Reklamsi. Nurfasiha

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya teknologi maka kebutuhan barang dan jasa semakin meningkat pula. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah memanfaatkan sumberdaya alam yang ada dibumi, diantaranya adalah Mineral dan Batubara. Mineral dan batubara merupakan sumberdaya alam yang berbeda dengan sumberdaya alam yang lain karena mempunyai sifat khusus yaitu tidak dapat diperbaharui (non-renewable resources ) dan penyebarannya tidak merata. Salah satu perusahaan yang memanfaatkan sumberdaya mineral yang ada di Indonesia berupa Tembaga adalah PT. Newmont Nusa Tenggara. Untuk memperoleh tembaga tersebut PT. Newmont Nusa Tenggara menggunanakan sistem tambang terbuka dengan metode Open Pit Mining. PT. Newmont Nusa Tenggara merupakan perusahaan yang beroperasi berdasarkan jenis perizinan kontak karya yang ditandatangani pada tanggal 2 Desember 1986 dan mulai produksi tanggal 1 Maret 2000. Produk hasil tambang ini berupa konsentrat tembaga, emas, dan perak yang berlokasi di kabupaten Sumbawa dan Sumbawa barat yang salah satu daerah operasional terletak di Batu Hijau, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kegiatan pertambangan akan memberikan dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif yang ditimbulkan adalah menambah pendapatan dan devisa negara, membuka kesempatan

description

-

Transcript of Reklamsi. Nurfasiha

Page 1: Reklamsi. Nurfasiha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin meningkatnya teknologi maka kebutuhan barang dan jasa semakin

meningkat pula. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah

memanfaatkan sumberdaya alam yang ada dibumi, diantaranya adalah Mineral dan

Batubara.

Mineral dan batubara merupakan sumberdaya alam yang berbeda dengan

sumberdaya alam yang lain karena mempunyai sifat khusus yaitu tidak dapat

diperbaharui (non-renewable resources ) dan penyebarannya tidak merata. Salah satu

perusahaan yang memanfaatkan sumberdaya mineral yang ada di Indonesia berupa

Tembaga adalah PT. Newmont Nusa Tenggara. Untuk memperoleh tembaga tersebut

PT. Newmont Nusa Tenggara menggunanakan sistem tambang terbuka dengan metode

Open Pit Mining. PT. Newmont Nusa Tenggara merupakan perusahaan yang beroperasi

berdasarkan jenis perizinan kontak karya yang ditandatangani pada tanggal 2 Desember

1986 dan mulai produksi tanggal 1 Maret 2000. Produk hasil tambang ini berupa

konsentrat tembaga, emas, dan perak yang berlokasi di kabupaten Sumbawa dan

Sumbawa barat yang salah satu daerah operasional terletak di Batu Hijau, Provinsi Nusa

Tenggara Barat.

Kegiatan pertambangan akan memberikan dampak positif dan dampak negatif.

Dampak positif yang ditimbulkan adalah menambah pendapatan dan devisa negara,

membuka kesempatan kerja, menjadi pusat pengembangan wilayah. Sedangkan dampak

negatif yang dapat ditimbulkan adalah kerusakan lingkungan. Oleh karena itu perlu

dilakukan pengelolaan lingkungan dengan cara melakukan reklamasi pada lokasi bekas

tambang. Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha

pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan

ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya.

Permasalahan yang dihadapi oleh setiap perusahaan pertambangan dalam

melakukan kegiatan reklamasi berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat kesuburan

tanah, kualitas sumberdaya manusia, ketersediaan dana dan topografi daerah yang akan

direklamasi. Namun dengan adanya permasalahan tersebut perusahaan harus lebih

Page 2: Reklamsi. Nurfasiha

cermat dalam melakukan kegiatan reklamasi dan diharapakan dengan adanya kegiatan

reklamasi tersebut mampu memperbaiki ekosistem yang rusak sehingga dapat pulih,

mendekati atau bahkan lebih baik dibandingkan kondisi semula.

1.2 Deskripsi PT. Newmont Nusa Tenggara

PT. Newmont Nusa Tenggara merupakan perusahaan yang beroperasi berdasarkan

jenis perizinan kontak karya (Cow generation IV) yang ditandatangani pada tanggal 2

Desember 1986 dan mulai produksi tanggal 1 Maret 2000 . Luas Area kontrak awal  PT.

Newmont Nusa Tenggara yaitu 1.127.134 Ha. Produk hasil tambang ini berupa

konsentrat tembaga, emas, dan perak yang berlokasi di kabupaten Sumbawa dan

Sumbawa barat yang salah satu daerah operasional terletak di Batu Hijau, Provinsi Nusa

Tenggara Barat.

Setelah melakukan kegiatan eksplorasi selama hampir 4 tahun, PT. Newmont Nusa

Tenggara menemukan cebakan tembaga porfiri dalam jumlah besar di suatu kawasan

hutan yang kemudian diberi nama Batu Hijau. Sebelum di keluarkanya izin melakukan

kegiatan pertambangan PT. Newmont Nusa Tenggara harus menyediakan suatu kajian

tentang dampak-dampak yang di perkirakan akan muncul pada masa konstruksi dan

masa operasi. Kajian tersebut adalah AMDAL ( analisis mengenai dampak lingkungan )

yang telah di setujui pada tahun 1996. Izin untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi

dikeluarkan oleh menteri Lingkungn Hidup ( LH ) dengan disetujuinya ANDAL terpadu

dengan Keputusan Menteri LH : Kep. 41/MENLH/10/1996.

Gambar 1 : Lokasi Penambangan PT. Newmont Nusa Tenggara di Batu Hijau

Page 3: Reklamsi. Nurfasiha

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kondisi Awal Sebelum Kegiatan Penambanagn dilakukan di PT. Newmont

Nusa Tenggara

Pengetahuan tentang kondisi awal suatu daerah sebelum dilakukan kegiatan

pertambangan sangatlah penting. Pengetahuan jenis-jenis pohon hutan, karakteristik

pertumbuhan, teknik budidaya dan produk yang dihasilkan akan dapat meningkatkan

keberhasilan dan kualitas dari kegiatan reklamasi lahan bekas tambang. Lahan-lahan

bekas tambang dengan kondisi ekstim, misalnya tanah dengan keasaman tinggi,

tergenang dan berbatu dapat didekati dengan pemilihan jenis tanaman yang tepat yang

mampu beradaptasi dengan kondisi ekstrim tersebut.

Dari hasil pendataan yang telah dilakukan oleh PT. Newmont Nusa Tenggara

diketahui bahwa terdapat 32 jenis tanaman asli daerah setempat. Pohon atau tanaman

yang dikembangkan dikebun pembibitan dan ditanam untuk kegiatan reklamsi adalah

tanaman asli daerah setempat. Dengan menanam pohon atau tanaman asli setempat

maka habitat flora dan fauna hutan yang hidup didaerah tersebut diharapkan bisa

kembali seperti sediakala. Tanaman asli/lokal di daerah tersebut diantaranya, ipil,

gaharu, lempayang, bungur, sengon, mahoni dan spesies lainnya.

2.2 Kegiatan Pengelolaan Lahan dan Reklamasi di PT. Newmont Nusa Tenggara

Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan

untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar

dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya. Hartman dan Mutmansky (2002)

menyatakan bahwa waktu terbaik untuk memulai proses reklamasi/penutupan tambang

adalah sebelum penggalian pertama kali dilakukan.

PT. Newmont Nusa Tenggara melakukan kegiatan reklamasi sejak dilakukanya

penambangan, jadi kegiatan reklamasi dilakukan secara beriringan dengan kegiatan

penambangan. Kawasan yang telah dibuka oleh PT. Newmont Nusa Tenggara seluas

1.918,85 hektar dan area yang telah direklamasi sampai dengan Juni 2010 seluas 690

ha.

Page 4: Reklamsi. Nurfasiha

PT. Newmont Nusa Tenggara memperoleh penghargaan berupa proper hijau pada

periode 2004/2005 sampai dengan periode 2010/2011 karena telah melakukan

pengelolaan lingkungan yang sesuai dengan kriteria penilain proper yang telah

ditetapkan.

Tahapan-tahapan kegiatan reklamasi yang dilakukan oleh PT. Newmont Nusa

Tenggara adalah :

Penyiapan Lahan dan Recontouring

Pelaksanaan reklamasi meliputi kegiatan penyiapan lahan. Lahan-lahan yang

telah selesai di tambang secara fisik tidak layak ditanami karena permukaannya

tidak teratur, adanya lubang-lubang bekas galian atau bukit-bukit kecil yang

ditinggalkan. Kondisi fisik tersebut harus ditata terlebih dahulu untuk menjamin

keamanan para pekerja dan memperbaiki aksesbilitas sehingga para pekerja dapat

bekerja dengan mudah dan aman.

Lubang-lubang bekas tambang ditutup dengan overburden, bukit-bukit

diratakan dan dibentuk ulang ( recontouring ) sesuai dengan kontur permukaan

lahan sehingga berjenjang dan membentuk teras dengan kemiringan sekitar 22

derajat.

Gambar 1 : Tahapan Recontouring

Penebaran Top Soil

Timbunan batuan penutup yang telah direcontouring tersebut kemudian dilapisi

tanah subsoil setebal 2,25 meter dan tanah top soil ( tanah pucuk ) setebal 0,5 meter

sehingga total ketebalan 2,75 meter.

Page 5: Reklamsi. Nurfasiha

Gambar 2 : Tahapan Penebaran dan Pemerataan Top Soil

Pemadatan Lapisan

Pemadatan ini bertujuan untuk meningkatkan kestabilan lereng. Jika tidak

dilakukan pemadatan maka kemungkinan untuk longsor sangat tinggi.

Gambar 3 : Tahapan Pemadatan Lapisan

Pemasangan Row Sprigging, Jute Net dan Hydroseeding di Area Reklamasi

Kegiatan revegetasi meliputi pemasangan energy break ( row springging, jute

net ) dan diikuti dengan penyebaran rumput dan covercrop dengan hydroseeding.

Permukaan lereng hasil penataan yang masih gundul ditutup dengan jute neetig dan

pemasangan row sprigging dengan menggunakan kayu jawa.

Lahan bekas tambang yang harus ditanami tidak selamanya datar, tetapi

dilokasi-lokasi tertentu khususnya tebing-tebing yang mendekati tegak lurus, tidak

memungkinkan untuk melakukan penanaman secara manual, oleh karena itu

diperlukan teknik yang khusus yaitu hydroseeding. Hydroseeding adalah suatu

metode penanaman yang dilakukan dengan menyemprotkan campuran yang

mengandung biji-biji tanaman, mulsa dan pupuk kepermukaan tanah. Keunggulan

Page 6: Reklamsi. Nurfasiha

dari teknik hydroseeding dibandingkan dengan manual adalah kecepatan dalam

penanaman dan kemerataan pertumbuhan rumput atau tanaman lainnya.

Gambar 4 : Pemasangan row sprigging, jute net dan hydroseeding di area reklamasi

Penanaman Tanaman Fast-growing dan Vegetasi Lokal

Penanaman dilakukan selama musim hujan dan terbagi menjadi 2 tahap. Tahap

pertama yaitu penanaman fast-growing dan pada tahap kedua yaitu penanaman

vegetasi lokal.

Penanaman tanaman fast-growing merupakan tanaman yang mampu

melakukan perlindungan tanah secara cepat dan melindunggi tanah dari erosi.

Tanah yang baru disebarkan belum membentuk struktur yang kompak sehingga

rawan terhadap erosi.

Dalam proses reklamasi tersebut, jenis vegetasi yang ditanam terdiri dari

berbagai jenis kayu lokal yang dulu terdapat di Batu Hijau. Di antaranya, ipil,

garahu, lempayang, bungur, sengon, mahoni dan spesies lainnya. Tujuannya untuk

mengembalikan kondisi hutan Batu Hijau minimal seperti semula.

Page 7: Reklamsi. Nurfasiha

Pemeliharaan Tanaman

Untuk menjamin keberhasilan dari kegiatan reklamasi maka perlu dilakukan

pemeliharaan tanaman. Pemeliharaan tanaman yang terdiri dari pemupukan,

penyiangan dan penjarangan.

Pemupukan dilakukan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh

tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik, sedangkan penyiangan

adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan gulma atau tanaman

penutup yang diditanam pada awal kegiatan reklamasi tetapi mengalami

pertumbuhan yang sangat pesat atau diluar kendali sehingga dapat menggagu bibit-

bibit pohon yang ditanam.

Penjarangan merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan dalam

pemeliharaan tanaman untuk mengurangi jumlah pohon perhektar dengan tujuan :

- Menghilangkan pohon yang terserang penyakit dan hama.

- Memberikan ruang tumbuh yang yang lebih baik agar tidak terjadi perebutan

cahaya yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman lainnya.

2.3 Nursery

Nursery ( persemaian ) adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih

(atau bahan lain dari tanaman) menjadi bibit yang siap ditanam di lapangan. Kegiatan di

persemaian merupakan kegiatan awal di lapangan dari kegiatan penanaman hutan

karena itu sangat penting dan merupakan kunci pertama di dalam upaya mencapai

keberhasilan penanaman hutan.

Penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan secara langsung (direct planting)

dan secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan terlebih dahulu di tempat

persemaian. Penanaman secara langsung ke lapangan biasanya dilakukan apabila biji-

biji tersebut mempunyai ukuran yang lebih besar dan jumlah persediaannya melimpah.

Meskipun ukuran benih besar tetapi kalau jumlahnya terbatas, maka benih tersebut

seharusnya disemaikan terlebih dulu.

Tanaman yang biasanya disemaikan adalah tanaman lokal. Selama dipersemaian,

bibit mendapatkan perlakuan yang khusus yaitu dilakukan penyiraman yang cukup,

pemupukan untuk menjaga dan meningkatkan kesuburan media yang digunakan, serta

pemberian naungan yang cukupuntuk pertumbuhan bibit yang optimum.

Page 8: Reklamsi. Nurfasiha

Setelah tanaman mencapai target yang di inginkan maka tanaman tersebut dapat

langsung dipindahkan / ditanam di daerah yang akan direklamasi.

Gambar 5 : Nursery

2.4 Perkembangan Reklamasi dari Tahun ke Tahun

Perkembangan reklamasi yang dilakukan oleh PT. Newmont Nusa Tenggara dari

tahun ketahun dapat dilihat pada gambar berikut :

Juli 2003 Agustus 2003

Juli 2009 November 2004

Page 9: Reklamsi. Nurfasiha

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan

bahwa :

- Kegiatan reklamasi yang dilakukan oleh PT. Newmont Nusa Tenggara sudah

terencana dengan baik, bahkan kegiatan reklamsainya dilakukan sejak kegiatan

penambangan dilakukan.

- Dari hasil pendataan yang telah dilakukan oleh PT. Newmont Nusa Tenggara

diketahui bahwa terdapat 32 jenis tanaman asli/lokal diantaranya ipil, gaharu,

lempayang, bungur, sengon, mahoni dan spesies lainnya. Jenis tanaman tersebut

digunakan untuk kegiatan reklamasi dan dikembangkan di nursery.

Page 10: Reklamsi. Nurfasiha

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/20269

http://economy.okezone.com/read/2012/03/31/279/603232/batu-hijau-riwayatmu-kini

http://www.pulausumbawanews.com/daerah/ptnnt-tiga-besar-dalam-reklamasi/

Mansur, I. 2010. Teknik Silvikultur Untuk Reklamasi Lahan Bekas Tambang. Seameo Biotrop. Bogor

Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Andy Suripin. 2001. Pelestarian

Sumber Daya Tanah dan Air. Andy Yogyakarta. Yogyakarta.