RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2018 Grafik. 13 Inflasi Beras Grafik 14. Inflasi dan Harga Beras Panen...

9
1 Inflasi April Tetap Terkendali INFLASI IHK Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2018 tetap terkendali dan berada dalam kisaran sasaran inflasi. Inflasi IHK pada April 2018 tercatat sebesar 0,10% (mtm), melambat dari bulan lalu sebesar 0,20% (mtm) 1 (Tabel 1). Melambatnya inflasi IHK tersebut disebabkan oleh deflasi kelompok volatile foods dan melambatnya inflasi kelompok inti di tengah meningkatnya inflasi administered price (Grafik 1). Dengan perkembangan tersebut, sampai dengan bulan April, inflasi IHK tercatat sebesar 1,09% (ytd). Secara tahunan inflasi IHK mencapai 3,41% (yoy), relatif sama dengan bulan lalu sebesar 3,40% (yoy), masih berada dalam kisaran sasaran inflasi (Grafik 2). Tabel 1. Disagregasi Inflasi April 2018 Grafik 1. Disagregasi Sumbangan Inflasi Bulanan Grafik 2. Disagregasi Inflasi Tahunan Secara spasial, inflasi bulanan tertinggi terjadi di wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI). Tingginya inflasi KTI terutama didorong oleh tingginya inflasi di wilayah Kalimantan yang sebesar 0,24% (mtm), sementara inflasi Balnusra dan Mapua sejalan dengan nasional yaitu masing-masing sebesar 0,10% (mtm) dan 0,09% (mtm). Inflasi di kawasan Jawa dan Sumatera tercatat lebih rendah dibandingkan dengan nasional, masing-masing sebesar 0,07% (mtm) dan 0,06% (mtm). Inflasi yang rendah di wilayah Jawa disumbang dari deflasi di Jawa Barat sebesar 0,04% (mtm), inflasi di Jateng 1 Angka tersebut lebih rendah dibandingkan proyeksi sebesar 0,23% (mtm), meski lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata inflasi IHK bulan April empat tahun terakhir yaitu deflasi sebesar 0,01% (mtm). RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2018 Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP)

Transcript of RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2018 Grafik. 13 Inflasi Beras Grafik 14. Inflasi dan Harga Beras Panen...

Page 1: RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2018 Grafik. 13 Inflasi Beras Grafik 14. Inflasi dan Harga Beras Panen juga mendorong deflasi aneka cabai. Pada bulan ini, harga cabai merah dan cabai rawit

1

Inflasi April Tetap Terkendali

INFLASI IHK

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2018 tetap terkendali dan berada dalam

kisaran sasaran inflasi. Inflasi IHK pada April 2018 tercatat sebesar 0,10% (mtm), melambat dari

bulan lalu sebesar 0,20% (mtm)1 (Tabel 1). Melambatnya inflasi IHK tersebut disebabkan oleh deflasi

kelompok volatile foods dan melambatnya inflasi kelompok inti di tengah meningkatnya inflasi

administered price (Grafik 1). Dengan perkembangan tersebut, sampai dengan bulan April, inflasi IHK

tercatat sebesar 1,09% (ytd). Secara tahunan inflasi IHK mencapai 3,41% (yoy), relatif sama dengan

bulan lalu sebesar 3,40% (yoy), masih berada dalam kisaran sasaran inflasi (Grafik 2).

Tabel 1. Disagregasi Inflasi April 2018

Grafik 1. Disagregasi Sumbangan Inflasi Bulanan Grafik 2. Disagregasi Inflasi Tahunan

Secara spasial, inflasi bulanan tertinggi terjadi di wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Tingginya inflasi KTI terutama didorong oleh tingginya inflasi di wilayah Kalimantan yang sebesar

0,24% (mtm), sementara inflasi Balnusra dan Mapua sejalan dengan nasional yaitu masing-masing

sebesar 0,10% (mtm) dan 0,09% (mtm). Inflasi di kawasan Jawa dan Sumatera tercatat lebih rendah

dibandingkan dengan nasional, masing-masing sebesar 0,07% (mtm) dan 0,06% (mtm). Inflasi yang

rendah di wilayah Jawa disumbang dari deflasi di Jawa Barat sebesar 0,04% (mtm), inflasi di Jateng

1 Angka tersebut lebih rendah dibandingkan proyeksi sebesar 0,23% (mtm), meski lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata

inflasi IHK bulan April empat tahun terakhir yaitu deflasi sebesar 0,01% (mtm).

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2018 Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP)

Page 2: RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2018 Grafik. 13 Inflasi Beras Grafik 14. Inflasi dan Harga Beras Panen juga mendorong deflasi aneka cabai. Pada bulan ini, harga cabai merah dan cabai rawit

2

sebesar 0,004% (mtm), dan inflasi di DKI Jakarta sebesar 0,06% (mtm). Sementara itu, rendahnya

inflasi di wilayah Sumatera didorong oleh deflasi di beberapa wilayah seperti Kepulauan Riau (-0,29%,

mtm), NAD (-0,26%, mtm), dan Lampung (-0,02%, mtm). Secara nasional, provinsi yang mengalami

inflasi tertinggi terjadi di Sulawesi Utara (1,09%, mtm), Sulawesi Tengah (0,76%, mtm), dan Papua

Barat (0,66%, mtm). Sementara itu, deflasi terdalam terjadi di Maluku (-0,69%), (Gambar 1).

Secara tahunan, perkembangan realisasi inflasi April 2018 di berbagai daerah secara agregat

masih dalam rentang sasaran inflasi nasional 2018 sebesar 3,5%±1%. Pada bulan April 2018,

inflasi di KTI tercatat sebesar 2,95% (yoy), lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 3,41% (yoy).

Sementara itu kawasan Jawa dan Sumatera mencatat inflasi lebih tinggi dari nasional, yakni masing-

masing sebesar 3,42% (yoy) dan 3,82% (yoy) (Gambar 2). Gambar 1. Peta Inflasi Daerah, April 2018 (% mtm)

Sumber: BPS, diolah

Inflasi Nasional: 0,10%

Gambar 2. Peta Inflasi Daerah, April 2018 (% yoy)

Inflasi Nasional: 3,41%

Sumber: BPS, diolah

Gambar 1. Peta Inflasi Daerah Bulanan Gambar 2. Peta Inflasi Daerah Tahunan

Ke depan, inflasi tahun 2018 diperkirakan tetap berada pada sasaran inflasi, yaitu 3,5%±1%.

Dengan perkembangan terkini, inflasi IHK tahun 2018 diperkirakan sebesar 3,5% (yoy)2. Koordinasi

kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi akan terus diperkuat, terutama

sebagai antisipasi risiko meningkatnya inflasi volatile food.

INFLASI INTI Terkendalinya inflasi IHK pada April 2018 didukung oleh tetap rendahnya inflasi inti. Secara

bulanan inflasi inti tercatat sebesar 0,15% (mtm)3, melambat dibandingkan bulan lalu sebesar 0,19%

(mtm) (Tabel 1). Melambatnya inflasi inti pada bulan ini disumbang oleh kelompok traded dan non

traded (Grafik 3). Secara tahunan, inflasi inti kembali meningkat secara terbatas, yakni dari 2,67%

(yoy) pada bulan lalu menjadi 2,69% (yoy) yang didorong oleh meningkatnya inflasi kelompok traded.

Terkendalinya inflasi inti hingga April 2018 tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia

dalam menjaga stabilitas nilai tukar dan mengarahkan ekspektasi inflasi.

Inflasi inti kelompok traded masih melanjutkan tren kenaikan. Secara bulanan inflasi inti traded

menurun dari 0,20% (mtm) menjadi 0,17% (mtm) terutama didorong oleh penurunan inflasi

kelompok non makanan. Perlambatan tersebut sejalan dengan minimalnya tekanan depresiasi pada

April 2018 yang hanya sebesar 0,36% (mtm) dari 1,16% (mtm) pada bulan lalu. Namun demikian,

peningkatan inflasi komoditas emas perhiasan menahan perlambatan laju inflasi inti traded non

makanan lebih lanjut. Komoditas emas perhiasan pada April 2018 mencatat kenaikan inflasi sebesar

2 Proyeksi Bank Indonesia April 2018. 3 Angka tersebut juga sedikit lebih rendah dari rata-rata inflasi inti bulan April empat tahun terakhir sebesar 0,19% (mtm)

maupun proyeksi Bank Indonesia April 2018 sebesar 0,25% (mtm).

Page 3: RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2018 Grafik. 13 Inflasi Beras Grafik 14. Inflasi dan Harga Beras Panen juga mendorong deflasi aneka cabai. Pada bulan ini, harga cabai merah dan cabai rawit

3

1,25% (mtm) dari 0,66% (mtm) bulan lalu, searah dengan kenaikan harga komoditas emas global.

Sementara itu, kelompok inflasi inti traded makanan melanjutkan tren peningkatan menjadi 2,5%

(mtm) dari 1,93% (mtm) pada bulan lalu, searah dengan kenaikan indeks harga impor pangan pada

April 2018. Secara tahunan, inflasi inti traded masih melanjutkan tren kenaikan sejak September 2017

menjadi sebesar 2,40% (yoy) seiring perkembangan harga global dan nilai tukar rupiah (Grafik 4).

Depresiasi rupiah meningkat secara tahunan, yakni dari 3,11% (yoy) pada Maret menjadi 3,80% (yoy)

pada April. Begitupula inflasi komoditas global (IHIM) meningkat dari 3,85% (yoy) menjadi 4,26%

(yoy).

Grafik 3. Inflasi Inti Traded – Non Traded (mtm) Grafik 4. Inflasi Inti Traded dan IHIM

Sementara itu, inflasi inti non traded masih melanjutkan tren perlambatan. Inflasi inti non traded

pada bulan ini menurun dari 0,18% (mtm) menjadi 0,14% (mtm) terutama bersumber dari upah

tukang bukan mandor yang melanjutkan perlambatan sejak awal tahun (Grafik 5). Sementara itu,

peningkatan inflasi kontrak rumah pada bulan April 2018 menahan perlambatan inflasi inti nontraded

lebih lanjut. Inflasi kontrak rumah meningkat tajam pada April 2018 sebesar 0,72% (mtm) dari 0,03%

(mtm) bulan lalu, berbeda dengan pola historisnya. Perkembangan ini ditengarai disebabkan oleh

tertahannya kenaikan kontrak rumah sejak awal tahun 2018 (Grafik 6). 4 Secara tahunan, inflasi inti

non traded masih melanjutkan tren perlambatan sejak awal tahun 2017 menjadi sebesar 2,92% (yoy)

karena berlalunya dampak kenaikan inflasi pulsa ponsel dan sewa rumah di awal tahun 2017 (Grafik

7). Perlambatan kelompok non traded tersebut juga sejalan dengan perlambatan inflasi jasa yang

bersumber dari kelompok komunikasi (pulsa ponsel) dan perumahan (sewa rumah) (Grafik 8).

Grafik 5. Inflasi Tukang Bukan

Mandor (mtm) Grafik 6. Inflasi Kontrak Rumah (mtm & ytd)

4 Secara tahunan, kenaikan inflasi kontrak rumah hingga Maret 2017 adalah sebesar 0,66% (ytd), sementara hingga Maret

2018 hanya sebesar 0,03% (ytd). Dengan kenaikan sebesar 0,72% (mtm) pada April 2018, maka secara ytd inflasi kontrak

rumah menjadi sebesar 0,75% (ytd) relatif sama dibandingkan 0,77% (mtm) pada April 2017.

Page 4: RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2018 Grafik. 13 Inflasi Beras Grafik 14. Inflasi dan Harga Beras Panen juga mendorong deflasi aneka cabai. Pada bulan ini, harga cabai merah dan cabai rawit

4

Tekanan permintaan domestik terindikasi meningkat secara terbatas. Indikator demand sensitive

to inflation relatif stabil pada bulan ini di tengah berlanjutnya peningkatan indikator core flexible price

sejak September 2017 (Grafik 9).5 Tekanan permintaan yang masih terbatas ini tercermin dari

kenaikan pertumbuhan kredit konsumsi di tengah perlambatan pertumbuhan M2. Pertumbuhan kredit

konsumsi meningkat dari 11,16% (yoy) ke 11,50% (yoy) di bulan Maret 2018, sedangkan

pertumbuhan M2 kembali menurun dari 8,30% (yoy) menjadi 7,50% di bulan Maret 2018.

Grafik 9 Core Flexible Price dan Demand Sensitive to Inflation

Grafik 10. Ekspektasi Inflasi Concensus Forecast, CPI Sticky Price dan Core Sticky Price

Sementara itu, ekspektasi inflasi terindikasi stabil dan terjangkar dalam kisaran sasaran inflasi.

Terjangkarnya ekspektasi inflasi tahun 2018 dalam kisaran sasaran inflasi tercermin pada hasil survei

Consensus Forecast (CF) bulan April 2018 yang menurun dibandingkan hasil survei bulan lalu yakni

menjadi sebesar 3,60% dari 3,70% (average, yoy). Ekspektasi inflasi yang ditunjukkan oleh indikator

core sticky price6 di bulan April 2018 juga terlihat stabil sejak awal tahun 2018 (Grafik 10). Sementara

itu di sektor riil, ekspektasi inflasi 3 dan 6 bulan ke depan dari pedagang eceran dan konsumen terlihat

meningkat mengantisipasi kenaikan permintaan pada Ramadhan dan Idul Fitri 2018 dan kemudian

mengalami koreksi paska Ramadhan dan Idul Fitri (Grafik 11 dan Grafik 12).

Grafik 7. Inflasi Inti Traded dan Non Traded (yoy) Grafik 8. Komponen Inflasi Inti Jasa

5 Indikator demand sensitive to inflation terdiri dari komoditas inti non food pada keranjang IHK. Indikator core flexible price

terdiri dari komoditas inti pada keranjang IHK yang memiliki pergerakan harga yang fluktuatif. Komoditas flexible price

memberikan informasi terkait kondisi perekonomian terkini.

6 Indikator core sticky price terdiri dari komoditas inti pada keranjang IHK yang memiliki pergerakan harga yang stabil atau

cenderung tidak mengalami perubahan harga yang tidak signifikan. Komoditas sticky price lebih memberikan informasi terkait

dengan ekspektasi inflasi sehingga dapat menjadi proxy ekspektasi inflasi ke depan. Mayoritas komoditas sticky price

merupakan komoditas dari sektor manufaktur dan komoditas jasa.

Page 5: RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2018 Grafik. 13 Inflasi Beras Grafik 14. Inflasi dan Harga Beras Panen juga mendorong deflasi aneka cabai. Pada bulan ini, harga cabai merah dan cabai rawit

5

Grafik 11. Ekspektasi Inflasi Pedagang Eceran Grafik 12. Ekspektasi Inflasi Konsumen

INFLASI VOLATILE FOOD

Secara bulanan kelompok volatile food mengalami deflasi seiring dengan meningkatnya

pasokan karena panen pada komoditas beras dan aneka cabai. Deflasi volatile food tercatat

sebesar 0,29% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya yaitu inflasi 0,15% (mtm), namun tidak

sedalam historisnya sebesar deflasi 1,12% (mtm) (Tabel 1). Deflasi bulan ini terutama bersumber

dari komoditas beras, cabai merah dan cabai rawit. Deflasi lebih dalam tertahan oleh inflasi bawang

merah, daging ayam ras dan telur ayam ras (Tabel 2).

Tabel 2. Komoditas Penyumbang Inflasi/Deflasi Kelompok Volatile Food Maret 2018 (mtm)

Komoditas beras kembali mengalami deflasi setelah mengalami inflasi sejak bulan September

2017. Harga beras bulan April 2018 kembali turun yakni sebesar 1,91% (mtm). Deflasi tersebut tidak

sedalam deflasi bulan lalu sebesar 2,34% (mtm). Deflasi beras dalam dua bulan terakhir sejalan

dengan penurunan harga gabah di tingkat petani dan penurunan harga beras di tingkat penggilingan7

seiring berlangsungnya panen raya di hampir seluruh wilayah sentra (Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa

Tengah dan Sulawesi Selatan). Bulog juga melakukan Operasi Pasar sebesar 4.191 ton di bulan April

2018 sehingga sejak awal tahun Operasi Pasar telah mencapai sekitar 296.115 ton. Dengan

perkembangan tersebut, inflasi beras mencapai 7,41% (yoy) (Grafik 13) dan harga beras rata-rata

mencapai Rp11.851/kg (Grafik 14).

7 Pada bulan April 2018, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani turun 4,22% (mtm) dan di tingkat penggilingan turun 4,16% (mtm). Harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani turun 4,22% (mtm) dan di tingkat penggilingan turun 3,66% (mtm). Harga beras di penggilingan untuk kualitas premium dan medium masing-masing turun 3,72% (mtm) dan 5,89% (mtm).

Page 6: RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2018 Grafik. 13 Inflasi Beras Grafik 14. Inflasi dan Harga Beras Panen juga mendorong deflasi aneka cabai. Pada bulan ini, harga cabai merah dan cabai rawit

6

Grafik. 13 Inflasi Beras Grafik 14. Inflasi dan Harga Beras

Panen juga mendorong deflasi aneka cabai. Pada bulan ini, harga cabai merah dan cabai rawit

masing-masing turun sebesar 3,96% (mtm) dan 6,58% (mtm) seiring dengan memasuki masa panen.

Ketersediaan cabai merah pada bulan April 2018 diperkirakan mencapai 101.971 ton, lebih tinggi

dari bulan lalu yaitu 101.855 ton. Sementara itu, untuk cabai rawit, ketersediaan di bulan April

diperkirakan mencapai 78.955 ton, lebih tinggi dari bulan lalu yaitu 78.564 ton. Peningkatan

produksi aneka cabai tersebar di wilayah sentra yaitu di Kabupaten Garut, Cianjur, Magelang,

Temanggung, Wonosobo, Blitar, Lamongan, Tuban, Kediri, Malang, Simalungun, Tanah Datar, Rejang

Lebong, Buleleng dan Lombok Timur. Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan, inflasi cabai

merah mencapai 44,18% (yoy) dengan level harga mencapai Rp44.238/kg, sedangkan cabai rawit

mengalami deflasi sebesar 24,31% (yoy) dengan level harga mencapai Rp37.367/kg, (Grafik 15 dan

16).

Grafik 15. Inflasi dan Harga Cabai Merah Grafik 16. Inflasi dan Harga Cabai Rawit

Kenaikan harga bawang putih tertahan setelah bertambahnya pasokan dari impor. Inflasi

bawang putih pada bulan ini mencapai 0,35% (mtm), mulai melambat setelah dua bulan berturut-

turut mengalami inflasi double digit yaitu 19,46% (mtm) pada bulan Februari dan 16,18% (mtm)

pada bulan Maret. Melambatnya inflasi bawang putih tercermin pada pasokan bawang putih di Pasar

Induk Kramat Jati yang terpantau meningkat yaitu sebesar 928 ton, lebih tinggi dari bulan lalu

sebesar 584 ton seiring dengan meningkatnya realisasi impor. Realisasi impor bawang putih dari

Januari hingga Maret 2018 tercatat sebesar 23.347 ton. Realisasi impor tersebut diperkirakan terus

meningkat seiring dengan adanya penambahan ijin impor8. Dengan perkembangan tersebut, secara

8 Pemerintah pada Februari telah memberikan ijin impor tahap pertama untuk 13 perusahaan dengan total kuota impor

sebesar 196 ribu ton. Pada tahap kedua yaitu per 18 April 2018, Pemerintah mengeluarkan ijin impor untuk 13 perusahaan

tambahan dengan kuota sebesar 100 ribu ton.

Page 7: RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2018 Grafik. 13 Inflasi Beras Grafik 14. Inflasi dan Harga Beras Panen juga mendorong deflasi aneka cabai. Pada bulan ini, harga cabai merah dan cabai rawit

7

tahunan, bawang putih mengalami deflasi sebesar 14,95% (yoy) dengan level harga mencapai

Rp36.393/kg (Grafik 17).

Grafik 17. Inflasi dan Harga Bawang Putih Grafik 18. Inflasi dan Harga Bawang Merah

Sementara itu, inflasi bawang merah sejak bulan Februari 2018 masih berlanjut hingga bulan

April 2018 disebabkan oleh gangguan pasokan. Inflasi bawang merah bulan ini mencapai 12,92%

(mtm), lebih tinggi dari bulan lalu yaitu 8,69% (mtm), (Grafik 18). Curah hujan yang tinggi

menyebabkan tingginya level harga bawang merah bulan April 2018 yaitu sebesar Rp33.953/kg,

meningkat dibandingkan bulan lalu sebesar Rp28.381/kg. Kenaikan harga tersebut tercermin dari

pasokan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati yang mencapai 2.523 ton, lebih rendah dari

historisnya dalam empat tahun terakhir yaitu sebesar 2.586 ton.

Kenaikan inflasi daging ayam ras dan telur ayam ras seiring dengan meningkatnya

permintaan menjelang Ramadhan dan naiknya harga bibit ayam. Inflasi daging ayam dan telur

masing-masing mencapai 2,44% (mtm) dan 1,28% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan lalu yaitu

deflasi 0,55% (mtm) dan 1,89% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, harga daging ayam

mencapai Rp33.772/kg, di atas harga acuan Rp32.000/kg (Grafik 19). Begitu pula dengan harga telur

yang mencapai Rp22.429/kg, sedikit di atas harga acuan Rp22.000/kg (Grafik 20). Kenaikan harga

daging ayam dan telur selain didorong oleh pola seasonal menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional

(HBKN), juga disebabkan oleh meningkatnya harga bibit ayam (Day Old Chick, DOC). Harga DOC di

wilayah sentra mencapai Rp 5.500 - Rp 5.800/ekor, lebih tinggi dibanding normalnya sekitar Rp

4.500 - Rp 5.000 per ekor.

Grafik 19. Inflasi dan Harga Daging Ayam Ras

Grafik 20. Inflasi dan Harga Telur Ayam Ras

Secara tahunan, inflasi volatile food menunjukkan tren peningkatan sejak awal tahun 2018.

Inflasi volatile food bulan April 2018 mencapai 5,08% (yoy) terus meningkat dari akhir tahun 2017

sebesar 0,71% (yoy). Tren kenaikan inflasi volatile food terutama disumbang oleh komoditas beras dan

Page 8: RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2018 Grafik. 13 Inflasi Beras Grafik 14. Inflasi dan Harga Beras Panen juga mendorong deflasi aneka cabai. Pada bulan ini, harga cabai merah dan cabai rawit

8

hortikultura karena keterbatasan pasokan. Tren kenaikan harga volatile food global juga turut

mendorong kenaikan inflasi volatile food domestik. (Grafik 21 dan 22).

Grafik 21. Sumbangan ytd Inflasi Pangan

Grafik 22. Harga Pangan Domestik dan Global

INFLASI ADMINISTERED PRICE

Secara bulanan inflasi kelompok administered prices meningkat yang didorong oleh bensin

dan rokok kretek filter. Kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 0,24% (mtm),

meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,20% (mtm), namun lebih rendah dibandingkan

historisnya sebesar 0,43% (mtm) (Tabel 1). Inflasi pada kelompok ini terutama didorong oleh

kenaikan harga bensin dan rokok kretek filter (Tabel 3). Kenaikan inflasi bensin merupakan dampak

lanjutan dari kenaikan harga Pertalite sebesar Rp200/liter pada bulan sebelumnya yaitu 24 Maret

2018. Kenaikan harga rokok kretek filter didorong oleh kenaikan cukai rokok yang mencapai

10,04%/tahun mulai 1 Januari 2018.

Tabel 3. Komoditas Penyumbang Inflasi Kelompok Administered Price Maret 2018 (mtm)

Secara tahunan inflasi kelompok administered prices masih melanjutkan tren perlambatan

sejak Juli 2017. Pada April 2018, inflasi kelompok administered prices sebesar 4,04% (yoy), sedikit

melambat dari bulan sebelumnya yaitu 5,11% (yoy). Perlambatan tersebut terutama didorong

perlambatan inflasi tarif listrik sejalan dengan berlalunya dampak kenaikan tarif listrik non subsidi

daya 900 VA pada tahun 2017. Di sisi lain, inflasi bensin dan solar mengalami kenaikan yang

bersumber dari bensin dan solar non subsidi seiring masih tingginya harga minyak dunia (Grafik 23

dan 24).

Page 9: RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2018 Grafik. 13 Inflasi Beras Grafik 14. Inflasi dan Harga Beras Panen juga mendorong deflasi aneka cabai. Pada bulan ini, harga cabai merah dan cabai rawit

9

Grafik 23. Inflasi Komoditas Strategis AP Grafik 24. Harga BBK dan Minyak Dunia

Jakarta, 2 Mei 2018