Referat Struma Fikiawati

24
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan referat Bedah yang berjudul STRUMA ini dapat terselesaikan sebagai salah satu syarat menyelesaikan kepaniteraan klinik Ilmu Bedah RSPAU dr.Esnawan Antariksa. Banyak terima kasih penulis sampaikan kepada pembimbing penulis, dr. Aplin Ismunanto, Sp. B, atas segenap waktu, tenaga, dan pikiran yang telah diberikan selama proses pembuatan referat ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh rekan-rekan kepaniteraan klinik Ilmu Bedah RSPAU dr. Esnawan Antariksa atas kebersamaan dan kerja sama yang terjalin selama ini. Seiring dengan perkembangan jaman, banyak sekali perubahan di bidang pengetahuan medis yang mengarah kepada kemajuan dan perbaikan kualitas kesehatan, banyak data dan fakta yang signifikan perlu diketahui terutama oleh tenaga medis untuk menegakkan diagnose dengan baik. Sebagai tenaga medis yang berkualitas, diperlukan pengetahuan yang cukup agar dapat memberikan penanganan yang tepat. Untuk itu melalui referat ini penulis mencoba untuk sedikit menjabarkan mengenai penyakit Struma, yang mungkin akan ditemukan dipraktek sehari-hari. 1

Transcript of Referat Struma Fikiawati

Page 1: Referat Struma Fikiawati

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan referat Bedah yang berjudul

STRUMA ini dapat terselesaikan sebagai salah satu syarat menyelesaikan kepaniteraan klinik

Ilmu Bedah RSPAU dr.Esnawan Antariksa.

Banyak terima kasih penulis sampaikan kepada pembimbing penulis, dr. Aplin

Ismunanto, Sp. B, atas segenap waktu, tenaga, dan pikiran yang telah diberikan selama proses

pembuatan referat ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh rekan-

rekan kepaniteraan klinik Ilmu Bedah RSPAU dr. Esnawan Antariksa atas kebersamaan dan

kerja sama yang terjalin selama ini.

Seiring dengan perkembangan jaman, banyak sekali perubahan di bidang

pengetahuan medis yang mengarah kepada kemajuan dan perbaikan kualitas kesehatan,

banyak data dan fakta yang signifikan perlu diketahui terutama oleh tenaga medis untuk

menegakkan diagnose dengan baik. Sebagai tenaga medis yang berkualitas, diperlukan

pengetahuan yang cukup agar dapat memberikan penanganan yang tepat. Untuk itu melalui

referat ini penulis mencoba untuk sedikit menjabarkan mengenai penyakit Struma, yang

mungkin akan ditemukan dipraktek sehari-hari.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan sangat diharapkan demi

penyempurnaannya. Semoga referat ini dapat member informasi yang berguna bagi para

pembaca.

Jakarta, Desember 2011

1

Page 2: Referat Struma Fikiawati

DAFTAR ISI

Bab I

Pendahuluan ……………………………………………………………...........................….

Bab II

Pembahasan ………………………………………………………………............................

Bab III

Kesimpulan ………………………………………………………………...........................

Daftar pustaka

2

Page 3: Referat Struma Fikiawati

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Struma adalah tumor atau pembesaran pada kelenjar tiroid. Biasanya dianggap

membesar bila kelenjar tiroid lebih dari 2x ukuran normal (Arif Mansjoer, 2000). Hyperthyroid

disebabkan oleh hypersekresi dari hormon-hormon thyroid tetapi yang mempengaruhi adalah

faktor : umur, temperatur, iklim yang berubah, kehamilan, infeksi, kekurangan yodium dan

lain-lain. Survey epidemiologi untuk struma endemik sering ditemukan di daerah pegunungan

seperti pengunungan Alpen, Himalaya, Bukit Barisan, dan sebagainya dan juga terlihat di

dataran rendah seperti Finlandia, Belanda, dan sebagainya (http://nersgoeng. blogspot.com).

Sekitar 2,25 miliar penduduk di muka bumi ini masih berisiko terkena gangguan

akibat kurang yodium (GAKY). Kondisi itu ironis dengan membaiknya pemahaman dan

kesadaran masyarakat global terhadap pentingnya yodium bagi kesehatan. Menurut guru

besar neuorolgi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Prof Dr dr

Bambang Hartono Sp.S (K), data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan GAKY

termasuk masalah kesehatan dunia yang menonjol, sebab tercatat 130 negara di dunia

mengalami problem ini (http://cyberwoman.cbn.net.id)

Dilihat dari benua dan wilayahnya, populasi yang berisiko GAKY adalah 48

persen tinggal di Afrika, 25 persen di Amerika, 74 persen di Mediterania Timur, 32 persen di

Eropa, 31 persen di Pasifik Barat, dan 41 persen di Asia Tenggara. Pada 1980-1982 dalam

survei struma nasional di Indonesia, ditunjukkan bahwa dua pertiga dari seluruh kabupaten

adalah daerah endemik berat, dengan prevalensi struma mencapai 80-90 persen di beberapa

kabupaten dan kretin endemik mencapai 10-15 persen dari populasi pada beberapa wilayah.

Melalui program penanggulangan, pada 1988 prevalensi struma turun menjadi 25 persen,

kemudian menjadi 9,8 persen pada 1998. Laporan terakhir pada 2003, kata Bambang, terjadi

perbaikan pada beberapa daerah walaupun ada kecenderungan memburuk di beberapa daerah

lainnya (http://cyberwoman.cbn )

Untuk struma toksika prevalensinya 10 kali lebih sering pada wanita dibanding

pria. Di Inggris, prevalensi Hypertiroidisme pada praktek umum adalah 25 – 35 kasus dalam

10.000 wanita, sedang di rumah sakit didapatkan 3 kasus dalam 10.000 pasien. Pada wanita

ditemukan 20 – 27 kasus dalam 1.000 wanita, sedangkan pria 1 – 5 per 1.000 pria. Data dari

Whickham Survey pada pemeriksaan penyaring kesehatan dengan menggunakan Free

3

Page 4: Referat Struma Fikiawati

Thyroxine Index (FT4) menunjukkan prevalensi Hipertiroidisme pada masyarakat sebanyak

2% ( http://wadheomara.blogspot.com/2010/04/struma.html)

Hasil Survei Nasional Pemetaan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)

1996/1998 menunjukkan prevalensi struma (Total Goitre Rate/TGR) anak Indonesia rata-rata

sembilan persen. Angka ini lebih rendah dari target

akhir Pelita VI sebesar 18 persen. Namun demikian perlu ditekan sampai

kurang dari lima persen untuk mencapai eliminasi GAKY

tahun 2000. Data itu dikemukakan Koordinator Survei Nasional Pemetaan GAKY yang juga

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi didapat hasil ekskresi yodium urin (EYU)

pada ibu hamil 147 mikrogram per liter. Hasil ini cukup baik karena di atas nilai median 100

mikrogram per liter (Kompas, Jumat, 18 Desember 1998).

Data yang diperoleh dari Rekam Medik Rumah Sakit RK Charitas Palembang

diperoleh data penderita Struma pada tahun 2008 sebanyak 50 orang, tahun 2009 sebanyak 42

orang, dan periode Januari sampai dengan Juni 2010 sebanyak 19 orang.

Dari latar belakang di atas dapat kita lihat bahwa penyakit akibat kekurangan

yodium seperti struma masih merupakan ancaman kesehatan bagi masyarakat kita, peran

perawat dalam memberikan perawatan dan penyuluhan tentang penyakit struma ini tentunya

sangat menentukan dalam menekan angka prevalensi yang setiap tahunnya cendrung tidak

mengalami penurunan, oleh karena itu penulis melakukan asuhan keperawatan terhadap

penderita gangguan system endokrin dalam sebuah karya tulis ilmiah yang berjudul, “Asuhan

Keperawatan pada Klien Ny.”N” dengan Gangguan Sistem Endokrin; Pre dan Post Operasi

Struma di Pavilyun Lukas 17-2 Rumah Sakit RK Charitas Palembang”

4

Page 5: Referat Struma Fikiawati

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian

Struma adalah tumor atau pembesaran pada kelenjar tiroid. Biasanya dianggap

membesar bila kelenjar tiroid lebih dari 2 kali ukuran normal (Arif Mansjoer,

2000).Pembesaran kelenjar tiroid sebagai akibat pertambahan ukuran sel/jaringan

(http://as-kep.blogspot.com, 2009).

Struma adalah pembesaran kelenjar struma yang disebabkan oleh penambahan

jaringan kelenjar struma yang menghasilkan hormon tiroid dalam jumlah banyak

sehingga menimbulkan keluhan seperti berdebar - debar, keringat, gemetaran, bicara

jadi gagap, mencret, berat badan menurun, mata membesar, penyakit ini dinamakan

hipertiroid (Agung Santoso, 2009).

2. Anatomi Fisiologi

Gambar 2.1. Kelenjar Tiroid

5

Page 6: Referat Struma Fikiawati

Anatomi

Kelenjar tiroid terletak di leher, antara fasia koli media dengan prevertebralis. Di

ruang yang sama terletak trakea, esofagus, pembuluh darah besar dan saraf. Kelenjar tiroid

melekat pada trakea sambil melingkarinya dua pertiga sampai tiga perempat lingkaran.

Keempat kelenjar paratiroid umumnya terletak pada permukaan belakang kelenjar tiroid.

Tetapi lokasi dan, mungkin juga, jumlah kelenjar ini sering bervariasi.

Arteri karotis komunis, arteri jugularis interna, dan nervus vagus terletak bersama di

dalam sarung tertutup di laterodorsal tiroid. Nervus rekurens terletak di dorsal tiroid sebelum

masuk laring. Nervus frenikus dan trunkus simpatikus tidak masuk ke dalam ruang antara

fasia media dan prevertebralis. Perdarahan kelenjar tiroid yang kaya berasal dari empat

sumber yaitu a. karotis eksterna (a. tiroidea superior) dan kedua a. brakhialis (a. tiroidea

anterior).  

Fisiologi

  Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama yaitu tirotoksin (T4). Bentuk aktif

hormon ini adalah triyodotironin (T3), yang sebagian besar berasal dari konversi hormon T4

di perifer, dan sebagian kecil langsung dibentuk oleh kelenjar tiroid. Yodida inorganik yang

diserap dari saluran cerna merupakan bahan baku hormon tiroid. Zat ini dipekatkan kadarnya

menjadi 30-40 kali secara selektif dalam kelenjar tiroid. Yodida inorganik mengalami

oksidasi menjadi bentuk organik dan selanjutnya menjadi bagian dari tirosin yang terdapat

dalam tiroglobulin sebagai monoyodotirosin (MIT) atau diyodotirosin (DIT). Senyawa DIT

yang terbentuk dari MIT menghasilkan T3 atau T4 yang disimpan di dalam koloid kelenjar

tiroid. Sebagian besar T4 dilepaskan ke dalam sirkulasi, sedangkan sisanya tetap di dalam

kelenjar yang kemudian mengalami deyodisasi untuk selanjutnya menjalani daur ulang.

Dalam sirkulasi, hormon tiroid terikat pada glonulin, globulin pengikat tiroid (thyroid-

binding globulin, TBG) atau prealbumin pengikat tiroksin (thyroxine-binding pre-albumin,

TBPA).

Sekresi hormon tiroid dikendalikan oleh kadar hormon perangsang tiroid (thyroid

stimulating hormone, TSH) yang dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Kelenjar

ini secara langsung dipengaruhi dan diatur oleh kadar hormon tiriod dalam sirkulasi, yang

6

Page 7: Referat Struma Fikiawati

bertindak sebagai umpan balik negatif terhadap lobus anterior hipofisis, dan terhadap

pelepasan tirotropin (thyrotropine releasing hormone, TRH) dari hipotalamus. Hormon tiroid

mempunyai pengaruh yang bermacam-macam terhadap jaringan tubuh yang berhubungan

dengan metabolisme sel. Kelenjar tiroid juga mengeluarkan kalsitonin dan parafolikuler.

Kalsitonin adalah peptida yang menurunkan kadar kalsium serum, mungkin melalui

pengaruhnya terhadap tulang.

3. Etiologi

Penyebab kelainan ini bermacam-macam diantaranya adalah defisiensi yodium.

Pada setiap orang dapat dijumpai masa di mana kebutuhan terhadap tiroksin bertambah,

terutama masa pertumbuhan, pubertas, menstruasi, kehamilan, laktasi, menopause, infeksi, atau

stres lain. Pada masa-masa tersebut dapat ditemui hiperplasi dan involusi kelenjar tiroid.

Penambahan ini dapat menimbulkan nodularitas kelenjar timid serta kelainan arsitektur yang

dapat berlanjut dengan berkurangnya aliran darah di daerah tersebut sehingga terjadi iskemia.

4. Klasifikasi Struma

Berdasarkan Fisiologisnya

Berdasakan fisiologisnya struma dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Eutiroidisme

Eutiroidisme adalah suatu keadaan hipertrofi pada kelenjar tiroid yang

disebabkan stimulasi kelenjar tiroid yang berada di bawah normal sedangkan kelenjar

hipofisis menghasilkan TSH dalam jumlah yang meningkat. Goiter atau struma semacam ini

biasanya tidak menimbulkan gejala kecuali pembesaran pada leher yang jika terjadi secara

berlebihan dapat mengakibatkan kompresi trakea.

b. Hipotiroidisme

Hipotiroidisme adalah kelainan struktural atau fungsional kelenjar tiroid sehingga

sintesis dari hormon tiroid menjadi berkurang. Kegagalan dari kelenjar untuk

mempertahankan kadar plasma yang cukup dari hormon. Beberapa pasien hipotiroidisme

mempunyai kelenjar yang mengalami atrofi atau tidak mempunyai kelenjar tiroid akibat

pembedahan/ablasi radioisotop atau akibat destruksi oleh antibodi autoimun yang beredar

dalam sirkulasi. Gejala hipotiroidisme adalah penambahan berat badan, sensitif terhadap

7

Page 8: Referat Struma Fikiawati

udara dingin, dementia, sulit berkonsentrasi, gerakan lamban, konstipasi, kulit kasar, rambut

rontok, mensturasi berlebihan, pendengaran terganggu dan penurunan kemampuan bicara.

Gambar penderita hipotiroidisme dapat terlihat di bawah ini.

Gambar 2.2 Hipotiroidisme

c. Hipertiroidisme

Dikenal juga sebagai tirotoksikosis atau Graves yang dapat didefenisikan sebagai

respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan.

Keadaan ini dapat timbul spontan atau adanya sejenis antibodi dalam darah yang merangsang

kelenjar tiroid, sehingga tidak hanya produksi hormon yang berlebihan tetapi ukuran kelenjar

tiroid menjadi besar. Gejala hipertiroidisme berupa berat badan menurun, nafsu makan

meningkat, keringat berlebihan, kelelahan, leboh suka udara dingin, sesak napas. Selain itu

juga terdapat gejala jantung berdebar-debar, tremor pada tungkai bagian atas, mata melotot

(eksoftalamus), diare, haid tidak teratur, rambut rontok, dan atrofi otot. Gambar penderita

hipertiroidisme dapat terlihat di bawah ini.

8

Page 9: Referat Struma Fikiawati

Gambar 2.3. Hipertiroidisme

Berdasarkan Klinisnya

Secara klinis pemeriksaan klinis struma toksik dapat dibedakan menjadi sebagai berikut :

a. Struma Toksik

Struma toksik dapat dibedakan atas dua yaitu struma diffusa toksik dan struma

nodusa toksik. Istilah diffusa dan nodusa lebih mengarah kepada perubahan bentuk anatomi

dimana struma diffusa toksik akan menyebar luas ke jaringan lain. Jika tidak diberikan

tindakan medis sementara nodusa akan memperlihatkan benjolan yang secara klinik teraba

satu atau lebih benjolan (struma multinoduler toksik).30

Struma diffusa toksik (tiroktosikosis) merupakan hipermetabolisme karena jaringan tubuh

dipengaruhi oleh hormon tiroid yang berlebihan dalam darah. Penyebab tersering adalah

penyakit Grave (gondok eksoftalmik/exophtalmic goiter), bentuk tiroktosikosis yang paling

banyak ditemukan diantara hipertiroidisme lainnya.

Perjalanan penyakitnya tidak disadari oleh pasien meskipun telah diiidap selama berbulan-

bulan. Antibodi yang berbentuk reseptor TSH beredar dalam sirkulasi darah, mengaktifkan

reseptor tersebut dan menyebabkan kelenjar tiroid hiperaktif.

Meningkatnya kadar hormon tiroid cenderung menyebabkan peningkatan pembentukan

antibodi sedangkan turunnya konsentrasi hormon tersebut sebagai hasilpengobatan penyakit

ini cenderung untuk menurunkan antibodi tetapi bukan mencegah pembentukyna. Apabila

gejala gejala hipertiroidisme bertambah berat dan mengancam jiwa penderita maka akan

9

Page 10: Referat Struma Fikiawati

terjadi krisis tirotoksik. Gejala klinik adanya rasa khawatir yang berat, mual, muntah, kulit

dingin, pucat, sulit berbicara dan menelan, koma dan dapat meninggal.

b. Struma Non Toksik

Struma non toksik sama halnya dengan struma toksik yang dibagi menjadi struma

diffusa non toksik dan struma nodusa non toksik. Struma non toksik disebabkan oleh

kekurangan yodium yang kronik. Struma ini disebut sebagai simple goiter, struma endemik,

atau goiter koloid yang sering ditemukan di daerah yang air minumya kurang sekali

mengandung yodium dan goitrogen yang menghambat sintesa hormon oleh zat kimia.

Apabila dalam pemeriksaan kelenjar tiroid teraba suatu nodul, maka pembesaran ini disebut

struma nodusa. Struma nodusa tanpa disertai tanda-tanda hipertiroidisme dan hipotiroidisme

disebut struma nodusa non toksik. Biasanya tiroid sudah mulai membesar pada usia muda dan

berkembang menjadi multinodular pada saat dewasa. Kebanyakan penderita tidak mengalami

keluhan karena tidak ada hipotiroidisme atau hipertiroidisme, penderita datang berobat

karena keluhan kosmetik atau ketakutan akan keganasan. Namun sebagian pasien mengeluh

adanya gejala mekanis yaitu penekanan pada esofagus (disfagia) atau trakea (sesak napas),

biasanya tidak disertai rasa nyeri kecuali bila timbul perdarahan di dalam nodul.

Struma non toksik disebut juga dengan gondok endemik, berat ringannya

endemisitas dinilai dari prevalensi dan ekskresi yodium urin. Dalam keadaan seimbang maka

yodium yang masuk ke dalam tubuh hampir sama dengan yang diekskresi lewat urin. Kriteria

daerah endemis gondok yang dipakai Depkes RI adalah endemis ringan prevalensi gondok di

atas 10 %-< 20 %, endemik sedang 20 % - 29 % dan endemik berat di atas 30 %.

5. Patofisi o logi

Patogenesis struma adalah hipertrofi dan hiperplasia sel folikel tiroid akibat

Meningkatnya kadar TSH. Pada sebagian besar kasus, perubahan tersebut pada awalnya

menyebabkan pembesaran difus simetrik kelenjar (struma nontoksik difus). Folikel dilapisi

oleh sel kolumnar yang berdesakan, yang mungkin bertumpuk-tumpuk dan membentuk

tonjolan serupa dengan yang ditemukan pada penyakit Graves. Jika kemudian yodium

dalam makanan ditingkatkan, atau jika kebutuhan hormon tiroid berkurang, epitel folikel

yang terstimulasi tersebut akan mengalami involusi membentuk kelenjar besar yang kaya

koloid (struma koloid).

10

Page 11: Referat Struma Fikiawati

Struma terjadi akibat kekurangan yodium yang dapat menghambat pembentukan

hormon tiroid oleh kelenjar tiroid sehingga terjadi pula penghambatan dalam pembentukan

TSH oleh hipofisis anterior. Hal tersebut memungkinkan hipofisis mensekresikan TSH dalam

jumlah yang berlebihan. TSH kemudian menyebabkan sel-sel tiroid mensekresikan

tiroglobulin dalam jumlah yang besar (kolid) ke dalam folikel, dan kelenjar tumbuh makin

lama makin bertambah besar. Akibat kekurangan yodium maka tidak terjadi peningkatan

pembentukan T4 dan T3, ukuran folikel menjadi lebih besar dan kelenjar tiroid dapat

bertambah berat sekitar 300-500 gram.

Selain itu struma dapat disebabkan kelainan metabolik kongenital yang

menghambat sintesa hormon tiroid, penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia

(goitrogenic agent), proses peradangan atau gangguan autoimun seperti penyakit Graves.

Pembesaran yang didasari oleh suatu tumor atau neoplasma dan penghambatan sintesa

hormon tiroid oleh obat-obatan misalnya thiocarbamide, sulfonylurea dan litium, gangguan

metabolik misalnya struma kolid dan struma non toksik (struma endemik)nvolusi yang

berulang menyebabkan pembesaran tiroid yang iregular dan mungkin berkaitan dengan

kemampuan diferensial sel epitel tiroid normal untuk membelah diri sebagai respon terhadap

TSH. Mungkin variasi potensi pertumbuhan sel ini dapat menyebabkan terbentuknya nodul

terjadi pajanan TSH kadar tinggi yang siklis dan berkepanjangan.

Pada struma multinodular, kelenjar memiliki banyak asimetrik dan membesar yang

mungkin mencapai ukuran masif . Pada permukaan potongan, tampak nodul iregular yang

mengandung koloid gelatinosa cokelat dalam jumlah bervariasi. Perubahan regresif cukup sering

ditemukan, terutama pada lesi lama, dan berupa fibrosis, perdarahan, dan pembentukan kista.

Gambaran mikroskopik adalah folikel kaya koloid yang dilapisi oleh epitel gepeng inaktif dan

daerah hipertrofi dan hiperplasia epitel folikel, disertai oleh perubahan regresif seperti telah

disebutkan.

Diluar kelainan bawaan, kelainan kelenjar tiroid dapat digolongkan menjadi dua

kelompok besar, yaiu penyakit yang menyebabkan perubahan fungsi, seperti hipertiroidisme dan

penyakit yang menyebabkan perubahan jaringan dan bentuk kelenjar, seperti struma noduler,

tiroiditis hashimoto ataupun karsinoma tiroid. Fungsi tiroid dapat pula rendah (hipo), normal (eu),

atau meningkat (hiper).

Menurunnya fungsi tiroid atau hipotiroidisme dapat disebabkan kelainan pada

hipotalamus, kerusakan kelenjar hipofisis, defisiensi yodium, penggunaan obat anti tiroid atau

11

Page 12: Referat Struma Fikiawati

tiroiditis. Juga tedapat keadaan yang dikenal dengan hipotiroidisme iatrogenik yang terjadi

sesudah tiroidektomi atau sesudah pengobatan denga yodium radioaktif.

Hipertiroidi dapat terjadi pada struma toksik difus (penyakit Graves), struma nodosa

toksik, pengobatan berlebihan dengan tiroksin, permulaan tiroiditis, struma ovarium (jarang), dan

pada metastasis ekstensif karsinoma tiroid berdiferensiasi baik.

Gangguan auto imun dengan atau tanpa reaksi inflamasi dapt menyebabkan

terjadinya penyakit Graves dengan gejala hipertiroidi dan tiroiditid Hashimoto yang akhirnmya

mengakibatkan hipotiroidi. Contohnya kelainan hiperplasia yang lain ialah struma koloid dan

struma endemik. Keganasan primer pada kelenjar tiroid adalah suatu adenokarsinoma yang

bervariasi mulai dari yang berdiferensiasi baik, sampai dengan yang bersifat anaplastis.

6. Tanda dan Gejala

Pada penyakit Graves gejala dan tanda yang timbul merupakan manifestasi dari

peningkatan metabolisme di semua sistem tubuh dan organ yang mungkin secara klinis

terlihat jelas. Peningkatan metabolisme menyebabkan peningkatan kebutuhan kalori, dan

seringkali asupan (intake) kalori tidak mencukupi kebutuhan sehingga terjadi penurunan berat

badan secara drastis. Peningkatan metabolisme pada sistem kardiovaskular terlihat dalam

bentuk peningkatan sirkulasi darah, antara lain dengan peningkatan curah jantung samapi

dua-tiga kali normal, dan juga dalam keadaan istirahat. Irama nadi naik dan tekanan denyut

jantung bertambah sehingga penderita akan mengalami takikardi dan palpitasi. Pada saluran

cerna sekresi maupun peristaltis meningkat sehingga sering timbul defekasi dan diare.

Hipermetabolisme susunan saraf dapat menyebabkan tremor, sulit tidur, sering terbangun di

waktu malam. Penderita mengalami ketidakstabilan emosi, kegelisahan, kekacauan pikiran

dan ketakutan yang tidak beralasan, yang sangat mengganggu. Pada saluran napas,

hipermetabolisme menimbulkan dispnea dan takipnea yang tidak terlalu mengganggu.

Kelemahan otot-otot terutama otot bagian proksimal biasanya cukup mengganggu dan sering

muncul secara tiba-tiba. Hal ini disebabkan oleh ganguan elektrolit yang dipacu hipertiroidi

tersebut. Gangguan menstruasi dapat berupa amenorea dan methotargi. Kelainan mata

disebabkan oleh reaksi autoimun berupa ikatan antibodi terhadap reseptor pada jaringan ikat

dan otot ekstrabulbi di dalam rongga mata. Jaringan ikat dengan jaringan lemaknya menjadi

hiperplastik sehingga bola mata terdorong keluar dan otot mata terjepit. Akibatnya terjadi

eksoftalmus.

12

Page 13: Referat Struma Fikiawati

Pada struma endemis biasanya dalam bentuk struma nodosa atau struma

adenomatosa. Pada struma nodosa tidak mempunyai keluhan karena tidak terdapat hipo atau

hipertiroidisme. Sedangkan pada struma adenomatosa benigna keluhan yang sering timbul

ialah rasa berat di leher, adanya benjolan yang bergerak naik turun waktu menelan dan alasan

kosmetik. Pada struma adenomatosa jarang ditemukan hipertiroidi.

7. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium terdiri atas pemeriksaan biokimia untuk menetaokan

fungsi kelenjar tiroid, pemeriksaan klinis dan fisik untuk menentukan kelainan morfologi

kelenjar tiroid, dan pemeriksaan sitologi atau histologi untuk menentukan perubahan

patologis. Pemeriksaan biokimia secara radioimunoesai dapat memberikan gambaran fungsi

tiroid, yaitu dengan mengukur kadar T4, T3, FT4, TBG, dan TSH dalam plasma. Kadar

T4/FT4 total di dalam serum adalah refleksi tepat untuk fungsi kelenjar tiroid. Kadar T3

serum selalu tinggi pada penderita tirotoksikosis. Penentuan kadar TBG kadang kala

diperlukan untuk interpretasi kadar T4 dan sampai tingkat tertentu berlaku untuk kadar T3.

Kadar TSH di dalam serum merupakan pemeriksaan penyaring yang peka untuk

hipotiroidisme.

Antibodi mikrosom dan antibodi tiroglobulin umumnya meningkat pada penderita

dengan tiroidiris autoimun. Imunoglobulin perangsang tiroid (thiroid syimulating

immunoglobulins,TSI) dapat ditemukan pada penderita penyakit Graves. Tiroglobulin dapat

ditemukan padfa serum orang normal, dan kenaikan kadar tiroglobulin dapat digunakan untuk

mengetahui rekurensi karsinoma tiroid sesudah tiroidektomi total.

Sidik radioaktif / thiroscan dengan unsur radioaktif teknesium (Tc99m) atau

yodium 131 (I 131) dapat manunjukan gambaran fungsional jaringan tiroid dengan melihat

kemampuan up take terhadap unsur radio aktif tersebut. Cara ini berguna untuk menen ukan

apakah nodul dalam kelenjar tiroid bersifat hiperfungsi nodul panas (hot nodule), hipofungsi

(nodul dingin / cold nodule) atau normal (nodul hangat = warm nodul). Kemungkinan

keganasa ternyata pada nodul dingin walaupun karsinoma tiroid dapat juga ditemukan pada

nodul hangat atau bahkan nodul panas seperti pada anak-anak.

Teknik ultrasonografi digunakan untuk menentukan apakah nodul tiroid, baik

yang teraba pada palpasi maupun tidak, merupakan nodul tunggal ataupun multiple padat

atau kistik. Pemeriksaan ultrasonografi ini terbatas nilainya dalam menyingkirkan

13

Page 14: Referat Struma Fikiawati

kemungkinan keganasan dan hanya dapat mendeteksi nodul yang berpenampang lebih dari

setengan sentimeter.

Pemeriksaan sitologi nodul tiroid diperoleh dengan biopsi aspirasi jarum halus

(fina needle aspiration biopsy, FNA). Craa pemerikasaan ini cukup akurat untuk menentukan

karsinoma tirod, tiroiditi satau limfoma. Biopsi aspirasi jarum halus adalah cara terbaik untuk

untuk mendiagnosis kemungkinan keganasan dalam nodul tiroid, dan dianggap sebagi cara

diagnosis yang lebih akurat dibandingkan pemeriksaan radioaktif maupun ultrasonografi.

8. Komplikasi

a. Obstruksi jalan nafas

b. Infeksi luka

c. Hipokalsemia

d. Ketidakseimbangan hormone tiroid

9. Penatalaksanaan Medis

Ada beberapa macam untuk penatalaksanaan medis jenis-jenis struma antara lain sebagai

berikut :

1. Operasi/Pembedahan

Pembedahan menghasilkan hipotiroidisme permanen yang kurang sering

dibandingkan dengan yodium radioaktif. Terapi ini tepat untuk para pasien hipotiroidisme

yang tidak mau mempertimbangkan yodium radioaktif dan tidak dapat diterapi dengan obat-

obat anti tiroid. Reaksi-reaksi yang merugikan yang dialami dan untuk pasien hamil dengan

tirotoksikosis parah atau kekambuhan. Pada wanita hamil atau wanita yang menggunakan

kontrasepsi hormonal (suntik atau pil KB), kadar hormon tiroid total tampak meningkat. Hal

ini disebabkan makin banyak tiroid yang terikat oleh protein maka perlu dilakukan

pemeriksaan kadar T4 sehingga dapat diketahui keadaan fungsi tiroid.

Pembedahan dengan mengangkat sebagian besar kelenjar tiroid, sebelum

pembedahan tidak perlu pengobatan dan sesudah pembedahan akan dirawat sekitar 3 hari.

Kemudian diberikan obat tiroksin karena jaringan tiroid yang tersisa mungkin tidak cukup

memproduksi hormon dalam jumlah yang adekuat dan pemeriksaan laboratorium untuk

menentukan struma dilakukan 3-4 minggu setelah tindakan pembedahan.

14

Page 15: Referat Struma Fikiawati

2. Yodium Radioaktif

Yodium radioaktif memberikan radiasi dengan dosis yang tinggi pada kelenjar

tiroid sehingga menghasilkan ablasi jaringan. Pasien yang tidak mau dioperasi maka

pemberian yodium radioaktif dapat mengurangi gondok sekitar 50 %. Yodium radioaktif

tersebut berkumpul dalam kelenjar tiroid sehingga memperkecil penyinaran terhadap jaringan

tubuh lainnya. Terapi ini tidak meningkatkan resiko kanker, leukimia, atau kelainan

genetik35 Yodium radioaktif diberikan dalam bentuk kapsul atau cairan yang harus diminum

di rumah sakit, obat ini ini biasanya diberikan empat minggu setelah operasi, sebelum

pemberian obat tiroksin.

3. Pemberian Tiroksin dan obat Anti-Tiroid

Tiroksin digunakan untuk menyusutkan ukuran struma, selama ini diyakini bahwa

pertumbuhan sel kanker tiroid dipengaruhi hormon TSH. Oleh karena itu untuk menekan

TSH serendah mungkin diberikan hormon tiroksin (T4) ini juga diberikan untuk mengatasi

hipotiroidisme yang terjadi sesudah operasi pengangkatan kelenjar tiroid. Obat anti-tiroid

(tionamid) yang digunakan saat ini adalah propiltiourasil (PTU) dan metimasol/karbimasol.

15

Page 16: Referat Struma Fikiawati

DAFTAR PUSTAKA

1. Gardjito, Widjoseno et al (editor). 1997. Sistem Endokrin, dalam Buku Ajar Ilmu

Bedah. Hal. 925-945. Penerbit EGC. Jakarta

2. Mulinda, James R, MD, FACP, FACE. 25 september 2007. Goiter. Diambil dari

http://emedicine.medscape.com/article/120034-overview

3. Wikipedia. 29 april 2009. Goitre. Diambil dari http://en.wikipedia.org/wiki/Goitre

4. Medical Encyclopedia. 17 juni 2008. Giter. Diambil dari

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001178.htm

5. 9 maret 2009. Struma. Diambil dari struma : http://www.bedahugm.net/Bedah-

Tumor/Struma.html

6. Sharma, K Pramod, MD. 7 november 2007. Complication of Thyroid Surgery.

Diambil dari http://emedicine.medscape.com/article/852184-overview

16