Remediasi Laut Tercemar Minyak

27
Pengelolaan Limbah B3 REMEDIASI LAUT TERCEMAR TUMPAHAN MINYAK Oleh : Eko Pamungkas 3311100013 Fahmi A. Nurdin 3311100075 Mei 2014 – tl- ftsp - its

description

pengelolaan B3, fahmi eko

Transcript of Remediasi Laut Tercemar Minyak

Page 1: Remediasi Laut Tercemar Minyak

Pengelolaan Limbah B3 REMEDIASI LAUT TERCEMAR TUMPAHAN MINYAK

Oleh :

Eko Pamungkas 3311100013

Fahmi A. Nurdin 3311100075

Mei 2014 – tl- ftsp - its

Page 2: Remediasi Laut Tercemar Minyak

Latar Belakang

Kebutuhan tambang minyak

Kecelakaan kapal tambang minyak

Maksud dan Tujuan

menjelaskan limbah minyak yang mencemari lautan dan teknik bioremediasinya

Ruang Lingkup

Tinjauan pustaka : penyebab pencemaran laut oleh tumpahan minyak, seputar remediasi di laut

Karakteristik limbah minyak di laut

Praktik remdiasi di lapangan

Peraturan tentang remediasi di laut

Pendahuluan

Page 3: Remediasi Laut Tercemar Minyak

1. Penyebab terjadinya pencemaran minyak

2. Jenis dan Karakteristik limbah minyak

3. Teknologi Remediasi Limbah Minyak

4. Peraturan dan Perizinan

Pembahasan

Page 4: Remediasi Laut Tercemar Minyak

1. Penyebab Terjadinya Tumpahan Minyak

Page 5: Remediasi Laut Tercemar Minyak

Pencemaran laut

Prioritas

Page 6: Remediasi Laut Tercemar Minyak

Penyebab terjadinya pencemaran minyak di

laut, antara lain :

Operasi kapal tanker

Docking Terminal bongkar muat tengah laut

Bilga dan Tanki Bahan Bakar

Scrapping kapal

Kecelakaan Tanker

Kecelakaan minyak pengeboran lepas pantai

Page 7: Remediasi Laut Tercemar Minyak

Contohnya

Page 8: Remediasi Laut Tercemar Minyak

2. Jenis dan Karakteristik Limbah Minyak

Page 9: Remediasi Laut Tercemar Minyak

Bentuk : Cairan

Penampilan: Variabel tergantung pada

sumbernya; umumnya adalah adalah

tebal, kuning gelap sampai coklat atau

cairan hitam kehijauan

Bau: bau aspal Petroleum. Hidrogen

sulfida (H2S)

Titik nyala – umumnya : <100 ° F (38

°C)

Page 10: Remediasi Laut Tercemar Minyak

No Komponen % Berat

1 Petroleum Hydracarbon;

Crude oil 100 %

2 N-hexane 0 -1,15 %

3 Hydrogen Sulfide Tidak Tetap

4 Sulfur 5 %

5 Benzene 0,1 – 3 %

6 Cumene Variabel Tidak Tetap < 1 %

7 Naphthalene Variabel Tidak Tetap < 1 %

8 Xylene Variabel Tidak Tetap < 1 %

9 Ethylbenzene Variabel Tidak Tetap < 1 %

10 Polycyclic Aromatic Compounds

Tidak Tetap

11 Toluene Variabel Tidak Tetap < 1 %

Page 11: Remediasi Laut Tercemar Minyak

OSHA Hazards :

Flammable liquid

Toxicity

Moderate skin irritant

Moderate eye irritant

Carcinogen Teratogen

Page 12: Remediasi Laut Tercemar Minyak

3. Teknologi Remediasi Tumpahan Minyak

Page 13: Remediasi Laut Tercemar Minyak

Teknologi Remediasi Limbah Minyak di Laut

Fisik

Booming dan Skimming

Insitu Burning

Kimia

Wiping dengan Absorben

Penyebaran Dispersants

Biologi

Bioremediasi - mikrobiologi

Fitoremediasi

Metode Penanggulangan Tumpahan Minyak di Laut

Page 14: Remediasi Laut Tercemar Minyak

Booms digunakan untuk melokalisasi dan mengendalikan pergerakan minyak di laut

Skimmer untuk mengambil minyak

1. Booming dan Skimming

Page 15: Remediasi Laut Tercemar Minyak

Pembakaran minyak pada permukaan laut secara langsung, dengan terlebih dahulu dibatasi oleh booms yang khusus tahan api.

Dampak :

asap tebal yang meniimbulkan pencemaran

Residu pembakaran yang tenggelam di laut

2. In Situ Burning

Page 16: Remediasi Laut Tercemar Minyak

Sorbent yang bisa menyisihkan minyak melalui mekanisme adsorbsi dan absorbsi,

dapat mengubah fasa minyak dari cair menjadi padat sehingga dapat udah disisihkan

Biasanya digunakan di daerah pesisir lautan

Jenis Sorbent yang digunakan :

Organik alami : jerami, serbuk gergaji

Anorganik alami : pasir, lempung

Sintetis : serat nilon, busa polietilen

3. Wiping dengan Absorben

Page 17: Remediasi Laut Tercemar Minyak

Dispersants kimiawi mengandung surfaktan (bahan aktif permukaan) yang berfungsi untuk mendispersi minyak menjadi butiran dalam air.

4. Penyebaran dengan Dispersants

Page 18: Remediasi Laut Tercemar Minyak

Penambahan mikroba untuk mengolah pencemar (minyak) melalui mekanisme biodegradasi alami.

Contoh bakteri pendegrasasi hidrokarbon :

Pseudomonas sp.

Arthrobacter sp.

Acinetobacter sp.

Bacillus sp.

5. Bioremediasi

Page 19: Remediasi Laut Tercemar Minyak

Biasanya di daerah pesisir

fitoremediasi secara umum dibedakan berdasarkan mekanisme fungsi dan struktur tumbuhan.

6. Fitoremediasi

Page 20: Remediasi Laut Tercemar Minyak

4. Peraturan Terkait Remediasi Tumpahan Minyak

Page 21: Remediasi Laut Tercemar Minyak
Page 22: Remediasi Laut Tercemar Minyak
Page 23: Remediasi Laut Tercemar Minyak

Peraturan Presiden Republik IndonesiaNo 109 tahun 2006 Tentang penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan

Minyak di Laut

Koordinator misi

APDEL (Administrator Pelabuhan)

KAKANPEL (Kepala Kantor Pelabuhan)

PUSKODALNAS ( Pusat Komando dan

Pengendali Operasi Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak

di Laut)

PROTAP (Prosedur Tetap Penanggulangan Keadaan

Darurat Tumpahan Minyak di Laut)

DLKR (Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan)

Page 24: Remediasi Laut Tercemar Minyak

Peraturan Presiden Republik Indonesia No 109 tahun 2006 Tentang

Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut

TIER III

TIER II

TIER I ( mampu ditangani) -> TIM LOKAL “APDEL, KAKANPEL, Pimpinan Unit Pengusaha Gas dan Minyak Bumi”

(tidak mampu ditangani keluar indonesia -> TIM NASIONAL “Pemerintah Pusat”

( tidak mampu ditangani dalam indonesia) -> TIM DAERAH

“Bupati/Walikota koordinasi Gubernur”

Page 25: Remediasi Laut Tercemar Minyak

pihak yang mengetahui

terjadinya pencemaran

minyak

Puskodalnas, kantor

pelabuhan, Direktorat

MIGAS, Pemda

Apdel, Kakanpel,

Kepala Puskodalnas

Peraturan Presiden Republik Indonesia No 109 tahun 2006 Tentang

Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut

Page 26: Remediasi Laut Tercemar Minyak

Yang bertanggung jawab : Pimpinan tertinggi yang

menyebabkan pencemaran minyak di laut

Peraturan Presiden Republik Indonesia No 109 tahun 2006 Tentang

Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut

Page 27: Remediasi Laut Tercemar Minyak