Refleksi Manajemen Pikiran - jenniexue.com · penulis membaca buku digital ... distraksi fungsional...

1
Di masa kini, kita tak hanya butuh tabungan dan instrumen investasi. Jangan lupa menyiapkan produk proteksi agar tingkat kenyamanan hidup tak terganggu. Simak beragam manfaat yang bisa kita petik dari instrumen proteksi di Edisi Khusus Oktober 2016. Menikmati Manfaat Produk Proteksi Iklan: Gedung KOMPAS GRAMEDIA, Jalan Palmerah Selatan No. 22-28 unit II Lt. 2, Jakarta Selatan 10270 Sirkulasi: Gedung KOMPAS, Jalan Gajah mada No.109-110A Jakarta 11140 Telepon: Iklan (021) 536 79909, 548 3008 Faksimile: Iklan: (021) 5369 9080, Sirkulasi (021) 260 0972 Edisi Khusus Oktober 2016 Terbit 13 Oktober 2016 Manajemen Pikiran B eberapa minggu terakhir, penulis menerima bebe- rapa tawaran kerja, pro- yek, dan menulis buku dari mancanegara. Beberapa di an- taranya penulis terima dengan senang hati, sedangkan sisanya jadi bahan pertimbangan. Yang menarik bagi penulis: mengapa demikian banyak tawaran itu datang bertubi-tubi? Dengan memberanikan diri, penulis bertanya kepada bebe- rapa pemberi tawaran tersebut. Apakah yang membuat mereka tertarik untuk menghubungi penulis dan menawarkan ber- bagai proyek itu? Jawaban me- reka ternyata di luar dugaan: Anda bernafas panjang. Apa artinya? Komitmen ter- bukti bertahun-tahun dengan prestasi stabil. Sambil meng- ucapkan terima kasih, penulis merenungkan artinya, agar bisa dituliskan dalam artikel ini. Dalam pekerjaan yang berhu- bungan dengan publik, tentu ini sangat mudah diamati. Dengan mesin pencari Google, akan tampil semua kegiatan yang pernah diberitakan. Misalnya, bagi seorang penulis, rekam je- jak sangat mudah ditelusuri. Ini bisa dilakukan cukup dengan menilai topik-topik tulisan, per- geseran paradigma seiring wak- tu, dan kematangan serta keta- jaman gaya penulisan. Bagaimana cara memperpan- jang nafas? Alias, bagaimana cara tetap teguh dan berkomit- men akan pilihan kita? Pertama, tentukan tujuan hi- dup Anda. Ini gampang-gam- pang susah, karena sering kali apa yang Anda harapkan jauh dari kenyataan. Penulis sendiri hidup dengan deadline. Setiap kegiatan penulis berikan teng- gat waktu dan diusahakan sebi- sanya untuk dicapai. Ada beberapa tujuan hidup yang masih perlu penulis kejar dalam beberapa tahun di muka. Selain itu, penulis juga punya tujuan tahunan, bulanan, dan mingguan. Tujuan harian tentu ada dan inilah yang paling sulit untuk dikendalikan, mengingat hidup penuh dengan aktivitas dan fisik terkadang terganggu kesehatannya. Kedua, sadari bahwa setiap hari dan setiap kegiatan ber- fungsi membangun jalan kepa- da tujuan. Deadline merupakan salah satu bentuk pembangun- an jalan yang konkrit. Kuantifi- kasi juga. Jadi, apa yang hendak dicapai dengan deadline juga perlu jelas jumlahnya. Semakin dilatih, maka akan semakin peka akan deadline dan nilai kuantitas. Ini juga me- latih pikiran untuk fokus terle- pas dari segala macam suasana hati dan gangguan lingkungan. Penulis sendiri butuh waktu bertahun-tahun untuk bekerja semi-otomatis. Dalam arti, tidak tergantung suasana hati atau kondisi lingkungan. Mengelola pikiran Ketiga, delayed gratification atawa menunda kesenangan. Menurut psikolog Stanford Wal- ter Mischel, the Stanford Marshmallow Experiment me- nunjukkan, bahwa anak-anak yang menunda hasil instan mempunyai kehidupan di masa dewasa yang lebih baik, seperti nilai SAT lebih tinggi, pencapai- an pendidikan, body mass in- dex (BMI), dan lainnya. Fokus mengerjakan sesuatu tanpa ada hasil pada awalnya merupakan bentuk delayed gratification. Menurut Malcolm Gladwell, segala sesuatu me- merlukan usaha minimal 10.000 jam sebelum mencapai hasil memuaskan. Keterampilan (skill) apapun butuh waktu cu- kup lama untuk mencapai ke- matangan profesional. Suatu penguasaan atau pe- nyelesaian aktivitas bisa saja memerlukan waktu cukup lama, namun tidak sampai 10.000 jam. Walau hanya satu dua jam, ini juga merupakan bentuk bahwa tidak ada hasil instan. Asah kesabaran. Keempat, mengelola pikiran dengan distraksi positif dan produktif. Penulis mengguna- kan berbagai cara agar pikiran tidak terlalu bercabang, apalagi ketika baru mengalami suatu kejadian traumatis. Biasanya, penulis membaca buku digital atau e-book di Kindle yang telah mencapai ribuan. Dengan mengisi pikiran me- lalui ide-ide dari buku, biasanya pikiran-pikiran yang traumatis bisa disingkirkan. Namun, ini bukan merupakan pengganti konseling dengan terapis profe- sional. Hal itu hanya merupakan distraksi fungsional saja. Intinya, kelola pikiran agar hal-hal yang bisa melemahkan produktivitas tidak diberi tem- pat. Penulis sangat mengandal- kan what I want the most da- lam hidup. Ada yang menyebut- nya sebagai life with a purpose atau a purposeful life. Dengan menyadari what I want the most atau apa yang paling saya inginkan, kini penu- lis bisa memprioritaskan hal-hal yang paling berguna untuk mencapainya. Yang kurang mendukung sebaiknya dikerja- kan bila ada waktu lebih saja. Sebagai contoh, kini penulis sangat selektif tentang siapa teman hangout karena mereka sangat menentukan masa de- pan. Teman-teman yang positif dan mendukung bisa mening- katkan keyakinan diri, sehingga lebih fokus dan bersemangat. Mengelola pikiran sangat membantu produktivitas se- hingga Anda mampu komitmen dalam pilihan. Inilah rahasia agar bernafas panjang. Jennie M. Xue, Kolumnis Internasional dan Pengajar Bisnis, tinggal di California, AS, www.jenniexue.com Refleksi 10 Oktober - 16 Oktober 2016 Tabloid Kontan 13

Transcript of Refleksi Manajemen Pikiran - jenniexue.com · penulis membaca buku digital ... distraksi fungsional...

Page 1: Refleksi Manajemen Pikiran - jenniexue.com · penulis membaca buku digital ... distraksi fungsional saja. Intinya, ... Bisnis, tinggal di California, AS,  Refleksi

Di masa kini, kita tak hanya butuh tabungan dan instrumen investasi. Jangan lupa menyiapkan produk proteksi agar tingkat kenyamanan

hidup tak terganggu. Simak beragam manfaat yang bisa kita

petik dari instrumen proteksi di Edisi Khusus Oktober 2016.

Menikmati Manfaat Produk Proteksi

Iklan: Gedung KOMPAS GRAMEDIA, Jalan Palmerah Selatan No. 22-28 unit II Lt. 2, Jakarta Selatan 10270 Sirkulasi: Gedung KOMPAS, Jalan Gajah mada No.109-110A Jakarta 11140

Telepon: Iklan (021) 536 79909, 548 3008 Faksimile: Iklan: (021) 5369 9080, Sirkulasi (021) 260 0972

Menikmati Manfaat

Edisi KhususOktober 2016

Terbit 13 Oktober 2016

Manajemen PikiranBeberapa minggu terakhir,

penulis menerima bebe-rapa tawaran kerja, pro-

yek, dan menulis buku dari mancanegara. Beberapa di an-taranya penulis terima dengan senang hati, sedangkan sisanya jadi bahan pertimbangan. Yang menarik bagi penulis: mengapa demikian banyak tawaran itu datang bertubi-tubi?

Dengan memberanikan diri, penulis bertanya kepada bebe-rapa pemberi tawaran tersebut. Apakah yang membuat mereka tertarik untuk menghubungi penulis dan menawarkan ber-bagai proyek itu? Jawaban me-reka ternyata di luar dugaan: Anda bernafas panjang.

Apa artinya? Komitmen ter-bukti bertahun-tahun dengan prestasi stabil. Sambil meng-ucapkan terima kasih, penulis merenungkan artinya, agar bisa dituliskan dalam artikel ini.

Dalam pekerjaan yang berhu-bungan dengan publik, tentu ini sangat mudah diamati. Dengan mesin pencari Google, akan tampil semua kegiatan yang pernah diberitakan. Misalnya, bagi seorang penulis, rekam je-jak sangat mudah ditelusuri. Ini bisa dilakukan cukup dengan menilai topik-topik tulisan, per-geseran paradigma seiring wak-

tu, dan kematangan serta keta-jaman gaya penulisan.

Bagaimana cara memperpan-jang nafas? Alias, bagaimana cara tetap teguh dan berkomit-men akan pilihan kita?

Pertama, tentukan tujuan hi-dup Anda. Ini gampang-gam-pang susah, karena sering kali apa yang Anda harapkan jauh dari kenyataan. Penulis sendiri hidup dengan deadline. Setiap kegiatan penulis berikan teng-gat waktu dan diusahakan sebi-sanya untuk dicapai.

Ada beberapa tujuan hidup yang masih perlu penulis kejar dalam beberapa tahun di muka. Selain itu, penulis juga punya tujuan tahunan, bulanan, dan mingguan. Tujuan harian tentu ada dan inilah yang paling sulit untuk dikendalikan, mengingat hidup penuh dengan aktivitas dan fi sik terkadang terganggu kesehatannya.

Kedua, sadari bahwa setiap hari dan setiap kegiatan ber-fungsi membangun jalan kepa-da tujuan. Deadline merupakan salah satu bentuk pembangun-an jalan yang konkrit. Kuantifi -kasi juga. Jadi, apa yang hendak dicapai dengan deadline juga perlu jelas jumlahnya.

Semakin dilatih, maka akan semakin peka akan deadline

dan nilai kuantitas. Ini juga me-latih pikiran untuk fokus terle-pas dari segala macam suasana hati dan gangguan lingkungan. Penulis sendiri butuh waktu bertahun-tahun untuk bekerja semi-otomatis. Dalam arti, tidak tergantung suasana hati atau kondisi lingkungan.

Mengelola pikiran

Ketiga, delayed gratifi cation atawa menunda kesenangan. Menurut psikolog Stanford Wal-ter Mischel, the Stanford

Marshmallow Experiment me-nunjukkan, bahwa anak-anak yang menunda hasil instan mempunyai kehidupan di masa dewasa yang lebih baik, seperti nilai SAT lebih tinggi, pencapai-an pendidikan, body mass in-dex (BMI), dan lainnya.

Fokus mengerjakan sesuatu tanpa ada hasil pada awalnya merupakan bentuk delayed gratifi cation. Menurut Malcolm Gladwell, segala sesuatu me-merlukan usaha minimal 10.000 jam sebelum mencapai hasil memuaskan. Keterampilan (skill) apapun butuh waktu cu-kup lama untuk mencapai ke-matangan profesional.

Suatu penguasaan atau pe-nyelesaian aktivitas bisa saja memerlukan waktu cukup lama, namun tidak sampai 10.000 jam. Walau hanya satu dua jam, ini juga merupakan bentuk bahwa tidak ada hasil instan. Asah kesabaran.

Keempat, mengelola pikiran dengan distraksi positif dan produktif. Penulis mengguna-kan berbagai cara agar pikiran tidak terlalu bercabang, apalagi ketika baru mengalami suatu kejadian traumatis. Biasanya, penulis membaca buku digital atau e-book di Kindle yang telah mencapai ribuan.

Dengan mengisi pikiran me-lalui ide-ide dari buku, biasanya pikiran-pikiran yang traumatis bisa disingkirkan. Namun, ini bukan merupakan pengganti konseling dengan terapis profe-sional. Hal itu hanya merupakan distraksi fungsional saja.

Intinya, kelola pikiran agar hal-hal yang bisa melemahkan produktivitas tidak diberi tem-pat. Penulis sangat mengandal-kan what I want the most da-lam hidup. Ada yang menyebut-nya sebagai life with a purpose atau a purposeful life.

Dengan menyadari what I want the most atau apa yang paling saya inginkan, kini penu-lis bisa memprioritaskan hal-hal yang paling berguna untuk mencapainya. Yang kurang mendukung sebaiknya dikerja-kan bila ada waktu lebih saja.

Sebagai contoh, kini penulis sangat selektif tentang siapa teman hangout karena mereka sangat menentukan masa de-pan. Teman-teman yang positif dan mendukung bisa mening-katkan keyakinan diri, sehingga lebih fokus dan bersemangat.

Mengelola pikiran sangat membantu produktivitas se-hingga Anda mampu komitmen dalam pilihan. Inilah rahasia agar bernafas panjang. ❏

Jennie M. Xue, Kolumnis Internasional dan Pengajar Bisnis, tinggal di California, AS, www.jenniexue.com

Refleksi

Iklan: Gedung KOMPAS GRAMEDIA, Jalan Palmerah Selatan No. 22-28 unit II Lt. 2, Jakarta Selatan 10270

10 Oktober - 16 Oktober 2016 Tabloid Kontan 13