RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM...

73
1 RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) NURUL HIDAYAH PALEMBANG Tesis Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat Guna memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam (M.Pd.I) Dalam Program Studi Ilmu Pendidikan Islam Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam Oleh: RUSMAWATI NIM. 090103022 PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN FATAH PALEMBANG 2014 BAB 1

Transcript of RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM...

Page 1: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

1

RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARANPENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAHIBTIDAIYAH (MI) NURUL HIDAYAH PALEMBANG

TesisDiajukan untuk melengkapi salah satu syarat Guna memperoleh gelar Magister

Pendidikan Islam (M.Pd.I) Dalam Program Studi Ilmu Pendidikan Islam KonsentrasiManajemen Pendidikan Islam

Oleh:

RUSMAWATINIM. 090103022

PROGRAM PASCASARJANAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN FATAH

PALEMBANG2014

BAB 1

Page 2: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Menjadi guru merupakan pilihan prestasi yang mulia. Karena itu merupakan kewajiban

guru juga kepala sekolah dan pengawas sekolah untuk menjaga kemuliaan profesinya

dengan cara melaksanakan pengabdiannya secara profesional.

Guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah mempunyai tugas utama

merancang, menyajikan, dan mengevaluasi bahan ajar yang disesuaikan dengan kondisi

lingkungan sekolahnya. Hal itu bertujuan agar peserta didik memperoleh hasil belajar

yang optimal. Oleh karena itu, guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah harus

menguasai dan mengembangkan ketiga ranah profesi tersebut sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Zainal Elham (2007:5) menyebutkan apabila tujuan utama guru, kepala sekolah,

dan pengawas sekolah tersebut dilaksanakan secara profesional, Insya-Allah

pembelajaran dan pendidikan di sekolah akan menuai hasil yang maksimal, sesuai

dengan tujuan pendidikan nasional (UU RI Nomor 20 Tahun 2003), dan kedudukan

guru sebagai tenaga profesional (UU RI Nomor 14 Tahun 2005).

Kebijakan Pembangunan Lima Tahun Ketujuh, khususnya tentang pendidikan,

dinyatakan Hadirja Paraba (1999:3-4) bahwa : ”Pembangunan pendidikan diarahkan

untuk meningkatkan kualitas peserta didik sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan

pembangunan yang berwawasan budaya dan lingkungan melalui penataan dan

pengelolaan evaluasi serta pengawasan dan pengendaliannya pada semua jalur, jenis dan

jenjang pendidikan dengan meningkatkan kualitas seluruh komponen pendidikan,

terutama tenaga kependidikan, kurikulum, sarana dan prasarana...”.

Page 3: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

2

Guru merupakan tokoh sentral dalam proses pendidikan merupakan faktor yang

sangat menentukan keberhasilan suatu pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru

harus memiliki kompetensi guna mendukung pelaksanaan tugas kependidikannya,

dalam hal ini diungkapkan Djaali (2007:1) bahwa ”guru adalah pendidik profesional

dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai

dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini, jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar dan menengah”.

Madrasah sebagai salah satu entitas pendidikan di Indonesia, mau tak mau harus

mengikuti perkembangan pendidikan dewasa ini. Berbeda dari lembaga pendidikan

umum yang berada di bawah Kementerian Pendidikan Nasional, keberadaan madrasah

secara struktural berada di bawah Kementerian Agama, meski madrasah memiliki

karakteristik dan struktur seperti sekolah umum. Keberadaan madrasah di bawah

Kementerian Agama cukup berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangannya.

Pengaruh itu akan tampak jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah umum di

lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional.

Madrasah pada dasarnya adalah suatu lembaga pendidikan yang memberikan

pendidikan ganda, karena lembaga pendidikan ini memberikan pendidikan agama dan

umum.

Sebagai lembaga pendidikan yang di dalamnya memasukkan unsur-unsur studi

pendidikan agama yang lebih luas dibanding dengan sekolah umum, maka perlu adanya

pembenahan yang lebih mantap, agar bidang studi agama tersebut dapat diserap oleh

anak didiknya dengan mudah, karena anak didik berpegang teguh pada ukuran, norma

atau nilai yang diyakini merupakan sesuatu yang baik.

Pendidik sebagai fasilitator harus berusaha menciptakan kondisi belajar

mengajar yang efektif, mengembangkan bahan pelajaran yang meningkatkan

Page 4: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

3

kemampuan siswa untuk menyimak ataupun menyerap pelajaran sehingga menguasai

tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai.

Sementara itu pengertian belajar di dalam Slameto (1991:2) adalah suatu proses

usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai pengalaman individu dalam interaksi dengan

lingkungan.

Perilaku belajar siswa dapat dibentuk secara optimal melalui beberapa faktor,

dimana faktor-faktor tersebut bisa berupa lingkungan sekolah, masyarakat, motivasi dan

persiapan mengajar. Dari faktor-faktor tersebut menurut hemat penulis perencanaan

pengajaranlah yang secara efektif dapat membentuk perilaku belajar siswa.

Keberhasilan kegiatan belajar sangat ditentukan oleh adanya suatu perencanaan

pembelajaran. Dengan begitu pendidikan dalam proses belajar mengajar harus

mempunyai kemampuan tersendiri guna mencapai harapan yang dicita-citakan dalam

melaksanakan pendidikan pada umumnya dan proses belajar pada khususnya. Mengajar

merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak

didik dan bahan pengajaran yang menyebabkan terjadinya proses belajar. Aktivitas

pengajaran adalah suatu hal yang berkaitan erat dengan upaya mengubah,

mengembangkan dan mendewasakan anak didik. Dalam konsep tersebut tersirat bahwa

peran seorang pendidik adalah pemimpin belajar.

Dalam proses belajar mengajar menggambarkan adanya satu kesatuan yang tidak

terpisahkan antara siswa yang belajar dengan guru yang mengajar, antara kedua

kegiatan ini terjadi interaksi yang sangat menunjang.

Proses belajar mengajar menurut Usman Uzer (1992:1-3) bahwa dalam satu kali

proses mengajar, yang pertama kali dilakukan adalah merumuskan tujuan yang akan

dicapai, setelah itu langkah berikutnya adalah menentukan materi pelajaran yang sesuai

dengan materi pelajaran tersebut. Selanjutnya menentukan metode belajar yang akan

Page 5: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

4

digunakan dan dijabarkan dalam bentuk kegiatan belajar mengajar yang merupakan

wahana pengembangan materi pelajaran sehingga dapat diterima dan menjadi milik

siswa. Kemudian menentukan alat peraga pengajaran yang dapat digunakan untuk

memperjelas dan mempermudah penerimaan materi pelajaran oleh siswa serta dapat

menunjang tercapainya tujuan tersebut, langkah yang terakhir adalah menentukan alat

evaluasi yang dapat mengukur tercapai tidaknya tujuan yang hasilnya dapat dijadikan

sebagai umpan balik (feed back) guru dalam meningkatkan kualitas mengajarnya

maupun kuantitas belajar siswa.

Perencanaan pembelajaran merupakan tahapan penting yang harus dilakukan

guru sebelum mereka melaksanakan kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu, ia harus

dikerjakan secara sungguh-sungguh dan bukan hanya untuk memenuhi syarat

administrasi akademik atau sekedar menyenangkan pengawas.

Mengingat perencanaan pembelajaran merupakan tahapan penting menuju

terlaksananya pembelajaran dan tercapainya tujuan pembelajaran, ia perlu dipersiapkan

dengan baik. Selain itu, sebagai bagian dari dokumen KTSP, Silabus dan RPP perlu

dipersiapkan secara cermat agar dapat dijadikan acuan pembelajaran dan bukan sekedar

“dokumen mati” kelengkapan KTSP di sekolah.

Para ahli pendidikan meyakini bahwa rendahnya produktivitas pendidikan di

Indonesia, ditandai dengan rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia yang

dihasilkan oleh pendidikan. Dalam permasalahan tersebut guru acap kali dituding

sebagai salah satu sumber utama, buruknya kinerja guru kerap dijadikan penyebab

utama rendahnya produktivitas pendidikan tersebut

Menurut Sukmadinata (1997:191) faktor dominan mempengaruhi mutu

pendidikan karena kurang profesionalnya guru yang berdampak pada kinerja guru.

Karena pendidikan pada dasarnya adalah berintikan interaksi antara pendidik dan

Page 6: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

5

peserta didik, dan dalam interaksi tersebut pendidik (guru) memegang peranan kunci

bagi berlangsungnya kegiatan pendidikan.

Sedangkan menurut Djati Sidi (2001:37) yang mengatakan bahwa berdasarkan

sejumlah penelitian pendidikan, diyakini guru sebagai salah satu faktor dominan yang

menentukan tingkat keberhasilan anak didik dalam melakukan proses transformasi ilmu

pengetahuan dan teknologi serta internalisasi etika dan moral.

Peningkatan kualitas pendidikan tidak terlepas dari kualitas sumber daya

manusia yang dimiliki. Oleh sebab itu madrasah yang termasuk salah satu lembaga

pendidikan juga harus mampu memenuhi kebutuhan sumber daya manusia baik jumlah

maupun kualitas dengan meningkatkan sumber daya pendidikan untuk memasok

kebutuhan sumber daya manusia sesuai dengan permintaan dan meningkatkan proses

pendidikan setempat dengan mengembangkan unsur-unsur pokok dan penunjang yang

diperlukan. Menurut Azizy (2003:81) peningkatan kualitas pembelajaran perlu

menggunakan strategi-strategi yang dapat diterapkan pada masing-masing lembaga

dengan memperhatikan karakteristik lembaga. Dengan sumber daya manusia yang

berkualitas, diharapkan lembaga pendidikan akan menjadi lembaga yang mampu

menghadapi tantangan masa depan dengan efektif. Salah satu strategi peningkatan mutu

pendidikan ini adalah dengan penguatan pada lembaga-lembaga pendidikan yang hal ini

berupa fungsi perencanaan pembelajaran. Melalui ini diharapkan pengelolaan

pembelajaran akan menjadi lebih baik dan berkualitas karena pada tingkat tersebut

menunjukkan bahwa kesiapan guru dalam mengajar akan lebih baik terarah dan menjadi

pedoman pelaksanaan pembelajaran di kelas.

Mulyana (2007:32) meyebutkan penyelenggaraan program sertifikasi guru layak

diapresiasi sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidik yang pada akhirnya akan

bermuara pada peningkatan mutu pendidikan. Melalui program sertifikasi ini,

tampaknya pemerintah akan melakukan perubahan sistem pengelolaan kualitas guru ke

Page 7: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

6

arah yang lebih sistemik dari apa yang telah dilakukan sebelumnya. Di samping itu,

konsekuensi bagi guru yang berhasil mendapatkan sertifikat guru yang berupa kenaikan

tunjangan profesi guru sebesar satu kali gaji pokok dinilai akan berdampak signifikan

terhadap tingkat kesejahteraan guru negeri dan swasta di Indonesia.

Namun sangat disayangkan, program yang sangat bagus ini ternyata belum

berjalan maksimal sesuai dengan yang diharapkan. Di dalam Kompas (13 November

2009) menyebutkan bahwa program sertifikasi yang sejatinya adalah untuk

meningkatkan kompetensi sekaligus kesejahteraan guru, ternyata tidak berjalan dengan

baik. Temuan di lapangan menunjukkan bahwa motivasi para guru dalam mengikuti

program sertifikasi umumnya terkait dengan aspek finansial, yaitu segera mendapatkan

tunjangan profesi. Dalam konteks ini, tujuan utama sertifikasi untuk mewujudkan

kompetensi guru tampaknya masih disikapi sebatas wacana.

Realitas yang sama ditemukan dalam survei yang dilaksanakan oleh Persatuan

Guru Republik Indonesia (PGRI) dalam Jawa Pos (7 Oktober 2009) mengenai dampak

sertifikasi terhadap kinerja guru. Menurut survei itu, kinerja guru yang sudah lolos

sertifikasi belum memuaskan. Motivasi kerja yang tinggi justru ditunjukkan guru-guru

di berbagai jenjang pendidikan yang belum lolos sertifikasi, dengan harapan segera lolos

sertifikasi berikut memperoleh uang tunjangan profesi.

Memang harus diakui bahwa banyak kendala yang ditemukan dalam

menjalankan program sertifikasi guru ini. Salah satu kendala yang dinilai sangat penting

adalah terkait dengan manajemen penyelenggaraan sertifikasi itu sendiri.

Berdasarkan informasi dan pengamatan terbatas yang diperoleh dari para guru

peserta uji sertifikasi, ditemukan masih adanya kejanggalan menyangkut tingkat

keshahihan hubungan bukti fisik dengan realitas kesejarahan dan kinerja guru (Siahaan

& Martiningsih, 2008). Akibatnya, seorang guru yang belum layak mendapat sertifikasi

Page 8: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

7

bisa dengan mudah mendapatkan sertifikat, dan sebaliknya seorang guru yang sudah

layak mendapat sertifikasi malah tidak lolos dan tidak berhasil pada uji sertikasi.

Berdasarkan hasil evaluasi tim assesor pada dokumen portofolio yang selama

ini berjalan, masih sangat banyak kelemahan yang ditemukan pada guru terutama karena

adanya komponen yang dikosongkan ketika mereka mengisi formulir portofolio

tersebut. Komponen-komponen yang paling banyak dikosongkan di antaranya adalah

komponen prestasi akademik, karya pengembangan profesi, dan keikutsertaan dalam

forum ilmiah (Sudrajat, 2008). Apabila ditelaah secara seksama, dapat diasumsikan

bahwa guru yang mengosongkan ketiga komponen tersebut adalah mereka yang kurang

inovatif dan kreatif dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai pendidik. Salah

satu faktor yang melatarbelakangi hal ini adalah ketidakmampuan mereka dalam

menguasai kiat-kiat memecahkan masalah secara ilmiah dan belum memiliki

kemampuan menulis karya ilmiah yang baik.

Melalui uraian yang disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa meskipun

program sertifikasi guru sangat baik dan ideal, namun belumlah cukup sebagai upaya

mewujudkan dan meningkatkan kompetensi guru. Kenyataan menunjukkan bahwa

meski dinyatakan lulus sertifikasi dan telah menerima tunjangan profesi, bukan berarti

guru telah memiliki kompetensi sebagaimana yang diharapkan. Dalam konteks itu,

masih diperlukan upaya-upaya sistematis, sinergis dan berkesinambungan untuk

meningkatkan kompetensi dan profesionalitas guru.

Menurut Hadirja Paraba (1999:107-108) bahwa berapapun besar dan tingginya

volume dan frekuensi pembinaan yang dilakukan oleh berbagai instansi yang

berwenang, pada akhirnya terpulang kepada guru yang bersangkutan. Artinya maukah

guru membina dan mengembangkan dirinya sendiri atau tidak. Kalau ada kemauan yang

keras maka sukses akan menanti. Sebaliknya, bila tidak, maka pembinaan yang

diberikan bagaikan menulis di air.

Page 9: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

8

Dalam memilih serta merumuskan judul “ Relevansi Perencanaan Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan Pelaksanaan Pembelajaran di Madrasah

Ibtidaiyah (MI) Nurul Hidayah Palembang” adalah berdasarkan pertimbangan dan

alasan sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran adalah salah satu faktor penentu keberhasilan dalam

belajar mengajar.

2. Dengan adanya perencanaan pembelajaran yang baik dan matang, maka sudah

barang tentu perilaku belajar siswa akan berkembang dengan baik, artinya

apabila perencanaan dikemas dengan baik dan matang, maka siswa akan aktif.

3. Keberhasilan suatu proses belajar mengajar tidak dapat diraih secara kebetulan

namun semuanya tidak lepas dari proses perencanaan.

Dari ketiga hal tersebut di atas, kemudian penulis tertarik untuk meneliti dan

membuktikan kebenarannya di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Palembang. Dalam

perkembangan sejarah madrasah menuju kondisi yang lebih baik atau berkualitas,

seperti dikatakan Nata (2001:185) bahwa madrasah perlu memiliki tiga kekuatan secara

seimbang, yaitu, Pertama, kekuatan dalam bidang sumber daya manusia (SDM) mulai

dari tenaga pendidiknya yang unggul, pengelolaannya yang profesional dan tenaga

peneliti serta pengembangannya yang andal. Kedua, kekuatan dalam bidang fungsi dan

kinerja yang didukung oleh peralatan teknologi canggih sehingga dapat mendukung

efisiensi dan ekselerasi. Ketiga, kekuatan dalam bidang dana bersumber dari kekuatan

madrasah itu sendiri.

Perencanaan adalah tindakan awal untuk melaksanakan pembelajaran. Melalui

perencanaan akan menentukan tujuan dan menetapkan metode yang tepat untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Uno (1998:2), perencanaan pembelajaran pada

hakikatnya adalah perancangan upaya untuk membelajarkan pesera didik. Pembelajaran

memusatkan perhatian pada ”bagaimana membelajarkan peserta didik”, dan bukan pada

Page 10: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

9

”apa yang dipelajari peserta didik”. Perencanaan pembelajaran secara umum diperlukan

agar perbaikan pembelajaran dapat dicapai.

Upaya perbaikan itu, menurut Uno (2006:2-6), dilakukan dengan asumsi sebagai

berikut: Pertama, memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan

yang disiapkan melalui desain pembelajaran; Kedua, merancang kegiatan pembelajaran

memerlukan pendekatan sistem, perencanaan desain pembelajaran diarahkan kepada

bagaimana peserta didik belajar; Ketiga, desain pembelajaran diacukan kepada peserta

didik secara perorangan; Keempat, perencanaan pembelajaran dilakukan untuk

mencapai tujuan langsung dan tujuan pengiring dalam pembelajaran; Kelima, sasaran

akhir perencanaan pembelajaran adalah agar peserta didik dengan mudah untuk belajar;

Keenam, perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variabel pembelajaran

dimana inti desain pembelajaran adalah metode pembelajaran yang optimal untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Perencanaan dipandang penting dan dibutuhkan bagi suatu organisasi, termasuk

organisasi pembelajaran, antara lain karena hal-hal sebagai berikut :

1. Melalui perencanaan diharapkan tumbuhnya suatu pengarahan kegiatan, adanya

pedoman bagi pelaksanaan kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan

pembelajaran.

2. Dengan perencanaan, dapat dilakukan suatu perkiraan terhadap hal-hal dalam

masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraaan ini menyangkut potensi-potensi

dan prospek-prospek serta hambatan dan resiko yang akan ditemui.

3. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang

cara yang terbaik atau kesempatan memilih kombinasi cara yang terbaik.

4. Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas.

5. Dengan perencanaan akan ada suatu alat atau standar untuk mengadakan

pengawasan atau evaluasi kinerja (Udin dan Abin 2005, hal.33).

Page 11: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

10

Sehubungan dengan relevansi perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama

Islam dengan pelaksanaan pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah

Palembang, maka penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian terhadap guru

yang mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Palembang, karena di Madrasah

Ibtidaiyah Nurul Hidayah Palembang ini sebagian besar guru agamanya sudah

disertifikasi. Peneliti juga ingin mengetahui deskripsi perencanaan pembelajaran

Pendidikan Agama Islam yang dibuat oleh guru Pendidikan Agama Islam di Madrasah

Ibtidaiyah Nurul Hidayah Palembang, kemudian perencanaan pembelajaran Pendidikan

Agama Islam yang sudah dibuat oleh guru agama apakah relevan dengan pelaksanaan

pembelajaran, serta upaya apa saja yang dilakukan Madrasah Nurul Hidayah untuk

meningkatkan relevansi antara perencanaan pembelajaran dengan pelaksanaan

pembelajaran.

Perumusan dan Pembatasan Masalah

Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, yang menjadi pokok permasalahan dan yang akan

diteliti dalam rangka penyusunan proposal tesis ini adalah :

1. Bagaimana deskripsi perencanaan pembelajaran PAI yang dibuat oleh guru PAI

di MI Nurul Hidayah Palembang ?

2. Apakah perencanaan pembelajaran PAI yang sudah dibuat di MI Nurul Hidayah

relevan dengan pelaksanaan pembelajarannya ?

3. Apa saja upaya yang dilakukan di MI Nurul Hidayah untuk meningkatkan

relevansi antara perencanaan pembelajaran PAI dengan pelaksanaannya ?

Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak meluas dan melebar sehingga tidak mencapai tujuan utamanya

serta menghindari kekeliruan dan kesalahan interpretasi, maka penelitian ini hanya

Page 12: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

11

dibatasi pada Relevansi Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan

pelaksanaan pembelajaran dimana penelitian difokuskan pada Madrasah Ibtidaiyah

Nurul Hidayah Palembang. Untuk mewujudkan pembelajaran efektif seorang guru harus

membuat perencanaan pembelajaran dan menyesuaikan pelaksanaan pembelajaran

dengan rencana yang sudah dirumuskan. Perencanaan pembelajaran yang harus

disiapkan itu adalah Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk :

1. Mengetahui bagaimana deskripsi perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama

Islam yang dibuat oleh guru PAI di MI Nurul Hidayah Palembang.

2. Mengetahui perencanaan pembelajaran PAI yang sudah dibuat di MI Nurul

Hidayah relevan dengan pelaksanaan pembelajarannya.

3. Mengetahui upaya yang dilakukan di MI Nurul Hidayah untuk meningkatkan

relevansi antara perencanaan pembelajaran PAI dengan pelaksanaannya.

Kegunaan Penelitian

Dengan melihat tujuan tersebut di atas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat, antara lain :

1. Secara teoritis, penelitian ini dapat berguna bagi :

- Kepala Madrasah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Kepala

Madrasah untuk menyiapkan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran.

- Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi peningkatan mutu

layanan pendidikan guna meningkatkan kemampuan paedagogik.

- Bagi Kemenag

Page 13: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

12

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi bidang

Mapenda Kantor Wilayah Kementerian Agama dalam rangka upaya

pembenahan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran terutama

bidang studi PAI.

2. Secara praktis, penelitian ini dapat berguna bagi sumbangan pikiran kepada

pihak yang berkepentingan terutama para peminat dan peneliti ilmu-ilmu

pendidikan Islam. Hasil penelitian ini mungkin juga dapat memperkaya

khazanah perpustakaan Program Pascasarjana khususnya dan perpustakaan

IAIN Raden Fatah pada umumnya.

Tinjauan Pustaka

Pada saat dilakukan penelitian ini, penulis belum menemukan tulisan-tulisan yang

terkait dengan relevansi perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan

pelaksanaan pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah. Tetapi ada beberapa tulisan yang

tentunya dapat dijadikan bahan acuan atau petunjuk dalam penelitian yang sedang

dilakukan. Berikut ini contoh penelitian terdahulu untuk dijadikan rujukan berkenaan

dengan penelitian yang sedang penulis lakukan, di antaranya :

Markumi, (Tesis Program Pascasarjana Universitas Tridinanti Palembang, 2007)

dalam tesisnya yang berjudul ”Studi Korelasi Latar Belakang Pendidikan Guru dengan

Kesesuaian antara Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran di MTsN 1 Palembang”.

Hasil penelitiannya adalah : 1. Guru MTs Negeri 1 Palembang 60% tidak membuat atau

menyusun perencanaan pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. 10%

dari guru-guru yang membuat perencanaan pembelajaran membuat hanya untuk

memenuhi persyaratan untuk naik pangkat dan bukan untuk menjadi acuan dalam

melaksanakan pembelajaran. 2. Ada 27% guru yang pelaksanaan pembelajarannya

Page 14: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

13

sesuai dengan rencana yang disusun sebelumnya. 3. Guru-guru yang dimaksud dalam

poin 2 adalah guru-guru dengan latar belakang pendidikan Strata1.

Kuwat Sumarno (Tesis Program Pascasarjana IAIN Raden Fatah Palembang,

2008), dalam tesis yang berjudul ”Hubungan Perencanaan dan Pelaksanaan

Pembelajaran Dengan Hasil Belajar Santri Di Pondok Pesantren Salafiyah Sumatera

Selatan”. Hasil penelitiannya adalah : Jika dihubungkan dengan perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran maka dapat dikemukakan bahwa Pondok Pesantren Salafiyah

yang melakukan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang kurang baik

menghasilkan lulusan yang kurang baik. Sebaliknya Pondok Pesantren Salafiyah yang

melakukan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang baik menghasilkan lulusan

yang baik pula. Kemudian ada hubungan yang signifikan antara perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran dengan kualitas lulusan. Artinya, Pondok Pesantren Salaiyah

yang memiliki peencanaan dan pelaksanaan yang baik maka hasil belajarnya pun akan

baik pula.

Maryam Yusniharti Asro (Tesis Program Pascasarjana IAIN Raden Fatah

Palembang, 2010), dalam tesis yang berjudul ”Perencanaan Pembelajaran Pada

Madrasah Aliyah Negeri 2 Palembang”. Hasil penelitiannya adalah hal-hal yang

dipersiapkan guru dalam perencanaan pembelajaran di MAN 2 Palembang adalah:

program tahunan, RPP, rencana bahan ajar, alat evaluasi, dan silabus. Faktor-faktor

yang menjadi kendala guru dalam menerapkan fungsi perencanaan antara lain faktor

internal, yaitu guru masih belum sepenuhnya mampu mengelaborasi antara materi

dalam modul dengan realitas kekinian, sehingga pelaksanaan terkesan kaku,

perencanaan pemebalajaran dibuat asal-asalan dan bahkan meng-copy paste

perencanaan pada tahun sebelumnya. Faktor eksternal berkenaan dengan kendala ini

adalah jarangnya guru mengikuti pelatihan yang berkenaan dengan pembuatan

perencanaan pembelajaran.

Page 15: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

14

Mawardi (Tesis Program Pascasarjana IAIN Raden Fatah Palembang, 2010),

dalam tesis yang berjudul ”Implementasi Fungsi Perencanaan Pembelajaran Pada Mata

pelajaran Agama Di Madrasah Tsanawiyah Negeri I Palembang). Hasil penelitiannya

adalah : Dalam penerapan fungsi perencanaan pembelajaran di MTsN I Palembang,

terdapat faktor-faktor pendukung dan penghambat, atau kendala. Faktor pendukung

dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal, antara lain: tersedianya

informasi dan dokumentasi perkembangan murid, adanya media pembelajaran

khususnya media visual dan media internet yang dapat diakses oleh siswa, serta

kebijakan dari kepala sekolah dalam memberikan evaluasi dan juga reward serta

punisment terhadap perencanaan pembelajaran dan penerapannya. Faktor eksternal

adalah kebijakan keikutsertaan guru dalam pelatihan (workshop) yang berkenaan

dengan perencanaan pembelajaran.

Taufiqurrahman (Tesis Program Pascasarjana IAIN Raden Fatah Palembang,

2003) yang berjudul ”Kontribusi Kurikulum dan Strategi Pembelajaran Guru PAI

Terhadap Sikap Keagamaan Siswa di SMU Plus Negeri 17 Palembang”, Hasil

penelitiannya adalah kurikulum PAI dan strategi pembelajaran guru PAI mempunyai

kontribusi yang signifikan terhadap perubahan sikap keagamaan siswa, baik secara

sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Implikasi dari hasil penelitiannya adalah upaya

pengembangan dan pengayaan kurikulum serta meningkatkan strategi pembelajaran

guru PAI di sekolah.

Sudirman (1999) alumni Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam

tesisnya yang berjudul ” Pelaksanaan Kegiatan Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran

PAI di SMU Negeri 1 Bandung”, lebih memfokuskan pada pelaksanaan kurikulum

SMU 1994. Diantara tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah pelaksanaan

materi pendidikan agama Islam ini telah sesuai dengan kurikulum pendidikan agama

Page 16: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

15

tahun 1994. Sedangkan hasil penelitian ini ditemukan adanya ketercapaian materi

pendidikan agama Islam sesuai target ditinjau dari segi waktu dan bobot materi.

Kerangka Teori

Dalam kerangka teori penulis akan kemukakan teori-teori yang dijadikan sebagai dasar

untuk menganalisis perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan

pelaksanaan di MI Nurul Hidayah Palembang.

Sekolah atau madrasah yang merupakan suatu organisasi memiliki seorang yang

memimpin yang disebut Kepala Sekolah atau Kepala Madrasah. Sebagai suatu

organisasi maka sangat penting akan adanya manajemen yang dikelola dengan baik.

Begitu juga dengan seorang guru harus dapat mengelola manajemen pembelajaran

dengan sebaik mungkin.

Winardi (2010:4) dalam buku Asas-asas manajemen mengungkapkan pendapat

Robert L. Trewathn dan M. Gene Newport dalam buku mereka yang berjudul

”Management” menyatakan bahwa: manajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, menggerakkan serta mengawasi aktivitas-aktivitas sesuatu organisasi

dalam rangka upaya mencapai suatu koordinasi sumber-sumber daya manusia dan

sumber-sumber daya alam dalam hal pencapaian sasaran secara afektif serta efisien”.

Menurut G.R. Terry yang dikutip Winardi (2010:4) bahwa proses manajemen

terdiri dari apa yang disingkat P.O.A.C. Yaitu planning (perencanaan); organizing

(pengorganisasian); actuating (menggerakkan); controlling (pengawasan)

Sedangkan menurut Henri Fayol (bapak konsepsi proses) yang dikutip

Suryosubroto (2004:9) memasukkan fungsi-fungsi berikut kedalam aktifitas

manajemen: to plan (merencanakan); to organize (menggorganisasikan); to command

(menggerakkan); to coordinate (Mengkoordinasikan); to control (mengendalikan).

Page 17: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

16

Winardi (2010:4) mengungkapkan juga pendapat Luther Gulick pada tahun

1930, muncul dengan singkatan POSDCORB, yang merupakan singkatan dari kata-kata

berikut : Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting,

Budgeting.

Aktifitas-aktifitas dalam proses perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan

dan pengawasan dinamakan fungsi-fungsi manajemen.

Manajemen bukanlah tanggungjawab beberapa anggota, karena itu merupakan

pekerjaan semua individu yang pekerjaan mereka bersangkut paut dengan tindakan

mencapai sasaran-sasaran melalui pengkoordinasian sumber-sumber daya yang tersedia.

Penerapan fungsi-fungsi manajemen perlu dipertimbangkan dalam kerangka

organisasi tertentu, begitu juga sebagai seorang guru. Disebabkan karena kita hidup

dalam dunia di mana terjadi perubahan secara terus menerus, maka para manajer harus

menghadapi segala macam jenis ketidakpastian sewaktu mereka berupaya mencapai

tujuan-tujuan organisasi. Begitu juga guru harus mempertimbangkan semua kegiatan

yang akan dilakukan dalam proses belajar mengajar, sehingga proses pembelajaran

dapat terlaksana sesuai dengan yang kita inginkan dan berhasil dengan baik. Jika kita

dapat menyususun manajemen secara baik maka akibatnya perencanaan –

pengorganisasian – menggerakkan dan pengawasan yang sudah kita buat dan diterapkan

secara tepat sesuai dengan situasi yang berlaku.

Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan Pasal 20, “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan

rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan

pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil

belajar.

Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng (1993, hal.1) adalah upaya untuk

membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat

Page 18: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

17

kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil

pengajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini

didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan

inti dari perencanaan pembelajaran.

Istilah pembelajaran ini menurut Degeng (1993, hal.2) memiliki hakikat

perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa.

Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah

satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar

yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu,

pembelajaran memusatkan perhatian pada ”bagaimana membelajarkan siswa”, dan

bukan pada ”apa yang dipelajari siswa”.

Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan

dalam merencanakan pembelajaran. Sebab segala kegiatan pembelajaran muaranya pada

tercapainya tujuan tersebut. Seperti telah dijelaskan pada pendahuluan bahwa

Perencanaan Pembelajaran merupakan tahapan penting yang harus dilakukan guru

sebelum mereka melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Untuk mewujudkan pembelajaran efektif seorang guru harus membuat

perencanaan pembelajaran dan menyesuaikan pelaksanaan pembelajaran dengan

rencana yang sudah dirumuskan

Pelaksanaan diartikan sebagai melaksanakan, dan pelaksanaan erat kaitannya

dengan pengorganisasian yang kita kenal dalam administrasi pendidikan yaitu aktifitas

menyusun dan membentuk hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga

terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam

pengorganisasian tersebut terdapat adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung

jawab secara terperinci menurut bidang-bidang dan bagian-bagian sehingga tercipta

hubungan kerjasama yang harmonis menuju tujuan.

Page 19: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

18

Sehingga dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam tesis ini adalah

pelaksanaan beberapa rencana pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang disusun

oleh MI Nurul Hidayah Palembang.

Dari uraian diatas dapatlah kita katakan persiapan seorang guru sebelum

mengajar adalah sangat penting. Sebuah kata bijak menyatakan bahwa persiapan

mengajar merupakan sebagian dari sukses seorang guru. Kegagalan dalam perencanaaan

sama saja dengan merencanakan kegagalan. Kata bijak yang dikutip di atas menyiratkan

betapa pentingnya melakukan persiapan pembelajaran melalui pengembangan perangkat

pembelajaran. (file:///G:/pengembangan-perangkat-pembelajaran.html)

Perencanaan pembelajaran yang baik sebaiknya dapat disesuaikan dengan

pelaksanaan pembelajaran, dalam arti bahwa pelaksanaan pembelajaran itu disesuaikan

dengan perencanaan yang sudah dibuat.

Definisi Istilah dan Konsep

Dari judul yang penulis paparkan memiliki beberapa istilah penting yang bersifat

konseptual dan memungkinkan memiliki pengertian yang luas. Oleh karena itu, untuk

memperoleh gambaran yang lebih spesifik dan menghindari multi interpretasi, maka

perlu ditegaskan beberapa penggunaan istilah dalam judul penelitian ini. Sesuai dengan

fokus penelitian ini, ada beberapa istilah yang perlu didefinisikan, yaitu: Relevansi,

Perencanaan Pembelajaran PAI dan Pelaksanaan Pembelajaran PAI.

Pertama, relevansi berasal dari bahasa Inggris yang ditransfer kedalam bahasa

Indonesia yang artinya hubungan, kaitan: setiap mata pelajaran harus ada kaitannya

dengan keseluruhan tujuan pendidikan (KBBI 191, hal.830). Definisi selanjutnya

dikemukakan oleh Ivor K. Davis (1976, hal.17), adalah: ”relevant if they can

Page 20: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

19

demonstrated to be related to the real world, and to problems facing people”. Sejalan

dengan definisi yang telah dikemukakan di atas, maka relevansi yang dimaksud dalam

penelitian ini akan melihat hubungan, kesesuaian ataupun sangkut paut antara

perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru pendidikan agama Islam dengan

pelaksanaan pembelajaran PAI didalam proses belajar mengajar.

Kedua, perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah :

Suatu proses dan upaya untuk menyiapkan serta merumuskan suatu keputusan yang

akan dilaksanakan guna menanamkan sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan ketrampilan

dasar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan

mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan pengajaran, dan/atau latihan

kepada seseorang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam mencapai

keberhasilan atau paling tidak mendekati keberhasilan seorang guru dituntut untuk

mempersiapkan perencanaan yang matang. Perencanaan pembelajaran tersebut

mencakup tiga hal yakni :

- Silabus (garis besar) yaitu suatu ringkasan yang ditulis dan berisikan standar

kompetensi dan kompetensi dasar dari semua mata pelajaran yang ditampilkan di dalam

kurikulum.

- Pedoman kerja yaitu merupakan daftar indikator yang digambarkan dari

standar kompetensi dan kompetensi dasar yang luas di dalam silabus.

- Perencanaan pembelajaran merupakan pedoman yang digunakan oleh guru

dalam mengimplementasikan penyajian bahan pelajaran

Ketiga, pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), pelaksanaan

diartikan sebagai melaksanakan. Pelaksanaan pembelajaran PAI disini dapat diartikan

bahwa pelaksanaan beberapa rencana pembelajaran PAI yang disusun oleh MI Nurul

Hidayah Palembang dalam bentuk proses pembelajaran di kelas oleh guru PAI. Proses

ini terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Page 21: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

20

Dalam Kurikulum PAI (2004, hal.2) Pendidikan Agama Islam dan termasuk

dalam konteks tulisan ini adalah pendidikan agama Islam sebagai salah satu mata

pelajaran di lembaga pendidikan umum, khususnya Madrasah Nurul Hidayah.

Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa

dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan”.

Pengertian di atas berlaku untuk umum bagi setiap jenjang pendidikan sekolah

umum, mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Yang

membedakannya adalah tujuan setiap jenjang pendidikan sekolah itu. Dari pengertian

tersebut dapat dipahami bahwa Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni

suatu kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang dilakukan secara berencana dan

sadar atas tujuan yang hendak dicapai.

Dengan memahami uraian di atas, maka relevansi perencanaan pembelajaran

PAI dengan pelaksanaan pembelajaran PAI sebagai manifestasi dari upaya untuk

mewujudkan kurikulum yang masih bersifat dokumen menjadi aktual dalam bentuk

serangkaian pembelajaran di sekolah.

Metodologi Penelitian

Pada prinsipnya metode penelitian merupakan suatu cara yang ditempuh berdasarkan

kajian ilmiah untuk mendapatkan data dan tujuan tertentu. Tentunya kajian ilmiah ini

didasarkan pada metode keilmuan yang berupa usaha untuk menemukan penelitian.

Melalui cara ilmiah inilah, diharapkan data yang diperoleh adalah data yang objektif,

valid dan realibel. Menurut Sugiyono (2007, hal.1), objektif bermakna semua orang

akan memberikan penafsiran yang sama; valid artinya adalah ketepatan antara data yang

terkumpul oleh peneliti dengan data yang terjadi pada objek yang sesungguhnya;

Page 22: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

21

sedangkan realibel adalah adanya ketetapan konsisten data yang didapat dari waktu ke

waktu.

Metode penelitian mencakup penjelasan tentang sifat dan pendekatan penelitian,

jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data.

Sifat dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini ditinjau dari sifatnya merupakan penelitian kasus (case study), yaitu

penelitian yang dilakukan dengan mempelajari secara khusus kasus tertentu pada

lembaga pendidikan tertentu untuk memperoleh kesimpulan dan representasi terhadap

relevansi perencanaan pembelajaran PAI dengan pelaksanaan pembelajaran di

madrasah. Karena dalam pelaksanaannya masih menghadapi hambatan baik dari guru

PAI, sarana dan prasarana sekolah, kurikulum yang digunakan, keadaan peserta didik,

biaya operasional, dan situasi lingkungan sekolah.

Ditinjau dari segi sumber datanya, maka penelitian ini adalah penelitian

lapangan (field research). Sebab data yang diperlukan dalam penelitian ini berasal dari

lapangan khususnya di MI Nurul Hidayah Palembang yang dijadikan objek penelitian.

Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu menggali dan mencari

tahu tentang relevansi perencanaan pembelajaran PAI dari hasil observasi, wawancara

dan dokumentasi. Menurut Emzir (2008, hal. 28-29) sebagai penelitian kualitatif, maka

penelitian ini bermaksud memaparkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dalam

bentuk informasi verbal atau memaparkan dalam bentuk kata-kata atau kalimat.

Sasaran penelitian ini adalah terfokus pada relevansi perencanaan pembelajaran

PAI dengan pelaksanaan pembelajaran di MI Nurul Hidayah dengan meng-croscek-nya

untuk menemukan langkah-langkah yang dilakukan oleh guru PAI, yaitu diawali dengan

menyiapkan perangkat pembelajaran sampai pelaksanaannya melalui proses

pembelajaran di dalam kelas. Deskripsi perencanaan pembelajaran PAI yang dibuat oleh

Page 23: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

22

guru PAI, perencanaan yang dibuat relevan dengan pelaksanaan pembelajaran, upaya

yang dilakukan di MI Nurul Hidayah untuk meningkatkan relevansi antara perencanaan

pembelajaran PAI dengan pelaksanaannya. Penelitian ini dilakukan selama 1 (satu)

semester (Januari sampai dengan Juni 2012) di sekolah.

Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian ini terdiri atas data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah

relevansi perencanaan pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan

oleh guru PAI. Sedangkan data kuantitatif berupa jumlah guru (umum dan agama

Islam), jumlah siswa, sarana dan prasarana, serta data lainnya.

Sumber data yang digunakan adalah data primer (pokok) dan data sekunder

(pendukung). Data primer adalah semua data yang menjadi hasil garapan peneliti yang

dimulai sejak awal. Sedangkan data sekunder adalah data yang telah jadi atau data yang

garapan awalnya telah dilakukan oleh pihak lain.

Data primer ditujukan kepada kepala madrasah, wakil kepala madrasah, dan

guru agama Islam serta informan lainnya yang dianggap perlu. Sedangkan data sekunder

berkenaan dengan profil madrasah dan data yang digali melalui dokumentasi madrasah.

Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan, maka penulis akan menggunakan tiga

teknik pengumpulan data, yaitu :

a. Metode Observasi

Metode observasi merupakan pengamatan dan pencatatan yang dilakukan secara

mendalam dan terlibat terhadap objek yang diteliti. Metode ini digunakan untuk

memperoleh data tentang kondisi obyektif madrasah yang terkait dengan letak, situasi

dan kondisi madrasah, proses pembelajaran yang berlangsung di madrasah,

Page 24: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

23

dan kompetensi mengajar guru PAI melalui pengamatan unjuk kerja (check list)

yang terkait dengan perencanaan pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran.

Observasi ini ditujukan kepada Kepala MI Nurul Hidayah, Guru PAI dan siswa

pada saat pelaksanaan pembelajaran. Adapun bentuk observasi adalah observasi

terstruktur dan alat pengumpul data berupa angket.

b. Metode Interview/ Wawancara

Nasution (1992:44) mengemukakan bahwa wawancara dalam penelitian kualitatif

adalah sebagai berikut :

Wawancara yang dilakukan sering bersifat terbuka dan berstruktur. Ia tidakmenggunakan test standar atau instrument lain yang telah diuji validitasnya. Iamengobservasi apa adanya dalam kenyataan. Ia mengajukan pertanyaan dalamnwawancara menurut perkembangan wawancara itu secara wajar berdasarkanucapan dan buah pikiran yang dicetuskan orang yang diwawancarai itu.

Oleh karena itu dalam melaksanakan penelitian kualitatif, wawancara yang

digunakan tidak berstruktur dan lebih informal. Pertanyaan-pertanyaan tentang

pandangan, sikap dan keyakinan objek subjek atau tentang keterangan lainnya dapat

diajukan secara bebas kepada subjek. Semewntara itu, beberapa cara pencatatan

menurut Riyanto (1996:68) sebagai berikut :

(1)Pencatatan secara langsung, yakni melakukan wawancara dan sambilmencatat; (2) pencatatan dari ingatan, yakni pencatatan dilakukan tidak padawaktu wawancara, tetapi setelah wawancara yang mengandalkan daya ingataninterview; (3) Pencatatan dengan alat recording, yakni pencatatan dengan alatrekaman, seperti tape recorder dan lain-lainnya; (4) Pencatatan dengan angka(file rating), yakni mencatat angka hasil wawancara dengan angka-angka,misalnya setuju angka 3, kurang setuju angka 2, tidak setuju angka 1, dansebagainya; dan (5) Pencatatan dengan memberikan kode, biasanya denganhuruf A, B, C, D dan seterusnya. Misalnya responden yang mengerti tentangyang ditanyakan diberi kode A. (Riyanto;1996).

Cara-cara pencatatan data diatas dapat dipilih sesuai dengan kemampuan

peneliti. Apabila dihubungkan dengan rumusan masalah penelitian, data yang dapat

diperoleh melalui wawancara adalah merupakan penjabaran dari fokus penelitian

sebagaimana dijelaskan diatas. Untuk memperoleh data tersebut, maka yang dijadikan

Page 25: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

24

responden untuk diwawancarai dalam penelitian ini adalah Kepala Madrasah dan guru-

guru yang mengajar di MI Nurul Hidayah Palembang. Wawancara yang ditujukan

kepada :

1. Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Hidayah Palembang, data-data yang

diharapkan adalah :

a. Jumlah guru dan jumlah guru PAI serta siswa yang ada di MI Nurul Hidayah

Palembang.

b. Deskripsi perencanaan pembelajaran PAI yang di buat oleh guru PAI

c. Relevansi perencanaan pembelajaran PAI dengan pelaksanaan pembelajaran.

d. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan relevansi antara perencanaan

pembelajaran PAI dengan pelaksanaannya.

2. Guru-guru yang mengajar di MI Nurul Hidayah Palembang, data yang diharapkan

adalah :

a. Kegiatan yang menunjang dalam membuat perencanaan pembelajaran.

b. Persiapan yang dilakukan dalam membuat perencanaan pembelajaran.

c. Apa sajakah yang mesti dipersiapkan sebelum proses pembelajaran.

d. Deskripsi perencanaan pembelajaran PAI yang dibuat oleh guru PAI

e. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan relevansi antara perencanaan

pembelajaran PAI dengan pelaksanaannya.

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang tertulis. Metode

dokumentasi dimaksudkan untuk memperoleh data yang lengkap mengenai profil

madrasah, jumlah tenaga pengajar, siswa, sarana dan prasarana madrasah, serta

perangkat pembelajaran yang berupa program tahunan, program semester, rincian

alokasi waktu, silabus, dan RPP serta data-data lainnya.

Page 26: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

25

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Dalam mengolah data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan dan dari berbagai

sumber yang relevan, peneliti melakukan beberapa macam kegiatan di antaranya

menghimpun, menyeleksi dan melakukan pengelompokkan semua data yang peneliti

peroleh dari berbagai sumber yang diperlukan tempat pencarian data.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik data

interaktif. Teknik ini menurut Huberman dan Miles (1992, hal.16-19) adalah teknik data

yang dilakukan melalui tiga tahap kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu (1)

reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) interpretasi data atau penarikan kesimpulan.

Setelah data terkumpul dari berbagai sumber yang diperoleh melalui metode-metode

yang digunakan, kemudian dilakukan klasifikasi data dengan mengelompokkan data-

data sesuai dengan jenisnya, baik data primer maupun sekunder. Penulis menggunakan

pendekatan analisis deskriftif. Data yang ada diolah dan dianalisis secara sistematis

menggunakan teknik kritik sumber untuk menetapkan keotentikan data yang dipakai

dalam penelitian.

Setelah data dianalisis kemudian dilakukan interpretasi data dengan

menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Tahapan berikutnya adalah penulis

melakukan penulisan, pengeditan, pengklasifikasian, dan penyajian data terhadap

informasi yang diperoleh sehingga data yang disajikan benar-benar dapat dipercaya.

Sistematika Penulisan

Rencana penyusunan bab dalam penulisan tesis ini adalah disajikan dalam lima bab,

yang terdiri dari :

Bab satu merupakan pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, rumusan

masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka,

Page 27: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

26

kerangka teori, definisi operasional, metodologi penelitian, dan sistematika

pembahasan.

Bab dua landasan teori, menjelaskan tentang konsep dasar pembelajaran PAI,

teori pembelajaran PAI, teori perencanaan pembelajaran PAI, teori pelaksanaan

pembelajaran serta relevansi perencanaan pembelajaran PAI dengan pelaksanaan

pembelajaran PAI.

Bab tiga memuat profil Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah Palembang,

meliputi sejarah berdiri sekolah, visi, misi, dan tujuan sekolah, kepemimpinan Kepala

madrasah, peran serta Kepala Madrasah, dan peran serta guru Pendidikan Agama Islam.

Bab empat hasil penelitian dan pembahasan, berisi paparan tentang relevansi

perencanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, faktor-faktor yang menjadi

penunjang dan penghambat guru dalam membuat perencanaan pembelajaran. Juga

analisa tentang data yang di dapat dari hasil penelitian sehubungan dengan

permasalahan tersebut.

Bab lima merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian,

implikasi dan saran. Pada bagian akhir dicantumkan referensi sebagai rujukan penulisan,

dan lampiran-lampiran.

Page 28: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

27

BAB 2

KONSEP PERENCANAAN PEMBELAJARAN DENGAN PELAKSANAANPEMBELAJARAN DAN RELEVANSINYA PADA MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Konsep Dasar Pembelajaran PAI

Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan definisi yang telah mengalami tranformasi atau perubahan atas

pandangan dan paradigma dalam aktifitas kegiatan belajar mengajar. Dalam paradigma

mengajar, keberhasilan peserta didik bergantung pada kemampuan dan kehadiran

pengajar. Tenaga pengajar menjadi tokoh sentral dan berperan sangat dominan dalam

proses belajar yang ada, sedangkan dalam pembelajaran, peserta didiklah yang menjadi

fokus perhatian, sedangkan pengajar hanyalah salah satu faktor eksternal pembelajaran.

Pembelajaran merupakan istilah kunci yang hampir tak pernah luput dari pembahasan

mengenai pendidikan karena hubungan erat antara keduanya.

Proses pembelajaran merupakan interaksi edukatif antara peserta didik dengan

guru, peserta didik dengan lingkungan sekolah dan peserta didik, guru dengan

lingkungan sekolah. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar

dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta

didik atau murid. Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah

mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta

didik.

Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun

teori, belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Akan tetapi sering

terjadi dalam suatu peristiwa mengajar dan belajar, antara guru dan siswa tidak

Page 29: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

28

berhubungan. Guru asyik menjelaskan materi pelajaran di depan kelas, sementara itu di

bangku siswa juga asyik dengan kegiatannya sendiri, melamun, ngobrol atau bahkan

mengantuk. Bagi guru yang penting adalah materi pelajaran sudah tersampaikan, tidak

peduli materi itu di pahami atau tidak. Apakah dalam peristiwa belajar dan mengajar

seperti ini telah terjadi proses pembelajaran ? ya, tentu tidak. Dalam peristiwa seperti ini

tidak terjadi proses pembelajaran, karena dua komponen penting dalam sistem

pembelajaran tidak terjadi kerjasama.

Konsep pembelajaran menurut Corey adalah suatu proses dimana lingkungan

seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah

laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi

tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan

Sedangkan pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng adalah upaya untuk

membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat

kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil

pengajaran yang diinginkan.

Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau

perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa, oleh karena itu dalam

belajar siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar,

tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan, oleh karena itu pembelajaran

memusatkan pada “bagaimana pembelajaran siswa” dan bukan pada “apa yang

dipelajari siswa”.

Sedangkan pembelajaran menurut Dimyati dan Mujiono adalah kegiatan guru

secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif

yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Page 30: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

29

Menurut Mulkan (1993:113) pembelajaran sebagai suatu aktifitas guna

menciptakan kreatifitas siswa. Dari pendapat ini dapat dikemukakan bahwa

pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang diusahakan dengan tujuan agar orang

(misalnya guru, siswa) dapat melakukan aktifitas belajar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran diartikan sebagai

suatu peristiwa atau situasi yang sengaja dirancang dalam rangka membantu dan

mempermudah proses belajar dengan harapan dapat membangun kreatifitas siswa.

Menurut Syaiful Sagala (2010:63) pembelajaran sebagai proses belajar yang

dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan

kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi

pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi

pelajaran. Oleh karena itu dalam pembelajaran guru harus memahami hakekat materi

pelajaran yang diajarkan sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan

kemampuan berfikir siswa dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat

merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang

matang oleh guru.

Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu :

1) Dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal bukan

hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki

aktivitas siswa dalam proses berfikir.

2) Dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus

menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir

siswa, yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk

memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.

Dengan demikian pembelajaran merupakan setiap kegiatan yang dirancang oleh

guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang

Page 31: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

30

baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan

evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar.

Proses pembelajaran atau pengajaran kelas (classroom teaching) menurut

Dunkin dan Biddle berada pada empat variabel interaksi yaitu (1) variabel pertanda

berupa pendidik; (2) variabel konteks berupa peserta didik (siswa), sekolah dan

masyarakat; (3) variabel proses berupa interaksi peserta didik dengan pendidik; dan (4)

variabel produk berupa perkembangan peserta didik dalam jangka pendek maupun

jangka panjang.

Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik jika pendidik mempunyai

dua kompetensi utama yaitu : (1) kompetensi substansi materi pembelajaran atau

penguasaan materi pelajaran dan (2) kompetensi metodologi pembelajaran. Artinya jika

guru menguasai materi pelajaran, diharuskan juga menguasai metode pengajaran sesuai

kebutuhan materi ajar yang mengacu pada prinsip pedagogik, yaitu memahami

karakteristik peserta didik.

Segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan, tujuan

pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam

merencanakan pembelajaran. Dilihat dari sejarahnya, tujuan pembelajaran pertama kali

diperkenalkan oleh B.F. Skinner pada tahun 1950 yang diterapkannya dalam ilmu

perilaku (behavioral science) dengan maksud untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

Kemudian dikutip oleh Robbert Mager yang menulis buku yang berjudul Preparing

instructional objective pada tahun 1962. Selanjutnya diterapkan secara meluas pada

tahun 1970 diseluruh lembaga pendidikan termasuk di Indonesia. Penuangan tujuan

pembelajaran ini bukan saja memperjelas arah yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan

belajar, tetapi dari segi efisiensi diperoleh hasil yang maksimal.

Hamzah B. Uno (2006:35) menyatakan bahwa banyak pengertian yang diberikan

para ahli pembelajaran tentang tujuan pembelajaran, yang satu sama lain memiliki

Page 32: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

31

kesamaan disamping ada perbedaan sesuai dengan sudut pandang garapannya. Robert F.

Mager memberikan pengertian tujuan pembelajaran sebagai perilaku yang hendak

dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi

tertentu. Sedangkan Edwar L. Dejnozka dan David E. Kapel memandang bahwa tujuan

pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku

atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil

belajar yang diharapkan. Sedangkan menurut Fred Percival dan Henry Ellington yakni

tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang jelas dan menunjukkan penampilan

atau keterampilan siswa tertentu yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ketiganya mempunyai pendapat

yang sama karena unsur-unsur yang dipakai untuk merumuskan definisi dan cara

perumusannya sama.

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam dilihat dari konsep dan karakteristiknya harus dibedakan

dengan Pendidikan Islam menurut pendekatan filsafat pendidikan menempatkan

manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, dan memiliki potensi fitrah yang paling

esensial yaitu kecenderungan mengabdi kepada penciptanya, melalui pendekatan ini

maka Pendidikan Islam bertujuan untuk merealisasikan hakikat penciptaannya yaitu

menjadi pengabdi hamba Allah (Muhaimin, 2010:6). Sebaliknya pendidikan Agama

Islam yang diterapkan dalam satuan pendidikan, baik lembaga pendidikan keagamaan

maupun lembaga pendidikan non-keagamaan (sekolah-sekolah umum) dalam

realisasinya hanya dititik beratkan pada upaya memberikan materi ajaran agama Islam

secara bertahap dan berjenjang.

Page 33: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

32

Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar untuk menyiapkan siswa

dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan (Departemen Agama, 2004:2). Pendidikan

Agama Islam dapat dimaknai dalam dua pengertian yaitu :

1). Sebagai sebuah proses penanaman ajaran agama Islam,

2). Sebagai bahan kajian yang menjadi materi dari proses penanaman/pendidikan itu

sendiri.

Pendidikan Agama Islam bukanlah semata-mata untuk memenuhi kebutuhan

intelektual saja, melainkan segi penghayatan juga pengamalan serta pengaplikasiannya

dalam kehidupan dan sekaligus menjadi pegangan hidup.

Departemen Agama (2004:4) menyebutkan Pendidikan Agama Islam pada

sekolah umum atau MI bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan

dan pengamalan siswa terhadap ajaran agama Islam sehingga menjadi manusia muslim

yang bertaqwa kepada Allah SWT. serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tujuan pendidikan Agama Islam ini

mendukung dan menjadi bagian dari tujuan pendidikan nasional sebagaimana

diamanatkan oleh pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan menyatakan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah berhak mengarahkan,

membimbing dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan Undang-

Undang yang berlaku.

Depdiknas, dalam konteks tujuan pendidikan Agam Islam di sekolah umum

maupun di MI merumuskan sebagai berikut :

1. Menumbuhkembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan serta

pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia

Page 34: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

33

muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah

SWT.

2. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu

manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil,

etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara personal dan

sosial.

Pendidikan Agama Islam, baik sebagai proses penanaman keimanan dan

seterusnya maupun sebagai materi (bahan ajar) memiliki fungsi yang jelas. Fungsi

pendidikan agama Islam dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Pengembangan

Fungsi PAI sebagai pengembangan adalah meningkatkan keimanan dan

ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT. Yang telah ditanamkan dalam

lingkungan keluarga.

b. Penyaluran

Fungsi PAI sebagai penyaluran adalah untuk menyalurkan anak anak yang

memiliki bakat khusus di bidang agama

c. Perbaikan

Fungsi sebagai perbaikan adalah untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam

keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari

hari.

d. Pencegahan

Fungsi PAI sebagai pencegahan adalah untuk menangkal hal-hal negatif dari

lingkungannya atau budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan

menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

Page 35: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

34

e. Penyesuaian

Fungsi PAI sebagai penyesuaian adalah untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan mengubah

lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.

f. Sumber nilai

Fungsi PAI sebagai sumber nilai adalah memberikan pedoman hidup untuk

mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Dari berbagai uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran PAI

adalah suatu proses interaksi antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar

yang bertujuan untuk menanamkan nilai keimanan, pemahaman, penghayatan dan

pengamalan siswa terhadap ajaran agama Islam sehingga menjadi manusia yang

bertakwa kepada Allah SWT.

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.2/1989 pasal 39 ayat 2

ditegaskan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib

memuat: (a). Pendidikan Pancasila (b). Pendidikan agama (c). Pendidikan

kewarganegaraan. Dari pasal tersebut dapat dipahami bahwa bidang studi pendidikan

agama, baik agama Islam maupun agama lainnya merupakan komponen dasar/wajib

dalam kurikulum pendidikan nasional. Dari pengertian tersebut dapat ditentukan

beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran PAI yaitu:

1). PAI sebagai usaha sadar yakni suatu kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan

yang dilakukan secara berencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.

2). Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan.

3). Guru PAI yang melakukan kegiatan bimbingan pengajaran atau latihan secara

sendiri terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan.

4). Kegiatan pembelajaran PAI diarahkan untuk meningkatkan keyakinan,

pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama islam dari peserta didik

Page 36: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

35

Dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam ( PAI ) ada 6 pendekatan

yang dapat digunakan yaitu :

a). Pendekatan rasional, yaitu suatu pendekatan dalam proses pembelajaran yang lebih

menekankan kepada aspek penalaran

b). Pendekatan emosional yaitu upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik

dalam menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa

c). Pendekatan pengalaman, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mempraktekkan dan merasakan hasil-hasil pengamalan ibadah dalam menghadapi

tugas dan masalah dalam kehidupan

d). Pendekatan pembiasaan, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

bersikap dan berprilaku sesuai dengan ajaran Islam

e). Pendekatan fungsional yaitu menyajikan materi pokok dari segi manfaatnya bagi

peserta didik dalam kehidupan sehari hari

f). Pendekatan keteladanan, yaitu menjadikan figur guru (pendidik), petugas sekolah,

orang tua serta anggota masyarakat sebagai cermin bagi peserta didik

Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan merupakan langkah pertama yang dilakukan oleh seseorang dalam

melaksanakan kegiatan, karena disusun perencanaan terdapat pedoman yang jelas dan

terarah untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Begitupun didalam proses

pembelajaran. Perencanaan merupakan langkah yang sangat penting dalam mencapai

tujuan pendidikan.

Dilihat dari terminologinya, perencanaan berasal dari kata rencana yaitu

pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.

Dengan demikian, proses suatu perencanaan harus dimulai dari penetapan tujuan yang

Page 37: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

36

akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian

menetapkan langkah langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Dilihat dari terminologinya, perencanaan pembelajaran terdiri dari dua kata,

yakni kata perencanaan dan kata pembelajaran. Untuk memahami konsep dasar

perencanaan pembelajaran, marilah kita lihat dua hal diatas.

Pertama, arti perencanaan, Wina Sanjaya dalam buku Perencanaan dan Desain

Sistem Pembelajaran (2008:23) menyebutkan bahwa perencanaan berasal dari kata

rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai

tujuan. Dengan demikian, proses suatu perencanaan harus dimulai dari penetapan tujuan

yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian

menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Ketika kita merencanakan, maka pola fikir kita diarahkan bagaimana agar tujuan itu

dapat dicapai secara efektif dan efisien. Menurut Ely (1979) yang dikutip oleh Wina

Sanjaya dalam buku Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (2008:24),

mengatakan bahwa perencanaan itu pada dasarnya adalah suatu proses dan cara berfikir

yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan. Pendapat diatas

menggambarkan, bahwa suatu perencanaan diawali dengan adanya target atau Ely

mengistilahkan dengan kata ”hasil” yang harus dicapai, selanjutnya berdasarkan

penetapan target tersebut dipikirkan bagaimana cara mencapainya. Sejalan dengan

pendapat di atas menurut Kaufman (1972) yang juga dikutip oleh Wina Sanjaya dalam

buku yang sama (2008:24) memandang bahwa perencanaan itu adalah sebagai suatu

proses untuk menetapkan ”kemana harus pergi” dan bagaimana untuk sampai ke

”tempat” itu dengan cara yang paling efektif dan efisien. Menetapkan ”kemana harus

pergi” mengandung pengertian sama dengan merumuskan tujuan dan sasaran yang akan

dituju; sedangkan merumuskan ”bagaimana agar sampai ketempat itu” berarti menyusun

langkah-langkah yang dianggap efektif dalam rangka pencapaian tujuan.

Page 38: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

37

Sebuah rencana adalah sebuah dokumen dari hasil kegiatan. Sejalan dengan pendapat di

atas juga, Terry (1993) juga mengungkapkan bahwa perencanaan itu pada dasarnya

adalah penetapan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan.

Dari pendapat di atas, maka setiap perencanaan minimal harus memiliki empat

unsur sebagai berikut :

1. Adanya tujuan yang harus dicapai

2. Adanya strategi untuk mencapai tujuan

3. Sumber daya yang dapat mendukung

4. Implementasi setiap keputusan

Tujuan merupakan arah yang harus dicapai. Agar perencanaan dapat disusun dan

ditentukan dengan baik, maka tujuan itu perlu dirumuskan dalam bentuk sasaran yang

jelas dan terukur. Dengan adanya sasaran yang jelas, maka ada target yang harus

dicapai. Target itulah selanjutnya menjadi fokus dalam menentukan langkah-langkah

selanjutnya.

Strategi berkaitan dengan penetapan keputusan yang harus dilakukan oleh

seorang perencana, misalnya keputusan tentang waktu pelaksanaan dan jumlah waktu

yang diperlukan untuk mencapai tujuan, pembagian tugas dan wewenang setiap orang

yang terlibat, penetapan kriteria keberhasilan, dan lain sebagainya.

Penetapan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan, di dalamnya

meliputi penetapan sarana dan prasarana yanng diperlukan, anggaran biaya dan sumber

daya lainnya, misalnya pemanfaatan waktu yang diperlukan untuk mencapai tujuan

yang telah dirumuskan.

Implementasi adalah pelaksanaan dari strategi dan penetapan sumber daya.

Implementasi merupakan unsur penting dalam proses perencanaan. Untuk menilai

Page 39: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

38

efektifitas suatu perencanaan dapat dilihat dari implementasinya. Apalah artinya sebuah

keputusan yang tekad diambil, tanpa diimplementasikan dalam kegiatan nyata.

Dari unsuir-unsur perencanaan yang telah dikemukakan dimuka, maka suatu

perencanaan bukan harapan yang ada dalam angan-angan yang bersifat khayalan dan

tersimpan dalam benak seseorang, akan tetapi harapan dan angan-angan serta

bagaimana langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk mencapainya dideskripsikan

secara jelas dalam suatu dokumen tertulis, sehingga dokumen itu dapat dijadikan

pedoman oleh setiap orang yang memerlukannya.

Perencanaan di dalam Willian G. Cunningham (1982:4) mengemukakan bahwa

perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan

asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasikan dan

memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku

dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian.

Perencanaan di sini menekankan pada usaha menyeleksi dan menghubungkan sesuatu

dengan kepentingan masa yang akan datang serta usaha untuk mencapainya. Apa wujud

yang akan datang itu dan bagaimana usaha untuk mencapainya merupakan perencanaan.

Sementara itu dalam Arthur W. Steller (1983:68) mengemukakan bahwa definisi

perencanaan adalah hubungan antara apa yang ada sekarang (what is) dengan

bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan

tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber. Bagaimana seharusnya adalah mengacu

pada masa yang akan datang. Perencanaan di sini menekankan kepada usaha mengisi

kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan yang akan datang disesuaikan

dengan apa yang dicita-citakan, ialah menghilangkan jarak antara keadaan sekarang

dengan keadaan mendatang yang diinginkan.

Sementara itu definisi tentang perencanaan dirumuskan sangat pendek dalam

Stephen P. Robbins (1982:128) bahwa perencanaan adalah suatu cara untuk

Page 40: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

39

mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan. Dalam definisi ini ada asumsi bahwa

perubahan selalu terjadi. Perubahan lingkungan ini selalu diantisipasi, dan hasil

antisipasi ini dipakai agar perubahan itu berimbang. Artinya perubahan yang terjadi di

luar organisasi pengajaran tidak jauh berbeda dengan perubahan yang terjadi pada

organisasi itu, dengan harapan agar organisasi tidak mengalami kegoncangan. Jadi,

makna perencanaan disini adalah usaha mengubah organisasi agar sejalan dengan

perubahan lingkungannya.

Perencanaan merupakan langkah pertama yang dilakukan oleh seseorang dalam

melaksanakan kegiatan, karena dengan disusun perencanaan terdapat pedoman yang

jelas dan terarah untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Dalam buku Soebijanto Wirojoedo (1985:7) menurut Parkinson, yang diambil

dari buku The Oxford Dictionary, yang dimaksud dengan Planing atau Perencanaan

adalah “Todevise or design ; to arrange before hand.” Pengertian ini sederhana tapi

jelas. Perencanaan adalah suatu proses rumusan suatu yang akan dicapai dapat berupa

pola, rumusan dan cara mengatur dan sebagainya, secara essensinya. Namun yang jelas

biasanya perencanaan itu adalah suatu konsep yang bersifat rumusan yang lengkap

terhadap sesuatu yang akan dicapai. Teori ini juga diperkuat oleh Dror. Dia menjelaskan

bahwa perencanaan adalah: Suatu inti dari bermacam rumusan secara formal dan terang,

dari bermacam-macam masalah, dalam arti kesatuan beberapa unit dari fungsi

perencanaan dan untuk suatu cara atau suatu proses yang satu dengan yang lain saling

ketergantungan satu komponen dengan komponen yang lain adanya, dan sebagai proses

yang bersifat analisis dan tersebar.

Dari definisi di atas memperlihatkan rumusan dan tekanan yang berbeda. Yang

satu mencari wujud yang akan datang serta usaha untuk mencapainya, yang lain

menghilangkan kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan masa mendatang,

dan yang satu lagi mengubah keadaan agar sejalan dengan keadaan lingkungan yang

Page 41: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

40

juga berubah-ubah. Meskipun demikian pada hakikatnya semua bermakna sama, yaitu

sama-sama ingin mencari dan mencapai wujud yang akan datang.

Berdasarkan rumusan di atas, dapat dibuat rumusan baru tentang apa itu

perencanaan. Perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan

dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna

memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

Dalam Wina Sanjaya (2008:23-26) perencanaan merupakan hasil proses berfikir

yang mendalam, hasil dari proses pengkajian dan mungkin penyeleksian dari berbagai

alternatif yang dianggap lebih memiliki nilai efektifitas dan efisien. Perencanaan adalah

awal dari semua proses suatu pelaksanaan kegiatan yang bersifat rasional. Dengan

demikian, maka seorang perencana harus dapat mengvisualisasikan arah dan tujuan

yang harus dicapai serta bagaimana cara untuk mencapai tujuan tersebut melalui

pemanfaatan berbagai potensi yang ada agar proses pencapaian tujuan itu efektif dan

efisien.

Sedangkan dalam Syaiful Sagala (2010:141) mengemukakan bahwa

perencanaan merupakan proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara terpadu

yang diharapkan dapat menunjang kegiatan kegiatan dan upaya upaya akan

dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan.

Dalam hal ini dapat ditegaskan bahwa perencanaan merupakan sebagai proses

penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang

untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Proses perencanaan dilaksanakan secara

kolaboratif atau kerjasama artinya dengan mengikut sertakan personal sekolah dalam

semua tahap perencanaan.

Kedua, arti pembelajaran. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran itu? Dalam

Wina Sanjaya (2008:26) pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerjasama antara

Page 42: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

41

guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi

yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan

dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada diluar diri siswa

seperti lingkungan, sarana dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan

belajar tertentu. Sebagai suatu proses kerjasama, pembelajaran tidak hanya

menitikberatkan pada kegiatan guru atau kegiatan siswa saja, akan tetapi guru dan siswa

secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Dengan demikian, kesadaran dan keterfahaman guru dan siswa akan tujuan yang harus

dicapai dalam proses pembelajaran merupakan syarat mutlak yang tidak bisa ditawar,

sehingga dalam prosesnya, guru dan siswa mengarah pada tujuan yang sama.

Sering terjadi, dalam suatu peristiwa mengajar dan belajar, antara guru dan siswa

tidak berhubungan. Guru asyik menjelaskan materi pelajaran di depan kelas; sementara

itu di bangku siswa juga asyik dengan kegiatannya sendiri, melamun, mengobrol atau

bahkan mengantuk. Siswa tidak peduli apa yang dikatakan guru; dan guru juga tidak

ambil pusing dengan apa yang dikerjkakan siswa. Bagi guru yang demikian, yang

penting adalah materi pelajaran sudah tersampaikan, tidak peduli materi itu dipahami

atau tidak. Apakah dalam peristiwa belajar dan mengajar semacam ini telah terjadi

proses pembelajaran? Ya, tentu tidak. Dalam peristiwa semacam ini tidak terjadi proses

pembelajaran, karena dua komponen penting dalam sistem pembelajaran tidak terjadi

kerjasama. Dalam suatu peristiwa mengajar dan belajar dikatakan terjadi pembelajaran,

manakala guru dan siswa secara sadar bersama-sama mengarah pada tujuan yang sama.

Oleh karena itu, baik guru maupun siswa dalam suatu proses pembelajaran selamanya

memanfaatkan segala potensi yang dimiliki untuk keberhasilan belajar.

Pembelajaran adalah terjemahan dari ’instruction”, yang banyak dipakai dalam

dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi oleh aliran

Page 43: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

42

Psikologi Kognitif-Holistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan.

Selain itu, istilah ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan

dapat mempermudah siswa mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media

seperti bahan-bahan cetak, program televisi, gambar, audio dan lain sebagainya

sehingga semua itu mendorong terjadinya peranan guru dalam mengelola proses belajar

mengajar dari guru sebagai sumber belajar menjadi guru sebagai fasilitator dalam

belajar mengajar. Hal ini seperti yang diungkapkan Gagne (1992), yang menyatakan

bahwa ”instruction is a set of event that effect learners in such a way that learning is

fasilitated”. Oleh karena itu menurut Gagne, mengajar atau ”teaching” merupakan

bagian dari pembelajaran (intruction), dimana peran guru lebih ditekankan kepada

bagaimana merancang atau mengaransemen berbagai sumber dari fasilitas yang tersedia

untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu. Lebih lengkap

Gagne (1992) menyatakan :

”Why do we speak of intruction rather than teaching? It is because we wish todescribe all of the events that may have a direct effect on the learning of ahuman being, not just those set in motion by individual who is a teacher.Instruction may include event that are generated by a pag of print, by a picture,by a televition program, or by combination of physical objects, among otherthings, of course, a teacher may an essential role in the arrangement of any ofthese event (Wina Sanjaya, 2008:27-28).

WJS.Purwodarminto (1989:14) pembelajaran memiliki arti proses, cara,

menjadikan orang atau makluk hidup belajar. Dengan kata lain pembelajaran merupakan

salah satu komponen dari kompetensi-kompetensi guru dan setiap guru

harus menguasai serta terampil melaksanakan pembelajaran (Slameto:30). Kemampuan

mengajar serta kompetensi keilmuan seorang guru sangatlah mendukung dalam

menjalankan tugas, terutama dalam mencapai tujuan pendidikan secara luas.

Dari pengertian-pengertian perencanaan dan mengajar di atas penulis dapat

menyimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah : Suatu proses dan upaya untuk

menyiapkan serta merumuskan suatu keputusan yang akan dilaksanakan guna

Page 44: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

43

menanamkan sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan ketrampilan dasar kepada seseorang

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam mencapai keberhasilan pengajaran atau

paling tidak mendekati keberhasilan dalam mengajar seorang guru dituntut untuk

mempersiapkan perencanaan yang matang.

Kegiatan belajar dari peserta didik dapat terjadi dengan direncanakan (by

designed) dan dapat pula terjadi tanpa direncanakan. Muhaimin (2001:184) mengutip

bahwa pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu rekayasa yang diupayakan untuk

membantu peserta didik agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan maksud dan

tujuan penciptaannya. Dalam konteks proses belajar di sekolah, pembelajaran tidak

dapat terjadi dengan sendirinya, sebab peserta didik harus belajar berinteraksi dengan

lingkungannya seperti yang terjadi dalam proses belajar di masyarakat (social learning).

Proses pembelajaran harus diupayakan dan selalu terikat dengan tujuan (goal based).

Oleh karena itu, segala kegiatan interaksi, metode, dan kondisi pembelajaran harus

direncanakan dengan selalu mengacu pada tujuan pembelajaran yang dikehendaki.

Dalam konteks pembelajaran perencanaan dapat diartikan sebagai proses

penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan

atau metode pengajaran, dalam suatu alokasi waktu yang akan datang untuk mencapai

tujuan yang ditentukan.

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran

adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan

tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku serta rangkain kegiatan yang

harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan

segala potensi dan sumber belajar yang ada.

Perencanaan pembelajaran merupakan awal dari semua proses yang rasional,

sebagai proses penetapan penyusunan berbagai keputusan penyelenggaraan

pembelajaran yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai

Page 45: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

44

tujuan pembelajaran dan pemanfaatan sumber sumber daya pendidikan yang tersedia

secara terpadu.

Suatu proses pembelajaran akan dikatakan berhasil apabila diawali dengan

perencanaan yang sangat matang, maka setelah keberhasilan sudah tercapai,

setengahnya lagi terletak pada pelaksanaannya, tentang bentuk-bentuk pelaksanaan

proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Menurut PP RI No 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28,

seorang pendidik harus memiliki empat jenis kompetensi, yakni kompetensi

pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan

pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan

dialogis. Secara subtantif kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman

terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil

belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya.

2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan

kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan

bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

3. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan

penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang

mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum mata pelajaran di sekolah

dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta

menambah wawasan keilmuan sebagai guru.

Page 46: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

45

4. Kompetensi Sosial

Kompetensi Sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari

masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,

sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan

masyarakat sekitar.

Keempat rumpun kompetensi tersebut mencerminkan standar kompetensi

pendidik/guru yang masih bersifat umum dan perlu dikemas dengan menempatkan

manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang beriman dan bertaqwa,

dan sebagai warga negara Indonesia yang memiliki kesadaran akan pentingnya

memperkuat identitas dan semangat kebangsaan, sikap demokratis dan tanggung jawab.

Perencanaan pembelajaran diharapkan dapat menjadi bekal para guru tentang

berbagai aspek yang terkait kurikulum dan pembelajaran.

Pentingnya Perencanaan Pembelajaran

Seorang arsitek yang profesional sebelum ia membangun sebuah gedung terlebih dahulu

ia akan merancang bentuk gedung yang sesuai dengan struktur dan kondisi tanah,

selanjutnya ia akan menentukan berbagai bahan yang dibutuhkan, menghitung biaya

yang dibutuhkan termasuk menentukan berapa jumlah pegawai yang dibutuhkan.

Mengapa seorang arsitek perlu melakukan semua itu? Itulah pentingnya perencanaan.

Melalui perencanaan yang matang ia dapat menentukan estimasi waktu yang dibutuhkan

untuk membangun gedung sesuai dengan harapan, bahkan ia pun dapat memprediksi

kekuatan gedung terseebut. Coba anda bayangkan bagaimana seandainya seoarang

arsitek dalam membangun gedung tanpa perencanaan yang matang.

Demikian seorang pekerja profesional lainnya. Sebelum ia melakukan pekerjaan

sesuai keahliannya, ia akan melakukan perencanaaan terlebih dahulu. Seorang

pengacara profesional, sebelum ia menangani kasus hukumnya, terlebih dahulu ia akan

Page 47: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

46

mempelajari pasal-pasal yang terkait dengan kasus hukumnya. Seorang pelatih sepak

bola, sebelum timnya melakukan pertandingan terlebih dahulu ia akan merancang

terlebih dahulu, bagaimana agar timnya memenangkan pertandingan dengan mengkaji

kekuatan tim lawannya. Inilah hakikat perencanaan. Perencanaan disusun untuk

mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Bagi orang yang sudah profesional, merencanakan sesuai dengan tugas dan

tanggung jawab profesinya merupakan tahapan yang tidak boleh ditinggalkan. Menurut

Deshimer (1990) ada dua alasan perlunya perencanaan : Pertama, hakikat manusia yang

memiliki kemampuan dan pilihan untuk berkreasi sesuai dengan pandangannya.

Seorang profesional dapat menentukan waktu dan cara bertindak yang dianggap sesuai;

Kedua, setiap manusia hidup dalam kelompok yang saling berhubungan satu dengan

yang lainnya sehingga selamanya membutuhkan koordinasi dalam melaksanakan

berbagai aktifitas. Dengan demikian, suatu pekerjaan akan berhasil manakala semua

yang terlibat dapat bekerja sesuai dengan perannya masing-masing. Dua hal itulah

selanjutnya dibutuhkan perencanaan yang matang untuk mengerjakan sesuatu.

Nah, sekarang bagaimana dengan pembelajaran. Apakah seorang guru perlu

melakukan perencanaan? Kalau kita percaya guru sebagai pekerjaan profesional, tentu

saja setiap guru yang akan melaksanakan pekerjaannya perlu melakukan perencanaan.

Mengapa perencanaan pembelajaran dibutuhkan? Hal ini disebabkan beberapa hal,

yaitu:

Pertama, pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Sesederhana apapun

proses pembelajaran yang dibangun oleh guru, proses tersebut diarahkan untuk

mencapai tujuan. Guru yang hanya melaksanakan proses pembelajaran dengan

menggunakan ceramah, tentu saja ceramahnya guru diarahkan untuk mencapai tujuan;

demikian juga guru yang melakukan proses pembelajaran dengan menganalisis kasus,

maka proses analisis kasus itu adalah proses yang bertujuan. Dengan demikian semakin

Page 48: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

47

kompleks tujuan yang harus dicapai, maka semakin kompleks pula proses pembelajaran

yang berarti akan semakin kompleks pula perencanaan yang harus disusun oleh guru.

Kedua, pembelajaran adalah proses kerjasama. Proses pembelajaran minimal

akan melibatkan guru dan siswa. Guru tidak mungkin berjalan sendiri tanpa keterlibatan

siswa. Dalam suatu proses pembelajaran guru tanpa siswa tidak akan memiliki makna.

Bukankah segala upaya guru diarahkan untuk membelajarkan siswa? Apalah artinya

guru sebagai pengelola pembelajaran tanpa siswa yang dikelola? Demikian juga halnya,

siswa tanpa guru dalam proses pembelajaran tidak mungkin berjalan efektif, apalagi

untuk siswa yang masih memerlukan bimbingan sepenuhnya pada guru, misalnya siswa

pada tingkat pendidikan dasar, maka pesan guru sangat diperlukan. Dengan demikian,

dalam proses pembelajaran guru dan siswa perlu bekerjasama secara harmonis. Disini

pentingnya perencanaan pembelajaran. Guru perlu merencanakan apa yang harus

dilakukan oleh siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal, disamping

guru juga harus merencanakan apa yang sebaiknya diperankan oleh dirinya sebagai

pengelola pembelajaran.

Ketiga, proses pembelajaran adalah proses yang kompleks. Pembelajaran bukan

hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan tetap suatu proses pembentukan

perilaku siswa. Siswa adalah organisma yang unik, yang sedang berkembang. Siswa

bukan benda mati yang dapat diatur begitu saja. Mereka memiliki minat dan bakat yang

berbeda; mereka juga memiliki gaya belajar yang berbeda. Itulah sebabnya proses

pembelajaran adalah proses yang kompleks, yang harus memperhitungkan berbagai

kemungkinana yang akan terjadi. Kemungkinan-kemungkinan itulah yang selanjutnya

memerlukan perencanaan yang matang dari setiap guru.

Keempat, Proses pembelajaran akan efektif manakala memanfaatkan berbagai

sarana dan prasarana yang tersedia termasuk memanfaatkan berbagai sumber belajar.

Salah satu kelemahan guru dewasa ini dalam pengelolaan pembelajaran adalah

Page 49: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

48

kurangnya pemanfaatan sarana dan prasarana yang tersedia. Dibandingkan dengan

profesi lain, guru termasuk profesi yang sangat lambat dalam memanfaatkan berbagai

sarana dan prasarana khususnya dalam memanfaatkan berbagai hasil-hasil teknologi.

Dewasa ini, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, begitu pesatnya kemajuan dan

perkembangan hasil-hasil teknologi. Banyak sekali jenis-jenis hasil teknologi yang

dapat digunakan oleh guru untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Untuk

menyampaikan materi pelajaran misalnya, guru dapat memanfaatkan OHP atau LCD,

dengan bantuan program komputer. Untuk memberikan sumber belajar yang lebih

beragam dan mutakhir, guru dapat memanfaatkan internet dan lain sebagainya. Proses

pembelajaran akan efektif manakala guru memanfaatkan sarana dan prasarana secara

tepat. Untuk itu perlu perencanaan yanng matang bagaimana memanfaatkannya untuk

keperluan pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Memperhatikan beberapa hal di atas, maka perencanaan pembelajaran

merupakan proses yang kompleks dan tidak sederhana. Proses perencanaan memerlukan

pemikiran yang matang, sehingga akan berfungsi sebagai pedoman dalam mencapai

tujuan pembelajaran.

Prinsip Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran pada prinsipnya meliputi :

a). Menetapkan apa yang mau dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana cara

melakukannya dalam implementasi pembelajaran

b). Membatasi sasaran atas dasar dari tujuan instruksional khusus dan juga menetapkan

pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui proses penentuan

target pembelajaran

c). Mengembangkan alternatif yang sesuai dengan strategi pembelajaran

d). Mengumpulkan dan menganalisis informasi yang penting untuk mendukung

Page 50: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

49

kegiatan pembelajaran

e). Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana dan keputusan yang berkaitan

dengan pembelajaran kepada pihak pihak yang berkepentingan.

Perlunya perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan

pembelajaran, perencanaan pembelajaran dibuat bukan hanya sebagai pelengkap

administrasi, namun disusun sebagai bagian integral dari proses pekerjaan profesional,

sehingga berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran.

Dengan demikian penyusunan perencanaan pembelajaran merupakan suatu

keharusan karena di dorong oleh kebutuhan agar pelaksanaan pembelajaran terarah

sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

Perencanaan pembelajaran dibutuhkan karena beberapa hal yaitu :

1). Pembelajaran adalah proses yang bertujuan

2). Pembelajaran adalah proses kerja sama

3). Proses pembelajaran adalah proses yang kompleks

4). Proses pembelajaran akan efektif manakala memanfaatkan berbagai sarana

dan prasarana yang tersedia termasuk memanfaatkan berbagai sumber

belajar.

Perencanaan pembelajaran yang dikutip oleh Zainal Ilham (2007:53)

menyebuitkan perencanaan pembelajaran merupakan persiapan mengajar yang berisi

hal-hal yang perlu atau harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran yang antara lain meliputi ; pemilihan metode, media dan alat

evaluasi unsur unsur tersebut tentunya harus mengacu pada silabus yang ada. Sehingga

dalam perencanaan pembelajaran memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir

2. Perencanaan pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku siswa sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai

Page 51: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

50

3. Perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus

dilaksanakan untuk mencapai tujuan.

Suparno (2002) mengemukakan sebelum guru mengajar (tahap persiapan).

Seorang guru diharapkan mempersiapkan bahan yang mau diajarkan, mempersiapkan

alat-alat peraga/praktikum yang akan digunakan, mempersiapkan pertanyaan dan arahan

untuk memancing siswa aktif belajar, mempelajari keadaan siswa, mengerti kelemahan

dan kelebihan siswa, serta mempelajari pengetahuan siswa, kesemuanya ini akan terurai

pelaksanaannya dalam perangkat pembelajaran (file:///G:/ pengembang-perangkat-

pembelajaran html)

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP).

1. Silabus

Silabus yang dikutip dalam Rusman (2010:4) sebagai acuan pengembangan

rencana pelaksanaan pembelajaran memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran,

standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.

Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan

Standar Kompetensi Kelulusan, serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan

oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau

beberapa sekolah, kelompok musyawarah guru mata pelajaran atau pusat kegiatan guru

dan dinas pendidikan. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan

kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan

indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian (Depag, 2009:8).

Page 52: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

51

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan pada pengembangan silabus yang

dikutip Yudhi Munadi (2008:199) yakni :

a. Ilmiah yakni keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan di dalam

silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

b. Relevan, yakni cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian

materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual,

sosial, emosional dan spritual peserta didik.

c. Sistematis, yakni komponen-komponen silabus saling berhubungan secara

fungsional dalam mencapai kompetensi.

d. Konsistensi, artinya adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar,

indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem

penilaian.

e. Memadai, maksudnya cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar,

sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian

kompetensi dasar.

f. Aktual dan kontekstual yaitu cakupan indikator, materi pokok, pengalaman

belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan

ilmu, tekhnologi dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang

terjadi.

g. Fleksibel maksudnya keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi

variasi peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah

dan tuntutan masyarakat.

h. Menyeluruh, maksudnya komponen mencakup keseluruhan ranah kompetensi

(kognitif, afektif, psikomotorik).

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Page 53: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

52

Salah satu bentuk perencanaan pembelajaran adalah Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Rencana pelaksanaan pembelajaran diwujudkan dalam bentuk RP

(Rencana Pembelajaran). Rencana pembelajaran adalah rencana atau program yang

disusun oleh guru untuk satu atau dua pertemuan untuk mencapai target satu kompetensi

dasar.

Isdisusilo (2012:24) menyebutkan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah

rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk

mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan

dalam silabus. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta

didik dalam upaya mencapai KD. Rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat

sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran,

sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

Perencanaan pembelajaran dibuat oleh guru sebelum mengajar tidak sebaliknya

(mengajar dulu baru dibuat perencanaan). Pada umumnya guru membuat perencanaan

pembelajaran untuk satu kali pertemuan. Sesungguhnya perencanaan pembelajaran

dapat dibuat untuk beberapa kali pertemuan misalnya empat atau lima kali pertemuan

sekaligus, sehingga guru tidak direpotkan lagi membuat perencanaan setiap kali

mengajar.

Rencana pelaksanaan pembelajaran dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan

kegiatan belajar siswa dalam upaya mencapai kompetensi dasar. Setiap guru pada satuan

pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran secara lengkap

dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan

bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.

Page 54: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

53

Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Ada beberapa komponen rencana pelaksanaan pembelajaran, yaitu: (Isdisusilo:24-26)

a. Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran meliputi satuan pendidikan, kelas, semester, program

studi, mata pelajaran atau tema pelajaran serta jumlah pertemuan.

b.Standar Kompetensi (SK)

Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik

yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

diharapkan dicapai pada setiap kelas atau semester pada satuan mata pelajaran.

c. Kompetensi Dasar (KD)

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta

didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator

kompetensi dalam suatu pelajaran.

d.Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk

menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan

penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan

menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang

mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

e. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan

dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

f. Materi Ajar

Materi ajar memuat fakta, konsep, dan prosedur yang relevan dan ditulis dalam

bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

g.Alokasi Waktu

Page 55: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

54

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian kompetensi

dasar dan beban belajar

h.Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau

seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran

disesuaikan dengan situasi dan kondisi peseta didik, serta karakteristik dari

setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

i. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran terdiri dari : a). Pendahuluan, merupakan kegiatan awal

dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan

motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif

dalam pembelajaran. b). Kegiatan Inti, yang merupakan proses pembelajaran

untuk mencapai kompetensi dasar. c). Penutup, merupakan kegiatan yang

dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam

bentuk rangkuman atau kesimpulan.

j. Penilaian Hasil Belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan

indikator pencapaian kompetensi dan mengacu pada standar penilaian

k. Sumber Belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi

dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian

kompetensi.

Page 56: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

55

Prinsip Penyusunan Rencana Pembelajaran

Ada beberapa prinsip dalam penyusunan rencana pembelajaran yaitu :

1. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik

Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun dengan memperhatikan perbedaan

jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi, bakat,

potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan

belajar, latar belakang budaya, norma, nilai dan lingkungan peserta didik.

2. Mendorong partisipasi aktif peserta didik

Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk

mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspiratif, kemandirian dan

semangat belajar.

3. Mengembangkan budaya membaca dan menulis

Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca,

pemahaman bersagam bacaan dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

4. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut

Rencana pelaksanaan pembelajaran memuat rancangan program pemberian

umpan balik positif, penguatan, pengayaan dan remedi.

5. Keterkaitan dan keterpaduan

Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun dengan memperhatikan keterkaitan

dan keterpaduan antara standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,

penilaian dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.

6. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun dengan mempertimbangkan

penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis,

dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Page 57: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

56

Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya. Secara spesipik pelaksanaan

pembelajaran ini merupakan aktivitas belajar di tempat pembelajaran. Kegiatan

pembelajaran yang dilakukan seorang guru secara umum meliputi tiga kegiatan pokok,

yaitu: (1) Kegiatan Pendahuluan (Awal); (2) Kegiatan Inti; (3) Kegiatan Penutup.

(Winataputra, 2003)

Berdasarkan Permendiknas No. 41/2007 yang dikutip Isdisusilo (2012:31)

tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, pelaksanaan

pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

1. Kegiatan Pendahuluan (Awal)

Keberhasilan proses pembelajaran di antaranya sangat dipengaruhi oleh kegiatan

pendahuluan pembelajaran. Fungsi kegiatan pendahuluan pembelajaran atau pra-

instruksional fungsinya adalah untuk ,menciptakan awal pembelajaran yang efektif agar

siswa siap secara penuh dalam mengikuti kegiatan inti pembelajaran. (Ismail Sukardi,

2011:12)

Pada tahap kegiatan pendahuluan yang perlu dilakukan dalam pembelajaran

diantaranya guru diharapkan: (Isdisusilo, 2012:31-32)

a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran,

b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya

dengan materi yang akan dipelajari,

c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai,

d. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

Page 58: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

57

2. Kegiatan Inti

Kegiatan inti dalam pembelajaran menurut Ismail Sukardi (2011:13) memegang peranan

penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Oleh karena itu, kegiatan inti dalam pembelajaran merupakan kegiatan kompleks dalam

proses belajar mengajar yang mengutamakan pada proses pembentukan pengalaman

belajar siswa.

Dalam kegiatan inti, pelaksanaan pembelajaran yang dirancang dimaksudkan

untuk menggali potensi dan pengalaman belajar siswa agar mampu memenuhi

pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan, dan dilakukan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Materi

pembelajaran yang disampaikan haruslah yang dapat memberikan kecakapan untuk

memecahkan

permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan pengetahuan, sikap,

dan ketrampilan yang dipelajarinya. (Isdisusilo, 2012:32)

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik

peserta didik dan mata pelajaran yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan

konfirmasi. (Isdisusilo, 2012:31-32)

a. Eksplorasi

Eksplorasi, disebut juga penjelajahan atau pencarian, adalah tindakan mencari atau

melakukan perjalanan dengan tujuan menemukan sesuatu. Eksplorasi merupakan proses

kerja dalam memfasilitasi proses belajar siswa dari tidak tahu menjadi tahu. Siswa

menghubungkan pikiran yang terdahulu dengan pengalaman belajarnya. Mereka

menggambarkan pemahaman yang mendalam untuk memberikan respon yang

mendalam juga. Bagaimana membedakan peran masing-masing dalam kegiatan belajar

Page 59: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

58

bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti dalam tugas merekam, mencari

informasi melalui internet serta memberikan respon kreatif dalam berdialog. Disamping

itu siswa menindaklanjuti penelusuran informasi dengan membandingkan hasil telaah.

Secara kolektif, mereka juga dapat mengembangkan hasil penelusuran informasi dalam

bentuk grafik, tabel, diagram serta mempresentasikan gagasan yang dimiliki.

Melalui kegiatan eksplorasi siswa dapat mengembangkan pengalaman belajar,

meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan serta menerapkannya untuk menjawab

fenomena yang ada. Siswa juga dapat mengeksploitasi informasi untuk memperoleh

manfaat tertentu sebagai produk belajar.

Menurut Sukiman yang dikutip Isdisusilo (2012:32-33) menyatakan bahwa

terdapat beberapa ciri-ciri pembelajaran yang berbasis eksplorasi, yaitu:

1). Melibatkan peserta didik mencari informasi (topik tertentu),

2). Menggunakan beragam pendekatan, media dan sumber belajar,

3). Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik

dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya,

4). Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran,

5). Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio atau

lapangan.

b. Elaborasi

Pada kegiatan elaborasi guru harus memperhatikan hal-hal berikut dalam Isdisusilo

(2012: 32-33)

a). Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam

melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.

b). Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi dan lain lain

untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.

Page 60: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

59

c). Memberi kesempatan untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,

dan bertindak tanpa rasa takut.

d). Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan

kolaboratif.

e). Memfasilitasi peserta didik dalam berkompetisi secara sehat untuk

meningkatkan prestasi belajar.

f). Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik

lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok.

g). Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun

kelompok.

h). Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta

produk yang dihasilkan.

i). Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan

kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru harus memperhatikan hal-hal berikut :

(Isdisusilo, 2012:34-35)

a). Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan,

tulisan isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik

b). Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta

didik melalui berbagai sumber

c). Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh

pengalaman belajar yang telah dilakukan

d). Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang

bermakna dalam mencapai kompetensi dasar

Page 61: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

▪ Berfungsi sebagai nara sumber dan fasilitator dalam menjawab

Page 62: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

60

Pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan

menggunakan bahasa yang baku dan benar

▪ Membantu menyelesaikan masalah

▪Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil

eksplorasi

▪ Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh

▪Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum

berpartisipasi aktif

3. Kegiatan Penutup

Kegiatan Penutup atau kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus direncankan

secara sistematis, efektif, efisien, dan fleksibel. Kegiatan akhir dan tindak lanjut

pembelajaran harus merupakan rangkaian kegiatan pedahuluan dan kegiatan inti

pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan dalam kegiatan akhir dan

tindak lanjut pembelajaran yang diungkapkan Ismail Sukardi (2011:14) adalah :

a. Melaksanakan penilaian akhir

b. Mengkaji hasil penilaian akhir

c. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut, alternatif kegiatan di antaranya :

▪ memberikan tugas atau latihan-latihan

▪ menjelaskan kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa

▪ menugaskan membaca materi pelajaran tertentu

▪ memberikan motivasi/bimbingan belajar

d. Mengemukakan topik bahasan yang akan datang

e. Menutup pelajaran

Sedangkan dalam kegiatan penutup dalam Isdisusilo (2012:35-36) guru harus

memperhatikan hal- hal berikut :

a). Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat

Page 63: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

61

rangkuman atau kesimpulan pelajaran

b). Melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara konsisten dan terprogram

c). Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

d). Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran

remedi, program pengayaan, layanan konseling atau memberikan

tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil

belajar peserta didik

e). Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

Relevansi Perencanaan Pembelajaran Dengan Pelaksanaan Pembelajaran

Relevansi berasal dari bahasa Inggris yang ditransfer ke dalam bahasa Indonesia yang

artinya hubungan, kaitan, setiap pelajaran harus berkaiatan dengan keseluruhan tujuan

pendidikan yang dikutip Depdikbud (1991:830)

Sedangkan pengertian relevansi yang dikemukakan oleh Ivor.K. Daris (1976:17)

adalah “relevant if they can demonstrated to be related to the real word and to

problems facing people”. Sejalan dengan definisi yang dikemukakan di atas, maka

relevansi yang dimaksud dalam penelitian ini akan melihat keterkaitan, keserasian

ataupun sangkut paut antara perencanaan pembelajaran guru dengan pelaksanaan

pembelajaran pendidikan agama Islam.

Dari pemaparan diatas dapat diketahui bahwasannya dalam proses pembelajaran

terdapat keterkaitan antara perencanaan pembelajaran terhadap pelaksanaan

pembelajaran. Karena hakekat dari pembelajaran itu merupakan proses interaksi antara

guru dan siswa dalam proses belajar mengajar, oleh karena itu seorang guru hendaknya

melakukan suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan.

Page 64: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

62

Keberhasilan seorang guru dalam pembelajaran sangatlah diharapkan, untuk

memenuhi tujuan tersebut diperlukan suatu persiapan yang matang salah satunya dengan

mempersiapkan perangkat pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) dan Silabus.

Perlunya perencanaan pembelajaran dimaksudkan agar dapat dicapai perbaikan

pembelajaran, untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan

perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran.

Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, disengaja,

direncanakan, dengan bimbingan guru, dan bantuan pendidik lainnya. Apa yang hendak

dicapai dan dikuasai oleh siswa dituangkan dalam tujuan belajar, dipersiapkan bahan

apa yang harus dipelajari, dipersiapkan juga metode pembelajaran yaitu yang sesuai

bagaimana cara siswa mempelajarinya, dan melakukan evaluasi untuk mengetahui

kemajuan belajar siswa. Persiapan ini telah direncanakan secara seksama oleh guru

mengacu pada kurikulum mata pelajaran. Penjelasan ini memberikan gambaran bahwa

kegiatan belajar yang dilaksanakan secara sengaja dipersiapkan dalam bentuk

perencanaan pengajaran, persiapan pengajaran ini sebagai integral dari proses

pembelajaran di sekolah.

Perencanaan pembelajaran memainkan peranan penting dalam memandu guru

untuk melaksanakan tugas profesionalnya sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan

belajar para siswanya. Perencanaan pengajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal

sebelum proses pembelajaran berlangsung.

Antara perencanaan pembelajaran dengan pelaksanaan hendaknya harus

terlaksana dengan baik sesuai dengan perencanaan yang dibuat, sehingga dengan

perencanaan yang baik diharapkan dapat membantu proses dari pelaksanaan

pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat dengan baik akan

memudahkan dalam proses pelaksanaan belajar mengajar sehingga kegiatan yang kita

Page 65: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

63

laksanakan sesuai dengan rencana yang kita buat. Dengan awal perencanaan yang baik

kemudian kita laksanakan dengan baik pula maka hasilnyapun akan sesuai dengan

rencana yang kita harapkan.

Page 66: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

104

BAB 5

PENUTUP

Simpulan

Relevansi perencanaan pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) dengan

pelaksanaan pembelajaran di MI Nurul Hidayah Palembang yang telah diperoleh

kemudian diolah secara sistematis menggunakan teknik analisis kualitatif, sebagai

berikut:

Pertama, deskripsi perencanaan pembelajaran PAI yang dibuat oleh guru PAI di

MI Nurul Hidayah adalah mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP

dan juga perangkat pembelajaran lainnya. Perencanaan pembelajaran dibuat sebelum

awal tahun pelajaran secara perorangan dan dibuat secara bersama-sama. Dilihat dari

perangkat pembelajaran yang dibuat, pemahaman guru PAI tentang pembuatan

perencanaan pembelajaran sudah baik, keempat guru PAI yang diteliti telah memiliki

perangkat pembelajaran. Secara konseptual guru agama Islam telah mampu

merumuskan tujuan pembelajaran dan mengurutkan materi dengan baik, dan menurut

penulis guru PAI sudah baik dalam mempersiapkan perencanaan pembelajaran.

Kedua, perencanaan pembelajaran PAI yang sudah dibuat di MI Nurul Hidayah

bisa dikatakan sudah relevan dengan pelaksanaan pembelajarannya, karena guru sudah

berusaha merelevankan antara perencanaan yang dibuat dengan pelaksanaannya,

walaupun terkendala faktor sarana dan prasarana, waktu dan jumlah siswa. Namun

Page 67: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

masih ada 2 orang guru yang menurut penulis tidak melaksanakan proses pembelajaran

sesuai dengan RPP yang dibuat namun berdasarkan hanya dengan buku pegangan,

Page 68: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

105

sementara RPP hanya menjadi dokumen saja, walaupun pada akhirnya proses

pembelajaran bisa dikatakan berhasil juga.

Ketiga, upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk meningkatkan relevansi

antara perencanaan pembelajaran PAI dengan pelaksanaan adalah hendaknya

perencanaan yang dibuat disesuaikan dengan kondisi yang ada, sehingga apa yang

direncanakan sesuai dengan pelaksanaan, jangan membuat perencanaan yang sebaik

mungkin tanpa mempertimbangkan kondisi sekolah dan siswa yang ada. Sehinga yang

dibuat tidak dapat kita laksanakan. Dan sebaiknya kita juga terus berusaha

mengoptimalkan media dan sarana yang ada. Melakukan pembinaan kepada guru

umpama meningkatkan pengetahuan guru PAI melalui kegiatan KKG, workshop,

pelatihan dan seminar. Kemudian melengkapi sarana dan prasarana sekolah yang

mendukung proses belajar mengajar secara bertahap.

Arah Untuk Penelitian Lebih Lanjut

Penelitian ini sebagaimana telah dijelaskan pada bab pendahuluan merupakan studi

kasus (case study) pada salah satu Madrasah Ibtidaiyah (MI) swasta di lingkungan

Kecamatan Gandus Palembang. Oleh karena itu, temuan penelitian ini hanya berlaku

secara khusus pada setting penelitian dan tidak dapat digeneralisasikan pada sekolah

atau madrasah yang setingkat di Palembang atau pada daerah lainnya.

Kesamaan-kesamaan yang mungkin ditemukan dari penelitian ini hanyalah suatu

kebetulan saja pada tempat penelitian yang aslinya. Hal ini tentu saja masih sangat perlu

di kaji lebih lanjut terhadap hasil temuan penelitian yang telah diperoleh untuk semakin

memantapkan deskripsi perencanaan pembelajaran PAI yang dibuat oleh guru PAI,

perencanaan pembelajaran PAI yang sudah dibuat relevan dengan pelaksanaan

pembelajarannya, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan relevansi antara

Page 69: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

106

perencanaan pembelajaran PAI dengan pelaksanaannya. Oleh karena itu, penelitian

lebih lanjut sangat penting dilakukan untuk membuktikan korelasi hasil penemuan yang

dilakukan oleh peneliti di sekolah swasta tentang relevansi perencanaan pembelajaran

PAI dengan pelaksanaan pembelajaran PAI dalam ruang lingkup (scope) yang lebih

luas.

Rekomendasi

Berdasarkan simpulan dan temuan penelitian yang telah dipaparkan, maka pada bagian

akhir dari tulisan ini dapat dikemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Dalam mengemban tugas sebagai seorang pendidik yang akan mencerdaskan

generasi bangsa, guru PAI harus selalu meningkatkan kompetensinya dalam

segala hal, seperti mengikuti kegiatan KKG PAI, pelatihan, seminar, atau

workshop yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

2. Sebelum mengajar guru PAI hendaknya menyiapkan perangkat pembelajaran

yang baik dan dilaksanakan secara efektif dan efisien dalam kegiatan belajar

mengajar di sekolah.

3. Kepada guru PAI hendaknya mengembangkan materi pelajaran PAI yang ada

dalam silabus dan RPP menggunakan metode dan media yang bervariasi serta

menilai kemampuan siswa. Selain itu, meskipun sarana dan prasarana penunjang

pendidikan belum semua terpenuhi berdasarkan KTSP tidak menjadi suatu

hambatan dalam melaksanakan pembelajaran PAI di sekolah.

4. Diharapkan kepada pihak yayasan MI Nurul Hidayah agar dapat mengatasi

faktor penghambat menjadi faktor pendukung sehingga tidak menjadi hambatan

bagi MI Nurul Hidayah dalam mengimplementasikan KTSP khususnya pada

mata pelajaran PAI di sekolah.

Page 70: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

107

5. Diharapkan kepada pemerintah yang berkompeten untuk dapat menambah

fasilitas penunjang pembelajaran, seperti buku paket PAI dan buku-buku lainnya

yang relevan.

Page 71: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

108

REFERENSI

Annur, Saipul 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan: Analisis Data Kuantitatif dan Kualitatif. IAIN Raden Fatah Press, Palembang

Arifin, H.M. 1991. Ilmu Pendidikan Islam. Bumi Aksara, Jakarta

Arthur W. Steller, Curriculum Planing, Fenwick W. English, (editor), Fundamental Curriculum Decisions, ASCD, Virginia, 1983, hlm. 68.

Budiningsih, C.Asri.2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:LP3ES.

Depdiknas. 2008a. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat

Departemen Agama RI 2001. Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam, Jakarta

Dep. P & K, 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta

Devis, Ivor K 1973 Objectives in Curriculum Design. McGraw-Hill Book Company(UK) Limited. Maidenhead-Berkshire-England

Dimyati dan Mujiono 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta

Djaali, 2007,UU Guru Standard an Sertifikasi Pendidik, (Makalah Seminar Pendidikan Sertifikasi guru 15Februari 2007 di Palembang)

Djamarah, Syaiful Bahri, 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Usaha Nasional,Surabaya

Djauzak Ahmad 1996. Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar, Jakarta

Emzir 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif & Kualitatif. Raja Grafindo Persada, Jakarta

file:///G:/pengembangan-perangkat-pembelajaran.html

file:///G:/Perangkat%20Pembelajaran%20%C2%AB%20anrusmath%20blogger.htm (diakses 29 September 2008)

http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/22/lesson-study-dasar-pemikiran-penyusunan-perangkat-pembelajaran/

Hadirja Paraba, Wawasan Tugas Tenaga Guru dan Pembina Pendidikan Agama Islam, Jakarta, Friska Agung Insani

Hadi, Amirul dan Haryono 1998, Metodologi Penelitian, CV. Pustaka Setia, Bandung

Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta, Bumi Aksara, 2005

Page 72: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

109

Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta, Bumi Aksara, 2006.

Handoko, T.Hani 1994. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia.Yogyakarta : BPFE

I Nyoman Sudana Degeng, Buku Pegangan Teknologi Pendidikan, Pusat AntarUniversitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional UniversitasTerbuka, Depdikbud RI, Dirjen Dikti, Jakarta. 1993

Ihsan, Fuad 1995. Dasar-Dasar Kependidikan. Rienika Cipta, Jakarta.

Isdisusilo, 2012. Panduan Lengkap Menyusun Silabus dan Rencana PelaksanaanPembelajaran, Kata Pena.

Muhaimin, et. Al., 2001. Paradigma Pendidikan Islam: Upaya MengefektifkanPendidikan Agama di Sekolah, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng Listyo Prabowo, 2008. Pengembangan ModelKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Sekolah & Madrasah. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)

Purwanto, M. Ngalim 1994. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, tp. Bandung

Rohani, Ahmad dan Abu Ahmadi 1991. Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara.

Sagala, Syaiful 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Alfabeta, bandung

Sidi, Indra Djati 2001, Menuju Masyarakat Sekolah, Jakarta: Loos

Siswanto, Bedjo 1990. Manajemen Modern Konsep dan Aplikasi. Sinar Dunia, Bandung

Slameto, 1991. Belajar dan Faktor – faktor yang mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta

Soebijanto Wirojoedo 1985, Teori Perencanaan Pendidikan, Liberty, Yogyakarta

Stephen P. Robbins, The Administrative Process, Second Edition, Prantice-Hall of IndiaPrivate Limited, New Delhi, 1982

Sukmadinata, 1997, Pendahuluan Ilmu Pendidikan Umum, Badung: CV. Ilmu

Sumber: John Milthon Gregory. Tujuh Hukum Mengajar Juni 6, 2009 — Wahidin Syah,Darwyn 2007. Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam. Gaung Persada Pres, Jakarta.

Page 73: RELEVANSI PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ...repository.radenfatah.ac.id/5623/1/RUSMAWATI.pdf · PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DENGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MADRASAH

110

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. AsaMandiri, Jakarta

Usman, Uzer, 1995, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Willian G. Cunningham, 1982. Systematic Planing for Educational Change, FirstEdition, Mayfield Publishing Company, California.

Winardi, 2010. Asas-asas Manajemen, CV. Mandar Maju, Bandung

WJS Purwodarminto, 1989. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Bali Pustaka, Jakarta

Zainal Aqib, Elham Rohmanto, 2007. Membangun Profesionalisme Guru danPengawas Sekolah, Yrama Widya, Bandung