Rekayasa Lingkungan (Power Point 2003)

21
REKAYASA LINGKUNGAN Ferry Anggriawan 12909

description

rekayasa lingkungan

Transcript of Rekayasa Lingkungan (Power Point 2003)

Page 1: Rekayasa Lingkungan (Power Point 2003)

REKAYASA LINGKUNGAN

Ferry Anggriawan 12909

Page 2: Rekayasa Lingkungan (Power Point 2003)

Manusia dan Budaya Kotagede

Setting fisik adalah ruang yang terbentuk di dalam kawasan dengan batas bawah berupa

jalan, pedestrian dan halaman, batas samping adalah visual fasad bangunan-bangunan dan batas atas adalah outline yang dibentuk oleh visual fasad tersebut. Setting non fisik adalah aktifitas, konsep dan image yang ada di dalam kawasan. Pengaruh terbesar yang menentukan

karakteristik adalah Setting non fisik, sebab bagaimanapun juga masyarakat dengan

kegiatan yang ada di kawasan adalah pemicu bagi terciptanya suasana kehidupan kawasan.

Page 3: Rekayasa Lingkungan (Power Point 2003)

Karakteristik sub kawasan Kotagede yang dipengaruhi Setting non fisik

meliputi aktifitas masyarakat beserta keempat jenisnya (Bangsawan, Pedagang, Perajin dan pekerja),

kegiatan dari ruang pergerakan, dan permasalahan konservasi situs Mataram

Islam. Pengaruh Setting fisik sub kawasan Kotagede dari bangunan yang

cenderung memiliki bukaan jendela/pintu bangunan (void) yang cukup luas dan ruang terbuka yang

cukup luas pula.

Page 4: Rekayasa Lingkungan (Power Point 2003)

Karakteristik non fisik sub kawasan Kotagede

a.  Karakteristik kawasan yang dipengaruhi setting aktifitas

Setting aktifitas di sub kawasan Kotagede meliputi jenis bangunan dan jenis masyarakat. Di sisi Selatan pasar Kotagede lebih didominasi jenis bangunan hunian dan

masyarakatnya berjenis bangsawan. Di sisi Barat pasar Kotagede lebih didominasi jenis bangunan toko besar dan

masyarakatnya berjenis pedagang. Di sisi Timur pasar Kotagede lebih didominasi jenis bangunan toko kecil dan masyarakatnya berjenis abdi dalem/pekerja. Di sisi Utara

pasar Kotagede lebih didominasi jenis bangunan toko/tempat kerajinan perak dan masyarakatnya berjenis

pedagang/perajin.

Page 5: Rekayasa Lingkungan (Power Point 2003)

b.  Ruang pergerakan sebagai koridor

Ruang pergerakan utama di sub kawasan Kotagede berorientasi ke pasar kotagede. Ruang pergerakan tersebut

merupakan koridor dan berjumlah 4 yaitu ; koridor Selatan di Jl. Watugilang, koridor Barat di Jl. Mondorakan, koridor Timur di

Jl. Karanglo dan koridor Utara di Jl. Kemasan. Area di depan Masjid Ageng Mataram adalah titik dari koridor Selatan, memiliki intensitas tinggi dalam menentukan place bagi

kawasan. Koridor Jl. Kemasan di pertigaan Jl. Nyi Pembayun, walaupun tidak memiliki kelebihan sebagai situs, namun

merupakan area yang juga memiliki potensi untuk menjadi pusat kegiatan, maka perlu dikembangkan

Page 6: Rekayasa Lingkungan (Power Point 2003)

c.  Kebutuhan konservasi

Pasar Kotagede sebagai fasilitas umum juga merupakan salah satu (toponim) situs pasar yang termasuk dalam catur gatra selain, Masjid, Dalem dan Alun-alun (toponim). Popularitas situs pasar

membuat Kotaraja Mataram juga dikenal sebagai Pasargede. Situs Dalem masih menyisakan pelataran tengah yang ditengarai dengan empat pohon beringin besar, sedangkan situs Masjid Ageng Mataram

masih terjaga lengkap dengan makam raja-raja Mataram, tempat mandi dan beteng yang mengelilinginya. Situs yang lebih muda adalah Perumahan Between Two Gates dan Makam Hastorenggo. Pasar Kotagede adalah salah satu konsep catur gatra dari situs peninggalan Kotaraja mataram Islam, berguna sebagai fasilitas perdagangan yang vital bagi masyarakat sekitarnya di posisi

strategis persimpangan jalur jalan dan sebagai gerbang awal dari situs Kotaraja mataram Islam menuju kota lain di Jawa Tengah.

Page 7: Rekayasa Lingkungan (Power Point 2003)

Karakteristik fisik sub kawasan Kotagede

Karakteristik fisik sub kawasan Kotagede ditentukan dari identifikasi ruang jalan yang meliputi street wall, street floor dan street furniture.

Analisis yang dilakukan menghasilkan temuan utama adanya konsistensi ornamentasi bangunan. Artinya bahwa bangunan-

bangunan yang memiliki ornamen, konsisten menampilkan detail arsitektural dari olahan gevel, jendela dan pintu. Temuan lain adalah kecenderungan warna putih yang mendominasi tampilan kawasan,

baik untuk bangunan yang berusia di kurang dan lebih dari 50 tahun. Bangunan baru yang dibuat dengan ketinggian lebih dari satu lantai cenderung memiliki garis sempadan di atas 6 meter. Secara makro

kawasan kotagede dipengaruhi oleh banyaknya tempat usaha, sehingga dapat diidentifikasikan sebagai kawasan perdagangan.

Bukaan yang lebar untuk bangunan tempat usaha menjadi tampilan yang dominan di kawasan Kotagede.

Page 8: Rekayasa Lingkungan (Power Point 2003)

a.   Koridor dan konstruksi ruang jalan

Ruang jalan di kawasan Kotagede cenderung memiliki garis sempadan bangunan nol (berhimpit dengan jalan/trotoar), termasuk sub kawasan Kotagede. Lokasi pasar dikelilingi oleh jalan, sehingga ruang jalan di sekitar pasar menjadi lebih luas (void ruang jalan yang luas) terutama di sudut-sudut pasar karena persimpangan jalur pergerakan.

Page 9: Rekayasa Lingkungan (Power Point 2003)

b.   Visual fasad

Visual fasad bangunan di sub kawasan Kotagede dipengaruhi oleh jenis bangunan. Jenis rumah tinggal cenderung memiliki bukaan sempit, sedangkan jenis fasilitas perdagangan cenderung memiliki bukaan luas. Karena bangunan lebih banyak yang berjenis fasilitas perdagangan, maka karakteristiknya juga cenderung memiliki bukaan yang luas (void jendela/pintu yang luas).

Page 10: Rekayasa Lingkungan (Power Point 2003)

c.   Ornamentasi dan accesories

Masih banyak terdapat rumah tradisional yang masih mengikuti orientasi tradisi Jawa, yaitu menghadap Selatan walaupun jalur jalan menghadap ke arah lain. Beberapa rumah juga masih menampilkan ciri dan tradisi dengan ornamentasi pintu, jendela dan konsol (bahu danyang). Gang sebagai jalan kampung memiliki pola khas dengan adanya ’totogan’, yaitu persilangan jalan sempit tegak lurus.

Page 11: Rekayasa Lingkungan (Power Point 2003)

Pengaturan karakteristik sub kawasan KotagedeAdanya kategorisasi karakteristik sub kawasan Kotagede, terutama di ruang terbuka publik, dalam hal ini adalah :

Koridor Selatan mengungkapkan karakteristik ruang kawasan yang terkait pelestarian pusaka sejarah, yaitu situs Kotaraja Mataram Islam. Secara visual dicirikan dengan ruang pergerakan sempit disertai keberadaan ruang terbuka di dua titik, yaitu Masjid Ageng dan Situs watugilang.

Koridor Barat mengungkapkan karakteristik ruang kawasan konservasi ekonomi, terutama toko-toko yang usianya lebih dari 50 tahun. Secara visual dicirikan dengan ruang pergerakan yang sempit dan meluas di Pasar Kotagede.

Page 12: Rekayasa Lingkungan (Power Point 2003)

Koridor Timur mengungkapkan karakteristik pengembangan sumber daya manusia karena hubungan antara toko besar di Utara Jl. Karanglo dan toko kecil di Selatan jalan. Secara visual dicirikan dengan ruang pergerakan yang sedang dan meluas di Pasar Kotagede.

Koridor Utara mengungkapkan karakteristik pengembangan ekonomi karena hubungan antara golongan masyarakat pedagang dan masyarakat perajin. Secara visual dicirikan dengan ruang terbuka di pertigaan Jl. Nyi Pembayun dan Jl. Kemasan, di Utara Jl. Kemasan ruang pergerakannya sedang, di Selatan Jl. Kemasan ruang pergerakannya sempit dan meluas di Pasar Kotagede. Karakteristik koridor ini dapat berpengaruh terhadap peluang pengembangan ruang terencana. Perencanaan akan lebih tepat terkoordinasi jika dibahas dalam bentuk 3 dimensi, baik street floor, street wall maupun street furniture.

Page 13: Rekayasa Lingkungan (Power Point 2003)
Page 14: Rekayasa Lingkungan (Power Point 2003)
Page 15: Rekayasa Lingkungan (Power Point 2003)
Page 16: Rekayasa Lingkungan (Power Point 2003)
Page 17: Rekayasa Lingkungan (Power Point 2003)

Konsep

Setiap koridor yang terdapat di sub kawasan Kotagede memilliki karakteristik tertentu, sehingga desain untuk setiap koridor juga harus mengikuti karakteristik hasil analisis tersebut. Karakteristik visual yang ada bertolak dari prinsip konservasi Situs Kotaraja Mataram Islam. Karaketristik sub kawasan tersebut memberi peluang pengembangan   sub kawasan di koridor Jl. Karanglo dan Jl. Kemasan.

Page 18: Rekayasa Lingkungan (Power Point 2003)

Desain di sub lokasi Watugilang dipengaruhi oleh sisi bangunan yang berada di Barat dengan kecenderungan penghuni bangsawan dan Timur dengan kecenderungan penghuni abdi dalem. Perbaikan street floor dan street furniture diterapkan di sisi Barat. Contoh desain menampilkan elemen lampu dan jejalur, sedangkan di sisi Timur dibiarkan seperti semula.

Page 19: Rekayasa Lingkungan (Power Point 2003)

Desain di sub lokasi Mondorakan dipengaruhi oleh sisi bangunan yang berada di Selatan dengan kecenderungan penghuni bangsawan dan Utara dengan kecenderungan penghuni pedagang. Perbaikan street floor dan street furniture diterapkan di kedua sisi. Contoh desain menampilkan elemen lampu dan jejalur dengan tatanan yang sama.

Page 20: Rekayasa Lingkungan (Power Point 2003)

Desain di sub lokasi Karanglo dipengaruhi oleh sisi bangunan yang berada di Selatan dengan kecenderungan penghuni pekerja dan Utara dengan kecenderungan penghuni perajin. Perbaikan street floor dan street furniture diterapkan di kedua sisi dengan intensitas yang berbeda. Contoh desain menampilkan elemen lampu dan jejalur di sisi Utara, sedangkan di sisi Selatan hanya elemen jejalur saja.

Page 21: Rekayasa Lingkungan (Power Point 2003)

Desain di sub lokasi Kemasan dipengaruhi oleh sisi bangunan yang berada di Barat dengan kecenderungan penghuni pedagang dan Timur dengan kecenderungan penghuni perajin. Perbaikan street floor dan street furniture diterapkan di kedua sisi dengan intensitas yang sama, namun tatanannya berbeda. Contoh desain menampilkan elemen jejalur dengan lampu yang tatanannya tidak segaris.