Reforming
-
Upload
ahda-azalia-agc -
Category
Documents
-
view
46 -
download
17
description
Transcript of Reforming
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak mentah atau yang biasa disebut dengan crude oil ini berbentuk
cairan kental hitam dan berbau kurang sedap, yang selain mengandung
kotoran, juga mengandung mineral-mineral yang larut dalam air. Minyak ini
belum dapat digunakan untuk bahan bakar atau berbagai keperluan lainnya,
tetapi harus melalui pengolahan terlebih dahulu. Minyak mentah ini
mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom karbon 1 – 50.
Pada prinsipnya pengolahan minyak bumi dilakukan dengan dua langkah,
yaitu desalting dan distilasi.
Proses konversi bertujuan untuk memperoleh fraksi-fraksi dengan
kuantitas dan kualitas sesuai permintaan pasar. Sebagai contoh, untuk
memenuhi kebutuhan fraksi bensin yang tinggi, maka sebagian fraksi rantai
panjang perlu diubah/dikonversi menjadi fraksi rantai pendek. Di samping itu,
fraksi bensin harus mengandung lebih banyak hidrokarbon rantai bercabang /
alisiklik / aromatik dibandingkan rantai lurus. Jadi, diperlukan proses konversi
untuk penyusunan ulang struktur molekul hidrokarbon. Beberapa jenis proses
konversi dalam kilang minyak yaitu : perengkahan, reforming, alkilasi, dan
sebagainya. Pada makalah ini akan dibahas mengenai proses reforming.
Proses reforming ini digunakan untuk menghasilkan komponen hidrokarbon
yang mempunyai nilai oktan yang tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan proses reforming?
2. Bagaimanakah sifat fisik dan kimia bahan baku maupun produk yang
dihasilkan?
3. Proses apa sajakah yang dapat dilakukan pada proses reforming?
4. Apa saja kegunaan dari produk yang dihasilkan pada proses reforming?
1
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Memahami proses reforming
2. Mengetahui sifat fisik dan kimia bahan baku dan produk
3. Memahami proses yang dapat dilakukan pada proses reforming.
4. Mengetahui kegunaan produk pada proses reforming.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Reforming
Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu
kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai
karbon bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang sama
bentuk strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga disebut
isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan.
Reforming adalah suatu proses untuk merubah struktur senyawa
hidrokarbon dalam fraksi minyak menjadi komponen blending gasoline yang
mempunyai oktan tinggi. Perubahan susunan struktur molekul yang terjadi paling
dominan dalam reaksi tersebut adalah dehidrogenasi naftena membentuk aromatik
menurut reaksi berikut :
CH HC CH
H3C – (CH2)4 – CH3 → + 4 H2
HC CH CH
Reforming bertujuan mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi
rantai bercabang/alisiklik/aromatik. Sebagai contoh, komponen rantai lurus (C5-
C6) dari fraksi bensin diubah menjadi aromatik.
Macam – macam proses reforming:
1. Reforming Termis, terdiri dari :
Proses Polyforming
2. Reforming Katalis, terdiri dari:
a. Katalis Unggun Diam, terdiri dari:
- Reactor Tanpa Swing, terdiri dari:
3
Proses Catforming
Proses Houdriforming
Proses Platforming
Proses Sinclair – Baker
Proses Platinum
- Reaktor dengan Swing, terdiri dari:
Proses Hydroforming
Proses Powerforming
Proses Ultraforming
b. Katalis Unggun Bergerak
Proses Hyperforming
Proses Thermofor (TCR)
c. Kalatis Unggun Terfluidisasi, terdiri dari:
Proses Fluid Hydroforming
d. Reforming dengan Daur Ulang, terdiri dari:
Proses Iso – Plus Houdriforming
Proses Reforming
2.2 Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku dan Produk
2.2.1 Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku
1. Naftena
4
Gambar 1. Siklo-Heksana atau naftena - C6H12
Naftena adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang membentuk struktur
cincin dengan rumus molekul CnH2n. Senyawa-senyawa kelompok naftena
yang banyak ditemukan adalah senyawa yang struktur cincinnya tersusun dari
5 atau 6 atom karbon. Contohnya adalah siklopentana (C5H10),
metilsiklopentana (C6H12) dan sikloheksana (C6H12). Umumnya, di dalam
minyak bumi mentah, naftena merupakan kelompok senyawa hidrokarbon
yang memiliki kadar terbanyak kedua setelah n-parafin.
Naftena memiliki sifat antara lain memiliki warna merah kecoklatan,
kestabilan yang cukup tinggi, tidak cocok dengan agen dengan oksidasi tinggi ,
sangat berbahaya apabila dihirup atau dihisap karena mengandung karsinogen.
Titik didihnya 70 - 180⁰C. Kontak dengan kulit dapat menyebabkan
kekeringan dermatitis.
Naftena adalah material yang memiliki titik didih antara gasolin dan
kerosin. Beberapa naphta digunakan sebagai :
- Pelarut dry cleaning (pencuci)
- Pelarut karet
- Bahan awal etilen
- Dalam kemileteran digunakan sebagai bahan bakar jet dikenanl sebagai jP-4
2. Katalis
Katalis yang dapat digunakan pada proses reforming ini yaitu:
a. Platina
Keterangan Umum Unsur
Nama, Lambang, Nomor
atom
platina, Pt, 78
Deret kimia transition metals
5
Golongan, Periode, Blok 10, 6, d
Penampilan grayish white
Massa atom 195.084(9) g/mol
Konfigurasi elektron [Xe] 4f14 5d9 6s1
Jumlah elektron tiap kulit 2, 8, 18, 32, 17, 1
Ciri-ciri fisik
Fase solid
Massa jenis (sekitar suhu
kamar)
21.45 g/cm³
Massa jenis cair pada titik
lebur
19.77 g/cm³
Titik lebur 2041.4 K
(1768.3 °C, 3214.9
°F)
Titik didih 4098 K
(3825 °C, 6917 °F)
Kalor peleburan 22.17 kJ/mol
Kalor penguapan 469 kJ/mol
Kapasitas kalor (25 °C) 25.86
6
J/(mol·K)
Gambar 2. Katalis Platina
Platinum adalah logam dengan putih keperak-perakan yang indah. Mudah
ditempa delam keadaan murni. Platinum memiliki koefisien muai yang
hampir sama dengan kaca silika-natroium karbonat, dan karenanya
digunakan untuk membuat elektroda bersegel dalam sistem kaca. Logam ini
tidak teroksidasi di udara pada suhu berapapun, tapi termakan oleh halogen,
sianida, sulfur dan basa kaustik.
Platinum tidak dapat larut dalam asam klorida dan asam nitrat, tapi melarut
dengan aqua regia membentuk asam kloroplatinumt.
Dalam kondisi yang sangat halus, platinum merupakan katalis yang
sempurna, yang banyak digunakan untuk menghasilkan asam sulfat. Juga
digunakan sebagai katalis dalam pemecahan produk minyak bumi. Platinum
juga banyak diminati untuk dimanfaatkan sebagai katalis dalam sel bahan
bakar dan peralatan anti polusi untuk mobil.
Anoda platinum digunakan secara ekstensif dalam sistem perlindungan
katoda untuk kapal besar dan bejana yang melewati lautan, pipa, baja
dermaga dan lain-lain. Kawat platinum yang sangat halus akan berkilau
merah terang bila ditempatkan dalam uap metil alkohol, di mana platinum
berperan sebagai katalis, untuk mengubah alkohol menjadi formaldehida.
Fenomena ini digunakan secara komersial untuk memproduksi pemantik api
rokok dan pennghangat tangan. Hidrogen dan oksigen dapat meledak dengan
adanya platinum7
b. Molybdenum
Gambar 3. Katalis Molybdenum
Sifat Fisik Molybdenum
Molybdenum merupakan unsur yang solid, memiliki penampilan metalik
putih keperakan. Lebih sering terlihat seperti abu-abu gelap atau hitam bubuk.
Titik lelehnya sekitar 2.610 ° C (sekitar 4.700 ° F) dan titik didih adalah
4.800 untuk 5.560 ° C (8.600 hingga 10.000 ° F). Densitasnya adalah 10,28
gram per kubik sentimeter.
Sifat Kimia Molybdenum
Molybdenum tidak larut dalam reagen kimia yang paling umum. Reagen
kimia adalah suatu zat yang digunakan untuk mempelajari bahan-bahan lain,
seperti asam atau alkali. Sebagai contoh, molybdenum tidak larut dalam asam
klorida, asam fluorida, amonia, sodium hidroksida, atau asam sulfat encer.
Reagen Zat kimia ini sering digunakan untuk menguji bagaimana suatu zat
reaktif. Molybdenum tidak larut dalam panas sulfat atau asam nitrat, Logam
ini tidak bereaksi dengan oksigen pada suhu kamar,dan juga tidak bereaksi
dengan oksigen pada temperatur tinggi.
2.2.2 Sifat Fisik dan Kimia Produk
1. Gasolin
Gasolin (Bensin)8
Rentang rantai karbon : C5 - C10
Trayek didih : 40 - 180°C
Mulanya bensin adalah produk utama dalam industri minyak bumi yang
merupakan campuran kompleks dari ratusan hidrokarbon dan memiliki
rentang pendidihan antara 30-200 oC. Bensin adalah bahan bakar mesin siklus
Otto yang banyak digunakan sebagai bahan bakar alat transportasi darat
(mobil). Kinerja yang dikehendaki dari bensin adalah anti knocking. Knocking
adalah peledakan campuran (uap bensin dengan udara) di dalam silinder mesin
dengan siklus Otto sebelum busi menyala. Peristiwa knocking ini sangat
mengurangi daya mesin. Hidrokarbon rantai lurus cenderung membangkitkan
knocking. Sementara, hidrokarbon bercabang, siklik maupun aromatik
cenderung bersifat anti knocking. Tolok ukur kualitas anti knocking sering
disebut sebagai bilangan oktan (octane number).
Untuk meningkatkan nilai tambah fraksi nafta yang kadar oktannya masih
rendah, sekitar 40-59 akan diproses lagi di Unit Reforming yang hasilnya
berupa bensin dan residu. Untuk bensin nilai oktannya menjadi 85-90. Bensin
ini bisa diblending lagi dengan TEL (tetra ethyl lead) sehinggga nilai oktannya
mencapai 95, contoh bensin beroktan 95 adalah pertamax.
2.3 Macam – macam Proses Reforming
2.3.1 Reforming Termis
Proses secara termis yang sinambung digunakan untuk mengubah molekul
melalui penyusunan kembali nafta dan gasoline berkualitas anti ketuk yang
rendah menjadi komponen gasoline yang menpunyai angka oktan tinggi.
Produk sekunder dari proses ini meliputi gas – gas olefin untuk umpan
polimerisasi dan tar yang digunakan untuk minyak bakar berat.
Peralatan reforming termis mirip dengan peralatan perengkahan termis,
dengan sedikit modifikasi para ahli kilang menggunakan peralatan yang sama
untuk kedua proses tersebut. Sama dengan umpan reforming katalis, tipe
umpan reforming adalah nafta ringan (virgin nafta) yang mempunyai IBP 200 -
250°F dan FBP 300 - 400°F. Gasolin alam dan fraksi perengkahan dapat
9
digunakan sebagai umpan. Suhu keluar pemanas adalah 950 - 1100°F pada
tekanan 400 – 1000 psig. Nafta dari aliran samping fraksionator ditambahkan
ke effluent heater untuk menahan reaksi dekomposisi yang sangat ekstensif
Gambar 4. Diagram Alir Proses Reforming Termis
2.3.1.1 Proses Polyforming
Proses ini merupakan proses termis yang sinambung merubah nafta ringan
(straight run) dan ataupun gas oil bersama – sama dengan gas – gas
hidrokarbon sangat ringan (dominan C3 dan C4) menjadi mogas yang
mempunyai oktan tinggi dan fuel oil.
10
Gambar 5. Diagram Alir Proses Polyforming
Operasi dari proses ini meliputi pemasukan umpan nafta (virgin) ke dalam
absorber untuk mengambil propana (recovery C3 80 – 90%) dan gas – gas
berat. Tekanan pada aliran campuran umpan adalah 1000 – 1500 psig. Aliran
quench di bagian bawah evaporator adalah 1020 – 1120 °F turun menjadi 650 –
700 °F. Tekanan evaporator sekitar 400 psig. Bagian lain dari bawah
evaporator di-flash untuk mendapatkan fuel oil dan gas, sedangkan overhead
evaporator dikirim ke stabilizer dimana gas – gas yang dapat dikondensasikan
dipisahkan dari produk gasoline untuk dipakai kembali di absorber bersama
dengan umpan gas cair.
2.3.2 Reforming Katalis
Reforming katalis merupakan suatu proses untuk meningkatkan kualitas
berbagai macam nafta (virgin, thermal, dan catalytic cracking) yang
mempunyai oktan rendah menjadi komponen – komponen yang mempunyai
oktan tinggi untuk blending mogas atau avgas, atau digunakan untuk bahan
baku petrokimia yaitu pengolahan aromatik untuk memproduksi BTX
(benzene-toluene-xylene). Pada proses reforming ini volatility minyak
dinaikkan dan kandungan sulfurnya dikurangi. Perbaikan bilangan oktan virgin
naphta adalah dari 20 menjadi 50 RON tanpa menggunakan pengungkit
timball. Proses reforming katalis yang komersil dapat diklasifikasikan sebagai
proses sinambung, semi regenerative dan siklus tergantung pada metoda dan
frekuensi regenerasi katalis, yang secara luas dikelompokkan menjadi:
1. Proses katalis unggun bergerak
2. Proses katalis unggun diam
3. Proses katalis unggun terfluidisasikan
Proses unggun bergerak dan terfluidisasi menggunakan katalis tipe
logam oksida yang tidak murni (katalis platina dan molybdenum), dilengkapi
dengan unit regenerasi terpisah, sedangkan proses unggun diam menggunakan
katalis tipe platina dalam unit yang dilengkapi untuk sirkulasi, tanpa regenerasi
11
atau kadang – kadang dengan regenerasi. Pada kenyataannya hampir 95%
kilang minyak menggunakan unggun diam.
Mekanisme reaksi yang terjadi:
1. Dehidrogenasi naftena
2. Dehidrogenasi paraffin
3. Isomerasi paraffin
4. Dehidro – isomerisasi naftena
5. Hydrocracking paraffin
6. Desulfurisasi
7. Penjenuhan olefin (hidrogenasi olefin)
12
Reaksi dehidrogenasi naftena terjadi sangat cepat dan reaksi isomerisasi
paraffin dan dehidro-isomerisasi naftena juga berlangsung cepat, dengan
demikian reaksi – reaksi tersebut sangat menonjol, sedangkan reaksi – reaksi
yang lambat seperti siklisasi dan hydrocracking menjadi penting terutama pada
kondisi – kondisi yang keras seperti space velocity yang rendah, tekanan tinggi
dan suhu tinggi,. Reaksi hydrocracking sebagaimana juga reaksi – reaksi
dehidrogenasi dan isomerisasi biasanya tidak diinginkan karena akan
menyebabkan deposit karbon (kokas), penurunan produk hydrogen dan yield
produk cair rendah, dengan umpan yang kaya paraffin dapat dilakukan
hydrocracking secara besar – besaran. Tekanan yang rendah dapat mendorong
reaksi – reaksi dehidrogenasi dan sikllisasi, tetapi pada kondisi yang sedang
dapat menekan terjadinya reaksi hydrocracking. Operasi pada 900 psi akan
menyebabkan sekitar dua kali lebih banyak terjadi hydrocracking seperti
terjadi pada tekanan 500 psi.
Meskipun hydrogen lebih banyak dihasilkan pada tekanan rendah (200
psig), tekanan parsiel hydrogen relative lebih rendah yang memberi
kemungkinan kecendrungan terjadinya reaksi hydrocracking yang
menghasilkan kokas. Ditinjau dari cara meregenerasi katalis maka reforming
katalis diklasifikasikan menjadi proses sinammbung, semi regeneratif katalis
dan siklus.
2.3.2.1 Proses Reforming Unggun Bergerak
Proses unggun bergerak ini menggunakan reactor tunggal yang berisi
katalis yang dapat diregenerasi secara sinambung. Katalis yang dipakai adalah
campuran oksida logam berbentuk butir atau pellet yang dapat diolah
tergantung pada jenis katalis yang digunakan, yaitu mempunyai jarak didih
(IBP) sekitar 150 – 175 °F dan FBP 400 – 500 °F. Proses pendahuluan
terhadap umpan biasanya tidak menjadi factor yang dipertimbangkan kecuali
kalau mengandung air yang akan menurunkan aktifitas katalis.
13
Gambar 6. Diagram Alir Proses Reforming Unggun Bergerak
1) Proses Hyperforming
Proses ini dikembangkan oleh Union Oil Co of California pada awal tahun
1950-an, tetapi tidak lama ditawarkan untuk dilisensi dan sudah tidak
dipakai lagi. Unit komersil pertama dibangun pada kilang Calstate Refining
Co di Signal Hill-California pada tahun 1955. Proses ini menggunakan
katalis kobal-molibdat berbentuk pelet dengan basis alumina yang
distabilkan dengan silika. Didalam operasinya, katalis turun bergerak
kebawah melalui reaktor karena aliran gravitinya dan dikembalikan
kepuncak dengan teknik pengangkutan solid (solid conveying= hyperflow)
yang menggerakkan katalis pada kecepatan rendah dan dengan kehilangan
karena keausan yang minimum. Umpan uap nafta daan recycle gas mengalir
keatas secara berlawanan arah dengan katalis. Regenerasi katalis dapat
dilakukan baik secara eksternal dengan lift vertikal atau dengan vesel yang
terpisah. Untuk umpan nafta ringan (virgin naphtha) dan nafta rengkahan
yang mempunyai jarak didih 150-450ºF dapat menghasilkan komponen
bahan bakar motor dengan RON 40-50. Dapat juga dilakukan pemisahan
sulfur dan nitrogen. Stok minyak LGO dapat digunakan untuk memisahkan
sulfur dan nitrogen dibawah kondisi hidrogenasi menengah untuk
memproduksi minyak diesel premium dan distilat-distilat menengah.
14
Kondisi operasi pada reaktor yaitu 800-900ºF pada tekanan 400 psig. Suhu
operasi yang tinggi dapat dilakukan untuk umpan nafta ringan (straight-
run). Recycle hidrogen sekitar 3000 scf per barel umpan. Sirkulasi katalis
rendah sekitar 5 ton per jam untuk umpan 10000 B/D. Regenerasi terjadi
pada suhu 950ºF dan tekanan 415 psig.
2) Proses Thermofor
Proses ini dikembangkan dan dilisensi oleh Socony Mobil Oil Co tetapi
tidak lama dipakai. Proses ini menggunakan katalis sintetis berbentuk
butiran terdiri dari krom dan alumina. Kondisi operasi normal pada reaktor
sekitar 950-1000ºF pada tekanan 100-200 psig, dan space velocity 0,7
v/hr/v. Rasio gas recycle terhadap umpan nafta berkisar antara 3-9
mol/mol.
Regenerasi terjadi pada tekanan atmosfir dan suhu 800-1050ºF. Katalis
mengalir kebawah melalui reaktor yang berlawanan arah dengan umpan
nafta dan mengalir searah dengan gas recycle. Katalis ditransportasi dari
bawah ke puncak regenerator dengan bucket-elevator. Yield reformat (C5+)
mempunyai RON 85-95. Pada kondisi normal reformat tersebut di-rerun
untuk memisahkan sejumlah kecil polimer aromatik berat yang terbentuk
sekitar 2% vol.
2.3.2.2 Proses Reforming Unggun Terfluidisasi
Proses reforming katalis menggunakan unggun terfluidisasi dari katalis
padat, merupakan suatu proses regenerasi yang sinambung dengan reactor
terpisah ataupun terintegrasi untuk menjaga aktifitas katalis dengan cara
memisahkan kokas dan sulfur. Sebagai umpan adalah nafta ringan hasil
perengkahan atau nafta ringan dicampur dengan gas daur ulang yang kaya
hydrogen. Katalis yang digunakan adalah molibdat 10% dalam alumina yang
secara material tidak dipengaruhi oleh arsen, besi, nitrogen atau sulfur dalam
jumlah normal. Kondisi operasi dalam reaktor sekitar 200 – 300 psig dan suhu
900 - 950°F pada space velocity 0,3 – 0,8/jam. Kecepatan gas daur ulang
15
adalah 4000 – 6000 scf/barel umpan dengan nisbah berat antara katalis dan
minyak adalah 0,5 – 1,5. Kondisi regenerasi yang digunakan adalah 210 – 310
psig dan suhu 1000 - 1100°F. Pengolahan pendahuluan terhadap umpan
bisanya tidak dilakukan kecuali untuk menyesuaikan jarak didih dalam
memproduksi aromatic. Keunggulan proses reforming ini, dapat menghasilkan
yield reformat sekitar 70 – 80% (v) dengan RON 93 - 98
Gambar 7. Diagram Alir Proses Unggun Terfluidisasi
2.3.2.2.1 Proses Fluid Hydroforming
Proses ini dilisensi oleh Esso Research and Engineering Co dan M.W.
Kellogg Co menggunakan susunan reaktor dan regenerator yang
bersebelahan (side-by-side). Secara esensial digunakan proses tipe Model
1. Proses tipe Model II menggunakan inert berbentuk pelet bersama-sama
dengan katalis telah juga diperkenalkan tetapi belum secara komersil. Unit
fluid hydroforming komersil pertama telah dibangun pada kilang Pan Am
Southern Corp di Destrehan-Lousiana pada tahun 1953. Suatu modifikasi
dengan basis proses hydroforming adalah proses orthoforming yang
menggunakan vesel tunggal. Unit komersil pertama masuk kilang
American Oil Co di Whiting-Indianapollis pada bulan April 1955, tetapi
dihancurkan karena terjadi ledakan pada bulan Agustus 1955.
16
2.3.2.3 Proses Reforming dengan Recycle
1) Proses Iso-Plus Houdriforming
Proses ini merupakan suatu proses kombinasi menggunakan
Houdriformer yang konvensional, beroperasi pada kondisi yang
menengah dan keras bersama dengan salah satu dari tiga alternatif berikut
ini :
a. Reforming katalis konvensional plus ekstraksi aromatik dan
memisahkan katalis dari rafinat aromatik (lihat gambar.8)
b. Reforming katalis konvensional plus ekstraksi aromatik dan recycle
rafinat aromatik ke reformer (lihat gambar.9)
c. Reforming katalis konvesional diikuti dengan reforming termis dan
polimerisasi katalis daripada olefin-olefin C3 dan C4 yang berasal dari
reforming termis (lihat gambar.10)
Tipe umpan untuk proses ini terdiri dari umpan nafta untuk reforming
konvensional. Unit houdriformer menggunakan “guard-case”
dimaksudkan untuk kemungkinan memakai umpan dengan kandungan
sulfur yang tinggi.
Kondisi operasi yang digunakan ialah yang moderat untuk reforming
katalis unggun tetap dan ekstraksi aromatik. Yield reformat sekitar 80%
menghasilkan kualitas RON 100+.
Unit Iso-plus pertama masuk kilang di Ravenna-Itali yaitu Societa
Azionaria Raffinazione Olii Minerali pada bulan Juni 1956. Suatu unit
iso-plus hydroforming menggunakan unit hydroforming yang terbesar
didunia dan unit ekstraksi aromatik telah sukses beroperasi pada kilang
Tidewater Oil Co di Delaware City pada tahun 1957.
2) Proses Rexforming
Proses ini merupakan proses kombinasi menggunakan proses platforming
dan proses ekstraksi aromatik dimana rafinat yang mempunyai angka
oktan rendah di recycle kembali ke platformer. Umpan nafta ringan (virgin
naphtha) yang berjarak didih 200-400ºF dapat diumpankan untuk
17
memperoleh yield sekitar 80% vol rafinat dengan RON 98-100. Kondisi
operasi pada seksi reforming karena adanya recycle dapat lebih rendah
50ºF dari platforming konvensional dan digunakan space velocity yang
lebih tinggi.
Pada proses ini pembentukkan gas dan kokas yang berlebihan dapat
dihindari dengan menyerang keseimbangan antara reaksi hidro-siklisasi
dan reaksi hydrocracking. Pada seksi ekstraksi aromatik, solven yang
digunakan sama dengan yang digunakan pada ekstraksi Udex yaitu glikol
yang dirancang kurang selektif. Ekstrak yang dihasilkan berupa isoparafin
maupun aromatik mempunyai titik didih rendah dan angka oktan yang
tinggi. Proses ini dilisensi oleh UoP Co. Unit komersil pertama telah
dibangun pada kilang Aurora Gasoline Co (sekarang Marathon Oil Co) di
Detroit-Michigan pada tahun 1956. Diagram alir proses dapat dilihat pada
gambar 11
2.4 Variabel Proses Catalytic Reforming Unit
Beberapa variabel proses yang berpengaruh pada operasi Catalytic
Reforming adalah sebagai berikut :
a. Tipe katalis
Tipe katalis berpengaruh pada operasi Catalytic Reforming terutama
dalam hal basic catalyst formulation (metal-acid loading),chloride level,
platinum level, dan activator level.
b. Temperatur Reaksi
Catalytic reformer reactor catalyst bed temperature
merupakanparameter utama yang digunakan untuk mengendalikan
operasi agar produk dapat sesuai dengan spesifikasi. Katalis catalytic
reformer dapat beroperasi hingga temperatur yang cukup tinggi,namun
pada temperatur di atas 560 oC dapat menyebabkan reaksi thermal yang
akan mengurangi reformate dan hydrogen yield serta meningkatkan
kecepatan pembentukan coke pada permukaan katalis.
18
Temperatur reactor dapat didefinisikan menjadi 2 macam, yaitu :
• Weighted Average Inlet Temperature (WAIT), yaitu total (fraksi
berat katalis dalam bed dikali temperature inlet bed).
• Weighted Average Bed Temperature (WABT), yaitu total (fraksi
berat katalis dalam bed dikali rata-rata temperatur inlet dan
outlet).
Dari kedua macam definisi tersebut di atas, WAIT paling sering
digunakan dalam perhitungan karena kemudahan perhitungan,walaupun
WABT sebenarnya adalah ukuran yang lebih baik dari kondisi reaksi
dan temperatur katalis rata-rata.
c. Space Velocity
Space velocity merupakan ukuran jumlah naphtha yang diproses untuk
jumlah katalis yang tertentu selama waktu tertentu. Jika volume
umpan naphtha per jam dan volume katalis yang digunakan,istilah
yang digunakan adalah Liquid Hourly Space Velocity (LHSV).
Sedangkan jika berat umpan naphtha per jam dan berat katalis yang
digunakan, maka istilah yang digunakan adalah Weight Hourly Space
Velocity (WHSV). Satuannya sama, yaitu 1/jam.Semakin tinggi space
velocity atau semakin rendah residence time,maka semakin rendah
octane number (RONC) produk atau semakin rendah jumlah reaksi
yang terjadi pada WAIT yang tetap. Jika space velocity naik, untuk
mempertahankan RONC produk, maka kompensasi yang dilakukan
adalah dengan menaikkan temperatur reaktor.
d. Reactor Pressure
Sebenarnya lebih tepat mengatakan hydrogen partial pressure sebagai
variabel proses dibandingkan reactor pressure, namun untuk
kemudahan penggunaan, maka reactor pressure dapat digunakan
sebagai variabel proses (hydrogen partial pressure =purity hydrogen x 19
tekanan reactor). Penyederhanaan ini dapat diterima karena hydrogen
yang ada dalam sistem merupakan produk samping reaksi sehingga juga
tergantung tekanan reaktor,berbeda dengan di unit hydrocracker
yangmenggunakan
supply hydrogen dari hydrogen plant.Tekanan reaktor akan
mempengaruhi struktur yield produk,kebutuhan temperatur reaktor, dan
kecepatan pembentukan coke pada permukaan katalis. Menurunkan
tekanan reaktor akan meningkatkan jumlah hydrogen dan yield
reformate, mengurangi kebutuhan temperatur untuk membuat produk
dengan octane number yang sama, dan meningkatkan kecepatan
pembentukan coke pada permukaan katalis.
e. Hydrogen/Hydrocarbon Ratio
Hydrogen/hydrocarbon ratio didefinisikan sebagai mol recycle
hydrogen per mol naphtha umpan. Kenaikan H2/HC ratio akan
menyebabkan naphtha melalui reaktor dengan lebih cepat(residence
time lebih singkat), sehingga akan menurunkan kecepatan pembentukan
coke pada permukaan katalis dengan pengaruh yang kecil terhadap
kualitas dan yield produk.
2.5 Troubleshooting
Beberapa contoh permasalahan, penyebab, dan troubleshooting yang
terjadi diCatalytic Reforming Unit dapat dilihat dalam tabel I berikut ini :
20
Tabel I. Contoh Permasalahan, Penyebab, dan Troubleshooting Catalytic
Reforming Unit
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses reforming adalah suatu proses untuk merubah struktur senyawa
hidrokarbon dalam fraksi minyak menjadi komponen blending gasoline yang
mempunyai oktan tinggi. Proses reforming mengubah bentuk molekul bensin
yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu
lebih baik (rantai karbon bercabang). Poses reforming ini dapat dilakukan
dengan reforming termis dan reforming katalis. Reforming termis terdapat
proses Polyforming dan reforming katalis dapat menggunakan katalis platina
ataupun Molybdenum. Bahan baku untuk proses reforming yaitu naftena dan
produk yang dihasilkan gasolin dengan angka oktan yang tinggi yaitu 93 – 98.
Gasolin digunakan sebagai bahan bakar ataupun sebagai bahan baku
petrokimia.
3.2 Saran
Terdapat berbagai macam proses reforming yang dapat dilakukan untuk
menghasilkan gasoline yang mempunyai oktan yang tinggi. Untuk lebih
memahami proses reforming serta produk yang dihasilkannya perlu dilakukan
pemahaman mengenai berbagai macam proses tersebut karena dalam makalah
ini hanya membahas beberapa proses diantaranya proses reforming termis,
reforming katalis unggun bergerak dan unggun terfluidisasikan. Oleh karena
itu, untuk lebih mendalami mengenai pemahaman proses reforming perlu
dilakukan pemahaman mengenai semua proses reforming.
22
DAFTAR PUSTAKA
Fadarina, Selastia Yulianti, M. Yerizam. 2011 . Teknologi Minyak Bumi.
Palembang : Politeknik Negeri Sriwijaya.
http://www.migasindonesia.net/index.php?
option=com_docman&task=doc_view&gid=784
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13940/1/09E02825.pdf
http://library.usu.ac.id/download/fmipa/kimia-fatimah2.pdf
http://www.peutuah.com/proses-konversi/
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-sma-ma/teknik-pengolahan-
minyak-bumi/
http://makhluklemah.wordpress.com/2010/10/21/siklus-biogeokimia-
molybdnum/
http://id.wikipedia.org/wiki/Platina
http://sherchemistry.wordpress.com/kimia-x-2/minyak-bumi/
23