Refleks Fisiologis Dan Patologis

download Refleks Fisiologis Dan Patologis

of 24

Transcript of Refleks Fisiologis Dan Patologis

REFLEKS PADA MANUSIA

Disusun oleh :No.NamaNPM

1.Ni Made Nidia Purnama P13700085

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYATAHUN AKADEMIK 2013/2014

REFLEKS PADA MANUSIA

REFLEKSRefleks adalah jawaban motorik atas rangsangan sensorik yang diberikan pada kulit ataupun respon apapun yang terjadi secara otomatis tanpa usaha sadar. Secara sederhana reflex arc = busur refleks terdiri dari :1. Reseptor.2. Conducting system yang terdiri dari afferent neuron suatu medium yang disebut synaps yang terdapat di SSP efferent neuron.3. Efektor. Efektor adalah alat tubuh yang menjawab terhapap impuls yang dipancarkan oleh refleks dan merupakan bagian tubuh yang dikendali oleh saraf. Beberapa macam efektor : otot polos, otot skelet, sel-sel kelenjar. Ada alat tubuh yang dipengaruhi kuat-kuat oleh saraf, tetapi ada alat tubuh yang tetap bekerja sebagai bukan efektor misalnya : cardiac muscle. Impuls yang dipancarkan dalam efferent dan afferent neuron semuanya tunduk pada all of none, juga dipancarkan dalam effektor (mis. Otot). Sebaliknyaada 3 tempat dimana jawaban listrik dalam reflex arc itu tidak tunduk pada all of one yaitu di reseptor synaps dan myoneuraljunction. Pada mammalian dan manusia hubungan antara afferent dan efferent somatic neurons terdapat di otak atau corda spinalis.Afferent neuron masuk ke dalam spinalcord melalui dorsal roots atau saraf cranial dan memiliki cell bodiesnya dalam dorsal roots ganglia atau ganglia yang homolog dengan itu pada saraf-saraf cranial.Serat-serat efferent,meninggalkan corda spinalis atau otak melalui ventral roots atau saraf cranial. Sesuatu prinsip bahwa kedalam spinalcord, dorsal roots adalah sensorik dan keluar dari spinalcord ventral roots adalah motorik dikenal sebagai Hukum Bell-Magendic. Suatu serat saraf tidak dapat berfungsi sebagai kedua-duanya sensorik dan motorik sekaligus. Sebagai contoh ialah refleks patella. Pada otot terdapat serabut intrafusal sebagai organ reseptor yang dapat menerima sensor berupa regangan otot, lalu neuron aferen akan berjalan menuju medula spinalis melalui ganglion posterior medulla spinalis. Akson neuron aferen tersebut akan langsung bersinaps dengan lower motor neuron untuk meneruskan impuls dan mengkontraksikan otot melalui serabut ekstrafusal agar tidak terjadi overstretching otot. Namun begitu lengkung refleks tidak hanya menerima respon peregangan saja, sebagai contoh respon sensorik kulit, aponeurosis, tulang, fasia, dll. Gerakan reflektorik dapat dilakukan oleh semua otot seran lintang (Martini, 2006;Snell, 2002).

RESEPTORPentingnya reseptor dalam refleks adalah sebagi tempat bermula timbulnya impuls-impuls. Untuk suatu macam reseptor diperlukan rangsangan yang adequate, dan untuk sesuatu macam refleks diperlukan rangsangan yang adequate pula.Macam-macam reseptor : 1. Mechanoreseptor : Mechanoreseptor di kulit Mechanoreseptor telinga (cochlea) Mechanoreseptor vestibular app. Kinesthetic reseptor muscle spindle, golgi tendon app, pressoreseptor dalam cardiovascular dan paru.2. Thermoreseptor 3. Chemoreseptor : carotid/aortic bodies, taste buds ocfact cells.4. Electromagnetic reseptor dalam retina.Fungsi reseptor :1. Untuk menimbulkan refleks supaya fungsi tubuh berjalan serasi/selaras.2. Untuk menimbulkan rasa-rasa tubuh yang menimbulkan kesadaran tentang realitas dunia maupun citra dirinya.Alur system saraf dimulai dari adanya rangsangan yang diterima reseptor sampai terjadijawaban (respon) yang dilakukan efektor.RANGSANGAN RESEPTOR AFFERENT SARAF PUSAT EFFERENT EFEKTOR

PEMERIKSAAN REFLEKSReflek motorik merupakan kontraksi yang tidak disadari dari respon otot atau kelompok otot yang meregang tiba-tiba dekat daerah otot yang di ransang. Tendon terpengaruh langsung dengan palu reflek atau secara tidak langsung melalui benturan pada ibu jari penguji yang ditempatkan rekat pada tendon. Uji reflek ini memungkinkan orang yang menguji dapat mengkaji lengkung reflek yang tidak disadari, yang bergantung pada adanya reseptor bagian aferen, sinap spinal, serabut eferen motorik dan adanya beberapa pengaruh perubahan yang bervariasi pada tingkat yang lebih tinggi. Biasanya reflek yang dapat diuji mencakup reflek bideps, brakhioradialis triseps, patela, dan pergelangan kaki (atau Achiles). Dalam pemeriksaan reflex, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :1. Relaksasi sempurna. Orang coba harus relaks dengan posisi seenaknya. Bagian tubuh yang akan diperiksa harus terletak sepasif mungkin (lemas) tanpa ada usaha orang coba untuk mempertahankan posisinya.2. Harus ada ketegangan optimal dari otot yang yang akan diperiksa. Ini dapat dicapai bila posisi dan letak anggota gerak orang coba diatur dengan baik.3. Pemeriksaan mengetuk hammer dengan gerak fleksi pada sendi tangan dengan kekuatan yang sama, yang dapat menimbulkan regangan yang cukup.Refleks yang muncul pada orang normal disebut sebagai refleks fisiologis. Kerusakan pada sistem syaraf dapat menimbulkan refleks yang seharusnya tidak terjadi atau refleks patologis. Keadaan inilah yang dapat dimanfaatkan praktisi agar dapat mengetahui ada atau tidaknya kelainan sistem syaraf dari refleks. Pemeriksaan reflek fisiologis merupakan satu kesatuan dengan pemeriksaan neurologi lainnya, dan terutama dilakukan pada kasus-kasus mudah lelah, sulit berjalan, kelemahan/kelumpuhan, kesemutan, nyeri otot anggota gerak, gangguan trofi otot anggota gerak, nyeri punggung/pinggang gangguan fungsi otonom

A. Tehnik reflekPalu reflek digunakan untuk menimbalkan reflek tendon profunda (RTP). Batang palu dipegang longgar antara ibu jari dan jari telunjuk, yang memberikan getaran. Gerakan pergerakan tangan sama seperti pada saat digunakan selama perkusi. Ekstremitas diposisikan sehingga tendon sedikit meregang. Hal ini membutuhkan pengetahuan tentang lokasi otot, dan tendong yang melengkapinya. Tendon yang bergerak cepat yang berhubungan dengan reflek dibandingkan dengam sisi yang berlawanan.B. Derajat reflekHilangnya reflek adalah sangat lah berarti, walaupun sentakanpergelangan kaki (reflek Achilles) yang tidak ada, terutama pada lansia. Respon reflek sering dikelaskan antara 0 sampai 4.

4+-hiperaktif dengan klonus terus-menerus3+-hiperaktif2+-normal1+-hipoaktif0+-tidak ada reflek

C. Macam-macam RefleksSecara umum. Ada 3 unsur yang berperan dalam refleks yaitu jaras aferen, bussur sentral dan jaras eferen. Perubahan ketiga komponen tersebut akan mengakibatkan perubahan dalam kualitas maupun kuantitas dari refleks. Integritas dari arcus reflek akan terganggu jika terdapat malfungsi dari organ reseptor, nercus sensorik, ganglion radiks postreior, gray matter medula spinal, radik anterior, motor end plate, atau organ efektor. Pengetahuan tentang reflek dapat digunakan untuk menentukan jenis kerusakan yang terjadi pada sistem persyarafan. Ada beberapa pembagian tentang refleks berdasarkan neurologi klinis :

Brainstem reflexPittsburgh Brain Stem ScoreCara ini dapat digunakan unuk menilai reflex brainstem pada pasien koma.

NoRrainstem ReflexPositiveNegative1Reflex bulu mata (kedua sisi) 2 12Reflex kornea (kedua sisi) 213Dolls eyes movement (kedua sisi) 2 14Reaksi pupil terhadap cahaya (kanan) 215Reaksi pupil terhadap cahaya (kiri) 216Reflex muntah atau batuk 21Interpretasi :Nilai minimum ( 6 )Nilai Maximum ( 12; semakin tinggi semakin baik)Superficial reflek/skin reflek1. Reflex dinding perut: a. Stimulus: Goresan dinding perut daerah, epigatrik, supraumbilical, infra umbilical dari lateral ke medial. b. Respon: kontraksi dinding perut c. Aferent: n. intercostals T 5-7 epigastrik , n,intercostals T 7-9 supra umbilical, n.intercostals T 9-11 umbilical, n.intercostals T 11-L1 infra umbilical, n.iliohypogastricus, n.ilioinguinalis, d. Eferent : idem2. Reflex Cremaster a. Stimulus : goresan pada kulit paha sebelah medial dari atas ke bawah b. Respon : elevasi testis ipsilateral c. Afferent : n.ilioinguinalis (L 1-2) d. Efferent : n. genitofemoralis

Reflek FisiologisRefleks fisiologis dibagi menjadi 2 yaitu : Somatik dan autonomik (otonom). Refleks somatic dibagi lagi menjadi dua yaitu Monosynaptic refleks = Stretch refleks dan Polysynaptic refleks.Pada lengkung refleks ada yang disebut monosynaptic dan polysynaptics. Jumlah sinaps dalam lengkungan bervariasi dari 2 sampai beratus-ratus. Lengkung refleks paling sederhana adalah lengkung refleks yang mempunyai satu sinaps antara neuron aferent dan eferent. Lengkung refleks semacam ini dinamakan monosynaptic dan refleks yang terjadi disebut monosynaptic refleks. Pada kedua jenis lengkung refleks ini, tetapi terutama pada lengkung refleks polysynaptics. Aktivitas di ubah oleh fasilitasi spesial dan temporal oklusi efek subliminimal dan efek lainnya.Refleks monosynaptics : refleks regang. Apabila otot kerangka dengan saraf yang utuh diregangkan otot akan berkontraksi. Jawaban ini di namakan refleks regang. Rangsangan yang membangkitkan refleks ini adalah regangan otot, dan jawabannya adalah kontraksi otot yang di regangkan tersebut.Organ sensoriknya adalah kumparan otot. Impuls yang berasal kumparan di hantarkan ke SSP oleh serabut-serabut sensorik yang cepat dan langsung melintas ke neuron-neuron motorik yang menyerafi otot yang sama. Refleks regang adalah satu-satunya refleks monosinaps dalam tubuh.Contoh-contoh dari dalam klinik, ketokan pada urat patela menimbulkan sentakan lutut, yaitu suatu refleks regang dari m.quadriceps femoris sebab ketokan pada urat meregangkan otot tersebut.

Hal penting yang harus dilakukan dalam pemeriksaan refleks :1. Penentuan lokasi pengetukan yaitu tendon periosteum dan kulit2. Anggota gerak yang akan dites harus dalam keadaan santai.3. Dibandingkan dengan sisi lainnya dalam posisi yang simetris

Refleks Fisiologis Ekstremitas Atas1. Refleks BisepReflek biseps didapat melalui peregangan tendon biseps pada saat siku pada keadaan fleksi. Pemeriksaan:a. Pasien duduk di lantai.b. Lengan rileks, posisi antara fleksi dan ekstensi dan sedikit pronasi, lengan diletakkan di atas lengan pemeriksa. Stimulus : ketokan pada jari pemeriksa pada tendon m.biceps brachii, posisi lengan setengah ditekuk pada sendi siku. Respon : fleksi lengan pada sendi siku. Afferent : n.musculucutaneus (C 5-6); Efferent : idem.

2. Refleks Trisepa. Pasien duduk dengan rileks.b. Lengan pasien diletakkan di atas lengan pemeriksa.c. Pukullah tendo trisep melalui fosa olekrani.Stimulus : ketukan pada tendon otot triceps brachii, posisi lengan fleksi pada sendi siku dan sedikit pronasi .Respon : ekstensi lengan bawah disendi siku . Afferent : n.radialis (C6-7-8); Efferent : idem.

3. Reflesk Brakhioradialisa. Posisi Pasien sama dengan pemeriksaan refleks bisep.b. Pukullah tendo brakhioradialis pada radius distal dengan palu reflex.c. Respon: muncul terakan menyentak pada lengan.

4. Refleks Periosteum radialisa. Lengan bawah sedikit di fleksikan pada sendi siku dan tangan sedikit dipronasikan.b. Ketuk periosteum ujung distal os. Radialis.c. Respon: fleksi lengan bawah dan supinasi lengan.

5. Refleks Periosteum ulnarisa. Lengan bawah sedikit di fleksikan pada siku, sikap tangan antara supinasi dan pronasi.b.Ketukan pada periosteum os. Ulnaris.c. Respon: pronasi tangan.

Refleks Fisiologis Ekstremitas Bawah1. Refleks Patelaa. Pasien duduk santai dengan tungkai menjuntai.b. Raba daerah kanan-kiri tendo untuk menentukan daerah yang tepat.c. Tangan pemeriksa memegang paha pasien.d. Ketuk tendo patela dengan palu refleks menggunakan tangan yang lain.e. Respon: pemeriksa akan merasakan kontraksi otot kuadrisep, ekstensi tungkai bawah. Stimulus : ketukan pada tendon patella. Respon : ekstensi tungkai bawah karena kontraksi m.quadriceps femoris. Afferent : n.femoralis (L 2-3-4) Efferent :idem

2. Refleks Kremastera. Ujung tumpul palu refleks digoreskan pada paha bagian medial.b. Respon: elevasi testis ipsilateral.

3. Reflesk Plantara. Telapak kaki pasien digores dengan ujung tumpul palu reflex.b. Respon: plantar fleksi kaki dan fleksi semua jari kaki.

4. Refleks Gluteala. Bokong pasien digores dengan ujung tumpul palu reflex.b. Respon: kontraksi otot gluteus ipsilateral.

5. Refleks Anal Eksternaa. Kulit perianal digores dengan ujung tumpul palu reflex. b. Respon: kontraksi otot sfingter ani eksterna`6. KlonusBila terjadi rileks yang sangat hiperaktif, maka keadaaan ini di sebut klonus. Jika kaki dibuat dorsi fleksi dengan tiba-tiba, dapat mengakibatkan dua atau tiga kali gerakan sebelum selesai pada posisi istirahat. Kadang-kadang pada penyakit SSP terdapat aktivitas ini dan kaki tidak mampu istirahat di mana tendon menjadi longgar tetapi aktivitas menjadi berulang-ulang. Tidak terus-menerus klonus dihubungkan dengan keadaan normal tetapi reflek hiperaktif tidak dipertimbangkan sebagai keadaan patologis. Klonus yang teru-menerus indikasi adanya penyakit SSP dan membutuhkan evaluasi dokter.

Reflek Patologis1. Hoffmann TromerTangan pasein ditumpu oleh tangan pemeriksa. Kemudian ujung jari tangan pemeriksa yang lain disentilkan ke ujung jari tengah tangan penderita. Reflek positif jika terjadi fleksi jari yang lain dan adduksi ibu jari

2. RaspingGores palmar penderita dengan telunjuk jari pemeriksa diantara ibujari dan telunjuk penderita. Maka timbul genggaman dari jari penderita, menjepit jari pemeriksa. Jika reflek ini ada maka penderita dapat membebaskan jari pemeriksa. Normal masih terdapat pada anak kecil. Jika positif pada dewasa maka kemungkinan terdapat lesi di area premotorik cortex

3. Reflek PalmomentalGarukan pada telapak tangan pasien menyebabkan kontraksi muskulus mentali ipsilateral. Reflek patologis ini timbul akibat kerusakan lesi UMN di atas inti saraf VII kontralateral

4. Reflek SnoutingKetukan hammer pada tendo insertio m. Orbicularis oris maka akan menimbulkan reflek menyusu. Menggaruk bibir dengan tongue spatel akan timbul reflek menyusu. Normal pada bayi, jika positif pada dewasa akan menandakan lesi UMN bilateral

5. Mayer ReflekFleksikan jari manis di sendi metacarpophalangeal, secara halus normal akan timbul adduksi dan aposisi dari ibu jari. Absennya respon ini menandakan lesi di tractus pyramidalis

6. Reflek babinskiReflek yang diketahui jelas, sebagai indikasi adanya penyakit SSP yang mempengaruhi traktus kortikospinal, disebut respon babinski. Bila bagian lateral telapak kaki seseorang dengan SSP utuh digores, maka terjadi kontraksi jari kaki dan menarik bersama-sama. Pada pasien yang mengalami penyakit SSP pada sistem motorik, jari-jari kaki menyebar dan menjauh. Keadaan ini normal pada bayi tetapi bila ada pada orang dewasa keadaan ini abnormal. Beberapa variasi refleks-refleks lain memberi informasi. Dan yang lainnya juga perlu diperhatian tetapi tidak memberi informasi yang teliti. Lakukan goresan pada telapak kaki dari arah tumit ke arah jari melalui sisi lateral. Orang normal akan memberikan resopn fleksi jari-jari dan penarikan tungkai. Pada lesi UMN maka akan timbul respon jempol kaki akan dorsofleksi, sedangkan jari-jari lain akan menyebar atau membuka. Normal pada bayi masih ada.

7. Reflek oppenheimLakukan goresan pada sepanjang tepi depan tulang tibia dari atas ke bawah, dengan kedua jari telunjuk dan tengah. Jika positif maka akan timbul reflek seperti babinski

8. Reflek gordonLakukan goresan/memencet otot gastrocnemius, jika positif maka akan timbul reflek seperti babinski

9. Reflek schaeferLakukan pemencetan pada tendo achiles. Jika positif maka akan timbul refflek seperti babinski10. Reflek caddockLakukan goresan sepanjang tepi lateral punggung kaki di luar telapak kaki, dari tumit ke depan. Jika positif maka akan timbul reflek seperti babinski.

11. Reflek rossolimoPukulkan hammer reflek pada dorsal kaki pada tulang cuboid. Reflek akan terjadi fleksi jari-jari kaki.

12. Reflek mendel-bacctrerewPukulan telapak kaki bagian depan akan memberikan respon fleksi jari-jari kaki.

Lalu macam-macam gerak refleks berdasarkan : a.Gerak Refleks Berdasarkan Prosesnya (dipelajari/tidak dipelajari).Terdapat dua tipe refleks menurut prosesnya, yaitu:1. Refleks sederhana atau refleks dasar:refleks yang menyatu tanpa dipelajari, seperti mengedipkan mata pada saat ada benda yang menuju ke arahnya.2. Refleks yang dipelajari atau dikondisikan:refleks yang dihasilkan dari berbuat dan belajar, seperti membelokkan mobil kalau mau menabrak benda. Kita mengerjakan hal tersebut secara otomatis, tetapi hanya setelah banyak berlatih secara sadar.b.Gerak Refleks Berdasarkan Pusat Pengintegrasinya.Terdapat dua tipe refleks menurut pusat pengintegrasinya, yaitu:1. Refleks Kranial:refleks yang diintegrasikan oleh otak. Semua komponen yang diperlukan untuk menyambung input aferen ke respon aferen pada otak. Contoh: refleks mengedipkan mata.2. Refleks Spinal: refleks yang diintegrasikan oleh sumsum tulang belakang, semua komponen yang diperlukan untuk menyambung input aferen ke respon aferen berada dalam sumsum tulang belakang.

Adapula refleks pada bayi yang dikenal dengan nama :Reflek primitive1. Refleks menghisap (sucking reflex)Bayi akan melakukan gerakan menghisap ketika Anda menyentuhkan puting susu ke ujung mulut bayi. Refleks menghisapterjadi ketika bayi yang baru lahir secara otomatis menghisap benda yang ditempatkan di mulut mereka. Refleks menghisap memudahkan bayi yang baru lahir untuk memperoleh makanan sebelum mereka mengasosiasikan puting susu dengan makanan. Menghisap adalah refleks yang sangat penting pada bayi. Refleks ini merupakan rute bayi menuju pengenalan akan makanan. Kemampuan menghisap bayi yang baru lahir berbeda beda. Sebagian bayi yang baru lahir menghisap dengan efisien dan bertenaga untuk memperoleh susu, sementara bayi bayi lain tidak begitu terampil dan kelelahan bahkan sebelum mereka kenyang. Kebanyakan bayi yang baru lahir memerlukan waktu beberapa minggu untuk mengembangkan suatu gaya menghisap yang dikoordinasikan dengan cara ibu memegang bayi, cara susu keluar dari botol atau payudara, serta dengan kecepatan dan temperamen bayi waktu menghisap. Refleks menghisap adalah suatu contoh refleks yang muncul saat lahir dan kemudian akan menghilang seiring dengan usia bayi.2. Refleks menggenggam (palmar grasp reflex)Grasping Reflex adalah refleks gerakan jari-jari tangan mencengkram benda-benda yang disentuhkan ke bayi, indikasi syafar berkembang normal hilang setelah 3-4 bulan Bayi akan otomatis menggenggam jari ketika Anda menyodorkan jari telunjuk kepadanya. Reflek menggenggam tejadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi. Bayi akan merespons dengan cara menggenggamnya kuat kuat. Pada akhir bulan ketika, refleks menggenggam berkurang dan bayi memperlihatkan suatu genggaman yang lebih spontan, yang sering dihasilkan dari rangasangan visual. Misalnya, ketika bayi melihat suatu gerakan yang berputar diatas tempat tidurnya, ia akan meraih dan mencoba menggenggamnya. Ketika perkembangan motoriknya semakin lancar, bayi akan menggenggam benda benda, menggunakannya secara hati hati, dan mengamati benda benda tersebut.3. Refleks leher (tonic neck reflex)Akan terjadi peningkatan kekuatan otot (tonus) pada lengan dan tungkai sisi ketika bayi Anda menoleh ke salah satu sisi.4. Refleks mencari (rooting reflex)Rooting reflex terjadi ketika pipi bayi diusap (dibelai) atau di sentuh bagian pinggir mulutnya. Sebagai respons, bayi itu memalingkan kepalanya ke arah benda yang menyentuhnya, dalam upaya menemukan sesuatu yang dapat dihisap. Refleks menghisap dan mencari menghilang setelah bayi berusia sekitar 3 hingga 4 bulan. Refleks digantikan dengan makan secara sukarela. Refleks menghisap dan mencari adalah upaya untuk mempertahankan hidup bagi bayi mamalia atau binatang menyusui yang baru lahir, karena dengan begitu dia dapat menemukan susu ibu untuk memperoleh makanan.5. Refleks moro (moro reflex)Releks Moro adalah suatu respon tiba tiba pada bayi yang baru lahir yang terjadi akibat suara atau gerakan yang mengejutkan. Ketika dikagetkan, bayi yang baru lahir itu melengkungkan punggungnya, melemparkan kepalanya kebelakang, dan merentangkan tangan dan kakinya. Refleks ini berbeda dengan refleks lainnya yang termasuk dalam ketegori gerakan motor. Refleks moro adalah peninggalan nenek moyang primate kita dan refleks ini merupakan upaya untuk mempertahankan hidup. Refleks ini merupakan keadaan yang normal bagi semua bayi yang baru lahir, juga cenderung menghilang pada usia 3 hingga 4 bulan. Sentuhan yang lembut pada setiap bagian tubuh bayi akan menenangkan bayi yang sempat terkejut. Memegang lengan bayi yang dilenturkan pada bahu akan menenangkan bayi. Menurut para ahli, refleks moro ini termasuk reaksi emosional yang timbul dari kemauan atau kesadaran bayi dan akan hilang dengan sendirinya dalam waktu yg singkat. Refleks moro ini timbul ketika bayi dikejutkan secara tiba-tiba atau mendengar suara yang keras. Bayi melakukan gerakan refleks dengan melengkungkan punggungnya dan mendongakkan kepalanya ke arah belakang. Bersamaan dengan gerakan tersebut, kaki dan tangan bayi digerakkan ke depan. Reaksi yang berlangsung sesaat ini pada umumnya diiringi dengan tangisan yang keras.6. Babinski Reflex Refleks primitif pada bayi berupa gerakan jari-jari mencengkram ketika bagian bawah kaki diusap, indikasi syaraf berkembang dengan normal. Hilang di usia 4 bulan.7. Swallowing ReflexRefleks gerakan menelan benda-benda yang didekatkan ke mulut, memungkinkan bayi memasukkan makanan ada secara permainan tapi berubah sesuai pengalaman8. Breathing ReflexRefleks gerakan seperti menghirup dan menghembuskan nafas secara berulang-ulang fungsi : menyediakan O2 dan membuang CO2 permanen dalam kehidupan9. Eyeblink ReflexRefleks gerakan seperti menutup dan mengejapkan mata fungsi : melingdungi mata dari cahaya dan benda-benda asing permanen dalam kehidupan Jika bayi terkena sinar atau hembusan angin, matanya akan menutupatau dia akan mengerjapkan matanya.10. Puppilary ReflexRefleks gerakan menyempitkan pupil mata terhadap cahaya terang, membesarkan pupil mata terhadap lingkungan gelap. fungsi : melindungi dari cahaya terang, menyesuaikan terhadap suasana gelap11. Refleks tonic neckDisebut juga posisi menengadah, muncul pada usia satu bulan danakan menghilang pada sekitar usia lima bulan. Saat kepala bayi digerakkan kesamping, lengan pada sisi tersebut akan lurus dan lengan yang berlawananakan menekuk (kadang-kadang pergerakan akan sangat halus atau lemah).Jika bayi baru lahir tidak mampu untuk melakukan posisi ini atau jika reflek initerus menetap hingga lewat usia 6 bulan, bayi dimungkinkan mengalamigangguan pada neuron motorik atas. Berdasarkan penelitian, reflek tonickneck merupakan suatu tanda awal koordinasi mata dan kepala bayi yang akanmenyiapkan bayi untuk mencapai gerak sadar.12. Refleks tonic Labyrinthine / labirinPada posisi telentang, reflek ini dapat diamati dengan menggangkattungkai bayi beberapa saat lalu dilepaskan. Tungkai yang diangkat akanbertahan sesaat, kemudian jatuh. Hilang pada usia 6 bulan.13. Refleks merangkak (crawling)Jika ibu atau seseorang menelungkupkan bayi baru lahir, iamembentuk posisi merangkak karena saat di dalam rahim kakinya tertekuk kearah tubuhnya.14. Refleks berjalan dan melangkah (stepping)Jika ibu atau seseorang menggendong bayi dengan posisi berdiri dantelapak kakinya menyentuh permukaan yang keras, ibu/orang tersebut akanmelihat refleks berjalan, yaitu gerakan kaki seperti melangkah ke depan. Jikatulang keringnya menyentuh sesuatu, ia akan mengangkat kakinya sepertiakan melangkahi benda tersebut. Refleks berjalan ini akan hilang dan berbedadengan gerakan berjalan normal, yang ia kuasai beberapa bulan berikutnya.Menurun setelah 1 minggu dan akan lenyap sekitar 2 bulan.15. Refleks yawningYakni refleks seperti menjerit kalau ia merasa lapar, biasanyakemudian disertai dengan tangisan.13. Reflek Plantar Reflek ini juga disebut reflek plantar grasp, muncul sejak lahir danberlangsung hingga sekitar satu tahun kelahiran. Reflek plantar ini dapatdiperiksa dengan menggosokkan sesuatu di telapan kakinya, maka jari-jarikakinya akan melekuk secara erat.14.16. Reflek SwimmingReflek ini ditunjukkan pada saat bayi diletakkan di kolam yang berisiiair, ia akan mulai mengayuh dan menendang seperti gerakan berenang.Reflek ini akan menghilang pada usia empat sampai enam bulan. Reflek iniberfungsi untuk membantu bayi bertahan jika ia tenggelam. Meskipun bayiakan mulai mengayuh dan menendang seperti berenang, namun meletakkan bayi di air sangat berisiko. Bayi akan menelan banyak air pada saat itu.

Gerak refleks dapat menyelamatkan manusia dari hal-hal yang membahayakan keselamatan anggota tubuhnya. Hal ini tak terlepas dari sistem koordinasi yang ada pada tubuh manusia.Sistem koordinasipada manusia melibatkan sistem saraf dan indra.Sistem saraf menjadi sistem pengatur dan pengendali dalam tubuh manusia. Ini mempunyai kemampuan untuk menerima rangsangan (impuls) untuk diteruskan ke otak atau sumsum tulang belakang. Saraf memberikan tanggapan (respons) terhadap rangsangan tersebut ke otot. Alat tubuh yang menerima rangsangan adalah alat indra seperti mata, telinga, kulit, hidung dan lidah.Sel saraf yang berfungsi menerima impuls disebut sel saraf sensorik. Impuls ini akan dibawa ke otak atau sumsum tulang belakang. Sementara itu, sel saraf yang membawa perintah atau tanggapan dari otak atau sumsum tulang belakang ke otot atau kelenjer tubuh disebut sel saraf motorik.Pada saat impuls diterima oleh saraf sensorik, sebagian ada yang menuju ke saraf motorik dan sebagian lagi ada yang langsung menuju otak. Namun sampainya impuls ke otot seringkali lebih cepat daripada sampainya impuls ke otak. Itulah sebabnya mengapa timbul gerak refleks. Gerak refleks tidak perlu menunggu perintah dari otak sebagai pusat susunan saraf. Impuls akan bekerja dari saraf sensorik, sumsum tulang belakang, saraf motorik dan menjadi gerak spontan.Gerak untuk mengangkat kaki tatkala terinjak paku, menghindar dari benda panas, sesungguhnya adalah upaya refleks untuk menghindari anggota tubuh dari bencana yang tidak diingini. Buktinya, orang tidak sempat berfikir terlebih dulu jika terindak paku atau terkena benda panas. Melainkan langsung mengangkat kaki dan menghindari benda panas tersebut.Disinilahpentingnya gerak refleksbagi keselamatan manusia.

Daftar Pustaka

1. Smeltzer, C.S., Bare, G.B., (2001). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner & Suddarth, Edisi 8, Volume 3, Penerbit EGC: Jakarta.2. Sherwood,Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. EGC.3. Ganong,William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC.4. Guyton & Hall. 2006. Text Book of Medical Phisiology. Elsevisier Saunder.5. http://en.wikipedia.org/wiki/Reflex6. Silverthorn DU, Ober WC, Garrison CW, Silverthorn AC, Human Physiology.7. http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/neurosains/gerak-refleks/8. http://aichatwins.blogspot.com/2012/05/gerak-sadar-dan-gerak-refleks.html9. http://www.infokedokteran.com/referat-kedokteran/neurologi/mengenali-berbagai-gerak-refleks-pada-manusia.html10. http://childrenfootclinic.wordpress.com/2012/07/27/17-refleks-pada-bayi-yang-harus-dikenali-sejak-lahir/