Refrat paru

56
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Paru adalah organ tubuh yang berperan dalam sistem pernapasan (respirasi) yaitu proses pengambilan oksigen (O2) dari udara bebas saat menarik napas, melalui saluran napas (bronkus) dan sampai di dinding alveoli (kantong udara) O2 akan ditransfer ke pembuluh darah yang di dalamnya mengalir antara lain sel sel darah merah untuk dibawa ke sel-sel di berbagai organ tubuh lain sebagai energi dalam proses metabolisme. Pada tahap berikutnya setelah metabolisme maka sisa-sisa metabolisme itu terutama karbondioksida (CO2) akan dibawa darah untuk dibuang kembali ke udara bebas melalui paru pada saat membuang napas. Karena fungsinya itu dapat dipahami bahwa paru paling terbuka dengan polusi udara yang diisap termasuk asap rokok yang dihisap dengan penuh kesengajaan itu. Berbagai kelainan dapat menganggu sistem pernapasan itu, antara lain udara berpolusi sehingga kadar O2 sedikit, gangguan di saluran napas/paru, jantung atau gangguan pada darah. Secara umum gangguan pada pada saluran napas dapat merupa sumbatan pada jalan napas (obstruksi) atau gangguan yang menyebabkan paru tidak dapat kembang secara sempurna (restriktif). Tumor yang besar di paru dapat menyebabkan sebagian paru dan/saluran napas kolaps, sedangkan tumor yang terdapat dalam saluran 1

Transcript of Refrat paru

Page 1: Refrat paru

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Paru adalah organ tubuh yang berperan dalam sistem pernapasan (respirasi)

yaitu proses pengambilan oksigen (O2) dari udara bebas saat menarik napas, melalui

saluran napas (bronkus) dan sampai di dinding alveoli (kantong udara) O2 akan

ditransfer ke pembuluh darah yang di dalamnya mengalir antara lain sel sel darah

merah untuk dibawa ke sel-sel di berbagai organ tubuh lain sebagai energi dalam

proses metabolisme. Pada tahap berikutnya setelah metabolisme maka sisa-sisa

metabolisme itu terutama karbondioksida (CO2) akan dibawa darah untuk dibuang

kembali ke udara bebas melalui paru pada saat membuang napas. Karena fungsinya

itu dapat dipahami bahwa paru paling terbuka dengan polusi udara yang diisap

termasuk asap rokok yang dihisap dengan penuh kesengajaan itu. Berbagai kelainan

dapat menganggu sistem pernapasan itu, antara lain udara berpolusi sehingga kadar

O2 sedikit, gangguan di saluran napas/paru, jantung atau gangguan pada darah. Secara

umum gangguan pada pada saluran napas dapat merupa sumbatan pada jalan napas

(obstruksi) atau gangguan yang menyebabkan paru tidak dapat kembang secara

sempurna (restriktif). Tumor yang besar di paru dapat menyebabkan sebagian paru

dan/saluran napas kolaps, sedangkan tumor yang terdapat dalam saluran napas dapat

menyebabkan sumbatan pada saluran napas. Tumor yang menekan dinding dada dapat

menyebabkan kerusakan/destruksi tulang dinding dada dan menimbulkan nyeri.

Cairan di rongga pleura yang sering ditemukan pada kanker paru juga menganggu

fungsi paru.1

1

Page 2: Refrat paru

Gambar 1: Anatomi Paru

Kelainan kongenital kista paru sering dijumpai secara tidak sengaja. Biasanya

pada janin kelainan ini ditemukan pada pemeriksaan ultrasonografi. Gejala yang

ditemukan intrauterin berupa hidrop fetalis, kelainan jantung, polihidramion dan

adanya kelainan kongenital lain. Insiden secara pasti tidak diketahui, di duga sebesar

25% dari keseluruhan kelainan kongenital paru janin.

Kista paru merupakan salah satu tumor jinak paru yang cukup sering terjadi.

Di kalangan perokok khususnya, penyakit ganas ini telah menjadi ancaman utama.

Kista paru ditandai oleh adanya pertumbuhan jaringan abnormal pada paru-paru.

Lebih dari 1,3 juta kasus baru kanker paru yaitu stadium lanjutan dari tumor

paru dan bronkus di seluruh dunia, menyebabkan 1,1 juta kematian tiap tahunnya.

Dari jumlah insiden dan prevalensi di dunia, kawasan Asia, Australia, dan Timur jauh

berada pada tingkat pertama dengan estimasi kasus lebih dari 670 ribu dengan angka

kematian mencapai lebih dari 580 ribu orang. Sampai saat ini kanker paru masih

menjadi masalah besar di dunia kedokteran. Kanker paru sulit terdeteksi dan tanpa

gejala pada tahap awal. Sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru

melakukan reproduksi liar sehingga menyebabkan tumbuhnya tumor yang

menghambat dan menghentikan fungsi paru-paru sebagaimana mestinya. Besarnya

2

Page 3: Refrat paru

ukuran paru-paru menyebabkan kanker tumbuh bertahun-tahun tak terdeteksi dan

tanpa gejala. Penyakit ini baru bisa dideteksi setelah kanker mencapai stadium lanjut.

Data yang dibuat WHO menunjukkan bahwa kanker paru adalah jenis

penyakit keganasan yang menjadi penyebab kematian utama pada kelompok kematian

akibat keganasan, bukan hanya pada laki laki tetapi juga pada perempuan. Buruknya

prognosis penyakit ini mungkin berkaitan erat dengan jarangnya penderita 3ocal3 ke

dokter ketika penyakitnya masih berada dalam stadium awal penyakit. Hasil

penelitian pada penderita kanker paru pascabedah menunjukkan bahwa, rerata angka

tahan hidup 5 tahunan stage I sangat jauh berbeda dengan mereka yang dibedah

setelah stage II, apalagi jika dibandingkan dengan staging lanjut yang diobati selama

9 bulan.2

Kanker paru adalah salah satu jenis penyakit paru yang memerlukan

penanganan dan tindakan yang cepat dan terarah. Penegakan diagnosis penyakit ini

membutuhkan ketrampilan dan sarana yang tidak sederhana dan memerlukan

pendekatan multidisiplin kedokteran. Penyakit ini membutuhkan kerja sama yang erat

dan terpadu antara ahli paru dengan ahli radiologi 3ocal3sive, ahli patologi anatomi,

ahli radiologi terapi dan ahli bedah toraks, ahli rehabilitasi 3ocal dan ahli-ahli lainnya.

Pengobatan atau penatalaksaan penyakit ini sangat bergantung pada kecekatan ahli

paru untuk mendapatkan diagnosis pasti. Penemuan kanker paru pada stadium dini

akan sangat membantu penderita, dan penemuan diagnosis dalam waktu yang lebih

cepat memungkinkan penderita memperoleh kualitas hidup yang lebih baik dalam

perjalanan penyakitnya meskipun tidak dapat menyembuhkannya.2

3

Page 4: Refrat paru

BAB II

ISI

2.1 PENGERTIAN

a. Tumor = pembengkakan, tumor ganas dan tumor jinak.

b. Tumor adalah neoplasma pada jaringan yaitu pertumbuhan jaringan baru yang

abnormal.

c. Tumor adalah benjolan-benjolan berbentuk bulat atau berbenjol-benjol terdapat

pada organ, berbatas tegas dengan konsistensi yang kenyal

d. Tumor terjadi dengan adanya masa laten yang sangat panjang dengan titik mulai

yang tidak teridentifikasi.Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel-sel yang

mengalami proliferasi dalam paru atau merupakan keganasan pada jaringan paru.

Secara normal, tubuh memelihara suatu sistim dari pemeriksaan-pemeriksaan

(checks) dan keseimbangan-keseimbangan (balances) pada pertumbuhan sel-sel

sehingga sel-sel membelah untuk menghasilkan sel-sel baru hanya jika diperlukan.

4

Page 5: Refrat paru

Gangguan atau kekacauan dari sistim checks dan balances ini pada pertumbuhan sel

berakibat pada suatu pembelahan dan perkembangbiakan sel-sel yang tidak terkontrol

yang pada akhirnya membentuk suatu massa yang dikenal sebagai suatu tumor.3

Tumor-tumor bisa menjadi jinak atau ganas; ketika kita berbicara ”kanker”,

kita merujuk pada tumor-tumor yang dipertimbangkan sebagai ganas. Tumor-tumor

jinak biasanya dapat diangkat dan tidak menyebar ke bagian-bagian lain tubuh.

Tumor-tumor ganas, pada sisi lain akan tumbuh secara agresif dan menyerang

jaringan-jaringan lain dari tubuh, mengizinkan masuknya sel-sel tumor kedalam aliran

darah atau sistim limfatik yang menyebar tumor ke tempat-tempat lain di tubuh.

Proses penyebaran ini disebut metastasis; area-area pertumbuhan tumor pada tempat-

tempat yang berjarak jauh disebut metastases. Karena kanker paru-paru cenderung

untuk menyebar, atau metastase, maka tidak aneh bila kanker paru merupakan kanker

yang sangat mengancam nyawa dan satu dari kanker-kanker yang paling sulit dirawat.

Adapun kanker paru-paru itu dapat menyebar ke organ mana saja didalam tubuh,

organ-organ tertentu — terutama kelenjar adrenal, hati, otak, dan tulang — adalah

tempat-tempat yang paling umum untuk kanker paru-paru menyebar.3

Menurut World Health Organization (WHO), kanker paru merupakan

penyebab kematian utama dalam kelompok kanker baik pada pria maupun wanita.

Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru; tetapi kanker

paru-paru bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke

paru-paru.3

Gambar 2: Adenokarsinoma Paru

5

Page 6: Refrat paru

2.2 ETIOLOGI.

Meskipun etiologi sebenarnya dari tumor jinak pada paru belum diketahui dengan

pasti, namun kemungkinan penyebabnya adalah suatu respon hipersensitivitas,

keturunan, infeksi maupun bahan kimia. Biasanya muncul pada usia 30-50 tahun dan

sangat jarang ditemukan pada anak. Dan pada kanker paru pun belum diketahui, tetapi

ada beberapa yang bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru :

a. Merokok.

Merokok sudah tidak diragukan lagi merupakan utama. Suatu hubungan yang

defenitif telah ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari)

dari kanker paru (karsinoma bronkogenik). Perokok seperti ini mempunyai

kecenderung sepuluh kali lebih besar dari pada perokok ringan. Selanjutnya orang

perokok berat yang sebelumnya dan telah meninggalkan kebiasaannya akan kembali

ke pola resiko bukan perokok dalam waktu sekitar 10 tahun. Hidrokarbon

karsinogenik telah ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang jika dikenakan

pada kulit hewan, menimbulkan tumor.4

2. Iradiasi.

Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg dan

penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru)

berkaitan dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga

merupakan agen etiologi operatif. 5

3. Kanker paru akibat kerja.

Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel

(pelebur nikel) dan arsenic (pembasmi rumput). Pekerja pemecah hematite (paru –

paru hematite) dan orang – orang yang bekerja dengan asbestos dan dengan kromat

juga mengalami peningkatan insiden. 2

4. Polusi udara.

6

Page 7: Refrat paru

Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi

dari pada mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanya

karsinogen dari dan uap diesel dalam atmosfer di kota. 5

5. Genetik.

Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru,

yakni:5

a.Proto oncogen.

b.Tumor suppressor gene.

c.Gene encoding enzyme.

6. Diet.

Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, selenium dan vitamin A

menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru. Pemberian Nutrisi dan

supplement dapat mengurang gejala yang disebabkan oleh kanker paru. Vitamin D

dan Fe sangat baik untuk diberikan oleh penderita penyakit kanker paru, Begitu pula

dengan makanan antioxidant seperti cherri, dan buah tomat. 6,7

2.3 PATOFISIOLOGI.

Sebab-sebab keganasan pada tumor masih belum jelas, tetapi virus,

lingkungan, hormonal dan semuanya berkaitan dengan risiko terjadi tumor.

Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat yang bersifat initiation yang

merangsang permulaan terjadinya perubahan sel. Diperlukan perangsangan yang lama

dan berkesinambungan untuk memici timbulnya penyakit tumor. Inisiasi agen

biasanya bisa berupa kimia, fisik atau biologis yang berkemampuan beraksi langsung

dan merubah struktur dasar dari komponen (DNA). Keadaan selanjutnya akibat

keterpaparan yang lama ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan

terbentuknya formasi tumor. Hal ini dapat berlangsung lama, minggu bahkan sampai

tahunan.

Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus

menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen.

Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia ,hyperplasia

dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan

7

Page 8: Refrat paru

displasia menembus ruang pleura, biasanya akan timbul efusi pleura, dan bisa diikuti

invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra. 8

Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang

terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan

supurasi di bagian distal. Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis,

dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengar pada auskultasi. 8

Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya

metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur – struktur

terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka. 8

2.4 KLASIFIKASI

Tumor secara umum dibagi pada tumor jinak (benigna) dan tumor ganas (maligna),

adapun perbedaan antara kedua jenis tersebut adalah sebagai berikut:

Tumor Benigna Tumor Maligna

1.Sering disebut tumor 1. Disebut kanker

2. Tidak menyebar 2. Sering metastasis

3. Tidak mengancam hidup 3. Kematian tinggi

4. Dapat dioperasi dengan baik 4. Sulit dioperasi

5. Pertumbuhannya lambat 5. Tumbuh cepat

6. Beberapa gambaran mitosis 6. Banyak gambaran mitosis

7. Tumbuh ekspansif 7. Tumbuh infiltratif

8. Encapsulation biasanya ada 8. Psudoencapsulation

2.4.1 Tumor Jinak

Tumor jinak yang tersering adalah kista paru, kista paru ditandai oleh adanya

pertumbuhan jaringan abnormal pada paru-paru. Kista paru adalah pertumbuhan

abnormal berupa kantung (pocket, pouch) yang tumbuh abnormal di paru-paru. Kista

ada yang berisi udara, cairan, nanah, atau bahan-bahan lain. Para dokter

memperkirakan adanya hubungan antara gen dengan kista paru. Banyak jenis

penyakit paru-paru mengarah ke pembentukan kista di paru-paru. Kelainan yang

ditandai adanya udara dalam rongga dada bisa berkembang menjadi penyakit

termasuk Langerhans sel histiocytosis, lymphaniomyomatosis, kista bronkiektasis,

8

Page 9: Refrat paru

honeycombing dan confluent centrilobular empisema, paraseptal empisema dan

bullae. Berbagai mekanisme pembentukan kista susulan, termasuk penyumbatan

pembuluh darah atau iskemic nekrosis, dilatasi bronkus dan gangguan jaringan paru.

Kista paru mempunyai beberapa bentuk:

1. Soliter : Kista congenital, kista infeksi, kista neoplastik.

2. Multiple : a. Letak di apex : bleb, bulla

b. Letak di basal :Kista bronchiektasis, kista pneumatokele

3. Letak tidak menentu : Komplikasi tuberculosa, komplikasi infiltrasi proses

yang lain

2.4.2 Kanker Paru

Berdasarkan level penyebarannya penyakit kanker paru-paru terbagi dalam dua

kriteria:

1. Kanker paru primer

Memiliki 2 type utama, yaitu Small cell lung cancer (SCLC) dan Non-small cell

lung cancer (NSCLC). SCLC adalah jenis sell yang kecil-kecil (banyak) dimana

memiliki daya pertumbuhan yang sangat cepat hingga membesar. Biasanya disebut

“oat cell carcinomas” (karsinoma sel gandum). Type ini sangat erat kaitannya dengan

perokok, Penanganan cukup berespon baik melalui tindakan chemotherapy and

radiation therapy. Sedangkan NSCLC adalah merupakan pertumbuhan sell tunggal,

tetapi seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru. Misalnya Adenoma,

Hamartoma kondromatous dan Sarkoma. 7

2. Kanker paru sekunder

Merupakan penyakit kanker paru yang timbul sebagai dampak penyebaran kanker

dari bagian organ tubuh lainnya, yang paling sering adalah kanker payudara dan

kanker usus (perut). Kanker menyebar melalui darah, sistem limpa atau karena

kedekatan organ. 7

9

Page 10: Refrat paru

Gambar 3 : Kanker paru

Klasifikasi menurut WHO untuk Neoplasma Pleura dan Paru :

Karsinoma Bronkogenik.

a. Karsinoma epidermoid (skuamosa).

Kanker ini berasal dari permukaan epitel bronkus. Perubahan epitel termasuk

metaplasia, atau displasia akibat merokok jangka panjang, secara khas mendahului

timbulnya tumor. Terletak sentral sekitar hilus, dan menonjol kedalam bronki besar.

Diameter tumor jarang melampaui beberapa centimeter dan cenderung menyebar

langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada dan mediastinum. 9

b. Karsinoma sel kecil.

Biasanya terletak ditengah disekitar percabangan utama bronki.Tumor ini

timbul dari sel – sel Kulchitsky, komponen normal dari epitel bronkus. Terbentuk dari

sel – sel kecil dengan inti hiperkromatik pekat dan sitoplasma sedikit. Metastasis dini

ke mediastinum dan kelenjar limfe hilus, demikian pula dengan penyebaran

hematogen ke organ – organ distal. 9

c. Adenokarsinoma (termasuk karsinoma sel alveolar).

Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat

mengandung mukus. Kebanyakan timbul di bagian perifer segmen bronkus dan

kadang – kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut local pada paru – paru dan

fibrosis interstisial kronik. Lesi seringkali meluas melalui pembuluh darah dan limfe

pada stadium dini, dan secara klinis tetap tidak menunjukkan gejala – gejala sampai

terjadinya metastasis yang jauh. . 7

d. Karsinoma sel besar.

10

Page 11: Refrat paru

Merupakan sel – sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan

sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam – macam. Sel – sel ini cenderung

untuk timbul pada jaringan paru – paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran

ekstensif dan cepat ke tempat – tempat yang jauh. . 9

e. Gabungan adenokarsinoma dan epidermoid.

f. Lain – lain.

1). Tumor karsinoid (adenoma bronkus).

2). Tumor kelenjar bronchial.

3). Tumor papilaris dari epitel permukaan.

4). Tumor campuran dan Karsinosarkoma

5). Sarkoma

6). Tak terklasifikasi.

7). Mesotelioma.

8). Melanoma. 8

2.5 MANIFESTASI KLINIS.

Untuk gejala pada tumor jinak paru banyak penderita yang tidak menunjukkan gejala

dan penyakitnya ditemukan pada saat menjalani pemeriksaan foto dada untuk

keperluan lain. Jarang sampai terjadi gejala yang serius. Gejala kista paru tergantung

kepada luas dan cara penyebarannya. Biasanya gejala utama adalah batuk yang

menetap. Penderita kista paru seringkali menyadari bahwa batuknya semakin

memburuk.

Gejala-gejala kanker paru bervariasi tergantung dari dimana dan berapa luas

tersebarnya tumor. Tanda-tanda peringatan dari kanker paru tidak selalu hadir atau

mudah diidentifikasikan. Seseorang dengan kanker paru mungkin mempunyai

macam-macam dari gejala-gejala berikut:

Tidak ada gejala-gejala: Pada sampai dengan 25% dari orang-orang yang

mendapat kanker paru, kanker pertama kali ditemukan pada suatu x-ray dada dan CT

scan secara rutin sebagai suatu massa kecil yang terpencil kadangkala disebut suatu

luka coin (coin lesion). Pasien-pasien ini dengan massa-massa tunggal yang kecil

seringkali melaporkan tidak ada gejala-gejala kanker paru pada saat itu ditemukan. 9

11

Page 12: Refrat paru

Gejala-Gejala yang berhubungan dengan kanker: Pertumubuhan kanker dan

penyerangan (invasi) jaringan-jaringan paru dan lingkungan-lingkungannya mungkin

mengganggu pernapasan, menjurus pada gejala-gejala seperti batuk, sesak napas,

mencuit-cuit (wheezing), nyeri dada, dan batuk darah (hemoptysis). Jika kanker telah

menyerang syaraf-syaraf, contohnya, ia mungkin menyebabkan nyeri pundak yang

bergerak kebawah bagian luar lengan (disebut Pancoast’s Syndrome) atau

kelumpuhan pita-pita suaru menjurus pada suara serak (parau). Penyerangan

kerongkongan mungkin menjurus pada kesulitan menelan (dysphagia). Jika suatu

saluran udara yang besar terhalangi, mengempisnya sebagian dari paru mungkin

terjadi dan menyebabkan infeksi-infeksi (abscesses, pneumonia) pada area yang

terhalangi. 9

Gejala-Gejala yang berhubungan dengan metastasis: Kanker paru yang telah

menyebar ke tulang-tulang mungkin menghasilkan sakit yang sangat menyiksa pada

tempat-tempat tulang yang terlibat. Kanker yang telah menyebar ke otak mungkin

menyebabkan sejumlah gejala-gejala penyakit syaraf yang mungkin termasuk

penglihatan yang kabur, sakit kepala, serangan-serangan (seizures), atau gejala-gejala

stroke seperti kelemahan atau mati rasa pada bagian-bagian tubuh. 9

Gejala-Gejala Paraneoplastik: Kanker-kanker paru seringkali diiringi oleh apa

yang disebut paraneoplastic syndromes yang berakibat dari produksi unsur-unsur

yang menyerupai hormon oleh sel-sel tumor. Paraneoplastic syndromes terjadi paling

umum dengan SCLC namun mungkin terlihat dengan tipe tumor mana saja. Suatu

paraneoplastic syndrome yang umum yang dikaitkan dengan SCLC adalah produksi

dari suatu hormon yang disebut adrenocorticotrophic hormone (ACTH) oleh sel-sel

kanker, menjurus pada pengeluaran hormon kortisol yang berlebihan oleh kelenjar-

kelenjar adrenal (Cushing’s syndrome). Sindrom paraneoplastik (paraneoplastic

syndrome) yang paling sering terlihat dengan NSCLC adalah produksi dari suatu

unsur serupa dengan hormon paratiroid, berakibat pada tingkat-tingkat kalsium yang

meningkat dalam aliran darah. 9

Gejala-Gejala Nonspesifik: Gejala-gejala nonspesifik yang terlihat dengan

banyak kanker-kanker termasuk kanker paru meliputi kehilangan berat badan,

kelemahan, dan kelelahan. Gejala-gejala psikologi seperti depresi dan perubahan-

perubahan suasana hati adalah juga umum. 9

12

Page 13: Refrat paru

Gambar 4 : Alur deteksi dini kanker paru

3 STAGING KANKER PARU

Staging (penderajatan) untuk kanker paru berdasarkan tumor (T) dan

penyebarannya ke getah bening (N) dan organ lain (M). 10

4 Stage  kanker paru jenis karsinoma sel kecil (KPKSK) terdiri dari :10

Stage terbatas (limited) jika hanya melibatkan satu sisi paru (hemitoraks)

Stage luas (13ocal13siv) jika sudah meluas dari satu hemitoraks atau

menyebar ke organ lain.

5 Stage kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK) dibagi atas :10

Staging/Tingkat I A/B

Satu tumor ukuran kurang atau lebih dari 3 cm pada satu lobus paru

Staging/Tingkat II A/B

Satu tumor dalam lobus paru melekat ke dinding dada atau menyebar ke

kelenjar getah bening di dalam paru yang sama

Staging/Tingkat III A

Tumor yang menyebar ke kelenjar getah bening didalam area trakeal

memasuki dinding dada dan 13ocal13siv

13

Page 14: Refrat paru

Staging/Tingkat III B

Tumor yang menyebar ke nodes getah bening pada lawan paru, atau di

dalam leher.

Staging/Tingkat IV

Tumor yang menyebar kebagian lain paru atau organ lain di luar paru.

STAGE10

 Stadium  TNM

Occult carcinoma

0

IA

IB

IIA

IIB

IIIA

IIIB

IV

Tx  N0  M0

Tis  N0  M0

T1  N0  M0

T2  N0  M0

T1  N1  M0

T2  N1  M0, T3 N0  M0

T1  N2  M0, T2 N2  M0, T3  N1 M0, T3 N2  M0

Sebarang T  N3  M0, T4  sebarang N  M0

Sebarang T  sebarang N  M1

Kategori TNM untuk Kanker Paru :

T    :  Tumor Primer   

To  :  Tidak ada bukti ada tumor primer

Tx  : Tumor primer sulit dinilai, atau tumor primer terbukti dari penemuan sel tumor

ganas pada 14ocal14 bronkopulmoner tetapi tidak tampak secara radiologis atau

bronkoskopis.

Tis  :  Karsinoma in situ

T1  : Tumor dengan garis tengah terbesar tidak melebihi 3 cm, dikelilingi oleh

jaringan

paru atau pleura 14ocal14si dan secara bronkoskopik invasi tidak lebih

proksimal dari bronkus lobus (belum sampai ke bronkus utama). Tumor

14

Page 15: Refrat paru

sembarang ukuran dengan komponen 15ocal15si terbatas pada dinding bronkus

yang meluas ke proksimal bronkus utama.

T2   :   Setiap tumor dengan ukuran atau perluasan sebagai berikut :

-    Garis tengah terbesar lebih dari 3 cm

-   Mengenai bronkus utama sejauh 2 cm atau lebih distal dari karina, dapat

mengenai pleura visceral

-   Berhubungan dengan atelektasis atau pneumonitis obstruktif  yang meluas

ke daerah hilus, tetapi belum mengenai seluruh paru.

T3   :   Tumor sembarang ukuran, dengan perluasan langsung pada dinding dada

(termasuk tumor sulkus superior), diafragma, pleura mediastinum atau tumor

dalam bronkus utama yang jaraknya kurang dari 2 cm sebelah distal karina atau

tumor yang berhubungan dengan atelektasis atau pneumonitis obstruktif

seluruh paru.

T4   :   Tumor sembarang ukuran yang mengenai mediastinum atau jantung,

pembuluh besar, trakea, esofagus, korpus vertebra, karina, tumor yang disertai

dengan efusi pleura ganas atau tumor satelit nodul ipsilateral pada lobus yang

sama dengan tumor primer.

N    :   Kelenjar getah bening regional (KGB)10

Nx    :   Kelenjar getah bening regional tak dapat dinilai

No    :  Tak terbukti keterlibatan kelenjar getah bening

N1    :  Metastasis pada kelenjar getah bening peribronkial dan/atau hilus ipsilateral,

termasuk perluasan tumor secara langsung

N2   :   Metastasis pada kelenjar getah bening mediatinum ipsilateral dan/atau KGB

subkarina

N3   :  Metastasis pada hilus atau mediastinum kontralateral atau KGB

skalenus/supraklavikula ipsilateral/kontralateral

M    :    Metastasis (anak sebar) jauh10

Mx  :   Metastasis tak dapat dinilai

Mo  :   Tak ditemukan metastasis jauh

M1  :   Ditemukan metastasis jauh. Nodul ipsilateral di luar lobus tumor primer

dianggap sebagai M1

15

Page 16: Refrat paru

2.7 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.

1. Radiologi.

Hasil pemeriksaan radiologis adalah salah satu pemeriksaan penunjang yang

mutlak dibutuhkan untuk menentukan lokasi tumor primer dan metastasis, serta

penentuan stadium penyakit berdasarkan sistem TNM. Pemeriksaan radiologi paru

yaitu Foto toraks PA/lateral, bila mungkin CT-scan toraks, bone scan, Bone survey,

USG abdomen dan Brain-CT dibutuhkan untuk menentukan letak kelainan, ukuran

tumor dan metastasis. Tetapi pemeriksaan radiologi konvensional (Thorax PA, lateral,

fluoroskopi) masih tetap mempunyai nilai 16ocal16sive yang tinggi, meskipun

kadang-kadang tumor itu sendiri tidak terlihat tetapi kelainan sebagai akibat adanya

tumor akan sangat dicurigai kearah keganasan, misalnya kelainan emfisema setempat,

atelektasis, peradangan sebagai komplikasi tumor atau akibat bronkus terjepit dan

pembesaran kelenjar hilus yang unilateral. Efusi pleura yang progresif daan elevasi

diafragma (paralisis nervus frenikus) juga perlu dipertimbangkan sebagai akibat

tumor ganas paru.

5.4 Atelektasis

Gambaran perselubungan padat akibat hilangnya aerasi yang disebabkan

sumbatan bronkus oleh tumor, dapat terjadi secara segmental, lobaris atau seluruh

hemithorax. Gambaran Atelektasis secara radiologi tidak berbeda dengan

atelektasis yang disebabkan oleh penyumbatan bronkus lainnya.

5.5 Pembesaran Hillus Unilateral

Suatu perbedaan besar hillus antara kedua hilus atau perbedaan besar hilus

dengan foto-foto sebelumnya perlu dicurigai adanya suatu tumor dan perlu

penelitian bronkus dengan tomografi atau bronkoskopi.

5.6 Emfisema Lokal (setempat)

Penyumbatan sebagian lumen bronchus oleh tumor akan menghambat

pengeluaran udara sewaktu ekspirasi sehingga terjadi denssitas yang rendah atau

emfisema setempat dibandingkan daerah lain.

Karsinoma Bronkogen jenis anaplastik sering mengenai bronkus utama yang

mengakibatkan pelebaran mediastinum. Keadaan ini sukar dibedakan dengan

limfoma maligna.

16

Page 17: Refrat paru

5.7 Kavitas atau abses yang soliter

Suatu kavitas soliter dengan tanda infeksi yang tidak berarti terutama pada

orang berusia lanjut, perlu dipikirkan suatu karsinoma bronkogrn jenis

epidermoid. Biasanya dinding kavitas tebal dan irregular.

5.8 Pneumonitis yang sukar sembuh

Peradangan paru sering disebabkan aerasi tidak sempurna akibat sumbatan

sebagian bronkus dan pengobatan dengan antibiotic umumnya tidak memberikan

hasil yang sempurna atau berulang kembali peradangannya. Sering setelah

peradangannya berkurang, di daerah peradangan terlihat gambaran massa yang

sangat dicurigai sebagai keganasan paru.

5.9 Massa di Paru

Karsinoma Bronkogen dimulai sebagai bayangan noduler kecil di perifer paru

dan akan berkembang menjadi suatu massa di paru dan akan berkembang menjadi

suatu massa sebelum terjadi keluhan. Biasanya massa di paru sebesar 4-12cm

berbentuk bulat atau oval yang berbenjol (globulated) dan kadang-kadang pada

pemeriksaan tomografi terlihat gambaran yang radiolusen yang menunjukkan

adanya nekrosis di dalam tumor.

7. Tumor Paru

Pemeriksaan Tomografi computer dapat memberikan informasi lebih banyak.

Penilaian pada massa primer paru berupa besarnya densitas massa yang dapat

member gambaran yang inhomogen pada massa sifat ganas atau 17ocal17si pada

massa jinak, pinggir massa dapat diperlihatkan lebih jelas, tidak teratur atau

spikula / pseudopodi pada massa ganas, batas rata pada jinak.

Pemberian bahan kontras IV dapat menentukan sifat massa yang menyangat

pada massa ganas umumnya dan tidak menyangat pada massa jinak. Keterlibatan

organ sekitarnya atau mediastinum lebih mudah terdeteksi, sebagai keterlibatan

tulang sekitarnya, pembesaran kelenjar getah bening hilus, bifukarsio, paratrakhea

dan massa bersinggungan dengan dinding pembuluh darah besar thorax (aorta,

a.pulmonalis) yang merupakan non operable.

a. Foto toraks

Gambaran yang ditemukan pada kista paru:

17

Page 18: Refrat paru

1. Bayangan rongga spheris dalam semua proyeksi kecuali karena letaknya

sehingga harus terjepit menjadi pipih, misalnya dekat diafragma atau dinding

thorax.

2. Bila berisi air dan penuh akan tampak bayangan radio-opaque spheris dan

circumscript. Bila ke bronchus, sebagian terisi udara yang pada foto berdiri

tampak sebagai bayangan bulat spheris dan circumscript dengan fluid level.

3. Bila ada infeksi, dinding menjadi lebih tebal, batas tegas menghilang dan

bergabung dalam paru.

4. Komunikasi yang intermiten dengan bronchus memberikan Crescentik

Airshadow.

5. Letak sering di dekat carina, trachea atau bronchus utama.

6. Lesi kistik Multipel

7. Mendesak struktur sekitar

Untuk kanker paru pada pemeriksaan foto toraks PA/lateral akan dapat dilihat

bila masa tumor dengan ukuran tumor lebih dari 1 cm. Tanda yang mendukung

keganasan adalah tepi yang ireguler, disertai identasi pleura, tumor satelit tumor, dll.

Pada foto, tumor juga dapat ditemukan telah invasi ke dinding dada, efusi pleura,

efusi perikard dan metastasis intrapulmoner. Sedangkan keterlibatan KGB untuk

menentukan N agak sulit ditentukan dengan foto toraks saja .Bila foto toraks

menunjukkan gambaran efusi pleura yang luas harus diikuti dengan pengosongan isi

pleura dengan punksi berulang atau pemasangan WSD dan ulangan foto toraks agar

18

Page 19: Refrat paru

bila ada tumor primer dapat diperlihatkan. Keganasan harus difikirkan bila cairan

bersifat produktif, dan/atau cairan serohemoragik. 2

thorax PA wanita 45 tahun memperlihatkan kolaps lengkap pada lobus bawah paru kirinya, sebab kolaps tidak tampak pada foto. CT scan pada pasien yang sama tampak gambaran soft tissue bentuk nodul yang berada antara bronkus utama kiri. Bentuk ini adalah khas untuk bronchial carcinoma dan sudah dibuktikan dengan biopsy brochoscopy.

Foto thorax PA pria 62 tahun (nonsmoker) memperlihatkan gambaran coin lesion pada bagian dari paru kiri. Pada CT scan memberikan gambaran lesi massa pada lobus bawah paru kiri. Tanpa ada limfadenopaty pada gambaran bagian mediastinal.

Gambaran radiologis Small Cell Lung Carcinoma

19

Page 20: Refrat paru

Tampak gambaran penyakit yang luas. Sebuah massa besar pada paru kiri bagian tengah dengan gambaran opasitas pada paru bagian atas. Juga tampak gambaran nodul pada paru kanan bagian bawah yang diduga deposit metastasis. Peningkatan opasitas pada paratracheal paru kanan yang mengindikasikan limfadenopathy. Efusi pleura yang minimal dengan blunting sudut costiphrenicus.

Tampak peningkatan opasitas pada hilus dan region peretracheal kanan dengan penebalan garis paratracheal kanan . Pengurangan volume jua terlihat pada lobus bawah paru kanan. SCLC sering muncul sebagai massa pada hilus atau mediastinal.

20

Page 21: Refrat paru

Tampak gambaran pneumonitis obstruktif dengan atelektasis pada puncak lobus paru kanan. Peningkatan opasitas pada tracheobronchial kanan dan para tracheal yang diduga sebagai suatu massa atau limfadenopathy pada regio tersebut.

Gambaran radiologis Non Small Cell Lung Carcinoma

tampak lesi sentral yang besar yang dari pemeriksaan bronchoscopy kemudian didiagnosa dengan NSCLC

21

Page 22: Refrat paru

Tampak gambaran efusi pleura dan berkurangnya volume sekunder dari NSCLC pada lobus basal paru kiri. Pemeriksaan pada cairan efusi pleura didapatkan hasil maligna dan lesi tidak dapat dioperasi

NSCLC, kolaps pada puncak paru kiri yang hampir selalu disebabkan oleh carcinoma endobronchial brokhogenik.

22

Page 23: Refrat paru

NSCLC, kolaps penuh pada paru kiri sekunder dari carcinoma bronkhogenik pada bronkus utama kiri.

NSCLC, cavitas pada lobus bawah paru kanan, squamous cell carcinoma.

23

Page 24: Refrat paru

Pada pasien terdapat gambaran opasitas pada lobus bawah paru kanan dengan perselubungan yang tidak penuh. Hal ini kemudian diketahui sebagai squamous cell carcinoma.

24

Page 25: Refrat paru

Lesi NSCLC pada puncak lobus paru kanan yang dari hasil percutaneus biopsi didiagnosa dengan adenocarcinoma.

pada lobus paru kanan kolaps dengan “S sign” yang menunjukkan bronkus NSCLC

b.CT-Scan toraks

Tehnik pencitraan ini dapat menentukan kelainan di paru secara lebih baik

daripada foto toraks. CT-scan dapat mendeteksi tumor dengan ukuran lebih kecil dari

1 cm secara lebih tepat. Demikian juga tanda-tanda proses keganasan juga tergambar

secara lebih baik, bahkan bila terdapat penekanan terhadap bronkus, tumor intra

bronkial, atelektasis, efusi pleura yang tidak masif dan telah terjadi invasi ke

mediastinum dan dinding dada meski tanpa gejala. Lebih jauh lagi dengan CT-scan,

keterlibatan KGB yang sangat berperan untuk menentukan stage juga lebih baik

karena pembesaran KGB (N1 s/d N3) dapat dideteksi. Demikian juga ketelitiannya

mendeteksi kemungkinan metastasis intrapulmoner. 2

25

Page 26: Refrat paru

Kanan :CT scan pada posisi mediastinal pada pria 68 tahun dengan gejala batuk produktif dan hemoptysis dengan gambaran hiperdens, carcinoid endobonchial pada bronchus intermedius. Kiri, CT scan potongan paru memperlihatkan kistik postobstuktif bronkiektasis yang berat.

CT scans thorax pada pasien yang sama memperlihatkan sebut bonchovasculer yang asimetris padapuncak lobus atas, bentuk kecil, halus, bentuk solitert bersebelahan dengan segmen apical bronkus pada lobus atas paru. Temuan ini sesuai carcinoma bronchial primer.

4. Pemeriksaan radiologik lain

Kekurangan dari foto toraks dan CT-scan toraks adalah tidak mampu

mendeteksi telah terjadinya metastasis jauh. Untuk itu dibutuhkan pemeriksaan

radiologik lain, misalnya Brain-CT untuk mendeteksi metastasis di tulang kepala /

jaringan otak, bone scan dan/atau bone survey dapat mendeteksi metastasis diseluruh

jaringan tulang tubuh. USG abdomen dapat melihat ada tidaknya metastasis di hati,

kelenjar adrenal dan organ lain dalam rongga perut. 2

26

Page 27: Refrat paru

2. Pemeriksaan khusus

a. Bronkoskopi

Bronkoskopi adalah pemeriksaan dengan tujuan diagnostik sekaligus dapat

diandalkan untuk dapat mengambil jaringan atau bahan agar dapat dipastikan ada

tidaknya sel ganas. Pemeriksaan ada tidaknya masa intrabronkus atau perubahan

mukosa saluran napas, seperti terlihat kelainan mukosa tumor misalnya, berbenjol-

benjol, hiperemis, atau stinosis infiltratif, mudah berdarah. Tampakan yang abnormal

sebaiknya di ikuti dengan tindakan biopsi tumor/dinding bronkus, bilasan, sikatan

atau kerokan bronkus. 2

5. Biopsi aspirasi jarum

Apabila biopsi tumor intrabronkial tidak dapat dilakukan, misalnya karena

amat mudah berdarah, atau apabila mukosa licin berbenjol, maka sebaiknya dilakukan

biopsi aspirasi jarum, karena bilasan dan biopsi bronkus saja sering memberikan hasil

negatif. 2

6. Transbronchial Needle Aspiration (TBNA)

TBNA di karina, atau trakea 1/1 bawah (2 cincin di atas karina) pada posisi

jam 1 bila tumor ada dikanan, akan memberikan informasi ganda, yakni didapat bahan

untuk sitologi dan informasi metastasis KGB subkarina atau paratrakeal. 2

7. Transbronchial Lung Biopsy (TBLB)

Jika lesi kecil dan lokasi agak di perifer serta ada sarana untuk fluoroskopik

maka biopsi paru lewat bronkus (TBLB) harus dilakukan. 2

8. Biopsi Transtorakal (Transthoraxic Biopsy, TTB)

Jika lesi terletak di perifer dan ukuran lebih dari 2 cm, TTB dengan bantuan

flouroscopic angiography. Namun jika lesi lebih kecil dari 2 cm dan terletak di sentral

dapat dilakukan TTB dengan tuntunan Ctscan. 2

9. Biopsi lain

Biopsi jarum halus dapat dilakukan bila terdapat pembesaran KGB atau teraba

masa yang dapat terlihat superfisial. Biopsi KBG harus dilakukan bila teraba

pembesaran KGB supraklavikula, leher atau aksila, apalagi bila diagnosis

sitologi/histologi tumor primer di paru belum diketahui. Biopsi Daniels dianjurkan

27

Page 28: Refrat paru

bila tidak jelas terlihat pembesaran KGB suparaklavikula dan cara lain tidak

menghasilkan informasi tentang jenis sel kanker. Punksi dan biopsi pleura harus

dilakukan jika ada efusi pleura. 2

g. Torakoskopi medik

Dengan tindakan ini massa tumor di bagaian perifer paru, pleura viseralis,

pleura parietal dan mediastinum dapat dilihat dan dibiopsi. 2

h. Sitologi sputum

Sitologi sputum adalah tindakan diagnostik yang paling mudah dan murah.

Kekurangan pemeriksaan ini terjadi bila tumor ada di perifer, penderita batuk kering

dan tehnik pengumpulan dan pengambilan sputum yang tidak memenuhi syarat.

Dengan bantuan inhalasi NaCl 3% untuk merangsang pengeluaran sputum dapat

ditingkatkan. Semua bahan yang diambil dengan pemeriksaan tersebut di atas harus

dikirim ke laboratorium Patologi Anatomik untuk pemeriksaan sitologi/histologi.

Bahan berupa cairan harus dikirim segera tanpa fiksasi, atau dibuat sediaan apus, lalu

difiksasi dengan alkohol absolut atau minimal alkohol 90%. Semua bahan jaringan

harus difiksasi dalam formalin 4%.2

10. Pemeriksaan invasif lain

Pada kasus-kasus yang rumit terkadang tindakan invasif seperti torakoskopi

dan tindakan bedah mediastinoskopi, torakoskopi, torakotomi eksplorasi dan biopsi

paru terbuka dibutuhkan agar diagnosis dapat ditegakkan. Tindakan ini merupakan

pilihan terakhir bila dari semua cara pemeriksaan yang telah dilakukan, diagnosis

histologis / patologis tidak dapat ditegakkan. Semua tindakan diagnosis untuk kanker

paru diarahkan agar dapat ditentukan : 2

1. Jenis histologis.

2. Derajat (staging).

3 . Tampilan (tingkat tampil, ”performance status”).

Sehingga jenis pengobatan dapat dipilih sesuai dengan kondisi penderita.

4. Pemeriksaan lain

a. Petanda Tumor

28

Page 29: Refrat paru

Petanda tumor yang telah ada, seperti CEA, Cyfra21-1, NSE dan lainya tidak

dapat digunakan untuk mendiagnosis tetapi masih digunakan evaluasi hasil

pengobatan. 2

11. Pemeriksaan biologi molekuler

Pemeriksaan biologi molekuler telah semakin berkembang, cara paling

sederhana dapat menilai ekspresi beberapa gen atau produk gen yang terkait dengan

kanker paru, seperti protein p53, bcl2, dan lainnya. Manfaat utama dari pemeriksaan

biologi molekuler adalah menentukan prognosis penyakit. 2

Gambar 5: Alur tindakan diagnosis kanker paru

2.8 PENATALAKSANAAN.

Kista paru biasanya diangkat melalui pembedahan karena bisa menyumbat

bronki dan lama-lama bisa menjadi ganas. 

29

Page 30: Refrat paru

Pengobatan kanker paru adalah combined modality therapy (multi-modaliti

terapi). Kenyataanya pada saat pemilihan terapi, sering bukan hanya diharapkan pada

jenis histologis, derajat dan tampilan penderita saja tetapi juga kondisi non-medis

seperti fasilitas yang dimiliki rumah sakit dan ekonomi penderita juga merupakan

faktor yang amat menentukan.

Tujuan pengobatan kanker dapat berupa : 10

a. Kuratif, yaitu untuk memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan

angka harapan hidup klien.

b. Paliatif , untuk mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.

c. Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal, untuk mengurangi dampak

fisis maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.

d. Suportif, untuk menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal seperti

pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti

infeksi.

Adapun penanganan Kanker paru yang dapat dilakukan adalah :

12. Pembedahan

Indikasi pembedahan pada kanker paru adalah untuk KPKBSK stadium I dan

II. Pembedahan juga merupakan bagian dari “combine modality therapy”, misalnya

kemoterapi neoadjuvan untuk KPBKSK stadium IIIA. Indikasi lain adalah bila ada

kegawatan yang memerlukan intervensi bedah, seperti kanker paru dengan sindroma

vena kava superiror berat. 2

Prinsip pembedahan adalah sedapat mungkin tumor direseksi lengkap berikut

jaringan KGB intrapulmoner, dengan lobektomi maupun pneumonektomi.

Segmentektomi atau reseksi baji hanya dikerjakan jika faal paru tidak cukup untuk

lobektomi. Tepi sayatan diperiksa dengan potong beku untuk memastikan bahwa

batas sayatan bronkus bebas tumor. KGB mediastinum diambil dengan diseksi

sistematis, serta diperiksa secara patologi anatomis. Hal penting lain yang penting

dingat sebelum melakukan tindakan bedah adalah mengetahui toleransi penderita

terhadap jenis tindakan bedah yang akan dilakukan. Toleransi penderita yang akan

dibedah dapat diukur dengan nilai uji faal paru dan jika tidak memungkin dapat

dinilai dari hasil analisis gas darah (AGD). 2

30

Page 31: Refrat paru

13. Radiasi

Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan

bisa juga sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan komplikasi, seperti

mengurangi efek obstruksi/ penekanan terhadap pembuluh darah/ bronkus. Pada terapi

kuratif, radioterapi menjadi bagian dari kemoterapi neoadjuvan untuk KPKBSK

stadium IIIA. Pada kondisi tertentu, radioterapi saja tidak jarang menjadi alternatif

terapi kuratif. 2,11

Radiasi sering merupakan tindakan darurat yang harus dilakukan untuk

meringankan keluhan penderita, seperti sindroma vena kava superiror, nyeri tulang

akibat invasi tumor ke dinding dada dan metastasis tumor di tulang atau otak. 2,11

14. Kemoterapi

Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk

menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastase luas serta untuk

melengkapi bedah atau terapi radiasi. Kemoterapi dapat diberikan pada semua kasus

kanker paru. Syarat utama harus ditentukan jenis histologis tumor dan tampilan

(performance status) harus lebih dari 60 menurut skala Karnosfky atau 2 menurut

skala WHO. Kemoterapi dilakukan dengan menggunakan beberapa obat antikanker

dalam kombinasi regimen kemoterapi. Pada keadaan tertentu, penggunaan 1 jenis obat

anti kanker dapat dilakukan. 2

Tabel 1 : Performance status menurut Karnofsky dan WHO

Prinsip pemilihan jenis antikanker dan pemberian sebuah regimen kemoterapi adalah: 2

1. Platinum based therapy ( sisplatin atau karboplatin)

2. Respons obyektif satu obat antikanker sebesar 15%

31

Page 32: Refrat paru

3. Toksisiti obat tidak melebihi grade 3 skala WHO

4. Terapi harus dihentikan atau diganti bila setelah pemberian 2 siklus pada penilaian

terjadi tumor progresif.

4. Photodynamic therapy (PDT)

Satu terapi yang lebih baru yang digunakan untuk beberapa tipe dan tingkatan

dari kanker paru (begitu juga beberapa kanker-kanker lain) adalah photodynamic

therapy. Pada perawatan photodynamic, suatu 32ocal32 photosynthesizing (seperti

suatu porphyrin, suatu 32ocal32 yang terjadi secara alami di tubuh) disuntikkan

kedalam aliran darah beberapa jam sebelum operasi. Selama waktu ini, 32ocal32 ini

menempatkan dirinya secara selektif pada sel-sel yang tumbuh dengan cepat seperti

sel-sel kanker. Suatu prosedur kemudian mengikutinya dimana dokter menggunakan

suatu sinar dengan panjang gelombang tertentu melalui suatu tongkat yang dipegang

tangan langsung ke tempat dari kanker dan jaringan-jaringan sekitarnya. Energi dari

sinar mengaktifkan 32ocal32 photosensitizing, menyebabkan produksi dari suatu

racun yang menghancurkan sel-sel tumor. PDT mempunyai keuntungan-keuntungan

yang mana ia dapat secara tepat mengenai sasaran dari lokasi kanker, lebih tidak

32ocal32si daripada operasi, dan dapat diulang pada tempat yang sama jika

diperlukan. Kelemahan-kelemahan dari PDT adalah bahwa ia hanya bermanfaat

dalam merawat kanker-kanker yang dapat dicapai dengan suatu sumber sinar dan

tidak cocok untuk perawatan kanker-kanker yang luas/ekstensif. Penelitian sedang

berlangsung untuk lebih jauh menentukan keefektivitasan PDT pada kanker paru. 12

2.9 PROGNOSIS

Prognosis untuk tumor jinak paru cukup baik bila tumor tersebut telah

diketahui sedini mungkin. Maka dari itu prerlu dilakukan pemeriksaan yang berkala

pada pasien yang dengan gangguan paru. Pengambilan foto dada serial setiap 6 bulan

ternyata dapat mendiagnosa secara dini adanya kista paru, dengan minimal lesi

mempunyai ukuran ± cm untuk dapat terlihat secara radiologis. Tomografi yang

dilengkapi dengan computer membantu untuk membedakan lebih lanjut lesi yang

dicurigai. Bronkoskopi dengan 32ocal32 merupakan teknik yang paling berhasil untuk

mendiagnosa karsinoma sel skuamosa yang umumnya terletak sentral. Biopsi kelenjar

32

Page 33: Refrat paru

getah bening skalenus paling berhasil untuk diagnosis kanker yang tidak tercapai oleh

bronkoskopi.

Prognosis dari kanker paru merujuk pada kesempatan untuk penyembuhan dan

tergantung dari lokasi dan ukuran tumor, kehadiran gejala-gejala, tipe kanker paru,

dan keadaan kesehatan secara keseluruhan dari pasien. 12

SCLC mempunyai pertumbuhan yang paling agresif dari semua kanker-kanker

paru, dengan suatu waktu kelangsungan hidup median (angka yang ditengah-tengah)

dari hanya dua sampai empat bulan setelah didiagnosis jika tidak dirawat. (Itu adalah

pada dua sampai empat bulan separuh dari semua pasien-pasien telah meninggal).

Bagaimanapun, SCLC adalah juga tipe kanker paru yang paling 33ocal33sive pada

terapi radiasi dan kemoterapi. Karena SCLC menyebar sangat cepat dan biasanya

berhamburan pada saat diagnosis, metode-metode seperti pengangkatan secara operasi

atau terapi radiasi 33ocal berkurang efektif dalam merawat tipe tumor ini.

Bagaimanapun, ketika kemoterapi digunakan sendiri atau dalam kombinasi dengan

metode-metode lain, waktu kelangsungan hidup dapat diperpanjang empat sampai

lima kali. Dari semua pasien-pasien dengan SCLC, hanya 5%-10% masih hidup lima

tahun setelah diagnosis. Kebanyakan dari mereka yang selamat (hidup lebih lama)

mempunyai tingkat yang terbatas dari SCLC. 12

Pada non-small cell lung cancer (NSCLC), hasil-hasil dari perawatan standar

biasanya keseluruhannya jelek namun kebanyakan kanker-kanker yang terlokalisir

dapat diangkat secara operasi. Bagaimanapun, pada tingkat I kanker-kanker yang

dapat diangkat sepenuhnya, angka kelangsungan hidup lima tahun dapat mendekati

75%. Terapi radiasi dapat menghasilkan suatu penyembuhan pada suatu minoritas

dari pasien-pasien dengan NSCLC dan menjurus pada pembebasan gejala-gejala pada

kebanyakan pasien-pasien. Pada penyakit tingkat berlanjut, kemoterapi menawarkan

perbaikan waktu kelangsungan hidup yang sedang, meskipun angka-angka

kelangsungan hidup keseluruhannya jelek. 12

Prognosis keseluruhan untuk kanker paru adalah jelek jika dibandingkan

dengan beberapa kanker-kanker lain. Angka-angka kelangsungan hidup untuk kanker

paru umumnya lebih rendah daripada yang untuk kebanyakan kanker-kanker, dengan

suatu angka keseluruhan kelangsungan hidup lima tahun untuk kanker paru sebesar

33

Page 34: Refrat paru

16% dibandingkan dengan 65% untuk kanker usus besar, 89% untuk kanker

payudara, dan lebih dari 99% untuk kanker prostat. 12

2.10 PENCEGAHAN

Penghentian merokok adalah langkah/tindakan yang paling penting yang dapat

mencegah kanker paru. Banyak produk-produk, seperti permen karet nikotin, spray-

spray nikotin, atau inhaler-inhaler nikotin, mungkin bermanfaat bagi orang-orang

yang mencoba berhenti merokok. Mengecilkan paparan pada merokok pasif juga

adalah suatu tindakan pencegahan yang efektif. Menggunakan suatu kotak tes radon

rumah dapat mengidentifikasi dan mengizinkan koreksi dari tingkat-tingkat radon

yang meningkat di rumah, yang juga dapat menyebabkan kanker-kanker paru.

Metode-metode yang mengizinkan deteksi dini kanker-kanker, seperti helical low-

dose CT scan, mungkin juga bermanfaat dalam mengidentifikasi kanker-kanker kecil

yang dapat disembuhkan dengan resection secara operasi dan pencegahan dari kanker

yang menyebar luas dan tidak dapat disembuhkan12.

Makan makanan yang mengandung buah-buahan dan sayuran. Pilih diet sehat

dengan berbagai buah-buahan dan sayuran. Makanan sumber vitamin dan nutrisi yang

terbaik. Hindari mengambil dosis besar vitamin dalam bentuk pil, karena mungkin

akan berbahaya. Sebagai contoh, para peneliti berharap untuk mengurangi risiko

kanker paru-paru pada perokok berat memberi mereka suplemen beta karoten.

Hasilnya menunjukkan suplemen benar-benar meningkatkan risiko kanker pada

perokok.12

BAB III

KESIMPULAN

34

Page 35: Refrat paru

Paru adalah organ tubuh yang berperan dalam sistem pernapasan (respirasi)

yaitu proses pengambilan oksigen (O2) dari udara bebas saat menarik napas, melalui

saluran napas (bronkus) dan sampai di dinding alveoli (kantong udara) O2 akan

ditransfer ke pembuluh darah yang di dalamnya mengalir antara lain sel-sel darah

merah untuk dibawa ke sel-sel di berbagai organ tubuh lain sebagai energi dalam

proses metabolisme.

Kanker paru merupakan penyebab kematian utama akibat kanker pada pria

dan wanita. Selama 50 tahun terakhir terdapat suatu peningkatan insidensi paru – paru

yang mengejutkan. America Cancer Society memperkirakan bahwa terdapat

1.500.000 kasus baru dalam tahun 1987 dan 136.000 meningggal.

Gangguan atau kekacauan dari sistim checks dan balances ini pada

pertumbuhan sel berakibat pada suatu pembelahan dan perkembangbiakan sel-sel

yang tidak terkontrol yang pada akhirnya membentuk suatu massa yang dikenal

sebagai suatu tumor.

Memiliki 2 type utama, yaitu Small cell lung cancer (SCLC) dan Non-small

cell lung cancer (NSCLC). SCLC adalah jenis sell yang kecil-kecil (banyak) dimana

memiliki daya pertumbuhan yang sangat cepat hingga membesar. Biasanya disebut

“oat cell carcinomas” (karsinoma sel gandum). Type ini sangat erat kaitannya dengan

perokok, Penanganan cukup berespon baik melalui tindakan chemotherapy and

radiation therapy.

Sedangkan NSCLC adalah merupakan pertumbuhan sell tunggal, tetapi

seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru. Misalnya Adenoma,

Hamartoma kondromatous dan Sarkoma.

Tanda dan gejala kanker paru membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk

dapat diketahui dan seringkali dikacaukan dengan gejala dari kondisi yang kurang

serius. Tanda dan gejala mungkin tidak kelihatan sampai penyakit telah mencapai

tahap lanjut.

Batuk pada perokok yang terus menerus atau menjadi hebat

Batuk pada bukan perokok yang menetap sampai dengan lebih dari dua minggu

Dada, bahu atau nyeri punggung yang tidak berhubungan terhadap nyeri akibat

batuk yang terus menerus

Perubahan warna pada dahak

35

Page 36: Refrat paru

Meningkatnya jumlah dahak

Dahak berdarah

Bunyi menciut-ciut saat bernafas pada bukan penderita asma

Radang yang kambuh

Sulit bernafas

Nafas pendek

Serak

Suara kasar saat bernafas

Selain dari itu juga barangkali tanda-tanda dan gejala-gejala disebabkan oleh

penyebaran kanker paru pada bagian tubuh lainnya. Tergantung pada organ-organ

yang dirusak.

Kelelahan kronis

Kehilangan nafsu makan

Sakit kepala, nyeri tulang, sakit yang menyertainya

Retak tulang yang tidak berhubungan dengan luka akibat kecelakaan

Gejala-gejala pada saraf (seperti: cara berjalan yang goyah dan atau kehilangan

ingatan sebagian)

Bengkak pada leher dan wajah

Kehilangan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya

Staging (penderajatan) untuk kanker paru berdasarkan tumor (T) dan

penyebarannya ke getah bening (N) dan organ lain (M)

Pengobatan kanker paru adalah combined modality therapy (multi-modaliti

terapi). Kenyataanya pada saat pemilihan terapi, sering bukan hanya diharapkan pada

jenis histologis, derajat dan tampilan penderita saja tetapi juga kondisi non-medis

seperti fasilitas yang dimiliki rumah sakit dan ekonomi penderita juga merupakan

faktor yang amat menentukan.

Tujuan pengobatan kanker dapat berupa :

a. Kuratif, yaitu untuk memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan angka

harapan hidup klien.

b. Paliatif , untuk mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.

c. Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal, untuk mengurangi dampak fisis

maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.

36

Page 37: Refrat paru

d. Suportif, untuk menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal seperti

pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti

infeksi.

Prognosis keseluruhan untuk kanker paru adalah jelek jika dibandingkan

dengan beberapa kanker-kanker lain. Angka-angka kelangsungan hidup untuk kanker

paru umumnya lebih rendah daripada yang untuk kebanyakan kanker-kanker, dengan

suatu angka keseluruhan kelangsungan hidup lima tahun untuk kanker paru sebesar

16%.

Penghentian merokok adalah langkah/tindakan yang paling penting yang dapat

mencegah kanker paru. Mengecilkan paparan pada merokok pasif juga adalah suatu

tindakan pencegahan yang efektif. Menggunakan suatu kotak tes radon rumah dapat

mengidentifikasi dan mengizinkan koreksi dari tingkat-tingkat radon yang meningkat

di rumah.

37

Page 38: Refrat paru

DAFTAR PUSTAKA

1. Guyton Arthur C, Hall Jhon E., 1997. Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. EGC Jakarta.

Hal. 1159, 1161, 1171 – 1173

2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003. Kanker Paru Pedoman Diagnosis dan

Penatalaksanaan Di Indonesia. Jakarta.

3. Landis SH, Mliiray T, Bolden S, Wingo PA. Cancer 1998. Ca Cancer J Clin 1998;

48:6-29.

4. Baron DN. Kapita Selekta Patologi Klinik, EGC, Jakarta, 1995: 227

5. Stover DE. Women, smoking and lung cancer. Chest 1998; 113:1-2.

6. Scottish Intercollegiate Guidelines network. Management of patients with lung

cancer. A national clinical guidelines. SIGN, Eidenburg, 2005.

7. Jusuf A, Harryanto A, Syahruddin E, Endardjo S, Mudjiantoro S, Sutandio N.

Kanker paru jenis   karsinoma bukan sel kecil . Pedoman nasional untuk

diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia 2005. PDPI dan POI, Jakarta,

2005.

8. Price S.A, Wilson L.M., 1995. Patofisiologi. Buku 2. Edisi 4. EGC Jakarta. Hal.

1049 – 1051

9. National Collaborating Center for Acute Care. Lung cancer: The diagnosis and

treatment of lung cancer. Clinical Effectiveness Unit, London, 2005.

38

Page 39: Refrat paru

10. Suyono, Slamet, (2001), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi 3, Balai

Penerbit FKUI,Jakarta

11. Travis, WD, Travis LB, Devesa SS (January 1995). “Lung cancer”. Cancer 75

(Suppl. 1): 191–202.

12. Practice Guidelines in Oncology Non-small Cell Lung Cancer. Version 1.2002.

National Comprehensive Cancer Network (NCCN). 2002.

13. Abid Irsyad,MD. Lung Cancer small cell:Imaging. Available at:

http://www.eMedicine.com/radiology

14. Rasad Sjahriar. Radiologi Diagnostik. Edisi 2. 2005. FKUI. Jakarta. Hal:149-151

15.

39