REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

87
REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN MODAL, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH, DAN TENAGA KERJA KABUPATEN MANGGARAI, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Disusun Oleh : APRISTO JEHALU (13520020) SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA STPMD “APMD” YOGYAKARTA 2020

Transcript of REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

Page 1: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN MODAL,

KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH, DAN TENAGA KERJA

KABUPATEN MANGGARAI, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Disusun Oleh :

APRISTO JEHALU

(13520020)

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA STPMD

“APMD” YOGYAKARTA

2020

Page 2: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

i

REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN MODAL,

KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH, DAN TENAGA KERJA

KABUPATEN MANGGARAI, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

SKRIPSI

Disusun Sebagai Tugas Akhir Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Strata Satu (S-1) Pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi

Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta

Disusun Oleh :

APRISTO JEHALU

(13520020)

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA STPMD

“APMD” YOGYAKARTA

2020

Page 3: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji untuk memenuhi

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Program Studi Ilmu

Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta

Pada Hari : Senin

Tanggal : 04 Mei 2020

Pukul : 12 : 00 - Selesai

Tempat : Ruang Ujian Skripsi STPMD “APMD” Yogyakarta

Tim Penguji

1. Ketua Pembimbing Skripsi : Gregorius Sahdan, S.IP.,MA ____________

2. Penguji I : Dr. R Widodo Triputro., M,Si ____________

3. Penguji II : Dr. Guno Tri Tjahjoko ____________

Mengetahui Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan

(Gregorius Sahdan, S.IP.,MA)

SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA STPMD

“APMD” YOGYAKARTA

2020

Page 4: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : APRISTO JEHALU

Nim : 13520020

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Judul Skripsi : Reformasi Pelayanan Publik Pada Dinas Penanaman

Modal, Koperasi, Usaha Kecil Dan Menengah, Dan

Tenaga Kerja Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa

Tenggara Timur.

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Hasil karya yang saya serahkan ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar kesarjanaan baik di Sekolah Tinggi Pembangunan

Masyarakat Desa STPMD “APMD” maupun di institusi pendidikan lainnya.

2. Hasil karya saya ini bukan saduran/terjemahan melainkan merupakan gagasan,

rumusan, dan hasil pelaksanaan penelitian/implementasi saya sendiri, tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan pembimbing akademik dan narasumber

penelitian.

3. Hasil karya saya ini merupakan hasil revisi terakhir setelah diujikan yang telah

diketahui dan disetujui oleh pembimbing.

Page 5: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

iv

4. Dalam karya saya ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali yang digunakan sebagai acuan dalam naskah

dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terbukti

ada penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia

menerima sanksi akademik yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Sekolah

Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa STPMD “APMD” Yogyakarta.

Yogyakarta, 5 Juni 2020

APRISTO JEHALU

Page 6: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

v

MOTTO

“HIDUP ADALAH KUMPULAN KEYAKINAN DAN PERJUANGAN”

(Habiburrahman El-Shirazy)

“SERAHKANLAH PERBUATANMU KEPADA TUHAN, MAKA

TERLAKSANALAH SEGALA RENCANAMU”

(Amsal 16:3)

“DIBERKATILAH ORANG YANG MENGANDALKAN TUHAN, YANG

MENARUH HARAPANNYA KEPADA TUHAN”

(Yeremia 17:7)

“SEGALA PERKARA DAPAT KUTANGGUNG DI DALAM DIA YANG

MEMBERI KEKUATAN KEPADAKU”

(Filipi 4:13)

“HAI ANAKKU, DENGARKANLAH DIDIKAN AYAHMU, DAN JANGAN

MENYIA-NYIAKAN AJARAN IBUMU”

(Amsal 1:8)

Page 7: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya dalam hasil penelitian ini saya persembahkan untuk :

1. Allah Bapa di dalam Surga, Bunda Maria, dan Tuhan Yesus Kristus yang telah

mencurahkan Roh Kudus-Nya serta selalu membimbing dan memberkati setiap

langkah dalam perjalanan hidup saya.

2. Terima kasih untuk kedua orang tua saya Bapak (Mikael Halu) dan Mama

(Yustina Karolina Srifatima). Terima kasih atas cinta dan kasih sayangnya

selama ini yang telah membesarkan saya, mendoakan saya setiap hari dan

membiayai semua kebutuhan hidup saya. Mungkin ini adalah salah satu karya

persembahan dari saya untuk sedikit membuat bangga Bapak dan Mama di

rumah.

3. Seluruh keluarga yang telah memberi saya semangat sehingga saya dapat

menyelesaikan tugas ahir ini dengan lancar yang tidak bisa saya sebutkan satu

per satu, Saya ucapkan terimakasih yang

4. Saudara dan saudari saya di Jogja; Enjeluis, kaka Rilan, Filmon, Arson, Wili,

Alen, Andre, serta saudara dan saudari saya yang tidak bisa saya sebutrkan satu

per satu.

5. Teman-teman saya di Jogja; Fandy, Even, Doba, Adi, Ari, Alan serta teman-

teman yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Terimakasih atas

dukungannnya.

Page 8: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

vii

6. My Love Maya Karitas yang sudah selesai lebih dulu menempuh pendidikan di

Yogyakarta. Terima kasih sudah selalu memberi saya semangat dan dorongan

untuk tetap fokus menyelesaikan pendidikan. Terimakasih juga sudah menjadi

tempat curahan hati saya selama ini, semoga Tuhan Yesus selalu menyertai

setiap langka dalam hidup-mu.

7. Teman-teman PLAKAT dan IKAMAYA.

8. Amang Gode yang sudah membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Bapak dan Ibu kost yang sudah menyediakan tempat tinggal yang nyaman bagi

saya selama hampir 7 tahun tinggal di Yogyakarta.

10. Teman-teman kos; Ady, Rolo, Andre, Yodi.

11. Teman-teman KKN, khususnya kelompok 16 Dayakan Kulon; Romy, Bracan,

Reno, Resno, Apong dan Septi. Terima kasih atas kerja sama dan

kebersamaannya selama 50+1 harinya.

12. Pak Dukuh Dayakan Kulon Bapak Sumadi dan Ibu Dukuh Dayakan Kulon,

Resti, Gale , Bayu, Faizal, Bang Heri, mas Katek dan semua warga Padukuhan

Dayakan Kulonyang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Terima kasih telah

menerima saya dan teman-teman kelompok selama KKN.

Page 9: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan

rahmat dan berkatnya, sehingga dengan kasihnya yang Agung penulis dapat

menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “REFORMASI PELAYANAN PUBLIK

PADA DINAS PENANAMAN MODAL, KOPERASI, USAHA KECIL DAN

MENENGAH, DAN TENAGA KERJA KABUPATEN MANGGARAI,

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR”. Tugas akhir skripsi ini disusun sebagai

salah satu persyaratan akademik untuk menempuh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan

pada Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.

Dalam penulisan Skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak

kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi materi maupun

susunan bahasa. Sehingga dapat menjadi bahan pelajaran bagi penulis untuk terus

meningkatkan pemahaman dan pengetahuan agar menjadi lebih baik dikemudian

hari.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini, tanpa

bantuan dari pihak lain maka tidak akan berjalan dengan baik. Bantuan dan

dukungan yang telah diberikan oleh banyak pihak berupa bimbingan, saran, nasihat,

serta dukungan moril maupun materil sangat membantu penulis dalam proses

penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

Page 10: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

ix

1. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.Si, selaku Ketua Sekolah Tinggi

Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.

2. Bapak Gregorius Sahdan, S.IP, M.A, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”

Yogyakarta.

3. Bapak Gregorius Sahdan, S.IP, M.A, selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta memberikan pengarahan dan

bimbingannya dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Analius Giawa, S.IP, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik.

Terima kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan dan motivasinya selama

ini.

5. Bapak/ibu dosen yang telah banyak memberikan materi kuliah khususnya dosen

Jurusan Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa

“APMD” Yogyakarta.

6. Seluruh staf dan karyawan-karyawati Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat

Desa “APMD” Yogyakarta.

7. Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, c.q Kepala Badan Kesatuan Bangsa

dan Politik DIY.

8. Gubernur Nusa Tenggara Timur Up. Kepala Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Nusa Tenggara Timur.

9. Kepala Dinas Penanaman Modal, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

Kabupaten Manggarai.

Page 11: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

x

10. Kepala serta seluruh pegawai Dinas Penanaman Modal, Koperasi, Usaha Kecil

dan Menengah yang telah memberikan informasi dan data yang berkaitan

dengan penelitian.

11. Masyarakat yang sudah meluangkan waktunya untuk melakukan wawancara

12. Teman-teman mahasiswa STPMD “APMD” Yogyakarta angkatan 2015 yang

telah banyak membantu.

13. Semua pihak yang telah banyak membantu dan menyelesaikan skripsi ini.

Dengan hati yang tulus dan ikhlas semoga Tuhan membalas semua amal

kebaikan yang telah diberikan kepada penulis sehingga terselesainya penulisan

skripsi ini. Amin.

Akhir kata, besar harapan penulis agar karya yang tak seberapa ini dapat

berguna bagi semua orang, serta dapat memberikan sedikit sumbangan ilmu dalam

hasil penelitian ini.

Page 12: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

MOTTO

HALAMAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 10

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 10

E. Kerangka Konseptual ..................................................................................... 11

1. Birokrasi .................................................................................................... 11

2. Pelayanan Publik ....................................................................................... 19

3. Reformasi Pelayanan Publik ..................................................................... 23

F. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 27

G. Metode Penelitian ......................................................................................... 27

Page 13: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

xii

1. Jenis Penelitian .......................................................................................... 27

2. Unit Analisis .............................................................................................. 29

3. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 34

4. Teknik Analisis Data ................................................................................. 35

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Kabupaten Manggarai ................................................................................... 34

1. Kondisi Geografis Kabupaten Manggarai ................................................. 34

2. Kondisi Demografis Kabupaten Manggarai .............................................. 36

3. Birokrat di Kabupaten Manggarai ............................................................. 39

B. Dinas Penanaman Modal, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, dan

Tenaga Kerja Kabupaten Manggarai ............................................................. 42

1. Kepala Dinas ............................................................................................. 44

2. Sekretariat Dinas ....................................................................................... 45

3. Bidang Penanaman Modal ........................................................................ 45

4. Bidang Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu ....................................... 46

5. Bidang Pelatihan dan Perluasan kesempatan Kerja .................................. 50

6. Bidang Perlindungan Tenaga Kerja .......................................................... 51

7. Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah ...................................................... 52

C. Pelayanan Publik di Kabupaten Manggarai ................................................... 53

BAB III HASIL PENELITIAN

A. Kemudahan dalam melakukan Pelayanan Publik ......................................... 56

B. Keefektifan dalam melakukan pelayanan publik ......................................... 63

Page 14: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

xiii

C. Hambatan dalam melakukan pelayanan publik............................................ 65

D. Keuntungan bagi masyarakat yang hendak mendapatkan pelayanan .......... 68

E. Upaya meningkatkan pelayanan publik ....................................................... 70

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................................... 72

B. Saran .............................................................................................................. 73

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 74

LAMPIRAN .......................................................................................................... 77

Page 15: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I.1. Profil Lengkap Informan ...................................................................... 30

Tabel II.1. Penggunaan Tanah di Kabupaten Manggarai ..................................... 35

Tabel II.2. Penduduk Kabupaten Manggarai Berdasarkan Jenis Kelamin............ 37

Tabel II.3. Penduduk Kabupaten Manggarai Berdasarkan Usia Produktif .......... 37

Tabel II.4. Penduduk Kabupaten Manggarai Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 39

Tabel II.5. ASN Kabupaten Manggarai Berdasarkan Jenis Kelamin.................... 40

Tabel II.6. ASN Kabupaten Manggarai Berdasarkan Tingkat Pendidikan ........... 40

Tabel II.7. ASN Kabupaten Manggarai Berdasarkan Golongan........................... 41

Tabel II.8. Eselon di Kabupaten Manggarai ........................................................ 41

Page 16: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1. Struktur organisasi Dinas Penanaman Modal, Koperasi,

Usaha Kecil dan Menengah, dan Tenaga Kerja

Kabupaten Manggarai ................................................................... 43

Page 17: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

xvi

INTISARI

Pelayanan publik khususnya pelayanan perijinan termasuk di Kabupaten

Manggarai selama ini dikenal sangat birokratis, pelayanan bertele-tele, persyaratan

dan prosedur berbelit-belit, karenanya perlu di reformasi. Tujuan penelitian ini

untuk menggambarkan pelaksanaan reformasi pelayanan publik di Dinas

Penanaman Modal, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, dan Tenaga Kerja

Kabupaten Manggarai, Provinsi NTT.

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif-kualitatif. Teknik

pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, wawancara mendalam, dan

dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif

dengan tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian memperlihatkan: (1) Dalam hal pelayanan publik

khususnya pelayanan perijinan, masyarakat mendapatkan berbagai kemudahan,

seperti adanya kepastian atas waktu pelayanan, lalu prosedur dan persyaratan

sederhana, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan. (2)

Pelayanan perijinan menjadi lebih efektif karena ditangani secara terpadu oleh satu

instansi saja dan dilakukan secara komputerisasi. (3) Salah satu hambatan dalam

pelayanan perijinan ini adalah masih adanya mentalitas sebagian oknum petugas

dan masyarakat yang berkolusi. (4) Pelayanan perijinan yang diberikan instansi ini

menguntungkan masyarakat karena ada kepastian atas jangka waktu pelayanan,

juga atas tarif dan cara pembayarannya. (5) Pelayanan perijinan ini bisa lebih baik

lagi bila ada sosialisasi aturan yg lebih masif.

Kata-kata kunci : Reformasi birokrasi, pelayanan publik, pelayanan perijinan

Page 18: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan otonomi daerah adalah meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat (public services) dalam berbagai aspek. Artinya untuk semua

pelayanan publik yang bersifat mutlak, negara dan aparaturnya berkewajiban

menyediakan pelayanan publik yang baik, dalam arti pelayanan yang berkualitas

dan mudah diakses masyarakat. Setiap warga negara mempunyai hak mendapatkan

pelayanan yang memadai dari negara dan aparaturnya. Persoalannya, sampai saat

ini dari berbagai survei yang dilaksanakan diketahui kalau kualitas pelayanan

publik yang diperoleh masyarakat masih rendah, masih jauh dari yang diidealkan

(Masdar, 2009).

Menurut Harjosoekarto (2011 : 26) setidaknya ada dua faktor penyebab

rendahnya layanan publik di Indonesia. Pertama, faktor birokrasi sebagai pelaku

pelayanan dan Kedua, faktor standar pelayanan publik yang masih jauh dari yang

diidealkan. Berkaitan dengan birokrasi, Harjosoekarto memperlihatkan kalau

hampir di semua lembaga pemerintahan di Indonesia baik di pusat maupun di

daerah, pada semua jenjang dan jenis masih menerapkan struktur birokrasi yang

panjang, gemuk dan berbelit-belit. Akibatnya setiap urusan yang ditangani oleh

lembaga pelayanan publik selalu memakan waktu yang lama dan biaya yang

Page 19: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

2

banyak, atau dengan kata lain tidak efektif dan efisien. Hal ini diperburuk oleh

mentalitas mayoritas birokrasi di Indonesia yang masih feodalistik, yang lebih

suka menunggu dilayani oleh masyarakat dan bukannya melayani masyarakat.

Tambahan lagi dengan sistem penggajian yang dianggap belum memadai, sering

kali menjadi pemicu bagi kebanyakan birokrat untuk menjalankan aksi

“mempersulit urusan” masyarakat yang dilayani sekedar untuk menambah

pemasukan dari uang “pelancar urusan”.

Selanjutnya berkaitan dengan ketiadaan standardisasi pelayanan publik

yang ideal, menurut Harjosoekarto hal ini ikut mempengaruhi cara birokrasi

memberikan pelayanan publik. Sejauh ini hampir setiap institusi pelayanan publik

kadang membuat peraturan atau pedoman pelayanan publik sendiri sesuai selera

masing-masing. Akibatnya kualitas pelayanan publik akan sangat beragam, dan

sayangnya semua kebanyakan di bawah standard.

Sesungguhnya beberapa tahun ter ahir pemerintah sedang berupaya

mereformasi birokrasi. Reformasi birokrasi ini pertama kali dijadikan agenda

nasional pada zaman pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dengan

menerbitkan Peraturan Presiden RI Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Desain

Reformasi Birokrasi 2010-2025. Peraturan Presiden ini mengamanatkan agar

disusun suatu Road Map reformasi birokrasi setiap lima tahunan. Road Map

tersebut sebagai tolak ukur untuk memantau sejauh mana perkembangan

pelaksanaan reformasi birokrasi baik di tingkat Pusat maupun di tingkat Daerah.

Page 20: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

3

Sesuai tuntutan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 diatas, maka

selama 10 tahun ini (2010-2019) telah diterbitkan dua Road Map Reformasi

Birokrasi. Pertama, tahun 2010, pemerintah melalui Men-PAN menerbitkan

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Tahun 2010-2014.

Kedua, tahun 2015 pemerintah, melalui Men-PAN menerbitkan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015

tentang Road Map Reformasi Birokrasi Tahun 2015-2019.

Hal ini menunjukan sebetulnya sudah lama muncul kesadaran bahwa

birokrasi pemerintahan di Indonesia selama ini bermasalah, sehingga harus

direformasi. NKRI sudah sekian tahun melaksanakan reformasi birokrasi, sehingga

perlu dievaluasi apakah telah berhasil atau belum, apa yang telah berhasil

direformasi, apa yang belum,dan sejauh mana perubahan tersebut berdampak pada

pelayanan publik. Reformasi birokrasi yang diadakan selama ini belum

membuahkan hasil seperti yang diharapkan sehingga pemerintah tetap berupaya

untuk mereformasi birokrasi.

Hasil evaluasi Men-PAN dan Reformasi Birokrasi (2015) memperlihatkan

bahwa pelaksanan reformasi birokrasi selama peridode 2010-2014, masih

menyisakan banyak masalah yang perlu diselesaikan melalui reformasi birokrasi

tahap selanjutnya. Permasalahan yang dimaksud meliputi: (a) birokrasi belum

sepenuhnya bersih dan akuntabel, (b) birokrasi belum efektif dan efisien, dan (c)

Page 21: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

4

pelayanan publik masih belum memiliki kualitas yang diharapkan. (Men-PAN dan

Reformasi Birokrasi RI, 2015).

Birokrasi yang belum bersih dan akuntabel, dapat dilihat pada rendahnya

komitmen pimpinan dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi dan

penyelenggaraan pemerintahan belum mencerminkan penyelenggaraan yang

bersih dan bebas KKN. Selain itu, manajemen kinerja masih belum sepenuhnya

diterapkan dan manajemen pembangunan nasional belum berjalan secara optimal.

Birokrasi yang belum efektif dan efisien, ditandai oleh tata kelola

pemerintahan yang baik belum sepenuhnya diterapkan, lemahnya penegakan

hukum, kelembagaan pemerintah masih belum efektif, dan penerapan e-goverment

belum berjalan efektif dan efisien. Selain itu, masih terjadi inefisiensi penggunaan

anggaran dan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan masih belum mampu

mendorong kinerja birokrasi.

Selanjutnya berkaitan dengan pelayanan publik yang belum memiliki

kualitas yang diharapkan, dapat dilihat dari pelayanan perijinan masih belum

berjalan efektif dan efisien, dan praktek pungli (pemungutan liar) dalam pelayanan

perijinan masih terjadi sehingga menghambat iklim usaha dan investasi. Selain itu

praktek manajemen pelayanan publik belum dijalankan dengan baik

Namun mengingat reformasi birokrasi masih terus berjalan, bahkan akan

diteruskan pada periode kedua kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Sukses

tidaknya upaya reformasi birokrasi tersebut masih perlu dievaluasi, apa yang

Page 22: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

5

sudah dicapai, apa yang belum dicapai. Namun keberhasilan reformasi birokrasi

tersebut harus tercermin pada meningkatnya kualitas pelayanan publik.

Pelayanan publik adalah pelayanan yang diberikan oleh negara kepada

rakyatnya melalui aparatnya, baik di pusat maupun di daerah agar rakyatnya

mencapai derajat kehidupan yang lebih baik. Dalam konteks daerah, keberadaan

para pegawai di daerah sebagai birokrasi daerah sangatlah sentral. Pentingnya

keberadaan birokrasi di daerah karena merekalah unsur perencana sekaligus

pelaksana pembangunan di daerah. Birokrasi di daerah inilah yang berperan

merencanakan program pembangunan di daerah, melaksanakannya, mengontrol

dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut. Birokrasi ini pula yang

memfasilitasi upaya pemberdayaan masyarakat agar dapat merespons program-

program pembangunan yang dilaksanakan secara memadai (Masdar, 2009).

Masdar (2009) menyebutkan tiga tugas pokok birokrasi. Pertama, birokrasi

bertugas memberikan pelayanan umum (public services) yang bersifat rutin

kepada masyarakat dalam berbagai bidang seperti perijinan, perlindungan,

pendidikan, kesehatan, dan layanan-layanan lainnya. Kedua, birokrasi

berkewajiban memberikan atau melakukan upaya pemberdayaan (empowerment)

terhadap masyarakat. Tujuannya agar tercapai kehidupan yang lebih baik.

Birokrasi melakukan pembimbingan, pendampingan, konsultasi, menyediakan

modal dan fasilitas usaha, serta melaksanakan pendidikan dan pembimbingan

terhadap masyarakat agar dapat terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan

Page 23: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

6

pembangunan. Ketiga, birokrasi berkewajiban menyelenggarakan pembangunan

(development) untuk kepentingan masyarakat, dalam segala bidang.

Hal ini menunjukan birokrasi sangat berperan dalam pelayanan publik.

Namun selama ini belum optimal karena birokrasi yang ada belum bisa

memberikan pelayanan publik yang memuaskan. Untuk bisa memberikan

pelayanan publik yang memuaskan maka birokrasi yang ada perlu direformasi.

Kabupaten Manggarai sebagai salah satu kabupaten dalam Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) otomatis harus tunduk dan patuh pada

ketentuan hukum dan undang-undang yang berlaku dalam NKRI. Ketika Presiden

SBY mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand

Desain Reformasi Birokrasi 2010-2025, sebagai bagian dari NKRI Kabupaten

Manggarai berkewajiban melaksanakan Reformasi Birokrasi di wilayah kerjanya.

Biasanya agar lebih operasional setiap daerah mengaturnya lebih lanjut melalui

peraturan daerah.

Persoalannya tidak semua daerah memiliki tingkat kesiapan yang sama

untuk melaksanakan peraturan peraturan yang lebih di atasnya. Sebagai contoh

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) baru mengeluarkan pengaturan lebih lanjut

tiga tahun kemudian yaitu pada tahun 2013. Dalam hal ini mengeluarkan Peraturan

Gubernur NTT Nomor 28 Tahun 2013 tentang Grand Desain Reformasi Birokrasi

Provinsi Nusa Tenggara Timur 2013-2017. Pemerintah daerah Kabupaten

Manggarai bahkan sampai sekarang belum juga mengeluarkan peraturan daerah

tentang grand desain reformasi birokrasi di wilayah tersebut.

Page 24: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

7

Namun melalui Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai No 7 Tahun 2016

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Manggarai

Tahun 2016-2021. Dalam RPJMD tersebut telah diatur bahwa RPJMD ini harus

menjadi pedoman dalam merumuskan tujuan, sasaran, strategi, dan arah kebijakan

pembangunan daerah. Selain itu RPJMD juga harus dijadikan pedoman dalam

penyusunan Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(Renja PD), dan sebagainya.

Menurut RPJMD tersebut, dalam hal tata kelola birokrasi belum baik dan

bersih, dalam arti birokrasinya belum bersih dan akuntabel, birokrasinya belum

efektif dan efisien, dan kualitas pelayanan publik masih jauh dari ideal. Beberapa

indikatornya antara lain: (1) kurangnya pertisipasi masyarakat dalam penetapan

kebijakan dan pelaksanaan pembangunan daerah, (2) kurang profesionalnya

aparatur pemerintah, (3) masih lemahnya penegakan hukum, (4) lemahnya

kapasitas birokrasi daerah, (5) kurang transparansi dan akses masyarakat terhadap

penyelenggaraan pemerintah daerah dan pelayanan publik, (6) belum efektifnya

analisis perencanaan, kebutuhan dan pengadaan pegawai, dan (7) belum ada SOP

yang mengatur standar pelayanan aparatur daerah.

Dalam hal ini akan ditelah sejauh mana telah dilaksanakan reorganisasi dan

restrukturisasi birokrasi pemerintah agar lebih profesional berdasarkan kebutuhan

nyata daerah, ramping, hirarki yang pendek, bersifat fleksiel dan adaptif dan

terdesentralisasi kewenangannya dengan menerapkan manajemen yang baik,

sehingga mampu memberikan pelayanan yang baik, efektif dan efisien. Selain itu,

Page 25: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

8

meningkatkan peran pemerintah sebagai fasilitator dan pendorong pembangunan,

menciptakan aparatur yang berkualitas, bersih, berwibawa serta bertanggung

jawab dalam melaksanakan pembangunan.

Hal ini menunjukan Pemda Kabupaten Manggarai sesungguhnya sudah

melaksanakan reformasi birokrasi mulai tahun 2016, yaitu terhitung sejak

reformasi birokrasi ditetapkan sebagai salah satu program kerja pemerintah daerah

Kabupaten Manggarai, sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten

Manggarai Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Kabupaten Manggarai Tahun 2016-2021. Dalam pelaksanaan

dari RPJMD tersebut selama beberapa tahun ini akan dievaluasi apakah telah

dilaksanakan secara efektif dan efisien, apakah telah menerapkan manajemen

kinerja atau belum, apakah pelayanan publik telah dilaksanakan secara cepat, tepat

dan tidak tumpang tindih, kalua belum dilaksanakan penyebabnya apa, kalua

sudah dilaksanakan apa hasilnya. Lalu kemudian akan ditelaah dampak dari

reformasi birokrasi tersebut terhadap pelaksanaan pelayanan publik.

Hasil penelitian Eritz (http://www.marjinnews.com, 16 Juni 2018)

memperlihatkan kalau pelayanan publik di Kabupaten Manggarai masih buruk,

menghabiskan waktu yang panjang dan biaya yang besar, belum efektif dan

efisien. Hal ini karena birokrasi yang ada tidak mempunyai inisiatif, ada yang

pungli dan kebijakannya lebih sering tidak transparan. Sering tidak jelas siapa

yang bertanggung jawab.

Page 26: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

9

Hal ini didukung oleh hasil survei oleh Ombudsman RI Perwakilan NTT.

Hasil survei yang dilakukan secara serentak di berbagai kabupaten/kota se-NTT

pada bulan Mei-Juni 2018 memperlihatkan belum adanya kabupaten/kota yang

masuk zona hijau atau zona nyaman dalam hal pelayanan publik. Semua masih

zona merah atau zona tidak nyaman.

Hal ini menunjukkan Kabupaten Manggarai masih memerlukan reformasi

birokrasi. Reformasi birokrasi ini sangat diperlukan untuk memperkuat pelayanan

publik di kabupaten tersebut. Tanpa reformasi birokrasi akan susah dicapai

pelayanan publik yang efektif dan efisien.

Reformasi birokrasi pada tingkat kabupaten masih sangat luas, peneliti

dengan segala keterbatasan terutama kapasitas ilmu tidak memungkinkan untuk

membahas semuanya. Oleh karena itu peneliti membatasi pada Dinas Penanaman

Modal, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, dan Tenaga Kerja Kabupaten

Manggarai khususnya dalam hal pelayanan perijinan. Masalah pelayanan perijinan

ini sangat strategis, Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai telah menerbitkan

Peraturan Bupati Nomor 45 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan

Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu Dinas Penanaman

Modal, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, dan Tenaga Kerja Kabupaten

Manggarai. Hal ini menunjukkan hal itu sangat penting dan menjadi perhatian

pemerintah daerah. Oleh karena itu melalui pelayanan perijinan ini dapat ditelaah

bagaimana reformasi birokrasi itu dilaksanakan dan bagaimana pengaruhnya

terhadap pelayanan publik khususnya dalam hal pelayanan perijinan tersebut. Atas

Page 27: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

10

dasar pertimbangan tersebut maka judul penelitian yang diajukan adalah

“Reformasi Pelayanan Publik Pada Dinas Penanaman Modal, Koperasi, Usaha

Kecil dan Menengah, dan Tenaga Kerja Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa

Tenggara Timur”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah seperti di atas maka rumusan

masalahnya sebagai adalah : “Bagaimanakah pelaksanaan reformasi pelayanan

publik pada Dinas Penanaman Modal, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, dan

Tenaga Kerja Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan pelaksanaan reformasi pelayanan

publik pada Dinas Penanaman Modal, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah,

dan Tenaga Kerja Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pemda Kabupaten Manggarai

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam

mengevaluasi pelaksanaan reformasi pelayanan publik pada Dinas Penanaman

Modal, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, dan Tenaga Kerja Kabupaten

Manggarai.

2. Bagi STPMD “APMD” Yogyakarta

Page 28: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

11

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan di

perpustakaan kampus, selain itu dapat dijadikan data awal untuk penelitian

lebih lanjut.

3. Bagi Peneliti

Melalui aktivitas penelitian ini, peneliti dapat belajar melakukan

penelitian secara ilmiah.

E. Kerangka Konseptual

1. Birokrasi.

Secara garis besar birokrasi di Indonesia merujuk pada konsep

Weberian, antara lain : pengembangan birokrasi pemerintahan diarahkan pada

upaya mendudukkan secara legal formal para pegawai dan pejabat birokrasi

Negara pada peraturan-peraturan yang dibuat secara hirarkhis, sumber

kewenangan berasal dari status yang terkait dengan jabatan Peter M Blau

(2012, dalam Galus, 2014 : 591). Dari prinsip ini maka ada kecendrungan

mereka melakukan tindakan berdasarkan peraturan yang sangat ketat,

pengembangan pelayanan publik yang sangat ketat dan berorientasi pada

penumpukan kekuasaan negara diatas masyarakat. Meskipun tidak menutup

kemungkinan bahwa birokrasi tidak hanya dipengaruhi oleh ideal type dari

Weber yang bersifat rasional, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor budaya

paternalis/ feodal dari masyarakat Indonesia.

Gejala lain yang dapat diamati dari birokrasi ini meliputi :

kepercayaan yang berlebihan terhadap persyaratan administrasi (prosedur),

Page 29: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

12

kurangnya inisiatif, kelambanan dalam berbagai urusan, banya formalitas dan

duplikasi pekerjaan. Menurut Douglas M. Fox (2006, dalam Galus, 2014 :

592) beberapa kelemahan manifestasi birokrasi : (1) kecendrungan ke arah

isolasi atau menolak kerjasama, (2) kecendrungan pada kebencian tanggung

jawab, (3) tingkat pelayanan rendah, (4) hilangnya kepribadian dan

kemanusiaan. Kondisi yang digambarkan Fox ini nampaknya masih melekat

pada birokrasi di Indonesia juga. Hal ini ditunjukkan dengan kurangnya

inovasi, yaitu takut menghadapi perubahan karena kemungkinan akan

mempengaruhi kedudukan, tingkat akuntabilitas rendah, dan pelayanan

kurang baik (Galus, 2014 : 592).

Pemerintah memberlakukan hukum, peraturan-peraturan secara

formal, dalam arti sesuatu dianggap penting apabila memenuhi prosedur

walaupun sebetulnya tidak produktif. Struktur administrasi birokrasi cendrung

terpusat. Dalam beberapa hal perubahan-perubahan struktural tidak pada akar

atau intinya dan tidak mengubah status quo sistem lama. Suatu sistem yang

sangat tidak kondusif bagi pelayanan publik yang memuaskan.

Lingkungan operasional aktivitas pemerintahan yang dipengaruhi oleh

kondisi global berakibat pada menggelindingnya berbagai aktivitas

masyarakat dalam wujud yang lebih kompleks dengan eskalasi yang semakin

meruncing, sementara kemampuan yang dimiliki aparat birokrasi belum

meningkat seiring dengan peningkatan kompleksitas kepentingan, keinginan

dan aktivitas masyarakat tersebut, yang pada titik tertentu berdampak pada

Page 30: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

13

kurang memadainya fungsi dan peran yang dijalankan oleh birokrasi itu

sendiri.

Penyebab utama terjadinya krisis birokrasi adalah pengaruh

globalisasi, yang mampu mengubah lingkungan organisasi dan meningkatnya

ketidakjelasan sistem pemerintahan yang dijalankan apakah desentralisasi,

sentralisasi atau campuran setengah sentralisasi dan setengah desentralisasi.

Erlina Hasan (2013 : 36) menyebutkan bahwa kesalahan atau

penyimpangan yang dilakukan birokrasi dapat digolongkan atas : (1)

kesalahan atau penyimpangan yang dilakukan birokrat dalam aspek umum.

Dalam hal ini menyangkut kesalahan dalam hal-hal yang bersifat umum, yaitu

segala hal terkait dengan kepemilikan pribadi yang berwujud, kesalahan

dalam bentuk yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat dan

tingkat kenyamanan, kesejahteraan serta aktivitas publik atau merusak hal

milik publik. (2) kesalahan dan penyimpangan yang dilakukan birokrat dalam

aspek marijinal. Dalam hal ini menyangkut kesalahan pada bagian pinggir

atau peringkat bawah dari rangkaian aktivitas birokrasi. (3) kesalahan dan

penyimpangan yang dilakukan birokrat dalam aspek artikulasi. Dalam hal ini

menyangkut kesalahan yang terjadi sebagai akibat dari kelalaian kordinasi

atau penyesuaian timbal balik antara kebutuhan dan ketersediaan.

Ketersediaan data, bahan dan kebutuhan dari pemerintah memang sering tidak

singkron. Artinya banyak kebutuhan user yang tidak dapat terpenuhi tepat

waktu sesuai permintaan. (4) kesalahan dan penyimpangan yang dilakukan

Page 31: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

14

birokrat dalam aspek kontrol. Kesalahan dalam aspek kontrol ini merupakan

konsekuensi dari adanya kesalahan artikulasi. Dalam bahaya menghadapi

lingkungan yang serba tidak menentu, untuk itu birokrasi harus menggunakan

mekanisme yang bersifat defensif, persuasif dan situasional, bahkan ada yang

bersifat kasuistis guna mengawasi publiknya atau user-nya. Kesalahan dari

aspek kontrol timbul ketika birokrasi melakukan pengawasan terhadap

pelayanan yang diberikan.

Ben S Galus (2014 : 592-293) mengidentifikasi beberapa penyakit

birokrasi di Indonesia, antara lain : (1) penyalagunaan wewenang (abuse of

power), mengaburkan masalah, menerima sogok/upeti, kecendrungan

mempertahankan status quo, empire building, kurang koordinasi, bermental

feodalisme, berorientasi vertikal, takut pada perubahan/inovasi/resiko, tidak

inovatif dan pandai mengelabuhi. (2) sebagai akibat rendahnya

keterampilan/pengetahuan dan gagasan para pelaksana, antara lain :

ketidaktelitian, bekerja asal jadi, miskin perencanaan, bekerja tidak

berdasarkan sasaran, cepat puas, pikirannya mandek, countra produktif, mutu

hasil pekerjaan rendah, tidak cekatan, imkompetensi, melakukan kegiatan

yang tidak relevan, sikap ragu-ragu, stagnasi, kolusi, kurang membaca, miskin

ide/gagasan, mengerjakan koposisi.

Lalu (3) menyangkut tindakan melanggar norma hukum dan

perundang-undangan yang dilakukan oleh anggota birokrasi itu sendiri,

meliputi : korupsi, ketidak jujuran, menyuap, uang semir, kontrakfiktif,

Page 32: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

15

sabotase, pencurian dan pemaksaan. (4) menyangkut perilaku birokrat berupa,

tindakan sewenang-wenangan, adigang-adigung, mbalelo, pura-pura sibuk,

pemaksaan (coersive) pressure, konspirasi, dramatisasi, kaku, tidak peka,

pamrih, kasak-kusuk, gengsi dan cara kerja yang berbelit-belit. (5) sebagai

akibat situasi internal, antara lain : penetapan sasaran yang tidak tepat,

mengalokasikan anggaran tidak pada tempatnya, eksploitasi, ekstorsi, tidak

tanggap, disguishe unemployment, imbalan yang tidak memadai, kinerja

rendah, miskomunikasi, misinformasi, irihati, sukuisme, klobotisme,

parokialisme, primordialisme.

Hal ini sama seperti identifikasi masalah yang menjadi dasar Presiden

SBY mengeluarkan Grand Design Reformasi Birokrasi, yaitu : (1) organisasi

pemerintahan belum tapat fungsi dan tepat ukuran, (2) berbagai peraturan

perundang-undangan di bidang aparatur negara ada yang tumpang tindih,

tidak konsisten, tidak jelas dan multitafsir dan banyak juga peraturan

perundang-undangan yang tidak sesuai dengan dinamika perubahan

penyelenggaraan pemerintahan dan tuntutan masyarakat. (3) masih adanya

praktik penyimpangan dan penyalagunaan wewenang dalam proses

penyelenggaraan pemerintahan dan belum mantapnya akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah.

Tujuan reformasi birokrasi untuk menciptakan birokrasi pemerintah

yang profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi,

bersih dan bebas KKN, mampu melayani publik, netral, sejahterah,

Page 33: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

16

berdedikasi, dan memegang nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara.

Sasaran dari reformasi birokrasi ini : (1) terwujudnya pemerintahan yang

bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme, (2) meningkatnya kualitas

pelayanan publik kepada masyarakat, dan (3) meningkatnya kapasitas dan

akuntabilitas kinerja birokrasi.

Menurut Ben S Galus (2014 : 594-595) upaya reformasi birokrasi

diarahkan untuk hal-hal berikut. Pertama, mereduksi ketidakpastian dalam

sistem penyelenggaraan pemerintahan dengan cara menciptakan suatu sistem

social yang terencana secara komperhensif, filosofi dan akuntabel untuk

memperbaiki manajemen pemerintahan dimana konformitas ideologi lebih

dipertegas dan kesalahan artikulasi dihapus secara berkeseimbangan dan

sistematis serta perbaikan terhadap konsekuensi semua kesalahan dengan

pendekatan yang bersifat korektif- inovatif yang diarahkan pada kebutuhan

individu aparatur birokrasi dan dengan memberdayakan aparatur birokrasi

sehingga mampu memberikan pelayanan yang baik. Sedangkan untuk sistem

birokrasi perlu memikirkan kebutuhan organisasi dengan membantu

mengatasi konsekuensi kesalahan yang tidak dapat diramalkan.

Mendistribusikan semua urusan pada level bawah merupakan cara efektif

untuk meminimalkan kesalahan dan mengontrol penyelewengan birokrasi.

Kedua, mereduksi ketidakpastian dalam birokrasi dengan cara

menghilangkan kompleksitas dan mengadopsi teknologi yang lebih sederhana,

pada sumberdaya manusia yang berkualitas, canggih teknologi, mereduksi

Page 34: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

17

standar kehidupan ketingkat yang lebih cermat dan pembentukan unit-unit

produksi dan pembelajaran yang lebih mengedepankan peningkatan kualitas

sumberdaya manusia ketimbang sumberdaya lainnya secara lebih rinci, cermat

dan akurat.

Ketiga, mereduksi ketidakpastian dalam birokrasi dengan menciptakan

institusi yang mampu mengoreksi dan mendorong tumbuh kembangnya

perbaikan atas semua kesalahan birokrasi.

Menurut Effendi (2006 : 153) beberapa upaya reformasi birokrasi yang

dapat dilakukan meliputi : Pertama, menciptakan organisasi yang lebih

bersifat organis adaptif, yaitu organisasi yang lebih terbuka terhadap gagasan

peningkatan kapasitas, serta mampu melaksanakannya. Disamping itu

mempunyai pola hubungan yang lebih longgar dan terbuka terhadap pengaruh

luar. Organisasi pemerintah harus di imbangi dengan bercirikan ramping,

struktur dan prosedur lebih simpel sehingga tidak menjadikan urusan dengan

birokrasi punya kesan berbelit-belit. Ciri organisasi birokrasi yang modern

harus cepat, tepat, akurat dengan mempertahankan kualitas (quality), biaya

(cost), dan ketepatan waktu dalam memberikan pelayanan.

Kedua, untuk meningkatkan kinerja birokrasi dilakukan dengan

meningkatkan kualitas sumberdaya manusia birokrasi agar profesional melalui

pendidikan dan pelatihan pegawai. Pendidikan dan pelatihan diperbaiki

mentalnya serta diperluas jangkauan, menitikberatkan pada pembinaan moral

disamping tingkat keterampilan sehingga menjadikan anggota birokrasi lebih

Page 35: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

18

tinggi mutu kerjanya dan moralnya serta tanggap menyerap perkembangan

tuntutan masyarakat terhadap pelayanan. Bidang tugas kepegawaian dan

pendidikan dan latihan harus mampu membuat perencanaan baik dalam

jumlah tenaga kerja maupun kualitas dan kualifikasi yang diperlukan.

Ketiga, upaya reformasi birokrasi harus diarahkan agar birokrasi harus

dapat melaksanakan fungsi Empowering (pemberdayaan), menciptakan iklim

agar anggota-anggota masyarakat dapat mengembangkan baik potensi

sosial,intelektual mental spiritual maupun fisiknya secara optimal. Selain itu,

perlu refungsionalisasi birokrasi sebagai mediating agent untuk menjembatani

civil society yang mencerminkan kepentingan khusus dengan the state yang

menciptakan general interest. Lalu harus ada mekanisme kontrol oleh rakyat

baik secara langsung maupun lewat lembaga, dalam hal ini rakyat merasa

perlu dilindungi.

Hal ini menunjukan pentingnya reformasi birokrasi, birokrasi perlu

diterstrukturisasi kembali. Dalam arti birokrasi harus bekerja berdasarkan

sistem, harus ada visi dan misi yang jelas, harus ada reward dan punishment,

dan setiap pegawai negeri harus berprinsip menjadikan moral sebagai garda

terdepan. Tujuannya agar birokrasi sebagai pelayan publik menjadi maju dan

meletakan birokrasi itu dalam tata pelayanan yang efisien dan efektif,

sehingga pada ahirnya birokrasi menjadi kebanggaan masyarakat (Galus, 2014

: 593).

Page 36: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

19

2. Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah pelayanan yang diberikan oleh Negara

kepada rakyatnya melalui aparatnya, baik di Pusat maupun Daerah agar

rakyatnya mencapai derajat kehidupan yang lebih baik. Hal ini tidak lepas

karena salah satu fungsi pemerintah dalam negara demokratis adalah fungsi

pelayanan umum (public services). Maksudnya, keberadaan pemerintah dalam

hal ini adalah melayani kepentingan warganya sehingga terwujud masyarakat

adil dan makmur secara politik dan masyarakat sejahtera secara ekonomi

(Manan, 2012). Oleh karena itu setiap pemerintahan idealnya meletakan

fungsi pelayanan umum dan kesejahteraan umum sebagai visi dan misinya.

Keberadaan para pegawai daerah sebagai birokrasi daerah sangatlah

sentral. Pentingnya birokrasi di daerah karena merekalah unsur perencanaan

sekaligus pelaksana pembangunan di daerah. Birokrasi di daerah inilah yang

berperan merencanakan program pembangunan, melaksanakan program

tersebut, mengontrol dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut.

Birokrasi ini pulalah yang berperan memfasilitasi upaya pemberdayaan

masyarakat agar dapat merespon program-program pembangunan yang

dilaksanakan dengan memadai (Masdar,2009 : 35).

Masdar, (2009 : 38) menyebutkan kalau birokrasi pada dasarnya

memiliki tiga tugas pokok. Pertama, birokrasi bertugas memberikan

pelayanan umum (public services) yang bersifat rutin kepada masyarakat

dalam berbagai bidang seperti perijinan, perlindungan, pemeliharaan umum,

Page 37: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

20

kesehatan, pendidikan, jaminan keamanan serta layanan-layanan lainnya.

Kedua, birokrasi berkewajiban memberikan atau melakukan upaya

pemberdayaan (empowerment) masyarakat di wilayah pengabdiannya.

Tujuannya agar tercapai kehidupan yang lebih baik. Mereka berkewajiban

melakukan pembimbingan, pendampingan, konsultasi, menyediakan modal

dan fasilitas usaha, serta melaksanakan pendidikan dan pembinaan sehingga

masyarakat terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.

Ketiga, birokrasi berkewajiban menyelenggarakan pembangunan

(development) untuk kepentingan masyarakat. Mereka harus melaksanakan

pembangunan infrastruktur, perhubungan, telekomunikasi, perdagangan dan

sebagainya.

Bagi masyarakat pemerintah dianggap memberikan pelayanan yang

baik, bila dalam penyelenggaraannya memberikan berbagai kemudahan,

kepastian, dan bersih dari segala tindakan sewenang-wenang (Manan, 2012 :

316). Pelayanan itu harus berlandaskan pada prinsip-prinsip keterbukaan

(transparency), efektif dan efisien, dan berorientasi pada kepentingan umum

(Munir, 2012).

Hal itu menunjukan kalau setiap pelayanan publik harus memenuhi

beberapa kriteria tertentu. Menurut Baswir, (2013 : 218) kriteria yang

dimaksud, antara lain :

Page 38: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

21

a. Transparan

Maksudnya setiap pelayanan yang diberikan harus dilakukan secara

transparan atau terbuka kepada semua pihak sehingga bisa dengan mudah

diakses oleh siapa saja yang membutuhkan.

b. Akuntabilitas

Maksudnya pelayanan tersebut harus bisa dipertanggung jawabkan

kepada semua yang berkepentingan.

c. Tangibles

Maksudnya pelayanan tersebut harus nyata.

d. Reliability

Maksudnya kualitas pelayanan tersebut harus handa.

e. Responsiveness

Maksudnya dalam memberikan pelayanan tersebut harus cepat dan

tepat tanggap terhadap permintaan dan kebutuhan publik.

f. Assurance

Maksudnya pelayanan tersebut harus meyakinkan agar layak

dipercaya.

g. Emphaty

Maksudnya dalam memberikan pelayanan harus memperhatikan

keberpihakan dan empati kepada yang membutuhkan.

Page 39: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

22

h. Efisien

Maksudnya pelayanan tersebut harus bisa dinikmati semua warga,

input dan output harus seimbang.

Sebagai abdi negara dan abdi masyarakat birokrasi harus mampu

memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Pelayanan prima adalah

pelayanan yang diberikan oleh birokrasi yang memberikan kepuasan kepada

masyarakat. Supaya masyarakat puas, maka dalam memberikan pelayanan

harus memenuhi standar sebagai berikut (Men-PAN dan Reformasi Birokrasi,

2015 : 21) :

a. Kesederhanaan

Maksudnya prosedur dan tatacara pelayanan harus diselenggarakan

secara mudah, langsung, cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan

mudah dilaksanakan.

b. Kejelasan dan Kepastian.

Maksudnya harus ada kejelasan dan kepastian mengenai : (1) prosedur

dan tatacara pelayanan umum, (2) persyaratan pelayanan umum, baik secara

teknis maupun administratip, (3) unit kerja atau pejabat yang berwenang dan

bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan umum, (4) rincian biaya atau

tarif pelayanan umum dan tatacara pembayaran, (5) hak dan kewajiban dari

pemberi dan penerima pelayanan umum, dan (6) jadwal waktu penyelesaian

pelayanan umum.

Page 40: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

23

c. Keterbukaan

Pemerintah memberikan kesempatan yang seluasnya kepada

masyarakat baik langsung maupun tidak untuk menyampaikan saran dan/atau

pengaduan mengenai pelayanan umum.

3. Reformasi Pelayanan Publik

Sebagai salah satu kabupaten dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia, otomatis segala peraturan perundang-undangan yang berlaku di

dalam NKRI berlaku pula di Kabupaten Manggarai. Ketika pemerintah pusat

mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 81 tahun 2010 tentang Grand

Desain Reformasi Birokrasi 2010-2025, peraturan itu juga berlaku dalam

wilayah Kabupaten Manggarai sebagai bagian dari wilayah NKRI. Artinya

Kabupaten Manggarai pun berkewajiban melakukan reformassi birokrasi pada

pemerintahannya.

Setiap daerah akan mengatur hal itu secara lebih operasional melalui

Peraturan Daerah (Perda). Tetapi tidak semua daerah memiliki tingkat

kesiapan yang sama, akibatnya belum tentu setiap daerah sudah memiliki

Perda yang mengatur reformasi birokrasi. Kabupaten Manggarai termasuk

salah satu kabupaten yang belum memiliki Perda mengenai reformasi

birokrasi ini.

Masalah reformasi birokrasi ini hanya disisipkan pada Peraturan

Kabupaten Manggarai Nomor 7 tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah Kabupaten Manggarai tahun 2016-2021. Dalam

Page 41: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

24

RPJMD itu diakui bahwa dalam hal tata kelola birokrasi di Kabupaten

Manggarai sampai sejauh ini belum baik dan bersih. Maksudnya sampai

sejauh ini birokrasinya belum bersih dan akuntabel, juga belum efektif dan

efisien. Akibatnya kualitas pelayanan publik di Kabupaten Manggarai masih

belum ideal.

Masih menurut RPJMD tersebut, ada beberapa indikator yang

memperlihatkan kalau kualitas birokrasi belum bersih dan akuntabel sehingga

kualitas pelayanan publik pun belum ideal. Indikator itu adalah (1) kurangnya

partisipasi masyarakat dalam penetapan kebijakan dan pelaksanaan

pembangunan daerah, (2) kurang profesionalnya aparatur pemerintah, (3)

masih lemahnya penegakan hukum, (4) lemahnya kapasitas birokrasi daerah,

(5)kurang transparansi dan akses masyarakat terhadap penyelenggaraan

pemerintah daerah, (6) belum efektifnya analisis perencanaan, kebutuhan dan

pengadaan pegawai, dan (7) belum adanya SOP yang mengatur standar

pelayanan aparatur daerah.

Melalui reformasi birokrasi, birokrasi akan direstrukturisasi kembali

sesuai dengan sistem yang ada. Birokrasi harus bekerja berdasarkan sistem,

harus ada visi dan misi yang jelas, harus ada reward and punishment,dan

setiap pegawai harus menjadikan moral sebagai garda terdepan. Tujuannya

agar birokrasi sebagai pelayanan publik menjadi maju dan meletakkan

birokrasi itu dalam tata pelayanan yang efektif dan efisien, sehingga pada

ahirnya birokrasi sebagai kebanggaan masyarakat (Galus, 2014 : 593).

Page 42: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

25

Tugas pokok birokrasi ini ada tiga. Pertama, birokrasi bertugas

memberikan pelayanan publik (public services) yang bersifat rutin kepada

masyarakat dalam berbagai bidang. Kedua, birokrasi berkewajiban

memberikan atau melakukan upaya pemberdayaan (empowerment)

masyarakat di daerahnya. Ketiga, birokrasi berkewajiban menyelenggarakan

pembangunan (development) untuk kepentingan masyarakat(Masdar, 2009 :

38).

Selain itu birokrasi harus memenuhi tiga standar pelayanan, Yaitu

kesederhanaan, kejelasan dan kepastian, serta keterbukaan. Kesederhanaan,

maksudnya prosedur dan tata cara pelayanan harus diselenggarakan secara

mudah, langsung, cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah

dilaksanakan. Kejelasan dan kepastian,maksudnya harus ada kejelasan dan

kepastian mengenai prosedur dan tata cara pelayanan, persyaratan pelayanan

umum,baik secara teknis maupun administratif. Unit kerja atau pejabat yang

berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan umum,

rincian biaya dan tarif pelayanan dan tata cara pembayarannya, hak dan

kewajiban setiap pemberi dan penerima pelayanan umum, dan jadwal waktu

penyelesaian pelayanan umum. Keterbukaan, maksudnya masyarakat terbuka

untuk memberikan saran.

Pelayanan publik ditingkat Kabupaten Manggarai sangat luas, peneliti

tidak mampu menjelaskan semuanya. Peneliti membatasi pembahasan hanya

pada salah satu bentuk pelayanan publik yaitu pelayanan perijinan. Pelayanan

Page 43: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

26

perijinan ini termasuk pelayanan publik yang rawan dilanggara bila tidak

diatur dengan jelas dan pasti. Kalau tidak diatur dengan baik, waktu

penyelesaiannya tidak bisa pasti, bisa lama sekali, demikian pula tarifnya bisa

tidak terkendali, bisa sangat mahal.

Kabupaten Manggarai telah berupaya mereformasi hal itu dengan menetapkan

kebijakan pelayanan perijinan terpadu satu pintu. semua pelayanan perijinan

diproses dan dilaksanakajn oleh Dinas Penanaman Modal, Koperasi, Usaha

Kecil dan Menengah, dan Tenaga Kerja Kabupaten Manggarai khususnya

Bidang Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu.

Tidak hanya menetapkan lembaga yang berwenang memberikan

pelayanan terpadu satu pintu, Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai juga

menerbitkan Peraturan Bupati Manggarai Nomor 45 Tahun 2018 Tentang

Standar Pelayanan Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu

Dinas Penanaman Modal, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, dan Tenaga

Kerja Kabupaten Manggarai. Dengan Peraturan Bupati tersebut diharapkan

penyelenggaraan perijinan dan non perijinan mulai dari tahap permohonan

samapi dengan tahap penerbitan dokumen dilakukan secara terpadu dalam

satu tempat dengan menganut prinsip kesederhanaan, transparansi,

akuntabilitas, dan menjamin kepastian biaya, waktu serta kejelasan prosedur.

Hal ini menunjukan secara formal prosedur pelayanan perijinan ini

jelas dan pasti, semua sudah diatur dalam Peraturan Bupati Manggarai Nomor

45 Tahun 2018. Artinya baik prosedurnya, persyaratannya, personalia, tarif

Page 44: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

27

dan cara pembayarannya semua sudah diatur secara tertulis, dinyatakan secara

tegas, tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan.

Permasalahannya sekarang tinggal bagaimana implementasinya. Apabila

semua ketentuan ini dilaksanakan secara konsekuen, secara langsung maupun

tidak berdampak positif pada reformasi birokrasi dan pelaksanaan pelayanan

publik.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Reformasi birokrasi dalam memperkuat pelayanan publik dilihat dari :

1. Kemudahan dalam melakukan pelayanan publik meliputi kecepatan, tidak

berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan

2. Keefektifan dalam melakukan pelayanan publik

3. Hambatan dalam melakukan pelayanan publik

4. Keuntungan bagi masyarakat yang hendak mendapatkan pelayanan, yaitu

pelayanan yang cepat, murah, biaya pasti

5. Upaya meningkatkan pelayanan publik

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk kategori penelitian kualitatif (Widodo dan

Mukhtar, 2012 : 15). Penelitian kualitatif adalah suatu jenis penelitian yang

tidak dimaksudkan untuk menguji kebenaran hipotesis tertentu melainkan

hanya menggambarkan apa adanya suatu gejala, keadaan atau fenomena

tertentu. Penelitian kualitatif ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

Page 45: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

28

mengenai status suatu tema, gejala atau keadaan yang ada yaitu gejala atau

keadaan menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Widodo dan

Mukhtar, 2012 : 15).

Penelitian kualitatif ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data

primer penelitian ini diperoleh langsung oleh peneliti dari lokasi penelitian

baik melalui observasi dan wawancara mendalam dengan para informan,

sedangkan data sekunder penelitian diperoleh dari telaah dokumen dan arsip

yang ada baik dalam buku dan peraturan perundang-undangan termasuk

Peraturan Daerah dab Peraturan Bupati.

Untuk mendapatkan data baik data primer maupun data sekunder

dilakukan langka-langka sebagai berikut :

1) Peneliti melakukan observasi ke lokasi penelitian, melakukan pengamatan

dan mencatat hasil pengamatan mengenai reformasi pelayanan publik

pada Dinas Penanaman Modal, Koperasi, Usaha Kecil dan Menenganh,

dan Tenaga Kerja Kabupaten Manggarai khususnya berkaitan dengan

pelayanan perijinan terpadu satu pintu.

2) Dari hasil observasi tersebut terhadap hal-hal yang belum jelas, maupun

yang perlu diketahui lebih detail, peneliti melakukan wawancara

mendalam dengan para informan mengenai pendapat maupun opini

mereka mengenai pelaksanaan reformasi pelayanan publik khususnya

pelayanan perijinan terpadu satu pintu.

Page 46: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

29

3) Hasil observasi dan wawancara mendalam yang saling menunjang

selanjutnya diperkuat oleh telaah dokumen, sejauh mana dokumen-

dokumen yang ada menunjang hasil observasi dan wawancara.

4) Data hasil observasi, wawancara dan telaah dokumen selanjutnya

dikolaborasi menjadi satu kesatuan, lalu dianalisis menjadi hasil

penelitian.

2. Unit Analisis

a. Objek Penelitian.

Objek penelitian ini adalah pelaksanaan reformasi pelayanan publik

pada Dinas Penanaman Modal, Koperasi, UKM, dan Tenaga Kerja

Kabupaten Manggarai, Provinsi NTT.

b. Lokasi Penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Penanaman Modal, Koperasi,

UKM, dan Tenaga Kerja Kabupaten Manggarai. Dinas ini dipilih sebagai

lokasi penelitian didasari pertimbangan bahwa Dinas inilah yang

menangani Pelayanan Perijinan terpadu satu pintu. Selama ini pelayanan

perijinan dikenal sangat birokratis, pelayanannya sering bertele-tele karena

memberlakukan banyak persyaratan dan prosedur yang berbelit-belit,

sehingga tidak efektif dan efisien. Adanya pelayanan perijinan terpadu satu

pintu diharapkan bisa dilihat reformasi pelayanan publik khususnya

pelayanan perijinan di Dinas Penanaman Modal, Koperasi, UKM, dan

Page 47: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

30

Tenaga Kerja Kabupaten Manggarai, sebagai institusi yang diberikan

kepercayaan melakukan pelayanan perijinan tersebut.

c. Informan

Pada prinsipnya yang dipilih sebagai informan adalah pihak-pihak

yang dipandang dapat menjawab dan menjelaskan pelaksanaan reformasi

pelayanan publik pada Dinas Penanaman Modal, Koperasi, UKM, dan

Tenaga Kerja Kabupaten Manggarai. Informan dipilih langsung oleh

peneliti.

Informan terpilih yang berhasil diwawancarai 12 orang dengan profil

sebagai berikut

Tabel I.1.

Profil Lengkap Informan

No Nama JK Usia Pendidikan Jabatan

1 Anselmus Asfal L 59 PT Kadis

2 Wilhelmus Dakir L 58 PT Sekdis

3 Siprianus Ngaca L 44 PT Kabib Perijinan

4 Djani E. Maria P 56 PT Kasi Verifikasi

5 Elias Badan L 58 PT Kasi Pemrosesan

6 Ruth Hadjoh P 37 PT Kasi Penanganan Pengaduan

7 Kornelius K L 65 PT Tokoh Masyarakat

8 Silvester Batu L 36 PT Tokoh Masyarakat

9 Albertus Jebarus L 56 SMA Tokoh Masyarakat

10 frumensius Jehudu L 37 SMP Tokoh Masyarakat

11 Donisius Ndagu L 36 SMA Tokoh Masyarakat

12 Silvester Joko L 42 SMA Tokoh Masyarakat

Sumber : Wawancara, Februari 2020

Page 48: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

31

Berdasarkan tabel I.1 di atas dapatlah diketahui distribusi informan

berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan jabatan mereka

dalam lingkup Kabupaten Manggarai.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan

oleh peneliti dengan mengamati secara langsung fenomena yang diteliti di

lokasi penelitian. Dalam hal ini peneliti mendatangi Dinas Penanaman

Modal, Koperasi, UKM, dan Tenaga Kerja Kabupaten Manggarai,

mengmati dan mencatat bagaimana birokrasi yang ada memberikan

pelayanan, khususnya pelayanan perijinan. Waktu observasi dua minggu.

b. Wawancara mendalam

Wawancara mendalam merupakan suatu teknik pengumpulan data

dengan cara melakukan tanya jawab sambil bertatap muka antara si

penanya (peneliti) dengan si penjawab (informan). Dalam penelitian ini

wawancara dilakukan secara semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur

adalah wawancara yang hal-hal yang mau ditanyakan secara umum telah

disiapkan sebelumnya, tetapi peneliti bebas mengembangkan

pertanyaannya sesuai kondisi di lapangan/ lokasi (Bungin, 2012 : 137).

Jumlah informan yang diwawancara sebanyak 12 orang, sebagaimana

diperlihatkan dalam profil informan lengkap di atas.

Page 49: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

32

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu Teknik pengumpulan data dengan cara

melakukan pengumpulan dan menganalisis dokumen-dokumen yang ada

yang mempunyai hubungan dengan objek penelitian. Dalam hal ini data

sekunder mengenai Manggarai Dalam Angka, arsip Dinas yang

bersangkutan, dan sebagainya.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis data secara kualitatif (Asmani, 2012 : 16). Maksudnya, data dijelaskan

atau data di deskripsikan melalui kata-kata tertulis, tidak menggunakan

besaran angka melainkan pernyataan. Tahap-tahapnya meliputi :

a. Reduksi data

Reduksi data merupakan tahap pertama. Data yang telah terkumpul

melalui hasil observasi, wawancara dan telaah dokumen akan mengalami

proses seleksi dan pemilihan, mulai dikelompokan dan diarahkan. Terjadi

proses seleksi yaitu membuang yang tidak perlu dan sebaliknya

memperkuat data yang diperlukan. Data dikelompokan sesuai ruang

lingkup dan sejauh mana data tersebut menjawab permasalahan.

Data yang digunakan hanyalah data yang valid, data yang mengandung

kebenaran dan dapat dibuktikan. Untuk memeriksa kevalidan data

digunakan teknik triangulasi data (Moleong, 2009 : 178). Data dinilai valid

bila : (1) Hasil observasi didukung oleh hasil wawancara dan telaah

Page 50: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

33

dokumen; (2) Hasil wawancara informan yang satu didukung oleh hasil

wawancara yang lain, (3) Hasil wawancara didukung oleh hasil telaah

dokumen yang ada.

b. Penyajian data.

Maksudnya informasi atau data yang diperoleh dari hasil penelitian

disajikan secara rapih. Tujuannya agar memungkinkan penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan tertentu.

c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi

Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan bagian akhir dari

penelitian. Dalam hal ini data dianalisis, diinterpresentasikan sesuai dengan

kerangka teori.

Page 51: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

34

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Kabupaten Manggarai

1. Kondisi Geografi Kabupaten Manggarai

a. Batas wilayah Kabupaten Manggarai

Penelitian ini dilaksanankan di Kabupaten Manggarai, salah satu

kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kabupaten

Manggarai terletak di Pulau Flores beribukotakan Ruteng, memiliki batas-

batas wilayah sebagai berikut

Utara :berbatasan dengan Laut Flores

Timur :berbatasan dengan Kabupaten Manggarai Timur

Selatan :berbatasan dengan Laut Sawu

Barat :berbatasan dengan Kabupaten Manggarai Barat

Secara astronomis Kabupaten Manggarai ini terletak antara 08 14¹-

09°00¹ Lintang Selatan (LS) dan antara 120°20¹-120°55¹ Bujur Timur

(BT). Artinya secara astronomis Kabupaten Manggarai termasuk wilayah

tropis.

b. Luas wilayah Kabupaten Manggarai

Menurut Manggarai Dalam Angka (2018), kabupaten Manggarai

memiliki luas wilayah 1.669,42 km² atau 166, 942 Hektar. Kabupaten

Manggarai ini secara administratif pemerintahan merupakan salah satu

Page 52: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

35

kabupaten di Provinsi NTT. Kabupaten Manggarai ini saat ini secara

administratife pemerintahan terdiri atas 12 kecamatan meliputi Kecamatan

Langke Rembong, Satarmese, Satarmese Utara, Satarmese Barat, Ruteng,

Wae Ri’i, Lelak, Rahong Utara, Cibal, Cibal Barat, Reok dan Reok Barat.

Selain itu Kabupaten Manggarai ini terbagi atas 145 desa dan 26

kelurahan juga terbagi atas 448 dusun.

Selanjutnya luas wilayah Kabupaten Manggarai menurut jenis

penggunaannya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel II. 1.

Penggunaan Tanah di Kabupaten Manggarai

No Penggunaan Luas (Ha) Presentase (%)

1 Perkampungan/

pemukiman 1,358 0,81

2 Sawah 2,833 1,7

3 Tegalan 29,174 17,48

4 Perkebunan

campur 14,971 8,97

5 Hutan 48,99 29,35

6 Semak/ padang 66,791 40,01

7 Danau/

rawahlainnya 21 0,01

8 Lainnya 102 0,06

Total 166,942 100

Sumber : Manggarai Dalam Angka, (2018)

Tabel II. 1 di atas memperlihatkan bahwa sebagian besar wilayah

Kabupaten Manggarai dewasa ini merupakan semak/padang (40,01%),

Page 53: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

36

disusul hutan (29,35%), lalu tegalan (17, 48%) dan perkebunan campur (8,

97%). Hal ini menunjukan Kabupaten Manggarai mengalami krisis

ekologi, banyak hutan yang telah berubah menjadi padang ilalang. Disisi

lain ada banyak lahan yang saat ini gersang karena tidak terawat dengan

baik.

c. Kondisi Klimatologis Kabupaten Manggarai

Seperti halnya di wilayah lain di Indonesia, Kabupaten Manggarai

juga hanya mengenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan.

Secara umum musim kemarau terjadi pada bulan April-Oktober, dan

musim hujan terjadi pada bulan November-Maret. Curah hujan perbulan

berkisar antara 400-800 mm, curah hujan tertinggi biasanya pada bulan

Desember.

Wilayah Kabupaten Manggarai ada yang di dataran rendah, tetapi

sebagian besar di dataran tinggi (500-1000 meter di atas permukaan laut)

bahkan ada juga wilayah yang lebih tinggi dari 1000 m. dpl.

2. Kondisi Demografis Kabupaten Manggarai

Menurut Manggarai Dalam Angka (2018), jumlah penduduk

Kabupaten Manggarai per tahun 2017 sebanyak 329.198 orang. Berikut

distribusinya berdasarkan berbagai aspek.

a. Berdasarkan Jenis Kelamin

Distribusi penduduk Kabupaten Manggarai berdasarkan jenis

kelamin di perlihatkan pada tebel berikut.

Page 54: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

37

Tabel II.2.

Penduduk Kabupaten Manggarai Berdasarkan jenis kelamin

NO Jenis

Kelamin

Jumlah

(orang) Persentase (%)

1 Laki-laki 161.192 48,97

2 Perempuan 168.006 51,03

Total 329.198 100

Sumber : Manggarai dalam angka (2018)

Tabel II.2. diatas memperlihatkan kalau penduduk Kabupaten

Manggarai kebanyakan perempuan (51,03 %) jauh lebih banyak dari pada

laki-laki (48,97%). Dari komposisi penduduk seperti diatas ratio

perbandingan antara laki-laki per 100 perempuan adalah 95,94.

b. Berdasarkan Usia Produktif

Distribusi penduduk Kabupaten Manggarai berdasarkan usia

diperlihatkan pada tabel berikut.

Tabel II.3.

Penduduk Kabupaten Manggarai Berdasarkan usia produktif

NO Usia (thn) Jumlah

(orang) Persentase (%)

1 0-14 122.165 37,11

2 15-64 194,227 59

3 >64 12,806 3,89

Total 329.198 100

Sumber : Manggarai Dalam Angka (2018)

Data pada tabel Ⅱ.3 diatas memperlihatkan kalau penduduk usia

belum produktif (0-14) sebanyak 122.165 orang (37,11%) lalu usia

Page 55: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

38

produktif (15-64 thn) sebanyak 194.227 orang (59%) dan usia tidak

produktif lagi (>64 thn) sebanyak 12.806 orang (3,89%).

Berdasarkan data tersebut bisa diketahui angka atau rasio

ketergantungan, yaitu perbandingan antara penduduk usia produktif (15-

64 tahun) disatu sisi dengan pe4nduduk usia belum produktif (0-14 tahun)

dan penduduk usia tidak produktif lagi (>64 tahun) disisi yang lain.

Mengingat penduduk usia produktif (15-64 tahun) sebanyak 194.227

orang dan penduduk usia belum produktif (0-14 tahun) dan tidak produktif

lagi (>64 tahun) sebanyak 134.971 maka rasio ketergantungannya adalah

69,49%.

Hal ini menunjukan penduduk usia produktif lebih banyak di

bandingkan yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Dari segi

ketergantungan cukup baik karena berarti setiap penduduk usia belum

produktif atau tidak produktif menjadi tanggungan satu atau lebih

penduduk usia produktif.

c. Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Distribusi penduduk Kabupaten Manggarai berdasarkan tingkat

pendidikan diperlihatkan pada tabel berikut.

Page 56: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

39

Tabel II.4.

Penduduk Kabupaten Manggarai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase

(%)

1 Belum Sekolah 28.640 8,7

2 Belum/Tidak Tamat SD 28.081 8,53

3 Tamat SD 85.854 26,08

4 Tamat SLTP 83.880 25,48

5 Tamat SLTA 69.823 21,21

6 Tamat PT 32.920 10

Total 329.198 100

Sumber : Manggarai Dalam Angka (2018)

Tabel II.4 di atas memperlihatkan kalau kualitas Sumber Daya

Manusia (SDM) di Kabupaten Manggarai relatif masih rendah,

kebanyakan hanya lulusan SD (26,08%). Jumlah penduduk yang

berpendidikan tamat SLTA (21,21%) dan dan tamat PT (10%).

3. Birokrat di Kabupaten Manggarai

Jumlah Aparat Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Manggarai tahun

2018 sebanyak 4847 orang (Manggarai Dalam Angka, 2018).

Distribusinya berdasarkan Jenis Kelamin sebagai berikut.

Page 57: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

40

Tabel II.5.

ASN Kabupaten Manggarai Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis

Kelamin

Jumlah

(orang) Persentase (%)

1 Laki-laki 2.672 55,13

2 Perempuan 2.175 44,87

Total 4.847 100

Sumber : Manggarai Dalam Angka (2018)

Tabel II.5 memperlihatkan ASN Kabupaten Manggarai dari segi

Kelamin kebanyakan adalah laki-laki (55,13%) sisanya adalah perempuan

(44,87%).

Selanjutnya berdasarkan tingkat pendidikannya, dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel II.6.

ASN Kabupaten Manggarai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat

Pendidikan

Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

1 SD 44 0,91

2 SLTP 79 1,63

3 SLTA 1.209 24,94

4 PT 3.515 72,52

Total 4.847 100

Sumber : Manggarai Dalam Angka (2018)

Tabel II.6 di atas memperlihatkan kalau mayoritas ASN

Kabupaten Manggarai berpendidikan PT (72,52%). Sisanya merupakan

lulusan SLTA (24,94%), lulusan SLTP (1,63%) dan lulusan SD (0,91%).

Page 58: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

41

Sedangkan berdasarkan golongan atau kepangkatan dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel II.7.

ASN Kabupaten Manggarai Berdasarkan Golongan

No Golongan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 I 57 1,18

2 II 963 19,87

3 III 2.664 54,96

4 IV 1.163 23,99

Total 4.847 100

Sumber : Manggarai Dalam Angka (2018)

Tabel II.7 memperlihatkan kalau ASN Kabupaten Manggarai dari

segi Kepangkatan/Golongan adalah Golongan III (54,96%) disusul

Golongan IV (23,99%), Golongan II (19,87%) dan Golongan I (1,18%).

Dari Manggarai Dalam Angka (2018) diketahui kalau Eselon di

Manggarai sebanyak 796 orang. Penyabarannya sebagai berikut.

Tabel II.8.

Eselon di Kabupaten Manggarai

No Eselon Jumlah (orang) Persentase (%)

1 II A 1 0,13

2 II B 32 4,02

3 III A 48 6,03

4 III B 114 14,32

5 IV A 484 60,8

6 IV B 117 14,7

Total 796 100

Sumber : Manggarai Dalam Angka (2018)

Page 59: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

42

B. Dinas Penanaman Modal, Koperasi, Usaha Kecil, Menengah dan Tenaga

Kerja Kabupaten Manggarai

Pelayanan perijinan terpadu satu pintu di Kabupaten Manggarai berada di

bawah Dinas Penanaman Modal, Koperasi, Usaha Kecil, Menengah dan Tenaga

Kerja Kabupaten Manggarai. Oleh karena itu untuk mengetahui gambaran

pelaksanaan reformasi birokrasi pada instansi yang melayani perijinan dan untuk

mengetahui peran reformasi birokrasi dalam memperkuat pelayanan publik pada

instansi yang melayani perijinan, perlu mengetahui struktur dan tanggung jawab

setiap bagian pada Dinas Penanaman Modal, Koperasi, Usaha Kecil, Menengah

dan Tenaga Kerja Kabupaten Manggarai sebagai lembaga yang bertanggung

jawab.

Adapun struktur organisasi Dinas Penanaman Modal, Koperasi, Usaha

Kecil, Menengah dan Tenaga Kerja Kabupaten Manggarai dapat dilihat pada

gambar berikut.

Page 60: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

43

Dari Gambar II.1 diatas diketahui kalau Pelayanan Periznan Terpadu Satu

Pintu menjadi tanggung jawab bidang Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu.

Bidang Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu merupakan salah satu bidang dari

Lima Bidang yang ada di Dinas Penanaman Modal, Koperasi, UKM, dan Tenaga

Kerja Kabupaten Manggarai. Kelima bidang yang dimaksud adalah Bidang

Page 61: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

44

Penanaman Modal, Bidang Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu, Bidang

Pelatihan dan Perluasan Kesempatan Kerja, Bidang Perlindungan Tenaga Kerja,

dan Bidang Koperasi dan UKM.

Berikut tugas dan tanggung jawab setiap bagian dalam struktur organisasi

di atas.

1. Kepala Dinas

Saat penelitian dilaksanakan dijabat oleh Anselmus Asfal, SH, M.Si

Tugas Kepala Dinas adalah merencanakan, mengkoordinasikan, membina

dan mengendalikan pelaksanaan tugas di bidang penanaman modal,

pelayanan perijinan terpadu satu pintu, koperasi, usaha kecil dan

menengah, tenaga kerja, dan kesekretariatan.

Kepala Dinas dalam hal ini menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. Merumuskan perencanaan untuk bidang-bidang yang ada

b. Menyusun pedoman dan petunjuk teknis bidang-bidang

c. Menyusun norma, standar, prosedur dan kriteria bidang-bidang

yang ada

d. Mengkordinasikan pelaksanaan tugas bidang-bidang yang ada

e. Mengoordinasikan, mengendalikan dan membina pelaksanaan

tugas

kesekretariatan

f. Mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas bidang-

bidang yang ada

Page 62: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

45

g. Melaporkan pelaksanaan tugas bidang-bidang yang ada

h. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan oleh Bupati

2. Sekertariat Dinas

Dijabat oleh Drs. Wilhelmus Dakir (Sekertaris Dinas)

Tuganya adalah melaksanakan pembinaan administrasi yang meliputi

urusan perencanaan, evaluasi dan pelaporan, urusan umum dan

kepegawaian serta urusan keuangan.

Menyelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut :

a. Menyusun rencana operasional secretariat

b. Menyusun perencanaan program dan kegiatan dinas

c. Mengoordinasikan pelaksanaan urusan umum berkaitan dengan

rumah tangga dan penatausahaan asset

d. Mengoordinasikan penatausahaan keuangan

e. Mengoordinasikan pengelolaan kepegawaian

f. Menyusun dokumen evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

dinas

Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan

Membawahi tiga sub bagian, yaitu sub bagian umum dan kepegawaian,

sub bagian perencanaan, evaluasi dan pelaporan, serta sub bagian

keuangan.

3. Bidang Penanaman Modal

Kepala Bidang : Drs. Moi Dian Almi Yosef

Page 63: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

46

Tugasnya merencanakan, melaksanakan, membina dan mengevaluasi

pelaksanaan tugas bidang penanaman modal berkaitan dengan promosi,

pengembangan penanaman modal, dan pengendalian penanaman modal.

Menyelenggarakan fungsi :

a. Menyusun rencana operasional bidang penanaman modal.

b. Menyusun pedoman dan petunjuk teknis bidang penanaman

modal

c. Mengoordinasikan pelaksanaan promosi penanaman modal

d. Mengoordinasikan pelaksanaan pengembangan dan

pengendalian penanaman modal.

e. Mengevaluasi pelaksanaan tugas bidang penanaman modal

f. Melaporkan pelaksanaan tugas bidang penanaman modal

g. Melaksanakan tugas dinas lainya yang diberikan atasan

Bidang penanaman modal ini membawahi tiga seksi yaitu Sie Promosi,

Sie Pengembangan Penanaman Modal, dan Sie Pengendalian

Penanaman Modal

4. Bidang Pelayanan Terpadu satu Pintu

Kepala Bidang : Siprianus Ngace, SE

Tugasnya merencanakan, mengoordinasikan dan mengevaluasi

pelaksanaan tugas bidang Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu

Menyelenggarakan fungsi :

Page 64: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

47

a. Menyusun rencana kerja bidang pelayanan Perijinan Terpadu

Satu Pintu

b. Menyusun pedoman dan petunjuk teknis bidangnya

c. Menyusun norma, standar, prosedur dan kriteria bidangnya

d. Mengoordinasikan pelaksanaan survey dengan Perangkat Daerah

teknis dalam rangka penerbitan perijinan dan non perijinan

e. Mengoordinasikan penerbitan perijinan dan non perijinan

f. Mengoordinasikan penanganan pengaduan pelayanan perijinan

dan non perijinan

g. Mengevaluasi pelaksanaan tugas bidang pelayanan Perijinan

Terpadu Satu Pintu

h. Melaporkan pelaksanaan tugas bidang pelayanan Perijinan

Terpadu Satu Pintu

i. Melaksanakan tugas dinas lainya yang diberikan atasan

Membawahi tiga seksi, yaitu Sie Verifikasi, Sie Pemrosesan, Sie

Penanganan Pengaduan Masyarakat

Sesksi Verifikasi menangani fungsi : (a) menyusun rencana kegiatan

bidang verivikasi permohonan perijinan dan non perijinan, (b) mengolah data

penyusunan pedoman dan petunjuk teknis verifikasi permohonan perijinan dan

non perijinan, (c) menyusun standar pelayanan dan standar operasional prosedur

pelayanan perijinan dan non perijinan, (b) melaksanakan koordinasi teknis

dengan perangkat daerah teknis dalam rangka verifiksai permohonan perijinan

Page 65: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

48

dan non perijinan, (e) melaksanakan pengklarifikasian bidang usaha sesuai

Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia, (f) memberi informasi berkaitan dengan

proses dan tahapan pelayanan perijinan dan non perijinan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku, (g) melaksanakan verifikasi factual/lapangan bersama

instansi teknis dalam rangka penerbitan perijinan dan non perijinan, (h)

menerima, memeriksa dan meneliti kelengkapan dan kekurangan serta menolak

berkas/dokumen perijinan dan non perijinan sesuai dengan ketentuan dan

prosedur yang berlaku, (i) melaksanakan pencatatan dan penyerahan berkas

dokumen perijinan dan non perijinan kepada konsumen sesuai dengan

ketentuan dan prosedur yang berlaku, (j) melaksanakan proses pengelolaan

Indeks Kepuasan Masyarakat berkaitan dengan perijinan dan non perijinan

sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku, (k) merumuskan

pemrosesan surat penolakan dan pencabutan atas dokumen perijinan dan non

perijinan yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan fakta lapangan sesuai

dengan ketentuan den prosedur yang berlaku, (l) menentukan berkas dokumen

perijinan dan non perijinan yang harus disurvei dan tidak disurvei sesuai

ketentuan dan prosedur yang berlaku, (m) mengevaluasi pelaksanaan tugas

bidang verifikasi, (n) melaporkan pelaksanaan tugas bidang verifikasi, dan (o)

melaksanakan tugas dinas lainya yang diberikan atasan. Kasie Verifikasi adalah

Djani E. Maria, BBA.

Seksi Pemrosesan menyelenggarakan fungsi : (a) menyusun rencana

kegiatan bidang pemrosesan, (b) mengelola data penyusunan pedoman dan

Page 66: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

49

petunjuk pemrosesan perijinan dan non perijinan, (c) menyusun standar

operasional prosedur penerbitan perijinan dan non perijinan, (d) melaksanakan

penyiapan proses penerbitan dokumen perijinan dan non perijinan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku, (e) melaksanakan pemberian nomor perijinan

dan non perijinan sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku, (f)

melaksanakan perhitungan retribusi dan penetapan biaya retribusi pelayanan

perijinan dan non perijinan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, (g)

mengevaluasi pelaksanaan tugas bidang pemrosesan, (h) melaporkan

pelaksanaan tugas bidang pemrosesan, dan (i) melaksanakan tugas dinas lainya

yang diberikan atasan. Kasie Pemrosesan ini adalah Elias Badan, S.Sos.

Seksi Penanganan Pengaduan menyelenggarakan fungsi : (a) menyusun

rencana kegiatan bidang penanganan pengaduan, (b) mengola data penyusunan

pedoman dan petunjuk teknis penanganan pengaduan, (c) menyiapkan sarana

dan prasarana pengaduan (kotak pengaduan, telpon, website, faximail, surat

elektronik/email, media penyiaran, layanan pesan singkat atau jejaring sosial),

(d) menerima, mencatat, memeriksa, meneliti dan mengklarifikasi jenis

pengaduan (pengaduan secara langsung dan pengaduan tidak langsung) sesuai

dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku, (e) melaksanakan pemrosesan

pengaduan langsung yang meliputi : menerima pengaduan, mencatat identitas

pengadu dan substansi aduanya, memeriksa substansi pengaduan dari aspek

kewenangan dan memberikan respon/tanggapan secara langsung sesuai dengan

ketentuan dan prosedur yang berlaku, (f) melaksanakan pemrosesan pengaduan

Page 67: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

50

tidak langsung yang mencakup : menerima pengadu, mencatat identitas

pengadu dan substansi aduanya, memeriksa substansi pengaduan dari aspek

kewenangan dan memberikan respon/tanggapan secara langsung sesuai dengan

ketentuan dan posedur yang berlaku, (g) merumuskan pemrosesan surat

penolakan, pembatalan, dan pencabutan atas dokumen perijinan dan non

perijinan yang tidak lagi melaksanakan usahanya dan atau yang melanggar

ketentuan dan prosedur yang berlaku, (h) mengevaluasi pelaksanaan tugas

bidang penanganan pengaduan, (i) melaporkan pelaksanaan tugas bidang

penanganan pengaduan, dan (j) melaksanakan tugas dinas lainya yang diberikan

atasan. Kasie Penanganan Pengaduan Masyarakat : Ruth Hadjoh, S.T.

5. Bidang Pelatihan dan Perluasan Kesempatan Kerja

Kepala Bidang : Robertus Syukur, S.Fil.

Tugasnya merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program

dibidang pelatihan dan perluasan kesempatan kerja berkaitan dengan

pelatihan tenaga kerja, pelayanan tenaga kerja, penempatan dan

pengelolaan informasi pasar kerja

Menyelenggarakan fungsi :

a. Menyususn rencana operasional bidang pelatihan dan perluasan

kesempatan kerja

b. Menyusun pedoman dan petunjuk teknis pada bidangnya

c. Menyusun norma, standar, prosedur dan kriteria pada bidangnya

Page 68: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

51

d. Mengoordinasikan dan membina pelatihan dan perluasan

kesempatan kerja

e. Mengevaluasi pelaksanaan tugas bidang pelatihan dan perluasan

kesempatan kerja

f. Melaporkan pelaksanaan tugas bidang pelatihan dan perluasan

kesempatan kerja

g. Melaksanakan tugas dinas lainya yang diberikan atasan.

Bidang ini membawahi tiga seksi yaitu Sesksi Pelatihan Tenaga Kerja,

Seksi Pelayanan Tenaga Kerja dan Seksi Penempatan dan Pengelolaan

Informasi Pasar Kerja.

6. Bidang Perlindungan Tenaga Kerja

Kepala Bidang : Yohanes D. Minghui, S.pd

Tugasnya merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi pelaksanaan

tugas bidang perlindungan tenaga kerja berkaitan dengan hubungan

industrial, advokasi dan jaminan sosial tenaga kerja.

Menyelenggarakan fungsi :

a. Menyusun rencana operasional bidang perlindungan tenaga kerja

b. Menyusun pedoman dan petunjuk teknis bidang perlindungan

tenaga kerja

c. Menyusun norma, standar, prosedur dan kriteria perlindungan

tenaga kerja

Page 69: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

52

d. Mengoordinasikan pelaksanaan tugas bidang perlindungan

tenaga kerja

e. Mengevaluasi pelaksanaan tugas bidang perlindungan tenaga

kerja

f. Melaporkan pelaksanaan tugas bidang perlindungan tenaga kerja

g. Melaksanakan tugas dinas lainya yang diberikan atasan

Bidang Perlindungan Tenaga Kerja ini membawahi tiga seksi yaitu

Seksi Hubungan Industri, Seksi Advokasi, dan Seksi Jaminan Sosial

Tenaga Kerja.

7. Bidang Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

Kepala Bidang : O. F. M. Magdalena, S.E

Tugasnya merencanakan, mengoordinasikan dan mengevaluasi

pelaksanaan tugas bidang koperasi, usaha kecil dan menengah berkaitan

dengan kelembagaan, pemberdayaan, pembinaan dan pengawasan

koperasi usaha kecil dan menengah.

Menyelenggarakan fungsi :

a. Menyusun rencana kerja bidang koperasi, usaha kecil menengah

b. Menyusun pedoman dan petunjuk teknis bidang koperasi dan

UKM

c. Menoordinasikan pelaksanaan pembinaan koperasi dan UKM

d. Melaksanakan pembinaan koperasi dan UKM

e. Mengevaluasi pelaksanaan tugas bidang koperasi dan UKM

Page 70: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

53

f. Melaporkan pelaksanaan tugas bidang koperasi dan UKM

g. Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan atasan

Bidang ini membawahi tiga seksi yaitu Seksi Kelembagaan, Seksi

Pemberdayaan Koperasi dan UKM, dan Seksi Pembinaan dan

Pengawasan Koperasi dan UKM

C. Pelayanan Publik di Kabupaten Manggarai

Pelayanan publik yang dibahas dalam penelitian ini hanya berkaitan

dengan pelayanan perijinan. Hal ini karena pelayanan perijinan ini sangat strategis,

jika pelayanan perijinan ini berjalan baik dan benar menunjang iklim usaha dan

investasi yang akan berdampak positif kesejahteraan masyarakat. Sebaliknya bila

praktek manajemen pelayanan publik dalam hal perijinan ini tidak berjalan dengan

baik akan sangat menghambat kemajuan usaha masyarakat, sehingga masyarakat

tetap tertinggal.

Pemerintah daerah kabupaten manggarai menilai masalah pelayanan

perijinan ini sebagai hal yang strategis, hal yang perlu ditangani secara khusus. Hal

itu terbukti dengan ditetapkannya pelayanan perijinan pada satu instansi yaitu pada

Dinas Penanaman Modal, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, dan Tenaga

Kerja Kabupaten Manggarai, khususnya pada bagian Pelayanan Perijinan Terpadu

Satu Pintu. Selanjutnya untuk mengatur standar pelayanan perijinan tersebut,

Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai telah menerbitkan Peraturan Bupati

Nomor 45 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Penyelenggaraan Perijinan

Page 71: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

54

Terpadu Satu Pintu, Dinas Penanaman Modal, Koperasi, Usaha Kecil dan

Menengah, dan Tenaga Kerja Kabupaten Manggarai.

Adanya standar pelayanan perijinan terpadu satu pintu ini menunjukan

Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai memandang hal itu sangat penting dan

perlu menjadi prioritas pelayanan publik. Dari segi peraturan dan

kebijakanpelayanan perijinan ini telah diatur sedemikian rupa sehingga

menguntungkan rakyat yang dilayani. Dengan dilaksanakan secara terpadu satu

pintu pelayanan menjadi lebih efisien. Demikian pula dengan syarat dan tahapan

yang ditetapkan secara tertulis, pelayanan menjadi lebih cepat, sederhana, mudah

dipahami dan mudah dilaksanakan. Selain itu bisa mengurangi praktek korupsi,

kolusi dan nepotisme.

Hal ini karena melalui peraturan yang ada telah ditetapkan syarat untuk

mendapatkan ijin, prosesnya bagaimana, waktunya sudah ditetapkan, begitu pun

biaya dan cara pembayarannya. Jika semua ini bisa dilaksanakan otomatis

pelayanan perijinan ini akan efektif dan efisien, peluang untuk korupsi, kolusi dan

nepotisme pun semakin kecil. Persoalannya, peraturan boleh tegas dan pasti, tetapi

yang melaksanakan tetap birokrat yang kadang ada yang masih bermental koruptif.

Kebiasaan lama yang sengaja memperlambat pelayanan agar diberikan uang

pelican kadang masih ada. Ini juga tidak terlepas karena mental dan kebiasaan

masyarakat yang menganggap memberikan uang pelican bukanlah sebagai suatu

kesalahan, karena lebih sebagai tanda terimakasih.

Page 72: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

55

Terlepas dari banyak kekurangan yang masih ada, pasca ditetapkannya

pelayanan perijinan satu pintu, pelayanan publik dalam hal ini pelayanan perijinan

semakin membaik. Dari segi waktu pelayanan menjadi lebih pasti karena semua

telah ditetapkan dari awal, sehingga orang tidak banyak membuang-buang waktu

untuk mengurus perijinan. Dari segi persyaratan walaupun tetap banyak tetapi

pasti, begitu pun prosedur yang harus diikuti. Dari segi biaya, memang tetap ada

tetapi sudah pasti besarannya dan kemana harus dibayar, sehingga mengurangi

kebiasaan kongkali kong (kolusi).

Page 73: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

74

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Asmani, T. 2012. Penuntun Praktis Metodologi Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta : Arr-Rush

Baswir, R. 2013. Pelayanan Publik dan Kesejahteraan Rakyat. Yogyakarta :

Tava Media

Blau, P.2012. Birokrasi. Jakarta : PT Rineka Cipta

Bungin, B. 2012. Analisis Data Penelitian Kualitatif : Pemahaman Filosofis

dan Metodologi ke Arah Penguasaan Modal Aplikasi. Jakarta :

Rajagrafindo Persada

Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai. 2018. Manggarai Dalam Angka

2018. Ruteng : BPS

Effendi, Sofian. 2006. Revitalisasi Sektor Publik Menghadapi Keterbukaan

Ekonomi dan Demokrasi Politik. Yogyakarta : Media Widyamandala

Erlina, Hasan. 2013. Birokrasi dan Pelayanan Publik. Jakarta : PT Rineka

Cipta

Galus, Ben S. 2014. Menalar Negara : Perspektif Politik, Birokrasi,

Pendidikan, Lingkungan Hidup dan Kebudayaan. Yogyakarta : Bete

Offset

Manan, B. 2012. Kebijakan Publik di Indonesia. Jakarta : Penerbit Buku

Kompas

Page 74: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

75

Masdar, S. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Kompentisi

Untuk Pelayanan Publik. Surabaya : Airlangga University Press

Munir, M. 2013. Kebijakan Publik : Teori dan Praktek. Yogyakarta : Tava

Media

B. Peraturan Perundang-Undangan

Peraturan Presiden RI No.81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi

Birokrasi 2010-2025

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

No.20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Tahun 2010-2014

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

No.11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Tahun 2015-2019

Peraturan Gubernur NTT No.28 Tahun 2013 tentang Grand Design Reformasi

Birokrasi Provinsi Nusa Tenggara Timur 2013-2017

Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai No.7 Tahun 2016 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Manggarai Tahun 2016-

2021

Peraturan Bupati Manggarai No.45 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan

Penyelenggaraan Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu Dinas Penanaman

Modal, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, dan Tenaga Kerja Kabupaten

Manggarai

C. Internet

Eritz (http://www.marjinnews.com, 16 Juni 2018)

Page 75: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

76

D. Wawancara

Asfal, Anselmus, wawancara tanggal 3 Februari 2020 di Kabupaten

Manggarai

Ngaca, Siprianus, wawancara tanggal 3 Februari 2020 di Kabupaten

Manggarai

Kornelius, K. wawancara tanggal 4 Februari 2020 di Kabupaten Manggarai

Batu, Silvester, wawancara tanggal 4 Februari 2020 di Kabupaten Manggarai

Dakir, Wilhelmus, wawancara tanggal 4 Februari 2020 di Kabupaten

Manggarai

Maria, Djani E. wawancara tanggal 4 Februari 2020 di Kabupaten Manggarai

Jebarus, Albertus, wawancara tanggal 5 Februari 2020 di Kabupaten

Manggarai

Hadjoh, Ruth, wawancara tanggal 4 Februari 2020 di Kabupaten Manggarai

Joko, Silvester, wawancara tanggal 5 Februari 2020 di Kabupaten Manggarai

Jehudu, Frumensius , wawancara tanggal 5 Februari 2020 di Kabupaten

Manggarai

Batu, Silvester, wawancara tanggal 4 Februari 2020 di Kabupaten Manggarai

Badan, Elias, wawancara tanggal 3 Februari 2020 di Kabupaten Manggarai

Ndagu, Dionisiu, wawancara tanggal 3 Februari 2020 di Kabupaten

Manggarai

Page 76: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

77

LAMPIRAN

Page 77: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

78

LAMPIRAN I : DAFTAR PERTANYAAN

A. Birokrasi Pemerintahan

1. Datadiri

Nama :

Jabatan :

Jenis Kelamin :

Usia :

Tingkat Pendidikan :

2. Daftar Pertanyaan

a. Berkaitan dengan pelaksanaan refomasi birokrasi

1) Apakah prosedur pelayanan yang diberikan sederhana, dalam arti tidak

berbelit-belit, mudah di pahami dan dilaksanakan?

2) Apakah prosedur pelayanan telah ditetapkan secara jelas dan pasti?

3) Apakah persyaratan pelayanan juga dinyatakan secara jelas dan pasti?

4) Apakah unit dan pejabat yang melayani telah ditetapkan secara jelas dan

pasti?

5) Apakah tarif dan tata cara pembayaran telah ditetapkan secara jelas dan

pasti?

6) Apakah hak dan kewajiban dari pemberi dan penerima pelayanan telah

ditetapkan secara jelas dan pasti?

7) Apakah jadwal penyelesaian pelayanan telah ditetapkan secara jelas dan

pasti?

Page 78: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

79

8) Apakah ada keterbukaan informasi bagi masyarakatmengenai pelayanan?

b. Berkaitan dengan peran reformasi birokrasi dalam meningkatkan pelayanan

publik

1) Apakah pelayanan publik yang dilaksanakan semakin efektif?

2) Apakah pelayanan publik yang dilaksanakan semakin efisien?

Page 79: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

80

B. Masyarakat/ tokoh Masyarakat

1. Data diri

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Pendidikan :

Pekerjaan :

2. Daftar pertanyaan

a. Berkaitan dengan pelaksanaan reformasi birokrasi

1) Apakah anda merasakan prosedur pelayanan yang diterima sederhana

dalam arti tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan dilaksanakan? Apakah

ada yang memperumit?

2) Apakah prosedur pelayanan telah ditetapkan secara jelas dan pasti?

Apakah itu dijalankan?

3) Apakah persyaratan pelayanan dinyatakan secara jelas dan pasti? Adakah

persyaratan tambahan yang diluar ketentuan?

4) Apakah unit dan pejabat yang melayani telah ditetapkan secara jelas dan

pasti? Ataukah harus menghadapi banyak pihak?

5) Apakah tarif dan tata cara pembayaran dinyatakan secara pasti dan jelas?

Apakah itu dilaksanakan? Ataukah ada biaya tambahan?

6) Apakah hak dan kewajiban sudah diatur secara pasti? Apakah itu sudah

dilaksanakan atau ada kewajiban lain?

Page 80: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

81

7) Apakah jadwal penyelesaian sudah jelas dan pasti? Apakah itu ditepati?

Kalau tidak kenapa?

8) Apakah semua pelayanan ini dilakukan secara terbuka?

b. Berkaitan peran reformasi birokrasi dalam pelaksanaan pelayanan publik

1) Apakah anda merasakan pelayanan semakin efektif?

2) Apakah anda merasakan pelayanan semakin efisien?

Page 81: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

82

LAMPIRAN II : Data Dokumentasi

Kapala Dinas Penanaman Modal, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

Kabupaten Manggarai, 3 Februari 2020.

Sekretaris Dinas Penanaman Modal, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

Kabupaten Manggarai, 4 Februari 2020.

Page 82: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

83

Kabid Pelayanan Perijinan Dinas Penanaman Modal, Koperasi, Usaha Kecil dan

Menengah Kabupaten Manggarai, 3 Februari 2020.

Kasi Verifikasi Dinas Penanaman Modal, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

Kabupaten Manggarai, 4 Februari 2020.

Page 83: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

84

Kasi Penanganan Pengaduan Dinas Penanaman Modal, Koperasi, Usaha Kecil

dan Menengah Kabupaten Manggarai, 4 Februari 2020.

Silvester Joko, Tokoh Masyarakat, 5 Februari 2020.

Page 84: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

85

Kornelius K, Tokoh Masyarakat, 4 Februari 2020.

frumensius Jehudu, Tokoh Masyarakat, 5 Februari 2020.

Page 85: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

86

Donisius Ndagu, Tokoh Masyarakat, 3 Februari 2020.

Silvester Batu, Tokoh Masyarakat, 4 Februari 2020.

Page 86: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

87

LAMPIRAN III : Surat Keterangan Selesai Penelitian

1. Dinas Penanaman Modal, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan

Tenaga Kerja Kabupaten Manggarai

Page 87: REFORMASI PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS PENANAMAN …

88

2. Kecamatan Langke Rembong