Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

63
0 A l u n A l u n K o t a B l i t a r

description

RAKH Kota Blitar disusun sebagai komitmen Pemerintah Kota Blitar dalam mewujudkan 30% Ruang Terbuka Hijau

Transcript of Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

Page 1: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

0

A l u n – A l u n K o t a B l i t a r

Page 2: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan kota yang begitu cepat berimplikasi terhadap

timbulnya berbagai permasalahan perkotaan seperti kemacetan, banjir,

permukiman kumuh, kesenjangan sosial, dan berkurangnya luasan ruang

terbuka hijau. Permasalahan perkotaan semakin berat karena hadirnya

fenomena perubahan iklim, sehingga kota menjadi tidak nyaman untuk

ditinggali.

Dalam upaya memberikan kenyaman dan lingkungan sehat bagi

warga kota, konsep Kota Hijau dapat menjadi solusi bagi pelaku

pembangunan. Kota Hijau sedang dicanangkan di seluruh dunia agar

masing-masing kota memberi kontribusi terhadap penurunan emisi

karbon untuk penurunan pemanasan global. Kota hijau merupakan

simbol kedekatan alam dengan pembangunan. Karakteristik dan

kerentanan alam menjadi dasar terhadap konsep pembangunan.

Begitu pula dengan Indonesia, yang saat ini telah mencanangkan

program kota hijau yang berbasiskan masyarakat melalui Program

Pengembangan Kota Hijau (P2KH) yang dalam implementasinya dimuat

dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten dan Kota.

Penyelenggaraan penataan ruang yang terintegrasi menjadi unsur penting

didalam mewujudkan ruang yang nyaman, produktif dan berkelanjutan.

Bersama-sama Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota di dalam

menjalankan program P2KH diharapkan bisa memenuhi ketetapan

Undang- Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, terutama

guna mencapai Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebesar 30 %, yang sekaligus

juga merespon perubahan iklim yang terjadi.

Page 3: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

2

Kota Hijau merupakan kota yang ramah lingkungan, dalam hal

pengefektifan dan mengefisiensikan sumberdaya air dan energi,

mengurangi limbah, menerapkan sistem transportasi terpadu, menjamin

adanya kesehatan lingkungan, dan mampu mensinergikan lingkungan

alami dan buatan, yang berdasarkan perencanaan dan perancangan kota

yang berpihak pada prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan

(lingkungan, sosial, dan ekonomi).

Kota Hijau memiliki 8 (delapan) atribut yaitu Green Planning and

Desain, Green Community, Green Building, Green Energy, Green Water,

Green Transportation, Green Waste, Green Openspace. Atribut tersebut

kemudian menjadi variabel penting dan ditindaklanjuti dalam penyusunan

Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH).

Berdasarkan pada pemikiran tersebut, perlu disusun RAKH Kota

Blitar Tahun 2012 – 2014 dengan mengacu pada rencana tata ruang yang

berlaku. Harapannya RAKH bisa memberikan kontribusi yang nyata dalam

perwujudan Kota Blitar sebagai kota hijau berkelanjutan.

1.2. Visi Kota

Kota Blitar merupakan kota yang memiliki karakteristik dan

potensi berupa objek wisata yang bersifat kebangsaan/kepahlawanan.

Salah satu objek wisata kebangsaan adalah Makam Sang Proklamator

Republik Indonesia, Ir. Soekarno. Keberadaan Makam Bung Karno

menjadi daya tarik tersendiri bagi perkembangan pariwisata di Kota Blitar

yang juga membawa pengaruh positif bagi perkembangan sektor

perdagangan dan jasa. Pertumbuhan sektor pariwisata, perdagangan dan

jasa tersebut memberikan konsekuensi logis berupa pertambahan

kebutuhan lahan terbangun. Oleh sebab itu, Pemerintah Kota Blitar harus

berusaha mempertahankan dan mengoptimalkan potensi-potensi tersebut

dengan tetap memperhatikan daya tampung dan daya dukung wilayah

Page 4: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

3

agar Kota tetap sustain (berkelanjutan). Untuk mewujudkan kondisi

tersebut, disusunlah Visi Kota Blitar yang tertuang dalam Visi Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Blitar Tahun 2011-2030 yaitu

“Mewujudkan Kota Blitar sebagai kota wisata kebangsaan yang didukung

oleh sektor pertanian, perdagangan dan jasa yang aman, nyaman,

produktif, dan berkelanjutan”.

Visi tersebut dijabarkan dalam 4 kunci utama yang dijabarkan

dengan 2 hal yang berkaitan dengan Kota Blitar yang berkelanjutan.

Pertama, Pengembangan sektor pertanian yang mendukung keberlanjutan

ketahanan pangan utamanya bagi Kota Blitar. Kedua, Menciptakan Kota

Blitar yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Dalam Hal ini

Pemerintah Kota Blitar berusaha untuk mewujudkan wilayah kota yang

aman dan nyaman untuk ditinggali, serta produktif dalam artian mampu

memberikan hasil yang optimal dengan meningkatkan produktifitas

pertanian perkotaan maupun kegiatan lain yang mampu memberikan nilai

tambah bagi Kota Blitar. Berkelanjutan dimaksudkan agar Kota Blitar

tidak hanya memperhatikan generasi saat ini dalam tata ruang, namun

juga bagaimana kota dapat tetap nyaman bagi generasi di masa yang

akan datang dengan memperhatikan lingkungan.

1.3. Tujuan Keikutsertaan dalam Program P2KH

Pemerintah Kota Blitar berminat untuk mengikuti Program Program

Pengembangan Kota Hijau (P2KH) dengan tujuan sebagai berikut:

1. Komitmen dalam melaksanakan program pembangunan

berkelanjutan yang sejalan dengan Penataan Ruang

Berkelanjutan sebagaimana Visi RTRW Kota Blitar Tahun 2011 -

2030.

2. Sinkronisasi program pengembangan Kota Hijau antara

Pemerintah Kota Blitar dengan Pemerintah Pusat maupun dengan

Page 5: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

4

lainnya agar tujuan Kota Blitar sebagai Kota Hijau dapat tercapai

dan dipertahankan.

3. Melanjutkan Program Pembangunan di Bidang Penataan Ruang

dan Pengelolaan Lingkuingan Hidup yang sudah lama

dilaksanakan untuk mewujudkan tata ruang kota dan lingkungan

hidup yang aman, nyaman dan sehat.

1.4. Manfaat Keikutsertaan Bagi Kota

Manfaat keikutsertaan Pemerintah Kota Blitar mengikuti P2KH

adalah mewujudkan Kota Blitar sebagai salah satu Kota Hijau di

Indonesia. Pemerintah Kota Blitar berharap keikutsertaannya dalam P2KH

mampu memberi manfaat bagi perbaikan lingkungan di Kota Blita dan

sebagai adapatasi dan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim yang

sudah mulai terasa di Kota Blitar. Indikasi perubahan iklim di Kota Blitar

ditandai dengan musim kemarau dan penghujan yang sudah tidak

terprediksi.

Page 6: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

5

1 BAB II

PROFIL KOTA BLITAR

1.1 Profil Umum

Kota Blitar merupakan kota terkecil kedua di Jawa Timur dengan

luas wilayah 32,58 km² yang dibagi dalam tiga wilayah Kecamatan

(Sananwetan, Kepanjenkidul, dan Sukorejo) dan 21 Kelurahan. Jumlah

penduduk Kota Blitar pada akhir Tahun 2010 berjumlah 40.574 Jiwa

dengan kepadatan penduduk 4.316,06 jiwa/Km2.

1.1.1 Kondisi Geografis

Kota Blitar merupakan ibu kota Blitar, secara geografis wilayah

Kota Blitar terletak 112°14' - 112°28' Bujur Timur dan 8°2' - 8°8' Lintang

Selatan dengan luas wilayah ± 3257,85 Ha, yang dibagi dalam tiga

wilayah Kecamatan (Sukorejo, Kepanjenkidul, dan Sananwetan) dengan

21 Kelurahan (Tlumpu, Turi, Sukorejo, Tanjungsari, Karangsari, Blitar,

Kapunden, Kepanjen Kidul, Kauman, Tanggung, Ngadirejo, Kepanjen Lor,

Bendo, Sentul, Rembang, Plosokerep, Sananwetan, Gedog, Klampok,

Karangtengah dan Bendogerit). Wilayah Kota Blitar berada di lereng

Gunung Kelud dan dkelilingi oleh wilayah Kabupaten Blitar. Secara

administasi batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut :

Batas wilayah utara : Kec. Nglegok dan Kec. Garum, Kabupaten

Blitar

Batas wilayah selatan : Kec. Garum dan Kec. Kanigoro,

Kabupaten Blitar

Batas wilayah Barat : Kec. Kanigoro dan Kec. Sanankulon Kab. Blitar

Batas wilayah Timur : Kec. Sanankulon dan Kec. Nglegok, Kab. Blitar

Page 7: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

6

Tabel 2. 1 Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan dan Kelurahan Kota Blitar

NO KECAMATAN/KELURAHAN LUAS WILAYAH (HA)

Kecamatan Kepanjenkidul 1050,23

1 Kepanjenkidul 86,70

2 Kepanjenlor 61,32

3 Kauman 68,03

4 Bendo 151,85

5 Tanggung 223.00

6 Sentul 268,30

7 Ngadirejo 191,02

1 Rembang 84,42

2 Klampok 153,07

3 Plosokerep 124,81

4 Karangtengah 179,54

5 Sananwetan 212,79

6 Bendogerit 195,52

7 Gedog 265,00

Kecamatan Sukorejo 992,46

1 Tumpu 101,53

2 Karangsari 88,24

3 Turi 50,86

4 Blitar 133,20

5 Sukorejo 146,62

6 Pakunden 226,20

7 Tanjungsari 245,80

Jumlah Penduduk Kota Blitar 3257,85

Sumber : Blitar Dalam Angka Kota Blitar 2010

1.1.2 Topografi

Kota Blitar mempunyai ketinggian yang bervariasi. Kondisi

topografi di Kota Blitar rata-rata adalah 156 meter, dengan rincian untuk

wilayah Kota Blitar bagian utara ketinggiannya adalah 245 meter dengan

tingkat kemiringan 2-15˚, bagian tengah memiliki ketinggian rata-rata

sebesar 185 meter dengan kemiringan 0-2˚, sedangkan untuk wilayah

bagian selatan memiliki ketinggian rata-rata sebesar 140 meter dengan

Page 8: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

7

tingkat kemiringan berkisar dari 0-2˚. Rata-rata ketinggian Kota Blitar

dari permukaan air laut sekitar 156 m.

Dengan melihat kondisi ketinggian dari tiap wilayah, baik bagian

utara, tengah maupun selatan memiliki perbedaan ketinggian antara 25

meter sampai 50 meter, maka secara keseluruhan dapat dilihat bahwa

kondisi topografi wilayah Kota Blitar merupakan daerah dengan dataran

rendah atau datar.

Kedalaman tanah di Kota Blitar bervariasi mulai dari 30 - 90 cm

yang meliputi 71,5% dari luas wilayah. Urutan selanjutnya dengan

kedalaman 60 - 90 cm meliputi 15,5% dan terkecil dengan kedalaman 30

- 60 cm meliputi 13% dari luas Kota Blitar.

1.1.3 Kondisi Tanah

Jenis tanah di Kota Blitar termasuk dalam jenis tanah Litosol dan

Regosol dengan tingkat kesuburan yang cukup baik akibat pengaruh dari

debu vulkanis Gunung Kelud. Jenis tanah regosol berasal dari bahan

vulkanis serta batuan endapan kapur, dimana tanah regosol yang di Kota

Blitar berasosiasi denga tanah litosol yang berasal dari batuan beku basis

sampai intermedier. Jenis tanah litosol ini mempunyai konsistensi

gembur, porositas, daya tahan untuk menahan air yang baik dan tahan

terhadap erosi.

Kemampuan tanah yang akan dijelaskan adalah kedalaman efektif

tanah dan tekstur tanah. Untuk kedalaman efektif tanah rata – rata diatas

90 cm, sehingga cocok untuk vegetasi mengoptimalkan pertumbuhan

akarnya.

Sedangkan untuk tekstur tanah termasuk dalam tekstur tanah

halus dengan jenis tanah litosol dan regosol yang mencakup 75% dari

seluruh wilayah kota. Hal ini berarti tanah yang ada mempunyai

kemampuan menahan dan mengikat air cukup besar. Sisanya 25%

Page 9: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

8

SDK Santa Maria, Sekolah Adiwiyata

memiliki tekstur sedang yang sifatnya kurang mampu menahan air,

namun jika dilihat dari penyediaan unsur hara maka tekstur halus ini

relatif baik dibandingkan tekstur sedang.

1.1.4 Profil Demografi

Pada tahun 2011 penduduk Kota Blitar jumlahnya mencapai

148.834 jiwa, atau naik menjadi 3,78% dari tahun 2010. Jika diperinci

tiap kecamatan, jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan

Sananwetan yaitu sebesar 42.803 jiwa, Kecamatan Sukorejo sebanyak

50.411 jiwa dan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan

Kepanjenkidul yaitu sebesar 42.803 jiwa.

Tabel 2. 2 Jumlah Penduduk Tahun 2011

No. Kecamatan Luas (km2) Jumlah

Penduduk (jiwa)

Pertumbuhan Penduduk (%)

Kepadatan Penduduk (Jiwa/km2)

1 Sukorejo 9.92 50.411 4,19% 4.076

2 Kepanjen Kidul 10.5 42.803 3,48% 5.082

3 Sananwetan 12.15 55.620 3,72% 5.262

Total 32.57 148.834 3,78% 4.803

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Blitar

Page 10: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

9

Sumber : RTRW Kota Blitar Tahun 2011-2030

Gambar 2. 1 Peta Administratif Kota Blitar

Page 11: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

10

1.1.5 Kondisi Hidrologi

Sungai yang melewati Kota Blitar adalah Sungai Lahar dengan

panjang ± 7,84 km. Hulu Sungai Lahar berada di Gunung Kelud menuju

ke Sungai Brantas. Selain Sungai Lahar, ada beberapa sungai-sungai

kecil/anak sungai lain, baik yang berasal dari limpahan mata air ataupun

sungai alami lainnya. Dari bentuk topografi Kota Blitar, maka arah aliran

air akan menuju ke arah selatan. Kota Blitar jika dilihat secara hidrologis

memiliki tiga wilayah DPS (Daerah Pengairan Sungai), yaitu:

― PS Lahar

― DPS Cari

― DPS Sumber Nanas

Penentuan DPS ini berdasarkan dari topografi dimana DPS diambil

dari daerah tertinggi serta luas pengaliran yang ada memungkinkan aliran

dari saluran induk masuk ke sungai terdekat. Ditinjau dari kondisi fisik

kota yang merupakan dataran rendah dengan aliran utama berupa

sungai, maka saluran yang terdapat di Kota Blitar dapat dibagi dua

saluran drainase, yaitu drainase makro dan mikro. Wilayah drainase

makro meliputi:

― Daerah pengaliran Sungai Lahar melayani tangkapan air hujan di Blitar

Utara, Tengah dan Barat

― Daerah pengaliran Sungai Cari melayani tangkapan air hujan di Blitar

Utara dan Timur

― Daerah pengaliran Sungai Sumber Nanas melayani tangkapan air

hujan di Blitar Utara dan Barat

Selain terdapat air permukaan berupa sungai, Kota Blitar juga

memiliki beberapa lokasi sumber mata air yang tersebar di seluruh

wilayah Kota Blitar dengan jumlah keseluruhan 26 lokasi. Sumber air

terbesar yaitu Sumber Wayuh yang memiliki luas areal 506 m² dan

Sumber Jaran yang mempunyai luas 300 m², sedangkan sumber air

lainnya memiliki debit air yang cukup kecil.

Page 12: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

11

1.1.6 Sistem Jaringan Air Bersih

Sumber utama air bersih di Kota Blitar adalah berasal dari air

permukaan yang kondisinya relatif tetap, karena mengikuti daur hidrologi.

Saat ini cadangan sumberdaya air di Kota Blitar dapat dikatakan masih

surplus, baik dari air permukaan, air tanah maupun air hujan. Cadangan

sumberdaya air yang cukup banyak berasal dari air permukaan, paling

banyak di Kelurahan Pakunden sebesar 325,796 juta/m3,

KelurahanTanggung sebesar 205,829 juta/m3, Kelurahan Ngadirejo

sebesar 89,783 juta/m3, Kelurahan Sentul sebesar 163,974 juta/m3 dan

yang paling sedikit terdapat di Kelurahan Turi sebesar 1.89 juta/m3.

Selain itu juga terdapat sumber mata air yang jumlahnya 25 sumber air,

dengan sumber terbesar Kali Wayuh yang mempunyai luas 400 m2 dan

sumber Pakunden yang mempunyai luas 300 m2 yang kesemuannya

terletak di Kelurahan Pakunden.

Dalam pelayanan kebutuhan air bersih untuk pelanggan, PDAM

Kota Blitar mengambil air baku yang berasal dari dua sumber yaitu sumur

bor dan mata air. Sumber air baku sumur bor berjumlah 18 unit dan satu

mata air dengan total kapasitas terpasang sebesar 497 l/detik dengan

rincian tujuh sumur yang berfungsi, sembulan sumur rusak, satu sumur

belum berfungsi karena tidak ada pompa, dua buah sumur belum

berfungsi karena masih dalam tahap pelaksanaan dan satu buah mata air

yang belum berfungsi karena masih menunggu pembangunan menara air.

Tabel 2. 3 Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Minum

Tahun 2009

No. Kecamatan Ledeng Sumur Sungai/ Hujan

Kemasan Lainnya

1. Sukorejo 3.769 9353 506 825 94

2. Kepanjen Kidul 3.059 6542 354 577 65

3. Sananwetan 3.331 12472 674 1101 125

Total 10 159 28367 1534 2503 284 Sumber : PDAM Daerah Kota Blitar dan BPS Kota Blitar (Indikator Makro Ekonomi Kota Blitar

Page 13: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

12

1.1.7 Sistem Jaringan Sampah

Pemerintah Kota Blitar memiliki 2 unit instalasi pengolahan sampah

tuntas di Kelurahan Blitar dengan kapasitas pengolahan ± 10 m³/hari

yang dikelola oleh DKP dan Kelurahan Gedog (IPESATU) dengan kapasitas

pengolahan ± 70 m³/hari bekerjasama dengan pihak swasta. Timbunan

sampah yang dihasilkan penduduk Kota Blitar diperkiraan 2.5 liter per

orang per hari dengan total sampah yang dihasilkan di seluruh kota

adalah sekitar ± 334 m3/hari. Asumsi tersebut diambil berdasarkan data

jumlah penduduk 140.574 jiwa Tahun 2010 (sumber Kota Blitar Dalam

Angka 2011) jiwa atau 39.427 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 3

(tiga) kecamatan atau 21 kelurahan dengan kepadatan penduduk antara

35 sampai 42 jiwa/hektar.

Tabel 2. 4 Jumlah Rumah Tangga menurut Cara Pembuangan

Sampah Tahun 2011

No. Kecamatan Jumlah

RT

Cara Pembuangan

Angkut Timbun Bakar Ke Kali Lainnya

1. Sukorejo 15,788 2,023 1,528 0 815 11,422

2. Kepanjen Kidul 11,362 2,895 2,190 0 516 5,761

3. Sananwetan 16,027 3,384 5,238 0 765 6,640

Total 43,177 8,302 8,956 0 2,096 23,823

Sumber : Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Tabel 2. 5 Jumlah Rumah Tangga menurut Kecamatan dan Perkiraan

Timbulan Sampah per Hari Tahun 2011

No. Kecamatan Jumlah Rumah

Tangga Timbulan Sampah

(m3/hari)

1. Sukorejo 15,788 177.62

2. Kepanjen Kidul 11,362 141.21

3. Sananwetan 16,027 168.00

Total 43,177 485.74

Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Daerah Kota Blitar

Page 14: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

13

1.1.8 Sistem Jaringan Drainase

Kondisi drainase Kota Blitar masih merupakan drainase gabungan

dimana pembuangan air limbah dan air hujan serta air kotor disalurkan

dalam satu saluran. Hal ini disebabkan antara lain karena keterbatasan

lahan untuk drainase disamping keterbatasan dana untuk pengadaannya.

Secara umum sistem drainase yang ada di Kota Blitar adalah sistem

drainase tertutup, sedangkan di pinggiran kota saluran airnya adalah

drainase terbuka.

Kondisi jaringan drainase kota secara umum relatif teratur dengan

baik dan memadai, sehingga tidak pernah terjadi banjir. Pada kondisi

terburukpun genangan air terjadi tidak lebih dari 1 jam surut kembali.

a. Kondisi fisik saluran drainase Kota Blitar secara umum baik

yaitu 865 (94,84%) saluran dari total 912 saluran drainase.

b. Kondisi aliran, 399 saluran dapat mengalirkan dengan lancar,

484 saluran kurang lancar dan sisanya 29(3.18%) saluran

dalam kondisi tidak lancar.

(sumber : Laporan Akhir Penyusunan Sistem Informasi Jalan,

2009)

1.1.9 Sistem Pengelolaan Limbah

Berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan Validasi Data

Sanitasi Dasar Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar Tahun 2008 maka

kepemilikan jamban yang layak di Kota Blitar + 67,5 % (layak dari

kriteria Dinas Kesehatan). Salah satu strategi untuk mengatasi

kepemilikan jamban yang relative kecil tersebut Kota Blitar

mengembangkan konsep IPAL komunal mengingat kepadatan penduduk

dibeberapa kelurahan yang tinggi serta lahan yang sempit. Sampai

dengan tahun 2010 Kota Blitar telah memiliki 14 IPAL Sanimas (14 KSM)

dengan total jumlah sambungan rumah (SR) sebanyak 1.087 SR atau

Page 15: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

14

melayani 4.136 jiwa. Dari hasil evaluasi yang dilakukan, tingkat

penggunanan IPAL Sanimas oleh masyarakat adalah 100 % dari kapasitas

rencana. Pelaksanaan program pembangunan IPAL komunal sampai

dengan pemeliharaannya relatif baik. Inti dari program ini sebenarnya

adalah pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat yang diwakili

KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) dapat secara langsung ikut dalam

proses perencanaan sampai pemeliharaannya. Dengan konsep tersebut

program ini tidak terlalu banyak mengalami masalah dikarenakan para

KSM relatif telah bekerja dengan baik.

Tabel 2. 6 Jumlah Rumah Tangga dan Fasilitas Tempat Buang Air Besar Tahun 2011

No. Kecamatan Jumlah RT Tempat Buang Air Besar

Sendiri Bersama Umum Tidak Ada

1. Sukorejo 15,788 4982 - 334 -

2. Kepanjen Kidul 11,362 5308 - 424 -

3. Sananwetan 16,027 9096 - 620 -

4. Dst 43,177 19,386 0 1,378 0

Sumber : Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

Tabel 2. 7 Jumlah Rumah Tangga Tanpa Tanki Septik Tahun 2011

No. Kecamatan Jumlah Rumah Tangga

Tanpa Tangki Septik

1. Sukorejo 777

2. Kepanjen Kidul 548

3. Sananwetan 1,026

TOTAL 2,351

Sumber : Dinas Kesehatan Daerah Kota Blitar

1.1.10 Ruang Terbuka Hijau

Kawasan ruang terbuka hijau di Kota Blitar tersebar diseluruh

wilayah kota. Ruang terbuka hijau terdiri atas taman kota dan median

jalan, lapangan, makam, tempat rekreasi, sawah perkotaan, dan

sebagainya.

Page 16: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

15

Berdasarkan kepemilikannya, RTH perkotaan dibedakan dalam

kategori RTH privat dan RTH publik. RTH privat di Kota Blitar berupa RTH

pekarangan rumah pribadi dan pekarangan/ halaman perkantoran.

Sedangkan untuk kondisi luasan masing-masing RTH di Kota Blitar dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2. 8 Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Blitar

No. Lokasi Luas ( Ha )

RTH PUBLIK 649.3601

1. RTH PADA JALUR JALAN KOTA 0.1125

1 Pot jalan Ir. Soekarno 50 set 0.0025

2 Taman sepanjang Jl. Sudanco S. 0.0800

3 Taman sepanjang Jl. Jaksa Agung Suprapto 0.0250

4 Pot Alamanda Jl. S. Parman 40 bj 0.0050

2. RTH TAMAN PERSIMPANGAN JALAN, MONUMEN 0.0964

5 Pulau jalan di perempatan BRI 0.0023

6 Pulau jalan di perempatan toko sumber waras 0.0023

7 Pulau jalan di perempatan toko sidomulyo 0.0023

8 Pulau jalan di perempatan toko ijo 0.0006

9 Taman perempatan bok ireng 0.0007

10 Pot bis beton perempatan lovi sejumlah 24 pot 0.0019

11 Taman batas sanankulon 0.0120

12 Batas kota Rembang 0.0036

13 Taman perenpatan Plosokerep 0.0036

14 Taman Pulau timur stadion 0.0028

15 Taman tugu wahana Jl. Jend Sudirman 0.0005

16 Taman halaman peta Supriyadi 0.0120

17 Taman Tugu Pancasila 0.0120

18 Taman Pintu masuk Jl. S. Parman 0.0375

19 Taman Patung Ir. Soekarno 0.0025

2. RTH TAMAN 6.5395

20 Taman selatan penjara 0.0038

21 Taman selatan es mini I 0.0014

22 Taman tugu adipura Jl. Mawar 0.0015

23 Taman patung Koi sangut 0.0040

24 Taman timur jembatan sangut 0.0005

25 Taman pojok stadion 4 unit 0.0040

26 Bak taman depan stadion 0.0200

27 Taman barat pos polisi pleret 0.0020

Page 17: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

16

No. Lokasi Luas ( Ha )

28 Bak Taman depan stadion 0.0015

29 Taman timur SPBU Gedog 0.0008

30 Taman selatan SPBU Kebon Rojo 0.0015

31 Pot alamanda lapangan sananwetan 25 buah 0.0035

32 Taman TMP Suprijadi 0.0200

33 Taman kantor KLH 0.0750

34 Taman Aloon-aloon 3.4000

35 Taman di ling sekolah 3.0000

3. RTH LAPANGAN OLAHRAGA DAN MAKAM 56.2570

36 Makam Kota Blitar ( Tersebar ) 22.2270

38 Komplek makam Bung Karno 1.6000

39 Lapangan kota/kecamatan/kelurahan (Tersebar) 26.4300

40 Lapangan Sekolah 2.0000

41 Stadion 4.0000

3. RTH HUTAN KOTA DAN KEBUN BIBIT 9.3200

42 Hutan kota Kebun Rojo 2.9100

43 Agrowisata belimbing 5.0000

44 Hutan kota di Tanjungsari 0.8000

45 Hutan Kota Gedog 0.3600

46 Hutan Kota Tanggung 0.2500

4. RTH PENGAMAN JALUR KA, SUTT, SUNGAI DAN BUFFER ZONE 577.0347

48 Taman lintasan KA, Jl. Tanjung 0.0050

49 Buffer KA Double Track 152.9500

50 Buffer SUTT 40.0000

51 Buffer Sungai 163.4700

52 Taman bis beton timur lintasan KA, Jl. Tanjung 0.0015

53 Kav. konservasi di TPA 1.0000

54 Konservasi sumur PDAM 0.5000

55 Sempadan mata air 75.3982

5. TANAH BENGKOK BERUPA SAWAH YANG DISEWAKAN 123.6400

6. BATALYON INFANTERI 511 20.0700

7. KEBUN RAKYAT, TANAMAN LANGKA 1.2000

8. KEBUN BINATANG MINI 1.3000

RTH PRIVAT 1,309.5040

1 Sawah 1,032.5840

2 Lingkungan Permukiman 276.9200

Jumlah TOTAL 1,958.8641

Wil Perencanaan 3,257.2500 Sumber: Bappeda Kota Blitar

Page 18: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

17

1.2 Potensi dan Masalah

Potensi dan masalah yang akan dibahas pada sub bab ini berkaitan

dengan penyediaan ruang terbuka hijau di Kota Blitar.

1.2.1 Potensi

Pemanfaatan lahan untuk kawasan tidak terbangun baik berupa

sawah dan tegalan masih mendominasi penggunaan lahan di Kota Blitar

yaitu sekitar 1.666 Ha atau 48%. Dengan ketersediaan lahan tersebut

maka masih dimungkikan adanya pengembangan ruang terbuka hijau.

Tabel 2. 9 Penggunaan Lahan Kota Blitar

No. Penggunaan Lahan Kecamatan

Kepanjenkidul (Ha)

Kecamatan Sananwetan

(Ha)

Kecamatan Sukorejo

(Ha)

Luas Total (Ha)

1 Kawasan Industri dan Pergudangan 8.339 5.697 24.208 38.244

2 Kawasan Olahraga 1.547 1.767 0.437 3.751

3 Kawasan Pariwisata 2.94 6.535 1.251 10.726

4 Kawasan Pelayanan Kesehatan 4.904 5.273 0.905 11.082

5 Kawasan Pelayanan Pendidikan 21.979 27.482 12.169 61.63

6 Kawasan Pelayanan Peribadatan 1.341 2.055 0.846 4.242

7 Kawasan Pemakaman 3.882 9.272 9.073 22.227

8 Kawasan Perdagangan dan Jasa 37.92 11.665 28.045 77.63

9 Kawasan Perkantoran 21.138 22.276 1.826 45.24

10 Kawasan Pertahanan dan Keamanan 1.565 21.912 0.337 23.814

11 Kawasan Pertanian Lahan Basah (sawah) 347.141 460.586 348.497 1156.224

12 Kawasan Pertanian Lahan Kering (bukan sawah) 202.528 148.893 158.696 510.117

13 Kawasan Perumahan dan Permukiman 371.286 481.391 397.469 1250.146

14 Kawasan Ruang Terbuka Hijau 14.749 6.836 6.096 27.681

Page 19: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

18

No. Penggunaan Lahan Kecamatan

Kepanjenkidul (Ha)

Kecamatan Sananwetan

(Ha)

Kecamatan Sukorejo

(Ha)

Luas Total (Ha)

15 Kawasan Terminal Angkutan 6.18 3.205 0.939 10.324

16 Sungai 2.562 - 1.204 3.766

17 TPA - 0.406 0.406

TOTAL 1050 1215.25 992 3257.25 Sumber: RTRW Kota Blitar Tahun 2011-2030

1.2.2 Masalah

Isu lingkungan hidup di Kota Blitar sebagaiamana tercantum dalam

SLHD Kota Blitar Tahun 2011 adalah sebagai berikut :

1. Alih Fungsi

Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, di

Kota Blitar, maka kebutuhan akan perumahan akan semakin

meningkat pula sehingga berdampak padalahan pertanian yang

semakin berkurang sebagai akibat dari alih fungsi lahan pertanian

menjadi kawasan permukiman. Berdasarkan data yang diperoleh dari

Dinas Pertanian Daerah Kota Blitar telah terjadi alih fungsi lahan

pertanian menjadi kawasan terbangun sebanyak 51 ha selama periode

2004 sampai 2010 atau terjadi alih fungsi lahan pertanian sebanyak

4,28 % dibandingkan dengan tahun 2004. Jumlah mutasi lahan

pertanian menjadi kawasan terbangun terbanyak terjadi pada tahun

2006 sejumlah 26 ha dan yang terkecil terjadi pada tahun 2009 tidak

ada mutasi lahan.

Penurunan produksi sawah di kota Blitar, salah satu

penyebabnya adalah luas lahan sawah pertanian di kota Blitar

mengalami penyusutan yang sangat drastis selama lima tahun mulai

tahun 2007 sampai dengan tahun 2011, hal ini dapat diketahui dari

Tabel SE-9. Perubahan lahan ini sebagai akibat pengalihfungsian lahan

pertanian menjadi lahan non pertanian atau lahan terbangun. Dari

Page 20: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

19

grafik 3.20 dapat diketahui perubahan lahan pertanian pada tahun

2008 sampai dengan tahun 2011.

Sumber : SLHD Kota Blitar Tahun 2011

Gambar 2. 2 Perubahan Lahan Pertanian

2. Matinya Sumber Mata Air

Sumber mata air yang ada di Kota Blitar sebanyak 27 buah.

Tetapi akhir-akhir ini sudah ada 2 buah yang mati, bahkan ada

beberapa yang debitnya sudah menurun. Penyebabnya cukup

beragam, selain karena faktor alam, beberapa di antaranya juga

disebabkan oleh ulah manusia sendiri. Di samping sumber mata air

tersebut dijadikan tempat pembuangan sampah, pohon-pohon

pelindung yang ada di sekitar sumber mata air juga ditebang secara

sembarangan dan tidak digantikan,.

3. Pencemaran Air Sungai

Masih rendahnya tingkat pengetahuan sebagian masyarakat

akan pentingnya pelestarian fungsi lingkungan hidup sehingga

berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan hidup seperti

pencemaran air limbah tahu di sungai sumber wayuh dan sumber

11441141 1141

1134

1130

2007 2008 2009 2010 2011

Grafik 3.20Perubahan Lahan Pertanian ( Ha )

Page 21: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

20

jaran Kelurahan Pakunden Kecamatan Sukorejo karena air limbah

tahu langsung dibuang ke sungai, sedangkan IPAL yang tersedia

belum optimal penggunaannya Berdasarkan hasil pengujian, kualitas

air sungai sumber wayuh dan sumber jaran telah terjadi peningkatan

kualitas dari semula kelas IV menjadi kelas III kriteria baku mutu air

sesuai PP nomor 82 tahun 2001. Hal ini disebabkan karena

kandungan COD, BOD, Phospat total dan Sulfida telah memenuhi baku

mutu yang telah ditetapkan.

4. Persampahan

Permasalahan sampah di perkotaan termasuk Kota Blitar adalah

masalah yang pelik namun harus memiliki solusi yang matang dan

terintegrasi. Wilayah perkotaan yang biasanya kesulitan dalam

penyediaan lahan guna menampung sampah, karena sebagian besar

telah digunakan sebagai permukiman. Tak terkecuali Kota Blitar,

akhir-akhir ini masalah sampah mulai dirasakan telah mengalami

kendala yang signifikan dalam penanganannya secara tuntas.

Perkiraan timbunan sampah di Kota Blitar pada tahun 2009

sebanyak 348,64 m3/hari, sedangkan timbunan sampat yang dapat

tertanggulangi hanya 50 % saja. Timbunan sampah ini setiap

tahunnya terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah

penduduk Kota Blitar, selain itu sulitnya mencari lokasi TPA juga

merupakan kendala yang serius bagi Kota Blitar karena lokasi TPA

yang ada berada di wilayah Kabupaten Blitar.Untuk mengurangi

volume timbunan sampah, maka Pemerintah Kota Blitar melalui Dinas

Keberihan dan Pertamanan Daerah Kota Blitar telah mengupayakan

lokasi pengolahan sampah menjadi kompos di setiap Kecamatan,

sedangkan saat ini PemerintahKota Blitar telah memiliki Instalasi

Pengolahan Sampah Tuntas (IPESATU) di Kecamatan Sananwetan.

Page 22: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

21

1.3 Program Unggulan

Program Unggulan yang dilaksanakan Kota Blitar dalam bidang

Lingkungan Hidup adalah program Kampung Iklim (Climate Village),

Mitigasi Kota Blitar dengan menurunkan 26% Emisi Tahun 2020

1.3.1 Program Kampung Iklim

Kegiatan ini merupakan respon terhadap program kampung Iklim

yang digagas oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Secara garis besar

merupakan upaya yang terencana dan intensif dalam langkah mitigasi

dan adaptasi akibat perubahan iklim. Hal ini berkaitan dengan indikasi

perubahan iklim di Kota Blitar pada 10 Tahun terakhir sebagai berikut:

a. Curah hujan cenderung menurun dari 2400 menjadi 1350

mm/Tahun

b. Temperatur udara rata-rata meningkat dari 29˚C menjadi 31˚C

c. Anomali cuaca yang berdampak pada kegagalan panen vegetasi

lokal berupa rambutan.

d. Hujan turun tidak intensif sehingga cadangan air tanah menurun

dan beberapa mata air mengering.

e. Penurunan level; air tanah dengan indikasi pendangkalan sumur

dari rata-rata 4 m menjadi 7 m dan mulai tercemar rembesan

tinja/bakteri ecoli.

Kampung Iklim Kelurahan Pakunden

Page 23: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

22

Pada program ini dipilih 1 kelurahan sebagai pilot program

Kampung Iklim yang ada di Kota Blitar.

Tujuan program tersebut adalah:

1. Zero waste water (Limbah Cair)

2. Zero solid waste (Sampah)

3. Zero Air Polution ( Polusi Udara)

4. Energi terbaharukan (Biogas)

5. PJU Energi Matahari

6. Air Bersih tanpa dimasak

7. Penghijauan dan revitalisasi sumber air

Bentuk kegiatan:

1. Launching Kelurahan Pakunden sebagai pilot program climate

village atau Kampung Iklim untuk Kota Blitard dan

mengalokasikan anggaran + 1 Miliar.

2. Pembangunan talud pelindung untuk mata air sumber wayuh dan

sumber jaran serta pembangunan sumur resan.

3. Pembangunan final treatment limbah tahu di aliran sungai sumber

wayuh.

4. Bakti sosial berupa pembersihan sungai dan penanaman bibit

pohon buah rambutan sebanyak 300 batang, bibit pohon suren

sebanyak 700 batang dan bibit pohon kelengkeng 200 batang

terutama di lokasi sekitar sumber air di Kelurahan Pakunden.

Rambutan dan Kelengkeng dipilih karena merupakan tanaman

produktif dan cocok untuk tumbuh di wilayah Blitar sedangkan

suren dipilih sebagai sarana peneduh dan resapan yang relatif

dapat bertahan lama karena daunnya yang tidak bisa dimakan

ternak dan memliki kandungan zat yang dapat menolak serangga

perusak

Page 24: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

23

5. Pemberian bantuan mesin pencacah sampah sebagai salah satu

upaya pengurangan timbulan dan pemanfaatan sampah kepada

sekolah adiwiyata.

6. Pemberian bantuan gerobak sampah secara simbolis kepada

Kelurahan Pakunden. Gerobak sampah nantinya berjumlah 15

yang akan dibagi kepada RW se Kelurahan Pakunden serta

Kelurahan yang mempunyai industri rokok sejumlah 6 kelurahan

7. Penyerahan secara simbolis tempat sampah basah dan kering

serta bunga sanseiviera sebagai tanaman penyerap polusi kepada

tim penggerak PKK Kelurahan Pakunden . Tempah sampah basah

kering sejumlah 15 set rencananya akan diserahkan kepada 3

Puskesmas induk Kecamatan se Kota Blitar, Terminal Patria, PKK

serta kelurahan yang mempunyai industri rokok. 2.3.1 Mitigasi

Kota Blitar menuju penurunan Emisi 26% Tahun 2020.

8. Pengadaan papan nama mata air.

9. Pembangunan SR dengan IPAL.

1.3.2 Adaptasi Perubahan Iklim dan Mitigasi Kota Blitar dengan

Menurunkan 26% Emisi Tahun 2020

Kegiatan ini merupakan respon perubahan iklim dan mitigasi di

Kota Blitar. Tujuan program tersebut adalah:

1. Menurunkan Ekspose gas metan dari limbah domestik maupun

limbah industri rumah tangga

2. Menurunkan ekspose gas metan sampah dengan Sanitary Landfill

3. Pengendalian ekspose karbon pada sistem transportasi dan

industri dengan kontrol emisi gas buang

4. Peningkatan paparan oksigen dengan penghijauan

Bentuk kegiatan Adaptasi Perubahan Iklim dan Mitigasi Kota Blitar

dengan menurunkan 26% emisi tahun 2020 meliputi :

Page 25: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

24

1. Pembangunan laboratorium dan pengadaan peralatan laboratorium

kualitas air dan udara sebagai salah satu upaya pemantauan

kualitas lingkungan di kota blitar.

2. Pembangunan konstruksi perlindungan mata air di lokasi mata air

3. Pembangunan IPAL Puskesmas.

4. Pembangunan biogas limbah tahu.

5. Studi Pembangunan Impounding Reservoir dan Penyediaan Lahan.

6. Pembangunan IPAL Komunal sebanyak 14 Unit dan sumur resapan

Air Hujan sebanyak 100 Unit

7. Rencana Pembangunan TPA Sanitary Landfill pada Tahun 2012

yang didahului dengan penyusunan Masterplan TPA, Studi

Kelayakan, DED dan penyiapan lahan TPA Tahun 2011.

8. Kajian Kerentanan Kota Blitar terhadap perubahan iklim yang

menyebabkan kekeringan atau curah hujan ekstrem.

9. Dialog pembelajaran bersama terkait dampak perubahan iklim.

10.Sosialisasi kebijakan lingkungan.

Adipura dan Adiwiyata

Page 26: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

25

1.4 Pencapaian

Kota Blitar telah melaksanakan program/kegiatan dalam rangka

Penataan Ruang dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang saat ini sedang

ditingkatkan oleh Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementrian

Pekerjaan Umum melalui Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH).

Pemerintah Kota Blitar melalui beberapa Satuan Kerja Pemerintah

Daerah (SKPD), seperti Bappeda, Dinas PU, Kantor Lingkungan Hidup,

Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Kesehatan, Badan

Pemberdayaan Masyarakat maupun Kecamatan dan Kelurahan secara

terpadu dan bersinergi dengan masyarakat telah dan terus

melaksanakan kegiatan penataan ruang dan pengelolaan lingkungan

hidup dengan prestasi sebagai berikut :

Tabel 2. 10 Pencapaian Bidang Lingkungan Hidup Kota Blitar

No. Nama

Penghargaan Deskripsi

Penghargaan Pemberi

Penghargaan Periode

1. Otonomi Award Sebagai pemenang kategori partisipaasi masyarakat

JPIP 2006

2. Otonomi Award Sebagai pemenang kategori inovasi

pelayanan publik bidang kesehatan

JPIP 2006

3.

Penghargaan Pemrakarsa

Pembangunan Manusia Indonesia

Sebagai pemenang kategori konsistensi

dan keberlanjutan program

Presiden RI 2006

4. Penghargaan Manggala Karya

Bakti Husada Arutala

Menggerakkan dan memberdayakan

masyarakat untuk hidup sehat

Menteri Kesehatan

Republik Indonesia

2006

5. Penghargaan Gubernur Jawa

Timur

Peningkatan Pelayanan Publik

Terbaik se jawa Timur

Gubernur Jawa Timur

2008

A d i p u r a

Page 27: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

26

No. Nama

Penghargaan

Deskripsi

Penghargaan

Pemberi

Penghargaan Periode

6. Otonomi Award Nominasi kategori

sanitasi

JPIP 2009

7. Adipura Kota Menengah Kementerian

Lingkungan Hidup

2005-

2012

8. Tata Ruang Berkelanjutan Award

Kota Menengah Kementrian Pekerjaan Umum

2008

9. Adiwiyata Calon Sekolah Adiwiyata

Kementrian Lingkungan

Hidup

2009

10. Adiwiyata Penghargaan Sekolah

Peduli dan Berbudaya Lingkungan ( SDK Santa Maria Kota

Blitar)

Gubernur

Jawa Timur

2010 -

2011

11. Adiwiyata

Mandiri

Penghargaan Sekolah

Peduli dan Berbudaya Lingkungan ( SDK

Santa Maria Kota Blitar)

Kementerian

Lingkungan Hidup

2012

12. Cipta Wisata Award

Penghargaan di Bidang Pariwisata yang Berkelanjutan

Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata

2011

13. Green City Penghargaan di Bidang Lingkungan

Hidup

Kementerian Lingkungan

Hidup

2012

Sumber : Bappeda Kota Blitar

Page 28: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

27

BAB III

STRATEGI, KEBIJAKAN DAN RENCANA PENGEMBANGAN

Pemerintah Kota Blitar mempunyai komitmen untuk mewujudkan

pembangunan yang berkelanjutan. Komitmen tersebut ditekankan pada

tujuan penataan ruang Kota Blitar yang berbunyi “Mewujudkan Kota Blitar

sebagai kota wisata kebangsaan yang didukung oleh sektor pertanian,

perdagangan dan jasa yang aman, nyaman, produktif, dan

berkelanjutan”.

Aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berarti Kota Blitar

berusaha untuk mewujudkan wilayah kota yang aman dan nyaman untuk

ditinggali, serta produktif dalam artian mampu memberikan hasil yang

optimal dengan meningkatkan produktifitas pertanian perkotaan maupun

kegiatan lain yang mampu memberikan nilai tambah bagi Kota Blitar.

Sedangkan berkelanjutan dimaksudkan agar Kota Blitar tidak hanya

memperhatikan generasi saat ini dalam tata ruang, namun juga

bagaimana kota dapat tetap nyaman bagi generasi di masa yang akan

datang dengan memperhatikan lingkungan. Tujuan tersebut dijabarkan

pada penetapan kebijakan, strategi dan rencana pengembangan.

3.1. Kebijakan dan Strategi

Kebijakan dan strategi untuk mewujudkan pembangunan yang

berkelanjutan sebagaimana tertuang dalam RTRW Kota Blitar Tahu 2011-

2030 adalah sebagai berikut :

1. Green Open Space

Kebijakan : peningkatan penyediaan ruang terbuka hijau kota

Strategi : a. mempertahankan fungsi dan menata ruang

terbuka hijau yang ada;

b. mengembalikan ruang terbuka hijau yang telah

Page 29: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

28

beralih fungsi; dan

c. meningkatkan ketersediaan ruang terbuka hijau

meliputi hutan kota, lapangan olahraga terbuka,

taman kota, taman lingkungan, sabuk hijau,

jalur hijau jalan, sempadan, dan inovasi

penyediaan RTH lainnya.

2. Green Community

Kebijakan : peningkatan penyediaan ruang terbuka hijau kota

Strategi : mendorong peran serta masyarakat dan swasta

dalam penyediaan dan pengelolaan ruang terbuka

hijau kota.

3. Green Water

Kebijakan : peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan

sarana dan prasarana lingkungan permukiman

Strategi : d. mengembangkan sistem jaringan drainase

secara terintegrasi; dan

e. mengembangkan konservasi sumber daya air

untuk menjaga ketersediaan serta

keberlanjutan sumber daya air

4. Green Waste

Kebijakan : peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan

sarana dan prasarana lingkungan permukiman

Strategi : a. meningkatkan sistem pengelolaan persampahan

terpadu dengan teknik-teknik yang berwawasan

lingkungan; dan

b. meningkatkan prasarana pengelolaan air limbah

rumah tangga yang berbasis komunal.

Page 30: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

29

5. Green Energy

Kebijakan : peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan

sarana dan prasarana lingkungan permukiman

Strategi : mengembangkan prasarana jaringan listrik dan

sumber energi listrik alternatif

6. Green Transportation

Kebijakan : peningkatan aksesibilitas dan keterkaitan antar

pusat kegiatan.

Strategi : mengembangkan sistem transportasi massal dan

ramah lingkungan.

Kebun Bibit Kelurahan Rembang

Page 31: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

30

3.2. Rencana Pengembangan

Green Planning merupakan

perwujudan rencana tata ruang dan

rancang kota yang berbasis lingkungan

hidup. Dalam penyusunan rencana tata

ruang dan rancang kota harus sesuai

dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku dan dilaksanakan secara

terus menerus dan sinergis antara

perencanaan, pemanfaatan dan

pengendalian pemanfaatan ruang.

Green open space berarti bahwa

meningkatkan kualitas dan kuantitas RTH

sesuai dengan karakteristik

kota/kabupaten dengan target RTH 30%.

Hal ini dilakukan untuk menindaklanjuti

amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun

2007 tentang Penataan Ruang yang

menyatakan bahwa penyediaan ruang

terbuka hijau harus memenuhi minimal

30% (tiga puluh persen) dari luas wilayah

total. Rincian ruang terbuka hijau

meliputi ruang terbuka hijau privat

sebesar 10% dan ruang terbuka hijau

publik sebesar 20%.

Rencana pengembangan ruang

terbuka hijau di Kota Blitar sebagaimana

disebutkan dalam RTRW Kota Blitar

Jalur Hijau Jalan Sudancho Supriyadi

Page 32: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

31

Tahun 2011 – 2030 adalah dengan penyediaan ruang terbuka hijau privat

dan publik.

Ruang terbuka hijau privat seluas kurang lebih 10,8 % dari luas

Kota meliputi :

a. pekarangan rumah;

b. halaman perkantoran, fasilitas umum, pertokoan, dan tempat usaha;

c. sawah dengan luas kurang lebih 366 Ha.

Ruang terbuka hijau publik seluas kurang lebih 20% dari luas Kota

Blitar meliputi :

a. ruang terbuka hijau taman dan hutan kota

ruang terbuka hijau taman lingkungan dan taman kota dengan

luas kurang lebih 35 Ha;

ruang terbuka hijau hutan kota antara lain Kebon Rojo dan Hutan

Kota Tanjungsari dengan luas kurang lebih 11 Ha; dan

ruang terbuka hijau sabuk hijau dengan luas kurang lebih 350 Ha.

b. ruang terbuka hijau jalur hijau jalan

ruang terbuka hijau pada jalur hijau jalan dengan luas kurang

lebih 61 Ha;

ruang terbuka hijau pulau jalan dan median, dengan luas kurang

lebih 0,19 Ha; dan

ruang terbuka hijau pedestrian dengan luas kurang lebih 0,02 Ha.

c. ruang terbuka hijau fungsi tertentu.

ruang terbuka hijau sempadan sungai dengan luas kurang lebih

156 Ha;

ruang terbuka hijau sempadan mata air dengan luas kurang lebih

129 Ha;

ruang terbuka hijau sempadan jalur KA dengan luas kurang lebih

24 Ha;

Page 33: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

32

ruang terbuka hijau jalur SUTET/SUTT dengan luas kurang lebih

37 Ha;

ruang terbuka hijau TPA dengan luas kurang lebih 5 Ha; dan

ruang terbuka hijau pemakaman dengan luas kurang lebih 33 Ha.

Green transportation merupakan perwujudan penggunaan

transportasi publik ramah lingkungan, berjalan kaki dan bersepeda.

Upaya perwujudan green transportation difokuskan pada rencana

pelayanan angkutan umum.

Rencana pelayanan angkutan umum difokuskan pada penggunaan

moda transportasi yang ramah lingkungan baik dengan transportasi

umum massal maupun dengan moda transportasi lain, yaitu :

a. pengembangan Sistem Angkutan Umum Massal (SAUM) pada koridor-

koridor jalan utama;

b. revitalisasi dan pengembangan halte diseluruh wilayah Kota Blitar

terutama pada tempat yang strategis disetiap rute angkutan

perkotaan; dan

c. penataan moda transportasi lain, berupa lokasi-lokasi pangkalan ojek

dan becak.

Rencana jaringan jalan pejalan kaki adalah pengembangan jalur

pejalan kaki yang diprioritaskan untuk mendukung pengembangan

kawasan wisata meliputi : Jalan Merdeka, Jalan A. Yani, Jalan Ir.

Soekarno, Jalan Sudancho Suprijadi, Jalan Diponegoro, Jalan Sultan

Agung, dan Jalan Dr. Sutomo.

Page 34: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

33

Sumber : RTRW Kota Blitar 2011-2030

Gambar 3. 1 Rencana Kawasan Ruang Terbuka Hijau

Page 35: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

34

Green waste merupakan perwujudan konsep zero waste. Rencana

pengembangan zero waste dituangkan dalam pengelolaan air limbah dan

persampahan. Rencana pengelolaan air limbah meliputi sistem

pengelolaan air limbah rumah tangga dan sistem pengeloaan air limbah

bukan rumah tangga.

Sistem pengelolaan air limbah rumah tangga direncanakan

menggunakan sistem on-site dan sistem off-site. Pengelolaan limbah

rumah tangga dengan sistem on-site diarahkan pada kawasan perumahan

kepadatan rendah dan sedang, sedangkan pengelolaan limbah rumah

tangga dengan sistem off-site diarahkan pada kawasan perumahan

kepadatan sedang sampai tinggi, terutama pada kawasan kumuh dan

perumahan yang dilakukan oleh pengembang.

Sistem pembuangan air limbah bukan rumah tangga diarahkan

pada pengembangan sistem pengolahan air limbah pada kawasan industri

dan peternakan.

Rencana sistem persampahan meliputi rencana Tempat Pengelolaan

Akhir (TPA) dan rencana Tempat Pembuangan Sampah Sementara

Terpadu (TPST), dengan rencana pengembangan meliputi :

a. pengembangan TPA di Kelurahan Gedog Kecamatan Sananwetan;

b. peningkatan pengelolaan sampah melalui sistem sanitary landfill;

c. pengembangan dan peningkatan TPS diseluruh kelurahan menjadi

Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST);

d. peningkatan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan

sampah secara mandiri; dan

e. peningkatan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Blitar dalam

pengembangan dan pengelolaan TPA Bersama.

Green Community merupakan perwujudan pengembangan

jaringan kerjasama pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha yang

Page 36: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

35

sehat. Bentuk peran masyarakat dilakukan dalam penataan ruang

maupun dalam kebijakan pembangunan lainnya baik dalam perencanaan,

pemanfaatan dan pengendalian.

Dalam tahap perencanaan, masyarakat dapat memberikan

masukan dalam penyusunan kebijakan pembangunan daerah. Bentuk

peran masyarakat dalam tahap pemanfaatan, maasyarakat dapat

bekerjasama dengan Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau sesama

unsur masyarakat dalam pemanfaatan ruang serta memanfaatkan ruang

yang sesuai dengan kearifan lokal dan rencana pembangunan yang telah

ditetapkan. Sedangkan dalam pengendalian, masyarakat dapat ikutserta

dalam memantau, mengawasi, melaporkan dan mengajukan keberatan

pelaksanaan pembangunan yang tidak sesuai dengan kebijakan yang

telah ditetapkan.

Pengolahan Limbah Non Domestik

Page 37: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

36

Sumber : RTRW Kota Blitar 2011-2030

Gambar 3. 2 Rencana Pengembangan Sistem Persampahan

Page 38: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

37

Sumber : RTRW Kota Blitar 2011-2030

Gambar 3. 3 Rencana Pengembangan Sistem Pengelolaan Limbah

Page 39: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

38

Green energy merupakan perwujudan pemanfaatan energi yang

efisien dan ramah lingkungan. Rencana pengembangan sistem jaringan

energi meliputi pembangkit listrik dan jaringan prasarana energi.

Rencana pembangkit listrik meliputi :

a. pengembangan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) di

Kecamatan Kepanjenkidul;

b. pengembangan pembangkit listrik tenaga surya; dan

c. pengembangan listrik tenaga altenatif lainnya yang ramah

lingkungan.

Rencana jaringan prasarana energi meliputi jaringan transmisi

tenaga listrik dan bangunan pengelolaan jaringan listrik.

Green water merupakan upaya menerapkan konsep ekodrainase

dan zero run off. Konsep ini ditekankan pada rencana pengembangan

system drainase perkootaan dan sistem prasarana sumberdaya air.

Rencana pengembangan sistem drainase dilakukan dengan

revitalisasi sistem jaringan drainase primer, sistem jaringan drainase

sekunder, dan sistem jaringan drainase tersier. Sistem prasarana

sumberdaya air ditekankan pada pengembangan sistem pengendalian

banjir, meliputi :

a. perlindungan terhadap daerah aliran sungai melalui konservasi daerah

aliran sungai dan pengendalian pembangunan kawasan budidaya;

b. pengembangan sistem jaringan drainase tersistem dengan saluran

pembuangan utama meliputi :

1. Sungai Lahar berserta anak sungainya;

2. Sungai Cari berserta anak sungainya;

3. Sungai Sumber Nanas berserta anak sungainya; dan

4. Kali Tugu/Sumber Saman berserta berserta anak sungainya.

c. melakukan pengerukan secara berkala pada sungai –sungai tersebut.

Page 40: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

39

Sumber : RTRW Kota Blitar 2011-2030

Gambar 3. 4 Rencana Pengembangan Sistem Drainase

Page 41: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

40

BAB IV

RENCANA AKSI KOTA HIJAU

4.1. Kegiatan Utama P2KH

Rencana aksi untuk mewujudkan Blitar Kota Hijau meliputi

penarapan beberapa atribut Kota Hijau. Atribut kota hijau terdiri dari :

1. Perencanaan dan perancangan kota (Green Planning and Design),

yang bertujuan meningkatkan kualitas rencana tata ruang dan

rancang kota yang lebih sensitif terhadap agenda hijau, upaya

adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.

2. Pembangunan ruang terbuka hijau (Green Open Space)

untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas RTH sesuai dengan

karakteristik kota/kabupaten, dengan target RTH 30%.

3. Komunitas hijau (Green Community)

yaitu pengembangan jaringan kerjasama pemerintah, masyarakat,

dan dunia usaha yang sehat.

4. Pengurangan dan pengolahan limbah dan sampah (Green Waste)

yaitu dengan menerapkan pengelolaan limbah dan sampah hingga

menghasilkan zero waste.

5. Pengembangan sistem transportasi berkelanjutan (Green

Transportation)

yaitu dengan mendorong warga untuk menggunakan transportasi

publik ramah lingkungan, serta berjalan kaki dan bersepeda dalam

jarak pendek.

6. Peningkatan kualitas air (Green Water) dengan menerapkan konsep

ekodrainase dan zero runoff.

7. Green Energy, yaitu pemanfaatan sumber energi yang efisien dan

ramah lingkungan.

Page 42: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

41

8. Green Building, yaitu penerapan bangunan hijau yang hemat

energi.

Dalam pelaksanaannya Kota Blitar sendiri belum mampu

menerapkan kedelapan atribut Kota Hijau secara keseluruhan. Program

dan kegiatan yang mendukung Kota Hijau di Kota Blitar pada tahun 2014

diarahkan pada pelaksanaan green water, green waste, green community,

green open space, green planning and design. Program dan kegiatan itu

tertuang jelas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Blitar

Tahun 2011 – 2015 sebagai berikut :

1. Rencana Aksi Green Planning and Design

Program/kegiatan pada atribut green planning and design meliputi

a. Sosialisasi Kebijakan Perencanaan Pembangunan

b. Penyusunan Kebijakan Investasi bagi Pembangunan Fasilitas

Infrastruktur

c. Fasilitasi Perencanaan Pengembangan Kawasan Agrowisata

Blimbing dan Urban sanitation Project to Support PNPM Mandiri

d. Pengembangan Blitar Kota Sehat

e. Sinkronisasi Program Pembangunan Sanitasi Kota

f. Kajian Sanitasi berbasis masyarakat

g. Pengarustamaan gender dalam pembangunan sanitasi kota

h. Rencana Induk Drainase Kota

i. Penyusunan EHRA

j. Rencana Induk Ruang Terbuka Hijau Kota Blitar

k. Penyusunan Green Map

l. Penyusunann DED Taman Kota

m. Koordinasi dan Fasilitasi Penyusunan Pemanfaatan Ruang Lintas

Kabupaten/Kota (Fasilitasi P2KH)

n. Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan

Page 43: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

42

o. Revisi Rencana Tata Ruang

p. Penyusunan Prosedur dan Manual Pengendalian Pemanfaatan

Ruang

q. Penyusunan Kebijakan Manajemen Pengelolaan Sampah

r. Rencana Induk Drainase Kota

Program/kegiatan tersebut berada dalam kewenangan 2

(dua) SKPD yang membidangi penataan ruang yaitu Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah dan Dinas Pekerjaan Umum

Daerah Kota Blitar.

2. Rencana Aksi Green Water

Program/kegiatan pada atribut green water meliputi :

a. Konservasi Sumber daya air dan pengendalian kerusakan

sumber - sumber air

b. Pembangunan saluran drainase / gorong-gorong

c. Pembangunan jaringan air bersih/air minum

d. Koordinasi Pengelolaan Prokasih/Superkasih

Program/kegiatan tersebut berada dalam kewenangan 3

(tiga) SKPD yang membidangi lingkungan hidup dan

keciptakaryaan yaitu Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas

Pekerjaan Umum Daerah dan Kantor Lingkungan Hidup.

3. Rencana Aksi Green Waste

Program/kegiatan pada atribut green waste meliputi :

a. Pemantauan kualitas lingkungan

b. Pengembangan produksi ramah lingkungan

c. Peningkatan sarana dan prasarana pengendalian lingkungan

hidup

d. Peningkatan sarana dan prasarana pemantauan lingkungan

hidup

Page 44: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

43

e. Pengendalian dampak perubahan iklim

f. Pembangunan Sarana Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat

(DAK Sanitasi)

g. Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan

h. Peningkatan operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana

persampahan

i. Pengembangan teknologi pengolahan persampahan

j. Pembangunan TPA sanitary landfill

Program/kegiatan tersebut berada dalam kewenangan 3

(tiga) SKPD yang membidangi keciptakaryaan, dan lingkungan

hidup yaitu Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Pekerjaan

Umum Daerah dan Kantor Lingkungan Hidup.

4. Rencana Aksi Green Community

Program/kegiatan pada atribut green community meliputi :

a. Pemberdayaan masyarakat dalam proses pembangunan sanitasi

b. Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat di bidang

lingkungan

c. Sosialisasi peraturan perundang-undangan tentang rencana tata

ruang

d. Sosialisasi kebijakan, norma, standart, prosedur dan manual

pengelolaan RTH

e. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan

persampahan

f. Sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan

g. Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura

h. Sosialisasi P2KH

Program/kegiatan tersebut berada dalam kewenangan 5

(lima) SKPD yang membidangi keciptakaryaan, lingkungan hidup

Page 45: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

44

dan perencanaan yaitu Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas

Pekerjaan Umum Daerah, Kantor Lingkungan Hidup Bappemas dan

Keluarga Berencana dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

5. Rencana Aksi Green Open Space

Program/kegiatan pada atribut green open space meliputi :

a. Pemeliharaan RTH

b. Pengembangan taman rekreasi

c. Peningkatan sarana prasarana taman kota

d. Pemeliharaan keindahan taman dan sarana olahraga

e. Pembangunan Taman Kota dan Supervisi Kelurahan Bendogerit

f. Penataan RTH

g. Peningkatan Sarana dan Prasarana Pengendalian Lingkungan

Hidup

h. Konversi Sumber Daya Air dan Pengendalian Kerusakan

Sumber-Sumber Air

Program/kegiatan tersebut berada dalam kewenangan 2

(dua) SKPD yang membidangi lingkungan hidup yaitu Dinas

Kebersihan dan Pertamanan dan Kantor Lingkungan Hidup.

Pengolahan Sampah di Kota Blitar

Page 46: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

45

Page 47: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

46

Tabel 4. 1 Rencana Aksi Green Planning and Design

No. Program dan

Kegiatan

Tahun (dalam ribu rp.)

Ket.

2012 2013 2014

Bappeda

1 Sosialisasi

Kebijakan Perencanaan Pembangunan

125.000 110.250 115.700 APBD

2 Penyusunan Kebijakan

Investasi bagi Pembangunan

Fasilitas Infrastruktur

50.000 52.000 53.000 APBD

3 Fasilitasi Perencanaan Pengembangan

Kawasan Agrowisata

Blimbing dan Urban sanitation Project to Support

PNPM Mandiri

55.000 60.000 60.000 APBD

4 Pengembangan

Blitar Kota Sehat

50.000 55.000 60.000 APBD

5 Sinkronisasi

Program Pembangunan

Sanitasi Kota

150.000 157.000 165.000 APBD

6 Kajian Sanitasi

berbasis masyarakat

150.000 0 0 APBD

7 Pengarustamaan

Gender dalam Pembangunan

sanitasi Kota

0 100.000 0 APBD

8 Rencana Induk

Drainase Kota

0 246.000 0 APBD

9 Penyusunan EHRA 0 0 131.000 APBD

Page 48: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

47

No. Program dan

Kegiatan

Tahun (dalam ribu rp.)

Ket.

2012 2013 2014

10 Rencana Induk

Ruang Terbuka Hijau Kota Blitar

300.000 0 0 APBN

11 Penyusunan Green Map

100.000 0 0 APBN

12 Penyusunann DED Taman Kota

90.000 0 0 APBN

13 Koordinasi dan Fasilitasi Penyusunan

Pemanfaatan Ruang Lintas

Kabupaten/Kota (Fasilitasi P2KH)

75.000 0 0 APBD

Dinas Pekerjaan Umum Daerah

12 Penyusunan rencana tata

bangunan dan lingkungan

200.000 200.000 200.000 APBD

13 Revisi rencana tata ruang

0 0 350.000 APBD

14 Penyusunan prosedur dan

manual pengendalian pemanfaatan

ruang

50.000 0 0 APBD

15 Penyusunan

kebijakan manajemen

pengelolaan sampah

150.000 0 0

APBD

16 Rencana Induk Drainase Kota

0 246.000 0 APBD

Sumber : Bappeda Kota Blitar, DPUD Kota Blitar

Page 49: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

48

Tabel 4. 2 Rencana Aksi Green Open Space

No. Program dan

Kegiatan

Tahun (dalam ribu rp.)

Ket.

2012 2013 2014

Dinas Kebersihan dan Pertamanan

1 Pemeliharaan

RTH 617.454 781.000 734.375

APBD

2 Pengembangan

taman rekreasi

369.445 197.500 232.875 APBD

3 Peningkatan

sarana prasarana

taman kota

101.943 63.0000 66.150 APBD

4 Pemeliharaan keindahan

taman dan sarana olahraga

0 262.500 275.625 APBD

5 Pembangunan Taman Kota dan

Supervisi Kelurahan

Bendogerit

910.000 0 0 APBN

6 Penataan RTH 196.400 0 0 APBD

Kantor Lingkungan Hidup

7 Peningkatan

Sarana dan Prasarana Pengendalian

Lingkungan Hidup

99.562 0 0 APBD

8 Konversi Sumber Daya

Air dan Pengendalian Kerusakan

Sumber-Sumber Air

50.000 0 0 APBD

Sumber : DKP Kota Blitar, KLH Kota Blitar

Page 50: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

49

Tabel 4. 3 Rencana Aksi Green Community

No. Program dan

Kegiatan

Tahun (dalam ribu rp.) Ket.

2012 2013 2014

Bappemas dan KB

1

Pemberdayaan Masyarakat dalam

Proses Pembangunan Sanitasi

47.250 49.612 52.093 APBD

Kantor Lingkungan Hidup

2

Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat di

bidang lingkungan

30.000 30.000 30.000 APBD

Dinas Pekerjaan Umum Daerah

3

Sosialisasi peraturan perundang-

undangan tentang rencana tata ruang

50.000 0 0 APBD

Dinas Kebersihan dan Pertamanan

4

Sosialisasi

kebijakan, norma, standart, prosedur

dan manual pengelolaan RTH

75.000 71.250 67.687 APBD

5

Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan

persampahan

125.000 0 0 APBD

6

Sosialisasi kebijakan

pengelolaan persampahan

35.000 0 0 APBD

7 Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura

150.000 157.500 165.375 APBD

Bappeda

8 Sosialisasi P2KH 100.000 0 0 APBN Sumber : Bappeda Kota Blitar, DPUD Kota Blitar, DKP Kota Blitar, KLH Kota Blitar,

Bapemas & KB

Page 51: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

50

Tabel 4. 4 Rencana Aksi Green Waste

No. Program dan

Kegiatan

Tahun (dalam ribu rp.) Ket.

2012 2013 2014

Kantor Lingkungan Hidup

1 Pemantauan kualitas

lingkungan

15.000 95.000 150.000

APBD

2 Pengembangan

produksi ramah lingkungan

10.000 12.500 15.000 APBD

3 Peningkatan sarana dan prasarana

pengendalian lingkungan hidup

1.075.000 1.075.000 1.075.000 APBD

4 Peningkatan sarana dan

prasarana pemantauan lingkungan hidup

642.328 674.444 708.166 APBD

5 Pengendalian dampak

perubahan iklim

334.057 350.760 368.298 APBD

Dinas Pekerjaan Umum Daerah

6

Pembangunan Sarana Sanitasi

Lingkungan Berbasis

Masyarakat (DAK Sanitasi)

938.668 985.601 1.034.882 APBD

Dinas Kebersihan dan Pertamanan

7

Penyediaan

prasarana dan sarana pengelolaan

persampahan

545.000 950.000 0 APBD

8

Peningkatan

operasi dan pemeliharaan

prasarana dan

520.000

546.000

573.300 APBD

Page 52: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

51

No. Program dan

Kegiatan

Tahun (dalam ribu rp.) Ket.

2012 2013 2014

sarana

persampahan

9

Pengembangan

teknologi pengolahan persampahan

11.620.00

0

3.000.000 1.500.000 APBD

10 Pembangunan TPA sanitary

landfill

6.000.000 8.000.000 0 APBN

Sumber : DPUD Kota Blitar, DKP Kota Blitar, KLH Kota Blitar

Agrowisata Belimbing Karangsari

Page 53: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

52

Tabel 4. 5 Rencana Aksi Green Water

No. Program dan

Kegiatan

Tahun (dalam ribu rp.) Ket.

2012 2013 2014

Kantor Lingkungan Hidup

1 Konservasi Sumber daya air

dan pengendalian kerusakan sumber - sumber air

20.000 20.000 30.000

APBD

Dinas Pekerjaan Umum Daerah

2 Pembangunan saluran drainase / gorong-gorong

90.500 95.000 99.750 APBD

3

Pembangunan jaringan air

bersih/air minum(DAK Air

Minum)

892.584 937.213 984.073 APBD

Dinas Kebersihan dan Pertamanan

4

Koordinasi Pengelolaan

Prokasih/Superkasih

70.000 0 0 APBD

Sumber : DPUD Kota Blitar, DKP Kota Blitar, KLH Kota Blitar

Pengolahan Limbah Domestik

Page 54: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

53

4.2. Komitmen Daerah Terhadap RAKH

Rencana Aksi Kota Hijau Tahun 2012-2014 Kota Blitar ini disusun

berdasarkan dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah yaitu Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Blitar Tahun 2011-

2015. Dokumen tersebut ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda)

Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah ( RPJMD) Kota Blitar Tahun 2011-2015.

Sumber pembiayan kegiatan-kegiatan tersebut berasal dari APBD

Kota Blitar dan dana-dana hibah seperti WASAP-D untuk kegiatan

sanitasi, Aus-Aid untuk sanitasi dan persampahan serta dana-dana DAK,

Bantuan Propinsi atau mungkin dana lainnya.

Komitmen Pemerintah Kota Blitar terhadap pelaksanaan Kota Hijau

dapat ditinjau dari penyelenggaraan program/kegiatan yang telah

dilaksanakan pada masing-masing SKPD terkait. Program/kegiatan

tersebut dijabarkan dalam project digest.

Tabel 4. 6 Project Digest Green Waste (Pengelolaan Air Limbah)

No. Kegiatan Anggaran Tahun Ket. SKPD

1 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan lingkungan

Hidup

DAK Bidang

Lingkungan

Hidup

1.081.300.000 2007 DAK, DAU KLH

Sanitasi

Masyarakat

230.000.000 2007 Dana

Perimbangan

KLH

Sanitasi

Masyarakat

200.000.000 2008 Dana

Perimbangan

DKP

Pembangunan

Jamban (dana

ISSDP di

DPKD)keluarga

447.500.000 2008 DPKD

Page 55: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

54

No. Kegiatan Anggaran Tahun Ket. SKPD

Pembangunan

IPAL (Dana

ISSDP DPKD)

329.808.000 2008 DPKD

Pembangunan

jamban (P5K)

170.000.000

2008 DPKD

2 Program Peningkatan Pengendalian Polusi

Pengujian kadar

polusi dan

limbah padat

dan limbah cair

74.436.000

2009 Dana

Perimbangan

KLH

Bangga

Sanimas

250.000.000 2009 Dana

Perimbangan

DPKD

ISSDP

158.940.000 2009 DPKD

300.000.000 2009 DPKD

Sanimas LH 200.000.000 2009 DPKD

3 Program Peningkatan Pengendalian Polusi

Pengujian kadar

polusi dan

limbah padat

dan limbah cair

6.125.000 2010 Dana

Perimbangan

KLH

Pembangun/cair

yang

menimbulkan

polusi tempat

pembuangan

benda padat

75.000.000 2010 Dana

Perimbangan

KLH

4 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan lingkungan

Hidup

Pemantauan

Kualitas

Lingkungan

300.000.000 2010 Dana

Perimbangan

KLH

Peningkatan

sarana dan

Prasarana

Pengendalian

1.053.937.500 2010 DAK LH KLH

Page 56: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

55

No. Kegiatan Anggaran Tahun Ket. SKPD

lingkungan

Hidup

Peningkatan

sarana dan

Prasarana

Pengendalian

lingkungan

Hidup

400.000.000 2010 Banprop DPU

Pembangunan

IPAL

(Implementasi

Renstra

Sanitasi)

375.000.000 2010 Dana

Perimbangan

DPKD

5 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air

Limbah

Pengembangan

jaringan

distribusi air

bersih (DAK Air

Minum dan

Sanitasi)

967.810.000 2010 DAK DPKD

6 Program Perlindungan Konservasi Sumber Daya Alam

Pembangunan

tempat

pembuangan

benda

padat/cair yang

menimbulkan

polusi

302.850.000 2011 Hibah

AUSAID

KLH

7 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air

Limbah

Pembangunan

sarana sanitasi

lingkungan

berbasis

893.970.000 2011 DAK DPU

Page 57: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

56

No. Kegiatan Anggaran Tahun Ket. SKPD

masyarakat

8 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan

Hidup

Peningkatan

sarana dan

prasarana

pengendalian

lingkungan

hidup

1.053.937.500 2011 DAK KLH

Peningkatan

sarana dan

prasarana

pemantauan

lingkungan

hidup

611.741.485 2011 DBHCHT KLH

9 HIBAH WASAP-D

Pembangunan

Sanitasi

Berbasis

Masyarakat

3.000.0000 2011 SLBM

(Sanitasi

Lingkungan

Berbasis

Masyarakat)

WASAP D

DPKD

10 Pemberdayaan Komunitas Perumahan

Pembangunan

sarana dan

prasarana

lingkungan

perumahan dan

permukiman

831.943.000

2011 DAK

perumahan

dan

permukiman

DPU

11 Perlindungan Konservasi Sumber Daya Alam

Pengendalian

dampak

perubahan iklim

318.150.000 2011 Dana

Perimbangan

KLH

Sumber : APBD Kota Blitar Tahun 2007-2011

Page 58: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

57

Tabel 4. 7 Project Digest Green Waste (Pengelolaan Sampah)

No. Kegiatan Anggaran Tahun Keterangan SKPD

1

Program Pengembangan Kinerja Pengolahan Sampah

Penyediaan

prasarana dan

sarana

pengelolaan

persampahan

199.000.000 2007 Dana

Perimbangan

KLH

Peningkatan

operasi dan

pemeliharaan

prasarana dan

sarana

persampahan

133.480.000 2007 Dana

Perimbangan

KLH

Peningkatan

kemampuan

aparat

pengelolaan

persampahan

75.000.000 2007 Dana

Perimbangan

KLH

Kerjasama

Pengelolaan

persampahan

475.000.000 2007 Dana

Perimbangan

KLH

Peningkatan

pemeliharaan

alat berat

persampahan

230.000.000 2007 Dana

Perimbangan

KLH

Pengelolaan

Lingkungan

584.858.220 2007 Dana

Perimbangan

KLH

Penyediaan

prasarana dan

sarana

pengelolaan

persampahan

40.000.000 2008 Dana

Perimbangan

DKP

Page 59: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

58

No. Kegiatan Anggaran Tahun Keterangan SKPD

Peningkatan

operasi dan

pemeliharaan

prasarana dan

sarana

persampahan

465.618.000 2008 Dana

Perimbangan

DKP

Pengembangan

teknologi

pengolahan

persampahan

1.111.300.000 2008 DAK, DAU DKP

Kerjasama

Pengelolaan

persampahan

550.000.000 2008 Dana

Perimbangan

DKP

Pengelolaan

Lingkungan

823.120.000 2008 Dana

Perimbangan

DKP

Penyediaan

prasarana dan

sarana

pengelolaan

persampahan

267.862.500 2009 Dana

Perimbangan

DKP

Peningkatan

operasi dan

pemeliharaan

prasarana dan

sarana

persampahan

545.000.000 2009 Dana

Perimbangan

DKP

Kerjasama

Pengelolaan

persampahan

550.000.000 2009 Dana

Perimbangan

DKP

Sosialisasi

Kebijakan

Pengelolaan

50.000.000 2009 Dana

Perimbangan

DKP

Page 60: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

59

No. Kegiatan Anggaran Tahun Keterangan SKPD

Persampahan

Penyediaan

prasarana dan

sarana

pengelolaan

persampahan

94.750.000 2010 Dana

Perimbangan

DKP

Peningkatan

operasi dan

pemeliharaan

prasarana dan

sarana

persampahan

405.940.000 2010 Dana

Perimbangan

DKP

Kerjasama

Pengelolaan

persampahan

1.597.078.000 2010 Dana

Perimbangan

DKP

Sosialisasi

Kebijakan

Pengelolaan

Persampahan

50.000.000 2010 Dana

Perimbangan

DKP

Peningkatan

Peran Serta

Masyarakat

dalam

pengelolaan

persampahan

680.000.000 2010 Dana

Perimbangan

DKP

Penyediaan

prasarana dan

sarana

pengelolaan

persampahan

255.500.000 2011 Dana

perimbangan

DKP

Peningkatan

operasi dan

285.000.000 2011 Dana

perimbangan

DKP

Page 61: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

60

No. Kegiatan Anggaran Tahun Keterangan SKPD

pemeliharaan

prasarana dan

sarana

persampahan

Kerjasama

pengelolaan

persampahan

1.830.000.000 2011 Dana

perimbangan

DKP

Pengembangan

teknologi

pengolahan

persampahan

1.543.500.000 2011 AUSAID, IEG DKP

Sumber : Bappeda Kota Blitar

Rambu Lalu Lintas dengan Energi Matahari

di Jalan Citarum

Partisipasi Masyarakat

Green and Clean Kelurahan Karangsari

Page 62: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

61

Tabel 4. 8 Project Digest Green Water

No Kegiatan Anggaran Tahun Keteranga

n SKPD

1

Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa

dan Jaringan Pengairan Lainnya

Rehabilitasi/pem

eliharaan

jaringan irigasi

150.000.000 2008 DPU

Pembangunan

jaringan irigasi

5.000.000.000 2009 Bantuan

Propinsi

DPU

Penyusunan

sistem informasi

database

drainase

106.980.000 2010 Dana

Perimbanga

n

DPU

Pembangunan

drainase

(Implementasi

Renstra Sanitasi)

37.500.000 2010 Dana

Perimbanga

n

DPKD

Pembangunan

saluran air untuk

pengembangan

ekonomi

produktif

4.975.000.000 2010 Banprop DPU

2 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan lingkungan

Hidup

Peningkatan

sarana dan

Prasarana

Pengendalian

lingkungan

Hidup

597.500.000 2010 Banprop DPU

Koordinasi

Pengelolaan

Prokasih/Superk

asih

70.000.000 2011 Dana

Perimbanga

n

DKP

Sumber : Bappeda Kota Blitar

Page 63: Rencana Aksi Kota Hijau (RAKH) Kota Blitar

R e n c a n a A k s i K o t a H i j a u

62

Tabel 4. 9 Project Digest Green Open Space

No. Kegiatan SKPD Anggaran Tahun KET.

1 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

Peningkatan Sarana dan

Prasarana Pengendalian Lingkungan Hidup

KLH

99,562,000 2012

Pembangunan

Taman Kehati, DAK Rp.

477.637.000

2 Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Sosialisasi

Kebijakan Norma, Standar, Prosedur

dan Manual Pengelolaan RTH

DKP

40,000,000 2012 DAU

Penataan RTH DKP

196,400,000 2012 DAU

Pemeliharaan RTH DKP

617,454,850 2012 DAU

Pengembangan Taman Rekreasi

DKP

369,445,000 2012 DAU

Peningkatan Sarana Prasarana Taman Kota

DKP

101,943,650 2012 DAU

3 Program Perlindungan Konservasi Sumber Daya Alam

Konversi Sumber Daya Air dan Pengendalian

Kerusakan Sumber-Sumber

Air

KLH

50,000,000 2012

Sumber : Bappeda Kota Blitar