Refrat Senam Hamil Sukbum

26
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Saat ini angka kematian ibu karena proses kehamilan dan persalinan di dunia masih tinggi. Berdasarkan data WHO tahun 2003 didapatkan bahwa dalam setiap menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan proses kehamilan dan persalinannya. 1 Indonesia mempunyai angka kematian tertinggi di Asia Tenggara.. Hasil survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2002 menyebutkan, angka tersebut mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu masih cukup besar walau berhasil diturunkan menjadi 255 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2006 dan 248 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. 2 Partus lama merupakan salah satu dari beberapa penyebab kematian ibu dan bayi baru lahir. Partus lama didefinisikan sebagai persalinan yang berlangsung lebih dari 18 jam dihitung mulai dari munculnya tanda-tanda persalinan. Partus lama dapat menyebabkan infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi pada ibu, bahkan dapat terjadi pendarahan post partum yang menyebabkan kematian ibu. Risiko kematian bayi juga meningkat pada infeksi, cedera dan asfiksia janin. 1 Di Indonesia, prevalensi kejadian partus lama sebesar 6,2% sampai 17,2% dengan angka morbiditas mencapai 9,2%. Kejadian partus lama di RSIA Siti Fatimah untuk tahun 2006 adalah 74 kasus dari 2552 persalinan yaitu sekitar 2,89% dari

Transcript of Refrat Senam Hamil Sukbum

Page 1: Refrat Senam Hamil Sukbum

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Saat ini angka kematian ibu karena proses kehamilan dan persalinan di dunia

masih tinggi. Berdasarkan data WHO tahun 2003 didapatkan bahwa dalam setiap menit seorang

perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan proses kehamilan dan

persalinannya.1 Indonesia mempunyai angka kematian tertinggi di Asia Tenggara.. Hasil survei

Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2002 menyebutkan, angka tersebut mencapai 307 per

100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu masih cukup besar walau berhasil diturunkan

menjadi 255 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2006 dan 248 per 100.000 kelahiran hidup

pada tahun 2007.2

Partus lama merupakan salah satu dari beberapa penyebab kematian ibu dan bayi

baru lahir. Partus lama didefinisikan sebagai persalinan yang berlangsung lebih dari 18 jam

dihitung mulai dari munculnya tanda-tanda persalinan. Partus lama dapat menyebabkan infeksi,

kehabisan tenaga, dehidrasi pada ibu, bahkan dapat terjadi pendarahan post partum yang

menyebabkan kematian ibu. Risiko kematian bayi juga meningkat pada infeksi, cedera dan

asfiksia janin.1

Di Indonesia, prevalensi kejadian partus lama sebesar 6,2% sampai 17,2% dengan

angka morbiditas mencapai 9,2%. Kejadian partus lama di RSIA Siti Fatimah untuk tahun 2006

adalah 74 kasus dari 2552 persalinan yaitu sekitar 2,89% dari seluruh persalinan. Penelitian

yang dilakukan Soekiman di RS Mangkuyudan di Yogyakarta didapatkan bahwa dari 3005

kasus partus lama, terjadi kematian pada bayi sebanyak 16,4% (50 bayi), sedangkan pada ibu

didapatkan 4 kematian, 17 perdarahan, 1 robekan portio dan robekan perineum subtotal.1

Ada tiga faktor penyebab persalinan memanjang atau partus lama yaitu: tenaga

(kekuatan kontraksi dan usaha maternal), jalan lahir (bentuk pelvis maternal dan jaringan

lunak) dan janin (posisi, ukuran, dan letak terendah janin). Kelainan kontraksi atau kelainan his

dapat disebabkan karena terjadinya inersia (his yang tidak sesuai dengan fasenya), inkoordinit

(his tidak teratur, tidak ada koordinasi dan sinkronisasi antara kontraksi bagian-bagiannya), dan

tetanik (his terlampau kuat dan terlalu sering sehingga tidak ada relaksasi rahim). Kelainan

kontraksi tersebut dapat dikurangi dengan melakukan senam hamil secara rutin.3

Page 2: Refrat Senam Hamil Sukbum

The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG)

merekomendasikan agar wanita hamil dengan resiko rendah untuk melakukan aktivitas fisik

dengan intesitas yang sedang selama 30 menit atau lebih setiap harinya, 3-5 hari dalam

seminggu.4 Aktivitas fisik memberi manfaat terhadap otot yang dilatih dan meningkatkan daya

tahan kardiorespirasi dengan meningkatkan konsumsi oksigen.5

Latihan senam hamil masih merupakan hal baru di kalangan penduduk Indonesia.

Banyak ibu hamil yang ragu untuk beraktivitas selama kehamilan karena takut berakibat buruk

pada janin serta masih terbatasnya informasi yang tersedia. Di samping itu, telah banyak rumah

sakit yang membuka kelas senam hamil dengan pemaparan akan manfaat senam hamil. Atas

dasar tersebut, kami melakukan penelitian mengenai pengaruh senam hamil pada ibu hamil

dengan lamanya proses persalinan kala II.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Kehamilan

Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di

dalam rahimnya setelah penyatuan sel telur dan sperma. Pada wanita, lama kehamilan sekitar

266 hari. Kehamilan ditandai dengan berhentinya menstruasi, mual yang timbul pada pagi hari,

pembesaran payudara dan pigmentase putting, dan pembesaran abdomen yang progresif.

Tanda-tanda absolut kehamilan adalah gerakan janin, bunyi jantung janin, dan terlihatnya janin

melalui USG (Ultrasonografi). 6

Perubahan fisiologis yang terjadi semasa hamil, yaitu:

A. Hemodinamik

Posisi tubuh ibu selama kehamilan berpengaruh terhadap curah jantung. Setelah

trimester pertama, posisi terlentang dan berdiri yang lama berdampak pada

berkurangnya curah jantung. Berkurangnya aliran balik vena pada posisi terlentang

merupakan dampak tidak langsung dari kompresi rahim dan dapat dikurangi dengan

posisi berbaring ke kanan dan ke kiri.

Page 3: Refrat Senam Hamil Sukbum

B. Sistem respirasi

Kehamilan menyebabkan perubahan anatomi dan fisiologi yang berpengaruh

terhadap respirasi. Pada awal kehamilan dilatasi kapiler terjadi pada saluran respirasi.

Seiring dengan membesarnya uterus, diafragma mengalami elevasi sekitar 4 cm

sehingga kapasitas paru-paru total menurun 4-5%.

Kehamilan berdampak pada berkurangnya functional reserve capacity (FRC).

FRC adalah besarnya udara yang tersisa dalam paru-paru pada akhir ekspirasi normal

(expiratory reserve volume (ERV) ditambah dengan residual volume (RV)). FRC, ERV,

dan RV berkurang sebesar 20%. Tidal volum meningkat secara bertahap 35-50%

seiring usia kehamilan.

C. Kebutuhan energi

Kehamilan dikaitkan dengan meningkatnya kebutuhan energi. Pada dua trimester

pertama, kebutuhan energi meningkat sebanyak 150 kalori/hari, sedangkan pada

trimester ketiga sebanyak 300 kalori/hari.

D. Perubahan hormonal

Saat kehamilan tubuh memproduksi hormon Human Chorionic Gonadotrophin

(HCG) yang menyebabkan ovarium memproduksi lebih banyak progesteron sehingga

menekan menstruasi, serta mempersiapkan payudara untuk menyusui, relaksasi tulang

sendi dan ligamen, dalam persiapan kelahiran bayi bisa mempengaruhi gerakan usus

besar yang menyebabkan sembelit dan mengakibatkan sakit punggung dan

meningkatkan suhu tubuh.. Melanocyte Stimulating Hormone (MSH) yang berfungsi

memproduksi pigmen kulit meningkat selama kehamilan. Estrogen penting dalam

mempertahankan kesehatan sistem genital, organ reproduksi dan payudara.

E. Perubahan muskuloskeletal

Kehamilan berdampak pada perubahan-perubahan mencolok pada tubuh wanita.

Perubahan meliputi payudara, rahim dam janin yang membesar, meningkatnya lordosis

lumbar, ligamen pelvis menjadi lebih lunak dan lentur, dan pigmentasi kulit bertambah

gelap.

Page 4: Refrat Senam Hamil Sukbum

F. Temperatur tubuh ibu dan janin

Tingkat metabolisme meningkat sehingga berdampak pada meningkatnya

produksi panas. 7

II. Aktivitas Fisik

A. Rekomendasi Aktivitas fisik

Rekomendasi aktivitas fisik untuk wanita hamil menurut Society of Obstetricians

and Gynaecologists of Canada adalah :

1. Semua wanita hamil tanpa kontraindikasi dianjurkan untuk berpartisipasi dalam

senam dan meningkatkan aktivitas fisik untuk memperkuat otot. Ini merupakan

bagian dari gaya hidup sehat selama kehamilan.

2. Tujuan dari aktivitas fisik selama kehamilan adalah untuk mempertahankan

kondisi fisik yang baik selama masa kehamilan tanpa mencoba untuk mencapai

kondisi fisik maksimal atau untuk tujuan berkompetisi.

3. Wanita hamil hendaknya memilih jenis aktivitas fisik yang mempunyai risiko

kehilangan keseimbangan dan trauma janin yang minimal.

4. Wanita sebaiknya diberitahukan bahwa aktivitas fisik tidak meningkatkan risiko

kehamilan yang merugikan atau berisiko pada janin.

5. Memulai latihan otot dasar panggul segera setelah melahirkan dapat menurunkan

risiko gangguan saluran kemih di masa mendatang.

6. Wanita sebaiknya diberitahukan bahwa beraktivitas fisik yang tidak berlebihan

selama masa menyusui tidak mempunyai efek terhadap kuantitas maupun

komposisi dasi ASI serta tidak mempengaruhi pertumbuhan bayi.8

B. Kontraindikasi Aktivitas fisik

Kontraindikasi absolut bagi wanita hamil yang ingin beraktivitas fisik adalah:

1. Penyakit katup jantung dan iskemi

Page 5: Refrat Senam Hamil Sukbum

2. Diabetes tipe I, penyakit vaskular perifer, penyakit tiroid, hipertensi yang tidak

terkontrol, dan kelainan sistemik berat lainnya (penyakit hati dan ginjal).

3. Serviks inkompeten

4. Riwayat aborsi spontan dua kali atau lebih.

5. Plasenta previa dan perdarahan pada kehamilan sekarang.

6. Ketuban pecah dini atau persalinan prematur pada kehamilan sekarang.

7. Preeklampsia

8. Kadar lemak tubuh yang sangat rendah, kelainan pola makan (anoreksia,

bulimia).

9. Kehamilan multipel

10. Intauterine growth retardation (IUGR)8

Kontraindikasi relatif bagi wanita hamil yang ingin beraktivitas fisik adalah:

1. Riwayat persalinan prematur, IUGR, dan preeklampsia pada kehamilan

sebelumnya.

2. Anemia defisiensi zat besi (hemoglobin <10 gr/dl).

3. Penyakit paru (Penyakit Paru Obstruksi Kronik).

4. Penyakit katup jantung atau iskemi ringan dan aritmia jantung.

5. Obesitas dan Diabetes Melitus tipe II.

6. Jarang beraktivitas fisik sebelum hamil.

7. Kehamilan kembar (setelah usia kehamilan 24 minggu).

8. Obat-obatan yang dapat mempengaruhi curah jantung dan distribusi aliran darah.

9. Presentasi bokong pada trimester ketiga.8

III. Senam Hamil

Senam hamil adalah suatu bentuk latihan untuk memperkuat dan

mempertahankan elastisitas dinding perut, ligamen, otot-otot dasar panggul yang berhubungan

dengan proses persalinan (FK. Unpad, 1998).

Selain itu, senam hamil juga bertujuan untuk penguatan otot-otot kaki dan melatih

pernapasan. Menguatkan otot kaki diperlukan karena kaki merupakan penopang tubuh ibu

Page 6: Refrat Senam Hamil Sukbum

yang semakin lama semakin berat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Melatih

pernapasan diperlukan karena seiring bertambah besarnya janin, diafragma akan terdorong ke

arah dada sehingga rongga dada menjadi lebih kecil sehingga pengembangan paru menjadi

tidak optimal. Senam hamil biasanya dimulai saat kehamilan memasuki trisemester ketiga,

yaitu sekitar usia 28-30 minggu kehamilan.9

Tujuan utama dari persiapan fisik dengan senam hamil adalah:

A. Mencegah terjadinya deformitas (cacat) kaki dan memelihara fungsi kaki sehingga

dapat menahan berat badan yang semakin meningkat, rasa nyeri, telapak kaki yang

menjadi datar, varises, dan bengkak.

B. Melatih dan menguasai tehnik pernapasan yang berperan penting selama kehamilan

dan proses persalinan. Latihan pernapasan dilakukan dengan cara menaikkan perut

saat menarik napas dan mengempiskan perut saat membuang napas melalui mulut

secara perlahan. Dengan demikian proses relaksasi dapat berlangsung lebih cepat dan

kebutuhan oksigen tubuh dapat terpenuhi.

C. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligamentum,

otot-otot dasar panggul dan paha bagian dalam sehingga proses kontraksi dan

relaksasi yang berhubungan dengan persalinan dapat dikuasai.

Gambar 1. Anatomi Otot Dasar Panggul

D. Membentuk sikap tubuh yang sempurna selama kehamilan sehingga dapat mengatasi

keluhan-keluhan yang timbul akibat perubahan bentuk tubuh seperti sakit pinggang

dan punggung.

E. Memperoleh relaksasi tubuh yang sempurna dengan memberikan latihan-latihan

kontraksi dan relaksasi.

F. Mendukung ketenangan mental.10

Page 7: Refrat Senam Hamil Sukbum

Eisenberg (1996) membagi senam hamil menjadi empat tahap dimana setiap

tahapnya mempunyai manfaat tersendiri bagi ibu hamil. Tahap dan manfaat senam hamil yaitu:

A. Aerobik

Merupakan aktifitas yang berirama dan berulang. Gerakan yang disarankan untuk

ibu hamil adalah jalan. Manfaat dari aerobik ini adalah mencukupi kebutuhan oksigen

dalam metabolisme otot, meningkatkan fungsi respirasi dan kardiovaskular, juga

aktivitas otot dan sendi, secara umum menghasilkan perubahan pada keseluruhan tubuh

terutama kemampuan untuk memproses dan menggunakan oksigen, meningkatkan

peredaran darah, meningkatkan kebugaran dan kekuatan otot, meredakan sakit

punggung dan sembelit, memperlancar persalinan, membakar kalori, mengurangi

keletihan dan menjadikan bentuk tubuh yang baik setelah persalinan.

B. Kalistenik

Latihan berupa gerakan-gerakan senam ringan berirama yang dapat membugarkan

dan mengembangkan otot-otot serta dapat memperbaiki bentuk postur tubuh.

Manfaatnya adalah meredakan sakit punggung dan meningkatkan kesiapan fisik dan

mental terutama mempersiapkan tubuh dalam menghadapi persalinan.

C. Relaksasi

Merupakan latihan pernapasan dan pemusatan perhatian. Latihan ini bisa

dikombinasikan dengan katihan kalistenik. Manfaatnya adalah menenangkan pikiran

dan tubuh, membantu ibu menyimpan energi untuk ibu agar siap menghadapi

persalinan.

D. Kebugaran Panggul (biasa disebut kegel)

Manfaat dari latihan ini adalah menguatkan otot-otot vagina dan sekitarnya

(perinial) sebagai kesiapan untuk persalinan, mempersiapkan diri baik fisik maupun

mental.11

Gerakan pada senam hamil antara lain :

Page 8: Refrat Senam Hamil Sukbum

A. Latihan Kelenturan

Tahan setiap posisi sambil menarik napas sebanyak 10 kali. Ulangi untuk sisi

kanan dan kiri.

1. Angkat lengan kanan ke atas dan tekuk badan ke samping kiri untuk

meregangkan tubuh bagian samping Ulangi untuk lengan kiri.

Gambar 2. Gerakan Latihan Kelenturan 1

2. Pegang lengan kanan dengan tangan kiri dan tarik ke arah bahu kiri. Ulangi untuk

lengan kiri.

Gambar 3. Gerakan Latihan Kelenturan 2

3. Berdiri dengan kedua kaki terbuka, tangan diletakkan di lutut, tekuk kedua lutut,

pastikan punggung tetap tegak dan lutut sejajar dengan kaki untuk meregangkan

kaki bagian dalam.

Page 9: Refrat Senam Hamil Sukbum

Gambar 4. Gerakan Latihan Kelenturan 3

4. Letakkan kedua tangan di dinding untuk menyangga tubuh. Tumpukan berat

badan pada satu kaki dan kaki lainnya dilemaskan dan sedikit ditekuk.

Condongkan badan ke depan untuk meregangkan otot betis.

Gambar 5. Gerakan Latihan Kelenturan 4

5. Letakkan satu kaki di lantai dan kaki lainnya di atas kursi, condongkan panggul

ke depan untuk meregangkan bagian depan paha dari kaki yang diluruskan dan

bagian belakang paha dari kaki yang ditekuk.

Gambar 6. Gerakan Latihan Kelenturan 5

6. Dengan posisi merangkak, lengkungkan punggung kearah atas.

Gambar 7. Gerakan Latihan Kelenturan 6

Page 10: Refrat Senam Hamil Sukbum

7. Duduk bersila dengan kedua telapak kaki ditempelkan, tekuk badan ke depan

untuk meregangkan bagian dalam paha.12

Gambar 8. Gerakan Latihan Kelenturan 7

B. Latihan Pernapasan

Latihan pernapasan pada dasarnya melatih teknik pernafasan perut (diafragma)

dan pernafasan dada. Sesuai dengan kebutuhannya untuk mengatasi nyeri selama

persalinan, maka kedua teknik pernafasan di atas dapat digabung maupun dimodifikasi.

Gerakannya antara lain:

1. Pernafasan perut

Dengan sikap berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan di

samping badan, dan relaks, letakkan tangan kiri di atas perut. Tarik nafas dalam

melalui hidung, sampai perut menggelembung dan tangan kiri terangkat. Tahan

sampai beberapa detik dan hembuskan nafas lewat mulut. Ulangi dengan frekuensi

8 kali per menit. Teknik pernafasan ini digunakan untuk mempercepat relaksasi,

mengatasi stress dan mengatasi nyeri his palsu mauun his permulaan kala I.

2. Pernafasan dada dalam

Dengan sikap berbaring terlentang kedua lutut ditekuk, kedua lengan di

samping badan dan relaks, letakkan tangan di atas dada. Tarik nafas dalam melalui

hidung dengan mengembangkan dada sehingga tangan kanan terangkat. Tahan satu

sampai dua detik, dan hembuskan nafas lewat celah bibir sehingga tangan kanan

turun mengikuti surutnya badan. Frekuensi yang dianjurkan 8 kali per menit.

Page 11: Refrat Senam Hamil Sukbum

Teknik pernafasan ini menggantikan pernafasan perut apabila nyeri his kala I sudah

cukup.

3. Pernafasan dada cepat

Dengan sikap berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan di

samping badan dan relaks tarik nafas cepat melalui hidung dan hembuskan cepat

melalui mulut, mulailah dengan frekuensi 30 kali per menit yang makin lama makin

dipercepat hingga 60 kali per menit, perlambat lagi sedikit demi sedikit hingga

kembali menjadi 30 kali per menit.

4. Pernafasan kombinasi perut dan dada

Dengan sikap berbaring terlentang kedua lutut ditekuk, kedua lengan di

samping dada dan relaks, katubkan kedua tangan pada batas antara dada dan perut.

Lakukan pernafasan perut selama 30 detik. Teknik pernafasan ini digunakan untuk

mengatasi nyeri his pertengahan kala I.

5. Pernafasan kombinasi perut, dada dalam, dan dada cepat

Dengan sikap berbaring terlentang kedua lutut ditekuk, kedua lengan di

samping dada dan relaks. Lakukan pernafasan perut selama 15 detik, lanjutkan

dengan pernafasan dada dalam 15 detik, kemudian pernafasan dada cepat yang

makin lama makin dipercepat untuk kemudian diperlambat dan dilanjutkan

pernafasan dada dalam dan diakhiri pernafasan perut. Teknik pernafasan ini

digunakan untuk mengatasi rasa nyeri his pertengahan dan akhir kala I dan juga

mengatasi keinginan mengejan yang belum boleh dilakukan (Kushartanti, 2004).

C. Latihan penguatan otot dasar panggul (Kegel)

Kontraksikan otot dasar panggul selama 10 detik lalu relaksasikan otot dasar

panggul selama 5 detik. Ulangi sebanyak 10 kali.Untuk mengetahui otot yang harus

dikontraksi, latihlah dengan menahan urin saat miksi tanpa menggunakan otot

abdomen, kaki, dan pantat atau dengan menahan flatus.

Page 12: Refrat Senam Hamil Sukbum

Lakukan gerakan di bawah ini dengan 10-15 kali pengulangan.

1. Sikap merangkak, bertumpu pada kedua tangan dan kaki yang tegak lurus pada

lantai dan badan sejajar dengan lantai. Jarak antara kedua tangan sama dengan

jarak kedua bahu. Angkat kaki kanan dan kiri secara bergantian dan luruskan.

Gambar 9. Gerakan Latihan Penguatan Otot Dasar Panggul 1

2. Berbaring dengan posisi lutut ditekuk, kontraksikan otot perut dan angkat lutut

secara bergantian ke arah dada. Pastikan punggung tetap menempel pada lantai.

Gambar 10. Gerakan Latihan Penguatan Otot Dasar Panggul 2

3. Berdiri dengan kedua kaki terbuka, tangan kanan memegang punggung kursi,

dan tangan kiri diangkat ke samping sejajar bahu (pastikan tangan kiri dalam

posisi relaks). Angkat tumit, tekuk kedua lutut dan berdiri kembali. Ulang

beberapa kali lalu ganti posisi tangan yang memegang kursi lalu ulangi dengan

gerakan yang sama.

Gambar 11. Gerakan Latihan Penguatan Otot Dasar Panggul 3

Page 13: Refrat Senam Hamil Sukbum

4. Berdiri dengan posisi lutut sedikit ditekuk dan kedua tangan sedikit ditekuk di

depan tubuh masing-masing memegang beban. Angkat kedua lengan kearah

samping sampai sejajar dengan lantai.

Gambar 12. Gerakan Latihan Penguatan Otot Dasar Panggul 4

5. Berdiri dengan punggung menempel pada dinding dan lutut sedikit ditekuk.

Dorong panggul ke depan dengan mengkontraksikaan otot perut dan punggung

bawah ditekan ke arah dinding. Tahan beberapa detik lalu kembali ke posisi

awal. Ulangi beberapa kali.

Gambar 13. Gerakan Latihan Penguatan Otot Dasar Panggul 5

IV. Persalinan

A. Persalinan Normal

Persalinan didefinisikan sebagai kontraksi rahim berulang dengan frekuensi,

intensitas dan durasi yang cukup untuk menyebabkan obliterasi (penipisan) dan dilatasi

mulut rahim yang progresif sehingga janin dapat dikeluarkan dari dalam uterus melalui

vagina ke dunia luar.

Persalinan dibagi menjadi 4 tahap yang dilihat berdasarkan prosesnya, yaitu:

Page 14: Refrat Senam Hamil Sukbum

1. Kala I (tahap dilatasi serviks)

Tahap ini dimulai saat telah tercapai kontraksi uterus dengan frekuensi,

intensitas, dan durasi yang cukup untuk mengasilkan pendataran dan dilatasi serviks

yang progesif. Kala I persalinan berakhir berakhir ketika mulut rahim berdilatasi

secara lengkap (sekitar 10 cm). Tahap ini dibagi menjadi 2 fase, yaitu:

a. Fase laten

Fase ini dimulai saat muncul kontraksi rahim dalam interval yang tetap

dan berakhir saat terjadi peningkatan dalam perubahan dilatasi mulut rahim

sampai mencapai ukuran 3 cm. Pembukaan terjadi sangat lambat, kurang lebih

berlangsung selama 8 jam.

b. Fase aktif

Fase ini ditandai dengan meningkatnya dilatasi mulut rahim dengan

menurunnya bagian terendah janin. Fase ini dibagi menjadi 3 fase:

1) Fase percepatan (Acceleration phase)

Peningkatan bertahap dari dilatasi yang menandai periode dari dilatasi

cepat. Dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.

2) Fase dilatasi maksimal (phase of maximum slope)

Terjadi dilatasi mulut rahim yang paling besar. Dalam waktu 2 jam,

pembukaan 4 cm menjadi 9 cm.

3) Fase perlambatan (deceleration phase)

Tahap terminal yang ditandai dengan dilatasi yang melambat dan

diakhiri dengan terjadinya dilatasi secara lengkap. Dalam waktu 2 jam

pembukaan 9 cm menjadi lengkap.

2. Kala II (tahap pengeluaran)

Page 15: Refrat Senam Hamil Sukbum

Tahap interval diantara akhir tahap pertama dan pengeluaran bayi secara lengkap.

Tahap ini dimulai dengan kontraksi rahim yang menjadi lebih kuat dan cepat kira-kira

2-3 menit sekali. Durasi rata-rata adalah 50 menit untuk nullliparous (belum pernah

melahirkan anak yang mampu hidup) dan 20 menit untuk multiparous (telah

melahirkan dua kali atau lebih janin hidup atau melahirkan beberapa anak dalam satu

waktu). Tahap ini dianggap memanjang jika diatas 2 jam pada nulliparous atau 1 jam

pasien parous (telah melahirkan satu kali atau lebih janin hidup). Perpanjangan waktu

diperkenankan jika menggunakan anestesi epidural.

3. Kala III (tahap plasenta)

Tahap interval diantara pengeluaran bayi dan pengeluaran plasenta dan selaput

ketuban. Durasinya rata-rata 10 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan

tekanan pada fundus uteri dan disertai pengeluaran darah. Tahap ini dinyatakan

memanjang jika berlangsung lebih dari 30 menit.

4. Kala IV (puerperium)

Tahap setelah proses kelahiran dan berakhir dengan resolusi dari perubahan

fisiologis saat kehamilan. Biasanya terjadi selama 6 bulan setelah melahirkan. Selama

waktu ini, traktus reproduksi kembali ke tahap saat tidak hamil dan ovulasi dimulai

kembali. Tahap ini juga dianggap perlu untuk mengamati jika ada perdarahan

postpartum.13,14

B. Persalinan Lama (Dystocia)

Dystocia adalah persalinan yang sulit yang ditandai oleh kemajuan yang lambat

dari persalinan. 8-11 % dystocia menyebabkan komplikasi persalinan pada saat kala I

dan Kala II, serta merupakan penyebab utama dilakukan persalinan secara caesar.

Keadaan ini muncul akibat interaksi dan fungsi yang abnormal dari:

1. Power (kekuatan)

Kontraksi rahim yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya sehingga

menyebabkan rintangan pada jalan lahir tidak dapat diatasi sehingga kehamilan

Page 16: Refrat Senam Hamil Sukbum

mengalami hambatan atau kemacetan. Hal ini meliputi kekuatan kontraksi dan

usaha maternal.

2. Passenger (janin)

Gangguan persalinan karena letak atau bentuk janin. Hal ini meliputi posisi,

ukuran, dan letak terendah janin.

3. Passage (jalan lahir)

Gangguan disebabkan karena kelainan dalam ukuran atau bentuk jalan lahir

bias mengahalangi kemajuan persalinan atau menyebabkan kemacetan. Hal ini

meliputi bentuk pelvis maternal dan jaringan lunak.

Dystocia meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Fase laten yang memanjang

Fase ini dianggap memanjang jika melebihi 20 jam pada pasien nulliparous

dan 14 jam pada pasien multiparous. Beberapa faktor yang mempengaruhi fase

laten antara lain yaitu :

a. Anestesia regional

b. Sedasi yang berlebihan

c. Keadaan serviks yang buruk (tebal atau tidak mengalami pendataran atau

tidak membuka

2. Gangguan pemanjangan (Protraction Disorder)

Hal ini terjadi jika jangkauan dilatasi kurang dari 1.2 cm per jam pada pasien

primiparous (mengandung atau melahirkan hanya satu anak) atau kurang dari 1.5

cm per jam pada pasien multiparous. Pada gangguan ini, terdapat kontraksi yang

adekuat.

3. Secondary arrest of labor

Tidak terjadi perubahan dilatasi mulut rahim lebih dari 2 jam dari fase aktif

dengan bukti adanya kontraksi yang adekuat atau tidak ada penurunan dari bagian

Page 17: Refrat Senam Hamil Sukbum

terendah janin setelah 1 jam dari dilatasi yang lengkap dan penipisan (obliterasi)

dari mulut rahim.

4. Tahap kedua yang memanjang

a. Lebih dari 2 jam pada pasien nulliparous tanpa anestesi regional.

b. Lebih dari 3 jam pada pasien nulliparous dengan anestesi regional.

c. Lebih dari 1 jam pada pasien multiparous tanpa anestesi regional.

d. Lebih dari 2 jam pada pasien multiparous dengan anestesi regional.

5. Persalinan cepat (precipitous labor)

Proses kelahiran berlangsung dalam waktu 1 jam atau kurang setelah onset

dari persalinan aktif.4

Daftar Pustaka

1. Indriyani, Dhika; Amiruddin, RDr. Ridwan,SKM, M. Faktor Risiko Kejadian Partus Lama di RSIA Siti Fatimah Makassar tahun 2006. http://ridwanamiruddin.wordpress.com/2007/05/3/faktor-risiko-partus-lama-di-rsia-siti-fatimah-makassar/. 31 Mei 2007.

2. [Anonim]. Pembangunan Kesehatan Tahun 2007. http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=3000&Itemid=2. 20 Februari 2008.

3. [Anonim]. Hubungan antara Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Sikap Ibu tentang Senam Hamil di RSU Islam Kustati, Surakarta. http://74.125.153.132/search?q=cache:fQvGYKDdRHYJ:etd.eprints.ums.ac.id/893/1/J210040005.pdf+Ada+tiga+faktor+penyebab+persalinan+memanjang+atau+partus+lama+yaitu&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a.

4. Lewis, Beth. et al. The Effects of Exercise During Pregnancy on Maternal Outcomes: Practical Implications for Practice. American Journal of Lifestyle Medicine 2009. http://www.medscape.com/viewarticle/580466. 10 Juni 2008.

5. Evans, Arthur T. Manual of Obstetrics, 7th edition. Texas: Lippincott Williams & Wilkins; 2007.

6. W. B. Saunders Company. Kamus Kedokteran Dorland. dr. Huriawati Hartanto, et al, penerjemah; dr. Huriawati Hartanto, et al, editor. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2000. Terjemahan dari: Dorland’s Illustrated Medical Dictionary.

7. Abdulla, Aly; Faiza abdulla.. Exercise and Pregnancy. Middle East Journal of Family Medicine 2004;2.

8. Davies, Gregory A. L. et al. Exercise in Pregnancy and Postpartum Period. Joint SOGC/CSEP Clinical Practice Guideline 2003;129.

9. Ensiklopedia Kehamilan: Panduan Lengkap Hamil Sehat. Dr.Ahmad Isa dan Anita Hairunnisa.Yogyakarta.Familia.2008.

Page 18: Refrat Senam Hamil Sukbum

10. Hulliana, Mellyna. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Niaga Swadaya.

11. Azaroh. Senam Ibu Hamil. Juni 2008. http://azaroh.wordpress.com/2008/06/29/senam-ibu-hamil/

12. [Anonim]. Active for Two. Quebec; 2007. www.kino-quebec.qc.ca

13. Prof. Dr. Abdul Bari Saifuddin, MPH, SpOG (K), editor. Ilmu Kebidanan. Ed ke-4. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2008.

14. Fortner, Kimberly B. et al. The Johns Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics. Maryland: Lippincott Williams & Wilkins; 2007.

15. Dahlan, Sopiyudin M. Besar Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: PT Arkans; 2006.

16. 17.18.19. Uyanto, Stanislaus S. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2006.