RELEY DIFERENSIAL
-
Upload
dedhi-nugroho -
Category
Documents
-
view
54 -
download
7
description
Transcript of RELEY DIFERENSIAL
1
TUGAS SISTEM PROTEKSI
Disusun Oleh :
DEDHI NUGROHO SAHPUTRA110150039
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2013/2014
2
Relai Deferensial
Relai diferensial digunakan pada peralatan yang secara fisik
mempunyai batas daerah proteksi relatif dekat disekitar peralatan
tersebut. Jadi relay ini biasanya digunakan pada peralatan seperti :
transformator, rel dan generator. Biasanya digunakan untuk
memproteksi perlatan terhadap gangguan hubung singkat antar fase,
maupun fase dengan tanah.
Relai diferensial digunakan untuk mengamankan generator dari
kerusakan akibat adanya gangguan internal pada kumparan stator. Dua
unit transformator arus (CT) masing-masing dipasang pada kedua sisi
kumparan generator, Sekunder CT terhubung bintang yang ujung-
ujungnya dihubungkan melalui kawat-kawat pilot. Pada kondisi
normal dan tidak ada gangguan internal, besarnya arus kedua sisi
kumparan sama, sehingga arus yang mengalir pada sisi-sisi sekunder
CT juga sama. Hal ini menyebabkan tidak ada arus yang mengalir
pada relai. Pada saat terjadi gangguan pada kumparan generator,
mungkin fase dengan fase atau fase dengan ground, maka arus yang
mengalir pada kedua sisi kumparan akan berbeda, sehingga ada arus
yang mengalir pada relai. Relai bekerja menarik kontak sehingga
3
kumparan triping mendapat tenaga dari catudaya searah yang
selanjutnya akan menarik kontak pemutus tenaga untuk memutuskan
hubungan generator dengan sistem.
Relay differensial merupakan suatu relay yang prinsip kerjanya
berdasarkan kesimbangan (balance), yang membandingkan arus-arus
sekunder transformator arus (CT) terpasang pada terminal-terminal
peralatan atau instalasi listrik yang diamankan. Penggunaan relay
differensial sebagai relay pengaman, antara lain pada generator,
transformator daya, bus bar, dan saluran transmisi.
Relay differensial digunakan sebagai pengaman utama (main
protection) pada transformator daya yang berguna untuk
mengamankan belitan transformator bila terjadi suatu gangguan. Relay
ini sangat selektif dan sistem kerjanya sangat cepat. Prinsip Kerja Dari
Relay Differensial Sebagaimana disebutkan diatas, Relay differensial
adalah suatu alat proteksi yang sangat cepat bekerjanya dan sangat
selektif berdasarkan keseimbangan (balance) yaitu perbandingan arus
yang mengalir pada kedua sisi trafo daya melalui suatu perantara yaitu
trafo arus (CT).
4
Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan listrik
yang diamankan (generator, transformator dan lain-lainnya). Arus-arus
sekunder transformator arus, yaitu I1 dan I2 bersikulasi melalui jalur
IA. Jika relay pengaman dipasang antara terminal 1 dan 2, maka
dalam kondisi normal tidak akan ada arus yang mengalir melaluinya.
A. Prinsip Kerja Relai Diferensial
Relai diferensial adalah relai yang bekerja bilamana dua
atau lebih besaran listrik yang sama mempunyai hasil jumlah
vektor yang lebih besar dari nilai setelan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada penggunaan
relai deferensial, adalah :
- Polaritas transformator arus harus sesuai, sedemikian
hingga pada kondisi normal, tidak akan ada arus yang
mengalir pada operating coil.
- Perbandingan transformasi serta kapasitas transformator
arus, harus sesuai.
- Penetapan relai dan pemilihan penghantar yang sesuai
sehingga tidak akan terjadi kondisi dimana salah satu
5
transformator arus menjadi jenuh arus gangguan yang
besar.
B. Jenis Relai Diferensial
Secara umum dikenal dua macam relai deferensial yaitu :
1. Relai diferensial longitudinal.
Prinsip kerja relai diferensial longitudinal
digambarkan pada gambar 21.
Dengan transformator bahwa CT1 dan CT2
merupakan dua transformator arus dengan perbandingan
transformator dan kapasitas yang sesuai, maka untuk
kondisi – kondisi berikut :
- Kondisi Normal
I1 dan I2 ditransformasikan oleh CT1 dan CT2
menjadi i1 dan i2 dengan harga yang secara teoritis
sama, sehingga berdasarkan gambar 21, diperoleh
persamaan :
6
i = i1 – i2 = 0
(21)
hal ini berarti i lebih kecil dari harga ip sehingga
relai blocking.
- Kondisi gangguan F1
Seperti pada kondisi normal I1 dan I2 akan
ditransformasikan menjadi i2 dan i2 yang juga secara
teoritis sama. Dari gambar 21. Diperoleh :
i = i1 – i2 = 0
(21a)
Dan, karena i sama dengan nol, maka relai tetap
blocking.
- Kondisi gangguan F2
Arus gangguan I1 ditransformasikan menjadi i1
yang merupakan nilai sekunder arus gangguan.
Sedangkan I2 yang sama dengan nol (sumber disebelah
7
kiri) akan menyebabkan i2 juga menjadi nol.
Selanjutnya dari Gambar 2.21 diperoleh persamaan.
I = i1 + i2 = i1 + 0 = i1
(21b)
Dimana, i1 + merupakan nila sekunder arus
gangguan yang nilainya cukup jauhlebih besar dari Ip,
sehingga relai akan Pick-up.
Namun, beberapa masalah praktis yang sering
mempengaruhi keandalan sistem proteksi ini, yaitu :
o Ketidakmudahan memperoleh transformator arus yang
benar – benar identik
o Pada umumnya peletakan transformator arus dan unit
relai diderensial sedemikian rupa. Sehingga biasanya
burden dari transformator arus yang digunakan
menjadi berbeda.
Masalah – masalah tersebut diatas mengaharuskan kita
memasang nilai setelah (ip) untuk relai ini yang lebih besar
dari hasil jumlah vektor arus (i) pada kondisi normal.
Termasuk kedalam hal ini, kondisi bilamana terjadi thought
8
fault current (arus gangguan yang besar tetapi berinteraksi
di luar daerah proteksi).
Penentuan nilai setelah dengan cara seperti ini, pada
akhirnya akan berarti mengurangi sensitivitas relai. Hal ini
menjadi kelemahan dari relai deferensial longitudinal.
Keterangan :
CT1 dan CT2 : transformator arus 1 & 2
I1 dan I2 : arus primer CT1 & CT2
i1 dan i2 : arus sekunder CT1 & CT2
Gambar 21. Prinsip kerja relai deferensial longitudinal.
9
2. Relai diferensial persentase
Prinsip kerja relai deferensial presentase
diperlihatkan pada Gambar 22. Persamaan kopel pada relai
deferensial presentase adalah :
Kopel Operasi.
To = K (i1 – i2) No
(22)
Kopel Lawan.
Tr = K (i1+i2
2) Nr + S
(23)
Dimana :
K = Konstanta
S = Kopel lawan Mekanis
i1, i2 = arus sekunder CT1 dan CT2
Nr, No = jumlah lilitan restraining coil dan Operating
Coil
10
Persamaan kopel untuk relai diferensial presentase,
dengan mengabaikan kopel lawan mekanis (S) dalam
kondisi ambang (tepat akan Pick-up), adalah :
Keterangan :
No = Jumlah Lilitan operating coil
Nr = Jumlah lilitan restraining coil
Gambar 22. Prinsip kerja relai deferensial presentase.
K (i1 – i2) No = K (i 1+ i2)
2 Nr
(24)
NrNo
=(i 1+ i2)(i 1+ i2)
2 (25)
11
NrNo
= Ko (26)
(i2 = i2) = Ko i1+i2
2 (27)
Selanjutnya dari persamaan (27) diperoleh
karakteristik operasi seperti gambar 23.
Gambar 23. Karakteristik operasi relai diferensial persentase
Dengan mengasumsikan bhwa CT1 dan CT2
merupakan dua transformator dengan perbandingan
transformator arus dengan perbandingan transformasi dan
kapasitas yang sesuai, maka untuk kondisi – kondisi
berikut :
12
- Kondisi Normal
Arus I1 dan I2 ditransformasikan oleh CT1 dan CT2
menjadi i1 dan i2 dengan harga secara otomatis sama.
Akibatnya, kopel opreasi berharga nol (persamaan 22)
sedangkan kopel lawan (persamaan 23) berharga besar,
sehingga relai blocking.
- Kondisi Gangguan F1
Arus I1 dan I2 ditransformasikan oleh CT1 dan CT2 -
menghasilkan arus i1 dan i2 yang juga secara otomatis
sama. Akbibatnya kopel (persamaan 22) yang
dihasilkan sama dengan nol sedangkan kopel lawan
(persamaan 23) berharga besar, sehingga relai tetap
blocking.
- Kondisi Gangguan F2
Arus I1 yang besar pula, sedangkan I2 sama dengan
nol (sumber berada di kiri) yang berarti i2 juga sama
dengan nol. Selanjutnya menurut persamaan (22) dan
(23). Kopel operasi akan lebih besar dari kopel lawan
sehingga relai akan pick-up.
13
Untuk mengatasi masalah magnelizing inrush
current, digunakan metode harmonic current restraint
percentage differential relay (relai diferensial
persentase dengan penahan arus harmonis). Prinsip
kerjanya adalah memanfaatkan munculnya komponen
harmonis di samping harmonis dasar pada saat terjadi
magnetizing inrush current. Dimana pada kondisi
hubung singkat hampir tidak ada (dapat diabaikan).
C. Proteksi Transformator dengan Relai Diferensial
Seperti dalam saluran transmisi, jenis relai proteksi yang
digunakan untuk transformator daya tergantung pada besar
daya, rating tegangan, dan sifat penggunaannya. Proteksi utama
dan transformator dengan daya yang lebih besar atau sama
dengan 10 MVA umunya menggunakan relai defernsial. Relai
ini sangat selektif dan dapat pack-up dengan kecepatan tinggi.
Prinsip kerja relai diferensial berdasarkan kesimbangan
(balance), yang membandingkan arus-arus sekunder
transformator arus (CT) terpasang pada terminal-terminal
peralatan atau instalasi listrik yang diamankan. Penggunaan
14
relay differensial sebagai relay pengaman, antara lain pada
generator, transformator daya, bus bar, dan saluran transmisi.
Relay differensial digunakan sebagai pengaman utama
(main protection) pada transformator daya yang berguna untuk
mengamankan belitan transformator bila terjadi suatu gangguan.
Relay ini sangat selektif dan sistem kerjanya sangat cepat.
Prinsip Kerja Dari Relay Differensial Sebagaimana disebutkan
diatas, Relay differensial adalah suatu alat proteksi yang sangat
cepat bekerjanya dan sangat selektif berdasarkan keseimbangan
(balance) yaitu perbandingan arus yang mengalir pada kedua
sisi trafo daya melalui suatu perantara yaitu trafo arus (CT).
Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan
listrik yang diamankan (generator, transformator dan lain-
lainnya). Arus-arus sekunder transformator arus, yaitu I1 dan I2
bersikulasi melalui jalur IA. Jika relay pengaman dipasang
antara terminal 1 dan 2, maka dalam kondisi normal tidak akan
ada arus yang mengalir melaluinya.
D. Proteksi Rel dengan Relai Diferensial
15
Meskipun kemungkinan terjadinya gangguan di rel tidak
sesering di saluran, namun apabila hal ini terjadi, maka
dampaknya terhadap sistem akan luas. Untuk itu, harus
diusahakan sebuah sistem proteksi yang tepat untuk rel.
Relai diferensial merupakan metode yang paling sensitif
dan dapat diandalkan untuk memproteksi rel. Relai diferensial
memiliki selektivitas yang baik, yaitu jumlah vektor arus yang
masuk dan keluar dari suatu rel adalah sama bila tidak gangguan
dalam rel yang bersangkutan.
16
Keterangan : OC = Oprating coil
F1,F2 = Gangguan
IOC = Arus Operating coil
Gambar 24. Proteksi rel a. Gangguan di dalam rel.
Gangguan di luar rel.
Apabila ada gangguan pada rel, maka jumlah vektor dari
arus tersebut tidak nol dan arus inilah yang akan menyebabkan
relai pack-up. Secara sederhana digambarkan pada gambar 24.
Gambar 24a merupakan gangguan pada daerah proteksi sehingga
17
relai pick-up, sedangkan gambar 24b. Merupakan gangguan di
luar daerah proteksi dan relai blocking.
LOW IMPEDANCE AND HIGH IMPEDANCE
A. Differential Low Impedance
Relay defferensial bekerja bedasarkan hukum Hirchoff yaitu
jumlah arus yang melalui satu titik sama dengan nol. Pada relay
differensial yang dimaksud suatu titik adalah daerah yang
diamanankan ( Protec Zones ) yang dibatasi trafo arus yang
tersambung ke differensial pada keadaan tanpa gangguan atau
gangguan luar daerah yang diamankan, jumlah arus yang
melalui daerah yang diamankan tidak sama dengan nol.
Relay differensial jenis low impedance merupakan relay
differensial arus, secara sederhana dapat digambarkan pada
gambar di bawah.
perbedaaan (differensial ) arus yang melalui daerah yang
diamanankan ini akan melalui operating coil retail.
18
Gambar : Pola proteksi differensial busbar jenis low impedance
Pada saat terjadi gangguan di luar daerah pegamanan (F1), arus
differensial yang masuk ke relay IR = 0, sebaliknya jika
gannguan terjadi di daerah pengamanan IR≠0, sehinggan relay
akan bekerja.
1) Karakteristik Relay Jenis Low Impe
Daerah pengamanan adalah di dalam daerah yang diliputi
CT yang tersambung ke relay differencial
Bekerja seketika
Tidak perlu dikoordinasi dengan pengaman lain
Merupakan pengaman utama dan tidak berlaku sebagai
pengaman cadangan
19
Relai differensial jenis non bias menggunakan relay arus lebih sebagai operating coil dan dan pada kondisi khusus arus gangguan eskternal yang besar sekali relai ini tidak stabil
Hal ini disebabkan oleh:
Komponen arus DC arus gangguan tidak sama kejenuhan setiap CT tidak sama Ratio setia CT tidak tepat sama.
Relay differensial jenis bias memperbaiki kelemahan di atas dengan prosentasi slope tertentu seperti pada gambar di bawah
20
Setelan arus kerja :
% mic pick up= small cuurent∈operatingcoil t o causeoperatingrated current of the operatingcoil
×100 %
Setelan Slope :
% slope=small cuurent ∈operatingcoil¿ cause ¿operatingcurrent ∈restraining
×100 %
¿I A−I B
(I A−I S)/2× 100%
21
Berdasarkan persamaan di atas maka:
Arus minimum pick up : 30 - 40 %
Setelan Scope : 30 - 50 % dengan
pertimbangan
Kesalahan trafo CT : 10 %
Mismatch : 4 %
Arus eksitasi : 1 %
Faktor keamanan : 5 %
Cek Zone
Cek zone berfungsi untuk memastikan bahwa gangguan adalah
gangguan internal dan untuk mencegah mal-operasi jika ada
kelainan pada proteksi busbar masing - masing zone, misalya
ada wiring yang terbuka atau terhubung singkat.
Jika terjadi gangguan pada zona 1, maka jumlah arus
masing - masing CT a,b, dan c. Dengan demikian zone 1
dapat diisolir dari sistem. Jika ada rangkaian arus yang tebuka
pada zona proteksi, maka pada saat beban yang cukup besar
atau pada saat ada gangguan eskternal, akan menyebabkan
proteksi busbar tersebut akan menutup kontaknya. tetapi dengan
22
adanya cek zone, relay tersebut tidak mendapat tegangan positif
sehingga mal-operasi dapat dicegah.
B. Defferencial High Impedance
Relay differancial jenis high impedance menggunakan
stabilishing resistor yang dipasang seri dengan relai differencial
arusnya. Relay disetting dengan memperhitungkan sensitivitas
untuk gangguan internal dan stabilitas untuk gangguan eskternal.
Sensitivitas untuk gangguan internal ditentukan olel besarnya
settingan arus relay.
Setelan arus ditentukan ( 20% - 30 % ) In CT
23
Stabilitas untuk gangguan eksternal ditentukan oleh besarnya
nilai stabilishing resistor yang dihitung berdasarkan drop
tegangan pada salah satu rangkaian CT pada arus hubung
singkat eskternal maksimum ( If ) dengan salah satu CT jenuh.
Besarnya tegangan pada terminal stailishing resistor dan relay
( VR ) harus diset lebih besar dari drop tegangan tersebut,
sehingga pada kondisi terburuk, relay ini masih dapat berfungsi
stabil.
Setelan tegangan harus lebih besar dari tegangan apada terminal
stabilishing resistor.
Vset > k × V
Vset > k × If ( RL2+Rct 2 )
Dimana, V = tegangan jatuh pada terminal stabilishing
resistor
k = Faktor keamanan ( antara 1.5 - 2.0 )
Karena relay ini diset pada arus hubung singkat tertentu, jika
suatu saat arus hubung singkat bertambah besar atau salah satu
relay jenuh, makan relay tersebut tidak stabil untuk gangguan
eksternal, tetapi akan tetap stabil jika tidak ada CT yang jenuh.
24
Dari uraian di atas, dapat dikaitkan ralay differencial high
impedance memiliki stabilitas yang lebih baik untuk gangguan
eksternal khususnya jika terjadi kejenuhan diantara salah satu
CT.
Tidak seperti ralay differencial low inpedance yang memiliki
bisa/restrain yang dapat menetralisir akibat perbedaan ratio
( delta rasio kecil ) pada gangguan eksternal, relay high
impedance tidak memiliki memampuan ini sehingga
diisyaratkan CT yang digunakan memiliki rasio yang sama.
Secara keseluruhan kebutuhan yang harus dipenuhi untun relay
differencial high impedance ini adalah ( pertimbangan dalam
menentukan setelan )
Rasio CT sama
Resistansi CT rendah
Knee voltage CT tinggi
Burden wring CT rendah
CT jenis low reactansi
Dari uraian di atas jika CT terpasang tidak sama dengan rasio
disamakan dengan penambahan ACT maka harus dipenuhi
persyaratan di atas, sehingga jenis ACT tidak direkomendasikan
untuk relay differencial jenis high impedance.
25