REGULASI KETENAGAKERJAAN · dalam hal terjadi perubahan status, penggabungan, peleburan, atau...
Transcript of REGULASI KETENAGAKERJAAN · dalam hal terjadi perubahan status, penggabungan, peleburan, atau...
REGULASI KETENAGAKERJAAN
Fasilitator:
Marisi P. Purba, S.E., M.H., Ak, CA, ASEAN CPA
(Praktisi, Akademisi dan Penulis)
PERATURAN KETENAGAKERJAAN
PERJANJIAN KERJA DAN PENGUPAHAN
IMBALAN PASCA KERJA
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU K)
(Efektif Sejak 25 Maret 2003)
MEN
GA
TUR
PEMERINTAH
PENGUSAHAKARYAWAN
PERATURAN KETENAGAKERJAAN
Pasal 1 angka 5 UU K:
“Pengusaha adalah:a. orang perseorangan, persekutuan,
atau badan hukum yang menjalankansuatu perusahaan milik sendiri;
b. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdirisendiri menjalankan perusahaanbukan miliknya;
c. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada diIndonesia mewakili perusahaansebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang berkedudukan di luarwilayah Indonesia.”
PERATURAN KETENAGAKERJAAN
Pasal 1 angka 6 UU K:
“Perusahaan adalah:a. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak,
milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau milikbadan hukum, baik milik swasta maupun milik negarayang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayarupah atau imbalan dalam bentuk lain;
b. usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuklain.”
Pasal 1 angka 3 UU K:
“Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja denganmenerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.”
PERATURAN KETENAGAKERJAAN
Subjek UU K
Perseorangan
Firma, CV, Persekutuan Perdata
PT, Yayasan, Koperasi
BUMN, BUMD
Organisasi Massa
BUT yang merupakanperwakilan badan hukumasing
PERATURAN KETENAGAKERJAAN
Jangka waktutertentu (Psl 58)
Jangka waktutidak tertentu(Psl 60)
Tidak adaprobation
Probation max 3 bulan
Kontrak Kerja
PERJANJIAN KERJA DAN PENGUPAHAN
PekerjaanJangka Waktu
Tertentu(Psl 59 ayat 1)
Sekaliselesai
Diperkirakanselesai
max 3 Tahun
Musiman
Penjajakan
Pembatasan
Perjanjian Kerjahanya dapat
dilakukan selama2 tahun dan dapat
diperpanjangmax 1 Tahun(Psl 59 ayat 4)
PembaharuanPerjanjian Kerja
hanya bolehdilakukan 1 x
dalam max 2 tahun(Psl 59 ayat 6)
PERJANJIAN KERJA DAN PENGUPAHAN
Kepmenakertrans No.KEP.100/MEN/VI/2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan PKWT (Kepmenakertran No.100/2004): 1. Tertulis,2. Pekerjaan tertentu yang selesai dalam
waktu tertentu,3. Paling lama 3 tahun,4. Pembaharuan PKWT dilakukan setelah
tenggang waktu 30 hari sejakberakhirnya perjanjian,
5. Tidak untuk jenis pekerjaan yang bersifattetap,
6. Tidak mensyaratkan probation,7. Upah dan syarat-syarat kerja tidak
bertentangan dengan PP, PKB danperaturan perundang-undangan.
Pelanggaranterhadap butir 1-6 mengakibatkanPKWT menjadiPKWTT
PERJANJIAN KERJA DAN PENGUPAHAN
Kepmenakertrans No.100/2004:
PKWT pekerjaansekali selesai
PKWT terkaitproduk baru
Perjanjian KerjaHarian atau
Lepas
PKWT pekerjaanmusiman
PERJANJIAN KERJA DAN PENGUPAHAN
Hubungan
Kerja Berakhir
(Psl 61 UU K)
Pekerja Meninggal Dunia
Terjadi PHK
Jangka Waktu Perjanjian Kerja telah
Berakhir
Putusan pengadilan dan/atau
Putusan Penyelesaian Hubungan
Industri yang inkracht,
Klausul perjanjian kerja, peraturan
perusahaan atau PKB yang
mengakibatkan berakhirnya
hubungan kerja
PERJANJIAN KERJA DAN PENGUPAHAN
Hubungankerja tidakberakhir
Meninggalnya pengusaha
Beralihnya hak atasperusahaan disebabkanpenjualan, pewarisan atauhibah
Pasal 61 ayat 2 UU K
Bagi PO dan fa, kewajiban pembayaran Pesangon, PMK dan UPH dialihkan kepada ahli waris pengusaha.
PERJANJIAN KERJA DAN PENGUPAHAN
Pasal 1 Butir 30 UU K:
“Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentukupah sebagai imbalan dari pengusahaatau pemberi kerja kepada pekerja/buruhyang ditetapkan dan dibayarkan menurutsuatu perjanjian kerja, kesepakatan atauperaturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruhdan keluarganya atas suatu pekerjaandan/atau jasa yang telah atau akandilakukan”.
PERJANJIAN KERJA DAN PENGUPAHAN
Pasal 5-6 Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan (PP 78/2015):
Upah
Upah pokok(upah tanpa tunjangan)
Tunjangan tetap
Tunjangan tidak tetap
Bonus
Uang PenggantiFasilitas Kerja
Uang Servis
Non Upah
PERJANJIAN KERJA DAN PENGUPAHAN
Upah Pokok
Adalah upah dasar yang dibayarkan kepada buruhmenurut tingkat atau jenis pekerjaan, dan besarnyaditetapkan berdasarkan kesepakatan.
Tunjangan Tetap
Adalah tunjangan setiap bulan yang diberikanbersamaan dengan upah. Tunjangan ini diberikandengan tidak dipengaruhi oleh jumlah kehadiran.
Tunjangan Tidak Tetap
Adalah tunjangan setiap bulan yang diberikanbersamaan dengan upah. Tunjangan ini hanyadiberikan bila buruh masuk kerja.
PERJANJIAN KERJA DAN PENGUPAHAN
Pasal 5 ayat 3 PP 78/2015:
“Dalam hal komponen Upahterdiri dari Upah Pokok, tunjangantetap dan tunjangan tidak tetapsebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf c, besarnya upah pokokpaling sedikit 75% (tujuh puluhlima persen) dari jumlah upahpokok dan tunjangan tetap.”
Pasal 5 ayat 2 PP 78/2015:
“Dalam hal komponen upah terdiri dari upah pokok dantunjangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, besarnya upah pokok paling sedikit 75% (tujuh pulih lima persen) dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap.”
PERJANJIAN KERJA DAN PENGUPAHAN
1. Gubernur menetapkan UMP yang menjadi satu-satunya acuan (pasal 88C draft RUU Cipta Kerja),
2. Pengurangan besaran pesangon yang wajib dibayarkan pengusaha jikamelakukan PHK,
3. Penghapusan cuti khusus (khitan, baptis, haid dan lain-lain),
4. Penghapusan pasal-pasal terkaitoutsourcing,
5. Penghapusan batas PKWT dari 3 tahunmenjadi tidak terbatas.
6. Pemberian bonus 1- 5 kali upah bagiPKWT.
PERJANJIAN KERJA DAN PENGUPAHAN
Perubahan aturan ketenagakerjaan berdasarkan RUU Omnibus Law Cipta Kerja:
Pasal 156 ayat 1 UU K (PKWTT):
“Dalam hal terjadi pemutusan hubungankerja, pengusaha diwajibkan membayaruang pesangon dan atau uangpenghargaan masa kerja dan uangpenggantian hak yang seharusnyaditerima”
IMBALAN PASCA KERJA
Pasal 62 UU K (PKWT):
“Apabila salah satu pihak mengakhirihubungan kerja sebelum berakhirnyajangka waktu yang ditetapkan dalamperjanjian kerja waktu tertentu, atauberakhirnya hubungan kerja bukankarena ketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 61 ayat (1), pihakyang mengakhiri hubungan kerjadiwajibkan membayar ganti rugi kepadapihak lainnya sebesar upahpekerja/buruh sampai batas waktuberakhirnya jangka waktu perjanjiankerja”.
IMBALAN PASCA KERJA
JENIS MANFAAT BESARAN
•Pensiun (Psl 167)
•Pekerja meninggal dunia (Psl 166)
•Pekerja mengundurkan diri (Psl 162)
Diberhentikan karena:
•Pekerja melakukan kesalahan (Psl 158)
•Pekerja melakukan tindak pidana sehingga
ditahan oleh yang berwajib (Psl 160)
•Pekerja melakukan pelanggaran PKB (Psl 161)
•Perubahan status akibat merger & akuisisi (Psl 163)
•Perusahaan tutup karena rugi secara terus
menerus (Psl 164 ayat 1)**
•Perusahaan melakukan efisiensi (Psl 164 ayat 3)
•Perusahaan pailit (Psl 165)
•Sakit berkepanjangan (Psl 172)
*diatur berdasarkan PKB,
** kerugian dibuktikan dengan laporan keuangan 2 tahun terakhir
yang diaudit oleh akuntan publik
2 P + 1 PMK + UPH
2 P + 1 PMK+ UPH
UPH
UP* + UPH
1 PMK + UPH
1 P + 1 PMK + UPH
2 P + 1 PMK + UPH
1 P + 1 PMK + UPH
2 P + 1 PMK + UPH
1 P + 1 PMK + UPH
2 P + 2 PMK + UPH
Pemutusan Hubungan Kerja dan Imbalan Pasca Kerja:
IMBALAN PASCA KERJA
Pasal 163 ayat 1 UU K:
“Pengusaha dapat melakukan pemutusanhubungan kerja terhadap pekerja/buruhdalam hal terjadi perubahan status, penggabungan, peleburan, atau perubahankepemilikan perusahaan dan pekerja/buruhtidak bersedia melanjutkan hubungan kerja, maka pekerja/buruh berhak atas uangpesangon sebesar 1 (satu) kali sesuaiketentuan Pasal 156 ayat (2), uangperhargaan masa kerja 1 (satu) kaliketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uangpenggantian hak sesuai ketentuan dalamPasal 156 ayat (4).”
Karyawan
IMBALAN PASCA KERJA
Pasal 163 ayat 2 UU K:
“Pengusaha dapat melakukan pemutusanhubungan kerja terhadap pekerja/buruhkarena perubahan status, penggabungan, atau peleburan perusahaan, dan pengusahatidak bersedia menerima pekerja/buruh diperusahaannya, maka pekerja/buruh berhakatas uang pesangon sebesar 2 (dua) kaliketentuan Pasal 156 ayat (2), uangpenghargaan masa kerja 1 (satu) kaliketentuan dalam Pasal 156 ayat (3), danuang penggantian hak sesuai ketentuandalam Pasal 156 ayat (4).”
Pengusaha
IMBALAN PASCA KERJA
Besarnya perhitungan pesangon sebagaimana diatur dalamPasal 156 ayat 2 UU K adalah sebagai berikut:
MASA KERJA
(DALAM TAHUN)
BESAR PESANGON X
UPAH
MK < 1
1 MK < 2
2 MK < 3
3 MK < 4
4 MK < 5
5 MK < 6
6 MK < 7
7 MK < 8
8 MK
1
2
3
4
5
6
7
8
9
IMBALAN PASCA KERJA
Besarnya perhitungan uang penghargaan masa kerja sebagaimana diatur dalam Pasal 156 ayat 3 UU K adalah sebagai berikut:
MASA KERJA
(DALAM TAHUN)
PENGHARGAAN MASA
KERJA X UPAH
MK < 3
3 MK < 6
6 MK < 9
9 MK < 12
12 MK < 15
15 MK < 18
18 MK < 21
21 MK < 24
24 MK
-
2
3
4
5
6
7
8
10
IMBALAN PASCA KERJA
Uang PenggantianHak
(PSL 156 ayat 4 UU Ketenagakerjaan)
Cuti tahunan yang belum diambil
Biaya atau ongkospulang
PenggantianPerumahan dan
Pengobatan (15%)
Lain-lain sesuaidengan PKB
Ketentuan UPH tidak jelasuntuk kasuspengundurandiri
UPH untuk kasusmengungurkan
diri
Surat Edaran MenteriTenaga Kerja
No.B.600/MEN/SJ-HK/VIII/2005
Pekerjaan/Buruh tidakmendapatkan
penggantian perumahan, pengobatan dan
perawatan
IMBALAN PASCA KERJA Komponen Uang Penggantian Hak (UPH):
Tuan A bekerja sebagai manajer akuntansi pada PT ZZ yang berlokasi di kotaJakarta. Tuan A mulai bekerja pada perusahaan tersebut sejak bulan Januari1991. PT ZZ melakukan PHK karena alasan perusahaan tutup karena rugi terusmenerus pada bulan Desember 2004. Gaji pokok dan tunjangan-tunjanganyang diterima oleh Tuan A dari PT ZZ adalah sebesar Rp 4.500.000,- setiapbulan. PT ZZ hanya memberikan uang penggantian hak sebesar 15% daripesangon dan uang penghargaan masa kerja. Berapakah imbalan pasca kerja(IPK) yang harus diberikan PT ZZ kepada Tuan A? (cuti belum diambil danbiaya ongkos pulang diasumsikan 0).
Jawab:
Tuan A sudah bekerja pada PT ZZ selama 14 tahun sehingga,
(a) Pesangon = 9 x Rp 4.500.000= Rp 40.500.000
(b) PMK = 5 x Rp 4.500.000 = Rp 22.500.000(c) UPH = [(a.) + (b.)] x 15% = Rp 9.450.000(d) IPK = (a.) + (b.) + (c.) = Rp 72.450.000
Contoh:
IMBALAN PASCA KERJA
Pasal 158 ayat 1 UU K:
“Pengusaha dapat memutuskanhubungan kerja terhadap pekerja/buruhdengan alasan pekerja atau buruh telahmelakukan kesalah berat sebagai berikut:a. Melakukan penipuan, pencurian atau
penggelapan barang dan/atau uangmilik perusahaan,
b. Memberikan keterangan palsu atauyang dipalsukan sehingga merugikanperusahaan………”.
MahkamahKonstitusi
IMBALAN PASCA KERJA Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 012/PUU-I/2003 tertanggal 26 Oktober 2004:
MahkamahKonstitusi
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 012/PUU-I/2003 tertanggal 26 Oktober 2004: (lanjutan)
Pasal 160 ayat 1 UU K:
“Dalam hal pekerja/buruh ditahan pihak yang berwajib karena diduga melakukan tindak pidana bukan atas pengaduan pengusaha, maka pengusaha tidak wajib membayar upah tetapi wajib memberikan bantuan kepada keluarga pekerja/buruh yang menjadi tanggungannya........ ”.
Pasal 160 ayat 3 UU K:
“Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh yang setelah 6 (enam) bulan tidak dapat melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya karena dalam proses perkara pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat”.
IMBALAN PASCA KERJA
Hakim MK-RI Pasal 160 ayat 6 UU K:
“Pemutusan hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dan ayat (5) dilakukan tanpa penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.”
Pasal 160 ayat 5 UU K:
“Dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum masa 6 (enam) bulan berakhir dan pekerja/buruh dinyatakan bersalah, maka pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja kepada pekerja/buruh yang bersangkutan.”
IMBALAN PASCA KERJA Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 012/PUU-I/2003 tertanggal 26 Oktober 2004: (lanjutan)
Hakim MK-RI
1. Pasal 158 dan 160 UU K tidak lagimemiliki kekuatan hukum danmengikat karena ketentuan yang ada pada kedua pasal tersebutbertentangan dengan asaspraduga tak bersalah(presumption of innocence),
2. PHK hanya dapat dilakukan olehpengusaha apabila kesalahankaryawan/buruh telah terbukti dipengadilan umum dan telahinkracht.
IMBALAN PASCA KERJA Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 012/PUU-I/2003 tertanggal 26 Oktober 2004: (lanjutan)
Imbalan pasca kerja dengan pendanaan:
Pasal 167 ayat 1 UU K:
“Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungankerja terhadap pekerja/buruh karena memasuki usiapensiun dan apabila pengusaha telah mengikutkanpekerja/buruh pada program pensiun yang iurannyadibayar penuh oleh pengusaha, maka pekerja/buruhtidak berhak mendapat pesangon sesuai denganketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masakerja sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (3) tetapi tetapberhak atas uang penggantian hak sesuai denganketentuan Pasal 156 ayat (4)”.
IMBALAN PASCA KERJA
Pasal 167 ayat 2 UU K:
“Dalam hal besarnya jaminan atau manfaat pensiunyang diterima sekaligus dalam program pensiunsebagaimana dimaksud pada ayat 1 ternyata lebih kecildaripada jumlah pesangon, uang penghargaan masakerja dan uang penggantian hak, maka selisihnyadibayar oleh pengusaha.”
IMBALAN PASCA KERJA Imbalan pasca kerja dengan pendanaan: (lanjutan)
Pasal 167 ayat 3 UU K: “Dalam hal pengusaha telahmengikutsertakan karyawan yang mengalami PHK karena usia pensiun padaprogram pensiun yang iurannya/preminyadibayar oleh pengusaha dan karyawan, maka yang diperhitungkan dengan uangpesangon yaitu uang pensiun yang premi/iurannya dibayar oleh pengusaha” (bagaimana dengan penghargaan masakerja?),
Pasal 167 ayat 4 UU K: “Ketentuan ayat 1, 2, dan 3 dapat diaturlain dalam perjanjian kerja, peraturanperusahaan atau perjanjian kerja bersama”.
IMBALAN PASCA KERJA Imbalan pasca kerja dengan pendanaan: (lanjutan)
IMBALAN PASCA KERJA
IMBALAN PASCA KERJA
Banyak BUMN menggunakan konsep gaji dasar ataugaji pokok sebagai dasar pembayaran iuran danapensiun dan penentuan manfaat pensiun kepadakaryawan (dengan besaran yang sengaja dikecilkannilainya).
Kondisi ini mengakibatkanbanyak perusahaan-
perusahaan dan BUMN yang kurang melakukan
pencadangan
Program imbalan pasca kerjasecara umum dikelompokkanmenjadi dua jenis, yaitu Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) dan Program Pensiun Iuran Pasti(PPIP).
Dengan berlakukan UU K, makaimbalan pasca kerja yang terdiri
dari pesangon, penghargaanmasa kerja dan uang penggantian
hak menjadi bersifat pasti ataudefined benefit. Hal ini
sebagaimana ditegaskan dalamPasal 167 UU K.
IMBALAN PASCA KERJA
Apakah pembayaran imbalan pasca kerjawajib dilakukan ?Ketentuan Sanksi Pelanggaran
“Barang siapa melanggarketentuan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 167 ayat(5), dikenakan sanksi pidanapenjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)” (Pasal 184 ayat1 UU K).
“Dalam hal pengusaha tidakmengikutsertakan pekerja/buruh yang mengalami pemutusan hubungan kerjakarena usia pensiun pada program pensiun maka pengusaha wajibmemberikan kepada pekerja/buruhuang pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uangpenghargaan masa kerja 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uangpenggantian hak sesuai ketentuanPasal 156 ayat (4)” (Pasal 167 ayat 5 UU K).
IMBALAN PASCA KERJA
Pasal 99 ayat 1-2 UU K,
“Setiap pekerja/buruh dan keluarganyaberhak untuk memperoleh jaminan sosialtenaga kerja.
Jaminan sosial tenaga kerja sebagaimanadimaksud dalam ayat (1), dilaksanakansesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.”
Pasal 167 ayat 6 UU K,
“Hak atas manfaat pensiun sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat(4) tidak menghilangkan hak pekerja/buruh atasjaminan hari tua yang bersifat wajib sesuai denganperaturan perundang-undangan yang berlaku.”
IMBALAN PASCA KERJA
P
PMK
UPH
+JHT
JAMSOSTEK
Diatur berdasarkan UU K UU Tersendiri
IMBALAN PASCA KERJA
Komponen Manfaat Pasca Kerja Minimum:
Penghargaan Masa Kerja(Versi UU K)
Penghargaan Masa Kerja(Versi RUU Omnibus Law CiptaKerja)
MASA KERJA
(DALAM TAHUN)
PENGHARGAAN
MASA KERJA
x
UPAH
MK < 3
3 MK < 6
6 MK < 9
9 MK < 12
12 MK < 15
15 MK < 18
18 MK < 21
21 MK < 24
24 MK
-
2
3
4
5
6
7
8
10
MASA KERJA
(DALAM TAHUN)
PENGHARGAAN
MASA KERJA
x
UPAH
3 MK < 6
6 MK < 9
9 MK < 12
12 MK < 15
15 MK < 18
18 MK < 21
21 MK
2
3
4
5
6
7
8
IMBALAN PASCA KERJA
Perubahan besaran PMK berdasarkan RUU Omnibus Law Cipta Kerja: