kerjasama antar daerah dapat
menjadi alternatif inovasi/konsep yang didasarkan pada pertimbangan
efisiensi dan efektivitas, sinergis dan saling menguntungkan terutama
dalam bidang-bidang yang menyangkut kepentingan lintas wilayah.
Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah, melalui berbagai payung
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
129
regulasi (peraturan pemerintah) mendorong kerjasama antar daerah.
Kerjasama diharapkan menjadi satu jembatan yang dapat mengubah
potensi konflik kepentingan antardaerah menjadi sebuah potensi
pembangunan yang saling menguntungkan. Kerjasama antar daerah tidak
hanya antar daerah secara horizontal, namun juga perlu dilakukan
optimalisasi kerjasama daerah secara vertikal.
Tabel 3.5 Tabel Program Prioritas Bidang Ekonomi dan
Pembangunan Daerah
Tema Keluaran Program/ kegiatan/ tema prioritas
Tahun Pelaksanaan
Perangkat Daerah Terkait
Peningkatan ekonomi kota, pengentasan kemiskinan, dan upaya mengurangi ketimpangan
Penurunan tingkat kemiskinan di Kota Bandung
Menurunnya tingkat kemiskinan dan kesenjangan di Kota Bandung
Pemberdayaan masyarakat miskin
2019-2023 Dinas Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan
Pengelolaan data kemiskinan terpadu
2019-2023 Dinas Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan
Pelayanan terpadu kemiskinan
2019-2023 Dinas Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan
Pertumbuhan ekonomi yang maju, berkelanjutan dan berkeadilan
Pembangunan berbasis masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam menggerakkan perekonomian di Kota Bandung
Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja sesuai kebutuhan pemberi kerja
2019-2023 Dinas Tenaga Kerja
Pengembangan potensi tenaga kerja disabilitas dan upaya mendorong penciptaan lapangan kerja layak bagi tenaga kerja disabilitas
2019-2023 Dinas Tenaga Kerja
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
130
Tema Keluaran Program/ kegiatan/ tema prioritas
Tahun Pelaksanaan
Perangkat Daerah Terkait
Peningkatan kesempatan kerja lokal dan produktivitas daerah
2019-2023 Dinas Tenaga Kerja
Jaminan kerja dan kesejahteraan bagi tenaga kerja informal
2019-2023 Dinas Tenaga Kerja
Pemberdayaan tepat sasaran sesuai kebutuhan koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
2019-2023 Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Pengembangan potensi wirausaha muda sebagai penyedia lapangan kerja
2019-2023 Dinas Tenaga Kerja
Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ekonomi dibidang pariwisata di kota Bandung
2019-2023 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Identifikasi potensi dan pemanfaatan media sosial sebagai platform pengembangan usaha
2019-2023 Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan/atau Dinas Komunikasi dan Informatika
Penanganan konflik yang bersumber dari bidang ekonomi
Data ekonomi dan potensi konflik bidang ekonomi
Pemetaan ekonomi kewilayahan di Kota Bandung
2019-2023 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Optimalisasi dan peningkatan pendapatan
Identifikasi alternatif pembiayaan dan
Optimalisasi peran Badan Usaha Milik
2019-2023 Dinas Pendapatan
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
131
Tema Keluaran Program/ kegiatan/ tema prioritas
Tahun Pelaksanaan
Perangkat Daerah Terkait
ekonomi optimalisasi penerimaan daerah
Daerah di Kota Bandung
Identifikasi alternatif pembiayaan pembangunan
2019-2023 Dinas Pendapatan
Landasan pengembangan sektor pariwisata yang berkelanjutan
Perhitungan neraca satelit pariwisata daerah
2019-2023 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan di Kota Bandung
2019-2023 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Dasar pengambilan kebijakan untuk pengembangan ekonomi kreatif
Kontribusi ekonomi kreatif terhadap perkembangan perekonomian kota Bandung
2019-2023 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Penguatan usaha kreatif
2019-2023 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Sektor industri yang berdaya saing tinggi
Identifikasi kebutuhan sentra industri
2019-2023 Dinas Perdagangan dan Industri
Identifikasi sektor industri unggulan untuk ketepatan investasi sektor industri
2019-2023 Dinas Perdagangan dan Industri
Pengembangan sentra-sentra industri potensial
2019-2023 Dinas Perdagangan dan Industri
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
132
Tema Keluaran Program/ kegiatan/ tema prioritas
Tahun Pelaksanaan
Perangkat Daerah Terkait
Optimalisasi sektor dan peningkatan daya saing komoditi ekspor
Identifikasi produk yang berdaya saing ekspor dalam menghadapi tantangan global
Peningkatan daya saing komoditi ekspor
2019-2023 Dinas Perdagangan dan Industri
Potensi ekspor komoditas ekonomi kreatif
2019-2023 Dinas Perdagangan dan Industri
Penyediaan infrastuktur kota untuk mendukung kegiatan masyarakat dalam menjawab persoalan keterbatasan daya dukung dan daya tampung kota
Terwujudnya tata ruang kota yang berkualitas dan berwawasan lingkungan
Optimalisasi pembangunan kota layak huni dari segi tata ruang, lingkungan hidup, dan infrastruktur
Identifikasi infrastruktur penunjang dan rekomendasi untuk penanganan banjir di Kota Bandung
2019-2023 Dinas Penataan Ruang dan/atau Dinas Pekerjaan Umum
Identifikasi permasalahan sanitasi dan rekomendasi penyelesaian masalah sanitasi berbasis masyarakat
2019-2023 Dinas Penataan Ruang dan/atau Dinas Pekerjaan Umum
Identifikasi potensi bencana dan dampak perubahan iklim serta rekomendasi tindakan pencegahan
2019-2023 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan dan/atau Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana
Penataan reklame di Kota Bandung
2019-2023 Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu
Rekomendasi peningkatan dan
Analisis ketersediaan dan
2019-2023 Dinas Penataan Ruang dan/atau
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
133
Tema Keluaran Program/ kegiatan/ tema prioritas
Tahun Pelaksanaan
Perangkat Daerah Terkait
perbaikan dalam pencapaian lingkungan hidup yang berkelanjutan di kota Bandung
kebutuhan air bersih
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Produksi air bersih melalui teknologi pengolahan air baku
2019-2023 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Penyusunan Rencana Induk Penyediaan Air Minum (RISPAM)
2019-2023 Dinas Penataan Ruang dan/atau Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan dan/atau Dinas Pekerjaan Umum dan/atau PDAM
Upaya perlindungan dan konservasi tanah dan air
2019-2023 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Pencemaran dan kerusakan lingkungan
2019-2023 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Optimalisasi Layanan sampah perkotaan dengan Pengembangan pengelolaan sistem persampahan yang terintegrasi
2019-2023 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Optimalisasi upaya peningkatan Ruang Terbuka Hijau di Kota Bandung
2019-2023 Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
134
Tema Keluaran Program/ kegiatan/ tema prioritas
Tahun Pelaksanaan
Perangkat Daerah Terkait
Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
2019-2023 Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan
Upaya mengatasi kemacetan di Kota Bandung
Landasan dalam pengambilan kebijakan terkait pelayanan angkutan umum
Peningkatan pelayanan angkutan publik berdasarkan kebutuhan dan preferensi pengguna
2019-2023 Dinas Perhubungan
Identifikasi dan rekomendasi peningkatan pelayanan angkutan umum di kota Bandung
2019-2023 Dinas Perhubungan
Pola perjalanan yang dilakukan oleh masyarakat untuk upaya mengatasi kemacetan
Identifikasi Asal/Tujuan Perjalanan
2019-2023 Dinas Perhubungan
Perencanaan dan pengembangan kawasan permukiman layak huni
Penyelenggaraan dan peningkatan kualitas perumahan bagi seluruh warga di Kota Bandung
Integrasi penataan kawasan permukiman sesuai kebutuhan masyarakat dan pengembangan kota
2019-2023 Dinas Perumahan Dan Kawasan Permukiman, Pertanahan, Dan Pertamanan
Pengembangan sanitasi berbasis masyarakat
2019-2023 Dinas Perumahan Dan Kawasan Permukiman, Pertanahan, Dan Pertamanan
Perencanaan permukiman berdasarkan resiko bencana di Kota Bandung
2019-2023 Dinas Perumahan Dan Kawasan Permukiman, Pertanahan, Dan Pertamanan
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
135
Tema Keluaran Program/ kegiatan/ tema prioritas
Tahun Pelaksanaan
Perangkat Daerah Terkait
Sinergitas pembangunan untuk meningkatkan aktivitas pertukaran informasi, teknologi, perdagangan dan jasa, serta upaya pemecahan persoalan kewilayahan
Pengelolaan kewilayahan yang terintegrasi dan berkelanjutan
Landasan hukum kerjasama kewilayahan
Landasan kelembagaan bagi kerjasama kewilayahan untuk mengatasi berbagai persoalan pembangunan di Kota Bandung dan sekitarnya
2019-2023 Bidang Sekretariat Daerah
Penguatan ketahanan pangan di Kota Bandung
Pengembangan sistem hulu hilir bidang pertanian sebagai bagian dari penguatan ketahanan pangan
2019-2023 Dinas Pangan dan Pertanian
3.3.4 Program Prioritas Kelitbangan Bidang Inovasi dan Pengembangan IPTEK
Bidang inovasi dan iptek merupakan bagian tidak terpisahkan dari program
prioritas lainnya. Bidang inovasi dan Iptek menjadi bagian dalam pemanfaatan
teknologi dan metoda-metoda baru untuk pencapaian target-target pembangunan
yang dapat menjawab keseluruhan isu-isu strategis yang muncul. Dalam program
prioritas kelitbangan di tahun 2018-2023, program prioritas yang terkait dengan
Bidang Inovasi dan Pengembangan IPTEK meliputi Pemanfaatan teknologi dan
inovasi lainnya dalam penyelesaian permasalahan pembangunan.
A. Isu-Isu Pokok
1) Pemanfaatan teknologi digital dalam penyelesaian permasalahan
pembangunan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi saat ini berkembang
dengan sangat pesat. Jika dimanfaatkan secara tepat guna, teknologi digital
dapat meningkatkan perekonomian, mengubah masyarakat kearah yang
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
136
lebih baik, serta meningkatkan efisiensi lembaga publik. Teknologi digital
juga dapat meningkatkan berbagai inovasi di seluruh lini kehidupan.
Pemanfaatan teknologi digital dan inovasi lainnya dibutuhkan untuk
menjawab tantangan-tantangan pembangunan. Penyelesaian persoalan
pembangunan di Kota Bandung tidak hanya dijawab secara konvensional
namun juga dengan memanfaatkan inovasi dan teknologi digital yang terus
berkembang. Diharapkan dengan pemanfaatan teknologi digital yang
inovatif, penyelesaian persoalan pembangunan dapat berlangsung lebih
efektif dan efisien.
Saat ini, Pemerintah Kota Bandung telah memiliki sarana teknologi digital
untuk mendukung optimalisasi pelayanan publik, seperti Bandung
Command Center. Kota Bandung telah memulai pelayanan warga yang
berbasis teknologi dan internet sehingga banyak pelayanan masyarakat yang
menjadi lebih efisien. Meskipun demikian, manajemen berbasis teknologi
informasi yang telah diterapkan masih belum optimal dimanfaatkan untuk
memberikan solusi mendasar bagi penyelesaian permasalahan kota secara
umumnya. Perlu dilakukan evaluasi pemanfaatan teknologi digital saat ini
oleh pemerintah kota Bandung dan rekomendasi pemanfaatan teknologi
digital yang optimal untuk menunjang penyelesaian persoalan mendasar di
Kota Bandung dan juga mendukung efisiensi anggaran.
2) upaya sinergitas pembiayaan pembangunan melalui kerjasama antar
stakeholder
Isu pokok kedua dalam bidang inovasi dan pengembangan IPTEK terkait
dengan sinergitas pembiayaan pembangunan. Selama ini pemerintah daerah
bergantung kepada dana dari pusat, baik dana alokasi umum (DAU)
maupun dana alokasi khusus (DAK), dan pendapatan asli daerah (PAD).
Namun, dana tersebut masih dirasakan belum mencukupi untuk memenuhi
kebutuhan pembiayaan pembangunan untuk mewujudkan Bandung sebagai
kota yang unggul, nyaman, sejahtera dan agamis. Oleh karena itu,
pemerintah daerah dituntut menggali pendapatan dengan cara-cara yang
kreatif dan inovatif. Dalam melaksanakan urusannya, pemerintah daerah
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
137
perlu melakukan sinergitas pembiayaan pembangunan daerah, dengan
melibatkan berbagai stakeholders termasuk masyarakat dan dunia usaha
(swasta).
Pada tahun 2017, partisipasi swadaya masyarakat dalam pembangunan Kota
Bandung menunjukkan nilai yang cukup signifikan yaitu sebesar Rp. 193
miliar. Sedangkan partisipasi dan kolaborasi swasta dalam pembangunan
Kota Bandung melalui Corporate Social Responsibility (CSR) secara
kumulatif dari tahun 2014 sampai dengan 2017 sebesar Rp. 82 miliar. Hal
ini merupakan suatu potensi yang perlu terus ditingkatkan untuk
meningkatkan sinergi pembiayaan pembangunan di Kota Bandung.
Tabel 3.6 Tabel Program Prioritas Bidang Inovasi dan Pengembangan
IPTEK
Tema Keluaran Program/ kegiatan/
tema prioritas
Tahun
Pelaksanaan
Perangkat
Daerah Terkait
Pemanfaatan teknologi digital dalam penyelesaian permasalahan pembangunan
Pemanfaatan
inovasi dan
teknologi
dalam
program dan
tata laksana
pemerintahan
Landasan program
inovasi di bidang
pendidikan
Inovasi pendidikan
dalam peningkatan
pelayanan bidang
pendidikan
2019-2023 Dinas
Pendidikan
Landasan program
dan inovasi di bidang
data kependudukan
Pemanfaatan teknologi
dalam pendayagunaan
data kependudukan
2019-2023 Dinas
Kependudukan
dan Catatan
Sipil
Pemanfaatan
teknologi yang
terintegrasi di
Lingkungan
pemerintah kota
Bandung
Evaluasi pemanfaatan
teknologi dalam
penyelesaian
permasalahan
pembangunan di Kota
Bandung
2019-2023 Dinas
Komunikasi dan
Informasi
Identifikasi teknologi 2019-2023 Dinas
Arah Kebijakan Kelitbangan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
138
Tema Keluaran Program/ kegiatan/
tema prioritas
Tahun
Pelaksanaan
Perangkat
Daerah Terkait
tepat guna bagi
Pemerintah Kota
Bandung
Komunikasi dan
Informasi
Pemanfaatan teknologi
dalam peningkatan
transparansi,
partisipasi publik, dan
akuntabilitas di Kota
Bandung
2019-2023 Dinas
Komunikasi dan
Informasi
Pemanfaatan
teknologi digital
dalam pembangunan
Kota Bandung secara
keseluruhan
Peningkatan kapasitas
iptek sistem produksi
dan distribusi usaha
kecil dan menengah di
Kota Bandung
Dinas Industri
dan
Perdagangan
Inovasi Kerjasama Pembiayaan
Kerjasama
dan koordinasi
seluruh pihak
dalam
pembiayaan
pembangunan
di Kota
Bandung
Pelibatan seluruh
sektor dalam
pembangunan di
Kota Bandung
Sinergitas pembiayaan
pembangunan yang
efektif dan efisien
2019-2023 Dinas
Penanaman
Modal dan
Perizinan
Terpadu Satu
Pintu
Keseluruhan tabel program prioritas berdasarkan bidang diatas akan ditampilkan
secara kumulatif dalam lampiran yang tidak terpisahkan dari Dokumen Rencana
Induk Pengembangan ini.
BAB IV
STRATEGI PELAKSANAAN Bab ini berisikan penjelasan mengenai strategi pelaksanaan kelitbangan Kota
Bandung yang mencakup kelembagaan dan evaluasi pelaksanaan
Strategi Pelaksanaan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
139
4.1 KELEMBAGAAN
Kelembagaan kelitbangan secara garis besar terdiri dari koordinasi pelaksanaan
dan keterlibatan institusi kelitbangan dalam kegiatan.
4.1.1 Koordinasi Pelaksanaan
Kelembagaan Kelitbangan Kota Bandung saat ini terdiri atas Tim Pengawas dan
Tim Kelitbangan. Tim Pengawas terdiri atas seorang ketua dan dua anggota,
dengan komposisi dari perwakilan dari perangkat daerah terkait. Tim Pengawas
memiliki tugas untuk : (1) Memberikan penilaian atas rangkaian kelitbangan; (2)
Melakukan pengendalian sesuai dengan tahapan kelitbangan; (3) Memberikan
saran dan masukan untuk kesempurnaan kelitbangan. Tim Pengawas untuk setiap
pekerjaan kelitbangan ditetapkan dengan SK tim.
Tim Kelitbangan terdiri dari dua unsur yaitu unsur pelaksana dan unsur
penunjang. Unsur pelaksana terdiri atas pejabat fungsional keahlian, tenaga ahli
perorangan atau tenaga ahli yang berasal dari Perguruan Tinggi Negeri, memiliki
tugas untuk : (1) Melaksanakan kelitbangan sesuai dengan norma, standar,
prosedur dan kriteria yang ditetapkan; (2) Melaporkan hasil pelaksanaan
kelitbangan kepada Kepala Bappekelitbangan Kota Bandung. Adapun unsur
penunjang berisikan unsur-unsur administrasi yang membantu pelaksanaan
kegiatan kelitbangan.
Kelembagaan Kelitbangan Kota Bandung masih belum sesuai dengan amanat
Permendagri 17 Tahun 2016 yaitu belum terbentuknya unsur Majelis
Pertimbangan dan Tim Pengendali Mutu. Berdasarkan Permendagri 17 Tahun
2016, Majelis Pertimbangan yang diketuai oleh Walikota bertugas untuk i)
memberikan arah dan kebijakan umum kelitbangan, ii) memberikan pertimbangan
pemanfaatan kelitbangan, dan iii) memberikan dukungan pelaksanaan
kelitbangan. Dalam melaksanakan tugasnya, Majelis Pertimbangan perlu
mengadakan sidang sekurang-kurangnya setahun sekali untuk menetapkan
rencana kerja kelitbangan, baik dalam bentuk Rencana Induk maupun Rencana
Kerja Tahunan. Saat ini, fungsi Majelis Pertimbangan dilakukan oleh personil di
bagian penelitian dan pengembangan Bappelitbang Kota Bandung. Hal ini
Strategi Pelaksanaan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
140
kemudian berimplikasi pada terbatasnya isu dan permasalahan pada perspektif
birokratif dan belum mempertimbangkan perspektif pemangku kepentingan
lainnya.
Tim Pengendali Mutu memiliki tugas untuk i) memberikan penilaian atas
rangkaian kelitbangan, ii) melakukan pengendalian sesuai dengan tahapan
kelitbangan, iii) memberikan saran dan masukan kepada Majelis Pertimbangan
guna penyempurnaan kelitbangan, dan iv) melaporkan hasil pengendalian mutu
kelitbangan kepada Majelis Pertimbangan. Dengan belum adanya Tim Pengendali
Mutu, maka secara otomatis Sekretariat Tim Pengendali Mutu yang bertugas
memberikan dukungan administrasi terhadap kinerja TPM juga belum terbentuk.
Saat ini tugas dan fungsi tim pengendali mutu telah dilaksanakan oleh Tim
Pengawas.
Hambatan dalam melaksanakan koordinasi pelaksanaan kelitbangan saat ini
adalah keterbatasan sumber daya manusia yang mengerti kelitbangan. Solusi yang
dilakukan sejauh ini yaitu dalam peningkatan kerjasama dengan tenaga ahli
perorangan atau perguruan tinggi negeri yang berkualitas, namun harus tetap
disesuaikan dengan penganggaran dan perencanaan.
Komponen kelitbangan kelitbangan Kota Bandung melaksanakan koordinasi
sekurang-kurangnya setahun sekali, dengan mengikutsertakan para pemangku
kepentingan lainnya. Forum kelitbangan merupakan suatu media pertemuan
dengan seluruh perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota Bandung, pada
triwulan 1 dilaksanakan untuk mensosialisasikan rencana kegiatan di tahun
berjalan, evaluasi kelitbangan satu tahun sebelumnya dan pengusulan kelitbangan
untuk tahun depan. Forum kelitbangan pada triwulan 2 dilaksanakan untuk
peningkatan kapasitas dan sharing knowledge dengan narasumber untuk
peningkatan kapasitas dan pengetahuan di lingkup pemerintah Kota Bandung.
Rapat perencanaan kelitbangan dilaksanakan oleh internal kelitbangan dengan
Kepala Bappekelitbangan untuk membahas usulan kajian dari pemangku
kepentingan yang masuk ke dalam rencana kegiatan dan anggaran tahun
berikutnya. Pada rapat ini, dilakukan beberapa proses seleksi, pertama pemilahan
kategori kelitbangan atau bukan, pemilahan usulan kelitbangan yang bersifat
Strategi Pelaksanaan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
141
urgent atau mendesak, serta multisektoral. Selanjutnya diadakan asistensi untuk
setiap judul usulan untuk merinci komponen kebutuhan pekerjaan.
Rapat pengawasan dan evaluasi kelitbangan dilaksanakan oleh internal
kelitbangan dengan Kepala Bappekelitbangan pada triwulan 1, untuk membahas
kelitbangan satu tahun sebelumnya mulai dari tahapan kegiatan kelitbangan,
substansi, tindak lanjut dan kerjasama dengan tenaga ahli. Koordinasi tim
kelitbangan dilakukan tentative sesuai kebutuhan dengan melibatkan tim
kelitbangan.
Sementara itu, Diseminasi Kelitbangan merupakan acara rutin kelitbangan yang
dilaksanakan pada akhir tahun, bertujuan untuk mensosialisasikan hasil
kelitbangan di tahun berjalan kepada seluruh pemangku kepentingan terkait serta
meningkatkan koordinasi dan sinergi antar lembaga penelitian pusat, provinsi,
pemerintah daerah lain dan non pemerintah serta masyarakat.
Adapun rangkuman pelaksanaan koordinasi yang telah dilakukan pada
kelitbangan Kota Bandung yaitu dijelaskan pada Tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1 Jenis-Jenis Koordinasi Kelitbangan
No Jenis Koordinasi Waktu Pelaksanaan
Pihak yang terlibat
Tujuan Kegiatan
1 Forum Kelitbangan TW 1 dan TW 2
Kelitbangan dan Perangkat Daerah
Sosialisasi rencana kegiatan Evaluasi kelitbangan dan pengusulan kelitbangan tahun depan; Peningkatan kapasitas dan sharing knowledge
2 Rapat Perencanaan Kelitbangan
TW 1 Kelitbangan dan Kepala Bappekelitbangan
Pembahasan usulan kajian dari pemangku kepentingan
3 Rapat Pengawasan/Evaluasi
TW 1 Kelitbangan dan Kepala Bappekelitbangan
Pembahasan kelitbangan satu tahun sebelumnya
Strategi Pelaksanaan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
142
No Jenis Koordinasi Waktu Pelaksanaan
Pihak yang terlibat
Tujuan Kegiatan
4 Koordinasi Tim Kelitbangan
Tentatif Sesuai Kebutuhan
Tim Kelitbangan Koordinasi kegiatan oleh tim internal
5 Diseminasi Kelitbangan
TW 4 Seluruh Pemangku kepentingan
Sosialisasi hasil kelitbangan di tahun berjalan
Sumber: Hasil interpretasi terhadap kegiatan kelitbangan Kota Bandung
4.2.1 Keterlibatan Institusi Kelitbangan
Kerjasama dan kolaborasi merupakan suatu hal pendukung kelitbangan yang
sangat penting. Jejaring dengan aktor-aktor kelitbangan khususnya perguruan
tinggi dan sektor swasta diharapkan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas
hasil kelitbangan.
Tabel 4.2 dibawah ini menjelaskan mengenai data pihak yang bekerjasama dengan
kelitbangan Kota Bandung pada Tahun 2017-2018.
Tabel 4.2 Kegiatan dan Pihak yang Bekerjasama dengan Bidang
Kelitbangan Kota Bandung Pada Tahun 2017 dan 2018
No Judul Pihak yang bekerjasama
Tahun 2017
1 Pengembangan Indeks Kemasyarakatan Kota Bandung
LPA STIA LAN Bandung
2 Kajian Potensi Kota Bandung sebagai Kota Desain, Musik dan Kuliner
PT. Mitrakawasa Konsulindo (lelang)
3 Survey Index Liveable City Kota Bandung LPPM ITB
4 Kajian Evaluasi Biaya Perjalanan Dinas Luar Daerah Kota Bandung
LP2IT (Lembaga Pelatihan Penerapan Ilmu dan Teknologi UPI)
Strategi Pelaksanaan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
143
No Judul Pihak yang bekerjasama
5 Survei Indeks Kebahagiaan Kota Bandung
Lab QC, Departemen Statistika, Unpad
6 Kajian Dampak Program Pembangunan Ekonomi Kota Bandung
LP2IT (Lembaga Pelatihan Penerapan Ilmu dan Teknologi) UPI
7 Analisis Perkembangan Indeks Kebahagiaan Kota Bandung
Direktorat Riset Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Unpad
8 Pengembangan Sistem Informasi Kelitbangan (e-kelitbangan v2)
PT. Bumi Matra Indonesia
9 Integrasi Sistem e-LPPD dan e-LKPJ Kabayan Consulting
10 Analisis Co-Creation dalam Membentuk Identitas Kota Bandung sebagai Destinasi Wisata Kota Kreatif
LPPM UPI
11 Analisis Grand Desain Pembinaan dan Penataan PKL Kota Bandung
LPPM UPI
12 Analisis Indikator Ekonomi Makro Kota Bandung DRPMI UNPAD
13 Analisis Peta Potensi Retribusi Daerah DRPMI UNPAD
14 Penyusunan Rancangan Perda (Revisi) RTRW PT. Giri Awas
15 Studi Kelayakan Proyek Pengolahan Sampah berbasis Teknologi Inovatif (Recycling Center)
PT. Fasade Kobetama Internasional
16 Penyusunan Review Masterplan Transportasi Kota Bandung
PT. Andika Persada Raya
17 Evaluasi Keselarasan Renja Perangkat Daerah Lingkup Bidang Perencanaan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Selaras Multiarsi Konsultan
18 Evaluasi Tingkat Keselarasan antara Dokumen Perencanaan Lingkup Perangkat Daerah Mitra Bidang Perencanaan Sosial Budaya Dan Pemerintahan
LPPM UPI
Tahun 2018
1 Kajian Inovasi Perencanaan dalam Pembiayaan Penataan Kawasan Kumuh di Kota Bandung
ITB
Strategi Pelaksanaan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
144
No Judul Pihak yang bekerjasama
2 Kajian Capaian Kinerja Program Inovasi Pemberdayaan Pembangunan Kewilayahan Kota Bandung
UNPAD
3 Pengelolaan Sistem Informasi Kelitbangan (e-Kelitbangan)
PT. Bumi Matra Indonesia
4 Kajian Strategis Sosial (Pemetaan Populasi Kunci AIDS)
Pusdi Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran UNPAD
5 Evaluasi Perlindungan dan Pendampingan Hukum terhadap ASN Kota Bandung dalam menjalankan tugas dan wewenangnya
LPA STIA LAN Bandung
6 Kajian Evaluasi Kebijakan Pengawasan Pengendalian Pertanahan Milik Pemerintah Kota Bandung
LP3IT UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
7 Kajian Pengukuran Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama serta Pemahaman Masyarakat Kota Bandung
LAB QC UNPAD
8 Kajian Prasarana, Sarana dan Utilitas untuk Perumahan Vertikal di Kota Bandung
PT. Cipta Sarana Conindo
9 Kajian Keamanan Pangan Kota Bandung DRPMI Unpad
10 Konsep dan mekanisme Pengendalian Inflasi Daerah dan Pengurangan Dampak Inflasi di Kota Bandung
Pusat Studi Pengembangan Bisnis dan Kelembagaan FISIP UNPAD
11 Kolaborasi Pembangunan Melalui Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan di Kota Bandung
DRPMI Unpad
Sumber: Bidang penelitian dan Pengembangan Bappelitbang Kota Bandung
Strategi yang digunakan untuk arah kebijakan penguatan koordinasi, kerjasama
dan kolaborasi adalah :
1. Membangun kolaborasi dengan Perguruan Tinggi Negeri maupun swasta dalam
peningkatan kualitas sumber daya manusia kelitbangan melalui bimtek, training,
pelatihan;
Strategi Pelaksanaan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
145
2. Mengembangkan kerjasama dengan pemangku kepentingan untuk dukungan
sarana dan prasarana kelitbangan serta pengembangan menejemen kelitbangan
untuk peningkatan kualitas, kuantitas dan pemanfaatan hasil kelitbangan;
3. Mengembangkan kolaborasi dengan sektor swasta, lembaga penelitian non
pemerintah, lembaga kelitbangan pusat, lembaga kelitbangan pemerintah daerah
lain, UMKM, dan komunitas/masyarakat;
4. Memperkuat dan Membangun kolaborasi antar peneliti baik skala nasional
maupun internasional.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diidentifikasi pemangku kepentingan
dalam menjalin kerjasama adalah: 1) Kementerian/Lembaga khususnya unsur
kelitbangan; 2) Lembaga kelitbangan provinsi dan pemerintah daerah lain;
3)Lembaga kelitbangan non pemerintah; 4)Perusahaan Swasta; 5)Perguruan tinggi
negeri dan swasta; 6)Komunitas dan Masyarakat.
Dalam perjalanan kelitbangan Kota Bandung sampai saat ini, Perguruan Tinggi
Negeri dan beberapa perguruan tinggi swasta, serta konsultan swasta yang telah
menjalin kerjasama. Perguruan Tinggi Negeri yang kerap bekerjasama adalah ITB
(Institut Teknologi Bandung), UNPAD (Universitas Padjajaran), UPI
(Universitas Pendidikan Indonesia), STIA LAN (Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi Lembaga Nasional). Sementara Perguruan Tinggi Swasta yang telah
bekerjasama adalah Universitas Parahyangan. Jenis kerjasama yang dilakukan
adalah dalam bentuk narasumber, tenaga ahli dan kerjasama riset.
Strategi ke depan yang perlu ditingkatkan adalah memperkuat kerjasama eksisting
dengan empat pihak lainnya yaitu K/L kelitbangan, lembaga kelitbangan
provinsi/pemerintah daerah lain, lembaga kelitbangan non pemerintah serta
komunitas dan masyarakat. Diharapkan dengan kerjasama ini,dapat tercipta
optimalisasi kualitas dan kuantitas kelitbangan.
4.1.3 Kerjasama dan Sinergitas Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan kelitbangan Kota Bandung tidak dapat hanya bergantung
dari anggaran daerah, sehingga dalam pelaksanaannya memerlukan kerjasama dan
Strategi Pelaksanaan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
146
kolaborasi kelitbangan, selain itu dapat juga memanfaatkan APBN serta hibah
baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Hubungan jejaring antar institusi kelitbangan dan perguruan tinggi akan
mempercepat dan memperluas diseminasi hasil kelitbangan dan iptek. Kegiatan
kelitbangan menjadi semakin penting dalam berkontribusi untuk percepatan
reformasi birokrasi dan penguatan inovasi, serta penerapan dan tindak lanjut
kelitbangan akan lebih implementatif .
Pemantapan penyelenggaraan kelitbangan model satu pintu juga diperlukan dalam
sinergitas pelaksanaan kelitbangan, serta perlunya mengadakan rapat koordinasi
secara berjenjang dan mengembangkan kerjasama kelitbangan.
Bentuk-bentuk kerjasama yang diharapkan dapat dijalin dengan para pemangku
kepentingan kelitbangan dengan kelitbangan Kota Bandung ditampilkan pada
Tabel 4.3 dibawah ini.
Tabel 4.3 Bentuk-Bentuk Kerjasama yang diharapkan dengan Para
Pemangku Kepentingan
No Pemangku Kepentingan Bentuk Kerjasama yang Diharapkan
1 Kementerian dan Lembaga Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah daerah lain
• Pengembangan fasilitas, sarana dan prasarana kelitbangan
• Peningkatan kualitas sumber daya manusia kelitbangan
• Kebijakan yang memudahkan pengembangan kelembagaan kelitbangan di daerah
• Kerjasama dan kolaborasi riset
• Pemenuhan kebutuhan tenaga fungsional peneliti,perekayasa maupun analis kebijakan
• Pemenuhan sarana publikasi baik akses ke jurnal terakreditasi dan seminar ilmiah
2 Perguruan Tinggi • Kerjasama kelitbangan baik sebagai tenaga ahli/tim kelitbangan, narasumber, reviewer hasil kajian
• Peningkatan kualitas sumber daya manusia kelitbangan
• Kerjasama dan kolaborasi riset dan kelitbangan
Strategi Pelaksanaan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
147
No Pemangku Kepentingan Bentuk Kerjasama yang Diharapkan
3 Lembaga Kelitbangan Non Pemerintah dan Perusahaan Swasta, Pelaku UMKM
• Kerjasama dan kolaborasi riset dan kelitbangan
• Pengembangan inkubator bisnis
• Penerapan hasil-hasil kelitbangan
• Penerapan inovasi
4 Seluruh Pemangku kepentingan
• Masukan dalam kegiatan kelitbangan baik rencana induk, rencana kerja dan proses kelitbangan
Strategi peningkatan sinergitas kelitbangan Kota Bandung adalah dengan
pengintegrasian Rencana Induk Kelitbangan dalam RPJMD (Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kota Bandung serta RKPD (Rencana
Kerja Pemerintah Daerah) Kota Bandung, hal tersebut dapat mendorong
peningkatan penerapan dan pemanfaatan hasil kelitbangan. Selain itu, diperlukan
pula penerapan SOP (Standar Operasional Prosedur) Kelitbangan di lingkup
Pemerintah Kota Bandung.
Sinergi kelitbangan pusat dengan daerah juga dapat mendorong kebijakan dan
perencanaan daerah berbasis riset dan peningkatan inovasi daerah, untuk itu
diperlukan penguatan kelembagaan dan sumber daya manusia kelitbangan.
Contohnya adalah pentingnya sinergitas antara Kemenristek, Badan Penelitian
dan Pengembangan Provinsi Jawa Barat, Badan Kelitbangan Kementerian Dalam
Negeri dan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) untuk meningkatkan
fungsi dan pefan penelitian dalam pengambil kebijakan pemerintah.
Menapaki dunia digital saat ini, perlunya perubahan pola pikir bahwa koordinasi
dan sinergi tidak hanya melalui pelaksanaan forum dan rapat-rapat secara tatap
muka, namun juga perlu sentuhan teknologi, seperti Kota Bandung yang selain
membentuk grup whatsapp Mitra Kelitbangan sebagai wadah komunikasi, juga
telah meluncurkan website e-kelitbangan dimana didalamnya termuat menu
komunikasi dengan pemangku kepentingan yaitu : 1) Informasi hasil-hasil kajian
dan kegiatan kelitbangan Pemerintah Kota Bandung; 2) Menu usulan kajian bagi
perangkat daerah lingkup Kota Bandung; 3) Menu usulan inovasi bagi perangkat
Strategi Pelaksanaan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
148
daerah lingkup Kota Bandung; 4)Menu usulan inovasi bagi masyarakat; 5)Menu
Tanya jawab. Strategi ke depan, bahwa koordinasi dan sinergitas lewat media
digital ini perlu ditingkatkan.
4.2 EVALUASI KELITBANGAN
Kelitbangan Kota Bandung dalam lima tahun ke depan harus lebih
mengembangkan inovasi daerah dan sistem inovasi daerah, strategi ke arah hasil
kelitbangan yang lebih aplikatif, serta penerapan teknologi yang bermanfaat dan
tepat guna.
Kelitbangan berfungsi sebagai dasar pengambilan kebijakan daerah, hasil
kelitbangan juga didukung data dan fakta yang valid, dan memiliki 3 peran krusial
dimana peran awal sebagai input penyusunan kebijakan, peran antara sebagai
katalisator pencapaian sasaran dan peran akhir sebagai evaluasi
kebijakan/program. Oleh karena itu, kelitbangan perlu menekankan pada tugas
pokok dan fungsi dalam melakukan identifikasi permasalahan yang bersifat
aktual dan prediktif untuk jangka menengah dan panjang, serta dalam jangka
pendek memberikan pertimbangan teknis bagi pimpinan daerah untuk
pengambilan langkah dan kebijakan strategis.
Dalam pelaksanaannya, kelitbangan dapat berperan dalam penyusunan naskah
akademis dan penyediaan data bagi perangkat daerah, perumusan bahan
kebijakan, evaluasi kebijakan, serta penggerak inovasi daerah. Dalam
implementasinya, tidak semua hasil kelitbangan dapat dilaksanakan pada tahun
berjalan, mengingat terlaksananya kebijakan tidak selalu mulus dan ada faktor-
Rencana Induk Kelitbangan
Rencana Kerja Tahunan
Kelitbangan
RPJMD Jangka Menengah (5 Tahun)
RKPD Jangka Pendek (1 Tahun)
Strategi Pelaksanaan
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
149
faktor penghambat, seperti jadwal perencanaan, hambatan dari sisi penganggaran
kegiatan, serta komitmen perangkat daerah pengusul kegiatan kelitbangan. Saat
ini, salah satu tantangan yang dihadapi adalah minimnya komitmen perangkat
daerah pengusul terkait dengan tidak dijalankannya rekomendasi hasil kajian
kelitbangan meskipun kegiatan kajian kelitbangan sudah sesuai dengan program
di masing-masing SKPD. Di sisi lain, kendala politis seperti kebijakan pimpinan
juga dapat menghambat pelaksanaan rekomendasi dari kajian kelitbangan yang
dilakukan. Penerapan hasil kelitbangan dalam pengambilan kebijakan sangat
dipengaruhi oleh political will.
Tantangan yang diperoleh dari hasil evaluasi kondisi eksisting lainnya adalah
adanya inovasi maupun kajian dari Perangkat Daerah di Pemerintah Kota
Bandung yang belum melalui proses kelitbangan. Dalam beberapa kegiatan, hal
ini kemudian berdampak pada perbedaan standar kualitas kajian kelitbangan di
pemkot Bandung dan optimalisasi pemanfaatan inovasi daerah karena terkait
dengan urgensi yang sebenarnya dapat dikaji melalui proses kelitbangan.
BAB V
PENUTUP Bab ini merupakan bagian penutup dari Rencana Induk Kelitbangan Kota Bandung
Tahun 2018-2023
Penutup
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
151
Dalam rangka mewujudkan kelitbangan dan inovasi, meningkatkan kapasitas
sumber daya manusia kelitbangan khususnya pejabat fungsional peneliti dan
perekayasa, dan mengefisiensikan tata kelola kelitbangan di BAPPELITBANG
Kota Bandung, maka disusunlah Rencana Induk Kelitbangan yang merupakan
acuan bagi seluruh Perangkat Daerah, khususnya BAPPELITBANG Kota
Bandung sebagai perangkat litbang daerah.
Rencana Induk (Rinduk) Kelitbangan ini merupakan arah kebijakan kelitbangan
yang memuat strategi pentahapan dan rincian indikasi program di bidang
kelitbangan yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Tujuan
Rencana Induk Kelitbangan ini adalah untuk memberikan masukan dalam
penyusunan atau perubahan RPJMD, sehingga mampu mengakomodasi
kebutuhan program kelitbangan lingkup Pemerintahan Daerah. Sasaran Rencana
Induk Kelitbangan adalah untuk memberikan arah pelaksanaan program
kelitbangan Pemerintah Daerah guna peningkatan kualitas kebijakan/regulasi
berbasis kelitbangan.
Rencana Induk Kelitbangan ini memuat arah kebijakan kelitbangan yang mengacu
pada rencana pembangunan jangka panjang dan menengah daerah, dipaparkan
keterkaitan antara misi yang diemban oleh perangkat litbang daerah serta
indikator-indikatornya. Selanjutnya, Rencana Induk Kelitbangan Kota Bandung
2019-2023 menjabarkan keterkaitan antara misi pembangunan daerah, isu-isu
strategis, program/tema/kegiatan prioritas kelitbangan di Kota Bandung. Rencana
Induk Kelitbangan disusun melalui proses yang partisipatif, mulai dari
indentifikasi potensi, permasalahan, peluang, dan tantangan, hingga isu-isu pokok
dan indikasi program-program prioritas.
Implementasi dari Rencana Induk Kelitbangan perlu didukung dengan
kelembagaan kelitbangan yang lengkap dan kuat.Salah satu yang harus
ditindaklanjuti yaitu pembentukan perangkat-perangkat kelembagaan kelitbangan
yang meliputi Majlis Pertimbangan, Tim Pengendali Mutu, Sekretariat Tim
Pengendali Mutu, Unsur Pelaksana dan Unsur Penunjang pada Tim Kelitbangan.
Penutup
Rencana Induk Kelitbangan Pemerintah Kota Bandung Tahun 2018-2023
152
Selain implementasi dan tindak lanjut dari Rencana Induk Kelitbangan ini perlu
dilakukan evaluasi pelaksanaan kelitbangan. Evaluasi Kelitbangan perlu
dilaksanakan dua kali dalam setahun oleh Tim Pengendali Mutu (TPM) yang
meliputi evaluasi tengah tahun dan evaluasi akhir tahun. Evaluasi dilakukan
menggunakan seperangkat indikator kinerja kunci yang disusun dan disesain
sedemikian rupa sehingga mewakili keseluruhan komponen kinerja kelitbangan
yang meliputi tingkat konsistensi antara Rencana Induk dan Rencana Kerja
Tahunan, tingkat keterlibatan dan kerjasama dengan para pemangku kepentingan
lain, tingkat penindaklanjutan (follow-up) dari hasil-hasil kelitbangan, serta
tingkat pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana kelitbangan.
Keterlibatan seluruh sumber daya manusia kelitbangan di BAPPELITBANG Kota
Bandung sangat diharapkan dalam kerangka menuju insitusi litbang daerah yang
terdepan melalui pengembangan IPTEK inovatif berbasis sumberdaya alam dan
budaya lokal dapat terwujud. Keberhasilan pelaksanaan program/tema/kegiatan
prioritas kelitbangan yang terdapat dalam Rencana Induk Kelitbangan sangat
bergantung kepada kerjasama dan komitmen seluruh pihak terkait khususnya di
lingkup Pemerintah Kota Bandung. Selain itu, komitmen dari perangkat litbang
daerah untuk menjalin kerjasama dengan berbagai institusi baik lokal, nasional,
maupun internasional sangat diperlukan sehingga diperoleh dukungan dari
berbagai pihak baik dalam bentuk penguatan sumber daya manusia, kelembagaan,
anggaran, dan sebagainya.