Refrat Tendinitis

39
HALAMAN PENGESAHAN Nama : Muhammmad Nugie Zifi, S.Ked NIM : 406107011 Fakultas : Kedokteran Universitas : Tarumanegara Tingkat : Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian : Ilmu Penyakit Saraf Periode : 4 Juli 2011 – 6 Agustus 2011 Judul : Tendinits Pembimbing : Dr. Dyah Nuraini Sp.S Diajukan : Juli 2011 Telah diperiksa dan disahkan tanggal : …………………………………………………. Mengetahui, Kepala SMF Ilmu Penyakit Saraf Pembimbing RSUD Kota Semarang Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Univerditas Tarumanagara Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Periode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 1

Transcript of Refrat Tendinitis

Page 1: Refrat Tendinitis

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Muhammmad Nugie Zifi, S.Ked

NIM : 406107011

Fakultas : Kedokteran

Universitas : Tarumanegara

Tingkat : Program Pendidikan Profesi Dokter

Bagian : Ilmu Penyakit Saraf

Periode : 4 Juli 2011 – 6 Agustus 2011

Judul : Tendinits

Pembimbing : Dr. Dyah Nuraini Sp.S

Diajukan : Juli 2011

Telah diperiksa dan disahkan tanggal : ………………………………………………….

Mengetahui,

Kepala SMF Ilmu Penyakit Saraf Pembimbing

RSUD Kota Semarang

Dr. Dyah Nuraini, Sp.S Dr.DyahNuraini,Sp.S

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 1

Page 2: Refrat Tendinitis

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang sebesar-besarnya penulis panjatkan kepada

Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya

sehingga referat dengan judul “Tendinitis” ini dapat selesai dengan baik

dan tepat pada waktunya.

Referat ini disusun dalam rangka memenuhi syarat Kepaniteraan

Klinik Bidang Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas

Tarumanegara diRSUD Kota Semarang periode 4 juli 2011-6 Agustus

2011. Selain itu, referat ini ditujukan untuk menambah pengetahuan bagi

kita semua tentang Tendintis.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan

terimakasih atas bantuan dan kerja sama yang telah diberikan selama

penyusunan referat ini, kepada

1. Dr. Abimanyu, MM, selaku direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Semarang

2. Dr. Dyah Nuraini, Sp.S selaku Ketua SMF Ilmu Penyakit Saraf Kota

Semarang.

3. Dr. Mintarti, Sp.S selaku dokter pembimbing Kepaniteraan Klinik di

Bagian Ilmu Penyakit Saraf.

4. Para staf medis dan non-medis Ruang Yudistira, Bima, ICU, Arimbi,

Banowati dan Poliklinik penyakit saraf Rumah Sakit Umum Daerah

kota Semarang

5. Rekan-rekan Anggota Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Penyakit

Saraf Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang periode 27 Juni

2011-30 Juli 2011

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 2

Page 3: Refrat Tendinitis

Penulis menyadari masih banyak kekurangan, maka penulis sangat

mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak, agar

referat ini dapat menjadi lebih baik dan dapat berguna bagi semua yang

membacanya. Penulis memohon maaf yang sebesarnya apabila masih

banyak kesalahan maupun kekurangan dalam referat ini.

Semarang, Juli 2011

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 3

Page 4: Refrat Tendinitis

DAFTAR ISI

Halaman pengesahan..................................................................................................1

Kata pengantar.............................................................................................................2

Daftar isi.......................................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................5

BABII NYERI BAHU........................................................................................................9

BAB III DE QUERVAIN’S SYNDROME...........................................................................21

BAB IV TRIGGER FINGER.............................................................................................25

BAB V TENDINITIS INFRAPATELARIS...........................................................................27

BAB VI PENUTUP..........................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................30

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 4

Page 5: Refrat Tendinitis

BAB I

PENDAHULUAN

I.Latar Belakang

Tendon merupakan jaringan fibrosa yang kuat, yang menghubungkan otot

dengan tulang. Dimana tulang merupakna bagian tubuh yang menyokong atau memberi

bentuk pada tubuh manusia. Sedangkan otot merupakan jaringan yang terdapat pada

seluruh tubuh manusia yang berguna untuk pergerakan. Tulang dan otot tersebut

dilekatkan oleh jaringan kuat yang bernama tendon

Tendon sangatlah kuat tetapi tidak banyak stretch. Ketika mereka menjadi

rusak, tendon bisa memakan waktu yang lama untuk sembuh. Tendinitis merupakan

peradangan pada tendon. Peradangan tersebut bisa disebabkan oleh beberapa sebab,

misalnya dikarenakan oleh regangan, olaraga yang berlebihan, luka, repitisi gerakan,

gerakan yang tidak biasa dan tiba-tiba. Sebagian besar tendinitis terjadi pada usia

pertengahan atau usia lanjut, karena tendon menjadi lebih peka terhadap cedera,

elastisitasnya berkurang. Tendinitis juga terjadi pada usia muda karena olahraga yang

berlebihan atau gersksn yang berulang-ulang.

Selubung tendon juga dapat terkena penyakit sendi, seperti artritis reumatoid,

skleroderma sistemik, gout, dan sindroma reiter. Pada dewasa muda yang menderita

gonore(terutama wanita), bakteri gonokokus bisa menyebabkan tenosinovitis(tendinitis

yang disertai dengan peradangan pada selubung pelindung di sekeliling tendon),

biasanya pada tendon di bahu, pergelangan tangan, jari tangan, pingggul, pergelangan

kaki, dan kaki.

Ada beberapa penyakit yang menyebabkan tendinitis, diantaranya adalah

rheumatoid artritis, gout, reiter’s syndrome, lupus, dan diabetes. Orang dengan penyakit

gout ada kristal asam urat yang nampak pada pembungkus tendon yang menyebabkan

gesekan dan robekan.kadar kolesterol darah yang sangat tinggi juga dapat berhubungan

dengan kondisi ini.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 5

Page 6: Refrat Tendinitis

GEJALA

Gejala utama tendinitis adalah nyeri. Biasanya di dapati keluhan pasien berupa

rasa sakit, dan rasa sakit tersebut akan bertambah jika tendon yangh meradang tersebut

di gerakan atau di raba. Pergerakan sendi di dekat tendon, meskipun ringan bisa

menyebabkan myeri yang sangat hebat.

Selubung sendi bisa terlihat membengkak karena adanya penimbunan cairan

dan peradangan, atau tetap kering dan bergesekan dengan tendon sehingga

menimbulkan perasaan atau suara gemeretak yang terdengar melalui stetoskop pada

saat sendi di gerakan.

Tendinitis diatas otot biceps pada lengan atas menyebabkan nyeri jika sikut

ditekuk atau lengan bawah sebelah dalam di putar.

Komplikasi yang mungkin terjadi pada tendinitis adalah atrofi otot dan ketidak

mampuan melakukan gerakan.

Beberapa tipe tendinitis yang umum meliputi:

Rotator cuff tendinitis yang biasa terjadi pada pemain tenis, perenang, dan

orang yang sering mengankat lengannya sampai kekepala.

Achilles tendinitis termasuk tendon terkuat di tubuh kita, yang menhubungkan

tumit dengan otot kaki. Ini biasa disebabkan lari mendaki atau menuruni bukit, atau

olahraga dengan awalan dan berhenti secara tiba-tiba.

Flexor digital tenosynovitis(triggger finger) dapat terjadi pada orang rheumatoid

artritis dan diabetes.

De Quervein’s tenosynovitis(De Quervein’s syndrome) mengenai selubung

tendon dari pergelangan tangan sampai ke ibu jari. Sering dikarenakan pergerakan yang

repetitive.kadang juga dapat disebabkan oleh rheumatoid artritis.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 6

Page 7: Refrat Tendinitis

DIAGNOSA

Diagnosis dapat dengan mudah di tegakan berdasarkan gejala dan tanda klinik,

dimana ditemukan pembengkakan dan rasa nyeri jika daerah yang terkena disentuh,

diregang atau ototnya digerakan. Adapun pemeriksaan penunjang laboratorik maupun

radiologik sering sangat tidak diperlukan. Beberapa tes klinik yang berdasarkan

peregangan atau tekanan pada tendo bersangkutan sangat membantu diagnosis.

PENGOBATAN

Perbedaan lokasi tendinitis mempunyai konsekuensi perbedaan dalam

pengelolaan. Tindakan infeksi steroid bermanfaat pada beberapa lokasi tendinitis

namun kurang bermanfaat pada lokasi yang lain. Tindakan injeksi steroid harus di

pertimbangkan dengan masak, dan dilaksanakan oleh dokter yang sudah terlatih. Pada

beberapa kasus tindakan pemanasan dengan ultra sound atau sinar laser lebih

bermanfaat.

Untuk memperingan gejalanya, biasanya daerah yang terkena diistirahatkan,

dipasang bidai atau gips serta dilakukan pemanasand atau pendinginan.

Pemberian pbat anti peradangan non-steroid (misalnya aspirin atau ibuprofen)

selama 7-10 hari bisa mengurangi nyeri dan peradangan. Pada jari pelatuk kadang

kortikosteroid dan obat bius lokal disuntikan ke dalam selubung tendon. Penyuntikan

bisa menyebabkan serangan yang berlangsung kurang dari 24 jam, serangan ini bisa

diatasi dengan kompres dingin dan obat pereda nyeri.

Pengobatan harus diulang setiap 2-3 minggu selama 1-2 bulan sampai sembuh

total.

Tendinitis menahun dan menetap( seperti artritis rheumatoid), mungkin harus

diatasi dengan tindakan pembedahan untuk mengangkat daerah yang meradang dan

setelah pembedahan dilakukan terapi fisik. Pembedahan biasanya dilakukan untuk

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 7

Page 8: Refrat Tendinitis

mengobati jari pelatuk menahun atau untuk membuang endapan kalsium pada

tendinitis menahun.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 8

Page 9: Refrat Tendinitis

BAB II

NYERI BAHU

(FROZEN SHOULDER)

Dinegara industri cidera bahu menempati urutan kedua setelah cedera

pinggang. Sendi bahu merupakan salah satu dari sendi tubuh yang paling luas

pergerakannya dan serba guna, sehingga mempunyai peranan utama dalam aktifitas

sehari-hari. Nyeri bahu serta ruang lingkup yang terbatas akan sangat mengganggu.

Kelainana itu termasuk dalam kelainan rotator cuff yang terdiri atas gabungan tendon

dari otot supraspinatus, infraspinatus, teres minor yang berinsersi pada tuberositas

mayor humerus, dan subskapsularis yang berinsersi pada tuberositas minor.

Fungsi dari rotator cuff adalah untuk mempertahankan posisi dari kaput

humerus pada tempatnya sewaktu menggerakan bahu, yang dilakukan otot-otot lebih

kuat, serta sesuai dengan namanya untuk rotasi dan abduksi bahu. Cidera bahu biasa

terjadi pada usia lebih dari 40 tahun setelah melakukan aktifitas yang berat, atau dapat

terjadi pada usia muda setelah mengalami cedera berat, trauma.

Keluhan yang sering dikeluhkan penderita antara lain adalah: kesulitan untuk

memakai baju, menyisir rambut dimana kepalanya harus dimiringkan dahulu supaya

bagian kepala dapat dijangkau, sulit menggapi dompet di saku belakang, kesulitan untuk

memakai BH.

Pembahasan kali ini akan dibatasi pada khusus yang sering dijumpai pada nyeri

bahu yang disebabkan karena tendiinitis rotator cuff, pada biseps, bursitis, dan kapsulitis

adhesive.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 9

Page 10: Refrat Tendinitis

Gambar 1 nyeri bahu

KELAINAN ROTATOR CUFF

Kelainan ini terutama karena:

1.tendinitis supraspinatus

2.sindrom jebakan

3.tendiniitis kalsifikans

4.bursitis subakromial dan subkorakoid

5.robekan pada rotator cuff

Tendinitis pada rotator cuff jarang hanya mengenai satu bangunan, dan bila

tidak ditangani dengan cepat maka akan menibulakan frozen shoulder. Sindroma

jebakan ada hubungannya dengan tendinitis supraspinatus atau tendinitis dari biseps

karena tendon tersebut terjepit antara kaput humerus dan akromion sewaktu

melakukan gerakan bahu

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 10

Page 11: Refrat Tendinitis

Tendinitis dari sindrom jebakan

Kelaianan pada bahu sering disebabkan karena kelainan otot dan tendon

supraspinatus. Karena sebab yang belum jelas tendon supraspinatus sangat rawan

terhadap perubahan degenerasi, kalsifikasi, tendinitis serta rupture terutama 2 cm dari

bagian insersinya. Hal ini diduga karena iskemia beban berat dalam melaksanakan

tugasnya, sehingga mudah terjadi inflamsi dan degenerasi.

Gejala

Rasa nyeri bahu yang menjalar ke seluruh bahu dan bervariasi setiap harinya.

Pada malam hari nyerinya sangat mengganggu sehingga penderita terbangun dari

tidurnya.

Sindrom jebakan biasanya disebabkan oleh cidera pada tendon supraspinatus

karena pergeseran dengan bagian atas tendon biseps padaq waktu lengan berelevasi

berulang, serts gerakan kedepan sewaktu berjalan atau berolahraga. Misalnya pada

tukang cat, pemain tenis atau bulutangkis. Tendon supraspinatus dan biseps terjebak

antara kaput humerus dan akromion atau ligamentum korako-akrominale. Terkadang

bangunan neurovaskuler dapat terjebak juga sehingga menyebabkan iskemia dan

menyebabkan degenerasi pada rotator cuff.

Pemeriksaan

Penderita dengan tendinitis supraspinatus merasa nyeri didaerah tuberositas

mayor pada waktu lengan menggantung ke bawah (downbarn’s sign), nyerinya

bertambah bila pemeriksa menarik lengannya ke bawah. Ini menguatkan adanya

tendinitis supraspinatus.

Pemeriksaan yang lain yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: penderita di

perintahkan abduksi perlahan-lahan sampai dia merasakan nyeri dan tidak dapat

mengangkat lebih lanjut. Apabila dibantu beberapa derajat melewati titik nyeri tersebut

dia dapat melanjutkan abduksinya dengan sempurna. Demikian pula ketika menurunkan

tangannya. Ini disebabkan karena tendonnya mengalami inflamasi dan bengkak sehingga

tidak dapat bergeser melewati akromion.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 11

Page 12: Refrat Tendinitis

TENDONITIS KALSIFIKANS

Tendonitis kalsifikans kerap kali mengenai otot supraspinatus atau biseps

terutama pada usia muda. Biasanya pada pegawai kantor. Tendinitis kalsifikans dapat

menyerupai penyakit gout dengan serangan akut, tidak hanya terbatas pada bahu tetapi

juga mengenai bagian lain dari tubuh.

Gejala

Gejalanya akut dan mencapai puncaknya hanya dalam beberapa hari, kemudian

berkurang dan hilang secara spontan bila deposit kalsiumnya hancur dan masuk

kedalam bursa akromion. Deposit kalsium yang nampak dalam foto rontgen tidak sesuai

dengan gejala klinisnya. Hanya 35% penderita dengan deposit kalsium timbul rasa nyeri.

Tetapi bila letaknya di pinggir sehingga menimbulkan iritasi pada baru akan

menimbulkan rasa nyeri pada bahu. Pada penderita lanjut usia biasanya tidak

menimbulkan gejala apapun.

TENDINITIS BISEPS

Tendon kaput longum dari otot biseps yang bersam-sama dengan tendon otot

supraspinatus yang berada dalam satu terowongan dapat juga mengalami kerusakan

secara tersendiri, tendinitis tersebut adalah trauma reaktif akibat terjatuh atau

terpukukl pada bahu dengan lengan yang sedang ber abduksi serta tangan dalam

keadaaan supinasi. Kemungkinan lain adalah karena bekerja keras, berulang melakukan

gerakan abduksi lengan sambil tangan dalam keadaan supinasi seperti pada karyawan

yang sering membuka atau menutup botol dapat menyebabkan tendinitis pada biseps.

Gejala

Pendeita mengeluh nyeri pada bagian anterior dari bahu dan daerah

ligamentum korako-akrominale. Gerakan abduksi atau ekstensilengan kedepan secara

aktif maupun pasif menimbulkan nyeri.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 12

Page 13: Refrat Tendinitis

Pemeriksaan

Tendinitis biseps biasanya disertai pembengkakana dari pembungkus tendon

biseps. Pembesaran tersebut dapat diraba bila jari-jari pemeriksa di

gelindingkan(rollling) melalui tendon kaput longum biseps secara bersama-sama yang

sehat dan yang sakit. Akan terasa nyeri pada sisi yang sakit.

Dapat dilakukan test yergerson sebagai berikut: sikut penderita dalam keadaan

fleksi kemudian penderita di perintahkan untuk supinasi lengan sambil tangannya

ditahan oleh pemeriksa. Bila terdapat tendinitis biseps, akan terasa nyeri di daerah

klekukan biseps.

Pemeriksaan yang lain yang dapat membantu adalah dengan menimbulkan rasa

nyeri dengan memerintahkan penderita untuk abduksi 60-90 derajat sambil

memberikan tekanan abduksi. Bila timbuil rasa nyeri di bahu anterior, ini menunjukan

adanya tendintis biseps.

Yang perlu di perhatikan bahwa tendinitis dari biseps atau muskulotendintis dari rotator

cuff lingkup gerak pasif adalah normal. Pada ruptur dari otot biseps misalkan jatuh

mengenai bahu akan terjadi pembengkakan dari otot biseps serta kelemahan pada

waktu fleksi dari sendi siku. Pada sindroma jebakan rasa nyeri dapat di timbulkan

dengan menekan humerus pada akromion bagian anterior sambil lengan elevasi.

Untuk membantu diagnosi dapat disuntikan anetesia local di bawah akromion,

maka rasa nyeri akan hilang.

Bursitis

Gejala

Pertama-tama dikeluhkan penderita adalah tidak dapat melakukan abduksi aktif

serta rasa pegal di bahu. Yang khas adalah rasa nyeri yang dialarkan ke insersi otot

deltoid pada tuberositas humeri se\waktu lengan di abduksi reffred pain bursitis

subacrominale. Permulaannya dapat akut maupun kronik. Kerap kali timbul sebagai

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 13

Page 14: Refrat Tendinitis

akibat dari cedera tendon sekitarnya, tendinitis rotator cuff dan biseps serta jebakan

bursa. Robekan dari rotator cuffdapat mengenai dasar dari bursa subakrominale

sehingga tekananya meningkatt oleh karena cairan dari bursa. Bursitis subkorakoid

dapat disebabkan karena penekanan antara prosesus korakoideus terhadap kaput

humerus sewaktu penggunaan lengan yang berlebihan. Nyeri terasa di daerah prosesus

korakoideus dan bagiabn medial dari bahu.pada bursitis jarang terjadi pembengkakan

kecuali terdapat sinovitis sebagai manifestasi penyakit reumatik sistemik.

Pemeriksaaan

Untuk mencapai lingkup gerak yang pasif normal,. Penderita harus dalam

keadaan relaksasi yang penuh. Pada bursitis subakrominal pembatas lingkup gerakan

hanya terbatas pada satu bidang yaitu abduksi seperti pada menyisir rambut.

Robekan pada rotator cuff

Gejala

Pada usia muda robekan pada rotator cuff akan menyebabkan nyeri akut setelah

trauma. Tidak demikian halnya pada penderita lanjut usia sehingga kurang diperhatikan.

Mereka tidak merasakan nyeri, melainkan datang dengan keluhan bahwa lengannya

lemah sehingga tidak dapat di abduksi. Bila pada anamnesa terdapat riwayat jatuh pada

sendi bahu atau pada lengan dalam keadaan lurus, harus dicurigai adanya robekan pada

rotator cuff.

Pemeriksaaan

Pada pemeriksaan abduksi secara aktif hanya dapat dilakukan sampai ditahan

oleh pemeriksa, lenagn akan jatuh (mosley test). Walaupun penderita dapat melakukan

gerakan pasif secara normal.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 14

Page 15: Refrat Tendinitis

Etiologi

Penyebab kelainan jaringan lunak dari bahu belumlah jelas,kemungkinan dari

factorbiokimiawi atau trauma. Proses degenerasi muskulotendineus rotator cuff terjadi

pada usia lebih dari 50 tahun. Daerah rawan dari muskulo tendineus rotator cuff yaitu

pada insersi di humerus daerah tersebut sangat peka terhadap cidera. Iskemia pada

daerah tersebut memudahkan terjadinya ruptur. Tendon otot supraspinatus pada waktu

melakukan gerakan selalu bergeseran dengan akromion sehingga degenerasi dari

tendon tersebut adalah sebagai penyebab dari rotator cuff. Jebakan dari tendon biseps

dan supraspinatus dengan bagian anterior dari akromion dan ligamentum

korakoakrominal akan menyebabkan kerusakan. Terdapat 3 fase

1. Edema dan perdarahan

2. Fibrosis dan tendinitis

3. Spur pada tulang dengan ruptuir pada tendon

Dislokasi dari otot biseps dapat terjadi bila terdapat perenggangan dari

kapsul sendi sehingga tendonnya mudah tergeser keluar dari tuberositas minor

humeru, sehingga terjadi tendinitis dari biseps. Tenosinovitis dari biseps dapat

terjadi pada penyakit sisitemik terutama pada artritis reumatoid. Setiap inflmasi

dari sendi bahu akan berhubungan dengan pembungkus tendon biseps dan akan

menyebabkan tenosinovitis seperti juga pada sendi bahu. Olahraga dengan

kontak badan dpat menyebabkan bursitis subakromial akut oleh karena terjadi

perdarahan dalam bursa akibat kerusakan tendon di sekitarnya. Sindroma

jebakan karpali timbul pada olahrafawan diatas 40 tahun dan menyebabkan

tenosinovitas juga.endapan kalsium biasa terjadi di sekitar bangunan tendo

kapsuler atau pada insersi tendon akibat kelainan metabolism. Diduga tendiniitis

kalsifikans sebagai akibat kelaianan distorfik dalam tendon.

Pemeriksaan penunjang

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 15

Page 16: Refrat Tendinitis

Perlu diadakan pemeriksaan laju endap darah. X-foto thorax dan bahu di

perlukan untuk mendeteksi adanya kalsifikasi di bagian lateral dari bahu, atau

adanya osteoporosis atau kista dari kaput humeri dengan adanya tendinitis

supraspinatus. Artrogram perlu dilakukan bila ada kecurigaan adanya robekan pada

rotator cuff, yaitu bila mosley test positif.

Pengobatan

Harus ditentukan terlebih dahulu gangguan musculotendineus rotator cuff serta

menyampingkan penyakit sistemik dan nyeri rujukan. Pada yang akut penderita

beristirahat dengan diberi matella. Pada yang akut dapat dibantu dengan kompres

es. Sedangkan pada yang kronik dengan pemanasan. Obat anti inflamasi non-

steroid dapat diberikan dengan memperhatikan efek sampingnya. Untuk

memperhatikan rasa nyeri tepat dapat diberikan suntikan kortikosteroid dicampur

dengan anestesi local didaerah sekitar tendon dengan tepat.Injeksi dengan

anestesia daoat membantu diagnosisi pada tendiniitis biseps, supraspinatus, bursitis

akromial, subkorakoid serta pada sindrom jebakan. Setelah rasa nyerinya hilang,

baru kortikosteroidnya disuntikan. Setelah penyuntikan, penderita dilarang

melakukan pekerjaan yang berat dengan bahu selama 2-3 minggu walaupun rasa

nyerinya telah hilang. Program latihan dapat dikerjakan di rumah. Pada bursitis dan

inflamasi tendon supraspinatus , diberikan latihan pendulum dan penarikan

(streching) kapsul bahu. Terutama pada tendinitis biseps perlu penarikan secara

intensif untuk melepaskan rekatan anatara tendon dan pembungkusnya.

Bila terdapat tendinitis kalsifikans dengan diameter 1,5 cm perlu dilakukan

aspirasi dan irigasi apabila dengan suntikan kortikosteroid tidak menolong. Setelah

mendapat suntikan kortikosteroid biasanya tidak akan bertambah dalam 24 jam

pertama.dapat diberikan dengan kompres batu es.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 16

Page 17: Refrat Tendinitis

Frozen Shoulder ( adhesive capsulitis )

Istilah frozen shoulder merupakan wadah untuk semua gangguan sendi bahu

dengan pembatasan lingkup gerak. Biasanya hanya dapat abduksi kurang dari 80 derajat

sedangkan rotasi interna dan eksterna kurang dari 70 derajat. Istilah lainnya adalah:

periartritis humerokapsularis, penyakit duplay, beusitis adhesive dan lain dari penyakit

tersebut dapat mengenai salah satu atau kedua bahu.kerap kali dijumpai bersamaan

dengan penyakit kardiovaskuler. Jarang dijumpai pada usai di bawah 40 tahun,

kebanyakan pada wanita. Resiko penyakit ini meningkat dengan adanya cidera, miokard

infark stroke dengan hemiplegia, infeksi paru. Yang palinhg menonjol adalah razsa nyeri

atau gerakan yang terbatas pada kedua-duanya.

Dikenal 3 stadium :

1.early painful stage berlangsung 10-36 minggu dengan nyeri yang makiin bertambah

setiap harinya sehingga mencapai puncaknya, serta kekakuan yang semakin bertambah

setiap harinya. Nyeri tersebut setiap kali mengganggu tidur penderita, terutama pada

pagi hari.

2.intermediate/frozen stage berlangsung 4-12 bulan. Pada stadium ini terasa linu

disertai kekakuan yang makin bertambah sampai mencapai kekakuan total.

3.recovery stage berlangsuung 5-24 bulan. Pada stadium in rasa linunya berkurang

disertai dengan lenyapnya kekauan secara perlahan-lahan. Yang biasa dikeluhkan adalah

kesulitan memakai baju.kemudian terjadi gangguan pada elevasi. Nyerinya terasa di

bagian antero-lateral dari bahu dan lengan atas serta bagian fleksor pada lengan bagian

bawah.kadang-kadang menjalar pada dinding thoraks.bila tidak dapat pengobatan,

lingkup geraknya tidak akan kembali normal walaupun rasa nyerinya berkurang.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 17

Page 18: Refrat Tendinitis

Gambar 2 frozen shoulder

Pemeriksaan

Pada pemeriksaan dijumpai lingkup gerakan yang terbatas baik aktif maupun

pasif. Pada permulaan hanya elevasi dan rotasi endorotasi yang terganggu, kemudian

seluruh lingkup geraknya yang terganggu kecuali ekstensi ke depan. Nyeri akan

bertambah pada penekanan dari tendon yang membentuk muskulotendineus rotator

cuff. Pada perabaan kaput humeri terasa letaknya lebih tinggi dalam sendi bahu,

mendekati akromion bila dibandingkan dengan sisi yang sehat. Bila gangguan tersebut

berkelanjutan akan terjadi atrofi dari otot-otot bahu.

Etilogi

Faktor-faktor etiologi antara lain:

1. Gangguan miofasial yang tidak mendapat pengobatan dengan tepat.

2. Diabetes mellitus dengan insulin dependent

3. penyakit yang mendasari seperti penyakit jantung iskemik, penyakit autoimun.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 18

Page 19: Refrat Tendinitis

Pemeriksaaan penunjang

Perlu dilakukan pemeriksaan laju endap darah dan gula darah karena pada

stadium awal dari stadium awal dari adhesive kapsulitis laju endap darahnya meningkat,

serta untuk menentukan adanya diabetes mellitus. Bila LED lebih tinggi dari 70mm/jam

pertama dan tanda-tanda sero positif ada, maka perlu dipikirkan adanya polimialgia

reumatika dan artritis sel raksasa.

Pengobatan

Pasien perlu di beri tahu bahwa akan dapat bergerak kembali tanpa rasa nyeri

tetapi memerlukan waktu beberapa bulan. Penggunaan lengan secara aktif yang

berlebihan harus di cegah untuk menghindari bertambahnya rasa nyeri, sampai

penderita benar-benar sembuh. Program latihan harus progresif, dimulai dari latihan

bandul, dilanjutkan dengan wand manipulation dan akhirnya dengan latihan menarik

katrol. Sebelum melakukan program latihan otot bahu harus direlaksasikan terlebih

dahulu.

Banyak penulis menganjurkan penyuntikan kortikosteroid pada rotator cuff dan

intra artikular untuk menghilangkan nyeri secara cepat. Digunakan campuran kristalin

kortikosteroid non aqueous dengan anestesi local (lidocain/xilocain). Disuntikan

beberapa insersi tendon supraspinatus bursa subakromial dibagian anterolateral,

selaput tendon dari biseps dan pada kapsul sendi bagian posterior daerah teres minor.

Biasanya digunakan kortikostroid long acting misalnya triamcinolone acetonide 40 mg

dicampur dengan lidokain atau xilakoin 1% menjadi 5cc kemudian di infiltrasikan di

tempat tersebut diatas. Biasanya pada fase akut perlu ditambahkan analgesic kuat

misalnya asam mefenamik 500mg di samping NSAID,kemudian di lanjutkan dengan

latian.bila tidak berhasil dan tendinitisnya kronik, baru diberikan kortikosteroid. Maka

suntikan tidak boleh diberikan lebih dari 2 kali dalam 1 tahun.

Prognosis

65-95% dari penderita, ruang lingkup geraknya dapat normal kembali, dengan

injeksi lokal, wand exercise, dan wall leader exercise dapat menghilangkan rasa nyeri

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 19

Page 20: Refrat Tendinitis

pada malam hari dalam waktu 2 mminggu. Bila abduksi pasif telah mencapai 90 derajat,

pergerakan sendi akan normal kembali dengan latihan sendiri di rumah. Pada penderita

usia lanjut ruang lingkup geraknya tidak dapat kembali secara sempurna, tetapi hal

tersebut adalah ‘normal’ untuk usia tersebut. Pada penderita yang gagal dapat dibantu

dengan fisioterapi. Satu persen penderita perlu di manipulasi dengan narkose. Terutama

penderita diabetes mellitus yang insulin dependent.

Ringkasan

Telah dibicarakan tentang penyakit-penyakit yang sering di jumpai pada nyeri

bahu, serta penyebab, gejala klinik, penangan, dan penyebabnya. Biasanya disebabkan

karena traumaatau faktor biokimiawi. Penangannya dengan memberikan pengertian

kepada penderitatentang penyakit yang dideritanya serta cara pencegahannya

disamping memberikan istirahat, analgetika, NSAID, fisioterapi, bila perlu dengan

suntikan lokal kortikosteroid-anestesia. Bila tidak di tangani dengan tepat akan terkena

frozen shoulder.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 20

Page 21: Refrat Tendinitis

BAB III

De Quervein’s syndrome

DEFINISI

Nyeri yang terasa di pergelangan tangan sering disebabkan oleh tenosinovitis.

Pada sisi radial terjadi tendovaginitis otot abductor polocis longus, yang dikenal dengan

sebagai tenosinovitis De Quervein.dann pada sisi ulnar dapat dijumpai tendovagintis

otot ekstensor karpi ulnaris. Kedua jenis peradangan itu merupakan manisfestasi artritis

rheumatoid. Pada bagian dorsal pergelangan tangan sinovitis rheumatoid dapat

membangkitkan benjolan di tengah-tengah ligamentum karpi dorsal di atas os navikular

dan lunatum.

Sinovitis di pergelangan tangan selalu menimbulakan nyeri tekan, nyeri gerak

aktif dan nyeri gerak isometric. Karena itu, maka pergelangan tangan tidak dapat di

stabilkan secara kuat, sehingga tenaga pengepalan tidak kuat dan tangan sukar

diluruskan pada pergelangan tangan.

Pada tenosinovitis De Quervein nyeri tekan di dapat pada penekanan di

prosesus stiloideus radii. Gerakan pasif ibu jari tidak membangkitkan nyeri. Sebaliknya

gerakan aktif dan isometrik menimbulkan nyeri yang hebat. Deviasi radial secara pasif

tidak menimbulkan nyeri. Sebaliknyua defiasi ulnar secara aktif menimbulkan nyeri yang

hebat.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 21

Page 22: Refrat Tendinitis

Gambar 3 De Quervain’s syndrom

Penyebab

Gangguan ini biasanya terjadi setelah menggunakan pergelangan tangan

berulang-ulang. Gejala utama adalah rasa nyeri pada samping ibu jari pada pergelangan

tangan dan dasar ibu jari, yang bertambah parah dengan gerakan. Daerah pada dasar

ibu jari pada pergelangan tangan juga melembek.

Diagnosis

Unutuk mendiagnosa ganguan tersebut, seorang dokter melakukan tes

finkelstein. Orang tersebut menekuk ibu jari yang terkena kedalam telapak

tangan dan mengepalkan jari-jari tersebut diatas ibu jari. Dengan telapak tangan

menghadap ke atas, dokter memutar telapak tangan ke tubuh. Jika gerakan in

menyebabkan rasa sakit, tes tersebut adalah positif unutuk sindrom de

quervein.

Gejala

Adakalanya tenosinovitis De Quervein disertai dengan krepitasi. Dalam

keadaaan itu pasien melaporkan ada krepitasi kalau ibu jarinya di gerak-gerakan. Ini

berarti bahwa tenosivitisnya bersifat stenosans.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 22

Page 23: Refrat Tendinitis

Gangguan fungsi ibu jari akibat tenosinovitis De Quervein berupa kelemahan

pada ibu jari untuk berabduksi, yang pad test dapat terungkap, namun pada melakukan

pekerjaan sehari-hari tidak terasa, oleh karena pasien sendiri secara tidak sadar

membatasi abduksi ibu jarinya. Lain halnya dengan nyeri akibat tendovaginitis fleksor

polisis longus. Gangguan fungsi ibu jari sanagat dirasakan, terutama kalau hendak

membuka pintu mobil, dimana ibu jari harus menekan pada tombol pintu mobil.

Kelemahan fleksi ibu jari dan nyeri di kaput os metacarpal pertama kali sering dilengkapi

dengan kemacetan dalam fleksi, yang dikanal dalam bahasa inggri s sebagai ‘trigger

thumb’.

Karena tendovaginitis otot ekstensor karpi ulnaris, fiksasi di pergelangan tangan

menjadi lemah, sehingga tenaga mengepal menjadi sangat kurang. Nyeri tekan di dapat

pada penekanan di prosesus stilodeus ulnae. Nyeri gerak dapat di bangkitkan oleh

gerakan pasif aktif pada deviasi radial tangan.

Sinovitis yang menimbulakn benjolan pada pusat ligamentum karpi dorsalis

dapat di bedakan dengan ganglion.ganglion tidak nyeri pada palpasi, konsisitensinya

kenyal sebaliknya sinovitis di bagian dorsal pergelangan tangan itu nyeri pada palpasi

dan juga kalau tangan di gerakan secara aktif dan pasif ke arah volar.

Lokasi ganglion pada bagian dorsal pergelangan tangan adalah khas. Pada

hakekatnya ganglion adalah kista yang membengkak akibat herniasi jaringan sinovium.

Isi kista itu dapat dikeluarkan melalui aspirasi atau akan keluar secara spontan. Karena

itu ganglion bisa hilang timbul secara berkala.ganglion tidak perlu di obati atau di

operasi, kecuali menjadi besar sekali. Pada umumnya ganglion di jumpai pada orang-

orang berusia 50 tahun keatas.

Terapi

Istirahat, berendam air hangat, dam obat-obatan anti peradangan nono steroid (NSAID)

efekstif hanya untuk kasus ringan. Suntikan kortikosteroid kedalam penutup tendon

sangat membantu dalam 80-90 % kasus. Penyinaran gelombang ultra pendek atau

termoterapi lainnya dapat mempercapat penyembuhan. Operasi kadang kala di perluka

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 23

Page 24: Refrat Tendinitis

BAB IV

TRIGGER FINGER

Definisi

Trigger finger juga dikenal dengan nama jari yang macet. Dimana pasien

bercerita tentang jarinya yang macet. Setelah mengepal jari-jari yang sehat dapat

diluruskan dengan mudah, tetapi jari yang macet itu tetap berada dalam

keadaan fleksi di sendi interphalangeal proksimal. Adakalanya dimacetnya, maka

yang nyeri yang hebat dirasakan dengan terdengarnya “klek” pada saat jari yang

macet diluruskan secara pasif.

Gambar 4 trigger finger

Penyebab

Kemacetan itu disebabkan oleh kelainan pada tendon dan sarungnya,

kebanyakan disebabkan oleh suatu nodulus tendon otot fleksor jari-jari kaput os

metacarpal. Disitu tendon melewati retinakulu. Namundemikian, pembengkakan

tendon setempat dapat disebabkan oleh xantoma, tofus gout, nodulus rematoid.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 24

Page 25: Refrat Tendinitis

Terapi

Suntikan kortison anestetik disekitar os metacarpal sekali dalam 5 sampai

7 hari dapat memberikan kesembuhan. Kalo jari macet belum kronik, maka

suntikan pertama sudah dapat memberikan kesembuhan. Pada umumnya

diperlukan suntikan 3 sampai 5 kali, disamping itu pasien juga diberikan NSAID.

Pemanasan dengan gelombang ultrapendek, rendam paraffin hangat atau air

panas dapat mempercepat kesembuhan.

Gambar 5 pembedahan pada trigger finger

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 25

Page 26: Refrat Tendinitis

BAB V

TENDINITIS INFRAPATELARIS

nyeri lutut sewaktu naik atau turun tangga merupakan keluhan yang

sering diterima oleh dokter umum. Orang-orang dengan patella yang tergeser ke

lateral atau orang-orang yang memiliki fibula yang tidak benar berputar pada

tibia, mudah terkena tendinitis infrapatelaris. Keluhannya adalah nyeri dan

krepitasi. Nyeri tekan dapat dibangkitkan pada penekanan pada ligament

infrapatelar.

Tendinitis infrapatelar sering terjadi pada atlit yng sering loncat. Maka di

kalangan inggris, tendinitis infrapatelaris dikenal sebagai ‘jumper knee’ atau

‘lutut peloncat’.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 26

Page 27: Refrat Tendinitis

Gambar 6 tendinitis infrapatellaris

Pengobatan

Orang yang menderita tendinitis infrapatelaris dapat ditolong secara

konservatif. Mereka harus membiasakan diri dengan tidak menggunakan

persendian lutut tidak terlalu sering. Penggunakaan ‘kneedeker’ atau ‘knee cap’

sangat menolong.

Obat dari golongan NSAID boleh diberikan kalu diperlukan. Suntikan

kortison anestetik diberikan sekali saja. Perhatikan jangan sampai ligamen

infrapatelar tertusuk oleh jarum sewaktu memberikan suntikan kortison

anestetik oleh karena mempermudah terjadinya rupture ligament infrapatelar.

Jangan sekali-kali memberikan suntikan kortison anestetik infrapatelar pada atlit

atau orang-orang yang profesinya sering jongkok.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 27

Page 28: Refrat Tendinitis

BAB VI

PENUTUP

Tendinitis merupakan peradangan pada jaringan ikat fibrosa yang

menghubungkan tulang dan otot. Jaringan yang menghubungkan tulang dan otot

adalah tendon. Biasanya peradangan tersebut bias disebabkan oleh berbagai

sebab, yaitu : peregangan, olahraga yang berlebihan, luka, repetisi gerakan,

gerakan yang tidak biasa dan tiba-tiba, usia juga mempengaruhi terjadinya

tendinitis. Karena pada usia tua struktur tendon berubah, elastisitas berkurang

dan mudah mengalami cedera.

Gejala utama tendinitis adalah nyeri. Biasanya didapati keluhan pasien

berupa rasa sakit, dan rasa sakit tersebut akan bertambah jika tendon yang

meradang digerakkan atau diraba. Pergerakan sendi didekat tendon, meskipun

ringan bias menyebabkan nyeri yang hebat.

Untuk meringankan gejala, biasanya didaerah yang terkena

diistirahatkan, dipasang bidai atau gips serta dilakukan pemanasan maupun

pendinginan. Tindakan injeksi steroid harus dipertimbangkan dengan masak, dan

dilaksanakan oleh dokter yang sudah terlatih. Pada beberapa kasus tindakan

pemanasan dengan ultrasound atau sinar laser lebih bermanfaat.

Pemilihan obat anti peradangan non steroid selama 7-10 hari bias

mengurangi nyeri dan peradangan. Tendinitis menahun dan menetap, mungkin

harus diatasi dengan tindakan pembendahan. Untuk mengangkat daerah yang

meradang dan setelah pembedahan dilakukan terapi fisik. Pembedahan

dilakukan untuk mengobati jari pelatuk menahun atau untuk membuang

endapan kalsium pada tendinitis menahun.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 28

Page 29: Refrat Tendinitis

Daftar pustaka

1.Sidharta P.sakit neuromuskular dalam praktek umum. P.T. Dian Rakyat; 1983.

2.Darmawan J.Tatalaksana terapi nyeri sendi bahu. Terjemahan dari the bulletin in the

rheumatic disease.vol 32, No.9

3.birnbaum J.S, The Muskuloskletal Mlanual Ed. Taiwan 1983.

4.Katz W.A. The Shoulder and neck In the Diagnosis of Rhematic Disease. In Rheumatic

disease, Diagnosis anad management; J.D lippencott company philadelpia 1977.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit SarafFakultas Kedokteran Univerditas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 4 juli 2011 – 6 agustus 2011 29