Rem Angin, Air Brake

21
MAKALAH DIAGNOSIS KENDARAAN REM ANGIN Disusun oleh : ADI PAMUNGKAS NIM. 09504241020 1

description

Definisi, Komponen, Cara Kerja, Diagnosis Masalah

Transcript of Rem Angin, Air Brake

MAKALAH DIAGNOSIS KENDARAAN

REM ANGIN

Disusun oleh :

ADI PAMUNGKAS

NIM. 09504241020

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

1

PENDAHULUAN

Rem dirancang untuk menurunkan kecepatan kendaraan dan menghentikan

kendaraan atau menjaga kedudukan kendaraan ketika parkir. Rem merupakan

komponen kendaraan yang sangat penting bagi keselamatan berkendara. Pada era

sekarang, teknologi rem telah berkembang menjadi lebih dapat diandalkan, daya

pengereman lebih baik dan akurat sehingga kendaraan dapat melakukan

pengeraman dengan aman pada kondisi apapun.

Prinsip kerja rem

Gerakan kendaraan tidak dapat dihentikan dengan seketika ketika mesin

tidak dihubungkan dengan sistem pemindah tenaga. Terdapat gaya inersia yang

mempertahankan gerakan kendaraan untuk cenderung terus bergerak. Gaya inersia

ini harus dihilangkan ketika menginginkan kendaraan untuk dihentikan.

Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetik. Tetapi sebaliknya

pada rem, rem mngubah energi kinetik menjadi energi panas untuk menghentikan

kendaraan. Pada umumnya, rem mobil bekerja desebabkan oleh benda yang diam

bergesekan dengan benda yang berputar. Efek pengereman dihasilkan dari gesekan

antara dua objek tersebut.

(Sumber : N-Step Nissan Service Technician Eduacation Program Step 2 Chasis)

2

Sistem rem dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tipe berdasarkan tenaga

penggeraknya yaitu :

1. Rem mekanik

Rem mekanik memanfaatkan kabel rem sebagai penggerak saat rem

beroperasi.

2. Rem hidrolik

Rem hidrolik memanfaatkan tenaga hidrolis (menggunakan oli) sebagai

transfer tenaga dari pedal rem sampai pada silinder roda.

3. Rem angin

Rem angin memanfaatkan tenaga udara sebagai penggerak saat rem

beroperasi.

Pada makalah ini penulis akan memaparkan mengenai rerm angin.

Konstruksi dan cara kerja rem angin akan menjadi fokus pembahasan pada makalah

ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

3

PEMBAHASAN

AIR BRAKE (REM ANGIN)

A. Komponen rem angin

Sistem rem angin dapat bekerja menghentikan laju kendaraan dengan

memanfaatkan kerja lima komponen utamanya.

1. Kompresor, untuk memompa udara.

2. Reservoir atau tangki udara, untuk menyimpan udara bertekanan.

3. Foot valve, untuk mengatur aliran udara bertekanan dari tangki udara ketika

dibutuhkan pengereman.

4. Brake chamber dan slack adjuster, komponen utama yang mengubah

tekanan dari udara bertekanan menjadi tenaga mekanik.

5. Brake lining dan drum atau rotor, sebagai media gesek untuk menghentikan

laju kendaraan.

B. Cara Kerja dan Fungsi komponen

1. Kompresor

a. Langkah hisap

(Sumber : Air Brake Manual, Manitoba Public Insurance)

4

Gerakan piston ke bawah menghasilkan tekanan rendah dalam ruang

silinder sehingga udara luar terhisap masuk ke dalam silinder melalui

inlet valve (katup hisap).

b. Langkah kompressi

(Sumber : Air Brake Manual, Manitoba Public Insurance)

Gerakan piston ke atas mengakibatkan udara dalam silinder terkompresi.

Udara bertekanan ini tidak dapat keluar melalui katup hisap dan ketika

piston mendekati ujung atas silinder, udara akan keluar melalui discharge

valve (katup tekan) karena pegas tidak mampu melawan tekanan udara.

Udara bertekana disalurkan ke tangki udara.

c. Tekanan cukup

(Sumber : Air Brake Manual, Manitoba Public Insurance)

5

Ketika tekanan udara cukup, kompresor bekerja pada mode tanpa beban.

Unloader plunger menahan katup hisap tetap terbuka sampai tekanan

turun dan mengaktifkan kembali sistem melalui mekanisme governor.

2. Reservoir atau Tangki Udara

(Sumber : Air Brake Manual, Manitoba Public Insurance)

Tangki udara menampung udara bertekanan dari kompresor dan

mengeluarkannya ketika pengereman berlangsung sebagai sumber tenaga

dari udara bertekanan. Tangki dilengkapi dengan katup pengaman untuk

melindungi dari ledakan karena tekana berlebih. Ketika tekanan dalam tangki

berlebihan, maka katup pengaman akan terbuka dan melepaskan udara

bertekana ke luas sampai pada batas maksimum tekanan udara dalam

tangki.

3. Foot valve

Foot valve merupakan kesatuan dari pedal rem yang mengontrol

tekanan udara saat pengereman. Jarak injakan pedal rem merupakan

besarnya pembukaan katup untuk tenaga pengereman, tetapi kerja maksimal

yang dapat dicapai tidak akan melebihi dari tekanan udara dalam tangki.

6

(Sumber : Air Brake Manual, Manitoba Public Insurance)

Ketika pengemudi menginjak pedal rem, foot valve secara otomatis

akan menyalurkan udara bertekanan ke dalam sistem rem. Pengemudi tidak

dapat menyetel tekanan dalam menginjak pedal rem. Ketika pedal rem

dilepas, tread akan melepaskan udara bertekanan keluar melalui exhaust

port.

4. Brake chamber dan Slack adjuster

(Sumber : Air Brake Manual, Manitoba Public Insurance)

Brake chamber tersiri dari diaphragma yang fleksibel. Brake chamber

berfungsi mengubah tekanan udara menjadi gerakan mekanis untuk

mengoperasikan rem. Udara bertekanan mendorong diaphragma sehingga

akan bergerak sesuai arah tekanan udara. Push rod yang terhubung dengan

7

diaphragma akan terdorong keluar dan menekan slack adjuster. Jika terjadi

kebocoran pada diaphragma akan mengakibatkan efisiensi pengereman

menjadi sangat berkurang. Bahkan jika diaphragma rusah, sistem rem

menjadi tidak berfungsi sepenuhnya. Brake chamber depan biasanya

memiliki ukuran yang lebih kecil dari brake chamber belakang karena axle

depan memiliki beban yang lebih kecil debandingkan dengan axle belakang.

Slack adjuster

Slack adjuster memiliki fungsi menyetel free play antara push rod dan

sepatu rem. Komponen ini merupakan bagian yang langsung berhubungan

dengan sepatu rem, sehingga jika tidak disetel dengan benar akan

mengurangi efektifitas kerja pengereman.

(Sumber : Air Brake Manual, Manitoba Public Insurance)

8

5. Drum Brake dan Disc Brake

Sebagai bidang gesek yang menghasilkan tenaga untuk

menghentikan jaju kendaraan. Gerakan mekanis dari slack adjuster akan

diteruskan untuk menggerakkan atau mengembangkan kanvas rem

bergesekan dengan drum atau piringan ketika pengereman terjadi.

(Sumber : Air Brake Manual, Manitoba Public Insurance)

C. Cara kerja pengereman

Udara dipompa / dikompresikan oleh kompresor kemudian disalurkan ke

tangki udara yang dilengkapi dengan katup pengaman tekanan lebih. Governor

mengontrol tekanan tekanan dalam tangki dengan mengontrol kompresor. Udara

9

bertekanan dari tangki disalurkan melalui foot valve dan selalu terjaga sampai

pengereman terjadi.

Ketika pedal rem diinjak, foot valve akan terbuka dan mengalirkan udara

bertekanan ke brake chamber depan dan belakang. Push rod brake chamber akan

terdorong dan menggerakkan slack adjuster. Slack adjuster akan memutarkan cam

“S” dan mengembangkan kanvas rem sehingga bergesekan dengan rotor. Karena

gesekan ini lah putaran roda dapat dihentikan. Ketika peda rem dibebaskan, udara

dari brake chamber akan dibebaskan melalui katup pada foot valve.

D. Rem Parkir

Rem parkir tipe pegas disertakan dalam mekanisme rem angin untuk

menjamin rem parkir bekerja dengan aman. Pada saat pengereman, rem ditahan

oleh pegas pengembali dan tekanan udara. Rem parkir tipe pegas diaplikasikan

tanpa tekanan udara. Parking brake chamber diaplikasikan bersama dengan brake

chamber dan pengoperasiannya menggunakan penghubung yang sama. Oleh

karena ituk, efektifitas rrem parkir tergantung juga pada penyetelan rem.

Sebuah kontrol valve dengan dioperasikan oleh tombol pada kabin

memungkinkan pengemudi untuk membebaskan rem parkir atau mengoperasikan

rem parkir. Sistem ini juga berperan sebagai rem darurat. Kehilangan udara dari

sistem utama secara otomatis akan mengaktifkan rem tergantung bagaimana sistem

pemipaan yang digunakan.

Selama pengendaraan normal, tekana udara berada mengelilingi pegas,

menahan pegas lainya sebagai tenaga darurat ketika terjadi kondisi darurat.

10

(Sumber : Air Brake Manual, Manitoba Public Insurance)

Selama operasi normal, pegas rem tidak dimanfaatkan. Tekanan udara

menjaga kedudukan pegas tetap tertekan.

(Sumber : Air Brake Manual, Manitoba Public Insurance)

Aplikasi dash control valve mengeluarkan udara dari ruang pegas brake

chamber sehingga mengakitakan gaya dari pegas aktif dan melakukan operasi

pengereman darurat.

11

DIAGNOSIS

A. Prosedur Pengecakan sebelum perjalanan

Pastikan kendaraan berada pada tempat yang aman, set rem parkir, pasang

penahan pada roda sebagai prosedur keamana pemeriksaan.

1. Pengecekan aliran

a. Periksa keamanan dan kondisi kompresor dan sabuk penggerak.

b. Periksa kondisi dan keamanan selang dan selang fleksibel.

c. Tekan semua slack adjuster secara manual (menggunakan pry bar).

Periksa gerakan, kondisi mekanis dan kelengkapannya.

d. Periksa sudut push rod dan slack adjuster tidak melebihi 90°.

2. Penambahan tekanan udara

a. Peringatan cut out kira-kira 60 psi.

b. Tekanan terisi pada 50-90 psi dalam waktu 3 menit.

c. Governor cut out beroperasi minimal 105 psi dan maksimal 125 psi.

3. Saat tekanan maksimal

a. Bebaskan rem parkir untuk mencegah kesalahan fungsi.

b. Matikan mesin.

c. Periksa kebocoran udara. Kebocoran udara lebih kecil dari 3 psi selama

satu menit.

4. Mengembalikan tekanan udara maksimal

a. Dengan rem parkir masih beroperasi, lepaskan penahan roda.

b. Periksa kerja rem parkir dengan memasukkan gigi rendah dan dirasakan

hentakannya.

c. Bebaskan rem parkir.

d. Jalankan kendaraan perlahan dan operasikan rem sebagai langkah

pengecekan kerja rem final.

12

B. Diagnosis masalah dan penyebab

1. Tenaga pengereman kecil.

- Rerm membutuhkan penyetelan, pelumasan atau penggantian kanvas.

- Tekanan udara rendah dibawah 60 psi.

- Tekanan pada brake valve delivery dibawah normal.

- Kesalahan ukuran aktuator atau slack adjuster.

- Terjadi masalah pada linkage.

2. Rem kurang responsif.

- Rem membutuhkan penyetelan dan pelumasan.

- Tekanan udara rendah dibawah 60 psi.

- Katup pengereman pembukaanny tidak cukup.

- Terjadi kebocoran berlebih pada sistem.

- Pipa penyalur terlalu panjang.

- Terjadi penyumbatan pada pipa.

3. Rem bebas dengan lambat.

- Rem membutuhkan penyetelan dan pelumasan.

- Katup pengereman tidak kembali ke posisi terbebas penuh.

- Terjadi penyumbatan pada pipa.

- Saluran keluar katup rem, katup pembebas atau katup relay tersumbat.

- Terjadi kerusakan pada katup-katup.

4. Rem tidak dapat bebas.

- Rem tidak pada posisi terbebas penuh.

- Terjadi masalah pada katup pengereman dan katup relay.

- Terjadi kebocoran atau penyumbatan pada pipa.

5. Rem nyendat atau tidak teratur.

- Berikan paselin pada brake lining.

- Terjadi masalah pada katup pengereman dan katup relay.

- Tidak ada beban kendaraan = tekanan pengereman tinggi.

6. Rem tidak bekerja.

- Tidak ada tekanan udara dalam sistem.

- Pipa tersumbat atau rusak.

- Katup pengereman rusak.

13

7. Pengereman tidak seimbang.

- Rem membutuhkan penyetelan dan pelumasan.

- Axle mounting rusak.

- Lumasi dengan paselin pada brake lining.

- Pegas pengembali sepatu rem rusak.

- Tromol rem aus.

- Diaphragma pada brake chamber rusak.

- Slack adjuster rusak.

8. Tekanan udara tidak dapat naik dengan normal.

- Meter tekanan udara rusak.

- Terjadi kebocoran udara yang besar.

- Penyetelan governor tidak sesuai.

- Sabuk penggerak kompresor selip.

- Kompresor rusak.

9. Tekanan udara naik ke normal lambat.

- Terjadi kebocoran pada katup-katup.

- Volume tangki udara terlalu besar.

- Saringan udara pada kompresor tersumbat.

- Putaran mesin terlalu lambat.

- Katup hisap dan katup tekan kompresor bocor.

- Sabuk penggerak kompresor selip.

- Terdapar karbon pada kepala silinder kompresor.

10. Tekanan udara meningkat diatas normal.

- Meter tekanan udara rusak.

- Penyetelan governor tidak sesuai.

- Penyumbatan jalur udara antara governor dan kompresor.

- Celah unloader terlalu besar sehingga tertahan pada posisi tertutup.

11. Tekanan udara turun dengan capat ketika mesin mati dan rem bebas.

- Katup pengereman bocor.

- Kebocoran pipa atau selang.

- Katup tekan kompresor bocor.

- Governor bocor.

14

12. Tekanan udara turun dengan capat ketika mesin mati dan rem aktif.

- Kebocoran pada brake chamber, aktuator, atau silinder roda.

- Katup pengereman bocor.

- Kebocoran pada pipa atau selang.

- Terdapat air pada tangki udara.

- Volume tangki udara tidak memenuhi.

13. Terdapat ketukan pada kompresor terus menerus atau berkala.

- Puli penggerak kendor.

- Backlash pada drive gear atau drive coupling besar.

- Bearing aus.

- Terjadi penumpukan karbon pada kepala silinder kompresor.

14. Katup pengaman bocor.

- Penyetelan katup pengaman tidak tepat.

- Tekanan udara dalam sistem diatas normal.

15. Terdapat oli atau air terlalu banyak dalam sistem.

- Air pada tangki tidak pernah dibuang keluar.

- Oli kompresor berlebihan.

- Saringan udara pada kompresor tersumbat.

- Tekanan oli mesin terlalu besar.

- Terdapat tekanan balik dari ruang engkol mesin.

-

15

REFERENSI

Yukon Air Brake Manual, Yukon Community and Transportation Service.

Air Brake Manual, Manitoba Public Insurance.

N-Step Nissan Service Technician Eduacation Program Step 2 Chasis.

Air Brake Sistem Troubleshooting, Quality Heavy Duty Parts.

16