Referat VERTIGO

22
REFERAT VERTIGO DISUSUN OLEH : Tiara Rahmawati 030.08.240 PEMBIMBING : dr. Vico Lie Bing, Sp.KFR KEPANITERAAN KLINIK SMF NEUROLOGI RUMAH SAKIT MARZOEKI MAHDI BOGOR PERIODE 25 FEBRUARI – 30 MARET 2013 1

Transcript of Referat VERTIGO

Page 1: Referat VERTIGO

REFERAT

VERTIGO

DISUSUN OLEH :

Tiara Rahmawati

030.08.240

PEMBIMBING :

dr. Vico Lie Bing, Sp.KFR

KEPANITERAAN KLINIK SMF NEUROLOGI

RUMAH SAKIT MARZOEKI MAHDI BOGOR

PERIODE 25 FEBRUARI – 30 MARET 2013

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

1

Page 2: Referat VERTIGO

BAB I

PENDAHULUAN

Vertigo adalah halusinasi gerakan lingkungan sekitar serasa berputar mengelilingi

pasien atau pasien serasa berputar mengelilingi lingkungan sekitar. Vertigo tidak selalu sama

dengan dizziness. Dizziness adalah sebuah istilah non spesifik yang dapat dikategorikan ke

dalan 4 subtipe tergantung gejala yang digambarkan oleh pasien.1

Terdapat empat tipe dizziness yaitu vertigo, lightheadedness, presyncope, dan

disequilibrium. Yang paling sering adalah vertigo yaitu sekitar 54% dari keluhan dizziness

yang dilaporkan pada primary care. 2

Diagnosis banding vertigo meliputi penyebab perifer vestibular (berasal dari system

saraf perifer), dan sentral vestibular (berasal dari system saraf pusat) dan kondisi lain. 93%

pasien pada Iprimary care mengalami BPPV, acute vestibular neuronitis, atau menire

disease.2

Karena pasien dengan dizziness seringkali sulit menggambarkan gejala mereka,

menentukan penyebab akan menjadi sulit. Penting untuk membuat sebuah pendekatan

menggunakan pengetahuan dari kunci anamnesis, pemeriksaan fisik, dan temuan radiologis

akan membantu dokter untuk menegakkan diagnosis dan memberi terapi yang tepat untuk

pasien.3

2

Page 3: Referat VERTIGO

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Vertigo merupakan keluhan yang sering dijumpai dalam praktek; yang sering

digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng, tak stabil (giddiness, unsteadiness) atau rasa

pusing (dizziness); deskripsi keluhan tersebut penting diketahui agar tidak dikacaukan dengan

nyeri kepala atau chepalgia, terutama karena di kalangan awam kedua istilah tersebut (pusing

dan nyeri kepala) sering digunakan secara bergantian. 1

Definisi

Vertigo berasal dari bahasa Latin vertere yang artinya memutar merujuk pada

sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan seseorang, umumnya disebabkan

oleh gangguan pada sistim keseimbangan.1

Vertigo adalah setiap gerakan atau rasa gerakan tubuh penderita atau obyek-obyek di

sekitar penderita bersangkutan dengan kelainan system keseimbangan (ekuilibrium).2

Sistem Keseimbangan

Manusia, karena berjalan dengan kedua tungkainya, relatif kurang stabil dibandingkan

dengan makhluk lain yang berjalan dengan empat kaki, sehingga lebih memerlukan informasi

posisi tubuh relatif terhadap lingkungan, selain itu diperlukan juga informasi gerakan agar

dapat terus beradaptasi dengan perubahan sekelilingnya. Informasi tersebut diperoleh dari

sistim keseimbangan tubuh yang melibatkan kanalis semisirkularis sebagai reseptor, serta

sistim vestibuler dan serebelum sebagai pengolah informasinya; selain itu fungsi penglihatan

dan proprioseptif juga berperan dalam memberikan informasi rasa sikap dan gerak anggota

tubuh. Sistim tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi untuk selanjutnya diolah di

susunan saraf pusat 1

3

Page 4: Referat VERTIGO

Sistem keseimbangan tubuh kita dibagi menjadi 2 yaitu sistem vestibular (pusat dan perifer)

serta non vestibular (visual [retina, otot bola mata], dan somatokinetik [kulit, sendi, otot]).

Sistem vestibular sentral terletak pada batang otak, serebelum dan serebrum. Sebaliknya,

sistem vestibular perifer meliputi labirin dan saraf vestibular. Labirin tersusun dari 3 kanalis

semisirkularis dan otolit (sakulus dan utrikulus) yang berperan sebagai reseptor sensori

keseimbangan, serta koklea sebagai reseptor sensori pendengaran. Sementara itu, krista pada

kanalis semisirkularis mengatur akselerasi angular, seperti gerakan berputar, sedangkan

makula pada otolit mengatur akselerasi linear. 3

Segala input yang diterima oleh sistem vestibular akan diolah. Kemudian, diteruskan

ke sistem visual dan somatokinetik untuk merespon informasi tersebut. Gejala yang timbul

akibat gangguan pada komponen sistem keseimbangan tubuh itu berbeda-beda, pada table

dibawah ini. 3

4

Page 5: Referat VERTIGO

Tabel. Perbedaan Vertigo vestibular dan non-vestibular

Gejala Vertiogo vestibular Vertigo non-vestibular

Sifat vertigo Rasa berputar Melayang,hilang

keseimbangan

Serangan Episodik Kontinyu

Mual/muntah + -

Gangguan

pendengaran

+/- -

Gerakan pencetus Gerakan kepala Gerakan visual

Situasi pencetus - Keramaian, lalu lintas

 Tabel. Perbedaan vertigo vestibular perifer dan sentral

Gejala Vertigo vestibular

perifer

Vertigo vestibular

sentral

Bangkitan vertigo Lebih mendadak Lebih lambat

Derajat vertigo Berat Ringan

Pengaruh gerakan kepala ++ +/-

Gejala otonom (mual,

muntah, keringat)

++ +

Gangguan pendengaran

( tinitus, tuli)

+ -

Tanda fokal otak - +

5

Page 6: Referat VERTIGO

Tabel Jenis Vertigo Berdasarkan Awitan Serangan

Jenis Vertigo

Berdasarkan

Awitan Serangan

Disertai Keluhan

Telinga

Tidak Disertai

Keluhan Telinga

Timbul Karena

Perubahan Posisi

Vertigo paroksismal Penyakit Meniere,

tumor fossa cranii

posterior, transient

ischemic attack

(TIA) arteri

vertebralis

TIA arteri vertebro-

basilaris, epilepsi,

vertigo akibat lesi

lambung

Benign paroxysmal

positional vertigo

(BPPV)

Vertigo kronis Otitis media kronis,

meningitis

tuberkulosa, tumor

serebelo-pontine,

lesi labirin akibat

zat ototoksik

 

Kontusio serebri,

sindroma paska

komosio, multiple

sklerosis,

intoksikasi obat-

obatan

Hipotensi ortostatik,

vertigo servikalis

Vertigo akut Trauma labirin,

herpes zoster otikus,

labirinitis akuta,

perdarahan labirin

 

Neuronitis

vestibularis,

ensefalitis

vestibularis,

multipel sklerosis

-

 

 Patofisiologi

Setiap orang tinggal di ruangan dan mampu berorientasi terhadap sekitarnya berkat

adanya informasi-informasi yang dating dari indera. Didalam orientasi ruangan ini indera

yang penting peranannya adalah system vestibular (statokinetik), system penglihatan

(visual/optic), dan rasa dalam (proprioseptik). Untuk bekerja secara wajar, unit ini

memerlukan normalitas fungsi fisiologi indera-indera tersebut sehingga informasi yang

ditangkap dari sekitarnya adalah proporsional dan adekuat. Informasi ini dipertukarkan dan

diproses lebih lanjut olehsuatu unit pemroses sentral dan selanjutnya proses yang

berlangsung dalam system saraf pusat akan bekerja secara reflektorik. 2

6

Page 7: Referat VERTIGO

Tetapi bila oleh sesuatu sebab terjadi hal-hal yang menyimpang, maka unit proses

sentral tidak lagi dapat memproses informasi-informasi secara wajar/biasa, melainkan

menempuh jalur luar biasa. Hasil akhir yang didapat selain ketidak sempurnaan adaptasi otot-

otot mata dan ekstremitas tersebut juga akan memberikan tanda/peringatan kegawatan. Tanda

ini dapat dalam bentuk yang disadari ataupun yang tidak disadari oleh penderita. 2

Yang disadari :

- Bersumber dari pusat vestibular ialah vertigo

- Bersumber dari system saraf otonom ialah mual, muntah, berkeringat, dll.

- Bersumber dari system motorik ialah rasa tidak stabil

Yang tidak disadari : terutama bersumber dari otot mata yaitu timbulnya nistagmus.

Penyimpangan proses yang wajar tersebut diatas dapat sebagai akibat abnormalitas

fungsi fisiologik salah satu atau lebih indera atau akibat informasi yang tidak harmonis, atau

tidak terkoordinasinya informasi-informasi yang datang dari indera-indera ekuilibrium.

Biasanya, bila abnormalitas itu bersumber dari sistem visual akan menimbulkan rasa ringan

dikepala, sedangkan bila bersumber dari system vestibular akan menimbulkan rasa gerakan.

Dikatakan dari semua indera itu, system vestibularlah yang pegang andil paling besar

terhadap ekuilibrium. Disamping ikut andil dalam orientasi ruangan, system vestibular

merupakan organ penting yang bekerja otomatis mempertahankan dan menstabilkan posisi

dan penglihatan. Sistem ini dapat membangkitkan reflex otomatis, involuntar, gerakan

paksaan yang hanya bergantung pada kesadaran seseorang. Termasuk gerakan bola mata

involuntary/nistagmus dan reflex penyesuaian terhadap posisi miring.

Etiologi 3,4

Vertigo hanya gejala yang dapat ditimbulkan oleh berbagai macam penyakit.

Penyebab vertigo dapat berasal dari beberapa disiplin ilmu.

1. Penyakit system vestibular perifer ( yaitu labirin, nervus VIII atau inti vestibularis)

a) Telinga :

- Telinga luar : serumen, benda asing

- Telinga tengah : retraksi membrane timpani, otitis media purulenta akuta, otitis

media dengan efusi, labirintitis, koleastetoma, rudapaksa dengan perdarahan.

7

Page 8: Referat VERTIGO

- Telinga dalam : Labirintis akuta toksika, trauma, serangan vascular, alergi, hidrops

labirin (morbus meniere), mabuk gerakan, vertigo postural.

b) Nervus VIII :

- Infeksi

- Trauma

- Tumor

c) Inti vestibularis (batang otak) :

- Infeksi ( meningitis, encephalitis, abses otak)

- Perdarahan

- Trombosis (arteri serebeli postero-inferior)

- Tumor

- Sklerosis multiple

2. Penyakit susunan saraf pusat

a) Vascular

- Iskemik otak

- Hipertensi kronis

- Arteriosklerosis

- Anemia

- Hipertensi kardiovascular

b) Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses.

c) Trauma

d) Tumor

e) Migren

f) Epilepsi

g) Kelainan endokrin (hipotiroid, hipoglikemik, keadaan menstruasi, hamil, menoupase)

h) Kelaianan psikoneurosis

3. Mata : paresis otot mata, kelainan refraksi, glaucoma

4. Kelainan propioseptik : pellagra, anemia pernisiosa, alkohholisme, tabes dorsalis.

Diagnosis

8

Page 9: Referat VERTIGO

1. Anamnesis 1

- Pertama-tama ditanyakan bentuk vertigonya: melayang, goyang, berputar, tujuh

keliling, rasa naik perahu dan sebagainya.

- Keadaan yang memprovokasi timbulnya vertigo: perubahan posisi kepala dan tubuh,

keletihan, ketegangan.

- Apakah timbulnya akut atau perlahan-lahan, hilang timbul, paroksimal, kronik,

progresif atau membaik. Beberapa penyakit tertentu mempunyai profil waktu yang

karakteristik. (gambar dibawah)

- Penggunaan obat-obatan seperti streptomisin, kanamisin, salisilat, antimalaria dan lain-

lain yang diketahui ototoksik/vestibulotoksik,

- Apakah ada keluhan yang menyertai mual, muntah, gangguan pendengaran, tinnitus.

- Adanya penyakit sistemik seperti anemia, penyakit jantung, hipertensi, hipotensi. Juga

kemungkinan trauma akustik.

9

Page 10: Referat VERTIGO

2. Pemeriksaan Fisik 2,4

□ Pemeriksaan fisik Umum :

Pemeriksaan fisik diarahkan ke kemungkinan penyebab sistemik; tekanan darah diukur;

bising karotis, irama (denyut jantung) dan pulsasi nadi perifer juga perlu diperiksa

□ Pemeriksaan Neurologis :

- Pemeriksaan mata :

▪ Mencari adanya nistagmus :

a) Pada mata dalam posisi netral bila ada nistagmus disebut nistagmus spontan.

b) Bila pada mata melirik kekiri dan kanan, atas bawah bila ada nistagmus disebut

nistagmus tatapan.

c) Nistagmus yang disebabkan oleh kelainan system saraf pusat mempunyai cirri-ciri,

sebagai berikut :

- Nistagmus pendular : nistagmus yang tidak mempunyai fase cepat atau lambat.

- Nistagmus ventrikal yang murni : nistgamus yang gerakan ke atas dan bawah.

- Nistagmus rotatari yang murni : gerakannya berputar

- Gerakan nistagmoid : gerakan bolamata yang bukan nistagmus sebenarnya tetapi

mirip dengan nistagmus.

- Nistagmus tatapan yang murni : nistagmus yang berubah arahnya bila arah

lirikan mata berubah.

- Uji Dix-Halpike : bertujuan untuk mencari adanya vertigo/nistagmus posisional

paroksismal maka untuk membangkitkannya diperlukan rangsangan perubahan posisi :

* Penderita duduk di meja periksa kemudian disuruh cepat-cepat berbaring terlentang

dengan kepala tergantung diujung meja dan cepat-cepat kepala disuruh menengok

10

Page 11: Referat VERTIGO

kekiri (10-20o) pertahankan selama 10-15 detik, liat adanya nistagmus kemudian

kembali ke posisi duduk dan liat adanya nistagmus dalam 10-15 detik.

* Ulangi pemeriksaan tersebut kali ini kepala menengok ke kanan. Orang normal dengan

manufer tersebut tidak timbul vertigo atau nistagmus.

- Pemeriksaan Keseimbangan :

▪ Romberg test : penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan

kedua mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian selama 20-30

detik. Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat menentukan posisinya (misalnya

dengan bantuan titik cahaya atau suara tertentu). Pada kelainan vestibuler hanya pada

mata tertutup badan penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah kemudian

kembali lagi, pada mata terbuka badan penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan

serebeler badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada mata

tertutup.

▪ Tandem Gait: penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/kanan diletakkan pada

ujung jari kaki kanan/kiri ganti berganti. Pada kelainan vestibuler perjalanannya akan

menyimpang, dan pada kelainan serebeler penderita akan cenderung jatuh. (buku

hijau)

▪ Disadokokinesis : merupakan ketidakmampuan melakukan gerakan yang berlawanan

berturut-turut. Surh pasien merentangkan kedua lengannya kedepan, kemudian suruh

ia mensupinasi dan pronasi lengan bawahnya (tangannya) secara bergantian dan cepat.

Pada sisi lesi, gerakan ini dilakukan lamban dan tidak tangkas.

▪ Tes tunjuk hidung : Pasien disuruh menutup mata dan meluruskan lengannya

kesamping, kemudian ia disuruh menyentuh hidungnya dengan telunjuk. Pada lesi

serebral telunjuk tidak sampai di hidung tetapi melewatinya dan sampai di pipi.

3. Pemeriksaan Penunjang : 2

- Pemeriksaan laboratorium rutin, darah, urin, dan pemeriksaan lain sesuai indikasi.

- Neurootologi : Tes kalori, Elektronistagmografi, BAEP (brainstem auditory evoked

potential)

11

Page 12: Referat VERTIGO

- Radiologis : CT-Scan, MRI.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan vertigo terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu : 4

1. Terapi kausal

Sebagian besar kasus vertigo tidak diketahui kausanya sehinggaterapi lebih banyak

bersifat simtomatik dan rehabilitatif.

2. Terapi Simptomatis

Pengobatan ini ditujukan pada dua gejala utama yaitu rasa vertigo (berputar, melayang)

dan gejala otonom (mual, muntah).

Tabel. Obat antivertigo, dosis obat per oral

Nama kelompok Nama Generik Dosis sekali Interval pemberian

ulangan

Antikolinergik Skopolamin

Atropin

0,2-0,4 mg

0,2-0,4 mg

3-6 jam

3-6 jam

Antihistamin Difenihidramin

Dimenhidrinat

Sinarizin

50-100 mg

50-100 mg

75 mg

6 jam

6 jamk

24 jam

Simpatomimetik d-Amfetamin

Efedrin

10 mg

25-50 mg

12 jam

4-6 jam

Penenang

12

Page 13: Referat VERTIGO

∙ Minor

▪ Mayor

Fenobarbital

Diazepam

Prometazin

Klorpromazin

15-60 mg

5-10 mg

25-50 mg

10-25 mg

6-8 jam

4-6 jam

4-6 jam

4-6 jam

3. Terapi rehabilitatif 4

Terapi rehabilitasi bertujuan untuk membangkitkan dan meningkatkan

kompensasi sentral dan habituasi pada pasien dengan gangguan vestibular. (print artikel)

Timbulnya mekanisme bisa berasal baik dari system saraf tepi maupun dari system saraf

pusat, dalam usaha memperoleh keseimbangan baru sehingga tanda kegawatan (alarm

reaction) yang merupakan sebab terjadinya vertigo akan dihilangkan.

Mekanisme kompensasi ini dapat dipacu tumbuhnya dengan jalan memberikan

rangsangan terhadap alat keseimbangan di telinga bagian dalam (vestibule), rangsangan

terhadap visus dan juga proprioseptik.

Rangsangan dilakukan secara bertahap namun intensif setiap kali latihan sehingga

timbul gejala nausea, dan dilakukan secara berulang-ulang. Beberapa cara latihan untuk

penderita vertigo yang dapat dikemukakan antara lain :

- Latihan gerakan tubuh dengan kepala-leher-mata dalam posisi tetap (stasioner)

- Mata dan kepala bergerak mengikuti objek penglihatan yang bergerak.

- Latihan dengan alat sejenis pembangkit nistagmus.

- Latihan keseimbangan tubuh diatas papan dinamis.

13

Page 14: Referat VERTIGO

DAFTAR PUSTAKA

1. Sura, DJ, Newell, S. 2010. Vertigo- Diagnosis and management in primary care,

BJMP 2010;3(4):a351

2. Lempert, T, Neuhauser, H. 2009. Epidemiology of vertigo, migraine and vestibular

migraine in Journal Nerology 2009:25:333-338

3. Labuguen, RH. 2006. Initial Evaluation of Vertigo ini Journal American Family

Physician January 15, 2006 Volume 73, Number 2.

4. Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat; 2008.

5. Bashiruddin J. Vertigo: Soepardi EA, Iskandar N editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan

Telinga Hidung Tenggorok Keoala Leher. Edisi keenam. Jakarta: Balai Penerbit FK-

UI.2007.

6. Anderson JH, Levine SC, sistem vestibulari. Dalam: Adams GL, Boies LR, Higler

PA,editor. Boies Buku Ajar Penyakit THT edisi keenam. Jakarta: EGC.1997.Hal 39-

44

7. Sherwood L. Telinga : Pendengaran dan Keseimbangan. Dalam : Fisiologi Manusia

dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta : EGC.2006.hal 176-189

8. Ellis H. The Special Senses : The Ear. In: Clinical Anatomy , Applied Anatomy for

Students and Junior Doctor. 6th Ed.Massachusetts. Blackwell Publishing. 2006.

9. Nurimaba N. Patofisiologi. Dalam : PERDOSSI editor. VertigoPatofisiologi,

Diagnosis, dan Terapi. Jakarta: Jansen Pharmaceutica. 1999.

10. Snell, Richard S. 1996. Neuroanatomi Klinik Edisi 2 : 439-440. EGC. Jakarta

14

Page 15: Referat VERTIGO

15