REFORMULASI PENGERTIAN UNSUR YANG DAPAT … · 8. Prof. Dr. Nur Basuki Minarno, SH, M. Hum selaku...

19
REFORMULASI PENGERTIAN UNSUR YANG DAPAT MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA ATAU PEREKONOMIAN NEGARA DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI DISERTASI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Hukum Oleh : SUPRIYANTO T310910016 Program Doktor Ilmu Hukum Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta 2017

Transcript of REFORMULASI PENGERTIAN UNSUR YANG DAPAT … · 8. Prof. Dr. Nur Basuki Minarno, SH, M. Hum selaku...

Page 1: REFORMULASI PENGERTIAN UNSUR YANG DAPAT … · 8. Prof. Dr. Nur Basuki Minarno, SH, M. Hum selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Penunjang Disertasi yang telah membukakan wacana, memberikan

REFORMULASI PENGERTIAN

UNSUR YANG DAPAT MERUGIKAN KEUANGAN

NEGARA ATAU PEREKONOMIAN NEGARA

DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI

DISERTASI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Hukum

Oleh :

SUPRIYANTO

T310910016

Program Doktor Ilmu Hukum

Pasca Sarjana Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta

2017

Page 2: REFORMULASI PENGERTIAN UNSUR YANG DAPAT … · 8. Prof. Dr. Nur Basuki Minarno, SH, M. Hum selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Penunjang Disertasi yang telah membukakan wacana, memberikan

[ii]

REFORMULASI PENGERTIAN

UNSUR YANG DAPAT MERUGIKAN KEUANGAN

NEGARA ATAU PEREKONOMIAN NEGARA

DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI

DISERTASI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Hukum

Oleh :

SUPRIYANTO

T310910016

Program Doktor Ilmu Hukum

Pasca Sarjana Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta

2017

Page 3: REFORMULASI PENGERTIAN UNSUR YANG DAPAT … · 8. Prof. Dr. Nur Basuki Minarno, SH, M. Hum selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Penunjang Disertasi yang telah membukakan wacana, memberikan

[iii]

Page 4: REFORMULASI PENGERTIAN UNSUR YANG DAPAT … · 8. Prof. Dr. Nur Basuki Minarno, SH, M. Hum selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Penunjang Disertasi yang telah membukakan wacana, memberikan

[iv]

Page 5: REFORMULASI PENGERTIAN UNSUR YANG DAPAT … · 8. Prof. Dr. Nur Basuki Minarno, SH, M. Hum selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Penunjang Disertasi yang telah membukakan wacana, memberikan

[v]

PERNYATAAN

Nama : Supriyanto

NIM : T310910016

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa disertasi yang berjudul

“REFORMULASI PENGERTIAN UNSUR YANG DAPAT MERUGIKAN

KEUANGAN NEGARA ATAU PEREKONOMIAN NEGARA DALAM TINDAK

PIDANA KORUPSI” adalah benar-benar karya saya sendiri. Hal yang bukan karya

saya dalam disertasi tersebut diberi tanda Citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik, yang berupa pencabutan disertasi dan gelar yang

saya peroleh dari disertasi tersebut. Selanjutnya untuk menunjukkan keaslian disertasi,

dengan ini saya bersedia disertasi ini di upload atau dipublikasikan pada website

Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum UNS.

Surakarta, Agustus 2017

Yang Membuat Pernyataan

Supriyanto

Page 6: REFORMULASI PENGERTIAN UNSUR YANG DAPAT … · 8. Prof. Dr. Nur Basuki Minarno, SH, M. Hum selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Penunjang Disertasi yang telah membukakan wacana, memberikan

[vi]

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia,

berkat dan rahmatNya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan disertasi yang berjudul

“Reformulasi Pengertian Unsur Yang Dapat Merugikan Keuangan Negara atau

Perekonomian Negara Dalam Tindak Pidana Korupsi” dengan lancar. Namun ibarat

gading yang tak retak, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa disertasi ini masih belum

sempurna. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati Penulis mengharapkan

saran dan masukan dari Bapak, Ibu dan Saudara/i sekalian demi kesempurnaan

disertasi ini.

Penelitian ini diangkat berdasarkan fenomena bahwa pembuktian unsur “yang

dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara” dalam Pasal 2 ayat (1)

dan Pasal 3 Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sering

menimbulkan polemik publik. Pengertian “keuangan negara” dalam Undang-undang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi terjadi “tumpang tindih” atau bahkan

“bertabrakan” dengan Undang-undang tentang BUMN dan Undang-Undang Nomor

tentang Perseroan Terbatas maupun perundang-undangan lainnya, sehingga

menimbulkan perdebatan dalam implementasinya. Demikian pula pengertian

“merugikan perekonomian negara” dalam Undang-undang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi tidak jelas dan sulit untuk diterapkan dalam prakteknya, sehingga

tidak mengherankan jika tidak begitu banyak atau langka adanya putusan pengadilan

yang didalam pertimbangan hukumnya memuat dengan jelas pembuktian adanya

unsur “merugikan perekonomian negara”, karena tidak ada parameter yang jelas

terhadap perbuatan yang bagaimana yang dikualifikasi sebagai perbuatan yang

merugikan perekonomian negara. Selain itu, untuk mendukung gerakan

pemberantasan korupsi di Indonesia apakah unsur “yang dapat merugikan keuangan

negara atau perekonomian negara” merupakan unsur yang wajib dibuktikan atau tidak,

mengingat di dalam United Nations Convention Against Corruption (UNCAC), 2003

tidak menerapkan unsur tersebut.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan berbagai pihak, Penulis

tidak mungkin dapat menyelesaikan disertasi ini dengan baik. Untuk itu, bersama ini

Page 7: REFORMULASI PENGERTIAN UNSUR YANG DAPAT … · 8. Prof. Dr. Nur Basuki Minarno, SH, M. Hum selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Penunjang Disertasi yang telah membukakan wacana, memberikan

[vii]

perkenankan Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tak terhingga

atas segala bantuan, bimbingan, arahan dan perhatian dari berbagai pihak sehingga

disertasi ini dapat diselesaikan. Terimakasih tak terhingga Penulis haturkan kepada

yang amat terpelajar Promotor dan Co Promotor dan juga segenap anggota tim

penguji, antara lain :

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah menciptakan iklim yang kondusif di lingkungan Universitas Sebelas

Maret Surakarta, sehingga memudahkan Penulis untuk memenuhi kewajiban studi

yang dibebankan oleh lembaga.

2. Prof. Drs. Sutarno, M.Sc, Ph.D selaku Ketua Penguji saat Penulis menempuh

Ujian Terbuka Promosi Doktor yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam penyempurnaan Disertasi.

3. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Direktur Program Pasca Sarjana

Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan

pemahaman dalam penulisan Disertasi.

4. Prof. Dr. Agr.Sc. Ir. Vita Ratri Cahyani, MP selaku Sekretaris Penguji saat

Penulis menempuh Ujian Terbuka Promosi Doktor yang telah memberikan

beberapa masukan dan pengarahan dalam penyempurnaan Disertasi

5. Prof. Dr. Supanto, SH, M. Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Seebelas Maret Surakarta sekaligus sebagai Co Promotor yang senantiasa

memberikan support, bimbingan dan arahan sejak awal saat Penulis masih

kebingungan untuk mencari inspirasi dalam menulis disertasi hingga Penulis

dapat menyelesaikan disertasi ini.

6. Prof. Dr. Hartiwiningsih, SH, M. Hum selaku Ketua Program Doktor Ilmu

Hukum Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus sebagai

Promotor yang telah memberikan banyak bimbingan dan arahan, memberikan

keteladanan sebagai pendidik, ilmuwan dalam memberikan motivasi untuk

menyelesaikan studi dan disertasi ini dengan baik.

7. Prof. Dr. Adi Sulistiyono, SH, MH selaku Ketua Tim Penguji saat Penulis

menempuh ujian Kualifikasi, Usulan Penelitian, Seminar Hasil Penelitian, Ujian

Kelayakan dan sebagai Sekretaris Penguji pada saat menempuh Ujian Tertutup

Page 8: REFORMULASI PENGERTIAN UNSUR YANG DAPAT … · 8. Prof. Dr. Nur Basuki Minarno, SH, M. Hum selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Penunjang Disertasi yang telah membukakan wacana, memberikan

[viii]

Disertasi hingga terselesaikannya Disertasi ini yang telah memberikan bimbingan,

pengarahan dan pemahaman dalam menginterpretasikan serta mengeksplorasi

teori-teori hukum sebagai pisau analisis dalam penulisan disertasi ini.

8. Prof. Dr. Nur Basuki Minarno, SH, M. Hum selaku Dosen Pembimbing Mata

Kuliah Penunjang Disertasi yang telah membukakan wacana, memberikan

inspirasi, memberikan dukungan, pengarahan membantu Penulis untuk benar-

benar memadukan ilmu hukum pidana dengan ilmu ekonomi.

9. Prof. Dr. Nyoman Serikat P.J, SH, M. Hum selaku Tim Penguji yang telah

memotivasi, membimbing dan mengarahkan Penulis untuk tidak tenggelam dalam

kejenuhan dan tetap berkonsentrasi sehingga bisa menyelesaikan disertasi ini

dengan baik.

10. Prof. Dr. I.G. Ayu Ketut Rachmi H, SH, MM selaku Sekretaris Tim Penguji yang

memberikan banyak saran, masukan dan arahan, khususnya dalam pembahasan

mengenai aspek keuangan negara dalam berbagai perundang-undangan

dihubungkan dengan Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

11. Dr. Hari Purwadi, SH, M. Hum selaku Tim Penguji yang telah memberikan

berbagai arahan dan masukan khususnya dalam memadukan antara teori hukum

dan teori ekonomi sebagai pisau analisis penulisan disertasi ini sehingga lebih

komprehensif.

12. Dr. Isharyanto, SH, M. Hum selaku Tim Penguji yang kebetulan rekan

seangakatan dalam menempuh Program Doktor Ilmu Hukum ini, namun karena

kegeniusan beliau maka beliau sudah lulus dan sekarang sebagai Tim Penguji.

Banyak masukan, bimbingan, arahan untuk perbaikan, kesempurnaan disertasi

dan motivasi yang diberikan kepada Penulis sehingga Penulis tetap semangat

menyelesaikan disertasi ini.

13. Prof. Dr. H. Setiono, SH, MS yang telah memberikan rekomendasi serta

pertimbangan yang bijaksana sehingga membuat Penulis memilih melanjutkan

pendidikan ke Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sebelas

Maret Surakarta. Penulis akan selalu mengingat nasehat beliau yaitu tetap

semangat dan menjaga keseimbangan dalam menjalankan karir dan pendidikan.

Page 9: REFORMULASI PENGERTIAN UNSUR YANG DAPAT … · 8. Prof. Dr. Nur Basuki Minarno, SH, M. Hum selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Penunjang Disertasi yang telah membukakan wacana, memberikan

[ix]

14. Para Dosen pengampu mata kuliah di Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas

Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membagi ilmunya dengan

penuh ketulusan dan dedikasi yang tinggi sehingga Penulis dapat menyerap ilmu

dengan baik.

15. Hidayatullah, SH, MH selaku Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan yang

telah memberikan ijin kepada Penulis untuk menyelesaikan pendidikan Doktor

Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

16. Marang, SH selaku Asisten Intelijen Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan yang

telah memberikan kesempatan, dorongan dan motivasi kepada Penulis untuk

semaksimal mungkin menyelesaikan pendidikan Doktor Ilmu Hukum di Fakultas

Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

17. Ibu dan Bapak Patmo Suharjo dan Suharti (almarhumah), atas segala doa terbaik

dan pengorbanan, support yang tiada habis-habisnya, figur sempurna di mata

Penulis. Mungkin belum ada yang bisa Penulis banggakan selain memberikan

karya kecil ini.

18. Ibu dan Bapak Mertua Suparnianto dan Sulami (almarhumah) untuk semua doa

dan dukungan kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan disertasi

ini.

19. Khusus untuk keluarga kecilku : istri tersayang Fajar Wahyutina, ST lebih dari

sekedar kata untuk mengucapkan rasa terima kasih Penulis atas doa, pengertian,

kesetiaan, kesabaran dan dukungannya. Penulis minta maaf atas berkurangnya

waktu kebersamaan kita demi terselesaikannya disertasi ini. Anak-anakku tercinta

Agustin Ulvie Putri Hapsari dan Astried Januar Kasdaningsrum yang selalu

bertanya “kenapa papa sudah bekerja koq masih sekolah ?” Hal tersebut memacu

Penulis untuk segera menyelesaikan disertasi ini.

20. Teman seperjuangan dan seangkatan Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas

Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan 2010 (Mas Isharyanto, Pak

Lego Karjoko, Mbak Hervina, Pak Agus Supriyanto, Pak Rofiq, Bu Anis, Bu

Layyin, Pak Bennadi, Pak Sumingan, Bu Tutik, Dkk), atas segala suka dan duka

kita jalani bersama serta saling memberikan motivasi diantara kita. Motovasi

yang kalian berikan di tengah pasang surutnya motivasi Penulis untuk

Page 10: REFORMULASI PENGERTIAN UNSUR YANG DAPAT … · 8. Prof. Dr. Nur Basuki Minarno, SH, M. Hum selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Penunjang Disertasi yang telah membukakan wacana, memberikan

[x]

menyelesaikan Program Doktor ini sehingga Penulis dapat menyelesaikan

disertasi ini. Penulis juga berdoa bagi teman-teman yang belum selesai semoga

segera dipacu dan diselesaikan.

21. Kakak-kakakku Suharno, Spd, Suyoto, Spd, Suprapto, SPt dan Adikku Suryanto

Condro Kuncoro, S.Si, MPd yang selalu memberikan dorongan dan doa kepada

Penulis sehigga dapat menyelesaikan disertasi ini.

22. Sahabat dan teman sejawat Bimo Budi Hartono, SH, MH, Agung Pamungkas,

SH, MH, Ashari Syam, SH, MH, Dkk atas sharing ilmu dan motivasinya dalam

penulisan disertasi ini.

23. Seluruh Dosen di Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah melakukan transfer ilmu sehingga

memberikan banyak pengetahuan dan wacana yang bermanfaat untuk Penulis.

24. Seluruh karyawan di Program Pasca Sarjana dan Program Doktor Ilmu Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak membantu Penulis dalam

hal administrasi, Mbak Diah dan Mas Andit, terima kasih atas bantuan teknis

yang selalu diberikan dalam proses perkuliahan dan pelaksanaan ujian.

25. Kepada semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu, yang dengan

tulus ikhlas telah memberikan bantuan, dukungan, kasih dan doa kepada Penulis

selama menempuh pendidikan Doktor di Universitas Sebelas Maret Surakarta

hingga mencapai keberhasilan ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa Allah SWT senantiasa melimpahkan berkat,

hidayah dan rahmatnya untuk kita semua. Amiin.

Penulis,

Page 11: REFORMULASI PENGERTIAN UNSUR YANG DAPAT … · 8. Prof. Dr. Nur Basuki Minarno, SH, M. Hum selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Penunjang Disertasi yang telah membukakan wacana, memberikan

[xi]

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................... i

HALAMAN SAMPUL DALAM .......................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................... iv

HALAMAN KATA PENGANTAR ........................................................... v

HALAMAN DAFTAR ISI ........................................................... x

ABSTRAK .......................................................... xvii

ABSTRACT ........................................................ xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....…....……………… 1

B. Perumusah Masalah .......…………………. 15

C. Tujuan Penelitian ……………………… 16

D. Manfaat Penelitian ……………………… 17

BAB II LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ……………………… 18

1. Negara Hukum .................................... 18

2. Negara Kesejahteraan .................................... 47

3. Sistem Pertanggungjawaban

Keuangan Negara .................................... 56

4. Sistem Perekonomian Negara .................................... 65

5. Merugikan Keuangan Negara

Atau Perekonomian Negara .................................... 78

6. Demokrasi Ekonomi .................................... 81

B. Penelitian Yang Relevan .................................... 88

C. Kerangka Berfikir .................................... 93

Page 12: REFORMULASI PENGERTIAN UNSUR YANG DAPAT … · 8. Prof. Dr. Nur Basuki Minarno, SH, M. Hum selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Penunjang Disertasi yang telah membukakan wacana, memberikan

[xii]

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Karakteristik Penelitian .................................... 98

B. Sumber Bahan Penelitian .................................... 98

C. Teknik Pengumpulan Bahan

Penelitian ................................... 102

D. Metode Pendekatan ................................... 102

E. Teknik Analisa Bahan Hukum ................................... 105

F. Batasan Operasional Variabel

Penelitian ................................... 105

BAB IV PENGERTIAN DAN PENERAPAN UNUR YANG DAPAT

MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA DAN PEREKONOMIAN

NEGARA DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI DIHUBUNGKAN

DENGAN SISTEM PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN

NEGARA DAN PEREKONOMIAN NEGARA DI INDONESIA

A. Tindak Pidana Korupsi dan Penegakan

Hukumnya ................................... 107

1. Tindak Pidana Korupsi ................................... 107

2. Penegakan Hukum Tindak Pidana

Korupsi ................................... 114

B. Keuangan Negara Dalam Sistem

Hukum Indonesia ................................... 122

C. Keuangan Negara Dalam BUMN ................................... 134

D. Sistem Perekonomian Negara .................................. 155

1. Sistem Ekonomi Kapitalis ................................... 158

2. Sistem Ekonomi Sosialis .................................. 161

3. Sistem Ekonomi Campuran ................................... 164

E. Sejarah Perekonomian Indonesia ................................... 165

1. Masa Sebelum Penjajahan

(sebelum tahun 1600) .................................. 165

2. Masa Penjajahan Portugis

Page 13: REFORMULASI PENGERTIAN UNSUR YANG DAPAT … · 8. Prof. Dr. Nur Basuki Minarno, SH, M. Hum selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Penunjang Disertasi yang telah membukakan wacana, memberikan

[xiii]

(1509 - 1659) .................................. 167

3. Masa Penjajahan Belanda

(1602 - 1942) .................................. 168

4. Masa Penjajahan Jepang

(1942 – 1945) .................................. 169

5. Masa Orde Lama (1945 - 1967) .................................. 170

6. Masa Orde Baru (1967 – 2008) ................................. 173

7. Masa Transisi ................................. 176

8. Masa Reformasi Hingga Sekarang ................................. 177

F. Sistem Perekonomian Indonesia ................................. 181

1. Sistem Ekonomi Pancasila ................................. 183

2. Sistem Ekonomi Kerakyatan

(Demokrasi Ekonomi) ................................. 192

G. Koperasi Soko Guru Perekonomian

Indonesia ................................. 201

1. Asas Kekeluargaan dan Gotong Royong ................................ 202

2. Koperasi Saripati Pancasila ................................ 210

3. Koperasi dan Deskripsi Pasal 33 UUD

1945 ................................ 213

4. Asas Kekeluargaan Dalam Legeslasi

Perekonomian di Indonesia ................................ 221

a. UU No. 79 Tahun 1958 ................................ 221

b. UU No. 14 Tahun 1965 ................................ 222

c. UU No. 12 Tahun 1967 ................................ 223

d. UU No. 25 Tahun 1992 ................................ 225

H. Pengertian Perekonomian Negara Dalam

Undang-undang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi ................................ 226

1. Kehidupan Perekonomian yang Disusun

Sebagai Usaha Bersama Berdasarkan

Asas Kekeluargaan ................................ 235

Page 14: REFORMULASI PENGERTIAN UNSUR YANG DAPAT … · 8. Prof. Dr. Nur Basuki Minarno, SH, M. Hum selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Penunjang Disertasi yang telah membukakan wacana, memberikan

[xiv]

2. Usaha Masyarakat Secara Mandiri yang

Didasarkan pada Kebijaksanaan Pemerintah

Baik Ditingkat Pusat maupun Daerah sesuai

Dengan Ketentuan Peraturan Perundang-

undangan yang Berlaku ................................ 246

3. Bertujuan Memberi Manfaat, Kemakmuran

Dan Kesejahteraan kepada Seluruh

Kehidupan Rakyat ............................... 251

I. Penerapan Unsur “Yang Dapat Merugikan

Keuangan Negara atau Perekonomian Negara”

Dalam Tindak Pidana Korupsi di Indonesia ............................... 263

1. Perdebatan Keuangan Negara Dalam

BUMN ............................... 265

2. Ketidakjelasan Pengertian Perekonomian

Negara Dalam Tindak Pidana Korupsi ............................... 271

3. Perbedaan Pemahaman Kerugian Keuangan

Negara atau Perekonomian Negara sebagai

Actual Loss atau Potential Loss ............................... 281

4. Konsep Kewenangan Perhitungan Kerugian

Keuangan Negara atau Perekonomian

Negara ................................ 284

5. Perhitungan Kerugian Keuangan Negara

atau Perekonomian Negara Memperlambat

Penanganan Tindak Pidana Korupsi ............................. 288

J. Kajian Putusan Mahkamah Konstitusi

No. 25/PUU-IX/2016 tanggal 25 Januari

2017 dan Kajian SEMA No. 4 Tahun 2016

Tanggal 9 Desember 2016 ............................. 289

1. Kajian Putusan Mahkamah Konstitusi

No. 25/PUU-IX/2016 Tanggal 25

Januari 2017 ............................. 289

Page 15: REFORMULASI PENGERTIAN UNSUR YANG DAPAT … · 8. Prof. Dr. Nur Basuki Minarno, SH, M. Hum selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Penunjang Disertasi yang telah membukakan wacana, memberikan

[xv]

2. Kajian SEMA No. 4 Tahun 2016

Tanggal 9 Desember 2016 ............................. 295

BAB V RASIO LEGIS UNSUR YANG DAPAT MERUGIKAN KEUANGAN

NEGARA ATAU PEREKONOMIAN NEGARA DALAM UNDANG-

UNDANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI

INDONSIA

A. Sejarah Peraturan Perundang-undangan

Tindak Pidana Korupsi di Indonesia ................................. 302

B. Keuangan Negara dan Perekonomian Negara

Dalam Pembahasan Beberapa Undang-undang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

di Indonesia ................................. 304

1. Keuangan Negara dan Perekonomian Negara

Dalam Peraturan Penguasa Militer No.

Prt/PM/06/1957 ................................. 308

2. Keuangan Negara dan Perekonomian Negara

Dalam Peraturan Penguasa Perang

Pusat Angkatan Darat No.

Prt/Peperpu/013/1958 ................................. 310

3. Keuangan Negara dan Perekonomian Negara

Dalam UU No. 24 Tahun 1960 ................................. 313

4. Keuangan Negara dan Perekonomian Negara

Dalam UU No. 3 Tahun 1971 ................................. 314

5. Keuangan Negara dan Perekonomian Negara

Dalam UU No. 31 Tahun 1999 ................................. 330

6. Keuangan Negara dan Perekonomian Negara

Dalam UU No. 20 Tahun 2001 ................................. 340

C. Rasio Legis Unsur Merugikan Keuangan Negara dan

Perekonomian Negara Dalam Undang-undang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi ................................ 347

Page 16: REFORMULASI PENGERTIAN UNSUR YANG DAPAT … · 8. Prof. Dr. Nur Basuki Minarno, SH, M. Hum selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Penunjang Disertasi yang telah membukakan wacana, memberikan

[xvi]

BAB VI REFORMULASI PENGERTIAN DAN PENERAPAN UNSUR YANG

DAPAT MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA ATAU

PEREKONOMIAN NEGARA DALAM UNDANG-UNDANG

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA

A. Tindak Pidana Korupsi Yang Merugikan Keuangan

Negara atau Perekonomian Negara Tidak Ada

Dalam Rumusan UNCAC ................................ 358

1. Pasal Tindak Pidana Korupsi Yang Merugikan

Keuangan Negara atau Perekonomian Negara

Tidak Ada Dalam UNCAC ................................ 362

2. Beberapa Ketentuan Dalam UNCAC Yang Belum

Masuk Dalam UUPTPK di Indonesia ................................ 365

B. Tindak Pidana Korupsi Yang Merugikan Keuangan

Negara atau Perekonomian Negara Tidak Tercantum

Dalam Undang-undang Pencegahan

Korupsi di Singapura ................................ 370

C. Rumusan Pengertian Unsur “Yang Merugikan

Keuangan Negara atau Perekonomian Negara”

Dalam UUPTPK Indonesia Belum Seseu

Asas Pembentukan Perundang-undangan ................................. 373

D. Dampak Korupsi Terhadap Perekonomian

Suatu Negara .................................. 377

E. Formulasi Ideal Pengertian Keuangan Negara dan

Perekonomian Negara Dalam Tindak

Pidana Korupsi ................................. 381

1. Formulasi Ideal Pengertian Keuangan Negara

Dalam Tindak Pidana Korupsi ................................. 383

2. Formulasi Ideal Pengertian Perekonomian

Negara Dalam Tindak Pidana Korupsi ................................. 393

Page 17: REFORMULASI PENGERTIAN UNSUR YANG DAPAT … · 8. Prof. Dr. Nur Basuki Minarno, SH, M. Hum selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Penunjang Disertasi yang telah membukakan wacana, memberikan

[xvii]

F. Model Ideal Penerapan Unsur Yang Dapat

Merugikan Keuangan Negara atau Perekonomian

Negara Dalam Tindak Pidana Korupsi .................................. 425

1. Merugikan Keuangan Negara atau Perekonomian

Negara Sebagai Hal Yang Memberatkan Dalam

Tindak Pidana Korupsi ................................. 430

2. Ketentuan UNCAC Yang Belum Masuk

Dalam UUPTPK di Indonesia ................................. 432

G. Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi

Untuk Mewujudkan Negara Kesejahteraan ................................. 434

BAB VII P E N U T U P

A. Kesimpulan ................................. 438

B. Implikasi ................................. 443

C. Saran ................................. 444

DAFTAR PUSTAKA ................................. 446

Page 18: REFORMULASI PENGERTIAN UNSUR YANG DAPAT … · 8. Prof. Dr. Nur Basuki Minarno, SH, M. Hum selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Penunjang Disertasi yang telah membukakan wacana, memberikan

[xviii]

ABSTRAK

Supriyanto. 2016. Reformulasi Pengertian Unsur Yang Dapat Merugikan

Keuangan Negara atau Perkenomian Negara Dalam Tindak Pidana Korupsi.

Program Doktor Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah 1) untuk menganalisis

pengertian dan penerapan unsur “yang dapat merugikan keuangan negara atau

perekonomian negara” dalam tindak pidana korupsi. 2) Untuk mengetahui rasio legis

unsur “yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara” dalam

Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UUPTPK) di Indonesia. 3)

Untuk merumuskan model ideal formulasi pengertian dan penerapan “merugikan

keuangan negara atau perekonomian negara” dalam UUPTPK di Indonesia.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan pendekatan

undang-undang (statute approach), pendekatan kasus (case approach), pendekatan

komparatif (comparative approach) dan pendekatan konseptual (conceptual

approach). Pengumpulan sumber dan bahan penelitian dengan cara content

identification dengan teknik penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian

virtual (virtual research).

Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa pengertian keuangan negara dan

perekonomian negara dalam UUPTPK tidak jelas, kabur, multi tafsir dan tumpang

tindih dalam beberapa peraturan perundangan, sehingga dalam penerapan

menimbulkan banyak problematika dan hambatan. Oleh karena itu perlu formulasi

baru yang tepat mengenai pengertian keuangan negara dan perekonomian negara

dalam UUPTPK. Untuk kejelasan dan kepastian maka pengertian keuangan negara

mengacu pada Undang-undang Keuangan Negara sedangkan pengertian

perekonomian negara mengacu pada sistem perekonomian Indonesia yaitu sistem

ekonomi Pancasila dan demokrasi ekonomi yang dijiwai oleh Pasal 33 UUD 1945.

Dengan demikian unsur “yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian

negara” seyogyanya bukan merupakan unsur yang wajib dibuktikan dalam UUPTPK

sebagaimana UNCAC- 2003, namun sebagai pertimbangan untuk memperberat

pemidanaan.

Rekomendasi dalam penelitian ini adalah pemerintah perlu melakukan

kebijakan legislasi yaitu amandemen UUPTPK terhadap substansi pengertian

keuangan negara yang mengacu pada Undang-undang Keuangan Negara, pengertian

perekonomian negara yang mengacu pada sistem ekonomi Pancasila dan demokrasi

ekonomi yang dijiwai oleh Pasal 33 UUD 1945. Selanjutnya, melakukan harmonisasi

peraturan perundang-undangan terkait pengertian keuangan Negara, antara lain

Undang-Undang tentang BUMN, Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas dan

UUPTPK, khususnya keuangan negara yang berada dalam BUMN atau BUMD.

Memasukan jenis tindak pidana penyuapan pejabat publik asing dan pejabat organisasi

internasional publik serta penyuapan dan penggelapan kekayaan di sektor swasta ke

dalam UUPTPK.

Kata Kunci : Reformulasi, Keuangan Negara, Perekonomian Negara, Tindak Pidana

Korupsi

Page 19: REFORMULASI PENGERTIAN UNSUR YANG DAPAT … · 8. Prof. Dr. Nur Basuki Minarno, SH, M. Hum selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah Penunjang Disertasi yang telah membukakan wacana, memberikan

[xix]

ABSTRACT

Supriyanto. 2016. Reformulation of Definition of Element that Can Damage State

Finances and the State Economy on Corruption Crime. Post-graduate Program,

Faculty of Law, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

The aims of the study are to: 1) Analyze the definition and the implementation

of element “that can damage state finances and the state economy” on Corruption

Crime; 2) Determine the ratio legis of element that can damage state finances and the

state economy on Corruption Eradication Act (UUPTPK) in Indonesia; 3) Formulate

an ideal model of the implementation “that can damage state finances and the state

economy” element on Corruption Eradication Act in Indonesia.

The type of study was a legal research within statute, case, comparative and

conceptual approaches. The collection of resources and materials research using by

content identification technique with library and virtual research.

The outcomes of the research indicate that the definition of state finances and

the state economy in the UUPTPK is unclear, vague, multi-interpretation and overlap

in some regulations, so on the practical level raises a lot of the problems and

obstacles. Therefore, a new formulation is needed concerning the definition of state

finances and the state economy in UUPTPK. For the sake of clarity and certainty, “the

state financial” sense should be referred to the State Finance Act, while the

understanding of “state economy” refers to the Indonesian economic system also

known as "Pancasila” economic system as stipulated into the spirit of Article 33 of the

1945 Constitution. Thus, the element “that can damage state finances and the state

economy” is not an element that must be proven in UUPTK as well as UNCAC-2003,

but only as a consideration to aggravate punishment.

Recommendations of the research are the government needs to do a legislation

policy i.e the revision of UUPTPK concerning the substance of state financial sense

which refers to the Indonesian State Finances Act, while the understanding of “state

economy” refers to the Indonesian economic system also known as stipulated into the

spirit of Article 33 of the 1945 Constitution. Furthermore, to harmonize laws and

regulations related to the state financial terms, among others State Enterprises Act;

Limited Company Act; and Eradication Corruption Act, particularly the state finances

in the field of state enterprises or local enterprises. Accommodate the bribery crime of

foreign public officials and public international organizations as well as bribery and

embezzlement crimes in the private sector into Indonesian Corruption Eradication

Act.

Keywords: Reformulation, State Finances, State Economy, Corruption Offences