Refleksi SEBOPSORIASIS

18
Lab/SMF Ilmu Kedokteran Refleksi Kasus Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman SEBOPSORIASIS Oleh: Rizal Lutfi Auliya A. NIM. 1310029015 Pembimbing: dr. Daulat, Sp.KK Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik

description

Refleksi Sebopsoriasis

Transcript of Refleksi SEBOPSORIASIS

Page 1: Refleksi SEBOPSORIASIS

Lab/SMF Ilmu Kedokteran Refleksi KasusKulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman

SEBOPSORIASIS

Oleh:

Rizal Lutfi Auliya A.NIM. 1310029015

Pembimbing:

dr. Daulat, Sp.KK

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik

Laboratorium Ilmu Kesehatan Kulit dan KelaminProgram Studi Pendidikan Profesi Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas MulawarmanRSUD A.W. Sjahranie

Samarinda 2015

Page 2: Refleksi SEBOPSORIASIS

BAB I

PENDAHULUAN

Sebopsoriasis merupakan gabungan dari psoriasis dan dermatitis seboroik,

skuama yang biasanya kering menjadi agak lunak dan berlokasi pada tempat

seboroik (kel.sebasea). Psoriasis adalah suatu penyakit peradangan kulit, bersifat

kronik residif, khas ditandai adanya bagian kulit yang menebal, eritematus, dan

berbatas tegas. Bagian atasnya tertutup skuama putih seperti perak, sering terdapat

pada daerah tubuh yang sering terkena trauma kulit, yaitu kepala, bagian ekstensor

dari ekstremitas, dan region sakralis. Luas kelainan kulit sangat bervariasi dari lesi

yang lokalisata dan terpisah sampai tersebar mengenai seluruh kulit1.

Psoriaris sering ditemukan mengenai pada pada satu sampai tiga juta orang

di Amerika Serikat. Penyakit paling sering timbul pada orang muda berusia

kurang dari 20 tahun, tetapi dapat terjadi pada semua golongan umur. Pria dan

wanita terkena dalam jumlah yang sama. Sekitar 30% pasien mempunyai riwayat

keluarga Psoriaris. Epidemiologi penyakit ini dapat ditemukan diseluruh dunia

dengan angka kesakitan yang berbeda dari satu tempat ke tempat yang lain. Pada

bangsa yang berkulit hitam seperti di Afrika jarang ditemukan. Jika dihitung

berdasarkan dari total penduduk, angka kesakitan penyakit ini di Amerika

dilaporkan sebesar 1%, Jerman 1,3%, Denmark 1,7%, Inggris 1,7% dan Swedia

2,3%. Sedangkan di Indonesia belum didapatkan data angka insidensi yang jelas

untuk penyakit ini. Penyakit ini tampak sebagai plak tebal eritema dan papula –

papula yang tertutup oleh sisik yang seperti perak. Plak ini biasanya terdapat di

kepala, lutut dan siku. Psoriasis merupakan penyakit yang diturunkan, meskipun

cara penurunan penyakit ini belum dimengerti sepenuhnya. Riwayat keluarga

dapat ditemukan pada 66% pasien psoriasis.2

1

Page 3: Refleksi SEBOPSORIASIS

BAB II

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : An. UF

Umur : 5 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl. P. Suryanata RT 29

Pekerjaan :

Pendidikan : Tamat SMA

Tanggal Pemeriksaan : 10 Juli 2015

ANAMNESIS

Keluhan Utama :

Timbul lekukan bawah kulit pada telapak kaki kanan & Disertai Gatal

Riwayat Penyakit Sekarang :

Anak laki-laki 5 tahun datang ke poli kulit dan kelamin RS.AWS dengan

keluhan Timbul lekukan bawah kulit pada telapak kaki kanan sejak 3 minggu

yang lalu, keluhan disertai rasa gatal. Awalnya muncul lekukan bawah kulit pada

kaki kanan bagian dalam dan semakin lama lekukan tersebut semakin meluas

sampai ke telapak kaki dan tungkai bawah. Pasien merasakan gatal terus menerus

dalam 1 hari dan disertai rasa agak panas. Pasien pernah mengalami keluhan yang

sama sejak 2 tahun yang lalu, keluhan yang sama dirasakan pernah muncul di kaki

kanan. Pasien dibawa ke puskesmas. Keluhan tersebut sembuh, Riwayat penyakit

keluarga yang serupa dengan pasien disangkal oleh pasien, Riwayat alergi

disangkal pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu :

- Pasien mengalami penyakit kulit dengan keluhan seperti ini

sebelumnya sekitar 2 tahun lalu namun sembuh setelah diobati oleh

dokter.

- Riwayat luka pada daerah tersebut (-)

2

Page 4: Refleksi SEBOPSORIASIS

- Riwayat merokok (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :

Ada anggota keluarga yang pernah mengalami sakit seperti ini.

Riwayat Sosial Ekonomi

- Pasien mengaku sering bermain tanah dan pasir diluar rumah tanpa

menggunakan sandal.

Riwayat Alergi :

Inhalan : Disangkal

Makanan : Disangkal

Obat : Disangkal

Bahan Kimia : Disangkal

PEMERIKSAAN FISIK

Status General :

Keadan Umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Komposmentis

Tanda vital :

o Nadi : 110 kali / menit

o Respirasi : 24 kali / menit

o Suhu Axilar : 36,50C

Kepala :

o Mata : Konjungtiva Anemis -/-, Sklera Ikterik -/-

o Hidung : Sekret (-)

o Telinga : Dalam batas normal

o Mulut : Dalam batas normal

Leher :

3

Page 5: Refleksi SEBOPSORIASIS

o Pembesaran KGB (-)

o Trakea letak tengah

Thoraks :

o Simetris, retraksi (-)

o Cor / Pulmo : Dalam batas normal

Cor :

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V midclavicularis (S)

Perkusi : batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : S1/S2 reguler,murmur (-)

Pulmo :

Inspeksi : simetris kiri dan kanan

Palpasi : nyeri tekan (-), massa tumor (-), fremitus raba

kiri=kanan

Perkusi : sonor kiri=kanan

Auskultasi : Bunyi pernapasan bronkovesikuler R=L

Bunyi tambahan: ronkhi -/- Wheezing -/-

Abdomen :

o Datar, lemas, bising usus (+) normal

o Hepar / Lien : Tidak teraba

Ekstremitas superior et inferior : Akral hangat

Status Dermatologis :

Lokalisasi dan Efloresensi

Lokalisasi :

Regio oksipital

Efloresensi :

Plakat eritematosa dengan skuama berlapis-lapis berwarna putih

4

Page 6: Refleksi SEBOPSORIASIS

DIAGNOSIS BANDING :

- Sebopsoriasis

- Dermatitis seboroik

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan

DIAGNOSIS KERJA

Sebopsoriasis

PENATALAKSANAAN

1. Non Medikamentosa

Hindari cahaya matahari, sinar ultraviolet yang berlebihan

Hindari stres fisik dan jiwa

Perlunya kontrol penyakit/ observasi lebih lanjut

2. Medikamentosa

Loratadin 1x10mg

Desoximethason 0,25% krim

Ketokonazole 2% krim

5

Page 7: Refleksi SEBOPSORIASIS

PROGNOSIS

Quo ad vitam : Dubia ad bonam

Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

Quo ad kosmetikam : Dubia ad malam

6

Page 8: Refleksi SEBOPSORIASIS

BAB III

PEMBAHASAN

Pasien laki-laki 30 tahun datang ke poli kulit dan kelamin RS.AWS

dengan keluhan Bercak kemerahan dan bersisik putih di kulit kepala sejak 3 bulan

yang lalu, keluhan disertai rasa gatal. Awalnya muncul bercak kecil seperti

ketombe di kulit kepala bagian belakang sebelah kanan,yang semakin lama

semakin meluas ke bagian kulit kepala lain. Pasien sering keramas untuk

menghilangkan bercak putih pada kepala tersebut. Keluhan tersebut hanya

terdapat di kulit kepala saja, tidak terdapat ditempat lain saat ini, tidak ada

penyebaran ke daerah lainnya. Sebelumnya pasien memeriksakan keluhan tersebut

di puskesmas, tetapi tidak kunjung sembuh. Pasien pernah mengalami keluhan

yang sama sejak 3 tahun yang lalu, keluhan yang sama dirasakan pernah muncul

diketiak dan selangkangan pasien. Pasien membawa keluhannya ke puskesmas.

Keluhan tersebut sembuh tetapi sering hilang timbul, Riwayat penyakit keluarga

yang serupa dengan pasien disangkal oleh pasien, Riwayat alergi disangkal

pasien, Riwayat penyakit kulit lainnya disangkal pasien. Menurut teori

Sebopsoriasis adalah psoriasis yang berbatas pada daerah seboroik (gland.

Sebasea). Psoriasis sendiri adalah suatu dermatosis kronis residif dengan

gambaran klinis yang khas, yaitu adanya macula eritematosa yang berbentuk bulat

lonjong, diatasnya ada skuama yang tebal, berlapis-lapis dan berwarna putih

transparan seperti mika yang berbatas pada daerah seboroik (gland. Sebasea).1

Efloresensi kulit pasien ini berupa Plakat eritematosa dengan skuama

berlapis-lapis berwarna putih. Menurut teori sebopsoriasis adalah kelainan kulit

yang bersifat kronik dengan karakteristik berupa plak eritematosa berbatas tegas,

skuama kasar, berlapis, dan berwarna putih keperakan yang berbatas pada daerah

seboroik dan bila dilakukan pemeriksaan histopatologi ditemukan parakeratosis

dan akantosis. 1,3

7

Page 9: Refleksi SEBOPSORIASIS

Pada pasien didiagnosis banding dengan dermatitis seboroik. Berdasarkan

teori sebopsoriasis predileksinya sama dengan dermatitis seboroik yaitu pada

daerah seboroik (gland. Sebasea). Tetapi dermatitis seboroik berbeda karena

skuamanya berminyak kekuningan, sedangkan sebopsoriasis skuama putih kering,

dalam pemeriksaan sebopsoriasis dapat ditemui fenomena tetesan lilin dan

fenomena auspitz.2,6

Penatalaksanaan umum pada pasien ini secara Non Medikamentosa adalah

hindari cahaya matahari, sinar ultraviolet yang berlebihan.Hindari stres fisik dan

jiwa, perlunya kontrol penyakit/ observasi lebih lanjut. Untuk terapi

8

Page 10: Refleksi SEBOPSORIASIS

medikamentosa Loratadin 1x10mg, Desoximethason 0,25% krim, Ketokonazole

2% krim.

Menurut teori pengobatan sistemik

a.Kortikosteroid: obat ini digunakan pada psoriasis eritodermik dan psoriasis

pustulosa generalisata. Dosis permulaan 40-60 mg prednisolon sehari, jika telah

sembuh dosis di turunkan perlahan.

b. Obat sitotoksik (metotreksat): Obat ini dapat menghambat mitosis sel epidermis

tanpa mengganggu fungsi sel. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat kerja

penghambatan kompetitif dihidrofolat reduktase, sehingga mengakibatkan

pengurangan sistesis DNA. Dengan menghambat mitosis, obat ini efektif untuk

mengobati lesi psoriasis. Penderita biasanya senang dengan obat ini karena

tidak perlu mempergunakan salep atau krim yang dioleskan.kerugian obat ini

adalah psoriasis dapat mengalami relaps setelah obat dihentikan dan mempunyai

banyak efek samping. Pengobatan dengan metotreksat hanya boleh diberikan

pada penderita psoriasis yang tidak memberikan hasil memuaskan dengan

pengobatan topikal atau dengan PUVA. Walaupun obat ini tidak bersifat kuratif,

MTX tetap merupakan obat yang bermanfaat terhadapa psoriasis dan dapat

diberikan secara oral maupun melalui injeksi.

Metotreksat dapat diberikan dengan 3 cara:

1) Dosis setiap hari, 2,5-5 mg/hari selama 14 hari dan selanjutnya dapat

diberikan dengan dosis bertahan (maintenance) 1-2 mg/hari.

2) Dosis tunggal 25 mg dan diikuti dengan 50mg tiap minggu berikutnya.

3) Dosis tunggal 25 mg per injeksi/minggu, disusul dengan 50 mg setiap

minggu berikutnya.

Pengobatan dengan MTX hendaknya diberikan pada penderita dengan fungsi

ginjal yang baik. Penderita anemia dan gangguan fungsi sum-sum tulang serta

penderita penyakit infeksi sebaiknya jangan diobati dengan MTX. Sebelum dan

selama pengobatan, harus diawasi benar-benar kemungkinan timbulnya efek

samping obat dengan memeriksa darah, fungsi hati, dan ginjal. 4,5

9

Page 11: Refleksi SEBOPSORIASIS

Pengobatan topical

a. Steroid topical: Tidak dapat menyembuhkan psoriasis secara tuntas, tetapi

dapat meredakannya. Ada risiko timbulnya brittle psoriasis, akan tetapi jika

digunakan untuk penyakit yang dalam keadaan stabil dan pada kulit kepala

serta daerah fleksor, obat-obatan ini dapat bermanfaat.

b. Preparat ter : mempunyai efek anti radang. Ada 3 jenis ter : fosil seperti iktiol;

kayu seperti oleum kadini dan oleum ruski; dan batubara seperti liantral, likuo

karbonisdetergens.

c. Kortikosteroid: merupakan golongan kortikosteroid yang poten, seperti

dengan senyawa flour. Jika lesi hanya beberapa dapat pula disuntikan

triamsinolon asetonid intralesi seminggu sekali.

d. Ditranol(antralin): sangat efektif digunakan tapi dapat mewarnai kulit dan

pakaian. Konsentrasi 0,2-0,8% dalam bentuk pasta/salap. Penyembuhan

selama 3 minggu. Bekerja paling baik dalam bentuk pasta lassar (tepung, zink

oksida, asam salisilat dalam paraffin lunak putih).

e. Pengobatan dengan penyinaran: sinar UV dapat menghambat mitosis sehingga

dapat digunakan untuk pengobatan psoriasis. Digunakan sinar UV antifisial:

sinar A yaitu UVA, dapat digunakan secara tersendiri / kombinasi dengan

psoralen (8-metoksipsoralen, metoksalen) dan PUVA, / bersama-sama dengan

preparat ter yang terkenal sebagai pengobatan cara Goeckerman.

Pengobatan cara Goekerman: menggunakan ter yang berasal dari batubara

yang ditambahkan minyak. Ter tersebut bersifat fotosensitif dan dioleskan 2-3

kali sehari, lama pengobatan 4-6 minggu, penyembuhan terjadi setelah 3

minggu, kecuali preparat ter juga dapat digunakan ditranol.1,4

Prognosis sebopsoriasis cukup baik, walaupun cenderung residif bila

pengobatannya tidak adekuat dan karena merupakan penyakit autoimun7,11.

Perjalanan penyakit menuju perburukan atau dalam hal ini kematian sangat jarang

ditemukan8. Perjalanan penyakit ke arah mortalitas pasien sendiribaik karena

melihat keadaan umum dari pasien tidak nampak sakit berat dan belum ditemukan

adanya komplikasi yang bermakna dan telah dilakukan diagnosa dengan tepat dan

10

Page 12: Refleksi SEBOPSORIASIS

terapi yang tepat. Secara fungsional penderita dapat kembali bekerja seperti hari-

hari sebelumnya mengingat kondisi pasien tidak menunjukkan tanda-tanda

perburukan. Dari segi kosmetik kemungkinan untuk terjadi rekurensi kembali

akan terjadi jika pengobatan tidak adekuat dan tempat predileksi yang akan

menimbulkan bekas luka yang kurang baik dari segi kosmetik.9,10

11

Page 13: Refleksi SEBOPSORIASIS

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda A. 2010. Dermatitis Eritroskuamosa dalam Ilmu Penyakit Kulit

dan Kelamin, edisi Kelima. Jakarta. FK UI. Hal : 189-202.

2. Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses

penyakit, Edisi 6. EGC: Jakarta

3. Murtiastutik D dkk. 2009. Atlas penyakit kulit dan kelamin Edisi 2. FK

Unair. Surabaya. Hal 131-136

4. Preedy VR. 2012. Shampo in The Treatment of Scalp Psoriasis. Handbook

of Hair in Health and Disease. Nettherland. P : 450-466

5. CDA. 2009. Management of Scalp Psoriasis. Canadian Guidelines for the

Management of Plaque Psoriasis. Canada. P : 71-74

6. Ortigosa JS, Regana MS, Millet PU. 2009.An Update on Scalp Psoriasis.

Actas Dermosifiliogr. Barcelona, Spain. P :536-43

7. Riveira-Munoz E, He SM, Escaramís G, et al. 2011. Meta-Analysis

Confirms the LCE3C_LCE3B Deletion as a Risk Factor for Psoriasis in

Several Ethnic Groups and Finds Interaction with HLA-Cw6. J Invest

Dermatol. P : 229-56

8. Gelfand JM, Troxel AB, Lewis JD, Kurd SK, Shin DB, Wang X, et al. The

risk of mortality in patients with psoriasis: results from a population-based

study. Arch Dermatol. 2007 Dec. 143(12):1493-9

9. Harding A. Extent of psoriasis tied to risk of comorbidities. Reuters Health Information. 2013.

10. Yeung H, Takeshita J, Mehta NN, et al. Psoriasis Severity and the Prevalence of Major Medical Comorbidity: A Population-Based Study. JAMA Dermatol. 2013

11. Langley RG, Elewski BE, Lebwohl M, Reich K, Griffiths CE, Papp K, et al. 2014. Secukinumab in plaque psoriasis--results of two phase 3 trials. N Engl J Med. 371(4):326-38

12