Refreshing Hipertensi

24
TINJAUAN PUSTAKA HIPERTENSI I. Definisi Hipertensi adalah Keadaan tekanan darah yang sama atau melebihi 140 mmHg siastolik dan/atau sama atau melebihi 90 mmHg diastolik pada seseorang yang tidak sedang makan obat anti hipertensi tetapi ada juga yang disebut hipertensi sistolik terisolasi (HST) apabila TDS 140 mmHg dengan TDD < 90 mmHg. II. Epidemiologi Sampai saat ini prevalensi di Indonesia berkisar antara 5-10% sedangkan tercatat pada tahun 1978 proporsi penyakit jantung hipertensi sekitar 14,3% dan meningkat menjadi sekitar 39% pada tahun 1985 sebagai penyebab penyakit jantung di Indonesia. Ditengarai bahwa hipertensi sebagai faktor risiko pada lanjut usia. Pada studi individu dengan usia 50 tahun mempunyai tekanan darah sistolik terisolasi sangat rentan terhadap kejadian penyakit kardiovaskuler. Pada tahun 1976-1980 penduduk amerika yang hipertensi 51% dan meningkat menjadi 70% pada tahun 1999- 2000, dan yang mendapatkan therapy dari 31% pada tahun 1976-1980 menjadi 59% pada tahun 1999-2000, sedangkan

description

refresing hipertensi

Transcript of Refreshing Hipertensi

Page 1: Refreshing Hipertensi

TINJAUAN PUSTAKA

HIPERTENSI

I. Definisi

Hipertensi adalah Keadaan tekanan darah yang sama atau melebihi 140

mmHg siastolik dan/atau sama atau melebihi 90 mmHg diastolik pada seseorang yang

tidak sedang makan obat anti hipertensi tetapi ada juga yang disebut hipertensi sistolik

terisolasi (HST) apabila TDS 140 mmHg dengan TDD < 90 mmHg.

II. Epidemiologi

Sampai saat ini prevalensi di Indonesia berkisar antara 5-10% sedangkan

tercatat pada tahun 1978 proporsi penyakit jantung hipertensi sekitar 14,3% dan

meningkat menjadi sekitar 39% pada tahun 1985 sebagai penyebab penyakit jantung

di Indonesia.

Ditengarai bahwa hipertensi sebagai faktor risiko pada lanjut usia. Pada studi

individu dengan usia 50 tahun mempunyai tekanan darah sistolik terisolasi sangat

rentan terhadap kejadian penyakit kardiovaskuler.

Pada tahun 1976-1980 penduduk amerika yang hipertensi 51% dan meningkat

menjadi 70% pada tahun 1999-2000, dan yang mendapatkan therapy dari 31% pada

tahun 1976-1980 menjadi 59% pada tahun 1999-2000, sedangkan orang dengan

tekanan darah dibawah 140 mmHg/90 mmHg meningkat dari 10% pada tahun 1976-

1980 menjadi 34% di tahun 1999-2000.

Page 2: Refreshing Hipertensi

Sejumlah 85-90% hipertensi tidak diketahui penyebabnya atau disebut sebagai

hipertensi primer (hipertensi esensial dan idiopatik). Hanya sebagian kecil hipertensi

yang dapat ditetapkan penyebabnya (hipertensi sekunder). Tidak ada data akurat

mengenai prevalensi hipertensi sekunder dan sangat tergantung di mana angka itu

diteliti. Diperkirakan terdapat sekitar 6% pasien hipertensi sekunder sedangkan di

pusat rujukan dapat mencapai sekitar 35%. Hampir semua hipertensi sekunder

didasarkan 2 mekanisme yaitu gangguan sekresi hormone dan gangguan fungsi ginjal.

Pasien hipertensi sering meninggal dini karena komplikasi jantung (yang disebut

sebagai penyakit jantung hipertensi). Juga dapat menyebabkan stroke, gagal ginjal,

atau gangguan retina mata.

III. Etiologi

Hipertensi Primer

Hipertensi Primer juga disebut hipertensi esensial atau idiopatik dan

merupakan 95% dari kasus-kasus hipertensi. Selama 75 tahun terakhir telah banyak

penelitian untuk mencari etiologinya. Tekanan darah merupakan hasil curah jantung

dan resistensi vascular, sehingga tekanan darah meningkat jika curah jantung

meningkat, resistensi vascular perifer bertambah, atau keduanya. Meskipun

mekanisme yang berhubungan dengan penyebab hipertensi melibatkan perubahan-

perubahan tersebut, hipertensi sebagai kondisi klinis biasanya diketahui beberapa

Page 3: Refreshing Hipertensi

tahun setelah kecenderungan ke arah sana di mulai. Pada saat tersebut, beberapa

mekanisme fisiologis kompensasi sekunder telah di mulai sehingga kelainan dasar

curah jantung atau resistensi perifer tidak diketahui dengan jelas. Pada hipertensi

yang baru mulai curah jantung biasanya normal atau sedikit meningkat dan resistensi

perifer normal. Pada tahap hipertensi lanjut, curah jantung cenderung menurun dan

resistensi perifer meningkat. Adanya hipertensi juga menyebabkan penebalan dinding

arteri dan arteriol, mungkin sebagian diperantarai oleh faktor yang dikenal sebagai

pemicu hipertrofi vaskular dan vasokontriksi (insulin, katekolamin, angiotensin,

hormone pertumbuhan), sehingga menjadi alasan sekunder mengapa terjadi kenaikan

tekanan darah. Adanya mekanisme kompensasi yang kompleks ini dan konsekuensi

dekunder dari hipertensi yang sudah ada telah menyebabkan penelitian etiologinya

semakin sulit dan observasi ini terbuka untuk berbagai interpretasi. Kelihatannya

terdapat kerjasama bermacam-macam faktor dan yang mungkin berbeda

antarindividu.

Beberapa faktor yang pernah dikemukakan relevan terhadap mekanisme

penyebab hipertensi adalah sebagai berikut:

Genetik

Dibanding orang kulit putih, orang kulit hitam di Negara barat

lebih banyak menderita hipertensi, lebih tinggi tingkat hipertensinya, dan

lebih besar tingkat morbiditas maupun mortalitsnya, sehingga diperkirakan

ada kaitan hipertensi dengan perbedaan genetik. Beberapa peneliti

mengatakan terdapat kelainan pada gen angiotensinogen tetapi

mekanismenya mungkin bersifat poligenik.

Geografi dan Lingkungan

Terdapat perbedaan tekanan darah yang nyata antara populasi

kelompok daerah kurang makmur dengan daerah maju, seperti bangsa

Indian Amerika Selatan yang tekanan darahnya rendah dan tidak banyak

meningkat sesuai dengan pertambahan usia dibanding masyarakat Barat.

Janin

Page 4: Refreshing Hipertensi

Faktor ini dapat memberikan pengaruh karena berat lahir rendah

tampaknya merupakan predisposisi hipertensi di kemudian hari, barangkali

karena lebih sedikitnya jumlah nefron dan lebih rendahnya kemampuan

mengeluarkan natrium pada bayi dengan berat lahir rendah.

Jenis Kelamin

Hipertensi lebih jarang ditemukan pada perempuan pra-menopause

dibanding pria, yang menunjukkan adanya pengaruh hormon.

Natrium

Banyak bukti yang mendukung peran natrium dalam terjadinya

hipertensi, barangkali karena ketidakmampuan mengeluarkan natrium

secara efisien baik diturunkan atau didapat. Ada yang berpendapat bahwa

terdapat hormon natriuretik (de Wardener) yang menghambat aktivitas sel

pompa natrium (ATPase natrium-kalium) dan mempunyai efek penekanan.

Berdasarkan studi populasi, seperti Studi INTERSALT (1988) diperoleh

korelasi antara asupan natrium rerata dengan TD, dan penurunan TD dapat

diperoleh dengan mengurangi konsumsi garam.

Sistem renin-angiotensin

Renin memicu produksi angiotensin (zat penekan) dan aldosteron

(yang memacu natrium dan terjadunya resistensi air sebagai akibat).

Beberapa studi telah menunjukkan sebagian pasien hipertensi primer

mempunyai renin yang meningkat, tetapi sebagian besar normal atau

rendah, disebabkan efek homeostatic dan mekanisme umpan balik karena

kelebihan beban volume dan peningkatan TD di aman keduanya

diharapkan akan menekan produksi renin.

Hiperaktivitas Simpati

Dapat terlihat pada hipertensi umur muda. Katekolamin akan

memacu produksi renin, menyebabkan konstriksi arteriol dan vena dan

meningkatkan curah jantung.

Resistensi Insulin/Hiperinsulinemia

Kaitan hipertensi primer dengan resistensi insulin telah diketahui

sejak beberapa tahun silam, terutama pada pasien gemuk. Insulin

Page 5: Refreshing Hipertensi

merupakan zat penekan karena meningkatkan kadar katekolamin dan

reabsorpsi natrium.

Disfungsi Sel Endotel

Penderita hipertensi mengalami penurunan respons vasodilatasi

terhadap nitrat oksida, dan endotel mengandung vasodilator seperti

endotelin-l, meskipun kaitannya dengan hipertensi tidak jelas.

Hipertensi Sekunder

Sekitar 5% kasus hipertensi telah diketahui penyebabnya, dan dapat

dikelompokkan seperti di bawah ini:

Penyakit Parenkim Ginjal (3%)

Setiap penyebab gagal ginjal (glomerulonefritis, pielonefritis,

sebab-sebab penyumbatan) yang menyebabkan kerusakan parenkim akan

cenderung menimbulkan hipertensi itu sendiri akan mengakibatkan

kerusakan ginjal.

Penyakit renovaskular (1%)

Terdiri atas penyakit yang menyebabkan gangguan pasokan darah

ginjal dan secara umum dibagi atas aterosklerosis, yang terutama

mempengaruhi sepertiga bagian proksimal arteri renalis dan paling sering

terjadi pada pasien usia lanjut, dan fibrodisplasia yang terutama

mempengaruhi 2/3 bagian distal, dijumpai paling sering pada individu

muda, terutama perempuan. Penurunan pasokan darah ginjal akan memacu

produksi renin ipsilateral dan meningkatkan tekanan darah. Keadaan ini

perlu dicurigai jika hipertensi terjadi mendadak, secara umum sukar

diterapi tetapi kembali normal dengan penghambat ACE, jika berat atau

meningkat, dan jika bruit abdominal dapat didengar.

Endokrin (1%)

Pertimbangkan aldosteronisme primer (Sindrom Conn) jika

terdapat hipokalemia bersama hipertensi. Tingginya kadar aldosteron dan

renin yang rendah akan mengakibatkan kelebihan (overload) natrium dan

air. Biasanya disebabkan adenoma jinak soliter atau hiperlasia adrenal

Page 6: Refreshing Hipertensi

bilateral. Diagnosis dibantu dengan pemindaian tomografi computer (CT)

atau pencitraan resonansi magnetic (MR), dan terapinya adalah dengan

reseksi tumor atau menggunakan antagonis aldosteron, spironolakton.

Sindrom Cushing

Disebabkan oleh hyperplasia adrenal bilateral yang disebabkan

oleh adenoma hipofisis yang menghasilkan ACTH (adrenocorticotrophic

hormone) pada dua pertiga kasus, dan tumor adrenal primer pada sepertiga

kasus. Perlu dicurigai jika terdapat hipertensi bersama dengan obesitas,

kulit tipis, kelemahan otot, dan osteoporosis. Diagnosis diketahui dengan

pemeriksaan kortisol urin 24 jam dan tes supresi deksametason, dilanjutkan

CT atau pemindaian MR kelenjar hipofisis dan adrenal jika kortisol

abnormal.

Hiperplasia Adrenal Kongenital

Merupakan penyebab hipertensi pada anak (jarang)

Feokromositoma

Disebabkan oleh tumor sel kromafin asal neural yang

mensekresikan katekolamin, 90% berasal dari kelenjar adrenal. Kurang

lebih 10% dari tumor ini ganas, dan 10% adenoma adrenal adrenal adalah

bilateral. Feokromositoma dicurigai jika tekanan darah berfluktuasi tinggi,

disertai takikardia, berkeringat, atau edema paru karena gagal jantung.

Diagnosis dengan pengukuran metanefrin total (metabolit katekolamin)

pada urin sewaktu atau 24 jam, meskipun kadar ini dapat dipengaruhi oleh

obat-obat anti-hipertensi tertentu, terutama labetalol. Jika metanefrin

ekuivokal, ukurlah kadar norepinefrin (noradrenalin) plasma setelah

diberikan satu dosis klonidin (penghambat adrenergik). Setelah diagnosis

ditegakkan, perlu usaha mencari tumor yang mengeluarkan sekresi dengan

menggunakan CT, MR, atau pemindaian radio-isotop. Terapi yang optimal

adalah reseksi tumor jika dimungkinkan.

Koarktasio Aorta

Paling sering mempengaruhi aorta pada atau distal dari arteri

subclavia kiri dan menimbulkan hipertensi pada lengan dan menurunkan

Page 7: Refreshing Hipertensi

tekanan di kaki, dengan denyut nadi arteri femoralis lemah atau tidak ada.

Vasokontriksi arteri sietemik dapat terjadi karena stimulasi system renin-

angiotensin (karena tekanan perfusi arteri renalis rendah) dan hiperaktivitas

simpatis. Diagnosis dengan pemindaian CT atau MR dan/atau aortografi

kontras. Hipertensi dapat menetap bahkan sesudah reseksi bedah yang

berhasil, terutama jika hipertensi telah lama sebelum operasi.

Kaitan dengan Kehamilan

Hipertensi gestasional terjadi sampai 10% kehamilan pertama,

lebih sering pada ibu muda, diperkirakan karena aliran uteroplasental yang

kurang baik dan umumnya terjadi pada trimester terakhir atau awal periode

postpartum. Terdapat proteinuria, peningkatan kadar urat serum, dan pada

kasus yang berat menyebabkan sindrom pre-eklamsia. Kelahiran akan

mengakhiri hipertensi. Kehamilan juga dapat memperburuk hipertensi

primer sebelumnya dan variasi akut pada kronis ini lebih sering terjadi pada

ibu multipara usia lanjut, dan biasanya tlah tampak sebelum hamilan

berusia 20 minggu. Obat-obat antihipertensi sedapat mungkin dihindari

selama kehamilan d hipertensi diterapi dengan istirahat dan pengawasan

janin, dengan persalinan bilamana perlu. Namun, jika penggunaan obat

diperlukan, digunakan metildopa dan labetalol sebagai pilihan yang terbaik.

Akibat Obat

Penggunaan obat yang paling banyak berkaitan dengan hipertensi

adalah pil kontrasepsi oral (OCP), dengan 5% perempuan mengalami

hipertensi dalam 5 tahun sejak mulai penggunaan. Perempuan usia lebih tua

(>35 tahun) lebih mudah terkena, begitu pula dengan perempuan yang

pernah mengalami hipertensi selama hamil. Pada 50% tekanan darah akan

kembali normal dalam 3-6 bulan sesudah penghentian pil. Tidak jelas

apakah hipertensi ini disebabkan oleh pil atau apakah penggunaan itu

memunculkan predisposisi yang selama ini tersembunyi. Penggunaan

estrogen pasca menopause bersifat kardioprotektif dan tidak meningkatkan

tekanan darah. Obat lain yang terkait dengan hipertensi termasuk

siklosporin, eritropoietin, dan kokain.

Page 8: Refreshing Hipertensi

IV. Patogenesis

Hipertrofi ventrikel kiri (HVK) merupakan kompensasi jantung

menghadapi tekanan darah tinggi ditambah dengan factor neurohumoral yang

ditandai oleh penebalan konsentrik otot jantung (hipertrofi konsentrik).

Rangsangan simpatik dan aktivasi system RAA memacu mekanisme Frank-

Starling melalui peningkatan volume diastolic ventrikel sampai tahap tertentu dan

pada akhirnya akan terjadi gangguan kontraksi miokard (penurunan/gangguan

fungsi sistolik)

Iskemik miokard (asimtomatik, angina pectoris, infark jantung, dll) dapat

terjadi karena terjadi karena kombinasi akselerasi proses aterosklerosis dengan

peningkatan kebutuhan oksigen miokard akibat dari HVK. HVK, iskemia

miokard dan gangguan fungsi endotel merupakan factor utama kerusakan miosit

pada hipertensi.

Evaluasi pasien hipertnsi atau penyakit jantung hipertensi ditujukan untuk:

- Meneliti kemungkinan hipertensi sekunder

- Menetapkan keadaan pra pengobatan

- Menetapkan faktor-faktor yang mempengaruhi pengobatan atau faktor

yang akan berubah karena pengobatan

- Menetapkan kerusakan organ target

- Menetapkan factor risiko PJK lainnya

Penurunan sensitivitas baroreseptor juga menyebabkan kegagalan refleks

postural, yang mengakibatkan hipertensi pada lanjut usia sering terjadi hipotensi

ortostatik. Perubahan keseimbangan antara vasodilatasi adrenergic dan

vasokonstriksi adrenergik-a akan menyebabkan kecenderungan vasokontriksi dan

selanjutnya mengakibatkan peningkatan resistensi pembuluh darah perifer dan

tekanan darah. Resistensi Na akibat peningkatan asupan dan penurunan sekresi

juga berperan dalam terjadinya hipertensi. Walaupun ditemukan penurunan renin

Page 9: Refreshing Hipertensi

plasma dan respons renin terhadap asupan garam, sistem renin-angiotensin tidak

mempunyai peranan utama pada hipertensi pada lanjut usia. Perubahan di atas

bertanggung jawab terhadap penurunan curah jantung (cardiac output),

penurunan denyut jantung, penurunan kontraktilitas miokard, hipertrofi ventrikcl

kiri, dan disfungsi diastolik. Ini menyebabkan penurunan fungsi ginjal dengan

penurunan perfusi ginjal dan laju filtrasi glomerulus.

V. Gejala Klinik

Pada tahap awal, seperti hipertensi pada penurunan stroke umumnya

kebanyakan pasien tidak ada keluhan. Bila simtomatik, maka biasanya disebabkan

oleh:

1. Peninggian tekanan darah itu sendiri, seperti berdebar-debar, rasa

melayang (dizzy) dan impoten

2. Penyakit jantung/hipertensi vascular seperti cepat capek, sesak nafas,

sakit dada (iskemia miokard atau diseksi aorta), bengkak kedua kai

atau perut. Gangguan vascular lainnya adalah epistaksis, hematuria,

pandangan kabur karena perdarahan retina, transient serebral ischemic.

3. Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder: polidipisia, poliuria,

dan kelemahan otot pada aldosteronisme primer, peningkatan BB

dengan emosi yang labil pada sindro Cushing. Feokromositoma dapat

muncul dengan keluhan episode sakit kepala, palpitasi, banyak

keringat dan rasa melayang saat berdiri (postural dizzy).

VI. Diagnosis

Pemeriksaan Fisis

Pemeriksaan fisis dimulai dengan meilai keadaan umum: memperhatikan

keadaan khusus seperti: Cushing, feokromositoma, perkembangan tidak

proporsionalnya tubuh atas dibanding bawah yang sering ditemukan pada

koarktasio aorta. Pengukuran tekanan darah di tangan kiri dan tangan kanan

saat tidur dan berdiri. Funduskopi dengan klasifikasi Keith-Wagener-Barker

Page 10: Refreshing Hipertensi

sangat berguna untuk menilai prognosis. Palpasi dan auskultasi arterikarotis

untuk menilai stenosis atau oklusi.

Pemeriksaan jantung untuk mencari pembesaran jantung ditujukan untuk

menilai HVK dan tanda-tanda gagal jantung.

Pengukuran Tekanan Darah

Pasien dibiarkan istirahat dalam kamar yang tenang, kurang lebih selama

5-10 menit. Beberapa jam sebelumnya tidak dibenarkan minum zat

perangsang seperti the, kopi, dan minuman ringan yang mengandung kafein.

Karet lingkar lengan sfigmamometer memiliki ukuran lebar 12,5 cm dan harus

menutup paling sedikit 2/3 bagian atass lengan, karena karetyang lebih kecil

dengan cakupan yang kecil akan memberikan angka yang lebih tinggi. Pada

peasien gemuk barangkali perlu menggunakan karet untuk yang lebih lebar di

lengan atas sebagai pengganti ukuran standar. Pasien duduk dengan lengan

setinggi jantung. Rabalah denyut nadi radialis pada sisi ipsilateral dan

kembangkan karet sfigmamometer secara bertahap sampai tekanan sistolik 20

mmHg diatas titik dimana denyut nadi radialis menghilang. Auskultasilah

pada arteri brakialis dan kempiskan karet kurang lebih 2 mmHg per detik,

catat titik pertama pulsasi yang terdengar yang merupakan tekanan darah

sistolik dan titik dimana bunyi pulsasi menghilang yang sekarang secara

universal diakui sebagai tekanan diastolic. Ukurlah TD minimal 2 kali dan

pastikan tidak ada perbedaan antara kedua lengan. Jika terdapat perbedaan,

lengan yang mempunyai angka yang lebih tinggi digunakan sebagai patokan

untuk pengukuran yang berikutnya. Dalam setiap kesempatan pengukuran TD

harus di usahakan 2 kali dengan jarak cukup lama (paling sedikit 5-10 menit).

Kanulasi intrarterial dapat digunakan untuk mengukurkan TD nya secara

langsung tetapi jarang sekali dipakai kecuali dalam penelititan. Semua orang

dewasa harus mengukurkan TD nya secara teratur setidaknya setiap 5 tahun

sampai umur 80 tahun. Jika hasilnya berada pada nilai batas, pengukuran

perlu dilakukan setiap 3-12 bulan

Page 11: Refreshing Hipertensi

VII. Penatalaksanaan

Page 12: Refreshing Hipertensi

Modifikasi gaya hidup

Semua pasien dan individu dengan riwayat keluarga hipertensi perlu di

nasehati mengenai perubahan gaya hidup, seperti menurunkan kegemukan,

asupan garam (total <5 gr/hari), asupan lemak jenuh dan alcohol (pria <21 unit

dan perempuan <14 unit per minggu), banyak makan buah dan sayuran, tidak

merokok, dan berolahraga secara teratur; semua ini terbukti dapat merendahkan

tekanan darah dan dapat menurunkan penggunaan obat-obatan. Bagi penderita

Page 13: Refreshing Hipertensi

hipertensi ringan atau nilai batas tanpa komplikasi, pengaruh perubahan ini dapat

dievaluasi dengan [engawasan selama 4-6 bulan pertama.

Terapi obat

1. Diuretik

Semua diuretic akan menurunkan tekanan darah secara akut dengan

pengeluaran garam dan air tetapi setelah 4-6 minggu keseimbangan kembali

dan tekanan darah kembali ke nilai asal. Namun, tiazid mempunyai efek

vasodilatasi langsung pada arteriol yang menyebabkan efek hipotensif

berkelanjutan. Tiazid akan menurunkan kadar serum dan cenderung

meningkatkan glukosa, asam urat, insulin, kolesterol, dan kalsium darah.

Hampir 25% pria menderita impotensi sebagai efek samping, Untuk terapi

hipertensi gunakan tiazid kerja panjang, seperti hidroklorofluazid (12,5-50

mg/hari) atau bendrofluazid (2,5-5,0 mg/hari), barangkali dengan tambahan

obat hemat kalium seperti amilorid, kecuali jika penghambat ACE juga

digunakan. Indapamid adalah diuretic sulfonamide dengan kerja seperti

tiacarazid tetapi dengan efek ringan pada glukosa dan kolesterol. Tiazid

merupakan obat pilihan pertama pada manula.

2. Penghambat Adrenergik

Obat-obat ini dapat bekerja sentral pada pusat vasomotor di batang otak, di

perifer pada pelepasan katekolamin neuron, atau menyekat reseptor α atau β,

atau keduanya. Pada otot polos vascular, stimulasi alfa menyebabkan

vasokontriksi dan stimulasi beta menyebabkan relaksasi. Pada pusat

vasomotor, arus simpatik dihambat oleh stimulasi alfa. Efek sentral peyekat β

kurang jelas.

3. Vasodilator Langsung perifer

Obat ini menurunkan tekanan darah dengan mengurangi resistensi vaskular

perifer. Contoh kelompok obat ini adalah obat oral hidralzin, prazosin, dan

minoksidil, dan obat intravena diazoksid dan nitroprusid. Semuanya

cenderung menimbulkan takikardia reflektif, hidralzin dapat terkait dengan

Page 14: Refreshing Hipertensi

sindrom lupus jika digunakan dengan dosis tinggi dan minoksidil biasanya

menyebabkan hirsutisme.

4. Antagonis Kalsium

Sekarang merupakan obat antihipertensi yang paling sering digunakan. Pilihan

obat tergantung pada efek yang berbeda, pada perlambatan denyut jantung

(kronotropisme negative), mengurangi kontraktilitas miokard (inotropisme

negative) dan kemampuan menyebabkan efek samping seperti muka merah,

edema perifr, dan konstipasi. Antagonis kalsium mempunyai efek samping

ringan pada lipid dan glukosa. Antagonis kalsium dihidropiridin (misalnya

nifedipin) mungkin merupakan obat pilihan kedua, setelah diuretic untuk

hipertensi manula.

5. Penghambat Renin-Angiotensin

Penyekat reseptor adrenergic menghambat produksi renin ginjal dari apparatus

justaglomerulus dan mungkin menyekat konversi substrat renin menjadi

angiotensin. Namun, obat yang paling banyak digunakan dari kelompok ini

untuk terapi hipertensi adalah penghambat ACE, seperti captopril, nelapril,

lisinopril, dan rimiipril, dan yang paling paling akhir dikembangkan penyekat

reseptor angiotensin II seperti losartan dan valsartan. Angiotensin II adalah

vasokonstriktor dan memicu produksi aldosteron, sehingga menyekat

produksinya (penghambat ACE) atau terikat pada reseptornya (penyekat

reseptor A II), menurunkan resistensi vascular perifer, dengan efek minimal

atau tanpa efek terhadap denyut jantung, atau volume cairan tubuh.

Penghambat ACE dapat menyebabkan hilangnya rasa pengecapan, kulit

merah, dan biasanya menyebabkan batuk kering iritatif, yang mungkin

disebabkan peningkatan kadar bradikinin. Batuk dan efek samping lainnya

tidak banyak terjadi pada penyekat reseptor A II. Penghambat ACE amat

berguna untuk nefropati diabetic, di mana dilatasi arteriol eferen

memperlambat penurunan progresif fungsi ginjal dan dapat memperbaiki

sensitivitas insulin dan tanpa efek lipid atau urat dalam serum.

Page 15: Refreshing Hipertensi

6. Pilihan Obat

Banyak pasien hipertensi memerlukan kombinasi obat untuk mendapatkan

control tekanan darah yang kuat. Golongan-golongan obat umumnya

mempunyai efek tambahan pada tekanan darh jika diresepkan bersama,

sehingga dosis submaksimal dari kedua obat akan menghasilkan respons

tekanan darah yang lebih besar. Pendekatan ini dapat berkaitan dengan

pengurangan efek samping disbanding dosis maksimal obat tunggal.

Kombinasi rasional dari golongan-golongan obat termasuk:

- Diuretik tiazid dan penyekat β

- Diuretik tiazid dan penghambat ACE

- Penyekat β dan antagonis kalsium

- Antagonis kalsium dan penghambat ACE

- Penghambat ACE dan penyekat α

- Penyekat α dan antagonis kalsium

Setiap pasien hipertensi perlu perlakuan berbeda dalam menemukan pilihan

terapi, pilihan ditetapkan tergantung factor-faktor seperti usia, komorbiditas

(misalnya diabetes, penyakit jantung koroner, asma), dan profil farmakologis

serta efek samping obat. Namun bila tidak ada obat yang benar-benar

diindikasikan atau dikontraindikasikan, diuretic tiazid harus dipilih karena

kelompok ini efektif, menurunkan komplikasi hipertensi jangka panjang,

dapat ditoleransi dengan baik, dan harganya terjangkau.

Page 16: Refreshing Hipertensi

DAFTAR PUSTAKA

1. Gray, Huon, H. Lecture Notes Kardiologi. Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta: 2002.

2. Sudoyo, Aru, W. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi Keempat. FKUI.

Jakarta: 2007.

3. Sherwood, Lauralee Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi 2. EGC. Jakarta : 2001

4. Rani, Aziz, dkk. Panduan Pelayanan Medik. PB PAPDI. Jakarta: 2008.

5. The joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and treatment of

High Bloodpressure (JNC VII)