REGISTER BAHASA PRANCIS BIDANG KECANTIKAN ...digilib.unila.ac.id/58374/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of REGISTER BAHASA PRANCIS BIDANG KECANTIKAN ...digilib.unila.ac.id/58374/3/SKRIPSI TANPA BAB...
REGISTER BAHASA PRANCIS BIDANG KECANTIKAN DALAM MAJALAH
L6MAG
(Skripsi)
Oleh
GINA HANAN ZAKIYYAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
i
ABSTRAK
REGISTER BAHASA PRANCIS BIDANG KECANTIKAN DALAM
MAJALAH L6MAG
Oleh
Gina Hanan Zakiyyah
Penelitian ini memiliki dua tujuan yaitu untuk mendeskripsikan bentuk
register bahasa Prancis bidang kecantikan dan makna register bahasa Prancis
bidang kecantikan. Data penelitian ini yaitu berupa leksikon yang mengandung
register kecantikan berbahasa Prancis. Sumber data pada penelitian ini diperoleh
dari artikel-artikel pada situs majalah wanita Prancis www.l6mag.com yang terbit
pada bulan Januari sampai Desember tahun 2017.
Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode simak
dengan teknik dasar yaitu teknik sadap dan teknik lanjutan berupa teknik Simak
Bebas Libat Cakap (SBLC) serta teknik catat dengan menggunakan tabel data.
Kemudian untuk menganalisis bentuk register, digunakan metode agih dengan
teknik dasar Bagi Unsur Langsung (BUL) dengan teknik lanjutan berupa teknik
ganti. Untuk menganalisis makna register, digunakan metode padan referensial
dengan teknik dasar Pilah Unsur Penentu (PUP) dan dilanjutkan dengan teknik
Hubung Banding Menyamakan (HBS).
ii
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 84 register bahasa
Prancis bidang kecantikan yang ditemukan dalam artikel-artikel pada laman web
yang dijadikan sebagai sumber dalam penelitian ini. Semua register tersebut
diklasifikasikan ke dalam tiga kategori leksikal, yaitu a) nomina sejumlah 40 data,
b) verba sejumlah 16 data dan c) adjektiva sejumlah 28 data. Selain berbentuk
kategori leksikal, beberapa register yang ditemukan dalam penelitian ini memiliki
bentuk lain berupa la siglaison dan l’anglicisme. Kemudian register tersebut
memiliki dua makna yaitu makna leksikal dan juga makna kontekstual.
_______
Kata Kunci: register, kategori leksikal, makna
iii
ABSTRAIT
LES REGISTRES FRANÇAIS DE LA BEAUTÉ DANS LE MAGAZINE
L6MAG
Par
Gina Hanan Zakiyyah
Cette recherce a deux objectifs: 1) identifier les formes des registres
français de la beauté 2) décrire le sens des registres français de la beauté. Le
donné et la source de cette recherche sont les lexiques de registre français de la
beauté. Ils se trouvent dans le site du magazine féminin français www.l6mag.com
qui est posté en janvier jusqu’à décembre 2017.
La collecte de données dans cette recherche utilise la méthode de lecture
avec la technique de base de citation qui se poursuit par la technique de la lecture
attentive (SBLC) et la technique de notation en utilisant le tableau de données.
Pour analyser la forme du registre, la recherche utilise la méthode de distribution à
l’aide de la technique de base de la distribution directe (BUL) qui se poursuit par
la technique de substitution. Tandis que pour analyser le sens des registres, cette
recherche utilise la méthode d’identification référentielle en utilisant la technique
de base de la segmentation de l’élément décisif (PUP) et est poursuit par la
technique de la comparaison de l’élément essentiel (HBS).
Les résultats de cette recherche indiquent que 84 registres français de la
beauté. Tous les registres sont classés en trois catégories lexicales: noms (40
données), verbes (16 données) et adjectifs (28 données) dont certains sont sous
forme de la siglaison et l’anglicisme. Tous les registres français de la beauté ont
deux sens, ils sont le sens lexical et le sens contextuel.
_______
Mots-clés: registres, catégories lexicales, sens
iv
REGISTER BAHASA PRANCIS BIDANG KECANTIKAN DALAM
MAJALAH L6MAG
Oleh
GINA HANAN ZAKIYYAH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
v
Judul Skripsi : Register Bahasa Prancis Bidang Kecantikan
dalam Majalah L6mag
Nama Mahasiswa : Gina Hanan Zakiyyah
Nomor Pokok Mahasiswa : 1513044036
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni
Program Studi : Pendidikan Bahasa Prancis
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Nani Kusrini, M. Pd. Endang Ikhtiarti, M. Pd. NIP 19760207 200312 2 002 NIP 19720224 200312 2 001
2. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd.
NIP 19640106 198803 1 001
vi
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Nani Kusrini, M. Pd. ................
Sekretaris : Endang Ikhtiarti, M. Pd. ................
Penguji
Bukan Pembimbing : Diana Rosita, S.Pd., M.Pd. ................
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd.
NIP. 19620804 198905 1 001
Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 26 Juli 2019
vii
SURAT PERNYATAAN
Sebagai civitas akadenik Universitas Lampung saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Gina Hanan Zakiyyah
NPM : 1513044036
Judul Skripsi : Register Bahasa Prancis Bidang Kecantikan dalam majalah
L6mag
Program Studi : Pendidikan Bahasa Prancis
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. karya tulis ini bukan saduran/terjemahan, murni gagasan, rumusan, dan pelaksanaan
penelitian/eimplementasi saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan
pembimbing akademik;
2. dalam karya tulis terdapat karya atau pendapat yang teah ditulis atau dipublikasikan
orang lain, kecuali secara tertulis dengan dicantumkan sebagai acuan dalam naskah
dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka;
3. saya menyerahkan hak milik saya atas karya tulis imi kepada Universitas Lampung,
dan oleh karenanya Universitas Lampung berhak melakukan pengelolaan atas karya
tulis ini sesuai dengan norma hukum dan etika yang berlaku; dan
4. pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat
penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia
menerima sanksi akademi berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya
tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Universitas
Lampung.
Bandarlampung, Juli 2019
Gina Hanan Zakiyyah
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kotabumi pada 11 Agustus 1997.
Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara
pasangan Bapak Suherman dan Ibu Diah Anggreani. Penulis
memulai pendidikan formal pada tahun 2002 di Taman
Kanak-Kanak (TK) Al-Huda. Peneliti melanjutkan
pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Sekolah Dasar Negeri 4 Gapura Kotabumi
pada tahun 2003. Pada tahun 2007, peneliti pindah ke Sekolah Dasar Negeri
Jatiwaringin X Bekasi sampai tahun 2008, lalu peneliti pindah ke sekolah Dasar
Negeri 1 Sumur Batu Bandarlampung dan berlanjut sampai tahun 2009. Penulis
melanjutkan ke jenjang menengah pertama di SMP Kartika II-2 Bandarlampung
yang selesai pada tahun 2012, kemudian berlanjut ke SMK Negeri 4
Bandarlampung yang selesai pada tahun 2015. Pada tahun 2015, penulis terdaftar
sebagai mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis, Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.
Pengalaman mengajar didapatkan penulis ketika melaksanakan Praktik
Penglalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Raman Utara, Kecamatan Raman
Utara, Kabupaten Lampung Timur, pada tahun pelajaran 2018-2019.
ix
MOTO
“When someone else’s happiness is your happiness that is love.”
(Lana Del Rey)
x
PERSEMBAHAN
Dengan mengacap Alhamdulillah dan rasa syukur atas nikmat yang diperlihatkan
Allah karya ini dipersembahkan untuk orang orang tersayang
1. Orang tua tercinta yang telah membesarkan, mendidik, mendoakan, dan
senantiasa sealu menantikan keberhasilanku
2. Madame Nani Kusrini sebagai dosen bahasa Prancis terbaik yang telah
membimbing dan memberi ilmunya tanpa pamrih
3. Seluruh dosen pengajar di Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
xi
SANWACANA
Paji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkatrahmat dan
hidayah-nya penulis dapat menyelesakan skripsi yang berjudul "Register Bahasa
Prancis Bidang Kecantikan" sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan Bahasa Prancis di Universitas Lampung.
Penulis tentu telah banyak menerina motivasi bantuan, masukan, arahan, dan
bimbingan dari berbagai pihak dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak-pihak berikut
1. Nani Kusrini, S.S, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah banyak
membantu, membimbing dengan sabar, memberi nasihat selama proses
penyusunan skripsi hingga akhirmya dapat terselesaikan.
2. Endang Ikhtiarti, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah banyak
membantu, membimbing, memberi nasihat selama proses penyusunan
skripsi hingga akhirmya dapat terselesaikan.
3. Diana Rosita S.Pd., M.Pd. selaku penguji sekaligus Program Ketua
Program Studi S-1 Pendidikan Bahasa Prancis yang selama ini telah
banyak memberikan saran, masukan, dan bantuan kepada penulis.
4. Dr. Patuan Raja, M.Pd. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
xii
5. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd. selaku Ketua Jursan Pendidikan
Bahasa dan Seni.
6. Seluruh dosen Program Studi Pendidlikan Bahasa Perancis bersama staf
yang telah melengkapi penulis dengan berbagai ilmu yang bemanfaat dan
membantu penulis selama proses menyelesaikan skripsi ini.
7. Sahabat-sahabat kampus terbaik yang senantiasa berjuang bersama dan
selalu memberikan semangat, dukungan melayani bantuan yang tak
terhingga, Wela, Tia, Mona, Jessi, dan Ayu.
8. Teman-teman di Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis angkatan
2015, terimakasih atas dukungan dan kebersamaan yang kalian berikan.
9. Almamater tercinta Universitas Lampung.
10. Semua pihak yang membantu menyelesaikan skripsi ini dan tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas semua keikhlasan, amal, dan bantuan semua pihak
yang telah membantu. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua orang
jugauntuk dunia pendidikan khususnya Pendidikan Bahasa Prancis.
Bandar Lampung, Juli 2019
Gina Hanan Zakiyyah
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v
HALAMAN MENGESAHKAN ..................................................................... vi
SURAT PERNYATAAN ................................................................................. vii
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... viii
MOTTO ............................................................................................................ ix
PERSEMBAHAN ............................................................................................ x
SANWACANA ................................................................................................. xi
DAFTAR ISI..................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 7
E. Definisi Kajian ...................................................................................... 9
F. Penelitian Relevan ................................................................................ 11
II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 14
A. Variasi Bahasa ...................................................................................... 14
1. Variasi Bahasa dari Segi Penutur ................................................... 14
2. Variasi Bahasa dari Segi Pemakaian .............................................. 16
3. Variasi Bahasa dari Segi Keformalan............................................. 16
4. Variasi Bahasa dari Segi Sarana ..................................................... 18
B. Register ................................................................................................ 18
C. Kategori Leksikal .................................................................................. 21
1. Les Mots Variables ......................................................................... 21
2. Les Mots Invariables ...................................................................... 25
D. Makna .................................................................................................. 29
1. Jenis Makna .................................................................................... 30
2. Analisis Komponen Makna ............................................................ 32
E. Kecantikan ........................................................................................... 34
xiv
III. METODE PENELITIAN ......................................................................... 36
A. Data dan Sumber Penelitian .................................................................. 36
B. Metode dan Teknik Pengumpulan Data ................................................ 37
C. Metode dan Teknik Analisis Data ......................................................... 40
D. Validitas dan Reliabilitas ...................................................................... 43
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 45
A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 45
B. Pembahasan .......................................................................................... 47
C. Implikasi ............................................................................................... 68
V. SIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 70
A. Simpulan ............................................................................................... 70
B. Saran .................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 72
LAMPIRAN...................................................................................................... 74
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Perbandingan Penelitian dengan Penelitian Relevan .......................... 13
2. Contoh Tabel Klasifikasi Data ............................................................ 39
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Smokey Eyes .......................................................................................... 4
2. Poudre .................................................................................................. 5
3. Diagram kategori leksikal register kecantikan bahasa Prancis ............ 45
4. Mascara ............................................................................................... 47
5. Un œil de chat ....................................................................................... 49
6. Rouge à lèvres métallique ..................................................................... 54
7. Highlighter ............................................................................................ 59
8. Beauty blender ...................................................................................... 60
9. Fard à paupières ................................................................................... 62
10. Contour ................................................................................................. 68
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Analisis Register Bahasa Prancis Bidang Kecantikan dalam
majalah L6mag
Lampiran 2. Résumé
1
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fungsi utama bahasa yaitu sebagai alat komunikasi (Chaer dan Agustina,
2010:15). Sebagai makhluk individual dan sekaligus sebagai makhluk sosial,
manusia memerlukan alat untuk berhubungan atau berinteraksi yaitu berupa
bahasa. Suatu kelompok sosial atau suku bangsa memerlukan bahasa sebagai
alat berkomunikasi karena bahasa merupakan alat yang efektif untuk menjalin
suatu hubungan dan bekerja sama antar individu.
Ilmu yang mempelajari bahasa adalah linguistik. Linguistik dibagi menjadi dua
kajian dasar yaitu mikrolinguistik dan makrolinguistik. Mikrolinguistik
mengarahkan kajiannya pada struktur internal suatu bahasa, sedangkan
makrolinguistik bersifat luas dan mengarahkan kajiannya pada struktur
eksternal suatu bahasa itu sendiri. Sosiolinguistik merupakan salah satu
cakupan dari makrolinguistik yang mengkaji hubungan antara bahasa dan
masyarakat. Holmes (2013:1) menyatakan bahwa “Sociolinguitics is
concerned with the relationship between language and the context in which it
is used”
2
Dengan kata lain, sosiolinguistik adalah ilmu empiris yang menyangkut dengan
kenyataan-kenyataan yang timbul dalam interaksi sosial antar bahasa dan
konteks dalam bahasa itu sendiri. Chaer dan Agustina (2010:7) mengatakan
bahwa sosiolinguistik menjelaskan bagaimana seseorang atau kelompok sosial
menggunakan bahasa dalam aspek atau segi sosial tertentu. Sosiolinguistik
juga memberikan pedoman kepada seseorang dalam berkomunikasi dengan
menunjukkan bahasa, ragam bahasa atau gaya bahasa apa yang harus
digunakan jika sedang berbicara dengan orang tertentu.
Ragam bahasa atau yang disebut variasi bahasa merupakan salah satu pokok
bahasan dalam studi sosiolinguistik. Variasi bahasa terjadi akibat adanya
keberagaman sosial dan keberagaman fungsi bahasa (Chaer dan Agustina,
2010:61). Register merupakan salah satu variasi bahasa dalam segi
pemakaiannya. Kegiatan manusia dapat dihubungkan dengan pekerjaannya.
Hal tersebut mendorong seseorang untuk menggunakan bahasa yang
berhubungan dengan pekerjaannya.
Dunia kecantikan kini meraih kepopuleran yang tinggi sehingga merambah ke
berbagai kalangan terutama wanita. Ingin mempercantik diri merupakan alasan
utama bagi para wanita menggunakan alat atau produk kecantikan sehingga
informasi-informasi mengenai cara merias wajah dan alat kosmetik disajikan
baik di tabloid maupun situs kecantikan. Selain itu, Prancis merupakan negara
yang terkenal dengan industri fashion dan mendapat predikat sebagai pusat
3
mode dunia. Terdapat pula merek-merek baik pakaian maupun alat kosmetik
yang lahir di Prancis.
Penelitian ini berhubungan dengan penggunaan bahasa dalam suatu bidang
pekerjaan yaitu bidang kecantikan. Data penelitian ini yaitu leksikon khusus
pada bidang kecantikan yang ditemukan dalam sebuah situs majalah wanita
Prancis www.l6mag.fr. Leksikon khusus pada bidang kecantikan
memungkinkan adanya keberagaman kategori leksikal. Misalnya, leksikon
yang merupakan alat dan produk bisa merupakan kategori nomina, kemudian
leksikon yang merupakan teknik dan proses dapat merupakan verba, adverbia
dan adjektiva. Selain adanya kategori leksikal, leksikon pada bidang
kecantikan juga mungkin memiliki makna yang berbeda dari makna leksikal.
Perbedaan makna sebenarnya yang terjadi pada leksikon dalam bidang
kecantikan dikarenakan register tidak dapat lepas atau selalu dikaitkan dengan
konteks situasinya. Leksikon yang maknanya berkaitan dengan konteks atau
situasi disebut juga makna kontekstual. Dalam buku linguistik umum, Chaer
dan Agustina (2010:72) mengungkapkan bahwa makna kontekstual adalah
makna yang sesuai dengan konsepnya. Perbedaan makna pada leksem
disesuaikan pada konteks kalimat. Berikut merupakan contoh kalimat yang
mengandung istilah kecantikan bahasa Prancis:
4
(1) Si le tracé n’est vraiment pas net, tu peux le dégrader légèrement pour
créer un liner dit « fumé ».
‘Jika jalurnya tidak begitu jelas, anda dapat menurunkannya untuk
membuat garis mata yang disebut «berasap».’
(www.l6mag.com)
Gambar 1. Smokey eyes
Pada contoh di atas, fumé termasuk dalam kategori adjektiva. Fumé merupakan
salah satu contoh register kecantikan bahasa Prancis yang memiliki arti
‘berasap’. Makna leksikal dari berasap yaitu uap yang dapat terlihat dari hasil
pembakaran. Namun makna kontekstual dari kata berasap dalam bidang
kecantikan yaitu riasan mata yang lebih menonjolkan penggunaan warna-
warna gelap sehingga memberikan efek tegas.
Selain kategori adjektiva, terdapat pula kategori leksikal lainnya seperti
contoh berikut ini:
(2) Afin de renforcer sa tenue, commence par appliquer une crème
matifiante ou une lotion matifiante, puis mets ton fond de teint et fixe
ton maquillage avec une poudre libre matifiante.
‘Untuk memperkuat penampilannya, mulailah dengan mengoleskan
krim pelembut yang mate atau lotion pelembut yang mate, lalu gunakan
alas bedak dan rias wajahmu dengan bedak bebas mate.’
(www.l6mag.com)
5
Pada contoh di atas, poudre termasuk dalam kategori noomina. Poudre
merupakan salah satu contoh register kecantikan bahasa Prancis yang memiliki
arti ‘bubuk’. Makna leksikal dari poudre yaitu benda padat yang kemudian
dihancurkan menjadi halus. Namun makna kontekstual dari poudre dalam
bidang kecantikan yaitu produk kosmetik berbubuk yang diaplikasikan pada
wajah guna mempercantik wajah.
Gambar 2. Poudre
Faire fondre le beurre sur la cuisinière dans une casserole.
‘Lelehkan mentega di atas kompor dalam sebuah panci.’
(www.plaisirslaitiers.fr)
Appliquer du fard brun gris pour fondre le crayon.
‘Oleskan perona mata warna coklat abu-abu untuk membaurkan
pensil mata.’
(www.elle.fr)
6
Istilah yang terdapat dalam register bidang kecantikan mungkin saja ada pada
register bidang lainnya seperti kedua contoh di atas. Kata fondre merupakan
kategori leksikal berupa verba. Selain terdapat dalam register kecantikan,
fondre juga terdapat dalam register bidang lainnya yaitu tata boga. Arti dari
fondre dalam contoh pertama adalah meleleh. Kalimat tersebut menunjukkan
istilah fondre dalam register bidang tata boga yang memiliki makna
kontekstual yaitu melelehkan mentega dengan panas yang berasal dari api.
Sedangkan contoh kalimat kedua menunjukkan istilah fondre dalam register
bidang kecantikan. Fondre merupakan suatu proses atau teknik untuk
mencampurkan atau membaurkan dua warna dari perona mata dan pensil
mata menjadi satu tanpa menghilangkan keaslian dari masing-masing warna
atau yang disebut juga gradasi warna. Makna leksikal dari fondre yaitu
melarutkan padatan menggunakan suhu panas agar menjadi cair.
Adanya dugaan tentang keberagaman kategori leksikal membuat peneliti
tertarik untuk meneliti tentang register kecantikan bahasa Prancis dan
perbedaan istilah dari kata yang terdapat pada bidang kecantikan. Perbedaan
istilah tersebut merujuk kepada makna kontekstual pada sebuah kata yang
sesuai dengan konteksnya.
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, permasalahan
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah bentuk register kecantikan bahasa Prancis?
2. Bagaimanakah makna leksikon khusus yang merupakan register kecantikan
bahasa Prancis?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas penelitian ini memiliki tujuan yang
ingin dicapai yakni sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan bentuk register kecantikan bahasa Prancis.
2. Mendeskripsikan makna leksikon khusus yang merupakan register
kecantikan bahasa Prancis.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dijabarkan menjadi dua yaitu manfaat praktis dan
teoretis, berikut uraiannya:
1. Manfaat Teoretis
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini yaitu dapat menambah wawasan
seputar bidang kecantikan terutama dalam bahasa Prancis. Penelitian ini
juga diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca tentang leksikon
8
khusus yang terdapat dalam bidang kecantikan bahasa Prancis. Selain itu,
penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah penelitian khususnya
dalam bidang ilmu sosiolinguistik.
2. Manfaat Praktis
Manfaat secara praktis yang dapat diambil dalam penelitian ini yaitu:
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi, masukan,
pengetahuan lebih serta gambaran nyata mengenai register bidang
kecantikan dalam bahasa Prancis.
b. Bagi Pengajar Bahasa Prancis
Penelitian ini diharapkan dapat membantu pengajar bahasa Prancis
untuk memperoleh referensi dan ilmu pengetahuan mengenai register
bidang kecantikan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran bahasa
Prancis.
c. Bagi Pembelajar Bahasa Prancis
Melalui penelitian ini, pembelajar bahasa Prancis diharapkan dapat
memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan lebih mengenai register
bidang kecantikan dalam bahasa Prancis.
d. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi dengan
referensi bacaan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian
dengan topik yang sejenis.
9
e. Bagi Masyarakat Umum
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bacaan bagi
masyarakat umum yang tertarik dengan bidang kecantikan khususnya
dalam bahasa Prancis.
E. Definisi Kajian
Agar pemahaman peneliti sama dengan pemahaman pembaca, maka diperlukan
batasan istilah dalam penelitian ini, yakni sebagai berikut:
1. Register
Register adalah salah satu variasi bahasa yang dilihat dari segi
pemakaiannya. Segi pemakaian dapat diartikan sebagai penggunaan
bahasa berdasakan tujuan tertentu. Misalnya penggunaan bahasa dalam
bidang atau disiplin ilmu seperti bidang militer, jurnalistik, pertanian, dan
sebagainya sesuai dengan keperluan masing-masing pengguna bahasa.
Setiap bidang kegiatan tentu memiliki istilah khusus yang tidak digunakan
dalam bidang kegiatan lain. Namun, apabila terdapat istilah yang sama
antarbidang kegiatan kemungkinan istilah tersebut memiliki arti dan
makna yang berbeda. Hal tersebut dapat terjadi karena setiap bidang
kegiatan memiliki konteks yang berbeda.
2. Variasi Bahasa
Variasi bahasa atau ragam bahasa merupakan bahasan pokok dalam studi
sosiolinguistik dimana sosiolinguistik itu sendiri berusaha untuk
10
menghubungkan fenomena bahasa akibat adanya konteks sosial. Variasi
bahasa muncul karena terdapat keberagaman sosial penutur bahasa dan
juga keragaman fungsi dari bahasa tersebut sehingga variasi bahasa
memiliki berbagai macam segi.
3. Kecantikan
Kecantikan didefinisikan sebagai suatu keadaan wajah seseorang yang
rupawan atau enak dipandang dan identik dengan keadaan fisik kaum
hawa. Pada dasarnya setiap manusia dituntut untuk tampil menarik. Untuk
menunjang penampilan seseorang, kecantikan merupakan hal utama yang
diperhatikan. Salah satu penunjang kecantikan seseorang adalah kosmetik.
Kosmetik merupakan bahan atau alat yang digunakan untuk menghias
wajah seseorang. Untuk mengaplikasikannya, diperlukan suatu ilmu tata
rias wajah yang mempelajari tentang seni mempercantik diri.
4. Semantik
Semantik merupakan salah satu cabang linguistik yang mempelajari
tentang makna/arti yang terdapat dalam suatu bahasa. Cakupan semantik
adalah makna atau arti yang berkenaan dengan bahasa sebagai alat
komunikasi verbal. Dengan kata lain semantik adalah studi mengenai
makna. Sub-bidang linguistik ini dikhususkan untuk mempelajari makna
dari suatu bahasa yang melekat pada kata, frasa, kalimat maupun wacana.
11
F. Penelitian Relevan
Peneliti tidak menemukan hasil penelitian yang sama persis dengan
permasalahan yang peneliti teliti, tetapi ada yang dapat dianggap relevan dengan
penelitian ini. Berikut merupakan penelitian yang relevan:
1. Register Pâtisserie Bahasa Prancis disusun oleh Dita Rahayu Dwiastuti
(2016) mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta.
Persamaan antara penelitian yang berjudul Register Pâtisserie Bahasa
Prancis dengan penelitian ini yaitu keduanya merupakan penelitian
desktiptif kualitatif dan meneliti tentang register. Keduanya sama-sama
memiliki tujuan untuk menjelaskan kategori leksikal dan mendeskripsikan
makna konteksual. Dalam metode penelitian, keduanya sama-sama
menggunakan metode simak dengan teknik lanjutan yaitu Simak Bebas
Libat Cakap (SLBC). Meskipun demikian terdapat beberapa perbedaan
pada penelitian ini dengan penelitian tersebut yaitu dimensi bidang atau
disiplin ilmu. Penelitian yang ditulis oleh Dita Rahayu Dwiastuti membahas
tentang bidang pâtisserie, sedangkan penelitian ini menggunakan dimensi
bidang lain yaitu bidang kecantikan. Selain itu data yang diperoleh dari
kedua penelitian berbeda. Penelitian yang berjudul Register Pâtisserie
Bahasa Prancis memperoleh data dari situs www.journaldesfemmes.com
sedangkan penelitian ini memperoleh data dari situs www.l6mag.fr. Dengan
demikian penelitian yang ditulis oleh Dita Rahayu Dwiastuti mahasiswi
Universitas Negeri Yogyakarta dapat dikatakan penelitian yang relevan.
12
2. Penelitian yang berjudul Register Parfum dalam Bahasa Prancis
disusun oleh Amelia Purwaningrum (2016) mahasiswa Universitas
Negeri Yogyakarta.
Persamaan antara penelitian yang berjudul Register Parfum dalam Bahasa
Prancis dengan penelitian ini yaitu keduanya merupakan penelitian
deskriptif kualitatif dan meneliti tentang register. Dalam metode penelitian,
keduanya sama-sama menggunakan metode simak dengan teknik dasar
berupa teknik sadap dan teknik lanjut berupa teknik simak bebas libat cakap
(SBLC) serta teknik catat dengan menggunakan tabel data. Meskipun
demikian terdapat beberapa perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian
yang relevan yaitu dimensi bidang. Pada penelitian yang ditulis oleh Amelia
Purwaningrum membahas tentang parfum, maka penelitian ini
menggunakan dimensi lain yaitu kecantikan. Selain itu data yang diperoleh
dari kedua penelitian berbeda. Penelitian yang berjudul Register Parfum
dalam Bahasa Prancis memperoleh data dari situs laman web www.terre-de-
beaute.com, www.beauty.shop.free.fr, www.parfumpassion.com, dan
www.fragrancefoundation.fr sedangkan penelitian ini memperoleh data dari
situs www.l6mag.fr. Dengan demikian penelitian yang ditulis oleh Amalia
Purwaningrum mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta dapat dikatakan
penelitian yang relevan.
13
Tabel 1. Perbandingan Penelitian dengan Penelitian Relevan
No Dimensi Register
Pâtisserie Register Parfum
Register
Kecantikan
1. Bidang Pâtisserie Parfum Kecantikan
2.
Fokus
Permasalahan
1. Makna
Leksikal
2. Makna
Kontekstual
1. Bentuk
Register
2. Makna
Register
1. Bentuk
Register
2. Makna
Register
3. Data Penelitian Kata dan Frasa Leksikon Register Leksikon
Register
4. Sumber Data Tertulis Tertulis Tertulis
14
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Variasi Bahasa
Dalam suatu negara, bahasa digunakan sebagai alat komunikasi. Bahasa di
dunia tidaklah serupa, bahkan di setiap negara ada yang menggunakan
beberapa bahasa baik sebagai bahasa nasional maupun bahasa sehari-hari.
Bahasa yang digunakan pada setiap negara sangat beragam. Ragam bahasa
dapat dipelajari dalam salah satu cabang ilmu sosiolonguistik yaitu variasi
bahasa. Terjadinya keragaman atau kevariasian bahasa ini bukan hanya
disebabkan oleh para penutur yang tidak homogen, tetapi juga karena kegiatan
interaksi sosial yang mereka lakukan beragam (Chaer dan Agustina, 2010:61).
Variasi bahasa dapat terlihat karena adanya masyarakat yang bervariasi baik
dalam segi bidang keilmuan, kegiatan dan profesi. Selanjutnya Chaer dan
Agustina (2010:62-72) menjelaskan berdasarkan penggunaannya sebagai
berikut:
1. Variasi Bahasa dari Segi Penutur
Variasi dari segi penutur terbagi dalam empat variasi yaitu, idiolek, dialek,
kronolek, dan sosiolek. Latar belakang penutur sangat berpengaruh
15
sehingga menimbulkan perbedaan, seperti berdasarkan tempat, lingkungan,
dan situasi yang dialami oleh penutur. Suatu kelompok penutur dapat
dikenali karena adanya perbedaan tersebut.
Idiolek merupakan variasi bahasa yang bersifat perorangan. Idiolek
berkenaan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa, dan susunan
kalimat. Sebagai contoh orang dengan latar belakang pendidikan yang tinggi
atau akademis akan sering mengatakan “efektif” saat berbicara, dan kata
atau tersebut timbul karena kebiasaan dalam menggunakan kata tersebut.
Dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya
relatif dan berada pada satu tempat, wilayah, atau area tertentu. Setiap
individu memiliki dialeknya sendiri namun mereka memiliki ciri-ciri yang
menunjukan bahwa mereka berada pada satu dialek yaitu dialek berdasarkan
daerahnya.
Kronolek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial pada
masa tertentu. Seiring berjalanannya waktu, bahasa yang digunakan oleh
kelompok sosial tidak relatif sama. Terkadang ada pergeseran atau
perubahan bahasa. Sebagai contoh, bahasa di Indonesia pada masa 1950-an
dengan saat ini memiliki lafal dan ejaan yang berbeda.
16
Sosiolek yaitu variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan
kelas sosial para penuturnya. Keadaan sosial berpengaruh terhadap variasi
bahasa ini. Sebagai contoh sosiolek di Indonesia yaitu terdapat perbedaan
variasi bahasa yang digunakan oleh kanak-kanak, para remaja, orang
dewasa dan orang-orang yang tergolong lansia.
2. Variasi dari Segi Pemakaian
Variasi bahasa berkenaan dengan penggunaan atau pemakaian disebut juga
ragam atau register. Segi pemakaian didasari pada jenis pekerjaan, kegiatan,
penggunaan, kebutuhan dan gaya. Artinya variasi dari segi pemakaian dapat
terjadi dengan didasari oleh berbagai kelompok masyarakat dari berbagai
bidang keilmuan atau disiplin ilmu. Setiap bidang keilmuan memiliki
istilahnya sendiri, apabila terdapat kesamaan istilah besar kemungkinan
istilah tersebut memiliki arti atau makna yang berbeda. Hal tersebut dapat
terjadi karena disesuaikan pada konteks masing-masing bidang keilmuan
yang berbeda.
3. Variasi dari Segi Keformalan
Variasi dari segi keformalan dibagi menjadi lima menurut Chaer dan
Agustina (2010:70-71) yakni sebagai berikut:
a. Ragam Beku (frozen)
Ragam beku (frozen) ialah ragam bahasa yang paling formal dan kaku
sehingga hanya digunakan dalam situasi resmi seperti upacara
17
kenegaraan. Contoh ragam beku dalam bentuk tertulis yaitu UUD.
Disebut ragam beku karena pola dan kaidahnya merupakan bahasa baku
dan sudah ditetapkan secara mantap, dan tidak dapat diubah. Selain itu,
contoh ragam beku lainnya yaitu terdapat pada dokumen-dokumen
bersejarah, lagu kebangsaan, naskah perjanjian, dan sebagainya.
b. Ragam Resmi atau Formal
Variasi ini biasanya digunakan dalam kegiatan resmi dan formal.
Contoh variasi resmi dalam pembicaraan misalnya dalam acara
pernikahan, kegiatan perkuliahan, dan lain-lain. Ragam ini memiliki
karakteristik kalimat yang lebih lengkap dan kompleks, pola tata bahasa
yang tepat dan juga kosa kata yang standar atau baku.
c. Ragam Ragam Usaha atau Ragam Konsultatif
Ragam usaha atau konsultatif merupakan ragam yang paling
operasional atau sering digunakan dalam keadaan semi formal atau
berada di antara ragam formal dan ragam santai. Variasi ini lazim
digunakan dalam situasi pembicaraan biasa seperti pada saat rapat, pada
saat di kampus, pada saat di kantor dan lain-lain.
d. Ragam Santai atau Ragam Kasual
Ragam ini merupakan variasi yang biasa digunakan dalam situasi yang
tidak resmi seperti pada saat berbincang dengan keluarga, teman-teman,
dan rekan kerja. Pemilihan kata yang bersifat kasual menimbulkan
suatu bentuk ujaran yang dipendekkan. Bahasa daerah juga cenderung
18
mempengaruhi unsur kata-kata pembentuk baik secara morfologis
maupun sintaksis.
e. Ragam Akrab atau Ragam Intim
Variasi bahasa ini digunakan oleh penutur dan petutur yang memiliki
hubungan sangat akrab dan dekat seperti dengan anggota keluarga atau
sahabat karib. Ragam ini ditandai dengan penggunaann bahasa yang
tidak lengkap, tidak baku, pendek-pendek, dan artikulasi tidak jelas.
Pembicaraan ini terjadi antarpartisipan yang sudah saling mengerti dan
memiliki pengetahuan yang sama.
4. Variasi dari Segi Sarana
Variasi dari segi sarana ini digunakan oleh penutur dan petutur dengan
menggunakan sebuah media. Media atau sarana tersebut dapat diartikan
sebagai alat bantu untuk menyampaikan informasi antara pengirim dan
penerima, seperti telepon dan e-mail. Variasi dari segi sarana ini
merupakan penyampaian secara tertulis atau tidak langsung sehingga
penutur dan petutur tidak dapat menyampaikan ekspresi satu sama lain.
B. Register
Register merupakan salah satu variasi bahasa dalam segi pemakaiannya.
Register muncul pada kelompok masyarakat khusus. Kegiatan manusia dapat
dihubungkan dengan pekerjaannya, hal tersebut mendorong seseorang untuk
menggunakan bahasa yang berhubungan dengan pekerjaannya.
19
Halliday dalam (Prasetya, 2013:111) menyatakan bahwa register sebagai ragam
bahasa berdasarkan penggunaannya. Register merupakan variasi bahasa
berdasarkan penggunaannya dan ditentukan pada apa yang sedang dikerjakan
sekarang. Register mencerminkan keadaan sosial, dan register menyatakan hal
yang berbeda, terutama dalam hal semantik, tata bahasa, dan kosakata.
Berdasarkan pendapat Halliday tersebut dapat dimaknai bahwa register
merupakan salah satu variasi bahasa berupa leksikon khusus yang memiliki
makna khusus dan hanya digunakan pada bidang tertentu untuk membedakan
fungsi pemakaian bahasa dengan bidang lain.
Register timbul karena adanya suatu kegiatan tertentu baik bidang profesi
maupun disiplin ilmu. Oleh karena itu, istilah-istilah yang muncul dalam suatu
register berfungsi untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan bidang
tertentu. Seperti istilah-istilah khusus yang digunakan dalam bidang kecantikan.
Hudson dalam Wardaugh (2010:46) memberikan definisi mengenai register
yakni:
“Your dialect shows who (or what) you are, whilst your register shows what
you are doing.”
‘Dialek menunjukkan siapa anda, sedangkan register menunjukkan apa
yang Anda lakukan.’
Senada dengan pendapat hudson, Spolsky dalam (Mustikawati, 2015:831)
menegaskan bahwa:
“Register is variety associated with a specific function”
‘Register adalah variasi bahasa yang dihubungkan dengan fungsi khusus’
20
Biber dan Conard (2009:6) menyatakan bahwa:
“Registers are described for their typical lexical and grammatical
characteristics, but registers also desribed for their situational contexts.”
‘Register dideskripsikan secara leksikal dan sesuai dengan tata bahasa,
namun register juga dijelaskan untuk mengetahui konteks situasinya.’
Kemudian Chaer dan Agustina (2010:68) juga menjelaskan bahwa register yaitu
variasi bahasa berdasarkan bidang pemakaian yang menyangkut bahasa itu
digunakan untuk keperluan atau bidang apa. Bidang yang dimaksud dapat
berupa bidang jurnalistik, militer, perekonomian dan lainnya. Masing-masing
bidang tersebut akan menampakkan ciri utama penggunaan kosakatanya.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa register
merupakan variasi bahasa berdasarkan pemakaian atau penggunaannya. Konsep
utama register yaitu kegunaan bahasa pada situasi tertentu. Kemudian dari
penggunaan tersebut muncul leksikon khusus yang tepat sesuai dengan bidang
atau kegiatan tertentu. Leksikon khusus yang terdapat pada suatu bidang
digunakan untuk lebih menyamakan persepsi tentang tujuan yang sama.
Leksikon khusus pada sebuah register dapat berbeda dengan register bidang lain
karena adanya perbedaan tujuan.
21
C. Kategori Leksikal
Salah satu yang diteliti pada penelitian ini yaitu kategori leksikal bahasa
Prancis. Setiap leksikon dalam suatu bahasa tentunya memiliki kelas atau
golongannya sendiri. Hal tersebut dapat dibedakan dengan cara
mengelompokkan leksikon berdasarkan dengan kelas atau golongannya.
Grevisse (2008:148-149) menyatakan bahwa kategori leksikal dibedakan dalam
dua jenis, yaitu kata bervariasi (mots variables) dan kata tidak bervariasi (mots
invariables). Kata bervariasi (mots variables) terdiri dari lima jenis, yaitu
nomina (le nom), adjektiva (l’adjectif), pronomina (le pronom), determinan (le
déterminant) dan verba (le verbe). Kata tidak bervariasi (mots invariables)
terdiri dari enam jenis, yaitu adverbia (l’adverbe), preposisi (la préposition),
konjungsi koordinasi (la conjonction de coordination), konjungsi subordinasi
(la conjonction de subordination), l’introducteur dan le mot-phrase.
1. Les Mots Variables
a. Nomina (Le Nom)
Grevisse (2008:581) menjelaskan pengertian dari nomina yakni.
“Le nom ou substantif est un mot qui est porteur d’un genre parfois
en genre qui dans la phrase, est accompagné ordinairement d’un
déterminant, éventuellement d’une éphitete”.
‘Nomina atau substantif adalah kata yang mengandung jenis atau
genre, yang pada sebuah kalimat dan biasanya diawali oleh
determinan dan kemudian diiringi oleh adjektiva éphitete.’
22
Jenis (genre) dibagi menjadi dua, yaitu maskulin dan femina.
Déterminant yang mengiringi nomina menunjukkan identitas dari
sebuah nomina itu sendiri. Nomina dapat menduduki posisi sebagai
subjek (sujet), atribut (attribut), aposisi (apposition) dan objek
(complément d’objet).
Toulouse est grande
‘Toulouse besar’
Pada contoh kalimat di atas terdapat nomina Toulouse. Toulouse
merupakan nom propre yang menduduki fungsi sebagai subjek.
Kalimat di atas menyatakan bahwa Toulouse merupakan sebuah kota
yang besar.
b. Verba (Le Verbe)
Dubois dan Lagane (2005:89) menyatakan definisi dari verba yakni:
“Le verbe est un mot de forme variable qui exprime une action fait
par le sujet”.
‘Verba merupakan sebuah kata bervariasi yang menyatakan suatu
tindakan yang dilakukan oleh subjek.’
Sejalan dengan pendapat Dubois dan Lagane, Grevisse (2008:980)
juga menjelaskan pengertian verba yakni:
“Le verbe est un mot qui se conjugue, c’est-à-dire qui varie en
mode, en temps, en voix, en personne et en nombre”.
‘Verba adalah kata yang dapat dikonjugasikan yakni kata yang
bervariasi tergantung pada modus, kala, aktif/pasif, pelaku dan
jumlahnya.’
23
Dalam tataran sintaksis verba menduduki posisi sebagai predikat
seperti contoh berikut:
Marianne vit seule.
‘Marianne hidup sendiri.’
Contoh kalimat di atas memiliki verba vit yang berarti ‘hidup’. Verba
tersebut merupakan perbuatan yang dilakukan oleh subjek Marianne
yang kata gantinya adalah ‘elle’, maka dalam kalimat (6) perbuatan
‘vit’ menduduki posisi sebagai predikat.
c. Adjektiva (L’adjectif)
Grevisse (2008:701) menyatakan pengertian adjektiva sebagai
berikut:
“L’adjectif est un mot qui varie en genre et en nombre, genre et
nombre qu’il reçoit par le phénomène de l’accord du nom (parfois
du pronom) auquel il se rapporte.”.
‘Adjektiva merupakan kata bervariasi sesuai dengan jenis kelamin
dan jumlahnya yang melekat pada nomina atau pronomina yang
berhubungan.’
Kategori ini merupakan bagian dari leksikon yang menduduki posisi
sebagai adjektiva guna mengekspresikan kualitas, hubungan, dan
deskriptif.
Un vieux chien
‘Seekor anjing tua’
24
Pada contoh frasa di atas, kata vieux melekat pada nomina chien. Kata
vieux menerangkan ‘seekor anjing tua’. Maka, dapat dikatakan bahwa
vieux merupakan adjektiva.
d. Pronomina (Le Pronom)
Grevisse (2008:831) menyatakan definisi pronomina yaitu sebagai
berikut:
“Pronom est un mot qui en général, réprésent un nom, un adjectif,
et une idée.”
‘Pronomina adalah kata yang secara umum menggantikan nomina,
adjektiva, dan ide.’
Contoh dari pronomina yakni sebagai berikut:
Mon ami et moi, nous sommes heureux.
‘Temanku dan aku, kami senang.’
Pada contoh kalimat di atas kata nous yang berarti ‘kami’
menggantikan nomina mon ami et moi ‘temanku dan aku’. Maka,
dapat dikatakan bahwa kata nous merupakan pronomina yang
merepresentasikan nomina mon ami et moi.
e. Le Déterminant
Definisi déterminant atau pewatas menurut Grevisse (2008:737).
“Les déterminants est un mot qui varie en genre et en nombre,
genre et nombre qu’il reçoit par le phénomène de l’accord, du nom
auquel il se rapporte.”
‘Pewatas adalah kata yang berubah sesuai genre dan jumlah.
Perubahan ini ditentukan dengan menyesuaikan nomina yang
terikat dengannya.’
25
Determinan berperan sebagai identitas bagi nomina yang
menunjukkan jenis sebuah kata apakah maskulin atau femina dan
jumlahnya apakah tunggal atau jamak. Selanjutnya dicontohkan pada
kalimat berikut:
Mangez le pain!
‘Makanlah roti!’
Pada kalimat di atas pewatas le menunjukkan identitas nomina pain.
Le berperan menunjukkan identitas nomina pain yang merupakan
nomina berjumlah tunggal dan berjenis maskulin.
2. Les Mots Invariables
a. Adverbia (L’adverbe)
Dubois dan Lagane (2005:117) menyatakan definisi adverbia yakni.
“L’adverbe est un mot invariable qui modifie le sens d’un adjectif,
d’un verbe, ou d’un autre adverbe.”
‘Adverbia merupakan kata tak bervariasi yang dapat mengubah
makna dari adjektiva, verba, atau adverbia lainnya.’
Dengan kata lain, adverbia berfungsi untuk menerangkan makna dari
kata yang melekat dengan adverbia itu sendiri.
Il travaille beaucoup.
‘Dia banyak bekerja.’
Pada contoh kalimat di atas kata beaucoup ‘banyak’ merupakan
adverbia. Kata beaucoup melekat pada verba travaille yang kemudian
menjelaskan bahwa verba tersebut bermakna ‘banyak bekerja’.
26
b. Preposisi (La Préposition)
Dubois dan Lagane (2005:89) menyatakan pengertian preposisi yakni.
“La préposition est un mot invariable qui joint un nom, un pronom,
un adjectif, un infinitif ou un gerondif à un autre terme.”
‘Preposisi didefinisikan sebagai kata tak bervariasi yang
menghubungkan nomina, pronomina, adjektiva, infinitif atau
gerondif untuk istilah lain.’
Preposisi merupakan kata yang tidak berubah bentuknya, biasanya
terdapat di depan nomina atau kata lainnya. Preposisi berkedudukan
sebagai kata yang tidak berubah-ubah yang menghubungkan unsur
kalimat yang satu dengan yang lain.
Je joue de la guitare.
‘Saya bermain gitar.’
Pada contoh kalimat di atas terdapat preposisi yaitu de. Preposisi de
menandai hubungan antara verba joue yang berarti ‘bermain’ dengan
nomina la guitare yang berarti ‘gitar’.
c. Konjungsi Koordinasi (La Conjonction de Coordination)
Dalam bukunya, Dubois dan Lagane (2005:125) menyatakan definisi
konjungsi yakni:
“La conjonction est un mot ou une locution invariables qui sert à
relier deux éléments.”
‘Konjungsi adalah sebuah kata atau frasa yang tidak berubah dan
berfungsi menghubungkan dua elemen.’
27
Terkait dengan definisi konjungsi yaitu kata yang digunakan untuk
menghubungkan dua elemen baik kalimat maupun klausa, Grevisse
membagi konjungsi menjadi dua yang salah satunya adalah la
conjonction de coordination (konjungsi koordinasi). Pengertian
mengenai konjungsi koordinasi menurut Grevisse (2008:1391) yakni:
“La conjonction de coordination est un mot invariable chargé
d’unir des éléments de même statut: soit des phrases ou des sous-
phrases.”
‘Konjungsi koordinasi merupakan kata yang tidak tetap yang
menggabungkan dan menghubungkan elemen-elemen yang
memiliki status sama, baik itu kalimat maupun sub kalimat.’
Berikut contoh mengenai konjungsi koordinasi:
Je mange le pain et le bonbon.
‘Saya memakan roti dan permen.’
Konjungsi pada contoh kalimat di atas ditunjukkan oleh kata et yang
berperan untuk menunjukkan adanya hubungan antara nomina le pain
yang berarti ‘roti’ dengan nomina le bonbon yang artinya ‘permen’.
d. Konjungsi Subordinasi (La Conjonction de Subordination)
Berikut pengertian konjungsi subordinasi menurut Grevisse
(2008:1385):
“La conjonction de subordination est un mot invriable qui sert à
unir deux éléments de fonction différentes.”.
‘Konjungsi subordinasi merupakan salah satu kata tidak bervariasi
yang menggabungkan dan menghubungkan elemen-elemen yang
memiliki status berbeda.’
28
C’est de la confiture de framboise que j’ai faite avec les fruits
du jardin.
‘Inilah selai raspberi yang saya buat dari buah-buahan di
taman.’
Pada contoh kalimat di atas yang berperan sebagai konjungsi koordinasi
adalah que. Kata que berfungsi untuk menghubungkan antara klausa
c’est de la confiture de framboise dengan j’ai faite avec les fruits du
jardin. Kedua klausa tersebut apabila dipisahkan tetap dapat berdiri
sendiri, memiliki makna, dan tetap berterima.
e. L’Introducteur
Grevisse (2008:1401) menjelaskan definisi l’introducteur yakni.
“Nous appelons introducteur un mot invariable qui sert à introduire
un mot, un syntagme et une phrase.”.
‘L’introducteur adalah kata tidak berubah-ubah yang memiliki
fungsi untuk memberikan penekanan dalam memperkenalkan
sebuah kata, frasa maupun kalimat.’
Kata yang termasuk dalam L’Introducteur adalah voici, voilà, est-ce-
que dan lain-lain. Berikut contoh penggunaan kata voilà:
Voilà de l’argent
‘Itulah uangnya’
L’Introducteur pada kalimat di atas adalah voilà. Voilà merupakan kata-
kata yang berfungsi sebagai penunjuk sesuatu.
29
f. Le Mot-phrase
Le mot-phrase adalah kata yang tetap dan tidak berubah-ubah yang
berfungsi untuk menerangkan dirinya sendiri dalam sebuah kalimat
tunggal (Grevisse, 2008:1412). Kata yang termasuk dalam kategori le
mot-phrase diantaranya adalah bonjour, au revoir, oui, non, dan lain
sebagainya. Kata-kata yang termasuk dalam kategori mot-phrase
tersebut jika berdiri sendiri tetap memiliki makna dan berterima.
Selanjutnya dicontohkan sebagai berikut:
L’hôtesse : Le festival d’orgue de juin?
‘Festival orgen bulan Juni?’
La journaliste : Oui.
‘Ya’
Kata oui pada contoh di atas merupakan salah satu contoh le mot-
phrase. Kata oui tersebut mewakili tuturan oui, c’est le festival d’orgue
de juin.
D. Makna
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam (Suhardi, 2015:52) makna ialah
sesuatu yang berkaitan dengan masud pembicara atau penulis. Dengan kata lain,
makna merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh pembicara atau penulis
mengenai informasi yang disampaikannya.
30
Menurut pandangan Ferdinand de Saussure dalam (Chaer, 2012:287) makna
adalah suatu pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada sebuah
tanda linguistik. Tanda linguistik dapat berupa kata, leksem atau morfem.
Senada dengan pendapat sebelumnya, Chaer (2007:116) berpendapat bahwa
makna merupakan suatu konsep, pengertian, ide, atau gagasan yang terdapat
dalam sebuah satuan ujaran, baik berupa sebuah kata, gabungan kata, maupun
satuan yang lebih besar lagi. Dengan kata lain makna merupakan arti atau
maksud yang tersimpul dari suatu kata.
1. Jenis Makna
Terdapat beragam jenis makna menurut beberapa sumber. Pada penelitian
ini, makna yang akan dibahas adalah makna leksikal dan makna
kontekstual.
a. Makna Leksikal
Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna
yang sesuai dengan hasil observasi alat indra, makna yang sungguh-
sungguh nyata dalam kehidupan kita (Chaer, 2009:60).
Pateda (2010:119) memiliki definisi sendiri mengenai makna leksikal
yaitu makna sebuah kata ketika kata itu berdiri sendiri baik dalam
bentuk leksem ataupun yang sudah dipengaruhi oleh proses morfologi
31
yang maknanya kurang lebih tetap, seperti yang dapat dibaca di dalam
kamus bahasa tertentu.
Menurut Suhardi (2015:56) makna leksikal adalah makna kata sesuai
dengan yang tertera di dalam kamus atau makna kamus. Wijana dan
Rosmadi dalam (Suhardi, 2015:56) juga memberi penjelasan mengenai
makna leksikal yaitu makna leksem yang terbentuk tanpa
menggabungkannya leksem tersebut dengan unsur lain. Contoh: kata
membaca, bacakan, membacakan dan dibacakan, dibentuk dari leksem
yang sama, yaitu leksem baca yang mendapat atau digabungkan dengan
unsur lain, seperti mem- , -kan, mem- + -kan, dan di- + -kan. Dengan
kata lain, makna leksikal dapat diterjemahkan sebagai makna leksem
sebelum leksem tersebut mendapat imbuhan atau afiks.
Berdasarkan pendapat para ahli linguistik di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa makna leksikal adalah makna yang dimiliki sebuah
leksem dan dapat berdiri sendiri, tidak berada dalam konteks, atau tanpa
dipengaruhi oleh konteks apapun. Adapun sebuah kata dapat
mengalami perubahan makna ketika berada dalam sebuah kalimat,
perubahan makna tersebut dipengaruhi oleh adanya konteks.
32
b. Makna Kontekstual
Chaer (2009:72) menyatakan bahwa makna kontekstual adalah makna
yang sesuai dengan konsepnya, makna yang sesuai dengan referennya,
dan makna yang bebas dari asosiasi atau hubungan apapun.
Pateda (2010:116) mengatakan bahwa makna kontekstual (contextual
meaning) atau yang dapat disebut makna situasional (situational
meaning) muncul akibat adanya hubungan antara ujaran dan konteks.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa makna kontekstual adalah
makna sebuah leksem atau kata yang berada di dalam satu konteks.
Konteks yang dimaksud dapat berupa konteks linguistik, konteks
situasi, konteks tempat dan waktu, konteks bidang kegiatan atau
keilmuan, konteks sosial dan budaya maupun konteks yang lain.
Konteks di sini merupakan suatu kegiatan pada bidang tertentu yang
setiap kegiatan dalam suatu bidang memungkinkan memiliki leksikon
khusus. Leksikon khusus tersebut dapat diartikan atau dapat lebih
dimengerti apabila terdapat makna kontekstualnya.
2. Analisis Komponen Makna
Komponen makna mengajarkan bahwa setiap kata atau unsur leksikal
terdiri dari satu atau beberapa unsur yang bersama-sama membentuk
makna kata atau makna unsur leksikal tersebut (Chaer, 2009:114). Setiap
33
kata, leksem atau butir leksikal tentu memiliki makna. Makna yang
dimiliki oleh setiap kata tersebut terdiri dari sejumlah komponen yang
disebut dengan komponen makna yang membentuk keseluruhan makna
kata tersebut. Komponen makna ini dapat dianalisis, dibutiri, atau
disebutkan satu per satu berdasarkan pengertian yang dimiliki. Untuk
mendapatkan komponen makna digunakan analisis komponen makna,
yaitu analisis semantik leksikal berdasarkan unsur-unsur leksikal. Analisis
komponen makna bertujuan untuk menemukan kandungan makna kata
atau komposisi makna kata (Parera, 2004:159).
Dalam analisis komponen makna, nilai komponen makna yang dimiliki
sebuah kata atau leksem dilambangkan dengan tanda positif ( + ),
sementara nilai yang tidak dimiliki oleh sebuah kata atau leksem
dilambangkan dengan tanda negatif ( - ). Berikut merupakan contoh
analisis komponen makna dari kata gainer.
Gainer merupakan kata kerja. Berikut merupakan analisis komponen
makna dari leksem gainer:
+ action
+ recouvrir
+ mouler
+ les cils
+ avec un mascara
34
Analisis komponen makna di atas menunjukkan komponen makna yaitu
unsur-unsur yang membangun leksem gainer. Berdasarkan komponen
makna di atas, diketahui bahwa leksem gainer merupakan sebuah kegiatan
melapisi bulu mata dengan menggunakan maskara.
E. Kecantikan
Kecantikan berasal dari kata cantik yang berarti elok atau molek menurut
Kamus Bahasa Indonesia (2008:260). Kecantikan didefinisikan sebagai suatu
keadaan wajah seseorang yang rupawan atau enak dipandang. Kecantikan
sering dikaitkan dengan wanita karena mereka ingin memberikan suatu pesona
agar terlihat cantik dan menarik bagi orang yang melihatnya. Untuk menunjang
kecantikan, seorang wanita membutuhkan kosmetik untuk meningkatkan daya
tariknya.
Tranggono (2014:4) menyatakan bahwa kosmetik berasal dari kata Yunani
“kosmetikos” yang berarti keterampilan menghias, atau mengatur. Definisi
kosmetik dalam Keputusan Kepala BPOM RI Nomor HK.00.05.4.17458 Tahun
2004 dalam Tranggono (2014:4) adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan
untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku,
bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut
terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan. Dengan
kata lain, kosmetik merupakan bahan atau alat yang digunakan pada bagian luar
tubuh manusia untuk menghias atau mengubah penampilan seseorang.
35
Untuk menghias wajah diperlukan teknik dan ilmu untuk mempelajarinya.
Priyanto dalam (Noviana dan Susiati, 2015:125) menegaskan bahwa tata rias
wajah merupakan seni menggunakan bahan-bahan rias untuk merubah bentuk
wajah alamiah menjadi wajah yang artistik. Kemudian, tujuan merias wajah
menurut Tilaar dalam (Noviana dan Susiati, 2015:125) adalah untuk
memperindah wajah, menonjolkan bagian-bagian muka yang sudah bagus dan
menyembunyikan bagian-bagian wajah yang kurang indah agar terlihat cantik
dan alami.
Kamus daring www.larousse.fr menjelaskan pengertian dari merias yakni:
“Maquillage est une action de mettre en valeur les qualités esthétiques du
visage et d'en dissimuler les défauts à l'aide de produits cosmétiques
colorés.”. (Merias wajah adalah suatu tindakan untuk menonjolkan kualitas
estetika wajah dan menyembunyikan cacat dengan menggunakan kosmetik
berwarna.)
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
untuk menunjang kecantikan diperlukan ilmu yaitu tata rias dan alat berupa
kosmetik untuk menyamarkan bagian-bagian wajah yang kurang sempurna.
36
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Data dan Sumber Penelitian
Data penelitian ini yaitu berupa leksikon yang mengandung register kecantikan
berbahasa Prancis. Data tersebut diperoleh dari artikel-artikel yang terbit pada
bulan Januari sampai Desember tahun 2017 dalam situs majalah wanita Prancis
www.l6mag.com. Data tersebut diakses pada 20/12/2018.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yakni sebuah situs berbahasa
Prancis yang membahas mengenai kecantikan, yaitu www.l6mag.com. Pada
situs tersebut terdapat banyak subjudul mengenai kecantikan. Peneliti hanya
membatasi penelitian ini pada subjudul maquillage, karena dalam subjudul
tersebut terdapat banyak register kecantikan berbahasa Prancis di dalamnya.
Untuk melengkapi informasi mengenai data, digunakan Lexique de la Beauté
pada website www.marionnaud.fr, Lexique Beauté pada website
www.saloncarpediem.fr dan kamus daring bahasa Prancis www.larousse.fr.
37
B. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
metode simak, yaitu metode yang dilakukan dengan menyimak menggunakan
bahasa. Metode simak menurut Sudaryanto (2015:203) adalah membaca secara
cermat penggunaan bahasa, khususnya leksikon khusus yang diduga sebagai
register kecantikan. Teknik dasar dari metode simak ialah teknik sadap. Teknik
sadap merupakan praktik penyimakan di mana peneliti dengan kecerdikannya
mendapatkan data-data dengan cara menyadap penggunaan bahasa. Teknik
lanjutan dari teknik sadap yaitu teknik simak bebas libat cakap atau teknik
SBLC. Dalam teknik ini, peneliti tidak terlibat secara langsung dalam dialog
atau pembicaraan. Dengan kata lain peneliti hanya perlu memperhatikan dan
menyimak setiap register kecantikan yang terdapat dalam situs ini.
Peneliti hanya menyimak dengan cermat setiap leksikon yang merupakan
register kecantikan dalam kumpulan data yang akan digunakan. Teknik lanjutan
yang kedua dalam penelitian ini ialah teknik catat. Teknik catat adalah teknik
yang dilakukannya pencatatan pada kartu data yang setelah itu dilanjutkan
dengan mengklasifikasikan data yang diperoleh.
38
Leksikon yang diduga register kecantikan kemudian diklasifikasikan ke dalam
tabel data berdasarkan kategori leksikal. Tabel data digunakan untuk
memudahkan proses analisis data. Tabel data berbentuk kolom yang berisi
nomor, data, konteks kalimat, makna kontekstual, kategori leksikal, komponen
semantik, dan makna leksikal. Berikut adalah contoh tabel data:
39
Tabel 2. Contoh tabel Klasifikasi Data
Keterangan
Kategori leksikal
1. Nomina 5. Pronomina
2. Verba 6. Adverbia
3. Ajektiva 7. Preposisi
4. Déterminant 8. Mot-Phrase
No Data Konteks Kalimat
Kategori Leksikal
Makna
Leksikal
Makna
Kontekstual
Komponen Semantik
1 2 3 4 5 6 7 8 Makna
Leksikal Makna
Kontekstual Estomper Tu estompes
délicatement
l’excédent de
poudre.
‘Anda dengan
lembut
memudarkan
bedak yang
berlebih.’
√
Adoucir ou
ombrer un
dessin avec
l'estompe.
Couvrir ou
Atténuer
l'acuité en
estompant avec
un pinceau
etompeur.
+ action
+ adoucir
+ ombrer
± en estompant
+ action
+couvrir
+ atténuer
l'acuité
+ avec un
pinceau
estompeur
± en estompant
40
C. Metode dan Teknik Analisis Data
Penelitian ini memiliki dua tujuan, yang pertama yaitu untuk menjelaskan
kategori leksikal dan makna kontekstual yang terdapat pada register kecantikan
bahasa Prancis. Untuk menjelaskan kategori leksikal yang terdapat pada
register kecantikan bahasa Prancis, peneliti menggunakan metode agih.
Sudaryanto (2015:16) menyatakan bahwa metode agih adalah metode yang alat
penentunya merupakan bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri.
Dengan kata lain, salah satu tujuan dari penelitian ini yaitu meneliti bagian dari
bahasa ini sendiri yaitu kategori leksikal bidang kecantikan dalam bahasa
Prancis.
Pada tahap awal, teknik dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik
Bagi Unsur Langsung (BUL). Untuk menganalisis bentuk register kecantikan
apakah berbentuk kata atau frasa digunakan teknik dasar BUL. Cara kerja
analisis pada teknik BUL ialah dengan membagi satuan lingual datanya
menjadi beberapa bagian atau unsur.
Teknik lanjutan yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik ganti. Teknik
ganti merupakan teknik yang digunakan untuk mengetahui kadar kesamaan
kelas atau kategori unsur dengan unsur pengganti. Bila dapat digantikan atau
saling menggantikan maka kedua unsur tersebut berada dalam kelas atau
kategori yang sama. Berikut merupakan contoh pengklasifikasian kategori atau
kelas kata dalam register kecantikan bahasa Prancis.
41
(3) Les extensions des cils
‘Ekstensi bulu mata’
(www.l6mag.com/beauté)
Extensions merupakan register kecantikan bahasa Prancis yang berarti ekstensi
atau perpanjangan bulu mata. Untuk mengetahui extensions merupakan
kategori nomina, peneliti menerapkan penggunaan teknik ganti. Extensions
termasuk pada kategori nomina dengan ditandai adanya article “le/les”.
“Le/les” merupakan l’article défini. L’article defini umumnya berperan sebagai
identitas bagi nomina yang menunjukkan jenis sebuah kata apakah maskulin
atau feminin dan jumlahnya apakah tunggal atau jamak. Nomina extension
yang diikuti oleh l’article défini merupakan nomina yang berjumlah jamak dan
berjenis masculin. Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa register
kecantikan bahasa Prancis extension yang memiliki arti perpanjangan
berkategori nomina.
Tujuan kedua penelitian ini adalah mendeskripsikan makna kontekstual
leksikon yang merupakan register kecantikan. Untuk mendeskripsikan makna
tersebut, peneliti menggunakan metode padan referensial. Menurut
Sudaryanto (2015:15), metode padan referensial merupakan metode yang alat
penentunya ialah kenyataan yang didapatkan oleh bahasa atau referen bahasa
itu sendiri. Kemudian teknik dasar yang digunakan yaitu teknik PUP (pilah
unsur penentu). Teknik PUP menurut Sudaryanto (2015:25) ialah teknik yang
alat penentunya berupa daya pilah bersifat mental yang dimiliki oleh peneliti.
Selanjutnya untuk menganalisis makna, peneliti menggunakan teknik lanjutan
42
hubung banding menyamakan (HBS) guna menyamakan unsur-unsur yang
membangun register kecantikan dengan konteks kalimatnya. Berikut contoh
analisis pengklasifikasian register kecantikan dan maknanya:
(4) N’oublie pas de gainer les cils supérieurs et inférieurs de mascara
noir. ‘Jangan lupa untuk melapisis bulu mata bagian atas dan
bawah dengan maskara hitam.’
(www.l6mag.com)
Gainer merupakan register bahasa Prancis bidang kecantikan yang berkategori
verba. Berikut merupakan analisis komponen makna dari kata ‘gainer’:
+ action
+ recouvrir
+ mouler
+ les cils
+ avec un mascara
Berdasarkan analisis komponen makna di atas, dapat diketahui bahwa gainer
merupakan kata kerja yang memiliki makna melapisi, menutupi dan mencetak
bulu mata menggunakan produk kecantikan berupa maskara. Selain itu jika
dilihat dari konteks kalimatnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa leksem gainer
merupakan predikat yang berfungsi untuk memberi informasi mengenai
melapisi bulu masa bagian atas dan bawah dengan menggunakan maskara.
43
D. Validitas dan Reliabilitas
Validitas dan reliabilitas merupakan hal pokok dalam penelitian. Validitas dan
reliabilitas diperlukan untuk menjaga kesahihan dan keabsahan hasil
penelitian. Krippendorff (2004:313) menjelaskan definisi mengenai validitas
yakni.
“Validity is that quality of research results that leads us to accept them as
true, as speaking about the real world of people, phenomena, events,
experiences, and actions”.
‘Validitas ialah kualitas dari suatu penelitian yang mengarahkan kita untuk
menerimanya sebagai kebenaran, sebagai fakta, fenomena, peristiwa,
pengalaman dan tindakan.’
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini, maka uji validitas
yang digunakan adalah validitas semantik.
“Semantic validity is the degree to which the analytical categories of texts
correspond to the meanings these texts have for particular readers or the
roles they play within a chosen context.”.
‘Validitas semantik mengukur sejauh mana teknik analisis teks sesuai
dengan makna teks bagi pembaca atau yang berperan di dalam konteks
tertentu.’
(Krippendorff, 2004:323)
Validitas semantik merupakan pengukuran tingkat kesensitifan suatu teknik
yang diperoleh dari makna-makna tertentu pada konteks yang dianalisis. Pada
penelitian ini validitas semantis digunakan untuk mengukur tingkat
kesensitifan suatu hubungan semantis dalam register kecantikan bahasa
Prancis.
44
Reliabilitas menunjuk pada konsistensi suatu data atau temuan. Penelitian ini
menggunakan tiga jenis reliabilitas yang dikemukakan oleh Krippendorff
(2004:215) yaitu stabilitas, reproduksibilitas, dan akurasi. Stabilitas merupakan
tingkat kemantapan yang tinggi bilamana diukur berulang kali hasilnya akan
tetap sama. Reproduksibilitas adalah sejauh mana proses dapat direplikasi oleh
peneliti, situasi dan lokasi yang berbeda. Akurasi yaitu sejauh mana tingkat
ketepatan yang menunjukkan ukuran yang benar terhadap suatu data yang
diukur. Langkah awal yang peneliti lakukan adalah membaca dan menganalisis
data secara berulang-ulang agar memperoleh data dengan hasil konsisten.
Selanjutnya peneliti melibatkan dosen pembimbing I yakni Nani Kusrini, S.S.,
M.Pd. dan dosen pembimbing II yakni Endang Ikhtiarti, S.Pd., M.Pd. untuk
berdiskusi dan memberikan masukan.
70
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian mengenai register bahasa Prancis bidang kecantikan ini
menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Register kecantikan bahasa Prancis memiliki bentuk kategori leksikal
nomina, verba, dan ajektiva. Pada penelitian ini, terdapat 40 register bahasa
Prancis bidang kecantikan berkategori nomina, 16 register bahasa Prancis
bidang kecantikan berkategori verba, dan 28 register bahasa Prancis bidang
kecantikan berkategori adjektiva. Kemudian, beberapa kategori leksikal
tersebut berbentuk la siglaison dan l’anglicisme Register bahasa Prancis
bidang kecantikan berkategori nomina lebih dominan muncul dibandingkan
dengan verba dan adjektiva, hal ini dikarenakan banyaknya teknik,
peralatan, dan juga produk kosmetik yang digunakan dalam bidang
kecantikan khususnya tata rias.
2. Register bahasa Prancis bidang kecantikan memiliki dua makna yaitu
makna leksikal dan makna kontekstual. Pada penelitian ini, peneliti
berupaya untuk menjelaskan makna leksikal dan juga makna kontekstual
dari setiap leksikon register bahasa Prancis bidang kecantikan dan analisis
komponen makna. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari adanya
multitafsir dan ambiguitas. Untuk makna leksikal, peneliti menggunakan
71
kamus dari www.larousse.fr. Untuk makna kontekstual peneliti
menggunakan lexique de la beauté pada website www.marionnaud.fr dan
www.saloncarpediem.fr dan juga dilihat dari bagaimana register tersebut
digunakan sesuai konteks kalimatnya.
berikut:
1. Bagi penelitian mengenai linguistik, penelitian tentang register bahasa
Prancis bidang kecantikan bisa diteliti lebih lanjut, misalnya mengenai
fungsi dari register kecantikan. Selain itu, ditemukan pula bahwa pada
bidang kecantikan khususnya tata rias, terdapat beberapa leksikon bahasa
Inggris. Hal tersebut merupakan fenomena bahasa yang dapat diteliti bagi
calon peneliti.
2. Bagi penelitian mengenai pengajaran, penelitian ini dapat dikembangkan
pada penelitian tentang ketrampilan membaca pemahanan dengan
menggunakan bahan ajar wacana bertema kecantikan dalam bahasa Prancis.
B. Saran
Penelitian ini memiliki beberapa saran untuk para calon peneliti yakni sebagai
72
DAFTAR PUSTAKA
Biber, D., & Susan C. 2009. Register, Genre, and Style. Cambridge University
Press, New York. 342 hlm. [pdf], (http://gen.lib.rus.ec/ diakses tanggal
09/05/2019)
Chaer, A. 2007. Leksikologi dan Leksikografi Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
243 hlm.
Chaer, A. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
193 hlm.
Chaer, A., & Leoni A. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT. Rineka
Cipta. 268 hlm.
Chaer, A. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 426 hlm.
Dubois, J., & René L. 2005. Grammaire Larouse. Livres de Bord. Larousse, France.
192 hlm. [pdf], (http://gen.lib.rus.ec/ diakses tanggal 22/12/2018)
Dwiastuti, D. 2016. Register Pâtisserie Bahasa Prancis. Universitas Negeri
Yogyakarta. [Online], (https://eprints.uny.ac.id diakses tanggal 14/10/2018)
Grevisse, M., & Goose A. 2008. Le Bon Usage. De Boeck & Larcier s.a., Bruxelles.
1600 hlm. [pdf], (http://gen.lib.rus.ec/ diakses tanggal 22/12/2018)
Holmes, J. 2013. An Introduction Sociolinguistics. Routledge., London and New
York. 510 hlm. [pdf], (http://gen.lib.rus.ec/ diakses tanggal 07/5/2019)
Krippendorff, K. 2004. Analysis Content. An Introduction to Its Methodology.
SAGE Publications, Inc., California. 411 hlm. [pdf], (http://gen.lib.rus.ec/
diakses tanggal 22/12/2018)
Kusrini, N. 2019. Learning Abreviation Style of French Language Conversation On
Twitter. [pdf], (https://jurnal.fkip.unila.ac.id diakses tanggal 30/05/2019)
Mustikawati, D.A. 2015. Register Bahasa Transportasi (Studi Pemakaian Bahasa
Kelompok Profesi). [pdf], (https://eprints.umpo.ac.id/ diakses tanggal
09/05/2019)
73
Noviana, M., & Yasmi T.S. 2015. Hubungan Pengetahuan Rias Wajah Sehari-Hari
dengan Penggunaan Kosmetika Tata Rias Wajah di SMK Negeri 3 Klaten.
[pdf], (https://jurnal.ustjogja.ac.id diakses tanggal 09/05/2019)
Parera, J.D. 2004. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga. 288 hlm.
Pateda, M. 2010. Semantik Leksikal. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 300 hlm.
Prasetya, T. 2013. Bentuk, Makna dan Fungsi Register TNI AD di Bekangdam V
Brawijaya Surabaya: Suatu Kajian Sosiolinguistik. Universitas Airlangga.
[pdf], (https://journal.unair.ac.id diakses tanggal 09/05/2019)
Purwaningrum, A. 2016. Register Parfum dalam Bahasa Prancis. Universitas
Negeri Yogyakarta. [Online], (https://eprints.uny.ac.id diakses tanggal
14/10/2018)
Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Sanata
Dharma University Press. 351 hlm.
Suhardi. 2015. Dasar-Dasar Ilmu Semantik. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. 207 hlm.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Bahasa. 1826 hlm.
Tranggono, R.I.S. 2014. Buku Pegangan Dasar Kosmetologi. Jakarta: Sagung Seto.
244 hlm.
Wardaugh, R. 2010. An Introduction to Sociolinguistics. Wiley-Black Well, United
Kingdom. 450 hlm. [pdf], (http://gen.lib.rus.ec/ diakses tanggal 22/12/2018)
l6mag.fr/blog/cat/beaute/maquillage diunduh pada tanggal 20/12/2018
marionnaud.fr/lexique-beauté diunduh pada tanggal 15/01/2019
saloncarpediem.fr/lexique-beaute diunduh pada tanggal 15/01/2019
elle.fr/Beaute/Maquillage/Astuces/maquillage-glamour diunduh pada tanggal
15/01/2019
plaisirslaitiers.ca/le-beurre/conseils-pratiques/comment-faire-fondre-le-beurre
diunduh pada tanggal 15/01/2019
larousse.fr diunduh pada tanggal 23/01/2019