Reksadana Dalam Perspektif Islam

30
BAB I PENDAHULUAN Memang masalah di Dunia ini selalu saja datang silih berganti terlebih lagi masalah-masalah tersebut termasuk masalah yang masih belum banyak kita ketahui ke absahan-nya menurut pandangan islam, terutama dalam bermuamalah. Manusia terkadang banyak yang acuh tak acuh terhadap permasalahan ber-muamalah, itu semua tidak lain disebabkan sulitnya memenuhi kebutuhan hidup mereka. Walhasil mereka hanya memikirkan apa yang dihasilkan dan tidak lagi memikirkan hukumnya menurut syariat Islam.

description

Untuk test

Transcript of Reksadana Dalam Perspektif Islam

BAB I

PENDAHULUAN

Memang masalah di Dunia ini selalu saja datang silih berganti terlebih lagi masalah-masalah tersebut

termasuk masalah yang masih belum banyak kita ketahui ke absahan-nya menurut pandangan islam,

terutama dalam bermuamalah. Manusia terkadang banyak yang acuh tak acuh terhadap permasalahan

ber-muamalah, itu semua tidak lain disebabkan sulitnya memenuhi kebutuhan hidup mereka. Walhasil

mereka hanya memikirkan apa yang dihasilkan dan tidak lagi memikirkan hukumnya menurut syariat

Islam.

Islam adalah agama yang universal, ajarannya tidak hanya mengatur hubunga dengan Allah Swt saja

akan tetapi menyeluruh, yaitu mencakup antara hubungan manusia dengan Tuhan (hablum minallah),

hubungan antara manusia dengan manusia (hablum minannas), dan hubungan antara manusia dengan

alam. Kaitannya hubungan manusia dengan manusia aalam kehidupan sehari-hari telah diatur dan

dijelaskan dalam Al qur’an dan sunah Rosul, salah satunya yaitu bermuamalah. Dewasa ini

membicarakan hubugan antara manusia dalam ranah yang sederhana atau dalam lingkungan sekitar dan

hubungan manusia dalam ranah yang luas seperti hubungan nasional, regional, dan internasional.

Hubungan disini mencakup hubungan politik, ekonomi, dan social.

Dalam kesempatan ini kami akan membahas mengenai hubungan dibidang ekonomi yaitu mengenai

reksadana dan valuta asing.

Salah satu permasalahan bernuamalah yang sempat hangat diperbincangkan oleh para pakar ekonomi

Islam dan Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) adalah Reksadana Syariah. Maka dari itu penulis ingin

memaparkan tentang apakah dan bagaimanakah reksadana syariah menurut pandangan Islam? Kalau

kita tinjau memang Dunia pasar modal sangat menggiur kan bagi orang yang mempunyai modal tinggi

untuk mengalokasikan modalnya tersebut, itu semua tidak lain hanya untuk mendapatkan return

earning yang tinggi. Tetapi didalam dunia pasar modal banyak juga unsur ghararnya atau sulitnya

mekanisme didalam bermain pasar modal hingga kerap terjadi ketidakjelasan didalamnya maka dari itu

penulis ingin lebih mengetahui bagaimanakah reksadana syariah yang ada saat ini.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian

Reksadana merupakan salah satu alternative investasi bagi masayarakat pemodal, khususnya pemodal

kecil dan pemilik yang tidak punya waktu banyakjuga keahlian untuk menghitung risiko pada investasi

mereka. Reksadana ini tidak lain adalah sarana untuk menghimpun dana dari para pemodal atau

masyarakat pemodal yang ingin meng investasikan dana mereka, namun mereka ini kebanyakan

tergolong orang yang memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas, selai itu reksadana ini diharapkan

dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal.

Reksadana berasal dari kata “reksa” yang berarti jada atau pelihara dan kata “dana” berarti uang.

Sehingga reksadana dapat diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari

masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam porto folio efek ( saham, obligasi, valuta

asing atau deposito ) oleh manajer investasi.

Sedangkan reksadana syariah mengandung pengertian sebagai reksadana yang pengelolaan dan

kebijakan investasinya mengacu pada syariah islam. Reksadana syariah misalnya tidak

menginvestasikan pada saham-saham atau oblogasi dari perusahaan yang pengelolaan atau produknya

bertentangan dengan syariah islam. Seperti pabrik makanan atau minuman yang mengandung alkohol,

daging babi, rokok dan tebakau, jasa keuangan konvensional, pertahanan dan persenjataan serta bisnis

hiburan yang berbau maksiat.

2. Sejarah Reksadana

Reksadana yang pertama kali bernama Massachusetts Investors Trust yang diterbitkan tanggal 21

Maret 1924, yang hanya dalam waktu setahun telah memiliki sebanyak 200 investor reksadana dengan

total aset senilai US$ 392.000.

Pada tahun 1929 sewaktu bursa saham jatuh maka pertumbuhan industri reksadana ini menjadi

melambat. Menanggapi jatuhnya bursa maka Kongres Amerika mengeluarkan Undang-undang Surat

Berharga 1933 (Securities Act of 1933) dan Undang-undang Bursa Saham 1934 (Securities Exchange

Act of 1934).

Berdasarkan peraturan tersebut maka reksadana wajib didaftarkan pada Securities and Exchange

Commission atau biasa disebut SEC yaitu sebuah komisi di Amerika yang menangani perdagangan

surat berharga dan pasar modal. Selain itu pula, penerbit reksadana wajib untuk menyediakan

prospektus yang memuat informasi guna keterbukaan informasi reksadana, juga termasuk surat

berharga yang menjadi objek kelolaan, informasi mengenai manajer investasi yang menerbitkan

reksadana.

SEC juga terlibat dalam perancangan Undang-undang Perusahaan Investasi tahun 1940 yang menjadi

acuan bagi ketentuan-ketentuan yang wajib dipenuhi untuk setiap pendaftaran reksadana hingga hari

ini.

Dengan pulihnya kepercayaan pasar terhadap bursa saham, reksadana mulai tumbuh dan berkembang.

Hingga akhir tahun 1960 diperkirakan telah ada sekitar 270 reksadana dengan dana kelolaan sebesar 48

triliun US Dollar.

Reksadana indeks pertama kali diperkenalkan pada tahun 1976 oleh John Bogle dengan nama First

Index Investment Trust, yang sekarang bernama Vanguard 500 Index Fund yang merupakan reksadana

dengan dana kelolaan terbesar yang mencapai 100 triliun US Dollar

Salah satu kontributor terbesar dari pertumbuhan reksadana di Amerika yaitu dengan adanya ketentuan

mengenai rekening pensiun perorangan (individual retirement account - IRA) [1], yang menambahkan

ketentuan kedalam Internal Revenue Code( peraturan perpajakan di Amerika) yang mengizinkan

perorangan (termasuk mereka yang sudah memiliki program pensiun perusahaan) untuk menyisihkan

sebesar 4.000 US $ setahun.

3. Bentuk Hukum Reksadana

Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 18, ayat (1), bentuk hukum

Reksadana di Indonesia ada dua, yakni Reksadana berbentuk Perseroan Terbatas (PT. Reksa Dana) dan

Reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK).

Reksa Dana berbentuk Perseroan (PT. Reksa Dana)

suatu perusahaan (perseroan terbatas), yang dari sisi bentuk hukum tidak berbeda dengan

perusahaan lainnya. Perbedaan terletak pada jenis usaha, yaitu jenis usaha pengelolaan portofolio

investasi.

Kontrak Investasi Kolektif

kontrak yang dibuat antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang juga mengikat pemegang

Unit Penyertaan sebagai Investor. Melalui kontrak ini Manajer Investasi diberi wewenang untuk

mengelola portofolio efek dan Bank Kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan

dan administrasi investasi.

4. Karakteristik Reksadana

Berdasarkan karakteristiknya maka reksadana dapat digolongkan sebagai berikut:

Reksadana Terbuka

adalah reksadana yang dapat dijual kembali kepada Perusahaan Manajemen Investasi yang

menerbitkannya tanpa melalui mekanisme perdagangan di Bursa efek. Harga jualnya biasanya

sama dengan Nilai Aktiva Bersihnya. Sebagian besar reksadana yang ada saat ini adalah

merupakan reksadana terbuka.

Reksadana Tertutup

adalah reksadana yang tidak dapat dijual kembali kepada perusahaan manajemen investasi yang

menerbitkannya. Unit penyertaan reksadana tertutup hanya dapat dijual kembali kepada investor

lain melalui mekanisme perdagangan di Bursa Efek. Harga jualnya bisa diatas atau dibawah Nilai

Aktiva Bersihnya.

5. Jenis-jenis Reksadana

a) Reksadana Saham.

Reksadana saham adalah reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari portofolio

yang dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas (saham). Efek saham umumnya memberikan potensi

hasil yang lebih tinggi berupa capital gain melalui pertumbuhan harga-harga saham dan deviden.

Reksadana saham memberikan potensi pertumbuhan nilai investasi yang paling besar demikian juga

dengan risikonnya.

b) Reksadana Campuran.

Reksadana campuran adalah reksadana yang melakukan investasi dalam efek ekuitas dan efek hutang

yang perbandingannya tidak termasuk dalam kategori reksadana pendapatan tetap dan reksadana

saham. Potensi hasil dan risiko reksadana campuran secara teoritis dapat lebih besar dari reksadana

pendapatan tetap namun lebih kecil dari reksadana saham.

c) Reksadana Pendapatan Tetap.

Reksadana pendapatan tetap adalah reksadana yang malakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari

portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat hutang. Risiko investasi yang lebih tinggi dari

reksadana pasar uang membuat nilai return bagi reksadana jenis ini juga lebih tinggi tapi tetap lebih

rendah daripada reksadana campuran atau saham.

d) Reksadana Pasar Uang.

Reksadana pasar uang adalah reksadana yang melakukan investasi 100% pada efek pasar uang yaitu

efek hutang yang berjangka kurang dari satu tahun. Reksadana pasar uang merupakan reksadana yang

memiliki risiko terendah namun juga memberikan return yang terbatas.

6. Nilai Aktiva Bersih

NAB (Nilai Aktiva Bersih) merupakan salah satu tolak ukur dalam memantau hasil dari suatu Reksa

Dana.NAB per saham/unit penyertaan adalah harga wajar dari portofolio suatu Reksadana setelah

dikurangi biaya operasional kemudian dibagi jumlah saham/unit penyertaan yang telah beredar

(dimiliki investor) pada saat tersebut.

7. Manfaat Reksadana

Reksa Dana memiliki beberapa manfaat yang menjadikannya sebagai salah satu alternatif investasi

yang menarik antara lain:

Dikelola oleh manajemen profesional

Pengelolaan portofolio suatu Reksa Dana dilaksanakan oleh Manajer Investasi yang memang

mengkhususkan keahliannya dalam hal pengelolaan dana. Peran Manajer Investasi sangat penting

mengingat Pemodal individu pada umumnya mempunyai keterbatasan waktu, sehingga tidak dapat

melakukan riset secara langsung dalam menganalisa harga efek serta mengakses informasi ke pasar

modal.

Diversifikasi investasi

Diversifikasi atau penyebaran investasi yang terwujud dalam portofolio akan mengurangi risiko (tetapi

tidak dapat menghilangkan), karena dana atau kekayaan Reksa Dana diinvestasikan pada berbagai jenis

efek sehingga risikonya pun juga tersebar. Dengan kata lain, risikonya tidak sebesar risiko bila seorang

membeli satu atau dua jenis saham atau efek secara individu.

Transparansi informasi

Reksa Dana wajib memberikan informasi atas perkembangan portofolionya dan biayanya secara

kontinyu sehingga pemegang Unit Penyertaan dapat memantau keuntungannya, biaya, dan risiko setiap

saat.Pengelola Reksa Dana wajib mengumumkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) nya setiap hari di surat

kabar serta menerbitkan laporan keuangan tengah tahunan dan tahunan serta prospektus secara teratur

sehingga Investor dapat memonitor perkembangan investasinya secara rutin.

Likuiditas yang tinggi

Agar investasi yang dilakukan berhasil, setiap instrumen investasi harus mempunyai tingkat likuiditas

yang cukup tinggi. Dengan demikian, Pemodal dapat mencairkan kembali Unit Penyertaannya setiap

saat sesuai ketetapan yang dibuat masing-masing Reksadana sehingga memudahkan investor mengelola

kasnya. Reksadana terbuka wajib membeli kembali Unit Penyertaannya sehingga sifatnya sangat

likuid.

Biaya Rendah

Karena reksadana merupakan kumpulan dana dari banyak pemodal dan kemudian dikelola secara

profesional, maka sejalan dengan besarnya kemampuan untuk melakukan investasi tersebut akan

menghasilkan pula efisiensi biaya transaksi.

Biaya transaksi akan menjadi lebih rendah dibandingkan apabila Investor individu melakukan

transaksi sendiri di bursa.

8. Risiko Investasi Reksa Dana

Untuk melakukan investasi Reksa Dana, Investor harus mengenal jenis risiko yang berpotensi timbul

apabila membeli Reksadana.

1. Risiko menurunnya NAB (Nilai Aktiva Bersih) Unit Penyertaan

Penurunan ini disebabkan oleh harga pasar dari instrumen investasi yang dimasukkan dalam portofolio

Reksadana tersebut mengalami penurunan dibandingkan dari harga pembelian awal. Penyebab

penurunan harga pasar portofolio investasi Reksadana bisa disebabkan oleh banyak hal, di antaranya

akibat kinerja bursa saham yang memburuk, terjadinya kinerja emiten yang memburuk, situasi politik

dan ekonomi yang tidak menentu, dan masih banyak penyebab fundamental lainnya.

2. Risiko Likuiditas

Potensi risiko likuiditas ini bisa saja terjadi apabila pemegang Unit Penyertaan reksadana pada salah

satu Manajer Investasi tertentu ternyata melakukan penarikkan dana dalam jumlah yang besar pada hari

dan waktu yang sama. Istilahnya, Manajer Investasi tersebut mengalami rush (penarikan dana secara

besar-besaran) atas Unit Penyertaan reksadana. Hal ini dapat terjadi apabila ada faktor negatif yang luar

biasa sehingga memengaruhi investor reksadana untuk melakukan penjualan kembali Unit Penyertaan

reksadana tersebut. Faktor luar biasa tersebut di antaranya berupa situasi politik dan ekonomi yang

memburuk, terjadinya penutupan atau kebangkrutan beberapa emiten publik yang saham atau

obligasinya menjadi portofolio Reksadana tersebut, serta dilikuidasinya perusahaan Manajer Investasi

sebagai pengelola Reksadana tersebut.

3. Risiko Pasar

Risiko Pasar adalah situasi ketika harga instrumen investasi mengalami penurunan yang disebabkan

oleh menurunnya kinerja pasar saham atau pasar obligasi secara drastis. Istilah lainnya adalah pasar

sedang mengalami kondisi bearish, yaitu harga-harga saham atau instrumen investasi lainnya

mengalami penurunan harga yang sangat drastis. Risiko pasar yang terjadi secara tidak langsung akan

mengakibatkan NAB (Nilai Aktiva Bersih) yang ada pada Unit Penyertaan Reksadana akan mengalami

penurunan juga. Oleh karena itu, apabila ingin membeli jenis Reksadana tertentu, Investor harus bisa

memperhatikan tren pasar dari instrumen portofolio Reksadana itu sendiri.

4. Risiko Default

Risiko Default terjadi jika pihak Manajer Investasi tersebut membeli obligasi milik emiten yang

mengalami kesulitan keuangan padahal sebelumnya kinerja keuangan perusahaan tersebut masih baik-

baik saja sehingga pihak emiten tersebut terpaksa tidak membayar kewajibannya. Risiko ini hendaknya

dihindari dengan cara memilih Manajer Investasi yang menerapkan strategi pembelian portofolio

investasi secara ketat.

9 . Exchange Traded Fund

Exchange traded fund (ETF) [2] adalah sebuah reksadana yang merupakan suatu inovasi dalam dunia

industri reksadana yang sifatnya mirip dengan suatu perusahaan terbuka dimana unit penyertaannya

dapat diperdagangkan di bursa.

ETF ini adalah merupakan kombinasi dari reksadana tertutup dan reksadana terbuka, dan ETF ini

biasanya adalah merupakan reksadana yang mengacu kepada indeks saham.

ETF ini lebih efisien daripada reksadana konvensional seperti yang kita kenal saat ini, dimana

reksadana senantiasa menerbitkan unit penyertaan baru setiap harinya dan membeli kembali yang dijual

oleh pemegang unit (manajer investasi harus menjual surat berharga yang merupakan aset reksadana

tersebut untuk memenuhi kewajibannya membeli unit penyertaan yang dijual, sedangkan unit

penyertaan ETF diperdagangkan langsung di bursa setiap hari (menyerupai reksadana tertutup, dimana

tidak ada dapat dijual kembali kepada manajer investasi)

Di Indonesia, ETF ini disebut "Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif yang unit

penyertaannya diperdagangkan di bursa efek", dan pada hari senin tanggal 4 Desember 2006, Badan

Pengawas Pasar Modal (Bapepam) telah menerbitkan suatu aturan baru yaitu peraturan nomor IV.B.3

tentang "Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di

Bursa Efek".

10. Reksadana Online

Sebelumnya telah ada Reksadana Online, tetapi memasuki tahun 2014, Reksadana Online mulai marak.

Untuk pertama kali pembukaan rekening, kini tetap harus tatap muka, tetapi selanjutnya pembelian

maupun penjualan kembali reksadana dapat dilakukan secara online, dimana tidak diperlukan

penyerahan dokumen apapun dan tentunya tidak perlu menemui Manajer Investasi ataupun Agen

Penjualnya. Seperti halnya Agen Penjual, maka Reksadana Online tidak mengutip biaya apapun, tetapi

Selling Fee (ketika membeli) dan Redemption Fee (ketika menjual) tetap harus dibayar (atau

memotong jumlah Reksadana atau Uang kita). Cut-off time pembelian dan penjualan Reksadana Online

adalah sama dengan reksadana biasa, yaitu Pukul 13.00 dan jika kurang dari itu berarti onlinenya

belum sempurna dan harus dihindari. Reksadana Online jauh lebih aman daripada Internet Banking,

karena seperti halnya Internet Banking yang menggunakan Username dan Password, mungkin juga

dilengkapi dengan Token dan semuanya berhubungan langsung dengan Rekening Kita dan tak ada

hubungannya dengan Rekening Orang lain.

PANDANGAN SYARIAH TENTANG REKSADANA.

Pada prinsipnya setiap sesuatu dalam bermuamalah adlah boleh selama tidak bertentangan dengan

syariah, mengikuti kaidah fiqh yang dipegang oleh madzhab Hambali dan para fuqaha lainnya yaitu :

“ prinsip dasar dalam transaksi dam syarat-syarat yang berkenaan dengannya ialah boleh diadakan,

selama tidak dilarang oleh syariah atau bertentangan dengan nash syariah “ ( Al-Fiqh Al-Islami wa

Adillatuhu, juz IV hal.199 )

Allah SWT memerintahkan orang-orang yang beriman agar memenuhi akad yang mereka lakukan

seperti disebutkan alqur’an :

“ hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu”

(QS. Al-Maidah : 1 )

Syarat-syarat yang berlaku dalam sebuah akad , adalah syarat-syarat yang ditentukan sendiri oleh kaum

muslimin, selama tidak melanggar ajaran islam rasulullah SAW menarik batasan tersebut dalam hadist :

“ perdamaian itu boleh diantara orang-orang islam kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal

atau mengharamkan yang halal. Orang-orang islam wajib memenuhi syarat-syarat yang mereka

disepakati kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram “ (Hr Abu

Daud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi dari Amru bin Auf ) dalam reksadana konvensional berisi akad

muamalah yang dibolehkan dalam Islam, yaitu jual beli dan bagi hasil (Mudharabah atau Musyarakah )

dan terdapat banyak maslahah, seperti memajukan perekonomian, saling memberi keuntungan

diantaranya para pelakunya meminimalkan risiko dalam pasar modal dan sebagainya. Namun

didalamnya juga ada hal-hal yang betentangan dengan syariah, baik dalam segi akad, operasi, investasi,

transaksi, dan pembagian keuntungan. Syariah dapat menerima usaha semacam reksadana sepanjang

hal yang tidak bertentangan dengan syariah Dr Wahbah Azzuhaili berkata : “ dan setiap syarat yang

tidak bertentangan dengan dasar-dasar syariah dan dapat disamakan hukumnya ( dikiaskan ) dengan

syarat-syarat yang sah”

( Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuha Hal, 210 ) prinsip dalam berakad juga harus mengikuti hukum yang

telah digariskan oleh Allah SWT disebutkan dalam Al-quran :

“hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling makan harta sesamamu dengan jalan yang batil

kecuali perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu” ( QS Annisa : 29 )

MASALAH-MASALAH POKOK YANG BERKAITAN DENGAN REKSADANA

A. kelembagaan

Reksadana syariah dapat ditangani oleh sebuah lembaga keuangan yang berbentuk badan hukum yang

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku . Lembaga badan hukum seperti itu

memang belum dikenal selama ini dalam peristilahan fiqh klasik. Tetapi badan hukum tersebut

merupakan gabungan dari para pemegang saham yang masing-masing terkena taqlif. Oleh karena itu

lembaga tersebut dapat dinyatakan sebagai syakhsiyah hukmiyah yang bertanggung jawab dalam

pengelolaan reksadana syariah, sedangkan para pengurusnya lembaga tersebut merupakan para wakil.

B. Hubungan investor dengan lembaga.

1. Akad antara investor dengan lembaga hendaknya dilakukan dengan system mudharabah/qhirad. Yang

dimaksud dengan mudharabah disini adalah:

“seseorang memberikan hartanya kepada yang lain untuk diperdagangkan dengan ketentuan bahwa

keuntungan yang diperoleh dibagi antara kedua pihak, sesuai dengan syarat-syarat yang disepakati

kedua belah pihak. Warga Iraq menyebutnya mudharabah sedangkan warga hijaz menyebutnya Qiradh

“ (Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuh juz IV hal 836 )

Dengan demikian mudharabah atau Qiradh disepakati bolehnya dalam syariah oleh empat madzhab

fiqh islam.

2. Saham reksadana syariah dapat diperjual belikan:

a. ayat alqur’an yang mengatakan bahwa praktek jual beli dihalalkan oleh Allah SWT

“ dan Allah menghalalkan jual beli “ (QS Al-Baqarah 275)

Khususnya jual beli kepemilikan sebagaimana syarikat (saham) antar pemilik syarikat, Ibnu Qudanah

mengatakan :

“ jika salah seorang dari yang berkongsi memberi bagian

( saham ) temannya dalam perkongsian, hukumnya boleh, karena ia memberi hak orang lain “ ( Al-

Mugni juz V hal 56 )

b. saham itu merupakan harta ( mal ) milik investor yang bisa dimanfaatkan dan diperjualbelikan

“ syarat kedua barang yang diperjual belikan adalah bermanfaat. Barang yang tidak bermanfaat bukan

harta, karena itu mengambil harta dengan imbalan barang yang tidak bermanfaat adalh batal. Barang

yang tidak bermanfaat tidak sah dijual” ( Raudhatul Thalibin juz III hal 68-69 )

c. jual beli saham itu sudah menjadi kelaziman (Urf ) al-Tujjar

( para pengusaha). Dr Abdul Hamd Mahmud Al-Ba’I seperti dikutip Dr Samir Abdul Hamid ridwan

mengatakan :

kaidah fiqh,“ sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sama dengan yang berlaku berdasarkan

nash” dapat menjadi dasar melakukan transaksi-transaksi serta memberikan kebebasan buat mereka

yang mengadakan transaksi demi menghindari kesukaran kesukaran muamalah dengan sesame

manusia, ketika ruang lingkup muamalah harta semakin meluas dan bentuk muamalah semakin

berkembang khususnya pada bidang transaksai antara lain perusahaan

d. tidak adanya unsur penipuan ( gharar ) karena nilai saham jelas semua saham yang dikeluarkan

reksadana tercatat dalam administrasi yang rapi dan menyebutkan harga harus dilakukan dengan jelas.

C.Mekanisme transaksi

1. Dalam melakukan transaksi reksadana syariah tidak diperbolehkan melakukan tindakan spekulasi,

yang didalamnya mengandung gharar, seperti najsy ( penawaran palsu ), ihtikar dan tindakan spekulasi

lainnya.

“ Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu umar yang mengatakan bahwa nabi SAW melarang

najsy ( menawar sesuatu bukan untuk membeli tetapi menahan harga )”

( subulussalam juz III hal 18 )

2. produk-produk transaksi reksadan pada umum nya seperti spot, forward, swap, option, dan produk-

produk lain yang bisa dilakukan reksadana hendaknya menjadi bahan penelitian dan pengkajian dari

reksadana syariah.

3. untuk membahas persoalan-persoalan yang memerlukan penelitian dan pengkajian, seperti

menyeleksi perusahaan-perusahaan investasi, pemurnian pendapatan,formula pembagian keuntungan

dan sebagainya, hendaknya dibentuk Dewan Pengawas Syariah yang ditunjuk oleh MUI.

D. Permasalahan Reksa Dana Syari’ah di Indonesia

Reksa dana sebagai lembaga yang mengelola harta memiliki kemampuan umtuK

mengembangkannya dari para pemilik modal secara sendiri-sendiri yang melakukannya.  Reksa dana

adalah unutan perkembangan ekonomi yang akan terus berkembang, ia akan mengimpu dana dari umat

yang tidak dapat dicegah untuk berinvestasi di Reksa dana. Disisi lain umat islam harus bersaing dalam

bidang ekonomi dalam usaha mempersiapkan diri menghadapi globalisasi yang kan mendekat dan

sukar untuk dihindari. Kegiatan Reksa dana yang ada sekarang masih banyak mengandung unsur-unsur

yang tidak sesuia dengan syariat islam, baik dari akad, sasaran investasi, teknis transaksi, pendapatan,

maupun dalam hal pembagian keuntungan. Untuk itu perlu dibentuknya Reksa dana syari’ah, dimana

Reksa dana ini mengikuti prinsip-prinsip syari’ah dalam bidang muamalah amaliah.

Dengan kata lain, operasional Reksa dana syari’ah tidak terlepas dari permasalahan permasalahan

yang muncul. Sehingga kalau dicermati masalah-masalah pokok yangberkaitan dengan Reksa dana

dewasa ini, meliputi:

1.      Masalah kelembagaan

Reksa dana syari’ah dapat ditangani oleh seuah lembaga keuangan yang berbentuk badan hukum

yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Lembaga badan hukum seperti itu

memang belum dikenal selama ini dalam peristilahan fiqih klasik. Tetapi badan hukum terebut tidak

bebas dari hukum taklifi, karena pada hakikatnya badan hukum tersebut merupakan gabungan dari

pemegang saham yang masing-masing terkena taklif. Oleh kaena itu lembaga tersebut dapat dinyatakan

sebagai syakhsiyyah hukmiyah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan Reksa dana syari’ah.

Sedangkan pengurus lembaga tersebut merupakan para wakil.

2.      Hubungan investor dengan lembaganya

Hubungan antara investor dengan lembaga akan diikat dengan akad, dengan alasan bahwa:

a. Akad antara investor dengan lembaga hendaknya dilakukan dengan system mudharaba/qiradh.

Dengan demikian mudharabah/qiradh disepakati boleh dlaam syari’at o;eh empat mazhab fiqh islam.

b. Didalam Reksa dana syari’ah terjadi jual beli saham. Ayat al-Qur’an mengatakan, ”Jika salah

seorang dari yang berkongsi  membeli bagian saham temannya dalam perkongsian, hukumnya boleh,

karena ia membeli hak orang lain”.

c.Saham itu merupakan harta (mall) milik investor yang dapat dimanfaatkan dan dapat

diperjualbelikan. Dalam kitab dinyatakan: ”Barang yang diperjual blikan adalah bermanfaat, barang

yang tidak bermanfaat bukan harta. Karena itu mengambil harta dengan imbalan barang yang tidak

bermanfaat adalah batal. Barang yang tidak bermanfaat, tidak sah untuk dijual”.

d.Yanglebih penting lagi adalah bahwa tidak adanya unsur penipuan (gharar) karena nilai saham jelas.

Semua saham yang dikeluarkan Reksa daa tercatat dalam administrasi yag rapi dan penyebutan harga

harus dilakukan dengan jelas.  

3.      Kegiatn investasi Reksa dana

Didalam melakukan kegiatan investasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh menajer

investasi, yaitu:

a. Dalam melakukan kegiatan investasi Reksa dana syari’ah dapat melakukan apa saja sepanjang tidak

bertentanga dengan syari’at. Diantara investasi yang tidak halal yang tidak boleh dilakukan adalah

investasi dalam bidang perjudian, pelacuran, pornografi, makanan dan minuman yang haram, lembaga

keuangan ribawi, dan lain-lain yang ditentukan oleh dewan pengawas syari’ah.

b. Akad yang dilakukan oleh Reksa dana syari’ah dengan emiten dapat dilakuka melalui:

mudharabah/musyarakah atau dengan jual beli.

4.      Mekanisme transaksi

Mekanisme transaksi di dalam investasi melalui Reksa dana syari’ah harus memperhatikan hal-hal

yang bertetangan dengan syari’at islam, diantaranya:

1.   Dalam melakukan transaksi Reksa dana syari’ah tidak diperbolehkan melakukan tindakan

spekulasi, yang didalamnya mengandung unsur gharar, seperti: najsy, ihtikar, dan tindakan

spekulasi lainnya.

2.  Produk-produk transaksi Reksa dana pada umumya seperti: spot, forward, swap, option dan

produk-produk lain yang biasa dilakukan Reksa dana hendaknya menjadi bahan penelitian dan

pengkajian dari Reksa dana syari’ah.

3.  Unuk membahas persoalan-persoalan yang memerlukan penelitian dan pengkajian, seperti

meneleksi perusahaan-perusahaan investasi, pemurnian penapatan, formula pembagian keuntungan

dan sebagainya, hendaknya dibentuk Dewan Pengawas Syari’ah yang ditunjuk oleh MUI.

E. Prospek Perkembangan Reksa Dana Syaria’ah

Reksa dana syari’ah memang sangat berpotensi untuk membuat terobosan yang berarti dalam

menunjang perkembangan pasar modal diindonesia. Di Amerika Reka dana pertama kali didirikan pada

tahun 1924. Dan pada tahun 1996telah ada 6293 Reksa dana (Mutual Funds) yang telah meghimpun

dana sekitar US$ 3,54 trillion dimana sekitar 49% merupakan Reksa dana saham, 25% Reksa dana

pendapatan tetap dan 26% Reksa dana pasar uang. Dana yang telah dihimpun oleh Reksa dana di

Amerka bahkan telah melebihi dana yang dihimpun oleh Bank umum. Sehingga dengan total asset US$

1,73 Trillion Reksa danan Amerika telah berperan besar di pasar modal.

Walaupun begitu untuk memasyarakatkan Reksa dana ini maka peran Menejer Investasi akan

sangat menentukan, dan juga untuk menjaga kredibilitas Reksa dana. Karena masih banyak hambatan

dan tantangan yang harus dihadapi. Misalnya: Pemahaman masyarakat akan invstasi secara umum dan

Reksa dana secara khusus; Profesionalisme dan tanggung jawab Menejer investasi yang masih harus

ditingkatkn; jumlah dan liquiditas instrument saham dan obligasi khususnya obligasi bagi hasil perlu

ditingkatkan; serta norma dan standar bagi penentu Nilai Pasar Wajar dan Hasil Kinerja Investasi

sehingg prinsip keadilan dan keterbukaan lebih terjamin.

BAB III

KESIMPULAN

Jadi penulis mengambil kesimpulan dari pemaparannya tentang reksadana syariah tersebut bahwa

segala bentuk muamalah itu pada dasarnya adalah boleh kecuali ada atau terdapat dalil yang

mengharamkannya atau melarang untuk melakukan kegiatan tersebut, saya berpendapat reksadana

syariah ini boleh selama mengacu kepada ketentuan dan peraturan yang telah dibuat oleh Dewan

Pengawas Syariah dan dikuatkan dengan fatwa MUI tentang membolehkannya reksadana syariah

diantara kamu…” (Qs. An-Nisa: 9). Kemudian ayat lain menyebutkan: “Hai orang-

orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu” (Qs. Al-Maidah: 1)

Kemudian Rasulullah SAW memberikan acuan bagi para umatnya dalam melakukan transaksi

atau akad sebagai berikut: “perdamaian itu boleh antara orang-orang Islam, kecuali perdamaian yang

mengharamkan sesuatu yang halal dan menghalalkan sesuatu yang haram. Dan orang-orang Islam

wajib syarat-syarat yang mereka sepakati, kecuali syarat yang mengharamkan yang halal dan

menghalalkan yang haram.”

Berdasarkan paparan diatas, bahwa Reksadana (Konvensional) adalah berisi akad muamalah

yang dibolehkan dalam Islam, yaitu jual beli dan bagi hasil (mudharabah-musyarakah). Dengan

demikian, didalamnya banyak terdapat mashlahat, seperti mashlahat untuk memajukan perekonomian,

saling member keuntungan diantara para pelakunnya., meminimalkan risiko dalam pasar modal dan

sebagainya. Namun didalamnya, ada beberapa yang bertentangan dalam Syari’ah baik dari segi akad,

operasi, investasi, transaksi, dan pembagian keuntungannya. Oleh karena itu, upaya kita melakukan

transaksi Rekasadana harus diacukan secara benar dengan kaidah-kaidah yang berlaku didalam al-

Qur’an, hadist dan pendapat para fuqoha. Maka intinya ketika kita ingin bertransaksi dengan sistem

Reksadana , maka dianjurkan lebih memilih Reksadana syari’ah karena lebih jelas dimana dan sampai

mana alokasi dan kita.