RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH...

95
i RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH TANGGA (Studi di Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam Oleh: Nidya Nur Aufa NIM : 21113013 JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Transcript of RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH...

Page 1: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

i

RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN

RUMAH TANGGA

(Studi di Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten

Semarang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

Oleh:

Nidya Nur Aufa

NIM : 21113013

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

Page 2: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

ii

Page 3: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

iii

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eksemplar

Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga

Di Salatiga

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan

koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa :

Nama : Nidya Nur Aufa

NIM : 211-13-013

Judul : Relevansi Kafa’ah terhadap Keharmonisan Rumah Tangga

Studi di Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten

Semarang.

dapat diajukan kepada Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga untuk diujikan

dalam sidang munaqosyah.

Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan

digunakan sebagaimana mestinya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salatiga, 25 Juli 2018

Pembimbing

Dr. Siti Zumrotun, M.Ag.

NIP.19670115 199803 2 002

Page 4: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

iv

PENGESAHAN

Skripsi Berjudul:

RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH

TANGGA STUDI DI DESA BENER, KECAMATAN TENGARAN,

KABUPATEN SEMARANG.

Oleh:

Nidya Nur Aufa

NIM : 21113013

telah dipertahankan di depan sidang munaqasyah skripsi Fakultas Syari’ah,

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Rabu, tanggal 2 Agustus

2018, dan telah dinyatakan memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

sarjana dalam hukum Islam

Dewan Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang : .........................................

Sekretaris Sidang : .........................................

Penguji I : ..........................................

Penguji II : .......................................

Salatiga, 2 Agustus 2018

Dekan Fakultas Syari’ah

Dr. Siti Zumrotun, M.Ag.

NIP.19670115 199803 2 002

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS SYARI’AH Jl. Nakula Sadewa V No.9 Telp.(0298) 3419400 Fax 323433 Salatiga 50722

Website : http://syariah.iainsalatiga.ac.id/ E-mail : [email protected]

Page 5: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

v

PERNY ATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nidya Nur Aufa

NIM : 211-13-013

Jurusan : Hukum Keluarga Islam

Fakultas : Syariah

Judul : Relevansi Kafa’ah terhadap Keharmonisan Rumah Tangga

Studi di Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten

Semarang

menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang

lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik

ilmiah.

Salatiga, 24 Juli 2018

Menyatakan,

Nidya Nur Aufa

NIM : 211-13-013

Page 6: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

vi

MOTTO

Jika Tujuanmu hanya untuk dilihat orang lain maka kamu harus

menjadi beda. Namun jika Tujuanmu Menjadi Manusia Baik maka

cukup menjadi Orang Baik maka Orang lain akan melihatmu.

Page 7: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan untuk :

1. Kedua orang tua tercinta dan Keluarga Besar, yang menanti

dan mengharapkan skripsi ini menjadi jalan menuju

kesuksesan, yang selalu mendoakan, mendukung lahir maupun

batin semua perjalanan pencarian ilmuku.

2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag.

Semoga selalu di lindungi keberkahan, sesuasi dengan yang

Allah janjikan kepada orang – orang yang mengajarkan dengan

ketulusan, ikhlas lillahi ta’ala.

3. Seluruh sahabat dan teman-teman seperjuangan yang semoga

kita sukses bersama-sama.

4. Setiap orang yang membuka dan menggunakan skripsi ini

utnuk dimanfaatkan.

5. Keluarga besar IAIN Salatiga.

Page 8: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahi rabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq serta hidayah-Nya yang tiada

terhingga, sehigga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul

Relevansi Kafa’ah terhadap Keharmonisan Rumah Tangga Studi di Desa

Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya yang

setia. Beliau Rasulullah sebagai pembimbing umat manusia, yang selalu

diharapkan syafa’atnya.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dorongan, dan bimbingan

dari berbagai pihak, sulit kiranya penelitian ini terselesaikan dengan baik. Oleh

karena itu, tim peneliti menyampaikan terima kasih dan rasa hormat kepada:

1. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syariah IAIN Salatiga

2. Bapak Sukron Ma’mun, M.Si. selaku Ketua Progam Studi Hukum Keluarga

Islam Fakultas Syariah IAIN Salatiga.

3. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag. Selaku dosen pembimbing skripsi.

4. Para dosen Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga yang telah memberikan

pengetahuannya kepada penulis.

5. Seluruh staf tata usaha dan karyawan Fakultas Syari’ah IAIN Salatiga yang

membantu melancarkan skripsi.

Page 9: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

ix

6. Bapak dan ibu karyawan perpustakaan yang telah memberikan masukan dan

saran kepada penulis.

7. Seluruh responden yang bersedia memberikan informasi kepada penulis.

8. Keluarga yang selalu memberikan bantuan finansial kepada penulis.

9. Sahabat-sahabat yang terus memberi semangat kepada penulis.

Atas segala hal tersebut, penulis tidak mampu membalas apapun selain

memanjatkan doa. Semoga Allah SWT memncatat sebagai amal sholeh dan

mendapatkan balasan yang berlipat dari Allah. Penelitian ini jauh dari sempurna,

menyadari akan hal ini maka penulis menerima segala kritik dan saran yang

membangun dari berbagai pihak guna menyempurnakan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini nantinya dapat

bermanfaat, khususnya bagi almamater dan semua pihak yang membutuhkannya.

Salatiga, 3 Agustus 2018

Penulis

Page 10: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

x

ABSTRAK

Aufa, Nidya Nur. 2018. “Relevansi Kafa‟ah terhadap Keharmonisan Rumah

Tangga (Studi di Desa Bener, Kec. Tengaran, Kab. Semarang). Skripsi.

Fakultas Syari’ah. Jurusan Hukum Keluarga Islam. Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Dr. Siti Zumrotun, M. Ag.

Kata kunci: Kafa’ah, Keluarga Harmonis.

Keluarga harmonis merupakan dambaan bagi setiap orang, tidak terlepas

dari itu kesepadanan (kafa‟ah) menjadi satu diantara beberapa jalan dalam

menggapai keharmonisan tersebut. Meski demikian, tidak sepenuhnya

kesepadanan (kafa‟ah) menjadi hal mutlak yang kemudian mendominasi faktor

penentu keharmonisan dalam keluarga bila di lihat dari realita yang ada di tengah

masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui bagaimana praktik

kafa’ah di Desa Bener, Kec. Tengaran, Kab. Semarang, (2) mengetahui

bagaimana realisasi keharmonisan rumah tangga di Desa Bener, Kec. Tengaran,

Kab. Semarang, (3) mengetahui apa relevansi kafa’ah terhadap keharmonisan

rumah tangga di Desa Bener, Kec. Tengaran, Kab. Semarang.

Melalui penelitian kualitatif, peneliti berusaha mengungkap permasalahan

diatas. Dengan metode ini, dilakukan wawancara kepada informan sesuai data

yang dibutuhkan. Peneliti juga menggunakan data dan dokumentasi yang ada. Dan

untuk menguji hasil temuan data tersebut, peneliti menganalisis data dengan

kerangka teoritik yang peneliti susun.

Penelitian ini menunjukkan dari tujuh keluarga yang penulis teliti di Desa

Bener, Kec. Tengaran, Kab. Semarang terdapat enam keluarga dalam kategori

keluarga kafa’ah sedang satu dari enam keluarga tersebut tidak termasuk kedalam

kategori keluarga kafa’ah. Adapun realisasi keluarga harmonis yang penulis

jumpai terdapat empat keluarga harmonis yaitu keluarga Bapak Muh Yasin,

keluarga Bapak Mudasir, keluarga Bapak H. Suyono dan keluarga Bapak A,

sedang tiga keluarga lainnya yaitu keluarga Bapak M, keluarga Bapak R dan

keluarga Bapak MM tidak harmonis. Kemudian mengenai relevansi antara

kafa’ah dengan keharmonisan dalam rumah tangga tidak secara mutlak kafa’ah ini

menjadi faktor yang mendominasi terbentuknya keluarga harmonis karena ada

faktor lain yang lebih penting dan diutamakan yakni sikap saling menghormati,

menghargai, jujur dan saling terbuka satu sama lain.

Page 11: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

NOTA PEMBIMBING .................................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................................ iv

MOTTO ............................................................................................................................. v

PERSEMBAHAN .............................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... vii

ABSTRAK ......................................................................................................................... viii

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN................................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 4

D. Penegasan Istilah ................................................................................................... 5

E. Tinjauan Pustaka. ................................................................................................... 7

F. Metode Penulisan Skripsi ...................................................................................... 10

1. Jenis Penelitian dan Pendekatan ......................................................................... 11

2. Kehadiran Dan Tempat Penelitian ...................................................................... 12

3. Sumber data ....................................................................................................... 12

4. Teknik Pengumpulan Data. ................................................................................. 14

5. Analisis Data ....................................................................................................... 17

6. Pengecekan Keabsahan Data ............................................................................. 17

G. Sistematika Penulisan. ........................................................................................... 19

BAB II: KAFA’AH DAN KEHARMONISAN KELUARGA ....................................... 21

A.Konsep Kafa‟ah ........................................................................................................ 21

Page 12: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

xii

1. Pengertian Kafa‟ah ............................................................................................ 21

2. Sejarah Kafa‟ah ................................................................................................. 22

3.Tujuan Kafa‟ah ................................................................................................... 23

4. Pendapat Ualama tentang Kafa‟ah dalam Perkawinan ...................................... 25

5. Kriteria atau batasan Kafa‟ah menurut Ulama dan Undang-Undang ................ 26

6. Kafa‟ah persepektif undang-undang dan hukum Islam ..................................... 28

B. Keharmonisan Keluarga .......................................................................................... 29

1. Pengertian keharmonisan Keluarga .................................................................. 29

2. Keluarga Harmonis menurut sosiologi .............................................................. 30

3. Keluarga Harmonis Menurut Undang-Undang dan hukum Islam ..................... 33

4. Ciri-ciri Keluarga Sakinah ................................................................................. 38

BAB III: HASIL PENELITIAN ..................................................................................... 42

A. Gambaran Singkat Daerah Wilayah Penelitian ....................................................... 42

1. Kondisi Letak Geografis Desa Bener .................................................................... 42

2. Keadaan Umum Desa Bener .................................................................................. 43

3. Keadaan Penduduk Desa Bener ............................................................................. 43

B. Profil Keluarga ......................................................................................................... 45

1. Keadaan Keluarga .............................................................................................. 45

a. Keluarga Bapak Muh Yasin ........................................................................ 45

b. Keluarga bapak Mudasir ............................................................................. 46

c. Keluarga Bapak H. Suyono ......................................................................... 47

d. Kelurga bapak M ......................................................................................... 48

e. Kelurga bapak R .......................................................................................... 50

f. Keluarga Bapak MM .................................................................................... 51

g. Keluarga Bapak A ....................................................................................... 51

Page 13: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

xiii

C. Implementasi Kafa‟ah di Desa Bener ...................................................................... 52

D. Keharmonisan keluarga ........................................................................................... 55

1. Keluarga Muh Yasin ............................................................................................. 56

2. Keluarga Bapak Mudasir ............................................................................................... 56

3. Keluarga Bapak H. Suyono ........................................................................................... 57

4. Keluarga Bapak M ................................................................................................ 58

5. Keluarga Bapak R ................................................................................................ 59

6. Keluarga Bapak MM ............................................................................................ 60

7. Keluarga Bapak A ................................................................................................ 61

BAB IV: ANALISIS .......................................................................................................... 63

A. Analisis Praktik Kafa‟ah di Desa Bener Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang ............................................................................................... 63

1. Dari Segi Nasab/Keturunan ............................................................................... 63

a. Pasangan kafa‟ah ......................................................................................... 63

b. Pasangan tidak kafa‟ah ................................................................................ 64

2. Dari Segi Pemahaman Agama .......................................................................... 64

a. Pasangan Kafa‟ah ........................................................................................ 64

b. Pasangan tidak Kafa,ah ............................................................................... 65

3. Dari Segi Pekerjaan ........................................................................................... 65

a. Pasangan Kafa‟ah ........................................................................................ 65

b. Pasangan Tidak Kafa‟ah ............................................................................. 66

B. Analisis Realisasi Keharmonisan Rumah Tangga di Desa Bener

Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang ............................................................ 67

C. Analisis Relevansi Kafa‟ah Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga

di Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang ..................................... 69

Page 14: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

xiv

1. Keluarga kafa‟ah dan harmonis ......................................................................... 70

2. Keluarga tidak kafa‟ah tetapi harmonis ............................................................. 70

BAB V: PENUTUP .......................................................................................................... 73

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 73

B. Saran ........................................................................................................................ 75

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 76

LAMPIRAN

Page 15: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dikodratkan untuk hidup bersama demi kelangsungan

hidupnya, maka timbul satu jenis hukum yang salah satu ketentuannya

mengatur tentang Pernikahan yang dinamakan Hukum Perdata (Hasan,

2011:1). UU No. 1 Tahun 1974 pasal 1 menerangkan bahwa Pernikahan ialah

ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami

istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Perkawinan dalam Islam

tidaklah semata-semata sebagai hubungan atau kontrak keperdataan biasa,

akan tetapi ia mempunyai nilai ibadah. Maka amatlah tepat jika Kompilasi

Hukum Islam pasal 2 menegaskannya bahwa perkawinan adalah “akad yang

sangat kuat (mitsaqon gholidzo) dan untuk mentaati perintah Allah dan

melaksanakannya merupakan ibadah (Abdurrahman, 1992:21). Untuk

peraturan yang dipakai sebagai dasar dalam hal perkawinan di Indonesia

adalah Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan dan Kompilasi

Hukum Islam.

Setiap Keluarga merindukan kebahagiaan dan ketentraman hidup.

Karena dalam keluargalah terjadi hubungan yang paling dekat, paling sering,

bahkan dapat dikatakan terus-menerus. Seseorang akan sengsara apabila tidak

ada ketentraman dalam keluarga, karena setiap waktu dia harus berusaha

mencari cara untuk mengatasi ketegagngan batinnya, akibat suasana-suasana

Page 16: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

2

kurang tentram dan serasi (Daradjat, 1974:1). Salah satu hal untuk dapat

mencapai tujuan tersebut adalah dengan memilih pasangan yang serasi.

Islam mengenal istilah kafa‟ah atau kufu, yaitu yang berarti sama atau

setara. Dalam perkawinan kufu atau kafa‟ah dapat diartikan sebagai

keseimbangan dan keserasihan antara calon istri dan suami sehingga masing-

masing calon tidak merasa berat untuk melangsungkan pernikahan (Ghozali,

2006:96). Sementara itu (Asrizal, 2015:67) dalam jurnalnya mengartikan

Kafa‟ah dalam nikah sebagai keseimbangan antara calon suami dan istri, dari

segi kedudukan (hasab), agama (din), keturunan (nasab) dan semacamnya.

Menurut M Quraisy Syihab (1999:197) dalam bukunya, Wawasan Al-Qur’an,

bahwa perbedaan tingkat pendidikan, budaya dan agama antara suami istri

seringkali memicu konflik yang mengarah pada kegagalan.

Dalam Al-Qur’an juga menyebutkan kesetaraan pada calon istri dan

suami sebagaimana Dalam Surat An-Nur Ayat 26

لئك الخبيثات للخبيثين والخبيثون للخبيثات والطيبات للطيبين والطيبون للطيبات أو

ا ي قولون لهم مغفرة ورزق كريم مب رءون مم

“wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan

laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula),

dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik

dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik

(pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang

dituduhkan oleh alam hal ini mereka (yang menuduh itu). Bagi

mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga)”.

Dari ayat tersebut dapat dilihat bahwa hanya dalam kebaikan saja

yang dapat menjadi ukuran bahwa orang tersebut baik atau tidak. Namun

dalam kebiasaan jawa juga mengenal Bibit (keturunan) Bebet (status

Page 17: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

3

ekonomi) Bobot (tinggi rendahnya kualitas diri seseorang) menjadi beberapa

tolok ukur orang tua menyetujui atau memilih jodoh untuk anaknya,

Pertimbangan tersebut dilakukan orang tua bertujuan agar anak yang

dinikahkan akan mampu hidup dengan bahagia dan sejahtera karena dapat

menghadapi berbagai permasalahan hidup dengan baik dalam berumah

tangga.

Dalam hal ini peneliti menemukan beberapa keluarga di Desa Bener

yang menikah tidak dilandaskan dengan kafa’ah atau seimbang secara

keseluruhan maupun beberpa aspek saja namun cukup penting seperti

seagama namun tidak seimbang tingkat pemahaman Agamanya, ada yang

seagama namun nasabnya tidak seimbang, namun ada pula yang kafa’ah

ataupun seimbang dalam segala aspek. Di Desa Bener sendiri kesetaraan

calon suami maupun istri bagi sebagian orang tua masih sangat diperhatikan

namun ada beberapa keluarga yang ketika menikah mereka tidak sekufu

namun hingga sekarang ada yang berpuluh tahun menikah tetap harmonis

hingga memiliki anak cucu, tidak terjadi konflik yang menyebabkan

perceraian. Masyarakat pada umumnya di Desa Bener masih memandang tabu

terhadap pasangan yang tidak sekufu.. Oleh karena itu peneliti memberi judul

“RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH

TANGGA (Studi kasus keluarga di Desa Bener, kec. Tengaran, kab.

Semarang)

Page 18: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

4

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Praktik kafa‟ah di Desa Bener, Kec. Tengaran, Kab.

Semarang?

2. Bagaimana Realisasi Keharmonisan Rumah tangga Di Desa Bener, Kec.

Tengaran Kab. Semarang?

3. Apa Relevansi kafa‟ah terhadap keharmonisan rumah tangga di Desa

Bener, Kec. Tengaran, Kab. Semarang?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Pencapaian tujuan penelitian adalah merupakan target utama

dalam penulisan ini dan hasil penelitian ini diharapkan agar dapat:

a. Untuk Mengetahui Praktik kafaah di Desan Bener, Kec. Tengaran,

Kab. Semarang

b. Untuk memaparkan Realisasi Keharmonisan Rumah tangga Di Desa

Bener, Kec. Tengaran Kab. Semarang

c. Untuk menjelaskan Relevansi kafa‟ah terhadap keharmonisan rumah

tangga Muslim di Desa Bener, Kec. Tengaran, Kab. Semarang.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian antara lain:

a. Memberikan kontribusi intelektual dalam rangka turut berpartisipasi

dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu

pengetahuan seputar poligami.

b. Sebagai studi komparatif (perbandingan) maupun lanjutan bagi yang

Page 19: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

5

ingin mendalami masalah seputar kafa‟ah.

c. Sebagai referensi bagi Pihak berwenang dalam merumuskan

kebijakan (undang-undang perkawinan)

D. Penegasan Istilah

Di dalam penelitian ini maka penulis mempertegas istilah-istilah yang

mungkin akan mempermudah untuk menjelaskan kelanjutan penelitian ini,

diantaranya :

1. Relevansi menurut KBBI adalah hubungan atau kaitan. Kafa’ah atau kufu

menurut Amir Syarifudin (2014:140) Kafa’ah atau Kufu yaitu yang

berarti sama atau setara. Sementara itu Asrizal (2015:67) dalam jurnalnya

mengartikan Kafa‟ah dalam nikah sebagai keseimbangan antara calon

suami dan isteri, dari segi kedudukan (hasab), agama (din), keturunan

(nasab) dan semacamnya.

2. Keharmonisan Rumah tangga. Keharmonisan, secara terminologi berasal

dari kata harmonis yaitu serasi, selaras. Yang berarti Keharmonisan

adalah keadaan selaras atau serasi. Untuk mencapai keharmonisan perlu

menjaga dua hal tersebut (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

1989:299). Rumah Tangga menurut WJS. Poerwadarminto (1999:602)

sama dengan keluarga. Sedangkan Dalam UU Nomor 10 Tahun 1992

Pasal 1 Ayat 10, Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang

terdiri dari suami- isteri, atau suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan

anaknya atau ibu dan anaknya. Sehingga Keharmonisan Rumah Tangga

adalah Rumah tangga yang dapat mengantarkan seseorang hidup lebih

Page 20: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

6

bahagia, lebih layak dan tentram. Menurut Hasan Basri Keluarga yang

Harmonis dan berkualitas adalah keluarga yang rukun, bahagia, bersih,

disiplin, saling menghargai, pemaaf, tolong menolong dalam kebaikan,

saling menghargai, memiliki etos kerja yang baik, bertetangga dengan

saling menghormati, taat menjalankan ibadah, berbakti kepada yang lebih

tua, mencintai ilmu pengetahuan dan memanfaatkan waku luang dalam

hal yang positif serta memenuhi kebutuhan dasar Keluarga

(Basri,1996:111).

3. Studi Kasus, menurut WJS. Poerwadarminto (199:965) dalam Kamus

Umum Bahasa Indonesia. Studi adalah pelajaran, penggunaan waktu dan

pikiran untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia WJS. Poerwadarminto (199:420) Kasus adalah keadaan

yang sebenarnya dari suatu urusan atau perkara, keadaan atau kondisi

khusus yang berhubungan dengan seseorang atau suatu hal soal perkara.

Jadi Studi kasus adalah suatu strategi riset, penelaahan suatu sumber

pengetahuan yag diperoleh dari observasi atau percobaan yang

menyelidiki suatu gejala dalam latar kehidupan nyata.

Page 21: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

7

E. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan penelusuran pustaka yang telah dilakukan, tentang

kafa’ah sudah dituangkan dalam beberapa penelitian, diantara penelitian –

penelitian tersebut yang mirip dengan penelitian yang penyusun tulis antara

lain :

Muhammad Sholeh, pada tahun 2005 dengan judul kafa‟ah Dalam

Mewujudkan Keluarga Bahagia, Pandangan Masyarakat Gaten Condongcatur,

Yang di terbitkan oleh Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Menerangkan Bahwa kafa‟ah adalah salah satu persoalan penting dalam

perkawinan, yakni kesepadanan antara calon suami dengan calon istrinya.

Kesepadanan itu dalam hal agama, keturunan, kecantikan atau ketampanan,

pekerjaan, status sosial, kepandaian atau yang lainnya. Karena dengan adanya

kafâ’ah, usaha untuk mendirikan rumah tangga yang damai dan tentram akan

berjalan dengan lancar. Dalam kerangka Teoretiknya penulis menggunakan

Maslahah Mursalah sebagai teorinya. Dan temuannya adalah bahwa: kafa‟ah

menurut pandangan Masyarakat Gaten adalah kesamaan dalam hal aqidah

atau kerohanian, yaitu dalam hak satu agama. Lebih khusus lagi, kafa‟ah

dipahami oleh sebagai masyarakat Gaten adalah kesamaan dalam hal

golongan, misalnya penganut Muhammddiyah sebanding dengan penganut

Muhammaddiyah lainnya. Dengan demikian pernikahan yang berbeda agama

tidak sah secara hukum syar‟i. Dan hak serta wewenang dalam menentukan

se-kufu’ adalah wali dan calon istrinya.

Page 22: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

8

Perbedaan dengan penelitian ini adalah dalam penelitian tersebut

menjelaskan bahwa perkawinan sekufu’ dalam hal seagama, golongan akan

mempengaruhi terhadap keharmonisan rumah tangga, sedangkan pada

penelitian ini peneliti menemukan bahwa pernikahan sekufu‟ tidak

sepenuhnya ikut andil dalam keharmonisan keluarga.

Skripsi Asrizal pada tahun 2015 dengan judul Relevansi Konsep

kafâ’ah Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga (Studi Pandangan

Mahasiswa Jurusan Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah Fakultas Syari‟ah Dan Hukum

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2010-2012. Menurut Kompilas

Hukum Islam (KHI) buku I Hukum Perkawinan Bab X Pasal 61 menyatakan

bahwa “tidak sekufu‟ tidak dapat dijadikan alasan untuk mencegah

perkawinan, kecuali tidak sekufu‟ karena perbedaan agama (ikhtilaf ad-dîn)

peraturan tersebut menjelaskan bahwa setiap pasangan tidak ada larangan

untuk melangsungkan pernikahan, termasuk tidak sekufu‟, kecuali karena

perbedaan agama. Penelitian ini termasuk field research dan bersifat

dieskriptif analitis dengan mengambil dua rumusan masalah pertama

bagaimana pandangan mahasiswa jurusan Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah

mengenai relevansi konsep kafâ’ah terhadap keharmonisan rumah tangga,

kedua apa yang menjadi alasan konsep kafâ’ah relevan terhadap

keharmonisan rumah tangga.

Dari tata yang dikumpulkan, dapat disimpulkan bahwa pandangan

mahasiswa jurusan Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah terhadap konsep kafâ’ah

cendrung bersifat menetapkan, artinya mahasiswa jurusan Al-Ahwal Asy-

Page 23: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

9

Syakhsiyyah telah menetapkan bahwa kafa‟ah relevan terhadap keharmonisan

rumah tangga, mereka beralasan bahwa relevansi kafa‟ah sendiri sudah

dijelaskan dalam ajaran islam dan juga KHI. Dengan unsur agama dijadikan

sebagai unsur utama dan terpenting dalam kafâ‟ah. Sedangkan unsur lain

hanya sebagai pendukung saja.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah hampir sama dengan skripsi

sebelumya bahwa kafa‟ah relevan terhadap keharmonisan keluarga,

sementara peneliti menemukan bahwa kafa’ah tidak sepenuhnya menjadi

sebab dalam keharmonisan keluarga, faktanya ada beberapa keluarga yang

bisa harmonis walau tanpa kafa‟ah sebagai dasarnya.

Tesis Moh. Sa’i affan pada tahun 2017 dengan judul dekonstruksi

konsep kafâ‟ah(Analisis Antropologi Hukum di kalangan Keluarga Nikah

Beda Agama di Kec. Kotagede Kab. Yogyakarta). Keseimbangan dan

keserasian atau kafâ’ah antara calon istri dan suami dirasa penting sehingga

masing-masing calon tidak merasa berat untuk melangsungkan perkawinan.

Laki-laki sebanding dengan istrinya, sama dalam kedudukan, sebanding

dalam tingkat sosial dan sederajat dalam akhlaq serta kekayaan. Jadi, tekanan

dalam hal kafâ’ah adalah keseimbangan keharmonisan, hal ini dikaitkan

dengan pernikahan beda agama. Ada dua pokok yang menjadi fokus

penelitian yaitu persamaan agama apakah masih relevan untuk menentukan

kafa’ah dalam perniakahan perspektif antropologi hukum, dan faktor apa yang

menyebabkan harmonis atau disharmonis dalam pernikahan beda agama.

Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa mengenai persamaan agama

Page 24: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

10

tidak relevan lagi dijadikan dasar utama dalam sebuah pernikahan beda

agama, dengan kata lain bahwa perbedaan agama dalam perkawinan beda

agama tidak menjadi tolok ukur harmonis dan disharmonis. Kesepadanan atau

serasi antara calon suami dan calon istri, dalam memilih jodoh meliputi,

kafâ‟ah dalam agama yang titik tekannya masalah akhlak, kafâ’ah dalam

pendidikan, kafa‟ah dalam umur. Yang bertujuan untuk mempertahankan dan

meneruskan keturunan menurut garis kebapakan (patrilinial), keibuan

(matrilinial) atau keibu bapakan untuk kebahagiaan rumah tangga, inilah

relasi kafâ‟ah dengan tujuan nikah.

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah, penelitian

tersebut fokus pada kafa‟ah dalam seagama, serta berkesimpulan bahwa

seagama tidak berhubungan dengan keharmonisan keluarga. Dalam penelitian

ini, peneliti lebih memfokuskan kafa‟ah dengan beberapa aspek

keseimbangan yaitu Tingkat pemahaman agama, nasab, pekerjaan atau

profesi.

Oleh karena itu peneliti mencoba membahas sebuah tema yang

berkaitan relevansi kafa‟ah dengan keharmonisan keluarga, dengan latar

belakang kehidupan dalam beberapa keluarga di Desa Bener yang menikah

tidak didasarkan dengan kafa‟ah, maupun keluarga yang menikah dengan

dasar kafa’ah.

F. Metode Penelitian

Metode dalam menyusun karya ilmiah seperti skripsi mempunyai

peranan yang sangat penting. Peranan metode terkait tata cara (prosedur)

Page 25: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

11

memahami dan mengolah inti dari obyek penelitian. Pada penelitian ini,

penyusun menggunakan metode-metode sebagai berikut:

1. Jenis penelitian

Dalam suatu penelitian atau riset diperlukan metode yang sesui

dan selaras dengan inti permasalahan dan tujuan penelitian guna

memperoleh data yang relevan dengan permasalahan penelitian. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan

Sosiologis.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk

memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya

secara holistik, dan dengancara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong,2014:6).

2. Pendekatan

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

sosiologis. Pendekatan sosiologis yaitu dengan menggambarkan keadaan

masyarakat secara utuh, lengkap dengan struktur lapisan serta gejala

sosial lainnya yang saling berkaitan satu sama lain. Sehingga secara

sosiologis akan dapat diketahui bagaimana praktik dan alasan terjadinya

kafa‟ah dan keharmonisan Rumah Tangga di masyarakat. Sehingga dapat

diketahui bagaimana tinjauan hukum islam terhadap pernikahan dengan

Page 26: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

12

mensyaratkan kafa‟ah. Serta dapat diketahui apakah ada Hubungan

antara kafa‟ah dan keluarga Harmonis.

3. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini kehadiran peneliti merupakan hal yang utama

dan penting karena seorang peneliti secara langsung mengumpulkan data

yang ada di lapangan. Dalam hal ini peneliti menggunakan pendekatan

psikologis untuk memperoleh data yang relevan sesuai dengan tujuan

penelitian, yaitu dengan mencari informan guna melengkapi data.

Sedangkan status peneliti dalam hal mengumpulkan data tidak

sepenuhnya diketahui oleh informan secara jelas guna menghindari tidak

obyektifnya penelitian yang dihasilkan peneliti. Kehadiran peneliti disini

mencoba menggali lebih jauh Kafa’ah dengan Keharmonisan dan

melibatkan secara langsung subyek peneliti, dengan kata lain penelitian

ini tidak diketahui secara jelas oleh subyek penelitaian.

4. Subjek Penelitian dan lokasi penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu beberapa keluarga dimana

pernikahan mereka tidak sekufu atau seibang dalam hal pemahaman

Agama, profesi, dan nasab. Lokasi penelitian berada di Desa Bener,

Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

5. Sumber Data

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber

primer, yakni sumber asli yang memuat informasi atau data

Page 27: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

13

tersebut (Amirin,1990:32). macam-macam data primer sebagai

berikut:

1) Informasi

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasinya teantang situasi dan kondisi latar belakang

penelitian. Jadi seorang informan harus mempunyai banyak

pengalaman tentang latar belakang penelitian. Seorang

informan berkewajiban secara suka rela menjadi anggota ti

penelitian walaupun hanya bersifat informal. Sebagai anggota

tim dengan kebaikannya dan dengan kesukarelaannya ia

dapatmemberi pandangan dari segi orang dalam, tentang

nilai-nilai, sikap, bangunan, proses dan kebudayaan yang

menjadi latar penelitian setempat (Moeloeng, 2002:90).

Sumber data dalam penelitian ini dalam masyarakat yang

yang terdiri dari: beberapa Keluarga di Desa Bener,

Kecamatan Tengaran.

2) Dokumen

Adalah setiap bahan tertulis ataupun film (Moeloeng,

2002:161). Sumber tertulis dapat terbagi atas sumber buku

dan majalah ilmiah, sumber arsip, dokumen pribadi dan

dokumen resmi ( Moeloeng, 2002:113). Dalam penelitian ini

setiap bahan tertulis berupa data-data mengenai Beberapa

Keluarga di Desa Bener, Kecamatan Tengaran.

Page 28: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

14

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang

bukan asli yang memuat informasi atau data tersebut (Amirin,

2002: 132). Dalam penelitian ini dapat berupa keterangan dari

berbagai sumber, seperti buku, artikel, dan lain sebagainya.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu unsur yang sangat

penting guna menghimpun data yang merupakan bagian dari penelitian.

Pengumpulan data akan lebih tepat guna dan optimal apabila dilakukan

berdasarkan metode atau langkah-langkah yang sesuai dengan jenis

penelitian yang digunakan agar data-data yang di peroleh lebih lengkap,

sehingga tercapai kebenaran ilmiah yang dikehendaki. Adapun metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Wawancara

Teknik wawancara adalah proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengancara tanya jawab, sambil bertatap

muka antara pewawancara dengan narasumber dengan menggunakan

alat interview guide ( Nazir, 2014:170).

Wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur,

dimana penyusun sebelumnya telah menyiapkan pedoman wawancara

yang memuat garis besar pertanyaan yang akan diajukan kepada

narasumber. Wawancara yang akan dilakukan dengan menggunakan

dua tahap, pertama peneliti melakukan deskripsi dan orientasi awal

Page 29: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

15

tentang masalah dan subyek yang dikaji. Kedua melakukan

wawancara mendalam sehingga menemukan informasi yang lebih

banyak dan penting. Wawancara yang digunakan dengan model

wawancara terbuka artinya seorang informan dapat mengungkapkan

beberapa upaya, gagasan, strategi yang akan dilaksanakan serta

hambatan yang diprediksikan.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara kepada

keluarga yang menikah tidak sekufu dan keluarga yang menikah

dengan dasar sekufu, serta pihak lain yang mengetahui kehidupan

keluarga tersebut.

b. Observasi

Teknik observasi atau pengamatan menurut Nazir adalah

merupakan teknik pengambilan data dengan menggunakan indera

mata tanpa ada pertolongan alat standar lain dalam keperluan tersebut

(Nazir, 2014:154). Dari penelitian pengalaman ini diperoleh suatu

petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat,

tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan

penilaian ke dalam suatu perkara bertingkat (Arikunto, 2006: 229).

Observasi adalah sebuah pengumpulan data dengan jalan pengamatan

secara langsung mengenai obyek penelitian. Dalam metode ini penulis

gunakan sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi subyek

penelitian.

Page 30: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

16

Dalam melakukan pengumpulan data melalui observasi ini,

terdapat beberapa jenis observasi yang membantu peneliti untuk

memperoleh data . Menurut Moleong (2014:179-177) jenis atau

macam-macam observasi sebagai berikut:

1) Berperan serta secara lengkap. Dalam observasi ini, peneliti

menjadi anggota penuh dari obyek yang diteliti.

2) Pemeran serta sebagai pengamat. Jenis observasi ini

memungkinkan peneliti untuk berperan sebagai pengamat

tanpa harus menjadi anggota dari obyek yang diteliti.

3) Pengamat sebagai pemeranserta. Pada observasi ini peranan

pengamat diketahui secara terbuka oleh umum bahkan di

seponsori oleh subyek. Sehingga informasi rahasia pun dapat

dengan mudah diperoleh.

4) Pengamat penuh. Biasa terjadi dalam eksperimen di

laboratorium, peneliti dengan bebas mengamati obyek

penelitian dikarenakan obyek yang diteliti tidak mengetahui

apakah sedang diamati.

Dalam teknik pengumpulan data di lapangan, peneliti

menggunakan teknik pemeran serta sebagai pengamat.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998: 236).

Page 31: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

17

Dalam penelitian ini dokumentasi yang dimaksud adalah

pengambilan beberapa data tentang berbagai dokumen terkait dengan

keluarga yang menikah tidak sekufu dari foto dan dokumentasi

pribadi seperti buku nikah, Kartu Keluarga.

7. Analisis Data

Data mentah yang telah dikumpukan oleh peneliti tidak akan ada

gunanya jika tidak dianalisa. Analisa data merupakan bagian yang amat

penting dalam metode ilmiah, karena dengan dianalisalah data tersebut

dapat diberi arti makna yang berguna dalam memecahkan masalah

penelitian (Nazir, 1988:405).

Setelah data terkumpul kemudian data tersebut dianalisis

seperlunya agar diperoleh data yang matang dan akurat. Adapun jenis

analisa data yang diambil yaitu analisa data kualitatif. Analisa data

kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan berkerja dengan

data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang

dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan

apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2009: 248).

8. Pengecekan Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan hal yang sangat penting dalam

penelitian, karena dari data itulah nantinya akan muncul beberapa teori.

Untuk memperoleh keabsahan temuan, penulis akan menggunakan

teknik-teknik perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan, observasi

Page 32: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

18

yang diperdalam, triangulasi (menggunakan beberapa sumber, metode,

teori), pelacakan kesesuaian dan pengecekan anggota. Jadi temuan data

tersebut bisa diketahui keabsahanya.

9. Tahap-tahap Penelitian

Dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai tahap. Pertama pra

lapangan, dimana peneliti menentukan topik penelitian, mencari informasi

tentang ada tidaknya praktik pernikahan dengan sekufu atau tidak. Tahap

selanjutnya peneliti terjun langsung ke lapangan atau lokasi penelitian

untuk mencari data informan dan pelaku serta melakukan observasi,

dokumentasi dan wawancara terhadap informan yaitu Keluarga yang

menikah dengan pasangannya tidak Sekufu dan pasangan yang menikah

dengan sekufu.

Tahap akhir yaitu penyusunan laporan atau penelitian dengan cara

menganalisis data atau temuan dari penelitian kemudian memaparkannya

dengan narasi deskriptif.

10. Pendekatan Masalah

Pendekatan yang digunakan dalam memecahkan masalah ini

adalah pendekatan Sosiologis, dimana penyusun menyoroti masalah

pernikahan dengan pasangan sekufu dan tidak sekufu menggunakan fakta

yang ada di masyarakat dan Hukum Islam yang berlaku.

11. Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yaitu untuk

mengungkap fenomena sosial agar ditemukan solusi atas masalah terkait.

Page 33: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

19

Penalaran (pola pikir) yang digunakan yaitu secara induktif yaitu setelah

data-data terkumpul dari informan, data-data terkait masalah pernikahan

tidak sekufu dan pernikahan sekufu akan dianalisis dengan teori yang

tercantum dalam kerangka teoritik.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam mempelajari materi skripsi ini, sistematika

penulisan memegang peranan penting. Adapun sistematika penulisan skripsi

dapat ditulis paparan sebagai berikut:

Bab satu adalah pendahuluan, yang mana terdiri dari Latar Belakang,

Rumusan Masalah, Tujuan Dan Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah,

Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.

Bab Dua adalah Kajian Teori. Dalam bab ini diuraikan tentang

Pengertian keharmonisan Keluarga, Keluarga Harmonis menurut sosiologi,

Keluarga Harmonis Menurut Undang-Undang dan hukum Islam, Ciri-ciri

keluarga Sakinah, Pengertian kafa‟ah, Sejarah Kafa‟ah, Tujuan Kafa‟ah,

Pendapat Ulama tentang Kafa‟ah dalam Perkawinan, Kriteria atau batasan

Kafa‟ah menurut Ulama’, Kafa‟ah persepektif undang-undang. Kajian teori

diletakkan pada bab II agar dalam pelaksanaan penelitian bisa mendapatkan

hasil.

Bab tiga Laporan Penelitian ini terdiri dari paparan data dan penemuan

penelitian, yaitu Gambaran Singkat Daerah Wilayah Penelitian, Profil

keluarga, Implementasi Kafa‟ah di Desa Bener, Keharmonisan keluarga

Page 34: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

20

Bab Empat Pembahasan. Dalam bab ini diuraikan tentang Analisis

Bagaimana Praktik kafaah di Desan Bener, Kec. Tengaran, Kab. Semarang.

Dan Bagaimana Analisis Realisasi Keharmonisan Rumah tangga Di Desa

Bener, Kec. Tengaran Kab. Semarang. Serta Analisis tentang Apa Relevansi

kafa’ah terhadap keharmonisan rumah tangga Muslim di Desa Bener, Kec.

Tengaran, Kab. Semarang.

Bab V Penutup, yang meliputi kesimpulan dan saran. Dalam bab ini

diuraikan mengenai kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang

dikemukakan dan diakhiri dengan saran-saran bagi pihak yang terkait.

Page 35: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

21

BAB II

KAFA’AH DAN KEHARMONISAN KELUARGA

A. KONSEP KAFA’AH

1. Pengertian kafa’ah

Kafa‟ah berasal dari kata ( كفيء ) di artikan sebagai setara. Menurut

bahasa dapat diartikan sebagai “setaraf, seimbang atau

keserasian/kesesuaian, serupa sedrajad atau sebanding. Menurut istilah

hukum islam, kafa’ah atau kufu’ dalam perkawinan diartikan sebagai

keseimbangan dan keserasihan antara calon istri dan suami sehingga

masing-masing calon tidak merasa berat untuk melangsungkan

pernikahan (Ghozali, 2006:96).

Ketika dihubungkan dengan nikah, kafa‟ah diartikan dengan

keseimbangan antara calon suami dan istri, dari segi kedudukan (hasab),

agama(din), keturunan (nasab) dan semacamnya. Sedangkan dalam istilah

fuqaha‟, kafa‟ah didefinisikan dengan kesamaan di dalam hal-hal

kemasyarakatan, yang dengan itu diharapkan akan tercipta kebahagiaan

dan kesejahteraan keluarga kelak, dan akan mampu menyingkirkan

kesusahan (Nasution, 2013:225). Para ulama dan cendekiawan

menekankan perlunya kesetaraan dalam membina rumah tangga. Hanya

saja mereka berbeda pendapat tentang aspek – aspek kesetaraan itu.

Dahulu banyak ulama menekankan perlunya kesetaraan dalam garis

keturunan disamping dalam tingkat sosial, ekonomi, akhlak, dan tentu

Page 36: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

22

saja dalam agama (M Quraish, 2010:347). Kufu diukur ketika

berlangsungnya akad nikah. Jika selesai akad nikah terjadi kekurangan-

kekurangan, maka hal itu tidaklah menganggu dan tidak pula

membatalkan apa yang sudah terjadi itu sedikitpun, serta tidak

mempengeruhi hukum akad nikahnya (Sayyid, 1981:51).

Perkawinan atau pernikahan merupakan jalan untuk membentuk

rumah tangga. James H.S. Bossard menghubungkan perkawinan itu

dengan status orang yang melakukannya. Menurutnya ada berbagai tujuan

sehingga orang melakukan pernikahan untuk membentuk rumah tangga.

Tujuan pertama menurut beliau ialah bahwa pernikahan itu menghasilkan

satu status yang lebih besar dan tinggi dalam keluarga. Sedangkan

didalam masyarakat, pernikahan meningkatkan status di tengah kelompok

dan masyarakat (Simanjuntak, 2013:3-4)

Jadi Kafa‟ah adalah keseimbangan, dalam perkawinan kafa’ah

dapat diartikan sebagai seimbangnya antara calon suami dan istri meliputi

keyakinan atau agama, keislaman atau tingkat kepahaman dalam islam,

nasab atau keturunan, tingkat pendidikan, pekerjaan atau tingkat ekonomi.

Kafa’ah sendiri dianggap mempengaruhi keharmonisan dalam Rumah

tangga.

2. Sejarah Kafa’ah

Menurut Coulson dan Farhat J. Zideh. sebagaimana yang dikutip

olah Khoiruddin N (2013:226-227) Mereka mengatakan konsep ini

berawal dari Irak, khususnya Kufah, konsep ini pertama kali di temukan

Page 37: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

23

di kitab mazhab Maliki yaitu al-Mudawwanah. Didalam kitab tersebut

sangat sedikit sekali menyinggung pembahasan ini. Menurut teori ini

konsep Kafa‟ah muncul karena kosmopolitan dan kompleksitas masalah

masyarakat yang hidup di Irak ketika itu. Kompleksitas masyarakat

muncul sebagai akibat urbanisasi yang menjadikan munculnya

percampuran sejumlah etnik seperti percampuran Orang Arab dengan

Non Arab yang baru masuk Islam. Untuk menghindari terjadinya salah

pilih pasangan dalam pernikahan, teori kafa‟ah menjadi ada. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa Kafa‟ah muncul karena perbedaan sosial yang

kemudian menjadi persoalan hukum. Sama halnya yang terjadi di

masyarakat yang memandang perlunya kesepadanan dalam pernikahan

karena di masyarakat sendiri menjadikan laki-laki menjadi tolok ukur

dalam memilih pasangan. Karena Nantinya dalam Masyarakat Laki-

lakilah yang akan mengankat derajat seorang istri bukan sebaliknya.

3. Tujuan Kafa’ah

Kafa‟ah dianjurkan oleh Islam dalam memilih calon suami/istri,

tetapi tidak menentukan sah atau tidaknya perkawinan. Kafa‟ah hanyalah

hak bagi wanita atau walinya. Karena suatu perkawinan yang tidak

seimbang, serasi/sesuai akan menimbulkan problema berkrlanjutan, dan

besar kemungkinan menyebabkan terjadinya perceraian, oleh karena itu,

boleh dibatalkan (Gozali, 2012: 97). Beberapa tujuan Kafa‟ah dalam

Pernikahan

a. Kafa‟ah dalam perkawinan merupakan faktor yang dapat mendorong

Page 38: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

24

terciptanya kebahagiaan suami istri, dan lebih menjamin keselamatan

perempuan dari kegagalan atau kegoncangan rumah tangga (Sayyid,

1981:36)

b. Kafa‟ah merupakan wujud keadilan dan konsep kesetaraan yang

ditawarkan Islam dalampernikahan. Islam telah memberikan hak talak

kepada pihak laki-laki secara mutlak. Namun oleh sebagian laki-laki

yang kurang bertanggungjawab, hak talak yang dimilikinya

dieksploitir dan disalah gunakan sedemikian rupa untuk berbuat

seenaknya terhadap perempuan. Sebagai solusi untuk mengantisipasi

hal tersebut, jauh sebelum proses pernikahan berjalan, Islam telah

memberikan hak kafa‟ah terhadap perempuan. Hal ini dimaksudkan

agar pihak perempuan bisa berusaha seselektif mungkin dalam

memilih calon suaminya Target paling minimal adalah, perempuan

bisa memilih calon suami yang benar-benar paham akan konsep talak,

dan bertanggung jawab atas kepemilikan hak talak yang ada di

tangannya.

c. Dalam Islam, suami memiliki fungsi sebagai imam dalam rumah

tangga dan perempuan sebagai makmumnya. Konsekuensi dari relasi

imam-makmum ini sangat menuntut kesadaran ketaatan dan

kepatuhan dari pihak perempuan terhadap suaminya. Hal ini hanya

akan berjalan normal dan wajar apabila sang suami berada satu level

di atas istrinya, atau sekurang-kurangnya sejajar. Seorang istri bisa

saja tidak kehilangan totalitas ketaatan kepada suaminya, meski

Page 39: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

25

(secara pendidikan dan kekayaan misalnya) dia lebih tinggi dari

suaminya.

d. Naik atau turunnya derajat seorang istri, sangat ditentukan oleh

derajat suaminya.Seorang perempuan biasaakan terangkat derajatnya

ketika dinikahi oleh seorang laki-laki yang memiliki status sosial yang

tinggi, pendidikan yang mapan, dan derajat keagamaan yang lebih.

Sebaliknya, citra negatif suami akan menjadi kredit kurang bagi nama,

status sosial, dan kehidupan keagamaan seorang istri.

4. Pendapat Ulama tentang Kafa’ah dalam Perkawinan

Ibnu Hazm dalam buku Sayyid Sabiq (1981:36) berpendapat bahwa

semua orang Islam asal tidak berzina, berhak kawin dengan wanita

Muslimah asal tidak tergolong perempuan lacur.

Dalam Undang-undang perkawinan No. Tahun. 1974 Pasal 2 ayat

(1) menyebutkan bahwa Perkawinan adalah sah apabila dilakukan

menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaannya itu. Dalam

Kompilasi hukum Islam pada Bab X Pasal 61 menerangkan bahwa Tidak

sekufu kecuali perbedaan agama atau ikhtilaafu ad dien tidak dapat

menjadi alasan untuk mencegah perkawinan. Dalam Pasal 2 ayat (1)

menyebutkan bahwa Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut

hukum masing-masing agama dan kepercayaannya itu. Sayyid Sabiq

(1981:41-42) dalam bukunya Fikih Sunnah yang di terjemahkan oleh

Thalib berpendapat bahwa dalam hal perkawinan tidak hanya sebatas

pada sikap jujur dan budi luhur, diluar sikap jujur dan budi luhur, wajib

Page 40: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

26

dipertimbangkan.

Dari uraian diatas bisa disimpulkan bahwa kafa‟ah selain dalam hal

agama tidak menyebabkan sah atau tidaknya suatu perkawinan, namun

kafa’ah dimaksudkan sebagai upaya untuk menghindari ketimpangan dan

ketidak cocokan serta untuk mencapai keserasihan dan keharmonisan

dalam rumah tangga.

5. Kriteria atau batasan Kafa’ah menurut Ulama’ dan Sudut Pandang

Islam

Dalam Islam mengenal istilah kafa‟ah atau kufu dalam menentukan

pendamping bagi ananknya. (Ghazali, 2012:97-98) berpendapat Masalah

kafa‟ah yang perlu diperhatikan dan menjadi ukuran adalah sikap hidup

yang lurus dan sopan, bukan karena keturunan, pekerjaan, kekayaan dan

lain sebagainya. Sentara itu para ulama’ memiliki kriteria atau batasan-

batasan dalam kafa’ah. Dalam urian Al-Jaziry yang dikutip oleh Amir

Syarifuddin (2014:142) Menurut Ulama Hanafiyah, Ulama Malikiyah,

Ulama Syafi’iyah, Ulama Hanabilah yang menjadi dasar kafa‟ah sebagai

berikut:

a. Menurut Ulama Hanafiyah yang menjadi dasar kafa‟ah adalah:

1) Nasab, yaitu keturunan atau kebangsaan

2) Islam, Yaitu dalam silsilah kerabatnya banyak yang beragama

Islam

3) Hirfah, Yaitu profesi dalam kehidupan.

4) Kemerdekaan Dirinya

Page 41: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

27

5) Diyanah, atau tingkat kualitas keberagamaannya dalam Islam

6) Kekayaan.

b. Menurut Ulama Malikiyah yang menjadi kriteria kafa‟ah hanyalah

kualitas keberagamaan dan bebas dari cacat fisik.

c. Menurut Ulama Syafi’iyah yag menjadi kriteria kafa‟ah itu adalah

1) Kebangsawanan atau nasab

2) Kualitas keberagamaannya

3) Kemerdekaan diri dan

4) Usaha atau profesi.

d. Menurut Ulama Hanabilah yang menjadi kriteria kafa‟ah itu adalah

1) Kualitas Keberagamaan

2) Usaha atau profesi

3) Kekayaan

4) Kemerdekaan diri dan

5) Kebangsawanan.

Dalam kompilasi hukum Islam hanya sekilas disinggung yaitu pada

pasal 61 “ Tidak sekufu tidak dapat dijadikan alasan untuk mencegah

perkawinan, kecuali tidak sekufu karena perbedaan agama atau ikhtilafu

al dien. Sementara dalam Undang-Undang Perkawinan No. 1 Th 1974

hanya menerapkan perinsip kehati-hatian yang tertuang dalam BAB III

pencegahan perkawinan.

Dari uraian diatas bisa disimpulkan bahwa ulama bersilang

pendapat tentang kriteria dan batasan kafa‟ah namun mereka bersepakat

Page 42: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

28

dalam hal agama dan akhlaq. Dan bahwa akhlaq adalah cerminan

pemahaman Agama. Undang-undang perkawinan membatasi kufu sebatas

agama selain itu tidak dapat menjadi penghalang dilaksanakannya

pernikahan.

6. Kafa’ah persepektif undang-undang

Pada dasarnya kafa‟ah dalam Hukum islam hanya bertujuan sebagai

salah satu upaya untuk mencegah terjadinya perkawinan bukan menjadi

syarat sahnya sebuah perkawinan (Sayyid, 1981:36). Sama, hanya Pada

undang-undang Perkawinan no 1 tahun 1974 memang tidak secara terang-

terangan menyebutkan kafa‟ah namun nilai kehati-hatian para pihak

memperlihatkan bahwa unsur kesamaan (kafa‟ah) amat diperlukan.

Dari uraian diatas bisa disimpulkan bahwa dalam hukum Islam dan

Undang-undang perkawinan menerapkan perinsip kehati-hatian sama

dengan Kafa‟ah. Sebagai tujuan pernikahan agar harmonis dan tidak

berujung dengan perceraian.

Page 43: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

29

B. KEHARMONISAN KELUARGA

1. Pengertian keharmonisan Keluarga

Seorang sarjana Sosiologi Barat bernama Bolak telah merumuskan

apa sebenarnya rumah tangga itu, Rumah tangga adalah markas atau pusat

dimana denyut pergaulan hidup menggetar.Dia merupakan susunan yang

hidup yang dapat mengekalkan keturunan. Sebenarnya Rumah tangga

adalah alam pergaulan manusia yang sudah diperkecil. Bukankah dirumah

tangga itu lahir dan tumbuh pula apa yang disebut kekuasaan,agama,

pendidikan, hukum, dan perusahaan. Keluarga adalah jamaah yang bulat,

teratur, dan sempurna. Dari situ bergelora perasaan halus dan sukma yang

hidup, yang dipandang sebagai perikemanusiaan dan persaudaraan yang

tidak akan kering-keringnya (Leter, 1985:2).

Dalam ilmu Sosiologi, Keluarga Harmonis adalah keluarga yang

dapat mengantarkan seseorang hidup lebih bahagia, lebih layak dan

tentram. Menurut Hasan Basri (1996:111) keluarga yang harmonis dan

berkualitas yaitu keluarga yang rukun, bahagia, bersih, disiplin, saling

menghargai, pemaaf, tolong menolong dalam kebaikan, saling

menghargai, memiliki etos kerja yang baik, bertetangga dengan saling

menghormati, taat mengerjakan ibadah, berbakti kepada yang lebih

tua,mencintai ilmu pengetahuan, dan memanfaatkan waktu luang dalam

hal positif serta memenuhi dasar keluarga.

Dalam Islam menganjurkan agar istri menyeimbangkan karakter

suami. Seperti dalam firman Allah di Al-Quran surat ar-Rum ayat 21

Page 44: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

30

yang artinya :

نكم مودة ورحم ها وجعل ب ي ة ان ومن اياتو أن خلق لكم من أن فسكم أزواجا لتسكن وا الي

رون فى ذالك لايت لقوم ي ت فك

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia

menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri,

supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,

dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar

terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.

Jadi keluarga harmonis yaitu keluarga yang dimana para

anggotanya merasa bahagia, saling menghormati, saling menyayangi,

saling pengertian, dan kerjasama yang baik serta setiap anggota keluarga

menjalankan kewajiban dan hak masing-masing.

2. Keluarga Harmonis menurut Sosiologi

Definisi keharmonisan rumah tangga, keluarga yang harmonis dan

berkualitas yaitu keluarga yang rukun, berbahagia, tertib, disiplin, saling

menghargai, penuh pemaaf, tolong menolong dalam kebajikan, memiliki

etos kerja, yang baik, bertetangga dengan saling menghormati, taat

mengerjakan ibadah, berbakti pada yang lebih tua, mencintai ilmu

pengetahuan dan memanfaatkan waktu luang dengan hal yang positif dan

mampu memenuhi dasar keluarga (Basri, 1996:111). Dalam

keharmonisan keluarga terdapat Aspek-Aspek Keharmonisan keluarga

yang menjadi tolok ukur keharmonisannya. Kartono Kartini (2004:48)

menjelaskan bahwa aspek-aspek keharmonisan didalam keluarga seperti

Page 45: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

31

adanya hubungan atau komunikasi yang hangat antar sesama anggota

keluarga, adanya kasih sayang yang tulus dan adanya saling pengertian

terhadap sesama anggota keluarga. Sementara Menurut Gunarsa

(1990:50) ada banyak aspek dari keharmonisan keluarga diantaranya

adalah:

a. Kasih sayang antara keluarga.

Kasih sayang merupakan kebutuhan manusia yang hakiki,

karena sejak lahir manusia sudah membutuhkan kasih sayang dari

sesama. Dalam suatu keluarga yang memang mempunyai hubungan

emosianal antara satu dengan yang lainnya sudah semestinya kasih

sayang yang terjalin diantara mereka mengalir dengan baik dan

harmonis.

b. Saling pengertian sesama anggota keluarga.

Selain kasih sayang, pada umumnya para remaja sangat

mengharapkan pengertian dari orangtuanya. Dengan adanya saling

pengertian maka tidak akan terjadi pertengkaran-pertengkaran antar

sesama anggota keluarga.

c. Dialog atau komunikasi efektif yang terjalin di dalam keluarga

Anggota keluarga mempunyai keterampilan berkomunikasi

dan banyak waktu digunakan untuk itu. Dalam keluarga harmonis ada

beberapa kaidah komunikasi yang baik, antara lain :

1) Menyediakan cukup waktu.

Page 46: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

32

Anggota keluarga melakukan komunikasi yang bersifat

spontan maupun tidak spontan (direncanakan). Bersifat spontan,

misalnya berbicara sambil melakukan pekerjaan

bersama,biasanya yang dibicarakan hal-hal sepele. Bersifat tidak

spontan, misalnya merencanakan waktu yang tepat untuk

berbicara, biasanya yang dibicarakan adalah suatu konflik atau

hal pentinglainnya. Mereka menyediakan waktu yang cukup

untuk itu.

2) Mendengarkan

Anggota Keluarga meningkatkan saling pengertian

dengan menjadi pendengar yang baik dan aktif. Mereka tidak

menghakimi nilai, menyetujui atau menolak pernyataan atau

pendapat pasangannya.Mereka menggunakan timbal balik, untuk

menyatakan atau menegaskan kembali, dan mengulangi

pernyataan.

3) Pertahankan kejujuran

Anggota keluarga mau mengatakan apa yang menjadi

kebutuhan, perasaan serta pikiran mereka, dan mengatakan apa

yang diharapkan dari anggota keluarga.

d. Mempunyai waktu bersama dan kerjasama dalam keluarga

Keluarga menghabiskan waktu (kualitas dan kuantitas waktu

yang besar) di antara mereka. Kebersamaan di antara mereka

sangatlah kuat, namun tidak mengekang. Selain itu, kerjasama yang

Page 47: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

33

baik antara sesama anggota keluarga juga sangat dibutuhkan dalam

kehidupan sehari-hari. Saling membantu dan gotong royong akan

mendorong anak untuk bersifat toleransi jika kelak bersosialisasi

dalam masyarakat.

Jadi keluarga harmonis menurut sosiologi adalah mampu

memenuhi dasar keluarga, saling tolong menolong dan pengertian

serta komunikasi yang baik sangat penting karena mempengaruhi

keharmonisan keluarga menurut sosiologi.

3. Keluarga Harmonis Menurut Undang-Undang dan hukum Islam

Dalam UU No.1 Tahun 1974 menjelaskan tentang tujuan dari

pernikahan yaitu: Pasal 1 Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara

seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan

Ketuhanan Yang Mahaesa. Pasal 33 bahwa Suami isteri wajib saling

saling cinta mencintai, hormat menghormati, setia dan memberi bantuan

lahir batin yang satu kepada yang lain.

Dalam Hukum Islam yang disebut harmonis yaitu dikenal dengan

sebutan sakinah. Seperti dalam Al- Qur’an surat At-taubah ayat 26 yang

diterjemahkan dengan ketenangan, yakni Allah menurunkan ketenangan

kepada Rasulnya, berarti rasa tenang datangnya dari Allah SWT

(Shihab,2010:152). Dalam kamus Bahasa Indonesia sakinah berarti

damai.

Keluarga sakinah adalah suatu bangunan keluarga yang dibentuk

Page 48: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

34

berdasarkan perkawinan yang sah, dan mengharapkan ridha dari yang

maha pencipta yaitu Allah SWT, dan mampu menumbuhkan rasa aman,

tentram, damai, dan bahagia dalam mengusahakan terwujudnya

kehidupan yang sejahtera di dunia maupun diakhirat nantinya.

Mewujudkan keluarga sakinah, kunci suksenya adalah komunikasi

hubungan suami istri yang sesuai dengan fungsi dan perannya. Suami

sebagai kepala rumah tangga hendaknya mampu menempatkan diri secara

bijak sesui dengan tuntunan agama. Keluarga sakinah mawadah

warahmah sangat didambakan oleh setiap orang. Karena keluarga sakinah

adalah keluarga yang damai, aman, dan penuh kasih sayang.

Sedangkanmawadah artinya cinta dan warahmah adalah penuh rahmat.

Jadi keluarga sakinah mawadah warahmah adalah keluarga yang damai,

penuh kasih sayang, dan keberkahan (Siregar, 2016:86-88).

Adapun keluarga bahagia persepektif Islam yaitu sebuah keluarga

yang yang berjalan sesuai dengan akidah dan syariat, sehingga tercapai

kehidupan yang barokah, sakinah, mawaddah, wa rahmah. Dibawah ini

merupakan tanda keluarga bahagia menurut Islam. Dinukilkan dari satu

hadits yang diriwayatkan oleh Dailami yang berisi tentang 4 kunci

kebagahagiaan keluarga muslim. Adapun hadits tersebut berbunyi

demikian:

وأوالده أب رارا وخلطائو صالحين وأن يكون أربع من سعادة المرء أن تكون زوجتو صالحة

( رواه الديلميرزقو فى ب لده )

“Ada empat perkara dari kebahagiaan seseorang, yaitu :

Page 49: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

35

pasangan hidup yang sholihah, anak – anak yang baik /

berbakti, pergaulaannya adalah dengan orang – orang yang

sholeh dan rizkinya di negerinya sendiri”. (HR Dailami)

a. Istri yang shalehah

Rasulullah SAW., bersabda:

ر متاعها المرأة الصالحة ن يا متاع و خي الد

“Dunia adalah harta dan sebaik-baiknya harta adalah

wanita” . (H.R. Muslim).

Ini suatu penegasan dari Rasûlullâh SAW., bahwa kehadiran

seorang wanita sholehah dalam sebuah keluarga senantiasa membawa

kesenangan terhadap suami, anak-anak dan semua keluarga. Ini

menunjukkan betapa posisi wanita sangat signifikan atau sangat

menentukan baik-buruknya sebuah keluarga

1) Anak yang sholeh

Dari Abu Hurairah radhiyallahu „anhu, ia berkata bahwa

Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

نسان ان قطع عملو إال من ثلثة من صدقة جارية وعلم ي نت فع بو وولد ص ال إذا مات ال يدعو لو

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah

amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah,

ilmu yang dimanfaatkan, atau do‟a anak yang sholeh” (HR.

Muslim no. 1631).

Islam amat mendorong seseorang untuk memperhatikan

pendidikan anak-anak mereka dalam hal agama, sehingga nantinya

Page 50: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

36

anak yang tumbuh menjadi anak sholeh dapat menjadi sebab, yaitu

orangtunya masih mendapatkan pahala meskipun orangtunya sudah

meninggal dunia.

2) Lingkungan yang Baik

ه ، قال : قال رسول اللو عن سعيد بن رافع بن خديج ، عن أبيو ، عن جد

ار ، والرفيق ق بل الطريق صلى اللو عليو وسلم : التمسوا الجار ق بل الد

“Pilihlah tetangga sebelum menentukan untuk berdomisili

di suatu tempat dan pilihlah teman perjalanan sebelum

menentukan arah perjalanan” (HR Thabrani dalam al

Mu’jam al Kabir no 4257, dalam al Majmauz Zawaid no

13534, al Haitsami)

Tidak diragukan lagi bahwa lingkungan tetangga yang tidak baik

sangat berbengaruh dengan kualitas iman kita di samping menentukan

bagaimana model dan bentuk anak keturunan kita.

b. Mencari rezeki di negeri sendiri

وأن يكون رزقو فى ب لده )رواه الديلمي(

“dan carilah rezeki di negeri sendiri”.(HR. Adailami)

Meskipun rezeki yang diperoleh banyak, apabila rezeki itu

diperoleh di tempat yang jauh dari keluarga, tetap saja akan lebih

menyenangkan bila rezeki itu diperoleh di negeri sendiri. Namun bila

seseorang harus merantau dalam rangka mengais rezeki, maka

bawalah keluarga ke tempat rantau, karena kehadiran suami isteri atau

bapak ibu menjadi penting bagi keluarga.

Page 51: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

37

نكم ومن آياتو أن خلق لكم م ها وجعل ب ي ن أن فسكم أزواجا لتسكنوا إلي

رون مودة ورحمة إن في ذلك ليات لقوم ي ت فك

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia ciptakan -

istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa

tentram kepadanya, dan dijadikanNya di antaramu rasa kasih

dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar

terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Q.S Ar-Rum;21)

Tidaklah dipungkiri bahwasannya harapan dari tujuan pernikahan

yaitu terbentuknya keluarga yang sakinah mawaddah warahmah dan

barokah. Sebagaimana penjelasan berikut ini:

1) Keluarga sakinah

Sakinah memiliki arti ketenangan, kedamaian,

ketentraman dan keamanan. Untuk mencapai hal tersebut keluarga

harus bisa menjalani hidupnya sesuai dengan perinsip keimanan,

saling menyayangi satu sama lain, menerima kekurangan masing-

masing dan saling melengkapi.

2) Keluarga mawaddah

Secara bahasa mawaddah didefinisikan sebagai rasa cinta.

Keluarga yang mawaddah berarti keluarga yang kehidupannya

diliputi dengan cinta dan penuh harapan.

3) Keluarga yang rahmah

Rahmah atau kasih sayang dalam keluarga, yaitu bilamana

seorang suami memberi kasih sayang kepada istrinya, menghargai

tidak membentak- bentak, dan menafkahi secara ikhlas.

Begitupun dengan seorang istri, ia juga harus memberi cinta tulus

Page 52: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

38

kepada suami dan anak-anaknya. Serta tidak melupakan

menjalankan perintah agama dan mengamalkan sunnah

Rasulullah SAW., agar kelak rumah tangganya mendapat rahmat

dari Allah SWT.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menurut hukum Islam

dan Undang-undang keluarga Harmonis adalah keluarga yang damai,

saling membantu dalam memerankan perang masing-masing , dan penuh

kasih sayang yang penuh rahmat.

4. Ciri – Ciri Keluarga Sakinah

Sakinah berasal dari kata سكن yang memiliki arti tenang, tentram.

Dalam Pernikahan dapat diartikan sebagai membina atau membangun

sebuah rumah tangga yang penuh kedamaian, ketentraman, ketenangan dan

selalu bahagia. Islam membangun pondasi rumah tangga yang sakinah,

mengikatnya dengan kuat dan kokoh sehingga akan mencapai awan dan

bintang. Jika bintang-bintang adalah perhiasan langit maka rumah tangga

adalah perhiasan keluarga. Karen dalam keluarga ada unsur keindahan,

kebanggaan, dan kebersamaan dengan orang-orang tercinta. Sebab dengan

keluargalah kenikmatan abadi bisa diperoleh.

ين تربت يداك ت نك المرأة ألربع لمالها ولحسبها ولجمالها ولدينها فاظفر بذات الد (رواه البخاري و مسلم عن أبى ىريرة)

“Seorang wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya,

keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya, maka pilihlah

karena agamanya, niscaya kamu beruntung.” (Dikutip dari kitab mukhtar

al-hadits an-nabawi hal 63 n0 21.)

Page 53: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

39

Untuk mewujudkan keluarga sakinah, hendaknya, seseorang dapat

memilih calon suami atau istri yang berakhlaq mulia dan mengutamakan

agamanya. Sebab agama merupakan faktor yang penting dalam kehidupan

rumah tangga. Rasulullah SAW menyarankan dalam hal memilih calon

istri dengan petunjuk empat kriteria yaitu:

a. Karena kekayaannya.

b. Karena keturunannya.

c. Karena kecantikannya.

d. Karena keagamaannya.

Islam telah menganjurkan dalam memilih istri bahwa agama

seorang wanita harus lebih diutamakan dari pada faktor-faktor yang

lainnya (kekayaan, keturunan, kecantikan). Karena kebaikan agamanya

seorang wanita sangat mempengaruhi kebijakan kelarganya (Hasbiyallah,

2015:79).

Adapun ciri-ciri dari keluarga sakinah mawaddah wa rahmah itu antara

lain:

1) Saling mengerti antara suami istri, yaitu; mengerti latar

belakang pribadinya, mengetahui secara mendalam sebab akibat

kepribadian (baik sifat dan tingkah lakunya) pasangan, mengerti

diri sendiri; memahami diri sendiri, masa lalu kita, kelebihan dan

kekurangan kita, dan tidak menilai orang berdasarkan diri kita

sendiri.

Page 54: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

40

2) Saling menerima, menerima apa adanya pribadi, tugas, jabatan

dan sebagainya jika perlu diubah janganlah paksakan, namun

doronglah dia agar terdorong merubahnya sendiri. Karena itu;

terimalah dia apaadanya karena menerima apaadanya dapat

menghilangkan ketegangan dalam keluarga. Terimalah hobi dan

kesenangannya asalkan tidak bertentangan dengan norma dan

tidak merusak keluarga. terimalah keluarganya

3) Saling menghargai, Penghargaan sesungguhnya adalah sikap

jiwa terhadap yang lain. Ia akan memantul dengan sendirinya

pada semua aspek kehidupan, baik gerak wajah maupun prilaku.

Perlu diketahui bahwa setiap orang perlu dihargai. Maka

menghargai keluarga adalah hal yang sangat penting dan harus

ditunjukkan dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan. Adapun

cara menghargai dalam keluarga adalah: Menghargai perkataan

dan perasaannya. Yaitu: menghargai seseorang yang berbicara

dengan sikap yang pantas hingga ia selesai, menghadapi setiap

komunikasi dengan penuh perhatian positif dan kewajaran,

mendengarkan keluhan mereka. Menghargai bakat dan keinginan

sepanjang tidak bertentangan dengan norma. Menghargai

keluarganya.

4) Saling mempercayai, Rasa percaya antara suami istri harus

dibina dan dilestarikan hingga hal terkecil terutama yang

berhubungan dengan akhlaq, maupun segala kehidupan.

Page 55: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

41

Diperlukan diskusi tetap dan terbuka agar tidak ada lagi masalah

yang disembunyikan. Untuk menjamin rasa saling percaya

hendaknya memperhatikan: Percaya pada dirinya. Hal ini

ditunjukka nsecara wajar dalam sikap ucapan, dan tindakan.

Percaya akan kemampuannya, baik dalam mengtur perekonomian

keluarga, mengendalikan rumah tangga, mendidik anak, maupun

dalam hubungannya dengan orang lain dan masyarakat.

5) Saling mencintai. Syarat ini merupakan tonggak utama dalam

menjalankankehidupan keluarga. Cinta bukanlah keajaiban yang

kebetulan datang dan hilang namun ia adalah “usaha untuk…”.

Adapun syarat untuk mempertalikan dengan cinta adalah; lemah

lembut dalm bicara. menunjukkan perhatian pada pasangan,

terhadap pribadinya maupun keluarganya, bijaksana dalam

pergaulan, menjauhi sikap egois, tidak mudah tersinggung,

menentramkan batin sendiri. Karena takkan bisa menentramkan

batin seseorang apabila batinnya sendiri tidak tentram, orang

disekitarnya pun tidak akan nyaman. Saling terbuka dan

membicarakan hal dengan pasangan adalah kebutuhan yang dapat

menentramkan. Peran agama dan spiritual pun sangat

menentukan. Dengannya kemuliyaan hati tercermin dalam

tingkah laku yang lebih baik dan menarik. Oleh sebab itu oarng

yang tentram batinnya akan menyenangkan dan menarik bagi

orang lain (Hawari, 2004: 205-208).

Page 56: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

42

BAB III

LAPORAN PENELITIAN

A. Gambaran Singkat Daerah Wilayah Penelitian

1. Kondisi Letak Geografis Desa Bener

Desa Bener merupakan salah satu desa yang berada di wilayah

Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Desa Bener berbatasan

dengan beberapa wilayah:

Sebelah Barat : Jalan raya Solo-Semarang dan Kelurahan Noborejo

Sebelah Timur : Desa Tegalwaton

Sebelah Selatan : Dusun Wedilelo

Sebelah Utara : Kelurahan Tingkir Tengah Kota Salatiga

Dilihat dari kondisi tanahnya Desa Bener termasuk daerah yang

cukup subur. Maka dahulu mayoritas masyarakat Desa Bener banyak

yang sebagian penghasilannya dari tani. Namun dengan letak Desa Bener

yang cukup strategis dan era modernisasi ada beberapa investor yang

mendirikan pabrik di Desa Bener, hal tersebut juga mempengaruhi

banyaknya masyarakat yang berprofesi sebagai buruh pada saat ini.

Desa Bener terdiri dari beberapa dusun yaitu:

a. Dusun Bener Krajan 01

b. Dusun Bener Krajan 02

c. Dusun Cebongan

d. Dusun Tugu

Page 57: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

43

e. Dusun Karang Balong

f. Dusun Kadipurwo

Keenam dusun tersebut, Desa Bener yang berjarak sekitar ± 4

kilometer dari Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, sementara dua

dusun yaitu Dusun Tugu dan Dusun Karang Balong yang dipisahkan oleh

sungai namun terhubung oleh jalan beton lebar, bagus dan kokoh.

Sementara Dusun Cebongan dipisahkan oleh persawahan dan sungai

namun dihubungkan oleh jalan aspal lebar dan bagus.

2. Keadaan Umum Desa Bener

a. Luas Wilayah 272.500 Hektar

b. Jumlah Dukuh Dusun 6

c. Jumlah RT 32 RT

d. Jumlah RW 32 RW

e. Jumlah KK Desa Bener 1880 KK

f. Jumlah Penduduk Desa Bener 5668 Jiwa

(Dokumentasi Arsip Kantor Kelurahan, Dikutip Tanggal: 25-01-2018)

Page 58: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

44

3. Keadaan Penduduk Desa Bener

Tabel 3. 1 Jumlah Penduduk Desa Bener Berdasarkan Kelompok

Umur & Jenis Kelamin

(

D

o

k

umentasi Arsip Kantor Kelurahan, Dikutip Tanggal: 25-01-2018)

Tabel 3.2 Mata Pencaharian Penduduk Desa Bener

No. Pekerjaan Jumlah

1 Petani 155 Orang

2 Buruh tani 99 Orang

3 Nelayan -

4 Pengusaha 51 Orang

5 Buruh industri 823 Orang

6 Buruh bangunan 386 Orang

7 Pedagang 247 Orang

No.

UMUR

LAKI

LAKI

WANITA

JUMLAH

1 0 – 4 175 161 336 orang

2 0 – 5 189 210 399 orang

3 10-14 225 208 463 orang

4 15 – 19 229 234 463 orang

5 20 – 24 251 231 482 orang

6 25 – 29 231 240 471 orang

7 30 – 39 440 471 911 orang

8 40 – 49 422 409 831 orang

9 50 – 59 386 361 747 orang

10 60 + 265 300 565 orang

Page 59: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

45

8 Pengangkutan 98 Orang

9 PNS/ABRI 237Orang

10 Lain-lain 1451Orang

Jumlah 3504 Orang

(Dokumentasi Arsip Kantor Kelurahan, Dikutip Tanggal: 25-01-2018)

Tabel 3.3 Banyaknya Penganut Agama Penduduk Desa Bener

(Dokumentasi Arsip Kantor Kelurahan, Dikutip Tanggal: 25-01-2018)

Tabel 3.4 Banyaknya Penduduk Menurut Pendidikan Desa Bener

(Dokumentasi Arsip Kantor Kelurahan, Dikutip Tanggal: 25-01-2018)

ISLAM 5075 ORANG

KHATOLIK 51 ORANG

KRISTEN 538 ORANG

BUDHA 7 ORANG

HINDU 0 ORANG

JUMLAH 5671 ORANG

Tamat Akademi/PT 348 Orang

Tamat SLTA 1333 Orang

Tamat SLTP 1035 Orang

Tamat SD 1015 Orang

Tidak Tamat SD 273 Orang

Belum Tamat SD 800 Orang

Tidak Sekolah 368 Orang

JUMLAH 5172 Orang

Page 60: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

46

Tabel 3.5 Tempat Ibadah Desa Bener

Masjid 6 Buah

Gereja 1 Buah

Kuil 0 Buah

Surau/Mushola 4 Buah

(Dokumentasi Arsip Kantor Kelurahan, Dikutip Tanggal: 25-01-2018)

Jadi Desa bener merupakan salah satu desa di Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang. Jumlah penduduk di desa Bener 5668 orang, tanah di

Desa Bener merupakan Tanah yang Subur, mayoritas penduduk bekerja

sebagai Buruh industri, pendidikan mayoritas penduduk adalah Tamatan

Sekolah Menengah Atas, mayoritas penduduk beragama Islam.

B. Profil Keluarga

Pada bagian ini peneliti akan mencoba mendeskripsikan profil

keluarga yang menjadi objek penelitian dari beberapa aspek: usia, jenjang

pendidikan, status perkawinan, nasab suami dan istri, pekerjaan. Penyajian

dan uraian identitas narasumber diharapkan dapat memberikan gambaran

yang cukup jelas tentang karakter narasumber dan kaitannya dengan masalah-

masalah tujuan penelitian.

Orang-orang yang akan dijadikan objek penelitian dalam hal ini adalah

keluarga yang seimbang atau kafa’ah dalam perkawinannya dan keluarga

yang harmonis sebagai pembanding, diharapkan penelitian ini menjadi

berkualitas karena tidak hanya melihat dari keluarga yang seimbang atau

kafa’ah ketika menikah namun juga terhadap kelurga yang harmonis.

Page 61: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

47

1. Keadaan Keluarga

a. Keluarga Bapak Muh Yasin

Keluarga bapak Muh Yasin, beliau menikah pada tahun 1984

saat umur 33 tahun dengan istrinya ibu Siti khatijah yang berusia 25

tahun, beliau menamatkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama

sementara istrinya sekolah dasar. bapak Yasin begitu akrab disapa,

merupakan seorang petani sementara istrinya berwirausaha dengan

membuka warung di rumah, beliau memiliki dua orang anak laki-laki,

anak pertama dan kedua memiliki pendidikan terakhir Sekolah

Menengah Atas lebih tinggi dibanding penddikan orang tuanya yang

lulusan sekolah dasar. Kedua anaknya telah bekerja dan memiliki istri

dan anak. Anak keduanya tinggal bersama bapak yasin sementara

anak pertamanya tinggal di Kota lain bersama istri dan anaknya,

walau tinggal tidak dalam satu kota, anak pertamanya sering

mengunjungi orang tuanya tak jarang orang tuanya yang berkunjung

ke rumah anak pertamanya.

Dari segi agama, bapak Yasin dan istrinya bukan merupakan

orang yang pas-pasan dalam memahami agama Islam. Beliau berdua

walau bukan orang yang pernah nyantri, namun mereka tinggal di

lingkungan pondok pesantren, sejak muda mereka juga aktif

mengikuti kajian keagamaan di Desa. Beliau berdua juga tidak pernah

tertinggal untuk jama’ah sholat lima waktu di masjid karena

rumahnya juga tidak jauh dari masjid.

Page 62: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

48

b. Keluarga bapak Mudasir

Keluarga bapak Mudasir merupakan keluarga yang taat

Agama. Beliau menikah pada tahun 1995 di usia 31 tahun dengan ibu

Isah yang saat itu berumur 28 tahun saat menikah beliau sudah

bekerja di salah satu istansi pemerintahan sementara istrinya ketika

sebelum menikah merupakan pedagang dipasar, namun sekarang

merupakan ibu rumah tangga. Beliau memiliki dua orang anak yang

keduanya adalah perempuan, anak pertamanya sekarang masih

menjalani studi di Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada

Yogyakarta, sementara anak keduanya masih Sekolah Menengah

Pertama.

Bapak Mudasir sejak kecil telah dididik dengan landasan

Agama yang kuat, beliau juga bersekolah sampai menamatkan

pendidikan Sarjana juga di lembaga pendidikan Islam, sementara

istrinya memiliki landasan agama juga kuat walaupun beliau

bersekolah sampai tamat Sekolah Menengah Pertama di lembaga

pendidikan umum bukan keagamaan. Pada anak-anaknya keluarga ini

menanamkan nlai Agama sebagai bekal kelak mereka dewasa. Dari

kecil anak pertamanya sudah sekolah madrasah (Sekolah sore) di

dusun samping tempat tinggalnya hingga kelas dua Sekolah

Menengah Pertama, sementara anak keduanya dididik tentang agama

sendiri dirumah, keluarga ini seimbang dalam hal pendidikan agama

dan umum karena anak-anaknya juga bersekolah di Lembaga

Page 63: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

49

Pendidikan berkualitas, belaiu berperinsip bahwa dunia dan akhirat

itu harus berjalan beriringan. Dalam mendidik anak keluarga ini

menitik beratkan kepada contoh dari orang tuanya.

c. Keluarga Bapak H. Suyono

Bapak H. Suyono Beliau menikah 1976 pada usia 27 dan

istrinya Hj. Khomsatun pada umur 20 tahun, beliau dan istrinya

menyelesaikan pendidikan di jenjang sekolah dasar. Ketika menikah

beliau berprofesi sebagai Petani sama dengan Istrinya, namun

sekarang istriya berjualan kebutuhan peralatan dapur di pasar, beliau

memiliki tiga orang anak, dua orang laki-laki dan seorang anak

perempuan. Dari segi agama bapak H Suyono dulu merupakan orang

yang pas-pasan dalam mengetahui ilmu Agama berbeda dengan

istrinya, sejak muda ibu Hj.Khomsatun merupakan orang yang giat

mengikuti pengajian dan kajian-kajian agama lainnya, hingga

sekarang beliau masih mengamalkan amalan yang di berikan oleh

kiyainya. Sementara bapak H. Suyono juga rutin mengikuti pengajian

rutinan semenjak menikah.

Semua anaknya telah menamatkan pendidikan setara Sekolah

Menengah Atas dan anak ketiganya telah menamatkan pendidikan S1

Teknik di Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan sekarang telah

menjadi Pegawai Negeri Sipil di Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi. Anak pertama dan kedua telah memiliki istri dan anak

sementara anak ketiganya telah memiliki istri namun belum memiliki

Page 64: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

50

anak karena baru beberapa waktu menikah. Keluarga ini menerapkan

pendidikan dasar agama yang kuat bagi anak-anaknya sebagai bekal

anaknya berumah tangga, dari kecil anaknya sudah belajar ngaji di

Taman Pendidikan Al quran di Desa, dan dirumahpun pendidikan

agama amatlah kental.

d. Kelurga bapak M

Bapak M menikah pada tahun 1995 di usia 31 tahun dengan

ibu E yang berumur 18 tahun. Beliau memiliki pendidikan terakhir

Sekolah Menengah Atas sama dengan istrinya. Beliau memiliki

pekerjaan sebagai karyawan swasta sama dengan istrinya namun

sekarang beliau bekerja sebagai buruh serabutan. Dari segi agama

keduanya tidak terlalu mendalami agama hanya shalat lima waktu dan

ibadah wajib lainnya.

Beliau memiliki dua orang anak perempuan, anak pertamanya

telah menikah dan memiliki anak, sementara anak keduanya masih

kelas 2 Sekolah Menengah Atas , namun kedua anaknya masih

tinggal dengan orang tuanya.

Jika ditilik dari kehidupannya keluarga ini bukan merupakan

keluarga yang baik-baik saja. Sering terjadi konflik dan berujung

dengan perginya istri dari rumah, begitu berulang. Anak juga menjadi

tidak terurus karena ibunya sering pergi dari rumah. Namun

beruntungnya bapak M merupakan kepala keluarga yang bertanggung

Page 65: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

51

jawab dan sayang dengan keluarganya, tak jarang beliau juga

memerankan tanggung jawab seorang ibu ketika istrinya kabur.

Beliau sampai sekarang memiliki prinsip bahwa beliau tidak akan

menceraikan atau bercerai dengan istrinya walaupun apapun yang

terjadi. Beliau beralasan bahwa beliau menginginkan anak-anaknya

tetap memiliki orang tua yang utuh.

Bapak M bekerja sendiri untuk mencukupi kebutuhan Rumah

tangga termasuk biaya sekolah anak terakhirnya, karena istrinya tidak

bekerja, dan pekerjaan rumah yang menyelesaikan adalah anaknya

karena istri bapak M sering kabur-kaburan, menurut L tetangga

sekitar keluarga ini kerap terlibat cek-cok dan tetangga sekitar pun

juga sudah tau akan hal ini, karen sudah menjadi rahasia umum

masyarakat dan tidak terjadi hanya sekali dua kali, selain masalah

ekonomi dan anak mereka juga sering cek-cok masalah orang ketiga.

Namun bapak M memang orang yang termasuk sabar karena dia tidak

pernah mengusir atau meminta istrinya pergi dari rumah maupun

berniat menceraikannya, seberapa besar kesalahan istrinya. Beliau

tetap bebesar hati untuk menerima istrinya pulang kapanpun. Hal

tersebut yang membuat anak-anaknya menjadi dewasa dalam artian

terbiasa dengan keadaan “panas” dalam rumahnya (wawancara

dengan L tetangga keluarga Bapak M)

Page 66: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

52

e. Keluarga Bapak R

Keluarga Bapak R merupakan keluarga yang seimbang ketika

menikah. Bapak R menikah tahun 2014 saat umur 24 tahun dengan

ibu D saat umur 21. Saat menikah Bapak R merupakan karyawan

swasta sama dengan ibu D. Dari segi pendidikan beliau seimbang

dengan istrinya yaitu telah menyelesaikan pendidikan Sekolah

Menengah Atas. Dari segi pemahaman agama keduanya bukan orang

awan, Ibu D bersekolah dari Sekolah Dasar sampai Sekolah

Menengah Atas di yayasan Islam beliau juga bertempat tinggal di

lingkungan muslim yang kuat, begitu juga suaminya. Dengan latar

belakang yang sama pula yaitu keluarga biasa-biasa bukan keturunan

ningrat ataupun pemuka agama, serta bukan keturunan keluarga

berada.

f. Keluarga Bapak MM

Keluarga bapak MM merupakan keluarga yang menikah

dengan dasar keseimbangan tingkat kepahaman agama. Beliau

menikah pada tahun 1995 saat itu beliau berusia 36 Tahun dengan ibu

SM yang berusia 26 Tahun. Bapak MM menamatkan pendidikan di

Sekolah Dasar sementara istrinya hanya sampai kelas 3 Sekolah

Dasar, dilihat dari keturunan keluarga keduanya merupakan anak dari

keluarga yang ahli Ibadah walaupun bukan Kyai, begitu pula

keduanya yang aktif mengikut pengajian di Desanya semenjak muda.

Bapak MM bekerja sebagai Petani ketika menikah sementara ibu SM

Page 67: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

53

membuka warung dirumah.

Beliau memiliki dua orang Anak, anak pertamanya perempuan

sekarang masih menempuh studi Setrata Satu di sebuah Institut

Negeri, sementara anak keduanya masih kelas satu Sekolah

Menengah Pertama, dari kecil kedua anaknya telah di ajarkan Agama

Islam mulai dari sekolah di Taman Pendidikan Alqur’an saat sore dan

mengaji di salah satu pondok pesantren di sekitar rumahnya ketika

malam. Dirumahpun anaknya juga dibiasakan sholat tepat waktu.

Dalam hal mendidik anak yaitu dengan cara disiplin waktu.

g. Keluarga Bapak A

Keluarga bapak A merupakan keluarga yang menikah dengan

dasar ketidak seimbangan Nasab. Beliau menikah pada tahun 1998

saat itu beliau berusia 25 Tahun dengan ibu Q yang berusia 25 Tahun.

Bapak A menamatkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas dari

Sekolah Dasar beliau sekolah di sekolahan bukan berbasis Islam

sementara Istrinya walaupun dilihat dari keturunan keluarga ibu Q

adalah anak Kyai namun beliau juga tidak mengenyam pendidikan di

sekolahan berbasis Islam, namun beliau sekolah diniyah, sementara

bapak A adalah anak keluarga bukan pemuka Agama/Tokoh Agama.

Ketika menikah ibu Q merupakan karyawan swasta sementara bapak

A merupakan Pedagang. Beliau memiliki anak sematawayang masih

Sekolah Dasar, dari kecil anaknya telah di ajarkan Agama Islam

mulai dari sekolah di Taman Pendidikan Alqur’an Dirumahpun

Page 68: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

54

anaknya juga dibiasakan sholat tepat waktu. Dalam hal mendidik

anak yaitu dengan cara disiplin waktu.

C. Implementasi Kafa’ah di Desa Bener

Tabel 3.1 Keluarga Bapak Muh. Yasin

Tabel 3.2 Keuarga Bapak Mudasir

Indikator Suami Istri Kafa’ah

Pekerjaan PNS Pedagang Tidak

Kafa’ah

Pemahaman

Agama Islam

Baik

(Pernah

Nyantri)

Cukup Baik

(menjalankan

Sholat lima

waktu)

Kafa’ah

Nasab Keluarga

biasa

Keluarga biasa Kafa’ah

Indikator Suami Istri Kafa’ah

Pekerjaan Petani Pedagang Kafa’ah

Pemahaman Agama Baik

(Pernah

Nyantri)

Cukup Baik

(Hanya

Menjalankan

sholat Lima

waktu)

Tidak

Kafa’ah

Nasab Keluarga biasa Keluarga biasa Kafa’ah

Page 69: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

55

Tabel 3.3 Keluarga H. Suyono

Indikator Suami Istri Kafa’ah

Pekerjaan Petani Petani Kafa’ah

Tingkat

Kepahaman Agama

Islam

Cukup Baik

(hanya

menjalankan

Ibadah sholat

lima waktu)

Baik

(sekolah

Madrasah

Diniyah)

Tidak

Kafa’ah

Nasab Keluarga biasa Keluarga biasa Kafa’ah

Tabel 3.4 Keluarga M

Indikator Suami Istri Kafa’ah

Pekerjaan Karyawan

swasta

Karyawan

swasta

Kafa’ah

Tingkat

Kepahaman Agama

Islam

Cukup Baik

(hanya

menjalankan

Ibadah sholat

lima waktu)

Cukup Baik

(hanya

menjalankan

Ibadah sholat

lima waktu)

Kafa’ah

Nasab Keluarga biasa Keluarga biasa Kafa’ah

Page 70: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

56

Tabel 3.5 Keluarga R

Indikator Suami Istri Kafa’ah

Pekerjaan Karyawan

swasta

Karyawan

swasta

Kafa’ah

Pemahaman

Agama

Baik

(Bersekolah di

Sekolahan

berbasis Islam)

Baik

(bersekolah di

Sekolahan

berbasis Islam)

Kafa’ah

Nasab Keluarga biasa Keluarga biasa Kafa’ah

Tabel 3.6 Keluarga MM

Indikator Suami Istri Kafa’ah

Pekerjaan Petani Pedagang Kafa’ah

Pemahaman

Agama

Baik

(sholat Lima

waktu dan

merupakan

Keluarga yang

taat beribadah)

Baik

(dari keluarga

yang taat

agama, dan

sekolah

diniyah)

Tidak

Kafa’ah

Nasab Keluarga biasa Keluarga biasa Kafa’ah

Page 71: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

57

Tabel 3.6 Keluarga A

Indikator Suami Istri Kafa’ah

Pekerjaan Pedagang Karyawan

swasta

Kafa’ah

Pemahaman

Agama

Cukup Baik

(menjalankan

Sholat lima

waktu)

Baik

(Anak Kyai,

dan sekolah

diniyah)

Tidak

Kafa’ah

Nasab Keluarga biasa Keluarga Kyai Tidak

Kafa’ah

D. Keharmonisan keluarga

Keluarga yang Harmonis adalah keluarga yang di idam-idamkan oleh

semua keluarga pada umumnya. Keluarga yang Harmonis akan berdampak

bagi kesehatan mental dan fisik anggotanya. Begitu pula yang terjadi pada

keluarga keluarga yang menjadi obyek yang diteliti penulis, yaitu:

1. Keluarga Muh Yasin

Dalam kesehariannya bapak Muh Yasin bekerja sebagai petani

untuk mencari nafkah yang rata-rata pertiga bulan mendapatkan uang

1,8 Juta rupiah,sementara penghasilan warung istrinya perbulan Rata-

rata 1,5 juta Rupiah. Diisela-sela pekerjaannya ia tak jarang

membantu mengerjakan pekerjaan rumah ketika warung istrinya

sedang ramai. Di benarkan dengan pernyataan tetagga sekitar, BS

Page 72: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

58

yang mengatakan bahwa Bapak Muh Yasin tak jarang juga

membantu istrinya di warung maupun menyapu dan mengepel lantai.

Begitu juga istrinya yang membantu suaminya mencukupi kebutuhan

keluarga dan rukun tetangga seperti nyumbang dan melayat dengan

hasil warung perbulan Rata-rata 1,5 juta Rupiah. Keluarga ini tipikal

keluarga yang tidak cekcok hingga didengar oleh tetangga sekitar,

bapak Muh Yasin sendiri tipikal orang yang pendiam hanya berbicara

seperlunya (wawancara dengan BS tetangga dekat keluarga bapak

Yasin). Menurut Bapak Yasin beda pendapat dalam rumah tangga itu

adalah hal yang biasa, tinggal bagaimana caranya agar tidak sampai

berlarut-larut.

2. Keluarga Bapak Mudasir

Kesehariannya menurut K yang merupakan tetangga dekat

keluarga ini merupakan keluarga yang termasuk “adem ayem” yaitu

tidak ada pertengkaran yang K dengar, mereka sering menghabiskan

waktu libur bersama dengan berkunjung kerumah saudara atau

belanja di salah satu perbelanjaan di Salatiga (wawancara dengan K

tetangga dekat rumah Bapak Mudhasir). Menurut ibu Isah,

permasalahan dalam rumah tangga itu pasti ada namun sebisa

mungkin masalah itu diselesaikan atau dicari solusinya hari itu juga,

karena menurut bapak Mudhasir, masalah kecil bisa menjadi besar

jika tidak segera diselesaikan (hasil wawancara dengan Bapak

Mudhasir dan Ibu Isah)

Page 73: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

59

3. Keluarga Bapak H. Suyono

Bapak Suyono mencari nafkah dengan bertani yang rata-rata

penghasilannya 4,5 juta Rupiah pertiga bulan sedangkan istrinya dari

hasil berjualan dipasar penghasilannya 2,4 juta Rupiah perbulan.

Suami istri ini sama-sama bekerja untuk mencukupi kebutuhan rumah

tangga dan pirukun seperti untuk kumpulan Rt bulanan maupun

keperluan lain, keluarga ini juga saling membantu dalam

menyelesaikan pekerjaan rumah termasuk anak-anaknya seperti

memasak, membersihkan rumah dan mengurus ibu dari Bapak

Suyono yang sudah renta. menurut T tetangga sekitar menuturkan

bahwa keluarga ini menjadi salah satu contoh keluarga yang baik,

dari cara mendidik anak hingga cara menyelesaikan konflik, tetangga

menuturkan bahwa keluarga ini tidak pernah memiliki konflik yang

besar. Pernyataan itu dibenarkan oleh ibu khomsatun, bahwa ketika

ada masalah beliau dan suami memang tidak mengumbar hingga

orang lain tau, namun memang sampai saat ini hanya terjadi konflik

kecil yang wajar dalam rumah tangga (wawancara dengan T tetangga

dekat keluarga Bapak H Suyono)

4. Keluarga Bapak M

Jika ditilik dari kehidupannya keluarga ini bukan merupakan

keluarga yang baik-baik saja. Sering terjadi konflik dan berujung

dengan kaburnya si istri, begitu berulang. Anak juga menjadi tidak

terurus karena ibunya kabur-kaburan. Namun beruntungnya bapak M

Page 74: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

60

merupakan kepala keluarga yang bertanggung jawab dan sayang

dengan keluarganya, tak jarang beliau juga memerankan tanggung

jawab seorang ibu ketika istrinya kabur. Sampai sekarang beliau

memiliki perinsip bahwa beliau tidak akan menceraikan atau bercerai

dengan istrinya walaupun apapun yang terjadi. Beliau beralasan

bahwa beliau menginginkan anak-anaknya tetap memiliki orang tua

yang utuh.

Bapak M bekerja sendiri dengan pendapatan rata-rata perbulan

1 Juta Rupiah untuk mencukupi kebutuhan Rumah tangga termasuk

biaya sekolah anak terakhirnya, karena istrinya tidak bekerja, dan

pekerjaan rumah yang menyelesaikan adalah anaknya karena istri

bapak M sering kabur-kaburan, menurut L tetangga sekitar keluarga

ini kerap terlibat cek-cok dan tetangga sekitar pun juga sudah tau

akan hal ini, karen sudah menjadi rahasia umum masyarakat dan tidak

terjadi hanya sekali dua kali, selain masalah ekonomi dan anak

mereka juga sering cek-cok masalah orang ketiga. Namun bapak M

memang orang yang termasuk sabar karena dia tidak pernah mengusir

atau meminta istrinya pergi dari rumah maupun berniat

menceraikannya, seberapa besar kesalahan istrinya. Beliau tetap

bebesar hati untuk menerima istrinya pulang kapanpun. Hal tersebut

yang membuat anak-anaknya menjadi dewasa dalam artian terbiasa

dengan keadaan “panas” dalam rumahnya (wawancara dengan L

tetangga keluarga Bapak M).

Page 75: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

61

5. Keluarga Bapak R

Walaupun Bapak R bekerja di Perusahaan Swasta beliau hanya

mengirimkan uang hanya sekitar Rp. 100.000,00 - Rp. 150.000,00

perbulan. Itupun tidak menentu, dengan alasan untuk kehidupan

sehari-hari beliau di rantau dan membayar cicilan kendaraan (sumber

wawancara dengan ibu D dan bapak R). Untuk menutup biaya

hidupnya dan anaknya beliau bekerja serabutan dengan pendapatan

Rata-rata perbulan Rp.700.000,00. Dalam hal pembagian pekerjaan

rumah tangga ibu D mengerjakan sendiri. Sementara mereka

memiliki anak berumur 4 tahun yang memiliki kebutuhan pokok

selain makan dan tempat tinggal yang harus dipenuhi, seperti popok,

susu, dan biaya pendidikan di Paud. Dalam mendidik anak mereka

menerapakan cara tarik ulur, yaitu tidak membebaskan dan tidak

memanjakan anaknya namun juga tidak mengekang anaknya.

Tetangga sekitar menuturkan bahwa keluarga ini sering Cek-

cok lebih sering karena masalah ekonomi karena bapak R ketika

pulang jarang membawa uang walapun setiap bulannya juga hanya

mengirimkan uang sedikit untuk memenuhi kebutuhan keluarga

termasuk membeli kebutuhan anak mereka yang masih kecil. Selama

ini orang tua ibu D lah yang ikut menopang hidup ibu D dan anaknya

yang masih kecil, termasuk biaya sekolah dan kesehariannya

(wawancara dengan S tetangga dekat keluarga bapak R).

6. Keluarga Bapak MM

Page 76: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

62

Dalam hal pekerjaan hampir semua pekerjaan rumah

dikerjakan oleh ibu SM sendiri semenjak menikah bapak MM jarang

menafkahi keluarga walaupun beberapa kali beliau merantau ke

Jakarta sebagai buruh bangunan namun hanya sesekali beliau pulang

membawa nafkah termasuk saat ini yang bekerja di surakarta sebagai

buruh bangunan. Bapak MM ini sebenarnya termasuk keturunan

orang yang tidak terlalu miskin karena beliau juga memiliki tanah

dan sawah namun beliau tidak bisa menggelolanya hingga berangsur

dijual oleh saudara-saudaranya (wawancara dengan ibu SM).

Perbulan Bapak MM bisa mendapatkan upah hingga 2juta Rupiah

belum termasuk pendapatan beliau dari sawahnya namun beliau

mengatakan bahwa beliau jarang menafkahi keluarganya karena uang

hasil kerja beliau di pinjamkan ke temannya dan ada pula yang di

pinjam oleh saudaranya namun beliau tidak enak hati untuk menagih

hutang tersebut (wawancara dengan bapak MM). Menurut tetangga

dekat keluarga bapak MM , keluarga ini sering terlibat cek-cok yang

melatar belakangi adalah ekonomi, kerena ibu SM juga tidak bekerja

dan warung beliau juga sudah tutup karena modalnya habis untuk

memenuhi kebutuhan anak dan rumah tangga, hanya sesekali ibu SM

bekerja jika dimintai tolong tetangga untuk membantu memasak atau

membersihkan rumah. Tak jarang tetangganya juga memberikan uang

untuk menopang kehidupan keluarga ini. Sementara anak-anak beliau

berada di salah satu panti asuhan karena orang tuanya tidak sanggup

Page 77: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

63

membiayai sekolah mereka (wawancara dengan N tetangga dekat

keluarga bapak MM).

7. Keluarga Bapak A

Dalam hal pekerjaan Rumah mereka saling bahu membahu

menyelesaikan pekerjaan Rumah, istilah ibu Q adalah tepo sliro awal

menikah Bapak A merantau ke Jakarta namun setelah Anaknya lahir

beliau bekerja serabutan Dirumah, dan sekarang Menjadi Karyawan

Swasta. Perbulan Bapak A bisa mendapatkan upah hampir 2 Juta,

yaitu Rp. 1.900.000,00. (wawancara dengan bapak A) sementara

Istrinya dirumah membuka usaha membuat makanan ringan jika ada

yang pesan.

Menurut ibu Q, perdebatan dalam rumah tangga adalah hal

yang wajar terjadi namun beliau berperinsip bahwa masalah pada hari

itu sebisa mungkin diselesaikan pada hari itu juga, agar tidak menjadi

masalah yang besar. Hal ini dibenarkan oleh I tetangga dekatnya

yang mengatakan bahwa keluarga ini adalah keluarga yang cukup

bijaksana dalam menyelesaikan masalah, tidak menggunakan

keegoisan yang nantinya justru akan menjadikan pernikahan di ujung

tanduk.

Page 78: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

64

BAB IV

ANALISIS

A. Analisis Praktik Kafa’ah di Desa Bener Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang

Pada penelitian yang penulis lakukan di Desa Bener Kecamatan

Tengaran Kabupaten Semarang, penulis mengambil Tujuh keluarga sebagai

sample, yaitu keluarga Bapak Muh Yasin, Bapak Mudasir, Bapak H. Suyono,

Bapak M, Bapak R, dan Bapak MM, serta Bapak A. Untuk mengukur tingkat

kafa’ah dalam keluarga tersebut, penulis membagi ke dalam lima indikator

sebagai berikut:

1. Dari Segi Nasab/Keturunan

a. Pasangan kafa’ah

Dari tujuh keluarga yang menjadi objek penelitian terdapat enam

keluarga yang Kafa’ah dari segi nasab. Yaitu Keluarga Bapak

Muh Yasin, Bapak Mudasir, Bapak H. Suyono, Bapak M, Bapak

R, dan Bapak MM. karena sama-sama dari keluarga bukan kyai

atau bangsawan, menurut bab yang sebelumnya telah dijelaskan

bahwa kafa’ah adalah seimbang, sedangkan kafa’ah secara nasab

berarti sama-sama dari kalangan bangsawan, kyai atau orang

biasa.

Page 79: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

65

b. Pasangan tidak kafaah

Bapak A dan Ibu Q adalah pasangan tidak kafaah karena Bapak

A sebagai anak dari keluarga biasa bukan kiyai, priyai.

Sedangkan ibu Q adalah anak dari seorang kyai. Telah di jelaskan

sebelumnya jika laki-laki tidak memiliki nasab yang sepadan atau

lebih tinggi dari pasangannya menunjukkan bahwa mereka tidak

kafa’ah nasabnya.

2. Dari Segi Pemahaman Agama

a. Pasangan Kafa’ah

Bapak R dengan Ibu D, Dan keluarga Bapak MM dengan ibu

SM merupakan pasangan yang Kafa’ah karena sama-sama

memiliki pemahaman keagamaan yang baik bisa dilihat dengan

mereka yang sama-sama bersekolah di Sekolahan berbasis Islam,

Bapak M dengan ibu E yang sama-sama cukup baik karena

keduanya hanya melaksanakan sholat lima waktu. Dapat

disimpulkan bahwa ketiga keluarga ini adalah pasangan kafa’ah

karena memiliki kesamaan dalam pemahaman Agama. Ada pula

pasangan Bapak Mudasir dengan ibu Isah serta bapak Muh Yasin

dengan ibu khotijah yang tidak seimbang pemahaman agamanya

namun tetap termasuk kafa’ah karena dalam pembahasan bab

sebelumnya telah dijelaskan bahwa kafa’ah tidak semata-mata

sama namun menitik beratkan kepada pihak laki-laki yang

Page 80: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

66

sepadan dengan wanita atau pihak laki-laki lebih tinggi dalam hal

ini adalah pemahaman agamanya.

b. Pasangan tidak Kafa,ah

Adapun keluarga Bapak H. Suyono tidak sekufu’ jika ditinjau

dari segi pemahaman agama karena Bapak H. Suyono

pemahaman terhadap agama Islam masih awam, berbanding

terbalik dengan isterinya Ibu Hj. Khomsatun yang baik dalam

pemahaman agama Islam sama halnya dengan Keluarga Bapak A

dan ibu Q.

3. Dari Segi Pekerjaan

a. Pasangan Kafa’ah

Dari segi pekerjaan atau profesi enam keluarga sudah termasuk

dalam kriteria kafa’ah, yaitu keluarga Bapak Muh Yasin, suami

adalah seorang petani dan isteri adalah seorang pedagang.

Keluarga Bapak A sebagai pedagang dan istrinya Karyawan

Swasta. Keluarga Bapak H. Suyono yaitu suami isteri sama-sama

merupakan seorang petani. Kemudian keluarga Bapak M yang

sama-sama karyawan Swasta. Sedangkan keluarga Bapak M dan

Bapak R suami isteri sama-sama merupakan karyawan swasta.

Walaupun Bapak Muh Yasin seorang petani namun istrinya juga

hanya sebagai pedagang biasa dalam artian pendapatannya tidak

jauh berbeda, sama halnya dengan Bapak A yang juga hanya

pedagang dengan pendapatan tidak jauh berbeda dengan

Page 81: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

67

karyawan swasta. Hal ini menunjukan keseimbangan atau

sepadan.

b. Pasangan Tidak Kafa’ah

Hanya ada satu keluarga yang tidak kafa’ah dalam hal

profesi atau pekerjaan, yaitu keluarga Bapak Mudasir. Yang

mana Bapak Mudasir merupakan seorang Pegawai Negeri Sipil

(PNS) sedang isterinya hanya seorang pedagang dengan

pendapatan tidak lebih besar dari suaminya.

Berdasarkan pemaparan dari beberapa indikator keluarga

kafa’ah di atas menunjukkan bahwa ke enam keluarga yang penulis

teliti yaitu keluarga Bapak Muh Yasin, Bapak Mudasir, Bapak H.

Suyono, Bapak M, Bapak R, dan Bapak MM termasuk ke dalam

kriteria keluarga kafa’ah. Dan satu yang tidak termasuk kedalam

kriteria keluarga kafa’ah yaitu keluarga bapak A. Sebagaimana

pendapat Ulama Syafi’iyah yang memaparkan kriteria kafa’ah

sebagai berikut :

1) Kebangsawanan atau nasab

2) Kualitas keberagamaannya

3) Kemerdekaan diri dan

4) Usaha atau profesi.

Meskipun terdapat dua keluarga yang hanya memenuhi dua

dari empat kriteria kafa’ah yaitu keluarga, Bapak Mudasir, Bapak H.

Suyono, hal tersebut tetap menjadikan kaluarga ini termasuk ke dalam

Page 82: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

68

kriteria keluarga kafa’ah dikarenakan telah memenuhi sebagian besar

dari kriteria kafa’ah itu sendiri.

Kemudian keluarga Bapak M, Bapak R, dan keluarga Bapak

Muh Yasin serta bapak MM merupakan keluarga kafa’ah sempurna

yang mana kedua keluarga ini memenuhi empat kriteria keluarga

kafa’ah. Sedangkan satu keluarga yaitu keluarga Bapak A tidak

termasuk kedalam kriteria keluarga kafa’ah karena hanya memenuhi

dua dari empat kriteria keluarga kafa‟ah. Dalam hal ini peneliti tidak

mencantumkan dan membahas kemerdekaan diri karena penulis

melihat bahwa Negara Indonesia adalah sebuah Negara yang telah

merdeka, Peneliti tidak melihat adanya perbudakan di Desa Bener

Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

4.1 Diagram Kafa’ah

0

20

40

60

80

100

120

Yasin M R MM H. Suyono Mudasir A

Kafa’ah

Page 83: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

69

B. Analisis Realisasi Keharmonisan Rumah Tangga di Desa Bener

Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

Mempunyai keluarga yang harmonis adalah impian semua orang.

Tentu dalam mewujudkannya tidaklah mudah. Karena dalam praktik

kehidupan rumah tangga selalu diwarnai dengan banyak dinamika. Oleh

karena itu diperlukan bekal dan wawasan yang cukup bagi keduanya,

sehingga dapat menjalani seluruh dinamika itu dengan baik. Keluarga

Bahagia dalam persepektif Islam yaitu sebuah keluarga yang berjalan

sesuai dengan akidah dan syariat, sehingga tercapai kehidupan yang

barokah, sakinah, mawaddah, wa rahmah. Tentu terjalinnya keluarga

yang harmonis tidak terlepas dari kesepadanan dua individu yang

kemudian menjalin tali kasih pernikahan, yang tidak lain kesepadanan ini

disebut dengan kafa’ah. Sebagaimana pendapat Ulama’ Syafi’iyah yang

menyebutkan empat kriteria kafa’ah yaitu kebangsawanan atau nasab,

kualitas keberagamaannya, kemerdekaan diri dan usaha atau profesi.

Kemudian terbentuknya keluarga harmonis harus memenuhi beberapa

kriteria yang diantaranya telah disebutkan oleh Gunarsa dalam bukunya.

Adapun indikator keluarga harmonis menurut Gunarsa (1990:50) adalah

sebagai berikut:

1. Kasih sayang antara keluarga.

2. Saling pengertian sesama anggota keluarga.

3. Dialog atau komunikasi efektif yang terjalin di dalam keluarga

Page 84: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

70

Jadi keluarga harmonis menurut sosiologi adalah mampu

memenuhi dasar keluarga, saling tolong menolong dan pengertian serta

komunikasi yang baik sangat penting karena mempengaruhi

keharmonisan keluarga menurut sosiologi.

Berdasarkan hasil penelitian di Desa Bener Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang, jika ditinjau dari ketiga indikator keluarga

harmonis di atas, terdapat masing-masing empat keluarga yang harmonis

dan tiga keluarga yang tidak harmonis. Adapun yang termasuk ke dalam

keluarga harmonis adalah keluarga Bapak Muh Yasin, keluarga Bapak

Mudasir, dan Keluarga Bapak H. Suyono serta keluarga Bapak A, Peneliti

melihat bahwa tiga indikator tersebut diatas telah terpenuhi dengan

keterangan tetangga dan dengan dikuatkan oleh pengakuan serta

sepenglihatan peneliti yang menunjukkan terpenuhinya tiga indikator

tersebut.

Terdapat empat keluarga harmonis yaitu keluarga Bapak Muh

Yasin, keluarga Bapak Mudasir, dan Keluarga Bapak H. Suyono, serta

keluarga Bapak A.

Sedangkan tiga keluarga tidak menunjukkan bangunan rumah

tangga yang harmonis yaitu keluarga Bapak M, Keluarga Bapak R, dan

keluarga Bapak MM. Di dalam ketiga keluarga ini sering terjadi cek cok

antara suami isteri yang biasanya dilator belakangi oleh faktor ekonomi

dan kesalah pahaman atau kurangnya pengertian antar anggota keluarga.

Page 85: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

71

C. Analisis Relevansi Kafa’ah Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga

di Desa Bener Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

Untuk menjaga keserasian dan keseimbangan dalam rumah tangga

antara suami dan isteri, Islam mengenalkan konsep kafâ’ah sebagai solusi

pencapaian rumah tangga yang harmonis, karena kafâ’ah dalam

pernikahan akan mendatangkan keluarga yang sakinah, mawaddah,

warahmah dan barokah. Kafâ’ah dalam arti bahwa isteri harus pandai

melengkapi segala kekurangan suami, begitu juga sebaliknya, sehingga

kehidupan rumah tangga dapat dibina bersama atas dasar saling terbuka,

saling menghormati, saling menghargai, saling menjaga hak dan

kewajiban masing-masing, serta menjagan peran dalam rumah tangga

(Sabiq, 1987:128).

Sayyid Sabiq Muhammad at-Tihami (1987:129) lebih menekankan

bahwa kafâ’ah dalam hal pernikahan haruslah diperhatikan. Kafâ’ah tidak

terbatas pada unsur agama, kejujuran hati serta keluhuran jiwa, tetapi

unsur yang lain juga penting dan perlu diperhatikan.

Sebenarnya tujuan pernikahan dalam Islam tidak dapat dicapai

hanya dengan adanya kesepadanan dalam segala hal sebelum terjadi

pernikahan saja, tetapi setelah terjadinya pernikahan juga diperlukan

adanya keseimbangan, karena roda kehidupan selalu berputar. Adanya

kafâ’ah dalam pernikahan dimaksudkan sebagai upaya untuk menghindari

terjadinya krisis rumah tangga. Keberadaannya dipandang sebagai

aktualisasi nilai-nilai dan tujuan pernikahan. Dengan adanya kafâ’ah

Page 86: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

72

dalam pernikahan diharapkan masing-masing calon mampu mendapatkan

keserasian dan keharmonisan. Berdasarkan konsep kafâ’ah, seorang calon

mempelai berhak menentukan pasangan hidupnya dengan

mempertimbangkan segi agama, keturunan, harta, pekerjaan maupun hal

yang lainnya. Adanya berbagai pertimbangan tersebut dimaksudkan untuk

menghindari ketimpangan dan ketidakcocokan dalam kehidupan berumah

tangga. Dari keempat keluarga harmonis ini terdapat dua perbedaan yaitu

1. Keluarga kafa’ah dan harmonis yang diantaranya adalah keluarga

Bapak Muh Yasin, keluarga Bapak Mudasir, dan Keluarga Bapak

H. Suyono.

2. Keluarga tidak kafa’ah tetapi harmonis yaitu keluarga Bapak A.

Sedangkan tiga keluarga lainnya adalah keluarga kafaah namun

tidak menunjukkan bangunan rumah tangga yang harmonis yaitu keluarga

Bapak M, Keluarga Bapak R, dan keluarga Bapak MM. Di dalam ketiga

keluarga ini sering terjadi cek cok antara suami isteri yang biasanya

dilator belakangi oleh faktor ekonomi dan kesalah pahaman atau

kurangnya pengertian antar anggota keluarga.

Dari definisi-definisi di atas dapat dipahami bahwa konsep kafâ’ah

sendiri memiliki keterikatan langsung dengan masalah pernikahan yang

berlanjut kepada keharmonisan rumah tangga, yaitu adanya

keseimbangan dan kecocokan sikap, sifat antara suami dan isteri yang

akan menjalani bahtera kehidupan secara bersama-sama sehingga tujuan

Page 87: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

73

pernikahan untuk membentuk keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah

akan terwujud.

Tercapainya tujuan pernikahan, dapat didukung karena adanya

unsur kafâ’ah dalam pernikahan tersebut. Alasannya karena kafâ’ah

bertujuan untuk menghindari terjadinya krisis dan polemik dalam rumah

tangga. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa rumah tangga yang

harmonis dapat tercapai apabila adanya kerja sama yang baik antara

suami dan isteri, sehingga tujuan pernikahanpun tercapai. Tercapainya

tujuan pernikahan tidak mutlak oleh faktor kesepadanan semata, namun

dapat menjadi penunjang utama, sedangkan faktor lain juga lebih penting

dan harus diutamakan,seperti agama dan akhlak.

Dapat disimpulkan bahwa adanya keseimbangan atau kafa’ah

dengan di dukung oleh sikap saling terbuka, saling menghormati, saling

menghargai, saling menjaga hak dan kewajiban masing-masing, serta

menjaga peran dalam rumah tangga sangat penting, karena rumah tangga

akan menjadi begitu mulia. Namun kebaradaan sekufu tidak dipahami

secara baku, jika suatu masyarakat terdapat kebiasaan yang

mendatangkan keharmonisan, maka hal itu tidak dipermasalahkan.

Page 88: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

74

4.1 Tabel Kesimpulan

Kafa’ah Dan Harmonis Keluarga

Kafa‟ah - Harmonis Yasin, Dasir, H. Suyono

Kafa’ah- Tidak Hrmonis M, R, MM

Tidak Kafa’ah-Harmonis A

Tidak Kafa’ah- Tidak Harmonis -

4.2 Diagram Relevansi Kafa’ah terhadap keharmonisan

0

20

40

60

80

100

120

Yasin M R MM H.Suyono

Mudasir A

Keharmonisan

Page 89: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

75

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari penelitian yang penulis lakukan diperoleh beberapa

kesimpulan yang diantarnya adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan Mengenai praktik

kafa’ah dari sudut pandang Nasab/Keturunan, diperoleh

informasi bahwasannya nasab/keturunan dari enam keluarga yang

terdapat di Desa Bener tersebut adalah berasal dari keluarga

biasa. Namun terdapat satu keluarga yang istrinya merupakan

anak kyai, ini menunjukkan bahwa praktik kafa’ah dari segi

nasab/keturunan telah terpenuhi umtuk lima keluarga yaitu

keluarga Bapak Muh Yasin, Bapak Mudasir, Bapak H. Suyono,

Bapak M, Bapak R, dan Bapak MM dan satu kelurga tidak

termasuk kedalam kriteria kafaah yaitu keluarga Bapak A.

Sementara itu Dari Segi Pemahaman Agama, terdapat empat

keluarga yang mana antara suami dan isteri sama-sama taat dalam

beribadah dan sama dalam pemahaman agama. Sedangkan tiga

keluarga yang lain antara suami istri tingkat pemahaman

agamanya berbeda. Jika ditinjau dari segi pekerjaan, hanya ada

satu keluarga yang tidak kafa’ah, sementara lima keluarga yang

lain sudah kafa’ah.

Page 90: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

76

2. Adapun hasil penelitian di Desa Bener Kecamatan Tengaran

Kabupaten Semarang, Keharmonisan Rumah Tangga terealisasi,

terdapat masing-masing empat keluarga yang harmonis dan tiga

keluarga yang tidak harmonis. Yang termasuk ke dalam keluarga

harmonis adalah keluarga Bapak Muh Yasin, keluarga Bapak

Mudasir, dan Keluarga Bapak H. Suyono serta keluarga Bapak A.

Sedangkan tiga keluarga lainnya yang tidak harmonis adalah

keluarga Bapak M, Keluarga Bapak R, dan keluarga Bapak MM.

3. Ada Relevansi Antara Kafa’ah dengan Keharmonisan Rumah

Tangga, dari temuan penilis terdapat tiga keluarga kafa’ah yang

harmonis dan hanya satu keluarga yang tidak kafa’ah namun

Harmonis, namun tiga keluarga lainnya menambahkan

tercapainya tujuan pernikahan tidak mutlak oleh faktor

kesepadanan semata, namun dapat menjadi penunjang utama,

sedangkan faktor lain saling terbuka, saling menghormati, saling

menghargai, saling menjaga hak dan kewajiban masing-masing,

serta menjaga peran dalam rumah tangga juga dapat menjadi

pertimbangan.

Page 91: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

77

B. SARAN

Adapun saran yang dapat penulis samapaikan diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Semoga dengan hasil penelitian yang penulis lakukan bisa

memberikan wawasan bagi pembaca serta masyarakat luas dalam

mengarungi mahligai kehidupan.

2. Diharapkan dengan hasil penelitian yang telah penulis lakukan

dapat menjadi salah satu acuan dalam rangka mempertimbangkan

antara teoritis dan praktis terhadap persoalan konsep kafa’ah.

Page 92: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

78

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman,1992, Kompilasi hukum Islam di Indonesia, Akademik

pressindo,Jakarta.

Al-Alusi, Abu Al-Sana Shihab Al-din Al-Sayyid-Mahmud, 1994, Ruh Al-Ma‟ani

fi Tafsir Al- Qur‟an Al- Azim wa Al- Sab‟ Al-Masani, Juz 1. Birud: Dar Al-

kutub Al-Ilmiyah.

Asrizal, 2015. Relevansi Kafa‟ah terhadap Keharmonisan Rumah Tangga

Persepektif Normatif dan Yuridis. Al-ahwal Jurnal Hukum Keluarga

Islam, Al-Ahwal. Yogyakarta.

Asrofi, 2006, Keluarga Sakinah dalam tradisi Islam Jawa, Jakarta, Arindo Nusa

Media.

Basri,Hasan.1996.Merawat Cinta Kasih, Pustaka Pelajar.Yogyakarta.

Daradjat,Zakiah. 1974, Ketenangan dan Kebahagiaan dalam Keuarga,Bulan

Bintang, Jakarta.

Ghozali, Abdul Rahman.2012. Fiqih Munakahat.Kencana. Perdana Media Group.

Jakarta.

Gunarsa Singgih D. 2000. Psikologi Untuk Keluarga. BPK Gunung Mulia.

Jakarta.

Hajar Al- Ara-q, ibn. Majma’ az-zawaid wa manba’ul fawaid, t.k.:maktabah

ma’arif, t.t.

Hasan,Mustofa , 2011, Pengantar Hukum Keluarga, Pustaka Setia, Bandung.

Hasbiyallah. 2015. Keluarga Sakinah. Remaja Rosdakarya. Jakarta.

Kartono, Kartini. 2004. Kenakalan Remaja. Rajawali Pers. Jakarta

Kementrian Agama RI dalam Pedoman Pembinaan Keluarga Sakinah.

Leter, Muhammad.1985.Tuntunan keluarga Muslim dan Keluarga Berencana,

Angkasa Raya.Padang.

Moleong, J Lexy, 2014, Metode Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya,

Bandung

Nasution, Khoiruddin.2013. Hukum Perkawinan I. Academia dan Tazzafa.

Yogyakarta.

Nazir, Muhammad, Ph.D.2014 , Metode Penelitian , Ghalia Indonesia, Bogor.

Page 93: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

79

Sabiq, Sayyid Muhammad at-Tihâmi. 1987. Fiqh Sunnah. Alih Bahasa oleh: M.

Thalib. juz 7.

Shihab, M. Quraish,2010. Perempuan , Lentera Hati, Tangerang.

Simanjuntak, Bugaran Antonius. 2013. Harmonius Family Upaya Membangun

Keluarga Harmonis. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Syarifuddin,Amir, 2014, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Antara Fiqih

Munakahad dan Undang-undang Perkawinan.Kencana Prenada Media

Group,Jakarta.

WJS. Poerwadarminto,1999, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,

Jakarta.

Page 94: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu
Page 95: RELEVANSI KAFA’AH TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4706/1/skripsi.pdf2. Beliau pembimbing skripsi Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag. Semoga selalu

LAMPIRAN