Referat Syok Septik.docx

download Referat Syok Septik.docx

of 29

Transcript of Referat Syok Septik.docx

SYOK SEPTIK

Fakultas kedokteran universitas pelita harapan 2009SYOK SEPTIKRefrat Stase Anestesi

DEPARTEMEN ANESTESI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK. I RADEN SAID SUKANTO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN JAKARTA

Daftar IsiDefinisi2Epidemiologi5Faktor Resiko6Etiologi6Patofisiologi8Peran Sitokin pada Sepsis9Peran Komplemen pada Sepsis10Peran NO pada Sepsis10Peran Netrofil pada Sepsis11Gejala Klinis13Fase I : kompensasi15Fase II : Dekompensasi.15Fase III : Irreversible16Differential Diagnosis18Penatalaksanaan18Early Goal Directed Therapy21Perbaikan hemodinamik.22Pemakaian Antibiotik23Terapi Suportif24Modifikasi Respons Inflamasi26Prognosis27Referensi27

Definisi Syok adalah suatu sindrom klinis dimana terdapat kegagalan dalam pengaturan peredaran darah sehingga terjadi kegagalan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Kegagalan sirkulasi ini biasanya disebabkan oleh kehilangan cairan (hipovolemik), karena kegagalan pompa jantung ataupun karena perubahan resistensi vaskuler perifer.1Syok secara garis besar dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Berikut adalah tabel singkat mengenai jenis-jenis syok :2

Jenis SyokPenyebab

Hipovolemik1. Perdarahan 2. Kehilangan plasma (misal pada luka bakar) 3. Dehidrasi, misal karena puasa lama, diare, muntah, obstruksi usus dan lain-lain

Kardiogenik1. Aritmia Bradikardi / takikardi 2. Gangguan fungsi miokard Infark miokard akut, terutama infark ventrikel kanan Penyakit jantung arteriosklerotik Miokardiopati 3. Gangguan mekanis Regurgitasi mitral/aorta Rupture septum interventrikular Aneurisma ventrikel massif Obstruksi: Out flow : stenosis atrium Inflow : stenosis mitral, miksoma atrium kiri/thrombus

ObstruktifTension PneumothoraxTamponade jantungEmboli Paru

Septik1.Infeksi bakteri gram negative, Contoh: Eschericia coli, Klebsiella pneumonia, Enterobacter,serratia,Proteus, 2. Kokus gram positif, Contoh : Stafilokokus, Enterokokus, dan Streptokokus

Neurogenik Disfungsi saraf simpatis, disebabkan oleh trauma tulang belakang dan spinal syok (trauma medulla spinalis dengan quadriflegia atau paraplegia) Rangsangan hebat yang tidak menyenangkan,misal nyeri hebat Rangsangan pada medulla spinalis, misalnya penggunaan obat anestesi Rangsangan parasimpatis pada jantung yang menyebabkan bradikardi jantung mendadak. Hal ini terjadi pada orang yang pingan mendadakakibat gangguan emosional

Anafilaksis Antibiotic Contoh : Penisilin, sofalosporin, kloramfenikol, polimixin, ampoterisin B Biologis Contoh : Serum, antitoksin, peptide, toksoid tetanus, dan gamma globulin Makanan Contoh : Telur, susu, dan udang/kepiting Lain-lain Contoh : Gigitan binatang, anestesi local

Tabel 1. Jenis-jenis Syok

Sepsis merupakan proses infeksi dan inflamasi yang kompleks dimulai dengan rangsangan endotoksin atau eksotoksin terhadap sistem imunologi, sehingga terjadi aktivasi makrofag, sekresi berbagai sitokin dan mediator, aktivasi komplemen dan netrofil, sehingga terjadi disfungsi dan kerusakan endotel, aktivasi sistem koagulasi dan trombosit yang menyebabkan gangguan perfusi ke berbagai jaringan dan disfungsi/kegagalan organ multipel.1 Nomenklatur mengenai sepsis telah banyak dilakukan, salah satu yang paling sering digunakan ialah sepsis merupakan kelanjutan dari sebuah sindrom respons inflamasi sistemik / Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) atau yang sering disebut sindrom sepsis ditandai dengan 2 dari gejala berikut :3a. Hyperthermia/hypothermia (>38,3C; 20/menit)c. Tachycardia (pulse >100/menit)d. Leukocytosis >12.000/mm atau Leukopenia cell imature

Sepsis merupakan SIRS yang disertai dengan dugaan ataupun bukti adanya sumber infeksi yang jelas. Sepsis dapat berlanjut menjadi sepsis berat yaitu sepsis yang disertai dengan kegagalan organ multipel / Multiple Organ Dysfunction / Multiple Organ Failure (MODS/MOF). Sepsis berat dengan hipotensi ialah sepsis dengan tekanan sistolik 40 mmHg. Perkembangan berikut dari sepsis ialah berujung pada suatu syok septik. Syok septik adalah subset dari sepsis berat, yang didefinisikan sebagai hipotensi yang diinduksi oleh sepsis dan menetap kendati telah mendapat resusitasi cairan, serta disertai dengan hipoperfusi jaringan.3

Syok septik didefinisikan sebagai keadaan kegagalan sirkulasi akut ditandai dengan hipotensi arteri persisten meskipun dengan resusitasi cairan yang cukup ataupun adanya hipoperfusi jaringan (dimanifestasikan oleh konsentrasi laktat yang melebihi 4 mg / dL) yang tidak dapat dijelaskan oleh sebab-sebab lain.4

Perbedaan Sindroma Sepsis dan Syok Sepsis

Sindroma sepsisSyok Septik

Takipneu, respirasi >20x/m Takikardi >90x/m Hipertermi >38C Hipotermi 2 detik.

Fase II : Dekompensasi. Pada fase ini mekanisme kompensasi mulai gagal mempertahankan curah jantung yang adekuat dan sistem sirkulasi menjadi tidak efisien lagi. Jaringan dengan perfusi yang buruk tidak lagi mendapat oksigen yang cukup, sehingga metabolisme berlangsung secara anaerobic yang tidak efisien. Alur anaerobic menimbulkan penumpukan asam laktat dan asam-asam lainnya yang berakhir dengan asidosis. Asidosis akan bertambah berat dengan terbentuknya asam karbonat intra selular akibat ketidak mampuan sirkulasi membuang CO2. Asidemia akan menghambat kontraktilitas otot jantung dan respons terhadap katekolamin. Akibat lanjut asidosis akan menyebabkan terganggunya mekanisme energi dependent pompa Na/K ditingkat selular, akibatnya integritas membran sel terganggu, fungsi lisosom dan mitokondria akan memburuk yang dapat berakhir dengan kerusakan sel. Lambatnya aliran darah dan kerusakan reaksi rantai kinin serta system koagulasi dapat memperburuk keadaan syok dengan timbulnya agregasi tombosit dan pembentukan trombos disertai tendensi perdarahan.Pada syok juga terjadi pelepasan mediator-vaskular antara lain histamin, serotonin, sitokin (terutama TNF=tumor necrosis factor dan interleukin 1), xanthin, oxydase yang dapat membentuk oksigen radikal serta PAF (platelets agregatin factor). Pelepasan mediator oleh makrofag merupakan adaptasi normal pada awal keadaan stress atau injury, pada keadan syok yang berlanjut justru dapat memperburuk keadaan karena terjadi vasodilatasi arteriol dan peningkatan permeabilitas kapiler dengan akibat volume intravaskular yang kembali kejantung (venous return) semakin berkuarang diserai timbulnya depresi miokard. Manifestasi klinis yang dijumpai berupa takikardia yang bertambah, tekanan darah mulai turun, perfusi perifer memburuk (kulit dingin dan mottled, capillary refilling bertambah lama), oliguria dan asidosis (laju nafas bertambah cepat dan dalam) dengan depresi susunan syaraf pusat (penurunan kesadaran).

Fase III : IrreversibleKegagalan mekanisme kompensasi tubuh menyebabkan syok terus berlanjut, sehingga terjadi kerusakan/kematian sel dan disfungsi sistem multi organ lainnya. Cadangan fosfat berenergi tinggi (ATP) akan habis terutama di jantung dan hepar, sintesa ATP yang baru hanya 2% / jam dengan demikian tubuh akan kehabisan energi. Kematian akan terjadi walaupun system sirkulasi dapat dipulihkan kembali. Manifestasi klinis berupa tekanan darah tidak terukur, nadi tak teraba, penurunan kesadaran semakin dalam (sopor-koma), anuria dan tanda-tanda kegagalan sistem organ lain.

Tabel 4. Kriteria Diagnosis / Tanda dan Temuan dalam Sepsis

Syok septik yang berat dapat berkemabang menjadi suatu sindrom gangguan / penurunan fungsi organ multipel akibatnya hipoperfusi generalisata. Berikut adalah tanda-tanda kelainan sistemik pada Multiple Organ Failure Multiple Organ Failure

DIC

Respirotary Distress.Syndrome

Acute Renal Failure

Hepatobilier disfunction

Central Nervous System Disf..

FDP 1:40 atau D-dimers 2,0 dengan rendahnyaplateletMemanjangnya waktu:- protrombin- partial thromboplastin- Perdarahan

Hipoksemia

Kreatinin > 2,0 ug/dlNa. Urin 40 mmol/LKelainan prerenal sudah disingkirkan

Bil.>34 umol/L (2,0 mg/dL)Harga alk. Fosfatase, SGOT, SGPt dua kali harga normal

GCS < 15

Tabel 5. Tanda Multiple Organ Failure

Differential Diagnosis Acute Renal Failure Acute Respiratory Distress Syndrome Cardiogenic Shock Disseminated Intravascular Coagulation Hypovolemic Shock Pulmonary Embolism Shock, Distributive Shock, Hemorrhagic Toxic Shock Syndrome Transfusion Reactions

Penatalaksanaan

Pasien sepsis wajib dinilai dan dievaluasi dengan menggunakan metode ABCDE ( Airway, Breathing,Circulation,Disability, Exposure ). Metode ABCDE :5

A = Airway assessment, maintenance and oxygenB = Breathing and ventilation assessmentC = Circulation assessment, intravenous (IV) access and fluidsD = Disability: assess the neurological status and check the blood glucoseE = Exposure and environmental control

Penatalaksaan awal pasien-pasien yang dicurigai dengan sepsis ialah resusitasi cairan yang mencakup 3 proses, yaitu: Memaksimalkan penyebaran oksigen dan perfusi jaringan Monitoring seksama dari tanda-tanda vital dan fungsi organ sebagai pedoman resusitasi lanjutan Menyiapkan strategi untuk menyingkirkan sumber infeksi

Proses ini ditujukan untuk menghentikan ( atau setidaknya memperlambat ) onset dari sindrom disfungsi organ multipel / multi organ dysfunction syndrome. Saat sepsis sudah dikonfirmasi, beberapa langkah berikut sebaiknya sudah dilakukan seperti oksigen aliran tinggi, cannule, terapi cairan, monitoring jumlah urin.

Berikut adalah langkah-langkah yang seharusnya dilakukan :51. Penilaian ABCDE, dapat mencakup : Penilaian klinis Airway support Oksigen aliran tinggi Cannule Terapi cairan Monitoring jumlah urine Penilaian kadar gula darah Regulasi temperatur2. Pengecekan ulang untuk memastikan hal berikut telah dilakukan : Terapi oksigen aliran tinggi Cannule Terapi cairan bila ada gangguan sirkulasi Monitor jumlah urin3. Melakukan penegakan diagnostik sepsis yang spesifik, dapat mencakup : Kultur ( darah, dll ) Pengukuran kadar laktat Pengukuran Hemoglobin dan tes lain Pencitraan untuk mengidentifikasi sumber infeksi4. Terapi lengkap untuk sepsis: Antibiotik spektrum luas secara intravena Drainase atau bedah bila memungkinkan

Penatalaksanaan awal ini dapat disingkat menjadi Sepsis Six yakni :5 Oksigen aliran tinggiSepsis secara dramatis akan meningkatkan kecepatan metabolik tubuhsehingga kebutuhan akan oksigen akan meningkat. Untuk itu digunakan non-rebreathe face mask dengan aliran oksigen tinggi. Saturasi oksigen ditargetkan di sekitar >= 94% kecuali jika pasien memiliki riwayat hipoksemia kronis. Non-rebreathe face mask biasanya tidak cocok untuk pemakaian jangka panjang, namun sangat penting dalam fase resusitasi akut untuk memaksimalkan jumlah oksigen yang masuk. Kultur darah ( dan yang lainnya ).Kultur darah sebaiknya dilakukan sebelum pemberian antibiotik intravena. Kultur darah diambil secara percutaneous dan sebelum meletakkan akses IV yang baru. Kultur darah tidak mempengaruhi pilihan terapi antibiotik speksturm luas pada fase awal tetapi berpengaruh pada pemilihan antibiotik ketika patogen telah diidentifikasi. Antibiotik spektrum luas secara intravenaPemilihan antibiotik spektrum luas yang tepat akan mengikuti langkah-langkah berikut : Riwayat alergi yang dimiliki oleh pasien. Kondisi klinis pasien dan kemungkinan sumber infeksi Peraturan mengenai administrasi antibiotik. Uji terapi cairan intravena.Bila pasien sepsis mengalami hipotensi atau bila pasien menunjukkan tanda-tanda insufisiensi sirkulasi, uji terapi cairan dengan 10ml/kg koloid ataupun 20ml/kg kristaloid sebaiknya dilakukan dalam bolus yang telah dibagi. Dapat diulang dua kali, hingga bolus total tiga kali. Bila pasien masih mengalami hipotensi, sebaiknya dipasang Central Venous Catheter yang sekaligus dapat memonitor administrasi vasopressor dan inotropik bila dibutuhkan. Pengukuran hemoglobin dan laktatLaktat dapat diukur dari sampel vena menggunakan jarum Arterial Blood Gas. Akumulasi laktat menandakan respirasi anaerob yang sedang berlangsung. Penelitian terbaru menyebukan Procalcitonin sebagai alternatif penanda kaskade hipoperfusi lanjut. Monitor jumlah urinPada kondisi normal, sistem autoregulasi tubuh akan menjamin aliran cukup ke ginjal dalam jumlah normal meski adanya perubahan tekanan darah. Pada sepsis, fungsi ini terganggu sehingga ketika tekanan darah menurun, aliran darah ke ginjal juga menurun sehingga jumlah urin juga akan menurun. Urinary kateter dapat mengukur jumlah produksi urin dari ginjal, sehingga membantu mengestimasi aliran darah ginjal. Hal ini membantu dalam menilai perfusi ginjal dan sebagai prediktor dari gagal ginjal. Pasien harus ditargetkan mencapai produksi urin normal. Dikatakan oliguria bila produksi urin 65mmHg Capillary Refill Time membaik Akral menjadi lebih hangat Produksi urin >0.5ml/kg/jam Status mental yang membaik. Menurunnya kadar laktat

Early Goal Directed Therapy

Merupakan langkah awal dalam 6 jam pertama yang dilakukan untuk meningkatkan survival pada pasien sepsis

Perbaikan hemodinamik.

Banyak pasien syok septik yang mengalami penurunan volume intravaskuler, sebagai respon pertama harus diberikan cairan jika terjadi penurunan tekanan darah. Cairan koloid dan kristaloid tak diberikan. Jika disertai anemia berat perlu transfusi darah dan CVP dipelihara antara 10-12 mmHg. Untuk mencapai cairan yang adekuat pemberian pertama 1 L-1,5 L dalam waktu 1-2 jam. Tujuan resusitasi pasien dengan sepsis berat atau yang mengalami hipoperfusi dalam 6 jam pertama adalah CVP 8-12 mmHg, MAP >65 mmHg, urine >0.5 ml/kg/jam dan saturasi oksigen >70%. Bila dalam 6 jam resusitasi, saturasi oksigen tidak mencapai 70% dengan resusitasi cairan dengan CVP 8-12 mmHg, maka dilakukan transfusi PRC untuk mencapai hematokrit >30% dan/atau pemberian dobutamin (dosis 5-10 g/kg/menit sampai maksimal 20 g/kg/menit). 14Dopamin diberikan bila sudah tercapai target terapi cairan, yaitu MAP 60mmHg atau tekanan sistolik 90-110 mmHg. Dosis awal adalah 2-5 mg/Kg BB/menit. Bila dosis ini gagal meningkatkan MAP sesuai target, maka dosis dapat di tingkatkan sampai 20 g/ KgBB/menit. Bila masih gagal, dosis dopamine dikembalikan pada 2-5 mg/Kg BB/menit, tetapi di kombinasi dengan levarterenol (norepinefrin). Bila kombinasi kedua vasokonstriktor masih gagal, berarti prognosisnya buruk sekali. Dapat juga diganti dengan vasokonstriktor lain (fenilefrin atau epinefrin).14

Pemakaian Antibiotik

Setelah diagnose sepsis ditegakkan, antibiotik harus segera diberikan, dimana sebelumnya harus dilakukan kultur darah, cairan tubuh, dan eksudat. Pemberian antibiotik tak perlu menunggu hasil kultur. Untuk pemilihan antibiotik diperhatikan dari mana kuman masuk dan dimana lokasi infeksi, dan diberikan terapi kombinasi untuk gram positif dan gram negatif.

Terapi antibiotik intravena sebaiknya dimulai dalam jam pertama sejak diketahui sepsis berat, setelah kultur diambil. Terapi inisial berupa satu atau lebih obat yang memiliki aktivitas melawan patogen bakteri atau jamur dan dapat penetrasi ke tempat yang diduga sumber sepsis.14 Oleh karena pada sepsis umumnya disebabkan oleh gram negatif, penggunaan antibiotik yang dapat mencegah pelepasan endotoksin seperti karbapenem memiliki keuntungan, terutama pada keadaan dimana terjadi proses inflamasi yang hebat akibat pelepasan endotoksin, misalnya pada sepsis berat dan gagal multi organ.1 Pemberian antibiotik kombinasi juga dapat dilakukan dengan indikasi : Sebagai terapi pertama sebelum hasil kultur diketahui Pasien yang dapat imunosupresan, khususnya dengan netropeni Dibutuhkan efek sinergi obat untuk kuman yang sangat pathogen (pseudomonas aureginosa, enterokokus)

Pemberian antimikrobial dinilai kembali setelah 48-72 jam berdasarkan data mikrobiologi dan klinis. Sekali patogen penyebab teridentifikasi, tidak ada bukti bahwa terapi kombinasi lebih baik daripada monoterapi.14

Tabel 6. Pemilihan Antibiotik pada Beberapa Kasus Infeksi5Terapi Suportif OksigenasiPada keadaan hipoksemia berat dan gagal napas bila disertai dengan penurunan kesadaran atau kerja ventilasi yang berat, ventilasi mekanik segera dilakukan. Terapi cairan Hipovolemia harus segera diatasi dengan cairan kristaloid (NaCl 0.9% atau ringer laktat) maupun koloid.1,14 Pada keadaan albumin rendah (8g/kg.menit,norepinefrin 0.03-1.5g/kg.menit, phenylepherine 0.5-8g/kg/menit atau epinefrin 0.1-0.5g/kg/menit. Inotropik dapat digunakan: dobutamine 2-28 g/kg/menit, dopamine 3-8 g/kg/menit, epinefrin 0.1-0.5 g/kg/menit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinone dan milrinone).1,5,15 BikarbonatSecara empirik bikarbonat diberikan bila pH